
6 minute read
Serba Delapan di Angka Keramat
SYL Bisa jadi Cawapres Alternatif
BOGOR–Peta politik menuju
Pemilu 2024 terus digaungkan. Para bakal calon presiden (capres) telah muncul ke permukaan dengan partai-partai koalisinya.
Kandidat capres 2024 yang mulai terlihat seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, hingga Prabowo Subianto. Ketiganya mulai menyusun strategi dan negosiasi bersama partai politik masing-masing.
Sementara itu, kandidat pendamping untuk mereka sebagai cawapres juga sudah mulai bergema. Beberapa nama mulai diutak-atik dan digaungkan.
Mulai dari politikus, pengusaha, dan birokrat. Nama cawapres itulah yang dianggap bakal menentukan posisi “nilai tawar” para kandidat RI 1 itu di mata rakyat dalam Pemilu 2024 mendatang.
Pengamat politik, Eka Santosa mengakui, masyarakat memang sudah mulai memasuki ruang “perang cawapres” . Ia menilai, peran cawapres cukup vital untuk mendampingi pemimpin Indonesia, baik dari sisi geopolitik, kultur, hingga kebutuhan dan keterwakilan masyarakat. Hal itu tentunya sejurus dengan upaya dan cita-cita pendiri negeri yang menginginkan bangsa lebih mandiri, tidak bergantung, atau bisa berdikari.
“Sudahlah, kalau presiden (kandidatnya) sudah harus di Pulau Jawa atau setidaknya bernada O (namanya). Tapi, kalau wapres kita bisa mencari alternatif kesieimbangan itu baik dari sisi keterwakilan Indonesia Timur dari pandangan kenusantaraan dan juga profesionalisme kerja,” paparnya dalam keterangan diterima Radar Bogor, Senin (8/5).
“Misalnya, Pak SYL (Syahrul Yasin Limpo) yang bisa dipertimbangkan oleh kita. Sosok birokrat yang cocok menurut saya, karena pernah jadi lurah, camat, bupati wakil bupati, gubernur,” tambah Eka, yang juga mantan Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat ini.(*/mam)
ALTERNATIF: Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo digadang-gadang bisa menjadi cawapres alternatif pada Pilpres 2024 mendatang.
Parpol jangan Daftar di Menit Terakhir !
CIBINONG–Partai politik (parpol) mulai mendaftarkan bakal calon legislatif (bacaleg) usungannya.
Ketua KPU Kabupaten Bogor, Ummi Wahyuni mengatakan, sesuai dengan tahapan Pemilu, pendaftaran bacaleg dibuka hingga 14 Mei mendatang.
Waktu pendaftaran dibuka mulai pukul 08.00 WIB – 16.00 WIB untuk tanggal 1 – 13 Mei 2023. Sementara, pada tanggal 14 Mei nanti, dibuka pukul 08.00 WIB – 23.59 WIB.
“Kita sudah membuka (pendaftaran). Ini hari kedelapan, kami terus koordinasi dengan partai namun memang kesiapan dari partai itu yang belum. Karena ada
Alasan
Pembongkaran Total Jembatan Otista
Proyeksi
Jembatan Otista Baru
Sudah sepekan lebih kemacetan masih menghiasi jalanan Kota Hujan. Padahal proyek pelebaran jembatan otista ini hingga selesai pada Desember 2023.
Lalu apa alasan Pemkot Bogor melebarkan jembatan Otista?
“MACET Bogor serasa weekend,” celetuk Amelia Widiasari, salah satu pengendara yang terjebak kemacetan di Simpang Ekalokasari, Selasa (2/5) sore. Dia sudah hampir sejam terjebak macet akibat dampak ditutupnya jalan Otto Iskandardinata (Otista). Jalan ini ditutup sejak Senin (1/5) malam, karena adanya proyek pelebaran jembatan Otista yang ditargetkan baru akan rampung 7,5 bulan lagi, tepatnya pada 8 Desember 2023. Pemkot merasa perlu melebarkan jembatan Otista sebagai solusi mengatasi kemacetan di Kota Bogor. Pekerja swasta itu hendak pulang
Memiliki Tiga Bagian Jalur beberapa partai politik yang instruksi dari DPP seperti hari ini serentak,” ucapnya, Senin (8/5).
Setelah PKS sebagai pendaftar bacaleg pertama, akan menyusul partai-partai lainnya ke KPU Kabupaten Bogor.
Ia membeberkan, parpol lainnya yang menyusul seperti PDIP (11
Mei), PAN (12 Mei), PPP (13 Mei), dan Golkar (14 Mei). “Kami mengimbau kepada parpol untuk tidak di last minute. Makanya kita bantu, teman-teman media juga lihat, bagaimana butuh waktu yang panjang, kami mengkhawatirkan itu di hari akhir,” tukas Ummi.(cok/c)

BOGOR–Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendaftarkan 580 bakal calon
Anggota DPR RI ke kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Jumlah tersebut merupakan batasan maksimal yang disampaikan KPU RI.
Selain pendaftaran bacaleg untuk legislatif tingkat pusat, PKS turut mendaftarkan diri untuk legislatif daerah tingkat 1 dan tingkat 2. Sementara itu, untuk legislatif daerah tingkat 1 atau provinsi, PKS telah mendaftar di 25 DPW PKS. Adapun untuk legislatif kabupaten/kota, PKS baru mendaftarkan 150 DPD. Masih tersisa 364 DPD yang akan mendaftar hingga 14 Mei mendatang.
Untuk DPD PKS Kabupaten Bogor, telah mendaftarkan bakal calon anggota legislatifnya ke KPU Kabupaten Bogor.
Ketua DPD PKS Kabupaten Bogor, Dedi Aroza mengatakan, pendaftaran bacaleg yang dilakukan, Senin (8/5) kemarin, sebagaimana instruksi dari DPP PKS.
“Kenapa hari ini? (kemarin,Red), karena bertepatan dengan tanggal 8. Kenapa tanggal 8? karena PKS nomor 8. Jadi, kami datang dan sampaikan kepada KPU pada pukul 13.08 WIB dengan jumlah (rombongan) 88 orang,” tuturnya. Sesuai dengan jumlah kursi yang tersedia, kata Dedi, partainya mendaftarkan sebanyak 55 orang. Dengan komposisi keterwakilan perempuan 30 persen dan juga beberapa dari kaum milenial. “Kita mengikuti ketentuan dari KPU tentang 30 keterwakilan perempuan, kita sudah 30 persen. Caleg milenial hampir setiap dapil kita ada milenialnya,” katanya.
Kemudian dari 9 anggota DPRD Kabupaten Bogor fraksi PKS saat ini, 7 di antaranya kembali maju dalam pileg DPRD Kabupaten Bogor dan 2 lainnya maju dalam pileg DPRD Provinsi Jawa Barat.
Sementara nomor urut bacaleg, masih Dedi, partainya membuat sebuah penilaian bagi masing-masing calon. Beberapa indikator menjadi pertim- bangan nomor urut yang diberikan. “Yang sudah berpengalaman dan sudah berkecipung di partai berapa lama. Kita pasti memberikan penghargaan kepada yang baik,” jelasnya. Hal serupa juga dilakukan DPD PKS Kota Bogor. Menjadi parpol pertama yang mendaftarkan bacalegnya untuk Pemilu 2024 ke KPU, sejak pendaftaran dibuka 1 Mei lalu.
Ketua KPU Kota Bogor melalui Divisi Teknis Penyelenggara Pemilu, Dede Juhendi mengatakan, PKS merupakan partai pertama yang mendaftarkan bacalegnya untuk Pemilihan Legislatif 2024. “Langkah selanjutnya kami akan melakukan sinkronisasi data pengajuan yang dilakukan oleh PKS Kota Bogor, apakah sama antara data fisik yang disampaikan ke kami dengan data isian Silon KPU,” kata Dede, seusai menerima pengajuan Bacaleg PKS di Kantor KPU Kota Bogor. Sementara itu, Ketua DPD PKS Kota Bogor, Atang Trisnanto mengatakan, pengajuan Bacaleg ke KPU Kota Bogor yang dilaksanakan pada 8 Mei 2023 ini karena pihaknya ingin mendaftar sesuai nomor urut partai PKS yang bernomor urut 8.
“Mudah-mudahan dengan kami mendaftar di tanggal 8 ini, popularitas angka 8 bisa menjadi awareness masyarakat dan mereka akan memilih partai nomor urut 8 di pemilu 2024 nanti,” imbuh Atang.
Namun begitu, dirinya tidak ingin menyampaikan bahwa angka 8 merupakan angka keramat maupun angka hoki. Tetapi, kata dia, ini sebagai sosialisasi bahwa PKS sudah memiliki nomor urut 8 pada Pemilu dan masyarakat bisa mengingatnya untuk nanti di ruang bilik bahwa PKS nomor 8. Selain nomor urut 8, Atang juga menjelaskan mengapa PKS datang ke KPU mengenakan ikat kepala atau totopong.
Menurutnya, totopong merupakan simbol bahwa hidup di Kota Bogor harus menjunjung nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para pendahulu atau sesepuh.(cok/ded/d) ke rumahnya di kawasan Tajur. Amelia bekerja di salah satu perusahaan yang lokasinya di sekitar bilangan Ir H Juanda. Dia pun, harus berkutat dengan macet di beberapa titik. Mulai dari kawasan Sempur, simpang Lippo Plaza Keboen Raya Bogor, Simpang Tugu Kujang, hingga di Simpang Ekalokasari. Amelia semakin dibuat pusing lantaran banyaknya angkutan kota (Angkot) yang ngetem sembarangan. “Jadinya malah tambah macet,” imbuhnya. Dia tadinya berharap dengan ditutupnya Otista jalur SSA bisa menjadi dua arah.
“Jadi kemana-mana bisa lebih cepat,” harapnya. Apa yang diungkapkan Amel juga dirasakan wartawan koran ini. Pantauan wartawan sejak pagi sekitar Pukul 07.00, kemacetan terjadi di Simpang Ekalokasari menuju wilayah Tajur. Antrean kendaraan terjadi dimulai pada lampu lalu lintas Ekalokasari dan mengular di sepanjang Jalan Pajajaran. Kemacetan juga terjadi di sepanjang Jalan Pahlawan, Kecamatan Bogor Selatan. Terdapat tiga titik kemacetan di sepanjang jalan ini. Di antaranya Simpang Dreded, Simpang Gang Aut, dan Simpang Empang. Banyaknya kendaraan yang melintas tidak sebanding dengan beban jalan. Itu kemudian diperparah dengan durasi lampu lintas yang terlalu lama di Simpang Empang. Sehingga menimbulkan antrean kendaraan yang panjang. Kemacetan bahkan mengular dari Simpang Empang hingga Taman Makam Pahlawan Dreded. Rekayasa lalu lintas juga berdampak pasa antrean kendaraan di simpang Plaza Keboen Raya. Jalan Jalak Harupat tampak macet hingga simpang Denpom III Kota Bogor. Sebaliknya, ruas Jalan Siliwangi hingga bilangan Suryakencana justru lengang. Hal ini diakibatkan arus kendaraan dari arah Jalan Lawang Gintung dan Batu Tulis banyak memilih melalui lajur menuju Jalan Pahlawan.
Penutupan jalan Otista akibat dampak pengerjaan pelebaran jembatan sudah pasti berimbas pada kemacetan di sejumlah ruas Kota
Bogor. Hal itu, tidak mungkin dihindari karena memang struktur jaringan jalan di Kota Bogor tidak memiliki Jembatan jalan pintas ke titik lainnya. Di Kota Bogor tidak punya jembatan penghubung, antara jalan Warung Jambu dengan kawasan yang ada di Sudirman tidak ada jembatan. Sehingga, masyarakat harus melingkar jauh untuk menuju titik lainnya. Imbasnya terjadi penuruna kecepatan kendaraan yang diperkirakan 20-30 KM per jam.

Upaya Pemkot melebarkan jembatan Otista ini sangat tepat. Ini karena memprediksi dua tahun mendatang di Kota Bogor akan mengalami kemacetan parah jika Pemkot Bogor tidak segera melebarkan jembatan Otista. Sebab, dengan volume kendaraan yang terus bertambah, namun kapasitas jalan di Kota Bogor tidak pernah bertambah. Masyarakat atau pengendara yang melewati Jalan Otista menuju SSA cukup besar, yakni sekitar 48 persen. Menurut Wali Kota Bogor Bima
Arya, alasan Pemkot Bogor melebarkan jembatan Otista dengan membongkar semua bagian.
“Masyarakat banyak yang bertanya, mengapa tidak ditambahkan saja bagian kanan dan kirinya,” ungkap Bima.
Namun dia menjelaskan, bahwa langkah Pemkot Bogor membongkar total, lalu membangun ulang jembatan karena akan memaksimalkan struktur Jembatan Otista baru.
Kemudian alasan kedua, lanjut Bima, ke depan jembatan ini akan mengakomodir transportasi berbasis trem. “Sehingga membutuhkan tekanan tonase yang lebih besar," jelas Bima.
Jembatan Otista baru nantinya, akan memiliki panjang 50 meter dan lebar 22 meter. Jembatan yang melintang di atas Sungai Ciliwung itu juga nantinya akan memiliki empat jalur kendaraan, jalur trem, dan jalur pedestrian. Proyek pembangunan jembatan yang menghabiskan dana Rp52,6 miliar itu ditargetkan rampung pada 8 Desember mendatang. (*/fat)


