edisi 196

Page 1


2

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

FAJAR

SARIPATI

Gedung Baru UNP

Diperpanjang Lagi, Diperpanjang Lagi Proyek Pembangunan Islamic Development Bank (IDB) resmi dimulai saat peletakan batu pertama oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Prof. Mohammad Nasir, Ph.D., Ak.. pada awal 2015 lalu di Universitas Negeri Padang (UNP). Pembangunan tersebut ditargetkan selesai selama 365 hari kerja. Sayangnya, sampai batas waktu ditentukan, proyek belum juga selesai, bahkan malah mengalami perpanjangan waktu, yakni akhir Desember 2016. Tetapi, sebagaimana yang dilihat, hingga kini pembangunan belum juga selesai. Hal ini menjadi bahan pertanyaan tersendiri bagi sivitas akademika UNP. Apakah ada unsur kelalaian pihak PT Adhi Karya selaku kontraktor, atau pihak IDB UNP sendiri yang kurang melakukan manajemen dan pengontrolan? Yang jelas, akibat perpanjangan waktu proyek pembangunan IDB tersebut, sivitas akademika UNP, khususnya mahasiswa, pun menjadi terdampak. Di Fakultas Ilmu Sosial (FIS), mahasiswa tahun akhir harus seminar proposal dan ujian skripsi di kantor jurusan akibat tidak adanya ruang sidang. Aktivis organisasi mahasiswa pun sering mengeluhkan kondisi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang kerap dilanda banjir ketika musin hujan datang sekaligus mempertanyakan kapan pemidahan ke gedung UKM baru dilakukan. Sementara itu, mahasiswa Fakultas Pariwisata dan Perhotelan harus kuliah pada Sabtu dan Minggu karena tidak mencukupinya ruang perkuliahan. Dan, masih banyak cerita lainnya tentang dampak dirasakan mahasiswa akibat keterlambatan pembangunan. Bukan mempercepat kerja, yang diberikan ternyata perpanjangan waktu lagi. Pihak IDB UNP beralasan perpanjangan waktu dikarenakan penambahan pembangunan tiga gedung baru setelah delapan gedung. Dengan demikian, ada sebelas gedung dibangun di UNP. Selain itu, lambatnya proses peruntuhan rumah dosen yang berada di kawasan UNP juga menjadi kendala dalam melakukan pembangunan. Sementara itu, dari pihak PT Adhi Karya, alasan lainnya adalah faktor cuaca. Seringkali, karena hujan lebat, pembangunan gedung tidak bisa dilakukan di luar, tetapi hanya di dalam gedung. Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., menyampaikan bahwa akan ada sanksi yang diberikan kepada PT Adhi Karya atas perpanjangan waktu tersebut. Sanksi itu berupa denda yang harus dibayar jika proyek pembangunan sudah habis kontrak. Kontrak untuk pembangunan delapan gedung awal telah habis 28 Februari lalu. Sementara, untuk tiga gedung baru, kontrak akan habis pada 28 Maret mendatang. Kita tentu berharap agar pembangunan ini benar-benar selesai dan tidak mengalami perpanjangan waktu lagi. Kepada IDB UNP, kita berharap agar dapat memantau terus biar proyek dapat selesai sesuai waktunya. Untuk denda, sebagai bentuk ketegasan, silahkan ditetapkan sesegera mungkin dan sampaikan kepada sivitas akademika UNP sebagai bentuk pertanggungjawaban.

GANTOLE

+ Yang Diharapkan Cepat Selesai - Kami akan selalu setia menunggu. POKOK PADANG

+ UNP Terapkan Sistem Wisuda Tunggal - Itu mantap, Pak! +Ganefri Lantik Dua UKM Baru - Setelah ini, UKM apa lagi yang akan dibentuk?

Salah satu indikator kemajuan suatu universitas di dunia akan dapat dilihat melalui bangunan fisik yang dimiliki oleh universitas tersebut. Hal ini sejalan dengan filosofi orang Melayu, yakni yang lahir akan menunjukkan yang batin. Artinya, eksistensi dan kelengkapan suatu bangunan fisik yang dimiliki oleh universitas akan dapat menunjukkan kemajuan universitas tersebut. Hal ini tidak dapat terbantahkan oleh karena kenyataannya memang universitas yang memiliki kelengkapan fisik bangunan selalu menunjukkan kualitas universitas tersebut. Kita sivitas akademika Universitas Negeri Padang (UNP) patut bersyukur atas selesainya beberapa gedung kelas dan beberapa fasilitas pendukung lainnya dengan dana Islamic Development Bank (IDB). Bagaimanapun, beberapa gedung baru dan gedung fasilitas yang baru selesai ini akan mampu meningkatkan daya tampung mahasiswa untuk tahun-tahun yang akan datang. Artinya, kuantitas mahasiswa dapat ditingkatkan dari sekitar 32.000 mahasiswa pada saat ini menjadi 50.000 mahasiswa untuk masa datang. Selain itu, kelengkapan gedung

kelas dan gedung penunjang perkuliahan yang semakin berkualitas akan menyamankan seluruh sivitas akademika dalam beraktivitas. Mahasiswa akan semakin nyaman dalam pengembangan akademik, minat, dan bakat. Dosen akan semakin nyaman dalam mengembangkan aktivitas tridarma perguruan tinggi. Tenaga kependidikan juga semakin nyaman dalam mendukung aktivitas perkuliahan di UNP. Dengan keberadaan beberapa gedung baru ini, rektor bersama seluruh pimpinannya mulai dari dekan dan jajarannya, hingga ketua program studi akan dapat memfokuskan pengembangan kualitas UNP. Kualitas yang dimaksudkan tersebut tentulah berkaitan dengan kualitas dosen, kualitas tenaga kependidikan, dan kualitas lulusan/mahasiswa. Peningkatan kualitas dosen dan kualitas tenaga kependidikan tentulah akan bermuara pada peningkatan kualitas lulusan/mahasiswa pada masa datang. Peningkatan kualitas dosen sangat penting dilakukan yang tentunya juga beriringan dengan peningkatan kuantitas dosen di UNP. Panerimaan dosen tetap non-PNS merupakan langkah awal yang dilakukan untuk

peningkatan jumlah dosen pada awal tahun 2017 ini. Peningkatan jumlah dana penelitian dan dana kegiatan pengabdian masyarakat adalah wujud nyata pengembangan kualitas dosen. Sekarang, terpulang kepada pribadipribadi dosen untuk meningkatkan kualitas diri di samping peningkatan jenjang pendidikan dan peningkatan jenjang kepangkatan dosen. Dosen bergelar doktor dengan fungsional minimal lektor kepala adalah hal patut diusahakan dalam kerangka peningkatan kualitas UNP demi mewujudkan visi yang ditetapkan. Peningkatan kualitas tenaga kependidikan juga dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidikan dan jenjang kepangkatan. Selain itu, peningkatan jumlah keikutsertaan tenaga kependidikan pada kegiatan pelatihan tentulah sangat diperlukan pula. Peningkatan kualitas dan kuantitas dosen dan peningkatan kualitas tenaga akademik adalah perhatian utama UNP untuk peningkatan kualitas lulusannya. Kedua hal ini tentulah menjadi perhatian pimpinan UNP setelah selesai dan telah dimanfaatkannya beberapa gedung baru, baik untuk perkuliahan maupun untuk pendukung perkuliahan. (Eto)

POKOK PADANG

Salam Pers Mahasiswa! Tahun baru identik dengan kepengurusan baru. Tak terkecuali bagi Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto Universitas Negeri Padang (UNP). Tak ayal, Ganto pun mempunyai tenaga, pemikiran, dan semangat baru dalam menjalankan aktivitasnya. Saat ini, Ganto digawangi oleh 21 kru yang siap menyuarakan seluruh aspirasi sivitas akademika UNP, khususnya mahasiswa. Pembaca dapat mengenal lebih lanjut profil 21 kru tersebut pada rubrik Profil Kru Ganto yang terdapat di halaman tengah edisi 196 ini. Pada akhir Januari lalu, Ganto telah mengadakan rapat perwajahan untuk rubrik yang mengisi halaman cetak Ganto selama satu tahun ke depan. Alhasil, selain rubrik-rubrik lama yang dipertahankan, ada pula beberapa rubrik baru yang dimunculkan. Ada rubrik Refleksi yang berisi opini seorang penulis yang membandingkan kenyataan sekarang terhadap kejadian yang terjadi pada masa lampau. Rubrik ini dimunculkan kembali setelah “hilang” dari halaman cetak Ganto selama dua tahun terakhir. Kemudian, ada rubrik Ulasan Film berisi ulasan sebuah film. Selanjutnya, ada juga rubrik Ogan yang merupakan sebuah komik di mana tokoh utamanya adalah Ogan yang berwatak lucu, namun kritis. Lewat Ogan, Ganto mencoba untuk mengkritisi hal-hal yang terjadi, baik di luar maupun

Foto Bersama: Calon anggota magang SKK Ganto UNP angkatan 22 beserta kru foto bersama usai Open Recruitment di Gedung MKU UNP, Minggu (5/3). f/Wildan

di dalam lingkungan kampus, secara menghibur. Pada edisi perdana ini, Ganto mengangkat laporan tentang pembangunan gedung baru UNP yang menggunakan dana dari Islamic Development Bank yang saat ini belum juga siap untuk ditempati. Ganto pun juga menyuguhkan beragam berita di rubrik Teropong, seperti penerimaan 150 dosen tetap Non-PNS, UNP terapkan sistem wisuda tunggal, dan sebagainya. Tidak lupa pula, Ganto menginformasikan kegiatan yang diadakan oleh organisasi mahasiswa selingkungan UNP. Jangan lupa untuk berkunjung ke portal berita Ganto di situs http://www. ganto.or.id. Untuk berita kegiatan

yang tidak dimuat pada tabloid, sudah diterbitkan di situs tersebut. Untuk melanjutkan estafet kepengurusan berikutnya, Ganto mengadakan Open Recruitment mulai 128 Februari. Pada 5 Maret lalu, Ganto pun telah mengadakan wawancara penerimaan anggota baru yang bertempat di Gedung MKU UNP. Alhamdulillah! Peminat Ganto tiap tahunnya semakin men i ngk at. Akhir kata, tidak ada yang sempurna di dunia ini. Ganto selalu mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan kemajuan kampus berjaket almamater kuning ini ke depan. Selamat memb aca! Viva Persma!

Sur at Kabar Kam pus U niver sitas Negeri Pad ang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, Internatio nal Standar d Ser ial Num ber ( ISSN): 1412-890X, Pelindung: Rektor UNP: Prof. Ganefri, Ph.D., Penasehat: Wakil Rektor III UNP: Prof. Dr. Ardipal, M.Pd., Penanggung Jawab: Prof. Dr. Ermanto, M.Hum., Dewan Ahli: Fitri Aziza, Sri Gusmurdiah, Resti Febriani, Windy Nurul Alifa, Hari Jimi Akbar, Doly Andika, Novarina Tamril, Sabrina Khairissa, Kurniati Rahmadani. Staf Ahli: Konsultasi Psikologi: Dr. Afdal, S.Pd., M.Pd., Kons., Konsultasi Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, M.Kes., Kritik Cerpen: M. Ismail Nasution, S.S., M.A., Kritik Puisi: Utami Dewi Pramesti, M.Pd., Kritik English Corner : Drs. Jufri, M.Pd., Pemimpin Umum: Ermiati Harahap, Sekretar is Umum: Maida Yusri, Bendahar a U mum: Zahara, Atas Nam a Pemim pin R edaks i: Fakhruddin Arrazzi, Kepala Penelitian dan Pengem bangan: Yulia Eka Sari, Pemimpin Usaha: Abdul Hamid, Redaktur Pelaksana: Debi Gunawan, Redaktur Berita: Alfendri dan Arrasyd, Redaktur Tulisan: Gezal Sabri, Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya: Laila Marni, Redaktur Online: Hengky Yalandra Redaktur Artistik: Fauziah Safitri, Layouter: Lutfi Darwin, Fotografer: Wildan Firdaus, Riset: Nadilla Aprisia, Pustaka dan Kearsipan: Antonia Dwi Rahayu Ningsih, Iklan: Oktri Diana Putri, Sirkulasi dan Percetakan: Okta Vianof, Repor ter : Tivani Monic Sandria, Repo rter Ko respo nd en:, Putri Radila, Penerbit: SKK Ganto UNP, Alam at: Gedung PKM U NP Ruang G65 Univers itas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode pos 25131. Laman web: http://ganto.or.id , email: redaksiganto@gmail.com, Percetakan: Unit Percetakan PT. Padang Graindo Mediatama (Isi di luar pertanggungjawaban percetakan), Tarif iklan: Rp4.000.000,00 (halaman penuh berwarna), Rp1.500.000,00 (1/2 halaman hitam-putih), Rp100.000,00 (iklan web ukuran 300x250 pixel). Redaksi menerima tulisan berupa artikel, esai, feature, cerpen, puisi, dan bentuk tulisan kritis lainnya dari

sivitas akademika UNP. Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah esensinya. Tulisan yang masuk menjadi hak redaksi dan yang tidak dimuat akan dikembalikan atau menjadi bahan edisi berikutnya. Setiap tulisan yang dimuat akan diberi imbalan/uang lelah semestinya.


3

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

SURAT PEMBACA SKK Ganto UNP menerima surat pembaca, baik berupa keluhan, kritikan, saran, maupun permasalahan tentang lingkungan sekitar UNP. Surat pembaca dapat dikirimkan melalui email redaksiganto@gmail.com atau bisa diantar langsung ke Sekretariat SKK Ganto UNP Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Ruang G65 UNP dengan melampirkan kartu identitas, seperti KTP atau KTM.

Bangga Mengenakan Jaket Almameter Memakai jaket almameter merupakan kebanggaan tersendiri bagi mahasiswa. Hal ini dikarenakan jaket almameter telah menjadi identitas dari sebuah perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang satu dengan yang lainnya pasti memiliki perbedaan yang mendasar terlebih dalam hal warna. Di Universitas Negeri Padang, jaket almameternya berwarna kuning. Sebagai mahasiswa UNP, kita harusnya bangga dengan jaket almameter kita tersebut. Meski demikian, saya banyak menemukan mahasiswa UNP yang tidak mengenakan jaket almameter setelah dibagikan di hari pertama kuliah. Atau paling tidak, jaket tersebut hanya digunakan bila ada seminar, kuliah umum, pertemuan organisasi, dan sebagainya. Setelah itu, almamater seolah menjadi barang yang tidak berguna. Agar setiap mahasiswa UNP bangga dengan jaket almameternya, saya mengusulkan kepada pihak birokrat agar bisa membuat kebijakan di mana mahasiswa selalu mengenakan jaket almameter. Misalkan, di setiap ujian akhir semester, mahasiswa diwajibkan mengenakan jaket almameter. Hal ini memang tampak sederhana. Tapi, nampak simboliknya unp, terkesan kita sebagai mahasiswa UNP-nya. Mahasiswa UNP

Kolam Renang UNP Perlu Diperbaiki Saya merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan yang sering menggunakan kolam renang untuk aktifitas perkuliahan. Namun, saat ini, kondisi kolam renang Universitas Negeri Padang cukup memprihatinkan. Hal ini dikarenakan atap gedung yang bocor. Sehingga ketika hujan, air masuk ke dalam gedung dan membasahi orang yang lewat. Selain itu, kebersihan kolam renang juga tidak terjaga karena tinggi air tidak sejajar dengan pinggiran kolam. Akibatnya, kotoran mengendap di dalam kolam. Saputra Mahasiswa Fakultas IImu Keolahragaan

Penyeleksian Dosen Tetap Non-PNS Sebagai lulusan baru pada program pascasarjana, saya sangat menanti yang namanya lowongan pekerjaan, apalagi lowongan pekerjaan sebagai seorang tenaga dosen. Ketika UNP mengumumkan Seleksi Penerimaan Dosen Tetap Non PNS pada tanggal 11 Januari 2017 di Lingkungan Universitas Negeri Padang Tahun 2017. Adapun dua dari persyaratan umum, yaitu akreditasi program studi minimal B dan kualifikasi pendidikan untuk dosen tetap nonPNS minimal S2 yang linear dengan S1. Sebenarnya, yang dinyatakan lulus sebagai tenaga dosen tetap non-PNS pada program studi yang saya lamar tidak memenuhi persyaratan umum tersebut. Peserta yang dinyatakan lulus melainkan berasal dari program studi yang terakreditasi C dan tidak linear antara S1 dan S2. Mohon penjelasan dari proses penyeleksian dan penilaian dari penerimaan dosen tetap non-PNS yang dilaksanakan oleh UNP. Terima kas ih. Wisudawan UNP 2016

Grafik: Fauziah Safitri 19/3/2017 REFLEKSI

Dilema Kebebasan Remaja Oleh Debi Gunawan Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2014 Remaja zaman sekarang sangat dekat dengan kebebasan, baik dalam hal bersikap maupun berekspresi. Prilaku menonjol yang diperlihatkan adalah membudayanya hubugan asmara yang kebablasan. Kondisi ini bisa kita lihat di tamantaman kota. Hampir setiap kursi yang disediakan di taman tersebut dipenuhi oleh remaja berseragam sekolah yang sedang bermesraan dengan sang kekasih. Tanpa merasa malu, mereka berbagi pandang, duduk bersebelahan, berangkulan, bahkan ada yang sampai berciuman dan berbuat mesum. Padahal, tempat tersebut merupakan area u mu m . Tak hanya taman, tempat makan pun, seperti restoran, warung, atau kafe, menjadi pilihan sebagai lokasi ternyaman untuk memadu kasih. Bukan apa-apa! Hal ini pernah saya saksikan sendiri sewaktu saya makan di salah satu kafe. Tidak dapat dipungkiri, kebanyakan dari pengunjung adalah pasangan sejoli sedang dimabuk asmara. Berbagai sikap diperlihatkan mulai dari suap-suapan, tertawa terbahak-bakak, hingga berfoto dengan pose berpelukan. Tidak ditemukan lagi batasan sikap antara lelaki dan perempuan. Mereka tampak tidak memiliki norma. Pun, beberapa kejadian yang saya utarakan di atas hanyalah secuil dari kelamnya lembah akhlak dan budi pekerti remaja zaman sekarang. Tulisan ini bukan bermaksud memojokkan, namun hanya sebagai gambaran. Sekilas mungkin tindakan mereka tidak merugikan orang lain. Namun, kebanyakan orang akan merasa risih dengan kelakuan mereka yang tidak sesuai dengan adat ketimuran dan norma yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Tindakan dilakukan oleh remaja tersebut dinilai tidak pantas karena tergolong “dewasa sebelum waktunya” serta bisa merusak moral anak-anak dan masyarakat sekitar. Hal ini terang saja mengingatkan saya pada cerita salah seorang

, ‘

Westernisasi dan perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih menjadi alasan semakin ambruknya moral generasi muda saat ini.Kebanyakan mereka belum bisa melakukan filter terhadap dampak negatif arus globalisasi. Ingat, tidak semua budaya asing itu baik.

guru ketika masih bersekolah di madrasah tsanawiah dulu. Pada waktu itu, guru saya bercerita tentang kehidupannya dengan teman-teman sepergaulannya ketika masih remaja dulu. “Jangankan berpacaran, berbicara dengan lawan jenis saja kami sangat takut,” ungkapnya. Tergambarlah dari cerita beliau bahwa hubungan remaja dengan lawan jenis pada zaman dahulu tidaklah sebebas zaman sekarang. Memang, guru saya tersebut tidak memungkiri bahwa pada zamannya juga ada di antara temannya berpacaran. Akan tetapi, gaya berpacarannya jauh berbeda dengan gaya berpacaran remaja zaman sekarang. “Dulu teman saya pacaran hanya sekadar berkirim surat,” jelasnya. Terlepas dari benar atau tidaknya cerita guru saya tersebut, di dalam agama terutama agama Islam, pergaulan bebas atau melakukan hubungan lawan jenis yang tidak sesuai etika dan norma jelas dilarang. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt dalam Q.S. Al Isra:32 yang artinya, “Dan jangan­ lah kamu mendekati zina, sesungguh­ nya zina itu adalah perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk”. Nah, jika medekati zina saja dilarang, apalagi melakukannya. Pacaran merupakan gerbang zina. Orang yang berpacaran berarti telah mendekati zina. Astagfirullah!

Na’udzubillahi min dzalik! Selain ayat di atas, Rasulullah juga menyampaikan bahwa pacaran merupakan sesuatu yang dilarang. Hal ini tergambar dari terjemahan hadis berikut. “Dari Ibnu Abbas r.a. Ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw berkhutbah, ia berkata: Jangan sekali­sekali seorang laki­laki berkhalwat dengan seorang perempuan kecuali beserta ada mahramnya. Dan janganlah seorang perempuan melakukan musafir ke­ cuali ada mahramnya.” (Muttafaq Alaihi). Hadist ini memperkuat bahwa pacaran itu dilarang, kecuali sudah ada ikatan pernikahan. Pemuda yang memiliki iman di hatinya sudah selayaknya menjauhi perbuatan yang akan membawa mudarat. Karena dengan perilaku bebas akan menurunkan derajat kita, baik di sisi Tuhan maupun antarsesama manusia. Selain itu, sikap bebas juga akan berdampak kepada nama baik keluarga. Yang pertama kali malu apabila terjadi masalah yang diakibatkan pergaulan bebas kita adalah orang tua dan keluarga. Sudah tak terhitung pasangan remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas. Tak sedikit pula kita lihat remaja yang hamil di luar nikah. Westernisasi dan perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih menjadi alasan semakin ambruknya moral generasi muda saat ini.Kebanyakan mereka belum bisa melakukan filter terhadap dampak negatif arus globalisasi. Ingat, tidak semua budaya asing itu baik. Manfaatkan dampak positif dari perkembangan teknologi informasi. Oleh karena itu, generasi muda harus bisa membentengi diri dengan sikap kritis. Sebagai calon penerus bangsa dan agama, sudah selayaknya kita mengisi waktu dengan tindakantindakan positif. Saatnya para pemuda menjalankan kewajibannya sebagai agen perubahan demi kebaikan bangsa dan agama di masa akan datang.


LAPORAN

4

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

Yang Diharapkan Cepat Selesai Sebelas gedung proyek pembangunan IDB akan diserahkan dari pihak PT Adhi Karya selaku kontraktor kepada UNP pada akhir Maret ini. Sudah beberapa kali mengalami perpanjangan waktu. Oleh Debi Gunawan dan Fakhruddin Arrazzi

s

enin (6/2) pagi itu, sejumlah mahasiswa tampak memenuhi kantor Jurusan Ilmu Administrasi Negara (IAN) Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Padang (UNP). Salah satu mahasiswa tersebut yaitu Desmi Wahyuni, Mahasiswa Jurusan IAN TM 2013. Ketika Ganto menghampiri, Desmi mengatakan bahwa mereka sedang menunggu dosen untuk melakukan bimbingan skripsi. Sebagai jamaknya mahasiswa tahun akhir, Desmi sedang sibuksibuknya melakukan bimbingan . Meski demikian, dia khawatir jika harus ujian skripsi di kantor Jurusan IAN. Pasalnya, menurut pengakuan Desmi, FIS tidak memiliki ruang sidang. Alhasil, seminar proposal dan ujian skripsi pun harus dilakukan di kantor jurusan masing-masing. Dia sangat mengeluhkan kondisi tersebut. Beberapa waktu yang lalu, dia menyaksikan seminar proposal temannya di kantor Jurusan IAN. Menurutnya, seminar proposal di kantor jurusan tidak efektif. Hal ini dikarenakan kondisi ruangan yang panas sehingga membuat konsentrasi terganggu. Selain itu, jumlah orang yang bisa menyaksikan seminar pun juga dibatasi. Desmi keberatan jika mengalami hal serupa pas gilirannya nanti. Selain tidak memiliki ruang sidang, fakultas ini juga memiliki masalah lain, yakni tidak memiliki ruang perkuliahan yang cukup. Jadi, agar perkuliahan tetap belangsung, Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan pun digunakan sebagai tempat mahasiswa menuntut ilmu. Drs. Zul Asri, M.Hum., seorang dosen Jurusan Sejarah FIS UNP mengatakan bahwa kondisi tersebut mengganggu. Dia pernah mendapatkan kabar bahwa dua gedung perkuliahan terintegrasi, yang berada di depan Gedung FIS lama, selesai pada akhir Desember tahun lalu. Tetapi, sampai sekarang, gedung itu masih belum juga ditempati. “Keterlambatan tersebut menyebabkan ketidaknyamanan saat bekerja,” ungkapnya, Senin (20/2). Tak jauh berbeda dengan FIS, Fakultas Pariwisata dan Perhotelan (FPP) juga memiliki ruang perkuliahan yang tidak mencukupi. Sebagai fakultas termuda di UNP, gedung yang ditempati FPP sekarang adalah gedung Jurusan Kesejateraan Keluarga yang dulunya merupakan bagian dari Fakultas Teknik. Respa Aulia, Mahasiswa Jurusan Tata Rias dan Kecantikan TM 2014 menanyakan kapan FPP akan mendapatkan gedung per-

agar bisacepat ujianskripsi

Suasana Pembangunan: Sebuah eskavator memindahkan material bangunan ke dalam bak truk di depan Sport Sience Center, Sabtu (11/3). Sport Sience Center merupakan satu dari tiga gedung proyek pembangunan IDB yang yang ditargetkan selesai 28 Maret. Pihak PT Adhi Karya akan melakukan penyerahan gedung proyek IDB yang telah selesai ke UNP pada April mendatang. f/Wildan

kuliahan baru. “Ruang kuliah kami yang sekarang sangat terbatas. Kadang, pada Sabtu kami juga harus kuliah, dan itu melelahkan. Kami juga kekurangan kelas sehingga dalam satu kelas ada banyak mahasiswa,” ungkapnya, Selasa (7/2). Selain kuliah pada Sabtu, ternyata mahasiswa FPP juga ada yang praktik sampai malam hari. Hal tersebut diakui oleh Yuliana, S.P., M.Si., Wakil Dekan III FPP. “Dengan fasilitas yang terbatas, sangat sulit mengembangkan FPP ke depannya,” jelasnya, Jumat (10/2). Sementara itu, di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM), sudah timbul pertanyaan di kalangan aktivis organisasi mahasiswa, kapan sekretariat PKM segera dipindahkan ke gedung yang baru di depan Perpustakaan Terpadu Fakultas Ekonomi. Kondisi Gedung PKM lama sangat memprihatinkan. Jika hujan lebat datang, maka dapat dipastikan PKM dilanda banjir. Bahkan, ada beberapa sekreteriat yang digenangi oleh air hujan setinggi mata kaki, seperti Sekretariat BEM UNP dan minimarket Koperasi Mahasiswa. Salamuddin Ahmad Pohan, Ketua Unit Kegiatan Kesenian, ketika diwawancara Ganto, Selasa (21/2), berharap proses pembangunan proyek IDB dapat dipercepat agar kendala yang dialami mahasiswa tidak berlarut-larut. Alasan Perpanjangan Wa k t u Proyek pembangunan IDB resmi dimulai saat peletakan batu pertama oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Prof. Mohammad Nasir, Ph.D., Ak., di Lapangan Bola di depan Rektorat lama pada 6 Maret 2015 lalu. Di atas lokasi peletakan batu pertama tersebut sekarang sudah berdiri Gedung Rektorat dan Pusat Penelitian.

Selain gedung tersebut, ada tujuh gedung lain yang awalnya disetujui olehNasir, yaituAuditorium, Laboratorium Terpadu

Teknik, gedung perkuliahan terintegrasi A dan B, Gedung Pusat Pelatihan dan Profesionallisme Guru, Pusat Bisnis, dan Gedung PKM. UNP sendiri mulai mengajukan proposal kerja sama dengan IDB pada 2007. Namun, kerja sama antara kedua belah pihak baru terealisasi pada 2010. Proyek tersebut ditangani oleh PT Adhi Karya selaku kontraktor pemenang tender. Belakangan, proyek pembangunan IDB pun ditambah tiga gedung, yaitu Hospitality Center, Sport Sience Center, dan gedung perkuliahan terintegrasi C. Hos­ pitality Center rencananya dikelola oleh FPP, dan menjadi tempat praktik mahasiswa FPP. Gedung itu, persisnya lantai dua dan tiga, digunakan sebagai hotel sehingga menjadi tambahan pemasukan bagi UNP. Kemudian, Sport Sience Center berfungsi sebagai pusat kegiatan olahraga di UNP. “Karena kita bisa berhemat dari segi penggunaan dan tender, akhirnya diperbolehkan membangun tiga gedung baru sehingga totalnya sebelas,” jelas Afriva Khaidir, S.H., MAPA, Ph.D., selaku Sekretaris Proyek Peningkatan dan Rekrontruksi (PRP) UNP, Jumat (10/3). Semenjak disetujui Nasir pada Januari 2015, proyek pembangunan IDB ditargetkan selesai selama 365 hari kalender kerja. Tetapi, seiring waktu berlalu, pembangunan belum juga selesai. Bahkan, mengalami beberapa kali perpanjang waktu. Perpanjangan waktu yang pertama adalah 31 Juni 2016. Kemudian, diperpanjang lagi hingga akhir Desember 2016. Namun, sampai batas waktu yang telah ditetapkan, proyek tersebut belum juga selesai. Afriva menjelaskan bahwa perpanjangan waktu ini disebabkan oleh beberapa alasan. Pertama, adanya pembangunan tiga gedung baru. Kedua, proses perizinan peruntuhan bangunan lama UNP yang memakan waktu tidak sedikit. Untuk peruntuhan ini saja, PRP harus meminta izin terlebih dahulu ke

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional. Selain itu, pemilihan perusahaan untuk peruntuhan tersebut juga harus melalui tender. Dia menambahkan bahwa khusus untuk gedung perkuliahan terintegrasi A dan B, alasan lainnya adalah adanya pondasi sumuran yang tertanam di bawah lahan kedua gedung tersebut. Pondasi sumuran tersebut berasal dari persiapan untuk pembangunan bertingkat oleh Universitas Andalas sewaktu masih berlokasi di kampus UNP sekarang ini. Alhasil, untuk melanjutkan pembangunan proyek IDB, maka pondasi sumuran tersebut harus dibongkar terlebih dahulu. Sementara itu, saat ditemui di ruangannya, Kamis (23/2), Ganefri juga memberikan alasan lain. Kendala tersebut yaitu proses pembebasan lahan yang memakan waktu lama di pengadilan, serta adanya perubahan desain bangunan dari rencana awal. Yohan Fitriyadi selaku Humas PT Adhi Karya di UNP menjelaskan bahwa tidak ada unsur kelalaian dari PT Adhi Karya selaku kontraktor. Dia menjelaskan bahwa ada dua faktor yang menyebabkan proyek mengalami perpanjangan waktu. Pertama, faktor internal, adimistrasi yang masih terkendala. “Kami kesulitan, misalnya, dalam pembelian barang. Otomatis ditunggu dulu dari atasan bagaimana penanggulangannya,” ujarnya, Rabu (8/3). Kedua, faktor eksternal, cuaca yang tidak bersahabat. “Misalnya, dalam pengaspalan jalan. Jika hari hujan, akan sangat sulit melakukannya,” ujarnya. Pun, kata Ganefri, “Sebenarnya, tidak ada yang terlambat.” Total dana proyek IDB sebesar 36 juta USD, dan dana tersebut berupa pinjaman multiyears. Menurut penjelasan Afriva, pinjaman mulitiyears merupakan kontrak yang pelaksanaan pengerjaannya mengikat dana anggaran lebih dari satu tahun.

Meski demikian, batas akhir pencairan dana dari IDB yaitu Juni 2017. Jika lewat dari waktu tersebut, maka dana tidak akan bisa dicairkan lagi. Oleh karena itu, UNP pun menyepakati batas kontrak dengan PT Adhi Karya. Untuk proyek pembangunan delapan gedung, kontrak telah habis pada 28 Februari 2017 lalu, sedangkan untuk proyek tambahan pembangunan tiga gedung, kontrak akan habis 28 Maret mendatang. Jika belum selesai juga, maka PT Adhi Karya akan dijatuhi sanksi berupa denda. “Angkanya masih belum pasti,” kata Ganefri. Menanggapi hal itu, Yohan mengatakan bahwa pihak PT Adhi Karya menerima sanksi yang diberikan oleh UNP nantinya jika memang ada keterlambatan dari pihak PT Adhi Karya. “Jadi, apa pun keputusannya nanti, pihak kami hanya menunggu dari UNP,” jelasnya. Penyerahan Pihak PT Adhi Karya akan melakukan penyerahan sebelas gedung yang telah selesai pada akhir Maret ini. Gedung-gedung tersebut akan bisa ditempati pada April mendatang. Meski demikian, UNP harus melengkapi fasilitas, seperti kursi, meja, dan pendingin ruangan yang tidak termasuk kerja sama UNP dengan IDB, “Ada dua gedung yang fasilitasnya ditaggung IDB, yaitu Rektorat dan Auditorium. Gedung yang lain, kata Pak Rektor, kita menggunakan APBN,” ujar Afriva. Ganefri pun juga menyampaikan bahwa untuk pengadaan properti, sistemnya sama dengan proyek pembangunan gedung. UNP mengusulkan apa-apa saja yang akan dibeli, sedangkan yang memutuskan besar dana untuk pembelian tersebut adalah pihak IDB. “Kira-kira dananya sekitar 30 miliar,” ujarnya. Reporter: Debi, Eka, Fauziah, Maida, Nadila, Putri, Tivani, Wildan


LAPORAN

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

5 eskavator, buldozer, dan tendem roller juga telah diturunkan. “Pembangunan jalan tersebut, seperti yang Anda lihat, sedang dikerjakan,” ujar Afriva saat ditemui di ruangannya, Jumat (10/3). Ia menjelaskan bahwa pohon-pohon, di depan FT ditebang karena mengganggu pembangunan jalan. Pohon-pohon tersebut akan ditanam kembali, tetapi tidak menggunakan dana IDB.

Membuat Trotoar: Para pekerja sedang membuat trotoar jalan di depan Auditorium UNP, Sabtu (11/3). Trotoar tersebut berada di salah satu ruas jalan yang dibangun menggunakan dana IDB. Menurut Afriva Khaidir, S.H., MAPA, Ph.D. selaku Sekretaris PRP UNP, ada lima ruas jalan yang dibangun dengan menggunakan dana IDB. Salah satunya adalah jalan utama dari gerbang UNP sampai ke rumah dinas rektor. f/Wildan

Infrastruktur Pendukung Ditingkatkan Pembangunan juga dilengkapi infrastruktur pendukung, seperti jalan, tempat parkir, taman, dan penerangan. Seperti apa? Oleh Debi Gunawan dan Fakhruddin Arrazzi

S

ebelas gedung proyek pembangunan Islamic Development Bank (IDB) telah berada dalam tahap penyelesaian. Agar gedung-gedung tersebut dapat ditempati dengan aman dan nyaman, maka diperlukan infrastruktur pendukung. Sivitas akademika UNP pun menyambut positif pembangunan infrastruktur pendukung tersebut. Sisca Putri Utami, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Tata Boga TM 2014, misalnya. Ia mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur pendukung yang nampak pengerjaanya oleh UNP adalah jalan. Hal tersebut bagus karena jalan sangat dibutuhkan untuk memudahkan akses, baik ke dalam

maupun ke luar kampus. Di depan Fakultas Teknik (FT), jalan yang sebelumnya hanya satu ruas, sekarang sudah diperlebar dan dibuat menjadi dua arah. Namun, Sisca menyayangkan adanya penebangan pohon di kiri-kanan bahu jalan akibat pelebaran jalan tersebut. “Harapannya, pohonpohon tersebut ditanam kembali,” ujarnya, Rabu (22/2). Leni Marlena, S.S., M.A., seorang dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, juga menyampaikan beberapa masukan. Dia menyarankan agar ruas jalan yang dibangun hendaknya juga dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas. Itu berfungsi untuk menghindari terjadinya kecelakaan, juga memberikan kenyamanan kepada pejalan kaki. Selain itu, ruas jalan yang dibangun hendaknya dilengkapi juga de-

ngan jalur khusus sepeda. “Mahasiswa banyak yang memiliki sepeda. Dengan tidak adanya jalur sepeda, mahasiswa tersebut takut untuk membawa sepeda ke kampus,” ungkapnya, Senin (13/2). Afriva Khaidir, S.H., MAPA, Ph.D., selaku Sekretaris Proyek Peningkatan dan Rekrontruksi (PRP) Universitas Negeri Padang (UNP) menjelaskan bahwa ada lima ruas jalan yang dibangun dengan dana IDB. Lima ruas jalan tersebut, yaitu jalan utama dari gerbang UNP sampai ke rumah rektor UNP, jalan dari gerbang dua sampai ke Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa, jalan di depan Rektorat lama yang sekarang sudah menjadi Gedung ITC Center, jalan di samping Masjid Al Azhar ke arah Poliklinik UNP, dan jalan di depan Laboratorium Terpadu Teknik. Alat-alat berat pun, seperti

15 Miliar untuk Pembangunan Nonfisik Proyek pembangunan IDB bukan hanya sebatas pembangunan fisik berupa sebelas gedung dan infrastruktur pendukung, tapi juga pembangunan nonfisik berupa pengembangan staf dan kurikulum. Sayang, sudah berakhir sejak 2015 lalu. Oleh Debi Gunawan dan Fakhruddin Arrazzi

A

friva Khaidir, S.H., MAPA, Ph.D., selaku Sekretaris Proyek Peningkatan dan Rekonstruksi Universitas Negeri Padang (UNP) menjelaskan bahwa pembangunan nonfisik bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia UNP. Dengan total dana 15 miliyar rupiah, pembangunan nonfisik ini dibagi menjadi dua macam, yaitu pe-

ngembangan staf dan kurikulum. Pengembangan staf merupakan upaya peningkatan mutu staf UNP dengan mengadakan berbagai kegiatan, seperti pengiriman 23 dosen ke Deakin University dan Huazhong Normal University untuk mengikuti pelatihan metodologi penelitian demi persiapan kuliah S3. Ada juga pengiriman 23 dosen dan 3 teknisi ke Institut Teknologi Bandung dan Nanyang

Polytechnic Singapura untuk mengikuti pelatihan manajemen pengajaran berbasis e­learning. Selain itu, 20 asisten laboratorium terlatih dan bersertifikat keahlian. Bukan hanya pengiriman dosen, pengembangan staf juga berupa pelatihan dan lokakarya. Tercatat, beberapa lokakarya yang pernah diadakan UNP adalah lokakarya sistem manajemen pembelajaran, penulisan jurnal, pengelola jurnal, peningkatan kemampuan tenaga kependidikan, dan peningkatan kualitas publikasi ilmiah elektronik. Sementara itu, untuk pengembangan kurikulum, lanjut Afriva, telah diadakan rekontruksi kurikulum melalui berbagai pelatihan dan lokakarya di setiap fakultas. Ia juga menambahkan bahwa narasumber untuk pela-

Bukan Gedung, Tapi Pelataran Selain jalan, tempat parkir juga menjadi permasalahan tersendiri bagi UNP. Sivitas akademika UNP juga mengeluhkan keadaan tempat parkir di UNP yang tidak memadai. Awalnya, santer terdengar bahwa tempat parkir yang akan dibangun berupa gedung. Tetapi, setelah ditanyakan kembali kepada Afriva, ternyata tempat parkir yang dibangun hanya berupa pelataran parkir. “Memang, pada mulanya, ada rencana untuk membangun tempat parkir berupa gedung. Namun, setelah diusulkan ke pihak IDB, pembangunan tempat parkir tersebut tidak dizinkan. Pihak IDB beralasan bahwa pembangunan gedung parkir itu tidak berkaitan dengan proses pembelajaran. Semua gedung yang dibangun pakai dana IDB harus berkaitan dengan PBM,” jelas Afriva. Adio Genta Maulana, Mahasiswa Kepelatihan Olahraga TM 2016 memberikan tanggapannya. Ia mengatakan bahwa tempat parkir di UNP yang hanya berupa pelataran sangat rawan dengan aksi pencurian. Menurut pengalamannya, kerap terjadi mahasiswa kehilangan motor atau helm di pelataran parkir. “Sebagusnya gedung. Jadi, lebih aman,” katanya, Senin (6/3). Taman dan Penerangan Selain jalan dan pelataran parkir, infrastruktur pendukung yang dibangun dengan menggunakan proyek pembangunan IDB adalah taman dan penerangan. Afriva menjelaskan bahwa semua gedung yang termasuk ke dalam megaproyek IDB akan diberi taman berupa penanaman rumput dan bunga-bunga. Sementara, untuk penerangan, ada 60 titik penerangan yang akan ditambah di UNP. Selain itu, untuk persiapan apabila terjadi pemadaman

tihan-pelatihan dan lokakarya tersebut didatangkan dari Jakarta sehingga kurikulum UNP sudah menyesuaikan dengan kurikulum berbasis kompetensi. Afriva mengatakan dengan pengembangan kurikulum tersebut, telah dilakukan rekontruksi mulai dari silabus sampai ke bahan ajar sebanyak 1.700 mata kuliah. “Sekitar 70% persen mata kuliah di UNP sudah di rekontruksi oleh dana IDB,” terangnya, Senin (6/2). Mengenai pengembangan staf dan pengembangan kurikulum, Afriva menyampaikan bahwa program tersebut tidak dapat mengajukan perpanjangan waktu. “Sudah berakhir 2015, makanya banyak yang tidak tahu,” ungkapnya Jumat (10/3). Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Prof. Dr. M. Zaim, M. Hum., sangat mengapresiasi pembangunan nonfisik tersebut. Dengan diadakannya berbagai kegiatan untuk pengembangan staf dan kurikulum, kualitas dosen

listrik oleh Pembangkit Listrik Negara, maka dibeli trafo “Lampulampu yang akan kita gunakan, yaitu lampu yang memanfaatkan tenaga surya,” ungkapnya. Pembangunan taman sangat diapresiasi oleh sivitas akademika UNP. “Taman terbuka merupakan sesuatu hal yang penting, karena mahasiswa juga butuh penyegaran setelah belajar di ruangan kelas yang monoton,” ujar Putri Istiqomah, Mahasiswa Prodi Sastra Inggris TM 2014, Selasa (7/3). Tingkatkan Sosialisasi Radilla Marliani Mahasiswa Program Studi Administrasi Pendididakan TM 2013 menyayangkan kurangnya sosialisai pembangunan mega proyek IDB UNP. Ia mengaku hanya mengetahui bahwa di UNP sedang ada pembangunan. Namun, ia tidak mengetahui bahwa bangunan tersebut merupakan proyek kerja sama UNP dengan IDB. Ia menambahkan kekurangan informasi mengenai pembangunan IDB tersebut menyebabkan mahasiswa tidak bisa ikut andil memantau pelaksanaan proyek tersebut. “Seharusnya, UNP bisa memberikan informasi melalui situs UNP sehingga mahasiswa juga tahu perkembangannya,” tuturnya. Menanggapi hal tersebut, Afriva mengatakan bahwa pihak IDB UNP telah melakukan sosialisasi. Perkembangan proyek pembangunan IDB disampaikan pada rapat rutin petinggi UNP, termasuk pimpinan fakultas. Ia mengatakan bahwa pimpinan fakultas yang membantu mensosialisasikannya ke fakultas masing-masing. Selain itu, menurut Afriva, media pers pun juga ikut mensosialisasikan pembangunan IDB UNP. “Hal ini dilakukan agar transparan,” ujarnya. Rektor UNP, Prof. Ganefri, P. hD., membenarkan bahwa dana untuk pembangunan fasilitas seperti jalan, taman, penerangan menggunakan dana proyek IDB. Ia juga menambahkan, bahwa untuk pembangunan fasilitas infrastruktur pendukung tersebut menghabiskan total dana 19 miliyar rupiah. “Bisa Anda lihat jalan kita sedang dibangun,” ujarnya, Kamis (23/2). Reporter: Debi, Dwi, Eka, Fauziah, Nadilla, Rasyd

UNP pun juga semakin meningkat. “Dapat dikatakan salah satu yang mendorong UNP mendapat akreditasi A adalah program pembangunan IDB baik fisik dan nonfisik,” ungkapnya, Selasa (21/2). Rahmatul Fathan, Mahasiswa D3 Teknik Otomotif TM 2015, menyampaikan bahwa dengan pembangunan nonfisik IDB UNP, kualitas pembelajaran dan kualitas dosen menjadi lebih baik. Selain itu, ia juga mengatakan dengan pembangunan nonfisik tersebut sekarang bahan ajar dan silabus yang diberikan dosen kepada mahasiswa lebih berkualitas. “Saya sebagai mahasiswa sangat merasakan manfaat itu,” ujarnya, Sabtu (18/3). Rahmatul juga menyayangkan berhentinya pembangunan nonfisik pada 2015 lalu. Ia berharap jika dana pembangunan fisik berlebih, maka sebaiknya digunakan untuk melanjutkan pembangunan nonfisik. Reporter: Debi, Hamid, Na d i l l a


LAPORAN

6

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

Pembangunan IDB adalah sebuah megaproyek. Bagaimana tidak! Ada sebelas gedung yang dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan sumber daya UNP ke depan. Kesebelas gedung tersebut, yaitu Rektorat dan Pusat Penelitian, Auditorium, Laboratorium Terpadu Teknik, gedung perkuliahan terintegrasi A, B, dan C, Pusat Pelatihan dan Profesionalisme Guru, Pusat Bisnis, Gedung PKM, Hospitality Center, dan Sport Sience Cen­ ter. Total dana untuk pembangunan tersebut yaitu sekitar 259 miliar. Penyerahan akan dilakukan pihak PT Adhi Karya ke pihak IDB UNP pada April 2017 mendatang. Berikut adalah profil kesebelas gedung tersebut.

Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Fauziah Safitri

WAWANCARA KHUSUS

Ganefri: Sebenarnya, Tidak Ada yang Terlambat Awalnya, proyek ini ditargetkan selesai 365 hari kalender. Meski demikian, proyek tersebut sudah beberapa kali mengalami perpanjangan waktu. Dalam wawancara dengan Yulia Eka Sari dan Ermiati Harahap dari Ganto, Ganefri membahas berbagai hal, antara lain penggunaan dana proyek, alasan perpanjangan waktu, dan batas waktu selesainya kontrak pembangunan. Prof. Ganefri, Ph.D. Universitas Negeri Padang (UNP) mulai mengajukan proposal kerja sama pembangunan dengan Islamic Dinamic Bank (IDB) pada 2007. Namun, kerja sama antara kedua pihak baru terealisasi pada 2010. “Pada waktu itu, IDB telah membantu UPI Bandung dan UNJ. Dari situ kita belajar bagaimana cara mendapatkan pinjaman. Kita mulai membuat studi kelayakan dan mencari dukungan banyak pihak,” ujar Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., saat ditemui di ruangannya, Kamis (23/2). Proyek pembangunan IDB pun resmi dimulai lewat peletakan batu pertama oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Prof. Mohammad Nasir, Ph.D., Ak., pada 6 Maret 2015.

Berapa total dana yang dipinjamkan IDB kepada UNP? Total dananya 36 juta USD. Itu sudah termasuk pembangunan fisik maupun nonfisik. Berapa total dana yang dihabiskan untuk membangun delapan gedung pertama dan berapa sisanya untuk pembangunan tiga gedung terakhir? Untuk delapan gedung awal itu sekitas 180 M, sedangkan tiga gedung lainnya, lebih kurang 79 M. Bagaimana untuk pembayaran nantinya? Untuk pembayaran, negaralah yang akan menggantinya. Karena negara yang minjam, tidak ada sangkut pautnya dengan UNP. Selain pembangunan sebelas gedung, bagaimana dengan pe-

ngadaan fasilitas pendukung? Untuk pembangunan itu, seperti jalan, taman dan lainnya sudah mulai dibangun. Bisa Anda lihat jalan kita sedang dibangun. Kurang lebih 19 M, itu masuk ke 180 M tadi. Terkait keterlambatan pembangunan IDB di UNP, apa penyebabnya? Sebenarnya, tidak ada yang terlambat. Ini kan pinjamannya multiyears. Jadi, tidak ada masalah. Cuma, beberapa kali sempat terjadi penundaan karena keterlambatan dalam proses-proses untuk mendapatkan persetujuan IDB. Jadi, setiap keputusan yang diambil, baik terkait dengan penandatangan kontrak, harus ada persetujuan dari IDB. Jadi, siapa yang memenangkan kontrak, itu IDB yang menentukan. Kita hanya mengusulkan. Begitupun dengan lainnya. Nanti, IDB yang akan memutuskan. Nah, untuk pengurusan hal itulah banyak menghabiskan waktu. Apakah ada sanksi untuk kontraktor yang mengerjakan proyek IDB UNP karena keterlambatan tersebut? Oh, ya! Ada sanksilah, yaitu didenda. Untuk angkanya masih belum jelas karena sebenarnya kontrak mereka belum habis. Mereka juga dapat mengajukan

, ‘

Sebenarnya, tidak ada yang terlambat. Ini kan pinjamannya multiyears .... Jadi, setiap keputusan yang diambil, baik terkait dengan penandatangan kontrak, harus ada persetujuan dari IDB

banding terkait denda nantinya. Kapan pembangunan akan selesai? Masa kontrak untuk pembangunan delapan gedung habisnya 28 Februari. Sementara, tiga gedung baru diperpanjang hingga 28 Maret. Pembayaran dari IDB pun diperpanjang hingga 30 Juni. Pengunduran tersebut terkait dengan beberapa alasan, pertama, pembebasan lahan. Anda lihat rumah-rumah ini yang diruntuhkan itu lama prosesnya di pengadilan. Selain terkait pembebasan lahan, ada beberapa hal yang diubah, misalnya bentuk dan desain dari bangunan. Alasan tersebut masih berada dalam koridor yang ada sehingga kontraknya diterima perpanjangannya.

Bagaimana proses pengadaan properti yang akan digunakan dalam gedung tersebut ? Pengadaan properti sudah dimulai. Uangnya berada di luar 180 M tadi. Untuk peralatan itu sekitar 30 M. Untuk pengadaan barang, nanti sistemnya sama dengan sebelumnya di mana kita hanya mengusulkan akan membeli apa dan di mana, sedangkan keputusannya berada pada IDB. Apa harapan Anda, mengenai pembangunan IDB ini? Kita ingin UNP menjadi kampus yang bertaraf internasional dan sekarang Anda lihat UNP akreditasinya sudah A. Jadi, satu tahap telah kita lalui, tinggal kita melangkah untuk berikutnya. Masuk kampus ini akan semakin ketat. Sekarang banyak kehilangan-kehilangan kendaraan. Jadi, besok akan ditertibkan lagi. Kalau sekarang memang kita sedang membangun. Besok tidak bisa lagi. Kita akan sediakan fasilitas bagi mahasiswa berupa mobil keliling kampus. Itu gratis mahasiswa membayar satu kali selama enam bulan. Mahasiswa yang datang ke UNP itu tidak membawa kendaraan. Jadi, kita sediakan sekarang kendaraan mobil untuk mereka.


LAPORAN

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

7

ARTIKEL

Catatan UNP di Tahun 2020 Fakhruddin Arrazzi*

Pada tahun 2020, Universitas Negeri Padang (UNP) diperkirakan akan mampu menerima 50.000 mahasiswa. Hal ini dikarenakan telah selesainya proyek pembangunan Islamic Development Bank (IDB) yang menelan biaya 36 juta USD. Dengan jumlah mahasiswa yang sangat fantastis tersebut, Anda tentu bisa membayangkan seberapa sibuk dan padatnya UNP di tahun tersebut. Sebuah pertanyaan yang mungkin melintas di benak kita, akankah UNP bisa menjadi kampus yang unggul ke depannya, baik lokal, nasional, maupun mancanegara? Ada sebelas gedung yang dibangun dari pinjaman dana IDB. Kesebelas gedung yang dikategorikan sebagai pembangunan fisik tersebut, yaitu Auditorium, Pusat Bisnis, Laboratorium Pusat Pelatihan Profesionalisme Guru, Laboratorium Terpadu Teknik, Rektorat, Ruangan Kuliah Terpadu A dan B, Pusat Kegiatan Mahasiswa, dan sebagainya. Pada April 2017 mendatang, akan ada penyerahan gedung hasil proyek pembangunan IDB dari pihak PT Adhi Karya selaku kontraktor kepada UNP. Kita tunggu saja! Selain pembangunan fisik tersebut, ada juga pembangunan nonfisik berupa pengembangan kurikulum dan pengembangan staf. Pengembangan staf seperti pemberian beasiswa kepada dosen untuk mengikuti perkuliahan di luar negeri, sedangkan pengembangan kurikulum se-

perti pengadaan berbagai pelatihan rekonstruksi kurikulum pada setiap fakultas di UNP. Pembangunan nonfisik ini sangat bagus sekali untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia UNP. Sayangnya, pembangunan ini sudah selesai pada 2015 yang lalu. Penyebabnya, dana untuk itu sudah habis. Saya sendiri berharap, jika seandainya dana pembangunan fisik UNP berlebih, maka lebih baik dialihkan saja ke pembangunan nonfisik. Tidak lengkap rasanya jika pembangunan proyek IDB tidak diikuti dengan pembangunan fasilitas pendukung. Oleh karena itu, sebagaimana yang telah kita lihat, telah dibangun pula jalan-jalan, taman, lampu penerangan, tempat parkir, dan sebagainya. Semuanya bagus. Sayangnya, untuk tempat parkir, seperti yang disampaikan Afriva Khaidir, S.H., MAPA, Ph.D. selaku Sekretaris Proyek Peningkatan dan Rekrontruksi UNP, tempat parkir yang dibangun hanya berupa pelataran parkir pada beberapa titik kawasan di UNP. Hal ini tentu amat d is ayangk an . Seharusnya, bukan pelataran parkir yang dibangun, tapi gedung parkir. Pelataran itu, menurut saya, kurang aman. Di pelataran parkir Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam (FMIPA) saja, teman saya pernah kehilangan motor. Selain itu, parkiran di UNP ini juga semrawut. Kita tentu tidak menginginkan pada tahun 2020, UNP padat dengan kendaraan, tidak ada lagi ruang gerak untuk pejalan kaki. Untuk itu harus ada antisipasi

i s: af Gr

uz Fa

h ia

r fi t Sa

mulai saat ini. Tentu saja solusinya dengan membangun gedung parkir. Untuk infrastruktur tambahan, UNP juga harus memperbaiki saluran air. Sebab, sebagaimana jamaknya diketahui, jika hujan lebat, maka dapat dipastikan UNP pasti akan dilanda banjir. Lokasi paling parah yang

i

menurut saya diserang banjir apabila hujan lebat datang adalah jalan di depan Perpustakaan Pusat dan FMIPA. Banjir bahkan sampai mencapai lutut orang dewasa. Ganto pun sudah beberapa kali mengangkat berita tentang banjir ini. Ketika dikonfirmasi ke pihak birokrat, alasan mereka adalah UNP sedang dalam tahap pembangunan. Sekarang, ketika pembangunan sampai selesai, UNP masih tetap saja dilanda banjir. Apakah di tahun 2020, UNP masih akan seperti itu? Semua pembangunan ini juga harus diikuti dengan penambahan jumlah dosen, pegawai, tenaga keamanan, dan sebagainya. Untuk penambahan dosen, misalnya. UNP telah melakukan penerimaan dosen pada tahun ini. Tujuannya untuk meningkatkan kuantitas dosen di UNP. Pembelajaran seperti berlayar ke horizon. Maksud saya, dengan semua pembangunan ini, dosen harus meningkatkan kualitas proses pembelajaran kepada mahasiswa. Jangan sampai ada lagi dosen yang dalam satu semester hanya tiga kali masuk kelas untuk mengajar. Saya sendiri

pernah menemukan hal yang demikian. Alasan dosen tersebut yaitu sibuk karena harus mengikuti penelitian dan pengabdian m as y a r ak at . Dengan adanya pembangunan IDB saat ini, perilaku dosendosen UNP diharapkan dapat terkontrol. Tujuannya agar semua pembangunan tidak menjadi sia-sia. Buat apa punya infrastruktur bagus, tapi mutu pendidikan di perguruan tinggi yang bersangkutan masih “abalabal” . Sudah saatnya dosen-dosen mulai sekarang menjalankan tugas utamanya, yakni mengajar mahasiswa dengan sungguh-sungguh. Selain itu, jika ingin kampus kita tambah maju, dosen pembimbing jangan pernah mempersulit mahasiswa dalam penyelesaian tugas akhir. Di ruang kelas, dosen harus membiasakan mahasiswa menggunakan jurnal sebagai sumber utama referensi perkuliahannya. Artinya, pembelajaran jangan hanya menggunakan buku-buku teks! Sebab, informasi dan pengetahuan terbaru terdapat di dalam jurnal. Jika dosen tidak membiasakan mahasiswanya untuk menggunakan jurnal, maka mahasiswa akan ketinggalan. Hal ini sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., dalam beberapa kesempatan. *Pemimpin Redaksi Surat Kabar Kampus Ganto

ARTIKEL APA KATA MEREKA

Mahasiswa Terdampak Sebagai mahasiswa, saya tidak mengetahui apa yang menyebabkan keterlambatan penyelesaian pembangunan UNP. Hanya saja, keterlambatan ini tentu berdampak besar bagi kami, khususnya mahasiswa FIS. Saat ini, tak hanya di SMK Pembangunan, proses perkuliahan saya juga berlangsung di Gedung FIS lama, tepatnya di ruangan lantai 3. Ruangan yang sebenarnya bukan tempat kuliah tersebut tidak mampu menampung kapasitas kami yang banyak. Ujung-ujungnya karena tidak memungkinkan, jadwal perkuliahan pun terpaksa diundur, atau kami dipindahkan ke taman FIS. Ini tentu bukan solusi yang baik karena selain di taman tidak ada papan tulis, tentu belajar di sana tidak mendukung keefektifan dalam proses pembelajaran. Harapannya, pembangunan UNP segera selesai dan pemanfaatan gedung nantinya jangan sampai dialihfungsikan. Selain itu, alangkah baiknya jika dilakukan penghijauan di pelataran ged u ng- gedu n g baru sehingga UNP menjadi tidak gersang. Yulia Nanda Mahasiswa Geografi TM 15

Berharap Setahun Lalu Dengan adanya pembangunan gedung di UNP, sejak setahun yang lalu, kami berharap bisa memiliki ruangan. Selama ini, UKBA sering terkendala kesulitan mengumpulkan anggota untuk latihan ataupun rapat karena belum adanya sekretariat. Alternatif sederhananya, berkumpul sering dilakukan di tempat-tempat yang memungkinkan seperti di Pendopo. Namun, tempat tersebut kurang kondusif untuk berlatih . Saya kembali berharap supaya pembangunannya bisa segera diselesaikan. Semoga, dengan adanya pembangunan gedung ini, kegiatan-kegiatan mahasiswa diharapkan bisa terlaksana dengan baik. Contohnya, UKM sering kesulitan mencari ruangan untuk mengadakan acara, maka Auditorium bisa memfasilitasi. Selain itu, dengan akreditasi UNP yang A, semoga penyelesaian gedung bisa mengimbangi pencapaian tersebut.

Annisa Adelina Fajri Ketua Unit Kegiatan Bahasa Asing Periode 2016

Berpikir ke Depan Salah satu peraturan dalam pelaksanaan proyek adalah kontrak yang menjadi acuan pelaksana proyek dalam bekerja. Kontrak tersebut berisi syarat administrasi, teknis pelaksanaan, dan waktu pelaksanaan pekerjaan. Misalnya, tahun pertama sampai di mana pekerjaannya. Jika tidak selesai sesuai dengan kontrak, maka berlakulah adendum. Adendum merupakan kesepakatan antara kedua belah pihak apabila ada sesuatu yang mengakibatkan proyek tidak memungkinkan selesai sesuai target. Kemungkinan besar, keterlambatan penyelesaian pembangunan UNP mengacu pada hal tersebut. Prediksi saya, kalau sudah sesuai dengan kontrak berarti proyek itu sudah selesai, namun kalau tidak sesuai dengan kontrak mungkin ada hal-hal yang perlu dibenahi. Harapan saya, proyek itu bisa segera selesai hingga dapat dimanfaatkan sivitas akademika UNP semaksimal mungkin. Selain itu, nantinya peruntukkan masing-masing gedung juga harus jelas. Jika berpikir jauh ke depan, dengan selesainya megaproyek ini, saya berharap visi dan misi UNP dapat terealisasi.

Drs. Irsyad M.Pd Dosen Administrasi Pendidikan FIP


KONSULTASI

8 KONSULTASI AGAMA

KONSULTASI PSIKOLOGI

Candu Medsos

Jika Anda mengalami masalah agama, psikologi, atau kesehatan, silakan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik ini ke e-mail Ganto, redaksiganto@gmail.com atau Gedung PKM UNP Ruang G65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.

Bagaimana Cara Kita Memuliakan Ulama?

Diasuh oleh Dr. Ahmad Kosasih, M.A. Pada dasarnya, ulama memiliki pengetahuan mengenai agama Islam. Mereka berjuang memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai persoalan agama agar msyarakat bisa hidup indah dalam hablumminallah dan hamblumminannas. Permasalahannya adalah, belakangan ini, marak pemberitaan di media masa bahwa si A telah menghina ulama. Sebenarnya, apa kategori seorang menghina ulama? Bagaimana cara kita, umat Islam, memuliakan ulama? Terima kasih. Alfendri Mahasiswa Jurusan Biologi TM 2014 Ulama memilki kedudukan serta peranan sangat penting di dalam masyarakat, terutama masyarakat muslim. Di dalam Alquran, kata ulama ditemukan pada dua tempat terpisah. Pertama, dalam surat Fathir ayat 28 yang menyebutkan: “Sesungguhnya orang yang tunduk kepada Allah hanyalah ulama”. Bila dihubungkan dengan ayat sebelumnya (ayat 27), pengertian ulama pada ayat tersebut lebih kepada orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang ilmu-ilmu kealaman (kauniyat). Kedua, dalam surat Al Syu’ara ayat 196197 disebutkan: “Dan sesungguhnya Alquran itu benar­ benar (tersebut) dalam kitab­kitab orang yang terdahulu. Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya?”. Bila dicoba menggabungkan pengertian dikandung kedua ayat tersebut terlihat bahwa ulama itu adalah orang-orang yang memiliki ilmu, baik ilmu keislaman maupun ilmu pengetahuan lainnya, yang dengan pengetahuannya itu dapat mengantarkannya kepada rasa takut/tunduk (khasyyah) kepada Allah Swt. Fungsi ulama sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Tirmidzi adalah pewaris para nabi. Tugas nabi seperti diketahui dari banyak ayat-ayat Alquran adalah: (1) tabligh, yaitu menyampaikan ajaran agama Allah (Q.S. Al-Maidah: 67); (2) tabsyir dan tanzir, yaitu memberikan kabar gembira dan peringatan (Q.S. AnNisa: 165); (3) tabyin, yaitu memberikan penjelasan kepada umat tentang hukum (Q.S. Al-Thalaq: 11); (4) tahkim, yaitu memberikan/menetapkan keputusan hukum (Q.S. Al-Baqarah: 213); dan (5) uswah, yaitu memberikan ketauladanan (Q.S. Al-Ahzab: 21). Begitu pentingnya keberadaan serta peran ulama, sudah seharusnya umat menghormati ulama. Cara menghormati ulama bukanlah dengan menyanjung atau mengkultuskannya melainkan menempatkannya pada posisi terhormat dalam masyarakat. Nasihatnasihatnya mari kita dengar dan amalkan. Fatwafatwanya kita hormati meskipun mungkin kita tidak setuju. Berikanlah ruang atau kesempatan kepada ulama berkiprah sesuai bidangnya. Jangan menistakan ulama, melecehkan fatwafatwanya, karena fatwa ulama apalagi MUI itu diputuskan melalui ijtihad berdasarkan ilmu mendalam dan dengan mempertimbangkan berbagai hal. Karena itu, tidak mudah membatalkannya, apalagi oleh orang-orang yang tidak memiliki kualifikasi keilmuan serta kompetensi tentang hal itu. Hindari perbuatan adu domba antarsesama ulama ketika berbeda pendapat. Apalagi “mengkriminalisasi” ulama untuk kepentingan politik tertentu.

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

Diasuh oleh Dr. Afdal, M.Pd., Kons. Saya merupakan penguna sekaligus penimat media sosial, seperti Facebook, Twitter, Line, BBM, Instagram, dan sebagainya. Saya menikmatinya lewat bantuan android saya, baik itu di rumah, di jalan, maupun di kampus. Saya tidak dapat menghitung dengan pasti seberapa lama saya menghabiskan waktu saya bermain medsos. Berselancar di dunia maya seolah telah menjadi hobi saya. Saya pernah mencoba membatasi diri saya dengan hanya bermain medsos lima belas menit sehari, tapi tetap tidak bisa. Ini sangat mengganggu saya. Bagaimana cara menghilangkan kecanduan medsos? Menurut Bapak, berapa waktu normal seseorang dikatakan tidak candu itu? Mahasiswa UNP Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini banyak menimbulkan efek terhadap kehidupan manusia. Kita tahu bahwasanya efek positif penggunaan teknologi akan membantu kehidupan manusia untuk menjadi lebih baik. Bagi mahasiswa, perkembangan tek-

nologi informasi, dalam hal ini medsos, tentunya membantu dalam memenuhi tugas-tugas perkuliahan, hubungan sosial dengan rekan, dan menggali informasi yang lebih luas berkenaan dengan trend. Akan menjadi masalah jika medsos digunakan secara berlebihan sehingga menimbulkan efek “kecanduan”. Istilah “kecanduan” awalnya banyak digunakan hanya pada kondisi-kondisi medis, seperti kecanduan narkoba. Akan tetapi, saat ini, istilah “kecanduan” juga digunakan terhadap individu-individu yang memiliki, bukan hanya ketergantungan fisik, tetapi juga ketergantungan psikologis terhadap suatu hal. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu-individu yang mengalami kecanduan menyadari hal-hal yang terjadi pada dirinya. Akan tetapi, mereka cenderung mengabaikan dampak negatif tersebut dengan berbagai pembenaran yang dilogikakan. Individu yang mengalami kecanduan cenderung juga mengatakan kepada dirinya, “Kalau saya tidak melakukan hal dicandukan, rasanya hidup saya kurang lengkap dan sebagainya”. Dilihat dari permasalahan Anda, saya dapat menyimpulkan bahwa penggunaan medsos yang ada saat ini masih merupakan hobi/kecenderungan melakukan kegiatan yang disenangi. Hobi ini tentunya akan bisa menjadi kecanduan kalau ternyata waktu penggunaan medsos tidak dikelola secara baik. Beberapa tanda bisa Anda jadikan sebagai ciri adanya kencanduan

adalah sebagai berikut: (1) selalu memeriksa ponsel setiap beberapa menit untuk memastikan ada/ tidaknya notifikasi pesan/status; (2) merasa dunia tidak berarti apabila tidak dapat mengakses medsos; (3) benar-benar mengumumkan kepada semua orang melalui medsos terhadap apa yang Anda lakukan setiap hari bahkan setiap jamnya; (4) selalu tag teman pada foto yang ada; (5) meyakini bahwa hidup lebih berarti di medsos daripada kondisi sebenarnya; (6) merasa panik jika tidak bisa meng-upload gambar yang mau dibagikan; (7) dan berbagai ciri lainnya menunjukkan medsos menjadi hal yang lebih penting dari jenis hubungan sosial melalui media lainnya. Hal-hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kecanduan medsos adalah (1) yakinkan dalam hati bahwasanya medsos untuk membantu manusia dalam berkomunikasi; (2) atur waktu penggunaan, seperti hanya di kampus, sewaktu istirahat kuliah, dan sebagainya; (3) lakukan hal-hal bermanfaat daripada hanya sekedar membuka like status orang lain; (4) Anda harus keluar dari dunia online menuju dunia pertemanan yang sesungguhnya memiliki pembelajaran langsung terhadap kepekaan sosial; (5) sekali-kali gunakan teknologi primitif, seperti pesan berantai antarteman atau menelpon secara langsung; (6) menghapus koneksi ke medsos. Tentunya, hal terakhir dilakukan jika aplikasi medsos benar-benar mengganggu Anda.

KONSULTASI KESEHATAN

Menghilangkan Bekas Luka yang Menghitam

Diasuh oleh dr. Pudia M. Indika, M.Kes. Saya pernah kecelakaan dan terjatuh dari motor sehingga mengalami luka di kaki. Luka tersebut terlihat seperti luka bakar yang tidak kunjung sembuh sampai sekarang. Padahal, saya sudah memeriksakannya ke dokter dan sudah dua kali pula ganti obat. Setelah luka saya kering, dokter menyuruh saya beli obat salaf untuk menghilangkan bekas luka. Awalnya, saya rajin memakainya. Namun belakangan tidak lagi. Sekarang bekas luka saya menghitam. Bagaimana cara menghilangkannya, Pak? Yatri Utami Mahasiswa PLB Bekas luka menimbulkan jejak pada kulit dalam istilah medis disebut dengan scar atau jaringan sikatrik. Bagi kaum hawa, jaringan sikatrik pada daerah-daerah tubuh terbuka akan menimbulkan kegelisahan sehingga cenderung untuk mengobatinya dengan mitos-mitos yang berada di tengah masyarakat. Hal ini terkadang bisa membuat luka

baru di sekitar jaringan sikatrik yang telah ada. Jaringan sikatrik adalah penonjolan kulit akibat penumpukan jaringan fibrosa sebagai pengganti jaringan kolagen normal. Jaringan sikatrik disebabkan karena adanya perlukaan yang umumnya disebabkan karena trauma yang besar, seperti bekas operasi atau benda tajam. Namun, bisa juga karena trauma yang sangat ringan. Misalnya, jerawat atau bekas garukan. Sebenarnya, pada scar juga terkandung kolagen seperti pada kulit normal. Hanya saja komposisi kolagen pada scar berbeda dengan pada kulit normal sehingga terdapat gangguan pada fungsi kulit. Misalnya, tidak tumbuhnya rambut atau kelenjar keringat pada daerah scar. Secara garis besar, scar dibagi menjadi dua macam. Pertama, hyper­ tropic scar adalah scar yang mengalami penebalan. Scar tipe ini terjadi karena adanya gangguan fungsi regulasi dalam produksi kolagen. Hal ini menyebabkan terjadinya produksi kolagen yang berlebihan sehingga kulit akan lebih tebal dibanding kulit normal. Keloid termasuk jenis hyper­ trophic scar. Jika scar yang timbul melebihi batas dari luka, maka disebut dengan keloid. Kedua, hypotropic scar adalah scar yang permukaannya lebih tipis dibanding kulit normal di sekitarnya. Scar tipe ini terjadi karena adanya hambatan dalam produksi kolagen. Bopeng yang timbul karena jerawat adalah tipe hypothropic scar.

Jenis bopeng tersebut bisa dibedakan menjadi ice pick scar, box scar, dan rolling scar. Proses pemulihan scar tergantung dari salah satu faktor, yaitu usia. Semakin muda usianya maka proses metabolisme dan regenerasi sel juga akan semakin cepat. Untuk mempercepat pemulihan sel kulit yang mengalami scar dibutuhkan kondisi kulit yang sehat dalam hal ini, yaitu sebagai berikut. Pertama, kandungan air yang dibutuhkan manusia dewasa minimal 2 liter per hari. Berusahalah untuk mengkonsumsi air mineral dan menghindari minuman bersoda dan kafein. Sebagai parameter dari dehidrasi adalah warna urin yang telah menjadi kuning. Normalnya adalah bening hingga kekuningan. Kedua, menjaga aliran darah hingga ke kulit dalam kondisi yang baik. Caranya, olahraga secara rutin 3-5 kali dalam seminggu. Ketiga, mengkonsumsi buahbuahan dan sayur-sayuran setiap hari agar kelembaban kulit terjaga. Keempat, menjaga kebersihan kulit dengan mandi dan mengganti pakaian apabila telah berkeringat. Penanganan jaringan sikatrik yang dialami harus dilihat lebih lanjut dengan menilai jenis jaringan sikatriknya, lokasi, bentuk, serta lamanya. Sehingga disarankan untuk dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit apabila tidak ada perubahan yang terjadi setelah melakukan kegiatan disarankan.


9

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

KRITIK ENGLISH CORNER

ENGLISH CORNER

Scholarship for The Unfortunate By Rezi Wahyuni Diasuh oleh

a fi Gr

s:

Fa

uz

N

ia h

f Sa

i tr

i

owadays, many people can’t get aducation be cause of the poverty problems. They can’t pay for their tuitions. Poverty problems is one of problems that make most of people can’t study, get a better job, and they can’t get a better life in the future. However, the government now provides scholarship for poor society to get the best education for their future. Scholarship is a step from the government to improve education. Consequently, not only the rich society can get a good education, but even poor society also can get reasonable education. The government of course

want to increase the quality of education in this country. Then, if the government provides scholarship for the unfortunate it can eradicate chain of poverty. Therefore, pass through improvement of education, poor society also can improve their life because they can created the opportunity of work.Also, scholarship very support them to get achievement and it can improve their life in the future. Hence, the government and society can be cooperative to developing this country. Scholarship also can make poor society get a better life or good career in the future. People who get scholarship to study, they will struggle to make their dreams to be come true. Afterthat, they will be achieve to get a better career to improve their life. Scholarship is very useful help them to get a good life in the future.Then also, it depends in each our selves to utilise this scholarship kindly and carefully or not for our life, because it is a good opportunity to change our life to be better.

In addition, with scholarship can make students be more enthusiastics to study. They feel more enthusiastics because they get appreciation by the government to study. Then, scholarship also can be one of motivation to reach achievement. Scholarship is not only to pay their tuitions, but also the government have been provide some activity or coaching to develop their talent, character, or about entrepreneur soul. Because of that, the activity and coaching can make students feel more enthusiastics and more active to get their achievement. Where there is a wll there is a way, the most important is we never give up and believe that we can be success. Finally, education in this country should be spread evenly. Education is not only for rich society, but also for poor society because education is very important for our future. If education in our country can be spread evenly and be better. The country will progress and society will have a better life and will be prosper.

Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd. Yth. Rezi Wahyuni Pertama sekali saya mendoakan semoga Rezi senantiasa berada dalam keadaan sehat dan sukses dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Amin! Tulisan Rezi tentang Scholarship for The Unfortunate cukup bagus karena berkaitan dengan isu yang berkembang di dunia pendidikan pada saat ini. Jika dikemas dan ditopang dengan rujukan yang kuat serta mutakhir, karangan ini bisa dimuat di surat kabar umum. Akan tetapi, secara kebahasaan artikel tersebut masih mengandung banyak kesalahan. Selain itu, ide dan gagasan yang dituangkan ke dalam tulisan belum mengalir secara baik dan terasa agak dangkal. Dari segi bahasa, banyak kesalahan struktur baik segi tense maupun aspek bahasa lainnya seperti penjamakan, ejaan, kelengkapan unsur serta paralelisme. Saya memberi tanda tebal dan miring untuk sejumlah kesalahan tersebut. Penulisnya Rezi bisa menelaah kembali kara-

ngan itu dan berusaha memperbaikinya. Selain itu, penulis sepertinya kehilangan variasi kata sehingga mengulang berkali-kali frase yang sama. Coba perhatikan frase in the future yang Saya garisbawahi yang diulangulang oleh penulis. Ini membuktikan pengarang bagaikan kehabisan kosa kata untuk mengungkapkan gagasannya. Berkaitan dengan isi karangan, penulis sebaiknya membaca literatur yang memadai sebelum menulis artikel ini. Akan lebih baik apabila penulis mengaitkan isi karangan ini dengan pengembangan kehidupan kampus dari tiga aspek seperti segi peningkatan kemampuan akademik, pengembangan bakat minat, dan pemenuhan kesejahteraan mahasiswa. Hal ini didukung dengan Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 serta PP nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dll. Artinya, agar pembaca memiliki keyakinan betapa beasiswa itu penting di dalam system pendidikan kita. Namun demikian, Rezi Wahyuni sudah berusaha menuangkan unek-uneknya dalam karangan tersebut dan pembaca pasti telah tahu apa sesungguhnya yang menjadi tujuan pengarang. Semoga ke depan lebih baik, dan teruslah berkarya karena bak kata pepatah all beginnings are dif­ ficult. Semoga!

SOSOK

Yatsuko Juliana Sukamto

Terbang ke New Zealand Melalui Zetizen Challenge Selalu tersenyum, jaga semangat, dan lakukan yang terbaik merupakan moto hidup Yatsuko Juliana Sukamto, Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara TM 2015. Bukan apa­apa! Moto ini menjadikannya sebagai pribadi tidak takut bermimpi. Berawal dari zetizen challenge, dia pun akhirnya terbang ke New Zealand. Suko, demikian sapaan akrabnya, mendapatkan informasi tentang adanya program zetizen challenge dari media sosial. Program tersebut merupakan kerja sama antara Jawa Pos dengan New Zealand Embassy di mana setiap pesertanya diharuskan mengikuti tantangan yang ada di situs zetizen.com. Saat itu, tantangan nasionalnya adalah aksi positif yang dilakukan di lingkungan sekitar. Dia mengaku sudah terbiasa melakukan aksi positif bersama Kelas Inspirasi (KI) Padang yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial. Di KI Padang, Suko bersama relawan dari beragam profesi memberikan sosialisasi sekaligus motivasi kepada pelajar di berbagai sekolah yang berada di Kota Padang. “Saya sudah terbiasa melakukan aksi positif sejak bangku sekolah menengah pertama,” ujarnya saat ditemui

di sela-sela kesibukan kuliahnya, Selasa (14/2). Aksi tersebut ternyata meloloskannya sebagai satu dari lima perwakilan Sumatra Barat (Sumbar). Selanjutnya, dia melaksanakan seleksi di Surabaya. Di kota tersebut, Suko diwajibkan mempresentasikan aksi positif yang telah dilakukannya bersama KI Padang. Aksinya itu dinilai sebagai aksi yang paling berdampak bagi masyarakat sehingga mengantarkannya sebagai perwakilan Sumbar. Tanpa dipungut biaya sepersen pun, bersama 33 orang lainnya, dia menginjakkan kaki di New Zealand mulai 25 November hingga 4 Desember 2016. Pengalaman pertama ke luar negeri, Suko sempat kesulitan beradaptasi dengan musim panas di New Zealand. Matahari terbit pukul 3 pagi dan terbenam pukul 9 malam. Dia mengatakan bahwa suhu terendah di sana bisa mencapai 13°C. Padahal, matahari bersinar terik. “Bahkan, aku sempat mimisan di hari pertama,” ujar Suko. Selama tujuh hari di New Zealand, dia tidak mengalami kesulitan sedikit pun dalam bergaul dengan teman-teman lain sesama perwakilan dari Indonesia. Dia semangat untuk bertukar pikiran dengan orang yang samasama melakukan aksi positif. Mereka melakukan kunjungan ke

Auckland, menjadi pelajar di sekolah ataupun universitas di New Zealand, serta mengunjungi industri pertenakan, perkebunan, dan tempat wisata. Selain itu, Suko terkesan dengan keramahan masyarakat New Zealand. Mereka sangat menghargai perbedaan. Masyarakat New Zealand tidak membedakan orang berdasarkan ras, suku, dan bangsa. Masyarakat di sana juga menjunjung tinggi kedisiplinan. Di sana, juga tidak ditemukan sampah yang berserakan, sebab membuang sampah sembarangan adalah tindakan melanggar peraturan. Sepulang dari New Zealand, Suko bersama 33 orang temannya dinobatkan sebagai Youth Ambas­ sador New Zealand in Indonesian. Gadis yang bercita-cita menjadi pegawai negeri sipil ini juga dinobatkan sebagai Alpha Zetizen of The Year dan Duta Zetizen Sumatera Barat. Hal itu merupakan prediket yang membanggakan bagi dirinya. Dia berpesan kepada generasi muda agar mengisi kegiatan dengan hal-hal yang positif. Dia juga berharap agar mahasiswa UNP mampu menginspirasi lingkungan sekitarnya dengan melakukan aksi positif. “Jangan lihat apa yang kalian berikan pada sebuah aksi, namun lihatlah dampak apa yang diberikan aksi tersebut terhadap diri kalian,” ujarnya. Tivani Monic Sandria


OPINI

10

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

Gejala-gejala Arsitektur Pos-Moderen pada Bangunan UNP Oleh Nasbahry Couto*

S

elama ini, pembicaraan mengenai bangunan-bangunan di Universitas Negeri Padang (UNP) mungkin hanya sebatas fungsi, sedangkan dari sisi arsitekturnya tidak terperhatikan. Ada pula pembicaraan dalam rangka peresmian pemakaian beberapa gedung baru di UNP pada tahun 2017. Sehingga perlu untuk memunculkan tulisan seperti ini dimana gedung baru tersebut diprediksi cenderung bergaya arsitektur posmoderen (posmo) yang pembahasannya tidak lepas dari semiotika (ilmu tanda). Seperti yang dijelaskan ahli semiotika, apa yang tampak (visual) adalah medium untuk dibaca sebagai tanda bermakna. Yang dalam konteks semiotika (ilmu tanda), tanda-tanda itu ditangkap melalui tanda ikon, simbol dan tanda indeks (indikasi). Ikon artinya sebuah tanda yang menyerupai sesuatu. Misalnya, gambar atau patung kuda adalah sebuah tanda (sign) yang menyerupai kuda. Kemudian, simbol adalah sebuah tanda yang maknanya berdasarkan kesepakatan (konvensi). Misalnya, kata air, wa­ ter, atau banyu merupakan tanda bahasa sesuai kesepakatan orang Indonesia, orang Inggris, atau orang Jawa yang artinya sama, yakni air. Sementara, tanda indeks merupakan tanda yang maknanya mengindikasikan sesuatu. Misalnya, jejak kaki adalah tanda ada seseorang yang lewat, atau asap adalah tanda adanya kebakaran. Atau, seperti bangunan rektorat baru UNP berbentuk tabung adalah indeks sebuah lumbung. Di sini, terjadi metafora pemaknaan antara bentuk tabung dengan lumbung dan rangkiang. Yang terkadang rancu adalah antara tanda ikon dan tanda simbol yang sering diputar-balik atau diganti artinya. Misalnya, penulis pernah mengikuti seminar yang mengatakan bahwa Ngarai Sianok di Bukittiggi adalah ikon Sumatera Barat, atau alam takambang jadi guru adalah ikon UNP. Apakah ini ikon atau simbol atau hanya sekedar latah saja? Bangunan bagi arsitek adalah medium penyampaian gagasan

desain yang memiliki arti dan makna. Mean gi n . dium arsitektur itu dapat muncul dalam Ketiga terlihat dari sintaksis elemen beberapa cara; bisa melalui tanda ikon, bangunan, yaitu kesatuan, komposisi serta simbol, dan indeks (indikasi) atau gabungan keseimbangan elemen rupa arsitektur. Hal di antaranya. ini terlihat pada Gedung Fakultas Bahasa Gagasan yang bernuansa posmodern dan seni UNP yang mengambil sintaksis seperti yang terdapat pada bangunan rekbentuk rumah gadang, yaitu membesar ke torat baru UNP. Melalui ungkapan simbol atas dan mengecil ke bawah. Safitri Fauziah Grafis: dapat melambaKeempat, melangkan sebuah lui semantik, pegudang ilmu. ngembangan Bentuk tabumakna sintakng di tengah sis melalui debangunan notasi dan makmerupakan na bentuk arsiikon gudang iltektur. Denotasi mu atau meartinya arti nyerupai gudayang tunggal kong, tetapi ini notasi artinya adalah simbol jiarti bentuk yang ka kita sepakat benditafsirkan secara tuk ini berasosiasi debebas. Hal ini terlihat ngan lumbung padi. dari bangunan kolam Dalam hal ini, terjadi perubahan renang baru UNP yang didenotasikan makna (metafora) dari rektorat ke gubentuk kura-kura atau binatang laut selandang ilmu terus ke makna lumbung padi jutnya dapat dikonotasikan dengan air. (rangkiang) di mana yang terakhir ini Kelima, melalui pragmatik, yaitu memang ada dalam bangunan tradisi yang sesuai dengan keinginan pemakai Minangkabau. Menurut ahli arsitektur tentang arsitektur. Misalnya, meniru posmo, ini adalah salah satu ciri dari secara prakmatis bangunan tradisi lama. arsitektur posmoderenisme. Berbeda Contohnya adalah rektorat lama UNP, dengan konsep arsitektur moderen yang karena keinginan pemakai untuk meranmembebaskan diri dari aspek simbolisasi. cang bangunan secara pragmatis, meniru Ciri-ciri arsitektur posmoderen yang bangunan rumah adat Minang Darat. kedua sebagai medium arsitektur posmo Kreatifitas perancang bangunan deadalah kosa kata rupa. Misalnya, melalui ngan bahasa rupa arsitektur posmo unsur visual desain, ornamen, atau antara lain: pertama bentuk geometri dan warna seperti pada salah-satu bangunan konsep pemiuhan atau melengkung serta baru di UNP yang menyerupai bangunan mengambil elemen bangunan kajang tradisional Kota Padang yang disebut padati. Kedua, terlihat dari bentuk eklekt­ rumah kajang padati. Ciri-ciri arsitektur isime (keinginan mencomot) unsur kemuposmoderen terlihat dari usaha arsitek dian dipakai pada unsur lain secara bangunan baru di UNP, seperti bentuk radikal dan bebas atau neo­vernakular. atap, singok, kisi-kisi langkan dan ukiran Misalnya, memasang ornamen bahasa tangga yang didesain kembali. Dapat rupa tradisi berbagai bangsa, mencomot dikatakan hampir setiap bangunan baru konsep tradisi atau gaya lama hal ini di UNP memakai elemen bangunan tradisi terlihat dari bangunan masjid kampus lokal ini. Elemen yang diambil itu yaitu UNP. Unsur-unsur yang dicomot adalah bagian kisi-kisi langkan yang berfungi bentuk kubah dari Arab, ukiran dari sebagai hiasan sekaligus sebagai lobang Minangkabau, bentuk menara dari Arab,

percampuran dari berbagai elemen berbeda itu disebut ekliktik. Ketiga, keinginan pemakaian bentuk motif ukiran, yaitu pemberian motif, elemen grafis, warna pada bentuk bangunan yang mengambil model ukiran-ukiran tradisi lokal Padang. Keempat, keinginan pemakaian warna bangunan dengan warna yang bebas. Persepsi Memahami Seni Rupa dan Desain Modal utama dalam memahami arsitektur (aspek logis) adalah mata (melihat), jadi sifatnya visual, sedangkan memahami sifatnya verbal (melalui katakata, bahasa). Tak terhindarkan kajian tentang arsitektur mirip dengan kajian tentang seni rupa atau bidang desain visual lainnya, yaitu tentang psikologi persepsi. Dalam melihat (mempersepsi), ada dua mekanisme yang bekerja, yaitu persepsi bottom up di mana manusia hanya semata mengandalkan apa yang dilihatnya untuk mengerti. Sebaliknya, top down yaitu memahami dari apa yang diketahui dari simpanan memori. Sebagai contoh, anak kecil, orang awam, dan orang dewasa sama-sama melihat, tapi persepsinya berbeda. Orang dewasa banyak tahu karena sudah memiliki “pengalaman” sebelumnya tentang apa yang dilihat. Anak kecil jika ditanya tentang apa saja yang terdapat pada seekor ayam cenderung hanya akan menerangkan kepala, badan, dan kaki. Dari apa yang diuraikan di atas terlihat kerumitan yang terjadi jika kita membahas sesuatu yang terlihat hanya berdasarkan pengetahuan dan kesadaran masing-masing. Hal yang sama juga terjadi pada basic needs, yaitu aspek emosi manusia terhadap estetik, penilaian akan sangat berbeda-beda, sebagaimana halnya yang terjadi pada bidang seni, yang netral tentu adalah ilmu pengetahuan, yang tidak berpretensi berpihak, tetapi dalam rangka mencari kebenaran. *Pensiunan Dosen Jurusan Seni Rupa dan Desain Komunikasi Visual

Ketika Sampah Berkawan Masyarakat Salmi*

S

eiring bertambahnya kebutuhan dalam kemajuan zaman, Indonesia semakin menunjukkan eksistensinya dalam menghasilkan sampah. Bagaimana tidak, seperti yang dikutip dalam nationalgeographic.co.id, dinyatakan bahwa Indonesia menduduki posisi kedua penyumbang sampah terbesar di dunia setelah Cina. Diperkirakan dalam setahun Indonesia mampu mencapai 64 juta ton produksi sampah. Kondisi ini perlu menjadi perhatian serius mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan yang ada di Asia Tenggara memiliki keindahan dan kekayaan alam yang berlimpah. Dapat dipastikan, ketika kondisi ini dibiarkan, berbagai permasalahan juga akan bertambah. Buktinya, entah sudah berapa kali banjir terjadi dikarenakan tersumbatnya aliran air sungai oleh sampah, rusaknya ekosistem air akibat tercemar sampah, dan sebagain ya. Informasi yang dirilis CNN Indonesia mengungkapkan bahwa, selain posisi kedua penyumbang sampah terbesar di dunia, Indonesia ternyata juga menjadi

penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. Disebutkan bahwa lebih dari satu juta kantong plastik digunakan setiap menitnya, dan 50 % dari kantong plastik tersebut hanya sekali pemakaian untuk selanjutnya dibuang. Dari angka tersebut, hanya 5 % sampah plastik yang benar-benar didaur ulang. Pertanyaannya sekarang, jika hanya 5 % yang benar-benar diolah, bagaimana keadaan sampah yang tidak didaur ulang. Apakah hanya dibiarkan? Kita tentu tidak dapat memungkiri bahwa masih ada sebagian masyarakat Indonesia yang belum menyadari kondisi ini. Sebagai contoh, Anda tentu juga pernah menyaksikan bagaimana dengan santainya orang membuang sampah bukan pada tempatnya tanpa peduli sama sekali entah siapa yang nanti memungutinya. Hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Science yang dimuat dalam sains­ .kompas.com mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan penyumbang terbesar kedua sampah plastik di lautan. Sebagai negara yang kaya sumber daya alam sekaligus negara kepulauan terbesar di

dunia dengan jumlah pulau lebih dari 17.508 yang membentang 1.922.570 km² pada wilayah daratan dan 3.257.483 km² pada wilayah kelautan. Luas wilayah laut Indonesia 2/3 dari total luas Indonesia, dengan luas daratan hanya 1/3 dari luas keseluruhan. Ini berarti akan ada 2/3 wilayah Indonesia yang akan merasakan dampak negatif dari sampah yang dibuang ke laut. Sebagaimana daratan, di lautan juga hidup berbagai jenis makhluk hidup, baik berupa tumbuhan maupun hewan. Ketika lingkungan tercemar sampah, ekosistem mulai terganggu, dan populasi akan berkurang. Secara peraturan, pemerintah sudah mengatur pengelolaan sampah dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Salah satu bab yang membahas larangan, di antaranya pasal 29 ayat 1 butir e, yang menyebutkan bahwa setiap orang dilarang membuang sampah tidak pada tempat yang ditentukan dan disediakan. Tidak hanya itu, berbagai upaya untuk menekan jumlah sampah pun telah dilakukan. Mulai dari pemisahan sampah organik

dan nonorganik. Nantinya, sampah yang organik dijadikan pupuk kompos, sedangkan sampah yang nonorganik dapat didaur ulang. Pemerintah juga mengadakan semacam pelatihan untuk membuat kerajinan dari sampah nonorganik. Tetapi, hal tersebut masih mengecewakan mengingat sampah menjadi permasalahan hingga hari ini. Undang-undang pengelolaan sampah menyebutkan bahwa penghasil sampah adalah setiap orang dan/atau akibat proses alam yang menghasilkan timbunan sampah. Tidak ada kata terlambat untuk meningkatkan posisi negara dari yang termasuk penyumbang sampah terbesar di dunia menuju posisi yang lebih membanggakan, yakni bebas sampah. Tidak ada kata terlambat untuk berkerja sama menuju Indonesia kaya dan terjaga tanpa sampah di depan mata. Mulai saja dari hati, niatkan sembari beraksi, dan jangan tunggu nanti hingga tak ada kesempatan lagi untuk memperbaiki.

*Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling TM 2015


OPINI

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

11

Perempuan, Saatnya Kerja Nyata Ana Sakinah*

F au

z ia h

itri S af

mendapatkan kesempatan untuk bersekolah dan berpolitik. Ia mulai menciptakan perkumpulan wanita untuk istriistri pejabat pemerintahan ketika itu. Seiring dihargainya hak-hak perempuan, darmawanita, ibu-ibu PKK, kegiatan organisasi wanita lainnya kemudian bermunculan. Akhirnya, perempuan di abad ke-21 ini telah memiliki kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki dalam memperoleh pendidikan, berpartisipasi dalam urusan politik, ekonomi, dan penanaman serta pelestarian nilai-nilai sosial dan budaya. Sayangnya, ada segilintir organisasi perempuan yang salah menginterpretasikan kesetaraan gender ini. Mereka adalah feminis radikal. Menurut mereka, perempuan tidak seharusnya mengurus urusan rumah tangga, melayani suami, dan mengasuh anak-anak. Golongan ini melihat pekerjaan perempuan di rumah tangga tersebut sebagai bentuk penindasan yang dilakukan kaum pria. Mereka menuntut untuk dibebaskan dari kungkungan rutinitas di rumah tangga dan menunjukkan eksistensi melalui cara yang malah merusak citra diri mereka sendiri. Sebaliknya, golongan perempuan yang menginterpretasikan kesetaraan status antara perempuan dan laki-laki dengan baik serta saling menghormati pun juga ada. Golongan perempuan ini sadar bahwa kesetaraan bukan berarti perempuan harus menjadi seperti lakilaki—harus perkasa, bisa bekerja di kantor hingga larut malam, atau bisa bepergian fi s: Gra

S

ebelum era 60-an, perempuan ada lah kaum yang terpinggirkan hakhaknya dalam mendapatkan akses pendidikan, berpartisipasi dalam kegiatan politik, sosial, budaya, dan ekonomi. Perempuan bahkan dianggap sebagai kaum golongan kedua setelah laki-laki. Tak heran jika kaum perempuan sering mendapatkan perlakuan diskriminatif. Di Eropa, status sosial perempuan yang dinomorduakan ini mendapat pertentangan melalui gerakan feminisme. Gerakan menuntut kesetaraan gender (gender equality) ini tepatnya dimulai pada abad ke-17 di mana inisiatornya seorang wanita bangsawan Perancis bernama Simone de Beauvoir yang menyuarakan pemikiran melalui karya sastranya The Second Sex. Sementara itu, gerakan feminisme modern dimulai di Amerika Serikat pada 1960-an yang dipelopori oleh kaum intelektual, seperti Virginia Woolf dan Charlotte Perkins. Sedangkan di Indonesia, gerakan feminisme dipelopori R.A. Kartini melalui hasil pemikirannya dalam buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Meski tidak seagresif pergerakan aktivis perempuan Eropa, R.A. Kartini tetaplah seorang inisiator dalam memperjuangkan hak-hak perempuan Indonesia. Perempuan pada masa kolonial Belanda direpresentasikan sebagai golongan yang bertugas di dapur, di sumur, dan di kasur. Mereka tidak perlu mendapatkan pendidikan dan tidak diberikan hak berpartisipasi dalam kegiatan politik. Sementara, kaum lakilaki diberikan kesempatan seluas-luasnya mengenyam pendidikan dan terlibat aktif dalam urusan politik. Ketidakadilan semacam ini yang kemudian mendorong R. A. Kartini memperjuangkan hak perempuan-perempuan Indonesia dalam

ke mana saja tanpa memikirkan keselamatan dirinya. Perempuan-perempuan ini percaya bahwa mereka juga bisa berkontribusi dengan cara mereka sendiri. Kontribusi dalam dunia pendidikan misalnya adalah dalam pembentukan karakter peserta didik. Naluri keibuan para perempuan membuatnya lebih bersahabat, sabar, dan paham dalam membentuk karakter peserta didik. Maka tak salah jika orang bijak mengatakan bahwa perempuan itu tiang negara. Perempuan adalah kelompok membangun tiang-tiang kokoh negara berupa kepribadian tangguh para generasi muda. Fase memperjuangkan hak-hak perempuan sebenarnya telah selesai sejak tanggal 8 Maret 1978, hari di mana PBB mengakui tanggal 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional. Mulai hari itu seluruh perempuan di dunia dihargai dan dihormati keberadaannya setara dengan kaum laki-laki. Hari ini, adalah tugas para perempuan di seluruh dunia untuk mempertahankan hak-hak mereka dengan cara yang bermartabat. Dalam rangka membantu para perempuan menikmati hak-haknya, PBB juga memiliki program MDGs (Millenium Devel­ opment Goals) yang bertujuan untuk mengaplikasikan kesetaraan gender dan untuk memberdayakan perempuan. Salah satu program pemberdayaan perempuan misalnya dengan memberikan sekolah keterampilan bagi yang tidak memiliki biaya untuk bersekolah. Di sekolah tersebut diberi keterampilan praktis untuk menyokong kehidupan

seperti keterampilan menjahit, memasak, menenun, dan sebagainya. Perempuan di abad ke-21 ini sudah berada pada fase berkontribusi untuk bangsa, bukan untuk memelopori kegiatankegiatan controversial, seperti menuntut pemerintah mendukung hak perempuan untuk berbusana sesuai keinginan. Alasan bahwa berpakaian terbuka bagi perempuan adalah bagian dari HAM malah akan menurunkan martabat kaum perempuan. Begitu juga dengan pernyataan bahwa wanita memiliki hak untuk mempergunakan tubuhnya tanpa dibatasi oleh peraturan pemerintah. Itu merupakan pernyataan kekanak-kanakan. Larangan berbusana seksi adalah bentuk perhatian pemerintah terhadap harga diri perempuan sekaligus perlindungan terhadap perempuan agar aman dari kejahatan perkosaan. Harga dirilah yang membuat seorang perempuan dihargai, bukan sebagai komoditas yang bisa diperjualbelikan. Seperti kebijakan Walikota Surabaya untuk memberantas Gang Dolly (tempat prostitusi). Ketika pemerintah melarang praktik prostitusi, pemerintah membuat perempuan mampu mengaktualisasikan diri melalui keterampilan. Dengan begitu, perempuan akan mendapatkan penghargaan dari kaum laki-laki. Tidak lagi menjadi objek pemuas nafsu belaka. Sudah saatnya perempuan-perempuan Indonesia memberikan karya terbaik bagi bangsa atau setidaknya bagi komunitas di sekitarnya. Sebagai tiang negara, memang perempuan seyogianya berkarya untuk mempersiapkan generasi Indonesia yang kokoh dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain di dunia. *Mahasiswa Alumni Universitas Negeri Padang TM 2011

KOLOM

Mahasiswa Ideal untuk Kampus Terakreditasi A Megawati*

S

elain fasilitas dan layanan sebagai penunjang, mahasiswa unggul dan ideal merupakan salah satu faktor pendukung dalam perubahan. Maksudnya adalah mahasiswa tidak hanya memiliki wawasan yang luas, rajin dalam belajar, aktif dalam organisasi, mempunyai daya sosial yang tinggi, tetapi juga mampu memanejemen waktu, memahami tempat sumber menuntut ilmu, dan berjiwa spiritual. Hal inilah yang akan membuat sebuah universitas semakin maju di kancah lokal, nasional, bahkan internasional. Namun, disadari atau tidak, masih ada segelintir mahasiswa yang kurang mengetahui makna menjadi mahasiswa. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman tentang peranan mahasiswa itu sendiri. Contoh sederhananya adalah, di kalangan mahasiswa, ada anggapan yang berkembang bahwa aktif di kelas tidaklah menjamin pekerjaan. Argumen yang “salah”, tentunya. Aktif di kelas merupakan langkah awal menjadi percaya diri. Banyak mahasiswa yang meremehkan sesuatu yang sepele dan menjunjung tinggi sesuatu yang sebenarnya merugi. Sifat itulah yang harus dihilangkan pada diri mahasiswa. Mahasiswa menganggap bahwa tugas kuliah adalah suatu beban yang menyiksa, namun pada kenyataannya tugas kuliahlah yang akan mengantarkan

pada kebaikan untuk diri di masa depan. Dikutip dari sindonews.com, Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Beni Pramula, menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi pemuda dan mahasiswa saat ini. Sebagai salah satu bagian dari masyarakat yang bertanggung jawab terhadap jalannya pemerintahan, pemuda dan mahasiswa banyak yang apatis dan terkekang oleh sistem pembelajaran di kampus. Dalam risetnya, Beni membagi mahasiswa dalam lima karakter. Pertama, mahasiswa akademis, yakni mahasiswa yang berorintasi semata-mata pada urusan akademis. Datang ke kampus dengan harapan mendapatkan IPK tinggi, dan lulus mendapatkan pekerjaan yang layak. Kedua, mahasiswa romantis; mahasiswa yang berpenampilan necis dalam rangka menggaet lawan jenis. Ketiga, mahasiswa hedonis yang tampil dengan segala kemewahannya, dan memilih nongkrong di kafe-kafe. Keempat, tipe agamis, hanya mengedepankan hubungan kepada Tuhan. Mahasiswa ini lebih mengutamakan rohani tapi melupakan masalah sosial. Kelima adalah tipe organisatoris, aktif dalam gerakan aktivis, memadukan studi yang penuh dengan teori, dan mempraktikkannya di lapangan. Agar mahasiswa bisa menjadi agen perubahan, maka harus menjadikan tiga

tipe dalam satu-kesatuan. Tiga tipe yang dimaksud adalah mahasiswa akademis, agamis, dan organisatoris. Mahasiswa memiliki arti penting dalam masyarakat dengan kelebihan yang dimiliki. Mereka bahkan mampu merubah pandangan masyarakat. Ilmulah yang membawa mahasiswa berada di tempat yang lebih di atas masyarakat. Mahasiswa yang ideal adalah mahasiswa yang mampu merealisasikan tridarma perguruan tinggi. Namun apakah semua mahasiswa mampu menjadi social control, iron stock, dan agen of change? Secara umum, karakteristik mahasiswa ideal, mampu menjaga dan menjalankan secara seimbang antara hard skills, soft skills, dan spritual. Untuk mencapai hal tersebut tidaklah mudah. Sangat diperlukan manejemen waktu yang kuat mulai dari perihal akademik (hard skils) hingga organisasi kemahasiswaan (soft skills), baik yang ada di luar kampus maupun di dalam kampus sehingga dapat menumbuhkembangkan rasa tanggung jawab, bekerja di bawah tekanan, dan mampu mengenal dunia kerja. Mahasiswa ideal memiliki spiritual oriented dengan bertakwa kepada Sang Pencipta yang mengajarkan kesabaran. Dengan adanya kesabaran akan menimbulkan semangat dengan rasa tekun dan cermat. Namun apakah semua sudah dimiliki oleh

mahasiswa di UNP? Hal baik yang dapat digambarkan universitas yang telah lama terakreditasi A adalah kesibukan mahasiswanya. Salah satu universitas yang terletak di Jawa Tengah yaitu Universitas Diponegoro (UNDIP) yang merupakan universitas yang memasuki 10 besar terbaik kategori perguruan tinggi berdasarkan kualitas penelitian dan publikasi menurut Kemenritekdikti. Hal itu tidaklah lepas dari peran mahasiswanya. Mahasiswanya memiliki antusias dalam belajar dan tak kenal lelah. Dari gambaran universitas yang sudah lama terakreditasi A, mahasiswa UNP jangan sampai hanya menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang, kuliah-pulang). Hal ini akan menjadikan mahasiswa semakin pragmatis, hedonis, materialis, dan individualis. Jadilah mahasiswa kura-kura (kuliah-rapat, kuliah-rapat) dengan dibarengi dengan kemampuan spiritual, sebab kemampuan inilah yang menjadikan dasar dalam mendukung kemampuan lainnya. Tanpa agama manusia binasa, tanpa ilmu manusia buta, dan tanpa iman manusia sengsara. Kepada mahasiswalah tanggung jawab diberikan dan di tangan merekalah dunia akan berubah, sebab mahasiswa adalah mesin penggerak perubahan dunia. *Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Biasa TM 2015


12

FOTO

Edisi No. 196/Tahun XXVII


Edisi No. 196/Tahun XXVII

13


FEATURE

14

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

GUSBI yang Menyimpan Keunikan Di sekitar kawasan Candi Borobudur, terdapat sebuah museum. Namanya Galeri Unik Seni Borobudur Indonesia (GUSBI). Di sana, ada patung Budha terkecil dan manusia terpendek di Indonesia. Oleh Laila Marni

Langit di atas Candi Borobudur, Kamis (21/1) sore itu, terlihat mendung. Meski demikian, candi yang dibangun oleh Dinasti Syailendra sekitar abad VIII-IX M tersebut tetap ramai dikunjungi oleh wisatawan. Maklum, candi yang berada di atas Bukit Manoreh, Desa Budur, Magelang, Jawa Tengah, tersebut menjadi magnet tersendiri bagi turis, baik lokal maupun ma n c a n e gar a. Untuk masuk ke Candi Borobudur, pengunjung diharuskan lewat pintu depan. Sementara, untuk keluar, pengunjung tidak diperbolehkan lagi lewat pintu depan, tetapi harus lewat pintu belakang. Setelah puas menikmati keindahan relief dan stupa Candi Boru bu du r, Ganto ­pu n melewati pintu belakang dengan menuruni anak tangga yang jumlahnya sangat banyak. Bersama pengunjung lainnya, Ganto pun telah berada di taman belakang candi. Di sekitar kawasan tersebut terdapat sebu-

ah museum bernama Galeri Unik Seni Borobudur Indonesia (GUSBI). Persis di kiri-kanan dari pintu masuk museum terdapat kuda lumping berukuran besar. Ganto pun tertarik untuk memasukinya. Setiap pengunjung dewasa dikenakan tarif sebesar Rp5.000,00, sedangkan pengunjung anak-anak dikenakan tarif sebesar Rp3.000,00. Setelah masuk ke dalam museum, mata pengunjung akan langsung mengarah ke patung Budha kecil yang berada di dekat pintu masuk tersebut. Untuk melihatnya pun pengunjung harus menggunakan kaca pembesar yang telah disediakan oleh pihak museum. Patung Budha tersebut terbuat dari emas dan telah memecahkan rekor MURI sebagai patung Budha terkecil di Indonesia. Namanya saja galeri unik, pasti di dalam museum ini hanya terdapat yang unik-unik. Selain patung Budha terkecil, ada juga manusia terpendek di Indonesia, yaitu Ishlahuddin.

Menyimpan Keunikan: Pengunjung sedang memasuki GUSBI yang berada di dekat Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (21/). Di dalam GUSBI, terdapat hal-hal unik, seperti patung Budha terkecil dan manusia terpendek di Indonesia. f/Hamid

Dengan tinggi 65 cm, dia memecahkan rekor MURI dengan kategori manusia terpendek di Indonesia. Ishlahudddin bercerita bahwa sebelum dirinya memecahkan rekor MURI, masih ada manusia yang lebih pendek dari dirinya. Namanya Mbah Syukro yang juga bekerja di GUSBI. Tetapi, Mbah Syukro telah meninggal dunia pada 2010. “Jadi, sayalah yang menggantikan posisinya sekarang di GUSBI,” u j a rn y a . Ishlahuddin sudah berusia 30 tahun. Pria kelahiran Magelang tersebut menuturkan bahwa, dengan keterbatasan fisik yang dimiliki, dia bertekad untuk membagi kebahagiakan kepada

orang lain. Caranya sederhana yaitu berpose di depan kamera bersama pengunjung apabila diajak swafoto. “Meskipun saya hanya bisa melakukan hal kecil ini, saya sangat bahagia. Karena saya tidak bisa melakukan seperti kebanyakan orang kerjakan. Saya tidak bisa memegang cangkul untuk menggarap sawah atau ladang. Dengan cara seperti inilah saya mengais rezeki. Mereka senang saya pun tertolong. Saya masih berguna untuk orang lain itu yang membuat saya untuk terus bersyukur,” jelasnya. Islahuddin mengatakan bahwa, di GUSBI, dia banyak belajar

arti kesabaran, rendah hati, dan tetap semangat untuk hidup lebih baik. Islahuddin setiap hari berada di GUSBI mulai 07.0016.00 WIB. Tidak akan ada kata menyesal untuk berkunjung ke sini. Yang ingin tahu dengan wayang juga boleh datang. Ada wayang yang memiliki ukuran terbesar di Inodnesia. Dikenal dengan sebutan gunung wayang. Dinding museum juga dihiasi oleh berbagai macam jenis wayang. Wayang adalah salah satu lambang kebudayaan Indonesia yang digunakan oleh wali songo untuk berdakwah. Selain itu, ada pula baju terbesar di Indonesi a.

Sheila, Si Gajah Pelukis Jika Anda bertamasya ke Candi Borobudur, jangan lupa singgah ke tempat pemekaran gajah di Taman Wisata Candi Borobudur. Ada Shella, si gajah pelukis. Oleh Ermiati Harahap

Ganto awalnya mendapatkan informasi tentang keberadaan Sheila, si gajah pelukis, dari sebuah foto yang berada di Galeri Unik Seni Borodudur Indonesia (GUSBI). Foto tersebut menampilkan Sheila sedang berdiri di samping mahakarya lukisannya. Sekilas lukisannya tersebut hanya berupa coretan berbagai warna, tetapi di situlah letak seninya. Lukisan tersebut tergolong ke dalam lukisan abstrak. Sekitar lima belas menit perjalanan dari GUSBI, Ganto pun tiba di tempat pemekaran gajah di Taman Wisata Candi Borobudur. Tempat pemekaran gajah tersebut memiliki luas sekitar setengah lapangan bola dan dikelilingi oleh tembok pagar setinggi badan orang dewasa. Di luar pagar terdapat tumpukan rumput kalanjulo yang menjadi makanan gajah. Selain rumput tersebut, gajah juga diberikan ekstra puding yang terdiri dari nasi, tepung jagung, dan serat buah. Setiap harinya, satu ekor gajah mampu menghabiskan 40 Kg makanan. Beberapa waktu berlalu, dari arah timur kandang gajah, Maidi

(44), datang menghampiri Ganto. Maidi merupakan koordinator pawang gajah di kawasan Candi Borobudur. Tanpa berbasa basi, Ganto pun memperkenalkan diri dan mengutarakan maksud ingin bertemu Sheila. Ganto pun dipersilahkan masuk temapat pemekaran gajah. Ada dua gajah yang terdapat di tempat. Sebenarnya, kata Maidi, ada enam ekor gajah yang terdapat tempat pemekaran tersebut, tetapi sewaktu Ganto datang, hanya ada dua ekor gajah yang sedang memamah-biak. Di antara dua gajah tersebut, tidak satu pun bernama Shella melainkan Lisi dan Indra. Sembari menunggu Sheila kami berbincangbincang serta berfoto dengan Lisi dan Indra. “Sheila dalam perjalan pulang ke sini,” ujar Maidi. Pernyataan Maidi tersebut benar karena beberapa saat kemudian Sheila sampai di kandang yang dipandu seorang pawang. Sheila langsung diarahkan pawangnya ke kolam yang berbentuk lingkaran karena waktu untuk mandi sore telah tiba. Di tempat pemekaran gajah tersebut, ada dua buah

Gajah Pelukis: Sheila, seekor gajah Sumatera, membuka secara resmi Pameran Lukisan bertemakan Brave Art di Limanjawi Art House, Minggu (1/ 4/2012). Lukisan Sheila tersebut terjual dengan hyarga 125 USD. f/ist

, ‘

Dalam belajar melukis, Shella diajari seorang pelukis lokal selama dua jam. Jadwal belajar melukis sekali dalam dua minggu tepatnya pada Rabu. kolam. Selain berbentuk lingkaran, ada juga yang berbentuk persegi panjang. Setelah mandi Shella kemudian diberi makan oleh para pawang. Maidi mengatakan bahwa pawang gajah harus lebih mengutamakan kebutuhan gajah seperti mandi dan makan daripada diri sendiri. Hal ini merupakan salah satu trik untuk mendekatkan gajah dengan pa-

wang agar terjalin kemistri di antara keduanya. “Dengan demikian, gajah mau menuruti perkataan kita,” ungkap pawang gajah yang sudah bekerja selama 20 tahun tersebut. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Sheila satu-satunya gajah milik Taman Wisata Candi Borobudur yang bisa melukis abstrak. Sebab, setiap gajah memiliki keterampilan yang berbeda-beda. Pawang dapat mengetahui bakat gajah dari latihan-latihan yang diberikan. Sheila diketahui memiliki bakat melukis sejak kecil ketika ia baru sampai di Taman Wisata Candi Borobudur. Bakat tersebut dibuktikan dengan belalai Sheila yang mudah diarahkan dan dituntun oleh pawang melukis di atas kanvas. Berbeda dengan gajah lainnya di mana pawang kesu-

litan dalam mengarahkan belalai untuk melukis di atas kanvas. Hanya Sheila yang diberikan latihan lebih lanjut untuk melukis. Dalam belajar melukis, Sheila diajari seorang pelukis lokal selama dua jam. Jadwal belajar melukis sekali dalam dua minggu tepatnya pada Rabu. Pada 2012 lalu, Sheila membuka pameran lukisan bertemakan Brave Art di Limanjawi Art House, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (1/4). Lukisan Shella tersebut terjual dengan harga 125 USD. Setelah pameran pertama tersebut, Shella belum melakukan pameran keduanya. Hal ini, kata Maidi, dikarenakan mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan pameran serta belum ada pihak yang mau membeli karya lukisan Sheila yang cukup mahal tersebut.


15

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

TELUSUR

Komunitas Bambu dan Upaya Melawan Amnesia Sejarah Sejarah adalah rumah. Sayangnya, kian hari kian banyak masyarakat Indonesia yang tidak peduli dengan rumahnya, yakni sejarah bangsanya. Beranjak dari kondisi tersebut, J.J Rizal pun hadir dengan Komunitas Bambu­nya. Oleh Maida Yusri Inilah Komunitas Bambu; sebuah komunitas yang bertujuan memperkenalkan sejarah kepada khalayak Indonesia. Pendirinya adalah seorang sejarawan, yaitu J.J Rizal. Berlokasi di Depok, Jawa Barat, komunitas ini bergerak di bidang percetakan dan riset. Buku-buku yang dicetak dan riset yang dilakukan tentu adalah hal-hal yang berhubungan dengan sejarah. Dengan percetakan dan riset, diharapkan sejarah bisa diperkenalkan secara luas kepada masyarakat. Misi komunitas bambu adalah mengenalkan sejarah dan mengajak semua orang untuk membaca. Sumber bacaan akan menjawab segala pertanyaan dengan cerdas. Intinya adalah membaca. Mengapa nama Komunitas Bambu yang dipilih? Rizal memiliki jawaban tersendiri. Depok merupakan lahan suaka aneka jenis bambu. Bambu merupakan tanaman yang khas, mudah didapatkan, dan serba guna. Namun, tanaman ini kian hari kian dilupakan. Kondisi ini sama halnya dengan sejarah. Berdirinya Komunitas Bambu tidak bisa dipisahkan dari demonstrasi besarbesaran mahasiswa Indonesia menuntut Soeharto turun dari “tahtanya” setelah 32 tahun berkuasa. Tak ayal, 20 Mei 1998, hari runtuhnya Orde Baru, diperi-

ngati sebagai hari lahirnya komunitas ini. Pada saat itu, terdapat sekelompok mahasiswa yang kritis mempertanyakan mengapa Indonesia, negara yang pernah dijuluki Macan Asia, bisa mengalami krisis. “Nah, untuk menjawabnya tentu harus pulang ke rumah sejarah. Itulah yang dilakukan dahulu oleh kelompok mahasiswa waktu itu, termasuk aku,” terang Rizal, Senin (22/1). Kelompok mahasiswa tersebut berharap agar masyarakat Indonesia harus mengingat kembali sejarah bangsanya. Menurut Rizal, jika masyarakat Indonesia masih berlaku “amnesia” dengan sejarah bangsanya, maka dapat dipastikan bangsa ini tidak akan pernah berhasil memenuhi amanat UndangUndang Dasar 1945, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu upaya untuk itu adalah membangkitkan dan mengajak semua orang mengetahui sejarah lewat membaca. “Karena itu, kita adakan riset. Melalui media publisher, hasil riset kita sebar dan diketahui banyak orang. Kita bikin penerbit. Kita punya sistem distribusi untuk penyebarannya,” jelasnya. Meski sempat mengalami pasangsurut, sampai saat ini, Komunitas Bambu telah menerbitkan lebih dari 250 judul

Diskusi: J.J Rizal sedang berdiskusi dengan kru SKK Ganto UNP di Komunitas Bambu, Depok, Jawa Barat, Selasa (23/1). Salah satu tujuan pendirian Komunitas Bambu adalah untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk mengenal sejarah lewat membaca. f/Okta

buku. Tema sejarah yang digarap meliputi seputar pembunuhan massal seiring bangkitnya Orde Baru, minoritas Cina di Indonesia yang dikambinghitamkan, sejarah perempuan dan seksualitas, sejarah film, sejarah busana, sejarah laut dan kepulauan Indonesia, sejarah kotakota dan daerah-daerah di Indonesia dengan keragaman kebudayaan serta masyarakatnya, sejarah Islam dan fenomena jihadisme, biografi tokoh-tokoh sejarah Indonesia. Selain itu, ada juga novel, kumpulan cerpen dan puisi serta terjemahan buku-buku sejarah dari penulis asing. “Markas” Komunitas Bambu sendiri dikonsep layaknya rumah ramah ling-

kungan dengan aneka jenis tanaman tumbuh subur di pekarangan dan dilengkapi kolam ikan. Ada tiga rumah sebagai tempat kegiatan Komunitas Bambu. Setiap rumah berdindingkan papan dan memiliki dua lantai. Rumah utama terdiri atas gudang yang penuh berisi buku-buku hasil cetakan komunitas bambu, serta ruang pertemuan yang dirancang layaknya teater dengan tempat duduk berjenjang pada lantai satunya, sedangkan lantai dua digunakan untuk kantor. Kemudian, rumah kedua digunakan untuk kedai buku. Di sinilah proses jual beli buku dilakukan. Sementara, rumah ketiga merupakan kediaman Rizal.

RAGAM

Ke Jawa, 15 Hari Kunjungan Industri Lima belas hari kunjungan industri dan studi banding ke Pulau Jawa. Ilmu dan pengalaman yang berharga! Oleh Afrinaldi Minggu (8/1) adalah hari pertama saya bersama 36 orang teman saya seProgram Studi Pendidikan Teknik Elektro TM 2014 Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Padang (UNP) mengikuti kunjungan industri dan studi banding ke Pulau Jawa. Didampingi oleh 2 dosen pembimbing, kami berangkat dari Kota Padang dengan menggunakan bus pariwisata. Kami menginjakkan kaki di Pulau Jawa setelah tiga hari di perjalanan. Perusahaan pertama kami kunjungi adalah PT Omron Manufacturing of Indonesia. Kami datang pada 08.00 WIB, Rabu (11/1); satu jam lebih cepat dari jadwal ditetapkan. Hal ini tentu mendapatkan apresiasi pihak perusahaan. Pada kesempatan tersebut, Hesti selaku pihak Divisi Human Resource Develompment PT Omron Manufacturing of Indonesia memaparkan sejarah dan prinsip perusahaannya. Perusahaan tersebut mempekerjakan para penyandang disabilitas. “Selain itu, 80% wanita lulusan SMA/ sederajat juga kami pekerjakan pada bagian produksi,” ujarnya. Pada hari yang sama, kami juga mengunjungi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di ibukota. Kami disambut oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Prodi (BEMP) Pendidikan Teknik Elektro FT UNJ. Massus Subekti, M.T., selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) Pendidikan Teknik Elektro UNJ menjelaskan bahwa struktural jabatan di UNJ yaitu dari Dekan langsung ke Kaprodi. Hal ini berbeda dengan UNP, yakni dari Dekan menuju Kepala Jurusan baru Kaprodi. Kamis (12/1), kami mengunjungi PT

Indonesia Power Unit Pembangkit (UP) Suralaya. PT ini merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang terletak di Cilegon, Jawa Barat. Ahmad Sholeh, perwakilan manajemen PT menyampaikan bahwa banyak dari universitas lain dari seluruh Indonesia yang ingin melaksanakan kunjungan industri ke perusahaan ini, tetapi banyak yang ditolak. Selain kesibukan pihak manajemen perusahaan, hal ini juga dikarenakan jadwalnya yang bentrok dengan kunjungan industri dari lembaga lain. “Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat,” h ar ap n y a . Supervisor Humas UP Suralaya, Afrizal menjelaskan bahwa PT Indonesia Power UP Suralaya merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terbesar di Asia Tenggara yang menghasilkan energi listrik sebesar 3400 MW sebagai pasokan listrik Jawa, Madura, dan Bali (Jamali). Jika terjadi problem pada PT Indonesia Power UP Suralaya, maka seluruh sistem yang ada di Jamali juga akan ikut terganggu, terlebih Jakarta sebagai barometer perekonomian nasional. “Oleh karena itu, PT ini merupakan objek vital nasional yang langsung dijaga oleh TNI dan Polri,” i mb u h n y a . Jumat (13/1), kami melanjutkan studi banding ke Departemen Pendidikan Teknik Elektro (DPTE) Fakultas Pendidikan dan Teknologi Kejuruan (FPTK) UPI di Bandung. “Prodi PTE dibagi atas tiga konsentrasi, yaitu Teknik Tenaga Elektrik, Telekomunikasi, dan Elektronika Industri, yang ditekankan kepada minat, motivasi, dan background mahasiswa,” jelas

Berkunjung ke Sutami: Prodi Pendidikan Teknik Elektro FT UNP melakukan kunjungan industri ke PT PJB UP Brantas, Senin (16/6). Di sana, terdapat PLTA yang dikenal dengan sebutan PLTA Sutami. Kunjungan tersebut merupakan rangkaian kunjungan indutri dan studi banding selama 15 hari ke Pulau Jawa. f/doc

Sekretaris DPTE FPTK UPI, Didin Wahyudin, P.hD.. Kunjungan industri kami pun berlanjut ke PT Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkit Brantas (PJB UP), Senin (16/ 1). Supeno selaku pimpinan PT PJB UP Brantas menyampaikan perihal aturanaturan dalam kunjungan seperti menggunakan helm standar perusahaan dan tidak diperbolehkan mengambil dokumentasi dalam bentuk foto saat pelaksaan site visit. “Hal ini untuk keamanan,” jelasnya. Supeno juga menjelaskan bahwa PJB menjadi pembangkit terbaik dunia berdasarkan North American Elec­ tric Rekiability Corporation (NERC). Rombongan dari Pendidikan Teknik Elektro FT UNP melanjutkan studi banding di Jurusan Teknik Elektro FT Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Rabu (18/ 1). Kami terkejut karena arsitektur bangunan fakultas mirip dengan FT UNP.

Tak ayal, hal ini membuat kami serasa di UNP. Drs. Totok Heru Tri Maryadi, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro FT UNY menyampaikan bahwa UNY dan UNP merupakan saudara kembar. Hal ini dapat dilihat dari arsitektur bangunannya yang mirip satu sama lain. Penyebabnya, kata Totok, pembangunan UNY dan UNP dari dana yang sama pada tahun 1979. “Suatu kehormatan bagi kami menerima saudara-saudara dari Pendidikan Teknik Elektro Angkatan 2014 FT UNP,” ujarnya. Dengan berakhirnya studi banding ke UNY, kami pun balik ke Padang. Perjalanan selama 15 hari mulai 8 Januari hingga 22 Januari 2017 begitu terasa melelahkan, tetapi semua terbayarkan oleh ilmu pengalaman yang didapatkan selama proses kunjungan industri dan studi banding.


TEROPONG

16

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

Mahasiswa S1 Pendidikan FT Lebih Dianjurkan TA

Keluar dari 100 Besar: Webometrics kembali merilis peringkat universitas di seluruh Indonesia pada Januari 2017. UNP berada di peringkat104. Padahal, pada lima tahun sebelumnya, UNP selalu berada di peringkat 100 besar. f/Ist

Webometrics Rilis Peringkat Universitas di Indonesia

Peringkat UNP Keluar 100 Besar Berdasarkan peringkat universitas di Indonesia versi Webometrics yang dikeluarkan pada Januari 2017, Universitas Negeri Padang (UNP) menempati posisi 104 dari 487 perguruan tinggi. Posisi ini turun dibandingkan dari lima tahun sebelumnya. Secara berturut-turut peringkat UNP pada 2012, 2013, 2014, 2015, dan 2016, yaitu 50, 51, 67, 54, dan 63. Padahal, pada akhir Desember 2016 lalu, UNP telah meraih akreditasi A. Webometrics merupakan salah satu perangkat untuk mengukur kemajuan perguruan tinggi melalui website yang dimiliki oleh universitas. Dalam menilai peringkat, Webometrics menggunakan empat indikator. Pertama, presence atau jumlah halaman website. Kedua, visibili­ ty atau domain web yang tertangkap oleh search engines. Ketiga, openness atau jumlah halaman pdf menuju Google. Terakhir, excellence atau sitasi yang tertangkap dalam kurun waktu lima tahun.

Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., menjelaskan bahwa pada peringkat Webometrics, UNP memang turun dari tahun sebelumnya, tetapi secara umum UNP sudah baik. Ia menjelaskan bahwa, pada penilaian tersebut, UNP masih menggunakan datadata lama. “Saat ini, UNP sedang memperbaharui data-data tersebut. Saya yakin peringkat UNP akan naik kembali. Ini menjadi tantangan bagi saya,” ujarnya, Kamis (23/2). Meski demikian, ia tidak menampik bahwa, di dalam website UNP, informasi digital masih sangat minim. Padahal, penilaian Webometrics didasarkan pada kandungan informasi dari website. “Saat ini, orang melakukan pencarian informasi di mesin Google. Jika informasi di website UNP kurang, otomatis akan sedikit yang mengakses website UNP,” jelas Ganefri. Untuk itu, UNP perlu memperkaya informasi di website­nya. Senada dengan Ganefri, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengab-

dian kepada Masyarakat (LP2M) UNP, Prof. Dr. Rusdinal, M.Pd., menjelaskan bahwa UNP semakin berkembang. Buktinya, dari segi penilaian kinerja penelitian perguruan tinggi, UNP yang dulunya kelompok madya sekarang berada di kelompok utama, dan akan menuju kelompok mandiri. Penurunan peringkat tersebut, kata Rusdinal, kemungkinan karena perguruan tinggi lain jauh lebih cepat berkembang. Ia menjelaskan bahwa UNP memang terkendala dengan publikasi hasil karya dosen. “Karya dosen UNP bagus. Hanya saja mungkin cara publikasinya yang kurang tepat sehingga sitasi karya tersebut rendah,” jelas ny a. Salah seorang dosen di Fakultas Bahasa dan Seni, Dr. Ngusman Abdul Manaf, M.Hum., mengatakan bahwa masih banyak ditemukan dosen UNP yang mempublikasi karyanya dengan menggunakan akun pribadi. Alhasil, saat disitasi oleh akedemisi tidak terekam sebagai

Mahasiswa S1 pendidikan Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Padang (UNP) lebih dianjurkan untuk membuat Tugas Akhir (TA) daripada skripsi. Anjuran tersebut disampaikan oleh dosen-dosen FT UNP secara tidak tertulis pada saat pembelajaran di kelas berlangsung. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika TM 2013, Mulyani Deasy Nasution, misalnya. Dia pernah mendengar langsung dosennya menyarankan bahwa mahasiswa S1 pendidikan untuk lebih memilih mengerjakan TA daripada skripsi. “Dosen tersebut menyarankan dengan alasan skripsi yang dibuat oleh mahasiswa pendidikan kurang berbobot,” ujarnya, Selasa (14/3). Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Otomotif TM 2013 Jekson Hardianto mengaku bahwa pembuatan TA lebih mudah daripada skripsi. “Jika sudah ada surat edaran resminya, maka saya akan memilih untuk membuat TA daripada skripsi,” katanya, Selasa (14/3). Mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Bangunan TM 2011, Randi Wahyudi mengapresiasi anjuran dosen tersebut. Awalnya, ia memang memilih TA. Tetapi, setelah melalui diskusi dengan dosen Penasihat Akademik (PA), Randi pun memutuskan untuk mengerjakan skripsi. “Sebab, judulnya dari dosen PA saya,” ujarnya, Selasa (14/3). Salah seorang dosen FT yang menganjurkan mahasiswa S1 pendidikan untuk membuat TA adalah Geovanne Farell, M.Pd. T.. Dia menjelaskan bahwa skripsi yang dibuat oleh mahasiswa FT selama ini kurang berbobot

dan belum menghasilkan inovasi baru. “Bahkan, ada skripsi yang dibuat oleh mahasiswa sama dengan skripsi yang pernah ada sebelumnya. Judulnya sama, datanya sama, isinya sama. Yang berbeda hanya lokasi saja,” jelasnya, Rabu (8/3). Sesuai dengan visi dan dan misi FT, yaitu mampu menciptakan inovasi baru dan mengembangkan skills, mahasiswa FT pun dituntut untuk kreatif. Salah satu caranya, yaitu membuat TA. Dalam membuat TA, mahasiswa akan membuat alat. Selain itu, dalam menentukan pilihan, dosen PA juga ikut berperan. “Hal ini disesuaikan dengan kemampuan dan indeks prestasi mahasiswa tersebut,” jelas ny a. Menanggapi hal tersebut, Wakil Dekan I FT, Dr. Sukardi. M.T., menyampaikan bahwa mahasiswa S1 pendidikan memang diperbolehkan untuk membuat TA. Dia menjelaskan bahwa perbedaan TA yang dibuat oleh mahasiswa S1 kependidikan dengan nonkependidikan terletak pada tingkat esentisitasnya. TA mahasiswa S1 kependidikan dinamakan trainer dengan tujuan untuk pengajaran. Sementara, TA mahasiswa S1 nonkependidikan cakupan jenis penelitian lebih luas, yaitu boleh membuat teknologi tepat guna ataupun penemuan keilmuan di bidang teknik. “Jadi, tidak ada yang melenceng dari buku panduan akademik UNP karena TA yang dibuat oleh mahasiswa S1 pendidikan masih dalam cakupan pendidikan itu sendiri, yang mana tujuannya untuk pengajaran,” jelasnya, Jumat (10/3). Dwi

karya dosen UNP, melainkan sebagai karya pribadi. Berbeda halnya jika dosen mempublikasi karyanya menggunakan akun UNP. Karya tersebut akan tercatat sebagai karya dosen UNP yang dapat meningkatkan sitasi UNP,” ujarnya, Kamis (16/2). Selain itu, Ngusman menjelaskan bahwa masih ada penelitian dosen UNP yang belum dipublikasi hanya dilaporkan di perpustakaan atau dibuat artikel tetapi tidak dikirimkan ke jurnal. Ia berharap agar UNP mengimbau dosen untuk menggunakan akun UNP dalam mem-

publikasikan karyanya. Hal ini bertujuan agar karya tersebut tercatat sebagai karya UNP dan dapat dijadikan rujukan oleh dosen dan mahasiswa UNP. Menanggapi hal tersebut, Rusdinal mengatakan bahwa LP2M UNP telah membentuk tim pengembangan jurnal dan publikasi ilmiah untuk mengatasi persoalan tersebut. Tim ini nantinya akan melakukan coaching clinic, yaitu pendampingan dosen yang melakukan penelitian dan akan dipublikasikan, baik di jurnal nasional maupun internasional. Wildan

Tujuh Mahasiswa Asing Belajar Bahasa Indonesia di UNP Sebanyak tujuh mahasiswa asing melakukan kursus intensif mata kuliah bahasa Indonesia di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP) pada awal tahun ini. Tujuh mahasiswa asing tersebut berasal dari Jurusan Bahasa Indonesia Deakin University Melbourne Australia. Ketua Jurusan Bahasa Indonesia, Dra. Emidar, M.Pd., menjelaskan bahwa kursus intensif ini merupakan salah satu bentuk kerja sama antara UNP dengan Deakin University di bidang pembelajaran bahasa Indonesia. Kerja sama ini sudah terjalin sejak 1993. Pada tahun ini, pembelajaran berlangsung dari 9 Januari hingga 17 Februari

dengan mengarahkan tiga orang staf pengajar. Proses pembelajarannya sendiri sama dengan proses pembelajaran UNP pada umumnya. Ada pembelajaran tatap muka, tugas di kelas, tugas terstruktur dengan metode komunikatif, dan sebagainya. Bedanya, pembelajaran berlangsung dari 09.0012.00 WIB pada Senin-Jumat. Di samping itu, pada akhir pekan, diadakan juga kunjungan ke objek wisata yang ada di Sumatra Barat (Sumbar). Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswa asing dengan budaya Minangkabau. Selain kerja sama dalam bentuk pemberian kursus intensif, UNP juga menggutus staf

pengajar dari Program Studi Bahasa Indonesia UNP untuk memenuhi undangan Deakin University. Pengutusan staf pengajar ini bertujuan untuk memberikan penyuluhan dan membuat buku teks pembelajaran bahasa Indonesia bagi mahasiswa asing di luar negeri. Kerja sama ini merupakan bentuk kepercayaan yang diberikan Deakin University kepada UNP. “Kita harus menjaga mutu, baik dosen, pembelajaran, maupun pelayanan diberikan. Pasalnya, banyak perguruan tinggi lain mau menyelenggarakan kerja sama ini dengan Deakin,” jelas Emidar, Senin (13/2). Senada dengan hal itu, Dekan FBS, Prof. Dr. M.Zaim, M.Hum.,

Kerja Sama: Sebanyak tujuh mahasiswa Deakin University Australia melakukan kursus intensif mata kuliah bahasa Indonesia di FBS UNP pada awal tahun ini. Kursus intensif merupakan salah satu bentuk kerja sama UNP dengan Deakin University, Rabu (1/3). f/Wildan

mengatakan bahwa kerja sama tersebut merupakan peluang bagi UNP agar dikenal oleh dunia. Dengan kerja sama ini, UNP diharapkan lebih maju ke depannya dari segi mutu pendi-

dikan. Sebab, Deakin University merupakan salah satu universitas terkemuka dunia. “Semoga kerja sama ini tetap berlanjut ke depannya,” ujar Zaim, Selasa (21/2). Dwi, Oktri


TEROPONG

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

UNP Terapkan Sistem Wisuda Tunggal Universitas Negeri Padang (UNP) menerapkan sistem wisuda tunggal mulai tahun ini. Wisuda yang biasanya dilaksanakan dua kali, yakni tingkat universitas dan tingkat fakultas, selanjutnya hanya dilaksanakan di tingkat universitas saja. Sistem wisuda tunggal tersebut untuk pertama kalinya dilaksanakan pada upacara wisuda periode ke-108 yang berlangsung Maret ini. Hal tersebut disampaikan oleh Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., usai acara penyerahan Sertifikat Akreditasi A dari Direktur Kelembagaan Pendidikan Tinggi Kemennterian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi di Aula Prof. Kamaluddin Fakultas Ekonomi UNP, Jumat (10/2) Ganefri juga menyampaikan bahwa kebijakan wisuda tunggal ini bertujuan untuk meringankan beban mahasiswa. Sistem pelaksanaan wisuda selama ini dinilai cenderung memberatkan mahasiswa. Pasalnya, selain harus menghadiri wisuda bersama di tingkat universitas, calon wisudawan juga harus mengikuti acara pembagian ijazah di fakultas masing-masing. Selain itu, calon wisudawan yang berasal dari TM 2013 tidak akan dikenai biaya, kecuali

biaya sewa pakaian dan atribut wisuda. Hal ini dikarenakan calon wisudawan TM 2013 telah menerapkan sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT). Sementara, mahasiswa TM 2012 ke atas, hanya dikenai biaya sebesar Rp300.000,00. “Sebab, mahasiswa tersebut belum menerapkan sistem UKT,” ujar Ganefri. Berdasarkan surat yang dibagikan oleh Wakil Rektor I UNP, Prof. Dr. Yunia Wardi, M.Si., pada 1 Maret 2017 di situs bak.unp. ac.id, upacara wisuda periode 108 akan dibagi tiga hari, yaitu 2527 Maret di Gelanggang Olah Raga UNP. Tiap harinya, wisudawan akan mengikuti upacara wisuda dari 07.30-12.00. Proses pelantikan dan penyerahan ijazah semua wisudawan diserahkan langsung oleh Rektor UNP dan Dekan atau Direktur Program Pasca Sarjana terkait. Sistem wisuda tunggal ini tetap memberikan kesempatan kepada orangtua calon wisudawan untuk turut hadir. Jadwal wisu da yang disusun dalam beberapa sesi juga bertu ju an untu k mengantisispasi agar kelu arga calon wisudawan tidak serentak datang ke Padang. “Bukan rahasia umum lagi kalau UNP wisu da, Kota Padang pasti macet,” imbuh

Gan e fri . Bersamaan dengan hal tersebut, Wakil Dekan (WD) III Fakultas Pariwisata dan Perhotelan (FPP) UNP, Dr. Yuliana, SP., M.Si., menjelaskan bahwa pihak universitas telah memberikan pemberitahuan secara resmi terkait adanya sistem wisuda tunggal UNP. Wisuda langsung dihadiri oleh rektor, wakil rektor, ketua senat universitas, serta 10 orang perwakilan senat berserta dekan dari fakultas yang diwisuda. Yuliana sangat mengapresiasi kebijakan tersebut. Dia mengatakan bahwa, apabila nanti ada wisudawan yang membuat acara seremonial semisal temu ramah dengan dosen, maka hal tersebut di luar tangung jawab fakultas. “Semuanya dikelola oleh mahasiswa itu sendiri,” ujarnya, Jumat (10/02). Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa TM 2012, Riska Adiyati, ju ga mengapresiasi kebijakan tersebut. Mahasiswa yang wisuda Maret mendatang beranggapan bahwa dengan pengubahan sistem wisu da, maka akan lebih efisien dalam segi waktu dan biaya. “Kampus kami jauh, kalau harus dua kali, kami mesti bolak balik,” ujarnya, Kamis (09/02). Putri

Pelantikan UKM Selingkungan UNP

Ganefri Lantik Dua UKM Baru Dua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) baru di Universitas Negeri Padang (UNP) secara resmi dilantik oleh Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., pada acara Pelantikan UKM Selingkungan UNP di Gelanggang Olahraga UNP, Jumat (10/3). Dua UKM baru tersebut adalah Unit Kegiatan Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (UKPKK) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Kedua UKM baru ini sama-sama bergelut di bidang kewirausahaan. Bedanya, HIPMI lebih beriorentasi di luar kampus, sedangkan UKPKK fokus kepada mahasiswa UNP yang ingin menekuni kewirausahaan. Ketua HIPMI, Ibnu Satiya mengatakan bahwa HIPMI mengacu pada tujuan pemerintah yang ingin menaikkan jumlah pengusaha Indonesia yang masih 1,7% menjadi 4% dari jumlah penduduk. HIPMI UNP memperoleh Surat Keptutusan dari rektor dua minggu sebelum pelantikan berlangsung. HIPMI pertama kalinya mengadakan Musyawarah Besar pada 21 Juni 2016 dan menerima anggota baru pada Agustus 2016. Saat ini, HIPMI memiliki pengurus sebanyak 60 orang. Program kerja yang terlaksana, yaitu Jambore ASEAN yang diikuti HIPMI perguruan tinggi 10 negara di mana pada acara tersebut UNP mengirim 5 orang peserta. Untuk program kerja selanjutnya, HIPMI akan mengundang pengusaha muda untuk menjadi pemateri yang akan memberikan pengalaman dan motivasi sekali dalam dua minggu. HIPMI juga berencana mengundang Chairul Tanjung menjadi pemateri. “Karena modal utama pengusaha itu bukan

17

UNP Lebih Utamakan Dosen Berkualitas Pada acara Temu Ramah Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan Mahasiswa Penerima Bidikmisi di Gelanggang Olah Raga Universitas Negeri Padang (UNP), Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., menjelaskan bahwa UNP kekurangan tenaga pendidik atau dosen. Seharusnya, rasio jumlah dosen dan mahasiswa UNP adalah 1 : 32. Terlebih lagi di tahun 2020, UNP menargetkan jumlah mahasiswa UNP sebanyak 45.000 orang. Oleh karena itu, UNP membutuhkan tambahan staf pengajar. Pada awal 2017 ini, UNP telah menerima sebanyak 150 dosen tetap non PNS. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk mengatasi kekurangan dosen di UNP. Sehubungan dengan hal tersebut, sivitas akademika UNP menyambut baik akan penerimaan dosen tetap non-PNS ini. Salah satunya Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Prof. Dr. Syafri Anwar, M. Pd.. Ia mengatakan bahwa dengan adanya pembangunan IDB diharapkan bisa merangsang pembangunan nonfisik. Contohnya, pengembangan prodi baru, jurusan baru, dan fakultas baru. Hal ini bertujuan agar target UNP untuk memiliki mahasiswa sebanyak 45.000 orang di 2020 bisa tercapai. “Jika jumlah mahasiswa nantinya dapat mencapai target tersebut, maka jumlah dosen yang ada pada saat ini tentu kurang,” u n gk a p n y a. Di FIS saja contohnya, kata Syafri, tenaga dosen masih belum sebanding dengan jumlah mahasiswanya. Jadi, upaya penam-

bahan dosen sangatlah tepat. “Untuk dosen tetap non-PNS yang diterima diharapkan dosen yang betul-betul memiliki integritas, loyalitas, dan kapabilitas yang tinggi terhadap lembaga, mengerjakan tugas-tugas pokok dan nonpokok sepenuh hati serta melaksanakan kompetensi kepribadian, profesional, sosial, dan pedagogi,” harapnya, Rabu (8/2). Senada dengan Syafri, Kepala Kepegawaian UNP, Afdalisma, SH. M.Pd., mendukung penerimaan dosen tetap non-PNS UNP. Pasalnya, selama dua tahun terakhir UNP tidak menerima Dosen PNS dari pusat. “Penambahan dosen tidak ada, sedangkan jumlah dosen selalu berkurang karena ada beberapa dosen yang pensiun tiap tahunnya,” ungkap Afdalisma, Kamis (23/2). Afdalisma juga menampik isu yang sempat beredar di kalangan sivitas akademika bahwa orangorang yang memiliki latar belakang pendidikan S1 atau S2 di UNP lebih diutamakan untuk diterima daripada perguruan tinggi lain. Pasalnya, seluruh peserta yang menjadi dosen tetap non-PNS di UNP melewati tiga tahapan seleksi. Pertama, tahap verifikasi dan administrasi. Kedua, tes kemampuan dasar akademik. Ketiga, tahap wawancara yang dilakukan oleh tim penguji yang ada di masing-masing jurusan tempat mereka ditempatkan. “Semua ini berjalan transparan. Tidak ada membeda-bedakan. Mereka yang benar-benar berkualitas itulah yang diterima nantinya, dari universitas manapun asalnya,” tegasnya. Lutfi

Rumah Dinas Rektor Baru

Lantik UKM: Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., membacakan naskah pelantikan pengurus UKM UNP. Ada 17 UKM y6ang dilantik oleh Ganefri di GOR UNP, Jumat(10/3). f/Okta

hanya uang, tapi juga tenaga dan pikiran kita,” kata Ibnu. Dalam sambutannya, Rektor UNP mengatakan bahwa UKM UNP merupakan organisasi yang mengembangkan visi dan misi UNP serta menyukseskan tridarma perguruan tinggi di bidang ekstrakulikuler. Kehadiran aktivis di universitas dimaksudkan agar mahasiswa siap memberikan pengabdian terbaik bagi kemajuan UNP. “Bukan sekadar mencari kedudukan dan jabatan,” jelasnya. UKM bertujuan untuk meningkatkan prestasi mahasiswa agar dapat mengharumkan nama universitas. Sebab, salah satu indikator keberhasilan dari sebuah universitas dilihat dari prestasi-prestasi yang digapai oleh mahasiswanya. Pasalnya, besarnya nama suatu universitas sangat tergantung kepada kualitas dan prestasi mahasiswanya. “Aktivis hebat itu ialah mahasiswa yang sukses di organisasi dan

dapat menyelesaikan masa studi tepat waktu,” kata Ganefri. Ganefri juga mengimbau seluruh pengurus UKM UNP agar dalam menjalankan roda organisasi tidak terpaut dengan uang. Ia juga berpesan agar mahasiswa membentuk mindset bahwa orang sukses berorientasi pada hasil bukan pada uang dan lainnnya, serta berani mengambil resiko. Selain HIPMI dan UKPKK, 15 UKM yang dilantik, yaitu Resimen Mahasiswa, Unit Kegiatan (UK) Kesenian, UK Pramuka, Korps Sukarela Palang Merah Indonesia, UK Olahraga, Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, Koperasi Mahasiswa, UK Komunikasi dan Penyiaran Kampus, UK Kerohanian, Mahasiswa Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup, UK Film dan Fotografi, Pusat Pengembangan Ilmiah dan Penelitian Mahasiswa, Wadah Pengkajian dan Pengembangan Sosial Politik, Surat Kabar Kampus Ganto, UK Bahasa Asing. Ermi, Dila

Gedung Badan Penjaminan Mutu Internal (BPMI) Universitas Negeri Padang (UNP) saat ini sudah beralih menjadi rumah dinas rektor periode 2016-2020. Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D., menyampaikan hal ini secara resmi pada acara pelantikan senat UNP di Gelanggang Olah Raga, Senin (6/02). “Saat ini gedung BPMI sudah resmi menjadi rumah dinas rektor periode 2016-2020,” ujarnya. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Kepala Bagian Perlengkapan UNP, Drs. Nazarudin Harahap, S.T.. Dia mengatakan bahwa Gedung BPMI yang berlokasi di depan Gedung Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Sumatra Barat ini sudah resmi menjadi rumah dinas rektor. Sebelumnya, rumah dinas rektor berada di Lubuk Minturun, Padang. Pemindahan ini disebabkan karena tidak efektifnya penggunaan rumah dinas rektor di luar UNP. “Apalagi jam kerja rektor bisa sampai pukul 21.00 WIB atau 23.00 WIB,” terangnya, Rabu (8/2). Sebelum menjadi rumah dinas rektor, Gedung BPMI ditempati oleh Humas Badan Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi UNP. Agar kegiatannya tidak terganggu, humas tersebut telah dipindahkan ke

gedung rektorat baru. Sementara, terkait penggunaan rumah dinas rektor yang lama di Lubuk Minturun, Nazarudin menjawab bahwa rumah dinas tersebut akan dijadikan sebagai guest house. “Nantinya, rumah itu akan digunakan untuk rumah tamu dan tempat pelatihan bagi universitas,” terangnya. Nazarudin juga menjelaskan bahwa UNP hanya menyediakan rumah dinas untuk rektor. Sementara, untuk wakil rektor, dekan, dan pejabat kampus lainnya, UNP tidak menyediakan rumah dinas. “Rumah dinas hanya rektor, sedangkan pegawai tidak memiliki rumah dinas,” tegas Nazarudin Pemindahan rumah dinas rektor yang sebelumnya berada di kawasan luar UNP ke dalam lingkungan kampus disambut positif oleh sivitas akademika UNP. Mahasiswa Jurusan Teknik Otomotif TM 2013, Wengki, misalnya. Dia menyampaikan bahwa dengan beradanya rumah rektor di lingkungan kampus diharapkan bisa memudahkan kinerja rektor dalam mewujudkan visi-misinya demi UNP yang lebih baik ke depan. “Rektor juga diharapkan bisa membedakan jam kerja dengan bertamu,” tegasnya, Sabtu (18/2).Maida


INTER

18 UNP

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

MPM

Penyerahan Sertifikat Akreditasi A Direktur Pembinaan Kelembagaan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti, Dr. Totok Prasetyo, B.Eng., MT., menyerahkan Sertifikat Akreditasi A kepada Universitas Negeri Padang (UNP) di Aula Prof. Kamaluddin Fakultas Ekonomi UNP, Jumat (10/2). Pada acara tersebut, Totok juga memberikan pembekalan kiat-kiat mempertahankan akreditasi A. Totok mengingatkan perguruan tinggi agar tidak “tidur” setelah mendapatkan akreditasi A. Akreditasi berlaku selama lima tahun. Pembinaan Kelembagaan Pendidikan Tinggi Kemen-

ristekdikti memiliki kewenangan meminta Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menindaklanjuti laporan masyarakat buruknya tentang kinerja perguruan tinggi. Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D.. mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, baik internal maupun eksternal UNP. Akreditasi merupakan hal yang penting bagi sebuah perguruan tinggi dalam menyelenggakan pendidikan tinggi. “Akreditasi A ini bisa menjadi peluang bagi kita untuk lebih baik,” ujarnya. Fakhruddin

MPALH

Pelantikan DPH Kepengurusan Baru Mahasiswa Pencinta Alam dan Lingkungan Hidup (MPALH) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan pelantikan Dewan Pengurus Harian (DPH) periode 2017 di Ruang PKM UNP, Sabtu (25/2). Agenda pada acara tersebut yaitu pembacaan sumpah jabatan dan serah terima jabatan dari DPH 2016 kepada DPH 2017. Ketua Umum MPALH 2016, Novan Putra menyampaikan, semua Program Kerja (Proker) sudah terlaksana dengan baik oleh

DPH 2016. “Semoga dengan kepengurusan yang baru bisa melanjutkan. Apa pun rencana yang sudah dirancang berjalan dengan lancar untuk MPALH lebih berjaya nantinya,” jelasnya. Senada dengan itu, salah seorang alumni MPALH, Zakri Zaini, berharap kepada DPH 2017 agar dapat menjalankan dengan baik amanah yang sudah diembankan. “Semoga kegiatankegiatannya berjalan dengan baik. Semoga MPALH lebih jaya ke depannya,” harapnya. Rasyd

UKK

Kajian Dhuha Qatulistiwa Islam yang berada di bawah naungan Unit Kegiatan Kerohanian Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Grand Opening Ceremony Kajian Dhuha di Masjid Al Azhar UNP, Sabtu (4/3). Kegiatan ini merupakan acara tahunan diperuntukan bagi seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Ketua Pelaksana, Eko Kurnia Saputra menjelaskan, antusias mahasiswa untuk mengikuti kegiatan ini cukup tinggi. Hal ini terbukti dari banyaknya jumlah peserta yang men-

daftar. “Untuk saat ini, jumlah peserta sebanyak 1500 mahasiswa. Terdapat peningkatan dari periode sebelumnya,” kata Eko. Wakil Rektor III, Prof. Dr. Ardipal, M.Pd., dalam sambutan menjelaskan bahwa adanya kegiatan ini diharapkan menciptakan mahasiswa yang tidak hanya memiliki intelektual tinggi melainkan juga baik dalam spritual dan emosional. “Saat ini tidak cukup kepintaran saja, tapi pintar yang dilandasi dengan spritual yang baik. Hal Itulah yang d ibu tu h kan ,” u ngk ap n ya. Putri

PPIPM

Memperingati hari jadi ke-31, Pusat Pengembangan Ilmiah dan Penelitian Mahasiswa (PPIPM) Universitas Negeri Padang (UNP) menggelar acara syukuran Perayaan Ulang Tahun (Payung) di Ruang PKM UNP, Minggu (26/2). Acara ini mengusung tema Merangkul Asa, Me­ neduhkan Jiwa. Sekretaris Acara, Citra Mandasari, menjelaskan, Payung PPIPM ke-31 bertujuan untuk menjalin silaturahmi, baik antarmahasiswa se-Unit Kegiatan Mahasiswa maupun sesama

Sertifikat Akreditasi A: Direktur Pembinaan Kelembagaan Pembinaan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti Dr. Totok Prasetyo, B.Eng., MT., (dua dari kiri) menyerahkan Sertifikat Akreditasi A kepada UNP di Aula Prof. Kamaluddin FE UNP, Jumat (10/2). f/Fakhruddin“

Setelah enam bulan masa kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Padang (UNP) periode 2016-2017, Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) UNP mengadakan Sidang Progress Report BEM di ruang sidang senat rektorat, Jumat (17/2). Ketua MPM, Syukron Novri Arpan menjelaskan bahwa sidang ini merupakan salah satu rangkaian pengawasan dari MPM yang dikomandoi oleh komisi dua bidang pengawasan BPM dan Ormawa selingkungan UNP. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur keberha-

KBMGD

UKFF

Belajar Multimedia dan Desain Grafis Memiliki visi menjadi wadah belajar multimedia dan desain grafis, Komunitas Belajar Multimedia dan Desain Grafis (KBMDG) hadir sejak 13 Februari 2014. Awalnya, komunitas ini bergerak di bidang multimedia dan teknologi informasi. Namun, seiring berjalannya waktu, komunitas ini juga bergerak di bidang pu­ blic relation, kewirau sahaan, dan komunikasi informasi. Tidak hanya itu, mahasiswa juga bisa mengembangkan potensi diri seperti bernyanyi dan menari. Didirikan oleh dua mahasiswa Teknik Informatika dan Komputer TM 2010, Budiman dan Fauzan Zamzah, saat ini KBMDG memiliki 54 anggota. “Tidak hanya mahasiswa UNP, beberapa mahasiswa telah bergabung bersama kami yaitu, mahasiswa Unand, Politeknik dan UBH. Pada saat sekarang,” terang Budiman, Kamis (16/2) Meski telah wisuda, Budiman masih aktif menjadi ketua komunitas. Sementara itu, wakil ke-

tua, bendahara, sekretaris, dan pembina secara berturut-turut dijabat oleh Yudi Ardiyanto, Khairatul Ichwani, Liqa Fadhila, dan Yeka Hendriyani, S.Kom, M.Kom.. KBMDG mengadakan pelatihan dua kali seminggu di Gedung MKU UNP. Adapun agenda tahunan yang rutin digelar adalah Multimedia Festival dengan rangkaian kegiatan berupa seminar nasional dan internasional, work­ shop, serta lomba-lomba yang berkaitan dengan multimedia serta desain grafis. KBMDG kembali mengadakan Festival Multimedia pada Oktober 2017. Ia berharap, KBMDG bisa menjadi menjadi tempat belajar multimedia dan desain grafis bagi mahasiswa sekaligus memiliki jaringan luas. Adapun prestasi yang diraih KBMDG seperti menjadi juri, pemateri seminar dan workshop. Komunitas ini diharapkan punya lebih banyak peminat. “Kami belum begitu dapat perhatian dari pihak terkait,” tutupnya. Okta

BEM FIS

Perayaan Ulang Tahun keluarga PPIPM. “Semoga harapan dan impian kita dapat terwujud di masa yang akan datang,” ujarnya. Koordinator Pembina PPIPM, Dr. Yuliana, S.P., M.Si., dalam sambutannya menyampaikan, semua tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi tidak akan terwujud tanpa adanya kerja sama anggota organisasi. “Selamat ulang tahun yang ke31 untuk PPIPM UNP. Mari saling merangkul untuk kemajuan yang lebih baik,” ujarnya. Zahara

Sidang Progress Report silan enam bulan periode awal BEM UNP Staf ahli rektor III, Drs. Yulifri M.Pd., mengatakan bahwa keberhasilan UNP memperoleh akreditasi A harus dapat diimbangi oleh keberhasilan para mahasiswa. Mahasiswa juga dituntut untuk melakukan kegiatan positif yang dapat dilihat oleh masyarakat sebagai cerminan UNP yang telah meraih akreditasi A. “Dengan begitu, maka ilmu yang ia dapatkan di organisasi dapat diterapkan dengan baik di lingkungan masyarakat nanti,” harapnya. Nadilla

Temu Perdana Calon Anggota

Unit Kegiatan Film dan Fotografi (UKFF) Universitas Negeri Padang (UNP) menggelar temu perdana Calon Anggota (Caang) angkatan ke-VIII di Ruang Pencak Silat Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP, Minggu (26/2). Ketua Pelaksana, Fadhilla Azherda menjelaskan, open recruitment mempunyai arti penting bagi UKFF guna menambah sumber daya mahasiswa . “Bagi Caang, tetaplah semangat dalam mengikuti tahapan yang diberikan

panitia,” ujarnya. Staf Ahli Wakil Rektor III, Drs. Hasan Maksum, M.T., berharap agar UKM UNP, termasuk UKFF, dapat merekrut anggota dalam jumlah yang banyak. Pasalnya, semakin banyak mahasiswa ikut dalam kegiatan UKM, semakin baik pula mutu UNP dari segi kegiatan kemahasiswaan, terlebih lagi saat ini UNP sudah mendapatkan akreditasi A. “Semoga ke depannya UKFF bisa merekrut mahasiswa dari beragam fakultas di UNP. Hengky

Himabio

BIOEXO Mengusung tema Young Generation Save Our Biodiver­ sity, Himpunan Mahasiswa Jurusan Biologi (Himabio) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang mengadakan seminar nasional dan BIOEXO 2017 di Gelanggang Olah Raga, Sabtu (18/2). Ketua Pelaksana, Fazli Saldayu menyampaikan bahwa acara ini merupakan agenda tahunan. Rangkaian kegiatan yaitu Lomba Biologi Tingkat SMA/MA dan SMP/MTS, Open Laboratorium, Seminar Nasional dan Seminar Paralel, Komik

Biologi, Biologi in Frame, dan Bio Expo. Kegiatan ini berlangsung mulai 18-25 Februari 2017. Sementara itu, Ketua Jurusan Biologi, Dr. Azwir Anhar, M.Si. berharap agar peserta tidak hanya mencari juara semata dalam ajang perlombaan ini, tetapi juga mengukur pengetahuannya di mata pelajaran biologi. Senada dengan itu, Dekan FMIPA Prof. Dr. Lufri, M.S., mengungkapkan bahwa kegiatan ini bagian dari silaturahmi dan untuk membangun literasi sains sejak dini. Maida

BEM FT

Pemilihan Umum Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Pemilihan Umum (Pemilu) Gubernur dan Wakil Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIS di halaman Gedung FIS, Senin (27/2). Ketua Panitia Pemilihan Umum (PPU), Husnul Habib Sihombing menyampaikan bahwa Pemilu ini diawali dengan sosialisasi kepada mahasiswa FIS pada 6 Februari. Kemudian, dilanjutkan dengan pendaftaran dan verifikasi data calon, serta kampa-

nye akbar pada 21 Februari. Selanjutnya, 24 Februari diadakan kampanye ideologi melalui debat tentang visi dan misi calon. “Alhamdu lillah, hari ini bisa melaksanakan pemilu secara langsu ng,” jelasnya. Adapun pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur BEM FIS terpilih yaitu Davindra Dirgantar dan Aseng Yulanda. “Semoga kepengurusan BEM periode 2017-2018 lebih bisa menyalurkan aspirasi mahasiswa,” harapnya. Gezal

Seminar Teknologi Bertema Safety Commu­ nication Android of Hack and Crack, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Padang( UNP) mengadakan Seminar Teknologi di Aula Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP, Sabtu (4/3). Acara ini diikuti 238 peserta. Ketua BEM FT, Muhammad Syukri menjelaskan bahwa seminar ini dilatarbelakangi oleh banyaknya hacker dan cracker yang muncul akibat pesatnya perkembangan teknologi. Di Indonesia sendiri, bahkan banyak hacker dan cracker

yang mampu bersaing di tingkat internasional. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kasus pembajakan sistem yang terjadi di Indonesia. “Jangan sampai kita menyalahgunakan teknologi dengan hal yang negatif,” imbuhnya. Wakil Dekan III FT, Drs. Nelvi Erizon, M.Pd., menjelaskan bahwa acara ini merupakan bentuk pengembangan skill mahasiswa. “Semoga kita bisa memanfaatkan teknologi dengan baik serta tidak menyalah gunakannya,” harapnya. Alfendri


Edisi No. 196/Tahun XXVIII

SEPUTAR MAHASISWA

Menangkal Radikalisme di Lingkungan Kampus

19

Hai, pembaca setia Ganto! Radikalisme merupakan suatu paham yang dibuat sekelompok orang yang menginginkan perubahan sosial dan politik secara drastis dengan cara kekerasan. Pada zaman sekarang, paham radikal semakin bermunculan dan berkembang di wilayah NKRI. Mulai dari maraknya kasus terorisme, komunisme, hingga pemikiran yang membahayakan ideologi negara. Hal ini merujuk pada rentetan aksi teror yang pernah terjadi di Indonesia, di antaranya Bom Bali (2002), bom kantor Kedutaan Besar Australia (2004), bom Bali II (2005) dan bom hotel JW Marriott dan Ritz-Cartlon, Jakarta (2009), bom Thamrin (2016). Aksi teror tersebut menyebabkan penciptaan kehidupan masyarakat yang aman, tenteram, damai, dan sejahtera, sebagaimana tujuan undang-undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penangganan Konflik Sosial, tidak dapat tercapai. Tidak hanya dalam bentuk teror, paham radikal juga mulai disebarkan kepada elemen

Sampai saat ini, kehidupan bermasyarakat di Indonesia masih terjerat dengan ancaman nasional yang terus bergerak dari waktu ke waktu. Dimulai dari era Orde Lama, ancaman datang dari kelompok neokolonisme dan imperialisme (liberalisme) dan radikal agama (DINII). Sejak proklamasi kemerdekaan kedua kelompok tersebut menolak Pancasila sebagai ideologi negara. Kemudian, pada era orde Orde Baru, muncul PKI, menjadi ancaman utama ketahanan nasional. PKI melakukan tindakan pemberontakan yang dikenal dengan G/30/S/PKI. Tindakan tersebut ditujukan untuk menjatuhkan negara Indonesia dan menggantikannya dengan negara komunis. Adapun pada era Reformasi, ancaman terhadap kehidupan bermasyarakat di Indonesia, khususnya terkait dengan ideologi negara. Pergerakan mereka sekarang cenderung bergerak secara berkelompok-kelompok di bawah permukaan. Salah satunya, muncul paham radikal. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata radikal berarti “secara mendasar, maju dalam berpikir atau bertindak“. Radikalisasi berarti suatu proses dalam berpikir dan/atau bertindak secara cepat dan mendasar. Radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau sikap ekstrem suatu aliran politik. Di Indonesia, radikalisme menjadi salah satu ancaman membahayakan. Faktor internal, seperti agama, kultur dan kesenjangan sosial serta ekonomi telah menciptakan landasan masuknya ideologi-ideologi radikal. Paham itu pun kini seolah telah mengalami perkembangan dan penerimaan bagi warga negara Indonesia. Warga yang dahulunya sangat memegang teguh Pancasila sebagai pandangan hidup, saat ini menjunjung tinggi arti demokrasi yang dinilai kekuatan nomor satu dalam menyuarakan aspirasi rakyat. Kondisi inilah yang menciptakan peluang tersendiri untuk pendukung radikalisme menentang ideologi negara. Hal inilah yang sepertinya harus dibayar mahal oleh Indonesia lantaran adanya kebebasan berpolitik dan berdemokrasi. Di sisi lain, lemahnya ketahanan nasional telah membuka pintu lebar-lebar untuk kelompok-kelompok masyarakat luar

anti-NKRI untuk melakukan aksinya. Ideologi-ideologi baru yang menentang Pancasila telah mendorong lahirnya pelaku teror dari warga Indonesia. Bahkan, saat ini, muncul kekhawatiran akan paham radikal yang masuk ke dalam jiwa generasi muda. Generasi muda yang dinilai sebagai agen perubahan seolah menjadi sasaran yang tepat dalam mewujudkan gerakan melawan ideologi negara. Survei Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP), yang dipimpin oleh Prof. Dr. Bambang Pranowo, seorang guru besar sosiologi Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, pada Oktober 2010 hingga Januari 2011, mengungkapkan hampir 50% pelajar setuju tindakan radikal. Data itu menyebutkan 25% siswa dan 21% guru menyatakan Pancasila tidak relevan lagi. Sementara, 84,8% siswa dan 76,2% guru setuju dengan penerapan Syariat Islam di Indonesia. Jumlah menyatakan setuju kekerasan untuk solidaritas agama mencapai 52,3% siswa dan 14,2% membenarkan serangan bom. (www.bbc.com) Tidak hanya itu, dalam survei The Pew Research Center pada 2015 lalu, mengungkapkan di Indonesia, sekitar 4 % atau sekitar 10 juta orang warga Indonesia mendukung ISIS; sebagian besar dari mereka merupakan anak-anak muda. Kondisi tersebut juga menjadi sorotan bagi Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI) Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan, Tri Nuke Pudjiastuti mengatakan LIPI melalui risetnya menemukan bahwa gerakan radikal masuk melalui organisasi mahasiswa di kampus. Hal ini diperparah dengan kondisi teknologi informasi yang semakin berkembang pesat. Semakin berkembangnya teknologi informasi semakin terbuka jalan untuk paham radikal menyebarkan ajarannya. Terbukti dengan media sosial yang dimanfaatkan oleh penganut paham radikal untuk menjaring anggota baru kelompok teroris. Beranjak dari kekhawatiran tersebut, Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto Universitas Negeri Padang (UNP) melalui bagian Riset Subdivisi Penelitian dan Pengembangan melakukan jejak pendapat dalam bentuk polling tekait pendapat mahasiswa tentang radikalisme di kampus UNP. Polling yang disebar berupa angket yang terdiri dari enam pertanyaan teruntuk 800 mahasiswa UNP. Data angket didapatkan

dengan metode random sampling yang diambil secara accidentil. Berdasarkan angket yang disebar, sebanyak 63,00% mahasiswa dari keseluruhan responden menyatakan setuju bahwa paham radikal adalah sesuatu yang menentang ideologi negara. Hal tersebut merupakan bukti jika paham radikal masih belum bersemayam di tubuh mahasiswa UNP. Fakta ini senada dengan pendapat di pertanyaan lainnya, yaitu sebanyak 73,35% mahasiswa menyatakan tidak pernah menemukan penyebaran paham radikal di lingkungan kampus, khususnya organisasi mahasiswa. Kendatipun demikian, sebanyak 26,65% dari keseluruhan mahasiswa UNP juga pernah menemukan penyebaran paham radikal di lingkungan kampus. Adapun bentuk penyebaran paham radikal yang pernah

ditemukan tersebut meliputi diskusi yang mendukung adanya paham selain ideologi negara sebanyak 17,68%, penyebaran atribut berbau paham radikalisme sebanyak 13,55%, dan mejadi simpatisan 14,88%. Tak hanya di lingkungan kampus, responden mengaku pernah menemukan penyebaran paham radikal di media sosial (medsos). Hal tersebut dapat dilihat dari persentase pengisian angket tentang pertanyaan seberapa sering menemukan penyebaran paham radikal di media sosial, responden yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 49,19% dan menyatakan sering sebanyak 27,58%. Kemudian, dapat dilihat tanggapan mahasiswa UNP jika mendapati penyebaran paham radikal di medsos. Berdasarkan hasil poll­ ing, sebanyak 40,09% mahasiswa memilih tindakan diam, dan

36,03% responden memilih untuk mengomentari atau menyebarkannya dengan nada mengkritisi. Peran mahasiswa tentu sangat dibutuhkan dalam memerangi ancaman nasional tersebut. Masing-masing responden juga memberikan solusi berdasarkan pandangannya. Sebanyak 68,10% mahasiswa UNP mengusulkan peran mahasiswa dalam mencegah berkembangnya paham radikalisme adalah dengan memperkuat ideologi Pancasila dan agama. Kemudian, 26,32% mempunyai pendapat berbeda, yaitu mengadakan sosialisasi atau diskusi terkait bahaya radikalisme. Sementara, 5,10% menyatakan untuk ikut melaksanakan program deradikalisasi bagi masyarakat sipil. Sebuah program untuk menghentikan, meniadakan atau paling tidak menetralisasi radikalisme.


SASTRA BUDAYA

20

Aku Karmamu Oleh Nora Agus Lestari* gianya aku ketika mendengar suara tawamu. Seolah aku ingin membunuh jarak yang ada ini agar tak ada lagi penghalang antara kita. Tetapi, semua berubah pada malam itu, saat kau mengatakan bahwa kau ternyata sudah memiliki kekasih selain aku. Saat itu, aku merasa dunia berhenti berpu tar.

tr i Safi

aku merasa menjadi wanita yang paling beruntung. Apakah kau masih ingat ketika aku memberanikan diri untuk berterus terang dengan masa laluku yang segelap malam tanpa bulan maupun bintang. Malam yang hanya dihiasi rasa sakit yang semakin hari semakin menggunung. Aku berkata padamu, “Jangan pernah pergi dariku! Aku takut untuk sendiri lagi.” Dengan tatapan yang jernih, kau menjawab, “Ya, aku tidak akan pernah pergi.” Setiap hari kau membuatku tertawa. Pandanganmu membuatku merasa dilindungi seakan kau akan selamanya di sisiku. Setiap aku merasa resah, kau selalu dapat membuatku kembali tersenyum. Kau selalu mengatakan kau sangat menyukai senyumanku seolah-olah senyumanku bagaikan zat yang membuatmu candu. Saat aku meninggalkan kota ini untuk pulang ke kampung halamanku, kau membelai rambutku berkalikali sambil berkata, “Jaga dirimu baik-baik! Ingat, ada yang mengkhawatirkanmu di sini!” Tatapanmu pada mataku membuat bola mataku mengalirkan rinai sakit sebuah perpisahan, dan kau memelukku. Begitu erat dan tanpa kau sadari keinginanmu mempertahankanku membuat napasku tak bisa beraturan. Setelah kau sadar, kau deraikan bulir bening di sudut matamu menggambarkan penyesalan tanpa sengaja men y aki ti k u . Setiap malam aku selalu merindukanmu. Aku selalu sabar menantikan kabar kegiatanmu di kota itu. Bila malam telah datang, aku meneleponmu. Apa kau tahu betapa baha-

ziah Fau

Aku masih menatap matamu yang tertutup. Aku telusuri kulit wajahmu yang berwarna sawo matang itu. Aku lalu membelai rambutmu yang kasar dan lebat. Entah mengapa aku menyukai rambutmu yang telah ditumbuhi oleh beberapa helai uban itu. Satu hal lagi, aku tidak akan pernah bosan seperti itu. Kumis dan jambangmu juga membuatku terpesona. Telapak tanganmu agak terasa kasar, tetapi sangat hangat ketika kau membalas perlakuanku dengan mengelus rambutku kembali. “Aku sangat mencintaimu,” aku mengucapkannya tepat di teli ngamu . Kali ini, aku akan memelukmu dan tidak akan pernah aku biarkan siapa pun melepaskannya. Aku menatapmu kembali dan aku tersadar hanya kau yang bisa membuatku tersenyum dalam kondisi apa pun. Dan, di bawah langit senja berwarna jingga ini, dalam kondisi memelukmu, aku menarik napas dalam-dalam. Angin pantai sore menusuk tulangtulangku. Apa saat ini kau dengar debur ombak yang memecah batu karang. Aku mengikutimu memejamkan mata dan teringat semua kenangan yang telah kita lalui. Kenangan yang tak dapat aku gambarkan dengan kata-kata. Apa kau masih ingat ketika malam itu, di tepi pantai, kau melepaskan jaketmu dan memakaikannya di tubuhku. Apa kau tahu betapa bahagianya aku saat itu. Bahkan, dinginnya ombak yang menerjang kakiku terasa hangat dengan perlakuanmu yang romantis itu. Telingaku masih terasa hangat oleh napasmu saat kau mengungkapkan bahwa kau akan selalu ada untukku, menjagaku dengan segenap jiwa dan ragamu. Percayalah, saat itu,

fis:

KRITIK SAJAK

Gra

Cerpen

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

Deras air mata basahi wajahku. Kau katakan maaf berulang kali. Kau bilang ini kesalahanmu. Kau mengutuk diri sendiri. Kau mengatakan pertemuan kita salah. Kau mengatakan betapa baiknya aku dengan semua yang telah kulakukan padamu. Maaf, maaf, dan maaf yang bisa kau katakan saat itu. “Kau adalah laki-laki paling brengsek yang pernah kutemui,” kataku mengakhiri telepon ma-

lam itu. Kau benar-benar membunuhku saat itu. Kau hempaskan aku kembali dalam lubang gelap itu. Kenapa? Kenapa kau harus lakukan hal ini padaku. Ribuan tanda tanya berperang di benakku. Sekali lagi orang yang kupercaya mematahkan sayapku. Aku kecewa karena kau tak tepati janjimu dulu. “Kenapa kau lakukan hal ini? Apa salahku? Apa kurangku? Apa dia lebih cantik dariku? Apa dia lebih baik dariku? Kenapa kau harus memilihnya?” Sekali lagi air mataku jatuh menyentuh pipiku. Sebagai seorang wanita, apa yang bisa kuperbuat? Aku hanya bisa menangisi kebodohanku. Bagaimana bisa kau berpaling pada yang lain. Aku juga mengutuk diriku. Berulang kali aku hanya bisa menangis terisak. Sejujurnya, aku tak pernah merelakan kau pergi dariku. Apakah setiap perkataanmu hanya ujaran semata? Dimanakah janji manis yang dulu kau utarakan padaku? Siapakah wanita yang sanggup memalingkan hatimu dariku? Lalu, bagaimana denganku setelah keputusanmu yang jauh dari kata adil ini? Kenapa? Kenapa kau tega meninggalkan bunga yang baru saja mulai berkembang karenamu? Mengapa kau dengan sengaja membiarkannya layu? Dan, akankah kau juga akan membiarkannya mati? Tidak, Sayang! Kau salah dalam menilaiku. Duri-duri mawarku akan mengingat detail tangan yang memetiknya. Buka matamu, Sayang! Saat ini, kau berada di sampingku. Kau menggenggam tanganku, bukan? Lihatlah jari kita menyatu. Jemarimu dan duri-duri mawar yang kau petik. “Kenapa kau diam, Sayang?” “Kenapa kau hanya diam?

Apa kau tidak rindu denganku? Lihatlah aku memakai lipstik merah! Bukankah kau menyukainya?” Aku membisikkan di telingamu, tetapi kau juga tidak menjawab. “Kenapa kau tetap menutup matamu? Apa kau tidak sudi melihat senyumku lagi? Apa perempuan itu lebih memiliki senyuman yang indah dibandingkan diriku?” Bibirku mencium setiap jengkal lehermu. Aku tidak ingin melewatkan setiap inci dari aroma tubuhmu. Bibirku mengecup telingamu. “Aku tidak akan membiarkan perempuan itu memilikimu! Selamanya kau harus mencintaiku, Sayang.” Cintailah mawarmu ini sampai kau tak mampu menggenggamya lagi. Sampai mawar ini benar-benar mati. Sayang, tataplah aku! Tetapi, kau tetap diam. Tidak menjawab pertanyaanku. Tidak menjawab kata-kataku. Oh, iya. Apa karena pisau ini menancap tepat di ulu hatimu? Apa karena pisau ini kau memejamkan matamu? Kau benar-benar laki-laki lemah, Sayang. Sakit hatiku lebih dalam dari tancapan pisau ini. Kau katakan biar karma yang menghampiri semua kesalahanmu. Biarkan saat ini dan seterusnya aku yang menjadi karmamu untuk menebus dosamu padaku. Tanganku mencabut pisau yang menancap di tubuhmu. “Saat ini dan selamanya kau akan tetap milikku.” Aku lekas menancapkan pisau penuh darahmu tepat di jantungku. Sangat perih, pedih. Kau dan aku sama-sama terbaring dengan pisau keabadian kita. Sakit! Aku masih berkesempatan menatap tubuh yang membiru itu. Aku mencintaimu, Sayang. *Mahasiswa Jurusan Guru Pendidikan Anak Usia Dini TM 2014

KRITIK CERPEN

Belajar Tentang Hidup Manusia pada Karya Sastra

Diasuh oleh Muhammad Ismail Nasution, S.S., M.A. Cerpen Ganto edisi kali ini agak berbeda dari edisi-edisi sebelumnya. Tragedi diangkat pengarang sedikit lebih berani. Nora mengemas cerita dengan bungkusan bahasa metaforis. Hal itu pulalah salah satu indikator yang memperlihatkan perbedaan teks fiksi atau nonfiksi. Di samping itu, ia berfungsi membangun keindahan. Keindahan akan lahir jika pembaca sastra merasa ada kejutan yang menjadi modal untuk mendekatkan teks fiksi dengan fakta nyata sekaligus memuat misi pengarang. Pada

cerpen Aku Karmamu, peristiwa mengejutkan adalah tokoh “aku” membunuh Ari. Pengarang menyampaikan kejutan dengan cara apik. Ia tersembunyi di balik ungkapanungkapan yang sama sekali tidak mengarah kepada peristiwa pembunuhan. Saya awalnya mengira mereka sepasang kekasih dimabuk asmara. Ungkapan dalam karya sastra merupakan kode pertama yang menimbulkan kejutan (tegangan). Unsur-unsur yang membangun teks sastra dipadukan dengan makna ungkapan sehingga teks menjadi koheren. Ungkapan ditampilkan dengan bebas dan secara semiotis prosesnya terjadi pada tingkat kedua. Uniknya, walaupun ia bebas, ungkapan tetap terikat akan konvensi yang dianut pembaca. Referennya tetap disandarkan pada pengalaman bahasa pembaca. Ungkapan seperti aku te­ lusuri kulit wajahmu yang ber­

warna sawo matang itu membuat cerpen Aku Karmamu indah. Secara hermeneutik, makna ungkapan itu mengarah pada puncak tragedi kematian Ari, kekasih tokoh “aku” yang tersakiti. Rasa memiliki yang kuat dan tindakan kriminalitas menjadi tidak ada bedanya. Keduanya ditenggarai oleh rasa sakit dan sayang mendalam. Rasa sakit menguasai psikis sehingga rasionalitas hilang. Tindakan itu didasari karena kecewa kepada Ari yang umbar janji manis agar mau menjadi kekasihnya. Rasa sakit yang dialami tokoh “aku” lebih mendalam karena penggunaan ungkapan dan tragedi itu lebih mengguncang karena seolah-olah tokoh “aku” menikmatinya. Respon pembaca akan bermacam-macam tergantung persepsi mendasarinya. Oleh sebab itu, makna teks sastra menjadi urusan si pembaca secara individual. Teks sastra bersifat banyak tafsir. Keunikan lain pada cerpen

Aku Karmamu itu adalah adanya peristiwa bersifat vulgar. Cara pengungkapan itu merupakan cara unik dalam membangun kejutan sehingga peristiwa itu lebih dramatis. Terkandung dalam kutipan tersebut, tokoh “aku” mengalami gangguan kejiwaan akibat dari rasa sakit yang dialaminya dan trauma masa lalu. Rasa memiliki yang tinggi membuat tokoh “aku” tidak ingin melepaskan kekasihnya itu. Rasa memiliki yang tinggi. Memang, sesuatu berlebihan memberikan dampak tidak baik bagi seseorang. Tokoh “aku” mengalami trauma masa lalu yang menyebabkan ia begitu mencintai Ari. Ia tidak ingin mengalami hal sama. Ari mengiyakan pertanyaan si “aku” sehingga ia tidak meragukan dan seluruh jiwa dan raganya diserahkan kepada laki-laki itu. Saya kira itu hal yang kurang benar dalam menjalani kehidupan. Dalam keyakinan tertentu, manusia dian-

jurkan untuk tidak berlebihan khususnya dalam percintaan. Secara implisit, pengarang ingin menyampaikan bahaya pengingkaran janji yang mempertaruhkan jiwa dan raga. Peristiwa ini juga dapat menjadi iktibar bagi kita dalam menjalani hidup. Jangan terlalu berlebihan mencintai sesuatu! Persoalan romantis merupakan hal yang lumrah terjadi pada manusia. Ia selalu menjadi tema penting yang seringkali menjadi pokok pembicaraan pada karya sastra. Sepanjang perjalanan sejarah sastra bangsa ini, tema itu menjadi tema yang selalu meramaikan penciptaan karya setiap periode. Oleh sebab itu, salah satu media yang dapat dijadikan untuk mempelajari hidup manusia adalah karya sastra. Banyak hal mulai dari persoalan psikologis, budaya, agama, dan sebagainya. Sukses buat Nora dan bangun bangsa kita dengan karya-karyamu yang lainnya.


SASTRA BUDAYA

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

Mendung di Februari

Sajak

Terjatuh aku dari langit ke tujuh Tak punya sayap, kini tanah menyatu dengan paruh Akulah merpati pilu merindu terang Ulah Merak berkedok Elang Dimanakah medung ini berujung Ar-Rahman aku tak mau terhuyung Oleh kedustaan puting beliung Sehingga surat merpati putih enggan kau hitung Bolehkah kulahap Februari Mengunyah mendung yang menghampiri Menelan serigala bertopeng biri-biri Dan mengahanyutkannya esok pagi

Oleh Repa Yulinda Mahasiswa sastra Indonesia TM 2015

Sehasta Tali

Apalah arti kemenangan Jika bukan diri sendiri yang memiliki Bukan sendiri dan bukan kami Apalah arti kehidupan Jika napas meronta di diafragma Perut mengempis, pipis, kritis Apalah arti cinta Bila diinginkan air mata yang tangis Hal suci yang patut dilindungi Malah jadi tolak ukur arti menyayangi Aduhai, bukankah semua sudahku jelaskan? Betapa hati ini memilu? Merindu? Kaku, palu, paku, pilu, rindu? Janganlah lagi hal ini dipermainkan Bahwa hati kini sehasta tali

Oleh Bayu Hartendi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2015

Praduga Aku menduga mentari telah menguapkanmu Padahal kemarahanmulah yang menghentikan hujan Bereaksi menjadi si jago merah. Aku takjub pada jingga Yang melukis langit di antara cahaya dan kegelapan Aku menduga hujan telah memasuki sukmamu Padahal jejak-jejakmulah yang merusak halamanku Sebagai pernyataan luka. Sungguh aku terperajat Betapa badai telah menciptakan kegaduhan Aku menduga pelangi telah menutupi bayangmu Padahal bayanganmulah yang melukiskan warnanya Aku menduga hujan menambah volume laut Hingga pasang tak pernah surut. Kembali Badai berada tepat didepan halamanku Aku menduga malam telah menghentikan semuanya Padahal mata yang telah menutup selamanya

Oleh Maida Yusri Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika 2014

21

Simbolisme, Mimesis, dan Kontekstualitas Puisi

Diasuh oleh Utami Dewi Pramesti, M. Pd. Beragam pendekatan dapat digunakan untuk menikmati dan mengulas puisi. Salah satu sering dipilih adalah pendekatan mimesis. Pendekatan ini menerangkan keberadaan karya sastra sebagai tiruan kenyataan yang ada pada alam semesta. Ketiga puisi dipilih pada edisi kali ini diulas berdasarkan penyimbolan diksi terhadap kontekstualitas kemasyarakatan dan kesemestaan. Penulis pertama memotret cuaca pada bulan saat penulisan (Februari). Februari pada realitasnya banyak disirami hujan. Namun, “Mendung di Februari” juga dapat ditalikan dengan konstelasi suhu politik di Indonesia yang kian memanas menjelang Pilkada serentak. Penyair merasa geram dan gerah terhadap berbagai intrik politik di bulan-bulan ini. Saling “senggol” dan “sikut”; bermunculannya tokoh “bertopeng” yang kemudian berorasi dan mengaduk pikiran dan emosi masyarakat. Penulis berharap mendung di Februari segera berlalu. Setali dengan penulis puisi pertama, pada syair kedua “Sehasta Tali” inipun penulis menuangkan kontekstualitas masyarakat saat ini. Simbolisme pun sangat menonjol dalam puisi ini. Keresahan akan lingkungan sekitar kemudian diramu dalam kalimat retoris yang mengajak pembaca mengaca diri tentang hakikat kemenangan, kehidupan, dan cinta. Bahwa, kemenangan yang diraih dan diperuntukkan semata

untuk kepentingan pribadi bukanlah sebuah kemuliaan. Hati-hati dengan hati. Hati yang sehasta tali itu menentukan kehidupan kita seutuhnya. Bila baik hati kita, baik pula keselurahannya. Demikian sebaliknya. Puisi ketiga berjudul “Praduga”. Sejak larik awal pembaca digiring untuk mengenal siapa “mu” sesungguhnya. Namun, tujuan puisi ini tidak semata menemukan “mu”, tetapi penafsiran “mu” secara utuh terhadap kontekstualitas kekinian masyarakat merupakan nilai utama puisi ini. Penyimbolan “mu” dapat juga ditafsirkan sebagai angin. Angin dalam denotasi ataupun metafora. Secara leksikal angin diartikan sebagai hawa atau udara. Namun, Bila dihubungkan dengan realita masyarakat saat ini, “mu” juga bisa berarti media massa. Tentunya, tidak dapat dipungkiri bahwa pemberitaan media massa saat ini luar biasa menyajikan pro-kontra yang mampu menyekat masyarakat pada kisi-kisi yang berlainan sisi. Informasi yang diangkat tidak jarang justru memicu ketegangan di antara kedua kisi tersebut. Gejolak hendaknya dapat diredam dengan mencerna pemberitaan tersebut secara arif dan bijaksana. Ketiga puisi ini akan semakin utuh bila sedikit kesilapan penulisan preposisi dan klitika di beberapa larik bisa diperbaiki. Contohnya, penulisan “didepan” yang seharusnya “di depan”; “sudahku jelaskan” seharusnya “sudah kujelaskan”. Hal ini perlu dilakukan agar menghindari salah penafsiran dan meningkatkan keindahan karya. Selamat untuk ketiga penulis puisi ini yang mampu memimesis keberadaan diri di tengah masyarakat sebagai bahan perenungan sendiri dan pembaca lainnya.

CATATAN BUDAYA

Abu-abu Oleh Lutfi Darwin Bayangkan jika dunia tanpa warna. Kehidupan tentu menjadi tidak dinamis dan membosankan. Di antara warna yang tampil di dunia ini adalah abuabu, sebuah perpaduan antara warna hitam melambangkan kehidupan gelap dan penuh misteri dengan putih berarti suci .atau netral. Dari sudut pandang sosial, abu-abu punya makna sedikit “suram”. Orang menyebutnya dengan istilah gray area, ruang yang masih belum jelas. Ya, abu-abu biasa digunakan untuk mengungkapkan “ketidakjelasan” atau “ketidakpastian”. Memang, tidak ada yang suka dengan ketidakpastian. Taruhlah ada orang yang suka, tetapi ketidakpastian yang diinginkan dan hendak dituju yaitu ketidakpastian yang masih bisa dihitung atau dapat diukur. Artinya, ketidakpastian itu memiliki pemecahan yang tetap berada dalam jangkauan

pola pikir dan kesanggupan man u s ia. Salah satu area yang masih abu-abu dan menuntut pemecahannya sesegera mungkin adalah penyebaran informasi lewat media sosial (medsos). Jamak diketahui, perkembangan teknologi komunikasi telah menyebabkan arus informasi menjadi tidak terbendung. Dengan hadirnya berbagai aplikasi medsos, seperti Facebook, Instagram, Line, dan sebagainya, informasi bisa didapatkan dengan satu gesekan jari di gadget. Di medsos, setiap orang ingin berpendapat dan menunjukkan eksistensinya. Orang lebih cenderung mencari pembenaran atas pendapatnya daripada mencari kebenaran itu sendiri. Akibatnya, informasi yang tersebar dan didapatkan pun menjadi abu-abu, tidak jelas lagi hitam atau putihnya, benar atau salahnya. Terkadang, informasi yang benar bisa dianggap salah. Seba-

liknya, informasi yang salah pun bisa dianggap benar oleh pembaca awam. Hoaks sendiri membawa kabar yang tidak jelas atau tidak pasti kebenarannya. Ketidakbenaran suatu informasi tersebut bertujuan untuk menipu atau mengakali pembacaagar percaya sekaligus terdoktrin dengan informasi yang diberikan. Hoaks banyak terdapat di dunia maya terutama pada situs atau website yang mengatasnamakan media online. Adanya persaingan dalam pemberitaan terkadang membuat media online lupa daratan. Media online menjadikan page rangking sebuah tujuan dalam pemberi taan. Tujuannya agar para pengiklan yang menjadi sumber pemasukannya bisa tertarik untuk memasang iklan di media online bersangkutan. Untuk menaikkan page rangking, orang-orang dituntut untut semakin kreatif. Persaingan tidak sehat membuat kreativitas seakan telah keluar jalur sehingga membuat hoaks demi mena-

rik pengguna medsos. Selain lewat media online, hoaks pun juga dibuat secara individual di medsos. Para pembuat hoaks dapat dikatakan tidak mempunyai pekerjaan yang jelas atau setidaknya memang diperkerjakan untuk membuat berita hoaks. Mereka dikenal sebagai buzzer. Satu orang memiliki banyak akun, dan dibayar dengan maksud tertentu. Secara instan, orang yang bekerja sebagai buzzer akan membuat informasi atau menbagikan berita yang tidak jelas faktanya di medsos. Sebagai contoh, dalam proses pemilihan wakil rakyat, buzzer akan membuat hoaks untuk meningkatkan dan menjatuhkan elektabilitas calon wakil rakyat tertentu. Meski dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik Nomor 11 Tahun 2008 tidak diatur secara detil mengenai hoaks. Pihak media sebenarnya dapat melawan hoaks yang ada di beragam platform medsos dengan mengedepankan dan menjalankan sungguh-sungguh prinsip keterbukaan informasi.

Masyarakat juga dituntut untuk mengulas kebenaran informasi. Masyarakat dapat mengantisipasi ketidakbenaran informasi dengan memeriksa ulang judul berita yang berbau provokatif. Judul berita seringkali dipakai sebagai rangkuman keseluruhan tulisan. Judul sering dimanfaatkan oleh para pembuat berita palsu untuk menyebar hoaks dengan mendistorsinya menjadi provokatif dan tidak relevan dengan isi berita. Selain itu, masyarakat juga harus dapat membedakan fakta dan opini. Pembaca jangan menelan mentah ucapan seorang narasumber yang dikutip suatu berita dan jangan mengambil kesimpulan terlalu cepat. Periksalah dengan membaca berita yang relevan yang ada di media online lain. Sebagai pengguna medsos, kita tentu tidak ingin terjebak dalam ketidakpastian dan ketidakjelasan informasi. Dengan memeriksa kembali secara kritis, suatu informasi akan bisa ditarik hitam atau putihnya, benar atau salahnya.


RESENSI

22

Pena yang Tajam Sang Demonstran

Cerita di Balik Wanita Demensia Ju du l Penulis Penerbit Cetakan / Tahun Terbit Tebal Buku

: Kalamata : Ni Made Purnama Sari : PT. Gramedia : Cetakan Pertama, Oktober 2016 : 226 Halaman

Novel Kalamata bercerita tentang tokoh Made yang diminta tolong sahabatnya untuk menuliskan biografi seorang perempuan dalang bernama Ni Rumyig. Ni Rumyig merupakan perempuan tua yang mengalami demensia atau lupa ingatan. Made pun awalnya keberatan. Sebab, bagaimana mungkin seseorang bisa mencari kebenaran dari objek yang dituliskan tanpa melakukan kontak langsung. Mungkinkah buku biografi tersebut dapat tersusun? Tidak mau terjebak dalam pola pikir muluk-muluk, Made pun memulai pekerjaannya. Dia melakukan observasi, baik yang berhubungan sejarah dan tradisi desa, catatan harian, maupun berbagai dokumen penting masa lampau berkaitan dengan permpuan dalang ini. Made juga berusaha mencari informasi dari kerabat Ni Rumyig. Selapis demi selapis, masa lalu Ni Rumyig pun mulai terkuak. Ni Rumyig mengalami demensia karena trauma, trauma disebabkan beratnya beban pikiran. Sewaktu masih muda dulu, masih berlaku perumpamaan negatif mengenai kaum hawa yang menyaksikan wayang sampai larut malam di cap sebagai “anak luh dadi seluk” atau boleh dijamah lelaki mana saja. Jika perempuan yang menonton saja sudah dicap negatif seperti itu, apalagi dengan dalangnya. Beban pikiran Ni Rumyig juga semakin bertambah karena kematian temannya yang merupakan seorang anggota sekaa dalang, Made Numadi, dengan cra tewas gantung diri. Ni Rumyig selalu menjadi sasaran pertanyaan bagi para warga yang penasaran

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

Ju du l Penerbit Cetak an Tebal

dengan tewasnya Made Numadi. Ni Rumyig seolah-olah dianggap menjadi penyebab kematian Made Numadi. Lama-kelamaan, berbagai pertanyaan tersebut dan bisikan-bisikan masyarakat menggoyahkan sekaa dalang Ni Rumyig. Tidak ada satu pun kampung yang bersedia mengundang sekaa dalang Ni Rumyig lagi. Satu per satu anggota sekaa pun juga mengundurkan diri. Penulis benar-benar menarasikan tempat kejadian sedetail-detailnya. Seolah-olah, pembaca terasa ikut hadir di tempat itu. Selain itu juga, dalam novel ini, pembaca secara tidak langsung, penulis juga mengajak pembaca untuk ikut menelusuri kisah lampau dari Ni Rumyig, tanpa harus mengetahui kisahnya dari tulisan tokoh Made dalam novel ini. Dari segi bahasanya pembaca akan tertantang untuk mengulangi kembali supaya mendapat pemahaman lebih. Jangan pernah memandang seseorang dari sisi negatif karena hal itu dapat menimbulkan trauma terhadap sosok yang dipandang. Pandangan yang belum tentu fakta dapat menghancurkan masa depan sosok tersebut jadi. Alangkah baiknya mencari dulu kebenarannya. Resensiator: Wildan Firdaus Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2014

: Gie dan Surat-Surat yang Tersembunyi : Kepustakaan Populer Gramedia : Pertama, Desember 2016 : 107 Halaman

Soe Hok-gie merupakan tokoh penting pergerakan mahasiswa 1966. Dia menuliskan pertualangan dan kisah hidupnya sebagai aktivis mahasiswa dalam catatan hariannya yang belakangan dibukukan dengan judul Catatan Seorang Demonstran (1983). Dalam catatan hariannya yang bertanggal 13 Januari 1966, Gie menulis bahwa perjuangan mahasiswa bukan sekadar menurunkan harga bensin, tapi juga menegakkan keadilan dan kejujuran. Jika mahasiswa mundur dalam pergulatannya, maka mahasiswa akan kalah untuk selama-lamanya. Buku Gie ini seolah membuktikan bahwa nama dan jasa-jasanya terus dikenang. Gie lahir di Jakarta, 17 Desember 1942, dan berasal dari keluarga Tionghoa kurang mampu. Ayahnya, Soe Lie-piet, terjun ke dunia jurnalistik pada awal 1920, sedangkan ibunya, Nio Hoei-an, membuka jasa menjahit pakaian. Mewarisi bakat menulis dari ayahnya, Gie memiliki kegemaran menulis sejak 12 tahun. Sikap kritisnya terus tumbuh setelah ia melanjutkan kuliah di Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI). Gie terdaftar menjadi mahasiswa ketika sosial politik negeri ini memanas dan berpuncak pada meletusnya peristiwa 30 September 1965. Ia pun mendorong mahasiswa untuk mengambil sikap di tengah krisis politik lewat tulisan-tulisannya di media massa. Gie dijuluki sebagai seorang pemikir yang idealis, kritis, sekaligus pemberontak. Bukan hanya untuk menyebarkan gagas-

an dan mengungkapkan kegusaran hatinya, Gie menjadikan tulisannya di berbagai surat kabar seperti Si­ nar Harapan, Kompas, Indonesia Raya, Ha­ rian KAMI, dan Ma­ hasiswa Indonesia sebagai penopang biaya kuliahnya. Senjata utama Gie memang penanya yang tajam. Lewat tulisannya, dia mengkritik para politikus busuk, koruptor, dan tokoh mahasiswa yang menghimpit kekuasaan. Gie sebenarnya adalah antikomunis. Tetapi, ia tak rela ketika ribuan orang dituding pengikut PKI dibantai. Ia adalah sosok pertama yang membela orang-orang tersebut. Gie adalah pemuda yang menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam politik Indonesia. Namun sayang, sang demonstran yang juga merupakan aktivis Mapala UI ini meninggal dalam pendakian di Mahameru, puncak Semeru, pada 16 Desember 1969, saat usianya masih 27 tahun. Buku ini bagus dibaca sebagai pedoman untuk mahasiswa dalam mengambil sikap di tengah kondisi sosial-politik bangsa. Dari jejak perjalanan Gie, kita dapat mempelajari bahwa mahasiswa harus kritis di tengah krisis sosial politik negara serta memahami bagaimana upaya pergerakan mahasiswa. Resensiator: Nadilla Aprisia Mahasiswa Administrasi Pendidikan TM 2015

ULASAN FILM

Di antara Cinta dan Cita-cita Ju du l Su trad ara Pemain

: Rudy Habibie : Hanung Bramantyo : Reza Rahadian, Chelsea Islan, Indah Permatasari, dll

Di Pare-pare, Sulawesi Selatan, kisah ini bermula. Ada seorang anak memiliki kecerdasan di atas rata-rata teman sebayanya. Namanya Rudy. Dia mengagumi burung yang terbang bebas di langit. Sang ayah menyarankannya membuat pesawat suatu hari nanti. Mulanya, si Rudy kecil menolak karena menyangka pesawat itu jahat. Dengan penuh kasih-sayang, sang ayah mengungkapkan bahwa Rudy jangan membuat pesawat tempur, tapi buatlah pesawat yang membuat anggota keluarganya yang berjauhan bisa bertemu dan saling berdekatan. Mendengar penjelasan ayahnya, Rudy pun akhirnya bercitacita membuat pesawat. Waktu pun berlalu. Dan, Rudy pun masih tetap tumbuh dengan impian besarnya. Namun, belum sempat cita-citanya terwujud, takdir berkata lain. Sang ayah meninggal ketika menjadi imam salat. Cerita semakin menyentuh karena pada saat

itu, Rudy langsung mengambil tindakan untuk menjadi imam salat menggantikan ayahnya yang meninggal. Impian Rudy pun berlanjut. Dia berhasil melanjutkan studi S1 di RWTH Ancheen, Jerman Barat. Meski orang yang memiliki bakat sangat dihargai di Jerman, tak mudah menjadi mahasiswa di negara tersebut. Buktinya, ketika sampai, Rudy tak langsung diterima tinggal di sebuah rumah di Jerman. Di sebuah rumah, bahkan ada tuan rumah menolaknya karena sebelumnya tidak pernah mendengar nama Indonesia. Rudy pun akhirnya mendatangi rumah suami istri Belanda-Jerman. Mereka memperbolehkan Rudy untuk tinggal di sana karena kagum melihat kemampuan Rudy yang bisa memperbaiki pemanas miliki sang tuan rumah yang rusak. Di Jerman, perjuangan Rudy untuk membuat pesawat dimulai. Dibandingkan rekan-rekannya dari Indonesia, dia sangat

Rez a Rah adian dan C h elsea Islan dalam Rudy Habibie

berbeda. Rudy hanya bermodal paspor hijau yang menunjukkan bahwa dia hanya mahasiswa independen yang tidak dibiayai sedikitpun oleh negara. Sementara, mahasiswa asal Indonesia lainnya memiliki paspor biru yang berarti merupakan mahasiswa yang dibiayai negara. Di Jerman pula Rudy terlibat cinta dengan Ilona, gadis Jerman berdarah Polandia. Mereka kuliah di tempat sama, dan sering bersama dalam berbagai kesempatan. Ilona sangat mendukung Rudy dalam mencapai misinya. Selain itu, Rudy juga berkeinginan untuk mengadakan

seminar kewirausahaan di Jerman. Keinginannya tersebut ditentang oleh banyak pihak, mulai dari teman, pemerintah Indonesia, dan juga pemerintah Jerman yang menganggap hal tersebut bisa mengancam negara itu. Ditambah lagi Rudy terkena penyakit tulang. Hal ini bisa saja menghambat visi dan misinya untuk membangun industri penerbangan di negaranya apabila sudah pulang nanti. Walaupun jauh dari Indonesia, Rudy mendapat dukungan dari sang ibu yang terus memberinya motivasi agar bisa menghadapi berbagai rintangan sema-

sa menuntut ilmu di Jerman. Cita dan cinta sama penting yang membuatnya bimbang dan harus masuk dalam ranah kesedihan. Rudy pun akhirnya mengutarakan semua jawaban yang yang diinginkan Ilona. “Perjalanan ini masih panjang. Saya tak akan pernah menyerah. Saya mencintai Indonesia. Saya percaya Indonesia dan saya akan kembali untuk terus berjuang untuk ibu pertiwi,” ujar Rudy. Film Rudy Habibie ini merupakan film layar lebar kedua dari MD Picture setelah berhasil mendulang kesuksesan pada tahun 2012 lewat film Habibie & Ainun. Memang seharusnya film Rudy Habibie ini hadir sebelum film Habibie & Ainun. Namun tidak begitu menjadi persoalan, sebab film ini memberikan motivasi kepada pemirsa agar tidak berhenti mengejar cita-cita. Film ini sekaligus memberikan dorongan kepada mahasiswa yang sedang menimba ilmu di negara lain agar kembali ke Indonesia untuk mengaplikasikan ilmunya demi kemajuan bangsa dan negara. Resensiator: Rasyd Mahasiswa Sastra Inggris TM 2015


23

Edisi No. 196/Tahun XXVIII

GANTOPEDIA

Frans Kaisiepo

Pahlawan Nasional dari Papua “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” Demikianlah pesan presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, dalam pidatonya pada Hari Pahlawan 10 November 1961. Pidato tersebut berhasil membakar semangat para pejuang bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Salah seorang dari pahlawan bangsa itu yaitu Frans Kaisiepo, putra asli Indonesia yang berasal dari Papua. Kini, nama dan wajahnya telah diabadikan sebagai sosok pahlawan di uang pecahan sepuluh ribu rupiah, menggantikan Kapitan Pattimura. Frans Kaisiepo merupakan pahlawan nasional asal Papua. Frans lahir di Biak, Papua, pada 10 Oktober 1921. Beliau wafat pada usia 58 tahun, dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Jayapura. Untuk mengenang jasa beliau semasa hidup, nama Frans Kaisiepo diabadikan sebagai nama Bandar Udara Frans Kaisiepo di daerah Biak. Selain itu nama Frans Kaiseipo juga diabadikan di salah satu Kapal Republik Indonesia (KRI) yaitu KRI Frans Kaisiepo. Atas jasa dan perjuangannya terhadap tanah Papua dan kemerdekaan Indonesia, Pemerintah RI menganugerahi Frans Kaiseipo yang juga pahlawan Trikora ini dengan gelar Pahlawan Nasional. Hal ini tertera dalam Surat Keputusan (SK) Presiden RI No. 077/TK/Tahun 1993 tanggal 19 Agustus 1993. Jiwa kebangsaan Frans Kaisiepo tumbuh sejak ia berkenalan dengan mantan guru Taman Siswa yang diasingkan ke Digul, Papua, yang bernama Sugoro Atmoprasodjo. Mereka bertemu ketika mengikuti Kursus Kilat Pamong Praja. Dari sanalah Frans dan teman-temannya mulai mengadakan rapat gelap bersama Sugoro. Dalam rapat ini dibahas perihal penyatuan Nederlands Nieuw Guinea ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pada

kesempatan tertentu, mereka juga berlatih dan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang kemudian dinyanyikan bersama-sama pada 14 Agustus 1945 di Kampung Harapan Jayapura. Pada tanggal 10 Mei 1946 di Biak, Frans menjadi penggagas berdirinya Partai Indonesia Merdeka (PIM). Kala itu, Frans diamanahkan sebagai Kepala Distrik di Warsa, Biak Utara. Pada saat itu juga, Belanda sedang mengadakan Konferensi Malino di Sulawesi Selatan yang membahas rencana pembentukan Negara Indonesia Timur (NIT). Frans menjadi satu-satunya perwakilan Papua dalam konferensi Malino di Sumatera Utara tersebut. Dalam konferensi tersebut, beliau mengusulkan nama Papua dan Nederlands Nieuw Guinea diganti jadi Irian yang apabila dalam bahasa Biak berarti ”tempat yang panas”. Irian sebenarnya merupakan akronim yang diciptakan Frans Kaisiepo, yakni Ikut Republik Indonesia Anti Nederlands. Frans Kaiseipo juga termasuk ke dalam anggota delegasi yang menentang pembentukan Negara Indonesia Timur (NIT) dan mengusulkan agar Irian bergabung dengan Keresidenan Sulawesi Utara. Selang satu tahun kemudian, tekanan Belanda di Papua meningkat sehingga peperangan pecah di daerah Biak. Frans menjadi tokoh penting pergerakan antiBelanda pada saat itu. Pada tahun 1949, Frans Kaiseipo menolak menjadi Ketua Delegasi Nederlands Nieuw Guinea di Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Sebagai akibat atas sikapnya yang anti-Belanda dan tidak mau didikte oleh Bangsa Belanda, Frans ditangkap dan diasingkan ke daerah terpencil. Di sana Frans merasakan pahitnya menjadi tahanan pada periode 1954–1961. Selama pengasingan tersebut ia ditugaskan bekerja di distrik-distrik terpencil, di antaranya

Frans Kaisiepo, pahlawan nasional asal Papua, wajah dan namanya telah diabadikan sebagai sosok di uang pecahan sepuluh ribu rupiah, menggantikan Kapitan Pattimura. f/Wildan

Monokwari, Sorong, dan Fakfak. Pada saat itu juga, Frans Kaiseipo mendirikan Partai Politik Irian sebagian Indonesia (ISI) yang menuntut penyatuan kembali Nederlands Nieuw Guinea ke dalam kekuatan NKRI. Berdasarkan hasil perundingan KMB, Belanda mengakui kedaulatan NKRI. Meski demikian, Belanda bersikeras bahwa Irian tetap termasuk ke dalam wilayahnya. Pada tanggal 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumandangkan Trikora (Tri Komando Rakyat) sebagai upaya membebaskan Irian yang dilanjutkan dengan operasi militer. Frans Kaisiepo turut aktif membantu TNI untuk mendarat di Irian Barat. Pada masa itu Frans menjabat sebagai Gubernur KDH Provinsi Irian Barat dan merangkap sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Ketika Trikora berakhir, perjuangan dilanjutkan melalui jalur diplomasi. Pada 1 Mei 1963, secara resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerahkan Irian Barat kepada pemerintah RI. Frans Kaisiepo diangkat menjadi gubernur yang pertama dan bertugas melaksanakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera). Pada masa beliau menjabat sebagai Gubernur KDH Provinsi Irian Barat, Frans Kaiseipo berhasil memenangkan Pepera melalui strategi pemungutan suara dengan

sistem perwakilan. Sistem ini dimulai dari Kabupaten Merauke dan berakhir di Ibu Kota Provinsi Jayapura. Suksesnya penyelenggaraan Pepera ini menjadikan Irian Barat sebagai bagian mutlak dari NKRI. Tiga tahun setelah sukses memenangkan Pepera, Frans Kaiseipo diangkat menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Indonesia (MPR) RI utusan Daerah Irian Jaya. Pada 1971, beliau mendirikan Partai Politik Irian. Misi utama dari pembentukan partai tersebut adalah supaya wilayah Nederlands Nieuw Guinea yang telah terpisah dapat bersatu dengan Indonesia kembali. Pada 1972, Frans didapuk menjadi anggota hakim tertinggi Dewan Pertimbangan Agung RI. Beliau juga menjabat sebagai Gubernur Irian Barat ke-4 hingga 1973. Frans Kaisiepo tutup usia pada 10 April 1979 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasi di Biak. Kemudian, atas jasanya yang telah terpatri pada surat keputusan presiden sebagai pahlawan nasional, sekarang gambar beliau diabadikan pada mata uang sepuluh ribu rupiah untuk tahun emisi 2016. Mata uang tersebut telah resmi dikeluarkan dan diedarkan pada Senin (19/ 12) tahun lalu. (Zahara dari berbagai sumber)

OGAN

Karikaturis: Lutfi darwin Grafis: Fauziah Safitri


Edisi No. 196/Tahun XXVIII

IKLAN

24


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.