Neraca Sumber Daya Alam Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sintang

Page 1

Neraca Sumber Daya Alam

Pertanian Tanaman Pangan

SASANDA MAHESA PUTRI

19/443550/TK/48746


Daftar Isi 01

Pendahuluan Latar Belakang Landasan Hukum Tujuan Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

02

Metode Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Analisis dan Penyajian Data Kerangka Berpikir

03

Gambaran Umum Wilayah Letak Geografis dan Administrasi Kondisi Fisik Kondisi Kependudukan, Sosial, dan Ekonomi

04

Hasil dan Pembahasan Analisis Pasiva Analisis Aktiva Analisis Cadangan Analisis Keterkaitan dengan Perekonomian

05

Penutup Kesimpulan Saran

06

Referensi


BAB 01 pendahuluan


Latar Belakang Sumber daya alam merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Sumber daya alam dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat diambil dan dimanfaatkan dari alam yang memiliki nilai manfaat dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Sumber daya alam ada yang bersifat terbatas atau tidak dapat diperbarui, serta sumber daya alam yang jumlahnya melimpah atau dapat diperbarui. Pengelolaan serta pemanfaatan sumber daya alam yang tepat sangat diperlukan agar tidak terjadi kelangkaan sumber daya alam. Sebagai negara agraris, Inonesia memiliki keunggulan yang lebih dalam produksi pertanian yang apabila dikelola dengan optimal maka akan mampu menjadi penopang kemandirian pangan nasional. Potensi sumber daya alam di Indonesia sangat beragam, salah satunya sektor pertanian. Pertanian di Indonesia merupakan penopang dari kegiatan ekonomi masyarakat, selain itu kegiatan pertanian juga menjadi sumber penghidupan serta penyangga lingkungan hidup. Hingga kini produksi pertanian tanaman pangan Indonesia terus mengalami peningkatan yang didorong oleh peningkatan produktivitas. Produksi pertanian terutama sub sektor pertanian tanaman pangan perlu ditingkatkan terus-menerus agar dapat memantapkan swasembada pangan. Kabupaten Sintang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat yang dilintasi oleh dua sungai yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi dan berbatasan langsung dengan Malaysia di sisi Utara. Kabupaten Sintang ikut berperan dalam penyediaan pangan bagi masyarakat Kabupaten Sintang sendiri dan wilayah sekitarnya. Neraca Sumber Daya Alam (NSDA) diperlukan untuk menganalisis daya dukung Kabupaten Sintang dalam menyediakan lahan serta cadangan lahan untuk kebutuhan produksi komoditas-komoditas pangan yang ada di wilayah. Output dari analisis NSDA adalah gambaran tentang kemampuan lahan di Kabupaten Sintang dan sebagai pertimbangan dasar terkait pengelolaan sumber daya alam kedepannya agar didapatkan hasil yang optimal tanpa menimbulkan eksternalitas terhadap lingkungan hidup.

02


Landasan Hukum

SNI 19-6728-3-2015 tentang Penyusunan Neraca Sumber Daya Alam

Permentan No.79 Tahun 2013 tentang Pedoman Kesesuaian lahan pada Komoditas Pertanian Pangan

Permentan No 41 Tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Pertanian

Permentan No 07 Tentang Pedoman Teknis Kriteria Dan Persyaratan Kawasan, Lahan Dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan

Tujuan Perhitungan

Neraca

Sumber

Daya

Alam

pertanian

tanaman

pangan

ini

harapannya dapat menjadi rekomendasi dalam pembuatan kebijakan agar teroptimalkannya potensi pertanian yang dimiliki Kabupaten Sintang. Sehingga perhitungan dan analisis yang ada dapat mencapai tujuan:

Mengetahui kondisi eksisting pemanfaatan sumber daya alam pertanian tanaman pangan di Kabupaten Sintang (pasiva)

Mengetahui potensi sumber daya pertanian tanaman pangan di Kabupaten Sintang (aktiva)

Menetahui ketersediaan cadanan lahan, dan cadangan produksi baik dalam bentuk fisik maupun moneter

Mengetahui produksi unggulan yang dapat dikembangkan dalam komoditas pertanian tanaman pangan Kabupaten Sintang

Mengetahui keterkaitan antara analisis Neraca Sumber Daya Alam pertanian tanaman pangan dengan perekonomian wilayah di Kabupaten Sintang

Ruang Lingkup a. Ruang Lingkup Spasial

Ruang lingkup spasial atau batasan area amatan dalam penelitian ini meliputi seluruh wilayah administrasi Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat

b. Ruang Lingkup Temporal Penelitian

ini

dilaksanakan

pada

bulan

September

tahun

2021

dengan

menggunakan data sekunder mulai dari tahun 2016 hingga 2020 yang berasal dari instansi terkait.

c. Ruang Lingkup Substansial Substansi yang ada dalam penelitian Neraca Sumber Daya Alam (NSDA) ini

berkaitan dengan sektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten Sintang yang meliputi komoditas padi, jagung, kacang-kacangan, dan umbi-umbian

03


BAB 02 metode penelitian


Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam perhitungan dan analisis NSDA Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sintang yaitu berupa data sekunder yang diperoleh melalui instansi resmi.

Data tersebut berasal dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sintang, dokumen

perencanaan, RPJMD Kabupaten Sintang, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten

Sintang,

Rencana

Strategis

Dinas

Pertanian

dan

Perkebunan

Kabupaten Sintang, RPJMD Kabupaten sintang tahun 2016 – 2021 serta situs

pemerintahan lainnya. Selain itu, sebagai literasi tambahan, digunakan pula jurnal penelitian, artikel serta berita terkait.

Metode Analisis dan Penyajian Data Metode analisis dan penyajian data Pertanian Tanaman Pangan dibagi menjadi dua tahap yakni:

a. Analisis Neraca Sumber Daya Pertanian Tanaman Pangan Analisis NSDA dilakukan dengan mengolah data eksisting berupa luas lahan pertanian dan produksi lahan pertanian yang kemudian dihitung dan didapatkan luas lahan

pertanian eksisting atau pasiva. Setelah itu dilakukan pengolahan data lahan di Kabupaten Sintang dengan kriteria yang terkait untuk mendapatkan luas potensi lahan pertanian atau aktiva. Hasilnya kemudian akan digunakan untuk menghitung

cadangan lahan yang tersisa dengan mengurangkan lahan aktiva dengan lahan

aktiva. Cadangan lahan ini kemudian akan dapat menghasilkan jumlah fisik maupun moneter dari pertanian tanaman pangan di Kabupaten Sintang.

Fisik Lahan Aktiva

Lahan Pasiva

Lahan Cadangan Moneter

b. Keterkaitan NSDA Pertanian Tanaman Pangan dengan Perekonomian Perhitungan yang dilakukan untuk menganalisis keterkaitan antara NSDA dengan perekonomian Kabupaten Sintang yakni berupa persentase kontribusi sub sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Sintang.

05


Kerangka Berfikir

06


BAB 03 gambaran umum wilayah


Letak Geografis dan Administrasi Peta Administrasi Kabupaten Sintang

Kabupaten Sintang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat

yang

berbatasan

dengan

Malaysia

Timur

di

sisi

Utara.

Secara

astronomis, Kabupaten sintang terletak antara 1°05’ Lintang Utara serta 0°46’ Lintang Selatan dan 110°50’ Bujur Timur serta 113°20’ Bujur Timur, sehingga

dapat dikatakan bahwa Kabupaten Sintang dilalui oleh garis khatulistiwa. Batas wilayah administratif Kabupaten Sintang yaitu:

·Utara : Kab. Kapuas Hulu dan Malaysia Timur (Serawak), ·Selatan : Prov. Kalimantan Tengah, Kab. Melawi, dan Kab. Ketapang, ·Timur : Prov. Kalimantan Tengah, Kab. Melawi, dan Kab. Kapuas Hulu, ·Barat : Kab. Sanggau, Kab. Melawi, dan Kab. Sekadau.

Secara

administratif,

Kabupaten

Sintang

terdiri

dari

14

kecamatan,

16

kelurahan serta 391 desa. Sintang merupakan sebuah kecamatan sekaligus

ibukota dari Kabupaten Sintang. Kabupaten Sintang memiliki luas 21.638 km². Wilayah terluas terdapat di Kecamatan Ambalau dengan luas 6.386,4 km2

atau setara dengan 29,52 persen dari total luas wilayah Kabupaten Sintang. Sedangkan wilayah terkecil yaitu Kecamatan Sintang dengan luas 27,05 km² atau setara dengan 1,28 persen luas Kabupaten Sintang.

08


Kondisi Fisik Peta Kontur Kabupaten Sintang

Topografi dan Morfologi

Rata-rata kontur di Kabupaten Sintang berada

di

Sintang

memiliki

wilayah hingga

di

0-500 sisi

2225

mdpl,

Timur

sebagian

Kabupaten

ketinggian

mdpl.

Topografi

tinggi

dan

kontur yang ada di Kabupaten Sintang beragam mulai dari datar, berombak, bergelombang hingga terjal dengan kemiringan rata-rata 15%-44%. Jenis Tanah

Kabupaten Sintang memiliki 3 jenis tanah yang

dominan

dimana

jenis

tanah

Peta Jenis Tanah Kabupaten Sintang

tersebut memengaruhi potensi sumber daya alam dalam kegiatan pertanian dan

perkebunan.

Tanah

Latosol

merupakan tanah yang paling banyak ditemui dengan luas 1,02 juta ha atau 46,99%

dari

luas

Kabupaten

Sintang;

tanah podsolit dengan luas 0,93 juta ha atau

42,89%

dari

luas

Kabupaten

Sintang; serta tanah organosol dengan luas 0,05 juta ha atau 2,08% dari luas Kabupaten Sintang.

Peta Iklim dan Curah Hujan

Klimatologi

Kabupaten

Sintang

beriklim

tropis

dimana merupakan daerah penghujan dengan

intensitas

merupakan

daerah

tinggi

karena

perbukitan

berhutan tropis dengan kelembaban tinggi.

Suhu

curah

hujan

rata-rata

tiap

bulan

yaitu

249,08

berkisar antara 26,4 ºC hinga 27,7 ºC, mm/

bulan

rata-rata dimana

curah

hujan

tertinggi yaitu 388,8 dengan hari hujan 26 hari serta curah hujan terendah yaitu 55,8 dengan hari hujan 7 hari.

03


Kerawanan Bencana Peta Rawan Bencana Kabupaten Sintang

Rata-rata wilayah di Kabupaten Sintang berada

pada

kategori

rendah

hingga

relatif sangat aman dari bencana gempa tektonik. Namun,

sebagian

besar

wilayah

Kabupaten Sintang terutama wilayah di bagian Barat dan Tengah merupakan daerah rawan banjir. Banjir ini terjadi

akibat daerah yang berada di dataran rendah yang berada di pesisir serta dilalui

oleh 2 sungai, selain itu, tingginya curah hujan menyebabkan sungai meluap.

Peta Guna Lahan Kabupaten Sintang

Kabupaten Sintang memiliki luas lahan 2.206.994,65

ha pada tahun 2019 yang

terbagi berdasarkan guna lahannya menjadi belukar rawa, hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder, hutan rawa sekunder, hutan tanaman,

pelabuhan udara/laut, pemukiman, perkebunan, pertambangan, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campuran, sawah, semak/belukar, tanah terbuka, transmigrasi dan tubuh air. Penggunaan lahan yang mendominasi di Kabupaten

Sintang yaitu penggunaan lahan sebagai pertanian lahan kering campuran sebesar 983.502 Ha (44,56%) dari luas total wilayah.

10


Kondisi Kependudukan dan Sosial Jumlah penduduk Kabupaten Sintang pada tahun 2020 berjumlah 421.306 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata selama 10 tahun sebesar 1,53%.

Jumlah penduduk tertinggi pada tahun 2020 yakni berada di Kecamatan Sintang

dengan jumlah 77.319 jiwa, sedangkan kecamatan dengan penduduk terendah tahun 2020 yakni Kecamatan Ambalau dengan jumlah penduduk 13.259 jiwa.

Kepadatan Penduduk Kabupaten Sintang pada tahun 2020 yaitu 19,47 jiwa/ km². Kepadatan penduduk bruto Kabupaten Sintang mencapai 0,19 jiwa/ ha yang menurut SNI 03-1773-2004 termasuk ke dalam klasifikasi kepadatan rendah karena termasuk < 150 jiwa/ ha. Kepadatan penduduk netto Kabupaten Sintang mencapai

344 jiwa/ ha yang menurut SNI 03-1773-2004 termasuk ke dalam klasifikasi kepadatan

tinggi.

Kecamatan

Ambalau

merupakan

kecamatan

dengan

kepadatan penduduk netto terendah, yakni sebesar 127,23 jiwa/ ha. Kepadatan

penduduk fisiologis Kabupaten Sintang yaitu mencapai 11,92 jiwa/ ha yang menurut SNI 03-1773-2004 termasuk ke dalam klasifikasi kepadatan rendah.

Kecamatan Sintang merupakan kecamatan dengan kepadatan penduduk fisiologi tertinggi, yakni sebesar 207 jiwa/ ha. Jumlah penduduk terbanyak menurut usia di

Kabupaten Sintang berada pada rentang usia 10 hingga 14 tahun yang pada tahun 2020 berjumlah 38.287 jiwa. Angkatan kerja di Kabupaten Sintang pada tahun

2020 sebanyak 233.445 jiwa. Sedangkan untuk angkatan kerja yang bekerja pada tahun 2020 sebanyak 222.933 jiwa. Secara keseluruhan, partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Sintang sebesar 221.578 jiwa. Dengan sektor yang memiliki perkerja

terbanyak adalah sektor pertanian, perkebunan, perburuan dan perikanan dengan jumlah pekerja sebanyak 142.977 jiwa.

Grafik Laju Pertumbuhan Penduduk

2.5% 2% 1.5%

2.28% 1.8%

1.99% 1.58%

1.59%

1.43%

1.47%

1.41% 1.34%

1.31%

1% 0.5% 0%

0.6%

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 11


Kondisi Ekonomi Grafik PDRB ADHK Kabupaten Sintang Jasa Pendidikan (4,22%) Administrasi Pemerintahan dan, Pertahanan dan Jaminan (3,33%)

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (2,92%) Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur (0,06%)

Jasa Perusahaan (0,4%)

Pengadaan Listrik dan Gas (0,03%)

Real Estate (2,75%)

Jasa Lainnya (0,63%)

Jasa Keuangan dan Asuransi (2,85%)

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (26,79%)

Penyedia Akomodasi dan Makan Minum (2,05%) Transportasi dan Pergudangan (1,87%)

Pertambangan dan Penggalian (7,29%)

Informasi dan Komunikasi (7,31%) Reparasi Mobil dan Sepeda (16,3%)

Industri Pengolahan (9,11%) Konstruksi (12,1%)

Berdasarkan kostribusi sektor pada PDRB ADHK Kabupaten Sintang disamping

dapat dilihat bahwa terdapat tiga sektor utama yang mendominasi dan memberikan

kontribusi

terbesar

yakni

sektor

pertanian,

kehutanan,

dan

perikanan sebesar 26,79%; sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda sebesar 16,3% serta sektor konstruksi sebesar 12,1%.

12


BAB 04 hasil & pembahasan


Analisis Lahan Pasiva Tabel Produksi Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sintang

Komoditas

Produksi (Ton)

Luas Panen (Ha)

Jumlah Panen/ Tahun

Luas Lahan (Ha)

Produksi/ panen (Ton)

Padi Sawah

47.130,7

17.283

2

8.641,5

23.565,35

Padi Ladang

32.235

22.215

2

11.107,5

161.617,5

Jagung

8.034

1.723

3

574,33

2.678

Ubi Kayu

14.117

618

2

309

7.058,5

Ubi Jalar

3.873

223

3

74,33

1.291

Kacang Tanah

60

595,4

3

198,47

267,67

20.905,13

196.478,02

Total

Berdasarkan tabel diatas Kabupaten Sintang telah memproduksi sebanyak

397.192,70 ton tanaman pangan dengan luas panen 42.657,40 Ha. Setelah dilakukan perhitungan NSDA, diketahui bahwa luas lahan yang telah digunakan sebagai lahan pasiva pertanian tanaman pangan Kabupaten Sintang yakni seluas

20.905,13 Ha dengan luasan tanam terbesar digunakan untuk komoditas padi ladang, yaitu 11.107,50 Ha dan padi sawah, yaitu 8.641,50 Ha.

14


Analisis Lahan Aktiva Lahan aktiva dianalisis dan dibentuk dengan visualisasi overlay peta dari beberapa kriteria kesesuaian lahan untuk penyediaan sumber daya alam

tanaman pangan pertanian. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui lahan-lahan potensial yang dapat dikonversi menjadi lahan pertanian dalam memenuhi

kebutuhan produksi pangan yang semakin meningkat di masa mendatang. Tabel kriteria yang akan dibentuk mengacu kepada Peraturan Menteri Pertanian no. 79 tahun 2013 tentang Pedoman Keseuaian Lahan pada Komoditas.

Kriteria Kesesuaian Lahan No

1

2

Kriteria

Penggunaan Lahan

Ketinggian

Sub Kriteria

Skor

Sawah Irigasi, Sawah Ladang, Sawah Tadah Hujan, Kebun

5

Lahan Kosong, Tegalan

4

Permukiman

3

Semak Belukar

2

Badan Air, Sungai

1

0 - 10

5

10 - 40

4

40 - 100

3

100 - 500

2

> 500

1

Bobot

30%

20%

15


No

3

4

5

6

Kriteria

Kelerengan

Jenis Tanah

Curah Hujan

Rawan Banjir

Sub Kriteria

Skor

0-8

5

8 - 15

4

15 - 25

3

25 - 45

2

> 45

1

Aluvial

4

Regosol

3

Latosol

2

Grumusol, Gleisol

1

> 34,8

5

27,71 - 34,8

4

20,71 - 27, 7

3

13,6 - 20,7

2

< 13,6

1

Rendah

4

Sedang

3

Tinggi

1

Bobot

10%

10%

10%

20%

Setelah menentukan kesesuaian lahan selanjutnya dilakukan overlay dari peta

guna lahan, kelerengan, jenis tanah, ketinggian, curah hujan dan rawan banjir yang kemudian didapatkan lahan aktiva.

16


Overlay

Peta Lahan Aktiva NSDA Pertanian Tanaman Pangan

17


Analisis Cadangan Neraca Fisik

Analisis neraca fisik dilakukan untuk menentukan luas cadangan lahan pertanian tanaman pangan yang belum dimanfaatkan dengan mengurangi total luas lahan

potensi atau aktiva dengan luas lahan eksisting atau pasiva. Berikut merupakan perhitungan cadangan lahan pertanian. Cadangan Lahan Pertanian

= Aktiva – Pasiva

= 388.145,57 - 42.135,70 = 346.010,87

Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan luas lahan cadangan pertanian

tanaman pangan di Kabupaten SIntang sebesar 346.010,87 Ha. Hal ini memberikan gambaran

bahwa

masih

sangat

banyak

lahan

potensial

yang

dapat

dikembangkan menjadi lahan pertanian, mengingat sektor pertanian merupakan sektor

penyumbang

terbesar

terhadap

PDRB

Kabupaten

Sintang.

Dengan

pengoptimalan lahan pertanian tanaman pangan juga membuka peluang banyak lapangan pekerjaan, yang kemudian dapat membantu perekonomian wilayah.

Tabel Luas Cadangan Lahan per Komoditas

18

Komoditas

Luas Tanam (Ha)

Produksi (Ton)

Padi Sawah

17.283

47.130,7

2,73

41,02

Padi Ladang

22.215

32.235

1,45

52,72

Jagung

1.723

8.034

4,66

4,09

Ubi Kayu

618

14.117

22,84

1,47

Ubi Jalar

223

3.873

17,37

0,53

Kacang Tanah

73,7

60

0,81

0,17

Total

42.135,7

105.446,7

2,50

100

Presentase Produktivitas Luas Lahan (%) (Ton/ Ha)

Total Cadangan Lahan (Ha)

346.010,87


Dari total luas cadangan lahan yang telah didapat, dilakukan perhitungan cadangan produksi atau potensi produksi tambahan pertanian tanaman pangan Kabupaten Sintang. Perhitungan dilakukan dengan mengalikan lahan cadangan per komoditas dengan nilai produktivitas, sehingga didapatkan cadangan produksi sebagai berikut, Tabel Cadangan Produksi

Komoditas

Luas Cadangan per Komoditas (Ha)

Cadangan Produksi (Ton)

Presentase Tambahan Produksi (%)

Padi Sawah

141.924,92

387.028,92

44,69

Padi Ladang

182.425,63

264.708,08

30,57

Jagung

14.148,97

65.973,78

7,62

Ubi Kayu

5.074,91

115.926,29

13,39

Ubi Jalar

1.831,24

31.804,39

3,67

Kacang Tanah

605,21

492,71

0,06

Total

346.010,87

865.934,17

100

Berikutnya dilakukan perhitungan luas lahan dan produksi tiap komoditas dengan memberikan asumsi pada persentase eksisting tiap komoditas seperti pada tabel di atas. Komoditas padi sawah memiliki persentase tambahan produksi tertinggi (44,69%) dari keseluruhan tanaman pangan. Kabupaten Sintang memiliki 865.934,17 ton cadangan produksi tanaman pangan, Dampak besaran cadangan ini selanjutnya akan dianalisis dengan perekonomian dalam neraca moneter.

19


Neraca Moneter

Perhitungan valuasi moneter produksi pertanian pasiva menggunakan metode market price, yaitu dengan melihat harga standar yang ada di pasaran. Perhitungan Neraca Moneter Komoditas

Produksi (Ton)

Harga per Kg (Rp)

Harga per Ton (Rp)

Valuasi Moneter Pasiva

Padi Sawah

47.130,7

Rp13.300

Rp13.300.000

Rp626.838.310.000

Padi Ladang

32.235

Rp9.500

Rp9.500.000

Rp306.232.500.000

Jagung

8.034

Rp8000

Rp8.000.000

Rp64.272.000.000

Ubi Kayu

14.117

Rp4.000

Rp4.000.000

Rp56.468.000.000

Ubi Jalar

3.873

Rp10.000

Rp10.000.000

Rp38.730.000.000

Kacang Tanah

60

Rp25.000

Rp25.000.000

Rp1.500.000.000

Total

105.449,7

Rp69.800

Rp69.800.000

Rp7.360.389.060.000

Selanjutnya dilakukan perhitungan produktivitas moneter lahan yang kemudian menjadi dasar dalam menghitung potensi tambahan nilai moneter. Valuasi Pasiva (Rp)

Rp7.360.389.060.000

Total Lahan Pasiva (Ha)

42.235,70

Produktivitas Moneter

Rp174.682.966,23/ Ha

Kemudian dilakukan perhiutngan besar tambahan produksi dari hasil perhitungan diatas dengan mengalikan produktivitas moneter dengan luas cadangan lahan. Cadangan Lahan (Ha)

346.001

Produktivitas Moneter

Rp74.682.966

Potensi Tambahan Nilai Moneter (Rp)

Rp60.442.205.117.966

Valuasi Pasiva (Rp)

Rp7.360.389.060.000

Potensi Tambahan Nilai Moneter (Rp)

Rp60.442.205.117.966

Potensi tambahan nilai moneter ini menunjukkan potensi pendapatan jika seluruh cadangan lahan digunakan.

20


Keterkaitan NSDA Pertanian Tanaman Pangan Keterkaitan dengan Perekonomian dengan Perekonomian

Keterkaitan Terhadap PDRB

2020 2019 2018 2017 2016 0

25

A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan B. Pertambangan dan Penggalian C. Industri Pengolahan D. Pengadan Listrik dan Gas E. Pengadaan Air. Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur F. Konstruksi

50

75

100

I. Penyedia Akomodasi dan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi K. Jasa Keuangan dan Asuransi L. Real Estate M, N. Jasa Perusahaan O. Administrasi Pemerintahan, Pertanahanan dan Jaminan

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

P. Jasa Pendidikan

H. Transportasi dan Pergudangan

R, S, T, U. Jasa Lainnya

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh hasil perhitungan

neraca moneter dengan keadaan eksisting pada Produk Domestik Regional

Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK) di Kabupaten Sintang. Dari

perbandingan ini didapatkan nilai potensi sumbangan kontribusi pemasukan dari sektor pertanian terhadap PDRB di masa mendatang.

Peningkatan PDRB Kabupaten Sintang setiap tahunnya cenderung fluktuatif

yang dikarenakan adanya peningkatan sektor lapangan secara konstan. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang PDRB tertinggi dalam kurun waktu 5 tahun terakhir,

21


Kontribusi Sektor terhadap PDRB

Total PDRB

Perkiraan Kontribusi terhadap Sektor PDRB

Perkiraan Kontribusi terhadap Total PDRB

Rp7.360.389.060.000 Rp2.512.576.000.000

Rp9.378.535.000.000

292%

78%

Pemaksimalan Rp60.442.205.117.966 Rp2.512.576.000.000 Lahan Potensi

Rp9.378.535.000.000

2405%

644%

Total Pendapatan (Rp)

Asumsi

Cadangan Lahan

Sektor Pertanian PDRB

Pada PDRB Kabupaten Sintang Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

menyumbang kontribusi terbesar sengan nilai sebesar Rp2.512.576.000.000,00. Dari asumsi pendekatan diatas, dapat diketahui bahwa kontribusi sektor pertanian masih dapat jauh lebih besar dibandingkan kontribusi saat ini. Apabila ditambah dengan

cadangan

lahan

dan

cadangan

produksi

maka

kontribusi

akan

bertambah sebesar 78% terhadap total PDRB. Apabila cadangan lahan tersebut sudah

ditambahkan

dengan

lahan

eksisting

dan

menjadi

sebuah

asumsi

pemaksimalan penggunaan lahan pertanian maka kontribusi akan bertambah

lagi menjadi sebesar 644%. Dengan adanya asumsi ini ternyata mampu membawa dampak kenaikan yang signifikan terhadap PDRB Kabupaten Sintang.

22


Analisis Sektor Unggulan Analisis dilakukan untuk mengukur produktivitas dan kinerja dari lapangan usaha yang ada pada suatu daerah. Analisis sektor unggulan juga digunakan untuk dapat melihat besaran kontribusi suatu sektor terhadap perekonomian kabupaten,

perannya pada hirarki ekonomi wilayah yang lebih tinggi, dan kemampuan hasil produksi lapangan usaha tersebut untuk dapat diekspor yang pada giliranya

dapat ditentukan bahwa semakin besar kontribusi suatu sektor dan memiliki kemampuan untuk diekspor. Analisis sektor unggulan mencakup analisis sektor

unggulan yang menggunakan metode analisis Location Quotient, Shift Share, dan

Tipologi Klassen. Dari hasil analisis dengan metode tersebut, maka didapatkan sektor unggulan sebagai berikut.

Tabel Sektor Unggulan Kabupaten Sintang Skor

Nilai Akhir

Peringkat

3

3,7

1

4

3

3,3

2

2

4

1

1,3

14

Pengadaan Listrik dan Gas

2

4

1

2,3

8

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

1

4

1

2,0

11

Konstruksi

3

1

4

2,7

5

Peradagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

3

1

3

2,3

8

Transportasi Dan Pergudangan

2

1

1

1,7

12

Penyedia Akomodasi dan Makan Minum

4

1

3

2,7

5

Informasi dan Komunikasi

3

4

3

3,3

2

Jasa Keuangan dan Asuransi

1

2

2

1,7

16

Real Estate

1

1

1

1,3

14

Sektor

LQ

Shift Share

Tipologi Klassen

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

4

4

Pertambangan dan Penggalian

3

Industri Pengolahan

23


Skor Sektor

Nilai Akhir

Peringkat

1

2,3

8

1

3

2,7

5

3

4

3

3,3

2

1

1

1

1,0

16

LQ

Shift Share

Tipologi Klassen

Administrasi Pemerintahan, Pertahanandan Jaminan Sosial Wajib

2

4

Jasa Pendidikan

4

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Lain

Berdasarkan

hasil

analisis

sektor

unggulan

pada

tabel

diatas,

dapat

dikelompokkan tiap sektor unggulan yang ada berdasarkan nilai dari skor yang ada sebagai berikut.

Unggulan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Konstruksi Jasa Pendidikan Berkembang Transportasi dan Pergudangan Industri Pengolahan Jasa Keuangan dan Asuransi Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan

Potensial Pertambangan dan Penggalian Perdagangan Besar dan Eceran Informasi dan Komunikasi Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Terbelakang Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan Limbah Daur Real Estate Jasa Lainnya

Berdasarkan analisis sektor unggulan, didapatkan lima sektor yang tergolong paling unggul dibandingkan dengan sektor lainnya, yaitu sektor pertanian,

kehutanan, dan perikanan; sektor pertambangan dan penggalian; sektor informasi dan komunikasi; sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial serta sektor konstruksi.

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tergolong ke dalam sektor unggulan

yang menyumbang PDRB Kabupaten Sintang terbesar, maka perlu dilakukannya optimalisasi agar sektor tersebut dapat terus menjadi sektor unggulan di Kabupaten Sintang.

24


BAB 05 penutup


Penutup Kesimpulan

Berdasarkan

Kabupaten

analisis

Sintang

yang

memiliki

telah luas

dilakukan

cadangan

dapat

disimpulkan

346.010,87

Ha,

bahwa

dan

baru

dimanfaatkan sebesar 10,86% dari keseluruhan total lahan potensial pertanian atau sebesar 42.135,70 Ha dari 388.145,57 Ha. Apabila seluruh lahan potensial

dimanfaatkan, maka valuasi moneter pertanian tanaman pangan akan meningkat hingga Rp60.442.205.117.966. meskipun begitu, Kabupaten Sintang masih dihadapi oleh kerawanan bencana banjir yang dapat mengancam lahan pertanian tanaman pangan.

Saran

Dalam mewujudkan produktivitas pertanian tanaman pangan Kabupaten

Sintang yang optimal maka perlu dilakukan beberapa upaya berikut:

1. Mempertahankan lahan pertanian pasiva di Kabupaten Sintang agar pemenuhan kebutuhan pangan dapat terpenuhi.

2. Memaksimalkan potensi lahan pertanian yang dimiliki sehingga dapat mencapai swasembada pangan.

3. Meningkatkan teknologi dalam mengembangkan sektor pertanian serta menyediakan infrastruktur pendukung kegiatan pertanian.

4. Meningkatkan

kualitas

petani

dengan

memanfaatkan teknologi pertanian.

mengadakan

pelatihan

dalam

5. Menyelesaikan permaslahan banjir dengan membangun saluran drainase sekaligus irigasi agar debit air hujan dapat dialirkan dengan baik.

26


Referensi Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Sintang Kabupaten Sintang Dalam Angka 2020, BPS Kabupaten Sintang Peraturan Menteri Pertanian No. 41 Tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian Peraturan

Menteri

Pertanian

No.

79

tahun

2013

Tentang

Pedoman

Kesesuaian Lahan Pada Komoditas Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Barat Dalam Angka 2020, BPS Provinsi Kalimantan Barat RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2016-2021 SNI 19-6728-3-2015 Tentang Penyusunan Neraca Spasial Sumber Daya Alam

27


S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2021


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.