Executive Summary - Studio Rencana Kabupaten Pati

Page 1

2020

2025

2030

2035

2040

Executive Summary

pati.

review dan evaluasi hasil analisis. inventarisasi ide dan gagasan pemerintahan. konsep dan rencana pengembangan wilayah. visi misi dan strategi. rencana serta pentahapan struktur ruang. rencana daerah kawasan strategis. rencana pentahapan pola ruang. pembahasan indikasi program.

02


Bangkit Ristant

2


Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Hasil Analisis Studio Wilayah Kabupaten Pati dalam rangka menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Studio Analisis Wilayah tahun ajaran 2019/2020 Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada: Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memudahkan kami untuk menuntaskan laporan ini: • •

• • • •

Bapak Retno Widodo Dwi Pramono, S.T., M.Sc. sebagai dosen pembimbing kelompok 4 dalam mata kuliah studio rencana wilayah. Ibu Beti Guswantari, S.Si.,M.T., Bapak Retno Widodo Dwi Pramono, S.T.,M.Sc., Ibu Dr. Atrida Hadianti, S.T.,M.Sc., Ibu Ratna Eka Suminar, S.T., M.Sc., Bapak Rendy Bayu Aditya, S.T., MUP., Bapak Dody Aditya I, S.T., MCP., Ph.D sebagai segenap dosen pembimbing dan dosen penguji dalam Mata Kuliah Studio Rencana Wilayah yang telah memberikan wawasan waktu dan motivasi dalam proses penyelesaian tugas akhir. Seluruh Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Pati yang telah membantu dalam proses perolehan data Orang tua yang selalu mendukung kami walaupun dalam jarak yang jauh. Teman-teman PWK 2017 atas ilmu, wawasan, dan semangat yang ditularkan. Seluruh pihak yang turut membantu kami yang belum dapat kami sebutkan satu per satu.

Penulisan Executive Summary ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kondisi saat ini Kabupaten Pati, baik dari sisi spasial maupun non spasial.Kami pun menyadari dalam menyusun laporan ini kami masih terdapat kekurangan, namun kami harap segala usaha kami dalam penyusunan laporan ini dapat diapresiasi dengan baik. Tak lupa kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun kedepannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

3


Tim Penyusun

Nahda Saniyya 17/410124/TK/45481

Sari Ratih 17/410128/TK/45485

Noor Hafifah R. 17/410125/TK/45482

Almira Nadia 17/411365/TK/45850

M. Syamsir Alam 17/413485/TK/45925

4

Risantri Aisa P 17/410127/TK/45484

Reyhan Fairuz S. 17/413492/TK/45932


Daftar Isi iii iv v

Kata Pengantar Tim Penyusun Daftar Isi

Pendahuluan 6 6 6 7 7 7

Latar Belakang Landasan Hukum Tujuan Penulisan Ruang Lingkup Sistematika Penulisan Metode Perencanaan

Gambaran Umum Wilayah 8 9 10 10 10

Profil Wilayah Kabupaten Tata Ruang Pohon Potensi Wilayah Pohon Masalah Wilayah Isu Wilayah

Konsep Rencana Pengembangan Wilayah 11 Konsep Pengembangan Wilayah 11 Konsep Penataan Ruang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang 12 Visi Pembangunan Wilayah 12 Misi Pembangunan Wilayah

Rencana Tata Ruang Wilayah Rencana Struktur Ruang Rencana Pola Ruang Rencana Kawasan Strategis Rencana Pengendalian Pemanfaatan Ruang 19 Rencana Indikasi Program Utama 14 16 18 19

Rencana Program Prioritas 20 Program Pengembangan Kawasan Offshore Fish Farm di Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati 20 Program Prioritas Pengembangan Pertanian Padi Kabupaten Pati dengan Penerapan System of Rice Intenfication (SRI) dan Smart Farming 21 Program Penerapan Sustainable Industry pada Kawasan Sentra Industri Pengolahan Kecamatan Margorejo 21 Program Pengembangan Mitigasi Bencana pada Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Pati 22 Program Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan 22 Program Pengembangan AgroStation di Kabupaten Pati 23 Pengembangan Logistics Hub dalam Sistem Transportasi dan Logistik Kabupaten Pati

5


Pendahuluan

Pendahuluan Latar Belakang

Landasan Hukum

Wilayah didefinisi Konsep perencanaan disusun berdasarkan profil wilayah meliputi potensi, masalah dan tujuan pengembangan. Tahapan dimulai dari analisis potensi masalah, dilanjutkan dengan perumusan tujuan pembangunan. Tujuan pembangunan berisikan rencana komprehensif. Tahap selanjutnya adalah perumusan konsep pengembangan wilayah beserta alternative konsep pengembangan wilayah yang berdasar pada teoriteori yang ada dan preseden. Konsep perencanaan diakhiri dengan merumuskan visi, misi dari pengembangan wilayah. kan sebagai ruang yang merupakan satuan geografis beserta segenap unsur terkait dengan batas dan sistemnya yang ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/ atau aspek fungsional (Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang). Pengertian tersebut meliputi fisik dasar, sosial-kependudukan, perekonomian, sarana dan prasarana, serta isu-isu strategis yang ada di dalam sebuah wilayah. Struktur ruang wilayah dapat menjelaskan susunan pusatpusat permukiman dan system jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan ekonomi masyarakat serta secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Pola ruang wilayah menjelaskan tentang distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budi daya.

Dalam proses penyusunan laporan analisis Kabupaten Pati kami menyertakan berbagai sumber terkait untuk dikolaborasikan, sehingga dapat dijadikan landasan dan pedoman dalam proses analisis data serta penyusunannya.Beberapa dasar hukum yang digunakan, antara lain : • Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang • Permen ATR No.1 Tahun 2018 tentang Pedoman Wilaya Provinsi, Kabupaten, dan Kota • Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang • Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya • Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati Tahun 2010-2030 • Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Pati Tahun 2005-2025 • Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kabupaten Pati Tahun 2017-2022 • Undang-Undang No 41 Tahun 2009 tetang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan • SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan

Wilayah sebagai salah satu komponen penting dengan cakupan pengaruh yang cukup luas di dalam sebuah negara tentunya memiliki peran yang cukup penting baik sebagai wilayah independen maupun aglomerasi dengan wilayah lainnya. Pembangunan suatu wilayah akan sangat mempengaruhi terbentuknya dinamika yang terjadi di dalamnya yang selanjutnya akan menciptakan pola interaksi serta pergerakan wilayah itu sendiri. Kabupaten Pati merupakan bagian dari provinsi Jawa Tengah yang berada di pesisir pantai utara Jawa sehingga memiliki lokasi yang strategis di lalui oleh jalur Pantura. Kabupaten Pati memiliki luasan 150.368 Km2 yang memiliki tiga relief daratan yaitu pegunungan kapur, lereng Gunung Muria, dan dataran rendah atau pesisir pantai sehingga berpotensi meningkatkan kondisi sosial dan perekonomian Kabupaten Pati. Pengkajian analisis Kabupaten Pati telah dilakukan pada semester 5 mencakup analisis pada seluruh aspek yang ada. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui profil, karakteristik, potensi dan masalah, serta isu strategis wilayah. Hasil dari analisis sebelumnya dijadikan bahan dasar dalam melakukan tahap perencanaan. Tahap perencanaan bertujuan untuk menyelesaikan masalah dan memanfaatkan potensi yang ada di Kabupaten Pati secara efektif dan efisien. 6

Tujuan Penulisan Tujuan dilakukannya perencanaan terhadap Kabupaten Pati dalam Studio Rencana Wilayah, antara lain : • Mengidentifikasi isu strategis, potensi, dan masalah sebagai acuan penyusunan tujuan perencanaan • Merancang konsep perencanaan pembangunan dan penataan ruang • Menyusun visi, misi, kebijakan dan strategi pembangunan melalui penyusunan konsep rencana pembangunan, rencana tata ruang, dan rencana pengembangan kawasan strategis


Executive Summary Laporan Rencana Wilayah

Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Areal Ruang lingkup areal yang dilakukan adalah Kabupaten Pati dan wilayah sekitarnya yang terkait dengan Kabupaten Pati. Wilayah-wilayah yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Pati secara tidak langsung memiliki pengaruh terhadap arah pengembangan wilayah Kabupaten Pati. Hal ini dapat dilihat melalui pergerakan masyarakat yag tidak hanya melakukan pergerakan di dalam wilayah Kabupaten Pati tetapi juga di wilayah sekitarnya. Batasan wilayah Kabupaten Pati antara lain :

Sistematika Penulisan Executive Summary ini disusun dengan sistematika sebagai berikut : •

BAB I : Pendahuluan

Terdiri dari Latar Belakang Perencanaan, Tujuan Penulisan, Landasan Hukum, Ruang, Lingkup, Metode Perencanaan, dan Sistematika. Penulisan.

BAB II : Gambaran Umum

Terdiri dari Profil Wilayah, Potensi Wilayah, Masalah Wilayah, dan Isu Wilayah.

BAB III : Konsep Rencana Pembangunan

Bagian Utara : Kabupaten Jepara dan Laut Jawa

Bagian Timur : Kabupaten Rembang dan Laut Jawa

Bagian Selatan : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora

Mencakup konsep pengembangan wilayah yang menjadi alternative hingga nantinya dipilih disertai preseden pengembangan wilayah.

Bagian Barat : Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara

BAB IV : Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Terdiri dari Visi dan Misi Wilayah, Tujuan Pembangunan, Sasaran dan Indikator Sasaran Pembangunan, dan Tahapan dan Prioritas Pembangunan Jangka Panjang.

BAB V : Rencana Tata Ruang Wilayah

Terdiri dari Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang, Rencana Struktur dan Pola Ruang, Penetapan Kawasan Strategis, .

BAB VI : PROGRAM PRIORITAS

Terdiri dari sekumpulan perincian program prioritas yang akan dijalankan pada rencana jangka panjang.

Ruang Lingkup Temporal Ruang lingkup temporal atau waktu yang dimaksud meliputi tahap pencarian data dan tahap rencana wilayah dengan rentang waktu Februari hingga Mei. Sedangkan lingkup data sekunder yang digunakan adalah data-data selama lima tahun terakhir. Data tersebur dijadikan bahan analisis pada Studio Analisis Wilayah dan Studio Rencana Wilayah.

Ruang Lingkup Substansial Lingkup substansial pada laporan ini mencakup review hasil analisis meliputi profil, potensi, masalah konsep dan arah penembangan wilayah meliputi kebijakan pembangunan dan tata ruang serta rencana pembangunan prioritas wilayah.

Metode Perencanaan Konsep Perencanaan

Rencana Pola Ruang

Rencana Struktur Ruang

Rencana Kawasan Strategis

Rencana struktur ruang diawali penyusunan alternatif didasari dari hasil analisis, konsep perencanaan, dan preseden pengembangan. Pemilihan alternative dilakukan melihat kesesuaian dengan tujuan. Nantinya, struktur yang terpilih dijabarkan melalui proses pentahapan pengembangan.

Kawasan strategis ditentukan berdasarkan penilaian terhadap potensi dan masalah yang ada agar pengembangannya diprioritaskan daripada rencana pengembangan kawasan lainnya. Penentuan kawasan strategis dilihat dari peruntukannya di bidang ekonomi, budaya, perlindungan lingkungan, pemanfaatan sumber daya alam, dan pertahanan dan kepentingan.

Konsep perencanaan disusun dengan menganalisis potensi dan masalah, lalu dilanjutkan dengan perumusan tujuan pembangunan yang berisi rencana komprehensif. selanjutnya, disusun alternatif pencapaian konsep pengembangan wilayah berdasar teori dan preseden. terakhir adalah perumusan visi dan misi pengembangan wilayah.

Rencana pola ruang diawali dengan penyusunan alternatif yang didasari dari hasil analisis (trend dan sustainable developability), konsep perencanaan, dan preseden pengembangan. Pemilihan alternative dilakukan dengan melihat kesesuaian dengan tujuan. Pola ruang yang terpilih dijabarkan melalui proses pentahapan pengembangan.

7


Gambaran Umum Wilayah

Gambaran Umum Profil Wilayah Kabupaten Karakteristik Geografis Kabupaten Pati merupakan satu dari 35 kabupaten/ kota di Provinsi Jawa Tengah yang mempunyai letak cukup strategis karena dilewati oleh jalan nasional Jalur Pantura atau pantai utara Jawa yang menghubungkan kota-kota besar di pantai utara Pulau Jawa seperti Surabaya, Semarang dan Jakarta. Kabupaten Pati terdiri dari 21 kecamatan, 401 desa dan 5 kelurahan, dimana kecamatan yang memiliki luas wilayah terbesar adalah Kecamatan Sukolilo (15.874 ha) dan Kecamatan Wedarijaksa memiliki luas wilayah terkecil (4.085 Ha). Secara geografis Kabupaten Pati terletak pada posisi 1100,15’ - 1110,15’ BT dan 60,25’ - 70,00’ LS, dengan luas wilayah sebesar 150.368 ha, terdiri dari 59.332 ha lahan sawah dan 91.036 ha lahan bukan sawah.

Jumlah Penduduk

Sosial Kependudukan

Kepadatan Penduduk:

2.545

1,260,000 1,240,000 1,220,000 1,200,000 1,180,000 1,160,000 1,140,000

jiwa/km2

Dari tahun 2014-2018, partisipasi anak sekolah cenderung bertambah setiap tahunnya yang menandakan mutu pendidikan di Kabupaten Pati semakin bertambah setiap taunnya, meskipun sedikit dan perlahan.

Ketenagakerjaan

Grafik Jumlah Penduduk Kabupaten Pati tahun 2009-2018 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Pati

Jumlah penduduk Kabupaten Pati pada tahun 2018 mencapai 1.253.299 jiwa. Dilihat dari tren 5 tahun kebelakang jumlah penduduk tiap tahunnya mengalami kenaikan. Sedangkan trend laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Pati meningkat siginfikan di awal namun, cenderung mengalami penurunan dalam kurun waktu 2010 hingga 2018.

Proyeksi Pertumbuhan PDRB 2038

0,062

: 45,63 : 93,9

Pendidikan

Tahun

Ekonomi

Dependency Ratio Sex Ratio

Tingkat partisipasi angkatan kerja 68,56%. Penduduk Kabupaten Pati sebagian besar bekerja dalam sektor Pertanian dan sektor Industri Pengolahan dengan paling banyak menyerap tenaga kerja, yaitu sebanyak 18.018 pekerja.

Indeks Pembangunan Manusia

IPM Kabupaten Pati dari tahun ke tahun selalu meningkat. Pada tahun 2018 IPM Kabupaten Pati mencapai angka 71,38, angka tersebut berada di atas IPM Provinsi Jawa Tengah dan sama dengan IPM Indonesia.

Sektor yang berkontribusi paling besar adalah sektor industri pengolahan dan yang mengalami peningkatan terbesar adalah sektor konstruksi. Rasio gini menunjukkan adanya ketimpangan penduduk walaupun jumlah penduduk miskin sudah berkurang

Sarana Prasarana Hasil analisis Kabupaten Pati, jumlah sarana prasarana yang belum memenuhi standar adalah, sarana prasarana TPA dengan kapasitas sebatas 352,5 m3, terminal bus di beberapa kecamatan, pasar untuk sarana perdagangan, dan rumah sakit. Jumlah sarana pendidikan sudah mencukupi hanya persebarannya belum merata, masih terkonsentrasi di beberapa daerah saja.

3

Lereng Gunung Muria Dataran Rendah Pegunungan Kapur 0 - 1.000 m diatas permukaan laut

Kebencanaan 8

Rata-Rata Curah Hujan + 1.529 mm 87 hari hujan 23oC ­– 39oC

Jenis tanah di daerah bagian utara meliputi tanah red yellow, latosol, aluvial, hidromer, dan regosol. Sedangkan di bagian selatan terdiri dari tanah aluvial, hidromer, dan gromosol.

Hidrogeologi dengan akuifer air tanah langka di selatan. Iklim Musim Kemarau Tropis Musim Penghujan

Akibat dari kondisi geografisnya, Kabupaten Pati memiliki potensi bencana berupa bencana kekeringan, banjir dan tanah longsor yang tersebar di ketiga relief daratan.


Executive Summary Laporan Rencana Wilayah

Sustainable Developability

Tata Ruang

Evaluasi Pola Ruang RTRW

Evaluasi Pola Ruang Eksisting

Pola Ruang

Kriteria

Evaluasi Pola Ruang Eksisting (Ha)

Evaluasi Pola Ruang Rencana (Ha)

Sesuai

66.452,52

56.060,62

Sesuai Bersyarat

60.072,90

74.513,80

29.879,73

25.037,96

Tidak Sesuai

Tabel Luasan Evaluasi Pola Ruang Eksisting dan Rencana Kabupaten Pati Sumber : Analisis Studio 2 Kabupaten Pati, 2019.

Pengklasifikasian ini dilakukan untuk menilai kesesuaian pembangunan yang telah dilakukan atau sedang direncanakan untuk Kabupaten Pati. Maka dilakukan evaluasi untuk pola ruang eksisting (pola ruang berdasarkan penggunaan lahan eksisting)

serta pola ruang rencana (pola ruang berdasarkan RTRW Kabupaten Pati 2011-2031). Dari kedua evaluasi tersebut kemudian dibandingkan untuk mengevaluasi eksisting dan rencana pola ruang Kabupaten Pati untuk kedepannya.

Struktur Ruang Identifikasi Struktur Ruang Kabupaten Pati didapatkan dari beberapa analisis keruangan yaitu analisis Agregasi Permukiman, Agregasi Fasilitas, Analisis Jaringan Penghubung, Analisis Aksesibilitas, Analisis Mobilitas, Analisis Konektivitas, dan Analisis Interaksi. Kecamatan Juwana dan Tayu secara eksisting mencapai peran sebagai PPK.

Keduanya memiliki potensi pengembangan minapolitan dan sudah memiliki fasilitas perkotaan yang lengkap. Rencana Pembangunan Kabupaten Pat untuk 2040 kemudian merencanakan untuk kedua kecamatan tersebut untuk ditingkatkan pembangunan dan fasilitas umumnya, sehingga bisa dipromosikan sebagai PKL.

Peta Agregasi Fasilitas Metode Kernell, Efisiensi Mobilitas, Struktur Ruang Eksisting. Sumber : Analisis Studio 2 Kabupaten Pati, 2019. (ki-ka)

9


Gambaran Umum Wilayah

Pohon Potensi Wilayah Peningkatan Ekonomi dengan Potensi Sumber Daya Alam

Ketersediaan Sumber Daya Alam

Sektor Ekonomi yang Potensial Berkembang

Cadangan Sumber Daya Alam yang Berlimpah

Terjalin Kerjasama Antar Daerah

Potensi Hasil Perikanan Tinggi

Lahan Pertanian yang Luas

Hasil Perkebunan yang Tinggi

Ekonomi Tinggi dari Agro-minapolitan

Penyediaan Infrastruktur

Pembangunan Jalan Tol

Pohon Masalah Wilayah Adanya Ketimpangan Wilayah di Kabupaten Pati Ketimpangan Secara Ekonomi

Potensi Pariwisata Kurang Berkembang

Ketimpangan Secara Fisik

Angka Kemiskinan Masyarakat Pati Sumber Daya Manusia di Kab. Pati Rendah

Teknologi Belum Memadai

Produktivitas Masyarakat Kurang Optimal

Rentan terhadap Bencana

Ancaman Ketahanan Pangan

Banyak Konversi Lahan

Perbedaan Karakteristik Alam (Perbedaan jenis tanah)

Ketimpangan Infrastruktur Pengelolaan Kondisi Geografis Kurang Optimal

Isu Wilayah 1. Pengaruh Faktor Spasial Terhadap Kemiskinan Antara Daerah di Kabupaten Pati 2. Dampak Kerawanan Banjir Terhadap Pengembangan Wilayah Kabupaten Pati 3. Ancaman Ketahanan Pangan Kabupaten Pati 2038 4. Kesiapan Industri Pengolahan Ikan di Kawasan Minapolitan Kabupaten Pati sebagai Penunjang Ekonomi Lokal 10

5. Kesiapan Kawasan Agropolitan Melalui Agroindustri dan Agrowisata Dalam Meningkatkan Perekonomian Kabupaten Pati 6. Evaluasi Manajemen Pengembangan Integrasi Pengelolaan Pariwisata Daerah Kabupaten Pati 7. Ketimpangan Wilayah Kabupaten Pati Bagian Utara dan Selatan


Executive Summary Laporan Rencana Wilayah

Konsep Rencana Pengembangan Wilayah Konsep Pengembangan Wilayah

Konsep Penataan Ruang Wilayah

1. Multi-nucleus City Menurut Harris dan Ulman dalam The Nature of Cities (1945), perkembangan suatu kota dibentuk melalui hasil integrasi yang berlanjut dan terus menerus dari sejumlah pusat-pusat kegiatan terpisah satu sama lain dalam suatu sistem perkotaan (multi centered theory). Pusatpusat ini dibentuk berdasarkan spesialisasi dan deferensiasi ruang. Contoh kota di Indonesia yang berbentuk nucleus city adalah Jakarta dan Surabaya. Konsep ini sesuai dengan karakteristik Kabupaten Pati yang memiliki berbagai potensi disetiap area wilayahnya.

1. Sponge City Konsep yang pertamakali dikembangkan pada tahun 2015 ini memfokuskan pada perancangan kota atau wilayah untuk menyerap dan menangkap air hujan dan menggunakannya untuk mengurangi banjir. Kabupaten Pati memiliki area rawan bencana banjir yang cukup luas. Dengan menerapkan konsep ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah tersebut.

2. Agropolitan Berdasarkan Friedman dan Douglass, dalam wilayah agropolitan harus terdapat lahan pertanian, pusat agropolitan, tenaga kerja dan adanya aksesibilitas. Syarat tersebut dibutuhkan untuk membentuk kawasan agropolitan ayang efektif dan efisien. Dalam wilayah agropolitan terbagi menjadi tiga area yaitu Kota Tani Utama, pusat distrik agropolitan dan pusat satuan kawasan pertanian/hinterland. Kabupaten Pati memiliki potensi di bidang pertanian, sehingga konsep ini sesuai untuk dikembangkan di Kabupaten Pati.Minapolitan 3. Minapolitan Friedman dan Douglass (1985) mendefinisikan kawasan minapolitan sebagai kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi perikanan dan pengelolaan sumberdaya perikanan dengan keterkaitan fungsional dari hierarki keruangan satuan sistem pemukiman dan sistem minabisis. Kawasan ini dicirikan sebagai kawasan perikanan yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha minabisnis dipusat minapolitan. Kabupaten Pati terkenal sebagai kabupaten pesisir dan hasil lautnya sehingga konsep ini juga sesuai diterapkan di Kabupaten Pati.

2. Resilient City Resilient city merupakan suatu konsep perencanaan dimana suatu kota diharapkan dapat mempertahankan bentuk, fungsi, dan sistemnya ketika berada dalam gangguan seperti bencana. Dengan luasnya kawasan bencana alam di Kabupaten Pati, maka dibutuhkan konsep penataan ruang yang dapat mengatasi masalah tersebut. oleh karena itu konsep ini dijadikan salah satu konsep penataan ruang di Kabupaten Pati. 3. Blue Green Infrastructur Konsep Blue-Green Infrastructure adalah konsep penataan dengan pendekatan yang kuat dan inovatif untuk mengatasi permasalahan lingkungan terutama tentang masalah air perkotaan. Penerapan konsep ini berguna untuk mendukung Kabupaten Pati dengan kondisi lingkungan yang beragam.

4. Participatory Governance Participatory governance merupakan suatu konsep pengembangan yang berdasar pada kerja sama antar penduduk kota dan kerja sama satu wilayah dengan wilayah lainnya. Dengan adanya kerja sama ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembangunan. Kabupaten Pati sudah menjalankan beberapa contoh bentuk kerja sama dengan wilayah lain. Kabupaten Pati direncanakan akan menerapkan konsep ini dengan meneruskan program yang sudah ada serta memperkuat partisipasi masyarakatnya. 11


Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Visi Pembangunan Wilayah “Mewujudkan Kabupaten Pati yang Mandiri, Tangguh, Terintegrasi melalui pengembangan potensi lokal antar wilayahnya.” Misi Pembangunan Wilayah 1. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berdaya saing melalui penguatan budaya dan kearifan lokal 2. Menjaga keseimbangan lingkungan sumber daya guna mendukung pembangunan wilayah yang berkelanjutan

3. Memantapkan daya saing usaha ekonomi lokal melalui pengembangan pusat-pusat ekonomi baru dalam rangka pengembangan industri lokal dan UMKM 4. Meningkatkan keamanan dan ketangguhan wilayah melalui pembangunan infrastruktur dan perencanaan penataan ruang 5. Mewujudkan birokrasi pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan public

Rencana Penataan Ruang Wilayah Tujuan Penataan Ruang : Mewujudkan Kabupaten Pati yang Tangguh, Produktif, dan Berdaya Saing melalui pengembangan pusat-pusat ekonomi berbasis optimalisasi potensi sumber daya alam dan pemanfaatan teknologi pada Tahun 2039 Arah Kebijakan

Strategi

Sasaran

Ditetapkannya fungsi pusat-pusat baru Pengoptimalan berdasarkan potensi sumber daya yang sumber daya yang dimiliki dimiliki setiap wilayah Peningkatan PDRB atau Pendapatan Daerah

Indikator Setiap pusat ekonomi baru memiliki fungsi dan peran

PDRB Meningkat •

Mewujudkan penetapan & pengembangan pusat-pusat ekonomi baru

Tersedianya infrastruktur terpadu antar wilayah baik di perkotaan, kluster industry dan perdesaan

Mewujudkan pemerataan akses terhadap infrastruktur dan konektivitas antar wilayah

• •

Menyediakan • infrastruktur yang • mendukung terciptanya • konektivitas antar daerah guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan • Menyediakan infrastruktur wilayah berbasis TIK

12

• •

Indeks rasio dukungan infrastruktur terhadap keterpaduan pengembangan wilayah pemenuhan infrastruktur secara kualitas dan kuantitas Menurunnya raiso gini menjadi 0.25 Tingkat konektivitas daerah Nilai indeks mobilitas antara 0,8-1 Nilai indeks konektifitas berdasarkan indeks Alpha, Bheta, dan Gamma mendekati 1

Pertumbuhan sector informasi dan komunikasi Persentase jangkauan infrastruktur jaringan serat optic mendekati 100% Persentase infrastruktur yang terlayani akses internet mendekati 100%


Executive Summary Laporan Rencana Wilayah

Meningkatkan investasi ekonomi maupun infrastruktur melalui kerjasama dan promosi antar wilayah

Mewujudkan pemantapan kawasan lindung

Mewujudkan penataan ruang yang tangguh dan tanggap terhadap bencana

Menetapkan dan memetakan kawasan rawan bencana

Meningkatnya investasi daerah pendukung ekonomi dan infrastruktur wilayah Terwujudnya kerjasama antar daerah dalam pengembangan kawasan Agropolitan dan Minapolitan

Mengoptimalkan hasil sumber daya alam guna mendukung pembangunan wilayah yang berkelanjutan

Pertumbuhan investasi daerah yang masuk

Persentase pertumbuhan produktivitas hasil sektor pertanian dan perikanan meningkat

Terwujudnya pengendalian pembangunan dan pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu atau mengurangi fungsi kawasan hutan lindung

Persentase kesesuaian pemanfaatan ruang dengan peruntukan ruang

Terwujudnya pengelolaan dan kelestarian lingkungan hidup dan sumber daya

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup(IKLH) Provinsi meningkat atau setara dengan rata-rata IKLH Nasional

Tersedianya infrastruktur mitigasi bencana guna meminimalisir dampak kerugian akibat bencana

• • •

Meningkatnya pengetahuan masyarakat terhadap kawasan rawan bencana

Terselenggaranya Menyusun strategi pencegahan dan pencegahan dan penanggulangan bencana penanggulangan secara terencana, terpadu, bencana terkoordinasi dan menyeluruh

Memanfaatkan teknologi dalam sektor primer 1 wilayah

Integrasi teknologi untuk optimalisasi pengembangan pengelolaan sektor primer wilayah Pemanfaatan teknologi dalam optimalisasi marketing maupun pemasaran hasil sektor wilayah Tersedianya infrastruktur yang dapat mendukung pemanfaatan sumber daya alam baik secara kuantitas dan kualitas.

Mengoptimalkan infrastruktur Pemerataan serta pemanfaatan sumber daya alam pengoptimalan infrastruktur maupun peralatan pendukung pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam

• • • •

Jumlah infrastruktur tangguh bencana meningkat Menurunnya Indeks resiko bencana Mudahnya akses informasi kebencanaan yang up to date kepada masyarakat Kerugian masyarakat akibat bencana menurun Meningkatnya jumlah keluarga siaga bencana Pembentukan dan pemberdayaan organisasi masyarakat tanggap bencana Konservasi alam sebagai upaya pencegahan terjadinya bencana meningkat

Pemanfaatan IPTEK untung melakukan pengelolaan sector primer

• • •

• • •

Penjualan hasil produksi Pati meningkat dan stabil Kerugian produksi menurun Usaha kecil, menengah dan besar masyarakat terfasilitasi infrastruktur maupun teknologi untuk produksi Hasil produksi sumber daya alam yang stabil dan meningkat Produktivitas pemanfaatan sumber daya alam lokal meningkat Sektor unggulan pertanian mampu bersaing di pasar dalam negeri maupun pasar global

13


Rencana Penataan Ruang Wilayah

Rencana Struktur Ruang Kabupaten Pati Tahun 2040 Penataan Ruang

Self-Sufficient Community Development

Disaster Responsive Development

Natural Based Development

Konsep Terpilih

Smart-Integrated Resilient Region Development Alternatif Struktur Ruang

Alternatif 1 Linear

Tujuan Penataan Ruang Kabupaten Pati

Alternatif 2 Multinodal

Alternatif 3 Polisentris

Metode AHP

Struktur Ruang Polisentris Struktur Ruang Terpilih

Proses pemilihan struktur ruang didasari dari konsep penataan ruang Kabupaten Pati. Dari konsep yang terpilih yaitu mart Integrated Resilient Region Development struktur dikaitkan dengan tujuan penataan ruang rencana Kabupaten Pati. Selanjutnya, disusun alternatif struktur ruang yang dapat mengakomodasi tercapainya tujuan dan konsep penataan ruang. untuk memilih satu dari tiga alternatif tersebut, digunakan metode AHP dengan kriteria dari sektor ekonomi, SDA, mobilitas, dan infrastruktur. dari hasil AHP tersebut didapatkan bahwa struktur ruang terpilih adalah alternatif ke

Kerangka Berpikir Penyusunan Pola Ruang Sumber: Studio Rencana Kabupaten Pati, 2020

dua yaitu struktur ruang dengan bentuk multinodal. Dalam peta struktur ruang ini berisi simpul ruang yang terdiri dari sarana prasarana sesuai hierarki perkotaannya seperti sarana pendidikan, kesehatan, perdagangan, transportasi, energi, sumber daya air, limbah dan persamahan serta dihubungkan dengan jaringan berupa jaringan jalan. Perwujudan struktur ruang dilaksanakan dalam 20 tahun perencanaan. untuk itu disusun pentahapan untuk mempermudah dalam menunjukkan proses untuk mencapai struktur ruang yang diharapkan.

Peta Rencana Pentahapan Struktur Ruang Tahap 1 Tahun 2020-2025 (kiri) dan Tahap 2 Tahun 2025-2030 (kanan) Sumber: Studio Rencana Kabupaten Pati, 2020

14


Executive Summary Laporan Rencana Wilayah

Peta Pola Ruang Eksisting (kiri) dan Pola Ruang Rencana Kabupaten Pati Tahun 2040 (kanan) Sumber: Studio Rencana Kabupaten Pati, 2020

Peta Rencana Pentahapan Struktur Ruang Tahap 3 Tahun 2030-2035 (kiri) dan Tahap 4 Tahun 2035-2040 (kanan) Sumber: Studio Rencana Kabupaten Pati, 2020

15


Rencana Penataan Ruang Wilayah

Rencana Pola Ruang Kabupaten Pati Tahun 2040 Konsep Penataan Ruang Alternatif Pola Ruang 1

Alternatif Pola Ruang 2

Alternatif Pola Ruang 3

Pola Ruang Neraca Sumber Kesesuaian Alokasi Kawasan Budidaya Alokasi Kawasan Tujuan Penataan Eksisting Daya Alam Lahan Lindung Ruang Proyeksi Lahan Terbangun Rencana Pola Ruang Terpilih Valuasi Lahan

Pentahapan Kerangka Berpikir Penyusunan Pola Ruang Sumber: Studio Rencana Kabupaten Pati, 2020

Penentuan rencana pola ruang diawali dengan menyusun alternative pola ruang yang sesuai dengan konsep penataan ruang. Ketiga alternative tersebut dipilih yang paling sesuai dengan mempertimbangkan enam aspek, yaitu tujuan penataan ruang, pola ruang eksisting, neraca sumber daya alam, kesesuaian lahan, alokasi kawasan lindung, dan alokasi kawasan budidaya. Alokasi kawasan budidaya ditentukan dari proyeksi lahan terbangun yang dihitung berdasarkan kebutuhan permukiman dari proses proyeksi penduduk dikalikan dengan standar ruang hidup yaitu 9m2. Setelah ditemukan rencana pola ruang terpilih yang sesuai dengan tujuan penataan ruang, dilakukan valuasi lahan lalu pembagian proses pentahapan 5 tahunan.

Peta pola ruang ini akan menjelaskan rencana alokasi dan peruntukan lahannya. Klasifikasi pola ruang dibagi menjadi dua kawasan besar yaitu kawasan lindung dan budidaya. Kawasan lindung terdiri atas hutan lindung, bentang alam karst, resapan air, rawan bencana, sempadan sungai, sempadan pantai dan waduk. Sedangkan untuk kawasan budidaya terdiri atas kawasan hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, perikanan, holtikultura buah, holtikultura sayur, permukiman perkotaan, permukiman pedesaan, Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, dan industri. Sama seperti struktur ruang, pola ruang memiliki waktu perencanaan selama 20 tahun. Dalam waktu perencanaan tersebut disusun peta pentahapan pola ruang, sebagai berikut:

Peta Rencana Pentahapan Pola Ruang Tahap 1 Tahun 2020-2025 (kiri) dan Tahap 2 Tahun 2025-2030 (kanan) Sumber: Studio Rencana Kabupaten Pati, 2020

16


Executive Summary Laporan Rencana Wilayah

Peta Pola Ruang Eksisting (kiri) dan Pola Ruang Rencana Kabupaten Pati Tahun 2040 (kanan) Sumber: Studio Rencana Kabupaten Pati, 2020

Peta Rencana Pentahapan Pola Ruang Tahap 3 Tahun 2030-2035 (kiri) dan Tahap 4 Tahun 2035-2040 (kanan) Sumber: Studio Rencana Kabupaten Pati, 2020

17


Rencana Penataan Ruang Wilayah Tabel Perbedaan Luas Pola Ruang Eksisting dan Rencana Sumber: Studio Rencana Kabupaten Pati, 2020

Peruntukan Eksisting

Luas Eksisting (Ha)

Peruntukan Rencana

Luas Rencana(Ha)

1.425,01

Sempadan Sungai

788,31

171,96

Sempadan Pantai

336,38

Embung

26,66

Sempadan Waduk

58,73

Empang

313,96

Sempadan Sungai Danau

Resapan Air

2.506,49

Hutan Lindung

1.179,26

Hutan Lindung

1.180,98

Hutan Produksi Terbatas

1.852,36

Hutan Produksi Terbatas

1.850,88

Hutan Produksi Tetap

19.083,65

LP2B

41.326,33

Sawah Irigasi

20.237,88

Sawah Tadah Hujan

5.512,94

Tegalan

13.979,64

Kebun

20.083,51

Perikanan Permukiman

12.542,48 19.048,53

Lahan Terbuka

69.41

Lapangan

19.83

Makam

19.048,53

Industri

160,10

Rencana Kawasan Strategis Kawasan strategis kabupaten/kota wilayah kabupaten merupakan wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/ kota tergadap ekonomi, sosial, dan.atau lingkungan. Di Kabupaten Pati terdapat beberapa kawasan strategis yang sudah menjadi ketetapan provinsi dan juga pemerintah kabupaten sendiri. Di Kabupaten Pati terdapat tiga jenis kawasan strategis, yaitu : 1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yang terdiri dari Kawasan Strategis Pertumbuhan Eonomi Perikanan, Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Industri Margorejo, Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Agropolitan, Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Perkotaan 2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya, yang terdiri dari Kawasan Permukiman Tradisional Masyarakat Samin 3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, yang terdiri atas Kawasan Strategis Bentang Alam Karst

18

Hutan Produksi Tetap Bentang Alam Karst

19.041,75 4.954,01

LP2B

41.785,61

Holtikultura Sayur

29.533,89

Holtikultura Buah

18.120,44

Perikanan

10.913,09

Sungai

1.236,69

Waduk

166,94

Permukiman Pedesaan Permukiman Perkotaan Industri

13.734,78 6.771,10 3.991,00

Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Pati Tahun 2040 Sumber: Studio Rencana Kabupaten Pati, 2020


Executive Summary Laporan Rencana Wilayah

Rencana Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Rencana Indikasi Program Utama

Pada sub bab ini, bentuk pengendalian pemanfaatan ruang disajikan dalam bentuk Ketentuan umum peraturan zonasi (KUPZ). KUPZ berisi ketentuan umum yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendalian untuk setiap kawasan peruntukan. Data yang disajikan dalam bentuk tabel yang menjelaskan ketentuan umum kegiatan yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan. Serta aturan mengenai ketentuan umum intensitas bangunan, sarpras minimum, dan ketentuan lainnya.

Pada sub bab ini diuraikan program, kegiatan, lokasi, sumber pendanaan, instansi pelaksana, serta waktu pentahapan pelaksanaan RTRW Kabupaten Pati. Data-data disajikan dalam tabel sesuai dengan perwujudan rencana struktur ruang, pola ruang, dan kawasan strategis.

Rencana Program Prioritas Perencanaan kawasan offshore fish farm di Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati

Penerapan Penerapan SRI Sustainable Perencanaan Smart Farming Industry Mitigasi and Method pada Daerah Bencana pada pada pertanian Kawasan Kawasan Rawan padi Kabupaten Industri Bencana di Pati Pengolahan di Kabupaten Pati Kabupaten Pati

Pengembangan Ruang Terbuka Pengembangan Hijau Publik AgroStation di pada Kawasan Kabupaten Pati Perkotaan di Kabupaten Pati

Pengembangan Logistics Hub dalam Perencanaan Pengembangan Menunjang Sistem layanan SPAM Distribusi Persampahan Kabupaten Pati Hasil Industri Kabupaten Pati Pengolahan Kabupaten Pati

Kriteria

Skor

Keselarasan dengan Pembangunan Wilayah Kabupaten Pati (visi, misi, penataan ruang)

25

5

125

5

125

5

125

5

125

5

125

5

125

5

125

4

100

4

100

Tingkat Kelayakan Pelaksanaan program

20

4

80

4

80

4

80

5

100

3

60

4

80

3

60

3

60

4

80

Keterkaitan dengan isu strategis

10

5

50

5

50

3

30

5

50

4

40

4

40

5

50

3

30

3

30

Dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dalam bidang ekonomi

15

5

75

4

60

5

75

5

75

3

45

5

75

5

75

3

45

3

45

Dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dalam bidang sosial masyarakat

15

4

60

4

60

4

60

4

60

5

75

4

60

3

45

4

60

5

75

Dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dalam bidang lingkungan

15

5

75

4

60

4

60

5

75

5

75

3

45

4

60

5

75

5

75

TOTAL

100

465

435

430

485

420

425

415

370

405

Tabel Skoring Program Prioritas Kabupaten Pati Tahun 2040 Sumber: Studio Rencana Kabupaten Pati, 2020

19


Rencana Program Prioritas Almira Nadia Shalsabila 17/411365/TK/45850

01

Nahda Saniyya 17/410124/TK/45481

02

Program Pengembangan Kawasan Offshore Fish Farm di Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati

Program Prioritas Pengembangan Pertanian Padi Kabupaten Pati dengan Penerapan System of Rice Intenfication (SRI) dan Smart Farming

Sektor perikanan di Kabupaten Pati yang termasuk dalam sektor pertanian merupakan sektor unggulan di Kabupaten Pati (berdasarkan analisis sektor unggualan studio wilayah 2019). Potensi ikan terbesar di Kabupaten Pati adalah ikan tangkap dan juga tambak. Kegiatan yang memanfaatkan potensi perikanan terfokuskan pada bagian utara dan timur laut Kabupaten Pati, yaitu pada kecamatan yang terletak di pesisir dan tepi Sungai Juwana. Namun, produksi ikan tangkap semakin menurun karena terhambat beberapa faktor. Selain itu, metode pemancingan konvensional yang dilakukan, dapat mengancam ekosistem bawah laut. Melihat kondisi geografis Kabupaten Pati yang memiliki perbatasan dengan Laut Jawa, Kabupaten Pati berpotensi mengembangkan budidaya ikan tangkap di laut lepas atau Off-Shore Mariculture. Teknologi offshore mariculture/ offshore fish farm merupakan solusi mengatasi penangkapan ikan yang semakin menurun, kerusakan ekosistem laut, dan kendala cuaca buruk saat melaut. Pengembangan kawasan off-shore fish farm direncanakan berada di Kecamatan Dukuhseti tepatnya berada di sekitar Pelabuhan Banyutowo. Lokasi keramba jaring apung berada di 6 km dari tepi pantai. Pada kawasan ini juga akan dibangun pasar ikan yang berfungsi untuk memasarkan hasil produksi ikan dari keramba jaring apung. Pembiayaan pembangunan ini direncanakan dengan skema KPBU. Total biaya untuk membangun kawasan ini adalah Rp 113.765.000.000,00 termasuk biaya operasionalan hingga tahun ke-20. Lalu proyek ini dianalisis menggunakan CBA untuk mengetahui kelayakan proyek. Hasil CBA menunjukkan bahwa proyek ini layak dibangun dan good project. Diharapkan kawasan ini dapat berkembang dan mampu mengatasi masalah sektor perikanan , ketahanan pangan dan penyerapan tenaga kerja

Berdasarkan hasil perhitungan, sektor pertanian dan perikanan Kabupaten Pati merupakan salah satu dari sektor penyumbang PDRB terbesar. Pertanian padi merupakan salah satu produk unggulan pertanian di Kabupaten Pati. Pada tahun 2018 pertanian padi di Kabupaten Pati menghasilkan 644.030 ton beras, dan berdasarkan perhitungan ketahanan pangan dari kontribusi beras menunjukkan nilai 0.32. menurut standar, Kabupaten Pati sudah mencapai ketahan pangan dari beras karena angkanya sudah lebih dari 0.3, tetapi angka tersebut masih relatif kecil untuk ketahanan pangan jangka panjang. oleh karena itu, di Kabupaten Pati direncanakan untuk penerapan program System of Rice Intenfication dan Smart Farming. Program ini adalah salah satu program yang mendukung terselenggaranya LP2B dengan memberikan edukasi terhadap petani dalam metode pengolahan sawah yang tepat untuk meningkatkan produktifitas pertanian terutama di wilayah dengan kondisi seperti di Kabupaten Pati. Program ini dilaksanakan di 1280 Ha sawah LP2B yang akan dikelola oleh 66 kelompok tani dengan 5 anggota setiap kelompoknya di seluruh Kabupaten Pati. Metode pertanian ini berprinsip pada pengelolaan lahan pertanian dan budidaya tanaman yang mudah beradaptasi serta pengaplikasian IPTEK dalam pengelolaan lahan. Para petani akan dilatih dengan teknik pertanian SRI yang selanjutnya akan dipraktikkan di sawahnya yang sudah dilengkapi dengan teknologi Smart Farming untuk membantu proses pengelolaan lahannya. Program ini akan dilaksanakan selama 20 tahun dengan menghabiskan biaya total Rp37.796.100.000,- . Menurut hasil cost benefit analysis, sampai pada suku bunga 15% program ini masih layak untuk dilaksanakan dan mencapai good project.

Peta Indikatif Program Offshore Fish Farm Sumber: Analisis Penulis, 2020

Peta Indikatif Program SRI dan Smart Farming Sumber: Analisis Penulis, 2020

20


Executive Summary Laporan Rencana Wilayah Risantri Aisa Putri Retno Wardhani 17/410127/TK/45484

03

Noor Hafifah R 17/410125/TK/45482

04

Program Penerapan Sustainable Industry pada Kawasan Sentra Industri Pengolahan Kecamatan Margorejo

Program Pengembangan Mitigasi Bencana pada Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Pati

Kabupaten Pati memiliki potensi yang tinggi dalam hasil komoditas agro. Hal ini menjadikan struktural perekonomian di Kabupaten Pati bergantung ke sektor industri pengolahan sebagai pemberi nilai tambah terhadap hasil produk olahan. Berkebalikan dengan potensi tersebut, penyerapan tenaga kerja di sektor industri pengolahan cenderung mengalami tren yang menurun. Maka, dapat dilihat bahwa untuk mengembangkan industri pengolahan di Kabupaten Pati dibutuhkan pengembangan pola produksi yang dapat mengurangi pemborosan bahan baku hasil komoditas agro yang dapat ditempuh dengan pengembangan kompetensi sumber daya manusia di bidang industri pengolahan untuk mewujudkan industri pengolahan yang berkelanjtuan dan berdaya saing. Konsep Sustainable Industry yang akan diterapkan kemudian diklasifikan menjadi tiga komponen utama yaitu: Pemanfaatan komponen lokal; Peningkatan kompetensi serta partisipasi sumber daya manusia; dan Peningkatan kualitas infrastruktur industri yang berdaya saing. Penerapan konsep tersebut kemudian diwujudkan dalam kegiatan serta sub kegiatan yang diperjelas dalam kerangka kerja logis, dilanjutkan dengan pentahapan dan pembiayaan untuk setiap sub kegiatan program. Sebagai salah satu rangkaian dari studi kelayakan dalam perencanaan, analisis biaya keuntungan dilakukan untuk menentukan keberlayakan serta keuntungan program yang akan didapatkan jika dikembangkan di masa mendatangnya. Pada DR 8% dapat diketahui bahwa nilai NPV didapatkan sebesar Rp. 413.867.570.000 dengan BCR 1,30. Angka NPV yang positif serta nilai BCR>1 menandakan bahwa program pengembangan layak untuk diimplementasikan secara finansial. Pada discount rate 14%, NPV telah bernilai negatif sehingga didapatkan nilai Internal Rate of Return sebesar 13,55% ,atau diatas bunga 8%. Dari ketiga indikator tersebut dapat diketahui bahwa program “Penerapan Sustainable Industry di Kawasan Sentra Industri Pengolahan Kecamatan Margorejo” ini adalah Good project.

Kabupaten Pati merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah dengan potensi ancaman terhadap beberapa jenis bencana, khususnya bencana alam. Hal ini dikarenakan oleh kondisi fisik alam yang memiliki karakteristik berbedabeda, sehingga menjadi pemicu utama terjadinya bencana alam, khususnya bencana banjir, tanah longsor, dan kekeringan. Bencana tersebut memberikan resiko dan dampak yang cukup besar, khususnya bagi pengembangan potensi wilayah Kabupaten Pati. Penerapan program perencanaan mitigasi bencana Kabupaten Pati diharapkan dapat membantu dalam mewujudkan sistem mitigasi bencana yang tangguh, berwawasan lingkungan, dan berbasis teknologi untuk mengurangi resiko, ancaman, dan dampak yang dihasilkan akibat terjadinya bencana di Kabupaten Pati sebagai tujuan utama yang akan dicapai dari program ini. Program mitigasi bencana yang akan diterapkan mencakup mitigasi struktural dan non-struktural yang terbagi ke dalam 3 sub program utama. Setiap sub program akan diwujudkan dalam kegiatan yang diperjelas dalam tabel kerangka logis serta pentahapan dan pembiayaan untuk melihat studi kelayakan program apabila dilaksanakan. Analisis kelayakan program dilakukan dengan perhitungan Cost-Benefit Analysis menggunakan discount rate (DR) 11%15%, karena direncanakan dengan skema KPBU. Dengan total anggaran biaya untuk penerapan program ini sebesar Rp182.120.118.000 yang sudah termasuk biaya operasional hingga tahun ke-20, didapatkan nilai NPV positif sebesar Rp 1.106.352.759.282,00 dan BCR >1 sebesar 23. Nilai IRR dari program ini adalah 11%, telah lebih besar dari suku bunga yang ditetapkan Bank Indonesia saat ini. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa proyek ‘Pengembangan Mitigasi Bencana pada Kawasan Rawan Bencana di Kabupaten Pati’ dikatakan feasibel atau layak dilaksanakan karena memberikan keuntungan secara moneter dan merupakan program yang GOOD PROJECT.

Peta Indikatif Program Sustainable Industry Margorejo Sumber: Analisis Penulis, 2020

Peta Indikatif Program Pengembangan Mitigasi Bencana Sumber: Analisis Penulis, 2020

21


Rencana Program Prioritas Sari Ratih 17/410128/TK/45485

05

Muhammad Syamsir Alam 17/413485/TK/45925

06

Program Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan

Program Pengembangan AgroStation di Kabupaten Pati

Kabupaten Pati merupakan wilayah yang memiliki relief daratan yang beragam. Berada di pesisir pantai utara jawa di bagian utara dan pegunungan karst yang kering menyebabkan iklim kabupaten pati cenderung panas. Selain itu, Pati yang dilewati oleh jalur pantura serta perkembangan kawasan strategis Wanarakuti di Jawa Tengah menyebabkan Pati sering dilewati oleh kendaraan besar sehingga meningkatkan polusi udara. Berdasarkan data yang ada, Kabupaten Pati memiliki luas wilayah Kabupaten sebesar 150.368 hektar yang terdiri atas 59.299 hektar lahan sawah, 60.314 hektar lahan pertanian bukan sawah dan 30.755 hektar lahan bukan pertanian yang artinya hanya tersisa sekitar 21 persen dari total luas wilayah keseluruhan untuk pembangunan. 3 dari 4 kecamatan kawasan perkotaan di kabupaten Pati memiliki status daya dukung lahan bangunan sedang atau bersyarat yang artinya pembangunan masih dapat dilakukan namun dengan mempertimbangkan aturan dan syarat tertentu, sedangkan kebutuhan akan tempat tinggal semakin tinggi yang akan berdampak pada kurang tersedianya ruang terbuka hijau. Selain itu, indeks kualitas lingkungan hidup Kabupaten Pati juga berada pada klasifikasi sangat kurang. Guna mengatasi hal tersebut agar keseimbangan pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Pati tetap terjaga, perlu dilakukan pengembangan ruang terbuka hijau. Perencanaan terbagi atas sub program yang dijabarkan dalam kerangka kerja logis berupa penambahan kuantitas dan kualitas RTH eksisting maupun baru yang difokuskan pada empat kawasan perkotaan Kabupaten Pati dan pada empat kecamatan bukan perkotaan yang memiliki DDLH bersyarat. Kelayakan program dihitung menggunakan Cost-Benefit Analysis dengan discount rate 13% sehingga didapatkan NPV positif sekitar 3.186.000.000 dengan BCR 3,68 dan IRR 14%. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa proyek ‘Pengembangan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Perotaan di Kabupaten Pati’ dikatakan feasible dan merupakan program yang Good Project.

Potensi Pertanian di Pati belum dimanfaatan secara optimal oleh masyarakat maupun Pemerintah Kabupaten Pati. Hal ini dibuktikan dengan pendapatan dari sektor pertanian semakin menurun tiap tahunnya. Selain itu fasilitas penunjang agropolitan sangat terbatas. Salah satu masalah adalah belum adanya sistem distribusi hasil pertanian yang terintegrasi. Maka dari itu, diperlukan adanya perencanaan sistem distribusi dan pemasaran subsektor pertanian yang lebih efektif dan efisien agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama para petani. Sistem AgroStation merupakan program pengembangan sistem pemasaran hasil produk pertanian untuk Pengoptimalan pengelolaan Sumber Daya Alam sektor pertanian dan mewujudkan Pertanian di Kabupaten Pati yang Berdaya Saing. Program sistem AgroStation berfokus pada pengintegrasian sistem pemasaran hasil pertanian di Kabupaten Pati dari mulai panen hingga ke tangan konsumen. Dalam sistem AgroStation memiliki 4 sub sistem yaitu sarana Pasar Induk Agro, Gudang, Koperasi di tingkat paling bawah. Dan prasarana pengangkut hasil pertanian. Program ini difokuskan di Kecamatan Gembong dan Kecamatan Kayen sebagai pusat AgroStation. Total biaya untuk membangun kawasan ini adalah Rp 100.579.000.000 termasuk biaya operasionalan hingga tahun ke-20. Program ini juga memiliki proyeksi pendapatan yang dihitung berdasarkan keuntungan yang didapat berdasarkan dampak dari pelaksannaan program sebesar 13,2 – 14 M / tahun. Berdasarkan analisis Cost-Benefit Analysis, program ini layak diimplementasi hingga discount rate 16%. Hal tersebut dikarenakan saat discount rate 16% NPV. Kesimpulan yang dapat diambil, jika suku bunga bank 11% maka program indikasi pengembangan agrostation di Kabupaten Pati adalah Good Project.

Peta Indikatif Program Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Sumber: Analisis Penulis, 2020

Peta Indikatif Program Pengembangan Agrostation Sumber: Analisis Penulis, 2020

22


Executive Summary Laporan Rencana Wilayah Reyhan Fairuz S. 17/413492/TK/45932

07

Pengembangan Logistics Hub dalam Sistem Transportasi dan Logistik Kabupaten Pati Tujuan Penataan ruang Kabupaten Pati tahun 2020-2040 adalah Mewujudkan Kabupaten Pati yang Mandiri, Tangguh, Terintegrasi melalui pengembangan potensi antar lokal wilayahnya. Terintegrasi berarti adanya keterhubungan dan kesatuan sistem secara fisik antara intra wilayah di dan wilayah disekitarnya. Permasalahan terkait dengan konektifitas masih belum efisien. Untuk mengetahui tingkat efisiensi dan konektifitas digunakan beberapa perhitungan index. Alpha Index menunjukkan angka 0,52% yang berarti belum maksimal. Sedangkan Beta Index menunjukkan angka 1,8 yang berarti keterhubungan antar jaringan cukup baik. Gamma Index menunjukkan konektifitas belum maksimal diangka 0,7. Selain itu masih adanya ketimpangan infrastruktur di beberapa wilayah yang menimbulkan berbagai masalah lain. Sedangkan dari sisi potensi, akan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Potensi tersebut berupa pembangunan tol Semarang – Tuban dan adanya kerjasama antar wilayah. Oleh karena itu program ini diperlukan guna membangun sistem infrastuktur arus logistik dan transportasi yang menunjang sektor unggulan. Konsep program yang digunakan adalah pengembangan Logistic Hub dalam Sistem Logistik dan Transportasi menggunakan pendekatan Smart Logistics dan Supply Chain Management. Program ini memiliki tiga kegiatan utama yakni penyusunan kebijakan, pengembangan Logistic Hub, dan peningkatan konektifitas antar wilayah. Analisis kelayakan program ini menggunakan Cost Benefit Analysis menggunakan discount rate 10%-13%. Biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp 135.492.000.000. Pendapatan dihitung menggunakan asumsi prediksi peningkatan kontribusi PDRB dari 4 sektor yang berkaitan langsung dengan Sistem Transportasi dan Logistik. Angka pertumbuhan diasumsikan setiap sektor setiap tahun 0,25% secara konsisten. Dari Perhitungan Cost Benefit Analysis pada discount rate 11% dihasilkan NPV positif sebesar 10.244 milyar dengan BCR 1,2 dan IRR 12,74. Berdasarkan angka tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa program ini good project. Peta Indikatif Program Pengembangan Logistik Hub Sumber: Analisis Penulis, 2020

23


John Hoang

Studio Rencana WIlayah Kabupaten Pati 2 Perencanaan Wilayah dan Kota Departemen Teknik Arsitektur dan Perencaan Universitas Gadjah Mada


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.