Laporan Hasil Rencana Wilayah
Program Penerapan Sustainable Industry pada Kawasan Sentra Industri Pengolahan Kecamatan Margorejo Risantri Aisa Putri Retno Wardhani 17/410127/TK/45484
David Martin
1
Pendahuluan
Latar Belakang Kabupaten Pati merupakan salah satu wilayah dengan luas terbesar di Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayahnya sebesar 156.057 ha dengan wilayah administrasi yang terdiri dari 21 kecamatan, 5 kelurahan dan 401 desa. Kabupaten Pati memiliki beberapa potensi yang cukup baik pada sektor primer satu (pertanian, perkehutanan dan perikanannya). Luasan wilayah yang cukup besar serta ditambah dengan bentang alam pegunungan dan pantai Utara, menjadikan Kabupaten Pati memiliki sumber daya alam yang berlimpah. Berdasarkan analisis perekonomian tipologi klassen dan shift-share, sektor pertanian, perkehutanan, dan perikanan merupakan salah satu sektor unggulan yang ada di Kabupaten Pati. Berkaitan dengan sektor primer satu tersebut, dibutuhkan adanya pengolahan lanjutan maupun distribusi pemasaran yang baik. Dalam distribusi Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Pati, distribusi terbesar menurut lapangan usaha dikontribusikan dari sektor Industri pengolahan. Sektor industri pengolahan menjadi salah satu pemeran penting dalam perekonomian suatu wilayah, terutama bagi wilayah dengan sektor unggulan dalam komoditas agro. Industri pengolahan dapat membantu menambahkan nilai pada suatu produk komoditas dan dapat membantu menyerap tenaga kerja tenaga kerja yang ada dalam wilayah tersebut. 100%
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
90%
Real Estate
80%
3.50 3.50 3.91
3.47 3.55 3.97
3.43 3.65 4.04
3.33 3.72 4.13
3.28 3.82 4.22
70%
7.76
7.71
7.87
8.02
8.05
60%
14.98
14.78
14.86
15.08
15.32
Pertambangan dan Penggalian Jasa lainnya Jasa Keuangan dan Asuransi Informasi dan Komunikasi Transportasi dan Pergudangan
50% Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial
40%
24.97
25.38
25.00
24.24
23.71
Penyediaan Akomodasi dan Makan Jasa Pendidikan
30%
Konstruksi
20% 10%
27.31
26.99
26.77
26.58
26.25
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Industri Pengolahan
0% 2014
2015
2016
2017
2018
Distribusi PDRB Kabupaten Pati menurut Sektor Sumber : Analisis Studio Pati 2 2
Pada tahun 2014, sektor industri pengolahan menyumbang sebesar 27,31%. Sayangnya, persentase ini mengalami penurunan menjadi 26,99% pada tahun 2016, dan terus mengalami penurunan hingga angka 26,25% pada tahun 2018. Persentase kontribusi sektor industri pengolahan ini memiliki tren yang menurun. Meskipun begitu, angka PDRB yang disumbangkan sektor Industri pengolahan masih termasuk yang tertinggi dibanding sektor lainnya. Selain itu, kontribusi sektor satu pada PDRB juga memiliki tren yang menurun, dibutuhkan adanya rencana untuk mengendalikan stabilitas produksi hasil komoditas agro. Pengembangan sektor industri pengolahan menjadi salah satu pilihan yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan nilai tambah produk komoditas agro dan meningkatkan perekonomian masyarakat Kabupaten Pati. Program pengembangan industri ini dilakukan berdasarkan rencana pengembangan secara tata ruang yang telah direncanakan untuk Kabupaten Pati selama 20 tahun kedepan. Sebagai salah satu pendorong perkembangnya perekonomian wilayah, pengembangan industri pengolahan perlu diperhatikan dan direncanakan secara matang untuk kedepannya. Hal ini juga tertera dalam visi-misi serta arah kebijakan perencanaan Kabupaten Pati yang telah disusun.
Kij ≥ Kin Rij ≥ Rin Unggulan(Prima) 1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2. Pengadaan Listrik dan Gas 3. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4. Penyediaan Akomodasi dan Makan 5. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial 6. Jasa Pendidikan 7. Jasa Kesehatan dan Kegiatan 8. Jasa Lainnya Rij < Rin Potensial
Kij < Kin Berkembang 1. Industri Pengolahan 2. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3. Transportasi dan Pergudangan 4. Informasi dan Komunikasi 5. Jasa Perusahaan
Terbelakang 1. Pertambangan dan Penggalian 2. Konstruksi 3. Jasa Keuangan dan Asuransi 4. Real Estate
Distribusi PDRB Kabupaten Pati menurut Sektor Sumber : Analisis Studio Pati 2
Laporan Hasil Rencana Wilayah
Visi Mewujudkan Kabupaten Pati yang Mandiri, Tangguh, Terintegrasi melalui pengembangan potensi lokal antar wilayahnya. Kabupaten Pati yang Mandiri melalui pengembangan potensi lokal
Misi Ketiga Memantapkan daya saing usaha ekonomi lokal melalui pengembangan pusat-pusat ekonomi baru dalam rangka pengembangan industri lokal dan UMKM
Menetapkan Kawasan-kawasan di Kabupaten Pati sebagai Kawasan strategis ekonomi yang digunakan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi melalui industri baik skala besar sampai dengan skala lokal dan UMKM
Arah Kebijakan Ketiga Mengoptimalkan hasil sumber daya alam guna mendukung pembangunan wilayah yang berkelanjutan
Sasaran
Sasaran
Tersedianya infrastruktur yang dapat mendukung pemanfaatan sumber daya alam baik secara kuantitas dan kualitas.
Pemerataan serta pengoptimalan infrastruktur maupun peralatan pendukung pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam
Program Pembangunan Penerapan Sustainable Industry pada Sentra Kawasan Industri Pengolahan di Kabupaten Pati
Tujuan Pembangunan Terwujudnya sistem perindustrian pengolahan pada sektor pertanian dan perkebunan yang berkelanjutan dan berdaya saing untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Pati
Multiplier Effect
Multiplier Effect
Multiplier Effect
Peningkatan kualitas dan kuantitas dari hasil olahan komoditas agro untuk mendorong perekonomian masyarakat.
Terciptanya sistem agroindustri yang terimplementasikan dalam kawasan industri yang terpusat, produktif, berkelanjutan, berdaya saing.
Peningkatan produktifitas masyarakat dengan jumlah tenaga kerja yang berperan dalam sektor industri pengolahan yang ada di Kabupaten Pati.
Latar Belakang Program Pengembangan Kawasan Industri Margorejo Sumber : Analisis Studio Pati 2 3
Pendahuluan
Rasionalitas Pengembangan industri ini dilakukan dalam rangka mengembangkan perekonomian wilayah yang ada di Kabupaten Pati. Program ini berfokus pada pengembangan industri yang ada di Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yaitu : 1. Banyaknya hasil komoditas agro yang ada di Kabupaten Pati; 2. Banyaknya pabrik industri pengolahan yang ada di daerah Kecamatan Margorejo, 3. Pengaruh kedekatan kawasan industri Margorejo dengan rencana jalan tol (Axial growth effect); dan 4. Pengaruh kedekatan kawasan industri Margorejo dengan sekitar jalan Pantura yang menghubungkan dengan Kabupaten Kudus, Kota Pati, dan kawasan Minapolitan Juwana.
Pemilihan program ini berfokus kepada pengembangan potensi Kecamatan Margorejo dalam mendorong kontribusi sektor industri pengolahan dengan menerapkan konsep Sustainable Industry. Hal ini diharapkan dapat mempertahankan keberlanjutan lingkungan sekaligus mendorong kontribusi sektor industri pengolahan dalam memanfaatkan komoditas unggulan yang ada di Kabupaten Pati. Dengan tren persentase kontribusi sektor Industri pengolahan pada PDRB yang semakin menurun dalam kurun waktu tahun 2015 - 2018, program ini diharapkan dapat mendukung penstabilan serta peningkatan tren tersebut di masa mendatang.
Sebagai salah satu sektor potensial di Kabupaten Pati, partisipasi masyarakat untuk bekerja dalam sektor industri pengolahan cenderung menurun setiap tahunnya. Tren partisipasi pekerjaan penduduk di Kabupaten Pati menurut sektor Indsutri pengolahan dari 2015-2017 menurun dan kembali meningkat (meskipun dengan nilai yang tidak terlalu signifikan) pada tahun 2018. Permasalahan lainnya yang berhubungan dengan sektor industri pengolahan di Kabupaten Pati adalah adanya kondisi infrastruktur yang belum mencukupi serta pemanfaatan teknologi yang belum memadai.
Tujuan direncanakan program pengembangan ini antara lain : 1. Menciptakan sistem agroindustri di Kabupaten Pati yang berkelanjutan dan berdaya saing 2. Menerapkan konsep Sustainable Industry pada kawasan industri Kecamatan Margorejo 3. Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam dengan pengembangan pola produksi dan pemanfaatan teknologi industri 4. Meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil pengolahan produk pertanian masyarakat Kabupaten Pati 5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan perluasan lapangan pekerjaan serta peningkatan pendapatan daerah
Goal
Purpose
Tujuan
Tujuan Program
Terwujudnya sistem perindustrian pengolahan pada sektor pertanian dan perkebunan yang berkelanjutan dan berdaya saing untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Pati Terwujudnya kawasan industri Margorejo sebagai pusat industri pengolahan bahan makanan skala besar yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Pati
Meningkatnya pemanfaatan bahan baku untuk produksi industri dengan pengoptimalan hasil komoditas unggulan dan potensial daerah khususnya pada komoditas agro
Meningkatnya penyerapan dan pengoptimalan potensi tenaga kerja lokal untuk mengurangi angka pengangguran dan mendukung perekonomian masyarakat sekitar
Kedekatan dengan Jalan Tol dan Jalan Pantura
Penerapan Sustainable Industry
Perkembangan pabrik industri yang ada Saat ini
Kondisi Infrastruktur Belum Mencukupi
Pemanfaatan Teknologi Belum Memadai
Penyerapan tenaga kerja SDM yang masih rendah
Potensi Masalah
Tren yang Menurun dari Kontribusi Sektor Industri Pengolahan dalam PDRB Kabupaten Pati Rasionalitas Perencanaan Program Pengembangan Kawasan Industri Margorejo Sumber : Analisis Studio Pati 2
4
Laporan Hasil Rencana Wilayah
Landasan Hukum
Metode Rencana
Penyusunan program pengembangan kawasan industri pengolahan ini didasari dengan beberapa landasan hukum sebagai acuan kebijakan serta panduan pelaksanaan program. Berikut beberapa landasan hukum yang digunakan : 1. Undang-undang nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 142 tahun 2015 tentang Kawasan Industri; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 2 tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri; 4. Peraturan Menteri Industri nomor 14 tahun 2019 tentang Penumbuhan dan Pengembangan Industri kecil dan Industri menengah melalui Program Restrukturisasi mesin dan/atau Peralatan; dan 5. Peraturan Menteri Perindustrian nomor 75 tahun 2010 mengenai pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik.
1. Analisis Wilayah Analisis ini dilakukan untuk mengetahui potensi dan masalah yang berkaitan dengan pengembangan industri di Kabupaten Pati 2. Kajian Literatur Studi ini dilakukan untuk menentukan konsep maupun alternatif rencana yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perencanaan industri di Kabupaten Pati, yang berdasarkan referensi teori dan preseden yang sudah dilakukan. 3. Logical Framework Penyusunan logical framework dilakukan untuk menentukan target capaian serta indikator dari program pengembangan kawasan industri Kecamatan Margorejo 4. Cost-Benefit Analysis Analisis perbandingan antara manfaat dengan pembiayaan yang direncanakan dalam rangka menguji kelayakan program pengembangan kawasan industri Kecamatan Margorejo
Kerangka Berpikir Masalah
Visi Mewujudkan Kabupaten Pati yang Mandiri, Tangguh, dan Terintegrasi Misi Ketiga Memantapkan daya saing usaha ekonomi lokal melalui pengembangan pusat-pusat ekonomi baru dalam rangka pengembangan industri lokal dan UMKM
Produktivitas Kurang Optimal Pemanfaatan Teknologi Belum Memadai
Arah Kebijakan Ketiga Mengoptimalkan hasil sumber daya alam guna mendukung pembangunan wilayah yang berkelanjutan
Penyerapan Tenaga Kerja SDM yang Rendah
Kondisi Infrastruktur Belum Mencukupi
Tren yang Menurun dari Kontribusi Sektor Industri Pengolahan dalam PDRB Kabupaten Pati
Penerapan Sistem Sustainable Industry dalam Pengembangan Kawasan Industri Margorejo Logical Framework
Pentahapan
Cost-Benefit Analysis
Terwujudnya sistem perindustrian pengolahan pada sektor pertanian dan perkebunan yang berkelanjutan dan berdaya saing untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Pati Kerangka Berfikir Perencanaan Program Pengembangan Kawasan Industri Margorejo Sumber : Analisis Studio Pati 2 5
Pendahuluan
Konsep Rencana Inti dari konsep pengembangan berkelanjutan atau sustainable development adalah dengan memungkinkan adanya siklus perputaran yang sehat antara input produksi yang digunakan dengan output limbah hasil pengolahan (Marinov, 1996). Sustainable Industry merupakan konsep pengembangan yang mewajibkan industri untuk berlaku secara “bersih”dalam proses produksi maupun limbah output yang dikeluarkan. Dalam pandangan Holden et al (2014), dilihat dari pengalaman negara industrial lainnya di dunia, dapat diketahui bahwa penggunaan teknologi rendah polusi dengan efisiensi sumber daya alam dan energi akan meningkatkan potensi keuntungan industri. Beriringan dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat, konsumsi akan bahan baku alam bisa tetap stabil (atau bahkan menurun) dan keseimbangan sumber daya alam akan tetap terjaga. Pandangan ini menjadi salah satu pendukung diterapkannya konsep sustainable industry dalam pengembangan industri yang ada di dunia.
Kabupaten Pati memiliki potensi yang tinggi dalam hasil komoditas agro. Hal ini menjadikan struktural perekonomian di Kabupaten Pati bergantung ke sektor primer satu (pertanian, perkebunan dan perikanan). Hal ini juga berpengaruh terhadap sektor industri pengolahan sebagai pemberi nilai tambah terhadap hasil produk olahan. Berkebalikan dengan potensi tersebut, penyerapan tenaga kerja di sektor industri pengolahan cenderung mengalami tren yang menurun dari tahun 2015 hingga 2018 (fluktuatif menurun). Pengembangan industri pengolahan yang ada di Kabupaten Pati ini akan difokuskan pada Kecamatan Margorejo, dengan fungsinya sebagai daerah sentra industri pengolahan. Maka, dapat dilihat bahwa untuk mengembangkan industri pengolahan di Kabupaten Pati dibutuhkan pengembangan pola produksi yang dapat mengurangi pemborosan bahan baku hasil komoditas agro yang dapat ditempuh dengan pengembangan kompetensi sumber daya manusia di bidang industri pengolahan.
Berdasarkan publikasi Marinov (1996), terdapat beberapa pedoman strategi untuk pengembangan industri berkelanjutan, sebagai berikut : 1. Efisiensi bahan baku produksi; 2. Efisiensi penggunaan energi dalam proses produksi. Penggunaan bahan produksi dengan proses pengolahan yang paling efisien, akan membantu mengurangi penggunaan energi; 3. Beralih dari penggunaan bahan bakar batu bara dan minyak kepada gas dan energi solar; 4. Transformasi dari industri manufaktur pengolahan menuju penyedian layanan jasa; 5. Rancangan hasil produksi dengan dampak yang paling minimum kepada lingkungan.
Dengan adaptasi Marinov (1996), serta penyesuaian dengan kondisi wilayah Kabupaten Pati, maka konsep pengembangan industri pengolahan yang dilakukan adalah: 1. Pemanfaatan komponen lokal untuk menjaga ketersediaan bahan baku produksi; 2. Peningkatan kompetensi serta partisipasi sumber daya manusia dalam bidang industri pengolahan; dan 3. Peningkatan kualitas infrastruktur industri yang berdaya saing.
Konsep Sustainable Industry, atau yang sering disebut sebagai industri berkelanjutan, juga sedang digadangkan dalam pengembangan ekonomi industri di Indonesia. Strategi pembangunan industri yang berkelanjutan difokuskan pada peningkatan nilai tambah melalui inovasi dan pengembangan teknologi industri dan pengembangan pola produksi yang dapat mengurangi pemborosan sumber daya. Dikutip dari Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto, yang dilansir dalam SWA Magazine (2017), terdapat lima pengkategorian industri dunia, yaitu Global Innovation, Resource Insentive, Regional Processing, Global Technologies dan Labor Intensive. Dari sini dapat dilihat bahwa perkembangan industri yang dibutuhkan di Indonesia adalah yang dapat menyerap banyak tenaga kerja melalui program industri pengolahan komoditas unggulan daerah. 6
Marc Hastenteuf
Laporan Hasil Rencana Wilayah
Preseden Preseden yang dipilih adalah kawasan industri yang sedang menerapkan konsep yang serupa dengan konsep Sustainable Industry :
Tanjung Merah Tanjung Merah merupakan taman industri yang masuk ke dalam Kawasan Ekonomi Khusus Bitung di Provinsi Sulawesi Utara. Konsep Eco-Industrial Park yang digunakan pada kawasan ini adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan di kota tersebut. Hal ini dilakukan dengan penerapan sistem IPAL pengolahan produksi limbah pabrik secara bertahap. Keberadaan kawasan tersebut juga dituntut untuk dapat memberikan ruang terbuka hijau bagi mempertahankan keseimbangan lingkungan yang sudah terbentuk di sekitarnya. Taman industri Tanjung Merah berfokus kepada produksi hasil olahan berbasis komoditas unggulan daerah yaitu perikanan. Selain itu, terdapat juga industri olahan lainnya seperti industri kelapa dan produk turunan lainnya.
Ulsan Mipo Ulsan-Mipo merupakan salah satu bagian dari transformasi kompleks industri tradisional menjadi kompleks Eco-Industrial Park di Seoul, Korea Selatan. Diawali dengan adanya kekhawatiran akan kondisi lingkungan di Seoul, menjadi inisiasi adanya pembangunan kawasan industri yang lebih ramah lingkungan. Dengan total sebanyak 100 perusahaan yang terdiri dari banyak industri manufaktur, Ulsan-Mipo mampu menyerap setiadaknya 100.000 orang pekerja. Hal ini menyebabkan kawasan ini dinilai sebagai kawasan industri yang berpotensi tinggi untuk perekonomian kota. Namun Ulsan-Mipo memiliki tantangan yang besar untuk menjaga dan mengolah limbah yang dihasilkan bagi mengurangi dampak buruk ke lingkungan. Disini, pemerintah Korea Selatan menerapkan konsep Sustainability Industry dengan penggunaan energi terbarukan, dan bahan produksi dari komoditas unggulan yang ada di kotanya.
Project Cycle Inisiasi
Persiapan Pelaksanaan
Operasi dan Pengendalian
Proyek Grafik Siklus Pelaksanaan Program Pengembangan Kawasan Industri Margorejo Sumber : Analisis Studio Pati 2
Inisiasi, merupakan tahap awal dari pelaksanaan program yang terdiri dari sosialisasi kepada masyarakat, pendataan kebutuhan, serta Focus Group Discussion.
Proyek, merupakan tahap pelaksanaan pembangunan maupun kontruksi yang disertai dengan evaluasi capaian target demi mendukung keberhasilan program.
Persiapan merupakan tahap awal dari pelaksanaan proyek. Tahap ini dimulai dengan analisis wilayah, keperluan pembebasan lahan serta pembuatan Detail Engineering Design (DED).
Operasi dan Pengendalian, merupakan tahap pasca pembangunan proyek yang dilakukan untuk memastikan berjalannya program yang sesuai dengan rencana, secara waktu & biaya. 7
Pendahuluan
Logical Framework Intervention Logic
Objectively Verifiable Indicators
Source of Verification
Assumptions
Overall Objectives Terwujudnya sistem perindustrian pengolahan pada sektor pertanian dan perkebunan yang berkelanjutan dan berdaya saing untuk mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Pati
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Data sumber BPS Kabupaten Pati
Tidak terjadi kesalah terimaan data
Kondisi lahan produksi komoditas bebas dari gangguan bencana serta adanya partisipasi tenaga kerja. Terdapat minat investor. SDM siap dan terdapat utilitas dasar yang tersedia.
Operation Purpose Terwujudnya kawasan industri Margorejo sebagai pusat industri pengolahan bahan makanan skala besar yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Pati
Pertumbuhan PDRB dengan peningkatan sebagai berikut; 1. Sektor industri setidaknya 4% setiap tahun. 2. Pergeseran sektor primer perekonomian Kabupaten Pati ke sektor Industri pengolahan pada tahun 10 keatas.
Data sumber BPS Kabupaten Pati
Meningkatnya pemanfaatan bahan baku untuk produksi industri dengan pengoptimalan hasil komoditas unggulan dan potensial daerah khususnya pada komoditas agro
Produksi komoditas unggulan meningkat minimal 5% setiap tahunnya, dan komoditas potensial meningkat minimal 10% tiap tahunnya.
Data dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan serta Dinas Pertanian dan Peternakan Kab.Pati
Meningkatnya penyerapan dan pengoptimalan potensi tenaga kerja lokal untuk mengurangi angka pengangguran dan mendukung perekonomian masyarakat sekitar
Menurunnya tingkat pengangguran Meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat Kabupaten Pati
Data sumber BPS Kabupaten Pati
Results Terbangunnya sarana prasarana untuk kegiatan industri pengolahan skala besar di Margorejo : 1. Bangunan industri pengolahan serta pengalengan dengan standar bangunan industri skala besar mengikuti standar CPPOB 2. Tempat pemasaran hasil pengolahan langsung kepada konsumen 3. Teknologi terbangun untuk meningkatkan hasil dan kualitas produksi 4. Prasarana pengolahan limbah yang baik, aman serta sesuai standar nasional untuk mengurangi dampak buruk bagi lingkungan di sekitar 5. Akses langsung menuju kawasan industri dengan pengadaan integrasi jaringan antar moda transportasi di Kabupaten Pati
Tersedianya sarana prasarana untuk kegiatan industri pengolahan skala besar di Margorejo : 1. Bangunan industri pengolahan serta pengalengan dengan standar bangunan industri skala besar mengikuti standar CPPOB 2. Tempat pemasaran hasil pengolahan langsung kepada konsumen 3. Teknologi terbangun untuk meningkatkan hasil dan kualitas produksi 4. Prasarana pengolahan limbah yang baik, aman serta sesuai standar nasional untuk mengurangi dampak buruk bagi lingkungan di sekitar 5. Akses langsung menuju kawasan industri dengan pengadaan integrasi jaringan antar moda transportasi di Kabupaten Pati
Data dari DPUTR, Balitbang, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas LH, PDAM, dan PLN Kab. Pati
Tersedianya anggaran serta kegiatan perbaikan dan penambahan utilitas dasar dan lanjutan tepat waktu
Terwujudnya fasilitas pengoptimalan pemanfaatan bahan baku dan pengaturan pola produksi : 1. Penguatan modal petani dengan mengurangi risiko kerugian dalam proses produksi hasil komoditas agro 2. Sarana gudang penyimpanan hasil komoditas agro 3. Pelatihan untuk masyarakat produktif dalam optimalisasi produksi komoditas agro
Tersedianya fasilitas pengoptimalan pemanfaatan bahan baku dan pengaturan pola produksi : 1. Penguatan modal petani dengan mengurangi risiko kerugian dalam proses produksi hasil komoditas agro 2. Sarana gudang penyimpanan hasil komoditas agro 3. Pelatihan untuk masyarakat produktif dalam optimalisasi produksi komoditas agro
Data dari Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perhubungan,
Komoditas unggulan dan potensial sepenuhnya dimanfaatkan oleh industri di kawasan industri Margorejo
Terwujudnya fasilitas sosial dalam pengoptimalan penyerapan peran serta masyarakat dalam kegiatan industri : 1. Balai pelatihan untuk keterampilan dan keahlian dalam pengoperasian teknologi industri 2. Program link and match antara pihak sektor industri dengan SMK sekitar Kabupaten Pati
Tersedianya fasilitas sosial dalam pengoptimalan penyerapan peran serta masyarakat dalam kegiatan industri : 1. Balai pelatihan untuk keterampilan dan keahlian dalam pengoperasian teknologi industri 2. Program link and match antara pihak sektor industri dengan SMK sekitar Kabupaten Pati
Data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Pati.
Masyarakat sepenuhnya antusias dan terlibat
8
Laporan Hasil Rencana Wilayah
Source of Verification
Intervention Logic
Objectively Verifiable Indicators
Membangun sarana prasarana untuk kegiatan industri pengolahan skala besar di Margorejo : 1. a. Pengadaan 1 kawasan industri pengolahan skala besar (15 hektar), 2 kawasan industri pengolahan skala sedang (10 hektar), 4 industri pengolahan skala kecil (5 hektar) mengikuti standar CPPOB di desa Bumirejo, Margorejo. b. Pengadaan 1 kawasan industri pengolahan skala besar (15 hektar), 1 kawasan industri pengolahan skala sedang (10 hektar), 4 industri pengolahan skala kecil (5 hektar) mengikuti standar CPPOB di desa Sukokulon, Margorejo. c. Pengadaan 1 kawasan industri pengolahan skala besar (15 hektar), 2 kawasan industri pengolahan skala sedang (10 hektar), 4 industri pengolahan skala kecil (5 hektar) mengikuti standar CPPOB di desa Wangunrejo, Margorejo. 2. Pengadaan 3 unit tempat pemasaran hasil pengolahan langsung kepada konsumen di desa Bumirejo, Sukokulon, dan Wangunrejo 3. Pengadaan unit teknologi terbangun pada setiap industri pengolahan yang ada di desa Bumirejo, Sukokulon, dan Wangunrejo 4. Pengadaan 1 unit prasarana serta sarana pengolahan limbah komunal yang baik, aman serta sesuai standar nasional pada Desa Wangunrejo 5. Peningkatan kualitas jalan nasional (jalan Arteri primer) menjadi jalan beton (sepanjang 4 km) di sekitar kawasan industri terbangun 6. Peningkatan kualitas jalan lokal primer menjadi jalan beton (sepanjang 5,83 km) di sekitar kawasan industri terbangun 7. Pengadaan 1 terminal barang di desa Sukokulon 8. Pengadaan 1 stasiun barang di desa Sukokulon
Terbangunnya sarana prasarana kegiatan industri pengolahan skala besar di Margorejo : 1. a. Pengadaan 1 kawasan industri pengolahan skala besar (15 hektar), 2 kawasan industri pengolahan skala sedang (10 hektar), 4 industri pengolahan skala kecil (5 hektar) mengikuti standar CPPOB di desa Bumirejo, Margorejo. b. Pengadaan 1 kawasan industri pengolahan skala besar (15 hektar), 1 kawasan industri pengolahan skala sedang (10 hektar), 4 industri pengolahan skala kecil (5 hektar) mengikuti standar CPPOB di desa Sukokulon, Margorejo. c. Pengadaan 1 kawasan industri pengolahan skala besar (15 hektar), 2 kawasan industri pengolahan skala sedang (10 hektar), 4 industri pengolahan skala kecil (5 hektar) mengikuti standar CPPOB di desa Wangunrejo, Margorejo. 2. Pengadaan 3 unit tempat pemasaran hasil pengolahan langsung kepada konsumen di desa Bumirejo, Sukokulon, dan Wangunrejo 3. Pengadaan unit teknologi terbangun pada setiap industri pengolahan yang ada di desa Bumirejo, Sukokulon, dan Wangunrejo 4. Pengadaan 1 unit prasarana serta sarana pengolahan limbah komunal yang baik, aman serta sesuai standar nasional pada Desa Wangunrejo 5. Peningkatan kualitas jalan nasional (jalan Arteri primer) menjadi jalan beton (sepanjang 4 km) di sekitar kawasan industri terbangun 6. Peningkatan kualitas jalan lokal primer menjadi jalan beton (sepanjang 5,83 km) di sekitar kawasan industri terbangun 7. Pengadaan 1 terminal barang di desa Sukokulon 8. Pengadaan 1 stasiun barang di desa Sukokulon
Data dari DPUTR, Balitbang, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas LH, PDAM, dan PLN Kab. Pati
Mewujudkan fasilitas pengoptimalan pemanfaatan bahan baku dan pengaturan pola produksi : 1. Pembangunan 2 koperasi pendukung komoditas agro di desa Bumirejo, dan Wangunrejo 2. Pembangunan 5 sarana gudang penyimpanan hasil komoditas agro 3. Pelatihan optimalisasi produksi komoditas agro setidaknya setiap 3 bulan sekali di desa Bumirejo, Sukokulon, dan Wangunrejo
Terwujudnya fasilitas pengoptimalan pemanfaatan bahan baku dan pengaturan pola produksi : 1. Pembangunan 2 koperasi pendukung komoditas agro di desa Bumirejo, dan Wangunrejo 1. Pembangunan 5 sarana gudang penyimpanan hasil komoditas agro 2. Pelatihan optimalisasi produksi komoditas agro setidaknya setiap 3 bulan sekali di desa Bumirejo, Sukokulon, dan Wangunrejo
Data dari Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perhubungan,
Mewujudkan fasilitas sosial dalam pengoptimalan penyerapan peran serta masyarakat dalam kegiatan industri : 1. Pembangunan 1 balai pelatihan di desa Sukokulon 2. Terjalinnya program link and match antara pihak sektor industri dengan SMK sekitar untuk setiap komunitas industri di desa Bumirejo, Sukokulon, dan Wangunrejo
Terwujudnya fasilitas sosial dalam pengoptimalan penyerapan peran serta masyarakat dalam kegiatan industri : 1. Pembangunan 1 balai pelatihan di desa Sukokulon 2. Terjalinnya program link and match antara pihak sektor industri dengan SMK sekitar untuk setiap komunitas industri di desa Bumirejo, Sukokulon, dan Wangunrejo
Data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Pati.
Assumptions
Activities Anggaran memadai, jaringan infrastruktur sepenuhnya terbangun, serta minat dan partisipasi masyarakat tinggi
Kerangka Kerja Logis Program Pengembangan Kawasan Industri Margorejo Sumber : Analisis Studio Pati 2 9
Pendahuluan
Peta Indikasi Program
KAB. JEPARA
KAB. REMBANG KAB. KUDUS
KAB. BLORA
KAB. GROBOGAN
Peta Kawasan Industri Kabupaten Pati Sumber : Analisis Studio Pati 2
Dalam rencana Pola Ruang Kabupaten Pati pada tahun 2040, terdapat setidaknya 4 kawasan industri utama yang akan dikembangkan. Kawasan industri ini terdapat di Kecamatan Margoyoso, Kecamatan Trangkil, Kecamatan Juwana, yang akan berpusat kegiatannya di sentra industri pengolahan yang ada di Kecamatan Margorejo. Kawasan Industri Margorejo akan dikembangkan dengan penerapan konsep Sustainable Industry yang akan membantu meningkatkan prospek keuntungan industri serta menjaga keseimbangan lingkungan di wilayah sekitarnya. Terdapat beberapa fasilitas yang akan dibangun untuk menunjang kegiatan industri pengolahan di kecamatan Margorejo: 1. Balai Pelatihan Kompetensi Masyarakat, berlokasi di Desa Sukokulon. 2. Koperasi Pendukung Permodalan Petani, berlokasi di Desa Bumirejo dan Wangunrejo. 3. Pusat Pemasaran Hasil Olahan Agro, berlokasi di Desa Sukokulon, Bumirejo, dan Wangunrejo 4. Stasiun dan Terminal Barang, berlokasi di Desa Sukokulon. 5. Sistem IPAL Terpusat, berlokasi di Desa Wangunrejo.
Peta Orientasi Denah Rencana Kawasan Industri Margorejo Sumber : Analisis Studio Pati 2 10
Laporan Hasil Rencana Wilayah
Pentahapan Program Kegiatan
Sub Kegiatan
Luas dan Unit
Pentahapan Lokasi
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Inisiasi Sosialisasi masyarakat, dan pengajuan perizinan
4 Kec. Margorejo
Persiapan Pelaksanaan Pembebasan lahan
188 ha
Pengumpulan data dan perancangan DED
4
Proyek
Membangun sarana prasarana untuk kegiatan industri pengolahan skala besar di Kecamatan Margorejo
Pengadaan kawasan industri pengolahan skala besar
15 ha
3
Pengadaan kawasan industri pengolahan skala sedang
10 ha
5
Pengadaan kawasan industri pengolahan skala kecil
5 ha
12
2,5 ha
3
Pengadaan plaza agro Pengadaan unit teknologi terbangun
20
Peningkatan kualitas jalan arteri primer
4 km
Peningkatan kualitas jalan lokal primer
5,83 km
Pengadaan terminal barang
8 ha
1
Pengadaan stasiun barang
7 ha
1
Pengadaan IPAL terpusat
1 ha
1
Desa Bumirejo, Desa Sukokulon, Desa Wangunrejo (Margorejo)
Desa Sukokulon (Margorejo)
Operasi dan Pengendalian Operasional dan pemeliharaan
2
Pemantauan dan evaluasi
1
Kec. Margorejo
Inisiasi Sosialisasi masyarakat, dan pengajuan perizinan
Mewujudkan fasilitas pengoptimalan pemanfaatan bahan baku dan pengaturan pola produksi komoditas agro
4
Persiapan Pelaksanaan Pembebasan lahan
45 ha
Pengumpulan data dan perancangan DED
4
Proyek Pembangunan BUMDES khusus agro
2 ha
2
Pembangunan gudang penyimpanan
2,5 ha
5
Operasi dan Pengendalian Operasional dan pemeliharaan
2
Pemantauan dan evaluasi
1
Desa Bumirejo dan Desa Wangunrejo (Margorejo)
Kec. Margorejo
Inisiasi Inisiasi proyek (Sosialisasi masyarakat, pendataan kondisi wilayah, dan pengajuan perizinan)
4
Kec. Margorejo
Persiapan Pelaksanaan
Mewujudkan fasilitas sosial dalam pengoptimalan penyerapan peran serta masyarakat dalam kegiatan industri
Pembebasan lahan
5 ha
Pengumpulan data dan perancangan DED
4
Proyek Pembangunan balai pelatihan untuk masyarakat
5 ha
Desa Sukokulon (Margorejo)
1
Terjalinnya program link and match
20
Pelatihan optimalisasi produksi industri olahan
4 Kec. Margorejo
Operasi dan Pengendalian Operasional dan pemeliharaan
2
Pemantauan dan evaluasi
1
Pentahapan Kegiatan Program Pengembangan Kawasan Industri Margorejo Sumber : Analisis Studio Pati 2 11
Pendahuluan
Pembiayaan Program Pembiayaan program kawasan industri Margorejo ini dibagi menjadi dua kategori yaitu biaya pengeluaran dan biaya pemasukan. Kedua kategori ini dibutuhkan untuk melihat kemampuan keberhasilan pelaksanaan program di masa depan. Pengeluaran merupakan segala biaya yang harus dikeluarkan dalam pembangunan proyek. Biaya tertinggi yang dikeluarkan dalam program ini adalah dalam pembangunan parsel kavling industri. Kegiatan
Biaya pemasukan dilihat dari keuntungan yang didapatkan langsung maupun secara tidak langsung dari pelaksanaan proyek. Direct benefit merupakan dana keuntungan yang didapatkan secara langsung dalam bentuk materiil kepada pelaku tertentu. Indirect benefit merupakan keuntungan yang tidak dirasakan secara langsung dalam bentuk materiil namun dapat dirasakan dampaknya terhadap masyarakat dan dapat dimoneterkan kedalam jumlah rupiah.
Sub Kegiatan
Biaya (Juta Rupiah) Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
20
-
-
-
468.752
234.376
234.372
-
20
-
-
-
Biaya Pengeluaran (Expenditure) Inisiasi Inisiasi proyek (Sosialisasi masyarakat, dan pengajuan perizinan) Persiapan Pelaksanaan Pembebasan lahan Pengumpulan data dan perancangan DED Proyek Pengadaan kawasan industri pengolahan skala besar
Membangun sarana prasarana untuk kegiatan industri pengolahan skala besar di Kecamatan Margorejo
112.500
112.500
-
-
Pengadaan kawasan industri pengolahan skala sedang
-
125.000
125.000
-
Pengadaan kawasan industri pengolahan skala kecil
-
150.000
150.000
-
Pengadaan unit tempat pemasaran hasil pengolahan langsung kepada konsumen
10.000
5.000
-
-
Peningkatan kualitas jalan arteri primer
4.000
-
-
-
Peningkatan kualitas jalan lokal primer
-
2.332
2.332
-
Pengadaan terminal barang
-
224.000
-
-
Pengadaan stasiun barang
-
168.000
42.000
-
12.500
12.500
-
-
500
500
500
500
Pengadaan IPAL terpusat Operasi dan Pengendalian Operasional dan pemeliharaan Pemantauan dan evaluasi
10
10
10
10
608.302
1.034.218
554.214
510
35.000
550.000
525.000
525.000
Persewaan kavling industri sedang
-
280.000
480.000
500.000
Persewaan kavling industri kecil
-
137.000
448.000
480.000
Persewaan kios perdagangan
-
5.600
6.200
6.700
Retribusi terminal barang
-
1.000
2.000
2.000
Retribusi stasiun barang
-
500
2.500
2.500
Retribusi pajak air dan limbah
6.000
55.000
100.000
150.000
Retribusi pajak industri
5.000
39.500
72.500
100.000
1.000
18.000
46.000
50.000
-
6.000
10.000
25.000
Total Pengeluaran Biaya Pemasukan (Revenue) Direct Benefit Persewaan kavling industri besar
Indirect Benefit Peningkatan kualitas dan kuantitas produk Efisiensi biaya transportasi barang (bahan maupun produk hasil olahan) Peningkatan konektivitas dan distribusi hasil pertanian
300
500
500
500
Peningkatan produksi hasil industri pengolahan
750
9.500
48.000
75.000
Pengadaan unit teknologi terbangun pada setiap kawasan industri pengolahan
700
9.800
40.000
50.000
48.750
1.112.400
1.780.700
1.966.700
Total Pemasukan
12
Kegiatan
Sub Kegiatan
Biaya (Juta Rupiah) Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
20
-
-
-
9.000
-
9.000
-
10
-
-
-
5.000
40.000
20.000
20.000
-
100.000
-
150.000
-
100
-
100
10
10
10
10
14.040
140.110
29.010
170.110
Biaya Pengeluaran (Expenditure) Inisiasi Inisiasi proyek (Sosialisasi masyarakat, dan pengajuan perizinan) Persiapan Pelaksanaan Pembebasan lahan Pengumpulan data dan perancangan DED Proyek Pembangunan BUMDES maupun koperasi pendukung agro
Mewujudkan fasilitas pengoptimalan pemanfaatan bahan baku dan pengaturan pola produksi komoditas agro
Pembangunan sarana gudang penyimpanan komoditas agro Operasi dan Pengendalian Operasional dan pemeliharaan Pemantauan dan evaluasi
Total Pengeluaran Biaya Pemasukan (Revenue) Direct Benefit Biaya anggota koperasi
-
600
750
1.500
Persewaan gudang
-
5.000
6.500
11.500
Kas anggota koperasi
-
400
500
1.000
Penjualan produk pertanian
-
600
750
1.500
-
400
500
1.000
Peningkatan produksi sektor pertanian
1.500
40.000
60.000
75.000
Total Pemasukan
1.500
47.000
69.000
91.500
20
-
-
-
-
-
1.500
-
10
-
-
-
-
-
24.000
-
10
20
30
40
-
-
-
60
Pemantauan dan evaluasi
10
10
10
10
Total Pengeluaran
50
30
25.540
110
-
-
600
1.250
3.000
8.254
10.876
11.345
Peningkatan kualitas SDM
500
2.500
2.500
2.500
Peningkatan branding produk
500
7.000
10.000
10.000
Peningkatan standarisasi produk
600
8.800
12.000
12.000
4.600
26.554
35.976
37.095
Total Pengeluaran
622.392
1.174.358
608.764
170.730
Total Pemasukan
54.850
1.178.154
1.817.676
1.995.295
Indirect Benefit Peningkatan sekuritas permodalan petani
Biaya Pengeluaran (Expenditure) Inisiasi Inisiasi proyek (Sosialisasi masyarakat, dan pengajuan perizinan) Persiapan Pelaksanaan Pembebasan lahan Pengumpulan data dan perancangan DED Proyek Pembangunan balai pelatihan untuk masyarakat
Mewujudkan fasilitas sosial dalam pengoptimalan penyerapan peran serta masyarakat dalam kegiatan industri
Terjalinnya program link and match Pelatihan optimalisasi produksi komoditas agro Operasi dan Pengendalian Operasional dan pemeliharaan
Biaya Pemasukan (Revenue) Direct Benefit Persewaan balai pelatihan Indirect Benefit Masyarakat bekerja sebagai buruh pabrik
Total Pemasukan
Pembiayaan Kegiatan Program Pengembangan Kawasan Industri Margorejo Sumber : Analisis Studio Pati 2
Pendahuluan
Cost Benefit Analysis Thn
Sub Kegiatan
1
Inisiasi proyek (Sosialisasi masyarakat, pendataan kondisi wilayah, dan pengajuan perizinan)
2
Present
Discount Rate 8%
Discount Rate 14%
EXP
REV
EXP
REV
EXP
REV
100
-
92,59
0,00
87,72
0,00
Pembebasan lahan dan peningkatan kualitas jalan
118.188
-
101.326,73
0,00
90.941,44
0,00
3
Pembangunan kavling industri skala besar
155.688
100
123.590,15
79,38
105.084,97
67,50
4
Pembangunan kavling industri skala besar dan pembangunan plaza agro
165.438
100
121.601,87
73,50
97.952,58
59,21
5
Pembangunan kavling industri skala besar, pembangunan plaza agro dan pembangunan IPAL
182.978
54.650
124.531,75
37.193,87
95.033,04
28.383,50
6
Pembangunan kavling industri skala besar, pembangunan IPAL dan pembangunan terminal barang
162.226
84.600
102.229,90
53.312,35
73.907,98
38.542,62
7
Pembangunan kavling industri skala besar, serta pembangunan terminal dan stasiun barang
267.966
88.200
156.355,59
51.463,85
107.089,21
35.248,01
8
Pembangunan kavling industri skala sedang, serta pembangunan terminal dan stasiun barang
246.750
208.502
133.311,35
112.647,14
86.500,45
73.092,26
9
Pembangunan kavling industri skala sedang dan skala kecil, serta pembangunan terminal dan stasiun barang
276.688
242.902
138.412,89
121.511,47
85.083,76
74.694,29
10
Pembangunan kavling industri skala sedang dan skala kecil, serta pembangunan stasiun barang
220.728
553.950
102.239,77
256.586,03
59.540,01
149.424,58
11
Pembangunan kavling industri skala sedang dan skala kecil, serta pembangunan stasiun barang
220.948
327.600
94.760,81
140.502,02
52.280,14
77.515,85
12
Pembangunan kavling industri skala sedang dan skala kecil, serta pembangunan stasiun barang
184.944
348.069
73.443,81
138.222,99
38.386,81
72.244,89
13 Pembangunan kavling industri skala kecil
67.760
371.669
24.915,21
136.661,92
12.337,02
67.669,55
Pembangunan kavling industri skala kecil, 14 peningkatan kelas jalan dan pembangunan balai pelatihan
73.166
372.419
24.910,17
126.794,16
11.685,34
59.479,03
Pembangunan kavling industri skala kecil, 15 peningkatan kelas jalan dan pembangunan balai pelatihan
61.946
397.919
19.527,96
125.440,66
8.678,42
55.747,05
70.000
392.819
20.432,33
114.660,12
8.602,42
48.274,18
17 Pembangunan gudang penyimpanan
50.010
393.819
13.516,15
106.437,05
5.391,06
42.453,57
18 Pembangunan gudang penyimpanan
50.010
393.819
12.514,95
98.552,82
4.729,00
37.239,97
340
394.919
78,78
91.507,50
28,20
32.757,88
79,38
90.092,87
26,92
16
Pembangunan gudang penyimpanan dan pembangunan balai pelatihan
19 Operasional, Pemantauan dan Evaluasi 20 Operasional, Pemantauan dan Evaluasis
370
419.919 5.045.975
Indirect Benefit
2.576.244
Net Present Value
2.469.731,50
413.867,57
-19.918,51
Benefit-Cost Ratio
1,96
1,30
0,98
Internal Rate of Return
1.387.872,16 1.801.739,73 943.366,49
30.554,03 923.447,98
13,552
Analisis Biaya dan Keuntungan Program Pengembangan Kawasan Industri Margorejo Sumber : Analisis Studio Pati 2
Biaya pengeluaran serta pendapatan yang dimasukan dalam analisis ini dilakukan berdasarkan biaya tahunan yang dikeluarkan setiap tahun pada pentahapan program. Sub kegiatan yang dicantumkan merupakan rangkuman kegiatan pembangunan pada setiap tahunnya. Sebagai salah satu rangkaian dari studi kelayakan dalam perencanaan, analisis ini akan menentukan keberlayakan serta keuntungan program yang akan didapatkan jika dikembangkan di masa mendatangnya. Disini digunakan benchmark discount rate 8% (3% lebih tinggi dari suku bunga Bank Indonesia di tahun 2020) dan 14% sebagai batas NPV mulai negatif. 14
Pada DR 8% dapat diketahui bahwa nilai NPV didapatkan sebesar Rp. 413.867.570.000 dengan BCR 1,30. Angka NPV yang positif serta nilai BCR>1 menandakan bahwa program pengembangan layak untuk diimplementasikan secara finansial. Pada discount rate 14%, NPV telah bernilai negatif. Internal Rate of Return yang didapatkan dari discount rate 8% dan 14% tersebut adalah adalah 13,55% ,atau diatas bunga 8%. Dari ketiga indikator tersebut dapat diketahui bahwa program “Penerapan Sustainable Industry di Kawasan Sentra Industri Pengolahan Kecamatan Margorejo” ini adalah Good project.
Laporan Hasil Rencana Wilayah
Karl Smith
Daftar Pustaka Holden, E., Linnerud, K. & Banister, D., 2014. Industry, Producing More with Less. Report of the World Commission on Environment and Development: Our Common Future, II(26), pp. 130-139. Indonesia, P., 2010. Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 75 tahun 2010 tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik, Sekretariat Negara, Jakarta: Lembaran RI nomor 75 tahun 2010. Indonesia, P., 2014. Undang-undang No 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, Sekretariat Negara, Jakarta: Lembaran RI Nomor 3 Tahun 2014. Indonesia, P., 2015. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 142 tahun 2015 tentang Kawasan Industri, Sekretariat Negara, Jakarta: Lembaran RI Nomor 142 tahun 2015. Indonesia, P., 2017. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 2 tahun 2017 tentang Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri, Sekretariat Negara, Jakarta: Lembaran RI Nomor 2 tahun 2017. Indonesia, P., 2019. Peraturan Menteri Industri No. 14 tahun 2019 tentang Penumbuhan dan Pengembangan Industri kecil dan Industri menengah melalui Program Restrukturisasi mesin dan/atau Peralatan, Sekretariat Negara, Jakarta: Lembaran RI Nomor 14 tahun 2019. Kelmas, A., 2017. Pembangunan Industri Berkelanjutan Fokus pada Nilai Tambah, s.l.: Majalah Elektronik SWA. 15
Pendahuluan
Risantri Aisa Putri Retno Wardhani 17/410127/TK/45484
03
Program Penerapan Sustainable Industry pada Kawasan Sentra Industri Pengolahan Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati memiliki potensi yang tinggi dalam hasil komoditas agro. Hal ini menjadikan struktural perekonomian di Kabupaten Pati bergantung ke sektor industri pengolahan sebagai pemberi nilai tambah terhadap hasil produk olahan. Berkebalikan dengan potensi tersebut, penyerapan tenaga kerja di sektor industri pengolahan cenderung mengalami tren yang menurun. Maka, dapat dilihat bahwa untuk mengembangkan industri pengolahan di Kabupaten Pati dibutuhkan pengembangan pola produksi yang dapat mengurangi pemborosan bahan baku hasil komoditas agro yang dapat ditempuh dengan pengembangan kompetensi sumber daya manusia di bidang industri pengolahan untuk mewujudkan industri pengolahan yang berkelanjtuan dan berdaya saing. Konsep Sustainable Industry yang akan diterapkan kemudian diklasifikan menjadi tiga komponen utama yaitu: Pemanfaatan komponen lokal; Peningkatan kompetensi serta partisipasi sumber daya manusia; dan Peningkatan kualitas infrastruktur industri yang berdaya saing. Penerapan konsep tersebut kemudian diwujudkan dalam kegiatan serta sub kegiatan yang diperjelas dalam kerangka kerja logis, dilanjutkan dengan pentahapan dan pembiayaan untuk setiap sub kegiatan program. Sebagai salah satu rangkaian dari studi kelayakan dalam perencanaan, analisis biaya keuntungan dilakukan untuk menentukan keberlayakan serta keuntungan program yang akan didapatkan jika dikembangkan di masa mendatangnya. Pada DR 8% dapat diketahui bahwa nilai NPV didapatkan sebesar Rp. 413.867.570.000 dengan BCR 1,30. Angka NPV yang positif serta nilai BCR>1 menandakan bahwa program pengembangan layak untuk diimplementasikan secara finansial. Pada discount rate 14%, NPV telah bernilai negatif sehingga didapatkan nilai Internal Rate of Return sebesar 13,55% ,atau diatas bunga 8%. Dari ketiga indikator tersebut dapat diketahui bahwa program “Penerapan Sustainable Industry di Kawasan Sentra Industri Pengolahan Kecamatan Margorejo” ini adalah Good project.
16