2 minute read

Dua WNI Meninggal, 123 Orang Dievakuasi

Jumlah tersebut termasuk 2 warga negara Malaysia dan 1 warga negara Myanmar. Selain itu, telah diserahkan pula 1 kontainer food supply ke pihak Bulan Sabit Merah

Turki. ”Biasanya truk sampai

11 jam, ini jadi 34 jam. Nyaris nggak bisa masuk.. Tapi Alhamdulillah akhirnya sampai,” sambungnya.

Sementara itu, terkait 1 WNI atas nama Ayu Fira dan 2 anaknya di Hatay yang sebelumnya dinyatakan hilang kontak, kemarin, sudah dapat dikonfirmasi keberadaannya. Ketiganya berhasil ditemukan dan dalam keadaan selamat usai dilakukan pelacakan ke lokasi tempat tinggal oleh

Sekretaris 3 Perlindungan WNI

KBRI Ankara Bondet

Suryonurwendo yang memimpin tim ke Hatay.

Kemudian, untuk 2 WNI pekerja spa therapist di Dyarbakir hingga kini masih belum dapat dihubungi. Tim

Evakuasi yang dipimpin oleh

Kombes Budi Wardiman masih melakukan pelacakan di Dyarbakir sembari melakukan evakuasi 20 WNI di Dyarbakir dan Malatya. Mengenai adanya kabar WNI meninggal dunia di Gaziantep, Tim Evakuasi di Gaziantep telah melakukan penelusuran. Diperoleh informasi bahwa pemberi keterangan yang mengaku WNI di Gaziantep atas nama Vivi Haryono ternyata tidak ada di dalam data WNI

KBRI Ankara. Yang bersangkutan pun tidak dikenal oleh masyarakat

Indonesia di Gaziantep.

Terpisah, pemerintah telah mengadakan Rapat Tingkat Menteri (RTM) terkait rencana percepatan bantuan kemanusiaan gempa di Turki dan Suriah, kemarin. Dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, rakor membahas soal pengutamaan pemberian bantuan berupa Tim Emergency Medical Team (EMT), Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR), dukungan logistik peralatan, dan kebutuhan dasar masyarakat pasca bencana.

”Saya tadi baru menghadap presiden tentang rencana pemerintah untuk memberikan bantuan di Turki dan Suriah.

Intinya Presiden memberikan perintah kepada Menko PMK untuk mengkoordinasikan bantuan ke Turki dan Suriah secepat mungkin,” ujarnya.

Muhadjir mengungkapkan, tim yang akan diberangkatkan terlebih dahulu akan dikoordinasikan penuh oleh BNPB. Mulai dari sumber personel hingga jadwal keberangkatannya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan, bahwa pembiayaan pemberian bantuan kepada Turki dan Suriah dapat menggunakan dana siap pakai. Sejumlah kebutuhan yang harus disertakan antara lain logistik, selimut, matras, baju dingin, keranjang, detergen, dan lainya. ”Selain itu, pemerintah juga perlu segera mengirimkan tenaga medis dan SAR,” tuturnya.

Pemerintah sendiri akan membentuk tim pengiriman bantuan pemerintah Republik Indonesia untuk Bencana Gempa Turki akan dikoordinasikan oleh

BNPB. Tim bantuan terdiri dari Tim Emergency Medical Team (EMT), berupa tenaga medis yang dikoordinasikan oleh

Kemenkes dan Tim Middle Urban Search and Rescue (MUSAR) dikoordinasikan oleh

BASARNAS.

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menambahkan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah membentuk Emergency Medical Team (EMT) yang dapat diturunkan untuk membantu menangani korban di lokasi bencana. Selain EMT, Kemenkes juga akan memberangkatkan 6,8 ton logistik kesehatan yang akan dikirimkan sesuai perencanaan prosedur medik yang telah direncanakan. Menurutnya, untuk minggu pertama, layanan yang paling penting adalah gawat darurat dan prosedur bedah. Sebab, korban gempa paling banyak mengalami patah tulang dan perlu dioperasi. ”Kemudian, untuk minggu kedua, penanganan penyakit menular dan penyakit kronik yang berkaitan dengan situasi kondisi tempat pengungsian yang tidak higienis,” jelasnya.

Selain Suharyanto dan Dante, hadir pula Deputi Penanganan Darurat Fajar Setyawan, Dirjen

Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Maria Kristi Endah

Murni, perwakilan KSP Siti Ruhaini Dzuhayatin, Brigjen pol Eko Sudarto, serta perwakilan dari TNI, Polri, Kementerian Keuangan, Kementerian Luar

Negeri, Kementerian Pertahanan, Dubes Turki, Dubes Suriah, dan Basarnas dalam RTM tersebut.

Sementara itu Palang Merah Indonesia (PMI) ikut merespon gempa bumi yang mengguncang Turki pada Senin (6/2) dini hari waktu setempat. Ketua Umum

PMI Jusuf Kalla menyampaikan PMI ikut berduka cita atas gempa yang berkekuatan Magnitudo

7,8 itu. Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 itu menjanjikan PMI segera mengirimkan bantuan ke Turki. Menurut dia pemerintah Indonesia juga akan mengirimkan bantuan

Sumber: Agence FrancePresse, The Guardian, CNN, BBC untuk Turki. Dia mengatakan Tukir merupakan salah satu negara yang begitu perhatian, saat Indonesia dilanda tsunami Aceh pada 2004 lalu. JK masih ingat, saat itu bantuan yang disalurkan Turki untuk Indonesia sangat besar sekali. ’’Indonesia akan segera membantu. Apalagi Turki ini luar biasa bantuannya pada tsunami Aceh. PMI juga akan bergerak membantu,’’ jelasnya.

Berkaitan dengan rencana pemberangkatan Tim SAR Gabungan dari Indonesia ke Turki, kemarin malam Kepala

Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Indan Gilang Buldansyah memastikan bahwa pihaknya sudah menyiapkan personel dan pesawat. ”Pesawat yang disiapkan jenis B-737 dan C-130 Hercules,” kata dia. Namun demikian, dia menyebut pemberangkatan tim itu tidak dilakukan kemarin. Dia belum bisa menyampaikan waktu persis pemberangkatan tim tersebut. (mia/wan/syn)

This article is from: