
1 minute read
Jembatan Sempat Diperlebar
53 Tahun Silam
Sambungan dari Hal 12
Saat dilakukan pembongkaran aspal, rupanya Jembatan Otista memiliki dua struktur berbeda.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor Rena Da Frina mengatakan, jembatan Otista memiliki struktur awal yang dibangun pada 1920. Pada perkembanganya, jembatan diperlebar di tahun 1970, dengan menambah sisi kiri dari arah Tugu Kujang.
“Ada penambahan struktur baru, dan sudah mengalami perkuatan strukturnya,” kata perempuan yang kerap disapa Rena.
Sebab, berdasarkan analisa tim teknis PUPR Kota Bogor, tidak mungkin pada saat pelebaran jembatan, tidak dilakukan penguatan strukturnya, meski saat itu tidak dibongkar. “Jembatan otomatis sudah lewat 50 tahun kan pasti ada penyusutan umur pemakaian, nah itu makanya dilakukan penguatan. Jadi ada dua struktur jembatan yang berbeda, yang awal pertama kali 1920, dan ada yang pelebaran tahun 1970,” jelas dia.
Atas pelebaran dari tahun ke tahun itu, diketahui lebar Jembatan Otista saat ini sekitar 15 meter, sudah termasuk trotoar di sisi kiri dan kanan. Selain itu, jembatan terbagi dua lajur, masing-masing lima meter untuk kendaraan, dan sisanya untuk trotoar. Sedangkan Jembatan Otista baru nantinya akan memiliki panjang 50 meter dan lebar 22 meter. Jembatan yang melintang di atas Sungai Ciliwung ini, nantinya akan memiliki empat lajur kendaraan, jalur trem, dan jalur pedestrian. (ded/c)
Polisi Klaim Arus Lalin Lancar
Tanggung jawab itu kata Herry, ada di tangan kontrak tor selaku pelaksana pembangunan GOM Bogor Utara. “Kami sudah sampaikan ke mereka, katanya akan segera dibereskan ke PDAM,” tuturnya kepada Radar Bogor, Senin (8/5).
Menurut Herry, tunggakan itu seharusnya sudah dibayarkan saat pembangunan GOM Bogor Utara. “Nanti kami cek lagi ke pihak kontraktor,” tutupnya. (fat/c)
Sambungan dari Hal 12
“Pantauan hari ke delapan revitalisasi Jembatan Otista terpantau lancar,” kata Kasat Lantas Polresta Bogor Kota Kompol Galih Apria.
Ia menyakini hal itu lantaran warga sudah memastikan waktu, dan cara bergerak mereka, dari titik satu ke titik tertentu.
Arus lalu lintas di jam 06.00 misalnya, kata dia. Dari pantauan di jalan, tidak ada kemacetan yang begitu panjang, bahkan terbilang lancar. Kelancaran arus lalu lintas juga terpantau pada pukul 11.00 WIB.
Selain itu, dua titik ruas jalan yang biasanya terjadi kemacetan, baik arah menuju Lippo Plaza Ekalokasari Bogor, ataupun Warungjambu juga terpantau normal.
“Normal, tadi saya sendiri melingkar ke dua lokasi tersebut,” ucap dia. Namun ia mengakui, hingga kini masih banyak warga yang masih melanggar lalu lintas, seperti melawan arus. Terlebih di Jalan Lawanggintung dan Sukasari. Namun, kata Galih, polisi telah menindak pengendara yang melanggar lalu lintas tiap harinya. Sebab saat ini, Jajaran Satlantas Polresta Bogor Kota melakukan dua upaya mengawasi berbagai pelanggaran lalu lintas, yang menyebabkan rawannya kemacetan dan bahkan kecelakaan. Pertama, kata dia secara preventif, dengan melakukan penempatan personel dan mobil dikmas atau penling di lokasi. Upaya kedua adalah penempatan personel bergabung dengan Dishub Kota Bogor, khususnya di Simpang Batu Tulis.(ded/c)