Edisi 212

Page 1

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX


September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

2 FA J AR

SARIP ATI SARIPA

Tersebab Kurang Lahan Berbicara tentang lingkungan pasti tidak akan ada habisnya. Hal ini dikarenakan permasalahan lingkungan merupakan isu yang sensitif. Banyak sekali permasalahan lingkungan yang bisa kita bahas, salah satunya permasalahan lingkungan yang ada di Universitas Negeri Padang (UNP). Beberapa tahun belakangan UNP gencar-gencarnya melakukan pembangunan, baik jalan maupun bangunan. Tak jarang dalam pembangunan ada lahan hijau yang dikorbankan. Apalagi jika pembangunan tidak diimbangi dengan luas lahan yang memadai. Salah satu upaya untuk meminimalisir dampak lingkungan yaitu dengan melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau suatu proses dalam studi formal untuk memperkirakan masalah dampak lingkungan yang mungkin terjadi sebagai akibat dari kegiatan pembangunan. AMDAL bersifat menyeluruh, meliputi dampak biologi, sosial, ekonomi, fisika, kimia maupun budaya. UNP sendiri telah mengajukan AMDAL ke dinas Kota Padang yang tertuang dalam keputusan Walikota Padang Nomor 300 Tahun 2015. Tentu dengan adanya dokumen itu pihak UNP sudah memperkirakan bagaimana dampak lingkungan terhadap pembangunan baru yang dilakukan. Saat ini ada beberapa bangunan yang baru selesai seperti gedung Fakultas Ilmu Pendidikan, sekretariat UK di Fakultas Ilmu Sosial (FIS), dan Gedung Pendidikan Profesi Guru (PPG). Selain itu juga ada pembangunan yang masih berjalan seperti pembangunan gudang di sebelah kantin FIS, gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan, perluasan Musalah Amanah Fakultas Bahasa dan Seni. Kemudian juga ada beberapa pembangunan dalam tahap rancangan, seperti pendirian Labor FIS dan perpustakaan digital. Jika diperhatikan bangunan yang ada di UNP terlalu padat dengan lahan hijau yang tidak terlalu banyak, sehingga terjadi ketidakseimbangan. Hal ini dibenarkan oleh Wakil Rektor II UNP. Prof. Ir. Syahril, Ph. D. Ia mengatakan bahwa kita terpaksa membangun dalam kondisi seperti sekarang disebabkan tanah UNP kecil dan tidak ada tanah yang lain. Sementara untuk tanah di Tarok masih ada beberapa yang harus diurus. Ia juga mengatakan bahwa UNP terpaksa membangun gedung karena sudah tuntutannya. “Kita mau maju dan mendapat dana, tapi tanah tidak ada. Kalau ada tidak mungkin membangun dempet-dempet,” jelasnya, Rabu (11/ 12). Walau begitu, lingkungan akademis yang baik dan sehat juga merupakan hak sivitas akademika yang harus diperhatikan. Pemred Cetak GANTOLE

+ Apakah kondisi lingkungan di UNP sudah sesuai AMDAL? - Lihat saja pohon dan aliran sungainya + Asrama putri Patenggangan masih dalam tahap pengajuan untuk perbaikan POK OK P AD ANG POKOK PAD ADANG - Kok lama kali. + Kejelasan UNP Press? - Ntah, keberadaannya saja banyak yang tidak tahu

UNP Menuju Kampus Hijau

Prof. Ermanto, M.Hum. Pembina SKK Ganto UNP Dibandingkan dengan kampus universitas lain di Indonesia, kampus pusat Universitas Negeri Padang (UNP) berada di lahan yang terbatas, sehingga berakibat pada sedikitnya lahan yang dapat dijadikan hutan kampus. Apalagi kebutuhan akan gedung dan fasilitas lainnya semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah mahasiswa sebagai akibat bertambahnya jumlah program studi, jumlah jurusan, dan jumlah fakultas. Penambahan jumlah bangunan tersebut akan mengakibatkan berkurangnya jumlah lahan untuk penghijauan kampus. Untuk mengatasi hal tersebut

diperlukan gerakan dan program masif oleh pimpinan. Penghijauan kampus tentulah amat diperlukan untuk kenyamanan warga kampus demi melaksanakan tridarma perguruan tinggi yang lebih berkualitas. Kampus nan hijau, rimbun, dan rindang tentulah idaman seluruh sivitas akademika. Harapan tersebut tentulah tertuju kepada para ahli lingkungan hidup yang ada di UNP. Jika berbagai program penghijauan kampus direncanakan dan diusulkan kepada pimpinan tentulah akan direspon dan ditindaklanjuti demi penataan lingkungan kampus yang asri dan nyaman. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan program terobosan penghijauan. Apalagi UNP memiliki pakar ilmu lingkungan terutama yang berasal dari program studi magister ilmu lingkungan dan program studi doktor ilmu lingkungan yang mampu membuat program terobosan tersebut. Program terobosan itu dapat pula diajukan kepada pimpinan untuk diwujudkan secara terencana dan berkelanjutan.

Jika ditilik pada beberapa tempat, penghijauan yang kreatif perlu dipikirkan sesuai dengan keterbatasan lahan penghijauan di UNP. Misalnya, penghijauan secara vertikal dapat diprogramkan secara masif dibandingkan penghijauan secara horizontal. Dengan program yang kreatif tersebut, semoga Kampus Pusat UNP dengan lahan yang terbatas tetap menjadi kampus yang rimbun dan hijau. Selain itu, program penghijauan tersebut juga secara bersamaan dapat diimplementasikan pada berbagai kampus cabang seperti Kampus UNP Bandar Buat, Kampus UNP Limau Manis, Kampus UNP Lubuk Buaya, Kampus UNP Pariaman, dan Kampus UNP Bukittinggi. Akhirnya kita berharap berbagai program penghijauan tersebut dapat direncanakan secara berkesinambungan sehingga citacita bersama menjadi kampus hijau, rindang, dan rimbun dengan penataan lingkungan yang apik dapat diwujudkan pada tahuntahun mendatang.

POK OK P AD ANG POKOK PAD ADANG Salam Pers Mahasiswa! “Hidup ini akan indah ketika kita mampu saling mengerti, menghargai dan berbagi. Bukan ingin selalu dimengerti, dihargai, dan juga ingin selalu diberi.” Ching Hai Pada dasarnya musuh terbesar bagi manusia bukan hanya iblis, melainkan dirinya sendiri. Tanpa disadari setiap manusia menyimpan monster dalam dirinya yang disebut ego. Keharusan untuk selalu dimengerti, dihargai, dan diperhatikan oleh orang lain menjadi tren hidup masyarakat masa kini. Tanpa disadari ego bermain dalam pikiran seseorang, bahwa ketika terjadi suatu masalah maka orang lainlah yang harus disalahkan. Ego selalu fokus mengutamakan diri sendiri dan tidak peduli pada realita yang dimiliki orang lain. Disadari atau tidak, manusia sibuk memberi makan monsternya dengan cara menyakiti orang lain. Meski demikian, ego tidak melulu memberikan efek negatif. Sigmun Freud, Psikolog asal Australia pernah mengatakan bahwa kepribadian manusia terdiri atas tiga komponen utama yakni id, ego, dan superego. Sederhananya, ego adalah bagian dari identitas yang dibangun sendiri oleh seseorang. Ego bisa dikatakan sebagai kulit lapisan pelindung terluar yang dibangun manusia. Tak jarang ego yang dikontrol dapat dijadikan tameng atas ketakutan dan ketidakberdayaan yang dimiliki setiap tuannya. Dalam sebuah organisasi tentu tak luput dari konflik yang terjadi karena ego setiap anggotanya.

Komitmen Komitmen: Kru SKK Ganto melakukan rapat komitmen untuk kepengurusan satu tahun ke depan di sekretariat SKK Ganto UNP, Rabu (30/10). f/Hega

Mulai dari perdebatan, selisih pendapat, kecemburuan, dan mis komunikasi menjadi pernak pernik yang tak jarang menyebabkan ego tersebut muncul dan membelenggu setiap anggota. Hal tersebut juga dialami oleh SKK Ganto UNP sebagai salah satu organisasi yang bergerak di bidang jurnalistik. Meski demikian, Ganto terus mencoba mengatasi kendala tersebut. Membicarakan kekurangan orang lain dan menutupi kekurangan dan kesalahan dirimu adalah sifat teregois yang pernah dilakukan. Sifat seperti ini hanya akan membuat manusia semakin jauh dari kebenaran hidup, maka berhentilah membicarakan kekurang dan kesalahan orang lain. Perbaikilah dirimu, karena dirimu juga memiliki banyak kekurangan yang tak pernah kamu ketahui. Pada edisi 212, Ganto mengangkat laporan mengenai AMDAL UNP untuk membayar rasa penasaran

pembaca terkait kondisi lingkungan akibat maraknya pembangunan di UNP. Selain itu, Ganto juga menyuguhkan berbagai informasi seputar kampus mulai dari Kejelasan UNP Press, Proses Penetapan SOP Pembina Dosen Muda, dan juga berita kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh unit kegiatan mahasiswa selingkungan UNP. Sedangkan untuk melihat berita kegiatan yang tidak dimuat pada tabloid SKK Ganto dapat dilihat di web, www.ganto.co. Selain itu, Ganto juga tengah fokus memajukan GantoTv yang dapat dilihat di Youtube dengan nama Surat Kabar Kampus Ganto. Chanel ini masih dalam tahap penyempurnaan. Akhir kata, segenap Kru SKK Ganto menyampaikan permohonan maaf kepada pembaca setia. Kritik dan saran selalu kami tunggu untuk penyempurnaan Ganto ke depannya. Pemum Viva Persma !

Surat Kabar Kampus Ganto Universitas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, International Standard Serial Number (ISSN): 1412-890X, Pelindung: Rektor UNP: Prof. Ganefri, Ph.D., Penasehat: Wakil Rektor III UNP: Prof. Dr. Ardipal, M.Pd., Penanggung Jawab: Prof. Dr. Ermanto, M.Hum., dan Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd., Dewan Ahli: Lutfi Darwin, Oktri Diana Putri, Venny Sindya Fitri, Fauziah. Syafitri. Staf Ahli: Konsultasi Psikologi: Dr. Afdal, S. Pd., M.Pd., Kons., Konsultasi Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, M.Kes., Kritik Puisi: Muhammad Adek, M.Hum., Kritik Cerpen: Refisa Ananda, M.Pd., Kritik English Corner: Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd., Pemimpin Umum: Putri Radila, Sekretaris Umum: Irza Ade Suarni Bendahara Umum: Yolanda Septia Putri,, Pemimpin Redaksi Cetak: Monalisa, Pemimpin Redaksi Televisi dan Daring: Akbar Wahyu Pratama, Kepala Penelitian dan Pengembangan: Yanda Dewi Kurnia, Pemimpin Usaha: MHD.Agus Saputra, Redaktur Pelaksana: Anisa Erda Walanda, Redaktur Berita: Nilam Purnama Sari dan Aminah Wulansari Lubis, Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya: Riska Meliani, Redaktur Artistik: Mitha Melanie Putri, Layouter: Ozza Syafrigo Aulia, Fotografer: Hega Dwi Dian Dola, Redaktur Daring: Juli Fitri, Imelda Kristinafanny Sirait, Editor dan Vidiografer: Fuji Jelang Ramdhan, Staf Grafis dan Media Sosial: Siska Novridayanti, Staf Riset: Rhodatul Annisa, Staf Pustaka dan Kearsipan: Yeni Maharani, Staf Iklan: Mega Oktavianda, Staf Percetakan dan Sirkulasi: Desi Liati, Reporter Koresponden: Deby Purnama Sari, Reporter Junior: M. Afdal Afrianto*, Lidya Octaliani*, Rahma Livia*, Nisrina Zakia Khalel*, Tharifa Annisa Onny*, Lili Rahmadani*, Intan Rosma Indra,* Tari Gustiana Putri*, Widia Nurfitri*, Rezky Amelia Putri*, Ahmad Fadillah*, Habil Ramanda*, Aisyah Hamid*. Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat:Gedung Student Center Lt 2 Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode pos 25131.Laman web:http://ganto.co, email:redaksiganto@gmail.com, Percetakan: Unit Percetakan PT. Padang Graindo Mediatama (Isi di luar pertanggungjawaban percetakan), Tarif iklan: Rp4.000.000,00 (halaman penuh berwarna), Rp1.500.000,00 (1/2 halaman hitam-putih), Rp100.000,00 (iklan web ukuran 300x250 pixel). Redaksi menerima tulisan berupa artikel, esai, opini, surat pembaca, cerpen, puisi, dan bentuk tulisan kritis lainnya dari sivitas akademika UNP. Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah esensinya. tulisan yang masuk menjadi hak redaksi dan yang tidak dimuat akan dikembalikan atau menjadi bahan edisi berikutnya.


September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

3

SURA T PEMBA CA SURAT PEMBAC

Sampah di DPR

Grafis dan Ilustrator Ilustrator:: Mitha Melanie Putri

DPR adalah singakatan dari Di bawah Pohon Rindang yang sering dijadikan tempat belajar, berkumpul, dan tempat nongkrong oleh mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Padang (UNP). Di sekitaran DPR juga dijadikan tempat untuk parkir motor. Permasalahan mengenai sampah walaupun tidak separah dulu, tapi masih belum kunjung usai. Ini ditandai dengan masih banyaknya sampah yang berada di bawah pohon rindang tersebut yang membuat mata kurang enak untuk melihatnya. Saya berharap agar mahasiswa untuk ke depannya tidak lagi buang sampah di sembarang tempat. Nadia Zuwita Mahasiswa Fisika TM 2018

Difungsikan Kembali Gedung Laboratorium Teknik merupakan bangunan terbaru dibanding gedung-gedung teknik lainnya. Selain itu, juga merupakan satu-satunya gedung dengan fasilitas lift. Terdapat dua buah lift, tapi yang dapat digunakan hanya satu. Melihat banyak mahasiswa yang berkuliah di sana ditambah lagi gedung tersebut memiliki empat lantai, sehingga sivitas yang ingin menggunakan lift harus antre. Menurut saya akan lebih bagus jika kedua lift tersebut difungsikan kembali. Mitha Melanie Putri Mahasiswa Teknik Pertambangan TM 2017

Air Sering Mati Tempat ibadah seharusnya dibuat senyaman mungkin agar mahasiswa dapat menunaikan ibadah dengan tenang. Di Musala FMIPA air di toilet wanita sering mati dan tidak bersih, sehingga menyulitkan ketika berwudu. Hanifatul Fitri Mahasiswa Pendidikan IPA TM 2018

Perlu Perbaikan Di gedung Fakultas Teknik (FT) air selalu turun dari atas atapnya yang berbatasan dengan gedung Seni Rupa UNP. Air itu turun seakan-akan setiap saat turun hujan dan terkadang mahasiswa yang melewati jalan tersebut akan terkena cipratan air yang jatuh. Rizki Khoiriah Hasibuan Mahasiswa UNP

Tambahan Fasilitas Jumlah mikroskop yang tersedia di labor Biologi FMIPA UNP hanya sedikit dan itu pun banyak yang sudah rusak. Hal itu membuat mahasiswa kesulitan ketika berkuliah di labor. Yulia Ramadhani Mahasiswa UNP

Kurang Terjaga Sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi saya sering berkuliah di Gedung Terpadu A UNP. Gedung tersebut memang terbilang baru dan terlihat bagus dari luar, tapi sangat disayangkan fasilitas WC nya kurang memadai. Dari kebersihannya saja menurut saya kurang terjaga apalagi pada kloset duduknya. Begitu pun airnya berwarna kekuningan. Sucia Azwenda Mahasiswa Ilmu Ekonomi TM 2017

SKK Ganto UNP menerima surat pembaca, baik berupa keluhan, kritikan, saran, maupun permasalahan tentang lingkungan sekitar UNP. Surat pembaca dapat dikirimkan melalui email redaksiganto@gmail.com atau bisa diantar langsung ke Sekretariat SKK Ganto UNP Gedung Student Center Lantai 2 UNP dengan melampirkan kartu identitas, seperti KTP atau KTM.

C ATATAN BUD A YA BUDA

Catur Oleh Ozza Syafrigo Mahasiswa Teknik Mesin TM 2016 Catur adalah permainan stradan sekecil apapun keputusan yang tegi, taktik, dan analisa yang dibuat tentu mempunyai efek. Jadi dimainkan pada papan persegi kita harus benar-benar memikirkan yang terbagi dalam 64 kotak deskenario yang matang. Sebagai ngan 32 buah pion yang terbagi manusia yang bergantung dengan sama rata dengan warna terang manusia lainnya, tentu kita harus dan gelap. Permainan ini dimajeli dalam memilih dan memilah inkan oleh dua orang. Sebelum karena kita sangat mungkin dijabermain, pemain harus mengetatuhkan oleh apapun dan sekecil hui peraturannya terlebih dahulu, apapun. kemudian memilih warna catur. Dalam kepemimpinan dapat Pemain mendapatkan masingdianalogikan dengan catur. Profemasing 16 buah pion yang diatur, sionalisme adalah sebutan yang yakni ada satu ratu atau raja, satu mengacu kepada komitmen dan menteri, dua banteng, dua kuda, senantiasa mewujudkan dan medua gajah, dan delapan bidak. ningkatkan kualitas. Ketika kita Catur merupakan permainan dihadapkan dua pilihan, hal inilah yang menguras pikiran, tekanan, yang menjadi ujian terhadap profedan moral. Catur sangat cocok sionalisme kita. Dalam permainan dimainkan oleh orang-orang yang catur kita harus membumenyukai permainan pikiran. nuh Raja atau Ratu laIlustrator:: Lili Rahmadani Catur juga bisa mengasah kita Ilustrator untuk siap bekerja di bawah teka- Grafis Grafis:: Mitha Melanie nan. Selain itu buah catur memPutri punyai gerak langkahnya masingmasing. Seperti langkah Raja atau Ratu bisa kemana saja tetapi hanya satu langkah, langkah Kuda hanya bisa melangkah L, Banteng dengan langkah lurus, Gajah dengan langkah menyamping, Bidak dengan gerak lurus, dan Menteri bisa kemana saja tetapi tidak bisa melakukan langkah Kuda. Walaupun sebagai menteri yang bisa kemana saja, tapi tetap mempunyai batasan dalam melangkah. Jika diibaratkan dengan kehidupan, permainan catur memiliki makna yang sangat luas, mulai dari wan, dibalik semua itu kita juga cara bermainnya, peraturannya harus menjaga sang Raja atau Ratu sampai kepada fungsi-fungsi setiap kita agar tidak dibunuh oleh lawan. buah catur. Jiwa kepemimpinan Kita dipecahkan oleh dua fokus langharus dimiliki setiap individu, baik sung, yakni membunuh atau dibuuntuk kebijakan diri sendiri ataunuh. Di sinilah tekanan yang kita pun kebijakan orang lain. dapatkan sehingga salah sedikit Sebagai makhluk zoon politicon saja kita akan membahayakan manusia membutuhkan manusia keselamatan sang Raja atau Ratu. lainnya. Dalam kehidupan kita Hal ini secara langsung menunmengalami proses masing-masing

jukkan bahwa profesionalitas terlatih jika kita dihadapkan pada dua tekanan yang berbeda secara terus menerus dan untuk melatih fokus yang tidak terjebak dengan sesuatu yang monoton. Ada buah catur yang tidak terlalu diperhatikan yaitu Bidak Catur atau Prajurit, padahal mereka aspek yang juga perlu dipertimbangkan. Walaupun lemah, mereka tidak pernah mundur, mereka terus maju, tidak tahu apa yang terjadi ke depannya dan jika mereka berhasil mencapai garis finis, mereka berhak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Namun tidak banyak dari mereka yang berhenti di tengah perjalanan karena tidak sanggup melawan kejamnya perang kehidupan. Kita memang tidak bisa menjadi atau menjadikan sesuatu sesuai keinginan kita. Ingat kita mempunyai peran masingmasing dan kita tidak bisa membenarkan sesuatu menurut pandangan kita sendiri. Oleh karena itu jalanilah peran kita dengan baik, mundur dari target yang penuh nafsu terlebih dahulu. Bidak catur mengajarkan kita untuk terus maju dan jangan pernah mundur di tengah jalan. Kita harus berkomitmen dan menjaga komitmen, jangan pernah menjadi pecundang dan mundur jika sudah melangkah. Bidak adalah buah catur yang paling lemah, tetapi perlu kita pikirkan kembali karena mereka tidak pernah diajarkan untuk mundur dan mereka terus maju melewati semua rintangan sampai ke garis akhir lalu mendapatkan sesuatu yang seharusnya menjadi milik mereka.


LAPORAN

4

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

Krisis di Sudut UNP Universitas Negeri Padang (UNP) sebagai salah satu kampus besar, akhir-akhir ini tengah semangat melakukan pembangunan. Di samping itu, masalah lingkungan juga mengikuti pembangunan tersebut. Diantara tugas rumah UNP yang harus dikerjakan adalah masalah sampah, pengaliran, penghijauan, dan ‘Sungai Gangga’. Oleh Anisa Erda Walanda dan Monalisa

Sore itu, Selasa (8/10) Ganto berjalan menelusuri kawasan di sekitaran ‘Sungai Gangga’ yang berada di belakang Laboratorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNP hingga menuju belakang Kolam Renang Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK). Beberapa mahasiswa yang menyeberangi jembatan kecil di ‘Sungai Gangga’ tampak berjalan sambil menutup hidung menghindari bau tidak sedap yang ditimbulkan oleh sungai tersebut. Ganto memperhatikan sampah yang mencemari sungai berupa sampah anorganik seperti sampah plastik dan botol bekas. Selain itu, juga terlihat sampah organik seperti potongan kayu dan rerumputan liar yang menutupi pinggiran sungai, sehingga menghambat aliran sungai. Keberadaan kantin-kantin di pinggir sungai ikut mempengaruhi pencemaran karena limbah dan sampah anorganik terlihat dibuang ke sungai yang airnya tidak lagi jernih, melainkan berwarna hijau kecoklatan. Salah seorang mahasiswa yang melewati sungai tersebut adalah Mahasiswa Jurusan Seni Drama Tari dan Musik TM 2018, Ummul Husna Fitria. Ummul mengungkapkan bahwa sungai tersebut mengeluarkan bau busuk yang menyebabkan udara di sekitarannya menjadi tercemar. Selain itu, ia juga mengeluhkan air sungai yang meluap hingga ke jalan jika terjadi hujan. “Keberadaan ‘Sungai Gangga’ ini menganggu sekali apalagi kalau orang-orang luar datang,” ucap Ummul, Jumat (11/10). Melanjutkan perjalanan menuju Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Ganto memperhatikan saat ini pihak FBS telah menanam pohon di sekitaran fakultas tersebut. Terlihat pohon-pohon telah ditanam di sekitaran gedung Prodi Desain Komunikasi Visual dan area parkir. Namun, sayangnya penanaman tersebut belum dilakukan di semua titik di FBS. Salah satunya di dekat area Galeri Seni Rupa. Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia TM 2017, Titi Istigfara mengatakan bahwa lingkungan di FBS sudah cukup asri. “Namun sayangnya tidak di semua sudut, masih ada tempat yang gersang,” jelasnya,

Limbah: Terlihat sampah dan air sungai yang kotor di aliran sungai belakang Gedung Biologi yang mengalir di dalam lingkungan Universitas Negeri padang (UNP), Selasa (3/12). f/Hega

Selasa (22/10). Menuju Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Ganto melewati jalan di depan Gedung Rektorat Lama. Menurut pengamatan Ganto, kondisi kolam di depan Rektorat Lama terlihat kurang terurus dikarenakan airnya terlihat sudah tidak jernih dan sedikit bau. Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2018, Miftahul Nur Amalia juga menyayangkan hal tersebut. Menurutnya, kolam yang berada di depan rektorat lama itu kondisinya cukup memprihatinkan karena banyaknya sampah. Tidak hanya itu, airnya juga terlihat kurang jernih. “Terkadang kolamnya sampai mengeluarkan bau yang kurang sedap.” keluhnya, Jumat (11/10). Sesampai di FIP, Ganto menemukan sebuah selokan dengan bagian yang sudah nampak buntu. Selokan ini tidak terhubung dengan selokan selanjutnya. Adapun lokasi selokan ini tepat di sebelah kanan Gedung FIP yang berada diantara bagian depan FIP dan Rektorat lama. Namun, salah seorang Mahasiswa Prodi Pendidikan Luar Sekolah TM 2017, Silvia Septriani Putri mengaku bahwa di sana tidak pernah ada genangan air saat hujan pada selokan yang buntu tersebut, Kamis (24/10). Bertetangga dengan FIP, Ganto mengamati Fakultas Ekonomi (FE) termasuk salah satu fakultas yang bersih. Bahkan area taman yang ada di belakang gedung tersebut, walaupun kecil terlihat sangat terjaga dengan baik. Akan tetapi saluran air yang berada antara gedung fakultas dengan perpustakaan fakultas terlihat cukup mengganggu. Pada Kamis (7/11), Mahasiswa Jurusan Ekonomi TM 2017, Juwita Permata Sari mengaku bahwa sungai itu memang cukup mengganggu ka-

rena kadang mengeluarkan bau yang busuk. Berpindah ke lokasi Gedung Mata Kuliah Umum (MKU), Reporter Ganto mewawancarai salah seorang Mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia TM 2017, Winelda Prayuli. Saat ini ia sedang mengambil mata kuliah Kewirausahaan di MKU. Ia mengungkapkan bahwa sangat sulit untuk memarkirkan motor di MKU, tempat parkir yang tersedia begitu sempit dan sesak. Hal ini juga berdampak pada pengguna jalan yang lain seperti pejalan kaki dan pengguna mobil. Beberapa mahasiswa tampak memarkirkan kendaraannya di bahu jalan. Salah satu yang menyebabkan hal tersebut terjadi karena pagar besi pembatas pembangunan gedung baru di MKU belum dibuka. Selain itu, bekas kayu-kayu dan puing-puing sisa pembangunan belum dibersihkan, masih diletakkan di sisi gedung. Hal itu juga tidak enak dipandang. Tidak hanya itu saja, toilet yang ada di MKU juga kotor dan menimbulkan bau tidak sedap. Winelda mengatakan seharusnya gedung yang sudah selesai dibangun tersebut sudah bisa difungsikan agar meminimalisir sempitnya lahan parkir. “Sisa pembangunan dan tiolet harus ditingkatkan lagi kebersihannya,” tuturnya, Minggu (17/11). Berbeda dengan yang lain, di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) mahasiswa mengeluhkan tentang keberadaan jalan raya yang dekat dengan lapangan untuk berolahraga atau kuliah praktik. Hal ini juga diungkapkan oleh Mahasiswa Jurusan Kepelatihan Olahraga TM 2016, Irfan Hanif. Ia mengatakan bahwa tata letak gedung sendiri sudah baik, seperti tempat kuliah teori dan lapangan saling ber-

dekatan. Akan tetapi Irfan menyayangkan dengan keberadaan jalan yang dekat dengan lapangan. “Banyak bahaya yang akan timbul sebenarnya, atlet itu membutuhkan oksigen yang berkualitas, perlu dipasang rambu-rambu tertentu untuk mengingatkan pengendara atau mungkin melakukan pengurangan jumlah kendaraan yang masuk” ujarnya, Sabtu (16/11). Dilain kesempatan, sore itu, Kamis 24 Oktober 2019, Ganto mengamati lingkungan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UNP. Dari luar tampak deretan motor yang terparkir di depan pintu masuk UKM. Walaupun lahan di depan gedung tersebut bukanlah area parkir, mahasiswa masih terlihat memarkirkan kendaraannya, sehingga menghalangi jalan masuk UKM. Memasuki pintu, bahkan ada yang memarkirkan motornya di dalam gedung UKM. Tidak hanya itu, banyaknya barang yang tidak tertata dibiarkan begitu saja di teras bahkan di depan pintu masing-masing UKM. Salah seorang yang mengeluhkan masalah ini adalah Naila Fadhilah, Mahasiswa Administrasi Pendidikan TM 2017 pada Kamis (24/10). Menurutnya, motor yang diparkir di depan gedung UKM sangat mengganggu pejalan kaki, baik yang mau memasuki UKM ataupun yang melewati UKM menuju fakultas lainnya. Hal ini karena mahasiswa tidak memarkirkan motor di lahan parkir yang telah disediakan. Selain itu, di Gedung UKM terdapat empat toilet, tapi hanya dua yang berfungsi dengan baik. Toilet tersebut berada di bagian sudut kanan dan kiri lantai dua UKM. Dikarenakan toilet yang berada di sudut bagian kiri airnya sering mati, sehingga jarang digunakan. Bahkan

washtafel yang berada di toilet banyak yang retak, ataupun saluran pembuangan airnya yang bocor yang mengakibatkan seringnya air tergenang saat washtafel tersebut digunakan. Di lain waktu, Ganto mewawancari Ahli Lingkungan UNP untuk menjelaskan beberapa permasahan lingkungan di atas. Dr. Indang Dewata, M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Lingkungan Pascasarjana sekaligus Ketua Pusat Penelitian dan Kajian Lingkungan Hidup (PPKLH) UNP, saat ditemui Ganto di ruangannya Gedung Pascasarjana UNP lantai dua. Menurutnya, lingkungan yang tidak sehat di UNP itu tidak ada, hanya saja saat ini UNP memang sedang menghadapi beberapa kendala, seperti dalam masalah kemacetan, sampah dan pengaliran air. Sedangkan mengenai ruang terbuka hijau, ia mengakui hal ini belum merata adanya di UNP. “Mengenai ruang terbuka hijau, UNP sendiri sebenarnya sudah memenuhi, yang belum memenuhi itu sebenarnya adalah penghijauannya,” ungkapnya, Sabtu (28/9). Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph. D., saat ditemui Ganto pada Kamis (28/11) secara terpisah di Gedung Rectorate and Research Center mengungkapkan bahwa UNP telah melakukan penghijauan dengan penaman 1000 pohon dan untuk tanaman yang mati sudah disisipi. Sementara itu untuk masalah ‘Sungai Gangga’, pada 2020 nanti akan diajukan untuk digali dan dibuat dam yang bekerja sama dengan dirgen pengairan.

Reporter: Aminah, Deby, Erda, Ozza, Mita, Mona, Nilam, Riska, Siska, Afdal*, Lidya*, Nisrina*, Putri*, Widia*


LAPORAN

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

5

Pembenahan dan Perbaikan Diperlukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan sebuah dokumen penting yang tahun 2016 lalu dimiliki oleh Universitas Negeri Padang (UNP). Namun dokumen ini belum sepenuhnya menjawab penanganan permasalahan lingkungan di UNP saat ini.

Oleh Anisa Erda Walanda dan Monalisa

AMDAL pertama kali diperkenalkan pada tahun 1969 oleh National Environmental Policy Act di Amerika Serikat. Menurut UU Nomor 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP Nomor 27/1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 tahun 1999 disebutkan bahwa AMDAL merupakan kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha atau kegiatan. Universitas Negeri Padang (UNP) sebagai salah satu kampus besar juga telah mengajukan AMDALnya. Pengajuan dilakukan pada tahun 2015 lalu. Awal tahun 2016 UNP penyelesaian dokumen AMDAL UNP berhasil dilakukan. Hal ini dilakukan dalam rangka memelihara lingkungan yang ada di UNP. Wakil Rekor II UNP, Ir. Syahril, M. Sc, Ph. D., membenarkan hal tersebut. Namun saat dikonfirmasi kepada Syahril, AMDAL yang ada di UNP ternyata hanya baru AMDAL sampah. Ia menjelaskan bahwa setiap hari sampah yang dikeluarkan oleh setiap gedung yang ada di UNP akan dibuang ke penampungan. “Semua proses tersebut sudah ada standar operasional prosedurnya,” ungkapnya, Rabu (11/12). Sedangkan untuk AMDAL limbah kimia, Syahril mengungkapkan bahwa di UNP belum ada. Meskipun demikian, Ketua Program Studi Ilmu Lingkungan Pascasarjana, Dr. Indang Dewata, M.Si., menyebutkan bahwa saat ini UNP sedang melakukan penanganan terhadap limbah kimia tersebut. “Sekarang di belakang Labor Kimia

Sumur Bor: Dua orang pekerja sedang melakukan penggalian untuk membuat sumur bor. Sumur bor dengan kedalaman 120 meter tersebut digunakan untuk UNP Hotel dan Convention, Rabu (4/12). f/Hega

FMIPA sudah dilakukan riset agar limbah kimia tidak berbahaya lagi,” ungkapnya, Sabtu (28/9). Di sisi lain, Ketua Prodi S3 Ilmu Lingkungan, Prof. Dr. Eri Barlian, M.Si., saat ditemui Ganto di Gedung Pascasarjana lantai dua menyebutkan bahwa seharusnya setiap labor itu harus ada Unit Kelola Lingkungan (UKL). “Misalnya, di teknik dan kimia itu harus ada UKLnya,” jelas Eri, Jumat (11/11). Selain itu, Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph. D., mengungkapkan bahwa saat ini UNP sedang berupaya untuk turut andil dalam menjaga lingkungan dan melakukan penghijauan. Salah satunya adalah dengan mengikuti Green Matrik yang dibuat oleh Universitas Indonesia (UI). Menurut UI Green Matrik ada beberapa indikator disebut kampus hijau seperti pengaturan dan sarana (15 persen), energi dan perubahan iklim (21 persen), limbah (18 persen), air (10 persen), transportasi (18 persen), dan pendidikan (18 persen). Berdasarkan penjelasan ahli lingkungan, Dr. Indang Dewata, M.Si, pada Sabtu (28/9) menjelaskan bahwa Green Matrik UI itu UNP sudah memasuki peringkat 37 seluruh Indonesia tahun 2016. Hal ini belum sempurna dikarenakan UNP baru pulih dalam pembangunannya. Meskipun demikian, penghijauan di UNP masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi dan dipersiapkan. Dekan FMIPA, Dr. Yulkifli, S.Pd. M.Si., menyebutkan yang pertama diperhatian adalah mencari tempat penanaman pohon. Tidak hanya sampai di situ, perlu adanya orang menjaganya juga harus diperhatikan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk perawatan, seperti jika layu,

perlu disiram dan sebagainya. Kemudian pohon tersebut juga perlu untuk diperindah. Untuk di FMIPA sendiri kondisi tanahnya tidak bagus untuk penanaman. Oleh karena itu, diperlukan tanah khusus untuk menanam dan perlu strategi lain untuk penanaman. “Sehingga pohon perlu ditinggikan penanamannya, karena kondisi daerah FMIPA yang rendah. Takutnya nanti akarnya akan membusuk,” jelas Yulkifli, Jumat (18/10). Walaupun demikian, penanganan lingkungan di UNP masih dianggap kurang maksimal. Seperti yang disampaikan oleh Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa, Indra Kurniawan Rezki. Hal ini dikarenakan UNP terletak di pinggir pantai, jika air pasang dan hujan maka air tersebut akan mangakibatkan banjir. Sistem drainase UNP perlu direncanakan dengan baik dengan menghadirkan teknisi yang lebih ahli untuk melakukannya. “Pernah kuliah di FMIPA libur tiga hari karena air masuk hingga ke kelas,” ungkapnya, Kamis (24/10). Hal yang sama juga diungkapkan Dosen Jurusan Teknik Sipil, Yaumal Arbi, S.T., M.T. Menurut pendapatnya, drainase di UNP belum berjalan dengan baik dikarenakan volume drainase yang terlalu kecil. Hal ini mengakibatkan UNP sering terjadi banjir ketika hujan turun selama dua sampai tiga jam. “Hal ini perlu disiasati oleh UNP ke depannya,” jelas Yaumal, Jumat (25/10). Sementara itu, Ketua PKK UNP, Dr. Eng. Rusnardi Rahmat, Ph.D., sekaligus Kepala Prodi S1 Teknik Sipil pada Rabu (23/10) saat diwawancarai di kantornya menyebutkan bahwa pengairan tidak ada

masalah. “Masalahnya adalah apakah semua air yang keluar itu cukup tidak drainasenya, kemudian sampai atau tidak ke tempat tujuan kita,” ungkap Rusnardi. Adanya sungai di tengahtengah UNP yang lebih dikenal dengan nama ‘Sungai Gangga’ ini juga menjadi permasalahan yang saat ini dialami UNP dalam masalah lingkungan. Seperti yang diungkapkan Ketua Mahasiswa Pecinta Alam dan Ilmu Lingkungan Hidup (MPALH) UNP, Angi Mutiara bahwa ‘Sungai Gangga’ yang berada di tengah-tengah UNP cukup mengganggu pemandangan. “Walaupun sungai tidak dapat dihilangkan, tapi setidaknya ‘Sungai Gangga’ harus dialirkan, sehingga sampahsampah yang ada di dalam sungai tidak mentok disana,” ungkapnya, Minggu (17/11). Menjawab itu, Wakil Rekor II UNP, Ir. Syahril, M. Sc, Ph., menyebutkan bahwa UNP sudah mengirim surat ke Pemerintah Daerah (Pemda) untuk menangani masalah ini. Satu bulan lalu, pemda sudah mengirim tim dan sungai yang berada di belakang FMIPA sudah pernah dikeruk. Namun, karena belum maksimal, kurang menimbulkan dampak yang berarti. Hal ini dikarenakan hulu sungai tersebut berasal dari masyarakat. Syahril berharap pemda dapat membuat aturan atau regulasi mengenai larangan membuang sampah ke sungai dan membersihkan sungai tersebut. “Kalaupun dibagi tugas, UNP hanya akan bekerja di daerahnya,” ungkapnya. Senada dengan itu, Indang menjelaskan bahwa ‘Sungai Gangga’ ini wilayahnya milik Kota Padang. Walaupun sungai tersebut bersentuhan langsung

dengan kampus, UNP tidak akan mungkin menggali sungai itu karena tidak ada anggaran untuk itu. Selain itu, sungai itu juga milik pemerintah daerah. UNP hanya mengurus urusan pendidikan. Keberadaan ‘Sungai Gangga’ sebenarnya tidak mengganggu karena itu adalah proses sirkulasi air. Adapun yang mengganggu itu adalah akibat pembangunan UNP selama ini, sehingga menyebabkan drainasenya menjadi tersumbat dan menyebabkan banjir. Indang juga menyebutkan bahwa di dalam AMDAL juga diatur bahwa sungai perlu direklamasi. “Untuk mereklamasinya itu bukan wewenang UNP karena sungai tersebut milik provinsi,” jelasnya. Selain itu, Yulkifli juga mengungkapkan pelaksanaan AMDAL di UNP masih perlu di benahi. Katanya, pertama seperti masalah sirkulasi air buangan yang hasil pembuangannya masih belum bermuara pada tempat pembuangan yang semestinya. Jika hujan, maka terjadi penyumbatan. Kedua yaitu tanaman, tanaman pelindung di UNP masih kurang sehingga terlihat kurang asri. Selanjutnya belum adanya aturan, seperti belum adanya aturan tertulis bagi orang ataupun sekelompok orang yang membuang sampah sembarangan. Kemudiam tempat penyimpanan air yang masih kurang sehingga sering terjadi kekurangan air. “Terakhir yaitu pengelolaan mandi cuci kakus yang kurang bersih.” ungkapnya, Jumat (18/10).

Reporter: Desi, Erda, Irza, Juli, Mega, Mona, Putri, Riska, Lidia*, Rahma*, Tharifa*


LAPORAN

6

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

AMDAL dan Gencarnya Pembangunan UNP Menurut Pasal 36 ayat (1) Undang Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) menyebutkan bahwa setiap pembanguan izin usaha harus wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan izin lingkungan. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui secara lebih jelas dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, baik dampak negatif maupun dampak positif yang akan timbul dari usaha dan/atau kegiatan sehingga dapat dipersiapkan langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mengembangkan dampak positif. Pertanyaan pun mulai bermunculan apakah pembangunan yang terus gencar dilakukan oleh UNP ramah terhadap lingkungan hidup UNP sendiri yang nantinya akan dirasakan oleh mahasiswari? Bagaimana pendapatmu sebagai mahasiswa UNP atas permasalahan ini?

Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Mitha Melanie Putri WAWANCARA KHUSUS

Masih Banyak yang Harus Dibenahi

Dr. Indang Dewata, M.Si., Ketua PPKLH UNP Dilansir dari Wikipedia, Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Proses pengkajian dalam AMDAL sifatnya menyeluruh, seperti dampak biologi, kimia, sosial, fisika, lingkungan hidup, ekonomi maupun budaya. Universitas Negeri Padang (UNP) saat ini tengah gencar-gencarnya melakukan pembangunan, baik itu pembangunan berbentuk fisik ataupun nonfisik, pemberdayaan sumber daya manusia, pemerataan ruang terbuka hijau, pengembalian fungsi pohon-pohon dan masih banyak yang lainnya.

Hal tersebut dilakukan sebagai langkah dalam menghadapi tantangan pada era revolusi industri 4.0. Oleh karena itu, Senin (28/ 10), Reporter Ganto menemui Ketua Pusat Penelitian Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PPKLH) UNP sekaligus Ketua Program Studi Ilmu Lingkungan Pascasarjana, Dr. Indang Dewata, M.Si., di ruangannya Gedung Pascasarjana UNP lantai 2 untuk mewawancarai Indang terkait bagaimana penerapan dan evaluasi AMDAL di UNP. Berikut wawancara Reporter Ganto, Riska Meliani bersama Dr. Indang Dewata, M.Si. Bagaimana tanggapan Anda dengan kondisi lingkungan yang ada di UNP? (sudah sesuai dengan AMDAL dan bagaimana evaluasinya) AMDAL tersebut gunanya untuk menjamin keberlanjutan pembangunan. Kalau dulu pembangunan tanpa melakukan perencanaan dengan baik, dimana ada lahan kosong, maka di sana dilakukan pembangunan. Dalam dokumen AMDAL itu ada yang namanya Rencana Kelola Lingkungan (RKL) dan saat ini UNP telah melaksanakan itu. Setelah memakai AMDAL, maka pembangunan di UNP sudah

melakukan perencanaan yang baik. Tujuan dilakukan perencanaan ini agar ketika dilakukan pembangunan di UNP tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kegiatan di sekitarnya. Dengan memakai AMDAL tentu ada perubahan terhadap bentang, kecepatan dan aliran air, serta sampah. Bagaimana jalannya pelaksanaan AMDAL di UNP? Semenjak kejadian gempa 2009, bangunan di UNP roboh. Kemudian ada bantuan dana dari pusat untuk memulihkan bangunan kembali, salah satu persyaratannya adalah dengan adanya AMDAL, maka pada 2015 UNP telah mengajukan AMDAL tersebut ke dinas kota Padang. Pada 2016 awal UNP sudah siap dokumen AMDAL-nya sendiri. Apa saja usaha yang sudah dilakukan UNP dalam mengatasi permasalahan lingkungan? Saat ini permasalah yang ada di UNP adalah masalah transportasi. Sekarang juga sudah ditata tempat parkir transportasi tersebut. Lalu, juga sudah dipasang plang-plang supaya mobil dan motor tidak melaju terlalu kencang. UNP juga tengah beru-

saha mengembalikan fungsi pohon-pohon dan di beberapa titik juga sudah ditanami pohonpohon. Selanjutnya adalah permasalahan sampah. Sampai sekarang UNP sistemnya masih angkut dan buang. Untuk ke depannya saran kita adalah ambil, olah, dan baru dibuang. Pada saat ini masih dibuang saja, belum ambil dan olah. Menurut Anda apa dampak lingkungan yang tidak sehat di UNP dalam jangka panjang dan pendek? Dampak yang paling besar di masa yang akan datang itu adalah banjir. Karena pembangunan akan semakin padat, dan drainase tidak tersedia dengan baik. Lalu, sampah dan pengelolaan laboratorium. Bagaimana pendapat Anda dengan sistem drainase (pengaliliran dan pembuangan air) di UNP? Drainase merupakan salah satu hal yang harus dibenahi. Saat ini, itu kendala satu-satunya yang belum bisa diatasi UNP. Seperti di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) karena kecepatan airnya tinggi. Jika pasang naik juga ditambah dengan air hujan,

maka di FMIPA akan banyak air yang tergenang. Itu salah satu akibat dari pembangunan UNP itu sendiri. Lalu yang kedua, mungkin pada pembangunan kampus yang dahulu belum dipertimbangkan aspek kebencanaannya. Apa yang seharusnya dilakukan kampus dalam melakukan penghijau di dalam kampus? Langkah selanjutnya kita akan mecoba membuat walking area. Dimulai dari kampus bagian depan sampai ke belakang itu ada dua jalur, jalur itu akan ditutup dan dibuat jalur hijau. Jadi dari kampus depan sampai belakang itu semuanya jalan kaki. Kemudian, tanah-tanah kosong yang masih tersisa itu akan ditanami tumbuhan terus. Hal itu tidak hanya kami lakukan di kampus pusat saja, tetapi juga di kampus cabang. Kemudian, kita juga kan mencoba gerakan menghemat air. Setiap mahasiswa baru akan diberikan pembekalan mengenai Green Living movement, itu adalah bagaimana cara menghemat energi, bagaimana mengolah sampah yang baik, bagaimana transportasi yang baik, dan bagaimana mengurangi penggunaan air.


LAPORAN

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

7

ARTIKEL

Evolusi Lingkungan di Era Revolusi Industri Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah syarat yang harus dipenuhi suatu usaha atau kegiatan. Ketika mendengar kata dampak lingkungan, dari kalangan awam menilai AMDAL tidak lebih dari penyelesaian masalah pencemaran lingkungan. AMDAL sebenarnya memiliki definisi yang sangat luas, bukan hanya analisis pencemaran lingkungan tetapi sampai kepada tingkah laku, dan budaya dari lingkungan yang tercakup ke dalam dokumen AMDAL. Dokumen AMDAL terdiri atas Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KAANDAL), Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL), Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) dan Dokumen Ringkasan Eksekutif. Menurut UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup dan PP Nomor 27 Tahun 1999 tentang AMDAL telah dilaksanakan sejak 1982 di Indonesia. AMDAL adalah kajian terhadap dampak besar dan penting yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang sangat diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. AMDAL dibuat sebelum pembangunan suatu proyek

yang diperkirakan memberi pengaruh terhadap lingkungan sekitar yang ditilik dari segi biotik, abiotik, dan kultural. Perkembangan ekonomi dan industri di era revolusi industri serta humanisme menjadi subjek suatu penelitian dimana menghasilkan banyak perubahan dan kemudahan kepada manusia. Perubahan besar-besaran membuat agen pembangunan berlomba-lomba untuk melebihi standar yang telah ditentukan. Tentu saja Universitas Negeri Padang (UNP) sebagai penyelenggara suatu kegiatan harus memenuhi standar yang mengalami perubahan berkala. Secara tidak langsung UNP sebagai aktor pembangunan dan penyelenggara suatu kegiatan mempunyai tanggung jawab teknis dan moral terhadap pembangunan dan gengsi untuk mengejar perkembangan teknologi. Mulai dari pembangunan fisik ataupun nonfisik, langsung ataupun tidak langsung, internal atau pun eksternal, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), masyarakat di luar kampus sampai kepada pengabdian alumni. Pembangunan fisik yang gencar dilakukan oleh UNP tentu

memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, seperti berkurangnya lahan terbuka hijau, menyempitnya saluran drainase, perubahan perilaku sivitas UNP dan masih banyak lagi. Tentu saja UNP telah memiliki AMDAL yang sah menurut pemerintah yang tertuang dalam keputusan Walikota Padang Nomor 300 Tahun 2015. Selan-

rakat, penyusunan KAANDAL, ANDAL, RKL, dan lainnya. Proses ini akan memperlihatkan beberapa permasalahan yang timbul dalam jangka waktu tertentu. UNP dalam hal ini sebagai pelaksana harus membuat dokumen AMDAL sesuai dengan standar yang diatur dalam keputusan kepala Bappedal Nomor 09/2000. Pembangunan yang dilakukan UNP mengurangi jumlah lahan terbuka hijau, sedangkan penghijauan mengalami banyak masalah, dimana banyak tanaman yang tidak tumbuh, masalah lingkungan lainnya seperti sistem drainase yang mengalami masalah dari hulu hingga ke hilir, terperangkapnya limbah di sekitaran UNP yang dibarengi dengan kualitas sungai yang tidak baik. Hal ini baru permasalahan yang biasa dilihat dari kasat mata masih belum bisa ditangani dengan baik apalagi dilakukan kajian yang lebih Grafis dan ilustrator: mendalam. Jika ditilik lebih Mitha Melanie Putri dalam lagi sampai kepada pola konsumsi sivitas akademika jutnya pemantauan dan UNP, kita bisa menemukan perpengelolaan AMDAL juga ter- masalahan baru terhadap lingdapat evaluasi secara berke- kungan yang kemungkinan belanjutan, jadi bagaimana setelah sar tidak terselesaikan. AMDAL di UNP? Menurut Universitas IndoneUntuk mengetahui permasa- sia (UI) Green Matrik indikator lahan lingkungan tentu ada disebut kampus hijau adalah beberapa proses yang dilakukan pengaturan dan sarana 15 persen, seperti proses penapisan (screen- Energi dan perubahan iklim 21 ing) wajib AMDAL, proses pengu- persen, limbah 18 persen, air 10 muman dan konsultasi masya- persen, transportasi 18 persen,

Oleh Ozza Syafrigo Layouter 2019 dan pendidikan 18 persen. Selain memenuhi standar tersebut, UNP sebagai penyelenggara pendidikan tentu tidak hanya memperhatikan masalah teknis. UNP harus memperhatikan sampai kepada jangka panjang yakni mental dari sivitas sampai kepada lulusan yang memiliki jiwa yang mencintai lingkungan. Sebagai salah satu kampus terbesar di Indonesia, baik dari segi prestasi maupun jumlah mahasiswanya tentu harus menjadi penggerak untuk jangka pendek dimana UNP harus membangun nuansa kampus yang sejuk dengan lingkungan yang sehat. Kemudian dalam jangka panjang UNP harus ‘menelurkan’ SDM dengan mental lingkungan yang menjadi penggerak kesehatan lingkungan, baik sivitas ataupun alumni, internal kampus atau pun bermasyarakat.

ARTIKEL AP A KA TA MEREKA APA KAT

Perlu Mendapatkan Perhatian Lebih

Gedung Lebih Subur Daripada Pohon

Kondisi lingkungan yang ada di Universitas Negeri Padang (UNP) perlu mendapat perhatian lebih. Salah satu hal yang mengganggu lingkungan dan aktivitas ialah jalan menuju gedung Mata Kuliah Umum (MKU). Pendirian gedung baru di MKU mengakibatkan tidak ada lagi tempat parkir yang tersedia, sehingga pengendara memarkirkan kendaraan sampai ke bahu jalan, kondisi ini dapat ditemukan di sekitar ‘Sungai Gangga’. Sungai tersebut mengalami penyumbatan oleh sampah dan menimbulkan aroma busuk. Terlebih jika terjadi hujan lebat, ‘Sungai Gangga’ bisa meluap. Ini menunjukkan bahwa sistem pengaliran dan pembuangan di UNP masih buruk. Kondisi lingkungan hijau yang ada di UNP juga harus mendapatkan perhatian sebab fokus UNP dalam pembangunan gedung-gedung baru dan pembetonan mengakibatkan sulitnya menemukan ruang terbuka hijau. UNP perlu melakukan penghijauan dengan menggalakkan gerakan penanaman pohon yang realistis. Jelas dampak lingkungan yang tidak sehat di UNP mengakibatkan kegersangan dan tingginya tingkat kebisingan karena pembangunan yang diikuti dengan penambahan kuota mahasiswa yang terus meningkat.

Kondisi lingkungan di UNP sangat kurang nyaman. Tidak ada ruang terbuka hijau khusus seperti taman, green house, atau pemberdayaan pohon besar, tetapi malah banyak penebangan pepohonan besar untuk digunakan sebagai lahan bangunan atau jalan. Contohnya di depan perpustakaan pusat ada penebangan enam pohon besar untuk dijadikan jalan aspal dan di lapangan tenis FIK yang diperlebar. Bisa dikatakan bahwa gedung lebih subur daripada pohon. Jika layout pembangunan seperti ini terus, maka kondisi lingkungan di UNP akan semakin buruk. Dari kurangnya pohon dan banyaknya gedung ini, berefek ke drainase air yang kacau. Penebangan membuat penyerapan air buruk. Selain itu, aliran sungai yang buruk juga ikut memperparah keadaan lingkungan UNP. Seharusnya pihak kampus lebih memperhatikan ruang terbuka hijau, dibuat taman, aliran sungai disaring sebulan sekali, berdayakan pohon besar, dan alangkah baiknya manfaatkan lubang biopori agar tanah menjadi subur dan gembur sehingga penyerapan air lebih baik. Penebangan pohon apapun alasannya merupakan hal yang tidak benar sama sekali.

Afiyatika Firdaus Mahasiswa Psikologi TM 2017

Bayu Putra Kepala Divisi Panjat Tebing MPALH UNP

Dampak AMDAL Perlu Perhatian Khusus Pengetahuan mengenai AMDAL mulai diberlakukan sejak tahun 1982 setelah disahkannya UU tentang lingkungan hidup. Hal ini merupakan kajian mengenai dampak besar sehingga perlu perhatian khusus. Salah satu sumber masalah lingkungan yakni pertambahan penduduk. Bertambahnya mahasiswa UNP serta meningkatnya pembangunan, semakin mempersempit lahan. Hal ini berdampak pada tidak lancarnya drainase. Contohnya di sepanjang aliran sungai Gangga. Lahan yang sempit menyebabkan UNP minim ruang terbuka hijau. Jika dibandingkan dengan UNAND dan UI dengan luas ratusan hektar, UNP masih jauh tertinggal. Minimnya kesadaran mengenai larangan membuang sampah sembarangan juga menjadi sumber masalah lingkungan. Meski UNP sudah membuat beberapa aliran selokan, masalah lingkungan seperti banjir masih tidak dapat terkendali. Oleh karena itu, perlu kesadaran dalam menjaga keseimbangan lingkungan, pengadaan ruang terbuka hijau, serta pembuatan saluran drainase yang memadai sehingga tercapai kondisi lingkungan yang kondusif. Dr. Hj. Vauzia, M.Si Dosen Biologi UNP


KONSUL TASI ONSULT

8 K ONSUL TASI A G AMA ONSULT AG

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

K ONSUL TASI KESEHA TAN ONSULT KESEHAT

Bacaan Basmalah dalam Al-Fatihah

LEUKOREA

Diasuh oleh dr. Pudia M.Indika, M.Kes.

Diasuh oleh Dr. Ahmad Kosasih, M.A. Saya belajar di pesantren bahwa salat berjamaah di masjid biasanya imam membaca basmalah sebelum membaca surah Al-Fatihah. Di beberapa tempat yang saya pernah salat berjemaah, imam salatnya tidak membaca basmalah sebelum membaca surah Al-Fatihah. Masalahnya, imam di tempat saya salat berjemaah tidak membaca basmalah, akan tetapi saya membaca basmalah karena sudah terbiasa Pak. Bagaimana dengan perbedaan ini Pak? Apakah saya dihukum keluar dari salat berjemaah ataukah salat saya batal? Mohon penjelasannya Pak. Yeni Maharani Mahasiswa Perpustakaan dan Ilmu Informasi TM 2017

Masalah membaca basmalah (Bismillahirrahmanirrahim) dalam AlFatihah terdapat dua macam pendapat (mazdhab). Pertama, berpendapat bahwa basmalah adalah salah satu ayat dari surah AlFatihah karena itu ia wajib dibaca dalam salat sebab Al-Fatihah termasuk rukun shalat yang tidak boleh ditinggalkan. Hal ini didasarkan pada hadis riwayat Daru Quthni dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah pernah bersabda “Apabila kamu membaca Alhamdulillah (surat Al-Fatihah), maka bacalah bismillahirrahmanirrahim karena ia adalah Ibu Alquran (Ummul Qur`an) dan tujuh yang diulang-ulang atau sanjungan (al-sab’ul matsani) dan bismillahirrahmanirrahim adalah salah satu dari ayatnya.” Terdapat juga hadis yang menyebutkan bahwa “Setiap perbuatan yang baik tidak dimulai dengan membaca basmalah, maka ia akan terputus.” Selain itu ada hadis H.R. Syaikhani yang menyebutkan “Tidaklah sah salat yang tidak dibaca di dalamnya Al-Fatihah.” Oleh karena itu bagi yang tidak membaca surah Al-Fatihah dalam salat, maka salatnya dianggap tidak sah dan bagi yang tidak membaca basmalah sebelum Al-Fatihah dianggap Fatihahnya tidak sempurna. Dengan demikian salatnya juga dianggap tidak sempurna bahkan tidak sah. Kedua, berpendapat bahwa basmalah bukan satu ayat dari surah AlFatihah. Hal ini didasarkan pada ijma’ sahabat bahwa basmalah hanyalah pengawali setiap surah dalam Alquran kecuali surah AlBaqarah. Hal itu didasarkan pada hadis riwayat Muslim dari Anas bin Malik bahwa Rasululullah bersabda “Baru diturunkan kepadaku suatu surah, maka ia membaca bismillahirrahmanirrahim.” Berdasarkan pendapat inilah mereka berpendapat bahwa basmalah tidak termasuk ayat Al-Fatihah karena itu ia tidak wajib dibaca sebelum Al-Fatihah. Adapun pendapat pertama yang mengatakan basmalah wajib dibaca dalam Al-Fatihah itu terbagi pula dalam dua pendapat, yakni apakah bacaannya dikeraskan (jahar) atau dipelankan (sir). Yang berpendapat bahwa membaca basmalah itu dijaharkan dalam salat jahar seperti Subuh, Magrib, dan Isya. Mereka berpegang pada dalil umum bahwa basmalah termasuk ayat Al-Fatihah. Kemudian yang berpendapat bahwa membaca basmalah tidak dijaharkan tapi disirkan sehingga tidak terdengar kecuali oleh si pembacanya saja. Dalil yang dipakai oleh yang membaca dengan sir juga dalil yang bersifat umum yaitu riwayat yang menyebutkan bahwa seorang sahabat pernah menjadi makmum di belakang Rasululullah namun ia tidak mendengar Rasulullah membaca basmalah. Inilah faktor-faktor yang melahirkan perbedaan tersebut sampai hari ini. Namun perbedaan semacam ini di dalam ilmu fikih disebut dengan khilafiyah, artinya perbedaan dalam masalah furu‘iyah (cabang) bukan termasuk hal yang prinsip dalam agama (ushuluddin). Ulama dalam hal ini sepakat dalam perbedaan itu. Untuk itu, yang diperlukan hanyalah saling menghormati dan saling menghargai perbedaan tersebut dan tidak usah saling menyalahkan. Amalkan saja mana yang diyakini dari pendapat-pendapat tersebut karena masing-masingnya berpegang pada dalil. Perbedaan yang bersifat khilafiyah tidak akan sampai membatalkan ibadah kita selagi masing-masingnya berlandaskan kepada dalil-dalil syar‘i (Alquran dan hadis). Lagi pula perbedaan seperti ini tidak akan bisa dipertemukan selagi ia termasuk khilafiyah kecuali hanya dengan sikap toleransi. Sebab, menjaga kerukunan itu juga termasuk hal yang penting dalam beragama. Allah berfirman dalam Q.S Az-Zumar ayat 17-18: Dan orang-orang yang menjauhi Thaghut (yaitu) tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hambahambaKu, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. Allah juga berfirman dalam dan Q.S Ali Imran ayat 102: Dan perpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah dan janganlah kamu berpecah-belah…” Semoga! Rubrik Konsultasi diasuh oleh Staf Ahli SKK Ganto UNP dan membahas persoalan seputar kesehatan, psikologi, atau agama. Jika Anda memiliki permasalahan atau pertanyaan yang ingin dikonsultasikan, silakan kirimkan ke email redaksiganto @gmail.com atau bisa juga diantarkan langsung ke Sekretariat SKK Ganto UNP Gedung Student Center Lantai 2 UNP dengan melampirkan kartu identitas, seperti KTP atau KTM.

Saya sering mengalami keputihan yang berlebihan. Bagaimana cara menghilangkan atau mengatasinya? Agnesd Jufra Meilina Mahasiswa Sendratasik TM 2015

Salam Sehat Keluarnya cairan dari alat genital yang tidak berupa darah dalam istilah medis disebut leukorea (duh tubuh, vaginal discharge, fluor albus) merupakan permasalahan yang umum dan sering dikeluhkan oleh sebagian wanita. Duh tubuh yang keluar dapat merupakan proses respon fisiologis (normal) atau patologis (kelainan/abnormal). Duh tubuh yang abnormal membutuhkan suatu pemeriksaan khusus sebagai suatu langkah dalam skrining suatu penyakit. Proporsi wanita yang mengalami leukorea bervariasi antara 1-15 persen dan hampir seluruhnya memiliki aktivitas seksual yang aktif, tetapi jika merupakan suatu gejala penyakit dapat terjadi pada semua umur. Penyebab leukorea terkait dengan perawatan organ reproduksi. Bisa juga diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu bakteri, jamur, virus, parasit, benda

asing, keganasan pada alat genetalia, dan iritasi. Leukorea fisiologis terdiri atas cairan yang kadang-kadang berupa mucus (cairan kental) yang mengandung banyak epitel tanpa atau dengan sedikt sel darah putih (leukosit), sedang pada kondisi patologis terdapat banyak leukosit. Leukorea fisiologis biasa ditemukan pada berbagai keadaan. Antara lain rangsangan seksual pada wanita dewasa, waktu sekitar ovulasi, karena sekret dari kelenjar-kelenjar seviks uteri menjadi lebih encer. Leukorea patologis (abnormal) terbanyak disebabkan oleh infeksi biasanya oleh jamur, bakteri, parasit, virus, disini cairan berwarna kekuningan sampai hijau, sering kali lebih kental dan berbau, dan banyak mengandung leukosit. Selain itu leukorea dapat juga disebabkan oleh vaginitis karena bahan-bahan kimiawi, pengobatan sendiri dengan obat-obatan topical atau pembersih vagina berulang-ulang. Juga dapat ditemukan pada neoplasma baik jinak maupun ganas. Berdasarkan penyebabnya, infeksi-infeksi tersebut disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, Bakteri. Menyebabkan peradangan vagina yang tidak spesifik. Misalnya bakteri Gardnerella vaginalis menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin yang menimbulkan bau amis seperti ikan. Terdapat bakteri Gonococcus adalah bakteri yang umumnya menginfeksi karena kontak seksual. Kedua, jamur candida albicans. Candida adalah mikroorganisme opurtunis, dapat dijum-

pai diseluruh badan, terutama di mulut, kolon, kuku, vagina dan saluran anorektal. Spesies kandida menghasilkan koloni berwarna putih kecoklatan sampai kekuningan dengan bau seperti ragi, bulat, dan besar. Ketiga Parasit Trikomonas vaginalis. Cairan yang keluar dari vagina biasanya banyak, berbuih menyerupai air sabun dan berbau. Leukorea oleh parasit ini tidak selalu gatal, tetapi vagina tampak kemerahan dan timbul rasa nyeri bila ditekan atau perih bila berkemih. Keempat, Virus Herpes Simpleks Genitalis. Herpes simpleks genitalis dapat ditularkan melalui kontak seksual Pada awal infeksi yang disebabkan Herpes simpleks tampak kelainan kulit seperti melepuh terkena air panas yang kemudian pecah dan menimbulkan luka seperti borok dan merasa sakit. Kelima, Benda asing. Adanya benda asing seperti tertinggalnya benda tertentu yang dipakai pada waktu senggama. Pencegahan keputihan dapat dilakukan dengan cara membersihkan vagina dengan air hangat, menghindari menyiram atau membersihkan alat kelamin, menggunakan celana dalam berbahan katun untuk menjaga kelembaban, menghindari menggunakan sabun atau produk kewanitaan yang mengandung parfum karena dapat mengganggu keseimbangan bakteri normal. Selain itu menjaga kekebersihan vagina selama menstruasi dengan mengganti pembalut 3-5 jam sekali dan melakukan pemeriksaan kesehatan vagina secara rutin kepada dokter.

ARTKEL PSIKOLOGI

Khawatir Dalam kenyataan hidup manusia, sebagian besar dinamika kepribadiannya dipakai untuk memenuhi kebutuhan lewat transaksitransaksi dengan objek-objek dunia luar. Jadi lingkungan luar itu sangat penting bagi kehidupan kepribadian manusia. Di dunia luar inilah terdapat berbagai macam objek yang dapat memberi kepuasaan insting atau kebutuhan manusia. Pada akhirnya manusia dapat membuat kebutuhan sekaligus membuat objek keteksisnya. Jika manusia tidak mau mereaksi atau menanggulangi macam-macam rasa sakit atau perusakan dari luar, maka orang menjadi takut. Selanjutnya jika orang tidak berdaya atau kewalahan menghadapi stimulus-stimulus yang berlebihan dan tidak bisa dikendalikan oleh ego, maka ego menjadi terbelenggu oleh kecemasan. Kecemasan adalah keadaan tegangan psikis yang merupakan suatu dorongan seperti lapar dan seks. Jika kecemasan timbul pada seseorang, maka timbullah dorongan pada sang pribadi untuk melakukan sesuatu. Sang pribadi dapat lari dari daerah yang mengancam,

menghalangi impuls yang membahayakan atau menuruti suara hati. Jika kecemasankecemasan tidak dapat ditanggulangi secara efektif, maka dapat menimbulkan trauma, keadaan jiwa traumatik atau semacam guncangan jiwa, dan seolah-olah jiwa mengalami luka. Traumatik menyebabkan sang pribadi dalam keadaan tidak berdaya, serba infantil, serta kekanakkanakan. Freud membagi kecemasan menjadi tiga, yaitu realitis, neiritik, dan moral atau rasa bersalah. Tipe pokoknya adalah kecemasan realistis atau rasa takut kepada bahaya-bahaya dari dunia luar. Kemudian kecemasan lainnya berasal dari kecemasan realistis. Kecemasan neuritik adalah rasa takut jangan-jangan insting akan lepas kendali dan menyebabkan sang pribadi berbuat sesuatu yang berakibat ia dihukum. Kecemasan bukanlah ketakutan kepada insting-insting itu sendiri, melainkan ketakutan terhadap hukuman yang mungkin terjadi jika suatu insting dipuaskan. Selain itu kepuasaan mempunyai dasar kenyataan,

sebab dunia sebagaimana diwakili oleh orangtua dan berbagai otoritas lain akan menghukum anak, bila melakukan tindakan-tindakan impulsif. Pada kecemasan moral terjadi karena rasa takut kepada suara hati. Pada orang-orang yang super egonya berkembang baik akan cenderung merasa bersalah jika mereka melakukan atau bahkan berpikir untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan moral dengan nama ia dibesarkan. Mereka disebut mendengarkan bisikan suara hati nuraninya. Kecemasan moral juga mempunyai dasar realita. Misalnya di masa lampau sang pribadi pernah mendapat hukuman karena melanggar norma sosial dan dapat dihukum lagi. Selain menjadi masalah psikologis, kecemasan ternyata juga memiliki fungsinya dalam kehidupan manusia. Fungsi kecemasan adalah sebagai peringatan atau sinyal kepada sang pribadi akan adanya bahaya. Jadi kecemasan adalah tanda berbahaya bagi manusia. (Ki Fudyartanta dalam Psikologi Kepribadian, 2012:154-156)


September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

9

ENGLISH CORNER

KRITIK ENGLISH CORNER

A Good Life Lesson of Watching Movie Tika Wulandari Mahasiswa Bahasa dan Sastra Inggris TM 2016 Children, can spend hours watching movies. Children today rarely see what they should watch. They like to watch movies for seventeen years and over, like action movies, love stories, violence, and so on. Therefore, children today, whatever they watch there is nothing that can be a moral message for their age. In fact, they too rarely watch cartoons like Disney are actually for their part. Nevertheless there are also Disney movies that contain elements of maturity, violence, and love story. Their parents must be good at controlling and choosing what movies they will watch. Don’t underestimate the impact of watching cartoons. Although not for hours, watching cartoons actually has a pretty good role for your child’s growth and development. Of course, choose a cartoon story that is suitable for the child’s age. Such children’s films do have an important role in the development and growth of a child. in addition, when compared to children who watch children’s films, they have better mental health and growth according to age compared to those who watch adult genres, where many of their mental developments are found to be “mature” before their time. Like be

critical, learn a language, develop talent, strengthen relationships with parents, strive to achieve goals. Moana movie for example which has a moral message or a good life lesson that does not contain adult love stories. There are 2 reasons why you choose Moana movie to watch by your child. Moana movie, teach us how to believe in yourself that having patience and following heart is always benefical . They said, that patience is the key to happiness. In that movie, Moana must more patience to learn how to sail, patience in Maui who doesn’t trust her at

Desain Grafis & Ilustrator : Mitha Melanie Putri

first, and patience throughout her entire journey. There are many moments in the movie where she questions who she is. She feels a responsibility to her family as well as to herself and that the internal struggle of what she is supposed to do. In that movie tell us how colourful and diverse this world. Some of us tend to forget that other cultures exist besides our own. Throughout Moana’s journey, she meets different types of people, creatures, and deities who all carry their own

demeanos. Moana, a Polynesian Princess, is a strong protagonist to see and reminds us all that the Earth is shared by many different cultures. These lessons from this movie is very inspiring. They are wonderful lessons and good to your children. Many of good movies, quality movies, but not at all that those movies have good moral messages, life lessons, especially for your children. Choose and control what your children going to watch, so that your children not affected by the bad effects of the movie. Although film can be a good stimulant for the development of a child, don’t watch television too often, because children also need “fresh air” outside the home, to play, and also socialize with other children their age. Balance what you watch with activities outside the home, because the more diverse children get learning and education, the more beneficial they will be for future development. Hopefully we can all be parents who understand more about the needs of children than they want.

Diasuh oleh Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd.

Saya mendoakan semoga kru SKK Ganto sehat walafiat dan sukses dalam menjalankan tugas, aamiin. Setelah membaca karya Tika, saya menemukan beberapa hal yang patut dikomentari. Pertama, jika ditinjau dari sudut tata bahasa, tulisan ini masih mengandung banyak kesalahan. Kesalahan yang jelas terlihat adalah banyaknya kalimat tak lengkap, ketidakparalelaan subjek dengan prediket serta pilihan diksi yang belum mendukung gagasan yang disampaikan. Hal ini harus menjadi perhatian penulis karena sangat berpengaruh terhadap kesempurnaan komunikasi tulis. Kesalahan-kesalahan tersebut telah saya beri tanda garis bawah dengan penghitaman. Agar penulis dan pembaca tahu di mana letak kesalahannnya, maka saya mengusulkan beberapa perbaikan. Perbaikannya saya letakkan di dalam tanda kurung. (1) They too rarely watch cartoons like Disney are actually for their part. (They too rarely watch cartoons like Disney which is actually suitable for their development). (2) Although not for hours (Although it is not for hours). (3) Moana movie for example which has a moral message or a good life lesson that does not contain adult love stories. (Moana movie, for example, which has a moral value or a good lesson that does not contain adult love stories is much more acceptable). (4) Moana movie, teach us how to believe in yourself that having patience and following heart is always beneficial. (Moana movie teaches us how to believe in ourselves, to be patient and to control our hearts). (5) Moana must more patience to learn how to sail. (Moana must be more patient to learn about sailing). Kedua, secara umum saya mendukung ide penulis tentang pemilihan tontonan anak-anak di televisi terutama soal film. Akan tetapi, penulis sebaiknya melengkapi daftar literaturnya. Penulis harus mampu menjelaskan kategori umur anak dengan karakteristik tontonannya. Selain itu, penulis juga harus mengaitkan dengan kesehatan mata anak. Jadi, sajian ini tidak hanya dilihat dari sisi perkembangan karakter melainkan juga dari segi kesehatan dan dukungan terhadap pengetahuan umum. Dengan demikian, pembaca akan lebih yakin terhadap gagasan yang sedang kita bagi. Namun demikian, pengarang telah berani berbagi dan mengetengahkan ide-ide bagusnya. Jika masih ada kesalahan, hal itu wajar terjadi. Teruslah berkarya karena latihan seperti itulah yang akan membuat kita mencapai kesempurnaan. Semoga.

SOSOK

Belajar adalah Ibadah, Prestasi Itu Dakwah Utari Akhir Gusti Ayi, begitulah panggilan akrabnya. Ia menyampaikan bahwa generasi muda harus menjadi sosok yang bermanfaat bagi orang lain. “Jika belajar adalah ibadah, maka prestasi adalah dakwah,” tutupnya. G a d i s yang lahir pada 31 Agustus 1999 di Lubuk Anau, Painan, Kabupaten Pesisir Selatan ini merupakan Mahasiswa Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Padang (UNP). Ia me-

rupakan salah satu mahasiswa berprestasi di fakultasnya. Pada bulan September lalu, ia meraih penghargaan Anugerah Perempuan Berprestasi 1 FMIPA UNP 2019 dengan IPK 3,70. Dengan ramah ia menyambut kedatangan Ganto saat diwawancarai di Gedung IPA Terpadu FMIPA. Mahasiswi muda dengan segudang prestasi ini juga menceritakan prestasi apa saja yang pernah diraihnya selama duduk di bangku perkuliahan. Pada tahun 2017, ia meraih Juara 1 Lomba Pidato tingkat UNP serta menjadi finalis di beberapa cabang lomba nasional. Pada tahun 2018, ia meraih Juara 1 National Essay Contest dari Lentera Inspirasi, Juara 1 LKTIQ seUNP, Juara 1 LKTI FMIPA Fair, Juara 1 Essay PPIPM Cup dan Juara 3 Syarhil Quran FMIPA. Selain itu, selama tahun 2019 ia pernah menjadi juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah Aksi Peduli Bangsa pada bulan April, Juara 3 lomba Business Plan Nasional di Bung Hatta, Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa di Universitas Jambi (UNJA), The Best Essay Mahasiswa dalam Lomba Essay seSumatra Barat (Sumbar) di UNP, dan pada bulan Oktober 2019 ini, ia meraih Juara 1 Lomba LKTI Nasional yang diadakan di Provinsi Riau, serta terpilih sebagai Mahasiswa Berpres-

tasi 2 FMIPA UNP. Selain memiliki segudang prestasi, Ayi juga merupakan seorang aktivis yang saat ini berkecimpung dalam beberapa organisasi, baik di dalam maupun luar kampus. Organisasi yang diikutinya yakni Komunitas Menulis, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Biologi bidang Penalaran dan Keilmuan, Young Leader Padang Wilayah 1 Sumbar, Inspirator Indonesia Padang, Pusat Pengembangan dan Penelitian Mahasiswa (PPIPM) UNP, Unit Kegiatan Kerohanian (UKK) UNP, dan Forum Studi Islam (Forsia) Al-Kalam FMIPA. Ayi juga menyatakan bahwa sejak SMA, ia telah menoreh beragam prestasi seperti menjadi duta pelajar Islam sumbar dan menjadi delegasi rohis nasional di Cibubur tahun 2016. Bahkan jiwa aktivisnya telah muncul sejak memakai seragam abu-abu. Ia terlibat dalam berbagai organisasi seperti OSIS, Pramuka, dan Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Baru-baru ini, ia mendirikan sebuah komunitas peduli kebersihan pantai yang ia beri nama Darling Paga. Ia berharap nantinya komunitas ini bisa menjadi penggerak bagi masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan sekitar khususnya di sekitaran pantai. Ia juga menjadi bagian dari Komu-

nitas Menulis Ilmiah (KOMA) sebagai Member of Program and Development Division. Komunitas ini adalah wadah belajar kepenulisan ilmiah bagi generasi muda Indonesia. Ayi mengungkapkan bahwa semua prestasi yang diraihnya tersebut tidak luput dari rida Allah SWT, dukungan orang tua, sahabat, serta pihak-pihak yang senantiasa memberinya semangat. Di balik semua itu, ia sering mengalami kegagalan bahkan sampai jatuh sakit selama berhari-hari karena kesibukannya yang sangat padat. Ia juga sering mengorbankan waktu kuliahnya untuk mengikuti berbagai macam perlombaan di tingkat nasional. Namun, ia tidak pernah menyerah dan selalu berusaha bangkit. Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa setiap kesulitan yang kita keluhkan pasti ada jalan yang Allah berikan. “Kamu boleh saja gagal, kamu boleh saja menangis karena rintangan. Namun, kamu harus bisa bangkit dan bisa mengubah kegagalan menjadi sebuah keberhasilan,” ujarnya. Selain itu ia juga menyebutkan bahwa belajar itu penting dan diikuti mempelajari ilmu agama. “Jika belajar adalah ibadah maka prestasi adalah dakwah,” tutupnya. Aisyah Hamid* dan Ozza Syafrigo


OPINI

10

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

Berpikir Kritis Menanggapi Polemik Pemindahan Ibu Kota Negara Kebijakan pemerintah untuk memindahkan ibu kota negara Indonesia dari Jakarta ke Kalimantan Timur menuai pro dan kontra. Hal itu tidak terlepas dari dampak positif dan negatif yang ditimbulkan, sehingga membangun sudut pandang masyarakat yang berbeda-beda. Dengan demikian perlu adanya penjelasan yang objektif untuk membangun pemahaman masyarakat agar mereka mampu berpikir secara kritis. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Bambang Brojonegoro mengatakan bahwa pemindahan ibu kota negara sangat membantu meningkatkan pertumbuhan investasi di sektor rill. Investasi infrastruktur pembangunan akan mengangkat pertumbuhan di wilayah tersebut. Selain itu, perdagangan antar wilayah juga akan meningkat. Hal itu berkenaan dengan kebutuhan suplai bahan material pembangunan ke Provinsi Kalimantan Timur. Adapun salah satu daerah yang berpotensi meningkat yakni Sulawesi Selatan. dimana daerah ini merupakan daerah penghasil semen yang dibutuhkan untuk pembangunan ibu kota. Berseberangan dengan pendapat Bambang Brojonegoro, Development Of Economic And Finance atau Indef menemukan dampak negatif dari pemindahan ibu kota. Peneliti Indef, Rizal Taufikurahman mengatakan bahwa pemindahan ibu kota tidak cukup kuat dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi. Dari data hasil penelitian, jika ibu kota dipindahkan ke Kalimantan Timur tidak ada dampak pada peningkatan Pendapatan Domestik Bruto nasional atau 0 persen. Perbedaan pendapat yang terjadi dikalangan pembesar negara menimbulkan kebimbangan di masyarakat. Masyarakat menjadi bingung apakah harus mendukung kebijakan pemerintah atau menolaknya. Sebagian masyarakat menyetujui karena menganggap kebijakan ini dapat bermanfaat bagi kesejahteraan sosial, salah satunya mencegah pengangguran. Dimana dengan

adanya proyek pembangunan ibu kota, maka akan membutuhkan tenaga kerja yang besar. Selain itu, di Kalimatan Timur terdapat 180.000 hektar tanah yang siap dipergunakan untuk membangun ibu kota dengan kondisi lokasi yang cukup aman dari bahaya bencana alam. Melihat sisi positif tersebut sebagian masyarakat bersedia mendukung kebijakan pemerintah. Di sisi lain banyak masayarakat yang tidak menyetujui pemindahan ibu kota. Mereka cenderung melihat dampak negatif jika ibu kota dipindahkan ke Kali-

kota memerlukan beberapa atensi pokok seperti aspek sosial budaya, daya dukung lingkungan, aspek keamanan, dan sumber daya manusia. Jurnal tersebut juga membahas beberapa persiapan wilayah sebagai alternatif utama ibu kota. Pertama, kesiapan lahan pemukiman dan tata ruang wilayah kota. Ketika kawasan hutan atau non-hutan yang kemudian dirubah menjadi kawasan permukiman, maka wilayah tersebut akan didominasi oleh bangunan-bangunan dan tempat bermukim manusia atau wilayah tersebut beralih fungsi sebagai sebuah kawasan perkotaan. Kedua, kesiapan sumber daya manusia pendukung. Dimana kesiapan sumber daya manusia yang matang akan menentukan berhasil atau tidaknya berbagai

mantan Timur. Desain Grafis & Ilustrator : Dimana Kalimantan Mitha Melanie Putri merupakan wilayah yang menempati posisi ke dua setelah Papua sebagai wilayah dengan kawasan hutan terluas, yakni sebesar 26,6 hektar. Masyarakat khawatir nantinya akan mengorbankan alam Kalimantan Timur untuk pembangunan. Hal ini tidak hanya berdampak bagi Indonesia tetapi juga dunia, karena Kalimatan merupakan program pembangunan yang ada. Ketiga, paru-paru dunia. dinamika sosial dan kebudayaan. DinaDisebabkan persepsi masyarakat yang mika sosial budaya akan membentuk berbeda-beda, perlu pengkajian yang lebih sebuah karakter, sikap dan pandangandalam supaya paradigma yang terbangun pandangan sosial tertentu oleh masyamempunyai landasan yang kuat. Untuk rakat. Hal ini akan melahirkan persepsi itu hendaklah sebagai masyarakat yang masyarakat yang berbeda-beda mengenai bijak, kita harus berfikir secara rasional wacana pemindahan ibu kota. Keempat, aspek keamanan. Persoalan-persoalan dengan mengkaji dari berbagai pendekriminal di suatu wilayah akan mengkatan, salah satunya pendekatan teoritis. ganggu ruang publik dan mengurangi Dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh kelayakan suatu wilayah menjadi ibu kota. Nicodemus R Tom, salah satu dosen MagKelima, daya dukung lingkungan hidup. ister Administrasi Publik Universitas Kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah Muhammadiyah Palangkaraya menyemerupakan persoalan penting yang perlu butkan dalam wacana pemindahan ibu

Oleh Muhammad Andri Prima Mahasiswa Ilmu Sosial Politik TM 2017 dipertimbangkan. Lingkungan hidup yang kaya akan kawasan hutan serta kecil akan resiko banjir merupakan wilayah yang baik untuk dijadikan ibu kota. Dari kelima poin-poin tersebut dapat kita sesuaikan dengan kondisi Kalimantan Timur yang akan dijadikan ibu kota, tepatnya di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara. Pendekatan teoritis dapat mambantu kita berfikir secara kritis dalam menyikapi pro dan kontra mengenai pemindahan ibu kota negara Indonesia. Apakah pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur telah memenuhi unsur-unsur sebuah ibu kota baru. Jika belum, apa yang harus diperbaiki agar layak untuk dijadikan ibu kota. Jika sudah, bagaimana proses yang sebaiknya dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan pembangunan Dengan dilakukannya pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur, pemerintah tidak boleh begitu saja membiarkan Jakarta dalam kondisi yang buruk. Pemerintah harus adil dalam hal pembangunan di semua wilayah. Selain itu, pemerintah harus mempersiapkan modal finansial. Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan kerjasama yang kuat antara pemerintah dengan masyarakat, sehingga kebijakan mengenai pemindahan ibu kota negara dapat berjalan sesuai tujuan.

Hakikat dan Tantangan Dunia Pendidikan Indonesia Orisinilnya pendidikan itu wajib merujuk kepada upaya pencerdasan, pembentukan karakter, dan pengembangan kemampuan atau soft skills dalam konteks belajar yang dibersamai berproses serta akan selalu membingkai dan menjunjung tinggi hakikat kejujuran dalam prosedurnya. Karena dengan begitulah bingkai paripurna pendidikan modern dapat diraih. Melalui pendidikanlah tercipta aktor-aktor luar biasa yang secara langsung maupun tidak langsung akan terjun ke masyarakat, maka dari itulah pendidikan merupakan sektoral terpenting yang juga menjadi kunci utama dari lahirnya bibit-bibit unggul dalam upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia SDM bangsa dan negara. Tindak komersialisasi pendidikan yang banyak terjadi di dunia pendidikan Indonesia telah menjadikan pendidikan sebagai wahana kepentingan semata, dimana situasi yang jauh lebih mengutamakan paradigma pragmatis bahkan opurtunis (keuntungan) dalam perjalanannya, sehingga tolak ukur keberhasilan pendidikan sebagai proses humanis pencerdasan masyarakat tidak mampu lagi tercapai. Bahkan pendidikan telah menjadi sektoral provit oriented dan melupakan tugas pendidikan mendidik semua anak bangsa tanpa memandang kelas-kelas atau strata sosial. Sebagaimana hal ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 31 (1) yang menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat

pendidikan� dan jelas hal itu merujuk kepada seluruh warga negara umumnya, bukan hanya sebagian atau malah beberapa elemen warga negara saja. Terlebih di Indonesia, pengalokasian dana APBN untuk sektor pendidikan cukup besar namun belum efisien, karena amanat 20% dana APBN tersebut juga harus dibagi seperti halnya dibagi untuk kebutuhan Kemendikbud dan Kemenristekdikti. Ini jelas membagi klasifikasi pengalokasian dana yang tidak lagi efisien. Di sisi lain pun, Kementrian Keuangan (STAN), Kementrian Agama (Madrasah) juga menggunakan dana pendidikan tersebut guna keperluan pendidikan di bawah kementrian yang bersangkutan, sehingga ini menyebabkan tidak efisiennya jalan orientasi pendidikan sebagaimana yang diamanatkan UUD 1945. Walaupun demikian adanya, dana APBN untuk pendidikan yang setiap tahunnya meningkat seperti tahun 2019 yang mencapai 492,5 Trilyun harusnya bisa untuk dioptimalkan dengan lebih maksimal. Tentu ini akan sangat miris kalau kita melihat bagaimana kepentingan telah mencemari tujuan mulia dari pendidikan yang telah diongkosi semahal itu oleh pemerintah. Kejelasan tentang permasalahan komersialisasi pendidikan yang tidak kunjung dituntaskan oleh pemerintah seakan menambah beban permasalahan bangsa yang kian menggunung. Pada tupoksinya masing-masing, lembaga-lembaga kenegaraan dalam hal pendi-

dikan harusnya lebih mencermati pendanaan yang jelas dan tepat sasaran. Selain itu, pemerintah harus menetapkan regulasi yang jelas dan tegas terhadap tindak tanduk birokrat-birokrat yang bermain kepentingan. Prosedur realisasi target yang harus dikebut pemerintah dalam upaya meningkatkan taraf pendidikan anak bangsa yang juga wajib untuk diawasi oleh pemerintah sebagai supervisor kebijakan. Jelas permasalahan komersialisasi pendidikan hanya akan menguntungkan pihak-pihak yang bermain dalam kepentingan dan dampaknya akan sangat terasa di mana terjadi banyak permasalahan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Lemahnya kebijakan pemerintah serta penanganan hukum yang dapat mendistorsi swastanisasi pendidikan yang awalnya bertujuan mulia. Namun dalam perjalanannya dapat berubah menjadi upaya kepentingan semata yang menjadikan pendidikan sebagai barang mahal yang sulit untuk dijangkau masyarakat luas, diskriminasi, dan stigmatisasi pembedaan kelas sosial akan semakin jelas terpampang. Konsekuensinya, proses ini malah hanya akan memperburuk kualitas SDM di masa depan. Ideologi kapitalisme menjadi sumber ketimpangan sehingga terdapat pandangan bahwa orang yang memiliki kualitas adalah orang yang mempunyai kelimpahan material semata. Solusinya, pemerintah harus bisa dengan sigap mengawasi

Oleh Viggo Pratama Putra Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara TM 2017 jalannya kebijakan dalam bidang pendidikan di mana harus adanya proses pelaporan audit keuangan yang jelas dan transparan sehingga tidak mencemari pendidikan, penggunaan dana keuangan yang tepat sasaran, pemeriksaan rutin terdahap transaksi keuangan di seluruh lembaga pendidikan. Apakah itu oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli terhadap dunia pendidikan serta pengoptimalan beasiswa yang lebih gencar diadakan sebagai upaya serius pemerintah kepada rakyatnya dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara seperti yang tertuang dalam preambul pembukaan UUD 1945.


OPINI

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

11

Magang Guru, Teaching Factory dan Kompetensi Siswa Magang guru dapat meningkatkan relevansi kompetensi keahlian guru produktif dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di dunia usaha dan dunia industri saat ini. Guru dapat melihat secara nyata, kompetensi lulusan seperti apa yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia industri itu nantinya. Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diharapkan adalah orang-orang yang kompeten dan profesional di bidangnya. Mampu bersaing dengan calon-calon tenaga kerja lulusan sekolah lainnya. Soalnya, keberhasilan pendidikan kejuruan, diukur berdasarkan seberapa banyak lulusan dapat bekerja di dunia usaha dan dunia industri maupun berwirausaha mandiri. Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) di dunia usaha dan industri sering berjalan lebih cepat daripada perkembangan Iptek yang ada di SMK itu sendiri. Hal ini menyebabkan kompetensi keahlian yang diajarkan di SMK sering mengalami kesenjangan dengan kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri sehingga lulusan SMK belum siap bekerja saat mereka lulus. Untuk mengatasi kesenjangan ini, SMK harus mengirimkan peserta didiknya melalui program praktik kerja lapangan (PKL) ke dunia usaha dan dunia industri dimaksud agar peserta didik mendapat pengalaman kerja yang sesuai dengan standar kerja. Bagi guru, salah satu cara untuk mengatasi kesenjangan itu, yakni dengan memberi kesempatan pula kepada guru bidang studi keahlian di SMK untuk magang di dunia usaha dan industri yang relevan dengan kompetensi yang diajarkan atau mendatangkan staf ahli sebagai guru tamu dari dunia usaha dan industri yang ada. Hal ini untuk memberikan bimbingan kepada guru-guru produktif di sekolah tanpa guru tersebut meninggalkan sekolah. Pada kenyataannya, masih banyak guru SMK yang belum memiliki penga-

laman magang di dunia usaha dan industri sehingga kompetensi yang diajarkan ada yang belum sesuai dengan kebutuhan kompetensi di dunia usaha dan industri itu sendiri. Padahal, magang guru itu sangat banyak manfaatnya bagi guru, apalagi bagi seorang guru produktif di SMK. Dengan demikian, guru dapat mengetahui kompotensi mana yang harus dipertajam dalam pembelajaran agar dapat melahirkan peserta didik yang kompeten sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan. Dalam hal ini guru bisa memulainya dari langkah pertama, yaitu

pelajari kompetensi tersebut sehingga peserta didik bisa kompeten serta dapat mengaplikasikannya di dunia usaha atau dunia industri setelah tamat nantinya. Magang guru dapat menambah pengetahuan dan keterampilan yang mendukung guru produktif SMK untuk lebih aktual pada saat mengajar dan memperoleh gambaran bagaimana prosedur kerja di dunia usaha atau dunia industri. Bila guru melaksanakan magang, artinya guru bukan saja melihat prosedur kerja, namun juga ikut terlibat dalam mengerjakan tugastugas sebagaiOleh Rudi Nofindra mana karyawan Mahasiswa Program Doktor Ilmu Pendidikan (pekerja) lainUniversitas Negeri Padang Ilustrator : Ahmad Fadhllah B* nya. Guru tidak dari guru yang punya pengetahuan, mengiraGrafis : Mitha Melanie Putri lagi punya wawasan serta terampil dengan ngira apa dan kompetensi yang diajarkan. bagaimana sebeMagang guru juga dapat menambah narnya untuk wawasan guru produktif SMK untuk m e n c a p a i merintis pengembangan teaching factory. kompetensi yang Pelaksanaan teaching factory dapat medibutuhkan peningkatkan kompetensi dan jiwa kewiraserta didik terusahaan siswa di sekolah. sebut. Teaching factory merupakan model Kemudian pembelajaran dimana siswa secara langguru akan sung melakukan kegiatan produksi, baik dapat meberupa barang atau jasa di dalam lingngatasi masalah jika terjadi sesuatu kungan pendidikan sekolah. Barang atau dalam mengerjakan tugas karena ada jasa yang dihasilkan memiliki kualitas instruktur yang membimbing guru dalam sehingga layak jual dan diterima oleh melaksanakan pekerjaan. Mungkin, selamasyarakat atau konsumen. Teaching facma ini guru menggali pengetahuan dan tory di SMK bertujuan untuk menghasilkan keterampilan hanya dengan membaca lulusan yang profesional di bidangnya, buku atau literatur yang membuat guru meningkatkan kualitas pembelajaran mengkhayalkan yang akan disampaikan melalui wahana belajar sambil berbuat kepada siswa. (learning by doing). Pembelajaran dengan Kadang-kadang guru ragu-ragu pendekatan ini akan menumbuhkan jiwa dalam mentransfer ilmu kepada siswa entrepreneurship bagi siswa. Selain bertujuan karena belum melihat dan melakukan untuk meningkatkan kompetensi siswa, yang sebenarnya terjadi di lapangan. barang dan jasa yang dihasilkan dari Dengan ikut terlibatnya guru dalam kegiatan teaching factory juga harus dapat menganalisis Standar Kompetensi dan proses pengerjaan kompetensi yang diditerima oleh masyarakat atau konsumen. Kompetensi Dasar yang akan dipelajari. inginkan, membuat guru bertambah Produk maupun jasa yang dihasilkan harus Kemudian indikator apa saja yang wawasanya dan leluasa, percaya diri, memiliki kriteria yang layak jual, sehingga harus dilakukan untuk mencapai kommudah dalam mengambil keputusan dalam mengajar. Mudah dalam penyampaian dapat menghasilkan nilai tambah untuk petensi dasar dan standar kompetensi materi, terampil dalam menyelesaikan sekolah. Keuntungan yang didapatkan tersebut. Berikutnya, guru dapat merankompetensi, tidak perlu mengkhayal lagi. dipergunakan untuk menambah sumber cang persiapan mengajar dan mengatur Tidak perlu mengira-ngira lagi karena sudah pendapatan untuk membiayai kegiatan strategi serta metode pembelajaran yang ada fakta yang disampaikan kepada peserta pembelajaran di sekolah. Dengan adanya cocok untuk diberikan kepada peserta didik. Peserta didik pun merasa senang dan teaching factory membuat sekolah akan didik. Hal ini agar peserta didik dapat mudah menyerap ilmu dan keterampilan lebih maju. dengan mudah memahami dalam mem-

KOLOM

Seks Bebas yang Menjadi Gaya Hidup Zaman sekarang berpacaran menjadi suatu hal yang sangat lazim dilakukan. Bahkan itu telah menjadi tren yang digandrungi oleh muda-mudi dan kita tidak dapat menyangkal bahwa kasus hubungan seks di luar nikah salah satu faktornya adalah berpacaran yang bisa dikatakan telah melewati krisis moral dan etika. Adapun yang dapat dikatakan sebagai kegiatan seks tidak hanya berkaitan dengan hubungan intercourse sexual melainkan juga diikuti dengan aktivitas berpegangan tangan, berpelukan, dan berciuman. Hal ini merupakan suatu tahapan kegiatan seksual yang tidak bisa dipungkiri akan dapat menghantarkan seseorang kepada tahap intercourse sexual atau yang juga dikenal dengan hubungan seksual. Remaja tidak semestinya menjajaki hubungan ini akan mempengaruhi kondisi mental dan psikologis. Tentu kita sepakat bahwa hubungan seks diluar pernikahan bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat. Survei yang dilakukan oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak bersama dengan Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa 62,7 persen remaja Indone-

sia telah terlibat dalam hubungan seks di luar nikah. Angka ini merupakan fakta yang memprihatinkan sebab remaja berada pada tahap perkembangan emosi yang masih belum stabil dan karenanya hubungan seksual yang dilatarbelakangi oleh kontrol emosi dan nafsu yang tidak stabil akan berdampak buruk pada pengembangan perilaku menyimpang. Banyak faktor yang melatarbelakangi tingginya angka kasus seks bebas, salah satunya adalah lingkungan. Lingkungan berperan penting dalam tahap perkembangan pribadi dan sosial remaja. Perkembangan zaman yang dibarengi dengan kebebasan dan terbukanya berbagai paham di era digital ini menyebabkan seks bebas dianggap hal yang biasa. Hal itu dapat kita saksikan lewat lagu-lagu yang membebaskan adanya ekspresi seks, tontonan film yang terpapar pornografi, dan media sosial. Apa yang didengar dan disaksikan menjadi sebuah pembiasaan yang dapat mengarahkan seseorang pada perilaku seksual yang menyalahi nilai dan norma, sehingga tak heran bila kita lihat seks bebas menjadi sebuah paham yang disandingkan dengan hak asasi manusia yang tidak bisa dirampas

keberadaannya. Bukan tanpa alasan kita tidak menyetujui seks bebas, tapi banyak dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari hubungan seks di luar pernikahan. Resiko terserangnya penyakit menular seksual sangat tinggi bagi mereka yang melakukan hubungan seks dengan bebas. Bagi wanita, dampak buruk sangat banyak terjadi diantaranya adalah banyaknya kehamilan yang berpeluang meningkatnya kasus aborsi yang mengancam keselamatan jiwa dan fisik. Perlunya pemahaman yang tepat bahwa seks bebas merupakan sebuah perbuatan asusila. Seks bebas tidak semestinya dinikmati sebagai sebuah kebutuhan yang menjadikannya gaya hidup yang wajar. Seks bebas menentang nilai dan norma yang berlaku. membawa dampak buruk yang nyata, merusak lingkaran dan tatanan perkembangan kehidupan remaja. Sebab hubungan seks yang pernah dilakukan di luar pernikahan dapat menjadi sebuah candu untuk terus dilakukan, memperbesar terjadinya kejahatan seksual yang membawa trauma bagi korban yang tak menginginkannya. Peran orang tua sebagai kontrol anak

Oleh Rahma Livia Mahasiswa Psikologi TM 2017 dalam berperilaku harus memperhatikan pentingnya edukasi seks untuk dibicarakan. Menganggap tabunya seks sebagai edukasi yang diberikan kepada anak akan membawa anak pada kebingungan dan kesalahpahaman dalam memahami seks dalam konteks yang setepatnya. Edukasi seks dapat mencegah anak pada perilaku menyimpang apabila diberikan dengan sebijak mungkin.


FOTO

12

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

Wisata Religi Miniatur Makkah

Tugu Alqur an : Salah seorang sedang berjalan di depan Tugu Alquran Raksasa. Saat memasuki Alquran pintu gerbang miniatur Makkah, kita akan langsung disambut Tugu Alquran Raksasa di Miniatur Makkah tersebut, Minggu (15/12). f/Hega

Jembatan Jembatan: Salah satu miniatur di Miniatur Makkah yaitu jembatan yang mempunyai tiga tugu. Tugu tersebut sebagai tempat melempar jumrah bagi umat muslim di Miniatur Makkah, Minggu (11/12). f/Hega

Miniatur Makkah berada di Sungai Lareh, Lubuk Minturun Kota Padang. Miniatur Makkah yang merupakan tempat wisata religi ini dapat membuat pengunjung seolah-olah berada di tanah suci dengan berbagai bentuk bangunan yang mirip dengan bangunan di Makkah. Suasananya sejuk karena berada di hamparan bukit. Selain itu, Miniatur Makkah ini juga menjadi tempat objek wisata yang mengedukasi karena pengunjung bisa menemukan berbagai miniatur mini Makkah, antara lain tugu Al-quran raksasa, terowongan Mina, jembatan dengan tiga tugu, dan batubatu besar yang bertuliskan nama-nama tempat di Makkah. Miniatur Makkah ini mulai berdiri sejak 13 Desember 2000. Awalnya tempat tersebut didirikan untuk manasik haji dan pada akhirnya berkembang menjadi objek wisata. Miniatur Makkah tersebut buka dari pukul 08.00-18.00 WIB. Pengunjung yang datang cukup membayar sumbangan kebersihan lingkungan Rp10.000 per orang. Di tempat itu juga terdapat sebuah masjid bernama Masjid Nur Zikrillah. Masjid tersebut digunakan untuk manasik haji dan beribadah serta terdapat miniatur Kakbah di dalamnya. Namun, masjid ini hanya dibuka pada saat beribadah saja. Maka pada edisi kali ini, fotografer Ganto mengabadikan lima tempat yang dapat dinikmati pengunjung di Miniatur Makkah.

Mengamati Mengamati: Salah seorang pengunjung sedang mengamati batu-batu yang bertuliskan nama-nama tempat di Makkah. Batu itu terletak di hamparan bukit di Miniatur Makkah, Rabu (11/12). f/Hega

Berdiri : Pengunjung sedang berjalan menuju terowongan Mina di Miniatur Makkah, Rabu (11/12). f/Hega

Kakbah : Beberapa pengunjung sedang berdiri di depan miniatur Kakbah. Miniatur tersebut terletak di dalam Masjid Nur Zikrillah di Miniatur Makkah, Minggu (15/12). f/Hega


TEROPONG

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

13

Apa Kabar Asrama Putri Patenggangan Sejak berakhirnya program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal, (SM3T) pada Akhir 2018 lalu, asrama putri Universitas Negeri Padang (UNP) yang terletak di jalan Patenggangan terlihat kosong. Banyak pihak yang menyayangkan asrama tersebut dibiarkan kosong. Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2018, Nisa Fitria Ningsih mempertanyakan mengapa asrama tersebut dibiarkan kosong begitu saja. Nisa menambahkan bahwa percuma saja jika gedung yang telah ada namun dibiarkan begitu saja. Ia menyarankan agar dialihfungsikan untuk ditempati oleh mahasiswi dari jalur bidikmisi ataupun mahasiswi kurang mampu. “Maka hal tersebut pasti akan sangat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan,” ujarnya, Jumat (18/10). Senada dengan Nisa, anggota Pemberdayaan Perempuan Badan Eksekutif Mahasiswa KM UNP, Feby Arinda menambahkan seharusnya asrama itu diurus dan dibersihkan lagi. Ia me-

lanjutkan alangkah baiknya asrama tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa pogram SM3T, tapi juga diisi oleh mahasiswa baru dan mahasiswa kurang mampu. “Atau bisa dijadikan wisma putri,” ujarnya, Selasa (22/10). Asisten Dosen Jurusan Geografi UNP, Nola Aprilia Sukhaimi, S.Pd, M.Pd., juga menyampaikan hal yang sama. Ia menyatakan bahwa sangat disayangkan bila bangunan sebesar itu dibiarkan kosong dan tidak digunakan. Ia menyatakan jumlah mahasiswa UNP ini 40 ribu lebih dan tidak semuanya berasal dari ekonomi bagus dan sebaiknya dapat digunakan bagi mereka yang kurang mampu yang dibiayai oleh UNP. “Sehingga meringankan biaya pengeluaran mereka,” ujarnya Senin (28/10). Satpam yang sedang tugas berjaga di asrama, Aidil Adha mengatakan bahwa gedung asrama tersebut saat ini memang kosong. Menurutnya asrama tersebut kosong dikarenakan telah berakhirnya program SM3T pada akhir 2018 lalu. Ia sendiri mengatakan tidak mengetahui bagaimana kelanjutan gedung asrama ini karena tidak adanya pemberitahuan kepada

Asrama Asrama: Kondisi asrama putri Universitas Negeri Padang (UNP) usai berakhirnya Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal pada Akhir 2018 lalu yang terletak di jalan Patenggangan-Parupuk Tabing, Rabu (4/12). f/Hega

pihak pengamanan UNP. “Kami hanya ditugaskan untuk menjaga saja,” ujarnya, Jumat (20/10). Menanggapi hal tersebut Kasubbag Rumah Tangga UNP, Endri, S.T., menyatakan bahwa

saat ini asrama putri di jalan Patenggangan tersebut sedang direnovasi, bukan dibiarkan kosong begitu saja. Ia melanjutkan bahwa saat ini asrama tersebut dalam proses pengajuan. Endri

melanjutkan terkait dana untuk renovasi asrama putri ini didapat dari Dinas PUPR. “Sedangkan penempatannya menunggu putusan dari atasan,” ujarnya, Rabu (4/12). Widia*, Aminah

Transparansi Keuangan TOEFL Nilai TOEFL merupakan salah satu syarat yang ditetapkan Universitas Negeri Padang (UNP) untuk wisuda. Oleh karena itu mahasiswa diwajibkan memiliki skor TOEFL minimal 400. Untuk sekali tes, mahasiswa UNP membayar Rp50.000. Jika tidak mencukupi, maka harus mengulang ujian serta membayar kembali sampai mencapai target. Menanggapi hal tersebut, mahasiswa Jurusan Tata Busana TM 2015, Sari Nurhadini menyatakan bahwa sistem penilaian tes TOEFL di UNP membingungkan. Selain itu ia juga mengatakan bahwa biaya skripsi yang besar membuat mahasiswa terbebani. Ia juga mempertanyakan alokasi dana TOEFL itu digunakan untuk apa karena banyak mahasiswa yang mengulang beberapa kali. “Mahasiswa menjadi

terkendala menghadapi wisuda,” ujarnya, Kamis (17/10). Senada dengan Sari, Mahasiswa Jurusan Manajemen Pajak TM 2016, Vinia Pranadilla juga mengungkapkan kebingungannya terhadap sistem penilaian yang ada di UNP lantaran banyaknya mahasiswa yang gagal berulang kali mengikuti tes TOEFL. “Bagaimana sistem penilaiannya tidak mengerti dan kenapa banyak yang gagal tes hingga berulang

kali,” ucapnya, Jumat (18/10). Mahasiswa Jurusan Psikologi TM 2017, Windy Annisa menyarankan UNP perlu mengubah sistem tes TOEFL. Misalnya menyediakan kursus TOEFL agar mahasiswa memiliki persiapan yang baik, karena gagal tes TOEFL yang berulangkali menyebabkan mahasiswa menjadi terkendala dalam menghadapi wisuda serta pengeluaran yang banyak. “Perlu memberikan kursus TOEFL untuk persiapan mahasiswa dalam mengantisipasi kegagalan yang berulang” ujarnya, Sabtu (19/10). Ketua Jurusan Psikologi, Farah Aulia, S.Psi, M.Psi, Psikolog., saat ditemui Ganto menyatakan bahwa tes TOEFL sebagai syarat lulus merupakan kewajiban yang harus diikuti oleh

mahasiswa. Menurutnya hal tersebut menjadi tantangan bagi mahasiswa untuk mengusahakan hasil yang sesuai dengan standar lulus tes TOEFL. “Tidak ada salahnya bagi mahasiswa untuk mengikuti kursus apabila kesulitan dalam bahasa Inggris,” ujarnya, Jumat (1/11). Menanggapi hal tersebut, Kabag Keuangan, Yunardi, S.Pd., menyatakan bahwa terkait mahasiswa yang gagal mengikuti tes TOEFL dan pembayarannya merupakan urusan UPT Bahasa. Namun, lanjut Yunardi, peruntukan uang TOELF sendiri masuk dalam kategori penerimaan UNP. Ia menyatakan bahwa yang termasuk dalam penerimaan UNP sebagai Badan Layanan Umum (BLU) terdiri atas uang kuliah mahasiswa, uang sewa pemakaian

gedung, bonus kerjasama antar dosen UNP dengan pihak luar, serta TOEFL sendiri. “Uang TOEFL tidak terpisah dari penerimaan lainnya,” ujarnya, Rabu (13/11). Selain itu, Yunardi juga menyatakan dari berbagai sumber penerimaan itu digunakan untuk berbagai pengeluaran UNP. Diantaranya pengeluaran untuk perjalanan dinas, untuk pemeliharaan bangunan serta pembayaran honor dosen yang mengajar melebihi 16 kali pertemuan sesuai yang dijadwalkan. Ia juga menambahkan bahwa semua pengeluaran UNP harus sesuai dengan dipa petikan yang sudah dianggarkan. “Apabila penerimaan berlebih, maka akan disimpan untuk anggaran tahun depan” tutupnya. Rahma*, Hega

KILAS

At ap Boc or: Sejumlah mahasisa sedang berjalan di sekitar atap yang bocor. Di bawah atap Atap Bocor: terlihat ember untuk menampung air yang menetes dari atap tersebut di lantai 2 Gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Padang, Jumat (22/11). f/Hega

Jalan: Terlihat beberapa mahasiswa dan tukang ojek di area jalan rusak di antara gedung Pascasarjana Universitas Negeri Padang (UNP) dan Fakultas Ilmu Pendidikan UNP, Jumat (22/11). f/Hega


FEA TURE FEATURE

14

September-Oktrober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

Sisi Lain Rumah Puisi Taufiq Ismail Di bagian luar nampak banyak puisi dari sastrawan kenamaan Indonesia di pajang. Sementara itu di dalam Rumah Puisi Taufiq Ismail terlihat banyak sekali buku-buku dan puisi-puisi yang dipajang di dinding ruangan. Koleksi buku di rumah puisi ini lebih dari 8000 buku, setengah dari koleksi buku Taufiq Ismail masih berada di kediamannya di Jakarta. Oleh Muhamad Afdal Afrianto* Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2018 Pagi itu, Minggu (29/9) cuaca kurang bersahabat, kabut mengelilingi suasana Rumah Puisi Taufiq Ismail ketika Ganto bersama rombongan peserta Pelatihan Keterampilan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PKJTLN) 2019 datang berkunjung ke tempat wisata edukasi tersebut. Berlokasi di Jalan Raya Padang Panjang-Bukittinggi, Aie Angek, Sapuluah Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Setibanya di sana, kami disuguhkan dengan lingkungan yang sangat asri, hamparan sawah yang hijau, serta pemandangan gunung Singgalang dan Gunung Merapi yang terletak di arah barat Rumah Puisi Taufiq Ismail, sehingga tidak lupa kami mengabadikan momen tersebut. Rumah puisi ini mulai didirikan pada tahun 1998 dengan bermodalkan uang yang diperoleh Taufiq Ismail dari hadiah sastra Habibie Award 2007 sebesar US$ 25.000 atau setara Rp200 Juta. Hadiah tersebut semuanya digunakan untuk membangun rumah puisi. pembangunan ru-

mah puisi ini adalah impian Taufiq Ismail saat ia kecil. Selain itu, hal istimewa dari pembangunan rumah puisi ini adalah bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke55 tahun. Pada ulang tahunnya itu, ia juga meluncurkan sebuah karya yang diberi judul Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit. Bukunya itu laris manis, sehingga seluruh hasil penjualan karyanya itu ditujukan untuk menambah biaya pembangunan rumah puisi. Asal usul diberi nama rumah puisi sendiri dikarenakan di rumah ini banyak karya sastra yang mencangkup sajak, cerita pendek, novel, naskah drama, dan esai. Semuanya memiliki keindahan puitik masing-masing, memiliki keindahan. Oleh sebab itulah digunakanlah istilah puisi sebagai kata sifat bersama dan payung dari seluruh istilah karya sastra. Selain itu juga terdapat hasil penelitian tentang budaya membaca yang ada di Indonesia, ini sebagai bukti minimnya budaya membaca di Indonesia.

Mengamati: Seorang pengunjung berada dirumah puisi Taufiq Ismail dan sedang melihat pesona alam yang berada di sekeliling rumah puisi tersebut, minggu (29/9). f/Afdal*

Walaupun namanya rumah puisi, bukan berarti kegiatannya semata-mata berkaitan dengan untaian puisi saja. Di sini juga merangkum seluruh aktivitas yang bersangkutan dengan literasi yang ada di Indonesia ataupun dunia. Di rumah puisi ini juga diadakan pelatihan pembacaan puisi dan kepenulisan yang diadakan satu kali dalam satu minggu. Jika beruntung, kita bisa bertemu dengan sastrawan legendaris ini, karena beliau selalu berkunjung sekali sebulan

ke rumah puisi ini. Taufiq Ismail sendiri adalah putra Minangkabau yang lahir di Bukittinggi, 25 Juni 1935. Masa kanak-kanak Taufiq Ismail banyak dihabiskan di daerah Pekalongan, Jawa tengah. Hal tersebut karena ia mengikuti orang tuanya. Taufiq Ismail merupakan mahasiswa tamatan di Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan Universitas Indonesia (sekarang IPB) tahun 1963. Namun ia sudah suka membaca dan menulis sejak kecil. Ini ter-

bukti di setiap minggu selalu ada buku baru yang dibaca, apalagi ketika ayahnya pergi ke pasar. Tulisannya pun banyak diabadikan di surat kabar. Tujuan Taufiq Ismail sendiri mendirikan rumah puisi bukan semata-mata sebagai tempat meletakkan koleksi bukubukunya saja. Namun ada keprihatinan terhadap generasi emas yang dimiliki Indonesia saat ini. Generasi yang tidak terbiasa dengan membaca atau budaya literasi.

Mengenal Istana Maimun Istana Maimun merupakan destinasi wisata populer di kota Medan yang terletak di tengahtengah kota serta memiliki desain arsitektur yang megah. Hal ini sangat memungkinkan istana menarik minat pengunjung. Tidak hanya wisatawan dalam negeri, wisatawan mancanegara pun turut meramaikan ikon kota Medan ini.

Istana: Bentuk tampak depan Istana Maimun yang merupakan salah satu ikon wisata Kota Medan, Senin (14/10). f/Akbar

Oleh Mitha Melanie Putri Mahasiswa Teknik Pertambangan TM 2017 Senin (14/10), kira-kira pukul sembilan pagi setelah menempuh setengah jam perjalanan dari penginapan BP-PAUD Medan, kami tiba di Istana Kesultanan Deli. Pemandangan yang pertama kali disuguhkan adalah hamparan halaman istana yang cukup luas sejauh mata memandang. Tak luput turis-turis berkulit putih yang keluar masuk dari istana tersebut. Untuk memasuki Istana Maimun kita perlu menaiki anak tangga terlebih dahulu, karena bangunan ini memiliki pondasi tinggi persis gaya bangunan tradisional melayu. Di sana kami ditemani oleh seorang tour guide bernama Tengku Mohar. Menurut penuturannya, bangunan Istana Maimun terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian sayap kanan, bagian sayap kiri, dan bagian tengah. Total ruangan ketiga bagian ini adalah 30 ruangan. Bagian tengah istana Maimun terdapat ruangan yang cukup luas. Tepat di sebelah

kanan ketika memasuki ruangan tersebut terdapat tempat tahta Sultan Deli. Tempat tahta tersebut terlihat berbeda dari yang pernah kita ketahui pada umumnya. Raja akan duduk bersila di atas tahtanya, tanpa kursi singgasana yang biasanya terbuat dari emas dan terlihat megah. Selain itu, di ruangan tengah tersebut kita juga dapat menjumpai lukisan-lukisan serta foto-foto sultan-sultan Deli dari periode awal sampai sekarang yang berjejer di dinding sebelah kiri dan kanan dari kursi tahta. Kesultanan Deli merupakan kesultanan pendiri Istana Maimun, yakni pada masa Sultan Deli IX, tepatnya 26 Agustus 1888 dimulainya pembangunan istana tersebut. Hal yang sangat menakjubkan ketika mendengar penuturan Tengku Mohar bahwa pembangunan istana seluas kurang lebih 2700 meter persegi ini hanya memakan waktu tiga tahun. Lebih lanjut, Tengku Mohar menjelaskan periode kesultanan

di Istana tersebut. Berawal dari Sultan Deli IX, yaitu Sultan Ma’moen Al Rasyid. Pada saat itu pemerintahan masih berbentuk kesultanan. “Karena perkembangan zaman bentuk pemerintahan sudah berubah. Tepatnya pada masa kepemimpinan Sultan Deli XI, Sultan Azmy Perkasa Alam Alhaj kesultanan Deli hanya sebatas menjadi kepala adat,� jelasnya. Setelah Sultan Deli XI wafat, kepemimpinan dilanjutkan oleh Sultan Deli XII sampai akhirnya pada kepemimpinan Sultan Deli XIV yang memimpin hingga sekarang. Kisah diangkatnya Sultan Deli XIV ini cukup menarik minat untuk mendengarkan cerita Tengku Mohar dengan saksama. Berawal dari Kisah Sultan Deli XIII yang merupakan seorang tentara angkatan darat

pada masanya. Beliau wafat pada umur tiga puluh sembilan tahun dalam kecelakaan pesawat CN235 yang ditumpangi bersama dua rekan TNI lainnya pada 21 Juli 2005. Oleh karena itu, kepemimpinan dialihkan pada anak sulungnya. Sultan Deli XIV ini naik tahta sejak 23 Juli 2005 ketika berusia tujuh tahun. Pada saat itu ia masih bersekolah di sebuah Sekolah Dasar di Jawa Barat. Hal tersebut menjadikannya sebagai Sultan Deli termuda sepanjang sejarah kesultanan. Apabila dilihat pada bagian langit-langit ruang tahta tersebut, kita mendapati langitlangit ruangan berornamen gaya Persia. Kata Tengku Mohar, ornamen-ornamen tersebut masih terjaga keasliannya. Disebabkan sudah menjadi des-

tinasi wisata, tak heran jika kita menjumpai para pedagang pernak-pernik dan jasa penyewaan baju bergaya sultan di ruangan tengah tersebut. Kita juga dapat berpoto sambil mengenakan baju kesultanan tersebut sambil duduk di kursi tahta yang telah disediakan di bagian belakang bangunan istana tersebut. Selain itu, beberapa perabotan juga merupakan perabotan lama yang masih awet dari awal berdirinya istana tersebut. Seperti kipas angin berwarna hitam yang tergantung kokoh di langit-langit ruang tengah, beberapa sofa, peralatan dapur seperti piring dan mangkok, serta senjata-senjata tradisional yang dipajang di dinding ruangan depan sebelum memasuki ruang tahta.


September-Oktrober Edisi No.212/Tahun

2019 XXX

15

TELUSUR

Kuburan Panjang dan Cerita Sejarah di Baliknya Kuburan panjang merupakan salah satu destinasi wisata di Pulau Angso Duo, Kota Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar). Kuburan yang terletak tidak jauh dari bibir pantai ini kerap ramai dikunjungi wisatawan, baik yang berziarah maupun yang sekedar penasaran dengan bentuknya, khususnya oleh masyarakat Sumbar sendiri. Oleh Julia Fitri Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2016 Disebabkan oleh kepopulerannya di telinga masyarakat, Ganto mencoba melihat langsung ke lokasi kuburan tersebut. Keberangkatan kru Ganto dari Padang ke Pariaman menggunakan kereta api keberangkatan pertama dan tiba di pantai Gondoriah, Pariaman sekitar pukul 11.15 WIB. Setelah sampai di pantai Gondoriah, perjalanan Ganto lanjutkan dengan menggunakan kapal menuju Pulau Angso Duo yang memakan waktu kurang lebih 20 menit. Sesuai dengan namanya, Kuburan Panjang memiliki ukuran yang lebih panjang dari ukuran kuburan pada umumnya. Panjang kuburan itu kurang lebih 4,5 meter dengan dikelilingi pagar besi untuk menjaga kelestariannya. Oleh sebab itulah kuburan tersebut dinamakan Kuburan Panjang, memang karena ukurannya yang panjang. Di bagian kepala dan kaki kuburan terdapat sebuah batu besar layaknya prasasti RAGAM

di masa silam. Menurut penuturan penjaga kuburan, Edi (50) bahwa kedua batu itu sudah ada juga di sana, tidak tahu siapa yang meletakkannya. “Termasuk juga cangkang kerang besar itu juga sudah ada dari dulunya, kadang sengaja diisi air kadang juga terisi sendiri ketika hujan turun,” ujar Edi, Minggu (13/10). Edi menuturkan bahwa kuburan tersebut adalah kuburan Syeh Muhammad Nasir yang biasa dipanggil Katik Sangko. Ia merupakan Keturunan Mesir, Arab Saudi yang tinggal di Padang Sago, Pariaman. Katik Sangko merupakan ulama yang sangat disegani oleh masyarakat dan berperawakan tinggi. Sebagai seorang tokoh masyarakat, Katik Sangko memiliki banyak murid di Madrasah Alquran miliknya. Selain menjadi guru, Katik Sangko juga ahli dalam pengobatan. Ia mengobati berbagai jenis penyakit masyarakat menggunakan cara tradisional

Ziarah Ziarah: Beberapa orang pengunjung melakukan ziarah ke Kuburan Panjang yang merupakan makam Syeh Muhammad Nasir di Pulau Angso Duo, Pariaman, Minggu (13/10). f/Nisrina*

dengan perantara ayat-ayat dalam kitab suci Alquran. Menurut cerita, dulunya pada tahun 1702 Katik Sangko dikebumikan di Padang Sago. Beberapa waktu kemudian, kuburan itu hanyut menuju Pulau Angso Duo dengan diiringi oleh dua ekor angsa peliharaan Katik Sangko. Peristiwa sejarah ini pun menjadi cikal bakal melekatnya nama Pulau Angso Duo pada pulau ini. Masyarakat yang saat ini bermukim di Pulau Angso Duo merupakan warga transmigrasi setelah pulau ini

ditemukan. Kuburan Panjang Katik Sangko ini menjadi tempat ziarah bagi masyarakat Pariaman dan sekitarnya karena kepercayaan mereka pada cerita masa lalu. Menurut penuturan salah seorang tetua kampung, Tani (70) bahwa masyarakat sekitar pulau sering berziarah dan meminta doa di Kuburan Panjang tersebut. Selain itu, air yang ada dalam cangkang kerang itu juga kerap digunakan sebagai alternatif pengobatan, pembuka pikiran, dan penambah semangat

hidup. “Itulah cara warga mengagungkan Katik Sangko sebagai seorang ulama di masa silam,” tuturnya Menurut penuturan Tani, Kuburan Panjang dibangun pada masa pemerintahan Mukhlis yang baru dipugarkan sekitar sepuluh tahun yang lalu dan kemudian menjadi salah satu destinasi wisata Pulau Angso Duo. “Dulu hanya ada satu-dua kuburan di sekitar sini, tapi sekarang sudah banyak dan beberapa kuburan itu adalah makam penduduk luar pulau.” ujar Tani.

KKL Tematik Jurusan Geografi TM 2016 “Geologi Cekungan Bandung Provinsi Jawa Barat” Oleh Andrio Saputra Mahasiswa Geografi NK TM 2016 Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Tematik merupakan mata kuliah wajib di Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Padang (UNP). Mata kuliah ini diperuntukkan bagi prodi non-kependidikan pada semester 7. KKL Tematik tahun ini dilaksanakan di Kabupaten Bandung dan Kota Bandung, Jawa Barat pada 8–14 Oktober 2019. Diikuti sebanyak 112 mahasiswa dan 14 dosen Jurusan Geografi. Kegiatan KKL Tematik kali ini bekerjasama dengan Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (UNPAD) sebagai bentuk MoU. Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami ilmu geografi dan geologi Cekungan Bandung berdasarkan permasalahan yang muncul serta pengaplikasian teori yang telah dipelajari. Selasa pagi, 8 Oktober 2019 rombongan berangkat menuju Bandara Internasional Minangkabau menggunakan bus UNP. Pukul 12.40 WIB kami sampai di Bandara Intenasional SoekarnoHatta dan dilanjutkan menuju Kabupaten Bandung menggunakan bus Pariwisata dan sampai di penginapan daerah Ciparay Bandung. Saat di penginapan peserta bersiap untuk pembekalan materi dan pengenalan staf pendamping lapangan yang berasal dari Fakultas Teknologi Geologi UNPAD dari jam 21.00-22.30 WIB. Pada hari pertama kegiatan

dilaksanakan di beberapa titik, lokasi pertama di Gunung Bukitcula. Di sana kelompok saya berkesempatan mempelajari tentang batuan beku andesit. Lokasi kedua di jalan Tugu Kulalet, kami mencoba mengukur kekar batuan di daerah tersebut. Masih tergolong batuan beku dengan jenis ultrabasa berwarna abu-abu terang, tekstur kasar dengan struktur feneritik kasar, tingkat batuannya adalah kristalisasi kristalin dan mengandung mineral dan piroksen. Lokasi ketiga dengan kajian singkapan berada di sekitar area bukit dan dampaknya terhadap bencana longsor dan banjir pada kawasan di sekitarnya. Saya pun berkesempatan mewawancarai salah seorang warga, dari penuturannya di sini pernah terjadi banjir tapi tidak parah. Pada hari kedua saya mengikuti dua kajian yaitu kawasan hulu Sungai Citarum dan daerah Geotermal di wilayah Kabupaten Bandung. Menurut penjelasan dosen UNPAD, dulunya hulu sungai Citarum merupakan tempat bersemedi Adipati Ukur yang menjabat sebagai Bupati Ukur yang berada di wilayah Bandung Selatan. Di sini terdapat tujuh sumber mata air yaitu mata air Pangsiraman, Cikolebere, Cikawadukan, Cikahuripan, Cisadana, Cihaniwung, dan Cisanti. Wilayah ini juga merupakan kawasan wisata yang banyak dikunjungi

KKL: Foto bersama peserta KKL Tematik Jurusan Geografi di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Bandung, Kamis (11/10). f/Ist

wisatawan. Di Pusat Geotermal yang ada di Kabupaten Bandung kami mengkaji dampak Geotermal terhadap masyarakat sekitarnya. Pada hari ketiga, di kawasan sekitaran barat Cekungan Bandung mengkaji geowisata dengan titik pertama wisata Stone Garden mengenai situs budaya dan wisata Gua Pawon. Lokasi kedua Desa Citatah Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung sebagai penghasil jajanan Peuyeum dari singkong dan titik terakhir di sungai Cibogo dengan pengamatan batuan lempung yang ada di sisi sungai tersebut. Hari

keempat sebagai penutupan KKL, saya mengunjungi Museum Geologi untuk mengamati fosilfosil batuan, alat-alat yang ada di museum dan mencoba simulasi gempa yang berkekuatan 6 SR. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke Gedung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dengan materi yang disampaikan oleh mentor mengenai bencana longsor, tsunami dan gempa bumi serta cara mitigasi dari bencana tersebut. Acara penutupan diakhiri dengan kuis yang diadakan oleh pihak UNPAD dan PVMBG serta foto bersama.

Hari Minggu, 13 Oktober 2019 merupakan hari libur untuk peserta KKL. Momen ini dimanfaatkan untuk liburan dan menyusun laporan KKL. Saya dan teman-teman mengunjungi Pasar Baru Bandung, Masjid Raya Bandung, Kampus ITB serta membeli jajanan serta buah tangan, dan kembali ke penginapan pada malam hari. Keesokan harinya kami pulang ke Padang menggunakan bus. Ini merupakan pengalaman berbeda bagi saya karena jarak tempuh yang lama dan pengalaman yang menyenangkan.


TEROPONG

16

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

Tempat Penyimpanan Barang Gedung arsip merupakan gedung atau ruangan dengan spesifikasi tertentu untuk menyimpan, memelihara, merawat serta mengelola arsip seperti surat menyurat. Saat ini Universitas Negeri Padang (UNP) sedang membangun gedung arsip yang berada di dekat Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Terkait pembangunan gedung arsip ini mendapat tanggapan dari sivitas akademika UNP. Salah satunya Mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia TM 2016, Putri Handayani Siregar. Ia menyatakan belum mengetahui adanya pembangunan gedung arsip di UNP. Namun, lanjutnya dengan dibangunannya gedung arsip akan sangat bagus, sehingga barang-barang penting dapat disimpan. “Jadi barang penting tersebut akan lebih aman,” ujarnya, Rabu (4/12). Senada dengan Putri, Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2016, Shinta Febria Wahyuni menyatakan ia pernah mendengar bahwa gedung yang saat ini tengah dibangun di belakang FIS merupakan gedung arsip. Menurutnya dengan dibangunnya gedung arsip tersebut sangat baik karena dapat mengarsipkan barang-barang penting UNP. Namun ia sendiri tidak mengetahui peruntukannya untuk menyimpan apa. “Semoga bisa cepat selesai dan difungsikan,” ujarnya, Rabu (4/12).

Staf Administrasi Jurusan Teknik Sipil, Nova Marlia SPd., mengatakan bahwa tidak ada tempat kantor arsip di jurusan. Namun beberapa file seperti tugas surat pembimbing, surat seminar, berita acara skripsi, dan lainnya disimpan di bagian administrasi jurusan. Sedangkan berkas syarat wisuda yang dikumpulkan di jurusan langsung diantarkan ke Biro Akademik dan Kemahasiswaan (BAK) UNP. Arsip surat yang berada di Administrasi jurusan di simpan selama lima tahun, kalau lewat lima tahun langsung dimusnahkan. “Jadi ruang arsip ini memang diperlukan,” tuturnya, Jumat (25/10). Beda halnya dengan Nova, Dosen Jurusan PG-PAUD, Serli Marlima, S.Pd, M.Pd., mengatakan bahwa kurang setuju adanya pembangunan gedung arsip UNP. Alasannya karena saat ini telah ada bank data, sehingga data bisa dalam bentuk soft yang bisa dionlinekan. Skripsi mahasiswa bisa diterima dalam soft copy. Ia melanjutkan kalau

Bekerja : Dua orang pekerja sedang melakukan plester lantai di gedung arsip yang akan dijadikan gudang oleh pihak Universitas Negeri Padang (UNP). Gedung ini berada di belakang gedung Terpadu B UNP, (12/12). f/Hega

dibangun ruang arsip, dinilai mubazir karena jumlah mahasiswa tidak sebanding dengan ruang perkuliahan yang ada. Lanjutnya, saat ini sudah zaman digital atau teknologi canggih, lebih baik digunakan untuk hal lain uangnya seperti memperbaiki sarana dan prasarana. “Atau ditambah saja ruang perkuliahan,” jelasnya, Jumat (25/10). Menjawab hal tersebut Kasubbag Rumah Tangga UNP, Endri, ST., menyatakan bahwa memang benar gedung yang saat

Perubahan Kurikulum Disesuaikan dengan Perkembangan Zaman Universitas Negeri Padang (UNP) mulai mengajukan diri menjadi Perguruan Tinggi (PT) pembina Perguruan Tinggi Swasta (PTS) tahun 2017 dengan tiga PT asuh. Kemudian tahun 2018 bertambah empat PT asuh lagi. Universitas Negeri Padang (UNP) selalu melakukan perubahan program kurikulum. Perubahan kurikulum ini juga memiliki beberapa perubahan salah satunya adalah dalam mata kuliah yang tersedia. Ada beberapa mata kuliah pada semester sebelumnya yang tidak ada pada kurikulum yang berlaku sekarang ini. Hal tersebut berdampak pada mahasiswa yang menggunakan kurikulum berbeda dengan kurikulum sekarang. Biasanya berdampak pada mahasiswa Tahun Masuk (TM) 2017 ke bawah. Salah satunya diakui oleh Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan TM 2017, Fadhilla Imanda Azzahra. Ia mengatakan bahwa salah satu perubahan kurikulum tidak tersedia lagi mata kuliah Konsep Dasar IPA. Solusi yang diberikan kampus adalah meminta Fadhila untuk konfirmasi ke dosen yang bersangkutan agar dosen tersebut menyetujui jika mengulang mata kuliah yang sama. Disebabkan perubahan ini, Fadhilla tidak lagi mengambil mata kuliah Konsep Dasar IPA, tapi mengambil mata kuliah Konsep Dasar Fisika. Fadhilla mengatakan mata kuliah yang ia ambil sekarang ini pelajarannya masih sama dengan matakuliah yang pernah diambilnya dulu, hanya beda kode dan nama mata kuliahnya. “Semoga perbedaan kurikulum seperti yang saya rasakan tidak terjadi lagi, jika saja memang dibutuhkan perubahan kurikulum, maka saya harap

cara mengurusnya lebih dipermudah,” tuturnya, Senin (21/10). Beda halnya dengan pernyataan dari Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial TM 2016, Sri Rahayu Monica pada Selasa (15/ 10). Ia mengatakan bahwa salah satu temannya juga mengalami hal yang sama dengan Fadhilla, tapi solusi yang diberikan oleh kampus adalah membuka mata kuliah itu lagi. Untuk mengurus ini, ada rasa khawatir dalam diri karena tidak bisa mengulang lagi, namun setelah diurus ke jurusan akhirnya bisa diambil mata kuliah tersebut. Perubahan kurikulum ini disesuaikan dengan situasi perkembangan zaman, tingkat kebutuhan, relevansi dengan dunia kerja, dan situasi dunia atau globalisasi. Jadi perguruan tinggi mempersiapkan lulusannya siap di dunia kerja mengacu pada perubahan tersebut. Apalagi di era teknologi industri 4.0 yang semuanya serba teknologi. Hal ini disampaikan oleh Ketua Jurusan teknologi Pendidikan UNP, Dr. Abna Hayati, M.Pd., pada Jumat (18/10). Selain ada perubahan pada mata kuliah juga ada perubahan lain yaitu adanya sistem joint curriculum. Menurut kejelasan Abna, joint curriculum yang dilakukan UNP adalah kurikulum UNP bekerjasama dengan kurikulum universitas lain, baik nasional maupun internasional. Dengan adanya joint curiculum, dosen dengan mata kuliah yang sama di fakultas lain yang ada joint curiculumnya dengan UNP

bisa mengajar di fakultas tersebut. Selain itu, juga ada pertukaran mahasiswa serta lulusan UNP bisa setara dengan jurusan yang lain. Mantan Dekan FMIPA UNP, Prof. Dr. Lufri, MS., mengatakan bahwa mahasiswa yang mengulang mata pelajaran yang tidak ada pada kurikulum sekarang benar adanya. Namun jika mahasiswa tersebut mengurus ke jurusan maka nanti jurusan akan membukanya kembali walaupun itu untuk satu mahasiswa, karena beliau juga pernah mengalami hal tersebut. “Sistemnya yaitu mahasiswa itu belajar dengan beliau, tapi bergabung dengan kelas lain yang beliau ajar, ujarnya Rabu (16/ 10). Di sini beliau mengatakan ada keraguan bagaimana sistem pengabsenan untuk mahasiswa yang mengulang dan hanya satu mahasiswa itu saja. Beliau menyarankan adanya koordinasi dan sosialisasi dari pihak kurikulum ke jurusan, nanti dari jurusan menyampaikan ke dosen dan dari dosen menyampaikan ke mahasiswa agar kurikulum ini berjalan dengan lancar. Hal ini agar mahasiswa mengetahui perkembangan dan cara yang harus mereka lakukan ketika terjadi beberapa kendala karena perubahan kurikulum ini. Selain itu, Rektor UNP, Prof. Genefri Ph.D., mengatakan bahwa untuk mengatasi permasalahan tersebut mahasiswa bisa mengambil mata kuliah yang tertinggal melalui tutor. “Perubahan kurikulum setiap tahunnya diyakini sebagai proses penyesuaian dengan perkembangan zaman. UNP sendiri perlu membenahi kurikulum yang lalu dan menyesuaikan dengan era globalisasi, jelasnya, Jumat (27/11). Mput*, Erda

ini dibangun di belakang FIS ialah gedung arsip. Terkait peruntukannya, Endri menyatakan bahwa gedung tersebut akan dijadikan gudang penyimpanan barang yang akan dilelang. Endri juga menyatakan saat ini seperti di depan SMK Pembangunan Labor UNP ada barang-barang yang akan dilelang oleh Dinas Pelelangan Daerah. Nantinya, lanjut Endri gedung SMK akan dikembalikan fungsinya menjadi gedung perkuliahan dan barang yang ada di sana akan dipin-

dahkan ke gedung arsip yang saat ini sedang dibangun. “Namun kalau dokumen berupa skripsi itu ke BAK, bukan di gudang tersebut,” ujarnya, Rabu (4/12). Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., juga menyatakan bahwa ruang arsip ini akan dijadikan gudang barang-barang yang akan dilelang. Selain barang lelang, lanjutnya, gudang ini juga bisa menyimpan inventaris lain. “Seperti barang milik UKM ataupun dokumen,” jelasnya, Rabu (28/11). Olla, Nilam.

Penetapan SOP Pembina Dosen Muda Pada bulan Maret lalu, Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) berencana menerbitkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pembina dosen muda. Hal ini bertujuan untuk membina dosen muda agar mampu mengembangkan diri, khususnya terkait dengan tridharma perguruan tinggi dan penguatan karakter sebagai dosen atau pendidik. Hal ini mendapat tanggapan dari Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) TM 2018, Rido Fernando. Ia beranggapan dengan adanya dosen muda di UNP, khususnya di Jurusan PGSD dalam pemeriksaan tugas mahasiswa lebih tegas dan teliti. Namun, ia sedikit mengeluhkan beberapa hal terkait kualitas dosen muda yang ada saat ini. Menurutnya sebagian dosen muda ada yang kurang amanah, baik dari segi ketegasan, kedisiplinan dan komunikasi dengan mahasiswa di kelas. “Diperbaiki supaya proses perkuliahan lebih hidup dan mahasiswa akan menyegani dosen tersebut,” ujarnya, Kamis (24/10). Hal senada juga diungkapkan oleh Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan TM 2017, Nayla Fadhila. Ia menyatakan dengan adanya dosen muda, belajar terasa lebih menyenangkan. Menurutnya selain dikarenakan usia yang tidak beda jauh, sehingga memiliki pemikiran yang sama dan dosen muda lebih terbuka. “Komunikasi juga lancar, dua arah,” ujarnya, Rabu (4/12). Salah seorang Dosen Muda Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Johandri Taufan, M.Pd., mengatakan bahwa banyak hal yang ia dapat dengan adanya SOP ini. Salah satunya ia merasa terbantu dalam hal administrasi, sehingga dalam melaksanakan

tugas dan kewajibannya sebagai dosen lebih terarah. “Jadi jelas harus bagaimananya,” ujarnya, Jumat (25/10). Menanggapi hal tersebut, Dosen Jurusan PG-PAUD sekaligus pembina dosen muda, Dr. Farida Mayar, M.P., mengatakan bahwa program ini sudah lama ada di UNP. Ia melanjutkan bahwa sebelumnya SOP pembina dosen muda ini hanya berupa Surat Keputusan (SK), tapi belum ada bentuk standarnya. “Jadi selaku pembina, hanya memberi arahan tentang tindakan apa yang harus dilakukan oleh seorang dosen muda menurut versi saya saja,” jelasnya, Sabtu (27/10). Lebih lanjut, Farida juga menjelaskan bahwa yang melatarbelakangi SOP ini adalah pertimbangan kebijakan agar dosen muda lebih berprestasi sesuai harapan UNP ke depannya. Menurutnya, prestasi dosen muda di UNP saat ini sudah bagus, tapi belum semuanya sesuai dengan kompetensi yang diinginkan. “Seperti segi keprofesionalannya, kepribadiannya, sosialnya, dan pendagogik,” ujarnya. Menjawab hal tersebut, Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., menegaskan bahwa latar belakang diadakannya SOP Pembina dosen muda supaya bisa meningkatkan kinerja dosen muda di bawah binaan dosen pembinanya. Ia menambahkan bahwa SOP ini harus direncakan sesuai standar agar dosen muda lebih berprestasi. Selain membina dalam hal penunjang prestasi, binaan juga bisa dilakukan dalam bentuk administrasi dan lainnya. “Untuk pembinanya ditunjuk dari dekan dan saat ini sudah ada standarnya” ujarnya, Kamis (28/11). Lidia*, Rani


TEROPONG

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

17

Kejelasan UNP Press

Berjalan : Sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) sedang berjalan di depan gedung UNP Press UNP. UNP Press merupakan penerbitan buku yang difasilitasi oleh UNP, Rabu (4/12). f/Hega

Sebelum tahun 2007, sudah ada penerbit di Universitas Negeri Padang (UNP) yaitu IKIP Padang. Setelah tahun tersebut penerbitan difasilitasi oleh UNP sendiri. Saat itu percetakan buku diserahkan kepada pihak lain. Namun sejak tahun 2010 hingga 2016, penerbitan digabung dengan percetakan. Penggabungan ini mengarah kepada badan usaha mandiri yang akan digiatkan sejak tahun 2017 sebagai bagian dari Badan layanan Umum (BLU) universitas. Kondisi ini mengakibatkan UNP Press berada dalam masa

transisi atau peralihan hingga saat ini, yaitu dari penerbitan dan percetakan yang melayani penerbitan buku dosen kepada penerbitan yang berada di bawah BLU. Hal ini membawa konsekuensi yaitu kurangnya bukubuku yang diterbitkan di UNP Press dan banyak penulis yang beralih ke penerbit lain. Hal ini mendapat tanggapan dari sivitas akademika UNP. Salah satunya Mahasiswa Jurusan Biologi TM 2017, Rizka Putri Alti. Rizka menyatakan bahwa UNP Press kurang mewadahi

karya-karya dosen. Lanjutnya, hal tersebut disebabkan oleh kurangnya partisipasi UNP Press dalam melaksanakan tugasnya. “Tidak adanya sosialisasi sehingga banyak mahasiswa yang tidak mengetahuinya,” ujarnya, Jumat (11/10). Senada dengan Rizka, Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan TM 2018, Meriam Putri Ernaini menganggap UNP Press tidak mengerjakan tugasnya sebagai penerbit buku. Ia melanjutkan hal ini terlihat dari kurangnya buku-buku yang

PPG Prajabatan Mandiri Peluang Jadi Guru Pendidikan Profesi Guru (PPG) merupakan program yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk mempersiapkan lulusan S1 Kependidikan yang akan menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh. Program ini sebelumnya hanya diterapkan bagi sarjana yang telah menjadi guru disebut PPG dalam jabatan, agar mendapatkan tunjangan sertifikasi. PPG dalam jabatan diberikan subsidi oleh pemerintah setelah melewati serangkaian seleksi. Namun semenjak 2017 lalu, PPG Prajabatan mandiri mulai diterapkan yang terfokus pada sarjana yang belum menjadi guru, dengan biaya ditanggung personal. Disatu sisi PPG Prajabatan Mandiri membuka peluang bagi jurusan nonkependidikan. Namun, disisi lain juga akan mempersempit lahan jurusan pendidikan untuk menjadi guru. Hal ini diungkapkan oleh Mahasiswa Pendidikan Kimia TM 2017, Dzikra Efendi. “Akibatnya semakin minim peluang jurusan kependidikan karena persaingan yang bertambah ketat dari jurusan nonkependidikan,” ungkapnya, Senin (14/10). Berbeda dengan Dzikra, Mahasiswa Jurusan Sejarah TM 2018, Rizki Fadhila menilai baik adanya keterbukaan ini, karena dengan dilaksanakannya PPG

untuk lulusan nonkependidikan akan membuka jalan bagi siapa saja yang berminat menjadi guru.”Untuk lulusan kependidikan PPG ini tentunya akan mematangkan ilmu-ilmu yang telah didapat, sedangkan lulusan non-kependidikan menjadikan ini sebagai wadah belajar dan berlatih menjadi guru yang profesionaal,” jelasnya, Senin(14/10). Hal ini ditanggapi oleh Ketua Prodi Biologi, Dr. Ramadhan Sumarmin, M.Si., sebagai keterbukaan kesempatan bagi siapapun yang berminat menjadi guru. “Awalnya, peluang itu dibuka untuk sarjana pada bidang keahlian khusus, seperti pertanian untuk mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) karena minimnya jumlah guru. Namun tidak menutup jurusan nonkependidikan lainnya untuk dapat menjadi guru dengan mengikuti program PPG ini, perbedaannya pada lulusan nonkependidikan akan ada penambahan materi selama satu semester untuk memperkuat teori kependidikan sedangkan lulusan kependidikan bisa lebih cepat,” terangnya, Senin (14/10). Dosen Bimbingan Konseling (BK), Drs. Taufik, M.Pd. Kons., melihat adanya kekelirian karena orang yang mengikuti PPG semestinya sarjana lulusan kependidikan, “Sama halnya dengan orang yang mengambil pendidikan profesi dokter, harus dari sarjana kedokteran, tidak bisa dari sarjana farmasi atau biologi, sehingga linknya menjadi linear dan jelas,” paparnya, Jumat (18/10). Kendati demikian, dilansir dari Koran Padek (5/10), Universitas Negeri Padang (UNP) termasuk Lembaga Kependidikan

Tenaga Kependidikan (LPTK) yang menyelenggarakan PPG Prajabatan Mandiri dengan kuota terbanyak yakni 12.225 orang. UNP telah menyiapkan sarana dan sumber daya seperti ketersediaan dosen dan pembangunan gedung asrama bagi peserta PPG. Peserta PPG dalam Jabatan, Salsabila Firdausia mengungkapkan UNP telah menjalankan program PPG dengan baik. “Awalnya mungkin karena di jurusan saya ini angkatan pertama, jadi sedikit terkendala dalam penempatan kelas, namun secara keseluruhan pembelajaran berjalan baik dan kondusif,” ungkap Guru Tataboga tersebut, Minggu (20/10). Salsabila juga menambahkan bahwa kegiatan yang dilakukan selama PPG berupa Kuliah Dalam Jaringan (Daring), kuliah secara tatap muka, Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah, mengikuti ujian kinerja dan kompetensi. “Setelah dinyatakan lulus kita diberi ijazah dan mendapatkan gelar Gr sebagai pembeda bagi sarjana yang telah mengikuti PPG,” jelasnya. Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., menyebutkan bahwa di UNP, PPG mandiri adalah yang pertama. Apalagi Gedung PPG UNP telah diresmikam pada 28 November lalu. Selain itu Ganefri mengatakan bahwa PPG itu untuk mahasiswa pendidikan dan murni, tapi biayanya ditanggung sendiri. Saat ditanyakan lebih mengutamakan mahasiswa lulusan pendidikan atau murni Ganefri mengatakan tergantung dari hasil tesnya. Semua orang diberi kesempatan,” jelasnya, Rabu (28/11). Ina*,Nilam

diterbitkan di UNP Press. Selain itu, tidak adanya informasi mengenai UNP Press yang ia dapatkan sejauh ini. Ia berharap agar UNP Press menerbitkan atau mencetak buku dengan pengelolaan yang baik, maka perlunya tenaga kerja yang ahli dibidangnya. “Semoga beroperasi kembali dalam menerbitkan buku,” ujarnya, Sabtu (12/10). Dosen Administrasi Pendidikan, Tia Ayu Ningrum, S.Pd. M.Pd., juga mengatakan bahwa UNP Press tidak menjalankan tugasnya sebagi penerbit buku. Terlihat dari kurangnya manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mengelola UNP Press. Ia berpendapat jika UNP Press dapat mengelola penerbitan maupun percetakan sesuai dengan tugasnya maka UNP Press akan kembali efektif. Namun ia tidak pernah mendapatkan pemberitahuan tentang perkembangan UNP Press kecuali kebijakan-kebijakan dari rektor. “Kecuali kebijakan pemberian intensif kepada dosen yang ingin menerbitkan buku di UNP Press,” ungkapnya, Senin (14/10). Menjawab hal tersebut, Staf Labor Kimia dan pernah menjadi Sekretariat di UNP Press Tarmizi,S.Pd., menyebutkan

bahwa UNP Press tidak menjalankan tugasnya sebagai penerbit melainkan percetakan saja. Ia menyatakan permasalahan yang ada bahwa kurangnya SDM dan kurangnya perhatian dari rektor sendiri dalam perkembangan penerbitan buku di UNP Press. Ia menambahkan perlu adanya struktur kepengurusan dan tenaga kerja yang baru agar UNP Press kembali beroperasi untuk menerbitkan buku. “Kurangnya sosialisai dari dosen kepada mahasiswanya mengenai UNP Press menyebabkan mahasiswa tidak tahu keberadaaan UNP Press hingga saat ini,” ungkapnya, Senin (14/10). Menjawab hal tersebut, Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., menyatakan bahwa saat ini UNP Press akan dipindahkan untuk sementara waktu. Ia menyatakan hal ini dikarenakan akan diadakan pembangunan UNP Press tahun 2021. Lanjutnya, lokasi UNP Press nantinya tetap berada di sebelah Menwa. Terkait tenaga kerja, Ganefri menyatakan akan ada perekrutan baru untuk menambah pegawai UNP Press nantinya. “Yang penting diselesaikan dulu pembangunannya,” ujarnya, Kamis (28/ 11). Tari*, Desi

Kelas Internasional Masih Ambigu Sebanyak 15 Program Studi (Prodi) di Universitas Negeri Padang (UNP) telah memiliki kelas internasional. Prodi tersebut diantaranya Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Kimia, Pendidikan Fisika, Pendidikan Biologi, Pendidikan IPA, Pendidikan Matematika, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Geografi, Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Pendidikan Jasmani dan Rekreasi, Pendidikan Bimbingan dan Konseling, PG PAUD, Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, dan Teknik Elektro. Untuk mencapai visi UNP sebagai universitas unggul di Asia Tenggara pada tahun 2020, kelas internasional merupakan salah satu penunjang untuk hal tersebut. Namun dari segi kesiapan dibentuknya kelas internasional hingga saat ini masih butuh perhatian. Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Sitti Fatimah, S.S., M.Ed., Ph. D., mengatakan bahwa di kelas internasional Prodi Pendidikan Bahasa Inggris tidak ada bedanya dengan reguler, karena dalam perkulihan sama-sama menggunakan bahasa Inggris. “Tahun 2020 mendatang rencananya akan memperbarui RPS untuk anak kelas internasional agar nampak perbedaanya dengan kelas reguler,” jelasnya, Jumat (22/11). Mengenai perbedaan yang tidak nampak antara kelas internasional dan reguler juga dirasakan oleh prodi lain yang juga terlibat dalam kelas internasional. Mahasiswa kelas internasional Prodi Pendidikan Biologi TM 2018, Dhafa Reviona baru tahu kalau kelas internasional pada Ujian Tengah Semester (UTS) terpampang di mading. Sejak itu dan seterusnya baru ada dosen yang menggunakan bahasa Inggris dalam perkuliahan. “Namun untuk sebelumnya sama saja dengan bukan kelas internasional,” jelasnya, Selasa (12/11). Kendala lainnya saat perku-

liahan juga disampaikan oleh mahasiswa kelas internasional Prodi IPA TM 2018, Endang Deciku. Ia mengatakan mungkin karena dari mahasiswanya yang dulu sekolah seluruhnya menggunakan bahasa Indonesia. “Ketika masuk kelas internasional semuanya dalam bahasa Inggris jadi dosennya tidak bisa langsung mengajar menggunakan full bahasa Inggris. Perlu adaptasi dulu,” jelasnya, Senin (11/11). Saat konfirmasi mengenai kendala kelas internasional tersebut, Rektor UNP, Prof. Ganefri.Ph.D., memaparkan bahwa UNP sedang berusaha mengatasi permasalahan tersebut. UNP sendiri sedang mengatur agar kelas internasional ini berjalan dengan semestinya. “UNP sekarang sedang berusaha agar kelas internasional berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan,” ujarnya, Jumat (27/11). Selain itu, Sitti sebagai salah satu staf pengajar di kelas internasional juga berharap kedepannya kelas internasional agar seperti namanya. Mulai dari mahasiswanya yang berasal dari berbagai negara serta tata pelaksanaan dan aturannya yang benar-benar tertib dan fasilitas yang baik. “Harapannya ada satu unit khusus yang mengelola kelas internasional dan benarbenar dipersiapkanlah secara keseluruhannya,” harapnya. Yanda


INTER

18 FBS UNP

Literasi musik adalah semua sumber informasi musik yang tertulis atau yang dituliskan, bisa berupa sejarah, teori, riwayat biografi tokoh, kamus, ensiklopedi, notasi musik, dan lain sebagainya. Hal ini disampaikan oleh Musikus dan Komponis Indonesia, zSabtu (2/11). Purwacaraka mengatakan bahwa literasi di dalam musik terkait bagaimana cara menuliskan desain aransemen menjadi sebuah tulisan yang

G-TENS-C

terstruktur yang bisa disimpan file-nya, bisa dibuka kapan saja dengan format yang tidak perlu diingat-ingat. Terkait literasi ini, Purwacaraka menjelaskan bahwa kegiatan menulis segala informasi musik belum menjadi kebiasaan di Indonesia. Hanya ada dua cara mempersembahkan musik kepada khalayak ramai, sebut Purwacaraka, yaitu audio dan tulisan, atau bisa keduanya sekaligus. Juli

Penyiar dan K eunikannya Keunikannya sendiri, dan percaya diri. Ia menambahkan bahwa kepribadian merupakan identitas diri seseorang. Oleh karena itu, jadikan diri sendiri sebagai keunikan dan kekhasan dari diri seseorang. “Meniru orang lain akan menjadikan diri kita seperti robot,”jelasnya. Alumni dari Binus University ini juga menyampaikan bahwa seorang penyiar harus mampu menguasai materi dan lebih kreatif dalam mengembangkan suatu topik. Seorang penyiar harus update, mampu berpikir kritis terhadap berita dan isu yang ada di sekitarnya. Tharifa*

FBS UNP

Training dan W orkshop Workshop FBS

Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakanTraining Personality dan Karir Workshop di Teater Tertutup FBS, Kamis (31/10). Dalam acara ini, FBS UNP bekerja sama dengan PT. Media Indotama Expo yang bergerak di bidang pengembangan karir sumber daya manusia dan job fair. Seminar ini diselenggarakan sebagai bentuk kerja sama FBS dalam rangka mengembangkan potensi mahasiswa secara

akademik dan nonakademik. “Diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan daya saing yang dibutuhkan di dunia kerja nanti,” ujar Gubernur Mahasiswa FBS, Roni. Acara ini mendatangkan dua orang pemateri, yakni Zamzami, S.E., selaku CMO PT Media Indotama Expo dan Syahreza, S.T., selaku CEO PT Media Indotama Expo. “Nantinya mahasiswa boleh mengikuti dua materi tersebut,” ujar Roni. Rahma*

HMJ Basindoda

Harapan untuk Basindoda Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah (Basindoda) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP) menggelar Musyawarah Besar (Mubes) di Gedung FBS Lama lantai 3, Sabtu (2/11). Ketua Pelaksana, Gilang Okira mengatakan bahwa rangkaian kegiatan Mubes yaitu sidang pleno I, sidang pleno II, dan sidang pleno III. Ia menuturkan bahwa proses demokrasi dalam Mubes ini sudah diketahui dan disetujui oleh petinggi

Nofrion Sarankan Lebih eknologi Akrab dengan T Teknologi

Pentingnya Lit erasi Musik Literasi

UKKPK UNP

Menjadi seorang penyiar diperlukan artikulasi yang jelas. Kata perkata yang diucapkan harus jelas agar pendengar paham dan mengerti dengan apa yang disampaikan. Hal ini disampaikan oleh Reza Chandika selaku pemateri pada Talkshow MC & Radio dalam rangka memperingati Pesta Komunikasi Unit Kegiatan Komunikasi dan Penyiaran Kampus (UKKPK) Universitas Negeri Padang (UNP) di Aula Fakultas Ilmu Pendidikan lantai 4, Sabtu (2/11). Selain artikulasi yang jelas, seorang penyiar harus memiliki personality yang baik, menjadi diri

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

kampus FBS UNP. Ketua HMJ Basindoda, Yedi Hermawan berharap siapapun yang terpilih sebagai ketua HMJ Basindoda selanjutnya dapat membawa perubahan yang lebih baik untuk Basindoda. Salah seorang Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia, Ramadan Saputra berharap agar ketua HMJ yang terpilih dapat memajukan Basindoda ke depannya. “Siapapun yang terpilih nanti, dapat membuat Basindoda lebih maju lagi,” ungkapnya. Afdal*

Workshop Workshop: Penyampaian materi oleh musikus dan komponis indonesia, Purwacaraka di Teater Tertutup Mursal Esten FBS UNP, Sabtu (2/11) f/Juli

Gebrakan dalam Berkesenian

FBS

Komunitas Seni Belanak (KSB) terbentuk pada 23 Agustus 2003. Hampir semua anggota yang tergabung adalah mahasiswa Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Padang (UNP). Ketua Umum, Benny Saputra mengatakan bahwa anggota yang tergabung dalam KSB adalah mahasiswa yang tetap eksis dengan segala birokrasi kesenian kampus sekaligus ikut mengkritisi tata aturan berkesenian di kampus dengan cara halus. Di sisi yang lain, di luar lingkungan kampus anggota komunitas ini juga aktif berkesenian. Mereka sering melakukan gebrakan sesuai dengan kecenderungan perkembangan kesenian yang terjadi di tanah air ini. “Patron berkesenian di lingkungan kampus dan di luar kampus sangat berbeda,” ujarnya. Nama Belanak diambil mewakili lingkungan tempat komunitas ini dibentuk, yaitu Gang Belanak. Selain itu, filo-

KSR PMI

sofi namanya berasal dari ikan Belanak. Maknanya ia selalu bergerak bersama-sama, di perairan manapun mereka hidup namanya tetap ikan Belanak dan pergerakan yang dilakukannya tidak berdasarkan komando dari satu pemimpin. Jika diibaratkan KSB, mereka menjadikan dirinya seperti alam Minangkabau. Semua anggota merupakan pendiri alam tersebut dan mengikuti perkembangan sosial-kebudayaan. Semua keputusan ditetapkan berdasarkan musyawarah. Setiap anggota meninggalkan komunitas tanpa keluar dari komunitas tersebut atau bisa juga disebut dengan konsep rantau. Saat ini jumlah anggota KSB lebih dari 100 orang. Benny berharap dengan umur KSB yang sudah menginjak 16 tahun ini, mereka tetap solid dan dapat menginspirasi banyak orang. Riska

OSCAB XXVI

Unit Kegiatan Korps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia (PMI) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Orientasi Seleksi Calon Anggota Baru (OSCAB) ke XXVI di Gedung Psikologi UNP Sabtu (2/11). Kegiatan yang mengangkat tema “Langkah Awal untuk Menjadi Seorang Relawan” ini diikuti oleh 181 calon anggota (caang). Ketua Pelaksana, Puja Rizki Bahari mengatakan bahwa kegiatan OSCAB akan dilaksanakan selama dua hari, SabtuMinggu (2-3/11). Puja menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan OSCAB diawali dengan

penerimaan anggota baru pada 16 September-18 Oktober. Selanjutnya, tes fisik pada 27-30 Oktober dan 2 November diadakan tes tulis untuk bakal calon anggota baru KSR PMI. Kegiatan ini juga dihadiri oleh pembina KSR PMI unit UNP Drs, H. Nirwandi M.Pd. Ia mengatakan bahwa UK PMI akan membina dan memberikan pengalaman berorganisasi serta sebagai relawan nantinya akan mampu memberikan pertolongan yang bermanfaat kepada kemanusiaan. “Ikutilah seleksi ini dengan baik, jangan cepat menyerah walaupun banyak tantangan,” harapnya. Widia*

Ketua Pelaksana pada Geography Teachers and Students Competition (G-TENS-C) Pra OSN/KSM Geografi-Kebumian-IPS antar SMA/MA– SMP/MTs se-Indonesia, Dr. Nofrion, M.Pd., menyatakan bahwa pada olimpiade kali ini mengajarkan semua pihak agar lebih dekat dengan teknologi. Hal tersebut disampaikannya saat pembacaan peringkat di pemuncak acara G-TENS-C di Gelanggang Olahraga Universitas Negeri Padang (UNP), Minggu (3/11). Nofrion juga menegaskan

pada hadirin bahwa meskipun saat ini masih diterima registrasi langsung di tempat, namun sebenarnya registrasi dilakukan secara online. “Harapannya tahun depan lebih akrab lagi dengan teknologi untuk bidang lainnya diperlombaan ini,” jelasnya. Dalam pemeriksaan lembar jawaban, kata Nofrion, panitia menggunakan Digital Mark Reader, tapi mengalami beberapa kendala yang disebabkan oleh siswa yang tidak detail dalam proses pembulatan pada lembar jawaban. Nilam

FMIPA UNP

Bahaya Hipoksia, Kenali dan Atasi Gejalanya Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Kuliah Umum di Aula FMIPA, Kamis (31/10). Acara yang bertemakan “Mekanisme Molekular Hipoksia dan Dampaknya Terhadap Kesehatan” ini menghadirkan Guru Besar Biokimia Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI), Prof. dr. Mohamad Sadikin, D.Sc., sebagai pemateri. Sadikin menyampaikan bahwa hipoksia merupakan gejala kekurangan oksigen yang menyebab-

kan gangguan pada kesehatan. Lebih lanjut, Sadikin memaparkan bahwa ada suatu faktor transkripsi yang memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan oksigen terhadap kondisi hipoksia, yaitu ekspresi protein Hipoxia Inducible Factor (HIF). “Kekurangan oksigen pada jantung dalam tempo singkat bisa menyebabkan penyakit jantung koroner,” jelasnya. Ada berbagai cara untuk mengatasi gejala kekurangan oksigen atau hipoksia ini, di antaranya dengan rajin berolahraga dan menjaga pola hidup sehat. Aisyah*

PPIPM Fair

Jadikan Masalah Sebagai Acuan Riset Salah satu masalah dan kesalahan yang sering timbul dalam riset yaitu hubungan variabel riset dengan referensi. Hal ini disampaikan oleh Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang (UNP), Yohandri, M.Si., Ph.D., selaku pemateri pada Open Ceremony PPIPM Fair 2019 di Auditorium Prof. Kamaluddin Fakultas Ekonomi, Senin (28/10). Yohandri memaparkan

bahwa setelah riset dilakukan, tentu selalu ada masalah yang muncul. Walaupun demikian, lanjutnya, riset harus tetap diselesaikan dengan benar. Permasalahan yang menyimpang harus ditemukan dan cari jawaban dari masalah tersebut. “Riset itu pada perspektif tidak harus berhasil, tetapi caranya harus benar dan jika hasilnya berubah berarti hal itu menarik dan ada kemungkinan temuan baru,” ujarnya. Ozza

HIPMI PT

Cara Membuka T ok o Tok oko Online di T ok opedia Tok okopedia

Satu dari lima orang di Indonesia menggunakan transaksi secara online, mulai dari membeli pulsa, membayar tagihan listrik, kebutuhan rumah tangga, dan sebagainya. Hal ini disampaikan oleh Nisa Ummi Khairallana selaku pemateri pada Workshop Kewirausahaan Himpunan Pengusaha Muda Perguruan Tinggi (HIPMI PT) Universitas Negeri Padang (UNP) di Aula Fakultas Pariwisata dan Perhotelan, Sabtu (2/11). Nisa mengatakan salah satu aplikasi yang digu-

nakan untuk transaksi online adalah Tokopedia. Di Tokopedia pembeli dapat menikmati gratis ongkir tanpa minimal pembelian. Selain itu, Tokopedia menyediakan beberapa kemudahan bagi pemilik toko, yaitu memiliki jasa pengiriman beragam, mempunyai banyak pilihan metode pembayaran serta dapat menjual barang baru atau bekas. Lebih lanjut, Nisa menyampaikan untuk membuat akun penjual dapat dilakukan secara gratis. Tari Gustiana*


SEPUT AR MAHASISW A SEPUTAR MAHASISWA

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

19

Diusia Dewasa Reformasi Hai Pembaca Setia Ganto! Sudah 21 tahun Indonesia mengalami reformasi. Usia matang untuk melihat kembali tercapaikah tujuan reformasi itu. Tahun 2019 adalah tahun yang melelahkan bagi Indonesia, negara bergejolak. Berbagai polemik muncul bertubi-tubi dalam kurun waktu berdekatan. Awal tahun kita disuguhkan dengan tahun politik yang panas, berbagai intrik bermunculan, kesatuan bangsa pun terancam. Diakhir masa kepemimpinan, pemerintah malah mengeluarkan berbagai kebijakan kontroversial yang malah menimbulkan pertanyaan “Melangkah mundurkah kita setelah reformasi?” Jika membahas tentang demokrasi, maka kita akan berbicara tentang kedaulatan rakyat. Pelaksanaannya memiliki banyak hambatan dan tantangan. Terbukti pada tahun 1998, Indonesia mengalami reformasi. Masyarakat menghendaki perubahan setelah mengalami masa kritis dalam berbagai tatanan kehidupan, mulai dari bidang politik, ekonomi, hukum, dan sosial yang dirasa tidak dapat diatasi oleh pemerintah yang sedang berkuasa. Kita tidak membayar murah atas reformasi ini. Gerakan refomasi ini muncul sebagai bentuk kelelahan rakyat terhadap sistem semi otoriter yang terjadi di masa itu. Kebebasan berpendapat dibungkam, Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) meraja lela, dan perekonomian kacau. Tragedi Trisakti menjadi saksi bahwa masyarakat memperhatikan negeri ini, kita kehilangan nyawa mereka yang meminta kembali demokrasi itu. Tahun ini telah memasuki tahun kedewasaannya, reformasi sudah berusia 21 tahun. Sayangnya 2019 bukan tahun yang menguntungkan untuk demokrasi Indonesia. Sampai di akhir tahun ini banyak polemik terjadi yang mengancam keutuhan negara, mulai dari ancaman keamanan, ancaman keberagaman, juga ancaman hilangnya kepercayaan terhadap pemerintahan. Tahun politik digadang-gadang memiliki pengaruh besar atas gejolak yang terjadi di negeri ini. Mulai dari pecahnya suara rakyat menjadi dua kubu besar yang saling menjatuhkan, sampai pada kerusuhan saat pembacaan hasil rekapitulasi suara hasil pemilu 2019 yang merenggut korban akibat ulah aparat yang represif. Rakyat dibawa terombang ambing dalam panasnya permainan politik yang saling serang. Dalam keadaan ini, tentu rakyat mempertanyakan siapa yang akan dipercaya. Masalah terus berlanjut, keberagaman di Indonesia pun mendapat serangan, entah itu keberagaman agama maupun suku dan ras. Kasus-kasus berkedok penistaan agama menyulut api diantara perbedaan. Ingatkah dengan kasus ‘Monyet Papua?’ Perkataan tidak bertanggung jawab yang berujung pada gejolak besar di tanah Papua. Permasalah ini mulai semakin rumit saat pemerintah menyele-

saikan permasalahan secara represif, menjadikan rakyat bergejolak untuk menentang karena dinilai mencemari demokrasi. Permasalahan tidak selesai di sana, kemunduran malah terjadi di tahun dewasa reformasi. Di akhir masa pemerintahan, beberapa kebijakan kontroversial dikemukaan ke publik. Rencana pengesahan Rancangan Undang-Undang Kitab UndangUndang Hukum Pidana (RUU KUHP) menuai polemik dan protes masyarakat. Polemik pengesahan RUU KUHP ini disebabkan munculnya sejumlah pasal dinilai justru membawa Indonesia menuju kemunduran demokrasi. Kebebasan berpendapat yang diagung-agungkan reformasi dibungkam. Keadaan ini menciptakan gejolak besar. Demonstrasi dalam skala kecil dan menengah bermunculan dari daerah-daerah. Dalam kurun waktu yang cepat, demonstrasi semakin meningkat dalam skala yang makin masif. Pemerintah seolah-olah mencoreng muka sendiri dalam suhu politik yang tidak stabil. Kepercayaan masyarakat pun dipertanyakan. Tagar Indonesia Sakit Keras pun dikumandangkan, Reformasi Dikorupsi menjadi slogan untuk menggambarkan begitu besar kekecewaan masyarakat saat itu. Dilansir dari Liputan6.com, karena berbagai tuntutan masyarakat, presiden meminta DPR untuk menunda pengesahan RUU KUHP ini di periode pemerintahan selanjutnya, sebelumnya direncanakan pada Selasa (24/9/2019). Berbagai permasalahan ini menggambarkan ketidakstabilan negeri ini, keutuhan negara beberapa kali terancam. Untuk melihat bagaimana pengetahuan, pandangan, dan kepedulian mahasiswa terhadap polemik negeri ini, bagian Riset Subdivisi Penelitian dan Pengembangan Surat Kabar Kampus Ganto melakukan survei dengan menyebar angket dengan metode random sampling yang diambil secara accidentil. Survei ini diikuti oleh 800 mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) berbagai fakultas sebagai responden yang terdiri atas empat pertanyaan. Untuk melihat seberapa meleknya mahasiswa sebagai penggerak dalam mengkritisi negeri, kami menanyakan sejauh apa pengetahuan mahasiswa soal

Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Mitha Melanie Putri

pasal-pasal bermasalah dalam RUU KUHP dan beberapa tuntutan yang dilakukan demonstran. Dari hasil survei, didapatkan hanya 28,45% responden yang mengaku paham atas permasalahan ini. Sayangnya, lebih dari separuh responden mengatakan hanya sekadar tahu atas permasalahan ini yaitu 69,04%. Sungguh disayangkan permasalahan yang menyangkut kesejahteraan hakhak hidup kita yang terancam kebebasannya malah banyak responden yang mengaku hanya sekedar tahu permasalahan ini. Sementara itu, 2,37% responden memilih untuk tidak peduli terhadap permasalahan ini. Dari hasil survei dirangkum beberapa tanggapan responden dan didapatkan 55,63% responden merasa perlu adanya penolakan karena hampir semua pasal bermasalah membungkam kebebasan berekspresi. 15,16% responden beranggapan bahwa permasalahan RUU KUHP ini bentuk dari kemunduran reformasi yang di perjuangkan. 20,86% responden tidak merespon karena merasa tidak begitu

memahami permasalahan. Ada yang menarik dari tanggapan ini, 7,52% responden sudah jengah dengan memilih tidak peduli lagi karena menganggap politik terlalu kotor. Untuk mengetahui pendapat mahasiswa terhadap banyaknya demonstran yang turun ke jalan saat aksi “Reformasi Dikorupsi” beberapa waktu lalu, 44,77% responden beranggapan sebagai bentuk kepedulian mahasiswa terhadap demokrasi dan menepis anggapan bahwa mahasiswa sekarang tidak melek politik. 28,87% responden berfikir miris, tidak semua paham isi aksi dan seolah-olah hanya ikut-ikutan untuk konten media sosial. 20,08% responden membenarkan, banyak demonstran menggambarkan betapa seriusnya krisis demokrasi saat ini di Indonesia. Sedangkan 6% responden beranggapan aksi ini tidak real dan merasa ditunggangi pihak lain. Saat ditanyai tantangan paling besar yang akan dihadapi pemerintahan periode selanjutnya, jawaban yang didapat memiliki nilai persenan yang tidak begitu jauh. Ini menun-

jukkan semuanya menjadi prioritas utama, seperti 16,04% beranggapan toleransi SARA masih menjadi permasalahan utama. 26,08% responden beranggapan kebebasan berpendapat terancam. 7,81% responden beranggapan perekonomian yang mundur akan jadi tantangan Indonesia ke depannya. KKN dalam sistem pemerintahan mendapat nilai paling besar, yakni 36,68% responden. Sedangkan pecahnya suara rakyat imbas dari pemilu CapresCawapres 2019, sebanyak 12,55% menyetujui menjadi tantangan terbesar Indonesia. Periode kepemimpinan baru akan jadi pekerjaan rumah yang besar oleh pemerintah. Mengembalikan kepercayaan yang hilang tentu tidak mudah. Apalagi periode ini dipimpin oleh orang yang sama, Jokowi menang tapi masyarakat mempertanyakan akankah hal yang sama akan terjadi lima tahun ke depan. Keutuhan negara penjadi prioritas utama, apalah artinya sebuah negara demokrasi saat masyarakatnya mempertanyakan pemimpinnya. Rhoudatul Annisa


SASTRA BUD AYA BUDA

20

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

Sajak KRITIK SAJAK

Pasrah

Tak T ernilai Ternilai

Ku panjangkan sabar Teruntuk hati yang terlampau keras ini Aku benar-benar lelah Pasrah

Kau punya apa? Aku punya keluarga Kau punya apa? Aku punya sepetak rumah Kau punya apa? Aku punya motor tua Hahaha yang kau punya tak ada apa-apanya dibanding aku Haha...haha...haha...haha... Apa lagi yang kau punya? Aku punya harga diri seorang lelaki yang takkan pernah ku jual!

Kusampaikan resah dan amarah Tanpa berkata apa-apa Terkadang manusia menjadi sangat lucu Merepotkan dan penuh kerumitan Mifthahul Jannah Mahasiswi PGSD TM 2019

Aku Hanya Hujan

Raga Suganda Pratama Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2017

Aku adalah hujan Yang kau tunggu di depan pintu Kau bahagia, pada rentik memelukmu Bibirmu pucat tapi tubuh tak hilang semangat Sampai pada reda, kau termangu Tebersit tanya rindu, “Kapan hujan akan kembali?” Bahagia aku, kau menanti Sampai di awal September Si hujan datang, Langkahnya bahagia bukan kepalang Pintumu terbuka, dan ini awal duka Karna kini kau berlari, Dengan payung warna-warni! Tak apa, Aku hanya hujan, sepantasnya kau hindari Gilang Okira Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2018

KRITIK PUISI

Tidak Pernah Mudah Menjadi Seorang Manusia

Diasuh oleh Muhammad Adek, M.Hum Dalam hidup, ‘manusia akan selalu berada dalam lingkaran penderitaan.’ Begitulah kredo yang selalu teringat ketika membicarakan perihal manusia dan permasalahannya. Jean Paul Sartre (1905-1980), seorang pesohor pemikiran filsafat radikal “eksistensialisme” menyatakan kesuraman dalam nasib manusia adalah kodrat yang tak terelakkan. Poin ini adalah suratan yang harus diterima tanpa ada hak untuk menyanggahnya. Namun keadaan menyedihkan tersebut bukanlah sebuah a cul-de-sac atau jalan buntu. Manusia dengan segala fitur badaniah dan jasmaniahnya (masih) dapat membebaskan diri dari belenggu penderitaan. Sartre menawarkan konsep existence precedes essence (eksistensi mendahului esensi). Yang artinya manusia harus memperbaiki hidup dengan cara menjalani hidup. Menurut Sartre, arti

manusia (essence) didapatkan melalui deretan keputusan yang dipilihnya dalam menjalani hidup (existence). Dalam puisi terpilih kali ini, kita menyaksikan bermacamragam penderitaan yang dialami manusia-manusia muda (penyair adalah mahasiswa -red) dalam fase awal kehidupannya. Puisi “Pasrah” memperlihatkan keadaan sengsara dimana Aku terlibat dalam konflik melawan dirinya. Pergulatan batin yang dialami tidak menghasilkan apaapa selain perasaan resah, amarah dan benar-benar lelah. Sartre menyebut situasi yang dialami Aku sebagai mauvaise foi atau ‘keyakinan yang buruk.’ Yaitu keadaan dimana manusia cenderung memilih membohongi dirinya untuk menghasilkan solusi jangka pendek dan sementara keluar dari penderitaan panjangnya. Solusi yang dipilih Aku seperti kupanjangkan sabar, pasrah dan tanpa berkata apa-apa tidak berhasil membawanya lepas dari kungkungan kegetiran yang hebat dan terlampau keras ini. Alhasil, Aku hanya terjebak dalam malapetaka yang merepotkan dan penuh kerumitan. Puisi ‘Tak Ternilai’ juga merefleksikan penderitaan yang disebabkan konflik antar manusia. Dari struktur puisi, ter-

lihat dialog sengit antara Aku dan Kau. Narasi puisi dibangun dengan cara Kau bertanya terlebih dahulu dan Aku menjawab kemudian. Mereka mempersoalkan barang-barang kepemilikan seperti anggota keluarga, sepetak rumah dan sebuah motor tua. Perdebatan ditutup dengan baris Aku berbicara tentang sebuah harga diri. Pada baris penutup kita menangkap bahwa persoalan sebenarnya adalah mengenai harga diri. Keputusan Aku untuk “membanggakan” harga diri di atas sebenarnya tidak menjawab persoalan apa-apa selain menunjukkan adanya mauvaise foi seperti pada puisi pertama. Tersebab, anak manusia mempunyai pandangan, keyakinan, dan nilai yang berbeda terhadap sebuah entitas. Sartre dalam bukunya berjudul Being and Nothingness (1943) menyatakan manusia hidup tanpa desain, tanpa panduan, tanpa pembimbingan sehingga terjebak dalam kebingungan nilai-nilai yang tidak tetap (volatile) antara satu dengan yang lainnya (no fixed value). Tidak ada nilai yang benar-benar lebih berharga dari nilai lainnya. Begitupun dengan keber-harga-an diri yang tidak jelas asal muasal dan bentuk rupa yang dibanggakan oleh Aku pada puisi di atas.

Puisi “Aku hanya Hujan” juga mempertontonkan sepotong kemalangan nasib manusia pada abad modern. Awal cerita, tokoh Aku menjelaskan diri sebagai sesuatu yang berharga layaknya hujan yang (Kau) tunggu di depan pintu. Kehadiran Aku selalu diiringi rasa bahagia dan tanya rindu oleh Kau. Namun, nasib manusia mudah sekali berubah haluan. Kedatangan Aku Hujan tidak lagi disambut oleh peluk dan rasa damba. Tokoh Kau malah berlari dengan payung berwarna-warni. Secara simbolis, hal ini menyiratkan penolakan terhadap kehadiran Aku. Akhirnya, Aku yang malang harus mereguk pil pahit kekecewaan. Akar penderitaan dari Aku adalah penerimaan pada nasib buruknya. Sartre menyebut hal ini sebagai negative ecstacy atau ‘kecanduan pada negatifitas. Aku sebenarnya menyadari bahwa dirinya mampu dan pantas menjadi sumber kebahagiaan bagi Kau. Namun, ketika Kau mendadak berlari, berpaling dan menolak kehadirannya, Aku mengafirmasi pengabaian yang menyedihkan ini. Dalam hal ini, Aku telah mengerdilkan kemampuan dan potensinya bahkan cenderung telah menyianyiakan hidupnya dengan ukuran yang ditetapkan oleh Kau. Hingga akhirnya, Aku melihat

dirinya sebagai sebuah kemalangan yang sepantasnya (si) kau hindari. Beberapa pertanyaan dapat diajukan untuk melihat sisi lain dari kasus Aku ini. Mengapa Aku begitu negatif memandang hidupnya? Mengapa Aku hanya melihat bahagianya tergantung pada sosok Kau? Mengapa Aku tergesa-gesa menyimpulkan dirinya sebagai kesialan yang tidak seorangpun inginkan? Kecanduan yang melanda alam pikiran manusia untuk meletakkan dirinya semenyedihkan adalah salah satu sumber malapetaka bagi dirinya. Hingga akhirnya, kerutinan ini mengental menjadi keyakinan yang buruk seperti dialami oleh tokoh-tokoh pada puisi pertama dan kedua. Sebagai penutup, Sartre menyarankan kita untuk tidak buru-buru menilai keberhargaan dan keberadaan diri kita dengan ukuran-ukuran yang prematur dan banal seperti puisi di atas. Keberadaan kita bisa jauh lebih dari hal-hal tersebut. Jangan sampai tersebab oleh ‘keyakinan yang buruk’ (mauvaise foi) menjadi satu-satunya pilihan jalan hingga akhirnya menutup kemungkinan pilihan yang lebih baik yang mampu kita dapatkan. Akhir kata, bebaskan pikiranmu dan jadilah makhluk merdeka. Tabik!


SASTRA BUD AYA BUDA

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

Cerpen

21

Rawa Lawang Oleh Desra Sanivo Mahasiswa Jurusan Seni Rupa TM 2017

Kebanyakan orang di Ujung Kampuang tahu satu cerita bahwa tempat mereka tinggal adalah kutukan sekaligus kuburan bagi jiwa-jiwa berhati buruk. Tempat tanpa setetes cahaya langit di siang hari cerah, hujan selalu turun dengan intensitas kecil membasahi pohonnya, sejuk sekaligus tenang adalah kata lain dari menakutkan. Walau begitu anak-anak mereka tumbuh tanpa beda dengan anak desa lain sama kecuali satu hal, tiada diantara mereka yang diperbolehkan ke satu tempat. Genta berbunyi, suara pedati di jalan yang membelah hektar sawah, nampak seorang anak bertanya hal sama pada Ayahnya. “Bagaimana kalau kami tetap bermain ke sana Ayah?” diikuti anggukan seorang lain yang ikut naik pedati. “Nak, melanggar ketentuan tetua adalah pantangan. Kau hanya harus ikut aturannya,” Ayahnya lanjut berteriak-teriak pada kerbaunya agar bergegas sampai ke rumah mereka di ujung jalan arah barat desa. Rombongan anak turun dari pedati mulai berlari, begitu pun anaknya. “Kalian tak boleh ke Rao ingat ya cukup jaga ladang saja!” Lelah berlarian di hutan, keduanya mulai mencari permainan lain untuk dimainkan sembari menunggu sore. Petak umpet mereka putuskan melakukan permainan ini, kali ini yang kalah adalah teman anak pedati. Ia mencari tempat bersembunyi yang sukar ditemukan oleh kawannya agar tak lagi kalah. Si anak pedati iseng menuju rawa larangan, ia ingin sekadar mampir sekaligus mencari tempat sembunyi. Dalam kiranya sudah lama ia berdiam dekat semak belukar hingga sebuah

tangan menyentuhnya, ia menoleh mendapati udara dingin hutan yang semakin sore hari. Jalan menurun tepi bukit, ia susuri jauh di sawah bawahnya ia temukan dua orang berjalan. Seorang gadis dan ibunya menjunjung kayu bakar. Pakaian mereka mirip pakaian yang biasa dikenakan neneknya dulu. Anak gadis itu melirik sekilas, ia berjalan mendahului si Ibu yang kesusahan membawa kayu. Ia menghempaskan kayu itu tuk beristirahat duduk. Aneh. Apa ia tersesat pikir si anak pedati itu. “ Jadi dengan apa kita makan? Daun Ubi jalar lagi, ayolah cari sesuatu yang lezat Bu.” Dari percakapan mereka, ia yakin termasuk golongan melarat. Dari pakaian keduanya jelas lusuh dan usang. Hendak bicara lagi kali ini mata ia dan anak gadis itu bertemu pandang. Si anak gadis itu melototinya. Kakinya mengikuti mereka, takut seorang diri di hutan yang serupa namun berbeda. Ia yakin kenal tapi juga tidak yakin setelah pemandangan kampung yang berbeda dari sebelumnya. Rumah-rumah ini hanya berdindingkan ijuk dan satu dua dalam jarak beberapa meter adalah rumah gadang. Ibu itu singgah di sana, menanyakan beras untuk ditukar dengan kayu bakarnya. Ia memperhatikan rumah itu persis bekas rumah gadang terbakar di desanya. Ada kayu bertumpuk di samping rangkiang, mungkin sehabis mencari kayu bakar juga paman punya rumah itu tadi

tersinggung dan sakit hati. Menapakkan kaki turun ke tanah lalu menghilang bersama tangga kayu. Gadis itu mengambil kayu ibunya dan melemparkan ke sebelah, ia ambil tangga untuk mendapatkan sendiri beras. Ibunya menahannya. Tapi ia tetap naik untuk mengambil beras. Lalu mereka pulang. “Uni, di desa mana kita sekarang.” Gadis itu menoleh sebentar tapi kembali acuh. Ia buka selendang melemparkan ke tanah basah. Hujan gerimis, bahkan cuacanya juga serupa desanya. Besoknya ia ikuti seluruh aktivitas mereka mulai ke sawah mengambil rumput untuk makan hewan ternak milik tetangga, dibayar beras, lalu siang tangDesa n igra s:if ke ladang mengambil pergi ga terVenny beberapa buah suruhan pemidekat Ilustrator: Habil Ramanda lik Sindya ladang, diganti beberapa menyanFitri Sorenya, kayu badarkan Grafis: Mitha Melanie Putri sayuran. kar untuk menanak nasi dan p a d a sayur tadi mereka cari. Makan rangkiang hendak mengambilkan seadanya, aku kelaparan juga. beras untuk mereka. Esoknya seperti biasa, Gadis “Kami bukan pengemis! mengeluh setiap kali bekerja, ia ambil kayunya kami ambil bemenjauhi ibunya pergi ke arah rasnya,” celetuk si gadis. Ia kesal hutan Rawa “Jangan ke sana, di sana pada ibunya yang melarat juga terlarang.” Tepat di depan matanya si paman kaya itu. Aku juga gadis itu berdiri dalam tanah rawa mengerti suara batin anak peyang mulai susut, gadis itu menadati. Tapi kata-kata selalu mungis putus asa ia sulit hidup melarat. dah menyakiti walaupun sebeIa benci ibunya yang bisu, tanpa narnya sasaran kalimatnya ayah. Tanpa tanah pusaka, metepat. Lantas si paman turun nunggu suatu hari mati tanpa apa beberapa tangga, ia bicara selopun. Saat tubuh melenyapkan roh. Wajahnya yang tadi ramah yang tersisa hanya selendangmendadak berubah memerah, ia atau kemarin. “ Oalah. Baru saya cari, jadi masih banyak,” Ibu itu menatap sekilas kayu itu lalu pada rangkiang yang penuh. Beras simpanan. Si pemilik ini iba, ia mengambil

nya di atas tanah rawa. Teriakannya berubah dari auman menjadi kalimat yang mampu dimengerti, ia menyesal masuk ke Rao, ia tak ingin lagi. Ia menangis di senja seorang diri, sebuah tangan lagi memeluknya lembut. Wajah familiar gadis itu ada, apa adegan tadi ilusi sama seperti tubuhnya yang juga sebelumnya adalah inyiak. “Larangan itu tuk suatu alasan baik, tapi aku akan menjagamu dan anak-anakmu.” Ia terpesona dalam satu kali tutupan mata, gadis rancak menghilang di tengah gerimis hujan berkabut hutan di atas bukit rindang. Tengkuknya sakit sekali, ia sentuh pusaran rambut yang ada di sana. Jika Ayahnya tahu ia pergi ke hutan, ia akan di hukum berat. Anak-anak dengan tanda lahir pusaran harimau dilarang ke hutan mana pun atau mereka akan dilarikan penghuni Temannya mengguncang lamunan Jiwo. “Jiwo, kamu yang jaga.” Ia keheranan mendadak satu temannya ada di sebelahnya. “Aku ditemukan?” temannya mengangguk seolah ia masih di jam yang sama. Mereka bermain satu kali lagi, sebelum ke ladang kakeknya. Kakeknya kembali tanpa temannya yang menelusuri keamanan ladang dari tupai pencuri ladang di malam hari. Sementara Jiwo diam memegang ubi bakar tak tersentuh. “Temanmu bercerita kau diam di depan Rawa, nak tanda lahirmu itu belum didinginkan jadi berhati-hati dilarikan dewa hutan. Kalau hilang lebih tiga hari kau pasti lenyap.” Jiwo semakin terkaget kalau benar ia telah mengalami dekat rawa larangan, dilarikan oleh mereka yang tak terlihat.

KRITIK CERPEN

KRITIK CERPEN

Diasuh Oleh Refisa Ananda, M.Pd Media yang cukup sakti untuk mendidik anak-anak adalah sastra. Kenapa? Karena sastra mengandung berbagai nilai luhur yang bermanfaat bagi pembentukan karakter anak. Seringnya, mereka hadir dengan kekuatan-kekuatan bumbu supranatural yang diyakini oleh masyarakat setempat. Lahir dan besar di Sumatra Barat membuat saya cukup terbiasa dengan berbagai kearifan lokal yang hidup di tengah masyarakat. Istilah inyiak yang digunakan untuk panggilan penghormatan bagi harimau, puti untuk menjaga perasaan tikus si binatang pengerat agar tidak tersinggung,

Busa-Busa Harimau dan sebagainya sudah sering saya dengar sejak kecil dari etek saya. Penanaman kearifan lokal melalui kehidupan sehari-hari, cerita rakyat, serta cerita pendek seperti cerpen Rawa Lawang ini dirasa cukup efektif. Latar cerita lingkungan pedesaan yang dideskripsikan dalam cerpen ini sangat dekat dengan kenangan masa kecil generasi 80-90an. Bermain dengan teman sebaya di sore hari, memainkan permainan tradisional petak umpet, dan sebagainya. Generasi yang digolongkan ke dalam kelompok generasi Y atau yang lebih dikenal dengan sebutan generasi milenial. Namun, mereka tetap dapat mengikuti tren seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Tokoh utama cerita, Jiwo, si Anak Pedati, mengalami “kejadian” tak terlupakan. Ia mendapatkan punishment atas pelanggaran yang dilakukannya. Anak lelaki itu tergoda untuk menuntaskan rasa penasarannya. Ia mendatangi rawa lawang, tempat terlarang yang tak boleh dikunjungi siapa pun teru-

tama dirinya yang memiliki busa-busa harimau. Walaupun sudah diingatkan berulang kali oleh ayahnya. Di rawa larangan yang ada di desa mereka inilah, Jiwo, seolah kembali ke masa lalu. Masa ketika neneknya masih hidup. Dengan wujud berbeda, bukan manusia. Folklor masyarat Minangkabau menjadi tema yang menarik minat penulis pada cerpen kali ini. Kepercayaan atau takhayul yang berkembang dalam cerita berkaitan dengan tanda lahir yang dimiliki oleh Jiwo, membuatnya harus berhati-hati agar tidak dilarikan dewa hutan (inyiak). Busa-busa harimau yang ada di kepala seseorang, membuatnya harus waspada ketika masuk hutan. Jika tetap bersikeras, bersiaplah dimakan harimau. Bersiaplah menjadi santapannya. Pada cerita ini digunakan istilah dilarikan dewa hutan. Namun, menurut kepercayaan setempat, busa-busa harimau ini juga bisa dihilangkan lewat orang pintar, pawang harimau. Sejalan dengan penggalan berikut “Nak tanda lahirmu

itu belum didinginkan jadi berhatihati dilarikan dewa hutan”. Kalau hilang lebih tiga hari kau pasti lenyap. Sesuai kepercayaan itu, mereka dengan tanda lahir ini sepertinya lebih aman hidup di kota dibanding desa. Pola pengasuhan anak yang tampak dalam cerpen ini adalah pola pengasuhan yang cenderung memberikan punishment daripada rewards. Ada dua peristiwa yang menyiratkan hal ini. Pertama, Jiwo mendapatkan punishment berubah menjadi hewan kaki empat berbulu putih ketika melanggar kepercayaan masyarakatnya yang melarang masuk ke Rawa Lawang terutama anak-anak dengan busa harimau. Padahal ayah dan kakeknya sudah berulang kali memperingatkannya. Kedua, dalam wujud kaki empat, Jiwo tidak boleh makan daging mentah di hadapannya atau ia akan selamanya dalam wujud itu. Selalu ada hukuman yang dihadapkan jika mereka melanggar ketetapan yang sudah dipercayai oleh masyarakat setempat. Semacam ungkapan larangan

yang berpola, jika tetap melakukan larangan ini akan mengakibatkan itu. Pembekalan yang dilakukan oleh tokoh Ayah kepada anak lelakinya bisa dikatakan sebagai upaya orang tua dalam mempersiapkan anak lelakinya menjadi seorang individu yang memiliki batasan dan taat aturan. Hal itu ditanamkan melalui kepercayaan atau takhayul yang dipercayai oleh masyarakatnya. Beriringan dengan fungsi folklor sebagai alat pendidik anak serta pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya. Peran tokoh ayah mulai dapat dirasakan manfaatnya oleh Jiwo ketika ia sendiri merasakan dampak dari perbuatannya yang melanggar aturan di peristiwa pertama saat ia berubah menjadi binatang kaki empat berbulu putih. Untuk aturan berikutnya, ia tak mau melanggar lagi. Menahan lapar, mengikuti aturan main yang sudah disampaikan, agar ia kembali menjadi manusia lagi. Ketika ia melakukan itu, ia selamat.


RESENSI

22

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

Jurnalis dan Jurnalistik Judul Buku Nama Penulis Nama Penerbit Tahun Terbit Tebal Buku

: : : : :

Judul Nama Penulis Nama Penerbit Cetakan Tebal Buku

4 Pilar Jurnalistik Azwar, M.Si. Prenadamedia Group 2018 194 Halaman

“…hampir tidak ada jurnalis yang hanya bisa menulis berita. Jurnalis pada umumnya bisa menulis jenis tulisan lainnya.” Itulah kutipan yang paling menarik dalam buku 4 Pilar Jurnalistik. Azwar merupakan seorang aktivis yang mulai menulis sejak di bangku perkuliahan, ia menghadirkan buku ini sebagai media atau sarana belajar jurnalistik bagi mahasiswa dan kalangan umum untuk mengerti apa itu jurnalistik. Hal yang menjadi sorotan dalam buku ini yaitu terkait dengan judulnya, 4 Pilar Jurnalistik. Kata ‘pilar’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti ‘tiang penguat’. Dalam hal ini kata pilar diartikan sebagai penguat atau penyokong yang membentuk satu kesatuan untuk menopang jurnalistik dibidangnya. Jika salah satu pilar rusak, maka pilar yang lain juga ikut terganggu. Pilar pertama dijelaskan mengenai laku wartawan atau kode etik jurnalistik yang memuat aturan tingkah laku, mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan wartawan. Lalu pada pilar kedua dijelaskan perihal manajemen ruang redaksi, bagaimana struktur dan cara kerja suatu keredaksian dalam menghasilkan produk jurnalistik di tengah-tengah masyarakat. Antara pilar pertama dan kedua ini berkaitan erat karena ketika wartawan melakukan pekerjaan jurnalistiknya, ia perlu memperhatikan kode etik dan garis komando yang telah dibuat oleh media tempatnya bekerja. Selanjutnya, dalam buku ini disebutkan pilar ketiga ialah mengenai reportase atau liputan. Liputan yang dimaksud di sini tidak selalu menggunakan teknik wawancara, tetapi dapat juga menggu-

Tahun-Tahun Penuh Kegilaan

n a k a n kajian pustaka dan observasi. Lalu pilar keempat, A z w a r mengajak pembaca untuk menyelami tentang teknik penulisan berita. Antara pilar reportase atau liputan dan penulisan berita tentunya memiliki kaitan yang erat. Hasil dari reportase yang telah dilakukan sebelumnya, selanjutnya akan dituliskan menjadi sebuah berita yang runtut dan berbentuk piramida terbalik. Lebih lanjut dalam buku ini dibahas mengenai teknik penulisan beberapa tulisan yang biasa dimuat media jurnalistik. Mulai dari teknik menulis feature, menulis opini, menulis esai, dan menulis resensi. Semua itu dirangkum oleh Azwar dengan bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti oleh para mahasiswa dan kalangan umum yang tengah menggeluti dunia jurnalistik. Resensiator: Julia Fitri Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2016

: : : : :

Trisurya Liu Cixin PT. Gramedia Pertama, September 2019 471 Halaman

Novel Trisurya karya Liu Cixin ini menjadi novel fiksi sains terpopuler di Tiongkok. Novel yang menyajikan sejarah Tiongkok ini menjadi fenomena di ajang dunia sesudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul The Three-Body Problem pada 2014 dan meraih penghargaan Hugo Award 2015, KurdLaBwitz-Preis 2017, dan Premio Ignotus 2017. Kisah dimulai saat serikat merah terbentuk sejak dimulainya revolusi besar kebudayaan proletar pada 1966. Serikat merah telah ditempa melalui pengalaman Longmarch revolusioner. Panji-panji merah serikat itu berkibar gelisah mengelilingi gedung seperti nyala api yang mendambakan kayu bakar. Komandan Serikat Merah gelisah karena lawan kontra-revolusioner yang mereka hadapi. Ketika pertempuran terjadi, sesosok gadis muda muncul di atas gedung sambil mengibarkan bendera merah raksasa Brigade 28 April. Kemunculannya disambut dengan bising letusan senapan. Senjata yang dipakai para penyerang cukup beragam, senapan antik seperti karabin Amerika, dan senjata lebih baru seperti senapan dan mitraliur standar keluaran Tentara Pembebasan Rakyat (TPR) yang dicuri setelah peristiwa Editorial Agustus, beberapa membawa golok besar dan tombak. Secara keseluruhan, senjata tersebut menggambarkan bentangan ringkas sejarah modern. Beberapa anggota Brigade 28 April telah melakukan aksi yang sama. Mereka berdiri di atap gedung, melambaikan bendera dan meneriakkan slogan-slogan dengan megafon. Para laki-laki dan perem-

puan gagah berani itu bisa kembali dengan selamat di bawah terjangan peluru dan mendapat kejayaan berkat kegagah beranian mereka. Gadis tersebut berpikir kalau dia juga akan seberuntung itu. Ia melambaikan panji perang seolah sedang mengibarkan nyala darah mudanya. Dia mabuk oleh mimpinya sendiri, hingga sebutir peluru menembus dadanya. Pengarang menuliskan dengan apik novel ini dengan memasukkan revolusi kebudayaan dan ada unsur sejarah Tiongkok. Namun sayangnya, novel ini disajikan dalam alur flashback sehingga menyulitkan pembaca untuk memahami. Selain itu penulis juga tidak mengungkapkan semua nama tokoh dalam novel ini. Meski demikian, novel fiksi sains surealis ini sangat imajinatif, menyenangkan untuk dibaca, dan jangkauannya luas sekali. Resensiator: Yolanda Septia Putri Mahasiswa Pendidikan Biologi TM 2015

ULASAN FILM

Tentang Kepercayaan dan Penerimaan Diri Judul Film : Tall Girl Sutradar : Nzingha Stewart Tanggal Rilis : 13 september 2019 Durasi : 1 Jam 41 Menit Genre : Romantic Comedy Pemain : Ava Michelle, Griffin Gluck, Sabrina Carpenter, Paris Berelc, Luke Eisner, Clara Wisley, Angela Kinsey, Steve Zahn, Rico Paris, Bria Condon, Shane Guilbeau, Christina Moses. Andrew Brodeur, Jason Rogel, Gralent Bryant Bank, dan Anjelika Washington. Masalah tinggi badan memang menjadi salah satu faktor dalam mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Berbeda dengan kebanyakan orang yang memiliki masalah dengan tinggi badan, tokoh Jodi (Ava Michele) justru mengalami sebaliknya. Ia memiliki masalah karena tinggi badannya di atas rata-rata. Jodi yang baru berusia 16 tahun sudah tumbuh setinggi enam kaki setengah atau sekitar 198 cm. Hal tersebut tentunya menjadi sasaran empuk bagi orang lain untuk mengolok-oloknya. Mengalami bullying sejak kecil dan dianggap memiliki tinggi badan yang tidak normal membuat Jodi tumbuh sebagai remaja yang tidak percaya diri dan kesulitan menerima dirinya sendiri. Akan tetapi, ia masih memiliki dua orang sahabat yang mau bermain dengannya, Fareeda (Anjelika Washington) dan Jack (Griffin Gluck). Jack adalah sahabat dekat

Jodi yang ternyata telah lama menyimpan perasaan suka dan ia selalu berusaha untuk mengajak Jodi agar mau menjalin hubungan dengannya. Namun, ternyata perasaan Jack hanyalah cinta sepihak saja karena Jodi memiliki keinginan untuk berkencan dengan laki-laki yang lebih tinggi darinya. Hingga suatu ketika, seorang murid baru, pindahan dari Swedia yang tampan dan memiliki tinggi yang sesuai ekspektasi Jodi datang dan memberikan harapan untuk Jodi memperoleh sebuah kisah remaja yang diimpikannya. Ia adalah Stig Mohlin (Luke Eisner). Di awal cerita penonton akan disambut dengan pengenalan kehidupan tokoh utama, Jodi, dengan gaya penceritaan orang pertama tunggal. Tokoh utama seakan bercerita tentang kesulitannya di masa lalu karena tinggi badannya yang berbeda dengan orang normal juga memperkenal-

kan sahabat-sahabatnya sekaligus musuh bebuyutannya, Liz. Salah satu keunggulan dalam film Tall Girl ini adalah komedinya yang menghibur. Beberapa adegan disajikan oleh penulis secara dramatis dengan kesan berlebihan yang disengaja. Dialog dalam naskah film ini juga padat dan memiliki gaya penulisan yang lucu dengan perumpamaan dan pemilihan kata yang hiperbola. Mulai dari Ibu Jodi yang narsistik (Angela Kinsey) dan Ayahnya yang paranoid (Steve Zahn) sepanjang waktu dengan keadaan biologis putrinya. Hingga kakak Jodi, Harper (Sabrina Carpenter),

pemenang berbagai kontes kecantikan yang sempurna namun juga sedikit aneh. Keluarga Jodi merupakan salah satu bumbu komedi yang akan membuat kita terhibur di samping kisah Jodi yang sebetulnya biasa-biasa saja. Film ini cocok bagi setiap kalangan, khususnya bagi remaja. Ceritanya memiliki beberapa nilai tentang penerimaan diri dan bagaimana Jodi berusaha untuk memeluk kepribadiannya sebagai si gadis raksasa. Kekurangan dari film ini adalah tidak terlalu menggambarkan bagaimana perjuangan Jodi untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya,

bagaimana ia harus menyikapi lingkungan sekitarnya dan bagaimana ia harus menerima dirinya sendiri. Justru yang menonjol dalam film ini adalah kisah Jodi yang berusaha untuk mendapatkan cintanya. Meskipun terkesan ringan, film ini cocok untuk menemani akhir pekan karena memiliki beberapa nilai yang dapat diambil dan dijadikan pelajaran bagi penontonnya. Resensiator: Deby Purnama Sari Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2015


September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

23

GANTOPEDIA

Proyektor EF-100 Solusi Menonton yang Lebih Nyaman

Apabila kita mendengar kata proyektor pasti sudah tidak asing lagi bukan? Hal ini tidak dapat kita pungkiri dalam kegiatan apapun pasti selalu menggunakan proyektor tersebut. Untuk sejarah penemuan proyektor sendiri, pertama kali ditemukan oleh orang yang bernama Gene Dolgoff Pada tahun 1968. Ia mulai bekerja di dalam kampus dan mempunyai tujuan untuk memproduksi sebuah video proyektor yang dalam idenya ia akan membuat sebuah proyektor LCD yang lebih cerah dibandingkan dengan 3-CRT pro yektor. Idenya adalah menggunakan elemen yang disebut sebagai ‘cahaya katupa’ un tuk mengatur jumlah cahaya yang melewati itu. Hal ini akan memungkinkan penggunaan yang lebih ampuh untuk sumber cahaya eksternal. Setelah mencoba berbagai bahan, dia setuju dengan penggunaan kristal cair untuk mengatur cahaya pada tahun 1971. Ini membawanya sampai tahun1984 untuk mendapatkan addressable dari layar kristal cair (LCD) yang ketika itulah ia membuat proyektor LCD pertama di dunia. Fungsi proyektor adalah untuk menampilkan gambar dari komputer ke layar yang lebih besar, maka secara singkat cara kerja proyektor yaitu berdasarkan OGANprinsip pembiasan cahaya. Di mana cahaya tersebut dapat dihasilkan dari 3 panel Liquid Cyrstal Display (LCD)

yang dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar seperti red ,green, d a n b l u e . S e m u a cahaya melewati panel dan berpadu melalui prisma di dalam perangkat proyektor. Kemudian perpaduan cahaya tersebut dipancarkan ke layar proyeksi atau media pantul yang rata, sehingga objek pada perangkat komputer a t a u l a p t o p dapat diproyeksikan di layar dengan baik. Alat ini sangat bermanfaat untuk membantu seseorang dalam hal presentasi dan memaparkan penjelasan atau presentasi dalam bentuk teks, gambar, animasi, atau video kepada audiens agar lebih mudah dimengerti. Dilihat dari jenis-jenis proyektor dapat kita klasifikasikan menjadi lima. Pertama, Proyektor Digital, yang mana proyektor ini dapat mengkonversi data dalam bentuk gambar secara langsung dari PC ke layar dengan sistem lensa yang biasa digunakan untuk sistem home theater. Kedua, Proyektor LCD ialah proyektor lebih modern yang dikembangkan dari pendahulunya yaitu overhead Projector (OHP), dimana OHP ini masih menggunakan tulisan di kertas bening. Ketiga, Proyektor CRT yang digunakan pada mesin TV konvensional dibeberapa dekade terakhir dengan memanfaatkan proyektor berbentuk tabung gambar. Keempat, Proyektor DLP gambar yang dihasilkan dari kaca kecil mikroskopis yang disusun ma-

trix di atas chip semikonduktor atau umum dikenal sebagai Digital Micromiror Device. Kelima adalah Proyektor LCOS, proyektor jenis ini merupakan pembaharuan dari LCD dan DLP produksinya lebih ringan dan resolusi yang dihasilkan lebih baik. Dari yang biasa kita lihat sehari-hari, proyektor itu ukurannya besar, berat, dan sulit untuk bisa selalu dibawa kemana saja akan pergi dan pastinya membutuhkan tempat juga ruang yang tidak sedikit. Jadi untuk memecahkan masalah ini, dihadirkannya proyektor laser 3LCD, tentu saja keluaran terbaru ini bisa membantu memaksimalkan kenyamanan menonton kita, serta dilengkapi banyak port yang memungkinkan kita bisa menggunakan proyektor tanpa harus menghubungkannya ke laptop. Proyektor mini ini sangat praktis untuk sekadar menonton film. Proyektor laser 3LCD terkecil di dunia ialah keluaran dari Epson, di mana proyektor laser terbaru Epson EF-100 yang ringkas dan ramping, serta mampu memproyeksikan gambar yang cemerlang di ruangan manapun. Dengan ukuran diagonal gambar proyeksi hingga 150 inci (sekitar 3,2m lebar x 2,0m tinggi), proyektor yang inovatif ini mampu menggabungkan tampilan layar besar sekaligus dengan fleksibilitas dan kemudahan penggunaan. Hal ini akan menjadi terobosan baru pada

aplikasi home proyektor. Proyektor yang ringkas dan ringan ini hanya berukuraan 23 sentimeter dengan bobot 2,7 kilogram saja, sehingga mudah bagi pengguna untuk membawa serta menempatkannya di ruangan manapun. Proyektor yang memiliki kemampuan untuk memproyeksikan gambar pada sudut berapapun dengan fleksibilitas 360 derajat ini, memungkinkan banyak pilihan posisi proyeksi, mulai dari menonton film di dinding ruang tamu bahkan hingga menonton film di plafon kamar tidur. Pengguna dapat mengakses konten dari ponsel pintar, tablet, pemutar DVD, konsol game atau laptop secara mudah dengan hanya menyambungkan kabel ke port HDMI. Menikmati konten dengan streaming juga sangat mudah dikarenakan perangkat

streaming dapat dipasang pada bagian belakang proyektor. Bahkan pada saat siang hari di rumah dengan sumber cahaya laser, proyektor mampu menghasilkan gambar yang cerah dan tegas, sehingga pengguna tidak perlu mematikan lampu atau menutup jendela. Dengan proyektor laser EF-100, penyuka film mampu menyaksikan dan menampilkannya dengan kecerahan 2000 lumens dan rasio kontras yang tinggi lebih dari 2.500.000 : 1 dengan gambar yang sangat kaya dan jelas. Perawatan proyektor ini sangatlah mudah, yaitu dengan sumber cahaya laser yang tahan lama dan bebas perawatan dan proyektor ini tidak membutuhkan penggantian lampu selama masa pakai proyektor tersebut. (Widia Nurfitri* dari berbagai sumber)

OGAN

Grafis dan Ilustrator: Mitha Melanie Putri

Grafis dan ilustrator: Mitha Melanie Putri


September-Oktrober Edisi No.212/Tahun

2019 XXX

IKLAN

September-Oktober 2019 Edisi No.212/Tahun XXX

24


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.