Ganto Edisi 204

Page 1


Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

2 FA J AR

SARIP ATI SARIPA

Geliat Entreprenuer Muda Tidak dipungkiri Universitas Negeri Padang (UNP) dari waktu ke waktu berproses dengan melaju. Khususnya dalam pembangunan, baik fisik dimulai dari gedung yang baru dan fasilitas yang kian diperbaharui maupun nonfisik dari tenaga pengajar, mahasiswa sampai kepada kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa. Dari tahun ke tahun, UNP nampaknya semangat untuk mencapai visinya, terbukti dengan diraihnya akreditasi A 2016 lalu. Tak sekadar akreditasi, UNP juga menargetkan menjadi Research University dan kini Entreprenuer University. Masyarakat UNP selayaknya bangga dengan pencapaian yang baik ini. Namun, sangat disayangkan bila hanya satu pihak yang bersinergi. Selayaknya sivitas akademika harus saling bahu membahu untuk mencapai tujuan bersama. Kita lihat saja, amat banyak diadakan seminar kewirausahaan, kuliah umum yang diisi oleh pengusaha ternama Indonesia, sampai pelatihanpelatihan mengenai kewirausahaan, namun gelagat mahasiswa berwirausaha masih terbilang sedikit, bahkan dapat dikatakan peningkatannya masih merayap. Berbicara perihal wirausaha tak akan lepas dari para pemikir yang memiliki inovasi terbaru, ide-ide serta jiwa yang kompetitif. Maka dari itu wajar saja UNP ingin menjadi entreprenuer university sebab kebanyakan ide, gagasan dan inovasi-inovasi dimiliki oleh pemuda (mahasiswa). Seperti yang paling dibanggakan oleh Soekarno dalam ungkapannya “Berikan aku sepuluh pemuda maka akan kugoncang dunia�. Dari kutipan tersebut, dapat dikatakan bahwa pemuda dalam hal ini, khususnya mahasiswa UNP adalah sosok yang sangat diharapkan mampu untuk membangun negara menjadi lebih baik. Bayangkan saja ada sepuluh atau seratus atau seribu pemuda yang berfokus pada kegiatan wirausaha, akan seperti apakah negara ini, mungkin hutang negara bisa terlunaskan bila masyarakatnya memiliki pola pikir wirausaha. Pengangguran juga akan menurun dan angka kemiskinan tentunya akan berkurang. Memang tak mudah mewujudkan sebuah mimpi menjadi nyata. Tapi bila mimpi itu dirawat dan diusahakan sungguh-sungguh akan membuahkan hasil yang nyata. Kita lihat contoh bagaimana kemiskinan mampu membuat seseorang menjadi besar, sederet nama seperi Basrizal Koto, Dahlan Iskan sampai Chairil Tanjung mampu membuktikan bahwa latar belakang seseorang bukan apa yang akan menjadi dirinya di masa depan. Selagi ia mau merawat mimpinya dan memperjuangkan itu bukanlah hal yang mustahil. Selain dari diri sendiri lingkungan sekitar akan mempengaruhi seseorang dalam meggapai mimpinya. Universitas adalah pendukung utama bagi mahasiswanya untuk berkembang termasuk untuk menjadi entreprenuer. Bermodalkan kemauan, usaha juga lingkungan yang mendukung setiap mahasiswa akan mampu mengharumkan nama universitas dengan jiwa entreprenuer yang dimilikinya. Semoga.

GANTOLE

+ UNP Menjadi Entreprenuer University - Bagus! Jangan Hilang Jati Diri Saja. POK OK P AD ANG POKOK PAD ADANG

+ Pemberlakuan Daftar Hadir Daring - Semoga Bisa Mengurangi Kecurangan. + Maba Diwajibkan Ikut Tes TOEFL - Lanjutkan!

Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan

Oleh Prof. Dr. Ermanto, M.Hum. Pembina SKK Ganto UNP Indonesia sebagai negara besar, terutama dapat ditilik dari perspektif jumlah penduduk, semestinya sudah kaya dengan para penggerak wirausaha dan menghasilkan berbagai produk wirausaha. Namun, pemerintah Indonesia dan kita menyadari dan mengakui bahwa dunia wirausaha belum menunjukkan harapan-harapan itu. Semestinya, di antara jumlah penduduk yang cukup besar itu sudah berkembang produk wirausaha dengan jumlah yang signifikan dengan jumlah penduduk yang besar tersebut. Beberapa tahun terakhir ini, pemerintah Indonesia selalu memacu pertumbuhan dunia usaha dan jiwa wirausaha pada generasi muda Indonesia. Hal ini karena generasi muda memiliki potensi kreativitas yang bisa ditumbuhkan dan dikembangkan. Untuk memajukan wirausaha tersebut diperlukan potensi dan kemampuan kreatif tersebut. Kenyataannya, akhir-akhir ini

sangat banyak berbagai produk luar negeri yang muncul dengan kreativitas selalu baru dan membanjiri negara Indonesia secara terus-menerus. Harapan kita, produk wirausaha termasuk produk jasa perlu ditumbuhkan dengan sentuhan kreativitas baru secara berkelanjutan. Pemerintah Indonesia mengharapkan generasi muda terutama mahasiswa Indonesia untuk menumbuhkan jiwa wirausaha dan mengembangkan produk-produk wirausaha dengan sentuhan-sentuhan kreativitas baru pada beberapa tahun belakangan ini. Oleh karena itu agaknya, Kemenristekdikti menciptakan berbagai program kewirausahaan melalui Program Kreativitas Mahasiswa untuk perguruan tinggi di Indonesia. Universitas Negeri Padang juga selalu mendukung upaya penumbuhan dan pengembangan jiwa kewirausahaan itu di dalam diri mahasiswa. Untuk hal itu, Universitas Negeri Padang dan fakultas selalu melakukan pelatihan penumbuhan semangat kewirausahaan tersebut. Universitas Negeri Padang juga selalu mendorong dan melatih mahasiswa untuk menyusun proposal agar memperoleh program kewirausahaan dengan dana yang disediakan oleh Kemenristekdikti. Untuk menumbuhkan dan me-

ngembangkan semangat dan jiwa kewirausahaan ini, Universitas Negeri Padang juga memasukkan program kewirausahaan itu secara formal melalui kurikulum 2017. Oleh karena itulah, mahasiswa Universitas Negeri Padang harus mengambil satu mata kuliah wajib universitas yakni mata kuliah kewirausahaan. Dengan mata kuliah ini, diharapkan akan tumbuh dan berkembangan semangat dan jiwa kewirausahaan di dalam pribadi mahasiswa di Universitas Negeri Padang. Harapan Universitas Negeri Padang kepada mahasiswa tentulah dapat menggali, membangkitkan, dan mengaplikasikan semangat wirausaha itu menjadi produk-produk wirausaha. Kreativitas dan keberanian memunculkan wirausaha itu sangat diperlukan. Kenyataannya, para mahasiswa dan alumni Universitas Negeri Padang telah banyak yang menancapkan diri sebagai usahawan yang berhasil di dalam dunia usaha baik di tingkat Sumatera Barat maupun di tingkan nasional. Para alumni yang telah menjadi usahawan tersebut tidak hanya membangkan keluarganya tetapi juga membanggakan Universitas Negeri Padang sebagai almamaternya. Akhir kata, mari kita kembangkan jiwa kewirausahaan tersebut. Semoga terwujud. (Eto)

POK OK P AD ANG POKOK PAD ADANG Salam Persma! Semakin banyak karya tulis maka akan semakin baik penulisan seseorang dan semakin ahli pula dalam segala bentuk teknisnya. Hal ini lah yang terlihat dari dalam diri kru SKK Ganto 2018. Setiap edisinya Kru berproses dan menggarap Ganto dengan semakin baik. Tentunya hal ini setelah melewati tantagan yang berbeda di setiap edisinya. Setelah melalui masa libur lebaran, kru Ganto kembali aktif di sekretariat pada tanggal 24 juni lalu. Hal ini dikarenakan untuk mengejar penggarapan tabloid dan juga untuk tidak melewatkan informasi yang ada di sekitar universitas. Di samping itu, pemagangan anggota SKK Ganto telah memasuki tahap magang outdoor. Pada tahap ini anggota magang ditugaskan menggarap buletin 24 halaman secara mandiri. Masa pemagangan ini di maksudkan agar anggota magang mampu berfikir kreatif, kritis, dan inovatif. Selain itu, juga mengasah kemampuan mengkoordinasi dan berkoordinasi satu sama lain. Dalam pemagangan ini anggota magang juga menentukan struktur keredaksian, nama buletin dan juga rubrik-rubrik yang akan mereka garap serta tata letaknya. Dengan di laksanakannya tahap pemagangan ini diharapkan output yang di dapatkan adalah

Gebyar SKK Ganto Ganto: Pemimpin Umum Surat Kabar Kampus Ganto, Abdul Hamid beserta alumni, dan perwakilan tamu undangan meniup lilin ulang tahun SKK Ganto yang ke-29 yang dilaksanakan di Ruang PKM Student Center lantai dua, Minggu (20/ 5). f/Akbar

semakin terasahnya kemampuan cara berfikir anggota magang. Serta regenerasi Ganto untuk selanjutnya.Aamiin. Edisi 204 ini bertepatan dengan bulan Ramadhan, selain disibukkan dengan penggarapan tabloid dan pemagangan, kru Ganto juga disibukkan dengan acara Gebyar Ganto yang ke-29. Pada gebyar tersebut Ganto mengadakan berbagai lomba di antaranya lomba kepenulisan puisi, cerpen, dan vidio ucapan selamat ulang tahun untuk Ganto. Karena bertepatan dengan bulan Ramadhan Ganto juga melaksanakan buka bersama anak yatim serta UKM selingkup UNP. Laporan Ganto kali ini mengangkatkan tema entreprenuer, ditilik dari bagaimana UNP menggencarkan jiwa entreprenuer, mendukung wirausaha UNP itu sendiri, serta bagaimana UNP menghasilkan

entreprenuer muda, sehingga tamatan UNP tidak hanya bisa jadi pendidik saja tapi juga menjadi wirausahawan. Dalam edisi ini kami juga mengangkatkan beberapa topik berita seperti, UNP akan terapkan daftar hadir daring, Kejelasan tes TOEFL Maba UNP 2018, UUD KM diperiksa kembali staf ahli WR III, juga mengangkatkan tiga pusi pilihan, serta rubrik ogan yang menggelitik mengenai jamaahtarwih di bulan Ramadhan. Tiada kesempurnaan di dunia ini, namun manusia haruslah selalu menjadi lebih baik. Oleh karenanya kami sangat mengharapkan dukungan dan doa dari pembaca setia Ganto sekalian. Untuk berita sekitar kampus dapat di akses pada web Ganto dengan alamat www.ganto.co Terima kasih. Viva Persma!

Surat Kabar Kampus Universitas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, International Standard Serial Number (ISSN): 1412-890X, Pelindung Pelindung: Rektor UNP: Prof. Ganefri, Ph.D., Penasehat Penasehat: Wakil Rektor III UNP: Prof. Dr. Ardipal, M.Pd., Penanggung Jawab Jawab: Prof. Dr. Ermanto, M.Hum., dan Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd., Dewan Ahli Ahli: Ermiati Harahap, Yulia Eka Sari, Fakhruddin Arrazzi, Okta Vianof, Tivani Monic Sandria, Lutfi Darwin, Alfendri, Antonia Dwi Rahayuningsih, Staf Ahl Ahli: Konsultasi Psikologi Psikologi: Dr. Afdal, Kesehatan dr. Pudia M. Indika, M.Kes., Kritik Puis S. Pd., M.Pd., Kons., Konsultasi Agama Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi Kesehatan: Puisi: Muhammad Adek, M.Hum., Kritik English Corner: Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd., Pemimpin Umum Umum: Abdul Hamid, Sekretaris Umum Umum: Putri Radila, Bendahara Umum Umum: Oktri Diana Putri, Pemimpin Redaksi Redaksi: Laila Marni, Kepala Penelitian dan Pengembangan Pengembangan: Maida Yusri, Pemimpin Usaha Usaha: Debi Gunawan, Redaktur Pelaksana Pelaksana: Irza Ade Suarni, Redaktur Berita Berita: Nadilla Aprisia dan Dwi Agustini, Redaktur Tulisan Tulisan: Deby Purnama Sari, Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya Budaya: Yanda Dewi Kurnia, Redaktur Artistik Artistik: Venny Sindya Fitri, Layouter Layouter: MHD. Agus Saputra, Fotografer Fotografer: Akbar Wahyu Pratama, Staf Riset: Monalisa, Staf Pustaka dan Kearsipan: Ariska Novia Mariady Staf Iklan: Yolanda Septia Putri, Staf Eo dan Sirkulasi: Hega Dwi Dian Dola, Reporter Niswasani. Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat: Gedung Student Center Lt 2 Universitas Negeri Padang Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode pos 25131. Laman web web: http://ganto.co, email: redaksiganto@gmail.com redaksiganto@gmail.com, Percetakan: Unit Percetakan PT. Padang Graindo Mediatama (Isi di luar pertanggungjawaban percetakan), Tarif iklan: Rp4.000.000,00 (halaman penuh berwarna), Rp1.500.000,00 (1/2 halaman hitam-putih), Rp100.000,00 (iklan web ukuran 300x250 pixel). Redaksi menerima tulisan berupa artikel, esai, cerpen, puisi, dan bentuk tulisan kritis lainnya dari sivitas akademika UNP. Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah esensinya. Tulisan yang masuk menjadi hak redaksi dan yang tidak dimuat akan dikembalikan atau menjadi bahan edisi berikutnya. Setiap tulisan yang dimuat akan diberi imbalan/uang lelah semestinya.


Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

3

SURA T PEMBA CA SURAT PEMBAC SKK Ganto UNP menerima surat pembaca, baik berupa keluhan, kritikan, saran, maupun permasalahan tentang lingkungan sekitar UNP. Surat pembaca dapat dikirimkan melalui email redaksiganto@gmail.com atau bisa diantar langsung ke Sekretariat SKK Ganto UNP Gedung Student Center Lantai 2 UNP dengan melampirkan kartu identitas, seperti KTP atau KTM.

Kuliah Hari Minggu Jadwal perkuliahan dan ujian sudah diatur dan ditata oleh perguruan tinggi. Namun, ada beberapa dosen yang tetap melaksanakan ujian maupun pelajaran tambahan pada hari minggu. Padahal, hari minggu tersebut merupakan waktu istirahat untuk mahasiswa dari rutinitas perkuliahan selama satu minggu belakangan. Saya berharap memang hari minggu mahasiswa harus benar-benar libur dari segala aktifitas perkuliahan. Vahmil Riffani Hadi Mahasiswa Jurusan Biologi TM 2015

Sistem Parkir Saya merasa pelaksanaan sistem parkir di UNP yang berbasis stiker dan berbayar tidak berjalan efektif di UNP. Sebab, saya merasa seperti masuk ke tempat wisata saja rasanya kalau berbayar seperti itu. Kalau memang harus berbayar juga, mungkin pengelolaannya harus dievaluasi dan lebih dikelola dengan baik lagi. Syaputri Dwi Restu Mahasiswa Jurusan Matematika TM 2015

Pelayanan Perpustakaan Pusat Pustakawan perpustakaan UNP tidak ramah terhadap pemustaka/mahasiswa selingkungan UNP. Ketika saya sering berkunjung ke perpustakaan UNP, ada satu waktu saya sangat kesulitan mencari buku. Pada saat itulah saya bertanya kepada seorang pustakawan yang ada dan duduk di dekat rak klasifikasi buku. Ia menjawab dengan acuh tak acuh dan memainkan ponselnya. Ketika saat itu juga, saya disuruh kembali mencari buku yang saya inginkan tanpa adanya bantuan dari pustakawan tersebut. Dengan apa yang saya pelajari di prodi saya selama empat semester ini, itu sangat bertolak belakang. Seharusnya, pustakawan itu harus bisa lebih memberikan motivasi kepada pemustaka agar minat baca pemustaka dapat ditingkatkan dengan baik. Seharusnya pustakawan itu harus bersikap ramah kepada pemustaka dan ini adalah salah satu kunci penting dari dalam diri pustakawan. Pustakawan juga harus memberikan pelayanan yang baik kepada pemustaka. Saya harap kejadiaan seperti itu tidak terulang kembali terhadap saya dan mahasiswa lainnya. Oxza Syafrita Putri Mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia TM 2016

Kurangnya Apresiasi dari Kampus Selama kuliah di UNP, saya merasa kurangnya apresiasi dari jajaran universitas kepada mahasiswa yang mengikuti perlombaan. Pertama, dilihat dari masah pendanaan, mahasiswa harus bersusah payah mengurus dana saat akan mengikuti perlombaan di luar kampus. Seharusnya dipermudah. Kedua, masalah kurangnya dukungan atau apresiasi dari pihak kampus. Kampus hanya memberikan apresiasi kepada mahasiswa yang menang dalam mengikuti perlombaan. Seharusnya, pihak kampus juga memberikan dukungan bagi mahasiswa yang tidak menang dalam perlombaan. Setidaknya pihak UNP juga memberikan sambutan bagi yang mengikuti lomba walau tidak menang dalam perlombaan. Agustira Rahmatullah Mahasiswa Jurusan Biologi TM 2015

Desain Grafis: Venny Sindya Fitri REFLEKSI

Politik Berparade Maida Yusri Mahasiswa Teknik Elektronika TM 2014 Politik merupakan salah satu bagian dari sistem kebudayaan, di samping sistem ekonomi, teknologi, seni serta agama. Namun, kini masyarakat Indonesia baik secara langsung maupun di dunia maya tengah resah dengan suasana perpolitikan yang kian hari kian memanas. Hal tersebut terja pada saat mendekati waktu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang dilakukan di Indonesia, atau sebagian orang sering mengatakan Pilkada rasa Pilpres. Keadaan ini tentunya menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat sekitar karena banyaknya pihak yang memanfaatkan kondisi ini demi menguntungkan kelompoknya. Tidak heran jika saat ini, presiden semakin menunjukan perhatiannya pada suasana dunia maya Indonesia yang saling menjatuhkan, saling hujat, saling menyindir, dan lain-lain. Bahkan beritaberita hoax atau berita yang belum pasti kebenarannya berserakan di mana-mana, dan menjadi konsumsi masyarakat Indonesia sehari-hari. Sehingga munculah Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), yang berisi tentang larangan setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan atau mentransmisikan atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan pencemaran nama baik. UU ITE tersebut digunakan untuk menekan meningkatnya angka cyber crime di Indonesia.

Perubahan di masa sekarang dapat dilihat dengan terbukanya akses-akses media masa secara bebas, dimana pelarangan-pelarangan tersebut dirasa tidak seekstrim masa orde baru. Keterbukaan media masa setidaknya memberikan efek positif kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat melihat konsep dan idealisme yang sebelumnya belum dikenal dan ternyata merupakan sebuah kunci keberhasilan di era reformasi 1998. Dalam perkembangannya, setelah tahun 1998 Indonesia belum bergerak dengan cepat dan jelas, masih merabameraba akan dibawa kemana arah negara dan bangsa ini, kebebasan bukan berarti demokrasi, terlebih harus dibenturkan dengan sistem Pancasila yang sudah ada di Indonesia sebelumnya. Masih dalam suasana abu-abu bangsa ini berfantasi terhadap apa itu demokrasi tanpa pernah mengenyam dan mempelajarinya. Politik era sekarang sudah berubah dari era orde baru. Dahulu hanya ada satu pohon yang tidak dapat goyah oleh badai, satu kekuatan yang mutlak yang tidak perlu ada persaingan keras di dalam pemilu. Semuanya hanya tunduk dan menuruti peraturan yang dibuat oleh sipemilik kekuasaan. Namun sekarang, politik tak ubahnya rimba, mereka sama, hanya berbeda kesempatan untuk tumbuh, saling mangsa dan saling terkam, baik depan maupun belakang, kekuasaan dan kepentingan lebih penting daripada cita-cita. Jika ada yang kuat mereka merapat dan berteduh dibawahnya,

dengan sedikit demi sedikit mengerogoti kekuatan mereka, hingga akhirnya tumbang dan terbuang. Mereka yang masih dalam taraf merintis harus waspada dan memasang kuda-kuda pertahanan terhadap satu sama lain, tidak malu-malu untuk memburu tapi tetap dalam kecepatan perlahan, memprediksikan siapa yang akan tumbuh besar berikutnya, serta menjadi oposisi bukan lagi suatu pilihan saat berseberangan. Mereka harus pintarpintar menyembunyikan pisau di dalam koalisi, sibuk jual muka sana sini, sibuk propaganda lagu lama, lalu dimana rakyat? Politik itu sistem yang lahir dari manusia, kita tidak perlu takut menghadapinya, karena manusia adalah ibu, pemilik rahim dari yang melahirkan adanya sistem politik. Budaya politik Indonesia di satu pihak masih bersifat parokial-kaula, dan budaya politik partisipan di lain pihak. Di satu sisi rakyat Indonesia masih ketinggalan dalam menggunakan hak dan menjalankan tanggung jawab politiknya, hal ini mungkin disebabkan oleh ketertutupan masyarakat dari kebudayaan luar, pengaruh penjajahan, feodalisme, bapakisme, dan primordialisme. Sedangkan di sisi lain, para elit politik menunjukkan partisipasi aktif dalam setiap kegiatan politik. Dengan demikian jelas terlihat bahwa budaya politik Indonesia merupakan budaya politik campuran yang diwarnai oleh besarnya pengaruh budaya politik parokialkaula.


LAPORAN

4

Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

Animo Mahasiswa Masih Rendah Oleh Irza Ade Suarni Laila Marni

S

ederet nama entreprenuer sukses seperti Chairul Tanjung, Fahmi Idris, telah didatangkan oleh Universitas Negeri Padang (UNP) untuk mengisi kuliah umum. Tokoh dalam bidang usaha di Indonesia ini didatangkan tak lain bertujuan untuk memberikan materi mengenai kewirausahaan dan mengajak mahasiswa untuk berwirausaha. Tak hanya para wirausahawan, para politikus yang didatangkan pun juga sering kali menyelipkan materi kewirausahaan dalam kuliah umumnya, sebut saja Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla pada saat peresmian gedung baru UNP pada (31/7/ 17). Selain Wakil Presiden RI, UNP juga mendatangkan Menteri riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Prof. H. Mohamad Nasir, Ph. D, Ak pada (9/2) untuk mengisi kuliah umum yang dilangsungkan di Gedung Auditorium UNP. Nasir mengajak generasi muda terutama mahasiswa UNP untuk menciptakan usaha sendiri. Kedatangan para entrepreneur ini merupakan salah satu program yang dilakukan UNP untuk meningkatkan jiwa entreprenuer dan tercapainya tujuan UNP menjadi kampus entrepreneur. Prof. Drs. H. Ganefri, M.Pd., Ph.D. selaku Rektor UNP mengatakan bahwa kampus entrepreneur yang dimaksud ialah kampus yang mahasiswa dan para lulusannya mempunyai mental atau jiwa entrepreneur yang mampu memanfaatkan peluang, bisa mencari dan menciptakan peluang. “Bekerja berorientasi ke hasil, berfikir detail, tampil selalu ingin sempurna, kreatif, inovatif, dan disiplin,” ujarnya, Rabu (11/7). Sehubungan dengan penuturan Ganefri tersebut Mahasiswa Jurusan Kimia TM 2016, Helmi Susanti mengatakan bahwa sosialisasi yang dilakukan oleh kampus masih kurang, masih banyak dari rekan-rekannya yang belum tau mengenai wacana UNP menuju Universitas Entrepreneur. Helmi menambahkan bahwa ia ingin mengikuti kegiatan usaha di UNP, namun ia belum mengerti bagaimana prosedurnya. “Saya ingin menjadi pekerja bukan sulitnya bekerja,” ujar Helmi, Jumat (1/6). Senada dengan Helmi, Mahasiswa Jurusan Matematika TM 2016 Sari Nina Nalfi, juga belum mengetahui wacana UNP menuju kampus entrepreneur. Sari mengatakan bahwasanya ia terlalu sibuk dengan tugas-tugas kuliah. Selain itu, Sari juga menyangkan perihal sosialisasi yang dilakukan oleh pihak kampus yang masih kurang. Helmi mengetahui bahwa ada seminar kewirausahaan yang dilakukan oleh UNP, akan tetapi ia dan rekan-rekannya tidak terlalu berminat. “Mengenai seminar ini tidak kami bahas, kami hanya membahas tentang perkuliahan saja,” ujar Sari, Jumat (1/6). Selain Sari, ada lagi mahasis-

Pameran Wirausaha: Sejumlah mahaiswa dari berbagai perguruan tinggi se-Sumatra Barat melihat-lihat pameran usaha pada peresmian pembukan kegiatan Pendampingan Kewirausahaan Mahasiswa PTN-PTS se-Sumatra Barat trahun 2018, di Auditorium Universitas Negeri Padang, Rabu (2/5). f/Akbar

Meski telah dilakukan berbagai kegiatan yang bergelut di bidang kewirausahaan, mulai dari kuliah umum, seminar, dan berbagai kegiatan lainnya, animo mahasiswa masih rendah untuk mengikuti kegiatan wirausaha. Dari 20% target yang seharusnya dicapai oleh mahasiswa berwirausaha hanya terdapat 7 s.d 8 % unit usaha yang ada. wa yang kurang mengetahui program-program yang diadakan oleh pihak kampus dalam menuju kampus entrepreneur. Yakninya Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris TM 2016, Tika Wulandari. Tika mengatakan bahwa ia hanya sekadar menge tahui bahwa UNP menuju kampus entrepreneur. Menurutnya, sosisalisasi yang dilakukan juga belum maksimal. Selain itu, Tika mengatakan bahwa ia ingin ikut serta pada salah satu program yang diadakan. “Tapi saya takut, jika kuliah saya terganggu nantinya,” ujar Tika, Senin (9/7). Sosialisasi yang kurang juga dirasakan oleh Anggi Pradana Wiranata Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2013. Menurutnya, hanya segelintir dari civitas akademika UNP yang mengetahuinya. Ia menambahkan baliho-baliho hanya ditempelkan pada tempat-tempat tertentu saja, hal itu akan membuat mahasiwa kurang berminat untuk melihatnya. Sehingga, peminat dari program-program kreatifitas mahasiswa masih sedikit. “Dilihat dari pelatihanpelatihan yang dilaksanakan baik tingkat fakultas maupun universitas saya lihat masih sedikit peminatnya,” ujarnya, Senin (9/7). Anggi mengharapkan supaya program-program yang dilaksanakan sebaiknya melibatkan semua kalangan dan pastikan civitas akademika UNP mengetahuinya. Ia menambahkan, jika ada pelatihan dan workshop, yang mengikutinya jangan hanya Unit Kegiatan Mahasiswa atau bahkan segelintir mahsiswa saja. “Saya berharap pihak kampus tidak hanya sebatas menekan dan mengajak

mahasiswa untuk berwirausaha, melainkan juga menjamin nilai mahasiswa yang berwirausaha tersebut,” ujar Anggi. Wakil Rektor III Prof. Dr. Ardipal, M.Pd., juga menyayangkan animo dari mahasiswa yang masih belum baik. Seharusnya, terdapat 20% unit usaha yang mesti dimilki oleh mahasiswa UNP. Namun, unit usaha mahasiswa yang terhitung hanya berkisar antara 7 s.d 8 %. Ardipal menambahkan bahwa sarana dan prasarana memang belum ideal, akan tetapi mahasiswa harus jeli dan kreatif dalam memanfaatkan internet. Menurutnya, sarana dan prasarana tidak terlalu dibutuhkan, tetapi lebih memaksimalkan penggunaan media sosial untuk berwirausaha. “Jangan sampai terhalang oleh sarana prasarana, kekreatifan itu paling penting dan manfaatkan teknologi,” ujarnya, Selasa (26/6). Ardipal menambahkan bahwa UNP membuat banyak program dalam menuju kampus entrepreneur ini, diantaranya mendatangkan pengusaha-pengusaha yang berpengaruh untuk mengisi kuliah umum, pelatihan-pelatihan, dan perlombaan entrepreneur. Dalam mempromosikannya pihak kemahasiswaan memberi tahu ke Unit Kegiatan (UK) untuk mengikutinya. “Makanya mahasiswa perlu ikut kegiatan mahasiswa, jangan sampai ada satupun mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi,” ujarnya. Dijadikan Mata Kuliah Wajib Semenjak semester Juli-Desember 2017 mata kuliah kewirausahaan telah dijadikan matakuliah wajib di UNP. Dalam mengisi matakuliah tersebut

dosen yang ditugaskan untuk mengampunya diutamakan kepada mereka yang sudah pernah mengikuti pelatihan entrepreneur dan praktisi wirausaha. Hal ini disampaikan oleh Prof. Drs. H. Ganefri, M.Pd., Ph.D., Rektor UNP melalui pesan via WhatsApp. Saat ditemui di ruangannya, Ketua Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik, Drs. Hanesman, MM mengatakan bahwa mata kuliah kewirausahaan sudah lama ada. Bahkan, untuk angkatan kurikulum 2013 sudah diwajibkan untuk mengambil mata kuliah kewirausahaan. Hanesman mengatakan bahwa sosialisasi baru sebatas kepada dosen yang mengajar mata kuliah kewirausahaan. Hanesman menambahkan bahwa mata kuliah kewirausahaan dulunya masih dikelola oleh masingmasing fakultas. “Bedanya sekarang dikelola langsung oleh universitas,” ujarnya, (3/7). Menurut Hanesman, sarana dan prasarana yang disediakan masih kurang, untuk melakukan praktik dalam menjual suatu produk. Hanesman menjelaskan bahwa di sini mahasiswa hanya diberikan bekal berupa teori mengenai kewirausahaan bukan praktik secara langsung. “Jadi, sewaktu pertemuan dengan dosen mahasiswa tidak salah pengertian,” ujarnya. Ketua Jurusan Ilmu Kesejahteraan Keluarga (IKK) Fakultas Teknik Dra. Wirnelis, M.Pd juga mengatakan hal yang serupa. Sarana dan prasarana yang disediakan masih kurang, yakni tempat memasarkan produkproduk karya mahasiswa UNP. Wirnelis mengatakan bahwa pihak Jurusan IKK FT, sebenarnya ingin di UNP ada Business Center-nya. “Sehingga produkproduk yang dihasilkan mahasiswa bisa dipasarkan,” ujarnya, Selasa (5/6). Ia pun menambahkan bahwa dosen yang dipercaya untuk mengisi matakuliah kewirausahaan di jurusannya sudah sesuai. “Dosen-dosennya

memang sudah bergerak di bidang usaha, tetapi bukan pelaku usaha,” pungkasnya. Sementara itu, mengenai dosen yang dipilih untuk mengajar pada matakuliah kewirausahaan pada Prodi Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan tidaklah harus dosen yang bergerak di bidang usaha. Di Prodi Administrasi Pendidikan semua dosen bisa menjadi pengampu matakuliah kewirausahaan tersebut. “Asalkan telah mengikuti pelatihan-pelatihan tentang kewirausahaan,” ujar Ketua Prodi Administrasi Pendidikan, Dra. Anisah, M. Pd, Rabu (6/6). Mengenai UNP menuju kampus entrepreneur Anisah mengharapkan bisa terwujud dengan secepatnya. Menurutnya, UNP harus menganalisis potensi-potensi dengan peluang yang ada. Anisah menambahkan, bahwa sekarang UNP masih Teaching University dan menuju Research University “Nah, setelah itu baru siap untuk menjadi Entrepreneur University,” kata Anisah. Kepala Unit Pelayanan Teknis Pengembangan Karir dan Kewirausahaan Dra. Asmar Yulastri, M.Pd., Ph.D., mengatakan bahwa salah satu program UNP dalam menuju entrepreneur university ialah memberikan mata kuliah kewirausahaan. Asmar mengatakan bahwa sebagian besar prodi di UNP, sebelum angkatan 2017 mewajibkan mmahasiswanya untuk mengambil dan lulus matakuliah kewirausahaan. Asmar menambahkan bahwa mulai tahun 2017 mahasiswa wajib mengambil matakuliah kewirausahaan untuk semua jenjang program dan semua program studi.” Jadi statusnya sama dengan mata kuliah umum yang lain seperti Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan lain sebagainya,” ujarnya, Senin (2/7). Reporter : Irza, Yanda, Niswa, Sindy, Mona, Laila, Agus


LAPORAN

Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

5

UNP Lakukan Kerjasama Dalam merealisasikan tujuannya sebagai entrepreneur university, UNP telah melakukan berbagai kerjasama baik di luar maupun di dalam negri. Selain itu, Pendirian Unit Kegiatan (UK) yang melibatkan mahasiswa secara utuh juga turut andil dalam megapai tujuan tersebut.

S

Oleh Irza Ade Suarni Laila Marni

udah lebih dari 10 tahun Universitas Negeri Padang (UNP) menjalankan pro gram-program entrepreneur university. Namun, baru bisa menjalankan fungsi-fungsi kelembagaan yang bersifat entrepreneur semenjak UNP menjadi Balan Layanan Umum. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Syahrial, M. Pd, Wakil Rektor IV UNP. Berdasarkan penuturannya, menjalankan bisnis bukan hanya semata-mata mengejar keuntungan tetapi juga fungsi pendidikan. “Di luar itu dapat meningkatkan pelayanan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat,” ujarnya, Jumat (27/6). Syahrial mengatakan bahwa UNP banyak melakukan kerjasa-

barluaskan pemahaman dan pentingnya aspek standarisasi dalam mendukung perdagangan serta untuk perlindungan bagi konsumen. Penandatanganan kerjasama tersebut berbentuk Memorandum of Understanding (MoU). Wakil Rektor III UNP, Prof. Dr. Ardipal, M. Pd., mengatakan indikator dalam meningkatkan akreditasi ialah kerjasama yang dilakukan baik dalam maupun luar negeri, dalam kerjasama akan dilihat bagaimana hubungan entrepreneur di suatu universitas terutama di UNP. Ardipal menambahkan bahwa beberapa waktu yang lalu ada mahasiswa UNP yang diutus ke medan untuk menghadiri suatu acara, di sana juga dihadiri oleh mahasiswa dari Malaysia, Singapura,

Realisasi Wirausaha: Unit Pengembangan Karir dan Kewirausahaan Universitas Negeri Padang (UNP), menebarkan selebaran yang bertuliskan, “Gerakan 1000 wirausaha mahasiswa UNP” di berbagai sudut kampus. Guna menggencarkan program mahasiswa wirausaha kepada seluruh mahasiswa UNP. f/Akbar

MI). Kedua-duanya sama-sama bergelut pada bidang kewirausahaan, bedanya HIPMI lebih berorientasi di luar kampus, sedang-

Sumber: unp.ac.id ma untuk menjadi universitas entrepreneur. Saat diwawancarai Ganto, Syahrial nampak terburu-buru. Maka dari itu, Syahrial pun menyarankan agar Ganto melihat data kerjasama yang dilakukan UNP untuk menjadi universitas entrepreneur di Biro Kerjasama. Salah satunya, yakni kerjasama yang dilakukan dengan PT. CT CORORA yang merupakan perusahaan induk yang bergerak dalam beberapa industri bisnis di Indonesia. Kerjasama ini dilakukan pada pada 18 mei 2017 dengan menandatangani nota kesepahaman dalam sinergi bisnis. Kemudian, pada 27 April 2018, UNP menjalin kerjasama dengan Badan Standar Nasional (BSN) yang bertujuan untuk menye-

Thailand. “Tujuannya supaya mahasiswa duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan orang di ASEAN,” ujarnya. Dirikan Unit Kegiatan Dalam menyongsong UNP sebagai kampus entrepreneur, UNP pun melakukan berbagai upaya dalam merealisasikannya. Selain melakukan kerjasama, menjadikan mata kuliah wirausaha menjadi mata kuliah wajib juga meresmikan dua Unit Kegiatan (UK) yang bergelut pada bidang kewirausahaan pada 10 maret 2017 lalu. Kedua UK tersebut, antara lain adalah Unit Kegiatan Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (UPKK) dan Himpunan Pengusaha Muda Mahasiswa Indonesia (HIP-

kan UPKK lebih ke pembinaan kepada mahasiswa UNP yang ingin berwirausaha. Ketua Umum HIPMI, Taufik Despantohir mengatakan bahwa HIPMI didirikan pada 12 Oktober 2015 yang lalu. Tujuan didirikan HIPMI ialah untuk menggerakkan usaha-usaha yang ada di UNP dengan membina serta mewadahi dan membangun jaringan dari dalam kampus maupun luar kampus untuk melatih mahasiswa berwirausaha. “Rata-rata usaha mahasiswa di UNP adalah kuliner dan fashion,” Kata Taufik saat ditemui di sekretariat HIPMI, Selasa (5/6). HIPMI UNP sendiri bernaung di bawah Badan Pengurus Cabang (BPC) HIPMI Kota Padang, Badan Pengurus Daerah (BPD) HIPMI

Sumatra Barat, dan Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI Indonesia. Sejak diresmikan, HIPMI memiliki beberapa program yang dijalankan, di antaranya Enterpreneur School merupakan sekolah dan forum belajar gratis dalam berwirausaha, Pelatihan Business Plan, Entrepreneur Award, penghargaan untuk mahasiswa yang memiliki wirausaha dalam berbagai aspek yang akan dilaksanakan september mendatang. “Kedepannya akan diadakan jambore pengusaha pemuda Indonesia,” Ujar Taufik. Meski demikian, Ia masih menyayangkan sarana dan prasarana yang disediakan kampus masih kurang memadai, seperti belum adanya tempat untuk memasarkan produk mahasiswa. “Selain itu, inkubator bisnis juga belum ada seperti di universitas lain,” ujar Mahasiswa Jurusan Kesehatan Rekreasi TM 2015 ini. Berbeda satu tahun dari HIPMI, UPKK mulai diancang-ancang pada maret 2016, UPKK akhirnya turut diresmikan sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa di UNP. Diresmikannya UPKK dilihat dari bagaimana kondisi kewirausahaan di UNP sebagai perwujudan dari visi dan misi UNP dalam menciptakan inkubator wirausaha di kalangan kampus serta mengembangkan jiwa wirausaha mahasiswa dan kelancaran karir. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umun UPKK 2018, Aldo Mahyandra. Dalam merealisasikan tujuan tersebut, UPKK melakukan gerakan 1000 wirausaha mahasiswa UNP yang terdiri dari beberapa kegiatan, antara lain, mensosialisasikan kepada mahasiswa, mengadakan seminnar kewirausahaan, dan gathering wirausaha yang memperkenalkan produk mahasiswa dan mengkaji bersama untuk kebaikan produk dari mahasiswa kedepannya. Sebagaimana fungsinya dalam membina mahasiswa untuk mengembangkan karir di bidang kewirausahaan. Beberapa waktu yang lalu, anggota UPKK, yakni CV karya Muda berhasil meraih penghar-

gaan dari Menristekdikti dalam Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI). President Director, Femil Anggia Putra mengatakan bahwa CV Karya Muda telah didirikan sejak Desember 2017 yang lalu. Pada awalnya CV Karya Muda berjualan pada saat acara wisuda untuk mengumpulkan dana “Saya sudah mengumpulkan dana sejak semester satu perkuliahan,” Ujar Femil Mahasiswa Teknik Sipil TM 2016 ini. Selain itu Manager Public and Marketing CV Karya Muda, Siti Hajar Thaitami, menjelaskan bahwa CV Karya Muda memiliki keunggulan dari banyak varian item yang di tawarkan, juga penggunaan kayu untuk setiap produk yang dibuat. Seperti jam, lukisan, hiasan dinding dan kacamata berbingkai kayu. Pemesanan dapat berdasarkan gambar yang ditawarkan ataupun permintaan konsumen. Siti menambahkan bahwa pemasaran CV Karya Muda juga merambat ke pasar-pasar online. “Namun belum dapat dimaksimalkan, sejauh ini masih dalam tahap melakukan riset agar produk yang dibuat kekinian,” ungkapnya. Sejauh ini CV Karya Muda masih fokus merencanakan marketing plan, hal ini dikarenakan pencairan dana oleh dikti belum dilakukan. Ia menambahkan dikarenakan dana yang masih kurang menjadikan CV Karya Muda sedikit terhambat dalam hal produksi. “Karena orderan yang banyak dan besar,” jelasnya. Siti juga mengatakan bahwa orderan yang ia dapat dari dosen UNP memudahkan CV Karya Muda. Siti mengajak mahasiswa UNP untuk dapat bergerak di bidang bisnis. Ia menambahkan tips menjadi seorang wirausahawan. Pertama adalah mencari passion dalam bisnis, kedua menekuni bisnis yang telah dijalankan, ketiga terus melakukan pembaharuan yang dimana bisnis harus mengikuti zamannya, yang terakhir yaitu terus lakukan promosi. Reporter: Deby, Laila, Yola, Agustini, Hamid


LAPORAN

6

Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

UNP Menuju Kampus Entrepreneur

D

i era Revolusi Industri 4.0 ini, Universitas Negeri Padang (UNP) tidak hanya menyiapkan tenaga pendidik saja, tetapi juga menyiapkan para lulusannya untuk menjadi seorang entrepreneur (pengusaha). Berbagai program pun dilakukan mulai dari kegiatan kewirausahaan, mata kuliah, dan seminar-seminar. Dalam menuju kampus entrepreneur UNP membentuk Unit Pengelola Teknis Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (UPT PKK UNP) pada awal tahun 2017 lalu. Berikut Program-program tahunan yang dilaksanakan oleh UPT PKK UNP. 1. Workshop Penyusunan Business Plan. Workshop ini bertujuan untuk mendorong mahasiswa UNP supaya mampu membuat perencanaan usaha dan menetapkan strategi usaha dengan dengan baik. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada 26 Agustus 2017 di Labor Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP dengan jumlah peserta sebanyak 195 orang mahasiswa. 2. Job Fair. Kegiatan ini diramaikan oleh perusahaan-perusahaan berskala nasional yang membuka lowongan pekerjaan dengan berbagai posisi. Dalam kegiatan ini, Indonesia Marketing Association (IMA) juga ikut serta meramaikan. Di UNP, Job Fair pertama kali diadakan pada 13 September 2018. 3. Expo Kewirausahaan. Bekerjasama sama dengan Himpunan Pengusa Muda Indonesia Perguruan Tinggi UNP (HIPMI PT UNP) dan Unit kegiatan Mahasiswa lainnya, UPT PKK UNP mengadakan Expo kewirausahaan yang diikuti oleh mahasiswa yang memasarkan produkproduk mereka sendiri. Expo kewirausahaan ini pertama kali diadakan pada 15 s.d 8 September 2017 di Area parkiran Gedung Rektorat dan Auditorium UNP. Sumber: UPT PKK UNP Desain Grafis: Venny Sindya fitri

WAWANCARA KHUSUS

Wirausaha Bukan Hanya Bisnis rainya mengenai UNP menuju Entrepreneur University. Berikut wawancara Reporter Ganto, Nadilla Aprisia bersama Asmar.

Dra. Asmar Yulastri, M.Pd., Ph.D, Kepala Unit Pelayanan Teknis Pengembangan Karir dan Kewirausahaan UNP

80% Wisudawan UNP lebih tertarik mencari kerja dibanding berwirausaha Dra. Asmar Yulastri, M. Pd., Ph.D, merupakan Kepala Unit Pelayanan Teknis Pengembangan Karir dan Kewirausahaan Universitas Negeri Padang (UPT PKK UNP). UPT PKK sendiri didirikan pertamakali pada awal tahun 2017 sebagai penyokong UNP menuju Entrepreneur University. Senin (2/7), Reporter Ganto menemui Dra. Asmar Yulastri, M. Pd., Ph.D di ruangannya di Lantai 2 Gedung Rekrorat lama UNP. Ganto menemui Asmar dengan maksud mewawanca-

1. Apa latar belakang UNP dijadikan sebagai kampus entrepreneur? Lapangan pekerjaan yang tersedia sangat terbatas. Sementara setiap tahun jumlah lulusan semakin bertambah dan semakin berlipat jumlahnya. Nah di samping itu, kalau kita lihat dari hasil penelitian sampai saat ini sebagian besar lulusan perguruan tinggi masih berorientasi untuk mencari kerja. Kamipun sudah melakukan survei beberapa kali dari salahsatunya, pada saat akan wisuda, calon wisudawan disurvei, ditanya dengan ada instrumen, kuesioner. Di atas 80% jawabannya tetap, setelah tamat kebanyakan mahasiswa menjawab ingin mencari kerja. Sementara faktanya lapangan pekerjaan sangat terbatas. Pihak kementerian pun sangat memprioritaskan mahasiswa untuk berwirausaha setelah lulus nantinya. Nah, itulah latar belakang yang sebenarnya. Jika dilihat, berwirausaha lebih memberi

kebebasan baik untuk berkreativitas, melakukan inovasi, untuk berkembang dibandingkan jadi pegawai ataupun karyawan. Itulah dasarnya UNP ingin menjadi Entrepreneur University. 2. Apa tujuan yang dicapai UNP dalam menciptakan kampus entrepreneur? Tujuannya untuk melahirkan mahasiswa yang mandiri. Sebenarnya yang dikatakan wirausaha kan bukan hanya bisnis, bukan hanya berdagang ataupun berjualan. Karna yang namanya entrepreneur ini ada empat. Ada yang namanya academic entrepreneur, artinya mereka itu mandiri, punya kreatifitas dan inovasi di bidang akademik. Ada saja sesuatu baru yang dibuat dan tidak biasa. Misalnya, menjadi guru, menjadi guru yang tidak biasa. Jadi setiap masuk kelas ada saja yang baru, baik dari segi metode, media, berarti sudah memiliki jiwa entrepreneur. Kedua, government entrepreneur itu adalah pemimpin yang punya jiwa entrepreneur. Contohnya ketua jurusan, ketua prodi atau dekan. Artinya mereka tidak harus punya perusahaan, tetapi apabila mereka

bisa meningkatkan kesejahteraan dari anggotanya itu artinya sudah punya jiwa entrepreneur. Ketiga, business entrepreneur, ini sudah jelas. Keempat, social entrepreneur. Jadi memang tidak harus jadi pebisnis, jadi intinya itu mandiri. kewirausahaan identik dengan kreatifitas dan inovasi di bidang apapun. 3. Apa saja upaya yang dilakukan UNP dalam menciptakan entrepreneur university? Sebenarnya dari dulu memang sudah ada juga beberapa program kewirausahaan, baik melalui jalur mata kuliah maupun non mata kuliah. Melalui matakuliah UNP mewajibkan mahasiswa untuk mengambil matakuliah kewirausahaan. Kemudian di luar itu program mahasiswa wirausaha atau PMW semenjak tahun 2009. Dahulunya ini adalah program kementerian, dananya pun dari kementerian. Setelah 3 atau 4 tahun belakangan ini kementerian tidak lagi meluncurkan program tersebut. Namun UNP tetap menjalankan program ini, tapi dana dari UNP sendiri. Sekarang ini

juga baru sedang berjalan, kompetisi mahasiswa wirausaha, dalam proses tahap seleksi. 4. Apa saja kendala yang dihadapi dalam melaksanakan program tersebut? Kendalanya karna mahasiswa belum terbiasa dengan yang seperti ibu katakan tadi. Umumnya masuk perguruan tinggi, orientasinya adalah untuk mencari kerja. Jadi mindset sebenarnya. Kendalanya mindset sehingga ya memang sekarang ini kita masih harus gigih untuk memotivasi mahasiswa walaupun memang sudah banyak juga yang berhasil dan sukses. Kebanyakan yang hanya ikut, yang berhasil lumayan lah. Tapi kita kan inginnya kalau bisa itu benar-benar jadi usaha untuk mereka. Bukan hanya menang kemudian setelah itu tidak dilanjutkan lagi. 5. Apa harapan anda mengenai UNP menjadi kampus entrepreneur? Tentunya bisa menciptakan dan secara real bisa menunjukkan mahasiswa ataupun lulusannya itu memang bisa mandiri dan bisa menciptakan pekerjaan sendiri.


LAPORAN

Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

7

ARTIKEL

Wirausaha, Tak Sekadar Berdagang, tapi Juga Asah Keterampilan Sebagai negeri yang terkenal buhan ekonomi di Indonesia akan penduduknya yang senang sangat mengharapkan pengeloberniaga, tentunya Sumatera laan yang baik pada sektor bisnis Barat memiliki potensi besar atau jasa agar dapat bersaing di dalam segi kewirausahaan. Hal lingkup Ekonomi ASEAN. tersebut dapat dilihat dari menUntuk menciptajamurnya usaha-usaha yang kan wirausahawan dilakukan oleh penduduk seki- yang mampu bertar, salah satunya ialah usaha di saing di kemudibidang kuliner. Bicara soal kuli- an hari, kaum ner Minang akan memang kaya, muda hendakoleh karena itu tidak heran jika nya memiliki terdapat makanan atau rumah nilai-nilai kemakan khas minang yang terse- w i r a u s a h a bar di berbagai provinsi Indonesia. Bahkan salah satu makanan khasnya, yaitu rendang mendapat predikat makanan nomor satu terlezat di dunia. Tak hanya di bidang kuliner di bidang tekstil juga tidak kalah misalnya, kain batik maupun songket minang yang terkenal akan keindahannya. Semenjak dulu, masyarakat Minang sudah kerap melakukan perniagaan, selaibn bertani dan melaut. Pada tahun 2016 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat an dalam dirinya. Adapun nilaibahwa rasio wirausaha di Indo- nilai kewirausahan yang harus Desain Grafis: Venny Sindya Fitri percaya diri, nesia sebesar 3,1% dari jumlah dimiliki, yaitu penduduk sebanyak 225 juta or- berorientasi terhadap tugas dan ang. Berdasarkan persentase hasil, pantang menyerah, kebeyang dikutip dari media daring ranian mengambil resiko, kepeKompas.com tersebut, menanda- mimpinan, berorientasi pada kan Indonesia telah melampaui masa depan, keorisinilan dalam batas minimum jumlah pendu- kreativitas serta inovasi. duk yang berwirausaha yaitu Sebuah universitas yang sebanyak 2%. Wirausaha meru- merupakan lembaga keilmuan pakan salah satu senjata ampuh hendaknya dapat menyokong untuk menjadikan sebuah nega- potensi kaum muda serta pelajar ra lebih maju. Apalagi pertum- untuk mengembangkan nilai-

nilai tersebut. Sebab, universitas memiliki tridarma perguruan tinggi yang terdiri atas pendidikan, penelitian, pengembangan, dan pengabdian masyarakat. Oleh karenanya, universitas wajib melaksanakan pengembangan ilmu di bidang kewirausahaan sebagai salah satu tridarma perguruan tinggi. Hal ini memicu rektor Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Ganefri, Ph.D., mencanangkan UNP menjadi Entrepreneurship of University atau universitas berbasis kewirausahaan. Berbagai kegiatan pun dilakukan mulai dari kuliah umum dan workshop kewirausahaan, UNP Expo,

training kewirausahaan, Minang Entrepreneurship Awards 2017, hingga menjadikan mata kuliah kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib. Ditambah dengan adanya dukungan dari pihak pemerintah seperti Wakil Presiden Republik Indonesia, Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla., maupun pengusaha dalam negeri seperti Prof. DR (HC) DRG. Chairul Tanjung, MBA, yang

merupakan pemimpin CT Corp. Banyak mahasiswa mengalasankan ketidakikutsertaannya dalam kegiatan wirausaha adalah minimnya modal untuk berwirausaha. Padahal, berwirausaha tidaklah semata kegiatan berdagang atau menjual jasa saja, tapi juga mengasah keterampilan. Makna wirausaha sendiri mengarah pada usaha untuk mendapatkan keuntungan di mana dalam prosesnya bisa menciptakan sesuatu yang kreatif, inovatif, dan memiliki manfaat lebih. Sehingga dalam bidang perkuliahan pun sesungguhnya diperlukan nilai kewirausahaan. Manfaat memiliki ilmu dan jiwa kewirausahaan antaranya, terasah kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah, mencari peluang lain jika gagal pada satu usaha, pantang menyerah, serta mengasah keterampilan sosial bermasyarakat.

Desain: MHD. Agus Saputra Grafis: Venny Sindya fitri

Bahkan dengan menerapkan nilai-nilai kewirausahaan dapat menunjang lahirnya penemuan-penemuan baru yang akan berguna di masa mendatang. Perpaduan antara akademik dan kewirausahaan erat kaitan-

Oktri Diana Putri Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Biasa TM 2015 nya. Dimana melalui kewirausahaan yang bersifat mencari peluang dan keuntungan, dapat memperkuat bidang akademik yang bersifat empiris. Dalam menciptakan maupun mempublikasikan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif misalnya, mahasiswa perlu memiliki nilai kewirausahaan. Begitu pula saat mahasiswa terjun ke masyarakat, wirausaha juga bertujuan untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat, serta membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat. Melalui kewirausahaan, mahasiswa UNP dibekali modal untuk membuka lapangan pekerjaan senada dengan bidang ilmu yang digelutinya. Lulusan UNP semestinya tidak lagi kehabisan akal jika tidak diterima sebagai pegawai di suatu instansi, karena apabila sudah tertanam dalam pikirannya untuk membuka lapangan pekerjaan, maka mahasiswa sudah seharusnya aktif dalam kegiatan kewirausahaan mulai dari masa kuliah.

ARTIKEL AP A KA TA MEREKA APA KAT

Perlu Perencanaan yang Matang Bertujuan untuk menjadikan UNP sebagai kampus entrepreuner tentunya harus memiliki perencanaan yang matang. Menurut saya UNP masih belum memiliki persiapan yang matang untuk mewujudkan keinginan tersebut. Terbukti, dari program-program yang dibuat kampus untuk meningkatkan jiwa entrepreuner mahasiswanya masih belum optimal. Misalnya Program PMW, mahasiswa yang lulus tidak akan langsung mendapatkan pendanaan tersebut, namun harus mencari cadangannya terlebih dahulu. Civitas akademika yang ada juga menggunakan produk atau jasa dari luar, padahal sudah ada produk atau jasa yang serupa dalam lingkungan UNP sendiri. Semoga, kedepannya UNP dapat lebih memperbaiki sistem dan kebijakan yang ada serta dapat lebih menghargai produk atau jasa yang dibuat oleh mahasiswa.

Saibatul Islamiah Ilmu Keolahragaan TM 2015

Pembekalan yang Harus Dipraktekkan Jiwa entrepreneur sangat penting dimiliki oleh mahasiswa. Hal ini agar mengubah paradigma mahasiswa bahwa wirausaha bukan hanya soal transaksi jual beli, tetapi di dalamnya terdapat kreatifitas dan inovasi yang berdampak untuk kehidupan banyak orang. Dengan adanya mata kuliah Kewirausahaan, dosen berperan aktif membimbing kelompok wirausaha mahasiswa. Dari segi sarana dan prasarana di Universitas Negeri Padang (UNP) sudah memadai, seperti fasilitas gedung, program kewirausahaan dan stand jualan pada event wirausaha. Selain itu, sudah ada e-learning dan laboratorium TP yang cukup lengkap untuk mahasiswa mengembangkan ide-ide baru yang berkaitan dengan Teknololgi Pendidikan yang berpotensi untuk diwirausahakan. Tinggal lagi memberi fasilitas pada mahasiswa tergantung dengan produk yang ingin dikembangkannya. Animo mahasiswa pun sudah bagus. Meskipun masih banyak mahasiswa yang belum berwirausaha, tapi sudah ada yang mengikuti UNP EXPO yang diadakan beberapa waktu lalu. Selain itu, banyak juga mahasiswa yang mengikuti Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), hanya saja karena seleksi PMW itu cukup ketat, jadi tidak semuanya lolos. Saya berharap kepada mahasiswa bisa mengembangkan keilmuannya lewat kewirausahaan dan membuka lahan pekerjaan karena sudah diberikan bekal kewirausahaan secara teori dan praktik. Dr. Ulfia Rahmi, M.Pd. Dosen Kewirausahaan Jurusan Teknologi Pendidikan FIP UNP

Semua Kalangan Harus Mendukung UNP sudah cukup tanggap untuk memberikan informasi seputar kegiatan wirausaha untuk mahasiswa maupun kalangan civitas akademika lainnya. Mulai dari program yang diluncurkan oleh Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), seperti PKM kewirausahaan, PMW, Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia, dan beberapa program dari UNP sendiri. Sedangkan untuk sarana dan prasarana, UNP sudah cukup membantu mahasiswa yang ingin berwirausaha. Contohnya saya yang berwirausaha melalui lulusan salah satu program tersebut. Sekarang saya dapat berwirausaha dan mengembangkan potensi. Saya berharap semua kalangan, baik mahasiswa atau dosen dapat mendukung UNP menjadi kampus entrepuener, dengan mengikuti berbagai kegiatan dalam bidang wirausaha. Tidak hanya diam dan menonton saja.

Aldo Mahyandra Ketua UPKK UNP


Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

KONSUL TASI ONSULT

8 K ONSUL TASI A G AMA ONSULT AG

K ONSUL TASI KESEHA TAN ONSULT KESEHAT

Kaligata

Rubrik Konsultasi diasuh oleh Staf Ahli SKK Ganto UNP dan membahas persoalan seputar kesehatan, psikologi, atau agama. Jika Anda memiliki permasalahan atau pertanyaan yang ingin dikonsultasikan, silakan kirimkan ke email redaksiganto@gmail.com atau bisa juga diantarkan langsung ke Sekretariat SKK Ganto UNP Gedung Student Center Lantai 2 UNP

dengan melampirkan kartu identitas, seperti KTP atau KTM.

Bidah dan Kemajuan Zaman

Diasuh oleh Dr. Ahmad Kosasih, M.A. Bapak Ahmad Kosasih yang saya hormati. Saya sering mendengar kata bidah dari seorang teman. Ketika saya melakukan sesuatu amalan tertentu, teman saya itu berkata kepada saya: “Jangan lakukan itu karena hal itu tidak pernah dikerjakan oleh Nabi. Itu adalah bidah dan sesat nanti kamu masuk neraka”. Apakah sebenarnya bid’ah itu Pak? Saya sebenarnya juga takut jangan-jangan ibadah yang saya kerjakan selama ini banyak yang tergolong ke dalam bidah itu. Mohon penjelasan dari bapak. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Windi Mahasiswa Teknologi Pendidikan TM 2015 Ananda Windi! Bidah menurut bahasa ialah “menciptakan sesuatu tanpa menggunakan alat, materi (maddah), masa dan tempat” . Sedangkan menurut Asy-Syathibi, bidah adalah segala yang diada-adakan dalam bentuk yang belum ada contohnya. Sedangkan bidah dalam pengertian syariah terdapat dua pendapat ulama Ushul. Pertama, golongan yang cenderung memasukkan semua yang diada-adakan baik dalam urusan ibadah maupun adat. Golongan pertama ini mendefinisikan bidah ialah jalan/ cara yang diada-adakan dalam (urusan) agama, yang dipandang menyamai syariat, dimaksudkan dengan mengerjakannya apa yang dimaksudkan oleh syariah sendiri). Kedua, golongan yang membatasi pengertian bidah hanya dalam urusan ibadah. Golongan yang kedua ini mendefinisikan bidah ialah cara yang diadaadakan dalam agama, yang dipandang menyamai syariat, dimaksudkan dengan mengerjakannya ialah berlebih-lebihan dalam soal ibadah kepada Allah. Jadi secara garis besar terdapat dua pendapat ulama tentang bidah itu. Pertama, yang memandang bidah semua yang diada-adakan baik urusan ibadah maupun di luar urusan ibadah. Kedua, yang berpandangan bahwa bidah itu hanya terbatas dalam urusan ibadah semata. Berbicara tentang bidah, ada baiknya ananda pahami dengan baik apa yang dimaksud dengan sunnah. Tanpa memahami sunnah dengan baik dan benar amat sulit rasanya kita memahami bid’ah karena bidah itu sangat bertolak belakang dengan sunnah. Di samping itu Izzuddin Abdussalam dalam kitabnya Qawa’id al-Ahkam fi Mashalih alAnaam, halaman 133 menjelaskan lima kategori bidah itu yakni: (1) Bidah wajib (2) Bidah mandub (3) Bidah makruh (4) Bidah haram, dan (5) Bidah mubah . Namun, yang terpenting dari kedua pendapat bukanlah soal memilihnya, melainkan cara kita menyikapi perbedaan itu. Karena, perbedaan pendapat itu adalah teman berpikir bagi orang-orang yang berhati lapang dan sikap tasamuh (tolerans). Wallahu a’lam bisshawab

Diasuh oleh dr. Pudia M. Indika, M.Kes. Assalamualaikum Wr, Wb. Sebelumnya saya tidak memiliki riwayat alergi. Sudah enam bulan terakhir ini kadang-kadang saya mengalami gatal kulit semacam alergi ketika merasa kedinginan, kulit mengalami gatal-gatal dan kemerahan. Akan tetapi beberapa hari terakhir, setiap malam gatal-gatal tersebut menjadi lebih kuat. Selain gatal-gatal kemerahan mucul banyak bidur yang lumayan besar pada ekstremitas bawah, namun akan hilang setelah paginya. Obat anti alergi tidak mempan dipakai. Hal ini sangat berpengaruh terhadap aktivitas saya karena sensasi gatal yang besar tidur menjadi kurang nyenyak. Saya sudah memakai krim khusus alergi, akan tetapi belum kunjung sembuh. Hal apa yang dilakukan untuk menghilangkan gatal ketika kedinginan? perlukah mengolesi krim khusus atau menghindarinya untuk mencegah iritasi? adakah hubungan kulit gatal ketika kedinginan dengan faktor makanan yang kurang sehat? Yolanda Septia Putri Jurusan Biologi TM 2015 Salam sehat Sensasi gatal dapat terjadi kapan saja dan usia kapan pun. Gatal (pruritus) merupakan salah satu keluhan dalam gangguan derma-

tologis (kulit) yang paling sering dikeluhkan. Sensasi ini menimbulkan ketidaknyamanan pada kulit sehingga memicu timbulnya keinginan untuk menggaruk. Banyak faktor pencetus penyebab urtikaria antara lain obat – obatan, makanan tertentu, bahan pengawet, bahan kimia, rangsangan tekanan, rangsangan fisik salah satunya adalah paparan dingin. Keluhan yang dialami berkemungkinan adalah urtikaria, sering orang awam menyebutnya adalah kaligata atau biduran. Urtikaria adalah reaksi vaskular pada kulit akibat bermacam-macam penyebab. Ditandai oleh pembengkakan setempat yang timbul mendadak dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit. Faktor – faktor risiko terjadinya urtikaria seperti, Pertama, Riwayat atopi pada diri dan keluarga adalah suatu kecenderungan genetik untuk mengembangkan penyakit alergi, misalnya asma, eksim, rhinitis alergik. Kedua, riwayat alergi. Ketiga, trauma fisik pada aktifitas. Keempat, gigitan/ sengatan serangga. Kelima, konsumsi obat-obatan. Keenam konsumsi makanan (telur, udang, ikan, kacang,, dsb). Ketujuh, infeksi dan infestasi parasit. Kedelapan, penyakit autoimun dan kolagen. dan kesembilan, trauma faktor fisik (panas, dingin, trauma sinar x dan cahaya). Salah satu jenis urtikaria yang sering dialami adalah urtikaria dingin. Urtikaria dingin muncul karena terpapar dengan objek yang dingin, air, atau udara yang dingin. Penyebabnya adalah terjadi-

nya pelepasan histamine dan zat kimia lain kedalam aliran darah yang dipicu oleh cuaca dingin. Pengobatan dengan menggunakan obat antihistamin tidak banyak membantu, sehingga dibutuhkan antihistamin dengan dosis yang lebih besar. Urtikaria dingin diklasifikasikan menjadi urtikaria dingin tipikal dan urtikaria atipikal Mencegah dan mengurangi gejala gatal dapat dilakukan dengan perawatan sederhana di rumah antara lain : 1. Menggunakan bahan pakaian yang tidak menyebabkan iritasi kulit. Menghindari penggunaan pakaian yang terlalu ketat dan yang terlalu keras untuk kulit. 2. Mengurangi frekuensi mandi apabila gatal masih berlangsung atau mengurangi waktu mandi menjadi tidak lebih dari 20 menit. Air hangat lebih disarankan untuk digunakan bersamaan dengan sabun yang tidak beraroma. 3. Mengeringkan badan dengan cara menepuknya, begitu juga saat timbul rasa gatal. 4. Memotong kuku agar tidak melukai kulit jika tanpa sengaja menggaruk area yang gatal. 5. Menghindari makan pedas, kafein dan alcohol berlebih agar gatal tidak bertambah berat. Pencegahan pada urtikaria dingin antara lain : 1. Menghindari mengkonsumsi makanan dan minuman dingin 2. Mengkonsumsi obat seperti yang telah diresepkan oleh dokter 3. Sebelum terpapar cuaca dingin disarankan untuk mengkonsumsi anti histamine 4.Melindungi kulit dari suhu yang menurun drastic atau cuaca dingin

K ONSUL TASI PSIK OL OGI ONSULT PSIKOL OLOGI

Mengigau

Diasuh oleh Dr. Afdal, M.Pd., Kons. Assalamualaikum Wr.Wb Pak saya ingin bertanya terkait kebiasaan mengigau saat tidur yang sering saya lakukan. Bahkan orang-orang terdekat saya (keluarga) mengatakan bahwa kebiasaan itu sudah cukup parah. Saya bisa tiba-tiba bangun saat bangun tidur dan marah-marah pada orang, dan setelah itu saya tidur kembali tanpa mengingat apa yang saya lakukan saat mengigau. Keluarga saya sering kawatir jika kebiasaan saya ini akan semakin parah, seperti berjalan saat tidur. Apakah kebiasaan ini ada kaitanya dengan psikologi kita atau bagaimana pak? Dan seperti apa saya menghilangkan kebiasaan ini? Muhammad Yusuf Mahasiswa Teknik Elektro TM 2017 Waalaikumsalam Wr. Wb. Ananda Yusuf yang berbahagia, terima kasih atas surat yang ananda kirimkan ke ganto berkenaan dengan kebiasaan mengigau ananda yang sangat ananda khawatirkan. Secara umum, tidur manusia dapat dibagi ke 2 tipe yakni Rapid Eye Movement dan Non Rapid eye Movement. Kondisi yang anda alami, disebut sebagai apid

Eye Movement, dimana secara fisik tubuh beristirahat, akan tetapi otak bekerja seperti biasa yang pada akhirnya menyebabkan perilaku mengigau. Kebiasaan mengigau sewaktu tidur dialami oleh 5 % penduduk dunia, dan tidak hanya dialami oleh anak-anak akan tetapi juga dialami oleh orang dewasa, seperti ananda. Mengigau sewaktu tidur dapat berbentuk pembicaraan yang singkat bahkan dapat berbentuk perilaku yang mengganggu. Perilaku yang mengganggu tersebut tidak hanya pada diri ananda (seperti kurangnya kualitas tidur dan lainnya) akan tetapi juga mengganggu orang di sekitar ananda (terganggu tidurnya, dipukul, kehilangan ananda dan lainnya). Oleh karena itu, ada dua pendekatan yang bisa kita bahas dan sarankan saat ini, yaitu pendekatan psikologis dan pendekatan medis. Dalam pendekatan psikologis, sebagai konselor, saya memang harus mengkaji bagaimana kebiasaan ini ananda lakukan, sudah sejak kapan dan perilaku-perilaku lainnya. Ananda mestinya bisa melakukan analisis bagaimana kebiasan-kebiasan yang biasa ananda lakukan sebelum tidur. Untuk mengurangi perilaku ini, beberapa hal yang dapat ananda lakukan yaitu (1) kelola waktu tidur ananda. Para ahli menyepakati bahwasanya waktu tidur yang normal adalah 7-9 jam dalam satu hari. Oleh karena itu, ananda harus mencoba untuk tidur dan bangun tepat waktu; (2) kelola stress anan-

da. Beberapa penelitian menunjukkan bahwasanya kebiasaan mengigau sewaktu tidur memiliki hubungan dengan kondisi stress dan depresi seseorang. Oleh karena itu, ananda dapat mengurangi mengigau dengan cara mengurangi stress dan depresi ananda; (3) lakukan latihan penenangan sebelum tidur, ananda dapat melakukan latihan penenangan (relaksasi) sederhana sebelum tidur, seperti menggerakkan otot secara sederhana, menghirup udara dan kemudian mengeluarkannya secara perlahan dan perlakuan relaksasi lainnya; (4) hindari penggunaan alkohol dan kafein, banyak ahli menyepakati bahwasanya mengkonsumsi alkohol dan kafein merupakan dua kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan tubuh dan pada akhirnya akan mengganggu kualitas tidur ananda. Sedangkan pendekatan medis dilakukan oleh dokter. Di sisi medis, gangguan sewaktu tidur lebih banyak di bahas dengan menghubungkannya dengan fungsi syaraf otak. Untuk itu, jika hal-hal bantuan psikologis tidak banyak membantu ananda, ananda dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter untuk intervensi medis lebih lanjut. Demikian komentar saya terhadap permasalahan ananda, Konselor di Unit Pelayanan Bimbingan dan Konseling akan sangat senang membantu ananda jika ada hal-hal yang belum tuntas kita bahas saat ini. Terimakasih.


Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

9

ENGLISH CORNER

KRITIK ENGLISH CORNER

Demographic Bonuses Are Either Good Or Bad By Jeri Fitra Demographic bonus is defined as an explosion or an increase in the number of productive people. The productive age ranges between 15-64 years. Humans as one of the inhabitants of the earth are categorized as human beings aged productive when aged 15 years and up to age 64 years. Because at the time at this age that humans can perform routine activities to produce things that are useful. This productive age is very helpful to the smooth economy of a country. Indonesia is an archipelago consisting of many islands and provinces. And in the year 2020-2030 estimated Indonesia will benefit from increasing population of productive age. In the period of 2020-2030, according to various research and statistics, Indonesia will gain the profit growth of productive age of 70% when compared with unproductive age. This means that if the population of Indonesia is 100% predicated, then the ratio of productive and non-productive age in the range of the year is 70%: 30%. Like two sides of a coin, the age of the population will result in a negative side and a positive side. This means that with the increasing population of productive age in this country will have good or even bad

impact. There are steps that need to be taken in order to maximize the chances of increasing this productive age. How are the steps we can take to maximize this opportunity? Give scholarship By providing scholarships to the gold generation of this nation, then we provide opportunities to create a reliable leader. Education is a very important thing in determining the fate of a nation. This means that by providing scholarship program is expected this country will get high-quality human resources. It is hoped that someday someone who has finished his education scholarship can come back and build the progress of this nation. Giving passionate SME sector small and medium With the increasing population of productive age, of course, requires a lot of work. If this is not offset then it can be said that the unemployment rate will be many. Working not only in big companies. This means that we can also get jobs from small and medium sized SME sector. Indonesia has a large enough area. It consists of various provinces and islands. And this country is also known as a creative nation, the handicraft produced by this country is

well known all over the world. Lots of handicrafts from this country, which is very popular in the global market Need Full Support and Government Attention After each region competes to produce handicrafts, of course also need to get support from the government. Suppose that if this small entrepreneur needs capital, the government needs to make a regulation that gives ease for this small business actors to get capital, so that this small business can run. Need market to introduce works Then after getting the capital and produce work in the form of crafts, of course we need the market to introduce this work. This we can do by doing events in each region. Suppose ulos cloth entrepreneurs can introduce the results of the event at the event festival lake toba, or jazz festival lake Toba. Similarly, with batik cloth we can introduce the cloth in java jazz event, or in other events. This is the discussion of demographic bonuses. With the positive spirit that we have, rest assured this nation will be increasingly recognized by the world. And with the increasing age of this productive is expected to positively impact the country.

Diasuh oleh Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd. Pertama sekali Saya mendoakan semoga penulis English Corner Jeri Fitra dan awak Ganto senantiasa dalam keadaan sehat dan sukses, aamiin. Komentar Saya yang pertama adalah bahwa karangan Jeri Fitra ini secara umum sudah cukup bagus. Akan tetapi, setelah Saya membaca lebih seksama lagi, ada beberapa kesalahan bahasa dan kekurangtajaman penyajian gagasan. Kesalahan yang ditemukan adalah pada tata bahasa sedangkan kelemahan penyajian adalah soal data pendukung dan gaya pemaparan ide. Tulisan English Corner Jeri Fitra ini mengingatkan saya akan perjalanan hidup manusia di dunia ini. Sebagaimana difirmankan Allah dalam Alquran bahwa usia hambaNya mengikuti tahapan kehidupan yang panjang. Begitu manusia lahir dia akan menjalani hidup masa kecil, masa remaja, masa dewasa, masa berkeluarga, masa tua dan masa uzur. Dalam Alquran dikatakan bahwa ada masa baligh, masa asyuddu, masa rijal, masa kibar, masa haram dan masa arzdalil umur. Masa baligh mulai umur 14-15 tahun, masa asyuddu mulai 20 tahun, masa rijal diawali dari 40 tahun,masa kibar 55 hingga 65 tahun, masa haram dimana sese-

orang sudah banyak yang terlarang baginya adalah kisaran 65 hingga 75 tahun, sedangkan masa arzdalil umur (masa pikun) lazim terjadi sejak usia 76 tahun ke atas. Jika kita berbicara usia produktif sesungguhnya usia itu adalah usia bekerjanya manusia dan mendapatkan income sendiri untuk membiayai hidupnya. Hal ini terjadi sejak usia 20 tahun hingga 60 tahun. Masa produktif itu adalah ketika seseorang bisa bekerja maksimal tanpa pantangan dan terbebas dari penyakit yang mengganggu pekerjaannya. Bagi negara, warganegara yang berada pada kisaran usia itu akan membantu pertumbuhan ekonomi. Mereka itulah yang menjadi andalan bagi kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Justru itu, tenaga dan pikiran mereka akan menentukan kelangsungan hidup suatu negara. Jadi, saya sepakat bahwa mereka harus didorong untuk membangun ekonomi bangsa baik sebagai aparatur negara maupun wiraswasta. Dari segi bahasa tulisan Jeri Fitra ini masih mengandung berbagai kesalahan tata bahasa. Kesalahan-kesalahan itu Saya beri tanda miring tebal. Kesalahan yang terjadi kebanyakan adalah karena tidak lengkapnya unsur utama kalimat, padahal ini sangat menentukan maksud penulis. Oleh karena itu, Saya menganjurkan agar penulis lebih memperhatikan aspek tata bahasa ini. Namun demikian, secara keseluruhan tulisan Jeri sudah cukup bagus. Teruslah berkarya dan berkarya dengan memperbanyak referensi dan bacaan agar karangan yang kita lahirkan bermanfaat bagi pembaca dan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan. Semoga.

SOSOK

Debaters Segudang Prestasi Herry Sutama Menurut Herry Sutama, untuk berprestasi tidak cukup hanya belajar di dalam kelas saja. Namun, juga mengasahnya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.

Pray, Fight, Smile merupakan moto dari Herry Sutama Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Tahun Masuk 2015. Dari awal pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi, Herry memang memilih Universitas Negeri Padang (UNP) sebagai tempatnya menimba ilmu. Jauh-jauh datang dari Aceh Barat, tidak disia-siakan oleh Herry untuk menggapai ilmu dan mengukir prestasi di UNP. Pemuda yang gemar membaca ini telah menorehkan berbagai prestasi baik di tingkat universitas maupun nasional terkhususnya dalam bidang debat. Di antaranya, Representative for The 2nd National Science Camp, UNAIR, Surabaya, Representative for National English and Applied Science Olympic, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Representative for National English Profi-

ciency Olympiad, Universitas Islam Negeri Malang, Top 10 The Best Speaker of Universitas Muhamadiyah Sumatra Utara Debate Open, Medan, UNP Representative for Sumatera English Olympiad (SEO), Pekanbaru, Champion of Kompetisi Debat Mahasiswa Indonesia, UNP Representative for MTQMN, UM and UB Malang dan masih banyak lagi. Baru-baru ini pemuda kelahiran 16 November 1996 ini juga dinobatkan sebagai Mahasiswa Berprestasi tingkat 2 di UNP. Pada awalnya, ia tidak menyangka bisa meraih prestasi tersebut. Pasalnya, Herry mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan peserta dari fakultas lainnya Indeks Prestasi Komulatif Herry tidaklah tinggi, yakni 3, 52. Selain itu, menurutnya persiapan yang ia lakukan untuk mengikuti ajang ini tidaklah matang. “Siang saya akan presentasi, tapi saya membuat makalah pada pagi harinya,” ujar pemuda yang menyukai warna abu-abu ini, Rabu (6/6). Dengan berbagai prestasi yang diraihnya, membuat Herry beberapa kali dipercaya untuk menjadi pemateri, salah satunya di IAIN Bukittinggi dan di English Club Fakultas Ekonomi. Selain menjadi pemateri ia juga dipercaya untuk menjadi juri pada acara debat tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) suatu kabupaten. Herry mengatakan keterampilan berbicara atau berdebat tidak akan didapatkan di dalam kelas, melainkan di luar dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ber-

manfaat. Rupanya sedari duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di International Junior High School 2 SWA, Aceh Barat, Herry juga telah meraih penghargaan sebagai The Most Outstanding Student. Semua perolehan prestasi yang didapatkan oleh bungsu dari tiga bersaudara ini tidak terlepas dari semangatnya yang tinggi sesuai dengan motonya pray, fight, smile. Hal yang memotivasi Herry untuk terus berprestasi adalah citacitanya. Ia mampu melawan kemalasan diri karena sebuah cita-cita yang pada umumnya juga dimiliki oleh setiap orang. Menariknya, pemuda yang juga suka menonton ini memiliki cita-cita untuk menjadi seorang dosen kelak. Tak hanya senantiasa menggenggam cita-cita, sederet prestasi yang diraih Herry tidak dapat juga dilepaskan dari keaktifannya mengikuti organisasi. Tercatat, Herry merupakan anggota dari Unit Kegiatan Bahasa Asing yang menjabat sebagai Ketua Departemen Internal. Selain itu, ia juga terbilang aktif di Forum Kajian Pengembangan Wawasan Islam (FKPWI) di fakultasnya. Tak hanya mengikuti organisasi, Herry juga menjadi pengajar bahasa inggris di salah satu bimbingan belajar di Kota Padang. Saat ditanya bagaimana membagi waktu lantaran kegiatannya yang padat, jawaban Herry cukup sederhana namun bermakna. “Dulukan mana yang prioritas,” ungkapnya. Irza Ade Suarni


OPINI

10

Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

LGBT Tak Mempunyai Tempat di Negara Berketuhanan Fenomena LGBT yang semakin marak di Indonesia. Hal tersebut menimbulkan konflik sehingga secara terus menerus dapat mengancam keutuhan bangsa dan dapat mengakibatkan disintegrasi negara. Gerakan kaum LGBT ini sangatlah masif, berdasarkan beberapa data yang ada. Gerakan ini dimulai dari Yogyakarta principle pada tahun 2006, hingga buying LGBT pada tahun 2013. Hal tersebut dapat dilihat dengan jelas bagaimana strategi mereka untuk dapat masuk ke dalam tubuh eksekutif, legislatif, dan yudikatif untuk dapat melegalkan perilaku mereka tersebut. Berdasarkan hasil survey oleh CIA seperti yg dilansir oleh topikmalaysia.com jumlah penduduk indonesia yang termasuk ke dalam LGBT menempati posisi ke lima di Dunia setelah China, India, Eropa dan Amerika dengan jumlah 3% dari total penduduknya. Hal tersebut tentunya menggambarkan kondisi yang cukup memprihatinkan bagi Indonesia yang merupakan salah satu negara berketuhanan, namun ternyata warganya berperilaku menyimpang dari nilai agama yang dianutnya. Sejatinya LGBT merupakan sekelompok orang yang berperilaku menyimpang pada orientasi seksual dan identitas gender yang melenceng jauh dari aturanaturan dan norma-norma yang berlaku di Indonesia. Nilai ketimuran yang berlaku dan kentalnya nilai agama yang telah mendarah daging di tubuh setiap rakyat Indonesia sepertinya ingin dirusak mereka. Selain itu, kaum perilaku menyimpang tersebut juga menginginkan perilaku mereka diakui sebagai gaya hidup dan tidak menjadi tindakan yang ilegal. Keinginan mereka yang ingin melegalkan inilah sebenarnya yang menjadi masalah besar bagi bangsa saat ini. Di dalam hegemoni LGBT ini sebenarnya tidak ada memiliki keinginan luhur, martabat, keagungan, dan harga diri yang tertanam di dalamnya karena pada substansinya LGBT tidak ada ubahnya dengan narkoba yang sama-sama merusak dan menjadi ancaman bagi eksistensi

manusia. Kegaduhan yang dibuat oleh aktivis perilaku menyimpang ini semakin menggeliat di kalangan para ulama. Hal tersebut tentunya menjadi sesuatu yang cukup mengkhawatirkan bagi para generasi muda penerus bangsa. Bagaimana tidak nilai-nilai agama ditentang oleh nilai kebaratan yang berdasarkan pada kebebasan absolut tanpa ada yang mengatur. Ancaman semacam inilah yang mulai meresahkan masyarakat, namun negara yang menjadi harapan rakyat juga tak dapat diharapkan hal ini terlihat dari sikap negara yg terkesan membiarkan, tak bisa memberi rasa aman dalam hak yang sangat mendasar yaitu hak untuk beragama sesuai keyakinannya tetapi negara tidak bisa berbuat untuk menjamin rasa aman pada warganya.

Desain: Monalisa Grafis: Venny Sindya fitri

Masalah LGBT ini merupakan masalah hajat orang banyak. Pemerintah seharusnya sadar akan perannya, pemerintah bersama stake holder seharusnya membuat suatu sistem yang membangun lewat suatu instrumen kebijakan dan hukum yang kuat hingga rakyat yakin di bumi pertiwi ini masih aman dan nyaman untuk dihuni. Membuat suatu produk hukum LGBT tidak harus selalu mempidanakan orang yang LGBT karena bagaimanapun suatu

kebijakan haruslah dapat melindungi mayoritas dan mengayomi minoritas. Hukum yang dibuat haruslah mengikuti nilai-nilai yang jauh lebih tinggi karena Indonesia adalah negara yang berketuhanan, bukan negara sekuler yang memisahkan urusan negara dengan agama. Sebagai negara yang berketuhanan, Indonesia tidak boleh merujuk pada nilai-nilai kebebasan absolut tentantg orientasi seks dan identitas gender yang jelas bertentangan dengan nilai-nilai agama yang dianut oleh setiap warga negara Sebagai sesama rakyat yang sebangsa dan setanah air mencegah LGBT masuk ke dalam tubuh bangsa Indonesia haruslah dicegah melalui upaya yang prehentif dan preventif sehingga pergerakan mereka tidak menyebar secara masif. Walaupun perilaku menyimpang tersebut sangat merusak tatanan kehidupan dalam berbangsa dan bernegara kita tak seharusnya pula menganggap mereka sebagai virus yang menjijikkan dan harus dijauhi namun kita harus mendekati mereka memberikan konseling secara psikologi supaya bisa merubah perilaku menyimpang tersebut. Kalaupun dipidanakan itupun haruslah upaya terakhir yg dilakukan. Upaya persuasif haruslah sering dilakukan, memberikan pencerahan kerohanian haruslah lebih masif, menanamkan ilmu agama lebih dalam dan meredam berkembangnya paham liberal adalah solusi jitu yang harus dilakukan secara bersama. Hukum bukan sesuatu yang dapat dilakukan semaunya, tetapi aturan hukum haruslah dibuat seadil dan seporposional mungkin. Mempidanakan kaum perilaku menyimpang atau mengkriminalisasikan mereka bukan berarti melegalkan persekusi. Bila persekusi ini dilegalkan maka secara tak langsung jurang diskriminasi semakin melebar. Memaknai perjalanan bangsa dengan hadirnya LGBT di tengah masyarakat dimaknai dengan searif mungkin dan tidak mendiskriminasikan mereka adalah

Oleh Afrizal Mahsiswa Fisika TM 2017 sesuatu keputusan bijak, serta dengan merehabilitasi mereka dengan maksud menyembuhkan merupakan suatu cara untuk meminimalisir berkembangnya kaum perilaku menyimpang itu di tanah air. Pelencengan fitrah sebagai makhluk yang diciptakan berpasangan oleh Tuhan jelas memperihatinkan bangsa Indonesia terkait moral, etika dan jati diri bangsa. Nilai-nilai luhur dari sila pertama pada pancasila cukup menjadi alasan mengapa mereka tidak mendapatkan tempat untuk berkembang di Indonesia. Peran agama secara filosofis di Indonesia sangat penting karena Indonesia adalah negara berketuhanan yang mampu menerapkan dan mengamalkan nilai agama di dalam sendi kehidupan masyarakat. Mengingatkan generasi muda penerus bangsa agar lebih sadar akan bahaya LGBT sekaligus dampaknya bagi sekitar. Apapun alasan ingin diakuisisinya kaum tersebut termasuk HAM merupakan suatu pembodohan publik, dengan ingin menyetarakan diri dengan orang normal lainnya. Mencegah semakin maraknya pergerakan kaum ini dan menyembuhkan mereka adalah cara terbaik guna menghidupkan kembali nilai-nilai pancasila yang ada. Indonesia sebagai negara berketuhanan harus bisa bersikap bijak atas masalah kaum perilaku menyimpang tersebut tanpa harus mengkriminalisasikan mereka dan melegalkan persekusi dan deskriminasi kepada kaum sodom tersebut.

Mengkaji Ulang Reformasi Berhentinya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998 ternyata menjadi langkah awal untuk masuk era baru di negara ini, yang hingga kini dinamai “Era Reformasi�. Sebelumnya, mahasiswa dari seluruh Indonesia juga menduduki rumah rakyat atau yang kita kenal dengan gedung parlemen. Banyak pula catatancatatan refleksi yang dijadikan sebagai saksi mata sejarah, dapat dikumpulkan menjadi suatu kesatuan yang utuh sebagai sebuah telaah. Paling tidak, ada sebuah pelajaran bagaimana menyikapi ini di masa selanjutnya. Seperti pameo, sejarah pasti berulang. Maka, dengan semangat seharusnya kita berusaha untuk mencegah hal tersebut terulang lagi. Tidak hanya itu, kita juga harus memiliki semangat untuk melakukan sesuatu setelah peristiwa yang berlalu berpuluh tahun silam itu. Bagaimana tidak, bagi setiap orang yang telah mengetahui peristiwa yang terjadi pada tahun itu tentunya hal tersebut menjadi sesuatu yang akan susah untuk dilupakan. Peristiwa yang menimbulkan trauma bagi beberapa orang yang mungkin secara langsung merasakan peristiwa tahun 1998 tersebut. Penyampaian aspirasi mahasiswa yang berakhir dengan pemberontakan dan perselisihan antara mahasiswa dengan aparat keamanan yang memihak pada pemerintah. Sikap keras mengkritik banyak hal yang dianggap negatif di era Orde Baru, itulah yang memunculkan semangat

dari seluruh mahasiswa untuk menggulingkan rezim Soeharto yang telah menguasai Indonesia selama 32 tahun lamanya. Mulai dari apa yang selama ini ditutupi di balik peristiwa itu, juga nasib para mantan tahanan politik dan narapidana politik yang tak pernah direhabilitasi, krisis likuiditas Bank Indonesia, orang-orang hilang, kasus-kasus hukum yang diputuskan, dan permasalahan lainnya. Peran media pada masa orde baru masih sering dikuasai oleh pemerintahan, sehingga menyebabkan para media baik cetak maupun elektronik tidak begitu aktif dalam menginformasikan kejadiankejadian yang ada di pelosok negeri tersebut. Gelombang demonstrasi mahasiswa mulai merebak dimana-mana seiring terpilihnya kembali Soeharto. Dimulainya aksi mahasiswa yang dapat dikatakan cukup masif yaitu sekitar dua bulan lebih. Puncaknya, yaitu gugurnya empat mahasiswa Trisakti 12 Mei 1998, yang semakin mendorong kemarahan rakyat dan amuk massa di seluruh Jakarta. Lalu, bagaimana kita sekarang? Menyesalkah kita dengan pilihan itu? Tentu jawabannya tidak. Walaupun banyak yang menjadi korban karena peristiwa itu, namun masih banyak rahasiarahasia yang harus diungkap di sini. Mulai dari pelanggaran Hak Azasi Manusia, dalang di balik penembak empat mahasiswa trisakti, disusul peristiwa

semanggi satu dan semanggi dua pada september 1998 meskipun hal tersebut tidak pernah terungkap hingga kini. Dua puluh tahun berlalu. Seberapa berhasilkah reformasi 1998? Untuk menjawab itu, memahami konteks dan skala tentang apa yang dialami Indonesia sangat penting. Setelah krisis 1997 Indonesia harus melakukan pemulihan ekonomi, disaat yang sama harus mengelola perubahan politik besar-besaran. Dalam hal kelembagaan politik, ada tiga perubahan besar yang dialami Indonesia pasca Orde Baru. Pertama, dominasi berpindah dari eksekutif ke legislatif. Kedua, proses pengambilan keputusan politik tidak lagi terpusat disejumlah elit saja, melainkan tersebar. Ketiga, tentunya, desentralisasi pemerintahan dengan berbagai kompleksitasnya. Tidak semua hal berjalan baik. Ketimpangan memburuk di beberapa tahun terakhir, ditunjukkan oleh koefisien Gini yang meningkat. Secara politik, ini diekspresikan lewat populis medan politik identitas yang menguat, menjadi langkah mundur dalam transisi demokrasi dan keterbukaan yang kita alami. Dua puluh tahun berlalu. Banyak yang sudah berubah menjadi hal yang positif, namun tetap saja masih terdapat pekerjaan rumah yang masih tertinggal. Beberapa agenda reformasi tidak berjalan seperti yang dibayangkan di tahun 1998 dahulu. Sejarah memang tidak selalu berjalan seperti film yang terpaku pada

Oleh Fattahul Rizki Mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin TM 2015 naskah. Tapi gerakan 1998 juga menunjukkan bahwa sejarah ada di tangan kita yang ingin berubah. Oleh karena itu, sejarah memang sudah berlalu dan tidak mampu untuk diulang kembali. Namun masa depan, masih akan tetap berjalan dan masih bisa kita ubah sesuai dengan kemampuan dan keinginan kita. Sudah menjadi tugas kita sebagai mahasiswa untuk merubah masa depan dan membayar mereka yang sudah berjuang hingga tetes darah penghabisan. Masa depan bangsa berada di tangan kita, hal itu bukanlah hanya sekedar slogan namun menjadi sebuah tamparan bagi kita. Akankah kita menjadi penghambat keberhasilan negara ini? atau mungkin kita sebagai patung yang hanya mampu diam melihat negara kita yang sudah susah payah diperjuangkan oleh pahlawan sebelumnya kembali menjadi terpuruk?


OPINI

Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

11

Jihad dengan Cara Damai Usaha sungguh-sungguh dalam membela agama atau yang lebih populer disebut dengan istilah jihad, sedang heboh diperbincangkan akhir-akhir ini. Rentetan bom bunuh diri yang menghadirkan luka di bumi pertiwi merupakan salah satu penyebab kenapa istilah jihad itu begitu dihebohkan. Seperti halnya pertarungan pemilihan presiden antara kandidat Probowo Subianto dan Hatta Rajasa melawan kandidat Joko Widodo dan Jusuf Kalla, istilah jihad ini juga diperbincangkan di mana-mana. Aksi bom bunuh diri tersebut dianggap berlatar belakang agama. Namun, masyarakat sepakat bahwa itu merupakan kejahatan kemanusiaan, bukanlah langkah atau jalan untuk membela agama. Misalnya pengeboman yang terjadi di Surabaya berlangsung pada tanggal 14 Mei 2018 lalu, tepatnya di Polrestabes Surabaya dan di tiga gereja. Para teroris yang menjadi dalang dibalik pengeboman ini dianggap mengatasnamakan agama. Padahal itu merupakan kejahatan yang sangat keji yang tidak mungkin berlandaskan nilai agama yang benar. Hal yang mengejutkan masyarakat lainnya yaitu pengeboman tersebut dilakukan oleh keluarga. Tercatat ada tiga kepala keluarga dan anggotanya melakukan bom bunuh diri tersebut. Entah apa yang ada di pikiran mereka, hingga tega melibatkan anak dan istrinya untuk melakukan tindakan kejahatan tersebut. Anak yang seharusnya menikmati masa bermain dengan teman sebayanya, terpaksa harus menghabiskan hari-hari di dalam rumah dan menerima doktrin-doktrin sesat yang diajarkan oleh orang tuanya. Kemirisan itu tidak berhenti di situ saja, berdasarkan pemberitaan www.beritasatu.com Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) mengungkapkan sekitar 39 persen mahasiswa dari sejumlah pergu-

ruan tinggi telah terpapar paham radikal. Ia mengungkapkan informasi itu berdasarkan penelitian yang dilakukan BIN pada 2017 yang lalu. Selain itu, dari penelitian tersebut juga diungkap bahwa 24% mahasiswa, dan 23,3% pelajar SMA setuju dengan jihad untuk tegaknya negara Islam. Mahasiswa yang seharusnya memiliki rasa nasionalisme yang tinggi untuk membela dan mempertahankan keutuhan NKRI malah 39% di antaranya sudah terpapar paham radikalisme. Fungsi mahasiswa sebagai agen perubahan, penentu peradaban, sebagai generasi penerus tentu tidak berjalan baik jika pola pikir dan pikiran mahasiswa itu sendiri telah terpapar paham radikal yang mengakibatkannya jadi keras dan arogan. Perilaku bom bunuh diri atau yang mereka anggap jihad tentu berakar dari paham dan pola pikir mereka yang radikal. Jika paham radikal tidak dicegah dan

ngaruh paham radikal ini. Selain itu, seharusnya petinggi kampus juga memantau perkumpulan-perkumpulan yang berpotensi mengarah ke paham radikal, agar tumbuh kembangnya paham tersebut dapat dihentikan. Berdasarkan riset yang dilakukan Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto Universitas Negeri Padang (UNP) pada edisi 196 sebanyak 36,8% mahasiswa UNP tidak sejutu bahwa paham radikal menentang ideologi negara dan 17,6% mengaku pernah menemukan penyebaran paham radikal berbentuk diskusi yang mendukung adanya paham selain ideologi negara. Hal itu tentu menjadi lampu kuning bagi semua pihak agar ikut bersumbangsih agar paham radikal itu tidak berkembang dan menuju ke arah yang lebih berbahaya lagi. Sebenarnya apakah jihad itu harus dilakukan dengan kekerasan? Tentu tidak, apalagi mencederai masyarakat

Desain Grafis: Venny Sindya fitri

dibiarkan berkembang pesat di kampus, tentunya tidak tertutup kemungkinan bahwa mahasiswa-mahasiswa yang sudah terpapar radikalisme tersebut akan menjadi pelaku bom bunuh diri di kemudian hari. Untuk itu, semua pihak harus saling bekerjasama agar paham radikal ini tidak menyebar kepada orang-orang di sekeliling kita. Begitupun di kampus, petinggi kampus harus bertanggungjawab dalam mendidik mahasiswa agar tidak terpe-

sipil yang tidak bersalah dan tidak terlibat dalam peperangan. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk bersungguh-sungguh membela agama tanpa melalui jalan kekerasan. Karena kekerasan akan mengakibatkan kekacauan, apalagi di negara yang beragam seperti Indonesia. Suatu agama tidak boleh memaksakan ajarannya dengan cara kekerasan kepada penganut agama lain. Jihad juga bisa dilakukan dengan cara yang kreatif dan penuh kedamaian. Misalnya mencontohkan bahwa agama yang kita anut merupakan agama yang benar dengan tindakan. Tindakan yang

Oleh Debi Gunawan Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2014 damai dan berbudi pekerti tentunya akan menunjukkan jati diri seorang penganut agama. Apabila penganut sebuah agama telah berlaku seperti hal tersebut, tentu orang akan menaruh perhatian kepada agamanya. Tidak menutup kemungkinan orang itu akan mempelajari agama yang dianut oleh orang berbudi pekerti tersebut. Selain itu, berjihad menggunakan video pendekpun bisa dilakukan. Misalnya menyebarkan ajaran-ajaran agama yang sesuai dan berdasarkan kitab suci bisa membantu orang lain untuk memahami agama semakin dalam lagi. Tentunya masih banyak cara yang lain, tanpa harus melakukan kekerasan. Indonesia merupakan negara yang beragam, jadi kita harus menghargai perbedaan dan selalu intropeksi diri ke arah yang lebih baik. Berjihad dengan cara yang damai, tentu harus diterapkan oleh umat beragama, apalagi kalangan mahasiswa. Mahasiswa merupakan poros maju atau mundurnya sebuah bangsa, maka perdamaianlah yang harus disebarkannya, bukan paham radikalisme. Semakin banyak kalangan muda yang memahami agama dengan benar, tidak setengah-setengah maka semakin jauhlah bangsa ini dari ambang kehancuran. Hal ini tentunya bisa terwujud, kalau semua pihak bisa melakukannya.

KOLOM

Pembunuh Berasap Udara yang sehat dan segar merupakan kebutuhan hidup manusia. Hal tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kesehatan setiap orang. Setiap makhluk hidup di bumi ini memerlukan udara termasuk manusia. Sebab udara merupakan salah satu komponen yang penting bagi kehidupan. Namun, dengan semakin berkembangnya teknologi dan meningkatnya kebutuhan manusia, kualitas udara justru semakin buruk. Makhluk hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, tinggal di lapisan atmosfer bumi yang paling bawah yaitu troposfer. Kandungan udara pada troposfer terdiri atas Nitrogen (78.17%), Oksigen(20.97%), Argon (0.9%), Karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya seperti Neon, Krypton, Hidrogen, dan Helium. Ada banyak dampak yang ditimbulkan oleh asap rokok. Ketika dihembuskan oleh perokok, asap rokok tidak hilang begitu saja. Asap rokok dapat bertahan di udara sekitar dua hingga tiga jam. Asap rokok akan tetap ada meski tidak terdeteksi oleh indera penciuman maupun penglihatan. Dan akan terhirup oleh perokok pasif (sebutan bagi orang yang tidak merokok namun menghirup asapnya). Terpaan asap rokok dapat langsung menimbulkan gejala seperti mata merah, sakit kepala, dan batuk-batuk. Asap rokok yang tersebar mengandung lebih dari 7000 jenis bahan kimia. Ratusan di

antaranya telah terdeteksi berbahaya, seperti karbon monoksida dan amonia. Selain itu, asap rokok mengandung lebih dari 50 bahan kimia yang dapat menyebabkan kanker, seperti arsenik, nikel, kadmium, dan formaldehida. Di samping rumah saya terdapat sebuah warung kopi yang dijadikan sebagai tempat untuk berkumpul para remaja putra setiap sore. Terkadang mereka hanya sekedar berkumpul sembari bercerita, namun terkadang mereka juga sering bermain kartu remi. Jika hari hujan, mereka akan berkumpul untuk main kartu remi dari siang sampai malam. Tidak hanya sekedar bermain saja, mereka juga merokok sebagai teman tambahan permainan. Saya tinggal di komplek perumahan, bisa dibayangkan seperti apa dekatnya rumah yang ada di komplek perumahan, hanya berbataskan tembok untuk membatasi rumah yang satu dengan rumah yang lainnya. Bahkan banyak orang yang tidak segan-segan merokok di kawasan yang sudah diberi label “Dilarang Merokok di Kawasan Ini.� Label tersebut seolah-olah hanya sebuah tulisan yang ditempel di dinding, tanpa ada pengaruh bagi para perokok. Mirisnya, tidak hanya para remaja saja yang merokok di sembarang tempat, terkadang ada juga guru atau dosen yang merokok di dalam kelas di saat jam pelajaran masih berlangsung. Hal tersebut tentuya menjadi kesempatan bagi murid-muridnya yang lain untuk

mengikuti jejak sang guru. Sekolah atau kampus seharusnya memberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya, bukan malah memberikan dampak negatif kepada mereka. Pihak sekolah seharusnya juga menegakkan dan tegas terhadap peraturan yang berlaku, bukan malah mengajarkan siswa atau mahasiswanya untuk melanggar peraturan tersebut. Jika hal tersebut terus terjadi, maka tidak heran jika peran guru atau dosen sebagai seorang tenaga pendidik dipertanyakan terutama guru atau dosen lakilaki. Merokok di ruang kelas merupakan kegiatan yang sangat menggangu karena dapat menimbulkan penyakit yang dapat secara langsung dirasakan oleh lingkungan sekitarnya, seperti sesak nafas saat menghirup asap racun tersebut. Bahaya merokok bukan hanya bagi perokok saja namun juga bagi orang-orang yang terkena atau terhirup asap tersebut juga akan kena imbasnya. Jika dipikirkan dan direnungkan kembali, merokok merupakan kegiatan yang hanya menimbulkan kemudaratan. Seperti uang yang habis karena membelinya, penyakit yang didapat setelah menghisapnya, dan menyebarkan penyakit karena asapnya. Agama Islam melarang umatnya melakukan hal yang mendatangkan mudarat. Pada zaman Rasulullah Saw, rokok memang masih belum ada, namun sesungguhnya Islam datang dengan pokok yang umum, mengharamkan segala

Oleh Tiara Wulan Tari Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2015 sesuatu yang membahayakan tubuh, mengganggu orang di dekatnya, atau menyia-nyiakan harta. Lebih baik uang yang digunakan untuk membeli benda yang banyak mengandung mudaratnya itu digunakan untuk hal-hal yang lebih berfaedah, seperti berinfak atau menafkahi keluarga. Para perokok memang sulit untuk melepaskan dari benda yang dianggapnya dapat menenangkan itu, namun setidaknya dapat peduli dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Sedikit demi sedikit mengurangi jumlah rokok yang dihabiskan perharinya hingga dapat benar-benar terlepas dari benda batangan tersebut. Tidak lupa, sembari mengurangi kuantitasnya sebaiknya juga memperhatikan tempat dan orang di sekitar ketika ingin merokok, agar orang lain juga tidak terkena imbasnya.




FEA TURE FEATURE

14

Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

Wisata Penangkaran Penyu di Kota Pariaman Berawal dari tujuan untuk menyelamatkan Tukik yang merupakan nama lain dari penyu yang masih kecil, kini tempat penangkaran penyu semakin banyak dikunjungi para wisatawan. Tidak hanya sekedar melihat, para wisatawan juga dapat langsung melepas penyupenyu tersebut ke alam bebas. Oleh Deby Purnama Sari Tempat wisata ini terletak di Jalan Syech Abdul Arif Desa Apar Kecamatan Pariaman Utara Kota Pariaman. Jika ditempuh dari pusat Kota Pariaman hanya memerlukan waktu kurang lebih 10 menit untuk sampai ke destinasi ini. Saat memasuki pintu gerbang, pengunjung dapat langsung melihat beberapa papan petunjuk arah. Papan tersebut dapat digunakan sebagai penuntun bagi pengunjung penangkaran penyu, terdapat dua buah tempat berbentuk kolam yang dibagi menjadi beberapa bagian berbentuk persegi empat. Tempat tersebut digunakan untuk menampung 38 ekor penyu dan tidak terhitung jumlah tukik yang dapat dikunjungi oleh wisatawan. Bagi pengunjung yang ingin melakukan pelepasan penyu ke pantai, akan dikenakan tarif Rp 5000 per ekor. Selain itu, tempat wisata ini juga menyediakan lahan sepetak berpagar untuk mengubur dan melindungi ratusan telur penyu yang diperoleh dari masyarakat sekitar ataupun dari temuan

petugas sendiri. Setiap telur yang diserahkan, akan dihargai Rp. 3.150 per butir sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada warga yang menyelamatkan telur tersebut. Tempat wisata yang telah ada sejak 2007 ini memang bertujuan untuk menyelamatkan telur-telur penyu yang tercecer di alam bebas dari ancaman musuh seperti binatang yang dapat membahayakannya. “Tempat ini memfokuskan untuk menjaga dan membesarkan tukik hingga menjadi penyu yang dapat dilepas ke alam bebas, tidak untuk mengembangbiakan penyu,” ungkap Indra Muchlisin, salah seorang petugas lapangan penangkaran penyu. Namun, tempat ini memiliki beberapa larangan bagi pengunjung seperti larangan untuk tidak menyentuh penyu, mengangkat penyu dan mengambil gambar dengan menggunakan flash. “Penyu merupakan salah satu binatang yang sensitif dan mudah stres. Jika ada yang membuatnya kaget kemungkinan ia bisa mati,” jelas Indra.

Melepas Penyu Penyu: Komunitas Honda Brio Community (HBC) melepas penyu ke laut lepas di Pantai Penyu, Pariaman. f/ doc

Selain melihat penyu, di tempat wisata ini pengunjung juga dapat menikmati keindahan pantai dengan air yang berwarna biru dan pohon-pohon pinus yang tumbuh di sekitarnya. Pengunjung dapat mengambil foto dengan latar laut lepas di atas tumpukan bebatuan besar yang ada dan duduk santai di sekitar taman. “Keren, selain bisa melihat penyu langsung juga bisa melihat pantai indah di sini,” ujar Nendy salah seorang pengunjung yang berasal dari

Kota Padang. Tidak hanya sebagai tempat wisata, penangkaran penyu ini juga dapat dijadikan sebagai tempat belajar. Hal ini dibuktikan dengan adanya ruangan kosong yang disediakan khusus untuk proses pembelajaran. Bagi pengunjung yang datang berombongan dan ingin mengetahui tentang penyu lebih dalam dapat mempelajarinya dari para petugas yang ada. “Biasanya itu yang datang rombongan dari Sekolah Dasar, Taman Kanak-

kanak, bahkan ada juga mahasiswa yang melakukan penelitian di sini,” jelas Indra. Di kawasan penangkaran penyu ini, juga dilengkapi dengan adanya galeri yang menjual berbagai makanan seperti keripik kuning berbentuk angka delapan dan aneka souvenir yang berupa gantungan kunci, pajangan dan accessories lainnya. Artinya, pengunjung dapat berbelanja dan membawa oleh oleh selepas berwisata dan belajar.

Botol Plastik, Jadi Ongkos Keliling Kota Padang Dinas Pariwisata dan Lingkungan Hidup Kota Padang telah menyediakan bus pariwisata yang akan membawa wisatawan keliling kota padang. Uniknya, wisatawan tidak diharuskan membayar dengan uang, melainkan dengan botol-botol plastik. “Jadi diambil inisiatif untuk dipergunakan sebagai ongkos,” ujarnya, Sabtu (24/7). Botol plastik yang dikumpulkan akan diolah kembali oleh Dinas Lingkungan Hidup. Untuk rencana ke depannya, bukan hanya botol-botol plastik yang dijadikan ongkos, tetapi juga seluruh jenis sampah yang ada ujar Ketua Kelompok Tim Tiga Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang, Oyon Darmawan. Oleh Irza Ade Suarni Dilansir dari kumparan.com, Ganto mendapatkan bahwa sejak Sabtu (10/3), Pemerintah Kota Padang telah melakukan uji coba terhadap bus pariwisata. Bus ini digunakan bagi wisatawan yang ingin berkeliling di Kota Padang secara gratis, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Bus pariwisata ini beroperasi pada akhir pekan dan hari libur nasional. Bus ini akan melalui berbagai rute tempat wisata di Kota Padang, sepeti LPC Menara, Tugu Gempa, Klenteng, Simpang Nipah, Gunung Padang, Air Manis, Pantai Padang, dan Mesjid Raya Sumatera Barat (Sumbar). Ada hal yang cukup menarik dengan bus pariwisata ini, berbekal informasi dari media sosial, wisatawan tidak perlu membayar tiket bus dengan uang, melainkan dengan botol atau gelas air mineral. Ketetapan ini berlaku sejak tanggal 24 Juni 2018 yang

lalu, dimana sebelumnya bus ini gratis. Untuk ketentuan tiket, wisatawan harus membayar dengan sepuluh gelas air mineral kosong atau tiga botol air mineral ukuran menengah, dan satu botol air mineral kosong ukuran besar. Ganto pun mencoba berkeliling dengan bus pariwisata ini pada Sabtu (21/7). Sehari sebelumnya, Ganto telah menyiapkan botol-botol bekas untuk tiket dengan berbagai ukuran untuk membayar ongkos bus pariwisata tersebut. Ganto menunggu bus pariwisata tersebut di depan Mesjid Raya Sumbar yang akan berangkat pada trip pertama, yakni pada pukul 10:40 WIB. Pada saat itu, bus terlihat sepi dengan ada dua orang penumpang, selain Uda Duta Wisata, Supir, dan staf bus pariwisata. Salah seorang penumpang, Silsila Firdausia, mengatakan bahwa ia merasa senang dengan ada-

Bus Gratis: seorang wisatawan sedang membayar jasa angkutan dengan botol plastik untuk berkeliling dengan bus pariwisata kota Padang, Sabtu (21/7). f/Irza

nya bus pariwisata ini. Menurutnya, dengan adanya bus ini sangat membantu masyarakat untuk dapat mengeksplor pariwisata di Kota Padang. Ketua Kelompok Tim Tiga Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang, Oyon Darmawan mengatakan bahwa tiket botol plastik ini dijadikannya sebagai ongkos berkeliling Kota Padang merupakan salah satu upaya

dari Dinas Pariwisata dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang dalam menwujudkan Padang yang bersih dari sampah. Oyon menjelaskan bahwa hal ini dilatarbelakangi oleh sampah-sampah, terutama botol-botol plastik yang bertebaran begitu saja di Kota Padang. “Jadi diambil inisiatif untuk dipergunakan sebagai ongkos,” ujarnya, Sabtu (21/7). Oyon Menambahkan bahwa

botol plastik yang dikumpulkan akan diolah kembali oleh Dinas Lingkungan Hidup. Untuk rencana ke depannya, bukan hanya botol-botol plastik yang dijadikan ongkos, tetapi juga seluruh jenis sampah yang ada. Namun sayangnya, Kata Oyon, jumlah bus yag disediakan masih satu, hal ini dikarenakan masih dalam tahap uji coba.


Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

15

TELUSUR

Pinisi, Kapal Layar yang Mendunia Nenek moyangku seorang pelaut Gemar mengarung luas samudara Menerjang ombak tiada takut Oleh MHD. Agus Saputra Menempuh badai sudah biasa Oleh Akbar Wahyu Pratama Begitulah penggalan lirik lagu yang berjudul Nenek Moyangku Seorang Pelaut. Lagu yang menggambarkan tangguhnya nenek moyang bangsa Indonesia dalam mengarungi lautan. Tak dapat dipungkiri Indonesia adalah negara yang memiliki lautan yang sangat luas. Maka hal yang lumrah bila nenek moyang orang Indonesia sangat tangguh mengarungi lautan. Di Indonesia ada beragam alat yang digunakan untuk mengarungi lautan yaitunya, sampan, perahu, dan kapal. Dari sekian banyak kendaraan laut, kapal tradisional masih diminati. Kapal pinisi misalnya. Kapal Pinisi adalah sebuah kapal kayu tradisional khas Indonesia yang berasal Suku Bugis, Sulawesi Selatan dengan menggunakan layar sebagai penggeraknya. Kapal ini umumnya memiliki dua buah tiang layar utama dengan tujuh buah layar. Kapal Pinisi memiliki banyak makna simbolik, antaranya dua tiang layar utama melambangkan dua kalimat syahadat dan tujuh layar melambangkan ayat dari surat Al-Fatihah. Pada tanggal 7 Desember 2017 lalu di Pulau Jeju, Korea Selatan, seni pembuatan Perahu Pinisi ditetapkan sebagai salah

satu Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO (United Nations Educational, Scietific, and Cultural Organization), badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani kerja sama dunia bidang pendidikan, keilmuan, dan kebudayaan. Pusat pembuatan kapal Pinisi berada di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Di sepanjang tepi pantai berjejer puluhan kapal Pinisi yang sedang dalam proses pengerjaan. Ukurannya pun beragam, dari yang kecil hingga besar. Pembuatan kapal Pinisi memiliki kekhususan tersendiri dibanding pembuatan kapal lainnya. Ada ritual khusus untuk membuatnya. Salah seorang pembuat kapal Pinisi, Muhammad Asri Arab (45), mengatakan bahwa pembuatan sebuah kapal Pinisi membutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan tahunan. “Kalau ini sudah masuk dua tahun dan interiornya nanti dikerjakan saat kapal sudah di laut,� ungkapnya sembari menunjuk kapal berukuran panjang 9 meter, lebar 36,5 meter, dan tinggi 3,8 meter di sebelahnya, Sabtu (7/4). Pembuatan struktur bagian bawah kapal menggunakan kayu besi, sedangkan pada struktur atasnya menggunakan kayu

Warisan Dunia: Sejumlah pengunjung mengabadikan diri di dekat badan Kapal Pinisi yang belum rampung di kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Sabtu (7/4). Kapal Pinisi merupakan kapal kayu dengan layar Khas Indonesia dan menjadi salah satu warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada Desember 2017 lalu. f/Akbar

jati. Asri mengungkapkan untuk membuat kapal yang ditunjuknya itu membutuhkan 500 meter kubik kayu jati. Asri menjelaskan ada tiga tahapan inti pembuatan kapal Pinisi. Tahapan pertama, ritual penebangan kayu untuk bagian bawah kapal atau lunas yang dinamakan annabangkalabiseng. Saat ini ritual penebangan kayu sudah jarang dilakukan karena material kayu diambil dari daerah lain akibat material kayu di daerah sekitar pembua-

tan kapal sudah berkurang. Selanjutnya dinamakan dengan annaka, yaitu pada saat kapal mulai dibuat. Yang terakhir dinamakan annaro, yaitu proses peluncuran kapan ke laut setelah badan kapal selesai dikerjakan. Seiring perkembangan zaman, saat sekarang kapal Pinisi juga sudah menggunakan mesin untuk mempercepat perjalannya. Kendati demikian, layar tetap digunakan namun hanya sebagai aktraksi bagi para turis

asing yang ingin menikmatinya, ungkap Asri. Setidaknya kapal Pinisi dibuat oleh 9-15 orang dan tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang. Hanya etnis Ara, etnis Lemo-Lemo, dan etnis Bira lah yang boleh membuat kapal layar ini. Pada saat kapal telah berada di laut, etnis Bira lah yang bertanggung jawab memasangkan layar yang ada di kapal. “Jika tanpa tiga etnis ini maka kapal itu bukan kapal Pinisi,� tutupnya.

RAGAM

Kenali Budaya dalam Temu Penyair se-Asia Tenggara Oleh Dwi Agustini Berbekal dari informasi di media sosial, saya mencoba mengikuti kurasi puisi untuk acara Temu Penyair se-Asia Tenggara 2018 yang diadakan di Kota Padang Panjang. Awalnya saya tidak percaya diri untuk mengikuti kurasi puisi ini. Puisi yang dikirimkan haruslah memenuhi persyaratan tertentu, seperti memasukan katakata pilihan, yaitu bukit, kabut, Padang Panjang dan lainnya. Tak disangka, dari 610 orang peserta yang mengirimkan karyanya, puisi saya termasuk dalam 200 puisi terpilih. Sebenarnya, peserta tidak hanya dari 200 orang yang lulus kurasi saja, melainkan berjumlah 302 orang dengan 102 orang lainnya adalah penyair se-Asia Tenggara. Di antaranya dari Indonesia, Thailand, Brunnei Darussalam, Malaysia dan Singapura. Peserta yang lulus mengikuti acara pada Kamis-Minggu (3-6/ 5) di Kota Padang Panjang. Hari pertama, peserta berkumpul di Perpustakaan Kota Padang Panjang. Jam 5 sore, peserta bertolak ke Desa Wisata Kubu Gadang dan Sigando yang berada di Kota Padang Panjang. Di sini, kami menginap di home stay dan beberapa rumah warga. Kebetulan saya mendapat home stay yang diisi 12 orang peserta dari

berbagai daerah, seperti Jambi, Riau, Padang Panjang, dan Bali. Kami serasa menjadi keluarga yang sudah lama tidak bertemu. Malam pertama di Kota Padang Panjang, kami disuguhkan penampilan seni di Aula Minang Fantasi Kota Padang Panjang. Beberapa pertunjukan seni yang ditampilkan adalah Teater, pembacaan puisi oleh penyair Asia Tenggara, Tari Piring, Tari Pasambahan, dan tari-tari lainnya. Hari selanjutnya, pagi hari kami menghadiri Seminar Internasional dengan lima pembicara dari Asia Tenggara. Kelima pembicara tersebut adalah Prof. Dr. Abdul Hadi, WM, Sastrawan/ Budayawan Indonesia, Rusli Marzuki Saria, Penyair Indonesia, Penerima Sea Write Award 2017, Asst. Prof. Dr. Phaosan Jehwae, Dosen Universitas Fatoni Thailand, Prof. Dr. Rahimah Binti A. Hamid, Dosen Universitas Sains Malaysia, dan Dr. Hjh Fatimah Hj Awg Chuchu, dosen Fakultas Sastra dan Sains Universitas Brunnei Darusalam. Salah satu makalah pemateri yang menarik adalah Keterampilan Jati diri Bangsa Melayu melalui Puisi di Patani, Selatan Thailand oleh Asst. Prof. Dr. Phaosan Jehwae. Pada makalah ini menceritakan bagaimana

Fot o Ber sama: Beberapa Peserta Temu Penyair se-Asia tenggara saat mengunjungi sekolah-sekolah di Kota Padang oto Bersama: Panjang dalam rangka mewujudkan Kota Padang Panjang sebagai Kota Literasi, Sabtu (5/5). f/Doc

puisi dalam bahasa melayu di daerah Patani mulai hilang karena pengaruh kerajaan Thailand. Pada dahulunya, puisi disajikan dalam bahasa melayu saja, hal ini dikarenakan puisi adalah karya sastra bangsa Melayu. Namun, pengaruh politik Kerajaan Thailand, puisi bahasa melayu mulai hilang dan digantikan dengan berbagai kosa kata Thailand yang menghilangkan ciri khas Melayu. Bahkan, untuk menemui karya tulis puisi dalam

bahasa melayu sudah sangat jarang. Puisi kini hanya dilestarikan dari bahasa lisannya saja. Hilangnya karya tulis puisi di Patani ini, salah satunya disebabkan oleh tidak adanya penulis dan ahli di bidang ini selama lima tahun belakangan. Sajak-sajak lisan yang tersebar, hanyalah berupa salinan dari sajak yang dulu, tidak adanya pembaharuan dalam bidang ini. pembaruan yang ada bukan dengan bahasa melayu asli,

namun campuran dari bahasa Thailand dan Melayu. Dari paparan Phaosan Jehwae, saya menyadari bahwa generasi muda sangat perlu belajar sastra Indonesia untuk melestarikan kebudayaan Indonesia sendiri. Sungguh miris melihat karya sastra Indonesia dinodai oleh ciri khas bangsa lain. Namun, yang lebih parahnya lagi, generasi kita sendiri yang menodai karya tersebut karena ketidaktahuannya.


TEROPONG

16

Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

Pengadaan Bus Kampus IV PLB Menunggu KRS Mahasiswa kan oleh Menteri Kampus Cabang, Nur Azlina. Ia juga mengatakan bahwa jadwal yang telah terkumpul harus dicek lagi kevalidannya melalui tatap muka dengan mahasiswa yang telah mengumpulkan maupun lewat media sosial. Nur menjelaskan bahwa terkumpulnya jadwal itu bertepatan dengan waktu Ujian Akhir Semester, sehingga anggota yang bertugas untuk memverifikasi data juga tengah ujian. Selain itu, terkendala dengan waktu untuk mengantarkan bukti fisik data tersebut ke kementerian kampus cabang karena untuk audiensi ke pihak kemahasiswaan diperlukan bukti fisiknya. “Data tersebut akan diaudiensikan saat libur semester ini namun hanya akan jadi bukti fisik kinerja kami pada semester lalu. Sedangkan pada semester baru ini harus didata lagi

Bus Kampus: Seorang mahasiswa tengah melihat bus Universitas Negeri Padang yang tengah terparkir di parkiran sekolah Pembangunan UNP, Senin (23/7). Saat ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNP tengah mengusahakan bus untuk mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) di Limau Manis yang berjarak 18,4 km dari kampus pusat. f/ Debi

U

ntuk menunjang aktivitas perkuliahan Mahasiswa kampus cabang Universitas Negeri Padang (UNP) membutuhkan bus antar jemput sebagai alat transportasi dari kampus cabang ke kampus pusat maupun sebaliknya. Saat ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNP tengah mengusahakan bus untuk mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) di Limau Manis yang berjarak 18,4 km dari kampus pusat. Ketua BEM UNP, Tanzilal Wanda Rizki, mengatakan bahwa BEM UNP telah menyampaikan kebutuhan mahasiswa kampus cabang tersebut kepada bagian kemahasiswaan. Namun, untuk dapat memenuhinya, pihak rektorat membutuhkan

jadwal Mata Kuliah Umum (MKU) mahasiswa PLB. Hal ini berguna untuk menetapkan pengaturan jadwal peminjaman bus antar jemput mahasiswa. Wanda juga mengatakan, jadwal MKU tersebut sudah diminta melalui bagian Kementerian Kampus Cabang dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PLB sejak awal tahun lalu. Akan tetapi hingga saat ini jadwal MKU itu belum diterimanya. Menurut keterangan Direktorat Jenderal Kampus IV Jurusan PLB, Arfi Teguh Qalbi, jadwal tersebut telah diminta kepada mahasiswa PLB dari setiap angkatan untuk dikumpulkan kepada HMJ. “Namun, tidak banyak mahasiswa yang mengumpulkannya,” ujarnya, Ka-

mis (7/6). Senada dengan itu, mahasiswa Jurusan PLB TM 2016, Nurhalisa, mengaku pernah dimintai jadwal kuliah MKU oleh HMJ melalui grup angkatan untuk pengajuan bus kampus pada awal semester lalu. Namun setelah itu, belum terdengar lagi kabar mengenai bus tersebut. Ia juga mengatakan mahasiswa PLB sangat membutuhkan bus tersebut karena ada MKU di kampus Air Tawar. “Seharusnya mahasiswa PLB memang difasilitasi transportasi ke gedung MKU, lagi pula ada busnya,” ujarnya, Kamis(7/6). Selanjutnya, jadwal MKU mahasiswa yang terkumpul sudah diterima oleh bagian kementerian kampus cabang BEM UNP. Hal tersebut disampai-

UNP Akan T er apkan Daft ar Ter erapkan Daftar Hadir Daring Dilatarbelakangi oleh perkembangan zaman yang mendorong segala sesuatu menjadi efektif dan efisien, UNP menerapkan daftar hadir dalam jaringan (daring) untuk mengontrol kehadiran mahasiswa di perkuliahan. Penerapan sistem tersebut akan dimulai pada perkuliahan Juli-Desember. “Sistemnya sudah siap, rencananya mau dijalankan di Juli-Desember. Tapi belum kami uji coba secara komprehensif,” ujar Kepala BAK, Drs. Yushamdi, Jumat (8/6). Yushamdi juga mengatakan bahwa daftar hadir daring ini akan terpusat di database universitas. Fungsinya untuk mengontrol jalannya perkuliahan di dalam kelas. Dengan adanya daftar hadir daring data dapat direkap langsung oleh pihak BAK maupun rektor. “Apabila sudah masuk minggu ke enam, untuk menindaklanjuti apakah dosennya sudah mengajar 6 kali atau hanya 2 kali. Dosen mungkin bisa menyampaikan alasannya

kenapa mengajar dua kali. Itu namanya fungsi kontrol,” jelasnya. Meskipun begitu, Yushamdi mengatakan sampai saat ini belum ada kebijakan untuk dosen menerapkan daftar hadir daring tersebut. “Keputusan rektor belum keluar dan belum ada surat edarannya,” ujarnya. Ketua Program Studi (Prodi) D4 Teknik Elektro Industri UNP, Drs. Hendri, MT., Ph.D., menyambut baik sistem baru tersebut. Pasalnya, daftar hadir daring ini terhubung langsung dengan portal UNP. “Karena kehadiran mahasiswa harus 80%, dengan sistem ini akan ada keterbukaan dan kejelasan daftar hadir mahasiswa,” ungkapnya. Ia juga mengatakan bahwa sudah mengikuti pelatihan penggunaan sistem daftar hadir daring ini khusus untuk ketua prodi yang dilaksanakan oleh pusat komunikasi UNP. Selain itu, Hendri juga sudah menerapkan

daftar hadir daring di perkuliahan semenjak pertengahan semester genap 2018 lalu. “Saya menerapkan daftar hadir daring ini karena sudah adanya di sistem portal dosen,” ungkapnya, Kamis (7/6). Menurut Hendri, jika kebijakan ini diterapkan maka kecepatan jaringan wifi UNP juga harus diperhatikan. Pasalnya, jika jaringan tidak baik berarti sistem daring tidak bisa berjalan dan terhubung ke server. Sementara itu, Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri TM 2015, Alfis Mandala Putra, mengaku lebih menyukai daftar hadir secara manual. Alfis mengatakan, daftar hadir secara manual dalam perkuliahan lebih efektif karena mahasiswa dapat mengisi sendiri. “Tapi kalau pakai jaringan, waktu perkuliahan banyak terbuang karena dosen sendiri yang memanggil nama mahasiswa satu persatu,” ungkapnya, Jumat (29/6). Agus

sesuai jadwal baru yang akan diserahkan ke kemahasiswaan,” jelasnya, Sabtu (14/7). Menanggapi itu, Wakil Rektor III UNP, Prof. Dr. Ardipal, M.Pd mengatakan bahwa dari pihak rektorat sudah beberapa kali meminta jadwal kuliah mahasiswa kampus cabang kepada pihak BEM UNP. Jadwal tersebut nantinya akan diberikan ke perlengkapan agar semua mahasiswa yang kuliah di kampus cabang bisa berangkat serentak satu bus. “Nanti akan disusun jadwalnya hari apa dan jam berapa. Jangan satu dua orang saja yang berangkat. Kan gak mungkin,” ujarnya, Selasa (26/ 6). Ardipal berharap masalah tersebut dapat segera diselesaikan oleh BEM UNP. “Kendalanya hanya di mahasiswa, padahal busnya ada,” tutupnya. Oktri

PSE UNP Siapkan Pembenahan Sebelum Sosialisasi Universitas Negeri Padang (UNP) mendirikan Pusat Studi Energi (PSE) yang bertepatan dengan acara Launching PSE di Aula Pasca Sarjana UNP, Senin (5/3). Namun, kehadiran PSE di UNP masih belum diketahui oleh mahasiswa. Bahkan, sebagian mahasiswa tidak mengetahui fungsi dari PSE ini. Salah satunya Mahasiwa Jurusan Biologi TM 2016, Putri Wulandari Zetri. Ia mengatakan bahwa belum menerima informasi adanya PSE di UNP. “Seharusnya sosialisasi PSE lebih dibumingkan,” ungkapnya, Rabu (7/6). Senada dengan Putri, Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan TM 2015, Mardhatila mengungkapkan bahwa ia belum mengetahui adanya PSE di UNP. Mardhatila mengatakan jurusannya membutuhkan informasi tersebut dikarenakan memiliki mata kuliah yang berkaitan dengan energi, yaitu Mata Kuliah Energi Terbarukan. “Kami membutuhkan penelitian energi karena di tambang bahan bakar batubara dan fosil nantinya akan langka, sehingga butuh energi terbarukan seperti geothermal karena ramah lingkungan,” ujarnya, Kamis (7/6). Mardhatila berharap bahwa sosilaisasi PSE lebih ditingkatkan lagi, baik pihak Rekrorat maupun fakultas. “Saya tertarik meneliti energi tapi tidak tahu prosedurnya. Semoga PSE dapat membantu nantinya,” ungkapnya. Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum PSE, Krismadinata, Ph.D., menjelaskan bahwa tujuan didirikannya PSE ini adalah memberikan wadah bagi mahasiswa maupun dosen untuk mengadakan penelitian di bidang energi. Sumatera Barat (Sumbar), kata Krismadinata, memiliki banyak sumber energi yang bisa dimanfaatkan tapi masyarakat tidak mengetahui cara pemanfaatannya. Sekarang, UNP memiliki lembaga khusus untuk mengembangkan

dan memanfaatkan energi semaksimal mungkin. Oleh sebab itu, kehadiran PSE akan menyalurkan kemampuan intelektual kampus dengan meneliti potensi energi yang ada di Sumbar. Sementara terkait sosialisasi, Krismadinata mengatakan bahwa PSE sendiri memang belum disosialisasikan ke kelas-kelas maupun di media social. Hal ini dikarenakan PSE masih dalam proses pembenahan internal. Setelah pembenahan selesai, Krismadinata mengatakan bahwa sosialisasi PSE di UNP maupun luar UNP akan dimaksimalkan. “Sekarang masih dalam tahap pembuatan website,” tuturnya, Selasa (5/6). Lebih lanjut ia menjelaskan, PSE terbuka untuk mahasiswa dan dosen, baik dari UNP maupun di luar UNP yang memang mempunyai minat besar di bidang penelitian energi. Mahasiswa yang ikut bergabung di PSE, akan dibimbing oleh mahasiswa maupun dosen yang sudah ahli dan berpengalaman di bidang penelitian energi. Selain itu, PSE memiliki program kerja berupa forum diskusi, seminar, dan workshop tentang penelitian energi serta merancang energi baru untuk gedung-gedung di UNP. “Seperti Mushala yang minim air, maka akan dibentuk pembangkit tenaga listrik tenaga surya,” ungkapnya. Selain itu, PSE juga akan mengadakan pengabdian masyarakat baik di dalam maupun luar Sumbar. Pengabdian yang akan dilaksanakan, seperti pembuatan sumur bor dengan tenaga surya atau membuat sawah irigasi. Krismadinata berharap agar civitas akademika tetap bersinergi dan meningkatkan pengetahuan di bidang penelitian terutama di terkait energi. “Penelitian ini tidak dibatasi. UNP akan memfasilisitasi siapa yang mau meneliti,” ungkapnya. Niswa


TEROPONG

Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

U

17

Kejelasan Tes TOEFL Maba UNP 2018

niverstas Negeri Padang (UNP) pada tahun ajaran 2018 mewajibkan mahasiswa baru (Maba) jalur masuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Neger (SNMPTN) mengikuti tes TOEFL. Pada pengumuman yang ditempel di kaca ruangan Unit Pelayanan Teknis (UPT) Balai Bahasa UNP, tertera bahwa batas akhir tes TOEFL untuk Maba jalur masuk SNMPTN hingga tanggal 1 Juli 2018. Sedangkan, untuk pendaftaran ujian sendiri harus dilakukan seminggu sebelum batas akhir tersebut. Selain itu, pengumuman ini juga disampaikan pada saat Maba Jalur masuk SNMPTN melakukan verifikasi nilai, Selasa (8/5). Hal tersebut dibenarkan oleh salah seorang Maba Program Studi Pendidkan Geografi, Nadia Nasri. Ia mengatakan bahwa ia telah melakukan tes TOEFL. Pihak kampus mengatakan bahwa tes TOEFL dapat dilalkukan di UPT Balai Bahasa UNP. Walaupun merasa keberatan, Nadia tetap melakukan tes TOEFL tersebut. “Tapi sebenarnya bagus juga untuk tes kemampuan,” ujarnya, Kamis (31/5). Berbeda dengan Nadia, Maba Jurusan Fisika, Lingga Ayundari Pradita yang telah mengikuti tes TOEFL pada 10 Mei lalu, merasa tidak keberatan. Pasalnya, de-

ngan adanya tes ini menurut Lingga, dapat mengetahui batas kemampuan bahasa inggrisnya. “Kalau ada tes lagi bisa ikut, dan hasilnya bisa jauh lebih baik,” ujarnya, Kamis (31/5). Lingga mengatakan bahwa saat verifikasi nilai, Maba diberikan blangko untuk tes TOEFL tersebut. Meskipun telah diumumkan dan diberikan blanko pendaftaran, masih ada Maba yang belum melaksanakan tes TOEFL. Salah seorangnya adalah Maba Jurusan Teknik Elektro Industri, Retia Utari. Ia mengatakan bahwa tes tersebut tidak wajib. Tahun sebelumnya, kata Retia, Maba tidak perlu membayar Rp50.000 untuk melakukan tes TOEFL seperti tahun ini.”Kata senior-senior kaya gitu. Waktu daftar ulang juga gak dibilang wajib, cuma disuruh daftar TOEFL sebagai syarat wisuda,” katanya, Kamis (31/5). Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan (BAK) UNP, Drs. Yushamdi mengatakan bahwa tes toefl ini tidaklah wajib, namun disarankan Maba UNP 2018 melakukan tes TOEFL tersebut. Bukan hanya Maba yang mengambil Prodi Internasional di UNP, namun seluruh Maba UNP 2018 baik dari jalur SNMPTN, Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SBMPTN) dan Mandiri. “Agar mahasiswa tahu

Tes T oefl: Sejumlah mahasiswa tengah antri untuk mendaftar ujian tes TOEFL di Balai Bahasa Universitas Negeri Toefl: Padang. Tahun ini UNP mewajibkan kepada mahasiswa baru dari berbagai jalur masuk untuk mengikuti tes TOEFL guna penentuan mahasiswa prodi internasional. f/Debi

potensinya dan bisa memperbaiki untuk wisuda. Takutnya nanti gagal wisuda karena TOEFL-nya tidak mencukupi dan waktu memperbaikinya juga tidak cukup,” ujarnya, Jumat (8/6). Selain itu, Yushamdi mengungkapkan bahwa tes TOEFL ini bertujuan untuk melihat potensi berbahasa inggris Maba UNP 2018 dan jika Maba memiliki potensi yang bagus nantinya

PKL UNP Tidak Ada Pilihan Lain Berdasarkan surat edaran No.2353/UN35/PS/2011 tertanggal 17 Oktober 2011, Universitas Negeri Padang (UNP) melarang pemanfaatan lingkungan kampus dan aset negara yang tidak sesuai dengan fungsinya. Salah satunya adalah Pedagang Kaki Lima (PKL) yang biasa berjualan di pinggir jalan, depan masjid, dan daerah larangan lainnya. Pada surat edaran tersebut, terdapat sanksi yang akan diberikan bagi pelanggar. Sanksi pertama berupa teguran atau perintah baik lisan maupun tertulis. Kedua, penginstruksian untuk memindahkan atau membongkar sendiri oleh si pelaku pelanggaran. Sanksi ketiga berlaku apabila sanksi pertama dan kedua tidak diindahkan maka Satpam kampus diberi hak dan kewenangan untuk membongkar paksa atas bangunan dan tanda-tanda serta merta mengempeskan setiap ban kendaraan yang parkir pada tempat yang dilarang. Walaupun sudah ada surat edaran dan ada aksi penggusuran berulangkali yang dilakukan oleh satpam kampus, namun beberapa PKL yang berada di dalam UNP tetap berjualan. Salah seorang PKL tersebut adalah Ali yang merupakan pedagang buah keliling di UNP. Saat ditemui Ganto pada Senin, (2/4) Ali mengatakan bahwa sebenarnya ia mengetahui larangan berjualan di lingkungan kampus. Namun, ia tidak punya pilihan untuk tempat berjualan lainnnya. Ali mengaku ia sering

PKL: Sederetan pedagang kaki lima tengah melayani pembeli di jalan menuju Gedung Mata Kuliah Umum dari arah Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Sumatera Barat, Senin (23/7). f/Akbar

bermain kucing-kucingan dengan satpam yang sedang patroli saat memasuki wilayah kampus. Salah seorang mahasiswa Jurusan Kimia TM 2015, Diana Mustika mengungkapkan bahwa PKL di UNP dibutuhkan mahasiswa. Menurut Diana, jika pedagang di UNP dipusatkan di satu titik, mahasiswa akan kewalahan karena jika ingin makan maka harus di satu tempat. PKL di UNP dinilai oleh Diana membantu mahasiswa dalam segi kepraktisan membeli makanan. Namun, Diana menyarankan agar UNP memberikan tempat tertentu yang menjadi tempat berjualannya PKL. “Misalnya di sepanjang jalan di dekat sungai, di simpang empat, atau didepan masjid, walaupun PKL mereka berjualannya tetap di sana dan

harus membayar ke UNP,” ungkapnya, Selasa (1/5). Menanggapi hal tersebut, Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., mengungkapkan bahwa yang diperbolehkan memasuki kawasan kampus adalah sivitas akademika UNP dan orang-orang yang memiliki izin memasuki kampus untuk keperluan tertentu. Sedangkan, PKL tidak termasuk. “Jika ingin berjualan silahkan di tempatnya, bukan di emperan,” ungkapnya, Senin (30/4). Ganefri mengatakan bahwa memang sudah tugas satpam kampus untuk menertibkan PKL tersebut. Satpam kampus diharapkan dapat berkomunikasi dengan baik kepada PKL, sehingga ketertiban kampus dapat dicapai. “Kualitas layanan tenaga satpam harus ditingkatkan,” ujarnya. Akbar

akan diajukan ke kelas internasional. “Bukan hanya Maba yang mengambil kelas internasional, semua Maba disarankan mengikuti. Keuntungannya nanti pada Maba itu sendiri,” ungkapnya. Sementara itu, untuk Maba UNP 2018 yang tidak mengikuti tes ini tidak ada paksaan. “Sekali lagi hal ini disarankan,” ujarnya. Sedangkan untuk teknisnya,

Balai Bahasa UNP yang akan mengaturnya. Maba akan melaksanakan tes TOEFL sesuai dengan jalur masing-masing. Maba jalur SNMPTN sudah melaksanakan mulai setelah verifikasi nilai. Sementara, Maba jalur SBMPTN dan Mandiri akan melaksanakan setelah mereka dinyatakan lulus di UNP. Untuk pembayaran, Maba membayar Rp50.000 setiap tes nya. Putri

UUD KM Diperiksa Kembali Staf Ahli WR III Musyawarah Mahasiswa (Musma) yang dilaksanakan Mei 2017 lalu telah menghasilkan Undang-undang Dasar (UUD) Keluarga Mahasiswa (KM) sebagai pengganti Petunjuk Teknis (Juknis) 2004. UUD KM tersebut akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Meski demikian, hingga saat ini, UUD KM belum juga disahkan oleh Rektor. Ketua Wadah Pengkajian dan Pengembangan Sosial Politik, Ahmad Taufik mengatakan terlambatnya pengesahan UUD KM ini menyebabkan Ormawa sampai sekarang masih memakai Juknis 2004 yang sudah tidak relevan. Ketika pengesahan UUD KM ini dilaksanakan maka kita dapat menikmati undang-undang yang menjadi penjelas aturan yang runut. Taufik berharap MPM memiliki kepercayaan publik dan juga kekuatan untuk mendorong percepatan pengesahan Undang-undang ini. Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Satria Oktavianus menjelaskan bahwa UUD KM telah di follow up oleh MPM secara berulang. Ia mengatakan bahwa pada konfirmasi terakhir, UUD KM sedang dicek kembali oleh staf ahli Wakil Rektor III. Hal ini dikarenakan adanya kesalahan redaksi kalimat yang harus diperbaiki. “Kalimat yang tidak mengubah subtansi,” kata Satria, Selasa (5/6). Selain itu, Satria mengungkapkan bahwa MPM menargetkan semester ini UUD KM dapat disahkan. “Mini-

mal sebelum masa pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru,” ungkapnya. Terkait dengan permintaan rektor terhadap pengubahan aturan, tentang syarat anggota kepengurusan. Rektor meminta agar syarat pengurus organisasi maksimal semester 7. Satria mengatakan bahwa hal tersebut sebenarnya tidak terlalu dipermasalahkan dalam pengesahan UUD KM. Namun hal ini akan diatur lebih lanjut dalam undang-undang turunan dari UUD KM. “Kita akan bawa masyarakat UNP dalam menentukannya,” tutupnya. Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor III UNP, Prof. Dr. Ardipal, M.Pd., mengatakan bahwa UUD KM masih dalam proses perbaikan oleh staf ahli karena ada beberapa alinea yang secara redaksi kurang tepat. “Secara prinsipnya tidak ada kendala. Cuma ada beberapa alinea yang harus diperbaiki,” ujar Ardipal, Selasa (26/6). Perihal kapan akan disahkan oleh Rektor, Ardipal mengatakan secepatnya akan disahkan. “Kalau bisa sebelum masa pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru,” ujarnya Ardipal mengatakan bahwa UUD KM salah satu hasil karya mahasiswa yang bagus dengan menginginkan adanya perubahan sesuai dengan kondisi dan perkembangan zaman. “Selagi tidak menyalahi aturan aturan yang berlaku, saya mendukung mahasiswa berinovasi seperti itu,” tutupnya. Hamid


INTER

18 UKK

M

Konser Kemanusiaan Opick

engusung tema “Beri Palestina Ramadan Terbaik”, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Padang bekerja sama dengan Unit Kegiatan Kerohanian (UKK) Universitas Negeri Padang (UNP) menggelar konser kemanusiaan dari Ranah Minang di Auditorium UNP, Minggu (20/5). Acara yang turut didukung oleh Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) ini mendatangkan Penyanyi Opick “Tombo Ati”. Opick tampil mengumpulkan donasi dan menyanyikan beberapa lagu yak-

ninya, Bila Waktu Tlah Berakhir dan Alhamdulillah. Donasi yang terkumpul pada hari tersebut sebanyak Rp 742.827.400 dari seluruh masyarakat Sumbar. Opick mengungkapkan bahwa yang dialami Palestina adalah hal yang terparah, kita hendaknya bersyukur bahwa kita dalam keadaan aman. “Karena kita adalah bersaudara tidak ada salahnya kita berikan sebagian harta kita untuk saudara kita yang sedang berjuang di Palestina,” ungkap Opick. Laila

Wisuda

Bunga Jadi Ciri Khas

50 pedagang turut menyemarakkan acara wisuda Universitas Negeri Padang (UNP) periode 111. Para pedagang tersebut mendirikan usahanya di lingkungan Auditorium UNP, Sabtu (2/6). Di antara beberapa jenis dagangan yang ada, bunga paling mendominasi. Hal tersebut dikarenakan bunga adalah salah satu bentuk hadiah yang paling sering diberikan kepada para wisudawan. Salah seorang pedagang bunga, Zahari (51) mengatakan bahwa ia berjualan bunga sejak 4 ta-

hun terakhir. Bunga yang dijualnya berkisar dari harga 10 ribu hingga 100 ribu rupiah. Pedagang ramai pada tahun ini sehingga berpengaruh pada hasil penjualannya. Jika tahun 2014-2015 hasilnya dapat mencapai Rp 10 juta selama tiga hari, maka tahun 2016-2018 dapat berkisar Rp 3 juta saja. Penurunan yang signifikan memang. Ia mengaku bahwa kebutuhan seharihari didapat dari menjual bunga, “Mulai dari makan, beli baju, biaya sekolah anak ,” ujarnya. Oktri

Mahasiswa

KUsaha Kreatif Go-Pusonser Amal Melly Goeslaw

Go-Pus adalah salah satu usaha mahasiswa yang didirikan oleh Saibatul Islamiah pada Jumat, (23/3). Saibatul mengatakan Go-pus, salah satu usaha yang menyediakan jasa pesan antar barang yang ada di kampus. Konsumen dapat memilih lima pilihan sesuai dengan kebutuhan untuk dipesan. Pilihan tersebut terdiri atas Go-Samba, Go-Kadai, GoPrint, Go-Auih, dan GoSnack. Go-Pus kini sudah memiliki sebelas orang driver pengantar pesanan konsumen. “Penggunaan jasa ini, konsumen bisa langsung mengklik link

yang tertera di Instagram Go-pus, dan mengisi format yang telah tersedia. Setelah itu, pemesanan tersebut akan langsung terhubung ke Whatsaap Go-pus,” ungkapnya. Tujuan didirikannya usaha ini, untuk memberikan kemudahan dan solusi bagi mahasiswa yang tidak bisa keluar rumah memenuhi kebutuhannya. “Semoga usaha GopPus ini dapat berbentuk aplikasi nantiya, sehingga lebih mudah dalam pengaturannya. Lebih mengetahui juga di mana posisi drivernya,” harap Saibatul. Deby

Konser kemanusiaan kemanusiaan: Opick sedang menyanyikan lagu saat penggalangan donasi untuk Palestina pada acara Konser Kemanusiaan yang diadakan oleh Aksi Cepat Tanggap Padang bekerjasama dengan Unit Kegiatan Kerohanian UNP, Minggu(20/5). f/Laila

UKMF KSEI

Dua T ahun HMJ IP A UNP Tahun IPA

Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Padang (UNP) didirikan semenjak 19 April 2017. Hal tersebut didasari dengan peresmian Program Studi (Prodi) IPA menjadi Jurusan IPA. Awalnya, HMJ IPA bernama Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) IPA yang berdiri pada Februari saat diresmikannya Prodi IPA dua tahun yang lalu. “Terkhusus Jurusan IPA hanya ada Prodi IPA, berbeda dengan jurusan lain yang ada prodi Pendidikan dan ilmu murni,” jelas Ketua HMJ IPA, Alvian Reski, Jumat (1/6). HMJ IPA didirikan dengan tujuan untuk mewadahi mahasiswa Ju-

rusan IPA dari berbagai aspek pendidikan maupun non pendidikan, spiritual dan kebersamaan, serta membentuk karakter mahasiswa Jurusan IPA. Kepengurusan 2016, HMJ IPA memiliki 70 anggota dan kepengurusan 2017, ada 115 anggota. Beberapa Program Kerja (Proker) yang telah terlaksana, seperti upgreding mahasiswa jurusan IPA, pengabdian masyarakat, kegiatan kerohanian yang berupa pengajian, kunjungan panti, lomba membuat poster mahasiswa Jurusan IPA, serta pemberian tutorial pra Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester. “Untuk semester depan, kami akan melaksanakan Lomba IPA tingkat SD seSumbar.” jelasnya. Mona

Kuliah Umum

Paskibra

Tantangan Lulusan di 2020

Unit Kegiatan (UK) Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Lomba Pasukan Baris Berbaris (PBB) tingkat Sekolah Mengengah Atas , Sekolah Menengah Kejuruan , Madrasah Aliyah Negeri se-Kota Padang di Gedung Olah Raga (GOR) Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP) Universitas Negeri Padang, Sabtu (12/5). Ketua Pelaksana, Teguh Surya Putra mengatakan bahwa lomba yang bertemakan “Meningkatkan kedisiplinan serta persatuan dan kesatuan mela-

Dua tantangan utama yang harus dihadapi lulusan perguruan tinggi di tahun 2020, yakni bonus dekande demografi dan era digital. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Komisaris Utama PT Bank Rakyat Indonesia, Drs. Andrinof Achir Chaniago, M. Si., saat Kuliah Umum Enterpreneur di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP), Jumat (25/ 5). Era digital juga menjadi tantangan yang harus dihadapi untuk memperoleh pekerjaan. Saat ini sudah banyak teknologiteknologi canggih untuk mempermudah nasabah melakukan transaksi tan-

SMA 4 P adang Menang Lomb a PBB Padang Lomba lui lomba peraturan baris berbaris” ini, bertujuan untuk memperkenalkan UK Paskibra ke sekolah di Kota Padang. Teguh berharap semoga perlombaan ini terus diangkatkan dengan jumlah peserta lebih banyak lagi, paling tidak se-Sumatra Barat. Pemenang perlombaan terdiri atas tiga juara. Juara 1, SMA 4 Padang. Juara 2, SPAN Padang. Juara 3, SMAN 2 Padang. Pemenang ditentukan berdasarkan penilaian cara berbaris yang benar sesuai dengan aturan-aturannya. Yola

pa harus mendatangi kantor. “Di Eropa sendiri terdapat beberapa kantor bank yang terpaksa ditutup karena tidak memiliki customer lagi,” jelas Andrinof. Lebih lanjut, lulusan perguruan tinggi dituntut untuk berfikir kreatif agar dapat menghadapi tantangan. Mereka yang lulus diharapkan dapat membuka peluang kerja dengan memanfaatkan perkembangan teknologi “Orang yang tidak siap menghadapi tantangan tersebut dipastikan akan terlindas. Tapi orang yang sangat siap akan berada di posisi paling atas,” ujarnya. Putri

Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

Kopma

Perkuat Silaturahmi dengan YDYP Koperasi Mahasiswa (Kopma) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan acara Yang Datang Yang Pergi (YDYP) dan Pelantikan pengurus muda Kopma UNP dengan tema Manuai carito nan tatanam, mamupuak raso nan ka tumbuah di Puncak Anai, Sabtu-Minggu (12-13/5). Ketua Pelaksana, Ari Suteja mengatakan bahwa acara ini bertujuan untuk mendekatkan kembali antara alumni, kader , tim misioner, dan pengurus Kopma UNP. “Acara ini merupakan pertemuan antara alumni yang pergi dan kader yang datang,”

Pramuka

ungkap Teja, Selasa (15/ 5). Acara ini diadakan dua hari dan diikuti oleh 20 orang alumni, 30 orang pengurus Kopma, 47 orang kader yang akan dilantik, dan tim misioner . Hari pertama, dilaksanakan acara outbond, penampilan minatbakat, Kopma Award, dan acara api unggun. Hari kedua, diadakan pelantikan pengurus baru. “Dengan adanya acara ini semoga lebih terjalin kerjasama dan kekompakan lagi antara pengurus lama dan pengurus yang baru,” harap Teja. Mona

Arak -arakan Arak-arakan Wisudawan

Unit Kegiatan Pramuka Universitas Negeri Padang (UNP) melakukan arak-arakan wisuda periode-111 di Auditorium UNP, Sabtu (2/6). Arak-arakan ini dilakukan sebagai bentuk penghargaan kepada para wisudawan yang dulunya tergabung dalam keanggotaan Pramuka. Berbeda dari tahun sebelumnya, wisudawan diarak dari Gedung Auditorium hingga ke Gedung Student Center menggunakan sepeda ontel. Salah seorang anggota Pramuka,

Hafid Armi mengatakan bahwa biasanya tradisi tersebut dilakukan dengan menggunakan becak yang disulap menjadi menarik. “Tapi karena anggota yang diwisuda cuma satu orang dan sedang bulan ramadan, jadi kami menggunakan sepeda ontel,” ungkapnya. Wisudawan akan ditanyai gerbang dasar darma. “Tujuan untuk mengingatkan wisudawan pada masa-masa mereka dulu di Pramuka,” jelas Hafid. Yanda

Lab PGPAUD

Workshop P embelajaran untuk TK Pembelajaran Dosen Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang (UNP) beserta Ketua Laboratorium PGPAUD, Dr. Nenny Mahyuddin, MPd., dan Direktur Pascasarjana sekaligus dosen Jurusan Bahasa Inggris, Prof. Dr. Yenni Rozimela, M. Ed. Ph. D mengadakan sosialisasi dan workshop Produk Penelitian Dosen (Research and Development) di ruang kuliah Pascasarjana UNP lantai 1, Minggu (20/ 5). Sosialisasi dan workshop ini dihadiri oleh guru Taman Kanak-kanak seSumatra Barat dan mahasiswa S2 PGPAUD.

Salah seorang peneliti, Nenny menjelaskan bahwa tujuan acara ini adalah untuk pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan informasi dan pengetahuan tentang produk penelitian kepada guru dan murid TK seSumbar agar dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran. Kemudian workshop ini juga membahas dan menganalisa kelemahan dan kelebihan produk penelitian untuk mengembangkan produk multimedia interaktif. “Hal ini telah dilaksanakan dibeberapa TK, yaitu TK Pariaman dan TK Bundo Kanduang,” jelasnya. Mona

Himaki

Tanda Cinta Seorang Hamb a Hamba “Cinta merupakan sesuatu yang ajaib dan tidak bisa diumbar serta-merta. Di hadapan Allah cinta merupakan posisi yang tinggi, istimewa, khusus, dan sakral,” jelas Ustaz Elvans pada acara Responsi dan orientasi keislaman (Redoks) yang diadakan oleh Kerohanian Himpunan Mahasiswa Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Padang (UNP) di Gedung IPA Terpadu UNP, Rabu (23/5). “Jika kita mencintai Allah maka kita akan sering berzikir, tapi pertanyaan apakah Allah yang kita

cintai?”, ujarnya. Al-I’jaab (kagum). Berbeda dengan kagum pada manusia yang akan menimbulkan berbagai ekspektasi yang berbeda-beda. “Jika kita mencintai Allah, maka kita akan mengagumi kebesaranNya yang ada di alam semesta ini.” Jika kita ingin diketahui dunia bahwa sedang mencintai sesuatu, maka kita akan melakukan pengorbanan,” ungkapnya. Kelima, Al-Khauf (takut). “Mencintai Allah akan menimbulkan rasa takut, khawatir dan cemas apabila kita jauh dariNya,” jelasnya. Mona


Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

SEPUT AR MAHASISW A SEPUTAR MAHASISWA

19

Mahasiswa dan Semester Pendek Semester Pendek (SP) merupakan satuan waktu dalam pelaksanaan pendidikan yang berada di antara semester ganjil dan semester genap. Biasanya SP dilaksanakan selama satu bulan. Program ini merupakan program yang berlaku umum di berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan telah dilegalkan oleh Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi ( Dirjen Dikti). Pada prinsipnya, SP di Universitas Negeri Padang (UNP) bertujuan untuk membantu mahasiswa mempercepat penyelesaian studi dan dapat dilaksanakan atas permintaan mahasiswa dengan prosedur dan persyaratan tertentu. SP juga bertujuan untuk memperbaiki nilai mata kuliah mahasiswa yang gagal di semester panjang. Setiap universitas memiliki persyaratan yang berbeda dan bahkan ada universitas yang meniadakan SP, salah satunya Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang. Bebeda lagi dengan Universitas Sriwijaya (UNSRI) yang biaya SP sudah termasuk pada Uang Kuliah Tunggal (UKT) nominalnya Rp 100.000,- per Satuan Kredit Semester (SKS). Pelaksanaan SP di UNP memiliki prosedur dan persyaratan tersendiri. Diantaranya pembayaran SP per SKS sebesar Rp 150.000,- dan dibayarkan melalui Bank Nagari pada 28 Juni s.d 3 Juli, pengambilan mata kuliah SP pada portal akademik pada 4 s.d 6 Juli, dan mahasiswa yang boleh mengikuti SP adalah mahasiswa yang telah mengikuti perkuliahan minimal dua semester. Selain itu, jumlah mahasiswa dalam satu kelas minimal 15 orang. Apabila jumlahnya kurang dari 15 orang, maka perkuliahan dapat terlaksana dengan catatan besarnya pembayaran dengan perhitungan 15 orang ditanggung oleh jumlah peserta yang ada. Bagi yang batal mengambil mata kuliah SP, uang yang sudah dibayar di Bank Nagari tidak dapat dikembalikan dengan alasan apapun. Tentu saja hal ini akan memberatkan bagi mahasiswa, mereka harus mencari teman sebanyak 14 orang lagi supaya bisa mencapai kuota yang ditentukan untuk mengikuti SP. Berdasarkan surat edaran rektor tertanda 14 Mei 2018, nomor 2848/UN35/AK/2018 dan sesuai dengan kalender akademik UNP tahun 2018/ 2019 bahwa pada libur semester Januari-Juni 2018 dibuka perkuliahan SP. Kegiatannya dimulai pada 25 Juni s.d 6 Agustus 2018. Masa perkuliahan SP adalah 16 kali pertemuan tatap muka, dimulai 9 Juli s.d 31 Juli. Adapun jumlah maksimal SKS yang bisa diambil mahasiswa adalah 9 SKS. Bagaimanakah pendapat mahasiswa UNP terkait dengan adanya SP? Hal ini dapat dilihat dari hasil polling yang disebarkan oleh Riset Subdivisi Penelitian dan Pengembangan SKK Ganto UNP. Polling yang disebarkan berupa angket yang terdiri dari 6 pertanyaan untuk 800 mahasiswa UNP. Data angket didapatkan dengan metode random sampling yang diambil secara acci-

dentil. Berdasarkan polling yang dibagikan, sebanyak 73,19 % mahasiswa UNP mengatakan tidak mengambil SP tahun ini dan 26,41 % mahasiswa UNP lainnya mengatakan bahwa mereka akan mengambil SP tahun ini. Dari hasil tersebut, kurang lebih seperempet dari jumlah mahasiswa UNP yang menjadi sampel akan mengambil SP tahun ini. Hal ini tentu saja menyangkut keefektifan pelaksanaan SP yang telah dilaksanakan oleh UNP. Sebanyak 72,92 % responden mengatakan bahwa pelaksanaan SP di UNP masih belum efektif. Sedangkan yang mengatakan sudah efektif sebanyak 25,49 % responden. Kemudian Riset juga menguji apa alasan mahasiswa untuk mengambil SP. Sebanyak 40,47 % responden mengatakan SP bertujuan untuk memperbaiki nilai mata kuliah yang gagal. Tidak semua mahasiswa akan mendapat nilai A atau A-, ada kalanya mendapat B+, B, B-, C, atau pun C-, D dan E. Pada saat wisuda, nilai C-, D, dan E tidak bisa dibawa, jadi harus diperbaiki dengan mengulang mata kulaih tersebut. Hal yang paling efektif untuk melakukan pengulangan tersebut yaitu dengan mengikuti SP, karena jika mengikuti semester panjang akan memakan waktu yang lama. Menurut kebanyakan mahasiswa, keuntungan yang didapatkan dengan mengikuti SP yaitu kecil kemungkinan mendapatkan nilai yang buruk, hal ini disampaikan oleh 16,54 % responden. Lalu, sebanyak 29,24% responden mengatakan SP bertujuan untuk mempercepat penyelesaian SKS mata kuliah. Hal ini sebanding dengan banyaknya responden yang mengatakan bahwa SP merupakan solusi bagi mahasiswa untuk mempercepat masa studi mereka yaitu disampaikan oleh 46,06 % responden. Sebanyak 21,02 % responden mengatakan bahwa mereka ikut SP untuk menyelesaikan mata kuliah yang tertinggal saat semester panjang. Pada saat kuliah semester panjang, tentunya banyak mahasiswa yang tidak bisa megambil jumlah maksimal SKS yang ditentukan yaitu 23/ 24 SKS selama satu semester. Hal ini disebabkan nilai yang tidak mencapai target pemenuhan SKS atau dosen Pembimbing Akademik (PA) mengatakan bahwa mahasiswa tersebut belum bisa mengambil jumkah SKS yang penuh. Bagi mahasiswa yang tidak ingin menyianyiakan waktu liburnya tentu saja melakukan hal yang bermanfaat untuk perkuliahannya yaitu dengan mengikuti SP. Hal ini terbukti sebanyak 5,35 % responden mengambil SP bertujuan untuk mengisi waktu liburan. Untuk melakukan sesuatu hal, maka harus berasal dari diri mahasiswa itu sendiri tanpa paksaan dari orang lain. Sebanyak 2,35 % responden mengatakan bahwa mereka mengikuti SP yaitu coba-coba karena diajak teman. Tentu saja dalam melaksanakan kegiatan SP kita akan dihadapkan dengan berbagai permasalahan dan kendala. Hal yang

Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Venny Sindya fitri

paling krusial adalah biaya SP di UNP yaitu sebesar 150.000 per SKS. Hal ini dikatakan oleh 59,03 % responden bahwasanya biaya SP per SKS mahal dan diharapkan penurunan oleh mahasiswa UNP yaitu sebanyak 56,99 % responden. Walau pun tujuan SP jelas, namun dengan biayanya yang mahal akan ditakutkan menjadi salah satu bentuk komersialisasi pendidikan yaitu disampaikan oleh 14,57 % responden. Selain itu, sebanyak 15,09 % responden mengatakan bahwa SP bisa menurunkan mutu akademik karena waktu pelaksanaannya singkat dan terkesan instan yaitu selama satu bulan. Walau pun tatap muka SP dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan yang sama dengan semester panjang, namun jadwalnya

lebih padat. Sebanyak 9,96 % responden mengatakan bahwa waktu yang digunakan tidak efektif oleh dosen dan mahasiswa. Hal ini terjadi pada saat pembelajara dimulai, terkadang dosen mengajar dengan sistem kebut, sehingga materi pembelajaran kurang bisa diterima dengan baik oleh mahasiswa, hal ini sampaikan oleh 25,52 % responden. Sebanyak 15,56 % responden mengatakan agar bisa mengefektifkan pelaksanaan SP sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Mahasiswa UNP masih banyak yang tidak mengikuti SP, yaitu Sebanyak 6,69 % responden mengatakan lebih baik ikut semester panjang saja karena lebih jelas dan sebanyak 11,5 % responden mengatakan supaya mahasiswa tidak meremehkan

mata kuliah semester panjang. Hal ini jelas terlihat dari jumlah mahasiswa yang tidak mengikuti SP tahun ini, yaitu sebanyak 73,19 % responden. Kemudian, sebanyak 5,1 % responden mengatakan jika mengikuti SP, maka ketika mahasiswa lain libur, kita masih kuliah. Ada pula responden yang setuju dengan ditiadakannya SP, yaitu sebanyak 5,36 % responden. Sebanyak 9,54 % responden berharap bahwa informasi terkait SP harus jelas kepada mahasiswa. Karena sebelumnya ada yang menyangsingkan biaya SP tahun ini. Ada yang mengatakan bahwa biaya SP akan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Namun pada kenyataannya biaya SP tahun ini masih sama dengan tahun lalu. Monalisa


SASTRA BUD AYA BUDA

20

Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

Sajak Melodi Riuh dalam Sejumput Rindu Derap langkah hitam dalam kelam Menyusup dalam putih yang menghujam Tatapan hampa masih menyambangiku Mempertontonkan kebungkaman ilusimu Semua riuh akan dermaga bak simalakama.. Sekat-sekat yang pernah menjadi pembatas Di antara helaan napas yang hendak ku retas Padahal ku tak mampu lagi bernapas Hingga suara menyeruak menggetarkan hasrat yang tak lagi terhias Namun, ketika puing itu bergema Ombak serasa berdebu… Rasa takut mengalahkan angan.. Lara hati ingin berteriak, bahwa diri tak lagi berbaur akan hati yang memanggul gulana peraduan yang perlahan luruh dalam angan Lolong ngeri hiba harap Dihujat sekumpulan problema Hasrat bertubi tumbang resah Layakkah rasa ku pertahankan? Sedangkan kau hanya termangu.. Pada igauan-igauan kebungkaman.. Bak merajuk pada lentera yang kian bisu Seakan sikap abaimu hantarkan derap ilusi dalam elegi Bersama sajak dalam redup malam ini Ku ikat rasa kau dengan do’a Sejumput rindu kian bertahta Candramawa ikut mengisyaratkan Bahkan petrikor menjelma dalam senandika Kau layak tuk ku tunggu…

Natazha Jaliani Susanto Pemenang Lomba Gebyar SKK Ganto

Rumah tua Asam pahit gelugur nestapa Jingga nila warna-warni nelangsa Hitam putih kesendirian Hijau kuning dahan kesepian Rumah Tua Atapnya dominan segitiga prisma Dinding ulin kuat dari besi baja Lentera cahaya menemani kabut luka Rumah Tua Rayuan pohon kelapa, buahnya sebesar kepala Isinya tawas rasa Hati-hati tipu daya

Pesan Frontal Ibu Saat kau tumbuh jelita Kau akan menerungku Hingga datang seseorang dengan sebuah tahta suci Jangan meronta Kulitmu rapuh Tak siap dibakar matahari Di stasiun penantian Gerbong-gerbong kereta Dan Sebuah kotak yang menggantung padamu Di keramaian Harum kata-kata Dengan wadah nan madu

Rumah tua dan sebuah figura Kau bertanya, “siapa sepasang tu itu”? “pemilik rumah tua”, balasku. Padahal itu adalah kita. Kita dimasa depan dan sekarang ialah masalalunya Terpapar maya dibalik cermin fana Rumah tua Tungku jelaga derita ditenggelamkan oleh sumur semesta Merkurius dan venus saksinya Mengintip dibalik jendela-jendela sengsara

Afrinaldi Pendidikan Teknik Elektro TM 2014

Jika telah sampai pada stasiun tujuan Atau stasiun terakhir Pandang kiri dan kanan. Seberangi jalanan. Jangan lupa berdoa

Abdul Hamid Jurusan Teknik Elektro TM 2015

KRITIK PUISI

Merawat Bahasa Indonesia lewat Puisi

Diasuh oleh Muhammad Adek, M.Hum Kabar-kabarnya, krisis Bahasa Indonesia kian gawat hingga sudah melompati ambang batas ‘mengkhawatirkan’. Rongrongan bahasa-bahasa asing dituding sebagai penyebab utama kerusakan bahasa persatuan negara Indonesia yang umurnya belum seberapa ini. Sejumlah orang di seberang laut mengangguk tanda setuju; sejumlah lain di balik gunung tidak. Tergantung di mana orang-orang tersebut berdiri dan memilih titik pandangan mereka. Membicarakan tentang seberapa parah kerusakannya, seberapa akut, seberapa buruk pengaruh asing-asing tersebut dan ukuran-ukuran ketakutan lainnya, tentu sangat melelahkan dan tidak berfaedah sama sekali. Daripada sibuk bergelimang

dalam gelapnya perdebatan kusir tersebut, lebih baik kita menyalakan lilin penerang jalan keluar. Salah satu peran sastra sebagai garda terdepan penjaga kedaulatan Bahasa Indonesia untuk setidaknya memercikkan sedikit optimisme di zaman yang serba mengkhawatirkan dewasa ini. Hal tersebut kita tilik dari tiga puisi terpilih pada edisi kali ini. Puisi berjudul ‘Melodi Riuh dalam Sejumput Rindu’ menyoal tentang perasaan rindu tokoh Aku kepada tokoh Kamu. Sesederhana itu, meski rindu seringkali tidak pernah semudah demikian. Yang menarik justru bagaimana penyair membelanjakan tabungan kosakata bahasa Indonesia yang melimpah untuk melampiaskan dahaga imajinasinya perihal kerinduan. Di sini, kita dipertemukan dengan kata-kata yang kurang ikrab dan fasih diterima liang pendengaran: “riuh”, “sejumput”, “derap”, “menghujam”, “menyambangi”, “ilusi”, “helaan”, “retas”, “menyeruak”, “lara”, “memanggul”, “gulana”, “peraduan”, “luruh”, “lolong”, “elegi”, “candramawa”, “petrikor”, “senandika”. Pelaksanaan prinsip seperti ini di dalam pendirian bangunan

puitik agak-agaknya cukup berisiko karena akan semakin memperlebar jarak antara sajak dengan pembacanya. Penyair Sapardi Djoko Damono suatu kali pernah mencemooh sikap tersebut sebagai ‘seni orang sekolahan untuk orang-orang bersekolah juga’. Maksudnya adalah tidak semua orang dapat memaklumi dan menikmati sajak berazas demikian. Namun, seorang penyair senantiasa bebas meramu diksi demi diksi sebagai ujung tombak imajinasinya, terlepas dari sindiran Sapardi di atas. Dalam hal ini, penyair bersikeras bahwa ‘kosakata Indonesia harus tetap dipergunakan atau mati sama sekali. Upaya yang serupa juga dicobakan dalam puisi bertajuk ‘Rumah Tua.’ Puisi ini secara bentuk, sekilas masih mempertahankan ciri sastra klasik yaitu membawa kembali semangat pantun dan syair ke hadapan pembaca. Hal ini terpampang jelas dalam bait pertama sebagai baris pembuka: asam pahit gelugur nestapa| jingga nila warna warni nelangsa hitam putih kesendirian| hijau kuning dahan kesepian Sepertinya sang penyair – atau kalau dalam istilah kritikus Maman S. Mahayana disebut

Bujangga karena masih menjunjung tinggi semangat pra-Indonesia, tidak ingin ikut-ikutan latah untuk menghisap roh kebudayaan Barat (pola sajak bebas) sedalam-dalamnya seperti yang dianjurkan S. Takdir Alisyahbana sebagai jalan lepas satusatunya untuk memajukan dunia kesusastraan Indonesia yang belum juga berkembang-kembang. Melalui jalan pemilihan pola klasik sebagai susunan batang tubuh sajaknya, penyair memekikkan nasionalisme keseniannya dengan gema yang berbeda. Puisi ketiga ‘Pesan Frontal Ibu’ juga mengumandangkan semangat keindonesiaan (melalui cipta sastra) yang tak kalah mersik dengan dua sajak sebelumnya. Penyair melaksanakan prinsip pengutamakan pilihan kata bahasa Indonesia dengan meredam kemunculan kosakata bahasa asing. Upaya tersebut dibarengi dengan memasyarakatkan kembali beberapa diksi yang telah dianggap usang di dunia yang berputar begitu cepat ini seperti pada kata-kata “jelita”, “menerungku”, “tahta”, “meronta”, “rapuh” dan “nan”. Inilah yang sebenarbenar kerja kesusastraan yang dulu terus menerus ditekankan

Chairil Anwar dalam sebuah tulisan dalam buku hariannya: “menimbang, memilih, mengupas dan kadang-kadang sama sekali membuang. Sudah itu baru mengumpul-satukan.” Sebab bagi Chairil, mencipta sastra tidak cukup hanya bersandar pada kesaktian wahyu atau inspirasi siang bolong. Seorang penyair haruslah seorang yang rakus mengumpulkan tulang belulang kata yang halus dan kemudian memilih yang mana yang cocok untuk masyarakat penikmat sastra juga demi keberlangsungan bahasa Indonesia itu sendiri. Sebagai penutup, kita dapat temukan benang merah tebal yang menghubung-kait ketiga puisi tersebut dalam perkara merawat bahasa Indonesia melalui kerja kesusastraan. Membentangkan harta karun bahasa Indonesia yang selama ini enggan digali walau berada di bawah mata kaki. Menghembuskan kembali semangat kesusastraan tradisional sebagai jati diri dan roh bangsa ketimbang berkiblat ke Barat. Dan mencontohkan bagaimana bersungguh-sungguh dalam kerja intelektual sastra merupakan awal dari fondasi kokoh bahasa Indonesia itu sendiri.


SASTRA BUD AYA BUDA

Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

Cerpen

21

Salam Sayang Kepada Wanita Akhir Zaman

Oleh Riska Meliani* Kilau jingga nan keemasan mematah batang surya kala petang itu, cahaya nan bak seindah Lembayung senja, Lazuardipun tampak samar-samar merah kecoklatan, awan berkejaran mengantarkan sang surya keperaduannya, angin yang mulai terbiasa dengan alurnya, melaju pesat bak Ashof Bin Barkhiya membawa singgasana Ratu Bilqis sekedip mata, kedipan mata nan indah dan sayu bak kelopak bunga yang mekar di musim semi. Harumnya melebihi harumnya peristirahatan Masyitah, sosok yang menakjubkan dalam wujud cintanya kepada Allah SWT. Telapak kaki nan sebening embun pagi, wajah yang bercahaya berkat sentuhan air wudhu, keindahan yang ajaib menggetarkan hati, membuat tiap hamba mampu berkata “Diakah wanita sempurna itu?” Itulah dia wanita Allah, yang berayahkan Adam dan ber-Ibukan Hawa, berpayungkan syar’i berlenterakan Al-Furqan, Aisyah itu namanya. Aku mengenalmu melalui waktu dan proses merindu, waktu yang telah memberi ruang kepadaku untuk dapat mengenangmu, bersama istikharahku aku berharap kamulah yang tertulis di Lauh Mahfuz untukku. Di balik jendela tua mesjid disebuah pesantren aku melihat nyata keindahan sang pencipta, Aisyah yang belakangan namanya kuketahui dari Mbok Nah juru masak di pesantren ini, anak seorang Kiai besar pendiri pesantren Al-Madani. Siapa yang tak kenal akan sosoknya yang meneduhkan hati, bertutur lembut, selalu tersenyum dan yang selalu saja membuatku terpikat adalah senandung Al-

quran nya yang jika engkau mendengarnya maka yakinlah seluruh alam ini pasti akan bersahaja. Bagaikan merengkuh cahaya yang begitu nyata, kata-kata suci itu terucap indah dari mulutmu,saat aku meminangmu dengan ketulusan niatku, kau katakan “aku bersedia menjadi istrimu, aku bersedia menjaga izzah dan iffah denganmu.” Mahasuci Allah yang telah mendengar dan mengabulkan doadoa panjangku untuk dapat memiliki bidadari surga seperti dirimu yang mungkin tidak aku temui lagi hingga akhir zaman nanti. Di tepi danau ini kita duduk berdua. Kau mengenakan kerudung putih, kau duduk di sebelah batang pohon yang patah itu dan aku duduk tidak jauh darimu. “ Jika di dunia ini hanya ada dua orang wanita yaitu aku dan ibumu siapa yang lebih cantik, aku atau ibumu ?”tanyanya padaku. “Ibuku”ucapku. “Karena ibu adalah wanita yang pertama kali kulihat ketika aku ada di dunia ini, ibuku yang paling cantik di dunia, bagiku dia sempurna.” “Seandainya aku telah jadi istrimu dan udah menjadi ibu dari anak-anakmu, apakah ibumu tetap jadi yang paling cantik ?” “Tetap ibuku.” “Kenapa bukankah aku ini istrimu?” “Karena ibu tidak akan pernah tergantikan oleh sosok wanita manapun bagiku, bagaimanapun keadaannya ibu adalah wanita tercantikku dan perihalmu,nanti kau akan menjadi istriku, kau wanita tercantik setelah ibuku dan wanita paling cantik bagi anak-anakku kelak” “Semoga Allah mendengar niat sucimu, ayolah kita kembali

ke pondok, masih banyak yang harus aku persiapkan lagi.” “Silahkan Aisyah pergi dulu, Husna sudah lama menunggu di sana.” “Assalamualaikum.” “Waalaikumsalam Aisyah.” Wanita itu berlalu diiringi sepoi angin merdu yang menyejukkan. Aisyah, cintaku kini berkerudungkan duka menitikkan asa pada setiap jengkalnya, setiap rasa yang tercipta adalah titah dari yang maha kuasa, kita ditakdirkan bertemu tapi tidak untuk bersama. Meski belum banyak hal indah yang dirangkai bersama tapi setiap melihatmu adalah keindahan yang belum mampu aku lukiskan, kita hampir disatukan oleh ijab kabul tetapi Allah Swt yang maha romantis punya rencana lain di balik semua rencana kita, rencana Allah merengkuhmu begitu nyata, aku tak menyangka begitu sayangnya sang khalik padamu hingga ia tak mampu bersabar untuk memanggilmu kembali keharibaannya. Di hari pernikahan kita yang seharusnya menggembirakan, yang seharusnya menjadi hari bersejarah bagi kita tetapi malah menjadi hari terakhir aku melihatmu, hari terakhir harapanku untuk dapat hidup denganmu. Sedih, pedih, perih. Selasa,30 September 2009 itu hari pernikahan kita. Tetapi seperti ada yang senang mempermainkan riak air yang tenang, seketika air menjadi riuh. Dahsyatnya cara Allah untuk memanggilmu pulang sungguh tak terduga. Bumi dan seisi perutnya digoncangkan dengan maha dahsyat. “Allahuakbar, Allahuakbar Gampo, gampo..” Orang-orang kampung memekik seperkik gaung memba-

hana, berharap Allah mendengar pekik mereka, tetapi hari ini Allah sepertinya sengaja tak ingin mendengarnya, entah seberapa besar salah manusia

ini, hingga Allah begitu murkanya tak memberi ampun. Semua orang berlarian tak tentu arah, Dan Aisyah, Aisyahku dengan gaun putih yang seharusnya menjadi simbol pernikahan kami berubah warna menjadi merah pekat dipenuhi darah, Aisyahku terhimpit tembok-tembok rumah yang menghujam tubuhnya. Semua terjadi sekejap mata, seperti semua telah terencana oleh sang penguasa di balik langit nun jauh sana. Kakiku kelu, Lidahku beku, semua sarafku tercekat seperti ada yang menahannya di ujung sadarku. “Sudahlah nak, relakan Aisyah pulang ke pelukannya,” Ibu berkata lirih padaku. Ayah juga mencoba menenangkanku, semua santri dan orang tua Aisyah menangis pilu, ya, orang tua Aisyah yang lebih pedih hatinya kehilangan anak semata wayangnya, melihat kau dikafankan, engkau aku sholatkan di depanku, padahal dulu janjinya aku yang akan berada di depanmu menjadi imammu dan kau satu shaf di belakangku. Kita pernah berjanji seperti itu. Gundukan merah ini akan menjadi peristirahatan terakhirmu tetapi, aku masih saja tertegun tak percaya kau sudah hilang bersa-

ma ribuan nafas yang Allah Swt pilih untuk menujunya kembali. Kenapa aku masih saja tertawan di balik semua kenangan manis ketika waktu pertama mengenalmu, proses merinduimu dan semua janji akan masa depan. Berwindu telah berlalu dan aku masih saja mencintaimu, kenangan tentangmu selalu hadir seperti sebuah candu bagiku. Aku selalu sesak jika rindu akanmu datang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Tapi bagaimana mengeja rindu kepada yang sudah tiada, bagaimana menahan luka yang bertahuntahun sudah menganga lebar dalam nadiku. Raganya pergi tapi cintanya masih selalu setia bersamaku sampai tak terhitung waktu. Aisyahku sudah bahagia di surganya. Dari aku yang masih duduk di pendopo sebelah mesjid pesantren AlMadani menikmati hembusan angin yang lembut mengusap tubuhku, aku ingin berpesan mohon sampaikan pesan rinduku yang berbalut harapan duka cita, sampaikan salam sayangku kepada Aisyah sosok wanita yang belum aku temui penggantinya dan kepada Ya Rabbi sang maha penyayang tanpa memandang mohon satukan hati yang terpisah ini di surgamu nanti. *Pemenang Lomba Gebyar SKK Ganto

nonjol dalam tradisi hidup masyarakat Indonesia. Semua itu terjadi tidak lain karena setiap individu megedepankan sifat individualismenya, enggan berdiskusi, mencari referensi untuk mengembangkan pengetahuan, hanya ingin berucap tanpa adanya dasar yang kuat. Masyarakat, bahkan pejabat lebih suka melempar kritik dengan kasar, mencurigai pihak lain tanpa bukti, berbicara sekehendak hati, dan mengumbar janji-janji palsu. Tak hanya itu, kita juga perlu tau bagaimana dengan kaum muda yang menyandang status sebagai mahasiswa. Atas nama ilmu, sekelompok mahasiswa berdebat hingga larut malam, lalu melalaikan salatnya. Bahkan ada yang bangun setelah matahari terbit. Namun demikian, mereka tidak menyadari hal tersebut keliru, justru makin bangga dengan jargon, “mahasiswa itu harus kritis dan merupakan agent of change”. Akan tetapi lupa bahwa yang sejati dalam hidup ini ialah, manusia itu harus bertindak, bukan hanya banyak bicara. Jika kita membaca isi kandungan Alquran dan hadis, isinya adalah perintah beramal dan mengerjakan hal-hal yang baik.

Bukan berisi perdebatan sia-sia atau hanya sekedar wacana. Siapa yang mengaku beriman tentunya menjadikan dirinya sebagai pribadi yang banyak berbuat bukan banyak bicara. Artinya, tidak banyak bicara untuk hal-hal yang tidak perlu apalagi berpotensi negatif. Demikian pula jika melihat hal-hal yang tidak baik, jangan hanya bicara, selesaikan segera dengan cara-cara yang baik sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabi saw. Jangan berbicara seolah-olah seorang pemikir, bijaksana, tapi perangai dan perilaku tidak mencerminkan pemuda yang beriman yang berkahlak. Prinsipnya dalam situasi dan kondisi seperti apapun, kita hendaknya selalu berusaha untuk mengutamakan berbuat yang terbaik. Hindari banyak bicara yang tidak perlu. Sebab sebagus dan sebijaknya perkataan tidak akan mampu mengalahkan bagus dan bijaknya perbuatan. Dalam bertindak, kita juga harus melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, bukan satu sudut saja. Melihat dari sisi baik dan buruk serta alasan lain yang memungkinkan. Pada kenyataannya ketika orang yang tidak mampu bersalah, maka lang-

sung disidang dan ditahan. Sementara orang memiliki harta yang melakukan kesalahan masih dicari dalilnya, padahal sudah tampak di depan mata kesalahannya. Masyarakat kita takut melanggar hak asasi manusia, tapi berani menghukum orang kecil dengan kesalahan mereka yang bisa ditoleransi dengan alasan yang jujur dari mereka. Jadi apa bangsa ini bila pembicaraan hanya berujung kekosongan. Pandai berbicara itu bagus, jika diikuti dengan tindakan. Apa yang dibicarakan harus sama dengan yang diperbuat. Jangan menjadi orang yang pandai bicara, tapi sedikit mendengar. Kemudian diam juga tidak menyelesaikan suatu masalah. Kita tidak mungkin tahu alasan seseorang melakukan sesuatu hal jika dia hanya diam dan tidak mengungkapkan apa yang dirasakannya. Lebih baik diam dari pada banyak berbicara yang tidak bermanfaat. Isilah hari-hari dengan ilmu dan perbincangan yang bermanfaat demi kemajuan diri sendiri, persahabatan, keluarga, maupun bangsa dan negara. Apalah jadinya bangsa ini jika sebagian besar masyarakatnya hanya bicara hal kosong saja?

Desain Grafis: Venny Sindya fitri

C ATATAN BUD AY A BUDA

Kosong Oleh Monalisa Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kosong memiliki banyak arti. Di antaranya kosong berarti tidak berisi, tidak berpenghuni, hampa, berongga, tidak mengandung arti, tidak bergairah, tidak ada yang menjabat, terluang, tidak ada sesuatu yang berharga atau penting, tidak ada muatannya, maupun tidak pandai dan tidak cerdas. Hal yang paling krusial terjadi saat ini adalah kosong dalam . pembicaraan. Tentunya dalam pembicaraan kita menginginkan sesuatu yang bermanfaat, tapi tak jarang banyak ditemui orang yang banyak bicara tanpa ada kebenaran alias omong kosong belaka. Jangan sampai kita menjadi orang yang digambarkan pada salah satu lagu Slank yang berjudul Kosong. “Tong kosong nyaring bunyinya. Klenteng-klentong kosong banyak bicara. Oceh sana sini nggak ada isi. Otak udang ngomongnya sembarangan.” Dalam masyarakat ditemukan percakapan-percakapan yang tidak memberi manfaat dan diperparah dengan menya-

lahkan pihak lain. Berbicara, hendaknya memperhatikan adat kesopanan, tidak begitu saja keluar dari mulut, seharusnya pikir terlebih dahulu, baru diucapkan. Jangan sampai menyakiti hati orang lain. Di sekitar kita, banyak orang yang “pandai” bicara. Kadang kita salut pada apa yang mereka bicarakan. Apalagi dengan retorika, gaya berbicaranya yang luar biasa sehingga pendengarnya terkagum-kagum. Di negeri ini amat banyak masalah yang terlalu mudah diperdebatkan, didiskusikan di depan publik, disorot media dan sebagainya. Seakan, semuanya selesai dengan dibicarakan saja. Tak sedikit juga yang beralasan mencari solusi terkait sesuatu hal, tapi hanya menjadi bahan perbincangan semata tanpa ada realisasinya. Sungguh, negeri ini sudah terjebak pada retorika belaka. Lalu, akal sehat dan hati nurani sering terabaikan. Akibatnya terjadilah krisis kepercayaan di mana-mana. Kesantunan, kekompakan, dan kesetiakawanan tidak lagi me-


RESENSI

22

Kisah Perempuan Poliandris Judul Penulis Penerbit Tebal Tahun Terbit

: : : : :

Revolusi Turki

Drupadi Seno Gusmira Ajidarma PT Gramedia Pustaka Utama 149 Halaman 2017

Siapa yang tidak kenal dengan Drupadi, istri dari lima Pandawa yang ada pada cerita Mahabratta. Cerita ini sempat menjadi serial favorit di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Konon, Drupadi diciptakan bukan dari rahim seorang ibu, melainkan dari sekuntum bunga teratai yang sedang mekar. Oleh sebab itu, ia memiliki paras yang tiada tandingannya. Suatu hari, ayah dari Drupadi, Drupada melakukan sayembara untuk mencari pendamping hidup Drupadi. Sayembara ini harus diikuti oleh kalangan ksatria. Dalam novel ini, sempat diceritakan bahwa terjadinya perang sengit antar para ksatria. Ada di antara mereka menggunakan sihir untuk mengalahkan lawannya. Hal tak terduga terjadi pada pertandingan ini, Karna putra dari seorang kusir berhasil memenangkan sayembara dalam memanah. Namun, Drupadi menolak karena tidak ingin menikah dengan pria dari kalangan bawah. Selang beberapa waktu, Arjuna ksatria pandawa yang saat itu menyamar menjadi brahmana berhasil memenangkan lomba. Drupadi memberikan hatinya kepada Arjuna pada pandangan pertama. Bak cinta bertepuk sebelah tangan, Arjuna menolak untuk menikahi Drupadi. Ia meminta agar kakaknya Yudistira yang menikahi Drupadi karena ia tidak mau melangkahi kakaknya untuk menikah terlebih dahulu. Bak bola yang dilempar-lempar, Yudistira juga menolak menikahi Drupadi. Ia juga menyarankan agar Drupadi menikah dengan saudaranya yang lain. Namun semuanya juga menolak saran tersebut. Akhirnya, Dewi Kunti, ibu dari kelima Pandawa tersebut memutuskan agar Drupadi menikahi kelima putranya, yakni Yudistira, Arjuna, Bima, Nakula, dan Sadewa. Namun, hanya Arjunalah

Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

Judul Pengarang Penerbit Cetakan Tebal

yang sungguh-sungguh dicintai oleh Drupadi. Saudara Pandawa, yaitu Kurawa merasa marah akan keputusan tersebut. Akhirnya, dibuatlah rencana jahat untuk menjatuhkan kelima Pandawa tersebut. Rencana yang dilakukan oleh Duryodana salah satu ksatria Kurawa mengajak kelima Pandawa untuk berjudi. Akibat mengikuti rencana jahat tersebut, kelima Pandawa kehilangan semua hartanya, termasuk kerajaan dan kehormatan mereka sebagai manusia. Bukan hanya itu, Drupadi juga ikut dijadikan korban. Atas perlakuan yang dia dapatkan Drupadi tidak hanya tinggal diam. Ia melakukan perlawanan dengan menggunakan katakata yang berujung pada kemenangan para Pandawa. Dalam Novel ini, Drupadi digambarkan sebagai wanita yang tidak hanya cantik, tapi juga cerdas dan pemberani. Keberanian dan semangatnya membawa kemenangan bagi para suaminya. Menikahi lima pandawa membuat Drupadi menjalani hidup yang penuh kebahagiaan sekaligus kesengsaraan. Namun demikian, ia tetap berserah kepada takdir dan membantu para suami untuk merebut kembali kekuasaanya. Novel Drupadi sebenarnya sangat enak untuk dibaca, namun terdapat beberapa kata yang tidak dimengerti bagi beberapa orang. Terlepas dari hal itu, novel ini sangat sarat akan peran perempuan. Keteguhan dan semangat Drupadi ini mengambarkan istilah “Di balik lelaki yang hebat ada wanita yang lebih hebat di belakangnya�. Resensiator: Irza Ade Suarni Mahasiswa Sastra Inggris TM 2016

: : : : :

Turki Revolusi Tak Pernah Henti Trias Kuncahyono Penerbit Buku Kompas 2018 384 Halaman

Turki menjadi pusat kekuatan politik dan militer yang disegani di dunia selama enam abad di bawah kesultanan Usmani (Ottoman Empire). Namun, berakhir setelah Perang Dunia Pertama ketika Ottoman bersama Jerman dikalahkan oleh tentara Sekutu. Keberadaan Turki sebagai bangsa diselamatkan oleh Bapak Bangsa Turki, Mustafa Kemal Attaturk dengan pasukannya kemudian mendirikan sebuah negara baru yaitu Republik Turki. Lebih kurang seperti itulah gambaran catatan pembuka buku Turki Revolusi tak Pernah Henti ini. Attaturk berusaha mengobarkan ideologi nasionalisme untuk bertahan melawan gempuran sekutu dan rongrongan bangsa-bangsa Arab muslim yang diprovokasi Inggris dan Prancis dengan janji memilki negara sendiri jika melepaskan diri dari Ottoman. Nasionalisme dan modernisasi menjadi sasaran utama Attaturk. Kemal melihat ada kemunduran politik secara sosial pada masyarakat Ottoman sehingga nasionalisme dan modernisasi menjadi sasaran utamanya untuk mengganti struktur sosial tersebut dengan struktur sosial kontemporer. Trias Kuncahyono dalam bukunya menjelaskan ada dua revolusi Turki. Pertama, berlangsung dari awal kemerdekaan tahun 1918 sampai penghapusan kesultanan pada tahun 1924. Kedua, terjadi pada tahun 1924-1927 yang diakhiri dengan pidato terkenal Atturk. Peranan militer dalam proses modernisasi umumnya menjadi penyebab utama intervensi militer di awal era Republik. Militer mudah tergoda mencampuri urusan sipil dan menganggap pemerintahan sipil telah melenceng dari jalur yang ditetapkan oleh Attaturk yaitu jalur sekularisme. Inilah isu penting yang menjadi pembahasan di buku ini. Kelahiran Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP) atau dalam bahasa Indonesianya Partai Keadilan dan Pembangunan menja-

di babak baru dalam dunia politik. Militer kehilangan kekuasaan di bawah kepemimpinan Recep Tayyip Erdogan. AKP tidak representasi dari Islam politik. Pergejolakan politik semakin meningkat saat kedatangan Erdogan dan Fethulla Gulen. Mereka adalah dua sahabat akrab yang memiliki tujuan sama dalam menjadikan Turki negara nasionalisme yang kuat. Namun, keakraban itu menjadi renggang karena perbedaan pendekatan mereka pada Islam. Pemberontakan itu berimbas pada kebebasan Pers. Penulis buku Turki Revolusi Tak Pernah Henti, adalah seorang wartawan Kompas berusaha menguak hal tersebut dalam bukunya, ia berusaha agar pembaca tahu bahwa Turki memiliki sejarah dan peradaban yang unik dan kaya.Trias berupaya menguak perkembangan Turki melalui pengamatan dan risetnya. Di dalam buku ini, secara tidak langsung pembaca akan diajak untuk merefleksikan antarasejarah Turki dengan kondisi di Indonesia yang mayoritas muslim terbesar di dunia. Selain itu, di dalam buku ini akan diceritakan secara rinci pertarungan politik yang sengit antara Erdogan dan Fethullah Gullen yang belum terselesaikan.Buku ini juga sangat cocok untuk pemula yang ingin mengetahui sejarah Turki. Trias juga menguak sejarah dengan rinci dan menarik sehingga cocok untuk dibaca pemerhati hubungan internasional, akademisi, mahasiswa, politisi maupun masyarakat umum. Resensiator: Niswasani Mahasiswa Sastra Indonsia TM 2015

ULASAN FILM

Laga Konspirasi di Balik Pengalihan Isu Judul Sutradara Tanggal Rilis Durasi Pemain

: : : : :

Golden Slumber Noh Dong Seok 9 Maret 2018 1 Jam 49 Menit Gang Dong Won, Kim Eui Sung, Kim Dae Myung, Han Hyo Joo, Yoon Kye Sang, dll.

Golden Slumber merupakan film Korea Selatan yang diadaptasi dari novel Jepang berjudul sama karya Kotaro Isaka. Film ini mengisahkan tentang kehidupan seorang kurir bernama Gun Moo (Gang Dong Won). Menjalani kehidupan dengan normal sebagai warga teladan karena menyelamatkan seorang artis terkenal Soo Ah (Kim Yoo Jung) dari perampokan, kehidupan Gun Moo berubah setelah bertemu dengan kawan lamanya Moo Yeol (Yoon Kye Sang). Di tengah reuni tersebut, mobil yang ditumpangi kandidat presiden nomor satu dari partai Nasional Liberal, Yoo Young Gook meledak sekaligus menewaskannya. Kepolosan dan kepercayaan Gun Moo kepada orang-orang membuatnya tidak menyangka bahwa temannya sendiri menjebak dan ingin mengorbankan dirinya untuk mengirim sebuah paket yang ternyata berisi se-

buah bom. Moo Yeol mengatakan pada Gun Woo bahwa kecelakaan tersebut merupakan rencana dari agensi tempatnya bekerja. Di mana mereka berencana untuk menjadikan Gun-woo sebagai pelakunya. Gun-woo yang tidak tahu apa-apa harus berjuang bertahan hidup sambil berlari terusmenerus menghindari kejaran pihak berwajib dengan banyak bukti yang mengarah kepadanya. Tapi Gun Woo tak berpasrah diri. Dengan kepolosan dan sifat baik yang ia miliki, Gun Woo kabur dan mencari bantuan untuk membersihkan namanya. Dari situ, petualangan menegangkan penuh dengan aksi pun dimulai. Gun Woo tidak hanya dihadapkan dengan status buronan, tetapi juga hal-hal dihidupnya yang berubah 180 derajat dalam waktu singkat. Gun Moo yang tidak tahu harus menyelamatkan dirinya mulai dari mana

merasa kebingungan dan terus berusaha dengan cara yang ia bisa. Di tengah usahanya tersebut, muncul Mr.Min (Kim Eui Sung) seorang agen rahasia yang mencoba menjual Gun Moo kepada aparat kepolisian yang bersekongkol dengan kandidat calon presiden nomor dua yang merencanakan kecelakaan tersebut. Mr.Min yang menolong Gunwoo saat sempat tertangkap oleh aparat kepolisian nyatanya memiliki niat busuk di balik kebaikannya. Layaknya batu yang perlahan akan hancur jika terus ditetesi air, demikian juga untuk Mr.Min yang akhirnya berubah fikiran dan berbalik menolong Gun Woo untuk membersihkan namanya. Tugas Gun Woo belum selesai. Selain menyelamatkan diri sen-

diri, ia juga harus menyelamatkan sahabat, keluarga, atau siapapun yang mencoba membantu persembunyiannya. Konflik dalam film ini juga cukup menguras emosi ketika Gun Woo menghadapi dilema antara harus percaya atau tidak kepada salah satu teman lama yang mencoba membantunya. Saat kebaikan tak selamanya mendapat balasan baik, Gun Woo terpaksa menelan kekecewaan saat tidak ada satupun dari orang yang pernah ia tolong percaya bahwa ia bukanlah pelaku dari pemboman tersebut. Tidak hanya itu, Golden Slumber memperlihatkan betapa media dapat menjadi pisau bermata dua. Media dapat dengan mudah membuat seseorang menjadi naik pamor di mata masyarakat atau

justru menjatuhkan orang tersebut tanpa bukti yang jelas. Dalam film ini, media memanfaatkan kepribadian seorang Gun Woo yang baik hati dan mengeksploitasinya. Alih-alih mengungkap fakta kebenaran apakah Gun Woo adalah seorang pembunuh, media justru menutupi hal tersebut dan bersekongkol dengan sang penguasa negeri. Kekejam konspirasi politik dalam film arahkan sutradara No Dong Seok ini mengajarkan untuk tidak mudah percaya kepada orang lain. Ada kalanya sikap baik yang seseorang berikan dapat disalahgunakan untuk memenuhi kepentingan orangorang tertentu yang haus akan kekuasaan dan kedudukan. Golden Slumber mengedepankan unsur persahabatan, kepercayaan, dan niat baik kepada orang lain. Hubungan antara karakter disajikan perlahan-lahan namun pasti. Meski begitu, kekurangan yang terletak pada sang tokoh utama adalah kebaikan dan keluguan yang agaknya terlalu berlebihan sehingga merugikan dirinya sendiri. Resensiator: Putri Radila Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa TM 2015


Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

23

GANTOPEDIA

Mengenang Bapak Si Pencetus “4 Sehat 5 Sempurna” Makanan pokok merupakan salah satu menu yang sangat dikenal masyarakat tanah air karena zat yang terkandung di dalamnya mampu memberikan rasa kenyang. Makanan yang memiliki kandungan zat tersebut biasanya terdapat pada nasi, jagung ubi jalar, singkong, talas, sagu, serta hasil olah lainnya seperti mie, bihun, makaroni, dan sebagainya. Selain makanan pokok, dalam sebuah hidangan tentunya selalu didampingi dengan lauk pauk yang memberikan rasa netral dan membuatnya lebih terasa lezat. Tidak hanya itu, sayur dan buahbuahan juga merupakan makanan yang harus dikonsumsi secara teratur. Namun, dalam mengkonsumsi makanan tentunya kita masih harus memperhatikan beberapa hal agar tidak kekurangan atau kelebihan nutrisi. Di antaranya, dalam menyusun menu hal yang mesti diperhatikan adalah bergizi, bervariasi baik dari segi bahan, warna dan rasa hidangan, serta waktu makan dan jumlah orang atau tamu yang akan menyantap makanan. Hal tersebutlah yang coba dirangkum dan dijelaskan oleh si pencetusnya dalam slogan “Empat Sehat Lima Sempurna”. Empat sehat lima sempurna merupakan susunan hidangan yang terdiri atas empat jenis hidangan meliputi makanan pokok atau peng-

gantinya, lauk-pauk, sayur, buah dan dilengkapi dengan susu atau minuman yang sejenisnya (minuman yang mudah dicerna dan banyak mengandung protein). Misalnya saja nasi yang ditambah dengan ayam goreng, sayur asam, bacem tahu, pisang dan dilengkapi dengan susu. Berbicara mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, tentunya slogan “Empat Sehat Lima Sempurna” menjadi sesuatu yang sudah tidak asing lagi di telinga pendengarnya. Tidak dapat dipungkiri slogan yang cukup unik ini juga merupakan salah satu rumus yang bermanfaat bagi kesehatan. Namun, tahukah kamu siapa pencetusnya? Empat sehat lima sempurna merupakan sebuah slogan yang pertamakali dicetuskan oleh Prof. Poorwo Soedarno. Poorwo lahir di Malang, Jawa Timur pada tanggal 20 Februari 1904. Di kalangan eman sejawat dan muridmuridnya, Poorwo Soedarno sering dipanggil dengan sebutan “PS” yang diambil dari inisial namanya. Poorwo Soedarno merupakan lulusan sekolah kedokteran STOVIA tahun 1927. STOVIA merupakan Sekolah Pendidikan Dokter Hindia yang diperuntukkan untuk pendidikan bagi dokter pribumi di Batavia pada zamana kolonial Hindia Belanda. Kini, Sekolah Pendidikan Dokter Hindia tersebut telah ditetapkan

menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sejak 2 Februari 1950 hingga sekarang. Seiring berjalannya waktu Poorwo melanjutkan pendidikannya di Post Graduate Institute, London (1949) dan Institute of Nutrition, Manila (1950). Manila dan London merupakan sebuah pendahuluan bagi Poorwo karena di sanalah awal mulanya ia mulai tertarik untuk mempelajari Ilmu Gizi. Seusai menamatkan studynya, Poorwo kembali ke Indonesia untuk mengamalkan ilmu yang telah ia dapatkan selama ini. Di awal kemerdekaan Indonesia tahun 1950, Mentri Kesehatan pertama Indonesia doktor J. Leimena mengangkat Prof. Poorwo untuk mengepalai Lembaga Makanan Rakyat (LMR). Yang mana pada waktu itu dikenal sebagai Institut Voorvolks Voeding (IVV) yang merupakan bagian dari lembaga penelitian kesehatan yang dikenal sebagai Lembaga Eijckman. Lembaga Makanan Rakyat merupakan salah satu lembaga pemerintah yang memiliki tugas utama untuk melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan pola makanan dan penyakit yang berhubungan dengan makanan. Selain itu, dilakukan juga penelitian yang berkaitan dengan pendidikan gizi kepada masyarakat yang pada waktu itu masih banyak yang mengalami buta

aksara dan miskin. Pada awal menjalankan tugasnya saat di LMR, Poorwo memprioritaskan agar mendidik kader gizi dapat secara langsung berhubungan dengan masyarakat desa dan rumah sakit. Awal mula beliau mendirikan Sekolah Djuru Penerang Makanan (SDPM) pada tanggal 26 Januari 1951, Sekolah Ahli Diit 1953, Akademi Pendidikan Nutrisionis/Ahli Diit (APN/AD) 1956, yang akhirnya menjadi Akademik Gizi 1965, dan pendiri bagian Ilmu Gizi, FKUI 1958. Semenjak itu, tanggal tersebut ditetapkan sebagai Hari Gizi Nasional.

Berbicara mengenai empat sehat lima sempurna, tentunya membahas terkait menu seimbang yang dibutuhkan tubuh dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Menu ini akan sangat bermanfaat bagi tubuh jika disusun dengan baik sehingga menghasilkan zat gizi yang tinggi. Melalui lembaga Makanan Rakyat Depkes,Poorwo Soedarno mulai memperkenalkan pola menu ini kepada masyarakat. Sebagai sosok bapak gizi, pada 1950 Poorwo Soedarno menggencarkan gerakan “sadar gizi”. Setelah sebelumnya menu empat sehat lima sempurna sedah dikenal masyarakat indonesia. Selain mendapat penghargaan sebagai bapak gizi Indonesia, Poorwo Soedarnojuga mendapatkan berbagai penghargaan lainnya, diantarannya beliau pernah mendapat gelar sebagai Guru Besar pertama ilmu gizi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), 1958 dan Doktor Honoris Causal dalam ilmu kedokteran, 1975. Ia juga pernah menjadi Direktur Lembaga Makanan Rakyat Kemkes (1952-19 59). Agus Dari berbagai sumber

OGAN

Ide Cerita: Abdul Hamid Desain Grafis: Venny Sindya Fitri


Mei-Juni 2018 Edisi No. 204/Tahun XXIX

IKLAN

24


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.