of City
Healthy City: Nature, Culture and Health PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL) ilham fahrudin syah 17512165 Bekasi, 14 juli 1999 Jl. Permata Bekasi 2 blok O/36 syahilhamf +6282299580854 17512165@students.uii,ac,id Computer Skill
The Evolution
Life KIMPULAN
RATNANING BUDI NOOR AZIZAH
17512166
Madiun, 22 September 1999
Ds. Madigondo Rt. 20 Rw. 02, Kec. Takeran Kab. Magetan
YUSRIL MUZAKKI
17512176
Lading-lading, 23 Agustus 1998
Tanjunganom, Nganjuk
Ratnaning Azizah
081259706939
17512166@students.uii.ac.id
Computer Skill :
Yusril_muzakki
085736143233
17512176@students.uii.ac.id
Computer Skill
M. LUTFI YOGA HASTOMMY
17512170
Tanjung, 19 Desember !997
Jl, Kimpulan 2, no.A1, RT.001/RW.001, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
Hastommy_
+6282350829985
17512170@students.uii.ac.id
Computer Skill :
HANIEF HIMAWAN
17512182
Magelang, 14 Juli 1998
Secang, Magelang
Himawanhanief
+6282137917640
17512182@students.uii.ac.id
Computer Skill :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga tugas mata kuliah Pengantar Rancang Kota ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Arif Wismadi selaku dosen pengampu yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada kami dan teman-teman kami hingga kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-ide, waktu dan tenaganya sehingga tugas besar mata kuliah Pengantar Rancang Kota ini bisa disusun dengan baik dan benar.
Kami berharap semoga tugas ini bisa memberi manfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya tugas selanjutnya yang lebih baik.
PENYUSUNAN RENCANA
TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL)
The Evolution of City Life KIMPULAN
Healthy City: Nature, Culture and Health
DOSEN
Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc
ASISTEN DOSEN
Nisrina Salsabila A.
ILLUSTRATOR
Yuzril Muzakki
EDITOR & LAYOUT
Ilham Fahrudin Syah
Ratnaning Budi Noor Azizah
M. Yoga Hastommy
Yuzril Muzakki
Hanief Himawan
Kata Pengantar
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR DAFTARISI PENDAHULUAN BLUEOCEANSTRATEGIES&S.W.O.T
BAB1ProgramBangunandanLingkungan
1.1AnalisisKawasandanWilayahPerencanaan(IFS).............................................................................................................................1.1
1.2AnalisisPengembanganPembangunanBerbasisMasyarakat(RBN).........................................................................................1.2
1.3VisiPembangunan(MYH&RBN).............................................................................................................................................................1.3
1.4KonsepDasarPerancanganTataBangunandanLingkungan(YMZ).........................................................................................1.4 BAB2RencanaUmumdanPaduanRancangan
2.1.RencanaUmum
2.1.1.PeruntukanLahanMakrodanMikro(HNF).........................................................................................................................2.1.1
2.1.2.RencanaPerpetakan(IFS).......................................................................................................................................................2.1.2
2.1.3.RencanaTapak(RBN)...............................................................................................................................................................2.1.3
2.1.4.RencanaSistemPergerakan,RencanaAksesibilitasLingkungan(MYH&RBN).....................................................2.1.4
2.1.5.RuangTerbukaHijau(YMZ&RBN).......................................................................................................................................2.1.5
2.1.6.RencanaWujudVisualBG(HNF)............................................................................................................................................2.1.6
2.1.7.RencanaPrasaranadanSaranaLingkungan(IFS)..........................................................................................................2.1.7
2.2.PanduanRancangan
2.2.1.KetentuanDasarImplementasi(RBN).................................................................................................................................2.2.1
2.2.2.Prinsip-PrinsipPengembanganRancanganKawasan(MYH).......................................................................................2.2.2
BAB3RencanaInvestasi
3.1SkenarioStrategiRencanaInvestasi(YMZ&HNF)............................................................................................................................3.1
3.2PolaKerjasamaOperasionalInvestasi(HNF).....................................................................................................................................3.2
BAB4KetentuanPengendalianRencana
4.1StrategiPengendalianRencana(IFS&RBN)......................................................................................................................................4.1
4.2ArahanPengendalianRencana(RBN)..................................................................................................................................................4.2
BAB5PedomanPengendalianPelaksanaan
5.1.Aspek-aspekPengendalianPelaksanaan(MYH&RBN)..................................................................................................................5.1
5.2.ArahanPengelolaKawasan(YMZ)........................................................................................................................................................5.2
DAFTARPUSTAKA
PENDAHULUAN
Wabah (Disease Outbreaks)
Kota merupakan salah satu tempat kehidupan manusia yang dapat dikatakan paling kompleks, karena dilihat dari perkembanganya sangat banyak dipengaruhi oleh aktivitas pengguna perkotaan yang harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan tuntutan hidup (Hall & Hay, 1980). Sebagai salah satu tempat untuk hidup, Kota seharusnya menjadi tempat nyaman dan aman untuk tempat tinggal, tetapi semenjak tahun 1990 terjadi peningkatan urbanisasi yang tinggi menyebabkan Kota tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan penggunanya dan menjadi kota kumuh (SDGs PBB, 2016). Semenjak 20 tahun terakhir, mulai banyak muncul wabah yang disebabkan oleh kekumuhan kota seperti SARS di Hongkong dan China pada tahun 2003, Menurur penelitian Wilcox & Collwell pada tahun 2005Avian Influenza masig berada di Vietnam pada tahun 2004 serta yang terbaru adalah kasus COVID-19 yang menyerang semua negara pada tahun 2019. Sehingga wabah merupakan salah satu permasalahan penting di tingkat perkotaan mengingat terjadinya peningkatan urbanisasi di kota setiap tahunnya.
Wabah dapat diatasi dengan beberapa solusi; yaitu pengembangan infrastruktur, tata guna lahan, desain bentuk dan morfologi kota, kebijakan pemerintah dan pemerataan demogra fidan kebiasaan sosial masyarakat (Shari fi& Yamagata, 2016). Kriteria Pengembangan infrastruktur dimulai dari ketersediaan air bersih, sistem sanitasi dan metode konstruksi materialnya, hal ini dikarenakan ketiga aspek tersebut merupakan pemicu paling utama terjadinya wabah (Spencer, 2013). Kriteria Tata guna lahan akan mengacu pada zonasi fungsi dan jarak kedekatan pada sebuah kota, kriteria desain bentuk dan morfologi kota akan mengacu pada tipe tempat tinggal, pola kepadatan penduduk dan konfigurasi tentang jaringan jalan yang akan berdampak pada aliran udara bersih, penetrasi cahaya dan bayangan matahari yang didapat sebagai salah satu cara intensif untuk kesehatan masyarakat (Ratti, Raydan, & Steemers, 2003). Kebijakan pemerintah dibutuhkan sebagai salah satu pembuat keputusan dengan teknik pendekatan bottomup dan top-down yang dinilai dapat menghasilkan solusi untuk pengembangan kebijakan. Kriteria pemerataan demogra fidan kebiasaan sosial masyarakat untuk mngembangkan akses pelayanan kesehatan serta untuk mengatur angka pertumbuhan dan kepadatan penduduk sehingga sesuai dengan standar kelayakan (Shari fi& Yamagata, 2016). Sehingga hal utama dalam penanggulangan wabah di tingkat perencanaan kota dapat diatasi dengan pembenahaan infrastuktur dan perencanaan tata kota yang mendukung hidup sehat.
Peningkatan jumlah dan aktivitas penduduk terjadi di sekitar wilayah Kampus terpadu UII dikarenakan adanya pemicu formal kegiatan pendidikan. Hal tersebut mulai bermunculan fasilitas penunjang mahasiswa seperti kos-kosan dan beragam tempat makan. Namun, pertambahan jumlah dan aktivitas hal tersebut tidak diimbangi dengan fasilitas infrastruktur, khususnya drainase, yang memadai sehingga sering terjadi genangan air. Untuk mengatasi peningkatan jumlah dan aktivitas penduduk di kawasan sekitar Kampus Terpadu UII dapat dilakukan melalui lima solusi yang telah dijelaskan diatas. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari wabah penyakit yang banyak bermula dari jumlah penduduk yang melebihi batas okupansi ditambah dengan jaringan infrastruktur yang tidak layak. Kepentingan dari dilaksanakannya program penataan permukiman dan infrastruktur di kawasan sekitar Kampus Terpadu UII adalah sebagai salah satu bentuk kontribusi dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable DevelopmentGoals/SDGs) yang dicanangkan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, sesuai dengan SDGs nomor 03 target 3 yaitu mengakhiri penyakit yang ditularkan melalui air dan penularan lainnya), nomor 06 yaitu menjamin kesediaan dan manajemen air dan sanitasi yang berkelanjutan untuk semua dan nomor 11 yaitu mewujudkan kota-kota dan permukiman yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan.
PENDAHULUAN
Ketika bencana, kesehatan, dan penyakit menular menjadi bagian dari perhatian perencanaan (Matthew & McDonald, 2006) fokus yang lebih besar pada infrastruktur rumah tangga dan wabah penyakit diperlukan (Spencer, 2013). Lingkungan yang dibangun semakin dipandang dan sangat mempengaruhi kesehatan, sementara itu masalah kesehatan masyarakat tidak diimbangi dengan pembangunan. Tujuan paper ini untuk meningkatkan kapasitas kesehatan per daerah, tata ruang kota yang baik, sanitasi dan utilitas yang terencana, pembangunan perkotaan yang komprehensif dan kritis terkait dengan kesehatan.
Mengidentifikasi lima perubahan utama dan tantangan daerah transisi perkotaan yang penting bagi perencana dan pembuat kebijakan: 1) masalah tata kelola umum; 2) penciptaan kota yang layak huni melalui perbaikan manajemen lingkungan; 3) ekonomi yang berkelanjutan dan jangka panjang; 4) keadilan yang memadai dan keadilan sosial; dan 5) kecenderungan pembangunan spasial yang tidak merata dan penelantaran pedesaan. Selain prinsip-prinsip dasar ini, yang lain berfokus pada pertumbuhan permukiman ilegal (Tang & Chung, 2002), serta perubahan politik yang terjadi dengan urbanisasi tersebut (Steck, 2006). Behavior atau analisis perilaku menjadi kunci langkah perencanaan yang akan dilakukan sebagai konteks perubahan. Behavior analisa menghasilkan kebutuhan fungsi. Pembaharuan kebutuhan ruang/fasilitas berdasarkan pola perilaku user dan standar kesehatan. Kriteria fungsi didasarkan pada analisis perilaku ( behavior ). Menyediakan lingkungan fisik yang menarik dan memberikan open space yang baik, memudahkan dan memberikan kenyamanan bagi aktivitas berjalan kaki menuju fasilitas lokal, transportasi publik dan berinteraksi satu sama lain.
BLUE OCEAN CANVAS STRATEGY
Blue Ocean Canvas Strategy digunakan pada kawasan eksisting Kimpulan dengan mempertimbangkan kawasan sejenis seperti pada kawaan Nglanggaran dan Prawirotaman untuk selanjutnya dijadikan patokan pembenahan pada perencanaan kawasan Kimpulan di masa mendatang. Dari analisis blue ocean canvas strategi, didapatkan 4 tujuan dan 17 target utama dalam pengembangan kawasan Kimpulan dengan tagline TheEvolutionofCityLifeat Kimpulan, HealthyCity:Nature,CultureandHealth ) yaitu :
1. HealthyHousing, kawasan yang dirancang dengan mengedepankan pemukimam yang mengedepankan aspek kesejahateraan penggunan bangunan sehingga didapatkan kawasan pemukiman yang aman, inklusif dan berkelanjutan. Target yang dicapai pada parameter:
1.1. HousingDesign
1.2. AccesibleHousing
1.3. HealthyLiving
2. ActiveTravel, kawasan ini dirancang dengan mengedankan moda transportasi umum, penjalan kaki dan peseda sehingga masyarakat menjadi lebih sehat dan sebagai upaya zero carbon. Target yang dicapai pada parameter:
2.1. PromotingWalking&Cycling
2.2. Safety
2.3. Connectivity
3. HealthyEnvironment, kawasan ini dirancangan dengan mengedepankan bangunan zero net energy. Target yang dicapai pada parameter:
3.1. AirQuality
3.2. OpenSpace
3.3. PlaySpace
3.4. LocalFoodGrowing
4. VibrantNeighborhoods, kawasan ini dirancang dengan mengedepankan peningkatan pelayanan kesehatan baik dalam hal klinis, manajemen atau program promosi dan pencegahan untuk mewujudkan kehidupan yang sehat dan meingkatkan kesejahteraan penduduk pada semua usia. Target yang dicapai pada parameter :
4.1. HealthcareService
4.2. Education
4.3. AccestoSocialInfrastructure
4.4. LocalEmployment&HealthyWorkplaces
4.5. AccestoLocalFoodShops
4.6. PublicBuilding&Spaces
4.7. EnsuretheWell-beingofChildren&DisablesPeople
BLUE OCEAN CANVAS STRATEGY
1. Eliminate
1.1. Menghilangkan area persawahan eksisting Kawasan Kimpulan dengan menggantikan metode rumah kaca (green house).
2. Reduce
2.1. Mengurangi jalur akses dari/ke daerah Kimpulan untuk mempermudah pengawasan.
3. Raise
3.1. Meningkatkan akses terhadap kesehatan, pendidikan, infrastruktur sosial dan pangan lokal,
3.2. Menaikkan jumlah lantai (maksimal 5 lantai) dan ketinggian bangunan untuk penggunaan mixed-use building,
3.3. Meningkatkan kualitas bangunan untuk mencapai sustainable homes seperti penggunaan cahaya alami dan ruang privat,
3.4. Memperlebar akses terhadap setiap bangunan untuk sirkulasi darurat yang dapat diakses baik oleh ambulans atau pemadam kenarakan jika terjadi keadaan darurat
3.5. Meningkatkan interaksi sosial dalam neighbouringcommunities dengan dibangun play space dan open space .
4. Create
4.1. Menyediakan ruang bercocok tanam di dalam ruang (Rumah kaca, hidroponik indoor, vertikultur) sebagai salah satu upaya local food growing.
SWOT ANALISIS
INTERNAL EKSTERNAL
OPPORTUNITIES
Daerah Kimpulan dekat dengan komoditas pertanian dan pasar.
STRENGHTS
WEAKNESS
Memiliki tanah yang subur dan dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian.
Daerah Kimpulan sudah padat, hanya tersedia sedikit lahan kosong.
THREATS
Iklim, tidak semua jenis tanaman pertanian dapat tumbuh di area pegunungan
Local food growing sebagai pasokan kebutuhan masyarakat kawasan Kimpulan sendiri dan komoditas jual beli.
Vertikal Farming.
Rumah kaca sebagai area penanaman tanaman khsusus yang sulit tumbuh dengan iklim Kimpulan.
Laboratorium Pertanian (pusat studi).
RAISE CREATE ELIMINATE RE
Kawasan daerah Kimpulan yang berlokasi di daerah
Sleman Yogyakarta ini menjadi magnit untuk pendatang pendatang luar jogja, dikarenakan kawasan ini berdekatan sekali dengan lokasi kampus Universitas Islam Indonesia pusat yang bertempatan di jalan kaliurang 14.5 km maka dari itu kawasan kimpulan menjadi menjadi poin penting utama dalam hal mencari tempat tinggal untuk pendatang seperti mahasiswa/i Universitas Islam Indonesia kawasan ini juga menjadi tempat untuk mata pencaharian untuk penduduk sekitar yang bisa memenuhi kebutuhan kebutuhan pendatang seperti tempat makan, akses laundry, tempat berkerja bersama.
1.1 Analisis Kawasan dan Wilayah Perencanaan
Prasarana dan sarana eksternal meliputi : Ruang publik
daerah kimpulan masih sangat minim sekali prasarana dan sarana yang sudah ada dalam daerah kimpulan meliputi jalan yang sudah cukup luas tetapi hanya terdapat di jalan utama, untuk akses kedalam jalan jalan kecil masih sangat minim sekali hanya bisa di lewati oleh 1 mobil adapun 2 mobil sangat berhimpitan sekali
Listrik
kondisi penyaluran listrik sudah sangat baik di daerah kawasan kimpulan semua akses sudah mendapat listrik untuk tiap daerah kimpulan
Air bersih
Air bersih dalam kawasan kimpulan sudah sangat baik, air bersih tidak terjadi pencemaran sama sekali hasil dari tidak pencemaran warga sekitar kimpulan mendapat air bersih yang bisa di manfaatkan menjadi seperti air minum sekitar
Drainase
Drainase dalam kimpulan sudah cukup baik selain dari warga dari kimpulan yang sudah sangat berkontribusi dalam hal ini, saluran yang cukup baik juga sudah di alurkan ketempat yang tersedia
Prasarana dan sarana internal : Prasarana dana sarana dalam hal internal masih sangat minim sekali, seperti ruang publik untuk taman dan ruang area terbuka yang menjadi fasilitas berkumpul warga sekitar.
1.1 IFS
1-2 RBN LOW HIGH INFLUENCE IMPORTANCE ANALISIS PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT HIGH 8 6 7 3 2 1 4 5 KETERANGAN MAHASISWA PETANI PEDAGANG WISATAWAN MASYARAKAT LOKAL PEMERINTAH DAERAH INVESTOR TENAGA MEDIS 8 6 7 3 2 1 4 5
MAHASISWA 1
Kimpulan didominasi oleh mahasiswa UII.Adanya perencanaan baru pada KImpulan akan memberi dampak berupa mudahnya akses terhadap pendidikan sehingga lebih efektif dan efisien.
PETANI 2
Petani di Kimpulan juga akan mengalami dampak dari pengembangan kawasan baru. Petani sebagai penyedia kebutuhan pangan akan mendapati lahan tanam berkurang sedangkan permintaan kebutuhan pangan meningkat seiring dengan upaya local food growing.
Petani berhak menikmati manfaat pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari pengembangan kawasan Kimpulan.Apabila lahan sawah digunakan sebagai pembangunan kota, petani berhak mendapatkan penggantian yang layak atas kondisi yang dialami sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan dalam hal ini berupa rumah kaca (greenhouse).
PEDAGANG 3
Selain petani, Kimpulan juga memiliki warga yang berprofesi sebagai pedagang. Pedagang akan merasakan dampak berupa meningkatnya pendapatan ekonomi akibat dari upaya perencanaan wisata dan komersial. Peran pedagang di Kimpulan sebagai penyedia barang dan jasa serta sebagai sarana pemenuhan local shop.
WISATAWAN 4
Wisatawan di wilayah Kimpulan memiliki peran penting dalam menaikkan kegiatan ekonomi dan wisata edukasi. Wisatawan akan ditawarkan sebuah wisata edukasi berupa local food growing dengan sistem vertikal dalam rumah kaca.
MASYARAKAT LOKAL 5
Pelibatan melalui peran serta merupakan salah satu langkah dalam pengembangan kawasan, keterlibatan tersebut berupa partisipasi dan kontribusi nyata secara aktif dari masyarakat lokal sebagai tuan rumah di kawasan tersebut.
PEMERINTAH DAERAH 6
Pemerintah Daerah di Kimpulan memiliki peran besar dalam pengambilan keputusan dan pengembangan kawasan Kimpulan. Dari sudut pemerintah dengan adanya keputusan pembangunan Kimpulan diharapkan dapat meningkatkan pemasukan daerah dari wisata edukasi yang ditawarkan serta sebagai daerah percontohan dalam pemenuhan kebutuhan pangan lokal.
INVESTOR 7
Investor juga memiliki peran penting dalam membantu pengembangan kota dan termasuk kelompok stakeholder yang memberikan dampak. Bagi investor dengan adanya pembangunan Kimpulan dapat menaikkan pendapatan bagi investor dan kawasan Kimpulan itu sendiri.
TENAGA MEDIS 8
Pelibatan tenaga medis melalui peran serta merupakan salah satu langkah dalam pengembangan kawasan, keterlibatan tersebut berupa partisipasi dan kontribusi nyata secara aktif dari tenaga medis di kawasan kimpulan tersebut. Diharapkan tenaga medis lebih dimudahkan dalam akses penanganan kesehatan masyarakat Kimpulan.
1-2 RBN
1.3. Visi Pembangunan
P engembangan kawasan Kimpulan sangat terkait dengan fungsi utama kawasan sebagai kawasan perdagangan dan jasa. Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh kawasan Kimpulan, potensi kasus wabah dan potensi lingkungan kawasan dan tagline kawasan The evolution of City Life at kimpulan, Healthy City : Nature, Culture and Health, maka visi pengembangan kawasan adalah sebagai berikut:
“Menciptakan Kawasan Kimpulan PSBB yaitu Produktif, Sehat, Berbudaya dan Berkelanjutan”
Visi ini mengandung arti kawasan Kimpulan menjadi satu kawasan yang tangguh menghadapi wabah sehingga aktivitas masyarakat tetap hidup sekaligus dapat menghasilkan produk bahan makanan untuk konsumsi sendiri dan menjadi sebuah kawasan yang dapat dinikmati karena kenyamanan dan atraksi dari berbagai kegiatan yang ada di kawasan tersebut. Visi kawasan ini diwujudkan melalui strategi berikut ini
Healthy Housing
Kawasan yang dirancang dengan mengedepankan pemukimam yang mengedepankan aspek kesejahateraan pengguna bangunan sehingga didapatkan kawasan pemukiman yang aman, inklusif dan berkelanjutan. Target yang dicapai pada parameter:
Ÿ Housing Design
Ÿ Accesible Housing
Ÿ Healthy Living
1.3
MYH&RBN
Active Travel
Kawasan ini dirancang dengan mengedankan moda transportasi umum, penjalan kaki dan peseda sehingga masyarakat menjadi lebih sehat dan sebagai upaya zero carbon. Target yang dicapai pada parameter:
Ÿ Promoting Walking & Cycling
Ÿ Safety
Ÿ Connectivity
Healthy Enviroment
Kawasan ini dirancangan dengan mengedepankan bangunan zero net energy. Target yang dicapai pada parameter:
Ÿ Air Quality
Ÿ Open Space
Ÿ Play Space
Ÿ Local Food Growing
Vibrant Neighborhoods
Kawasan ini dirancang dengan mengedepankan peningkatan pelayanan kesehatan baik dalam hal klinis, manajemen atau program promosi dan pencegahan untuk mewujudkan kehidupan yang sehat dan meingkatkan kesejahteraan penduduk pada semua usia. Target yang dicapai pada parameter:
Ÿ Healthcare Service
Ÿ Education
Ÿ Acces to Social Infrastructure
Ÿ Local Employment & Healthy Workplaces
Ÿ Acces to Local Food Shops
Ÿ Public Building & Spaces
Ÿ Ensure the Well-being of Children & Disables People
1.4
Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan
Dasar perancangan dalam menyusun konsep perancangan tata bangunan dan lingkungan Kawasan kIMPULAN adalah mengoptimalkan fungsi kawasan dengan mengarahkan beberapa bagian kawasan sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. Setiap bagian kawasan diarahkan untuk memberikan kekuatan karakter yang mendukung citra kawasan melalui peningkatan kualitas lingkungan kawasan yang terbentuk. Beberapa pertimbangan penting yang perlu diperhatikan adalah
1. Strategi pengembangan tata ruang kawasan Kimpulan sebagai pusat local food growing, pelayanan regional sosial dan ekonomi.
2. Pengembangan kawasan Kimpulan sebagai upaya konsolidasi kawasan pusat kota dengan cara melakukan penyebaran fungsi-fungsi pusat kota, perbaikan dan pengembangan kawasan.
3. Kebijakan tata ruang kota dengan memperhatikan sektor-sektor yang menjadi prioritas utama penanganan pada kawasan kota, pemerataan pembangunan serta pemberdayaan ekonomi kerakyatan
5. Potensi-potensi dan permasalahan yang ada pada kawasan.
Konsep perancangan struktur tata bangunan dan lingkungan pada kawasan Kimpulan diarahkan sesuai dengan karakternya dan dibagi secara umum menjadi 3 (tiga) segmen yaitu Area 1, Area 2, Area 3 dengan uraian sebagai berikut
1. Area 1
Konsep pengembangan di area ditekankan pada area sebelah timur atau area T1 dan T2 yang akan digunakan untuk area penyemain dan penanaman dengan teknologi modern.
2. Area 2
Konsep pengmabngan di area ini ditekankan pada koridor jalan utama atau area T3 dan T4 yang yang berpotensi mendukung pengembangan kegiatan bisnis atau perekonomian seperti perdagangan dan jasa serta mendukung kegiatan sosial budaya, pendidikan, kesehatan, ruang terbuka dan utilitas kawasan. Mengingat kompleksitas fungsi yang cukup tinggi di dalam area ini maka perencanaan dan perancangan kawasan ini membutuhkan pola sirkulasi/pergerakan kendaraan umum maupun pribadi termasuk perhatian terhadap kebutuhan ruang pergerakan yang nyaman bagi para pejalan kaki dan pengendara sepeda.
3. Area 3
Konsep pengembangan di area ini ditekankan pada area T5 yang berfungsi sebagai gerbang kawasan untuk memantau kegiatan yang ada diseluruh kawasan kimpulan.
MYH&RBN YMZ
1.3
1.4
T1 adalah area penyemaian yaitu sebuah area yang menyiapkan bibit tanaman baru. Terdiri dari area pertanian dan area perkebunan dengan lingkungan yang mendukung proses penyemaian.
T2 adalah area penanaman bibit yang akan menghasilkan buah atau sayuran dimana nantinya dijadikan sebagai local food growing.Area tersebut akan dipenuhi rumah kaca dan pertanian. Area penanaman bibit terletak pada area yang sangat strategis, jarak antara area penyemaian dan penanaman sangat berdekatan sehingga memudahkan dalam memindahkan benihnya dan dekat dengan irigasi di sebelah site.
T3 adalah area pengolahan berfungsi sebagai pusat pengolahan berbagai makanan yang diproses dari hasil panen.Area tersebut dibagi menjadi area permukiman, area industri makanan, dan area penyimpanan hasil olahan.
2.1.1 Hanief
T5 PENGAWASAN
T1 PENYEMAIAN
T2 PENANAMAN
T4 PEMASARAN
PERUNTUKAN LAHAN MAKRO DAN MIKRO
T3 PENGELOLAHAN
2.1.1
2.1.1 Hanief
T1 PENYEMAIAN
T2 PENANAMAN
T3 PENGELOLAHAN
T4 adalah area pemasaran berfungsii sebagai pusat jual beli mandiri yang dikelola langsung oleh masyarakat lokal dengan tujuan meningkatkan perekonomian warga Degolan.Area tersebut terdiri dari pertokoan, ritel, ruko, dan perkantoran.
T5 adalah area pengawasan atau sebagai pusat.Area ini sangat penting sebagai akses atau gerbang utama sebagai pemantauan semua kegiatan yang ada dalam kota dan masyarakat lokal memiliki peran kontrol, alasan area pengawasan di letakkan pada area T5 karena dekat dengan jalan utama, sehingga memudahkan pengendalian penghuni/pengunjung yang keluar masuk kota. Terdiri dari kantor kesehatan, kantor balai desa, kantor pengawasan, dan area ibadah.
Rencana pengaturan perpetakan Kawasan Kimpulan dirumuskan untuk menciptakan kawasan yang harmoni dengan beberapa kebijakan terkait yang telah ada
1. Rencana pengaturan perpetakan sesuai dengan aturan yang telah ada; dan
2. Pengembangan citra dan wajah kota melalui Rencana orientasi bangunan dan view bangunan yang mengutamakan areal lahan kosong, dimana Rencana arah pandang (view) atau orientasi bangunan yang dikembangkan di kawasan ini didasarkan pada pembentukan karakter ruang, pengalaman ruang, dan menciptakan impresi ruang yang menarik.
2.1.1
T4 PEMASARAN
IFS
T5 PENGAWASAN Hanief
2.1.2
2.1 RENCANA PERPETAKAN
Penataan bangunan di kawasan perencanaan bertujuan untuk menciptkaan ruang kawasan kimpulan yang hidup dan atraktif. Bentuk dan massa bangunan diciptakan untuk mewujudkan ruang-ruang terbuka. Secara garis besar, tata bangunan di dalam kawasan berupa perimeter blok sehingga membentuk definisi yang jelas antara bagian depan yang publik dan bagian belakang yang privat. Hal ini dimaksutkan untuk emnciptakan frontage jalan yang atraktif melalui kontinuitas fasad, mengatasi permasalahan parki, penciptaan aktivitas, ruang terbuka hijau dan pemanfatan lahan kosong di lahan bagian dalam. Struktur perimeter blok pada kawasan perencanaan dilakukan secara bervariasi pada sub kawasan yang ada, dengan memungkinkan tersedianya parkir kendaraan, ruang terbuka komunal, halaman unit rumah/kantor, taman/plaza.
Kawasan perencanaan merupakan kawasan Kimpulan dengan menciptakan garis langit untuk mangatur ketinggian bangunan untuk memperkuat siluet kawasan. Penerapan garis langit dilakukan dengan
1. Menetapkan ketinggian bangunan yang berdekatan dengan area tanam dengan ketinggian bangunan maksimal 1-2 lantai
2. Menetapkan bagian sub kawasan yang menjadi focal point dengan dengan ketinggian maksimum yang diizinkan (3-4 lantai)
3. Menetapkan area perimeter (sub kawasan penunjang dengan ketinggian sedang (2-3 lantai) sehingga menciptakan siluet landai yang harmonis dengan bangunan tinggi yang menjadi focal point dan bangunan rendah yang berdekatan dengan area taman
Ÿ Bangunan yang berada pada jalur utama memiliki ketinggian maksimal 1 lantai yang hanya digunakan sebagai laboratorium pembibitan tanaman.
Ÿ Tata bangunan berupa satu massa tunggal yang mempunyai bukaan massa di lantai dasar yang dapat diakses oleh publik.
Ÿ Karakter bangunan pada area T1 memcerminkan suasana modern green architecture dengan deretan vegetasi pola teratur pada sisi jalan.
Ÿ Bangunan yang berada pada jalur utama memiliki ketinggian maksimal 2 lantai yang hanya digunakan sebagai lahan penanaman dalam ruang (rumah kaca).
Ÿ Tata bangunan berupa satu massa tunggal yang mempunyai bukaan massa di lantai dasar yang dapat diakses oleh publik
Ÿ Karakter bangunan pada area T2 memcerminkan suasana modern green architecture dengan deretan vegetasi pola teratur pada sisi jalan.
Ÿ Bangunan yang berada di jalur utama memiliki ketinggian maksimal 3 lantai digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat sekaligus area pengolahan.
Ÿ Setiap tempat tinggal diwajibkan untuk memiliki area pekarangan untuk digunakan sebagai local food growing.
Ÿ Tata bangunan dapat 1 atau 2 massa yang mempunyai bukaan massa di lantai dasar
Ÿ Karakter bangunan pada area T3 diharuskan mencerminkan modern green architecture di fasad bangunan.
2.1.3 RBN
RENCANA TAPAK
2.1.3 RBN
T1 PENYEMAIAN
T3 PENGOLAHAN
RENCANA TAPAK
T2 PENANAMAN
Ÿ Bangunan yang berada di jalur utama memiliki ketinggian antara 2-3 lantai digunakan sebagai tempat perdagangan dan ruang publik.
Ÿ Tata bangunan dapat 1 atau 2 massa yang mempunyai bukaan massa di lantai dasar dan ruang terbuka hijau sebagai tempat berkumpul. Karakter bangunan pada area T4 diharuskan mencerminkan modern green architecture di fasad bangunan serta deretan vegetasi pola teratur di sepanjang jalan.
Ÿ Ruang publik menggunakan desain yang berkarakter sama dengan kawasan lainnya yaitu modern green architecture dengan bentukan formal pola standar, tempat sampah, dan tambahan berupa kursi yang mengikuti garis desain.
RENCANA TAPAK Rencana Sistem Pergerakan, Rencana Aksesibilitas Lingkungan
1. Sirkulasi lalu lintas kendaraan bermotor direncanakan untuk dua arah dengan pemisah jalur berupa median jalan untuk.
2. Sirkulasi lalu lintas untuk kendaraan bermotor masih tetap dipertahankan untuk dua arah dengan memanfaatkan dimensi jalan lebih efektif, dengan penataan GSB terhadap jalan
3. Sirkulasi jalan lingkungan direncanakan dengan penataan jalan lingkunagn, sehingga lebih rapi dan memberikan nuansa lokal dipadukan dengan bentukan cosmo modern, sesuai dengan tema kawasan sebagai kawasan industri
4. Sirkulasi transportasi umum yang melalui kawasan, adalah pada jalur utama kawasan.
5. Sirkulasi pejalan kaki (pedestrian) diarahkan pada dua sisi jalan yang berupa trotoar (pedestrian ways). Untuk memberi kenyamanan dan keamanan bagi pedestrian, maka jalur-jalur pedestrian dilengkapi dengan elemenelemen petunjuk jalan (rambu-rambu lalu lintas), elemen-elemen pengarah, elemen perabot ruang luar (street furniture) serta elemen vegetasi peneduh.
Ÿ Bangunan yang berada di jalur utama memiliki ketinggian antara 3-5 lantai digunakan sebagai area pemerintahan, kesehatan dan pengawasan.
Ÿ Tata bangunan dapat 1 atau 2 massa yang mempunyai bukaan massa di lantai dasar dengan meyedian ruang terbuka hijau sebagai tempat berkumpul.
Ÿ Karakter bangunan pada area T5 diharuskan mencerminkan modern green architecture di fasad bangunan serta deretan vegetasi pola teratur di sepanjang jalan.
2.1.4
MYH&RBN
2.1.3 RBN
T4 PEMASARAN
T5 PENGAWASAN
Sistem ruang terbuka hijau terbagi atas ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat. Ruang terbuka hijau diciptakan pada beberapa spot dalam kawasan perdagangan dan jasa. Ruang terbuka hijau ini sekaligus berfungsi sebagai ruang terbuka publik. Ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai RTH perlindungan setempat. RTH pada kawasan Kimpulan juga digunakan untuk kegiatan rekreatif dan budaya. Sistem ruang terbuka hijau dapat dilihat melalui gambar dibawah ini
- Sistem Ruang Terbuka Umum
1. Fungsi Sosial Budaya yaitu:
a. Untuk mewadahi aktivitas warga yang adaptif untuk berbagai kegiatan, nyaman, aman, dan sehat.
b. Untuk ruang sosialisasi warga dalam merencanakan, memelihara, dan mengembangkan lingkungannya.
c. Untuk ruang pertunjukan atau ritual budaya masyarakat.
2. Fungsi Utilitas yaitu:
a. Untuk zona area pengaman pesisir.
b. Untuk area resapan air.
3. Fungsi Ekonomi yaitu: sebagai ruang aktif pendukung sektor perdagangan dan jasa yang bersifat lebih informal.
4. Fungsi Sirkulasi yaitu:
sebagai ruang aktif pendukung sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki untuk kenyamanan.
Ruang terbuka pribadi diterapkan pada bangunan permukiman. Pola arsitektur lokal diharapkan dapat menunjukkan adanya ruang terbuka pribadi yang cukup luas jika dibandingkan dengan luas area terbangun. Fungsi ruang ini untuk interaksi intra-ekstra komunitas rumah dan perumahan tersebut. Pengaturan luasan ruang terbuka pribadi diatur di dalam KDH.
2.1.5 Ruang Terbuka Hijau
YMZ & RBN
YMZ & RBN
2.1.5
2.1.5 Ruang Terbuka Hijau 2.1.5
- Sistem Ruang Terbuka Privat
2.1
T1 PENYEMAIAN
Prasarana dan sarana yang dibutuhkan pada daerah ini adalah lahan yang luas, digunakan untuk langkah awal penyemaian bibit bibit yang di olah, listrik menjadi peranan yang cukup besar sebagai prasarana di lahan ini.
T2 PENANAMAN
Penanaman bibit berada di selatan tempat penyemaian, prasarana yang dibutuhkan yaitu berupa lahan yang luas, mendapatkan sinar matahari langsung, dan sarana seperti cangkul, bibit, air.
2.1.6 Hanief T1T2T3T4T5 2.1.7 IFS
RENCANA PRASARANA DAN SARANA
Prasarana dan sarana di daerah pengolahan berupa sebuah rumah untuk tempat mengolah, listrik dan cahaya matahari, sarana yang dibutuhkan dalam pengolahan berupa pupuk, tanah, air bersih, sekop.
Prasarana dan sarana tempat pusat meliputi tempat bekerja sebuah gedung, lahan parkir untuk customer, air bersih dan listrik, dan terdapat beberapa taman kecil.
Prasarana dan sarana pengolahan rumah, listrik dan area yang cukup besar untuk menempati beberapa truk, sarana sarana yang di butuhkan dalam pemasaran adalah, karung, truk.
Prasarana dan sarana tempat publik meliputi beberapa hal seperti area lahan jalan penduduk, lahan area untuk sepeda, taman yang menjadi pusat kawasan dan beberapa vegetasi vegetasi yang sudah di tata sedemikian rupa.
IFS
2.1.7
T3 PENGOLAHAN
T4 PEMASARAN
2.1 RENCANA PRASARANA
DAN SARANA
IFS
2.1.7
T5 PUSAT PUBLIK
2.1 RENCANA PRASARANA DAN SARANA
KETENTUAN DASAR IMPLEMENTASI Prinsip-Prinsip
Secara prinsip panduan rancangan akan menjelaskan beberapa hal yang akan mengatur penerapan ketentuan dasar perancangan pada Kawasan Kimpulan baik pada bangunan, kelompok bangunan, kavling maupun blok dan panduan ketentuan detail perancangan dalam dimensi yang terukur dan simulasi bangunan. Semua hal tersebut tidak terlepas dari konsep perancangan umum rencana tata bangunan lingkungan Kawasan Kimpulan yang telah dijabarkan dalam pembahasan sebelumnya. Prinsip-prinsip pengembangan suatu panduan detail perancangan dari masing- masing komponen perancangan dilakukan berdasarkan:
- Penjabaran terhadap konsep perancangan umum secara terukur dan rinci sehingga memudahkan penerapan secara nyata pada pengembangan perancangan.
- Pengembangan setiap blok pengembangan yang ditetapkan melalui panduan detail secara spesifik dan tepat sesuai dengan permasalahan dan potensi tiap blok yang telah dianalisis.
- Integrasi terhadap seluruh komponen perancangan di setiap blok pengembangan yang mencakup komponen-komponen perancangan yang telah disebutkan dalam konsep umum perancangan.
- Panduan detail harus tanggap dan integral dengan lingkungan sekitarnya pada skala yang lebih luas / makro
- Panduan detail memudahkan pengelolaan dan pengendalian rencana serta mengarahkan pihak yang berkepentingan
- Penetapan panduan detail selalu merujuk pada aturan ketatakotaan yang berlaku
MYH,RBN&HNF
a. Struktur peruntukan lahan
Kawasan untuk fungsi penyemaian bibit tanaman
b. Intensitas Pemanfaatan lahan
Aturan tinggi max 1 lantai, KDB 40%, KLB 1, KDH 60%, GSB: 2.7 meter
c. Sistem sirkulasi dan jalur penghubung
Jalan rateri primer, jalur pedestrian di dalam area area parkir yang telah disediakan di dalam lahan
d. Sistem ruang terbuka dan tata hijau
Tata hijau sepanjang jalur jalan dan sungai, pohon pengarah dan peneduh pada batas lahan /parkir area dan ruang terbuka di tengah koridor sebagai paru-paru kota dengan fungsi ekologis.
e. Tata bangunan dan Pola Keruangan
Fasade dan deretan massa bangunan membentuk jajaran pelingkupan, karakter bangunan konteks dengan pendekatan desain arsitektur modern green building. Bentuk pola keruangan pada T1 merupakan bentuk ruang yang mengelompok (aglomerated, compact rural settlement).
f. Tata kualitas lingkungan
Penataan massa dan elemen streetscape untuk meningkatkan kualitas visual koridor kawasan
g. Sistem prasarana dan utilitas
Penempatan utilitas pada sisi jalan yang sama/di bawah tanah, penempatan prasarana & utilitas.
2.2.1 RBN
Pengembangan
Rancangan Kawasan
2.2.2
BLOK PENGEMBANGAN KAWASAN T1 1. Arahan Pengembangan Sub-Kawasan T1
a. Struktur peruntukan lahan Kawasan T2 sebagai kawasan penanaman
b. Intensitas Pemnafaatan Lahan Aturan tinggi max 2 lantai, KDB 50 %, KDH 50%, GSB 2.7m, KB 6m
c. Sistem sirkulasi dan jalur penghubung Jalan arteri primer, dan jalan pedestrian
d. Sistem ruang terbuka dan tata hijau Tata hijau sepanjang jalur jalan dan sungai, pohon pengarah dan peneduh pada batas lahan /parkir area dan ruang terbuka di tengah koridor sebagai paru-paru kota dengan fungsi ekologis
e. Tata bangunan dan pola keruangan Fasade dan deretan massa bangunan membentuk jajaran pelingkupan, karakter bangunan konteks dengan pendekatan desain arsitektur modern green building. Bentuk keruangan pada T2 merupakan bentuk ruang dengan type Nebulous farm village type.
f. Tata kualitas lingkungan Penataan massa dan elemen streetscape untuk meningkatkan kualitas visual koridor kawasan
g. Sistem prasarana dan utilitas Penempatan utilitas pada sisi jalan yang sama/di bawah tanah, penempatan prasarana & utilitas.
MYH,RBN&HNF
a. Struktur peruntukan lahan
Kawasan T3 sebagai kawasan pengelolahan
b. Intenstitas pemanfaatan lahan Aturan tinggi max 3 lantai, KDB 60%, KDH 40%, GSB 2.7m, KB 18m
c. Sistem sirkulasi dan jalur penghubung Jalan arteri primer dan jalan pedestrian
d. Sistem ruang terbuka dan tata hijau Tata hijau sepanjang jalur jalan dan sungai, pohon pengarah dan peneduh pada batas lahan /parkir area, serta tata hijau di setiap permukiman warga.
e. Tata bangunan dan pola keruangan Fasade dan deretan massa bangunan membentuk jajaran pelingkupan, karakter bangunan konteks dengan pendekatan desain arsitektur modern green building. Bentuk keruangan pada T3 merupakan bentuk ruang dengan bentuk permukiman tersebar, merupakan bentuk permukiman yang terpencar, menyebar di daerah pengelolahan.
f. Tata kualitas lingkungan
Penataan massa dan elemen streetscape untuk meningkatkan kualitas visual koridor kawasan
g. Sistem prasaranan dan utilitas Penempatan utilitas pada sisi jalan yang sama/di bawah tanah, penempatan prasarana & utilitas.
MYH,RBN&HNF
BLOK PENGEMBANGAN KAWASAN T2
1. Arahan Pengembangan Sub-Kawasan T2
2.2.2
BLOK PENGEMBANGAN KAWASAN T3 1. Arahan Pengembangan Sub-Kawasan T3
2.2.2
a. Struktur peruntukan lahan
Kawasan T4 sebagai kawasan pemasaran
b. Intenstitas pemanfaatan lahan
Aturan tinggi max 4 lantai, KDB 70%, KDH 30%, GSB 3.0m, KB 24m
c. Sistem sirkulasi dan jalur penghubung
Jalan arteri primer dan jalan pedestrian
d. Sistem ruang terbuka dan tata hijau
Tata hijau sepanjang jalur jalan dan sungai, pohon pengarah dan peneduh pada batas lahan /parkir area, serta tata hijau di setiap bangunan komersil.
e. Tata bangunan dan pola keruangan
Fasade dan deretan massa bangunan membentuk jajaran pelingkupan, karakter bangunan konteks dengan pendekatan desain arsitektur modern green building. Bentuk keruangan pada T4 merupakan bentuk ruang dengan bentuk permukiman tersebar, merupakan bentuk grid.
f. Tata kualitas lingkungan
Penataan massa dan elemen streetscape untuk meningkatkan kualitas visual koridor kawasan
g. Sistem prasaranan dan utilitas
Penempatan utilitas pada sisi jalan yang sama/di bawah tanah, penempatan prasarana & utilitas.
MYH,RBN&HNF
a. Struktur peruntukan lahan
Kawasan T5 sebagai kawasan pengawasan
b. Intenstitas pemanfaatan lahan
Aturan tinggi max 5 lantai, KDB 80%, KDH 20%, GSB 3,3m, KB 30m
c. Sistem sirkulasi dan jalur penghubung Jalan arteri primer dan jalan pedestrian
d. Sistem ruang terbuka dan tata hijau Tata hijau sepanjang jalur jalan dan sungai, pohon pengarah dan peneduh pada batas lahan /parkir area, serta tata hijau di setiap bangunan pengawas.
e. Tata bangunan dan pola keruangan Fasade dan deretan massa bangunan membentuk jajaran pelingkupan, karakter bangunan konteks dengan pendekatan desain arsitektur modern green building. Bentuk keruangan pada T5 merupakan bentuk ruang dengan bentuk permukiman tersebar, merupakan bentuk linier, memanjang di kiri kanan jalan atau sungai yang digunakan untuk jalur transportasi.
f. Tata kualitas lingkungan
Penataan massa dan elemen streetscape untuk meningkatkan kualitas visual koridor kawasan.
g. Sistem prasaranan dan utilitas Penempatan utilitas pada sisi jalan yang sama/di bawah tanah, penempatan prasarana & utilitas.
MYH,RBN&HNF
BLOK PENGEMBANGAN KAWASAN T4
1. Arahan Pengembangan Sub-Kawasan T4
2.2.2
BLOK PENGEMBANGAN KAWASAN T5
1. Arahan Pengembangan Sub-Kawasan T5
2.2.2
MYH,RBN&HNF
2.2.2
T3 T5 T4 T2 T1 Penanaman Penyemaian Pengolahan Pengawasan Pemasaran
Visualisasi Axonometri T1, T2, T3, & T4
T5 Pengawasan T4 Pemasaran T3 Pengolahan T2 Penanaman T1 Penyemaian
Visualisasi Presfektif T1, T2, T3, & T4
Visualisasi T1 Area Laboratory
MYH,RBN,HNF,YMZ
2.2.2
Visualisasi T2 Area Penanaman
MYH,RBN,HNF,YMZ
2.2.2
Visualisasi T3 Area Public
MYH,RBN,HNF,YMZ
2.2.2
Visualisasi T3 Area Perumahan
MYH,RBN,HNF,YMZ
2.2.2
Visualisasi T4 Area Pemasaran
MYH,RBN,HNF,YMZ
2.2.2
Visualisasi T5 Area Pengawasan
MYH,RBN,HNF,YMZ
2.2.2
MYH,RBN&HNF
2.2.2
Visualisasi Potongan T1
MYH,RBN&HNF
2.2.2
MYH,RBN&HNF
2.2.2
MYH,RBN&HNF
2.2.2
BAB 3. RENCANA INVESTASI
Rencana serta strategi yang matang diperlukan untuk menunjang kebutuhan pengembangan di kawasan perencanaan terhadap investasi yang akan diterapkan kepada kawasann perencanaan. Menerapkan kepentingan pembangunan secara jangka panjang dengan didukung oleh strategi yang memadai baik itu dengan investasi oleh pihak pemerintah, pihak pengembang maupun pihak dari investas swasta.
Berbagai keuntungan yang mendasar dari kawasan perencanaan Degolan, sebagai wilayah yang memiliki sumber daya berupa sumber daya alam, perdagangan dan jasa, dan budaya. Selain itu beberapa hal yang mendukung perlunya penanaman modal atau rencana investasi di kawasan perencanaan Degolan, yaitu :
Sumber daya alam yang sudah cukup baik karena lokasi site atau kawasan perencanaan tersebut diketinggian 31,44 Altitude (m)
Ÿ Pertumbuhan ekonomi selalu mengalami peningkatan didukung dari sektor perdagangan dan jasa
Ÿ Kawasan Degolan sebagai kawasan Mahasiswa UII, sebagian dari warga pendatang dan warga lokal
Rencana investasi menjadi alat mobilisasi dana investasi masing masing pemangku kepentingan dalam pengendalian pelaksanaan sesuai dengan kapasitas dan perannya dalam suatu sistem kawasan perencanaan sehingga dapat tercapai kerjasama untuk mengurangi berbagai konflik kepentingan dalam investasi/pembiayaan. Dan pada akhirnya investasi akan mengatur upaya percepatan penyediaan dan peningkatan kualitas pelayanan sarana dan prasarana dari suatu lingkungan/kawasan.
3. 2 POLA KERJASAMA INVESTASI
Program investasi mencakup berbagai macam program atau kegiatan baik yang merupakan investasi pembangunan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat harus dapat memenuhi, antara lain sebagai berikut :
BOT (Build, Operate and Transfer), pihak investor membangun sebuah proyek dan setelah selesai investor dapat mengoperasikan secara komersial dalam jangka waktu tertentu. Setelah masa opersionalnya berakhir, proyek tersebut diserahkan pada pihak Pemerintah Daerah.
Ÿ BOOT (Build, Own and Operate and Transfer), investor akan membangun proyek diatas tanah milik Pemda, setelah selesai investor dapat mengoperasikan secara komersial dalam jangka waktu tertentu. Setelah masa opersionalnya berakhir, pengelolaan diserahkan Pemerintah Daerah
Ÿ BOO (Build, Own and Operate), investor akan membangun proyek diatas tanah milik Pemda, setelah selesai proyek langsung dihibahkan kepada Pemda dan investor dapat mengoperasikan bangunan tersebut dalam jangka waktu tertentu
Ÿ BOL (Build, Own and Lease), setelah investor melaksanakan pembangunan di atas tanah milik Pemda, investor langsung menghibahkan proyek tersebut kepada Pemda. Sementara investor memperoleh hak opsi menyewakan bangunan komersial tersebut
MYH,RBN&HNF 2.2.2
3.1 & 3.2
Hanief
3. 1 SKENARIO STRATEGI RENCANA INVESTASI
Untuk mendorong perkembangan RTBL Kimpulan sesuai dengan arahan kebijakan yang telah ditetapkan, perlu dikenakan upaya insentif dan disinsentif. Insentif adalah upaya pemerintah melalui kebijakan yang ada untuk mendorong atau merangsang masuknya investasi dalam pengembangan RTBL, sedangkan disinsentif adalah upaya pemerintah untuk membatasi atau mengurangi perkembangan kegiatan pada suatu Blok Urban dimana keberadaan kegiatan tersebut tidak sesuai dengan pengaturan Blok Urban yang telah ditetapkan.
4.1 Strategi Pengendalian Rencana
Cara Insentif
-Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham.
-kompensasi Pembangunan serta pengadaan infrastruktur kompensasi Pembangunan serta pengadaan infrastruktur seperti: Menyediakan prasarana dasar (listrik, air bersih, jalan utama, dan drainase) di RTBL Kimpulan untuk setiap koridor dalam menstimulasi investor untuk berinvestasi di RTBL Kimpulan.
-Memberikan Kemudahan perizinan bagi investor yang berinvestasi pada Blok yang telah ditetapkan dan mengacu pada ketentuan yang ada.
-Memberikan Keringanan pajak bagi investor yang berinvestasi dengan mengacu pada ketentuan yang ada.
-Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah.
Cara Disinsentif
-Tidak memberikan izin pada izin investasi yang tidak sesuai dengan arahan Pemanfaatan Blok Urban yang ada.
-Pemberian / pengenaan pajak tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang.
-Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan Kompensasi, dan penalti.
Unsur-unsur kelembagaan yang terkait dengan pelaksanaan rencana pembangunan kota yaitu :
a. Unsur Teknis
Unsur yang terlibat dalam pembangunan kota yaitu seperti bagian pembangunan, Dinas pekerjaan Umum Daerah, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) serta unsur masyarakat dan swasta
b. UnsurAdministrasi
Instansi yang terkait antara lain Sekretariat
Daerah, BAPPEDA, Bagian umum dan Kantor Kecamatan/Kelurahan dan Desa
c. Unsur Bendahara
Instansi yang terkait yaitu skretariat daerah, Bagian keuangan, Dinas Pendapatan Daerah dan Perbankan
d. Unsur Pengawasan
Instansi yang tekait dengan pengawasan, yaitu inspektorat wilayah kabupaten dan inspektorat wilayah provinsi.
ARAHAN PENGENDALIAN RENCANA
Aturan umum merupakan dasar aturan yang berlaku untuk dalam pengendalian rencana dalam kawasan, didalam aturan umum diatur antara lain: Ketentuan Peruntukan, Ketentuan Tambahan, Ketentuan Perubahan, yang berlaku untuk satu segmen dalam Kawasan RTBL Kawasan Kimpulan. Secara umum, aturan umum memuat ketentuan pengendalian untuk fisik lahan, kegiatan yang berkembang, prasarana, dan sarana yang didalamnya masingmasing memuat beberapa aspek ketentuan.
1) Fisik lahan
Di dalam fisik lahan, terdapat beberapa hal yang akan menjadi poin ketentuan, yang pada intinya adalah menjaga agar segala aktivitas yang berkembang di dalam kawasan tidak mengganggu kondisi fisik yang ada.Adapun ketentuan pengaturan yang terkait dengan fisik lahan, antara lain KDB, KLB, KDH, garis sempadan, dan jarak antar kawasan
2) Kegiatan yang berkembang
Pada umumnya memuat mengenai 3 hal, yaitu kegiatan yang diperbolehkan, kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat, dan kegiatan yang dilarang. Penetapan terhadap kegiatan yang telah berkembang ini dilakukan dengan mempertimbangkan;
Ÿ Jenis kegiatan dan jenis penggunaan lahan yang sudah berkembang pada daerah kajian;
Ÿ Jenis kegiatan spesifik yang ada di daerah kajian yang belum terdaftar;
Ÿ Jenis kegiatan yang prospektif berkembang di daerah yang akan disusun Peraturan Zonasinya
3) Prasarana
Dalam prasarana, akan diatur mengenai semua jenis prasarana yang ada yang meliputi jaringan air bersih, jaringan drainase, jaringan telekomunikasi, dan jaringan jalan. Dalam pengaturan pengendalian prasarana ini pada dasarnya fokus pada sistem jaringan yang harus tersedia di dalam kawasan.
4) Sarana
Dalam sarana, pengaturan pengendalian ditekankan pada dua hal, yaitu jenis sarana minimum yang tersedia sebagai suatu bentuk standar pelayanan minimum.
4.1 IFS&RBN
4.2 RBN
BAB 4. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
Dalam rangka pengendalian pelaksanaan rencana tata banguan dan lingkungan di Kawasan Kimpulan terdapat 5 pengaturan, baik bersifat umum, khusus dan perubahan yang harus diperhatikan dan dijalankan, antara lain Peraturan umum (1), Peraturan Khusus Penggunaan dan Pemanfaatan (2), Peraturan Khusus Pengelolaan dan Perawatan (3), Peraturan Khusus Pelayanan Lingkungan (4), Peraturan Khusus Pembaharuan/perbaikan (5). Aspek-Aspek pengendalian pelaksaan meliputi:
1. Pengaturan Umum: Pengaturan Operasional Penggunaan Pemanfaatan dan Penjaminan Pokok-Pokok pengaturan pengelolaan:
Ÿ Pemegang atas hak tanah wajib menggunakan tanah dan dapat memanfaatkan tanah sesuai dengan rencana penataan dan lingkungan;
Ÿ Penguasaan tanah yang telah memiliki haknya sebelum adanya penetapan rencana tata bangunan dan lingkungan tetap diakui haknya;
Ÿ Penguasaan tanah sesudah penetapan rencana tata bangunan lingkungan dapat diberikan hak-haknya apabila penggunaan dan pemanfaatan tanahnya sesuai dengan rencana tata ruang yangberlaku;
Ÿ Setiap kegiatan dan pembangunan yang berpotensi ataupun berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan umum pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari pemerintah daerah.
2. Peraturan Khusus Penggunaan dan Pemanfaatan: Peraturan penggunaan dan Pemanfaatan Kaveling dan Ruang Publik Pokok-Pokok pengaturan pengelolaan:
Ÿ Pengelolaan penguasaan dan pemanfaatan tanah dapat dilakukan dengan penataan kembali, upaya kemitraan, penyerahan dan pelepasan hak atas tanah kepada Negara atau kepada pihak lain dengan penggantian sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku;
Ÿ Penguasaan tanah harus sesuai dengan sifat pemberian hak, tujuan pemberian hak, dan rencana tata ruang;
Ÿ Penggunaan tanah yang dikuasai oleh masyarakat yang penggunaan dan pemanfaatan tanahnya tidak sesuai dengan rencana tata ruang disesuaikan melalui penyelenggaraan penatagunaan tanah;
Ÿ Pemanfaatan tanah yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang tidak dapat ditingkatkan pemanfaatannya;
Ÿ Kegiatan dalam rangka pemanfaatan ruang di atas tanah atau di bawah tanah dilaksanakan yang tidak terkait dengan penguasaan tanah dapat dilaksanakan apabila tidak mengganggu penggunaan dan pemanfaatan tanah yang bersangkutan.
3. Peraturan Khusus Pengelolaan dan Perawatan: Peraturan pengelolaan dan Perawatan kaveling dan ruang publik
Pokok-Pokok pengaturan pengelolaan:
Ÿ Pemanfaatan tanah oleh pemegang hak atas tanah yang secara sukarela melakukan penyesuaian pemanfaatan tanah dapat diberikan insentif;
Ÿ Masyarakat dan badan usaha dilarang mencemari air baku dan badan air sungai di atas ambang batas yang ditetapkan dalam peraturan perundang undangan yang berlaku;
Ÿ Masyarakat dan badan usaha wajib memelihara kualitas udara; Pemanfaatan ruang udara di atas tanah yang dikuasai masyarakat dan badan usaha harus seijin ha katas tanah yang bersangkutan;
Ÿ Setiap kegiatan dan pembangunan harus mengajukan perijinan dari Pemerintah Daerah yang akan memeriksa kesesuaiannya dengan rencana serta standar administrasi legal. Perijinan yang dimaksud antara lain adalah perijinan kegiatan (SIUP, TDP), ijin pemanfaatan ruang dan bangunan (ijin lokasi, ijin peruntukan penggunaan tanah, ijin penggunaan bangunan, ijin mendirikan bangunan (IMB), perijinan lingkungan (AMDAL) dan perijinan khusus (ijin pengambilan air tanah, dll).
4. Pengaturan Umum: Pengaturan Operasional Penggunaan Pemanfaatan dan Penjaminan Pokok-Pokok pengaturan pengelolaan:
Ÿ Pemegang atas hak tanah wajib menggunakan tanah dan dapat memnfaatkan tanah sesuai dengan rencana penataan dan lingkungan; Penguasaan tanah yang telah memiliki haknya sebelum adanya penetapan rencana tata bangunan dan lingkungan tetap diakui haknya;
Ÿ Penguasaan tanah sesudah penetapan rencana tata bangunan lingkungan dapat diberikan hak-haknya apabila penggunaan dan pemanfaatan tanahnya sesuai dengan rencana tata ruang yang berlaku;
Ÿ Setiap kegiatan dan pembangunan yang berpotensi ataupun berpeluang menimbulkan gangguan bagi kepentingan umum pada dasarnya dilarang kecuali dengan ijin dari pemerintah daerah.
5. PeraturanKhusus Penggunaan dan Pemanfaatan: Peraturan penggunaan dan Pemanfaatan Kaveling dan Ruang Publik Pokok-Pokok pengaturan pengelolaan:
Ÿ Pengelolaan penguasaan dan pemanfaatan tanah dapat dilakukan dengan penataan kembali, upaya kemitraan, penyerahan dan pelepasan hak atas tanah kepada Negara atau kepada pihak lain dengan penggantian sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku;
Ÿ Penguasaan tanah harus sesuai dengan sifat pemberian hak, tujuan pemberian hak, dan rencana tataruang;
Ÿ Penggunaan tanah yang dikuasai oleh masyarakat yang penggunaan dan pemanfaatan tanahnya tidak sesuai dengan rencana tataruang disesuaikan melalui penyelenggaraan penataguanaan tanah;
Ÿ Pemanfaatan tanah yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang tidak dapat ditingkatkan pemanfaatannya;
Ÿ Kegiatan dalam rangka pemanfaatan ruang di atas tanah atau di bawah tanah dilaksanakan yang tidak terkait dengan penguasaan tanah dapat dilaksanakan apabila tidak mengganggu penggunaan dan pemanfaatan tanah yang bersangkutan.
5.1 MYH&RBN
5.1. Aspek-aspek Pengendalian Pelaksanaan
5.1
MYH&RBN
5.2. Arahan Pengelola Kawasan
1.Arahan Pengendalian Pelaksanaan
Dalam arahan pengendalian pelaksanaan terdapat (dua) prosedur yang perlu dijabarkan, yaitu:
Prosedur Pelaksanaan Pemanfaatan RTBL Mengacu pada konsep Dasar Panduan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, peraturan pengembangan diterapkan utuk 3 (tiga) kondisi, yaitu pembangunan baru, peremajaan lingkungan, dan perbaikan lingkungan. Untuk pengembangan pada kawasan yang sudah terbangun terdapat beberapa alternatif pelaksanaan program yang meliputi:
-Penerapan secara langsung;
-Penerapan pada saat akan melakukan rehabilitasi / pembangunan kembali;
-Pemberian jangka waktu untuk menyesuaikan rencana.
Dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang dan pembangunan ini terdapat dua prosedur besar yang berlangsung yaitu prosedur perijinan dan prosedur pelaksanaan. Prosedur perijinan menyangkut proses pemberian ijin kepada investor untuk melakukan investasi, sedangkan prosedur pelaksanaan menyangkut proses penerapan ijin tersebut untuk pemanfaatan ruang dan pembangunan di RTBL Kimpulan.
Prosedur Perubahan Pemanfaatan RTBL Kegiatan penyelenggaraan penataan ruang merupakan kegiatan yang dinamis, akan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan pemanfaatan ruang tersebut memberikan dampak bagi arah pengembangan RTBL Kawasan Kimpulan, dan perubahan ini harus dapat diantisipasi. Perubahan ini perlu difasilitasi selain untuk mengantisipasi dampak negatif juga untuk memberikan fleksibilitas dalam proses investasi. Terdapat dua jenis prosedur yang diidentifikasi berdasarkan Konsep Dasar Panduan Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan yaitu prosedur teknis dan prosedur administrasi.
Pembinaan pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan merupakan pengaturan, pemberdayaan, dan pengawasan untuk mewujudkan efektivitas peran para pelaku penyelenggara penataan bangunan dan lingkungan (Pemerintah, masyarakat and dunia usaha) pada tahap penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan.
Pembinaan pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan oleh pemerintah bertujuan untuk mewujudkan efektifitas peran pemerintah, masyarakat dan dunia usaha baik dalam penyusunan RTBL, maupun dalam penetapan dokumen RTBL melalui peraturan bupati, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan, pengelolaan kawasan, serta peninjauan kembali RTBL. Perwujudan peran pemerintah diselenggarakan melalui optimalisasi pelaksanaan pengembangan program dan kegiatan pemerintah yang mendukung pelaksanaan RTBL dalam lingkungan/ kawasan. Peran pemerintah daerah Kabupaten Sleman terkait dengan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kimpulan sangat diperlukan dalam pembinaan pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan. Dalam menyelenggarakan pembinaan pelaksanaan, Pemerintah pusat mengembangkan program dan kegiatannya, diantaranya:
1. Melaksanakan kegiatan pembangunan fisik sesuai dokumen RTBL, yang merupakan kewenangan Pemerintah secara terpadu lintas sektoral, baik yang akan dilakukan sendiri oleh Pemerintah maupun melalui pelaksanaan tugas pembantuan;
2.Memfasilitasi pengembangan kelembagaan khusus yang bertanggung jawab dalam sosialisasi, promosi, pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan RTBL, serta dalam pengelolaan lingkungan pada kawasan strategis; dan
3. Melaksanakan pengawasan teknis dalam penetapan lokasi penataan lingkungan/ kawasan, penyusunan RTBL, penetapan peraturan bupati, pelaksanaan dan pemanfaatan pembangunan, pengelolaan kawasan, serta peninjauan kembali RTBL.
Adapun, di dalam menyelenggarakan pembinaan pelaksanaan, pemerintah Kabupaten Sleman harus mampu mengembangkan program dan kegiatan, diantaranya:
1. Membuat identifikasi lokasi potensial penataan lingkungan/ kawasan yang memerlukan RTBL;
2. Menyusun RTBL pada kawasan prioritas;
3. Memberikan advise teknis penyusunan RTBL yang dilakukan oleh masyarakat atau dunia usaha, termasuk dalam penetapan lokasi dan deliniasi kawasan RTBL;
4. Memfasilitasi pelaksanaan dengar pendapat publik dan pemberian rekomendasi oleh tim ahli bangunan gedung dalam proses penyusunan RTBL;
5. Menetapkan dokumen RTBL sebagai Peraturan Bupati;
6. Menyebarluaskan Peraturan Bupati tentang dokumen RTBL dan melakukan promosi investasi pembangunannya;
7. Melaksanakan kegiatan pembangunan fisik secara terpadu lintas sektoral sesuai dokumen RTBL yang merupakan tanggung jawab pemerintah daerah;
8. Mengendalikan pelaksanaan pembangunan berdasarkan peraturan Bupati tentang RTBL yang merupakan tanggung jawab pemerintah daerah; Pemerintah daerah dapat mengembangkan kelembagaan khusus yang bertanggung jawab dalam sosialisasi, promosi, pelaksanaan dan pengendalian pelaksanaan pengembangan serta pengelolaan kawasan.
YMZ
1) 2)
YMZ
5.2
2. Pembinaan Pelaksanaan
5.2. Arahan Pengelola Kawasan
5.2