3 minute read

DLH Klaim Tindak Dua Perusahaan

Terkait Pencemaran di Sungai Cileungsi

CILEUNGSIDinas Lingku- ngan Hidup (DLH) Kabupaten

Bogor menindak dua perusahaan yang terbukti membuang limbah langsung ke Sungai

Cileungsi.

Penindakan dilakukan ber- sama dengan DLH Provinsi Jawa

Barat pada Selasa (11/4) lalu.

“Kami bersama dengan DLH

Jabar, melakukan pengawasan dan menindak tegas dua perusahaan dengan menutup saluran outletnya dan satu perusahaan dihentikan kegiatannya,” ujar Kepala Seksi Penegakan

Hukum Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor, Dyan Heru Sutjahyo saat dikonfirmasi, Rabu (12/4).

Menurut dia, dua perusahaan tersebur bergerak di bidang daur ulang. Penindakan dilakukan sebagai progres dari pengawasan sebelumnya bersama DLH Kabupaten Bogor dengan DLH Jabar.

Sementara pada kasus dugaan pencemaran yang terjadi belum lama ini, pada Jum’at (7/4) lalu

Subko Pengaduan DLH telah turun ke Sungai Cileungsi untuk melakukan pengumpulan data dan informasi.

Di hari setelahnya, Subko Penegakan Hukum DLH bersama instansi dan pemerintah setempat melakukan peninjauan ke lokasi terdampak seperti kolam warga, bedungan hingga curug. Pengambilan sampel air tercemar pun dilakukan UPT Lab DLH. “Kami sangat menyesalkan kelalaian dan kesengajaan kepada para pihak yang berpotensi mencemari sungai dan lingkungan tanpa mempertimbangkan akibatnya,” ucap Dyan Heru.

Terpisah, Anggota Komisi III

DPRD Kabupaten Bogor, Achmad

Kebakaran Nyaris

Kenai Masjid

MEGAMENDUNG–Rumah warga di Jalan Raya Puncak, Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor terbakar hebat, Rabu (12/4).

Informasi yang dihimpun Radar Bogor, kebakaran tersebut terjadi jelang magrib, sekitar pukul 16.58 WIB. Kebakaran itupun nyaris membakar masjid, yang berada dekat rumah yang terbakar tersebut. “Iya, rumah yang terbakar di belakang masjid, alhamdulilah tidak sampai merembet ke masjid” , kata Kepala UPT Damkar Sektor Ciawi Nendri kepada Radar Bogor, Rabu (12/4) malam.

Nendri memaparkan, untuk pemadaman, Damkar Ciawi menurunkan tiga unit mobil damkar. “Ditambah dua unit bantuan. Satu unit damkar dari sektor Ciomas dan satu unit damkar dari Kota Bogor,” papar dia.

Lanjut nendri, penyebab kebakaran dari korsleting listrik. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran tersebut. “Api padam pukul 19.25 WIB,” tukasnya. (all/c)

Fathoni mengatakan, dugaan tercemarnya Sungai Cileungsi bermula dari banyaknya ikan yang tiba-tiba mati. Diduga, tercemarnya sungai ini berasal dari Kali Jembatan Leuwikaret, Klapanunggal. Hal itu setelah dirinya terjun langsung melihat kondisi di lokasi sungai.

“Jika selalu reaksioner dengan memeriksa setelah ada pencemaran, saya pesimis permasalahan pencemaran sungai akan tertangani,” ketusnya. Seharusnya, kata dia, ada pengawasan yang dilakukan secara rutin serta sanksi berat bagi para pelaku pencemaran lingkungan. “Penindakan yang tegas agar perusahaan jera. Coba kenakan sanksi maksimal hukuman 3 tahun dan denda 3 miliar,” tandas dia. Sebelumnya, keluhan dari warga sekitar Sungai Cileungsi yang memanfaatkan sungai itu, mengeluhkan pencemaran yang terjadi sejak 2018. Namun, hingga kini peristiwa serupa masih terjadi. Kondisi aliran Sungai Cileungsi masih seperti biasa. Tidak ada tanda-tanda pencemaran berarti. Namun, saat memasuki pukul 21.30 WIB, warga melihat sejumlah ikan penghuni Sungai Cikeas di Kecamatan Klapanunggal, itu mulai mengambang. Atang salah satunya. Malam itu, Warga Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, yang sedang mencari ikan itu nampak kaget. Ikan terlihat megap-megap dan mengambang di pinggiran sungai. “Ikan pada naik. Padahal tidak ada bau. Biasanya kalau ada limbah suka ada bau menyengat,” katanya kepada Radar Bogor, Senin (11/4). Sejak Rabu ( 5/4) malam itu, ikan yang mati di aliran Sungai Cileungsi terus bertambah. Limbah yang mencemari Sungai Cileungsi menyebar hingga Desa Bojong Kulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Pencemaran terjadi selama empat hari. Sepanjang 30 kilometer aliran Sungai Cileungsi dipenuhi bangkai ikan. (cok/c)

Polisi Dalami Pencemaran

POLSEK Cileungsi dalami penyebab ribuan ikan yang mati di Sungai Cileungsi akibat pengemasan limbah pabrik. Kapolsek Cileungsi Kompol Zulkarnaen memaparkan, pihaknya terus berkoordinasi dengan satreskrim polres Bogor, serta DLH kabupaten Bogor untuk melakukan uji lab terhadap sampel air Sungai cileungsi.

“Informasi sementara dari DLH kabupaten Bogor, pencemaran sungai Cileungsi itu bersumber dari aliran sungai yang ada di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor,” katanya saat ditemui Radar Bogor di Mapolsek Cileungsi, Rabu (12/4).

Lebih lanjut, Zulkarnaen memaparkan, limbah pabrik tersebut mencemari sungai aliran sungai Cikarang. Kemudian, masuk ke kolam ikan milik warga.

“Dari kolam ikan itu ada yang masuk ke Sungai Cileungsi dan membuat ribuan ikan mati sepanjang 30 kilometer hingga kali Bekasi,” tukas dia.

Sebelumnya, DLH kabupaten Bogor bersama dengan DLH Provinsi Jawa Barat melakukan sidak ke sejumlah pabrik yang ada di sepanjang aliran Sungai Cileungsi. Termasuk pabrik yang berada di Klapanunggal yang diduga mencemarisungai. (all/c)

PEDULI SEKITAR: Komisaris Lorin Sentul, Tinton Soeprapto bersama direksi Lorin Sentul Hotel dan Syariah Hotel Sentul saat menghadiri acara santunan untuk anak-anak yatim di Lorin Sentul Hotel, Rabu (12/4).

This article is from: