Menelisik Batukandik - Laporan Analisis Desa Batukandik

Page 1

2020 .

Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada Tim Nusa Penida, Bali

BRO SUR Menelisik Batukandik Laporan kompilasi data dan analisis mengenai kondisi wilayah Desa Batukandik yang kemudian diolah untuk menemukan potensi masalah desa dan merancang strategi kebijakan terbaik untuk mengembangkan Desa Wisata Batukandik.



PENDAHULUAN HALAMAN 3

Alhamdulillah, setelah melalui proses penyusunan kurang lebih selama satu setengah bulan ini, Laporan Analisis Desa Batukandik dapat kami selesaikan dan usulkan kepada pihak masyarakat dan perangkat Desa Batukandik. Desa Batukandik merupakan salah satu desa di Kecamatan Nusa Penida yang sedang gencar dan semangat untuk mengembangkan potensi desa wisata yang ada. Dalam mengembangkan potensi desa wisata diperlukan adanya analisis secara komprehensif mengenai suatu daerah, kajian lebih jauh tentang isu dan permasalahan yang ada, serta perencanaan konsep dan strategi pengembangan yang paling sesuai. Laporan ini kami awali dengan meninjau fakta demografi, perekonomian desa, kondisi sarana prasarana, dan pemetaan SWOT. Beberapa analisis dasar yang dilakukan ini akan digunakan sebagai basis perencanaan Desa Wisata Batukandik ke depannya. Kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah turut membantu dalam proses penyusunan laporan ini. Semoga Laporan Analisis ini dapat bermanfaat dalam pengembangan Desa Wisata Batukandik sesuai dengan tujuan bersama.

Yogyakarta, 8 Agustus 2020

Tim Penyusun

Tim KKN-PPM UGM Nusa Penida Tahun 2020


Tim Penyusun: Dimas Wihardyanto, S.T., M.T. Dosen Pembimbing Lapangan Kretyawan Farras Koordinator Mahasiswa Unit Risantri Aisa Putri Retno Wardhani Penanggung Jawab Daffa Muhammad Aldyo Anggota Tim Pelaksana Sulie Kharisma Mustika Anggota Tim Pelaksana Raden Yosef Georgius Anggota Tim Pelaksana M. Rifki Febrianto Anggota Tim Pelaksana Andewi Rizkya R Anggota Tim Pelaksana Pengabdian Tim KKN–PPM UGM Nusa Penida Tahun 2020 HALAMAN 4


PENDAHULUAN HALAMAN 5

Profil Wilayah Desa Batukandik merupakan salah satu bagian administrasi Kecamatan Nusa Penida yang terletak di Pulau Nusa Penida. Dengan luasan 21,66 km2, Desa Batukandik merupakan desa terluas di Kecamatan Nusa Penida. Batas administrasi Desa Batukandik berbatasan dengan; Desa Kutampi, Suana, dan Kutampi Kaler disebelah utara; Laut Bali disebelah selatan; Desa Suana, Pejukutan, Tanglad, dan Sekartaji disebelah timur; dan Desa Klumpu dan Batukandik disebelah barat.

Desa Batukandik terbagi menjadi 8 dusun yaitu; Dusun Antapan, Sukun, Batukandik 1, Batukandik 2, Bingin, Dungkap 1, Dungkap 2, Bangunurip. Terletak 17 kilometer sebelah selatan pusat Kota Kecamatan, Desa Batukandik memiliki potensi wisata yang bisa dikembangkan. Pemerintah Kabupaten Klungkung juga turut mengembangkan potensi tersebut dalam mewujudkan Desa Wisata Batukandik.

Desa Batukandik memiliki tipe topografi berbukit yang variatif dengan dataran tinggi di bagian Timur Laut dan daerah perairan di bagian Barat Daya.

Tim KKN-PPM UGM Nusa Penida Tahun 2020


ANALISIS DEMOGRAFI

Berisi kompilasi data mengenai kondisi kependudukan, kesehatan masyarakat, dan budaya kearifan lokal di Desa Batukandik. Datadata tersebut kemudian dianalisis dan dikaji secara lebih rinci.

Menelisik Batukandik

01

HALAMAN 6


ANALISIS DEMOGRAFI HALAMAN 7

Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Desa Batukandik pada tahun 2018 adalah 4.637 jiwa, dengan rincian jumlah lelaki sebanyak 2.217 orang dan perempuan sebanyak 2.420 orang. Berdasarkan data kependudukan Desa Batukandik tahun 2016, penduduk dengan jumlah terbanyak berada di Dusun Batukandik 1 yaitu sebanyak 816 jiwa.

1

Dusun Batukandik 1 berada di pusat Desa Batukandik dengan fasilitas sarana yang mencukupi dan akses jalan kabupaten yang baik. Sedangkan penduduk dengan jumlah terendah berada di Dusun Sukun yaitu sebanyak 224 jiwa. Hal ini selaras dengan luas wilayahnya yang cukup kecil dibandingkan dengan dusun lainnya di Desa Batukandik.

Berdasarkan data BPS tahun 2015, jumlah penduduk Desa Batukandik merupakan nomor empat tertinggi setelah Desa Lembongan. Desa Batukandik juga merupakan desa terluas di Nusa Penida yaitu sebesar 21,660 km2. Hal ini menyebabkan kepadatan penduduk di Desa Batukandik menjadi cukup rendah.

Tabel 1. Jumlah Penduduk menurut Populasi per Wilayah Dusun di Desa Batukandik, Tahun 2016

Dusun Antapan Bangunurip Batukandik 1

Nama Kepala Dusun I Wayan Sumara I Gede Mendra I Nyoman Mantra

Laki-laki 157 151 431

Perempuan 176 151 385

Total 333 302 816

Jumlah KK 103 77 202

Batukandik 2 Bingin Dungkap 1 Dungkap 2 Sukun

I Kadek Ardana I Komang Sugiarta I Nyoman Suwitha I Made Latra I Kadek Darma Total

211 218 294 198 116 1.776

192 234 269 183 108 1.698

403 452 563 381 224 3.474

102 116 143 101 71 915

Sumber: batukandik.desa.id

Berdasarkan jumlah luas wilayah sebesar atau 2.166 ha dan jumlah penduduk sebanyak 3.692 jiwa*, maka didapatkan kepadatan penduduk di Desa Batukandik yaitu 1,70 jiwa/ha. Maka setiap hektar lahan di Desa Batukandik bisa ditempati oleh setidaknya ~2 jiwa. Data BPS Kabupaten Klungkung Tahun 2016

*

Tim KKN-PPM UGM Nusa Penida Tahun 2020


Menelisik Batukandik

Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia Dari piramida stationer tersebut diketahui bahwa distribusi usia terbanyak terdapat pada rentang usia 20–24 tahun. Hal ini mengindikasikan banyaknya jumlah tenaga kerja di usia produktif yang ada di Desa Batukandik. Setidaknya terdapat 37% penduduk usia produktif dari seluruh penduduk yang ada di Desa Batukandik. Meskipun menguntungkan, kondisi

tersebut juga memberikan tantangan bagi Desa Batukandik terutama untuk penyediaan lapangan pekerjaan yang hingga kini semakin minim. Selain itu jumlah penduduk usia produktif yang tinggi juga akan meningkatkan laju pertumbuhan penduduk pada saat ini hingga beberapa tahun kedepan yang akan menambah tanggungan bagi setiap keluarga.

Komposisi jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di Desa Batukandik juga memiliki kecenderungan seimbang dengan angka sex ratio sebesar 91*.

Grafik 1. Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Desa Batukandik, Tahun 2016 >75 70 sd 74 65 sd 69 60 sd 64 55 sd 59 50 sd 54 45 sd 49 40 sd 44 35 sd 39 30 sd 34 25 sd 29 20 sd 24 15 sd 19 10 sd 14 5 sd 9 0 sd 4 -0.15

-0.1

-0.05

0

Laki-laki

0.05

0.1

0.15

Perempuan Sumber: batukandik.desa.id

* dalam 100 penduduk perempuan terdapat 91 penduduk lelaki, sehingga masih dominan penduduk perempuan.

HALAMAN 8


ANALISIS DEMOGRAFI HALAMAN 9

Proyeksi Jumlah Penduduk Proyeksi penduduk merupakan penghitungan jumlah penduduk suatu kawasan dimasa yang akan datang. Tujuannya adalah untuk memperhitungkan sarana prasarana yang dibutuhkan maupun daya dukung dan daya tampung lingkungan di masa mendatang. Proyeksi penduduk bisa dilakukan hingga beberapa tahun kedepan dengan interval tahun yang mampu ditentukan dalam beberapa rentang waktu.

Data kependudukan yang didapatkan dari Desa Batukandik adalah jumlah penduduk desa pada tahun 2015 dan 2018. Namun data tersebut masih belum cukup memenuhi untuk perhitungan proyeksi jumlah penduduk untuk beberapa tahun kedepan. Maka dalam melakukan proyeksi penduduk Desa Batukandik ini digunakan laju pertumbuhan Kecamatan Nusa Penida dengan asumsi

angka tersebut mampu mencakupi pertumbuhan penduduk di Desa Batukandik. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Nusa Penida memiliki tren linear dengan pertambahan penduduk yang kurang signifikan. Sedangkan, laju pertumbuhan penduduk Desa Batukandik berdasarkan tahun 2016 dan 2018 cenderung memiliki tren eksponensial dengan laju yang cukup tinggi.

Grafik 2. Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Batukandik Tahun 2016–2029 12.000 10.000 8.000

6.266

6.000 4.000

4.014 3.474 3.746

6.756

7.285

7.854

8.468

9.131

9.844

10.614

5.812 5.390 4.642 4.647 4.652 4.657 4.662 4.666 4.671 4.676 4.681 4.686 4.691 4.637 5.000

2.000 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 Tren Desa Batukandik

Tren Kecamatan Nusa Penida

Expon. (Tren Desa Batukandik)

Linear (Tren Kecamatan Nusa Penida) Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2020

Pertumbuhan jumlah penduduk di Desa Batukandik dihitung berdasarkan rata-rata laju pertumbuhan yang ada terproyeksikan akan terus meningkat secara fluktuatif mengikuti perkembangan pembangunan desa.

Tim KKN-PPM UGM Nusa Penida Tahun 2020


Menelisik Batukandik

Kondisi Kesehatan Pada tahun 2014 masih terdapat tiga desa yang belum terjangkau Puskesmas yaitu Desa Klumpu, Batununggul, dan Jungutbatu. Di desa Batukandik, hanya tersedia 8 posyandu dan satu puskesmas yang masih belum memiliki fasilitas lengkap. Terdaftar terdapat satu bidan di Desa Batukandik, namun tenaga kesehatan tersebut dirasa masih kurang optimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Batukandik. Melihat kondisi permukiman di Desa Batukandik yang cenderung sporadis, banyak warganya yang kemudian pergi ke desa tetangga untuk berobat. Beberapa desa terdekat dengan fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai adalah, Desa Klumpu dan Batununggul. Kajian lebih lanjut mengenai jangkauan sarana kesehatan Batukandik perlu dilakukan untuk melihat ketercukupan layanan kesehatan.

Terdapat penelitian observasi pada tahun 2018* yang mengobservasi kasus prevalensi cacingan di wilayah kerja Puskesmas Nusa Penida III. Pada penelitian ini diketahui bahwa terdapat beberapa kasus cacingan pada ibu hamil di Desa Batukandik. Meskipun tidak terdapat kasus cacingan pada anak-anak, hal ini tetap menjadi cerminan mengenai kondisi sanitasi di Desa Batukandik. Persentase jamban sehat di Desa Batukandik merupakan yang terendah dibandingkan dengan desa tetangga sepert;i Desa Klumpu (88,1%), Batumadeg (83,33%), dan Sakti (91,43%). Hal ini perlu menjadi perhatian bagi pemerintah dan dinas terkait peningkatan kualitas sanitasi di Desa Batukandik.

Jumlah penderita cacat di Desa Batukandik termasuk dalam klasifikasi yang terendah. Dibandingkan dengan desa disekitarnya, Batukandik berada di peringkat kelima desa dengan penderita cacat terendah di Nusa Penida. Hal ini berkaitan dengan usaha perbaikan gizi anak yang telah diterapkan di Desa Batukandik, pengecekan gizi dan imunisasi tetap harus digiatkan untuk kian meningkatkan kondisi kesehatan masyarakat.

* Wahyuni, D., & Kurniawati, Y. (2018). Prevalensi Kecacingan dan Status Gizi pada Anak Seklah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Penida (NP) III, Klungkung, Bali. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 130-136.

HALAMAN 10


ANALISIS DEMOGRAFI HALAMAN 11

Sosial Budaya Masyarakat Desa Batukandik memiliki banyak potensi desa yang mampu dikembangkan untuk mendukung pembangunan desa wisata. Dimulai dari sejarah Desa Batukandik dengan cerita Perahu Jong dan kesatria Kandik Batu yang sangat menarik untuk dijadikan satu kesatuan cerita kesenian tradisional. Adapun kesenian tradisional lainnya yang terdapat di Desa Batukandik yaitu: • Seni Tari Wali merupakan seni tari sakral oleh masyarakat Batukandik yang hanya dipentaskan saat upacara keagamaan. Seni tari ini terdiri dari beberapa tarian rakyat yaitu Tari Gandrung, Tari Sanghyang Lutung, dan Tari Jangkrang. • Seni Musik Gambelan yang dilakukan untuk mengiringi upacara keagamaan dan upacara adat yang ada di Desa Batukandik. Seni Gambelan ini dimainkan oleh masyarakat Batukandik dengan memainkan beberapa sekaa gong.

Kebudayaan keagamaan di Desa Batukandik juga sangat identik dengan upacara sembahyang yang dilakukan di pura. Terdapat beberapa pura unik dan bersejarah di Desa Batukandik, salah satunya adalah Pura Sekar Kuning. Terdapat beberapa mitos mengenai kasiat bersembahyang di pura tersebut yang dipercaya mampu menyembuhkan segala penyakit.

Adapun Pura Pehikan, Pura Papak Badeng, serta Pura Pancoran yang sering digunakan oleh masyarakat Desa Batukandik dalam melaksanakan upacara keagamaan dan tradisi setempat secara turun-temurun. Potensi tersebut merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk mempelajari kebudayaan dan tradisi setempat dengan keunikannya tersendiri.

Aktivitas mata pencaharian masyarakat Desa Batukandik sangat bertumpu dengan sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan. Adapun kegiatan bertani dan berkebun yang masih dilakukan secara tradisional oleh masyarakat Batukandik mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Hubungan sosial masyarakat di Desa Batukandik juga masih sangat kental dengan semangat harmonis kekeluargaan.

Tim KKN-PPM UGM Nusa Penida Tahun 2020


KAJIAN EKONOMI

Kajian kondisi perekonomian yang ada di Desa Batukandik, mencakup anggaran pendapatan desa, kegiatan ekonomi sektor industri dan sektor potensi perekonomian.

Menelisik Batukandik

02 HALAMAN 12


2

KAJIAN EKONOMI HALAMAN 13

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Besaran anggaran pendapatan desa Batukandik pada tahun 2018 hampir mencapai 4,3 milyar rupiah. Jumlah dana anggaran pendapatan terbesar berasal dari Dana Desa sebesar Rp. 1.562.445.000, yang kemudian diikuti dengan dana alokasi desa sebesar Rp. 1.437.152.304. Dominasi anggaran pendapatan oleh Dana Desa ini telah diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Menteri Nomor 16 tahun 2018 yang mencakup tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa. Dana Desa ini diberikan oleh pemerintah untuk membantu misi pemerataan pembangunan nasional, pengentasan kemiskinan, serta menumbuhkan perekonomian di pedesaan.

Besaran pengeluaran Dana Belanja Desa Batukandik pada tahun 2018 selaras dengan anggaran pendapatan desa yang mencapai Rp 4.257.635.404,39 atau hampir mencapai 4,3 milyar rupiah. Besaran pengeluaran tersebut kemudian dibagi dalam beberapa bidang penyelenggaraan desa yaitu untuk penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan masyarakat, serta pemberdayaan masyarakat. Dengan jumlah pengeluaran dana belanja terbesar untuk bidang pelaksanaan pembangunan desa, hal ini sepadan dengan dana pembangunan ataupun peningkatan infrastruktur desa yang pasti memerlukan dana yang cukup banyak.

Dukungan dari Pemerintah Kab. Klungkung ini diberikan untuk mendukung pengembangan Desa Wisata Batukandik.

Grafik 3. Anggaran Belanja Desa Batukandik, Tahun 2018 Bidang Pemberdayaan Masyarakat

161.765.000,00

Bidang Pembinaan Kemasyarakatan

597.088.845,98

Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa

2.600.945.438,20

Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

897.836.120,21 -

1.000.000.000,00

2.000.000.000,00

3.000.000.000,00

Sumber: desabatukandik.go.id

Tim KKN-PPM UGM Nusa Penida Tahun 2020


Menelisik Batukandik

Sektor Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan di Nusa Penida hanya terbatas ke industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Tidak terdaftar adanya industri sedang ataupun besar, industri kecil juga hanya terdapat di beberapa desa seperti Desa Klumpu, Tanglad, Batununggul, Kutampi Kaler dan Ped. Beberapa desa ini terletak bersebelahan dengan desa Batukandik. Sektor industri rumah tangga menjadi salah satu pilihan tumpuan perekonomian masyarakat Nusa Penida. Beberapa desa yang mampu menyerap tenaga kerja untuk industri rumah tangga terbanyak yaitu Desa Suana dan Desa Batununggul. Berbanding terbalik dengan penyerapan tenaga kerja industri rumah tangga di Desa Batukandik yang merupakan paling rendah dibanding dengan desa lainnya di Kecamatan Nusa Penida.

Dengan batas administrasi terluas di Kecamatan Nusa Penida, masyarakat Batukandik ratarata mempunyai ladang atau kebun yang luas dengan pohon kelapa yang tumbuh baik secara alami maupun sengaja ditanam oleh warga. Untuk masyarakat Bali pohon kelapa mempunyai dimensi sosial, kebudayaan, serta ekonomi yang tinggi (Sutopo, et al., 2019). Olahan kelapa di Nusa Penida adalah untuk dijadikan minyak kelapa yang masih kerap dilakukan oleh beberapa warga Desa Batukandik. Meskipun begitu potensi ekonomi dari minyak kelapa ini masih belum dikembangkan untuk menjadi penopang perekonomian desa. Minyak kelapa ini dapat menjadi salah satu produk khas Batukandik mengikuti tren pariwisata di desa yang semakin meningkat.

Pengeluaran per kapita Kabupaten Klungkung pada tahun 2019 sebesar Rp. 11.484.000. Berdasarkan perhitungan klasifikasi ADB, maka masyarakat di Kabupaten Klungkung termasuk kedalam kelas menengah.

Sektor industri pengolahan di Kabupaten Klungkung masih terfokus di Kecamatan Klungkung karena tingginya akses mobilitas barang dan jasa di Pulau Bali. Sedangkan untuk Kecamatan Nusa Penida adanya industri pengolahan masih didukung dengan industri skala kecil seperti olahan kerajinan tenun di Desa Tanglad. Sutopo, O. R., Puspoadi, G., Na’imah, D., Puruhito, D., Prastowo, F., Budiman, M., & Budiarto, R. (2019). Asa Energi Terbarukan di Nusa Penida. 80-107.

*

HALAMAN 14


KAJIAN EKONOMI HALAMAN 15

Potensi Pertanian Berdasarkan data BPS Kecamatan Nusa Penida Tahun 2019, sektor pertanian di Kecamatan Nusa Penida dibagi menjadi beberapa sub sektor diantaranya; sub sektor tanaman pangan, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Adapun subsektor unggulan untuk Desa Batukandik adalah pertanian tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan. Untuk perikanan sendiri masih belum dieksplor lebih jauh karena fungsi perairan di Batukandik lebih difokuskan sebagai destinasi wisatawan, terutama Manta Point di sebelah barat daya desa.

Potensi unggulan Desa Batukandik juga terfokus kepada beberapa komoditas tertentu. Pada sub sektor tanaman pangan, Desa Batukandik memiliki potensi lahan panen terluas dan jumlah produksi tertinggi untuk komoditas jagung dan ubi kayu. Sub sektor peternakan juga menjadi salah satu tumpuan perekonomian Desa Batukandik. Komoditas ternak unggulan untuk masyarakat Desa Batukandik adalah babi lokal dengan jumlah populasinya sebanyak 1.932 ekor, terbanyak di Kecamatan Nusa Penida.

Berdasarkan wawancara dengan perangkat desa, terdapat wabah penyakit musiman yang sering menyerang ternak unggas masyarakat Batukandik, namun jumlah ternak ayam kampung di Desa Batukandik masih termasuk yang tertinggi dibanding desa lainnya di Nusa Penida yaitu sebanyak 10.906 kepala. Berdasarkan pendataan tahun 2018, Desa Batukandik memiliki produksi tertinggi untuk komoditas nanas di Kecamatan Nusa Penida. Potensi ini dapat dikembangkan dan diolah untuk menjadi salah satu produk khas Batukandik.

Berdasarkan PDRB Kabupaten Klungkung Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2019, terdapat beberapa sektor utama yang menopang perekonomian Kabupaten Klungkung. Kontribusi terbesar dengan hampir 20% dari jumlah PDRB tahun 2019 disumbangkan dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. pertanian.

Tim KKN-PPM UGM Nusa Penida Tahun 2020


SARANA PRASARANA

Pendataan jumlah, cakupan dan jangkauan untuk setiap sarana pendidikan, peribadatan, industri, koperasi, dan prasarana jalan.

Menelisik Batukandik

03 HALAMAN 16


3

SARANA PRASARANA HALAMAN 17

Sarana Koperasi

Sarana Pendidikan

Berdasarkan data BPS Kabupaten Klungkung mengenai Statistik Data Kecamatan Nusa Penida tahun 2019, hanya terdapat dua Koperasi Simpan Pinjam di Nusa Penida yaitu di Desa Batukandik dan Desa Ped. Sarana perbankan masyarakat Nusa Penida dilayani dengan Bank dan Lembaga Perkreditan Desa. Terdapat tiga Bank di Desa Batununggul dan satu Bank di Desa Jungutbatu. Sementara itu, masyarakat Batukandik masih tetap terfasilitasi dengan tiga Lembaga Perkreditan Desa (LPD).

Jumlah sarana pendukung pendidikan berupa sekolah di Kecamatan Nusa Penida dirasa sudah memenuhi kebutuhan masyarakat dengan jumlah 21 sekolah Taman Kanak-kanak (TK), 53 sekolah dasar (SD), 11 SLTP, dan 5 SLTA. Desa Batukandik terfasilitasi dengan dua sekolah TK, lima SD, dan dua SLTP. Jumlah sarana SLTP terbanyak terdapat di desa Batukandik dan sarana SLTA terbanyak terdapat di desa Ped.

Kebanyakan pemuda Desa Batukandik lebih memilih untuk meneruskan pendidikan selepas sekolah menengah di luar desa atau bahkan di luar Pulau Nusa Penida.

Grafik 4. Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Batukandik, Tahun 2018 12 10 8 6 4 2 0

TK

SD

SLTP

SLTA

Sumber: BPS Kabupaten Klungkung

Tim KKN-PPM UGM Nusa Penida Tahun 2020


Menelisik Batukandik

Sarana Peribadatan

Perindustrian

Dengan mayoritas penduduk yang beragama Hindhu, sangat jarang ditemukan Masjid/ Langgar/Mushola di Kecamatan Nusa Penida. Hanya terdapat satu fasilitas peribadatan untuk masyarakat Muslim, yaitu di Desa Toyapakeh yang terletak di pusat kota lintas pelabuhan Nusa Penida. Desa Batukandik sendiri terfasilitasi dengan 10 Pura, 1 Sad Khayangan, dan 10 Khayangan Tiga. Meskipun tidak terdapat organisasi kesenian khusus di Batukandik, masyarakatnya tetap terfasilitasi dengan fasilitas lapangan sepakbola, dua lapangan bola voli, dan satu fasilitas olahraga tenis meja.

Dibandingkan dengan desa lainnya di Kecamatan Nusa Penida, Desa Batukandik memiliki jumlah kerajinan rumah tangga yang paling sedikit yaitu sebanyak 10 usaha. Jumlah ini sangat kecil dibandingkan dengan Desa Suana yang bisa memiliki 225 perusahaan kerajinan rumah tangga. Sumbangan perekonomian serta serapan tenaga kerja untuk sektor industri di Desa Batukandik menjadi sangat kecil. Hal ini selaras dengan potensi Desa Batukandik yang lebih difokuskan kepada pertanian dan peternakan ditambah mayoritas penduduknya juga berprofesi sebagai petani/ pekebun.

HALAMAN 18


SARANA PRASARANA HALAMAN 19

Prasarana Jalan

Menurut Kepala Dusun Bingin, kondisi jalan di Desa Batukandik termasuk yang paling buruk dibandingkan dengan desa lainnya di Nusa Penida.

Peranan sektor transportasi sangat penting keberadaannya dalam memperlancar arus barang dan jasa. Meskipun bukan menjadi sektor ekonomi utama di kecamatan Nusa Penida, transportasi tetap menjadi penghubung wisatawan dari Pulau Bali yang akan berkunjung ke Nusa Penida. Penghubung kedua pulau ini didukung dengan pelabuhan rakyat yang menjadi tempat penyebrangan dan bongkat muat kapal perahu motor. Selain itu ada juga penyebrangan di dalam Kecamatan Nusa Penida antara Pulau Nusa Penida dan Pulai Lembongan.

Menurut data BPS Kabupaten Klungkung tahun 2017, kondisi jalan di Nusa Penida tediri dari jalan aspal sepanjang 129 km, jalan diperkeras sepanjang 6 km, dan jalan tanah sepanjang 2,5 km. Desa dengan kualitas jalan masih berupa jalan tanah hanya ada di Desa Batukandik dan Batumadeg. Desa Batumadeg memiliki jalan aspal terpanjang yaitu sepanjang 16 km serta jalan tanah terpanjang yaitu 1,5 km. Adapun jalan di Desa Batukandik yang dilalui jalan kabupaten dan jalan lokal memiliki kondisi; jalan aspal sepanjang 14 km, jalan diperkeras sepanjang 1 km, dan jalan tanah sepanjang 1 km.

Tim KKN-PPM UGM Nusa Penida Tahun 2020


POTENSI MASALAH

Kajian penentuan potensi desa, isu permasalahan desa, serta strategi pengembangan potensi Desa Wisata Batukandik.

Menelisik Batukandik

04

HALAMAN 20


4

POTENSI MASALAH HALAMAN 21

Pemetaan SWOT Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi potensi dan masalah dalam suatu ruang wilayah atau proyek. Kajian kondisi wilayah tersebut kemudian dapat dievaluasi untuk menentukan konsep serta strategi pengembangan baru berdasarkan faktor internal (dalam kendali wilayah) ataupun faktor eksternal (luar kendali wilayah). Pemetaan SWOT dapat dilakukan dengan berbagai metode pendekatan kepada masyarakat. Namun, mengingat terbatasnya diskusi dengan masyarakat selama masa pandemi ini, pada akhirnya digunakan dua metode dalam pemetaan SWOT Desa Batukandik, yaitu Penjaringan Aspirasi Masyarakat dengan Diskusi Online dan Pembuatan Matriks SWOT..

Kegiatan penjaringan aspirasi masyarakat diilakukan melalui diskusi online bersama dengan warga Batukandik. Dalam pemaparan ini, masyarakat kemudian diminta untuk memberikan respons terhadap beberapa masalah atau kemudahan yang didapat selama berkehidupan sehari-hari di Batukandik. Tujuan utamanya adalah untuk memaksimalkan partisipasi masyarakat dalam melakukan kajian Pemetaan SWOT ini. Pada tahap selanjutnya dilakukan kajian data sekunder mengenai Desa Batukandik untuk memberikan tambahan validasi dari data primer yang telah didapatkan. Kompilasi data mengenai potensi dan masalah Desa Batukandik tersebut kemudian dipilah berdasarkan sumbernya baik internal atau eksternal.

Berdasarkan diskusi bersama dengan Perangkat Dusun di Desa Batukandik, terdapat banyak potensi yang mampu dikembangkan. Beberapa potensi tersebut adalah objek wisata berupa pura, jumlah hasil komoditas pertanian yang cukup banyak, serta dukungan pengembangan desa dari pemerintah Nusa Penida dan Kabupaten Klungkung. Perhatian serta dukungan Pemerintah Kecamatan Nusa Penida dan Kabupaten Klungkung untuk Desa Batukandik, dapat dilihat dari besarnya anggaran Dana Desa yang ditujukan untuk pembangunan infrastruktur desa di Batukandik. Hal tersebut selaras dengan gencarnya pembangunan yang sedang dilakukan di Desa Batukandik dalam beberapa tahun terakhir.

Tim KKN-PPM UGM Nusa Penida Tahun 2020


Menelisik Batukandik

Matriks SWOT

Strengths

Weaknesses

Desa Batukandik memiliki 3 desa adat dengan peran sebagai basis pengembangan budaya lokal; Potensi daya tarik wisata alam yang khas dengan Nusa Penida seperti Manta Point, Pura Segara Kidul, dan Mata Air Guyangan; Tingginya minat partisipasi masyarakat dalam pengembangan Desa Wisata Batukandik.

Aksesibilitas jalan menuju Desa Batukandik yang kurang layak, terutama untuk jalan Kabupaten; Kurang meratanya akses koneksi internet bagi masyarakat di Desa Batukandik, koneksi yang baik hanya terbatas di Balai Desa; Belum adanya artshop ataupun suvenir khas yang memberikan keunikan bagi Desa Batukandik.

Opportunities

Threats

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Klungkung dalam menetapkan Desa Wisata Batukandik; Berkembangnya tren wisata pedesaan (rural tourism) seperti paket desa wisata.; Tingginya keahlian SDM dalam mendukung pengembangan sektor pertanian/perkebunan.

Terbatasnya akses penerbangan secara domestik/internasional; Pandemi Covid-19 yang mengurangi potensi perekonomian di bidang pariwisata; Keterbatasan air bersih untuk beberapa dusun di Desa Batukandik.

Adanya matriks SWOT akan memberikan gambaran mengenai kekuatan dan kelemahan wilayah yang bisa dijadikan sumber pembuatan strategi pengembangan desa.

HALAMAN 22


POTENSI MASALAH HALAMAN 23

Isu Permasalahan Berdasarkan hasil wawancara yang didapat oleh narasumber desa setempat, lebih tepatnya di dusun Bangun Urip, permasalahan persampahan yang sering dihadapi adalah kurang terintegrasinya sistem pembuangan sampah yang tidak bisa disalurkan langsung ke TPA dikarenakan keterhambatan dana untuk pengangkutan sampah. Sehingga masing-masing warga harus mengolah sampah masingmasing dengan cara dibakar di sekitar rumahnya. Ditambah juga dengan kondisi musim angin besar, maka sering ditemukan sampah-sampah dedaunan yang jatuh dari pohon-pohon. Untuk Dusun Batukandik I, permasalahan yang ada adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah organik dan anorganik meskipun sudah kerap diadakan edukasi dan tempat sampah khusus untuk organik dan anorganik. Sama seperti dusun lainnya di Desa Batukandik, cara

Meskipun sudah ada 22 menara BTS di Nusa Penida, masih terdapat empat desa yang sama sekali belum terjangkau akses koneksi dan sinyal internet yang baik.

untuk memusnahkan sampah dilakukan oleh masyarakat dengan teknik pembakaran. Memang hal itu merupakan cara yang memakan waktu sebentar, namun dampak dari asap pembakarannya tentu akan mengganggu indra pernafasan. Bukan tidak mungkin bisa terhirup oleh warga sendiri dan menyebabkan penyakit pernafasan yang berbahaya. Kondisi infrastruktur yang baik akan sangat berpengaruh terhadap pengembangan pembangunan desa yang berkelanjutan. Dengan adanya infrastruktur yang memadai, maka akan tercipta desa yang sejahtera dan mandiri. Terdapat beberapa permasalahan infrastruktur di Desa Batukandik antara lain; kondisi jalan Kabupaten yang kurang memadai, masih terbatasnya akses internet di beberapa lokasi, serta adanya akses menuju ke tempat wisata yang masih belum tercukupi.

Membahas mengenai permasalahan jalan, hal ini sebenarnya bisa cukup mendukung pengembangan potensi pariwisata. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, Desa Batukandik memiliki ragam tempat wisata yang masih belum diketahui banyak orang khususnya wisatawan. Dengan diperbaikinya jalan yang kondisinya masih kurang baik, tentu akan membuka peluang bagi wisatawan untuk mengunjungi tempat tersebut. Terbatasnya akses internet untuk beberapa tempat di Desa Batukandik juga seharusnya bisa segera diatasi dengan penambahan BTS di dataran tinggi desa. Bersamaan dengan program pemerintah untuk meningkatkan layanan koneksi internet di Nusa Penida, permasalahan ini seharusnya bisa menjadi prioritas utama untuk diselesaikan.

Tim KKN-PPM UGM Nusa Penida Tahun 2020


Menelisik Batukandik

Desa Wisata Batukandik Berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten Klungkung No. 2 tahun 2017 mengenai Pengembangan Desa Wisata, terdapat setidaknya 18 Desa Wisata yang akan dikembangkan untuk meningkatkan laju ekonomi dari sektor pariwisata di Kabupaten Klungkung. Terdapat 5 desa wisata di Kecamatan Nusa Penida yang ikut ditetapkan dan telah cukup dikenal oleh wisatawan domestik maupun mancanegara: Desa Jungutbatu, Desa Lembongan, Desa Batukandik, Desa Tanglad, dan Desa Pejukutan. Dari segi kunjungan wisata dan optimalnya pengembangan desa wisata Desa Wisata Batukandik masih sangat ketinggalan dibandingkan dengan empat desa wisata lainnya. Desa Wisata Batukandik masih kurang dalam optimalisasi potensi pariwisata ditambah dengan permasalahan infrastruktur desa yang perlu diperbaiki untuk pengembangan desa wisatanya di masa mendatang.

Ciri khas desa dalam bentuk suvenir ataupun objek wisata di Desa Batukandik masih kurang terlihat. Dibanding dengan Desa Pejukutan yang memiliki kerajinan Tenun Cepuk Rangrang, masyarakat Batukandik masih belum menemukan keahlian ataupun keunikan produk khas dari desanya sendiri. Potensi geografi wilayah juga sangat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Tanglad dengan tempat wisata perbukitannya yang sering dikunjungi wisatawan. Desa Wisata Batukandik menjadi salah satu destinasi wisatawan domestik ataupun mancanegara karena pesona keindahan Mata Air dan Air Terjun Guyanan, pengalaman snorkeling/diving di Manta Point serta kearifan budaya lokal di Pura Segara Kidul. Ketiga potensi wisata ini cenderung terpusat di bagian tenggara Desa Batukandik berbatasan dengan daerah pantai. Hal ini menyebabkan adanya konsentrasi wisata

Adanya misi dari pemerintah ini semakin mendorong masyarakat Batukandik untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di desanya.

HALAMAN 24

daerah yang hanya terpusat di bagian tenggara desa. Adanya pemusatan wisata daerah ini menjadi kurang optimal mengingat luasan wilayah Desa Batukandik merupakan yang terluas di Kecamatan Nusa Penida. Dengan begini terdapat beberapa opsi pengembangan desa wisata yang dilakukan di Desa Batukandik: 1. Mengoptimalkan infrastruktur dan sarana menuju/keluar objek wisata yang sudah dikenal; atau 2. Mengembangkan potensi objek wisata lainnya yang ada di Desa Batukandik. Mengingat kondisi objek wisata yang sudah ada saat ini dalam kondisi yang masih belum optimal, opsi satu bisa menjadi prioritas utama dalam pengembangan Desa Wisata Batukandik. Namun untuk menjadi desa wisata yang utuh dan kompak, diperlukan adanya potensi objek wisata yang bisa dikembangkan lainnya di daerah pegunungan Batukandik.


POTENSI MASALAH HALAMAN 25

Strategi Pengembangan Dalam membangun desa wisata, terdapat beberapa prinsip pengembangan yang perlu diperhatikan: 1. Pemanfaatan sarana dan prasarana dari masyarakat setempat; 2. Hubungan timbal-balik yang menguntungkan dengan masyarakat setempat; 3. Penyediaan fasilitas dan prasarana pendukung untuk menjamin aksesibilitas menuju objek wisata; serta 4. Adanya peningkatan pendapatan dari sektor pertanian maupun sektor ekonomi lokal lainnya.

Dari beberapa prinsip tersebut sudah terdapat penerapan konsep CommunityBased Tourism, yaitu dengan mengikutsertakan peran masyarakat dalam mengembangkan pariwisata desa baik secara sarana maupun fasilitas pendukung yang terkait. Pengembangan desa wisata di Batukandik lebih terfokus kepada wisata bahari dan alam yang berada di sekitar pantai desa. Adanya desa wisata yang terintegrasi dengan beberapa objek wisata Batukandik bisa menjadi salah satu opsi pengembangan.

Desa wisata bahari bisa menggabungkan unsur kearifan pedesaan Nusa Penida serta keindahan pantai di Mantai Point. Pengembangan desa wisata ini tentu memerlukan dukungan dan partisipasi masyarakat. Kondisi infrastruktur, prasarana jalan, fasilitas untuk penginapan, serta restoran/warung makan juga harus menjadi prioritas pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat. Beberapa strategi pengembangan juga disusun untuk memberikan langkah tepat yang perlu dilakukan masyarakat untuk mengembangkan Desa Wisata Batukandik.

Tim KKN-PPM UGM Nusa Penida Tahun 2020


Menelisik Batukandik

Strategi SWOT Berdasarkan analisis potensi dan masalah Desa Batukandik, telah diketahui matriks SWOT yang kemudian bisa diolah menjadi strategi pengembangan desa wisata. Terdapat setidaknya 4 alternatif strategi yang akan dikaji sebagai berikut: 1. Strategi Strengths–Opportunities (menggunakan kekuatan sebagai potensi mendapatkan peluang sebesar-besarnya) Kekuatan yang ada di Desa Batukandik yaitu daya tarik wisata, kearifan lokal, serta partisipasi penduduk dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan peluang secara maksimal dengan meningkatkan promosi. 2. Strategi Strengths–Threats (menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman). Potensi Desa Batukandik di bidang pertanian/perkebunan mampu dikembangkan lagi untuk mengurangi dampak ekonomi yang disebabkan pandemi. Potensi komoditas pertanian ini juga diharapkan mampu dikembangkan menjadi produk olahan khas dari Desa Batukandik.

HALAMAN 26

3. Strategi Weaknesses-Opportunities (memanfaatkan peluang untuk meminimalkan kelemahan yang ada). Adanya penetapan Desa Wisata Batukandik oleh Kabupaten Klungkung memberikan peluang bagi perbaikan infrastruktur jalan dan BTS. Hal tersebut diharapkan bisa menjadi prioritas pembangunan Desa Batukandik. Perhatian pemerintah sebisa mungkin dialokasikan untuk meminimalisasi kelemahan yang ada. 4. Strategi Weaknesses-Threats (meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman yang ada). Adanya kelemahan di bidang aksesibilitas masyarakat, kondisi pandemi ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan SDM masyarakat Batukandik. Hal ini tentu saja tetap memerlukan dukungan dari Pemerintah Kabupaten Klungkung untuk membentuk badan pengelolaan terkait pengembangan Desa Wisata Batukandik.


POTENSI MASALAH HALAMAN 27

Usulan Fasilitas Dalam upaya memperkaya Objek Daya Tarik Wisata (ODTW) di Desa Batukandik dapat dibangun beberapa fasilitas dan kegiatan kepariwisataan sebagai berikut: 1. Eco-lodge. Renovasi atau membangun guest house dan homestay yang unik, khas, serta memenuhi persyaratan akomodasi wisatawan. 2. Eco-recreation. Integrasi kegiatan keseharian masyarakat dengan pariwisata seperti kegiatan fun-farming, pertunjukan kesenian lokal, hiking atau biking keliling desa. 3. Eco-education. Bersama dengan wisatawan, mengeksplorasi keindahan lingkungan serta memperkenalkan flora dan fauna khas yang ada di desa.

4. Eco-research. Kajian pengembangan produk unggulan lokal serta menganalisis keadaan sosial ekonomi dan kebudayaan masyarakat desa. 5. Eco-energy. Sumber energi terbarukan (angin, air, surya) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan terintegrasi dengan eco-lodge. 6. Eco-development. Eksplorasi penanaman berbagai jenis buah dan tanaman untuk mengembangkan potensi pertanian/perkebunan yang ada di desa. 7. Eco-promotion. Promosi desa wisata lewat media cetak/sosial serta berkolaborasi melakukan liputan dengan akademisi atau wartawan.

Usulan fasilitas ini diberikan untuk memberikan variasi contoh sarana pendukung wisata yang bisa diterapkan di Desa Batukandik.

Tim KKN-PPM UGM Nusa Penida Tahun 2020


Menelisik Batukandik

.

BRO SUR Menelisik Batukandik Tim KKN–PPM UGM Nusa Penida Tahun 2020 Subunit Desa Batukandik B KKN–PPM UGM Nusa Penida 2020 @nirwana.nusapenida kknnusapenida20@gmail.com

HALAMAN 28


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.