Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
ISSN: 1412-890X
2
Sukses Ini untuk, dari, dan Milik Kita Percaya atau tidak, perubahan adalah sebuah aturan dalam hidup, sesuatu yang abadi, dan merupakan komponen terpenting untuk mencapai kemajuan dan kesuksesan. Tanpa perubahan kehidupan tidak akan bisa dinikmati. Sepertinya sukses tidak akan menghampiri orang-orang yang kondisi hari-hari yang dilewatinya terbilang sama saja, tanpa mau mengupayakan sedikit pergerakan dan mencobakan sesuatu yang baru dalam kehidupannya. Mungkin hal inilah yang menjadi pijakan setiap orang, kelompok, bahkan lembaga pendidikan untuk menuju sukses yang didambakan oleh masing-masingnya. Begitu juga halnya dengan Universitas Negeri Padang. Untuk menuju sukses tersebut nampaknya para pemilik jalan akan kesuksesan masa depan para wisudawannya nanti telah mulai memikirkan perubahan tersebut. Demi kemajuan dan suksesnya ‘kita’, pihak birokrat telah mengupayakan berbagai cara. Seperti halnya perbaikan fisik dan nonfisik demi menjadikan UNP semakin berkualitas untuk kedepannya. Dan kita, mahasiswa yang tergabung dalam kumpulan masyarakat UNP pun patut berbangga dan juga mempersiapkan diri untuk turut menyukseskan rencana tersebut. Kesadaran akan pentingnya sebuah perubahan memang mendorong UNP melakukan inovasi yang akan menuntun para pencari ilmu yang berburu di dalamnya agar tigak jauh ketinggalan seiring perputaran waktu dalam kemodernan zaman. Memang, modenisasi membawa UNP untuk berpikir maju dan turut berperan dalam kecanggihan zaman. Hal ini terbukti dengan turut berperannya UNP menggalakan sistem pembelajarann yang akan diterapkan ini. E-Learning yang merupakan sistem pembelajaran berbasis IT ini, mulai perdengungkan sebagai wacana yang akan benarbernar direalisasikan oleh pihak UNP. Banyaknya respon postif dari berbagai pihak, sepertinya menguatkan batu pijakan tentang sebuah rencana yang telah dicanangkan oleh UNP. Tinggal sedikit memoles dan konsisten dalam menjalankan aturan, maka E-Learning akan menjadi rencana yang akan sukses untuk kesuksesan semua pihak terkait di dalamnya. Dan tentang perbedaan, tak dapat di pungkiri bahwa selalu ada perbedaan dari setiap tujuan. Boleh saja kita mengatakan hanya kepala saja yang sama hitam, tetapi tentang isi, siapa yang tahu. Landasan ini bisa kita jadikan dasar kenapa masih ada sebahagian dari kita yang takut akan sesuatu yang baru. Sesutau yang akan kita realisasikan besama. Apapun dan seberapapun, tanpa pernah kita mencobakan tentang sesutau tesebut, maka kita tidak akan pernah tahu tentang baik dan buruknya hal tesebut. Baiknya, kita percayakan hal ini pada birokrat. Percaya bahwa mereka akan memberikan yang terbaik, upaya terbaik, dan hasil terbaik yang sama-sama juga menjadi harapan kita bersama. Semoga saja. Tentang semua niat baik ini, berakhir baik pula nantinya. Sukses E-Learning adalah bagaimana kita membantu menyukseskan jalannya menuju kesuksesan tesebut.
+ Eh ada E-Learning..?? - Oh, iya yaa..? Welcome! + Sistem Penilaian Baru UNP - Wah... Ada yang baru nih! + Wisuda Tetap tiga Kali Setahun - Jadi bisa dong dengar namanya kesebut pas wisudaa...
Bersiap dengan Perkuliahan Online di UNP Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, pelaksanaan perkuliahan secara online di Universitas Negeri Padang (UNP) sudah selayaknya dimulai penerapannya. Setuju atau tidak, suka atau tidak, mau atau tidak mau, perkembangan pembelajaran (perkuliahan) secara online (e-learning, blended learning) akan terus mengalami perkembangan. Untuk itu, seluruh sivitas akademika (dosen, mahasiswa, dan pegawai) harus bersiap untuk menerapkan perkuliahan secara online di kampus kita. Sudah saatnya sivitas akademika mempersiapkan penerapan perkuliahan online ini. Seperti halnya meningkatkan kapasitas perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan yang dimiliki UPT Pusat Komputer. Selain itu, segenap pimpinan fakultas dan jurusan, serta prodi harus mendukung dan memotivasi dosen dan mahasiswa untuk menyambut pelaksanaan perkuliahan online. Dosen harus menyiapkan konten/materi dan mahasiswa sudah seharusnya memiliki fasilitas seperti laptop atau komputer. Perkuliahan online ini dapat diikuti oleh mahasiswa yang relatif banyak. Interaksi dosenmahasiswa dapat dilakukan melalui aktivitas
forum atau chat. Untuk media evaluasi/assessment dapat pula dibuat dalam bentuk aktivitas kuis atau assignment secara online. Pada tahap awal, pelaksanaan perkuliahan online mungkin saja dilakukan dua pertiga pertemuan, sedangkan sepertiga pertemuan lagi dilaksanakan secara konvensional. Dalam perkuliahan online, dosen dapat melakukan diskusi online, repositori dokumen kuliah, tutorial, akses individu kepada dosen. Perkuliahan online ini, bisa saja dimulai oleh beberapa dosen pada tiap program studi. Dosen yang menerapkan perkuliahan online ini patut dimotivasi dan diberi penghargaan. Kesuksesan dosen dalam melaksanakan perkuliahan online ini dapat ditularkan kepada dosen lain. Apabila fasilitas jaringan, fasilitas program, fasilitas komputer atau laptop mahasiswa, sumber daya dosen dalam teknologi komunikasi, informasi, dan sebagainya terpenuhi, maka sistem pembelajaran online ini sudah bisa diterapkan di UNP. Jika program perkuliahan online ini terlaksana di kampus kita, maka kenyataan yang mungkin kita temui adalah mahasiswa sibuk dan dosen sibuk dengan laptop masing-masing. Mereka belajar dan mengajar secara online serta berkomunikasi dengan dosennya sesuai dengan jadwal kuliah yang ditentukan. Untuk itu, dosen dan mahasiswa bersiaplah mewujudkan perkuliahan online dalam waktu yang tidak lama lagi. (Eto)
Kompas. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang ikut andil dalam menyukseskan pelaksanaan acara ini. Selain itu, pada minggu akhir Desember nanti, Ganto akan mengadakan Musyawarah Besar. Nantinya ada kaderisasi kepengurusan dan pengangkatan kru baru sebagai pengurus tahun depan. Di edisi penghujung tahun ini, Ganto membahas sistem pembelajaran baru yang akan diterapkan semester depan di UNP, yaitu elearning yang bisa diakses oleh seluruh mahasiswa melalui website http://www.elearning.unp.ac.id. Foto Bersama: Peserta dan pemateri berfoto bersama usai acara Seminar Foto Jurnalistik di Auditorium Prof. Kamaluddin FE, Sabtu (14/12). f/Ratmiati Bagaimana penerepan, cara pemakaian dan kunci sukses untuk Assalamualaikum Wr. Wb. pelaksanaan E-Learning ini akan dibahas dalam laporan. Selain laporan, Ganto juga menyajikan berita-berita Hai pembaca setia Ganto! terbaru yang terjadi di seputar kampus. Bagaimana kabar Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah Kongres Mahasiswa serta penjelasan mengenai sistem mengikutimu. Benar, lelah itu telah berhenti penilaian baru yang akan diterapkan di akhir semester mengikuti kru Ganto. Hal ini terbukti dengan ini. Semuanya dapat dibaca pada rubrik Teropong. Juga adanya semangat yang tetap menyelimuti kami berita-berita seputar kegiatan unit kegiatan lainnya bisa untuk menyuguhkan kembali edisi terbaru untuk dibaca di rubrik Inter. Pada edisi ini, kami juga pembaca setia Ganto. Konflik batin untuk me- menyajikan cerita lain dari Makam Pahlawan yang berada milih antara persiapan Ujian Akhir Semester di Kuranji. Lengkapnya bisa dibaca pada rubrik Telusur. dengan terbitnya edisi akhir kepengurusan yang Kami juga menyuguhkan tulisan berupa opini secara harus diselesaikan secara beriringan, bisa dipa- ilmiah akan suatu fenomena yang sedang terjadi disekitar dupadankan demi satu tujuan, sampainya Ganto kita pada rubrik Artikel, Kolom dan Refleksi. Tak keke tangan pembaca. Akhirnya, Ganto edisi 177 tinggalan, bagian Penelitian dan Pengembangan Ganto dengan berita dan informasi terbaru, sampai juga mengadakan riset di kalangan mahasiswa mengenai ke tangan seluruh civitas akademika UNP. Mahasiswa dan Dosen Penasehat Akademis. Serta karya Di tengah penggarapan edisi akhir tahun sastra juga dapat pembaca nikmati ini, Ganto kembali mengadakan seminar naSelamat menikmati ‘hidangan’ kami seluruh pembaca sional bertemakan Foto Jurnalistik: Membidik Ganto. Kritik dan saran yang membangun selalu kami Untuk Cerita dan Berita dengan mendatangkan tunggu untuk ‘hidangan’ yang lebih ‘enak’ ke depannya. Alif Ichwan, fotografer dari Media Nasional Viva Pers Mahasiswa!
Surat Kabar Kampus Universitas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, International Standard Serial Number (ISSN): 1412-890X, Pelindung: Rektor UNP: Prof. Dr. Phil Yanuar Kiram, Penasehat: Pembantu Rektor III UNP: Dr. Syahrial Baktiar, M.Pd, Penanggung Jawab: Prof. Dr. Ermanto, M.Hum, Dewan Ahli: Priondono, Qalbi Salim, Heri Faisal, Arda Sani, Dedi Supendra, Aai Syafitri, Siti Nurasyiyah Staf Ahli: Konsultasi Psikologi: Niken Hartati, S.Psi, M.A, Konsultasi Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A, Konsultasi Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, Kritik Cerpen: M. Ismail Nasution, S.S, M.A Kritik Puisi: Zulfadhli, S.S, M.A, Pemimpin Umum: Faeza Rezi S, Pemimpin Redaksi: Elvia Mawarni Pemimpin Usaha: Mardho Tilla, Bendahara Umum: Wezia Prima Zolla, Kepala Penelitian dan Pengembangan: Meri Maryati, Sekretaris Umum: Ismeirita, Redaktur Pelaksana: Hasduni, Redaktur Berita: Rahmi Jaerman, Winda Yevita Dewi (NA) Redaktur Tulisan: Astuni Rahayu, Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya: Ariyanti, Redaktur Artistik dan Online: Jefri Rajif, Layouter: Meri Susanti, Fotografer: Media Rahmi, Reporter: Gumala Resti Halin, Wahida Nia Elfiza, Fidia Oktarisa, Staf Penelitian dan Pengembangan: Liza Roza Lina, Sirkulasi dan Percetakan: Novi Yenti, Reporter Junior: Yola Sastra, Juliana Murti, Novarina Tamril, Edo Febrianto, Ratmiati, Sonya Putri, Doni Fahrizal, Khadijah Ramadhanti, Fitri Aziza, Ranti Maretna Huri, Redda Wanti, Suci Larassaty, Sri Gusmurdiah, Wici Elvinda Rahmaddina Penerbit: SKK Ganto Universitas Negeri Padang, Alamat: Gedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode pos 25131. Laman web : http://ganto.or.id , Post-el : redaksiganto@gmail.com, Percetakan: Unit Percetakan PT. Genta Singgalang Press (Isi di luar pertanggungjawaban percetakan), Tarif iklan: Rp 1.500,- (permilimeter kolom-hitam putih), Rp 3.000,- (permilimeter kolom full colour), 1/4 halaman belakang Rp 1.000.000,- (full colour), Iklan Baris Rp 1.000,- (perbaris). Redaksi menerima tulisan berupa artikel, esei, feature, cerpen, resensi buku, puisi, dan bentuk tulisan kritis lainnya
dari sivitas akademika UNP. Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah esensinya. Tulisan yang masuk menjadi hak redaksi dan yang tidak dimuat akan dikembalikan atau menjadi bahan edisi berikutnya. Setiap tulisan yang dimuat akan diberi imbalan/uang lelah semestinya.
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
3 SKK Ganto menerima surat pembaca baik berupa keluhan, kritikan, saran dan permasalahan tentang lingkungan sekitar UNP. Surat pembaca dapat dikirimkan melalui email: redaksiganto@gmail.com atau dapat diantar ke redaksi SKK Ganto, Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Ruang G65 UNP dengan dilampirkan kartu identitas: KTP atau KTM.
Beasiswa Lama Cair Selama berkuliah di UNP, saya merasa beasiswa yang saya dapatkan terlalu lama dicairkan. Katanya satu kali dalam sebulan akan diberikan sebanyak Rp 600.000,-. Tapi kenyataannya sudah 4 bulan kuliah baru bisa cair uangnya. Hal ini membuat saya harus berhutang kesana-kemari untuk membayar uang kos, beli buku, memprint, belanja sehari-hari. Mohon lebih konsisten lagi terhadap peraturan. RA, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris
FMIPA Dilanda Banjir Ketika hujan lebat sungai yang mengalir dekat FMIPA meluap. Hal ini menyebabkan lingkungan di sekitar FMIPA tergenang air yang disertai bau yang tidak sedap. Saya menyarankan kepada pihak kampus agar segera mengatasi hal tersebut. Apalagi sekarang ini saya lihat UNP lagi giat-giatnya membangun, apa salahnya juga membangun sistem penanggulangan banjir di wilayah ini. NA, Mahasiswa FMIPA
Kejelasan Agenda UKO Saya ingin menanyakan mengenai kejelasan organisasi keolahragaan. Saya merasa organisasi ini tidak berjalan sesuai dengan agenda? Padahal saya ingin sekali masuk Unit Kegiatan Olahraga (UKO) ini. Rama, Mahasiswa FIP
FT Rawan Kemalingan Lagi-lagi FT kemalingan. Pencuri kembali melancarkan aksinya. Hampir setiap saat masyarakat FT kehilangan helm dan motor. Fakultas lain juga sering terjadi hal demikian. Saya saran kepada pihak kampus agar lebih memperhatikan keamanan di setiap fakultas. Saya mohon, pihak yang berwenang menambah personel keamanan UNP ini. RS, Mahasiswa FT
AC Rusak, Infocus Padam Selama berkuliah di UNP terutama ruang MKU saya sering menemukan kelas yang fasilitasnya kurang memadai untuk kenyamanan belajar. Seperti AC sering mati dan infocus banyak yang rusak. Tentu saja hal ini menghambat kita untuk melakukan pembelajaran. Oleh karena itu saya minta perhatiannya kepada pihak kampus untuk memperbaiki atau memperhatikan fasilitas MKU ke depannya. Coni Delvita, Mahasiswa FIP
Sewa Ruangan UNP Bervariasi Kenapa harga peminjaman ruangan di UNP berbeda-beda? Seperti halnya RSG FT, Auditorium FE, Aula FIK, Teater Tertutup FBS, dan ruangan lainnya bervariasi dari segi harga. Ada yang mahal dan ada juga yang mahal sekali. Padahal fasilitas yang disediakan tidak terlalu jauh berbeda. Apalagi Auditorium FE yang mencapai harga 3 jutaan. DF, Mahasiswa UNP
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
Grafis: Edo Febrianto
‘Angin Segar’ Calon Guru Oleh Honesty Yonanda Ayudhia Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris TM 2011
Kita mengenal profesi guru sebagai suatu pekerjaan menyampaikan informasi dan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Memang terlihat mudah. Pekerjaan guru, menurut pandangan awam, hanyalah sebatas rutinitas masuk kelas, mem beri m ateri dan latihan ataupun pekerjaan rumah (PR), atau lebih buruk lagi guru hanya memberi Lembar Kerja Siswa (LKS) tanpa ada penjelasan materi dan sebagainya. Tidak bisa dipungkiri, hal ini memang terjadi di dunia pendidikan. Dengan simpelnya pandangan masyarakat mengenai profesi guru, maka timbullah persepsi bahwa profesi guru hanya profesi abalabal dan murahan. Peminat profesi guru dan juga peminat perguruan tinggi keguruan dulunya tidaklah seberapa. Sebenarnya, untuk menjadi guru profesional tidaklah mudah. Seorang guru harus melewati tahap-tahap pendidikan yang akan menunjang keprofesionalannya. Dalam menempuh pendidikan bidang keguruan, seorang guru harus mengikuti serangkaian mata kuliah yang berkaitan dengan profesi keguruan. Misalnya, mata kuliah psikologi pendidikan, classroom management, teknik mengajar, pengembangan media ajar, dan sebagainya. Jadi, untuk menjadikan guru sebagai profesi tidak bisa langsung asal jadi. Beberapa tahun belakangan peminat jurusan keguruan atau
dikenal juga dengan jurusan kependidikan meningkat drastis. Tamatan SMA berbondong-bondong memilih jurusan kependidikan. Nampaknya persepsi lama yang buruk terhadap profesi guru sudah mencapai masa kadaluarsa. Menurut Ketua Umum Panitia SBMPTN 2013, Akhmaloka, pendaftar pada Lembaga Pendi-
Dulu profesi guru dipandang rendah karena dibayar dengan gaji murah. Namun hal ini berubah drastis semenjak guru sudah “disejahterakan negara”. Ribuan orang kini berlomba menjadi guru
dikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang akan melahirkan tenaga pendidik profesional pada tahun 2012 mencapai 350 ribu pendaftar. Sedangkan pada tahun 2013 pendaftar mencapai 407 ribu. Ada apa sebenarnya di balik perubahan drastis terhadap persepsi masyarakat ini? Perhatian pemerintah terhadap sistem pendidikan dan juga tenaga pendidik menjadikan wajah profesi guru berubah. Pemerintah kian gencar memberikan apresiasi yang baik kepada guru baik secara moral maupun materil. Misalnya, gaji guru yang sudah bisa dikatakan ‘mensejahterakan’. Ditambah lagi tingginya tunjangan-tunjangan yang didapat guru. Di samping itu, profesi guru mendapat pengakuan dari masyarakat secara sosial-psikologi melalui UndangUndang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Hal inilah yang menimbulkan banyaknya calon mahasiswa yang bersaing untuk
mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan di bidang keguruan. Jika ditinjau dari sudut pandang masyarakat, profesi guru sudah bisa dikatakan mendapat tempat. Pemahaman masyarakat mengenai pendidikan keguruan juga sudah lebih baik. Walaupun sesekali masih saja terdengar opini-opini pedas terhadap guru. Namun, garis besarnya pandangan lama sudah mulai berubah. Di balik tingginya kesejahteraan guru, terselip tuntutan untuk menjadi guru yang berdedikasi tinggi. Komitmen dan tanggung jawab guru haruslah sebanding dengan ‘kesejahteraan’ dan apresiasi yang diberikan pemerintah dan juga masyarakat. Guru juga harus memiliki dedikasi yang tinggi di mata siswa. Seorang guru yang bisa berperan sebagai guru secara profesional, bekerja karena tahu akan perannya sebagai guru, yaitu mendidik dan memajukan pendidikan di Indonesia. Sebagai perbandingan, di Jepang penghargaan terhadap guru sudah sangat tinggi sejak lama. Menurut mereka, guru merupakan kunci keberhasilan pembangunan. Seperti ungkapan mereka She no on wa yama
yori mo takai, umi yori mo fukai yang artinya jasa guru lebih tinggi dari gunung yang lebih tinggi, lebih dalam dari laut yang dalam. Demikian cara mereka menghargai profesi guru Kembali diminatinya dunia pendidikan, ini membuktikan profesi guru telah bukan lagi cita-cita yang ketinggalan zaman. Walaupun berbagai pandangan miring terhadap profesi guru ini banyak, namun apresiasi kita terhadap caloncalon guru masa depan harus tetap tinggi.
Laporan
4
‘Lampu Kuning’
E-Learning
Oleh Meri Maryati Kalitbang SKK Ganto periode 2013
sistem pembelajaran yang memanfaatkan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi. Kelebihan e-learning yang utama yaitu kelas tetap bisa berjalan meskipun mahasiswa dengan dosen dipisahkan oleh jarak dan waktu. Dikarenakan e-learning menggunakan bantuan internet. Mahasiswa diarahkan untuk belajar lebih mandiri dari modul-modul perkuliahan yang sudah tersedia di situs khusus e-learning. Dan dibantu juga oleh tersedianya forum diskusi dengan sesama mahasiswa dan dosen. Lantas, metode belajar seperti ini mengubah orientasi belajar dari Teacher
Pepatah Cina mengatakan “Apabila Anda membuat rencana satu tahun, tanamlah padi. Apabila Anda membuat rencana untuk sepuluh tahun tanamlah pohon. Apabila Anda membuat rencana untuk seumur hidup, didiklah orang- Learning Center (TLC) orang”. Pertanyaannya adalah pendidikan menjadi Student Learning Cenapa yang patut diberikan? ter (SLC). Output ini lah yang Dari masa ke masa, pemerhati pendidikan terus berusaha mencari sistem pendidikan terbaik demi melahirkan generasi Indonesia yang berkualitas. Segala perangkat yang dibutuhkan dalam sistem pendidikan itu turut diperbarui sesuai dengan kebutuhan zaman. Masih segar di ingatan tentang pergantian kurikulum KTSP dengan kurikulum 2013. Kemudian digenjot dengan menanamkan konsep pendidikan karakter dengan harapan, peserta didik tidak hanya cerdas secara akademik, namun juga cerdas karakternya. Tak hanya itu, sistem pembelajaran yang dulunya konvensional sekarang mulai bertransformasi memanfaatkan kecanggihan Teknologi Informasi(IT). Sistem pembelajaran ini lebih dikenal dengan electronic learning (e-
learning). Penggunan sistem pembelajaran elearning dilandasi Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 31, dan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 107/U/ 2001 tentang Perguruan Tinggi Jarak Jauh memanfaatkan teknologi informasi. Secara umum, e-learning adalah suatu
memang sengaja diciptakan dan diharapkan dalam dunia pendidikan. Singkat kata, fungsi dosen sebagai fasilitator semakin nyata melalui e-learning. Namun, selain memiliki kelebihan, s: Edo ternyata e-learning Grafi anto Febri juga memiliki kekurangan yang tidak bisa dipandang remeh. Salah satunya adalah berkurangnya waktu tatap muka atau interaksi langsung mahasiswa dengan dosen di perkuliahan. Ada suatu item pembelajaran yang secara tidak langsung ‘hilang’ melalui e-learning. Item tersebut adalah berkurangnya peran dosen sebagai pelaku yang menanamkan konsep pendidikan karakter kepada mahasiswa. Fungsi dosen sebagai ‘motivator’ kurang termaksimalkan di sini. Secara tidak langsung, penerapan e-learning dalam pembelajaran sedikit ‘menggagalkan’ konsep pendidikan karakter yang sudah dikonsep oleh Kementrian Pendidikan Nasional (Kemenddiknas) dan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti). Dalam konsep pendidikan karakter, pembentukan karakter mahasiswa melalui kegiatan keseharian atau tatap muka perkuliahan sangatlah berperan penting. Ada empat karakter dasar yang ‘terkikis’ jika penanaman karakter dalam keseharian tidak maksimal. Pertama adalah jujur. Jujur diartikan sebagai sikap mengikuti peraturan yang berlaku. Namun, ada celah kecil bagi mahasiswa untuk berlaku tidak jujur dengan e-learning. Sebagai contoh, jika ada tugas atau ujian suatu mata kuliah yang diberikan seorang dosen kepada mahasiswa dan kemudian diunduh dari situs e-learning. Di sini, dosen tidak mempunyai kontrol secara penuh mengawasi mahasiswanya untuk tidak mencontek. Meskipun sebenarnya peluang mencontek tetap ada dalam perkuliahan tatap muka, tetapi dengan adanya e-learning ini, peluang untuk melakukan tindakan ketidakjujuran tadi semakin besar. Kedua adalah peduli, yang diartikan sebagai sikap pemerhati lingkungan sekitar. Bisa kita amati bersama bahwa e-learning menyedot waktu mahasiswa untuk bersosialisasi di dunia nyata. Akibatnya, kemampuan interaksi sosial secara langsung menjadi berkurang. Walaupun adanya forum diskusi di situs e-learning mampu menggantikan itu semua, namun kedekatan mahasiswa dari kegiatan diskusi di dunia virtual bersifat semu. Karena, secara psikologis mereka tidaklah dekat. Kedekatan psikologis inilah yang tidak bisa dibayar oleh kecanggihan teknologi berbasis internet. Ketiga adalah tangguh, yang diartikan dengan ulet. E-learning akan menimbulkan masalah bagi mahasiswa dengan semangat belajar yang rendah. Dikarenakan, pada
perkuliahan tatap muka, dosen memiliki kontrol penuh untuk memaksa para mahasiswa memahami materi perkulihan. Sedangkan pada e-learning, keluwesan tempat dan waktu dalam memahami materi perkuliahan justru menjadi ladang subur bagi mahasiswa yang bermotivasi belajar rendah untuk bermalas-malasan. Lagi-lagi, bukannya menyelesaikan masalah, malah e-learning berpeluang menimbulkan masalah baru. Keempat, sekaligus yang terakhir adalah cerdas yang diartikan sebagai sempurnanya perkembangan akal budi. Elearning diharapkan mencetak mahasiswa yang memiliki kecerdasan akademik. Karenak di situs e-learning sudah tersedia modul-modul perkuliahan yang dibutuhkan. Jikalau, para mahasiswa masih merasa belum puas dengan modul yang ada, metode belajar berbasis internet ini mengizinkan mahasiswa untuk menemukan sendiri literatur-literatur yang berkaitan. Ditambah pula, adanya dialog interaktif dengan mahasiswa atau dosen. Jika seperti itu adanya, maka terciptanya mahasiswa dengan pemikiran cerdas bukan lagi sekadar mimpi. Namun, kita harus memandang kecerdasan secara komprehensif. Jangan sampai kita menutup mata bahwa masih ada lagi kecerdasan lain yang perlu dibangun. Yakni kecerdasan emosional. Jika mahasiswa secara terusmenerus dicekcoki dengan e-learning tanpa diimbangi dengan perkuliahan tatap muka, maka akan terbentuk generasi yang soft skill nya jongkok. Lantas, demi mengantisipasi kekurangan pemanfaatan IT dalam pembelajaran ini, diharapkan praktisi pendidikan tidak sertam er ta m el up ak an s is te m be lajar konvensional. Dengan kata lain, sistem belajar e-learning dan konvensional masih tetap dipakai sehingga bisa saling melengkapi satu sama lain.
Kemajuan Positif Saya pernah baca mengenai e-learning. Dosen-dosen juga ada yang mengatakan akan ada situs belajar secara online mulai tahun depan. Sebenarnya bagus, tetapi sayang, tidak semua mahasiswa punya fasilitas yang mendukung e-learning, seperti laptop. Sebaiknya harus mengetahui terlebih dahulu sistem e-learning tersebut seperti apa. Menurut saya masih belum pantas unAmelia tuk diterapkan, kareMahasiswa Jurusan na latar belakangAkuntansi nya yang sudah TM 2012 dijelaskan tadi. Tidak hanya itu, sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi, tentu banyak belaj ar m e ngenai hitungan, jadi harus diterangkan dulu baru bisa dimengerti. Agak susah kalau belajar secara online.
Penerapan program e-elearning ini sangat bagus. Walaupun dosen dan mahasiswa tidak hadir bertatap muka di kelas secara langsung, tetapi tetap bisa dilakukan proses belajar dan mengajar dengan lancar. Namun, dalam pembelajaran dengan menggunakan sistem e-learning ini, dosen dan mahasiswa harus sama-sama online, dan kita harus bisa menyepakati waktu yang tepat. Sehingga nantinya tidak ada mahasiswa yang memiliki hambatan untuk belajar dan ketinggalan materi. Selain itu, program elearning juga harus lebih lengkap dan praktis lagi. Saya berharap di dalam program Ardian Perkasa Mawan ini ada silabus, bahan ajar, Pengurus Unit Kegiatan dan materi-materi yang Kerohanian (UKK) UNP dilampirkan secara lengkap. Sebaiknya dosen juga memberikan alamat website, agar mahasiswa dan dosen memiliki wadah untuk berdiskusi secara online. Sehingga materi-materi yang belum tuntas di waktu kuliah atau bagi mahasiswa yang kurang puas saat berdiskusi di kelas dapat berdiskusi lebih lanjut.
Bagaimanapun juga, kita sebagai warga UNP harus menerima kemajuan yang positif. Selain itu, program e-learning ini pun harus diawali dengan pedagogik. Kita harus mampu menyeimbangkan antara pemanfaatan teknologi dengan penggunaan program e-learning. Sekalipun kita menggunakan jejaring sosial, itu juga harus dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif. Dan bagi mahasiswa yang baru mengenal program e-learning ini, tidak perlu terlalu kaget dengan adanya program ini. Karena dalam penggunaannya mahasiswa hanya butuh pembiasaan.
Nofrion S.Pd M.Pd Dosen Jurusan Geografi
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
Laporan
5
UNP Menuju E-Learning Oleh Wahida Nia Elfiza/ Meri Susanti
Melalui sebuah penerapan sistem pembelajaran e-learning diharapkan input yang profesional dan output yang berkualitas.
Guratan kecemasan terlihat jelas dari wajah Suci Ramdayani. Sesekali jari telunjuk Suci sibuk mengarahkan kursor dan mengklik tulisan “try again” yang sedari tadi muncul di layar laptopnya. Memang, ini merupakan situasi yang tidak diharapkan Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa (PLB) TM 2012 ini. Pasalnya hari itu Suci harus melaksanakan ujian Ortopedagogik Kelainan Majemuk secara online. Berharap Wireless Fidelity (Wi-Fi) kampus bisa memfasilitasinya dalam ujian, tetapi kenyataan berbicara lain. Jaringan internet kampus cabang tempat Suci kuliah mengalami beberapa masalah. Berselang waktu kemudian, Suci berinisiatif6]=; untuk pergi ke warung intenet (warnet) yang terletak tidak begitu jauh dari kampus. Membuka situs www.elearning.unp.ac.id adalah hal yang pertama kali dilakukan Suci, menunggu beberapa detik, kemudian muncul halaman e-learning UNP di layar datar komputer warnet. Suci pun memasukkan NIM dan pasword miliknya. Dengan memilih mata kuliah Ortopedagogik Kelainan Majemuk dan judul ujian yang telah diberitahukan dosen sebelumnya, Suci pun memulai ujiannya. Setelah menjawab semua soal ujian, Suci pun mengklik submit untuk menyimpan semua jawaban yang telah ia berikan. Dan sampailah Suci pada tahap terakhir, yaitu mengklik finish. Tidak perlu waktu lama untuk Suci melihat hasil ujiannya, beberapa detik kemudian, nilai ujian Suci keluar. “Alhamdulillah nilai saya memuaskan,” Suci girang, kamis (12/12). Pemanfaatan e-learning sebagai sistem pembelajaran yang berbasis IT ini, juga dialami oleh Irwan Rusda, Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika TM 2011. Hari itu dosen Irwan yang mengajar mata kuliah Analisis dan Desain Jaringan tidak masuk karena terkendala sebuah urusan penting. Dosen Irwan pun meninggalkan pesan untuk mengunduh modul pembelajaran yang telah diupload di website e-learning. Irwan dan teman sekelasnya diminta untuk mempelajari modul tersebut, tidak hanya itu saja, dosen Irwan juga meminta mahasiswanya untuk mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi yang dipelajari dan lansung diupload di website e-learning kembali. Tidak menunda-nunda waktu lagi, Irwan pun melaksanakan pesan dosennya tersebut, ia membuka situs www.e-learning.unp.ac.id, setelah halaman berikutnya keluar, Irwan memasukkan NIM dan pasword-nya. Namun sungguh disayangkan, ternyata pasword Irwan salah dan ia tidak bisa masuk ke halaman elearning berikutnya. Melihat hal ini Irwan lansung membuka portal UNP dan mengganti pasword-nya di halaman portal terlebih dahulu, setelah itu, barulah Irwan kembali ke halaman e-learning dan memasukkan pasword barunya. Usaha Irwan tidak sia-sia, ia pun berhasil masuk dan bisa men-dwonload modul pembelajaran yang telah di-upload dosennya. Setelah selesai mempelajari modul pembelajaran yang telah di-download-nya, Irwan pun segera mengerjakan tugas sebagaimana pesan dosennya. Beberapa jam kemudian, Irwan kembali masuk ke
halaman e-learning untuk meng-upload tugas yang telah selesai ia kerjakan. Untuk meng-upload tugas, Irwan harus membuka halaman baru terlebih dahulu setelah itu dengan mudah tugas Analisis dan Desain Jaringan sukses terkirim. Menurut Irwan mengumpulkan tugas melalui e-learning sangat mudah dan efektif karena perihal tugas, Wi-Fi kampus pusat lebih ringan untuk mengaksesnya dibandingkan mengirim tugas melalui email. Namun Irwan berharap untuk tampilan e-learning hendaknya disempurnakan lagi seperti facebook. Facebook mempunyai fasilitas chatting yang bagus, dengan menekan tombol enter tugas yang dikirim melalui fasilitas chatting lansung terkirim tanpa harus membuka halaman baru terlebih dahulu. Selain itu ia juga berharap e-learning juga memiliki fasilitas webcam, agar para dosen bisa langsung mengkondisikan mahasiswa di depan komputer pada jam yang sama. Sehingga antara dosen dan mahasiswa seolah-olah seperti bertatap muka secara lansung. “Ini akan semakin lebih baik,” sarannya, Rabu/(11/12). Keefektifan yang dirasakan Irwan juga dialami oleh Havid Ardi, dosen Pendidikan Bahasa Inggris. Ia mengatakan pada beberapa mata kuliah, E-Learning merupakan sistem pembelajaran yang membantu mahasiswa untuk mengeluarkan kemampuannya tanpa dibatasi waktu maupun faktor penghambat lainnya, seperti pada mata kuliah speaking. Menurut pengamatan Hardi pada mata kuliah yang membutuhkan kemampuan berbicara ini, banyak mahasiswa yang memberikan komentar terhadap materi pelajaran dibandingkan dengan sistem pembelajaran tatap muka. “Mereka bebas bicara, dan saling berkomentar,” ungkapnya. Namun, kendala penyebab kurangnya penerapan e-leaning oleh para dosen adalah penyedian materi dan rancangan aktivitas belajar, cukup memakan banyak waktu. Apalagi dalam sistem pembelajaran e-learning dosen harus memilih media pembelajaran yang memiliki kapasitas yang tepat “Pada e-learning kapasitas media pembelajaran hanya bisa 2 mega byte,” ujarnya lagi. E-learning Butuh Sosialisasi Penerapan sistem pembelajaran e-learning memang masih belum merata di UNP. Hal ini menyebabkan masih banyak dari kalangan mahasiswa yan g tidak mengetahui seluk-beluk mengenai e-learning. Engla Devitawati misalnya, mahasiswa yang tengah menimba ilmu di Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
Usia Dini TM 2011 ini mengaku jangankan untuk menggunakan e-learning, mendengar istilah e-learning saja, Engla belum pernah. Ketidaktahuan mengenai e-learning tidak hanya dialami oleh Engla saja, Novrika Rianti, Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2012 mengaku juga belum pernah mendengar istilah e-learning sama sekali. Novrika beralasan baik dari pihak dosen maupun jurusan belum pernah menyinggung mengenai e-learning sebelumnya. “Jadi saya tidak mengetahui perihal itu,” ujar Novrika. Kamis. (13/12). Tidak berbeda jauh dengan Engla dan Novrika, Ainul Nadra, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) ini terlihat agak bingung ketika ditanya megenai e-learning. Walaupun ia sendiri pernah mendengar istilah e-learning dari mulut dosen yang mengajarnya pada awal perkuliahan, namun sampai sekarang belum ada realisasi dari sistem pembelajaran ini. Sehingga pemahaman lebih lanjut mengenai e-learning melalui sebuah praktek kurang didapatkan. “Sosialisasi dengan realisasi perlu dilakukan,” harap Ainul. Senin (9/12). Harapan Ainul senada dengan Hasnan Fiqri Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan S1 TM 2011, ia mengatakan bahwa penerapan e-learning di UNP masih kurang jelas. Perlu diadakan sosialisasi lebih lanjut. Tidak hanya sebatas jejaring sosial, sistem pembelajaran e-learning perlu disosialisasikan secara langsung di setiap fakultas. Karena masih banyak mahasiswa yang tidak tahu tentang e-learning ini. Selain itu mahasiswa juga tidak tahu bagaimana cara penggunaan aplikasi-aplikasi yang ada serta mengakses sistem e-learning. “Mahasiswa butuh pengetahuan dasar tentang elearning,” ungkap Hasnan. Selasa (10/12). Perjalanan Menuju E-learning Hasnan Fiqri, tengah membaca informasi mengenai e-learning yang telah di post pada sebuah grup Teknik Pertambangan UNP. Dari grup itu, Hasnan memperoleh informasi bahwa e-learning
akan segera diterapkan secara menyeluruh di Universitas Negeri Padang. Sebelumnya, Hasnan sendiri telah mengetahui akan diterapkannya e-learning di Jurusan Pertambangan. Namun untuk waktu pasti penerapan sistem pembelajaran e-learning belum diketahuinya secara jelas. Begitu juga dengan Septijar Tasfi Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan S1 TM 2011. Siang itu, diselasela proses perkuliahan Drs. Bambang Heriyadi, M.T, dosen mata kuliah yang tengah diambil Septijar semester ini sekaligus ketua Jurusan Pertambangan, menyinggung perihal sistem pembelajaran yang akan diterapkan di Jurusan Pertambangan yaitu e-learning. Namun mahasiswa perlu bersabar karena penerapan sistem ini belum bisa dipastikan waktunya. Mendengar informasi mengenai e-learning Septijar merasa senang karena dengan adanya sistem elearning ini akan menambah semangat bagi mahasiswa Tambang. “Terkhususnya saya dalam menjalankan perkuliahan,” ujarnya. Kamis (12/12). Menanggapi waktu penerapan e-learning di UNP, Pembantu Rektor I, Prof. Dr. Agus Irianto mengatakan penerapan sistem pembelajaran ini tidak bisa buru-buru, semuanya harus dipersiapkan secara matang, dan dilaksanakan selangkah demi selangkah. Peninjauan dari segi kualitas dosen, kesiapan mahasiswa serta sarana dan prasarana yang mendukung perlu diperhatikan. Jika dari segi sarana dan prasarana saja yang memadai, sedangkan dosen belum punya kemampuan yang lebih untuk menguasi e-learning. Dan apabila mahasiswa belum bisa menerima sistem pembelajaran ini dengan pikiran terbuka dan skill yang memadai, itu artinya elearning tidak akan berjalan dengan baik. “ Karena tiga komponen ini saling berkaitan erat,” ujarnya. Selain itu ia juga menambahkan menilik dari persiapan yang telah dilakukan universitas, penerapan e-learning akan menjamah hampir disemua fakultas di UNP pada semester depan. Sekarang ini, pihak universitas tengah berupaya dari segi persiapan fisik seperti pembangunan gedung ICT sebagai sarana pendukung penerapan sistem e-learning, perbaikan jaringan Wi-Fi, serta perlengkapan IT lainnya. Selain upaya dari segi fisik, upaya menuju e-learning juga dilakukan dari segi non fisik. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia di UNP, seperti beberapa waktu lalu universitas telah mengirim 18 orang dosen ke singapura, mengirim pembantu dekan 1 masing-masing fakultas ke ITB, serta mengirim 3 orang staf puskom untuk mengikuti pelatihan e-learning. Kegiatan ini diharapkan para penegak pendidikan ini bisa menggunakan sistem pembelajaran ini dengan sebaik-baiknya sehingga bisa melahirkan output yang baik dan berkualitas dari sebuah sistem yang mengglobal. “Dengan output yang baik ini, tentunya nama UNP akan lebih dikenal bagus,” ungkapnya. Rabu (11/12). Laporan Kru SKK Ganto
Ralat Surat Kabar Kampus Ganto Edisi 176, Halaman 5 Pada teks foto menyebutkan secara tidak langsung nama-nama yang tampak di dalam foto adalah pelaku mesum. Setelah diteliti maka redaksi SKK Ganto meralat nama-nama yang ikut terfoto bersama lembaran surat perjajnjian mesum tersebut. Nama-nama tersebut bukanlah pelaku mesum melainkan nama-nama dalam daftar hadir pada sebuah pertemuan yang diwadahi oleh Satpam UNP. Demikian ralat edisi ini kami layangkan. Atas perhatian dan maklumatnya kami aturkan terimakasih. Ttd Pemimpin Redaksi SKK Ganto
Laporan
6
E-Learning Berikan Harapan Baru
penerapan e-learning, orientasi e - learning, kegiatan-kegiatan yang Upaya fisik dan nonfisik dilakukan dengan e-learnhendaknya menjadikan sistem ing sampai pengelolaan e-learning, menjadi topik pembelajaran e-learning di UNP yang k ent al antara semakin berkualitas. peserta pelatihan dari UNP dengan tuan rumah Masih terbilang pagi, Deski Beri S.Si., yang dikunjungi saat itu. Beberapa jam kemuM.Si beserta 17 orang dosen UNP lainnya terlihat serius mendengarkan penjelasan dian observasi pun dilandari instruktur Nanyang Politechnic Inter- jutkan di tempat lain. nasional (NYPi). Sesekali kepalanya Pemandu dari Nanyang mengangguk saat instruktur menjelaskan Polytechnic (NYP) kemmateri seputar e-learning. Mulai dari esensi bali memboyong rome-learning, konsep-konsep dasar penerapan bongan dosen kampus e-learning, sampai pengalaman instruktur kuning menuju Unidalam menerapkan e-learning di instansi versitas Nasional Instititut mereka. Penjelasan semakin menarik ke- Of Education (NII), yaitu tika instruktur yang berasal dari negara sebuah universitas yang seribu larangan (Singapura) tersebut mem- melahirkan generasi berikan saran dan solusi tentang aspek- pendidik di Singapura. aspek e-learning yang perlu diterapkan Tidak ingin membuang di UNP nantinya. Mulai dari aspek peda- kesempatan, para dosen gogik, pemograman komputer, infra- UNP terlihat antusias sastruktur, dan manajemen. Semuanya di- at menginjakkan kaki di bungkus secara rapi oleh para peserta universitas ini. Salah pelatihan dari kampus kuning ini. “Mereka satunya Nofrion, S.Pd., Workshop: UNP hadiri Workshop Learning Management System bagi Para Dosen di Nanyang Polytechnic International (NYPi) Singapura, Rabu (27/11). f/doc. hebat. Tidak salah mereka bisa menjadi M.Pd. Dosen Geografi PT dan politeknik terbaik,” ujar Deski yang juga terpilih dalam ekspedisi media dalam proses pembelajaran. Hal prasarana yang belum memadai, akhirnya pelatihan ini, merasa senang bisa me- ini juga dapat diaplikasikan dalam e-learn- sistem pembelajaran ini masih belum bisa berdecak kagum. Rutinitas Deski dan kawan-kawan tidak ngunjungi NII. Menurutnya NII merupakan ing UNP nantinya. “Aplikasi tersebut ada diterapkan secara menyeluruh dan maksimal. Hal ini disampaikan oleh Afriva terhenti di situ saja. Siang harinya para universitas yang tugas dan orientasinya di dalam e-learning,” harapnya. Jika dibalik lembaran sejarah e-learn- Khaidir, MAPA., Ph.D., sekretaris IDB seinstruktur NYPi memboyong rombongan tidak berbeda jauh dengan UNP, yaitu UNP ke pusat pendidikan di Singapura sama-sama mencetak tenaga pendidik ing di UNP, pada saat Prof. Z. Mawardi kaligus dosen Sosial Politik. Ia mengatakan seperti kampus dan sekolah. Langkah demi bangsa. “Saya kira kita bisa mengambil masih menduduki bangku kepemimpinan- bahwa peristiwa gempa yang menguncang nya sebagai rektor, pembicaraan mengenai bumi Minang pada tahun 2009, ikut memlangkah rombongan dituntun menuju kelas- pelajaran dari NII,” ungkap Nofrion. Banyak pelajaran yang bisa diambil e-learning di setiap pertemuan antar dosen pengaruhi lambatnya penerapan e-learnkelas tempat berlangsungnya proses pembelajaran dengan e-learning. Jejeran dalam mengikuti pelatihan ke Singapura. telah sering dikemukakan. Hal ini disebab- ing di UNP. Pasalnya, gempa yang berkekelas itu telah dilengkapi dengan komputer Hal ini diungkapkan oleh Doni Satria, kan oleh perkembangan teknologi yang kuatan 7,8 skala richter itu, menimbulkan berbasis sistem pembelajaran e-learning. Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan. Ia semakin berkembang, serta dalam proses kerusakan yang parah pada bangunan-bangunan UNP dan jaringan IT. Namun upaya dalam perbaikan fisik tersebut untuk saat ini sudah semakin baik. “E-learning secara bertahap akan dimaksimalkan penerapannya,” ujarnya, Rabu (11/12). Selain itu, Afriva juga menambahkan selain persiapan dan upaya yang telah dilakukan oleh pihak universitas, persiapan lainnya juga harus dilakoni oleh mahasiswa. Pertama, mahasiswa harus mempersiapkan mental serta hati untuk menerima sistem ini. Karena sistem tidak akan berjalan dengan baik tanpa kesiapan yang matang dari diri mahasiswa sendiri. Kedua, kesiapan dalam menghadapi perkembangan teknologi masa depan. Mahasiswa UNP tidak boleh gagap teknologi. Dan yang tidak kalah pentingnya persiapan berbahasa inggris. Karena tidak tertutup kemungkinan penerapan e-learning nantinya akan digerakan dengan bahasa internasional. “Persiapan itu harus diperhatikan mahasiswa,” tegasnya. Dukungan terhadap penerapan e-learning juga disampaikan oleh Ketua Prodi Bahasa Inggris, Drs. Saunir Saun M.Pd., Ia mengatakan bahwa fasilitas yang ditawarkan e-learning sangat bagus. Karena mahasiswa dapat belajar, membaca serta membuat tugas kapan pun. Selain itu mahasiswa juga lebih leluasa berdiskusi dengan dosennya. Untuk itu, diharapkan e-learning bisa menjadi salah satu sarana atau fasilitas yang bisa mengembangkan diri mahasiswa kearah yang lebih baik, mulai dari kemandirian, keaktifan dan cekatan Pelatihan: Peserta pelatihan sangat antusias dengan materi pelatihan yang diberikan instruktur di Ruang Senat UNP, Senin (18/12). f/doc dalam pendidikan. Selain itu ia juga berDi sanalah para rombongan dosen Uni- mengatakan bahwa dalam menciptakan belajar mengajar, metode diskusi lebih pesan, jangan sampai teknologi e-learning versitas Negeri Padang (UNP) melakukan suasana proses pembelajaran yang lebih menarik daripada metode ceramah. Selain menghapus sistem pembelajaran tatap muka observasi. Melihat dan berdiskusi dengan baik diharapkan, dosen atau guru menyukai upaya persuasif, upaya nyata lainnya ter- hilang seratus persen. “Misalnya untuk epara mahasiswa dan dosen-dosen di sana, apa yang disukai mahasiswa atau siswanya. hadap sistem pembelajaran e-learning juga learning 4-5 kali pertemuan saja,” ujarnya, merupakan kegiatan yang melekat ketika Misalnya penggunaan jaringan sosial, diwujudkan dengan pengangkatan acara- Jumat (13/12). Deski dan teman sejawatnya menginjakan seperti facebook, chatting, youtube, dan acara seminar yang bertemakan e-learnLaporan Kru SKK Ganto kaki di kelas itu. Perbincangan seperti sejenisnya. Hendaknya digunakan sebagai ing. Namun menilik dari segi sarana dan Oleh Wahida Nia Elfiza
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
Laporan
7
Tiga Kunci Sukses E-Learning
Dengung e-learning sebenarnya telah terdengar walau masih samar-samar semenjak tampuk kepemimpinan masih dilakoni oleh Prof. Z. Mawardi. Mulai dari upaya persuasif antar pertemuan dosen sampai pengangkatan acara seminar nasional bertemakan e-learning. Namun usaha-usaha tersebut masih belum menghasilkan keputusan penerapan dan eksistensi e-learning di tengah sivitas akademika UNP masih sayup-sayup sampai. Apalagi gempa 2009 sempat mengoncang ketegaran tanah minang, sehingga dampak yang ditimbulkan membuat UNP mengalami kerusakan parah, terlebih lagi dari segi infrastruktur kampus. Seperti rusaknya beberapa bangunan yang berada di area kampus sampai permasalahan jaringan WiFi, yang pastinya menjadi komponen yang penting dalam menggerakan sistem pembelajaran e-learning di UNP. Kini, usaha menuju e-learning itu telah ditata dan mulai terlaksana. Hal ini dilakukan dari segi perbaikan fisik maupun nonfisik. Perbaikan nonfisik misalnya, beberapa waktu lalu pihak universitas telah mengirim 18 orang dosen ke Nanyang Politechnic Internasional (NYPi) di Singapura dalam rangka mengikuti pelatihan e-learning. Setelah itu disusul dengan pengiriman pembantu dekan I masingmasing fakultas untuk mengikuti pelatihan dalam bidang yang sama di ITB. Serta mengutus tiga orang staf Pusat Komputer (Puskom) UNP untuk mengikuti training mengenai pengelolaan e-learning ini. Kiprah e-learning sebagai sistem pembelajaran di tengah sivitas akademika UNP masih terasa lemah. Hal ini terlihat dari masih banyaknya mahasiswa yang belum mengetahui perihal e-learning. Jangankan memahami e-learning , mendengar istilah e-learning saja belum pernah. Sehingga banyak alasan yang terucap masih kurang sosialisasi mengenal hal sistem pembelajaran ini. Selain itu penerapan e-learning yang belum maksimal juga terlihat dari kuantitas dosen yang menerapkan e-learning pada mata kuliah tertentu masih bisa dihitung dengan jari. Seperti dosen dari Jurusan Bahasa Inggris yang menerapkan e-learning pada mata kuliah English Languange Teaching, dosen Teknik Informatika pada mata kuliah Analisis dan Desain Jaringan, dan Teknologi Pembelajaran, Jaringan Komunikasi dan Data, Elektronika Komputer serta dosen Pendidikan Luar Biasa pada mata kuliah Ortopedagogik Kelainan Majemuk. Sebagai pemimpin prodi yang beberapa dosennya telah berinisiatif menggunakan IT sebagai penunjang sukses pembelajarannya, Ahmadul Hadi, S.Pd., M.Kom., pun angkat bicara. Menurutnya ada tiga point pembawa kesuksesan yakni perlu aturan yang tegas, sosialisasi yang bagus serta sikap konsisten universitas dalam menerapkan e-learning di UNP. Pukul 15.00 WIB menjadi saksi perjalanan reporter SKK Ganto Meri Susanti menuju Prodi Pendidikan Teknik Informatika. Perjalanan tersebut bukanlah tanpa makna, namun dengan tujuan untuk mewawancarai seorang narasumber nomor satu di prodi itu, yaitu Ahmadul Hadi, S.Pd., M.Kom. Ketika sampai di tujuan ternyata narasumber yang dicari tidak ada di tempat. Setelah dikonfirmasi, ternyata narasumber sedang berada di luar untuk makan siang. Akhirnya reporter pun memutuskan untuk menunggu. Selang beberapa menit kemudian, dari kejauhan nampak sosok narasumber yang dicari. Setelah mendekat, Reporter Ganto pun menyampaikan maksud dan tujuannya
menemui narasumber. Dengan anggukan yang pasti, narasumber pun setuju dengan permintaan reporter tetapi dengan syarat, wawancara dilakukan setelah ia selesai membimbing dua mahasiswa tingkat akhir yang sedari tadi menunggunya. Tidak membutuhkan waktu lama, tibalah saatnya giliran reporter Ganto bertemu dengan narasumber. Di ruangan Ketua Prodi Pendidikan Teknik Informatika ini, wawancarapun dimulai. Berikut hasil wawancara Meri Susanti dengan Ahmadul Hadi, S.Pd., M.Kom.
Apa itu e-learning? E-learning adalah pembelajaran mengunakan sistem elektronik dengan teknik informasi. Pengertian e-learning yang telah dibangun dan akan dikembangkan oleh UNP yaitu elearning.unp.ac.id. E-learning tersebut adalah sistem pembelajaran berbasis IT yang disingkronkan dengan sistem portal UNP. Apa dampak positif dari penerapan sistem pembelajaran e-learning? Dengan adanya e-learning, pembelajaran mahasiswa tidak terbatas oleh waktu, tempat, dan berbagai kendala lainnya yang biasa ditemui ketika pembelajaran tatap muka. E-learning akan membiasakan mahasiswa dalam menggunakan tekonologi yang semakin canggih. Dengan e-learning juga akan membuka pikiran mahasiswa untuk peduli terhadap perkembangan teknologi. Sehingga tidak akan ada lagi generasi yang gagap teknologi. Sejak kapan sistem pembelajaran e-learning diterapkan di Prodi Pendidikan Teknik Informatika? Sebenarnya sistem pembelajaran e-learning ini belum sepenuhnya diterapkan di Teknik Informatika. Sejauh ini hanya sebatas inisiatif dosen saja menggunakan IT sebagai penunjang suksesnya pembelajaran. Bagaimanakah perkembangan penerapan e-learning di prodi ini? Kami belum menggunakan e-learning seperti yang telah digalakkan oleh UNP. Dalam hal ini Prodi Informatika belum mengunakan secara penuh. Dengan kata lain masih bersifat blended learning. Blended learning adalah sebuah istilah mengkombinasikan sistem pembelajaran kovensional dengan pembelajaran berbasis elektronik. Untuk mata kuliah saya dengan beberapa dosen lainnya, kami baru menggunakan konten, seperti blog. Kami mewajibkan mahasiswa membuat blog dalam rangka membiasakan mahasiswa mengisi konten di internet. Setelah itu tugas-tugas berupa artikel yang telah dibuat oleh mahasiswa di-upload di internet. Hal ini bermanfaat sekali bagi masyarakat luas. Sistem seperti inilah yang digunakan oleh Prodi Pendidikan Teknik Informatika. Seperti apa peranan dosen dalam menerapkan e-learning di Prodi Pendidikan Teknik Informatika? Untuk sekarang, hanya beberapa dosen saja yang berinisiatif menerapkan pembelajaran berbasis IT ini. Padahal sistem pembelajaran yang diharapkan UNP bisa digunakan oleh seluruh dosen pada semua mata kuliah. Namun di prodi ini, e-learning masih bersifat suplemen atau tambahan, seperti dosen hanya mengupload materi, mengupload bahan ujian dan sejenisnya.
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
Sedangkan sistem pembelajaran tatap muka seperti biasa masih tetap dilaksanakan.
Bagaimana penerapan e-learning oleh mahasiswa di Prodi Pendidikan Teknik Informatika? Program Studi Teknik Informatika memang harus membiasakan mahasiswanya dengan sistem yang berhubungan dengan bidang informatika. Untuk itu penerapan e-learning di prodi ini tidak masalah karena dunia mahasiswa Teknik Informatika sudah familiar dengan sistem elekronik .
Ahmadul Hadi,S.Pd.M.Kom.
Apakah ada aturan tentang penerapan sistem e-learning di prodi ini? Belum ada. Kami berpatokan kepada UNP secara penuh. Jika UNP telah menerapkan secara penuh, kami juga akan mengikuti. Sehingga sekarang ini e-learning masih bersifat tambahan saja. Bagaimana respon para dosen dalam menanggapi penerapan sistem e-learning? Respon dosen dalam menanggapi penerapan sistem elearning lumayan terbuka. Karena dosen-dosen di prodi ini memang membutuhkan sistem tersebut untuk mengupload materi pemebelajaran, bahan ujian, dan yang lainnya. Seandainya sistem ini diimplementasikan, maka para dosen berharap ada pengakuan sistem kredit pertemuan. Misalnya, dalam 16 kali pertemuan, berapa kali kredit pertemuan dengan sistem e-learning. Kejelasan seperti itu bisa memotivasi dosen menggunakan sistem pembelajaran e-learn-
ing. Apa kendala yang dihadapi dalam menerapkan sistem pembelajaran e-learning? Kendala dalam menerapkan sistem pembelajaran e-learning ini adalah masih ditemukan beberapa dosen yang belum melaksanakan atau menggunakan sistem pembelajaran berbasis IT ini. Karena penerapan ini masih bersifat inisiatif. Jika dilihat dari fasilitas pendukung, kendala dalam menerapkan e-learning tidak ada. Di Jurusan Elektonika, ruang untuk teori rungan pratikum Laboratorium telah siap. Sacara infrastuktur Informatika telah siap. Bagaimana pandangan Anda terhadap kesiapan UNP dalam menerapkan e-learning? Jika dilihat dari segi kesiapan secara teknis UNP terbilang siap. Hal ini dilihat dari kapasitas bandwidth UNP. UNP telah masuk kedalam lembaga yang mempunyai kapasitas bandwidth terbesar di Sumatera Barat. Selain itu kesiapan dari segi perangkat pembelajaran telah cukup mendukung. Berjalannya IDB selama 2 tahun ini telah menghasilkan banyak sekali perangkat pembelajaran, tinggal
di upload. Saya rasa UNP sudah siap. Apakah sumber daya dosen telah mampu untuk menerapkan e-learning ini? Teknologi akan meninggalkan kita bila kita tak mengikutinya. Oleh sebab itu, dosen jangan hanya mengandalkan apa yang diketahui saja. Belajar itu penting, tidak terbatas usia. Jika kita semua ingin mengendalikan sistem ini maka semua komponen harus mempelajarinya. Para dosen akan diikutkan dalam pelatihan e-learning. Begitu juga dengan mahasiswa. Sedangkan pihak birokrat UNP harus lebih giat lagi melakukan sosialisasinya terhadap dosen maupun mahasiswa. Apa yang Anda harapkan dari penerapan e-learning kedepannya? Pertama saya mengharapkan UNP mempuyai aturan yang jelas dalam menerapkan sistem pembelajaran ini, salah satunya aturan kredit pertemuan menggunakan e-learning. Kedua saya mengharapkan agar e-learning ini dikenal oleh seluruh sivitas akademika UNP. Selain itu diadakan juga ada sosialisasi yang bagus seperti pelatihan pengunaan e-learning, mengakses materi pembelajaran, uji coba ujian secara online, dan hal lainnya. Ketiga, sikap konsisten terhadap penerapan e-learning. Jika tiga poin ini dilaksanakan maka dapat dipastikan UNP akan suskses dalam pelaksanaan sistem pembelajaran ini nantinya.
8 Jika Anda mengalami masalah kesehatan, silahkan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik ini ke email Ganto, redaksiganto@gmail.com atau Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.
Jangan Remehkan Sariawan Assalamualaikum wr. wb. Sebelumnya terimakasih untuk SKK Ganto dan penanggung jawab rubrik konsultasi kesehatan yang telah menerima surat konsultasi saya. Awalnya saya hanya menderita sariawan biasa. Namun setelah satu pekan di sekitar zona sariawan tersebut tumbuh serupa daging tumbuh. Hitam dan seperti daging busuk. Rasanya sakit dan cukup mengganggu. Pertanyaan saya, apakah nama penyakit yang saya derita saat ini? Bagaimana cara mengobatinya dan adakah pengobatan herbalnya? Atas perhatian dan jawabannya saya ucapkan terima kasih. In, Mahasiswa Pasca Sarjana UNP Kesehatan Mulut adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada kesehatan rongga mulut. Ini termasuk gigi, gusi dan lidah. Kesehatan mulut yang buruk dapat disebabkan oleh luka, infeksi jamur, sariawan, sindrom mulut kering dan kanker mulut. Dalam hal ini, sariawan khususnya. Ada beberapa faktor penyebab yang diduga menjadi penyebab munculnya sariawan. Misalnya, luka tergigit, mengkonsumsi makanan atau minuman panas, alergi, kekurangan vitamin C dan zat besi, kelainan pencernaan, kebersihan mulut tidak terjaga, faktor psikologi, dan kondisi tubuh yang tidak fit. Banyak orang pernah mengalami sariawan, namun gangguan pada rongga mulut ini sering disepelekan. Sariawan menyerang manusia segala usia dan bersifat kambuhan. Kadang-kadang sembuh tanpa obat. Jadi biasanya luka berwujud cekungan kecil putih ini kerap didiamkan, dianggap luka kecil. Tapi waspadai sariawan yang bertahan lama di dalam mulut. Hati-hati, sariawan tersebut bisa saja merupakan indikasi adanya gangguan kesehatan yang lebih serius. Misalnya kanker rongga mulut. Sariawan yang lama bertahan di rongga mulut, termasuk di bibir bagian dalam, gusi, dinding mulut, bisa jadi merupakan gejala awal penyakit kanker rongga mulut. Kadang-kadang diikuti dengan infeksi yang menyebabkan gigi terasa goyang. Saat ini lah perlu diagnosis tepat. Sebab pencabutan gigi tersebut justru akan memudahkan penyebaran kanker ke organ vital tubuh lainnya. Mulai dari kepala, kelenjar getah bening, paru-paru hingga lever. Sebetulnya dalam kondisi normal, sariawan bisa sembuh sendiri dalam 3-14 hari. Namun jika sariawan tak kunjung sembuh setelah dua minggu, ada baiknya diperiksakan ke dokter. Sebab sariawan yang masih bertahan setelah lewat dua minggu, apalagi tidak terasa sakit, merupakan salah satu gejala awal penyakit kanker rongga mulut. Biasanya diikuti gejala lain yaitu bengkaknya kelenjar getah bening di sekitar leher yang menimbulkan nyeri. Indikasi penyakit kanker rongga mulut makin diperkuat oleh gigi goyang akibat infeksi. Kanker rongga mulut termasuk penyakit berbahaya. Bisa disembuhkan namun banyak yang tidak dapat tertolong lantaran deteksi yang terlambat. Kanker ini menyerang rongga mulut dan faring. Yang disebut faring ialah saluran antara rongga hidung, rongga mulut dan kerongkongan. Penyakit kanker rongga mulut masih memiliki harapan untuk disembuhkan asal terdeteksi sejak dini. Karena itu waspadai ketika sariawan mendekam di mulut lebih dari dua minggu tanpa terasa sakit. Adapun sariawan yang umum terjadi (disebut Stomatitis Aftosa Rekuren/SAR) akan menimbulkan rasa sakit dan nyeri hingga 2-3 hari, baru kemudian berangsur angsur sembuh. Sariawan yang merupakan gejala kanker mulut juga tak mempan obat oles yang biasa menyembuhkan SAR. Secara umum untuk menghindari sariawan yang berulang dapat dilakukan dengan menghindari stress, menghindari minum alkohol dan merokok, menjaga kebersihan mulut, menhindari makanan dan minuman panas, berhati-hatisaat menyikat gigi, serta mengobati sakit maag yang diderita serta memperbanyak konsumsi sayuran dan buah–buahan. (Dari berbagai sumber).
Indonesia Bisa Tanpa Naturalisasi Setelah puasa bertahun-tahun, Indonesia akhirnya berbuka. Haus dan lapar terbayar. Ini adalah tentang ‘puasa gelar’. Sekitar 20 tahun tanpa gelar, Timnas Indonesia bisa merasakan juara, walaupun hanya di level AFF dan skuadnya pun masih pada U-19. Gelar juara ini menjadi pembuka gerbang bagi Indonesia untuk terus berprestasi di bidang sepakbola. Tak hanya berhasil menjuarai AFF U-19, Indonesia juga mampu lolos ke putaran final AFC Cup U19 Myanmar 2014. Lulusnya Indonesia juga dipermanis dengan keberhasilan Indonesia mengalahkan sang juara bertahan, Korea Selatan dengan skor 3-2. Kemenangan ini merupakan sejarah bagi Indonesia sehingga membuat Indonesia kembali berlaga di event dua tahunan ini. Terlepas dari kesuksesan Indonesia U-19 tersebut, ada hal menarik yang patut kita soroti. Dari 25 pemain di skuad Timnas U-19 itu, tak ada satu pun pemain naturalisasi. Semua pemain yang terdaftar dalam skuad, murni keturunan Indonesia. Kenyataan yang cukup mencengangkan. Program naturalisasi Grafis: Edo Febrianto yang gencar dilakukan selama tiga tahun belakangan ini dilakukan Indonesia, justru nihil prestasi. Sedangkan tanpa naturalisasi Indonesia malah meraih prestasi. Dari fakta ini bisa kita lihat ternyata naturalisasi bukanlah langkah yang tepat untuk mendongkrak prestasi. Awalnya, naturalisasi memang dianggap program yang mampu mengangkat prestasi Indonesia. Anggapan ini seakan-akan menjadi sebuah kebenaran saat Indonesia berhasil mencapai final AFF 2010. Sederet pemain naturalisasi, seperti Cristian Gonzalez, Irfan Bachdim, dan lainnya bisa membawa Indonesia masuk final. Namun, itu hanya final, bukan juara. Indonesia kalah agregat 4-2 dari Malaysia. Bukan prestasi yang mengejutkan. Toh, tanpa naturalisasi, Indonesia pernah juga masuk final dan itu tidak cuma sekali. Terhitung Indonesia mencetak hattrick, yakni tahun 2000, 2002, dan 2004. Sama halnya dengan Sea Games 2011, Indonesia kembali masuk final, juga dengan mengandalkan pemain naturalisasi. Namun, Indonesia dipermalukan oleh Malaysia di kandang sendiri. Indonesia berlutut kepada Malaysia setelah kalah 4-5 via adu penalti. Ferdinand Sinaga yang menjadi algojo terakhir Indonesia gagal menuntaskan tugasnya. Lagi-lagi Indonesia hanya mampu menjadi runner up. Dari segi permainan, pemain yang dinaturalisasi Indonesia jauh dari kata layak. Kebanyakan kemampuan pemain naturalisasi tidak terlalu mentereng. Bahkan di bawah pemain asli Indonesia. Dapat dikatakan, pemain yang dinaturalisasi tersebut merupakan pemain tak terpakai di negaranya. Sebut saja, Toni Cussel dan Van Baukering yang penampilannya tidak sebanding dengan apa yang digembar-gemborkan PSSI. Selain itu, juga ada Kim Kurniawan, yang namanya hampir tidak terdengar lagi saat ini. Hanya beberapa pemain seperti Gonzalez, Irfan Bachdim, Diego Michiels, dan Raphael Maitimo saja yang bisa dikatakan punya skill yang baik. Namun, sekarang nama mereka mulai tenggelam. Apakah Indonesia masih butuh naturalisasi? Selain naturalisasi tidak mampu menghadirkan prestasi, naturalisasi juga menandakan nasionalisme negara
kita mulai berkurang. Naturalisasi tidak menggambarkan rasa bangga dan percaya terhadap bangsa sendiri. Kita lebih bangga memakai pemain asing dan malah mengabaikan pemain pribumi. Langkah naturalisasi ini, sama saja Yola Sastra dengan tidak menghormati para pahlaMahasiswa Pendidikan Bahasa dan wan. Karena IndoneSastra Indonesia TM 2012. Penyuka Sepakbola dan AC Milan. sia, di bawah kepeFB: Yola Sastra mimpinan Bung KarTwitter: @jolasastra no, tidak mau bersaEmail: jolasastra@gmail.com habat dengan Belanda. Apalagi soal sepakbola. Pantang jika kalah dari Timnas Belanda dan klub-klub yang berbau Belanda. Tapi sekarang, bangsa kita malah mengemis pemain kepada mereka. Jika bicara soal kebanggaan, kita patut meniru San Marino, sebuah negara kecil dari daratan Eropa. Meski kerap menjadi bulanbulanan negara maju Eropa saat kualifikasi Piala Eropa maupun kualifikasi Piala Dunia. Walaupun saat ini mereka berada di peringkat paling buncit daftar FIFA, yaitu 207. Tapi mereka masih punya kebanggaan. Mereka bangga dengan pemain dari negerinya sendiri. “Penyesalan saya adalah kami tak pernah memenangi sebuah pertandingan resmi. Namun, saya bangga karena kami tak pernah memakai pemain naturalisasi,� ucap Giampaolo Mazza mantan pelatih San Marino itu kepada Mediaset yang dilansir Detiksport, Jumat (18/10/2013). Prestasi bagi sebuah negara memang penting. Tetapi, akan lebih lengkap apabila prestasi juga diliputi dengan sebuah kebanggaan masyarakat terhadap bangsanya sendiri. Bangga terhadap penduduk sendiri dan bangga dengan tidak ikut-ikutan naturalisasi. Seperti yang banyak dilakukan oleh negara tetangga, seperti Singapura, Filipina, Malaysia, dan Timor Leste yang juga mendongkrak prestasinya lewat naturalisasi. Naturalisasi bukanlah langkah yang tepat untuk menaikkan prestasi Indonesia. Sebab, Indonesia punya penduduk yang jumlahnya sangat besar. Akan lebih baik jika kita meniru langkah Indra Syafri, pelatih Timas U19, yang mau repot-repot mencari pemain berbakat ke pelosok-pelosok negeri. Tapi kerepotannya membuahkan hasil. Memang untuk memperoleh prestasi harus repot terlebih dahulu. Tidak hanya mengambil langkah instan dengan merekrut pemain-pemain yang berlaga di kompetisi Eropa, tanpa tahu kualitasnya. Dan nyatanya yang direkrut adalah pemain yang tidak terpakai dalam timnya. Pemain penghangat bangku cadangan yang hanya menang nama, tapi minim prestasi. Indonesia tidak butuh pemain naturalisasi. Dari sederet pemain naturalisasi yang telah disebut sebelumnya tidak ada kontribusi yang membanggakan dari mereka. Seharusnya program ini dihentikan. Kembali berdayakan pemain lokal, perbaiki sistem pembinaan pemain, dan ciptakan kompetisi yang baik tanpa ada kepentingan dari pihakpihak tertentu. Niscaya Timnas Senior Indonesia akan bisa kembali menjadi salah satu tim besar di Asia. Ingat, Timnas U-19 sudah membuktikan, tanpa naturalisasi mereka bisa juara. Saatnya Timnas Senior juga berjaya. Jangan sampai, hati penduduk Indonesia berpindah ke Timnas U-19, sedangkan Timnas Senior dianak-tirikan.
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
9
Kapitalisme Dunia Pendidikan
Pada zaman kolonial, sekolah formal di Indonesia didirikan sebagai mesin produksi Ambteenar (pegawai negeri) Pemerintah Hindia Belanda. Mengutip Pramoedya, sekolah formal kala itu hanya melahirkan manusia bermental ‘jongos dan babu’. Rupanya, kondisi semacam itu diwariskan sampai sekarang, ketika sekolah formal berada dalam sistem masyarakat kapitalis-industri (Anton Novenanto). Modernisasi membuat manusia harus saling berkompetisi. Menemukan kepuasan terhadap kesejatian pencapaian kehidupan, berbagai upaya pernah diuji cobakan. Tak terlepas di dalamnya pendidikan. Kapitalisme telah menjajah dan masuk ke dalam sistem pendidikan. Hal ini terlihat dari kebanyakan pemilik modal menjadi pengendali serta penguasa atas keberlangsungan pendidikan. Bahkan cara pandang masyarakat pun, akhirnya berhasil diubahnya. Cara pandang berbasis kapitalisme mendorong masyarakat mengakumulasikan kapital demi keuntungan pribadi. Bagaimana mungkin cita-cita leluhur tentang pendidikan sebagai pencipta pribadi yang memiliki kecerdasan emosional, intelektual serta keterampilan kini terabaikan. Kapitalisme dalam penyelenggaran pendidikan akan dikuasai oleh pemilik modal sebagai pembuat kebijakan-kebijakan yang merubah pola pikir masyarakat, sehingga pendidikan hanya diarahkan untuk mencari lapangan pekerjaan semata. Seperti yang kita tahu, paham kapitalisme menyatakan bahwa pemilik modal dapat melakukan semua usaha demi meraih keuntungan secara personal (pribadi). Jika kapitalisme masuk ke sekuler pendidikan, maka tujuan dasar dari pendidikan akan bergeser dari mencerdaskan atau memanusiakan manusia menjadi sebuah bisnis pasar. Manusia tengah disibukkan untuk meraih pendidikan setinggi-tinggi mungkin,
yang tujuannya memperoleh suatu pekerjaan sebagai penunjang hidupnya. Namun, oleh sebagian orang, pendidikan diikuti hanya sebatas iming-iming ijazah sebagai salah satu syarat untuk melamar pekerjaan. Hal ini membuat arti sekolah yang dulunya sebagai tempat pertumbuhan karakter manusia, sekarang berubah fungsi sebagai tempat untuk mendapatkan ijazah. Sehingga tradisi menyontek, plagiat, serta menyuap menjadi hal yang biasa dilakukan oleh para pelaku pendidikan. Dunia pendidikan sekarang telah diatur sedemikian rupa oleh pemilik modal untuk sebatas mengikuti peraturan saja. Seperti sekolah enam kali pertemuan Grafis: Edo Febrianto
dalam satu minggu, ditambah dengan sekolah sore, bimbel, kursus, dan lainnya. Siswa hanya disibukkan dengan dunia pendidikan formal. Kebijakan pendidikan hanya diarahkan menuju profesi ataupun keahlian yang cocok untuk tujuan kapitalis. Seperti yang digalakkan oleh mereka yang berpengalaman, pendidikan memang menjadi harga mati untuk pengembangan daya guna manusia. Namun, pendidikan dengan paham kapitalisme membuat pendidikan tidak lagi dalam konsep sebenarnya. Pendidikan seharusnya menjadi wadah menuju kemerdekaan, sebagai pembebasan serta kekuatan penggugah untuk melakukan perubahan dan pembaharuan. Akan tetapi, pada kenyataannya pendidikan malah menitikberatkan kepada sistem-sistem yang telah dibuat, sehingga esensi pendidikan berubah menjadi bebas terikat.
Kapitalisme di dunia pendidikan juga menyebabkan timbulnya kelompok masyarakat yang dibedakan berdasarkan status sosial dan ekonomi. Dengan kekuasaan terhadap kebijakan yang dimiliki pemilik modal akan merubah sistem pendidikan. Baik itu dari aspek ekonomi, seperti biaya pendidikan maupun sosialnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya kesenjangan, bahwa pendidikan yang berkualitas hanya dapat dinikmati oleh sekelompok masyarakat yang berpenghasilan lebih. Peserta didik diperlakukan sebagai konsumen dalam sistem bisnis pasar. Perbedaan biaya sekolah yang berbeda-beda menyebabkan pendidikan yang diperoleh pun menjadi tidak merata. Semakin besar kemampuan membayar konsumen, maka semakin besar pula kesempatan untuk mengakses lembaga pendidikan bergengsi dengan kemewahan fasilitas. Selain itu, kapitalisme menjadikan pendidikan sebagai proses yang tidak memanusiakan manusia dan hanya akan menyebabkan solidaritas berkurang. Apabila pendidikan tetap bertahan dengan konsep kapitalisme, maka akan melahirkan manusia individual yang cenderung bersaing demi ego pribadi. Sebagai contoh, sistem pendidikan sekolah yang saat ini hanya diarahkan kepada persaingan. Persaingan yang meningkat hanya akan menyebabkan seseorang menjadi pribadi yang kurang bersahaja (hanya mengutamakan daya saingnya namun tidak mengenal lawannya). Cerahnya masa depan memang harus seimbang dengan usaha yang dilakukan. Begitu juga halnya dengan pemburu ilmu yang hanya mengidamkan kedudukan. Mungkin saja bagi mereka berburu ijazah adalah cara untuk memperoleh kehidupan sosial yang mereka anggap layak. Kembali
Edo Febrianto Mahasiswa Teknik Pertambangan TM 2011 Tempat/Tgl. Lahir: Muaralabuh/ 23 Februari 1993 FB: Edo Febrianto Zadri Twitter: @ebrito55 Email: edofebrianto.55@gmail.com
ke realitas, bahwa manusia dalam menuntut ilmu memang ingin bermuara pada sebuah gelar dan pekerjaan yang menjanjikan. Mau tidak mau, mereka tetap akan menerima bagaimana pendidikan kapatalisme itu bekerja. Kapitalisme dan pendidikan memang sudah melekat dengan erat. Untuk melepaskannya tidaklah mudah. Permasalahan kapitalisme pendidikan ini menjadi tugas tambahan bagi pemerintah. Melihat begitu pentingnya pendidikan bagi manusia, tidak sepatutnya kita berlama-lama dalam kondisi seperti ini. Perlu adanya pemikiran kritis manusia yang mampu mengkritisi kebijakankebijakan yang sekiranya, telah jauh melenceng dari hakikat pendidikan itu sendiri. Untuk itu diharapkan, manusia yang memiliki pendidikan itu adalah manusia-manusia yang memiliki kesadaran kritis. Kesadaran yang mampu merubah situasi sosial yang cenderung ke arah merugikan ini.
Jika Anda mengalami masalah Psikologi, silahkan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik ini ke email Ganto, redaksiganto@gmail.com atau Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.
Keyakinan yang Tidak Rasional
Diasuh oleh Niken Hartati, S.Psi, M.A.
Assalammualaikum Wr. Wb. Saya sering merasa langang di nan rami, Bu. Jika saya berada di keramaian atau di sekitar teman-teman saya selalu merasa hanya sendiri. Terkadang ada perasaan takut untuk berkomunikasi dengan orang-orang. Takut untuk tidak didengar jika berbicara . Itulah terkadang saya lebih sering menyendiri. Saya dianggap berbeda dan dicimeeh oleh orang lain. Akibatnya saya lebih sering diam saat ini. Yang saya ingin tanyakan bagaimana caranya untuk memupuk kepercayaan untuk membuka diri di keramaian lagi Bu? Ridwan Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2012 Nanda Ridwan, masalah yang nanda hadapi memiliki irrational belief (keyakinan yang tidak rasional) dalam
merespon situasi yang nanda hadapi. Irrational belief Ridwan terkait dengan keyakinan bahwa mereka akan menolak berkomunikasi dengan nanda (sesuai dengan pengalaman di masa lalu), padahal tidak semua orang sama bukan? Masalah yang dihadapi nanda Ridwan terhitung urgent, harus segera diatasi sebab jika dibiarkan nanda akan kehilangan banyak dukungan sosial dari teman-teman. Padahal dukungan sosial banyak berkorelasi dengan kehidupan yang lebih positif. Perlu Ridwan ketahui bahwa secara alami individu saling tertarik untuk melakukan interaksi dengan individu lain yang memiliki kesamaan dengan dirinya. Misalnya musisi lebih “nyambung” dengan sesama musisi, ilmuwan lebih nyaman mengobrol dengan sesama ilmuwan, karena mereka memiliki bahan untuk diperbincangkan. Jadi sebaiknya nanda Ridwan kenali dulu kompetensi dan minat nanda untuk mencari teman yang bisa ‘nyambung’
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
dengan nanda. Nanda juga harus mengetahui bahwa setiap orang suka kalau diperhatikan dan didengarkan. Artinya, pertama, saat mengobrol jangan terlalu banyak membicarakan diri sendiri. Ridwan harus belajar untuk menjadi pendengar yang aktif, yang dapat berempati pada kondisi orang lain yang diajak bicara. Jangan lupa untuk menunjukkan bahasa verbal yang mendukung seperti badan condong ke arah lawan bicara dan sesekali berikan anggukan untuk menguatkan. Selain itu nanda Ridwan juga sebaiknya ringan tangan alias suka menolong, sebab orang senang dengan orang yang suka menolong (hal ini bersifat universal). Karena keterampilan sosial membutuhkan latihan, nanda Ridwan dapat berlatih dalam kelompok-kelompok kecil, carilah orang-orang yang memiliki kesamaan dengan nanda, misalnya teman yang mengambil mata kuliah sama, lalu
berlatih dengan membicarakan hal-hal umum seperti tugas dan materi kuliah. Jangan lupa juga untuk senantiasa mengupgrade wawasan dan pengetahuan nanda. Lebih baik lagi jika nanda menggabungkan diri dalam sebuah organisasi, sebab selain meningkatkan kemampuan interaksi social juga melatih tanggung jawab untuk mengerjakan sebuah tugas yang akan meningkatkan kompetensi personal. Jangan sampai beranggapan bahwa seseorang yang memiliki keterampilan sosial haruslah orang yang dapat menarik perhatian banyak orang seperti seorang bintang, hal-hal tersebut berkaitan dengan bakat-bakat khusus lainnya. Jadi jangan bersedih jika setelah nanda berlatih masih belum mencapai kompetensi seperti itu. Demikian, semoga berhasil menjadi pribadi yang lebih baik di masa yang akan datang.
10
Liputan Khusus
Semrawutnya Pasar Raya Padang “Kami mengupayakan agar PKL juga hidup di pasar tanpa saling mengganggu,” kata Sekretaris Dinas Pasar. Oleh Ranti Maretna Huri dan Khadijah Ramadhanti
Pasar Raya Padang tampak ramai siang itu, Minggu (15/12). Suara hiruk pikuk mendominasi, transaksi antara penjual dengan pembeli yang ditingkahi dengan suara-suara dari pengunjung yang berseliweran di sekitar pasar perpadu hingga membentuk melodi tersendiri. Bahkan, kendaraan yang berlalu lalang, juga turut meramaikan suasana pasar siang itu. Beragamnya dagangan yang dijajakan, berlokasi strategis, serta banyak harga yang bersahabat dengan ekonomi masyarakat ini, menjadikan Pasar Raya Padang banyak diminati oleh masyarakat Kota Padang. Jejeran Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar Raya Padang merupakan salah satu objek teramai dan paling diminati oleh pengunjung pasar. Selain beragamnya dagangan yang dijajakan, harga yang ditawarkan oleh para PKL tergolong murah dibandingkan harga toko-toko yang berada dibagian dalam pasar. Namun, Pasar Raya Padang tampak tidak teratur dengan keberadaan PKL tersebut. Pasalnya, mereka mendirikan lapak di sepanjang trotoar, dan kadang memenuhi badan jalan kerap mengganggu lalu-lintas jalan. Terlebih di sepanjang Kawasan Bundaran Air Mancur,
Blok A hingga jalan Permindo. Di sepanjang jalan tersebut merupakan spot paling ramai dipadati PKL. Selain itu, keberadaan PKL tersebut juga menutupi akses masuk ke kawasan toko yang berada di dalam pasar. “Penjual sayur, ikan, baju, hingga penjual tas bercampur di satu tempat, sehingga Pasar Raya tidak tertata dengan rapi,“ ungkap Ira (19), salah satu pengunjung Pasar Raya, Kamis (19/12). Rumita (33), penjual pakaian wanita merupakan salah seorang PKL di Pasar Raya Padang. Ia tidak henti-hentinya memersilakan orang yang berlalu lalang untuk singgah di lapaknya. Rumita sudah berjualan di sana selama 5 tahun. Luas lapak yang dibukanya tidak seberapa, namun dipenuhi oleh berbagai pakaian wanita khususnya untuk remaja. Biaya parkir untuk lapak yang ia keluarkan setiap hari hanyalah seribu rupiah. Dengan demikian, Rumita mengaku sudah nyaman berjualan di pinggiran jalan dan tidak ingin pindah ke dalam. “Orang dalam saja ingin pindah keluar,” tuturnya, Minggu (15/12). Tidak jauh dari lapak Rumita, Andi (64) salah seorang dari PKL yang berjualan buah-buahan juga menyampaikan hal senada. Andi mengaku sudah berjualan dari tahun 1998, dan ia sudah dua kali pindah tempat, sebelum akhirnya ia turut membuka lapaknya di pinggiran jalan depan Blok A. Menurut Andi, tempatnya berjualan sekaranglah yang paling ramai pengunjungnya. Berbeda dengan Rumita, Andi harus mengeluarkan biaya dua ribu per hari untuk tempatnya berjualan. “Petugas
Padat Pengunjung: Kawasan Blok A hingga jalan Permindo ramai dipadati oleh lapak-lapak PKL dan pengunjung pasar yang berlalu lalang, Kamis (19/12). f/Ranti
yang menagihnya setiap hari,” aku Andi, Selasa (17/12). Baik Rumita maupun Andi, mengaku sama-sama sering terlibat dengan penertiban yang dilakukan oleh Petugas. Pasalnya, mereka dan juga PKL lainnya yang berjualan di pinggiran jalan melewati garis batas yang sudah ditentukan oleh Dinas Pasar. Jika ada penertiban, mereka tinggal menggeser mundur dagangan mereka hingga ke batas aman. Andi juga beralasan semua lapak PKL yang berjejer di pinggir jalan haruslah sejajar. “Jika yang satu geser ke depan, semuanya juga ikut geser,” sambung Andi.
Hal demikian menjadi perhatian oleh Dinas Pasar. Mereka sering mengadakan penertiban di kawasan PKL. Namun, PKL tidak sepenuhnya bisa disalahkan. Jasman, S. Sos. MM., selaku Sekretaris Dinas Pasar mengungkapkan, keterbatasan lahan juga merupakan salah satu penyebab ketidakteraturan pasar. “Semakin hari jumlah PKL bertambah, sedangkan lahan terbatas,” katanya, Selasa (17/12). Untuk sementara, PKL diberi toleransi berupa diperbolehkannya mereka berjalan sesuai dengan garis yang telah ditentukan oleh Dinas Pasar. “Asalkan mereka tidak menganggu lalu lintas toko,” tutup Jasman.
Polemik Siloam Belum Usai solusi atas polemik pembangunan SBLG. Pansus berjanji paling lambat akhir Oktober akan mengeluarkan keputusan. DPRD Padang kemudian memutuskan untuk melakukan Oleh Doni Fahrizal rapat paripurna membahas kelanjutan pembangunan SBLG terseBola Panas pembangunan Subut. Akhirnya, melalui tahap voper Block Lippo Group (SBLG) di ting, DPRD Padang memutuskan Jalan Khatib Sulaiman masih untuk mengeluarkan rekomenbergulir. Baru-baru ini pemerintah dasi izin melanjutkan pembaKota Padang memutuskan tetap ngunan, Selasa (12/11). Dari 28 memberikan izin pembangunan anggota DPRD yang hadir, 21 Rumah Sakit Siloam, sekolah, mall orang setuju, 6 orang menolak, dan hotel kepada pihak Lippo dan 1 orang abstain. Group. Walaupun keputusan DPRD Seperti yang disampaikan telah keluar, aksi penolakan Walikota Padang Fauzi Bahar tetap berlanjut. Dikawal sekitar dalam Diskusi Panel bertema 950 personel kepolisian, ribuan Peluang Investasi dan Menatap masa FMMK melakukan aksi Ekonomi Padang ke Depan. “18 longmarch setelah di lepas Desember Amdal-nya keluar, tausyiah Gusrizal Gazahar dari langsung dibangun,” ujarnya, Senin pelataran Mesjid Nurul Imam (10/12). Fauzi juga mengatakan menuju DPRD Padang, Kamis bahwa pembangunan SBLG ini Tolak Siloam: Masa bergerak menuju kantor DPRD Padang menuntut pencabutan izin pembangunan Supermega Block (28/11). Mereka menuntut DPRD akan menyerap sekitar 3000 tenaga Lippo Group, Kamis (28/11). f/Doni Padang mencabut rekomendasi kerja dan 90%-nya merupakan izin tersebut. masyarakat Kota Padang. Avangelis yang melakukan tugas Mesjid At-Taqwa Muhammadiyah, Jumat Menanggapi tuntutan masa, Budiman Namun di sisi lain, sekelompok masya- penginjilan untuk kristenisasi. (24/5). secara pribadi menyatakan menolak rakat yang tergabung dalam Forum MasyaBerbalik ke belakang, polemik ini Senin (10/6), puluhan mahasiswa mela- pembangunan Siloam. Ia mengatakan dalam rakat Minangkabau (FMMK) Tolak Siloam, dimulai semenjak penekanan tombol izin kukan aksi di gedung DPRD Kota Padang. waktu seminggu akan mendesak pimpinan menyatakan dengan tegas penolakan terha- pembangunan dalam acara “Peletakan Batu Mereka mendesak anggota DPRD Kota DPRD agar melakukan rapat paripurna dap pembangunan SBLG tersebut. Salah Pertama Pembangunan SBLG” pada Jumat, Padang untuk meminta walikota mencabut untuk menyetujui pencabutan izin satu alasan utama ialah terkait isu misi 10 Mei lalu. Empat hari setelahnya, peno- izin pembangunan SBLG. Menanggapi hal pembangunan SBLG. Mendengar hal itu, kristenisasi. lakan pertama dilayangkan sejumlah Orga- ini, Wakil Ketua DPRD Kota Padang massa kemudian membubarkan diri. Seperti disampaikan Ketua Majelis nisasi Masyarakat (Ormas) Islam. Di antara- Afrizal mengatakan akan mengirimkan Walaupun begitu, polemik Siloam maUlama Indonesia (MUI) Sumbar Bidang nya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Majelis surat kepada Ketua DPRD Kota Padang sih belum usai. Hal itu terlihat dari orasi Fatwa, Gusrizal Gazahar dalam selebaran Tinggi Kerapatan Adat Alam Minangkabau Zulherman untuk mengadakan rapat kerja yang disampaikan oleh salah seorang masa MUI yang berjudul “Kami Harus Bicara (MTKAAM), dan Libas Sumbar. Tindakan membahas polemik tersebut (Haluan). FMMK di depan depan gedung DPRD Investasi Itu Adalah Selubung Pemurtadan”. penolakan ini diikuti ormas islam lainnya, Setelah melalui Rapat Pimpinan (Rapim), Padang. “Tolak Siloam harga mati. Siloam Ia menyatakan bahwa Pemilik Lippo Group, sehingga tergelar kegiatan Sejuta Tanda akhirnya DPRD Kota Padang membentuk berdiri, syahid menanti,” ujarnya, James T Riady adalah pengikut kristen Tangan Menolak Pendirian Siloam di Panitia Khusus (Pansus) guna mencari menegaskan bahwa perjuangan belum usai.
Bola Panas itu masih menggelinding semakin panas dan kencang.
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
11
Telusur
Makam Pahlawan Kuranji Menyimpan Cerita ....Kenang kenanglah kami, Kami Cuma tulang-tulang berserakan tapi adalah kepunyaanmu, Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan atau kah, Jiwa kami melayang.... Oleh Edo Febrianto
Berjarak sekitar 18 meter dari gerbang terdapat sebuah bangunan keramik berbentuk kubus besar berwarna abuabu. Di atasnya berdiri patung seorang anak muda yang melilitkan kain sarung di bahunya. Anak muda itu sedang memegang bambu runcing dan siap untuk berperang. Rifai namanya. Rifai merupakan seorang pejuang termuda yang gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan RI tahun 1946 silam. Rifai tewas terkena ledakan mortil oleh tentara Inggris di Rimbo Kaluang yang sekarang ini bernama GOR Agus Salim. Berjalan dari gerbang menuju bangunan tempat pijakan Rifai akan ditemukan sebuah senjata di sebelah kanannya. Senjata yang dicat dengan warna putih tersebut terlihat seperti sebuah senapan. Ya, itu merupakan sebuah senapan yang bernama machine gun. Senjata mematikan yang digunakan pejuang Indonesia saat berperang. Saat mengalihkan pandangan ke arah kiri senjata, tampak sebuah tonggak panjang yang terpancang di lantai. Tonggak tempat berkibarnya sepotong kain merah putih. Lebih dekat lagi ke arah bangunan kubus ini tampak ditengah-tengahnya
Pemakaman: Rifai tengah berdiri diatas bangunan kubus yang teletak di sekitaran pemakaman, Makam Pahlawan Kuranji, Minggu (15/12). f/Edo
gambar timbul seekor burung berwarna emas dengan simbol-simbol di dadanya. Itu adalah Burung Garuda Pancasila yang sengaja diletakkan sebagai penambah bukti nasionalisme di tempat tersebut. Burung Garuda ini diapit oleh dua buah tulisan. Sebelah kirinya tertanda peresmian bangunan pada tanggal 18 Desember 1977 oleh mantan Gubernur Sumatera Barat Ir. Hj. Azwar Annas. Sedangkan di sebelah kanannya tertulis puisi karangan Chairil Anwar yang berisi ..Kenang kenanglah
kami, Kami Cuma tulang-tulang berserakan tapi adalah kepunyaanmu, Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan atau kah, Jiwa kami melayang.... Di tempat inilah pahlawan perjuangan 1945 dimakamkan. Di atas tanah seluas 75 x 50 meter ini Rifai bersama Haji Ahmad Hoesen, Amra Usman, Muslim, Nazaruddin, dan lainnya menempati peristirahatan terakhirnya. Hingga sekarang mencapai 298 pahlawan telah menghuni makam pahlawan yang berada di Kelurahan
Korong Gadang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat ini. Rifai adalah penghuni pertama bersama Bahar, teman sejawatnya dalam peperangan tersebut. Selain itu, makam yang berisikan dua orang dengan satu batu nisan ini diberi pertanda berbeda dengan makam lainnya, yakni berkeramik biru. Mereka penghuni teristimewa di sana. Makam ini dulunya sempat akan dipindahkan oleh Pemko ke S. Parman Lolong Padang. Namun Alm. Mawardi yang merupakan mantan penjaga makam ini bersama masyarakat kuranji tetap mempertahankannya. Bagi mereka makam ini merupakan bukti sejarah masyarakat Kuranji. Sekarang makam ini dijaga oleh anak Mawardi yaitu Syarifudin. Lelaki tua yang rambutnya telah memutih ini mengabdikan diri sebagai penjaga makam semenjak kematian Ayahnya. Walaupun hanya digaji 350 ribu perbulan tidak menurunkan rasa nasionalismenya untuk tetap menjaga makam ini agar tetap bersih. Syarifudin mengatakan pada hari-hari biasa makam ini sepi penziarah. Namun, pada hari-hari tertentu makam ini ramai dikunjungi oleh pemimpin daerah beserta pihak terkait. “Mereka rutin datang pada 17 Agustus dan 10 November,” jelasnya. Selain itu, Syarifudin mengungkapkan bahwa ia terkadang menyimpan kesedihan tersendiri terhadap generasi muda yang tidak mau lagi mengenang jasa para pahlawannya. “Generasi muda sekarang harus lebih meningkatkan rasa nasionalismenya,” harapnya.
Payakumbuh World Music Festival Payakumbuh World Music Festival ajangnya pecinta musik untuk beradu kreativitas dan perkenalan antar musik. Oleh Afrion Putra Trias
Malam itu Lembah Ngalau yang terletak di Kota Payakumbuh tampak ramai pengunjung. Masyarakat dari berbagai daerah, terutama kota Payakumbuh berdatangan untuk menyaksikan festival world music kelas dunia yang bertema “Payakumbuh World Music Festival”. Tak hanya dari kalangan masyarakat, beberapa pakar musik tanah air dan mahasiwamahaiswa dari berbagi universitas juga turut hadir dalam acara tersebut. Acara ini diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Olahraga Kota Payakumbuh, dan juga didukung oleh D’Cress Event Organiser. Bertujuan untuk meningkatkan musikalitas dan Penampilan: Penampilan musik kreasi pada acara mengapresiasi insan musik atau musisi Payakumbuh, Kamis-Sabtu (5-7/12). f/Doc. serta masyarakat Payakumbuah terhadap perkembangan musik. Selain itu, festival ini juga untuk perayaan ulang Tari Seudati yang berasal dari Aceh Timur. Keunikan dari tari ini adalah tidak tahun kota Payakumbuah yang ke-43. Payakumbuh World Music Festival menggunakan musik melainkan dengan (PWMF) yang berlangsung selama tiga pola ritme yang berasal dari tepukan hari (5-7/12) ini merupakan momen tangan ke dada dan pinggul, hentakan pertemuan bagi para musisi Indonesia kaki ke lantai, dan petikan jari. Acara masih berlanjut. Ruang Kreatif dengan musisi-musisi luar negeri. Musik Sendratasik UNP menampilkan karya tradisi dari luar dengan musik tradisi yang komposisi musik yang berjudul “Romusa”. ada di Indonesia juga diperkenalkan pada Sinopsisnya menceritakan kembali kejadian PWMF, sehingga ada penggabungan musik pada masa penjajahan dahulu dengan tradisi dengan musik modern. menuangkan ke musik dan teatrikal yang Acara dibuka dengan Opening Ansamble membawa suasana kembali pada masa Percusion yang disajikan oleh Ruang Kreatif penjajahan. Penonton sontak terdiam dan Sendratasik UNP. Selanjutnya penampilan
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
Taufik Adam Mainsteral membuka penampilan dengan bertemakan “Beyond The Sacred’’. Sebuah karya Musik berjudul Identitas Hibrid , hasil gabungan dua identitas, yaitu musik et ni k dan mu si k po st mo de rn ditampilkan oleh komunitas seni ini. penampilan ini memadukan alat musik talempong, serunai, dan beberapa alat musik brass serta pemakaian syntaizes. A car a d i l an j u t k an d e n g an penampilan Minang Pentagong dari Institut Seni Indonesia, Padang Panjang dengan menampilkan 2 buah karya musik yang berjudul Rabab in Blues. Rabab in Blues ini merupakan kombinasi antara musik tradisional dan modern. Awalnya rabab dimainkan secara solo kemudian pengiring dari rabab “bakaba” ini digarap dengan musik blues sehingga menjadi kemasan baru dalam penampilan rabab. “Perpaduannya sangat menarik dan benar-benar berbeda,” ujar Muklis, seorang komposer sekaligus dosen ISI, Padang Panjang. Payakumbuh World Musik Festival di Lembah Ngalau Acara ditutup dengan penampilan dari Iwaya Balawan, salah seorang personil dari Band Projack Trisum. hanyut dalam cerita yang dibawakan. Riuh Balawan menjadi sorotan bagi negaratepuk tangan penonton mengakhiri acara negara lain. Selain itu ia juga bisa malam itu. menirukan suara dari berbagai alat musik Memasuki malam kedua, PWMF dibuka hanya dengan memainkan gitar. Seperti oleh penampilan Collegium Musicum gendang, tabla, gamelan, angklung, pi(Medan) yang menampilkan 3 buah karya ano, dan keyboard. musik yang menggabungkan musik tradisi Di penghujung acara, Iyut Fitria sebagai dengan musik modern. Riuhnya malam penggagas PWMF mengungkapkan bahwa kedua ini memuncak tatkala Komunitas acara ini merupakan iven besar bagi Kota Seni “Intro” dari Payakumbuh berdiri di Payakumbuh. Masyarakat Payakumbuh atas panggung. Komunitas ini menam- akan menanti-nantikan acara ini untuk pilkan karya yang berjudul The Power of diselenggarakan tahun depan. “Insyaallah Kecapi. event ini akan dijadikan event tahunan,” Malam terakhir tak kalah meriah. tutupnya.
12
Fokus
Big Event UKM UNP
Tari Piring: Beberapa orang Penari Piring ini memperlihatkan aksinya pada acara pembukaa UNP’got Talent yang diangkatkan oleh unit kegiatan kesenian, di Medan Nan Balindung, Fakultas Bahasa dan Seni, Rabu, (13/11). f/doc.
Proses Syuting: Unit Kegiatan Perfileman dan Fotografi (UKFF) sedang melakukan proses syuting penggarapan film yang akan diluncurkan pada Tahun 2014 mendatang di salah satu lokasi syuting, (28/1). f/doc.
Memeriksa : Para personil Korps Suka Rela-Palang Merah Indonesia (KSR-PMI) UNP be se rt a P e tu ga s Ke se ha ta n se da ng m em eri ks a ko nd is i ke se ha ta n m a ha si sw a ya ng akan mendonorkan darahnya dalam kegiatan Donor darah, Selasa (8/10). f/doc.
Berlenggok: Para penari berlenggok pada acara penutupan PPIPM fair yang dilaksanakan pada 3- 5 O ktober oleh U nit kegiatan P engem bangan P enlitian ilm iah M ahasiswa ( P P IP M ) . P P IP M fair adalah salah satu agenda rutin yang dilaksanakan oleh UK ini, Sabtu (5/10). f/doc.
Fokus: Peserta tampak fokus mendengarkan materi dari Wenri Wanhar sebagai pemateri Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PKJTLN)yang diselenggarakan oleh Surat Kabar Kampus Ganto pada 4-10 November lalu, di Pusat Dokumentasi dan Infomasi Kebudayaan Minangkabau (PDIKM) Padang Panjang, Kamis (7/11). f/doc.
Foto & Teks Foto: Media Rahmi dan Ratmiati Desain & Tata Letak: Doni Fahrizal dan Edo Febrianto
Setiap UK ini memiliki masterpiece akan iven-iven yang mereka adakan. Sebut saja UKFF. UK ini melahirkan sebuah film yang mereka garap sendiri, salah satunya film Ikan dalam Plastik yang di-launching pada tahun 2011. PPIPM dengan PPIPM FAIRnya, Ganto dengan Pelatihan Keterampilan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional, UKKes dengan UNP’s Got Talent, KSR PMI dengan donor darahnya, dan berbagai kegiatan lainnya yang ada pada masing-masing UK. Iven-iven besar tersebut juga nantinya yang akan menjadi daya tarik bagi mahasiswa lain yang ingin bergabung dengan UK yang bersangkutan, terkhusus menjadi daya tarik bagi mahasiswa baru. Berikut sejumlah iven-iven besar UK UNP yang didokumentasikan fotografer Ganto. Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
Teropong Menanti Pembangunan Sistem Penilaian Gedung Rektorat Baru UNP “Kondisi UNP nanti akan semrawut,” ujarnya. Pembangunan gedung rektorat ini merupakan salah satu bentuk kerja sama UNP yang didanai oleh In-
ternational Development Bank (IDB). Afriva Khaidir, S.H., M . H u m . , MAPA., Ph.D. Rek torat Lama : G ed un g re kt or at l am a ak a n di su la p m e nj ad i IC T selaku sekresedangkan bangunan rektorat baru akan dibangun pada awal tahun 2014 taris IDB UNP mendatang, Jumat (11/10). f/Media mengatakan, Pembangunan gedung rektorat baru pembangunan gedung rektorat ini yang sempat mengisi halaman utama membutuhkan proses panjang. Setiap sebuah media lokal beberapa waktu lalu, kebijakan yang telah disepakati harus tampaknya bukan sekedar wacana belaka. ditandatangani. “Kemudian dilaporkan Pembangunan gedung rektorat ini memang ke kantor pusat IDB di Jeddah, Arab akan dilaksanakan tahun 2014 mendatang. Saudi,” jelasnya, Rabu (12/11). Bila tak ada aral melintang, gedung empat Tak hanya membutuhkan waktu yang tingkat ini akan berdiri kokoh di atas lama, pembangunan beberapa gedung lapangan sepak bola dekat gerbang utama baru ini juga mengeluarkan dana yang UNP. tidak sedikit. Afriva mengatakan dana Pembangunan dilakukan dengan tahap- yang dikeluarkan untuk pembangunan tahap tertentu, sesuai dengan prosedurnya di UNP ini cukup besar. “Secara kesemasing-masing, serta membutuhkan proses luruhan sebanyak 250 milyar,” terangnya. dan waktu yang panjang. Nasaruddin H. Lebih lanjut Afriva menjelaskan bahselaku kepala bagian perlengkapan UNP wa dana sebesar 250 milyar tidak hanya menjelaskan bahwa rangkaian proses membangun gedung rektorat saja. Napembangunan dimulai dari perencanaan, mun termasuk didalamnya enam gedung konsultasi, lelang atau tender, dan kontrak lain yang akan segera dibangun pada kerja, yang akan dimulai pada April tahun mendatang. Di antaranya gedung mendatang. “Maka jangan heran jika laboratoraium terpadu, auditorium UNP, pembangunannya akan berlangsung selama student centre, business centre, pusat 18 bulan,” ungkapnya, Rabu (12/11). pelatihan dan pengembangan guru, dan Selain itu, di samping gedung rektorat ruang kelas bersama terpadu. UNP masa depan, akan dibuat sebuah bukit Proses panjang menyebabkan perdari gundukan tanah setinggi 11 meter. kembangan pembangunan fisik di UNP Tepatnya di Mesjid Al-Azhar lama. Bukit belum dapat dilihat secara kasat mata. ini berfungsi sebagai mitigasi bencana Tak heran hanya segelintir mahasiswa Air Tawar Barat. “Ini baru sebatas peren- UNP yang tahu bahwa pembangunan canaan dan bersifat fleksibel, bisa di bangun gedung rektorat akan segera dilakbisa juga tidak,” tutur Nasaruddin. sanakan tahun depan. Menurut perencanaan, gedung tahan Hadio Nevgi Zulatri, mahasiswa gempa ini akan di bangun oleh seorang Jurusan Administrasi Pendidikan ini arsitek berkelas internasional dari Bandung. tidak menyangka akan diadakan pemNasaruddin berharap agar mahasiswa dapat bangunan gedung rektorat baru tahun bersabar dan memahami keadaan UNP depan. “Semoga pembangunan ini benardalam tahap pembangunan, karena truk- benar akan terealisasi sesuai rencana,” truk alat berat akan keluar masuk nantinya. ungkapnya, Senin (6/12). Nova*
Hindari Lubang: Seorang pengendara sepeda motor menghidari jalan yang berlubang di depan gedung Rektorat UNP, Rabu (17/12). f/Ratmiati
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
Kecemasan kebanyakan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) akhirnya terjawab sudah. Benar saja, di penghujung semester ganjil ini, UNP akan menerapkan sistem penilaian akhir yang berbeda dengan sebelumnya. Kebijakan ini direalisasikan bukan tanpa sebab. Melainkan sejalan dengan keluarnya Surat Keputusan Rektor Universitas Negeri Padang nomor 273/ UN35/AK/2013 mengenai Penetapan Sistem Penilaian Akhir Mata Kuliah Mahasiswa. Sistem penilaian ini menggunakan sistem plus (+) minus (-) pada nilai mutu akhir mata kuliah. Sebelumnya Universitas Indonesia, Universitas Andalas, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Batusangkar dan beberapa perguruan tinggi lain di Indonesia juga telah menerapkan sistem penilaian ini. Beredarnya kabar mengenai mata kuliah yang mendapat nilai C tidak dapat diulang kembali, semakin menambah kecemasan mahasiswa-mahasiswa tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Reni Astanti, seorang mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Tahun Masuk (TM) 2011. Ia memiliki ketakutan tersendiri mengenai sistem penilaian yang akan diberlakukan UNP. Ia merasa khawatir dengan nilai yang akan diperolehnya nanti. “Sistem penilaian ini benar-benar membuat saya takut mendapatkan nilai yang tidak memuaskan,” ujarnya, Kamis (5/12). Kecemasan juga terlihat pada Yovi Sintia Dewi, Mahasiswa Jurusan Biologi TM 2013. Ia juga ikut mengungkapkan kecemasannya. Namun dibalik kecemasannya, ia mengakui bahwa penerapan sistem baru ini juga memiliki nilai positif. Karena baginya melalui sistem penilaian baru ini akan terlihat jelas mana mahasiswa yang benarbenar berusaha untuk belajar dan mana yang tidak. “Saya rasa sistem penilaian seperti ini lebih objektif daripada sebelumnya,” ujarnya, Kamis (5/12). Menanggapi permasalahan tersebut, Dr. Idris, M.Si., Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi mengatakan bahwa kecemasan dan ketakuatan-ketakutan mahasiswa tersebut disebabkan karena belum adanya sosialisasi secara resmi dan menyeluruh dari pihak UNP kepada mahasiswa. Sosialisasi ini hanya baru dilimpahkan kepada masing-masing fakultas. “Jadi wajar saja timbul persepsi yang bermacam-macam dari mahasiswa,” terangnya, Senin (16/12). Idris mengatakan bahwa penerapan
13
sistem penilaian ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Di antaranya yaitu kurang variatifnya nilai mahasiswa di UNP pada sistem penilaian lama dan banyak nilai mahasiswa yang terpusat di angka mutu 3,0 atau B saja. Selain itu, di perguruan tinggi lain sistem plus (+) minus (-) ini sudah lama diterapkan. Jika UNP tidak ikut menerapkan sistem ini, ditakutkan nilai mahasiswa UNP nantinya tidak sebanding dengan nilai mahasiswa di perguruan tinggi lain. “Singkatnya, UNP akan jauh ketinggalan bila dibandingkan dengan perguruan tinggi lain,” jelasnya. Lebih lanjut Idris menyampaikan bahwa sistem penilaian ini berlaku bagi seluruh fakultas di UNP. Baik bagi mahasiswa baru maupun mahasiswa lama. Untuk nilai mahasiswa lama nanti akan ada dua kemungkinan. Pertama, nilai lama akan tetap bertahan seperti itu atau yang kedua nilai lama akan menyesuaikan dengan sistem penilaian baru. “Kepastian mengenai hal ini tergantung pada sistem portal nantinya,” tambahnya. Ia juga berharap agar pihak kampus segera melakukan sosialisasi secara menyeluruh kepada mahasiswa mengenai sistem penilaian yang akan diterapkan ini. “Sosialisasi ini bertujuan agar tidak menimbulkan persepsi yang bermacammacam lagi di kalangan mahasiswa,” ujarnya. Pembantu Rektor I Prof. Dr. Agus Irianto menjelaskan bahwa penerapan sistem penilaian yang baru diterapkan di UNP ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas penilaian. Menurutnya, dalam sebuah penilaian, semakin sempit rentangan nilai maka semakin baik pula kualitas nilai tersebut. “Itu prinsip dalam evaluasi,” jelasnya, Rabu (11/12). Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa sistem penilaian plus (+) minus (-) ini berlaku pada semester sekarang, untuk semua fakultas dan semua mahasiswa UNP tanpa terkecuali. Karena hal ini dapat mengurangi kesulitan dosen dalam memasukan nilai mahasiswa. Jadi, tidak ada spesifikasi terhadap mahasiswa tersebut. “Sistem ini tidak mempengaruhi Nilai pada sistem penilaian lama,” tutupnya. Ana*
Belum Ada Aturan: Lapangan parkir gedung Fakultas Ilmu Pendidikan, yang baru dibangun terlihat belum ada plang pembeda antara parkiran mobil dan sepeda motor, Selasa (17/12). f/ Ratmiati
Agama
14 Jika Anda mengalami masalah keagamaan, silahkan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik ini ke email Ganto, redaksiganto@gmail.com atau Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.
Diasuh oleh: Dr. Ahmad Kosasih, M.A
Tata Cara Menjamak Salat Assalamualaikum Pak, Saya pernah mendengar teman satu kos dengan saya bercakap tentang tata cara menjamak salat, katanya ketika mengikuti kuliah ataupun jauh dari rumah harus menjamak salat, kalau tidak sama saja dengan tidak menghargai Allah. Saya pun diajaknya pula untuk menjamak salat, tapi saya menolak. Pernah saya perhatikan sesekali ia menjamak salat Maghrib dan Isya, saya heran kenapa ia menjamak salat tersebut, padahal ia tak akan melakukan perjalanan jauh ataupun hal yang akan membuat ia meninggalkan salat Isya. Bahkan saya perhatikan di saat waktu isya tiba dia malahan santai-santai saja dan berdalih telah menjamak salatnya di waktu Maghrib tadi. Hal itu sangat menganggu saya, apa sajakah hal yang bisa kita jadikan alasan untuk menjamak salat dan bagaiman tata cara menjamak salat yang sebenarnya dalam agama? Terima kasih Pak. SR. Mhs Bhs.Indonesia Ananda SR. Orang yang diberi keringanan untuk menjamak salatnya adalah orang yang di dalam perjalanan (musafir) dan orang yang sakit. Ukuran jarak perjalanan dan jenis atau tingkat kesakitan itu tidak dijelaskan baik dalam Al-Qur’an maupun hadis. Di sinilah ulama melakukan ijtihad (penggalian hukum secara sungguh-sungguh) hingga melahirkan pendapat-penadapat. Kalangan pengikut mazhab Asy-Syafi’i sebagai mazhab yang dianut oleh mayoritas umat islam Indonesia, mengatakan bahwa jarak tempuh tersebut minimal dua marhalah, setara dengan dua hari berjalan kaki. Bila seseorang sudah menempuh jarak sejauh itu, ia sudah boleh menjamak atau mengqashar shalatnya. Namun ada riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah pernah menjamak salatnya di Madinah. Sebagaimana hadis dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Muslim yaitu bahwa: Rasulullah Saw pernah
menjamak salat Zuhur dan Ashar serta Maghrib dan Isya di Madinah, bukan karena dalam ketakutan atau hujan. Lalu ditanya orang kepada Ibnu Abbas: Kenapa Nabi Saw berbuat itu? Katanya: Maksudnya ialah agar beliau tidak menyulitkan umatnya. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, disebutkan pula bahwa: Nabi Saw menjamak shalat Maghrib dan Isya di suatu malam yang berhujan lebat. Atas dasar inilah sebagian ulama berpendapat bahwa faktor penyebab ( illat ) yang membolehkan seseorang menjamak salatnya adalah karena kesulitan (musyaqqat). Barangkali pengertian musyaqqat inilah yang di kembangkan oleh mereka yang menjamak salatnya diluar alasan sakit dan musafir itu sehingga kesibukan pun seperti acara-acara penting lainnya, menjadi alasan bagi mereka untuk menjamak salat. Pendapat ini juga ada dalam mazhab Imam Ahmad bin Hambal (Hambali). Menurut hemat penulis kita harus berhatihati dalam menetapkan alasan tersebut sehingga tidak terkesan mempermudah-mudah atau menganggap enteng urusan agama. Allah berfirman : Allah menghendaki
kemudahan bagimu dan tidah menghendaki kesulitan (Q.S.2:185). Bahwa Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan (Q.S.94:5). Mahfum Mukhalafah (pemahaman sebaliknya) ialah bila kita tidak merasa kesulitan tentu tidak berhak mengambil kemudahan tersebut. Akhirnya persoalan tersebut kembali kepada hati nurani masing-masing. Wallahu a’lam bisshawab!
Kedudukan Keluarga dalam Islam Sebut saja keluarga itu suku. Sebut saja keluarga itu jaringan. Sebut saja keluarga itu rumpun bangsa, atau sebut saja keluarga tetap sebuah keluarga. Apapun engkau menyebutnya, siapapun kamu, dan dari manapun kamu berasal, kamu tetap butuh keluarga.
kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
Keluarga merupakan sebuah pondasi dan institusi yang paling dicintai dalam Islam. Masyarakat terbentuk dari unit-unit yang lebih kecil dan keluarga merupakan unit kuno dan alami serta titik diawalinya kehidupan manusia. Keluarga adalah pusat perkumpulan dan poros untuk melestarikan tradisi-tradisi, serta tempat untuk menyemai kasih sayang dan emosional. Unit ini ibarat landasan sebuah komunitas dan ketahanannya akan mendorong ketangguhan sebuah masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagai institusi terkecil dalam masyarakat, keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan pembangunan sebuah bangsa. Hal ini terkait erat dengan fungsi keluarga sebagai wahana pembentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Keluarga memiliki peran fundamental dalam menjaga bangsa-bangsa dari dekadensi dan kehancuran. Karena itu, undang-undang juga harus disusun untuk mempermudah terbentuknya keluarga, memelihara kesuciannya, dan memperkuat hubungan kekeluargaan berdasarkan hakhak dan etika dalam Islam. Dari segi psikologi, keluarga juga punya peranan penting dalam meredam emosi, mencegah depresi, dan memberi dampak-dampak psikis lain bagi seseorang. Anak-anak yang kehilangan orang tuanya akan larut dalam kesedihan, diliputi rasa takut, bersikap emosi, dan kehilangan rasa tenang. Dari sini terlihat kontribusi positif keluarga dalam menjaga kesehatan mental dan memberi ketahanan terhadap tekanan-tekanan jiwa dan depresi.
Seorang mufassir besar Islam, Allamah Thabathabai, ketika menafsirkan ayat 151 surat AlAn’am dalam tafsir al-Mizan menulis, ayat ini menunjukkan bahwa durhaka kepada kedua orang tua termasuk dosa yang paling besar setelah menyekutukan Allah SWT, sebab kelestarian generasi umat manusia tergantung pada eksistensi keluarga yang dibangun atas dasar mawaddah dan warahmah. Dengan
Kedua Orang Tua; Poros Keluarga Kedua orang tua sebagai poros keluarga mendapat perhatian dan perlakuan khusus dalam Islam. AlQuran setelah memberi perintah menyembah Allah SWT dan larangan menyekutukan-Nya, juga memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Dalam surat AnNisaa’ ayat 36, Allah SWT berfirman:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.”
Ratmiati
Mahasiswa Jurusan Bahasa Indonesia TM 2012 Gadis kelahiran 19 tahun ini mempunyai hobi absurd, yaitu berkelana kemana-mana FB: Ratmiati Syahrial
tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.”
Grafis: Edo Febrianto
melemahnya pilarpilar keluarga, masyarakat yang terdiri dari individu-individu tidak lagi memiliki kekerabatan di antara mereka dan juga hubungan kasih sayang. Pada akhirnya, masyarakat akan tercerai-berai dan kebahagiaan dunia dan akhirat mereka akan binasa. Imam Ali Zainal Abidin AsSajjad dalam Risalatul Huquq-nya mengatakan: “Adapun hak seorang ibu atas engkau, ketahuilah bahwa ia telah mengandungmu saat tidak ada orang lain yang berbuat seperti itu, ia mempertaruhkan hidupnya demi engkau ketika tidak ada orang lain yang melakukan seperti itu, dan ia memuaskan dahaga seluruh anggota tubuhmu. Ia menutupi dirimu saat engkau tidak memiliki penutup, ia rela diterpa terik matahari sementara engkau terlindungi, ia melupakan tidurnya demi dirimu dan menghabiskan waktunya untukmu di tengah terik panas dan dingin yang menggigil. Dan engkau tidak punya kemampuan untuk berterima kasih kep adan ya ke cuali den gan pertolongan Tuhan. Sementara hak ayahmu atas engkau, ketahuilah bahwa ia adalah akar dan dasar keberadaanmu. Jika ia tiada, engkau pun tidak akan pernah ada.” Dalam surat Ibrahim ayat 2426, Allah Swt berfirman: “Tidakkah
engkau perhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon Surat Al-An’am ayat 151 menye- yang baik, akarnya kokoh dan butkan, “Janganlah kamu memper- cabangnya (menjulang) ke langit. sekutukan sesuatu dengan Dia dan Pohon itu memberikan buahnya berbuat baiklah kepada kedua orang pada setiap musim dengan izin tua.” Sementara surat Al-Israa’ Tuhannya. Allah membuat perummenyatakan, “Dan Tuhanmu telah pamaan-perumpamaan itu untuk memerintahkan supaya kamu jangan manusia supaya mereka selalu menyembah selain Dia dan hendaklah ingat. Dan perumpamaan kalimat kamu berbuat baik pada ibu bapakmu yang buruk seperti pohon yang dengan sebaik-baiknya. Jika salah buruk pula, yang telah dicabut akarseorang di antara keduanya atau akarnya dari permukaan bumi;
Pernikahan, Mukaddimah Membangun Keluarga Membangun keluarga merupakan upaya yang wajib ditempuh oleh setiap pasangan yang diawali dengan pernikahan. Pernikahan adalah hal mendasar dalam membentuk sebuah keluarga Islami. Tanpa pernikahan, mustahil sebuah keluarga akan mencapai kebahagiaan-kebahagiaan yang dijanjikan Islam. Nabi Muhammad Saw sebagai utusan Allah SWT yang menyebarkan agama Islam di bumi ini, memuji institusi keluarga sebagai bagian dari sunah beliau. Dengan demikian, sebuah pernikahan harus betul-betul direncanakan dengan baik dan matang. Termasuk dalam hal ini adalah pemilihan pasangan hidup, bukan hanya sekadar atas pertimbangan kecantikan/ketampanan atau pekerjaan dan status sosial ekonominya, tetapi juga agama dan kualitas keluarga tersebut. Pernikahan adalah sebuah sunnah Ilahi yang tidak mengalami perubahan. Dalam Al-Quran, perkawinan tidak hanya diperuntukkan untuk manusia, tetapi juga bagi seluruh makhluk hidup. Allah SWT berfirman: “Dan segala
sesuatu kami ciptakan berpasangpasangan.” (QS: Adz-Dzaariyat). Allamah Thabathabai dalam tafsir Al-Mizan menuturkan, “Perkawinan merupakan bagian alamiah dari manusia dan juga seluruh binatang. Tradisi sosial ini terdapat di tengah seluruh bangsa dan akan selalu ada. Hal ini bukti atas fitrah perkawinan dan mengingat Islam sebagai agama fitrah, maka agama ini memberikan kesakralan kepada pernikahan.” Oleh karena itu, kegoncangan bangunan keluarga dan keruntuhan sistem luhur masyarakat harus dicegah dengan menjaga lingkungan privasi keluarga, mendorong pernikahan, mencegah pergaulan bebas, dan mempermudah pernikahan. Metode seperti ini akan melahirkan keluarga bahagia dan masyarakat yang sehat.
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
Politik
15
Mahasiswa dan Partai Politik Tahun 2013 dengan segala kompleksitas permasalahannya akan segera berakhir. Secara tidak langsung, tahun depan seolah memberi kita harapan akan seorang pemimpin yang lebih baik. Harapan akan sebuah pemerintahan baru yang akan menyelesaikan sengketa mendalam yang terjadi di bidang sosial, ekonomi, politik di ranah Indonesia ini. Mengakhirinya dengan berharap pemimpin masa depan jauh lebih baik. Tahun 2014 memang menjadi yang teristimewa, sebab pada tahun ini, akan diadakan pesta demokrasi bagi para elit politik. Rakyat masih berharap dan percaya kepada mereka yang akan bertarung untuk memimpin negeri ini. Memiliki cara pandang tersendiri dengan gaya memimpin serta ketegasan baru demi menyembuhkan berbagai penyakit birokrasi yang mulai akut. Katanya, ini adalah sebuah pesta yang akan menentukan baik buruknya wajah pemimpin Indonesia ke depannya. Bukan sebagai elit politik, kita seolah menunggu dengan biasa saja siapa yang akan maju ke depan. Dan sebagian dari rakyat lainnya hanya akan berdiam tanpa banyak peduli akan pergejolakan yang telah memanas di antara mereka yang akan menempati istana negara tertanda April 2014 mendatang. Betapa pun dan seberagam apa pun pandangan masyarakat Indonesia, mau tidak mau pesta demokrasi memang akan segera hadir diseluruh lapisan masyarakat di berbagai pelosok tanah air. Tentu saja kekurangan dan kelemahan yang timbul dalam
demokrasi, sejatinya dilakukan dengan antusias dan lapang dada, karena bangsa kita masih dalam tahap belajar dalam demokrasi, seperti dikatakan Samsu Rizal Panggabean (h. 29) Pemilu ini memang merupakan suatu ajang bagi calon kandidiat untuk melakukan komunikasi politiknya dengan berbagai cara. Dengan diseduhi jurus-jurus jitu pemikat hati rakyat, terutama mereka yang jelata dan minus dari segi sosial, pendidikan, dan ekonomi. Berbagai macam cara dilakukan, seperti halnya kampanye, diskusi, blusukan, penyogokkan, serta melakukan wawancara mendalam kepada masyarakat luas lewat berbagai media seperti halnya media elektornik dan cetak demi menarik simpati masyarakat Indonesia. Pemilu 2014 merupakan ajang memperebutkan kedudukan sebagai orang nomor satu di bumi pertiwi. Tentu saja para calon kandidat yang akan terpilih melakukan berbagai macam cara untuk memperebutkan kursi kekuasaan di Republik Indonesia. Mungkin saja, pemilu 2014 benar-benar ditunggu oleh sebahagian lapisan masyarakat untuk memilih calon pemimpin yang tepat, bukan mereka yang mampu berkata-kata manis nan mendayu-dayu saja, tapi nihil aplikasi dan pada akhirnya menjadi janji-janji yang terbang bersama ilusi. Permasalahan inilah, kehirukpikukannya pesta perpolitikan n as i o n al ak h i r -ak h i r i n i . Me n ur u n k an k e p e r cayaan
masyarakat terhadap partai politik malah akan menyebabkan apatisnya masyarakat terhadap pemilu itu sendiri. Masyarakat semakin tidak peduli lagi dengan pemilu. Mereka akan tak acuh terhadap heroik
Grafis: Edo Febrianto
elit politik yang mengatasnamakan ini sebagai sebuah pesta. Ya, pesta bagi mereka tapi ‘kesakitan’ bagi rakyat kecil. Mereka semakin dijajah oleh keadaan. Kondisi sosial ekonomi mereka diperalat bagi pelaku politik untuk menyukseskan jalannya. Hal ini hendaknya menjadi perhatian penuh bagi seluruh k o m p o n e n p e m i l u , b ai k
pemerintah maupun KPU sebagai penyelenggara pemilu. Partai politik sebagai peserta pemilu dan elemen masyarakat peduli pemilu juga harus ikut menuntaskan krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemilik kuasa di negeri ini. Tingkah pola para elit politik yang diberitakan oleh media akibat ulah kotor mereka, seperti korupsi dan sederet kebobrokan yang dilakukan oleh mereka telah m e l u k ai h at i r ak yat . Menghilangkan kepercayaan serta memilih tak peduli lagi dengan calon para pemimpin yang akan meneruskan estafet pemerintahan di masa yang akan datang. Hal ini semakin diperparah oleh praktek-praktek kecurangan j e l an g p e l ak s an aan p e s t a demokrasi lima tahunan itu, sep erti p rakte k money politik, intimidasi, dinasti politik dan sebahagian moral para caleg yang busuk. Jika hal ini terus terjadi maka kehidupan berdemokrasi di bangsa dan negara kita ini akan hancur, di mana yang berlaku hanya demokrasi prosedural dan mengabaikan subtansinya. Untuk m e n ce g ah h al d e m i k i an , dibutuhkan mental masyarakat yang kuat, sehat dan menjadi pemilih yang cerdas. Ketika masyarakat cerdas dalam menentukan pilihan barulah pemilu tersebut dapat dikatakan berkualitas karena tentunya nanti akan terpilih pemimpin yang bersih, amanah, berwibawa punya integritas dengan visi dan misi yang memihak kepada seluruh kepentingan masyarakat. Yang kita harapkan, kandidat terpilih nantinya memang benar-
Meri Susanti Adalah satu di antara puluhan ribu mahasiswa yang menempuh studi di Universitas Negeri Padang. Berfokus pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Tercatat sejarah dikarenakan tulisan adalah salah satu impiannya. Twitter: mheri_mazhra Email: merisusanti10@gmail.com
benar mewakili kepentingan rakyat yang sebenarnya, bukan kepentingan pribadi kelompok atau golongannya. Apalagi hanya untuk memanfaatkan jabatan demi memperkaya diri sendiri. Bukan mereka yang melanggar amanah yang diberikan rakyat itu dipertanggung jawabkan kepada bangsa dan negara serta Tuhan YME. Besar harapan kita, sebagai peserta dari perhelatan akbar yang akan digelar nanti tidak berakhir dengan kesia-sian dan penambah deret pemimpin yang seakan tak memahami atau tak memiliki kemampuan berempati pada denyut nadi rakyat di Indonesia. Memang telah sepatutnya kita mencerdaskan diri, bahkan berbagi kecerdasan demi calon pemimpin yang akan mengerakan roda pemerintahan tanah air.
Gantopedia
Christopher Michael Langan dengan IQ Tertinggi
Intelligence Quotient (IQ) adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika, dan rasio seseorang. IQ merupakan kecerdasan otak untuk menerima, menyimpan, dan mengolah informasi menjadi fakta. Selama ini banyak yang mengetahui bahwa Albert Einsten atau Bethoven adalah beberapa di antara orang terpandai di dunia. Albert Einstein memiliki IQ 150, namun ternyata Christopher Michael Langan, seorang otodidak yang berasal dari Amerika mengalahkan rekor IQ Einsten tersebut. Christopher memiliki IQ antara 195 dan 210, yang merupakan batas maksimum IQ tertinggi di dunia. Dr Robert Novelly seorang psikiater mengatakan bahwa ia sangat tercengang akan IQ Christopher. Dia juga mengatakan belum pernah menemui IQ setinggi itu selama 25 tahun karirnya. Terlahir ketika sang ayah
berpulang pada Yang Maha Kuasa di San Francisco, California pada tahun 1952. Menghabiskan sebagian besar masa mudanya di Montana. Ibunya adalah seorang keluarga kaya yang memiliki bisnis pengiriman. Namun, karena masalah keluarga, Christopher dan ibunya berpisah. Christopher telah menunjukan kejeniusannya ketika masih balita. Ia mulai bisa berbicara pada usia enam bulan. Belajar secara otodidak untuk membaca dan menulis dari sebuah buku ketika berumur tiga tahun. Walaupun tumbuh dalam kemiskinan, tatapi Christopher sangat mencintai ilmu pengetahuan. Ia mengambil cuti dari sekolah dan belajar sendiri berbagai bahasa di dunia, seperti bahasa Latin dan Yunani. Selain itu, ia juga terlibat
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
dalam kompetisi Sains dan Matematika. Saat menyelesaikan masa SMU-nya, Christopher mengikuti tes perguruan tinggi (SAT). Karena kejeniusannya itu, ia berhasil lulus di Reed College dan Montana State University. Namun, akhirnya Cris di dropped out dari kuliah. Hal itu disebabkan karena ia tidak punya uang untuk membiayai
pendidikannya. Dan sebagai orang paling pintar, Christopher merasa lebih pintar dari professor yang mengajarinya. Sehingga ia dikeluarkan dari kuliahnya. Hal tersebut, juga menyebabkan Christopher mendapatkan kesulitan memperoleh pekerjaan, karena ia tidak menamatkan pendidikan formalnya. Dari seorang pekerja kuli konstruksi sampai kemudian menjadi petugas pemadam kebakaran hutan. Ia juga telah mencoba keahliannya disejumlah pekerjaan padat karya. Christopher menjalani kehidupan yang berbeda antara siang dan malam. Ia mengambil peran ganda dalam hidupnya. Siang hari dia menekuni pekerjaannya di Long Beach, sementara di malam hari dia berusaha mengem-
bangkan teorinya. Ia mengembangkan teori baru yang berhubungan dengan fungsi pikiran dan kenyataan. Teori ini dinamakan Cognitive Theoretic Model of the Universe, teori ini telah dicobakannya sendiri. Langan adalah seorang yang percaya pada teori evolusi. Tetapi ia juga percaya kebenaran alegoris dalam teori penciptaan. Dengan kata lain, Christopher percaya bahwa evolusi termasuk prinsip seleksi alam. Dan merupakan salah satu alat yang digunakan oleh Tuhan untuk membuat umat manusia. Manusia m e n j ad i p e s e r t a d al am penciptaan alam semesta. Sehingga kita memiliki loop tertutup. Ia juga mempercayai bahwa ada suatu tingkat di mana ilmu pengetahuan dan metafora religius saling kompatibel. Wici Elvinda Rahmadinna
Teropong
16
UNP Siap Tingkatkan Akreditasi Universitas Negeri Padang (UNP) merupakan salah satu dari 28 Perguruan Tinggi Negeri yang dinobatkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) sebagai 50 perguruan tinggi yang paling menjanjikan di Indonesia, pada 2011 lampau. Namun, hingga sekarang UNP masih berakreditasi C. Akreditas ini telah dimiliki UNP sejak 2008, kali pertamanya UNP mulai terakreditasi oleh Badan Akreditasi National Institusi Perguruan Tinggi (BANPT). Seiring bertambahnya pembangunan dan jumlah program studi di UNP, pihak UNP mulai memperbaiki akreditasinya. Berbagai cara dilakukan pihak UNP untuk memenuhi syarat penilaian akreditasi, baik itu berupa peningkatan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia. Menurut keterangan Azhari Suwir, S. E., selaku Kepala bagian Pendidikan dan Kerjasama Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UNP, pihak UNP telah menyusun tim yang membuat perangkat instrumen akreditasi institusi perguruan tinggi. Perangkat instrumen ini nantinya akan diajukan kepada pihak Badan Akreditasi National Institusi Perguruan Tinggi (BAN-PT). “Dokumennya akan selesai akhir Desember ini, awal Januari sudah diajukan,” ujarnya, Rabu (11/12). Selain itu, Azhari juga menyampaikan bahwa ada tujuh standar yang menentukan akreditasi suatu universitas yaitu: 1) Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta stategi pencapaian. 2) Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu. 3) Mahasiswa dan lulusan. 4) Sumber daya manusia. 5) Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik. 6) Pembiayaan, sarana
dan prasana, serta sistem informasi. 7) Penelitian, pelayanan/pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama. Lebih lanjut, Azhari juga menambahkan bahwa UNP harus saling bekerjasama dalam berbagai hal. Seperti halnya usaha meningkatkan kualitas mahasiswa dan lulusan, sumber daya manusia, serta sarana dan prasarana. Sebagai contoh riil, sekarang ini pihak UNP telah melakukan kerjasama dengan Islamic Development Bank (IDB). Kerjasama ini berupa bantuan fisik dan nonfisik untuk UNP. Bantuan fisik berupa pembangunan gedung-gedung yang akan berlangsung awal Januari 2014. Sedangkan kerjasama nonfisik berupa pembiayaan studi lanjut berbentuk perkuliahan pendek (short course) dan mewadahi berbagai bentuk pelatihan. Berkaitan dengan penelitian, Kepala Lembaga Penelitian (Lemlit) UNP, Dr. Alwen Bentri, M.Pd., mengatakan bahwa pihak Lemlit sendiri telah melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki akreditas UNP. Salah satunya yaitu dengan memberikan tawaran-tawaran dan dorongan penelitian kepada dosen-dosen. “Selama 2013, kami telah mewadahi 126 judul penelitian,” ujarnya, Rabu (11/12). Senada dengan Azhari dan Alwen, Prof. Dr. Agus Irianto selaku pembantu rektor I UNP juga mengatakan bahwa pihak UNP sedang mempersiapkan perbaikan akreditas. “Tim UNP sedang menyempurnakan dokumen yang nantinya akan dikirim,” ujarnya (11/12). Selain itu, Agus juga berharap setelah adanya perbaikan akreditasi ini UNP akan semakin baik dan mendapatkan akreditasi yang pantas. “Kita berharap akreditasi UNP minimal B,” tutupnya. Sri*
Menanti Kongres Mahasiswa Kongres mahasiswa ini sudah lama diidamkan oleh sebahagian besar mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP). Di antaranya adalah Hilda Yatul R, Mahasiswa Jurusan Sosiologi TM 2010 ini sudah sangat menginginkan diadakannya kongres mahasiswa. Hal senada juga diutarakan oleh Adnan Arafani, Presiden BEM UNP periode 2012/2013. Ia juga menginginkan kongres mahasiswa ini bisa segara t er e al i sas i. Kar e na se p er t i yan g diketahuinya, UNP belum pernah melaksanakan kongres. “Saya sudah lama menanti pelaksanaan kongres mahasiswa ini,” jelasnya, Rabu (18/12). Menurut Muhamad Ichsan Nasution, Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) periode 2011/2012, kongres mahasiswa merupakan pertemuan besar para wakil organisasi untuk mendiskusikan dan mengambil keputusan mengenai pelbagai masalah, perundingan, atau pun rapat besar. Ia juga menjelaskan bahwa pada tahun ini, beberapa cara sudah dilakukan MPM dalam rangka mempersiapkan kongres mahasiswa. Di antaranya adalah membongkar Petunjuk Teknis (Juknis) dan mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari Organisasi Mahasiswa (Ormawa) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) selingkungan UNP. Pertemuan tersebut menghasilkan tujuan dari pelaksanaan kongres mahasiswa itu sendiri. “Tujuan utamanya adalah untuk merubah peraturan Juknis 2004 dan membuat Lembaga Yudikatif sebagai penengah,” terang Ichsan, Senin (9/12). Edo Andrefson, Sekretaris Kongres
Mahasiswa tahun 2009 mengatakan bahwa kongres mahasiswa pernah hangat dan gencar akan dilaksanakan pada tahun 2007 dan 2009-2010. Bahkan panitianya juga telah terbentuk. Namun hingga saat ini belum juga terlaksana karena disebabkan oleh beberapa hambatan. Seperti tidak adanya pegangan dan dasar yang jelas serta sangat terbatasnya pengetahuan untuk membuat undang-undang tersebut. Lebih lanjut Edo menjelaskan langkahlangkah yang harus diperhatikan oleh para pelaksana kongres mahasiswa nantinya. Pertama, adanya lembaga yang memfasilitasi pelaksanaan kongres mahasiswa ini. Kedua, sosialisasi tata cara pelaksanaan kongres. Ketiga, penampungan aspirasi mahasiswa. Keempat, menjalankan sidang paripurna dan menghasilkan rancangan Undang-Undang Dasar Mahasiswa (UUDM). Kelima, uji publik. Dan yang terakhir, pengesahan UUDM. Edo juga berharap agar MPM bisa menampung seluruh aspirasi mahasiswa dan menjaga keutuhan Ormawa dan UKM selingkungan UNP. Menanggapi rencana pelaksanaan kongres mahasiswa ini, Pembantu Rektor (PR) III Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd. mengatakan bahwa ia setuju jika kongres mahasiswa dilaksanakan. Syahrial juga menyampaikan bahwa pada tanggal 26 Desember 2013 nanti akan ada pertemuan PR III bersama MPM untuk membahas pelaksanaan kongres mahasiswa ini. “Saya setuju, tapi target dan tujuan yang akan dicapai harus jelas” tegasnya, Senin (16/12). Sonya*
Wisuda Tetap 3 Kali Setahun Simpang siur kabar mengenai pelaksanaan wisuda memancing perhatian mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), khususnya calon wisudawan. Wisuda yang kabarnya akan dilaksanakan dua kali dalam setahun, tentu membuat calon wisudawan merasa risau. Sejumlah mahasiswa UNP mengeluhkan hal ini, karena kekhawatiran akan ketidakefektifan waktu pelaksanaannya, seandainya hal tersebut terealisasikan. Satu diantaranya mahasiswa Teknik Elektronika TM 2010, Adetiyawarman Nazwar memberikan tanggapannya mengenai kesimpangsiuran kabar akan pelaksanaan wisuda mendatang. Mahasiswa yang melaksanakan ujian komprehensif pada hari Rabu (18/12) ini, mengungkapkan bahwa wisuda yang digelar tiga kali dalam setahun saja sudah sangat ramai dan penuh sesak, bahkan sampai mengakibatkan kemacetan di Air Tawar. Ia juga menambahkan wisuda pada bulan Maret dan September adalah wisuda dengan kapasitas yang paling banyak. Hanya pada bulan Juni saja yang sedikit sepi, karena biasanya yang wisuda pada bulan Juni adalah mahasiswa yang tamat 3,5 tahun. Dapat dibayangkan bagaimana akan lebih sesaknya wisuda dua kali dalam setahun. Tentu tidak semua wisudawan dapat dipanggil dan disebutkan namanya satu persatu. “Padahal wisuda itu adalah hari yang sangat sakral bagi mahasiswa,” terang mahasiswa Diploma III tersebut, Minggu (30/11). Yeki Febrianto mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia juga mengeluhkan hal senada. Isu yang menyebar tentang kesimpangsiuran wisuda tahun 2014 juga telah terdengar sampai ketelinga Yeki. Ia mengakui bahwa isu mengenai hal tersebut
memang beredar hebat pada akhir tahun ini. Hanya saja dia tidak terlalu memperdulikannya, walau banyak isu mengenai wisuda dua kali setahun ini. “Saya menganggap itu hanya isu, dari mulut ke mulut saja,” ungkap mahasiswa TM 2009 ini, Selasa (17/12). Yeki mengatakan surat keputusan rektor sebenarnya telah ditempel di Dekanat Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) UNP. Dalam surat keputusan itu dinyatakan bahwa wisuda tetap dilaksanakan tiga kali dalam setahun, yaitu pada Maret, Juni, dan September. “Mungkin saja karena mereka belum membaca surat keputusan tersebut,” tambahnya. Kekeliruan mengenai pelaksanaan wisuda ini ditanggapi oleh Azhari Suwir, S.E., selaku Kepala bagian Pendidikan dan Kerjasama Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan UNP. Ia membantah langsung dan tidak membenarkan informasi kesimpang siuran mengenai wisuda ini. Ia menjelaskan bahwa tidak ada yang berubah dari pelaksanaan wisuda, baik dari pelaksanaan maupun ketentuanketentuan lainnya. Ia juga mengatakan bahwa pelaksanaan wisuda sudah ditandatangani Rektor yaitu tiga kali dalam setahun. UNP sangat memerhatikan lulusannya. Kalau wisuda dilaksanakan dua kali dalam setahun, tentu masa tunggu mahasiswa semakin lama, dan mempersempit peluang kerjanya. Azhari juga berharap sebagai mahasiswa jangan mendengarkan kabar angin, atau isu-isu yang tidak jelas. “Mereka bisa langsung menanyakan pada pihak yang memang bertanggung jawab akan hal itu,” tutupnya. Wici*
Alumni FT Harumkan Nama UNP Tahun 2013 menjadi tahun yang bersejarah dan membanggakan bagi Abdul Yadi, seorang programmer yang merupakan Alumni Fakultas Teknik UNP. Bagaimana tidak, piala Asean ICT Award 2013 yang diselenggarakan oleh ASEAN Telecommunication Ministers di Singapura, 14 dan 15 November 2013 lalu, mampu diboyongnya pulang ke Indonesia. Karyanya yang berjudul Smartcard for Frequent Traveler (SFFT) dinobatkan sebagai peraih Gold Award setelah berhasil menyisihkan dua finalis lain dari Singapura dalam kategori Public Sector. Abdul menuangkan ide cemerlangnya dalam bentuk sebuah alternatif penggunaan smartcard sebagai pengganti passport. Ide ini merupakan salah satu bentuk upaya dalam memperbaiki infrastruktur, demi menunjang minat investor yang keluar masuk Indonesia melalui Pelabuhan Laut Internasional di Provinsi Kepulauan Riau. Sebelum terpilih mewakili Indonesia di ajang Asean ICT Award 2013, Abdul terlebih dahulu mengikuti Indonesia ICT Award , 12 dan 13 September 2012 lalu. Pada Ajang Asean ICT Award 2013, yang diselenggarakan di Myanmar dan Singapura ini, diikuti tiga tim dari Indonesia, ketiganya berhasil masuk ke babak grandfinal. Ketiga tim tersebut adalah alumni UNP untuk kategori Public Sector memperoleh gold Award, dosen ITB untuk kategori Research/Development memperoleh Silver Award dan mahasiswa UGM untuk kategori Corporate Social Responsibilty memperoleh Bronze Award.
Sebenarnya Smartcard yang diciptakan oleh Abdul Yadi sudah mulai digunakan di seluruh pelabuhan Kepulauan Riau sejak April 2012 lalu. Penggunaan smartcard di pelabuhan ini berawal dari izin pengoperasian oleh pengelola pelabuhan. Seiring berjalannya waktu, bergantilah sistem sebelumnya menjadi menggunakan smartcard tersebut. Awalnya proyek ini dibuat Abdul dengan menggunakan dana sendiri. Namun, setelah menjadi pemenang dalam perlombaan Asean ICT Award 2013 tersebut, akhirnya ia diutus sebagai perwakilan Indonesia ke tingkat Asean. Saat ditanyai mengenai apresiasi dari UNP terhadap prestasi yang diraih Abdul sehingga mengharumkan nama UNP ke kancah Internasional, Abdul Yadi mengakui memang belum ada apresiasi dari UNP dan ia juga tidak terlalu mengharapkannya. Baginya apresiasi bukanlah yang terpenting. “Yang saya butuhkan adalah sumber daya manusia yang mendukung proyek yang saya kerjakan,” tuturnya, Sabtu (7/12). Selain menyibukkan diri sebagai programmer, Abdul Yadi juga aktif di berbagai kegiatan Ikatan Alumni (Iluni) FT di Batam. Ia juga sering menjadi pemateri di acara workshop yang sering diadakan di FT. Havid Ardi berharap agar komunikasi yang aktif antara alumni dengan kampus dapat menjalin kerjasama dalam membesarkan nama kampus kedepannya. “Dengan komunikasi kita dapat membangun UNP melalui berbagai kegiatan maupun prestasi” tutupnya Selasa (17/12).Suci*
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
Teropong
Wi-Fi Kampus akan Tersebar Rata Wireless Fidelity (Wi-Fi) memiliki peran penting dalam menunjang proses belajar mengajar, baik mahasiwa atau pun dosen. Materi perkuliahan, informasi terbaru, dan hal-hal lainnya dengan mudah mereka peroleh. Bahkan tak jarang fasilitas Wi-Fi ini turut ambil peran dalam membantu mahasiswa mengirim tugas kepada dosen, papar Husni Dwi Syaputri, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2011. Ia lebih menyimpulkan maksudnya dengan mengatakan bahwa jaringan Wi-Fi dapat mempermudah mahasiswa. Husni juga mengatakan bahwa penyediaan Wi-Fi oleh pihak kampus, secara tidak langsung telah membantu ekonomis mahasiswa. “Mahasiswa tidak perlu lagi repot-repot ke warnet mencari tugas,” tambahnya, Senin (12/12). Namun, Husni juga menyayangkan ketidak merataan penyebaran fasilitas WiFi di UNP. Masih banyak tempat-tempat strategis yang belum tersentuh Wi-Fi. Seperti di Gedung Mata Kuliah Umum (MKU) serta beberapa jurusan diberbagai Fakultas. “Pendopo Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) tidak memiliki fasilitas Wi-Fi,” tambahnya. Senada dengan Husni, Shanti Primayana, Mahasiswa Pendidikan Kimia TM 2011, juga mengeluhkan hal serupa. Ia mengatakan bahwa di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ini, WiFi juga belum tersebar secara merata. WiFi hanya dapat diakses di tempat-tempat tertentu seperti perpustakaan jurusan dan di sekitar lobi setiap jurusan. “Terkadang di kelas tempat saya belajar ditemukan hotspot FMIPA area kanan, tapi tidak dapat tersambung, walau terkadang tersambung, itu pun sangat lelet,” terangnya.
Menjawab hal tersebut pihak kampus sekarang tengah melakukan pembangunan dalam berbagai aspek. Termasuk pembangunan infrastruktur untuk peningkatan layanan internet. Pada September lalu UNP melakukan penanaman kabel Fiber Optic (FO) di selingkupan UNP. FO merupakan jenis kabel yang digunakan untuk menghubungkan jaringan antar gedung. Dengan menggunakan FO dapat meningkatkan kelancaran penggunaan jaringan. “Pengaksesan lebih luas dan nyaman,” tambah Kepala Pusat Komunikasi Drs. Yushamdi, Jumat (6/ 12). Lebih lanjut Yushamdi menjelaskan bahwa pemasangan kabel FO ini telah mulai tersebar secara merata di setiap sudut kampus seperti halnya gedung-gedung baru, di masjid, MKU, serta seluruh fakultas termasuk di dalamnya lokasi-lokasi yang sebelumnya belum tersentuh Wi-Fi. Nassaruddin H. Selaku kepala bagian perlengkapan UNP mengatakan bahwa telah dilakukan peningkatan jaringan biasa ke FO. “Penggunaannya akan lebih optimal dengan besar bandwidth sekarang yang telah mencapai 100 Mb,” tuturnya, Rabu (11/12). Nassaruddin juga menambahkan bahwa pemasangan FO ini sudah hampir selesai. Sekarang tahap pembangunan server (central) di Rektorat Lama (Gedung ICT yang sedang dibangun). Nasaruddin berharap dengan dipasangnya kabel FO ini secara menyeluruh dapat memeratakan penyebaran Wi-Fi. Sehingga Wi-Fi ini bisa dimanfaatkan oleh seluruh lapisan mahasiswa dan dosen di mana pun selama masih dalam area kampus. “Semoga koneksi jaringan di setiap fakultas lebih lancar serta proses pembelajaran semakin meningkat,” tutupnya. Edo*
Kerjasama Psikologi dan KPA: Peduli ODHA Berdasarkan keterangan Kepala Sub Dinas Pelayanan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Sumbar, Esti Pratiwi pada Juli 2008, Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) paling banyak berada di Bukittinggi (sumber: padangmedia.com). Diperkirakan sekitar 30 persen ODHA berada di Bukittinggi. Hal ini berarti sekitar 100 orang penduduk Bukittinggi menderita HIV/AIDS. Terkait dengan ODHA ini, sebagian besar masyarakat sering salah kiprah dalam mengambil tindakan. Mereka cenderung mengucilkan ODHA. Padahal virus HIV hanya bisa menular melalui cairan tubuh seperti sperma, cairan vagina atau transfusi darah. Menimbang perlakuan masyarakat terhadap ODHA ini, mahasiswa Psikologi Kampus V UNP melakukan kegiatan kepedulian terhadap penyandang ODHA. Kepedulian itu berupa kerjasama dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bukittinggi. Bentuk kepedulian terhadap penyandang ODHA tersebut dirangkai dalam dua bentuk kegiatan: peringatan dan penyuluhan. Dian Mariasari selaku ketua pelaksana menjelaskan bahwa awalnya mahasiswa Psikologi hanya merancang untuk mengadakan peringatan hari HIV/ AIDS sedunia yang bertepatan pada Minggu (1/12) . Kegiatan te rseb ut beru pa penggalangan dana dari partisipan selingkungan kampus. Kerjasama dengan KPA terbentuk usai hasil penggalangan dana tersebut mereka sampaikan ke KPA. Pihak KPA kemudian mengusulkan untuk ikut mengirimkan
salah seorang staf, Yosi Olina, M. Psi, Psikolog. untuk memberikan materi penyuluhan tentang HIV/AIDS. “Awalnya cuma mau mengadakan peringatan saja,” ujar Dian, mahasiswa Psikologi TM 2011 ini, Senin (9/12). Dalam peringatan hari HIV/AIDS sedunia tersebut juga digelar kain putih sepanjang 1 x 3 meter sebanyak 2 buah dengan bertuliskan Pray and Respect to ODHA. Kain yang dibentang sepanjang lorong Kampus V UNP Bukittinggi tersebut disedikan untuk menulis kata-kata berisi pemberian motivasi kepada penyandang ODHA. Setiap partisipan juga diberikan selebaran berisi wawasan tentang HIV/AIDS mulai dari pengertian hingga cara penyebarannya. Satu pita merah juga diberikan untuk disematkan di bahu partisipan. Selain itu, untuk partisipan juga tersedia satu kotak untuk memberikan uluran tangan dalam bentuk uang. Uang yang terkumpul nantinya diserahkan kepada penyandang ODHA melalui KPA Bukittinggi. Sedangkan untuk kegiatan penyuluhan diadakan pada Sabtu (7/12). Penyuluhan itu membahas mengenai ODHA dari perspektif psikologi. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai HIV/AIDS untuk menghilangkan mitos-mitos buruk mengenai ODHA. Wildara Fransisca sebagai peserta dalam penyuluhan juga ikut bersuara. Ia berharap agar kegiatan seperti ini terus berlanjut. “Bagus dan menarik. Jadi takut melakukan hal-hal aneh,” ujar mahasiswa Psikologi TM 2011, Rabu (10/12). Fidi
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
17
Mahasiswa PPLK Mengeluh
Program Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK) merupakan program pendidikan yang dilakukan mahasiswa Strata 1 (S1) dalam menjalankan praktek mengajar di sekolah. Melalui program ini mahasiswa bisa melaksanakan praktek mengajar di sekolah apabila telah lulus sejumlah mata kuliah tertentu. Pelaksanaan PPLK bertujuan untuk menerapkan seluruh pengetahuan yang diperoleh dalam perkuliahan ke dalam kondisi lapangan yang nyata di sekolah. Sayangnya, pelaksanaan PPLK ini tidak ‘semulus’ yang dibayangkan mahasiswa yang mengikutinya. Kebanyakan dari mereka mengeluhkan hal yang sama. Vivi Ardila Sandi, mahasiswa yang mengikuti PPLK tahun 2013 mengeluhkan dampak peniadaan kewajiban membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK). “Akibatnya, situasi mengajar saat Micro Teaching dengan saat mengajar langsung di sekolah terasa berbeda,” jelas Vivi, Minggu (15/11). Tak hanya seputar ditiadakannya PTK, Lina (bukan nama sebenarnya), mahasiswa Fakultas Teknik mengeluhkan dosen pembimbing yang kurang perhatian pada mahasiswa PPLK. Serta padatnya jam ajar yang diberikan pihak sekolah kepada mahasiswa PPLK. Lebih lanjut Lina mengatakan ia juga mengalami kesulitan mengambil lokasi untuk PPLK ini. “Saat sudah diklik dalam portal satu pilihan tidak bisa dirubah lagi,” terang Lina, Jumat (12/12). Menanggapi sejumlah pernyataan mahasiswa seputar PPLK tahun ini, kepala Unit Program Pengalaman Lapa-
ngan Kependidikan (UPPLK), Dr. Marjohan, M.Pd., Kons. menjelaskan peniadakan PTK agar tidak memberatkan mahasiswa. Pada saat PPLK mahasiswa berkonsentrasi membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), menyusun alat-alat pembelajaran dan mengajarkannya. “Mereka baru mulai mencoba menjadi guru. Sedangkan PTK dibuat saat mereka sudah menjadi guru,” jelas Marjohan, Senin (16/12). Kendatipun demikian, PTK masih boleh dilakukan jika PTK tersebut dibutuhkan dalam penyusunan skripsi mahasiswa yang bersangkutan. Namun dengan catatan bahwa PTK tersebut hanya untuk data awal. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pengadaan kewajiban membuat PTK tidak terlalu berpengaruh karena tidak dijalankan dengan benar. Berkaitan dengan keluhan mahasiswa PPLK yang merasa tenaganya diforsir oleh pihak sekolah, menurut Marjohan malah sangat baik. Alasannya, mahasiswa yang ditekan dengan jumlah jam mengajar yang banyak akan mendapat pengalaman mengajar lebih banyak. “Semakin banyak mahasiswa PPLK turun kelapangan akan jadi semakin bagus,” ujarnya. Ia juga menambahkan mahasiswa boleh diberikan jam yang banyak namun harus tetap dipantau bagaimana perkembangannya dalam mengajar. “Disinilah fungsi pembimbing PPLK,” ujar Marjohan. Terkait lokasi PPLK yang disediakan untuk mahasiswa, UNP telah menjalin kerjasama dengan sekitar 200 sekolah. Marjohan menambahkan kesulitan dalam mengambil sekolah lokasi PPLK ini karena umumnya mahasiswa banyak yang mengambil lokasi yang sama. “Tentunya sekolah-sekolah yang banyak diminati kuotanya cepat penuh,” terang Marjohan. Novi, Redda*
Kerja Sama Luar Negeri UNP Universitas Negeri Padang (UNP) sedang membangun kerja sama dengan negara-negara di dunia seperti Singapura, Malaysia, Australia, Amerika, Jerman dan beberapa negara lain yang ada di Eropa. Kerja sama ini bertujuan untuk membangun dan menambah link antara UNP dengan negara-negara tersebut, sehingga dapat mempermudah urusan ke negara yang bersangkutan. Selain itu, secara tidak langsung kerjasama ini dapat meningkatkan akreditasi UNP, bahkan meningkatkan citra UNP di kancah internasional. Bentuk Kerja sama yang di bangun UNP adalah kerjasama di bidang pendidikan. Di antaranya seperti mengadakan riset (penelitian), mengadakan program pertukaran mahasiswa, dan mengadakan studi lanjutan dari S2 menuju S3 di negara yang telah menjalin kerjasama dan menandatangani perjanjian dengan UNP. Sebagai tahap awal perjanjian, UNP terlebih dahulu mendata universitasuniversitas yang akan mampu dan mau menjalin kerja sama dengan UNP. Setelah itu dilanjutkan dengan proses yang dinamakan ‘penjajakan’. Dalam proses ini rektor atau orang yang di percaya oleh rektor berangkat ke negara yang akan mengadakan perjanjian dengan tujuan memastikan ketepatan perjanjian. Selain itu pihak atau negara yang mengadakan perjanjian dengan UNP juga datang langsung ke UNP.
Kepala Bagian Pendidikan dan Kerjasama UNP Azhari Swir, menjelaskan bahwa setiap fakultas di UNP telah menjalin kerjasama dengan negara-negara tersebut. Jerman misalnya. Jerman telah mengadakan perjanjian dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan. Meskipun sempat terhenti selama beberapa waktu, namun rektor UNP telah menjalin kembali kerjasama tersebut. Selain itu ada juga Universitas Deking Australia yang menjalin kerja sama dengan Fakultas Bahasa dan Seni. Saat ini sebanyak 30 orang mahasiswa dari Universitas tersebut tengah belajar Bahasa Indonesia di Fakultas Bahasa dan Seni. Lebih lanjut Azhari juga menerangkan bahwa adanya kerja sama ini dapat membantu lulusan-lulusan dari UNP untuk dapat di terima bekerja di luar negeri, “Kerja sama ini akan sangat membantu UNP,” ujarnya, Selasa (10/12). Selain kerja sama luar negeri, UNP juga menjalin kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kota Padang dalam bidang Pendidikan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan seorang guru dalam mengajar. “Guru SMP dan SMA akan dibantu untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi,” ujar Azhari. Silvia Rerenci, Mahasiswa Bahasa Indonesia menyambut baik kerja sama yang dilakukan UNP. Dengan adanya kerja sama ini, berarti UNP masih diakui dan dipercaya oleh dunia. Menurutnya yang terpenting adalah kepercayaan terhadap suatu instansi atau lembaga. “Artinya UNP tidak dipandang sebelah mata” ungkap Silvia, Minggu (15/ 12). Rat*
Inter
18 Menwa UNP
Menwa Pagaruyung
Resimen Mahasiswa Pagaruyung (Men Maharuyung) Batalyon 102 merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang ada di UNP. Men Mahruyung adalah nama Resimen Mahasiswa (Menwa) untuk Provinsi Sumatera Barat dan Batalyon 102 adalah kode untuk Menwa di UNP. Resimen mahasiswa merupakan sebuah organisasi yang lebih berfokus pada bidang kemiliteran. Sama halnya dengan UKM lain di UNP, Menwa juga berada di bawah koordinasi BEM dan MPM. Namun Menwa memiliki wewenang dan tanggung jawab tersendiri dan mendapat perintah langsung dari Rektor. Menwa didirikan tahun 1964 di Bandung, Jawa Barat. Dibentuknya Menwa berawal dari adanya gerakan komuniskomunis dan forum-forum yang ingin merusak kampus, sementara TNI dan POLRI tidak bisa masuk ke kampus. Oleh karena itu, dibentuklah Menwa
UKFF UNP
untuk membentengi kampus dari gerakan tersebut. Tak hanya ikut serta menjaga keamanan kampus, Men Maharuyung Batalyon 102 juga ikut menjaga keamanan pada acara-acara besar di kota Padang seperti acara Pramuka yang diadakan di Padang Besi. Hingga saat ini angggota Menwa berjumlah 37 orang. Kegiatan-kegiatan yang diadakan seperti pelatihan intelijen dengan rektor, seminar bela negara serta kegiatan lain yang diperuntukkan bagi internal Menwa saja. Men Maharuyung Batalyon 102 memiliki anggota yang sarat akan prestasi. Beberapa prestasi besar yang pernah di raih seperti juara 2 lomba Napak Tilas Tingkat Nasional 2013 di Cimahi dan menjadi salah seorang utusan dari Sumatera Barat untuk ekspedisi NKRI ke Sulawesi selama 6 bulan serta prestasi-prestasi lain yang menambah deretan piala di kesekretariatan mereka. Fitri*
UKK FT
Pertemuan Balon Anggota
Regenerasi UKK
Sebanyak 170 calon anggota mengikuti Pertemuan Perdana Bakal Calon (Balon) Anggota UKFF di Ruang Sidang PKM UNP, Minggu (15/12). Pertemuan ini merupakan lanjutan dari Open Recruitmen (OR) angkatan ke-5 UKFF 25 November-14 Desember 2013 lalu. Turut hadir beberapa perwakilan Unit Kegiatan Mahasiswa selingkungan UNP. Pertemuan perdana ini diisi dengan acara perkenalan terhadap organisasi, anggota, para pendiri, hingga budaya berorganisasi di UKFF. Ketua Pelaksana Fredy Bastian Wijaya Kusuma mengatakan bahwa memang butuh perjuangan untuk menjadi anggota sebuah organisasi. Banyak seleksi alam yang harus dilalui. “Mudah-mudahan banyak dari mereka yang bertahan,” ujar mahasiswa Jurusan Teknik Mesin 2009 ini. Sastra*
Unit Kegiatan Kerohanian (UKK) UNP kembali mengadakan Musyawarah Besar (Mubes) XIV, selama tiga hari yaitu JumatMinggu (6-8/12) di Ruang Sidang Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) dan ruang D81 FIS. Pembukaan dihadiri Rektor UNP Phil Yanuar Kiram, Organisasi Mahasiswa selingkungan UNP dan perwakilan Lembaga Dakwah Kampus dari ATIP dan IAIN IB Padang. Adrian Perkasa Mawan, mahasiswa jurusan Teknik Elektro TM 2011 terpilih menjadi ketua umum. Ketua Pelaksana, Haris Bayu Prasetyo mengatakan UKK sebagai sarana mewujudkan pemuda berkualitas tanpa melupakan aspek spiritual. “Tiga hal yang harus disinkronisasikan adalah intelektual, spiritual, dan emosional,” tuturnya, Jumat (6/12). Nova*, Wici*, Redda*
Kopma UNP
Pendidikan Calon Kader Koperasi Mahasiswa (Kopma) UNP mengadakan pendidikan tingkat dasar ke-XXIX untuk calon kader Kopma di Ruang Sidang PKM, Sabtu (7/12). Bertema Membentuk Kader Kopera-
si Mahasiswa Universitas Negeri Padang sebagai Pemimpin yang Berwawasan, Bersolidaritas, serta Bertang gungjawab dihadiri 82 orang calon kader Kopma. Acara ini bertujuan untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan dan bertanggungjawab. “Semua calon kader hendak-
nya mengedepankan nilai kepemimpin, memiliki wawasan global, bersolidaritas tinggi serta bertanggungjawab sehingga tercipta pemimpin yang berkualitas,” tutur Dr. Yulhendri M.Si, Pembina Kopma UNP, Sabtu (7/12). Aldian Putra selaku Ketua Pelaksana mengatakan bahwa acara ini merupakan bentuk awal dari proses berorganisasi bagi calon kader yang telah lulus dari tahap sebelumnya. Suci*
FBS UNP
FIP UNP
HMJ SOSIOLOGI
Pelatihan Menulis Kreatif
Disabilitas Berprestasi
Olimpiade Sosiologi Ke-2
HMJ Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah (Basindoda) mengadakan Pelatihan Menulis Kreatif di Teater Tertutup FBS UNP, Sabtu (30/11). Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa Basindoda dalam menulis supaya dapat melahirkan penulispenulis handal. Mengundang Dodi Saputra, seorang penulis dan pengurus Forum Lingkar Pena (FLP) Sumatera Barat sebagai pemateri. M. Takdir selaku ketua pelaksana menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan lanjutan dari kegiatan Forum Kreativitas Mahasiswa (FKM) yang beranggota 40 orang. FKM adalah wadah berkarya bagi mahasiswa Basindoda yang hobi menulis. “Karya-karya mereka akan dikirim ke media cetak dan dijilid menjadi buku antalogi cerpen atau puisi,” jelasnya, Sabtu (30/11). Ana*
Sebanyak 492 peserta menghadiri Talk Show Motivasi dan Konser Amal di RSG FT. Diadakan oleh HMJ Pendidikan Luar Biasa (PLB) UNP bekerjasama dengan BEM UNP dalam rangka memperingati Hari Disabilitas Internasional, Sabtu (7/12). Turut hadir petinggi Jurusan PLB, Koordinator Pendidikan Persatuan Mahasiswa Ortophedi Indonesia (PMOI) wilayah Sumatera, Ormawa dan UKM selingkungan UNP. Menghadirkan Antoni Tsaputra, S.S., M.A., seorang motivator penyandang disabilitas sebagai pemateri. Antoni mengatakan keku rangan bukan hambatan untuk meraih pendidikan. Penyandang disabilitas bisa berprestasi. Jangan berputus asa terhadap cacian dan ejekan. “Namun jadikan ini sebagai cambuk untuk maju,” ujarnya, Sabtu (7/12). Redda*
KSR PMI
FMIPA UNP
HMJ Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial UNP kembali mengadakan Olimpiade Sosiologi tingkat SMA/ MA se-Sumbar. Olimpiade ini merupakan kali kedua dilaksanakan HMJ sosiologi pada Sabtu (23/11) lalu. Selain olimpiade, juga ada seminar bagi guru pembimbing yang hadir. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas generasi bangsa dalam berbagai pengetahuan sosial dari berbagai aspek. Riski Hardinata selaku ketua pelaksana, mengatakan jumlah peserta mengalami peningkatan. Dari 146 peserta meningkat menjadi 150 peseta. Dalam olimpiade ini ada tiga tahapan yang harus dilalui peserta. “Tahap yang harus diikuti yaitu seleksi ujian objektif, semifinal berupa tes esai dan final berupa cerdas cermat,” jelasnya, Sabtu (23/11). Suci* FT UNP
Mubes KSR PMI
Lomba Matematika
Bakti Sosial Mahasiswa
Korp Suka Rela (KRS) Palang Merah Indonesia (PMI) Unit UNP mengadakan Musyawarah Besar (Mubes) di ruangan T86, Jumat (29/11). Pembukaan dihadiri oleh Organisasi Mahasiswa selingkungan UNP dan beberapa KSR dari universitas lain. Di antaranya KSR Universitas Andalas, KSR Proklamator Universitas BungHatta, dan KSR Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padang. Hendrizon, selaku Ketua Pelaksana, mengatakan Mubes ini merupakan kelanjutan dari pelantikan Anggota Muda KSR PMI yang telah dilantik dua minggu sebelumnya. Sebanyak 45 anggota baru yang telah dilantik akan dilibatkan dalam kepengurusan KSR PMI selanjutnya sebagai Anggota Muda. “Semoga dapat meningkatkan kinerja KSR PMI kedepannya,” harapnya, Jumat (29/11). Ranti*
\ Bertujuan meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, Himpunan Mahasiswa Matematika mengadakan Lomba Jurusan Matematika Tingkat SMA XXV dan SMP XII serta Lomba Kompetensi Guru Matematika Se-Sumatera Barat yang pertama, Minggu (1/12). Sebanyak 797 siswa SMP, 932 siswa SMA, dan 82 guru mengikuti lomba yang diselenggarakan di GOR UNP tersebut. Rifqi Alhanif selaku ketua pelaksana mengatakan bahwa lomba Matematika ini diadakan sebanyak tiga tahap yaitu babak penyisihan, Minggu (1/12), Semifinal, umat (6/12) dan Final, Sabtu (7/ 12). Ia mengungkapkan sulitnya menyesuaikan waktu pelaksanaan dengan jadwal peserta dan panitia sempat menjadi kendala. “Alhamdulilah berjalan dengan lancar dan sukses,” ungkapnya, Minggu (1/12). Wici*, Suci*
Sebanyak 1.500 mahasiswa baru FT UNP mengikuti Bakti Sosial Masyarakat (BSM) di Pantai Air Manis Padang, Minggu (8/ 12). Kegiatan ini merupakan wujud nyata tridharma perguruan tinggi ketiga yaitu pengabdian masyarakat. Turut hadir Wakil Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah, Dekan FT Drs. Ganefri, M.Pd.., Kepala Dinas Pertanian Pertenakan Perkebunan dan Kehutanan Heriyanto Rustam, serta Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Deno Indra Firmansyah. Kegiatan berupa penanaman 500 bibit pohon pelindung, pemasangan bangku dan tong sampah serta pembersihan sampah di sepanjang pantai. Ketua Pelaksana Aswar Hidayat mengatakan BSM ini dilaksanakan tanpa perencanaan sebelumnya. “Alhamdulillah, lancar,” tutupnya, Minggu (8/12). Fitri*
UK-Kes UNP
UNP
PPIPM UNP
Workshop Creative
Kuliah Umum
Pelantikan Angkatan XVIII
Unit Kegiatan Kesenian (UKKes) UNP mengadakan Workshop Creative bertema “Audio Visual dalam Film dan Design Kreatif”. Bertujuan untuk menambah wawasan di bidang sinematografi. Acara berlangsung di Ruang Serba Guna (RSG) FT UNP, Jumat (29/ 11). Diikuti 105 peserta dengan pemateri Pevi Rusdi, Muhammad Fauzan Swit, dan Daris Chaniago. Ketua Panitia Taufik Hidayat menjelaskan bahwa acara ini merupakan salah satu program kerja UK-Kes. “Semoga peserta dapat merealisasikan ilmu yang didapatkan” harapnya, Jumat (29/11) . Ogy Wisnu Suhandha, salah seorang peserta dari jurusan Seni Rupa TM 2010 mengungkapkan bahwa workshop ini menarik. “Semoga dapat menambah pengetahuan audio visual dalam film,” harapnya, Jumat (29/11). Nova*
UNP mengadakan kuliah umum bersama Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia Ir. H. Tifatul Sembiring di Gelanggan Olah Raga UNP, Selasa (26/11). Acara yang bertema “Kreatifitas TIK dan Pembangunan Karakter Bangsa” ini diikuti sekitar 3.000 mahasiswa UNP. Kuliah umum ini diwajibkan bagi mahasiswa Bidik Misi. Dalam acara ini Tifatul Sembiring membahas perihal masa depan Indonesia dan generasi muda, ancaman keamanan nasional, pembangunan informasi serta kreativitas di bidang IT. Tifatul mengajak para generasi muda untuk menumbuhkan karakter dan selalu bekerja keras dalam menghadapi tantangan. “Tidak ada waktu untuk berpangku tangan!” serunya, Selasa (26/11). Suci*
Dalam rangka Penerimaan Anggota Baru (PAB) Pusat Pengembangan dan Penelitian Mahasiswa (PPIPM) UNP mengadakan pelantikan angkatan XXVIII, Minggu (15/12). Acara yang dilaksanakan di Gedung FIP ini mengusung tema “Ngopi Yuc! (New Generation of Profes-
sional Instiitution, Youth, Useful and Creative)”. Acara ini dihadiri oleh Presiden BEM UNP dan Ormawa selingkungan UNP. Sebanyak 86 orang anggota baru dilantik secara langsung oleh Pembina PPIPM, Prof. Dr. Suparno, M.Pd. Wayan Sunarya, selaku ketua pelaksana mengungkapkan bahwa pelantikan tidak sebatas pelantikan saja tetapi harus memegang kuat amanah yang telah disandang. “Semoga anggota baru ini bisa menjaga nama baik PPIPM ke depannya,” harapnya. Redda*
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
Feature
19
Lukisan: Tentang Makna dan Pesan Jika samurai mengatakan pedang adalah nyawanya, maka pelukis mengatakan cat dan kuas adalah nyawanya. Oleh Gumala Resti Halin
Banyak orang berkata jika kegeniusan itu ditunjukkan dalam matematika atau pun bidang sains lainnya. Tapi hal itu terpatahkan ketika kanvas-kanvas dengan ribuan warna berpadu menjadi satu. Dalam setiap goresan kuas menyedot perhatian ratusan bola-bola mata. Keindahan tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Ya begitulah lukisan-lukisan para seniman Sumatera Barat ini dinikmati terpampang pada galeri taman budaya pada Minggu Siang awal Desember lalu. Dinding putih bercorak polos seketika itu menjadi pusat perhatian, manakala lukisan-lukisan di atas kanvas terpampang di sana. Para pengunjung terlihat menikmati sembari terkadang menyentuh atau sekedar mengabadikan diri bersama lukisan yang didekatinya itu. Ukuran besar atau pun kecil tidak menjadi soal, yang penting makna dan pesan tersampaikan. Kementrian Dinas Budaya dan Pariwisata Sumatera Barat mengadakan sebuah pameran bertajuk “Pameran Seni Rupa dan Fotografi aktivis Taman Budaya Sumatera Barat 2013”. Kegiatan pameran di Galeri Taman Budaya ini merupakan salah satu jenis kegiatan dari beberapa kegiatan taman budaya untuk melestarikan kesenian daerah Sumatera Barat. “Jenis kegiatan lainnya banyak seperti pertunjukan, kuliner, lomba layang-layang, seni rupa dan lain sebagainya yang berhubungan dengan seni”
para seniman dari berbagai daerah Sumbar diinformasikan mengenai pameran lukisan ini, kemudian panitia penyelenggara memberikan tema yang cocok. Melalui tema tersebut seniman kemudian membuat sebuah lukisan. Untuk para seniman yang masih duduk dibangku perkuliahan, seperti Jurusan Seni Rupa UNP, panitia meminta dosen untuk memilih karya terbaik dari mahasiswa-mahasiswanya sehingga nantinya dapat dipamerkan pada galeri taman budaya ini. Tidak hanya lukisan, foto-foto pun juga merupakan karya-karya terpilih. Beberapa orang diantara foto terpilih bahkan sudah berprofesi sebagai fotografer di media masa. Setelah pameran selesai, karyakarya seni ini akan dikembalikan kepada pemiliknya. Pelukis berhak untuk menjual atau pun tidak. Menurut Etwaldi satu buah lukisan itu bisa dihargai sekitar 10 sampai 50 juta rupiah. Semua tergantung Pameran: Dua orang pengunjung sedang melihat-lihat pada sebuah pameran Foto Seni Budaya Sumatera di Taman Budaya Padang, Minggu (1/12). f/Ranti pada perawatan si pemilik terhadap lukisannya. Jika pemilik sangat ujar Etweldi, seorang pemandu pameran. mengandung pesan yang bermakna bagi menyayangi lukisan maka tidak heran jika Pameran Seni Rupa dan Fotografi panikmatnya, contohnya seperti dilarang ia memasang harga yang cukup tinggi. dibuka secara resmi oleh Kepala menebang hutan, selamatkan bumi dan “Keindahan lukisan tidak bisa dinilai Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi lain sebagainya. dengan uang” ujarnya. Sumatera Barat, Drs. H. Burhasman, M.M., Pameran lukisan dan foto ini memiliki Menurut Etwaldi, sudah banyak para pada hari pertama pameran, Jumat 29 karya sekitar 63 buah yang terdiri dari 50 seniman sumbar yang masuk pada kancah November 2013 lalu. Pameran ini buah lukisan dan 13 buah foto. Karya seni nasional. Ia berharap bahwa dengan adanya selanjutnya akan terus dibuka sampai ini merupakan lukisan dan foto terpilih pameran ini maka karya-karya seni ini tanggal 6 Desember 2013 pukul 08.00-17.00 untuk dipamerkan. “Karya yang terpajang dapat terpublikasi dengan baik sehingga WIB. Banyak model dan jenis lukisan merupakan karya yang lulus seleksi, seniman sumbar terkenal tidak hanya di terpajang disana, mulai dari gambar kacang sebenarnya masih banyak lukisan-lukisan mata nasional tetapi juga international. sampai ke gambar abstrak yang susah di lain yang belum ditampilkan” ujar Etwaldi “Kalau seniman berhasil maka lembaga mengerti. Dari setiap lukisan-lukisan menambahkan. Sebelum pameran dimulai, juga berhasil” tutupnya.
Sosok di Balik Indahnya Rumah Puisi Taufik Ismail “Jalani saja dengan ikhlas, agar dapat menjadi sebuah kebiasaan” ujar wanita berkulit sawo matang itu. Oleh Suci Larassaty
Sebuah plang hitam bertuliskan “Rumah Puisi Taufik Ismail” mengundang penelusuran ini. Seolah-olah berdiri di atas sebuah bukit, bangunan itu berada di kilometer 40 jalan raya lintas Padang PanjangBukittinggi. Wilayah itu termasuk dalam lingkungan Nagari Aia Angek Kecamatan Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Tanjakan cukup curam dengan kemiringan kira-kira 45 derajat harus dilalu agar sampai pada sebuah bangunan putih beratap perisai lebar atau yang lebih dikenal dengan Rumah Puisi Taufik Ismail. Rumah Puisi Taufik Ismail ini terdiri dari dua lantai dengan kaca transparan dibagian depannya. Di lantai satu kursi-kursi yang disusun untuk tamu kunjungan, mading serta parade poster penuh kata-kata bijak. Di lantai dua berjejer rapi lemari-lemari yang dipenuhi koleksi buku dan literature. Disana juga disediakan sebuah permadani untuk duduk lesehan dan bersantai. Dikelilingi oleh taman yang sangat terawat dengan bunga-bunga indah menimbulkan kesan megah pada rumah puisi. Dibalik mengagumkannya rumah puisi, ada tangan Israni dan suaminya, Karya. Suami isteri ini telah mengabdikan diri untuk mengurusi dan merawat rumah puisi Taufik Ismail selama lebih dari dua
Rumah Puisi Taufik Ismail: Pengunjung tengah membaca parade puisi dari berbagai penyair dari penjuru dunia di halaman Rumah Puisi Taufik Ismail, Sabtu (9/11). f/doc.
setengah tahun, lebih dari setengah umur rumah puisi ini. Mereka menjadi orang yang bertanggung jawab penuh untuk mengurusi kebersihan maupun keindahan rumah puisi Taufik Ismail. Sebelum bekerja merawat Rumah Puisi Taufik Ismail, Israni dan Karya bekerja sebagai petani di kampung halamannya Mekarwangi, Bandung. Selain bekerja sebagai petani, Karya juga menghidupi anak dan isterinya dengan bekerja sampingan sebagai kuli bangunan. Suatu hari, Israni dan Karya mendapat tawaran untuk bekerja di Rumah Puisi Taufik Ismail dari adik sepupu Karya yang bekerja di kantor Majalah Horison milik Taufik Ismail.
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
Tanpa pikir panjang, pasangan suami istri ini langsung menerima tawaran tersebut. Mereka merantau ke Ranah Minang. Israni mengatakan bahwa tidak ada syarat untuk bekerja di Rumah Puisi Taufik Ismail. “Sebelum masuk dan bekerja disini tidak ada syarat, hanya saja harus sepenuhnya bertanggung jawab untuk menjaga, membersihkan merawat keindahan rumah puisi Taufik Ismail,” tuturnya Israni yang biasa dipanggil teh Euis ini, Jumat (13/12). Setelah melaksanakan salat subuh, suami isteri yang terpaut jarak tujuh tahun ini sudah mulai membersihkan Rumah Puisi Taufik Ismail. “Kalau ada tamu, sehabis
salat subuh, teteh sudah sibuk bikin nasi goreng untuk sarapan. Pada hari libur bisanya tamu Rumah puisi banyak yang berkunjung, jadi pukul 07.00 WIB teteh sudah siap-siap bersih rumah,” tutur wanita berkulit sawo matang dengan logat Bandungnya, Rabu (18/12). Kesibukan Israni dan Karya bermula dari pagi hingga sore hari. Biasanya mereka bertugas membersihkan taman, rumah puisi, rumah gurindam dan rumah pantun. Selanjutnya, mereka membersihkan musholla, mempersiapkan sarapan untuk tamu penginapan, merawat bunga-bunga di taman, dan menjaga keindahan taman. Selain itu, khusus bagi Karya ia juga bisa menjadi tukang pijat. Setiap tamu penginapan yang ingin dipijat bisa memakai jasanya. Sillia Wahyuli, petugas yang menjaga Rumah Puisi Taufik Ismail mengatakan teh Euis dan suaminya adalah sosok yang rajin, pekerja keras dan ramah. “Mereka sangat baik dan ulet. Dari pagi sekali mereka sudah mulai membersihkan halaman dan rumah puisi,” ungkapnya, Jumat (6/12). Pasangan suami istri ini mengaku sangat senang bisa menjadi bagian dari Rumah puisi Taufik Ismail. Bekerja di rumah puisi merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka. Wanita paruh baya itu mengatakan asalkan dijalani dengan ikhlas semua akan mudah dan indah untuk dilalui. “Saya sangat menikmati memiliki peran ini, karena dapat mengambil peran dalam merawat dan menjaga keindahan tempat yang penuh dengan hal yang bermanfaat ini,” tutupnya Jumat, (13/12). Suci*
Resensi
20
Tak Ada Kata Menyerah untuk Sebuah Kebaikan Judul Penulis Penerbit Tahun terbit Tebal
: Sokola Rimba : Butet Manurung : Kompas Media Nusantara : Kedua, Oktober 2013 : 348 hlm
Jengong mikay usik-usik adat kami! Begitulah bentak seorang nenek pada Butet Manurung ketika ia hendak mengajar di rimba Bukit Dua Belas, Jambi. Orang Rimba sangat menjunjung tinggi adat dan kebudayaan yang telah diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi. Meski beberapa di antara kebiasaan-kebiasaan itu tak selalu mampu menembus zaman, namun mereka sangat selektif dengan pengaruh yang datang dari luar. Butet merupakan seorang fasilitator pendidikan di WARSI, sebuah LSM yang bergerak dalam dalam bidang konservasi sumber daya alam dan pengembangan masyarakat. Dari LSM inilah akhirnya Butet bertemu dengan Orang Rimba. Setelah pertemuan itu, Butet merasa pendidikan sangat dibutuhkan oleh anak-anak rimba yang semakin terdesak oleh pengaruh dari luar. Namun usaha Butet untuk memberikan pendidikan tidak disambut baik oleh Orang Rimba. Niat Butet untuk memberikan pendidikan ditolak mentah-mentah. Butet bahkan diusir berkali-kali karena dikira membawa penyakit yang membuat Temenggung (kepala suku) meninggal berkat ajaran baca-tulis yang dibawanya. Selain itu, tetua adat Orang Rimba juga curiga jika kedatangan Butet akan merubah adat mereka nantinya. Meski selalu mendapatkan penolakan, niat Butet untuk memberikan pendidikan kepada anak rimba tak pernah surut. Ia tetap mencoba membaur dan mengikuti
Karnoe: Cerita di Balik Tokoh Besar
Judul : Penulis : Penerbit : Tahun Terbit : Tebal :
keseharian Orang Rimba. Berpindah dari satu rombong (kelompok Orang Rimba) ke rombong lain. Usaha keras Butet pun akhirnya mulai menemukan hasil. Anak-anak rimba perlahan mulai takjub padanya dan meminta untuk diberikan sekolah. Melalui catatan hariannya, Butet berusaha menggali sisi terdalam manusia. Memandang dari sudut pandang Orang Rimba, bahwa sesungguhnya mereka akan baik-baik saja tanpa ada campur tangan dari luar. Pada dasarnya mereka memiliki semua yang mereka butuhkan meski tanpa ‘bantuan’ dari pemerintah seperti pembajuan atau program Pemukiman Kembali Masyarakat Terasing (PKMT) yang menempatkan mereka pada rumah petak. Buku ini menyentil kita yang seolaholah masa bodoh bahkan membuat kehidupan mereka semakin terdesak dengan berbagai macam kegiatan seperti illegal logging, program transmigrasi, bahkan misionaris dengan pengislaman atau pengkristenan. Melalui pendidikan yang diperjuangkan Butet, tersirat asa bahwa bagaimanapun kehidupan mereka nantinya adalah kehidupan yang mereka pilih. Resensiator: Novarina Tamril Mahasiswa Administrasi Pendidikan TM 2012
Karnoe “Sejarah Tak Tertulis di Balik Nama Besar” Jombang Santani Khairen PT. Gramedia Pustaka Utama September 2013 269 halaman
“Bukan kemiskinan yang menjadi persoalan, tapi sikap memiskinkanlah yang akan tetap menekan kita dalam kemiskinan, itulah persoalannya.” (Karnoe) Di balik tokoh-tokoh besar, selalu ada orang kecil yang berperan untuk menjadikannya besar. Apakah kesuksesan mereka seutuhnya usaha mereka sendiri? Tentu tidak. Namun terkadang jarang ada orang yang menyadari peran orang kecil tersebut. Siapa yang tidak tahu dengan Sri Mulyani, wanita pertama yang menjabat posisi Direktur Bank Dunia. Debutnya selama perkuliahan di Universitas Indonesia (UI) tidak hanya sekedar menjadi mahasiswa biasa-biasa saja. Ia merupakan salah seorang alumni BOE (Badan Otonomi Economica). Di BOE inilah karakter seorang Sri Mulyani dibentuk. Dan salah seorang yang berjasa adalah salah seorang Office Boy (OB). Dia sudah dianggap sebagai panutan oleh orang-orang BOE dengan berbagai macam pemikiran majunya. Di sinilah peran tokoh kecil itu tampak, Ia menjadi saksi bagaimana sosok Sri Mulyani itu bisa berada di Bank Dunia seperti sekarang ini. Tokoh kecil itu bernama Karnoe. Selama 26 tahun berada dalam lingkungan BOE menjadikan ia sebagai seorang tokoh panutan bagi setiap anggota di dalamnya. Kesederhanaan dan pembawaannya yang tenang menjadikannya sebagai tempat “berteduh” bagi anggota BOE. Karnoe memang bukanlah seorang pahlawan kemerdekaan layaknya Ir. Soekarno, tetapi pemikiran dan wawasannya yang luas— walau hanya tamat SMA—membuatnya sangat dihormati di BOE. Secangkir teh yang disuguhkan Mas Karnoe setiap hari kepada tokoh-tokoh
besar itu tidak pernah luput dari ingatannya. Tetesan teh itu menjadi sebuah air yang “menganak sungai” ketika disuguhkan kepada mahasiswa biasa yang sekarang menjadi Direktur Bank Dunia. Karnoe juga menjadi saksi tersirat atas kesuksesan Guru Besar Fakultas Ekonomi UI Prof. Dr Rhenald Kasali dan tokoh-tokoh besar lainnya. Tidak hanya sekedar menyuguhkan teh bagi mereka, Karnoe adalah teman dekat bagi setiap anggota dan Alumni dari BOE. Novel perdana Jombang Santani Khairen ini, mengisahkan sosok legendaris di mata anggota BOE. Seolah mengingatkan kembali, bahwa untuk menjadi orang besar tidak bisa dengan hanya berjuang sendiri. Tetapi kita juga butuh orang-orang yang selama ini (mungkin) dianggap kecil oleh orang lain. Resensiator: Redda Wanti Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa TM 2012
Fakta di Balik Saksi Kunci Judul Penulis Penerbit Tahun terbit Tebal
: Saksi Kunci : Metta Dharmasaputra : TEMPO : Keempat, Oktober 2013 : 446 Halaman
Saksi Kunci menyampaikan kisah mengenai pengungkapan kasus pajak Asian Agri. Pertemuan Metta Dharmasaputra dengan Vincentius Amin Sutanto di akhir November 2006, merupakan awal dari terbitnya buku ini. Metta menyimpan semua memori dari awal pertemuannya dengan Vincent, mantan pengawas keuangan Grup Asian Agri itu dalam buku catatan harian. Begitu juga kepada Vincent, Metta meminta whistleblower dari kasus pajak terbesar di negeri ini untuk menuangkan apa saja yang dialaminya dalam buku catatan harian. Berbekal dua catatan harian tersebut, Metta memulai petualangan panjang kurang lebih 6 tahun untuk merealisasikan buku ini. Vincent adalah terpidana kasus pencucian uang yang dijatuhi hukuman kurungan 11 tahun oleh pengadilan. Sebelum menyerahkan diri ke Polda Metro, ia sempat kabur ke Singapura. Hal ini dilakukan setelah aksinya membobol uang perusahaan perkebunan kelapa sawit raksasa ini senilai US$ 3,1 juta (sekitar Rp 28 miliar) pada November 2006 terbongkar. Awalnya ia
sempat mohon ampun kepada Sukanto Tanoto, bos Raja Garuda Mas Group (RGM)—sejak 2009 berganti nama menjadi Royal Golden Eagle (RGE)— yang merupakan induk Asian Agri. Bahkan ia juga mengancam akan membocorkan data-data internal perusahaan jika permintaannya tak dikabulkan. Tapi Sukanto tak bergeming. Sebagai balasan,
Vincent membocorkan data-data dan informasi rahasia itu kepada Metta dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Dari situlah, terkuak indikasi manipulasi pajak Asian Agri senilai total Rp 1,3 triliun, terbesar dalam sejarah Indonesia. Namun masalah tidak berhenti sampai di situ. Polisi beranggapan, pembocoran data-data itu hanyalah ujung dari sebuah persaingan usaha untuk menghancurkan imperium bisnis Sukanto, orang terkaya di Indonesia 2006 dan 2008 versi majalah Forbes Asia. Polisi menduga ada sebuah konspirasi jahat yang didalangi seorang pengusaha pesaing Sukanto di balik langkah Vincent. Bagian I penyadapan pada buku ini menjelaskan tentang Vincent yang dijatuhi hukuman sebagai money laundering. Di sisi lain ia sebagai whistleblower kasus penggelapan pajak terbesar ini, tidak kunjung mendapat bantuan hukum. Metta berusaha mencari bantuan dan seorang pengusahan yang disebutnya Mr. X sukarela menjadi donator untuk mendukung usaha pembongkaran kasus ini. Namun tantangan tidak seketika bisa larut usai mendapat bantuan donator. Polisi menyadap handphone Metta, dan bersama Vincent ia dituduh bersekongkol dengan pesaing bisnis Sukanto untuk menjatuhkan
bisnisnya. Metta sempat mendapat surat panggilan pemeriksaan dari dari Polda. Tapi kasusnya kemudian berhenti setelah Tempo menang dalam pengadilan melawan Asian Agri Group. Selanjutnya Metta berusaha mendapatkan keadalian atas Vincent dengan mengajukan PK kepada Mahkamah Agung. Dengan didampingi Bambang Harymurti dan dua orang lawyer, Asmar Oemar Saleh dan Irianto Subiakto, akhirnya Vincent dinyatakan tidak bersalah. Vincent akhirnya bebas Januari 2013 dengan status justice collaborator atau orang membantu aparat dalam menuntaskan penanganan perkara. Selain menyajikan fakta-fakta penggelapan pajak oleh Asian Agri, buku ini juga menjadi motivasi serta cambuk bagi whistleblower lainnya untuk angkat bicara dan berani mengambil tindakan tepat supaya kasus-kasus penyimpangan lainnya yang belum terungkap dapat dideteksi dan diproses. Karena pada dasarnya, whistleblower adalah kunci pemberantasan korupsi. Dan bagi whistleblower lainnya jangan gentar berjuangan karena kemenangan akan tetap memihak kebenaran. Resensiator: Fidia Oktarisa Mahasiswa Psikologi TM 2010
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
Cerpen
21
Membus Waktu Oleh Rafdisyam (Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2011)
“Keluar! Keluar dari rumahku!” Rani melempar kepalaku dengan keranjang sampah yang pernah kubeli, bahkan satu-satunya pembelianku di rumah itu. Aku terdiam tak berkutik. Aku tersudut tak berdaya. “Abang jangan kembali lagi. Tinggalkan kami berdua! Hidup butuh makan, Bang!” hardik Rani sambil menggendong satusatunya buah cinta kami. Aku tak tahu monster apa yang ada dalam raga istriku. Tanpa pamit a ku keluar dari rumah sederhana pemberian ayah Rani. Kulangkahkan kaki keluar tanpa membawa apapun. Akhir-akhir ini hidupku semakin krisis. Krisis kasih sayang, krisis percaya diri, krisis ekonomi, dan tengah kekrisisan ini, istriku malah makin menyudutkanku. Panas Matahari terasa beda dari biasanya. Rasanya dekat sekali dengan ubun-ubun. Kerongkongan terasa kerontang. Di dompetku hanya tertinggal sehelai uang dua puluh ribu. Entah bagaimana aku bisa hidup dengan uang segitu. Perjalanan ini seakan begitu absurd. Sedikit demi sedikit melangkah, aku berhenti di sebuah kedai kecil, yang tak jauh dari rumah istriku. Aku duduk di kursi bambu kedai itu. Aku memesan segelas teh es pada pemilik kedai. Lamunanku melayang saat mulai menyeduh teh es yang begitu segar. Ingatanku mulai memasuki mesin waktu. Aku teringat beberapa tahun lalu ketika masih di SMA. Harusnya aku menamatkan sekolah hingga mendapat ijazah SMA. Entah malang apa yang menimpa sehingga aku harus menikahi Rani, teman saat di SMA. Aku tak sengaja menghamilinya. Waktu itu ketika pulang sekolah, tak ada seorang pun di rumahku. Ayah bekerja, sedangkan Ibu tiriku pergi arisan. Keadaan seperti ini membuatku kesepian. Dan entah setan apa yang membuatku nekat mengajak Rani main ke rumahku saat itu. Di rumah inilah akhirnya melakukan perbuatan tak pantas itu. *** Masa-masa SMA begitu suram bagiku. Tak ada tempat untuk mencurahkan keluh kesah. Setiap malam aku hanya ditemani
kawan-kawan SMA-ku. Minuman keras menafkahi anakku?” kerap kali menjadi pelampiasan. Semenjak “Pak, tolonglah. Percayalah. Saya akan ibuku meninggal, aku tak pernah lagi memperbaiki semuanya. Saya akan mendapatkan kasih sayang orangtua. bertanggung jawab. Meski saat ini saya Ayahku sibuk dengan pekerjaannya sebagai tak punya apa-apa, tapi aku yakin aku dokter spesialis . Sedangkan ibu tiriku akan mampu menafkahi Rani. Saya akan juga tidak peduli denganku. bekerja keras. Saya janji, Pak,” ucapku Beberapa bulan setelah insiden di tersengal-sengal. rumahku bersama Rani, aku mendengar Keluarga Rani yang lain terlihat kasihan kabar bahwa Rani hamil. Sontak aku padaku. Sambil menangis ibu Rani memterkejut. Jantungku terasa berhenti berdetak. bujuk suaminya itu agar memaafkanku. Orang tuanya marah-marah mencari dan Adik Rani juga menangis. Rani pun ikut mendampratku. Kabar ini juga menangis. Malam itu aku terselamatkan. membuatku diberhentikan dari Ayah Rani luluh dan memaafsekolah. kanku. Besoknya kami langAyahku marah besar sung menikah secara semendengar kabar ini. derhana tanpa publikasi. Ketika bertemu aku Memang berat menlangsung ditamparnya. jalani hidup berumah Aku diusir dari rumah. tangga. Banyak rinTak kusangka ayah tega tangan yang kami berbuat seperti ini alami. Aku selalu dipadaku. Kusangka hujat keluarga Rani. dengan musibah yang Aku belum juga bemenimpaku, ayah akan kerja. Aku tak punya lebih peduli dan perhatian keahlian apa-apa. padaku. Tapi kenyataannya Selama ini kami tidak. Dia membuangku. masih menumpang dan Malam itu aku memakan dengan hasil nangis. Terakhir kali aku pencarian ayah menangis ketika keperRani. Ayahnya gian almarhum Ibu. seorang Tapi saat ini aku pedagang Grafis: Edo Febrianto menangis meraungi yang cukup kanasib. ya. Ayah Rani Aku pergi dari lah yang memrumah dengan tas ransel yang pernah belikan rumah untuk tempat kami tinggal. dibelikan ibu. Aku berjalan menyusuri Tapi dia tak pernah baik padaku. Dia jalan-jalan remang di sudut kota. Rasanya masih menyimpan dendam. aku ingin sekali pulang kampung ke rumah Saat ini aku juga tak pernah berhuTante dan Nenek. Tapi aku tak ingin bungan dengan nenek dan tanteku. merepotkan mereka. Aku juga tak ingin Mereka tak tahu apa yang terjadi padaku. mereka tahu tentang keadaanku yang Mereka tak tahu kalau aku telah beristri. seperti ini. Aku tak bisa mengunjungi mereka. Aku Malam, makin larut. Aku belum tahu tak punya uang untuk ke sana. Semua arah dan tujuan. Akhirnya terpikir olehku urusan rumah tangga Rani yang untuk pergi ke rumah Rani. Aku ingin me ng at ur nya, te rm as uk m as al ah bertanggung jawab atas perbuatanku. Tapi keuangan. Rani lah yang menjadi kepala sesampainya di rumah Rani, aku dipukul rumah tangga di keluargaku. Sedangkan ayahnya. aku hanya boneka Rani. “Mau apa kamu ke sini?” *** Ayah Rani masih marah padaku. Aku Aku seperti terombang-ambing di bersimpuh, minta maaf dan memohon samudera yang luas. Bahkan aku tak tahu padanya. Aku katakan padanya, aku akan kemana arah bahteraku ini. Di kedai ini bertanggung jawab. Aku akan menikahi aku hanya bisa mengingat-ingat pahitnya Rani. hidup yang aku jalani. Sesaat terlintas di “Harus. Kamu harus bertanggung jawab! benak ingin kembali memohon pada Tapi kamu bisa apa? Apa kamu sanggup ayahku. Tapi aku tak berani. Beliau
mungkin masih marah padaku. Dan musathil rasanya ayah mau menerimaku kembali. Argggh. Aku tak tahu lagi bagaimana caranya menjalani hidup ini. Sambil menyeduh teh es ini, aku teringat sesuatu. Aku membuka dompet, di balik saku dompetku terpampang foto yang sudah lusuh. Orang dalam foto masih terlihat jelas. Di dalam terlihat anak kecil yang dipeluk seorang bapak yang masih gagah. Di sampingnya berdiri seorang perempuan yang seusia dengan bapak itu. Seketika air mata menetes perlahan mengikuti arus pipiku. Dahulu kami tidur bersama di ranjang yang sederhana. Sebelum tidur ayah selalu bercerita tentang kancil cerdik yang mencuri timun. Ayah menceritakanya berkali-kali. Tapi aku tak pernah bosan dengan ceritanya, walaupun aku sudah hapal ceritanya. Sebelum aku lelap, biasanya ibu juga menyanyikan nina bobok untukku. Ketika itu kami masih tinggal di kampung. Ayah masih seorang dokter biasa, belum jadi dokter spesialis. Ibuku seorang ibu rumah tangga yang sangat baik. Kami tinggal di rumah yang sederhana, tapi sangat nyaman. Kami punya pekarangan yang luas di depan dan di belakang rumah. Ibu sangat hobi berkebun. Aku masih ingat bunga kesayanganya. Dulu aku pernah dimarahi Ibu ketika memotong bunga itu. Aku langsung menangis. Ibu berusaha membujukku kembali. Tapi aku masih saja menangis. Aku baru berhenti menangis ketika ibu membelikan mobilmobilan kesukaanku. Kami juga sering memancing bersama. Dulu ayah hobi memancing. Aku, Ayah dan Ibu sering pergi memancing pada hari Minggu. Dan jika aku lapar saat memancing, ibu telah menyediakan roti yang ditaburi meses di atasnya. Ibu sangat tahu kesukaanku. Mengingatnya membuatku meneteskan air mata. Lamunanku terhenti ketika pemilik kedai menegur. Dia melihatku menangis di sudut kursi bambu. “Nak, apapun masalahmu, bersyukurlah. Bersyukur adalah cara paling mudah untuk menyenangkan hati,” katanya saat mulai duduk di sebelahku. “Pak, jika bapak terombang-ambing di lautan luas, tak ada angin, tak membawa apapun, tak tahu arah dan tujuan. Apakah bapak masih bisa bersyukur?” jawabku.
Remaja dalam Karya Sastra Oleh M. Ismail Nasution., S.S., M.A.
Salah satu tahapan perkembangan usia yang seringkali diungkapkan di dalam karya sastra adalah masa remaja. Bahkan, ada jenis karya tertentu yang hanya mengungkapkan lika-liku masa ini; diistilahkan dengan chicklit dan teenlit. Tokoh Aku dan Rani misalnya, sepasang remaja yang menghancurkan masa depannya sendiri dengan melakukan perbuatan melanggar norma. Akan tetapi, si Aku dan Rani sebenarnya tidak mesti harus menerima berbagai perlakuan yang menghancurkan masa depan mereka. Si Aku dan Rani masih memiliki sikap yang terpuji karena mau mempertanggungjawabkan perbuatan itu. Barangkali, remaja yang melakukan abor-
si atau membuang anaknya merupakan akibat dari dorongan rasa takut yang kuat. Memang, seringkali yang dianggap ‘nakal’ itu adalah para remaja, namun tanpa disadari tidak sedikit yang menyebabkan kenakalan remaja itu akibat dari ‘nakal’nya orangtua. Barangkali, hal itu yang hendak disampaikan oleh pengarang dalam karyanya. Di samping itu, cerpen ini menarik, begitu saya mulai membacanya, saya terkejut karena dihadapkan langsung dengan konflik. Kalimat “Keluar! Keluar dari rumahku!” diletakkan pada awal paragraf pertama. Memberikan efek lebih sehingga mengejutkan saya sebagai pembaca. Peristiwa-peristiwa itu di samping bagian penting dari konflik merupakan kejutankejutan yang berfungsi sebagai daya tarik bagi pembaca. Jika alur cerita cerpen “menembus
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
Waktu” ini diurutkan secara bertahap dan digambarkan dalam kurva maka pada dasarnya konflik tidak berada pada titik puncak dalam kurva melainkan titik awal cerita itu bergerak lalu kemudian menurun sampai cerita itu selesai. Karya sastra meniru berbagai fenomena kehidupan yang muncul dari perkembangan pemikiran manusia di dalamnya. Hal itu pulalah yang mendasari pemikiran bahwa karya sastra bukan hanya sekedar artefak belaka melainkan juga sebuah dokumen sosial zamannya. Karya sastra berfungsi memberikan hiburan (the delightful) dan berguna (the useful). Keduanya berkaitan, azas manfaat lebih didahulukan daripada hiburan karena karya yang berguna serta-merta akan menghadirkan hiburan bagi pembaca. Namun, belum tentu sebaliknya, karya yang menghibur bisa jadi tidak berguna
selain hanya sebagai hiburan semata. Cerpen karya Rafdisyam ini ditutup dengan suatu pernyataan filosofis tentang kehidupan: “Pak, jika bapak terombangambing di lautan luas, tak ada angin, tak membawa apapun, tak tahu arah dan tujuan. Apakah bapak masih bisa bersyukur?”. Jika seandainya bapak pemilik kedai itu menjawab kembali pernyataan si Aku maka jawaban itu tak jauh dari kalimat berikut: “tentu, bersyukur karena masih bernyawa.” Kalimat itu berarti jika seandainya si Aku bisa menembus waktu masa lalu dengan merenungi segala peristiwa yang terjadi pada masa lalunya berarti ia berkemungkinan besar dapat menembus waktu masa depan dengan cara membangkitkan harapannya dengan memikirkan apa yang bisa dilakukannya sebagai manusia.
Sastra Budaya
22 Sajak
SAJADAH 2/3 MALAM
ARTI
Tersirat harap dalam lubuk yang tak mudah terungkap Terbingkai oleh sajadah dan tawadhu’ kerendah hati Kudengar nada-nada syahdu yang menggetarkan kalbu Terkadang terasa menusuk Tapi,,, Terselip namaku di antara helaan nafasnya Kini… aku tersentak… meraung di antara kabut yang bergumpal menapaki jalan yang tak berujung Terjal …. Berputar…. Menggelinding Bersama jiwa yang masih rapuh tuk menghantam fatamorgana Kerdil,, Bagaikan bonsai Merangkai diari tanpa makna… Hingga kupetik ibrah dari embun dua pertiga malam ini
Ketika pegangan lepas Tak mengetahui apa-apa yang ada Sampai pada tempat berikutnya Terombang ambing dengan kehidupan air Air yang saling beriak Digerakkan angin yang berjalan kesana kemari Lalu menggerakkan ke tepi di tempat jauh Jauh yang tidak diketahui Terkadang jalan menghadang, terkadang melancarkan Ia membuat semakin cepat atau semakin lambat Menuju suatu titik terang Titik misi pribadi diri Yang terkadang bisa berkelok Ke titik-titik warna-warni Yang menggiurkan hati Jatuh dan kembali berdiri kejalannya Jalan yang tak dilihat Jalan yang berduri tajam Jalan yang di ujung ada sebuah cahaya terang
Suciani Liniswanti Mahasiswa Pendidikan Fisika TM 2011
AKU KERAMAIAN jangan mendekat berjalanlah menjauh… sejauh-jauh hingga mata buta memandang… aku ingin sendiri… haruskah tutup telinga agar tak ada suara yang kudengar… hanya suara ruang hampa… kuberlari ke padang pasir… menonton raga ini sendiri… kuputuskan tak terjemah hanya isang-isang…
TAK TERJAMAH Nelangsa memang Ketika harap tak kian berbuah Membusuk di relung akar nan perlahan mati
Evan Saputra Mahasiswa Teknik Sipil dan Bangunan TM 2013
Bertengger bersama ulat bulu Berkalbu di sudut petang tanpa arti Risau tak kunjung terjamah oleh waktu Sipit itu tak jua peka Akan rasa yang melalangbuana tak berarah Padahal, namanya tertumpu di usus-usus otak Menghimpit memori nyata Mengusik setiap serambi otak kanan Sayang, ia begitu acuh... Mungkin tak mengerti atau memang tak ingin mengerti... Ratih Sophia Lestari Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2012
Prematur Oleh Media Rahmi
(Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris TM 2011)
Anda mungkin pernah mendengar kata prematur. Malahan sering sekali, mungkin. Jika mendengar kata prematur, maka spontan akan terbayang bayi yang lahir sebelum waktunya. Bayi lemah dan susah untuk bertahan hidup. Butuh bantuan dan perawaan khusus untuk membuatnya tetap bertahan. Kata prematur sendiri dalam KBBI berarti pradini atau belum waktunya. Berarti masih mentah atau belum matang. Jika kita kaitkan dengan keadaan saat ini, maka prematur cocok untuk menganalogikan krisis kepemimpinan yang terjadi di negara kita. Sebagai gambaran, kita bisa memerhatikan mahasiswa saat ini yang notabenenya adalah calon pemimpin, 5 hingga
10 tahun ke depan. Kebanyakan dari mereka masih sangat ‘prematur’ untuk dijadikan pemimpin. Bagaimana tidak, sebagai agent of change, mereka masih saja sibuk dengan hal-hal yang berbau hedonisme, apatis, dan konsumtif. Padahal mereka akan dihadapkan dengan sebuah tantangan besar untuk menjadi khalifah bagi negeri ini. Masih banyak mahasiswa yang lebih memilih berhura-hura dengan teman, daripada menyibukkan diri dalam sebuah organisasi. Di Universitas Negeri Padang misalnya. Dari sekitar 35 ribu lebih mahasiswa, yang aktif dalam organisasi hanya sekitar tiga ribuan orang. Cukup miris. Hal ini mungkin terjadi karena ada asumsi yang salah tentang berorganisasi. Banyak yang mengira, jika terlibat dalam organisa-
Datangi sebuah lautan di kejauhan Ketika didekati itu berombak Hijaunya bukit-bukit yang berada di atas Jauh didekati itu berwarna-warni Hitamnya suatu titik di luasnya kertas putih Kertas putih itu seperti tak terlihat Hanya terlihat satu titik hitam Ketika itulah titik hitam mulai meluas Berjalan berputar di sebuah bola Bola yang disebut sebuah bumi Harusnya tidak ada yang dibanggakan di sana Yokie Rahmatughafur Mahasiswa Psikologi TM 2011
TIDAK BERARTI Kutemukan tubuh kaku di balik purnama senja Dia tidak mati, tapi malang Dia masih bernafas, tapi sayang Senyumnya terpoles dari bibir tanpa darah Tertunduk menyembunyikan muramnya Muram yang sudah menjadi kawan hidup Semenjak siang tak lagi menemani Semenjak itu, ia mati Semenjak malam tak sanggup lagi menuai mimpi Sri Gusmurdiah Mahasiswa Administrasi Pendidikan TM 2012
si hanya akan membuang waktu atau mengurangi waktu belajar mereka. Sedangkan sebagian lainnya sibuk dengan urusan sendiri. Hanya sedikit di antara mereka yang benar-benar mau mempersiapkan diri untuk menjadi the real leader. Tak hanya yang akan menjadi calon pemimpin, yang seharusnya sudah menjadi pemimpin pun juga demikian. Masih prematur. Misalnya para calon legislatif (caleg). Mereka yang seharusnya telah membawa negara ini berprestasi di mancanegara, ternyata malah sibuk dengan kepentingan pribadi. Mereka sibuk memikirkan bagaimana agar bisa memenangkan pemilihan umum saja. ‘Ketidakmatangan’ mereka untuk dijadikan pemimpin membuat mereka berusaha untuk melakukan berbagai cara untuk mendapatkan jabatan. Mereka berlomba-lomba untuk menaikkan citranya saja lewat spanduk-spanduk, baliho-baliho, dan iklan-iklan di TV. Hal ini mereka lakukan karena tahu masyarakat tidak akan memilihnya jika ketahuan tidak memiliki kompetensi yang layak untuk jadi
pemimpin. Tapi, saat mereka telah menduduki jabatan, mereka tidak bisa melakukan apa-apa, kecuali menyalahkan pemimpin sebelumnya atau malah menyalahkan masyarakatnya sendiri. Seharusnya, baik itu yang akan, yang sedang, maupun yang telah menjadi pemimpin, harus mempersiapkan diri untuk menjadi ‘tonggak’ bagi negeri ini. Tidak cukup hanya dengan kemampuan di bidang akademis saja. Kemahiran di bidang non-akademis juga sangat dituntut. Mereka harus berpengalaman dalam sebuah organisasi misalnya. Kenapa harus dalam berorganisasi? Hal ini karena banyak hal yang tidak mereka dapatkan dalam pembelajaran di kelas. Selain itu, berbagai persyaratan lain seperti pelatihan dan prestasi juga bisa menjadi tuntutan bagi seseorang untuk menjadi pemimpin. Jika demikian, maka fenomena tungkek mambaok rabah atau pemimpin yang membawa rakyatnya ke ambang kehancuran, tidak akan terjadi lagi.
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
23
Mahasiswa dan Dosen Penasehat Akademik (PA) Hai pembaca setia Ganto! Penasehat Akademik (PA) merupakan salah seorang dosen yang ditugaskan untuk membimbing beberapa orang mahasiswa. Baik masalah akademik, nonakademik maupun masalah personal. Selain itu, untuk mengajukan judul skripsi terlebih dahulu mahasiswa menghadap PA. Idealnnya, mahasiswa menemui dosen PA tidak hanya ketika skripsi, tetapi juga setiap semester mahasiswa menemui dosen PA-nya untuk konsultasi KRS. Namun pada kenyataannya, mahasiswa menemui dosen PA ketika skripsi saja. Oleh karena itu perlu untuk dikaji, apa tujuan mahasiswa menemui dosen PA? Kapan saja mereka memui dosen PA? sudah berapa kali menemui dosen PA? Untuk hal apa pertama kali Anda menemui dosen PA? A. Mengajukan judul skripsi D. 9,1% B. Minta tanda tangan untuk mengajukan beasiswa C. Konsultasi untuk mengambil mata kuliah D. Bermasalah dengan nilai
A. 14,2% B. 12,2%
Apa kendala Anda dalam menemui dosen PA? A. Dosennya selalu sibuk D. 11,4% B. Takut C. 12,8% C. Tidak punya waktu untuk menemui dosen PA B. 14,8% A. 61,1% D. Tidak tahu apa yang mau di konsultasi
Selain untuk bimbingan skripsi, dalam hal apa peran PA yang terasa bagi Anda? D. 6,6% A. Mengatasi masalah nilai B. Mengatasi kendala dalam pengambilan A. 20,5% C. 18,9% mata kuliah C. Membantu proses pembuatan karya tulis ilmiah D. Membantu mengatasi masalah pribadi B. 54,0%
C. 64,4%
Sudah berapa kalikah Anda menemui dosen PA selama masa kuliah? A. Belum pernah B. Kurang dari 2 kali A. 17,2% D. 25,5% C. Kurang dari 4 kali D. Lebih dari 6 kali C. 17,7%
Jika diberi nilai berdasarkan perannya sebagai penasehat, berapakah kira-kira nilai PA Anda? A. lebih dari 85 D. 8,5% B. lebih dari 70 C. lebih dari 55 C. 11,0% A. 34,5% D. lebih dari 40
B. 39,6% B. 46,1%
Grafis: Edo Febrianto
INFO KAMPUS
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013
24
Bukan Sekadar Perjuangan
CCTV Oleh Dewi Syafrina
( Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2011)
Tiada ketenangan yang sempurna, selalu ada was-was di dalamnya. Mungkin pernah tidak kita sadari, bahwa kita sebenarnya hidup dalam pengawasan. Seperti halnya perjalanan kehidupan, saat kecil kita diawasi orang tua. Saat remaja, pengawasan lebih diperketat . Hingga menginjak usia dewasa bahkan sampai tua, pengawasan itu tetap ada dalam keberlangsungan hidup manusia. Bahkan pengawasan-pengawasan lain juga ditemukan pada kenyataan tampak. Seperti ditemukan dalam ruangan atau tempat tempat-tempat umum lainnya. Pusat perbelanjaan atau keramaian lainnya. Closed Circuit Television (CCTV) menggunakan sinyal yang bersifat tertutup ni dipasang untuk mengawasi gerak-gerik sekitar. Melacak hal-hal mencurigakan di daerah pantauan tersebut Rasa was-was sudah merupakan kebiasaan manusianya. Sebab rasa saling curiga, ingin mengetahui bahkan untuk menemukan kesalahan satu pihak terkadang digunakan pengawasan. Pengawasan dari kita untuk mereka atau pun dari mereka untuk kita. Terlepas dari hal tersebut, yang harus diawasi adalah diri. Pengawasanb ini adalah sulit, karena berkaitan dengan nafsu. Musuh terbesar manusia. Seseorang tidak akan bisa menahan keinginan yang muncul dalam dirinya tanpa ada kesadaran bahwa ia sedang diawasi. Dan terekam dalam CCTV.
Kesadaran diri bahwa kita selalu dalam pengawasan mungkin saja dapat mengurangi perilaku negatif. Namun kesadaran ini menjadi barang langka untuk dapat menyadarkan pribadi masing-masing bahwa kita sedang berada dalam pengawasan. Kejahatan yang sering terjadi menandakan bahwa kesadaran kita dalam pengawasan itu belum ada. Seperti halnya yang sering terjadi di Universitas Negeri Padang, mahasiswa sering kehilangan helm, dompet, bahkan motor. Kejadian tersebut dijadikan bukti betapa tidak adanya kesadaran seseorang dengan pengawasan paling kuasa, yaitu pengawasan yang datang dari Tuhan Yang Mahsa Esa. Ia tidak menyadari bahwa setiap gerakgerik yang mereka lakukan akan terekam dalam CCTV milik Tuhan. Padahal, dalam hal apapun, melakukan hal-hal positif akan lebih baik daripada melakukan sesuatu yang hanya akan menyusahkan dan merisaukan orang lain. Untuk alasan tersebut, ketika seseorang melakukan hal yang tidak baik, harusnya ada rasa bersalah yang terbersit sebelum bahkan sesudah melakukannya. Kita tidak lagi mempedulikan pengawasan sekitar jika kesadaran itu ada, CCTV yang terpasang secara tersembunyi di sudut ruangan tidak akan diperlukan lagi. Apalagi terkadang benda tersebut tidak berhasil melacak identitas si pencuri karena gambar yang terkadang kabur. Dengan atau tanpa CCTV, kesadaran harus tetap dibangun, sama penting dan kuatnya seperti menciptakan CCTV dari diri sendiri.
Jalani hidup sebagai sebuah ibadah dan bekerja keras adalah motto yang selalu dipegang teguh oleh Siti Mutmainah. Perempuan kelahiran 5 September 1993 di Purwasari ini mempunyai cara yang berbeda Siti Mutmainah dalam menjalani hidup. Meyakini bahwa setiap orang memiliki potensi luar biasa, menjadikan bungsu tujuh bersaudara ini selalu berusaha disetiap sisi kehidupannya. Siti, itulah biasa ia dipanggil. Perempuan yang menimba ilmu di Program Studi PG PGUD FIP UNP TM 2011 ini, memiliki segudang prestasi yang berhasil ia kantongi. Diantaranya, juara tiga tenis meja ganda putri dalam lomba pekan olahraga Provinsi Jambi, juara tiga Lomba Susur Halang Rintang Penegak (LSHRP) di IAIN Jambi, juara dua Tari Daerah dalam Lomba Bujang Gadis Bungo tingkat Kabupaten bungo, dan juara satu Perkemahan Akhir Tahun Kwartir Cabang tingkat Kabupaten Bungo. Tahun 2013, putri dari pasangan Gumadi dan Sutilah ini juga berhasil meraih prestasi yang membanggakan
almamater UNP. Bersama dengan teman satu timnya, Sandi Putra mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan UNP TM 2010, berhasil meraih juara satu dalam lomba Youth Creative Olympiad (YCO) tingkat nasional, yang diadakan oleh UKM Penelitian Universitas Negeri Semarang (UNES). Karyanya yang berjudul Counceling Before-After
Wedding (CB-AW): Pendidikan Prapernikahan bagi Penikah Muda di Padang Pariaman Sumatera Barat untuk Membentuk Keluarga dan Generasi Muda yang Sehat dan Cerdas mampu menghipnotis para juri untuk memilih mereka sebagai peringkat pertama dalam lomba tersebut. Tak sedikit usaha dan perjuangan yang ia lakukan untuk mencapai prestasi tersebut. Perjalanan panjang menuju kejuaraan tersebut memang dimulainya dari penelitian, pengembangan, dan penulisan karya ilmiah. Ia harus melalui banyak tantangan. Melalui dukungan dan bantuan dana sukarela dari mahasiswa, dosen pembimbing, dosen Jurusan PG PAUD, PD II dan Dekan FIP Siti dapat berangkat ke Semarang untuk mempresentasikan hasil karyanya itu. Melalui kerja keras, berpikir positif, restu orang tua serta doa mengantarkannya menuju mencapai pintu kesuksesannya. Ucapan terimakasih kepada orang yang telah membantunya tak henti ia ucapkan dalam setiap doa. Khadijah Ramadhanti
IKLAN
Edisi No. 177/Tahun XXIII/November-Desember 2013