2 minute read
News
Dokter AS Bantah Uap Vape Bisa Membawa Virus Korona
eberapa waktu yang lalu, seorang ahli mikrobiologi dari Skotlandia, Tom McLean memicu ketakutan setelah mengatakan bahwa menghirup uap hasil embusan vaping orang lain sama seperti “diludahi di wajah”. Hal ini tentu mengkhwatirkan mengingat B
Advertisement
salah satu cara persebaran virus korona (COVID-19) adalah melalui droplet yang dihasilkan saat bersin dan batuk.
Meski demikian, Dr. Neal Benowitz, seorang profesor kedokteran emeritus dari University of California San Francisco, mengatakan COVID-19 tidak akan menyebar melalui uap vape kecuali pengguna batuk
(UCSF TRC) Dr Neil Benowitz dari University of California San Francisco memastikan bahwa uap vape tidak menyebabkan penyebaran virus COVID-19, kecuali saat menghembuskannya, si vaper batuk.
saat menghembuskan uap. “Adalah pemahaman saya bahwa uap rokok elektrik diembuskan terdiri dari partikel yang sangat kecil dari air, propilen glikol dan gliserin dan bahan kimia rasa. Bukan dari tetesan air liur. Aerosol uap menguap sangat cepat sementara partikel yang dipancarkan ketika batuk atau bersin adalah partikel besar yang bertahan di udara untuk jangka waktu yang relatif lama,” kata Dr. Neal Benowitz kepada Mail Online.
“Jadi saya tidak akan berpikir bahwa vapers memiliki risiko menyebarkan COVID-19, kecuali mereka batuk ketika mengeluarkan uapnya,” tambahnya.
Coronavirus termasuk penyakit pernapasan. Itulah sebabnya mereka yang memiliki gangguan pada sistem pernapasan seperti penderita asma berada dalam kategori rentan. Banyak perokok baik yang sekarang masih merokok maupun yang sudah beralih ke vaping sudah memiliki kesehatan pernafasan yang buruk akibat merokok selama bertahun-tahun.
Itulah mengapa Profesor Chris Whitty, Kepala Petugas Medis untuk Inggris mengatakan kepada warga Inggris jika mereka telah mempertimbangkan untuk berhenti dari kebiasaan merokok sekaranglah saat yang tepat untuk melakukannya. (via Daily Mail)
TEKS Thomas rizal, R E I NE R RA C HMA T NT OMA EDITOR R E I NE R RA C HMA T NT OMA FOTOGRAFI UC S F T R C, D O K. V A PE MA G Z I ND O NE SIA etua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Aryo Andrianto mengatakan produk tembakau alternatif dalam negeri, khususnya rokok elektrik, tengah dilirik importir dari sejumlah negara untuk diekspor ke negara masing-masing. Untuk itu dibutuhkan regulasi yang dapat mengakomodir hal tersebut.
Menurut Aryo saat ini masih banyak aturan yang ingin dirapikan misalnya soal kemasan dan perlindungan APVI: Produk Tembakau Alternatif Dalam Negeri Sudah Siap Ekspor K
konsumen. Dengan adanya regulasi yang jelas, maka akan banyak multiplier effect yang diperoleh pemerintah. Pertama yaitu tumbuhnya bisnis UMKM, penyerapan tenaga kerja, masuknya investasi, dan meningkatkan pendapatan devisa dari ekspor rokok elektrik.
“Kita sebenarnya sudah siap untuk ekspor, tapi masih ada kendala seperti HS Code yang berbeda antara yang di Indonesia dengan yang di luar negeri, jadi kita kesulitan untuk ekspor,” kata Aryo. Menurutnya, industri produk rokok alternatif di Indonesia masih baru, maka perlu disiapkan regulasi untuk menata industri ini jauh lebih baik.
Aryo menambahkan bahwa penetapan cukai saat ini untuk likuid vape yang termasuk kategori hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL) sebesar 57 persen sangat membebani pelaku usaha dan juga konsumen. “Industri produk tembakau alternatif masih didominasi pemain dari sektor UMKM. Oleh karena itu kami berharap pemerintah memberikan perhatian karena industri ini sedang berusaha untuk berkembang. Selain itu, dengan mempertimbangkan profil risiko yang lebih rendah dari rokok konvensional, Seharusnya produk tembakau alternatif tidak dikenakan tarif cukai tertinggi,” ujar Aryo. (via Antara)