1 minute read

KPAID: Awasi Media Sosial Anak

Sambungan dari Hal 12

“Dunia anak-anak sedang tidak baik-baik saja. Saya mendorong aparat keamanan, Satpol PP, Polri, dinas terkait, tidak boleh bersikap pasif, hanya menunggu.

Kita semua harus proaktif, mendatangi sekolah-sekolah untuk sosialisasi, edukasi, dan advokasi para pelajar. Agar kejadian seperti ini tidak kembali terulang,” tuturnya kepada Radar Bogor, Jumat (10/3). Dudih menduga perilaku kekerasan anak didasari maraknya konten negatif berbau kekerasan. Konten-konten seperti itu sangat mudah diakses di media sosial.

“Jejaring mereka sudah terorganisir lewat media sosial, perekrutannya kami deteksi tidak masuk akal, dengan tujuan eksistensi. Sehingga marak kekerasan kekerasan bahkan menggunakan sajam,” terang Dudih.

Ia merasa pihak keluarga, lingkungan, dan sekolah perlu berkomitmen memberikan pengawasan kepada para remaja, hingga ke media sosial mereka. Sebab, tontonan negatif akan menjadi gambaran bagi anak, dalam memberikan respons. Banyaknya paparan negative akan berpengaruh pada perilaku mereka. Khusus bagi para orang tua, Dudih berpesan untuk senantiasa peka, terhadap dunia anak, dan fenomena yang marak terjadi saat ini. Namun, dirinya juga berpesan, agar para orang tua tidak sering menggunakan gawai di depan anak, yang cenderung akan mereplikasi.(fat/c)

This article is from: