Policy brief lamongan, muslimat

Page 1

No : 03/I/ 2013

PROREP PROGRAM REPRESENTASI

Policy Brief

OPTIMALISASI ANGGARAN MANAJEMEN BANJIR

B

anjir di Indonesia memiliki karakteristik yang unik dibandingkan dengan banjir yang ada di Negara-negara lain. Kondisi geografis Indonesia antar daerah yang berbeda-beda berimplikasi pada pembangunan infrastruktur yang berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya dan juga berdampak pada struktur sosial yang juga berbeda.

A. Pendahuluan Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan (yang biasanya kering) oleh volume air yang meningkat karena peluapan air yang melebihi batas akibat hujan besar, peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai. Meluapnya air yang mengakibatkan banjir seperti di beberapa daerah di Indonesia seperti DKI Jakarta, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Banjar memiliki kekhasan tersendiri, yang tidak semata disebabkan oleh curah hujan yang tinggi namun disebabkan juga oleh menurunnya kapasitas sungai untuk mengalirkan air dari hulu ke hilir serta menurunnya resapan di hulu sungai sedangkan di sisi lain aliran permukaan bertambah besar. Penyebab banjir sendiri ada yang bersifat alamiah, dan ada juga yang merupakan dampak dari perbuatan manusia. Di antara penyebab banjir antara lain hujan deras secara terus menerus dalam beberapa hari, adanya penyempitan dan pendangkalan sungai dan situ, adanya alih fungsi lahan (menjadi tempat permukiman, perkantoran, pertokoan, jalan & tempat parkir) hingga daya serap air hujan tidak ada.

Ket : Aliran sungai bengawan Solo di Kec. Laren Kab. Lamongan pemerintah. Justru masyarakat yang berdomisili di lereng gunung merapi seperti di Kabupaten Lumajang Jawa Timur misalnya, menganggap banjir sebagai anugerah karena air banjir dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari (minum, memasak, mandi) dan juga untuk mengaliri sawah-sawah penduduk.

Letak geografis seperti permukaan tanah lebih rendah dari daerah sekitarnya, di mana tidak terdapat saluran pembuangan air yang berfungsi untuk memindahkan air ke lokasi lain yang lebih tinggi serta Ket : Banjir di Lamongan p e r m u k a a n menyebabkan lahan pertanian terendam air tanah yang lebih rendah dari permukaan laut yang sedang pasang menyebabkan daerah tersebut rentan banjir. Secara teoritis Hidrolog menyebutkan bahwa air hujan dapat merembes ke tanah atau mengalir ke sungai. Gejala banjir mulai terlihat ketika hujan terjadi terus menerus dalam waktu yang lama sehingga tanah tak mampu menyerap air hujan. Hujan yang berlangsung lama juga mengakibatkan meluapnya air sungai dan jika air hujan tersebut melebihi daya tampung sungai maka akan terjadi banjir.

Banjir membuat sebagian hak masyarakat hilang, sebagaimana banjir yang merusak rumah, membuat masyarakat kehilangan harta kekayaan mereka, menurunkan standar hidup masyarakat, membuat masyarakat merasa tidak aman dan tidak nyaman, serta mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat. Banjir juga membawa kerugian materi dan non materi. Kerugian materi dapat berupa hilangnya harta benda yang hanyut oleh air sedangkan kerugian non materi berupa trauma serta perubahan struktur sosial oleh adanya ketidakstabilan infrastruktur di daerah rawan banjir. Banjir dapat merusak sarana dan prasarana seperti rumah, gedung, jembatan, dan jalan. Banjir dapat memutuskan jalur transportasi, merusak dan bahkan menghilangkan peralatan, perlengkapan, harta benda dan bahkan jiwa manusia serta pemadaman listrik. Banjir yang terus menerus mengakibatkan masyarakat rentan dengan wabah penyakit. Pengelolaan banjir yang efektif diharapkan dapat mengurangi kejadian banjir dan mengurangi derita masyarakat yang tinggal di lokasi rawan banjir di Indonesia.

Banjir di Indonesia memiliki karakteristik yang unik dibandingkan dengan banjir yang ada di Negara-negara lain. Kondisi geografis Indonesia antar daerah yang berbeda-beda berimplikasi pada pembangunan infrastruktur yang juga berbeda. Masyarakat yang berdomisili di lereng gunung merapi yang kerap menghadapi banjir bandang memiliki gaya adaptasi yang berbeda dengan masyarakat perkotaan seperti DKI Jakarta yang ketika banjir banyak menggantungkan hidupnya dari bantuan

Melihat dampak banjir dan pentingannya memiliki system manajemen banjir di Indonesia, Muslimat NU sebagai organisasi kemasyarakatan yang tujuan didirikannya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia terpanggil menyelenggarakan menelitian tentang pengelolaan banjir sebagai bekal bagi organisasi untuk berkontribusi dalam proses pengambilan keputusan dalam mengurangi dampak banjir dan derita masyarakat akibat


Melihat dampak banjir dan pentingannya memiliki system manajemen banjir di Indonesia, Muslimat NU sebagai organisasi kemasyarakatan yang tujuan didirikannya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia terpanggil menyelenggarakan menelitian tentang pengelolaan banjir sebagai bekal bagi organisasi untuk berkontribusi dalam proses pengambilan keputusan dalam mengurangi dampak banjir dan derita masyarakat akibat banjir.

banjir. Selain itu, hasil penelitian tersebut diharapkan memberi masukan bagi para pengambil keputusan agar mengalokasikan anggaran pengelolaan banjir yang rasional. Penelitian difokuskan pada alokasi pengelolaan anggaran banjir dan realisasi pelaksanaannya, serta kebutuhan infrastruktur potensial untuk meningkatkan atau menjaga fungsi alamiah arus sungai di lokasi sampel yang dipilih, yaitu Kabupaten Banjar di Kalimantan Selatan dan Kabupaten LamoKet : PP Muslimat NU ngan di Jawa Timur. sedang Diskusi Pakar Sekalipun kedua kabutentang penegakan hukum paten terpilih tergolong bagi perusak lingkungan sebagai daerah rawan banjir, namun kondisi geografis kedua daerah relatif berbeda. Gambaran yang berbeda antara kondisi antar satu daerah rawan banjir dengan daerah rawan banjir lain, seperti kasus Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Banjar diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam merumuskan pembangunan infrastruktur yang tidak harus sama antara satu daerah dengan daerah lainnya. Ket : PP Muslimat NU menyelenggarakan Roundtable Discussion tentang Partisipasi Perempuan Dalam Pelestarian Lingkungan

Dan bagian tengah utara merupakan bonorowo yang merupakan daerah rawan banjir, kawasan ini meliputi Kecamatan Sekaran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinangun dan Glagah. Kondisi Topografi Kabupaten Lamongan dapat ditinjau dari ketingian wilayah di atas permukaan laut yakni kekeringan lahan terdiri dari dataran rendah dan berawa dengan ketinggian 0 – 20 meter dengan luas 50,17 % . Dataran ketinggian 25 – 100 meter seluas 45,68 % dan 4,15 % merupakan dataran dengan ketinggian 100 meter. Tabel 1 menggambarkan secara geografis Kabupaten Lamongan terdiri dari daratan dengan tanah yang memiliki keragaman penyerapan air yang sebabkan oleh kemampuan tanahnya yang berbeda.

Bagian tengah utara merupakan bonorowo yang merupakan daerah rawan banjir, kawasan ini meliputi Kecamatan Sekaran, Laren, Karanggeneng, Kalitengah, Turi, Karangbinangun dan Glagah Tabel 1

Kemampuan tanah dan letak geografis yang berbeda menyebabkan Kabupaten Lamongan masuk dalam daftar sebagai Kabupaten dengan indeks rawan bencana banjir yang tinggi di wilayah Jawa Timur.

B. Profil Daerah Rawan Banjir; Studi Kasus Kab. Lamongan Wilayah Kabupaten Lamongan dibelah oleh Sungai Bengawan Solo. Secara garis besar daratannya dibedakan menjadi tiga karakteristik yaitu : bagian tengah selatan merupakan dataran rendah yang relatif subur yang membentang dari Kecamatan Kedungpring, Babat, Sukodadi, Pucuk, Lamongan, Deket, Tikung, Sugio, Maduran, Sarirejo dan Kembangbahu. Bagian Selatan dan Utara merupakan pegunungan kapur berbatu-batu dengan kesuburan sedang, kawasan ini terdiri dari Kecamatan Mantup, Sambeng, Ngimbang, Bluluk, Sukorame, Modo, Brondong, Paciran dan Solokuro.

Ket : PP Muslimat NU dan PC Muslimat Lamongan sedang berdiskusi dengan korban banjir


Tabel 2 Ancaman bencana di Kabupaten Lamongan

Dengan kondisi tanah dan posisi geografi tersebut di atas tidak memberi pengaruh besar kepada anggota masyarakat untuk tidak mendiami daerah-daerah rawan bencana. C. Penyebab dan Dampak Banjir; Studi Kasus Kab. Lamongan Hasil survey y a n g d i lakukan Pimpinan Pusat Muslimat NU pada Januari 2013 memperlihatkan bahwa di Kabupaten Lamongan mengalami bencana banjir tiap tahun. Di Kecamatan Laren di mana studi ini dilakukan, menurut masyarakat penyebab banjir di daerah ini disebabkan karena banjir kiriman (62,22%). Responden lain sebanyak 26,67% menyebutkan bahwa faktor penyebab banjir di kecamatan Laren selain disebabkan oleh karena banjir kiriman juga disebabkan karena hujan baik itu hujan deras maupun hujan biasa. Responden yang menyatakan bahwa hujan deras dalam waktu lama dapat menyebabkan banjir sebanyak 6,67%. Lainnya sebanyak 4,44% responden menyatakan bahwa banjir disebabkan karena banjir kiriman dan hujan deras. Banjir di Kabupaten Lamongan membawa dampak kerugian materil dan non materil. Survey yang dilakukan Pimpinan Pusat Muslimat NU pada bulan Januari 2013, di antara kerugian materi antara lain rusaknya lahan pertanian, tambak dan hilangnya harta benda (51,2%). Kerugian selain rusaknya lahan pertanian seperti rusaknya perabotan rumah tangga, peralatan bekerja, barang elektronik sebanyak 48,8%. Banjir juga menyebabkan kerugian immaterial diantaranya terjangkit penyakit, traumatic, pendapatan berkurang, anak tidak bisa sekolah dan terisolir, kekurangan bahan makanan dan terputusnya akses ke daerah lain dialami oleh 40,5% responden. Sebanyak 40,4% responden menjawab bahwa banjir membuat mereka mudah terserang

Selama 3 bulan berturut-turut sejak awal 2011 banjir telah menggenangi 38 desa di lima kecamatan antara lain Kecamatan Turi, Kecamatan Deket, Kecamatan Glagah, Kecamatan Karang Binangun dan Kecamatan Kalitengah. Jalan utama yang dilalui kendaraan dalam kota dan antar kota tersendat karena luapan air mencapai 40 cm. Di desa Bojasari Kecamatan Kali Tengah, di awal tahun 2012 warga masyarakatnya terpaksa menggunakan perahu untuk alat transportasi ke luar desa. Di desa Bojasari tersebut banjir yang terjadi terus menerus selama dua menjadikan desa tersebut terisolir.

Ket : Banjir menyebabkan kerugian materi dan immateri penyakit, pendapatan berkurang dan anak tidak bisa sekolah. Kerugian lainnya seperti trauma mental dialami sebanyak 19,1% responden. Tabel 3 Rumah tenggelam dan jumlah penduduk yang alami kebanjiran tahun 2008

Kerugian materi akibat banjir di Kabupaten Lamongan ditaksir mencapai puluhan milyar. Kerugian tersebut antara lain banjir telah menenggelamkan fasilitas pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini sebanyak 1 bangunan TK dan 15 bangunan RA. Sekolah dasar yang dilewati banjir sebanyak 12 buah. Lembaga Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 36 Madrasah, 6 SMP, 2 SMU, 5 Madrasah Aliyah. Fasilitas keagamaan yang rusak oleh banjir antara lain 48 masjid, 198 mushollah, 55 TPQ, 15 Madrasah Diniah dan 10 Pondok Pesantren. Kerugian materi akibat banjir di Kabupaten Lamongan juga telah menghancurkan sawah, tambak dan ladang. Di antara kerugian materi di lahan pertanian akibat banjir yang terjadi pada tahun 2008 silam se Kabupaten Lamongan sebanyak 467,5 hektar tamanam polowijo yang tergenang air banjir, tanaman padi yang gagal panen oleh genangan banjir seluar 2,320 hektar. Sedangkan tambak-tambak ikan


yang tenggelam banjir seluas 812,9 hektar.

Banjir yang terjadi pada bulan Maret tahun 2011 di Lamongan kian menambah dampak buruk bagi kehidupan masyarakat, terlebih lagi dengan rusaknya jalan-jalan utama. Selama 3 bulan berturut-turut sejak awal 2011 banjir telah menggenangi 38 desa di lima kecamatan antara lain Kecamatan Turi, Kecamatan Deket, Kecamatan Glagah, Kecamatan Karang Binangun dan Kecamatan Kalitengah. Jalan utama yang dilalui kendaraan dalam kota dan antar kota tersendat karena luapan air mencapai 40 cm. Di desa Bojasari Kecamatan Kali Tengah, di awal tahun 2012 warga masyarakatnya terpaksa menggunakan perahu untuk alat transportasi ke luar desa. Di desa Bojasari tersebut banjir yang terjadi terus menerus selama dua menjadikan desa tersebut terisolir. Selain persoalan sulitnya alat transportasi, banjir yang datangnya rutin tiap tahun di Lamongan membuat warga masyarakat yang nota bene petani tak bisa melakukan aktifitas pertaniannya. Sumur dan sumber air yang tercemari oleh air banjir membuat warga masyarakat khususnya kaum perempuan yang banyak mengkonsumsi air untuk kebutuhan domestic kesulitan mengakses air bersih.

Tabel 4 Ketugian Sarana dan Prasarana Pendidikan

Program penanganan banjir di Kabupaten Lamongan pada tahun 2013 yang harus didorong penganggarannya dalam pembangunan system manajemen banjir New Sembayat Barrage (NSB) yakni pembangunan tandon air bagi masyarakat di Lamongan dan Gresik yang berfungsi sebagai pengendali debit air depan pintu Sluis Kuro. NSB atau Bendung Sembayang Baru ini nantinya akan dibangun di tanah Kabupaten Lamongan seluas 13,174 hektare dan Kabupaten Gresik seluas 82,693 hektare. Konsep NSB memiliki dua fungsi sebagai pengendali banjir juga sebagai penahan intrusi air sebagai sumber air, termasuk dalam hal ini untuk penyediaan air baku bagi industry dan rumahan.

Tabel 5 Ketugian Banjir Pada Lahan Pertanian

D. Rekomendasi Kebijakan Kebijakan Pemerintah dalam manajemen banjir di Lamongan tidak terlepas dari kebijakan pemerintah pusat yang memiliki kewenangan langsung dalam masalah sungai Bengawan Solo yang merupakan tanggul negara. Manajemen banjir di Lamongan terikat dengan kewenangan antara kewenangan Pemerintah Kabupaten, Kewenangan Pemerintah Propinsi dan Kewenangan Pemerintah Pusat.

Ket : PP Muslimat NU sedang berdiskusi dengan Pimpinan DPRD Kab. Lamongan tentang Alokasi Anggaran Manajemen Banjir


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.