Surat Kabar Kampus Ganto Edisi 178

Page 1

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014

ISSN: 1412-890X


2

Akreditasi sebagai Penjaminan Mutu “Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan, dalam memilih dan membina hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia.” Daoed Joesoef Sebuah keputusan mengenai institusi telah ditetapkan oleh pemerintah demi semakin baiknya mutu pendidikan Indonesia dari segi kualitas maupun kuantitas. Keputusan tersebut menyatakan bahwa untuk saat ini setiap perguruan tinggi baik negeri maupun swasta harus melakukan akreditasi. Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) sudah menetapkan bila suatu Program Studi (Prodi) dari suatu Perguruan Tinggi tidak melakukan akreditasi, setelah tahun 2012, maka Prodi tersebut tidak diperbolehkan mengeluarkan ijazah. Dalam undang-undang perguruan tinggi juga mewajibkan akreditasi sebagai syarat bagi perguruan tinggi. Akreditasi merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk menstandarisasi dan penjaminan mutu alumni perguruan tinggi. Sejatinya akreditasi adalah suatu bentuk standarisasi. Dalam rekayasa teknologi, penggunaan standar yang sama memungkinkan semua elemen yang berbeda bisa diintegrasikan. Akreditasi PT dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN). Akreditasi dibagi dalam dua bentuk, yaitu akreditasi institusi/PT dan akreditasi program studi. Peraturan mengenai akreditasi ini tertulis dalam Undang-undang No. 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi, bagian 3 pasal 55. Salah satu tujuan pembentukan dan penilaian akreditasi oleh BAN-PT adalah menginformasikan kinerja perguruan tinggi kepada masyarakat. Akreditasi ini penting untuk menjaga mutu. Program Studi yang tidak bisa menjaga kestabilan mutunya akan ‘jatuh’. Selain itu untuk masyarakat umum, akreditasi bisa menjadi alat untuk mengukur kesiapan suatu perguruan tinggi untuk melakukan proses pendidikan. Akreditasi institusi merupakan bentuk jaminan kepada masyarakat bahwa perguruan tinggi telah menyelenggarakan pendidikan berkualitas sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. Setiap perguruan tinggi harus bisa meningkatkan mutu dan daya saing terhadap lulusannya, dapat menjamin proses belajar mengajar pada perguruan tinggi tersebut, sebagai acuan untuk memberikan informasi tentang kesiapan perguruan tinggi tersebut dalam melakukan kegiatan proses belajar mengajar sesuai standar yang diberikan oleh Kemendiknas dalam tahap proses globalisasi pendidikan untuk daya saing secara global di masa datang. Tidak hanya membahas mutu kuantitatif, akreditasi juga membicarakan kualitas relasional antara pendidikan yang akan ditempuh mahasiswa dan dunia kerja, sekaligus jaminan bahwa selama studi mahasiswa adalah user dari jasa pendidikan akan menerima transformasi pengetahuan yang bermutu karena proses dan dukungan input pendidikan yang memadai. Hal inilah yang mendorong setiap institusi untuk melakukan pengembangan dan peningkatan mutu. Tak terkecuali Universitas Negeri Padang. Segala upaya diramukan demi terwujudnya pengakuan terbaik oleh BAN-PT. Semoga saja!

+ Menyonsong Akreditasi Baru - Harap-harap cemas nih. + Sistem Penilaian Plus Minus Tetap Berlanjut - Bertahanlah! + Peminjaman Bus Kampus tidak Pernah BerbelitBelit - Syukurlah, mudahan-mudahan juga tidak mahal lagi.

Bersama Menggapai Akreditasi Terbaik Akreditasi Universitas Negeri Padang dengan nilai terbaik adalah harapan semua sivitas akademika. Kita hendaknya bahu-membahu untuk mendukung pencapaian nilai akreditasi terbaik. Nilai akreditasi universitas juga sama pentingnya dengan nilai akreditasi tiap program studi. Untuk itu, semua pimpinan, dosen, pegawai, dan mahasiswa harus peduli dan mendukung pencapaian nilai akreditasi terbaik untuk universitas dan nilai akreditasi terbaik untuk tiap program studi. Tim penyiapan akreditasi universitas sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menyusun borang akreditas. Setiap lembaga, bagian, unit, fakultas, jurusan, dan program studi harus mendukung tim penyiapan akreditasi universitas tersebut. Setiap unsur juga menyediakan data pendukung kegiatan tridarma perguruan tinggi seperti fasilitas gedung, ruang kuliah, ruang microteaching, aula, ruang seminar, labor dan sebagainya. Untuk mendapatkan nilai akreditasi terbaik, tim penyiapan dan semua unsur di kampus ini tentu harus becermin pada penilaian akreditasi universitas pada masa lalu. Kita harus belajar dari kekurangan pada masa lalu. Kekurangan-kekurangan yang ditemukan asesor pada akreditasi masa lalu harus kita perbaiki dan kita tingkatkan. Kelebihan-kelebihan yang ditemukakan asesor masa lalu harus kita pertahankan dan bahkan kita tingkatkan. Pada intinya, kesiapan

seluruh sivitas akademika adalah kunci utama menghadapi akreditas universitas tersebut. Agaknya, Universitas Negeri Padang telah memiliki banyak keunggulan untuk mencapai hasil akreditasi terbaik tersebut. Universitas kita telah memiliki banyak sumber daya staf pengajar yang berkualitas dan berperan dalam banyak kegiatan di tingkat nasional. Selain itu, universitas kita telah memiliki fasilitas yang memadai dengan banyaknya gedung-gedung baru beberapa tahun terakhir ini. Ruangan kuliah pada umumnya sudah dilengkapi dengan fasilitas perkuliahan yang cukup baik seperti infocus dan pendingin ruangan. Fasilitas internet sudah dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk menunjang kegiatan akademik mereka. Hal ini merupakan aspekaspek penting untuk pencapaian nilai akreditasi terbaik itu. Namun, hal yang terpenting tentunya dokumentasi yang lengkap dan memadai atas hal tersebut untuk ditunjukkan kepada tim asesor tersebut. Singkatnya, kegiatan akreditasi universitas haruslah dipandang sebagai kegiatan bersama. Seluruh sivitas akademika dan semua unsur harus bersinergi untuk menyukseskan kegiatan akreditasi universitas ini. Seluruh unsur seperti biro, lembaga, bagian, subbagian, fakultas, jurusan, dan program studi harus bertanggung jawab menyiapkan berbagai data yang diperlukan untuk kesuksesan kegiatan akreditasi ini. (Eto)

yang dilakukan UNP untuk memperbarui akreditasi institusi. Berhubung akreditasi awal yang didapat pada tahun 2008 lalu bermarkah C, UNP telah melakukan berbagai perbenahan untuk memperbaikinya. Apa saja upayanya? Dapat dibaca selengkapnya di rubrik laporan. Seperti biasanya, Ganto juga menyajikan berita-berita yang ada di UNP. Evaluasi akan penerapan sistem penilaian baru yang diterapkan semenjak semester ganjil lalu, kerjasama UNP dengan beberapa perguruan tinggi luar negeri berupa beasiswa untuk melanjutkan studi dan lainnya, dapat dibaca dalam rubrik Rapat perwajahan: Redaktur Artistik dan Online (berdiri) sedang menghimpun Teropong. Begitu juga dengan kegiatanide dari kru untuk perwajahan Ganto satu tahun ke depan, Minggu (1/12). kegiatan yang dilaksanakan dalam f/Ratmiati kampus, baik oleh Organisasi Mahasiswa Assalamualaikum Wr. Wb. ataupun pihak kampus. Semuanya dapat dibaca dalam “Sungai terus mengalir, kapal terus berlayar, rubrik Inter. Jangan berkecil hati jika ada berita yang penumpang datang dan pergi.” (Agustinus Wibowo) tidak termuat dalam edisi cetak ini, pembaca dapat Ibarat sebuah kapal, Ganto harus tetap berlayar mengakses di alamat website Ganto di laman http:/ dan bergerak. Bergerak untuk menyuarakan seluruh /www.ganto.or.id. Opini, cerpen, puisi serta jenis tulisan aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswa di kampus lainnya tetap bisa pembaca dapatkan dalam rubrik ini. Kendati di awal tahun ada pergantian kepengurusan SKK Ganto. di dalamnya, kinerja mesti terus dijalankan. Tenaga Di tengah penggarapan edisi ini, Ganto juga sedang baru, pemikiran baru, serta semangat baru dari 22 dalam masa penerimaan calon anggota baru. Adapun orang awak keredaksian Ganto, mengantarkan edisi seleksi akan dilaksanakan pada 16 Maret nanti. Jika 178 ke tangan pembaca sebagai edisi perdana ada dari pembaca yang berminat untuk bergabung kepengurusan 2014. Siapa saja awak Ganto tersebut? bersama, silakan langsung berkunjung ke sekretariat Pembaca dapat mengenalinya melalui rubrik Profil untuk mendaftarkan diri. Ganto juga menunggu kiriman Kru Ganto pada halaman tengah yang khusus diadakan tulisan berupa opini dari pembaca semuanya, opini dalam edisi ini. tersebut bisa dilayangkan melalui alamat surel Dari segi isi, Ganto mengalami sedikit perubahan. redaksiganto@gmail.com atau langsung memberiAdanya rubrik baru bernama Ragam, memberikan kannya ke keredaksian. ruang kepada pembaca untuk mengirimkan tulisannya, Tak lepas dari semuanya, Ganto selalu menanti baik itu tentang perjalanan, komunitas atau kegiatan kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang diikuti. Penulisan tersebut lebih ditekankan ke semuanya guna menghasilkan karya yang lebih baik citizen journalism. lagi ke depannya. Teruslah membaca dan menulis! Rubrik Laporan kali ini membahas mengenai upaya Salam Pers Mahasiswa!

Surat Kabar Kampus Universitas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, International Standard Serial Number (ISSN): 1412-890X, Pelindung: Rektor UNP: Prof. Dr. Phil Yanuar Kiram, Penasehat: Pembantu Rektor III UNP: Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd., Penanggung Jawab: Prof. Dr. Ermanto, M.Hum., Dewan Ahli: Aai Syafitri, Faeza Rezi S, Mardho Tilla, Wezia Prima Zolla, Ismeirita, Rahmi Jaerman, Winda Yevita Dewi, Ariyanti Staf Ahli: Konsultasi Psikologi: Niken Hartati, S.Psi., M.A., Konsultasi Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, Kritik Cerpen: M. Ismail Nasution, S.S., M.A., Kritik Puisi: Zulfadhli, S.S., M.A., Pemimpin Umum: Jefri Rajif, Pemimpin Redaksi: Meri Susanti, Pemimpin Usaha: Novi Yenti, Bendahara Umum: Gumala Resti Halin, Kepala Penelitian dan Pengembangan : Liza Roza Lina, Sekretaris: Juliana Murti, Redaktur Pelaksana: Wahida Nia Elfiza, Redaktur Berita: Media Rahmi, Fitri Aziza, Redaktur Tulisan:­ Ranti Maretna Huri, Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya : Yola Sastra, Redaktur Artistik dan Online : Edo Febrianto, Layouter: Doni Fahrizal, Fotografer: Ratmiati, Reporter: Fidia Oktarisa, Wici Elvinda Rahmaddina, Redda Wanti, Novarina Tamril, Staf Penelitian dan Pengembangan: Sri Gusmurdiah, Sirkulasi dan Percetakan: Sonya Putri, Kesekretariatan dan Perlengkapan: Khadijah Ramadhanti, Iklan: Suci Larassaty Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat: Gedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri Padang , Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode pos 25131. Laman web : http://ganto.or.id , Postel : redaksiganto@gmail.com, Percetakan: Unit Percetakan PT. Genta Singgalang Press (Isi di luar pertanggungjawaban percetakan), Tarif iklan: Rp1.500,- (permilimeter kolom-hitam putih), Rp3.000,- (permilimeter kolom full colour), 1/4 halaman belakang Rp1.000.000,- ( full colour), Iklan Baris Rp 1.000,- (perbaris). Redaksi menerima tulisan

berupa artikel, esei, feature, cerpen, resensi buku, puisi, dan bentuk tulisan kritis lainnya dari sivitas akademika UNP. Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah esensinya. Tulisan yang masuk menjadi hak redaksi dan yang tidak dimuat akan dikembalikan atau menjadi bahan edisi berikutnya. Setiap tulisan yang dimuat akan diberi imbalan/uang lelah semestinya.

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014


3 SKK Ganto menerima surat pembaca baik berupa keluhan, kritikan, saran, dan permasalahan tentang lingkungan sekitar UNP. Surat pembaca dapat dikirimkan melalui email: redaksiganto@gmail.com atau dapat diantar ke redaksi SKK Ganto, Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Ruang G65 UNP dengan dilampirkan kartu identitas: KTP atau KTM.

Pelayanan UNP Dipertanyakan Saya ingin menyampaikan keluhan mengenai pelayanan UNP yang diberikan kepada mahasiswa. Saya merasa info beasiswa diberikan tidak secara merata, para pegawai melayani mahasiswa dengan galak, info tentang sistem perkuliahan simpang siur, pegawai BAAK sering kosong. Semoga kedepannya saya tidak mendapatkan hal seperti ini lagi. Mos, Mahasiswa FBS UNP

Mukena Perpustakaan UNP Waktu itu saya ingin salat di perpustakaan pusat. Namun sayang sekali mukenanya tidak bisa dipakai karena kotor. Alangkah baiknya kalau mukena itu dicuci, bisa dimanfaatkan untuk salat. Semoga kebersihan mukena di setiap tempat salat di UNP bisa terjaga dan bersih selalu. Terima kasih. FH, Mahasiswa UNP

Penerima Bidikmisi Butuh Peninjauan Ulang Sepengetahuan saya salah satu syarat mendapatkan beasiswa Bidikmisi adalah IP harus di atas 3.0. Jika tidak sampai standar tersebut, maka beasiswanya akan dicabut. Tapi dalam kenyataannya ada beberapa mahasiswa yang IP-nya kurang dari standar itu dan beasiswanya tidak juga dicabut. Sedangkan banyak mahasiswa lain yang IP-nya selalu di atas standar, namun kurang mampu, tidak mendapat bidikmisi. Saya harapkan kepada para petinggi kampus untuk meninjau lagi kelayakan mahasiswa yang menerima bidikmisi ini. SMIS, Mahasiswa UNP

Toilet Butuh Perbaikan Saya sangat prihatin dengan keadaan toilet yang ada di dekat Jurusan Sejarah, jauh dari kata layak. Pintunya sudah rusak, toiletnya kotor, dan airnya juga sering macet. Saya harapkan kepada bagian perlengkapan kampus untuk lebih memperhatikan lagi fasilitas kampus seperti toilet ini. AM, Mahasiswa UNP

KOPMA UNP harus Tingkatkan Pelayanan Saya berharap semoga KOPMA UNP meneyediakan peralatan kuliah, ATK dan keperluan yang dapat melancarkan rutinitas kampus lainnya. Saya melihat KOPMA UNP tidak menyediakan kebutuhan mahasiswa secara lengkap. Alangkah baiknya jika KOPMA UNP menjadi tempat mengadu mahasiswa yang kekurangan peralatan kuliah saat dalam lingkungan kampus. Terima kasih. Mel, Mahasiswa FIS UNP

Nasionalisme Semu Oleh Sri Gusmurdiah Mahasiswa Administrasi Pendidikan TM 2012

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nasionalisme diartikan sebagai suatu kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa. Namun pada kenyataannya di negara Indonesia tidaklah demikian. Sikap nasionalisme yang ditunjukkan oleh anak bangsa tidak lebih dari nasionalisme semu. Seperti ada, namum nihil kenyataan. Sorakan mereka seolah tak terdengar, hanya mampu bicara dalam hati tanpa mampu merdeka terhadap kebenaran yang diyakininya. Sebuah tuntutan zaman yang tak terelakan. Zaman sekarang, nasionalisme di Indonesia kata abstrak semata, yang entah masih punya makna atau tidak. Hal ini terlihat dari kurangnya rasa cinta dan memiliki dari anak bangsa yang mulai hanyut oleh perubahan kehidupan, ego, dan kepentingan pribadi. Seperti maraknya kasus korupsi yang tak kunjung usai, budaya luar yang mulai mewabah dan diterapkan secara blakblakan oleh masyarakat Indonesia, perpecahan masyarakat yang terjadi di manamana, dan kebudayaan asli Indonesia yang kian luntur. Nasionalisme yang dulunya mampu membawa kemerdekaan untuk negeri ini sekarang hanya tinggal memori yang tak tersentuh lagi oleh ingatan anak bangsa. Ironisnya, sikap nasionalisme hanya melekat ketika ada momen tertentu yang membawa nama negara ke kancah dunia, misalnya Piala AFF, Sea Games dan sebagainya. Namun sebelum momen tersebut ada , nasionalisme

nampak pudar. Sedangkan yang tampak hanyalah hujatan tentang bobroknya pemerintahan Indonesia serta semakin remuknya sistem birokrasi di negeri ini. Hal yang harus kita sadari adalah banyaknya anak bangsa yang semakin meninggalkan jati diri dan identitas bangsa ini. Bangga melupakan identitas bangsa. Kebanyakan dari masyarakat sangat bangga menggunakan

Nasionalisme yang dulunya mampu membawa kemerdekaan untuk negeri ini sekarang hanya tinggal memori yang tak tersentuh lagi oleh ingatan anak bangsa.

produk-produk dari negara lain, bekerja di perusahaan asing atau bahkan ingin menjadi warga negara asing. Keadaan ini merupakan kondisi kritis bangsa kita. Memang tak dapat dipungkiri, kemajuan teknologi yang begitu pesat memaksa manusia secara sadar maupun tidak, menjadi makhluk sosial yang individualis. Adanya perasaan mampu untuk mengatasi segala persoalan sendiri membuat individu seakan sudah tidak memerlukan hubungan dengan yang lain. Dan perasaan individualis inilah yang semakin lama mampu mengikis rasa kebersamaan sebagai bagian dari masyarakat suatu bangsa. Sebagai anak bangsa yang akan memperkokoh berdiri tegaknya bangsa ini, kita tidaklah pantas berbuat demikian. Karena kitalah yang seharusnya sama-sama berpikir bagaimana kita mampu

bangkit bersama untuk memberikan dukungan terhadap kebaikan bangsa. Bertindak untuk penuntasan kasus-kasus korupsi yang menggerogoti kemakmuran negeri ini. Serta, bagaimana integritas bangsa ini bisa dijaga melalui garis komando pucuk pimpinan negeri yang mampu mengajak rakyatnya untuk sama-sama menjaga, bukan malah ikut bersekongkol dengan kekuatan asing untuk merampok bangsanya sendiri dan menjadikan rakyat sebagai tumbalnya. Hal paling penting yang tidak bisa dilupakan bahwasanya nasionalisme itu sendiri muncul dari berbagai bentuk dan derajat. Nasionalisme tidak dapat disamakan dengan suatu kesatuan rubik. Selain itu, tidak semua nasionalisme memiliki kesamaan dalam berupaya untuk homogenitas budaya. Sesungguhnya apa yang dikehendaki dari para nasionalis itu sendiri ialah satu budaya publik. Dan tidak juga semua nasionalis mengabaikan dasar hak asasi manusia dan keberagaman individual. Inti dari nasionalisme itu ialah tuntutan loyalitas utama terhadap bangsa. Sikap nasionalisme telah menjadi inti kebudayaan bangsa yang tidak mudah hilang begitu saja. Di sini sangat terlihat bahwa sikap nasionalisme memainkan perannya sebagai landasan idil dalam menghadapi arus globalisasi serta sebagai suatu potensi besar bagi negara untuk tetap mempertahankan persatuan bangsanya. Hingga pada akhirnya bukanlah hal mustahil untuk mencapai Indonesia yang lebih bersinar. Kita harusnya menyadari bahwa nasionalisme yang harus diterapkan adalah nasionalisme yang sesungguhnya, bukan nasionalisme yang semu semata. Nasionalisme tanpa nasionalisme.

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014


Laporan

4

Grafik 1: Jumlah kerjasama yang dilakukan oleh UNP terhitung sebelum tahun 2007 hingga tahun 2013.

Akreditasi: Beranjak dari Usaha Nyata “Tidak cukup sampai di sini, UNP memang harus terus berbenah, tidak hanya kuantitas tapi juga kualitas.” Oleh Wahida Nia Elfiza dan Meri Susanti

S

elasa, 24 Agustus 1999 lalu menjadi hari bersej arah bagi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Padang. Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 93 tahun 1999 telah memberikan babak baru bagi kampus beralmamater kuning ini untuk menyandang nama baru. Serta mengemban tugas yang lebih dari biasanya. Itulah sejarah bergantinya IKIP dengan sebuah nama baru, yakni Universitas Negeri Padang (UNP). Setelah dinobatkan sebagai universitas secara resmi oleh pemerintah, UNP mulai berinovasi dalam pengembangan dan peningkatan di bidang pendidikan. Seperti peningkatan sejumlah prodi nonkependidikan, perubahan nama dan penambahan fakultas, serta membuka program pascasarjana. Tak hanya itu, berbagai macam fasilitas pendukung juga semakin gencar ditumbuhkembangkan di UNP. Ketersediaan sarana dan prasarana, peningkatan pelayanan, pembangunan, dan lain sebagainya diupayakan demi membangun universitas yang baik dari segi kualitas dan kuantitas. Walaupun peningkatan demi peningkatan telah diupayakan, namun tak serta merta membuat UNP mendapatkan pengakuan dari pemerintah sebagai institusi terbaik. Pasalnya pada tahun 2008, untuk pertama kalinya sebagai universitas, UNP menerima akreditasi C dari Badan Akreditasi Nasional Institusi Perguruan Tinggi (BAN-PT). Bersumber dari Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran UNP No. UN35/KU 2014 bahwasanya akreditasi UNP akan habis masa berlakunya pada tahun 2013. Berarti pada tahun 2014 ini, pihak UNP menyusun kembali borang akreditasi untuk diajukan ke BAN-PT. Dan perbaikan

demi perbaikan kembali digalakkan oleh UNP. Semua upaya diusahakan demi menjadi institusi yang dinilai baik oleh BAN-PT. Dalam memperbaiki akreditasi kampus, salah satu usaha yang harus dilakukan oleh UNP adalah perbaikan dari segi fisik. Mengingat UNP pernah terkena dampak bencana gempa yang melanda bumi andalas pada tahun 2009 lalu. Gempa yang tercatat 4,2 SR tersebut telah menyebabkan kerusakan sarana dan prasarana UNP. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya bangunan UNP yang rusak dan hancur, seperti gedung rektorat lama, laboratorium, gedung perkuliahan, akses transportasi dan kerusakan fisik lainnya. Hal juga menyebabkan hilangnya sejumlah dokumen penting milik para dosen UNP. Ketua Prodi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan (IIPK) Drs. Bakhtaruddin Nst, M.Hum., mengatakan jika fasilitas tersebut tidak diperbaiki maka hal tersebut bisa menyebabkan rendahnya akreditasi UNP. “Perlu dilakukan perbaikan kedepannya,” ujar Bakhtaruddin. Selasa (18/2). Perubahan demi akreditasi Berdasarkan pemberitaan Ganto edisi 177 (November-Desember 2013), bahwasanya UNP tengah melakukan perbaikan serta penambahan dalam bidang sarana dan prasarana, salah satunya perombakan gedung rektorat lama menjadi gedung

Information and Communication Technology (ICT). Menurut Afriva Khaidir, S.H, M.Hum, MAPA, Ph.D. selaku sekretaris Internasional Development Bank (IDB) UNP, pembangunan gedung ICT merupakan bentuk kerjasama UNP dengan (IDB). Tidak hanya itu, kerjasama pembangunan ini juga akan dilanjutkan

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014

pada tahun 2014 dengan pembangunan gedung lainnya seperti gedung rektorat, laboratorium terpadu, auditorium UNP, student centre, bussines centre, pusat pelatihan dan pengembangan guru, serta ruang kelas bersama terpadu. “Pem bangunan ini memang membutuhkan waktu lama dan jumlah dana yang banyak,” ungkapnya. Selain meningkatkan jumlah bangunan di UNP, pihak kampus juga tengah berusaha memperbaiki infrasruktur untuk peningkatkan layanan internet. Menurut Kepala Pusat Komunikasi Drs. Yushamdi, Sepetember 2013 lalu telah dilakukan penanaman kabel Fiber Optic (FO) di selingkup wilayah UNP. Dengan demikian diharapkan pelayanan fasilitas internet bisa didapatkan dengan mudah. “Sehingga pengaksesan lebih nyaman,” ungkapnya. Selain peningkatan layanan internet juga akan menjadi solusi bagi penerapan sistem E-Learning di UNP. Berkaitan dengan laporan Ganto edisi 177, yang menjadi salah satu kendala penerapan E-Learning adalah ketersediaan jaringan WiFi yang terbatas di UNP. Jika jaringan internet telah diperbaiki, diharapkan sistem E-Learning bisa diterapkan secara maksimal. Perubahan juga dilakukan demi akreditasi. Bertepatan dengan semester ganjil tahun 2013 lalu, UNP telah merubah sistem penilaian akhir dalam melihat potensi akademik mahasiswanya. Berdasarkan Surat Keputusan Rektor nomor 273/ UN35/ AK/ 2013 bahwasanya tahun 2013 sistem penilaian plus minus mulai diterapkan di UNP. Menurut Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi (FE) Dr. Idris, M.Si., penerapan sistem penilaian tersebut akan meningkatkan kualitas penilaian. Jika UNP masih bertahan dengan sistem penilaian

yang lama, maka UNP akan jauh ketinggalan dibandingkan perguruan tinggi lain. “Kualitas mahasiswa juga berpengaruh terhadap akreditasi,” ungkapnya. Selain berupaya mewujudkan kualitas sarana dan prasarana yang baik, pihak UNP juga telah berupaya memperbaiki kualitasnya dari akreditasi prodi. Berdasarkan data yang didapatkan dari Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) bahwasanya dari 82 jumlah program studi (prodi) yang berada dibawah payung UNP, 11 prodi telah terakreditasi A, 44 prodi terakreditasi B, dan 11 prodi teakreditasi C. Sedangkan 16 prodi lainnya belum terakreditasi karena prodi-prodi tersebut masih berstatus baru didirikan. Menurut Pembantu Rektor IV, Dr. Ardipal, M.Pd., salah satu faktor yang mempengaruhi baik atau buruknya seb uah ak red itasi se b uah prod i bergantung pada bentuk kerjasama yang dijalin oleh prodi tersebut. Untuk itu baik prodi maupun jurusan hendaknya menindaklanjuti kerjasama yang telah di jalin oleh UNP. “Karena kerjasama akan memperbaiki citra UNP, khususnya prodi yang terlibat,” ungkapnya Berdasarkan laporan pengembangan kerjasama UNP dalam dan luar negeri, bahwasanya kerjasama yang telah dilakukan UNP semenjak tahun 2007 hingga 2013 mengalami pasang surut. Dari grafik yang telah digambarkan, terlihat bahwa kerjasama UNP pada tahun 2007 merupakan kerjasama yang paling rendah serta mengalami kemerosotan dibandingkan 2000-2007 yang mempunyai jalinan kerjasama lebih tinggi. Namun kemerosotan pada tahun 2007 berhasil diatasi, sehingga pada tahun berikutnya mengalami peningkatan. Pada grafik jalinan kerjasama tersebut dapa disimpulkan bahwasanya UNP mencapai puncak tertinggi dalam hal kerjasama pada tahun 2009. Namun kerjasama tersebut harus mengalami penurunan pada tahun berikutnya. Hingga pada tahun 2013 kerjasama yang dilakukan UNP dengan pihak luar tidak lagi mencapai bahkan melebihi jumlah kerjasama yang pernah dicetak pada tahun 2009. Mengklarifikasi data di atas, Ardipal mengatakan, walaupun kerjasama pada tahun 2013 mengalami penurunan, namun telah dilakukan berbagai upaya un tuk me ningk atk ann ya se perti melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi lain, bentuk kegiatannya yaitu, pertukaran mahasiswa dan staf, penelitian, publikasi jurnal, seminar, serta pelatihan bersama dosen. Sedangkan kerjasama dalam bidang industri yaitu, pengembangan, penelitian, dan pengabdian, serta kerjasama dalam bidang pemerintahan yaitu kerjasama dengan Kejaksaan Tinggi Sumbar, sekolah untuk pelaksanaan PPG, dan Dinas Pendidikan Pemerintah Kabupaten Nias. Lebih lanjut, Ardipal mengharapkan agar kerjasama UNP semakin meningkat dari tahun ketahun, karena kerjasama ini sangat mempengaruhi akreditasi UNP. “Karena kerjasama ini untuk kebaikan UNP kedepannya,” harapnya. Laporan kru SKK Ganto


Laporan

5

Upaya di Balik Harapan Akreditasi “Meningkatnya akreditasi UNP tidak terlepas dari peranan lembaga yang bekerja di dalamnya.” Oleh Wahida Nia Elfiza dan Meri Susanti

Bobot: 0-14 15-28 29-42 43-57 58-71 72-85 86-100

: : : : : : :

Perbaikan Mendesak Perbaikan Mayor Perbaikan Minor Cukup Lebih dari Cukup Baik Sangat Baik

Grafik 2: Rekapitulasi nilai rata-rata capaian dan target prodi kependidikan di UNP tahun 2013.

A

kreditasi institusi perguruan tinggi adalah proses penilaian terhadap institusi secara keseluruhan untuk mengetahui komitmen institusi terhadap penyelenggaraan akademik dan manajemen institusi, yang didasarkan pada standar akreditasi yang telah ditetapkan. Dalam upaya meningkatkan akreditasi, sebuah institusi penguruan tinggi harus memenuhi kriteria standar yang telah ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Sebagaimana yang telah dituangkan dalam Buku III mengenai penyusunan borang, standar akreditasi merupakan tolak ukur yang harus dipenuhi oleh institusi perguruan tinggi yang berguna untuk mengukur dan menetapkan mutu dan kelayakan institusi. Kepala Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi (BAPSI) Drs. Ahmad Hamdani, mengatakan bahwa untuk memenuhi kriteria standar akreditasi dibutuhkan keterlibatan banyak pihak. Dalam hal ini BAPSI tengah berupaya membantu Tim Instrumen Akreditasi UNP untuk mengumpulkan data-data valid yang berkaitan dengan wewenang BAPSI yang dibutuhkan dalam penyusunan borang. “Kesahihan data-data tersebut akan dipertanggungjawabakan nanti,” ujarnya. Selasa (18/2). Menilik kinerja BAPSI selama ini, Ahmad Hamdani juga mengatakan bahwa dari tahun ke tahun BAPSI berupaya dalam mengembangkan sistem informasi UNP. Hal ini terlihat dari perkembangan sistem pelayanan mahasiswa yang dulunya manual, berlanjut ke semimanual, dan sampai pada sistem online seperti sekarang ini. Sehingga berkat pelayanan online berbagai pelayanan bisa dilakukan, mulai dari pendaftaran mahasiswa, proses seleksi PMDK, SNMPTN Undangan, SMBPTN, Reguler Mandiri, termasuk pembayaran SPP secara online. “Sehingga dampak perkembangan sistem informasi telah banyak membantu,” paparnya. Lebih lanjut ia berharap, untuk ke depannya BAPSI akan mengusahakan pemanfaatan sistem informasi di UNP lebih diaplikasikan secara menyeluruh mulai dari akademik, kemahasiswaan, keuangan, sampai kepegawaian. Sehingga bisa diakses secara online baik database maupun hal lainnya. “Karena sistem seperti ini akan mempengaruhi akreditasi UNP,” ujarnya. Tidak cukup sebatas sistem informasi. Kriteria standar akreditasi tidak mengabaikan penilaian terhadap penyelenggaraan penelitian. Dalam hal ini Lembaga Penelitian (Lemlit) UNP berfungsi sebagai fasili-

tator penelitian yang dilakukan oleh para dosen. Menurut Kepala Lemlit Dr. Alwen Bentri, M.Pd., peningkatan jumlah dana dari tahun ke tahun untuk penelitian turut mempengaruhi jumlah dosen yang terlibat dalam penelitian tersebut. Namun bukan berarti dana menjadi jaminan. Terkadang

Bobot: 0-14 15-28 29-42 43-57 58-71 72-85 86-100

: : : : : : :

pengabdian masyarakat. Untuk itu ia berharap agar Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) dan Lemlit dapat disatukan, “Agar penelitian dengan pengabdian masyarakat dapat berjalan lebih efisien,” harapnya. Melirik kriteria standar akreditasi dalam

masyarakat, dan standar kerjasama. “Sepuluh standar ini sangat menentukan akreditasi UNP,” ungkapnya, Selasa (25/2). Berdasarkan rekapitulasi Evaluasi Mutu Internal (EMI) prodi kependidikan dan nonkependidikan UNP, dinyatakan bahwa untuk prodi kependidikan kriteria standar penelitian dan sandar pengabdian masyarakat telah bernilai cukup, dan standar yang lainnya sudah bernilai baik. Untuk prodi nonkependidikan, untuk kriteria standar kompetensi lulusan dan standar pengabdian masyarakat bernilai lebih dari cukup. Untuk standar kerjasama masih perbaikan minor. Sedangkan standar lainnya telah bernilai baik. Menurut Bafirman dalam meningkatkan akreditasi, mutu yang disandang oleh fakultas dan prodi turut mempengaruhi akreditasi yang akan didapatkan UNP. “Jika akreditasi fakultas dan prodi baik, maka UNP juga akan baik,” ujarnya.

Perbaikan Mendesak Perbaikan Mayor Perbaikan Minor Cukup Lebih dari Cukup Baik Sangat Baik

Grafik 3: Nilai capaian maksimal dan rata-rata per standar prodi nonkependidikan UNP tahun 2013.

ketimpangan antar jumlah dana dan jumlah dosen peneliti justru berbanding terbalik. “Jumlah dana yang berfluktuasi juga mempengaruhi minat dosen dalam penelitian,” ungkapnya, Jumat (21/2). Hal ini juga bisa dibuktikan dengan rekapitulasi data jumlah penelitian UNP tahun 2011 sampai 2013. Melalui rekapitulasi tergambar bahwasanya pada tahun 2011 jumlah dana yang dialokasikan untuk penelitian dosen adalah sekitar 2,3 milyar sedangkan dosen yang terlibat penelitian pada waktu itu adalah 261 dosen. Untuk tahun 2012 ternyata jumlah dana untuk penelitian naik menjadi 3,6 milyar dan dosen yang terlibat pun juga naik menjadi 444 dosen. Namun sayangnya pada pada tahun lalu, jumlah dosen yang terlibat dalam penelitian menurun dari tahun sebelumnya yaitu 313 orang dosen, padahal jumlah dana yang dialokasikan meningkat menjadi berjumlah 6,4 milyar. Di samping itu, Alwen juga berharap penelitian yang telah dilakukan hendaknya lebih dapat diaplikasikan dalam bentuk

bidang pengabdian masyarakat, setidaknya 50% dosen per tahun di suatu institusi perguruan tinggi terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Berdasarkan hal ini Staf Ahli LPM UNP, Sukardi memberikan komentar. Menurutnya keterlibatan dosen UNP dalam bidang pengabdian masyarakat telah memenuhi persyaratan akreditasi yang diharapkan. Hal ini terlihat dari daftar kegiatan pengabdian masyarakat LPM UNP anggaran 2013, yang menyatakan ada sekitar 234 judul pengabdian masyarakat yang telah terdaftar. Masing-masing judul tersebut dikerjakan oleh sekitar empat orang dosen. Untuk mengindentifikasi baik atau tidaknya suatu akreditasi kampus, Kepala Badan Penjaminan Mutu Internal (BPMI) Bafirman mengatakan bahwa ada 10 kriteria standar perguruan tinggi yang harus ditingkatkan, yaitu: standar isi, standar pemahaman proses, standar kompetensi pendidikan, standar pendidik dan kependidikan, standar sarana prasarana, standar pengelolaan, standar ilmiah, standar penelitian, standar pengabdian kepada

Persyaratan akreditasi pun juga tidak luput dari kriteria standar sarana dan prasarana yang dimiliki UNP. Dalam hal ini Ketua Biro Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK), Drs. Syarkani, memandang kriteria sarana dan prasana tidak terlalu memberikan dampak besar dalam akreditasi. Menurutnya yang paling mempengaruhi akreditasi UNP adalah metode-metode yang digunakan pada proses bembelajaran, pelayanan yang baik di perpustakaan, laboratorium, dan dalam bidang IT yang nantinya akan berkaitan erat dengan lulusan UNP yang berkualitas. “Bidang keuangan dan sarana dan prasarana tidak terlalu mempengaruhi,” ungkapnya, Senin (24/2). Namun Syarkani berharap, apapun akreditasi yang akan didapatkan, hendaknya UNP tidak hanya keunggulan di bidang sarana dan prasarananya saja, hendaknya yang paling penting adalah lulusan yang berkualitas sebagai produk unggulannya. “Semoga UNP menghasilkan generasi unggul dalam segala bidang,” harapnya. Laporan kru SKK Ganto

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014


Laporan

6

Harapan untuk Akreditasi Akreditasi A atau B bukanlah sekedar mimpi, asalkan mau menyadari dan memperbaiki kekurangan adalah solusi yang tepat untuk mewujudkannya Oleh Wahida Nia Elfiza dan Meri Susanti

cita yang diharapkan serta usaha untuk mencapainya “Untuk itu, visi misi merupakan k u n c i, ” si mp u l Yulkifli. Tidak kalah penting dengan visi dan misi UNP, Yulkifli juga menambahkan pentingnya peranan Gedung Baru: UNP tengah berupaya membangun sarana dan prasarana demi mencapai akreditasi yang lebih baik, salah tata pamong dalam satu adalah dengan pembangunan gedung baru FIP, Kamis (6/3). f/Ratmiati melengkapi kriteria wal tahun lalu, sebuah surat tujuh kriteria standar yang harus dilengkapi akreditasi. Tata cara kepemimpinan yang keputusan yang bernomorkan UN35/ UNP dalam meningkatkan akreditasinya diterapkan akan mempengaruhi orang-orKU/2014 dikeluarkan oleh Rektor yaitu:(1) visi, misi tujuan, serta strategi ang yang berada serta bekerja di dalam Universitas Negeri Padang (UNP). pencapaian, (2) tata pamong, kepemimpinan ruang lingkup UNP. Jika tata pamong UNP Keluarnya surat keputusan tersebut karena sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu, bagus maka akan terlihat kinerja yang bagus akreditasi UNP yang pernah diberikan oleh (3) mahasiswa dan lulusan, (4) sumber dari orang-orang yang berada di bawah Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi daya manusia, (5) kurikulum, pembelajaran kontrol kepemimpinan dan berdampak baik (BAN-PT) pada tahun 2008 telah berakhir dan manusia, (6) pembiayaan, sarana dan untuk akreditasi UNP. tahun 2013 lalu. Sehingga melalui surat prasarana, serta sistem informasi, dan (7) Sebagai kepala rombongan dalam tim keputusan kuasa pengguna anggaran, rektor penelitian, pelayanan/ pengabdian kepada instrumen akreditasi, Yulkifli berpikir positif akhirnya membentuk sebuah kepanitian masyarakat dan kerjasama. “Agar semuanya bahwa UNP telah melakukan perubahan ke khusus yang bertugas untuk menyusun lancar diperlukan dukungan dan partisipasi arah yang lebih baik. Ia bersama anggota instrumen akreditasi untuk UNP. banyak pihak,” ungkapnya. lainnya akan bekerja keras, kerja cerdas, Perihal pembentukan panitia instrumen Mengacu pada kriteria standar yang dan kerja ikhlas dalam melengkapi kriteria akreditasi ini, dibenarkan Dr. Yulkifli, S.Pd, pertama, Yulkifli mengatakan bahwa dalam standar akreditasi yang diharapkan. “Semoga M.Si.,. Menurutnya, 15 orang panitia yang melengkapi kriteria standar akreditasi tim instrumen akreditasi sukses dalam bekerja telah dibentuk tersebut bertanggung jawab lainnya, peranan visi dan misi UNP dan UNP bisa mendapatkan akreditasi A,” mengisi borang akreditasi dengan cara merupakan poin utama dan yang paling tutupnya. melengkapi kriteria standar yang akan di- penting dipersiapkan. Jika saja visi dan Sebagai salah satu komponen sivitas usahakan selesai pada Maret 2014. “Ma- misi UNP tidak jelas, maka untuk syarat- akdemika, harapan berembus dari kalangan sing-masing kriteria standar akreditasi ada syarat berikutnya tidak bisa dipenuhi, mahasiswa, salah satunya Taufik. Mahasiswa penanggungjawabnya,” ujar Ketua Tim Ins- karena semua kriteria akreditasi merujuk yang tengah menimba ilmu di jurusan trumen Akreditasi 2014 ini, Selasa (25/2). pada visi dan misi yang UNP miliki. Administrasi Pendidikan ini, berharap UNP Lebih lanjut Yulkifli mengatakan ada Apalagi di dalam visi misi tergambar cita- bisa menjadi kampus yang maju dan terus

A

memperbaiki diri, baik dari mutu akademik, kenyamanan, keamanan, serta sarana dan prasarana yang ramah dan mendukung keberlansungan aktivitas kampus. “Saya berharap akreditasi UNP pada tahun ini berubah,” harapnya. Rabu (19/2). Lebih lanjut Taufik mengatakan bahwa Ia sangat mengapresiasi usaha yang sedang dilakukan oleh tim instrumen akreditasi. “Semoga tim instrumen akreditasi dapat melengkapi syarat-syarat yang diinginkan,” ujarnya lagi. Senada dengan Taufik, Toni Yunianto mahasiswa Teknik Elektro TM 2011 juga mengharapkan hal yang serupa. Menurutnya, akreditasi yang selama ini disandang UNP mengungkapkan bahwa UNP harus banyak belajar dari universitas lain. “Untuk menjadi lebih baik, menyadari dan memperbaiki kekurangan adalah salah satu solusi yang tepat,” ungkapnya, Kamis (20/2). Peningkatan akreditasi UNP juga berembus ke telinga masyarakat umum. Seperti Rahmah Putri. Wanita yang be rp rof esi sebagai w irausaha ini mengaku kecewa dengan akreditasi yang dimiliki UNP saat ini, padahal selama ini UNP telah mencetak banyak tenaga pendidik dan terjun di masyarakat. Menurutnya sarana dan prasarana yang lengkap, tenaga pengajar yang berkualitas, serta mahasiswa yang bisa memadukan teori dengan praktik, akan membatu UNP dalam memperbaiki akreditasi. “Semoga UNP bisa mendapatkan akreditasi A, atau minimal B,” tutupnya. Laporan kru SKK Ganto

Di Balik Instrumen Akreditasi Dr. Yulkifli, S.Pd, M.Si.

Dalam upaya peningkatan akreditasi, banyak hal yang perlu dipersiapkan dengan sebaik mungkin. Menimbang hal itu, rektor mengeluarkan surat keputusan untuk membentuk sebuah tim yang fokus dalam mengurus perlengkapan akreditasi. Bagaimana cara tim ini bekerja? Ikuti wawancara reporter Ganto, Gumala Resti Halin dan Edo Febrianto bersama Ketua Instrumen Akreditasi Dr. Yulkifli, S.Pd, M.Si.

Kapan Tim Instrumen Akreditasi di bentuk? Sebenarnya tim untuk instrumen akreditasi ini telah ada semenjak awal tahun 2013. Pada waktu itu masih disebut dengan tim besar. Namun karena terkendala koordinasi, akhirnya dibentuklah tim kecil yang disahkan pada awal tahun 2014.

data tersebut berupa tujuh kriteria standar menargetkan Maret 2014 selesai, dan akreditasi. Jika kita bisa melengkapi tujuh diusahakan lansung di kirim ke Jakarta. kriteria standar tersebut, maka kita bisa mendapatkan akreditasi A. Apa saja kendala yang ditemukan dalam penyusunan borang akreditasi? Bagaimana proses penyusunan borang Kendala yang ditemui yaitu dalam tersebut? mengumpulkan data. Karena data-data yang Masing-masing kriteria standar akreditasi dibutuhkan untuk penyusunan borang ada penanggung jawabnya yaitu 15 anggota akreditasi berada di tempat-tempat yang tim instrumen akreditasi yang telah dibentuk. terpisah, yaitu pada program studi masingLalu penanggung jawab tersebut mengumpul- masing. Selain data tiap prodi, data yang kan data-data yang telah mereka dapatkan sulit dikumpulkan adalah data-data penelitian dan menjadikannya menjadi satu kesatuan. dosen, karena kebanyakan dosen-dosen tidak Setelah itu dikaji tata letak dan aturan penu- melaporkan publikasi ilmiahnya. Seperti karya lisannya. Setelah semuanya selesai, baru ilmiah, membuat buku, dan pengabdian dikirim ke pusat. Setelah itu kita menunggu masyarakat. Apalagi salah satu pertanyaan kedatangan tim BAN-PT datang ke UNP dalam borang tersebut adalah berapa jumlah untuk mengecek secara lansung kebenaran buku yang dihasilkan dosen tiap tahun. Nah, borang yang telah kita kirim. Lalu, kita jika seandainya semua terdata terjawab, akan menunggu hasil akreditasi kampus UNP tentu akan semakin bagus.

Apa yang melatarbelakangi dibentuknya Tim Instrumen Akreditasi? Berdasarkan Surat keputusan kuasa pengguna anggaran nomor UN35/ KU/ 2014, tim akreditasi ini dibentuk karena akreditasi UNP yang telah sandang sejak tahun 2008 telah berakhir tahun 2013 lalu, sehingga untuk perbaikan akreditasi dibentuklah kembali tim khusus untuk Kapan hasil akreditasi bisa diketahui? Lalu bagaimana cara Tim Instrumen mengurusi persoalan akreditasi. Dalam hal Kalau soal itu saya kurang tahu. Tapi Akreditasi mengatasi masalah tersebut? ini Tim Instrumen Akreditasi bertanggung rata-rata hasilnya akan diterima sekitar 3 Untuk mengatasinya kami sudah jawab dalam melengkapi borang akreditasi. bulan. menyebarkan format data tentang publikasi ilmiah yang pernah dibuat para dosen ke Apa fungsi Tim Instrumen Akreditasi ini? Bagaimana perkembangan borang hingga fakultas, jurusan atau prodi yang ada di Tim ini berfungsi menyusun borang saat ini? UNP. Jadi dalam hal ini diharapkan para akreditasi. Borang yang dihasilkan berupa Hingga saat ini bisa dikatakan penyusunan dosen mengindahkan usaha ini dan ikut data-data lalu dibundel menjadi satu. Data- borang sudah mencapai 80%. Kami berpartisipasi.

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014


Laporan

7

Seberapa Pentingkah Akreditasi?

Jefri Rajif Pemimpin Umum SKK Ganto 2014

“Masa terbaik dalam hidup seseorang adalah masa ia dapat menggunakan kebebasan yang telah direbutnya sendiri.� (Pramoedya Ananta Toer) Pengakuan akan sebuah akreditasi terkadang masih menjadi sebuah ketakutan tersendiri, baik itu bagi mahasiswa baru yang akan melanjutkan studinya, ataupun yang akan mengakhiri masa studinya. Adanya realita di lapangan pekerjaan yang menuntut sebuah akreditasi sebagai sebuah pengakuan, kemudian mendiskriminasi kemampuan seutuhnya dari satu individu. Tidak adanya akreditasi menggugurkan impian yang diharapkan keterwujudannya. Dari kecenderungan fenoma tersebut, muncul pertanyaan. Sebegitu pentingkah nilai akreditasi tersebut bagi lulusan perguruan tinggi? Bukankah kompetensi menjadi pilihan utama bagi perusahaan atau institusi yang ingin memanfaatkan lulusan perguruan tinggi? Akreditasi merupakan sebuah upaya yang dilakukan oleh pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk menstandarisasi dan menjaminan mutu alumni perguruan tinggi (PT). Akreditasi PT dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN). Azkreditasi terdiri dari dua macam, yaitu akreditasi institusi/PT dan akreditasi program studi. Peraturan mengenai akreditasi ini tertulis dalam Undangundang No. 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi, bagian 3 pasal 55.

Sebelum memasuki dunia perkuliahan, calon mahasiswa biasanya akan melakukan pencarian data awal terlebih dahulu mengenai PT yang akan dipilihnya untuk melanjutkan pendidikan. Mulai dari nama PT itu sendiri, program studi yang akan dipilih, passing grade, ketersediaan bangku, ketersediaan lapangan pekerjaan, kesuksesan alumni, hingga akreditasinya. Berhubungan dengan kebiasaan itu, penulis pernah menemukan pernyataan seorang pengguna jasa forum tanya jawab online yang menyatakan, “Saya baru saja lulus di sebuah perguruan tinggi swasta terkenal, program studinya bagus. Setelah tamat nanti, lapangan pekerjaan pun banyak yang menginginkan pekerja dengan keahlian di program yang saya ambil ini. Sayangnya, belum terakreditasi. Kata pihak kamp us, akreditasinya sedang diproses. Apa yang harus saya lakukan?� Nah, dalam kasus ini bisa dilihat bahwa belum adanya akreditasi pada sebuah institusi atau program studi dapat membuat orang berpikir ulang untuk mengambil keputusan. Jika ia mengambil sembari menunggu hasil, belum tentu di akhir nanti akan mendapatkan hasil akreditasi tersebut. Karena untuk mengurus sebuah akreditasi, butuh persiapan yang matang, banyak hal yang mesti disiapkan oleh institusi maupun prodi jika ingin mengajukan permohonan untuk mendapatkannya. Mulai dari visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian. Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu BAN-PT. Mahasiswa dan lulusan. Sumber daya manusia seperti jumlah dosen,

kualifikasi dosen, dan pengembangan dosen. Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik. Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi. Penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama. Seandainya telah diakreditasi pun dan mendapatkan status

Grafis: Edo Febrianto

B atau C, maka institusi atau program studi tersebut harus menunggu selama 5 tahun lagi sembari terus melakukan perbenahan untuk mendapatkan kembali akreditasi yang baru. Hal ini terjadi karena sebuah akreditasi akan berlaku selama 5 tahun setelah tanggal pertama dikeluarkannya. Seperti halnya pada tahun 2008 lalu, Universitas Negeri Padang (UNP) mendapatkan status C untuk akreditasi institusi. Kini, memasuki tahun 2014, akreditasi sebelumnya telah memasuki masa kadaluasa, butuh pembaharuan. Pembaharuan di berbagai bidang pun telah dilaksanakan.

Baik itu perbaikan sarana dan prasarana, perbaikan mutu SDM dengan menguliahkan beberapa dosen ke luar negeri, meningkatkan jumlah penelitian baik itu oleh dosen maupun mahasiswa, lebih memadukan sistem informasi akademik, serta hal-hal lainnya yang berkaitan dengan perbaikan akreditasi ini. Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan oleh calon mahasiswa tadi? Tetap dengan program studi yang bagus, atau mencari PT dan program studi yang telah jelas akreditasinya? Semuanya dikembalikan kepada calon mahasiswa. Orientasi seperti apa yang ingin didapatkannya selama perkuliahan. Jika ingin mendapatkan ilmu sebanyak yang ia mampu, lalu untuk apa akreditasi? Kalau pun akan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi setelah tamat kuliah, ke luar negeri sekali pun, tidak ada persyaratan akreditasi dalam berkas-berkas yang harus dipenuhi. Namun, jika ia memiliki orientasi bekerja dengan latar belakang ilmu yang didapat dan bekerja pada sebuah perusahaan, maka akreditasi akan menjadi pertimbangan utama. Tidak sedikit perusahaan maupun instansi yang mensyaratkan seorang calon pekerja harus dari program studi atau PT terakreditasi. Bahkan ada yang langsung gugur dalam persyaratan administrasi karena hal akreditasi tidak memenuhi syarat meskipun kualifikasi lainnya telah terpenuhi. Malahan, jangan bermimpi untuk menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil setelah berkuliah jika jurusan atau PT belum terakreditasi. Akreditasi memang menjadi sebuah patokan seberapa bagusnya mutu pendidikan kampus tersebut, serta seberapa kompeten dosen pengajarnya. Namun, semuanya balik lagi kepada kita sebagai mahasiswa, seberapa penting menganggap ilmu yang akan didapat nantinya. Apakah akan berguna untuk hidup? Apakah hanya sebagai nilai untuk sekedar masuk perusahaan besar atau menjadi pegawai negeri nantinya?

UNP Telah Berusaha Memperbaiki Akreditasi Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh pihak universitas dalam perbaikan akreditasi ini, UNP pasti akan bisa mendapatkan akreditasi yang lebih baik. UNP telah menunjukkan perkembangan yang sangat baik jika dilihat dari segi akademik Nur Afriani maupun nonakademik. Sarana dan praMahasiswa sarana sudah lengkap, serta tidak sedikit Jurusan juga masyarakat atau mahasiswa UNP Teknik yang telah bersaing dengan universitas Elektronika lain dan terjun ke tingkat nasional. UNP layak untuk mendapatkan akreditasi A.

Akreditasi UNP yang masih C merupakan satu hal yang mengecewakan. Jika ditilik lagi, banyak hal yang menyebabkan akreditasi UNP C. Baik itu dari segi akademik maupun kelengkapan sarana dan prasarana. Semoga sistem perkuliahan UNP diperbaiki kedepannya. Sarana dan prasarana juga harus mendukung serta menambahkan fasilitas yang akan mendukung kegiatan mahasiswa. Namun, sejauh ini UNP telah berupaya melakukan pembenahan dan perubahan. Semoga UNP medapatkan akreditasi yang diharapkan. Jika tidak bisa mendapatkan A, minimal UNP harus mendapatkan akreditasi B.

Wendra Junaidi Pengurus Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UNP

Sejauh ini UNP telah melakukan berbagai perbaikan. Baik itu perbaikan dari segi akademik, sarana dan prasarana, serta pembenahan di bidang lainnya. Namun, akreditasi UNP yang masih C semenjak tahun 2008 lalu memang memberikan dampak yang kurang baik untuk sivitas UNP. Hal ini akan berdampak besar oleh lulusan UNP yang nantinya akan bersaing di dunia kerja. Selain berdampak pada lulusan, akreditasi C ini juga akan berdampak pada pandangan masyarakat umum atau calon mahasiswa yang akan melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Bila dibandingkan dari segi akreditasi, calon mahasiswa pasti akan lebih condong pada universitas yang memliki akreditasi yang lebih baik. Oleh karena itu, kita masih bisa berharap untuk akreditasi yang lebih baik. Dengan kata lain, seluruh sivitas UNP harus tetap optimis dengan perbaikan yang diupayakan. UNP pasti bisa mendapatkan akreditasi yang lebih baik lagi.

Dra. Nelfia Adi, M. Pd. Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014


8

Assalamualaikum Wr.Wb. Setiap orang menginginkan tinggi badan yang ideal. Tetapi pada kenyataannya banyak yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Banyak dari mereka yang menyadari hal tersebut setelah berumur lebih dari 20 tahun. Berdasarkan hal tersebut, yang ingin saya tanyakan adalah apakah tinggi badan seseorang bisa ditambah setelah berumur lebih dari 20 tahun? Bagaimana caranya? Saya menunggu jawabannya. Terima kasih. Wassalam. MH. Mahasiswa UNP

Saudara MH yang baik, tinggi badan ideal memanglah dambaan setiap orang. Banyak orang berolahraga, minum obat peninggi badan, sampai melakukan operasi untuk mendapatkan tinggi badan yang ideal. Pertumbuhan biasanya akan terhenti setelah berumur 21-25 tahun pada pria dan 21 pada wanita. Gaya hidup sehat hingga selepas masa remaja, masih memungkinkan seseorang tumbuh paling sedikit 2-4 inci atau 5-10 sentimeter secara alami saat berusia diatas 21 tahun. Ada beberapa latihan yang bisa dilakukan untuk memaksimalkan tinggi badan. Lakukan latihan berikut untuk mendorong pertumbuhan, memperpanjang tulang belakang, meningkatkan fleksibilitas dan memperkuat otot-otot perut: Lari cepat jarak pendek (sprint). Latihan ini bermanfaat meningkatkan pelepasan hormon pertumbuhan. Penekanan pada otot kaki selama latihan berdampak pada pemanjangan tulang dan otot. Sprint dianjurkan pada permukaan alami seperti lantai atau rumput, bukan beton. Menendang. Berdiri dengan kaki lebar dan angkat satu kaki kemudian lakukan tendangan. Lakukan latihan ini selama 20 kali, karena dapat memperpanjang tulang kering dan paha. Lompat. Berdirilah di depan bangku atau tangga setinggi kaki. Untuk memulai, lompat dengan satu kaki dalam sepuluh hitungan.Lakukan gerakan melompat hingga tiga kali. Latihan ini disertai istirahat. Bersepeda. Gerakan mengayuh sepeda membuat jari kaki terus mencapai pedal. Ini merupakan peregangan yang bisa membuat kaki lebih panjang. Lakukanlah selama sekitar 1015 menit. Berenang. Olahraga satu ini memang sangat efektif untuk membuat tubuh fit dan lebih fleksibel. Lakukan renang gaya dada dan lakukan minimal 20 menit. Lompat tali. Latihan ini sangat menyenangkan, apalagi jika Anda sambil mendengarkan musik menghentak. Lakukan sebanyak 300 kali setiap hari. Free Hand. Berdirilah tegak dalam ruangan yang luas dan tarik napas dalam-dalam. Angkat tangan letakan di tingkat bahu, lalu dorong tangan sejauh mungkin dan lepaskan napas. Ulangi 8 -10 kali. Tarik napas dan kembali memosisikan tangan. Lalu, angkat tumit sambil berdiri jinjit, hembuskan napas, ulangi 80-10 kali. Tarik napas dan angkat lengan terentang di atas kepala. Lalu ayunkan ke dalam dengan arah melingkar dan buang napas. Ulangi 80-10 kali. Pilih latihan yang paling cocok untuk Anda. Tapi harus dilakukan secara teratur dan konsisten. Cobalah untuk memiliki waktu teratur untuk latihan Anda sehingga Anda dapat merasakan efeknya. Selamat mencoba. (Dari berbagai sumber)

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014

Era modern yang berkembang saat ini tidak terlepas dari usaha masa lalu dalam mencari jati diri yang sesungguhnya. Namun, dalam masa itu ada kalanya suatu tradisi atau kebiasaan masih tetap bertahan dalam sebuah pemikiran.

Zaman memang telah berubah, namun tidak semuanya harus baru. Begitu juga dengan pemikiran yang tertuang menjadi sebuah kebiasaan dalam kehidupan. Jika suatu kebiasaan telah mendarah daging dalam pemikiran, akan sangat sulit untuk merubahnya. Apalagi kebiasaan yang tidak benar dan menyimpang. Misalnya kebiasaan masyarakat membakar kemenyan dalam upacara keagamaan, khususnya Islam, menyalakan lilin pada malam ke-27 di bulan Ramadhan yang diyakini mampu memanggil roh-roh nenek moyang, dan lain sebagainya. Masyarakat menganganggap asap kemenyan dalam upacara keagamaan, seperti upacara kematian, syukuran, mandoa tulak bala, dan lainnya, dapat dijadikan sebagai alat perantara yang mampu menyampaikan doa ataupun permintaan kepada Sang Pencipta. Jika kemenyan belum dibakar, maka upacara atau ritual keagamaan tidak akan dimulai. Tradisi inilah yang sampai sekarang masih bertahan dalam masyarakat Indonesia di daerah tertentu. Di era derasnya arus globalisasi dan dalam masa depan yang tak pernah lepas dari keilmiahan, masih bertahan tradisi kuno yang sangat erat hubungannya dengan kebudayaan. Kebudayaan sangat berkaitan erat dengan masyarakat. Budaya menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. Artinya, budaya yang ada di suatu daerah tertentu akan mencerminkan perilaku masyarakatnya. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Hal ini diistilahkan dengan Cultural-Determinism. Herskovits juga memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai Superorganic. Begitu juga dengan tradisi menyalakan lilin pada malam ke-27 di bulan Ramadhan, yang sudah lama berkembang sejak zaman nenek moyang, saat masih menganut kepercayaan animisme. pemikiran masyarakat pada masa itu masih tergolong primitif. Bahkan di era modernisasi sekarang pun masih ditemukan kebiasaankebiasaan tersebut yang masih dekat dan melekat kuat dalam masyarakat. Padahal masyarakat sekarang sudah mempunyai pemikiran yang terus berkembang dan terbilang maju. Kemudian yang menjadi pertanyaan sekarang adalah mengapa tradisi tersebut masih ada di zaman yang serba modern seperti sekarang ini? Apa yang membuatnya masih bertahan? Kebiasaan yang disebut dengan tradisi kuno di sini, masih bertahan karena tradisi tersebut sudah membudaya dalam kehidupan masyarakat. Pemikiran bahwa tradisi harus dijalankan dan sudah menjadi bagian dari kebudayaan yang telah lama berkembang, serta menjadi suatu keharusan yang tidak dapat lagi ditinggalkan. Padahal sebenarnya jika dikaji dengan logika manusia, tradisi tersebut sungguh tidak masuk akal. Logikanya, tidak ada hubungan antara asap kemenyan dengan penyampaian doa kepada TuhanYang Maha Esa. Doa dan segala permintaan akan terkabul jika seseorang meminta pertolongan dengan sabar dan bersungguh-sungguh, serta ikhlas semata-mata hanya karena Allah SWT. Selain itu, apakah asap yang Edo Febr ianto

Tinggi Badan Ideal Setelah Berumur 20 Tahun

Tribalisme Budaya

Grafis :

Jika Anda mengalami masalah kesehatan, silakan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik ini ke email Ganto, redaksiganto@gmail.com atau Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.

merupakan suspensi partikel kecil di udara (ae ro so l) mamp u menyampaikan segala permintaan manusia? Tentu tidak. Begitu juga dengan kebiasaan menyalakan lilin pada malam ke-27 di bulan Ramadhan yang diyakini mampu memanggil roh-roh nenek moyang yang sebenarnya mengada-ada. Khadijah Ramadhanti Namun, walaupun Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2012 sebagian dari masyarakat sudah tahu Padang Bungo, 20 Februari 1994 FB: Khadijah Mathim bahwa hal itu mustahil dan tradisi yang tidak benar, mengapa harus dipertahankan? Hal inilah yang menjadi permasalahan dalam tradisi masyarakat sekarang. Apakah tradisi yang demikian masih akan tetap dipertahankan? Fenomena yang demikian, kecenderungan masih menganggap bahwa suatu kebudayaan adalah sebuah produk dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat. Hal semacam ini termasuk tribalisme yang berarti sebuah kesetiaan yang mendalam untuk suku seseorang, kelompok etnis, atau bangsa terhadap tradisi atau kebudayaan tersebut. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa suatu pemikiran dari tradisi yang telah lama mengakar dalam kehidupan masyarakat sangat sulit untuk dibongkar. Sebab, ada hubungan dialektika antara masyarakat dengan tradisi yang dijalankannya. Tradisi adalah produk yang lahir dari kebiasaan masyarakat, namun masyarakat itu sendiri adalah produk dari suatu tradisi. Dengan kata lain, tradisi ada karena ada masyarakat sebagai penciptanya melalui kebiasaankebiasaan yang dilakukannya, dan masyarakat dapat hidup di tengah kebiasaan yang diciptakannya. Tradisi akan terus hidup manakala ada masyarakat sebagai pendukungnya. Dialektika tersebut didasarkan pada pendapat Peter L. Berger, yang menyebutkan sebagai dialektika fundamental. Sebagai seorang yang hidup di tengah-tengah perkembangan zaman menuju dunia modern yang luas dan tak terbatas, seharusnya manusia mampu memperbaiki tradisi itu secara perlahan-lahan. Menggeser kebiasaan yang salah dan menyimpang, menuntun masyarakat lebih berpikiran maju, dan merubah gagasan-gagasan primitif yang memiliki condong kuat pada tradisi kuno. Seumpama kebiasaan, lingkungan masyarakat mempunyai pengaruh yang sangat cepat terhadap perubahan.


9

Pendidikan: Degradasi Kejujuran

“Jika kamu pikir pendidikan itu mahal, ruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) kasus salah penerima bidik misi ini tidak cobalah kebodohan.” menyebutkan kasus serupa juga ditemukan terjadi lagi? Apakah mungkin survey hanya Jika tidak mengecap pendidikan, maka bersiaplah untuk buta oleh kejam dan kerasnya persaingan. Kadang dalam banyaknya polemik kehidupan, pendidikan sering menjadi lentera, penerang jalan keluar setiap permasalahan hidup dan kehidupan. Bahwa pendidikan untuk semua tanpa terkecuali, dan tanpa batas. Itulah sebab pendidikan menjadi hak bagi setiap warga negara, baik yang kaya maupun yang miskin. Negara memiliki tugas mulia untuk menyediakan pendidikan bagi setiap warganya, khususnya membantu warga negara yang tidak mampu. Memang tak dapat dipungkiri, untuk mengenyam pendidikan membutuhkan modal yang tak terbilang murah. Mahalnya biaya pendidikan terkadang menghambat hak seseorang untuk memperoleh pendidikan. Seperti halnya di negara ini, tidak sedikit rakyat Indonesia yang langkahnya terhenti untuk mengecap pendidikan hingga jenjang tertinggi, khususnya bangku kuliah. Hanya segelintir orang saja yang mampu mendapatkannya. Dalam hal ini, beasiswa bidikmisi hadir menjawab keraguan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas. Beasiswa bidik misi adalah beasiswa dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) yang diberikan kepada mahasiswa berprestasi dari kalangan tidak mampu. Program beasiswa ini merupakan solusi yang sangat membantu masyarakat kurang mampu dan berprestasi agar tetap bisa mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Namun benarkah hanya pelajar kurang mampu yang mendapatkan beasiswa bidik misi? Atau justru banyak pelajar miskin “jadi-jadian” yang menjadi penerima beasiswa tersebut? Mahasiswa miskin yang sebenarnya mampu dalam hal finansial tetapi mengaku miskin demi mendapatkan beasiswa bidikmisi. Di Universitas Hasanuddin terdapat kasus mahasiswa yang mengaku-ngaku miskin. Dikutip dari sumber info dikti, Idrus Paturisi selaku ketua Majelis Rektor Pergu-

sebelumnya di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Cerita serupa juga terdengar dari Universitas Negeri Makasar (UNM). Bersumber dari portal berita UNM tersebut, anak dari seorang kepala subbagian kemahasiswaan, Fakultas Bahasa dan Sastra UNM, mendapatkan beasiswa yang notabenenya untuk masyarakat kurang mampu.

Grafis: Edo Febrianto

Miris, jika penerima beasiswa bidikmisi berasal dari golongan menengah atas. Sedangkan fasilitas mewah mampu diberikan orang tua mereka. Lalu, dengan seolah tanpa berdosa mereka menjadikan beasiswa bidik misi sebagai uang jajan atau budget untuk berbelanja. Sementara di luar sana banyak mahasiswa miskin yang tak mendapat haknya untuk mengenyam pendidikan yang mungkin salah satu penyebabnya adalah karena tidak lolos seleksi beasiswa bidikmisi. Betapa banyaknya mahasiswa miskin yang gagal mendapat beasiswa bidik misi dikalahkan oleh mahasiswa miskin “jadijadian” dalam memanipulasi data ketika registrasi. Sungguh Ironis. Inikah cerminan mental generasi muda bangsa Indonesia? Rela berpura-pura miskin demi mendapatkan apa yang sebenarnya bukan haknya. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah tim yang bertugas menyurvei calon penerima bidik misi telah melaksanakan tugasnya dengan baik? Akankah,

dilakukan pada tahun-tahun awal program ini berjalan? Sehingga di tahun berikutnya survei lapangan hanya dijadikan formalitas semata tanpa ada aksi konkret dari panitia penyeleksi. Sedikit banyaknya, sekolah juga berperan sebagai perantara menciptakan situasi yang seperti ini. Misalnya dengan mengirim siswa mampu untuk mengikuti seleksi bidikmisi jalur SNMPTN. Dilansir dari inilahkoran.com, untuk tahun 2012 saja tercatat sebanyak 100 sekolah telah melakukan kecurangan. Sedangkan untuk tahun 2014 ini tercata 140 sekolah yang melakukan kecurangan. Namun belum pasti berapa sekolah yang terbukti benar-benar bersalah karena pihak panitia masih melakukan verifikasi. Fakta ini merupakan cerminan ketidakjujuran dalam pendidikan Indonesia saat ini. Seharusnya setiap orang sadar akan posisinya masing -masing. Peserta seharusnya sadar akan posisinya dan menjunjung tinggi kejujuran dalam pendidikan. Panitia juga harus sadar akan kewajibannya untuk kemudian dijalankan dengan sepenuh hati. Yakinlah! Jika setiap orang memiliki kesadaran dan kejujuran akan siapa dia, tak akan ada kejadian ironis di dunia pendidikan seperti sekarang ini. Selain itu pemerintah juga bisa memberikan sanksi kepada mahasiswa yang terbukti berbohong, dengan cara mencabut beasiswanya tanpa harus mengeluarkannya dari universitas. Sehingga mahasiswa tersebut tetap membayar uang kuliah sama seperti mahasiswa nonbidikmisi lainnya. Kejadian mahasiswa miskin “jadi-jadian” ini telah mencoreng wajah pendidikan Indonesia dan menambah rentetan cerita suram masyarakat miskin di negeri ini. Mentalitas kita sedang berada di titik nadir. Kejujuran dalam pendidikan sedang dalam kondisi

Hera Gusmayanti Mahasiswa Sastra Indonesia 2012 Padang Sidempuan, 10 Agustus 1993 Fb: Hera Gusmayanti Twitter:@hera_sujiman Motto: malas tidak akan membawa kita kemanapun untuk meraih apapun

yang memprihatinkan, menohok ke dalam nurani, sungguh ironis. Masalah ini sebenarnya bisa diminimalisir dengan cara tetap mengontrol mahasiswa penerima bidikmisi. Tidak hanya melakukan satu kali survei. Bila perlu dilakukan berkalikali survei agar data yang penerima bidikmisi sesuai dengan kenyataan di lapangan. Jika pendidikan yang kita anggap sebagai sebuah tempat bergengsi dan murni, kini justru dicemari oleh tindakan tak terpuji oknum pendidikan itu sendiri. Lalu kemana kita sekarang hendak berkiblat. Apakah kejujuran sudah menjadi barang langka yang susah ditemui. Barangkali mahasiswa miskin “jadi-jadian” tadi adalah sebenar-benarnya orang yang miskin. Miskin akan nurani dan kejujuran. Tidakkah ada rasa bersalah yang timbul d saat mendapati diri berada dalam posisi yang tak seharusnya? Untuk itu, menanamkan kesadaran akan pentingnya kejujuran pada generasi muda perlu dimulai sejak dini. Karena pada akhirnya semua kembali kepada kita. Apakah kita akan tetap melanjutkan sesuatu yang salah, atau akan meluruskan sesuatu yang belok.

Jika Anda mengalami masalah Psikologi, silahkan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik ini ke email Ganto, redaksiganto@gmail.com atau Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.

Perilaku Menunda

Diasuh oleh: Niken Hartati, S.Psi., M.A.

Asslammualaikum Wr. Wb. Bu, saya terbiasa mengerjakan tugastugas saya di akhir-akhir. Seringkali mengabaikan tugas-tugas saya. Saya tidak takut lag i de ngan batas wak tu pengumpulan maupun deadline. Alhasil saya lebih parah dari sebelumnya. Ujungujungnya saya dilanda rasa menyesal yang hebat Tetapi anehnya saya tetap saja mengulang hal yang sama setelahnya. Bagaimana cara supaya saya tidak menunda-nunda waktu lagi dan bagaimana supaya saya mendapat efek jera di awal sebelum saya melalaikan tugas dan menyesal di akhir? RH Mahasiswa FBS UNP

Waalaikum salam wr.wb. Saya mendoakan semoga Nanda RH senantiasa berada dalam keadaan yang baik. Pertama-tama saya akan mengapresiasi kemampuan Nanda dalam

mengenali masalah yang Nanda alami saat ini. Nanda RH, permasalahan yang nanda alami saat ini seringkali disebut sebagai perilaku menunda atau istilahnya prokrastinasi (procrastination), yaitu suatu perilaku tidak segera mengerjakan tugastugas yang dimilikinya tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Ibarat penyakit, kondisi ini dapat menyerang siapapun sekali waktu dalam hidupnya (kadang-kadang) atau terjadi secara secara rutin seolah-olah menjadi suatu kebiasaan yang terjadi terus-menerus. Mengungkap penyebabnya, beberapa pandangan pesimis menyebutkan bahwa perilaku menunda ini berkaitan dengan faktor kepribadian individu. Dikatakan bahwa individu yang memiliki kecenderungan neurotik memiliki kemungkinan lebih besar melakukan penundaan dibanding individu yang tidak. Sebab individu neurotik lebih mungkin mengembangkan tuntutan-tuntutan ideal yang seringkali tidak realistis untuk

dikerjakan, sehingga tugas-tugas yang dibebankan kepadanya terlihat sangat sulit untuk dikerjakan dengan sempurna. Jika penundaan ini dikaitkan dengan faktor kepribadian, maka perilaku ini menjadi terlihat sulit untuk diubah (sebab kepribadian diyakini cenderung menetap). Namun pandangan terkini tentang penyebab perilaku ini cenderung lebih optimis, yaitu disebabkan oleh masalah pembentukan perilaku, cara berpikir dan motivasi, yang mana lebih mudah untuk diintervensi dan dicarikan solusinya. Disarikan dari Teori Motivasi Temporal, penundaan mengerjakan tugas disebabkan oleh rendahnya nilai kegunaan subjektif atas tugas yang dikerjakan. Maksudnya jika individu menilai bahwa tugas itu sangat penting baginya, maka ia akan mengerjakan dengan sebaik-baiknya dan sesegera mungkin. Sebaliknya, jika tugas tersebut tidak memberikan nilai kegunaan bagi individu yang bersangkutan, besar kemungkinan untuk tidak dikerjakan

sesegera mungkin. Nanda RH, kelebihan yang dimiliki Nanda RH adalah bahwa nanda memandang bahwa tugas-tugas yang Nanda kerjakan memiliki nilai yang tinggi bagi nanda (dengan menyadari bahwa tugas-tugas tersebut penting untuk dikerjakan) dan nampaknya Nanda juga memiliki kompetensi yang memadai untuk mengerjakan tugas tersebut (Nanda tidak menyebutkan adanya keluhan mengenai sulitnya tugas yang Nanda terima). Tentu saja lebih mudah mengatakan daripada mengerjakan. Saran yang saya berikan kepada Nanda tidak akan pernah berhasil dilakukan jika Nanda tidak memiliki tekad yang kuat untuk melaksanakannya. Namun yang perlu nanda ingat adalah bahwa tidak ada orang yang dilahirkan dengan genetika “pemalas”. Sikap tersebut bukan warisan, melainkan hasil belajar yang salah. Jika nanda merasa demikian, ubahlah dengan meluruskan kembali cara belajar Nanda.

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014


Feature

10

Si Kembar di Tengah Dyslexia

Keadaan memaksa mereka. Bermodalkan satu ember kecil, mereka berusaha mengais rezeki.

dalam pendidikannya. Untuk sampai di sekolah saja misalnya, tak ayal si kembar harus menyeberangi sungai. Kadangkala mereka juga harus melepaskan sepatu ketika arus sungai mulai deras dan ketika hujan tiba. Kaki kecil mereka sangat cekatan melompati batu-batuan Oleh Redda Wanti sungai sebagai pijakan. Rahman dan Rahim juga harus belajar lebih keras dibanding anak-anak Ia adalah Rahman, kembaran normal lainnya. BerdasarRahim. Terdaftar sebagai salah kan asesmen yang dilakuseorang siswa kelas 3 di Sekolah kan oleh mahasiswa PLB Luar Biasa (SLB) yang berada di UNP TM 2012, si kembar daerah Gadut, Padang. ini diketahui tergolong Tidak seperti anak-anak kebakepada Anak Kesulitan nyakan, Rahman dan Rahim harus Belajar (AKB). Anak yang ikut membanting tulang memenuhi tergolong AKB ini biasakebutuhan ekonomi keluarga. nya mengalami kesulitan Mereka telah berteman akrab dalam membaca atau dengan asap kendaraan dan debu disebut Dyslexia . Jika jalanan. Meskipun bisa mencicipi dibandingkan dengan anak Rahman dan Rahim sedang berada di kelas dalam rangka mengikuti pelajaran di SLB Gadut, Padang, Rabu (1/1). manisnya bangku sekolahan, sa- Sekolah: seusianya, seharusnya f/Redda yangnya indahnya waktu bermain mereka telah bisa membapada masa anak-anak tiada bisa mereka demi adik mereka. “Ini demi adik kecil dari sekolah sudah menjadi rutinitas ca. Namun, karena keterbatasan tersebut, nikmati. Mereka harus terus menenga- kami,” jawab Rahim singkat ketika ditanya mereka, karena pada dua hari itu mereka Rahman dan Rahim masih harus belajar dahkan tangan di pasar dan jalanan demi saat dia tengah beristirahat sejenak. harus kerja full-day. Sedangkan untuk hari- mengenal abjad. menopang kehidupan. Pagi itu, 1 Januari 2014, terlihat Rahim hari lainnya, mereka mencari rejeki hanya Meskipun begitu, sikembar ini sangat Kerasnya kehidupan memaksa si kembar sedang berjalan sambil memegang ember setengah hari, sepulangnya dari sekolah. suka belajar. Mereka tidak pernah bosan berusia sepuluh tahun ini mengiba di siang kecil memasuki daerah pasar Bandar Buat. Hitam legam kulit anak kembar ini meng- diajak untuk belajar walau waktunya bukan dan malam demi mengharap belas kasihan Suasana pasar ramai. Rahim baru saja gambarkan betapa susahnya mereka berjalan pada jam sekolah lagi. Semangat belajar orang lain. Kondisi itu diperparah dengan turun dari sebuah angkot dari arah Pasar kian kemari bertemankan debu dan terik mereka terpancar jelas saat ditawarkan keadaan adik mereka, si bungsu yang masih Raya dan berjalan pelan memasuki Pasar matahari untuk mendapatkan sejumlah untuk belajar kapan saja. Hanya waktu batita. Ia harus dioperasi karena tidak mem- Bandar Buat. Letih dan cemas tergambar uang. untuk bekerja yang menghentikan mereka punyai saluran pembuangan pencernaan. jelas dari raut wajahnya. Hari itu adalah Tak hanya harus bertarung melawan dari belajar, waktu ketika sang kakak Yang ada di benak mereka hanya ada satu hari Rabu, “harinya si kembar”. kerasnya hidup dalam mencari uang, mengajak mereka untuk segera pulang dan hal, yaitu semua mereka lakukan adalah Membolos setiap hari Rabu dan Sabtu Rahman dan Rahim juga harus berjuang kemudian lanjut bekerja mencari uang.

Studi Media ke Yogyakarta-Jakarta, 24 hingga 31 Januari 2014

Membuka Mata, Mencari Makna

“Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri Cina.” Bertolak dari pernyataan itulah kru SKK Ganto memberanikan diri menyebrangi lautan, mengunjungi pulau seberang.

Bus yang setia menemani perjalanan ini mencoba membelah kemacetan Kota Yogyakarta menuju Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, mengunjungi LPM Arena. Esensi dan genre pemberitaan Arena berbeda dengan Balairung dan Ekpresi. Arena lebih mengacu kepada permasalahan kehidupan yang menjadikan rakyat sebagai icon dalam pemberitaannya. Misalnya masalah pertanian, buruh, dan tambang yang ada di Kota Yogyakarta. Koran Harian Kedaulatan Rakyat (KR) menjadi media terakhir yang dikunjungi sebelum berangkat ke Jakarta. KR adalah Koran Oleh Ratmiati lokal Yogyakarta yang berdiri sejak 65 tahun silam atau tepatnya Malam Yogyakarta menyambut pada 27 September 1945. Di sini, rombongan Surat Kabar Kampus rombongan dibawa langsung ke (SKK) Ganto. Hawa panas langsung ruangan percetakan dan diberikan menyengat kulit saat turun dari penjelasan mengenai jalannya Bus 04 Universitas Negeri Padang proses percetakan. (UNP). Temaram lampu jalanan Diskusi: Kru SKK Ganto sedang berdiskusi dengan kru Balairung di halaman sekretariat Balairung, Senin (27/1) .f/ Setelah kunjungan ke berbagai menghiasi gelap malam. Suara gese- Ratmiati LPM dan media lokal di Yogyakan roda koper dengan aspal jalanan me- SKK Ganto saat menyusuri jalanan ibu dan kerap dipanggil Odie mengatur jalannya karta usai, keindahan Candi Prambanan nambah keributan dalam kesunyian malam, kota menuju Badan Penerbitan Pers Maha- diskusi dengan penuh semangat. Satu hal dan Candi Borobudur serta keramaian Maliosaat menuju Asrama Putra Merapi- siswa Balairung Universitas Gadjah Mada menarik yang bisa diambil dari Ekspresi boro dan Alun-alun Kidul seolah menjadi Singgalang sebagai penampung kelelahan sebagai tempat pertama yang dikunjungi. adalah pola diskusinya. Setiap kali diskusi, hadiah kedua bagi kru SKK Ganto dalam di tengah penat yang tak tertahankan. Rombongan di sambut hangat oleh Ajeng Ekspresi selalu beranjak dari permasalah- perjalanan mencari ilmu ke tanah Yogya. Studi media adalah tujuan SKK Ganto yang menjabat sebagai Pemimpin Umum permasalahan yang terjadi, kemudian Perjalanan panjang nan menguras emosi mendatangi kota yang terkenal dengan sebu- (Pemum) Balairung. Di bawah pepohonan mereka merembukkan solusi dengan teori ini tak hanya sekedar tentang sebuah penjatan kota pelajar ini. Mengunjungi berbagai nan rindang diskusi pagi itu berjalan de- dan fakta yang ada. Pemberlakuan jam jakan ilmu, tapi juga tentang pencarian Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) dan me- ngan alot. malam di UNY menghentikan diskusi ma- makna. Makna sebuah pengalaman. Makna dia lokal yang ada di sana. Bersilaturahmi, Ekspresi , LPM Universitas Negeri lam itu. sebuah kebersamaan. Ada kenangan. Ada sharing, dan berbagi informasi. Yogyakarta (UNY) menjadi tujuan selanjutHujan gerimis mengiringi perjalanan cerita. Dan sebuah proses membuka mata, Embun pagi menghiasi perjalanan kru nya. Pemum Ekspresi yang berbadan besar rombongan SKK Ganto keesokan paginya. menemukan makna.

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014


11

Melestarikan budaya bangsa tidak sesulit mendaki Jaya Wijawa dan menghabiskan banyak rupiah. Melainkan dengan usaha dan langkah sederhana yang menjunjung tinggi jati diri bangsa.

Budaya Batik Prambanan

batik ini memiliki makna tersendiri. Gerbang yang terdapat pada motif batik Sarung tersebut menghubungkan keterkaitan antara manusia. Sedangkan motif rangkaian bunga yang terdapat di Sarung melambangkan keindahan. Juga terdapat motif candi pada kain batik yang merupakan simbol dari ritual sembahyang orang Hindu. Motif batik tersebut digambarkan untuk mengabulkan permintaan atau dalam Hindu disebut kalbataru. “Makna batik tersebut untuk menunjukkan keindahan dan menggambarkan kebahagiaan,” terang Wendi salah seorang petugas Candi Prambanan. Keharusan untuk memakai Sarung batik di area candi bukan tanpa alasan. Oleh Wici Elvinda Rahmaddina Menurut Beni, Petugas Candi Prambanan lainnya, tujuan dari Sore itu, hawa panas menyambut pemakaian kain batik tersebut adalah Candi Prambanan: Objek Wisata Candi Prambanan dengan segala keindahan alamnya menyambut pengunjung para pengunjung saat memasuki daerah yang datang. Candi ini memiliki 6 buah Candi dan Candi Brahmana sebagai Candi Utama, Senin (27/1). f/ untuk melestarikan kebudayaan baRatmiati Prambanan. Teriknya matahari tik di Indonesia. Selain itu juga untuk membakar kulit, namun hal ini tidak tisan yang dimiliki Candi Prambanan. dengan gambar candi prambanan meng- lebih memperkenalkan batik kepada para menghalangi hasrat pencinta destinasi Dekat pintu masuk menuju komplek hadap ke atas dan setelah itu dilingkarkan wisatawan yang tidak hanya datang dari wisata berpupus harap menikmati suguhan candi, pengunjung disambut hangat oleh ke pinggang. Kemudian, kedua ujungnya Indonesia, tetapi juga dari mancanegara. yang ditawarkan oleh candi terindah di petugas sambil menyerahkan sehelai kain diikatkan di sebelah kanan bagi pengunjung “Ketentuan ini untuk menghormati Asia Tenggara itu. batik persegi panjang, berwarna putih dan pria dan di sebelah kiri bagi pengunjung kebudayaan kita,” jelas Beni. Candi Prambanan adalah mahakarya bermotif hitam. Kain batik itu dinamakan wanita. Perbedaan ini dimaksudkan sebagai Pembudayaan pemakaian Sarung kebudayaan Hindu dari abad ke-10. Bangu- Sarung atau biasa disebut “Sarong”. Sedang- pembeda jenis kelamin. Selain itu, tumpuan bermotif batik ini dimulai semenjak nan langsing nan menjulang setinggi 47 kan dalam bahasa Jawa yaitu “Saru”. Sarung ikatan kain pria di sebelah kanan karena adanya pengakuan dari UNESCO yang meter membuat kecantikan arsitekturnya adalah kain panjang yang disatukan dan pria itu secara kultur sebagai sosok yang menyatakan bahwa batik adalah budaya tak tertandingi. Banyaknya arca dan relief dililitkan ke pinggang sebagai pakaian un- kuat, pelindung bagi wanita. Seorang pria asli Indonesia. Lusiana Indah Swari, semakin menambah daya tarik yang tuk beribadah. Setiap pengunjung diharus- itu harus mampu memberi wanita di posisi pengunjung dari Cirebon mengatakan dimilikinya. kan untuk memakai sarung ini. Memang, kanannya, sebagai perlambang tempat yang ketika memasuki kawanan Candi Saat memasuki kawasan candi, mata itulah salah satu hal unik yang ditemukan aman dan nyaman. Prambanan kita langsung diberikan dimanjakan dengan hamparan hijau rerum- saat mengunjungi salah satu peninggalan Motif batik pada Sarung ini disebut sarung bermotif batik. Lusi berharap agar putan yang diselingi oleh pepohonan nan bersejarah di kota Yogyakarta itu. dengan motif Pintu Retno atau Pintu Nir- warga Indonesia lebih mencintai batik, rindang. Deretan bunga yang tumbuh di Sarung ini memiliki tata cara dan wana yang merupakan batik pertama dan “Batik adalah milik kita yang harus dijaga sepanjang jalan menuju candi seolah mengi- filosofis tersendiri dalam pemakaiannya. paling tua di Indonesia, dalam bahasa Jawa bersama,” tutupnya ketika berjalan ringi pengunjung untuk menikmati keekso- Sarung dipakai dengan direntangkan sesuai berarti pintu surga. Setiap ukiran pada menjauh dari kawasan candi tersebut.

Kota Padang Siapkan Tiga Terminal Sebenarnya terminal sudah ada, tetapi tidak berfungsi. Dan sekarang, tiga buah terminal tengah dibangun. Oleh Fidia Oktarisa

Seorang ibu paruh baya terlihat sedang menunggu angkot. Pandangannya tertuju ke arah angkutan umum yang lalu-lalang dengan kecepatan cukup tinggi. Ketika dihampiri, ternyata si ibu tengah menanti angkot jurusan Tabing. Ibu yang tidak mau disebutkan namanya ini mengeluhkan Kota Padang yang tidak memiliki terminal. Ia pun menyesalkan gagalnya rencana Depan kampus UNP dijadikan tempat dinaikan pembangunan terminal yang dulunya Bus: (28/11).f/Redda akan di bangun tepat pada tempat berdirinya Plaza Andalas sekarang. “Andai jauh, sehingga sulit untuk dicapai oleh terminal tersebut jadi dibangun, pasti masyarakat dari berbagai daerah. kesembrawutan kendaraan umum di pusat Menanggapi permasalahan terminal di kota tidak akan seperti ini,” ujarnya. kota dengan slogan Padang Kota Tercinta, Memang tak dapat dipungkiri bahwa Ku Jaga dan Ku Bela ini, Bagian Transportasi keberadaan terminal sebagai pusat berpang- Dinas Perhubungan Kota Padang, Indra kalnya angkutan umum merupakan sentral Noveri, M. Si., memberikan penjelasannya. penting untuk mempermudah masyarakat Saat ini sudah direncanakan tiga terminal. mendapatkan akses tranportasi. Tapi untuk Terdapat tiga tipe terminal yaitu tipe A, saat ini, hal tersebut tidak terpenuhi walau tipe B, dan tipe C. “Sistem transportasi di sebenarnya Kota Padang telah memiliki Kota Padang itu direncanakan ada tiga Terminal Regional Bengkuang (TRB). terminal,” ungkapnya, Selasa (21/1). Namun, terminal tersebut tidak berfungsi Terminal Tipe A berlokasi di Anak karena letaknya tidak strategis dan terlalu Aia. Perencanaannya pada tahun ini, dan

sebelumnya,” jelasnya. Sedangkan terminal Tipe B berada di Koto Ilalang. Saat ini masih beroperasi sebagai terminal angkutan barang. Untuk selanj u tn ya terminal in i akan difungsikan juga untuk AKDP yang datang dari arah selatan seperti dari Painan dan Solok. Dengan begitu, terminal Tipe B ini mempunyai dua fungsi—terminal angkutan barang dan angkutan kota—yang selanjutnya dilengkapi dengan peraturan dilarangnya angkutan barang untuk berlalu lintas di jalan utama pusat kota. “Nanti dengan beroperasinya terminal ini akan ada penataan, jadi akan ada larangan untuk angkutan barang masuk kota,” tegasnya. Terminal ketiga disebut Tipe C dengan penerapan sistem rotari. Indra menjelaskan bahwa sistem rotari bertujuan untuk menghindari supir-supir angkot yang terlalu lama berdiam di terminal untuk menunggu penumpang dan diturunkannya penumpang bus antarkota, Kamis penuh. Sistem ini memberi kesempatan untuk setiap angkot berhenti beberapa sudah dalam proses clearing. Terminal Tipe menit, kemudian lanjut jalan. Selain itu, A untuk Angkutan Kota Dalam Provinsi pintu masuk dan pintu keluar bagi angkot (AKDP) dan bus luar kota yang datang akan dibedakan, sehingga angkot yang dari arah utara seperti dari Pariaman, masuk dan keluar tidak bertumpuk di satu Padang Panjang, dan Bukittinggi. Selain titik. Pada terminal ini juga akan ada tiga itu, jalur angkutan umum seperti angkot jalur angkot untuk masing-masing jurusan, juga menuju terminal tersebut. Rencananya yaitu angkot dari arah utara, selatan, dan di tengah terminal tersebut akan dibangun timur. Rencananya terminal ini akan mall. Jadi, antara terminal dan pusat berlokasi di Pasar Raya. Namun dalam perbelanjaan itu akan saling mendukung. pembangunannya masih terkendala lahan. Dengan adanya mall, maka akan ada yang “Kita berharap dapat menyelesaikan menyebabkan masyarakat untuk datang ke persoalan kemacetan angkot. Namun, kita terminal. “Kalau tidak seperti itu, nasib ada kendala dalam penyediaan lahan,” terminal ini akan seperti terminal ungkapnya.

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014


12

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014


13

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014


14

“Banyak hal yang perlu kita pelajari untuk mencapai ridho Ilahi. Agar amal yang kita lakukan berbuah manis di akhirat nanti.” Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin, setiap

Diasuh oleh: Dr. Ahmad Kosasih, M.A.

Sering Datang Haid Assalammualaikum Pak. Pak, pada awalnya dulu saya pernah terjatuh dari motor sewaktu SMA dan mengalami pendarahan. Semenjak itu haid saya menjadi lebih sering datang. Dalam satu bulan, haid saya bisa datang 2-3 kali, bahkan hanya satu minggu saya dalam keadaan bersih. Saya menjadi ragu, apakah itu masih tergolong darah haid atau darah penyakit dan saya harus melaksanakan shalat atau tidak? Yang saya ingin tanyakan bagaimna cara membedakan darah haid dengan darah penyakit tersebut, dan apakah saat hal tersebut saya harus melaksanakan shalat atau tidak? HF Mahasiswa UNP

Ananda HF yang baik! Darah haid adalah darah yang keluar dari rahim wanita sehat dalam beberapa waktu tertentu, bukan karena melahirkan dan bukan pula karena ada penyakit dalam rahim (Ensiklopedi Hukum Islam 2, 2006:453). Haid merupakan ketentuan Allah yang berlaku bagi wanita ketika seorang wanita menginjak umur remaja dan awal ia dibebani dengan hukum syariat (taklif). Di dalam kitab-kitab Fikih, dijelaskan bahwa darah haid itu biasanya datang satu kali dalam sebulan sehingga ada istilah “datang bulan” bagi perempuan, maksudnya adalah kedatangan haid itu. Siklus, keadaan dan lamanya haid itu dapat berbeda-beda antara seorang perempuan dengan perempuan lainnya. Jika melebihi masa maksimal itu, maka dianggap bukan darah haid lagi melainkan telah berubah menjadi darah istihadhah (darah penyakit). Hal ini didasarkan pada hadis Rasulullah yang disampaikan Aisyah: “Masa haid minimal bagi wanita perawan atau sudah kawin adalah 3 hari dan maksimalnya adalah 10 hari” (H.R.Tabrani dan Daru quthni). Menurut mazhab Maliki, masa haid maksimal juga berbeda-beda antara wanita yang satu dan yang lainnya. Perbedaan itu dilihat dalam tiga keadaan: (a) wanita yang baru haid, maksimal masa haidnya adalah 15 hari; (b) wanita yang sudah biasa haid, maksimal masa haidnya adalah ditambah 3 hari dari kebiasaannya selama ini; dan (c) orang yang haidnya terputus-putus masa maksimal haidnya adalah 15 hari, tidak dihitung hari-hari haid yang terputus itu. Menurut mazhab Syafi’i dan Hambali, masa haid itu minimal 1 hari 1 malam, sedangkan menurut kebiasaan atau patokan sedangnya adalah 6 atau 7 hari, berdasarkan sabda Rasulullah kepada Hamnah binti Jahasy ketika ia bertanya kepada Rasulullah tentang masa haidnya yang lama, beliau menjawab: “Jadikanlah masa haidmu selama 6 atau 7 hari dengan sepengetahuan Allah, kemudian mandilah hingga bila kamu merasa dirimu sudah suci, maka shalatlah selam 24 atau 23 hari dan berpuasalah, sesungguhnya hal itu adalah sah bagimu...” (H.R. Ahmad, Abu Daud dan Turmizi). Masa maksimalnya menurut mereka adalah 15 hari, apabila melebihi dari itu maka bukan darah haid lagi. Sungguhpun demikian, patokan paling tepat adalah kebiasaan yang dilalui seorang wanita. Sebagaimana hadis dari Ummu Salamah bahwa ia minta fatwa kepada Rasulullah tentang seorang wanita yang selalu mengeluarkan darah. Nabi bersabda: “Hendaklah dia memperhatikan bilangan malam dan siang yang dilaluinya dalam haid, begitupun letak hari-hari itu dari setiap bulan, lalu menghentikan salat (pada waktu-waktu tersebut). Kemudian hendaklah dia mandi dan menyumbat kemaluannya dengan kain, lalu salat” (H.R. Khamsah kecuali Turmizi). Menurut ulama Maliki dan Hambali, apabila seorang wanita mengeluarkan darah haid lalu terputus satu atau dua hari, kemudian keluar lagi, maka pada saat terptus itu ia wajib mandi dan menunaikan salat, sedangkan Ulama mazhab Hanafi dan Syafi’i berpendapat tidak wajib shalat saat terputus itu. Adapun kasus yang ananda alami itu termasuk di luar kebiasaan, oleh karena itu sebaiknya dikonsultasikan kepada dokter ahlinya. Wallahu a’lam bishshawab!

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014

Kepemimpinan dalam Islam

kehidupan diatur dalam Islam, bersumber dari AlQuran dan hadis. Islam tidak mengenal pemisahan antara agama dengan kehidupan dunia. Islam malah menganjurkan untuk memadukan keduanya agar selamat dunia dan akhirat. Islam pernah berjaya dan menyebarkan dakwahnya hingga 2/3 dunia. Hal ini diraih dengan ketaatan umatnya yang beriman dan beramal saleh, baik pemimpin maupun rakyatnya. Namun, saat ini kejayaan Islam meredup karena umatnya lupa akan tujuan penciptaan ini yaitu untuk menyembah kepada Allah SWT dan berzikir dalam setiap langkah kehidupan. Sekarang manusia berlombalomba untuk mencari kebahagian dunia seperti kedudukan dan harta yang menjadi obsesi hidup. Seperti halnya di Indonesia, jabatan atau kedudukan merupakan hal yang menjadi idaman setiap individu. Karena jabatan lebih dekat dengan kemudahan, kesenangan, dan segudang keistimewaan lainnya. Mulai dari kalangan buruh, pengusaha, politikus, tokoh masyarakat, hingga artis, berbondong-bondong untuk menjadi pemimpin di tanah air. Sepertinya mereka lupa bahwa menjadi pemimpin tidak hanya mendapat keistimewaan dan popularitas semata. Sejatinya pemimpin adalah “pelayan”. Mengacu pada konsep Servant Leadership yang dikemukakan oleh Robert K. Greenleaf, memimpin yaitu perasaan tulus yan g timb u l d ari dalam hati untuk melayani dan menjadi pihak pertama yang melayani. Pada hakikatnya, memimpin berarti melayani secara tulus. Islam menganjurkan kita menaati pemimpin, yang berarti melakukan semua perintah dan menjauhi larangannya selagi dalam garis kebenaran menurut Al-Quran dan hadis. Allah SWT berfirman: “Wahai

orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan pemimpin di antara kamu” (Q.S. An-Nisa: 59). Menaati pemimpin, berarti menaati Allah dan Rasulullah selama pemimpin itu masih memegang teguh iman dan ibadahnya kepada Ilahi. Kepemimpinan adalah amanah, titipan Allah SWT, dan bukanlah sesuatu yang diminta, dikejar apalagi diperebutkan. Sebab, kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan wewenang yang sejatinya dipergunakan untuk memudahkan menjalankan tanggung jawab dalam melayani rakyat. Semakin tinggi kekuasaan seseorang, hendaknya semakin meningkat pula pelayanannya pada masyarakat. Bukan sebaliknya, digunakan sebagai peluang untuk memperkaya diri, bertindak zalim dan sewenang-wenang. Balasan dan upah seorang pemimpin sesungguhnya hanya dari Allah SWT di akhirat kelak, bukan kekayaan dan kemewahan dunia. Kepemimpinan dalam Islam adalah kepemimpinan yang berdasarkan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah SAW. Oleh karena itu, sosok pemimpin yang disyariatkan adalah pemimpin yang beriman sehingga hukum-hukum Allah SWT dapat ditegakkan dan diterapkan agar keadilan dan kebenaran dapat terjamah oleh orang-orang yang tertindas dan terzalimi. Baik itu dari kalangan muslim maupun nonmuslim karena

pada hakikatnya Islam itu ad alah rahmat bagi seluruh alam. Banyak sekali teladan pemimpin Islam yang membuat Amdrean Ruseffendi kita terkesima, se- Mahasiswa Jurusan PPKn TM 2010 perti Khulifatul Mantan Ketua UKK 2013 Rasyidin (Abu BaMotto Hidup: “Pencari kebahagiaan dunia dan k ar, U mar b in akhirat” Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib). Misalnya Umar bin Khattab R.A., beliau mempunyai semangat dan disiplin tinggi. Seorang Amirul Mukminin yang sederhana dan penuh tanggung jawab. Dikisahkan dalam sejarah Umar, beliau hanya memiliki dua pakaian dan tidur di atas kasur dari pelepah palm yang dipetiknya sendiri. Sewaktu pemerintahannya, beliau biasanya berkeliling hampir setiap malam di daerah pemerintahannya. Suatu malam khalifah menemui sebuah tenda kaum pendatang. Didapatinya anak-anak tidak dapat tidur dan menangis kelaparan. Seorang ibu merebus air berusaha menenangkan anaknya bahwa makanan sedang dimasak. Kembalilah khalifah ke tempat penyimpanan bahan makanan dan dipikulnya bahan-bahan makanan tersebut untuk diserahkan kepada keluarga itu. Pada masa kepemimpinan khalifah ini, Islam berkembang ke Irak, Iran, Turki, dan Mesir dalam waktu 10 tahun. Kemudian berlanjut menuju Suriah, Jerusalem, Mesir, dan Persia. Penaklukan ini bukan penaklukan biasa. Dengan direbutnya kekuasaan negara tersebut oleh Islam, menjadikan berkah bagi penduduk yang ada di dalamnya. Pendudukan Islam berarti pembebasan kaum di daerah terseb u t d ari p e mimp in pemimpin mereka yang zalim. Banyak orang kristen yang dianiaya oleh pemimpinnya yang sesama kristen seperti di Byzantium (Kostantinopel). Di zaman sekarang ini, pemimpin yang memiliki sosok teladan seperti Rasulullah dan sahabat sulit untuk ditemukan dan jarang menjadi icon kepemimpinan di Indonesia. Kenapa hal ini terjadi? Tentu kembali kepada mental dan karakter nyata dari negara ini. Karena itu, kitalah sebagai penerus estafet NKRI dan pejuang untuk menghapus nilai-nilai yang tidak sesuai dengan agama dan Pancasila. Perlahan tapi pasti. Masyarakat hendaknya lebih objektif memilih pemimpin bangsa dan negara, karena maju atau mundurnya negara tergantung kepada arah haluan yang dituju oleh pemimpin. Sesuai dengan ajaran Islam, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki sekurang-kurangnya empat sifat dalam menjalankan kepemimpinannya, yakni : Siddiq, Tabligh, Amanah, dan Fathanah. Siddiq (jujur) sehingga ia dapat dipercaya, Tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi, Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya, Fathanah (cerdas) dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan mengimplementasikannya. Sebagaimana sabda Nabi Muhamammad SAW

Grafis: Edo Febrianto

Jika Anda mengalami masalah keagamaan, silahkan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik ini ke email Ganto, redaksiganto@gmail.com atau Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.

“Pemimpin suatu kelompok adalah pelayan kelompok tersebut.” Oleh sebab itu, pemimpin hendaklah melayani dan bukan dilayani. Karena Rasulullah bersabda: “Setiap kamu sekalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya.”


15

Politik Berkampanye Pemilihan Umum Kini Menyapa Kita Ayo Songsong dengan Gembira Kita Pilih Wakil Rakyat Anggota DPD, DPR dan DPRD Mari Mengamalkan Pancasila Undang-undang Dasar 45 Memilih Presiden dan Wakil Presiden Tegakkan Reformasi Indonesia —Mars PemiluBegitulah sepintas cuplikan bait mars pemilu Indonesia. Sesuai lirik mars tersebut, kali ini Indonesia kembali dihadapkan pada sebuah peristiwa besar dalam sejarah reformasi. Peristiwa yang akan menjadi penentu kehidupan bangsa Indonesia pada periode lima tahun mendatang. Entah itu kesejahteraan atau kemelaratan. Kuncinya ada pada tangan rakyat Indonesia yang memilih pemimpin melalui ajang Pemilihan Umum (Pemilu). Pemilu merupakan suatu wadah bagi masyarakat untuk memilih wakil-wakil mereka dalam menduduki bangku pemerintahan, baik itu berupa pemilihan presiden dan wakil presiden maupun pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Tujuan pemilu secara umum yaitu untuk melaksanakan kedaulatan rakyat, sebagai wujud hak asasi politik rakyat, untuk memilih DPD, DPR, DPRD serta memilih presiden dan wakil presiden, menjamin kesinambungan pembangunan nasional, dan melaksanakan pergantian proses pemerintahan secara damai, aman, dan tertib. Sejatinya, pemilu berarti memperjuangkan hak-hak masyarakat untuk menentukan pemimpin yang sesuai dengan harapan mereka dan tentunya membawa negara ke arah yang lebih baik. Sebagai negara yang menganut sistem demokrasi, Indonesia mengaplikasikan pemilu dalam memutuskan pemimpinnya. Berdasarkan undang-undang Nomor 8 tahun 2012 pemilu 2014 ini menggunakan asas Luber dan Jurdil yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.

Sehubungan dengan hal itu, maka para calon pemimpin Indonesia baik kandidat legislatif maupun presiden dan wakil presiden, tengah sibuk mempromosikan diri untuk mengikuti pemilu yang akan diselenggarakan pada 9 April 2014 untuk pemilihan anggota dewan legislatif dan 9 Juli 2014 untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. Mempromosikan diri berarti mengajak para masyarakat Indonesia untuk ikut serta memilih calon presiden ataupun calon legislatif tersebut. Segala cara dan upaya dilakukan untuk memenangkan jabatan di bangku pemerintahan. Berbagai atribut kampanye diberdayakan, mulai dari bendera, spanduk, baliho, stiker, kaos-

kaos, sampai karangan bunga duka cita pun ikut memajang foto calon legislatif (caleg). Fenomena yang tampak, berbagai strategi kampanye diusung sedemikian rupa untuk menarik simpati rakyat. Banyaknya ditemukan bendera partai yang berdiri di sepanjang jalan, bahkan pohon-pohon pun ikut menjadi sasaran kampanye. Tidak hanya itu, sekarang banyak ditemukan rumah makan dan warung-warung jajanan yang seolah “disponsori” oleh calon legislatif, dengan ditempelinya spanduk dari partai tertentu pada warung tersebut. Tidak kalah ketinggalan, media televisi

swasta, radio hingga internet juga memiliki andil besar dalam ajang kampanye ini. Menampilkan kuis kebangsaan di stasiun televisi. Lebih kreatif lagi, para caleg ini memanfaatkan perkembangan teknologi dengan kampanye via android, serta eksis di ruang maya. Melihat fenomena yang demikian, secara sadar ataupun tidak, sasaran kampanye politik lebih condong pada pemuda bangsa, contohnya mahasiswa. Mahasiswa yang dikenal sebagai kaum intelektual dan berpendidikan, dianggap dapat menjadi agen perubahan di tengah-tengah masyarakat, bisa saja secara tidak sengaja mengikuti seminar atau lomba essay yang ternyata diselenggarakan oleh para caleg ataupun calon presiden. Cerita di atas membuktikan bahwa para calon pemimpin Indonesia berlomb a-lo mba menduduki bangku pemerin tah an . S eo lah mereka melakukan perang kampanye untuk mendapatkan hati rakyat. Mereka berlomba untuk membuat atribut terbanyak dan paling berkesan dengan harapan dapat terpilih. Untuk lebih meyakinkan tentu saja mereka tidak lupa untuk mencantumkan visi misi berikut daftar janji-janji jika terpilih kelak. Ajang promosi besar-besaran ini tidaklah salah selama mereka masih mengikuti prosedur yang benar dalam berkampanye. Seperti yang telah diatur oleh UU No 8 Tahun 2012. Contohnya pada pasal 82 UU No: 8/2012 menyatakan, Kampanye Pemilu dapat dilakukan melalui pemasangan alat peraga di tempat umum, demikian pula pada pasal 102 ayat 5 UU No: 8/2012 bahwa

Gumala Resti Halin

Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris TM 2011, Penyuka Detective Conan, dan cerita dongeng. “Someday, you will see I fly with my real wings” Fb: Yup Yup Gumy blog: gumalarestihalin.wordpress.com

oleh pelaksana Kampanye Pemilu dilaksanakan dengan mempertimbangkan etika, estetika, kebersihan, dan keindahan kota atau kawasan setempat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Selain itu, tata cara kampanye pemilu presiden dan wakil presiden diatur dalam keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) nomor 35 tahun 2004 yang ditandatangani langsung oleh ketua KPU, Nazaruddin Sjamsuddin. Salah satu isi yang tercantum, yaitu adanya sanksi bagi calon duet presiden dan wakil presiden yang merupakan peserta pemilu. Jika pasangan calon presiden dan wakil presiden terbukti melakukan praktik politik uang, sebagaimana diputus oleh pengadilan, maka pasangan calon tersebut batal demi hukum, kendatipun sudah menjadi calon terpilih. Sebagai rakyat Indonesia, kita tinggal menentukan kandidat mana yang paling diinginkan untuk menduduki jabatan pemerintahan. Pilihlah kandidat yang sesuai dengan hati sesuai dengan asas Luber dan Jurdil. Pemimpin masa depan Indonesia ada pada kita. Maka, pilihlah yang benar bukan hanya tertarik pada janji-janji palsu. Seperti apakah nasib bangsa Indonesia lima Pemasangan alat peraga Kampanye Pemilu tahun mendatang? Mari kita tunggu saja.

Sepatu Bermata untuk Tunanetra Dewasa ini, penyandang disabilitas masih menjadi perhatian khusus bagi masyarakat. Belum terpenuhinya hak-hak disabilitas, fasilitas publik, seperti transportasi, sekolah-sekolah, bahkan ketika mereka ingin beribadah pun penyandang disabilitas masih menemui kesulitan. Seperti halnya tunanetra. Tunanetra merupakan istilah untuk kondisi seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Penyandang tunanetra memiliki keterbatasan umum tentang pergerakan dari satu tempat ke tempat lain. Mereka tidak mampu mengorientasikan diri mereka terhadap orang lain maupun bendabenda yang ada di sekitar. Oleh karena itu, mereka tidak memahami di mana posisi relatif mereka berdiri dan tidak dapat bergerak ke arah yang benar. Selama ini, kebanyakan tunanetra mengalami kesulitan ketika berjalan. Biasanya, untuk memudahkan kesulitan tersebut, mereka harus bergantung pada tongkat sebagai pengganti mata normal untuk mengetahui tempat dan arah yang benar. Tongkat yang biasa digunakan adalah tongkat putih, yaitu tongkat khusus tunanetra yang terbuat dari alumunium.

Namun, tongkat tersebut tidak sepenuhnya bisa menunjukkan arah bagi penyandang tunanetra. Selain itu, pemakaian tongkat ini masih belum bisa menjamin keselamatan mereka terutama di jalan raya. Terkadang mereka kehilangan arah dan keluar dari jalur braille ataupun trotoar. Untuk mengatasi masalah tersebut, Muhammad Luqman dan Faishal Fuad Rahman dari SMA Negeri 2 Yogyakarta menciptakan “Sepatu Bermata Dua”. Sepatu

yang bernama Edges Shoes ini dirancang khusus untuk mereka yang berkebutuhan khusus agar bisa berjalan di jalur yang tepat. Sepatu ini menggunakan sensor inframerah sehingga tunanetra tak perlu menggunakan tongkat saat berada di dalam rumah atau jalur braille. Edges Shoes ini dilengkapi dengan perangkat robotik. Perangkat robotik yang digunakan adalah jenis line follower atau robot pengikut garis. Untuk pemakaiannya, perangkat ini disematkan pada sepatu penyandang tunanetra. Sebagai sumber daya, digunakan baterai ponsel. Sementara itu, pada bagian bawah sepatu terdapat sensor yang dapat mendeteksi warna. Warna yang dideteksi perangkat ini adalah warna gelap. Untuk mendukung kinerja perangkat ini, penyedia fasilitas gedung atau trotoar harus mendesain ubin dengan warna hitam dan putih.

Warna hitam dijadikan sebagai jalur bagi penderita tunanetra. Warna hitam ini juga bisa diganti dengan warna gelap lain. Dengan menggunakan sepatu ini, penderita tunanetra tinggal berjalan tanpa perlu menggunakan tongkat pada jalur yang telah disiapkan di tempat-tempat tertentu dengan sensor pendeteksi warna tadi. Sewaktu-waktu jika pengguna keluar dari jalur, maka sepatu akan berbunyi dan penderita bisa kembali ke jalurnya. Namun, dalam menggunakan sepatu ini, para penyandang tunanetra harus menggesek-gesekan kakinya lebih keras saat berjalan. Perangkat robotik ini dirancang sedemikian rupa agar bisa dipasang dan dilepas sehingga penderita tunanetra bisa berganti sepatu. Biaya yang dibutuhkan untuk membuat perangkat ini juga tidak terlalu mahal. Dengan 300 ribu rupiah, penyandang tunanetra sudah dapat menikmati layanan yang terdapat pada perangkat. Penyandang tunanetra yang merasa kesulitan menggunakan tongkat tak perlu cemas. Karena dengan bermodalkan seperangkat Edges Shoes sudah bisa berjalan tanpa harus menggunakan tongkat lagi. Fitri Aziza (dari berbagai sumber).

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014


Teropong

16

Sekretariat HMJ FIP akan Dibangun Tahun Depan

Sebelas Mahasiswa UNP Ikuti SNB 2014 Universitas Negeri Padang (UNP) kembali mengutus perwakilannya mengikuti Silaturahmi Nasional Bidikmisi (SNB) 2014. Pada gelaran yang kedua ini UNP mengutus sebelas mahasiswa dengan IPK tertinggi se-universitas. “Kami memilih mahasiswa Bidikmisi dengan IPK terbaik,” ucap Arif Boy Wilson dari bagian kemahasiswaan BAAK UNP, Selasa (18/2). Mahasiswa tersebut antara lain Feri Ferdian (Prodi Manajemen Perhotelan TM 2010), Intan Alvionita (Prodi Akuntasi TM 2011), Leory Bastian (Prodi Ilmu Administrasi Negara TM 2012), Muhammad Irsyal (Prodi Pendidikan Teknik Mesin TM 2011), Rizki Okta Satria (Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi TM 2011), Ronaldi Saputra (Prodi Manajemen Perhotelan TM 2012), Siti Nurasyiyah (Prodi Sastra Indonesia TM 2010), Widiawati (Prodi Administrasi Pendidikan TM 2011), Yola Sastra (Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2012), Yolanda Paramita (Prodi Manajemen TM 2012), dan Yusmita (Prodi Pendidikan Kimia TM 2012). Silaturahmi digelar di hotel Bidakara Jakarta dan diikuti sekitar 1.100 mahasiswa dari seluruh Indonesia. Acara dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sekaligus meluncurkan Presidential Scholarship. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh dan Dirjen Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (DIKTI) Joko Susilo, turut hadir pada acara dua tahunan ini. Tak hanya itu mahasiswa juga mengikuti berbagai macam seminar yang telah dipersiapkan panitia, di antaranya seminar kewirausahaan, seminar kepemimpinan, sosialisasi beasiswa, sosialisasi lowongan kerja, dan berbagai kegiatan serupa. Seminar pun tak kalah bergengsi karena diisi oleh pemateri kondang seperti Pakar Pemasaran, Hermawan Kartajaya dan Motivator Trainer, Abdul Basith. Salah seorang utusan UNP, Feri Ferdian, mengaku senang bisa mengikuti SNB 2014. Selain mendapatkan informasi tentang beasiswa, Feri juga bisa bersilaturahmi dengan mahasiswa Bidikmisi seluruh Indonesia. Selanjutnya Feri pun berpesan kepada rekan-rekannya di UNP untuk terus berprestasi agar mudah mendapatkan beasiswa kelak. “Uang bukan lagi menjadi penghalang untuk melanjutkan pendidikan,” ungkapnya, Selasa (4/3). Kemudian Dr. Syahrial Bahtiar, M.Pd.., yang juga menghadiri SNB meminta penerima Bidikmisi UNP agar dapat memanfaatkan beasiswa ini untuk meningkatkan kualitas diri. Tidak hanya prestasi di bidang akademik, tetapi juga prestasi pada bidang lainnya. PR III UNP ini juga berharap program Bidikmisi dapat memutus mata rantai kemiskinan. “Lebih khususnya memutus mata rantai kehidupan yang kurang beruntung itu,” ujarnya, Senin (3/3). Selanjutnya Syahrial pun berencana akan mengadakan pelatihan bahasa Inggris bagi penerima Bidikmisi, agar kemampuan berbahasa asingnya bertambah baik. Sehingga peluang untuk lulus beasiswa S2 dan S3 di luar negeri semakin terbuka lebar. Namun pelatihan ini masih dalam tahap percobaan, hanya dibuka satu kelas. jika berjalan lancar, pelatihan akan dibuka untuk seluruh mahasiswa Bidikmisi UNP. Tak hanya itu, Syahrial juga mengagendakan penerima Bidikmisi untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan menyosialisasikan beasiswa Bidikmisi kepada masyarakat di daerah-daerah terpencil. “Kebanyakan masyarakat masih belum tahu mengenai program Bidikmisi,” Sastra p

u

n

g

k

a

s

S

y

a

h

r

i a

l .

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014

anggota kepengurusan HMJ tersebut. Satu di antara mahasiswa yang tergabung dalam HMJ Administrasi Pendidikan (AP), Mutiara Dwi Putri memberikan komentarnya. Ia mengatakan belum ada kepastian mengenai di mana dan kapan sekretariat HMJ FIP akan dibangun. Selain lobi, ruang perkuliahan yang kosong juga dimanfaatkan oleh anggota HMJ FIP untuk berkumpul. Rapat di Lobi: Belum ada sekretariat yang tetap, anggota Hingga saat ini, inventaris yang HMJ FIP mengadakan rapat pembentukan kepanitian Wisuda dimiliki oleh HMJ terpaksa tanggal 8 Maret nanti di Lobi Fakultas, Rabu (5/3). f/Ratmiati dititipkan di kos-kosan anggota. asca sekretariatannya diruntuhkan “Barang dititip di kos teman, sebagian tahun lalu, hingga kini tidak ada ruangan lagi di lorong tangga jurusan,” tambah sementara bagi Himpunan Mahasiswa mahasiswa TM 2011 ini, Selasa (18/2). Jurusan (HMJ) FIP UNP untuk menjalankan Welni Muharnik, salah satu anggota roda organisasi. Agar rutinitas mereka tidak HMJ yang ada di FIP ini juga menyamvakum, lobi fakultas pun dijadikan sebagai paikan harapannya. Mahasiswa TM 2011 tempat untuk rapat atau berdiskusi. Berbagai ini berharap agar sekretariat tersebut pihak pun ikut mempertanyakan kejelasan segera dibangun. “Sebelum periode mengenai pembangunan sekretariatan HMJ FIP, jabatan sekarang berakhir,” ujarnya, tak terkecuali mereka yang terdaftar sebagai Selasa (18/2).

P

Menanggapi hal tersebut, Drs. Taufik, M.Pd., Kons., memberikan jawabannya. Pembantu Dekan II FIP ini menjelaskan hal tersebut terjadi karena lahan yang dimiliki FIP UNP terbatas. Ia juga mengatakan bahwa permasalahan ini pernah disampaikan langsung oleh anggota HMJ FIP kepadanya. Namun, waktu itu kami belum menemukan solusinya. Tetapi, untuk saat ini pihak fakultas sudah merumuskan rencana pembangunan sekretariat HMJ FIP. “Rancangan sudah ada, dan pembangunan fisiknya akan dilaksanakan tahun depan (2015),” jelasnya. Ia melanjutkan, rencana pembangunan kantor sekretariatan untuk HMJ ini akan didirikan di dekanat FIP. Dekanat FIP sekarang akan diruntuhkan, dan dibangun lagi menjadi empat lantai. Lantai pertama akan digunakan sebagai Pusat Kegiatan Mahasiswa FIP, lantai dua sebagai ruang dekanat, lantai tiga sebagai Pasca Sarjana FIP, dan lantai empat sebagai ruang perkuliahan. “Semoga gedung tersebut dapat menampung semua HMJ di FIP,” tutupnya.Wici

Dua Gedung Letter “L” FIS Segera Dibangun Universitas Negeri Padang (UNP) bersiap untuk pembangunan gedung-gedung baru pada tahun 2014 ini. Sejak pengusulan tahun 2008 lalu, akhirnya bantuan dari Islamic Development Bank (IDB) didapatkan tiga tahun setelahnya. Terhitung sejak 19 September 2011 pemerintah Indonesia mendapatkan pinjaman IDB guna membangun tujuh gedung di UNP. Lokal bersama (integrated classroom) adalah salah satu di antara tujuh gedung yang akan dibangun UNP. Gedung tersebut berlokasi di ruang perkuliahan Geografi FIS sekarang. Prof. Ganefri, Ph.D., selaku Ketua proyek IDB mengatakan bahwa kemungkinan besar pembangunan akan dilakukan pada bulan Oktober tahun ini. Sedangkan pada bulan Mei akan segera dilakukan peruntuhan (demolisi) pada gedung perkuliahan FIS, kecuali gedung dekanat. Peruntuhan atau penghapusan aset ini akan dilakukan dari ruang perkuliahan Jurusan Ilmu Sosial Politik sampai ke kantor perlengkapan. “Pembangunan ini berlaku untuk

UNP keseluruhan, tidak dinamai dengan pembangunan FIS atau pembangunan apapun,” tegasnya. Ganefri menjelaskan bahwa nanti akan ada dua gedung bertingkat tiga dengan jalan dua jalur di lokasi FIS sekarang. Kedua gedung dirancang sedemikian rupa dengan desain berbentuk letter “L” yang saling bertolak belakang. Gedung pertama akan dijadikan gedung dekanat sekaligus tempat perkuliahan mahasiswa FIS. Sedangkan yang satunya lagi adalah lokal bersama yang dapat digunakan oleh seluruh mahasiswa UNP tanpa terkecuali. Selama masa pembangunan, mahasiswa FIS sementara waktu akan belajar di lokal darurat UNP dekat Balai Bahasa. “Jadi perkuliahan tetap berjalan,” tambahnya, Selasa (25/2). Terkait dengan pembangunan ini, Pembantu Dekan II FIS, Drs. Suryanef, M.Si mengatakan bahwa rencana pemba-

ngunan ini memang telah disampaikan oleh rektor UNP dan dekan FIS saat rapat kemarin. Hanya saja dia belum mengetahui kapan pastinya pelaksanaan pembangunan tersebut. Dengan adanya pembangunan ini dia berharap semoga UNP dapat meningkatkan kualitas pelayanan baik di bidang akademik maupun administrasi nantinya, serta dapat memberikan kontribusi yang besar dalam segi apapun. “Sia-sia kalau tidak bisa berbuat apa-apa dengan fasilitas yang baik,” ujarnya, Senin (24/2). Dandi Arianto Pelly, mahasiswa Pendidikan Geografi TM 2010 juga menyampaikan pendapatnya terkait pembangunan ini. “Rata-rata ruangan yang ada tidak layak lagi digunakan sebagai ruang perkuliahan. Keadaannya sudah memprihatinkan,” ungkapnya, Selasa (18/ 2). Dandi juga berharap agar pembangunan tersebut cepat dilaksanakan. Ana

Sistem Penilaian Plus Minus Tetap Berlanjut Sejalan dengan keluarnya Surat Keputusan Rektor Universitas Negeri Padang nomor 273/ UN35/AK/2013 mengenai Penetapan Sistem Penilaian Akhir Mata Kuliah Mahasiswa. Universitas Negeri Padang (UNP) pun merealisasikan sistem penilaian plus (+) minus (-) terhitung semester ganjil lalu. Seusai terealisasinya sistem penilaian baru di UNP ini, pro dan kontra bermunculan. Sebahagian mengatakan sistem ini merupakan langkah baik dan sebahagian lagi mengatakan sistem ini akan mengganggu sistem lama. Nilam Sari, Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2013 mengaku bangga dengan sistem penilaian ini. Dia merasa tidak ketinggalan apalagi gengsi bila dibandingkan dengan mahasiswa universitas lain yang telah dulu menerapkan sistem penilaian plus minus. “Semoga sistem penilaian ini tetap diterapkan di UNP,” harapnya, Kamis (27/2). Senada dengan Nilam, Pembantu Rektor I

Prof. Dr. Agus Irianto metuturkan hal serupa pada pemberitaan SKK Ganto sebelumnya. Dia mengatakan bahwa penerapan sistem penilaian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas penilaian di UNP. Namun hal ini tak pernah sejalan dengan apa yang diharapkan oleh Melsi, mahasiswa tahun tiga Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Menurutnya, sistem penilaian ini tidak harus diterapkan kepada mahasiswa lama. Sebab akan mengganggu sistem yang telah ada sebelumnya. “Saya dengar yang dapat C tidak bisa mengulang,” akunya, Kamis (13/2). Senada dengan Melsi, Guru Besar UNP Prof. Hasanuddin WS, M.Hum., menyesalkan keputusan UNP terhadap berlakunya sistem penilaian plus minus terhadap mahasiswa lama. Dia menga-

takan bahwa sebuah peraturan perundang-undangan berlaku maju, bukan mundur. “Jika seperti ini, hanya akan memberatkan dan tidak adil untuk mahasiswa lama,” tegasnya, Rabu (13/2). Menanggapi pro kontra terhadap sistem penilaian baru UNP ini, Dr. Yulkifli, M.Si., Staf Ahli PR I sekaligus pengonsep sistem plus minus di UNP mengatakan bahwa penerapan sistem penilaian ini akan tetap belaku di UNP. Karena penerapan sistem ini akan memberikan keadilan kepada mahasiswa dalam penilaian. “Sistem ini akan tetap dilanjutkan, baik untuk mahasiswa baru maupun lama,” ungkapnya, Selasa (25/2). Setelah dikonfirmasi kepada Azhari Suwir, S. E., selaku Kepala BAAK UNP pada Jumat (28/2) lalu. Dia menegaskan bahwa mahasiswa yang mendapatkan nilai C masih bisa mengulang. Meri


Teropong

Prosedur Peminjaman Bus Kampus Samar-samar terdengar beberapa mahasiswa mengeluh saat meminjam bus kampus. Mereka beranggapan bahwa peminjaman bus kampus harus melalui proses yang ribet. Ari Yolanda, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2012 mengatakan harga peminjaman bus kampus juga kurang bersahabat. Hendaknya harga sewa bus kampus lebih murah . “Kami membayar Rp800.000,00 hanya untuk pergi melayat ke Pariaman,” ungkapnya, Senin (24/2). Menanggapi hal ini Elvi Hengki, S.T., M.Pd., Kepala Perlengkapan bagian Rumah Tangga UNP mengatakan bahwa prosedur peminjaman bus telah diatur sesuai dengan Surat Keputusan Rektor terbaru nomor 1344/UN35/PS tahun 2013. Peminjaman dilakukan dengan membuat permohonan kepada PR II dan disetujui oleh Pembina kegiatan tersebut. Sementara pemakaian untuk kegiatan studi banding fakultas/ unit/UPT harus membuat permohonan yang diketahui oleh pimpinan fakultas/unit/UPT. Jika selama ini bus kampus dapat dipinjam pihak luar untuk pemakaian dalam maupun luar kota, maka berdasarkan surat edaran tersebut dinyatakan bahwa terhitung tanggal 1 Agustus 2013 bus hanya dipinjamkan untuk kepentingan akademik sivitas akademika UNP. Saat ini UNP memiliki enam buah bus dan satu ambulan. Bus ini dapat bertambah tergantung dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sementara, semua sopir telah terhitung sebagai Pegawai Negeri Sipil

(PNS). Terkait dengan biaya sewa peminjaman bus Hengki menjelaskan, jika bus dipergunakan untuk kepentingan akademik dan masih berada di kota Padang maka tidak dipungut biaya. Sewa bus berbeda-beda tergantung pemakaian atau jarak tempuh dan ukuran bus yang dipinjam. “Peminjaman bus kampus tidak berbelit-belit, hanya tinggal mengikuti prosedur yang ada saja,” ujar Hengki, Senin (24/2). Rinciannya, untuk pemakaian bus berkapasitas 18-27 orang dalam provinsi dikenakan biaya Rp500.000,00 dengan pembayaran sopir Rp150.000,00. Sedangkan untuk luar provinsi sebesar Rp600.000,00 dengan biaya sopir Rp325.000,00. Untuk pemakaian bus berkapasitas 45 orang didalam Provinsi dikenakan biaya sebesar Rp1.000.000,00 dengan pembayaran sopir Rp200.000,00. Untuk pemakaian diluar provinsi biayanya sebesar Rp1.200.000,00 dengan biaya sopir Rp400.000,00. Sedangkan bus berkapasitas 15 orang di dalam provinsi biayanya sebesar Rp600.000,00 dengan biaya sopir Rp150.000,00. Sedangkan diluar Provinsi dikenakan biaya Rp750.000,00 dengan biaya sopir Rp 325.000,00. Untuk pemakaian ambulan di dalam Provinsi dikenakan biaya Rp300.000,00 sedangkan diluar Provinsi Rp600.000,00 tanpa dikenakan pembayaran sopir. Reni Dwi Putri Mahasiswa Jurusan Biologi TM 2010 mengatakan bus kampus lebih murah, nyaman, bersih dan full AC. “Hendaknya jumlah bus diperbanyak,” harapnya, Senin (24/2). Nova

Mining Troops Raih Piala Brounze Mining Troops (Pasukan Tambang), perwakilan Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang (UNP) berhasil mendapatkan piala perunggu, Rabu (12/2). Mining Troops beranggotakan 6 putra dan 2 putri. Piala ini mereka dapat dari perlombaan Indonesian Student Mining Competition 9 South East Asean Mining Competition 1 (ISMC 9 SEASMC 1) cabang rolling risistence (tahanan gulir). Perlombaan ini diikuti oleh 14 Perguruan Tinggi (PT) dari Indonesia, 4 PT dari Korea, dan 2 PT dari Malaysia. Kegiatan perlombaan ini diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung dua tahun sekali. Perlombaan tahun ini terdiri dari 13 cabang. Jika diurutkan keseluruhan cabang, UNP berada di urutan ke-8. Depi Putra selaku player mengatakan bahwa ini merupakan prestasi luar biasa. “UNP lulus seleksi dari 46 kampus se-Indonesia dan mendapat peringkat ke-8,” jelasnya, Kamis (20/2). Tahap seleksi dari pihak jurusan juga cukup ketat. Masing-masing program studi tahun masuk 2011, 2012, 2013 mengirimkan 5 orang perwakilannya untuk mengikuti seleksi. “Saya tidak menyangka nama saya terdafar di Mining Troops, ” ungkap Mahasiswa Teknik Pertambangan 2012 ini. Ia juga mengatakan kegiatan ini sangat membuka

wawasan, karena menggambarkan tentang tambang di lapangan yang sebenarnya. Untuk mendapatkan prestasi sejauh ini, bukanlah hal yang mudah bagi Mining Troops . Kurangnya pengadaan alat-alat di Jurusan Teknik Pertambangan, membuat mereka harus latihan keluar untuk persiapan mengikuti perlombaan ISMC 9 SEASMC 1. Mereka berlatih ke perusahaan tambang seperti PT. Nal di Sawah Lunto, PT. ATC di pangkalan BDTB Sawah Lunto, dan PT. Semen Padang di Indarung. Heriyanto Panggabean selaku kapten Mining Troops berharap pihak kampus mendukung kegiatan-kegiatan yang dapat membawa nama baik UNP, seperti dari segi pengadaan alatalat oleh jurusan tambang. “Ketika lomba, kami kebingungan karena belum pernah sebelumnya memegang alat yang tidak ada di kampus,” ujarnya, Kamis (20/2). Heri Prabowo, S. T. ,M.T. selaku pembina Mining Troops merasa bangga atas prestasi yang telah diraih Mining Troops. Ia sangat mendukung kegiatan yang diikuti oleh mahasiswanya tersebut. Ia juga mengatakan bahwa Jurusan Teknik Pertambangan berencana mengadakan perlombaan yang serupa. “Hal itu membuat saya termotivasi untuk melengkapi alat-alat di sini,” ujarnya, Selasa (4/3). Sonya

17

Bentuk Solidaritas Mahasiswa UNP pendaftaran Training Dream Book yang baru saja mereka gelar beberapa waktu lalu. Untuk penyaluran dana, BEM UNP akan bekerja sama dengan Rumah Zakat. “Insyaallah akan dikirimkan dalam minggu ini,” ucap Ardiles saat ditemui, Selasa (4/3). Berbeda dengan BEM UNP, Korp Suka Rela Palang Merah Indonesia (KSR PMI) UNP tidak hanya melakukan penggalangan dana di sekitar kampus, tetapi juga di luar lingkungan kampus. Penggalangan dana dilakukan di Menggalang Dana: KSR PMI UNP melakukan penggalangan dana lima titik Kota Padang, antara diberbagai tempat umum, Selasa (18/2) .f/Doc. lain SPBU Tabing, SPBU Ulak Terhitung dari awal 2014 bencana kembali Karang, SPBU Khatib, Simpang DPR, dan melanda Indonesia. Mulai dari banjir, kebakaran Simpang Presiden. Sedangkan untuk penyaluran hutan, sampai meletusnya berbagai gunung, dana, dikirimkan lewat Badan Penanggulangan seperti Gunung Sinabung, Gunung Kelud, dan Bencana Daerah. Hal ini dilakukan mengingat terakhir ini yang sedang hangat, meletusnya daerah bencana Sinabung yang cukup jauh Gunung Marapi. Keadaan negeri yang sedang dari kota Padang. “Kalau bencananya ada di berduka ini ternyata tidak luput dari perhatian Sumatera Barat, kita akan turun langsung,” mahasiswa. Beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa ujar Riski Prima Putra, anggota Divisi Bencana (UKM) dan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) KSR PMI UNP, Selasa (18/2). Universitas Negeri Padang (UNP) berlombaSelain BEM UNP dan KSR PMI, Ormawa lomba menggalang dana untuk menunjukkan dan komunitas mahasiswa lainnya juga ikut eksistensi dan solidaritasnya sebagai mahasiswa. mengadakan penggalangan dana, antara lain Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNP BEM FT, Hima Matematika, HMJ Bahasa Indomisalnya, melakukan penggalangan dana di nesia, Sobat Bumi, FKPWI, dan lainnya. sekitar kampus UNP untuk bencana Gunung Melihat kegiatan yang dilakukan aktivis Sinabung pada 3-5 Februari lalu. Menurut Ardi- mahasiswa ini, Pembantu Rektor III UNP, les, Menteri Pengabdian Masyarakat BEM UNP, Syahrial Bakhtiar, memberikan pandangannya. tujuan penggalangan dana ini adalah untuk Menurutnya kegiatan ini boleh-boleh saja menunjukkan solidaritas sesama manusia. “Kita dilakukan, asal sesuai dengan konteksnya. Harus ikut berpartisipasi membantu saudara kita yang diperhatikan juga kriteria bencana dan aspek terkena musibah,” ujarnya, Selasa (18/2). kedekatan. “Jangan sampai orang-orang di dekat Selain uang hasil penggalangan dana, BEM kita malah tidak mendapatkan bantuan,” UNP juga menyumbangkan uang hasil ujarnya, Senin (3/3). Sastra

Pengunjung dan Pustakawan Harus Saling Menghargai Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Padang merupakan salah satu unit pelayanan umum yang disediakan pihak kampus bagi mahasiswa sebagai sarana penunjang perkuliahan. Perpustakaan menjadi pilihan utama mahasiswa saat mencari sumber belajar, ataupun mengerjakan tugas. Namun, sebagai sarana yang sangat penting, pihak perpustakaan belum memberikan pelayanan prima kepada pengunjung. Kenyamanan pengunjung masih jauh dari harapan. Bahkan tidak sedikit pengunjung mengeluhkan pelayanan yang diberikan pustakawan. Seperti yang dikeluhkan Novebri, Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan TM 2011. Ia mengatakan pihak pustakawan kurang ramah melayani pengunjung, baik saat peminjaman maupun pengembalian buku. Selain itu, menurutnya pustakawan juga kurang tanggap dalam membantu mahasiswa yang mengalami kesulitan mencari buku-buku yang mereka butuhkan. Hal senada juga disampaikan Raisya Andhira, Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2012. Ia mengatakan terkadang pustakawan tidak menghiraukan pengunjung yang ingin meminjam buku. Akibatnya pengunjung menunggu lama di meja peminjaman. “Mudahmudahan pustakawan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pengunjung,” harapnya, Sabtu (22/2). Namun, sikap pustakawan seperti itu bukanlah tanpa sebab. Menurut Drs. Yunaldi, M.Si. selaku pustakawan madya, hal tersebut terjadi karena kebanyakan dari mahasiswa tidak mematuhi aturan perpustakaan. Misalnya membawa buku-buku dari luar ke dalam perpus-

takaan, membuat keributan, merobek halaman buku dan skripsi, memakai sandal, dan sebagainya. Ketika ditegur dan dinasehati pihak perpustakaan, pengunjung malah mengabaikan teguran tersebut. Hal inilah yang membuat pustakawan menjadi tidak ramah. “Anda sopan kami pun segan,” ujarnya, Selasa (18/2). Menanggapi hal itu, Sutarman Karim, M.Si. selaku Kepala Perpustakaan Pusat mengatakan bahwa pihak perpustakaan sudah berusaha memberikan pelayanan prima kepada pengunjung. Senyum, sapa, dan salam sudah menjadi prinsip pustakawan. Membantu pengunjung menemukan buku, melayani peminjaman dan pengembalian buku, mengingatkan serta menasehati pengunjung jika menyimpang dari aturan, merupakan bentuk pelayanan yang diberikan. “Mudah-mudahan dengan cara ini, pengunjung mengerti dan tidak lagi mengeluhkan pelayanan yang kami berikan,” harapnya, Selasa (18/2). Sutarman juga menambahkan, untuk menjaga kepuasan dan kenyamanan pengunjung, pihak perpustakaan sudah menambah jumlah koleksi buku dan memperbaiki serta menata tata ruang baca bagi mahasiswa yang ingin membaca buku di perpustakaan. Selain itu, untuk melengkapi kebutuhan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas perkuliahan, jaringan wifi di lokasi perpustakaan pusat juga telah disediakan. Oleh sebab itu, Ia berharap agar pustakawan dan pengunjung dapat saling menjaga dan menghargai, serta mematuhi peraturan yang ada sehingga keharmonisan dapat terwujud. “Jika ada pustakawan yang tidak memberikan pelayanan dengan baik, pengunjung dapat melaporkan langsung kepada saya,” tegasnya, Selasa (18/2). Khadijah

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014


Inter

18 HMJ Basindoda

Berprestasi dan Berkreasi

Mengawali masa kepengurusan, Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah (HMJ Basindoda) meraih prestasi yang cukup

mengharumkan nama UNP. Buktinya, Ketua HMJ ini, Rahmad Satriawan, pernah menjadi pemimpin sidang tingkat nasional pada acara Ikatan Mahasiswa Bahasa Indonesia SeIndonesia (Imbasadi). Adapun program kerja yang dilaksanakan HMJ Basindoda selama masa kepengurusan tahun ini di antaranya perekrutan anggota, pelantikan, pembekalan, rapat kerja, dan ikut serta kepanitiaan PKKMB. Program lainnya yaitu mengikuti kongres Imbasadi di Solo. Selain itu, HMJ ini juga mengadakan pelatihan jurnalistik pada Oktober 2013

KOPMA UNP

PPIPM UNP

lalu. HMJ BAsindoda juga bergabung dalam kegiatan gebyar FBS. Selanjutnya, HMJ Basindoda

Aksi Seni Kampus Ungu yang juga j u

g

a

b

e

r

g

a

b

u

n

g

d

a

l a

m

a

c

a

r

a

disukseskan oleh beberapa HMJ d an Ormaw a FBS. Dalam acara tersebut, HMJ Basindoda mendapat peringkat pertama pada musikalisasi puisi. Tak hanya itu, HMJ ini juga membentuk sebuah forum yang bernama Forum Kreatif Menulis (FKM) yang menjadi salah satu wadah bagi mahasiswa untuk berkreasi. Pada masa akhir kepengurusan, pengurus HMJ ini akan mengadakan Olimpiade Bahasa Indonesia seSumbar Tingkat SMA/sederajat. “Insya Allah awal Mei mendatang,” ungkap Rahmad, Kamis (27/2). Lebih lanjut Rahmad berharap agar semua anggota HMJ hendaknya bisa bekerja sama untuk mempersiapkan olimpiade ini. “Mari kembali meramaikan HMJ ini,” tuturnya. Liza

SENI RUPA FBS

RAT KOPMA UNP

Pameran Persembahan

Pergantian Kepengurusan

Aksi Donor Darah

Pekan Ilmiah Kimia

Pusat Pengembangan Ilmiah dan Penelitian Mahasiswa (PPIPM) UNP mengadakan Pelantikan pengurus yang ke-28, Jumat (7/2). Pelantikan berlangsung di Ruang Sidang Senat setelah terlebih dahulu diadakan Musyawarah besar (Mubes), Sabtu (4/1). Selain pelantikan, dalam acara ini juga ada serah terima jabatan dari Fitra Vertikal selaku ketua umum periode 2013/2014, kepada Andika Putra selaku ketua umum periode 2014/2015. Andika Putra berharap pengurus sekarang dapat melanjutkan prestasi-prestasi yang telah diraih PPIPM selama ini dan dapat bekerja sama serta saling membantu untuk mengembangkan PPIPM. “Semoga kami mampu menjadikan masyarakat UNP menjadi masyarakat ilmiah,” tambahnya, Jumat (7/2). Wici

Bertujuan untuk pelatihan angkatan muda, Korps Suka Rela (KSR) PMI Unit UNP bekerjasama dengan Unit Donor Darah (UDD) memfasilitasi donor darah kepada mahasiswa, Selasa-Rabu (25-26/2). Bertempat di depan Kesekretariatan KSR PMI dan di Pendopo FBS. Pada hari pertama, darah yang terkumpul sebanyak 62 kantong dan hari kedua 71 kantong. Rio Edwardo salah seorang pendonor, Mahasiswa Teknologi Pendidikan TM 2009, mengatakan donor darah sangat bermanfaat, namun masih banyak mahasiswa yang belum mengetahuinya. Selain untuk menolong, donor darah ini juga baik untuk kesehatan dan menambah nafsu makan serta menukar sel darah dalam tubuh. “Semoga mahasiswa menyadari manfaat dari donor darah ini,” tutupnya, Selasa (25/2). Wici

Himpunan Mahasiswa Kimia (Himaki) mengadakan Pekan Ilmiah Kimia (PIK), Sabtu (15/2). Acara tahunan yang diadakan di GOR UNP ini diikuti 899 peserta dari 80 SMA se-Sumatera. Acara dibuka oleh Dekan FMIPA dan dihadiri Pembantu Dekan 3 FMIPA, Ketua Jurusan Kimia, Staf Dosen Kimia, Ketua BEM UNP, Ketua BEM FMIPA, dan Ketua Himaki. Selain lomba, Himaki juga mengadakan seminar nasional bertema Kurikulum 2013 bagi guru SMA. Ketua Panitia PIK 2014, Ilham Ardatul Putra, mengatakan bahwa acara ini bertujuan untuk menambah kecintaan siswa terhadap kimia. Selain itu, lomba ini diharapkan dapat memacu semangat belajar siswa. “Diharapkan PIK ini dapat memacu semangat mereka untuk terus belajar,” ujar Mahasiswa Kimia TM 2011 ini. Sastra

UKK UNP

UK-Kes UNP

Serah Terima Jabatan

Essay Competition

Sekitar seratus muslimah selingkungan UNP menghadiri acara Annisa Day yang diselenggarakan Kemuslimahan Unit Kegiatan Kerohanian (UKK) UNP bersama kemuslimahan dari fakultas, Jumat (14/2). Acara yang berlangsung di Teater Tertutup FBS ini diselenggarakan untuk memperingati hari Gerakan Menutup Aurat Sedunia (Gemar) pada 14 Februari. Dalam acara ini diadakan bagi-bagi hijab dan penggalangan dana yang akan digunakan untuk membeli hijab dan membagikannya secara gratis. Ayu Lestari, Wakil Kepala Bidang Kemuslimahan UKK UNP mengatakan bahwa muslimah itu diibaratkan seperti sebutir mutiara. Walaupun jatuh ke dalam lumpur ia akan tetap bersinar. “Oleh karena itu muslimah harus pandai menjaga diri dan hijabnya,” pesan Ayu, Jumat (14/2). Fitri

Unit Kegitan Kesenian (UKKes) UNP mengadakan acara serah terima jabatan DPH UKK e s p erio d e 20 13 / 20 14 k e periode 2014/2015, Kamis (20/ 2). Acara yang dilaksanakan di Ruang Sidang Senat ini dihadiri oleh Dr. Andria Catri Tamsin M.Pd., selaku Pembina UK-Kes dan tamu undangan dari UKM selingkungan UNP. Dalam sambutannya, Andria mengungkapkan harapannya agar UK-Kes dapat membentuk tim paduan suara UNP. Hal ini sesuai dengan permintaan dari Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd selaku PR III UNP. “Karena acara wisuda butuh tim paduan suara,” ujarnya. Ichsan Pria Darma selaku ketua UK-Kes periode 2014/2015 berharap agar DPH periode 2014/ 2015 b isa salin g me nj alin Edo

Bertujuan meningkatkan kemampuan siswa-siswi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk memasuki perguruan tinggi, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIS UNP mengadakan Lomba Cepat Tepat melalui Essay Competition tingkat SMA/ MA se-Sumatera Bagian Tengah (Sumatera Barat, Riau dan Jambi) di lokal D82 FIS, Sabtu (22/2). Peserta lomba terdiri atas 14 tim dari 7 sekolah. Peserta dipilih melalui seleksi esai yang telah dikirim oleh siswa-siswi jurusan IPS SMA/MA tersebut. Bagi peserta yang terpilih akan mengikuti dua tahap penyeleksian selanjutnya, yaitu ujian tertulis dan presentasi esai. “Semoga kemampuan temanteman semakin meningkat,” harap Nazifatul Afifah, salah seorang peserta lomba dari MAN 1 Bukittinggi. Ana

Hiking PGSD

S

u

r

a

t

K

a

b

a

r

K

a

m

p

u

s

( 1

9

/

2

) .

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014

BEM FIS

Peringati Gemar

Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Bertujuan untuk mengajak UNP mengadakan Rapat Anggota seluruh mahasiswa melepas Tahunan (RAT) di ruangan T81 semua batasan dari dalam FIS, Sabtu (22/2). Dengan tema dirinya untuk berkarya, HMJ Regenerasi Kepemimpinan Menuju Seni Rupa menggelar pameran Koperasi Mahasiswa yang Ber- di Galeri FBS, Senin (24/12). kredibilitas dan Akuntabilitas, Pameran yang digelar selama acara ini dibuka langsung oleh tiga hari berturut-turut ini Drs. Willadi Rasyid, selaku Staf me n g an g k a t se b u a h te ma Ahli Pembantu Rektor III UNP. Pameran Berkarya Tanpa Batas . Turut hadir dalam acara ini Kegiatan tersebut sebenarnya Abdul Maujud, selaku Pembina khusus dipersembahkan untuk dan Ketua Alumni KOMPA UNP. para wisudawan dan wisudawati Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Rupa. “Akan ada pemutaran selingkungan UNP, BEM, BPM, dan video dokumenter wisudawan/i HMJ masing-masing fakultas, serta saat kuliah, pesta rakyat, dan PGSD FIP KOPMA Universitas Andalas juga malam inagurasi,” urai Hendri hadir. selaku ketua pelaksana, Senin Irwan Rusda, selaku ketua (24/12). pelaksana mengatakan tujuan RAT Su ci E lvid a, mah asiswa ini untuk pergantian kepengurusan Jurusan Akuntansi ikut bersuara. Dalam rangka penyerahan KOPMA sekaligus penghitungan Ia mengatakan bahwa acara ini penggunaan keuangan satu dapat mempererat hubungan almamater mahasiswa baru tahun kepengurusan selama dua tahun junior dan senior yang akan 2013, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UPP IV kembelakang. Ranti pergi, Selasa (25/2). Suci bali mengadakan agenda tahunan BEM UNP yang bertema Hiking PGSD Road Way To Yelllow di Ngarai Sianok, Minggu (16/2). Yuhendra selaku ketua pelaksana menjelaskan Bersama MPM, BEM UNP pengaduan, hanya 101 orang bahwa acara ini bertujuan untuk mengadakan sebuah diskusi yang lulus seleksi. Semua memperkuat silaturahmi antara seyang membahas mengenai mahasiswa yang lulus penga- nior dengan junior. kelanjutan penerapan sistem duannya berasal dari Sumatera Lathiifa Tirta Islami, MahasisUang Kuliah Tunggal (UKT), Barat (Sumbar), sedangkan wa PGSD TM 2013 mengungRabu (19/2). Diskusi yang mahasiswa luar Sumbar belum kapkan bahwa kegiatan ini diadakan di sekretariat BEM ditangani. Begitu juga mahasiswa membuatnya merasakan adanya UNP tersebut juga dihadiri yang berstatus Reguler Mandiri. kekompakan dan kebersamaan perwakilan dari WP2SOSPOL dan Pengaduan mereka tidak men- dengan senior. “Ketika pulang, Ganto, serta dapat tindak lanjut dari pihak awalnya kami heran semua seseluruh BPM dan BEM Fakultas. birokrat. “Wacana hasil bahasan nior pulang duluan, tapi ternyata Diskusi tersebut mengenai ini akan disebar ke tiap-tiap setelah itu kami dikejutkan pengaduan untuk penurunan UKT fakultas,” tutur Adnan Arafani dengan adanya mobil untuk kepada pihak Birokrat. Dari 1.066 selaku Presiden BEM UNP, Rabu mengantar kami pulang,” ungkap mahasiswa yang mengajukan Redda Tifa, Minggu (16/2). Fidi

Diskusi UKT

HIMAKI UNP

KSR PMI UNP

k

o

m

u

n

i k

a

s

i

y

a

n

g

b

a

i k

.

PRAMUKA UNP

Pramuka Peduli

Bertempatkan di aula Pantai Carolin, Racana Dang Tuanku dan Bundo Kanduang (RDTBK) Gugus depan 01.111 dan 01.112 UNP bersama Pramuka Peduli UNP mengadakan kegiatan Pramuka Peduli, Jumat (21/2). Bertemakan Gladian Pamuka Peduli, kegiatan ini bekerja sama dengan Badan SAR Nasional (Basarnas) dan sekaligus menghadirkan pemateri dari Basarnas sendiri. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini (21-23/2) terdiri dari: pengenalan pramuka peduli UNP kepada semua anggota, radio komunikasi, P2GD, pengenalan Water Rescue, dan Water Rescue. “Sehingga nantinya akan dicetak anggota yang peduli terhadap lingkungan dan tanggap terhadap bencana,” ungkap Abdul Rasyid selaku ketua pelaksana, Jumat (21/2). Ratmiati

GEOGRAFI UNP

Hari Sampah Nasional

Terg abung d alam S tudi Lingkungan Hidup (SLH) Geografi UNP, mahasiswa Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) mengadakan aksi bersih lingkungan, Jumat (21/2). Dalam rangka memperingati hari Sampah Nasional, aksi ini dihadiri oleh sebagian besar calon anggota baru SLH. Aksi ini bertujuan untuk mengajak mahasiswa agar lebih peduli lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya. Mengusung tema Everyone Save 1 Trash Everyday, aksi ini beragendakan memungut sampah dan membagikan brosur mengenai sampah kepada mahasiswa. “Aksi ini juga sebagai momentum bangkitnya SLH setelah sempat vakum dua kali,” terang Januarman, selaku ketua umum SLH dalam sambutannya, Jumat (21/2). Nova


Seputar Mahasiswa

19

Komedi di Mata Mahasiswa Hai pembaca setia Ganto! Akhir-akhir ini hampir setiap saluran televisi (TV) menghadirkan acara komedi. Seperti OVJ, Sketsa, Yuk Keep Smile, Stand Up Comedy, Pesbukers, dan lain sebagainya di berbagai saluran TV yang berbeda. Komedi yang dihadirkan saluran TV akhir-akhir ini banyak menuai pro dan kontra. Selain menghibur, komedi juga menjadi tempat untuk mengejek dan melecehkan orang lain. Bahkan kata-kata kotor menjadi bahan lawakan. Menjamurnya acara komedi ini menarik untuk dikaji. Apa yang melatarbelakangi mahasiswa menonton komedi? Apakah komedi yang dihadirkan acara TV kebanyakan ini wajar untuk dikonsumsi?

3. Apa yang membuat anda tertarik untuk menonton acara komedi? A. pengisi acaranya kreatif B. menghibur C. acaranya mendidik D. tidak ada saluran lain yang lebih menarik 72.27%

Grafis: Edo Febrianto

77.52%

1. Apa tujuan anda menonton acara komedi? A. menghilangkan stres B. mengisi waktu luang C. belajar menjadi pelawak D. belajar untuk kreatif 16.06% 8.93% 2.72% 16.51%

1.22%

4.74%

Komedi 2. Sudah berapa kalikah anda menonton acara komedi? A. lebih kurang 2 kali 59.87% B. lebih kurang 5 kali C. lebih dari 5 kali D. tidak pernah sama sekali

4. Bagaimana penilaian anda terhadap acara komedi TV? A. mendidik 62.59% B. kritik sosial C. menghibur D. gak jelas

26.08%

9.98% 23.83%

1.34%

15.08%

1.20%

H

adirnya stasiun televisi swasta nasional telah membawa angin segar bagi perkembangan dunia pertelevisian Indonesia. Awalnya, TVRI merupakan pilihan satu-satunya bagi khalayak penonton, dalam waktu relatif singkat berdiri beberapa stasiun televisi swasta nasional yang bersifat komersil di Indonesia. Didahului oleh RCTI pada tahun 1989 disusul kemudian sejumlah televisi swasta nasional lainnya antara lain TPI (sekarang MNC), SCTV, ANTV, INDOSIAR, METRO TV, TRANS TV, TV 7 (menjadi TRANS 7), LATIVI ( kini menjadi TV ONE), hingga GLOBAL TV (Wijaya, 2009: 71). Perkembangan ini mengakibatkan persaingan dunia pertelevisian di Indonesia semakin ketat. Stasiun televisi berlombalomba menghadirkan tayangan unggulan sebagai bentuk pelayanan jasa kepada konsumennya. Bahkan, saat ini industri pertelevisian semakin marak dengan tayangan-tayangan yang ber-genre komedi, baik yang berupa sketsa, sinetron komedi, maupun dalam bentuk lain. Bahkan acaraacara seperti talkshow dan reality show menyelipkan komedi di dalamnya. Berbagai macam acara dibuat dengan nuansa komedi, antara lain OVJ, Sketsa, Yuk Keep Smile, Stand Up Comedy, Pesbuker, dan lainnya. Puncak dari persaingan tersebut menimbulkan nilai yang dipandang oleh sebagian penikmat sebagai nilai minus. Komedi yang dihadirkan saluran TV akhirakhir ini banyak menuai pro dan kontra. Dipandang sebagai sesuatu yang mengajar-

kan ketidakwajaran berperilaku sesama manusia. Lalu timbullah rumor, tentang penyimpangan moral yang dipertontonkan pada publik. Ketidaksopanan, merusak moral, dan melucu dengn kekerasan. Miris memang, selain untuk menghibur komedi juga menjadi tempat untuk mengejek dan melecehkan orang lain. Bahkan kata-kata kotor menjadi bahan lawakan. Parahnya, mahasiswa juga ikut serta mengonsumsi humor yang terkadang terkesan tidak bermanfaat. Berdasarkan catatan KPI, program yang bersangkutan telah mendapatkan surat sanksi administratif teguran tertulis pertama pada Juli 2013 lalu. Jika diamati tidak ada perubahan yang berarti dari program komedi tersebut. Padahal, komedi sebagai bagian dari sarana retorika memiliki peluang besar untuk membalikkan berbagai mitos identitas hegemonik. Penonton dapat dipersuasi tanpa sadar karena unsur gembira yang diproduksi komedi. Itu sebabnya pula, dalam teori kreativitas, humor (di dalamnya tentu saja komedi), merupakan interaksi komunikasi yang sarat dengan unsur kreativitas. Di dalam humor, berbagai asosiasi (bisosiasi) dipertentangkan sampai pada batas maksimal, sehingga menimbulkan ketegangan yang tidak memiliki penyelesaian, kecuali dengan tertawa (Arthur Koestler, dalam Heraty, 1983). Hal ini berarti, bahwa komedian yang kreatif adalah ia yang mampu merangkai berbagai asosiasi, dan mempertentangkannya hingga ke tingkat ekstrem sedemikian.

Sehubungan dengan hal tersebut, subdivisi Litbang LPM SKK Ganto UNP mengadakan polling untuk mengetahui tanggapan dan penilaian mahasiswa UNP terkait acara komedi di saluran TV swasta nasional Indonesia. Angket ini bersifat menjelaskan dan mendeskripsikan fenomena yang diteliti dengan pengumpulan data melalui angket. Angket terdiri dari 4 pertanyaan bersifat terbuka. Responden diambil secara accidental sebanyak 100 angket per fakultas. Dilihat dari tujuan mahasiswa menonton acara komedi, ditemukan bahwa mahasiswa mayoritas menonton komedi untuk menghilangkan stress. Hal ini terlihat dari 77,52% responden menyatakan bahwa tujuan nonton acara komedi adalah untuk menghilangkan stress. 16,51% responden menjawab menonton komedi untuk mengisi waktu luang. 1, 22% responden menyatakan tujuan untuk nonton komedi yaitu belajar menjadi pelawak. Bahkan 4,74% mahasiswa nonton komedi untuk belajar lebih kreatif. Hal ini mengambarkan kebutuhan mahasiswa terhadap hiburan yang dapat menghilangkan stres. Dilihat dari tingkat keseringan mahasiswa dalam menonton acara komedi ini. 15,08% mahasiswa UNP Âą2 kali nonton acara komedi. 23,83% mahasiswa UNP Âą5 kali nonton acara komedi. 59,87% mahasiswa UNP kurang lebih 5 kali nonton acara komedi. 1,20% mahasiswa UNP sama sekali tidak pernah nonton acara komedi. Selain itu, alasan mahasiswa tertarik nonton acara komedi ini mayoritas mahasiswa menjawab acara lebih bersifat menghibur. 8,93% responden menjawab pemain atau pengisi acara komedi kreatif.

72, 27% responden menjawab acara bersifat menghibur. 2,72% acara komedi bersifat mendidik. 16,06% acara komedi ditonton karena tidak ada saluran TV yang lain lebih baik. Selanjutnya, penilaian mahasiswa terhadap acara komedi. Responden mayoritas menjawab acara komedi lebih bersifat menghibur. 1,34% responden menilai bahwa acara komedi mendidik. 9,98% responden menilai komedi merupakan kritik sosial. 62,59% responden menilai acara komedi lebih menghibur. 26,08% responden menilai acara komedi acara yang tidak jelas. Hiburan pada dasarnya adalah aktivitas manusia untuk memperoleh kesenangan serta kebahagiaan lewat kenikmatan fisik maupun rohani. Rasa senang dan bahagia tersebut diperlukan sebagai obat terhadap kelelahan, ketegangan, kekecewaan, kedukaan, kesepian, serta kesia-siaan, yang tengah diderita saat itu. Hiburan memiliki dimensi yang teramat luas. Mungkin oleh sebab itulah manusia terkadang menjadikan hiburan sebagai kebutuhan dalam kehidupan. Tak terkecuali mahasiswa. Di tengah padat rutinitas perkuliahan, sebagai pelepas penat, lawakan yang disiarkan pertelevisian Indonesia menjadi konsumsi rutin. Tak lepas dari fungsi hiburan sebagai pemenuh kebutuhan manusia, mahasiswa sabagai agen perubahan hendak mampu memilah, memilih dan bersuara dalam keberlangsungan moralitas bangsa. Boleh saja sebagai penikmat, tapi belajarlah untuk tidak apatis. Tetap menilai sesuatu yang baik itu adalah baik, dan yang buruk berpeluang untuk menjadi yang baik itu hendaknya juga tak luput dari perhatian.

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014


Resensi

20

Hatta dan Pilihan Hidupnya Judul : Penulis : Penerbit : Tahun Terbit : Tebal :

Hatta: Aku Datang Karena Sejarah Sergius Susanto Mizan Pustaka September 2013 354 halaman

Beri Hatta lima pilihan: rendang, laut, buku, sekolah dan Mekah. Maka dengan cepat dia akan memilih Mekah. Itulah pilihan Hatta sebelum ia mengenal sekolah. Tetapi untuk bisa berdiri di tanah Mekah, Hatta harus memiliki ilmu pengetahuan. Untuk mendapatkan ilmu, Hatta pun harus sekolah terlebih dahulu. Lalu Hatta diberi lima pilihan: rendang, laut, buku, sekolah dan Mekkah. Hatta pun memilih sekolah sebagai pilihan keduanya. Mekah dan sekolah adalah dua pilihan yang membuat Hatta kecil bahagia. Setelah hidup dalam didikan dan bimbingan kakeknya, Hatta tumbuh menjadi sosok yang yang rajin, gigih, berani, dan memiliki pendirian yang teguh. Sikap-sikap tersebut tumbuh dilatarbelakangi oleh kesungguhannya dalam membaca banyak buku. Dan seiring berjalannya waktu terbentuklah kerangka pengetahuan yang luas dan aplikasi sikap yang intelektual dari diri seorang Hatta. Oleh karena itu jika Hatta diberi lima pilihan yaitu rendang, laut, buku, sekolah, dan Mekah, maka dengan cepat ia akan memilih buku. Setelah menamatkan sekolahnya di Betawi, Hatta pun melanjutkan pendidikannya ke Handels Hoge School, Belanda. Berawal dari negara tulip tersebut, Hatta merasakan dampak dari penjajahan yang tengah menghadang negara Indonesia. Dengan segenap keberanian dan keteguhan hati, Hatta mulai menentukan pilihan hidupnya yaitu pergerakan. Baginya, pergerakanlah yang akan menyelamatkan tanah airnya dari keterbelakangan dan penderitaan yang disebabkan oleh para penjajah. Pergerakan yang dipilih Hatta sebagai jalan hidupnya, membuatnya harus terbuang ke Digul dan Neira. Pembuangan ini membuatnya terpisah dari keluarganya. Hatta tidak lagi merasakan kasih sayang sanak familinya. Hatta tak lagi dapat menikmati

Rasialisme dan Diskriminasi Orde Lama Judul Penulis Penerbit Cetakan Tebal

: : : : :

Kancing yang Terlepas Handry TM PT Gramedia Pustaka Utama Desember 2013 456 halaman

Di tengah kegelapan, di malam-malam yang biasanya tentram dan indah. Kini muncul setan-setan bergentayangan. Tidak jelas mereka suruhan siapa, namun distrik ini tidak terasa nyaman lagi. Menjelang Imlek Raya, rumah-rumah mewah yang biasanya dihiasi lampionlampion meriah kini tampak membatasi diri. (Kancing yang Terlepas:317). rendang buatan Rafiah, kakak perempuannya. Dan ketika Hatta berada di pembuangan, rendang adalah alarm oleh Hatta untuk mengingat Rafiah. Lalu jika saat itu Hatta diberi lima pilihan: rendang, laut, buku, sekolah, dan Mekah maka ia akan memilih rendang. Lika-liku kehidupan yang rumit membuat Hatta kaya dengan pengalaman. Salah satu pengalaman yang tak terlupakan adalah kisah Laut Banda. Ia selalu dihantui rasa takut tenggelam karena tidak bisa berenang. Namun melihat ketangkasan tiga orang anak Banda dalam berenang membuat Hatta termotivasi dan bertekad melawan rasa takutnya. Lalu jika Hatta diberi lima pilihan: rendang, laut, buku, sekolah dan Mekah, maka pilihannya kala itu adalah laut. Begitulah Hatta menentukan pilihan hidupnya. Untuk mengambil sebuah pilihan dibutuhkan hati nurani dan mental yang matang dalam memutuskannya. Hatta telah membuktikannya. Hidup memang penuh dengan pilihan dan manusia harus pandaipandai dalam memilih.

Hidup di tengah pemerintahan otoriter nan arogan menjadi suatu hal yang biasa di pemerintahan Orde Lama. Tidak ada tempat untuk para pecundang. Apalgi untuk para pembantah kebijakan pemerintah. Bagi yang melawan akan “hilang malam.� Indonesia memang telah membebaskan diri dari penjajahan semenjak 1961. Namun tidak semua warga Indonesia bisa merasakan kemerdekaan secara utuh. Para pendatang yang bukan keturunan pribumi seolah tidak masuk hitungan. Rasis sangat kental. Pada masa itu warga Tionghoa tidak diakui sebagai warga Indonesia. Mereka masih dianggap anak keturunan Repoeblik Rakjat Tjina (RRT), walau lahir dan besar di Indonesia. Lebih mirisnya lagi mereka langsung dicap sebagai anteknya komunis yang tidak mendukung pemerintahan dan ditakutkan akan menggulingkan pemerintahan Bung Karno. Sebelum masa bersejarah di tahun 1965 yang diperingati sebagai hari G30S PKI, kasak kusuk radio di sudut-sudut negeri Resensiator: Wahida Nia Elfiza menyebarkan isu terkait pemerintahan Bung Mahasiswa Pendidikan Kimia Karno yang akan dijatuhkan. Isu tersebut TM 2011 tentu saja menimbulkan berbagai hal yang

negatif bagi setiap kalangan. Hargaharga sembako melambung tinggi dan kenyaman an masyarakat terganggu karena berkeliarannya patroli yang menangkap orang-orang yang diduga sebagai antek-anteknya PKI. Banyak masyarakat yang ditangkap paksa oleh aparat negara. Tanpa pandang usia, semua warga yang dicurigai, ditangkap dan diinterogasi. Bahkan anak-anak yang cuma bermain “perangperangan� saja, juga ditangkapi dan dijebloskan ke tahanan. Mereka dituduh sebagai matamata kelompok yang ingin menjatuhkan kekuasaan Bung Karno Novel ini sekilas mengajak kita kembali ke masa kelam Indonesia pada pemerintahan Orde Lama. Pada masa ini diskriminasi dan rasialisme begitu pekat. Pembaca disuguhi dengan berbagai macam pelanggaran HAM yang dilakukan pada etnis Tionghoa pada masa itu. Pemerintahan dan masyarakat begitu membenci etnis Tionghoa. Sikap pemerintahan kala itu terkesan sewenang-wenang. Semua warga yang dicurigai anti pemerintahan ditangkap tanpa pandang bulu. Mereka tak kenal usia. Semua yang mencurigakan, termasuk anak-anak yang bahkan tak kenal apa itu pemberontakan, ditangkapi. Keadaan inilah harus selalu diingat-ingat dan diresapi, agar kita sebagai calon pemimpin masa depan tidak terjerembab dalam lubang yang sama. Resensiator: Suci Larassaty Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2012

Aksiologis Media demi Kedaulatan Frekuensi Judul : Penulis : Penerbit : Cetakan : Tebal :

Kedaulatan Frekuensi Komisi Penyiaran Indonesia Pusat Kompas Media Nusantara Juli 2013 212 Halaman

Penyiaran dapat membentuk perilaku masyarakat, mengkonstruksi budaya, dan bahkan dapat sekaligus mendistorsi budaya. (Mochamad Rianto Rasyid, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Pusat). Keberadaan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) bukan sekadar lembaga yang bertugas menghukum entitas penyiaran yang menyuguhkan tayangan buruk, melainkan juga mendorong pertumbuhan industri penyiaran yang lebih baik. Semua industri penyiaran dituntut untuk menyuguhkan tayangan cerdas dan mendidik, dengan tidak lupa menyisipkan unsur semangat kebangsaan di setiap tayangannya. Untuk mendukung fungsi tersebut, KPI dapat menggunakan strategi literasi media—kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mengomunikasikan isi pesan media. Literasi media ditujukan agar pemirsa (termasuk anak-anak) sebagai konsumen media, sadar tentang cara media dikonstruksi dan diakses. Strategi ini dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan organisasi lain. Berupa

dengan lembaga lain, KPI dapat membuat aturan yang jelas mengenai jenis tayangan yang bisa disuguhkan. Tentu saja tanpa penolakan lagi dari kepentingan lembaga lain. Aturan-aturan tersebut dikenal se b ag ai P e d oman P e rilak u Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang berpijak pada 3 asp ek , yaitu me lin d u ng i kepentingan publik, mengarahkan pada penyiaran yang sehat dan bermartabat, serta sebagai rule of

ethic dan rule of conduct. Namun di samping aturan-aturan yang mengontrol jenis tayangan, Komisaris Trans Media Ishadi SK, juga mengajak pemirsa untuk berpikir cerdas dan bersikap kritis terhadap jenis tayangan yang akan dikonsumsi. Di dalam keluarga misalnya, orang tua dituntut untuk berperan aktif memilih tayangan yang sehat dan cerdas bagi anak-anaknya. Orang tua nota kesepahaman juga harus mengawasi jenis-jenis sumber dengan lembaga-lembaga informasi lain yang mungkin diakses publik seperti organisasi kepemudaan, anak-anak. Hal ini tentu saja berpijak lembaga profesi, lembaga kesiswaan, me- kepada tujuan aksiologis industri penyiaran. dia watch, dan banyak lainnya. Dengan aturan-aturan dan peran kritis Melalui pemahaman yang seragam konsumen tersebut, industri penyiaran

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014

diharapkan mampu mewujudkan tujuan aksiologisnya, yakni menjunjung tinggi pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 untuk menciptakan masyarakat yang bermartabat dalam menjaga semangat kebangsaan. Andai tujuan aksiologis ini dapat dicapai, cita-cita KPI tentang kedaulatan frekuensi Indonesia bukan hal yang mustahil lagi untuk diharapkan. Buku yang merupakan hasil olahan dari workshop Indonesia Broadcasting Expo (IBX) 18-20 April 2013 ini, menjelaskan peran KPI dalam mewujudkan kedaulatan frekuensi. Selain itu juga membuka wawasan terhadap kondisi industri penyiaran saat ini, di antaranya yaitu fakta tentang menggiurkannya bisnis penyiaran saat ini, monopoli bisnis penyiaran oleh satu entitas, dan juga tantangan penyiaran baru menggunakan New Media. Apakah kita sebagai pemirsa hanya akan menjadi komoditas pasar semata? Atau turut serta dalam mewujudkan tayangan sehat dan cerdas? Terserah kita. KPI membuka kesempatan kepada pemirsa untuk berperan aktif dalam itu. b

a

h

a

n

s

e

m

i n

a

r

d

a

n

Resensiator: Doni Fahrizal Mahasiswa Akuntansi TM 2011


Cerpen

21

Nnna mmma... Oleh Rahmi Syalfitri Riska (Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2011)

Namai saja dia Duba. Pelantun tembangtembang aneh di polongan tepi jalan. Baginya, dunia ini dia saja isinya. Dia tak kenal duka, balada, kecuali lagu-lagu sendu yang tak jelas maknanya. Puluhan tahun sudah dia berlaku begitu. Tak ada yang menagah, tak ada pula yang melarang. Kalau dilarang, garang dia. Dia tidak suka diusik, disapa, apalagi ditanya. Kalau mau lewat, lewat saja di hadapannya. Jangan ragu-ragu dan jangan menatapnya lamalama. Sekilas tak ada yang berbeda, dia terlihat gagah, rapi, bersih seperti kebanyakan anak muda seusianya. Pintar pula dia bermain gitar, meracak sepeda motor, mencangkul ladang, memancing, dan meraup sajak dari apa yang dilihatnya. Tapi siapa sangka, ada yang “dipeliharanya” pada kelakuan aneh yang terkadang membuat orang bertanya-tanya. Siapa dia sebenarnya? *** “Letakkan itu pelan-pelan, Sayang!” cegah perempuan berkerudung itu pada anaknya. Bocah laki-laki itu memegang sebuah kater yang sudah berkarat di tangan kirinya. “Berikan ke bunda ya, Nak?” bujuknya. “Nnna mmma,” jawab bocahnya terbata. “Nanti tangannya luka, berdarah.” “Nnna mmma.” “Mau tangannya begini?” tanyanya seraya memperlihatkan jari kelingkingnya yang masih dibalut perban. “Nnna mmma.” “Tangan bunda kemarin luka, kena itu.” Dia menunjuk kater. “Sakit.” Bocah itu lalu mengarahkan kater itu ke tangannya. Tepat pada urat nadinya yang membujur. “Jangan, Sakti.” Ia raih dengan paksa kater itu akhirnya. Tangis Sakti memecah ruangan. Bocah yang dipanggil Sakti itu berteriak sekencang-kencangnya. “Sudah Nak. Itu berbahaya.” Perempuan itu mengusap pipi anaknya, merapikan rambutnya, mendekapkan ke peluknya. Diusapusapnya punggung Sakti, mulutnya berkata juga, hingga tangis Sakti mereda. Sudah empat tahun ia merawat pangeran kecilnya itu. Tapi Sakti belum juga pandai bicara. Apapun sudah dilakukannya. Berobat kemana-mana, tapi tak ada hasilnya. Tetap saja yang diucapkan Sakti hanya Nnna

orang tetap menyayangi Sakti. Terlebih lagi Dantara, adik ibunya yang masih membujang. Bahkan ia menyayangi Sakti lebih dari ibu dan ayahnya. Meski dia tahu, Sakti belum bisa bicara. *** “Ini Madan belikan untuk Sakti,” ujar Dantara sambil membawa gitar plastik siang itu. “Cara mainnya begini.” Dantara lalu memetik-metik dawai nilon di hadapan Sakti, sambil menyanyikan lagu-lagu kecil. “Nnna mmma,” celetuk Sakti. Seperti sudah paham apa arti nnna mmma yang diucapkan keponakannya, Dantara lalu menyerahkan gitar itu ke tangan Sakti. Sakti girang bukan main. Dirapatkannya gitar pemberian Dantara ke dadanya. “Ayo, mainkan.” “ N n n a mmma.” “Tangan kiri di sini, tangan

Grafis: Edo Febrianto

kanan begini.” Dantara mencontohkan, diikuti Sakti. Sesekali dia ber- nnna mmma-nnna mmma, lagu yang diciptakannya sendiri. Dantara bertepuk tangan melihat Sakti sudah bisa memetik gitar dan bernyanyi, karena Dantara tahu, tak hanya nnna mmma sebenarnya lirik lagu yang dinyanyikan Sakti. Dantara belum menikah. Bukan karena tidak ada yang mau, tapi karena dia yang belum mau. Kakak-kakaknya ada yang gagal dalam membina rumah tangga. Ada-ada saja sebabnya: istri, ipar, mertua. Dua tahun yang lalu kakak laki-lakinya meninggal dunia, sudah lima bulan tinggal berpisah dengan istrinya. Tak ada yang tahu kalau dia sakit, meninggal. Dantara anak bungsu, sedangkan bunda Sakti anak pertama. Berempat mereka beradik kakak, hanya bunda Sakti satu-satunya perempuan. Makanya Dantara begitu menyayangi Sakti, serasa anak kandungnya pula bocah itu. Sudah tiga bulan ayah Sakti tidak pulang, bertengkar dengan istrinya. Ayahnya berasal dari kampung nelayan, tapi dia mmma. bukan nelayan. Ia seorang akuntan. WatakNamun meski keadaannya begitu, semua nya keras, gampang marah. Emosinya kerap

Oleh: M. Ismail Nasution, S.S., M.A.,

Membaca cerpen “Nnna mmma” mengingatkan saya akan masa beberapa tahun yang lalu ketika Padang diguncang gempa. Proses interaksi yang terjadi antara saya sebagai pembaca mengingatkan saya akan sepenggal pernyataan yang sungguh menarik dari Iser (1987), seorang pakar resepsi sastra dari Jerman. Ia menyebut bahwa makna teks sastra bukanlah sebuah entitas definisi semata tetapi lebih dari itu teks sastra merupakan sebuah peristiwa yang dinamis sehingga teks itu akan mempengaruhi pembacanya. Pengaruh itu muncul akibat dari interaksi antara peristiwa

meluap-luap. Di depan Sakti tak segan-segan dia membentak istrinya. Anak sekecil Sakti memang tak paham apa yang sedang dilakukan ayah dan ibunya. Tidak tahu tentang perselisihan dalam rumah tangga. Tapi dia tahu bundanya tidak suka. Jadi Sakti cuma bisa menangis bila ayah dan bundanya mulai tidak akur seperti jam dinding kehabisan baterai. “Tak perlu bersedih hati. Biarkan saja dia pergi,” bisik Dantara pada kakaknya. Dantara memang lebih dekat dengan bunda Sakti dari pada dengan saudara-saudaranya yang lain, dari dulu. Waktu Dantara masih sekolah, bunda Sakti yang mengantarnya, memberinya jajan, menunjukkan PR, menjemput rapor, d an b an yak lainnya. Jika ada masalah,

mereka tanggung berdua. Dantara kerap menceritakan tentang gadis-gadis yang disukainya pada bunda Sakti. Meminta pendapat kakaknya: baik atau tidak, cocok atau tidak, sepadan atau tidak. Kalau kakaknya tidak berkenan, berhenti dia. *** Sakti makin menggilai gitar plastik pemberian Dantara. Siang ini Sakti memakai switer kuning gading, yang juga dibelikan Dantara beberapa waktu lalu. Ia duduk bersandar di belakang rumahnya memandangi danau dan bukit-bukit. Mempelajari bahasa alam, seperti apa yang telah diajarkan Dantara padanya. Dipetik-petiknya terus nilon gitar. Tatapannya kosong. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Merah putih di seberang berkibar-kibar, di sekolah satu atap yang baru seminggu lalu diresmikan. Seorang nelayan bertopi kulit melempar jaringnya, oleng biduk nelayan itu. Lenggok dedaunan bernyanyi, mengiringi petikan gitar Sakti. “Nnna mmma,” ucap Sakti pada dirinya. Dia merasa tempat duduknya berguncang. “Nnna mmma.” Dinding rumahnya juga bergetar. “Nnna mmma.” Getarannya makin kencang.

Sakti berdiri. Guncangan itu mengamuk. Dinding rumahnya meretak, tanah merenggang. “Nnna mmma.” Sakti berteriak. Berlari menuju bundanya yang tadi sedang meniup balon bersama Dantara di ruang tengah. “Nnna mmma.” Ia berlari menuju pintu rumah. Tapi pintunya tidak bisa dibuka.

“Nnna mmma... nna mmma... nnna mmma.” Ia yakin tidak ada yang menguncinya dari dalam. Barangkali engselnya jatuh karena guncangan kuat barusan. Dipukul-pukul, didorongdorongnya pintu itu sekuat tenaga. Sekuat dia menahan air matanya. Hingga akhirnya dia terlelap dan bangun bersama kisah pilu yang tak kan terlupa dilalap masa. *** “Sudahlah, Nak. Jangan menangis.” bujuk nenek pada Sakti. “Nnna mmma,” balas Sakti lirih. Dia tidak tahu apa itu gempa. Dia belum kenal kematian. Baginya, bunda dan Dantara hanya sedang istirahat karena letih meniup balon ulang tahunnya yang akan dirayakan esok pagi. Sakti menolak dan meraung sejadijadinya saat jenazah bundanya dan Dantara dimasukkan ke liang lahat. Beberapa kali dia mencoba melompat, tapi ditahan nenek. Timbunan tanah makin tinggi, menutup rapat-rapat bunda dan Dantara. Pada dua nisan tertulis nama mereka. Pesta ulang tahun besok pagi sudah mengabu. Dia benci itu. Jika saja mereka duduk bertiga di belakang rumah, tentu bunda dan Dantara tidak akan tertimbun runtuhan gempa. Sakti memeluk gitarnya kuat-kuat dan menyilangkan kedua tangannya ke dada. Ini dianggapnya sebagai tangan bunda dan Dantara yang kini memeluknya. *** Sakti terbangun, menyeka air mata lalu menyeringai, bahagia dia. Itu mimpi buruk yang memutar kembali memorinya. Sekaligus mimpi terindah sejak orang- orang memanggilnya Duba. Sesaat, kerinduannya pada bunda dan Dantara terobati pagi ini. Dipetiknya gitar, “Nnna mmma, nnna mmma, nnna mmma,” merasuk lambatlambat ke jiwanya. “Terima kasih bunda,

terima kasih Madan Dantara. Tenanglah di surga.” Tak ada yang tahu, tak ada yang paham arti nnna mmma yang selalu dibunyikannya. Orang-orang menyangkanya gila. Padahal tidak. Dia hanya sedang berdoa. Selalu berdoa, untuk bunda dan Madan Dantaranya.

Gempa dan Karya Sastra

dalam teks sastra dengan pengalaman pembaca sehingga pergulatan itu mengaktifkan kreativitas pembaca untuk menginterpretasikan teks tersebut. Sesungguhnya, jika pembaca marah, menangis, tertawa, dan sebagainya ketika membaca teks sastra maka hal itu merupakan wujud dari interaksi pembaca dengan karya sastra. Cerpen “Nnna mmma” karya Rahmi menceritakan Sakti harus merelakan orang-orang yang dia sayangi, ibu dan pamannya karena tewas akibat gempa di daerahnya. Peristiwa itu terjadi ketika ia belum bisa bicara, hanya bisa mengatakan ‘Nnna mmma’. Sayangnya, sampai beranjak remaja pun ia juga tidak bisa bicara. Secara implisit, pengarang memperlihatkan bahwa tidak mampunya Sakti bicara sampai usia remaja dipengaruhi oleh peristiwa yang dialaminya

itu. Dilihat fisiknya, Sakti tidak memiliki kekurangan apapun, ia sama dengan pemuda yang seusia dengannya; badannya bersih, rapi, pandai bergitar, mencangkul, bahkan menulis sajak. Hanya saja, ia mudah marah, tidak suka diusik. Sakti mengalami gangguan psikis. Keunikan lain cerpen ini adalah alur dikembangkan pengarang menggunakan pola inkonvensional, bolak-balik. Pengembangan tahapan peristiwa yang demikian memberikan nilai lebih pada karya itu, sehingga dengan sendirinya pembaca diajak untuk mengikuti peristiwa masa lalu yang terjadi pada diri Sakti. Pada awal cerita, dikisahkan bagaimana Sakti remaja. Cerita yang dikembangkan dengan alur ini tepat untuk mendeskripsikan kisah yang ada pada cerpen tersebut. Alur bolak-balik tersebut menambah efek tragedi cerita.

Hal itu pula membuat jalan cerita cerpen ini sukar ditebak. Akan lebih menarik lagi, jika pada awal kalimat pada paragraf pertama, pengarang langsung menghadirkan dialog-dialog kemarahan Sakti sehingga mengesankan pembaca di samping menunjukkan tokoh itu mengalami gangguan kejiwaan pascagempa. Efek tragedi itu akan lebih menguat. Cerpen ini dibungkus dengan bahasa yang indah. Salah satu kelebihan bahasa itu adalah penggunaan kalimat-kalimat pendek dan sederhana. Bentuk itu membuat cerpen ini ‘enak’ dibaca. Penggunaan berbagai simbol juga menambah estetika karya. Simbol-simbol ini pulalah sebagai salah satu unsur yang dapat menciptakan interaksi pembaca dengan teks sastra. Bahasa pada karya itu akan mengantarkan pembaca untuk berimajinasi.

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014


Sastra Budaya

22 Sajak

Oleh: Zulfadhli, S.S., M.A.

Bebas? Semakin banyak yang hidup mudah tersesat jalan membingungkan!!!! ketika ditanya, jawabnya, “Ini era kebebasan!” miris, kebebasan apa mereka bicarakan??? mereka tersesat jalan memasukkan badan dalam ujung dengan rasa sesal!

Bergantung Harapan pada Senja dan Malam

Miftahul Rizka Mahasiswi Pendidikan Luar Biasa TM 2012

Hajat Semalam Bersama sisa-sisa euforia semalam mata laksana bengis menantang pagi berebut udara dengan kabut putih beterbangan wahai dewa siang… bantu tutupi aroma kekalahan yang menyeruak sesak hingga sejenak asa itu mantap melekat kuat dalam-dalam bahwa hari ini dan nanti masih ada kehidupan.

siang…//bantu tutupi aroma kekalahan yang menyeruak sesak // hingga sejenak asa itu mantap melekat kuat dalam-dalam //bahwa hari ini dan nanti masih ada kehidupan. Dalam pikiran penyair

Novarina Tamril Mahasiswa Administrasi Pendidikan TM 2012

Senja Kelabu Senja kini kian kelabu Merangkak malas menenggelamkan daku Cahayanya menari menyilaukan Tertawa kecil melihatku kesakitan Akulah jiwa tanpa nyawa Mengharap secuil cinta agar bisa berkelana Raisya Andhira Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2012

Jembatan Oleh Jefri Rajif (Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika 2010)

Pernah kejadian sebuah jembatan ambruk karena air sungai di bawahnya meluap, sehingga tidak bisa dilalui lagi. Jalur transportasi menjadi putus total karena hanya jembatan itu yang menjadi penghubung antara kedua daerah yang dihubungkannya. Kalau pun akan tetap menyeberangi sungai itu, masyarakat harus ekstra hati-hati dengan arus sungai yang deras. Selain itu penyeberang juga terpaksa melepaskan setengah pakaiannya agar dapat menyeberangi sungai. Andai saja jembatan itu tidak rusak, mungkin kehidupan masyarakat akan lebih lancar dan tidak harus mengalami kesusahan seperti ini. Jembatan memiliki fungsi dan peran sebagai penghantar atau pehubung suatu

daerah dengan daerah lainnya. Dengan jembatan, manusia akan mudah dalam menjalani kehidupannya di berbagai aspek, terutama dari aspek ekonomi dan transportasi yang merupakan motor penggerak kehidupan. Itulah sebabnya jembatan sangat dibutuhkan dalam menjalani kelangsungan hidup manusia pada tempat-tempat atau daerah-daerah tertentu yang memang memerlukan ada nya sebuah jembatan untuk melangsungkan kehidupan manusia tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari juga banyak dijumpai hal-hal yang memiliki peran dan fungsi yang sama seperti jembatan ini. Contohnya orang tua yang berperan sebagai pengantar anak-anaknya ke lingkungan hidup di sekitar. Orang tua bertugas

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014

Secara sederhana, puisi dapat dikatakan sebagai sebuah ekspresi pemikiran. Ekspresi penyairnya terhadap berbagai gejala, situasi, dan fenomena yang ada. Tentang apa yang dilihat, dirasakan, dialamai, dan yang dipikirkan, kemudian menuliskannya lewat bahasa sebagai sarana utama. Termasuk di dalamnya berbagai harapan, keinginan, asa, dan cita-cita yang ingin digapai oleh (penyair)-nya. Rangkaian kata dan diksi yang tersaji merupakan hasil ‘pengolahan’ yang matang dan potensial sebagai media pengungkapan pikiran tersebut. Secara sederhana pula puisi mencoba mengkonkretkan makna yang tersembunyi di balik untaian kata itu. “Bergantung Harapan pada Senja dan Malam”, begitu saya memberi judul tulisan kritik puisi Ganto edisi kali ini. Ada keinginan dan harapan penyairnya yang digantungkan pada senja dan malam. Novarina Tamril menyebutnya dengan—Dewa siang. //wahai dewa

bahwa kehidupan akan terus mengalir, jangan pernah berhenti pada satu titik yang membuat kita menjadi patah. Tidak menjadikan masa lalu sebagai sesuatu yang menghalangi, justru sebagai batu loncatan menuju masa depan dengan segudang kebahagiaan. Menutupi aroma kekalahan masa lalu yang menyeruak sesak, sehingga keinginan itu melekat dengan kuat sampai pada keyakinan bahwa hari ini dan nanti masih ada kehidupan. Semua terungkap dalam puisi “Hajat Semalam”. Masih tentang harapan, Raisa Andhira menuliskannya melalui “Senja Kelabu”. Puisi ini diakhiri dengan //Mengharap secuil cinta agar bisa berkelana//. Penyair mencoba mengemukakan perasaan pasrah dan putus asa melalui larik //Senja kini kian kelabu// pada bagian pembuka puisinya. Diksi ini memberikan gambaran bahwa si aku tak kuasa melakukan apa saja karena keterbatasan kemampuan yang dimilikinya. Rapuh dan tidak berdaya. Si aku mengganggap dirinya sebagai sebuah jiwa tanpa nyawa yang hanya mampu menyaksikan kesakitan dengan sebuah tawa-an kecil. Penyair merasa bahwa ada satu hal yang sangat dibutuhkan dalam suasana seperti itu, yaitu cinta. Dengan kekuatan cinta-lah semuanya menjadi bermakna. Miftahul Rizka dalam puisi “Bebas?”(-nya) mempertanyakan tentang makna kebebasan yang sebenarnya. Apakah ‘bebas’ bemakna lepas melakukan apa saja tanpa ikatan, kontrol meski dianggap salah, atau sejenisnya. Ketika dipermasalahkan, // jawabnya, “Ini era kebebasan!”//. Kebebasan seperti apa yang sesungguhnya? Sebuah pertanyaan yang perlu diinterpretasikan. Kadang kebebasan justru mengantarkan manusia ke jalan sesat yang akan menjerumuskannya. //mereka tersesat jalan//memasukkan badan dalam ujung//dengan rasa sesal!// Salam.

membentuk karakter dan perilaku anak supaya bisa menjadi anak yang bermoral dan beretika. Meskipun keadaan lingkungan sekitar juga berpengaruh terhadap perilaku anak, tapi orang tua tetap memiliki peran utama untuk menjembatani hal ini. Jika peran orang tua minim, maka bisa saja anakanak akan bertindak di luar jalur. Misalnya seperti kasus yang banyak terjadi saat sekarang. Banyak pemberitaan yang menyatakan bahwa anak-anak, atau muda-mudi—jika digolongkan, belum masuk kategori dewasa—melakukan perbuatan mesum dan bahkan ada yang merekamnya. Yang lebih miris lagi, ada pula yang melakukannya di lingkungan sekolah. Siapa yang harusnya bertanggung jawab dengan hal ini? Tentu saja orang tua. Contoh selanjutnya peran pendidik dalam institusi pendidikan. Pendidik juga berperan sebagai jembatan bagi para peserta didik. Pendidik menjadi pengantar para peserta didik untuk menjadi kaum intelektual yang mampu berpikir logis dan

memiliki daya nalar yang baik. Bukan peserta didik yang hanya bisa menerima tanpa ada usaha untuk menyeberangi jembatan yang telah disediakan. Begitu pula dalam sebuah kampus yang merupakan sebuah institusi pendidikan. Juga terdapat orang yang bertanggung jawab untuk menjembatani kebutuhan dan keperluan mahasiswa kepada petinggi kampus. Mulai dari tingkat organisasi, program studi, jurusan, fakultas, biro, hingga ke universitas. Jika pemeran jembatan ini tidak berfungsi dengan baik—misalnya memperumit apa yang diurus mahasiswa, seperti ijazah atau pengurusan berkas-berkas lainnya— maka kebutuhan mahasiswa tersebut akan terhambat dan susah untuk didapatkan. Semoga para pemegang peranan sebagai jembatan ini bisa melaksanakan tugasnya dengan baik. “Jembatanilah” orang-orang yang membutuhkan fungsi jembatan tersebut. Jangan sampai pemegang jabatan, bertindak sebagai jembatan putus. Tidak bisa menjembatani.


23

Perjuangan Menuju Atap Sumatera Oleh Nurkemala Sari Mahasiswa Teknologi Pendidikan TM 2011

Tuhan.. Terima kasih atas tiupan angin yang berhembus membawa semua lelahku… Terima kasih atas setiap helaan nafas di antara langkahku.. Terima kasih atas segala izin-Mu.. Terima kasih atas segala Perlindungan-Mu.. Terima kasih untuk kawan-kawanku.. Terima kasih juga untuk diriku yang mau diajak melangkah sejauh itu.. Aku tak bisa tanpa-Mu Tuhan Ini adalah cerita panjang tentang sebuah perjalanan. Menaklukan gunung tertinggi di Pulau Sumatera serta puncak tertinggi di Indonesia setelah Jaya Wijaya. Ekspedisi panjang mendaki gunung setinggi 3805 meter yang terletak di antara provinsi Jambi dan Sumatera Barat, Gunung Kerinci. Ialah saksi bisu perjuangan kami yang luar biasa. Kisah ini dimulai dari kelompok kecil yang bernama Prasasti. Kelompok pendaki yang berjumlah sepuluh orang. Adalah gabungan dari mahasiswa Universitas Negeri Padang dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Padang yaitu Fhedo, Fadli, Yandri, Reizha, Ijep, Ikem, Dwi, Andre, Chika, dan Oky. Tepat pada 14 Februari 2014 saat Subuh menjelang, perjalanan ini dimulai. Berangkat dari Padang mengendarai sepeda motor. Setelah menghabiskan waktu selama delapan jam, akhirnya kami tiba di Kerinci di tengah gelap nan menjelma. Rumah Fhedo menampung kelelahan hari pertama. Saat pagi menyongsong, kami langsung berkemas untuk trackking dan berangkat menggunakan mobil bak belakang hingga perbatasan Simpang Tugu Macan. Perjalanan

Puncak Tertinggi: Kelompok pendaki yang bernama Prastasi ini sampai di puncak Kerinci, Jumat (14/2).f/doc.

selanjutnya harus diteruskan dengan berjalan kaki menuju Pintu Rimba. Dari pintu rimba perjalanan segera dilanjutkan menuju pos I, pos II, dan Pos III dengan jalur yang cukup landai dan datar. Semilir angin dan tanah yang cukup basah serta licin menyambut kedatangan kami. Di Pos I dan III terdapat bangunan yang dapat digunakan sebagai peristirahatan bagi pendaki. Kelompok Prasasti tiba di shelter 1 ketika matahari mulai condong ke Barat. Kami segera mendirikan tenda dan

beristirahat untuk melanjutkan track pagi selanjutnya. Pendakian sesungguhnya dimulai. Perjalanan dilanjukan ke shelter 2 yang memiliki kemiringan mencapai 45 derajat, jalanan licin, dan banyak jalur air. Tapi hal itu tak menyurutkan langkah kami untuk terus berjuang mencapai puncak. Setelah bergelut dengan jalur, akhirnya kami tiba di shelter 2 dan memutuskan untuk camp di sana. Waktu menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Tanpa mempedulikan dingin

Distorsi Malu

Jangan Takut Gagal

Oleh Yola Sastra

( Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2012)

Ananda Putra

Pada sebuah kesempatan, salah seorang teman bercerita tentang pengalaman Mak Angah-nya. Katanya, dulu saat Mak Angah-nya sekolah, hukuman yang paling tidak ia sukai adalah duduk dengan perempuan. Malu sekali rasanya jika duduk berdampingan dengan lawan jenis. Saking malunya, sampai-sampai dijadikan hukuman oleh guru bagi siswa yang bandel. Tapi itu dulu. Sekarang zaman sudah berbeda. Konteks malu perlahan mulai mengalami pergeseran, khususnya di Minangkabau. Tak ada lagi yang takut disoraki jika duduk terlalu dekat dengan lawan jenis. Malahan malu jika berkawan dekat dengan sesama jenis. Jika dibandingkan dengan konteks malu di Minangkabau zaman dahulu dengan sekarang sangat terasa kontrasnya. Apakah yang menyebabkan hal ini terjadi? Kemajuan zamankah? Mungkin itu salah satunya. Memang, kita tidak bisa lepas dengan yang namanya perkembangan zaman. Malahan bodoh rasanya jika zaman itu tidak diikuti. Tapi dengan berkembang pesatnya teknologi, semakin besar pengaruh buruk yang akan merasuki suatu bangsa. Dengan masuknya pengaruh budaya barat tanpa batas ini, maka perlahan budaya asli kita mulai terkikis. Contohnya saja rasa malu tadi. Bagi budaya barat bergaul dekat antara laki-laki dan perempuan itu biasa saja. Bahkan tinggal serumah tanpa melakukan pernikahan, diperbolehkan saja.

Contoh lainnya yaitu dalam hal berpakaian. Dulu perempuan Minang malu sekali berpakaian terbuka. Malu bila auratnya terlihat, sehingga mereka hampir selalu mengenakan baju kurung untuk menutupinya. Tapi sekarang sudah menjadi pemandangan biasa bila perempuan di Minang berpakaian terbuka, seperti tank top, you can see, rok mini, dan pakaian sejenisnya yang memperlihatkan auratnya. Dalam hal makanan pun juga begitu. Kebanyakan masyarakat kita, terlebih anak muda lebih bangga makan makanan cepat saji. Sedangkan untuk memakan makanan khas daerah sendiri, seperti lompong sagu, kacimuih, godok ubi, dan sejenisnya sudah menjadi hal memalukan. Makna malu pun sekarang sudah mengalami pergeseran yang sangat signifikan. Pandangan inilah yang seharusnya diubah. Kita tidak harus meniru bangsa lain dari segi kebiasaannya. Tapi tirulah pola pikirnya. Contohnya Korea Selatan. Orang Korea tidak malu memomulerkan budayanya di negerinya sediri. Malahan malu bila budayanya dinomorduakan. Hal itu sudah dilakukannya sejak lama. Sekarang mereka menjadi salah satu pusat kebudayaan di dunia. Inilah yang harus dicontoh masyarakat kita. Jangan malu memakai kebudayaan sendiri. Tapi malulah menjadi orang yang meniru-niru bangsa lain, dengan mengkonsumsi segala produk kebudayaannya. Jangan sampai kita malu dengan budaya sendiri, sehingga menjadi generasi yang memalukan.

menusuk tulang dan kantuk luar biasa, kami bersiap untuk summit attack. Perjuangan untuk mencapai ‘atap’ Sumatera semakin berat. Di awal perjalanan menuju shelter 3, nafas bergulat dengan waktu. Kondisi jalur yang licin dengan kemiringan 60-70 derajat, serta oksigen yang semakin menipis memperlambat langkah kami. Jarak pandang hanya berjarak 2-4 meter saja. Kami melangkah dengan gesit, memanjat akar-akar serta berjalan di sela bebatuan. Saat Subuh menjelang akhirnya kami tiba di shelter 3. Jalur menuju puncak mulai didominasi pasir dan tumbuhtumbuhan pendek. Langkah demi langkah kami lewati. Tak banyak bicara, hanya tiupan angin dan derap langkah mengiringi perjuangan yang tinggal beberapa langkah lagi. Lambat laun langit pun mulai cerah. Pemandangan indah terlihat jelas di balik punggung kami. Cahaya matahari menyinari Gunung Tujuh beserta danaunya. Hamparan awan seakan mengajak kami berguling-guling lembut diatasnya. Hanya satu kata, Subhanallah. Matahari semakin menanjak naik. Kami diburu waktu. Badai menerpa dengan sangat kencang. Kami terus mendaki. Terus dan terus. Hingga akhirnya saat terindah itu kami temui. Pada pukul 06.30, kami berhasil menapakkan kaki di puncak tertinggi ke dua itu. Keharuan luar biasa membuncah di hati. Semua rasa menjadi satu. Ini bukan sekedar melihat keindahan di atas ketinggian, tapi tentang sebuah perjuangan.

M

enuntut ilmu di Negeri Sakura, Jepang, merupakan salah satu tujuan hidup yang telah berhasil diwujudkan oleh seorang Dosen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Ananda Putra. Bemodalkan keyakinan dan semangat juang yang tiada mengenal kata menyerah, mengantarkannya ke Hokkaido University, Jepang 2004–2008 serta postdoctoral-nya di Hokkaido University dan Japan Atomic Energy Agency (JAEA) 2009-2013. Lelaki yang pada namanya terdapat gelar akhir Doctor of Philosophy (PhD) ini lahir di Guguk, Kabupaten 50 Kota, 27 Januari 1972. Mulai meniti karir tingkat internasional sejak kelas 2 SMA. Mengikuti beberapa tes berhasil membawanya untuk belajar di Lester B. Pearson College of the Pacific, Victoria, British Columbia, Canada yang merupakan program United World College (UWC). Program yang didirikan oleh Nelson Mandela yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian dunia. Setelah menjalankan aktivitas belajar di Canada selama dua tahun (1990-1992), keinginan untuk melanjutkan pendidikannya di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Andalas

(Unand) dengan monorehkan prestasi sebagai mahasiswa berprestasi serta lulus dengan nilai indeks prestasi tertinggi ke-2 di jurusannya kala itu. Saat masih tercatat sebagai dosen UNP beliau melanjutkan S2 ke Institut Teknologi Bandung (ITB). Setelah wisuda dari ITB (1999-2001) lelaki yang memiliki 5 orang anak ini pun lulus beasiswa untuk melanjutkan S3 di Singapura, National University of Singapura (NUS). Namun pada saat menjalankan studinya di Singapura, melanjutkan S3 di Jepang lebih menantangnya. Formulir Beasiswa Monbukagakusho membawanya menuju JepangHokkaido University, dari sinilah bermula pencapaian mimpi kehidupannya. Satu kata yang memiliki arti besar bagi kehidupan dosen motivator ini adalah ganbatte, yang berarti semangat. Tujuan positif harus dipertahankan. “Menjadikan kegagalan sebagai perbaikan kehidupan mendatang membuat sifat pantang menyerahnya tidak pernah pudar,” jelasnya. Menyerah sebelum mencoba adalah hal yang tidak ditemukan di kamus kehidupannya. Jangan takut akan kegagalan, karena kegagalan merupakan suatu pembelajaran menuju yang lebih baik. Dosen yang selalu melihat keluar untuk pandangan positif dan lebih besar ini berharap agar mahasiswa sekarang juga mengikuti jejaknya. “Dunia ini besar. Untuk itu berusahalah untuk keluar dan memlihat perkembangannya, karena dengan perkembangan dari luar itulah kita dapat mengembangkan apa yang ada di dalam diri,” tutupnya. Edo Febrianto

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014


24

Edisi No. 178/Tahun XXIV/Januari-Februari 2014

Iklan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.