5 minute read
Global Vape
Co-founder JUUL Labs Inc. James Monsees mengundurkan diri sebagai penasihat dan anggota dewan perusahaan rokok elektrik itu. Monsees yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Product Officer JUUL berencana untuk mundur demi menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarganya.
Advertisement
Teks Thomas Rizal, Reiner Rachmat Ntoma Editor Reiner Rachmat Ntoma
Hal tersebut diungkapkannya dalam email internal ke seluruh karyawan JUUL Labs pada hari Kamis, 12 Maret 2020 yang lalu. Dalam emailnya tersebut, Monsees mengatakan pengalamannya di JUUL Labs sebagai pengalaman yang paling berharga dalam karier dan hidupnya. Monsees juga mengatakan bahwa ia mengundurkan diri karena ia baru saja menikah dan berharap untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarganya dan ingin mengejar hal-hal lain yang sebelumnya telah direncanakan untuk dicapainya.
JUUL Adala h Perwuju dan Ha rapa n Bersama rekan dan sahabatnya Adam Bowen, Monsees mendirikian JUUL Labs yang merupakan hasil dari tesis pascasarjana mereka di Universitas Stanford. Monsees mengatakan bahwa JUUL tercipta sebagai perwujudan harapan dirinya dan Bowen untuk menciptakan sebuah alternatif produk tembakau yang lebih aman. Sebelum menciptakan JUUL, Monsees dan Bowen terlebih dahulu menciptakan Ploom pada tahun 2007. Pada tahun 2015, Monsees dan Bowen menjual perusahaan mereka, Ploom dan berganti nama menjadi PAX Labs pada tahun 2015. Pada saat itulah, rokok elektrik yang kini dikenal sebagai JUUL pertama kali dikembangkan. Pada tahun 2017, divisi pengembangan JUUL, yaitu JUUL Labs, Inc. memisahkan diri dari PAX Labs dan berdiri sebagai perusahaan independen.
Sejak saat itu, JUUL menjadi salah satu produk rokok elektrik yang paling populer dan dikenal di Amerika Serikat. Saking populernya, istilah “juuling” pun digunakan sebagai kata untuk mendefinisikan vaping dengan menggunakan rokok elektrik JUUL. Pada wawancara eksklusif
dengan Vapemagz Indonesia pada bulan Juli 2019 yang lalu, Monsees mengatakan bahwa JUUL telah melebihi harapan yang ia miliki sebelumnya dan bangga bahwa JUUL dapat menjadi salah satu yang terdepan dalam industri produk tembakau alternatif untuk perokok dewasa.
Mendu ku ng Kampa nye Anti Vaping Pada Remaja Sejak awal, Monsees mengatakan bahwa JUUL diciptakan sebagai alternatif produk tembakau bagi perokok dewasa. Maka dari itu, Monsees merupakan salah satu yang paling vokal dalam memerangi vaping di kalangan remaja.
Berbagai upaya pun telah Monsees lakukan
(PAX) James Monsees ketika memperkenalkan Ploom, rokok elektrik yang ia desain bersama Adam Bowen yang nantinya dikembangkan lebih lanjut menjadi JUUL
untuk menunjukkan sikapnya tersebut. Mulai dari mendukung peraturan yang mengharuskan seseorang untuk berusia 21 tahun keatas agar dapat membeli produk tembakau atau “Tobacco 21”, menonaktifkan semua akun social media JUUL karena sadar bahwa penggunanya
sebagian besar berusia remaja serta mendukung larangan penjualan produk e-liquid dan kartrid pod berasa yang berpotensi mengundang anak di bawah umur untuk vaping.
James Monsees juga tidak malu mengatakan bahwa pemasaran JUUL sebelumnya salah sasaran.
(Ahmad Baihaqi/Vapemagz Indonesia) James Monsees (kanan) dan Presiden Juul Labs Asia Pacific, Ken Bishop (kiri) ketika berbincang dengan Vapemagz Indonesia pada bulan Juli 2019 yang lalu.
Monsees mengatakan bahwa promosi dan pemasaran JUUL pada awal perusahaan tersebut didirikan terlihat seolah JUUL merupakan produk yang terlihat keren bagi kaum muda, namun justru salah arah. Monsees bahkan mengakui bahwa kelalaian tersebut adalah akibat dari ketidaktahuan dirinya saat itu mengenai promosi dan pemasaran. Walaupun penghentian promosi seperti itu baru dihentikan setelah muncul isu epidemi, Monsees berani mengakui kesalahannya dan terus fokus untuk mendukung pemberantasan vaping di kalangan remaja.
Namun apa daya, walaupun sudah berusaha keras, hingga saat ini JUUL Labs yang berbasis di San Francisco, California ini terus berada di bawah hujatan dari berbagai kalangan, mulai dari Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS atau Food and Drugs Administration (FDA), para orang tua remaja dan bahkan Parlemen AS. Perusahaan tersebut terus menjadi sasaran tuntutan
(Contempo) James Monsees mengakui promosi awal JUUL menyimpang jauh dari niatnya sebagai alternatif rokok bagi perokok dewasa dan justru terlihat sebagai aksesoris wajib bagi mereka yang berusia muda.
(CTV News) Ketika menghadapi sidang di Kongres AS pada akhir Juli 2019 lalu, James Monsees kerap disalahkan oleh anggota Kongres atas epidemi vaping pada remaja di AS walaupun ia terus mencoba meyakini bahwa JUUL ditujukan sebagai alternatif produk tembakau bagi perokok dewasa yang hendak berhenti merokok.
hukum dari pihak orang tua, sekolah dan Kejaksaan Agung negara bagian serta banyak terlibat dalam investigasi federal.
Walaupun Monsees dan JUUL terus menerus menegaskan tidak pernah menargetkan anak di bawah umur dalam pemasarannya dan berkomitmen untuk mendapatkan otorisasi dari FDA untuk produkproduknya, hingga saat ini JUUL Labs masih terus disalahkan sebagai tersangka utama dalam epidemi vaping di kalangan usia di bawah umur.
Menaru h Ha rapa n Besar Kepa da Ka ryawannya Untu k Masa Depa n Dalam email pengumuman pengunduran dirinya, Monsees juga mengatakan bahwa ia merasa bangga sebagai salah satu pendiri dan salah satu pemegang saham mayoritas dari JUUL Labs. Monsees juga mengatakan bahwa ia bangga dengan apa yang perusahaan besutannya tersebut telah capai hingga saat ini. Ia juga tidak lupa memuji semua karyawannya karena telah melakukan yang terbaik dalam membesarkan JUUL Labs hingga dapat menjadi seperti sekarang ini.
Pesan terakhir dalam emailnya, Monsees mengatakan bahwa ia yakin JUUL Labs akan dapat lebih maju lagi karena percaya dengan kemampuan para karyawannya. “Saya yakin bahwa saya meninggalkan perusahaan ini ke tangan orang-orang yang mampu membawa perusahaan ini menuju sebuah babak baru di masa depan, “ tulis Monsees.
JUUL Labs tumbuh dari perusahaan dengan kurang dari tiga ratus karyawan menjadi perusahaan dengan ribuan karyawan dan beroperasi di 20 negara di seluruh dunia. JUUL Labs juga telah berkembang menjadi salah satu perusahaan dengan nilai investasi tertinggi di industri produk tembakau, yaitu sekitar USD 38 miliar.
Sementara itu, K.C. Crosthwaite yang menjabat sebagai CEO JUUL Labs sejak bulan September 2019 lalu mengatakan bahwa Monsees memiliki peran fundamental dalam penciptaan perusahaan tersebut dan telah berhasil membangunnya dari dasar hingga posisinya saat ini yang berada di atas. “Tidak ada kata yang dapat mendeskripsikan seberapa penting James bagi perusahaan ini. Atau bahkan bagi industri ini. Saya akan meneruskan cita-cita dan harapannya dengan kepercayaan yang telah ia berikan kepada saya dan terus berupaya untuk menjalankan misi utama JUUL Labs, yaitu menjadi pemimpin produk alternatif produk tembakau bagi perokok dewasa, “ tutur Crosthwaite dalam email balasannya.