3 minute read

Bangun Dua Lapangan Baru

Sambungan dari Hal 12

Setelah tiga lapangan sudah mulai beroperasi sejak awal tahun kemarin, kini Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bakal merampungkan penyediaan lapa ngan lainnya, di setiap kecamatan.

Tak hanya satu, Pemkot Bogor bakal membangun dua sekaligus lapangan sepak bola, yang nantinya berbentuk GOR tersebut.

“Tahun depan ada Feasibility

Study (FS) dan Detail Enginering

Design (DED) untuk Bogor

Timur, dan bogor Barat,” kata

Kepala Bappeda Kota Bogor, Rudy Mashudi kepada wartawan belum lama ini.

Menurut dia, pembangunan dua lapangan sepak bola baru itu, diusulkan melalui Dinas Pemuda dan Olahraga. “Kalau tahun ini fokus penyelesaian Indor yang belum selesai di GOR Selatan,” ucap dia.

Menurut Rudy, adapun lokasi rencana lapangan sepak bola baru yang akan dibangun itu, di antaranya di Kecamatan Bogor Timur, yang akan dibangun di lingkungan Kantor Pusat Pemerintahan Baru. Sedangkan di Kecamatan Bogor Barat, akan dibangun di samping Gereja Kristen Indonesia (GKI). “Untuk konsepnya masih sama dengan GOR yang ada di Kecamatan Bogor Utara dan Selatan,” ujar Rudy.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor meresmikan Gelanggang Olahraga (GOR) mini di dua kecamatan.

Keduanya berlokasi di Kecamatan Bogor Selatan dan Bogor Utara.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, pembangunan GOR kecamatan masuk dalam program prioritas janji kampanye Bima Arya-Dedie A Rachim, yang sudah dilakukan sejak dua tahun lalu.

Dari rencana, ada tiga lokasi pembangunan GOR kecamatan.

Yaitu di Kecamatan Bogor

Selatan, Bogor Utara, dan Bogor Barat. Namun, pada 2022 ini, baru dua pembangunan yang direalisasikan.

“Lapangan itu bisa digunakan gratis oleh warga sampai Desember, sampai akhir tahun ini. Nanti tahun depan kita masih merumuskan pengelolaan, dan pengaturannya seperti apa,” kata Bima.

Menurut dia, ke depan pengelolaan GOR kecamatan akan dilakukan secara profesional, dan akan melibatkan warga. Namun, Bima belum menentukan tarif yang akan dikenakan untuk penggunaan sarana olahraga yang baru saja diresmikan tersebut.(ded/c)

Pisahkan Kuliner Halal dan Non-Halal

Sambungan dari Hal 12

Menurut dia, seiring dengan penataan kawasan Suryakencana yang menjadi pusat kuliner di Kota Bogor, bagian kuliner nonhalal juga rencananya akan dilokasikan secara khusus.

Terutama terkait pencantuman keterangan makanan non-halal. Agar pengunjung dan wisatawan tidak salah saat berburu kuliner. “Dan terutama dicantumkan penunjuknya, bahwa ini makanan non-halal,” jelas Bima.

Meski begitu, Bima menyakini bahwa sejauh ini, makanan non halal tidak dia temukan, selain di Suryakencana. Namun kembali lagi, Bima dengan tegas akan mengatur kuliner-kuliner di Kota Bogor, dengan kategori dan ketera- ngan yang jelas. Sehingga kejadian di Jakarta tidak terjadi di Kota Bogor. “Kalau di tempat lain saya kira nggak ada, cuma di Suryakencana itupun akan diatur, diperjelas, dirapikan lagi,” jelas Bima. (ded/c)

“Pihak sekolah pun harus memahami, tidak semua wali murid bisa menerima wisuda. Ada yang pro ada yang menolak, bahkan mengecam wisuda TK sampai SMA. Sehingga jangan sampai kita membudayakan kegiatan teaterikal yang sebenarnya tidak terlalu urgen dan malah menghabiskan banyak dana,” tegas ASB. Dia menjelaskan, definisi dari wisuda adalah upacara peneguhan, atau pelantikan bagi seseorang yang telah menempuh pendidikan. Di kalangan akademik, wisuda merupakan penandan kelulusan mahasiswa yang telah menempuh masa belajar pada suatu universitas, dan mendapatkan gelar pendidikan. Sehingga, jika wisuda tingkat TK sampai SMA hanya bertujuan menyerahkan ijazah, dan tidak ada prosesi penyematan gelar, atau pengakuan terhadap gelar akademis, sudah sepatutnya kegiatan ini ditiadakan.

“Justru kita khawatir, ini menjadi ajang gengsi orang tua murid dan sekolah yang mahal harganya. Demi acara yang tidak lebih teaterikal semata. Kita berharap, sekolah jangan malah ikut mereduksi makna wisuda menjadi acara tahunan yang menghamburkan dana,” jelas ASB. Pria yang besar dan lahir dari dunia pendidikan ini menilai, seharusnya para pelajar yang telah lulus jenjang pendidikan, diberikan pendampingan dan pengarahan, agar bisa masuk universitas dan mendapatkan gelar pendidikan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, lanjut dia, pihak sekolah pun diharapkan jangan ikut berkontribusi untuk melanggengkan acara wisuda seperti itu. “Apalagi malah membiasakan acara wisuda, dan menjadi pembenaran pada akhirnya. Jangan sampai kita melupakan makna wisuda sebagai momen sakral dan besar dalam dunia pendidikan,” tutup dia. (ded/c)

Jalan Suryakencana

Kembali Berubah Arah

Sambungan dari Hal 12

Hal itu diketahui saat Wali

Kota Bogor menggelar rapat koordinasi bersama Kapolresta

Bogor Kota Kombes Bismo

Teguh Prakoso, Dandim 0606

Kolonel Inf Fikri Ferdian, organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, dan sejumlah perwakilan pedagang, pada Sabtu (17/6).

Rencana ini didasarkan dari masukan warga, dan pedagang sekitar, serta melihat kondisi di lapangan banyaknya kendaraan yang melawan arus.

“Karena banyak laporan pelanggaran arus yang menyebabkan kecelakaan, berdasarkan juga keinginan warga dan pedagang setelah kita melakukan survey, maka Surken akan dikembalikan lagi menuju ke atas dari arah Lawang Suryakencana,” kata

Bima Arya. Saat ini, rencana tersebut sudah dimatangkan oleh Dishub Kota Bogor dan Satlantas

Polresta Bogor Kota. Termasuk peningkatan jumlah petugas di titik yang akan berpotensi tambah padat, yakni Jalan Jalak Harupat dan Jalan Juanda.

“Secara teknis tadi dalam rapat dimatangkan bagaimana pengaturan lalu lintas yang efektif. Insya Allah mulai kita berlakukan kembali Surken satu arah ke Jalan Siliwangi mulai Senin malam (19 Juni, red),” jelasnya. Usai rapat, Bima dan Forkopimda kemudian meninjau proyek pengerjaan pembangunan Jembatan Otista. Dalam tinjauannya, progres sudah mencapai sekitar 11 persen di pekan ke-9 pengerjaan. Artinya ada deviasi positif sekitar 5 persen dari target jadwal pekerjaan. (ded/c)

This article is from: