N O NK O M P E T I S I

H I P E R B O L A P U B L I K




Keberagaman bangsa Indonesia tidak sekadar meliputi bagaimana cara masyarakat bertani atau bercocok tanam, tetapi juga bagaimana masyarakat melihat suatu isu yang tengah terjadi di antara mereka Keberagaman isu yang berkembang menandakan keberagaman solusi yang ditawarkan Hanya saja, dalammenghadapiisu,seringkalimasyarakatlupabahwasolusiituhadirsupaya masalah bisa diselesaikan segera. Untuk suatu kepelikan yang dipikir-pikir relatif, masyarakatcenderungterlaluterbawasuasanaatasmasalahyangtengahterjadi kalaupun itu isu yang remeh atau masalah personal yang tidak ada sangkutpautnya dengan kesejahteraan mereka sendiri. Sikap berlebihan mereka menjadi suatuisubarudiatasisuyangbarusajaterjadidandampaknegatifnyaseringkali terabaikan.Halyangdemikianmudahnyadijumpaitelahmengakarkedalamdiri masyarakatdanmenjadibudayayangmendarahdaging.
Sikap berlebihan atau hiperbola umumnya dijumpai di dalam suatu pertunjukan teater drama supaya bisa menyampaikan pesan moral yang langsung menjurus kepada para penonton melalui atensi mereka yang tertarik, bahkan terdistraksi Unsurhiperbolamenjadisuatudayatariktersendirisetiapkalisuatuperbincangan diangkat atau permasalahan diungkit sehingga orang-orang tidak memalingkan pandangan mereka dari sedetik kejadian tersebut terjadi. Ketertarikan ini bisa menjadilebihbesardanlebihbermaknadalamperistiwapersaksianapabilaada suatu unsur ketidaksengajaan, bahkan keaslian dan orisinalitas dalam peristiwa yangterjadi.
Kejadian asli bisa menjadi objek yang menggugah pembicaraan di masyarakat. Sesuatu yang terjadi secara langsung dan berlangsung secara dramatis bisa menjadi bahan-bahan dapur dalam memasak gosip dan rumor yang siap disajikan kepada para penikmat kejadian Tidak menutup kemungkinan, semua kejadian yang sungguh terjadi dijadikan sebagai bahan perbincangan sekalipun tiadaizindansopansantundalammenyalurkanideperbincanganitu.Tetapsaja kerugian berupa harkat dan martabat diri yang terhinakan dan ternodai menjadi kekhawatirantersebutuntukmerekayangterlibat.

Harkat dan martabat diri menyangkut pada koneksi diri seorang insan kepada masyarakat atau khalayak umum. Kerapkali disebut publik, masyarakat sering dijadikan sebagai saksi yang tidak bisa diubah kesaksiannya apabila dijumpai suatu peristiwa yang terbuka kalaupun itu berupa fitnah atau berita bohong Justifikasi publik sering kali dibesar-besarkan dan sulit untuk dipengaruhi walaupundemisuatutujuanyangbaikdanbenar Kerugianyangditimbulkandari hiperboladapatteramplifikasiketikamasyarakattereksposdenganpermasalahan tersebut karena penghakiman yang berlipat-lipat. Multiplier effect ini mendorong tersudutnya seseorang yang dirugikan atas kejadian buruk yang menimpa padanya.
Sejatinya,tidakadapihakyangdiuntungkandarihiperbolapublik.Kalaupunpihak yang membesar-besarkan bisa merasakan sedikit gelak tawa dalam perbuatan mereka, posisi moral mereka tetap saja dipertaruhkan, bahkan tidak dibenarkan Tidakjarang,tindakanmerekaakanmenjadirepetitifseandainyaadatimbalbalik yang positif dari masyarakat, yaitu eksistensi dari kesaksian mereka Hanya saja, repetisi ini justru menjadi peluru yang terus-menerus ditembakkan kepada para korban yang tidak ingin dikambinghitamkan kembali. Mereka menjadi terbawa suasanadanseringkalihidupnyadiwarnaiakanhitamnyadosa-dosasederhana. Lambat laun, tidak hanya korban yang semakin terdegradasi, tetapi juga para pelaku yang menjadi peluka harkat dan martabat korban akan bertransformasi menjadisesosoksetanyanghinadanmembencikan.
Walaupun hiperbola publik menjadi suatu hal yang sifatnya dapat dicegah (preventable), sikap ini sudah mendarah daging di masyarakat Indonesia. Selain keberagaman bangsa yang kompleks, sikap kolektif masyarakat Indonesia memungkinkan adanya koneksi lebih antarsesama walaupun statusnya sebagai orangasing Tidakheran,sikapmelebih-lebihkanisusepeleterasalebihringandan lebih mudah di kalangan bangsa Indonesia ketimbang masyarakat asing, khususnya bangsa Barat, yang cenderung individualis. Tidak hanya itu, normanorma, etika, dan adat istiadat masih menjadi paku besar yang menahan atap rumah agar tetap di atas langit khatulistiwa yang menyelimuti bumi pertiwi yang asri dan lestari akan keberagaman itu. Justifikasi hiperbola publik ini sering didasarkan pada apa yang telah turun-temurun itu dibenarkan dan apa yang sekelompokorangrasabenarwalaupunkedua-duanyatidakselaludemikian.
Hiperbola Publik merupakan program nonkompetisi Layar Rakyat yang hendak menampilkan film-film pendek yang mendeskripsikan tingkah laku masyarakat yang berlebihan terhadap isu yang tengah hangat diperbincangkan Program ini ingin dimaksudkan supaya para penonton dapat mengambil hikmah dari pentingnyabertindakadilketikadihadapkanterhadapsuatuisu.Bertindakadilini diwujudkan melalui sikap netral dalam berpikir resolutif akan isu tersebut serta tidakmenyudutkandanmembesar-besarkansuatupihakyangdianggapbersalah tanpaadabuktiyangbisadibenarkan.

Film pertama yang dipilih adalah Joshua. Joshua memang cukup sederhana ceritanya, kisah seorang anak SD yang tidak sengaja berbuat yang tidak-tidak dengan anak SD lainnya, tetapi pesan dari hiperbola publiknya patut dijadikan sebagai tolok ukur akan betapa cepatnya sekelompok masyarakat bersikap demikian Walaupundiusiayangmuda,sangatmudabahkan,sikapberlebihanini sudahadadancenderungdianggapremeh Walaupunfilmnyakomedik,pesannya cukup dahsyat dalam menyatakan bagaimana masyarakat sedini anak-anak SD dapatbersikapdemikian.
Dari usia yang muda, hiperbola publik dapat terus berkembang hingga tahap dewasa yang notabenenya dianggap lebih wibawa. Tilik menjadi film kedua dari program ini yang seketika langsung mengerucutkan arti sesungguhnya dari hiperbola publik. Film ini tetap dibawakan sebagai suatu seriokomedi, tetapi bagaimanaproyeksiakansikapberlebihantersebutdiusiadewasasungguhjelas adadidepanmatadanbegituserius Pesannyayangkompleksakanbagaimana sikap ini bermula sampai bagaimana implikasinya pada korban dan korban relasionalnyabegitutersorotkanbahwahiperbolapublikitunegatif
YangterakhiradalahTurutBerdukacita.Filminitidakuntukdibawabersendagurau. Justru, atmosfer yang biru dan kelabu ini mewarnai hiperbola publik dari pandangan jelas seorang korbannya sebagai suatu penerimaan yang pahit. Walaupun tidak begitu dikatakan sebagai “korban”, film drama ini memaparkan probabilitas yang nyata ketika hiperbola publik ini muncul ke permukaan perbincangan orang-orang. Kata-kata yang tidak langsung konotasinya negatif dan cenderung halus bisa menjadikan situasi tampak tidak harmonis dan justifikasinyabegitubesarapabilaadapersaksiandarioranglain Kalaupunorangorangtengahberkabung,hiperbolapubliktetapsajakeluardarimulutseseorang danmemperkeruhsuasana,terlebihbagianaknyasendiri
Hiperbola Publik diharapkan mampu menyampaikan sungguh arti negatif dari kebiasaan yang sudah biasa di masyarakat Indonesia ini. Setelah menyaksikan program ini, para penonton disadarkan akan eksistensi hiperbola publik di sekitar mereka dan tanggap dalam mengambil tindakan dan keputusan supaya sikap yang tidak dewasa ini tidak lagi muncul di depan mata mereka. Dengan begitu, tiadasesiapadirugikandankebisingandimasyarakatbisaikutberkurang.


JOSHUA(2015)
11menit34detik|dir.Alvin Ardiansyah
Joshua, yang juga dikenal sebagai "Jojo", adalah pedagang kelereng yanggiatdisekolahnya.Suatuhari,ia tidak sengaja mencium teman sekelasnya, Lili Mereka berdua takut bahwa kejadian itu dapat menyebabkankehamilanLili.
TILIK(2018)
32menit34detik|dir.Wahyu AgungPrasetyo
Sebuahrombonganibu-ibudarisuatu desa berangkat menggunakan truk ke kota untuk menjenguk ibu lurah yang sakit Selama perjalanan, mereka membicarakan tentang seorangperempuandidesamereka.




TURUTBERDUKACITA
(2018)
10menit53detik|dir.Winner Wijaya
Maria berulang-ulang menceritakan kronologi kematian ayahnya kepada paratamuyangmelayat.



B U Y A R ! ! !


Mungkin kalian semua sudah tahu bahwa sudah seperti sifat alami seorang manusiayangmanamerekasangatmudahtergodadanterpicuamarahnyaakan suatuhal,yangmanamerekaakansangatmudahterinfluensipemikiranmaupun tindakan serta hatinya jika tidak mempunyai tekad atau iman yang kuat Bukan hanya di luar sana, tetapi di Indonesia bisa lebih parah atau bahkan lebih bisa dibilang jauh lebih mudah untuk terinfluensi mempengaruhi satu sama lain, baik dalam konteks positif maupun konteks negatif. Masih banyak warga Indonesia yang dengan mudahnya tergiur atau tergoda akan suatu hal, biasanya dalam bentukhartamaterialataupuntahtadanjabatankekuasaan.
Halinidipengaruhiolehadanyaadat-istiadatwargaindonesia.Masyarakatsering sekali terbiasa untuk terdoktrin mengenai pentingnya kesuksesan yang harus dicapai seseorang, terutama seorang anak guna membanggakan keluarga dan tidak membuat keluarganya malu Bahkan mungkin sampai rela menghalalkan segalacarayangdapatdilakukan Seringkalikitadiberitahuterutamasejakkecil untukselalusuksespunyabanyakuang,punyajabatantinggi,pasanganrupawan, anak berprestasi pintar Juara 1 di kelas, pemenang, dan banyak menerima penghargaandarilomba,danmasihbanyaklagi.
Hanyadenganomonganbelakadariseseorangyangkelihatannyadariluarterlihat lebih bersih dan rapi dalam berpakaian, orang-orang cenderung mempercayai perkataannya ketimbang orang-orang yang berpakaian seadanya hanya menggunakan kaus atau jaket yang sudah kelihatan tua. Orang-orang mudah sekali terhasut oleh omongan-omongan orang lain tanpa memastikan secara langsung kebenaran dari informasi yang disampaikan oleh pihak terkait Bukan hanya informasi belaka, tetapi juga ketika kita sedang mengerjakan sesuatu Seringsekalikitamudahteralihkanfokuskitabaikdariorangorangsekitar,kondisi sekitarkitahinggaterdistraksiakanpikirankitasendiriyangmemikirkanhallain.
Buyar!!! merupakan sebuah program film yang menggambarkan bagaimana para warga masyarakat Indonesia yang mudah terpengaruhi dan tergoda akan hal-hal duniawi seperti kekayaan dan kekuasaan. Bukan hanya mempengaruhi pendapat atau perasaan, tetapi juga tindakan yang dipengaruhi. Manusia kerap sering sekali terlena akan hal duniawi. Mereka lupa akan hal penting lainnya. Meninggalkan hingga melupakan hal lain yang lebih sederhana dalam hidup mereka,tetapisangatlahpentingdanberpengaruhterhadaphidupmereka Tanpa hal sederhana itu, mungkin hidup mereka tidak akan menjadi apa yang mereka milikisekarang

Hal sederhana seperti kesiapan seorang wanita yang sudah menikah atau yang kita kenal seorang ibu yang siap melahirkan kita atau sederhana lain seperti seorang anak SD yang mentraktir teman lainnya jajan, bermain bersama temanteman dan tertawa bersama Atau bahkan sesimpel menyapa dan tersenyum kepada orang lain Hal yang sederhana, tetapi bisa memberikan dampak yang jauh lebih besar dikemudian hari, ketimbang pengumuman kenaikan promosi jabatan. Lebih berharga daripada mendapatkan iPhone terbaru dengan menggunakan segala macam cara. Atau bahkan bisa jadi malah lebih menyakitkan daripada iPhone yang baru didapatkan rusak atau hilang dimaling oleh seseorang. Lebih mengecewakan daripada janji-janji dari kata-kata manis yang mudah sekali dikeluarkan, tetapi tanpa ada kepastian dalam kata-kata tersebut.Lebihsakitketimbangibujarikakiyangterjepitataukepentokkakimeja. Lebihngiludansakitdaripadakukuibujarikakiyangcantengandanharusdicabut dalamkondisisadar
Ketidakhadiran seorang ibu yang membesarkan kita, membimbing kita serta memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya Yang memberikan kita air susu ibu dari awal kita lahir hingga tumbuh gigi. Mengajari kita hampir semua hal mendasar mulai dari fisik seperti berdiri, berjalan, hingga berlari. Mengajari kita etika tata krama serta sopan santun. Mengajari keimanan dalam bertuhan. Hingga yang tak kalah penting, mengajarkan seperti apa itu rasanya dicinta dan mendapat kasih sayang. Bagaimana rasanya dicintai dan dikasihi sejakdini.
Meski kita sering sekali terlena akan pencapaian duniawi dan tawaran-tawaran menggiurkan akan harta dan tahta di dunia Lalu, karena akan kita sebagai manusia yang sudah seperti menjadi bagian dalam sifat manusia kita yang mudah tergiur akan hal duniawi Layaknya budaya yang ada di Indonesia yang mempercayai bahwa segala godaan ada dan datang dari bisikan bisikan setan. Sehinggamembuatkitatergiurakanperihalduniawitentanghartadantahtaatau jabatan tanpa memikirkan segala hal aspek aspek yang lainnya yang bisa terpengaruhiolehambisikitayangtergodaolehpencapaianduniawi.
Seperti yang disampaikan pada The Great Hajj yang tergiur akan harta dan keuntungan keuntungan duniawi yang bisa didapatkan dari kekuasaannya jika berhasil menjadi seorang pejabat. Terbutakan oleh hal itu, hingga membuatnya relahampirmengorbankanhampirseluruhhartanya,bahkanhinggarelapergike orang pintar agar bisa terpilih jadi pejabat Lalu pada Tinuk kita diperlihatkan rayuan teknologi modern yang dalam film ini adalah HP baru, yang bahkan ternyata hanya HP palsu yang penipuannya sedang marak maraknya terjadi
Namun disamping keterbatasan dana mereka, meskipun begitu kebahagiaan yang ada dalam keluarga tidak akan tertandingi oleh HP baru. Pengaruh kepercayaanakanbudayapadaTaruhPinggir,merekapercayajikaadashafyang kosongkitaakandipengaruhiolehgodaan-godaanduniawiyangakhirnyamereka tergodadanmenggagalkansalatmereka.


THEGREATHAJJ(2017)
26menit21detik|AlifSeptian

Dullah, seorang haji baru, ditawari tetangganya untuk menjadi kepala desa. Karena tertarik dengan gaji dan status sosial yang akan diperoleh, Dullah rela menghabiskan uangnya untukmenjadikepaladesa.
TINUK(2015)
15menit15detik|dir.
AprilinggaDani
Tinuk, seorang ibu rumah tangga, sangat ingin memiliki ponsel pintar dan selalu meminta kepada suaminya, Wahono, seorang juru parkir, untuk meminjam dari uang jaminan parkir. Namun, Wahono menolak keinginan istrinya tersebut dengan mengatakan bahwa ia tidak akan menggunakan uangyangbukanmiliknya.



TARUHPINGGIR(2020)
10menit54detik|dir.Yudis
Tira

Dua orang laki-laki sedang melaksanakan salat Ashar di Mushola. Namun, setan tidak mengizinkan merekauntuksalatdengantenang



N I R E M P A T I


Norma[KBBI]/nor.ma/naturanatauketentuanyangmengikatwargakelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan berterima Tujuan dari norma adalah untuk memastikan tindakandaninteraksiantaraindividuataukelompokberjalandenganteraturdan sesuaidengannilai-nilaiyangdianggappentingolehmasyarakat Normamenjadi saranabagimasyarakatuntukmenjagakehidupanmerekasupayatetapstabil.
Seiringdenganwaktukehidupankeseharianbermasyarakatterusberjalan,mereka akan membentuk sebuah mentalitas. Sebuah pemikiran yang tertanam dalam masyarakat bahwa jika mereka tidak melaksanakan norma tersebut, maka akan terkena sanksi sosial, baik dalam bentuk pengucilan, stigma, maupun rasa malu. Sebuah hukuman secara tidak langsung yang diberikan oleh masyarakat sekitar. Maka dari itu, mereka tidak ingin melanggar norma yang telah menjadi tradisi turun-menurunataubudayayangmelekatpadamasyarakattersebut
Meskidemikian,apakahsemuanormamemanguntukmembuatsuatukelompok menjadi teratur atau stabil? Terlebih lagi, apakah semua norma dilakukan sesuai dengan hakikat manusia untuk menjalani hidup? Manusia memiliki hak dan kebebasan untuk membuat keputusan dalam kehidupannya, termasuk dalam mengikuti aturan yang berlaku atau tidak. Pada dasarnya, kita diharuskan untuk mematuhi tatanan yang terdapat pada suatu daerah, tetapi bagaimana jika kita memilikiurgensiataukeperluanyangmemangkitaperlukanuntuktetapmenjalani hidupsepertibiasanya?
Keberagaman pada Indonesia memang menjadi salah satu hal yang istimewa dalam kehidupan bermasyarakat di negara ini dan membentuk sebuah budaya turun-menurun dalam diri serta jiwa rakyat Indonesia yang pantang untuk dilarang. Namun, di atas hal itu, terdapat hak kita sebagai manusia untuk hidup dan Nirempati menggambarkan bagaimana manusia sering kali memosisikan budayamerekadiatashakyangdimilikiolehmanusia.Programnon-kompetisiini bertujuan untuk menilik kebiasaan masyarakat Indonesia yang kerap melupakan bahwa sebenarnya manusia juga memiliki hak mereka sebagai manusia yang tidakdapatdibiarkanbegitusaja.

Seperti bagaimana identitas adalah sesuatu yang sangat penting bagi manusia, termasukWNIyangmemilikikartutandapendudukatauKTP.Namun,bagaimana kalaubagibeberapaorang,KTPbukanlahsebuahkewajiban?Filmpendekberjudul KTP yang berdurasi 15 menit 33 detik ini membawakan sebuah kisah yang menceritakan tentang seorang pria dari kecamatan yang harus mendaftarkan orang-orang yang belum mempunyai kartu identitas dengan mencatat data diri, salah satunya adalah agama. Masalah tiba ketika ia bertemu dengan seorang kakektuayangtidakmenjadibagiandariagama-agamaresmidiIndonesia.Dari filmini,kitadapatmelihatbagaimanafilmdapatmemperdebatkanagamauntuk sebuah identitas, tetapi bukankah memilih agama sesuai kepercayaannya juga termasuk hak manusia untuk hidup? Manusia sering kali melupakan bagaimana kepercayaanoranglainjugaadalahsesuatuyangharusdihargai.Merekaadalah manusianirempati,manusiayangmelupakanbagaimanacarauntukberempati.
Berbicara tentang bagaimana manusia tidak jarang menghargai kepercayaan, programnon-kompetisiinimenayangkansebuahfilmberdurasi23menit54detik berjudul Pulang Tanpa Alamat yang disutradarai oleh Riyanto Tan Ageraha menceritakan tentang sepasang sahabat di mana salah satu dari mereka meninggal.Sahabatyangmasihhidup,Bondetinginmengubursahabatnya,Romo, denganpantas.Namun,tanpadisangkaternyataRomomemiliki4kartuidentitas dengan 4 agama yang berbeda. Hal ini menjadi masalah bagi Bondet dan temannyayanglain,Durahman.SebuahusulandariDurahmantidakdisetujuioleh Bondet. Durahman sendiri juga tidak dapat membantu Bondet karena ia sedang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif. Mereka memperdebatkan bagaimana Romo seharusnya dikuburkan, tetapi berakhir sebuah perkelahian di antara mereka Berdasarkan film ini, kita dapat melihat bagaimana manusia terkadang melupakan cara memanusiakan manusia Apakah Romo pantas atas akhiryangtragisdarifananya?Nirempatimanusiatidakterbatasbahkansampai akhirdarikehidupanseseorang.
Film KTP dan Pulang Tanpa Alamat menunjukkan bagaimana budaya agama seringmenimbulkankonflikyangmengacuhkanhakdarimanusia.Selainitu,filmfilm ini mencerminkan bagaimana kebiasaan manusia hanya memikirkan dirinya mereka sendiri. Seperti pegawai kecamatan yang memaksa kakek tua agar ia dapat menyelesaikan tugasnya dan Durahman yang tidak ingin rencananya menjadi calon anggota legislatif terganggu. Manusia memang egois dan juga nirempati terhadap sesamanya, seperti yang ditunjukkan dalam film pendek berjudul Nyumbang yang berdurasi 21 menit 50 detik dan sekaligus menjadi penutup dari program non-kompetisi Nirempati Nyumbang sesuai dengan judulnya menceritakan tentang budaya masyarakat Indonesia yang mengharuskanmerekauntukmenyumbangatauberdonasijikadiundangkesuatu acaraatauterjadisuatumusibah.

Nyumbangmengisahkansepasangsuamiistriyanghidupdengankesulitandalam finansial. Namun, mereka terus-menerus mendapatkan undangan, seperti acara pernikahan atau sunatan Karena telah menghabiskan uang mereka untuk menyumbangkepadaacara-acaratersebut,sepasangsuamiistriitupunberpikir untuk membuat kebohongan kepada tetangga-tetangga mereka agar mendapatkan uang kembali Nyumbang adalah sinema yang membuat kita berpikirkembali,“Sebenarnyakalaukitamelanggarnormauntukkitatetaphidup, apakahitusalah?”Darifilmini,kitadapatmelihatbahwabudaya“menyumbang” adalahsebuahnormayangtidakdapatdilanggardanmerekaakanmendapatkan sanksi sosial bila tidak mematuhi hal tersebut. Namun, manusia juga terkadang tidak berempati terhadap kesulitan yang kita alami, mereka cenderung memerhatikankebohonganyangkitalakukan.
Nirempati, sebuah program non-kompetisi yang menampilkan film-film tentang bagaimana manusia kurang dapat berempati terhadap sesamanya dan memprioritaskannormadanbudayasertatradisiyangmelekatpadadirimereka diataskemanusiaan Programinibermaksuduntukmengingatkanmanusiauntuk selalumengingatdiridansesamamerekaatashakyangmerekamiliki.



PULANGTANPAALAMAT (2015)
23menit18detik|dir.Riyanto TanAgeraha
Perjalanan Bondet dan Remo, dua sahabat yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran, berubah menjadi tragedi Remo tewas dalam perjalanan Masalah menjadi rumit ketika diketahui bahwa Remo memiliki 4 KTP dengan 4 agama yang berbeda, usaha untuk menguburkanRemopunsemakinsulit
KTP(2016)
15menit32detik|dir.Bobby Prasetyo
Seorang PNS mensosialisasikan kartu kesehatan di rumah seorang warga lansia yang memiliki kesulitan pluralisme agama, sebuah kasus yang jarangdiIndonesiapadamasanya





NYUMBANG(2015)
21menit50detik|dir.Rahma NurlindaSari
Pak Bejo dan Sutini adalah keluarga miskin di sebuah desa kecil di lereng gunung. Di hari-hari tersulit dalam hidupmereka,adabanyakacarayang diadakan di desa dan karena aturan adat, setiap orang harus hadir dan menyumbangkan uang. Pak Bejo yang frustrasi membuat rencana untuk disumbangkanolehpendudukdesa
J A N G A N L U P A
P U L A N G , N A K



Merantau [KBBI] /me.ran.tau/ v berlayar (mencari penghidupan) di sepanjang rantau(darisatusungaikesungailaindansebagainya)

Merantau merupakan sebuah istilah yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia Sebuah tradisi yang sudah menjadi bagian dari budaya hidup banyak orang di Indonesia. Istilah “merantau” sendiri berasal dari bahasa dan budaya Minangkabau,yaitu“rantau”,yangpadaawalnyabermaknawilayah-wilayahyang berada di luar wilayah inti Minangkabau (tempat awal mula peradaban Minangkabau).DalamtradisidanbudayaMinangkabau,paralaki-lakiyangmasih bujangan dan dianggap tulang punggung keluarga dianjurkan untuk merantau. Tetapi, seiring berjalannya waktu dan berkembangnya masa, tradisi dan budaya merantau sudah tidak hanya diikuti oleh laki-laki, tetapi perempuan mulai mengikutinya
Dalam definisi, merantau adalah perginya atau perpindahan seseorang untuk meninggalkan tempat dimana ia berasal atau dilahirkan dan ia tumbuh besar menujusuatuwilayahlain,gunamenjalanikehidupanbarumaupununtuksekedar mencari penghidupan – seperti pendidikan atau pekerjaan – atau sekadar pengalaman hidup. Merantau dapat meningkatkan kualitas diri dan menemukan jati diri sesorang dengan pengalaman dan hal baru yang dapat memperluas pengetahuan dan wawasan, memperkaya pandangan hidup, mengenal budaya danadatdaerahlain.
Faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk merantau bisa beragam, tergantunglatarbelakangdanpreferensimasing-masing Ekonomidapatmenjadi sebuah faktor Seiring bertambahnya usia, kebutuhan yang diperlukan akan meningkatyangmengharuskanseseoranguntukmencaripekerjaan Karenakota besarcenderungmenawarkanlebihbanyakpeluangpekerjaandiberbagaisektor (industri, teknologi, kreatif, dan layanan), ketersediaan lapangan kerja – dengan pekerjaanyanglebihmenjanjikandanberpotensimendapatkanpenghasilanyang lebih tinggi – lebih pesat di daerah perkotaan yang mendorong seseorang untuk merantau. Tetapi, terkadang faktor untuk merantau bisa “sesederhana” untuk mencari dan merasakan pengalaman hidup baru di tempat lain atau membuktikan kemandirian seseorang dan mengembangkan diri menjadi lebih baik.

Pada zaman sekarang, merantau sangat sering dilakukan oleh generasi muda. Mereka, khususnya yang berasal dari daerah perdesaan, lebih cenderung untuk merantau ke area perkotaan urban untuk kelak mendapatkan kehidupan yang lebih baik Mereka akan bekerja keras di pekerjaan atau pendidikan mereka dengan giat Tetapi, seiring berjalannya waktu, para pemuda dan pemudi akan mencapai suatu titik yang mana mereka akan sangat memfokuskan diri mereka dengan pekerjaan dan pendidikan selama perantauan mereka sampai ke titik mereka melupakan tentang orang tua mereka. Mereka yang sedang menunggu anak mereka kembali pulang setelah waktu yang sudah lama berlalu terakhir melihat buah hati tersayang mereka secara langsung. Sayangnya, hal tersebut dapat berlangsung sampai anak tersebut sudah sukses, dengan mereka lebih sibuk dan fokus dengan kehidupan baru yang mereka buat dan capai sendiri, tanpamengingatbahwaalasanmerekabisamendapatkansemuainikembalike doa,restu,danridhoorangtuamerekayangmasihmenunggukehadiranmereka kembalidirumah
JanganLupaPulang,NakadalahsalahsatuprogramdiFestivalFilmLayarRakyat yang menayangkan film-film pendek karya bangsa dengan tema jarak fisik dan emosional yang jauh memisahkan para orang tua dan buah hati mereka yang pergi dari rumah dan asal mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Programtersebutmenggambarkansebuahrealitayangseringdandapatdialami oleh masyarakat Indonesia yang merupakan pengikut tradisi dan budaya merantau yang dapat membuat penonton merasa terhubung dengan program danfilm-filmyangdiputarkan.
Program Jangan Lupa Pulang, Nak memamerkan tiga film pendek lokal seputar tema merantau Film pertama berjudul Raya, yang disutradarai oleh Sindhu Kristiwiranda dan berdurasi 8 menit 21 detik Film tersebut bercerita tentang Mela, seorang customer service yang tahun ini terpaksa harus bekerja pada Hari Raya Lebaran dan jauh dari keluarga yang menantikannya di rumah. Raya menggambarkan fase-fase awal merantau, dimana sang anak mulai sibuk denganpekerjaannyaselamamerantau.
Film kedua adalah Kleang Kabur Kanginan, yang disutradarai oleh Riyanto Tan Agerahadanberdurasi22menit.Filmtersebutberceritatentangsebuahpasangan yang tinggal di pegunungan terpencil sedang menunggu kabar – yang tidak kunjungdatang–darianaksematawayangmerekayangsedangbekerjajauhdi perantauan Sebagai akibat dari area tempat tinggal mereka, pasangan tersebut harus berjuang untuk mendapatkan sinyal terbaik agar kabar dari sang anak dipastikanmasukkeponseltuamereka KleangKaburKanginanmenggambarkan fase-fasetengahmerantau,dimanasangorangtuamulairindudengananaknya yangsudahlamatidakkunjungpulangdanmulaijarangsekadarmemberikabar.

FilmketigadanterakhirberjudulNatalan,yangdisutradaraiolehSidhartaTatadan berdurasi 28 menit 6 detik. Film tersebut bercerita tentang seorang anak yang mengabarkan ibunya bahwa dia janji akan pulang kembali ke rumah untuk merayakan malam Natal di sana dengannya Patutnya, sang ibu senang dengan kabar tersebut dan mempersiapkan semua hal yang diperlukan untuk perayaan Natal Natalanmenggambarkanfasemerantaudimanasanganaksudahmemiliki kehidupanbarudanmulaiperlahanmelupakanorangtuanya.
Sebagai program penutup Festival Film Layar Rakyat I: Batas Kebiasaan, diharapkan film-film yang ditampilkan di program Jangan Lupa Pulang, Nak memberi kesan mengharukan dan pesan menyentuh untuk para penonton. Pada akhirhari,orangtuaakanselalumenjadipendukunganakmerekasejakawaluntuk mencapaiimpiannya,meskipunberartimerekaharusmelepassangbuahhatike duniayangjauhdenganmerantaudarirumah Akhirkata,sepertinamaprogram, jangan pernah lupa untuk pulang kembali ke orang tua dan rumah kalian, para anakrantau



KLEANGKABURKANGINAN (2016)
22menit|dir.RiyantoTan Ageraha
Sepasang suami-istri yang tinggal di pegunungan terpencil berusaha mendapatkan kabar dari anak mereka semata wayang, yang saat ini bekerja jauh diperantuan. Namun, tidak ada kabar berita yang kunjung datang dari sang Anak yang dinantikan dari ponsel tua mereka di daerah dengan sinyal yangkurangbaik.
RAYA(2022)
8menit21detik|dir.Sindhu Kristiwiranda
Rasarindusetelahtidakbertatapwajah sekian lama akan terbayar dengan berkumpul bersama keluarga di Hari Raya Lebaran Tetapi, banyak orang yang tidak memiliki kesempatan yang sama. Mela, seorang Customer Service, tahuniniterpaksaharusberlebaranjauh dari keluarga yang menantikannya di rumah





NATALAN(2015)
28menit6detik|dir.Sidharta Tata
Pulangnya seorang anak laki-laki bernama Resnu yang berjanji akan merayakan misa malam Natal bersama Ibunya di Yogyakarta. Kegelisahan dan rindu terhadap ibu menyesaki pikiran Resnu selama perjalanan dari Jakarta bersama Istrinya.
