November-Desember Edisi No.213/Tahun
2019 XXX
November-Desember 2019 Edisi No.213/Tahun XXX
2 FA J AR
SARIP ATI SARIPA
Minim Informasi, Banyak Asumsi Tidak tercukupinya biaya pendidikan merupakan masalah yang hampir dimiliki oleh mahasiwa dan pelajar di seluruh Indonesia. Hal yang sama juga dialami oleh mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP). Bantuan biaya pendidikan atau beasiswa menjadi salah satu solusi utama yang dihadirkan. Beberapa beasiswa yang ditawarkan oleh UNP adalah Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), Afirmasi Dikti (ADik) dan Bidikmisi. Di antara beasiswa di atas, Bidikmisi merupakan beasiswa dengan kuota terbanyak yang dimliki oleh UNP. Namun pada tahun 2016 lalu, jumlah 580 penerima belum juga dirasa cukup oleh UNP dilihat dari kuota mahasiswa yang diterima UNP saat itu mencapai 5.812 mahasiswa. Oleh karena itu, UNP mengajukan surat permohonan penambahan kuota kepada Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada 2 Juni 2016. Gayung bersambut, permohonan UNP direstui oleh Kemenristekdikti, sehingga UNP mendapatkan penambahan kuota sebesar 10 persen dari daya tampung UNP. Dari yang awalnya 580 penerima menjadi 1.160 orang. Penambahan kuota Beasiswa Bidikmisi rupanya menghadirkan masalah baru bagi UNP. Banyak mahasiswa bidikmisi kuota tambahan yang mengeluhkan kurang jelasnya prosedur pengembalian Uang Kuliah Tungggal (UKT) semester satu bagi penerima kuota tambahan. Selain prosedur pengembalian UKT yang dianggap cukup berbelit-belit, transparansi dari pihak kampus juga dipertanyakan oleh mereka. Tidak adanya pengumuman oleh pihak kampus tentang pengurusan pengembalian UKT merupakan salah satu contohnya. Adapun informasi yang didapat oleh mahasiswa. Bidikmisi kuota tambahan hanya dari info lewat mulut ke mulut. Walaupun demikian, pihak kampus tidak sepenuhnya bisa disalahkan, mengingat dalam pencairan dana memang harus melalui proses terlebih dahulu. Apalagi uang yang dIcairkan dengan jumlah yang cukup besar. Sesuai penuturan Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan, Ir. Syahril, M.Sc, Ph.D. Ia mengatakan bahwa semua uang pasti akan dikembalikan, asalkan mengikuti prosedur yang berlaku. Oleh karena itu kesabaran dan kepekaan mahasiswa terhadap informasi sangat diperlukan. Dilain hal, isu digantikannya Bidikmisi dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) pada tahun 2020 juga dicemaskan oleh mahasiswa penerima Bidikmisi. Isu ini cukup mencemaskan mahasiswa Bidikmisi mengingat tidak semua penerima Bidikmisi memiliki kartu KIP tersebut. Apalagi KIP Kuliah yang direncanakan pemerintah nantinya akan digabung dengan Beasiswa ADik dan PPA. Terlepas dari berbagai masalah itu semua, tranparansi dan kejelasan informasi merupakan poin penting yang perlu diperbaiki untuk kedepannya. Hal ini untuk menghilangkan kecurigaan dan kesalahpahaman oleh berbagai pihak. Pemred Cetak Bayangan. GANTOLE
+ Pengembalian UKT kuota tambahan sudah cair. - Kok ngak ada pengumuman nya? + UNP beri JK gelar HC. - Sudah bisa ditebak. POK OK P AD ANG POKOK PAD ADANG +UNP tuan rumah Silaknas ICMI ke-29. - Apa untungnya?
Tak Ada yang Perlu Dirisaukan
Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd. Pembina SKK Ganto UNP
Ganto edisi 213 mengulas tentang pengembalian Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa Bidikmisi kuota tambahan TM 2016. Pada laporan mahasiswa mengeluh karena mereka belum memperoleh pengembalian UKT yang sudah dibayarkan sebelum berstatus mahasiswa Bidikmisi. Menyikapi keluhan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi kuota tambahan TM 2016 tersebut, kita berpandangan bahwa persoalannya tidaklah rumit dan bahkan tidak patut menjadi polemik. Kenapa demikian? Pertama, mahasiswa Bidikmisi tersebut jumlahnya banyak dan tersebar di berbagai fakultas. Untuk itu, mereka yang berstatus kuota tambahan tersebut
melakukan koordinasi dengan dekan atau wakil dekan. Kemudian buat daftar mereka yang bermasalah, dan ajukan ke universitas. Artinya, pengurusannya dilakukan secara kolektif. Kedua, pengelola dana Bidikmisi jelas dan bisa dihubungi kapan saja. Oleh karena itu, mahasiswa yang bermasalah bisa menghubungi petugas yang menangani masalah keuangan ini. Jadi, menurut hemat kita, mahasiswa tidak perlu risau karena pengurusannya pasti mudah. Ketiga, program Bidikmisi adalah program nasional. Oleh karena itu, tidak ada celah untuk bisa dipermainkan, apalagi diselewengkan. Selama ini, kita menyaksikan bahwa pengelolaan beasiswa Bidikmisi sangatlah transparan di UNP. Sekarang tinggal lagi kapan mereka yang bermasalah itu punya waktu untuk mengurusnya. Jika terkendala, bisa laporkan kepada dekan atau wakil dekan di fakultas. Tentu sebaliknya, kita menghimbau petugas yang bertanggungjawab menangani mahasiswa Bidikmisi ini agar menyampaikan informasi yang seluas-luasnya kepada mahasiswa Bidikmisi kuota tamba-
han tentang sistem pengembalian dana UKT itu. Hal-hal yang perlu dijelaskan dan dikomunikasikan adalah persyaratannya, waktu, dan tempat pengurusannya. Kepada mahasiswa Bidikmisi kuota tambahan kita menghimbau juga agar segala persoalan yang timbul haruslah didiskusikan sebaik-baiknya mulai dari tingkat jurusan dan tingkat fakultas sebelum menjadi isu. Hal ini penting dilakukan karena kita yakin bahwa pimpinan universitas ingin agar program Bidikmisi itu tetap berjalan dan bertahan di UNP. Apabila masalah ini menjadi “cerita� yang tak jelas, maka yang rugi tentulah lembaga kita sendiri. Akhirnya, kita berharap agar pimpinan lembaga mulai dari jurusan, fakultas dan universitas terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap jalannya semua program beasiswa yang ada. Karena beasiswa berkaitan dengan dana, ia mudah menjadi cerita liar. Kita menaruh harapan kepada seluruh mahasiwa penerima beasiswa agar dapat menunjukkan prestasi yang gemilang sehingga mampu mengharumkan nama UNP ke dapan.
POK OK P AD ANG POKOK PAD ADANG Salam Pers Mahasiswa ! Kesalahan orang lain terletak pada mata kita, tetapi kesalahan kita sendiri terletak di punggung kita (Ruchert). Manusia sebagai makhluk sosial tidak akan pernah terlepas dari sebuah permasalahan maupun konflik dengan teman, rekan kerja bahkan sanak saudaranya sendiri. Perbedaan pendapatlah yang menjadi salah satu kata kunci timbulnya sebuah konflik antar mereka. Tak pelak, sebab ego yang merasuki membuat beberapa orang berpendapat bahwa dirinyalah yang paling benar dan orang lain adalah salah. Akibatnya, manusia seperti ini akan selalu berusaha untuk membuktikan kebenarannya dengan mencari kesalahan-kesalahan orang lain. Sejatinya, hampir semua manusia memiliki sifat seperti ini. Namun, itu semua tergantung dari bagaimana man usia tersebut menempatkannya. Pada akhirnya, apabila sifat ini terus saja dipertahankan tanpa adanya introspeksi kepada diri sendiri. Hal tersebut hanya akan berujung kepada sebuah ajang untuk mempertontonkan kebodohan diri manusia itu sendiri. Tidak dapat ditampik, hal seperti ini juga terjadi pada Kru SKK Ganto. Sifat-sifat seperti ini juga kadang kala muncul pada rapatrapat yang diadakan, baik dalam keredaksian maupun rapat kepengurusan sekalipun. Meskipun demikian, Ganto akan selalu berusaha untuk
Cetak: Kru SKK Ganto sedang memerisa bahan tabloid yang akan dicetak untuk edisi 212 di ruangan Padang Ekspres, Selasa ( 17/12). f/Afdal*
menanamkan kepada krunya untuk tetap menjalin silaturahmi dan membuang ego yang menggangap dirinyalah paling benar dan orang lain salah dibuang jauh-jauh. Edisi kali ini (213) merupakan edisi terakhir produk cetak SKK Ganto tahun kepengurusan 2019. Pada edisi ini, Ganto mengangkatkan laporan mengenai kejelasan pengembalian UKT Mahasiswa Bidikmisi TM 2016 yang lulus melalui kuota tambahan serta kejelasan dari Kartu Indonesia Pintar (KIP) di UNP yang dikatakan sebagai kesatuan beasiswa Bidikmisi dengan beasiswa lainnya dari pemerintahan. Selain itu, juga akan ada berita-berita seputar kampus UNP yang dibahas lebih mendalam dan
informasi mengenai tempat-tempat yang layak untuk dikunjungi. Akhir kata, meskipun edisi 213 merupakan edisi terakhir dan kepengurusan 2019 akan segera berakhir. Bukan berarti ini semua akhir dari Ganto dalam menyuguhkan karya-karya jurnalistik kepada para pembaca dan penonton setianya. Ganto akan senantiasa untuk selalu mengevaluasi kinerjanya dan akan selalu memberikan bacaan dan tontonan yang tidak asal jadi. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca dan penonton akan selalu dinanti untuk perbaikan karya yang mengedukasi.Pemum Bayangan Viva Presma!
Surat Kabar Kampus Ganto Universitas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, International Standard Serial Number (ISSN): 1412-890X, Pelindung: Rektor UNP: Prof. Ganefri, Ph.D., Penasehat: Wakil Rektor III UNP: Prof. Dr. Ardipal, M.Pd., Penanggung Jawab: Prof. Dr. Ermanto, M.Hum., dan Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd., Dewan Ahli: Lutfi Darwin, Venny Sindya Fitri, Staf Ahli: Konsultasi Psikologi: Dr. Afdal, S. Pd., M.Pd., Kons., Konsultasi Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, M.Kes., Kritik Puisi: Muhammad Adek, M.Hum., Kritik Cerpen: Refisa Ananda, M.Pd., Kritik English Corner: Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd., Pemimpin Umum: Putri Radila, Sekretaris Umum: Irza Ade Suarni Bendahara Umum: Yolanda Septia Putri,, Pemimpin Redaksi Cetak: Monalisa, Pemimpin Redaksi Televisi dan Daring: Akbar Wahyu Pratama, Kepala Penelitian dan Pengembangan: Yanda Dewi Kurnia, Pemimpin Usaha: MHD.Agus Saputra, Redaktur Pelaksana: Anisa Erda Walanda, Redaktur Berita: Nilam Purnama Sari dan Aminah Wulansari Lubis, Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya: Riska Meliani, Redaktur Artistik: Mitha Melanie Putri, Layouter: Ozza Syafrigo Aulia, Fotografer: Hega Dwi Dian Dola, Redaktur Daring: Juli Fitri, Imelda Kristinafanny Sirait, Editor dan Vidiografer: Fuji Jelang Ramdhan, Staf Grafis dan Media Sosial: Siska Novridayanti, Staf Riset: Rhodatul Annisa, Staf Pustaka dan Kearsipan: Yeni Maharani, Staf Iklan: Mega Oktavianda, Staf Percetakan dan Sirkulasi: Desi Liati, Reporter Koresponden: Deby Purnama Sari, Reporter Junior: M. Afdal Afrianto*, Lidya Octaliani*, Rahma Livia*, Nisrina Zakia Khalel*, Tharifa Annisa Onny*, Lili Rahmadani*,Widia Nurfitri*, Rezky Amelia Putri*, Ahmad Fadillah B*, Habil, Ramadihan*, Aisyah Hamid*. Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat:Gedung Student Center Lt 2 Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode pos 25131.Laman web:http://ganto.co, email:redaksiganto@gmail.com, Percetakan: Unit Percetakan PT. Padang Graindo Mediatama (Isi di luar pertanggungjawaban percetakan), Tarif iklan: Rp4.000.000,00 (halaman penuh berwarna), Rp1.500.000,00 (1/2 halaman hitam-putih), Rp100.000,00
November-Desember Edisi No.213/Tahun
2019 XXX
3
SURA T PEMBA CA SURAT PEMBAC
Satu Lift Tidak Berfungsi Lift merupakan salah satu fasilitas penunjang yang digunakan mahasiswa di Gedung Lama Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). Namun sayangnya hanya satu lift yang berfungsi dikarenakan yang satunya lagi rusak. Lift yang berfungsi pun tak jarang macet dan membuat mahasiswa terkunci di dalam. Hal ini menyebabkan mahasiswa takut menaikinya. Afdhaluz Zikri Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2018
Upgrade Buku Diperlukan Selaku mahasiswa, saya mengharapkan kesadaran diri kepada segenap masyarakat akademisi Universitas Negeri Padang (UNP), Kesadaran mengenai pentingnya mengupgrade setiap buku referensi, baik upgrade secara fisik (pentingnya pengadaan buku secara berkala), maupun digitalisasi (ebook, dan sebagainya). Hal ini dikarenakan mayoritas buku sudah usang.
C ATATAN BUD A YA BUDA
Dandelion Oleh Aisyah Hamid* Mahasiswa Pendidikan Biologi TM 2017
Penadi Kurniawan Mahasiswa Pendidikan Sejarah TM 2017
FMIPA Butuh Closed Circuit Television (CCTV) Pengamanan di parkiran Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) masih kurang baik, walaupun sudah ada satpam yang berjaga disana, tetapi para pencuri masih memiliki ruang untuk melakukan aksinya. Kami mahasiswa FMIPA berharap adanya penambahan cctv di daerah parkiran FMIPA, agar keamanan kendaraan dan peralatan berkendara tidak diambil pencuri. Aprilla Suhada Mahasiswa Statistika TM 2018
Kurang Tempat Diskusi Sebagai mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), saya merasa kurangnya tempat untuk berdiskusi yang layak, seperti kurangnya ketersediaan bangku, terutama di Fakuktas Ilmu Sosial (FIS). Tempat duduk yang tidak mampu menampung mahasiswa FIS. Apalagi ditambah kedatangan mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Salman Alfarizi Pendidikan Sejarah TM 2017
SKK Ganto UNP menerima surat pembaca, baik berupa keluhan, kritikan, saran, maupun permasalahan tentang lingkungan sekitar UNP. Surat pembaca dapat dikirimkan melalui email redaksiganto@gmail.com atau bisa diantar langsung ke Sekretariat SKK Ganto UNP Gedung Student Center Lantai 2 UNP dengan melampirkan kartu identitas, seperti KTP atau KTM.
Sejatinya, kehidupan manusia bak sebuah pepatah “adat muda menanggung rasa.” Artinya seseorang akan mengerti arti hidup setelah melewati berbagai macam peristiwa kehidupan. Jatuh lalu bangkit, hanyut lalu melawan arus, terbentur lalu terbentuk, dan terdampar lalu tumbuh mekar. Seperti Dandelion, bunga sederhana tanpa semerbak yang biasa tumbuh di antara semak-semak. Bunga satu ini sering sekali kita jumpai, namun tak begitu banyak yang tahu namanya. Banyak yang mengira Dandelion adalah bunga yang rapuh. Ternyata tidak. Justru ia memiliki kekuatan yang tidak dimiliki oleh bunga lain. Perawakannya nan indah membuat setiap mata yang melihat ingin mengabadikannya. Mungkin tidak banyak orang yang menganggap keberadaan Dandelion, karena bunga ini sering kali diabaikan. Dandelion atau Randa Tapak adalah bagian dari Taraxacum, sebuah genus besar dalam keluarga Asteraceae. Nama Randa Tapak sendiri biasa digunakan untuk merujuk kepada sebuah tumbuhan yang memiliki “bunga” dan di dalamnya terdapat “bunga-bunga” kecil yang terbang ketika ditiup angin. Bunga ini berasal dari Eropa dan Asia Barat. Tanaman ini telah ada sejak berjuta tahun yang lalu. Dandelion adalah tanaman liar yang sangat mudah tumbuh dan berkembang. Bunga ini menghasilkan biji-biji berbentuk kapas yang bila diterbangkan angin bisa langsung tumbuh di mana pun ia mendarat. Biji-biji ini sesungguhnya adalah buahnya. Dandelion memiliki bentuk yang unik. Bentuknya yang kecil dan mudah terbawa angin memang menjadi ciri khas bunga Dandelion, namun bunga ini tetap terbang hingga terjatuh di tempat lain. Dalam lingkungan yang baru,
bunga Dandelion pun bisa tumbuh hingga menghasilkan kehidupan baru. Dandelion bisa tumbuh dimanapun ia berlabuh, di tempat tandus ataupun lembab, di pagar, genting yang lapuk, bahkan di antara semak belukar. Mudah tumbuh adalah makna optimis. Dengan apa yang terjadi padanya, terbawa angin hingga terdampar di tempat baru, bunga ini bisa tumbuh kembali dengan berani. Begitu pula hendaknya kita sebagai manusia, terutama bagi kita yang memiliki jiwa introver harus mampu beradaptasi dimanapun kita berada. Bunga Dandelion mampu mengikuti dan melawan arah angin,
Grafis dan Ilustrator Ilustrator:: Habil Ramanda*
ia akan t e r u s t e r b a n g tinggi menjelajah angkasa hingga pengaruh angin itu hilang. Meski dalam keadaan terhempas dan tersebar karena tiupan, serpihan bunganya yang kecil tidak pernah lepas. Ia mampu bertahan hingga tumbuh besar dan menyebarkan bibitnya kembali lewat angin. Dandelion memiliki rasa tulus meski ia tak tahu angin akan menerbangkannya ke arah mana, dan tetap kuat meski banyak yang menyangka kita rapuh. Bahkan, sebelum
terbawa angin yang kencang, bunga ini tetap bertahan pada tangkainya. Begitu pula hendaknya manusia, harus berani menghadapi arus kehidupan, kuat menjaga diri, dan tetap berdiri kokoh sekalipun pondasi roboh. Dandelion tidak bisa memilih ke mana angin akan membawanya pergi. Tetapi setelah sampai ke tempat tujuannya, ia akan tumbuh dan berkembang lalu mekar dan mengering dan di terbangkan oleh angin lagi ke tempat yang lain. Kemudian setelah mengering, ia akan kembali tumbuh menjadi bunga yang lebih besar, setahap demi setahap. Begitulah hebatnya Dandelion, tanaman liar yang memberikan banyak pelajaran serta dapat diambil hikmahnya dalam menjalani kehidupan. Kita sebagai manusia yang sering kali mengeluh dan mudah putus asa hendaknya banyak belajar dari cara Dandelion bertahan hidup. Mampu beradaptasi dengan cepat serta memiliki jiwa yang kuat meski dihadapkan pada cobaan yang berat. Meski diabaikan atau bahkan tidak ada yang peduli, kita harus bisa sukses dengan cara kita sendiri. Akan selalu ada ujian sebelum tercapainya impian, akan ada banyak rintangan sebelum menjadi seorang pemenang. Tuhan tidak akan pernah memberi cobaan di luar batas kemampuan kita. Semua tergantung dari bagaimana kita menjalani prosesnya. Memilih diam lalu terbawa arus atau maju melawan laju arus.
LAPORAN
4
November-Desember 2019 Edisi No.213/Tahun XXX
Belum Adanya Pemerataan Informasi Perihal pengembalian Uang Kuliah Tunggal (UKT) bagi mahasiswa penerima Bidikmisi dari kuota tambahan di Universitas Negeri Padang (UNP) layaknya sebuah drama yang tak berkesudahan. Ketidakjelasan informasi hingga prosedur yang runtut menjadi problema tersendiri bagi mahasiswa.
Oleh Julia Fitri dan Anisa Erda Walanda
Perkara beasiswa, tidak terlepas dari yang namanya keberuntungan atau bisa disebut nasib-nasiban. Begitu juga dengan penerimaan beasiswa Bidikmisi bagi calon mahasiswa yang telah mendaftar sebelumnya. Bagi yang nasibnya lulus melalui beasiswa tersebut, tentu hatinya sangat bahagia karena dapat berkuliah tanpa memikirkan biaya per semesternya. Sementara bagi mereka yang tidak lulus, tentu hatinya sedih karena telah kehilangan peluang dan harapan untuk mencecap beasiswa di Perguruan Tinggi. Namun, kesedihan itu memiliki penawar tersendiri bagi mahasiswa UNP. Pada 2016 lalu, UNP mendapat penambahan kuota untuk mahasiswa Tahun Masuk (TM) 2016. Hal ini tentunya disambut baik oleh mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus sebelumnya karena mereka memiliki peluang besar untuk bisa dinyatakan sebagai penerima Bidikmisi dari kuota tambahan. Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah UNP TM 2016, Mutiara Syafni mengungkapkan bahwa tepat pada perkuliahannya di semester 2 lalu, ia memperoleh beasiswa Bidikmisi dari kuota tambahan. Kepada Ganto ia bercerita bahwa sebelumnya dia tidak lulus wawancara Bidikmisi. Kemudian ia dinyatakan sebagai penerima Bidikmisi, sehingga ia merasa senang sekali saat itu. Tidak hanya senang telah mendapat Bidikmisi, menurut kabar yang didengar Mutiara, mahasiswa yang mendapat kuota tambahan Bidikmisi Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang telah dibayarkan pada semester 1 akan dikembalikan. Ia pun bertambah senang karena UKT sebesar Rp 2 juta yang telah dibayarkannya akan dikembalikan lagi. Menurutnya, hal tersebut tentunya akan sangat membantu mahasiswa dari segi finansial. Namun, rasa senang akan hal yang didambakannya itu tak kunjung dapat. Ia mengaku sampai saat ini belum memperoleh pengem-
Perihal Bidikmisi: Kepala BAK, Drs. Yushamdi mengharapkan mahasiswa penerima bantuan biaya pendidikan Bidikmisi tahun masuk 2016 agar dapat melihat peluang beasiswa. Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Sosialisai dan Penandatangan Kontrak Bidikmisi Angakatan 2016 di Auditorium UNP, Sabtu (30/11). f/Afdal*
balian UKT tersebut. Mutiara pun menceritakan terkait apa saja kendala yang ia hadapi saat mengurus pengembalian UKT tersebut ke pihak kampus. Mulai dari pelayanan yang kurang baik, prosedurnya yang tidak praktis dan ia yang disuruh pergi ke sana dan ke mari tanpa kejelasan. “Karena banyaknya prosedur yang harus dilakukan, saya tidak lagi mengurus pengembalian UKT,” Sabtu (23/11). Mutiara bukan satu-satunya mahasiswa yang mengeluhkan perihal pengembalian UKT tersebut. Mahasiswa lainnya yaitu Mahasiswa Manajemen TM 2016, Tania Dwipa, yang juga mengaku tidak mendapatkan pengembalian UKT. Ia menyatakan bahwa sebelumnya pernah mengurus pengembalian itu bersama temannya. Namun sayangnya, ia mendapat respon yang tidak baik dari pihak kemahasiswaan UNP. Tania menceritakan kepada Ganto bahwa ia dan temannya sempat dimarahi oleh pihak kemahasiswaan ketika menanyakan perihal pengembalian UKT tersebut. Semenjak itu, ia tidak lagi mengurus pengembalian UKT. “Lagian juga hanya satu juta rupiah, saya ikhlaskan saja,” ucapnya, Kamis (28/11). Kemudian, pada tahun 2019 melalui seorang teman, Ganto mendapat informasi dari Wendi Jelita Mahasiswa Jurusan Matematika TM 2016 bahwasannya ia mendapatkan pengembalian UKT yang sudah ia bayarkan pada awal perkuliahan. Wendi mengatakan bahwa ia mendapatkan informasi dari
rekannya bahwa UKT yang sudah ia bayarkan bisa dikembalikan dengan mengurus beberapa administrasi. Kabar tersebut ia dapatkan pada saat libur semester genap 2019 kemarin. Setelah diberitahukan kabar tersebut, esok harinya Wendi pergi ke Biro Akademik dan Kemahasiswaan (BAK). Ia mengatakan bahwa pegawai disana menyuruhnya untuk memasukkan surat ke Tata Usaha (TU) terlebih dahulu. “Kami disuruh ke TU dan kata orang TU suratnya akan diberikan ke BAK,” ujarnya, Selasa (8/10). Berbeda halnya dari penuturan tersebut, Putri Alia yang merupakan salah satu Mahasiswa Pendidikan Kimia UNP TM 2016 menyebutkan bahwa ia telah menerima pengembalian UKT. Setelah sebelumnya melewati proses yang panjang, Alia mengaku akhirnya memperoleh UKT yang telah dibayarkan sebelumnya. Ia juga bercerita bahwa prosedur pengembalian itu sangat berbelit-belit karena ia harus terus menerus disuruh menunggu. Ia pun mendapat kabar adanya pengembalian UKT tersebut dari mahasiswa Bidikmisi TM 2017 dan 2018, tidak ada info resminya dari pihak kampus. Putri pun menyebutkan bahwa kebetulan waktu itu temannya ada yang mengurus pengembalian UKT dan akhirnya menerima uang itu setelah sebelumnya menunggu pencairan dulu. Sama halnya dengan temannya tersebut, ia pun menunggu kurang lebih dua minggu setelah pengurusan berkas-berkas yang dikumpulkan ke pihak Kemahasiswaan UNP. Putri bercerita bahwa untuk
mengurus pengembalian UKT ia harus membuat surat permohonan dan melampirkan print-out bukti pembayaran UKT sebelum diserahkan ke bagian TU UNP. Lalu bagian TU menyarankan 3 hari lagi datang ke BAK untuk memastikan suratnya sudah sampai atau belum. Setelah itu, di bagian BAK ia disuruh menunggu lagi 10 hari. “Kemudian saya disuruh ke bagian keuangan untuk melakukan pencairan,” tuturnya ketika menceritakan kronologis pencairan UKT yang telah ia bayarkan sebelumnya kepada Ganto, Rabu (27/11). Menilik beberapa narasumber yang Ganto temui sebelumnya, terlihat jelas bahwa terdapat ketumpangtindihan pada pengembalian UKT mahasiswa penerima kuota tambahan Bidikmisi TM 2016 ini. Ada mahasiswa yang tidak tahu sama sekali info pengembalian UKT, ada juga yang mengaku rumit dan sulit dalam mengurus pengembalian tersebut sehingga mundur dan memutuskan tidak melanjutkan permohonan pengembalian UKT mereka. Namun di balik itu, juga ada mahasiswa penerima kuota tambahan Bidikmisi yang mengaku mudah dalam mengurus pengembalian UKT yang telah ia bayarkan. Salah satunya diakui oleh Mahasiswa Pendidikan Kimia TM 2016 UNP, Ismi Maulani. Ismi menyebutkan bahwa prosedur pengembalian UKT itu cukup mudah dan sederhana. Mahasiswa hanya perlu mengajukan surat permohonan pengembalian UKT dan diserahkan ke pihak BAK UNP untuk diproses. Setelah surat masuk ke BAK, Ismi menceritakan
bahwa ia tinggal menunggu sekitar sepuluh hari dan setelah itu UKT akan dikembalikan secara tunai dan dijemput ke bagian Keuangan UNP. “Kita akan diinfokan bahwa dana telah cair, lalu kita jem put dana tersebut ke pihak Keuangan UNP,” jelasnya, Minggu (30/11). Adanya ketumpang tindihan ini mendorong Ganto untuk mengkonfirmasi langsung kepada pihak kampus, salah satunya Kasubbag Anggaran PNPB UNP, Yudhy Dharma, AM.d. Kepada Ganto Yudhy mengatakan bahwa semua mahasiswa Bidikmisi yang sudah terlanjur membayarkan UKT akan dikembalikan uangnya di semester berapapun ia memperoleh Bidikmisi tersebut. Ia menjelaskan bahwa sesuai dengan Standar Operasional Prosedur yang ada, untuk mengurus pengembalian UKT itu mahasiswa harus membuat surat permohonan. Hanya saja, dalam hal ini ia sangat menyayangkan ketika beberapa mahasiswa UNP mengaku tidak mengetahui perihal pengembalian UKT tersebut. Selain itu, ia juga menyatakan bahwa ada satu hal yang perlu disoroti mahasiswa, khususnya penerima Bidikmisi kuota tambahan ataupun pengganti. “UKT yang dikembalikan hanya UKT di semester mahasiswa itu mendapatkan status sebagai Beasiswa Bidikmisi, bukan dari semester awal ia membayarkan UKT-nya,” tutupYudhy.
Reporter : Irza, Mona, Fuji, Riska, Widia
November-Desember Edisi No.213/Tahun
LAPORAN
2019 XXX
5
Ikuti Regulasi, Bukan Asumsi Meski sudah banyak beredar adanya pengembalian Uang Kuliah Tunggal (UKT) dari pihak Universitas Negeri Padang (UNP) bagi mahasiswa penerima Bidikmisi kuota tambahan, khususnya mahasiswa TM 2016, masih banyak di antaranya yang belum mendapat kepastian akan janji pengembalian itu. Tidak hanya bagi penerima kuota tambahan, bagi penerima Bidikmisi pengganti juga demikian halnya.
Oleh Julia Fitri dan Anisa Erda Walanda
Berbicara tentang Bidikmisi untuk penerima kuota tambahan bagi mahasiswa UNP TM 2016. berarti juga berbicara tentang adanya kabar pengembalian UKT yang telah dibayarkan sebelumnya. Berdasarkan informasi yang Ganto peroleh sebelumnya, UKT yang dikembalikan ialah yang dibayarkan di semester mahasiswa itu menerima Bidikmisi. Tentunya hal itu sangat diharapkan oleh mahasiswa karena dapat membantu dalam hal finansial. Namun, hal itu nyatanya masih belum memiliki kepastian yang jelas. Banyak di antaranya yang belum mendapatkan pengembalian UKT meskipun sudah mengurus berkasberkasnya, Bahkan beberapa dari mereka tidak mengetahui adanya pengembalian UKT tersebut. Seperti yang ditemui Ganto, Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah TM 2016 Anisa Nofriani yang menceritakan bahwa dirinya tidak mendapatkan pengembalian UKT yang telah dibayarkannya di semester satu. Anisa menyebutkan bahwa dulu ia sempat mencoba mengurusnya ke Wakil Dekan III di fakultasnya dan juga telah mencoba pergi ke bagian Kemahasiswaan UNP. Akan tetapi, respon yang didapatkan dari kedua pihak tersebut sama, yaitu disuruh menunggu dan bersabar dulu. Kepada Ganto ia mengaku bahwa proses pengembalian UKT itu tidak mudah dan respon yang ia dapatkan selalu sama. Oleh sebab itulah, Anisa tidak melanjutkan usahanya untuk meminta pengembalian UKT tersebut. Tidak hanya itu, saat terakhir kali kembali mencoba mengurus pengembalian UKT, ia dan temannya mendengar pernyataan dari pihak kampus bahwa jika UKT dikembalikan, maka Bidikmisi mereka akan
Kemahasiswaan Kemahasiswaan: Seorang mahasiswa membuka pintu memasuki ruangan Kemahasiswaan di Gedung Rektorat Baru Lantai 1 Universitas Negeri Padang, Kamis (19/12). f/Afdal*
dicabut. Hal itu sontak membuat Anisa dan temannya mundur untuk tidak lagi mengurus pengembalian UKT tersebut. “Daripada nanti Bidikmisi kami dicabut lebih baik tidak usah urus pengembalian UKT,” tuturnya, Rabu (20/11). Dilema pengembalian UKT bagi mahasiswa Bidikmisi tidak hanya dialami penerima kuota tambahan. Pasalnya, mahasiswa penerima Bidikmisi dari kuota pengganti juga dijanjikan oleh pihak kampus untuk adanya pengembalian UKT yang telah mereka bayarkan sebelumnya. Sama halnya dengan mahasiswa Bidikmisi dari kuota tambahan tadi, kejelasan mengenai tindak lanjut janji pihak kampus tersebut belum tampak. Hal ini diakui oleh Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah UNP TM 2016 Anggia Bunga. Ia menyebutkan bahwa di semester saat dia menerima Bidikmisi pengganti, pihak kampus menyatakan bahwa UKT yang telah ia bayarkan sebelumnya akan dikembalikan. Namun, sampai saat ini ia tidak tahu bagaimana prosedur pengembalian UKT itu dan belum ada info lanjutan dari pihak kampus terkait hal tersebut. Tidak hanya info mengenai pengembalian UKT saja, Anggia juga menyayangkan tidak adanya informasi dari pihak kampus terkait mahasiswa yang menerima Bidikmisi pengganti ini. Ia menyebutkan bahwa sebelumnya ia memang mencoba mengurus ke pihak Bagian Akademik dan Kemahasiswaan (BAK) UNP untuk mendapatkan Bidikmisi dan disuruh menunggu terkait hal itu. Nasib baik untuk Anggia, ketika ia mengecek portal akademiknya, statusnya telah berubah menjadi mahasiswa Bidikmisi. Hal inilah yang disayangkan oleh Anggia karena
tidak ada informasi resmi dari pihak kampus. “Ketika saya sudah bayar UKT di semester itu, lalu coba cek portal, ternyata saya sudah terdaftar sebagai penerima Bidikmisi. Jadi sangat disayangkan kurangnya informasi dari pihak BAK,” ujarnya saat bercerita kepada Ganto, Kamis (21/11). Kasus yang sama juga dialami oleh Mahasiswa Sendratasik UNP TM 2016 Roni. Ia merupakan mahasiswa Bidikmisi dari kuota pengganti, tepatnya waktu ia kuliah di semester empat. Ketika dihubungi Ganto melalui aplikasi Whatsapp, Roni menyebutkan bahwa sebelumnya ia tidak tahu bahwa ada pengembalian UKT bagi penerima Bidikmisi pengganti. Ia hanya pernah mendengar info adanya pengembalian UKT itu ketika mengikuti salah satu agenda Bidikmisi, tetapi tidak ada tindak lanjutnya. Roni sangat menyayangkan kurangnya informasi dari pihak kampus mengenai hal tersebut. Ia berharap agar pihak kampus dapat memberikan informasi resmi terkait pengembalian UKT tersebut agar mahasiswa mengetahuinya secara menyeluruh. Tidak hanya singgah di pihak mahasiswa penerima Bidikmisi belaka, bahkan di pihak organisasi Ikatan Keluarga Bidikmisi (IKBM) juga tidak mengetahui pasti terkait prosedur pengembalian UKT ini. Seperti yang ditemui Ganto, Gusman Hidayat selaku Ketua IKBM dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) misalnya, ia hanya mengetahui bahwa memang ada info terkait UKT yang telah dibayarkan itu akan dikembalikan, tetapi ia tidak mengetahui pasti bagaimana prosedurnya. Menurutnya, jika pihak kampus ingin mengembalikan UKT tersebut, mereka bisa langsung mengirimkannya ke nomor
rekening mahasiswa itu karena data-data yang ada di pihak kampus sudah lengkap. Gusman beranggapan bahwa prosedur pengembalian UKT yang berbelit-belit membuat mahasiswa mundur atau malas mengurusnya sehingga mereka tidak mendapatkan hak semestinya. “Jadi karena harus mengurus ulang mengenai pengembalian UKT itu, mahasiswa beralasan sangat susah mengurusnya karena banyak prosedur yang harus dilalui mahasiswa tersebut,” ujarnya, Sabtu (16/11). Selain Gusman, Rezki Pratama selaku Ketua IKBM dari Fakultas Ilmu Sosial juga merasa bingung terkait pengembalian UKT ini. Ia mengatakan bahwa dulu ada mahasiswa yang mendapat Bidikmisi kuota tambahan di semester tiga dan tidak ada pengembalian UKT. “Karena udah jalan dua semester bayar, jadi tidak mugkin dikembalikan lagi,” tekanya, Selasa (19/11). Namun, ia kembali menyebutkan bahwa ada mahasiswa penerima Bidikmisi kuota tambahan dari jalur Mandiri yang baru masuk itu mendapat pengembalian UKT. Hal ini membuat Rezki merasa tidak adanya pemerataan informasi dan kurangnya koordinasi antara pihak kampus dan IKBM selaku lembaga penampung aspirasi mahasiswa Bidikmisi. Kebingungan mahasiswa terkait pengembalian UKT ini sekiranya terjawab sudah melalui pernyataan yang disampaikan oleh Biro Akademik dan Kemahasiswaan UNP, Drs. Yushamdi. Waktu itu di siang hari pada acara Sosialisasi dan Penandatanganan Kontrak Bidikmisi Angkatan 2016 di Auditorium UNP, beberapa mahasiswa Bidikmisi TM 2016 mengajukan pertanyaan kepadanya.
Salah satu pertanyaan itu adalah mengenai kejelasan informasi pengembalian UKT kuota tambahan Bidikmisi TM 2016. Ia mengatakan bahwa memang benar kuota tambahan itu didapat mahasiswa UNP TM 2016 setelah mereka membayarkan UKT di semester berapapun nantinya ia ditetapkan sebagai mahasiswa penerima Bidikmisi. Dalam hal ini Yushmadi menegaskan bahwa untuk penerima kuota tambahan Bidikmisi UNP TM 2016 sudah ada perjanjian bahwa UKT yang telah dibayarkan tidak akan dikembalikan ketika masih dengan pimpinan yang lama. Sementara untuk mahasiswa TM 2017 dan 2018, UKT yang telah mereka bayarkan di semester mereka dinyatakan sebagai penerima Bidikmisi akan dikembalikan langsung setelah melengkapi berkas-berkas yang diperlukan. Meski pada pimpinan lama sudah ada perjanjian tidak dikembalikannya UKT kepada mahasiswa Bidikmisi dari kuota tambahan TM 2016, lanjutnya, beberapa mahasiswa itu tetap datang ke BAK untuk mengurus pengembalian UKT mereka dan itu dibayarkan oleh pimpinan baru. Yushamdi menyayangkan sekali hal itu karena tidak menunjukkan kekonsistenan terhadap suatu kebijakan dan membuat ia dan timnya kebingungan dalam mempertanggungjawabkannya. “Sejauh ini, setiap ada mahasiswa Bidikmisi TM 2016 yang datang mengurus pengembalian UKT itu, kami layani dengan baik asalkan dia melengkapi berkasberkasnya untuk nanti diproses di bagian keuangan,” ujarnya, Sabtu (30/11).
Reporter : Mita, Afdal*, Lidya*
LAPORAN
6
November-Desember 2019 Edisi No.213/Tahun XXX
Bidikmisi Bertransformasi Terlepas dari problema pengembalian Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang belum usai, mahasiswa penerima Bidikmisi di Universitas Negeri Padang (UNP) kini dihebohkan dengan isu perluasan Bidikmisi menjadi Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Pada 2020 mendatang, pemerintah Indonesia akan memberlakukan Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi para penerima beasiswa Bidikmisi di Pendidikan Tinggi. Hal ini disampaikan oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Mohamad Nasir dalam pidatonya. Ia menjelaskan bahwa program KIP Kuliah merupakan perluasan dari program beasiswa Bidikmisi untuk mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu. Hal ini Ganto lansir langsung dari situs web kemenkeu.go.id yang menyatakan bahwa KIP Kuliah merupakan program utama Kemenristekdikti di tahun 2020. Bukti nyata hal tersebut dapat dilihat dari besarnya anggaran yang digunakan untuk program KIP Kuliah, yakni sebesar Rp5 triliun dari total anggaran sebesar Rp 6 triliun yang dianggarkan kepada Kemenristekdikti. Selain perluasan Bidikmisi, pemberlakuan KIP Kuliah ini nantinya juga dibarengi dengan penghapusan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA). Perluasan Bidikmisi menjadi KIP Kuliah itu menimbulkan kecemasan tersendiri bagi mahasiswa penerima Bidikmisi saat ini.
Ketakutan akan tidak mendapatkan Beasiswa Bidikmisi lagi menjadi salah satu penyebab munculnya pro kontra perluasan beasiswa tersebut. Hal serupa dialami oleh para penerima Beasiswa Bidikmisi di Universitas Negeri Padang (UNP) sebagai salah satu kampus penyelenggara Beasiswa Bidikmisi dari Kemenristekdikti. Salah satunya, Nurul Annisa, Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam UNP TM 2017menyatakan ketidaksetujuannya terkait perluasan Beasiswa Bidikmisi menjadi KIP Kuliah kepada Ganto. “Tidak semua siswa memiliki KIP meskipun berasal dari keluarga ekonomi rendah dan tidak adanya proses survei sehingga penerima Bidikmisi tersebut kurang tersaring dengan baik,” terangnya, Rabu (20/11). Hal yang sama juga dikhawatirkan oleh Wira Gusril Yenita, Mahasiswa Administrasi Pendidikan UNP TM 2018. Ia tidak menyetujui hal itu karena tidak semua siswa dari kalangan keluarga kurang mampu mendapatkan KIP, bahkan ada siswa dari keluarga ekonomi menengah juga mempunyai KIP. “Untuk mendapatkan KIP sendiri juga melalui proses yang susah,” keluhnya, Kamis (21/11). Selain itu, Wira juga tidak menyetujui adanya isu penghapusan beasiswa PPA jika KIP Kuliah diberlakukan. Jika PPA dihapuskan, katanya, mahasiswa yang mempunyai prestasi akademik tidak mendapatkan bantuan lagi dari kampus kecuali oleh beasiswa lain di luar kampus..“Mahasiswa akan kurang bersemangat lagi dalam meningkatkan prestasi akademiknya,” jelas Wira. Di balik kecemasan itu, beberapa mahasiswa penerima Bidik-
KIP KIP: Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang diperuntukan untuk keluarga kurang mampu, yang berfungsi untuk menyekolahkan anak yang berusia 7 sampai 18 tahun secara gratis. Sabtu (21/12). f/Juli
misi memberi tanggapan positif terhadap rencana perluasan Beasiswa Bidikmisi tersebut. Salah satunya yakni Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah UNP TM 2016 Mutiara Syafni. Ia berpendapat bahwa dengan adanya KIP Kuliah itu nantinya, pemberian bantuan biaya kuliah untuk mahasiswa lebih banyak karena sifatnya menyeluruh. Menurutnya, pemberian bantuan Beasiswa Bidikmisi selama ini masih belum menyeluruh karena banyak di antara temantemannya yang sekiranya membutuhkan bantuan biaya tersebut tidak memperoleh Bidikmisi dengan alasan tertentu. Oleh karena itu, ia sangat mendukung rencana perluasan Bidikmisi menjadi KIP Kuliah tersebut. Sama halnya dengan Mutiara, perluasan Bidikmisi menjadi KIP Kuliah di tahun 2020 mendatang juga mendapat respon baik dari tenaga pendidik UNP, salah satunya disampaikan oleh Drs. Bambang Heriadi, M.T., salah satu Dosen di
Jurusan Teknik Pertambangan UNP. Kepada Ganto ia menyebutkan bahwa pemberlakuan KIP Kuliah itu boleh-boleh saja asalkan penerima Bidikmisi yang on-going tidak dirugikan nantinya meskipun tidak memiliki KIP saat ini. “Tapi kalau ini diterapkan pada on-going ya tentu merugikan yang sedang berjalan, kita tunggu aja bagaimana kebijakannya,” ujarnya, Jumat (29/11). Adanya kecemasan dan tanggapan yang timbul di kalangan sivitas akademika itu menjadi salah satu pedoman Ganto untuk menanyakan kepastian akan hal tersebut kepada pihak kampus. Akhirnya, pada Kamis (28/11), Ganto berkesempatan untuk bertemu langsung dengan Rektor UNP, Prof. Drs. H. Ganefri, Ph.D., di ruangannya. Ketika ditanyakan perihal kepastian adanya perluasan Bidikmisi tersebut, Ganefri menyatakan bahwa memang benar sudah ada pesan dari Kemenristekdikti bahwa pada 2020 mendatang akan diberlakukan KIP Kuliah. Akan tetapi, ia
mengakui bahwa belum ada surat tugas resmi terkait hal tersebut. Jika nanti sudah ada surat edar dari Kemenristekdikti, lanjutnya, pihak kampus akan segera mensosialisasikannya kepada mahasiswa. Ia juga menyebutkan bahwa Beasiswa Bidikmisi tidak dihapus, tetapi hanya berganti nama saja menjadi KIP Kuliah. “Jadi tidak perlu ada kecemasan dari mahasiswa penerima Bidikmisi saat ini,” pungkasnya. Lebih lanjut Ganefri menyebutkan bahwa isu mengenai dihapusnya Beasiswa PPA belum ada. “Beasiswa PPA untuk tahun depan tetap ada,” terangnya dengan santai. Ganefri juga menghimbau agar mahasiswa penerima Bidikmisi UNP saat ini untuk tenang karena status penerima Bidikmisi tidak akan dicabut, hanya saja akan berganti nama di tahun 2020 dan nantinya akan disosialisasikan secara menyeluruh bagi mahasiswa Bidikmisi UNP. Reporter: Widia*, Ina*, Tari*
WAWANCARA KHUSUS
Keuangan Hanya Mengembalikan
Ir. Syahril, M.Sc, Ph.D., Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan Beasiswa Bidikmisi bertujuan meningkatkan akses dan kesempatan belajar di perguruan tinggi bagi peserta didik yang tidak mampu secara ekonomi dan berpotensi akademik.Universitas Negeri Padang (UNP) sebagai salah satu Perguruan Tinggi negeri juga mendapat wewenang dalam penyelenggaraan Bidikmisi dan melakukan penyeleksian terhadap para calon penerima bidikmisi. Tak dipungkiri dengan adanya kesempatan ini, banyak calon mahasiswa yang mendaftarkan diri sebagai calon penerima Bidikmisi. Hal tersebut tak berimbang antara kuota yang
disediakan dan jumlah pendaftar, sehingga beberapa yang lain gagal mendapatkannya. Namun pemerintah selalu berusaha memberikan yang terbaik, sehingga ada namanya kuota tambahan Bidikmisi. Selain itu, mahasiswa Bidikmisi kuota tambahan bisa mengambil penggantian uang UKT yang sudah terlanjur dibayarkan dengan beberapa persyaratan. Oleh karena itu, Rabu (11/12), Reporter Ganto menemui Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan, Ir. Syahril, M.Sc, Ph.D., di ruangannya Rectorate and Research Center UNP lantai 4 untuk mewawancarainya terkait proses pengembalian UKT yang sudah terlanjur dibayar ini dalam prosedur keuangan. Berikut hasil wawancara Reporter Ganto, Monalisa bersama Syahril. Terkait kuota tambahan bidikmisi, bagaimanakah sosialisasidan pengumumannya kepada mahasiswa? Untuk pengumuman kuota tambahan itu kan ada di Biro Akademik dan Kemahasiswaan (BAK), tapi kalau Bidikmisi tidak di sini. Di portal atau webnya ada pengumumannya. Informasinya
dari BAK karena sumber data terkait mahasiswa, terutama mengenai Bidikmisi untuk mahasiswa ada di sana. Bagaimana prosedur pengembalian UKT bagi mahasiswa penerima tambahan kuota Bidikmisi? Prosedurnya ada. Mengajukan pengembalian uang. Diurus ke fakultas masing-masing, mahasiswa bersangkutan melaporkan ke fakultasnya, tapi ada juga yang langsung ke rektor. Ada juga yang seperti itu, yang kolektif itu lebih simpelkan. Di rektor, mereka disuruh membuat surat pengembalian bidikmisi dan BAK yang membuatkan SK nya, baru kemudian diuangkan. Keuangan hanya mengembalikan saja. Di sekretaris saya ada contoh suratnya. Apakah ada aturan tertentu terkait pengembalian UKT tersebut? Jadi yang sampai di bagian keuangan itu yang sudah disuruh bayar saja. Itu yang pernah saya lihat. Kapan berakhirnya pengembalian tersebut? Apa ada namanya tutup buku
untuk prosedur pengembaliannya? Untuk tutup buku sendiri itu tidak ada istilahnya, saya pun baru mendengarnya. Kapan pun mereka (mahasiswa yang bersangkutan yang belum menerima pengembalian UKT kuota tambahan Bidikmisi) bisa mengambilnya. Kan mereka belum menerima pengembaliannya. Mengenai isu adanya perluasan bidikmisi tahun depan menjadi KIP, apakah sudah ada sosialisasinya? Memang benar besok ini tidak ada lagi namanya Bidikmisi, tapi diganti dengan Kartu Indonesia Pintar (KIP) tahun depan ini, 2020. Untuk sosialisasi di Universitas Negeri Padang (UNP) sendiri sudah ada saat penerimaan mahasiswa baru. Kemarin saya ikut memberikan ceramah di Auditorium UNP. Tepatnya saat acara sosialisasi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) 2020. Saat itu ada salah satu materi beasiswa tentang KIP. Jika benar akan terlaksana, apa saja cakupan dan kriteria mahasiswa yang mendapatkannya?
Sama seperti biasa.Dulu kan Bidikmisi didaftarkan dari sekolah. Sekarang begitu juga, namanya bukan bidikmisi lagi tapi KIP. Harus didaftarkan dari sekolah ditambah dengan surat keterangan dari lurah atau wali nagari tempat tinggal calon mahasiswa atau mahasiswa bersangkutan. Terkait pemberlakuan KIP, bagaimana nasib mahasiswa bidikmisi ke depannya? Apa solusi dari pihak kampus? Jalan terus, tapi mungkin On The Way. Yang lama diteruskan, yang baru dipakai. Mungkin juga namanya KIP. Orangnya tukar baju. Orangnya itu juga, tapi sekarang namanya bukan Bidikmisi lagi, tetapi KIP. Bagaimana tanggapan Anda terkait beasiswa PPA yang akan dihapuskan ketika KIP diberlakukan? PPA lain lagi. PPA itu memang betul-betul beasiswa karena prestasi. Jadi PPA itu tidak ada diskriminasinya, yang penting dia berprestasi, baik orang kaya atau pun orang miskin sama aja. Lain lagi dengan bidikmisi yang benar-benar khusus pembagiannya.
November-Desember Edisi No.213/Tahun
LAPORAN
2019 XXX
7
ARTIKEL
Perlu Kejelasan dan Kebijakan Resmi Berbicara tentang perkuliahan, tentu tidak jauh dari yang namanya biaya dan beasiswa. Ketika seorang calon mahasiswa mendaftar ke Perguran Tinggi, tentunya biaya perkuliahan dan beasiswa menjadi hal yang sangat penting bagi keberlanjutan perkuliahan mahasiswa nantinya. Semua orang yang ingin mendaftar ke Perguruan Tinggi selalu berlomba-lomba agar bisa mendapatkan bantuan pendidikan atau beasiswa demi menyambung pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan dapat meringankan biaya perkuliahan. Tidak dapat dipungkiri bahwa di setiap Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta terdapat berbagai macam beasiswa yang berasal dari pihak luar. Di antaranya beasiswa perusahaan swasta, beasiswa bank, beasiswa Badan Amil Zakat. Selain itu, juga ada beasiswa yang disediakan oleh Perguruan Tinggi itu sendiri, seperti beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dan juga beasiswa khusus dari Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, yakni beasiswa Bidikmisi. Hal yang sama juga berlaku di Universitas Negeri Padang (UNP) yang merupakan salah satu Perguruan Tinggi
penyedia bantuan biaya pendi- akan terjadi kecemburuan sosial dikan atau beasiswa. Banyak antara pihak yang menerima beasiswa yang tersedia di UNP, dengan yang tidak. Pro dan kontra terkait prosedur penetapan beatermasuk beasiswa Bidikmisi. Beasiswa Grafis dan ilustrator: siswa Bidikmisi ini pun kerap terjadi di tengah-teBidikmisi Habil Ramanda ngah mahasiswa. Namerupakan mun, di balik pro kontra bantuan biaya itu, terdapat informasi pendidikan dari terkait kuota tambahan pemerintah melalui Bidikmisi di UNP sejak Direktorat Jenderal 2016 lalu. Tentunya Pendidikan Tinggi, Kemenhal ini disambut baterian Pendidikan, dan Kebudaik oleh mahasiswa yaan. Beasiswa ini diperyang dinyatakan untukkan bagi calon mahasiswa gagal menerima yang tidak mampu secara Bidikmisi sebelumekonomi dan memiliki potensi nya. Penambahan kuoakademik untuk menempuh ta Bidikmisi tersebut pendidikan di Perguruan Tinggi. memberi peluang unProsedur untuk mendapatkan tuk UKT mahasiswa beasiswa Bidikmisi ini tidaklah memperoleh kuota mudah. Terdapat berkas-berkas tambahan yang telah dan data-data yang harus dipersiapkan oleh pengusung beasiswa, dibayarkan sebelumnya akan adanya tahap penyeleksian berkas dikembalikan oleh kampus. Akan serta wawancara langsung sebagai tetapi, ketidaktahuan mahasiswa tahap akhir penyeleksian. Tidak terkait syarat dan prosedur pesemua pendaftar Bidikmisi bisa ngembalian UKT tersebut mendomendapatkan beasiswa ini karena rong timbulnya perbedaan pandajumlah kuota yang terbatas. Jika ngan terhadap kebijakan dan dinyatakan lolos seleksi, maka keterbukaan UNP. Proses yang penerima beasiswa Bidikmisi akan panjang dengan dibubuhi sedikit dibiayai segala biaya perkuliahan drama dalam proses pengembalian serta diberikan uang saku setiap UKT itu juga menjadi hiburan tersendiri bagi mahasiswa peneribulannya. Tidak menutup kemungkinan ma kuota tambahan Bidikmisi
UNP, khususnya bagi angkatan 2016 tersebut. Perihal Bidikmisi ini tidak berhenti sampai di sini. Kabarnya pada 2020 mendatang program beasiswa Bidikmisi dapat diakses mahasiswa berprestasi dari keluarga kurang mampu yang memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP). Pemegang KIP yang diterima di Perguruan Tinggi dapat melanjutkan pendidikan dengan beasiswa menggunakan KIP Kuliah. Pemerintah pun tidak main-main dengan rencananya karena adanya isu bahwa anggaran dana sebesar Rp 2,6 triliun akan ditambahkan untuk perluasan program beasiswa melalui KIP Kuliah ini Meski beritanya sudah menyebar, sosialisasi perluasan Bidikmisi menjadi KIP kuliah belum ada, ditambah lagi dengan menteri pendidikan yang tidak lagi dijabat oleh orang yang sama. Oleh sebab itu, keberlangsungan dari program ini tampaknya belum nyata karena masih dalam tahap perencanaan meski telah disebutkan bahwa dana yang diangggarkan untuk program itu telah ditambahkan. Di lain hal, bagi mahasiswa penerima beasiswa PPA dan ADik Papua sebelumya juga harus dipertimbangkan karena tidak
Oleh Yeni Maharani Staf Perpustakaan dan Kearsipan semua mahasiswa memiliki KIP. Kejelasan mengenai pembagian kuota bagi penerima Bidikmisi, PPA dan Afirmasi Dikti (ADik) Papua juga harus transparan karena jumlah dana beasiswa dari ketiga beasiswa tersebut berbeda-beda sebelumnya. Apakah nantinya semua mahasiswa yang memiliki KIP kuliah akan mendapat kebebasan biaya kuliah dan tunjangan per bulan atau hanya diberi bantuan perkuliahan per bulan saja. Terlebih bagi mahasiswa yang tidak memiliki KIP saat ini, apakah memang diwajibkan memiliki KIP terlebih dahulu baru bisa menerima beasiswa atau hanya akan berlaku bagi calon mahasiswa pada 2020 mendatang.
ARTIKEL AP A KA TA MEREKA APA KAT
Beasiswa Bidikmisi, PPA, dan KIP
Positif dan Negatif KIP
Sebenarnya di Indonesia ada banyak orang yang ingin dan punya potensi untuk berkuliah. Akan tetapi, keadaan ekonomi yang saat ini semakin sulit dan biaya kuliah yang semakin mahal membuat keinginannya menjadi terhalangi. Menurut saya salah satu upaya pemerintah dalam memperhatikan masyarakat yang membutuhkan bantuan yang seperti itu adalah dengan memberikan bantuan biaya pendidikan yakni salah satunya adalah beasiswa Bidikmisi. Sebenarnya terkait perluasan Bidikmisi, mengingat yang memiliki KIP akan langsung menerima beasiswa tidak masalah, asal proses pemilihannya memang tepat sasaran, sesuai kriteria, dan tidak main di belakang. Sedangkan terkait PPA sendiri sebenarnya memiliki jalur yang berbeda dengan Bidikmisi. Menurut saya dua hal tersebut merupakan hal yang berbeda, dan saya kurang setuju dengan penghapusan Peningkatan Prestasi Akademik (PPA). Hal ini dikarenakan PPA merupakan bantuan untuk mahasiswa yang mempunyai prestasi-prestasi yang lebih, meski berasal dari keluarga yang mampu secara ekonomi. Beasiswa PPA juga kerap menjadi motivasi bagi mahasiswa untuk berprestasi, dan kalau misalnya beasiswa ini dihapuskan takutnya mahasiswa jadi patah semangat, dan tidak lagi bersemangat dalam meningkatkan prestasinya. PPA sering kali dijadikan pacuan bagi mahasiswa untuk terus belajar lebih dan meningkatkan Indeks Prestasi, sehingga memberikan banyak efek positif, jadi kenapa tidak diteruskan?
Mengenai beasiswa Bidikmisi yang digabungkan menjadi Kartu Indonesia Pintar (KIP) menurut saya, pasti terdapat sisi positif dan negatifnya. Positifnya, pengurusan segala sesuatu mengenai beasiswa akan lebih dimudahkan dengan hanya akses satu kartu serta data terpusat. Beasiswa pun tidak akan terpotong dananya jika disistem dan langsung dikirim oleh pusat, karena jika bekerjasama dengan bank tentu akan terpotong biaya administrasi. Negatifnya, prosedur pengurusan beasiswa Bidikmisi menjadi KIP ini belum jelas, sehingga banyak info simpang siur dan setahu saya KIP ini baru wacana saja. Selain itu, dalam prosedur administrasi pengurusan KIP ini dikhawatirkan ada oknum tidak jujur, misalnya mahasiswa mampu tapi memiliki beasiswa Bidikmisi atau KIP. Karena dengan adanya pengalihan administrasi ulang dari Bidikmisi menjadi KIP, itu akan membuka celah para oknum tak jujur untuk bermain. Sementara , untuk beasiswa PPA dialihkan ke KIP saya kira kurang cocok karena sejauh yang saya tahu KIP itu merupakan kartu yang dikeluarkan untuk membiayai pendidikan siswa yang kurang mampu. Berbeda halnya dengan beasiswa PPA, beasiswa ini diperuntukkan bagi mahasiswa berprestasi, tak peduli apa latar belakang keluarganya. Jadi, menurut saya ada kerancuan dan ketidakcocokan sistem yang diterapkan, kecuali jika KIP dialih fungsikan menjadi kartu yang bisa dimiliki oleh mahasiswa kurang mampu dan juga mahasiswa berprestasi, tetapi jelas dengan perbedaan porsi beasiswa yang diberikan.
Nesa Riska Pangesti Dosen Prodi Sastra Indonesia UNP
Doni Wahyudin Pendidikan Bahasa Indonesia TM 17
Bidikmisi Seharusnya Dilengkapi, Bukan Diganti Informasi adanya pengembalian Uang Kuliah Tunggal (UKT) tidak diberitakan secara langsung oleh pihak kampus. Namun, mahasiswa yang ingin mengurus pengembalian UKT dapat mencari sendiri formasi tersebut karena informasi ini tidak disebarluaskan. Sedangkan mengenai Bidikmisi yang akan diganti menjadi Kartu Indonesia Pintar (KIP), hal ini dirasa tidak cocok menjadi pengganti Bidikmisi. Bidikmisi seharusnya tidak diganti, namun dilengkapi. Bidikmisi sebenarnya memiliki banyak kekurangan, kekurangan tersebut haruslah diperbaiki bukan menggantinya menjadi KIP. Sejauh ini, pihak kampus belum memberikan kabar mengenai sosialisasi akan hal tersebut. Refi Putra Yandi Ketua IKBM FT
KONSUL TASI ONSULT
8 K ONSUL TASI A G AMA ONSULT AG
Dakwah Melalui Karya
K ONSUL TASI KESEHA TAN ONSULT KESEHAT
Rabun Jauh dan Dekat
Diasuh oleh dr. Pudia M.Indika, M.Kes.
Diasuh oleh Dr. Ahmad Kosasih, M.A. Saat ini dakwah dilakukan tidak hanya lewat ucapan dan seruan saja, tetapi umat Islam juga berdakwah melalui karya. Contohnya lukisan, pakaian, hingga topi bertulisan lafaz Laa Ilaha Illallah dan ajakan yang menyertakan lafaz Allah. Saya ingin bertanya Pak, bagaimana hukumnya membawa atau memakai pakaian yang bertuliskan lafaz Allah ke dalam kamar mandi pak? Terima kasih. Raudhatul Ushrati Mahasiswa Perpustakaan dan Ilmu Informasi TM 2017
Inti dari dakwah ialah mengajak atau merangkul orang ke jalan Allah (kebenaran) agar terjadi perubahan dalam diri orang yang diajak (mad’u) kearah yang lebih baik dari sebelumnya. Allah berfirman: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”(Q.S. An-Nahal/16:125). Berdakwah dapat dilakukan lewat lisan, tulisan, dan ketauladanan tergantung siapa yang menjadi sasaran dakwah itu sendiri. Dakwah memerlukan metode dan strategi agar mencapai tujuan yang dimaksud. Salah satunya dalam karya seperti lukisan atau goresan lafaz/kalimah thayyibah semisal lukisan Laa ilaha illallah dan sebagainya. Terkait dengan pertanyaan Ananda tentang hukum membawa atau memakai pakaian yang bertuliskan lafaz Allah ke dalam kamar mandi, sepanjang yang pengasuh ketahui adalah sebagai berikut. Khusus untuk memasuki kamar mandi memang sudah ada contoh yang dilakukan langsung oleh Rasulullah, sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa beliau melepaskan cincinnya saat akan memasuki kamar mandi karena di cincin itu ada tulisan Allah. Hal ini memberi pesan dan kesan kepada kita bahwa lafaz-lafaz yang agung dan mulia itu tidak selayaknya dibawa ke kamar mandi, toilet atau sejenisnya. Hemat pengasuh, untuk ditulis di pakaian seperti baju apalagi celana sekadar dijadikan aksesoris, sebaiknya dihindari karena begitu sulit menjaganya. Terkait dengan lukisan memang terdapat perbedaan pandangan ulama. Sebagian ulama ada yang tidak membolehkan melukis makhluk hidup karena dianalogikan dengan patung, sedangkan patung mereka analogikan dengan berhala. Namun sebagian yang lain berpendapat bahwa tidak semua patung menjadi berhala. Sebagaimana yang diungkapkan dalam Al-Qur‘an, orang Arab jahiliyah menganggap patung-patung itu sebagai representasi keberadaan Allah dan untuk mendekatkan diri mereka kepada-Nya (Q.S.39:3). Akan tetapi dari sisi akidah Islam hal itu termasuk kemusyrikan. Terkadang malah pangkat, jabatan, harta dapat pula berfungsi sebagai berhala dalam diri seseorang yang sudah diperbudak oleh identitas yang berbau duniawi itu. Oleh karena itulah, tidak semua ulama memprotes lukisan sepanjang tidak berpotensi membahayakan atau merusak akidah dan moral umat. Karya seni, sastra dan musik sepanjang tidak melanggar norma dan nilai-nilai Islam dan dapat menimbulkan kesadaran orang kepada sang Maha Pencipta yang disebut sebagai kesenian yang religius. “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan Dia menyukai keindahan” demikian petikan dari sabda Rasulullah SAW. Tentu saja keindahan tidak berdiri sendiri tapi adalah keindahan yang berpijak pada dua kaki ibarat segitiga sama kaki. Kaki sebelah kirinya adalah “benar” dan kaki yang sebelah kanannya adalah “baik”, sedangkan keindahan itu terletak pada puncaknya. Maksudnya, keindahan yang berdasarkan kebenaran dan membawa kebaikan atau kemaslahatan baik untuk diri maupun orang banyak. Pengasuh sendiri lebih memilih dan mendukung pandangan yang terakhir ini. Inilah barangkali yang Ananda maksud berdakwah lewat “karya” itu. Jadi banyak hal yang dapat dijadikan sebagai sarana dan media untuk berdakwah sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah. Wallahu a’lam bisshawab ! Rubrik Konsultasi diasuh oleh Staf Ahli SKK Ganto UNP dan membahas persoalan seputar kesehatan, psikologi, atau agama. Jika Anda memiliki permasalahan atau pertanyaan yang ingin dikonsultasikan, silakan kirimkan ke email redaksiganto @gmail.com atau bisa juga diantarkan langsung ke Sekretariat SKK Ganto UNP Gedung Student Center Lantai 2 UNP dengan melampirkan kartu identitas, seperti KTP atau KTM.
November-Desember 2019 Edisi No.213/Tahun XXX
Saya mengalami rabun jauh dan rabun dekat pada satu mata secara bersamaan. Apa penyebabnya dan lensa apa yang seharusnya dipakai? Aulia Khairunnisa Mahasiswa Jurusan PGSD TM 2018
Salam Sehat Keluhan gangguan penglihatan pada usia remaja merupakan kasus terbanyak pada poliklinik mata di rumah sakit dan puskesmas. Pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi terkait dengan kelainan refraksi yang dialami. Terdapat dua kelainan refraksi yaitu rabun jauh dan rabun dekat. Pertama adalah rabun jauh atau myopia. Rabun jauh merupakan kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) akan dibiaskan membentuk bayangan di depan retina. Jika seseorang menderita miopia, maka akan sulit membaca huruf yang jauh, akan kesulitan membaca objek yang jauh dengan jelas. Selain itu, kebiasaan menyipit-
kan mata untuk melihat objek jauh agar tampak lebih jelas juga bisa menjadi tanda adanya rabun jauh. Faktor risiko adalah genetik. Dapat dikoreksi dengan lensa sferis negative. Sementara rabun dekat atau hipermetropi. Hipermetropia merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup kuat dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina. Kelainan ini menyebar merata di berbagai geografis, etnis, usia dan jenis kelamin. Hipermetrop pada anak-anak tidak perlu dikoreksi kecuali bila disertai dengan gangguan motor sensorik ataupun keluhan astenopia. Adanya sakit kepala setelah beberapa waktu tertentu saat melakukan tugas-tugas yang membutuhkan penglihatan jarak dekat, seperti membaca, menulis, kerja di depan komputer, atau menggambar. Keluhan rabun jauh dan rabun dekat pada satu mata kemungkinan disebabkan oleh tiga hal. Pertama adalah faktor genetik atau terdapat keluarga yang mengalami keluhan yang sama seperti yang Anda rasakan. Umumnya rabun dekat sering dialami pada bayi baru lahir hingga usia 12 tahun, seiring dengan pertambahan tinggi badan dan kematangan dari organ tubuh. Selanjutnya disebabkan oleh peningkatan tekanan bola mata. Hal ini memerlukan pemeriksaan lebih lanjut karena bias terjadi kerusakan pada saraf mata. Terakhir adalah disebab-
kan adanya penyakit penyerta. Adapun lensa yang digunakan untuk penyakit ini adalah lensa gabungan antara lensa negatif untuk rabun jauh dan lensa positif digunakan untuk rabun dekat. Rabun jauh dan dekat adalah gangguan mata yang tidak dapat dicegah, namun terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memperlambat perkembangannya. Beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya adalah menggunakan kacamata hitam untuk menghalangi radiasi ultraviolet. Saat bekerja di depan komputer, aturlah waktu istirahat setiap beberapa menit. Jangan memaksakan mata Anda untuk terus bekerja dan mengkonsumsi makanan sehat. Penelitian menunjukkan bahwa mata dapat dijaga kesehatannya jika Anda mengonsumsi makanan yang mengandungasam lemak omega 3 seperti ikan tuna dan ikan salmon. Hal lain yang dapat dilakukan adalah tidak merokok. Sama seperti saran dan peringatan yang mungkin sudah sering anda dengar, merokok tidak baik untuk seluruh tubuh Anda, termasuk untuk kesehatan mata Anda. Selanjutnya adalah menggunakan pencahayaan yang baik, mengurangi aktivitas yang dapat membuat mata terlalu lelah, serta membuat jarak sekitar 20 cm – 30 cm antara mata dan computer ataupun televisi. Terakhir adalah istirahakan mata sekitar 20 menit saat membaca ataupun bekerja di depan komputer.
ARTIKEL PSIKOLOGI
Mengenal Hierarki Kebutuhan Manusia Manusia dalam melangsungkan kehidupan tidak akan bisa lepas dari kebutuhan. Kebutuhan juga dinilai sebagai unsur kesehatan psikologis yang penting bagi individu. Tidak seperti kebanyakan aliran psikologi yang lebih menyoroti manusia dari segi masalah gangguan dan ketidaksehatan mental, Abraham Maslow dengan pendekatan humanistiknya menjelaskan bahwa kodrat kepribadian manusia perlu dilihat dari segi kesehatan psikologis. “Apabila kita hanya mempelajari orang-orang timpang, tidak matang dan tidak sehat, maka kita hanya melihat sisi sakit dari kodrat manusia, melihat orang-orang dalam keadaan paling buruk dan bukan dalam keadaan yang paling baik.” Begitulah ungkapan Maslow yang menekankan arti penting dari kesehatan psikologis, dimana yang menjadi aspek terpenting nya adalah menilai kebutuhan dan motivasi manusia . Maslow menjelaskan bahwa terdapat tingkat kebutuhan manusia yang tergambar seperti sebuah tangga. Ada lima kebutuhan dasar manusia yang perlu dipenuhi. Adapunyang pertama yaitu kebutuhan fisiologis. Kebutuhan ini adalah kebutuhan paling dasar dari
seorang manusia. Manusia tidak akan bisa hidup tanpa memenuhi kebutuhannya terhadap air, makanan, oksigen, kesehatan, berhubungan seks serta kebutuhan fisik lainnya. Misalnya saja seperti rasa lapar, membuat manusia perlu menyelamatkan diri dengan memenuhi kebutuhan fisik nya terlebih dahulu sebelum mengejar kebutuhan lainnya. Kedua adalah kebutuhan akan rasa aman. Apabila kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi, maka ia akan terdorong untuk menjangkau kebutuhan akan rasa aman. Misalnya seperti keinginan kita untuk memperoleh kondisi yang aman, stabil dan terlindung dari lingkungan yang baik, keluarga yang mendukung, pekerjaan yang terjamin dan lain sebagainya. Ketiga adalah kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki. Ketika seseorang telah mencapai tingkat rasa aman, maka ia akan merasa butuh teman, sahabat dekat, dan kekasih dengan menjalin ikatan saling memiliki dan dimiliki. Maslow menekankan bahwa tanpa adanya cinta akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan kepribadian seseorang, oleh karena itulah pentingnya cinta dalam mengembangkan kapasitas individu secara emosional.
Keempat adalah kebutuhan akan penghargaan. Penghargaan penting bagi individu baik yang berasal dari orang lain maupun bagi diri sendiri. Kebutuhan ini dicapai apabila kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki telah terpenuhi oleh seseorang. Kelima adalah kebutuhan akan pengetahuan. Seperti yang diungkapkan oleh Maslow bahwa salah satu ciri mental yang sehat adalah adanya rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu kita akan pengetahuan mencegah kita dari kebosanan, kehilangan gairah hidup, dan depresi. Sehingga dengan begitu memuaskan manusia secara subjektif. Keenam adalah kebutuhan estesis, yaitu kebutuhan akan keindahan membuat seseorang lebih sehat dan cenderung menunjukkan bahwa keburukan menimbulkan kejemuan. Ketujuh adalah kebutuhan tertinggi dari individu yaitu aktualisasi diri. Kebutuhan ini akan dicapai apabila semua kebutuhan yang mendasarinya telah terpenuhi. Aktualisasi diri adalah kunci dari kematangan pribadi manusia yang sehat secara mental. Mengembangkan potensi dan kapasitas kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Rahma Livia*
November-Desember Edisi No.213/Tahun
2019 XXX
9
ENGLISH CORNER
KRITIK ENGLISH CORNER
The Challenges of Today’s Educators Oleh Nisrina Zakia Khalel* Jurusan Biologi TM 2018 There may be no important innovation in education if it is not centered on the attitudes, beliefs, assumptions, feelings of teachers, all of which make up the atmosphere in the learning environment, which determines the quality of education, (Postman and Weingartner, in their book Teaching As A Subversive Activity). Starting from the statement above, I draw the conclusion that the teacher as an educator must be educated to advance and wish to develop the potential of students. A few days ago I asked a number of questions to about ten friends of an educational study program. “Are you interested in becoming a teacher so you can study in this department?” Incredibly, most of them answered ‘no’. They told me that initially being a teacher was not a coveted profession. But they originally wanted to be a designer, businessman, doctor, police, nurse, office worker and others. Then I continued to ask, “Do you really want to become a teacher after completing this study?” They answered doubtfully, saying. “I don’t think so,” or “You’ll see.” Hearing that, I was intrigued, anxious to realize what would happen if teachers were not the ones who prepared themselves to be educated to become educators. Given today, there has been a 4.0 revolution that not only affects the sophistication of technology and information, but also the world of education. Seen how the curriculum in Indonesia continues to make improvements following the flow of the times.
If in the past, in the classroom the blackboard was filled with scribbles with chalk or markers, in contrast to now, the teacher would be greatly helped by the existence of a projector, so that not infrequently the whitebo-
Desain Grafis & Ilustrator : Habil Ramanda* ard is left still in a clean state. As these developments do not rule out the possibility that later, classrooms will be completely empty. Learning will be easily accessed anywhere and anytime via mobile phones. Learning will not be confined again with the classroom, students can explore knowledge from
a variety of abundant sources in the search engine. The release of the latest learning 1 support applications took part in the current world of education. So how about the teacher? Basically, technology was created as a supporting tool that facilitates human work. One of the competencies of a teacher is social competence, so technological sophistication will not be able to replace the role of a teacher in terms of educating. The revolution provides new challenges for teachers, how to develop learning processes that is relevant to the times. Educating the children of the nation has a strong foundation of character, so as not to be eroded by outside cultures. So in my opinion, being a teacher is not a profession that can be negotiated at will, teachers have job prospects and great responsibilities. I hope, for prospective educators, open your heart to see the problems of the educational world, absorb as much knowledge as possible to be ready to become educators. Indonesia has been independent since 74 years ago, this is not a short time to wait for Indonesia as a developed country, so a teacher is responsible for this, because developed countries are those who have great teachers in it. As stated by the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia, Nadiem Makarim in the National Teachers’ Day address on November 25, he said changes cannot be started from above. Everything starts and ends with the teacher. Don’t wait for cue, don’t wait for orders, take the first step.
Diasuh oleh Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd.
Setelah membaca tulisan Nisrina Zakia Khalel yang berjudul “The Challenges of Today’s Educators” saya mendapat kesan bahwa penulis memiliki kemampuan yang baik di dalam bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan saya tidak menemukan kesalahan tata bahasa yang harus diperbaiki. Tentu saya berharap bahwa pengarang juga mampu berkomunikasi lisan yang baik. Karangan Nisrina ini ditinjau dari segi isi sudah cukup baik. Sepertinya pengarang memiliki pengetahuan yang memadai dalam memaparkan gagasannya berkenaan dengan tugas seorang pendidik dalam mencari terobosan dan pembaharuan dalam proses pembelajaran. Memang benar adanya bahwa guru adalah “main actor of education” atau aktor utama dalam pendidikan. Menurut teori, situasi pendidikan terjadi atas empat hal yakni tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik dan proses pembelajaran. Dalam hal ini pendidik dijuluki sebagai aktor utama. Sebagai aktor utama guru memegang peranan penting dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Sementara itu, proses pembelajaran disebut sebagai menu utama pendidikan. Oleh karena itu, proses pembelajaran harus dikelola oleh guru dengan sebaik-baiknya. Agar proses pembelajaran menarik, guru mesti berupaya mencari inovasi dan kreasi baik dari segi materi, metode maupun media pembelajaran. Bahkan, guru juga dituntut agar mampu mengelola kelas dengan variatif. Materi mesti terus diperbaharui dan dikembangkan, metode selalu di update dan media pembelajaran senantias dirancang dengan berbagai bentuk dan modelnya. Akan tetapi, dewasa ini guru terkesan enggan melakukan inovasi pembelajaran. Ini disebabkan sikap guru yang kurang peduli terhadap kualitas pembelajaran. Selain itu, adanya keyakinan guru bahwa siswa akan tetap pandai pada waktunya walau dengan pola pembelajaran seadanya. Bukan itu saja, perasaan guru yang sering galau ketika memasuki kelas merupakan salah satu alasan mengapa mereka tidak bisa menjadi profesional. Akhirnya guru beranggapan bahwa suatu inovasi akan merugikan mereka baik dari segi waktu, tenaga maupun pemikiran. Para guru sering melihat inovasi dan kreasi sebagai sesuatu yang kompleks dan membuang energi belaka.
SOSOK
Berorganisasi Menambah Relasi Ahlul Aulianur Ahlul Aulianur, pemuda berusia 22 tahun ini merupakan mahasiswa Pendidikan Teknik Eletro TM 2015 yang pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) 89. Tidak hanya itu,
ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Forum Mahasiswa Islam (Formis) Fakultas Teknik (FT) untuk tahun 2017-2018. Pemuda asal Aceh ini mulai aktif berorganisasi sejak awal kuliahnya di Universitas Negeri Padang (UNP). Berawal dari mengikuti Open Recuitment di Formis pada tahun 2015. Kemudian menjadi anggota muda pada tahun yang sama. Pada tahun 2016, ia kemudian menjadi Pengurus Departemen Humas. Tidak berselang lama, ia lalu diangkat menjadi Koordinator Departemen Humas menggantikan Koordinator sebelumnya karena suatu kendala. Tidak hanya aktif di Formis, Ahlul ternyata juga pernah aktif di BEM FT. Ia bahkan pernah menjabat sebagai anggota Staf Ahli Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) angkatan 2016-2017. Sampai akhirnya ia diangkat sebagai Ketua Umum Formis tahun 2017-2018. Ia menjelaskan bahwa untuk naik menjadi Wakil Presiden Mahasiswa, Ahlul mengatakan bahwa ia pernah berpengalaman di BEM FT. Sampai akhirnya ia berkenalan dengan Presiden Mahasiswa tahun 2018-2019 yaitu Indra Kurniawan R dan memiliki visi yang sama untuk maju menjadi presiden dan wakil presiden mahasiswa
tahun 2018-2019. Untuk pembagian waktu sendiri, di bangku perkuliahan kita dituntut untuk belajar. “Itu adalah amanah dari orang tua,” ujarnya., Rabu (21/ 11). Kita harus membuat skala prioritas. Jika ada kuliah, maka dahulukan kuliah karena itu adalah tujuan utama. Jika terjadi jadwal bentrok antara kepentingan yang satu dengan yang lain, maka dahulukan yang skala prioritasnya yang lebih besar. Diketahui juga bahwasanya, Ahlul mengikuti salah satu Pekan Ilmiah Nasional (PIMNAS) yang diketuai oleh Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa sampai mendapat predikat juara favorit dengan judul Tomat Bike (Automatic Bike) . Tomat Bike adalah alat terapi untuk anak yang mengalami gangguan gerak. Menurut pengakuannya, tim yang lolos dari UNP hanya lima tim termasuk timnya yang terdiri atas dua tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan, dua tim PKM Karsa Cipta dan satu tim PKM Teknologi. Kita membutuhkan ilmu pengetahuan yang baru dan membutuhkan pengalaman yang baru dibidang organisasi. Apalagi dunia kerja membutuhkan softskill, tidak hanya hardskill. Softskill inilah yang akan kita
dapatkan di organisasi.Tidak cukup di perlombaan saja. Cara lain yaitu dengan ikut berorganisasi. Selanjutnya ia mengatakan, di organisasi kita belajar memanajemen waktu. Hal ini akan sangat dibutuhkan nantinya. Dengan segala kesibukan, jika kita bisa memanajemen waktu dengan baik, maka akan banyak pekerjaan selesai dalam waktu bersamaan. Itulah perbedaan antara orang yang aktif berorganisasi dengan tidak. Artinya, di organisasi kita dilatih bagaimana cara memanfaatkan waktu dengan baik. Tidak hanya itu, dengan aktif berorganisasi juga dapat menambah relasi pertemanan. Akan ada juga nantinya mahasiswa mendapatkan pekerjaan tidak melihat dari jurusannya, tetapi lebih kepada relasi. Hubungan relasi ini sangat dijaga. Akan tiba masanya ketika kita memiliki uang akan habis, tapi tidak dengan relasi. Ahlul juga berkeyakinan bahwa dengan membuat perencanaan yang akan dilakukan untuk esok hari, maka akan muncul semangat untuk diri sendiri. “Perlu perencanaan dalam keseharian agar memacu pikiran untuk menghasilkan energi positif,” ujarnya. Terakhir, Ahlul juga berharap dapat melanjutkan studi S2 sesuai dengan harapan orang tuanya. Siska Novrida Yanti
OPINI
10
November-Desember 2019 Edisi No.213/Tahun XXX
Ekspektasi dan Realita Dosen Sebenarnya apa yang membedakan kualitas dosen dengan guru? Seberapa berpengaruhkah seorang dosen terhadap perkembangan pendidikan di Indonesia secara luas? Pertanyaan seperti ini mungkin pernah terlintas di benak setiap orang terutama bagi masyarakat awam. Dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 Pasal 1 menyatakan bahwa dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Di sisi lain, dalam pasal yang sama menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Jika ditilik lebih mendalam, sebenarnya perbedaan fungsi seorang dosen dan guru tidaklah jauh berbeda kecuali pada beberapa hal penjenjangan yang berbeda. Seorang guru berkecimpung dalam jenjang usia dini, dasar, dan menengah, sedangkan dosen pada jenjang perguruan tinggi. Selain itu, perbedaan guru dan dosen dapat dilihat bahwa seorang dosen memiliki kewajiban untuk melakukan penelitian yang bermanfaat kepada masyarakat luas serta melakukan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari itu, dosen juga memiliki peranan penting terhadap perkembangan kualitas pendidikan di Indonesia. Kondisi Dosen Indonesia saat ini sendiri masih didominasi oleh generasi baby boomers dan generasi X yang merupakan digital immigrant. Sementara mahasiswa yang dihadapi merupakan generasi milenial atau digital native. Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti pun berupaya menambah dosen dari generasi milenial, salah satunya melalui Program Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU), yakni program beasiswa percepatan S-2 dan S-3 bagi lulusan S-1 dalam kurun waktu empat tahun.
Hal ini tentu membuat dosen juga menjadi sorotan dalam hal kontribusinya mengembangkan dan memperbaiki kualitas pendidikan nasional dan kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh. Peran dosen saat ini memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dengan karya pengabdian masyarakatnya yang didanai puluhan juta. Dosen yang diharapkan hendaknya dapat menyesuaikan
Desain Grafis & Ilustrator : Habil Ramanda*
dirinya dengan perubahan zaman. Namun kenyataannya, masih banyak dosendosen yang bersikukuh dengan metode pengajaran kuno. Hal ini jelas menjadi sorotan terhadap kualitas dosen di perguruan tinggi. Hal ini terkadang membuat kualitas dosen dalam penyampaian setiap teori masih bisa dipertanyakan mahasiswa, mengapa? Mengingat saat pertemuan tatap muka dalam proses pembelajaran, penjelasan di setiap kata terkadang sulit dipahami, sistem belajar pun memaparkan, menjelaskan konteks di dalam buku yang terkadang membuat mahasiswa sulit menangkapnya dan terkadang disulitkan dengan larangan membuka gawai, laptop, atau referensi digital lainnya. Bergeser sedikit dari pertanyaan di atas, jika mahasiswa menghubunghubungkan dengan realitas zaman sekarang, dosen terkadang malah tidak tahu dan bertanya balik pada mahasiswa untuk menjawabnya. Sudah menjadi kebiasaan dosen mene-
rapkan sistem belajar seperti sekolah dasar, terkadang menulis hingga berakhir jam pertemuan. Hal ini banyak membuat mahasiswa sakit. Sakit di sini dalam artian pengekangan mengekspresikan diri terutama saat mata kuliah atau mata pelajaran berlangsung. Beginilah fakta yang harus dilalui mahasiswa, dalam dirinya pasti bergejolak b a t i n ingin berontak. Akan tetapi, jika mahasiswa bersikap arogan pasti muncul ketakutan nilai akan berkurang, terpaksa menunjukan bahasa tubuh yang sopan santun demi diperbudak nilai. Ketika mahasiswa menonjol pada suatu bidang dan ia mampu untuk menginterpretasikan dengan baik lalu dihadapkan dengan pernyataan mahbenar seorang dosen. Maka pemikiran mahasiswa akan terpukul telak lalu ciut perlahan waktu. Hal ini sangat berbahaya bagi kelangsungan para mahasiswa dengan menyesuaikan zaman yang melesat cepat. Terlihat sekali bahwa sebagian besar dosen sulit beradaptasi dengan perkembangan zaman, begitu memang kaum tua selalu ingin aman pada zonanya yang monoton. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi dosen seperti itu, jika tidak, kehidupan bangsa bisa salah arah, setidaknya buktikan bahwa dosen tersebut memiliki kompetensi yang baik untuk mengajar di kampus. Tantangan lain yang dihadapi dalam rangka memenuhi kebutuhan dosen berkualitas adalah menjaring lulusan
Oleh Moch Akbar Mahasiswa Pendidikan Olahraga TM 2015
terbaik perguruan tinggi untuk menjadi dosen. Pasalnya di era revolusi industri 4.0, profesi dosen semakin kompetitif. Setidaknya terdapat lima kualifikasi dan kompetensi dosen yang dibutuhkan, meliputi pertama educational competence, kompetensi berbasis Internet of Thing sebagai basic skill di era ini; kedua competence in research, kompetensi membangun jaringan untuk menumbuhkan ilmu, arah riset, dan terampil mendapatkan grant internasional; setelah itu competence for technological commercialization, punya kompetensi membawa grup dan mahasiswa pada komersialisasi dengan teknologi atas hasil inovasi dan penelitian; kelanjutannya competence in globalization, dunia tanpa sekat, tidak gagap terhadap berbagai budaya, kompetensi hybrid, yaitu global competence dan keunggulan memecahkan national problem; serta terakhir competence in future strategies, di mana dunia mudah berubah dan berjalan cepat, sehingga punya kompetensi memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi di masa depan dan strateginya. Cara yang dapat ditempuh di antaranya joint-lecture, joint-research, joint-publication, joint-lab, staff mobility dan rotasi, paham arah SDG’s dan industri, dan lain sebagainya.
Mendidik Anak Generasi Alfa Menurut Mark McCrindle, analis sosial cum-demograf dari grup penelitian McCrindle, generasi alfa adalah Generasi yang lahir di antara tahun 2010-2024. Penamaan alfa dibuat berdasarkan alfabet Yunani dan sesuai alfabet. Alfa dipilih karena generasi yang lahir sebelumnya menggunakan nama generasi Z. Generasi alfa merupakan anak-anak dari generasi milenial. Sekitar 2,5 juta generasi alfa lahir setiap minggu di dunia dan jumlahnya akan mencapai dua miliar pada 2025. McCrindle juga memprediksi bahwa generasi Alfa tidak lepas dari gawai, kurang bersosialisasi dan juga bersikap individualis. Hal ini dikarenalan mereka dibesarkan dengan era kemajuan teknologi . Mereka juga berpikir praktis, kurang memerhatikan nilai-nilai dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Sejak lahir, anak dari generasi alfa hidup dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat. Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk kondisi ini. Sering kita lihat pada generasi alfa ini, anak-anak yang masih berusia dini sudah difasilitasi gawai oleh orang tua mereka. Tidak jarang anakanak tersebut menjadikan gawai sebagai kebutuhan. Bahkan mereka sampai-sampai tidak bisa hidup tanpa gawai. Benda ini bahkan sudah menjadi bagian dari hidup mereka. Anak-anak yang belum bisa membaca menulis pun mampu mengoperasikan
gawai hanya dengan simbol-simbol operasi yang terdapat pada gawai. Generasi alfa juga mempengaruhi perputaran ekonomi di dunia. Menurut Christine Carter, generasi alfa mampu menghabiskan 18 juta dolar setiap tahunnya untuk kebutuhan mereka seperti perangkat teknologi yang ada pada zaman sekarang, makanan, minuman dan juga pakaian. Dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat ini, tentu akan memberikan dampak positif dan dampak negatif terhadap generasi alfa tersebut. Pada anakanak usia pelajar, gawai akan memberikan dampak positif kepada mereka, gawai yang menyediakan akses internet, mampu memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan pelajar terkait tugas sekolah mereka. Anak-anak yang mempunyai rasa ingin tahu tinggi bisa memperluas wawasan mereka melalui jejaring internet. Semua ini akan menyebabkan generasi alfa akan lebih cerdas dari generasi-generasi sebelumnya. Namun di samping itu, dengan adanya gawai juga memberikan dampak negatif bagi generasi alfa itu sendiri. Teknologi canggih ini menyediakan berbagai aplikasi permainan yang bisa menyebabkan kecanduan bagi anak-anak. Mereka menjadi tidak tahu waktu, bahkan anak-anak tersebut ketika dibatasi dalam
pemakaian gawai terkadang nekat mengamuk dan merusak apapun yang ada disekitarnya. Selain itu tidak jarang kebiasaan ini akan membangun sifat introver pada anak. Mereka lebih sering menghabiskan waktu dengan gadget daripada bermain dengan teman-temannya atau sekedar bercengkrama dengan orang di sekitarnya. Jika orang tua membiarkan anakanaknya mengikuti gaya hidup seperti ini tanpa ada pengontrolan khusus, tentu akan berakibat buruk terhadap anakanak tersebut. Beberapa dampak negatif lain yaitu akan membuat anak-anak pada generasi ini menjadi malas dan tidak mau berusaha. Membuang waktu secara cuma-cuma dan jarang melakukan aktivitas yang berfaedah, tidak peka dengan lingkungan sekitar, serta tidak mampu menjalin komunikasi secara langsung dengan sesama. Bahkan peran ibu sebagai madrasah utama bagi anakanak belum terealisasi dengan baik. Dengan demikian, peran yang bisa dilakukan untuk mendidik generasi alfa ini adalah dengan memberikan pendidikan karakter bagi anak. Pendidikan karakter bisa dimulai dengan menanamkan nilai moral agama kepada anak dari kecil, meluangkan waktu untuk mengobrol bersama, menumbuhkan jiwa patriotisme dan tidak mudah putus asa pada
Oleh : Nurdiani Fauziah Mahasiswi Teknik Pertambangan TM 2017 anak. Pembatasan dalam penggunaan gawai dengan memberikan permainan yang edukatif serta mengajarkan anak untuk bersosialisasi dan berkomunikasi secara baik merupakan beberapa hal yang juga diperlukan oleh anak. Selain itu, pendidikan karakter juga dapat dilakukan dengan menghindari memberikan kasih sayang berupa nilai kebendaan yang berlebih-lebihan. Beberapa hal yang juga perlu diingat orang tua adalah selalu memberi motivasi serta kepercayaan kepadanya agar anak merasa mampu melakukan suatu hal sesuai kemampuannya dengan bimbingan.
November-Desember Edisi No.213/Tahun
2019 XXX
OPINI
11
Bahasa Asing Ancam Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia merupakan salah satu bentuk identitas kebanggaan negara Indonesia. Adapun wujud kebanggaan masyarakat Indonesia yaitu dengan mengembangkan dan mencintai bahasa Indonesia dengan menggunakannya secara baik dan benar. Namun nyatanya masih banyak warga negara Indonesia yang mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing dan bahasa daerah. Hal yang menjadi ancaman bukan hanya bahasa asing saja, tetapi juga bahasa gaul yang digunakan oleh remaja saat sekarang ini. Sebagaimana pembakuan bahasa Indonesia merupakan wujud nyata pengembangan bahasa Indonesia itu sendiri. Seharusnya warga negara Indonesia mampu menjaga dan mengembangkannya dengan baik. Perlakuan negatif penutur bahasa Indonesia yang mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing khususnya bahasa Inggris sangat memprihatinkan. Sebagaimana salah satu bukti yang memperkuat pernyataan di atas diungkapkan oleh Ermanto (2018: 20) bahwa masuknya kosakata asing terutama kosakata bahasa Inggris ke dalam bentuk komunikasi bahasa Indonesia telah mengakibatkan bercampurnya kosakata bahasa Indonesia yang digunakan oleh penuturnya. Beberapa gejala yang terlihat adalah sales, power, di-on-kan, good, goverment, credit card, service customer, remote control, cover, dan lain-lain. Dari contoh tersebut dapat dimungkinkan bahwa gejala yang dimiliki akan merusak perkembangan masa depan bahasa Indonesia jika tidak dikendalikan secara baik. Hal ini bukanlah masalah kecil yang dapat disepelekan. Ini adalah salah satu bukti bahwa telah rusaknya kebakuan serta ketatabahasaan bahasa Indonesia. Jika bukan kita sebagai warga Indonesia yang menjunjung tinggi bahasa persatuan dan menolak ancaman tersebut siapa lagi? Perkembangan teknologi yang dibuat oleh orang barat seperti komputer, handphone, laptop, dan sebagainya seolah memaksa penutur bahasa Indonesia untuk mengerti dengan bahasa asing yang disajikan dalam teknologi tersebut. Akibatnya penutur bahasa Indonesia yakni warga negara Indonesia lebih
meminati dan menyukai bahasa asing daripada bahasa Indonesia yang merupakan bahasa negaranya sendiri. Tentu hal ini akan berdampak buruk bagi keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Boleh-boleh saja untuk menguasai bahasa asing dengan tujuan untuk mempersiapkan diri demi tuntutan zaman. Akan
sudah akrab dengan internet dan hal-hal serba instan. Akibatnya, hal ini membuat mereka lebih kreatif dalam memunculkan kosakata baru. Sebagaimana kenyataan sekarang ini banyaknya anak-anak muda atau generasi milenial yang menggunakan bahasa gaul seperti contohnya “aasshiapp” untuk mengganti kata “siap”; “gue”untuk mengganti kata “saya” ; “loe” dan “cuk” untuk menganti kata “kamu” ; “santuy” untuk menganti kata “santai” ; “ zeyenk” untuk menganti kata “sayang”
Desain Grafis & Ilustrator : Habil Ramanda*
tetapi jika hal tersebut sudah mengancam jati diri bangsa, maka hal ini patut dikhawatirkan. Banyak anak-anak terutama di kota-kota besar lebih menyukai dan menguasai bahasa asing seperti bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Pengaruh teknologi juga membuat masyarakat Indonesia lebih cenderung kepada hal-hal yang bersifat internet dan instan. Terlebih anak muda zaman sekarang, mereka lebih suka bermain media sosial daripada membaca buku pelajaran atau sekedar mengobrol dengan orang di sekitarnya. Anak muda yang seperti ini dikenal dengan istilah generasi milenial atau ada juga yang menyebut generasi menunduk. Generasi milenial adalah masa adanya peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media dan teknologi digital seperti sekarang ini. Generasi yang hidup di era milenial ini memiliki karakter yang khas. Sejak duduk di bangku sekolah mereka
dan partikelpartikel seperti “sih” dan “dong” serta masih banyak lagi istilah-istilah lainnya. Tentunya hal ini sangat mengancam serta mengikis kebakuan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan lambang identitas nasional negara Indonesia. Tentunya sesuatu yang sudah menjadi lambang negara wajib dijaga dan dipertahankan oleh warga negaranya. Sebagaimana ancaman-ancaman yang dipaparkan di atas terhadap bahasa Indonesia sangat mengancam eksistensi bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional negara Indonesia. Tentunya ini adalah hal yang perlu kita perhatikan, kita harus berusaha mencegah dan menolak ancaman ini dengan melakukan tindakan nyata. Adapun tindakan yang dapat kita lakukan sebagai warga negara Indonesia yang menjunjung tinggi bahasa persatuan. Pertama dimulai dari diri sendiri yakni dengan mempelajari dan mema-
Oleh Kurnia Sandi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2018
hami terlebih dahulu tentang materi bahasa Indonesia itu sendiri, lalu mengaplikasikannya dalam kehidupan seharihari. Kedua menyadarkan orang-orang terdekat untuk dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar seperti teman, sahabat, keluarga, dan kerabat; selanjunya melakukan tindakan dengan cara membuat tulisan seperti essai, artikel, jurnal, dan lain sebagainya. Selanjutnya, melakukan penyuluhan terhadap masyarakat atau sekolahsekolah tentang materi bahasa Indonesia dan motivasi-motivasi untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Tentunya ini membutuhkan tindakan dan usaha yang serius dari diri sendiri untuk menyadarkan masyarakat tentang pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia harus menjadi prioritas utama warga negara Indonesia dalam berbahasa. Sebab, warga negara yang baik adalah warga negara yang sadar akan fungsi dan kedudukannya sebagai warga negara Indonesia. Tentunya ini akan merealisasikan lambang dan identitas negara. Untuk itu, hendaknya kita menjadi warga negara yang menjunjung tinggi bahasa Indonesia serta menghargai jasa para pahlawan yang telah memperjuangan kemerdekaan berbahasa Indonesia melalui Sumpah Pemuda demi kemajuan bangsa dan negara.
KOLOM
Pencari atau Pencipta Kerja Anggapan bahwa sarjana pencari kerja bukan menciptakan lapangan kerja mengakibatkan jumlah penganggur intelektual di Indonesia meningkat. Banyak lulusan perguruan tinggi Indonesia yang mengalami dilema karena gelar ijazah pendidikan tinggi yang mereka raih tidak lagi menjadi jaminan untuk mendapat pekerjaan. Hal tersebut semakin dipersulit dengan adanya tenaga kerja asing dari negaranegara ASEAN sebagai dampak berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Sulitnya lulusan universitas lokal memperoleh pekerjaan sudah terlihat dari angka pengangguran terdidik di Indonesia yang meningkat setiap tahun. Gelar sarjana ternyata tidak menjamin seseorang untuk mendapatkan sebuah pekerjaan. Adapun salah satu penyebab lulusan perguruan tinggi tidak mendapatkan pekerjaan adalah banyaknya sarjana yang tidak memiliki kemampuan wajib sebagai seorang lulusan universitas, yaitu kemampuan berpikir kritis, komunikasi, dan menulis. Dalam kemampuan berpikir kritis, banyak sekali lulusan perguruan tinggi Indonesia yang sangat lemah dalam menghadapi suatu permasalahan. Ketika
dihadapkan pada sebuah permasalahan dalam dunia kerja, mereka tidak mampu mengurai masalah dan mencari akar masalah. Kurangnya pengalaman dan tidak pandai dalam membedakan antara fakta dan opini juga merupakan penyebabnya. Pada akhirnya mereka tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut. Rendahnya kemampuan untuk menyelesaikan masalah ini menunjukkan gagalnya pendidikan yang dijalani. Selain itu, lulusan pergururan tinggi kurang memiliki kemampuan menulis dengan baik. Hal tersebut merupakan hasil dari pendidikan dasar hingga menengah atas yang kurang mendidik siswa untuk menulis, mengelaborasi, mengarang, dan menyusun tulisan secara logis dan runtut. Ketika banyak tugas menulis di kampus, mahasiswa seringkali melakukan copy paste tulisan orang lain. Selain karena lemahnya kemampuan menulis, sifat suka terhadap hal yang instant melalui ketersediaan informasi di internet juga mendorong kegiatan plagiat tersebut. Ketidakmampuan dalam berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah dan menulis ini juga disebabkan karena
rendahnya kemampuan berkomunikasi dari para sarjana. Proses diskusi, tanya jawab, argumentasi, dan komunikasi kelas tergantikan dengan proses ceramah satu arah oleh dosen. Pendidikan yang seharusnya berlangsung interaktif berubah menjadi seminar-seminar di kelas besar. Akibatnya mahasiswa jarang untuk bertanya dan melakukan presentasi. Adapun upaya untuk mengurangi jumlah pengangguran intelektual ini antara lain melalui pelaksanaan sistem pendidikan berbasis keterampilan dan kerja sama antara lembaga pendidikan tinggi dan dunia usaha. Kerja sama lembaga pendidikan tinggi dengan dunia usaha harus bermutu dan berkualitas. Melalui kerja sama ini, lembaga pendidikan tinggi dapat mempelajari dan menyerap perkembangan teknologi sehingga lulusan yang dihasilkan akan selalu sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Selain giat belajar selama proses perkuliahan, mahasiswa juga harus melatih atau mengasah keterampilan yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Terlibat dalam organisasi kemahasiswaan di kampus misalnya. Berorganisasi bisa mengasah berbagai keterampilan seperti
Oleh Wanda Andika Utami Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2016
keterampilan personal, kemampuan komunikasi, dan kemampuan berpikir. Selain itu, dengan berorganisasi dapat pula memperluas jaringan atau relasi pertemanan. Hal tersebut tentu sangat bermanfaat bagi para sarjana setelah lulus dan ingin terjun ke dunia kerja nantinya.
12
FOTO
November-Desember 2019 Edisi No.213/Tahun XXX
Mengenal Makam Syeh Burhanudin
Tampak depan: Terlihat seorang pekerja sedang memperbaiki pekarangan area masuk kompleks makam Syekh Burhanudim. Area pekarangan makam ini sedang dalam proses renovasi. Makam ini terletak di Ulakan, Ulakan Tapakis, Padang Pariaman, Sabtu (23/11). f/ Afdal*
Pada edisi 213 kali ini, Fotografer Ganto mengabadikan daerah Ulakan, Padang Pariaman. Daerah ini dikenal dengan adanya makam Syekh Burhanudin. Syekh Burhanudin lahir tahun 1646 di Sintuk Toboh Gadang, Kabupaten Padang Pariaman. Tanggal 20 Juni tahun 1704, bertepat pada umur 58 tahun Syekh Burhanudin meningal dunia. Syekh Burhanudin sendiri dikenal dengan kegigihan dalam perjuangan menyebarkan agama Islam di Sumatra Barat. Selain itu, Syekh Burhanudin juga disebut sebagai ulama sufi pengamal (Mursyid) Tarekat Shatariyah di daerah Minangkabau. Makam ini menjadi warisan bagi pengikut aliran Tarekat Shatariyah. Menurut tradisi setempat, setiap tahun diperingati dengan tradisi ziarah, yang disebut dengan Basapa. Tradisi ini dilakukan pada bulan safar, disekitar kompleks makam juga terdapat berbagai macam souvenir untuk para peziarah.
Pekarangan Makam: Beberapa warga yang berada sekitar Makam Syeh Burhanudin sedang duduk sambil menunggu perziarah yang mengunjungi makam syeh Burhanudin. Area makam terletak di Ulakan, Ulakan Tapakis, Padang Pariaman, Sabtu (23/11). f/ Afdal*
Makam sy ekh Burhanudin: Tampak beberapa peziarah sedang berdoa yang dipimpin Iman khatib, penjaga syekh makam Syekh Burhanudin. Makam ini terletak di Ulakan, Ulakan Tapakis, Padang Pariaman, Sabtu (23/11). f/ Afdal*
Cendera Mata: disekitar area makam Syekh Burhanudin sangat banyak ditemui warga sekitar yang menjual cendera mata. Umumnya cendera mata yang dijual bersifat religi. Cendera mata ini dijual di Ulakan, Ulakan Tapakis, Padang Pariaman,Sabtu (23/11). f/ Afdal*
Sur au Gadang : Tampak beberapa anak sedang melalui area cagar budaya surau gadang Surau Syeh Burhanudin. Anak-anak yang melalui cagar budaya ini habis mengaji disurau disekitar Cagar Budaya. Cagar budaya ini terletak di Tanjung Medan, Ulakan Tapakis, Padang Pariaman , Sabtu (23/11). f/ Afdal*
November-Desember Edisi No.213/Tahun
TEROPONG
2019 XXX
13
UNP Anugerahi Jusuf Kalla Gelar HC Wakil Presiden periode 20042009 dan 2014-2019, Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla menerima penghargaan Gelar Doktor Kehormatan atau Honoris Causa (Dr. HC) di Bidang Penjaminan Mutu Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan dari Universitas Negeri Padang (UNP) di Gedung Auditorium, Kamis (5/12). Berdasarkan pasal 1 Peraturan Menristekdikti Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2017 tentang Gelar Dokter Kehormatan merupakan gelar kehormatan yang diberikan oleh perguruan tinggi yang memiliki program Doktor dengan peringkat terakreditasi A atau unggul kepada perseorangan yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-jasa yang luar biasa dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau berjasa dalam bidang kemanusiaan. Menanggapi pemberitaan gelar HC pada Jusuf Kalla, Dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Serli Marlina, M.Pd., mengatakan bahwa cukup tepat pemberian gelar tersebut. Hal ini menurut Serli karena memang Jusuf Kalla pemerhati pendidikan di Indonesia. Selain itu ia mengatakan bahwa ketika Jusuf Kalla menjabat, ia melihat bahwa mutu pendidikan di Indonesia sangat rendah dan persentasenya meningkatkan karena adanya Ujian Nasional (UN), walaupun teradapat pro kontra sebelumnya. “Semoga mutu pen-
didikan bisa meningkat. Selain itu penggerak mutu tidak dari beliau saja, tapi harus menjadi budaya mutu dari seluruh institusi lembaga pendidikan di seluruh Indonesia,” harapnya, Kamis (5/12). Sama halnya dengan Serli, Dosen Seni Rupa, Drs. Mediagus, M.Pd., mengatakan bahwa pemberian gelar itu sudah pantas dengan prestasi dan pengalaman hidup beliau serta ia cukup berkontribusi dalam penjaminan mutu pendidikan. “Mudah-mudahan gelar ini berkah untuk beliau dan untuk pendidikan umumnya,” tuturnya, Kamis (5/12). Terkait pemberian gelar tersebut, Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph. D., dalam acara penganugerahan gelar Doktor Kehormatan pada Jusuf Kalla di Auditorium, Kamis (5/12) menjelaskan bahwa Jusuf Kalla telah berjasa dalam menjaga kualitas pendidikan di Indonesia, memperjuangkan kualitas, serta kesejahteraan guru dan dosen sebagai salah satu instrumen pencapain ilmu pendidikan. Kemudian jasanya yang tidak bisa dilupakan adalah kiprahnya dalam mengawal UN sebagai tolak ukur penjaminan dan pemetaan mutu pendidikan nasional. Metode UN pun terbukti berhasil meningkatkan mutu pendidikan secara umum di negara maju. “Tidak dapat dipungkiri melalui kiprah beliau dibuktikan dengan menjaga mu-
Penganuger ahan: Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla mendapatkan Gelar kehormatan (Dr. HC) dalam bidang Penjaminan enganugerahan: Mutu pendidikan, Program studi Ilmu Pendidikan di Auditorium Universitas Negeri Padang, Kamis (5/12). f/Lili*
tu, mengejar ketertinggalan dan menyejajarkan kualitas mutu pendidikan dengan negara lain,” jelas Ganefri, Kamis (5/12). Ganefri juga mengatakan bahwa pemberian gelar ini merupakan hasil dari kajian yang matang dari tim pakar Penjaminan Mutu Pendidikan di UNP. Selain itu surat usulan sudah diajukan UNP kepada Dirjen Sumber Daya dan IPTEK Dikti pada awal September lalu dan disetujui. Ketua Tim Promotor, Prof. Dr. Sufyarma Marsidin mengatakan bahwa peningkatan mutu
pendidikan merupakan prioritas utama dalam pembangunan nasional. Prioritas ini didasarkan dengan daya saing bangsa. Oleh karena itu pelaksanaan UN masih diperlukan untuk penerapan standar yang sama di seluruh Indonesia. Terdapat lima pemikiran Jusuf Kalla yang selalu mengawal mutu pendidikan di Indonesia menurut Tim Promotor UNP. Pertama, inti kemajuan suatu negara adalah pendidikan, dan inti dari pendidikan adalah belajar secara berkelanjutan. Kedua,
pendidikan Indonesia visioner yang berorientasi masa depan agar memberikan nilai tambah sehingga menjadi solusi bagi negara. Ketiga, pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang membangun bangsa yang baik dan bermartabat. Keempat, penyelenggaraan pendidikan harus memiliki komitmen dan konsistensi terhadap peningkatan mutu pendidikan. Kelima, penyelenggaraan pendidikan harus memiliki komitmen dan konsistensi mutu pendidikan. Kamis (5/12). Mona
ISSIM ke-4 Minim Peserta Universitas Negeri Padang (UNP) menjadi tuan rumah dalam acara bertajuk International Seminar on Sensors, Instrumentation, Measurement, and Metrology (ISSIM) yang ke-4. Universitas Negeri Padang (UNP) menjadi tuan rumah dalam acara bertajuk International Seminar on Sensors, Instrumentation, Measurement, and Metrology (ISSIM) yang ke-4. Seminar Internasional tentang Sensor, Intrumentasi, Pengukuran dan Metrologi ini digelar pada Kamis 14 November 2019 di Ballroom Hotel and Covention UNP lantai 4. SSIM ini merupakan join confrence Universitas terkemuka di Indonesia seperti Universitas In-
donesia (UI), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi 10 Nopember (ITS), Universitas Airlangga (UNAIR) dan Universitas Negeri Padang (UNP). Konferensi ini menghadirkan Prof. Dr. Koo Voon Chet dari Multimedia University Malaysia dan Prof. Dr. Setiyawan Purnomo Sakti dari Universitas Brawjaya. Acara ini bertujuan untuk mempresentasikan riset-riset terbaru
di bidang sensor, intrumentasi, pengukuran dan metrologi. Dalam sambutan Rektor UNP, Prof. Ganefri Ph.D memberikan apresiasi kepada Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang telah mempersiapkan acara dengan baik.”Melalui konferensi ini peserta dapat meningkatkan kualitas penelitian serta inovasi dan tren di Sensor, Instrumentasi, Pengukuran dan Metrologi,” ucapnya, Kamis (14/11). Seminar Internasional ini ditanggapi dengan baik oleh peserta yakni Mahasiswa Jurusan Fisika TM 2017, Maftuhah
Yusuf. Ia mengatakan seminar internasional tersebut akan sangat menambah ilmu pengetahuaanya mengenai sensor, intrumentasi, pengukuran, dan meteorologi. “Karena acara ini berkaitan langsung dengan jurusan Fisika dan ada kaitanya dengan mata kuliah kita di Fisika,” jelasnya Kamis (14/11). Selain itu, ia mengatakan tidak semua mahasiswa Fisika yang hadir dalam acara tersebut. “Hanya saja ada beberapa kelas yang diarahkan ke sini, jika dosennya menjadi panitia acara dan ada kelas yang diisi oleh dekan maka kelas dipindahkan kesini,” ungkapnya. Sayangnya, acara sebesar ini
terlihat minim akan peserta. Menjawab hal tersebut, Ketua Pelaksana, Dr. Yohandri, Ph.D saat ditemui di ruangannya mengatakan bahwa permasalahannya adalah karena konferensi diadakan pada akhir tahun. Ia menyatkan bahwa pada akhir tahun ini anggarannya juga akan bermasalah dan orang juga sudah ikut konferensi di awal-awal tahun dan pertengahan tahun, jadi tidak banyak lagi orang yang mau presentasi dan juga konferensi yang di adakan UNP juga banyak, 30 konferensi internasional diadakan dalam tahun ini, jadi itu juga menjadi masalahnya,ungkapnya, Selasa (26/11). Habil*
KILAS
Bus UNP UNP: Salah satu bus milik universitas Negeri Padang (UNP)terlihat sudah tidak layak jalan.Terlihat dari badan bus yang berkarat dari sisi kiri dan kanan, Kamis (12/12). f/Afdal*
Tumpukan: Sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) terlihat sedang berjalan ditengah tumpukan barang bekas fasilitas UNP. Barang bekas ini sendiri terlihat berserakan disekitaran area SMA Pembangunan sampai Gedung Psikologi, Kamis (12/12). f/Afdal*
FEA TURE FEATURE
14
N0vember-Desember 2019 Edisi No.213/Tahun XXX
Pesona Sipin di Balik Problema Peternak Keramba Terlepas dari problema pengembalian Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang belum usai, mahasiswa penerima Bidikmisi di Universitas Negeri Padang (UNP) kini dihebohkan dengan isu perluasan Bidikmisi menjadi Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Oleh Julia Fitri Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2016 Pagi itu, tepat pukul 10.00 WIB, Ganto beserta rombongan peserta Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) berangkat menuju Danau Sipin menggunakan mobil yang disewa melalui aplikasi Go-Jek. Acara PJTLN yang diselenggarakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Patriotik Universitas Batanghari Jambi ini diikuti oleh 29 orang peserta dari 18 LPM se-Indonesia. Danau Sipin merupakan salah satu destinasi Kota Jambi yang berlokasi di Kecamatan Telainapura dengan panjang kurang lebih 4.500 meter, lebar sekitar 300 meter, dan kedalaman kira-kira dua sampai enam meter. Perjalanan menuju Danau Sipin memakan waktu kurang lebih 20 menit. Setelah sampai di pinggiran danau, kami menaiki ojek perahu yang disewakan oleh penduduk sekitar menuju seberang danau. Tarif yang dikenakanpun relatif, jika penumpang itu hanya ingin me-
nyeberang dikenakan biaya sebesar Rp3.000, sedangkan untuk berkeliling danau dikenakan biaya Rp30.000. Selama di atas perahu, kami mengamati pemandangan sekeliling danau yang dipenuhi oleh keramba ikan. Keramba-keramba itu menambah kesan keindahan tersendiri dan juga dilengkapi dengan pondok-pondok kecil tempat peternak berteduh dan mengumpulkan hasil panen. Oleh karena itu, Ganto mengabadikan sedikit momen dengan berfoto. Tanaman eceng gondok yang berjejer rapi di sepanjang garis danau pun tidak kalah menarik perhatian. Tanaman air itu seolah membentuk pulaupulau kecil di bagian tengah dan pinggiran danau. Setelah sampai di seberang, Ganto bertemu dengan Saharuddin, salah seorang peternak keramba. Dalam penuturannya, dahulu terdapat sekitar 1400 keramba ikan. Namun sayangnya, beberapa keramba ikan sudah ada yang diangkut oleh pemerintah. Hal itu dilakukan karena adanya rencana pembangunan objek wisata baru di danau tersebut. Rencana itu bukan hanya wacana semata melainkan sudah mulai tampak proses pengerjaannya. Seperti yang tampak oleh kami, di tepi danau sudah mulai dibangun jogging track dan jembatan hias yang pengerjaannya sudah mencapai 50 % waktu itu. Rencana pembangunan wisata oleh pemerintah tersebut menimbulkan keresahan tersendiri bagi warga sekitar Danau Sipin, terutama para pemilik
Ker amba : Terlihat beberapa keramba ikan milik peternak dilengkapi dengan pondok kecil sebagai tempat peternak Keramba berteduh dan mengumpulkan hasil panennya di pinggiran Danau Sipin, Jambi, Jumat (15/11). f/Juli
keramba. Saharuddin mengatakan kepada Ganto, jika keramba mereka diangkat, mata pencaharian mereka akan hilang dan perekonomian pun terancam. “Kalaupun nanti ada kompensasi, uang itu tidak akan cukup untuk menghidupi kami beberapa tahun yang akan datang” ujarnya. Ia berharap agar Pemerintah Kota Jambi memikirkan kembali nasib para peternak ikan keramba. Harus ada alternatif mata pencaharian pengganti jika semua keramba itu diangkat dan dibersihkan dan kepastian waktu pelaksanaan pengangkatan semua keramba agar mereka bisa mempersiapkan diri nantinya. Ketua RT 22 Danau Sipin,
Hepriansyah membenarkan rencana pemerintah tersebut. Menurutnya, rencana itu sudah ada sejak 2014 lalu dan sampai saat ini sudah ada sekitar 100 keramba yang diangkat. “Danau itu akan menjadi kawasan wisata dan harus dikosongkan” ucapnya. Sementara itu, tindak lanjut pemerintah untuk mencarikan pengganti mata pencaharian warga belum ada. Warga pun mau tidak mau harus setuju dengan kebijakan pemerintah. Berdasarkan informasi yang Ganto peroleh dari Hepriansyah, dan sebagian peternak keramba membolehkan rencana pembangunan itu dengan syarat mereka tetap diizinkan menangkap
ikan di Danau Sipin dengan memasang tangkul, pukat, atau yang sejenisnya,” tuturnya. Pemerintah berjanji akan menjadikan warga setempat sebagai pengelola atau pegawai dari objek wisata serta adanya parkiran berbayar yang memberdayakan warga sekitar sebagai penjaganya. Itulah salah satu bentuk rencana pemerintah untuk mengganti mata pencaharian warga, mungkin nanti akan ada banana boat, ruang terbuka hijau, dan wahana lainnya. Pemandangan sekitar danau cukup menarik, terlebih bagi para pecinta alam dan perairan. Rasanya tidak salah jika pemerintah ingin menjadikan danau itu sebagai salah satu objek wisata baru Kota Jambi.
Fakta di Balik Sejarah Banda Bakali Banda Bakali merupakan sebuah sungai buatan yang terletak di Purus, Kota Padang. Nama Banda Bakali diambil dari bahasa Minang, sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut kanal. Banda Bakali menyimpan banyak sejarah, inilah yang membedakannya dengan sungai pada umumnya. Konon katanya dahulu tempat ini juga berfungsi untuk memisahkan pemukiman Belanda dengan penduduk setempat. Oleh Ozza Syafrigo Mahasiswa teknik Mesin TM 2016 Sore itu, Jumat (1/6) menggunakan kendaraan roda dua, Ganto menuju ke tempat yang biasa disebut orang dengan sungai banda atau Banda Bakali. Jika dilihat sekilas tidak ada yang istimewa dari Banda Bakali, tetapi tempat ini selalu ramai dikunjungi orang-orang khususnya di sore hari. Di sini, orangorang bisa menghilangkan kejenuhan serta rasa bosan dengan memancing ikan, melihat pemandangan dan menikmati deruan ombak. Pada saat itu tahun 1850-an Kota Padang masih terkonsentrasi di sepanjang sisi barat sungai Batang Arau, mulai merasakan perlunya pengembangan pemukiman Eropa/Belanda. Di era ini muncullah ide pembuatan sistem drainase atau kanalisasi Kota Padang. Pada tahun 1907 banjir besar terjadi di Kota Padang. Inilah awal munculnya perkara mengapa ide pembuatan kanal di Kota Padang harus segera
direalisasikan. Alasan pembangunan kanal ini tidak hanya sebagai sarana pengendalian, tetapi juga untuk menahan serangan pada perang kemerdekaan di wilayah Kota Padang. Saat itu dalam area banjir kanal menjadi pusat Belanda, sementara di luar area, Tentara Rakyat Indonesia(TRI) bergerilya terutama pada malam hari. Banjir kanal menjadi pemisah antara Belanda dengan Republik serta banjir kanal menjadi barrier. Pertempuran sempat terjadi, karena pasukan TRI mengincar titik pertahanan di atas banjir kanal. Pada malam tanggal 11 dan 12 Agustus 1946 terjadi serangan TRI terhadap kereta api, tetapi tidak ada kerugian. Sementara pada saat malam harinya seorang TRI menyusup dan akhirnya dapat diatasi. Sesampainya di tempat ini, kita akan disambut dengan angin laut yang begitu sejuk, seakanakan panasnya Kota Padang tidak
Pembersihan : Seorang pekerja sedang menggosok batu yang menonjol di Banda Bakali untuk dilakukan pengecatan. /doc Kawasan ini nantinya akan penuh dengan warna-warni, Jumat (19/1). f/doc
begitu terasa. Arus Banda Bakali ini selalu melawan angin laut, kadang seakan kembali ke muara karena terlihat tidak sanggup melawan angin laut yang menerpa. Secara keilmuan tidak mungkin air tawar bercampur air asin maka terdapat selat yang memisahkan. Tetapi di tempat ini angin laut membawa ombak menepi seakan mencampurkan air laut dengan air sungai. Di Banda Bakali ini Ganto melihat orang-orang berjalan di antara selat itu, berlomba-lomba melintasi selat dan melawan ombak yang menerjang. Ternyata terdapat gundukan yang berbentuk gunung laut di bawah selat itu, seolah-olah mereka sedang berjalan di atas air. Hal
tersebut menjadi tantangan dan kepuasan tersendiri bagi mereka. Di lain sisi tepat di pinggir Batang Bakali ini terlihat orangorang bercengkrama ria dan ada juga yang fokus pada kail pancingnya, sehingga membuat Ganto berkesimpulan bahwa tempat ini memiliki ikatan tersendiri dengan lingkungan sekitar dan penduduk setempat ataupun orang-orang yang sengaja datang ke sini. Salah seorang mahasiswa asal Muaro Bungo, Jambi yang tinggal di pinggiran Banda Bakali, Try mengatakan bahwa “Tempat ini begitu sejuk, dan di kala sore harinya selalu ramai” ujarnya, Sabtu ( 2/6 ). Sampai saat ini Banda Bakali terus dibangun dan ditingkatkan
sebagai sarana pengendalian banjir yang sering dihadapi Kota Padang. Namun, dalam perkembangannya, pendangkalan kanal atau saluran akibat adanya pengendapan sedimen di sepanjang saluran dan di muara menyebabkan kelancaran aliran, terutama pada saat banjir menjadi terganggu. Tempat ini juga terus dipercantik oleh penduduk sekitar atau komunitas-komunitas. Seperti yang dilakukan oleh komunitas pecinta sungai baru-baru ini, yakni dengan mewarnai pinggiran Banda Bakali. Oleh karena itu marilah kita sebagai masyarakat khususnya yang tinggal di tepian sungai atau pantai untuk tidak membuang sampah sambarangan.
November-Desember Edisi No.213/Tahun
2019 XXX
15
TELUSUR
Batik Jambi Batik Tertua di Sumatra Tanah Pili Pusako Batuah. Batik adalah keanekaragaman budaya di Bumi Pucuk Jambi Sembilan Lurah. Oleh Yeni Maharani Mahasiswa Perpustakaan dan Ilmu Informasi TM 2017 Jumat (15/11), pagi itu langit terlihat cerah, terlihat di sepanjang jalan perumahan berbentuk rumah panggung, bentang areal Danau Sipin dan peternakan keramba ikan. Di saat melakukan perjalanan pembuatan video dalam rangka Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) yang diadakan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Patriotik Jambi. Ganto memilih untuk menelusuri kebudayaan batik khas Jambi. Batik merupakan sebuah budaya dan karya seni yang sudah mendunia, tidak terkecuali di Kota Jambi. Terdapat sebuah sanggar di Kampung Danau Sipin, Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota jambi. Sanggar batik tersebut dinamai dengan Batik Bahri. Sanggar ini dibangun dan dikembangkan oleh Datuk Zainul Bahri. Ia sudah merintis usaha batik sejak tahun 1996. Pemilik Sanggar Bahri Zainul Bahri mengatakan bahwa batik di Jambi merupakan warisan zaman raja-raja Jambi. Ia mengatakan bahwa setiap batik memiliki khas daerah tersendiri,
begitu juga dengan batik Jambi. Zainul yang dikenal dengan sebutan datuk ini menjelaskan bahwa batik Jambi merupakan batik tertua di Sumatra. Batik Jambi terdiri atas empat unsur budaya yakni, motif India (corak patola), China (motif bunga), Arab (corak kaligrafi) dan Jawa (Solo dan Jogja). Terdapat 460 lembar desain motif batik, 40 replika motif batik kuno dan 185 motif yang ada, diantaranya motif buah nam nam, nangka, motif kapal ceupik, motif siriang-riang, motif situs candi danau sipin. Motif duren pecah merupakan motif yang menggambarkan dua bagian kulit durian yang terbelah tetapi masih terpaut antara pangkal tangkainya. Selain itu juga ada motif yang menjadi icon Jambi yaitu motif angso duo yang menggambarkan legenda zaman dahulu. Angso duo adalah sepasang angsa yang dipercaya menuntun Puti Mayang Mangurai dan Orang Kayo Hitam ketika mereka hendak mencari tempat tinggal. Dua angsa tersebut membawa mereka ke sebuah daerah untuk membangun nege-
Pengrajin Batik : Seorang pengrajin batik, Datuk Zainul Bahri memperkenalkan motif-motif batik khas Jambi di Sanggarnya, Kawasan Danau Sipin, Kota Jambi Jumat, (15/11). f/Rani
ri baru yang dikenal Kota Jambi. Jenis-jenis dari batik bahri ini berupa batik tulis, batik tenun, batik cap, dan juga batik kayu. Lebih lanjut datuk menjelaskan Untuk pewarna kain yang akan dibatik berasal dari dua kategori pewarnaan, yaitu warna sintetis dan warna alam. Pewarna alami berupa tumbuhtumbuhan di Kota Jambi yang diambil dari hutan, seperti kayu sepah, kayu lembago, kayu lempato, kayu sepah, akar bingkudu, serbuk bulian, kulit jengkol, daun alpukat, dan juga kuweni. Sebelum mulai membatik,
kain putih di mordating terlebih dahulu. Pada proses ini, kain diolah dengan kanji yang berupa tepung, lalu ditulis, didesain oleh ahlinya, dipertegas dengan spidol, proses membatik baru diwarnai dengan warna yang ditentukan. Setelah diwarnai lalu dilanjutkan dengan proses menembok. Pembuatan batik tergantung motif batiknya, semakin rumit motifnya maka semakin lama pembuatan batiknya. Hasil dari sanggar Bahri ini diolah dalam bentuk tenun songket dan kain batik. Untuk harga kain batik Jambi juga bervariasi, mulai dari Rp. 700.000 sampai
1 juta per meter. Harga kain batik mahal dikarenakan bahan pewarna yang juga mahal dan sulit didapatkan. Karyawan yang bekerja pada Sanggar Bahri adalah ibu-ibu sekitar Danau Sipin serta para remaja. Selain itu sanggar batik ini juga menerima orang-orang yang ingin mempelajari cara membatik baik komunitas atau perorangan. Datuk mengatakan ingin meningkatkan pendapatan dan taraf kehidupan masyarakat sekitar, melestarikan budaya batik dan mengubah image orang tentang Danau Sipin terdahulunya.
RAGAM
Berpetualang Budaya Sambil Belajar dan Mengajar Oleh Aisha Azalia Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam TM 2016 Saya adalah salah satu orang yang beruntung berkesempatan mengikuti pertukaran pelajar, Student Teacher Exchange (SEA Teacher) dan dinyatakan lulus di Tarlac Agliculture University, Filipina. Di sana saya mendapatkan pengalaman mengajar selama satu bulan penuh. Pada Sabtu (12/01) lalu akhirnya saya berangkat menuju Filipina. Perjalanan saya dan dua delegasi Universitas Negeri Padang (UNP) lainnya dimulai dari transit ke Malaysia selama hampir satu hari. Setelah itu, barulah berangkat menuju Filipina dengan menghabiskan waktu 6 jam perjalanan pesawat. Akhirnya pada Minggu (13/01), saya sampai dan menginjakkan kaki di Kota Manila, Filipina. Sesaat setelah itu, saya kemudian menuju ke Kota Tarlac, tempat saya akan belajar dan mengajar. Disana saya mendapatkan teman baru, dari Thailand, India, Jerman, Filipina, maupun dari Indonesia. “Di minggu pertama saya disana, saya diberikan kesempatan untuk melihat cara mengajar guru-guru di Junior High School TAU Laboratory.� Saya melihat lingkungan kampus dan mengenal guru pamong atau biasa dipanggil coperating teacher dan juga supervisor yang akan menilai saya
selama proses kegiatan SEA Teacher. Di sana saya merasakan perbedaan budaya yang begitu kental antara Indonesia dengan Filipina, baik dari segi makanan, orang-orangnya, bahasa, kendaraan sampai cara berpakaian. Di minggu kedua dan ketiga , Selasa (22/01) saya diberi kesempatan untuk pertama kalinya mengajar dikelas 10 A, 10 B, dan 10 agHome. Untungnya tiga kelas yang saya ajar tidak memiliki kendala dalam berbahasa, sehingga saya bisa menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan mereka. Meskipun terkadang mereka menggunakan bahasa Tagalog saat bertanya, namun beruntung terkadang saya ditemani oleh buddy atau seorang teman yang menterjemahkan apa yang ditanyakan oleh siswa dengan bahasa setempat. Mengajar di negara orang tidaklah semudah yang saya bayangkan, banyak sekali materi yang berbeda, Lesson Plan yang berbeda, kurikulum yang berbeda. Semuanya saya pelajari di Filipina. Tidak ada bedanya dengan Praktek Lapangan (PL) di Indonesia, disana juga membuat RPP sebelum masuk ke kelas yang biasa disebut Lesson Plan, dan belajaran khusus agar materi dapat dimegerti dengan
Ber c erit a : Penulis sedang mencerikan pengalaman selama satu bulan di Tarlac Agliculture University, Minggu (10/2). Berc erita f/doc
baik oleh siswa. Diminggu keempat, Rabu (6/ 2) saya harus membuatnya menarik untuk dibaca, bukan setiap kegiatan yang kami lakukan selama ada disana. Setiap hari Sabtu, saya dan rekan-rekan yang lain akan diajak liburan ke kota-kota lain di Filipina seperti ke Kota Clark,
Nayong Pilipino, dan La Union. Melihat kebudayaan mereka, baju adat, wisata alam hingga makanan khas mereka. Setiap hari Minggu, kami diajak pergi ke pasar untuk membeli beberapa keperluan, terutama bahan makanan, karena seperti yang diketahui negara Filipina bukan lah negara muslim, sehingga
banyak makanan yang tidak bisa dimakan oleh sebagian muslim. Di penghujung kegiatan, Minggu (10/2), Tarlac Agliculture University memberikan kami pesta perpisahan, pada pesta tersebut kami menampilkan tarian dan nyanyian dari Indonesia, banyak pelajaran yang ada disana.
TEROPONG
16
November-Desember 2019 Edisi No.213/Tahun XXX
Silaksnas Sekaligus Milad ICMI Ke-29 Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) sekaligus Milad Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang ke 29 dilaksanakan di Universitas Negeri Padang (UNP) dengan mendatangkan Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin. Dilansir dari unp.ac.id, Universitas Negeri Padang (UNP) terpilih menjadi tuan rumah dalam kegiatan Silahturahim Kerja Nasional (Silaksnas) serta milad Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang ke-29. Kegiatan ini akan diadakan pada tanggal 6-8 Desember di Auditorium UNP. Kegiatan ini disambut baik oleh mahasiswa UNP. Salah satunya Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar TM 2016 Lisa Ariani. Lisa berpandangan bahwa kegiatan ini akan mempererat lagi silaturahmi antar cendikiawan muslim di Indonesia. “Selain itu, UNP juga akan semakin dikenal nantinya,” ujarnya, Sabtu (23/11). Lisa juga mengatakan, dengan dilakukan kegiatan ini para cendikiawan muslim Indonesia bisa mendikusikan isu radikalisme yang tengah marak belakangan ini. Lisa mengharapkan kegiatan ini juga akan memberikan pengaruh untuk menjaga kedamaian dan saling menghormati anatar
umat beragama di Indonesia. Menanggapi hal tersebut, Rektor UNP, Prof. Ganefri.Ph.D, mengatakan bahwa “Tuan rumah silaknas itu adalah organisasi wilayah ICMI Sumatera Barat tapi dilaksanakan di UNP, sedangkan untuk pembiayaannya semua dari peserta dan ada bantuan dari pemerintah daerah senilai 1M.” Dalam pelaksanaannya, setelah adanya pembukaan Silaknas, ICMI dilanjutkan dengan peresmian pameran dan Bazar Habibie Expo yang bertempat di luar Auditorium UNP. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin. Dalam sambutannya, ia berharap ICMI dapat bersama-sama memperkuat sifat nasionalisme untuk memperkokoh umat dalam menhadapi tantangan radikalisme. Pada kegiatan ini, Wapres Ma’ruf Amin diangkat sebaga ketua Dewan Penasehat menggantikan posisi yang sebelumnya diisi oleh
Pembukaan : Wapres Ma’ruf sedang memukul gong saat membuka Silaturahim Kerja Nasional (Silaknas) dan Milad Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)Ke-29 di Universitas Negeri Padang (UNP). Acara ini dihadiri oleh kader ICMI se-Indonesia, Jumat (7/12). f/doc
Jusuf Kalla. Sedangkan Jusuf Kalla yang dijadwalkan hadir akan diangkat menjadi ketua Dewan Kehormatan yang sebelumnya diisi oleh almarhum BJ Habibie, Jumat (7/12) Ganefri menambahkan, adapun manfaat yang diperoleh UNP dengan adanya kegiatan silaturahmi ini adalah terkait dengan peningkatan kepercayaan publik
UNP Persiapkan PDD FT Menjadi PSDKU Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Padang (UNP) telah membina Program Di luar Domisili (PDD) sejak tahun 2013 yang berada di Kota Sawahlunto dan Kabupaten Padang Pariaman. Lalu pada tahun 2014 UNP kembali membina PDD FT di Lahat Sumatera Selatan. Dua diantaranya akan bertransformasi menjadi Program Studi Di luar Kampus Utama (PPSDKU). Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Padang (UNP) telah membina PDD sejak tahun 2013 yang terdapat di Kota Sawahlunto dan Kabupaten Padang Pariaman. PDD Kota Sawahlunto memiliki dua Program Studi (Prodi) diantaranya yaitu D2 Teknik Pertambangan dan D2 Teknik Otomotif Keahlian Alat Berat. Sementara di Kabupaten Padang Pariaman terdapat Prodi D2 Teknik Elektronika dan Perhotelan. Lalu pada tahun 2014 UNP kembali membina PDD FT di Lahat, Sumatra Selatan dengan tiga Prodi diantaranya yaitu D2 Teknik Pertambangan, D2 Teknik Elektro, dan D2 Teknik Otomotif Keahlian Alat Berat. Mahasiswa PDD FT Padang Pariaman, Jurusan Teknik Elektronika TM 2017, Muhammad Berlian Altades menyebutkan bahwa PDD membantu mahasiswa yang memiliki kendala biaya dan jarak dalam melanjutkan pendidikan. “Uang kuliahnya yang murah yakni Rp500.000 per semester,” ungkap Berlian, Sabtu (7/12). Sementara itu Mahasiwa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin TM 2017, Dino Ardianto memberi tanggapan baik terhadap program ini dan berharap
PDD dapat meningkatkan mutu pendidikan di daerah tersebut. “Menurut saya program PDD itu bagus selama sarana dan prasarana pendidikan sebanding dengan jumlah maksimum mahasiswa tersebut serta tujuan dari pendidikan itu tercapai,” ujarnya, Sabtu (7/12). Koordinator PDD FT UNP, Drs. Bambang Haryadi, M.T., menjelaskan bahwa PDD merupakan Akademi Komunitas untuk masyarakat yang secara keuangan dan kemampuan memiliki akses ke kota atau merantau terbatas “PDD memberi kemudahan bagi masyarakat yang terkendala secara keuangan dan akses ke kota,” jelas Bambang, Jumat (29/11). Dosen Teknik Elektronika, Zulwisli, S.Pd, M.Eng., mengatakan bahwa Prodi yang terdapat dalam program PDD disesuaikan dengan kebutuhan daerah PDD setempat. “Misalnya Kota Sawahlunto yang merupakan kota tambang, makanya dibuka Prodi Teknik Pertambangan sesuai dengan kebutuhan daerah disana,” ungkapnya, Rabu (4/11). Dilansir dari unp.ac.id, menyebutkan bahwa PDD FT Kota Sawahlunto akan mengajukan PDD menjadi PSDKU. Hal terse-
but ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Walikota Sawahlunto, Deri Asta dengan Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph,D., di Rumah Dinas Walikota, Senin (28/10). Menanggapi hal tersebut Koordinator PDD FT, Drs. Bambang Haryadi, M.T., menyatakan bahwa nota kesepahaman yang telah ditandangani hanya tinggal mengurus persyaratan sarana dan prasarana yang dipersiapkan oleh Pemda. “Nanti UNP akan merencanakan pembukaan penerimaan dosen untuk menjadi dosen tetap di daerah tersebut,” jelas Bambang saat ditemui Ganto, Jumat (29/11). Berbeda dengan PDD FT Kabupaten Padang Pariaman, tidak dapat bertransformasi menjadi PSDKU, dikarenakan syarat berdirinya PSDKU adalah keberadaan kampus harus dibatasi oleh kota atau kabupaten lainnya yang terdapat di kampus induk, sedangkan jarak Kabupaten Padang Pariaman berbatasan langsung dengan Kota Padang tempat kampus induk berada. Dekan FT, Dr. Fahmi Rizal, M.Pd, M.T., membenarkan hal tersebut, ia mengatakan dengan digantikannya PDD menjadi PSDKU jenjang prodi yang sebelumnya D2 akan diganti dan disetarakan dengan yang ada terdapat dikampus induk yaitu D3 /S1. Perubahan ini tentu akan meningkatkan uang semester. Oleh karena itu program ini memerlukan dana dari Pemda. “Saat ini tim UNP telah mempersiapkan proposal dan surat menyurat untuk menjadikan PDD sebagai PSDKU,” ungkapnya Rabu, (4/12). Nisrina*
terhadap UNP,”Banyak pejabat negara yang hadir, ini adalah promosi gratis bagi UNP, disamping itu banyak pengurus ICMI berasal dari UNP. Sehingga Silak-
nas ICMI berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan ide dan pandangan terhadap isu yang berkembang saat ini,” ungkapnya. Rabu (1/1) Irza.
Ganefri Juara 2 Finalis Academic Leader Kemenristekdikti Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Ganefri, Ph.D terpilih sebagai finalis Academic Leader Kategori dosen dengan tugas tambahan sebagai pimpinan perguruan tinggi UNP pada tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti Republik Indonesia, di Hotel Harris Vertu Harmoni, Selasa (1/10). Ganefri ditetapkan sebagai juara 2 dalam kategori dosen dengan tugas tambahan sebagai Rektor Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (BLU). Hal ini sesuai dengan surat undangan Direktur Jenderal Sumber Daya IPTEK dan Pendidikan Tinggi Nomor B/4000/D2.2/KK.03.00/ 2019. Pencapaian ini mendapat tanggapan positif dari sivitas akademika UNP. Mahasiswa Jurusan Biologi UNP TM 2018, Zakia Aulia mengatakan bahwa sudah pantas Rektor UNP terpilih sebagai finalis Academic Leader kategori dosen dengan tugas tambahan karena melihat rangking dari UNP yang naik dari 60-an menjadi 20-an. Zakia mengharapkan bahwa “Dengan terpilihnya Ganefri sebagai finalis Academic Leader, UNP diharapkan lebih maju lagi, fasilitas yang ada di UNP lebih di perhatikan lagi, seperti Musholla Al-qalam FMIPA dan semoga UNP bisa masuk ke dalam 10 universitas terbaik ,”Ungkapnya. Kamis (28/11) ) Senada dengan Zakia, mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris UNP TM 2018, Devani Oktaviana mengatakan bahwa Ganefri sudah pantas mendapatkan hal tersebut sesuai prestasi yang sudah diraih. Ia berharap untuk kedepannya agar lebih ditingkatkan lagi fasilitas yang ada di UNP, dan tingkat keamanan yang ada di UNP. Kamis (28/11) Ketua Prodi Teknik Elektronika DIII UNP, Dr. H. Edidas, MT., mengatakan bahwa “Sudah pantas Ganefri terpilih sebagai finalis Academic Leader
Kategori dosen dengan tugas tambahan sebagai pemimpin.” Menurutnya hal ini dikarenakan Ganefri memiliki wawasan dan terobosan serta gerakan yang bagus terhadap UNP, seperti dalam pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Edidas berharap agar ke depannya UNP semakin maju, semakin banyak proposal dosen UNP yang lolos di bidang pengabdian, penelitian, dan jurnal-jurnal di internasional. Senada dengan Edidas, Dosen Biologi UNP, Prof. Dr. Lufri, MS., mengatakan bahwa Ganefri pantas terpilih sebagai finalis Academic Leader kategori dosen dengan tugas tambahan. “Hal itu disebabkan karena Ganefri memiliki banyak prestasi, banyak ide, dan gebrakan baik di luar maupun didalam,” ujarnya Jumat (22/11) Selain itu Lufri juga menambahkan gebrakan Ganefri di bidang pembelajaran dari rektor seperti e-learning, absen online, gebrakan di bidang penelitian dengan dana 20 persen dari dana UNP dan cepat mendongkrak karya-karya dosen, juga bisa menjalin hubungan dengan seluruh Bupati dan Walikota Sumatera Barat dalam bidang pengabdian, kerja sama dalam dan luar negri, bantuan yang didapat UNP, dan akreditasi yang diperoleh oleh UNP. “Kalau perguruan tinggi yang sudah besar hal seperti ini sudah biasa, tapi untuk UNP universitas yang sedang berkembang merupakan loncatan yang bagus. Hal ini dapat terjadi juga karena dukungan dari WR, para dekan, dosen, dan mahasiswa” ungkapnya, Rabu (27/11) Berdasarkan hal tersebut, Ganefri membenarkan perolehan prestasi ini, ia menyatakan bahwa memang terpilih sebagai finalis Academic Leader Rektor dan prestasi sebagai dosen, dengan Inovasi unggulan yakni model pembelajaran berbasis produksi. Rabu, (1/1). Mput*
November-Desember Edisi No.213/Tahun
TEROPONG
2019 XXX
17
Prodi Animasi Pertama di Sumatra
Blok Elekronika Elekronika: Beberapa mahasiswa tampak duduk di pinggiran Blok yang berada di Jurusan Elekronika. Jurusan ini akan membuka Prodi Animasi pada 2020 nanti, Kamis (19/12). f/Afdal*
Universitas Negeri Padang (UNP) akan menerima mahasiswa baru Program Studi (Prodi) Animasi program sarjana terapan pada semester JuliDesember 2020. Hal ini sesuai dengan surat keputusan Kementrian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) ) Nomor 926/KPT/I/2019 di Jakarta, pada 3 oktober lalu. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika TM 2017, Daniel Saras Rahmana mengatakan bahwa ia setuju dengan dibukanya Prodi Animasi tersebut. Menurutnya Prodi Animasi sekarang ini sangat besar peluangnya. Daniel berharap semoga nantinya prodi ini mampu menjadi pencetak animator-animator hebat di Sumatra Barat. “Prodi Animasi sangat pantas
untuk menjadi Prodi baru di UNP dan sudah ada beberapa dosen yang ahli dibidang animasi juga,” jelasnya (29/11). Hal berbeda disampaikan oleh Daniel, Mahasiswa Jurusan Seni Rupa Program Studi Desain Komunikasi Visual (DKV) TM 2017, Dhea Wulandari. Ia kurang menyetujui Prodi Animasi dinauingi Fakultas Teknik (FT). Ia mengatakan bahwa jika UNP
membuka prodi animasi itu bagus. Akan tetapi meletakkan prodi tersebut di FT rasanya kurang tepat, karena animasi itu bagian dari DKV, memang untuk membuat animasi itu butuh teknik tapi sebaiknya diletakkan di DKV, “ Jika UNP ingin membuka prodi animasi sebaiknya DKV dijadikan Jurusan terlebih dahulu baru dikembangkan prodi di bawahnya,
UNP Canangkan Program PSDKU di Sawahlunto Beberapa waktu lalu Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Prof. Ganefri Ph.D, menandatangi nota kesepahaman dengan Walikota Sawahlunto, Deri Asta. Penandatanganan tersebut berlangsung di rumah dinas Walikota Sawahlunto, Senin (28/10). Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) adalah sebagai wujud pembangunan kampus baru di luar kampus utama di Kota Sawahlunto. Dengan ditandatanganinya MoU tersebut, UNP akan mengajukan program studi diluar kampus utama (PSDKU). Program studi yang akan direncanakan lewat PSDKU ini diutamakan pada Teknik Pertambangan, Teknik Elektro, dan program studi yang relevan. Salah seorang mahasiswa program studi Teknik Pertambangan TM 2017, Ari Ardila menyambut baik hal tersebut. Ardila mengatakan bahwa ia setuju dengan rencana pembangunan kampus PSDKU ini. Selain itu, ia juga mengatakan dengan hal tersebut UNP telah memulai sebuah gebrakan yang baru, jadi UNP sekarang ini tidak hanya terfokus kepada pengembangan untuk keguruan saja, tetapi juga sudah terfokus untuk kejuruan. “Tidak hanya mengembangkan keguruan, tapi juga kejuruan” ucap Ardila, Rabu (27/11). Berbeda dengan Ardila, mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Elektro tahun masuk 2017, Rahmat Irsa Putra mengatakan bahwa ia sama
sekali tidak mengetahui rencana pembangunan kampus PSDKU ini. Rahmat juga mengatakan bahwa pembangunan kampus ini tidak begitu diperlukan, dikarenakan kampus teknik sudah ada di kampus UNP pusat. “Buat apalagi dibangun kampus, kampus teknik sudah ada di UNP,” ujar Rahmat kepada Ganto, Kamis (28/11). Menanggapi hal tersebut, ketua jurusan Teknik Elektro, Risfendra, S.Pd., M.T., Ph.D saat ditemui oleh Ganto diruangannya mengatakan bahwa pembangunan kampus PSDKU ini masih dalam proses perencanaan. Ia mengatakan bahwa rencana ini sebenarnya adalah kelanjutan dari Program Diluar Domisili (PDD) untuk jenjang program studi Diploma dua. PDD ini sudah berlangsung sekitar kurang lebih empat tahunan dan sudah menamatkan mahasiswa. Risfendra mengungkapkan bahwa ia sangat menyambut baik rencana pembangunan kampus di Sawahlunto ini, dikarenakan di tempat-tempat tersebut memang dibutuhkan sarana untuk mengkaji mengenai teknik-teknik pertambangan, mengingat Sawahlunto adalah daerah yang kaya akan tambang. “Saya menyambut baik sekali UNP memfasilitasi pembangunan PSDKU ini”, ungkapnya, Rabu (27/11). Risfendra juga mengatakan nantinya jurusan yang akan dibuka dalam PSDKU ini nantinya akan disesuaikan dengan
potensi daerah tersebut. Untuk Kota Sawahlunto lebih cocok kepada pertambangan, jadi jurusan yang dibuka pun tidak jauh dari hal tersebut, seperti teknik pertambangan dan teknik elektro tambang. Akan tetapi jurusan ini akan dipertimbangkan kembali sesuai dengan kebutuhan daerah. Selain itu, ia juga menjelaskan perbedaan kampus teknik di pusat dan dengan cabang adalah semua program studi yang akan dibuka pada kampus cabang harus ada di kampus pusat. Hal tersebut sudah sesuai dengan regulasi yang ada. “Catatan lainnya untuk program studi yang ada di pusat harus terakreditasi A, baru bisa dibuka untuk program di studi di kampus cabang,” terang Risfendra. Menjawab hal tersebut, dekan Fakultas Teknik (FT), Dr. Fahmi Rizal. M.Pd, M.T, juga mengatakan bahwa program PSDKU ini adalah bentuk transformasi dari PDD. Saat ini masih dalam tahap pencanangan dan UNP tengah menyiapkan surat-surat dan proposal untuk pendirian PSDKU ini. Program studi yang rencananya akan dibuka pada program PSDKU ini harus disesuaikan terlebih dahulu dengan kebutuhan daerahnya. Selain itu, Fahmi juga menyatakan tidak ada perbedaan antara kampus PSDKU di Sawahlunto dengan kampus FT di pusat. “Yang membedakannya hanya tempatnya saja yang diluar kampus”, ucap Fahmi, Selasa (3/12).Riska
seperti animasi, desain interior, desain produk, dan lainnya,” ujar Dhea (27/11). Mengkonfirmasi hal ini, Ganto menemui Ketua Jurusan Teknik Elektronika Fakultas Teknik (FT) UNP, Thamrin, S.Pd. M.T,. Ia menjelaskan bahwa sebenarnya pembukaan prodi animasi ini sudah mendapat izin penyelenggaraan. Pada semester JuliDesember tahun 2020 mendatang UNP akan membuka penerimaan mahasiswa baru. Ia juga menambahkan bahwa UNP adalah satu-satunya universitas dikawasan Sumatra yang membuka Prodi Animasi. Thamrin berharap seiring dengan berkembangnya, prodi ini nantiya juga berkembang dalam kelengkapan sarana prasarana, kebutuhan studio, dan lainnya. Thamrin juga menyebutkan bahwa kesiapan penyelenggaraan dan staf pengajarnya sudah dilakukan oleh UNP. “Setidaknya untuk persiapan satu tahun ajaran akademik pertama sudah siap,”
ungkapnya Rabu (4/12). Adapun dosen atau staf pengajar nantinya akan berasal dari Jurusan Elektronika yang telah memiliki kemampuan dibidang animasi. Selain itu, Thamrin juga mengatakan bahwa jika nanti sudah ada mahasiswa tahun dua, tahun tiga, mungkin UNP akan perlu melakukan penambahan staf dan penambahan dosen. Ia juga menambahkan bahwa Prodi Animasi akan melahirkan banyak dampak positf, karena secara kebutuhan lulusan Prodi Animasi itu sangat tinggi daya serap dan peminatnya. Menanggapi hal tersebut, Rektor UNP, Prof. Ganefri.Ph.D mengatakan bahwa untuk perizin prodi animasi sudah keluar tahun 2019 lalu. Sementara penerimaan mahasiswa baru akan dilakukan pada semester JuliDesember 2020. Ia juga mengatakan bahwa Prodi Animasi nantinya akan berada di bawah naungan FT. “Dosen dan sarana prasarana semua sudah siap,” ungkapnya, Rabu (1/1). Widia*
Golput Terbanyak Setelah Tiga Tahun Terakhir Pemilihan Umum (Pemilu) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Padang (UNP) telah dilaksanakan pada tanggal 28 November 2019 lalu. Sekretaris Jenderal BEM UNP 2018-2019 Kabinet Karsar basa, Safa Salsabila mengatakan bahwa “Urgensi diadakannya pemilu ini adalah untuk memilih pemimpin baru yang lebih baik dari sebelumnya karena setiap masa ada pemimpinnya dan setiap pemimpin ada masanya” ujarnya. Kamis (21/11). Staf Ahli Infokom BEM FMIPA, Muhammad Fikri mengatakan bahwa yang membedakan pemilu tahun ini dengan tahun sebelumnya yakni antusias mahasiswa yang ingin mendaftar sebagai Bakal Calon (Balon) lebih banyak di tahun ini walaupun pada akhirnya hanya tiga paslon yang mengembalikan formulir. Ia mengatakan bahwa jumlah pasangan yang mengambil formulir ada 11 paslon, yang mengembalikan formulir ada tiga paslon dan yang lolos hanya ada dua paslon,” ujarnya Kamis . (21/11 ). Ia berharap agar seluruh mahasiswa UNP bisa ikut dalam memilih sesuai hati nuraninya tanpa paksaan dari orang lain. “Hilangkanlah sifat apatisme terutama dalam pemilu ini karena sudah ada kemudahan dalam memilih yakni dengan evoting sehingga kesempatan untuk golput sangat minim”, tegasnya. Ketua Panitia Pemilihan Umum (PPU) Dzaki Muhammad Nanda, mengatakan bahwa tahapan pemilu yang pertama yakni pada tanggal 30 Oktober02 November yang merupakan tahapan sosialisasi pemilu. Untuk tahap kedua yaitu dari tanggal 03-11 November merupakan tahapan pendaftaran, bagi mahasiswa yang ingin mencalonkan diri mengambil formulir ke sekretariat MPM. Tahapan berikutnya tanggal 18 November yaitu kampanye monologis yang di inisiasi oleh masing-masing
calon dimana yang tersisa hanya 2 pasang calon. Pada 20 November tahapan dialogis di kampus cabang Bukittinggi. Sedangkan pada tanggal 22 November kampanye dialogis diadakan di kampus pusat tepatnya di Ruang Serba Guna FT UNP. Pada 25-27 November merupakan masa tenang, Tahapan puncak pada tanggal 28 November yaitu pengisian e-voting oleh masyarakat UNP dimulai sejak jam 08.00-16.00 WIB. Lalu tahapan terakhir yakni pada tanggal 28 November jam 17.00 WIB di Ruang Sidang Senat Lantai 4, Gedung Rektorat Baru UNP yang merupakan waktu untuk pengumuman hasil e-voting pemilu. Berdasarkan hasil evoting usai pemilu, terdapatlah suara yang memilih sebanyak 10.602, dari jumlah total mahasiswa 38.659 UNP. Sementara jumlah mahasiswa yang tidak memilih adalah 28.057. Pasangan 01 Ravi Kurnia dan Yusuf Baihaqi memperoleh 7.316 suara dan pasangan 02 Muhammad Tarmizi dan Al mukholis Siagian 3.286 suara. Jumlah tersebut menetapkan pasangan 01 terpilih menjadi presma 2019/2020. Berdasarkan hasil tersebut, minimnya antusias mahasiswa UNP terhadap pemilu presma kali ini membuat rekor buruk dalam pemilu tiga tahun ke belakang. Pada tahun 2017 mahasiswa yang memilih 31,65% pada tahun 2018 32,83 % sedangkan pada tahun 2019 terjadi penurunan 27,42 %. Dan ini menjadi rekor golput terbanyak di UNP dibanding tiga tahun sebelumnya. Pada pelantikan Presma dan Wapresma terpilih, Ketua Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) Tri Yuli Fahtoni mengatakan bahwa, “ Seorang pemenang bukanlah pemegang kendali, tetapi sang pemikir yang selalu berpikir untuk merangkul bekerjasama” ujarnya, Jumat (13/ 12). Aisyah*
INTER
18 FMIPA
FMIP A FFair air dan P emilihan Uda Uni FMIP A 2019 FMIPA Pemilihan FMIPA
Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan acara Malam Puncak Mahakarya Penutupan FMIPA Fair dan Pemilihan Uda dan Uni FMIPA 2019. Acara ini ditutup oleh pembina BEM KM FMIPA, Drs. Iswendi, MS., di Gedung Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan (GOR FIK) UNP pada Minggu (08/12). Iswendi mengatakan bahwa acara ini diharapkan mampu mempertemukan dan mempererat silaturrahmi antar jurusan yang ada di FMIPA. “Sportivitas sangat dipen-
tingkan disini.”, tuturnya. Adapun Uda Uni FMIPA 2019 terpilih yakni, Andhyka Rauf dari jurusan Fisika dan Emilsa Rahmi Nadra dari jurusan Biologi. Untuk kategori Uda dan Uni Favorit FMIPA diraih oleh Afmi Randi Maltika dari jurusan Biologi dan Faizah Az Zahra dari jurusan Kimia. Kategori Uda dan Uni Berbakat diraih oleh Evolza Rahma Putra dari jurusan Fisika dan Nada Fadhilah Antris dari jurusan Kimia. Dalam penutupan FMIPA FAIR juga diumumkan para pemenang tiap cabang lomba. Sedangkan juara umum FMIPA Fair 2019 diraih oleh jurusan Matematika. Aisyah*
BEASISWA
Cap ai T OEFL 550 UNP Capai TOEFL Berikan Beasiswa
Dalam mendukung mahasiswanya untuk melanjutkan pendidikan, Universitas Negeri Padang (UNP) akan memberikan beasiswa kepada Mahasiswa UNP yang memiliki nilai TOEFL 550 dan lulus untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri. Hal ini disampaikan oleh Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan, Drs. Yushamdi dalam kegiatan Sosialisasi dan Penandatangan Kontrak Bidikmisi Angkatan 2016 di Auditorium UNP, Sabtu (30/11).
Yushamdi mengatakan, mahasiswa bidikmisi juga memiliki peluang mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya. Dengan kemudahan mengakses informasi, ia berharap agar mahasiswa UNP dapat melihat peluang-peluang tersebut. “Untuk itu, kemampuan bahasa asing diperlukan, karena bukan hanya dari pemerintahan Indonesia yang menyediakan beasiswa tetapi juga pihak luar,” jelas Yushamdi. Irza
FPP
Foods Mahasiswa T ata Tata Boga Kolaborasi antara mata kuliah Bakri mahasiswa Jurusan Tata Boga tahun masuk (TM) 2017 dan mata kuliah Penataan dan Pelayanan Makanan mahasiswa Tata Boga TM 2018 meriahkan acara wisuda dengan Bazar Foods sebagai bentuk tugas akhir praktik. Hal ini disampaikan oleh Rabiatul Adabiah, mahasiswa Tata Boga TM 2018 di samping Auditorium Universitas Negeri Padang, Sabtu (14/12). “Selain
Bazar Foods ini, tugas kami adalah bagaimana mendapatkan sponsor acara agar mendapatkan nilai tambah nantinya,” tuturnya. Bazar Foods yang berlangsung satu hari ini tampak menarik antusias pengunjung wisuda untuk menghampiri stan bazar saat menjelang siang. Makanan dan minuman yang enak dan sehat bisa didapatkan dengan harga terjangkau dari mahasiswa Tata Boga. Tari Gustiana*
FIP
Dialog Interaktif Radio TP dan RRI Sumbar
Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan (KTP), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Padang (UNP) menggelar dialog interaktif sebagai bentuk kerjasama antara Radio Teknologi Pendidikan (TP) UNP dan Radio Republik Indonesia (RRI) Sumatra Barat, di Lobi Utama FIP UNP, Senin (16/12). Dialog interaktif ini mengagkat tema Urgensi Bela Negara dalam Keberagaman Menuju Indone-
sia Maju Melalui Pendidikan yang Kreatif, Inovatif, dan Berkarakter. Acara ini dihadiri oleh Walikota Padang, H. Mahyeldi Ansharullah, S.P., dekan FIP UNP, Prof. Dr. Rusdinal, M.Pd., dan Pakar Pendidikan KTP FIP UNP, Prof. Dr. Alwen Bentri, M.Pd., sebagai narasumber. Acara ini juga diikuti oleh beberapa mahasiswa FIP UNP, terutama dari mahasiswa KTP FIP sendiri. Lili*
Ketua Pelaksana, Ferdi Henfi Pratama (kiri) foto bersama dengan Gubernur dan Wakil Gubernur BEM KM FMIPA, perwakilan jurusan peraih Juara Umum FMIPA Fair dan Uda Uni FMIPA 2019 terpilih di GOR FIK UNP , Minggu (8/12). f/doc
PHOENIX COMMUNITY
Meningkatkan Pikiran Kritis Melalui Debat Phoenix Community dibentuk sejak 10 Februari 2018 dengan jumlah anggota pertamanya 9 orang. Komunitas ini merupakan komunitas debat yang ada di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP). Saat ini Phoenix Community telah beranggotakan 32 orang mahasiswa dari berbagai jurusan yang ada di FIP. Sekretaris Umum Phoenix Community, Silvi Umarat mengatakan bahwa komunitas debat ini di gagas oleh seorang seniornya yang bernama Aseng Yulanda. Silvi mengatakan bahwa, alasan dibentuknya komunitas ini berawal dari pandangan Aseng bahwa di UNP perlu adanya suatu wadah untuk mengembangkan minat debat dari mahasiswanya sendiri. Bercer-
min dari universitas lain yang juga memiliki wadah debat mahasiswa. Lebih lanjut Silvi menjelaskan bahwa Phoenix Community telah banyak mengikuti lomba debat baik yang diadakan di UNP maupun universitas lainnya yang ada di Indonesia. Perlombaan debat yang telah dimenangkan diantaranya, Debat Nasional Mahasiswa di Universitas Islam Negeri (UIN) Riau pada tahun 2018 yang berhasil meraih juara 1, meraih juara 1 pada lomba debat mahasiswa Pekan Bahasa dan Sastra yang di adakan oleh Balai Bahasa Sumatera Barat (Sumbar) tahun 2018, masuk 8 besar lomba Debat Nasional di Universitas Negeri Semarang (UNES), masuk 4 besar lomba Debat Nasional pada Pekan Politik Universitas Andalas, dan masih banyak lagi. Mitha
Bintang Aktivis
Penghar gaan Bintang enghargaan Aktivis Kampus
Kementerian Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) untuk pertama kalinya mempersembahkan penghargaan Bintang Aktivis Kampus Penghargaan ini diberikan langsung oleh Rektor UNP, Prof. Drs. H. Ganefri, Ph.D., kepada 15 mahasiswa calon wisudawan di Auditorium UNP, Sabtu (14/12). 15 mahasiswa yang mendapat penghargaan diantaranya adalah Indra Kurniawan R., Trio Kephi,
dan Septia Nurvita Sari dari Jurusan Matematika; Ima Matunisa, Zandra Laviko, dan Hendri Prima dari Jurusan Ilmu Keolahragaan; Prima Nora Ananda dari Jurusan Fisika; Afdel Fajri Kemri dan Iqbal Lupi Maulana dari Jurusan Seni Rupa; Randi Rosbandi dari Jurusan Kepelatihan Olahraga; Muhammad Ridho dari Jurusan Kesehatan dan Rekreasi; Wendi Saputra dari Jurusan Teknik Otomotif; Habil Hermawan dari Jurusan Teknik Elektro; Anisma Pebrina dari Jurusan Ilmu Sosial dan Politik; dan Melia Putri dari Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris. Aisyah*
November-Desember 2019 Edisi No.213/Tahun XXX
BAK
Enam P oin P enting K ontrak Poin Penting Kontrak Bidikmisi
Universitas Negeri Padang (UNP) adakan penandatanganan surat kontrak mahasiswa penerima Bidikmisi tahun masuk 2018. Penandatanganan kontrak ini, dihadiri oleh Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., dan Kepala Biro Akademik & Kemahasiswaaan (BAK), Drs. Yushamdi di Gedung Auditorium UNP, Jumat (22/11). Ada enam poin penting dalam surat kontrak penerima Bidikmisi yang ditandatangani di atas materai 6000. Yakni, Pertama, mahasiswa diminta menjunjung tinggi kesatuan Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945. Kedua, berperan aktif dan berkontribuksi dalam
FBS
Sumatra Cross Cultural Per cussion Festiv al ercussion Festival
Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Dr. H. Irwan Prayitno, S.Psi., M.Sc tampil memukau saat Pembukaan acara Sumatra Cross Cultural Percussion Festival. Dengan menyanyikan sebuah lagu lokal Minangkabau yang berjudul Tak Tontong, serta bermain drum mengiringi dua buah lagu yaitu Siti Nurbaya dan Kamiri. “Karena ini acara musik lokal, semua lagu yang akan saya bawakan adalah lagu daerah minangkabau,” tuturnya di Medan Nan Balindung (Pendopo), Fakultas
FE
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ketiga, meningkatkan dan melaporkan prestasi akademik per semester kepada pengelolah Bidikmisi perguruan tinggi. Keempat, harus memenuhi Indeks Prestasi (IP) semester minimal 2,50 pada rumpun Prodi IPA serta 2,75 bagi rumpun Prodi IPS. Kelima, terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan akademik dan non akademik yang diadakan di Universitas ataupun Fakultas. Keenam, berkomitmen menjaga nama baik UNP. Yushamdi berharap agar mahasiswa memahami enam poin penting yang ada didalam surat kontrak tersebut. Afdal*
Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP), Rabu (4/12). Irwan Prayitno mengapresiasi kegiatan ini karena telah berupaya melestarikan budaya lokal dengan memelihara musik perkusi. Festival yang diadakan Jurusan Seni Drama Tari dan Musik FBS UNP ini berlangsung selama dua hari, yaitu tanggal 3-4 Desember, turut dimeriahkan oleh penampilan musik perkusi dari Mahasiswa Universitas Islam Riau dan Universitas Negeri Medan. Nisrina*
Economy Digital W eek Week
Fakultas Ekonomi adakan Talkshow Economy Digital Week (EDW) di Auditorium Kamaluddin, Fakultas Ekonomi (FE), Universitas Negeri Padang (UNP), Senin (25/11). Betemakan “Bijaknya Generasi Muda Dalam Pemanfaatan Ekonomi Digital”, acara ini menghadirkan beberapa orang pemateri dari berbagai perusahaan, yakni dari City Partner Performance Tokopedia Padang, Nisa Ummi Khairallana, Manager Dilo Padang, Syafira Ennisa, Penggagas Youth Digital Forum, M. Iqbal,S.E serta dosen dan juga penggiat
bisnis, Geovanne Farell, S.Pd., M.Pd.T. Ketua Pelaksana, Trian Devandra, mengatakan acara ini terdiri dari beberapa rangkaian, yaitu Youth Digital Forum, Rangking 1, dan Bazar Ecofast. “Dengan adanya acara ini diharapkan munculnya ide kreatif dalam memanfaatkan dan perkembangan ekonomi”, Senin (25/11). Dekan FE, Idris, M.Si., dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini dapat dijadikan sebagai kegiatan diskusi mingguan atau bulanan BEM FE dengan tema yang berkaitan dengan ekonomi digital. Tari*
FIS
UNP Kirim Delegasi Lomba PAI 2019 Empat orang anggota Unit Kegiatan Kerohanian Universitas Negeri Padang (UNP) mewakili UNP dalam Lomba Prestasi Mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Perguruan Tinggi Umum 2019 di Hotel Ibis Slipi, Jakarta mulai dari Kamis hingga Sabtu (12-14/12). Salah satu peserta lomba, Aditya Dwiansyah dari Program Studi (prodi) Pendidikan Teknik Elektronika UNP TM 2017 menjelaskan bahwa ia dan tiga rekan-
nya lolos ke babak final setelah mengikuti babak penyisihan dengan mengirimkan esai dan vlog dengan tema Islam Rahmatan Lil’alamin. Tiga orang perwakilan dari UNP itu di antaranya Yahya Nuddin dari Prodi Pendidikan Teknik Elektro TM 2016, Rohadatul Aisyi dari Prodi Pendidikan Matematika TM 2016, dan Nadia Khairunnisa dari Prodi Pendidikan Kimia TM 2016. Julia
November-Desember Edisi No.213/Tahun
SEPUT AR MAHASISW A SEPUTAR MAHASISWA
2019 XXX
19
Internet Ancam Eksistensi Perpustakaan Hai Pembaca Setia Ganto! Diketahui bahwa konten dan pengetahuan yang ada di internet dapat dikatakan sangat melimpah, dibandingkan dengan yang ada di perpustakaan. Dapat dikatakan pula bahwasanya internet mulai mengambil peran perpustakaan sebagai pusat sumber pengetahuan. Terlepas dari masalah internet yang mulai menggeser eksistensi perpustakaan. Disadari atau tidak, bahkan perpustakaan akan tetap eksis dan dibutuhkan dalam pengawasan informasi yang beredar. Seperti yang diketahui, informasi ataupun data yang beredar dari internet perlu ditinjau lagi keabsahannya. Untuk mengetahui bagaimana pandangan mahasiswa mengenai masalah ini, Ganto melakukan survei dengan cara menyebarkan angket kepada 800 mahasiswa dari semua fakultas sebagai responden dalam masalah ini yang terdiri dari enam pertanyaan. Untuk membantu referensi literasi, sayangnya 82,3% responden menyatakan lebih sering mencarinya dengan berselancar di internet dibanding dengan mencari di perpustakaan. Sedangkan 17,36% lainnya memilih perpustakaan sebagai referensi literasi. Diwawancarai Ganto di ruangannya bertempat di perpustakaan Pusat lantai 4 pada Jumat(27/ 12), Kasubag Tata Usaha Ozna Roro Siswizain.S.Si.M.Pd., mengatakan bahwa untuk minat baca mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) sendiri berada pada kategori sedang. Tidak terlalu rendah, juga tidak terlalu tinggi. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pengunjung perpustakaan, baik itu pusat maupun ruang-ruang baca jurusan serta termasuk juga ke dalamnya ruang baca kampus cabang perharinya sebanyak 10% dari jumlah mahasiswa UNP yang terdaftar sebanyak 46.385. Mengenai masalah kelengkapan buku di perpustakaan UNP sendiri, 61,76% responden menyebutkan bahwa jumlah buku yang ada di perpustakaan dapat dikategorikan dalam jumlah cukup. Sebanyak 9,94% responden mengaku bahwa jumlah buku yang tersedia dapat dikatakan dalam kategori lengkap. Sedangkan sebanyak 28,05% responden mengatakan bahwa jumlah buku di perpustakaan dalam kategori kurang lengkap. Menyikapi hal tersebut, Ozna mengatakan bahwa dalam prosedurnya perpustakaan pusat akan mengirimkan surat ke masing-masing fakultas baik itu dekan, ketua jurusan ataupun prodi agar mengirimkan baik itu berupa judul buku, pengarang ataupun tahun terbit yang diperlukan untuk perkuliahan mahasiswa agar dapat di adakan. Setelah itu, semua permintaan dari masing-masing fakultas akan dikirimkan ke bagian rektorat agar dilakukannya pengadaan buku tambahan. Namun, nyatanya yang diterima di perpustakaan adalah sebagian dari permintaan yang dikirimkan. “Jika ada yang mengatakan tidak lengkap. Bisa jadi buku yang dicarinya tidak diadakan di UNP,� ucap Ozna. Mengenai jumlah buku
yang tersedia di perpustakaan, Ozna menambahkan bahwa jumlah buku yang ada di perpustakaan UNP sebanyak 247.180 eksemplar dan 50.553 judul buku. Dapat dikatakan jumlah ini sudah dikategorikan sebagai jumlah yang normal untuk perpustakaan pusat Universitas. Jika ditilik dari kelebihan perpustakaan, sebanyak 59,57% responden mengatakan bahwa jawaban yang didapatkan di perpustakaan lebih terjamin narasumbernya. Sebanyak 23,29% responden menyebutkan bahwa suasana di perpustakaan membantu lebih fokus dalam memahami jawaban yang didapatkan. Hal ini juga sesuai dengan konsep perpustakaan yang nyaman bagi suasana belajar. Dalam survei juga didapatkan bahwa sebanyak 5,54% responden mengaku koleksi buku di perpustakaan sangat lengkap sehingga memudahkan mencari jawaban tugas. Sementara itu, 10,58% responden setuju bahwa fasilitas yang ada di perpustakaan mendukung suasana belajar yang baik. Hal ini dibenarkan dengan adanya koleksi-koleksi yang ada di perpustakaan seperti adanya pojok baca, koleksi umum maupun digital, ruang sidang serta satu lift yang masih berfungsi. Untuk 2020 sendiri, perpustakaan berencana akan membuka minangkabau corner dan pelayanan audio visual. Ketika ditanya penyebab mahasiswa tidak memilih perpustakaan sebagai referensi literasi utama, sebanyak 35, 14% responden mengatakan bahwa mereka sibuk kuliah sehingga tidak sempat keperpustakaan. Kemudian, sebanyak 19,9% responden mengaku bahwa jumlah buku yang ada di perpustakaan tidak lengkap. Sementara itu, sebanyak 8,06% responden sepakat bahwa pelayanan yang ada di perpustakaan kurang ramah sehingga terasa tidak nyaman. Menyikapi hal tersebut, Ozna menjawab bahwasanya untuk petugas pelayanan sudah diberikan briefing bagaimana bersikap yang ramah dan melayani dengan ikhlas mahasiswa yang datang. Pada tahun 2019 ini sendiri, ia merasa bahwa pelayanan yang diberikan petugas perpustakaan sudah jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Terkait masalah jadwal, sebanyak 25, 45% responden mengaku bahwa jadwal buka Perpustakaan UNP sering ben-
Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Mitha Melanie Putri
trok dengan jadwal kuliah. Mengenai jadwal buka perpustakaan sendiri, Ozna mengaku perpustakaan sudah sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Akan tetapi ia juga mengatakan bahwa jika mahasiswa sibuk kuliah pada hari Senin sampai Jumat, mahasiswa dapat datang keperpustakaan pada hari sabtu. Selebihnya, sebanyak 10,45% responden mengaku bahwa perpustakaan dirasa sangat jauh dari tempat perkuliahan. Menjawab masalah tersebut, Perpustakaan UNP untuk tahun 2020 berencana akan membangun gedung baru di depan Ruang Serba Guna (RSG) dimana sekarang dijadikan tempat parkir dan koperasi mahasiswa. “Beberapa bangunan di sana akan diruntuhkan dan dibangun Perpustakaan pusat yang baru,� ujarnya. Hal ini dimaksudkan agar perpustakaan sebagai jantung Universitas berada pada bagian tengah sehingga akan lebih memudahkan bagi mahasiswa nantinya. Digadang-gadangkan mulai menggeser eksistensi perpustakaan, sebanyak 68,9% responden mengaku lebih suka mengakses
internet untuk mencari sumber literasi dikarenakan jawaban yang dicari di internet lebih cepat ditemukan sehingga efisien waktu. Sebanyak 9,19% responden juga mengaku bahwa jawaban yang ada di internet lebih lengkap dibandingkan yang ada di perpustakaan. Sementara itu, 10,33% responden mengaku malas keperpustakaan sehingga lebih memilih internet sebagai sumber literasi. Selebihnya, sebanyak 10,70% responden sepakat bahwa jawaban yang ada di internet lebih variatif sehingga lebih banyak referensi untuk literasi. Jika internet memiliki hal yang dibanggakan dapat menambah literasi berbasis teknologi dengan efektifitas dan efisiensi yang tinggi. Internet nyatanya memiliki kekurangan sendiri. Sebanyak 66,42% responden menyatakan bahwa sumber yang ada di internet perlu di pertanyakan kebenarannya. Sementara itu, 9, 11% responden mengatakan bahwa jawaban yang ada di internet tidak lengkap sehingga untuk melengkapinya diperlukannya ke perpustakaan. Sebanyak 10,73% responden mengaku bahwa internet memiliki dampak yang buruk
bagi kita, jadi mengurangi pemakaiannya dengan mencari jawaban di perpustakaan saja. Selebihnya, sebanyak 13% responden berpendapat bahwa jawaban yang dicari tidak ditemukan di mesin pencarian. Ozna sendiri berpendapat bahwa keberadaan internet malahan dirasa tidak menggeser eksistensi perpustakaan sebagai sumber literasi hardfile. Ia mengaku bahwa perpustakaan UNP sendiri juga sudah berbasis e-library. Dimana keberadaannya diharapkan dapat mendukung perpustakaan dalam basis internet. Nantinya, bukubuku ataupun jurnal yang ada di perpustakaan akan di jadikan softfile, sehingga untuk mengaksesnya mahasiswa tidak perlu untuk keperpustakaan. Cukup dengan mengunjungi website. Lalu unduh buku yang akan dipinjam. Untuk waktu peminjamannya sendiri juga akan disesuaikan, sehingga jika sudah pada masa peminjaman habis, buku unduhan akan terhapus secara otomatis dari peminjam. Hal ini dimaksudkan agar tidak adanya penyalahgunaan dan penyelewengan hak cipta nantinya. Siska Novrida Yanti
SASTRA BUD AYA BUDA
20
November-Desember 2019 Edisi No.213/Tahun XXX
Puisi KRITIK SAJAK
Si Keriting
Huru Lanta
Keriting menjadi-jadi Aku botak, kau tertawa Kau keriting Benang kusut di saku celanaku tak sebanding Kau keriting Kau bahagia di atas kebotakanku
Sastra berlari Kau kejar Sajak dan tulisan Kau bakar Sajakku berkabung Pada bencimu yang terselubung Huru hara seberang sana Dia Dan antek-antek hina Manifes katanya Kebudayaan tiada
Mitha Melanie Putri Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan TM 2017
Syairku
Yola Pitaloka Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2018
Aku bukan binatang jalang Aku juga bukan sipetualang Aku bukan jenderal Tapi aku juga bukan begal Aku hanya bocah kecil Kurus juga dekil Bugil, menggigil, memanggil “Berikan sampah sampah lidah mu” “Berikan bekas bekas kulit mu” “Tolong aku!” Tika Rahayu Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2018
KRITIK PUISI
Mahasiswa dan Idealisme
Diasuh oleh Muhammad Adek, M.Hum
Jika kita mendiskusikan perihal idealisme, maka itu akan berpulang pada seorang tokoh yakni Bapak Republik Indonesia, Tan Malaka. Politik tanpa kompromi dengan pemerintahan yang berkuasa seperti Belanda, Jepang hingga Indonesia Serikat menjadikan dirinya buronan. Presiden Sukarno terkagum-kagum dengan kegigihan Tan dalam mempertahankan idealismenya ketika menolak bergabung dengan kekuasaan. Tak heran bila Sukarno pernah beramanat jika suatu saat dirinya berhalangan menjadi presiden, hanya Tan Malaka-lah satu-satunya yang pantas menggantikannya. Mahakarya Tan, Madilog didapuk sebagai kitab suci para aktivis mahasiswa. Sabda Tan yang paling diingat yaitu “idea-
lisme adalah kemewahan terakhir yang dipunyai mahasiswa”. Pertanyaannya, apakah konsep ini masih relevan dengan mahasiswa saat ini? Mari kita telusuri. Dari tiga puisi terpilih Ganto, semuanya bersangkut paut dengan idealisme dan mahasiswa. Sanjak pertama “Si Keriting”; sebuah sajak yang gelap. Gelap dalam artian pembaca kesulitan menemukan maksudnya. Pembaca disuguhkan konflik antara si Keriting dan si Botak. Si Keriting adalah figur yang bahagia karena tertawa menjadi-jadi sedangkan si Botak adalah sang pesakitan, objek tertawaan. Dari hubungan yang dilukiskan, kita bisa melihat relasi kuasa yang timpang antara si Keriting dan si Botak. Si Botak golongan tak berpunya. Bahkan, benang kusut di saku celanaku tak sebanding dengan kepunyaan si Keriting. Si Keriting adalah pemenang dari perjudian nasib maka dari itu kau bahagia di atas kebotakanku. Syair ini adalah konflik kelas antara si Keriting nan berpunya versus si Botak yang melarat. Beralih ke sanak kedua “Syairku” yang mengangkat tema serupa. Ditemukan Aku dengan deskripsi fisik yang mengenaskan, “ bocah kecil, kurus juga dekil, bugil,
menggigil, memanggil”. Imaji ini semakin ditegaskan bahwa Aku adalah makhluk tidak relevan eksistensinya “bukan binatang jalang, bukan si petualang, bukan jenderal, dan juga bukan begal”. Penolakan demi penolakan terhadap identitas di atas menegaskan bahwa Aku hanyalah korban dari perjudian nasib yang sama dengan si Botak. Dilahirkan tanpa harta yang membuatnya tak sanggup tertawa bahagia menjadi-jadi seperti si Keriting, si Binatang Jalang, si Jenderal bahkan si Begal. Si Aku, adalah sekumpulan orang-orang kalah yang menyerah tolong aku! dan hidup dari mengemis makanan berikan aku sampah lidahmu dan baju berikan bekas bekas kulitmu. Dari sudut pandang dan tema yang dipilih oleh penyair (mahasiswa), ditemukan kecenderungan bahwa penyair memiliki kepekaan terhadap isu-isu sosial terutama ketimpangan kelas. Penyair menyaksikan kontras realitas yang pekat antara golongan berpunya dengan yang tidak. Kepekaan ini disebut Tan dengan idealisme yang merupakan kemewahan terakhir yang dimilki oleh golongan mahasiswa saja. Sajak ketiga berjudul “Huru Lanta” juga menggunakan sudut pandang yang tak kalah progresif. Penyair meletakkan dua
konsep yang hampir serupa dan membenturkannya satu sama lain. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan konsep mana yang asli dan mana yang imitasi. Pasangan konsep pertama adalah Sastra dan Sajak-Tulisan yang terkandung pada bait pertama. Bagi masyarakat awam, keduanya sama saja. Namun, penyair membedakan keduanya begitu halus. Sastra diletakkan sebagai sesuatu yang lebih baik, lebih menjual, dan terkenal dibanding Sajak atau Tulisan. Sastra adalah sesuatu yang kau kejar dan elu-elukan, sedangkan sajak tulisan adalah sasaran kebencian. Pasangan konsep serupa yang kedua adalah Manifes dan Kebudayaan. Dua konsep ini pernah bersatu pada era 60-an ketika diajukan oleh sastrawan nonpartisan untuk menandingi sastra revolusioner ala LEKRA. Manifes Kebudayaan dianggap lebih sastra dibanding karya sastra produksi LEKRA karena tidak didikte oleh ideologi tertentu. Prahara ini yang melandasi pemilihan konsep manifes dan kebudayaan dalam puisi ini. Dapat ditarik benang merahnya bahwa Sastra dan Manifes ada di jalur yang sama yaitu karya yang terkenal tersebab diterima dan non-partisan. Sedangkan Sajak-Tulisan dan Kebudayaan
berada di sisi seberang karena dibenci dan bernuansa berpolitik. Jika diletakkan dalam paradigma idealisme mahasiswa, posisi penyair ada pada sisi kedua. Penyair mencela sastra yang mudah, terkenal dan arus utama yang menjadi idola publik. Sedangkan, Sajak-Tulisan yang mengangkat isu sosial dan kemanusiaan yang pelik dibenci dan dibakar. Realita sosial memperlihatkan penindasan yang begitu nyata huru hara seberang sana namun Sastrawan seberang sini sibuk menjadi antek-antek hina. Maka si penyair menyatakan bahwa sastra yang tak berpihak pada kelas tertindas adalah manifes yang fana tanpa kebudayaan di dalamnya. Sajak di atas kaya dengan cita rasa idealisme khas mahasiswa. Mahasiswa yang lantang berpihak kepada golongan tertindas sebagaimana yang dicita-citakan oleh Tan. Begitulah mahasiswa seharusnya. Jika tidak begitu, maka bolehlah saya mengulang sabda Tan untuk mahasiswa. “Jika kaum muda yang bersekolah tinggi namun enggan bergaul dengan masyarakat yang hanya bekerja sebagai petani yang setiap harinya memegang cangkul, lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali!”
November-Desember Edisi No.213/Tahun
SASTRA BUD AYA BUDA
2019 XXX
Cerpen
21
Matahari yang Pecah Di Matanya Oleh Riska Meliani Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2017
Jauh sebelum pantang dan larang itu kami langgar, mulutmulut mereka sudah terlebih dahulu menggunjingkan kami, melontarkan sumpah serapah, mengorek hingga ke pangkal luka yang paling parah. Dari petang ke petang, gunjingan ini tak lekang, semakin beranakpinak, kehadirannya seperti doadoa yang bising hingga larut malam dan berlanjut bahkan sampai ke mimpi mereka yang terdalam. Mereka gunjingkan tentang beban yang akan kami tanggungkan kelak, tentang piutang yang mesti dibawa mati, tidak pandai menjaga diri sampai salah menimang anak hingga tak kenal adat sendiri. Semuanya menjelma bagaikan jampijampi yang memekakkan telinga dan menyakitan hati. Betapa lekasnya ihwal yang tak baik itu tersiar, maka bagi Bapakku, lebih baik mati berkalang tanah, dari pada hidup mengandung malu dalam adat sendiri. Begitu berat penanggungannya, tak hanya perkara adat dan orang-orang kampung saja yang harus ditopang, ia mesti menanggungkan beban dan malu dari buah hati yang ia harap mampu menjadi pengobat diri. Sudah tiga petang aku lihat Bapak sering melamun di serambi, tiada pernah lagi aku lihat ia keluar, selain hanya ke surau, itupun pulang lebih cepat, biasanya Bapak selalu telat pulang karena ia selalu berdiskusi dengan orang-orang di surau. Namun kini tidak lagi, Bapak selalu pulang dengan membawa luka di hati, tak kuat menghadapi wajah masam orang kampung. Betapa terhormatnya Bapakku. Akan tetapi untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Anaknya yang sudah disekolah-
matnya. Kakak anak kecil yang kan tinggi-tinggi, berharap bisa katanya dibuat oleh mereka dahulu begitu sopan dan selalu jadi kebanggaan bagi kaum ini, yang paham cara kerja dunia dibangga-banggakan Bapak. Kini malah menjadi duri dalam damelarang kami untuk menikah, telah berbalik menusukkan semging induknya sendiri. menghakimi kami dengan membilu ke dada Bapak. Ia pergi Bapak tidak lagi ia yang dahubawa nama adat benar-benar Desaingrafis: Venny Sindya Fitri meninggalkan Rumah Gadang lu, matahari telah pecah di matamembuatku muak!” bentak kadengan membawa semua kepinnya, badai kini telah riuh kakku. “Matahari pun akan aku taran dan keangkuhan yang aku dalam dadanya dan hadang, tak apa jika aku terkira itu tidak diajarkan di sekobelati tak bertuan buang sepanjang adat, pergi dari lah. Bapak hanya bisa terdiam, telah membunuh Bakampung ini pun aku rela! Biaruntuk pertama kalinya kami pak secara perlahan lah aku jadi orang yang termelihat Bapak menangis. Matadari dalam. Semua buang dari pada hidup menyimhari itu benar-benar telah pecah sakit menjadi penangpan denddimatanya. Orang yang paling gungannya setelah am” terhormat di kaum ini ternyata kakakku, Kariman “Tak juga seorang manusia yang bisa memutuskan akan selayakterluka. Maka bagi kami, siapamempersunting Laila. nya orpun yang membuat Bapak dan Mereka yang tengah ang adat ini terluka, sama halnya dimabuk asmara buta dengan melukai perasaan kami, akan sejarah dan asal mereka telah menjatuhkan harusul. Mereka suku ga diri kami. yang sama tidak di*** bolehkan menikah. IniHari-hari yang dilalui sekalah yang menjadi hal rang bagaikan pertaruhan yang paling absah hilangnya panjang. Tiap detik yang berkehormatan Bapakku. labuh begitu sesak untuk kami Hukuman bagi mereka lalui. Rumah Gadang kini telah yang melanggar adalah sepi, separuh rohnya telah dikuterbuang dari kaum tuk sunyi, Ibuku menanggung dan adat, namanya diperih yang tiada terperi, Bapak hapus dari ranji dan Ilustrator: Ahmad Fadillah B* tidak lagi bernyali. Wajah-wajah silsilah keluarga, mepenuh cemooh lalu lalang di reka mesti membawa Grafis: Habil Ramanda depan Rumah Gadang ini. Bisidiri sejauh mungkin, tak kan dan gunjingan sayup-sayup lagi diakui menjadi anggota keberadat berkata seperti itu, kau terdengar. “Karena tiada batas luarga dan terbuang sepanjang hanya pemuda yang baru tumnorma antara laki-laki dan peadat. Begitu hakikatnya. buh dan belum paham bagairempuan, maka terjadilah ben*** mana adat dan nenek moyang. cana ini, salah Bapak yang selalu “Apa sebab musabab kami tak Kau langgar pantang ini, seluruh menginginkannya mendapat dapat menikah, kami hanya keluarga ini menanggungkan pengajaran yang lebih”. Setiap sepersukuan bukan sepersusuan” malu hingga ke liang lahat hari, dalam kesendiriannya “Peluh dan penatku terbuang mereka” ucap Bapak lirih. Bapak selalu berucap itu. Hingga sia-sia, percuma menyekolah“Tak pernah aku berbuat hal ia meniada. kanmu tinggi-tinggi bila kau yang hina dan salah sekalipun, *** tidak paham akan adat dan kenapa mesti menanggukan Bertahun-tahun sudah ia budaya sendiri”, ucap Bapakku malu, aku hanya takut jika meninggalkan kaum dan adat“Kenapa aku mesti mengmelanggar ketentuan Tuhan” “Telah kau coreng arang dikenya. Bertahun-tahun itu pula hamba pada aturan kolot ini, ning Bapakmu sendiri,” pilu Bapak. perasaannya selalu gaduh, meski agama saja tidak pernah mengKakakku telah mendebat Batelah ia dapati segala hal yang ia haramkan mereka yang menipak dengan nada tidak horinginkan dulu, tapi pada bekah satu suku, kenapa adat yang
berapa hal, pikiran dan jiwanya terusik oleh sesuatu yang tak ia ketahui. Penghidupannya dihadiahi kepiluan, bagai riak yang ditenang, ada saja tangan yang jail melemparkan sebongkah batu, riak itu penuh gejolak. Begitulah sekiranya kehidupan. Begitu lekas dan gegasnya waktu berjalan, orang-orang yang ia perjuangkan mati-matian telah pergi dengan perlahan. Semua meninggalkannya seorang diri. Matahari yang dulu ia hadang, kini juga telah pecah dimatanya, membakar seluruh hidupnya. Seringkali ia terngiang-ngiang akan gunjingan orang-orang dulu tentang pantang dan larang yang ia langgar. Ia coba membujuk kenangan usang yang telah ia susun rapat-rapat, ia teringatkan pada Bapak. Berderai air matanya membayangkan Bapak menanggungkan malu seumur hidup akibat ulahnya. Ingin rasanya ia bersimpuh di kaki Bapak, tetapi sekali lagi, ia hanya orang yang terbuang. Setelah puluhan tahun sendiri dalam kepiluan, tubuhnya semakin kurus, ia hidup sebatangkara. Kadang-kadang ia teringat untuk kembali, tapi tiba-tiba ia tersadar pada pantang dan larang yang telah ia langkahi, tentang ia sudah dibuang jauh dari adat, tentang namanya yang lagi tiada pada silsilah dan ranji keluarga. Mustahil rasanya Rumah Gadang untuk tempat berpulang. Ia duduk dikursi goyangnya, jendela disingkap sedikit, ia biarkan angin yang masuk itu membelai tubuh ringkihnya, semoga saja angin itu bisa memedamkan matahari yang telah pecah itu. “Tiada yang sudi menerima orang yang telah terbuang” ucapnya malam itu.
KRITIK CERPEN
KRITIK CERPEN
Diasuh Oleh Refisa Ananda, M.Pd Penulis yang mahir adalah pembaca yang ulung. Pembaca yang ulung cenderung beruntung menuliskan pikiran-pikirannya dengan perbendaharaan kata yang apik. Mereka mengekspresikan pikiran atau ide melalui bahasa-bahasa yang khas di dalam tulisannya. Sudah tentu, gaya bahasa ini menjadi ciri khas tersendiri yang menggambarkan kepribadian sang penulis. Pun halnya dengan penulis cerita pendek ini, bisa diperkirakan bahwa keindahan
Penulis yang Beruntung diksi yang dihadirkan penulis dalam tulisannya ini sedikitbanyak mendapat pengaruh dari berbagai bacaan yang digemarinya. Sama halnya ketika saya selesai menikmati buah pena Eka Kurniawan lalu serta merta menempatkannya dalam ranji Pramoedya Ananta Toer. Karena gaya mereka seirama, memainkan kata dalam harmoni yang sama di pikiran saya. Jadi, kirakira dengan gaya kepenulisan seperti ini, Riska kita tempatkan dalam ranji siapa? Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang kompleks. Keterampilan ini meminta seseorang untuk memproduksi tulisan dengan memanfaatkan katakata yang ada untuk menuangkan gagasannya. Dua rangkaian hasil padu-padan kata yang paling berkesan dan bermakna bagi saya adalah “matahari telah pecah di matanya, badai kini telah riuh dalam dadanya, dan belati tak bertuan telah membunuh Bapak secara perlahan” dan “Ia coba
membujuk kenangan usang yang telah ia susun rapat-rapat”. Betapa keringkasan kata menunjukkan kedalaman makna. Tidak hanya itu, beberapa peribahasa juga dipinjam penulis untuk kemudian disajikan dalam rangkaian kata-katanya. Beberapa di antaranya yaitu lebih baik mati berkalang tanah, dari pada hidup mengandung malu dan untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Peribahasa yang sudah sangat akrab di telinga. Cobalah baca cerita pendek Matahari yang Pecah di Matanya ini dengan rasa. Akan terasa kemerduan irama yang berusaha dihadirkan penulis dalam setiap pilihan katanya. Suatu hal mencolok yang cukup menarik perhatian saya. Fokus saja kepada barisan kata itu, nanti mereka yang akan mengantarkan pembaca menuju maknanya. Tidak perlu dipusingkan, semua cerita terangkai dalam nada di setiap kata. Mengakuikah bahwa karya sastra itu indah?
Ranah Minang begitu kaya. Setiap sudutnya mampu menghadirkan cerita. Cerita pendek ini membahas keagungan adat bagi masyarakat pendukungnya. Di Minang, adat menjangkau semua aspek kehidupan, termasuk pernikahan. Adat mengatur banyak hal terkait pernikahan. Konflik bermula dari keputusan tokoh Kariman menikahi perempuan yang sepersukuan dengannya. Hal yang sebaiknya tidak ia lakukan. Namun ia pemuda yang sedang dijamu cinta wanita. Ia menamengi dirinya dengan “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”. Pembelaan yang tetap tidak bisa diterima oleh keluarga dan lingkungannya. Karena bagi mereka, sepersukuan artinya satu keturunan. Tidak boleh menikah. Jika tetap melanggar aturan tersebut, sanksi adat akan dijalankan secara tegas. Penulis menegaskan pesan penting bagi pembaca. Berani
bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat. Menerima segala konsekuensi dari kesalahan yang dilakukan. Seharusnya, tokoh Bapak, lelaki yang ia bangkang, adalah pucuk penghormatan tertinggi bagi Kariman. Orangtua yang telah mengorbankan segalanya, bahkan masa tuanya. Menanggung akibat dari pilihan anak kebanggaannya. Namun ternyata derita juga tak hendak melepas Kariman begitu saja. Dua lelaki bersungkawa, hati keluarga terluka, adat menghukumnya. Minangkabau dengan garis keturunan matrilinealnya, tidak serta merta mempersempit sudut pandang penulis. Ia lebih tertarik menjadikan para lelaki sebagai pemeran utama kisah ini. Bapak dan anak lelakinya. Sosok ibu, hanya muncul di akhir cerita. Hanya diberi jatah satu kata saja di antara sekian banyaknya kata penghasil cerita. Mungkinkah tokoh Bapak juga punya cerita tersendiri bagi sang penulis?
RESENSI
22
Hidup Bukanlah Keadaan “Gawat Darurat� Judul Penulis Penerbit Tebal Buku Cetakan
: : : : :
Jangan Membuat Masalah Kecil Jadi Masalah Richard Carlson PT. Gramedia Pustaka Utama 234 halaman Pertama, Mei 2019
Dalam buku Jangan Membuat Masalah Kecil Jadi Masalah Besar, Richard Carlson menawarkan beberapa strategi istimewa terkait menghadapi masalah-masalah yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Strategi-strategi yang ditawarkan diharapkan dapat membantu pembaca menghadapi hidup dengan tenang. Strategi ini diperoleh oleh Richard Carlson melalui perasaan paling bermanfaat oleh kliennya selama bertahun-tahun. “Jangan memusingkan hal-hal kecil�, itu judul pada bab pertamanya. Begitu banyak orang yang menghabiskan energi untuk memusingkan hal-hal kecil, sehingga menjadikan sesuatu yang sebenarnya tidak harus terjadi menjadi terjadi. Banyak pembelajaran yang bisa kita dapatkan dari buku ini. Begitu banyak pesan positif dan motivasi yang ulasannya tidak terlalu panjang, ditambah lagi dengan adanya quotes atau poin-poin penting dalam setiap sub babnya. Buku dengan tebal 234 halaman ini menyediakan 100 sub bab judul, di mana masing-masing sub bab diiringi dengan kata-kata motivasi, quotes, dan contoh yang relevan dengan judulnya. Buku ini memiliki gaya tulisan yang mudah dipahami dan menyajikan cara-cara untuk membentuk perspektif yang lebih positif, sehingga pembaca dapat belajar bagaimana cara untuk berdamai dengan diri sendiri dan lebih peduli. Sesuai dengan yang disampaikan pada bagian akhir buku ini, yang mana banyak hal dalam hidup yang sebenarnya merupakan masalah kecil, tapi di perlakukan seolah-olah sebagai masalah besar. Sebenarnya, dengan membentuk perspektif baru bahwa masalah-masalah itu memang
Besar
kecil, kita akan mempunyai lebih banyak waktu untuk memikirkan hal-hal yang benar-benar merupakan masalah besar. Buku karangan Richard ini di samping memiliki konten positif dari segi isi, juga memiliki kekurangan dalam cara menyajikan permasalahan serta solusi. Tulisan dalam bab demi bab terkesan monoton, atau memiliki tampilan gaya tulisan yang sama. Jadi pembaca seolaholah masih berada di halaman yang sama namun ternyata sudah lanjut ke halaman berikutnya. Dengan kata lain, buku ini tidak menggunakan variasi dalam tata cara penyajian tulisannya. Selain itu, setiap sub bab yang dibahas atau yang disajikan terkesan dangkal, dengan kata lain sedikit sekali pembahasannya. Tapi dari sisi lain buku ini sudah bagus dan bermanfaat bagi pembaca. Resensiator: Lili Rahmadani* Mahasiswa Kurikulum dan Teknologi Pendidikan TM 2018
November-Desember 2019 Edisi No.213/Tahun XXX
Tangan-Tangan Alam Judul buku Penulis Penerbit Cetakan Tebal Buku
: : : : :
Tangan-Tangan Alam Dafriansyah Putra PT. Gramedia Pustaka Utama Pertama, Maret 2019 240 halaman
Novel dengan judul Tangan-tangan Alam merupakan novel pertama karya Dafriansyah yang sebelumnya pernah dimuat di Koran Harian Singgalang. Dari sinopsisnya, novel ini mampu memperkenalkan mengenai isi dan karakter tokoh dalam cerita. Sudut pandang pada novel ini menceritakan tentang perjalanan Kriya dalam membalaskan dendam ayahnya yang dipenggal oleh Raja Paghoz dan hancurnya kerajan Umboa. Latar belakang sampul dipenuhi dengan goresan wajah yang berhadapan dengan tokoh perempuan berpakaian tradisional klasik yang mengangkat pedang di atas rerumputan kering yang dipijaknya. Secara singkat dan jelas buku ini telah berhasil mengupas berbagai peristiwa mengenai kerajaan dan dunia persilatan. Novel ini memiliki alur melompat, namun sayang, dunia kerajaan hanya digambarkan sekilas. Penulis juga terlalu cepat dalam merangkai cerita ketika Kriya terdampar dan tinggal bersama penduduk Pulau Kulabu. Sehingga membuat pembaca kurang bisa merasakan dan membayangkan keadaan penduduk Pulau Kulabu saat itu. Kriya merupakan anak dari Raja Umboa yang dibunuh oleh Paghoz karena keangkuhannya untuk menguasai seluruh kerajaan di bumi. Terdamparnya Kriya ke Pulau Kulabu menyebabkan ia bertemu dengan nenek Jarun, yang mana merupakan guru Raja Paghoz yang durhaka kepadanya. Karena itulah Kriya dijadikan sebagai perantara untuk membalaskan dendam nenek Jarum kepada muridnya itu. Namun di penghujung perjalanan untuk kembali ke tempat kelahirannya
tersebut, Kriya terjebak kisah asmara yang menyebabkan ia kehilangan ilmu-ilmu yang diajarkan nenek Jarun, hingga akhirnya lenyap seketika. Tidak bersahabatnya alam dengan Kriya setelah kejadian itu tidak mengurungkan niat Kriya untuk membalaskan dendamnya kepada Raja Paghoz. Hingga akhirnya Kriya berhasil memenggal kepala Raja Paghoz seperti yang dilakukan Raja Paghoz kepada ayah Kriya. Berbagai informasi yang disampaikan dalam novel ini dapat menambah wawasan tentang dunia. Dafriansyah juga menyiratkan banyak pesan-pesan di dalam novel ini. Salah satunya, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan dalam hidup tanpa mengenal kata menyerah. Ia juga menjelaskan bahwa keangkuhan dan kesombongan tidak akan berguna karena pasti akan mendapat balasan setimpal baik melalui alam maupun di akhirat nanti. Resensiator: Tari Gustina Putri* Mahasiswa Pendidikan Kimia TM 2017
ULASAN FILM
Isu Kesehatan Mental Dalam Film Joker Judul film Genre Sutradara Bahasa Tanggal rilis Durasi Pemain
: : : : : : :
Joker Drama dan Thriller Todd Phillips Inggris (Sub Indonesia) 2 Oktober 2019 122 menit Joaquin Phoenix, Robert De Niro, Zazie Beetz, Frances Conroy, Brett Cullen
Film dengan judul Joker ini memang patut diapresiasi tinggi berkat kepiawaian Jacob Phoenix dalam memerankan diri sebagai Arthur Fleck, nama asli Joker yang kita kenal sebagai musuh Batman dalam kisah DC Comic. Jacob Phoenix mampu menghadirkan emosi, raut wajah, gesture, dan tawa khas yang menggambarkan sosok Fleck dengan begitu apik, sehingga banyak penonton yang terbius dengan sosok Fleck yang memantik rasa empati pada tokoh yang dikenal sebagai supervillain ini. Film yang disutradari oleh Todd Phillips ini menghadirkan dimensi dark side yang kuat dengan iringan musik dan sinematografi yang dinilai memukau. Todd Phillips mampu membawa film yang sekaligus ia produksi itu hingga mendapatkan Golden Lion, yakninya penghargaan untuk film terbaik pada perhelatan Venice Festival 2019. Dalam kisahnya, film ini menceritakan kehidupan masa
lalu Joker, tentang transisi dari seorang Arthur Fleck menjadi seorang Joker yang dikenal sadis dan berdarah dingin. Ketidakadilan, penindasan, dan kesemenamenaan hadir mewarnai kisah gelap dari seorang Joker yang tak banyak dikenal selama ini. Fleck, nama asli Joker, merupakan anak angkat dari seorang wanita yang bernama Penny Fleck, seseorang dengan gangguan narsistik dan psikotik delusi. Fleck diceritakan sebagai anak yang kurang mendapatkan kasih sayang dan merupakan korban dari trauma masa lalu. Ia mengalami cidera otak yang disebabkan adanya perlakuan traumatik dimasa kecil, sehingga ini mengakibatkan Fleck tidak bisa mengontrol tawanya pada reaksi yang tidak sesuai dengan emosi sebenarnya. Inilah yang menjadi keanehan Fleck di mata orang-orang di sekitarnya yang tak mampu untuk memahaminya. Dalam kondisi Kota Gotham, sebagai tempat kelahiran sekali-
gus tempat Fleck dibesarkan, diceritakan mempunyai kehidupan masyarakat yang disesaki dengan krisis ekonomi, politik yang tidak sehat, serta kesenjangan sosial yang tajam , yang ikut mempengaruhi parahnya penyakit mental Fleck yang berkembang penuh dengan depresi. Pelecehan, kekerasan, dan pengabaian adalah hal yang selalu diterima Fleck sebagai kaum marginal yang tak terperhatikan. Film ini memang banyak menuai kontroversi di berbagai negara pada saat penayangan nya pertama kali di bioskop.
Nuansa film yang begitu kelam dan tragis, diisukan dapat mempengaruhi gangguan mental seseorang yang menontonnya. Oleh sebab itu film ini diperuntukkan untuk usia 17 tahun ke atas dengan pendampingan yang tepat. Terlepas dari tuaian kontroversi yang mengiringi film ini, ada banyak pelajaran yang mampu dipetik dari film ini. Yaitunya mengajak kita untuk peduli dengan isu kesehatan mental yang tak bisa dianggap remeh. Lewat film ini, diceritakan bagaimana orang-orang dengan gang-
guan mental berjuang seorang diri bahkan tak jarang mendapatkan pelecehan sosial akibat perilaku mereka yang dianggap aneh. Inilah yang justru memperparah rasa sakit yang telah menumpuk dalam diri seseorang yang mengidap gangguan mental hingga akhirnya menjadi semakin tak terkontrol. Sekiranya, film ini mengajak kita untuk sadar akan pentingnya kesehatan mental dan orang-orang di sekitarnya. Resensiator: Rahma Livia* Mahasiswa Jurusan Psikologi TM 2017
November-Desember Edisi No.213/Tahun
2019 XXX
23
GANTOPEDIA
Berjuang Melalui Ilmu Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi Sumatra Barat memiliki banyak tokoh terkemuka terutama dalam ilmu agama. Salah satunya adalah Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang merupakan Imam Besar Mazhab Syafii di Masjidil Haram. Selain ilmu agama, Syekh Ahmad Khatib juga menguasai ilmu lain seperti sejarah, aljabar, ilmu falak, ilmu hitung, ilmu ukur, dan ilmu waris. Sehingga beliau menjadi sosok yang disegani oleh ulamaulama dari berbagai penjuru dunia. Begitupun dengan pemimpin reformis Islam di Indonesia juga berguru kepadanya, diantaranya KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah dan Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama. Syekh Ahmad Khatib AlMinangkabawi lahir di Jorong Koto Tuo, Kenagarian Balai Gurah, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam pada tanggal 6 Zulhijah 1276 H (1860 M) dan wafat di Makkah pada tanggal 8 Jumadilawal 1334 H (1916 M). Ia berangkat ke tanah suci pada umur 11 tahun dan menikahi anak dari bangsa Kurdi, Muhammad Shalih Al-qurdi. Syekh Ahmad Khatib memiliki keturunan yang menetap di Makkah. Putra tertuanya, Abdul Karim memiliki sebuah toko buku di Makkah. Putranya yang kedua, Abdul Malik al-Khathib adalah seorang duta besar Asyraf ke Mesir.
Yang ketiga, Syekh Abdul Hamid al-Khathib adalah duta besar Arab Saudi pertama untuk Republik Islam Pakistan. Kemudian cucunya, Fuad Abdul Hamid alKhathib adalah seorang duta besar Arab Saudi, humanitarian, penulis, dan pengusaha. Dalam kapasitasnya sebagai diplomat, dia mewakili tanah airnya di Pakistan, Irak, Amerika Serikat, Republik Federal Nigeria, Republik Turki, Republik Rakyat Bangladesh, Nepal, dan akhirnya menjadi duta besar Arab Saudi untuk Malaysia. Syekh Ahmad Khatib dalam bukunya menceritakan bahwa ia pernah mengunjungi Indonesia sebelum merdeka. Dari perjalanan inilah Syekh Ahmad Khatib mengetahui bahwa beliau memiliki keluarga di ranah minang diantaranya Rajo Mangkuto (paman dari ayahnya), Datuak Dikri dan Sayyid Muhammad Nur bin Jamilah Binti Fathimah (mamak dari ayahnya) dan saudari Haji Ibrahim yang bernama Salma. Selain Syekh Ahmad Khatib, banyak tokoh yang juga merupakan muridnya yang berpengaruh dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia diantaranya adalah Almarhum Agus Salim, seorang menteri luar negeri kemudian menjadi ahli masyura Republik Indonesia. Kemudian saudaranya, Ya’qub Salim dan Dr. Auliya’ yang
merupakan pemimpin rumah sakit pusat di Jakarta. Lalu Dr.Safi serta istrinya yang merupakan Mudir di Jami’ah Andalas di Bukittinggi, Dr. Zanbal serta istrinya di Padang dan masih banyak lagi tokoh lainnya. Syekh Ahmad Khatib memiliki beberapa santri yang terkenal diantaranya adalah KH. Hasyim Asyari yang mendirikan Pondok Pesantren Tebu Ireng dan Nahdlatul Ulama di Jawa Timur, KH Ahmad Dahlan yang mendirikan Muhammadiyah di Jogjakarta, selain itu Dr. Abdul Karim Amrullah dan anaknya Al-Ustazd Haji Abdul Malik Karim Amrullah yang dikenal dengan nama “Buya Hamka” dan Syekh Thahir Jalaluddin Al-Alim as-Salafi alFalaki yang juga terkenal. Meskipun Syekh Ahmad Khatib berada di Makkah AlMukaramah, hal ini tidak menyurutkan semangat beliau untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Beberapa murid Syekh Ahmad Khatib juga ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan. Contohnya pada pertempuran 10 November 1945 di Surabaya yang tidak terlepas dari resolusi jihad, perintah perang, yang dikeluarkan oleh Hadratush Syekh KH. Hasyim Asy’ari. Pernyataan perintah perang itu disampaikan oleh KH. Hasyim Asy’ari di depan
Presiden Soekarno di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur beberapa hari sebelum pecah Perang 10 November 1945. Menurut mantan anggota Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) yang akrab dipanggil Ki Darmadi, karena NU adalah organisasi Islam terbesar maka Bung Karno menemui KH. Hasyim Asy’ari ditemani oleh Residen Jawa Timur Soedirman, ayah Kandung Mantan Gubernur Jawa Timur Basofi Soedirman. Dalam pertemuan bersejarah di Pondok Pesantren Tebu Ireng itu, kedua pemimpin membahas situasi politik terkait kedatangan pasukan sekutu dibawah Komando Inggris, yang membawa serta penjajah Belanda. Hal yang sama juga dilakukan Mayor Jenderal TKR Mustopo, sebagai komandan sektor perlawanan Surabaya pada waktu itu, bersama Sungkono, Bung Tomo, dan tokoh-tokoh Jawa Timur meminta fatwa kepada KH Hasyim Asyari. Walaupun fatwa itu dikeluarkan di Indonesia, tetapi nasabnya sampai ke Makkah AlMukaramah. Murid Syekh Ahmad Khatib bukan hanya dari Indonesia saja, namun ada juga dari berbagai negara yang menuntut ilmu kepada beliau di Makkah AlMukarramah. Beberapa karya tulis Syekh Ahmad Khatib antara lain berju-
dul: al-Jauhar an-Naqiyah fi alA’mal al-Jaibiyah (ilmu miqat), Raudatul Hussab fi ‘Ilmil Hisab (usul fikih), Iqna’un Nufus (zakat uang kertas), Dhau al-Siraj berbahasa Melayu (tentang isra mikraj), dan masih banyak lagi buku yang lain. Karya dan perjuangan Syech Ahmad Khatib tentu menjadi kebanggaan bagi masyarakat Minangkabau khususnya masyarakat Jorong Koto Tuo, Kenagarian Balai Gurah, Kecamatan Ampek Angkek, Kabupaten Agam . Oleh karena itu, untuk mengenang jasa-jasa beliau masyarakat sekitar mendirikan Pondok Pesantren Syech Achmad Khatib Al-Minangkabawi. (Ozza Syafrigo dari berbagai sumber)
OGAN
Grafis dan Ilustrator: Mitha Melanie Putri
November-Desember Edisi No.213/Tahun
2019 XXX
IKLAN
November-Desember 2019 Edisi No.213/Tahun XXX
24