Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
2 FA JA R
SARIP A TI SARIPA
Meningkatkan Kesadaran Pribadi Banyak yang mengerti tapi lebih banyak yang tidak mempedulikannya. Peranannya sangat besar, terutama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jargonnya terdengar menusuk “Tidak ada kawan atau lawan abadi yang ada adalah kepentingan abadi.” Setiap individu memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Dalam aturan Hak Asasi Manusia (HAM), politik merupakan hak yang dimiliki oleh setiap warga negara. Hal ini berdasarkan Pasal 23 ayat (1) UU Nomor 39 Tahun 1999. Namun juga disebutkan pada Pasal 28 J ayat (2) UUD 1945 bahwa dalam menjalankan hak dan kewajibannya, setiap orang wajib dan tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan undang-undang. Menurut teori klasik Aristoteles, politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama. Selain itu politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintah dan negara atau sesuatu yang mengarahkan pada kekuasaan di masyarakat. Berpolitik tidak bisa dihindari. Mulai dari masyarakat umum, pekerja, bahkan mahasiswa tidak luput darinya. Namun jika tidak berada di tengah-tengah politik, maka akan serba salah. Seorang penyair Jerman bernama Bertolt Brecht mengatakan bahwa buta yang terburuk adalah buta akan politik karena semua tergantung pada keputusan politik. Sebagai kontrol sosial, mahasiswa tentu bisa membedakan politik dengan politik praktis yang masuk kampus, terutama bagi mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP). Beberapa acara yang diadakan UNP berindikasi adanya unsur politik. Dalam hal ini, mahasiswa harus berperan mengawasi untuk memastikan dinamika politik tidak merugikan dan menguntungkan satu pihak. Begitu pun dengan sivitas akademika lain seperti dosen dan aparat sipil negara. Hal yang dilarang dalam politik adalah membawanya ke ranah pendidikan. Beberapa kali kita melihat mahasiswa maupun dosen berpolitik terselubung di areal pendidikan, seperti menyebarkan brosur caleg. Ini merupakan hal yang salah dan malah menyalahkan kampus yang tidak netral. Padahal itu dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Namun impasnya lebih besar daripada yang dipikirkan. Seharusnya kita bisa menempatkan diri, kapan harus bersifat individu, berkelompok, dilarang, dan diperbolehkan. Banyaknya kejadian yang tidak menguntungkan dari politik, hendaknya masyarakat diberikan pendidikan politik. Sehingga mereka memahami apa yang terjadi pada perpolitikan di negerinya. Selain itu, kita jangan sampai dimanfaatkan oleh partai politik dan tidak mencampurkan antara kepentingan pribadi dengan kepentingan publik. Pimred Cetak GANTOLE
+ Masih hangat-hangatnya politik - Asal tidak masuk kampus + Jalan malam di kampus? POK OK P AD ANG KOK PA DA - Gelap dan seram!!! + Perubahan nama praktik lapangan atau bagaimana? - Sosialisasikan dan perjelas lagi!
Bersikap Apriori Mengenai Isu
Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd. Pembina SKK Ganto UNP Lembaga Pendidikan Tinggi dituntut menjalankan tridharma Perguruan Tinggi (PT) yakni akademik, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Aspek akademik meliputi pembelajaran, pelatihan, seminar, konferensi, simposium dan lokakarya. Aspek penelitian berupa pegembangan bakat dan minat bidang seni, litersi, olahraga, sains, dan teknologi. Terakhir aspek pengabdian kepada masyarakat berupa pengenalan alam dan kesejahteraan sosial. Untuk mewujudkan tridharma itu, pimpinan PT melakukan berbagai upaya sesuai dengan rencana strategis perguruan tinggi. Semua rencana kegiatan itu harus memenuhi standar-standar yang sudah ditetapkan pemerintah. Penilaian
mutu sebuah PT dilakukan secara berkala oleh BAN PT. Saat ini UNP berstatus akreditasi A unggul dan telah menembus kancah internasional. Kedatangan tamu-tamu dari pemerintah dan politikus ke UNP menjelang pesta demokrasi yang lalu juga harus dikaji dari sudut tridharma PT di atas. Menurut hemat kita program itu cukup bagus untuk mengembangkan daya nalar dan wawasan dosen serta mahasiswa. Kuliah umum, konferensi, seminar atau lokakarya yang diadakan di UNP dapat mempertajam daya nalar dan wawasan sivitas akademika tentang realitas kebangsaan dan kenegaraan. Hal ini disebabkan banyak sekali pengetahuan dan informasi terkait tridharma yang dapat dipetik dari ajang tersebut. Rektor UNP, Prof. Ganefri cukup cerdas memanfaatkan peluang untuk memajukan UNP yang dipimpinnya. Rektor ibaratnya memakai konsep sakali marangkuah dayuang, duo tigo pulau talampaui. Para tamu yang didatangkan jelas memiliki dua tujuan penting. Pertama, kegiatan tersebut dimanfaatkan untuk mengasah dan memper-
tajam penalaran serta analisis mahasiswa dan dosen terhadap berbagai isu di negeri ini. Informasi dan ilmu yang disampaikan narasumber jelas berkaitan dengan tridharma PT yang ada. Kedua, tamu yang didatangkan merupakan tokoh-tokoh penting dalam pengembangan UNP. Mereka akan menjadi akses utama bagi UNP ke pusat dalam menggaet berbagai kemudahan dan dana yang dibutuhkan. Akses ke pusat adalah medium strategis bagi kemajuan institusi ini di masa datang. Untuk meningkatkan kualitas akademik, penelitian, dan pengabdian jelas diperlukan dana yang amat besar. Berkaitan dengan isu politik yang mewarnai kedatangan para tamu itu, mahasiswa bisa menyaring mana yang baik dan tidak. Orang bijak berkata bahwa di dalam lumpur sekalipun kita masih bisa mendapatkan sesuatu yang berguna. Justru itu, mulailah sesuatu dengan sikap dan pikiran positif. Jangan dulu bersikap apriori. Ingatlah, semakin banyak kita mengikuti majelis ilmu semakin tajam nalar dan analisis kita dan akhirnya akan kian matang mengarungi hidup di alam semesta ini.
POK OK P AD ANG KOK PA DA Salam Pers Mahasiswa ! Ada sesuatu yang lebih buruk dari neraka penderitaan, yaitu neraka kebosanan (Victor Hugo). Tidak ada satu orang pun yang dapat terhindar dari lingkaran kebosanan. Sebab manusia berbeda dengan malaikat yang selalu taat, bukan juga iblis yang tak pernah jemu menggoda manusia. Rasa bosan, jenuh dan jemu mungkin memang tidak bisa dihindari. Namun bukan berarti tidak perlu diantisipasi dan disikapi. Rasa jenuh yang tidak dikelola akan menghasilkan energi negatif dan kebosanan yang terus dituruti akan berujung pada sikap kontraproduktif. Layaknya benda tajam yang kadang butuh diasah agar tetap tajam, begitu juga dengan jiwa, pikiran, dan tubuh manusia. Jiwa yang jenuh butuh istirahat sejenak guna mengembalikan dan mengumpulkan kembali energi yang telah tercurah. Kebosanan selalu siap datang menyergap, tapi tidak boleh terlalu lama menetap. Kala kebosanan itu mulai dapat diatasi cobalah kembali terus berkontribusi untuk diri. Sama halnya dengan orang lain, Kru SKK Ganto kadang kala juga bisa dilanda kebosanan. Rutinitas perkuliahan yang padat, deadline yang menanti, hingga permasalahan lain yang tak jarang menyebabkan kebosanan menjadi pelampiasan yang paling tepat. Meski demikian, Ganto berusaha keluar dari kebosanan tersebut. Hal itu
Foto Bersama Bersama: Kru SKK Ganto Universitas Negeri Padang (UNP), Staf Ahli SKK Ganto, Dewan Ahli, Alumni, beserta Anggota Magang SKK Ganto UNP foto bersama usai berlangsungnya acara gebyar Ganto ke-30 dan buka bersama SKK Ganto di ruang sidang gedung Student Center Lt.2 UNP, Sabtu (18/5). Acara kali ini mengangkat f/Hega tema “Semangat Berseri di Bulan yang Suci”.f/Hega
dibuktikan dengan terbitnya edisi 209 sebagai bentuk pengabdian kami terhadap pembaca. Pada edisi kali ini Ganto mengangkat laporan mengenai Politik di Balik Acara Besar Kampus untuk membayar rasa penasaran pembaca terkait politisasi kampus yang marak terjadi menjelang pemilu April lalu. Selain itu, Ganto juga menyuguhkan berbagai informasi seputar kampus mulai dari Kurangnya Penerangan di UNP, Penetapan Perekrutan Dosen, dan sebagainya. Kemudian berita kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh unit kegiatan mahasiswa selingkungan UNP. Pada tahun ini SKK Ganto genap
berusia 30 tahun dengan diselenggarakannya Gebyar ke-30 tahun SKK Ganto pada Sabtu (18/ 5). Tak jarang pada usia ini kejenuhan dan kebosanan akan dua kali lebih besar menghinggapi pemilik usia tersebut. Namun demikian, Ganto akan terus berusaha untuk mengatasinya dan tetap menghadirkan informasi yang dibutuhkan oleh seluruh sivitas akademika UNP. Akhir kata, segenap Kru SKK Ganto menyampaikan permohonan maaf kepada pembaca setia. Kritik dan saran selalu kami tunggu untuk penyempurnaan Ganto kedepannya. Selamat membaca. Viva Persma! Pemum
Surat Kabar Kampus Ganto Universitas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, International Standard Serial Number (ISSN): 1412-890X, Pelindung: Rektor UNP: Prof. Ganefri, Ph.D., Penasehat: Wakil Rektor III UNP: Prof. Dr. Ardipal, M.Pd., Penanggung Jawab: Prof. Dr. Ermanto, M.Hum., dan Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd., Dewan Ahli: Okta Vianof, Lutfi Darwin,Antonia Dwi Rahayuningsih,Abdul Hamid, Laila Marni, Debi Gunawan, NadilaAprisia, Oktri Diana Putri, Venny Sindya Fitri, Niswasani. StafAhli: Konsultasi Psikologi: Dr. Afdal, S. Pd., M.Pd., Kons., Konsultasi Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, M.Kes., Kritik Puisi: Muhammad Adek, M.Hum., Kritik Cerpen: RefisaAnanda, M.Pd., Kritik English Corner: Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd., Pemimpin Umum: Putri Radila, Sekretaris Umum: IrzaAde Suarni Bendahara Umum: Yolanda Septia Putri, Pemimpin Redaksi cetak: Monalisa, Pemimpin Redaksi Televisi dan Daring: Deby Purnama Sari, Kepala Penelitian dan Pengembangan: Yanda Dewi Kurnia, Pemimpin Usaha: MHD. Agus Saputra, Redaktur Pelaksana: Anisa Erda Walanda, Redaktur Berita: Nilam Purnama Sari dan Aminah Wulansari Lubis, Redaktur Tulisan: Ariska Novia Mariady, Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya: Riska Meliani, Redaktur Artistik: Mitha Melanie Putri, Layouter: Ozza Syafrigo Aulia, Fotografer: Hega Dwi Dian Dola, Produser: Akbar Wahyu Pratama, Redaktur Daring: Julia Fitri dan Imelda Kristinafany Sirait, Editor dan Vidiografer: Fuji Jelang Ramdan dan Dwi Agustini, Staf Grafis dan Media Sosial: Siska Novridayanti, Staf Riset: Rhodatul Annisa, Staf Pustaka dan Kearsipan: Yeni Maharani, Staf Iklan: Mega Oktavianda, Staf Percetakan dan Sirkulasi: Desi Liati. Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat:Gedung Student Center Lt 2 Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode pos 25131.Laman web:http://ganto.co, email:redaksiganto@gmail.com, Percetakan: Unit Percetakan PT. Padang Graindo Mediatama (Isi di luar pertanggungjawaban percetakan), Tarif iklan: Rp4.000.000,00 (halaman penuh berwarna), Rp1.500.000,00 (1/2 halaman hitam-putih), Rp100.000,00 (iklan web ukuran 300x250 pixel). Redaksi menerima tulisan berupa artikel, esai, cerpen, puisi, dan bentuk tulisan kritis lainnya dari sivitas akademika UNP. Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah esensinya. tulisan yang masuk menjadi hak redaksi dan yang tidak dimuat akan dikembalikan atau menjadi bahan edisi berikutnya.
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
3
SURA T PEMBA CA AT PEMBAC
Keamanan di UNP Di sekitar Universitas Negeri Padang (UNP) masih sering terjadi kemalingan, baik itu kehilangan helm, motor, laptop, ponsel, atau lainnya. Padahal jika dilihat dari sitem keamanan yang ada, rasanya petugas keamanan telah cukup di lingkungan kampus. Anisa Fridilla Mahasiswa Pendidikan Geografi TM 2016
Bus UNP Tidak Beroperasi Lagi Pada semester lalu tepatnya tahun 2018, bus UNP mulai beroperasi di kampus cabang. Mahasiswa kampus cabang yang mempunyai keperluan di kampus pusat merasa sangat terbantu dengan hadirnya bus tersebut. Namun bus tersebut hanya beroperasi beberapa minggu saja. Sampai saat ini, tidak ada yang memberikan klarifikasi kepada mahasiswa kampus cabang, khususnya Pendidikan Guru Sekolah Dasar kenapa bus tersebut tidak ada lagi di kampus cabang. Olivia Wandana Putri Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar TM 2018
Pelaksanaa Aturan yang Setara Seharusnya kontrak perkuliahan memang diberlakukan setara untuk sivitas akademika UNP, baik dosen maupun mahasiswa. Apalagi ini menyangkut profesionalisme dosen dan penegasan kepada dosen yang sering terlambat masuk kelas. Edrinaldi Mahasiswa Geografi TM 2018
Absen Online Belum Efektif Menurut saya pelaksanaan absen online belum efektif diterapkan di UNP. Terlebih lagi dosen-dosen yang sudah tua sepertinya kesulitan untuk menyesuaikan kondisi tersebut. Jika ada perkuliahan yang dosennya tidak hadir, maka dapat merugikan mahasiswa. Hal ini karena absen akan terus berjalan dan membuat absen mahasiswa berkurang secara otomatis karena dosen yang bersangkutan tidak hadir. Yoga Pratama Mahasiswa Pendidikan Geografi TM 2016
Tidak Berimbang Ada beberapa hal yang terjadi secara tidak berimbang di UNP. Diantaranya informasi beasiswa yang tidak transparan, kuota antar prodi terkesan tidak seimbang dengan prodi lainnya, dan fasilitas antar fakultas juga tidak berimbang pembagiannya, contohnya Fakultas Ilmu Sosial dengan fakultas lainnya . Anggi Pumar Mahasiswa Geografi TM 2016
SKK Ganto UNP menerima surat pembaca, baik berupa keluhan, kritikan, saran, maupun permasalahan tentang lingkungan sekitar UNP. Surat pembaca dapat dikirimkan melalui email redaksiganto@gmail.com atau bisa diantar langsung ke Sekretariat SKK Ganto UNP Gedung Student Center Lantai 2 UNP dengan melampirkan kartu identitas, seperti KTP atau KTM.
Grafis dan Ilustrator Ilustrator:: Mitha Melanie Putri C ATA TAN BUD A YA BUDA
Semut Oleh Putri Radila Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa TM 2015 Semut merupakan serangga sosial yang hidup berkoloni. Lebih tepatnya disebut serangga eusosial dengan sistem koloni yang teratur. Setiap anggota koloni mempunyai tugas masing-masing. Ratu semut memiliki tugas bereproduksi, mempertahankan kelangsungan spesies dengan menghasilkan semut pekerja, semut tentara, semut jantan, dan ratu semut yang baru. Semut pekerja bertugas mencari makan, merawat bayi, membangun sarang, dan menjaga koloni serta
s a n g ratu. Kem u d i a n semut tentara dengan kepala yang besar bertugas menjaga sarang dari musuh. Pepatah “Ada gula ada semut� sering diartikan dimana ada banyak kenikmatan, di situ banyak orang yang berdatangan. Selain itu, juga bermakna adanya akibat karena ada sebab. Namun tidak selalu pepatah yang kadang diartikan negatif ini memiliki citra yang negatif pula. Semut yang terkadang dianggap hewan yang mengganggu keberadaan manusia memiliki nilai yang perlu diteladani dalam keberlangsungan hidup. Karakter keseharian semut dapat diambil sisi positifnya guna melangkah dalam dunia kerja dan keseharian yang lebih baik. Sifat handal, ulet, dan pantang menyerah menjadikan semut dapat mempertahankan hidup dan dapat dijadikan pedoman positif untuk mengembangkan karakter yang baik. Tidak peduli rintangan atau halangan, hewan yang memiliki lebih dari 12.000 spesies yang
sebagian besar hidup di kawasan tropika ini akan berusaha melewati tantangan atau rintangan tersebut. Dalam kehidupan berkoloni, semut memiliki ratu sebagai pemimpin. Untuk menjaga keamanan para ratu, maka semut pekerja senantiasa menjaga keamanan sarangnya. Setiap kali pindah tempat, semut pekerja akan pergi terlebih dahulu untuk mencari tempat. Kemudian ratu semut akan ikut di belakangnya dan ditutup lagi dengan semut pekerja. Hal inilah yang menjadikan semut sebagai hewan yang setia dan rela berkorban. Sebagai makhluk sosial yang hidup di suatu wilayah, manusia selalu membutuhkan interaksi dengan sesama guna meme-
Grafis dan Ilustrator Ilustrator:: Mitha Melanie Putri nuhi kebutuhan satu sama lain. Layaknya semut yang hidup berkoloni, manusia hendaknya dapat meneladani kehidupan semut agar terciptanya kehidupan yang lebih baik. Sistem koloni yang diperlihatkan semut menumbuhkan kebersamaan diantara sesama yang bermuara pada terciptanya suasana hangat. Kehangatan tersebut yang tidak ditemukan lagi dalam lingkungan masyarakat saat ini. Kehangatan dalam kebersamaan seharusnya yang mengarahkan seseorang pada rasa cinta dan kasih sayang diantara manusia dalam menjalankan roda kehidupan. Namun hal itu seolah telah menjadi barang langka mengingat saat ini
fenomena soliter menjadi tren. Kebanyakan orang menjadikan pola soliter sebagai bentuk arogansi yang menentang ketentuannya. Masyarakat kekinian dituntut oleh zaman untuk menggungguli satu sama lain dengan meningkatkan kemampuan yang dimiliki. Hal ini dikarenakan ideologi materialisme yang semakin berkembang. Masyarakat berlomba-lomba bersaing menimbulkan ketamakan dengan menindas atau mengalahkan yang lain. Hal ini sangat berbeda dengan semut. Dikenal sebagai hewan dengan proporsi otak terbesar jika dibandingkan dengan tubuhnya, tidak membuat semut besar kepala. Meski disebut sebagai hewan yang rakus oleh kebayakan orang, semut tidak pernah tamak. Ia selalu mendahulukan kepentingan kelompok dari pada kepentingan diri sendiri. Ketika semut mendapatkan makanan, ia tidak pernah memakannya sendirian. Semut akan selalu membawa makanan tersebut ke sarangnya
terlebih dahulu untuk dijadikan persediaan makan bersama kawan a n n y a yang lain. Apabila sistem soliter terus dipertahankan oleh masyarakat, maka dapat diramalkan bahwa manusia tidak akan berakhir seperti semut yang dapat selalu hidup dengan baik meski memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil dibandingkan makhluk lainnya. Sedangkan manusia dengan ketamakan dan kerakusannya perlahan menggali lubang menuju kemusnahan peradaban.
LAPORAN
4
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
Tamu Kampus Jelang Pemilu Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph. D., mengatakan bahwa kedatangan calon presiden dan politikus ke UNP tidak akan mengubah pilihan mahasiwa. Oleh Anisa Erda Walanda dan Monalisa Pada Sabtu pagi itu (23/2), Ganto mendengar ada suatu acara yang diselenggarakan di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP). Ganto pun pergi ke lokasi acara, ternyata itu merupakan salah satu acara besar yang diadakan UNP karena begitu banyak yang menghadirinya. Acara tersebut ialah Sosialisasi Empat Pilar Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Republik Indonesia (RI). UNP bekerja sama dengan Gebu Minang dan MPR RI yang menghadirkan H. Oesman Sapta Odang (OSO) selaku Wakil Ketua MPR RI. Kemudian juga hadir H. Boy Lestari Dt. Palindih selaku Ketua Gebu Minang, Leonardi Harmaini dan Emma Yohana selaku anggota MPR RI sekaligus Caleg Dapil 1 Wilayah Sumbar, serta pejabat lainnya. Sebelum acara dimulai, peserta melakukan registrasi dan dibagikan kupon sebagai syarat untuk pengambilan amplop setelah acara selesai. Saat itu, Ganto menanyakan apa tujuan dibagikannya amplop tersebut kepada salah seorang panitia yang berjaga di meja registrasi. Akan tetapi panitia tersebut hanya diam saja sambil tersenyum sedikit lalu sibuk mengurusi peserta yang lain. Setelah mengisi absen, peserta juga diberikan cenderamata seperti tas, dua buah sertifikat, pena, dan sebuah buku catatan. Acara diawali dengan kata sambutan oleh Rektor UNP, Prof. Ganefri Ph.D, dan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh OSO. Pada akhir penyampaiannya, OSO mengatakan bahwa Presiden RI sekarang sulit untuk ditemukan kekurangannya. “Kurang apa lagi presiden kita sekarang ini,” ungkapnya. Ternyata, OSO merupakan Dewan Penasehat untuk pemenangan salah satu pasangan calon presiden yang saat ini masih menjabat sebagai kepala negara dan calon wakil presiden 2019. Kemudian setelah itu barulah dilanjutkan dengan penyampaian materi dari Leonardi Harmaini dan Emma Yohana mengenai Empat Pilar MPR RI. Saat sesi foto bersama, reporter Ganto mendengar salah seorang yang berdiri di belakang mengatakan “Hidup Jokowi”. Sesi foto bersama menandakan bahwa acara telah selesai. Peserta pun mengambil kupon yang di dalamnya terdapat uang Rp100.000. Peserta yang hadir mayoritas adalah mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi. Hal ini karena sebelum acara dimulai terdapat himbauan di grup Ikatan Keluarga Bidikmisi (IKBM) untuk menghadiri acara tersebut. Acara ini menimbulkan ber-
P embukaan embukaan: Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) , Prof. Muhammad Nasir, Ph. D., memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (Konaspi) IX di Pelataran Rektorat Universitas Negeri Padang (UNP), Rabu (13/3). Awalnya Presiden Joko Widodo yang akan membuka acara tersebut. Namun ia tidak dapat hadir karena ada beberapa kendala, sehingga presiden batal membuka acara Konaspi IX. f/Ist
bagai spekulasi dari para sivitas akademika UNP, salah satunya Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika TM 2016, Andul Aziz. Ia mengatakan bahwa jika acara tersebut bertujuan guna kebaikan kampus tidak masalah untuk dilaksanakan. “Namun, apabila menyelipkan maksud tersembunyi, itu akan menjadi masalah,” tuturnya, Rabu (27/3). Senada dengan Andul, Mahasiswa Pendidikan Kepelatihan Olahraga TM 2016, Fajri N mengemukakan bahwa ia tidak menyetujui jika pelaksanaan acara seperti itu diadakan di ruang lingkup kampus. Hal ini dikarenakan bahwa universitas harus bersifat netral. “Kampus adalah tempat pendidikan bukan tempat berpolitik ataupun berdemokrasi,” tegasnya, Senin (1/4). Hal berbeda diungkapkan oleh Dosen Seni Rupa, Drs. Erwin A,M.Sn. Ia mengungkapkan bahwa mendatangkan politisi pada acara besar di kampus boleh saja dilakukan, asalkan dengan tujuan untuk pendidikan politik. “Cuma hal tersebut tergantung pihak kampus saja,” jelasnya, Jumat (5/4). Dosen Jurusan Ilmu Sosial Politik, Irwan, M. Sc., menyakini bahwa mahasiswa sekarang sudah cerdas dan paham dalam membedakan antara acara seminar umum dan yang bukan seminar. “Jika ada unsur politik di sana, maka tidak semua mahasiswa akan langsung berubah pikirannya tentang salah satu calon. Saya rasa ini tidak bisa dikait-kaitkan,” ungkapnya, Selasa (16/4). Acara selanjutnya yang disinyalir memiliki unsur politik di dalamnya adalah Konvensi Pendidikan Nasional kesembilan (Konaspi IX) selama empat hari di UNP. Pembukaan acara dilaksanakan di depan gedung
Rectorate and Research Center, dihadiri oleh 12 dekan dan rektor yang tergabung dalam Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) se-Indonesia. Selain itu acara ini turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Ismunandar, Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Muchlis Rantoni Luddin, Deputi Menteri PPN atau Kepala Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Subandi, Rektor Universitas Andalas Prof. Dr. Tafdil Husni, SE. MBA, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah X Prof. Dr. Herri, MBA, serta tamu undangan lainnya. Acara dibuka secara resmi oleh Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi, Muhammad Nasir. Di penghujung pidatonya, Nasir mengatakan “coblosnya satu saja, jangan dua, kalau dua tidak sah”. Pada saat itu audiens menanggapi dengan tertawa, tetapi ada pula yang serius yakni kebanyakan dari kalangan mahasiswa. Acara tersebut semula direncanakan dihadiri oleh calon presiden nomor urut satu sekaligus Presiden Indonesia ketujuh, Joko Widodo dan Megawati Soekarno Putri. Namun hal ini menimbulkan penolakan dari kalangan mahasiswa, sehingga BEM UNP dan UKM selingkungan UNP melakukan diskusi dengan rektor terhadap penolakan tersebut. Dilansir dari instagram @bemunp, adapun hasil diskusi tersebut adalah Presiden Joko Widodo datang ke UNP sematamata hanya untuk membuka Konaspi. Rektor bertanggung jawab secara penuh adanya isu kampanye. selain itu, rektor
juga menghimbau utusan ormawa untuk ikut serta mengawasi kegiatan Konaspi. Setelah dikonfirmasi secara langsung oleh Ganto di Sekre BEM UNP Gedung Student Center lantai 1 pada Sabtu (11/5), Presiden Mahasiswa, Indra Kurniawan Rezki membenarkan bahwa BEM UNP mengadakan diskusi yang cukup alot dengan rektor mengenai penolakan kedatangan Jokowi dan Megawati. Diskusi yang berjalan cukup panjang tersebut baru berakhir pada jam tiga dini hari. Indra menakutkan dengan tampilnya kontestan politik pada acara besar di kampus, nantinya akan menimbulkan politik praktis di dalam kampus. “Nama kampus nantinya menjadi tidak baik di mata masyarakat,” tegasnya. Menanggapi hal tersebut, Wakil Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pariwisata dan Perhotelan, Annisa Rahmasari mengungkapkan bahwa kegiatan seperti itu telah melenceng dari inti kegiatan yang ada. “Jika ingin kampanye maka copot dulu jabatannya, karena terlihat jelas bahwa pihak tersebut memanfaatkan kampus sebagai tempat kampanye,” ungkapnya, Sabtu,(6/4). Di lain kesempatan Ganto juga menemui Rektor UNP, Prof. Ganefri,. Ph.D pada Kamis, (9/ 5). Setelah dikonfirmasi di ruang Rektor lantai 4 Gedung Rectorate and Research Center, Ganefri menegaskan bahwa gagalnya kedatangan Joko Widodo dan Megawati ke UNP tidak ada hubungannya dengan diskusi tersebut. Ia menjelaskan bahwa Jokowi memang tidak dapat menghadiri acara Konaspi di UNP. Sedangkan Megawati dalam keadaan sakit saat acara tersebut. Ia juga menegaskan bahwa yang dilarang di kampus itu adalah
politik praktis. “Kedatangan calon presiden dan politikus ke UNP tidak akan mengubah pilihan mahasiswa,” ujarnya. Hal serupa juga disampaikan Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Prof. Dr. Lufri, M.Si. Ia menyampaikan bahwa Konaspi merupakan acara besar yang diadakan empat tahun sekali. Lufri menambahkan bahwa suatu kewajaran bagi kampus dalam mengundang tokoh penting seperti Jokowi dan Megawati. “Hanya saja banyak terjadi kesalahpahaman karena waktunya bertepatan dengan masa kampanye,” jelasnya, Senin (15/4). Untuk menjawab berbagai dilema dan permasalahan di atas, Ganto menghubungi Ketua Bawaslu Kota Padang, Dorri Putra, S.E melalui via telepon sebelum pemilu diselenggarakan. Ia menjelaskan bahwa selama yang bersangkutan tidak berkampanye, maka tidak masalah. Hal ini karena untuk berkampanye akan melalui prosedur tertentu. Dorri juga menjelaskan bahwa yang terjadi di UNP beberapa waktu lalu yang mengatakan “Pilihnya satu saja, jangan dua, kalau dua tidak sah” bukan termasuk kampanye. “Yang mereka sampaikan memang benar karena mencoblos dua kali itu salah dan yang benar itu mencoblos sekali saja,” jelasnya. Ia juga menambahkan bahwa masalah ini sudah diproses oleh Bawaslu provinsi dan hasilnya tidak memenuhi unsur pelanggaran. “Tidak mungkin kita memproses sebuah pelanggaran berdasarkan asumsi.” tegas Dorri, Senin (15/4). Reporter: Agus, Mhita, Mona, Rani, Rhodatul, Riska, Siska, Yolanda.
LAPORAN
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
5
Cara Nakal Cari Suara Ter selubung: erselubung: Beberapa mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) menemukan selembaran kartu nama salah seorang calon anggota legislatif pada saku motor di Gedung Parkiran Mata Kuliah Umum UNP, Senin (15/4). Al Fath mengatakan bahwa kartu nama calon legislatif tersebut tiba-tiba sudah ada di saku motor dan ditemukan saat hendak pulang kuliah. f/doc
“
Ketua Bawaslu Kota Padang, Dorri Putra, S.E. mangatakan bahwa membagikan selebaran berisi visi misi caleg partai politik di lingkungan kampus dilarang karena termasuk pelanggaran kampanye di fasilitas pendidikan.
“
Oleh Anisa Erda Walanda dan Monalisa Rabu, 17 April 2019 lalu merupakan babak baru dan peristiwa bersejarah bagi Indonesia dalam menyelenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu). Hal ini dikarenakan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) dilaksankan secara serentak untuk pertama kalinya. Lebih dari 80 persen pemilih dari sekitar 192 juta orang yang memiliki hak pilih dari dalam dan luar negeri sudah memberikan hak pilih pada pemilu akbar ini. Selain dilaksanakan secara serentak, pemilu akbar tahun 2019 memiliki beberapa perbedaan dengan pemilu 2014. Perbedaan tersebut meliputi penyelenggaraan, jumlah partai politik, peserta pemilu, hingga metode perhitungan suara. Perbedaan ini terjadi karena penggabungan UndangUndang Pemilu Legislatif, Undang-Undang Pemilu Presiden, dan Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu menjadi Undang-Undang Pemilu saja. Salah satu perbedaan yang mencolok dari pemilu sebelumnnya adalah mengenai jadwal penyelenggaraannya. Pada tahun ini, Jadwal Penyelenggaraan Pemilu untuk
masa kampanye Pilpres dilaksanakan lebih panjang dari tahun 2014. Masa kampanye pada Pemilu 2019 dilaksanakan selama enam bulan, yaitu sejak 23 September 2018 hingga 13 April 2019. Sedangkan pada Pemilu 2014 hanya dilaksanakan selama satu bulan saja, yaitu 16 Maret sampai 5 April 2014 untuk masa kampanye Pileg dan dari 4 Juni hingga 5 Juli untuk masa kampanye Pilpres. Namun, pada pelaksanaannya masa kampanye yang cukup panjang tersebut malah dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk melakukan kampanye di dalam kampus. Peristiwa tersebut dialami secara langsung oleh Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin TM 2016, Muhammad Al Fath pada Jumat (29/3). Pada hari kejadian tersebut, Al Fath mengirimkan video kepada Ganto yang berisi pembagian atribut kampanye di kampus. Pada video tersebut terlihat beberapa mahasiswa menunjukan beberapa kartu nama salah satu caleg dari Partai Gerindra, dr. H. SY. Hasmi, MM. Dari kartu nama tersebut diketahui bahwa Hasmi merupakan salah satu Caleg DPRD Provinsi Sumbar. Video tersebut juga menunjukan bahwa kartu nama Caleg nomor urut empat tersebut ditemukan oleh mahasiswa pada saku motor mereka yang terparkir di Gedung MKU. Setelah menerima video tersebut Ganto pun melakukan konfimasi mengenai video tersebut kepada Al Fath secara langsung. Pada Senin siang yang cukup terik, (15/4), Ganto mengkonfirmasi hal tersebut kepada Al Fath di taman Fakultas Teknik. Al Fath terlihat sedang memakai baju kebanggaannya yang berlogo teknik mesin dan sebuah topi di kepalanya. Al Fath bercerita kepada
Ganto bahwa video tersebut ia ambil ketika ingin pulang untuk beristirahat sehabis mengikuti Kuliah Psikologi Pendidikan. Namun, sesampai di motor ia malah menemukan kartu nama caleg di dalam saku motornya yang terparkir di Gedung Mata Kuliah Umum (MKU). “Hampir semua saku motor yang terparkir ada kartu nama caleg,” ungkapnya. Setelah istirahat sebentar, ia kembali ke MKU untuk melanjutkan mata kuliah Kewarganegaraan dan lagi-lagi Al Fath menemukan kartu nama caleg tersebut di saku motornya dan motor lain yang terparkir di sana. Setelah selesai mewawancarai Al Fath, Ganto melakukan pencarian di google untuk menemukan kontak ataupun akun resmi sosial media yang bisa di hubungi dari pihak partai Gerindra Kota Padang untuk mengkonfirmasi hal tersebut. Namun hasilnya, Ganto tidak menemukan akun resmi sosial media partai Gerindra Kota Padang. Tidak putus asa, pada Rabu (15/5) Ganto mencoba menemui pihak Partai Gerindra Kota Padang untuk mengkonfirmasi hal tersebut secara langsung. Sayangnya saat berkunjung ke DPC Partai Gerindra Kota Padang, di Jalan Veteran Ganto tidak bertemu dengan orang yang berwenang menjawab terkait hal tersebut. Dua hari sebelum pemilu serentak untuk memintai tanggapan mengenai hal tersebut, Ganto mendatangi Kantor Bawaslu Kota Padang di jalan Alai Parak Kopi. Namun ketika sampai di tempat tujuan, Ketua Bawaslu Kota Padang sedang tidak di tempat. Salah satu staf di kantor tersebut mengatakan beliau sedang di lapangan. Kemudian Ganto memutuskan untuk meminta nomor teleponnya. Setelah dihubungi, Ganto mengetahui bahwa ia sedang
sibuk mempersiapkan keperluan untuk pemilu 17 April. Lalu ia mengatakan bahwa wawancara lewat telepon saja. Pada jam 12 siang yang dijanjikan, Ganto mewawancarai Ketua Bawaslu Kota Padang, Dorri Putra, S.E melalui via telepon. Dorri menjelaskan bahwa pelarangan kampanye di dalam kampus diatur dalam Pasal 280 Ayat (1) UU Pemilu. Pasal tersebut berbunyi “Pelaksanan, peserta, dan tim kampanye pemilu dilarang menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan.” Sementara penjelasan Pasal 280 ayat (1) huruf h UU Pemilu berbunyi “Fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan dapat digunakan jika peserta Pemilu hadir tanpa atribut kampanye pemilu atas undangan dari pihak penanggung jawab fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan.” “Membagikan selebaran berisi visi misi caleg partai politik di lingkungan kampus dilarang karena termasuk pelanggaran kampanye di fasilitas pendidikan,” jelas Dorri. Adapun pelanggaran tersebut sanksinya berupa pidana dan denda. Pidananya yaitu kurungan paling lama satu tahun penjara dan denda paling banyak sebesar Rp12 juta. Dorri juga menjelaskan bahwa mahasiswa yang mendapat selebaran tersebut dapat melaporkan hal itu langsung ke Bawaslu. “Laporan harus disertai dengan bukti dan saksi yang melihat timses dari caleg bersangkutan membagikan kepada mahasiswa di kampus,” jelasnya. Selain itu, Ganto juga bertanya kepada Dorri mengenai mobil yang masuk ke lingkungan kampus dengan memakai embel-embel wajah caleg. Ia menegaskan bahwa pihak Bawaslu akan menertibkan hal
ini. Menanggapi dugaan politik yang sudah masuk kampus, Anggota Wadah Pengkajian dan Pengembangan Sosial Politik (WP2SosPol) UNP, Nia Rahmadani mengungkapkan bahwa ia tidak menyetujui adanya kampanye politik di dalam kampus. Hal ini sudah dimuat dalam Pasal 86 Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012. “Dalam pasal tersebut disebutkan bahwa terdapat tiga daerah yang dilarang melakukan kegiatan kampanye politik, salah satunya adalah ranah pendidikan,” ujar Nia. Sekretaris Jurusan Sejarah, Dr. Ofianto, M.Pd., juga memiliki pandangan yang sama dengan Nia mengenai politik praktis masuk kampus. Ia menjelaskan bahwa kampus memang merupakan suatu ruang demokrasi paling besar. Ia juga mengatakan bahwa miniatur negara ada di kampus. “Tapi dalam peraturan perundangundangan politik praktis tidak boleh masuk kampus,” jelasnya, Selasa (16/4). Menanggapi adanya pembagian atribut kampanye di dalam kampus, Rektor UNP, Prof. Ganefri,. P.hd membenarkan bahwa hal itu dilarang di dalam kampus. Ia juga menyampaikan bahwa mengenai adanya kemungkinan masuknya atribut kampanye dalam kampus tidak ada pengawasan dan pengamanan khusus dari pihak UNP sendiri. “Hal tersebut bersifat personal, apalagi dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan sulit dijangkau,” ungkapnya Kamis, (9/5). Lebih lanjut Ganefri mengatakan bahwa mahasiswa UNP itu sudah cerdas dan sudah memiliki pilihan, tidak akan mudah terpengaruh dengan hal-hal seperti itu. Reporter: Erda, Juli, Mona, Putri, Rodatul.
LAPORAN
6
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
Politik di Balik Acara Kampus Politik dalam kampus hampir sulit untuk dihindari, apalagi di tahun politik. Koalisi besar maupun kecil mulai memperkenalkan kandidatnya dengan berbagai cara, salah satunya memunculkan figur dalam acara besar kampus yang dikemas sedemikian rupa, sehingga esensi acara besar itu pun dipertanyakan. Contohnya kehadiran Zulkifli Hasan dan Sandiaga Uno ke Universitas Muhammadiyah Jakarta dalam sebuah seminar. Kedatangan tersebut menjelang pemilu yang semakin dekat. Isu keberpihakan Universitas Negeri Padang (UNP) kepada salah satu kubu calon presiden juga menjadi perbincangan hangat dalam forum-forum diskusi. Salah satunya pada acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI pada 23 Maret yang mendatangkan Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta. Begitu pun yang terjadi pada pelaksanaan acara Konvensi Pendidikan Nasional (Konaspi) ke IX yang bencana mendatangkan calon presiden nomor urut satu dan Megawati Soekarno Putri sebagai pemateri utama. Namun hal itu ditolak oleh mahasiswa dan aktivis, sehingga BEM UNP dan aktivis melakukan diskusi bersama rektor. Hasil diskusi menyatakan bahwa Jokowi tidak hadir sebagai pemateri, tetapi hanya membuka acara. Pada akhirnya mereka tidak jadi datang pada acara tersebut. Bagaimana pendapat mahasiswa UNP tentang hal tersebut?
Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Mitha Melanie Putri
WAWANCARA KHUSUS
Perlunya Kepastian Hukum gai dosen di bidang politik. Berikut wawancara yang dilakukan Reporter Ganto, Irza Ade Suarni bersama Susi.
Susi Fitria Dewi, S.Sos., M.Si., Ph. D Dosen Ilmu Sosial Politik Universitas Negeri Padang (UNP) beberapa tahun belakangan sering menjadi tuan rumah kegiatan-kegiatan yang bersifat nasional. Contohnya pada tahun 2019 UNP menjadi tuan rumah acara Konaspi. Pada kegiatan itu berencana mengundang Jokowi selaku kepala negara, sehingga menimbulkan penolakan dari aktivis dan mahasiswa UNP. Berlatar belakang permasalahan tersebut, pada Kamis (23/5) Ganto menemui salah seorang Dosen Tetap Ilmu Sosial Politik UNP, Susi Fitria Dewi, S.Sos., M.Si., Ph. D. untuk menanyakan bagaimana pandangannya seba-
Apa itu politik praktis? Politik praktis sebenarnya tidak ada dalam kamus ilmu pengetahuan dalam berbagai buku ilmu politik. Politik praktis digunakan oleh para politisi yang berusaha meraih kekuasaan di arena politik. Perilaku mereka itulah yang disebut politik praktis. Jadi yang bisa melakukan politik praktis adalah mereka yang benar-benar memiliki ambisi untuk meraih kekuasaan. Kemudian terjun ke arena politik dan berusaha untuk mencapai kekuasaan melalui jalur-jalur yang telah ditetapkan oleh negara, contohnya melalui pemilu. Jadi pemilu itu merupakan cara legal orang-orang dalam mengapai kekuasaan. Bagaimana politik dalam kehidupan kampus? Mahasiswa tidak pernah berpolitik praktis dalam kampusnya. Jika mereka ingin berpolitik
praktis, maka mereka harus keluar dari kampus dan bergabung dalam sebuah partai politik serta melakukan kegiatan-kegiatan politik praktis. Jadi mahasiswa tidak akan pernah berpolitik praktis karena kampus tidak menyediakan sarana ataupun mendorongnya dalam arena kampus untuk berpolitik praktis. Jika mahasiswa masih ingin berpolitik praktis mereka harus keluar dari kampusnya. Bagaimana tanggapan Anda mengenai adanya dugaan unsur kampanye pada acara Sosialisasi Empat Pilar? Jika ada paslon baik itu legislatif maupun eksekutif yang masuk kampus, maka mereka harus ikut pada peraturan kampus. Coba sekarang kita lihat, apakah di UNP diperbolehkan orang berkampanye. Kampanye artinya mempengaruhi atau menarik orang lain untuk mencoblos dia. Saat kampanye mereka akan membawa serta gambar dirinya, jargon-jargon, serta partai politiknya. Barulah hal itu dikategorikan berkampanye da-
lam kampus. Setahu saya itu tidak boleh dilakukan. Jika ia hanya mengungkapkan sebuah jargon tanpa membawa lambang atau bendera partai, tanpa membawa upaya untuk mencoblos nama mereka ketika pemilu, maka hal tersebut tidak lengkap jika dinamakan berpolitik praktis dalam kampus. Namun jika hanya sebuah slogan, itu harus dikritisi oleh mahasiswa. Apakah itu dimasukkan dengan sengaja oleh calon tersebut atau dia sedang mengajak sebuah wacana untuk berpikir mahasiswa. Jadi, karena dia bersifat multitafsir, sah-sah saja jika ada yang menduga adanya unsur kampanye. Saya tidak hadir pada kegiatan tersebut. Namun dari apa yang saya dengar dari Anda (Ganto), hal tersebut bukan sebuah kampanye. Jika saya hadir baru saya bisa menilai, apakah ini kampanye atau bukan. Bagaimana pendapat Anda dengan diundangnya Jokowi dan Megawati pada acara Konaspi menjelang pilpres April 2019?
Begini, ada yang salah dalam peraturan mengenai seorang presiden yang aktif lalu ia juga mencalonkan diri. Ada satu pasal yang perlu kita kritisi bersama. Harusnya beliau diberikan cuti, tapi hal tersebut tidak diatur oleh negara. Sehingga sosok Jokowi memainkan dua wajah sekaligus. Wajah ia sebagai seorang kepala negara dan di sisi lain sedang berkampanye. Jadi yang salah itu bukan UNP yang mengundang beliau. UNP sedang menggunakan posisi beliau sebagai seorang kepala negara yang memilki hak diundang pada kegiatan-kegiatan yang bersifat nasional, termasuk pada kegiatan Konaspi. Di sana berkumpul para akademisi yang nantinya akan menghasilkan sebuah kebijakan yang memang harus didengar dan didukung oleh negara. Maka dari itu, mahasiswa seharusnya tidak mengkritisi UNP yang mengundang Jokowi untuk menghadiri Konaspi, tapi kenapa presiden yang juga berkampanye tidak diberikan semacam kepastian hukum untuk dia cuti dari kegiatannya sebagai kepala negara.
LAPORAN
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
7
ARTIKEL
Netralisasi Kampus Kampus merupakan tempat bagi generasi muda untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan kualitas bangsa Indonesia ke depannya. Hal ini berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 Pasal 4c yang menjelaskan bahwa pendidikan tinggi berfungsi mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora. Jelas bahwa kampus bukanlah ajang untuk berpolitik, meskipun di salah satu jurusan beberapa kampus terdapat program studi politik. Namun dua hal tersebut jelas berbeda. Secara sadar maupun tidak, dalam beberapa acara besar yang dilaksanakan kampus banyak terjadi kampanye terselubung, apalagi di tahun politik. Padahal Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohammad Nasir telah berulang kali mengatakan bahwa kampus bukanlah tempat berkegiatan politik, walau sebenarnya pengertian politik sangatlah luas. Hal yang dilarang adalah dalam pemilihan legislatif dan eksekutif yang mengatasnamakan kampus, apalagi berpolitik praktis. Sivitas akademika kampus, terutama mahasiswa mengetahui dan memahami bahwa prinsip perguruan tinggi berpegang pada terselenggaranya tridharma yang menyangkut ARTIKEL A P A KA TA MEREKA PA KAT
pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian kepada masyarakat. Jadi tidak ada hubungannya dengan masalah perpolitikan di negeri ini, kecuali berperan dalam pengawasan. Beberapa acara yang diselenggarakan kampus ban y a k terindikasi memuat masuknya kampanye terselubung. Salah satunya yang terjadi di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) yang mengundang Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Zulkifli Hasan dan Sandiaga Uno yang merupakan calon wakil presiden Indonesia nomor urut dua. Pada seminar tersebut Zulkifli terindikasi mempromosikan Sandiaga Uno dengan menyebutkan Indonesia membutuhkan orang seperti Sandiaga. Hal tersebut tentu membuat publik bingung. Ada yang menganggap bahwa itu bentuk kampanye karena mengatakan hal yang sifatnya promosi dan ada yang mengatakan itu wajar saja untuk memperkenalkan tamu yang hadir pada acara tersebut. Selain itu, calon wakil presiden nomor urut satu, Ma’ruf Amin juga melakukan kunjungan ke pesantren. Dikutip dari Tribunnesw.com bahwa Ma’ruf
Penolakan tersebut juga berdasarkan Jokowi merupakan Presiden sekaligus calon presiden. Kemudian rencana tersebut tidak terselenggara. Padahal sudah dijelaskan dalam undang-undang pemilu bahwasanya kampanye dilarang masuk ke lingkungan pendidikan, termasuk dalam berbagai acara yang dilakukan kampus. Namun masih banyak yang tidak mematuhinya. Berdasarkan UU pemilu pasal 280 ayat (1) huruf h sudah ditegaskan bahwa melarang pelaksana, peserta, dan tim kampanye menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan. Banyak yang berdiran Jokowi dalih bahwa kedamendapatkan tangan seseorang pro dan kontra yang memiliki di kalangan sivijabatan di partai tas akademika politik ke kamUniversitas pus hanya unNegeri Padang Grafis dan ilustrator: Mitha Melanie tuk berbagi (UNP), terutama ilmu. Bukanpenolakan dari aktivis kampus. kah seharusnya kampus adalah Pasalnya pada acara Konvensi tempat yang netral? Sebenarnya Nasional Pendidikan Indonesia alasan mengapa politik praktis (Konasvi) IX tahun 2019 yang dilarang masuk ke wilayah lemdiselenggarakan di UNP berencana baga pendidikan supaya kampus mengundang calon presiden nomor menjadi independen dan tidak urut satu dan Megawati Soekarno mengakibatkan permasalahan Putri sebagai pemateri. Sehingga nantinya. penolakan tersebut menghasikan Menristekdikti pun telah mediskusi bahwa Presiden Jokowi ngimbau kepada seluruh rektor hanya membuka acara tersebut. perguruan tinggi, baik negeri Amin melakukan kunjungan ke pesantren-pesantren besar, terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, dan lainnya. Beliau berdalih ingin memberitahukan bahwa ia masuk jalur struktural dan meminta dukungan dan doa sesama warga pesantren. Beberapa waktu lalu, keha-
Kondisi dan Waktu Kurang Tepat Saya sebenarnya tidak setuju dengan politik masuk kampus karena mahasiswa di sini untuk belajar bukan berpolitik. Secara pribadi saya kurang setuju dengan didatangkannya para politikus ke kampus, apalagi sedang dalam masa kampanye. Sebaiknya pihak kampus, baik dari rektorat dan mahasiswanya tidak terkait dengan politik. Jika ditilik dari sudut pandang kedatangannya sebagai pejabat negara tidak ada salahnya, hanya saja kondisi dan waktunya kurang tepat jika dalam masa kampanye. Hal ini karena setiap orang dapat memandang dari sudut pandang yang berbeda. Ada yang berprasangka baik, mungkin hanya sekedar kunjungan atau malah sebaliknya mereka akan berpikir ini adalah kampanye terselubung. Akan tetapi sekali lagi, bagusnya dilihat apa konteks kedatangannya, apakah kampanye atau menghadiri undangan sebagai pejabat pemerintah. Dampak dari mendatangkan politikus ini dapat mengubah pandangan masyarakat entah ke arah yang baik atau buruk.
Monalisa Pemimpin Redaksi Cetak maupun swasta untuk tidak melaksanakan acara yang mengandung politik masuk kampus. Apabila tidak mengindahkan pemberitahuan tersebut, maka rektor akan diberikan surat peringatan 1, 2, dan 3 serta bisa diberhentikan dari jabatannya. Fenomena tersebut membuktikan bahwa sampai sekarang kampus belum bisa benar-benar terbebas dari masuknya politik dari luar. Mahasiswa sebagai bagian terbesar yang mempunyai andil dalam kemajuan Indonesia haruslah lebih kritis lagi melihat kondisi yang ada, apalagi di kampus tempat mereka menuntut ilmu. Mahasiswa berada diantara masyarakat dan pemerintah. Sudah seharusnya kampus menjunjung tinggi peraturan yang telah ditetapkan, sehingga mahasiswa yang ada di kampus sebagai kontrol sosial dan agen perubahan bisa bersifat netral.
Butuh Transparansi dalam Mengambil Kebijakan Saya kurang setuju mengenai politik masuk kampus. Hal ini dikarenakan Universitas Negeri Padang (UNP) merupakan ranah pendidikan bukan tempat berpolitik untuk berkampanye. Saya merasa ada unsur politik praktis dengan didatangkannya politisi di acara kampus. Tidak masalah kedatangan politisi untuk akademik, tapi jangan sekali-kali membawa partai, ini bukan ajang kampanye. Mengenai rencana kedatangan Jokowi dan Megawati pada acara Konaspi IX beberapa waktu lalu ke UNP saat masih dalam masa kampanye pemilihan presiden dan wakil presiden 2019, saya kurang setuju. Takutnya nanti disalahgunakan untuk ajang kampanye. Saya setuju ada penolakan kedatangan mereka dari mahasiswa, dan akhirnya kedatangan tersebut dibatalkan. Selain itu, dampak dari didatangkannya politisi ke kampus tentu akan menimbulkan pro kontra dari mahasiswa UNP. Saya mengharapkan UNP lebih terbuka dan transparan menjelaskan maksud mengundang politisi. Muhammad Fauzan Ketua Paskibraka
Annisa Dewi Pangestuti, S.Si, M.Si Dosen Jurusan Kimia
Kemenristekdikti Melarang Politik Praktis Berbicara mengenai politik masuk kampus, secara pribadi saya sangat tidak setuju dikarenakan Kemenristekdikti sendiri telah mengeluarkan larangan politik masuk kampus. Kita sama-sama bisa merasakan, akhir-akhir ini kampus kita sering menyelenggarakan acara-acara besar dengan menghadiri orang besar termasuk para menteri. Sebagai mahasiswa, kita harus perhatikan tujuan dan isi kedatangan mereka sebenarnya. Jika terdapat unsur kampanye kita harus menolaknya. Akan tetapi jika mengajarkan kita tentang sistem politik, itu wajar masih dalam konteks akademis. Saya hanya menyayangkan beberapa kali acara besar di Universitas Negeri Padang ada beberapa pengalaman politik praktis disana. Mengenai penolakan kedatangan Jokowi dan Megawati oleh aktivis kampus pada acara Konaspi, saya setuju, dikarenakan kita sebagai mahasiswa harus aktif dan tanggap. Penolakan ini untuk menghindari opini masyarakat dan menjaga kenetralan kampus. Karena dampaknya di mata masyarakat kita dicap mendukung salah satu paslon. Alim Siregar Mahasiswa Sosiologi Antropologi TM 2018
KONSULTASI
8
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
KONSUL TASI KESEHA TA N LT KESEHAT
KONSUL TASI A GA M A LT AG
Bercadar tapi Masih Pacaran
Antara Manfaat dan Mudarat
Diasuh oleh dr. Pudia M.Indika, M.Kes.
Diasuh oleh Dr. Ahmad Kosasih, M.A. Saya memiliki teman yang bercadar, tapi ia pacaran. Selain itu, ia juga melakukan videocall setiap malam tanpa memakai kerudung maupun cadar. Apa hal itu wajar? Bagaimana sebagai teman untuk mengingatkannya supaya tidak melakukan hal yang demikian dengan tidak menyinggung perasaannya? Adinda Ayu Shandra Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris TM 2016
Terkait dengan pacaran memang tidak dikenal dalam khazanah ajaran Islam karena berasal dari budaya barat yang notabenenya penganut Kristen. Sesuatu yang dilakukan oleh sepasang muda-mudi yang berpacaran banyak sekali keluar dari norma dan hukum Islam. Hal tersebut jelas sudah dilarang, baik bagi yang tidak berjilbab, sudah berjilbab, apalagi bagi seorang muslimah yang bercadar. Jadi dengan berjilbab dan bercadar bukan berarti dapat menghalalkan hal-hal yang diharamkan. Bahkan secara moral, bila seorang muslimah berjilbab atau bercadar melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari ajaran Islam tentu mereka akan memikul beban berat dalam pandangan masyarakat. Sebab, ketika seorang muslimah telah berbusana secara Islam akan muncul image yang positif terhadap dirinya. Pandangan orang mulai berubah bahwa dirinya sudah mulai sadar dan “hijrah.” Misalnya berpacaran apalagi melakukan videocall dengan lelaki yang bukan muhrimnya sambil membuka jilbab dan cadar, maka hal itu akan mengundang prasangkaprasangka negatif terhadap dirinya maupun terhadap wanita berjilbab dan bercadar lainnya serta memperburuk citra Islam dan umatnya di mata orang awam. Sebab, muslimah yang bercadar ketika ditanya alasannya memakai cadar, maka di antara jawabannya ialah agar tidak merangsang kaum laki-laki karena hal itu akan menimbulkan dosa. Selain itu, akan muncul istilah-istilah kemunafikan, kepura-puraan, pencitraan dan sebagainya. Inilah suatu tantangan yang perlu diperhatikan oleh muslimah yang berjilbab dan bercadar. Jangan jadikan pakaian sebagai sebuah kebanggaan, tapi jadikanlah ia sebagai penuntun diri dan akhlak, mempertegas identitas diri sebagai seorang muslim atau muslimah, dan meningkatkan ketaatan kepada Allah. Bila kita sudah berpakaian secara muslimah, maka kita harus berusaha menyelaraskan setiap perilaku kita dengan makna pakaian yang dipakai. Mengubah kebiasaan buruk pada awalnya mungkin terasa berat, tapi jika sudah dilakukan secara berulang akan menjadi kebiasaan yang melekat pada diri dan membentuk karakter. Di situlah perlunya kesungguhan dan latihan-latihan spiritual menuju akhlaqul-karimah sebagaimana tujuan diutusnya Rasulullah Saw ke bumi. Sebagai teman yang baik, ananda bisa memberikan nasihat kepadanya dengan cara-cara yang persuasif serta penuh persahabatan. Ambil yang positif darinya dan buang hal-hal yang negatifnya. Tidak ada manusia yang dapat berubah secara drastis, semua di dunia ini berproses dan berevolusi. Apalagi yang berkaitan dengan sikap mental sebenarnya tidaklah bisa berubah melalui “revolusi” tapi melalui evolusi dan kontinuitas. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ar-Ra’du:11: Innallaaha laa yughaiyyiru maa bi qawmin hataa yughaiyyiruu maa bi anfusihim. Artinya “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah (keadaan) suatu kaum selama mereka tidak berusaha melakukan perubahan dari dalam diri mereka sendiri”. Kata “maa” yang dimakud dalam ayat itu, menurut mufassir Thabathaba`i ialah sikap mental (al-haalurruuhiyyah). Sedangkan penggunaan kata kerja masakini (fi’l al-mudhara’ah) pada kata “yughayyiru” dalam ayat itu mengisyaratkan bahwa perubahan itu berjalan secara kontinu dalam waktu yang tidak singkat seperti membalikkan telapak tangan. Di samping itu, yang perlu diperhatikan dalam memberi nasihat adalah kesabaran. Rubrik Konsultasi diasuh oleh Staf Ahli SKK Ganto UNP dan membahas persoalan seputar kesehatan, psikologi, atau agama. Jika Anda memiliki permasalahan atau pertanyaan yang ingin dikonsultasikan, silakan kirimkan ke email redaksiganto @gmail.com atau bisa juga diantarkan langsung ke Sekretariat SKK Ganto UNP Gedung Student Center Lantai 2 UNP dengan melampirkan kartu identitas, seperti KTP atau KTM.
Generasi milenial saat ini sedang tren makan mi pedas, mulai dari yang pedas biasa sampai pedas level sepuluh. Apa efek samping jangka panjang jika seseorang mengonsumsi mi pedas dalam level tinggi pada waktu yang lama? Tesa Aprilia Mahasiswa Pendidikan Biologi TM 2015
Perkembangan cita rasa, varian, dan penyajian makanan meningkatkan selera makan individu serta memberikan manfaat positif dan negatif bagi kesehatan. Salah satunya adalah rasa pedas dalam penyajian mi, baik dalam bentuk cepat saji ataupun dalam bentuk pengolahan langsung. Varian pada mi pedas ini memiliki tingkat kepedasan yang berbeda-beda tergantung dari permintaan penikmat. Berbagai bumbu masakan alami dicampur, seperti cabai, wasabi, merica, jahe, paprika, dan pala. Pedas merupakan suatu sensasi yang muncul akibat unsur zat kimia bernama capcaisin yang merupakan komponen bioaktif yang memiliki fungsi ketahanan tubuh terhadap infeksi. Sensasi pedas berfungsi sebagai penambah rasa dan menggugah selera makan. Selain itu, rasa pedas memberi-
kan banyak manfaat. Pertama, menurunkan berat badan. Sensasi panas dari capcaisin mendorong stimulasi kinerja metabolisme tubuh hingga 5%. Peningkatan kerja akan menghasilkan pembakaran lemak yang lebih optimal mencapai 16%. Kedua, kesehatan jantung yang lebih baik. Capcaicin dalam cabai efektif menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah atau LDL. Vitamin A dan C yang terkandung dalam cabai memperkuat dinding otot jantung dan pembuluh darah. Ketiga, mencegah kanker
yang menyebabkan rasa panas seperti terbakar pada saluran kerongkongan. Refluks asam ini bisa memicu sindrom Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), luka pada kerongkongan (esofagitis), dan atypical syndrome yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Kedua, perut terasa mulas. Makan makanan pedas dapat mempercepat gerakan di usus yang mempermudah terjadinya diare. Saat makanan pedas sampai di usus besar, efek iritasinya dapat langsung terasa. Kemudian tubuh akan
“Makan dan minumlah dan jangan berlebihan. Sesungguhnya allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan” Q.S. Al-A’raf: 31 dan tumor. Capcaicin dapat mengaktifkan reseptor sel dalam lapisan dalam usus untuk menciptakan reaksi yang bisa menurunkan risiko pertumbuhan tumor dengan mematikan reseptor yang over reaktif. Bila sensasi ini dikonsumsi secara sesuai, makanan pedas dapat memberikan manfaat bagi tubuh. Apabila dikonsumsi terlalu banyak justru berbahaya. Dampaknya, pertama nyeri dan perih pada perut. Memakan pedas dapat memicu timbulnya peningkatan asam lambung dan membuat dinding lambung teriritasi. Sehingga bagi penderita maag sebaiknya dihindari, karena dapat terjadi perlukaan. Untuk beberapa orang, makanan pedas dapat memicu refluks asam yang merupakan kondisi adanya aliran balik dari isi lambung ke kerongkongan. Kondisi inilah
mengirim lebih banyak air ke usus, sehingga memudahkan feses keluar dari usus besar. Ketiga, insomnia. Saat kamu makan makanan pedas, suhu tubuh akan meningkat. Itulah mengapa tubuh berkeringat setelah makan makanan pedas. Studi yang dipublikasikan dalam The International Journal of Psychology menyebutkan bahwa makan makanan pedas bisa melukai perut dan mengaktifkan hormon kimia yang bisa membuat kamu terjaga di malam hari. Keempat, mengurangi sensitivitas lidah. Terlalu banyak makan makanan pedas bisa mengurangi sensitivitas lidah dalam mengecap rasa, bahkan bisa membuat sensitivitas lidah berangsur hilang. Jika sensitivitas berkurang, lidah tidak lagi berfungsi optimal untuk menentukan porsi makanan pedas yang dapat ditolerir.
KONSUL TASI PSIK OL OGI LT PSIKOL OLOGI
Tidak Semua dapat Diceritakan
Diasuh oleh Dr. Afdal, M.Pd., Kons.
Akhir-akhir ini saya sering menyendiri dan hanya memilih kepada siapa saya ingin bercerita. Sebelumnya saya tidak pernah seperti ini. Jika diajak bercerita hanya memilih diam. Ada beberapa situasi yang dulunya menyenangkan, tapi sekarang justru membosankan. Kira-kira saya kenapa ya Pak? Imelda Kristinafanny Sirait Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa TM 2017
Ananda Imelda yang kami
hormati, terima kasih atas surat konsultasi yang ananda kirimkan melalui Ganto. Permasalahan psikologis yang dialami oleh manusia adalah sesuatu yang biasa dan akan membuat individu belajar dan tangguh dalam menghadapi semua rintangan kehidupan. Terhadap permasalahan yang ananda alami, saya memperkirakan ada hal yang tidak bisa ananda ceritakan kepada orang lain, perlu dirahasiakan atau disembunyikan. Pada kondisi tertentu, memang tidak semua dapat diceritakan kepada semua orang. Individu memiliki rahasia masing-masing yang tidak diketahui oleh orang lain. Akan tetapi, perlu saya garis bawahi jika permasalahan ini perlu segera diselesaikan dan memperoleh arahan atau masukan dari orang lain, seperti pengambilan keputusan dan lainnya, ananda tidak boleh menyimpannya sendiri. Berceritalah kepada teman yang dapat ananda percayai. Jika tidak menemukannya
karena suatu hal (seperti memiliki pengalaman buruk terhadap rahasia yang dibocorkan teman), ananda dapat bercerita kepada konselor yang ada di Unit Pelayanan Bimbingan dan Konseling (UPBK) Universitas Negeri Padang. Konselor di UPBK sudah memiliki keahlian dan profesional dalam membantu permasalahan psikologis yang ananda alami. Saya pastikan, semua konselor akan merahasiakan semua data dan keterangan yang diperoleh dari kliennya, yaitu data yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Ananda dapat bercerita kepada konselor berkenaan dengan masalah pribadi, sosial, belajar, karir, dan kehidupan keluarga. Sekali lagi, saya tekankan bahwasanya ananda tidak boleh larut dengan kesendirian (mengurung diri). Berceritalah kepada orang yang ananda percaya, agar kehidupan dan kondisi ananda semakin baik dan sukses di masa akan datang.
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
9
ENGLISH CORNER
KRITIK ENGLISH CORNER
Reading in English is Fun Amalya Shawfani Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris TM 2016 Reading in English is one skill reading English. Second, choose the that Indonesia student mostly do right books. In this particular way, not like. There are some reasons the students have to choose what that underlying this statement. books that make they are interested First, as it could be seen nowadays, in and level on their reading. The students mostly like reading that students have to enjoy whilst readthey can understand directly, ing in order they could compremeanwhile in English reading they hend the books they read. It will have to try to guess the meaning result not to get frustrated for themin order to understand the text. Secselves if they choose the right book ond, reading in English book relevel. Third, improve fluency first. quires the students to recognize In reading English, to get better with vocabulary which some of comprehension, the students need them are tough. For example, in reading a novel book, there are some uncommon words for non-native speakers and it results toward their incomprehension. Lastly, reading in English needs much time to spend. The students will not want to spend their time with that and they think it is better for them to read what they can comprehend well and does not spend much time. Regarded with all reasons above, this Desain Grafis & Ilustrator : Mitha Melanie article provides some ways to to read in a full sentence rather make reading in English is fun for than read that word by word. Fluthe students. ency means students have to read According to Geikhman site, it slowly. When the students are there are some ways for students to reading, they try to stick in their have reading English as a fun acmind that they have to read as slow tivity. First, the students have to as native speakers are talking in a make a special time to read. The stuconversation. dents might read in every place Next way is “Once you have and everytime they want, but if learned to speed up, slow down!” It they want to make their reading English meaningful, they have to means read slowly. The students make a special time to read. For extake the time to really get into the ample, the students want to read text instead of thinking of speed. for 30 minutes each day and in Then, the students are asked to ask that time, they must focus in order lots of questions, such as “What is they will get the comprehension of happening? Who is the main char-
acter here? How does it happen?” or something like that. It is very useful in order the students can take the better understanding of the text and think deeper through the text. Next, the students read it again. The aim is to retrieve the students’ mind about the books that they have read. They can look for the words that they are not familiar with can be recognizable for them and with that activity they can always remember the words. Also, with this activity, it can make the students have better understanding toward the text. Sometimes, when they read just once, it does not make sense for them, but after they read it more, it makes sense and the students find things missed when they read in the first time. Lastly, read many kinds of texts. The students do not merely read books. They can read newspapers, blog, Putri Twitter, or even an online magazine and everything that is related with English and the students enjoy it. The more studentsread many texts in English, the better studentsget at the language. So, those all the ways to make the students really want to read in English more and more. At the very first, it is difficult, but the more students read in English, they can achieve English better. They are not just capable reading in English, but they will capable in other skills, like speaking, listening,and writing.
Diasuh oleh Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd.
Karangan Amalya dengan judul Reading in English is Fun cukup bagus untuk meningkatkan motivasi mahasiswa membaca bacaan berbahasa Inggris. Tentulah tulisan ini tidak hanya ditujukan kepada mahasiswa jurusan bahasa Inggris, melainkan bagi seluruh mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP). Alasannya bahwa seluruh mahasiswa UNP diharuskan menguasai bahasa Inggris terutama untuk persyaratan tamat kuliah atau untuk melanjutkan studi ke jenjang berikutnya. Saya sepakat dengan penulis bahwa membaca teks berbahasa Inggris merupakan kegiatan yang membosankan. Padahal, semua orang tahu bahwa dengan banyak membaca akan meningkatkan pengetahuan, kosakata, dan penguasaan tata bahasa asing. “Alam takambang jadi guru” yang terpajang di gerbang UNP menyiratkan bahwa segenap sivitas akademikanya harus banyak membaca, bukan hanya teksteks tertulis, tetapi juga membaca fenomena yang terjadi di UNP dan peristiwa alam ciptaan Allah lainnya. Dengan cara itu, kemampuan sivitas akademika untuk memahami makna tersurat, tersirat, dan tersuruk—akan semakin baik. Berkaitan dengan kebahasaan, dalam karangan Amalya ada beberapa kesalahan kecil, baik dari pilihan kata, paralelisme antar unsur, tata bahasa maupun kebermaknaan kalimat. Untuk kesalahan pilihan kosakata dan paralelisme antar unsur, saya beri garis bawah dengan penghitaman, sedangkan untuk tata bahasa dan kebermaknaan, saya miringkan kalimat tersebut dan tanda hitam. Misalnya penulis menulis “Indonesia student” seharusnya “Indonesian student”. Kemudian penanda negatif ditulis “do not” yang seharusnya “does not”. Selanjutnya, ada kesalahan “with vocabulary” yang seharusnya ditulis “vocabulary” saja tanpa “with”. Berikutnya adalah “their reading English” yang seharusnya “their English reading”. Kesalahan-kesalahan semacam ini ke depannya perlu diperhatikan agar tidak terulang lagi. Namun demikian, secara umum tulisan ini cukup bagus. Teruslah berkarya agar lebih baik lagi karena dengan terus menulis, hasil karya kita akan semakin baik.
SOSOK
Keikhlasan yang Menuai Hasil Havid Ardi Menyandang status sebagai Dosen Berprestasi Satu dalam Publikasi Ilmiah dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) 2018 Universitas Negeri Padang (UNP) membuat Dr. Havid Ardi, S.Pd., M.Hum., semakin bersemangat untuk mempublikasikan karya ilmiahnya. Hal ini ditunjukkannya dengan aktif di berbagai bidang publikasi ilmiah. Ia adalah salah seorang dosen dari perwakilan Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNP. Havid dilibatkan dalam beberapa situs pempublikasian jurnal ilmiah seperti membantu pengembangan Jurnal Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan, Jombang, Jawa Timur; Universitas Jenderal Soedirman, Purwekerto, Jawa Tengah; dan Universitas Negeri Semarang dari tahun 2016 hingga sekarang. Menjadi Manajer Humanus Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hummaniora di UNP, sedangkan di FBS sendiri ia mengelola tiga jurnal. Selain itu, ia menjadi pereview jurnal ilmiah di beberapa situs jurnal, menjadi prosiding di beberapa seminar di berbagai universitas seperti UNP tepatnya di Fakultas Ilmu Pendidikan dan
Fakultas Ekonomi. Kemudian ia juga membina beberapa jurnal yang ada di fakultas-fakultas yang ada di UNP. Aktifnya di beberapa pengelolaan jurnal ilmiah ini diharapkan bisa membantu dirinya sendiri serta membantu teman-teman yang sedang berjuang untuk publikasi ilmiah seperti yang pernah dirasakannya dulu. “Seiring berjalannya waktu, saya harap bisa melatih keterampilan menulis menjadi lebih baik lagi. Serta dengan keterlibatan dalam pempublikasian ini bisa membantu orang lain dalam bidang publikasi ilmiah,” harap Havid, Jumat (10/5). Dengan senyuman teduhnya, pria kelahiran Guguak Tinggi, Agam, 3 Januari 1979 ini menyambut ramah kedatangan Ganto saat ditemui untuk wawancara. Keramahannya tersebut juga terbukti dalam proses belajar mengajar berlangsung. Ia berusaha menjadi interaktif dengan mahasiswa serta mengarahkan mahasiswanya pada suatu permasalahan yang mana nantinya bisa digunakan sebagai tugas akhir. Anak kedua dari empat bersaudara ini menghabiskan waktu Sekolah Dasar (SD) secara berpindah-pindah selama empat kali dari Guguk Tinggi dan Bengkulu. Hal ini dikarenakan ia dan saudaranya mengikuti orangtua yang pindah kerja. Walau begitu, Havid merasa terbantu saat ini dengan pengalaman berpindah-pindah yang dialaminya saat masih duduk di bangku SD. “Cuman, dari situ bisa menambah penga-
laman berbahasa karena bapak juga dosen bahasa. Jadi dengan berpindah-pindah ini menguntungkan bapak dari segi pengetahuan bahasa,” jelasnya. Namun untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), Havid menetap di Bengkulu. Hingga akhirnya kuliah pada tahun 1997 di Padang, llebih tepatnya di IKIP Padang yang sekarang sudah menjadi UNP. Ia tamat dengan memperoleh nilai cum laude. Kemudian ia melanjutkan S2 di Universitas Sebelas Maret menggunakan beasiswa Imhere dan masih mendapatkan nilai cum laude. Hingga pada tahun 2015, Havid melanjutkan S3 nya dengan beasiswa Bppdn dan berhasil menjadi wisudawan tercepat sekaligus meraih nilai cum laude kembali. Nilai yang selalu bagus saat mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan tidak menghalangi Havid dari kesibukan mengikuti organisasi saat masih menjadi mahasiswa S1. Havid pernah menjadi anggota magang di Surat Kabar Kampus Ganto, bahkan ia juga pernah menjadi Ketua Umum UKKPK. Setelah menjadi dosen, ia juga tetap aktif sebagai pembina di UKKPK dan sempat menjadi staf Wakil Rektor IV UNP. Selalu lakukan apapun itu dengan keikhlasan menjadi motto hidup Havid, sehingga dalam setiap keseharian yang dijalaninya tidak menjadi beban ataupun hambatan. “Ketika bapak bisa melakukan apapun itu dengan ikhlas, maka dengan sendirinya kita juga akan terbantu.” Yanda Dewi Kurnia
OPINI
10
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
Berhentilah Menghina Fisik Body shaming merupakan tindakan menilai tubuh seseorang, baik itu dilakukan oleh orang lain maupun diri sendiri. Salah satu ciri-ciri body shaming adalah mengkritik penampilan dan mengomentari fisik diri sendiri atau pun orang lain. Fenomena body shaming bukanlah hal yang baru bagi kita. Biasanya kita akan menemui tindakan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan masyarakat, keluarga, sekolah, maupun tempat lainnya. Dolezal (dalam skripsi Tuti Mariana (2018:3) mengatakan sebenarnya fenomena ini sudah terjadi sejak dulu, apalagi bagi mereka yang tinggal di belahan dunia barat. Data yang diperoleh dari sebuah survei majalah BLISS menunjukkan 90 persen remaja dari 5053 tidak bahagia dengan tubuh yang dimiliki. Sebanyak 19 persen yang memang mengalami kelebihan berat badan, 67 persen berpikir bahwa mereka perlu menurunkan berat badan, serta 64 persen sedang menjalankan program diet (“90 persen teens unhappy,� 2016). Dari hasil penelitian tersebut menggambarkan bahwa body shaming terhadap diri sendiri sering dilakukan setiap orang. Hal ini tanpa disadari akan berakibat fatal bagi mental, kepercayaan diri, dan menghambat karir serta prestasi seseorang jika dianggap sebagai beban dalam hidupnya. Bukan hanya diri sendiri yang bisa melakukan body shaming, tapi juga kepada orang lain. Hal ini bisa kita temukan ketika berjumpa dengan teman dengan mengungkapkan kata-kata penilaian bagi fisiknya. Seringkali kita menganggap apa yang dikatakan pada teman tersebut sebagai hal yang biasa saja atau candaan. Padahal perkataan tersebut bisa jadi masalah bagi mereka. Body shaming sendiri lebih sering dialami oleh perempuan. Hal ini terjadi karena perempuan sering menginternalisasi penilaian pengamat yang mengobjekkan tubuhnya dibanding laki-laki (Knauss, dkk. 2008). Namun kenyataannya tidak hanya perempuan saja yang
dewasa serta timbulnya ketidakpercamengalami body shaming, tapi juga laki-laki. yaan diri dan tidak puas akan penampilan Walaupun memang perempuan mengaladan fisiknya sendiri. Kemudian tidak mi body shaming lebih tinggi daripada lakidipungkiri ketika anak sudah mandiri laki. Penyebab perempuan lebih sering ataupun tidak tinggal bersama keluarmengalami body shaming adalah karena ganya, body shaming masih terjadi dalam mereka dituntut untuk berpenampilan dirinya. Tentunya ini menjadi faktor pengmenarik dan memiliki fisik yang semhambat baginya untuk bersosialisasi depurna. Padahal setiap orang pasti memingan lingkungan baru dan mengakibatkan liki kekurangan dan kelebihan masingketertinggalan mental atau pola pikir. masing, tapi ini tergantung dari sudut Akhir-akhir ini body shaming tidak hamana seseorang menilainya. nya terjadi secara langsung lewat taFenomena body shaming berpengaruh tapan muka antara pelaku dengan korban pada usia. Penelitian yang dilakukan oleh body shaming. Pesatnya perkembangan Tiggeman dan Lynch (2001) menemukan teknologi dan aplikasi bahwa obsaat ini membuat sejektifikasi seorang dengan mudiri akan dah mengomenmenurun tari foto-foto seiring berorang lain letambahnya wat media usia. Body sosial, sekalishaming lepun ia tidak bih sering mengenal kita temuo r a n g kan pada yang dikoremaja kam e n rena merut a r i pakan masa n y a . transisi anPadaha tara kehidupelaku pan anakpenganak menuhinaan ju kehiduGrafis & Ilustrator : Mitha Melanie Putri di mepan dewadia sosial dapat dijerat dengan pasal 27 sa. Selama masa remaja, individu mengaayat (3) dan pasal 45 ayat (3) UU nomor lami banyak perubahan seperti yang 11 tahun 2008 tentang informasi dan dijelaskan Hurlock (1997) bahwa masa transaksi elektronik sebagaimana yang remaja sebagai periode perubahan dimatelah diubah oleh UU nomor 19 tahun na tingkat perubahan sikap dan perilaku 2016. Namun masih banyak yang melaremaja sejajar dengan tingkat perubahan kukan hal tersebut. Undang-undang ini fisik serta perubahan tersebut berlangsung merupakan salah satu faktor yang akan pesat, sehingga pada masa ini rentan membuat kita lebih berhati-hati dalam mengalami body shaming. bertindak dan berbuatlah sesuai aturan, Namun ada sebagian orang sudah bukan sesuai kemauan. mengalami body shaming dari kecil. Hal Body shaming memang susah hilang ini bisa terjadi diakibatkan dari penilaian karena sudah menjadi kebiasaan di keluarga yang kurang puas dengan lingkungan masyarakat maupun kefisiknya sewaktu kecil. Hal ini akan luarga kita. Sejatinya setiap manusia membuat anak susah untuk mengontrol pasti ingin sempurna dan menjadi yang pikiranya dan terbawa-bawa sampai
Oleh Rizki Anggi Suhaira Mahasiswa Pendidikan Kimia TM 2016 terbaik, baik fisik maupun penampilan. Namun ada beberapa hal yang mungkin bisa kita lakukan untuk meminimalisir hal tersebut karena pisikologi setiap orang berbeda-beda. Misalnya dengan berhenti menganggap diri sendiri paling sempurna, sehingga tidak memojokkan orang lain. Kemudian berhentilah mengaggap diri paling tidak sempurna, sehingga menjadi terpuruk. Pada dasarnya manusia tidak ada yang sempurna, tapi saling menyempurnakan. Ketika kita merasa melakukan body shaming terhadap diri sendiri dan orang lain, maka berhentilah karena itu dapat menghambat perkembangan mental. Selain itu, kita dapat berhenti membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain, menjadi pribadi yang saling menghargai setiap orang, membiasakan diri tetap bersyukur atas nikmat terutama tubuh yang telah diberikan tuhan. Tetap menjaga kepercayaan diri dan jangan jadikan fisik sebagai hal utama untuk mencapai kesuksesan. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencapai kesuksesan, bukan hanya masalah fisik dan paras yang sempurna. Akan tetapi bagaimana cara kita menanggapi suatu permasalahan yang terjadi pada diri sendiri dan tidak merugikan orang lain.
Kontrol Emosi Terhadap Anak Marah merupakan hal yang wajar dilakukan ketika seorang anak melakukan suatu kesalahan. Namun kadang kala saat memarahinya, emosi tidak dapat dikendalikan hingga melakukan kekerasan fisik seperti mencubit, menjewer, memukul, mengeluarkan kata-kata kasar, menyekap, bahkan memasung mereka. Di Indonesia perlakuan ini seringkali terjadi di lingkungan keluarga dan sekolah. Di lingkungan keluarga, dimulai dari orang tua, saudara, dan lainnya pasti pernah memarahi seorang anak. Meskipun meraka hanya melakukan kesalahan yang sepele. Begitu pun di lingkungan sekolah, kadang guru memaharahi dengan emosi yang tidak terkontrol. Marah adalah reaksi emosional akut yang timbul karena sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancaman, agresi lahiriah, pengekangan diri, serangan lisan, kekecewaan atau frustrasi maupun yang verbal atau lisan. Sedangkan pengertian dari memarahi perwujudan dari perasaan seseorang yang merasa dirinya sebagai korban. Memarahi tanpa kontrol merupakan cara paling buruk dalam mendidik seorang anak. Hal ini dapat mengakibatkan perkembangan psikologis (kejiwaan) anak terganggu. Perkembangan psikologi ialah ilmu pengetahuan tentang proses mental dan perilaku seseorang yang merupakan manifestasi atau penjelmaan dari jiwa itu sendiri. Pada data Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) mencatat selama kurun 2018 tingkat kekerasan terhadap anak bertambah 300 kasus dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2018, KPAI mencatat ada 4.885 kasus kekerasan terhadap anak, sedangkan pada tahun 2017 ada 4.579 kasus. Komisioner sekaligus Wakil Ketua KPAI, Rita Pranawati menyebut ada pertambahan sekitar 400 kasus kekerasan terhadap anak dibanding tahun sebelumnya. Perlakuan yang tidak pantas terhadap anak ini sangat sering terjadi. Contohnya, di Tanggerang, seorang ayah tega menyiksa dua anak kandungnya yang masih berusia di bawah umur hingga babak belur. Rupanya, hal tersebut hanya karena hal-hal yang sepele, seperti tidak bisa mengerjakan PR, tidak membereskan rumah ketika berantakan, atau main di luar rumah terlalu lama. Mereka tidak hanya dipukul dengan tangan, kadang pakai selang air, gagang sapu, kayu, bahkan dada dan perutnya diinjak. Hal ini tentunya mempengaruhi perkembangan psikologis anak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikologis anak antara lain
faktor nativisme bahwa aliran ini menyatakan baik buruknya, berhasil atau tidaknya perkembangan individu sepenuhnya bergantung pada pembawaan individu yang dibawanya sejak lahir, faktor empirisme disebabkan oleh pengaruh lingkungan atau pendidikan dalam perkembangan manusia, dan faktor konvergensi gabungan bahwa pembawaan maupun unsur lingkungan sama-sama merupakan pengaruh yang paling dominan bagi perkembangan seseorang. Adapun beberapa dampak dari memarahi tanpa kontrol bagi perkembangan psikologis anak usia dini seperti dapat membuat anak menjadi tertekan, minder, menjadi pribadi yang tertutup dan sulit berinteraksi dengan orang lain, sampai membuat mereka menjadi pemarah seperti yang dilakukan orangtuanya bahkan bisa menyebabkan trauma. Beberapa solusi yang dapat ditawarkan adalah hindari bertindak kasar pada anak. Sediakan waktu yang baik untuk berbicara dengan mereka untuk memupuk suasana yang mesra, lembut, penuh kasih sayang, dan memberikan pembelajaran mengenai berperilaku yang baik. Orang tua maupun guru perlu memiliki kestabilan emosi agar lebih mudah menerapkan apa yang diharapkan. Jadi jelaslah guru dan orang tua dapat mengenali anak, apapun yang terjadi dengan anak sebaiknya berikan penjelasan terlebih dahulu tidak langsung bertindak kasar. Ciptakan hubungan yang menye-
Oleh Indri Desvita Mahasiswa Pendidika Luar Sekolah TM 2016 nangkan. Keluarga dan guru, terutama di zaman sekarang perlu mengetahui bagaimana cara berteman dengan anak. Dengan menjadi teman untuk anak, keluarga dan guru akan lebih mudah mengenali dunia mereka, anak pun akan merasa nyaman berdekatan dengan orang tua dan berbicara dengan sopan dari hati ke hati. Keluarga merupakan tempat strategis untuk memotivasi anak mewujudkan prestasi. Jangan ragu untuk minta maaf, apabila menyadari kesalahan. Marah merupakan sifat alami setiap manusia ketika dihadapkan pada sesuatu yang tidak sesuai keinginan, tapi hal tersebut juga sepatutnya dikontrol dengan baik.
OPINI
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
11
ASN di Tengah Bayang-Bayang Politik Praktis Dewasa ini, gonjang-ganjing pemilu sudah melekat pada diri masyarakat dan menjadi bahan pembicaraan umum, baik di kafe–kafe, kampus bahkan di atas angkutan umum pun dibicarakan. Isu-isu politik yang digiring oleh politisi seakan-akan menjadikan masyarakat ‘latah massal.’ Sudah menjadi rahasia umum saat ini kalau beberapa oknum Aparat Sipil Negara (ASN) dijadikan sebagai agen kampanye secara diam-diam. Meskipun dalam UU nomor 30 tahun 2014 tentang ASN menjelaskan bahwa posisinya sebagai pelayan publik dan harus netral dalam segala bentuk praktik politik. Hal ini dilatarbelakangi untuk menjaga nilai kinerja ASN dan keamanannya sendiri. Moral ASN yang terlibat dalam kampanye pemenangan tentunya akan berpengaruh besar terhadap posisinya di dalam tubuh birokrasi. Dapat kita bayangkan jika seandainya tim yang ia (oknum ASN) kampanyekan tiba-tiba kalah, tentu hal ini akan menjadi bumerang bagi kariernya di birokrasi. Meskipun demikian, bagi politisi sendiri praktik memasukkan ASN sebagai agen kampanye ke dalam tubuh birokrasi memberikan keuntungan tersendiri. Hal ini karena ASN merupakan pekerjaan yang berhubungan langsung dengan orang banyak. Adapun praktik yang dilakukan politisi kepada ASN diantaranya mendulang suara melalui jabatan, memanfaatkan pejabat, memanfaatkan tenaga tak terpakai (bekas pejabat), dan yang terakhir menggunakan wasit dan pemberi sanksi. Perilaku masyarakat Indonesia yang masih memiliki watak feodal tentunya menjadi sasaran empuk bagi para politisi. Kemudian perilaku karyawan pemerintah yang taat kepada perintah atasannya juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendapatkan pundi-pundi suara. Hampir mirip dengan pendekatan orde baru yang menekankan ketakutan. Posisi-posisi strategis yang telah tercemar dan kotor akan menjadikan pejabat tersebut mudah untuk patuh kepada politisi. Pejabat-pejabat yang berkoalisi dengan politisi biasanya merupakan pejabat yang melakukan korupsi, tersandung banyak masalah, memiliki hubungan
emosional dengan politisi atau pejabat yang sangat mencintai jabatan. Pejabat tersebut tentunya telah membuat perjanjian, baik yang tertulis ataupun tidak kepada politisi tertentu dengan adanya imbalan yang akan diterimanya. Pejabat yang memiliki jabatan tinggi tentunya memiliki anggota-anggota yang dapat dimanfaatkan untuk mengamankan suara, terlebih lagi pejabat yang diamankan oleh politisi. Hal ini karena pejabat tersebut langsung berhubungan dengan masyarakat, sehingga dapat langsung memberikan pencerahan ‘abal-abal’ kepada masyarakat yang dilayaninya.
yang sakit hati seperti ini sering kali menjadi sasaran politisi. Motif balas dendam juga didoktrinkan kepada pejabat ini untuk membentuk loyalitas kepada politisi yang tentunya diimingi oleh hal lain yang membuat pejabat tersebut susah untuk menolak tawaran tersebut. Meskipun para bekas pejabat sudah tidak berada pada posisi jabatannya, tapi masih memiliki relasi dengan anggotanya dahulu dan masyarakat luas. Biasanya pejabat akan dijadikan tokoh masyarakat di Praktik lingkungannya i n i dan beberapa tentuusulannya n y a akan didengarberbahakan oleh warya apabila ga. Terlebih lagi posisinya terjadi yang seolah pembeloterzalimi oleh tan, tapi daatasannya pat diminiakan meningmalisir dan diakali delustrator : Monalisa katkan simpati ngan memberikan keunDesain Grafis : Mitha Melanie Putri masyarakat tungan materil yang terhadapnya. lebih banyak dari gaHal ini sesuai jinya per bulan. Oleh kadengan sikap rena itu, saya mengajak orang Indonesia kepada semua ASN agar yang selalu dapat saling mengawasi ingin menolong teman-teman sesama ASN yang lemah tanagar tidak mudah terjerupa tahu kebenamus kepada hal tersebut ran dibaliknya. karena merupakan kenikamatan instan yang akan lenyap setelah Inspektorat dan kontestasi demokrasi berakhir. Najuga badan-bamun akan berdampak panjang terdan pengawahadap iklim pemerintahan apabila san benyang mendapatkan jabatan merut u k a n pakan orang yang salah. Grafis & Ilustrator : pemerinMutasi dan perputaran roda Mitha Melanie Putri tah yang jabatan seringkali terjadi dalam bertujuan untuk meningkatkan kinerja waktu yang singkat. Tidak jarang seorang birokrat merupakan sasaran yang mengkepala dinas yang baru menjabat selama giurkan bagi politisi. Namun yang disatu tahun tiba-tiba dijadikan sebagai staf butuhkan terlebih dahulu adalah inahli (non job) atau diturunkan jabaformasi secara menyeluruh tentang tannya. Hal yang demikian juga bisa keanggotaan badan pengawas tersebut terjadi kepada pejabat-pejabat yang telah untuk kemudian dicarikan sisi lemahnya lama di jabatan tersebut. Mantan pejabat
oleh Afzal Rahman Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara TM 2016 dan dimanfaatkan untuk menjatuhkan lawan. Tentunya tidak semua badan pengawas, badan disiplin, dan sebagainya dapat digunakan sebagai agen kampanye, tetapi orang-orang yang tamak dan sedang banyak masalah dapat didekati dan dibantu masalahnya dengan kontrak tertentu. Pemanfaatan badan ini akan berguna dan menjadi awal dari direkrutnya agen kampanye dari pejabat dan non penjabat serta dari karyawan biasa. Badan ini biasanya memiliki data lembaga-lembaga yang lemah dalam administratif dan kotor dalam pengelolaan keuangan, sehingga data tersebut dapat dijadikan senjata untuk merektrut orang lain dalam upaya mendulang suara. Pada akhirnya pemilu itu hanyalah awal dari sebuah tanggung jawab. ASN yang diikutsertakan dalam kampanye terselubung tidak lebih dari seorang pandai besi yang akan membuat senjata dan menjualnya kepada penjahat, meskipun dia mengetahui senjata akan digunakan untuk membunuh. Oleh karena itu sebagai masyarakat yang masih peduli kepada keadaan sekitar, yang perlu kita lakukan adalah meningkatkan kewaspadaan dan melaporkan kepada lembaga independen yang sudah kita percayai akan menindaklanjuti persoalan atau dengan memviralkan pejabat yang ketahuan melakukan hal tersebut. Hal ini untuk menjatuhkan harga diri mereka yang berbuat salah dan sebagai pelajaran bagi pejabat lainnya.
KOLOM
Lingkungan dan Kepercayaan Diri “Kepercayaan diri adalah masalah lingkungan yang harus dipecahkan bersama” Mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi adalah tipe mahasiswa idaman hampir di setiap perguruan tinggi. Tidak hanya di kalangan mahasiswa, di kalangan dosen pun mahasiswa dengan tipe ini diperhitungkan. Dengan kepercayaan diri, mahasiswa menjadi sosok yang dapat diandalkan. Mulai dari berbicara di depan umum, mengerjakan hal sulit, bahkan membantu orang lain. Seminar dan berbagai bentuk pelatihan meningkatkan kepercayaan diri dilakukan demi memiliki kualitas diri yang lebih baik. Berbagai buku bacaan tentang kepercayaan diri dan bagaimana meningkatkannya banyak ditemui di pasar. Bahkan, sekolah pun menuntut peserta didiknya memiliki kepercayaan diri untuk bertahan dalam perkembangan dunia. Tidak ada orang yang ingin memiliki kepercayan diri yang rendah. Namun, apakah memalui buku, seminar, dan pelatihan tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri seseorang? Apakah
pendidikan yang diberikan di sekolah mulai dari TK sampai SMA cukup menjadikan mahasiswa memiliki kepercayaan diri yang tinggi? Jawabannya tidak. Salah satu penyebab ketidakpercayaan diri terlihat dari kebiasaan mahasiswa ketika di kelas. Saat sesi pertanyaan atau kritik dan saran, mahasiswa biasanya menghindar dan memilih diam. Mahasiswa yang aktif dapat dihitung dengan jari dan hanya mahasiswa itu saja yang aktif. Jika ditilik kembali, sebenarnya di mana saat yang paling menentukan pertumbuhan kepercayaan diri seseorang. Apakah saat di TK, SD, SMP, SMA atau saat ia berada diperkuliahan? Sebenarnya tidak ada waktu pasti untuk menumbuhkan kepercayaan diri. Dari waktu ke waktu, kepercayaan diri seseorang dapat melonjak naik dan turun. Terkadang, ketika seseorang masih TK kepercayaan diri itu telah tumbuh dan menjadikannya anak yang hebat. Namun seiring berjalan waktu, ia menjadi anak yang pesimis dan pemalu. Bahkan ada juga anak yang pemalu menjadi sangat optimis ketika ia telah menduduki bangku perkuliahan. Sebenarnya faktor yang menim-
bulkan kepercayaan diri itulah yang seharusnya diperhatikan oleh banyak orang. Salah satunya adalah lingkungan tempat seseorang tumbuh. Tanpa disadari, lingkungan menjadi faktor yang sangat mempengaruhi. Lingkungan dapat menumbuhkan kepercayaan diri dengan motivasi positif dan dapat menurunkan kepercayaan diri dari cemooh dan hinaan yang diterima oleh setiap pribadi. Lingkungan yang dimaksud adalah orang-orang sekitar yang biasa berinteraksi secara langsung dan tidak langsung dengan mahasiswa tersebut. Contohnya, lingkungan rumah yang terdiri dari saudara dan orangtua serta lingkungan sekolah dengan guru dan siswa. Lingkungan yang mendukung adalah lingkungan yang dapat memberikan masukan positif dan arahan ke arah yang lebih baik. Ketika seseorang salah, lingkungan tidak langsung menghakimi dan menyalahkannya. Namun, lingkungan dapat menjelaskan kesalahannya dengan baik dan membantu memperbaikinya. Tidak hanya menunjukan dan merespon hal baik dan benar, lingkungan juga perlu memberikan contoh sehingga pribadi mahasiswa tersebut dapat berkembang dengan kepercayaan diri yang
Oleh Dwi Agustini Mahasiswa Kimia NK TM 2016 tinggi. Lingkungan perlu menjadi baik terlebih dahulu sebelum menjadikan pribadi mahasiswa itu baik. Kita ambil contoh lingkungan pendidikan atau kampus. Kepercayaan diri seorang mahasiswa yang terbiasa berada di lingkungan kampus yang baik, biasa mendengar percakapan, perlakuan dan pakaian yang sopan akan berbeda dengan mahasiswa yang berada di lingkungan kampus dengan peraturan yang sering dilanggar.
FOTO
12
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
Pemilihan Umum 2019
Daftar Caleg Caleg: Beberapa orang pemilih sedang memeriksa nama calon legislatif (caleg) pada pemilu 2019 di daftar nama caleg DPRD dan DPR RI sebelum menggunakan hak suara mereka. Pemilu berlangsung di TPS 020 Pendopo Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang, Rabu (17/4). f/Hega
Pencatatan Kehadiran Kehadiran: Salah seorang pemilih sedang menulis daftar kehadirannya di meja panitia Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) 4 dan 5 di TPS 020 Pendopo Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang, Rabu (17/ 4). f/Hega
Pesta demokrasi atau Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia diadakan sekali lima tahun. Pemilu di Indonesia dimulai sejak tahun 1955. Pemilu 2019 merupakan pemilu yang ke-13. Namun, ada yang berbeda pada pemilu kali ini. Pemilu presiden dan wakil presiden Indonesia dilakukan serentak dengan pemilu anggota legislatif tingkat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tingkat Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tingkat Kota atau Kabupaten. Sehingga pada pemilu 17 April 2019 terdapat lima jenis surat suara. Masyarakat yang akan mencoblos pergi ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memberikan hak pilihnya dengan mengikuti semua prosedur pemilu yang telah ditetapkan. Ratusan masyarakat ikut berpartisipasi pada pemilu tahun ini, tak terkecuali di TPS 020 Pendopo Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang. Berikut beberapa potret antusiasnya warga dan mahasiswa menggunakan hak pilihnya.
Mencoblos Mencoblos: Beberapa pemilih berada di bilik suara untuk mencoblos surat suara. Pemilih dilarang mengabadikan pilihannya di bilik suara yang berjumlah lima per TPS. Masing-masing bilik suara dilengkapi dengan peralatan mencoblos yaitu bantalan, paku, dan tali untuk mengikat paku di TPS 020 Pendopo Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang, Rabu (17/4). f/Hega
Memasukkan Sur at Suar a: Terlihat seorang pemilih sedang memasukkan surat suara ke Surat Suara dalam kotak suara. Terdapat lima kotak suara untuk masing-masing jenis surat suara di TPS 020 Pendopo Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang, Rabu (17/4). f/Hega
Pencelupan Jari Jari: Seorang pemilih sedang mencelupkan jarinya ke tinta sebagai bukti sudah menggunakan hak suaranya pada pemilu 2019 di TPS 020 Pendopo Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang, Rabu (17/4). f/Hega
TEROPONG
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
13
Kurangnya Penerangan di UNP Salah satu permasalahan di Universitas Negeri Padang (UNP) yang tidak luput dari perhatian adalah masalah penerangan. Sebagian besar mahasiswa yang sering pulang malam mengeluhkan hal tersebut. Terdapat banyak titik di UNP yang masih kurang penerangan. Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia TM 2018, Nabila Azzahra mengatakan bahwa tidak terlalu sering keluar malam di sekitar UNP, tapi sesekali pernah. Lampu-lampu kurang banyak di sekitar UNP. Tempat-tempat yang minim cahaya diantaraya di dekat FIP, jalan antara gedung rektorat dan FIS. “Saya berharap di UNP ada penerangan di tempat-tempat tersebut, takutnya nanti ada sesuatu yang buruk terjadi,”jelasnya, Jumat (5/4). Senada dengan Nabila, Mahasiswa Jurusan Teknik Otomotif TM 2016, Muhammad Fauzan mengatakan bahwa masih belum cukup penerangan di UNP. tempat-tempat gelap di UNP yaitu jalan ke MKU samping LPMP, di dekat kolam FIK, dan dekat FIS. Perlu penerangan untuk menghindari perilaku mahasiswa yang suka mojok. “Harapannya UNP memiliki penerangan yang bagus,” jelasnya, Jumat (5/4).
Dosen Seni Rupa, Drs. Erwin AM.Sn mengatakan beberapa lampu di UNP memang kurang berfungsi karena sering padam, terutama lampu di jalan gang depan Seni Rupa. Selain itu persoalan utamannya adalah banyak lampu yang tidak hidup di ruang belajar mahasiswa. “Sebelumnya penerangan bagus, tapi lama kelamaan tidak berfungsi,” jelasnya, Jumat (5/4). Melihat kondisi ini, Erwin mengatakan sebenarnya pemeliharaannya yang harus ditingkatkan. Ia berharap pihak rektorat lebih memperhatikan dengan mengganti bola lampu di jalan maupun dalam ruang kelas tiap semester. Untuk konfirmasi permasalahan tersebut, Ganto menemui Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D di ruangannya, Gedung Rectorate and Research Center lantai 4. Sebelum menjawab pertanyaan Ganto mengenai penerangan di UNP, ia menghubungi seorang laki-laki yang dipanggilnya Pak Edi. Ganefri bertanya apakah sudah dihubungi oleh orang dari Kementerian SDM. Orang yang ditelepon mengatakan sudah. Dari percakapan Ganefri dengan Edi di telepon, ada 10 titik pemasangan lampu yang didapatkan dari bantuan. Selain itu Ganefri
Penerangan Jalan Jalan: Seorang mahasiswa sedang berjalan di antara gelapnya jalan yang menghubungkan antara Fakultas Ilmu Pendidikan dengan Gedung Pascasarjana Universitas Negeri Padang (UNP), Rabu (9/5). Jalan ini merupakan salah satu titik di UNP yang membutuhkan penerangan. f/Mona
menanyakan terkait dimana pemasangan lampu tersebut. Edi menjawab salah satunya di belakang Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. “Bagi antara FBS dan FT, jalan menuju MKU, dan yang lainnya” jelasnya
memberi arahan pada Edi. Lebih lanjut, Ganefri mengatakan bahwa permasalahan itu sudah beres dan akan diberitahukan kepada petugas terkait. Dalam waktu dekat, lampu yang putus dan remang-remang akan
segera diganti. Ia juga menambahkan bahwa jika lampu yang sudah ada belum cukup, maka akan ditambah. “Semua harus sistematis dan semua harus siap cepat. Kalau bisa hari ini diganti” jelasnya, Rabu (9/5). Yolanda
Akreditasi D3 Teknik Pertambangan Turun Seiring dengan peningkatan mutu pembelajaran, masing-masing program studi (prodi) dan jurusan di Universitas Negeri Padang (UNP) berlomba-lomba meningkatkan akreditasinya untuk menjadi lebih baik. Berdasarkan data akreditasi prodi di UNP tahun 2019 yang dilansir dari Kampus aja.com tertera bahwa satu-satunya prodi yang masih terakreditasi C ialah prodi D3 Pertambangan. Berdasarkan hal ini, muncul tanggapan dari sivitas akademika UNP. Salah satunya Mahasiswa Prodi S1 Teknik Pertambangan TM 17, M. Tasnim Fajri. Ia mengatakan bahwa dari informasi yang didapatkan terdapat kesalahan dalam proses peni-
laian. “Namun saya tidak mengetahui dengan pasti bagian mana yang mengalami kesalahan,” ujarnya, Selasa (9/4). Selain itu, Mahasiswa Prodi S1 Teknik Pertambangan TM 2015, Rido Agustian mengatakan bahwa Prodi D3 Teknik Per-
tambangan sedang proses reakreditasi yang mana sebelumnya sudah terakreditasi B. Namun karena adanya kesalahan ketika reakreditasi, sehingga menyebabkan akreditasinya turun. “Mungkin masalahnya terkendala fasilitas yang kurang memadai,” ujarnya, Sabtu (27/4). Senada dengan Tasnim dan Rido, Mahasiswa Prodi S1 Teknik Pertambangan TM 2015 Alvi Zichri menambahkan bahwa dulu S1 terakreditasi C dan D3 terakreditasi B. Akan tetapi, karena adanya kesalahan oleh pihak jurusan, sehingga D3 menjadi turun. “Kesalahan ini pun sudah dikonfirmasi oleh
pihak jurusan sendiri” ungkapnya, Sabtu (27/4). Salah seorang Dosen Teknik Pertambangan, Hj. Fadhillah, S.Pd, M.Si., mengatakan bahwa turunnya akreditasi prodi D3 Teknik Pertambangan yang semula B kemudian menjadi C disebabkan karena ketidaksiapan dari pihak jurusan dalam memberikan data untuk akreditasi prodi S1 dan D3 Teknik Pertambangan. “Data hampir serupa dengan dokumen akreditasi S1 Teknik Pertambangan,” ujarnya (9/4). Menjawab hal tersebut, Dekan Fakultas Teknik (FT), Dr. Fahmi Rizal, M.Pd, MT., menje-
laskan bahwa penurunan akreditasi prodi itu terjadi bukan berarti D3 Teknik Pertambangan tidak diperhatikan, tapi dikarenakan rencana awal untuk akreditasi tersebut hanya untuk S1 terlebih dahulu. Maka dari itu, rencana awal dilaksanakan terlebih dahulu. Kemudian ia menambahkan bahwa dari pihak jurusan juga telah memperbaiki data untuk mengajukan akreditasi ulang untuk D3 Teknik Pertambangan, seperti pembagian pendidik antara S1 dan D3 serta tempat belajar yang akan disamakan dengan prodi S1. “Jadi mendahulukan yang telah dipersiapkan,” ujarnya (15/4). Mega
KILAS
Pembatas Shaf Shaf: Tidak terdapat batas pemisah antara shaf wanita dan pria ketika salat di Gedung Terpadu B FakultasI Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang, Jumat (26/4). f/Hega
P elanggar an P arkir elanggaran Parkir arkir: Sebuah mobil terparkir pada lahan parkir motor. Padahal pada tempat parkir tersebut sudah tertulis khusus parkir motor di parkiran Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang, Jumat (26/4). f/Hega
FEATURE
14
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
CFD: Down Syndrome dan Autis Butuh Perhatian Car Free Day (CFD) yang diadakan pada 7 April 2019 sedikit berbeda dari sebelumnya. Biasanya acara tersebut hanya diisi dengan kegiatan olahraga, seperti jalan santai dan senam pagi, maka kali ini CFD melibatkan para penyandang down syndrome dan autis se-Kota Padang. Oleh Riska Meliani Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2017 Pagi itu, Minggu (7/4), Ganto melakukan peliputan acara CFD atau lebih dikenal dengan hari bebas kendaraan bermotor. Ini merupakan program baru yang diadakan oleh pemerintah Kota Padang bekerja sama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatra Barat (Dispora Sumbar) pada 20 Januari 2019. Anak-anak penyandang down syndrome dan autis se-Kota Padang ini mengikuti CFD dalam rangka memperingati hari Down Syndrome yang jatuh pada tanggal 24 Maret dan hari Peduli Autisme se-Dunia yang jatuh pada tanggal 2 April. Acara ini di gagas oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusi Dinas Pendidikan Kota Padang. Acara ini dimulai pada pukul 06.00-10.00 WIB. Anak penyandang autis dan down syndrome yang didampingi orangtua berkumpul di jalan Khatib Sulaiman untuk memperlihatkan kepada masyarakat luas bahwa anak yang berkebutuhan khusus juga bisa bergaul layaknya anak normal lainnya. Acara ini dibuka secara resmi oleh Wali Kota Padang, H. Mahyeldi Ansharullah. Dalam sambutannya, Mahyeldi me-
minta agar masyarakat kota Padang dapat menerima kekurangan masing-masing karena setiap manusia yang lahir ke dunia sudah membawa kelebihan maupun kekurangan. Tidak terkecuali kepada anak penderita down syndrome dan autis. “Kita harus memberikan perhatian kepada seseorang sesuai dengan kebutuhannya,” ujarnya, Minggu (7/4). Ketika jalan santai berlangsung, mereka tetap menampilkan ekspresi wajah yang ceria, senyum yang merekah, dan semangat yang membara. Tak lupa, mereka menyapa warga Kota Padang yang sedang mengikuti CFD. Selain itu, mereka juga menggenggam sebuah balon serta papan kecil bertuliskan kata-kata agar tetap semangat menjalani kehidupan dan kata-kata penegasan kesetaraan dengan anak lainnya. Saat di perjalanan, balon tersebut dibagikan kepada orang-orang yang berlalu lalang. Meski mereka memiliki kekurangan, tetapi hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi mereka tetap beraktivitas layaknya manusia normal. Selain itu, anak penyandang down syndrome dan autis juga menampilkan bakat istimewa mereka,
Hari Peringatan: Para penyandang down syndrome dan autis berkumpul dijalan Khatib Sulaiman sambil memegang papan kecil yang bertuliskan kata-kata semangat untuk memperingati hari down syndrome dan autis sedunia, Minggu (7/4). f/Dwi
seperti menyanyi dan menari dengan sangat girangnya. Keceriaan sangat jelas tampak di wajah mereka, sehingga mampu mengalirkan energi positif kepada pengunjung lainnya. Selain menyanyi dan menari, mereka juga melakukan finger painting, hal tersebut berguna untuk melatih sensor motorik sekaligus untuk mengembangkan kemampuan mereka. Salah seorang orang tua dari anak penyandang autis, Efendi berharap agar masyarakat dapat memberikan perhatian kepada penyandang down syndrome dan autis agar mereka lebih percaya diri dalam menjalani kehidupan. “Semoga pemerintah juga lebih perhatian lagi kepada anak-anak berkebutuhan khusus,” harapnya, Minggu (7/4)
Saat ini banyak orang yang menganggap bahwa down syndrome dan autis itu sama, padahal keduanya berbeda. Dilansir dari Potads.or.id, down syndrome merupakan suatu bentuk kelainan kromosom yang berdampak pada keterlambatan pertumbuhan fisik dan mental anak. Pada penyandang down syndrome ini kromosomnya berjumlah 47 buah dan pada kromosom nomor 21 jumlahnya tidak sepasang, melainkan 3 buah. Salah satu penyebab dari kelainan ini adalah karena gen kedua orang tua atau kesalahan saat mengonsumsi jenis makanan saat ibu mengandung. Ciri-ciri penderita down syndrome adalah pada bagian hidung cenderung lebih pesek dan tidak memiliki tulang hidung, memiliki jarak yang jauh antara
kedua mata, pada bagian tangan memiliki jari kelingking yang lebih pendek dan melengkung ke dalam dan hanya memiliki satu garis tangan. Bagian kaki memiliki jarak yang jauh antar jari kaki yang pertama dan kedua serta memiliki lipatan kulit lebih banyak di telapak kaki. Sedangkan autis merupakan sebuah kondisi yang terjadi pada seorang anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangannya. Autisme ini bukanlah sebuah penyakit, maka penanganan yang cocok untuk para penderitanya adalah dengan memberikan terapi dalam jangka waktu yang panjang. Pada dasarnya, penderita down syndrome dan autis mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dengan lingkungan.
Setengah Abad Lebih, Tetap Giat Bekerja Samsu Bahri, penjual tisu dan buku-buku islami keliling menggunakan sepeda di Universitas Negeri Padang (UNP). Walau sudah banyak tokotoko yang menjual barang serupa, tapi tidak menyurutkan semangatnya. Ia mengatakan bahwa “Rezeki masing-masing orang itu sudah diatur Tuhan, hasilnya bagaimana kita berusaha.”
Giat Bekerja Beberapa orang mahasiswa sedang membeli dagangan Samsu Bahri di persimpangan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang (UNP). Ia adalah pria berusia 66 tahun yang menjual tisu keliling dan buku-buku islami menggunakan sepeda. Jumat (3/5) . f/ Hega /Hega
Oleh Hega Dwi Dian Dola Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2016 Samsu, begitu panggilan akrab pria yang hidup satu setengah abad lebih ini. Ia adalah penjual tisu dan buku-buku bernuansa islami seperti buku tuntunan shalat lengkap, iqro’, dan buku teka-teki silang. Ia biasa berjualan dengan sepeda dan sering ‘mangkal’ di beberapa fakultas di UNP. Ia berjualan dari hari Senin hingga Jumat, pagi sampai sore. Biasanya hari Sabtu dan Minggu, ia ke Pasar Raya membeli dagangan yang akan dijual. Sejak pukul 06.00 WIB, pria asal Danau Singkarak ini sudah mulai menyiapkan dagangannya sendiri dan pergi menyonsong pagi dengan mengayuh sepeda menuju UNP. Sore itu, Jumat (3/5) Ganto menemui Samsu, si penjual tisu dan buku ini di depan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Saat diwawancarai, Samsu mengatakan bahwa ia selalu rutin berjualan di UNP sejak dua tahun belakangan ini. Penghasilan Samsu berkisar Rp40. 000-80.000 per hari. Keun-
tungannya mencukupi untuk kebutuhan sehari-harinya, bahkan ia masih sempat menyisihkan untuk ditabung. Sebenarnya sejak awal Samsu belum terpikirkan untuk menjadi penjual tisu dan berbagai buku. Sebelumnya, Samsu telah menggeluti profesi sebagai pedagang asongan seperti menjual rokok dan perangko. Semenjak berumur 14 tahun, ia sudah merantau ke berbagai kota di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, dan Palembang. Namun Setelah menikah, ia memutuskan kembali ke kampung halaman sekaligus daerah asal istrinya dan bekerja sebagai penjala ikan. Penghasilannya waktu itu cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun semakin hari kebutuhan makin bertambah, sedangkan ikan-ikan di Danau Singkarak semakin berkurang. Akhirnya Samsu memutuskan untuk membantu istrinya berladang di sawah milik istrinya. Ia mencoba menanam cabe. Akan tetapi kakak
iparnya melarang bapak dua anak ini untuk berladang cabe, padahal kakak iparnya juga ikut menikmati hasil penennya. Akibat tersinggung oleh perkataan kakak iparnya, ia memutuskan merantau ke rumah anak pertamanya di Kota Padang 2017 lalu. Ketika tinggal bersama anaknya, ia tidak ingin menyusahkan dan duduk saja rumah. Kemudian ia mencoba lagi menjadi pedagang asongan, pekerjaan pertama yang ia lakoni. Awalnya ia meminjam modal usaha kepada anaknya, tapi dilarang dan tidak dipinjamkan. Akhirnya, Samsu berusaha meminjam uang pada temannya. “Walaupun dilarang anak, tapi saya akan tetap berdagang. Kalau saya tidak bekerja,
maka kepala saya akan sakit,” katanya sambil tersenyum. Modal awal yang ia dapatkan dari pinjaman temannya sekarang telah berlipat ganda. Awalnya, hanya menjual buku tekateki silang, lalu menjual tisu dan berbagai macam buku islami. Sementara itu, lebih uang dagangannya terkadang diberikan untuk jajan cucunya. Pria berumur 66 tahun ini ingin mempunyai sepeda motor untuk berjualan seandainya uangnya cukup. Namun ia berpikir impiannya itu sulit terwujud mengingat ia hanya penjual tisu. Ketika menjadi pedagang, resikonya adalah jualannya laku atau sebaliknya. Namun Samsu tidak pernah mengeluh
ketika daganganya tidak laku. Jika mengumpat, maka Tuhan akan marah katanya. Sambil terbatuk-batuk ia mengatakan bahwa mahasiswa sering membeli tisu padanya. Samsu juga termasuk orang yang suka berbagi dengan sesama, pun sebenarnya ia sendiri susah memenuhi kebutuhan hidupnya. Mungkin, di luar sana banyak kisah pedagang yang tidak lebih sama nasibnya atau lebih parah. Sebenarnya kita perlu bersyukur melalui orang-orang di sekeliling kita. Walaupun sudah tua, tapi ia tetap semangat, rajin bekerja, suka berbagi dengan sesama, dan selalu ikhlas dalam menjalani hidupnya walau pun keadaan sulit sekalipun.
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
15
TELUSUR
Si Gale-Gale dan Keindahan Alam Toba Sesampainya di Danau Toba, membutuhkan waktu satu jam menggunakan kapal menuju Tomok, tempat Si Gale-gale. Dalam perjalanan, pengunjung dapat menikmati keindahan alam Danau Toba. Salah satunya batu gantung yang terkenal legendanya. Seorang pemandu wisata, Rosdina Sari Hasibuan menyampaikan bahwa konon dulunya ada seorang gadis bernama Seruni menolak dijodohkan. Ia berniat mengakhiri hidupnya dengan menceburkan diri ke Danau Toba. Oleh Ozza Syafrigo Mahasiswa Teknik Mesin TM 2016 Namun saat ia berjalan, tibatiba terperosok ke dalam lubang batu besar. Beberapa saat kemudian datang gempa, sehingga dinding batu tersebut merapat dengan sendirinya. Masyarakat sudah berusaha menyelamatkannya. Akan tetapi setelah gempa berhenti, di atas lubang yang telah tertutup itu muncullah sebuah batu besar yang menyerupai tubuh seorang gadis yang seolah-olah menggantung. “Batu gantung itu menjadi daya pikat wisatawan saat menyeberang ke Pulau Samosir,” jelasnya, Minggu (28/4). Setelah sampai di desa Tomok, memasuki pemberhentian kapal feri sekitar 30 menit berjalan menuju rumah Si Gale-gale. Letaknya di jalan Makam Sidabutar. Sudah menjadi budaya wisatawan saat datang ke Pulau Samosir mengunjungi rumah Si Gale-gale. Di sepanjang jalan menuju tempat tujuan, banyak pedagang yang menjual baju, kain ulos, songket,
dan kerajinan khas Sumatera Utara lainnya. Kawasan ini sangat terkenal, baik lokal maupun mancanegara. Jadi tidak heran banyak sekali turis yang berdatangan ke Tomok untuk melihat patung dan pertunjukan Si Gale-gale. Oleh karena itu, pemerintah Kabupaten Samosir wacananya sudah menyiapkan anggaran. “Pertunjukkan ini masih terus dimainkan dari dulu hingga sekarang, tidak tergerus zaman,” kata Bupati Samosir, Rapidin Simbolon dalam rilis yang diterima CNNIndonesia.com. Sampai saat ini, masih bisa dijumpai sejumlah patung yang dipahat puluhan tahun silam di Samosir. Guna lebih memperkenalkan Si Gale-gale pada wisatawan lokal dan mancanegara, Rapidin berencana membuat boneka raksasa. ”Kita akan bangun patung Si Gale-gale setinggi 100 meter beserta cable car untuk menarik banyak wisatawan,”
Fot o Ber sama: Peserta dan panitia PJTLN LPM Kreatif foto bersama setelah melakukan tari Tor-Tor pada pertunjukan to Bersama: Si Gale-gale di Tomok Samosir, Minggu (24/4). f/doc
jelasnya. Sesampainya di tempat pertunjukan, pengunjung di sambut dan menari bersama patung Si Gale-gale. Patung yang digunakan dalam pertunjukkan digerakkan menggunakan sistem penggerak mekanis, sehingga patung tersebut bisa menari lincah. Tarian ini umumnya diiringi musik Sordam dan Gondang Sabangunan. Patung Si Gale-gale ‘ditemani’ 8-10 orang penari yang akan menari Tor-tor. Salah seorang raja di Pulau Samosir bernama Raja Rahat, memimpin negerinya dengan
bijaksana dan sangat dicintai oleh rakyatnya. Sayangnya, istri raja sudah lama meninggal. Raja hanya mempunyai seorang putra bernama Manggale. Penjaga rumah Si Gale-gale, Sugiri menceritakan kisah Si Galegale pada Ganto, peserta dan panitia PJTLN Kreatif serta pengunjung lainnya. Ia menjelaskan bahwa dulu ada negeri tetangga menyerang di perbatasan kerajaan Raja Rahat, sehingga Manggale ditugaskan memimpin perang. Namun putera sang raja gugur di medan peperangan dan
jasadnya tidak ditemukan. Hal ini membuat Raja Rahat jatuh sakit. Para penasehat raja memanggil banyak datu untuk menyembuhkan sang raja. Para datu sepakat untuk membuat patung jelmaan Manggale dan memanggil arwah Manggale untuk masuk ke patung tersebut. Patung itu dinamakan Si Galegale. “Konon dulu patung Si Galegale digerakkan dengan mistis, tapi seiring perkembangan zaman patung tersebut digerakkan dengan tali yang jumlahnya sama dengan urat manusia”, ujar Sugiri, Minggu (28/4).
RAGAM
Kisah Kita dan Robot di Kota Bandar Lampung Oleh Aldo Aulia Akbar Mahasiswa Teknik Elektro Industri TM 2016
Ada yang berbeda dari kompetisi kali ini. Ada rasa yang tak biasa, ada pengalaman yang tak pernah bisa dilupakan. Kontes Robot Indonesia (KRI) kembali diselenggarakan tahun 2019. Universitas Teknokrat Indonesia terpilih menjadi tuan rumah dan Kota Bandar Lampung menjadi saksi perjuangan Tim Robotik Universitas Negeri Padang (UNP). Berbagai persiapan telah kami lakukan dari pagi hingga malam, berhari-hari, berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Tak sedikit dari kami yang harus terbaring di rumah sakit. Namun atas dasar cinta pada kampus, kami masih berjuang saat orang terlelap di tengah malam, saat fajar mulai menyapa, bahkan saat matahari sedang tinggi-tingginya. KRI adalah ajang yang diselenggarakan Kemenristekdikti untuk menyalurkan dan mengembangkan kreativitas mahasiswa diajang robotika dan teknologi dengan enam divisi yang diperlombakan. Diantaranya Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Beroda, Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid, Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Seni Tari Indonesia
(KRSTI), dan Kontes Robot Tematik Indonesia (KRTMI). Pada tahun ini, Robotik UNP mengirimkan empat tim yang bertanding pada KRI Regional 1 Sumatera. Terdiri atas tim Doa Mande dari KRAI, tim Al Kahfi dari KRSBI Beroda, tim Al A’raf dari KRSTI, tim Al Ankabut dari KRPAI serta mengirimkan satu tim yang bertanding langsung di tingkat nasional yaitu tim Al Ikhlas dari KRTMI. Seluruh tim didukung penuh oleh kampus, baik dari segi moril dan materil. Selasa malam (2/4), kami berangkat penuh semangat menuju ujung Pulau Sumatera. Satu setengah hari kami habiskan waktu di perjalanan. Hari pertama, kami melakukan registrasi dan melakukan technical metting, melihat lapangan, dan menyusun strategi. Pada hari kedua diselenggarakan running test dan melakukan pengambilan data lapangan serta melakukan simulasi pertandingan. Hari selanjutnya, pertandingan dimulai dengan pembukaan KRI 2019. Suasana menegangkan penuh kegembiraan tergambar di hati seluruh peserta lomba. Hari yang telah dinanti akhirnya datang. Berbagai persiapan kami lakukan di tempat yang disediakan, tapi semuanya tidak sesuai dengan harapan. Kesal, marah, kecewa, dan sedih terhadap ketidak-
Foto Bersama: Tim Robotik UNP foto bersama setelah menerima piala sebagai pemenang desain terbaik KRSBI Beroda pada acara Kontes Robot Indonesia (KRI) regional 1 Sumatra di Universitas Teknokrat Indonesia, Kota Bandar Lampung, Sabtu (6/4). f/doc
taatan peserta lain pada aturan. Divisi KRSBI Beroda sesuai dengan technical meeting kedua diputuskan bahwasanya robot peserta harus menggunakan reefbox sehingga robot bekerja secara autonomous, tetapi pada faktanya tidak ada yang menggunakan itu kecuali Robotik UNP. Tak ada hukuman bagi peserta yang melanggar aturan tersebut, sehingga efek permainan dengan robot manual membuat UNP dirugikan. Bukan hanya itu, pada divisi KRAI, berbagai pelanggaran dilakukan peserta lain seperti penggunaan akumulator dan mekanik robot
tim lain yang melanggar aturan panduan perlombaan. Kami diajarkan untuk mengikuti regulasi dan aturan yang diberikan, tapi ketidaktaatan tim lain terhadap aturan membuat kami merasa dicurangi. Hal ini menjadi konflik antara kami yang menginginkan keadilan dengan dewan juri. Bersama Ketua Umum Robotik UNP, Aldo dan Ketua Dewan Juri KRI, Prof Benjamin melakukan audiensi. Hingga jam 10 malam hasil keputusan juara belum dikeluarkan karena menunggu kedatangan perwakilan UNP mengikuti rapat dewan juri bersama
seluruh dewan juri kontes robot se-Indonesia. Berbagai apresiasi diberikan oleh dewan juri kepada UNP atas ketaatan yang dilakukan dan memberikan penghargaan kepada UNP dalam bentuk piala dan sertifikat karena mampu menjadi satu-satunya tim dari Sumatera yang mampu membuat robot KRSBI Beroda autonomous sesuai dengan aturan midle size liga cup kompetisi internasional. Jujur kami tidak menerima hasil perlombaan tersebut. Namun dengan segala yang terjadi pada hari itu, kami belajar banyak hal tentang arti kemenangan sejati.
TEROPONG
16
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
Kesiapan UNP dalam Pelaksanaan UTBK Universitas Negeri Padang (UNP) menjadi salah satu tempat terselenggaranya Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019. Tahun lalu, Universitas Padjajaran (UNPAD) melaksanakan SBMPTN dengan sistem Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) mengunakan smartphone dengan memakai jaringan lokal khusus agar peserta tidak bisa mengakses hal lainnya di luar ujian. Tahun ini, UNP ikut serta melaksanakan UTBK sebagai salah satu prosedur dalam SBMPTN 2019. Oleh karena itu, persiapan demi persiapan dilakukan agar mendapatkan hasil yang baik. Terkait hal tersebut, Mahasiswa Jurusan Matematika TM 2016, Sari Ninia Nelfi mengatakan bahwa UNP belum sepenuhnya siap jika melaksanakan UTBK. Hal itu dikarenakan jumlah komputer yang kurang memadai.”Itu pun banyak komputer yang rusak dan sarana yang terbatas,” ujarnya, Sabtu (6/4). Mengenai jaringan internet melalui wifi kampus, Sari mengatakan jika jaringannya difokuskan kepada para peserta, maka akan memadai. Akan tetapi, jika menggunakan jaringan wifi UNP secara umum, sistem jaringannya akan terganggu dan lelet. Sari juga mengungkapkan bahwa ujian UTBK melalui smartphone siswa seperti di UNPAD kurang efektif karena akan banyak gangguan seperti adanya pesan masuk maupun notifikasi lainnya. Senada dengan Sari, Mahasiswa Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini TM 2016, Yusdina Lesi mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap UTBK. Hal ini karena UTBK dianggap mempersulit siswa yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
“Setahu saya, nilai yang didapatkan melalui UTBK inilah yang nantinya dibawa untuk mendaftar ke perguruan tinggi yang diinginkan. Itu akan mempersulit siswa itu sendiri,” ucapnya, Sabtu (6/4). Lain halnya dengan Sari dan Yusdina, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2018, Haryanti menuturkan bahwa UNP siap dan sarananya memadai jika akan dilaksanakan UTBK pada tahun ini. Hanya saja, menurutnya kesiapan dari pesertanya yang patut dipertanyakan. Mengenai penggunaan smartphone, Haryanti meragukan keefektifannya. “Lagi pula ukuran smartphone itu tidak sebesar komputer. Akan lebih efektif jika ujian menggunakan komputer,” ucapnya, Sabtu (6/4). Menjawab hal tersebut, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UNP sekaligus salah seorang penanggung jawab lokasi UTBK, Dr. Alwen Bentri, M. Pd., mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan UTBK digunakan semacam jaringan atau aplikasi khusus. Untuk teknisnya, Alwen mengatakan bahwa menggunakan kom-
P er siapan: Panitia Pelaksana Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Universitas Negeri Padang (UNP) sedang ersiapan: memilih dan memeriksa dokumen untuk pelaksanaan ujian hari berikutnya di Sekretariat UTBK Gedung Rektorat Lama UNP, Minggu (14//4). f/Juli
puter yang terdapat di laborlabor komputer UNP. Sebelum ujian dimulai, diberi pelatihan kepada siswa selama 30 menit, bagi yang terlambat tidak dapat mengikuti ujian lagi. “Terlebih jika ia hanya memperoleh jatah satu kali ujian,” ujar Alwen saat ditemui Ganto, Minggu (14/4). Lebih lanjut Alwen menjelaskan dalam pelaksaan UTBK, ruangan dikelola oleh pengawas dan teknisi. Keduanya harus memiliki skill mengenai jaringan dan melek teknologi. Pengawas bertugas memantau siswa, sedangkan teknisi bertugas membantu siswa jika mengalami kesulitan saat mengerjakan ujian. Mereka telah memperoleh choaching sebelum bertugas. Selain itu, Alwen menjelaskan bahwa sejauh ini tidak ada kendala yang prinsipal.
Setelah dilakukan evaluasi pada hari pertama, terdapat kendala pada kelengkapan administrasi peserta, seperti kartu tanda peserta, ijazah, dan dokumen lainnya. “Peserta beralasan lupa membawa atau hilang,” ungkapnya. Sedangkan kendala teknis yang ditemui berupa komputer yang loading-nya lama, sinyal tidak ada, dan komputer yang reset sendiri. Namun hal itu masih dapat di atasi. Ia juga menyatakan bahwa UNP telah bekerja sama dengan PLN dan Telkom demi kelancaran UTBK ini. Terkait dengan komputer yang tersedia, Alwen menyebutkan bahwa jumlahnya mencukupi, bahkan di tiap titik pelaksanaan UTBK ada sekitar empat sampai lima komputer cadangan. Senada dengan Alwen, Ke-
pala Biro dan Kemahasiswaan UNP, Drs. Yushamdi, M. Pd., mengatakan bahwa UTBK di UNP tidak menggunakan smartphone. Ujian dilaksanakan di sejumlah titik menggunakan komputer yang telah disediakan. Tahun lalu UTBK juga dilaksanakan di UNP dengan jumlah sedikit, sedangkan tahun ini berjumlah 30.664 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia. Yushamdi juga menjelaskan bahwa hasil UTBK ini nantinya akan dipakai untuk memilih program studi ketika calon mahasiswa hendak mendaftar ke perguruan tinggi. “Jadi, ketika SBMPTN, tidak ada lagi ujian dan pembayaran, peserta hanya tinggal mendaftar dan memilih program studi di perguruan Tinggi Negeri yang diinginkan,” ujarnya, Minggu (14/4). Juli
Pergantian Nama PLK Praktik Lapangan Kependidikan (PLK) merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiwa yang mengambil prodi kependidikan. Praktik ini berupa mengajar langsung ke sekolah. Berdasarkan pernyataan dari Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP), Dra. Emidar, M.Pd., mengatakan bahwa PLK bagi mahasiswa pendidikan UNP akan diganti dengan sistem baru. Hal ini mendapat tanggapan dari Mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan TM 2016, Dwi Cendana Putra. Ia mengatakan belum pernah mendengar bahwa PLK akan ditiadakan atau diganti karena PLK biasanya diadakan pada semester 7. Dwi beranggapan tidak apa-apa meniadakan PLK karena waktu pelaksanaannya relatif lama. “Asalkan jangan magang yang ditiadakan,” ujarnya, Senin (15/4). Senada dengan itu, Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Agama Islam TM 2017, Novia Susanti berharap agar rencana PLK ditiadakan ini tidak terlaksana. Hal ini menurutnya untuk menjadi seorang guru perlu persiapan secara matang dan PLK adalah pengaplikasiannya. “Dengan PLK kita belajar langsung bagaimana menghadapi siswa,” ujarnya, Senin (15/4). Beda halnya dengan Dwi dan Novia, Mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia TM 2016, Rahmah mengatakan dia pernah mendengar dari salah seorang dosen bahwa
PLK nantinya akan ditiadakan, tapi diganti dengan magang 1, 2 dan 3. “Ini mulai berlaku untuk mahasiswa TM 2017,” ujarnya, Senin (15/4). Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Dr. Ofianto, M.,Pd., mengatakan bahwa PLK tidak ditiadakan, hanya model dan sistemnya saja yang diganti. PLK akan diganti dengan observasi 1, 2, dan 3 yang telah ada dalam kurikulum universitas tahun 2013. Namun belum diterapkan karena terdapat kendala seperti sekolah yang akan menerima mahasiswa PLK. Akan tetapi ia belum mengetahui kapan pihak universitas akan menerapkan model PLK baru ini. “Untuk teknisnya nanti dari LP3M yang akan menyampaikan,” ungkapnya, Selasa (16/4). Dosen Jurusan Bahasa Inggris, Lafziatul Hilmi mengatakan bahwa ia pernah mendengar bahwa PLK tidak ada lagi di beberapa jurusan,
tapi ia tidak mengetahui tentang pengganti PLK. Menurutnya jika pengganti PLK diterapkan, maka akan berpengaruh pada jumlah Sistem Kredit Semester (SKS) PLK yang sudah dijalankan dengan sistem pengganti berupa observasi 1,2 dan 3. “Jumlah SKS bagi mahasiswa nantinya akan berbeda,” ujarnya, Senin (22/4). Menjawab hal tersebut, Kepala Pusat Pengalaman Lapangan, Dr. Waskito, M.T., mengatakan bahwa sebelum kurikulum 17 dibuat, ada masukan secara nasional agar PLK diganti dengan magang 1,2, dan 3. Kemudian diganti karena dianggap kata magang tidak akrab dengan pendidikan dan diusulkan namanya menjadi Praktik Lapangan Persekolahan (PLP). Lebih lanjut Waskito menjelaskan bahwa awalnya memang dicanangkan akan diganti menjadi PLP 1,2 dan 3. Di mana PLP 1 dan 2 dengan rencana lamanya, seminggu,
dengan kegiatan berupa observasi sekolah yang terdiri atas 1 SKS. Sedangkan pada PLP 3 berupa mengajar dengan beban 3 SKS. Namun hal tersebut dirasa menyulitkan karena akan menyebabkan menumpuknya mahasiswa di satu sekolah saat semester ganjil. “Bayangkan saja semua mahasiswa pendidikan semester ganjil 3, 5, 7 meramaikan satu sekolah,” ujarnya Kamis (25/4). Kemudian Waskito mengatakan bahwa pada saat pertemuan Wakil Rektor (WR) 1 LPTK se-Indonesia di Makassar memutuskan cukup satu PLP saja, karena PLP 1,2,3 dianggap sudah terangkum dalam PLK yang telah berjalan selama ini. Ia juga menyebutkan bahwa hal ini sudah dibicarakan dengan WR 1 UNP dan nantinya akan dibicarakan ke setiap fakultas agar mengubah di kurikulumnya. “Jadi tidak ada yang berubah, hanya pergantian nama.” Rani
TEROPONG
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
17
Juara Terbaik 1 Kategori PTN BLU
P enghar gaan : W akil Rektor II Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd., (ketiga kiri) enghargaan gaan: mewakili UNP menerima piagam penghargaan terbaik 1 PTN BLU oleh Kemenristekdikti dalam program kegiatan doc dan anggaran tahun 2018 di Jakarta, Kamis (25/4). f/ /doc
Universitas Negeri Padang (UNP) meraih penghargaan terbaik 1 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Badan Layanan Umum (BLU) oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia dalam program kegiatan dan anggaran tahun 2018 di Jaka-
rta, 25 April 2019. Dilansir dari ganto.co UNP resmi menjadi PTN BLU pada tahun 2015 lalu dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 335/KMK .05/2015 tanggal 17 Febuari. Hal ini mendapatkan apresiasi dari mahasiwa UNP. Salah satunya mahasiswa Juru-
UNP Calonkan 8 Prodi Ikuti AUN-QA Meningkatkan akreditasi Program Studi (Prodi) maupun jurusan menjadi lebih baik merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh setiap perguruan tinggi. ASEAN University Network (AUN) Quality Assurance (QA) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas standar universitas di ASEAN. Pada tahun 2019 ini, Universitas Negeri Padang (UNP) berkesempatan lagi mengikuti AUN-QA kedua. Ada delapan prodi yang diusulkan yakni Prodi Manajemen Perhotelan, Pendidikan Olahraga, Pendidikan Bahasa Indonesia, Ekonomi Pembangunan, Pendidikan Teknik Informatika, Pendidikan Geografi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan Pendidikan Fisika. Mengenai hal ini mendapat tanggapan dari sivitas akademika UNP, salah satunya Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2016, Helen Apriani Putri. Ia berharap dengan adanya AUN-QA ini prodi yang diajukan dapat melakukan berbagai persiapan dengan maksimal. “Semoga mendapat hasil terbaik,” ujarnya, Jumat (26/4). Hal yang sama juga disampaikan oleh Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan TM 2017, Naila Fadhilah. Ia mengungkapkan rasa bangganya atas pencapaian UNP menuju standar internasional melalui AUN-QA ini. Ia juga berharap agar nantinya prodi-prodi lain juga akan dicalonkan. “Semoga tahun 2021 nanti akan lebih banyak lagi prodi yang dicalonkan,” ujarnya, Jumat (3/5). Ketua Prodi Pendidikan Geografi, Dr. Nofrion, M.Pd.,
mengatakan rasa bangganya karena pada tahun 2019 ini dari Fakultas Ilmu Sosial, Prodi Pendidikan Geografi lah yang dipercaya mengikuti AUNQA. Saat ditanyai persiapan menuju AUN-QA, Nofrion menyatakan bahwa sebelumnya sudah dilakukan pertemuan antara ketua prodi dengan Wakil Rektor (WR) 1 UNP, Prof. Dr.Yunia Wardi, M.Si. Pada pertemuan tersebut Nofrion mengatakan bahwa WR 1 meminta agar semua ketua prodi mempelajari lebih dalam dokumen mengenai AUN-QA. “Agustus 2019 nanti akan mendaftar,” ujarnya Jumat (26/4). Menjawab hal tersebut, Rektor UNP, Prof. Ganefri Ph. D., menyatakan bahwa saat ini UNP tengah mempersiapkan 20 program studi untuk mengikuti AUN-QA. Untuk pengajuan AUN-QA yang pertama pada bulan April tahun 2017 lalu terdapat delapan prodi yakni Manajemen, Pendidikan Kimia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Teknik Elektro, PPKN, PKK, Bimbingan Konseling dan Penjaskes. Dari delapan prodi yang telah diajukan ada empat prodi yang telah keluar jadwal kunjungannya pada Agustus 2019, yakni Prodi Pendidikan Elektro, Kimia, Bahasa Inggris dan Manajemen. Ganefri menyampaikan bahwa selain empat prodi yang disebutkan di atas belum keluar jadwalnya. Ia juga mengatakan bahwa awal mula UNP mendaftarkan prodinya pada April 2017, baru tahun ini keluar jadwal kunjungannya. “Butuh waktu lama, sekitar 2 tahun,” ujarnya, Kamis (9/5). Nilam
san Bahasa dan Sastra Inggris TM 2016, Tika Wulandari. Ia mengatakan bahwa meskipun tidak mengetahui tentang BLU dan bagaimana penilaiannya, ia merasa bangga atas Raihan UNP tersebut. “Yang saya tahu UNP baru mendapatkan akreditasi A pada tahun 2016. Sekarang sudah
mampu mendapatkan raihan tersebut dan bersaing dengan PTN se-Indonesia,” katanya, Kamis (9/5). Senada dengan Tika, hal serupa juga disampaikan oleh Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2016, Nofrita Dewi terkait perolehan ini. Ia berharap dengan penghargaan yang telah diraih UNP, maka bisa lebih berbenah lagi dalam berbagai hal. “Terutama yang layanan umumnya,” ujarnya, Sabtu (18/5). Terkait penghargaan yang didapatkan UNP tersebut, Ketua Prodi Pendidikan Biologi, Drs. Ardi, M.si., merasa UNP pantas mendapatkan penghargaan tersebut. Menurutnya dalam menentukan hal tersebut, lembaga yang menilai tentunya berdasarkan kaidah ilmiah yang sedemikian rupa. “Dengan kata lain penempatan UNP sebagai terbaik 1 sudah tepat,” ujar Ardi, Jumat (3/5). Lebih lanjut, Ardi mengharapkan kepada sivitas akademika UNP untuk bisa mempertahankan dan membuktikan bahwa UNP
benar-benar layak meraih penghargaan tersebut. Menjawab hal tersebut, Rektor UNP, Prof. Ganefri Ph.D., menyampaikan bahwa UNP berhasil meraih penghargaan tersebut dikarenakan penilaian dari pemerintah. Hal ini karena pemerintah setiap tahun memberikan penilaian kepada seluruh universitas di Indonesia. Selain itu, UNP memiliki perjanjian kinerja dengan Kemenristekdikti dan ternyata hasil kinerja rektor melewati apa yang telah ditargetkan. “Kita terkejut karena tidak menargetkan capaian tersebut. Kita hanya ingin memberikan layanan yang baik,” jelasnya, Kamis (9/5). Selain itu, Ganefri berkeinginan agar UNP menjadi PTN BH untuk ke depannya, sehingga ekonomi akademik lebih luas, dalam membuka program studi baru tidak perlu mengurus perizinan, dan bisa meringankan beban mahasiswa. “Dengan PTN BH tidak mengandalkan Uang Kuliah Tunggal mahasiswa lagi,” ujarnya. Irza
Penetapan Perekrutan Dosen Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 49 tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) resmi dirilis. PP tersebut berisi bahwa tidak ada lagi perekrutan dosen non-PNS atau tenaga honorer. Hal ini dinilai sangat memberatkan perguruan tinggi dan menghambat meningkatkan sumber daya manusia. Terkait larangan ini mendapat tanggapan dari sivitas akademika Universitas Negeri Padang (UNP). Menurut salah seorang dosen yang berstatus PNS, Drs. Jalius, M.Pd., mengatakan sebaiknya ditiadakanya perbedaan antara PNS dan nonPNS karena dapat menimbulkan celah perbedaan dan perpecahan. Menurutnya untuk mengatasi hal ini, sebaiknya pemerintah menjadikan semua tenaga pendidik berstatus PNS. Upaya mengatasi ketidakseimbangan jumlah tenaga pengajar dan mahasiswa perlu dilakukan kuota penerimaan yang seimbang. “Jika jumlah mahasiswa dan dosen tidak seimbang, membuat beban kerja dosen menjadi bertambah,” jelasnya, Senin (8/4). Hal senada juga disampaikan oleh Dosen Jurusan Bimbingan Konseling, Dra. Yulidar Ibrahim, M.Pd, M.Kons. Ia menyatakan bahwa jika dilihat dari bobot dan beban kerja, dengan adanya tenaga pengajar non-PNS sangat membantu dosen yang jumlahnya sedikit. Namun dosen kontrak tidak langsung memegang kelas, tapi didampingi terlebih dahulu. “Jika peraturan ini berlaku maka semakin mengurangi jumlah tenaga pengajar, terlebih di Jurusan BK banyak dosen PNS yang akan segera pensiun,” jelasnya, Kamis (11/4). Selain itu, Yulidar menyatakan seharusnya pemerintah
memberikan opsi lain seperti mengeluarkan Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) yang diterbitkan oleh kementerian untuk dosen atau instruktur yang bekerja paruh waktu atau dosen yang bekerja penuh waktu, tetapi satuan administrasi pangkalnya di instansi lain dan diangkat perguruan tinggi negeri berdasarkan perjanjian kerja. Ia menjelaskan bila setelah pensiun dosen tersebut masih ingin mengajar, maka yang akan dikeluarkan adalah NIDK bukan Nomer Induk Pegawai (NIP) yang telah pensiun diangkatkan kembali. “Nasib pegawai non-PNS sangat memprihatinkan jika memang aturan ini dilaksanakan,” ujarnya. Ganto juga mewawancarai salah seorang Pegawai nonPNS yang mengajar di Jurusan Ilmu Sosial Politik, Zaky Farid Luthfi S.Pd, M.Pd. Menurutnya peraturan tersebut tidak berlaku terhadap dosen non-PNS yang sudah direkrut sebelumnya. “Seharusnya ada konsultasi terkait peraturan dan kebijakan tersebut, baik dengan Kemenristekdikti atau lembaga yang berwenang lainnya,” ujarnya, Senin (11/4). Mahasiswa Jurusan ISP TM 2016, Atika Rati mengatakan bahwa sebaiknya tidak ada larangan terhadap perekrutan dosen non-PNS, karena meng-
hambat pembelajaran akibat kekurangan dosen dan perlu ditinjau ulang. “Sebagai mahasiswa dapat menyalurkan aspirasinya melalui sebuah aksi,” ungkapnya, Senin (8/4). Menjawab hal ini, Kepala Biro Umum dan Keuangan (BUK) UNP, Afdalisma, SH, M.Pd., menyatakan bahwa aturan ini memang telah diberlakukan di UNP semenjak dikeluarkannya aturan tersebut. Afdalisma juga menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan UNP bagi pegawai non-PNS yakni mendorong mereka untuk mengikuti ujian Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). “Mereka diberi kesempatan sebanyak lima kali mengikuti ujian ini,” ujarnya, Kamis (25/4). Selain itu ia menyatakan bahwa untuk gaji PPPK ini disetarakan dengan pegawai PNS, hanya saja mereka tidak menerima tunjangan seperti PNS. Lebih lanjut, Afdalisma menjelaskan terkait pegawai non-PNS di UNP saat ini hanya mengangkat untuk menggantikan berapa jumlah posisi pegawai yang kosong dan hal ini tidak menyalahi aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Menambahkan hal tersebut, Rekror UNP, Prof Ganefri, Ph.D., mengatakan bahwa UNP sedang berusaha untuk meminta pemerintah meninjau kembali peraturan tersebut. Hal ini menurutnya bertentangan dengan peraturan BLU sebelumnya, karena rektor bisa mengangkat dosen. Sebenarnya rugi jika tidak mengikuti peraturan tersebut karena pemerintah yang akan membayar. “Jika rektor tidak bisa mengangkat dosen, maka susah. Pemerintah juga akan meninjau,” jelasnya Kamis (9/5). Desi
INTER
18 FBS UNP
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
FORMIS
Peringatan Hari Buku Sedunia Melalui Workshop Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP) berkerjasama dengan PT. Rajagrafindo Persada Jakarta melaksanakan Workshop Kewirausahaan dalam rangka memperingati Hari Buku Sedunia di Teater Tertutup Mursal Esten FBS UNP, Selasa (23/4). Bertemakan “Manajemen Informasi Perpustakaan Berbasis Kewirausahaan Pada Era Revolusi Industri 4.0” menghadirkan Dosen Jurusan Ilmu
Perpustakaan Fakultas Komunikasi Universitas Padjadjaran sekaligus penulis berbagai buku terbitan Rajagrafindo Persada, Dr. H. Pawit M. Yusup, M.S., sebagai narasumber. Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan FBS, Elva Rahmah S.Sos., M.I. Kom., mengatakan bahwa acara ini merupakan agenda tahunan yang rutin diadakan, diawali dengan seminar, workshop proposal Program Kreativitas Mahasiswa, bazar, dan berbagai perlombaan. Elva juga mengatakan
UNP
Kuliah Umum se-Kota Padang Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan kuliah umum dengan tema “Menjangkau yang Belum Terjangkau” di Gedung Auditorium UNP, Kamis (11/4). Kuliah umum ini bekerjasama dengan Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) guna mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia dalam menapaki Revolusi Industri 4.0. Dihadiri oleh Menteri Kominfo Republik Indonesia, Rudiantara dan Astri
Wahyuni, Up Of Public Policy and Government Relations Tokopedia sebagai pembicara. Kuliah umum yang diadakan oleh UNP juga turut dimeriahkan oleh peserta dari berbagai kalangan mulai dari pelajar hingga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Kota Padang. Mahasiswa Pendidikan Ekonomi TM 2017, Cassi Putriyani mengatakan bahwa ia selalu mengikuti kuliah umum yang diadakan oleh UNP. “Banyak ilmu yang bisa dipetik,” ujarnya. Nilam
W orkshop: Penyampaian materi oleh Dr. H. Pawit M. Yusup, M.S., (kiri) pada Workshop Kewirausahaan di Teater Tertutup Mursal Esten FBS UNP, Selasa (23/4). f/Rani
tujuan acara untuk memberikan penghargaan kepada buku dan penulisnya dalam mempromosikan
budaya baca, penerbit dan hak cipta, serta mengapresiasi Hari Buku Sedunia. Rani
BERANIBACA.ID
Berbeda dari Komunitas Lainnya Berawal dari challenge 30 hari memposting 30 buku di snapgram yang diikutinya, Indri Listia Putri, Tareq Albana, dan Eka Fitri sepakat untuk membentuk komunitas berani baca.id. Komunitas ini terbentuk pada tanggal 17 April 2018. Ide awalnya berasal dari Tereq Albana dan sekarang dikelola oleh 3 founder.
Komunitas ini berbeda dengan kebanyakan komunitas yang ada. Hal ini disebabkan karena komunitas beranibaca. id. memanfaatkan Whatsapp, Instagram, dan Skype untuk melaksanakan kegiatannya. Kegiatan yang dilakukan berupa challenge melaporkan bacaan buku minimal satu lembar per harinya, menyelesaikan membaca satu buku pada
UPKK UNP
Marwan, M.Si. Ismet mengatakan bahwa tujuan diadakannya KBMI adalah untuk melahirkan karya-karya hebat dari mahasiwa Indonesia yang berani mengambil resiko dan bersusah-susah di awal merintis usahanya. Marwan lebih banyak menjelaskan mengenai PMW serta jenisnya. Ia menyatakan ada tiga macam usaha yang berpeluang mendapatkan pendanaan dari PMW, yaitu usaha di bidang teknologi dan industri kreatif, boga atau kuliner, serta barang dan jasa. Mitha
Geografi
raiannya selama 2,4 minggu, karton susu 5 tahun, kantong plastik 15 tahun, kaleng logam 100 tahun, botol plastik 450 tahun, botol kaca 500 tahun, dan sampah Styrofoam yang tidak dapat terurai. Lebih lanjut Arinil menjelaskan bagaimana mirisnya dampak pembuangan sampah sembarangan. Arinil juga memberikan tips untuk mengurangi penggunaan plastik dengan cara menggunakan botol isi ulang dan lebih memilih sapu tangan berbahan kain dibanding memakai tisu. Mitha
PGSD
Wadah Penyaluran Minat dan Bakat Anak Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) UPP IV Bukittinggi Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan PGSD Goes to School tingkat Sumatera Barat (Sumbar) dan Pameran Lukisan serta Prakarya Mahasiswa PGSD di Kampus V PGSD UPP IV Bukittinggi UNP, Sabtu (6/4). Ketua Pelaksana, Rahim Adrian mengatakan bahwa jumlah peserta berkisar 750 orang. Ia menuturkan bahwa tahun ini terjadi peningkatan jumlah peserta dan ada sepuluh cabang lomba. “Salah satu lombanya adalah
Rangking 1,” ucapnya. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan psikomotor dari peserta didik. Selain itu, sebagai wadah untuk mengembangkan bakat dan minat anak-anak dengan berbagai lomba yang diadakan. Rahim berharap dengan adanya acara ini dapat mewujudkan wadah yang tepat bagi anak-anak dalam menyalurkan bakatnya sekaligus mempromosikan UNP di Bukit tinggi dan menjalin silaturahmi antar TK dan SD seSumbar. Desi
Kepemimpinan Mahasiswa
Saat ini komunitas beranibaca.id memiliki 4 orang admin yang direkrut dari peserta challenge 30 hari 30 buku. Kemudian terdiri atas 27 orang pengurus aktif dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, siswa, dan lainnya. “Dengan adanya komunitas ini dapat meningkatkan minat baca,” ujar Indri yang saat ini menjabat sebagai salah satu founder komunitas, Minggu (7/4).
masa challenge dan dievaluasi oleh admin yang bertugas pada saat challenge berjalan. Selain itu, komunitas ini juga mengadakan kegiatan bedah buku dan bincang literasi. Komunitas beranibaca.id saat ini fokus pada kegiatan challenge yang diadakan 15 hari setiap bulannya. Indri mengharapkan dengan adanya komunitas ini anakanak muda Indonesia dapat meningkat minat dan kepeduliannya terhadap literasi. Ariska
Kuliah Umum FIS Dra. Yurni Suasti, M.Si. Ia menyatakan bahwa kedatangan Prof. Hairy Ibrahim bukanlah yang pertama ke UNP. “Sebelumnya beliau pernah berkunjung ke UNP tahun 2017 bersama dosen dan mahasiswanya,” ujarnya. Selain itu, Yurni juga menyampaikan apresiasinya terhadap mahasiswa yang antusias mengikuti kuliah umum, hingga memenuhi Aula Pasca Sarjana. Lebih lanjut ia berpesan agar mahasiswa dapat memetik pelajaran dari hasil kuliah umum. Nilam
Selamatkan Habitat Penyu Sebelas Mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Negeri Padang (UNP) bimbingan Fitra Arya Dwi Nugraha, M.Si., melaksanakan Program Kreativitas Mahasiswa-Pengabdian Masyarakat (PKMPM) di Pasir Jambak, Padang, Kamis (11/4). Bertemakan “Sea Turtles Goes To School, Sosialisasi Penyu Terancam Punah di Pasir Jambak.” Acara ini dilaksanakan dalam rangka menjaga habitat penyu. Ketua Kegiatan, Febrinal mengatakan bahwa kegiatan sosialiasi diadakan di SDN 31 Pasir Kan-
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Pelatihan Strategi Kepemimpinan Mahasiswa (PSKM) se-Sumatera Barat di Teater Mursal Esten Fakultas Bahasa dan Seni UNP, Sabtu (6/4). Ketua Pelaksana, Apriadi mengatakan bahwa selama tiga minggu dibukanya pendaftaran PSKM, tercatat 200 mahasiswa yang mendaftar. “Jumlah pendaftar sesuai dengan target yang telah ditetapkan,” ujarnya. Acara berlangsung selama empat hari, Sabtu-Minggu tang-
gal 6,7,13, dan 14 April 2019. Selain mendapatkan materi di dalam ruangan, peserta juga diajak outbound. Dalam sambutannya, Presiden BEM UNP, Indra Kurniawan menyampaikan bahwa ranah Minang telah melahirkan banyak tokoh-tokoh hebat nasional. Sebagai pewaris peradaban ranah Minang, peserta yang terpilih haruslah memunculkan jiwa kepemimpinannya. “Melalui PSKM, kita berusaha menjadi penerus semangat tokoh ranah Minang,” ungkapnya. Dwi
FIP UNP
PKM-PM
Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan kuliah umum dengan tema Education For Suistanable Development Goals What Are Our Contribution For Urban ClimateIssues di Gedung Aula Pasca Sarjana lantai 3, Jumat (12/4). Kuliah umum yang diwajibkan bagi mahasiswa Jurusan Geografi TM 2016 -2018 ini menghadirkan dosen dari UPSI Malaysia selaku pemateri, Assoc. Prof. Dr. Mohd Hairy Ibrahim. Acara ini dibuka oleh Ketua Jurusan Geografi,
Keputrian Forum Mahasiswa Islam (Formis) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Muslimah Creative Club Day pada Jumat (12/4). Acara yang bertemakan Ros Smile, Zero Waste is My Style ini menghadirkan Ketua Komunitas Zero Waste Padang, Arinil Hanifah sebagai pemateri di Ruang Serba Guna FT UNP. Arinil menampilkan sebuah video yang menjelaskan tentang beberapa jenis sampah beserta masa penguraiannya. Seperti sampah kertas masa pengu-
BEM UNP
Workshop PMW dan KBMI Unit Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (UPKK) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Workshop Penyusunan Business Plan dalam rangka sosialisasi Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dan Kompetensi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) tahun 2019 di Ruang Serba Guna Fakultas Teknik UNP, Sabtu (6/4). Acara yang bertemakan “Strategi dan Kiat Memenangkan PMW dan KBMI Tahun 2019” ini menghadirkan dua orang pemateri yaitu, Drs. Ismet Yus Putra, MM., dan Dr.
Hidup Bebas Sampah
dang dan SDN 06 Pasir Jambak. Hal ini dikarenakan lokasi objek dekat dari Pasir Jambak dan memberikan pengetahuan lebih kepada anak usia dini untuk mengetahui habitat penyu. Ada dua kegiatan yang telah dilakukan. Pertama, sosialisasi dan pemberian materi tentang penyu kepada siswa kelas IV SD N 31 Pasir Kandang. Kedua, lomba mewarnai yang ditujukan untuk siswa kelas I. Objek yang disediakan berupa gambar penyu, habitat laut serta beberapa sampah plastik. Mega
Arif LIDA Meriahkan Inaugurasi Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan acara Inaugurasi dengan tema Art Imagination for Education di Gelanggang Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP, Minggu (31/3). Acara ini dilaksanakan untuk menyambut mahasiswa baru FIP. Acara malam harinya mendatangkan Arif Liga Dangdut (LIDA) yang menyanyikan lagu berjudul “Judi” ciptaan Rhoma Irama. Selain itu, Wakil Rekor III
UNP, Prof. Ardipal, M. Pd., turut memeriahkan acara dengan menyanyikan lagu yang berjudul “Cinto Babagi Duo” bersama Arif LIDA. Penanggung Jawab Acara, Alim Harus Pamungkas, S. Pd., M. Pd., mengungkapkan bahwa pada acara ini, para mahasiswa baru tahun 2018 dan peserta audisi menampilkan bakatnya. “Dosen pun ada yang ikut berpartisipasi dalam memeriahkan acara ini,” ujarnya. Erda
SEPUTAR MAHASISWA
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
19
Mahasiswa, Skripsi, dan Depresi Hai pembaca setia Ganto! Setiap individu yang mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan disematkan dengan titel mahasiswa. Hal ini menjadikan setiap pengembannya sebagai pelajar tertinggi dalam menuntut ilmu. Saat memasuki tahun-tahun perkuliahan, mahasiswa mulai mengenal ada tanggung jawab yang harus diselesaikan. “Kapan wisuda? Sudahkah mendapatkan gelar sarjana?� menjadi momok di kalangan mahasiswa tahun akhir untuk menyelesaikan skripsi. Semakin dewasa, tantangan hidup dan tanggung jawab semakin berat. Skripsi merupakan tugas akhir yang sarat beban dan harapan dari mahasiswa. Sebagian mahasiswa memilih segera menghadapinya, tapi sebagian lain memilih menundanya. Pengerjaan Skripsi yang tak kunjung usai sering terjadi pada mahasiswa. Berbagai faktor menjadi penyebabnya, baik dari luar maupun dari diri mahasiswa itu sendiri. Sayangnya tidak semua orang memiliki pikiran terbuka untuk memikul beban tanggung jawab tersebut. Banyaknya tugas dan tekanan yang dirasakan mahasiswa, secara tidak sadar mempengaruhi fisik dan kesehatan mentalnya. Dilansir dari Tirto.id, stres menjadi salah satu persoalan besar yang dihadapi para mahasiswa. Berdasarkan laporan Student Minds bertajuk Grand Challenges in Student Mental Health 2014, stres termasuk dalam sepuluh kesulitan besar bagi mahasiswa terkait kesehatan mental. Hasil ini diperoleh setelah lembaga itu menganalisis data 230 responden yang terdiri atas mahasiswa dan lulusan universitas (57%), staf universitas (31%), dan tenaga ahli kesehatan (4%). Student Minds mengatakan bahwa stres menjadi problem kedua yang paling biasa dirasakan mahasiswa. Apabila tidak ditangani dengan baik, ketegangan psikis ini bisa memburuk dan memunculkan isu kesehatan mental lain seperti depresi, perfeksionisme, gangguan obsesif kompulsif, dan lain-lain. Pada Desember tahun lalu, dua mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) ditemukan tak bernyawa di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Polisi menyimpulkan bahwa keduanya meninggal akibat bunuh diri. Selang beberapa hari, polisi kembali mendapat laporan bahwa mahasiswa Unpad berinisial RWB ditemukan tak bernyawa di kamar indekosnya. Dari keterangan orang terdekat korban, laki-laki berusia 24 tersebut sempat mengeluhkan soal kondisi keuangan keluarga dan skripsi yang belum selesai. Sementara itu, MB juga diduga mengakhiri hidup karena persoalan skripsi. Dilansir dari Tirto.id, menurut DeAnnah R. Byrd dan Kristen J. McKinney dalam risetnya Individual, Interpersonal, and Insti-
tusional Level Factors Associated with the Mental of College Students (2012), ada beberapa faktor yang memengaruhi kesehatan mental mahasiswa. Diantaranya tingkat individu, kondisi emosional, kognisi, fisik, dan fungsi intrapersonal menentukan kondisi psikis mahasiswa. Jika ditilik lagi, sistem pembelajaran saat ini juga punya andil, seperti penggunaan sistem Satuan Kredit Semester (SKS) menjadikan mahasiswa dibayang-bayangi deadline. Lulus tepat waktu menghantui mereka. Tak bisa dipungkiri saat bicara penyebab depresi, mayoritas mahasiswa mengaku bahwa mereka ditekan untuk bisa membuktikan diri bisa sukses secara akademis dengan lulus tepat waktu. Bagaimanakah pendapat mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) terhadap permasalahan skripsi dan depresi? Hal ini bisa dilihat dari hasil polling yang disebarkan oleh Riset Subdivisi Penelitian dan Pengembangan Surat Kabar Kampus Ganto. Polling yang disebarkan berupa angket yang terdiri atas lima pertanyaan untuk 800 mahasiswa UNP dari delapan fakultas. Data angket didapatkan dengan metode random sampling yang diambil secara accidentil. Berdasarkan hasil polling, 32,32% responden mengatakan faktor terbesar penyebab mahasiswa tertunda dalam menyelesaikan skripsi adalah faktor internal masing-masing individu. Kemudian sulitnya mencari dan memahami literatur menjadikan mahasiswa kesulitan meyelesaikan skripsi. Ini diungkapkan oleh 26,87% responden. Tidak hanya itu, 20,42% responden mengatakan pengaruh dosen pembimbing masih menjadi salah satu faktornya. sebanyak 9,50% responden menyetujui ikut serta dalam organisasi jurusan maupun kampus mempengaruhi penyelesaian skripsi. Faktor lainnya yaitu kurangnya komunikasi antar rekan sekelas maupun seangkatan. Hal ini diungkapkan oleh 8,49% responden. Saat ditanyakan apakah skripsi merupakan salah satu faktor terbesar penyebab depresi pada mahasiswa, sebanyak 68,95% responden menyetujuinya dan hanya 30,42% responden yang tidak menyetujuinya. Depresi yang dialami mahasiswa tidak bisa dipandang sebelah mata, berbagai kasus dep-
Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Mitha Melanie Putri resi ringan hingga berat terus terjadi. Sungguh disayangkan cara pandang masyarakat kita yang menganggap bahwa menyelesaikan skripsi tepat waktu menjadi indikator kesuksesan seseorang. Namun menurut 33,97% responden, hal itu malah menjadi faktor terbesar penyebab mahasiswa tertekan. Alasan klasik seperti karakter dosen pembimbing yang sulit dipahami dan ditemui masih sangat besar yaitu disampaikan 23,07% responden. Bahkan dua alasan ini berasal dari luar, seolah-olah lingkungan tidak mempedulikan kesehatan mental mahasiswa. Terkadang penyesalan selalu muncul diakhir. Sebanyak 15,21% responden beranggapan bahwa mahasiswa depresi disebabkan tidak memahami disiplin ilmu yang telah dipelajarinya bertahun-tahun, sehingga kesulitan mengolah data yang dijadikan judul skripsinya. Selain itu, 13,94% responden mengatakan alasan yang berasal dari diri mahasiswa sendiri yaitu lemah-
nya mental individu, sehingga saat dihadapi dengan suatu masalah ia malah terbebani dan berpotensi depresi. Selanjutnya 12,29% responden mengatakan faktor finansial untuk memperpanjang masa perkuliahan merupakan beban tersendiri bagi mahasiswa. Hal ini menjadi permasalahan yang harus kita selesaikan. Sebanyak 41,70% responden percaya bahwa yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut adalah pengontrolan diri oleh mahasiswa itu sendiri. Lalu, barulah 33,33% responden menyatakan dosen menjadi pihak yang harus peka terhadap kondisi mental mahasiswa bimbingannya. Rekan terdekat sebagai tempat berkeluh kesah pun menjadi pihak yang berpengaruh menurut 14,56% responden. Kemudian 8,26% responden mengatakan orang tua sebagai pihak yang tidak ada di posisi terdekat kampus, tetapi memiliki posisi terdekat bagi psikis mahasiswa yang
akan membantu menyelesaikan permasalahan depresi ini. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut dan harus segera mendapatkan solusi. Sebanyak 38,53% responden mengatakan tetaplah menjaga kepercayaan diri dan mental dan meyakini usaha tidak akan mengkhianati hasil. 21,29% responden mengatakan harus bersungguh-sungguh memahami disiplin ilmu saat masa perkuliahan. Menjalin komunikasi yang baik kepada dosen pembimbing menjadi masukan dari 21,17% responden. Hal ini karena kesalahpahaman antara mahasiswa dan dosen akan merusak segalanya. 9,63% responden percaya dengan membina hubungan sesama teman seperjuangn akan membawa dampak positif untuk mahasiswa. Selain itu, 7,86% responden meminta mahasiswa untuk tetap menjaga etika dengan baik, sehingga respon dari orang-orang terdekat mereka pun menjadi baik. Rhoudatul Annisa
SASTRA BUDAYA
20
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
Sajak
Ketidakp eduliaan Ketidakpeduliaan
Buram
Aku menemukan diri Dalam tidak kepedulian Terjebak dalam ruang Kematian makna
Aku bersamamu bertegur sapa namun diam Langkah tiada henti namun hampa Bahagia bersama ceria namun sepi Aku Inginkan dunia menyapa tanpa ada duka lara Aku Inginkan nestapa bersorak gembira menyebut namamu Sajak tak berhenti mendayu-dayu menjunjung syairmu Aku Bertahan menahan badai menerpa serabutan Pertahankan Jangan pernah tinggalkan Satukan dalam senyum hangat kemesraan Jangan kau tinggalkan Jangan kau tinggalkan Aku ingin bersama cahaya nestapa sang karya
KRITIK SAJAK
Apa kabar tuan? Apa kabar kemanusiaan? Apa kabar kesadaran? Lama tidak bertemu? Apa kabar tuan? Apa kabar kemanusiaan? Apa kabar kesadaran? Kabarku sangat tidak baik Asnita Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2016
Jawaban waktu
Nur Anisa Mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan TM 2017
Sepanjang jalan yang berliku Menjamur teriakan penyesalan Meronta ingin di dengarkan, menjerit tiada henti Dalam diam sang waktu menjawab Itu semua salah, kesalahan mu jawabnya tiada henti Tak perlu lagi bercerita, semua sudah terjawab Ah sudah, aku memang telah kalah Nilam Purnama Sari Mahasiswa Pendidikan Geografi TM 2016
KRITIK PUISI
Mempertimbangkan Kedewasaan Lewat Puisi
Diasuh oleh Muhammad Adek, M.Hum Tidak sedikit karya sastra yang ditulis untuk mengabadikan schadenfreude kehidupan masa remaja. Sebut saja lakon fenomenal Romeo-Juliet (1597) karya Shakespeare yang menceritakan hebatnya kisah kasih sepasang remaja yang dimabuk asmara hingga mematikan keduanya secara dramatis atas nama cinta. Ada lagi novel Bildungsroman berjudul The Catcher in the Rye (1951) karya J.D. Salinger yang sempat dilarang oleh pemerintah dan sekolah-sekolah di AS, tetapi tetap merebut perhatian pembaca dunia karena menyoroti tema paling signifikan dan universal dalam dunia remaja yaitu dilema remaja dalam proses pendewasaan. Ketiga puisi pilihan Ganto pada edisi kali ini juga melukiskan warna pembicaraan yang sama dengan tema di atas yaitu
dilema yang dirasakan para remaja. Puisi pertama berjudul “Ketidakpedulian” terus-terang menarasikan bagaimana seorang remaja* (penulisnya adalah seorang mahasiswa-red) yang terjebak dalam sebuah keadaan yang tidak menyenangkan. Pada bait pertama, tokoh Aku menyatakan bahwa dirinya berada dalam ketakacuhan dan ketiadaan pada sebuah ‘makna’ yang tecermin dalam baris kematian makna. Makna apakah itu? Hal itu terjawab melalui repetisi dalam bait kedua dan ketiga yaitu pembicaraan mengenai perihal kemanusiaan dan kesadaran (akan kebenaran). Kedua ihwal ini merupakan hal-hal yang sering dikorbankan dalam kehidupan dewasa karena pragmatisme dan oportunisme. Manusia dewasa dibimbing untuk lebih memilih gelimang uang atau hangatnya kursi jabatan dibanding menyuarakan penderitaan manusia di sekitarnya atau pernyataan terhadap suatu kebenaran. Sikap inilah yang akhirnya menjadi ‘pengalaman yang tidak menyenangkan’ bagi kaum muda yang sedari kecil selalu dicekoki nasihat perihal kebaikan, menolong sesama, bersikap jujur dan adil
namun ketika dewasa malah tidak menemukan realitanya. Lalu, kepada siapa si Aku menyatakan sikapnya? Kita dapatkan kemudian satu tokoh lain yakni si tuan. Siapakah dia? Apa hubungannya dengan si Aku? Ada dua interaksi langsung antara keduanya: Lama tidak bertemu?; Kabarku sangat tidak baik. Merujuk kepada pemilihan pronomina (kata ganti) –ku yang digunakan, bisa disimpulkan keduanya mempunyai hubungan dekat dan akrab atau (bisa jadi) bagian dari tokoh Aku itu sendiri. Ya, si tuan adalah sosok imajiner yang khusus diciptakan oleh penyair untuk menjadi doppleganger (kembaran) dari si Aku. Tak lain tak bukan, si tuan adalah perwakilan suara nurani dari si Aku. Di akhir sajak, si tuan menjawab bahwa kabar(nya) sangat tidak baik yang menyiratkan keadaan nurani si Aku yang telah terlanjur tak acuh, kehilangan makna dan menyerah kepada pragmatisme dunia dewasa. Tak jauh beda rasa dengan sajak pertama, puisi kedua berjudul “Buram” juga masih menghembuskan aroma pengalaman remaja ketika mencicipi dunia kedewasaan. Penggunaan ironi
dalam baris beruntun (baris 12-3) yang ditandai dengan diksi ‘namun’ memperlihatkan sekali lagi bahwa dunia dewasa tak sejalan dengan angan dan logika para remaja. Dunia yang ditemukan si Aku adalah dunia yang penuh ‘duka lara’: yang diam, hampa, sepi, jauh dari sorak gembira dan menjunjung ketika masa kecil dahulu. Dunia dewasa tidak banyak menawarkan pilihan kepada si Aku selain bertahan menahan badai (yang) menerpa serabutan. Pesan-pesan yang diwariskan oleh orang-orang yang telah lebih dahulu melewati fase ini hanyalah: pertahankan dan jangan pernah tinggalkan. Niscaya, badai cobaan kehidupan itu akan berlalu, seiring dengan panduan cahaya sang karya dan senyum kehangatan kemesraan. Kegetiran dalam meniti langkah awal kedewasaan juga hadir dalam puisi terakhir berjudul “Jawaban Waktu”. Tokoh Aku merasakan bahwa dunia dewasa ibarat meniti jalan yang berliku. Alam kedewasaan ternyata tidak seperti yang dicita-citakan sewaktu kecil dulu hingga menjamur--lah teriakan penyesalan tersebut. Dalam kesulitan yang menghimpit, si Aku hanya bisa
meronta-menjerit tanpa henti dan ingin didengarkan. Benar, tak ada yang mau dan dapat memberi jawaban yang jujur selain sang waktu yang bisu itu. Tidak ada hidung yang bisa ditunjuk selain kepunyaan si Aku sendiri. Memang, tidak perlu (ada) lagi bercerita tentang ingar-bingar dunia dewasa tersebab semua sudah terjawab. Tidak ada jalan mundur atau berputar, ah sudah, si Aku akhirnya memang telah kalah. Ketiga puisi yang dibahas di atas berjalan pada track yang sama yaitu jalur kegelisahan. Kegelisahan inilah yang menjadi faktor penentu apakah masa dewasa ini akan dihadapi layaknya ujian, perangkap, cobaan atau bisa jadi sebuah anugrah. Tidak ada opsi fiktif menjadi selalu muda seperti tokoh Peter Pan (1911) atau memukul mundur waktu seperti kasus Benjamin Button (1922). Tidak ada jalan kehidupan yang sepenuhnya suci dan benar untuk menjadi manusia dewasa. Jaksa Harvey Dent dalam film Batman: The Dark Knight (2008) mempunyai nasihat yang cukup relevan untuk kita semua: “you either die a hero, or live long enough to see youself become the villain.”
SASTRA BUDAYA
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
Cerpen
21
IBU Oleh Laila Marni Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2015
Aku dibuang. Dari 12 anaknya, aku disisihkan. Dalam perutnya, aku diracuni supaya aku keluar menjadi darah yang tak berharga. Aku tak tau kekuatan apa yang diberikan tuhan padaku sehingga kokoh dalam rahimnya. Berbagai cara telah dilakukan wanita itu untuk aku tak ada dalam hidupnya. Bayangkan olehmu, ia pernah memukul perutnya berkali-kali. Terang saja aku berusia empat bulan kurasa malaikat al-Arham melindungiku dari pukulan yang bertubi-tubi itu. Mungkin ia membentangkan sayapnya atau hanya menahan pukulan itu sehingga tak sampai padaku sehingga aku bertahan. Kau mungkin heran mendengar nama malaikat al-Arham, sedikit kujelaskan Arham adalah bentuk jamak dari kata rahim yang artinya kasih sayang. Tugasnya ialah meniupkan roh ke dalam janin, mengatur rezeki, kematian, amal, sengsara atau bahagia di dalam rahim. Aku tak hanya menahan pukulannya terhadap perutnya, suatu hari ketika aku berusia 40 hari ia mengkonsumsi nanas muda. Katanya, nanas muda sangat berpotensi menggugurkan kandungan atau penghancur janin nomor satu karena mengandung enzim bromealin. Enzim itu bisa bisa melunakkan daging dan inilah biang keladinya terjadi keguguran. Mungkin kau akan menangis, kenapa seorang wanita yang seharusnya menyayangimu dengan seluruh dirinya malah ingin menghancurkanmu. Ia tak berharap dengan kehadiranmu, seperti itulah aku. Aku tak diharapkan, percobaan demi percobaan untuk menggagalkanku menghirup nafas di bumi ia lakukan. Tak hanya itu, di bulan ke enam, mungkin ia sudah tak KRITIK CERPEN tahan karena beratku semakin bertambah, diam-diam ia pergi
sihkan dari 11 saudaraku yang ke orang pintar. Ia meminta yang asing bagiku. lain. Aku malu menyerupakan jamu supaya aku bisa keluar Inikah dunia, meski di rahim diriku dengan Yusuf Nabi paling dengan segera. Untung saja, bermacam dera kurasa tetap saja tampan anaknya Yaqub. Ia lebih ayahku tahu dan menegurnya. di sana lebih hangat. Pertama mulia, lebih sabar, dan mene“Jamu apa yang kau minum kali aku menyusu padanya ia rima qada dan qadar. Syamsiah, baunya mengganggu tampakkan wajah masam seolah tak ikhlas. Ayahku sepertinya Aku memang tak bersama hidungku?” tanya ayah. sangat sayang padaku sehingga perempuan yang melahirkanku “Ambo tidak sanggup menasetiap perempuan itu enggan lagi semenjak umurku dua buhan sakit Da, kok lai dengan menyusuiku ayah selalan. Aku dirawat oleh kakaknya jamu ini ia bisa keluar lebih lu menegurnya. yang kebetulan tak memiliki cepat,” ungkapnya. Benar saja, anak. Kau tau, di sinilah aku Ayah bertanya padanya, ia tak memerasa diharapkan, setiap hari apa maksudmu dengan beginyukaiaku dikelilingi dengan kasih tu, alasan sakit tak masuk akal ku. Aku sayang. Semua kebutuhanku bagiku dari tujuh anak yang dibedilengkapi. Namun ada yang telah lahir kau tak pernah kurang dalam hidupku, mungmengeluhkan seperti itu, kin karena atau mungkin dia bukan aku tak peduanakku? li pada peIa tersontak dengan perrempuan itu. tanyaan ayah. “Tentu saja Ya perempuia anakmu, hanya saja ia an yang susangat menyiksaku,” dah membuungkap perempuan atku hidup leitu. bih indah se“Jangan kau saperti sekakiti dia dengan jarang ini. mu itu kalau ia Bagiku, adalah anakku,” ia tetap ibutegas ayah. ku. Rasa itu Perempuan itu yang mengadiam. Jamu yang jarkanku letelah hampir di bibih kuat. Ia birnya dibuang dan tak memia beranjak menuju benciku, aku kamar tidurnya. Seyakin itu, tamenjak itu aku tak pi aku tak tau disakiti lagi. Tiga kenapa ia tak bulan yang paling Desaingrafis: Venny Sindya Fitri berniat bernyaman dalam rabincang dehimnya. Grafis dan Ilustrator: Mitha Melanie Putri nganku, aku Aku pikir ia sudah dungnya, tapi sayang dengan tak membencinya. Aku sadar bisa menerimaku. 1960 di hari kain kasar yang membuat kulitsurgaku di bawah telapak kakike 16 bulan Juni aku lahir deku merah dan perih. Di hari ke nya. Aku ingin memeluknya, ngan berat badan dan panjang tujuh ia menolak menyusuiku. aku ingin mencium kulitnya kebanyakan manusia rata-rata. Alasannya payudaranya sakit yang sudah keriput. Aku ingin Juga tangisku yang mengiba, dan ketika aku menetek yang menghapus air matanya ketika entah karena aku takut mengkeluar adalah darah. Ia enggan ia dibentak oleh anak bungsu hadapi dunia, entah karena aku menyusuiku, ayah susah memkesayangannya. tahu ia tak menginginkan kehabujuknya tetap saja ia enggan Sebenarnya, aku sangat diranku. Bidan yang menyamdan akhirnya aku hanya meingin didekatnya, berbakti debut kelahiranku adalah orang nyusu dengan susu sapi. ngan merawatnya. Suatu hari yang paling pertama memujiku. Dunia ini serasa sangat kekuberanikan diri mendekatinya Ia ucapkan selamat pada ayah jam, kenapa aku tak dicintai bertanya kabarnya, ia malah dan dirinya yang telah melahirperempuan itu. Kenapa aku memalingkan wajahnya. Waktu kanku. Aku dimandikan, dibedibuangnya. Kenapa aku disiitu ayahku sudah tiada, aku ingin dung sejenak kudengar lantunan
ia menghapus air mataku karena kehilangan ayah. Namun ia mungkin lebih sedih sehingga tak sempat memperhatikanku. Ia tak membuangku, aku yang membuang cintanya. Mungkin aku nakal dalam rahimnya, semoga ia senantiasa sehat. Di usianya yang sudah senja, matanya tak seterang dulu lagi, ingatannya tak sebagus dulu lagi dan rambut putihnya memaksa menampakkan diri di balik tingkuluaknya ia datang ke rumahku. Duduk di teras sambil merenung panjang. Entah apa yang ada di pikirannya, ia bertanya, “Iko rumah sia?” Aku sedang melawan penyakit di kasurku, ya asma yang tak berkesudahan semenjak kecil, kata orang aku diberi tubo, sehingga asma itu tak bisa sembuh. Sembuh siang hari datang lagi malam hari. Aku dengar ceramah ustad di televisi bahwa penyakitku bisa sembuh bila ibuku redha dengan diriku. Suamiku menjawab pertanyaan perempuan yang meski telah tua namun memiliki wajah cantik itu. “Iko rumah anak amak,” Ia mengalirkan air mata, ia sebut namaku dengan amat fasih “Qamariah” ia masuk ke kamarku dan memeluk tubuhku yang sudah kurus karena penyakit. Aku tak bisa berkata apa-apa, rasa pelukan yang hangat itu hanya ada dalam mimpiku dan sekarang aku tak bermimpi. Ia memelukku dengan derai air mata, kuhapus air yang mengalir dari matanya yang sendu. Aku sayang Ibu ungkapku sembari memohon maaf atas salahku. Ah, begitu romantis ia menghapus bulir bening dari mataku, ia mencium keningku. Sayangnya, dua hari setelah itu ia pergi. Pergi ke tempat abadi. Rasa cintanya kurasa jua, begitu kentara ketika bibirnya mengecup keningku. Ia adalah ibuku yang mencintaiku dengan caranya sendiri.
KRITIK CERPEN
Diksi itu Amunisi
Diasuh Oleh Refisa Ananda, M.Pd Cobalah lafazkan kata ibu! Tidakkah terdengar merdu di hatimu? Inilah yang menjadi pokok pangkal cerita kali ini. Begitu sampai di bagian tengah cerpen, ingatan saya langsung tertuju pada cerpen Ibu karya A.A. Navis. Seingat saya, kata Ibu mengisi hampir semua bagian dari cerpen tersebut. Berbeda dengan cerpen ini, penulis enggan menggunakan kata sapaan itu. Walaupun penulis memberi judul Ibu, kata ini hanya muncul empat kali dan ditambah satu dengan judul. Beriringan
dengan kata dibuangnya yang muncul tiga kali. Di bagian awal saja, penulis langsung menyandingkannya dengan kata dibuangnya. Hal ini sudah memberi celah pada pembaca untuk menerka seperti apa arti tokoh Ibu (Syamsiah) bagi tokoh Aku (Qamariah) atau mungkin sebaliknya. Diriwayatkan dalam sebuah hadis, ketika seorang pemuda bertanya kepada Rasulullah SAW terkait siapa orang yang paling berhak menerima baktinya, tiga kali pertanyaan pemuda tersebut dijawab dengan kata ibu. Kemudian baru ayah. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa ibu adalah manusia jempolan yang pantas menerima semua kebaikan dari anaknya. Namun, tokoh Aku tak mendapat kesempatan melakukan hal itu(?). Dalam cerpen ini keagungan kata ayah, lebih lantang dibunyikan penulis untuk menggambarkan tokoh lelaki yang menyelamatkan nyawanya se-
jak dari kandungan. Penggunaan kata ganti ia, nya, perempuan itu, wanita itu, dalam cerpen ini sangat tegas menunjukkan jarak antara tokoh Aku dan ibunya. Jarak yang muncul bahkan sebelum mereka bertemu. Jarak itu semakin menganga ketika tokoh Aku lahir ke dunia. Berbagai upaya dilakukan tokoh Ibu untuk meniadakan anak kandungnya. Walaupun gagal. Cerita ini mengisyaratkan kepada pembaca bahwa hubungan yang tidak baik antara ibu dan anak akan menimbulkan kehancuran bagi keduanya. Tidak peduli siapa penjahatnya. Hal terpenting, perlakukan ibumu seperti seorang raja, maka rezekimu juga seperti raja. Jadi, jangan pernah mengabaikan rida orangtua. Kedua cerita ini, Ibu karya A.A. Navis dan Ibu Karya Laila Marni berakhir dengan kematian tokoh Ibu dengan luka yang berbeda bagi anaknya. Navis
menampilkan luka seorang anak yang merasa gagal membalas semua kebaikan dan kasih sayang ibunya walaupun sudah melakukan berbagai pengorbanan. Cerita kali ini memperlihatkan kepada pembaca, bentuk luka yang akan dirasa jika kehadiran anak bahkan tidak diharapkan oleh ibunya. Dalam cerpen Ibu, Laila menggunakan gaya aku sebagai tokoh utama. Ia anak kedelapan dari dua belas anak, tetapi hanya ia yang diperlakukan berbeda. Seperti pada kutipan Dari 12 anaknya, aku disisihkan...... dari tujuh anak yang telah lahir kau tak pernah mengeluhkan seperti itu. Tokoh-tokoh sampingan adalah Ayah, Ibu, Suami Aku, dan Kakak Ibu. Beralur lurus. Penokohan dilukiskan dengan cara dramatisasi. Tema yang diungkapkan pengarang adalah hubungan yang tidak baik antara ibu dan anak yang berdampak pada ketidakbaikan nasib bagi keduanya.
Tema yang digunakan penulis terkait permasalahan manusia dan dunia serta eksistensi manusia sebagai individu. Baik Ibu maupun Aku, sebagai pelaku utama sama-sama mengalami penderitaan sebagai dua pribadi yang mempunyai kedudukan yang berbeda dalam keluarga, tapi saling berkaitan. Di akhir hayat ibunya, hubungan ibu dan anak itu mulai membaik ketika tokoh Aku mulai menggunakan panggilan yang patut bagi perempuan yang sudah mengandung dan melahirkannya. Bagaimana frekuensi diksi dimunculkan dan dikombinasikan merupakan kekuatan dari cerita ini. Perpaduan antara diksi dibuang dengan diksi ibu seolah-olah ingin menekankan bahwa “tindakan itu” dilakukan oleh orang terdekat tokoh Aku. Orang yang seharusnya melindunginya saat ia masih lemah. Orang yang harusnya ia lindungi ketika orang itu sudah lemah di makan usia.
RESENSI
22
Lebih Mengenal “Pahlawan” Sastra Judul Penulis Penerbit Cetakan Tebal
: : : : :
Pramoedya Ananta Toer dari Dekat Sekali Koesalah Soebagyo Toer Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) Jakarta Pertama, Juli 2006 xvi + 266 hlm
Buku ini diambil berdasarkan catatan pribadi yang ditulis oleh Koesalah Soebagyo Toer. Koesalah Soebagyo Toer adalah saudara kandung dari Pramoedya Ananta Toer. Catatan tersebut ditulisnya pada tahun 1981 hingga tahun 2006, sebelum Pramoedya menutup usia. Disebabkan berupa catatan pribadi, setiap catatannya bersifat personal, jumlah halaman pada setiap catatan pun bervariasi, ada yang pendek (1/2 halaman) hingga yang panjang (5-6 halaman). Sehingga dalam penceritaannya penulis membaginya menjadi beberapa bagian yang memudahkan pembaca dalam memahaminya. Seperti yang menjadi harapan pembaca, buku ini banyak memuat sisi menarik dari kehidupan Pram (panggilan Pramoedya), baik yang menyangkut perannya sebagai penulis dan dokumentator maupun perannya sebagai kepala rumah tangga yang selama ini belum pernah terungkap ke publik. Dalam buku ini juga menceritakan bagaimana seorang Pram mendapatkan berbagai respon, baik respon positif maupun negatif dalam setiap karyakaryanya. Pramoedya Ananta Toer adalah salah satu sastrawan yang cukup ‘berani’ di masanya. Ia wafat pada usia 81
tahun. Buku ini berbeda dengan buku lainnya yang juga menceritakan tentang Pram. Selain karena catatan yang dibuat dalam bentuk narasi, buku ini juga memuat beberapa tulisan yang terdiri atas kutipan percakapan antara Koesalah dengan sang kakak. Sehingga pembaca akan merasa berada di masa ketika peristiwa itu terjadi. Beberapa bulan setelah wafatnya, barulah muncul sebuah buku yang mencoba menghadirkan sosok Pram dari pandangan Koesalah Soebagyo Toer selaku adik kandungnya. Banyak kisah menarik mengenai keseharian Pram dalam buku ini. Pembaca akan merasakan berbagai macam hal, mulai dari hal lucu, mengharukan, menjengkelkan, dan sebagainya ketika membaca buku ini. Secara keseluruhan, bagi pembaca karya-karya dari Pram atau orang-orang yang ingin mengenal Pram lebih dekat, maka buku ini akan sangat menarik karena berhasil mengungkap sisi kehidupan Pram yang selama ini tersembunyi oleh kebesaran namanya. Buku ini sangat bagus dibaca oleh masyarakat umum, terutama mahasiswa yang mengambil jurusan sastra. Resensiator: Deby Purnama Sari Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2015
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
Perjuangan yang Tak Pernah Luntur Judul Penulis Penerbit Tebal Buku
: : : :
Laut Bercerita Leila S. Chudori Kepustakaan Populer Gramedia 379 halaman
Dalam Novel Laut Bercerita ini, Leila S. Chudori mengajak para pembacanya untuk mendalami lagi kasus mengenai penghilangan aktivis yang saat itu tidak sejalan dengan pemimpinnya. Novel ini menceritakan tentang kebebasan berekspresi dan berpendapat yang dikekang. Diceritakan tokoh Laut dan rekan-rekannya sebagai aktivis mahasiswa pada masa itu menyuarakan pandangan mereka terhadap pengekangan tersebut, tapi dibatasi oleh pihak yang berkuasa. Namun mereka tidak putus asa dalam memperjuangkan hak yang seharusnya dimiliki setiap orang, sehingga perlawanan dan keberanian mereka berujung dengan terjadinya pengejaran dan penangkapan para aktivis tersebut. Novel ini memiliki dua sudut pandang. Pertama, sesuai dengan judulnya sendiri terdapat tokoh Laut. Kedua Asmara, adik Laut. Dari sudut pandang Laut, menceritakan bagaimana ia dan teman-temannya berjuang untuk menyampaikan haknya dalam berpendapat. Sehingga, ia dan rekan-rekannya menyusun rencana dan melakukan pelarian untuk menghindari penangkapan. Namun, akhirnya mereka tertangkap juga. Dari sudut pandang asmara, lebih memperlihatkan perasaan keluarga kor-
ban yang kehilangan. Mulai dari bagaimana mereka melakukan pencarian terhadap kerabatnya yang tidak kunjung kembali. Selain itu, juga menunjukkan bagaimana perasaan korban selamat yang tidak dapat melupakan kejadian tersebut. Di akhir cerita, dapat dilihat bahwa kasih sayang dan perjuangan keluarga korban tidak akan pernah padam untuk mendapatkan keadilan. Salah satu bentuk dari perjuangan itu adalah dengan melakukan aksi yang disebut aksi payung hitam. Novel ini memiliki kekurangan, yaitu pemakaian diksinya yang sulit dipahami oleh masyarakat awam, sehingga harus membacanya berulangulang agar dapat mengerti maknanya. Namun terlepas dari hal tersebut, Novel Laut Bercerita ini sangat disarankan dibaca oleh para mahasiswa. Selain untuk menambah referensi bacaan, novel ini sangat bagus untuk dijadikan sebagai bentuk refleksi diri antara mahasiswa sekarang dengan mahasiswa dulunya yang tidak hanya memikirkan kuliah, tetapi juga memperjuangakan hak dalam berpendapat. Sekarang, hak berpendapat sudah dibebaskan tinggal bagaimana menyuarakannya lagi sesuai norma dan aturan yang berlaku. Resensiator: Irza Ade Suarni Mahasiswa Sastra Inggris TM 2016
ULASAN FILM
Jejak Media Sosial dan Ketidakprofesionalan Judul Tanggal Rilis Durasi Genre Sutradara Pemain
: : : : : :
Searching 24 Agustus 2018 (di Indonesia) 1 Jam 42 Menit Drama, Thriller, Mystery Aneesh Chaganty John Cho, Michelle La, Debra Messing, Sara Sohn, Joseph Lee, Steven Michael Eic, Ric Sarabia, dan Sean O’Bryan
Aneesh Chaganty adalah seorang sineas berdarah India. Selain menyutradarai film Searching, ia juga penulis naskah dari film ini. Film debutnya sebagai sutradara dan sudah mendapatkan penghargaan dari Alfred P Sloan Feature Film Prize 2018 dari festival Sudance. Selain itu, sang sutradara juga mendapatkan penghargaan kategori Audience Award di ajang yang sama. Film ini bercerita tentang seorang ayah yang bernama David Kim yang kehilangan anaknya, Margot. Lalu ia berusaha mencari anaknya dengan bekerja sama dengan beberapa detektif. Selain itu, ia juga memanfaatkan media sosial untuk mencari jejak kehilangan anaknya. Pada awal film ini membuat kita susah menebak apa yang diceritakan. Hal ini karena Searching dimulai dengan memperlihatkan video-video arsip dari sebuah laptop. Video tentang keluarga kecil David dan anak
perempuannya. David bekerja sama dengan Detektif Rosemary mencari Margot. Namun Rosemary mengatakan bahwa Margot telah meninggal. Padahal, detektif itu tidak tahu bahwa Margot masih hidup. Bahkan Detektif Rosemary membuat bukti palsu agar David percaya bahwa Margot telah meninggal. Hal tersebut dilakuakannya karena hilangnya Margot berawal dari tindakan anaknya, Robert Vick tak sengaja mendorong Margot masuk jurang Barbosa. Saat insiden terjadi, Robert menelepon ibunya dan akhirnya kasus tersebut ditutup-tutupi dengan kasus palsu, sehingga membuat ibunya tidak profesional sebagai seorang polisi. Robert Vick menyukai Margot sejak mereka masih anakanak. Disebabkan karena cintanya kepada Margot, apapun tentang Margot ia mengetahuinya. Mulai dari latar bela-
kang keluarga, pendidikan, serta media sosial milik Margot. Ia mengikuti Margot di media sosial dengan akun palsu bernama fish_n_chips. Dengan akun tersebut ia mendekati Margot. Ia selalu mengomentari postingan Margot di media sosial. Ia mengomentarinya dengan menyinggung persoalan hidup, sehingga komentar Robert Vick membuat Margot bersimpati kepadanya. Penyamaran Robert Vick berhasil. disebabkan komentar cerita dan kisah sedih fish_ n_chips disetiap postingannya, akhirnya Margot kasihan sehingga mengirimi fish_n_chips uang. Akhirnya mereka berte-
mu, Margot memberikan uang tersebut kepada fish_n_chips untuk membantu biaya pengobatan ibunya. Semenjak itu Margot menghilang dan tidak ada yang mengetahui di mana keberadaannya. Dengan kegigihan, David mencari puterinya melalui jejak media sosial. Pada akhirnya, Margot berhasil ditemukan dengan memanfaatkan rekam jejak digitalnya dalam keadaan luka dan hampir tidak bisa diselamatkan. Margot ditemukan di jurang dengan kedalaman 30 meter. Film ini cocok ditonton oleh semua umur. Pesan yang dapat diambil dari film ini yaitu jangan
mudah percaya kepada perkataan orang dan diajarkan bijak dalam menggunakan sosial media. Selain itu, film ini juga mengajarkan agar orangtua lebih memperhatikan lagi anaknya. Hampir keseluruhan cerita di film ini mengajarkan tentang arti kesungguhan dan berpegang teguh dengan prinsip. Meski awalnya terpengaruh dengan perkataan orang lain, dengan kegigihannya, akhirnya menemukan apa yang telah hilang. Resensiator: Hega Dwi Dian Dola Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2016
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
23
GANTOPEDIA
Scribble Pen, Pena Sejuta warna Peradaban manusia terus berkembang seiring perkembangan zaman. Manusia terus berlomba-lomba untuk menciptakan inovasi baru yang digunakan untuk kegiatan manusia itu sendiri. Dari tahun ke tahun selalu ada inovasi-inovasi baru yang tercipta. Inovasi tersebut mencakup keseluruhan aspek kehidupan manusia, tak terkecuali pada bidang teknologi. Inovasi pada bidang teknologi saat ini juga mencakup pada kegiatan sehari-hari manusia. Salah satunya inovasi pada kegiatan tulis menulis atau menggambar. Pada zaman purba, manusia biasanya melakukan kegiatan menggambar di dinding-dinding gua. Seiring berjalannya waktu, manusia terus menciptakan alat yang bisa digunakan untuk menulis dan menggambar. Mulai dari pena yang terbuat dari bulu unggas, kapur tulis, pensil, pena, dan alat-alat tulis lainnya. Saat ini alat tulis yang ada sangat beraneka ragam tergantung kegunaannya. Alat-alat tulis tersebut kebanyakan hanya terdiri dari satu warna dan maksimal empat warna dalam satu alat tulis seperti pena. Jika ingin menggunakan warna lainnya maka harus mengganti tintanya atau malah mengganti alat tulisnya. Tentu saja akan kerepotan jika harus membawa banyak pena dengan warna yang beraneka ragam jika ingin menulis atau menggambar sesuatu. OSaat G A Nini sudah ada pena canggih yang bisa menghasilkan OGAN
Grafis dan Ilustrator: Mitha Melanie Putri
hingga jutaan warna tanpa perlu mengganti tinta atau penanya bernama Scribble Pen. Scribble Pen sangat cocok bagi seniman atau mereka yang berhubungan dengan banyak warna tanpa ingin kerepotan membawa banyak pena dengan warna yang berbeda. Scribble Pen diperkenalkan oleh sebuah perusahaan start up asal California, Amerika Serikat, bernama Scribble Technology yang ditemukan oleh dua orang penemu, Mark Barker dan Robert Hoffman. Mereka telah berpikir keras agar hasil penemuannya ini bisa digunakan oleh banyak orang dan sangat mudah digunakan. Lalu inilah hasilnya, sebuah pena yang mampu menjiplak warna dengan teknologi sensor canggih. Butuh waktu kurang lebih dua tahun bagi pihak Scribble Technology untuk mewujudkan scribble pen ini. Cara kerja dari Scribble Pen sangat sederhana, cukup dengan menekan sensor pada bagian atas pena dan mengarahkannya ke benda yang diinginkan, maka warna dari benda tersebut akan ditiru. Warna yang dapat dihasilkan oleh Scribble Pen pun mencapai 16 juta warna. Scribble pen memiliki tiga buah warna tinta, yakni merah, hijau dan biru atau kita sebut RGB. Apabila RGB ini dikombinasikan, maka akan menghasilkan warna yang berbeda. Scribble Pen dilengkapi dengan sensor warna dan mikroprosesor yang dapat mendeteksi dan menyalin warna dari sebuah objek atau benda. Setelah proses
pemindaian warna selesai, selanjutnya Scribble Pen mengatur komposisi warna berdasarkan RGB sehingga tercipta tinta yang memiliki warna sama dengan objek yang dipindai. Jika Scribble Pen diarahkan pada buah jeruk, maka warna dari jeruk tersebut akan di-scan oleh sensor warna untuk kemudian warna tersebut diserap oleh mikroprosesor untuk memproduksi warna dari buah jeruk tersebut. Setelah warna diproduksi, maka Scribble Pen dapat digunakan dengan tinta berwarna buah jeruk. Setidaknya butuh waktu 1-2 detik bagi Scribble Pen untuk proses scanning warna sebelum dapat digunakan di atas kertas. Tingkat akurasi warna dari Scribble Pen ini sangat tinggi, sehingga warna yang dihasilkan sama dengan warna objek yang dipindai. Jangan takut jika harus terus mengulang-ulang untuk men-scan warna yang sama dari objek yang diinginkan. Pihak Scribble Technology melengkapi Scribble pen ini dilengkapi dengan memori berkapasitas satu GigaByte, sehingga warna yang telah di-scan akan tersimpan dan dapat digunakan kapan saja. Scribble Pen menggunakan baterai isi ulang sebagai dayanya dan dapat digunakan selama 15 jam dalam sekali pengisian. Scribble Pen juga dapat diaplikasikan dengan software pengolah grafis yang ada seperti Corel Draw, Adobe Photoshop, dan software pengolah grafis lainnya. Selain itu, tinta Scribble Pen
memiliki keunggulan tahan terhadap air dan tidak akan luntur. Pihak Scribble Technology menyediakan enam spesifikasi untuk mata Scribble Pen, yakni 0.3 mm, 0.5 mm, 1.0 mm, 1.5 mm, 2.5 mm dan 3.71 mm. Pena pintar ini tersedia dalam tiga varian model dengan harga yang berbeda untuk setiap modelnya. Model pena ini dibanderol dengan harga US$249, model stylus yang dapat digunakan pada smartphone atau tablet melalui konektivitas Bluetooth dibanderol dengan harga US$ 119, dan model multifungsi dibanderol lebih mahal daripada dua model lainnya yakni seharga US$300. Model multifungsi ini dapat digunakan pada permukaan kertas ataupun smartphone atau tablet. Scribble pen dibuat dalam dua versi. Pertama yang dilengkapi
dengan cartridge tinta untuk pewarnaan di kertas, sementara yang kedua adalah dengan stylus untuk pewarnaan di dalam perangkat mobile yang dilengkapi dengan aplikasi Scribble+. Kedua versi Scribble bisa disambungkan dengan Bluetooth atau Micro-USB untuk jaringan antara komputer dengan perangkat lain. Scribble memiliki panjang sekitar 16 cm dengan 16-bit sensor warna yang bisa menampung lebih dari 100 ribu warna berbeda. Barker dan Hoffman akan segera meluncurkan Scribble dalam kampanye inovasi produk kreatif yang diadakan Kickstarter dalam waktu dekat. Diperkirakan harga untuk Scribble dengan catridge tinta sekitar Rp 1,7 juta, sedangkan untuk Scribble dengan stylus sekitar Rp 944 ribu.(Akbar Wahyu Pratama dari berbagai sumber)
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
IKLAN
Maret-April 2019 Edisi No.209/Tahun XXIX
24