3 minute read

Mimpi dan Motivasi Santana

Next Article
Warna Kepengurusan

Warna Kepengurusan

Mimpi dan Motivasi Santana

Sampai sejauh mana kita akan berjalan? Itu adalah pertanyaan yang harus kita bangun untuk mengetahui mimpi kita. Mimpi adalah tujuan yang ingin kita capai. Jika sudah sampai ujung dan mimpi itu diraih, maka apa yang harus kita lakukan? Kita harus mencari mimpi baru. Mimpi akan terus berubah selama hidup. Namun ada yang sifatnya konsisten, yaitu motivasi untuk mencapai mimpi tersebut. Sehingga, perlu sebuah irama yang sejalan. Untuk meraih mimpi, perlu adanya motivasi. Mimpi dibagun berdasarkan keadaan eksternal atau lingkungannya. Sedangkan motivasi dibangun dalam diri orang itu sendiri. Sekarang aku akan coba jelaskan mulai dari motivasi yang aku bangun untuk mencapai mimpiku. Motivasiku untuk mencalonkan diriku menjadi kahim mungkin dapat dilihat dari pojok kiri bawah dokumen ini. Ya, motivasi itu adalah #FromBalitoArchaea. Sesederhana aku adalah orang Bali dan aku ingin menjadi orang dari Bali pertama yang menjadi ketua himpunan di ITB. Sejauh ini belum ada orang Bali yang menjadi kahim. Sebuah prestasi yang membanggakan bagiku dan untuk orang Bali itu sendiri. Tapi jauh dari itu, aku sebenarnya ingin kisah ini menjadi inspirasi. Seperti saat aku memiliki role model, yaitu Kak Ode (Dewa Gede Pradnyanata, KL’16) adalah orang Bali pertama yang menjadi senator. Kisahnya begitu inspiratif dan bahkan membuatku terpikir ingin menjadi senator ketika masa awal aku masuk himpunan ini. Tapi kondisi tidak mendukung untuk mewujudkan hal itu. Keadaan himpunan dan teman-teman membuat diriku semakin tertarik ke dalam badan pengurus himpunan ini. Meski apa yang aku katakan dari esai pencalonan sebagai ungkapan isi hati seseorang yang galau, tapi itu hanya faktor yang kesekian. Aku tidak terbebani dengan keputusan aku menjadi kahim. Secara ikhlas aku ingin membantu menyelesaikan kondisi tersebut. Motivasi ini akan selalu tertanam dalam diriku untuk mencapai mimpi di himpunan. Lalu bagaimana mimpi dari seorang Santana? Nah, mimpi yang ingin aku coba bawa ada di bagian pojok kanan atas dokumen ini. Ya itu adalah #SemuaAdalahKahim. Pasti para pembaca bingung dengan tagar tersebut. Sekarang aku coba jelaskan. Aku sering mendengar bahwa himpunan ini adalah wadah yang kosong. Itu memang benar kalau himpunan kita adalah nonprofit organization. Itu tidak salah. Tapi kondisi sekarang tidak relevan lagi untuk terlena dalam status itu. Keinginan orang-orang sudah mulai berubah, mereka ingin dampak yang nyata atas pekerjaannya. Secara teknis kita bukan perusahaan yang dapat memberikan materi. Tapi kita bisa dari segi manfaat. Himpunan adalah sebuah organisasi yang berbasis pada keilmuan anggotanya. Jadi manfaat yang bisa kita berikan kepada anggotanya adalah manfaat untuk mendukung keilmuan mereka. Hal ini juga sudah terkonfirmasi, bahwa alasan

Advertisement

kita tetap bersatu sebagai HIMAMIKRO “Archaea” ITB adalah jurusan mikrobiologi. Begitupula himpunan mahasiswa jurusan lain di ITB maupun di luar ITB. Jadi mindset kita harus mulai shifting dari nonprofit organization menjadi benefit organization. Dari himpunan adalah wadah kosong, menjadi wadah yang berubah ketika kita mau bergerak menuju perubahan itu. Menunjukan bahwa himpunan adalah sebuah wadah yang memiliki potensi untuk terus berkembang. Perubahan seperti apa yang kita kehendaki? Itu semua tergantung dari keinginan setiap orang yang berbeda ketika masuk himpunan ini. Namun ada satu hal yang akan menarik semua untuk meraih keinginannya di himpunan, yaitu value proposition yang kita tawarkan sebagai benefit organization. Itu adalah mimpi dan motivasi yang ingin aku capai bersama kalian. Semoga dalam satu kepengurusan kedepannya nanti, kita bisa mencapai itu agar kita tidak lelah berjalan di atas jurang masalah terus. Jadi, mari kita bekerja sama hingga sampai sana.

Setelah para pembaca mengetahui tentang Santana dan keinginan Santana, maka kita siap untuk melangkah ke bagian berikutnya dari dokumen ini. Pada bagian berikutnya aku ingin menyampaikan tentang kondisi yang membuat kita ada sebagai HIMAMIKRO “Archaea” ITB. Terlepas dari mimpi yang ingin aku capai, namun kondisi ini tetap menjadi panduan utama kita untuk menjalankan himpunan.

This article is from: