2 minute read

Para Pedagang Kian Resah

PENUTUPAN jalan otista yang sedang berlangsung saat ini terus menjadi keluhan bagi beberapa warga khususyna para pedagang sekitar yang terkena imbasnya.

Ratusan pedagang yang terkena dampak tersebut mengeluhkan bahwa kini omzet mereka anjlok total akibat penutupan jalan otista. Meski demikian, para pedagang mengaku pasrah dan tak bisa berbuat apa-apa terkait penutupan jalan tersebut.

Pedagang bakmi Yamin Iwan Setiawan (25) mengaku pasca penutupan omzet mereka anjlok habis. Iwan mengaku selama ini penjualan bakmi miliknya lebih didominasi warga dari kawasan Jakarta maupun wisatawan yang menuju Kebun Raya Bogor.

POLRES BOGOR

1. PLN Bogor (0251) 8345400

2. Bendungan Katulampa (0251) 8334344

3. RS Hermina Bogor (0251) 8382525, 08129270609

4. RS Melania Bogor (0251)

Letaknya yang berada di jalan Otista menuju Surya Kencana membuat lokasi dagangnya paling strategis sehingga diburu pembeli. Namun semenjak penutupan jalan Otista omzetnya turun drastis.

“Ini ya, pagi begini saja sampai jam 07.30 biasanya sudah ratusan pembeli. Hari ini kami baru panglaris satu orang, “ keluh Iwan, Sabtu (6/5/2023).

Kondisi serupa juga dialami Fenny (60) penjual mie kocok Apang, yang berlokasi di jalan Surya Kencana. Feny mengaku memiliki banyak langganan wisatawan dari kawasan Jabotabek seperti Jakarta, dan Tangerang. Umumnya mereka datang di hari Sabtu dan Minggu sekaligus wisata di Kota Bogor. Namun sejak penutupan jalur Otista, kini dagangannya sepi. “Omzet habis mas, ini baru laku satu. Biasanya jam segini sudah ramai,” ungkap Fenny. Selain mengeluhkan sepinya pembeli, Fenny juga mengaku sulit mendapatkan akses transportasi. Pasalnya semenjak jalan Otista Bogor ditutup, dan jalur Surya Kencana diberlakukan arah berlawanan membuat dirinya susah mendapatkan angkot. “Waduh jadi sulit semua ini. Mau naik angkot saja susah,” pungkasnya. Melihat kondisi yang meresahkan seperti ini, Pemkot harus bijak dalam mengeluarkan keputusan sehingga kerugian pihak yang terdampak dapat diminimalisir.

Karena pemerintah adalah pelayan rakyat yang menjamin keamanan, kenyamanan dan kesejahteraan mereka. Sehingga tidak boleh ada satu pun rakyat yang merugi akibat kebijakan ini (penutupan jembatan Otista). Pemerintah bukan corong pengusaha yang membuat proyek perbaikan demi keuntungan pengusaha dan sedikit komisi untuknya.

Yunita Aprilliya

Tidak Adanya Tindak Tegas Dari Negara!

SUNGGUH menggeramkan, agama Islam kembali dinistakan, mirisnya ada dua kejadian yang berbeda dalam rentan waktu yang berdekatan. Pertama, Kepolisian Resor Kota Besar Bandung langsung mengusut warga negara asing

(WNA) karena meludahi imam

Masjid Jami Al-Muhajir, Buahbatu, Kota Bandung, yang menyetel murottal Al-Quran.

Sebelumnya, ramai di media sosial video yang memperlihatkan pria WNA tengah meludahi pria di dalam masjid. Akun @fakta_bandung, turut membagikan unggahan video tersebut.

Kedua, Selebgram Lina Mukherjee ditetapkan sebagai tersangka penistaan agama karena mengucapkan bismillah saat makan olahan babi. Ia terancam hukuman enam tahun pidana penjara dan denda Rp1 miliar. Ancaman hukuman diberikan setelah penyidik Subdirektorat

V Siber Kepolisian Daerah

Sumatera Selatan mendapatkan kecukupan barang bukti yang didukung keterangan beberapa orang saksi dan ahli. Dirkrimsus Polda Sumsel

Kombes Pol Agung Marlianto mengatakan penetapan Lina Mukherjee sebagai tersangka dugaan penistaan agama dilakukan pada Kamis (27/4). (www.cnnindonesia.com)

Penistaan agama yang terus terjadi ini menandakan bahwa negara tak mampu memberikan efek jera atas kasus sebelumnya

Memberantas Korupsi Hingga Tuntas

KASUS korupsi di negeri ini masih saja menggurita. Sebagaimana baru - baru ini Kejaksaan Agung menetapkan

Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Destiawan Soewardjono menjadi tersangka kasus dugaan korupsi penyimpangan penggunaan fasilitas pembiayaan.

Walaupun ada pembentukan lembaga anti korupsi, namun nyatanya korupsi terus berulang terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa sistem demokrasi tak mampu memberi solusi terhadap kasus korupsi. Pasalnya korupsi bukan sekedar permasalah cabang, namun permasalahan sistemik sehingga butuh tersolusikan secara sistemik sehingga dengan itu, maka pemberantasan korupsi akan terselesaikan dengan tuntas.

Ida Annisa Yogyakarta

This article is from: