Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
ISSN: 1412-890X
2
E-Journal, Cita-cita, dan Harapan Perkembangan teknologi dan informasi, tak dipungkiri, telah berdampak besar terhadap berbagai bidang kehidupan manusia. Segala bidang kehidupan, seperti berlombalomba dalam menggunakan teknologi tersebut. Tak terkecuali dengan bidang pendidikan. Saat ini dunia pendidikan telah banyak mengadopsi sistem berbasis digital ini. Salah satunya adalah jurnal elektronik atau e-journal. Jurnal versi elektonik dinilai lebih efisien daripada jurnal cetak. Jurnal elektronik lebih murah, mudah ditelusuri, dan bisa diakses kapan saja dan di mana saja. Dengan demikian diharapkan minat baca masyarakat terhadap publikasi ilmiah tersebut dapat meningkat. Pada 2011 lalu Universitas Negeri Padang (UNP) telah merilis website e-journal dengan alamat ejournal.unp.ac.id. Kebijakan ini adalah usaha UNP dalam menindaklanjuti surat edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang meminta perguruan tinggi di Indonesia untuk mengunggah jurnal dipublikasikan secara online. Portal jurnal dengan berbagai bidang ilmu telah disediakan dalam website tersebut. Namun, tampaknya UNP belum benar-benar serius dalam mengelola e-journal ini. Masih banyak portal-portal e-journal yang kurang update, susah diakses, bahkan kosong sama sekali. Padahal e-journal ini diharapkan dapat menjadi sumber pembelajaran bagi mahasiswa. E-journal bisa juga menjadi solusi alternatif untuk mengatasi kebiasaan mahasiswa yang mengambil bahan pembelajaran dari internet secara sembarangan di blog-blog yang keterpercayaannya masih diragukan. Permasalahan publikasi ilmiah UNP tidak hanya itu. Sampai saat ini belum ada satu pun lembaga jurnal di UNP yang terakreditasi. Hal ini perlu menjadi catatan. Sebab, jika lembaganya belum terakreditasi, kualitas jurnal yang dihasilkan dan diunggah ke situs e-journal akan dipertanyakan. Selain bermanfaat untuk mahasiswa dan masyarakat sekitar, keberadaan jurnal dan e-journal akan berdampak pada UNP sendiri. Karena publikasi ilmiah ini merupakan salah satu item dalam penilaian akreditasi. Selain itu, untuk menjadi world class university, sebagaimana yang terpajang di baliho di depan gerbang, UNP mau tidak mau harus memperbaiki pengelolaan jurnalnya. Sebab, dalam salah satu syarat menjadi universitas berkelas dunia juga tercantum persoalan publikasi ilmiah ini. UNP harus segera membenahi diri. Tidak hanya memperbaiki diri dalam bentuk fisik, tetapi juga sistem dan sumber dayanya. Jangan sampai cita-cita yang diagung-agungkan selama ini hanya menjadi harapan kosong belaka tanpa ada bukti yang nyata.
+ Eksistensi E-Journal UNP - Ooh, UNP punya e-journal. + Air PKM Mengalir Kembali - Alhamdulillah. + Drainase Buruk, UNP Kebanjiran - Lah baranang-ranang kami, Pak.
Penguatan Jurnal Daring (Online) di UNP Sejak dua tahun lalu, Universitas Negeri Padang (UNP) telah meneroka jurnal daring (online) yang memuat karya ilmiah mahasiswa yang akan diwisuda pada setiap program studi (prodi). Jika dibandingkan dengan universitas lain di Indonesia, agaknya UNP sudah berada pada posisi terdepan karena telah mengapresiasi dan langsung berbuat atas surat edaran Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) tahun 2012 lalu. Namun demikian, jika kita telusuri kembali jurnal daring tiap prodi tersebut perlu dikuatkan kembali. Agaknya, perkembangan jurnal daring atau dikenal dengan e-journal tersebut sudah mulai melamban. Pengembangan karya ilmiah dan publikasi artikel ilmiah mahasiswa dan dosen sangat diperlukan. Dalam surat edaran Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 27 Januari 2012 No. 152/E/T/ 2012, diungkapkan bahwa jumlah karya ilmiah dari perguruan tinggi Indonesia masih rendah dibandingkan Malaysia, yakni hanya sekitar sepertujuh dari karya ilmiah perguruan tinggi Malaysia. Hal itu mengisyaratkan bahwa jumlah karya ilmiah perlu ditingkatkan. Berkaitan dengan peningkatan jumlah karya ilmiah itu, berarti pula perlu peningkatan publikasinya. Publikasi karya ilmiah dapat dilakukan melalui presentasi pada seminar nasional dan internasional atau melalui
jurnal ilmiah (cetak ataupun elektronik). Dengan demikian, hasil penelitian yang dilakukan dosen maupun mahasiswa perlu dipublikasikan melalui jurnal ilmiah untuk peningkatan jumlah karya ilmiah yang dapat diakses (diketahui) masyarakat ilmiah internasional. Dalam surat edaran Dirjen Dikti tersebut, mahasiswa program sarjana, magister, dan doktor perguruan tinggi di Indonesia yang lulus setelah Agustus 2012 diharuskan untuk mempublikasikan artikel ilmiah pada jurnal ilmiah sebagai syarat kelulusan. Publikasi artikel ilmiah ini juga harus dipahami sebagai upaya untuk menghindari plagiat. Pengelolaan jurnal daring yang sudah dirintis oleh UNP perlu dikuatkan dan dikembangkan terus. Untuk itu, pimpinan universitas, fakultas, jurusan, dan prodi perlu memotivasi kembali mahasiswa dan pengelola untuk mengelola jurnal. Mahasiswa yang akan diwisuda harus bertanggung jawab menghasilkan artikel jurnal ilmiah yang berkualitas dan menghindari plagiat. Pengelola jurnal bertanggung jawab menghidupkan jurnal secara berkesinambungan. Pimpinan UNP juga bertanggung jawab memotivasi pengelola jurnal daring. Dengan berkembangnya jurnal daring di UNP diharapkan dapat meningkatkan “kehebatan” UNP di Asia Tenggara bahkan di dunia. (Eto)
orang yang terlibat, seperti halnya narasumber, pembaca serta sivitas akademika secara keseluruhan, izinkan kami menghaturkan permohonan maaf. Sebab, tak ada gading yang tak retak. Maafkan kami dan terima kasih atas dukungan, kritik, dan saran yang selama ini telah ikut menguatkan. Dalam edisi terkhir ini, SKK Ganto menghadirkan pembahasan laporan mengenai pengelolaan e-journal di UNP. Mengupas seperti apa sebenarnya peran, fugsi, dan pengelolaannya di universitas yang sedang mencoba untuk tumbuh dan berkembang ini. Selain itu, kami juga menyuguhkan beragam informasi dan jawaban seputar Foto Bersama : Kru dan Reporter Junior SKK Ganto foto bersama saat permasalahan yang ada di kawasan berekreasi di Pulau Angso Duo, Pariaman, Minggu (26/10). f/Doc. kampus. Untuk informasi lebih lengkap, Setelah mecoba melawan lelah serta percaya pada silakan kunjungi portal berita SKK Ganto di http:// kekuatan, Kru SKK Ganto UNP berhasil merampungkan www.ganto.or.id. Untuk berita kegiatan yang tidak edisi terakhir periode 2014. Segala bentuk perjuangan termuat cetak, bisa diakses di halaman website tersebut. telah mengepul menjadi satu, hingga tiba saatnya Pertengahan Oktober lalu, SKK Ganto mengutus untuk ‘pulang’. Oleh sebuah keyakinan, akhirnya bahtera dua orang Kru untuk mengikuti Pelatihan Jurnalistik Tingkat Nasional. Kemudian, baru saja berhasil ini menepi jua. Adalah sebuah dramatisasi yang menyesakkan, tentang mengangkat sebuah acara bersama Ibu Guru Kembar sebuah keharusan: kami memang harus berhenti, per- pada 18 Oktober lalu. Dan dalam meleburkan penat, gi, datang, dan berganti. Semua pendaman perasaan Kru SKK Ganto pergi melepas lelah bersama di ini telah menjadi cerita indah tersendiri bagi sang Pantai Gondoriah dan Pulau Angso Duo di Pariaman lakon hingga mampu meresapi keegoisan masing- pada pengujung Oktober. Dalam setiap kata yang terucap dan salah yang masing dan melupakan sebuah keinginan. Tak lain dan tak bukan adalah untuk tetap menjaga sebuah tiada bertuan, segenap Kru SKK Ganto menyampaikan permohonan maaf kepada pembaca setia. Kritik dan tanggung jawab. Sekarang, Kru SKK Ganto telah berada di pengujung. saran selalu kami tunggu untuk baiknya kita semua Bersiap pergi dan mempersilakan semuanya menik- dalam balutan hangat sebuah ikatan sebagai keluarga mati usaha yang telah dicoba maksimalkan. Segala besar, yakninya Universitas Negeri Padang. Selamat bentuk kesalahan yang sempat hadir di tengah-tengah membaca. Gest.
Surat Kabar Kampus Universitas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, International Standard Serial Number (ISSN): 1412-890X, Pelindung Jawab: Prof. Dr. Ermanto, M.Hum., Penasehat: Pembantu Rektor III UNP: Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd., Penanggung Jawab Pelindung: Rektor UNP: Prof. Dr. Phil Yanuar Kiram, Penasehat Dewan Ahli Ahli: Aai Syafitri, Faeza Rezi S, Mardho Tilla, Wezia Prima Zolla, Ismeirita, Rahmi Jaerman, Winda Yevita Dewi, Ariyanti Staf Ahl Ahli: Konsultasi Psikologi Psikologi: Niken Hartati, S.Psi., M.A., Konsultasi Agama Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi Kesehatan Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, Kritik Cerpen: M. Ismail Nasution, S.S., M.A., Kritik Puis Puisi: Zulfadhli, S.S., M.A., Pemimpin Umum Umum: Jefri Rajif, Pemimpin Redaksi Redaksi: Meri Susanti, Pemimpin Usaha Usaha: Novi Yenti, Bendahara Umum Umum: Gumala Resti Halin, Kepala Penelitian dan Pengembangan Pengembangan: Liza Roza Lina, Sekretaris Sekretaris: Juliana Murti, Redaktur Pelaksana Pelaksana: Wahida Nia Elfiza, Redaktur Berita Berita: Media Rahmi, Fitri Layouter: Doni Online: Edo Febrianto, Layouter Budaya: Yola Sastra, Redaktur Artistik dan Online Tulisan: Ranti Maretna Huri, Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya Aziza, Redaktur Tulisan Pengembangan: Sri Reporter: Fidia Oktarisa(NA), Wici Elvinda Rahmaddina, Redda Wanti, Novarina Tamril, Staf Penelitian dan Pengembangan Fotografer: Ratmiati, Reporter Fahrizal, Fotografer Gusmurdiah, Sirkulasi dan Percetakan Percetakan: Sonya Putri, Kesekretariatan dan Perlengkapan: Khadijah Ramadhanti, Iklan: Suci Larassaty, Reporter Junior: Sabrina Khairissa, Yulia Eka Sari, Rizka Wahyuni, Hera Gusmayanti, Ermiati Harahap, Hari Jimi Akbar, Resti Febriani, Rival Mulyadi, Neki Sutria, Putri Rahmi, Windy Nurul Alifa, Kurniati Ramadhani, Siti Ayuna Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat: Gedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri Padang Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. .com web: http://ganto.or.id http://ganto.or.id, Post-el: redaksiganto@gmail redaksiganto@gmail.com .com, Percetakan: Unit Percetakan PT. Genta Singgalang Press (Isi di luar pertanggungjawaban Kode pos 25131. Laman web percetakan), Tarif iklan: Rp1.500,- (permilimeter kolom-hitam putih), Rp3.000,- (permilimeter kolom full colour ), 1/4 halaman belakang Rp1.000.000,- (full colour), Iklan Baris Rp1.000,- (perbaris). Redaksi menerima tulisan berupa artikel, esei, feature, cerpen, resensi buku, puisi, dan bentuk tulisan kritis lainnya dari sivitas akademika UNP. Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah esensinya. Tulisan yang masuk menjadi hak redaksi dan yang tidak dimuat akan dikembalikan atau menjadi bahan edisi berikutnya. Setiap tulisan yang dimuat akan diberi imbalan/uang lelah semestinya.
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
3
SKK Ganto menerima surat pembaca baik berupa keluhan, kritikan, saran, dan permasalahan tentang lingkungan sekitar UNP. Surat pembaca dapat dikirimkan melalui e-mail: redaksiganto@gmail.com atau dapat diantar ke redaksi SKK Ganto, Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Ruang G65 UNP dengan melampirkan kartu identitas; KTP atau KTM.
Kuliah Tak Efektif Saya sebagai mahasiswa FIS merasa senang dengan akan dibangunnya gedung baru. Tetapi untuk perkuliahan semester ini, saya merasa kurang nyaman. Karena matakuliah yang seharusnya habis dalam 4 SKS terpaksa disudahi hanya dengan 3 SKS dengan alasan juga ada mahasiswa FIS yang mau memakai ruang kuliah tersebut. Jadi saya rasa kuliah semester ini kurang efektif. Lalu, bagaimana solusi dari UNP? Desmi Wahyuni Mahasiswa FIS
Musala untuk FIP Hingga saat ini, musala Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) belum juga ada. Sangat memprihatinkan karena mahasiswa FIP harus menumpang salat di musala Pascasarjana UNP. Namun, akhir-akhir ini ada pengumuman yang menyatakan kalau musala tersebut hanya untuk mahasiswa Pascasarjana UNP. Permasalahan ini ditambah lagi dengan waktu salat yang kurang mencukupi karena sebagian dosen hanya memberi waktu sekitar 15 menit, kadang tidak sampai. Melihat hal tersebut, mahasiswa FIP pun membuat kebijakan sendiri untuk salat di lantai III dan berwudu di lantai II gedung FIP. Tetapi saya berharap semoga ke depannya musala FIP ada, meskipun hanya sebuah ruangan kecil. Dian Montanesa Mahasiswa FIP
FMIPA Butuh Aula Dari tujuh fakultas yang ada di UNP, hanya FMIPA saja yang tidak memiliki gedung aula. Sebaiknya, FMIPA membangun gedung aula sebagai pusat kegiatan atau acara mahasiswa FMIPA. Sebab, ketika ada kegiatan yang membutuhkan gedung, mahasiswa harus menyewa gedung aula ke fakultas lain. Ayalla Araucana Mahasiswa FMIPA
Kemacetan MKU Sebaiknya mobil dilarang lewat di depan gedung MKU, sebab dapat menimbulkan macet di jam perkuliahan atau pagi hari. Sebenarnya sudah terpasang plang yang bertuliskan, “Kendaraan Roda Empat Dilarang Lewat� di simpang tiga depan LPMP. Tetapi peraturan tersebut sepertinya tidak dipatuhi. Misdy Hady Syahputra Mahasiswa FMIPA
Grafis: Hari Jimi Akbar
Degradasi Nasionalisme Oleh Neki Sutria
Tetapi pada kenyataannya, saat ini, Indonesia seperti bangsa yang pengecut dan pecundang. Mahasiswa yang dibangga-banggakan sebagai harapan bangsa kini hilang dari keaktifan dan kepeduliannya. Mereka hanya disibukkan dengan tugas-tugas kuliah dan menjadi patuh karena tekanan perguruan tinggi dan pesan orang tua untuk cepat tamat ku-
realitas bangsa ini dengan kaca mata tajam. Tak banyak lagi mahasiswa yang kreatif, memiliki nalar Mahasiswa Pendidikan Kimia TM 2013 yang tinggi, dan mampu melawan keadaan yang salah di lingkungan mereka. Mahasiswa merupakan tulang Sumpah pemuda yang menjadi punggung perubahan. Sebab, matonggak utama dalam sejarah perhasiswa memiliki intelektual dan gerakan kemerdekaan Indonesia jiwa sosial yang lebih baik daripun diabaikan oleh kebanyakan pada orang lain yang tidak bergemereka. Semangat pemuda yang lar mahasiswa. Sehingga tanpa dilahir pada tanggal 28 Oktober 1928, sadari mahasiswa memiliki peran kini kian luntur akibat sejarah. penting bagi negara. Mahasiswa Isi teks, dan maknanya tidak lagi memiliki posisi yang strategis dan diamalkan. Apabila diibaratkan istimewa. Bahkan mahasiswa Mahasiswa diharapkan pada gadget yang lemah badisebut-sebut sebagai agent of terainya maka perlu diisi unchange atau agen yang akan dapat bercermin pada petuk kembali menghidupmembawa perubahan. mimpin negara masa lalu, kannya. Tidak jauh berbeMahasiswa merupakan haseperti Ir. Soekarno, Moh. Hatta, da dengan hal itu, semangat rapan bangsa sebab semangat dan para pejuang Indonesia mahasiswa yang sudah mumuda sedang tumbuh subur lainnya yang memperjuangkan lai lemah juga perlu diisi dalam jiwa mereka. Mahadengan kembali mengingat siswa memiliki idealisme kebebasan Indonesia hingga dan mempelajari perjuangan tinggi, kreatif dan inovatif, merdeka pada 17 Agustus pemuda pada masa lalu. serta memiliki jiwa kritis. Selain 1945. Mahasiswa diharapkan dapat itu, mahasiswa juga memiliki bercermin pada pemimpin negara semangat nasionalisme, daya saing masa lalu yang memiliki nasionalyang tinggi, dan mampu menguaisme yang tinggi, seperti Ir. Soesai pengetahuan dan teknologi. Bahkan mahasiswa dianggap se- liah. Mereka memiliki cita-cita karno, Moh. Hatta, dan para pebagai pewaris bangsa ini karena yang terlalu egosentris, belajar juang Indonesia lainnya yang dinilai memiliki mental dan pemi- dengan baik, mendapat predikat memperjuangkan kebebasan Indokiran dewasa dalam perubahan cumlaude, cepat lulus dengan nesia hingga merdeka pada tanggal segudang prestasi, lalu bekerja, 17 Agustus 1945. bangsa ke depannya. Nasionalisme mereka tinggi Mahasiswa yang sedari awal nikah, punya anak, punya rumah dibekali ilmu pengetahuan ini yang besar dan bagus, kemudian karena perhatian terhadap negara akan mampu dalam mengupaya- tua dengan hidup nyaman tanpa juga tinggi. Perhatian mereka terhakan cita-cita dan mempertahankan gangguan. Kebanyakan mereka dap negara timbul karena cerdaskedaulatan bangsa. Tidak mudah lebih memilih zona aman, tidak nya pola pikir mereka untuk perubahan bangsa ke arah yang lebih memang, dalam mengemban tugas banyak berbuat, dan apatis. Zona aman pada hakikatnya baik. Dan kecerdasan mereka timdan tanggung jawab negara yang selalu berhadapan dengan masa- tidaklah nyaman. Ketidakbebasan bul akibat keaktifan mereka lah, hambatan dan rintangan, serta dalam mempertahankan kenya- berada dalam forum-forum dan ancaman yang sedang menanti. manan sama halnya dengan men- organisasi. Hal seperti inilah yang Namun, mahasiswa bisa mengatasi ciptakan penderitaan. Keluar dari juga diharapkan ada dalam diri hal ini. Jiwa nasionalismelah yang zona inilah yang sulit bagi maha- pemuda Indonesia sekarang agar akan menjadi dorongan dan se- siswa sekarang. Mereka tidak nantinya dapat membawa sebuah mampu lagi keluar dan melihat perubahan ke arah yang lebih baik. mangat mahasiswa.
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
Laporan
4
publikasikan empat puluh artikel. “Karena tidak semua artikel bisa dipublikasikan, kami memilih artikel terbaik saja,” jelas Hadi ketika ditemui di ruangannya, Rabu, (5/11). Senada dengan Elva dan Hadi, pengelola jurnal Jurusan Bimbingan Konseling (BK) Zadrian Ardi, S.Pd., M.Pd., mengatakan bahwa jurnal Jurusan BK yang diberi nama jurnal Konselor juga dipubliksikan di ejournal dengan menggunakan nama yang sama. Jurnal Konselor yang diisi oleh mahasiswa sudah diterbitkan dari tahun 2012 dengan tiga volume dan enam nomor. Volume pertama diterbitkan pada 2012, yaitu nomor 1, 2 dan 3, kemudian volume kedua diterbitkan pada 2013 yaitu nomor 4. Jadi dalam setahun jurnal Konselor terbit satu volume dengan tiga nomor. “Yang telah dipublikasikan melalui e-journal ada tiga Sosialisasi E-Journal: Dosen selingkungan Universitas Negeri Padang (UNP) mengikuti sosialisasi e-journal yang dibimbing langsung oleh pihak Puskom UNP, di volume dengan lima Ruang IT Fakultas Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNP, Rabu (12/12/12). f/Doc. nomor, sedangkan yang belum akan dipublikasikan dalam waktu dekat ini,” ungkapnya. Selain itu, Zadrian juga menyampaikan bahwa selain menerbitkan jurnal dan artikel dari mahasiswa seperti artikel skripsi, tesis, dan disertasi, e-journal Konselor juga menerbitkan jurnal dan artikel penelitian dari dosen Pihak UNP telah menyediakan dan memfasilitasi untuk portal e-journal, pengelolaannya walaupun jumlahnya tidak batergantung kepada jurusan dan prodi masing-masing. nyak. “Kalau untuk terbitan tahun 2013 ada sekitar dua atau tiga Oleh Wahida Nia Elfiza/Sri Gusmurdiah dan Meri Susanti/Yola Sastra penelitian dari dosen yang telah dipublikasikan, tapi yang sekarang emasuki dua bulan Kementerian Pendidikan dan Ke- www.kopertis12.or.id menyatakan pengelolaan e-journal sejak UNP masih belum,” tambah Zadrian. Menanggapi adanya pengeloterakhir sebelum 2012 budayaan Ditjen Dikti Jalan Jen- bahwa jurnal Indonesia yang mulai mencanangkan penggunaan berlalu, Pihak Pusat Ko- deral Sudirman, Pintu 1 Senayan, terindeks SCOPUS per 1 Februari e-journal, “Sejak ada surat edaran laan e-jurnal di UNP, Ketua Prodi munikasi (Puskom) Universitas Jakarta. Surat edaran tersebut di- 2014 hanya mencapai tujuh belas untuk mempublikasikan jurnal, Manajemen, Rahmiati, S.E., M.Sc. Negeri Padang (UNP) berkunjung keluarkan dalam rangka menaati judul. Jumlah ini kalah jauh dari kami mulai menggunakan e-jour- menyampaikan bahwa ia setuju ke Fakultas Ekonomi (FE) UNP. dan menindaklanjuti peraturan jumlah jurnal universitas negara- nal,” ujar Elva ketika ditemui di dengan adanya e-journal. Sebab Tujuan pihak Puskom mengun- perundangan Peraturan Menteri negara lain. Khususnya Malaysia, ruang Prodi IIPK, Rabu (5/11). dengan adanya e-journal akan jungi Kampus Pink tersebut yai- Pendidikan Nasional (Permen- jurnal universitas di Indonesia Selain itu, Elva juga menjelas- lebih meminimalisir terjadinya tu untuk melaksanakan lokakarya diknas) No. 17 Tahun 2010 tentang belum mencapai sepertujuh dari kan bahwa untuk pengelolaan e- plagiat. “Mahasiswa akan lebih tentang pengelolaan e-journal. Se- Pencegahan dan Penanggulangan jurnal universitas di Malaysia. journal di Prodi IIPK diawali de- dipermudahkan untuk mencari Dengan dikeluarkannya surat ngan pembuatan tugas akhir ma- referensi tanpa harus melakukan lama dua hari berturut-turut, pi- Plagiat di Perguruan Tinggi, dan hak Puskom melaksanakan loka- Peraturan Menteri Pendidikan edaran tersebutlah, pihak Puskom hasiswa yang berbentuk maka- plagiat,” ujarnya ketika ditemui karya di labor komputer fakul- Nasional (Permendiknas) No.22 merilis e-journal UNP pada akhir lah lalu dipindahkan ke dalam di Kantor Prodi Manajemen, Kamis Tahun 2011 tentang Terbitan Ber- tahun 2011, yaitu berupa portal jurnal. Setelah dibimbing oleh (6/11). tas tersebut. yang digunakan untuk mempub- pembimbingnya dan dinyatakan Tidak hanya di FE, pihak Pus- kala Ilmiah. Selain itu, menurut Rahmiati Seperti yang dilansir www. likasikan jurnal secara online pada layak, maka jurnal tersebut bisa di setiap prodi juga harus disekom juga melaksanakan lokakarya di dua fakultas lainnya, yaitu kopertis12.or.id, dalam surat edar- website UNP. Sebagaimana yang mendapat persetujuan untuk di- diakan tenaga khusus untuk medi Fakultas Matematika dan Ilmu an Ditjen Dikti dengan nomor disampaikan oleh Kepala Sub- publikasikan, dan diserahkan ke- ngelola e-journal, agar pekerjaan Pengetahuan Alam dan Fakultas 2050/E/T/2011 tersebut, pada poin bagian Puskom UNP, Yosefrizal, pada ketua prodi. Dari ketua prodi pegawai administrasi atau staf peIlmu Keolahragaan. Lokakarya 1 dan 3 menyatakan bahwa Ditjen M.Kom., bahwa e-journal telah diserahkan kepada tim pengelolah ngajar di masing-masing prodi tersebut merupakan upaya yang Dikti tidak akan melakukan pe- disediakan untuk semua jurusan jurnal untuk pengeditan dan lay- tidak menjadi rangkap. “Kalau bisa, dilakukan oleh pihak Puskom un- nilaian karya ilmiah yang dipub- dan prodi yang ada di UNP, dan out, setelah itu baru di-online- sebaiknya ada satu orang khusus tuk menyosialisasikan sekaligus likasikan di suatu jurnal jika arti- untuk pengelolaannya diserahkan kan ke dalam bentuk e-journal. untuk pengelola e-journal disetiap memberikan penyuluhan kepada kel dan identitas jurnal yang ber- langsung kepada jurusan dan “Untuk meng-online-kannya di- prodinya,” tambahnya. seluruh dosen UNP tentang pe- sangkutan tidak bisa ditelusuri prodi yang bersangkutan “Kami lakukan oleh tim pengelolah jurLebih lanjut, Rahmiati berharap ngelolaan e-journal di UNP. agar e-journal yang ada di UNP secara online, serta perguruan memfasilitasi untuk admin dan nal,” tambahnya. Sama halnya dengan Elva, Re- dikelola dengan lebih profesional Dimuainya pengelolaan e-jour- tinggi dan pengelola jurnal wajib pengelolaannya tergantung manal di UNP ini merupakan tin- mengunggah karya ilmiah maha- sing-masing prodi dan jurusan,” daksi Pelaksana Jurnal Voteknika lagi. Selain untuk mencari sumdak lanjut dari pihak UNP sete- siswa dan dosen pada portal ga- ujar Yosefrizal, Selasa (28/10). Jurusan Teknik Elektronika, Hadi ber referensi sebagai acuan penelah dikeluarkannya surat edaran ruda, portal perguruan tinggi, porDibentuknya e-journal menda- Kurnia Saputra, S.Pd., mengatakan litian, mahasiswa juga diharapoleh Direktorat Jenderal Pendi- tal jurnal yang bersangkutan atau pat sambutan baik dari sebagian bahwa jurnal Voteknika juga kan untuk lebih sering mengakdikan Tinggi (Ditjen Dikti) tentang portal lainnya. sivitas akademika UNP. Salah dipublikasikan secara online di ses portal e-journal untuk refeKebijakan Unggah Karya Ilmiah Selain itu, dikeluarkannya su- satunya Editorial Tim sekaligus e-journal. E-journal ini mempub- rensi bahan ajar. “Jadi tidak sekadan Jurnal, dipenghujung Desem- rat edaran Ditjen Dikti juga seba- Penanggung Jawab e-journal Prodi likasikan jurnal mahasiswa seba- dar meng-upload, mahasiswa juga ber 2011 yang lampau. Surat eda- gai upaya pemerintah dalam rangka Ilmu Informasi Pustaka dan nyak dua edisi tiap tahunnya. Satu bisa mengunakannya sebagai reran yang ditandatangani oleh meningkatkan publikasi penelitian Kearsipan (IIPK) Elva Rahmah, edisi bisa mempublikasikan dua ferensi untuk belajar,” tutupnya. Direktur Jenderal Djoko Santoso di Indonesia. Karena berdasarkan S.Sos., M.I.Kom. Elva mengatakan puluh artikel, sehingga dalam satu tersebut dikeluarkan di gedung data yang dirilis oleh situs bahwa Prodi IIPK telah melakukan tahun e-journal ini hanya memLaporan Kru SKK Ganto
Eksistensi E-Jour ournal E-J our nal UNP
M
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
Laporan
5
er masalahann ya Per ermasalahann masalahanny E-Jour ournal E-J our nal dan P
Jurnal Cetak: Dua orang mahasiswa tengah membaca di lantai V Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Padang (UNP), Senin (17/11). Terdapat 39 jurnal nasional dan 13 jurnal internasional koleksi terbitan berkala di Perpustakaan Pusat UNP ini. f/Rahmi*
Pengelola e-journal telah berusaha melakukan yang terbaik, tetapi ejournal tidak serta merta terkelola dengan baik. Oleh Wahida Nia Elfiza/Sri Gusmurdiah dan Meri Susanti/Yola Sastra
ahasiswa Biologi TM 2012 Muthia Azhari Siregar samar-samar mengingat saat-saat ia membuka e-journal. Ketika itu ia masih semester tiga, yaitu satu tahun yang silam. Siang itu di Perpustakaan Pusat UNP, Muthia bersama teman satu jurusannya membuka portal ejournal untuk mencari bahan referensi sebagai panduan membuat laporan mata kuliah Taksonomi Invertebrata. Muthia yang sebelumnya tidak mengetahui tentang e-journal, disarankan oleh asisten dosennya membuka e-journal Jurusan Biologi yang bernama Bioeducation Journal. Seperti yang disarankan asisten dosen tersebut, Muthia dan temannya pun membuka e-journal tersebut. Namun, ketika membuka Bioeducation Journal, kekecewaan terpancar di wajah Muthia dan temannya. Muthia yang login dengan menggunakan nomor induk mahasiswa (NIM) dan password yang biasa digunakan untuk membuka portal akademiknya tidak bisa membuka e-journal tersebut. Hari itu, Muthia dan temannya tidak mendapatkan informasi apa-apa dari sana. Namun, segelintir harapan masih ada kala itu. Selang beberapa hari setelah itu, Muthia menanyakan kembali kepada asisten dosennya tentang masalah e-journal yang tidak bisa dibuka. Asisten dosen tersebut menyuruhnya untuk membuat akun terlebih dahulu, karena untuk bisa login dan membuka e-journal harus menggunakan akun tersendiri. “Aku pun membuat akun seperti yang
M
disarankan asisten dosen tersebut,” Journal mengatakan dalam satu ujar Muthia ketika ditemui di atau dua bulan ini pengelolaan kontrakannya, Rabu (26/11). e-journal-nya akan dimaksimalSegelintir harapan yang sem- kan. Tetapi sampai saat ini saya pat ada, telah tenggelam bagi Muthia dan temannya. Sebab, setelah membuat akun seperti yang disarankan asisten dosennya, Muthia dan temannya kembali log in ke Bioeducation Journal , tapi hasilnya tetap sama, e-journal tersebut tetap tidak bisa dibuka. “Akhirnya aku dan temanku memilih alternatif lain untuk mencari panduan membut laporan kami,” tutupnya mengakhiri pembicaraan. Apa yang diceritakan Muthia, dibenarkan oleh mahasiswa lainnya. Mahasiswa Pascasarjana Jurusan Pendidikan Biologi TM 2014 sekaligus asisten dosen di Jurusan Biologi Winner Isnainil Khatimah juga menyampaikan hal yang sama. Berdasarkan informasi yang didapatkan Winner dari temannya-temannya, diketahui bahwa Bioeducation Journal sebenarnya Tampilan depan website e-journal UNP dalam keadaan rusak. “Jadi mahasiswa tidak bisa mengak- belum pernah membukanya kasesnya,” ujar Winner, ketika di- rena sejauh ini Bioeducation Jourtemui di Ruang Laboratorium nal tidak update,” ujar Winner. Lain halnya dengan Fakultas Biologi, Jumat (7/11). Lebih lanjut, Winner juga me- Ilmu Sosial (FIS) UNP. Ditelusuri ngatakan bahwa pengelola Bio- dari web ejournal.unp.ac.id, eeducation Journal sudah melapor- journal FIS yang ada di website kan masalah tersebut ke pihak UNP masih kosong dan belum Puskom UNP dan pihak Puskom pernah di-update oleh jurusan dan sudah memberikan password baru prodi yang ada di FIS. Seperti euntuk pengelolaan e-journal journal Ilmu Administrasi Negara tersebut. “Pengelola Bioeducation dan e-journal Demokrasi milik
Jurusan Ilmu Sosial Politik, Socius Jurnal milik Jurusan Sosiologi, Diakronika milik Jurusan Sejarah, dan Geoscience milik Jurusan Geografi. Ketika diakses semua e-journal tersebut tidak memiliki isi sama sekali. Menurut keterangan yang disampaikan oleh Ketua Jurusan Sosiologi, Adri Febrianto, S.Sos., M.Si., di FIS memang belum ada kebijakan dan perintah dari pihak fakultas untuk mempublikasikan jurnal melalui e-journal. Hal ini dikarenakan jurnal yang ada di FIS, baik jurnal dosen atau mahasiswa, belum memiliki nomor International Standar Serial Number (ISSN) dan masih dalam proses menunggu ISSN dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Sementara, untuk jurnal-jurnal yang ada di jurusan dan prodi telah dimasukkan ke dalam file dengan format Pdf. “Sekarang FIS sedang menunggu ISSN saja,” ujar Adri, Kamis (6/11). Namun, apa yang disampaikan Adri berbeda dengan yang disampaikan Dekan FIS Prof. Dr. Syafri Anwar, M.Pd.. Syafri mengatakan bahwa secara keseluruhan jurnal yang ada di FIS sudah dipublikasikan dengan baik melalui online. “Mahasiswa sudah dapat menjadikan jurnal ilmiah tersebut sebagai bahan rujukan untuk membuat tugas-tugas atau pun skripsi,” ujar Syafri ketika ditemui
tutupnya. Lain halnya dengan masalah yang dialami pengelola jurnal di Program DIII FE UNP, Perengki Susanto, SE, M.Sc. Perengki menyampaikan bahwa kendala yang dirasakannya terkait pengelolaan e-journal selama ini, yaitu kurangnya pelatihan yang diberikan kepada mahasiswa, sehingga terkadang mahasiswa hanya meringkas skripsi saja tanpa mengubah formatnya. “Akhirnya tidak ada beda antara skripsi dengan artikel, dan harus diedit ulang sebelum di-upoad ke ejournal” ujarnya, Jumat (7/11). Selain itu, Perengki juga mengatakan bahwa sejauh ini masih ada sebagian e-journal UNP yang belum memiliki ISSN dan belum ada jurnal dari UNP yang terakreditasi. “Kalau bisa, pelatihan untuk mahasiswa mengenai penulisan artikel untuk dipublikasikan di e-journal harus diperbanyak agar e-journal lebih berkualitas dan bisa terakreditasi,” ungkapnya. Menanggapi berbagai permasalahan e-journal yang ada di UNP, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Prof. Dr. Lufri, M.S., mengatakan bahwa pengelolaan e-journal tersebut harus diperbaiki dan kualitasnya lebih ditingkatkan lagi. Karena e-journal sangat menentukan nilai sebuah universitas, yaitu salah satu
di ruangannya, Selasa (11/11). Selain itu, Syafri juga mengatakan bahwa untuk sekarang pengaksesannya terkendala pada jaringan. Karena FIS dalam proses pembangunan gedung baru, jadi ada beberapa kabelkabel atau jaringan wifi yang terganggu karena peruntuhan gedung yang lama. “Hal ini menyebabkan akses internet menjadi sedikit terganggu,”
poin dalam penilaian akreditasi. Selain itu, Lufri juga berharap dengan adanya e-journal mahasiswa tidak tersandung lagi dengan plagiat. “Mudah-mudahan dengan pengelolaan e-journal yang baik dan berkualitas, nama UNP akan muncul ke permukaan baik nasional maupun internasional,” harapnya, Kamis (13/11). Laporan Kru SKK Ganto
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
Laporan
6
Jur nal Tak Sekadar urnal Kebijakan
Lokakarya: Mahasiswa Bidikmisi Jurusan Sosiologi tengah mengikuti lokakarya penulisan jurnal dan skripsi bersama Delmira Syafrini, S.Sos., M.A. di Ruang Sidang Fakultas Ilmu Sosial, Jumat (14/11). f/Sastra
Tidak sekadar memenuhi syarat kelulusan atau pun hanya untuk menulis tulisan ilmiah, harapannya jurnal juga dipublikasikan sehingga bermanfaat untuk orang banyak. Oleh Wahida Nia Elfiza/Sri Gusmurdiah dan Meri Susanti/Yola Sastra
ertanggal 27 Januari 2012, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) mengeluarkan surat edaran tentang publikasi karya ilmiah. Dalam surat edaran No. 2050/E/T/2011 tersebut dijelaskan bahwa mahasiswa wajib mempublikasikan karya ilmiah ke dalam jurnal ilmiah. Untuk Program Strata 1 (S1) harus ada makalah yang terbit di jurnal ilmiah, Program Strata 2 (S2) harus ada makalah yang terbit di jurnal nasional terutama
T
yang terakreditasi Dikti, dan untuk Program Strata 3 (S3) harus ada makalah yang sudah diterima terbit di jurnal internasioal. Peraturan ini mulai diberlakukan pada kelulusan setelah Agustus 2012. Universitas Negeri Padang (UNP) sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia juga ikut melaksanakan kebijakan tersebut. Salah seorang alumni UNP, Desri Ona Sastra, mengatakan bahwa ia harus membuat artikel dari skripsinya sebagai
persyaratan untuk wisuda dan persyaratan untuk pengambilan ijazah pada wisuda program S1-nya September yang lalu. Berawal dari meminta contoh artikel seniornya kepada pegawai tata usaha (TU) jurusan, Alumni Jurusan Sejarah TM 2010 ini mendapatkan kopian artikel dan mempelajarinya. Setelah tahu cara pembuatannya, Desri mulai membuat artikel dan bimbingan dengan dosen pembimbingnya. Setelah selesai dan disetujui oleh dosen pembimbing, artikel Desri pun diserahkan kepada pihak jurusan. “Karena tidak ada mata kuliah khusus tentang pembuatan jurnal, jadi kita harus belajar sendiri dari jurnal-jurnal yang ada,” ujarnya, Rabu, (6/10). Sama halnya dengan Desri, Rahmat Wihardi yang merupakan alumni UNP Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris TM 2009 mengatakan bahwa ia juga membuat artikel sebagai syarat untuk kelulusannya. Khusus Jurusan Bahasa Inggris, jelas Rahmat, ada dua syarat untuk kelulusan, yaitu membuat skripsi atau membuat paper. Dalam proses pembuatan artikel dari skripsi, mahasiswa harus bimbingan ke pembimbing skripsi, yaitu pembimbing 1 dan 2. Sedangkan, untuk pembuatan artikel dari paper, mahasiswa bimbingan ke pembimbing papernya. “Itu (artikel) harus dibuat sesudah kompre dan harus disetujui oleh pembimbing sebelum diserahkan ke ketua prodi,” ujar, Jumat (7/11). Senada dengan Desri dan Rahmat, Dosen Prodi Ilmu Administrasi Negara Jurusan Ilmu Sosial Politik Siska Sasmita, S.IP., M.PA., mengatakan bahwa ia juga pernah membuat artikel ilmiah yang sudah dipublikasikan yaitu di jurnal Demokrasi pada tahun 2011. Selain itu, Siska juga mengirimkan beberapa artikelnya ke uni-
versitas lain. “Saya juga pernah mengirim artikel ke Universitas Lampung dan Universitas Gajah Mada pada 2008 lalu,” ujarnya ketika ditemui di kantor Jurusan Ilmu Sosial Politik, Kamis (6/11). Lebih lanjut, Siska juga menyampaikan bahwa sebelum diterbitkan, jurnal terlebih dahulu harus mempunyai Internasional Standard Serial Number (ISSN). Selain itu, jurnal bisa diterbitkan dengan syarat di dalam jurnal tersebut terdapat 60% artikel dari penulis dalam kampus dan 40% lagi tulisan dari luar kampus atau tulisan dari universitas lain. “Semakin beragam isi jurnal maka semakin tinggi nilai jurnal tersebut, dan semakin besar pula kemungkinan untuk terakreditasi,” tambahnya. Menanggapi tentang penelitian ilmiah dan pembuatan jurnal di UNP, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNP Prof. Dr. M. Zaim, M. Hum mengatakan bahwa banyaknya jurnal yang dimiliki oleh suatu universitas dapat dikatakan sebagai tingkat pencapaian bagi universitas tersebut. Pasalnya, universitas yang mempunyai banyak jurnal dan jurnal tersebut dijadikan referensi bagi masyarakat banyak, maka semakin tinggi pula persepsi masyarakat bagi universitas yang bersangkutan. “Pastinya selain ditulis, jurnal juga harus dipublikasikan,” ujar Zaim, Senin (10/11). Selain itu, Zaim berharap agar dosen dan mahasiswa UNP semakin tertarik untuk melakukan penelitan dan membuat artikel ilmiah. Sebab proses pembuatannya tidak terlalu sulit dan tidak berbelit-belit. “Semoga jurnal yang dibuat oleh dosen dan mahasiswa lebih banyak lagi dan dapat dipublikasikan dengan jumlah yang banyak pula,” tutupnya. Laporan Kru SKK Ganto
E-Jour ournal E-J our nal UNP Masih Taha p P eng embang an ahap Peng engembang embangan luarkan surat edaran No.2050/E/T/2011 tentang Kebijakan Unggah Karya Ilmiah dan Jurnal, pada Desember 2011. Universitas Negeri Padang sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia telah menetapkan peraturan tersebut. Lalu seberapa jauh e-journal ini telah terlaksana di UNP? Ikuti wawancara reporter Ganto, Wahida Nia Elfiza bersama Pakar Pendidikan UNP, Prof. Dr. H. Sufyarma Marsidin, M.Pd..
Prof. Dr. H. Suryarma Marsidin, M.Pd.
-journal atau jurnal elektronik merupakan terbitan serial dalam bentuk elektronik yang digunakan untuk mempublikasikan artikel ilmiah dari suatu jurnal di perguruan tinggi. Di Indonesia, jumlah terbitan ilmiah dipandang masih rendah, sehingga Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) menge-
E
Apa makna keberadaan jurnal dalam sebuah perguruan tinggi? Jurnal merupakan suatu media untuk menuliskan pikiran-pikiran atau pesan-pesan kepada orang lain. Pesan itu bisa dalam bentuk media elektronik dan media cetak. Jadi, jurnal merupakan media yang digunakan untuk mengomunikasikan pikiran-pikiran atau ide-ide yang secara ilmiah telah teruji kebenarannnya. Lalu, apa peranan jurnal dalam perguruan tinggi dan seberapa pentingkah se-
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
buah jurnal untuk dipublikasikan? Jurnal sangat berperan penting dalam perguruan tinggi karena jurnal merupakan media atau alat untuk belajar. Ilmu pengetahuan dapat bertambah dengan membaca jurnal dan kita juga bisa menyosialisasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui jurnal. Tri darma perguruan tinggi, baik pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat juga dikomunikasikan melalui jurnal. Jurnal merupakan media yang strategis untuk mengomunikasikan pengetahuan, baik dari mahasiswa, dosen, ataupun dari lembaga kepada masyarakat lainnya. Apa yang harus dilakukan agar jurnal bisa terakreditasi dan dikenal oleh banyak orang? Hal pertama yang harus dilakukan adalah aktualitas, yaitu dalam pemilihan topik jurnal harus akurat. Yang kedua penulis, penulis jurnal tidak hanya berasal dari UNP saja, kalau bisa juga ada penulis dari universitas lain, karena semakin bervariasi
penulis jurnal maka akan semakin meningkatkan eksistensi suatu jurnal di mata masyarakat. Dan yang terakhir yaitu editor jurnal, editor juga harus baik, tidak hanya dari dalam negeri tetapi kalau bisa juga dari luar negeri. Karena semakin canggih editornya, jurnalnya juga semakin berkualitas pula. Jika suatu jurnal telah terakreditasi tentu peminatnya akan banyak. Menurut anda bagaimana pengelolaan ejournal di UNP? Menurut saya, untuk saat ini e-journal UNP masih dalam proses pengembangan dan pergerakan. Lalu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengelolaan e-journal di UNP? Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan e-journal ini yaitu komitmen pimpinan yang didukung oleh dana yang cukup, pengelola yang profesional dan jangan disambil-sambilkan. Orang yang profesional harus mempunyai jaringan yang luas, agar e-journal ini dikenal orang banyak dan terakreditasi.
Laporan
7
Pentingnya Publikasi Ilmiah bagi Perguruan Tinggi
Yola Sastra Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya SKK Ganto 2014 Facebook: Yola Sastra Twitter: @jolasastra E-Mail: jolasastra@gmail.com Penyuka sepakbola dan Ac Milan
Jurnal merupakan identitas suatu lembaga pendidikan. Jika ingin menilai bagus atau tidaknya sebuah perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan, maka lihatlah pengelolaan jurnalnya. Semakin baik pengelolaan jurnal suatu perguruan tinggi, maka semakin bagus kualitasnya. Demikian pula sebaliknya. Jurnal dijadikan salah satu indikator dalam menilai kualitas perguruan tinggi. Jurnal tidak bisa dibuat oleh sembarangan orang. Jurnal dibuat berdasarkan hasil penelitian orang yang berkompeten di bidangnya. Jadi, semakin banyak jurnal yang dihasilkan suatu perguruan tinggi dapat dikatakan perguruan tinggi tersebut mempunyai sumber daya yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas meningkatkan kualitas perguruan tinggi tersebut. Peran jurnal sangat penting dalam dunia pendidikan. Kalau diibaratkan dengan kegiatan jurnalistik, jurnal sama halnya
dengan surat kabar atau majalah. Jurnal dan surat kabar atau majalah sama-sama menyebarkan informasi. Keduanya juga sama-sama bermanfaat besar bagi kemaslahatan hidup manusia. Apa yang disampaikan dalam surat kabar atau majalah akan mengontrol manusia agar tetap hidup sesuai nilai-nilai yang berlaku di tengah masyarakat. Begitu pula dengan jurnal yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan manusia sehingga dapat tetap hidup sesuai perkembangan zaman. Rowland (2007) menjelaskan bahwa jurnal berfungsi sebagai sarana menyebarkan informasi (dissemination of information); pengawasan kualitas (quality control); arsip yang resmi sesuai peraturan (the canonical archive) dan mengenalkan penulisnya (recognition of authors). Selain yang dijelaskan di atas, jurnal juga sangat penting bagi perguruan tinggi. Tidak hanya dijadikan referensi dalam materi perkuliahan bagi mahasiswa, jurnal bahkan dijadikan sebagai salah satu kriteria penilaian akreditasi. Sedangkan sama-sama kita ketahui, akreditasi adalah harga diri sebuah perguruan tinggi. Jadi, jika sebuah perguruan tinggi memiliki akreditasi di bawah standar, tidak layak, bisa jadi pengeloaan jurnal ini adalah salah satu penyebabnya. Sesuai dengan kemajuan sistem informasi dan teknologi, jurnal pun mengalami transformasi. Sekarang jurnal tidak hanya tersedia dalam bentuk cetak, tetapi juga tersedia dalam bentuk elektronik atau dikenal dengan istilah e-journal. Secara isi tidak ada yang berbeda antara jurnal cetak dengan e-journal. Isinya persis sama. Namun, jika dibandingkan dengan jurnal
cetak, e-journal memiliki banyak keunggulan. Proses publikasi e-journal lebih cepat, mudah ditelusuri, lebih interaktif, dan murah. Selain itu, e-journal lebih mudah diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Jadi, e-journal bisa diakses oleh orang lain dari negara manapun. Hal inilah yang tidak disadari oleh perguruan tinggi di Indonesia. Publikasi ilmiah di Indonesia sangat buruk. Banyak penelitian yang dilakukan, tetapi tidak terpublikasi dengan baik. Sehingga, saat ini Indonesia kalah telak dari Malaysia dalam hal publikasi ilmiah. Padahal dulunya Malaysia tidak apa-apa daripada Indonesia terkait hal ini. Berdasarkan data yang didapat dari situs www.kopertis12.or.id, jurnal Indonesia yang terindeks SCOPUS per 1 Februari 2014 hanya mencapai tujuh belas judul dan belum mencapai sepertujuh dari jurnal Grafis: Hari Jimi Akbar universitas di Malaysia. Berdasarkan fakta memilukan ini, pada 2011 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) pun mengeluarkan surat edaran yang isinya meminta perguruan tinggi untuk meningkatkan produktivitas publikasi ilmiah dan mempublikasikannya secara online. Surat edaran No.2050/E/T/2011 ini memang langsung ditanggapi oleh perguruan tinggi dengan mewajibkan mahasiswa yang akan wisuda: baik S1, S2, maupun S3, untuk membuat artikel ilmiah dari penelitiannya. Sementara itu, Universitas Negeri Padang (UNP) sendiri sudah mulai menggarap sistem e-journal dan telah launching pada 2011 lalu. Namun, sepertinya semangat ini hanya ada di awalnya saja.
Untuk tahun pertama memang sudah banyak jurusan di UNP yang mempublikasikan jurnalnya secara online. Tetapi untuk tahun-tahun selanjutnya, jumlah ini semakin berkurang. Kenyataan ini dapat ditelusuri dalam situs ejournal.unp.ac.id. Tak sedikit portal jurnal yang masih sebatas blangko saja. Selain itu, tak seberapa portal jurnal yang bisa diakses serta tak seberapa pula yang update. Jurnal yang terbitan terakhirnya tahun 2014 tak seberapa. Belum lagi akreditasi lembaga pengelola jurnal UNP, juga perlu dipertanyakan. Sebab belum ada pengelola jurnal UNP yang terakreditasi Dikti. Hal ini harusnya jadi catatan bagi UNP. Bagaimanapun juga, keberadaan jurnal sangat berpengaruh, terutama terhadap kualitas suatu perguruan tinggi. Selain itu, Kemendikbud dalam surat edarannya juga telah mewanti-wanti bahwa jurnal tidak akan dinilai jika tidak dapat ditelusuri secara online. Ini seharusnya menjadi cambuk bagi UNP untuk meningkatkan pengelolaan e-journal-nya. Keputusan mengenai publikasi ilmiah ini sebenarnya bukan untuk kepentingan Kemendikbud saja, tetapi untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Dan UNP yang punya cita-cita untuk memajukan pendidikan di Indonesia dan menjadi world class university jangan sampai mengabaikan hal itu. UNP harus membenahi pengelolaan publikasi ilmiahnya, khususnya e-journal. Jangan sampai penelitian yang dilakukan oleh dosen hanya dijadikan sebatas syarat kenaikan pangkat saja. Atau penelitian mahasiswa, jangan sampai dijadikan sebatas syarat kelulusan saja. Harus ada tindak lanjutnya, yaitu dalam bentuk publikasi ilmiah secara online. Sebab, segala sesuatu diadakan karena ada tujuannya. Oleh sebab itu kita harus mengembalikan kebijakan tentang e-journal ini sesuai prosedur dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengelolaan E-Journal UNP Pentingnya jurnal belum dapat dirasakan jika publikasi dan kebaruannya masih kurang. Pasalnya, masih banyak mahasiswa yang belum mengetahui tentang keberadaan e-journal UNP ini. Padahal e-journal sangat membantu dalam pencarian referensi mahasiswa dalam proses belajar. Apalagi jurnal adalah salah satu syarat didapatkannya pengakuan untuk suatu lembaga. Kendalanya terletak pada sosialisasi yang masih minim. Begitu pun dengan kurang terstrukturnya situs e-journal ini. Alangkah baiknya, situs ini dikelola dan disosialisasikan lagi.
Rahmi Arfina (Mahasiswa Pendidikan Kimia TM 2012)
Sebenarnya, selain jurnal universitas, Universitas yang baik adalah universitas yang dapat melahirkan karya- fakultas, jurusan maupun prodi, UNP pun karya ilmiah yang terakreditasi. Karya- mempunyai sebuah organisasi mahasiswa yang karya ilmiah yang dapat dikonsumsi menaungi masalah jurnal ini. Jadi, orang banyak sebagai referensi sudah semestinya mahasiswa medalam pembuatan karya lainnya. manfaatkan fasilitas tersebut. Sehingga UNP menghasilkan jurNah, karya-karya tersebut akan nal yang bagus dengan berbagai dibukukan sehingga menjadi macam karya mahasiswa di dajurnal nantinya. Jurnal akan lebih lamnya. Begitu pun dengan e-jourterasa lagi manfaatnya jika nal yang bukan hanya sekadar situs dipublikasikan malalui e-journal. Dengan adanya e-journal, semakin jurnal. Sinta Purnama Dewi memudahkan mahasiswa untuk mencari (Koordinator Humas PPIPM UNP) referensi-referensi yang dibutuhkannya.
Jurnal bagi sebuah perguruan tinggi merupakan salah satu yang terpenting. Tak terkecuali dengan Universitas Negeri Padang (UNP). Jurnal merupakan salah satu media yang digunakan untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah dan bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan jawaban-jawaban ilmiah untuk proses akademiknya. Tidak hanya jurnal penelitian mahasiswa, tetapi juga jurnal penelitian dosen. Agar lebih bermanfaat lagi, jurnal ini harus dipublikasikan lewat e-journal. Di UNP sendiri memang sudah tersedia alamat e-journal yang menghimpun semua jurnal-jurnal yang ada di UNP, baik itu jurnal prodi,
jurusan, fakultas maupun universitas. Artikel jurnal harus berisikan 60% tulisan dari dalam universitas dan 40% tulisan dari universitas lain. Semakin bervariasi jurnal tersebut, semakin bagus. Namun sangat disayangkan, pengeRino, S.Pd., M.Pd., M.M. (Sekretaris Program Studi Pendidikan Ekonomi)
lolaan e-journal ini belum begitu serius dilakukan di UNP. Memang, sudah ada beberapa jurnal yang dijadikan e-journal, namun ada juga yang tidak. Nah, sudah saatnya jurnal dan e-journal tersebut dikelola dengan serius lagi oleh UNP, sehingga dapat terakreditasi bahkan terindeks dalam kancah internasional. Untuk mewujudkan ini, tentunya tenaga yang difungsikan itu harus memiliki komitmen yang tinggi.
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
8
Jika Anda mengalami masalah kesehatan, silakan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik ini ke e-mail Ganto, redaksiganto@gmail.com atau Gedung PKM UNP Ruang G65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.
Diasuh oleh: dr. Pudia M. Indika
Sering Mengantuk Saya sering mengantuk saat mengikuti pembelajaran. Padahal jam tidur saya tidak kurang. Apa yang menyebabkan hal ini? Apa yang harus saya lakukan untuk mengatasinya? Windi Afriani Mahasiswa UNP
Assalammualaikum Wr.Wb. Salam Sehat, Hipersomnia adalah gejala gangguan tidur yang membuat seseorang mengalami rasa kantuk berlebihan, meskipun sudah tidur dengan waktu yang cukup. Hipersomnia (hypersomnia) primer merupakan rasa kantuk yang berlebihan sepanjang hari yang berlangsung sampai sebulan atau lebih. Rasa kantuk yang berlebihan (terkadang disebut sebagai mabuk tidur) dapat berbentuk kesulitan untuk bangun setelah periode tidur yang panjang (biasanya 8 sampai 12 jam tidur), atau mungkin ada pola episode tidur siang, muncul setiap hari, dalam bentuk tidur siang yang diharapkan atau tidak diharapkan. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk membantu menghindari hipersomnia: 1. Tidur berkualitas, adalah bagaimana seseorang mampu membuat gelombang otak masuk ke dalam fase tidur lelap. Idealnya waktu tidur untuk dewasa adalah 8-9 jam dan untuk remaja 9 jam. 2. Menjauhkan pengganggu tidur, seperti televisi, video games, dan laptop atau komputer dari kamar. 3. Membuat jam tidur yang teratur. Menurut Barry Krakow, MD “Konsisten bangun di waktu yang sama selama seminggu atau sampai sebulan, maka tubuh akan mengikuti ritme tersebut.” Ritme ini yang nantinya akan membentuk sirkardian atau jam biologis tubuh sehingga akan mengantuk lebih cepat, tetapi tetap bangun di jam yang sama. 4. Memajukan jam tidur. Cobalah majukan jam tidur 15 menit lebih cepat selama 4 malam berturut-turut. Setelah ini berhasil, buat jadwal tidur kita 1 jam lebih cepat dari biasanya. 5. Makan dengan teratur. Memundurkan makan siang menjadi lebih sore akan membuat makan malam mundur sampai mendekati waktu tidur. Pasokan energi mendekati waktu tidur justru membuat kita bersemangat melakukan banyak hal sehingga akan sulit untuk tidur. 6. Melakukan olahraga. Melakukan aktivitas bakar lemak seperti aerobik setiap hari, minimal 30 menit. akan membuat tubuh kita lebih cepat terlelap. Tetapi hindarilah berolahraga 3 jam sebelum tidur, sebab adrenalin yang terpacu justru akan menjauhkan kita dari rasa kantuk. 7. Naiklah ke atas tempat tidur jika benar-benar sudah mengantuk. 8. Temuilah pakar kesehatan tidur. Jika 7 langkah di atas masih belum juga berhasil sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter kesehatan tidur. Sebab hipersomnia juga bisa merujuk pada gangguan tidur seperti narkolepsi atau sleep apnea. Penyebab yang membuat seseorang selalu mengantuk sepanjang hari antara lain: anemia (kurang darah), hipotiroid (menurunnya produksi hormon tiroid), diabetes, dehidrasi, depresi, penyakit jantung, dan sindrom kelelahan kronis. Untuk mengetahui penyakit tersebut konsultasikan dengan dokter Anda. (berbagai sumber)
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
Pendapat: Kebablasan dalam Modernisasi “Opini menyebabkan begitu banyak masalah di bumi ini daripada wabah atau gempa bumi. Dengan memperuncing perbedaan pendapat, hal tersebut bisa mendatangkan bencana.” — Voltaire Bahasa punya rasa. Rasa bagi para pemilik telinga. Hingga akhirnya rasa akan berwujud dalam bentuk respon bernilai etika atau tidak beretika. Perwujudan respon yang beretika atau tidak, berawal dari stimulus yang diberikan telah bernilai atau tidak bernilai sama sekali. Dalam hal ini, asal muasalnya adalah bahasa. Bahasa yang diungkapkan melalui mulut yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia. Anugerah Tuhan yang satu ini sepertinya memang harus dijaga baik dengan logika dan tata krama. Jika kedua hal ini tidak ada, maka output dari mulut akan sia-sia bahkan tidak berguna. Maka tidak salah pepatah mengatakan mulutmu harimaumu. Sebuah objek yang disebut bahasa, tidak akan jauh dari suatu kegiatan yang bernama “bicara”. Bicara adalah hak asasi setiap manusia. Melirik modernisasi zaman yang semakin canggih dan berkembang saat sekarang, setiap orang telah memiliki kebebasan dalam berbicara untuk mengemukakan ide serta pendapat tanpa tekanan dari siapapun karena hal tersebut merupakan bentuk usaha kreatif dalam mengelola pikiran. Namun, apakah kebebasan berpendapat pantas melenggang tanpa kontrol dan etika? Etika dalam berpendapat muncul bak harmonisasi. Keterkaitannya seperti melodi dalam sebuah lagu. Tanpa etika, sebuah pendapat akan terasa keras, bising, dan tidak menenteramkan. Sehingga hanya akan menghasilkan pendapat yang kebablasan bahkan bisa saja menjadi bumerang bagi si pemiliknya. Seperti kasus yang menimpa seorang warga Ciracas, Jakarta Timur dengan inisial nama MA. MA ditahan di markas besar kepolisian Republik Indonesia atas tuduhan penghinaan yang telah dilakukan terhadap presiden terpilih Ir. Jokowi Widodo beberapa waktu lalu. Setelah ditelusuri lebih lanjut, MA yang berprofesi sebagai tukang tusuk sate ini, hanya terjebak dengan situasi politik yang panas saat pemilihan presiden Juli lalu, sehingga menyebabkannya memuat beberapa gambar yang mengandung unsur SARA dan penghinaan. Singkat cerita, akhirnya MA dijerat pasal berlapis, yaitu pasal pencemaran nama baik dalam undang-undang ITE dan UU pornografi dengan ancaman hukuman 10 tahun dipenjara. Kasus kebablasan berpendapat juga dialami Florence, Mahasiswa Pasacasarjana (S2) Universitas Gajah Mada. Florence yang kesal terhadap pelayanan sebuah SPBU di Yogyakarta menghina kota para sultan itu dengan kicauannya di media sosial. Akibat kicauannya itu, masyarakat Yogyakarta pun marah dan memperkarakannya. Florence pun nyaris dipenjarakan, sebelum akhirnya ia dimaafkan karena telah mengaku menyesal dan berjanji untuk tidak mengulangi perbuatannya. Dua kasus tersebut hanyalah sebagian kecil dari kasus serupa yang tidak sempat diekspos media. Dari kasus di atas, tersirat sebuah pelajaran, bahwasanya sebuah etika dalam berpendapat telah digerogoti oleh asas yang bernama kebebasan. Kebebasan yang telah merongrong dan membabi buta.
Hal ini jelas mengancam sistem demokrasi Indonesia yang telah menjamin kebebasan dalam berpendapat. Sebuah etika dalam berpendapat secara eksplisit mampu membuat saran serta pendapat seseorang lebih berisi dan terkesan harmonis dengan Wahida Nia Elfiza lingkungan sosial. Sehingga jelas tidak Jurusan: Pendidikan Kimia akan menimbulkan UNP TM 2011 dampak negatif baFacebook: Wahida Nia Motto Hidup: The Law of gi siapapun. Attraction Etika memang terlalu luas dan panjang untuk dibicarakan. Sedangkan, setiap tempat atau wilayah punya kriteria etika yang berbedabeda dalam berpendapat. Namun, jika dirasakan perlakuan yang dianggap baik oleh hati nurani seseorang, mungkin tidak akan jauh berbeda dengan anggapan lingkungan luarnya, karena sejatinya hati nurani tidak pernah berbohong. Dalam berpendapat, etika seperti penggunaan bahasa yang baik, sopan, dan santun merupakan salah satu komponen yang tidak bisa dilupakan, karena tiga kriteria bahasa tersebut akan menuai sebuah respon dan dampak dari pendapat yang diungkapkan. Selain penggunaan bahasa, sikap menghargai dan simpati terhadap pendapat orang lain juga tidak kalah pentingnya. Sebab, seorang manusia punya hak untuk dihargai tanpa terkecuali, meskipun pendapat yang disampaikan belum memenuhi kriteria yang seharusnya, namun menolak pendapat tersebut seharusnya tetap dalam koridor cara yang bermatabat sehingga kesan menghargai masih membayang dalam lalu lintas argumentasi. Yang terakhir, hendaknya pendapat yang disampaikan tetap berpedoman pada norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Karena sebuah norma merupakan akar keteraturan dalam tubuh masyarakat itu sendiri. Sebuah norma akan melindungi masyarakatnya dari hal-hal buruk yang akan terjadi dalam ruang sosial. Sehingga norma dianggap penting dalam beraktivitas termasuk berpendapat. Pada intinya etika dalam berpendapat tidak boleh terkikis dan menipis. Etika harus tetap ada dan tumbuh walaupun roda modernisasi terus bergulir. Sehingga akan tetap lahir dan tercipta generasi kritis, bebas, dan bertanggung jawab dalam berpendapat. Permohonan Maaf Redaksi SKK Ganto menyampaikan permohonan maaf kepada Bapak Mestika Zed, Kepala PKSBE FIS, karena telah mengubah esai Obituari Ady Rosa yang dimuat pada SKK Ganto edisi 182 halaman 8 menjadi sebuah artikel bebas tanpa sepengetahuannya. Redaksi SKK Ganto mengakui kesalahan tersebut dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
9
Internet: Tantangan Guru Masa Kini Pendidikan dan internet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan di era globalisasi ini. Baik guru maupun siswa keduanya tidak mempunyai batasan dalam menggunakan internet. Namun, masalahnya sekarang adalah apakah guru bisa menggunakan internet dengan benar? Pertanyaan ini dilontarkan karena pada umumnya pengguna internet di Indonesia adalah demografi yang lahir setelah 1990. Mereka tumbuh dan dibesarkan oleh komputer, televisi, radio, gadget canggih dengan berbagai macam merek, dan internet. Kelompok ini adalah generasi yang tumbuh ketika teknologi informasi sudah mengakar dan menjadi kebutuhan sehari-hari. Mereka disebut digital native, penduduk asli era digital. Berbeda dengan guru yang pada umumnya lahir tahun 70 dan 80-an. Pada masa itu teknologi informasi tidak terlalu dominan. Kebanyakan dari para guru adalah mereka yang mulai memanfaatkan teknologi setelah agak dewasa atau digital immigrant. Perbedaan antara guru dan siswa ini memisahkan kedua generasi di antara jurang digital. Perbedaan tersebut menyebabkan guru tidak lagi menjadi satu-satunya orang yang paling tahu dengan berbagai informasi yang sedang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat. Guru bukan lagi orang yang lebih pandai dari siswanya. Sehingga bisa saja apa yang ditanyakan oleh siswa mengenai persoalan atau isu yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan, terkait dengan pembelajaran di sekolah tidak mampu dijawab oleh guru. Selain itu, tantangan terbesar guru pada masa kini adalah mempersiapkan siswanya untuk mampu menghadapi tantangan masa depan yang lebih berat dan berbagai per-
soalan yang terus menerus berkembang. Di sini guru dituntut untuk senantiasa melakukan peningkatan dan penyesuaian kemampuan profesionalnya. Untuk menjawab tantangan tersebut caranya adalah menyelaraskan kearifan dan keterampilan para guru dengan teknologi yang lazim digunakan oleh siswanya. Dengan kemampuan seorang guru menggunakan dan memanfaatkan teknologi, seperti internet akan mempermudah guru dalam menjawab berbagai pertanyaan
Grafis: Hari Jimi Akbar
siswa terkait dengan isu-isu yang sedang berkembang. Internet dapat mempermudah para guru dalam memperkaya materi pembelajaran di sekolah. Di kelas, guru tidak lagi dituntut untuk mengajar menggunakan papan tulis dan spidol seperti biasanya. Tetapi, sekarang guru bisa menggunakan media, seperti laptop untuk menampilkan gambar atau video yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang diunduh guru di internet.
Melalui teknologi informasi seperti internet itulah guru dapat membagi informasi dengan mudah dan cepat kepada peserta didiknya. Internet menyediakan banyak situs yang dapat dijadikan sumber informasi atau sumber belajar, seperti wikipedia.com, blogspot.com, wordpress.com dan situssitus lainnya yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk berbagi informasi. Berdasarkan hasil riset Lembaga Riset Nielsen, wikipedia.com telah dikunjungi oleh 62.097 juta pengunjung per bulan, blogspot.com dikunjungi 45.712 juta pengunjung per bulan, dan wordpress.com dikunjungi 20.357 juta pengunjung per bulan. Hal ini menunjukkan tingginya animo masyarakat dalam menggunakan internet. Tingginya angka pengguna internet telah membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan, seperti meningkatnya prestasi peserta didik dan efisiensi waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan rumah. Namun, internet tidak hanya digunakan untuk memperluas pengetahuan, memperkaya sumber belajar, dan berbagi ilmu, tetapi juga untuk hal-hal negatif, seperti mengakses pornografi. Oleh sebab itu, dibutuhkan bimbingan dan pengawasan dari para guru untuk mengawasi siswanya dalam menggunakan internet. Guru harus memperkenalkan penggunaan internet yang aman kepada siswa mulai dari Sekolah Dasar agar mereka terhindar dari pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh internet. Oleh sebab itu, peran guru sebagai tenaga pendidik sangat penting dalam dunia pendidikan. Menurut UU No. 20 Pasal 39 ayat 2 peran seorang pengajar atau pen-
Rika Pertiwi Tanggal Lahir: 21 Januari 1994 Jurusan: Teknik Elektronika Twitter: @1rikapertiwi Blog: rikapertiwi1994.blogspot.com
didik selain mentransformasikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada anak didik juga bertugas melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Guru merupakan teladan dan penyemangat siswa dalam belajar. Kasih sayang dan perhatian yang diberikan guru akan menjadikan siswa menjadi manusia yang berakhlak mulia. Pengetahuan yang didapatkan melalui internet menjadikan siswa manusia yang berkualitas. Sehingga guru dan internet adalah dua hal yang tidak dapat terpisahkan dalam mencapai visi dan misi pendidikan nasional, yaitu memberdayakan semua warga negara Indonesia. Sehingga berkembang menjadi manusia yang berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.
Jika Anda mengalami masalah Psikologi, silahkan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik ini ke email Ganto, redaksiganto@gmail.com atau Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.
Kehilangan Motivasi Saya mengalami penurunan semangat yang cukup drastis. Awalnya kepercayaan diri saya cukup tinggi untuk mengikuti perkuliahan. Namun akhirakhir ini semangat saya drop, sehingga kini saya bertingkah seperti tidak biasanya. Apalagi semenjak saya drop akhir semester dua lalu, padahal kondisi fisik saya sekarang sedang baik-baik saja. Kenapa saya kehilangan motivasi? Kemudian apa sebaiknya yang saya lakukan agar semangat saya kembali lagi? Terimakasih. Sabrina Khairissa Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris TM 2012
Saudara Sabrina, kondisi yang Saudara alami ini biasa disebut dengan demotivasi. Demotivasi adalah sebuah perasaan lelah, ingin menyerah, ingin berhenti, yang bisa mengeliminasi semua
motivasi, semangat, gairah, dan passion kamu. Demotivasi ini bisa muncul kapan saja dan kepada siapa saja. Seperti kata Dimas Aryo, seorang Dosen Psikologi Unair, “Demotivasi muncul apabila seseorang merasa stres karena tidak ingin dan tidak mampu melakukan sesuatu.” Dalam kondisi demotivasi ini, akan banyak statementstatement negatif muncul, misalnya: “Saya tidak bersemangat”, “Waktu saya sangat sempit untuk mengerjakan semua ini”, “Saya tahu harus mengerjakan ini itu, tetapi saya malas melakukannya”, dan berbagai macam statemen negatif lainnya. Langkah yang harus dilakukan jika mengalami demotivasi ini adalah mencari tahu penyebabnya. Setelah tahu penyebabnya, maka akan lebih mudah dalam menemukan solusinya. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami demotivasi. 1. Terlalu Perfeksionis Perlu disadari, manusia tidak selalu
bisa mendapatkan hasil yang sempurna. Yang bisa dilakukan adalah berproses dengan sebaik-baiknya. Ukurlah diri sendiri dan tentukan standar pencapaian secara realistis sesuai dengan kemampuan. 2. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain Membandingkan diri dengan orang lain adalah penyebab yang sering menimbulkan demotivasi. Berhentilah melihat orang lain karena setiap orang memiliki pencapaian dan prioritas yang berbeda-beda. Tetaplah menjadi diri sendiri dan temukan jalan kesuksesan sendiri. 3. Merasa rendah diri Tidak sedikit orang yang merasa rendah diri karena kesalahan masa lalunya. Hal ini tidak baik karena jika seseorang memandang buruk dirinya sendiri, maka orang lain juga akan berpandangan demikian. Hargailah diri sendiri dan fokuslah pada target yang dibuat. 4. Melakukan banyak hal secara ber-
samaan Saat sedang bersemangat, terkadang banyak ide-ide dan rencana-rencana spektakuler yang bermunculan. Namun, hal ini kadang justru membuat seseorang terjebak dan kesulitan dalam menentukan apa yang akan dilakukan sehingga berujung dengan demotivasi. Jika punya banyak rencana, aturlah dengan sebaik mungkin. Bila semua rencana teratur semangat seseorang akan tetap terjaga sehingga tetap termotivasi. 5. Terjebak di zona aman Ketika seseorang berada di zona aman, maka ia tidak ingin beranjak dari sana. Hal ini sangat berbahaya karena zona aman akan membuat seseorang tidak bertumbuh menjadi lebih baik. Keluarlah dari zona aman, mari berpetualang. Mari berlomba mengubah energi negatif menjadi positif untuk mengantarkan diri menjemput impian masingmasing. (dari berbagai sumber)
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
Feature
10
Mengenang Tjong A Fie Selalu ada cerita ataupun buktibukti fisik yang ditinggalkan oleh orang-orang besar pada masanya. Hukum itu tetap berlaku sampai kapanpun.
Oleh Khadijah Ramadhanti
iang itu cerah untuk menikmati Kota Tua, Medan. Suasana hiruk pikuk Kota Tua tak menyurutkan langkah terus berjalan kaki di tanah Deli dan berpacu dengan kendaraan lainnya yang berlalu lalang. Sesuai namanya, di kawasan ini terdapat banyak bangunan tua yang berdiri kokoh memamerkan pesona. Salah satunya adalah rumah Tjong A Fie. Rumah ini terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kesawan, Sumatra Utara. Rumah yang berusia 119 tahun ini diberi nama Tjong A Fie, untuk mengenang orang terkaya pertama di Sumatra yang bernama Tjong Fung Nam atau yang lebih dikenal dengan Tjong A Fie. Memasuki gerbang rumah Tjong A Fie terlihat halaman dengan lingkaran taman yang penuh bunga. Dari depan terlihat kemegahan bangunan akbar yang berdesain seperti klenteng. Pemandu wisata di rumah Tjong A Fie, Wawan, mengatakan bahwa rumah ini dibangun pada 1895 dengan menggunakan tiga desain bangunan, yaitu Eropa, Cina, dan Melayu. Rumah yang terdiri dari dua lantai, 24 kamar, dan 17 ruangan ini selesai pada 1900. Mempunyai tiga
S
ruang tamu, di antaranya: ruang tamu untuk kunjungan Sultan Deli yang didesain dengan menggunakan desain Melayu, ruang tamu untuk umum, dan ruang penghormatan. Di ruang penghormatan ini pengunjung dilarang untuk mengambil gambar, karena itu merupakan tempat suci bagi agamanya. “Pada Januari sampai Juni 2014 kemarin, rumah ini selesai direnovasi dengan dana dari Amerika,” ungkap Wawan, Senin (20/10). Rumah ini memiliki nilai sejarah, seperti yang dikatakan Wawan, bahwa di sini terpajang tongkat penghargaan dari Tapanuli Selatan dan surat penghargaan dari Gubernur HindiaBelanda. Tongkat penghargaan itu diberikan langsung oleh Raja Tapanuli Selatan kepada Tjong A Fie karena telah memberikan bantuan untuk Rumah Tjong A Fie: Pemandu Wisata Rumah Tjong A Fie tengah memperkenalkan dan menjelaskan membangun masjid. barang-barang yang ada di rumah tersebut, Senin (20/10). f/Doc. Tidak hanya itu, di ruang makan terpajang satu foto berukuran besar. Foto kamar ini terdapat koper pertama Tjong mewahan barang-barang yang ada, rumah itu adalah foto makan bersama Tjong A A Fie yang terbuat dari tembaga yang ini menjadi saksi bahwa pemiliknya pernah Fie dengan Presiden Soekarno dan Sultan dibawa dari Tiongkok. Timbangan badan berkuasa di masanya. Selain itu, juga terdapat benda-benda Deli yang merupakan pendiri Istana Mai- tahun 1970, satu buah patung yang diukir mun saat perayaan Imlek. Di langit-langit tahun 1975, dan meja kerja yang dulunya unik lainnya, seperti patung, lampu hias, ruang makan terdapat lukisan tangan de- digunakan oleh Tjong A Fie. Di kamar ini telepon rumah yang sudah tua, dan silsilah ngan bahan pewarna lukisan terbuat dari pengunjung diperbolehkan berfoto dengan keluarga Tjong A Fie hingga generasi terabahan organik, yaitu getah pepohonan dan syarat tidak menggunakan lampu flash. khirnya. Di rumah ini juga terdapat foto getah buah-buahan, lukisan itu masih asli “Karena satu bidikan flash dapat mengu- Tjong A Fie yang mengenakan baju keberangi keaslian warna benda-benda berseja- sarannya. Foto yang sudah puluhan tahun dan belum pernah dicat ulang. terpajang ini turut menjadi sejarah. BagaiDi kamarnya juga terdapat benda-benda rah ini,” ujar Wawan. Rumah ini menyimpan banyak sejarah mana rumah ini menjadi saksi kehidupan bersejarah lainnya. Seperti, satu set lemari dengan tempat tidur yang dibawa dari yang pernah dilalui Tjong A Fie. Rumah pemiliknya dulu. Sehingga rumah yang Eropa dan baju Tjong A Fie bersama istri. ini mengantarkan sang pemilik ke puncak seluruh jendelanya bercat hijau dipadu Ada lagi dua buah lemari yang khusus kejayaan untuk mengelola 17 perkebunan. dengan warna kuning ini menjadi salah dibawa dari Jerman dan Belanda. Di lantai Dengan kemegahan, kebesaran, dan ke- satu objek wisata terkenal di Sumatra Utara.
Bersahabat dengan Reptil Reptil juga makluk ciptaan Tuhan, sama halnya dengan manusia. Mereka tidak akan menganggu jika keberadaannya tidak diusik.
Oleh Kurniati Rahmadani
Setiap hari Minggu, Soegito Ari Wijaya bersama teman-teman satu komunitasnya membersihkan kandang hewan-hewan peliharaan mereka. Bau tak sedap yang menyeruak ketika hewan itu dikeluarkan dari kandang, tidak menyurutkan niat mereka untuk terus bekerja. Rasa takut dengan hewan-hewan yang cukup berbahaya itu juga tak tampak dari sikap mereka. Maklum saja, hewan yang mereka pelihara bukanlah hewan jinak yang lazim dipelihara kebanyakan orang. Mereka adalah orang-orang yang mencintai reptil dan tergabung dalam sebuah organisasi bernama Green Reptile Community (GRC). GRC berawal dari organisasi Mahasiswa Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup yang bergerak dalam konservasi alam, dan salah satunya juga konservasi hewan. Bermula dari kesamaan hobi dan kecintaan terhadap reptil, mereka memutuskan membuat suatu komunitas pencinta reptil. Sehingga, pada pukul 21.30 WIB tanggal 10 November 2012, bertempat di pelataran gedung Institut
Gathering: GRC tengah melakukan gathering di salah satu universitas di Kota Padang, Minggu 6). f/Doc.
Teknologi Padang, mereka mendirikan sebuah organisasi pencinta reptil bernama Green Reptile Community. Ketua umum pertama komunitas ini adalah (alm) Ridho Illahi. Setelah kepergian Ridho jabatan ketua umum pun diambil alih oleh Soegito Ari Wijaya. Saat ini, GRC telah memelihara 25 jenis ular, 1 ekor iguana, 3 ekor kurakura, dan beberapa ekor hewan lainnya.
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
Hewan yang mereka pelihara pada umumnya adalah hewan khas Sumatra. Meski demikian, ada pula beberapa ekor yang berasal dari luar Sumatra. Menurut Ari, GRC tidak memelihara hewan yang langka. Bila menemukan hewan langka, hewan tersebut akan dilepas lagi ke alam. “GRC tetap peduli dengan hewan langka yang butuh habitat alami untuk tetap bertahan,” jelasnya, Selasa (4/11).
Dalam kesehariannya, GRC melakukan banyak hal seperti sosialisasi hewan-hewan yang mereka pelihara, penyuluhan cara penanganan reptil; jenis ular yang berbisa dan tidak, cara menangani ular, dan pengobatan pertama gigitan ular berdasarkan gejala yang dialami pasien. Selain itu GRC juga memberikan pengetahuan tentang ular-ular dari seluruh dunia beserta keunikannya ke sekolah-sekolah, kampus, dan juga masyarakat umum. Lebih lanjut, Ari menjelaskan bahwa keberadaan GRC sendiri juga sangat diapresiasi masyarakat. Bila ada ular yang masuk ke kawasan rumah penduduk sekitar, maka GRC diminta untuk menanganinya. “Masyarakat menerima kehadiran kami karena GRC sediri juga dapat membantu,” ujarnya. (1/ Apapun yang dilakukan GRC tidak terlepas dari kecintaan mereka terhadap reptil. GRC menjadikan hubungan antara manusia dan reptil tidak menakutkan seperti yang selama ini dipikirkan, serta dapat menjadikan manusia dan reptil hidup berdampingan. GRC mengajarkan bahwa reptil bisa bersahabat dengan manusia. Reptil juga makluk hidup ciptaan Tuhan, sama halnya dengan manusia. Dan mereka tidak akan menganggu jika keberadaannya tidak diusik.
11
Realisasi Pemugaran Kota Tua Padang Di tengah berlomba-lombanya pembangunan kota modern, masih ada Kota Tua dengan bangunanbangunan berumur ratusan tahun yang berdiri kokoh.
Oleh Juliana Murti dan Hari Jimi Akbar
wan beriringan menemani langit sore kala itu. Matahari kembali ke peraduannya, menandakan senja akan datang. Namun, datangnya senja tidak menghalangi aktivitas warga sekitar. Warga masih sibuk dengan kegiatannya masingmasing. Ada yang sekadar jalan-jalan sore, duduk-duduk di warung kopi, dan ada pula yang masih bekerja untuk menyambung hidup. Berjarak 3 km dari pusat Kota Padang, terdapat sebuah kawasan yang memiliki bangunan-bangunan tua peninggalan kolonial Belanda, kawasan ini dinamakan Kota Tua. Kota Tua merupakan gabungan daerah pelabuhan tua Sungai Batang Arau, Gunung Padang dengan kuburan Cinanya, dan sebuah klenteng tua berusia lebih dari 200 tahun sampai bangunan-bangunan tua yang berjejer di Kelurahan Pasa Gadang yang masih dihuni oleh penduduk sekitar. Bangunan di Kota Tua ini merupakan warisan budaya dengan keanekaragaman arsitektur dan nilai sejarah yang melekat di dalamnya. Untuk melestarikan Kota Tua, sempat terdengar rencana pemugaran
A
yang sudah dicanangkan oleh Gubernur Sumatra Barat, Gamawan Fauzi pada Februari 2009 lalu. Kota Tua ini akan dijadikan salah satu objek wisata Kota Padang. Ketua RT 03/RW 04 Kelurahan Kampung Pondok, Warimal (60), mempertanyakan realisasi pemugaran ini. Menurutnya, pemugaran sampai sekarang baru sekadar rencana. Sambil menunjuk bangunan tua yang berada tepat di depan rumahnya, ia mengurai cerita tentang bangunan cagar budaya yang sempat akan dipugar tetapi ditangguhkan karena terkendala dana. “Jangan terkesan hanya gembar-gembor saja,” tuturnya. Hal serupa juga diungkapkan oleh Suhardi Nasib, salah seorang warga di Pelabuhan Sungai Batang Arau. “Jangan sampai rencana hanya tinggal rencana,” katanya. Tetapi, Suhardi pun tidak memungkiri bahwa sudah ada bangunan Telah Dipugar: Bank Indonesia lama merupakan bangunan tua yang telah berhasil dipugar di yang dipugar, salah satunya yaitu Kan- kawasan Kota Tua Padang, Minggu (9/11). f/Jimi* tor Kesahbandaraan Laut, peninggalan kolonial Belanda yang sekarang berubah rumah makan atau kantor,” jelasnya. diemban oleh Departemen Pendidikan, fungsi menjadi rumah makan. Pemugaran ini merupakan agenda Pe- Direktur Jenderal Kebudayaan dan Menanggapi realisasi pemugaran ini, merintah Kota Padang yang berkolaborasi Kepemuseuman. Deddi Ajir, S.E. selaku Kepala Bidang Seni dengan pemerintah tingkat nasional dan Hidupnya Kota Tua ini, tidak terlepas dan Budaya, Dinas Kebudayaan dan Pari- internasional. Salah satunya yaitu National dari beberapa bangunan yang telah berhasil wisata Kota Padang memberikan penjelasan Research Institute for Cultural Propertiesy dipugar. Bangunan tersebut adalah Masjid mengenai pemugaran ini. Deddi menga- yang merupakan badan riset dari Tokyo. Gantiang, masjid tertua di Kota Padang takan pemugaran Kota Tua dilaksanakan Badan ini yang akan melaksanakan re- yang berada di Kelurahan Gantiang Selatan secara bertahap dengan tetap memperta- konstruksi warisan budaya Kota Padang Kecamatan Padang Timur dan gedung Bank hankan arsitektur awal bangunannya. “Mes- yang terkena dampak bencana gempa 30 Indonesia di Jalan Pelabuhan Sungai Batang ki demikian, bangunan-bangunan tersebut September 2009 lalu. Pertanggungjawaban Arau. Sedangkan Klenteng adalah target boleh berubah fungsi menjadi restoran, dalam pemugaran dan pemeliharaan juga pemugaran selanjutnya.
LPC untuk Pantai Padang Pariwisata adalah potensi daerah yang harus dijaga. Untuk mempertahankan pariwisata pantainya, Pemerintah Kota (Pemko) Padang membangun Lapau Panjang Cimpago (LPC). Karena, Pantai Padang merupakan salah satu destinasi wisata di Sumatra Barat.
Oleh Wici Elvinda Rahmaddina
ekitar enam bulan lalu di bawah pro gram kerja Wali Kota Padang, H. Mahyeldi Ansharullah, S.P. dan wakilnya Ir. H. Emzalmi, M.Si., dilakukan pembersihan Pantai Purus Padang. Pembersihan dilakukan secara gabungan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), angkatan laut, polisi militer, pemadam kebakaran, kantor camat, kelurahan, dan dinas terkait dengan membongkar paksa tenda ceper yang berdiri di sepanjang bibir pantai. Tenda ceper adalah kedai yang menyediakan jasa berupa payung yang sengaja direndahkan, dan kerap kali digunakan muda-mudi sebagai tempat melakukan perbuatan yang melanggar norma agama dan susila. Meski sempat terjadi pemberontakan, bibir pantai sekarang sudah mulai tampak
S
Taman Muaro Lasak: Tepat di lokasi Taman Muaro Lasak, Pemerintah Kota Padang tengah membangun Lapau Panjang Cimpago (LPC) yang diperuntukkan bagi pedagang di sepanjang Pantai Puruih Padang (17/11). f/Rahmi*
bersih. Untuk mengatasi terjadinya pemberontakan kembali, Pemko Padang telah mengantisipasi dengan mengawasi Pantai Padang setiap hari. Pengawasan tersebut dilakukan oleh Satpol PP, polisi, dan tentara mulai pukul 17.00 WIB hingga pagi. Berdasarkan data yang didapat dari kantor camat dan dinas pariwisata, terdapat 101 unit kedai di sepanjang bibir Pantai Padang. Dari 101 kedai, 19 di antaranya tidak memiliki surat izin kepemilikan.
Kedai yang tidak punya surat izin inilah tenda ceper yang telah dibersihkan tersebut. Yanto Farel (47), seorang pedagang yang sudah empat tahun berdagang di bibir pantai ini mengatakan pemerintah sudah cukup perhatian terhadap pedagang. “Kami di sini aman-aman saja berjualan, asalkan pedagang mengelola usahanya dengan cara yang benar,” ungkapnya, Sabtu (11/10). Serupa dengan Yanto, Yanti Haruani (44) juga mengungkapkan kekesalannya
dengan ulah pedagang yang tidak mengindahkan peraturan. Tetapi, ia berharap Pemko Padang masih memberi izin untuk berdagang seandainya pedagang tersebut mau berubah. “Kasihan, mereka juga butuh mata pencaharian untuk bertahan hidup,” tuturnya. Terkait hal ini, Kepala Bidang Seni dan Budaya Kota Padang, Deddi Ajir, S.E. menjelaskan bahwa menjaga ketertiban, keamanan, dan kebersihan pantai tersebut adalah tugas dari Pemko Padang. Jadi pembersihan ini sudah seharusnya dilakukan. Sebagai salah satu solusinya, saat ini tengah dibangun Lapau Panjang Cimpago (LPC) sebanyak 5 blok, kira-kira berisi 115 petak, di Muaro Lasak, Danau Cimpago, dan Purus Padang. Deddi mengatakan bahwa pedagang yang berjualan di sepanjang Pantai Padang nantinya akan dipindahkan ke sana. “Pantai Padang akan dibersihkan secara keseluruhan, tidak hanya tenda ceper,” ujarnya, Rabu (5/11). Pengerjaan LPC ini terhitung sejak enam bulan yang lalu, sejak pembongkaran tenda tenda ceper. Diperkirakan LPC akan siap enam bulan ke depan. “Ketika melakukan suatu tindakan, pemerintah tentunya memiliki jalan keluarnya,” ungkapnya. Ia berharap dengan adanya LPC ini dapat menarik kepedulian mahasiswa untuk memajukan wisata keluarga yang berbudaya di Kota Padang.
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
Fokus
12
Pantai Gajah: Destinasi Alternatif di Sore Hari
Bermain Pasir: Tiga anak laki-laki sedang asyik bermain pasir di tepian Pantai Gajah, Sabtu (15/11). Lubang yang telah digali sebelumnya diisi dengan air yang langsung mereka angkut dari laut menggunakan kantong plastik. f/Rahmi*
Ketika matahari mulai tenggelam di ufuk Barat, gelembung-gelembung membuncah dan menyapu bibir pantai. Ombak tak lelah menepi dan mengikis pasir-pasir di atasnya. Sementara buih-buih bagaikan peredam dari amukannya. Pantai, sebuah tempat yang mejanjikan keceriaan dan panorama yang menenangkan jiwa. Begitu pula dengan pantai yang satu ini. Orang-orang manamakannya Pantai Gajah karena terhampar di sepanjang Jl. Gajah, Kelurahan Air Tawar Barat, Kota Padang. Pantai ini menjadi tujuan strategis untuk menghabiskan waktu di sore hari. Tidak hanya mahasiswa Universitas Negeri Padang, sejumlah mahasiswa dari kampus lain dan pelajar di sekitar Air Tawar juga memilih Pantai Gajah sebagai tempat berkegiatan di sore hari, seperti latihan, olah raga, dan rekreasi.
Main Bola: Sekumpulan pemuda tengah bermain bola di Pantai Gajah, Sabtu (15/11). f/ Rahmi*
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
Latihan: Firman, siswa SMK 5 Padang, sedang latihan beladiri wushu di Pantai Gajah, Sabtu (15/11). f/Rahmi*
Berburu Sirangkak: Beberapa orang sedang asyik berburu sirangkak, sejenis kepiting kecil, untuk sekadar bermain-main menghabiskan waktu menjelang matahari terbenam di Pantai Gajah, Sabtu (15/11). f/Rahmi*
Foto & Teks Foto: Putri Rahmi Desain & Tata Letak: Hari Jimi Akbar dan Resti Febriani
Foto Bersama: B e b e r a p a m u d a - m u d i t a m p a k t e n g a h b e r f o t o b e r s a m a m e n j e l a n g tenggelamnya matahari di Pantai Gajah, Sabtu (15/11). f/Rahmi
13
Sistem Baru Peminjaman Buku
KPRI Tak Hanya untuk PNS
Sistem Baru: Petugas Perpustakaan Pusat UNP sedang men-scan Kartu Tanda Mahasiswa atau KTM sebagai sistem baru dalam proses peminjaman buku, Jumat (7/11). f/Rahmi*
KPRI Sepi: Kantor Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) UNP tampak sepi, Jumat (7/ 11). f/Rahmi*
erpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP) melakukan pembaruan terhadap sistem peminjaman buku. Sistem baru ini sudah diujicobakan sejak 1-15 Oktober 2014, dan baru mulai diberlakukan pada 15 Oktober 2014 lalu. Pada sistem ini peminjaman buku dilakukan secara elektronik dengan menggunakan barcode scanner. Artinya jika hendak meminjam atau mengembalikan buku mahasiswa tidak perlu lagi memakai kartu pustaka yang manual, cukup dengan menggunakan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). KTM ini kemudian dipindai pada komputer peminjaman dan pengembalian buku yang sudah diatur dengan jumlah peminjaman maksimal empat buah buku. Namun, banyak mahasiswa yang tidak mengetahui perubahan ini karena hanya diinformasikan melalui website perpustakaan saja. Puja Delfi Sonata, Mahasiswa Jurusan Biologi TM 2013, mengaku tidak mengetahui jika sistem peminjaman buku di perpustakaan sudah menggunakan KTM. Senada dengan Puja,
urang terlihatnya eksistensi Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Universitas Negeri Padang (UNP) menuai komentar dari beberapa mahasiswa. Nika Sinta Mutiara, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) TM 2012, mengatakan bahwa KPRI UNP tampak vakum. Nika selalu melihat KPRI lengang dari konsumen. Berbeda dengan Nika, Maha Yani Laila, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) TM 2012, mempertanyakan apakah KPRI hanya diperuntukkan bagi pegawai saja. “Apakah mahasiswa juga bisa terlibat dalam kegiatan KPRI?” tanya Yani, Jumat (14/11) Menanggapi hal tersebut, Mhd. Arifin, S.Pd., M.Pd., selaku Sekretaris dan Manajer KPRI, menjelaskan bahwa KPRI tidak hanya untuk pegawai dan dosen saja. Mahasiswa dan masyarakat umum juga bisa menjadi konsumen dan pengelola. Namun, untuk simpan pinjam, KPRI hanya menerima dari dosen dan pegawai yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) saja. “Kecuali simpan pinjam, mahasiswa umum pun juga bisa ikut andil di KPRI seperti distribusi barang,” jelasnya, Senin (10/11).
P
Yulia Rahmi, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar TM 2014, juga mengatakan hal yang sama. Yulia tidak mengetahui sistem baru ini karena informasinya tidak sampai ke kampus cabang. “Karena kuliah di kampus cabang Bandar Buat, saya jarang ke perpustakaan pusat,” tuturnya, Jum’at (7/11). Ketua Perpustakaan UNP, Drs. Yunaldi, M,Si., pun menanggapi ketidaktahuan mahasiswa tersebut. Yunaldi mengatakan informasi pemberlakuan sistem peminjaman baru ini memang disebarkan melalui website http://digilib.unp.ac.id saja. Menurutnya, mahasiswa sudah harus memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengakses informasi. “Jika mahasiswa tidak membuka web, maka ia akan rugi,” katanya. Kemudian Yunaldi menjelaskan pembaruan sistem ini bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik kepada mahasiswa karena perpustakaan merupakan sumber informasi bagi sivitas akademika. “KTM tidak hanya sebagai kartu identitas tetapi juga untuk ATM, peminjaman buku perpustakaan, dan lain sebagainya,” tutupnya. Windy*
K
Usaha yang digarap KPRI meliputi penjualan makanan ringan dan alat tulis kantor, fotokopi, studio foto, kerja sama penjualan perumahan dan motor, serta penjualan berbagai jenis busana. Untuk studio foto, KPRI selalu bekerja sama dengan fakultas yang ada di UNP pada acara wisuda. KPRI juga menerima hasil karya mahasiswa untuk dipasarkan dengan kesepakatan sistem bagi hasil. Untuk pengelolaan KPRI, Arifin mengemukakan salah satu kendala yang dihadapi yaitu tempat usaha yang belum permanen serta lahan yang sempit. Hal ini menyebabkan susahnya perluasan usaha. “Untuk tempat permanen kami sudah mengajukan ke pihak birokrat dan akan ditempatkan pada area business UNP (di samping Masjid Al-Azhar) nantinya,” ungkapnya. Arifin juga menjelaskan bahwa untuk saat ini, anggota simpan pinjam KPRI baru mencapai 50% dari dosen dan pegawai UNP. “Meskipun tidak diwajibkan, alangkah baiknya jika dosen dan pegawai UNP bisa bergabung menjadi anggota,” harapnya. Redda
Kilas
Yang Terlupakan: Jalan di dekat dinding pembatas Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) dan Fakultas Teknik (FT) ini menjadi sudut yang tak pernah tampak bersih dan salah satu sudut kampus yang selau luput dari perhatian, Sabtu (8/11). f/Rahmi*
Bertumpuk: Sementara menunggu pembangunan gudang, kursi-kursi kuliah ditumpuk di depan sekretariat Himpunan Mahasiswa Jurusan Fakultas Bahasa dan Seni, Sabtu (8/ 11). f/Rahmi*
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
14
Jika Anda mengalami masalah keagamaan, silakan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik ini ke e-mail Ganto, redaksiganto@gmail.com atau Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.
Diasuh oleh: Dr. Ahmad Kosasih, M.A.
Larangan Menggambar Assalamu’alaikum Wr. Wb! Saya pernah mendengar ada hadis yang menjelaskan bahwa menggambar dilarang dalam agama Islam. Sedangkan menggambar adalah kegiatan sehari-hari bagi mahasiswa Seni Rupa seperti saya. Apakah hadis tersebut memang benar? Kalau ia, bagaimana seharusnya saya menyikapinya? Mohon penjelasannya. Yudha Rahmanto Mahasiswa Jurusan Seni Rupa TM 2012
Ananda Yudha Rahmanto, Memang ada beberapa hadis yang berkaitan dengan larangan melukis, dan tergolong ke dalam hadis-hadis shahih. Tetapi pemahaman ulama tentang hadis tersebut berbeda-beda. Ada pemahaman yang bersifat tekstual (lafzhi) dan pemahaman kontekstual (ma’nawi). Pemahaman tekstual adalah pemahaman yang semata-mata bertumpu pada teks hadis tanpa memperhatikan dan mempertimbangkan maksud serta hikmah dari larangan itu. Sedangkan pemahaman yang kontekstual adalah sebaliknya. Hadishadis itu antara lain: “Sesungguhnya orang yang paling berat azabnya di hari kiamat adalah para pelukis” (H.R. Muslim). Mufassir At-Thabari menjelaskan yang dimaksudkan hadis ini adalah lukisan yang disengaja untuk disembah, maka ia dikafirkan karena perbuatannya itu. Sedangkan di luar maksud itu, pelukisnya hanya dianggap berbuat maksiat. Kemudian hadis Nabi: “Sesungguhnya seberat-berat siksaan adalah siksaan orang-orang yang menandingi ciptaan Allah.” Yang dimaksud di sini adalah membuat lukisan dengan niat untuk menandingi ciptaan Allah dan dengan penuh rasa angkuh. Diceritakan dalam satu riwayat bahwa ada seorang pematung/pemahat yang sudah berpengalaman, setelah menyelesaikan sebuah patungnya ia berkata kepada patungnya itu sambil terkagumkagum dan penuh keangkuhan, “Ayo bicara, ayo bicara!” Karenanya Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang-orang yang membuat patung-patung ini akan disiksa pada hari kiamat. Dikatakan kepada mereka, ‘Hidupkanlah apa yang telah kalian ciptakan itu” (H.R.Bukhari & Muslim). Memperhatikan hadis-hadis di atas kita dapat mengemukakan analisis tentang larangan yang dikandung di dalam hadis tersebut tidak termasuk larangan yang besifat mutlak tetapi larangan yang tujuannya antara lain: Pertama, untuk menjaga dan memelihara akidah umat agar tidak terseret ke dalam kemusyrikan seperti pengagungan, pengkultusan bahkan pemujaan terhadap patung/lukisan itu. Larangan seperti ini dalam hukum Islam disebut saddu al-zari’ah yaitu untuk menutup pintupintu kemudaratan (preventif). Dalam hal ini termasuk juga lukisan-lukisan pornografi karena dapat merangsang timbulnya perbuatan zina atau yang sejenisnya. Kedua, menjaga serta memelihara jiwa dari sifat angkuh dan sombong sehingga mengurangi rasa hormat dan kagum kepada Sang Maha Pencipta, Allah Swt. Adapun sikap Anda sebagai mahasiswa yang selalu bergelut dengan lukisan, sebenarnya sangat tergantung kepada niat Anda untuk membuatnya. Sepanjang Anda tidak berniat dan bermaksud untuk hal-hal yang disebutkan di atas, mudah-mudahan tidak termasuk ke dalam larangan Islam. Wallahu a’lam bisshawab!
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
Transgender dalam Kacamata Islam Laki-laki yang berpenampilan perempuan atau orang tersebut perempuan yang bergaya laki-laki bukan lagi menjadi tetaplah seorang sebuah kejanggalan di negeri ini. Fenomena itu sudah laki-laki. dianggap lazim. Padahal orang-orang yang berani Akan tetapi, menentang arus itu telah melanggar takdir dari Sang meski sudah ada Maha Pencipta. Sesungguhnya Allah dalam Q.S At- fatwa haramnya, InTiin: 4 berfirman, “Sesungguhnya kami telah men- donesia dinilai maciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya.” sih belum tegas daBerkaitan dengan fenomena tersebut, beberapa lam menjawab mawaktu lalu, Ranah Minang dikejutkan dengan kabar salah transgender bahwa seorang putra daerah bernama Solena Chaniago ini. Persoalan transyang mengubah jenis kelaminnya menjadi perempuan gender masih diatau dikenal juga dengan istilah transgender. anggap sebagai Kepada media, Solena mengaku secara terang- pilihan hidup maSuci Larassaty terangan telah berganti kelamin—padahal sebelum sing-masing yang Duri, 13 Januari 1995 jadi transgender ia telah memiliki seorang anak tak bisa dicampuri. Fb: Suci Larassaty hasil pernikahannya terdahulu dengan seorang Belum lagi IndoneTwitter: @Larassaty_Suci perempuan. Ironisnya, apa yang dilakukan Solena sia adalah negara Motto: Hiduplah dalam mimpi seolah mendapat dukungan. Solena Chaniago adalah yang ‘mengelu-eludan cita-cita mulia. transgender pertama di Asia yang masuk dunia kan’ Hak Asasi Maperfilman Hollywood. Bagi sebagian orang, prestasi nusia untuk tindakyang diperoleh Solena sebagai seniman mancanegara an-tindakan yang salah. patut diapresiasi. Lalu, bagaimana dengan pandangan Selain itu transgender juga seolah mendapat duorang Islam yang mengetahui bahwa menjadi kungan dari media pertelevisian untuk menyematransgender itu haram? rakkan dan menyosialisasikan perilaku kebancian Solena bukanlah satu-satunya orang Indonesia dengan pelbagai program acara. Sungguh ironis keyang memilih jalan untuk melanggar kodratnya. tika generasi muda saat ini disuguhi tontonan komedi, Banyak lagi orang Indonesia yang takshow, parodi, dan lainnya dengan figur yang menjadi transgender dan tak bisa tidak patut ditiru. Tontonan yang jelas disebutkan satu persatu. Banyak hal dapat memberikan suntikan legiyang menjadi faktor orang-orang timasi dan acuan yang kemungseperti Solena bertahan, walau mekinan dapat ditiru oleh reka sudah tahu ajaran agama memasyarakat untuk mengubah nentang hal itu. Bahkan tidak sedikit jenis kelamin dan berlaku pula orang yang mengucilkan kaum tidak pada tempatnya. transgender. Meski demikian, mereka Sebenarnya semua pihak memiliki berbagai alasan untuk tetap berharus berupaya untuk metahan dengan mengubah kodratnya sebangatasi permasalahan transgai makhluk yang telah diciptakan segender ini, terutama kebaik-baik mungkin. luarga. Keluarga adalah Transgender pada hakikatnya merutempat pertama seorang pakan gejala ketidakpuasan seseorang anak mendapatkan nilai karena perasaan tidak cocok antara pendidikan, agama, dan bentuk fisik dan kelamin serta kejisosial. Keluarga juga waannya. Gejala yang tampak bisa menjadi tempat seseorang tercurah dalam bentuk perubahan tumbuh dan berkemsikap dan penampilan seseorang. bang. Namun, saat ini Jiwa wanita yang tersemat dalam peran keluarga untuk Grafis: Hari Jimi Akbar tubuh laki-laki ataupun jiwa laki-laki mendidik dialihkan secara yang tersemat dalam tubuh wanita tentu utuh kepada guru dan ustaznya. menjadikan alasan faktor seseorang melakukan operasi Anak, di rumah, hanya disuguhi dengan tuntutan penggantian kelamin (Sex Reassignment Surgery). untuk menjadi pribadi yang baik. Padahal orang Tetapi apapun alasannya, transgender itu adalah tuanya belum memberi contoh baik pada buah hatinya. perbuatan terlarang. Sesungguhnya Allah telah men- Keluarga sebagai madrasah pertama bagi seorang jelaskan dalam Al-quran surat An-Nisa ayat 119 yang anak memiliki peran yang sangat menentukan akan artinya: “Dan aku (setan) benar-benar akan menye- menjadi apa anak ke depannya. satkan mereka, dan akan membangkitkan anganSelain itu, Rasulullah Saw. menganjurkan umatnya angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka untuk menuntut ilmu dari buaian hingga ke liang (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu me- lahat, seperti itulah peran pendidikan dalam kacamata reka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh Islam. Pendidikan adalah sesuatu yang tidak dapat mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar dipisahkan dari mulai seorang bayi lahir ke bumi mereka mengubahnya. Barang siapa yang menjadikan hingga ajal menjemput. Pendidikan agama tentang setan menjadi pelindung selain Allah, maka se- larangan untuk mengubah kodrat yang telah diberikan sungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” Allah sesungguhnya menjadi hal penting yang harus Dari ayat tersebut jelas bahwa Allah Swt. melaknat disuguhkan bagi anak. Jika telah ditanamkan sejak orang-orang yang mengubah sesuatu yang ada pada dini kepada seorang anak, tentu anak akan memahami tubuhnya. Allah hanya mengizinkan operasi kelamin dan menerima apapun keadaan dirinya. yang bersifat tashih dan takmil (perbaikan dan peSeorang transgender atau yang lebih akrab dikenal nyempurnaan). Operasi itu bukan untuk melakukan dengan waria sesungguhnya adalah sebuah penyakit pergantian jenis kelamin, namun untuk mengobati yang dapat disembuhkan. Telah jelas disampaikan suatu penyakit yang harus diobati. pada sebuah hadis, “Berobatlah wahai hamba-hamba Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam Musyawarah Allah! Karena sesungguhnya Allah tidak mengadakan Nasional II tahun 1980 juga telah mengeluarkan fatwa penyakit kecuali mengadakan pula obatnya, kecuali haram terhadap operasi perubahan kelamin. Menurut satu penyakit, yaitu penyakit ketuaan.” (HR. Ahmad). fatwa MUI ini, sekalipun seseorang diubah jenis Jika dilihat dari hadis ini, dapat ditangkap bahwa kelaminnya, hukumnya sama dengan jenis kelamin masih ada kesempatan bagi para transgender untuk sebelumnya. Jadi meskipun seorang berjenis kela- bertobat dengan sebenar-benar tobat dan berbenah diri min laki-laki sudah dioperasi menjadi perempuan, untuk menjadi lebih baik.
15
Stereotip Agama dalam Politik Karl Marx menyebut agama sebagai candu. Pemikiran landasan untuk kritik sekulernya adalah karena manusialah yang menciptakan agama, bukan agama yang menciptakan manusia. Interpretasi mengenai agama adalah candu. Salah satu yang paling umum adalah bahwa agama merupakan sebuah ekspresi dari kesadaran diri atas ketidak sempurnaan manusia. Dalam kaitan ini, manusia yang ditunjuk Marx bukanlah manusia dalam lingkup individual abstrak, melainkan manusia yang bersifat sosial atau kumpulan manusia. Agama menjadi candu ketika fungsinya tidak lebih sebagai penghilang rasa sakit yang dialami oleh masa yang menderita (Bottomore, 1988). Melanjutkan pemikiran Feurbach, Marx memberikan jawaban kenapa agama hanya menjadi ilusi yang diciptakan manusia sebagai pelarian. Menurutnya, manusia melarikan diri ke dunia khayalan yang ia sebut agama, karena dunia nyata menindasnya. Marx tentu menolak hal tersebut, ia menolak doktrin ilusi yang menyatakan bahwa apapun yang diciptakan sistem yang menindas, maka manusia hanya perlu pasrah pada harapan (dunia khayalan) tersebut. Kritik Marx mengenai agama bukan membicarakan fungsi positif maupun negatif agama bagi manusia. Objek kritik Marx adalah manusia yang menjalankan agama, bukan agama itu sendiri. Sehingga dalam pandangan penulis, anggapan Marx mengenai apa yang ia takutkan di tahun 1844 silam, masih dapat dilihat kenyataannya sampai sekarang. Mengenai kenapa agama malah menjadi pemicu konflik intoleran antar umat beragama dan kenapa agama justru digunakan sebagai alat mobilisasi massa paling laku bagi kelompok kepentingan. Agama sebagai candu terwujud bila
manusia mengatasnamakan agama demi kepentingan politik mereka. Karenanya, agama hanya terlihat sebatas ritual simbolik dengan formalisasi tanpa nilainilai subtansial yang maknawi. Dengan pandangan agama sebagai suatu yang simbolik pula, stereotip akhirnya tumbuh menjamur di kalangan masyarakat. Hal ini dikomersialkan lewat televisi dan sosial media, lalu diperparah oleh elit politik. Melanggengkan agama sebatas hal yang simbolik dapat menjelaskan apa itu pandangan stereotip. Bahwa misalnya Is-
Grafis: Hari Jimi Akbar
lam lebih diidentikkan dengan terorisme, sedangkan Kristen lebih didentikkan dengan sikap hedonis dan kristenisasi. Stereotip yang memperlihatkan bagaimana permusuhan Islam dan Kristen ini sebatas kecurigaan melalui kejadian yang dilakukan satu individu dalam satu kelompok. Misalnya mengenai sentimen Islamofobia yang menjadi sangat populer di Amerika Serikat sejak Peristiwa 9/11. Dan misalnya kampanye negatif yang menyerang masalah personal agama antara Jokowi dan Prabowo pada masa-masa pemilu beberapa bulan kemarin.
Isu mengenai agama adalah hal yang masih dan tetap menjadi isu yang sensitif, terutama di Indonesia. Dengan melanggengkan stereotip, agama justru hanya akan hadir sebagai lahan kepentingan atau parahnya, agama justru hadir sebagai pemicu konflik. Padahal kita sama-sama tahu bahwa masalah agama adalah masalah personal yang intim antara individu dengan Tuhannya masing-masing. Ia tidak bisa diukur dari cara pakaian, memakai peci atau tidak, apakah ia sering berkhutbah atau tidak. Dengan membenarkan pandangan stereotip atas agama, maka secara tidak sengaja, kita ikut membenarkan agama sebagai suatu tindak pelabelan. Agama hanya akan menjadi label, bila ia hanya bergerak pada batasbatas simbolik, bukan suatu yang substansial. Lantas siapa sangka, ternyata bukan hanya Marx yang muak. Pada bulan Juli tahun 1969 seorang pemikir Islam Indonesia, Ahmad Wahib juga meresahkan hal yang sama. “Sungguh saya benci pada pemerkosaan ayat-ayat Al Quran dan lafallafal hadis sekarang ini dalam pemakaian maupun penafsiran: “Mengapa kamu angkat orang-orang kafir menjadi pemimpin Islam?” ayat-ayat Al Quran semacam ini digunakan oleh propagandis-propagandis untuk membakar semangat massa. Mereka kurang sadar perbedaan antara situasi di zaman nabi dan zaman sekarang. Di zaman nabi, golongan nabi betul-betul baik, sedangkan golongan kafir betul-betul jahat. Di zaman sekarang, golongan kita antara baik-jahat, sedangkan golongan lawan pun antara baik-jahat. Bukankah konstelasi spiritualnya sudah lain? Bukankah secara material kita sebagian telah kafir, walaupun formal Islam? Jadi penggunaan ayat-ayat tersebut tidak tepat lagi” (Pergolakan Pemikiran Islam; 11).
Ariyanti Mahasiswa Jurusan Ilmu Sosial Politik 2010 Email: ariyanti.ryan@gmail.com
Apa yang dibenci Ahmad Wahib masih bertahan hingga sekarang. Seperti sejarah berulang dalam ungkapan Marx, bahwa sejarah selalu berulang pada dirinya sendiri, pertama sebagai tragedi, kemudian menjadi lelucon. Iya, kita anggap saja hal ini lelucon, bahwa baik buruknya seseorang pada saat sekarang bisa diukur berdasarkan label kolom agama yang tertera pada kartu identitas mereka. “Kritik terhadap agama menghancurkan ilusi manusia, supaya dia berpikir, bertindak, dan menghiasi kehidupan nyatanya seperti seorang manusia yang telah menyingkirkan ilusiilusinya dan memperoleh kembali kesadarannya, supaya dia bergerak memutari dirinya seperti mataharinya sendiri. Agama hanyalah matahari ilusi yang berputar mengitari manusia selama dia tidak berputar mengitari dirinya sendiri,” Karl Marx (1844).
Grafis: Edo Febrianto
Kelelawar Kebal Terhadap Ebola Dunia belakangan ini dikejutkan oleh virus berbahaya yang menyebabkan World Health Organization (WHO) menetapkan keadaan tersebut menjadi status darurat internasional. Virus-virus ini awalnya menjangkiti hewan, namun kemudian berevolusi dan menjangkiti manusia. Adalah ebola atau Ebola Hemorrhagic Fever (EHV). Virus ini telah merebak cukup luas, yakni mencakup Afrika Utara, seperti Guinea, Liberia, Pantai Gading, dan Nigeria. The National Institutes of Health mencatat tingkat kematian akibat virus ini mencapai 90%. Virus ini juga mampu bertahan pada jasad yang sudah mati sehingga banyak yang menyebutnya ‘virus zombie.’ Hingga November ini, WHO menyatakan 5.160 orang meninggal dunia akibat virus ebola di Afrika. Salah satu hewan penyebar virus ebola adalah kelelawar buah. Kelelawar yang telah terkontaminasi di hutan hujan tropis Afrika Selatan terus bermigrasi ke utara dan menebar virus ebola
ke lingkungan masyarakat. Ditambah lagi sebuah ritual di Afrika yakni bushmeat yang memburu bangkai hewan mentah dan kemudian dijual di pasar-pasar. Bangkai hewan tersebut berkemungkinan terkontaminasi virus ebola. Di alam, kelelawar buah turut andil dalam pengendali hayati, yaitu memakan serangga yang sering menjadi hama bagi tanaman. Tetapi, kelelawar buah juga merupakan penyebar penyakit zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit tersebut antara lain adalah nipah virus, hendra virus, isa virus, rabies, serta ebola. Biasanya, hewan-hewan yang telah terjangkit virus ebola mati dengan menunjukkan tanda-tanda pendarahan internal yang ditandai dengan ruam-ruam merah
di permukaan kulit. Selain itu, juga ditandai dengan pendarahan eksternal yang menyebabkan darah mengalir dari lubang-lubang pada tubuh. Namun, tidak pada kelelawar buah. Menurut profesor Lin-Fa Wang, ahli penyakit menular di Duke-NUS Graduate Medical School, Singapura, kebalnya kelelawar dari ebola disebabkan oleh dua faktor gen pada tubuhnya yang mempunyai pertahanan diri unik. Faktor pertama, adalah cytokine storm yang pada manusia gen ini berfungsi untuk melepaskan sel-sel yang menyerang virus. Saat virus ebola memasuki tubuh manusia, virus tersebut lantas menonaktifkan sel dendritic yang mengaktifkan sistem imun. Sistem imun pun menjadi nonaktif sementara dan membiarkan virus ebola
terus berkembang dan merusak sel-sel tubuh. Berbeda halnya dengan kelelawar, saat virus ebola masuk sistem pertahanan diri kelelawar melawan virus ebola secara spontan sekaligus menekan fungsi cytokine storm. Artinya, sistem pertahanan tubuh kelelawar lebih cepat tanggap dan langsung memberantas virus. Kedua adalah gen yang memberikan kelelawar sistem pertahanan tubuh beserta kemampuan untuk terbang. Saat kelelawar terbang, aktivitas fisik yang dilakukannya melepaskan racun “radikal bebas” yang beracun bagi sel. Gen tersebut kemudian beradaptasti dengan cepat dan mengatasi peradangan yang diakibatkan oleh racun itu. Dengan memicu gen tersebut, gen pada kelelawar tersebut mampu beradaptasi untuk memproduksi sistem pertahanan unggul yang dapat menangkal virus. Karena itulah kelelawar dapat hidup 20 sampai 40 tahun. Sabrina Khairissa (dari berbagai sumber).
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
Teropong
16
ASPI (Belum) Bisa Ditempati
Tak Berpenghuni: Asrama Putri (ASPI) UNP yang berada di belakang Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam tampak lengang tak berpenghuni, Jumat (7/11). f/Rahmi*
Sejak dikosongkan 9 Oktober 2013 lalu, Asrama putri (ASPI) Universitas Negeri Padang (UNP) masih belum dihuni mahasiswa. Sebelumnya, ASPI dikosongkan karena akan direnovasi dan dijanjikan selesai dalam waktu satu bulan. Ketua ASPI angkatan 2013, Rihin Think Nur Nst., mengatakan bahwa setahun lalu sebanyak 15 orang penghuni ASPI memang diharuskan pindah karena ASPI akan direnovasi. “Sampai sekarang masih ada orang yang bekerja melakukan perbaikan di situ (ASPI),” tuturnya, Rabu (5/11). Tersendatnya renovasi berdampak pada terhentinya perekrutan penghuni baru ASPI. Hal ini membuat ASPI semakin tidak dikenal oleh mahasiswa. Dina Mulia, Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan TM 2013, mengaku bahwa sejak masuk kuliah dirinya tidak tahu tentang keberadaan ASPI. “Saya hanya tahu wisma UNP,” ucapnya, Rabu (5/11). Pengelola ASPI, Dra. Elizar Ramli, M.Pd., mengatakan bahwa renovasi ASPI memang belum selesai seluruhnya. Bagian belakang ASPI masih dalam tahap perbaikan. Elizar juga menambahkan setelah selesai direnovasi, ASPI akan diresmikan oleh pihak kampus sebelum ditempati kembali.
Terkait dengan penghuni ASPI selanjutnya, Elizar menyatakan bahwa mahasiswa yang dulu pernah menempati ASPI sebelum renovasi, masih mempunyai hak untuk kembali lagi tinggal di sana selama dua semester karena batasan untuk tinggal di ASPI adalah empat semester. Elizar juga mengatakan bahwa mahasiswa dari semua jurusan bisa tinggal di ASPI dengan syarat masih kuliah di tahun pertama. Namun, mengenai kapan renovasi akan selesai, Elizar juga tidak bisa memastikan. “Saya rasa renovasi tetap berlanjut,” ungkapnya, Rabu (5/11). Menanggapi hal ini, Kepala Subbagian Rumah Tangga UNP, Nasaruddin, S.Pd, S.T., menjelaskan bahwa renovasi ASPI sebenarnya sudah selesai. Tetapi, masih ada beberapa perlengkapan lagi yang belum tersedia, seperti tempat tidur, meja, kursi, dan lainlain. Hal inilah yang membuat ASPI masih kosong hingga sekarang. Nasaruddin juga menambahkan bahwa ASPI bisa ditempati kembali pada tahun ajaran baru 2015/2016, setelah seluruh inventaris telah tersedia. “Semoga setelah ditempati, mahasiswa bisa menjaga ASPI,” harapnya, Jumat (21/11). Hera*
Sastra Indonesia akan Berlakukan T A TA Dalam rangka mengembangkan minat dan kemampuan mahasiswa, Program Studi Sastra Indonesia memberlakukan sistem pembuatan tugas akhir (TA). Dalam sistem ini, calon wisudawan dapat membuat sebuah pertunjukkan berupa penampilan drama, sanggar bahasa, dan halhal yang berkaitan dengan mata kuliah jurnalistik, seperti berita fotografi dan bahasa jurnalistik. Mahasiswa juga bisa membuat biografi tokoh, cerpen, dan kumpulan-kumpulan puisi dan mempresentasikannya di hadapan penguji. Ketua Jurusan Bahasa Indonesia, Dr. Ngusman Abdul Manaf, M.Hum. mengatakan bahwa TA ini, dalam penilaiannya, setara dengan skripsi. Jadi mahasiswa bisa memilih antara menyelesaikan skripsi atau membuat TA. Lebih lanjut, Ngusman mengatakan bahwa sistem ini mulai
diberlakukan kepada mahasiswa Sastra Indonesia yang memakai kurikulum berbasis KKNI atau tahun masuk 2013 ke atas. Selanjutnya, salah satu alasan diberlakukannya sistem TA adalah karena setiap mahasiswa memiliki bakat dan kemampuan yang berbeda. Ada yang mempunyai kemampuan dalam membuat skripsi dan ada pula yang mempunyai kemampuan dalam membuat karya. Karena itulah, untuk menyeimbangkannya, diberlakukan sistem TA. “Mahasiswa dapat memilih tugas akhir sesuai dengan bakat yang dimilikinya,” jelas Ngusman, Kamis (13/11). Dalam pembuatan TA, Ngusman mengatakan bahwa mahasiswa tidak akan terlepas dari karya tulis ilmiah (KTI). Saat mahasiswa terkait membuat TA, maka ia harus menuangkannya dalam bentuk tertulis sesuai dengan aturan KTI. Mahasiswa
harus menjelaskan bagaimana proses menghasilkan karya tersebut dan mencantumkan foto dokumentasi sebagai buktinya. Selain itu, dengan berlakunya pembuatan TA ini, Ngusman berharap mahasiswa lebih mudah mengerjakan tugas akhir. Mahasiswa harus menghasilkan sebuah pertunjukan atau sebuah skripsi semaksimal mungkin karena telah diberi kebebasan untuk memilh. “Semoga mahasiswa dapat mengembangkan bakat di bidang yang disenanginya secara lebih kreatif dan bermutu,” ungkapnya. Mona Monica, Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2011, setuju dengan pemberlakukan pembuatan TA ini. Menurutnya mahasiswa dapat bebas berekspresi dalam mengekspresikan bakat-bakat yang dimilikinya. “Saya setuju atas diberlakukannya sistem TA ini,”ungkapnya, Selasa (11/11). Yuna*
UNP Siap JJa adi BL U BLU Universitas Negeri Padang (UNP) tengah mempersiapkan diri menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Sebelumnya pengelolaan keuangan UNP bersifat Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) UNP, Azhari Suwir, S.E., saat ditemui di ruangannya, Senin, (10/11). Menurut Azhari pola pengelolaan keuangan pada BLU lebih fleksibel daripada pengelolaan keuangan bersifat PNPB. Dengan menjadi BLU, UNP akan lebih mandiri dalam mengatur keuangan. Jika membutuhkan dana, UNP tidak perlu lagi mengajukan proposal ke Kantor Perbendaharaan Negara (KPN) yang kadang memakan waktu cukup lama. Hanya dengan melapor kepada KPN, UNP dapat langsung mengguna-
kan dana yang dibutuhkan. “Syaratnya UNP harus siap diaudit oleh akuntan publik,” ungkapnya. Selanjutnya Azhari mengatakan sebenarnya UNP sudah pernah mengajukan perubahan status menjadi BLU pada 2010 lalu. Namun karena pada 2012 terjadi moratorium evaluasi Perguruan Tinggi Negeri yang telah disahkan menjadi BLU, proposal UNP dikembalikan. Pada 2013 UNP kembali mengirim proposal pengajuan BLU dan baru diproses pada 2014. Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa saat ini UNP tinggal menunggu Surat Keputusan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk perubahan pengelolaan keuangan dari PNBP menjadi BLU. Apabila BLU telah disahkan maka akan dilakukan penghitungan aset UNP. Sehingga aset
UNP berubah nama menjadi aset BLU UNP. Beliau juga menjelaskan, sebelumnya UNP telah melewati beberapa tahap, seperti pengajuan proposal dan presentasi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, hingga evaluasi dan presentasi kembali di Kementerian Keuangan. Dari semua tahap, UNP telah dinyatakan lolos. “Kita hanya butuh pengesahan dari Menteri Keuangan, setelah itu UNP resmi menjadi BLU,” jelasnya, Senin, (10/11). Dengan adanya sistem pengelolaan baru ini, Azhari berharap pelayanan terhadap mahasiswa, dosen, dan seluruh personel lebih meningkat. Selain itu, pelayanan sarana dan prasarana juga harus ditingkatkan dan UNP harus lebih efisien dalam pemakaian dana operasional. “UNP harus lebih baik,” tutupnya. Ayu*
Air PKM Mengalir Kembali Setelah sekitar tiga bulan terhenti, akhirnya pasokan air menuju Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Universitas Negeri Padang (UNP) kembali mengalir, Senin (24/11). Sebelumnya, pasokan air ke PKM sempat terhenti dan menuai keluhan dari mahasiswa yang aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Gesi Armada Sari, salah seorang anggota Koperasi Mahasiswa atau KOPMA UNP mengatakan harus menumpang ke toilet Pascasarjana atau Fakultas Ekonomi (FE) untuk sekedar buang air. Sedangkan untuk beribadah, mereka harus ke Masjid Al-Azhar.
Lebih lanjut, Gesi menjelaskan bahwa kegiatan organisasi juga berlangsung di hari Sabtu dan Minggu. Sementara fakultas-fakultas di sekitar PKM jarang buka di hari tersebut, sehingga mahasiswa tidak bisa memanfaatkan tempat terdekat yang biasa digunakan. Selain itu, kegiatan organisasi kadang-kadang juga berlangsung hingga malam hari, sedangkan Masjid Al-Azhar sudah tutup jika hampir larut malam. “Kami pernah sampai ke SPBU terdekat hanya untuk buang air,” ungkapnya, Senin (3/11). Senada dengan Gesi, David Riyadi, anggota Mahasiswa Pecinta
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
Alam dan Lingkungan Hidup atau MPALH, mengaku semenjak aliran air ke PKM terhenti mereka kesulitan untuk mencuci peralatan UKM-nya. Mereka terpaksa memanfaatkan sumur di perbatasan FE dan PKM, namun karena kepemilikan sumur yang tidak jelas mereka merasa tidak nyaman untuk menggunakannya. “Kepemilikannya tidak jelas,” tegasnya, Senin (3/11). Menanggapi keluhan-keluhan tersebut, Kepala Rumah Tangga Perlengkapan UNP, Nasaruddin H, S.Pd., ST., mengatakan bahwa terhentinya aliran air menuju PKM disebabkan peruntuhan bangunan
Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan bangunan lainnya pada Juni lalu. Saat pengerukan puing-puing bangunan, tanpa sengaja instalasi airnya rusak. Sehingga, aliran air yang seharusnya berawal dari FIS menuju Lembaga Penelitian, Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, Fakultas Ilmu Pendidikan, dan PKM tidak lagi mengalir. “Kami lupa bahwa di FIS ada instalasi air, sehingga terputus saat pembongkaran,” ungkapnya, Kamis (6/11). Sekarang, pihak Perlengkapan telah memperbaiki aliran air ke PKM. Air tersebut dialirkan dari sumur yang ada di dekat per-
batasan FE dan PKM dengan menggunakan pompa air otomatis. Pompa ini akan langsung aktif mengalirkan air saat kran di masing-masing PKM dibuka. Menurut Nasaruddin perbaikan ini sudah permanen. Ia juga menjelaskan bahwa untuk ke depannya seluruh PKM akan memanfaatkan air dari sumur tersebut. Nasaruddin pun mengimbau kepada seluruh mahasiswa di PKM untuk menjaga sarana yang telah ada dan tidak menggunakan air secara berlebihan. “Pompa air jangan dibiarkan hidup terus,” tutupnya, Selasa (25/ 11). Eka*
Teropong
Presma UNP Akhirnya Dilantik Presiden dan Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Padang (UNP), Galant Victory dan Rahmad Satriawan akhirnya dilantik pada 30 Oktober 2014. Pelantikan ini dilakukan oleh Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) sebagai badan yang bertanggung jawab dalam pelantikan BEM UNP. Terjadi keterlambatan pada pelantikan kali ini. Normalnya pelantikan dilakukan tujuh hari setelah penetapan presiden mahasiswa (presma) yang terpilih pada 30 September lalu. Namun, Ketua MPM Febrian Toni menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terlambatnya pelantikan presma ini. Salah satunya adalah kesulitan untuk melakukan diskusi dengan Pembantu Rektor (PR) III. Tidak hanya itu, keterlambatan pelantikan ini juga merujuk kepada program baru UNP yang menganjurkan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) melakukan Open Recruitment (OR) di akhir tahun. Karena kebanyakan UK mengadakan OR pada pertengahan tahun, ini berpengaruh pada penurunan dana dari universitas. “Padahal dana untuk semua UKM turun di awal tahun,” ungkapnya, Jumat (7/10). Selaku Presma 2014/2015, Galant Victory mengatakan bahwa keterlambatan pelantikan ini tidak akan menghambat program kerja (proker) ke depannya. Karena proker dibentuk setelah OR selesai dan terbentuk divisi-
divisinya. Untuk saat ini BEM UNP sudah melakukan persiapan, seperti melaksanakan upgrading anggota dan rapat kerja. Setelah para menteri punya proker, baru dilaksanakan eksekusi terhadap kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan. Galant menambahkan, untuk permohonan penurunan Uang Kuliah Tunggal atau UKT, BEM UNP masih akan memfasilitasi. Tetapi, sasarannya diubah, yakni mahasiswa yang benarbenar tidak mampu membayar, misalnya semester depan terancam tidak bisa kuliah. “Tapi kalau Rp4 juta masih mampu membayar tidak akan diadvokasi,” ujarnya, Kamis (13/11). Selanjutnya, Galant menjelaskan bahwa ada satu kementerian yang ditambahkan pada kepengurusan periode ini, yakni Kementerian Pemberdayaan Perempuan. Penambahan ini didasari atas belum tergarapnya isu-isu keperempuanan. Dengan demikian, saat ini BEM UNP mempunyai 9 kementerian, antara lain Kementerian Pengabdian Masyarakat, Kementerian Kebijakan Publik, Kementerian PPSDM, Kementerian Luar Universitas, Kementerian dalam Universitas, Kementerian Minat Bakat, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Kesejahteraan Mahasiswa, dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan. Selain kementerian, BEM UNP juga punya 1 Biro Kesekretariatan, dan 2 Biro Kampus Cabang. Ermi*
Menunggu Statut a Baru atuta Universitas Negeri Padang (UNP) saat ini tengah menunggu persetujuan statuta baru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di Jakarta. Statuta merupakan payung hukum yang berisi tentang peraturan umum, akademik, dan prosedur operasional yang berlaku di perguruan tinggi. Statuta UNP pertama kali dirancang ketika Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Padang berubah status menjadi UNP pada 1999 silam. Sejak saat itu, statuta UNP belum pernah mengalami perubahan. Namun, karena tuntutan kebutuhan dan undangundang pendidikan di perguruan tinggi yang terus berubah, statuta UNP pun akhirnya diperbarui. Selaku Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, Azhari Suwir, S.E. menjelaskan bahwa sebenarnya statuta ini sudah mulai dirancang sejak lima tahun lalu. Ketika itu Prof. Dr. Z. Mawardi Effendi, M.Pd. masih menjabat sebagai Rektor UNP. Rancangan satuta tersebut disusun oleh tim khusus yang terdiri dari guru besar dan beberapa orang dosen UNP. Tetapi dalam proses pembuatannya harus melalui perdebatan yang panjang terkait hal-hal yang berhubungan dengan masalah hukum. Karena itu,
statuta baru bisa dirampungkan sekarang. “Sedikit saja terdapat perubahan pada satu divisi, semuanya akan diulang kembali,” jelas Azhari, Senin (10/11). Selain statuta, UNP juga sedang menunggu persetujuan Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOPTK). Sebab, berubahnya statuta juga akan mempengaruhi SOPTK nantinya. “Statuta ini adalah payung hukumnya, sedangkan SOPTK yang akan bernaung di bawahnya,” ujarnya. Lebih lanjut Azhari mengatakan, statuta baru ini memuat semua ketentuan-ketentuan yang berlaku di UNP. Mulai dari visi dan misi UNP, jumlah organisasi, biro dan lembaga, termasuk di dalamnya aturan mengenai pendidikan dan latihan profesi guru, sertifikasi, dan sebagainya. Di dalam statuta baru ini juga terdapat ketentuan-ketentuan mengenai fakultas baru, yakni Fakultas Pariwisata dan Perhotelan yang akan segera diresmikan di UNP. Azhari juga mengatakan bahwa statuta baru ini tinggal menunggu persetujuan dari Kemendikbud. “Semoga dengan adanya statuta ini, UNP dapat lebih berkembang karena sudah memiliki payung hukum yang jelas,” tutupnya. Nova
17
Draina se buruk Drainase buruk,, UNP Kebanjiran juga terkena dampak dari banjir ini. “Saya pernah mendapati mobil mogok di depan perpustakaan UNP dan motor mogok di simpang FMIPA-FIK karena banjir ini,” jelasnya, Kamis (13/11). Sebagai salah satu mahasiswa yang menggunakan motor, Haris Pratama, Mahasiswa Pendidikan dan Kepelatihan Olahraga TM 2012, juga mengeluh dengan banjir di simpang FMIPA-FIK. Meskipun motornya tidak mogok, Banjir: Akibat curah hujan yang tinggi selama tiga hari berturut-turut, namun banjir ini sering persimpangan depan gedung rektorat baru digenangi air, Jumat (31/10). mengakibatkan kemacetan f/Rahmi* sehingga membuatnya Memasuki musim hujan, beberapa tempat terlambat untuk kuliah. “Drainase seharusnya di Universitas Negeri Padang (UNP) kebanjiran. diperbaiki,” harapnya, Jumat (14/11). Tempat-tempat tersebut antara lain jalan di sekitar Kepala Subbagian Rumah Tangga UNP, Pascasarjana, Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM), Nasaruddin H, S.Pd, ST., mengakui bahwa banjir Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam terjadi karena drainase yang buruk. Menurut(FMIPA), dan Perpustakaan UNP. Banjir tersebut nya, drainase akan segera diperbaiki satu permenuai keluhan dari beberapa mahasiswa. satu berdasarkan skala prioritasnya. Drainase Alfani Sonita, Mahasiswa Pendidikan Bim- terparah menurutnya adalah di Pascasarjana bingan dan Konseling TM 2012, mengatakan dan PKM. Bagian inilah yang pertama kali saat hujan genangan air di belakang Pascasarjana diperbaiki dan sudah mulai dikerjakan. “Seluruh menyulitkannya pergi ke kampus. “Sepatu sa- drainase akan diperbaiki bersamaan dengan ya basah dan saya harus sedikit mengangkat pembangunan IDB,” ujarnya, Kamis (13/11). rok agar tidak basah,” akunya, Kamis (6/11). Lebih lanjut, Nasaruddin menjelaskan bahwa Irvan Sardhi, Mahasiswa Pendidikan Mate- permasalahan banjir ini, tidak hanya menjadi matika TM 2012, juga mengeluhkan hal yang tanggung jawab satu pihak saja, melainkan sama. Untuk melewati genangan air, ia pun semua civitas akademika. “Karena itu, janganlah terpaksa membuka sepatu. Selain itu, menu- membuang sampah sembarangan dan mari rutnya pengguna sepeda motor dan mobil bersama menjaga lingkungan,” tutupnya. Sonya
Pengabdian Dosen untuk Masyarakat Pengabdian masyarakat merupakan salah satu misi Universitas Negeri Padang (UNP) dalam menyelenggarakan tridharma perguruan tinggi. Untuk itu seluruh Dosen UNP diharuskan melaksanakan pengabdian masyarakat. Dosen dari berbagai jurusan, seperti Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Program Studi (Prodi) Ekonomi, dan Jurusan Fisika pun tampak sudah melaksakannya. Zulfadhli, S.S., M.A., Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, bersama dengan timnya mengadakan Pelatihan Jurnalistik di Madrasah Aliyah Negeri 1 Padang pada Sabtu-Minggu (25-26/10). Zulfadhli mengatakan bahwa tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengenalkan dunia jurnalistik kepada siswa. “Semoga dapat menambah wawasan siswa tentang jurnalistik,” harapnya, Sabtu (25/10). Dosen Prodi Pendidikan Ekonomi, Dra. Armida S, M.Si. juga telah melakukan pengabdian masyarakat. Ia menjelaskan bahwa pengabdian dilakukan dalam bentuk penyuluhan, pelatihan, pendampingan ke koperasi atau sekolah, dan usaha kecil menengah. Sejak 2012 Prodi Pendidikan Ekonomi sudah memiliki desa binaan khusus untuk dikembangkan. “Tahun 2014 ini desa binaan berikutnya adalah Cubadak Air dan Ulakan Tapakis, Pariaman,” jelasnya, Kamis (6/11). Selain itu Dosen Jurusan Fisika Drs. Masril, M.Si. juga turut melakukan pengabdian ini. Masril memaparkan sekitar 80-90% dosen di Jurusan Fisika telah terlibat dalam pengab-
dian masyarakat. Adapun bentuk pengabdian ini adalah pelatihan, seperti merancang perangkat pembelajaran dan implementasi Kurikulum 2013. “Pengabdian ini termasuk dalam penilaian kampus dan akan berpengaruh terhadap akreditasi kampus nantinya,” jelasnya, Rabu (5/11). Pengabdian masyarakat terdiri atas dua jenis, yaitu pengabdian terprogram dan tidak terprogram (insidentil). Pengabdian terprogram dilaksanakan sekali dalam setahun. Sumber dananya berasal dari Bantuan Operasional Perguruan Tinggi (BOPTN) Pendidikan Tinggi yang dititipkan ke Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Pendapatan Nasional Bukan Pajak (PNBP) dari fakultas ke Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM). Adapun jenis kegiatannya adalah desa binaan, IPTEKS bagi Masyarakat atau IbM, IPTEKS Reguler (BOPTN) dan IPTEKS Reguler (PNBP). “Sedangkan pengabdian tidak terprogram misalnya tenaga ahli yang ada di UNP diminta oleh suatu instansi untuk menjadi narasumber,” jelas Drs. Zalfendi, M.Kes, Ketua LPM UNP, Selasa (18/11). Zalfendi menambahkan agar kegiatan ini berjalan efektif, dilakukan kontrol secara intensif. Ia juga mengatakan, pengabdian masyarakat di UNP mengalami peningkatan setiap tahunnya, yakni 144 kegiatan pada 2012, 224 kegiatan pada 2013, dan 298 kegiatan pada 2014. “Alhamdulillah saat ini sudah efektif dan setiap tahunnya mengalami peningkatan baik secara kualitas dan kuantitas,” tutupnya (18/11). Resti*
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
Inter
18 FIK UNP
HMJ Seni Rupa
MPALH UNP
Pelatihan Jurnalistik Bertema Melahirkan Jurnalis Olah Raga Handal dalam Rangka Ikut Memajukan Keolahragaan Nasional, Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNP adakan Pelatihan Jurnalistik Televisi bersama Padang TV di Ruang Sidang FIK UNP, Sabtu-Minggu (1-2/11). Acara yang dihadiri 60 peserta dari berbagai jurusan di FIK dan ormawa selingkungan UNP ini, dibuka oleh Romi Mardela, S.Pd. M.Pd.
selaku dosen pembimbing. Pelatihan jurnalistik ini merupakan agenda tahunan FIK dan bertujuan untuk membuka kesempatan bagi FIK mengembangkan soft skill di bidang baru. Seorang peserta, Aziza Maulana Pendidikan Kepelatihan Olahraga TM 2014 mengaku mendapatkan ilmu baru. “Selain itu juga dapat pengalaman dari team work saat membuat video,” ungkapnya. Sabrina*, Eka*
Seni Rupa Badunsanak Sejak dilantik 20 Januari 2014 lalu, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Seni Rupa Universitas Negeri Padang (UNP) telah melaksanakan beberapa program kerja, di antaranya camping jurusan (13-15 Februari 2014), Pameran Berkarya Tanpa Batas (pertengahan April), dan mural dalam rangka penyambutan mahasiswa baru (November ini). Selain itu HMJ Seni Rupa juga telah melaksanakan Drawing Room dan kerja sama dengan suatu perusahaan, untuk menggambar di dinding bagi komunitas seni yang ada di FBS. HMJ dengan slogan “Seni Rupa Badunsanak” ini mengusung visi menjalin kebersamaan untuk seluruh masyarakat Seni Rupa. Karena itu mereka memiliki agenda diskusi yang diberi nama ota ka-
dai yang diadakan sekali dua minggu dengan tema yang berbeda-beda. Untuk periode sekarang, ada beberapa program kerja lagi yang akan dilaksanakan, seperti pameran tingkat nasional pada awal Desember di Jambi, Mural Exhibition tingkat nasional dengan 15 tembok yang akan digambar juga awal Des e m b e r , pengabdian masyarakat bagi anak panti asuhan, dan Festival Seni Rupa pada Maret 2015. Ketua HMJ Seni Rupa, Sesario Wideslanida berharap agar program kerja yang telah direncanakan terlaksana dan mahasiswa Seni Rupa tetap menjaga budaya baik dan mengisinya dengan ide-ide kreatif. “Mari jalin kebersamaan dan terus berkarya,” tutupnya, Jumat (7/11). Neki*
UKKPK UNP
Sandra Tanjung mengatakan bahwa mahasiswa UNP diundang untuk mengikuti fun climbing . Pihak panitia telah mempersiapkan hadiah menarik bagi yang memanjat wall. “Kami telah meletakkan kertas kecil di lubang wall. Di kertas kecil itu telah tertulis nama hadiahnya,” terang Edi. Lebih lanjut Edi berharap agar MPALH bisa menjadi lebih baik lagi ke depannya. Media
Candra ini bertujuan untuk memotivasi pemudapemudi untuk menulis. Talkshow ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama bersama Boy Chandra, sedangkan sesi kedua bersama Tere Liye. Dalam talkshow, Tere Liye mangajak peserta untuk bersama-sama menanamkan kebaikan layaknya pohon. “Waktu menanam pohon yang baik adalah 20 tahun lalu dan hari ini,” tutupnya. Khadijah, Eka*
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Seni Rupa menggelar pameran bertema Drawing Room di Pendopo Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Senin (3/11). Ketua Jurusan, Dr. Yahya, M.Pd., dalam sambutannya mengatakan bahwa pameran ini adalah suatu ajang untuk berkompetisi bagi mahasiswa dalam berkarya. “Semoga mahasiswa dapat mengembangkan kreativitasnya,” ungkapnya.
Mengusung tema Succes with Business Koperasi Mahasiswa (KOPMA) UNP mengadakan Workshop Business Plan di Ruang Imam Bonjol Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sumatera Barat, Sabtu-Minggu (25-26/10). Acara yang menghadirkan dua orang pemateri, Halkandri, SE., MM., AK. dan Rani Sofya, S.Pd., M.Pd. ini diikuti oleh sekitar 95 orang peserta. Ketua pelaksana, Kiki
Wiserman, mengatakan acara ini bertujuan untuk memotivasi mahasiswa agar lanjut ke dunia usaha dan bisa membuat proposal senyata mungkin. “Diharapkan peserta bisa kompeten dalam menulis proposal dan dapat merealisasikannya,” tuturnya. Seorang peserta, Ridwan Syahril mengatakan acara ini sangat bagus karena memberikan kiat-kiat dalam berbisnis kepada mahasiswa. Sonya, Neki*
Elektronika
Kuliah Umum Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan (HMTP) UNP adakan kuliah umum bersama PT. Freeport Indonesia di Ruang Serba Guna (RSG) Fakultas Teknik (FT), Selasa (4/11). Acara dibuka oleh Pembantu Rektor IV, Dr. Ardipal, M.Pd. mewakili Rektor UNP. Kuliah umum yang bertema “Environmental Surface and Underground Mining Technology” ini bertujuan untuk menam-
bah ilmu pengetahuan tentang dunia pertambangan. Pemateri pada kuliah umum ini adalah tim dari PT. Freeport Indonesia, yaitu Arland Suruan, Novriadi Visco, Ahmad Fauzi, dan Nuramin. PD I FT UNP, Syahril, P.hD., berharap semoga outcome dari kegiatan ini tidak hanya sebatas kuliah umum, tetapi juga ada informasi lainnya. “Seperti informasi beasiswa,” ungkapnya. Resti*
UNP
Seminar MikroTik Progam Studi (Prodi) Pendidikan Teknik Elektronika menggelar One Day Seminar bersama MikroTik Indonesia di Ruang Serba Guna Fakultas Teknik (FT) UNP, Rabu (22/10). Acara yang diikuti oleh 486 peserta ini mengangkat tema “MikroTik Road to Campus”. Menurut salah seorang panitia, Geovanne Farrel, M.Pd.T., tujuan acara ini adalah untuk memperkenalkan Prodi Pendidikan
Selaku kurator, Dwi Ramadhona menjelaskan bahwa suatu karya akan melalui proses kurasi atau penyeleksian. Karya yang dipamerkan akan dinilai dari finishing dan layak pajangnya karya tersebut. Dari 120 karya yang masuk, hanya 80 karya yang layak pajang. “Bagi yang tidak lulus jangan berkecil hati, tetaplah berkarya agar lebih baik lagi ke depannya,” tutur Dwi. Jimi*
HMTP
Workshop Business Plan
Elektronika, sekaligus membangun kerja sama dengan MikroTik Indonesia. “Semoga UNP bisa bekerja sama dengan sertifikasi trainner akademik di MikroTik,” ujarnya. Asrul Harahap, Mahasiswa Teknik Elektonika TM 2013, berharap, acara ini bisa mengenalkan MikroTik kepada mahasiswa dan masyarakat. “Mahasiswa harus mengenal MikroTik lebih dalam lagi,” ucapnya. Eka*
UNP
Talkshow Kepenulisan Unit Kegiatan Komunikasi dan Penyiaran Kampus (UKKPK) UNP menyelenggarakan talkshow dengan tema Be A Creative Generation Thought Writing bersama Tere Liye dan Boy Candra di Aula Fakultas Ilmu Pendidikan UNP, Sabtu (25/10). Bima Prasetya Yoanda selaku ketua pelaksana menjelaskan bahwa talkshow yang diadakan bersama Tere Liye dan Boy
Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup (MPALH) UNP mengadakan peringatan ulang tahun ke-30 di taman sebelah Perpustakaan Pusat UNP selama tiga hari (2022/10). Acara yang bertema Menyambut Kejayaan 30 tahun MPALH UNP ini diisi dengan berbagai kegiatan seperti donor darah, pameran, bazar, dan fun climbing Ketua MPALH, Edi
KOPMA UNP
HMJ Seni Rupa
Drawing Room
HUT Ke-30 MPALH
MTQ UNP UNP kembali mengadakan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), Sabtu-Minggu (25-26/10). Mengusung tema Dengan Semangat MTQ Kita Wujudkan Kampus yang Berkarakter, Intelektual, dan Religius acara ini diikuti oleh 250 peserta. Tahun ini, terdapat sembilan cabang yang dilombakan. Di antaranya Tilawatil Quran, Tartil Quran, Hifzhil Quran, Qira’atus Sab’ah, Syarhil
Quran, Fahmil Quran, Karya Tulis Ilmiah Islami, dan Debat Isi Kandungan al-Quran berbahasa Inggris. Selaku ketua pelaksana, Dr. Ahmad Kosasih M.Ag. menjelaskan bahwa acara ini bisa dijadikan sebagai perekat tali silaturahmi dan mewujudkan UNP sebagai kampus yang religius. “Mari kita saling menjaga silaturrahmi,” tuturnya, Sabtu (25/10). Ana
UKKes UNP
SEAMOLEC Indonesia UNP selenggarakan kuliah umum Bersama Southeast Asian Minister of Education Organizatoin Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC) Indonesia di Ruang Serba Guna (RSG) Fakultas Teknik (FT), Senin (27/10). SEAMOLEC adalah sebuah institusi yang bergerak di bidang pendidikan terbuka dan pendidikan jarak jauh yang berbasis Information and Communications Technology
(ICT). Selain itu SEAMOLEC juga ikut memberikan beasiswa, seminar, pertukaran siswa, mahasiswa, guru, dan dosen, serta menyelenggarakan pelatihan di bidang IT. Muhammad Andriansyah selaku Humas SEAMOLEC mengatakan bahwa saat ini IT berkembang pesat. Untuk itu pengajar harus siap untuk menghadapi perubahan-perubahan tersebut. Kurnia*
Workshop Teater Unit Kegiatan Kesenian (UK-Kes) UNP gelar Workshop Teater 2014, di Aula Imam Bonjol LPMP Sumatera Barat, Minggu (19/10). Acara yang dihadiri oleh 50 peserta dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian yang ada di Sumatra Barat (Sumbar) ini merupakan salah satu program kerja divisi OASE UK-Kes UNP. Workshop ini fokus membahas penyutradaraan dan pemeranan dengan
menghadirkan tiga pemateri dari Institut Seni Indonesia Padang Panjang. Taufik Rachmadani, selaku ketua pelaksana mengatakan acara ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi antar-UKM Kesenian yang ada di Sumbar. Selain itu, Taufik menyampaikan target kegiatan ini adalah untuk membangkitkan kembali semangat mahasiswa dalam pementasan teater kampus. Rival*
Seputar
Mahasiswa
19
Mahasiswa dan MEA Hai pembaca setia Ganto, Pada 2015, sebuah sistem pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara akan diberlakukan. Pasar tunggal tersebut dikenal dengan istilah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). MEA memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan mudah ke negara-negara lain di seluruh Asia Tenggara, sehingga kompetisi akan semakin ketat. Banyak pihak yang mendukung terlaksananya MEA, namun tak sedikit pula yang pesimis mengenai hal ini. Lalu bagaimana dengan pandanganmu? 1. Apakah Anda mengetahui informasi tentang MEA? a. sangat tahu b. tahu c. kurang tahu d. tidak tahu
3. Menurut Anda, bagaimana kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA sejauh ini? a. sangat siap b. siap c. kurang siap d. belum siap e. tidak ada komentar
45.4%
29.9%
16.4% 7.3% 1%
4. Menurut Anda, apa yang menjadi kendala utama Indonesia dalam menghadapi MEA? a. Sistem ekonomi Indonesia belum jelas b. SDM Indonesia belum mampu bersaing dengan SDM negara lain c. Lemahnya daya saing, infrastruktur, dan konektivitas antardaerah d. Kurangnya upaya promosi produk Indonesia dan fluktuasi nilai tukar mata uang e. Tidak ada komentar
37.4% 34.8%
37.5%
22.1%
25.8% 5.72%
16.85% 12.13% 7.71%
2. Bagaimana pandangan Anda tentang rencana penerapan MEA di Indonesia? a. sangat cocok b. cocok c. kurang cocok d. tidak cocok e. tidak ada komentar 36.5%
5. Menurut Anda, apa yang seharusnya dilakukan Indonesia dalam menghadapi MEA? a. Meningkatkan kualitas PTN agar lahir lulusan yang siap kerja b. Meningkatkan kemampuan bahasa asing serta keterampilan dan kesadaran berwirausaha c. Mengembangkan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan MEA d. Meningkatkan sosialisasi MEA pada berbagai lapisan masyarakat e. Tidak ada komentar 43.4%
28.9%
16.6% 18.8% 7.93%
16.3%
9.95%
14.9%
6.53%
anusia dan ekonomi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Manusia tidak akan bisa hidup tanpa adanya ekonomi dan ekonomi pun tidak akan pernah ada jika tidak ada manusia. Manusia harus memenuhi kebutuhan hidupnya, baik itu kebutuhan material maupun jasa. Oleh sebab itu, manusia menciptakan ekonomi untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Begitu pula dengan negara, sangat membutuhkan ekonomi. Idealnya, setiap negara akan berlomba-lomba untuk meningkatkan perekonomiannya. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari tujuan untuk menyejahterakan kehidupan rakyatnya masing-masing. Tak terkecuali dengan Indonesia yang sampai sekarang masih berstatus sebagai negara berkembang. Dari kategori maju, Indonesia masih tertinggal jauh. Untuk mencapai kategori tersebut, mau tidak mau Indonesia harus terus tumbuh agar dapat bersaing di kancah internasional. Sebab, peningkatan perekonomian adalah salah satu faktor dari sekian faktor yang
M
dapat menuntun Indonesia menuju perwujudan impian tersebut. Layaknya sebuah impian, tentu diperlukan usaha untuk mewujudkannya. Kali ini, diwujudkan dengan bergabungnya Indonesia ke dalam perdagangan bebas antarnegara di kawasan Asia Tenggara atau lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015 mendatang. Sebagai sebuah sistem, MEA tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Kelebihannya, MEA tidak hanya membuka arus perdagangan barang atau jasa, tetapi juga pasar tenaga kerja profesional, seperti dokter, pengacara, akuntan, dan lainnya. Sedangkan kekurangannya, MEA akan menyebabkan negara yang tidak mampu bersaing hanya sebagai pasar saja, tanpa bisa menguasai pasar ASEAN. Inilah yang dicemaskan rakyat terhadap Indonesia dalam menjalani MEA nantinya. Agar hal tersebut tidak terjadi, persiapan demi persiapan pun dilakukan Indonesia. Mulai dari peningkatan sumber daya manusia (SDM) hingga peningkatan produk-produk yang bernilai jual
tinggi di pasaran. Namun, kendati demikian, tampaknya usaha ini tak urung mengurangi kekhawatiran rakyat Indonesia dalam menghadapi pasar bebas ini. Realitanya, masih ada yang beranggapan kalau MEA kurang cocok diterapkan di Indonesia begitu pula dengan kesiapannya yang masih dipertanyakan. Hal ini dibuktikan dengan hasil polling yang disebarkan oleh Subdivisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto Universitas Negeri Padang (UNP) terkait dengan MEA. Polling yang disebarkan berupa angket yang terdiri atas 5 pertanyaan kepada 650 mahasiswa di UNP dengan metode random sampling dan responden diambil secara accidentil. Dari 650 responden, sebanyak 36,5 persen di antaranya menyatakan MEA ini kurang cocok diterapkan di Indonesia. Namun, uniknya, responden yang menyatakan MEA ini cocok bahkan sangat cocok diterapkan di Indonesia mencapai 36,8 persen. Sehingga timbullah pertanyaan besar di sini.
Apa sebenarnya yang terjadi pada Indonesia? Kenapa perbandingan kecocokan dengan ketidakcocokannya hampir sama banyak? Sedangkan dengan hasil yang tidak mencapai 10 persen, kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA masih dipertanyakan di sini. Tidak dapat dipungkiri, berjalannya sebuah sistem baru juga bergantung pada siap atau tidaknya suatu negara tersebut dalam melaksanakannya. Sosialisasi sebagai langkah awal pun sangat diperlukan di sini. Harapannya dengan sosialisasi masyarakat akan tahu dengan sistem tersebut sehingga dapat menyiapkan diri. Dengan demikian masyarakat akan mendukung sistem baru itu. Nah, ini juga dapat dijadikan pertimbangan untuk Indonesia dalam penerapan MEA ini. Pasalnya, masih banyak rakyat yang belum tahu tentang MEA. Hal ini terlihat dari hasil polling, bahwasanya 22,1 persen responden menjawab tidak tahu mengenai MEA ini. Alangkah lebih baik, jika Indonesia mengatasi hal ini terlebih dahulu. Agar semua berjalan lancar ke depannya. Tidak ada salahnya jikalau
MEA ini diterapkan di Indonesia. Hanya saja, Indonesia perlu berbenah lagi untuk mematangkan kesiapannya terutama dalam peningkatan SDM, sehingga mampu bersaing dengan negara-negara Asia Tenggara bahkan negara Asia lainnya. Hal ini terlihat dari hasil polling, bahwasanya 37,5 persen responden menjawab kendala utama Indonesia dalam menghadapi MEA adalah SDM kita yang belum mampu bersaing dengan SDM negara lain. Jangan sampai nantinya Indonesia hanya bertindak sebagai penonton saja di sini. Untuk mengatasi masalah ini, responden memberikan saran agar Indonesia meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dan keterampilan diri pribadi serta kesadaran berwirausahanya. Ini terlihat dari hasil polling sebanyak 43,4 persen responden menawarkan solusi tersebut. Di sinilah letak andil rakyat dalam mewujudkan impiannya. Dengan demikian tuntutan Indonesia untuk terus tumbuh akan dapat terpenuhi. Hingga tidak tertutup kemungkinan untuk Indonesia menjadi negara maju, bukan?
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
Resensi
20
Membalik Lembaran Tersembunyi Proklamasi Judul Penulis Penerbit Cetakan Tebal
: : : : :
Jejak Intel Jepang: Kisah Pembelotan Tomegoro Yoshigumi Wenri Wanhar Penerbit Buku Kompas 2014 208 halaman
“Semua pemikir pejuang pasti berpikir dan berbuat. Bukan sekadar berbuat apa yang dipikirkan orang lain. Mereka memiliki sebuah cetak biru intelektual tentang keadaban baru pascapenindasan dan keterbelakangan.” (hal 27) Kemerdekaan bukanlah semata-mata hasil yang bertolak pada perjuangan anak bangsa saja. Namun, kemerdekaan juga merupakan buah tangan penghadiahan dari beberapa orang yang telah mengalami pembelotan menuju arketisisme memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan. Jejak-jejak yang mungkin menjadi pancang revolusi yang sering kali tak terlihat tapi menjadi pembahasan penting untuk ditelusuri. Tidak selamanya kolonialis bersikap tidak manusiawi terhadap daerah jajahannya. Kadang ada pula di antara mereka yang memiliki nilai-nilai kebenaran di dalam dirinya. Salah satunya, ialah Kepala Intelijen Kaigun Bukanfu (Dinas Perhubungan Angkatan Laut Jepang), Tomegoro Yoshizumi. Seorang Jepang yang membelot dari bangsanya sendiri demi Indonesia. Ia rela mencuri di kantor Laksamana Muda Tadashi Maeda yang merupakan atasannya sendiri dalam membangun kelompok perjuangan gerilya untuk membantu pertahanan bangsa Indonesia. Tomegoro Yoshizumi adalah seorang pemikir dan juga seorang yang bertindak. Karena kegigihan dan kebijaksanaan inilah seorang Tan Malaka memberinya nama Arif, sebagai nama pembaiatan. Tomegoro Yoshizumi terkenal dengan kecerdikan dan ketelitiannya. Ia juga merupakan seorang intelijen dan jurnalis. Soekarno pun sangat terkesan dengan orang-orang Jepang yang rela mengorban-
kan hidupnya, seperti mengalami penyiksaan dan sebagainya demi tercapainya citacita bangsa ini. Bukti terima kasih dan apresiasinya yang diperuntukkan bagi Tomegoro Yoshizumi dan Ichiki Tatsuo ditulisnya pada sebuah monumen di kuil Budha Seisho yang disebut dengan Soekarno Hi. Tidak hanya Yoshizumi, ada beberapa orang Jepang yang juga ikut serta yaitu Shigetada Nishijima, Chou Shinmo, Ichiki Tatsuo, Shibata Yaichiro, Letkol Kashiaki Mike, Hanada, dan beberapa orang Jepang lainnya. Mereka membantu perjuangan bangsa Indonesia pascakemerdekaan pada 1945. Inilah cetak biru dari sejarah yang diagungkan bangsa ini. Perjuangan bukan sekadar melawan suatu kelompok, namun melawan nilai-nilai keburukan yang lahir dari jiwa-jiwa jahat. Pembelotan dapat terjadi kapan saja bila seorang pemikir menemukan titik kebenaran atas tindakannya. Resensiator: Putri Rahmi Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2012
Spiritualis, Namun Kritis Judul Penulis Penerbit Cetakan Tebal
: Simple Miracle : Ayu Utami : Kepustakaan Populer Gramedia : I, Oktober 2014 : 177 Halaman
“Aneh, ibuku mengajarkan aku ragu akan hantu, tapi ia mengajari aku beriman perihal Tuhan.” (hal 12) Apa beda hantu dengan Tuhan? Dari segi bunyi, sama saja. Hantu adalah kebalikan bunyi dari Tuhan. Tuhan kebalikan bunyi dari hantu. Kalau dieja cepat-cepat, jadinya, Tuhantuhantuhantuhantuhan. Sama kan? Dari segi wujudnya pun begitu. Hantu dan Tuhan sama-sama tidak bisa dibuktikan secara material dan objektif. Keduanya tidak dapat dilihat kasat mata. Keduanya tidak dapat dibuktikan secara empiris. Namun, di balik dari kesamaan itu, ada prinsip mendasar yang membuat hantu dan Tuhan berbeda sama sekali. Hantu tidak datang dengan paket nilainilai, sedangkan Tuhan datang dengan paket nilainilai. Hantu tidak datang dengan etika dan ajaran. Tuhan justru datang membawa etika dan ajaran. Kepercayaan terhadap hantu tidak membawa manusia ke manamana. Sebaliknya, kepercayaan terhadap Tuhan membawa manusia ke suatu arah, dan tentunya lebih baik. Konsep-konsep seperti inilah yang sering dipergulatkan Aku di dalam pikirannya. Sikap kritis dan skeptis membuatnya selalu meragukan hal-hal gaib yang tak kasat mata, bahkan untuk konsep tentang Tuhan. Prinsip ini pun membuatnya terjebak dalam proses pencarian Tuhan yang begitu rumit. Dan layaknya sejarah pemikiran Eropa, Aku juga melalui periode religiusi-
tas, sekularisme, dan pascasekularisme. Pada periode religiusitas, Aku sempat menjadi pribadi yang taat. Bahkan sering berkirim surat secara intim dengan Tuhan. Namun, memasuki usia 20-an Aku mulai meninggalkan Tuhan. Aku memilih nalar dalam menimbang baik-buruk sesuatu dan mengenyampingkan ayat-ayat Tuhan. Periode ini dinamai sebagai sekularisme. Lalu, memasuki periode pascasekularisme, Aku kembali menjadi makhluk bertuhan, tetapi dapat menyeimbangkan antara religi dan nalar. Aku mengistilahkannya dengan “Spiritualisme Kritis”, yaitu penghargaan terhadap yang spiritual tanpa mengkhianati nalar kritis (hal 12). Dalam Mukjizat Sederhana ini—demikian kirakira terjemahan bahasa Indonesianya—Ayu Utami ingin menyampaikan bahwa agama bukanlah sebuah keyakinan yang harus diterima mentah-mentah, tanpa proses berpikir kritis. Agama harus dijadikan alat untuk menciptakan perdamaian, bukan permusuhan yang nyatanya bertentangan dengan ajaran Tuhan. Lalu, menyadur judul, novel ini memang ditulis dengan simpel. Tidak seperti novel sastra lainnya yang rumit dan kadang menjemukan, Simple Miracle disampaikan secara ringan, mengalir, namun tidak abai terhadap nilai-nilai. Resensiator: Yola Sastra Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2012
Catatan Sang Penakluk Gunung Judul Penulis Penerbit Cetakan Tebal
: Menyusuri Garis Bumi : Clement Steve : PT. Grasindo : I, Oktober 2014 : 374 halaman
Alam Indonesia begitu menjanjikan petualangan yang tiada habisnya. Negeri ini memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah. Salah satunya adalah kekayaan akan gunung yang berdiri kokoh menjulang dari bumi. Gunung juga merupakan sumber pencaharian bagi masyarakat yang tinggal di lerengnya. Karena lereng gunung memiliki tanah yang subur dan cocok digunakan untuk bercocok tanam. Selain itu, gunung adalah surga bagi pecinta alam untuk menyalurkan hobinya dalam mendaki. Mendaki gunung bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Diperlukan banyak persiapan, seperti persiapan mental dan materi yang dibutuhkan selama pendakian, misalnya tenda, makanan, minuman, obatobatan, penerangan, dan lain sebagainya. Ada baiknya sebelum pendaki memulai petualangannya, mengetahui terlebih dahulu
medan yang akan dilalui, yakni dengan menggali informasi dari pemandu atau dengan mendekatkan diri kepada penduduk sekitar. Banyak kenalan maka akan semakin mempermudah perjalanan karena akan mengecilkan resiko yang ditemui selama pendakian.
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
Ada kalanya rintangan yang dilalui terlalu berbahaya. Kurang berpengalaman serta keadaan cuaca yang tidak terduga menyebabkan pendaki tidak dapat melanjutkan pendakiannya. Karena bila diteruskan, dikhawatirkan hal yang tak diinginkan terjadi. Kelelahan juga membuat pendaki kehilangan orientasi medan. Sehingga jalan yang ditempuh untuk mendaki tidak sama dengan jalan turun dari gunung. Selain itu faktor cuaca juga sangat mempengaruhi medan yang akan dilalui. Tak hanya itu, kekompakan sesama pendaki pun menjadi unsur penting selama menjelajah gunung. Ikatan dengan kawan pun semakin erat, karena suka dan duka dialami bersama-sama. Demikianlah ungkap Clement Steve seorang pencinta alam yang telah mendaki 29 gunung sebanyak 90 kali dalam buku Menyusuri Garis Bumi. Steve mulai mendaki gunung sejak 1969 hingga 2010. Kegagalan mendaki untuk pertama kalinya menaklukan Gunung Gede tahun 1969 membuat Steve semakin terobsesi agar suatu saat dapat mendaki gunung tersebut. Hal demikian terwujud
pada Rabu, 5 Desember 1973. Pernah juga dalam lima hari pada 1978, Steve berhasil menaklukan tiga gunung, yakni Gunung Lawu (1 Oktober), Gunung Merapi (3 Oktober), dan Gunung Merbabu (5 Oktober). Bahkan Steve juga menjadi saksi letusan Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda pada 9 Juli 2008. Dalam buku ini, Steve merincikan data tentang tiap gunung yang pernah didakinya, info-info tentang desa setempat, serta aneka flora dan fauna yang ada di sana. Buku ini dilengkapi dengan data tentang tinggi gunung beserta orang pertama yang meneliti gunung dan letusan-letusan yang dialami gunung tersebut. Selain itu, juga dicantumkan kekayaan alam dan kondisi sosial nonkomersial penduduk di daerah gunung tersebut. Sehingga buku ini dapat menjadi referensi bagi Anda para penakluk gunung dalam mencari informasi tentang gunung-gunung yang bertebaran di sebagian wilayah Indonesia. Resensiator: Ermiati Harahap Mahasiswa Pendidikan Kimia TM 2013
Cerpen
21
Dan Kemudian Oleh Melanie Dewata Mahasiswa Sastra Inggris 2011
Kuingat lagi kenangan yang membuat mata dan hatiku basah. Untuk kesekian kalinya, ada maaf menumpuk yang belum sempat kuucapkan padamu. Untukmu, lelaki yang terlahir sekian purnama setelahku. Lelaki yang pernah menjaga jarak hingga ratusan kilometer dariku, kini serasa didekatkan lagi. Begitu aku bisa membayangkan lentik bulu matamu dengan jelas. Gurat halus di antara tarikan kedua ujung bibirmu. Tak dapat kubayangkan seperti apa perjalanan yang telah kautempuh untuk menyembuhkan luka yang kusebabkan. Semoga setelah semuanya kuceritakan, kau akan mengerti. Di hari-hari lampau, dalam prosesku beralih dari kenangan tentangmu, terkadang aku memilih merapal segala mantra dan doa sambil mengeja namamu begitu hujan membasahi kota panas ini. “Apa rencanamu setelah lulus kuliah nanti?” Kau menatapku sesaat. Aku menerawang. Memperhatikan cahaya lampu berwarna kuning jeruk di atas sana. “Menikah,” jawaban yang tibatiba melintas di otakku. “Menikah?” kau mengernyitkan dahi. Aku tersenyum dan mengangguk. “Iya, menikah. Punya anak, merawat serta mebesarkan mereka.” “Oh,” kau mendesah. Dan kemudian aku melanjutkan, ”Aku akan menikah dan melahirkan anak-anak yang lucu. Setiap malam sebelum mereka tidur, aku akan membacakan dongeng-dongeng terbaik sebagai pengantar tidur mereka. Mengecup kening mereka satu persatu sambil membisikkan harapanharapanku jika mereka dewasa kelak.” Kau merubah posisi dudukmu. Dari bersila menjadi menekuk lutut sambil melingkari keduanya dengan tanganmu. “Untuk apa cepat-cepat menikah,” katamu. Aku kembali mengernyitkan dahi. “Lho? Memangnya kamu tak ingin menikah?” aku bertanya serius. Kau menoleh sekilas dan tersenyum. “Tentu saja ingin,” jawabmu dengan nada tegas. Aku menunggumu untuk melanjutkan. “Aku juga memimpikan pernikahan yang bahagia. Menjadi suami dan ayah yang melindungi keluarga kecilku kelak.” “Lalu?”
“Apa?” kau membalas tatapanku. “Kamu malah terkesan sinis menanggapi pernyataanku tadi,” kataku lalu mengalihkan perhatian. Terdengar tawa kecilmu. “Ah, kamu terlalu perasa sebagai perempuan,” ujarmu santai. “Hei, itulah kelebihan kami kaum perempuan!” aku protes. Namun, kau acuh. Kau malah berjalan ke arah kursi rotan yang tadi kaududuki. Meraih ranselmu yang tergeletak begitu saja di lantai. “Huh! Percuma memang, membahas masa depan dengan pemuda yang hanya memikirkan hari ini,” aku menggerutu sendiri. Kau menatapku sambil mengangkat sebelah alismu. “Hei, ucapanmu frontal sekali Nona!” katamu seraya kembali mendekat ke arahku. Kau kembali duduk di sebelahku. Aku tak menoleh. Dalam hati aku memang sedikit kesal dengan ucapanmu tadi. Kau perlahan merangkul bahuku. Mengusapnya perlahan. Aku masih tak menoleh. “Biarpun begini, aku juga sudah punya rencana untuk masa depanku nanti,” katamu pelan. “Oh ya?” aku sangsi. “Bahkan kalau kubeberkan, kamu pasti kaget mendengarnya.” Kali ini aku memberikan perhatian penuh pada kalimatmu. Kau terlihat menyunggingkan senyum. Aku menunggu. Dan kemudian aku harus menghela napas kecewa lagi begitu kau melepaskan rangkulanmu setelah menepuk pelan bahuku. “Sudah malam, lebih baik aku pulang sekarang,” katamu, memasukkan satu persatu isi tasmu yang masih tergeletak di meja. “Terima kasih untuk pelajaran malam ini, Bu Guru.” Sedikit kecewa, rasanya malam begitu cepat berlalu. Punggungmu sudah menghilang di tikungan gang, tetapi hangat yang menular dari tubuhmu masih kentara di lenganku. *** “Mau kemana, Ilana?” ibu
menanyaiku begitu ia masuk dan melihatku tengah mematut diri. “Hari ini aku dan Daru belajar di luar, Bu. Suntuk kalau di rumah terus.” “Daru? Yang belajar tiap Rabu malam itu?” Aku tersenyum mengiyakan pertanyaan ibu. “Kau yang ke rumahnya?” Aku menatap ibu sekilas dari kaca dan menggeleng. Keningnya berkerut. “Lalu?” “Di salah satu kafe buku dekat kampusku, kebetulan aku juga ada urusan di kampus, Bu.” Kulihat ibu tercenung mendengar jawabanku. Aku berbalik menatap ibu. Mem-
Grafis: Hari Jimi Akbar
perhatikan perubahan air mukanya. “Ibu hanya mengingatkanmu, antara kau dan dia ada batasanbatasan yang harus dijaga, Ilana.” Setelah berkata begitu, ibu meninggalkan kamarku. Aku tertegun. Memikirkan kalimat yang baru saja ibu lontarkan. *** “Nyaris saja aku meninggalkan meja ini jika tak ingat aku yang mengajakmu ke sini,” katamu menyambut kedatanganku seraya melihat jam tanganmu. Aku hanya tersenyum kecil. Setelah duduk di kursi di hadapanmu, aku langsung mengeluarkan buku-buku setebal kamus. Dan membalik-balik halamannya cepat. Aku sadar, kau tengah menatapku keheranan.
“Ada apa?” Aku mengangkat kepalaku dan membalas tatapanmu. Cepatcepat aku menggeleng. “Buka bukumu, kau datang untuk belajar kan?” Kau tak menjawab. Tetapi perlahan tanganmu mulai membalik satu persatu halaman buku di hadapanmu. Patuh. Aku masih bisa merasakan tatapanmu. Selang sekian puluh menit hingga satu jam nyaris berlalu, suasana serba tak enak masih terasa. Aku cukup sadar bahwa dari tadi tugasku tak terlaksana dengan baik. Apalagi dengan sikapmu yang tiba-tiba banyak diam. Kau malah terus-terusan menatapku. Membuatku serba salah merasa dicurigai. “Kenapa?” aku akhirnya tak tahan dengan kondisi serba salah itu. Kau menjatuhkan pena, yang sedari tadi diam di tanganmu, ke atas kertas yang masih kosong. “Aku tak bisa berkonsentrasi jika sikapmu masih aneh begitu.” Aku mendelik. “Tidak ada yang aneh.” “Kamu pasti cukup pintar memaknainya,” kau membalas dingin. Aku menghindari tatapan tajam yang kau hujamkan langsung ke bola mataku. “Daru, kamu harus serius. Tolong hargai waktuku,” tentu saja itu adalah kalimat pembelaan yang juga berfungsi untuk mengalihkan pembicaraan. “Mungkin dari tadi kamu yang tidak fokus, Ilana. Ada sesuatu yang ingin kamu katakan?” kau mencondongkan tubuhmu perlahan hingga tatapan kita berdekatan. “Tolong jaga batasan-batasan yang ada Daru,” kataku nyaris tercekat. Kau menatapku lekat-lekat. Rahangmu mengatup keras. Dari tatapanmu aku melihat letupan emosi yang berusaha kautahan. “Aku tak ingin ini terlalu jauh, Daru,” ucapku pelan dengan masih tertunduk. “Sebenarnya apa yang kau takutkan Ilana?” ucapanmu sama dinginnya dengan tatapanmu. “Sebentar lagi umurku akan menginjak angka 28, Daru. Kautahu artinya kan? Akan ada banyak perubahan, Daru. Aku tak ingin gegabah, aku sudah cukup lelah dengan kekecewaan. Akan ada banyak penolakan untuk kita,” lanjutku. Kau diam sebentar.
“Apa kau tak percaya kalau aku pria yang siap melindungi?” Aku menggeleng tetapi bukan sebagai jawaban. “Kau tak lagi ingin menungguku, Ilana?” “Perempuan memang ditakdirkan untuk menunggu, Daru. Tapi aku bukan tipe perempuan yang cukup sabar untuk itu. Kita terlalu jauh, aku tak bisa menunggu terlalu lama.” “Percayalah, Ilana. Aku tak akan membiarkan semuanya terlalu lama.” Aku bungkam beberapa saat. “Empat tahun bukan waktu yang sebentar, Daru. Aku akan terlalu matang untukmu.” “Aku siap untuk semua itu.” Katamu yakin. “Meskipun kau akan semakin terlihat tua dengan keriput-keriput di sekitar matamu dan tentu saja akan membuatmu semakin terlihat jelek....” “Daru! Aku serius!” sergahku cepat. Kau tertawa kecil. “Aku hanya perlu kau mempercayaiku.” Tanganmu kembali menggenggam tanganku dan kali ini aku tak mengelak. “Kau serius?” “Setelah lulus nanti aku akan segera mencari pekerjaan yang layak.” “Tidak kuliah?” “Seperti janjiku, aku tak ingin membuat perempuan masa depanku menunggu terlalu lama.” Aku tersanjung mendengar ucapanmu. “Kau serius?” aku mengulangi. “Aku tak pernah bermain-main dengan perasaan,” sekali lagi aku tersenyum. “Masih bersedia menungguku kan, Ilana?” Seperti disihir, aku perlahan menganggukkan kepala. Mengiyakan ucapanmu dengan sunggingan senyum yang kuyakin salah satu hal yang telah membuatmu tergila-gila padaku. Sore itu, untuk pertama kalinya, aku mengunjungi loteng yang sudah kau sulap menjadi ruangan pribadi. Kamarmu. Apa sekarang ada yang ingin menyalahkan keputusanku? *** “Daru, apa kau menyesal?” “Tidak.” “Kau akan membenciku setelah ini?” “Jika hal itu sampai terjadi, mungkin itu adalah keputusan terbodoh yang kubuat.” “Kau berhak bahagia, Daru.” “Itulah yang selalu ingin kubagi denganmu, Ilana.” “Maafkan aku, Daru.” “Kau harus bahagia, Ilana. Titip anak kita ya.” Tut-tut-tut! Sambungan terputus. Ketukan pintu terdengar. Suamiku pulang. Selesai
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
Sastra
22
Budaya
Sajak Adalah
Noktah Tertoreh satu kata pada relung tersembunyi Mengisi sesudut celah yang tersisa Merajai segenap rasa yang telah kukuh Tahuku hanyalah setitik debu Tapi nyata, Duri dalam bongkah merah pekat Tak pikirku kan seperti nila setitik Perusak murni susu di belanga Kiranya membuta batin yang lama benderang Keras kini rasa yang dulu begitu peka Karena setitik noktah yang tertuang dalam sukma Setia Wati Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2012
Tik Tik Selalu, Hujan yang mengantarkanmu kembali Mengupas kulit ari yang mulanya damai Mengusik kebekuan obsesi yang terendap Mengendap kebengisan yang terlemah Melemahkan nyala asa yang tersisa Menyisakan sebutir benih yang terkurung Mengurung nyawa dalam senada Rintik tik tik tik
Sajak Menyuruk Hari ini, kita melewati bermacam trotoar bermacam pula rupanya di antara orang-orang dengan macam sedu sedan di antara mobil-mobil angkot-angkot rendahrendah badannya mencium wangi busuknya jalan di sela kereta bermesin kebanyakan buatan Jepang sambil menantang matahari barang sekilan panasnya kita menyusuri gang dengan semacam sampahnya bervariasi pula baunya dari yang paling wangi hingga wangi yang tak tahu diri kita mencari font yang tersusun rapih di atas kertas yang mengusam dirujuk usia kau merajuk karena tak bersua dengannya aku terbahak-bahak melihat rengekmu akhirnya, kita pulang dengan tangan hampa tawamu redup, senyummu mengatup oleh sang manyun merubung tapi apa yang dicari bersembunyi di balik susunan data digital pula bentuknya gelakmu meledak petang membuyar magrib menghindar Mahawitra Jayawardhana Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2012
Ratih Sophia Lestari Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2012
Yola Sastra Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2012
Semburat Senja Merah Mungkin senja dan langit takkan sempat mengukir cerita, Karena ketika sore tiba, Senja secara perlahan akan meninggalkan langitnya, Sementara langit kan diam melepas senja pergi, Karena Ia tahu esok senja akan tetap kembali padanya, Bersanding sebentar, Setelah itu pisah. mereka tak pernah terikat, namun itu yang membuat sakit dan rindu untuk memiliki semakin dalam, Bagai luka menganga tak berdarah, menanti siraman cinta. Mereka tak pernah terikat, Namun keingingan mengikat juga tak kuat. Mereka tak pernah terikat, Hingga mereka tak tahu caranya untuk melepas. Hera Gusmayanti Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2012
Cermin Oleh Wici Elvinda Rahmaddina (Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2012)
Cermin memantulkan bayangan secara identik benda yang ada di depannya. Bayangan pada cermin terpantul dengan sempurna. Cermin lazimnya digunakan oleh manusia untuk melihat rupa diri. Permukaan cermin yang rata dan halus memantulkan cahaya secara teratur. Hal ini terjadi karena cermin memantulkan cahaya ke satu arah saja. Pemantulan yang teratur inilah yang akhirnya membentuk bayangan benda dengan sangat baik. Setiap rumah biasanya mempunyai cermin, baik itu cermin dengan ukuran besar maupun dengan ukuran kecil. Cermin itu digunakan oleh penghuni rumah setiap hari untuk menata penampilan.
Adalah indah bila setiap warna pelangi tampil berbeda-beda Adalah mesra saat matahari dan ujung bumi bertaut di kala senja Adalah purna saat malam sembahkan mata purnama Adalah kita bila aku dan kamu dapat duduk bersama.
Setelah bercermin dan merapikan penampilan, rasa percaya diri akan muncul. Dan itu akan membantu manusia dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Cermin yang kotor atau tidak bersih akan menghasilkan bayangan yang jelek. Begitu pula cermin yang goyang dan tidak stabil, akan menghasilkan pantulan bayangan yang goyang dan tidak stabil pula. Cermin retak juga begitu. Ketika berkaca dengan cermin retak, maka pantulan bayangan yang terlihat tidak akan utuh, bahkan kelihatan buruk. Kalau dianalogikan, cermin sama halnya dengan hati manusia. Cermin memantulkan bayangan benda, sedangkan hati memantulkan sikap dan perilaku manusia. Cermin
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
yang bersih memantulkan bayangan yang elok dan enak dipandang mata. Sedangkan hati yang bersih memantulkan sikap dan perilaku baik manusia. Hati manusia adalah cermin dari dirinya sendiri. Jika manusia memiliki hati yang baik, maka manusia itu akan berkelakuan baik. Tetapi, jika hati manusia jahat, buruk, dan licik, maka keburukan dari hatinya juga akan terpantul pada tindakannya. Kalau hati manusia itu kotor, tentunya pribadi manusia itu juga ‘kotor’. Hati yang baik sangat diperlukan dalam kehidupan karena manusia adalah makhluk sosial yang hidup bersama dengan manusia lainnya. Jika hati manusia gampang goyah dan tidak konsisten dalam bersikap, bertindak, ataupun bertingkah laku, maka sama halnya dengan bercermin pada cermin yang goyang. Sebab, cermin yang goyang akan menghasilkan pantulan yang goyang. Hati yang tidak stabil akan menyebabkan sikap dan perilaku yang tidak stabil pula. Manusia yang memiliki hati seperti ini akan
mudah lepas kendali dalam bertindak. Jika hal ini terjadi, akan sangat mengganggu manusia lain yang ada di sekitarnya sehingga menimbulkan konflik sosial. Oleh sebab itu, manusia harus sering-sering membersihkan hati. Dengan membersihkan hati maka akan terpancar perilaku yang baik. Kemudian, manusia juga dituntut mampu dalam menata hati. Jangan biarkan hati goyang dan tidak stabil karena akan menghasilkan sikap yang labil. Selain itu manusia juga harus bercermin pada hatinya. Dengan demikian manusia akan dapat melihat ke dalam diri sendiri dan membaca sifat pribadi sesungguhnya. Sejatinya, dengan bercermin, manusia dapat melihat sifat buruknya dan kemudian memperbaiki kesalahankesalahan yang telah diperbuat selama ini.
23
Mengejar Mimpi ke Negeri Sakura Oleh Deny Finasti Sakanti Mahasiswa Jurusan Matematika TM 2011
Masih terasa seperti mimpi bisa berkunjung ke negeri matahari terbit. Setelah sempat gagal berkali-kali, akhirnya mimpi itu bisa terwujud. Meski sempat pesimis karena telah lima kali mencoba dan selalu gagal, namun berkat semangat dan motivasi dari temanteman di Pusat Pengembangan Ilmiah dan Penelitian Mahasiswa Universitas Negeri Padang, perjalanan pertama ke luar negeri tersebut akhirnya terwujud. Tanggal 15-23 September 2014 merupakan momen yang tidak akan bisa dilupakan. Perjalanan ini hanya bermodalkan kemauan dan keberanian. Ingat bahwa Tuhan tidak pernah tidur, ia selalu melihat hambanya yang bersungguh-sungguh. Menjadi bagian dari 96 peserta yang lolos Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youth (JENESYS 2.0) yang bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi adalah kenikmatan yang luar biasa. JENESYS 2.0 merupakan program pertukaran pemuda dengan negaranegara di Asia Pasifik berskala 30.000 orang yang telah dilaksanakan sejak 2007. Program ini bertujuan meningkatkan keterta-
Foto Bersama: Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan JENESYS 2.0 foto bersama di Kumamoto Kotsu Centre Hotel, Minggu (21/9). f/Doc.
rikan orang asing terhadap budaya Jepang sehingga berdampak positif terhadap ekonominya. Kedatangan kami disambut dengan pemandangan menarik gedung-gedung klasik dibalut autumn yang sungguh memesona. Selama di sana, kami melakukan kunjungan ke berbagai tempat sembari mengenal beberapa produk dan teknologi terbaru. Salah satu tempat yang kami kunjungi adalah Miraikan atau National Museum of Emerging Science and Innovation. Di sini kita
bisa melihat teknologi mutakhir Jepang dan peragaan robot yang bercitra cool Jepang. Selain berkunjung ke berbagai tempat, kami juga diberi kesempatan untuk merasakan menjadi mahasiswa selama 2 hari di Kumamoto University. Kampusnya tertata rapi dan bersih. Di sana kami dipertemukan dengan anggota Perkumpulan Pelajar Indonesia (PPI). Di Kumamoto University kami berkunjung ke Museum Fakultas Teknik. Gedung yang dibangun pada
Takut
Tekun dan Jadi Diri Sendiri
Oleh Putri Rahmi (Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2012)
“Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun.” — Bung Karno Manusia terlahir dengan berbagai rasa yang dimaktubkan Tuhan pada hatinya. Semacam hal yang telah dipaketkan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya, yang harus dikondisikan dengan situasi jiwa dan logika. Juga sebuah konsistensi sistematik yang diolah pikiran, kemudian masuk lewat pertimbangan jiwa yang luhur sehingga menghasilkan sebuah tindakan yang sesuai jalur kebenaran. Begitulah seharusnya cara seorang manusia dalam mengolah perasaannya. Setiap insan di bumi ini sudah digariskan memiliki rasa takut. Rasa takut yang memang difitrahkan dan telah menjadi keputusan absolut. Seperti seperangkat alat yang dipasang ke dalam sistem komputer dengan central processing unit atau CPU menjadi otak kontrol dari semua cabang program software yang ada. Semua software tersebut akan bekerja sesuai kendali bila CPU bekerja dengan benar. Namun, bila CPU tersebut rusak, maka seluruh program akan ikut terpengaruh dan tertular kerusakan. Seperti itulah manusia. Otak dan hati adalah CPU yang diciptakan oleh Tuhan untuk mengontrol perasaan sedih,
bahagia, benci, suka, berani, dan takut sebagai software-nya. Semua rasa yang diciptakan tersebut memiliki esensi tersendiri yang berarti bagi diri. Rasa takut akan bertransformasi menjadi sesuatu yang positif bila dikondisikan dengan kadar yang pas. Sebaliknya, rasa bahagia akan berubah menjadi kesedihan bila kadarnya yang tak terkendali. Banyak hal yang dipertanyakan saat memilih dan menimbang. Rasa raguragu, cemas, dan tidak percaya diri yang terlahir adalah sel-sel rasa takut. Sebuah contoh, mahasiswa pada dasarnya memiliki rasa takut yang sama bila tidak mampu bekerja setelah tamat kuliah. Ini memang suatu pemikiran yang naif dan kerdil, namun semua mahasiswa pernah berpikir demikian. Pangkal persoalan yang sebenarnya adalah ketakutan yang berlebihan. Sesungguhnya persoalan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Ketakutan itu harus disingkirkan, yaitu dengan mengendalikan software ketakutan yang ada di dalam diri. Salah satunya dengan berpikir positif. Berorganisasi, berdiskusi, dan berbagai kegiatan bertukar pikiran yang lain, serta menambah ilmu dengan memperbanyak membaca juga dinilai mampu mengurangi rasa takut dalam diri. Dengan begitu rasa takut yang menghantui diri dapat terkendali dan mampu mengurangi sel-sel yang dapat menyerang sistem CPU manusia.
tahun 1908 ini memiliki berbagai macam mesin yang masih dalam kondisi siap kerja. Kami juga sempat mempelajari kebiasaan masyarakat Jepang dengan tinggal di rumah keluarga Riujiro Yoshida. Masyarakat Jepang sangat baik dan ramah. Mereka selalu menyapa warga asing dengan salam konnichiwa sembari menundukkan kepala. Kebiasaan masyarakat Jepang adalah selalu berjalan kaki jika hendak bepergian. Kendaraan utama bagi mereka adalah sepeda. Mulai dari tukang bersih-bersih, pelajar, hingga mereka yang berdasi pun menggunakan sepeda sebagai alat transportasi. Sepeda di Jepang sama halnya dengan motor atau mobil, memiliki Surat Tanda Nomor Kendaraan atau STNK dan jalur khusus. Di Jepang, tarif parkir mobil dihitung per menit dengan harga yang sangat mahal, sementara sepeda dihitung per jam dengan harga yang terjangkau. Mungkin suatu saat hal ini bisa diterapkan di Indonesia, sebagai salah satu solusi untuk menurunkan angka penggunaan mobil pribadi yang menjadi salah satu biang kemacetan. Inilah sepotong kisah perjalanan yang terinspirasi dari orang-orang yang selalu memberi kehangatan dan motivasi. Doa orang tua yang selalu mengiringi dan selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan. Percayalah tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk diraih asalkan memiliki kemauan.
– Gheffy Bushido Zidra –
“Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.” Pepatah ini cocok menggambarkan kehidupan Gheffy Bushido Zidra. Pasalnya, mahasiswa semester 5 Program Studi Ilmu Keolahragaan ini memutuskan untuk mengikuti jejak sang ayah menjadi atlet kempo. Putri kedua dari Burhendra ini awalnya sangat tidak suka dengan kempo, meskipun lahir dan besar di tengah keluarga menekuni olah raga tersebut. Ketidaksukaannya itu membuatnya menjajal cabang bela diri lain, seperti karate. Namun tak lama, ia kembali lagi kepada kempo. Kejuaraan Daerah (Kejurda) 2006 di Solok adalah pertandingan perdana yang diikuti Gheffy. Saat itu usianya masih 12 tahun. Meski masih muda, namun berkat ketekunannya dalam berlatih ia berhasil membawa pulang medali perunggu. Sejak prestasi pertamanya itu, Gheffy terus mengoleksi medali. Tak tanggung-tanggung, dua medali emas pada Pekan Olahraga Provinsi (POProv) 2010 diraihnya. Tak berhenti sampai di situ, dua tahun kemudian dalam ajang yang sama Gheffy kembali memborong empat medali emas dari empat nomor yang
diikuti. Awal November 2014, Gheffy juga berhasil meraih tiga medali emas dan satu perunggu dalam ajang Kejuaraan Daerah di Sawahlunto. Dengan prestasi tersebut, tak mengherankan bila di tahun 2013 ia menjadi salah satu wakil Indonesia dalam ajang Southeast Asian Games (SEA Games) di Myanmar dan menggondol medali emas dalam ajang Pra-SEA Games. Ditambah lagi Ia juga berhasil membawa pulang medali perunggu untuk Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Wars Taikai di Jepang. Semua prestasi yang diraih tak membuat Gheffy lupa akan kewajibannya sebagai mahasiswa. Ia tetap bisa menyeimbangkan antara kuliah dan latihan. Terbukti dengan Indeks Prestasi Kumulatif atau IPK-nya yang masih di atas tiga. “Tekun dan berlatih terus,” demikian jawab Gheffy ketika ditanya tentang rahasia suksesnya. Menurutnya apapun bidang yang dipilih, jika ditekuni akan membuahkan hasil yang manis. Selain itu, keluarga adalah pemberi motivasi terbesar dalam hidupnya, baik itu keluarga di rumah maupun keluarga di kempo. Hera Gusmayanti
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
24
Edisi No. 183/Tahun XXV/November-Desember 2014
Iklan