2 minute read
Negosiasi Melepaskan Pilot Lewat Pendeta dan Tokoh Masyarakat
JAKARTA– Nasib pilot Susi
Air PK-BVY yang disandera oleh
Kelompok Separatis Teroris (KST) di Kabupaten Nduga, Papua, masih misteri. Sampai kemarin (8/2) TNI dan Polri terus berupaya menyelamatkan pilot berkewarganegaraan Selandia Baru tersebut. Selain
Data-Fakta Gempa Turki
Sambungan dari Hal 1
Pihak KBRI telah mengabarkan hal tersebut kepada keluarga almarhumah di Tanah Air.
”Kolonel Amir, Atase Pertahanan
RI KBRI Ankara, yang memimpin
Tim Evakuasi ke Kahramanmaras telah memastikan pemulasaraan almarhumah,” ujar Iqbal, kemarin (8/2).
Selain ke Kahramanmaras, tim KBRI Ankara juga dikirim ke empat titik lainnya, Gaziantep, Adana, Hatay dan Dyarbakir, yang menjadi lokasi paling terdampak gempa.
Setelah menempuh perjalanan
17 jam, tim yang terdiri tim konsuler perlindungan WNI, tim atase pertahanan, dan perbinlu (pejabat BIN) akhirnya berhasil melakukan evakuasi para WNI menuju Ankara.
Proses evakuasi diakuinya tidak mudah lantaran kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Badai salju melanda Turki dengan suhu sekitar 4 sampai -7 derajat
Celcius.
”Jumlah yang dievakuasi sebanyak 123 orang, dari target semula 104 orang,” tuturnya. menerjunkan pasukan, mereka mengambil langkah negosiasi melalui pendeta dan tokoh masyarakat setempat. Sementara lima orang penumpang pesawat dan 15 pekerja bangunan dipastikan telah dievakuasi. Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa pihaknya telah mengambil langkah penyelamatan pilot Susi Air bernama Philips itu bersama tim dari TNI. ”Dilakukan pencarian dimana pilot ini,” terang dia usai hadir dalam acara Rapat Pimpinan TNI - Polri di Jakarta. Polri juga telah berkomunikasi dengan Kedutaan
Gempa pertama 7,8 magnitudo terjadi 6 Februari pukul 04.17 di sebelah barat Gaziantep dengan kedalaman 17,9 kilometer di atas permukaan tanah.
Gempa kedua 7,5 magnitudo terjadi sekitar pukul 13.30.
Terjadi 243 gempa susulan. Sekitar 100 di antaranya 4–5 magnitudo.
Besar Selandia Baru. Tujuannya agar mereka mempercayakan proses penyelamatan pilot tersebut kepada TNI dan Polri. Khusus lima orang penumpang Susi Air yang bertolak dari Timika, Kabupaten Mimika ke Paro, Kabupaten Nduga dua hari lalu, ditegaskan oleh Sigit mereka tidak disandera. Lima penumpang itu merupakan masyarakat lokal. Bersama 15 pekerja bangunan Puskesmas Paro, kemarin TNI - Polri telah mengevakuasi mereka. ”Hanya pilot saja (yang belum dievakuasi),” papar pejabat yang pernah bertugas sebagai kepala
Kerusakan parah juga terjadi di wilayah Syria yang berbatasan dengan Turki. Getaran gempa terasa hingga ke Siprus dan Israel. 11.342 gedung di Turki dilaporkan ambruk.
Merupakan gempa terkuat di era Turki modern dan paling mematikan sejak gempa di Izmit pada 1999.
Hingga kemarin (8/2) total korban tewas 11.236 dengan perincian 8.574 di Turki dan 2.662 di Syria.
Lebih dari 8 ribu orang berhasil dikeluarkan dari reruntuhan.
Sekitar 380 ribu orang mengungsi di selter pemerintah ataupun hotel yang disediakan.
Sebagian lainnya berlindung di kereta api, stadion, masjid, pusat komunitas, dan mal yang masih berdiri.
Bareskrim tersebut. Di tempat yang sama, Panglima
TNI Laksamana TNI Yudo
Margono menegaskan bahwa evakuasi sudah selesai dilakukan oleh TNI dan Polri. Mereka dibawa dari Distrik Paro ke Timika melalui Distrik Kenyam yang tidak lain adalah ibu kota
Turki mengerahkan lebih dari 24.400 tim penyelamat ke lokasi gempa. Sekitar 70 negara dan belasan organisasi internasional memberikan bantuan.
Nduga. ”Dengan sudah kami evakuasi 15 (orang), prioritasnya sekarang untuk mencari pilot (Susi Air),” kata Yudo. Selain pencarian pilot, TNI juga sudah melakukan penebalan personel di Distrik Paro. Diakui oleh Yudo selama ini distrik tersebut aman. (gih/idr/syn)
Sekitar 20 tahanan melarikan diri dari penjara untuk anggota ISIS di penjara polisi militer Rajo, Syria. Penjara tersebut rusak karena gempa. (*)