Edisi 207

Page 1


November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

2 SARIP ATI SARIPA

FA J AR

Pemberian Gelar HC Minim Sosialisasi Keterlibatan setiap sivitas akademika yang ada dalam suatu Perguruan Tinggi memang sangat diperlukan, terutama mengenai permasalahan yang sudah bertaraf nasional bahkan internasional. Mahasiswa misalnya, meski tidak memiliki wewenang penuh dalam pengambilan keputusan, namun mensosialisasikan terkait keputusan yang diambil juga bukan sebuah kesalahan. Gelar Doktor Honoris Causa (HC) merupakan sebuah gelar kehormatan yang diberikan oleh sebuah perguruan tinggi yang dinilai sudah memenuhi syarat. Salah satunya ialah pihak universitas pemberi gelar harus sudah memperoleh akreditasi A. Gelar kehormatan tersebut diberikan kepada seseorang yang dianggap berjasa dalam dunia pendidikan. Pemberian gelar kehormatan HC yang dianugerahkan oleh Universitas Negeri Padang (UNP) merupakan salah satu acara besar yang diselenggarakan oleh UNP setelah memperoleh akreditasi A. Gelar tersebut diberikan kepada dua tokoh besar yang dianggap memiliki jasa di bidang pendidikan dan politik. Namun, melihat latar belakang kedua penerima gelar ini, banyak asumsi-asumsi negatif hingga berujung penolakan dari beberapa pihak. Selain itu, ada juga yang menyayangkan dan kecewa karena tidak adanya sosialisasi atau penjelasan dari pihak universitas terkait keputusan tersebut. Tak heran, jika ada petisi-petisi atau gerakan-gerakan yang muncul dari mahasiswa sebagai bentuk kekecewaannya kepada pihak universitas. Hal tersebut tentunya menuai banyak pertanyaan dari berbagai lapisan masyarakat, terutama mahasiswa. Tidak hanya mahasiswa UNP, bahkan ada juga mahasiswa dari perguruan tinggi lain pun memberikan kritikan terkait dengan keputusan itu. Beberapa dari mereka juga tidak mengetahui alasan dari pemberian gelar kehormatan HC tersebut. Pemilik wewenang atau pengambil keputusan tentunya sudah memikirkan dampak ke depannya bagi universitas. Salah satu dampaknya ialah memperkenalkan nama UNP, baik di tingkat nasional maupun tingkat internasional. Akan tetapi, hal tersebut tidak sepenuhnya diketahui dan dirasakan oleh sivitas akademika UNP. Oleh karena itu perlu diadakannya sosialisasi terkait dengan alasan pemberian gelar kehormatan tersebut. Sehingga pihak universitas dan mahasiswa berada di jalan yang sama dan tidak saling bertolak belakang yang akhirnya membuat pembatas antara pihak universitas dengan mahasiswanya.

GANTOLE

+ Bersih dari politik praktis - Alhamdulillah! + Almamater berbayar POK OK P AD ANG POKOK PAD ADANG - Bayar? + UNP masuk kategori PTN informatif - Semoga lebih baik

Menimbang Sisi Baik dan Buruknya

Oleh DR. H. Jufri, M.Pd Bgd Kayo Pembina SKK Ganto UNP Laporan utama Ganto edisi kali ini menerbitkan berita mengenai pemberian gelar doktor kehormatan atau gelar Doktor Honoris Causa (HC) kepada Presiden ke-5 Republik Indonesia (RI), Megawati Soekarno Putri dan tokoh politik terkemuka dari Malaysia, Dato’ Sri Anwar Ibrahim. Pemberian gelar kepada kedua tokoh dari dalam dan luar negeri ini ternyata menuai pro dan kontra dari sivitas akademika Universitas Negeri Padang (UNP). Mereka yang kontra umumnya dari kalangan mahasiswa. Para mahasiswa yang kebanyakan adalah aktivis kam-

pus menilai terdapat aroma politis dalam penganugerahan gelar tersebut. Bahkan mereka memandang kedua tokoh itu belum memiliki reputasi yang luar biasa dalam bidang pendidikan, sehingga belum bisa menerima gelar kehormatan tersebut. Sementara yang pro adalah dari kalangan dosen atau pejabat lembaga pendidikan tersebut. Mereka menilai pemberian gelar itu sudah sesuai aturan dan prosedur yang telah ditetapkan, maka dari itu kedua tokoh yang telah mendapat gelar tersebut sudah layak mendapatkannya. Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph. D., menegaskan bahwa tidak ada unsur politik dalam pemberian gelar itu. Menurutnya kedua tokoh tersebut layak memperoleh gelar doktor kehormatan yang telah diberikan, sebagaimana yang dimaksud sesuai dengan jasa-jasa mereka di bidang pendidikan. Penganugerahan tersebut juga menguntungkan bagi pengembangan UNP sebagai universitas bereputasi internasional. Semua

persyaratan juga sudah terpenuhi, kata Ganefri. Mencermati perbedaan pendapat dan pandangan yang terjadi di kedua pihak, kita perlu berpijak kepada pepatah orang bijak “bapikie sahabih aka, manimbang sahabih raso” dalam memutuskan suatu perkara yang rumit. Artinya, dikaji dan ditimbang sisi baik dan buruknya. Jika banyak baiknya, maka kita patut meneruskan kebijakan ini. Akan tetapi, apabila segi buruknya yang banyak, maka kita wajib menghentikannya. Sehubungan dengan penganugerahan gelar ini, jika sudah “jalan nan pasah nan ditampuah, labuah nan goloang nan dituruik” oleh pengambil keputusan di UNP, sudah selayaknya kita mendukung kebijakan tersebut. Doa kita bersama adalah semoga UNP semakin jaya ke depannya. Kewajiban kita bersamalah membesarkan lembaga ini. “saciok bak ayam, sadanciang nan bak basi,” begitulah kira-kira kebersamaan yang harus kita bangun.

POK OK P AD ANG POKOK PAD ADANG Salam Persma! Waktu adalah koin paling berharga dalam hidup. Layaknya bumi yang berputar mengelilingi matahari, demikian pula waktu. Bumi mampu kembali ke titik awal setelah mengelilingi matahari, tapi waktu tidak. Meski terus berputar, waktu tidak pernah kembali pada momen yang dilewatinya. Adakalanya datang dan pergi menjadi hal yang menghiasi perputaran waktu. Namun, bagaimana kita menyikapi dan menarik poin penting dari koin yang telah kita habiskan. Hal ini juga dilalui oleh Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto Univeristas Negeri Padang (UNP). Di penghujung tahun ini, Ganto menerbitkan edisi 207 sebagai salah satu penanda berakhirnya Kepengurusan Kru SKK Ganto periode 2018. Meski demikian, Ganto akan terus berjalan dengan generasi baru yang diharapkan lebih baik lagi. Awal Maret lalu, Ganto telah melakukan Open Recruitment anggota baru guna menghasilkan anggota yang berkualitas. Ada beberapa tahap yang harus mereka lalui. Saat ini, anggota magang yang bertahan bersama Kru Ganto periode 2018 yang berkomitmen untuk lanjut di pengurusan periode 2019 sedang dalam tahap bayangan. Untuk mencapai titik tersebut, sudah banyak yang dilalui Kru Ganto. Mulai dari tekanan deadline, rutinitas kuliah yang padat dan terkadang kritikan tajam dari pembaca. Syukur Alhamdulillah kendala tersebut dapat dilalui

Rapat : Kru dan Reporter Junior SKK Ganto sedang rapat Dana Dipa 2 dan evaluasi masingmasing kinerja per divisi di Gedung Student Center lantai 2, Selasa (9/10). f/Akbar

hingga edisi terakhir ini sampai ke tangan pembaca. Hal ini tidak lepas dari semangat Kru SKK Ganto yang tetap berkomitmen menjalankan tanggung jawabnya. Pada edisi ini, Ganto membahas laporan mengenai pemberian gelar Honoris Causa kepada Presiden Ke5 RI dan Wakil Perdana Menteri Malaysia (1993-1998). Adanya dugaan unsur politik dalam pemberian gelar tersebut menjadi perdebatan bagi beberapa kalangan. Hal tersebut dianggap bertentangan dengan aturan, di mana perguruan tinggi tidak boleh mengikutsertakan persoalan politik dalam kegiatan akademiknya. Ganto juga menyuguhkan beberapa informasi dan jawaban permasalahan seputar kampus. Seperti, kejelasan almamater berbayar, permasalahan Poliklinik UNP, pemilihan Presiden Maha-

siswa BEM 2018, dan lainnya. Sedangkan untuk berita yang tidak dimuat pada tabloid SKK Ganto dapat dilihat di web, http://www.ganto.co. Selain itu, Ganto juga tengah fokus memajukan Ganto Tv yang dapat dilihat di Youtube dengan nama Surat Kabar Kampus Ganto. Chanel ini masih dalam tahap penyempurnaan. Tidak hanya disibukan dengan redaksi, saat ini SKK Ganto tengah mempersiapkan Musyawarah Besar yang akan berlangsung di pertengahan hingga akhir Desember. Agenda tersebut akan membahas mengenai kelangsungan organisasi dan membentuk kepengurusan baru. Akhir kata, segenap Kru SKK Ganto menyampaikan permohonan maaf kepada pembaca. Kritik dan saran selalu kami tunggu untuk kemajuan Ganto ke depan. Selamat membaca. Viva Persma!

Surat Kabar Kampus Universitas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, International Standard Serial Number (ISSN): 1412-890X, Pelindung Pelindung: Rektor UNP: Prof. Ganefri, Ph.D., Penasehat Penasehat: Wakil Rektor III UNP: Prof. Dr. Ardipal, M.Pd., Penanggung Jawab Jawab: Prof. Dr. Ermanto, M.Hum., dan Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd., Dewan Ahli Ahli: Fakhruddin Arrazzi, Okta Vianof, Tivani Monic Sandria, Lutfi Darwin, Antonia Dwi Rahayuningsih, Staf Ahl Ahli: Konsultasi Psikologi Psikologi: Dr. Afdal, S. Pd., M.Pd., Kons., Konsultasi Agama Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi Kesehatan Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, M.Kes., Kritik Puis Puisi: Muhammad Adek, M.Hum., Kritik English Corner: Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd., Pemimpin Umum Umum: Abdul Hamid, Sekretaris Umum Umum: Putri Radila, Bendahara Umum Umum: Oktri Diana Putri, Pemimpin Redaksi Redaksi: Laila Marni, Kepala Penelitian dan Pengembangan Pengembangan: Maida Yusri, Pemimpin Usaha Usaha: Debi Gunawan, Redaktur Pelaksana Pelaksana: Irza Ade Suarni, Redaktur Berita Berita: Nadilla Aprisia dan Dwi Agustini, Redaktur Tulisan Tulisan: Deby Purnama Sari, Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya Budaya: Yanda Dewi Kurnia, Redaktur Artistik Artistik: Venny Sindya Fitri, Layouter Layouter: MHD. Agus Saputra, Fotografer Fotografer: Akbar Wahyu Pratama, Staf Riset: Monalisa, Staf Pustaka dan Kearsipan: Ariska Novia Mariady Staf Iklan: Yolanda Septia Putri, Staf Eo dan Sirkulasi: Hega Dwi Dian Dola, Reporter Niswasani. Reporter Junior: Junior:Anggi, Imelda Christinafany Sirait, Mega Oktavianda, Aminah Wulansari Lubis, Annisa Erda Walanda, Nilam Purnama Sari, Yeni Maharani, Julia Fitri, Riski Anggi Suhaira, Riska Meliani, Mita Melanie Putri, Ozza Syafrigo, Desi Liati, Rhoudatul Annisa, Siska Nofridayanti, Fuji Jelang Ramdan, Nur Annisa, Betha Santria Soleha. Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat: Gedung Student Center Lt 2 Universitas Negeri Padang web: Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode pos 25131. Laman web http://ganto.co, email: redaksiganto@gmail.com redaksiganto@gmail.com, Percetakan: Unit Percetakan PT. Padang Graindo Mediatama (Isi di luar pertanggungjawaban percetakan), Tarif iklan: Rp4.000.000,00 (halaman penuh berwarna), Rp1.500.000,00 (1/2 halaman hitam-putih), Rp100.000,00 (iklan web ukuran 300x250 pixel). Redaksi menerima tulisan berupa artikel, esai, cerpen, puisi, dan bentuk tulisan kritis lainnya dari sivitas akademika UNP. Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah esensinya. Tulisan yang masuk menjadi hak redaksi dan yang tidak dimuat akan dikembalikan atau menjadi bahan edisi berikutnya. Setiap tulisan yang dimuat akan diberi imbalan/uang lelah semestinya.


November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

3

SURA T PEMBA CA SURAT PEMBAC

SKK Ganto UNP menerima surat pembaca, baik berupa keluhan, kritikan, saran, maupun permasalahan tentang lingkungan sekitar UNP. Surat pembaca dapat dikirimkan melalui email redaksiganto@gmail.com atau bisa diantar langsung ke Sekretariat SKK Ganto UNP Gedung Student Center Lantai 2 UNP dengan melampirkan kartu identitas, seperti KTP atau KTM.

Hak Jawab Berita Ganto edisi September-Oktober 2018 di halaman 13 berjudul “UNP Tidak Bolehkan Transaksi Tunai� terdapat informasi bahwa Tata Usaha FIK menerima uang sewa untuk Aula FIK yang digunakan oleh mahasiswa. Hal tersebut tidak benar, karena uang yang diterima adalah uang kebersihan untuk hari libur yang nantinya dibayarkan untuk cleaning service, teknisi sound system dan listrik, sedangkan di hari kerja tidak dipungut biaya khusus untuk mahasiswa UNP. Sedangkan, uang sewa aula harus dikirim langsung ke rekening rektor. Pengelola Labor FIK UNP Betriandi, SH

Kopma Jarang Dilibatkan Unit Kegiatan Koperasi Mahasiswa (Kopma) Universitas Negeri Padang (UNP) jarang dilibatkan dalam acara kewirausahaan yang diselenggarakan oleh UNP. Acara kewirausahaan lebih sering menggandeng Hipmi dan UPKK sebagai penanggungjawab. sementara itu Kopma juga merupakan organisasi kewirausahaan yang bergerak secara kekeluargaan. Gatot Santoso Putra Mahasiswa Fakultas Teknik TM 2015

Sewa Gedung untuk Kegiatan Mahasiswa Universitas Negeri Padang memberlakukan sistem sewa atas gedung atau ruangan yang akan dipergunakan, baik oleh orang luar maupun sivitas akademikanya. Sistem tersebut tentu yang ada di UNP yang dilakukan untuk berlangsungnya acara yang di dibuat oleh mahasiswa seharusnya tidak dikenakan tarif dikarenakan acara tersebut juga berasal dari mahasiswa UNP. Jadi, diharapkan pihak universitas dapat mempertimbangkan hal tersebut agar keberlangsungan acara yang dibuat oleh mahasiswa dapat berjalan dengan baik. Nadya Rahmayuni Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan TM 2016

Kurangnya Perlengkapan di Jurusan Seni Rupa Saya mengeluhkan tentang kurangnya meja dan kursi di ruang tekstil, sehingga mahasiswa kewalahan harus mencari-cari kursi dahulu ke tempat lain. Selain itu, di ruang keramik, karyakarya mahasiswa terdahulu masih banyak di sana. Hal itu membuat ruangan menjadi sempit dan terkadang kursi-kursi di sana juga kotor. Rizkia Nanda Devyasari Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni TM 2016

Desain Grafis: Mitha Melanie Putri* REFLEKSI

Peranan Tokoh Utama Pendidikan Oleh Anisa Erda Walanda* Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris TM 2016

Dalam berlangsungnya pendidikan, terdapat dua tokoh utama yaitu guru dan siswa. Keduanya memiliki peranan penting, guru sebagai pengajar dan siswa sebagai penerima pengajaran. Pendidikan merupakan bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, baik pada zaman dahulu maupun zaman sekarang. Sebagai tokoh utama pendidikan, guru dan siswa hendaknya memiliki hubungan yang erat agar pendidikan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Namun pada kenyataanya, hubungan tersebut tidak selalu berjalan mulus. Berbagai masalah muncul, baik dari guru yang mengajar maupun dari siswa yang menerima pelajaran. Contohnya saja, banyak ditemukan siswa tidak lagi menghormati dan menghargai gurunya. Baru-baru ini beredar video di media sosial, seorang guru dianiaya oleh sekelompok siswa. Dilansir dari Liputan6.com (12/11/ 2018) kejadian tersebut terjadi di SMK Kendal, Jawa Tengah. Pihak sekolah menegaskan, aksi tersebut bukanlah kasus pengeroyokan, tetapi hanya candaan. Walaupun hanya candaan, hal tersebut tidak seharusnya terjadi di lingkungan pendidikan. Di mana letak rasa hormat yang seharusnya ditunjukan oleh siswa kepada guru. Selain kasus tersebut, penganiayan terhadap guru juga terjadi di SMP Darussalam Jalan Tani Kecamatan Pontianak Timur. Dilansir dari Tribunnews.com Rabu, (7/3/2018) seorang siswa melemparkan kursi kepada guru

karena tersinggung oleh nasehatnya. Kejadian tersebut menyebabkan cedera di bagian bawah telinga guru tersebut. Hal berbeda terjadi pada zaman dahulu, penganiayaan malah banyak dilakukan oleh guru. Memukul dan mencubit siswa dalam proses pembelajaran biasa dilakukan tanpa ada perlawanan dari siswa. Oleh karena itu, guru dinilai kaku dan keras serta sangat ditakuti oleh siswa. Akibatnya dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak diam dan mengikuti perintah guru. Namun semenjak adanya pasal 80 ayat 1 undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak yang berbunyi, “Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan, atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana penjara paling lama 3 tahun 6 bulan dan/atau denda paling banyak Rp. 72.000.00.� Keleluasaan guru bersikap keras dan melakukan aksi fisik jarang dilakukan karena undangundang tersebut dijadikan oleh orangtua untuk menjerat guru apabila menasihati agak keras atau melakukan tindakan fisik pada anak mereka. Akibatnya, guru zaman sekarang mengajar dengan sangat lunak dan terlalu berhati-hati dalam mengajar. Guru boleh-boleh saja lebih

berhati-hati dalam mengajar, tapi mereka seharusnya juga mampu mempertahankan wibawa dan ketegasannya dalam mengajar. Tanpa adanya wibawa dan ketegasan, siswa akan semena-mena dan tidak menghormati gurunya lagi. Dari kasus yang dijelaskan, hubungan antara guru dan siswa sangat berbeda antara zaman dahulu dan zaman sekarang. Pada zaman dahulu siswa sangat menghormati dan menakuti gurunya, sehingga guru terkadang leluasa melakukan hukuman fisik pada siswa. Namun pada zaman sekarang siswa terlihat lebih berani dan kurang menunjukan rasa hormat kepada guru, bahkan melakukan penganiayaan. Sebagai tokoh utama dalam pendidikan, guru dan siswa seharusnya mampu menjalankan perannya dengan baik tanpa adanya tindakan fisik antara satu dengan yang lain. Guru harus menjaga wibawa sebagai seorang pendidik yang sudah melekat pada dirinya. Begitu pun dengan siswa yang harus mampu menghormati dan menghargai guru yang akan memberikan didikan untuk mereka. Sebagai aktor pendidikan, kita juga harus mampu menghilangkan konsep siapa butuh siapa. Sebenarnya kedua-duanya amatlah penting dan saling membutuhkan. Sudah seharusnya guru dan siswa memiliki hubungan yang harmonis demi tercapainya tujuan pendidikan nasional.


LAPORAN

4

November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

Tidak Ada Politik Praktis Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph. D., mengatakan bahwa tidak ada unsur politik dalam pemberian gelar kehormatan (HC). Penganugerahan tersebut demi kepentingan UNP dan sudah sesuai dengan ketentuan yang ada. Oleh Anisa Erda Walanda dan Monalisa Pada 18 Oktober 2016 lalu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia (RI) memberlakukan Peraturan Baru Nomor 65 Tahun 2016 tentang Gelar Doktor Kehormatan. Pada pasal l peraturan tersebut menyatakan bahwa gelar doktor kehormatan atau Doktor Honoris Causa (HC) merupakan gelar yang diberikan oleh perguruan tinggi yang memiliki program Doktor dengan peringkat terakreditasi A atau unggul kepada perseorangan yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi atau berjasa dalam bidang kemanusiaan. Peraturan baru tersebut disambut baik oleh Universitas Negeri Padang (UNP) sebagai salah satu kampus yang sudah mengantongi akreditasi A sejak Desember 2016 lalu. Rabu, 27 September 2017 secara resmi UNP memberikan gelar HC Bidang Politik kepada Presiden Ke5 RI, Megawati Soekarno Putri. Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph. D., menjelaskan bahwa hal yang mendasari keputusan pemberian HC kepada Megawati adalah pada masa beliau lahir UndangUndang (UU) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Namun keputusan pemberian HC tersebut menuai pro dan kontra dari kalangan mahasiwa. Ada beberapa pihak tidak setuju dengan keputusan tersebut. Salah satu bentuk penolakannya ialah dengan diadakannya diskusi oleh Organisasi Mahasiswa (Ormawa) selingkungan UNP. Diskusi ini diwadahi oleh Wadah Pengkajian dan Pengembangan Sosial Politik (WP2SOSOPOL) di Ruang Sidang Unit Kegiatan Mahasiswa UNP, Sabtu (29/9/17). Ketua WP2SOSPOL periode 2017, Anggi Pradana Wiranata mengatakan bahwa UU Sisdiknas tidak sepenuhnya lahir atas inisiasi Megawati saat menjabat sebagai presiden. Akan tetapi, ide itu lahir dari menteri dan orangorang yang berada di bawah pemerintahannya. “Saya pribadi melihat ini lebih seperti muatan politis,” jelas Anggi yang ikut pada diskusi Ormawa pada 29 Desember 2017 lalu , Kamis (14/12). Hal serupa juga diungkapkan oleh Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin TM 2016, Budi Priyono. Ia mengungkapkan bahwa alasannya tidak menyetujui hal tersebut dikarenakan dinilai adanya unsur politik. Selain itu, pemberian gelar HC kepada Megawati dinilai bertujuan

P eny er ahan enyer erahan ahan: R e k t o r U n i v e r s i t a s N e g e r i P a d a n g ( U N P ) , P r o f. G a n e f r i , P h . D . ( k i r i ) s a a t m e m b e r i k a n i j a z a h D o k t o r H o n o r i s C a u s a ( H C ) k e p a d a M a n t a n W a k i l P e r d a n a M e n t e r i M a l a y s i a , D a t o ’ S r i A n w a r I b r a h i m ( k a n a n ) d i A u d i t o r i u m U N P , S e n i n ( 2 9 / 1 0 ) . f / doc

membuat nama UNP dikenal orang dan mencari relasi agar kampus terfasilitasi,” ungkapnya, Rabu (28/9). Sependapat dengan itu, Gubernur BEM Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Syahroni Aldra mengungkapakan bahwa ia merasa pemberian HC untuk Megawati kurang tepat dikarenakan pada masa pemerintahan Megawati memiliki track record yang cukup buruk di mata masyarakat Indonesia. “Saya merasa ada kejanggalan karena pemberian gelar HC Megawati tidak dipublikasikan terlebih dahulu,” ungkapanya, Senin (26/11). Namun, hal tersebut dibantah oleh Ganefri. Ia mengatakan bahwa tidak ada penolakan terhadap pemberian HC. Rektor UNP menjelaskan bahwa pemberian gelar HC tersebut tidak dilihat dari Megawati yang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), tetapi sebagai presiden ke-5 RI yang telah melahirkan UU Sisdiknas. UU tersebut membawa pengaruh yang sangat besar pada sistem pendidikan di Indonesia. Pada zaman pemerintahannya, diskriminasi pendidikan agama dan umum dihilangkan. “Tidak ada unsur politik, ini semua demi kepentingan UNP dan bukan merupakan bentuk politik praktis,” jelasnya, Senin (12/12). Setelah penganugerahan gelar HC kepada Megawati, UNP kembali memberikan gelar HC kepada Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia (1993-1998), Dato’ Sri Anwar Ibrahim, Senin (29/ 10). Penganugerahan gelar Doktor HC Bidang Pendidikan Politik kepada Anwar Ibrahim ini dihadiri oleh Presiden Ke-5 RI, Megawati, Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan, dan Ketua DPD RI, Usman Sapta. Dalam rangkaian acara peng-

anugerahan gelar Doktor HC kepada Anwar Ibrahim juga dilakukan rapat senat terbuka yang diawali dengan sambutan Rektor UNP di Auditorium UNP. Dalam sambutannya, Ganefri mengatakan bahwa gelar HC diberikan dalam rangka menghargai ketokohan Anwar Ibrahim mengawal demokrasi guna mendidik masyarakat Malaysia dengan nilai-nilai moral dan akhlak, sekaligus meningkatkan hubungan antara Malaysia dan Sumatera Barat khususnya dalam bidang pendidikan. Sementara itu, menilik dari latar belakangnya, pemberian gelar HC kali ini kembali menimbulkan pertanyaan. Pada tahun 1999, Anwar Ibrahim divonis hukuman enam tahun penjara untuk tuduhan korupsi. Setahun kemudian ia kembali mendapat tambahan vonis sembilan tahun penjara untuk tuduhan sodomi. Setelah itu, Mahkamah Federal Malaysia kemudian membatalkan tuduhan sodomi dan Anwar Ibrahim dibebaskan dari penjara pada tahun 2004. Namun pada Juli 2008, ia kembali ditangkap dengan tuduhan yang sama terhadap seorang asisten pribadinya. Mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia TM 2017, Musliani mengatakan bahwa ia tidak menyetujui pemberian gelar HC kepada Anwar Ibrahim. Ia merasa terdapat kejanggalan dalam penganugerahaan tersebut karena Anwar Ibrahim banyak terjerat kasus. “Kurang sesuai dengan kriteria orang yang berhak mendapatkan gelar HC,” ungkapnya, Kamis (22/11). Sementara itu, Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara TM 2017, Fitriani Amallia menyebutkan bahwa UNP seharusnya memperjelas persyaratan dan kualifikasi tokoh yang berhak menerima gelar HC.”Kita menjadi tidak

tahu siapa yang berhak dikasih, karena kualifikasinya yang tidak ada,” tuturnya, Senin (19/11). Berbeda dengan pendapat tersebut, Presiden Mahasiswa UNP Periode 2018, Tanzilal Wanda Rizki mengungkapakan dari berbagai literator yang ia baca, kasus yang menjerat Anwar Ibrahim sebenarnya bukan dari kesalahan pribadinya. Melainkan korban politik karena ia tidak sejalan dengan PM Malaysia saat itu. “Sehingga dibuatlah berbagai kasus yang menjerat beliau agar posisi beliau redup,” jelasnya, Jumat (23/11). Hal senada juga diungkapkan Ketua Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) UNP, Gian Utomo Inarta. Ia mengatakan bahwa sebenarnya kasus-kasus pada latar belakang Anwar Ibrahim hanyalah politisasi saja. Hal ini disebabkan karena ada pihak yang tidak menginginkan Anwar Ibrahim untuk memimpin, maka dituduh dengan kasus-kasus tersebut. “Mengenai tuduhan-tuduhan tadi hanya politisasi untuk kepentingan pihak tertentu,” ungkapnya, Rabu (28/11). Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan, Dr. Yanti Fitria, M.Pd., mengungkapkan bahwa kejanggalannya pasti bisa dipahami, dibalik itu pasti ada unsur-unsur politik. Yanti mengatakan jika ada unsur politik tidak akan jadi masalah, asalkan dapat memberi kontribusi dalam memajukan UNP. “Akan tetapi kalau sifatnya ada unsur politik pribadi semua orang pasti tidak akan setuju,” ungkapnya, Senin (26/11). Sudah Sesuai Ketentuan Saat ditemui Ganto di ruanganya Lantai 4 Gedung Rektorat Baru, sebelum berangkat menuju Jakarta sekitar jam tiga siang, Rabu (12/12), Ganefri menjawab dengan tegas bahwa

pemberian gelar HC kepada Megawati dan Anwar Ibrahim sudah layak diberikan dan sudah sesuai ketentuan. Pada kesempatan itu, Ganefri juga membacakan surat izin pemberian HC kepada Anwar Ibrahim yang dikeluarkan oleh Kemenristekdikti. “Sehubungan dengan hal tersebut kami memberi izin kepada saudara (UNP) untuk memberi kehormatan Doktor HC kepada saudara Anwar Ibrahim,” ungkap Ganefri saat membacakan surat tersebut di hadapan Ganto. Ganefri juga menambahkan bahwa pemberian gelar HC oleh UNP sudah memenuhi syarat dan melalui kajian akademik yang dilakukan oleh rapat Senat. Gelar Doktor HC diberikan oleh perguruan tinggi yang memenuhi syarat dan UNP telah memenuhi syarat tersebut. Anwar Ibrahim dinilai telah berjasa dalam bidang kemanusian dan pendidikan serta memberikan contoh pendidikan politik yang damai di Malaysia. Tak jauh berbeda dengan yang disampaikan Ganefri, Dekan FIS, Prof. Dr Syafri Anwar M. Pd., juga menjelaskan bahwa pemberian gelar HC itu sudah melalui proses yang lama. Perihal ini disampaikan pada rapat Majelis Permusyawarahan Universitas (MPU) terlebih dahulu yang beranggotakan Rektor, Wakil Rektor, Para Dekan, Direktur Pascasarjana, dan anggota lainnya. Setelah itu dikaji secara mendalam. Jika sudah setujui, barulah dibawa ke sidang senat universitas. “Setelah beberapa kali sidang, lalu didatangkan pakar-pakar dari luar seperti Aktivis Indonesia, Fahmi Idris,” jelasnya Rabu, (5/12). Reporter: Mona, Yolanda, Erda*, Rodatul*, Suhaira*, Ozza*, Fuji*, Aminah*, Beta*, Rani*


November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

LAPORAN

5

Reputasi Akademik UNP Meningkat Dua tahun sudah Universitas Negeri Padang (UNP) mengantongi akr editasi A. Sejak itu pula UNP mulai rajin mengadakan berbagai acara-acara besar yang menghadirkan orangorang penting di Indonesia. Salah satunya ialah penganugerahan Doctor Honoris Causa (HC) kepada dua tokoh berpengaruh yaitu presiden ke-5 Republik Indonesia (RI), Megawati Soekarno Putri pada 2017 dan Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, D a t u ’ S r i A n w a r I b r ahim pada Oktober 2018. Oleh Anisa Erda Walanda dan Monalisa Selain menimbulkan penolakan, pemberian gelar tersebut juga menimbulkan dampak besar terhadap UNP. Nama UNP kini sudah menjadi besar dan dikenal banyak orang. Beberapa tokoh penting negeri ini pun menjadi lebih ringan melangkahkan kakinya untuk hadir di UNP dalam beberapa kegiatan yang diadakan. Mulai dari Wakil Presiden Jusuf Kalla sampai orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo sudah pernah hadir di UNP. Dekan FMIPA, Prof. Dr. Lufri, MS., saat ditemui di ruangannya pada hari pembukaan acara Kompetisi Mobil Hemat Energi (KMHE) mengungkapkan bahwa jika ada orang besar yang akan diberi gelar oleh suatu perguruan tinggi maka perguruan tinggi tersebut merupakan perguruan tinggi yang besar. Hal ini karena mereka akan menjaga gengsi dengan menerima penghargaan dari perguruan tinggi yang besar. Jika sudah menerima gelar oleh suatu perguruan tinggi secara otomatis mereka akan menjadi alumni. “Ini akan membuat nama UNP akan semakin besar karena alumninya sendiri adalah tokoh-tokoh besar,” jelasnya, Rabu (28/11). Sependapat dengan hal tersebut, Dosen Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Atri Waldi, M.Pd., mengatakan bahwa pemberian gelar HC ini memberikan dampak besar kepada UNP. “Anwar Ibrahim yang berasal dari Malaysia akan membuat UNP lebih dikenal di Negara Malaysia,” ucapnya, Senin (26/11). Dampak lain dari pemberian HC kepada tokoh-tokoh besar tersebut juga dapat memudahkan hubungan dan kerjasama UNP dengan ne gara luar. Kepala Jurusan Teknik Elektro, Drs. Ham bali,M.Kes mengatakan bah wa hal ini sesuai dengan visi UNP menjadi salah satu p e r guruan tinggi terbaik di

Wisuda k e 113 : Wakil Rektor Universitas Pendidikan Sutan Idris Malaysia, Prof. Dato’ Dr. Muhammad Shatar Sabran sedang menyampaikan orasi ilmiah ke pada wisuda UNP periode 113 di Auditorium UNP, Selasa (11/12). Kedatangan Shatar pada acara tersebut membuktikan eksistensi UNP di kancah internasional setelah pemberian gelar HC kepada Mantan Wakil Perdana Menteri Dato’Sri Anwar Ibrahim. f/Akbar

ASEAN. “Kerja sama ini menjadi jalan pembuka bagi UNP untuk ke depannya,” ungkapnya, Senin (3/12). Hal senada juga disampaikan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah TM 2017, Rahmi Novia Nasriati mengungkapkan bahwa pemberian gelar tersebut menyebabkan UNP lebih mudah menjalin hubungan yang baik dengan pemerintah saat ini. “Sebagaimana yang kita tahu, Megawati adalah pencetus dari partai PDIP dan Jokowi berasal dari partai tersebut,” ungkapnya, Senin (26/ 11). Ketua Umum Wadah Pengkajian dan Pengembangan Sosial Politik (WP2SOSPOL), Ahmad Taufik juga mengatakan hal yang serupa. Ia mengutip dari penjelasan rektor bahwa pemberian HC dapat menambah link UNP. Seperti halnya pemberian HC kepada Anwar Ibrahim, sehingga UNP memiliki link dengan negara tetangga.”Namun jangan sampai terjadi politik balas budi karena pemberian gelar ini,” ucapnya, Rabu (14/11). Selain itu , pemberian HC juga menimbulkan dampak buruk bagi UNP seperti yang diungkapakan oleh Gubernur BEM Fakultas Teknik, Emelyadi. Menurutnya, dampak positif yang ditimbulkan UNP semakin dikenal baik di dalam maupun di luar negeri. Sehingga target UNP menjadi Word Class University akan lebih mudah tercapai. Namun hal ini juga menimbulkan dampak buruk yaitu UNP makin kurang diperhatikan oleh aktivis ka-

rena pemberian gelar tersebut yang dinilai tidak tepat sasaran.”Publik akan semakin banyak yang tidak memperhatikan kinerja UNP karena politik sudah masuk dalam kampus,” tegasnya, Rabu (28/11). Menanggapi beberapa pendapat di atas, Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph. D., menjelaskan bahwa penganugerahan gelar HC akan saling menguntungkan antara pihak pemberi dan penerima. Pengakuan dari lembaga institusi terhadap karya nyata penerima di tengah-tengah masyarakat merupakan keuntungan yang akan didapat oleh pihak penerima HC. Sedangkan pihak pemberi HC atau UNP akan mendapat keuntungan lainnya, salah satunya ialah tumbuhnya nilai-nilai akademik yang lebih profesional di UNP. “Sehingga ada ruang bagi akademisi di UNP untuk mengkaji secara akademis apakah si penerima layak mendapat gelar HC, “ jelasnya, Rabu (12/12). Ganefri juga menambahkan pemberian gelar bagi UNP sendiri juga dalam rangka meningkatkan reputasi akademik UNP. Sehingga UNP dapat dikenal masyarakat di dalam dan di luar negeri sebagai langkah UNP menuju World Class University. Ganefri juga mengatakan bahwa tokoh yang diberi HC diharapkan mampu memperkenalkan UNP di luar nantinya. Selain itu, pemberian HC kepada Anwar Ibrahim juga dapat mempererat hubungan negara serumpun Indonesia dan Malaysia, khususnya Sumatera Barat dan Malaysia. “Kehadiran Wakil Rektor Universitas Pen-

didikan Sutan Idris Malaysia pada acara Wisuda ke-113 UNP membuktikan kepercayaan masyarakat kepada UNP sudah semakin baik,” jelas Ganefri. Mahasiswa Tidak Dilibatkan Selain menimbulkan berb a ga i d a mpa k d i a t a s , pe mberian HC juga menimbulkan harapan dari mahasiswa untuk diikutsertakan atau dilibatkan dalam memutuskan tokoh penerima gelar HC tersebut. Salah satunya adalah Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2016, Abdul Hadi Putra. Ia mengungkapkan mahasiswa seharusnya dilibatkan dalam pemberian gelar HC. “Mahasiswa kan juga merupakan wakil dari masyarakat,” ujarnya, Mi nggu ( 1 8 / 1 1 ) . Presiden Mahasiswa UNP periode 2018, Tanzilal Wanda Rizki juga mengungkapkan hal yang sama. Ia mengatakan bahwa secara struktural memang tidak ada pelibatan mahasiswa dalam pemilihan tokoh yang akan diberikan gelar HC. “Akan tetapi, saya berharap ke depannya mahasiswa dapat memberikan usulan atau gagasan dan b e r s u m b a n g s i h d a l a m p e mb e r i a n gelar HC ini,” katanya, Jumat (23/11). Setuju dengan hal tersebut, Dekan FIP, Dr. Alwen Bentri M.Pd saat ditemui di ruangannya, Jumat (7/12) menjelaskan keterlibatan mahasiswa dalam pemberian HC ini tidak masalah seperti melibatkan perwakilan dari mahasiswa. “Walaupun secara formal pemberian gelar HC berdasarkan

persetujuan senat dan guru besar,” ujarnya. Hal berbeda diungkapkan oleh Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Nurrosita. Ia mengungkapakan bahwa keterlibatan mahasiwa tidak diperlukan karena akan mempersulit prosesnya.”Bahkan prosesnya akan semakin panjang dan opini yang beredar tidak akan jelas,” ungkapnya, Jumat (30/11). Menanggapi hal tersebut, Ketua Senat UNP, Prof. Dr. Z. Mawardi Effendi, M.Pd., mengatakan bahwa pemberian HC melibatkan Direktur Pascasarjana, Guru Besar dan jajaran rektor. Sedangkan mahasiswa tidak dilibatkan dalam membuat keputusan ini. “Berdasarkan peratuan Undang-Undang dan Permenristekdikti mahasiswa memang tidak ikut dilibatkan,” ungkapnya, Kamis (17/12). Hal lain yang juga menjadi pertanyaan dari pemberian HC adalah mengenai kerutinan pemberian HC oleh UNP dan siapa target penerima HC selanjutnya. Mengenai hal tersebut, Ganefri langsung menjawab secara langsung kepada Ganto bahwa pemberian HC diberikan sekali dua tahun atau sekali satu tahun kalau dapat dilaksanakan. Sedangkan untuk target penerima HC selanjutnya adalah Recep Tayyip Erdogan. “Erdogan target selanjunya dan sedang diusahakan UNP,” jelasnya. Reporter: Putri, Yanda, Agus, Erda*, Nur*, Riska*, Fuji*, Nilam*, Anggi*, Riska*, Juli*, Siska*


LAPORAN

6

November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

Beri Gelar Cuma-cuma? Beberapa waktu lalu, Universitas Negeri Padang (UNP) memberikan gelar Doktor Honoris Causa (HC) bidang pendidikan politik kepada Wakil Perdana Menteri Malaysia (1993-1998), Dato Seri Anwar Ibrahim. Dalam rapat senat terbuka, Rektor UNP, Ganefri mengatakan bahwa pemberian gelar Doctor HC tersebut diberikan dalam rangka menghargai ketokohan Anwar Ibrahim mengawal demokrasi guna mendidik masyarakat, terkhususnya dalam bidang pendidikan, sekaligus meningkatkan hubungan antara Malaysia dan Sumatera Barat. Pemberian gelar HC ini menimbulkan pertanyaan, seperti halnya pemberian gelar Doktor HC bidang politik kepada Megawati Soekarno Putri yang menimbulkan pro dan kontra dikalangan mahasiswa dan masyarakat. Selain itu, latar belakang Dato Seri Anwar Ibrahim yang memiliki catatan hitam seperti di penjara enam tahun atas tuduhan korupsi dan beberapa tahun setelah kebebasannya kembali di penjara atas tuduhan sodomi. Hal ini menimbulkan tanda tanya bagi kalangan mahasiswa dan masyarakat. Bagaimanakah pendapat mahasiswa UNP terhadap pro-kontra pemberian gelar Doktor HC ini?

Menolak pemberian gelar tersebut,dikarenakan merasa tidak sesuai dengan ketentuan seseorang mendapatkan gelar Doktor HC (24.87%)

Setuju dengan pemberian gelar tersebut karena latar belakang tidak mempengaruhi

Mempertanyakan ketepatan dalam pemberian gelar (36.68%)

Kontra muncul karena tidak adanya kejelasan pemberian gelar kepada seseorang (23.35%)

Error (1.27%)

(13.83%) Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Mitha Melanie Putri*

WAWANCARA KHUSUS

Sudah Sesuai Ketentuan

Prof. Dr. Z. Mawardi Effendi, M.Pd. Ketua Senat UNP Berdasarkan pasal 27 ayat 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 dijelaskan bahwa perguruan tinggi yang memiliki program doktor berhak memberikan gelar doktor kehormatan (HC) kepada perseorangan yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi atau berjasa dalam bidang kemanusiaan. Hal inilah yang dijadikan pedoman oleh Universitas Negeri Padang

(UNP) dalam pemberian gelar HC kepada Presiden Ke-5 RI dan Wakil Perdana Menteri Malaysia (1993-1998). Meski demikian terdapat pro dan kontra terkait pemberian gelar tersebut, terutama saat penganugerahan kepada Megawati Seokarno Putri. Aliansi mahasiswa UNP, contohnya, menolak pemberian gelar HC melalui petisi yang diisi secara online di change.org. Selain itu, dugaan adanya unsur politik dalam pemberian gelar HC menjadi perdebatan bagi beberapa kalangan. Guna memperjelas hal tersebut, Kamis, (17/12) Ganto menghubungi Ketua Senat UNP melalui telepon untuk menanyakan terkait pemberian gelar tersebut. Berikut hasil wawancara Reporter Ganto, Putri Radila dengan Prof. Dr. Z. Mawardi Efenddi, M.Pd. Apakah ada proses dan ketentuan pemberian HC dari Kemenristekdikti dan pihak UNP sendiri ? Tata cara pemberain gelar

HC diatur oleh peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Nomor 65 tahun 2016 tentang gelar doktor kehormatan. Terdapat enam pasal yang membahas hal tersebut, salah satunya pasal 27 ayat 1 UndangUndang Nomor 12 Tahun 2012 dan dipertegas perguruan tinggi yang memberikan gelar tersebut memiliki program doktor terakreditasi A. Terkait prosedur pemberian gelar diatur oleh perguruan tinggi masing-masing. Di UNP sendiri telah memiliki Peraturan Rektor yang mengatur pemberian gelar HC. Di antaranya, harus ada promotor dan calon doktor HC menunjukkan dokemun akademik yang dibutuhkan di sidang senat. Apa latar belakang yang harus dimilki seseorang diberi gelar HC ? Memiliki karya luar biasa di bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi dan berjasa dalam kemanusiaan dapat memperoleh gelar HC. Guna mempelajari latar belakang calon penerima

gelar doktor kehormatan, UNP telah memiliki tim yang dibentuk oleh rektor untuk mengkaji hal tersebut. Menurut Anda, adakah unsur politik terhadap pemberian HC tersebut ? Universitas tidak pernah mengikutsertakan persoalan politik dalam kegiatan akademik. Mungkin beberapa beranggapan pemberian gelar tersebut memiliki unsur politik dikarenakan UNP menggunakan kata politik dalam penganugerahan tersebut. Contohnya, ketika Megawati mengkaji kebijakan politik, dan Anwar Ibrahim, pendidikan politik. Meski demikian, Senat UNP berpendirian bahwa pemberian gelar HC tidak memiliki unsur politik, melainkan melihat karya dan jasa luar biasa calon penerima gelar HC. Bagaimana pendapat Anda terhadap latar belakang Anwar Ibrahim yang bermasalah? Track record Anwar Ibrahim tentu menjadi pertimbangan tim

penilai. Namun dalam politik, orang yang masuk penjara belum tentu dia bersalah. Mungkin ada perbedaan haluan politik. Hal tersebut tidak menjadi ukuran bagi UNP sebagai penjatuhannya. Tim penilai UNP menilai pantas atau tidaknya seseorang menerima gelar tersebut berdasarkan karya dan jasa dia bagi ilmu pengetahuan dan teknologi atau kemanusiaan. Siapa saja yang terlibat dalam pemberian HC? Apakah mahasiswa juga dilibatkan? Jajaran eksekutif program studi yang bersangkutan mulai dari direktur pascasarjana, ketua program pascasarjana, bagian akademis, dan jajaran rektor. Sedangkan senat sendiri bertujuan memberikan pertimbangan dan membuat kebijakan akademik. Untuk mahasiswa sendiri tidak terlibat dalam penentuan pemberian gelar tersebut. Hal ini sesuai dengan undang-undang dan peraturan Menristekdikti, mahasiswa memang tidak dilibatkan.


LAPORAN

November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

7

ARTIKEL

Semua Pihak Seharusnya Diberikan Pemahaman Pemberian gelar Doktor Honoris Causa (HC) kepada politikus negeri ini bukanlah hal yang baru. Sudah banyak Perguruan Tinggi (PT) yang memberikan gelar tersebut kepada orang yang dirasa telah memberikan kontribusi kepada masyarakat dalam bidang keilmuan. Dalam menerima gelar ini, si penerima tidak harus menempuh jenjang perkuliahan S3 di PT yang akan memberikan gelar tersebut. Setiap PT memiliki alasan tersendiri dalam memberikan gelar tersebut dengan berbagai pertimbangan. Namun dalam memberikan gelar ini, PT maupun yang menerima gelar seringkali mendapatkan penolakan, baik dari kalangan sivitas akademika, alumni PT tersebut, instansi maupun masyarakat yang menganggap pemberian gelar tersebut tidak pantas diberikan kepada si penerima. Pada tahun 2016 lalu, Mantan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapatkan gelar kehormatan dari Institute Pertanian Bogor (ITB). Pemberian gelar kehormatan tersebut sempat mengalami penundaan disebabkan status SBY yang masih menjabat sebagai Presiden Indonesia. Dalam Peraturan Kementri-

an Riset, Teknologi, dan Pendidi- pemimpinan Ganefri. kan Tinggi (Kemeristekdikti) Dilansir dari ganto.co, UNP Nomor 65 Tahun 2016, gelar menganugerahkan gelar itu Doktor HC tidak bisa diberikan dengan beberapa pertimbangan. begitu saja oleh PT yang akan Hal tersebut disampaikan oleh memberikan gelar tersebut. Kepala Tim Promotor UNP, Prof. “Gelar Doktor Kehormatan (Gelar Dr. Sufyarma Marsidin, M.Pd., Doktor Honoris Causa) meru- yang mengacu pada kebijakan pakan gelar kehormatan yang politik pendidikan pada masa diberikan oleh perguruan tinggi pemerintahan Megawati. Saat yang memiliki program Doktor itu lahir karya fenomenal yang dengan peringkat yang terak- dianggap membawa perubahan reditasi A atau unggul kepada perseorangan yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan/atau berjasa dalam bidang kemanusiaan,” demikian bunyi pasal 1 Permenristekdikti 65/2016. Tahun 2016, Universitas Negeri Padang (UNP) telah mendapatkan Akreditasi A dari Badan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi, sehingga UNP bisa memberikan gelar kehormatan HC. Rabu 27 September 2017, UNP secara resmi memberikan gelar HC Bidang Politik Ilustrator: Oktri Diana Putri Pendidikan kepada Presiden Ke-5 Desain Grafis: Mitha Melanie Putri* Indonesia, Megawati Soekarno Putri. Megawati menjadi sosok yang signifikan dan strategis Grafis: Venny Sindya Fitri pertama yang dianugerahkan terhadap sistem dan praktik gelar HC oleh UNP selama ke- pendidikan di Indonesia. Kar-

ya tersebut dikenal dengan Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sidiknas). UNP berpandangan bahwa secara akademis dan kelembagaan, hal itu merupakan implementasi politik pendidikan yang strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia. “Peran dan jasa Megawati dalam menggagas lahirnya UU Sidiknas layak memperoleh gelar Doktor HC di Bidang Politik Pendidikan,” ujarnya pada acara penganugerahan gelar HC kepada Megawati di Auditorium UNP, Rabu (27/9). Selanjutnya, dilansir dari ganto.co, UNP kembali memberikan gelar kehormatan HC kepada Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato Sri Anwar Ibrahim pada Senin, 29 Oktober 2018. Rektor UNP, mengatakan bahwa pemberian gelar ini diharapkan mampu memberikan dampak yang baik bagi hubungan Indonesia dengan Malaysia. “Juga perhatiannya terhadap Sumatera Barat, terutama UNP,” ujarnya. Dilansir dari nasional.tempo.co, Ganefri mengatakan bahwa ada beberapa alasan UNP mem-

Irza Ade Suarni Redaktur Pelaksana berikan gelar kehormatan tersebut. Hal ini disebabkan oleh kiprah Anwar Ibrahim dalam kancah politik Malaysia. Sebelumnya, Anwar Ibrahim sempat difitnah dan keluar masuk penjara hingga akhirnya memenangkan pemilu dan terpilih sebagai anggota parlemen Malaysia. Tak pelak pemberian gelar kehormatan kepada kedua sosok tersebut menimbulkan pro-kontra. Sebagai universitas yang telah berakreditasi A, UNP seharusnya ikut melibatkan sivitas akademikanya dalam pemberian gelar ini. Pihak kampus sebaiknya juga mensosialisasikan alasan-alasan diberikannya gelar tersebut, sehingga nantinya tidak terjadi kesalahpahaman dan pertentangan.

ARTIKEL AP A KA TA MEREKA APA KAT

Pemberian Gelar Butuh Sosialisasi Terkait pemberian gelar Doktor Honoris Causa (HC) kepada Megawati dan Anwar Ibrahim cukup ramai diperbincangkan, baik dari mahasiswa maupun masyarakat. Saya mendapatkan informasi dari pamflet, grup Whatshap, dan obrolan teman yang melakukan diskusi tentang hal ini. Menurut saya gelar yang diberikan oleh UNP kepada Megawati rasanya kurang tepat saja karena gelar HC ini merupakan gelar yang diberikan kepada orang yang berjasa terhadap dunia pendidikan dan kesejahteraan manusia. Sejauh ini saya tidak menemukan dampak yang cukup besar bagi dunia pendidikan di Indonesia dari Megawati. Berbeda dengan Megawati, Anwar Ibrahim memiliki peran yang cukup besar dalam dunia pendidikan, walaupun dalam artikel yang saya baca beliau pernah memiliki catatan kriminal. Bagaimana pun, wajarnya sebuah jasa akan dikenang oleh masyarakat kita, karena jasa begitu diapresiasi, sehingga jasa tetap akan diingat di balik sebuah kesalahan. Saya berharap ketika UNP ingin memberikan gelar kepada seseorang, hal tersebut disosialisasikan terlebih dahulu agar terlihat jelas gelar itu diberikan pada orang yang tepat, sehingga tidak menimbulkan pro dan kontra. Agustina Mahasiswa Jurusan Kimia TM 2015

UNP Berikan Apresiasi Melalui Gelar Sebuah perguruan tinggi mempunyai peran dalam rangka mengambil bagian dari sekian banyak masalah yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, pemberian gelar Honoris Causa (HC) yang diberikan Universitas Negeri Padang (UNP) kepada kedua tokoh yakni Megawati dan Anwar Ibrahim merupakan bentuk dari kepedulian UNP kepada para tokoh yang dianggap berpengaruh. Kepentingan politik sangat penting sebagai lembaga publik. Mengenai pemberian gelar HC tentu tidak diberikan pada sembarang orang karena pasti ada pihak-pihak atau lembaga yang menyeleksi dan diujikan kelayakannya, maka siapapun tokoh yang mempunyai peran dan kiprah di dalam masyarakat bisa saja mendapatkan gelar tersebut. Dengan adanya pemberian gelar HC pasti berpengaruh terhadap citra UNP di tingkat nasional. Jika kemarin sempat ada penolakan dari Aliansi Mahasiswa peduli UNP, itu merupakan hal yang sah-sah saja karena setiap orang bebas untuk berpendapat dan menyampaikan aspirasinya. Harapan pemberian gelar HC selanjutnya dapat diberikan secara menyebar saja, maksudnya disini lebih banyak lagi tokoh-tokoh yang diberikan HC agar publik mengetahui bahwa UNP merupakan kampus yang sangat ringan tangan dalam memberikan gelar secara internal dan eksternal. Hal ini juga sebagai alat promosi untuk memperkenalkan kampus di tingkat Internasional. Alim Harun Pamungkas, S.Pd, M.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Lebih Selektif dan Informatif Lagi Saat dikonfirmasi, pemberian gelar Honoris Causa (HC) oleh pihak Universitas Negeri Padang (UNP) kepada beberapa pihak bertujuan untuk mengembangkan dan mempererat hubungan kampus dengan pihak luar. Namun, kurangnya informasi dari pihak kampus mengenai alasan pemberian gelar HC tak begitu disambut baik oleh mahasiswa. Sebagaimana yang diketahui bahwa penerima gelar HC haruslah memenuhi syarat yang telah ditentukan, yaitu: luar biasa di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sosial, budaya, kemanusiaan dan/atau bidang kemasyarakatan; sangat berarti bagi pengembangan pendidikan dan pengajaran dalam satu atau sekelompok; sangat bermanfaat bagi kemajuan, kemakmuran, dan/atau kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia atau umat manusia; atau luar biasa mengembangkan hubungan baik bangsa dan negara Indonesia dengan bangsa dan negara lain di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, sosial budaya, kemanusiaan, dan/atau kemasyarakatan. Hal inilah yang masih menjadi pertanyaan mahasiswa UNP dalam proses pemberian gelar HC kepada kedua pihak tersebut. Harapan untuk pihak kampus agar lebih selektif lagi dalam pemberian gelar HC kepada pihak selanjutnya dan memberikan informasi yang jelas kepada mahasiswa agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Wahib Assyahri Sekretaris jendral BEM UNP Periode 2018


November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

KONSUL TASI ONSULT

8

K ONSUL TASI KESEHA TAN ONSULT KESEHAT

K ONSUL TASI A G AMA ONSULT AG

ASTHENOPIA Rubrik Konsultasi diasuh oleh Staf Ahli SKK Ganto UNP dan membahas persoalan seputar kesehatan, psikologi, atau agama. Jika Anda memiliki permasalahan atau pertanyaan yang ingin dikonsultasikan, silakan kirimkan ke email redaksiganto@gmail.com atau bisa juga diantarkan langsung ke Sekretariat SKK Ganto UNP Gedung Student Center Lantai 2 UNP dengan

melampirkan kartu identitas, seperti KTP atau KTM.

Diasuh oleh dr. Pudia M.Indika, M.Kes.

Tidak Konsisten dalam Satu Mazhab

Saya memang memiliki mata minus dan saya juga menggunakan kacamata. Namun, akhirakhir ini mata saya sering pedih ketika menatap layar laptop, televisi, dan ponsel dalam waktu yang cukup lama. Bahkan terkadang kepala saya terasa sakit dan mata pedih. Kira-kira apa penyebab dari rasa sakit tersebut dok? Apa yang bisa saya lakukan untuk dapat mengatasi rasa sakit tersebut?

Nabila Simah Bengi Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa TM 2017 Diasuh oleh Dr. Ahmad Kosasih, M.A. Saya pernah mendengar bahwa ketika kita mengikuti suatu mazhab maka kita harus mengikuti semua yang diajarkan dalam mazhab tersebut dan tidak boleh mengikuti mazhab lainnya. Apakah hal tersebut benar? Mohon jawabannya.

Andika Herayono Mahasiswa Teknik Elektronika TM 2017 Mazhab itu pada dasarnya adalah pendapat atau faham yang dianut oleh ulama mujtahid berdasarkan kajiannya yang mendalam terhadap Al-qur‘an dan hadis tentang persoalan tertentu. Hasil dari kajian tersebut melahirkan sebuah keputusan dan ketetapan pendapat atau hukum yang dijadikan panutan oleh para pengikutnya. Ada empat imam mazhab besar yang terkenal yaitu (1) Imam Abdullah Malik bin Anas (Imam Malik) yang melahirkan Mazhab Maliki, (2) Imam Abu Hanifah (Imam Hanafi) melahirkan Mazhab Hanafi, (3) Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’i (Imam Syafi’i) melahirkan Mazhab Syafi’i, (4) Imam Ahmad bin Hanbal (Imam Hanbali) melahirkan Mazhab Hanbali. Mereka disebut sebagai ulama mujtahid karena telah mendudukkan kaidah dasar dalam penetapan hukum. Adapun pengikutnya disebut muttabi’ artinya penganut pendapat imam-imam mujtahid tersebut. Jadi, sebagai orang awam kita boleh mengikuti pendapat yang kita yakini di antara para imam tersebut. Adapun mencampurkan beberapa mazhab dalam satu amalan disebut dengan istilah talfiq. Misalnya, seseorang dalam berwudhu dengan mengusap kepala minimal tiga helai rambut sudah dianggap sah menurut mazhab Syafi’i. Kemudian, bersentuhan kulitnya dengan kulit lawan jenisnya yang bukan mahram menurut mazhab Syafi’ adalah batal, tapi khusus untuk hal ini ia menggunakan mazhab Hanafi yang mengatakan tidak batal. Ada pendapat yang mengatakan bahwa talfiq tidak boleh, namun larangan itu tidak ditemukan dasarnya baik di dalam Al-quran maupun hadis. Istilah talfiq sendiri tidak ada di zaman Rasulullah, tabi’in dan di masa imam-imam mazhab tersebut. Sedangkan mayoritas ulama fiqh dan ushul fiqh membolehkannya (Ensiklopedi Hukum Islam Vol.5 hlm. 1786). Sehubungan dengan pertanyaan ananda di atas, menurut penulis larangan itu tidak bersumber pada dalil-dalil kuat yang berasal dari Al-quran dan hadis. Menggabungkan dua mazhab dalam satu jenis amalan saja tidak ada larangan apalagi menggunakan beberapa macam mazhab dalam amalan yang berbeda. Karena itu, pendapat yang mengatakan bahwa ketika kita mengikuti suatu mazhab, maka kita harus mengikuti semua yang diajarkan dalam mazhab tersebut dan tidak boleh mengikuti mazhab lainnya juga tidak didasarkan pada dalil yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Wallahu a’lam bisshawab !

Wa’alaikumussalam wr.wb Salam sehat Keluhan mengenai rasa perih pada mata bahkan disertai dengan sakit kepala saat melihat laptop, televisi dan handphone merupakan gambaran dari asthenopia. Asthenopia adalah gejala yang diakibatkan oleh upaya berlebihan dari sistem penglihatan yang berada dalam kondisi kurang sempurna untuk

memperoleh ketajaman penglihatan. Asthenopia merupakan kelelahan bola mata akibat penggunaan mata secara intensif, mata fokus kepada objek yang dekat dalam waktu lama. Hal ini disebabkan karena otot-otot bola mata harus bekerja lebih keras untuk melihat objek yang berjarak sangat dekat, terutama disertai dengan pencahayaan yang menyilaukan atau pencahayaan yang kurang. Penggunaan komputer, asthenopia terjadi akibat mata selalu memusatkan pandangan pada komputer di mana objek yang dilihat terlalu kecil, kurang terang dan bergerak. Sehingga mata berkonsentrasi kurang berkedip dan akan menyebabkan penguapan air mata meningkat sehingga mata menjadi kering. Faktor-faktor yang berhubungan dengan asthenopia ada beberapa. Pertama, umur, dengan meningkatnya umur elastisitas lensa mata akan semakin berkurang sehingga daya akomodasi makin berkurang dan otototot semakin sulit dalam menebalkan dan menipiskan mata. Kedua, masa kerja, aktivitas pekerjaan yang dapat berposisi menetap dalam jangka waktu lama mengoperasikan komputer dalam posisi yang tidak ergonomis dapat menimbulkan gangguan akibat jarak pandang, intensitas pencahayaan dari monitor. Sehingga intensitas berkedip pada mata pengguna komputer lebih sedikit dibandingkan pada saat tidak menggunakan komputer. Ketiga, pencahayaan

yang didapat dari layar monitor dengan memiliki fokus hanya pada area wajah pengguna menyebabkan mata akan lebih cepat mengalami kelelahan dan kekeringan (dry eye). Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan dalam upaya pencegahan terhadap terjadinya asthenopia antara lain, (1) memastikan kacamata yang digunakan masih sesuai dengan akomodasi mata, apabila kacamata jarang digunakan sebaiknya menggunakan kacamata setiap saat terutama saat menatap layar elektronik, (2) lamanya bekerja diatur sebaik mungkin dengan mengakumulasikan jam bekerja dalam sehari adalah 8 jam perhari atau 40 jam per minggu, (3) memperbaiki lingkungan Anda, apabila lebih banyak menghabiskan waktu di depan laptop, dapat dilakukan dengan mengurangi pengaturan kecerahan, penutup silau untuk layar monitor, meningkatkan ukuran cetak atau gambar, (4) mengistirahatkan mata dengan memejamkan mata selama tiga puluh detik, dan pastikan sering berkedip, (5) menggunakan air mata buatan selama mata diistirahatkan untuk menyegarkan mata, (6) melatih otot bola mata dengan melirik ke kanan, ke kiri, ke atas, ke bawah, serong atas dan serong bawah selama 2-3detik di masing masing arah, (7) Sebaiknya konsultasikan dengan dokter ahli mata apabila dengan cara ini belum dapat mengurangi keluhan Anda.

K ONSUL TASI PSIK OL OGI ONSULT PSIKOL OLOGI

AUROPHOBIA Phobia adalah rasa takut berlebihan yang tidak memiliki alasan logis baik terhadap situasi, objek, atau orang.

Diasuh oleh Dr. Afdal, M.Pd., Kons. Dari kecil saya tidak menyukai segala hal berbentuk perhisan, seperti cincin, anting, dan lain sebagainya yang terbuat dari emas. Apabila saat sedang makan saya melihat emas, saya akan merasa ingin muntah karena jijik dengan hal itu. Nah, saya bingung apa sebenarnya terjadi pada saya? Apakah ini merupakan trau-ma? Bagaimana cara mengatasinya?

Irza Ade Suarni Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris TM 2016 Ananda Irza yang berbahagia, terimakasih telah mengirimkan surat konsultasi. Dari cerita yang anda paparkan, kemungkinan yang anda sedang

alami ialah phobia. Phobia adalah rasa takut berlebihan yang tidak memiliki alasan logis baik terhadap situasi, objek, atau orang. Para ahli menyebutkan phobia yang ananda alami sebagai Aurophobia. Namun, karena paparan ananda mengenai hal ini terbatas, tidak bisa diungkapkan alasan, proses dan bagaimana akibat lebih lanjut yang terjadi ketika ananda mengalami hal tersebut. Untuk itu, perlu dilakukan pembicaraan lebih lanjut agar dapat menentukan perlakuan yang cocok untuk kondisi yang anda alami saat ini. Bisa jadi, ada peristiwa traumatik tertentu pada masa lalu yang membuat ananda phobia terhadap emas. Bisa juga karena ilusi yang dibangun sendiri mengenai objek/situasi/ orang dalam waktu yang lama berdasarkan informasi yang anda cerna atau juga karena pengalaman orang lain yang kita proses. Para konselor dapat membantu ananda melalui terapi

kognitif dengan membahas halhal yang irrasional terhadap hal yang ditakutkan, terapi behavioural dengan berlatih terhadap hal-hal yang ditakutkan dan terapi lainnya. Penggunaan terapi yang akan digunakan oleh konselor tergantung kepada kondisi phobia masing-masing klien, biasanya berbeda satu dengan lainnya. Ananda dapat datang kepada Konselor (di UNP terdapat Unit Pelayanan Bimbingan dan Konseling atau UPBK). Para konselor di UPBK sudah memiliki keterampilan yang memadai melalui berbagai pendekatan untuk membantu individu-individu yang bermasalah (termasuk mengatasi kondisi phobia pada seseorang), sehingga diharapkan ananda dapat terbebas dari phobia tersebut dan dapat menjalani hari-hari dengan efektif dan bahagia. Demikianlah komentar singkat saya, semoga dapat membantu ananda atau saudara anan-da untuk hidup yang lebih baik lagi di masa akan datang.


November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

9

ENGLISH CORNER

KRITIK ENGLISH CORNER

Eating Noodle Can Destroy Your Body By Amalya Shawfani Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris Noodle is a food that many people like much, especially college students. Why? First, the way to be cooked is simple and do not take much time for it compared with other food that require you to take time, maybe around 5-10 minutes. Second, the taste is so delicious and make us want to eat that more and more. Unfortunately, this food is dangerous for our life. It could be proved by the composition on noodle that can harm our body, especially stomach. In fact, most people ignore that because it is still safe for them to eat and affordabble. Before coming to the factors to eat noodle, it will be preceded by the terms of what noodle is and the main ingredients on noodle. Noodle is a kind of noodle dish that consists of precooked and dried noodle with flavoring powder. The main ingredients are wheat flour, palm oil, and salt (Wikipedia source). There are so many factors why there are so many people really want to eat this, especially college students. According to Tan, Hanif, Amalina, and Laily (2016), the factors are; first, the demands to live in this world is obviously high and make the college students are a little bit stressed on how to save their money well, such as the cost of living and the education that make them decide to eat the most affordable and cheapest one. Second, lack of

time, financial, and ability to prepare the home-cooked for self. Many of the college students do not have any skill to cook because they pay attention much toward their assignment and no time to cook. Third, the noodle is a convenience food which means it could be prepared directly and one of the choice nowadays of the consumers to save their time. Lastly, the most important factor is the price. Price of noodle is affordable and “humble” toward the pocket of students. Unfortunately, regardless of factors that make them really want to buy and eat the noodle, there are some risks that will haunt their body. There are so many journals that state to eat noodle is not the best choice to eat because there would be many risks that their would obtain and make them on a sick situation. The first research that did by researchers in Korea by Huh, Kim, Jo, Lim, Seung Kim, Jin Kim, Kwon, Oh, and Chang, they found the fact that students with unhealthy dietary habits who eat noodle may be at increased risk early premature cardiovascular diseases (DCV) death among adults in Korea in range of 20-49 years of age. The second research that did by Dr. Mercola,

stated that after hours of digestion, the noodle that we already eaten is not going to digest well. Moreover, it is merely force the digestive system to break down the processed food, but most processed food is so devoid that it gets broken down very quickly, disturbing the blood sugar levels and insulin release. When it comes to the digestive system, it will affect nutrient absorption, which means there would be no nutrient would be absorbed. So, your body will have no nutrient at all after eating noodles and it will impact much toward the smoothness of your digestive system. Regarded of what have been mentioned earlier that eating noodle merely give many bad impacts toward body of yours, college students have to try to decrease the habits to not to eat the noodle again. The first thing that students can do is to start from how you made up your mind. Students have to tell to themselves is not good to always eat noodle. And then, change the habits of eating noodle to eat fruits and vegetables everyday. So, that is all about the factors, the harms, and the solutions not to eat noodle again in order students have a better life and healthier.

Diasuh oleh Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd.

Setelah membaca karangan Amalya Shawfani dengan topik bahaya mi bagi kesehatan, saya teringat mahasiswa yang hampir tiap hari makan mi di warungwarung sekitar kampus. Sepanjang yang saya amati, dari menjadi mahasiswa tahun 1979 kemudian menjadi dosen tahun 1984 hingga sekarang umumnya mahasiswa gandrung makan mi. Hal seperti ini sudah menjadi kebiasaan bagi mahasiswa yang dikejar waktu untuk kuliah dan menyelesaikan tugas. Tak dipungkiri bahwa mi adalah makanan cepat saji yang menggoda bagi mahasiswa. Selain enak, mi juga praktis, bisa disimpan lama, dan harganya terjangkau. Namun, sebagaimana dijelaskan oleh Amalya dalam tulisannya, mi mengandung bahaya bagi kesehatan. Ini agaknya menjadi catatan penting bagi mereka yang suka “menambal” perut dengan mi. Tentulah mi tidak perlu dijauhi atau dihentikan sama sekali. Hanya saja mahasiswa perlu mengubah kebiasaan dan selera mereka kepada makanan yang lebih sehat. Untuk itu, sudah saatnya mahasiswa belajar masak sendiri. Memasak sendiri jelas memiliki banyak keuntungan. Pertama, dengan memasak sendiri maha-

siswa memperoleh ilmu dan keterampilan dapur yang amat penting bagi kehidupan rumah tangga setelah berkeluarga. Kedua, mahasiswa bisa berhemat karena harga masakan sendiri jauh lebih murah dibandingkan makanan cepat saji atau makan di rumah makan. Ketiga, masakan sendiri lebih sehat karena kebersihannya terjaga. Keempat, makanan yang dimasak sendiri bisa tahan lebih lama dan dapat diatur menunya. Saya mendukung ide tulisan Amalya yang memperingatkan mahasiswa akan bahaya makan mi dari berbagai merek. Sementara itu dari segi bahasa, saya menilai bahwa bahasa karangan ini sudah cukup bagus. Akan tetapi, sebagai sebuah karangan untuk sajian umum dan formal, tulisan ini masih mengandung beberapa kesalahan. Kesalahan yang terjadi ada dari segi tata bahasa, pilihan kata, ide, dan konstruksi kalimat. Kesalahan tata bahasa tampak pada hal-hal berikut, yaitu 1) a food, 2) one of the choice, 3) their would obtain, 4) the first research did by..5) we already eaten ..6) it is merely force.., 7) tell to themselves. Di lain pihak, kekurangjelasan ide dapat dilihat pada alinea Unfortunately sampai digestive system. Selanjutnya, dari segi konstruksi kalimat, ada kalimat yang konstruksinya panjang sehingga sulit pembaca menangkap gagasan yang dikemukakan oleh penulis. Namun demikian, menurut hemat saya tulisan Amalya ini sudah bagus. Sebagai mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris tentulah harus terus memperbaiki keterampilan menulisnya. Teruslah menulis dan mengarang agar menjadi sebuah kebiasaan.

SOSOK

Krismadinata: Raih Sukses dengan Kerja Keras Melalui motto hidup “Berbaik sangka dan berpikir positif” yang selalu dipegangnya, ia dapat menjadi seseorang seperti saat ini. Ia mengatakan hidup ini pilihan, tidak semua hal baik merupakan yang terbaik dan tidak semua yang terbaik itu dapat kita miliki, harus ada yang kita pilih. Krismadinata, ST, MT, Ph. D., seorang Dosen Ilmu Elektronika Daya, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang (UNP) lahir di Padang, 11 September 1977. Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Sarimin dan Marlis. Krismadinata menamatkan kuliah S1 di Teknik Elektro Universitas Andalas, S2 di Institut Teknologi Bandung, dan S3 di University Of Malaya, Malaysia. Kemudian ia melanjutkan Pusdoctoral di Austria Institute Technology, Wina. Ketika masih duduk di sekolah menengah, ia memiliki dua ijazah, yaitu dari Sekolah Menengah Analisis Kimia Padang (SMAKPA) dan juga SMA Muhammadiyah. Ia diperbolehkan bersekolah di dua tempat karena selalu mendapat nilai yang terbaik di sekolahnya. Krismadinata merupakan siswa berprestasi yang selalu mendapatkan beasiswa dan juga merupakan atlet tenis meja dan pencak silat. Ia sering mengikuti lomba Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) di sekolahnya. Semasa kuliah, ia merupakan aktivis kampus yang aktif sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa (Hima) dan juga

Ketua Badan Permusyawaratan Mahasiswa (BPM). Memiliki kemampuan dalam birokrasi adalah hal yang sangat penting menurutnya. Dalam organisasilah ia mengetahui dan mendapatkan berbagai ilmu yang tidak dapat diraih di kelas. Dengan kegigihannya untuk mencapai target yang telah direncanakan, ia menjadi mahasiswa pertama yang tamat

pada angkatan pertama di kampusnya. Tidak hanya mendapat beasiswa ketika sekolah, di perguruan tinggi pun ia memperoleh beasiswa. Ketika menempuh pendidikan S1, ia mendapat beasiswa dari pemerintah dan PT. Caltex. Lalu, pada saat S2 mendapat beasiswa dari Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Selain itu, ia juga melakukan kerja sambilan sebagai seorang trainer dan juga konsultan. Lalu, selama menjalani S3 di U n i -

versity Of Malaya Malaysia, ia ikut melakukan riset bersama profesornya. Dari riset tersebut, ia mendapatkan beasiswa dari pemerintah Malaysia dan juga PBB. Selain itu, ia juga bekerja sebagai peneliti kontrak dan ikut membimbing mahasiswa S2. Setelah 6 tahun kuliah di luar negeri, akhirnya ia menyandang gelar Ph. D. Bercita-cita menjadi seorang ilmuan dunia, Krismadinata sering meraih berbagai prestasi bertaraf nasional, yakni penghargaan sebagai TOP 500 scientist Indonesia, 2 kali memperoleh gelar sebagai dosen berprestasi, dan finalis dosen berprestasi tingkat nasional. Saat itu, Krismadinata merupakan satusatunya finalis dari Pulau Sumatera. “Segala sesuatunya itu tidak bisa didapatkan secara instant.” Kalimat itulah yang mendorongnya untuk terus belajar dan berproses. Menjadi seorang pembelajar akan membuat seseorang terbiasa dalam menyikapi dan menyelesesaikan setiap persoalan yang ada. Bagi Krismadinata, ia tidak pernah menemukan titik jenuh yang begitu berarti karena menurutnya jika kita menikmati setiap proses yang ada, maka akan membuat kita belajar dan dapat memfokuskan tujuan. Hal-hal yang dianggap tidak mendukung dijadikannya sebagai sebuah motivasi. Ia mempunyai target untuk meraih gelar S3 yang begitu cepat karena baginya S3 merupakan awal, bukan akhir. Di usia yang masih muda, manusia harus banyak menghasilkan karya. Desi Liati*


OPINI

10

November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

Generasi Z “Anak Kandung Internet� Generasi Z (Gen-Z) adalah generasi yang bisa dikatakan sebagai anak kandung internet. Hal ini karena mereka yang lahir tahun 2000-an merupakan generasi yang lahir bersamaan dengan lahirnya teknologi informasi. Generasi ini biasa disebut dengan Generasi Net (Gen-n) atau Generasi Internet (Gen-I). Gen-Z adalah mereka yang sekarang masih remaja berusia belasan tahun, antara 12-18 tahun. Dalam hal ini, Indonesia berdasarkan estimasi data Badan Pusat Statistik (BPS) penduduk Indonesia yang berusia 10-19 tahun berjumlah 45 juta jiwa atau 19.32% dari seluruh total penduduk Indonesia. Berbagai studi yang dilakukan menunjukkan karakteristik yang unik dari Gen-Z. Gen-Z adalah generasi pertama yang secara sah disebut sebagai digital native, generasi yang sejak lahir sudah menjadi warga dunia. Berbeda dengan generasi sebelumnya yang disebut digital immigrant. Contohnya, anak-anak pada era ini jika ingin menonton film kartun kesayangan mereka sudah tidak melalui TV atau VCD, tetapi sudah menggunakan gadget semacam smartphone atau tablet. Orangtua kini juga disibukkan dengan rengekkan anakanaknya yang masih Sekolah Dasar untuk bisa menggunakan internet atau sekedar nonton video di youtube. Menurut Ahli Perilaku Konsumen, Alexandra Broennimann, Gen-Z memiliki kemampuan konsentrasi dalam keterlibatan secara pasif 8-12 menit. Untuk membaca buku terasa berat karena generasi ini mulai tidak suka membaca, mereka lebih suka membaca dengan perangkat lunak dan menonton video. Gen-Z akan sangat produktif jika tetap terhubung dengan internet dan media sosial. Sebagai digital native, teknologi informasi telah menjadi “bahasa ibu� bagi generasi ini. Bahkan pada tahap tertentu generasi ini bisa menjadi sangat akut ketergantungan pada teknologi. Gen Z dengan rentang usia 10-19

tahun merupakan konsumen yang sangat potensial karena memiliki pengaruh dalam keputusan membeli dalam keluarga. Menurut survey Nielsen Consumer & Media View (CMV) kuartal II 2016 yang dilakukan di 11 kota, dua hal utama yang dipengaruhi oleh Gen Z adalah keputusan untuk berlibur dan membeli produk elektronik. 47% anakanak (usia 10-14 tahun) memiliki pengaruh terhadap keputusan untuk berlibur, dan 33% terhadap keputusan untuk membeli produk elektronik. Sementara itu, konsumen remaja (usia 15-19 tahun) memiliki pengaruh terbesar terhadap keputusan untuk berlibur (67%), dan juga keputusan untuk membeli produk elektronik (62%). Berdasarkan hasil survei data statistik pengguna internet tahun 2016 oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2016 adalah 132,7 juta user atau sekitar 51,5% dari total Desain jumlah penduduk Indonesia sebesar 256,2 juta. Pengguna internet terbanyak ada di Pulau Jawa dengan total pengguna 86.339.350 user atau sekitar 65% dari total pengguna internet. Jika dibandingkan dengan tahun 2014, pengguna internet sebesar 88,1 juta user, maka terjadi kenaikan sebesar 44,6 juta dalam waktu 2 tahun. Banyaknya pengguna smartphone di era ini tidak dipungkiri juga merubah pola sosialisasi para penggunanya. Sosialisasi mereka lebih bersifat soliter dan kurang mengerti dengan nilai-nilai

sosial yang berkembang di tengah masyarakat. Sebenarnya, dilihat dari kacamata pendidikan, mereka belum membutuhkan smartphone dalam proses perkembangannya. Artinya smartphone tidak menjadi kebutuhan utama menjadikan seseorang pintar. Namun sebaliknya, penggunaan smartphone yang berlebihan mengakibatkan nilainilai sosial yang ada di dalam masyarakat memudar. Selama ini, yang menjadi kekhawatiran orangtua Gen-Z adalah penyebaran berbagai informasi di internet terutama informasi-informasi yang berasal dari kontenkonten negatif. Selain itu, ditambah dengan maraknya kasus perjudian, cyber bully, penipuan, bahkan penculikan yang dialami pengguna teknologi canggih tersebut dan berakhir menggenaskan. Hal inil a h Desain Grafis: yang Venny Sindya Fitri dikhaGrafis : Mitha Melanie Putri watirkan d a p a t mempengaruhi kepribadian, sosial, bahkan psikis anak. Banyaknya hal-hal negatif pada penggunaan internet sebenarnya bagian dari dampak teknologi canggih tersebut. Selain itu, penggunaan internet juga memiliki dampak positif, diantaranya mudah mendapatkan informasi dari manapun. Selain itu, kita juga dimudahkan untuk berkomunikasi dimanapun dan kapanpun dengan harga yang terjangkau. Oleh sebab itu, menjauhkan anak dari internet karena

Oleh Deby Purnama Sari Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah TM 2015 kekhawatiran bukan merupakan langkah yang bijaksana. Peranan orangtua dalam memberikan atau memperkenalkan smartphone dan segala teknologi canggih kepada anak dalam usia dini sebenarnya tidak efektif karena bisa menghambat mereka berinovasi. Selain itu, mereka akan lebih menutup diri untuk bersosialisai dan kurang peka terhadap lingkungan sekitar. Keluarga berperanan penting dalam perkembangan anak, seperti mengawasi penggunaan smartphone pada anak-anak dengan memberikan batasan waktu penggunaannya. Selain itu, peranan sekolah juga sangat diperlukan, sekolah harus menjadikan anak sebagai generasi yang tidak bergantung kepada teknologi yang ada, sehingga anak bisa menjadi lebih inovatif. Tidak hanya itu, guru juga harus bisa menyiapkan diri untuk mendidik Gen-Z. Guru harus bisa menguasai teknologi yang ada pada era tersebut agar bisa meningkatkan kemampuan anak didiknya dengan menggunakan teknologi yang dekat dengan mereka. Dengan begitu, mereka akan mengetahui manfaat dari teknologi yang biasa mereka gunakan sebagai hiburan dan bisa meningkatkan kemampuan serta bakat mereka tanpa harus menjauhkannya secara total dari dunia internet.

UNP Melek PKM, Semua Elemen Harus Ikut Melek Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan program yang dicetuskan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 2001 sebagai upaya untuk menumbuhkan, mewadahi, dan mewujudkan ide kreatif mahasiswa. Kegiatan ini berada dibawah Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang berlandaskan penguasaan sains dan teknologi. Lulusan perguruan tinggi dituntut untuk memiliki academic knowledge, skill of thinking, management skill, dan communication skill. Kurangnya salah satu dari keempat keterampilan/ kemahiran tersebut dapat menyebabkan berkurangnya kualitas atau mutu lulusan. Sinergisitas akan tercermin melalui kemampuan lulusan dalam kecepatan menemukan solusi atas persoalan yang dihadapinya. Dengan demikian, pemikiran dan perilaku yang ditunjukkan mahasiswa akan bersifat kreatif dan konstruktif (dapat diwujudkan). Dilansir dari unp.ac.id, PKM bertujuan meningkatkan iklim akademik yang kreatif, inovatif, solutif, dan mandiri. Kemampuan berpikir dan bertindak kreatif pada hakIkatnya dapat dilakukan setiap manusia apalagi yang sudah melewati pendidikan tinggi. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam me-

nuangkan ide kreatifnya yaitu dengan mengikuti PKM. Dilansir dari unp.ac.id, PKM terdiri dari lima bidang yaitu PKM Penelitian, PKM Kewirausahaan, PKM Pengabdian Masyarakat, PKM Penerapan Teknologi, dan PKM Karsa Cipta, sedangkan kategori PKM lainnya adalah PKM yang berbasis artikel ilmiah, PKM Gagasan Tertulis, dan PKM Gagasan Futuristik Konstruktif. PKM tersebut nantinya akan bermuara pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) yang merupakan ajang bergengsi bagi seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Melalui PIMNAS, setiap perguruan tinggi akan berlomba-lomba membekali mahasiswa utusannya agar dapat membawa pulang predikat juara sebagai bentuk penghargaan eksistensi perguruan tinggi di Indonesia. Begitu juga usaha yang dilakukan oleh Universitas Negeri Padang (UNP) yang telah mengirimkan delegasinya walaupun belum memperoleh kemenangan. Untuk saat ini, UNP berada pada tingkat klaster 2. Tingkat klaster 2 merupakan posisi suatu perguruan tinggi yang telah mengirim maksimal 425 proposal. Menjelang pengupload-an PKM 2018 ke Simbelmawa Dikti, UNP mulai gencar mensosialisasikan PKM kepada mahasiswa. Mulai dari pengadaan seminar, workshop, pelatihan-pelatihan penu-

lisan proposal PKM, mengikut sertakan mahasiswa dalam penelitian yang dilakukan oleh dosen, hingga mengadakan lokakarya dengan mendatangkan pemateri reviewer nasional dari Kemenristekdikti yaitu Drs. Bandung Arry Sanjoy, M.kom. Usaha ini dilakukan pihak universitas untuk mengenalkan PKM kepada mahaiswa agar tertarik untuk mengajukan proposal pada PKM 2018 ini. Namun sangat disayangkan, ternyata pengadaan lokakarya maupun seminar tidak sepenuhnya dapat menarik perhatian mahasiswa, terbukti dengan sedikitnya jumlah mahasiswa yang mengikuti lokakarya PKM saat itu. Pada kenyataanya mahasiswa sangat mengharapkan ada imbalan yang sebanding terhadap PKM ini seperti reward yang diterapkan universitas lain guna menarik perhatian mahasiswa untuk serius mengikuti PKM. Contohnya reward bebas tugas akhir skripsi bagi yang mengikuti PKM ataupun reward lainnya. Melalui reward akan dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam mengikuti PKM, sehingga akan menaikkan minat dan kreativitas dari mahasiswa UNP. Selain itu, untuk meningkatkan minat dan kreativitas mahasiswa terhadap kegiatan ini, diperlukannya

Oleh Intania Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa 2017 campur tangan dari dosen yang berada di perguruan tinggi. Pada kenyataannya PKM tidak hanya tanggung jawab dari mahasiswa, melainkan tanggung jawab semua elemen akademika yang ada di UNP. Sivitas akademika UNP sudah harus sadar bahwa kesuksesan dalam PKM ini bukan tanggung jawab satu pihak saja, melainkan setiap pihak harus saling mendukung. Sehingga harapan kedepannya bukan mahasiswa saja yang diperkenalkan dengan PKM, melainkan para dosen juga harus memiliki pengetahuan terhadap PKM itu sendiri. Hal ini agar terjalin relasi yang baik antara apa yang ingin dicapai universitas dengan kinerja dari semua elemen.


November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

OPINI

11

Saatnya Mahasiswa Sadar Akan Zero Waste Sampah plastik merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan. Pada kenyataanya sampah plastik banyak ditemui di lautan. Sampah plastik yang berakhir di lautan sangat berpotensi mencemari dan memberikan dampak yang serius bagi keseimbangan ekosistem di laut. Plastik tidak bisa diurai dan akan berubah menjadi mikro plastik yang tak kasat mata. Jika hal ini terjadi, maka mikro plastik ini akan termakan oleh ikan dan pada akhirnya masuk ke dalam darah orang yang memakan ikan tersebut. Indonesia adalah negara dengan jumlah sampah terbanyak nomor dua di dunia, terutama di lautan. Jika pohon-pohon adalah hutan darat, maka terumbu karang adalah hutan laut. Penelitian yang dilakukan ilmuwan dari Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Thailand, Myanmar, dan Kanada terhadap 159 terumbu karang dari tahun 2011-2014 di Asia Pasifik menyebutkan bahwa s a m p a h plastik paling banyak ditemukan di Indonesia, 26 bagian per 100 m2 terumbu karang, dan paling sedikit ditemukan di Australia. Hal ini dilihat dari BBC News Indonesia. Jumlah sampah yang banyak di lautan mengakibatkan rusaknya ekosistem laut. Banyak terumbu karang mati karena tidak mendapat sinar matahari akibat tertutup sampah plastik dan banyak ikan mati karena termakan sampah di laut. Dilansir dari Kompas.com, paus sepanjang 6,9 meter ditemukan mati terdampar di perairan Wakatobi, Sulawesi Tenggara dengan kondisi perut dipenuhi 5,6 kg sampah plastik. Padahal dalam agama Islam diajarkan menjaga kebersihan dan pentingnya menjaga lingkungan. Bahkan di dalam Al qur’an dikatakan bahwa kerusakan yang terjadi di muka bumi adalah karena ulah tangan manusia sendiri. Hal ini ditemukan pada surat Ar-Room ayat 41 yang artinya, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) per-

buatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).� Seperti yang diketahui produk apapun itu tidak akan lepas dari plastik. Di tempat-tempat umum banyak ditemukan dua tempat sampah yang berbeda, yaitu organik dan anorganik. Namun, pada kenyataannya ketika diambil oleh tukang sampah semuanya tercampur lagi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tidak ada pengolahan untuk sampah yang bisa didaur ulang. Dari kondisi yang sangat memperhatinkan tersebut, maka munculah istilah Zero waste. Zero waste adalah gaya hidup minim sampah. Sebenarnya, hidup minim sampah sudah diajarkan

Ilustrator: Ariska Novia Mariady ilus Desain Grafis: Mitha Melanie ilusDesain Putri* dari dulu oleh nenek atau kakek kita. Saya teringat jika dulu mengantarkan makanan pasti pakai rantang. Jika ke pasar, ibu juga sering membawa tas anyaman untuk meletakkan barang belanjaan. Lalu ketika membeli makanan, makanannya dibungkus pakai daun pisang. Banyak hal lain lagi yang sekarang sudah mulai hilang dan tergantikan oleh plastik. Dilansir dari Republika.co.id, negara yang telah menerapkan hal ini yaitu Irlandia, Denmark, Skotlandia, Jerman, Afrika, Ameriak Serikat, Prancis, Bangladesh, Australia, Meksiko, dan Italia. Contoh dari penerapan sederhana zero waste adalah ketika berjalan di tempat

umum kita pasti menemui sampah plastik, baik itu sampah minuman plastik atau kemasan plastik bungkus makanan. Kita bisa mengambilnya dan membuangnya ke tong sampah terdekat. Sebagai generasi muda yang sadar dan sudah mengetahui informasi mengenai hal ini, kita harus prihatin. Bagaimana jika seandainya bumi tempat kita tinggal akan bau dan penuh dengan sampah. Apa jadinya jika hal ini terus dibiarkan? Mengatasi hal ini, maka langkah awalnya yaitu memulai dari diri kita terlebih dahulu. Misalnya seperti mencari tahu dan menshare info mengenai zero waste di media sosial, kem u d i a n berdiskusi bersama teman sek a l i g u s memperkenalkan kepada mereka bagaimana cara menerapkan zero waste dalam kehidupan seharihari, meskipun saya belum sepenuhnya mempraktikkannya. Selain itu, solusi lain untuk hal ini adalah diadakannya roadshow ke kampus-kampus mengenai zero waste lifestyle yang melibatkan berbagai pihak dan pemberian paket zero waste berupa tote bag, tumblr, sapu tangan kecil, dan lainnya. Bisa juga jika membeli makanan seperti nasi goreng, bakso dan lain-lain bisa membawa wadah dari rumah sendiri, seperti yang dilakukan oleh Loliware yang akan memasarkan sedotan yang bisa dimakan dan akan menjadi perusahaan sedotan yang bisa dimakan pertama yang ada di dunia, (detik.com). Di Negara Republik Irlandia

Oleh Widia Lasmita Mahasiswa Bimbingan dan Konseling TM 2013

memberlakukan pajak sebesar 0,15 Euro dari Maret 2002 untuk setiap orang yang menggunakan kantong plastik dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 0,22 Euro. Dilansir dari Republika.com. bahwa di Meksiko diberlakukan denda bagi toko yang memberikan kantong plastik bagi pelanggan mereka sejak Desain Gr Agustus 2010 lalu. Peminimalisiran sampah bisa juga melalui penyuluhan kepada masyrakat oleh pemuda-pemuda yang sudah paham akan pentingnya menjaga lingkungan. Jika dari pemuda sudah sadar akan hal ini, maka masyarakat pun akan secara otomatis sadar apalagi ditambah adanya dukungan dari pihak pemerintah yang bertindak lebih tegas. Sebagai mahasiswa kita bisa juga memisahkan tong sampah organik dan anorganik di kos sendiri. Agar teman di kos tidak lupa, kita bisa memajang infografis mengenai zero waste di dapur. Infografis tersebut bisa kita peroleh dari internet, kemudian di print dan dipajang di dinding dapur atau tempat terdekat dengan tong sampah. Alangkah indahnya jika semua mahasiswa sadar dan mulai hidup dengan gaya zero waste. Kemudian setiap mahasiswa bisa menularkan hidup zero waste di kos dan rumahnya serta tempat mahasiswa mengadakan praktik lapangan nanti. Saya yakin volume sampah akan berkurang dan tidak akan terjadi banjir lagi ketika musim hujan. Semoga Allah memampukan saya dan kita semua untuk mengamalkannya dan mengkampanyekan zero waste lifestyle, baik dengan orasi maupun dengan literasi.

KOLOM

Ketergantungan Manusia Pada Gadget Kian Mengkhawatirkan Perkembangan zaman yang mencapai tahap modernisasi saat ini merubah pola pikir dan kehidupan manusia pada umumnya. Bahkan saat sekarang ini, teknologi sudah merambah ke pelosok dunia dan menjadi kebutuhan manusia. Halnya penggunaan teknologi seperti handphone berkembang sangat pesat di dunia, baik di kalangan anak-anak, remaja, dewasa ataupun orang tua. Handphone atau lebih dikenal dengan istilah gadget sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa dihindari lagi. Bahkan tanpa gadget, manusia tidak bisa menjalankan aktivitas dengan baik. Gadget menjadi prioritas pertama dalam kehidupan manusia, khususnya bagi kaula muda. Penggunaannya pun tanpa batas waktu normal, bahkan mengunakannya sampai 24 jam per hari . Kini gadget sudah menjadi salah satu kebutuhan primer bagi kebanyakan orang. Angka pengguna gadget di Indonesia sendiri pun cukup tinggi, bahkan jumlah gawai yang beredar lebih banyak daripada jumlah penduduk di Indonesia. Fakta ini menyadarkan kita betapa bergantungnya hidup kita pada gadget,

terutama smartphone. Saat ini manusia telah di butakan dengan adanya teknologi yang serba canggih, apalagi gawai memiliki banyak aplikasi, bukan hanya media sosial namun telah ditemukannya permainanpermainan yang sangat diminati oleh manusia sampai pelosok dunia. Bertambahnya penemuan baru ini, mengakibatkan dampak terhadap diri sendiri dan diri orang lain yang ada lingkungan sekitar. Adanya penemuan itu mengakibatkan manusia akan bertahan lama menggunakan gadget mereka setiap waktu, sehingga akan membuat segala sesuatu terabaikan. Sebuah permainan yang ada di dalam gadget tersebut membuat semua orang berpaling dari segala bentuk pekerjaan, sehingga apa yang akan dilaksanakan akan tertunda dan tidak bisa dikontrol lagi. Bahkan gadget juga berdampak pada kesehatan diri kita sendiri. Banyak para remaja rela tidak makan demi membeli paket data dan bermain game seharian. Dampak yang timbul akibat kecanduan tersebut sangat nampak pada diri individu itu sendiri,

sehingga apa yang dilakukan pun harus menggunakan gadget. Bayangkan saja, jika kita lupa di mana kita meletakkan gadget, pasti banyak dari kita yang akan merasa sangat panik dan ketakutan. Ketakutan yang dirasakan memang bukan tanpa alasan, salah satunya adalah masalah biaya yang harus dikeluarkan jika kita benar-benar kehilangan gadget, dan juga kehilangan akses berbagai data, mulai data penting hingga data-data rahasia yang ada pada gadget. Belum lagi ditambah kesulitannya berkomunikasi dengan orang lain. Ketergantungan itu membuat kita akan kesulitan dalam melepaskan gadget dari genggam kita karena itu adalah satu hal yang sangat penting dan berharga. Sebaiknya kita bisa mengontrol bagaimana batas penggunaan teknologi yang baik dan benar sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Bukan menjadikan gadget sebagai prioritas utama dalam kehidupan kita sendiri, sehingga melupakan orang-orang di sekitar, pekerjaan, pendidikan bahkan melupakan masa depan kita nantinya. Ini mengakibatkan kekhawatiran yang cukup signifikan

Oleh Nur Anisa Mahasiswa Prodi Perpustakaan dan Ilmu Informasi TM 2017 akibat ketergantungan gadget ini. Hal ini membuat kita harus was-was dalam menggunakan gadget agar tidak menjadi ketergantungan atau kecanduan. Hidup itu tidak selamanya bergantung kepada gawai, karena selain butuh hiburan tubuh kita juga butuh asupan makanan dan istrahat yang cukup agar tubuh tidak merasakan sakit. Teknologi seharusnya menjadikan diri kita mengerti bagaimana menggunakannya untuk memudahkan segala urusan tanpa menyiksa diri sendiri dalam hal ketergantungan yang berlebihan.


FOTO

12

November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

Porprov ke XV Sumatra Barat

Wushu : Atlit wushu dari Bukittinggi yang turun di Taolu (Seni) sedang memperagakan beberapa gerakan di GOR Rajo Bujang Pariaman, Selasa (20/11). Gerakan taolu yang diperagakan ini adalah nomor senjata pendek ( Daoshu) yang mengacu pada pemakaian golok dalam gerakannya. f/Anggi*

Tenis lapangan lapangan: Petenis dari Pasaman Barat tengah mengejar bola pukulan dari petenis 50 Kota pada pertandingan tenis di GOR Rajo Bujang Pariaman, Selasa (20/11). f/Anggi*

Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) ke XV Sumatra Barat berlangsung di Kabupaten Padangpariaman, acara ini berlangsung dari tanggal 18-30 November 2018. Mengusung maskot Si Kambia yang mengambarkan sebagai sosok yang kuat, layaknya kesatria atau seorang pelindung yang adil dan bijaksana. Porprov kali ini mempertandingkan 35 cabang olahraga antara lain atletik, angkat besi, angkat berat, aero sport, balap sepeda, bola basket, bola volly, sepak bola, bridge, bulu tangkis, catur, dayung, gulat, judo, karate, kempo, pencak silat, taekwondo, t a r u n g d e r a j a t , w u s h u, m e n e m b a k , balap motor, panahan, panjat tebing, renang, senam, futsal, sepak takraw, tenis lapangan, tenis meja, soft tenis, tinju, biliar, sepatu roda, muaithai, dan cricket. Gantole Gantole: Atlet gantole dari Kabupaten Padangpariaman sedang melakukan start terbang pada nomor ketepatan pendaratan di Korong Gunung Kamter, Nagari Sungai Buluah Selatan, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padangpariaman, Sabtu (24/11). f/Anggi*

Tinju Tinju: Petinju dari tuan rumah (Padangpariaman) sedang melayangkan pukulan ke petinju dari Bukittinggi di GOR Rajo Bujang Pariaman(20/11). Pertadingan dimenangkan oleh atlet tuan rumah. f/Anggi*

Paralayang Paralayang: Atlet Paralayang Pesisir Selatan dibantu tim juri sedang membentangkan parasut sebelum memulai petandingan di Korong Gunung Kamter Nagari Sungai Buluah Selatan, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padangpariaman, Sabtu (24/11). Nomor yang diikuti atlet tersebut adalah cross country yaitu teknik terbang dengan lamanya berada di udara untuk menempuh jarak yang jauh dengan hanya mengandalkan angin dan matahari. f/Anggi*


November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

TEROPONG

13

Status Tanah di Lingkungan UNP Universitas Negeri Padang (UNP) memperoleh akreditasi A sejak 29 Desember 2016. Hal ini membuat UNP terus memperbaiki sarana dan prasarana guna mengembangkan pendidikan yang lebih baik. Lingkungan yang nyaman juga dibutuhkan oleh sivitas akademika dalam proses perkuliahan. Namun, masih ditemukan kawasan pemukiman penduduk dalam lingkungan kampus yang belum jelas status kepemilikannya. Sebagian kawasan perumahan yang berada di samping Fakultas Ekonomi (FE) di lingkungan UNP juga dijadikan sebagai kos-kosan mahasiswa. Sri Rahayu Ningsih, Mahasiswa Jurusan Akuntasi TM 2016 yang menghuni salah satu kos dalam lingkungan UNP mengatakan bahwa dengan adanya rumah di lingkungan kampus lebih memudahkan karena jaraknya yang dekat. Terkait status kepemilikan tanah, ia tidak mengetahuinya dan berharap agar koskosan dalam kawasan kampus tidak digusur supaya mereka tidak harus mencari kos baru. “Kalau ngekos dalam lingkungan kampus tidak perlu takut telat,” ujarnya, Senin (26/11). Sementara itu, Mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia TM 2017, Nurdian Hamama mengatakan keberatan dan merasa tidak nyaman dengan adanya

pemukiman dalam lingkungan kampus. Ia juga mempertanyakan terkait status kepemilikan tanah yang berada di dalam kawasan kampus apakah milik UNP atau milik masyarakat luar. “Sebaiknya dalam lingkungan UNP dikhususkan untuk pendidikan saja, agar proses pembelajaran lebih efektif,” ujarnya, Kamis (29/11). Pensiunan Dosen Universitas Andalas (UNAND) yang tinggal di lingkungan UNP, Nur Haida Hamzah mengungkapkan bahwa hak kepemilikan tanah merupakan milik pertanian UNAND dan belum mendapat surat terkait masalah pemukiman dalam lahan kampus. “Dahulunya kami menyicil dengan uang Rp.100.000 ribu dengan tagihan Rp.10.000 ribu per bulannya untuk tinggal di sini,”ujarnya, Selasa (27/11). Pemuka Masyarakat, Nonya Safrudin juga mengatakan bahwa tanah yang ada di sebelah FE UNP berstatus sebagai hak milik UNAND. Bahkan jika tanah tersebut sah milik UNP dan dilakukan penggusuran, Safrudin tidak mempermasalahkannya, akan tetapi ia meminta pihak UNP mengganti kerugian warga yang tinggal di kawasan tersebut. “Tanah ini milik yayasan bukan milik penduduk” ujarnya, Selasa (27/11). Menanggapi hal tersebut, Kepala Bagian Umum Hukum dan Barang Milik Negara (UH-

Rumah penduduk di belakang FE FE: Beberapa rumah penduduk yang ditempati oleh dosen Universitas Andalas (Unand) dan kos-kosan mahasiswa di belakang Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Padang (UNP), Jumat (14/12). Rumah penduduk tersebut dikelola oleh pihak Unand dan kepemilikan tanah atas milik negara. f/Anggi*

BMN) UNP, Suhardi, menyatakan bahwa tanah tersebut milik negara dan UNAND hanya sebagai pengelola. Oleh karena itu, UNP tidak bisa membeli tanah tersebut, kecuali ada perintah langsung dari atasan UNAND agar tanah ini dialihtangankan kepada UNP untuk dikelola. Ia juga me-

ngatakan bahwa permasalahan ini sebelumnya pernah dibicarakan dengan pihak UNAND, namun mereka meminta timbal balik tanah kampus cabang di Ulu Gadut. Terkait keluhan mahasiswa yang menyatakan kurang nyaman dengan adanya pemuki-

man di dalam kampus, Suhardi menambahkan bahwa memang ada peraturan terkait tidak efektifnya pemukiman, selain rumah dinas dalam suatu lingkungan pendidikan.”Saat ini Rektor juga tengah mengusahakannya, agar bisa dikelola UNP,” tutupnya, Rabu (12/12). Nur*

UNP Raih Nominasi Lima Besar PTN Menuju Inf ormatif Informatif Komisi Informasi Publik (KIP) Republik Indonesia (RI) menobatkan Universitas Negeri Padang (UNP) sebagai lima besar Perguruan Tinggi Negeri (PTN) menuju informatif di Istana Wakil Presiden RI, Senin (5/11). Hal ini dikarenakan UNP memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik poin c. Dalam UndangUndang tersebut dinyatakan bahwa keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik terhadap penye-

lenggaraan negara dan Badan Publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada kepentingan publik. Mahasiswa Jurusan Manajemen TM 2016, Tania Dwipa Siswara mengatakan bahwa penghargaan tersebut pantas didapatkan oleh UNP. Tania beralasan bahwa situs website UNP

dari hari ke hari semakin berkembang. Berbagai situs website UNP telah banyak menyediakan informasi yang ia butuhkan. Namun, Tania menyayangkan keterbaruan informasi yang lambat. Selain itu, pelayanan administrasi juga sedikit lama ditanggapi oleh staf-staf UNP. “Terlepas dari itu, UNP memang pantas masuk nominasi tersebut,” ujarnya, Jumat (30/11). Menanggapi hal tersebut, Kepala Bagian Kerjasama dan Humas UNP, Novri Elvida, M. Pd., mengatakan bahwa persentase

informasi yang terdapat di dalam website UNP merupakan dasar UNP dinobatkan sebagai PTN menuju informatif. Keterbukaan informasi di website UNP dilihat dari persentase tersebut, baik bagi masyarakat kampus maupun masyarakat umum. “Istilahnya tidak ada yang ditutup-tutupi,” ujarnya, Rabu (12/12). Selain itu, Novri mengatakan bahwa keterbukaan ini dilihat dari isian Self Assesment Quesionary (SAQ) yang diberikan oleh KIP kepada UNP. Misalnya keuangan UNP, kalender akade-

mik, penerimaan tenaga kontrak, dan lainnya. “Sistem daring yang digunakan UNP saat ini juga salah satu bentuk layanan informasi,” ujarnya. Lebih lanjut, Novri mengatakan bahwa update informasi di website UNP dilakukan dengan cepat. Apapun informasi mengenai UNP langsung dimasukkan ke dalam website dan media sosial UNP. “Hanya saja, mahasiswa ada yang aktif dan ada yang tidak aktif sehingga tidak mengetahui informasi tersebut,” ujarnya. Irza

KILAS

Banjir: Seorang mahasiswa sedang melewati genangan air di depan Kolam Renang Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang, Senin (10/12). Kawasan ini merupakan langganan banjir, apabila hujan turun lebat. f/Anggi*

Kotak Hydrant: Kotak hydrant kosong di depan Fakultas Ilmu Sosial, Selasa (23/10). Selang dan alat pemadam api lainnya diamankan di dalam gedung rektorat. Hal ini dikarenakan jika dibiarkan di dalam kotak tersebut, takutnya selang dan alat pemadam api tersebut akan hilang. Hal ini diungkapkan oleh Kasubbag Rumah Tangga Universitas Negeri Padang, Endri, S.T. f/Anggi*


November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

FEA TURE FEATURE

14

CRU Tanggulangi Gangguan Gajah Liar Conservation Response Unit (CRU) merupakan tempat konservasi gajah yang berdiri pada 8 Juni 2007 di Sampoiniet, Aceh Jaya. CRU ini berdiri berdasarkan usulan pemerintah yang bekerjasama dengan lembaga Flora Fauna Internasional (FFI) atas respon terhadap permasalahan satwa liar dengan masyarakat. Oleh Monalisa Mahasiswa Jurusana Bahasa dan Sastra Indonesia Pagi itu, Kamis (8/11) sekitar 08.30 WIB Ganto bersama peserta dan panitia Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) UKM Pers DETaK Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) bersiap-siap berangkat ke Sampoiniet, Aceh Jaya. Jarak tempuh yang dibutuhkan untuk sampai ke Sampoiniet kurang lebih empat jam perjalanan dari Banda Aceh menggunakan angkutan umum. Kami berangkat menggunakan mobil patroli polisi. Untuk sampai di CRU Sampoiniet melalui medan dengan banyak tikungan. Lahan berdirinya CRU merupakan milik pemerintah dengan luas 2 hektar. Pendirian CRU di Aceh Jaya juga dikarenakan intensitas terjadinya gangguan dari gajah liar sangat tinggi dibandingkan kabupaten lain. Aceh memiliki populasi gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) terbanyak di Sumatera, diperkirakan lebih dari 500 individu yang hidup tersebar di 2/3 wilayah Aceh. Leader CRU, Samsul Rizal mengatakan bahwa Sampoiniet dipilih sebagai lokasi berdirinya CRU karena letak geografisnya yang

berada hampir di tengah Aceh Jaya. Hal ini supaya pihak CRU lebih cepat memberi respon ke seluruh penjuru Aceh Jaya jika terjadi konflik antara manusia dan gajah. Konflik yang dimaksudkan adalah ketika gajah liar turun ke perkebunan masyarakat dan memakan tanaman masyarakat, maka masyarakat akan marah dan kemudian membunuh gajah. “Tugas kami di sini merespon supaya tidak terjadi hal tersebut,” jelas Rizal. Salah satu cara yang ditempuh personil CRU Sampoiniet adalah ketika gajah turun ke perkebunan masyarakat, mereka akan menggiring gajah tersebut kembali ke habitatnya dengan cara menggiringnya dengan mercon. Jika tidak bisa diiringi menggunakan suara ledakan/ mercon dan ditakutkan membahayakan gajah maupun personil CRU, maka mereka akan membawa gajah jinak yang ada di CRU. Sebelum berdirinya CRU, ada selisih paham dengan masyarakat. Awalnya masyarakat berpikir bahwa jika ada gajah jinak di CRU, maka akan mengundang gajah liar. Padahal

Fot o Ber sama : Peserta dan panitia PJTLN DETaK Unsyiah saat memandikan gajah bersama mahout di sungai oto Bersama f/doc belakang CRU Sampoiniet, Aceh Jaya, Kamis (8/11).f/doc

fungsi gajah jinak di CRU untuk menggiring gajah liar kembali ke habitatnya dan sampai sekarang gajah liar belum pernah datang ke CRU. Di CRU terdapat beberapa bangunan, diantaranya aula pertemuan, musala, bangunan utama, toilet, tempat penginapan pengunjung, dan barak peristirahan mahout. Kemudian ada empat ekor gajah, dua gajah jantan dan dua gajah betina. Masing-masing bernama Aziz (sekitar 28 tahun), Olo (sekitar 25 tahun), Isabella (sekitar 35 tahun), dan Joanna (19 tahun). Selain itu, ada 12 personil yang menjaga CRU, seorang ketua, dua orang ranger (orang yang tau kawasan hutan, gejala alam, dan keberadaan gajah di Aceh Jaya), empat orang mahout (orang yang merawat dan melatih gajah), empat orang asisten mahout, dan seorang humas. Kemudian ada dari polisi hutan dan masyarakat setempat. Satu

gajah dirawat oleh satu mahout dan satu asisten mahout. Ditilik sekilas, sikap gajah hampir 60% mirip dengan mahoutnya. “Kalau mahoutnya malas, gajah yang dilatihnya juga cenderung malas,” jelas Rizal. Jadwal tetap di CRU ada beberapa, pukul 8.30 WIB memandikan gajah, memberi makan, memeriksa dan merawat kesehatan gajah serta melatih gajah. Jam 17.00 WIB kembali memandikan gajah, memberi makan dan melatihnya. Selain itu, jika ada waktu luang atau sedang tidak menyelesakan konflik, personil CRU akan menggiring gajah ke hutan untuk mengajak jalanjalan sambil mencari tanaman liar seperti palem-paleman, getah-getahan, rumput-rumputan untuk makanan gajah. Jika ingin bermain dengan gajah di CRU harus dipandu oleh mahout, baik memandikan atau naik ke punggung gajah. Rizal juga berpesan saat berdekatan

dengan gajah di CRU tidak boleh langsung berhadapan, tapi menyamping. Hal ini bertujuan agar kita tidak terkena belalai gajah jika gajah digigit sesuatu. Kawasan gajah di CRU diberi pagar listrik pembatas, jika ada tamu yang ingin melihat gajah CRU Sampoiniet akan membukakan pintu. Beberapa wisata yang ditawarkan seperti patroli dengan gajah, foto bersama gajah, memandikan gajah, streching, ubing/arum jeram, menelusuri sungai, dan ekspedisi goa. Pihak CRU juga membuka peluang bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian. “Kita membuka peluang untuk ekowisata serta mengarahkan masyarakat menjaga lingkungan,” jelasnya. Sebagai masyarakat hendaknya kita memahami bagaimana menjaga lingkungan hidup, terutama konflik satwa liar dan manusia yang berada di sekitar kita.

Warga Sei Sembilang Krisis Air Bersih Taman Nasional (TN) Sembilang adalah taman nasional yang terletak di pesisir Provinsi Sumatera Selatan. Selain terdapat berbagai jenis satwa di taman seluas 2.051 km2 ini juga terdapat hutan rawa gambut dan hutan rawa air tawar (Wikipedia). Dari berbagai sumber di lapangan, Ganto mendapatkan bahwa di TN Sembilang, tepatnya di Dusun Sei Sembilang terdapat 1.430 jiwa penduduk yang tinggal di sana. Meskipun demikian, ketersediaan air bersih di Dusun Sei Sembilang terbilang sangat sulit. Oleh Hega Dwi Dian Dola Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Saat melakukan perjalanan di sana, Ganto melihat seorang ibu rumah tangga, Neti (40) sedang memegang selang air untuk mengisi jejeran jeriken dari sumur bor milik Ape Kisong dan Among yang ada di sana. Air di dalamnya merupakan air payau yang digunakan warga untuk keperluan seharihari, seperti untuk mencuci baju, mandi, mencuci piring, dan sebagainya. Selain itu, warga juga menampung air hujan untuk kebutuhan sehariharinya. Banyak jeriken, ember bahkan drum yang berjejer di depan rumah warga ketika hujan turun. Dapat dikatakan bahwa Sei Sembilang dan penampungan air ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Disebabkan beberapa hal, warga Sei Sembilang ada yang langsung meminum air hujan tanpa direbus. Namun, salah seorang warga, Yana (40) mengatakan bahwa ia hanya minum air hujan mentah ketika air hujan yang direbusnya masih

panas, Selasa (13/11). Selain air hujan yang ditadah, Yana juga menggunakan air galon untuk minum dan memasak. Biasanya air galon dibeli warga di kedai seharga Rp15.000/galon atau membeli langsung kepada nelayan yang datang dari Palembang ke Sei Sembilang.Bagi Yana biasanya satu galon bisa bertahan dua hari. Sementara untuk mandi, mencuci baju dan untuk menunjang aktifitas lainnya menggunakan air sumur bor yang payau dan rata-rata dua jeriken berkisar Rp2.000/hari. Salah seorang pemilik toko, Anwar (50) mengatakan bahwa air mineral yang dijualnya seharga Rp 25.000/kardus. Itu kebanyakan dibeli oleh pendatang atau nelayan-nelayan yang singgah di Sei Sembilang. Sementara untuk air minum memang dijual seharga Rp15.000/galon. Hal ini disampaikan pada Selasa (13/11). Mirisnya, air hujan juga diperjualbelikan oleh warga yang memiliki tempat penampungan

Kekur angan Air Kekurangan Air: Seorang anak sedang mendorong jeriken yang berisi 20 liter air tawar, sementara ibunya menarik tali tambang yang diikatkan ke jeriken, Senin (12/11). f/Hega

yang besar. Salah satunya diakui oleh Leni (30). Ia mengatakan, jika persediaan airnya habis, ia akan membeli air hujan kepada Ibu Sri seharga 5.000/galon. Selain air bersih yang dibeli warga ke kedai, sejak April 2018 dibangun satu sumur bor yang didukung oleh Zoological Society of London yang menghasilkan air tawar yang bisa langsung diminum oleh warga. Petugas sumur bor, Anang (60) mengatakan bahwa untuk pertama kali air sumur bor digunakan pada bulan Oktober dan dibagikan secara gratis. “Setelah itu warga membayar air se-

harga Rp 5.000/galon,” ujarnya, Senin (12/11). Padahal meminum air hujan secara langsung berbahaya bagi kesehatan. Dilansir dari Yukiwaterfilter, berbagai studi terkait komposisi kimia dalam air hujan, baik yang jatuh secara langsung maupun yang mengalir melalui atap telah terkontaminasi dengan zat-zat yang berbahaya, seperti spora bakteri dan jamur, debris atau kotoran dari makhluk hidup yang mengalami pembusukan serta polutan kimia. Berdasarkan studi yang dilakukan Evans CA, dkk terhadap

air hujan, ditemukan bahwa rata-rata jumlah kuman yang terdapat 1.362 bakteri per sampel air hujan. Air hujan yang bersentuhan dengan atap memilki tingkat kontaminasi yang lebih tinggi sehingga akan membahayakan kesehatan warga yang terbiasa meminum dan mengolah makanan dengan air hujan tersebut. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, tetapi warga di Sei Sembilang masih kekurangan air bersih. Semoga pemerintah segera mencarikan solusi terkait air bersih bagi warga Dusun Sei Sembilang.


November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

15

TELUSUR

Benteng Anoi Hitam, Saksi Penjajahan Jepang Tidak ada yang menyangka bahwa Sabang juga pernah dijajah oleh bangsa Jepang. Bahkan sebuah bangunan yang didirikannya sekarang menjadi objek wisata sejarah yang banyak dikunjungi oleh wisatawan. Oleh Ariska Novia Mariady Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indosia TM 2016 Siang itu, dari jendela mobil polisi yang saya naiki langit terlihat cerah mengawali perjalanan menuju ke salah satu objek wisata di Kota Sabang. Tempat yang hendak saya tuju ialah Benteng Anoi Hitam yang berlokasi di Pantai Anoi Hitam Kecamatan Sukajaya, Kota Sabang sekitar 12 km dari pusat Kota Sabang. Memasuki kawasan benteng akan nampak bukit dengan anak tangga serta pepohonan rindang, sehingga menambah kesan suasana yang sejuk. Benteng yang dibangun antara 1942-1945 ini dahulunya dijadikan sebagai tempat perlindungan dan penyimpanan senjata bagi armada Jepang saat perang dunia II. Menurut referensi dari Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS), menceritakan bahwa tentara Jepang mendarat di pulau Weh atau yang lebih dikenal dengan Kota Sabang pada 12 Maret 1942. Sejak 14 Juli 1942, Sabang menjadi markas angkatan ke-9 Armada Expeditionary 1 Angkatan Laut Jepang. Mulanya tentara Jepang ini menggali terowongan sebagai tempat perlindungan. Namun, setelah tiga tahun terlibat

perang dunia II, Jepang ditakhlukkan oleh sekutu hingga akhirnya meninggalkan benteng ini. Menyusuri jalan setapak di kawasan benteng ini, terdapat empat bungker dengan ukuran yang berbeda-beda. Dengan adanya bungker ini membuat kita merasakan kesan khusus dari sebuah tempat persembunyian. Pada tangga pertama, terdapat sebuah bunker berukuran sekitar 2x3 meter. Selanjutnya di sela-sela batu berbentuk lorong menuju bagian atas benteng terdapat dua bungker yang melewati dinding batu dengan ukuran lebih besar dari bungker pertama. Sementara tiga bungker lainnya terdapat di bagian atas benteng dan untuk mencapainya, pengunjung harus menaiki anak tangga. Bungker utama berada di atas bukit setinggi 20 meter dengan latar belakang yang menghadap ke arah laut Selat Malaka. Dari sini disuguhkan hamparan laut yang terbentang luas dan pengunjung dapat melihat laut lepas dihiasi perahu nelayan. Bungker utama tersebut berukuran lebih besar dari bungker lainnya. Di dalam bungker utama, terdapat sebuah meriam tua yang terbuat dari besi. Meriam tersebut diletakkan di

Situs Cagar Budaya: Sejumlah pengunjung sedang menikmati pemandangan yang terdapat di sekitar situs cagar budaya Benteng Anoi Hitam, Kecamatan Suka Jaya, Kota Sabang, Minggu (11/11). f / d o c

dalam bunker yang berfungsi untuk mengarahkan bidik ke arah laut untuk mencegah kapal musuh memasuki wilayah perairan Sabang. Meriam tersebut berukuran tiga meter, dengan kondisi sedikit buntung dan tidak terawat. Dilansir dari bpks.go.id, awalnya, terdapat dua meriam di wilayah Pantai Anoi ini. Namun, salah satu meriam telah dipindahkan ke Sabang Fair bersama meriam dari benteng lainnya. Selain itu di sekeliling pantainya terdapat batu karang serta air

yang jernih bagaikan cermin raksasa. Tempat wisata ini jauh dari hiruk pikuk aktivitas manusia dan tersembunyi di balik bebukitan. Debur ombak yang tenang dengan semilir angin yang lembut membelai pengunjung yang dan terasa melenakan. Tempat ini menawarkan sensasi lebih dekat dengan alam yang mendamaikan jiwa sekaligus menenteramkan pikiran. Salah seorang pengunjung, Fitri Ramadhani mengatakan bahwa dengan mengunjungi

Benteng Anoi Hitam, membuat ia teringat dan membayangkan bagaimana kondisi pada zaman dahulu. Fitri berharap benteng ini dirawat dengan baik dan dilakukan perbaikan, tapi tetap mempertahankan desain sebelumnya. Hal ini menurutnya sebagai saksi bahwa Sabang pernah di jajah oleh Jepang. “Selain bisa berwisata sejarah, juga menyajikan pemandangan yang sangat menakjubkan,” ungkapnya sembari memandang birunya lautan, Minggu (11/11).

RAGAM

Bandung dengan Segala Ceritanya Oleh Dinni Ramayani Ada yang berbeda dari kompetisi kali ini. Ada rasa yang tak biasa, ada pengalaman yang tak pernah bisa dilupakan. Kali ini bukan sekadar kompetisi, tetapi lebih kepada alarm pengingat diri tentang “Sudah seberapa cinta terhadap Indonesia? Apa yang bisa kamu berikan untuk Indonesia? Dan bagaimana kesiapanmu untuk mempertahankan Indonesia dari masa ke masa?” Ya, itulah yang saya rasakan setelah mengikuti Lomba Parade Cinta Tanah Air (PCTA) tingkat nasional September lalu. PCTA merupakan salah satu acara bergengsi dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) Republik Indonesia (RI) yang diadakan setiap tahun. Tahun lalu diadakan di Jakarta dan tahun ini diadakan di Bandung. Lomba ini berlangsung pada 17-23 September 2018 yang diikuti oleh mahasiswa dan siswa SMA dari 34 Provinsi se-Indonesia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air, menumbuhkan rasa bela negara, dan mempersiapkan generasi penerus bangsa yang berkarakter serta siap menghadapi tantangan dunia. Hal ini tergambar jelas dari tema yang diusung, yakni “Mewujudkan Generasi Muda

Berkarakter, Maju, dan Mandiri yang Cinta Tanah Air”. Seleksi yang ketat dan panjang harus dilalui untuk mengikuti lomba ini. Alhamdulillah wa qadarullah, saya dan rekan saya, Rezy Saputra diamanahkan Universitas Negeri Padang (UNP) untuk mengikuti seleksi tingkat provinsi dan bersaing dengan belasan universitas se-Sumbar. Alhamdulillah lagi, tim kami mendapatkan juara 1 di tingkat Sumbar dan terpilih mewakili Sumbar ke tingkat nasional. Pada hari pertama, kami diberi penjelasan umum tentang rangkaian acara dan berkumpul bersama delegasi dari 34 provinsi yang tergabung dalam 240 tim lomba dengan total keseluruhannya 4.080 peserta. Selanjutnya, hari kedua diawali dengan pembukaan lomba PCTA oleh Dirjen Potensi Pertahanan, Prof. Dr. Ir. Bondan Tiara Sofyan, M. Si., dan dilanjutkan dengan penjelasan singkat sejarah Siliwangi dan perjuangan rakyat serta TNI di Provinsi Jawa Barat. Setelah itu, lomba PCTA pun dimulai. Masing-masing peserta mempresentasikan karya inovasinya di Hotel Golden Flower, Bandung. Setelah lomba usai, dilanjutkan dengan pembekalan usaha mikro kecil dan menengah di

bidang teknologi dan umum oleh Dosen Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Marius Widyanto sebagai Owner Kaos C59. Di hari ketiga, kami diberi pembekalan di bidang sosial media oleh Valentino “Jebret”, komentator bola terkenal dan Youtuber Produktif Indonesia. Kami diberi motivasi tentang memanfaatkan sosial media, diajarkan untuk menjadi youtuber, dan pembekalan me- Fot o ber sama oto bersama sama:: Peserta PCTA 2018 berfoto bersama dengan Menteri Pertahanan RI, Jenderal ngenai manaje- TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu di Hotel Golden Flower, Bandung, Sabtu (20/10). f/doc men bisnis. Tujuannya agar kami menjadi gejata dan peralatan perang serta nerus bangsa di masa mendanerasi yang cerdas dalam bersosial ke UNIKOM untuk melihat tektang. Setelah diskusi, kegiatan media, tidak mudah terpengaruh nologi terbaru yang mereka dilanjutkan dengan pengumuberita hoax, dan mempersiapkan temukan. man juara lomba PCTA 2018. generasi muda agar mampu menDi hari keempat, Kami keTim kami belum diberikan keciptakan lapangan pekerjaan di datangan Menteri Pertahaan RI, sempatan untuk menjadi juara, masa mendatang. Jenderal TNI (Purn) Ryamizard tapi kami tetap bangga karena Setelah itu, kami diajak oleh Ryacudu beserta istri, drg. Nora sudah berusaha melakukan dan Kemhan RI melakukan kunTriatyana Ryamizard, Mars., memberikan kontribusi terbaik. jungan industri dan wirausaha yang disambut sangat meriah. Hal ini sungguh menjadi Bandung. Kami mengunjungi PT Kami berdiskusi tentang berpengalaman yang tidak akan Pindad yang memproduksi senbagai hal terkait generasi peterlupakan.


November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

TEROPONG

16

Pemilu BEM UNP Periode 2018/2019 Berdasarkan berita acara PPU Nomor 8/UN35.11.2.1.1/BA/ PPU/MPMUNPXI/2018 tentang penetapan calon Presiden Mahasiswa (Presma) dan Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) BEM UNP periode 2018/2019, Calon Presma dan Wapresma yang lulus seleksi ada dua pasang calon, yaitu pasangan Indra Kurniawan Rizki (FMIPA)-Ahlul Aulianur (FT) dan Dirat Mahadiraja (FT)-Bara Agung Perdamaian (FIK), Rabu (21/11). Sekretaris Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM), Yogi Atma Yolanda mengatakan bahwa dalam pemilu presma dan wapresma ini ada tiga panitia. Diantaranya Panitia Pemilihan Umum (PPU), Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu), dan Tim Audit Keuangan. “MPM hanya bertugas memantau dan menunggu laporan dari PPU jika ada masalah,” ujarnya. Selain itu, ia mengatakan bahwa calon presma dan wapresma ditetapkan oleh PPU dengan memperhatikan petunjuk teknis organisasi UNP dan petunjuk pelaksanaan pemilu. Kelengkapan administrasi bakal calon presma dan wapresma, kata Yogi, diserahkan kepada PPU di sekretariat MPM UNP sesuai de-

ngan waktu yang telah ditetapkan. Lebih lanjut, Yogi mengatakan bahwa penetapan calon presma dan wapresma nantinya dilakukan dalam sidang verifikasi akhir oleh PPU. “Penetapan tersebut disaksikan oleh Panwaslu, Tim Audit Keuangan, dan MPM,” ucapnya. Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan pemilu, alur yang dilalui pasangan calon presma dan wapresma yang lulus seleksi, yakni kampanye pada 23 November-1 Desember, kampanye dialogis pada 28 November, masa tenang pada 2-4 Desember, dan pelaksanaan e-voting pada 5 Desember. Dilansir dari ganto.co, PPU menggelar kampanye dialogis untuk calon presma dan wapresma BEM UNP di Teater Tertutup Mursal Esten, Rabu (28/11). Pada kampanye tersebut, pasangan Dirat Mahadiraja-Bara Agung Perdamaian mendapat nomor urut 1 dan pasangan Indra Kurniawan Rizki-Ahlul Aulianur mendapat nomor urut 2. Masingmasing pasangan calon menyampaikan visi dan misinya di depan perwakilan mahasiswa UNP yang hadir. Berdasarkan hasil e-voting, pasangan nomor urut 1 memperoleh 2.187 suara, sedangkan pa-

Almamater Berbayar Mahasiswa baru (maba) Universitas Negeri Padang (UNP) TM 2018 membayar jaket almamater sebesar Rp 150.000. Berdasarkan peraturan dari Kemeterian Riset, Tekonologi dan Pendidikan (Kemenristekdikti) tentang pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) disebutkan bahwa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dilarang memungut uang pangkal dan atau pungutan lain selain UKT dari mahasiswa baru program pascasarjana dan program diploma. Selain itu, dalam pasal 9 nomor 1 poin keempat disebutkan bahwa PTN dapat memungut uang pangkal dan atau pungutan lain selain UKT dari mahasiswa baru program sarjana dan diploma yang terdiri atas, (1) mahasiswa asing (2) mahasiswa kelas internasional (3) mahasiswa jalur seleksi mandiri. Namun kenyataanya uang almamater bagi mahasiswa tahun masuk 2018 jalur masuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) masih di pungut. Jaket almamater berbayar ini menjadi pertanyaan besar bagi sejumlah mahasiswa. Pasalnya mahasiswa telah membayar UKT yang telah mencakup biaya perkuliahan. Hal ini menjadi keluhan beberapa mahasiswa, salah satunya Mahasisiwa Jurusan Geografi TM 2018 jalur masuk SBMPTN, Mutiara Arminingtyas. Ia mengatakan bahwa belum mendapat almamater dikarenakan belum bisa membayarnya. Ia merasa sedikit keberatan dengan hal ini karena universitas lain tidak membayar, sedangkan UNP yang telah terakreditasi A membayar. “Padahal sama-

sama universitas negeri,” ujarnya, Jumat (24/11). Tidak jauh berbeda dengan Mutiara, Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2018 Yoga Afandi, juga menyatakan keluhannya. Ia merasa keberatan dengan adanya pembayaran ini, karena sepengetahuannya seniornya tidak membayar untuk mendapatkan jaket almamater ini. Ia mempertanyakan kenapa ada perbedaan untuk mendapatkan jaket almamater sekarang. “Mengapa untuk mahasiswa TM 2018 membayar,” ujarnya. Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor II UNP, Ir. Syahril, M.Sc. Ph.D., mengatakan bahwa jaket almamater ini tidak termasuk dalam UKT, itulah sebabnya mahasiswa melakukan pembayaran. Selain itu, ia juga mengatakan bahwa UNP tidak menyediakan jaket almamater, tapi ada sebuah unit jasa industri yang bekerjasama dengan UNP dalam penyediaannya. Ia menjelaskan yang termasuk dalam UKT ialah uang sumbangan pendidikan dan retribusi pelayanan yang ada di UNP. Lebih lanjut, Syahril menjelaskan karena tidak berlakunya transaksi tunai di UNP, maka dari itu pihak unit jasa industri tersebut bekerjasama dengan Badan Akademik Kemahasiswaan (BAK) dalam pembayarannya. Sedangkan bagi mahasiswa yang masuk lewat jalur bidikmisi tidak dikenakan biaya untuk jaket almamater. Hal ini dikarenakan dari beasiswa yang diperolehnya sudah ada pemotongan untuk jaket almamater sendiri. “Jadi mereka dibayarkan oleh pemerintah pusat,” ujarnya Rabu (18/12). Suhaira*

sangan nomor urut 2 memperoleh 9.229 s u ara. Sebanyak 23.357 mahasiswa tidak memilih dari 34.773 jumlah mahasiswa UNP. Ketua MPM, Gian Utomo Inarta mengatakan bahwa MPM telah mengajak mahasiswa untuk memilih dengan mengunjungi setiap fakultas, unit kegiatan mahasiswa, dan promosi lewat media sosial. “Namun permasalahannya Pemilu BEM UNP UNP: Seorang mahasiswa sedang dibantu oleh Panitia Pemilihan Umum saat adalah mahasismelakukan e-voting Calon Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) wa itu sendiri,” Universitas Negeri Padang (UNP), Rabu (5/12). Jumlah tempat pemungutan suara yang ungkapnya. disediakan sebanyak 15 buah dan tersebar di seluruh kampus, baik kampus pusat maupun Presma terpi- kampus cabang. f/Anggi* lih, Indra Kurniasiswa yang tidak memilih diwan Rizki mengatakan bahwa caya terhadap calon. Ia menamsebabkan dua hal, yakni tidak ikhtiar dan dukungan merupabahkan bahwa visi dan misinya tahu dan tidak mau tahu. “Semua kan kunci utama keberhasilan ke depan adalah meningkatkan pilihan kembali kepada mahamemenangkan Pemilu. “Keperkepercayaan dan kepedulian siswa,” ujarnya. Sikap tidak mau cayaan mahasiswa menjadi poin mahasiswa terhadap kampus. tahu mahasiswa disebabkan kautamanya,” ujarnya, saat ditemui “Kesadaran menggunakan hak rena mereka belum mengetahui Ganto, Jumat (14/12). Selain itu, pilih harus dimiliki mahasiswa,” manfaat memilih dan tidak perIndra mengatakan bahwa mahajelasnya. Betha*, Ozza*

Sosialisasi Poliklinik UNP Universitas Negeri Padang (UNP) memiliki poliklinik yang berlokasi di samping Gedung Bisnis Center. Poliklinik tersebut sebagai tempat pengobatan yang diperuntukkan bagi seluruh sivitas akademika UNP. Tidak hanya masyarakat kampus, Poliklinik UNP juga melayani pengobatan bagi masyarakat umum. Kepala Poliklinik UNP, dr. Lily Yanwar mengatakan bahwa pengobatan di Poliklinik UNP dilakukan secara gratis bagi seluruh sivitas akademika UNP. “Jika masyarakat umum, dikenakan tarif sebesar Rp 10.000 setiap kali berobat,” ujarnya, Rabu (6/12). Namun, keberadaan Poliklinik UNP dan sistem pengobatan secara gratis tersebut belum diketahui oleh sebagian mahasiswa. Hal tersebut diakui oleh Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2016, Wina Widia. Ia mengatakan, tidak mengetahui bahwa UNP memiliki poliklinik yang dapat melayani pengobatan secara gratis. Wina sangat menyayangkan minimnya sosialisasi mengenai poliklinik tersebut. Jika tahu dari awal, ia akan berobat di poliklinik tersebut. ”Selain berobatnya gratis, juga dekat,”ujarnya, Kamis (15/11). Senada dengan Wina, Mahasiswa Jurusan Sosiologi TM 2016, Rani Fitri Andela juga tidak mengetahui UNP memiliki Poliklinik. Ia baru mengetahui keberadaan Poliklinik UNP ketika semester dua. “Informasi itu diceritakan oleh seorang teman,” tutur Rani, Jumat (14/12). Menanggapi keluhan dari mahasiswa, Lily mengatakan bahwa pihak poliklinik memang

Pemeriksaan kesehatan kesehatan: Seorang pengunjung sedang memeriksakan kesehatan di Poliklinik Universitas Negeri Padang (UNP), Senin (17/12). Poliklinik UNP buka setiap hari Senin sampai Jumat. f/Anggi*

tidak melakukan sosialisasi. Mengenai keberadaan poliklinik, seharusnya mahasiswa lebih aktif bertanya dan mencari tahu secara mandiri. Selain itu, Lily menjelaskan bahwa ketika memasuki suatu tempat semisal universitas, harus diketahui juga pelayanan dan fasislitas yang disediakan. “Mahasiswa tersebutlah yang harus bertanya mengenai pelayanan yang ia butuhkan,” jelasnya. Layanan pengobatan poliklinik dibuka setiap hari SeninJumat. Pada hari Senin-Kamis, sesi pagi dimulai pukul 08.0011.00 WIB, sesi siang pada 13.3014.30 WIB, dan pelayanan IGD pada 08.00-16.00 WIB. Sementara untuk hari Jumat, Poliklinik dibuka pukul 09.00-11.00 WIB dan pelayanan IGD dilakukan pada 08.00-14.30 WIB. Lebih lanjut, Lily mengatakan bahwa ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pelayanan di poliklinik. Bagi umum, wajib membawa Kartu Tanda Penduduk

(KTP) jika belum terdaftar dan membawa kartu berobat bagi yang sudah terdaftar. Bagi mahasiswa, wajib membawa Kartu Tanda Mahasiswa jika belum terdaftar dan membawa kartu berobat bagi yang sudah terdaftar sebelumnya. Bagi dosen atau pegawai yang berstatus Pegawai Negeri Sipil, harus mengisi blangko yang disertai Nomor Induk Pegawai. Jika belum terdaftar dan membawa kartu berobat bagi yang sudah terdaftar. Sementara dosen atau pegawai kontrak harus membawa KTP, jika belum terdaftar dan membawa kartu berobat bagi yang sudah terdaftar. Jumlah pengunjung Poliklinik UNP dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2017, jumlah pengunjung mencapai 6.912 orang dan pada tahun 2018, jumlah pengunjung mencapai 8.193 orang. “Peningkatan pengunjung tahun ini terjadi di bulan Oktober,” jelasnya. Agus


November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

TEROPONG

17

Kesigapan UNP Hadapi Bencana Kamis (15/11) lalu, Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan International Conference on Environmental Sciences (ICES) di Auditorium UNP. Dalam materinya, Ketua Program Studi Ilmu Lingkungan Pascasarjana UNP, Dr.Indang Dewata, M. Si., mengatakan bahwa bencana alam akan selalu menjadi bagian dari kehidupan manusia dan tidak dapat dicegah, tetapi dapat diminimalisir jumlah korban dan kerusakannya. Mahasiswa Jurusan Matematika TM 2016 Program Pascasarjana UNP, Metha Husya Notika mengatakan bahwa UNP perlu melakukan simulasi jika suatu waktu terjadi gempa atau tsunami. Hal ini bertujuan agar mahasiswa tahu tentang apa saja yang harus dan tidak boleh dilakukan dan di mana jalur evakuasi yang aman. “Banyak mahasiswa UNP yang tidak mengetahui titik kumpul untuk menyelamatkan diri jika suatu waktu terjadi gempa atau tsunami,” ujarnya, Rabu (28/11). Senada dengan Metha, Dosen Geografi Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Azhari Syarief menjelaskan bahwa bencana akan selalu terjadi kapanpun dan di manapun. Mitigasi bencana perlu dilakukan untuk meminimalisir

jumlah korban, baik secara struktural maupun nonstruktural. “Tujuannya agar mahasiswa paham bagaimana tindakan dan persiapan jika suatu saat terjadi gempa atau bencana lainnya,” jelasnya. Selain gempa dan tsunami, bencana yang perlu diantisipasi adalah permasalahan banjir di beberapa kawasan UNP, misalnya di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Hal ini diungkapkan oleh beberapa mahasiswa FMIPA UNP. Salah satunya, Mahasiswa Matematika TM 2018, Yulia Riski Fajriati. Ia mengatakan bahwa banjir sering terjadi di FMIPA, terutama di depan ruang dekanat. “Bahkan kami pernah diliburkan akibat banjir yang menggenangi beberapa tempat

UNP Jalin MoU dengan UPSI Malaysia Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan kerjasama dengan Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia pada 6 November 2018 lalu. Hal ini dibuktikan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Rektor UNP, Prof Ganefri, Ph.D., bersama Vice Chanselor UPSI di Hotel Istana, Kuala Lumpur, Selasa (6/11). Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNP, Prof. Dr. Lurfi, M. Si., mengungkapkan bahwa kerjasama ini dilakukan dalam banyak hal. Diantaranya kurikulum, riset bersama untuk dosen, pelaksanaan seminar internasional, pertukaran mahasiswa, dan kerjasama lainnya. “Manfaat dari kerjasama ini sangat besar, terutama terkait dengan visi UNP untuk menjadi salah satu universitas unggulan di kawasan Asia Tenggara,” ujarnya, Senin (3/12). Selain itu, Lurfi juga menjelaskan bahwa kerjasama dengan Malaysia ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan lulusan UNP ke depannya. “Dengan melakukan kerjasama ini, UNP akan mengetahui apa-apa saja kekurangannya selama ini,” ungkapnya. Senada dengan itu, Kepala Bagian Kerjasama dan Humas UNP, Novri Elvida, M. Pd., mengatakan bahwa kerjasama antara UNP dan UPSI Malaysia dilakukan dalam tridharma perguruan tinggi. Diantaranya pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Banyak hal yang bisa dilakukan melalui MoU ini, tidak hanya untuk dosen, tetapi juga untuk mahasiswa. “Jika dosen ataupun mahasiwa ingin melakukan kerjasama dengan pihak luar, harus menyerahkan berkas kerjasama terlebih dulu ke pihak Humas,” ujarnya, saat ditemui Ganto di

ruangannya, Rabu (12/12). Selain itu, Novri juga menjelaskan bahwa MoU dengan UPSI Malaysia tidak hanya dilakukan dengan FMIPA saja, tetapi juga dengan fakultas yang ada di UNP sesuai dengan program studi di fakultas masing-masing. “MoU ini merupakan payung hukum antar kedua perguruan tinggi untuk melakukan kerjasama,” ungkapnya. Saat Ganto menanyakan ke beberapa mahasiswa, mereka tidak mengetahui adanya kerjasama UNP dengan UPSI Malaysia. Salah satunya, Mahasiswa Jurusan Matematika TM 2017, Ayu Nadia Fahmi. Ia mengatakan bahwa tidak mengetahui info mengenai MoU tersebut. Akan tetapi, ia berharap semoga kerjasama ini akan berdampak baik bagi UNP ke depannya. “Semoga kerjasama ini akan mempermudah mahasiswa untuk magang di luar negeri,” ucapnya, Rabu (12/12). Sama halnya dengan Ayu, Mahasiswa Pendidikan Fisika TM 2017, Fitriane Salsabila Z mengungkapkan bahwa ia belum mendengar kabar mengenai penandatanganan MoU tersebut. Akan tetapi, Fitriane sebelumnya mengetahui bahwa FMIPA pernah mengikuti pertukaran mahasiswa ke Jepang. “Semoga dengan adanya MoU ini, akan ada pertukaran mahasiswa ke Malaysia juga nantinya,” ucapnya. Siska*

Pembukaan Acara: Wakil Rektor II Universitas Negeri Padang (UNP), Ir.Syahril, M. Sc, Ph. D. (empat dari kiri) membuka ICES di Au ditorium UNP, Kamis (15/11). f/doc

perkuliahan,” ujarnya. Kepala Pusat Kajian Bencana UNP, Rusnardi Rahmat D., S. T., M. T., Ph., D., Eng., mengatakan bahwa setiap tahunnya UNP melakukan simulasi tanggap bencana secara terbuka. Hal ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Tanggap Bencana Sedunia, yakni tanggal 26 April. Pada simulasi tersebut dibahas mengenai jalur-jalur evakuasi ketika terjadi gempa bumi yang diperkirakan berpotensi tsunami. “Jalur evakuasi tersebut baru ada di dalam gedung saja, tidak ada yang di lapangan,” jelasnya, Kamis (13/12). Selain itu, Rusnardi juga menjelaskan bahwa gedunggedung yang saat ini bisa dijadikan tempat berkumpul atau

evakuasi ada enam, yakni Rektorat baru, Pascasarjana, LP3M, Gedung Integrity Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi, dan FIS. Sementara gedung-gedung lainnya seperti FMIPA dan Fakultas Bahasa dan Seni, dilihat dulu seberapa besar kekuatan gempa dan debit air tsunami.

“Jika gempa berkekuatan besar, tentunya gedung tersebut, apalagi gedung lama tidak bisa digunakan sebagai tempat berkumpul,” Ujar Rusnardi. Lebih lanjut, Rusnardi mengungkapkan bahwa kerjasama UNP dengan pihak pemerintah,

khususnya Pemerintahan Kota Padang dan Provinsi Sumatra Barat sudah dilakukan. Akan tetapi, lebih ke penerapan secara langsung, tidak secara tertulis. Kerjasama tersebut lebih bersifat preventif. Diantaranya Standar Operasional Prosedur (SOP) diri dan bagaimana menyelamatkan diri ketika terjadi bencana.”Jika terjadi bencana, maka pemerintah bertanggung jawab terhadap korban,” ungkapnya. Terkait banjir yang sering terjadi di FMIPA, kata Rusnardi disebabkan oleh kurangnya bahan penimbun di kawasan tersebut, apalagi kawasan FMIPA tanahnya rendah. “Untuk ke depannya akan diperbaiki, tetapi tentunya bertahap,” ujar Rusnardi. Yeni*

UNP Tempati Posisi 27 Versi 4ICU Universitas Negeri Padang (UNP) berhasil meraih posisi ke-27 di peringkat Universitas versi Direktori 4 Internasional Colleges & Universities (4ICU) pada Juli 2018. Hal ini meningkat dibandingkan pada bulan Februari 2018 lalu, di mana UNP menempati posisi ke-36. Sedangkan pada peringkat 2018 West Sumatera University Ranking UNP menempati posisi pertama. Terkait posisi yang telah diraih UNP ini mendapat sambutan hangat dari mahasiswa. Salah satunya Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2016, Nofrita Dewi. Ia mengungkapkan rasa bangganya atas meningkatnya posisi UNP versi 4ICU. Hal ini membuktikan bahwa UNP tidak kalah dengan Universitas lainnya. “Jadi UNP tidak bisa dipandang sebelah mata lagi,” jelasnya, Jumat (14/12). Selain ungkapan rasa bangganya, Dewi menyebutkan beberapa catatan yang mesti diperbaiki UNP dalam mempertahankan peringkat ke27 ini, seperti website Sistem Informasi Beasiswa (SIB) yang menurutnya kurang update. Serta informasi mengenai kuliah umum yang harusnya diinformasikan di berbagai website sebelum kuliah umum tersebut diadakan. Senada dengan Dewi, Mahasiswa Jurusan Biologi TM 2015, Wulan Wiratami mengatakan bahwa peringkat UNP akan lebih baik dengan memperbaiki kualitas dosen dan mahasiswa yang masuk tidak sembarangan. “Kalau bisa mahasiswa yang masuk

diseleksi dengan ketat agar yang masuk benar-benar mahasiswa berprestasi,” harapnya, Rabu (5/12). Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Prof. Dr Syafri Anwar M.Pd., mengatakan bahwa UNP pantas mendapatkan peringkat ke-27 karena sudah banyak perubahan, contohnya sarana perkuliahan. Biasanya UNP hanya menempati peringkat 6080. Selanjutnya, Syafri menjelaskan yang harus dipertahankan UNP adalah inovasiinovasi pembelajaran, pembelajaran berbasis riset, dan kerja sama, baik di dalam maupun di luar negeri. Ia berharap agar dosen UNP mengembangkan ilmunya dengan terus belajar. Bagi dosen yang masih S2, agar dapat meningkatkan kualitas SDM-nya dengan melanjutkan belajar ke S3. Hal ini untuk meningkatkan mutu dan peringkat universitas. “Agar tercapainya visi misi menjadi universitas unggul di Asia,” ujarnya Rabu (5/12). Menanggapi hal tersebut, Kepala Bagian Kerjasama dan Humas UNP, Novri Elvida, M. Pd.,

menyampaikan bahwa UNP bisa mendapat peringkat ke-27 tersebut dikarenakan banyaknya masyarakat yang mengakses informasi di website UNP. Novri juga menjelaskan persyaratan untuk bisa masuk nominasi 4ICU. Pertama banyaknya program studi yang telah terakreditasi oleh organisasi terkait pendidikan tinggi di Indonesia yang sesuai. Kedua, menawarkan setidaknya gelar sarjana empat tahun dan gelar pascasarjana (magister dan doctor). Ketiga, menyampaikan kursus dan kuliah umum terutama dalam bidang pendidikan tradisional, tatap muka, dan non-jarak jauh. Keempat, banyaknya jumlah dosen yang mempunyai karya tulis di jurnal bereputasi terindeks dan proses perkuliahan berbasis ilmu teknologi sistem daring yang hanya melakukan perkuliahan tatap muka sebanyak 50%. Selanjutnya, Novri menyampaikan terkait keluhan informasi yang ada di website SIB hanya menginformasikan beasiswa yang menjalin kerjasama dengan UNP. Sementara untuk informasi beasiswa lain mahasiswalah yang harus lebih aktif mencari tahu. Begitupun dengan kuliah umum, ia menjelaskan dua atau tiga hari menjelang kuliah umum diadakan sudah ada balihonya. “Seharusnya mahasiswa lebih peka terhadap lingkungannya,” ujarnya Rabu (12/12). Yolanda


INTER

18 Hima Basindo

Inagurasi Hima Basindo

Himpunan Mahasiswa (Hima) Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah (Basindoda) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP) menyelenggarakan Inagurasi di Teater Tertutup Mursal Esten FBS, Kamis (13/12). Ketua Pelaksana, Afriyanto menjelaskan acara ini bertujuan mengeratkan kembali hubungan kekeluargaan Basindoda sekaligus hiburan bagi wisudawan dan wisudawati periode ke-113. Afriyanto menjelaskan

bahwa inagurasi ini diisi oleh beberapa penampilan dari Mahasiswa Basindoda, diantaranya pembacaan puisi, teatrikal, Komunitas Rimbo Sastra serta tiga bintang tamu, yaitu Soundelilla, DJ Kemil, dan Twentys. ”Kegiatan ini sekaligus ajang bagi Mahasiswa Basindosa untuk menampilkan bakat masing-masing,” ujar Afriyanto. Lebih lanjut, Afriyanto mengatakan bahwa ini kali pertama Hima Basindoda mengadakan inagurasi. “Kepengurusan Hima

UKK PK

Gebyar 25 UKKPK UNP

Unit Kegiatan Komunikasi dan Penyiaran Kampus (UKKPK) mengadakan Gebyar ke-25 di Teater Tertutup Mursal Esten Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang, Sabtu (8/12). Pemimpin Umum UKKPK, Ridwan Zaelani mengatakan bahwa acara ini merupakan puncak dari Gebyar UKKPK ke-25. Sebelumnya diadakan Lomba internal bagi anggota UKKPK dengan beberapa cabang lomba, diantaranya MC, News Presenter, dan Announcer. “Pemenang dari masing-masing cabang lomba diumum-

kan pada acara Gebyar ini,” ujarnya. Acara ini merupakan acara tahunan yang bertujuan untuk memperingati 25 tahun UKKPK berkarya. Perayaan kali ini, kata Ridwan menghadirkan konsep yang unik, yakni hampir semua properti yang digunakan hingga pakaian panitia kental dengan nuansa pertunjukan sirkus. Ridwan berharap semoga pada Gebyar yang ke-25 ini, UKKPK mampu berkembang ke tahap yang lebih baik lagi. “Semoga UKKPK mampu untuk terus berkarya,” harapnya. Riska*

UNP

Jur nal Dosen T erbit, UNP Jurnal Terbit, Beri P enghar gaan Penghar enghargaan

Universitas Negeri Padang (UNP) menggelar Upacara Wisuda ke-113 dengan melepas 1211 wisudawan dan wisudawati di Auditorium UNP, Selasa (11/12). Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph. D., dalam pidatonya mengatakan bahwa UNP saat ini terus berbenah guna meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dalam upaya melaksanakan pendidikan yang unggul. Selain itu, Ganefri menjelaskan bahwa UNP juga melakukan riset untuk publikasi global dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan

serta meningkatkan Good University Governments dalam rangka reformasi birokrasi yang berkualitas. Ganefri juga mengatakan bahwa UNP akan memberikan penghargaan bagi dosen yang menerbitkan artikelnya di jurnal internasional dan buku berbasis riset yang diterbitkan oleh percetakan nasional. “Ini merupakan kesungguhan dalam berinovasi dan mengubah perspektif tentang pencitraan eksistensi UNP dalam kemampuan menghasilkan publikasi,” jelasnya. Yeni*

HMJ Teknik Elektro

LED P er erat Silaturahmi Per ererat Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Teknik Elektro Fakultas Teknik (FT) menyelenggarakan Street Art di depan Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa FT, Minggu (16/12). Bertemakan “Relationship Green”, acara ini merupakan salah satu rangkaian acara Let’s go to Electrical Day (LED) 2018. Ketua Pelaksana, Gilang Mahendra mengatakan acara LED bertujuan mengeratkan tali silaturahmi antar mahasiswa Teknik Elektro. “Pada acara ini kami mengundang seluruh mahasiswa Jurusan

Teknik Elektro,” ujarnya. Gilang juga menjelaskan bahwa LED kali ini dimulai pada 14 hingga 16 Desember dan terdiri dari beberapa rangkaian acara, diantaranya Seminar Publikasi Ilmiah dan Artikel, Lomba Futsal, dan Street Art yang merupakan puncak acara LED. Gilang berharap semoga mahasiswa Teknik Elektro lebih mendekatkan diri satu sama lain. “Selama ini anak teknik dikenal keras, jadi kami ingin menghilangkan anggapan tersebut,” ungkapnya. Julia*

November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

FIP

P embukaan Ac ar a: Ketua Prodi Sastra Indonesia, Dr. Yenni Acar ara: Hayati, M. Hum., menyampaikan sambutan sekaligus membuka acara Inagurasi yang diadakan oleh Hima Basindoda FBS UNP di Teater Mursal Esten, Kamis (13/12). f/Niswasani

Basindoda baru aktif kembali pada 2018 setelah

sempat vakum,” ungkapnya. Niswa

Mengembangkan Wisata dalam Negeri Sambil Berorganisasi

Universitas Negeri Padang Diving Club (UNPDC) merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa yang terbilang baru di UNP dan memfokuskan diri pada olahraga laut. Secara formal UNPDC belum diresmikan dikarenakan unit kegiatan ini baru dibentuk beberapa bulan belakangan. Awalnya UNPDC merupakan organisasi tingkat fakultas bernama Hamka yang kemudian diajukan oleh Wakil Dekan 111 Fakultas Ilmu Sosial, Hendra Naldi, SS, M. Hum., untuk dijadikan sebuah organisasi tingkat universitas. Dalam pelaksanaannya, UNPDC akan bekerja sama dengan Fakultas Pariwisata dan Perhotelan karena dianggap memiliki visi yang sama. Tujuan dari dibentuknya UNPDC ini yaitu untuk mengenalkan pariwisata dan o lahraga dalam laut

yang ada di Sumatera Barat kepada wisatawan dalam dan luar negeri. Sejak dibentuk hingga sekarang, UNPDC telah melaksanakan beberapa kegiatan, diantaranya pada 17 Agustus 2018 UNPDC melaksanakan kegiatan upacara pengibaran bendera merah putih di bawah laut tepatnya di perairan Sungai Pin a n g , Kabupaten Pesisir Selatan dan penanaman bibit ketapang pada 10 November 2018 dalam rangka memperingati hari pahlawan nasional. Ketua UNPDC, Fajri Artha Saputra mengatakan bahwa dengan adanya unit kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah pembuka sekaligus menjadi peluang usaha bagi mahasiswa. “Semoga bisa mengenalkan pariwisata kepada masyarakat luas,” ungkapnya, (15/10). Riska*

MPALH UNP

Diklatsarca XXXV Mengusung tema “Maju dan Gali Potensimu”, Unit Kegiatan Mahasiswa Pencinta Alam dan Lingkungan Hidup (MPALH) Universitas Negeri Padang (UNP) menyelenggarakan Pendidikan dan Latihan Dasar Cinta Alam (Diklatsarca) XXXV di Ruang Sidang Pusat Kegiatan Mahasiswa UNP, Sabtu (24/11). Ketua Pelaksana, Rafika Efendi mengatakan bahwa acara ini bertujuan membentuk anggota yang bertanggung jawab, disiplin, dan peduli terhadap lingkungan. “Semoga acara ini dapat membentuk anggota MPALH yang mandiri, krea-

tif, inovatif, dan peduli terhadap lingkungan,” ujarnya. Sekretaris Umum MPALH, Dwi Chayani dalam sambutannya berpesan kepada para calon anggota muda agar terus berproses. “Kita bisa menemukan hal-hal baru dan pengetahuan yang lebih banyak,” ujarnya. Dwi berharap semoga tujuan acara ini dapat tercapai dan menghasilkan generasi yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat serta mampu mewadahi potensi dan minat bagi semua calon anggota muda. Nur*

Gebyar Kewirausahaan

Bertemakan Let’s be Entrepreneurs, not Job Seekers, Mahasiswa Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP) menggelar Gebyar Kewirausahaan Teknologi Pendidikan 2.0 di Parkiran Baru FIP UNP, Senin-Rabu (10-12/12). Ketua Pelaksana, Prima Yoga mengatakan bahwa acara ini bertujuan untuk meningkatkan minat berwirausaha mahasiswa sekaligus menjadi tugas akhir mata kuliah Kewirausahaan. “Produk yang dipamer-

kan merupakan tugas kuliah dari semester 1 sampai semester 5,” ujarnya, Senin (11/12). Yoga juga menjelaskan bahwa produk yang dipamerkan terdiri dari beberapa kategori, yakni media interaktif, fotografi, sablon, bahan ajar, dan videografi. “Selain itu juga ada bazar yang menjual makanan dan minuman,” ucapnya. Lebih lanjut Yoga mengatakan bahwa dana berasal dari mahasiswa yang mengambil mata kuliah Kewirausahaan serta daria sponshorship yang bekerja sama. Hega

BEM UNP

23357 Mahasiswa UNP Jadi Golongan Putih

Sebanyak 23.357 mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) menjadi golongan putih pada Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden Mahasiswa (Presma) dan Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) yang dilakukan dengan sistem e-voting, Rabu (5/12). Total mahasiswa yang memilih hanya 11.416, sedangkan jumlah mahasiswa UNP sebanyak 34.773 mahasiswa. Ketua Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) UNP, Gian Utomo Inarta mengatakan bahwa MPM telah mengajak mahasiswa untuk memilih

dengan mengunjungi setiap fakultas, unit kegiatan mahasiswa, dan promosi lewat media sosial. “Namun, permasalahannya adalah mahasiswa itu sendiri,” ujarnya, saat ditemui Ganto di sekretariat MPM UNP. Gian juga menjelaskan bahwa saat ia berkunjung ke salah satu tempat pemungutan suara, pada umumnya mahasiswa mengetahui tanggal 5 Desember adalah Pemilu Presma dan Wapresma. “Tetapi ketika didatangi, mereka berlari dan beralasan bahwa ia kuliah,” jelasnya. Imelda*

HMJ PLB

SLB se-K ota P adang Ikut se-Kota Padang Jalan Sehat

Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Biasa (HMJ PLB) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Jalan Sehat untuk memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2018 di area Jalan Permindo, Padang, Sabtu (8/ 12). Acara ini diikuti oleh 39 Sekolah Luar biasa (SLB) dan penyandang disabilitas lainnya se-Kota Padang. Ketua HMJ PLB, Agung Alfi Adzana menjelaskan bahwa acara ini diawali dengan lomba anak disabilitas, yakni hafalan surat pendek, surat untuk walikota, got talent, dan hasta

karya di Palanta Kantor Walikota Padang. Agung juga menjelaskan bahwa kegiatan Jalan Sehat merupakan puncak acara HDI 2018 dan dilanjutkan dengan pelepasan balon. kegiatan ini adalah bentuk kepedulian terhadap penyandang disabilitas seKota Padang,” ujarnya. Agung berharap semoga peringatan HDI 2018 dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap para penyandang disabilitas. “Mereka juga butuh bergabung dengan masyarakat umum,” ujarnya. Annisa*

BEM UNP

Kampanye Dialogis

Panitia Pemilihan Umum (Pemilu) Universitas Negeri Padang (UNP) menggelar kampanye dialogis untuk calon presiden mahasisiwa (presma) dan wakil presiden (wapresma) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNP Periode 2018-2019 di Teater Tertutup Mursal Esten, Rabu (28/11). Kampanye dialogis ini diikuti oleh dua pasang calon, yakni nomor urut 1 dan nomor urut 2. Pasangan calon nomor urut 1 yaitu Dirat Mahadiraja (Fakultas Teknik) dan Bara Agung Perdamaian (Fakul-

tas Ilmu Keolahragaan), sedangkan pasangan calon nomor urut 2 yaitu Indra Kurniawan R (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) dan Ahlul Aulianur (Fakultas Teknik). Pasangan calon nomor urut 1 memaparkan visinya, yakni membangun, mengoptimalkan, dan menghasilkan kolaborasi yang harmonis. Sementara itu, pasangan calon nomor urut 2 mengedepankan visi untuk menjadikan BEM UNP sebagai poros dan motor penggerak yang responsif, sinergis, dan dedikatif. Maida


November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

SEPUT AR MAHASISW A SEPUTAR MAHASISWA

19

Isu SARA Awali Tahun Politik Kurun waktu belakangan ini, kita sering mendengar kata SARA di headline pemberitaan nasional. Intensitas kemunculannya pun cukup menarik perhatian publik. SARA sendiri merupakan singkatan dari Suku, Ras, Agama dan Antar golongan. Secara harfiah isu SARA adalah pandangan dan tindakan yang dilakukan berdasarkan identitas yang meliputi suku, ras, agama dan antar golongan. Keberagaman masyarakat Indonesia menjadikan isu SARA tidak luput dari gesekan yang sering menimbulkan konflik, baik secara verbal maupun fisik. Kenyataannya, isu SARA dapat mempengaruhi opini publik, faktor kesamaan identitas (dalam hal ini SARA) menyebabkan mudahnya seseorang memiliki pemikiran saling sepenanggungan. Sayangnya, faktor utama ini digunakan oleh ok-numoknum tertentu untuk menggiring opini masyarakat dan dimanfaatkan sesuai kepentingan mereka. Entah kebetulan, isu ini merebak di saat politik Indonesia sedang panas-panasnya di awal tahun Pemilihan Umum (Pemilu). Masih ingatkah dengan pemilu DKI Jakarta tahun 2017? Di mana Ahok saat itu terjerat kasus penistaan agama. Situasi ini dipermainkan oleh beberapa oknum untuk mempengaruhi khalayak, sehingga tidak dipungkiri bahwa isu SARA cukup punya andil dalam hasil pemilu waktu itu. Tidak hanya itu, baru-baru ini berbagai kasus agama memancing massa dan mengancam perpecahan antarbangsa. Strategi politik seperti ini membuat masyarakat yang sebelumnya cukup toleran menjadi terpicu hoaks yang disampaikan secara terus-menerus, terutama terkait berbagai masalah sensitif. Baru-baru ini, hasil survei yang dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terhadap 145 orang ahli politik, ekonomi, sosial, budaya dan hankam menunjukkan bahwa isu SARA menjadi besar karena dikapitalisasi dan dimanipulasi elite politik. Survei ini dilakukan pada April-Juli 2018 di sebelas provinsi di Indonesia. Survei ini merupakan bagian dari pelaksanaan kegiatan survei pemetaan kondisi politik, ekonomi, sosial-budaya dan pertahanankeamanan menjelang pemilu 2019. Hal ini dalam rangka penguatan demokrasi yang merupakan bagian dari program prioritas nasional 2018. Dilansir dari Okezone.com, Peneliti LIPI, Prof. Syarif Hidayat menjelaskan hasil survei menunjukkan tindakan persekusi yang belakangan marak terjadi di masyarakat disebabkan oleh beberapa hal. Diantaranya penyebaran berita hoaks (92,4%), ujaran kebencian (90,4%), radikalisme (84,2%), kesenjangan sosial (75,2%), aspek religiusitas (67,6%) dan ketidakpercayaan antar SARA (67,6%). Persentase ini menunjukkan bahwa isu SARA tidak begitu signifikan terjadi di titik pangkal per-

masalahan, melainkan hanya merupakan isu yang dipolitisasi oleh para elite politik. Bagaimanakah pendapat mahasiswa UNP tentang kasuskasus SARA yang cukup menyita perhatian dan fenomena politik identitas di Indonesia? Hal ini dapat dilihat dari hasil Polling yang disebarkan oleh Riset Subdivisi Penelitian dan Pengembangan SKK Ganto UNP. Polling ini berupa angket yang terdiri atas 5 pertanyaan untuk 800 mahasiswa UNP. Data angket didapatkan dengan teknik Random Sampling yang diambil secara Accidentil. Berdasarkan angket yang dibagikan, sebanyak 81,85% responden berpendapat bahwa berbagai kasus SARA telah dimanipulasi untuk kepentingan politik. Hal ini cukup memprihatinkan karena dapat dikatakan bahwa adanya keraguan dan ketidakpercayaan dari khalayak terhadap elite-elite politik Indonesia. Sementara 17,51% responden mengatakan bahwa kasus-kasus SARA yang menggiring banyak massa ini benar adanya. Persentase ini sebanding dengan pendapat-pendapat mahasiswa tentang penyebab maraknya isu SARA yang terjadi belakangan ini. Responden mengatakan ramainya isu SARA dikarenakan adanya pihak yang memanfaatkan situasi dan memperkeruh kasus-kasus SA-RA yang ada, yaitu sebanyak 52,41%. Kemudian, sebanyak 19,16% responden mengatakan kurangnya toleransi antar sesama menjadi pemicu terjadinya isu SARA. Isu tersebut erat kaitannya dengan perbedaan dan keberagaman Indonesia yang merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah. Hal inilah yang mendasari sebanyak 13,70% responden merasa penyebab munculnya isu SARA karena kurang pedulinya pemerintah terhadap masalah perbedaan antargolongan yang rawan akan konflik. Sebanyak 7,40% responden mengatakan bahwa isu SARA merupakan bentuk dari politik praktis politikus negeri ini. Sebanyak 6,22 % responden mengatakan tidak adanya pemahaman hukum dari masyarakat, menjadi penyebab timbulnya konflik. Saat dilema tentang kebenaran yang ada dan menentukan sikap yang tepat menjadi

Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Mitha Melanie Putri*

perkara yang tidak mudah. Berbagai tanggapan diberikan terhadap pemberitaan isu SARA, 11,42 % responden mempercayai dan punya rasa tanggung jawab untuk ikut andil menyuarakan. Sebanyak 14,60 % responden membenarkan tindakan demonstrasi karena bentuk protes terhadap mirisnya hukum di Indonesia. Ada 47,08% responden menyatakan sikap tidak langsung percaya. Lalu sebanyak 11,93% responden menyatakan sikap tidak percaya karena dianggap sebagai bentuk permainan politik. Sayangnya, masih ada saja yang bersikap apatis dengan tidak peduli karena merasa tidak mengetahui kebenaran sesungguhnya yaitu sebanyak 11,93% responden. Dilihat dari maraknya isu SARA, sebanyak 44,54% responden mengatakan dampak besar yang akan dihadapi masyarakat Indonesia jika isu SARA semakin berkembang, maka akan terjadinya perpecahan

bangsa. Selain itu, sebanyak 31.35% responden menyatakan hilangnya kepercayaan masyarakat pada pemerintah yang dianggap penuh rekayasa. Sebanyak 15,23% responden mengatakan dampaknya adalah hilangnya etika berpolitik di Indonesia. Selain itu, yang lebih ektrim lagi akan muncul golongan-golongan anti pemerintah yang dibenarkan oleh 6,09% responden. Untuk mengatasi hal ini, responden pun diminta untuk memberikan solusi terhadap permasalahan ini. Sebanyak 28,30% responden setuju untuk cek dan ricek terlebih dahulu jika mendapatkan berita yang berbau SARA. Kemudian meningkatkan toleransi antar sesama dipercaya ampuh oleh 23,48% responden. Sebanyak 19,54% responden lain mengambil tindakan dengan tidak mudah terpancing pada suasana. Jika dilihat dari sudut pandang pelaku, solusi yang diberikan adalah perlunya mem-

perbaiki etika para elite politik melalui pelatihan, hal ini disampaikan 16,88% responden. Sedangkan 10,15% responden beranggapan bahwa dengan memperkuat hukum untuk oknum yang merekayasa fakta, sehingga menimbulkan efek jera pada pelaku. Kenyataan ini cukup menohok kita sebagai masyarakat awam, di mana politik praktis yang tidak baik masih beredar diantara kita. Mirisnya, masyarakat tidak dapat membedakan pemberitaan yang benar, sehingga akan kesulitan untuk menyikapinya. Berbagai kasus yang terjadi pun akan dipertanyakan. Sayangnya saat kasus itu benar adanya, masyarakat tidak lagi memberikan respon, sehingga tidak akan mendapatkan solusi. Hal ini sungguh tidak baik untuk Indonesia ke depannya. Seharusnya kita bijak dalam menyikapi sesuatu dan melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum bertindak. Rhoudatul Annisa*


SASTRA BUD AYA BUDA

20

November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

Sajak

Pertapa Tua

Bahasa Waktu

Selamat tinggal untuk segala jiwa yang meninggalkan raga Merasuk, menusuk, dan terlepas terbang jauh menuju langit sana Pertapa tua itu telah tiada, jiwanya tiada Nafasnya pergi tanpa tanda-tanda Lembah suciku menghilang, diantara kerumunan zikir yang diulang Nama-Nya selalu diserukan, mengiringi langkah pergi salah satu insan

Kita adalah esok yang ditunggu Dan kapan yang dirindu Bukan saatnya memihak ragu Dan abai pada akan Sebab jelang pun layak tuk dijuang

KRITIK SAJAK

Pertapa tuaku telah pergi, tangannya kaku Jantungnya tak berdetak lagi, mulutnya bisu Pakaianya telah diganti, putih bersih setulus hatinya dulu Ini adalah awalku untuk mendulang rindu Adalah jarak terjauh dari hati yang selalu menyatu Pertapa tua itu sudah terbang, melayang pada dahan duduk manis beralas awan Setiap malam ia dipeluk bintang, Tak lagi aku, tak lagi selimutku, senanglah ia disana Nilam Sarma Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah TM 2017

Rozi Rahmanda Azmil Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah TM 2016

Aku, Kau Sudahlah BAku hanyalah hutan yang tak berujung semak belukar yang tak bertepi Kabut pekat tak berpenghuni Kadang menyakiti, kadang melindungi ya? Tidak jangan percaya! Mana mungkin melindungi jika mendekat saja rasanya mau mati Tiada untung berharap Jika kuat tak bersahabat Diantara kita Hanyalah perbedaan, kalaupun kesamaan hanyalah kedinginan menyelimuti dengan rasa peka terkikis. Pergilah, tiada dosa meninggalkan Jika awal sudah jelas mematikan manusia Lilia Zahra Asifa

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah

TM 2017

KRITIK PUISI

Waktu dan Harapan

Diasuh oleh Muhammad Adek, M.Hum Sekitar setengah abad yang lalu, penghuni Penjara San Quentin (California) tiba-tiba disuguhi sebuah pementasan lakon yang berjudul Menunggu Godot (terjemahan Waiting for Godot) karangan Samuel Beckett. Pemandangan aneh ini menjadi berlarut janggal ketika para tahanan ternyata menikmati suguhan tidak biasa tersebut. Beberapa di antara mereka menunjukkan gejala emosi yang bermacam-macam, mulai dari menangis tersedu-sedu hingga tertawa terbahak-bahak. Lalu pertanyaannya, narasi seperti apakah yang mempunyai efek kejut sefenomenal itu? Jawabannya tidak lain adalah cerita tentang silang sengkarut manusia, waktu dan harapannya. Waktu adalah hantu yang selalu membuntuti manusia

secara terang-terangan dengan senjata pamungkasnya yang bernama harapan. Manusia selalu tahu bahwa waktulah yang berperan sebagai hakim penentu kehidupannya. Lihat saja pada sajak “Pertapa Tua” yang menghadirkan keputusan sang waktu dengan sangat kuat. Sajak berjenis elegi ini menceritakan kehilangan seorang “pertapa tua” karena sang ajal menjemput. Si Aku digambarkan hampir tidak memiliki daya untuk mencegah hal tersebut. Ketika sang Waktu merebut, manusia harus lekas berpisah dengan harapannya. Manusia bahkan nirkuasa untuk sekadar menunda barang sedetik saja. Keputusan sang Waktu di sini bersifat mutlak dan adikara. Pemaknaan esensi terhadap waktu bisa sangat berbeda antar manusia. Para tahanan di Penjara San Quentin menganggap waktu bukanlah harta berharga. Hari demi hari mereka menukarkan waktunya pada kesiasiaan demi kesia-siaan. Pergantian momentum siang-malam, bulan-tahun, musim kemarau-hujan tidak ada andilnya bagi keberlangsungan hidup mereka. Harapan-harapan mereka pada waktu pelan-pelan

dibunuh oleh kesadaran bahwa meratapi waktu adalah salah satu wujud keabsurdan tingkahpolah manusia. Selanjutnya, bagaimanakah sebaiknya kita menyikapi kekejaman sang Waktu? Sajak “Pertapa Tua” kurang lebih telah menyediakan sebuah solusi konkret yaitu dengan merelakannya. Si Aku harus memberi kesempatan kepada “Pertapa Tua” untuk mencoba peraduannya yang baru walau tak lagi (ada) aku dan tak lagi selimutku. Sebagaimana suku Bushman yang tidak pernah lelah untuk melaju, sang Waktu juga tidak mengenal rehat dan henti. Konsep ini sangat berlainan dengan arus kehidupan manusia yang dinamis. Maka dari itu, manusia tidak punya kewajiban apapun untuk mengekor pola laju sang Waktu yang statis tersebut. Silang sengkarut lain yang melanda manusia adalah perihal menyematkan harapan pada waktu. Manusia cenderung menyamakan progres harapan dengan laju sang Waktu seperti yang tercermin dalam sajak berjudul Aku, Kau Sudahlah. Tokoh Aku melarang (bahkan mengusir!) tokoh lain dengan seruan Pergilah, untuk menyatu

dengan dirinya karena di antara kita hanyalah perbedaan dan ketidaksepahaman. Ini adalah contoh sikap tidak adil manusia di hadapan sang Kala. Kita juga terbiasa menghakimi sesuatu terlalu prematur: Jika awal sudah mematikan, seakan perilaku manusia selaras mengikuti pola sang Waktu, padahal kenyataannya tidak sama sekali. Manusia sekali lagi merupakan makhluk dinamis yang belajar dan berkembang seiring dengan penambahan pengalaman dan pengetahuannya pada hidup. Tolok ukur untuk hal tersebut sering sekali disejajarkan dengan perkembangan waktu. Akan tetapi ada benarnya juga apa yang disampaikan penyair: Tiada untung berharap; jika kuat tak bersahabat bahwa kita tidak akan pernah benarbenar mengalahkan sang Waktu jika kita tidak berteguh sikap dan berbulat tekad. Manusia tidak akan pernah menunjukkan kompetensi dirinya jika bersikeras memakai ukuran waktu yang dielu-elukan banyak orang. Setiap manusia pada akhirnya akan membentuk batas waktunya sendiri bukan sebaliknya. Sepatutnya, manusialah yang menciptakan keberadaan dan

esensi sang Waktu, bukan ihwal sebaliknya. Pesan inilah yang sekiranya ingin diteriakkan dengan lantang,tapi disampaikan secara syahdu oleh syair berjudul “Bahasa Waktu”. Penyair secara radikal membangun kembali dimensi yang seharusnya dimengerti oleh khalayak, yakni dimensi manusia sebagai pusat dari segala. Lihat bagaimana larik-larik awal disajikan: Kita adalah esok yang ditunggu; Dan kapan yang dirindu. Marwah manusia kembali diletakkan di singgasananya. Kita diperlakukan bukan lagi sebagai sebuah subjek budak tapi objek yang elu-elukan oleh sang Waktu. Melalui hal tersebut, kekuasaan manusia atas sang Waktu menjadi begitu jelas dan kentara. Manusia harus insaf dan benar-benar sadar akan hal itu karena ini bukan saatnya memihak ragu; Dan abai pada akan. Perihal kepastian akan terwujudnya harapan memang bukan kepemilikan manusia, tetapi juga tidak ditentukan oleh titah sang Waktu; maka dari itu; jelang pun layak tuk dijuang. Dan izinkanlah saya menutup pembahasan ini dengan nasihat yang kurang lebih mempunyai semangat yang sama dengan sajak ini: yang fana adalah waktu; kita abadi.


November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

Cerpen

SASTRA BUD AYA BUDA

21

Petuah Adat Tak Terbantah Oleh Erika Wulandari

Sinar mentari belum menampakkan cahaya keemasannya, udara dingin masih menjalar di sekujur tubuh, kokok ayampun masih terdengar. Pagi masih terlalu dini, namun seorang pria yang berumur 25 tahun itu sudah rapi dengan pakaian kebunnya. Samsudin nama pria itu. Pria yang dikenal sebagai orang yang gila akan pekerjaan di Desa Semerap, Kabupaten Kerinci. Pergi pagi pulang malam, itulah Samsudin. Apabila sudah dihadapkan dengan pekerjaan, ia akan lupa waktu. Pria berkulit sawo matang itu lebih senang menghabiskan waktunya di kebun daripada di rumah. “Mau pergi kemana kau?” tanya seorang pria paruh baya yang sedang duduk di meja makan ketika melihat anaknya keluar dari kamar. “Ke kebun Abak” ujar Samsudin kepada Abak sembari duduk di sampingnya. “Kau tau hari ini hari apa?” Abak Samsudin kembali bertanya. “Minggu” Samsudin acuh tak acuh ketika menjawab pertanyaan dari Abak. Ia lebih terfokus pada sarapan paginya itu. “Samsudin, Samsudin. Apakah kamu lupa? Hari ini desa kita melaksanakan Kenduri Sko.” Tegas Abak kepada anak bujangnya itu. “Sam tau, Abak, tapi Sam sekarang harus ke kebun. Buahbuahan di kebun kini sedang berbuah dengan lebat dan harus segera dipanen. Apalagi sekarang ini, harga buah sedang melambung tinggi. Rugilah kalau Sam tidak ke kebun,” jawab Samsudin dengan wajah bahagianya. “Samsudin, panen buah itukan bisa besok. Sekarang ini kampung kita sedang kenduri dan warga dilarang untuk ke

Acara puncaknya adalah ketika keburu pergi dan tidak bisa hilir dan ke mudik sebelum berkunjung ke rumah adat unmencegah untuk tidak keluar kenduri ini selesai,” tegas Abak. tuk melaksanakan ritual duduk dari desa. “Ah..... kelamaan nunggu Kenduri Sko di desa Semerap besok Abak, keburu dicuri orang. simpuh penganten baru dan ini merupakan tradisi adat yang Lagian kenduri itu hanyalah diiringi dengan doa selamat. dilaksanakan sekali setahun. budaya orang lama yang me*** Setiap warga desa diharapkan nurut Sam itu tidak penting dan Samsudin menuju kebunnya untuk tetap berada di lingkutidak menghasilkan duit untuk yang terletak di daerah hilir ngan desa Semerap selama Kenkita,” ujar Samsudin. dengan jarak 15 km dari ru“Jaga ucapanmu itu Sammahnya. Selama perjalanan, sudin! Abak tidak pernah mengawajah bahagia Samsudin tak jarkan kau menjadi orang yang henti-hentinya memudar. kurang ajar seperti itu. Kau Apalagi saat mengisudah terperdaya oleh duit, ngat hasil panen buhingga kau berniat untuk ahnya yang banyak melanggar pantangan adat di dan ia tidak sabar desamu sendiri.” Abak Samuntuk meniksudin mulai tersulut emosi matinya. dengan ucapan anaknya yang Setelah telah menghina adat di desanya menghabissendiri. kan waktu “Sabar, Mas.” Ucap Mak setengah jam Samsudin sambil menepuk perjalanan, pundak suaminya. “BeSamsudin nar kata Abakmu Sampun sampai sudin. Kita sebagai warga di kebun. Ia di kampung ini harus pamemarkir tuh pada perintah adat. motornya di Pantangan adat tidak bisa rumah warga kau remehkan begitu kampung yang saja. Nanti semuanya dekat dengan akan berimbas pada kebun. dirimu sendiri.” “Samsudin!” “Sam tidak pepanggil seseoduli dengan panrang di belatangan adat kok a n g n y a . nyol itu, Mak.” Samsudin keSamsudin langm u d i a n sung berdiri damembalikri meja makan kan badanDesaingrafis: Venny Sindya Fitri dan pergi menya dan menninggalkan rudapati si Ucok. Desain Grafis: Mitha Melanie Putri* mah tanpa pa“Kenapa kau ada di mit. Ia menghisini?” tanya Ucok duri Sko berlangsung. Acara dupkan mesin motor dan melaju dengan wajah bingung melihat Kenduri Sko dimulai dengan pergi. Sifat keras kepala dalam kawannya itu. ziarah ke pemakaman nenek dirinya tidak pernah hilang. Ia “Emang kenapa kalau aku di sanggodirajo. Setelah itu, diselalu berpegang teguh pada apa sini, ada yang melarang? Inikan lanjutkan dengan acara keyang menurutnya benar. kebunku,” jawab Samsudin. ramaian yang diselenggarakan “Samsudin......! Kembali kau “Iya aku tau ini kebunmu. oleh anak jantan anak batino Kesekarang.” Emosi Abak SamAkan Tetapi hari ini di desamu depatian Semerap untuk mengsudin tidak terbendung lagi, ia sedang Kenduri dan tidak sehibur Rajo dalam tugas setahun berteriak dan berlari mengpatutnya kau keluar dari desa. sesudah tuai hasil bumi lainnya. hampiri anaknya itu. Namun, ia Perlu kau ingat Samsudin, saat

ini kau sedang melanggar pantangan adat. Lebih baik sekarang kau pulang saja.” Ucok memberikan nasehat kepada Samsudin. “Aku tidak peduli. Jangan kau halangi aku. Minggir sana!” jawab Samsudin dengan emosi. Samsudin pergi meninggalkan Ucok dengan perasaan jengkel. Baginya, larangan adat itu hanyalah wacana atau mitos belaka. Tidak mungkin seseorang yang hanya pergi dari desa saat Kenduri Sko berlangsung akan kena bencana atau musibah. *** Samsudin berjalan menyusuri jalan kecil menuju kebun. Setelah sampai di kebun, alangkah terkejutnya Samsudin. Kemarin, ketika ia berkunjung ke kebun, buah-buahannya masih terlihat matang dan segar. Kini yang ada dihadapannya hanyalah buah-buahan yang busuk dan buah tersebut berserakan dimana-mana. “Astafirullah al azim apa yang terjadi dengan kebunku ini.” Samsudin tertunduk lemas. Hampir satu tahun lamanya ia menunggu hasil panen buahnya itu, namun dalam sekejap harapannya sirna begitu saja. Usaha dan kerja kerasnya pun sia-sia selama ini. Kini hanya lelah yang ia dapatkan. Tak terasa air mata jatuh di pipinya. Perasaan menyesal menyelimuti diri Samsudin. Apa yang dikatakan orangtuanya dan Ucok memang benar. Pantangan adat Kenduri Sko yang ia langgar ternyata berimbas kepada dirinya sendiri. Namun nasi sudah menjadi bubur. Penyesalannya sekarang ini tidak berarti sama sekali. Samsudin terpaksa pulang dengan tangan kosong dan ia pun berjanji dalam hatinya untuk tidak melanggar pantangan adat itu lagi.

C ATATAN BUD AY A BUDA

Kertas Oleh Yeni Maharani* Dilansir dari wikipedia, kertas merupakan bahan tipis yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp (bubur rumput). Serat yang digunakan untuk membuat kertas adalah bahan alami yang mengandung selulosa dan hemiselulosa, seperti jerami dan kayu. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak, melukis, dan sebagainya. Kertas . dapat ditemukan dimana saja, karena keberadaan kertas yang mudah dijangkau serta kehidupan manusia tidak pernah luput dari penggunaan kertas. Kertas dibuat dengan berbagai ukuran, ketebalan, dan warna. Warna pada kertas biasanya tergantung zat kimia yang dimasukkan, seperti kertas warna putih, merah, dan sebagainya. Manusia sering diibaratkan seperti kertas putih yang masih bersih dan polos. Manusia pada awalnya adalah bayi suci yang terlahir tanpa dosa. Setelah itu bayi tumbuh menjadi anak-anak yang belum

bisa membedakan antara yang baik dan buruk. Apapun perbuatannya yang salah dan tidak sesuai dengan ajaran agama, maka pahala dan dosanya dilimpahkan pada orangtuanya. Sementara sang anak terbebas dari pahala maupun dosa yang diperbuatnya. Jika anak berbuat baik dan mendapatkan pahala, maka beruntunglah orangtua anak tersebut karena mendapatkan pahala dari perbuatan anaknya sendiri. Namun jika si anak melakukan perbuatan yang menimbulkan dosa, maka orangtua jugalah yang akan menanggung dosa dari perbuatan anaknya. Dalam hal ini peran orangtua sangat penting dalam mendidik, mengajarkan, dan membimbing anaknya agar tidak melakukan perbuatan yang tidak baik. Manusia (anak) yang telah mencapai usia balig akan menanggung sendiri dosa yang diperbuatnya jika menyalahi aturan agama. Supaya tidak terjadi penyimpangan, maka

anak harus mendapatkan pendidikan agama maupun pendidikan umum yang dapat diperoleh baik secara formal maupun nonformal. Pendidikan formal didapat dengan bersekolah dan pendidikan nonformal didapat dari lingkungan sekitar, seperti bagaimana perlakuan yang diterima oleh si anak dari keluarga maupun masyarakat di sekitarnya. Orangtua merupakan elemen utama dalam membangun karakter seorang anak, terutama peran seorang ibu. Di saat seorang anak masih dalam kandungan, sudah seharusnya seorang ibu membiasakan berzikir, membaca Al-quran, dan melakukan ketaatan dalam beribadah kepada Allah, sehingga anak yang terlahir menjadi cerdas dan taat beragama. Pendidikan pertama yang didapat anak berasal dari ibu, karena ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya, setelah itu baru keluarga, sekolah, dan lingkungan sekitar. Apapun yang menjadi karakter manusia tergantung bagaimana pendidikan dari keluarga terutama dari ayah dan ibunya. Jika seorang anak dididik oleh

keluarga dengan ajaran yang benar dan diberi perhatian penuh, maka anak tersebut akan memiliki perilaku yang baik. Jika sejak dini seorang anak telah diajarkan dan ditanamkan ilmu agama serta hukum-hukumnya, maka anak tersebut tidak akan melakukan penyimpangan. Seandainya pun terjadi hal demikian, bisa jadi itu karena lingkungan luar rumah, pergaulan, bacaan, maupun tontonan. Seiring bertambahnya usia anak, maka semakin banyak coretan-coretan yang tercipta. Seorang anak yang berusia 15 tahun dan sudah balig jika melakukan kesalahan, maka akan tertulis coretan dosa. Sebaliknya jika anak tersebut melakukan amal kebaikan, maka akan tertulis coretan pahala dan bukan orangtua lagi yang menanggung pahala maupun dosanya. Manusia memang terlahir suci dan bersih dari dosa, tapi semakin lama manusia hidup, maka semakin bertambah pula coretan pahala maupun dosanya. Hal tersebut tercermin dari kertas yang bersih dan putih. Jika manusia berperilaku buruk,

maka menyebabkan timbulnya dosa seperti halnya kertas putih yang tak suci lagi, tapi telah berisi coretan buruk. Semakin lama kertas tersebut ada, maka warnanya pun akan berubah menjadi kekuningan dan akan timbul bercak-bercak hitam. Begitupula dengan manusia yang terlahir suci, semakin lama hidup di dunia semakin banyak pula dosa maupun pahala yang mewarnai kehidupannya. Layaknya kertas yang telah dipenuhi dengan coretan, baik itu coretan bagus atau tidak. Selagi kita masih hidup, berusahalah untuk membersihkan kembali jiwa dan diri yang telah dikotori oleh kesalahan dan dosa dengan melakukan taubat kepada Allah Swt, mengoreksi diri agar lebih baik lagi kedepannya, dan berusahalah untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Amal yang diperbuat oleh manusia akan dicatat oleh malaikat, baik itu amal baik maupun amal buruk. Perbanyaklah berbuat kebaikan agar kita mampu menjadi orang yang berguna bagi setiap makhluk hidup, seperti halnya kertas yang selalu bermanfaat bagi semua orang.


November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

RESENSI

22

Mengulas Rahasia Kehidupan

Pengharapan di Setiap Penyesalan

Judul Buku

: Falsafah Hidup “Memecahkan Rahasia Kehidupan Berdasarkan Tuntunan Al- Qur’an dan As-Sunah Penerbit : Republika Penerbit Tahun Terbit : 2018 Tebal Buku : 428 halaman Buku Falsafah Hidup karangan Buya Hamka ini merupakan sebuah buku yang berisikan tentang apa saja falsafah yang wajib dimiliki seorang muslim dalam menjalani kehidupannya. Hikmah hidup, ilmu dan akal, adab, keadilan dan lainnya merupakan pondasi penting yang patut untuk ditanamkan sejak manusia dilahirkan. Buku ini ditulis oleh Buya Hamka sebagai tanda hormat kepada gurunya A.R Sutan Mansur. Buya Hamka dalam buku ini berkata “Bahkan, dengan kail yang panjang sejengkal saya bukan menduga laut, saya hanya memancing ikan yang ada di dalamnya”. Maksud dari perkataan mencari ilmu bukan berarti harus pintar dahulu, sebab ilmu bisa didapat ketika akal menyatu dengan pemikiran dan niat-niat baik. Agama Islam juga sangat menghormati ilmu dan akal. Bahkan dalam ajarannya, Islam menghimbau agar manusia dapat mencari ilmu sebanyak-banyaknya. Tidak hanya ilmu, buku ini juga mengajarkan kita keadilan dan persamaan derajat di antara manusia. Semua manusia sama di mata Allah Swt, yang membedakan

adalah akhlak dan perilakunya. Tidak ada kelebihan antara yang satu dengan yang lain. Tidak ada yang kaya ataupun miskin. Hidup seperti inilah yang dikehendaki Islam sebagai falsafah hidup. Kehidupan yang dilandasi dengan prinsip tersebut tentu menghasilkan orang mulia dalam Islam. Oleh sebab itu, buku ini sangat cocok untuk dibaca oleh semua kalangan. Terlebih bagi mereka yang ingin mendalami falsafah ke-Islaman guna memecahkan rahasia kehidupan berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunah. Tidak hanya itu, buku ini juga dapat menjadi cerminan kehidupan yang patut diperhatikan. Namun dibalik semua keunggulan buku ini, tentunya ada hal yang menjadi kelemahan di dalamnya. Bahasa yang tertera dalam buku ini cukup sulit dipahami karena terlalu baku dan gaya bahasanya juga tergolong kuno sehingga sulit untuk memahaminya. Terlepas dari hal tersebut, buku ini sangat bagus untuk dibaca. Resensiator : Aminah Wulan Sari Lubis* Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris TM 2016

Judul Buku Penulis Penerbit Tebal Tahun Terbit

: : : : :

Hujan Menderai Handry TM PT. Gramedia Pustaka Utama 376 Halaman 2018

Hujan Menderai adalah buku yang berisi kumpulan cerpen yang mengisahkan orang-orang yang kesepian, perjuangan, kebimbangan, romansa, kehilangan jati diri, hingga kejadian yang tak masuk akal dan dibalut dengan kalimat-kalimat yang mempunyai makna mendalam. Cerpen Menangis di Bawah Hujan menceritakan tentang ego seorang pria yang belum siap untuk mengungkapkan rasa cintanya kepada gadis yang ia cintai. Pada akhirnya ia membuat suatu penyesalan karena tidak pernah mengungkapkan isi hatinya sampai gadis itu meninggal dunia. Dalam cerpen ini penulis mengajarkan kepada pembaca agar lebih menghargai perasaan yang kita punya dengan mengungkapkannya sehingga tidak menimbulkan penyesalan. Kekurangan di dalam buku ini ada beberapa kalimat yang memiliki makna tersirat, sehingga jika kita hanya membaca cepat tanpa memahami setiap uraiannya, maka akan sulit menemukan pesan yang disampaikan dan terkadang penulis terlihat begitu bengis ketika meng-

gambarkan kisah yang penuh dengan kekerasan dan kekejaman. Namun juga terdapat sisi humornya, seperti dalam cerpen Mitali Resto yang menceritakan tentang gadis yang berpura-pura mati karena menelan cicak. Buku ini sangat menarik untuk dibaca, walaupun terkadang sedikit berbelit saat menyampaikan isinya. Dalam penggambaran dan pengilustrasian cerita, penulis sangat pintar dalam menggambarkan waktu, tempat kejadian, dan juga adegan yang terjadi sehingga pembaca merasakan sensasi tersendiri dalam membaca buku ini. Penulis buku ini dilahirkan di Kota Semarang, Jawa Tengah. Sejak masih duduk di bangku SMP, dia sudah menggeluti dunia sastra, terutama prosa. Dalam pembuatan buku ini penulis mendapatkan ide dari berbagai latar belakang tempat yang berbeda. Penulis tidak pernah bosan untuk duduk termangu sekadar hanya untuk menangkap momen yang dapat dituliskannya. Buku ini tidak disarankan untuk pembaca yang masih di bawah 17 tahun karena terdapat beberapa cerita yang sedikit vulgar dan tindakan kekerasan yang sangat kejam. Resensiator : Desi Liati* Mahasiswa Pendidikan Geografi TM 2016

ULASAN FILM

Sukarela dan Kepercayaan dihadiahi Pengkhiatan Judul film Sutradara Tanggal Rillis Durasi Pemain

: : : : :

Jurassic World Fallen Kingdom Juan Antonion Bayona 6 Juni 2018 2 jam 25 menit 8 detik Byrce Dallas Howard, Chris Pratt, Issabela Sermon, Rafe Spall dan Jeff Goldblum

Sutradra J.A Bayona sebelumnya dikenal sebagai sutrada film bergenre horor seperti The Orphanage dan The Impossible. Pada film kali ini ia berhasil menyuguhkan suasana menegangkan dan mencekam dalam film yang mampu mengaduk emosi penonton. Film ini menceritakan tentang upaya penyelamatan dinosaurus yang hampir punah karena erupsi gunung yang akan meletus. Hal ini dilakukan oleh Owen Grady (Chris Pratt) seorang mantan pelatih dinosaurus atas bujukan Claire (Byrce Dallas Howard). Pada bagian awal film ini, Owen Grady dan Claire bergabung untuk misi menemukan Blue, Velociraptors terakhir yang telah Owen Grady latih. Dinosaur Dearing Protection Group (DPC) dibentuk oleh Claire bertujuan melindungi dinosaurus dan bekerjasama dengan Benjamin Lockwood. Namun, saat taman Jurassic World di Island Nublar hancur oleh letusan gunung berapi, Claire dan Owen dikhianati dan mengetahui bahwa

dinosaurus yang mereka selamatkan akan dilelang di kediaman Lockwood. Claire, Franklin, dan Owen mencoba menyelinap ke kapal yang mengangkut dinosaurus. Blue mengalami luka yang cukup parah saat ditangkap, dan butuh transfusi darah dari hewan lainnya. Maise (Issabela Sermon) cucu dari Benjamin Lockwood tak sengaja mendengar perbincangan Mills ketika ia diam-diam ke laboratorium. Mills menciptakan spesies Indo Raptor, dengan genetik Blue tanpa sepengetahuan Benjamin Lockwood. Maise berusaha memberitahu kakeknya, tetapi kejadian buruk terjadi pada Maise, ia tertangkap dan dikurung oleh Mills di kamarnya. Saat Maise berhasil kabur ternyata sang kakek sudah meninggal dunia karena dibunuh oleh Mills, kemudian ia bertemu dengan Owen dan Claire. Ketiganya menuju aula tempat pelelangan dinosaurus. Indo Raptor yang diciptakan Mills bertujuan menjadi senjata

modern pengganti pasukan perang. Kemudian timbul kekacauan akibat salah seekor dinosaurus lepas. Masalah tidak hanya sampai di situ, seseorang membuka kandang Indo Raptor Hibrid menyebabkan teror kian mencekam. Owen dan Claire serta Maise berupaya menyelamatkan diri. Kemudian terjadi perkelahian sengit antara Blue dan Indo Raptor Hibrid. Perkelahian ini dimenangkan oleh Blue, dan berakhir dengan pembebasan dinosaurus lainnya ke alam bebas. Namun sebuah fakta mengejutkan diungkapkan Mills bahwa Lockwood tak pernah punya cucu dan Maise adalah sebuah ciptaannya. Film ini mengajarkan bah-

wa kita harus menjaga sesama makhluk ciptaan Tuhan, sebab dalam hidup di dunia ini kita berdampingan dan saling membutuhkan satu sama lainnya. Tidak hanya itu, film ini juga mengajarkan bahwa mempunyai mimpi itu penting, tapi jangan sampai menghalalkan segala cara apalagi dengan mengkhianati kepercayaan yang telah diberikan seseorang kepada kita. Jurassic World Fallen Kingdom menyajikan berbagai macam konflik, baik itu emosional pribadi dan pertemanan dimana hubungan yang telah lama terjalin kandas karena keserakahan dan juga pengkhianatan. Film ini bagus ditonton untuk semua kalangan usia, pasalnya

selain mengajarkan nilai untuk saling menyayangi makhluk hidup lain, juga mengajarkan nilai kerjasama teamwork. Jurassic World Fallen Kingdom ini mengedepankan unsur persahabatan, kepercayaan dan melindungi makhluk lain. Hubungan antara karakter disajikan secara jelas. Meski begitu, kekurangan dari tokoh utama adalah kesukarelaan dan mudah percaya pada orang lain, sehingga merugikan dirinya sendiri serta anggota timnya. Resensiator: Nilam Purnama Sari* Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2016


November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

23

GANTOPEDIA

E-Sight Alat Bantu Penglihatan Di zaman modernisasi ini semua hal sudah diperbaharui dan menimbulkan banyak dampak, baik positif maupun negatif. Laju modernisasi terjadi diberbagai hal yang menyangkut tentang kehidupan, termasuk teknologi yang semakin canggih. Saat ini, ada 250 juta orang di dunia yang tidak mendapatkan berkah penglihatan normal. Angkanya memang menurun drastis dibanding tahun 90-an, tetapi kini mayoritas populasi penderita terkonsentrasi di negara-negara berkembang. Hal tersebut memberikan dampak ekonomi di wilayah itu karena para penderita tidak bisa bekerja optimal dan sulit mendapatkan pengobatan karena terkendala biaya. Penemuan-penemuan baru yang inovatif bermunculan untuk memberikan solusi dari masalah yang ada, tidak terkecuali di dunia kesehatan. Misalnya munculnya upsee untuk anak penderita gangguan neuromuscular, ada back up memory untuk memerangi alzheimer, dan yang terbaru ada e-Sight kacamata untuk tunanetra. Penyakit kebutaan bisa menyerang siapa saja, bahkan yang dulunya bisa melihat. Setelah mengalami proses penuaan, seseorang bisa mengalami degenerasi makula yang dapat menyebabkan kebutaan. Degenerasi makula adalah gangguan pada mata OGAN yang umum dialami karena proses penuaan yang menye-

babkan kehilangan penglihatan dan bahkan kebutaan, terutama pada orang lanjut usia di seluruh dunia. Makula adalah pusat dari retina dan merupakan bagian yang paling vital dari retina dan memungkinkan mata melihat detail-detail halus pada pusat lapang pandang. E-Sight adalah kacamata yang diciptakan oleh salah satu perusahaan di Kanada. Kacamata ini merupakan sebuah inovasi terbaru dalam dunia kesehatan. Kacamata ini diciptakan khusus untuk tunanetra. Satu tim inovator ingin memberikan solusi terhadap masalah kebutaan tersebut. Di Consumer Electronics Show (CES) 2018, mereka memamerkan ujung tombak dari kampanye “Menghapuskan Kebutaan di Tahun 2020,� yaitu sebuah perangkat unik bernama e-Sight. E-Sight adalah wearable device yang memungkinkan penderita gangguan visual untuk bisa melihat normal kembali. Solusi tersebut praktis, hands-free, dan sama sekali tidak memerlukan operasi. Perangkat e-Sight memiliki kamera yang bekerja dengan menampilkan resolusi tinggi dan prisma optik di headset untuk memulihkan penglihatan mereka dengan low vision. Gambar video yang disajikan kepada pengguna dengan cara yang dapat mengatasi penyebab kehilangan penglihatan mereka. Dr Brian Mech, CEO E-Sight men-

jelaskan bahwa teknologi ini memiliki peluang bekerja sukses yang lebih baik, 50 % bekerja dengan semua kondisi. Selain itu, e-Sight merupakan visor berpenampilan seperti versi kecil PlayStation VR, seperti smart glasses atau head-mounted display. E-Sight didesain untuk dikenakan di kepala. Jika dibutuhkan, produsen juga bisa membubuhkan lensa di bagian dalam. Sebuah kamera berkecepatan tinggi di luar bertugas ‘melihat’ dunia di sekitar pengguna, lalu gambar tersebut diproyeksikan ke sepasang layar OLED. Kacamata pintar ini dibekali software khusus yang berfungsi mempertajam dan membersihkan gambar-gambar. Para developer-nya berjanji tidak akan ada keterlambatan antara image yang dilihat kamera dengan output di layar. Selain itu, hasilnya pun tidak terlihat seperti gambar digital. Bagian visor bisa dinaik-turunkan (dinamai sistem Bioptic Tilt), sehingga kita tidak kehilangan kemampuan melihat keadaan di sekitar. E-Sight turut dilengkapi unit kendali terpisah, memungkinkan anda menyesuaikan posisi visor serta mengaktifkan fitur zoom. Di sana bahkan tersedia port HDMI untuk menyambungkan perangkat ini ke unit player. Berkat kapabilitas ini, pengguna bisa menikmati serial TV atau film seperti saat mengaksesnya dari headset virtual reality.

Cara kerja kacamata ini adalah merekam video kualitas HD sesuai kemampuan melihat pengguna, kemudian video yang terekam dikirim ke controller. Controller kemudian mengoptimalkan video sesuai setelan pengguna dan menyesuaikan kondisi mata. Beberapa setelan yang bisa dilakukan antara lain pembesaran, kontras, kecerahan, dan warna sesuai kondisi mata dan situasi. Video dikirim balik ke kacamata dan tampil di layar LED secara real-time. Beberapa jenis kebutaan yang bisa terbantu oleh kacamata ini adalah degenerasi makular,

diabetes retinapati, stargardt, albinisme okular, herediter optic neuropathy, cone-rod dystrophy, beberapa jenis glaukoma, dan beberapa jenis low vision yang lain. Pengguna memiliki kontrol penuh atas gambar yang mereka lihat. Hal ini berarti pengguna dapat memperbesar serta menyesuaikan tampilan objek untuk memastikan mata dapat menafsirkan kualitas gambar terbaik. Bagi tunanetra pasti akan merasakan kesedihan karena tidak bisa melihat. Teknologi baru ini menjadi solusi bagi mereka yang bermasalah pada penglihatan. Kacamata dengan hands-free, mobile ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing orang. Untuk orang dengan gangguan visual seperti kacamata degeneration. Makula membantu dengan hal-hal seperti membaca serta menggunakan laptop dan telepon. (Anggi dari berbagai sumber).

OGAN

Desain Grafis: Venny Sindya Fitri

Desain Grafis: Mitha Melanie Putri*


November-Desember 2018 Edisi No.207/Tahun XXVIII

IKLAN

24


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.