Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun
XXX
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun XXX
2 FA J AR
SARIP ATI SARIPA
Transisi Menuju Kemudahan Kehidupan di dunia selalu ditandai dengan adanya berbagai perubahan yang terjadi, tak terkecuali perubahan dari segi teknologi yang mempengaruhi kemajuan dalam bidang lainnya. Kemajuan yang semakin pesat membawa kita ke arah yang dipermudahkan. Segala hal bisa diakses tanpa harus dicatat di kertas terlebih dahulu. Perubahan ini kita kenal sebagai disrupsi virtualisasi atau digitalisasi. Era disrupsi dapat diartikan sebagai era di mana berbagai lini telah berubah dan bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan perubahan secara besar-besaran yang menandai sebuah era dari yang sifatnya offline ke online. Perkembangan tersebut semakin memudahkan masyarakat dalam memperoleh kebutuhan hidup, Terutama merambah dalam bidang pendidikan. Tak bisa dibantahkan bahwa transisi digital banyak memajukan peradaban manusia ke arah efisiensi produktifitas. Keefektifan dan kemudahan akses merupakan poin yang diunggulkan dalam disrupsi digital, sehingga apa pun kegiatan yang dilakukan sivitas akademika sebuah kampus akan berjalan lancar, lebih cepat, dan mudah. Virtualisasi dan digitalisasi di Universitas Negeri Padang (UNP) sudah banyak diterapkan beberapa tahun belakangan dan pada 2019 telah dioptimalkan. Misalnya dalam hal penyediaan kartu mahasiwa yang bisa digunakan untuk mengakses berbagai hal seperti sistem portal parkir otomatis, perpustakaan, bank, dan sebagainya. Selain itu, ada penyediaan lisensi original Microsoft Office, pendaftaran beasiswa, TOEFL online, absen online, wifi.id yang dapat diakses di berbagai tempat dari proyek Single Sign On (SSO) pertama yang bekerja sama dengan Telkom, smart campus, dan lain sebagainya. Dengan hal tersebut, maka akan mempermudah mahasiswa maupun sivitas akademika UNP dalam berkegiatan. Sebagai contoh ketika kita ingin mendaftar TOEFL, maka tidak perlu lagi ke loket pendaftaran karena sudah disediakan laman web untuk mengakses pendaftaran TOEFL secara online. Cukup dengan gawai dan di berbagai tempat mengaksesnya. Bisa sambil duduk santai di kos, sangat mudah. Berbicara mengenai disrupsi maka kita akan dihadapkan pada efisiensi, kecepatan, kenyamanan, dan kualitas. Selain menguntungkan, disrupsi digital juga dapat menjadi bom waktu apabila tidak mendapat tanggapan yang baik. Memang kecanggihan teknologi zaman ini membuat segalanya menjadi mudah dan jangan sampai kita diperbudak oleh era ini. Walaupun pihak kampus telah menyediakan security server, tapi kita harus waspada mengenai data karena tangan-tangan hacker meraja lela. Hal ini disebabkan karena dengan adanya kemudahan pasti ada efeknya pula. Pemred Cetak GANTOLE
+ Semua sistem sudah menggunakan digitalisasi? - Hati-hati diretas! + Gerbang parkir UNP hampir POK OK P AD ANG POKOK PAD ADANG rampung - Semoga tidak memberatkan! + TOEFL online berlaku tahun ini. - Berjelas-jelas saja
Menyambut Digitalisasi 4.0 di UNP
Dr. H. Jufri Syahruddin, M.Pd Pembina SKK Ganto UNP Berita Ganto tentang digitalisasi dalam bingkai revolusi industri 4.0 menggelitik untuk diulas dan disikapi. Untuk itu kita mesti melihat dari dua sisi yakni mudarat dan manfaatnya. Ada pepatah Minang yang mengatakan bahwa malabihi ancak-ancak, mangurangi sio-sio. Artinya melebihkan sesuatu harus ada manfaat yang signifikan dan mengurangi sesuatu jangan menimbulkan celaka. Pepatah ini dapat dijadikan dasar berpikir kita untuk menyambut program digitalisasi di Universitas Negeri Padang (UNP) saat ini. Program digitalisasi dalam pengelolaan universitas oleh Rektor UNP, Prof. Ganefri dan jajarannya jelas sebuah inovasi dan kreativitas yang patut disambut semua pihak.
Hal ini disebabkan keberhasilan dan kemajuan lembaga pendidikan ditentukan oleh tiga faktor utama yang dikenal dengan 3P, yakni Penampilan, Pelayanan dan Prestasi. Ketiga faktor ini saling mendukung dan mesti dikembangkan secara bersamaan. Jika tidak, akreditasi UNP akan mengalami kemunduran. Dari segi penampilan, UNP sudah boleh dibilang bagus dan mempesona. Sarana dan fasilitas untuk pelaksanaan aktivitas pendidikan, tempat ibadah dan bisnis telah berdiri dengan megah dan lengkap. Semua bangunan tertata rapi dan indah dipandang mata. Selain itu, lapangan olahraga dan areal perparkiran sudah dibangun dengan baik. Pendek kata, dari segi penampilan UNP bisa dikatakan unggul di Sumatra Barat. Selain itu, segi palayanan sangat menentukan kemajuan UNP ke depan. Pelayanan yang dibutuhkan saat ini adalah pelayanan cepat, tepat, dan mudah. Makin hari jumlah sivitas akademika UNP makin banyak, untuk itu diperlukan sebuah sistem pelayanan yang memperpendek waktu dan mempermudah urusan mereka. Pelayanan yang cepat, tepat dan mudah
seperti itu memang harus dilakukan dengan pelayanan digital. UNP tidak akan mampu melayanai puluhan ribu mahasiswa dan dosen yang tersebar di penjuru negeri tanpa menggunakan internet. Selain kedua faktor di atas, prestasi adalah tujuan akhir yang ingin diraih oleh UNP di masa mendatang. Prestasi ini sangat bergantung pada sarana dan fasilitas serta pelayanan yang prima. Justru itu, prestasi harus diukur dari beberapa indikator seperti proses pembelajaran, tugas akhir, pengalaman lapangan, beasiswa, perpustakaan serta kegiatan ekstrakurikuler. Semua hal tersebut merupakan satu paket yang dikemas dalam empat kata yakni aman, nyaman, adil dan menyenangkan. Mau tak mau kita harus memanfaatkan proses digitalisasi yang sudah terbukti memiliki kecepatan, ketepatan dan kemudahan dalam berbagai urusan. Hal ini baru diterapkan di UNP, tentu masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, sebuah inovasi dan kreasi membutuhkan kesabaran dalam melakukannya. Mari kita dukung bersama program ini demi kejayaan UNP di masa depan.
POK OK P AD ANG POKOK PAD ADANG Salam Pers Mahasiswa ! “Jika ingin menaklukan rasa takut, jangan hanya duduk dan memikirkannya. Pergilah dan lakukan apa yang kau takuti.� Dale Carnegie. Penghalang terbesar seseorang untuk meraih kesuksesan adalah rasa takut. Ada kalanya rasa takut yang tidak terkontrol menjadi monster yang menggerogoti diri. Takut gagal, takut kritikan, takut rugi, dan takut akan ketidakpastian. Bohong besar jika di dunia ini ada seorang yang dilahirkan tanpa rasa takut. Percayalah, setiap orang memiliki rasa takut dengan intensitas yang berbeda. Rasa takut adalah pemberian berharga dari Tuhan, tanpa rasa takut seseorang tidak akan pernah tahu apa itu keberanian. Sebagian besar orang menganggap rasa takut sebagai kelemahan yang ingin dihilangkan. Namun hal itu merupakan pandangan yang salah karena jauh lebih mudah membalikan rasa takut menjadi kekuatan dibanding menghilangkan rasa takut itu sendiri. Sebagai jurnalis kampus, SKK Ganto tentunya juga pernah dihadapkan dengan rasa takut. Mulai dari takut perkuliahan terbengkalai, intimidasi beberapa oknum terkait pemberitaan, takut kritikan pembaca, dan ketakutan lainnya yang terus membelenggu dalam berkreativitas. Selain itu, tekanan dari eksternal maupun internal kadang kala menciptakan rasa takut bagi Ganto dalam menjalankan roda organisasi. Meski demikian, hal tersebut perlahan dapat diatasi sehingga tidak menghambat fungsi Ganto sebagai salah satu
PKJTLN 2019: Kru dan Peserta PKJTLN SKK Ganto UNP foto bersama dengan Editor Net TV, Abdul Aziz di depan PDIKM Padang Panjang, Minggu (29/9). Aziz merupakan salah seorang pemateri PKJTLN Ganto 2019. f/Akbar
media informasi kampus. Tahun ini Ganto tengah mempersiapkan acara besar yakni Pelatihan Keterampilan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PKJTLN) yang diperuntukkan bagi seluruh Lembaga Pers Mahasiswa se-Indonesia. Acara yang berlangsung di Padang Panjang tanggal 28 September hingga 1 Oktober ini memakan waktu persiapan yang tidak sebentar, kurang lebih delapan bulan dan tak jarang berbagai kendala juga ikut serta menjadi pernak-pernik yang menghiasi kesuksesan acara tersebut. Terlepas dari itu semua, Ganto berhasil membalikan rasa takut yang dihadapi menjadi kekuatan guna menyelenggarakan kegiatan yang dilakukan setiap dua tahun sekali. Tidak hanya mempersiapkan PKJTLN, Ganto juga tengah meng-
garap tabloid edisi 211 dengan tema Serba Serbi Disrupsi Digital. Selain itu, edisi kali ini menyuguhkan berbagai informasi seputar kampus mulai dari Pendirian Labor FIS, TOEFL online, dan lainnya serta berita kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh unit kegiatan mahasiswa selingkungan UNP. Meski rasa takut akan terus menghinggapi setiap tuannya. Namun sejatinya ketakutan hanya datang dari pikiran. Hal berbahaya memang nyata adanya, tapi bukan berarti harus takut untuk dihadapi. Akhir kata, segenap Kru SKK Ganto menyampaikan permohonan maaf kepada pembaca setia. Kritik dan saran selalu kami tunggu untuk penyempurnaan Ganto kedepannya. Selamat membaca. Viva Persma ! Pemum
Surat Kabar Kampus Ganto Universitas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, International Standard Serial Number (ISSN): 1412-890X, Pelindung: Rektor UNP: Prof. Ganefri, Ph.D., Penasehat: Wakil Rektor III UNP: Prof. Dr. Ardipal, M.Pd., Penanggung Jawab: Prof. Dr. Ermanto, M.Hum., dan Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd., Dewan Ahli: Oktri Diana Putri, Venny Sindya Fitri, Staf Ahli: Konsultasi Psikologi: Dr. Afdal, S. Pd., M.Pd., Kons., Konsultasi Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, M.Kes., Kritik Puisi: Muhammad Adek, M.Hum., Kritik Cerpen: Refisa Ananda, M.Pd., Kritik English Corner: Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd., Pemimpin Umum: Putri Radila, Sekretaris Umum: Irza Ade Suarni Bendahara Umum: Yolanda Septia Putri,, Pemimpin Redaksi cetak: Monalisa, Pemimpin Redaksi Televisi dan Daring: Akbar Wahyu Pratama, Kepala Penelitian dan Pengembangan: Yanda Dewi Kurnia, Pemimpin Usaha: MHD.Agus Saputra, Redaktur Pelaksana: Anisa Erda Walanda, Redaktur Berita: Nilam Purnama Sari dan Aminah Wulansari Lubis, Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya: Riska Meliani, Redaktur Artistik: Mitha Melanie Putri, Layouter: Ozza Syafrigo, Fotografer: Hega Dwi Dian Dola, Redaktur Daring: Juli Fitri dan Imelda Kristinafany Sirait, Editor dan Vidiografer: Fuji Jelang Ramdhan, Staf Grafis dan Media Sosial: Siska Novridayanti, Staf Riset: Rhodatul Annisa, Staf Pustaka dan Kearsipan: Yeni Maharani, Staf Iklan: Mega Oktavianda, Staf Percetakan dan Sirkulasi: Desi Liati, Reporter Koresponden: Deby Purnama Sari,. Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat:Gedung Student Center Lt 2 Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode pos 25131.Laman web:http://ganto.co, email:redaksiganto@gmail.com, Percetakan: Unit Percetakan PT. Padang Graindo Mediatama (Isi di luar pertanggungjawaban percetakan), Tarif iklan: Rp4.000.000,00 (halaman penuh berwarna), Rp1.500.000,00 (1/2 halaman hitam-putih), Rp100.000,00 (iklan web ukuran 300x250 pixel). Redaksi menerima tulisan berupa artikel, esai, cerpen, puisi, dan bentuk tulisan kritis lainnya dari sivitas akademika UNP. Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah esensinya. tulisan yang masuk menjadi hak redaksi dan yang tidak dimuat akan dikembalikan atau menjadi bahan edisi berikutnya.
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun
3
XXX
SURA T PEMBA CA SURAT PEMBAC
Menjaga Komunikasi Grafis dan Ilustrator Ilustrator:: Mitha Melanie Putri Terkait maraknya kehilangan helm dan motor, mahasiswa diharapkan untuk langsung menghubungi satpam di tiap fakultas atau satpam yang berada di tempat kejadian peristiwa untuk bisa diteruskan ke komando dan diserahkan kepolisian. Hal ini sering sekali terjadi miskomunikasi di lapangan dan mahasiswa jarang melaporkan kembali dengan alasan ribet dan menambah urusan. M. Hariyanto Petugas Keamanan Dalam UNP
Dibedakan Antara Gender Sudah lama saya ingin mencoba berenang di kolam renang FIK. Hanya saja tidak pernah bisa karena kolam renang di sana tergabung antara laki-laki dan perempuan. Saya harap ke depannya juga disediakan kolam renang khusus perempuan juga. Hal ini mengingat tidak bagus rasanya bila tergabung seperti itu. Rahayu Nurmansyah Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika TM 2016
Kelengkapan Fasilitas Sebagai mahasiswa di fakultas termuda atau Fakultas Pariwisata dan Perhotelan (FPP), saya merasa masih banyak kekurangan yang perlu dilengkapi dalam hal fasilitas. Misalnya musala yang belum ada. Ada yang mengatakan bahwa di FPP memiliki musala, tapi tidak pernah aktif atau tidak pernah dipakai untuk beribadah. Selain itu, toilet di jurusan saya masih kurang banyak, hanya ada dua buah dan itu pun sering kebanjiran. Saya harap untuk fasilitas ini dilengkapi segera oleh pihak kampus. Hertha Zafira Zalvanisyah Mahasiswa Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan TM 2017
Pemerataan Wifi.id Tidak adanya spot wifi.id di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). Kami berharap secepatnya dipasang dan diperbanyak. Seharusnya setiap fakultas diberi fasilitas wifi karena mahasiswa membayar UKT. Prayudha Nur Chalik Mahasiswa Kesehatan dan Rekreasi TM 2017
Ukuran Untuk Portal Otomatis Saat ini Universitas Negeri Padang(UNP) tengah membangun portal parkir otomatis di semua gerbang masuk kampus. Secara pribadi saya juga mendukung dengan adanya hal itu. Hanya saja portal parkir otomatis yang berada di gerbang sekolah pembangunan, tepatnya portal parkir yang diperuntukan untuk kendaraan sepeda motor jalur keluar kampus. Saya rasa terlalu sempit. Mungkin jika nantinya beroprasi akan membuat pengendara yang memiliki motor ukuran besar atau pengendara yang memiliki tubuh berisi akan sedikit kesulitan melewati portal tersebut. Hendaknya dapat dibuat lebih luas lagi untuk kenyamanan pengendara. Putri Radila Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa TM 2015
SKK Ganto UNP menerima surat pembaca, baik berupa keluhan, kritikan, saran, maupun permasalahan tentang lingkungan sekitar UNP. Surat pembaca dapat dikirimkan melalui email redaksiganto@gmail.com atau bisa diantar langsung ke Sekretariat SKK Ganto UNP Gedung Student Center Lantai 2 UNP dengan melampirkan kartu identitas, seperti KTP atau KTM.
C ATATAN BUD A YA BUDA
Kelapa Oleh Irza Ade Suarni Mahasiswa Sastra Inggris TM 2016 watan khusus. Hal inilah yang Sebaik-baiknya manusia adalah mungkin melambangkan kemakyang bermanfaat bagi orang lain. muran dan kesejahteraan. Hal Begitulah ungkapan yang mengantersebut bisa diibaratkan dengan dung makna yang mendalam bagi manusia yang hidup serba berkekehidupan manusia. Manusia mecukupan, tapi tidak pernah kikir rupakan makhluk sosial yang beruntuk saling membantu sesamanya hubungan secara timbal-balik detanpa mengharapkan imbalan. ngan manusia lainnya. Artinya Selain memberikan manfaat dalam kehidupan ini manusia sayang banyak, pohon kelapa juga ling membutuhkan dan tidak akan membuat orang-orang yang bertebermakna kehidupan manusia duh di bawahnya menjadi nyatanpa bermanfaat bagi kehidupan man. Lihat saja pada saat ia masih orang lain. kecil pun sudah memberikan keteManusia yang memiliki kehiduhan kepada orang lain. Begidupan yang bermakna dapat diibatupun dengan manusia, sejak kecil ratkan dengan kelapa. Kelapa sudah seharusnya memberikan merupakan salah satu tanaman kebahagiaan dan kenyamanan bagi yang sudah diketahui oleh seluruh orang di dunia ini. Bukan tanpa sebab, buahnya sangat digemari oleh masyarakat karena rasa air dan dagingnya yang gurih apabila dikonsumsi saat masih muda. Pada saat matang sekalipun, buahnya masih memiliki manfaat yang banyak bagi manusia, seperti santan yang dihasilkan dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam makanan, serta tempurungnya yang bisa dipergunakan untuk berbagai aneka kerajinan, bahkan serabutnya masih bisa dimanfaatkan untuk memasak dan bisa dikatakan segala Ilustrator:: aspek dari kelapa memiliki Grafis dan Ilustrator Mitha Melanie Putri manfaat bagi kehidupan. Untuk itu, orang dahulu orang-orang di sekitarnya. sering menyebut kelapa sebagai Setiap tanaman pasti mengalambang dari kehidupan yang maklami pertumbuhan, termasuk pomur dan sejahtera. hon kelapa. Ia terus tumbuh untuk Banyak pelajaran yang dapat mengembangkan diri agar berguna diambil dari pohon kelapa. Dari bagi orang banyak. Dilihat dari penjelasan di atas diketahui bahwa pohonnya yang menjulang tinggi kelapa sangat bermanfaat bagi seakan tidak akan pernah goyah kehidupan manusia. Namun demiwalau hujan lebat membasahi, kian, kelapa tidak pernah mengangin berhembus kencang mengharapkan imbalan dari apa yang goyangkan batangnya seakan telah dihasilkannya. Dapat dilihat ingin membuat kelapa roboh, dari cara merawatnya yang tidak bahkan petir yang mengelegar. memerlukan pupuk atau pera-
Namun, pohon kelapa masih berdiri kokoh dengan akarnya yang masih tertancam di bumi walaupun berbagai macam cobaan ia lewati. Tak jauh berbeda dengan kelapa, manusia juga mengalami pertumbuhan yang tidak akan pernah terlepas dari berbagai permasalahan. Jatuh bangun dalam hidup ini akan selalu dialami sampai manusia itu sendiri benarbenar tidak lagi bernapas. Akar pada kelapa bisa diibarat sebagai komitmen bagi manusia. Jika manusia tersebut menancapkan dan mempertahankan komitmennya dengan baik, maka berbagai macam rintangan akan dijalani dan terlewati dengan baik. Jika komitmen itu dapat dipertahankan, maka seperti halnya kelapa yang memberikan banyak manfaat, manusia tersebut juga bisa memberikan manfaat bagi orang lain. Maka dari itu, sebagai manusia yang tidak akan pernah terhindar dari berbagai macam rintangan, jangan pernah katakan menyerah pada rintangan itu. Lewati dan jalani dengan komitmen yang telah diperbuat. Jangan karena rintangan-rintangan kecil manusia tidak berpegang lagi kepada komitmen dan malah menyusahkan orang lain di sekitarnya. Oleh sebab itu, seperti halnya kelapa yang tumbuh kokoh untuk berdiri sendiri dengan akarnya, manusia juga harus dengan kokoh untuk berdiri dengan komitmennya tanpa harus mengharapkan belas kasih atau solusi dari orang lain. Sebenarnya dari masing-masing manusia itu sendirilah yang lebih mengetahui apa solusi bagi dirinya untuk menghadapi rintangan yang datang silih berganti.
LAPORAN
4
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun XXX
Digitalisasi dalam Bingkai Revolusi 4.0 Universitas Negeri Padang (UNP) merupakan salah satu kampus yang menyambut baik adanya disrupsi digital dalam bingkai era revolusi 4.0. Disrupsi digital sendiri merupakan perubahan secara besar-besaran yang menandai sebuah era dari yang sifatnya offline ke online. Oleh Anisa Erda Walanda dan Monalisa Revolusi industri 4.0 menjadi topik yang sedang hangat-hangatnya dibahas saat ini. Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA., pada Rabu (27/ 3/2019) ketika menyampaikan kuliah umumnya mengenai revolusi industri 4.0. Ia menyebutkan bahwa era revolusi industri 4.0 ditandai dengan munculnya Internet of Things (IoT), big data, artificial intelligence, cloud computing, block chain, dan lain sebagainya. Berdasarkan sejarahnya, dijelaskan oleh Rektor ITB bahwa revolusi industri dimulai dengan ditemukannya mesin uap sekitar tahun 1784. Lalu seiring perkembangan zaman, kebutuhan akan produksi semakin meningkat, maka ditemukanlah sebuah alat proses produksi massal yang menjadi tanda dimulainya industri 2.0 sekitar tahun 1870. Tahapan selanjutnya dalam industri 3.0 ialah kehadiran komputer. Baru kemudian, hari ini industri 4.0 ditandai dengan hadirnya jaringan siber, IoT, dan internet. Ada beberapa poin sejarah peralihan revolusi industri. Dalam peralihan revolusi industri 1.0 ke 2.0 ialah bergantinya pekerjaan berbahaya dan berat dari manusia ke mesin. Kemudian pada industri 3.0 proses pekerjaan yang berulang digantikan oleh mesin dan menggunakan sistem komputerisasi. Lalu pada industri 4.0, ditandai dengan revolusi digitalisasi. Di UNP sendiri, virtualisasi dan digitalisasi sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Namun pada tahun ini baru digencarkan penerapannya. Hal ini dibenarkan oleh Kepala UPT. Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPTIK) UNP, Drs. Aswardi, MT. Ia mengungkapkan bahwa digitalisasi yang ada di UNP dimulai sejak beberapa tahun belakangan ini. “Sedangkan untuk optimalisasi disrupsi digitalisasi sedang dilakukan pada tahun ini,” ungkapnya saat ditemui Ganto di ruangannya, Gedung Rektorat Lama UNP lantai satu, Senin (2/9). Senada dengan Aswardi, Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan UNP, Ir. Syhril, S.T., M. SC., Ph. D., saat ditemui Ganto di ruangannya, Gedung Rectorate and Research Center lantai 4 pada Kamis (12/9) menyebutkan bahwa penerapan virtualisasi
Akses Wifi.id: Beberapa mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) sedang mengerjakan tugas di Selasar Gedung B FIS UNP. Mereka menggunakan jaringan internet dengan mengakses wifi.id yang telah disediakan UNP bagi sivitas akademika UNP, Kamis (12/9). f/Hega
dan digitalisasi di kampus ada beberapa hal. Digitalisasi tersebut antara lain pada sistem parkir otomatis, penyediaan lisensi original produk Mirosoft Office terbaru, pendaftaran beasiswa dan TOEFL online, absen online, portal akademik UNP, serta proyek Single Sign On (SSO) yang bekerja sama dengan Telkom pada penerapan akun wifi.id. Salah satu dari penerapan digitalisasi di dalam kampus yang disebutkan Syahril menjadi buah bibir dan disambut baik oleh sivitas akademika UNP, yaitu penerapan akun wifi.id. Tepat pada Selasa pagi (6/8), sistem SSO dimunculkan di portal seluruh mahasiswa UNP. Kasubag Tata Usaha UPT Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi UNP, Mohammad Amin, S.Kom., menjelaskan bahwa proses pembuatan sistem ini berlangsung kurang lebih selama satu bulan. Hal ini ia sampaikan saat memberikan materi dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) jalur Mandiri 2019 di Auditorium UNP, Selasa (6/8). Sementara untuk penggunaannya, sivitas akademika UNP masing-masinya akan mempunyasi user wifi.id. Kemudian password yang digunakan akan berbeda dengan password portal akademik. Selain itu, Amin juga menambahkan bahwa setiap bulan akan dilakukan penggantian password wifi.id. “Ini dilakukan untuk keamanan data yang ada,” jelasnya. Problema Wifi.id dan Absen Online Minggu sore itu (8/9), Ganto mengamati pemandangan di sekitaran Selasar Gedung Fakul-
tas Ilmu Sosial yang baru, tepatnya di belakang Gedung Terpadu B. Di sepanjang selasar disediakan beberapa meja dan tempat duduk yang terbuat dari beton. Walaupun hari itu bukan hari perkuliahan, Ganto memperhatikan hampir semua tempat duduk dipenuhi oleh mahasiswa. Mahasiswa terlihat sedang sibuk membuka laptop dan menggunakan gawai. Tempat ini menjadi spot mahasiswa untuk mengerjakan tugas kelompok dan mencari referensi tugas dari internet. Selain menyediakan tempat duduk dan meja yang cukup nyaman, ternyata jaringan wifi.id lah yang menjadi salah satu daya tarik tempat ini. Wifi.id merupakan salah satu fasilitas penunjang yang diberikan UNP dalam rangka melakukan disrupsi digital kampus dalam menyambut revolusi industri 4.0. Namun kemudahan layanan wifi.id tidak dialami secara merata di seluruh tempat di UNP. Beberapa titik seperti di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) jaringan wifi.id tidak sampai. Hal ini dikeluhkan oleh Mahasiswa Jurusan Kesehatan dan Rekreasi TM 2017, Prayudha Nur Chalik. Ia mengungkapkan bahwa spot wifi.id tidak sampai ke FIK. “Kami berharap secepatnya dipasang dan diperbanyak, seharusnya seluruh fakultas diberi faisilitas wifi yang merata,” keluhnya, Selasa (3/9). Hal yang sama juga dialamai oleh Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam TM 2016, Aisha Azalia. Ia mengungkapkan bahwa di FMIPA akses wifi.id hanya sampai Gedung Terpadu, sedangkan untuk Ru-
ang Standar FMIPA ia kesusahan mendapatkan akses jaringan wifi.id. Ia juga mengeluhkan susahnya jangkauan wifi.id di ruangan ormawa. “Di ruang ormawa akses wifi.id hilang timbul, kalaupun ada cuma ada satu atau dua garis saja kekuatan jaringannya,” keluhnya, Kamis (5/9). Hal tersebut juga dibenarkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNP, Rahayu Sriwahyuni. Ia menjelaskan bahwa jaringan wifi UNP masih belum merata di sejumlah titik. “Fasilitas sarana pengaksesan internet belum sepenuhnya disediakan secara merata oleh kampus, seperti di kampus cabang,” ungkapnya, Minggu (18/8). Selain pemerataan layanan wifi.id, Rahayu juga menyangsikan ditetapkannya absen online. Menurutnya absen online kurang efektif untuk diterapkan di UNP. Hal ini dikarenakan pada absen online hanya terdapat dua pilihan, yaitu hadir dan alfa. “Tentu hal ini akan merugikan mahasiswa yang tidak dapat hadir kuliah, sedangkan ia membawa nama baik UNP,” ungkapnya. Ia menceritakan kepada Ganto bahwa ketika ia mengikuti Musyawarah Nasional BEM Se-Indonesia ke Yogyakarta, ia tidak mendapat izin dari dosen. Dosen tersebut mengatakan bahwa absen online tidak bisa diganggu gugat. Padahal sebelumnya telah disebutkan bahwa mahasiswa yang keluar membawa nama baik UNP tetap dianggap hadir. Berbeda dengan Rahayu, Anggota Luar Biasa Pusat Pengembangan Ilmiah dan Penelitian Mahasiswa (PPIPM) UNP,
Ulfa Khaira menyampaikan hal lain mengenai absen online. Menurutnya, penerapan absensi online dapat menghemat waktu dalam perekapan kehadiran mahasiswa. Akan tetapi, yang ia sayangkan adalah adanya absensi offline seperti biasa yang kesannya membuang-buang waktu dan kertas. “Jika kita sudah melakukan absensi secara online, untuk absensi offline itu tidak perlu dilakukan lagi,” ungkapnya, Jumat (23/8). Di sisi lain, Aswardi menyebutkan bahwa dengan adanya kerja sama dengan Telkom saat ini, di setiap ruang kelas akan disediakan akses SSO dimana sudah tidak ada lagi masalah terkait jaringan. Mengenai absen online UNP saat ini menggunakan aplikasi yang telah disediakan oleh sistem kampus. Sistem dari absen online ini memungkinkan dosen masih dapat mengisi absennya dalam kurun waktu seminggu. Sedangkan mengenai wifi.id, Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph. D., saat ditemui Ganto secara terpisah di Gedung Rectorate and Research Center lantai 4 menyebutkan bahwa UNP sedang mengoptimalkan pemerataan jaringan di seluruh kampus. Ganefri menyebutkan bahwa wifi.id merupakan tanggung jawab dari Telkom karena UNP sudah menyewa dan membayar Rp. 15.000 per orang untuk akses wifi.id untuk 40.000 mahasiswa UNP dalam satu bulan akses. “Mungkin masih ada masalah dengan Telkom, pelayanannya belum maksimal,” jelasnya, Kamis (12/9). Reporter : Agus, Aminah, Erda, Mhita, Mona, Nilam, Putri, Rani, Riska, Siska
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun
LAPORAN
XXX
5
Butuh Evaluasi dan Sosialisasi
Scan Barcode Barcode: Sejumlah mahasiswa sedang melakukan scan bercode menggunakan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) di Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Padang (UNP), Kamis (19/9). Setiap mahasiswa yang akan masuk ke perpustakaan wajib menscan KTMnya terlebih dahulu. f/Hega
Salah satu sistem yang sudah lama diterapkan secara digital di Universitas Negeri Padang (UNP) adalah portal akademik UNP. Namun dalam pelaksanaanya, selain menimbulkan berbagai kemudahan, portal akademik juga memiliki kelemahan yaitu akan adanya peretasan terhadap sistem tersebut. Oleh Anisa Erda Walanda dan Monalisa Salah satu narasumber yang tidak mau disebutkan namanya membenarkan hal ini. Ilham (nama samaran) bercerita kepada Ganto bahwa ia pernah melakukan peretasan terhadap portal akademik UNP. Hal ini ia lakukan dengan beberapa orang temannya. Sebelum melakukan peretasan mereka mempelajari cara meretas sistem terlebih dahulu. “Bahkan kami sampai tidak masuk kuliah selama seminggu untuk mempelajari hal tersebut,” jelasnya, Rabu (4/9). Setelah belajar selama seminggu mereka membentuk tim untuk melakukan peretasan terhadap portal akademik UNP. Menurut pengakuan Ilham, peretasan dilakukan dengan menyerang secara massal atau bersama sistem tersebut. Cara ini mereka gunakan untuk mempersingkat waktu dalam menemukan kelemahan sistem yang ada. Setelah salah satu dari mereka menemukan kelemahan sistem tersebut, barulah mereka menyerang kelemahan tersebut secara massal. Narasumber mengaku pernah melakukan peretasan dalam
rangka menambahkan Satuan Kredit Semester (SKS) pada Kartu Rencana Studi (KRS) mahasiswa. Selain itu, peretasan juga pernah ia lakukan untuk peng-ACC-an KRS. Sementara itu, untuk penggantian nilai pada Lembar Hasil Studi (LHS), ia mengaku tidak pernah melakukannya. Ia takut penggantian nilai pada LHS nanti dapat memancing kecurigaan terhadap aksi yang dilakukan. Ilham juga bercerita bahwa ia pernah hampir terperangkap dan ketahuan dalam proses peretasan sistem. “Beruntung saya berhasil diselamatkan oleh teman yang lain,” ungkapnya. Hal ini hampir terjadi karena untuk melakukan peretasan ia menggunakan akun portalnya untuk akses masuk. Menanggapi hal itu, Dekan Fakultas Teknik, Dr. Fahmi Rizal, M.P., mengatakan bahwa ia tidak mengetahui adanya peretasan tersebut. Jikapun ada ia menyebutkan bahwa orang yang melakukan hal tersebut harus ditindak dengan tegas. Apalagi jika mereka terbukti meretas akun portal. Hal ini karena sudah ada hukum yang mengatur tentang ini. Sedangkan untuk keamanan sendiri, Fahmi mengatakan bahwa UNP sudah memiliki sistem keamanan komputer. Ia menyebutkan bahwa web UNP sudah mempunyai proteksi yang tidak bisa dimasuki oleh sembarangan orang. “Namun, jika masih bisa di hack mungkin karena dalam tahap pengembangan, “ ungkap Fahmi, Rabu (28/8). Menanggapi hal itu, , Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan UNP, Ir. Syahril, S.T., M. SC., Ph. D saat ditemui Ganto di ruangannya, Gedung Rectorate and Research Center lantai 4, ia membenarkan bahwa peretasan memang pernah dilakukan
terhadap sistem portal UNP. Hal ini terjadi sekitar setahun yang lalu, tapi dapat diatasi dengan cepat oleh UNP. “Tidak sampai dua hari mengatasi masalah tersebut,”ungkapnya, Kamis (12/9). Sedangkan untuk sekarang, Syahril mengungkapkan bahwa UNP sudah memiliki data security sendiri. Syahril juga menambahkan, untuk tahun ini UNP sudah menganggarkan dana sebanyak 12 Milyar untuk menargetkan adanya server baru. Hal ini dilakukan untuk mengatasi masalah adanya kemungkinan kepadatan pada server yang lama. Nantinya data pada server yang lama akan diimigrasi sebagian ke server yang baru, sehingga dapat mengurangi kepadatan pada server yang disebabkan berbagai data yang masuk, seperti pada e-learning. Kepala UPT. Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPTIK) UNP, Drs. Aswardi, MT., menyebutkan bahwa UNP sudah menyiapkan keamanan data dari serangan peretas. Ia menyebutkan bahwa UNP sudah memilki data security dan manajemen bandwidth. “Untuk perguruan tinggi di Sumatra, UNP sudah punya anti hacker data atau security data UNP sendiri,” jelasnya, Senin (2/9). Selain portal akademik, UNP sekarang juga sudah melakukan penerapan TOEFL secara online. Aswardi menjelaskan bahwa UNP sudah mulai melaksanakan TOEFL online sejak tahun ini, seperti pelaksanaan TOEFL untuk mahasiswa baru. Ia juga menjelaskan bahwa untuk tes reguler dikenakan biaya. Saat ini UPTIK UNP sedang berkoordinasi dengan Balai Bahasa untuk menyiapkan tes reguler TOEFL secara daring. Nantinya pelaksanaan dilakukan dengan sistem
komputer sehingga dapat diikuti oleh banyak peserta dan dapat dibuatkan jadwal tertentu nantinya dan akan lebih banyak mahasiswa yang dapat dilayani dengan cepat Hal ini disambut baik oleh mahasiswa UNP, salah satunya adalah Ketua Kemuslimahan Forum Kajian Pengembangan Wawasan Islam FBS, Dewi Sopia Darlis. Ia menyebutkan bahwa sistem baru ini sangat bagus karena data-data yang diperoleh akan lebih akurat dan akan lebih terjaga keamanannya. Selain itu, pihak pelaksana pun akan lebih mudah dalam menginput hasil ujian TOEFL tersebut daripada tes yang dilakukan secara manual. “Waktu dan tempat pun akan lebih efektif dan efisien,” ungkapnya, Kamis (22/8). Hal senada juga disebutkan oleh Mahasiswa Jurusan Teknik Otomotif TM 2017, Fazlan. Ia menyebutkan bahwa hal ini sangat bagus sekali diterapkan dalam rangka memasuki masa disrupsi digital yang serba canggih. “Sistem TOEFL ini juga memberikan kemudahan, keefisien waktu, dan tenaga dalam pelaksanaannya,” jelasnya, Rabu (4/9). Selain dua sistem yang sudah dilaksanakan di atas, ada satu sistem baru yang akan dilaksanakan di UNP. Sistem tersebut adalah sistem parkir portal otomatis. Menurut penjelasan Aswardi sistem parkir portal otomatis difungsikan untuk pelayanan kepada sivitas akademika dan pihak luar UNP yang masuk. Hal ini dilaksanakan sebagai bentuk upaya kampus melakukan penertiban dan pengamanan kendaraan yang keluar masuk UNP. Dalam pelaksanaan nantinya seluruh sivitas akademika akan digratiskan. Seluruh data yang ada di portal parkir otomatis
nantinya akan di koneksikan dengan data base UNP. Sehingga jika saat di cek yang masuk terdeteksi sebagai sivitas akademika, maka ia tidak akan membayar. Namun jika pihak luar yang masuk, maka ia secara otomatis tidak akan terdeteksi di dalam data base UNP dan nantinya akan dikenakan tarif per jamnya. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Biasa TM 2017, Febi Trihantanti berpendapat bahwa penerapan portal parkir otomatis sangat bagus diterapkan untuk mempermudah mahasiswa. “Jika portal parkir otomatis ini diterapkan keamanan dan ketertiban kendaraan dikampus juga akan terjamin,” jelasnya, Minggu (1/9). Lain halnya dengan Febi, Mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi TM 2016, Liberto belum menyetujui penerapan parkir tersebut. Menurutnya, sistem parkir otomatis belum bisa diterapkan karena dapat memperparah terjadinya kemacetan di sekitaran UNP, Senin (19/8) Sementara itu, Mahasiwa Jurusan Biologi TM 2015, Wulan Wiratami mengatakan bahwa belum mengerti sepenuhnya teknis pelaksanaannya. Ia juga mengaku masih bingung karena belum adanya sosialisasi. “Dampaknya tidak sembarangan motor lagi masuk ke UNP,” tambahnya, Rabu (21/8). Lebih lanjut Syahril menjelaskan bahwa sistem parkir ini justrunya akan membantu keamanan di UNP. Orang luar tidak akan bebas keluar masuk UNP. Nantinya akan ada sosialisasi dan uji coba mengenai sistem parkir ini sebelum dioperasikan. Reporter : Desi, Erda, Irza, Juli, Mega, Mona, Ozza, Rhodatul, Yolanda
LAPORAN
6
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun XXX
Serba Serbi Kebijakan Disrupsi Digital Disrupsi digital adalah perubahan secara besar-besaran terhadap suatu era dari offline menjadi serba online yang dicanangkan dalam bingkai revolusi industri 4.0. Dalam dunia pendidikan, Universitas Negeri Padang (UNP) merupakan salah satu yang menyambut baik adanya disrupsi digital ini. Sejak 2016 lalu, UNP sudah mulai memberlakukan virtualisasi dan digitalisasi. Namun baru tahun ini UNP lebih menggencarkan kebijakan-kebijakan berbasis digital. Berdasarkan pemaparan Wakil Rektor II UNP, Ir. Syahril, S.T., M. SC., Ph. D, penerapan kebijakan digitalisasi yang sudah dan mulai dijalankan seperti sistem parkir otomatis, akun virtual pada akun bank mahasiswa, penyediaan lisensi original produk Microsoft Office, pendaftaran beasiswa, TOEFL online, absen online, portal akademik UNP, serta proyek Single Sign On (SSO) pertama menggunakan data sendiri terkait wifi.id. yang bekerja sama dengan Telkom. Namun, dalam pelaksanaannya kesiapan sivitas akademika perlu dipertanyakan dengan segala disrupsi sistem kampus tersebut. Selain itu, penjelasan penerapan dan pelaksanaan sistem kerjanya perlu dipertanyakan. Disisi lain masalah yang timbul dari virtualisasi dan digitalisasi juga memerlukan pengawasan dan persiapan yang matang karena beresiko seperti ada kemungkinan pencurian data mahasiswa, situs palsu dan penyalahgunaan penerapan sistem baru ini. Bagaimana tanggapan mahasiswa UNP terhadap permasalahan ini? Berikut hasil risetnya.
Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Mitha Melanie Putri
WAWANCARA KHUSUS
Tinggal Kesiapan SDM dan Tanggapannya
Drs. Aswardi, MT. Kepala UPTIK Universitas Negeri Padang (UNP) sudah banyak melakukan digitalisasi dalam berbagai sistemnya, baik pendaftaran, pengambilan KRS, dan lain sebagainya. Kepala UPT. Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPTIK), Drs. Aswardi, MT., mengatakan bahwa disrupsi saat ini ialah bagaimana kesiapan kita dalam menyambut era digitalisasi, untuk kampus yaitu di bidang akademik dan tentunya di internal berupa layanan mahasiswa dan layanan ke pihak luar. Kemudian layanan administrasi yang perlu dioptimalkan lagi, misalnya dengan pengunduhan form di
web yang dapat diisi sendiiri nantinya, terkait dengan yang telah dilakukan oleh rektor dan dewan pengawas. Oleh karena itu, Senin (2/9), Reporter Ganto menemui Drs. Aswardi, MT di ruangannya Gedung Rektorat lama UNP lantai 1 untuk mewawancarainya mengenai bagaimana penerapan era disrupsi digitalisasi yang dipergunakan dan digiatkan UNP. Berikut wawancara Reporter Ganto, Desi Liati bersama Aswardi. Bagaimana sosialisasi disrupsi digital pada berbagai sistem kampus? Dilakukan secara terus menerus. Misalnya dari pidato-pidato rektor saat acara-acara kuliah umum ataupun saat rapat-rapat akademik yang selalu disampaikan secara berkesinambungan. Bagaimana SDM yang disediakan kampus dalam mendigitalisasi berbagai sistem kampus dan adakah pelatihan untuk karyawan atau pegawai di bidang tersebut? Terkait dengan pelayanan bagian Information Technologi (IT) untuk kita yang di pusat ada
namanya unit. Untuk Sumber Daya Manusia (SDM) PTIK sudah ada pelatihannya. Di unit, lembaga ataupun fakultas ada tenaga IT yang diperlukan dan diperuntukkan dimana rata-rata tenaga IT UNP yang direkrut tersebut paling tidak sudah sarjana komputer. Bagaimana kesiapan UNP dalam mendigitalisasi berbagai sistem kampus? Kita siap secara fisik dan nonfisik. Sebenarnya sudah siap bahkan untuk layanan dirupsi digital layanan bandwitdh nya saja UNP yang paling besar di Sumatra Barat yaitu 2,5 Gbps. Lalu UNP juga memiliki data server dan terdapat beberapa pembaharuan lagi yang sedang dikembangkan. Adakah masalah/hambatan yang dihadapi dari penerapan sistem kampus yang sudah digitalisasi ini? Untuk hambatan itu relatif. Digitalisasi banyak faktor yang mendukungnya dari infrastruktur, ada kesiapan SDM, kesungguhan pimpinan. Untuk kesungguhan pimpinan UNP sudah
sangat luar biasa, UNP memakai bandwidth terbesar dan data security yang terbilang sudah aman. Untuk hambatan tidak terlalu banyak karena setiap kendala sudah diantisipasi dan sudah ada back up yang sekiranya nanti jika ada masalah sehingga untuk masalah sendiri tidak terlalu ada kendala. Bagaimana keamanan data mahasiswa ataupun sivitas akademika UNP dengan adanya virtualisasi dan digitalisasi? UNP sudah menyiapkan keamanan data dari serangan hacker dari luar yaitu data security dan perlunya managemen bandwidthnya. Untuk Perguruan tinggi di Sumatra, UNP sudah punya anti hacker. Bagaimana tanggapan Anda dengan adanya akun portal akademik palsu atau duplikat? Tidak mungkin. Sedangkan saya hanya punya satu akun akses portal, tapi kita belum mengenal itu. Namun jika itu ada, maka harus kita tanyakan kembali, karena secara sistem tidak mungkin. Sistem apalagi yang diper-
baharui UNP menjadi sistem digital/virtual? Masih banyak yang akan dilakukan oleh UNP untuk ke depannya, salah satunya sistem untuk monitoring semua aktivitas. Untuk pelaksanaanya tergantung program dari rektor. Terkait untuk smart kampus sedang berlangsung untuk saat ini pengerjaanya. Menurut Anda apa dampak (kekurangan/kelebihan) dari penerapan berbagai sistem digital di kampus tersebut? Kelebihannya tentu banyak. Dengan digitalisasi banyak hal dapat kita kendalikan, pantau, dan kita pastikan. Kelemahannya yang namanya sistem tergantung dari pengguna atau orang di belakangnya. Jika ia tidak memanfaatkannya, maka ia yang akan rugi. Namun secara aplikasi sangat menguntungkan sekali karena banyak hal yang dapat dipastikan dimana kita dapat mencek progres, kita dapat lakukan evaluasi, dan lain-lain. Untuk kekurangan dirasa tidak ada, tinggal kesiapan dari SDM nya saja lagi bagaimana menanggapinya.
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun
LAPORAN
XXX
7
ARTIKEL
Digitalisasi dan Virtualisasi Kampus Istilah revolusi industri 4.0 sudah sangat akrab oleh khalayak ramai. Gemanya begitu terasa, dibicarakan berbagai kalangan terutama generasi milenial dan generasi Z. Kedua generasi ini dicap sebagai generasi yang akrab dengan teknologi. Akan tetapi, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui apa sebenarnya revolusi industri 4.0, apa efeknya, dan sumbangsihnya terhadap bidang pendidikan. Revolusi industri 4.0 pertama kali dicetuskan pemerintah Jerman pada Hannover Fair, 4-8 April 2011. Maksud menggunakan istilah tersebut untuk memajukan bidang industri ke tingkat lebih mutakhir yang bertumpukan pada tekonologi. Laman Forbes, menyatakan bahwa revolusi industri generasi keempat ini diartikan sebagai adanya ikut campur sebuah sistem cerdas dan otomasi. Hal ini digerakkan oleh data melalui teknologi machine learning. Singkatnya, revolusi ini dirancang dengan kemampuan komputer yang saling terkoneksi satu sama lain yang akhirnya membuat keputusan tanpa melibatkan manusia. Kombinasi dari sistem fisik-cyber, Internet of Things (IoT), dan Internet of Systems membuat Industri 4.0 menARTIKEL AP A KA TA MEREKA APA KAT
jadi lebih mudah dan mutakhir (Laman Tek.id). Hal ini sangat mempengaruhi berbagai bidang, salah satunya bidang pendidikan. Kehadiran revolusi industri generasi keempat sangat mempengaruhi pendidikan di Indonesia. Dari jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat memberikan dampak besar terhadap perguruan tinggi di Indonesia. Salah satu teknik penerapan dari revolusi generasi keempat ini adalah virtualisasi dan digitalisasi dengan bantuan sistem big data komputasi awan dan sistem internet yang memudahkan setiap perguruan tinggi di Indonesia menyimpan dan menganalisis data mahasiswa dengan detail. Universitas Negeri Padang (UNP) yang merupakan perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa yang tergolong banyak, kurang lebih 46.385 mahasiswa. UNP mulai menyambut baik kehadiran revolusi industri generasi keempat sejak 2016 lalu. Dengan jumlah mahasiswa sebanyak itu UNP sudah selayaknya menerapkan sistem virtual dan digital pada semua sistem kampus. Akan tetapi, penerapan sistem ini baru digencarkan pada awal
tahun 2019. Hal ini dapat ditinjau dari perkembangan kebijakan dan terobosan baru pada semua sistem kampus. Penerapan virtualisasi dan digitalisasi di UNP yang dapat diamati di antaranya adalah penyediaan kartu mahasiwa
Grafis dan Ilustrator: dengan a k u n Mitha Melanie Putri virtual yang dapat mengakses berbagai hal seperti sistem portal parkir otomatis, perpustakaan, bank, dan lainnya, pengadaan virtual akun (rekening tak nyata dengan sistem komputasi) pada akun
Perlu Mengkaji Kembali Kendala yang Muncul Era disrupsi digital berarti semua aspek kegiatan dalam kehidupan sehari-hari dijadikan serba elektronik. Dengan berkembangnya teknologi elektronik yang ada, menjadikan kita semakin berkembang dalam hal digital. Sejatinya, teknologi memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaan seharihari. Setiap perusahaan maupun perguruan tinggi sudah menjadikan hal ini sebagai hal yang penting, termasuk Universitas Negeri Padang (UNP). UNP sudah menerapkan beberapa kebijakan dengan sistem digital, contohnya dalam proses belajar mengajar disediakannya e-learning dan ditambah lagi dalam seluruh kegiatan seperti absen, pendaftaran, dan lain sebagainya serba online. Hal tersebut, tentunya membutuhkan sokongan internet yang lancar. Baru-baru ini kita ketahui bahwa UNP menerapkan Single Sign On (SSO) . Namun, dalam pemakaiannya masih terdapat kendala. Seharusnya pihak universitas mengkaji hal tersebut. Maka dari itu dalam mengikuti arus serba digital ini, UNP tidak ketinggalan atau tidak terhambat dalam hal ini.
bank mahasiswa. Selain itu ada penyediaan lisensi original produk Microsoft Office terbaru, pendaftaran beasiswa dan TOEFL secara online, absen online, pemutakhiran portal akademik UNP, serta proyek Single Sign On (SSO) pertama dari Telkom yaitu penerapan akun wifi.id yang dapat diakses di berbagai tempat. Di balik semua terobosan dan kebijakan baru yang diterapkan, tentu memiliki sisi positif dan negatifnya. Sisi positifnya, sivitas akademika banyak diberikan kemudahan dan inovasi dengan adanya dukungan teknologi digital. Layanan menjadi lebih cepat dan efisien serta memiliki jangkauan koneksi yang lebih luas dengan sistem online. Biaya hidup sivitas akademika selingkup UNP menjadi lebih mudah dan murah dengan sistem digitalisasi dan virtualisasi ini. Contohnya dengan penerapan virtual akun dan akun SSO wifi.id yang dapat diakses di berbagai tempat akan memangkas pengeluaran sivitas akademika untuk membayar paket internet bulanannya. Penerapan kebijakan serta terobosan baru ini tentu menggunakan sistem komputerisasi, sistem internet, dan digitalisasi data yang terpusat pada satu titik. Di sinilah terletak sisi
Oleh Fuji Jelang Ramdhan Editor dan Videografer 2019 negatif atau kelemahan sistem digital ini, dengan penyimpanan data yang terpusat, seperti data pribadi mahasiswa, data akun bank, data beasiswa, data TOEFL, absen online, dan data-data yang didigitalkan memiliki celah super besar bagi para cyber-hacker untuk memanipulasi, menjual, atau bahkan menyalahgunakan data-data tersebut. Hal ini sangat mengkhawatirkan jika celah ini dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Dalam hal ini, diharapkan pihak kampus menjamin keamanan data digital tersebut, dan memperketat keamanan sistem pusat agar tidak mudah diretas, serta diharapkan pemegang kebijakan maupun sivitas akademika dapat lebih berhatihati dalam bekerjasama di bidang apapun yang berkaitan dengan digitalisasi dan virtualisasi.
Semua Hal Baik, Jika Dipergunakan dengan Baik Berbicara tentang perkembangan revolusi industri 4.0 pada zaman ini terdapat banyak kemajuan teknologi. Sebagai contoh di Universitas Negeri Padang (UNP) kemajuan teknlogi dimanfaatkan untuk mempermudah aktivitas dan kegiatan, baik di luar maupun di dalam lingkungan kampus. UNP sendiri sedang gencar-gencarnya memanfaatkan teknologi untuk digunakan warga kampus. Seperti halnya baru-baru ini, UNP telah menyediakan sistem parkir otomatis, menyediakan layanan online untuk pendaftaran TOEFL dan presensi, kerjasama Proyek Single Sign On (SSO) dengan Telkom dalam akun wifi.id agar mahasiswa bisa mengakses internet baik di luar maupun di lingkungan kampus, dan masih banyak lagi pemanfaatan teknologi lainnya. Menurut saya semua perkembangan ini memiliki manfaat tersendiri seperti parkir otomatis yang bermanfaat untuk menjaga ketertiban, menjaga keamanan dari orang asing untuk keluar dan masuk lingkungan kampus agar tidak terjadi pencurian kendaraan lagi. Akan tetapi di setiap kemajuan pasti memiliki kekurangan dan hambatan seperti kejahatan yang akan menganggu aktivitas warga kampus. Hambatan lainnya berasal dari warga kampus yang masih belum tahu ataupun belum bisa merasakan manfaat aplikasi yang telah disediakan oleh pihak kampus. Hal ini sebenarnya juga membutuhkan peran warga kampus untuk lebih peduli dan memahami tentang apa-apa yang terjadi di dalam kampus. Semua perkembangan teknologi itu akan berjalan baik jika si pengguna memakainya dengan baik dan semua kekurangan itu akan diperbaiki oleh pihak kampus untuk keamanan dan kenyamanan si pengguna.
Tika Wulandari Mahasiswa Sastra Inggris TM 2016
Prof. Dr. Lufri, MS Dosen Biologi UNP
Penerapan Digitalisasi Perlu Sosialisasi dan Kemerataan Digitalisasi sangat mempermudah sivitas akademika dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Selain itu, hal ini juga menghemat biaya dan tenaga, seperti pelaksanaan digitalisasi pada pendaftaran beasiswa. Hal ini mempermudah mahasiswa dalam mendaftar beasiswa, karena mahasiswa hanya tinggal menginput data sesuai tahap-tahap yang sudah disediakan sistem. Namun, dalam penerapannya digitalisasi Universitas Negeri Padang (UNP) memerlukan sosialisasi yang lebih dan persiapan yang matang kepada mahasiswa. Contohnya pada penerapan sistem parkir otomatis, UNP perlu menyediakan tempat parkir yang layak dan terurus, sehingga tidak ditemukan kendaraan diparkir di sembarangan tempat nantinya. Contoh lainnya pada penerapan presensi online yang hanya menyediakan dua kolom yaitu hadir dan tidak hadir. Hal ini sangat merugikan mahasiswa yang izin untuk mengikuti lomba atau kegiatan yang membawa nama baik kampus. Seharusnya terdapat dua kolom tambahan yaitu izin dan sakit. Selain itu, dalam penerapan sistem digital juga dibutuhkan pemerataan, seperti pada pelayanan wifi.id. Di Fakultas Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam (FMIPA), wifi.id hanya kuat di ruang terpadu, sedangkan pada ruang standar FMIPA dan ruang-ruang organisasi mahasiswa jaringan wifi.id masih lemah. Saya berharap agar penerapan digitalisasi yang ada di dalam kampus diiringi sosialisasi dan persiapan yang matang serta dilaksanakan secara merata. Aisha Azalia Koordinator Biro Kesekretariatan BEM FMIPA
KONSUL TASI ONSULT
8 K ONSUL TASI A G AMA ONSULT AG
OBITUARI
Menjaga Pandangan
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun XXX
ORBITUARI
Selamat Jalan Kawanku In Memoriam Mestika Zed (1955-2019)
Diasuh oleh Dr. Ahmad Kosasih, M.A. Saya ingin bertanya mengenai menjaga pandangan dalam Islam. Melihat fenomena saat ini, banyak mahasiswa yang tidak menjaga pandangan dengan lawan jenisnya. Bercanda, tertawa, berbicara dengan memandang satu sama lain bahkan berpacaran. Apakah hal itu termasuk zina? Lalu apa yang harus dilakukan, apalagi dengan perkembangan dunia yang semakin pesat? Wulan Wiratmi Mahasiswa Pendidikan Biologi TM 2015
Sebagai muslim dan muslimah memang diperintah untuk menjaga pandangan terhadap lawan jenis agar tidak tergoda oleh nafsu dan bisikan setan untuk melakukan perbuatan yang terlarang oleh agama seperti zina. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nur ayat 30-31 yang artinya. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan, dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beroleh kemenangan”. Mufassir Ahmad Musthafa Al-Maraghi menafsirkan kata “yaghudhdhu” dalam ayat tersebut dengan “khaffadha” artinya merundukkan atau mengurangi dan bukan memicingkan mata. Selanjutnya dia menjelaskan, “Hendaklah tahan pandanganmu terhadap apa yang diharamkan Allah” (Tafsir Al-Maraghi Jld. VI, hlm. 270). Di dalam sebuah hadis yang ditakhrij oleh Abu Dawud bahwa Nabi Saw pernah berkata kepada Ali: “Jangan kau ulangi pandanganmu karena pandangan pertama itu adalah hakmu tapi tidak yang selanjutnya”. Di dalam hadis yang dilaporkan oleh Abu Sa’id, Rasulullah Saw pernah bersabda: “Hindari dudukduduk di pinggir jalan kecuali jika kamu dapat memberikan hak-hak jalan itu.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Apa
hak-hak jalan itu ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Menahan pandangan, menyingkirkan rintangan, menjawab salam, dan menyeru kepada yang baik serta mencegah kemungkaran”. Memang dalam era globalisasi saat ini interaksi antar sesama dalam memenuhi kebutuhan hidup sudah semakin luas dan beragam. Kontak mata dan saling bertemu pandang tidak dapat dihindari sama sekali termasuk dengan lawan jenis. Misalnya dalam kegiatan ekonomi seperti di pasar, kegiatan politik, sosial-budaya, aktivitas di bidang pendidikan dalam menyelenggarakan proses belajar-mengajar dan sebagainya. Bagaimana jika seorang guru atau dosen menutup mata terhadap siswa atau mahasiswanya sewaktu mengajar? Tentu sang guru tidak dapat mengenal dengan baik siapa murid yang diajarnya. Kalau nama mungkin bisa dihapal, tapi siapa yang punya nama tidak akan bisa dikenal tanpa melihat wajahnya, maka yang terjadi hanyalah pengenalan sepihak yang hasilnya tidak akan efektif. Bisakah situasi dan kondisi pembelajaran itu berjalan dengan baik? Oleh karena itu para ulama, terutama ulama tafsir dengan sangat arif dan hati-hati dalam menafsirkan kata “yaghudhdhu” bukan memejamkan atau menutup mata melainkan merundukkan dalam arti menahan agar tidak memperturutkan hawa nafsu karena dalam situasi seperti itu setan mudah memasukinya. Hal ini sebagaimana nasihat Rasulullah kepada Ali bin Abi Thalib. Kemudian persoalan zina, apakah melihat, tertawa dan bercanda dengan lawan jenis itu termasuk dalam kategori zina? Memang di dalam satu hadis disebutkan adanya istilah zina mata, zina telinga dan zina hati. Namun pengertian zina di sini bukan dalam arti yang hakiki dimana pelakunya bisa dihukum rajam seperti pengertian zina dalam konteks kajian fikih, melainkan zina dalam arti majazi. Maksudnya pandangan mata yang keterlaluan terhadap lawan jenis dapat merangsang dan mendorong terjadinya perzinaan yang sebenarnya. Mengenai pertanyaan Ananda yang terakhir, apakah yang harus dilakukan dalam perkembangan dunia yang semakin pesat? Jawabanya adalah sikap hatihati. Bukankah inti dari takwa itu adalah sikap hati-hati. Ibarat kita berjalan di jalan yang penuh duri dan ranjau sedangkan jalan hanyalah itu satu-satunya yang bisa mengantarkan kita ke tujuan, seperti jawaban yang diberikan oleh khalifah Umar bin Khatab kepada seorang sahabat yang menanyakan tentang makna takwa. Oleh karena itu tuntunan Alquran dalam hal ini tiada lain kecuali agar kita merundukkan pandangan saat bicara dengan lawan jenis. Hal senada juga disebutkan dalam Q.S. Al-Isra’ ayat 32 yang artinya: “Janganlah kamu menghampiri zina karena zina itu adalah sesuatu yang keji dan jalan yang paling buruk.”
Rubrik Konsultasi diasuh oleh Staf Ahli SKK Ganto UNP dan membahas persoalan seputar kesehatan, psikologi, atau agama. Jika Anda memiliki permasalahan atau pertanyaan yang ingin dikonsultasikan, silakan kirimkan ke email redaksiganto @gmail.com atau bisa juga diantarkan langsung ke Sekretariat SKK Ganto UNP Gedung Student Center Lantai 2 UNP dengan melampirkan kartu identitas, seperti KTP atau KTM.
Dr. Lindayanti, M.Hum Dosen Sejarah FIB Universitas Andalas
Selamat jalan kawanku, kakakku yang terbaik. Semoga amal baikmu menjadi penerang di alam kubur. Pada umur 64 tahun, ia masih produktif, tapi Guru Besar Sejarah Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Dr. Mestika Zed, M.A telah mendahului kita. Pagi hari yang mengejutkan, Minggu 1 September 2019, beliau telah berpulang ke Rahmatullah di rumah sakit M. Jamil Padang. Penghargaan almamater diberikan pada almarhum dan jenazahnya disalatkan di Masjid Al Azhar UNP. Sebelum dimakamkan sempat disalatkan kembali di Masjid Jami Batu Hampar dan akhirnya Mestika beristirahat dengan tenang di kampung halamannya, Batu Hampar.
buku-buku yang diperlukan. Saya pernah menjadi partner mengajar di S2 prodi Pendidikan Sejarah FPIPS Pascsarjana UNP untuk mata kuliah Sejarah Hubungan Antar Bangsa. Mestika adalah dosen yang disiplin, guru sejati yang serius dalam mengajar mahasiswa. Pada setiap perkuliahan selalu tersedia hand out, silabus perkuliahan selalu diperbaharui mengikuti perkembangan zaman dan menambah buku bacaan baru. Darinya saya banyak belajar bagaimana membuat hand out yang ‘cerdas’, membuat soal untuk mahasiswa tingkat Pascasarjana ‘soal yang analitis’.
Mestika yang saya kenal sejak tahun 1978 sebagai mahasiswa pada tingkat Sarjana Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada (UGM). Salah seorang mahasiswa dari IKIP Padang yang dipersiapkan untuk melanjukan kuliah S2 di negeri Belanda. Sebagai mahasiswa, ia telah memperlihatkan keseriusan dan kecerdasannya. Tamat tepat waktu dengan judul skripsi “Pemberontakan Komunis Silungkang 1927: Studi Gerakan Sosial di Sumatra Barat dan dibimbing oleh Guru Besar Sejarah UGM Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo. Mestika berhasil menamatkan kuliah di Vrije Universiteit Amsterdam dan Universitas Indonesia dengan tesis yang fenomenal ‘Melayu Kopi Daun’. Setelah lulus S2, Mestika Zed mengajar di Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Andalas (Unand). Sebelum melanjutkan S3 di Vrije Universiteit Amsterdam sempat membimbing skripsi mahasiswa yang sekarang telah mengikuti jejaknya, Prof. Dr. Phil Gusti Asnan. Tahun 1992-1995 setelah mendapat gelar Doktor, Mestika Zed menjabat sebagai Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Unand. Karya-karya ilmiah yang dihasilkannya saat kuliah dari jenjang S1, S2 sampai S3 adalah tema langka yang tidak banyak diketahui masyarakat banyak. Apalagi disertasi yang dibimbing oleh Prof. Dr. Heather Sutherland sangat menarik yaitu “Kepialangan Politik dan Revolusi Palembang 1900-1950.” Mestika Zed sebagai kawan mengajar merupakan kawan diskusi yang inspiratif, mau berbagi ilmu dengan meminjamkan
Mestika adalah seorang peneliti dan penulis buku yang banyak menghasilkan karya. Salah satu bukunya berjudul Somewhere in the jungle, Sejarah PDRI Sebuah Matarantai, Sejarah yang Terlupakan. Diterbitkan oleh Grafiti Jakarta pada tahun 1998 dan memperoleh penghargaan buku terbaik dan memperoleh penghargaan buku terbaik dari IKAPI/Kementerian P & K di bidang Ilmu Sosial tahun 1999. Apabila kita membuka google banyak sekali tulisan Mestika yang akan ditemukan. Selain sebagai penulis, Mestika juga rajin berbagi ilmu melalui makalah yang ditulis dalam berbagai seminar. Penampilan terakhirnya sebagai pemakalah pada seminar “Relevansi Pemikiran Muhammad Sjafei untuk Pendidikan Nasional” tanggal 27 Agustus 2019 di Auditorium Gubernuran Padang. Kontak terakhir terjadi pada bulan Agustus 2019. Sepulang berseminar di Makassar, Mestika menelepon membicarakan hasil pertemuan dengan kawan-kawan dosen sejarah Universitas Hasanuddin, ‘ada tawaran kerja sama’. Pada bulan September Mestika akan datang ke Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Bahasa Unand untuk membicarakan bentuk kerja sama yang akan dilakukan. Hal ini tidak pernah terjadi karena Prof. Dr. Mestika Zed, MA., telah pergi mendahului kita. Tentang penulis: Dr. Lindayanti, M.Hum Dosen Sejarah FIB Universitas Andalas
Kawan kuliah, pernah menjadi rekan sejawat di Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Andalas, pernah menjadi Asisten Pengajar S2 Pascasarjana UNP, dan selalu menjadi kawan dan adik yang baik bagi almarhum.
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun
9
XXX
ENGLISH CORNER
KRITIK ENGLISH CORNER
Some Advantage Join An Organization Nur Alfath Ramadhana Mahasiswa Sastra Inggris TM 2017 Hello, all. Are you a student? As a student, we must use the time we have as effectively as possible. In this youth we must be able to gain a lot of experience and learning. one way is joining an organization. Organization is a place for us to study other than in class. there are various types of organizations within the campus environment. and you can join one that suits your interests and talents. Your compilation has entered the organization, you will get many benefits. You can make this advantage personally better. Organizational Benefits. For most people, they think that being a student is not easy. However, this can just turn out to be easier and more fun if it is run properly and sincerely. Of course students cannot be equated with students because a student is always required to be more independent, diligent and to be able to use time well. There are many ways you can do to be able to use your time well, one of them is by joining an organization on campus. Because the campus organization is a forum that can teach and give a lot of things to students. Although there are still many students who are currently students of butterflies or return to college. The first advantage is you Can Sharpen Your Soft Skills What is the difference between hard skills and soft skills? Easily both of them can be interpreted as follows. Hard skills are technical abilities that you learn through a discipline, for example such as experts in tinkering with computers or can
assemble car engines. Of course Hard Skills are important to learn, for example, a computer science student, it’s clear that they also need to at least understand computer assembly. But what is still often forgotten is Soft Skill, whereas soft skills are also important for us
Desain Grafis & Ilustrator : Mitha Melanie Putri to learn. Soft Skill is the ability to manage themselves and the management of others. Examples are how we can work in teams, how you manage your subordinates, how you manage your time, how you discipline, and so on. Soft Skill itself is small but essential things about human relations. So that soft skills can not only be learned or obtained from material books or lecturer explanations. Soft Skills can only be obtained if you want to learn outside the classroom by organizing.
The second advantage is that your friendship circle is bigger. You will meet people who are different from you you meet in class. and definitely meet people you have never met. Those who join an organization are those with different majors, thoughts, characters but have one goal. because the organization is a forum for students who want to achieve goals. The third is, you learn to issue opinions. If previously you were ashamed to speak in front of a lot of people, in the organization you encouraged to speak in front of many people. Obviously, your land must be able to talk about people without feeling awkward. then, that is, you learn to share time. You must be able to divide the time between organization and learning. Take advantage of your time as efficiently as possible. don’t let it be because your score organization is declining. You must give priority to the most important. You have to make a balance between the two. The last is that you learn to work on a team. In this team you learn to hold back your ego, listen to other people’s opinions, discuss solving related problems in completing each other’s work. Well, some of these advantages can help you take advantage of the world of work. Because you are accustomed to living among people with different characters, and you are also used to working in a team, also good at using time well. don’t waste your youth by just sitting in class. Get out, so you know many things that you don’t understand. never want to be an ordinary person, be extraordinary.
Diasuh oleh Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd.
Setelah membaca karya Nur, saya menemukan beberapa hal yang patut dikomentari. Pertama, judul tulisan belum gramatikal karena kata “Advantage” semestinya pakai “s” di ujungnya. Lalu kata “Join” sebaiknya ditulis “in Joining” sehingga judul itu berbunyi: “Some Advantages in Joining an Organization”. Kedua, secara mekanis karangan ini masih belum mematuhi kaidah penulisan paragraf yang baik dan benar. Dalam aturan paragraf setiap paragraf tersebut harus berisi topik, kalimat topik, kalimat penjelas dan transisi. Kalimat topik sebagai pikiran utama harus dijelaskan dengan beberapa kalimat penjelas primer, sedangkan kalimat penjelas primer dijelaskan lagi oleh kalimat penjelas sekunder. Setiap kalimat penjelas mesti saling berhubungan sehingga semuanya terasa padu dan padat. Selain itu, satu paragraf tidak kurang dari lima kalimat. Ketiga, artikel tersebut masih mengandung banyak kesalahan tata bahasa. Kesalahan yang mencolok adalah penulisan kalimat majemuk bertingkat. Misalnya kesalahan pada kalimat “Because the campus organization is a forum that can teach and give a lot of things to students.” Kalimat itu belum ada induk kalimatnya, sehingga tidak bisa ditangkap maksudnya secara jelas. Keempat, pemakaian huruf kapital juga belum dipatuhi secara baik. Hal ini sangat mengganggu pembaca yang paham akan bahasa. Pada tulisan ini kesalahan huruf kapital saya beri tanda hitam atau tebal. Selain itu, terdapat kesalahan penggunaan kata seperti adjektiva dan adverbia yang bertukar letak serta pilihan kata yang belum pas. Terakhir, ide-ide yang dituangkan dalam tulisan tersebut belum didukung oleh literatur yang kuat sehingga kurang meyakinkan pembaca. Penulis seharusnya membaca sejumlah referensi dan menggangungkannya dengan pengalaman serta realitas yang terjadi. Ingatlah bahwa keyakinan pembaca tercipta hanya apabila ia menilai pengarang punya keahlian pada apa yang ditulisnya. Namun di balik kekurangan tulisan ini, saya tetap mengapresiasi karya Nur. Dia telah berani tampil melahirkan suatu gagasan pada Koran Ganto. Perbaiki kesalahan dengan terus belajar dan membaca buku-buku yang ada. Semoga ke depannya semakin baik dan teruslah berkarya!
SOSOK
Penemu: Belajar Tak Mengenal Waktu Rijal Satria, Ph.D. Ia adalah putra asli Minangkabau yang berasal dari Nagari Barulak, Kecamatan Tanjung Baru, Kabupaten Tanah Datar sekaligus Dosen muda Biologi Universitas Negeri Padang (UNP) lulusan Tokyo Metropolitan University. Ia juga menjadi penemu jenis semut terbaru di tanah Sumatra, tepatnya di kawasan Ekosistem Leuser perbatasan antara Provinsi Sumatra Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam. Rijal, begitu panggilan akrabnya dengan ramah menyambut kedatangan Ganto ketika ditemui di ruang kerjanya. Dosen muda ini menjelaskan terkait penemuannya saat sedang menempuh pendidikannya di Jurusan Biologi pada 2010 di Universitas Andalas (Unand). Saat masa studinya Rijal berfokus pada keanekaragaman semut di Pulau Marak, Padang. Tahun 2012 semasa menjalankan pendidikan, ia melakukan pengumpulan spesimen di hutan Unand dengan fokus kepada Studi Taksonomi Odontomacus di Indonesia. Kemudian ia mendapatkan beasiswa luar negeri DIKTI dan melanjutkan studinya di Kagoshima
University, Jepang. Setelah menyelesaikan studi S2 tahun 2014, tahun 2015 Rijal mendapatkan beasiswa dari pemerintah Jepang untuk melanjutkan studi S3 di Tokyo Metropolitan University. Ia juga melanjutkan penelitiannya dengan mengumpulkan spesimen semut dari hutan Unand sampai kawasan Ekosistem Leuser. Pada tahun 2015 itulah awal penemuan Rijal yang dinamakan Odontomachus Minangkabau Satria et al. “Jenis semut ini telah ditemukan sejak tahun 2015 di hutan Sumatra Barat, hanya publikasinya baru sekarang,” ujarnya, Rabu (17/7). Rijal mengungkapkan bahwa penggunaan kata Minangkabau karena semut tersebut ditemukan dan merupakan hewan endemik dari pulau Sumatra serta ingin membawa nama Minang. Dalam penelitian ini, ia bekerja sama dengan dosen Unand, Dr. Henny Herwina dan sejumlah ilmuwan Jepang sepeti Kurushima, Yamane, dan Eguchi. Rijal menjelaskan terkait semut berahang jebak atau genus Odontomachus di Sumatra terdapat lima jenis. Ia menyatakan bahwa perbedaan semut ini secara morfologi terlihat pada toraks atau dadanya. Pada umumnya Odontomachus jenis lainnya memiliki toraks atau dada yang melingkar sedangkan untuk Odontomachus Minangkabau berbentuk transversal atau melintang. Pada 2016, Rijal bekerja sama dengan para pakar semut dari Vietnam dan menemukan jenis semut baru yang dinamakan Xymmer Phongi Satria et al. Semut jenis ini biasanya ditemukan di Afrika namun saat itu ditemukan di sekitaran Asia dengan ciri morfologinya berupa bentuk gigi yang berbeda, susunan dari rahang lain dan bentuk kepala yang berbeda dari tempat endemiknya di
Afrika. Sementara itu pada 2017 lalu, Rijal bekerja sama dengan Prof. Seiki Yamane yang berhasil menemukan dua jenis semut dengan genus yang sama yaitu Myrmecina andalas Satria & Yamane. dan Myrmecina nictiuscula Satria & Yamane. Dilansir dari Zoostematica Rossica Vol 28. 2019 dituliskan bahwa Myrmecina adalah genus semut dari suku Myrmecinini dari subfamili Myrmecinini (Formicidae), Myrmecin aandalas Satria & Yamane ditandai dengan kombinasi karakteristik seperti kepala pahatan punggung dengan daerah ventrolateral halus dan mengkilap, propodeal spine pendek segitiga menunjuk dorsad dan dengan basis yang luas, kemiringan propodeal vertikal dengan sudut posterodorsal hampir 90 derajat. Sementara Myrmecina nitidiusculas Satria & Yamane ditandai dengan kombinasi karakteristik kepala dorsum sebagian besar halus dan mengkilap, propodeal spine triangular dan posteriad pointing dengan basis yang sangat luas. Rijal juga berharap agar hasil temuannya ini dapat menumbuhkan rasa penasaran tentang pengetahuan baru bagi generasi muda. Selain itu bisa menambah informasi tentang dunia semut atau sains ilmiah dan memberikan informasi kepada para petani untuk memahami tentang serangga yang berperan sebagai predator utama atau hanya sebagai agen pengendalian hayati. Ia juga mengatakan jika masih diberi kesempatan, ia masih ingin belajar serta menemukan hal baru yang bisa dipergunakan untuk anak-anak di masa depan. “Semoga dengan penemuan ini dapat membantu siswa ataupun anak-anak untuk belajar dan memahami keanekaragaman serangga dan semut di Sumatra,” ungkapnya. Mega Oktavianda
OPINI
10
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun XXX
Peran Orang Tua dan Lingkungan Terhadap Perilaku Remaja Kata remaja berasal dari kata adolesence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Menurut Hurlock, remaja mencakup kematangan mental, emosional sosial, dan fisik. Maksudnya seseorang yang mengalami masa peralihan atau transisi dari periode anak-anak menuju dewasa. Rentang waktu usia remaja biasanya dibataskan pada tiga fase, yaitu masa remaja awal antara 12 sampai 15 tahun, masa remaja pertengahan antara 15 sampai 18 tahun, dan masa remaja akhir antara 18 sampai 21 tahun. Peralihan dari masa anak-anak menuju fase remaja ini seringkali ditandai dengan belum stabilnya emosional serta tingkat kematangan mental yang masih rendah pada remaja tersebut. Selain itu, transisi yang sangat terlihat adalah pertumbuhan dari fisik anak tersebut. Untuk remaja laki-laki ditandai dengan tumbuhnya jakun yang mengakibatkan perubahan suara atau suara memberat. Postur tubuh juga terlihat dari lebih bidangnya dada serta tumbuhnya rambut di bagian wajah bawah atau brewok, kumis, pada ketiak, dan sekitar kemaluan. Bagi remaja perempuan ditandai dengan membesarnya buah dada, postur tubuh seperti pinggul lebih lebar serta tumbuhnya rambut pada ketiak dan daerah sekitar kemaluannya. Masa remaja berlangsung antara umur 12 sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 sampai 22 tahun bagi pria. Belum stabilnya emosi serta kematangan mental pada remaja serta pengaruh lingkungan yang ada terkadang membawa dampak yang buruk bagi diri remaja tersebut. Seorang Psikolog bernama Singgih D Gunarso mengatakan bahwa ciri-ciri remaja seringkali mengalami kegelisahan dalam hidupnya, adanya pertentangan dengan orang dewasa, timbulnya keinginan untuk mencoba hal baru, suka mengkhayal serta berfantasi tentang prestasi dan karier. Menurut data dari United Nations Emergency Children’s Fund (UNICEF) pada 2016 bahwa kekerasan pada sesama remaja di Indonesia diperkirakan men-
capai 50 persen. Dari data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 2017, sekitar 3,8 persen pelajar dan mahasiswa yang menyatakan pernah menyalahgunakan narkotika dan obat berbahaya. Kenakalan remaja yang sering terjadi biasanya berupa tindakan kekerasan serta perilaku melanggar norma lainnya. Tindakan kekerasan antar sesama remaja juga menjadi perbincangan publik akhirakhir ini, seperti maraknya tindakan bullying. Tontonan serta bacaan yang tidak memberikan contoh baik adalah salah satu faktor penyebab adanya tindak kenakalan atau kekerasan sesama remaja. Apalagi dengan kecanggihan zaman yang memudahkan akses kemanapun lewat internet serta media sosial.
ang tua yang sering bertengkar atau adanya tindak kekerasan dalam rumah tangga akan menimbulkan agresivitas dari si anak. Orang tua yang kurang dalam memberikan kasih sayang juga akan berdampak pada remaja tersebut. Mereka akan berusaha mencari kasih sayang atau perhatian dari luar sebagai bentuk pelampiasan emosinya. Adapun orang tua yang sangat memperhatikan anaknya, ingin anaknya menjadi orang sukses di masa depan. Namun hal itu dilakukan dengan jalan yang kurang baik, seperti pendidikan yang terlalu keras atau memporsir waktu dan pemikiran anaknya. Hal tersebut juga bukan merupakan tindakan yang baik karena
Ilustrator : Riska Meliani Grafis: Mitha Melanie Putri Hal tersebut seharusnya menjadi pertimbangan bagi orang dewasa di Indonesia. Hal ini karena remaja adalah generasi yang akan mewariskan bangsa ke depannya. Jika ingin bangsa yang bagus, maka harus disesuaikan dengan bibit yang ada. Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam hal ini. Bagaimana perkembangan putra putrinya tergantung bagaimana didikan yang diperoleh anak dari keluarga. Ada remaja yang biasa dimanja oleh orang tuanya sehingga ia merasa segala kebutuhannya harus terpenuhi. Hal ini mengakibatkan adanya keinginan untuk bertindak semaunya. Selain itu, kondisi keluarga yang kurang harmonis juga sangat berpengaruh. Or-
mengingat anak atau remaja akan merasa tertekan atau stres. Sehingga mereka akan melakukan perlawanan dengan memberontak. Selain itu, remaja juga identik dengan kata mencari jati diri. Hal ini berkaitan erat dengan kondisi komunikasi antar orang tua dan anak. Jika komunikasi yang terjalin kurang baik atau tidak lancar maka akan mengakibatkan kurangnya keterbukaan antara remaja tersebut dengan orang tuanya. Apabila terjadi masalah-masalah pada diri remaja tersebut, maka orang tua jadi memiliki keterbatasan pengetahuan akan diri anaknya sendiri. Anak akan memiliki keinginan yang besar untuk mencari jati diri di luar rumah.
Oleh Nurdiani Fauziah Mahasiswa Teknik Pertambangan TM 2017 Selain orang tua sebagai lingkungan pertama si remaja, lingkungan pergaulan di luar rumah juga memiliki peranan penting. Terutama teman sepergaulan. Remaja yang masih labil cenderung akan mengikuti perilaku maupun ajakan temannya demi dalih setia kawan, tanpa bisa memahami dengan baik dampak yang akan mereka alami. Begitu pun lingkungan tempat tinggal. Jika lingkungan tempat tinggal remaja tersebut identik dengan kegiatankegiatan religi, maka anak tersebut secara langsung juga akan terbawa mengikuti agenda-agenda yang bertema agamis. Sebaliknya jika pemukiman tempat tinggalnya banyak terdapat pelaku tindak kriminal, maka si anak juga akan terbawa-bawa melakukan tindak kriminal tersebut. Faktor religi yang ditanamkan pada diri anak dapat menentukan tinggi rendahnya moralitas diri anak tersebut. Namun kurangnya bekal pendidikan agama pada diri remaja sedari kecil akan berakibat buruk pada perilakunya di kemudian hari. Jadi, bagi orang tua selain memperhatikan kebaikan anak lewat kondisi diri dan keluarga juga jangan lupa memerhatikan lingkungan luar yang akan dijalani anak. Bekal yang kuat dari lingkungan keluarga juga bisa membantu mengatasi hal tersebut.
Kemanakah BAM Setelah KTSP Sejak diterapkannya kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014 di Indonesia, dunia pendidikan Indonesia terus berkembang dan semakin baik. Sebelum ditetapkannya kurikulum 2013 oleh pemerintah, sistem pendidikan Indonesia menggunakan Kurikulum 2006 atau sering disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Perubahan ini tentu dimaksudkan agar sistem pendidikan di Indonesia lebih baik lagi. Dilansir dari Liputan6.com, kurikulum 2013 ini memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, serta aspek sikap dan perilaku. Namun tujuan baik pemerintah untuk memperbaiki sistem pendidikan ini banyak menuai pro dan kontra karena dinilai belum siap dijalankan oleh siswa dan guru. Penerapan kurikulum 2013 ini banyak menimbulkan berbagai macam masalah. Sebagai contoh kita lihat dari sistem pendidikan di Sumatra Barat (Sumbar). Sebelum digantinya KTSP menjadi kurikulum 2013, sekolahsekolah di Sumbar memiliki mata pelajaran Budaya Alam Minangkabau atau BAM. Mata pelajaran ini mengajarkan tentang adat, budaya, bahasa, tradisi, dan lain sebagainya yang berkenaan dengan Minangkabau. Namun seiring berjalannya waktu dan pergantian kurikulum, mata pelajaran BAM ini seperti hilang tiba-tiba.
Dilansir dari Harianhaluan.com tahun 2017 sejumlah guru mata pelajaran muatan lokal, BAM mendatangi kantor DPRD Sumbar. Mereka mengeluhkan mata pelajaran tersebut tidak memiliki kedudukan yang jelas pada kurikulum 2013. Selain itu, pasca diterapkannya kurikulum 2013 dalam dunia pendidikan tersebut, mata pelajaran muatan lokal BAM juga terpinggirkan. Persoalan ini tentu saja akan menimbulkan kegelisan di pihak guru yang mengajar mata pelajan BAM. Hal ini membuat jam mengajar guru-guru tersebut menjadi kurang atau bahkan kosong. Ini tentu saja menimbulkan dampak besar bagi guruguru pada mata pelajaran tersebut. Tidak hanya pengurangan jam mengajar, mereka bahkan mungkin saja tidak dapat lagi mengajar. Semua pro dan kontra yang terjadi bukan hanya dikalangan guru saja, ini juga berdampak pada siswa-siswa dari tingkat Sekolah Dasar hingga tingkat Sekolah Menengah Atas. Dampak tersebut mungkin tidak secara langsung terlihat, tapi akan terasa seiring berjalannya waktu. Lima tahun sejak diterapkannya kurikulum 2013, mata pelajaran BAM benar-benar tidak pernah lagi muncul. Tentu saja generasi-generasi baru yang mulai mengenyam pendidikan di bangku sekolah formal pada umumnya tidak mengenal bagaimana budaya Minang-
kabau. Padahal materi-materi yang diajarkan dalam mata pelajaran BAM ini sangatlah diperlukan, walau tidak jarang pula dianggap sepele. Tujuan utama dari pelajaran ini tidak hanya untuk sekedar pengetahuan, tapi bagaimana masyarakat, baik anak-anak ataupun dewasa bersikap pada orang sekelilingnya, menerapkan sopan-santun terhadap yang lebih tua, dan yang paling penting setiap generasi hendaknya mengenal tradisi serta adat di Minangkabau ini agar tidak hilang atau musnah ditelan zaman. Menurut saya, tujuan pemerintah dalam meningkatkan sistem pendidikan di Indonesia sangatlah baik, agar pemudapemudi atau masyarakat Indonesia sendiri tidak tertinggal oleh perkembangan dunia pendidikan. Memang setiap langkah untuk maju itu tidak pernah memiliki jalan yang lurus dan mulus, setiap tindakan yang dilakukan pasti memiliki resiko dan masalah tersendiri. Seperti permasalahan yang telah diuraikan di atas, resiko dari penerapan kurikulum 2013 di Sumbar adalah banyaknya guru yang menganggur atau berhenti mengajar dikarenakan hilang atau terhapusnya mata pelajaran muatan lokal BAM. Ini merupakan salah satu permasalahan yang harus diperhatikan pemerintah. Seharusnya pemerintah tidak perlu mengurangi mata pelajaran
Oleh Nilam Sarma Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2017 yang sudah ada dari kurikulum sebelumnya, yang diperlukan adalah perbaikan atau bahkan penambahan jika itu dirasakan baik. Sebab apa yang telah diletakkan pada posisi sebelumnya tentu memiliki peran yang baik dalam bidangnya sendiri. Menurut saya pemerintah haruslah kembali mempertimbangkan keputusan untuk menghilangkan mata pelajaran BAM ini. Karena perubahan ini memiliki pengaruh cukup besar dalam dunia pendidikan di Minangkabau. Jadi hendaklah pemerintah mengkaji ulang untuk mengadakan kembali mata pelajaran BAM di Sumbar.
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun
XXX
OPINI
11
Minoritas di Negeri Sendiri Indonesia terdiri atas beragam suku dan budaya. Hal itu terjadi karena letak geografisnya yang berada pada posisi silang, diapit oleh dua benua dan dua samudera. Posisi strategis tersebut mengakibatkan banyaknya pendatang ke Indonesia. Hal ini berdampak kepada budaya, seperti banyaknya bahasa, suku, dan keturunan. Adanya pernikahan yang terjadi antara penduduk lokal dan pendatang menyebabkan semakin bertambahnya keberagaman di Indonesia. Secara umum, kita mengenal empat kelompok ras di Indonesia, yaitu Kelompok ras Papua Melanezoid, mayoritas ras ini berada di Papua, Pulau Aru, dan Pulau Kai. Kedua, kelompok ras Negroid contohnya orang Semang di Semenanjung Malaka dan orang Mikopsi di Kepulauan Andaman. Ketiga, kelompok ras Weddoid, antara lain orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu di Sumatra Selatan dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano di Pulau Enggano, dan orang Mentawai di Kepulauan Mentawai. Keempat, kelompok ras Melayu Mongoloid yang terdiri atas dua golongan, yaitu Ras Proto Melayu atau Melayu Tua (terdiri atas Suku Batak, Toraja, dan Dayak) dan Ras Deutro Melayu atau Melayu Muda (beranggotakan Suku Bugis, Madura, Jawa, dan Bali). Keberagaman suku bangsa di Indonesia tertuang dalam semboyan “Bhineka Tunggal Ika� yang berarti walau berbedabeda tapi tetap satu. Hal ini dapat dilihat dari Indonesia yang dikenal akan keramahan serta sikap toleransi antarsesama. Namun, baru-baru ini terjadi insiden yang memilukan hati segenap bangsa Indonesia. Pada 15 Agustus 2019 terjadi pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya, serta beredar video tentang penghinaan kepada masyarakat Papua. Pengepungan yang terjadi di Surabaya diduga karena patahnya tiang bendera di depan asrama dan hal tersebut diduga dilakukan oleh mahasiswa Papua yang mendiami asrama tersebut. Pengepungan ini berlanjut dengan adanya ujaran-ujaran rasis penuh kebencian dari masyarakat pada mahasiswa Papua. Hingga sore hari kepolisian memaksa masuk ke dalam asrama dengan kekuatan penuh. Gas air mata memenuhi asrama, sekitar empat mahasiswa pun terluka.
Terjadinya hal ini juga menimbulkan keresahan tersendiri di masyarakat, khususnya bagi masyarakat Papua yang notabenenya merupakan warga negara Indonesia dan saudara kandung bagi suku lainnya yang berada di Indonesia. Selain itu, pemerintah juga dinilai sebagai pihak yang ikut berpengaruh terhadap munculnya stigmatisasi terhadap rakyat Papua karena pernyataan Mantan Wakil Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara Ali Moertopo, “Jakarta tidak tertarik kepada orang Papua melainkan wilayahnya.� Dampaknya hingga kini masyara-
kat masih memberi label b a h w a rakyat Papua itu mulai dari tukang mabuk, tukang rusuh, sampai tak bisa dididik, dan dianggap setengah binatang seperti video yang sedang viral yang menyebut bahwa rakyat Papua itu monyet. Mirisnya walaupun masyarakat Papua telah dihina sedemikian rupa, sumber daya alamnya masih terus dikeruk dan digunakan untuk mencari penghidupan oleh masyarakat yang dominannya bukan warga Papua. Seperti yang dilansir dari tirto.id, jumlah penduduk Papua di wilayah perkotaan dari tahun ke tahunnya mengalami penurunan, sedangkan pendatang yang berasal dari wilayah di luar Papua mengalami peningkatan. Sementara itu jumlah masyarakat Papua yang
berada di luar wilayahnya mayoritas hanya untuk melanjutkan pendidikan bukan mencari pekerjaan seperti pernyataan Ambrosius, aktivis dari Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua Se Indonesia (AMPTPI) yang dibuktikan oleh Dr. Jim Elmslie, akademisi University of Sydney, dalam The Asia-Pasific Journal, menyebut jumlah penduduk asli Papua makin menurun di wilayah perkotaan. Pernyataan Ambrosius ini juga memicu opini lain bagi rekannya. Ia pun siap untuk pulang ke Papua jika memang diusir oleh pemerintah Indonesia. Hanya saja pemerintah daerah lain juga harus memulangkan warganya yang tinggal dan mencari makan di Papua, sehingga tak akan ada lagi gesekan antara warga Papua dan nonPapua ke depannya. Melihat hal ini harusnya kita semua dapat mengambil pelajaran untuk memperlakukan sau-
Grafis dan Ilustrator Ilustrator:: Mitha Melanie Putri
dara setanah air dengan baik dan tidak lagi membuat derajat antar ras dengan memandang suatu ras lebih tinggi dibandingkan ras lainnya. Jumlah kaum minoritas di suatu wilayah tidak berarti kita dapat berbuat sewenang-wenang terhadap mereka apalagi terhadap saudara sendiri, sementara mereka memperlakukan pendatang di tanah kelahirannya tanpa pandang bulu. Di era digital ini, siapapun bebas mengakses informasi menjadi suatu ancaman yang perlu diantisipasi, salah
Oleh Nilam Purnama Sari Mahasiswa Pendidikan Geografi TM 2016 satunya terkait berita hoaks. Video penghinaan terhadap masyarakat Papua contohnya yang belum bisa dipastikan hal tersebut asli atau tidaknya sehingga memunculkan permasalahan baru perlu ditindak tegas. Jangan sampai karena kebebasan informasi dan berpendapat ini malah menjadi gerbang kehancuran keberagaman serta kesatuan bangsa. Sebagai warga negara dan generasi penerus bangsa perlu ditanamkan pemahaman terkait toleransi dalam keberagaman itu sendiri. Perbedaan fisik antar ras yang ada di Indonesia tidaklah menjadi perbedaan, tapi menjadi salah satu kekayaan bangsa. Stereotip kepada masyarakat golongan tertentu juga harus dihilangkan sebagai upaya menjaga keamanan. Peristiwa proklamasi kemerdekaan yang menyatukan berbagai ras dan suku bangsa yang beragam bukanlah ujung tanduk perjuangan dari perbedaan, Namun hal itu merupakan gerbang awal menuju bangsa yang diidam-idamkan. Kita bersatu karena kesamaan nasib, persamaan sejarah, satu nenek moyang. Jadi jangan lagi membeda-bedakan antar ras, bahasa, suku dan agama. Tugas kita bersama saat ini ialah kembali merajut persahabatan serta bergandengan tangan, saling toleransi sehingga terciptanya kerukunan antar masing-masing ras yang ada.
KOLOM
Stres Membahayakan Tubuh Manusia merupakan makhluk yang kompleks dan berada pada kehidupan yang kompleks pula. Sebagian dari manusia menginginkan kehidupannya berada pada standar kompleks masing-masing, dan menginginkan lingkungannya juga sesuai dengan standar tersebut. Kompleksitas yang dianut inilah yang dapat menjadi masalah untuk manusia tersebut ke depannya. Masalah yang berkepanjangan dapat menjadikan beban pikiran tersendiri bagi manusia. Tanpa kita sadari, bahkan beban masalah atau pikiran yang menumpuk ini dapat memicu stres. Seseorang yang memiliki beban pikiran yang banyak akan berdampak pada kehidupannya. Ditambah dengan tekanan dari dalam dirinya, serta perasaan cemas yang berlebihan. Inilah awal dari stres yang berujung pada gangguan kejiwaan. Di mana otak tidak lagi berpikir secara rasional. Orang yang seperti ini, maka tingkah lakunya pun akan berbeda dari biasanya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, stres dapat diartikan sebagai gangguan atau kekacauan mental dan emo-
sional yang disebabkan oleh faktor luar. Akan tetapi jika diperhatikan dengan saksama, kita juga dapat menemukan dampak positif dari stres tersebut. Sebagai contohnya, seseorang yang stres karena tugasnya banyak, maka ia dapat menjadikan tugas tersebut sebagai tantangan untuk dirinya sendiri. Apakah ia berhasil melewatinya atau hanya memikirkan tugas tersebut tanpa mau mengerjakannya. Semua kembali pada diri masing-masing. Sebenarnya tidak semua stres itu buruk, tergantung dari sisi mana kita menilainya. Dilansir dari merdeka.com, ternyata stres juga memiliki dampak yang kurang baik bagi tubuh. Disebabkan stres bisa menyebabkan perubahan pada tubuh dan kesehatan mental, tentu hal tersebut sangat mencemaskan dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Jika yang dialami adalah stres ringan, tidak terlalu masalah. Namun jika sudah memasuki tahap sedang sampai parah, maka sebaiknya melakukan konsultasi dengan ahlinya. Stres berpengaruh pada kesehatan kulit. Fakta membuktikan bahwa stres dapat menjadikan kita lebih tua dari umur
yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan stres dapat menurunkan kesehatan kulit dan dapat mempengaruhi pertumbuhan jerawat. Jerawat yang pada umumnya diketahui berasal dari kotoran yang terperangkap dalam pori-pori bisa menyebabkan peradangan karena efek stres. Fakta lainnya stres juga dapat menyebabkan insomnia dan apnea yang berkelanjutan. Seseorang yang mengalami stres akan terlihat mudah lelah, tidak bergairah dalam hidup, sering melamun serta merasa cemas yang berlebihan. Hal inilah yang menyebabkan insomnia. Dikutip dari kompas.com, hasil survei yang melibatkan 1000 orang, sebanyak 86 persen responden dari seluruh negara mengaku pernah stres. Namun, di Indonesia responden yang mengatakan stres hanya 75 persen. Ini terbukti tingkat stres di Indonesia ternyata terendah dari seluruh negara yang disurvei. Sementara 25 persen dari masyarakat Indonesia mengaku tidak pernah stres. Bahkan di negara besar seperti Thailand, tingkat stres berada di atas rata-rata, di mana 91 persen responden mengatakan pernah mengalami stres.
Oleh Siska Novrida Yanti Mahasiska Teknik Informatika TM 2017 Salah satu hal sederhana yang dapat menurunkan tingkat stres adalah dengan tertawa. Selain beban stres yang hilang, tertawa juga dapat menyebabkan perubahan yang positif pada tubuh. Tidak hanya itu, penelitian menunjukkan bahwa dengan tertawa membuat kita tidak kesepian serta menyebarkan aura positif bagi sekitarnya. Jadi jangan lupa tertawa hari ini.
FOTO
12
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun XXX
Olahraga Pagi di Akhir Pekan
Bersepeda dan Jogging: Dua orang anak laki-laki (kiri dan tengah) sedang mengayuh sepeda di lokasi CFD dan seorang laki-laki (kanan) berumur sekitar 40 tahun sedang jogging di Jalan Khatib Sulaiman Padang, Minggu (8/9). f/Hega
Keluarga Kecil: Sebuah keluarga kecil yang terdiri atas ayah, ibu dan dua orang anaknya tengah berhenti sejenak di salah satu sudut Jalan Khatib Sulaiman Padang saat acara CFD, Minggu (8/9). f/Hega
Akhir pekan adalah penanda satu atau dua hari dalam satu minggu di mana kebanyakan orang tidak bekerja. Beberapa masyarakat Kota Padang memanfaatkan liburan akhir pekan untuk berolahraga di Car Free Day (CFD) Khatib Sulaiman. CFD ini dimulai dari Rumah Makan Lamun Ombak menuju Mesjid Raya Sumatra Barat kemudian ke GOR Agus Salim Padang. Pagi itu, jalanan Khatib Sulaiman ramai dipenuhi masyarakat Kota Padang dari berbagai kalangan, baik yang masih bayi, anak-anak hingga orang tua untuk mengisi waktu luang di akhir pekan. Seorang ayah dan dua anak laki-lakinya jogging, jalan santai, beberapa anak remaja sedang bermain skateboard di depan Masjid Raya Sumbar, senam pagi, hingga aktivitas lainnya. Berikut berbagai potret masyarakat Kota Padang menggunakan akhir pekannya untuk berolahraga. Bermain Skateboard: Sejumlah remaja sedang bermain skateboard di tengah jalan di depan Mesjid Raya Padang pada acara CFD di Jalan Khatib Sulaiman, Minggu (8/9). f/Hega
Senam : Dua orang pemandu senam tengah memandu masyarakat Kota Padang senam bersama untuk kebugaran jasmani di GOR Agus Salim Padang, Minggu (8/9). f/Hega
Belanja: Di saat acara CFD, terlihat seorang ibu (kiri) sedang membawa barang belanjaannya di pinggir Jalan GOR Agus Salim Padang, Minggu (8/9). f/Hega
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun
TEROPONG
XXX
13
Masuk UNP, Haruskah Bayar Parkir Demi meningkatkan keamanan kendaraan bermotor, Universitas Negeri Padang (UNP) sudah menerapkan sistem parkir berupa pemberian stiker bagi warga UNP seperti pegawai, dosen serta mahasiswa sejak 1 Agustus 2017. Barubaru ini UNP mendirikan enam portal parkir otomatis yang terletak di Gerbang Utama, Gerbang Kedua Samping Bank BNI, Gerbang Fakultas Bahasa dan Seni, Gerbang Fakultas Ilmu Keolahragaan, Simpang Gedung MKU, dan Gerbang Sekolah Pembangunan. Salah seorang Dosen Bahasa Inggris, Harvid mengatakan bahwa hal ini bagus karena menunjang dari segi keamanan kendaraan bermotor yang ada di UNP sendiri. “Dengan pola sistem seperti ini keamanan bisa terjamin, karena untuk warga UNP kita diberi kartu sedangkan untuk warga luar akan menerima karcis dan baru bisa keluar dari lingkungan kampus jika sudah membayar,” jelasnya, Kamis (22/8). Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial, Hilda Sofiya Ranti, TM 2019 merasa terbantu dengan adanya sistem parkir baru tersebut. “Paling tidak UNP memberikan keamanan serta kenyaman bagi orang yang ada di dalamnya. Tidak mudah bagi siapapun untuk keluar masuk ke kampus nantinya,” jelasnya, Jumat (30/8). Selain itu, Mahasiswa Jurusan Biologi TM 2016, Indah
Permata Sari, mengkhawatirkan adanya kemacetan dalam sistem parkir ini. Mahasiswa UNP yang berkendara dan berjumlah ribuan akan sangat kewalahan jika harus mengantri untuk masuk ke UNP. Hingga pekerjaan pembuatan portal parkir yang makin rampung, sangat disayangkan sosialisasi masih belum ada kepada para tukang ojek pangkalan sekitaran UNP. Lukman (57), pengemudi ojek pangkalan mengatakan belum mendapatkan sosialisasi dari pihak kampus. “Belum ada dengar apa-apa dari pihak kampus, jika berbayar masuk kampus tentu kami tidak mendapat keuntungan nantinya,” keluhnya, Kamis (22/8). Hal serupa juga dikeluhkan oleh driver ojek online Rizki Yulianda (24). Bagaimana nantinya dengan status ojek online jika portal parkir otomatis sudah dioperasikan. “Terus apa nanti kami akan membayar parkir jika ingin mengambil sewa ke dalam,” keluhnya, Senin (15/7). Kasubag Rumah Tangga UNP, Endri menjelaskan kapan akan dioperasikan sistem parkir baru ini belum bisa dipastikan serta dari pihak tander Bank Nagari belum menyerahkan kartu masuk parkir untuk sivitas akademika UNP. “Sekarang sedang merekrut petugas untuk menjaga pos parkir tersebut,” jelasnya, Jumat (30/8).
Portal Otomatis : Universitas Negeri Padang (UNP) memasang portal parkir otomatis di beberapa titik di gerbang utama UNP, Kamis (12/9). Portal tersebut dibangun di enam titik yaitu di gerbang utama UNP, gerbang lama UNP, gerbang SMK Pembangunan, gerbang Gedung Keolahragaan UNP, gerbang Mata Kuliah Umum UNP, serta gerbang Fakultas Bahasa dan Seni UNP. f/Hega
Menjawab hal tersebut, Wakil Rektor II, Ir. Syahril, M.Sc, Ph.D., menjelaskan bahwa sistem parkir ini justrunya akan membantu keamanan di UNP. Orang luar tidak akan bebas keluar masuk UNP. Nantinya akan ada sosialisasi dan uji coba mengenai sistem parkir ini sebelum dioperasikan. Syahril juga mengatakan bahwa pihak luar dalam cakupan ojek
online dan pangkalan yang membawa mahasiswa UNP tidak akan dikenai biaya. “Ojek yang membawa mahasiswa UNP tidak akan dikenai biaya asal ditunjukkan buktinya. Namun jika alumni tetap membayar parkir, ujarnya, Kamis (12/9). Mengenai kemacetan, Syahril menambahkan bahwa kemacetan di pagi hari akan dapat
ditanggulangi karena mahasiswa akan dibebaskan masuk. Namun jika ingin keluar, mahasiswa harus menunjukkan kartu yang disediakan UNP. Data yang tercatum dalam kartu tersebut harus sesuai dengan kendaraan yang di bawa. Hal ini difungsikan untuk memperketat pengamanan di UNP dan meminimalisir terjadinya pencurian. Yanda
Pendirian Fakultas Kedokteran UNP Universitas Negeri Padang (UNP) berencana mendirikan Fakultas Kedokteran (FK) di Bukittinggi. Pada Januari 2019 lalu, Rektor UNP telah menandatangani MoU dengan Rektor Universitas Indonesia terkait pendirian fakultas tersebut yang ditargetkan didirikan tahun 2019. Mahasiswa Jurusan Ekonomi TM 2016, Liberto mengatakan didirikannya FK di UNP ini sangat luar biasa dan merupakan suatu kebanggaan menjadi mahasiswa UNP. Namun ia belum mengetahui persiapan apa yang telah dilakukan. Ia berharap semoga tidak menjadi wacana,
tapi benar-benar diterapkan. “Bisa dikelola sebaik mungkin dan diseleksi mahasiswa yang masuk fakultas kedokteran nantinya,” jelasnya, Senin (19/8). Ketua Jurusan Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) UNP, Dr. Wilda Wellis, SP.M.Kes., menjelaskan
bahwa terbentuknya FK nanti memang pengembangan dari universitas. Selama ini baru ada dua universitas di Sumatra Barat yang membuka FK. Hal ini tentu sangat bagus dalam rangka pengembangan UNP ke depannya. Ini juga dilatarbelakangi tingginya minat masyarakat untuk memasuki prodi kedokteran. “Persiapannya setahu saya sudah proposal pendirian dan tinggal persetujuan menteri,” ujarnya, Senin (19/8). Dekan FIK UNP, Dr. Alnedral, M.Pd., mengatakan bahwa hal tersebut sangat positif. Persia-
pannya sudah disiapkan sedemikian rupa, mulai dari menyiapkan labor, sumber daya manusia, sarana prasarana. Basisnya fakultas ini merupakan kolaborasi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan FIK. Secara teknis, prodi kedokteran ini belum tahu akan digabungkan dengan FIK atau FMIPA karena belum ada pembicaraan lebih lanjut. Mengenai tenaga pengajar, Zalfendi menuturkan bahwa dosen pengajar sudah tersedia dari FIK sebanyak lima
orang, di FMIPA ada tiga orang, di FPP ada dua orang, lalu ada magister kesehatan di FIK 25 orang. “Staf pengajar, labor, tata kelola, kurikulum, dan peminatnya sudah ada tinggal persetujuan membukanya oleh kementerian,” jelasnya, Senin (19/8). Menanggapi hal tersebut, Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., mengatakan bahwa itu merupakan FK dan sedang dalam proses. “FK tersebut adalah dokter umum, tapi punya kemampuan lebih di bidang sport medicine,” jelasnya, Kamis (12/9). Yolanda
KILAS
Genangan Air : Dua orang mahasiswa sedang berjalan di bahu jalanan yang digenangi air kotor. Bahu jalan tersebut berada di dekat Gedung MKU C Universitas Negeri Padang (UNP). Air yang berbau itu berasal dari pembangunan Gedung MKU C UNP, Kamis (19/9). f/Hega
Parkir Sembarangan: Puluhan sepeda motor terparkir di badan jalan samping Gedung MKU Universitas Negeri Padang (UNP), Kamis (5/9). Padahal rambu larangan parkir sudah dipasang di beberapa titik ruas jalan MKU. Parkir sembarangan ini kerap jadi penyebab kemacetan khususnya pada jam tertentu. Hal tersebut terjadi karena lahan parkir gedung MKU A dan B terpakai untuk pembangunan Gedung MKU C. f/Hega
FEA TURE FEATURE
14
July-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun XXX
Pesona Desa Wisata Kubu Gadang Pesona budaya Minangkabau tempo dulu tersuguh di Pasar Digital Desa Wisata Kubu Gadang Padang Panjang. Desa ini memukau pengunjung dengan sensasi pasar masa lampau yang dikemas sedemikian rupa sehingga memiliki spot foto yang instagramable. Pengunjung akan diajak merasakan bagaimana berbelanja pada zaman dahulu lengkap dengan pakaian dan alat tukar tradisionalnya. Oleh Fuji Jelang Ramdhan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2016 Udara segar khas pedesaan diiringi kicauan burung bersahut menyambut kedatangan kami ketika pertama kali melangkahkan kaki ke desa ini. Sambil menikmati kicauan burung, pengunjung akan dimanjakan oleh pancaran alam darek Minangkabau berupa sawah dan ladang, perbukitan, serta pegunungan yang menyegarkan mata. Hamparan sawah dan panorama tiga gunung yang mengelilingi desa ini adalah salah satu daya tariknya. Gunung tersebut adalah Singgalang, Tandikek, dan Marapi. Selain gunung, Bukit Tui yang menjulang di tengah Kota Padang Panjang ikut mempercantik lanskap di Desa Wisata Kubu Gadang. Yuliza Zen, selaku Pengelola Desa Wisata Kubu Gadang menjelaskan bahwa selain pesona alam, Kubu Gadang juga menawarkan berbagai wisata menarik lainnya, seperti wisata edukasi tradisional khas Minangkabau, wisata atraksi kebudayaan, dan wisata kuliner. Pada wisata edukasi, pengunjung diajak memasak rendang atau disebut juga marandang, membajak sawah, serta kegiatan desa lainnya. Wisata atraksi tak kalah menarik, pada wisata ini pengunjung akan disuguhkan per-
tunjukan Silek Lanyah serta taritarian tradisional. Tak hanya itu, wisata kuliner juga menjadi daya tarik lainnya karena di Pasar Digital Desa Kubu Gadang ini hanya menjual makanan tradisional yang sudah jarang ditemukan di perkotaan, seperti lamang tapai, bika, lompong sagu, kue talam, bubur kampiun, kamucuih, areh rending, pinyaram, dan jajanan tradisional lainnya. Saat memasuki gerbang pasar, pengunjung akan menemukan stan tuka pitih. Di sinilah, pengunjung menukar uang Rupiah menjadi uang Piah, mata uang tradisional Kubu Gadang yang terbuat dari kayu berbentuk bulat menyerupai koin. Nilai tukar mata uang unik ini adalah seribu rupiah per satu koin. Stan ini menyediakan uang Piah mulai dari 2 Piah, 5 Piah, hingga 100 Piah. Alat tukar inilah yang nantinya digunakan untuk berbelanja makanan tradisional di Pasar Digital Kubu Gadang. Setelah menukar uang, Ganto mulai berburu kuliner kas Minangkabau di sana. Keunikan lain dari pasar ini adalah lokasinya yang berada di pematang sawah dengan lanskap dikelilingi gunung. Sepanjang jalan berjajar kios
Berfoto: Beberapa pengunjung terlihat sedang mengambil foto di dalam pasar tradisional Desa Kubu Gadang, Kota Padang Panjang, Minggu (4/8). f/doc dengan desain tradisional dari bambu serta pedagang yang menggunakan pakaian adat tradisional Minangkabau. Hal inilah yang semakin memperkuat pengunjung merasakan bagaimana kearifan budaya Minangkabau masa lampau. Saat Gantomenelusuri pasar tersebut, warga Kubu Gadang sedang menyelenggarakan Fashion Show baju adat tradisional. Kain tenun serta bakul menghiasi para gadis muda usia 5 -15 tahun yang mengikuti pementasan tersebut. Pementasan berlangsung di sawah kering bertumpukan jerami yang memikat mata pengunjung. Selain itu, Silek Lanyah menjadi daya tarik utama saat Ganto berada di sana. Silek Lanyah yang berarti Silat Lumpur ini merupakan silat khas Desa Kubu Gadang yang berbeda dari silat lain.
Silek Lanyah dipentaskan di atas lumpur sawah yang akan dibajak diiringi musik bertempo cepat dengan gerakan lincah pesilat yang akan memberikan sensasi cipratan lumpur pada foto yang dihasilkan ketika pesilat beraksi. Hal inilah yang memikat para fotografer lokal, nasional, maupun internasional berkunjung ke desa ini. Saat Ganto asyik memotret foto pesilat yang bersiap untuk masuk arena sawah, seorang fotografer senior Minangkabau, Erison J Kambari hadir untuk sekadar memotret keseruan desa tersebut. Selang beberapa waktu, datang rombongan fotografer dan wisatawan mancanegara yang berasal dari Korea Selatan sebanyak enam orang yang juga tak mau ketinggalan mengabadikan momen pesilat beraksi. Ketika pesilat mulai beraksi, pengunjung sorak-
sorai riuh berdecak kagum menyaksikan aksi pesilat. Suasana pun pecah bersamaan dengan iringan musik tradisional yang penuh semangat membara. Sensasi meriah penuh kearifan lokal serta keramahan warga sekitar melengkapi keunikan sekaligus keindahan desa ini. Desa Kubu Gadang sendiri terletak di Jl. H. Miskin, Kelurahan Ekor Lubuk, Kota Padang Panjang. Desa ini berjarak sekitar 5 kilometer dari pusat Kota Padang Panjang. Pengunjung dapat menggunakan angkot atau ojek untuk mencapai desa ini. Pengunjung tidak dipungut biaya untuk memasuki desa ini, hanya saja jika ingin berwisata kuliner dan menikmati pesona Pasar Digital Kubu Gadang, pengunjung diwajibkan menukar uang rupiahnya menjadi koin Piah.
Sensasi Pulau Belitung di Pesisir Selatan Sumatra Barat selalu menawarkan keindahan alamnya, salah satunya Pantai Batu Kalang. Pantai ini menjadi wisata favorit bagi pengunjung karena keunikannya mirip dengan pantai Tanjung Tinggi, Pulau Belitung yang menjadi tempat syuting film Laskar Pelangi. Oleh Yeni Maharani Mahasiswa Perpustakaan dan Ilmu Informasi TM 2017 Sabtu (13/7), Ganto melakukan perjalanan wisata ke daerah Tarusan Pesisir Selatan. Perjalanan ini menempuh jarak 56 km dari kota Padang. Ditempuh kisaran satu jam sampai satu jam 30 menit. Untuk menuju Pantai Batu Kalang, ketika telah memasuki daerah Painan, pengunjung akan menemui simpang tiga yang dikenal dengan simpang Tarusan. Jika pengunjung dari Padang dapat mengambil jalan ke kanan menuju pantai ini. Kawasan pantai Batu Kalang berada tidak jauh dari kawasan Mandeh. Tepatnya di kenagarian Ampang Pulai, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan. Untuk memasuki kawasan ini tidak dipungut biaya, hanya saja biaya parkir untuk kendaraan beroda empat sebesar Rp5000 dan untuk kendaraan roda dua Rp2000. Di tepi pantai terlihat kios-kios penjual makanan dan minuman, kursi untuk bersantai, permainan balon air untuk anak-anak serta beberapa tempat yang disediakan untuk berfoto. Disebabkan
sampai di sore hari, akhirnya Ganto beristirahat di salah satu penginapan di sekitar pantai. Di beberapa tempat, penjaja makanan menyediakan spot berfoto dan juga ayunan. Salah seorang pengunjung, Julia (21) mengatakan bahwa untuk berfoto di sisi ujung pantai gratis, namun ada satu tempat berfoto berada di depan kios pemilik toko tertentu, makanya diharuskan membayar Ro5000. Julia mengatakan pantai ini memberikan kesan tersendiri baginya dan cocok bagi pengunjung untuk menghilangkan penat dan meliburkan diri. “Merasa berada di Belitung, meski belum pernah ke Belitung,� ungkapnya, Minggu (14/7). Pagi itu (14/7), Ganto melakukan penelusuran di sepanjang Pantai Batu Kalang, penasaran akan apa yang unik dan menarik di tempat ini. Pengunjung disajikan dengan pantai yang memiliki warna laut yang biru dengan pasir putih dan juga terdapat uburubur. Selain itu, terdapat juga pohon-pohon bakau dengan akarakarnya yang mencuat ke permukaan. Untuk mendapatkan
Batu Kalang: Nampak pengunjung wisata Batu Kalang, Tarusan Pesisir Selatan menyusuri tepi Pantai Batu Kalang. Di belakang pengunjung tersebut nampak kumpulan batu yang mirip dengan suasana pantai di Belitung, Sabtu (13/7). f/Monalisa
pemandangan pantai yang indah, pengunjung harus berjalan beberapa ratus meter, hingga tampaklah dari kejauhan batuanbatuan besar. Di bebatuan inilah pengunjung banyak berfoto dengan latar keindahan yang luar biasa. Batu-batu granit yang berwarna terang kekuningan, dengan ukuran kecil hingga besar dan ada yang bertumpuk sehingga menambah kesan unik. Batu granit berukuran besar di sisi ujung pantai inilah yang menjadi dasar penamaan pantai Batu Kalang dalam bahasa setempat berarti batu penghalang. Batu kalang terbagi dua yaitu batu kalang mandeh dapat ditemukan jika berjalan
ke arah selatan dan batu kalang ketek yang berada di arah barat laut. Seorang pengunjung pantai Batu Kalang, Putra () mengatakan bahwa pantai ini sangat indah dan keren untuk objek foto, apalagi jika pergi bersama-sama. “Kita dapat berenang di dekat bakau yang memiliki daratan rendah ibarat air sungai serta menikmati kesejukan air laut� ungkapnya, Minggu (14/7). Jika pengunjung ingin menikmati sajian lebih indah lagi, pengunjung bisa naik ke atas bukit untuk menikmati pesona matahari apalagi di pagi hari, akan terlihat keindahan matahari terbit dari atas bukit. Pada
malam hari, Ganto melakukan perjalanan menuju tepi pantai, disana sangat terasa kesejukan dan di dekat pantai ini tersedia juga tempat karaoke. Jika cuaca baik maka pengunjung juga bisa mencari lobster. Keunikan Pantai Batu Kalang ini ada pada susunan bebatuannya mirip dengan pantai Belitung, sehingga layak disebut Belitungnya Pesisir Selatan, tepatnya mirip dengan Pantai Tanjung Tinggi, Belitung daerah Keciput, Sijuk, Kabupaten Belitung yang merupakan tempat syuting film Laskar Pelangi. Pengunjung serasa berada di pantainya Laskar Pelangi yang populer pada saat itu.
July-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun
15
XXX
TELUSUR
Silek Lanyah, Sebuah Seni Untuk Belajar Nilai Kehidupan “Belajar silek adalah salah satu cara dalam membentuk karakter seseorang dan jati dirinya.” Oleh Riska Meliani Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2017 Cuaca cukup cerah di pagi Minggu, 5 Agustus 2019 di desa Kubu Gadang, Kota Padang Panjang Panjang, terlihat areal persawahan yang luas tempat diadakannya atraksi wisata pertunjukan Silek Lanyah. Silek merupakan salah satu kebudayaan Minangkabau yang terdiri atas berbagai jenis, seperti Silek Kumango, Silek Harimau, Silek Gunuang dan lain sebagainya. Silek yang berkembang di setiap nagari memiliki alirannya tersendiri. Di desa Kubu Gadang Kelurahan Ikua Lubuak, berkembang aliran seni silek yang disebut dengan silek Gunuang. Silek ini memiliki turunan yang disebut dengan Silek Lanyah. Sebelum atraksi dimulai, pasar rakyat yang digelar telah ramai dikunjungi masyarakat. Tak lama kemudian, pertunjukkan Silek Lanyah siap digelar, warga dan wisatawan baik lokal maupun beberapa wisatawan mancanegara yang berasal dari Korea Selatan tampak antusias ber-
kumpul di sepetak sawah. Sementara para pesilat beserta pengiring musik tradisional Minang juga telah mengambil posisi. Secara harfiah, Silek Lanyah ini berarti silek yang dilakukan di atas lumpur atau di areal persawahan. Jadi, Silek Lanyah ini dilakukan di dalam petak sawah yang masih basah. Silek Lanyah sendiri merupakan pengembangan dari Silek Tuo Gunuang, yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Keberadaan Silek Lanyah sebenarnya sudah cukup lama. Akan tetapi karena tidak adanya sumber daya untuk mengembangkannya maka silek ini sempat surut eksistensinya untuk beberapa waktu. Salah seorang guru Silek Lanyah, Nuzirwan Dt. Mulie mengatakan bahwa silek ini mulai hidup kembali setelah adanya kegiatan sanggar di desa Kubu Gadang. Ia menjelaskan bahwa setiap gerakan dari Silek Lanyah ini memiliki makna kehidupan. Bagaimana kehi-
Bertarung: Dua Peslat Silek Lanyah (Silat Lumpur) sedang menampilkan pertarungan sengit di atas sawah yang berlumpur di Desa Wisata Kubu Gadang, Kelurahan Ekor Lubuk, Kota Padang Panjang, Minggu (4/8). f /Fuji
dupan itu berjalan, seperti itu pulalah arti dari Silek Lanyah dan juga dijadikan sebagai guru untuk memahami nilai kehidupan. “Jadi tidak hanya sebagai sarana hiburan,” ujarnya Minggu (4/8). Nuzirwan menjelaskan dari segi tanggung jawab, setiap pelaku dari Silek Lanyah diharuskan untuk saling menjaga dan melindungi semua keluarganya. Pasilek Lanyah ini juga diajarkan untuk memiliki rasa badunsanak kepada orang lain, maka seorang pesilat harus saling menjaga satu sama lainnya dan tidak merugikan orang lain dengan kepandaian yang
dia miliki. Lebih lanjut Nazirwan Dt. Mulie, menjelaskan nilai yang patut diteladani dari Silek Lanyah ini ialah tidak boleh berlaku sombong dan lupa diri. Sebelum seseorang belajar silek, maka ditanyakan lebih dulu apa tujuan belajar silek. “Jika untuk menyakiti orang lain, lebih baik tidak usah,” tegasnya. Sejatinya, lanjutnya, sikap sombong dan lupa diri adalah sifat yang tidak baik dan cenderung merugikan seseorang. Sifat ini hadir karena seseorang merasa bangga telah memiliki segalanya. Hanya memikirkan diri sendiri dan tidak
peduli dengan orang lain lagi, maka dalam Silek Lanyah sifat tersebut menjadi pantangan mutlak bagi setiap pemainnya. Salah seorang peserta Silek Lanyah, Teguh, mengatakan bahwa tujuan ia belajar silek ialah sebagai bentuk ungkapkan rasa syukurnya. “Silek ini sebagai wujud syukur kepada Allah”, ucapnya. Beda halnya dengan Teguh, seorang Budayawan, S Metron Masdison saat Workshop Jurnalisme Warga Antikorupsi di desa Kubu Gadang pada Sabtu malam menyebutkan bahwa seseorang yang belajar silek dari kecil tidak akan melalukan korupsi.
RAGAM
Berpetualang di Negeri Shah Rukh Khan Rafi Andry Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris TM 2015 Jalan-jalan keluar negeri tentunya menjadi impian bagi semua orang, apalagi bagi mahasiswa yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi terhadap sesuatu hal. Namun mendapatkan kesempatan seperti itu tentunya butuh kerja keras dan pengalaman yang banyak serta relasi. Ini adalah pengalaman pertama saya bepergian ke luar negeri seorang diri dengan tujuan Tiruchirapali, Trichy province, India. Saya pergi ke India untuk mengikuti lomba bertaraf internasional yang dinamakan Model United Nation (MUN). Acara ini diselenggarakan oleh National Institute of Technology (NIT) di Trichy, selatan India. Dalam pendaftarannya kita akan ditanya beberapa hal dan membuat esai yang nantinya dijadikan bahan pertimbangan untuk meluluskan peserta. MUN adalah sebuah kompetisi simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa(PBB) bagi mahasiswa dan umum yang tertarik memperdalam ilmu Hubungan Internasional. Kompetisi MUN ini adalah salah satu kompetisi yang bergengsi di kalangan mahasiswa dari berbagai bidang ilmu dan tidak menuntut seseorang harus menggeluti Ilmu Hubungan Internasional. Pada dasarnya, kom-
petisi ini adalah ladang bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan bagaimana berdiplomasi, melakukan riset terhadap suatu agenda atau krisis yang terjadi di dunia, bagaimana cara berdebat untuk mengasah berpikir kritis, pembelajaran dalam kemampuan memimpin, dan tentunya kerja tim. Pada kompetisi MUN di India, kompetisinya diberi nama CAMP MUN 2019. Pada saat perlombaan ini saya ditetapkan sebagai wakil delegasi dari United Kingdom (Britania Raya) di komite atau Council United Nations of Women (UNW). Delegasi pada komite ini berasal dari beberapa negara Asia dan dominannya diisi oleh orang India. Setiap delegasi akan mewakili dari beberapa negara yang termasuk anggota UNM. Topik yang diangkat tentang “Komisi PBB tentang Status Perempuan-Penegasan Hak-hak Reproduksi dengan Penekanan Pada Pendidikan, Pernikahan Dini dan Kekerasan Seksual”. Pada saat penutupan ada beberapa penghargaan yang diberikan. “Alhamdulillah saya mendapatkan penghargaan sebagai Highest Commendation Delegate (Peserta dengan pujian tertinggi).” Hari terakhir setelah perlombaan selesai selama tiga hari, saya bepergian ke sekitar Kota
Tiruchirapali. Pada saat keliling Kota Tiruchirapali, kejutan budaya yang saya rasakan pertama adalah tentang makanan. Makanan pokok orang India yang kita kenal sebagai roti cane bercampur dengan bumbu rempah yang sangat memikat, tapi saya tidak merasakan ada garam dalam bumbu rempah-rempah di dalamnya. Rasanya tidak sesuai dengan selera Minang tulen saya. Namun teman India saya berkata, ada perbedaan masakan antara orang-orang dari selatan India dengan utara India. Dia berkata makanan-makanan yang ada di India bagian utara seperti Delhi dan Mumbai akan mudah diterima bagi lidah Asia Tenggara seperti Indonesia dan Malaysia. Ada beberapa hal yang juga menarik perhatian saya sewaktu mencicipi makanan India, yaitu sewaktu memakan ladu dan mentega yang terkenal dalam film kartun Krisna. Ladu itu rasanya sangat manis sampaisampai saya tidak bisa menghabiskannya. Begitu pun dengan mentega hasil fermentasi susu sapi. Selain itu nasi India yang dikenal dengan nasi biryani, memiliki tekstur lembut dan mempunyai panjang dua kali ukuran nasi Indonesia. Kejutan budaya kedua ada-
Jalan-jalan: Salah seorang Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris UNP menggunjungi Sri Ranganathaswamy Temple, India, setelah mengikuti lomba bertaraf internasional yang dinamakan Model United Nation (MUN), Senin (22/7). f/doc lah mereka dominan berbicara menggunaakan bahasa Tamil dan sebagian kecil berbahasa Hindi. Hindi adalah bahasa kedua yang banyak dipakai di seluruh India dan bahasa pertamanya adalah Bahasa Inggris karena merupakan negara persemakmuran Inggris. Jadi, mereka tidak mempunyai bahasa asli India yang menyatukan perbedaan dengan keberagamannya seperti Indonesia yang mempunyai bahasa persatuan. Selama di sana, saya menggunakan bahasa Ing-
gris dan bahasa isyarat bagi orang India yang tidak mengerti bahasa Inggris. Tujuan terakhir saya adalah Sri Ranganathaswamy Temple, salah satu tempat bersejarah dan salah satu tempat ibadah umat Hindu terbesar di dunia. Kuil ini terkenal sebagai salah satu kuil yang diberi cat warna-warni seperti perkampungan warnawarni di Malang. Ini juga pertama kalinya saya melihat candi yang arsitekturnya diberi warna beraneka ragam.
TEROPONG
16
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun XXX
Pendirian Labor FIS Pembangunan Labor Fakultas Ilmu Sosial (FIS) menuai tanya disebagian kalangan mahasiswa. Apakah diperuntukkan sebagai labor atau Ruang Serba Guna (RSG) seperti awal permintaan Dekan FIS saat kunjungan kerja rektor Januari lalu. Salah seorang Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara TM 2017, Beta Santria Sholehah mempertanyakan apakah gedung yang akan dibangun tersebut untuk RSG atau labor. Hal ini karena setahunya bahwa labor telah ada di setiap jurusan untuk menyimpanan arsip dan sebagainya. “Lebih baik dibangun RSG supaya tidak menyewa tempat lain dan bisa jadi income,” jelasnya, Rabu (21/8). Penanggung Jawab Badan Eksekutif Mahasiswa FIS, Syahroni Aldra mengatakan mereka merasa iri melihat fakultas lain yang memiliki gedung yang jelas peruntukkannya. Ia juga mengatakan dari segi mahasiswa dan UKT sama saja, tapi seakan berbeda dalam fasilitas yang didapat. “Mudah-mudahan terealisasi. Dengan dibangunnya labor ini cukup ruangan untuk perkuliahan dan tidak ada rasa mengontrak di rumah sendiri,” harapnya, Kamis (22/8). Menjawab hal tersebut, Dekan FIS periode 2015/2019, Prof. Dr. Syafri Anwar, M.Pd., mengatakan bahwa pengusulan pembangunan RSG tersebut sebenarnya pada 2017 sudah diajukan dan diulang pada kunjungan kerja rektor tahun 2019. “Sekarang sedang proses, masuk tahap perencanaan, desain gambar, dan pemenangan tender,” jelas-
nya, Kamis (22/8). Syafri menjelaskan bahwa saat pengajuannya di depan gedung FIS, namun tidak disetujui rektor karena lahannya terlalu sempit. Kemudian rektor menjanjikan untuk menunggu pembebasan lahan. Setelah tanah di belakang Pusat Kegiatan Mahasiswa resmi menjadi milik UNP, Syafri kembali menemui rektor. Ganefri menyatakan bahwa tanah tersebut diperuntukkan untuk FIS, maka peletakan batu pertamanya disegerakan sebelum habis masa jabatannya dan diadakanlah pada Jumat, 26 Juli lalu. Awalnya mereka mengajukan pembangunan tiga tingkat dan rektor memberikan empat tingkat. Lebih lanjut Syafri mengatakan bahwa sebetulnya gedung tersebut diperuntukkan untuk ruang kuliah, ruang dosen, dan tempat seminar, sehingga namanya ruang serba guna. Namun untuk proyek pemerintah tidak boleh memakai nama tersebut. Contohnya saja, tambahnya, pembangunan Mesjid Al Azhar bukan diberi nama pembangunan mesjid, tapi pembangunan labor akhlak. Dalam slot anggaran pembangunan gedunggedung tidak boleh memakai nama seperti itu, harus berkaitan dengan kegiatan akademik. “Sebenarnya nanti RSG, di pa-
F o tto o Ber sama: Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Ganefri. Ph.D., Wakil Rektor (WR) I, Prof. D. Bersama: Yunia Wardi dan jajarannya serta Dekan se-lingkungan UNP foto bersama setelah peletakan batu pertama pembangunan Labor FIS UNP, Jumat (26/7). f/Ist
langnya memang tertulis pembangunan Labor FIS. Dari pemerintah tidak ada namanya seperti itu,” jelasnya. Untuk penggunaannya nanti, Syafri belum mengetahui secara pasti. Hal tersebut dikarenakan tergantung kebijakan kepemimpinan yang baru. Kemungkinan, lanjutnya lantai 4 nanti untuk ruang seminar, lantai 3 untuk ruang kuliah, lantai 2 untuk ruang dosen, dan lantai 1 untuk ruang perkantoran. Selain itu, Syafri mengatakan bahwa rencana rektor Januari 2020 sudah mulai jalan dan 2021 sudah bisa digunakan. Ia berharap nanti pembangu-
Keberadaan D3 Keperawatan UNP Universitas Negeri Padang (UNP) telah memiliki Prodi D3 Keperawatan yang berlokasi di Kabupaten Padang Pariaman sejak tahun 2018. Ketua Jurusan Kesehatan dan Rekreasi, Wilda Welis, SP., M.Kes, menjelaskan bahwa D3 Keperawatan UNP merupakan integrasi dari akademi keperawatan Pemda Padang Pariaman. Staf pengajar kebanyakan dari Akademi Keperawatan tersebut dan beberapa tenaga pengajar dari UNP. “D3 keperawatan baru dibuka tahun 2018 dan digabungkan ke Jurusan Kesehatan dan Rekreasi,” jelasnya, Selasa (20/8). Namun prodi ini belum terlalu dikenal oleh mahasiswa UNP. Mahasiswa Jurusan Seni Rupa TM 2015, Lindri mengatakan tidak mengetahui keberadaan prodi keperawatan. “Setahu saya, UNP tidak memiliki prodi yang berbau kesehatan,” ujarnya Kamis (9/8). Selain keberadaannya, sarana dan prasarana penunjang pembelajaran prodi
ini juga patut dipertanyakan. Apakah sudah memenuhi standar dari dinas terkait yang dinilai cukup memadai. Berbeda dengan Lindri, Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah TM 2017, Musliani mengatakan bahwa ia mengetahui adanya D3 keperawatan dari web UNP. Ia mengatakan masih banyak mahasiswa UNP yang belum mengetahui adanya prodi keperawatan ini karena sosialisasinya belum terlalu gencar serta prodi ini masih baru. Sementara itu, Mahasiswa prodi D3 keperawatan TM 2018, Melania Indria Lova pada Rabu (28/8) mengatakan bahwa ia mengetahui adanya prodi ini dari kakak yang kuliah di UNP dan situs web UNP. Ia memilih prodi ini karena ingin masuk universitas negeri. Di mana tempat praktik perkuliahannya berada di Rumah Sakit Unit Daerah (RSUD) Padang Panjang, RS Pariaman, RS Tentara Padang, RS Rasidin Padang , serta RSJ Marzoeki Bogor. Mahasiswa Prodi Keperawatan TM 2018, Mareski Candra mengeluhkan bahwa sarana dan prasarana masih kurang memadai, seperti tempat parkir dan pendingin ruangan. Ia berharap semoga kedepannya prodi D3
Keperawatan semakin maju dan dikenal oleh orang banyak dan bisa menjadi fakultas,” ujarnya, Kamis ( 29/8). Menjawab hal tersebut, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Dr. Alnedral, M.Pd menyampaikan bahwa Prodi D3 Keperawatan sosialisasinya masih kurang, karena jalur masuknya hanya melalui jalur mandiri khusus D3, belum dimasukkan pada jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( SBMPTN), dan juga mandiri prestasi, jelasnya, Selasa (20/8). Berbeda dengan hal tersebut, Wakil Rektor II, Ir. Syahril, M.Sc, Ph.D., mengatakan bahwa keberadaan D3 Keperawatan sudah cukup tersosialisasikan. “Mahasiswa saja yang kurang pergaulan dan jarang ikut serta dalam kuliah umum,” jelasnya, Kamis (12/9). Selain itu Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., juga mengatakan bahwa D3 Keperawatan sudah dikenal. “Peminatnya sudah lumayan, yang terbaru ada 300 lebih mahasiswa, jelasnya, Kamis (12/9). Lebih lanjut ia mengatakan bahwa Prodi D3 Keperawatan akan dimasukkan dalam Fakultas Kedokteran yang sedang direncanakan di Bukittinggi. Rani
nannya tidak mangkrak dan sesuai keinginan dan kebutuhan FIS, sehingga teratasi kekurangan kantor, ruang kuliah, dan tempat menyelenggarakan acara. Saat dikonfirmasi kembali pada Dekan baru FIS periode 2019/2023, Dr. Siti Fatimah, M.Pd., mengatakan bahwa pembangunan tersebut masih tahap lelang dan setelah itu ia akan dipanggil rektor untuk pembicaraan lebih lanjut. Ia sudah mengatakan pada rektor agar bangunannya didesain stan-
darisasi internasional, karena UNP juga persiapan kampus internasional. Tata letaknya belum ditentukan karena masih menerima masukan-masukan. “Untuk tiga atau empat tingkatnya belum dipastikan karena disesuaikan dengan anggaran,” jelasnya, Rabu (28/8). Saat ditemui Ganto di ruangannya pada Kamis (12/9), Rektor UNP, Prof. Ganefri , Ph.D., menyatakan bahwa gedung tersebut akan dibangun empat tingkat. Mona
Mata Kuliah Umum Kebencanaan Pusat Kajian Kebencanaan (PKK) Universitas Negeri Padang (UNP) telah berhasil menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) Mitigasi Bencana. Guna membuktikan kepedulian UNP terhadap kebencanaan, PKK bekerja sama dengan LP3M membuat mata kuliah umum mengenai kebencanaan sejak tahun lalu. Hal ini mendapat tanggapan dari sivitas akademika UNP, salah satunya Mahasiswa Jurusan Fisika TM 2016, Syarifa Rahmi Anori. Ia mengatakan bahwa memang telah ada Mata Kuliah Manajemen Bencana yang dimulai di tahun masuk 2017 di jurusannya, dan salah seorang dosennya mengajar mata kuliah tersebut. Ia juga mengatakan bahwa dengan adanya mata kuliah ini tentunya sangat baik. Hal ini dikarenakan wilayah Sumatra Barat rawan bencana, sehingga mahasiswa perlu dibekali dengan pengetahuan akan bencana. “Jadi bisa mengetahui apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana,” ujarnya, Rabu (4/9). Sependapat dengan Syarifa, salah seorang Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2016, Rengki Asta Furjaka. Ia juga pernah mendengar akan adanya mata
kuliah manajemen kebencanaan dari salah seorang dosennya. Menurutnya mata kuliah ini memang sudah seharusnya ada di UNP maupun di daerah rawan bencana lainnya. Namun untuk staf pengajar mata kuliah ini ia tidak mengetahuinya. “Dengan adanya mata kuliah ini kita dapat mitigasi diri sendiri dan lebih siap menghadapi bencana,” ujarnya, Kamis (5/9). Seorang operator Jurusan Ilmu Sosial Politik, Vinny Elvia juga memberi tanggapan terkait adanya mata kuliah manajemen bencana ini. Ia mengatakan siapapun yang menjadi tenaga pengajar mata kuliah ini pastilah orang yang dianggap mumpuni untuk mengajarkan hal tersebut. Ia juga menyatakan kesetujuannya dengan adanya mata kuliah ini selain dari wilayah Sumbar yang rawan akan bencana, tidak semua masyarakat tahu kemana dan bagaimana evakuasi saat bencana. “Kebanyakan hanya asal lari,” ujarnya, Jumat (23/8). Prof.Genefri, Ph.D memberi klarifikasi bahwa nantinya staf pengajar dari mata kuliah ini berasal dari UNP. Salah satunya dari Jurusan Teknik Sipil UNP yang telah menamatkan S3 nya di Jepang dengan Jurusan Mitigasi Bencana. Mengenai mata kuliahnya sendiri ia memaparkan bahwa mata kuliah ini bukanlah mata kuliah wajib, melainkan mata kuliah pilihan. Nilam
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun
TEROPONG
XXX
17
TOEFL Online UNP Sejak Juli 2019, Universitas Negeri Padang (UNP) membuat terobosan baru untuk mempermudah kelancaran mahasiswa mengikuti TOEFL melalui sistem online. Melalui sistem tersebut, mahasiswa dapat melakukan tes TOEFL menggunakan personal komputer. Terkait pelaksanaannya, muncul beberapa tanggapan dari mahasiswa selingkungan UNP. Salah satunya dari Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris TM 2015 UNP, Rahayu Sriwahyuni. Ia tidak mempermasalahkan jika tes TOEFL di UNP menggunakan sistem online. Menurutnya, data-data akan lebih aman dan mudah dikelola melalui sistem online. “Hanya saja, harus ada input terlebih dahulu dari pihak kampus, baru kemudian diujikan melalui tes TOEFL,” tuturnya, Senin (19/8). Rahayu juga mengatakan bahwa penerapan TOEFL online pada dasarnya bagus, tetapi dalam hal ini pihak kampus setidaknya harus ada sosialisasi mengenai alur pelaksanaannya. Di setiap fakultas, kata Rahayu, mungkin bisa diadakan sebuah program selama sebulan atau dua bulan sebagai bekal berbahasa Inggris yang baik, baru kemudian mengikuti tes TOEFL. Sependapat dengan Rahayu, Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2019 UNP, Anisa Fadriani menjelaskan dengan TOEFL online lebih menjamin keamanan data. “Kalau misalnya ujian secara manual, akan ada kemungkinan kertas ujian tersebut tercecer oleh panitia ujian. Hal itu akan merugikan mahasiswa sendiri,” ujarnya, Kamis (22/8).
Penerapan ujian TOEFL berbasis online ini juga mendapat dukungan dari Dosen Perpustakaan dan Ilmu Informasi, Gustina Erlianti. Ia mengatakan dengan sistem online ini peserta bisa langsung melihat hasilnya. Selain itu, fokus peserta ujian pun menjadi lebih bagus daripada ujian secara manual, terutama untuk menjawab soal bagian listening. “Dari pengalaman saya, untuk menjawab soal listening itu sulit jika ujian dengan sistem manual karena suara dari speaker tidak terdengar jelas walaupun kondisi ruangan tenang dan kedap suara,” ujarnya, Selasa (3/9). Gustina menambahkan bagi mahasiswa yang berkebutuhan khusus dibedakan atau diberi aplikasi tambahan pada sistem tersebut. “Misalnya untuk yang tunanetra, ada namanya aplikasi JAWS, begitu juga untuk penyandang tunarungu, harus ada aplikasi pendukung yang membantu mereka dalam mengerjakan soal,” ujarnya. Menjawab hal tersebut, Kepala UPT Bahasa UNP, Dra. An Fauzia Rozani Syafei, MA., menyatakan bahwa semua teknis pelaksanaan TOEFL online telah ada di website UPT Bahasa. “Mahasiswa saja yang tidak pernah membaca,” ujarnya, Jumat (13/9). Tata caranya calon peserta ujian dapat mengakses toefl. unp.ac.id, setelahnya mengklik judul kegiatan, contohnya ujian TOEFL. Maka calon peserta ujian harus melakukan pembelian KAP dan PIN peserta, dengan menginputkan User ID/NIM serta password portal akademik. Peserta juga diminta untuk menginputkan nomordan tanggal lahir. Setelah itu, calon peserta ujian diminta untuk mentransfer dana sesuai dengan yang tercan-
Tes T OEFL: Sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) sedang mengantri untuk pembelian KAP TOEFL: dan PIN untuk mengikuti ujian TOEFL di Gedung Rektort Lama UNP, Jumat (4/10). Untuk saat ini pembelian KAP dan PIN bisa dilakukan secara online. f/Hega
tum di slip tagihan tersebut ke nomor rekening yang tercantum kemudian login. Pada laman ini akan ditampilkan alur kegiatan ujian TOEFL yang diikuti. Kegiatan yang berwarna hijau berarti telah selesai dikerjakan. Berwarna kuning berarti kegiatan tersebut sudah bisa diakses (sudah masuk jadwalnya) tapi belum dikerjakan. Sementara kegiatan yang berwarna merah berarti kegiatan yang tidak bisa diakses karena bukan jadwalnya. Pada alur kegiatan ini, paling penting harus dikerjakan adalah pengisian biodata peserta. Apabila langkah ini tidak dilakukan calon peserta ujian sebelum jadwalnya berakhir, maka ia dianggap mengundurkan diri sebagai peserta ujian. Apabila biodata dan foto telah tampil di kolom kegiatan pengisian biodata, maka telah terdaftar sebagai peserta ujian. Apabila sudah masuk jadwal
UNP Peringkat 25 Klasterisasi Kemenristekdikti 2019 Universitas Negeri Padang (UNP) menempati peringkat 25 sebagai perguruan tinggi nonvokasi terbaik di Indonesia. Hal ini berdasarkan pengumumkan klasterisasi perguruan tinggi Indonesia tahun 2019 yang dilakukan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir di Gedung D Kemenristekdikti Jakarta, Jumat (16/8). Dilansir dari www.ristekdikti.go.id, perguruan tinggi nonvokasi dengan jumlah 2.141 perguruan tinggi di bawah Kemenristekdikti diperoleh 5 klaster perguruan tinggi Indonesia. Diantaranya, klaster 1 berjumlah 13 perguruan tinggi, klaster 2 berjumlah 70 perguruan tinggi, klaster 3 berjumlah 338 perguruan tinggi, klaster 4 berjumlah 955 perguruan tinggi, dan klaster 5 berjumlah 765 perguruan tinggi. Sedangkan untuk UNP berada di klaster 2. Jika diamati tiga tahun terakhir peringkat UNP terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 UNP berada pada peringkat 67, kemudian 2018 melonjak naik menjadi peringkat 26, dan tahun ini UNP berhasil berada di peringkat 25. Berdasarkan pencapaian ini
mendapat tanggapan dari sivitas akademika UNP, salah satunya Mahasiswa Pendidikan Biologi TM 2015, Wulan Wiratami. Ia mengapresiasi pencapai UNP saat ini. Dari segi pembangunan, kata Wulan, peringkat yang diraih UNP sudah sesuai dengan perkembangan pembanguanan yang dilakukan UNP. Hanya saja Wulan sedikit menyayangkan terkait pelayanan pegawai yang dinilai masih kurang sehingga menyulitkan mahasiswa dalam mengurus sesuatu. “Di beberapa jurusan masih ada pegawai yang kurang ramah,” ujarnya, Senin (19/8). Senada dengan Wulan, Ketua Program Studi Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Dr. Wilda Welis, M.Kes., menjelaskan bahwa peringkat tersebut merupakan kabar gembira untuk seluruh sivitas akademika UNP. Hal itu dikarenakan peringkat tersebut adalah hasil dari kerja keras bersama untuk memajukan institusi. Namun demikian, Wilda menambahkan untuk tidak berpusat pada peringkat saja, melainkan juga harus fokus dalam segi pengembangan dan pelayanan pada mahasiswa dan dosen haruslah ditanggani dengan baik. “Indikator dari peringkat-peringkat tersebut mu-
aranya ke mahasiswa,” ujarnya, Senin (19/8). Hal senada juga disampaikan oleh Dekan FIK, Dr. Alnedral, M.Pd., ia mengatakan untuk tidak cepat puas dengan pencapaian UNP saat ini. Jika dilihat dengan perengkingan dunia, UNP masih tertinggal jauh dari perguruan tinggi di negara-negara lain. “Kalau orang santai-santai, kita tidak bisa lagi harus berlari,” tegasnya, Senin (19/8). Menjawab hal tersebut, dalam upacara wisuda periode 116, Rektor UNP menyatakan bahwa peringkat 25 yang telah dicapai UNP merupakan suatu usaha besar. Ia menyatakan bahwa telah banyak perubahan yang dilakukan salah satunya dengan mempertahankan akreditasi unggul. Ia juga mengatakan bahwa hal lain yang tengah dilakukan UNP saat ini dengan pengadaan perubahan kurikulum program studi untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Selain itu, juga dengan mengembangkan semangat berwirausaha bagi mahasiswa UNP dengan berbagai kegiatan wirausaha yang diadakan UNP serta tak kalah pentingnya dengan menerapkan joint kurikulum. “Semoga tahun depan di peringkat 20 besar,” harapnya, Senin (16/9). Putri
untuk mencetak kartu peserta ujian maka tombol cetak kartu ujian akan berubah menjadi hijau dan dapat mencetak kartu ujian TOEFL. Jadwal, tempat
dan informasi lengkap lainya mengenai ujian TOEFL dapat dilihat di kartu ujian dan kartu ujian wajib dibawa saat mengikuti ujian TOEFL. Juli
UNP Ikuti Program Akreditasi Internasional Untuk meningkatkan mutu serta daya saing, Universitas Negeri Padang (UNP) mengikuti program akreditasi atau sertifikasi internasional. Program tersebut adalah ASEAN University Network-Quality Assurance (AUN-QA ) dan Accreditation Agency for Degree Programs in Engineering, Informatics/Computer Science, the Natural Sciences and Mathematics (ASIIN). Untuk AUN-QA sendiri diusulkan pada April 2017 lalu berjumlah delapan Program Studi (Prodi). Sementara untuk ASIIN sendiri, UNP tengah mengusulkan sepuluh program studi. Hal tersebut disampaikan pada workshop yang digelar LP3M di Guest House pada Kamis (5/7). Prodi tersebut adalah Pendidikan Matematika, Pendidikan Fisika, Fisika, Biologi, Pendidikan Teknik Mesin, Pendidikan Teknik Otomotif, Pendidikan Informatika, Pendidikan Geografi, dan Geografi NK. Mahasiswa Prodi PG-PAUD TM 2016, Mela Mimi Safitri mengatakan bahwa tidak terlalu paham perbedaan antar kedua program yang diikuti oleh UNP ini. Meski begitu ia mengaku bangga dengan usaha dan pencapaian yang dilakukan UNP karena tidak hanya nasional, tapi juga berjuang di kancah internasional. Selain itu, Mahasiswa Jurusan Manajemen TM 2015, Patri Yuli mengatakan pada Kamis (22/8) bahwa apapun upaya yang saat ini diusahakan UNP akan berguna baginya ketika sudah memasuki dunia kerja nanti. Menanggapi hal tersebut, Ketua Jurusan Kimia, Dr. Mawardi, M.Si., menegaskan bahwa perbedaan antara keduanya sertifikasi internasional tersebut. AUN-QA merupakan program sertifikasi se-ASEAN sedangkan ASIIN adalah program akreditasi internasional dari Jerman. “Input serta outputnya berbeda begitupun pelaksanaannya,” tuturnya, Rabu (28/8).
Hal serupa juga dijelaskan oleh Ketua Jurusan Fisika, Dr. Ratnawulan, M.Si., yang menyatakan bahwa ASIIN merupakan akreditasi berbasis luaran (Outcome Based Accreditation). Hal penting yang harus ditunjukan adalah program studi sudah mengimplementasikan pendidikan berbasis luaran (Outcome Based Education/OBE) dengan menunjukan evaluasi ketercapaian luaran program (Program outcome) dan institusi menunjukan komitmennya dalam memfasilitasi implementasi OBE. Ia juga menjelaskan bahwa banyak manfaat dari akreditasi Internasional ini. “UNP serta prodinya dapat diakui oleh perguruan tinggi di Eropa,” ujarnya, Kamis (29/8). Sedangkan AUN-QA, lanjut Ratna, bertujuan untuk meningkatkan atau menyamakan kualitas standar universitas yang menjadi anggotanya dalam mencapai standar global. Ia juga menjelaskan bahwa prodi yang mengikuti AUN-QA memiliki keuntungan seperti dapat mengikuti program kredit transfer mahasiswa dengan universitas-universitas anggota AUN-QA lainnya. Mempertegas hal tersebut, Ketua LP3M UNP, Dr. Edwin Musdi, M.Pd., mengatakan bahwa keuntungan dari sertifikasi internasional ini menyebabkan UNP setara dengan universitas luar negeri. Selain itu apa yang pelajari mahasiswa UNP diakui oleh universitas anggota. Ia juga menjelaskan terkait perbedaan antara AUN-QA dan ASIIN hanya terkait skala atau cakupan dari akreditasi itu sendiri. “Salah satu yang memanggil orang luar masuk ke kampus kita adalah melihat dari kualitas dan akreditasi,” jelasnya, Selasa (10/9). Saat dikonfirmasi pada Rektor UNP, Prof. Ganefri, P.hD., pada Kamis (12/9) mengatakan bahwa untuk satu prodi bisa mendapatkan lebih dari satu akreditasi internasional. Mitha
INTER
18 BEM Sumbar
Tujuh Ultimatum untuk Anggota DPRD Sumb ar Sumbar
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sumatera Barat (Sumbar) menggelar Aksi Demonstrasi dimulai dari Simpang Rumah Makan Lamun Ombak, Jalan Khatib Sulaiman, Rabu (28/8). Aksi ini bertujuan memberikan ultimatum kepada 65 orang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumbar yang dilantik. Ada tujuh tuntutan pada aksi ini. Pertama, anggota DPRD harus menggunakan anggaran secara efektif. Kedua, adanya transparansi dalam setiap
peraturan yang ditetapkan. Ketiga, memberikan integritas kerja berdasarkan kepentingan rakyat. Keempat, memberikan pembuktian realisasi kerja anggota DPRD setiap tiga bulan sekali. Kelima, mendesak Gubernur Sumbar untuk menjalankan dan mengimplementasikan Perda No. 8 tahun 2012 tentang Kawasan tanpa Rokok. Keenam, mendesak Gubernur Sumbar untuk menjalankan dan mengimplementasikan Perda No. 3 tahun 2014 tentang Ren-
cana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumbar. Ketujuh, men-
desak DPRD untuk merumuskan beberapa Perda. Yanda
Formail FPP
UNP
Kirim Dua Tim pada Tur namen T enis Antar PTN urnamen Tenis
Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan acara penutupan International Conference on Educational Technology and Collegial Meeting serta pembukaan Turnamen Tenis Antar Perguruan Tinggi Negeri di Gedung Auditorium UNP, Jumat (26/7). Turnamen Tenis Antar Perguruan Tinggi Negeri diikuti oleh 12 ikatan alumni perguruan tinggi. Terdiri atas Iluni UNP, KAGAMA, UGM, Iluni UI, IA ITB, HA IPB, IKA Unpad, IKA UNJA, IKA UB, IKA Undip, IKA,Unand, IKA UNY, dan IKA UNNES.
Sebagai tuan rumah, UNP mengirimkan dua tim pada turnamen ini. Dalam sambutannya, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Ikatan Alumni (Iluni) UNP, Ali Mukhni mengatakan jika olahraga merupakan salah satu media untuk merajut tali silaturahmi dan rasa kekeluargaan. Selain itu, Ali berharap peserta turnamen memiliki rasa sportifitas yang tinggi. “Tetap menghargai walaupun kalah atau menang, inilah ciri-ciri dari olahraga.” tutupnya. Akbar
PLS UNP
Pendidikan Seb agai Wujud Sebagai Visi Indonesia Emas 2045
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan International Conference on Lifelong Learning and Education For Sustainability di Aula FIP lantai 4, Kamis (8/8). Acara yang bertemakan “Meningkatkan Peran Keluarga dalam Pendidikan untuk Menghadapi Tantangan Kehidupan di Era Digital” ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III UNP, Prof. Dr. Ardipal, M.Pd. Ia mengatakan bahwa salah satu
UNP
Tuntut an: Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi untutan: BEM Sumbar menyuarakan ultimatum mereka di depan anda Gerbang Gedung DPRD Sumbar, Rabu (28/8). f/Y f/Yanda
fungsi pendidikan yaitu sebagai penata dalam kehidupan. Pendidikan dapat diperoleh dalam hal apapun dan di manapun, baik itu dalam keluarga, sekolah, maupun di lingkungan sekitar. Ardipal berharap Jurusan PLS dapat menjadi ikon pengembangan sumber daya pendidikan bagi UNP. “Kita perlu membangun kekuatan SDM dengan jalan pendidikan sebagai perwujudan visi Indonesia Emas 2045,” tutur Ardipal di akhir kata sambutannya. Mitha
Perlunya Inov asi dan Inovasi Kreativitas
Universitas Negeri Padang (UNP) melaksanakan upacara peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 di lapangan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Sabtu (17/8). Pada upacara ini, Wakil Rektor I UNP, Prof. Dr. Yunia Wardi, M.Si., mengajak semua peserta upacara untuk menghargai jasa pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan. Ia berharap UNP dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas agar mampu bersaing di dunia industri dan era digital. Ia menambahkan pem-
bangunan infrastruktur saja tidak cukup bila SDM rendah karena tidak akan bisa mengoperasikan teknologi penunjang infrastruktur fisik. Selain itu, Yunia menjelaskan bahwa salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan SDM ialah dengan inovasi dan kreativitas. Untuk mencapai keduanya dibutuhkan upaya bahu membahu dari berbagai pihak. Apalagi bonus demografi nanti harus dioptimalkan mendukung pendidikan talenta anak bangsa. Nilam
Wadah Ber dakwah Berdakwah Pada 5 September 2019 akhirnya lembaga dakwah Forum Mahasiswa Islam Intelektual (Formail) Fakultas Pariwisata dan Perhotelan (FPP) secara resmi telah diakui. Kemudian telah melantik 19 pengurus untuk tahun pertama berdirinya. FPP merupakan fakultas yang masih muda di Universitas Negeri Padang (UNP), yakni didirikan pada 2015. Dalam masa berbenahnya, FPP cukup berkembang secara pesat begitupun dengan lembaga dakwahnya. Di tahun awal berdirinya fakultas ini, mahasiswa FPP bergabung dengan lembaga dakwah Fakultas Teknik. Segala kegiatan dakwah dilakukan bersama. Tahun 2016, mulai ada keinginan untuk mendirikan lembaga dakwah sendiri seperti halnya fakultas lain. Berbagai upaya dilakukan mahasiswa FPP un-
tuk mendirikannya Dengan bantuan dari berbagai pihak, pada 29 April 2019 Formail dibentuk, walaupun belum secara resmi tetapi tetap saja ada pengurus dan juga pelaksanaan kegiatan. Sejauh ini Formail sudah memulai melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk anggotanya, seperti adanya forum annisa, kajian dan beberapa kegiatan lain yang akan dilaksanakan. Saat ditan y a i harapan ke depannya, Ketua Formail FPP 2019, Annisa Putri Utama mengatakan dengan berdirinya FORMAIL FPP semoga akan menjadi acuan oleh warga FPP untuk terus berdakwah. “Saya berharap Formail benarbenar mandiri sebagai sebuah orgnisasi dakwah, tidak lagi berada di bawah naungan Badan Eksekutif Mahasiswa FPP,” ungkapnya, Jumat (13/9). Rhoudatul
FIS
PKSBE Kembangkan Wisata Religius Pusat Kajian Sosial Budaya dan Ekonomi (PKSBE) Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Padang (UNP) di bawah koordinasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNP melakukan realisasi program pengembangan nagari binaan berupa Pengembangan Wisata Religius Nagari Batuhampar (PWRNB), Kecamatan Akabiluru, Kabupaten 50 Kota. Kegiatan PWRNB ini diawali dengan silaturahmi dan koordinasi program dengan pihak Wali Nagari Batuhampar, Romi Su-
hardi, A.Md., beserta jajarannya pada Selasa malam (25/6) di Kantor Wali Nagari Batuhampar. Prof. Dr. Mestika Zed, M.A., selaku Direktur PKSBE mengatakan bahwa kegiatan ini dihadiri oleh puluhan warga yang mewakili berbagai unsur masyarakat. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk temu ramah serta diskusi untuk menggali potensi pengembangan wisata religius di Nagari Batuhampar. Hal ini disampaikannya pada Senin (26/8). Realisasi program ini juga melibatkan beberapa mitra kerjasama. Irza
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun XXX
FBS UNP
Lima Alasan P enggunaan Penggunaan Korpus
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Kuliah Umum bersama Dosen Universitas Pendidikan Sultan Idris Malaysia, Prof. Madya Dr. Norliza Jamaluddin di Teater Tertutup FBS UNP, Jumat (23/8). Bertemakan “Data Korpus Berkomputer dalam Penyelidikan Linguistik dan Pengajaran Bahasa.” Linguistik korpus merupakan penelitian bahasa berdasarkan bahasa yang sering digunakan dalam berbagai genre. Penga-
UNP
nalisisan data dalam linguistik korpus ini dilakukan secara tuntas dan pantas untuk mengetahui makna kata. Korpus digunakan karena beberapa hal. Diantaranya data korpus memiliki kesahan, lebih tulen dan bersifat natural, berupa kualitatif dan kuantitatif, boleh memaparkan data yang mendalam dalam kata yang hampir sama dan intuisi mampu menjelaskan perbedaan antara kata seperangkat, serta mampu menunjukkan pola-pola bahasa yang lazim dan bentuk bahasa yang tidak lazim. Yolanda
Pelatihan Buddy
Universitas Negeri Padang (UNP) menggelar pelatihan Buddy bagi 21 mahasiswa UNP yang lulus seleksi di Ruang Senat lantai 3 UNP, Sabtu (17/ 8). Buddy merupakan teman atau semacam tour guide bagi mahasiswa asing yang mengikuti program Sea Teacher dan Sea Tvet periode Agustus-September 2019 di UNP. Koordinator Sea Teacher dan Sea Tvet, Sutria Rahayu, S.Pd., M.A., Tessol., mengatakan bahwa tidak hanya kemampuan bahasa Inggris saja yang diuji. Namun komitmen
kerja, keramahan, dan sopan santun juga merupakan poin penting yang dinilai. “Selain itu, pengetahuan tentang kultur negara yang mengikuti program ini juga diukur,” ujarnya. Sutria menuturkan bahwa Buddy tidak hanya akan mendampingi mahasiswa Sea Teacher dan Sea Tvet, tetapi juga mendampingi mahasiswa reguler yang kuliah di UNP. Ada lima negara yang mengutus mahasiswanya ke UNP, di antaranya Jepang, Philiphina, Thailand, Myanmar, dan Malaysia. Juli
KRS PMI
Ir wan: JJadikan adikan Donor Irwan: Darah Gaya Hidup
Kors Suka Rela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Universitas Negeri Padang (UNP) bersama Ikatan Alumni Don Bosco (IADB) Padang menyelenggarakan Donor Darah di Pendopo Fakultas Bahasa dan Seni UNP, Kamis (29/8). Acara yang bertemakan “Bersatu untuk Berbagi” ini dibuka langsung oleh Gubernur Sumatra Barat, Prof. Dr. Irwan Prayitno, M.Sc. Menurutnya, donor darah adalah salah satu kegiatan mulia. Selain mendapat keuntungan kesehatan, bisa mem-
bantu orang lain. “Jadikan donor darah ini sebagai gaya hidup,” ujarnya. Joi Kahar selaku Ketua IADB menyampaikan acara ini adalah salah satu bentuk kepedulian antar sesama manusia. “Acara ini akan diselenggarakan IADB setiap tahunnya dan kami berterima kasih kepada partisipan, masyarakat, dan KSR PMI UNP khususnya,” ujar Joi. Pada Donor Darah kali ini, KSR PMI UNP bersama IADB mendapatkan sebanyak 1354 pendonor. Ozza
UNP
MoU dengan 3 P er guruan Per erguruan Tinggi dan 6 P erusahaan Perusahaan Malaysia.
Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan penandatanganan kerjasama (MoU) dan kuliah umum bersama Prof. Dato’ Sri Dr. Alex Ong di Auditorium UNP dan dihadiri oleh mahasiswa bidikmisi angkatan 2016, 2017 dan 2018. (28/8). Kerjasama yang diprakarsai oleh Alex selaku Ketua Perwakilan Alumni UNP di Malaysia ini kembali mengajak UNP melakukan MoU dengan tiga perguruan tinggi dan enam perusahaan yang ada di Malaysia. Pada ta-
hun sebelumnya UNP telah melakukan MoU dengan 46 perusahaan yang ada di Malaysia yang juga difasilitasi oleh Alex. Adapun tiga universitas yang melakukan kerjasama adalah Universiti Tenaga Nasional, Infrasrructure University Kuala Lumpur, Betjays University College. Rektor UNP, Prof. Ganefri Ph.D., dalam sambutannya memperkenalkan Alex sebagai mitra UNP yang akan mengeluarkan sertifikat kemahiran, keterampilan, dan kompetensi bagi lulusan UNP. Agus
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun
XXX
SEPUT AR MAHASISW A SEPUTAR MAHASISWA
19
Bayang Narkoba di Sekitar Mahasiswa Hai Pembaca Setia Ganto! Saat ini narkoba tidak lagi menjadi hal tabu untuk diperbincangkan. Sadar atau tidak narkoba sudah sangat dekat dengan lingkungan kita. Berdasarkan data BNN yang dirilis awal 2019 lalu, dari 4,5 juta pengguna narkoba di Indonesia, 24 persen berlatar belakang remaja. Kenapa hal ini bisa terjadi? Pada masa remaja keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun terlihat wajar-wajar saja, tetapi hal inilah yang menjadi faktor utama mudahnya remaja terdorong menyalahgunakan narkoba. Melihat permasalahan ini, pemerintah menyatakan bahwa narkoba sebagai permasalahan yang serius. Oleh karena itu, bagi pemakai dan pengedar akan mendapat hukuman berat termasuk hukuman mati. Dilansir dari Detik.com, selama pemerintahan Joko Widodo telah dilakukan eksekusi mati sebanyak tiga gelombang dan sudah mengeksekusi 18 terpidana. Penerapan hukuman mati tersebut didasarkan atas alasan bahwa kejahatan narkoba merupakan kejahatan luar biasa yang harus diperangi. Menurut data potensi desa 2018 Badan Pusat Statistik (BPS) dilakukan pendataan terhadap wilayah penyalahgunaan narkoba dari tahun 2014 sampai 2018. Hasilnya Sumatra Barat menjadi provinsi dengan angka paling tinggi dalam penyalahgunaan narkoba. Angka tersebut naik dari 14,7 persen pada 2014 menjadi 37 persen. Fakta ini pun menjerat dunia pendidikan termasuk kampus. Sadar atau tidak, pergerakan narkoba di kampus senyap tapi masif, dari pengguna sampai pengedarnya. Dilansir dari Tribun.com, pada 18 Februari 2019, Universitas Negeri Padang (UNP) dikejutkan dengan ditangkapnya lima oknum berstatus mahasiswa UNP sebagai pemakai sekaligus pengedar narkoba jenis ganja. Tidak hanya itu, dilansir dari Republika.co.id pada 5 Januari Kepolisian Daerah Sumatera Barat juga membekuk oknum luar yang diduga mengedarkan narkoba di kalangan mahasiswa. Pria tersebut diringkus di GOR kompleks UNP. Tersangka KM (27) memanfaatkan jaringnya yang ada di UNP untuk mengedarkan narkoba. Dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap KM, kemudian didapati enam oknum mahasiswa yang bertindak sebagai pengguna. Keenamnya diamankan di salah satu indekos di kawasan Air Tawar, Kota Padang. Berdasarkan Harian Posmetro pada Sabtu (6/7), Tim Opsnal Satres Narkoba Polresta Padang berhasil menangkap pengedar ganja kering di salah satu ruangan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) UNP. Kemudian dilansir dari posmetropadang.co.id, penangkapan pelaku pengedar ganja ini berawal dari penyelidikan yang dilakukan Satres narkoba Polresta Padang, terkait adanya informasi masya-
rakat bahwa pelaku sering bertransaksi narkoba di dalam kawasan kampus, sehingga membuat resah. Dari kasus ini, terlihat bagaimana mahasiswa telah menjadi bidikan empuk para pengedar. Apa jadinya mahasiswa sebagai harapan untuk mengkritisi negeri ini malah mengubur diri sendiri? Sebenarnya kasus narkoba di lingkungan kampus sudah menjadi isu di kalangan beberapa mahasiswa, tapi seolaholah mahasiswa tidak bertindak. Untuk melihat bagaimana pengetahuan, pandangan dan kepedulian mahasiswa UNP terhadap bayang narkoba yang berada di sekitar kampus. Bagian Riset Subdivisi Penelitian dan Pengembangan Surat Kabar Kampus Ganto melakukan survei dengan menyebar angket dengan metode random sampling yang diambil secara accidentil. Survei ini diikuti oleh 800 mahasiswa UNP berbagai fakultas sebagai responden dan terdiri atas lima pertanyaan. Dari hasil survei yang disebar, 60,68% responden menyatakan bahwa mereka mengetahui adanya kasus narkoba di lingkungan kampus. Sayangnya, persentase yang belum mengetahui masih terbilang cukup besar yaitu 39,19%. Ketidaktahuan inilah yang menyebabkan pergerakan narkoba di kampus terkesan senyap padahal masif terjadi. Untuk pencarian data dan melihat secara random, kami memberikan pertanyaan apakah responden pernah mendapatkan atau mengetahui seseorang di lingkungan mereka yang menggunakan narkoba. Hasil yang didapat cukup mengejutkan, sebanyak 23,3% responden mengetahui adanya ‘pemakai’ di lingkungan mereka. Nilai ini cukup tinggi hampir mencapai seperempat responden. Sementara itu, 76,19% lainnya mengatakan tidak pernah mendapatkan seseorang di lingkungan mereka menggunakan narkoba. Supaya mengetahui tindakan apa yang diambil responden jika dihadapkan pada kondisi dimana ia mengetahui oknum menggunakan maupun mengedarkan narkoba di lingkungan kampus, respon terbanyak yaitu 37,25% memberitahu kepada orang yang mereka percayai. Sebanyak 28,12% responden patut diberi pujian karena memilih untuk berani langsung melaporkan kepada pihak yang berwenang. Dua tindakan ini adalah
Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Mitha Melanie Putri bentuk keikutsertaan kita menjaga lingkungan kampus. Dari hasil survei didapatkan 22,5% responden tidak memiliki keberanian untuk bertindak lebih karena mempertaruhkan keselamatan mereka. Kemudian sebanyak 11,13% responden memilih untuk tidak bertindak karena berfikir untuk memaklumi pelaku yang memiliki alasan tertentu. Beberapa tanggapan pun diberikan terhadap kasus narkoba yang merambah kampus, 58,37% responden berpendapat bahwa menggunakan narkoba merusak generasi muda yang seharusnya menjadi seorang intelek dan mengkritisi negeri yang tidak sejalan dengan keadaan rakyat. Kemudian 12,12% responden mengkhawatirkan citra kampus yang akan buruk karena ulah oknum. Sebanyak 10,5% responden berpendapat bahwa pengedar di dalam kampus adalah ancaman besar karena berpotensi meningkatnya pemakai. Kemudian sebanyak 14,62% menyetujui pihak kam-
pus memberikan beberapa kebijakan untuk membatasi pergerakan mahasiswa agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Jika ini dilaksanakan, maka tidak hanya oknum, semua rutinitas mahasiswa akan diawasi oleh pihak kampus. Kemudian sebanyak 3,38% responden memaklumi kembali pelaku karena beranggapan bahwa mereka memiliki alasan tertentu. Untuk melihat pihak-pihak yang menurut mahasiswa sangat berperan dalan pemberantasan narkoba di kampus, sebanyak 54,33% responden menyetujui pihak yang paling berperan adalah masyarakat kampus. Hal ini dikarenakan tindakan untuk tidak mendiamkan dan membiarkan adanya pelanggaran ini merupakan bentuk pemberian efek jera terhadap pelaku. Sebanyak 13,17% responden meminta Satuan Keamanan (Satpam) kampus lebih gencar mengamankan kampus dari pihak asing. Kemudian sebanyak 14,93% responden mengatakan
bahwa pihak kampus adalah pihak yang paling berperan karena sebagai pengontrol pelanggaran yang dilakukan mahasiswa. Lebih dari itu, tetap saja pihak yang paling berperan dalam pemberantasan narkoba ini adalah intropeksi dari pengguna narkoba sendiri. Sebanyak 16,94% responden menyetujui mengobati dan merehabilitasi pengguna adalah kunci sehingga tidak ada pengedar yang berkeliaran dikampus. Sebenarnya permasalahan ini dapat kita berantas atas kerja sama berbagai pihak. Kepedulian dan kekritisan akan menyelamatkan negeri ini sangat dibutuhkan. Jangan sampai masalah ini menjadi lebih gawat lagi di saat penggunaan narkoba tertular dan menularkan HIV/AIDS. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba. Kehilangan remaja berarti sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa untuk masa yang akan datang. Rhodatul Annisa
SASTRA BUD AYA BUDA
20
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun XXX
Sajak KRITIK SAJAK
Mesin W aktu Waktu
Rumah Rantau
Waktu Hari ini akan jadi masa lalu Mentari berganti menjadikannya rembulan Bersinar terangi alam Ditemani kunang kunang bersama
Rumah Ku tinggalkan hangatnya Ku jauhi dekapannya Ku pergi dari pangkuan kasih sayangnya
Jangan terdiam dan meragu Tak gentar menapak waktu Jadilah insan yang digugu dan ditiru Esokmu harapan kini
Rantau Ku datang dengan mimpi Ku membawa segudang harapan yang berapi Ku sapa semua tempat dan wajah asing yang kan ku hadapi
Perjuangkan semua impian Raih apa yang dicita citakan Waktu akan menjalankan tugasnya Pengorbananmu takkan berkhianat Atas apa yang diperjuangkan
Rumah Titip rindu untuk Ibu Sampaikan rinduku dengan bisikan syahdu Titip rindu untuk Ayah Sampaikan bahwa disini ku melawan rindu yang tak berarah
Perjalanan akan menggulirkan panahnya Waktu terus berjalan dan berputar Dan jangan untuk kau sia siakan Ismul Lathif Mahasiswa Prodi Bahasa Jepang TM 2018
Sajak Dari I bu Ibu Tidakkah terbesit dihatimu untuk Pulang Atau sebatas singgah pada rumahmu ini, nak Sebab Ada rindu yang sedari dulu ingin kau urai Ada luka yang butuh tempat bersandar Ada hati yang tiada henti berharap Ada do’a yang senantiasa memohon pulanglah nak Jangan terlalu mendewasakan ambisimu Ibumu sudah tidak muda lagi
Rantau Aku melangkah Mengais ilmu di negeri barantah Rantau Jadilah aku, temanku, suka dukaku. Genta Hidayat Tullah Mahasiswa Prodi Perpustakaan dan Ilmu Informasi TM 2019
Vira Agustin Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2018
KRITIK PUISI
Jalan-Jalan dalam Menjalani Hidup
Diasuh oleh Muhammad Adek, M.Hum Dalam sebuah temu duga pada ulang tahun ke-80, Robert Frost, penyair berkebangsaan Amerika Serikat dimintai petuahnya mengenai pelajaran hidup. Dengan suara berat, Frost bertaklimat dengan khidmat: “In three words, I can sum up everything I’ve learned about life: it goes on!” (terjemahannya kirakira “Dalam tiga kata, saya dapat menyimpulkan semua pelajaran tentang hidup: kehidupan (harus) terus berjalan!”). Pitawat Frost ini kemudian menjadi adagium yang begitu masyur hingga saat ini terutama dalam perbincangan filosofis tentang hidup. Frost, tiada selisihnya dengan miliaran spesies manusia lain di bumi ini, lahir dan tumbuh dalam suasana kehidupan yang menduri dan menyembilu. Kehidupan, baginya atau siapa saja,
tidak pernah menyediakan easy mode (pilihan mudah) seperti dalam opsi konsol game dewasa kini. Walaupun begitu kenyataannya, Frost tidak pernah memburas kita untuk mencentang pilihan ‘menyerah’ atau ‘berhenti’ dalam permainan hidup ini. Apapun alasannya, hidup¯mau tak mau¯terus digulirkan. Iradat progresif a la Frost ini juga dapat kita temukan dalam sajak-sajak pilihan Ganto edisi kali ini. Dalam sanjak pertama berjudul Mesin Waktu, amanat optimistis sudah dikumandangkan sejak bait-bait permulaan. Ini dijumpakan dari sikap sajak terhadap objek “sang waktu”, yang mana seringkali menjadi musuh dan momok dari segala harapan anak manusia, dinihilkan kuasanya sedemikian rupa melalui ‘penafian’ waktu/ hari ini akan jadi masa lalu dan ‘penggantian’ dengan memunculkan imaji-imaji yang elok dan permai seperti rembulan dan kunang-kunang sebagai pengganti sang waktu. Selanjutnya, penulis menekankan ide bahwa manusia tidak diciptakan untuk hanya terdiam, gentar dan meragu dalam hidup, melainkan adalah untuk digugu dan ditiru oleh makhluk-makhluk lain di bumi. Pelumpuhan
kekuasaan sang waktu adalah kiat dari mengarungi kehidupan itu sendiri. Berpedoman sedikit dengan ajaran filsafah kaum Stoa Romawi, waktu dapat diperkatakan sebagai elemen di luar diri manusia yang tidak dapat dikendalikan kemudinya. Jadi, hanya kesia-siaan belaka jika kita berusaha mengiringi lakuan sang waktu. Maka dari itu, pusatkanlah usaha hanya pada diri sendiri dan biarkan waktu menjalankan tugasnya. Sajak kedua berjudul Rumah Rantau juga mengasongkan gagasan yang serona dengan puisi perdana. Si Aku bersikukuh untuk terus menapaki pelancongan hidupnya menuju ke Rantau walau harus mempertaruhkan hal-hal baik seperti meninggalkan hangat, dekapan dan kasih sayang IbuAyah yang disediakan oleh sebuah rumah. Dengan berbekal dua hal saja yaitu mimpi dan harapan, Si Aku menyatakan tak gentar untuk menapaki Rantau yang asing dan antah berantah. Hingga akhirnya, Si Aku berhasil mengendalikan dirinya dan memajukan pikirannya bahwa Rantau adalah pembuktian siapa dirinya, temannya, suka dukanya serta Rumah barunya. Jika sajak pertama dan kedua mempertontonkan prakarsa dan
semangat yang sungguh-sungguh untuk terus maju, Puisi ketiga berjudul Sajak dari Ibu adalah semacam tarikan untuk mundur dan menarik langkah. Tokoh yang bertugas untuk menghela tali tersebut dalam sajak adalah seorang Ibu yang rindu, yang luka dan memohon harap kepulangan sang Anak. Si Ibu tak meminta banyak, hanya sebatas singgah atau mengurai rindu karena Ibu merasa tak muda lagi. Sang ibu khawatir jika sang anak tak sempat dan berkesempatan lagi untuk bersua dirinya pada kemudian hari. Dari pokok pembicaraan ketiga puisi di atas, kita boleh belajar banyak terutama perihal ‘menjalani hidup’. Pertama bahwa hidup ialah sebuah pengembaraan dan perjuangan yang senantiasa diintai oleh sang waktu. Kekuasaan sang waktu ini teramat perkasa dalam menentukan arah dan penilaian kita terhadap hidup. Padahal waktu ialah elemen yang di luar kuasa kita. Ketiadaberdayaan dalam menyadari hal inilah yang menjadi sumber penderitaan dan ketidakbahagiaan kita. Maka dari itu, bijaklah memaknai hidup dengan ukuran sang waktu. Seperti pada sajak Rumah Rantau, pencerita mendaulat Rumah adalah sumber segala
kebahagiaannya. Namun kemudian ia tersadar dan bertanya “apakah Rumah akan selalu abadi?” Tentu saja tidak. Adakalanya sang waktu (dewasa) dengan sesukanya mendorong bahkan melempar anak manusia keluar dari zona nyamannya (seperti yang disimbolkan dengan Rumah). Begitupun dalam Sajak dari Ibu, terdapat sebuah situasi dimana sang waktu mengharuskan kita untuk menapak mundur ke pangkuan Ibu, baik untuk kembali pulang ataupun singgah barang sebentar. Dapat disimpulkan di sini bahwa ‘Waktu’ ternyata bukanlah sebentuk garis lurus satu arah. Manusia boleh-boleh saja memanfaatkan sang waktu untuk beselekoh ke samping, berputar balik ke belakang atau bahkan sekadar menarik mundur. Dalam puisinya, E.E Cummings juga sependapat bahwa pencari kebenaran tidak mengikuti jalan apapun/ karena jalan kebenaran itu ada di mana saja. Maka dari itu, alternatif sikap yang tidak dianjurkan kepada kita adalah ‘diam’ dan ‘meragu’. Layaknya laju sepeda yang terus dikayuh agar terus seimbang, maka hidup seperti petuah Frost di sebermulaan tadi: “harus (terus) berjalan!”
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun
SASTRA BUD AYA BUDA
XXX
Cerpen
21
Seorang Penulis dan Tokoh Fiksinya Oleh Wildan Firdaus Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2014
Napasnya mulai tersendat. Tak ada lagi tarian indah di atas kertas. Dalam hitungan menit, tubuhnya menghempas lantai. Sebuah belati tertancap tepat di sela kedua bahunya. Semoga saja tembus ke jantung. Aku bukannya tidak mau disuruh ini-itu oleh mereka. Hanya saja, aku tidak ingin terus-terusan seperti ini. Sebutan babu lebih cocok untuk mengerjakan itu semua dan aku bukan babu. Menyiapkan makanan ketika mereka lapar, mungkin tidak masalah. Akan tetapi, apa harus dengan menghantarkan makanan ke mulut mereka satu per satu? Tentu saja. Mereka belum mengetahui caranya. Siapa lagi kalau bukan aku. Takdir. Takdir. Takdir. Apakah benar takdir Tuhan selalu menyusahkan? Atau, ini hanya ulah seseorang yang tidak aku tahu entah di mana. Jika saja itu benar, tak ada alasan bagiku untuk memaafkannya. Siapa juga yang tahan mendengar tangisan setiap malam. Belum lagi omelan tetangga. Bisa pecah kepalaku memikirkannya. Pagi ini, aku meninggalkan mereka ditumpukan rotan beratapkan daun aren. Tidak mudah menganyam daun tersebut. Terlebih lagi, ketika melekatkannya pada rotan yang kususun berbentuk persegi. Untung aku mengenal kang Arman dan kang Dedi. Mereka ikut membantuku. Tapi sudahlah, aku tidak ingin mengenal mereka lagi. “Ada udang di balik batu.” Ungkapan yang tepat untuk mereka. Aku malu mengatakan kepada orang-orang kalau kang Arman dan kang Dedi telah menikmatiku. Karena mereka aku tidak berdua lagi. Bulan depan, genap setahun usia si sulung. Mengurusnya saja aku harus
rela bangun pagi untuk menyayat getah di kebun tetangga. Sekarang, aku tinggal bertiga. Usia si bungsu setengah dari usia si sulung. Jangan tanyakan siapa ayah si sulung padaku. Pantaskah seorang ayah mengusir anaknya dalam kandungan? Ia termakan hasutan janda kampung sebelah. Janda itu sangat lihai dalam segala hal, termasuk menghasut. Mana mungkin aku bercinta dengan seorang kakek tukang kebun milik suamiku. Anehnya suamiku percaya hal itu. “Sudahlah! Ini takdirku! Haruskah aku bertemu si pembuat takdir? Tapi di mana?” Sepulangku dari hutan bulan lalu, seorang kakek berbaju merah kusam duduk di atas tumpukkan kayu. Kami berselisih di tengah perjalanan ketika aku akan ke rumah. Ya rumah, begitu aku menyebutnya. Tapi apa itu layak dikatakan rumah? Ah sudahlah. Sepertinya kakek itu kelelahan. Aku menawarkan seteguk air padanya. Jari manis tangan kanannya memakai cincin berbatu biru. Indah benar cincin itu. Kakek menyadari aku yang terpana akan cincin tersebut. Kakek tersenyum. Tanpa aku sadari, kakek menyodorkan cincin itu padaku. “Ambillah nak. Suatu saat kamu akan dipertemukan pada si pembuat takdir. “Aku terkejut mendengar perkataan kakek. Apa ini hanya kebetulan. Aku memang ingin bertemu si pembuat takdir. Mungkin kakek hanya bergurau, begitu pikirku. Aku sangat membenci ketika malam datang. Orang-orang
melepasl lelahnya. Duduk di kursi ditemani minuman hangat serta bersenda gurau dengan keluarganya. Indah sekali malam mereka. Sedangkan aku, sudahlah! Tangisan si bungsu selalu berhasil membangunkan tidurku. Tidur apanya, menguap saja aku tak sempat. Mereka aku baringkan di tempat yang sama. Malam ini mereka berbeda dari malam sebelumnya. Suhu tubuhnya
Ilustrator: Yeni Maharani Grafis: Mitha Melanie Putri panas, hidungnya selalu mengeluarkan cairan bening. Sepertinya mereka terserang demam flu. Aku sudah tau apa yang terjadi padaku jika malam ini datang. Cahaya mentari menembus sela-sela rumahku. Malam tadi melelahkan. Sepertinya mereka sudah tenang. Pagi ini aku tak mampu pergi ke kebun. Jangankan berjalan, duduk saja aku ragu. Giliran aku sekarang jatuh sakit. Mata terasa berat. Tidak
masalah bagiku tidur di mana pun, termasuk di kursi ruang tamu. Perlahan kucoba menutup mata. Nikmat. Aku tertidur, sudah lama aku merindukan hal ini. Tanpa aku sadari, aku tertidur hingga mentari berikutnya muncul. Lega rasanya. Kondisiku mulai pulih. Jarang-jarang aku tertidur hingga seharian penuh. Seperti inikah surga dunia? Aku melupakan sesuatu. Tidak biasanya suasana rumah sehening ini. Aku langsung lompat dari kursi dan berlari ke kamar tempat mereka biasa tidur. Bisa-bisanya aku membiarkan mereka satu harian penuh tanpa makan dan minum. Mereka terlihat tenang. Tidak ada tangisan lagi. Badannya pun tidak panas lagi. Melainkan dingin. Tangan mereka mengepal. Bibirnya menghitam. Aku menangis tanpa suara. Bukan karena aku malu didengar orang-orang, melainkan suaraku tertahan entah kenapa. Mereka sudah di pertemukan pada pembuat takdir. Penderitaan apalagi yang menantiku. Tidakkah aku layak untuk bahagia. Baru sebentar aku menikmati indahnya tertidur, kedua anakku taruhanya. “Terkutuklah kau wahai pembuat takdir!” Hari mulai gelap, kebencianku pada si pembuat takdir semakin besar. Aku menangis hingga tak mampu lagi untuk menangis. Tanpa sadar aku tertidur di atas tempat terakhir aku membangunkan mereka. Di mana aku. Tempat ini aneh. Setiap benda yang aku sentuh selalu menembus tanganku. Seorang pria kutemukan sedang duduk di atas kursi.
Jarinya tengah menari di atas kertas. Aku mendengar suara yang tak asing. “Suatu saat kau akan dipertemukan pada si pembuat takdir.” Mendengar kalimat itu sontak membuatku terbangun dari tidur. Aku teringat cincin yang diberikan kakek. Akhirnya aku bias hidup layaknya orang-orang di sekelilingku. Tidak selalu menderita, tidak pula selalu bahagia. Hal ini bermula pada malam itu. Sudah tiga malam aku bermimpi hal serupa. Akan tetapi, di malam ketiga mimpiku sedikit berbeda. Benda-benda sekitar mulai bisa kusentuh. Ini seperti nyata. Terlebih lagi ketika aku mulai mendengar suara pria itu. Aku penasaran apa yang ia tulis di kertas. Malam ini si pria masih seperti malam-malam sebelumnya. Aku memberanikan diri mendekat pada pria tersebut. Kutemukan tumpukan kertas yang tak lagi putih. Dadaku sakit. Napasku tak beraturan. Aku terkejut. Apa yang dituliskannya sama persis dengan apa yang aku alami selama ini. “Diakah si pembuat takdir?” pikirku. Sepertinya si pria tak bisa melihatku. Namun, mudah saja bagiku untuk memukulnya. Sekarang aku bisa menyentuh apapun tanpa diketahui keberadaanku. Dugaanku semakin kuat ketika pria itu menambahkan coretannya di atas kertas. Aku harus mengakhiri ini semua. Akan aku buat takdirku sendiri. “Terkutuklah kau wahai pembuat takdir!” Sebuah meja berada di belakang pria tersebut. Di atasnya terdapat sebuah belati. Tanpa pikir panjang, kuraih belati itu dan mengayunkan padanya. Sekarang aku bebas.
KRITIK CERPEN KRITIK CERPEN
Dunia Ini Panggung Sandiwara dan Kita Aktornya
Desaingrafis: Venny Sindya Fitri
Diasuh Oleh Refisa Ananda, M.Pd All the world’s a stage, And all the men and women merely players. Potongan monolog Jaques dalam As You Like It karya William Shakespeare tersebut mengibaratkan dunia dan kehidupan manusia sebagai sebuah panggung sandiwara. Begitu manusia lahir, secara otomatis ia telah memasuki sebuah panggung teater. Layaknya seorang aktor, mereka harus mulai berakting sesuai perannya masing-masing. Mulai dari bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, lalu tua. Terus begitu hingga episode terakhir
dimainkan. Jika sepakat membenarkan pernyataan Jaques tersebut, harus pula mengiyakan eksistensi sutradara yang memiliki kuasa penuh atas setiap adegan yang terjadi di panggung itu, dunia ini. Beberapa tahun belakangan ini, kata ibu memiliki makna yang begitu dalam bagi saya sebagai seorang anak. Saya rasa semua anak di dunia ini harus mengakui bahwa mereka bukan apa-apa tanpa kehadiran seorang ibu. Beruntunglah seorang perempuan diberi kesempatan melakoni peran sebagai ibu. Tidak semua memiliki kesempatan itu. Semua perempuan pernah menjalani peran sebagai anak, tapi tidak semua berkesempatan memainkan peran sebagai ibu. Kalimat Aku bukannya tidak mau disuruh ini-itu oleh mereka menunjukkan ketidakpahaman tokoh Aku akan hak dan kewajiban yang diembannya dalam melakoni peran itu. Seorang ibu dari dua orang anak. Tidak enak menjadi tokoh Aku. Lebih enak jadi pembaca saja. Kalau disandingkan dengan
sinetron kejar tayang di televisi itu, pembaca itu ya penonton. Sambil baca, sambil ngoceh. Mengumpati tokoh Aku yang tidak becus sebagai ibu. Mengabaikan alur cerita yang dialami tokoh aku hingga ia bertingkah seperti itu. Perannya sebagai seorang perempuan telah dilecehkan. Perbuatan Kang Arman dan Kang Dedi menghancurkan kemuliaannya. Anak bungsunya adalah wujud nyata dari episode itu. Perannya sebagai seorang istri tumbang karena sebuah tuduhan. Kesuciaannya diragukan sang junjungan. Tumpas masalah sampai ke akarnya. Bukan menunjuk kambing hitam penyebabnya. Tumpukan konflik yang hadir dalam rangkaian episode hidup tokoh Aku membuatnya merarah. Marah tanpa arah. Ujungnya, ia merasa bebas setelah mengayunkan sebuah belati ke seseorang yang diyakininya sebagai si pembuat takdir. Bebas karena tidak akan ada lagi kisah yang ditulis tentangnya. Nyata, semua bergantung pada pikiranmu. Keberuntungankah atau
justru kesialan atas apa yang kau hadapi dalam hidupmu. Banyak hal yang berusaha disampaikan penulis dalam karyanya. Kritik moral dan sosial mencuat kuat. Mulai dari lingkup rumah tangga sampai warga. Latar sosial masyarakat menengah ke bawah dibawa masuk ke cerita. Mengambil latar masyarakat pedesaan yang masih memanfaatkan bahan dari alam untuk membangun rumah. Terlihat pada kutipan berikut aku meninggalkan mereka ditumpukan rotan beratapkan daun aren. Tidak mudah menganyam daun tersebut. Terlebih lagi, ketika melekatkannya pada rotan yang kususun berbentuk persegi. Perempuan makhluk yang lemah, begitu katanya. Sebagai istri ia butuh peran suami agar terus mampu menata segala rasa, menjauhi bencana. Pasca melahirkan adalah saat-saat rentan bagi seorang ibu. Berbagai fakta yang dimunculkan penulis menunjukkan tokoh Aku mengalami depresi hebat pasca melahirkan anak keduanya. Ditambah dengan ke-
sulitan ekonomi, kesedihan, kekecewaan, serta permasalahan yang dialaminya. Beberapa tokoh lelaki yang ia harap bisa melindunginya, mengkhianatinya. Bulan depan, genap setahun usia si sulung. Usia si bungsu setengah dari usia si sulung. Bagian ini membuat saya bingung. Membaca berulang kali. Awalnya terasa membaca soalsoal tes potensi akademik. Persis kalimat dalam soal itu bukan? Tetapi kemudian ada yang janggal. Cerpen ini merupakan buah karya penulis laki-laki yang mengusung karakter perempuan dalam tulisannya. Selama ini citra perempuan dalam karya sastra memang lebih banyak digambarkan oleh penulis lakilaki. Perempuan dicitrakan sebagai makhluk lemah tak berdaya. Selalu menjadi korban atau dikorbankan. Gambaran tentang diri, perasaan, dan keinginan perempuan ditulis melalui perspektif laki-laki. Berhasil atau tidak, setiap pembaca memiliki tafsiran berbeda.
RESENSI
22
Bukan Orang-orang Biasa Judul Penulis Penerbit Cetakan Tebal Buku
: : : : :
Orang-orang Biasa Andrea Hirata PT Bentang Pustaka Pertama, Maret 2019 262 halaman
“Mereka yang ingin belajar, tak bisa diusir.� Kata inilah yang menjadi pengantar Andrea Hirata dalam novel Orang-orang Biasa. Novel ini tercipta karena kekecewaan penulis akan kegagalannya memperjuangkan seorang anak miskin yang pintar, Putri Belianti untuk kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu. Sudut pandang dalam novel ini dibagi atas dua. Sudut pandang pertama adalah cerita dari Inspektur Abdul Rojali dan anak buahnya Sersan P. Arbi. Sedangkan sudut pandang kedua menceritakan tentang 10 sekawan penghuni bangku-bangku belakang semasa SD. Berlatar di kota Belantik, sebuah pulau kecil yang nyaman. Jarang terjadi tindakan kriminal, bahkan sekedar maling ayam pun langka. Sampai-sampai inspektur dan anak buahnnya dilanda paradoks tanggung jawab. Statistik kejahatan di kota itu minim angkanya seakan penduduknya telah lupa cara berbuat jahat. Cerita yang paling menjadi sorotan dalam novel ini yakni kehidupan Dinah. Dia janda dengan empat anak. Anak sulungnya, Aini, kerap memiliki nilai paling merosot. Bagi Dinah, Aini seperti jelmaan dirinya semasa sekolah. Namun hal itu berubah ketika ayah Aini sakit dan meninggal. Kejadian ini membuat Aini
Ambyar Sudah Bangsaku! Judul Penulis Penerbit Cetakan Tebal
bercita-cita menjadi dokter ahli. Perubahan ekstrem pada Aini membuatnya lulus dan masuk Fakultas Kedokteran di sebuah universitas ternama. Namun uang untuk pendaftaran sangat besar. Dinah hanya pedagang mainan anakanak, untuk makan saja susah. Beberapa kali mencoba mencari pinjaman uang namun gagal. Dinah yang pasrah mengadu kepada Debut. Hal inilah yang membuat Debut mendapat ide mengumpulkan kawan-kawan penghuni bangku belakang. Orang-orang biasa itu kemudian merencanakan sesuatu yang kemudian menjadi trending topic di Belantik. Peristiwa itu menjadi masa paling bersejarah bagi inspektur dan sersan selama mereka bertugas. Sama seperti novel lainnya, Andrea Hirata selalu menyelipkan pesan di setiap novelnya. Baik itu motivasi, kegigihan, pengorbanan, dan keluarga. Pesan yang paling menonjol yakni sentilan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Banyak pendidikan yang harus ditebus dengan harga mahal. Selain itu keserakahan orang-orang tingkat sosial juga menjadi kritikan pedas oleh penulis. Selain itu, novel ini layak dibaca oleh masyarakat umum, terutama kalangan pelajar. Resensiator: Putri Radila Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa TM 2015
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun XXX
: : : : :
Bangsa Mati di Tangan Politikus: Perilaku Politik Zaman Now M. Subhan S.D. PT Kompas Media Nusantara Pertama, April 2019 xxiv + 360 hlm
Buku ini merupakan kumpulan kolom yang ditulis oleh M. Subhan S.D., seorang wartawan senior yang menghiasi rubrik Kolom Politik Harian Kompas sejak 2013 hingga 2018. M. Subhan mengamati dan mencatat berbagai praktik dan perilaku politik kontemporer di Indonesia yang semakin acakadut. Subhan menyajikan fakta dengan cara memberikan kerangka berpikir melalui berbagai literatur. Terdapat tiga sudut pandang yang diangkat dalam buku ini, yaitu sisi seorang politikus, sisi seorang sastrawan, dan sisi seorang jurnalis. Dari segi politikus, buku ini memaparkan bahwa politik memang rebutan kekuasaan yang terkadang dilancarkan memalui jalan sesat, seperti manuver dan akrobat politik, bahkan polarisasi. Akan tetapi, rebutan kekuasaan bukan tujuan akhir, sebab segi ini memandang bahwa kekuasaan adalah alat untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Segi ini juga membongkar kebusukan para politikus dari sudut pandang yang diyakininya. Hampir setiap bab pada buku ini mengutip perkataan sastrawan, seperti W.S Rendra, Taufik Ismail, dan Franky Sahilatua. Penyair digambarkan menjadi tokoh panutan yang melahirkan bangsa
dengan syair-syairnya yang terkadang mencekik dan membara. Segi ini menjelaskan bahwa bangsa diciptakan dari dalam hati penyair, tetapi makmur atau matinya sebuah bangsa ada di tangan politikus. Sisi lain, buku ini juga mengangkat kegelisahan seorang jurnalis terhadap bangsanya dan kehidupan politik. Dengan data melimpah yang didapatkan seorang wartawan, kegelisahan dan kegatelan terhadap perilaku politikus sangat memancing wartawan membenci sistem politik yang ada. Jika ditilik lebih dalam, buku ini mencoba memotret, dan memberikan konteks dengan harapan menyadarkan para politikus dan masyarakat bahwa politik itu mempunyai pesan baik dan tujuan mulia. Buku ini mencoba menyadarkan semua kalangan untuk peduli terhadap politik dan menegaskan bahwa politik seharusnya membahagiakan, bukan melulu kisah konflik dan tragedi. Maka dari itu, buku ini sangat baik dibaca oleh masyarakat luas, terutama terhadap orang-orang yang apatis terhadap politik karena bangsa ini membutuhkan masyarakat yang peduli politik. Resensiator: Fuji Jelang Ramdhan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2016
ULASAN FILM
Ketulusan Berujung Kebaikan Judul Film Genre Sutradara Bahasa Tanggal rilis Durasi Pemain
: : : : : : :
Innocent Witness Kriminal, Drama Lee Han Korea (Sub Indonesia) 13 Februari 2019 129 Menit Jung Woo Sung, Kim Hyang Gi Lee, Kyu Hyung, Park Geun Hyung, Jang Young Nam, Yum Hye Ran, Jung Won Joong dan Kim Jong Soo
Innoncent Witness merupakan film yang dibintangi oleh aktor terkenal Jung Woo Sung. Ia sebelumnya sudah sukses membintangi film “The King� pada 2018 lalu. Woo Sung memerankan karakter Soon Ho, seorang pengacara miskin. Sementara lawan mainnya, Jung Woo Sung beradu akting dengan aktris muda Kim Hyang Gi yang berperan sebagai anak berkebutuhan khusus. Film Innocent Witness menunjukkan kepopulerannya dengan terjual di sembilan negara di seluruh dunia. Film ini juga ditayangkan pada Festival Film Internasional Hongkong ke-43 pada 18 Maret hingga 1 April 2019 lalu. Lebih spesialnya, film ini juga ditayangkan untuk merayakan 100 tahun industri film Korea. Film ini mengisahkan tentang kehidupan pengacara miskin bernama Soon Ho (Jung Woo Sung). Soon Ho ditugaskan untuk membela kasus pembunuhan Ji Woo (Kim Hyang-gi). Di tempat
kejadian, ditemukan juga Mi Ran (Yeom Hye-ran) yang merupakan pembantu dari korban pembunuhan tersebut. Sehingga ia dituduh sebagai dalang dari pembunuhan. Dalam hal ini Soon Ho diminta untuk menangani kasus tersebut dan ia harus dikejutkan oleh saksi kunci yang masih belia bernama Ji Woo. Menariknya, Ji Woo merupakan anak penderita autis sehingga sedikit diragukan keterangan validnya. Kegigihan dan ketulusan yang dilakukan Soon Ho untuk membela tersangka dalam mengungkap kebenaran kasus pembunuhan tersebut disajikan secara menarik. Selain alur yang menarik, film ini juga sangat cocok ditonton oleh segala umur. Ini mengingat besarnya pesan moral yang terkandung dalam film ini. Berbagai konflik yang disajikan pada film ini akan menyadarkan peononton bagaimana seharusnya bersikap pada anak autisme.
Di sini juga digambarkan bagaimana ketulusan dan kesabaran orangtua dari anak pengidap autisme. Kasih sayang tanpa batas oleh orang tua Ji Woo, terutama ibunya sangat berperan besar pada kehidupannya yang pernuh tantangan dan ancaman. Tidak hanya itu saja, cara memahami anak autisme juga disampaikan dengan haru dan menarik. Pada film ini, penonton diajak untuk belajar bagaimana berkomunikasi dengan anak autisme tanpa menyinggung perasaan mereka. Film ini juga mencoba menyadarkan penonton bahwa sesungguhnya kita sebagai ma-
nusia normal tanpa kekuranganlah yang harus mempelajari dan memahami anak autis, bukan sebaliknya. Selain membahas masalah anak autis, film ini juga menyinggung permasalahan yang dihadapi oleh seluruh penjuru dunia yaitu bullying. Dalam beberapa scene ditampilkan beberapa adegan Ji Woo yang dibully oleh teman-teman sekolahnya. Ji Woo dibully karena keterbatasannya dan dia dianggap berbeda oleh lingkungannnya di sekolah. Selain dibully, Ji Woo sebagai pengidap autis juga diperlakukan tidak adil di sekolah. Walaupun sebenarnya ia meru-
pakan anak yang jenius dan pintar. Pelajaran penting yang dapat kita ambil dari film ini adalah sebagai manusia kita harus menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Tampak abnormal dan menyimpang, bukan berarti inferioritas karena setiap manusia itu berbeda. Oleh karena itu, sebagai manusia yang bijak kita harus siap menerima dan menghargai segala kekurangan dan perbedaan yang lainnya. Resensiator: Anisa Erda Walanda Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris TM 2016
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun
23
XXX
GANTOPEDIA
Tanaman Penyembuh Kanker Payudara Kayu Bajakah Memiliki nama lengkap Bajakah Tampala. Nama ilmiah yang diambil dari bahasa Latin yaitu Spatholobus Littoralis Hassk. Spatholobus adalah genus tumbuhan yang merambat di pohon kayu dari suku Phaseoleae. Genus ini ditemukan pada 1842 oleh ahli Botani asal Jerman bernama Justus Karl Hasskarl. Ada 29 spesies dari genus Spatholobus Hassk yang sebagian besar tersebar di hutan tropis Indonesia (The Genus Spatholobus Hassk in Thailand, Jurnal Tropical Natural History, 2014, hlm 87). Kemudian dikutip dari The Leguminosae, a Source Book of Characteristics, Uses, and Nodulation, 1981, halaman 618 bahwa Bajakah Tampala banyak ditemukan di hutan Kalimantan. Dari genusnya tadi, Bajakah disebut berkerabat dekat dengan Genus Vigna. Vegetasi Vigna tumbuh di Pegunungan Kilimanjaro, Afrika. Sementara di Kalimantan, Bajakah tumbuh merambat di pohon kayu dengan ketinggian hingga 50 meter. Daun Bajakah ini berbentuk tajam dengan warna kuning, coklat, dan putih. Bunganya kecil dengan variasi warna ungu, pink, dan putih. Sebelum populer seperti sekarang, Bajakah telah dikenal masyarakat Kalimantan sebagai tumbuhan obat-obatan alami. Di pedalaman Kalimantan Tengah, warga memanfaatkan seluruh bagian OGAN tanaman herbal ini. Sementara di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, tana-
man ini dijadikan obat disentri dan obat pegal, selain obat luka. Batang Bajakah Tampala disebut mampu menghentikan pendarahan pada luka. Dalam uji ilmiah, batang Bajakah Tampala memang positif mengandung senyawa fenolik, flavonoid, tannin, dan saponin. Saponin dan tannin inilah yang merangsang terjadinya angiogenesis, bagian penting dalam proses penyembuhan luka (Uji Efektivitas Ekstrak Etanolik Batang Bajakah Tampala [Spatholobus littoralis Hassk] terhadap Waktu Penyembuhan Luka, Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2018, halaman 320). Dikutip dari TribunJabar.id tanaman kayu Bajakah diketahui manfaatnya berawal dari temuan tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Berkat penemuan manfaat kayu Bajakah itu, Yazid, Anggina Rafitri, dan Aysa Aurealya Maharani menyabet medali emas untuk World Invention Creativity Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan. Sebelum diikutsertakan di lomba, kayu Bajakah terlebih dahulu diuji di Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Saat diuji, Kepala Labotarium Bio Kimia dan Molekuler dari Fakultas Kedokteran ULM, Eko Suhartono tidak menyangka ada banyak kandungan senyawa antioksidan pada kayu Bajakah yang berfungsi melawan kanker. Morfologi kayu Bajakah sulit dibedakan dari tumbuhan lainnya dikarenakan batangnya
seperti tumbuhan sulur yang membelit atau menumpang pada tumbuhan lain. Bajakah merambat di ketinggian lebih dari 5 meter hingga mencapai puncak pohon yang menjadi tumpuan rambatnya. Sementara akarnya ada di tanah yang dialiri air gambut bening kecokelatan, khas hutan Kalimantan. Diameter pohonnya tidak terlalu besar, hanya segenggam tangan orang dewasa dan warna batang kecokelatan. Untuk menemukan kayu Bajakah ini sulit, tapi bukan berarti tidak mungkin. Bagian yang dapat dimanfaatkan dari tanaman ini adalah air berwarna bening yang menetes dari bagian yang dipotong, memiliki rasa seperti air tawar dan terasa sejuk. Saat diwawancarai oleh TribunJabar.id., Guru pembimbing Karya Ilmiah Remaja SMA 2 Palangkaraya, Herlina mengatakan bahwa kayu Bajakah juga termasuk tanaman yang sulit dibudidayakan karena hanya akan tumbuh pada daerah yang sedikit terkena sinar matahari karena tertutup rimbunnya hutan. Jikapun dapat dibudidayakan, kandungannya pun juga berbeda dari tanaman yang ada dihabitatnya karena perbedaan struktur dan zat hara tersebut. Kayu Bajakah mengandung 40 macam zat penyembuh kanker, di antaranya, saponin, fenolik, steroid, terpenoid, tannin, alkonoid, dan terpenoid. Penemuan senyawa kayu Bajakah sebelumnya telah diuji sampel dengan menggunakan
dua ekor tikus kecil berwarna putih. Sebelumnya kedua tikus tersebut telah diinduksi zat pertumbuhan sel tumor atau kanker. Sel kanker berkembang di tubuh tikus dengan ciri banyaknya benjolan pada tubuh, mulai dari ekor hingga bagian kepala. Mereka lalu memberikan obat yang berbeda terhadap kedua tikus, cairan kayu Bajakah mampu menyelamatkan tikus. “Salah satu tikus diberikan cairan dari bawang dayak dan tikus yang lainnya diberikan air rebusan dari kayu Bajakah, memasuki hari ke-50 didapatkan hasil tikus yang diberi cairan bawang dayak mati, sedangkan air rebusan kayu Bajakah tetap sehat bahkan sampai berkembang biak,” jelas Herlina. Namun demikian, Kepala
Balai Besar Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes RI, Akhmad Saikhu mengingatkan masyarakat agar tidak langsung percaya terhadap klaim bahwa kayu Bajakah bisa menyembuhkan kanker karena melihat pemberitaan Bajakah disebut sebagai tanaman. Saikhu melanjutkan bahwa sebenarnya Bajakah adalah sebutan bagi batang menjalar yang menjadi bagian dari tanaman. Istilah ‘tanaman Bajakah’ belum merujuk pada jenis spesies tertentu. Selanjutnya Kementerian Kesehatan akan segera melakukan penelusuran apakah benar Bajakah merupakan obat kanker yang telah diteliti oleh dua pelajar SMA di Palangka Raya. (Mega dari berbagai sumber)
OGAN
Grafis dan Ilustrator: Mitha Melanie Putri
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun
XXX
IKLAN
Juli-Agustus 2019 Edisi No.211/Tahun XXX
24