ISSN: 1412-890X
Edisi No.218/Tahun XXXII/Maret-Mei 2021
POLEMIK LATEN
Teropong
Optimalisasi Sistem Portal Parkir
Keberadaan portal plang parkir memasuki kawasan kampus dinilai tak optimal. Hal ini lantaran....Hal 17
Feature
TBM Lentera, Menikmati Senja Sembari Berwisata Literasi
Menikmati waktu sore sembari membaca buku di kawasan Kota Tua Padang menyuguhkan nuansa tempo dulu....Hal 14
Telusur
Pesona Asri Destinasi Wisata Alam Jembatan Akar
Tak perlu jauh-jauh datang ke India untuk merasakan sensasi layaknya di film Indianajones, berkunjung ke wisata....Hal 15
www.ganto.co
SKK Ganto
SKK Ganto UNP
skkgantounp
redaksiganto@gmail.com
@gantonews
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
2 FAJAR
SARIPATI
Menilik Polemik Pemerintahan Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Negeri Padang (UNP) memang tak selalu dekat dengan kesempurnaan. Kritik dan protes merupakan hal yang selayaknya ada dalam dinamika kehidupan demokrasi. Di tengah kegiatan serba daring yang dijalankan selama pandemi, tentu menjadi tantangan yang baru untuk menyesuaikan kinerja dengan situasi yang ada. Kendati demikian, polemik yang ada tidak dapat mangkir di tengah isu yang mengemuka. Pertentangan sidang suksesi hingga penyegelan sekretariat Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) KM menjadi tema laporan utama yang kami angkat pada edisi kali ini. Rentetan peristiwa tersebut menjadi cerminan yang perlu ditilik sebab ihwal terjadinya hal tersebut. Bukan tak ada alasan, hal tersebut pun turut menarik sejumlah mahasiswa beropini dan menilai. Tentu pendapat yang ada beragam namun perlu penerangan untuk mengakrabkan diri kembali dengan rumah KM-nya sendiri. Selain itu, Pemilihan Umum (Pemilu) yang berjalan lalu, menjadi laporan lanjutan yang kali ini kami angkatkan. Persoalan ini cukup banyak menarik atensi mahasiswa, beragam tanggapan menilai dengan kacamata pribadi atas pemilu dengan calon tunggal tersebut. Persoalan ini juga menjadi salah satu buntut penyegalan sekretariat MPM. Polemik yang ada turut menyeret sistem pelaksanaannya yang banyak menuai kritik dalam penilaiannya. Untuk itu, kejelasan perlu didengar kembali agar tak terbawa arus sepihak semata. Suara demokrasi dalam keterlibatannya pun selalu menjadi catatan hitam bagi KM UNP. Hal tersebut tercatat pada tahun ini terdapat 78.11% yang memilih golput pada pemilu lalu. Angka tersebut tak lebih dari 30% untuk memperoleh kekuatan politik yang mapan. Jika ditilik kembali rendahnya kemelekan politik partisipannya, tentu memiliki benang merah yang menghubungkan dengan persoalan yang terjadi. Tak lain tak bukan lantaran pemahaman dan keikutsertaan yang kurang untuk dapat mengerti kondisi yang ada. Menyalahkan satu pihak bukanlah solusi. Namun mesti dicari jalan keluar atas persoalan yang terjadi agar tak berlarut dalam masalah. Perbaikan demi perbaikan juga hal yang mesti diperhatikan oleh pemerintah KM. Tentu hal yang terjadi patut menjadi catatan evaluasi untuk kepengurusan yang dijalankan. Akhir kata, Selamat membaca. Pemimpin Redaksi Cetak
GANTOLE
+ Sidang suksesi menuai penolakan BPM. - Kok bisa? + Pemilu calon tunggal. - Memang tak ada lagi yang layak? + Lewat portal plang parkir terima karcis. - Terbuang saja!
Kesadaran Politik Masih Rendah
Romi Mardela Pembina SKK Ganto
Tidak ada yang salah dengan sistem demokrasi yang dijalankan oleh mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) hingga saat ini. Sejauh sistemnya berjalan efektif dan bisa memengaruhi kesertaan orang banyak berarti sistem tersebut sudah tepat. Ada yang menarik dari artikel jurnal Rahmadano Y dan Eka Vidya P yang terbit di Jurnal Perspektif pada tahun 2021 dengan judul “Partisipasi Politik dan Perilaku Memilih”. Pada artikel tersebut dirujuk data partisipasi pemilihan Ketua dan Wakil Ketua BEM 2019, hanya sebesar 27,42% lebih rendah dari pemilu tiga tahun sebelumnya dan mengkaji persoalan tersebut secara kualitatif melalui tiga aspek, yaitu sosiologis, psikologi dan realistis. Dari artikel ini kita tahu bahwa pada kenyataannya politik
itu tidak menyentuh seluruh mahasiswa. Menurut hemat saya, organisasi mahasiswa di UNP belum sepenuhnya mengejawantahkan sistem pemerintahan yang berlaku di negara ini, baru sebatas jargon, baik yang dijalankan pemerintahan pusat (tingkat universitas) dan pemerintahan daerah (tingkat fakultas, jurusan dan program studi). Jika direfleksikan, maka ada satu pilar demokrasi terlewatkan, yakni peran “partai politik mahasiswa” yang tak kunjung muncul. Salah satu dampaknya, belum lahirnya kader calon pemimpin bangsa dari UNP. Sistem pemerintahan organisasi mahasiswa dengan sistem partai, patut dipraktikkan segera. Sebagai contoh, Universitas Gadjah Mada yang telah memiliki partai mahasiswa sejak 1998 dan diakomodir di dalam Undang-Undang Keluarga Mahasiswa kampus tersebut. Hasilnya kita bisa saksikan banyak politisi yang lahir dari sana. Perguruan tinggi, merupakan cakrawala berpikir mahasiswa untuk selalu jernih, kritis dan kreat-
if. Di sini mahasiswa boleh belajar dan salah, lalu kemudian mengetahui yang benar. Karena kelak ketika terjun ke dunia politik yang sesungguhnya pun harus berani menyatakan antara yang benar dan salah. Oleh karenanya partai mahasiswa merupakan wadah yang tepat untuk belajar dan menekuni dunia politik secara paripurna bukan parsial. Kemudian juga dapat dibangun kaderisasi calon pemimpin bangsa yang lebih baik dan matang yang tidak dipisahkan atas nama fakultas atau program studi, sebab partai harus mencari perwakilan di tiap fakultas yang ada. Melalui partai mahasiswa tersebut diharapkan terjadinya pergeseran paradigma tentang arti penting menjadi bagian dari perputaran sistem roda politik. Walapun indikator pengukur kesadaran politik mahasiswa menurut Rahmadano dan Eka dengan peningkatan partisipasi pemilih menjadi di atas 50% sulit tercapai, setidaknya dengan dipilihnya sistem politik ini menunjukkan adanya pendewasaan dan dinamika perubahan demokrasi di kampus.
POKOK PADANG
Bergerak Mengikuti Proses Anda hanya akan tersandung apabila anda bergerak. Jadi, disaat anda terjatuh, jangan pernah merasa patah semangat, karena itu berarti anda sedang bergerak melakukan sesuatu, bukan hanya berdiam diri di satu titik (Roberto Goizuet). Ketika menghadapi masalah baru kita seringkali ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Khawatir apabila langkah yang diambil salah dan justru membuat masalah menjadi bertambah dan semakin rumit. Akhirnya kita memilih solusi praktis. Menutup mata dan berdiam diri dengan harapan bahwa masalah itu akan berlalu dengan sendirinya. Enggan mengambil resiko dan berusaha mencari jalan aman tidak akan membuat pola pikir kita berkembang. Kita perlu bergerak dan terus melangkah mengikuti proses. Dalam tahap penggarapan edisi 218 ini kru Ganto dihadapkan oleh banyak situasi. Dari hampir dihilangkannya pendanaan cetak oleh bagian birokrat hingga masalah internal masing-masing kru Ganto. Kendati demikian kami tetap dapat menyuguhkan Ganto cetak kepada pembaca setia yang barangkali sangat menantikan kehadirannya.
Webinar: SKK Ganto saat melansungkan Gebyar secara daring yang ke-32 di Ruang SPI Gedung Rektorat Baru, Jumat (30/5). f/Rahma.
Bulan Mei lalu, Ganto berhasil menyelenggarakan Pelatihan Keterampilan Jurnalistik Tingkat Dasar (PKJTD). Selain itu, juga diadakan Gebyar dalam rangka memeriahkan ulang tahun Ganto dengan webinar dan beberapa lomba. Tahap pemagangan calon kru pun sudah menyelesaikan penggarapan buletin indoor secara berkelompok dan akan berlanjut ke tahap pemagangan berikutnya. Pada edisi ini, kami mengangkat Laporan dengan tema Krisis Kepercayaan Hingga Polemik Pemilu, membahas mengenai aksi dan tindakan penyegelan sekretariat yang dialami oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) UNP serta pelaksanaan pemilihan umum Badan Eksekutif Maha-
siswa (BEM) yang ditinjau dari segi teknis dan bagaimana keikutsertaan mahasiswa dalam menyemarakkannya. Selain itu, Ganto juga menghadirkan beberapa isu seputaran kampus seperti portal plang parkir, kriminalitas di kawasan kampus, waktu kunjungan perpustakaan dan variasi koleksi buku yang tersedia, serta isu dan tulisan menarik lainnya. Meskipun ada sedikit keterlambatan dalam penyelesaian tabloid ini, kami segenap kru SKK Ganto mengucapkan maaf dan terima kasih kepada pembaca setia. Kritik dan saran masih terbuka untuk kemajuan yang lebih baik. Salam Persma! Pemimpin Umum
Surat Kabar Kampus Ganto Universitas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, International Standard Serial Number (ISSN): 1412-890X, Pelindung: Rektor UNP: Prof. Ganefri, Ph.D., Penasehat: Wakil Rektor III UNP: Drs. Hendra Syarifuddin, M. Si, Ph. D., Penanggung Jawab: Titi Sri Wahyuni, S.Pd., M. Eng., Romi Mardela, S.Pd., M.Pd., dan Drs. Andria Catri Tamsin, M.Pd., Dewan Ahli: Lutfi Darwin, Mega Oktavianda, Irza Ade Suarni, Ozza Syafrigo Aulia, Rhodatul Annisa, Anisa Erda Walanda, Fuji Jelang Ramdhan, Aminah Wulansari Lubis, Riska Meliani, Aisyah Hamid, Ahmad Fadillah B, Yeni Maharani, Imelda Kristinafanny Sirait, Staf Ahli: Konsultasi Psikologi: Indah Sukmawati, S.Pd, M. Pd. Kons., Konsultasi Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, M.Kes., Kritik Puisi: Muhammad Adek, M.Hum., Kritik Cerpen: Nesa Riska Pangesti, S.S., M.A., Kritik English Corner: Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd., Artikel Filsafat: Alim Harun Pamungkas, M. Pd., Pemimpin Umum: Mitha Melanie Putri, Sekretaris Umum: Widia Nurfitri, Bendahara Umum: Lidya Octaliani, Pemimpin Redaksi Cetak: Rahma Livia, Pemimpin Redaksi Televisi dan Daring: Habil Ramanda, Kepala Penelitian dan Pengembangan: Siska Novrida Yanti, Pemimpin Usaha: M. Afdal Afrianto, Redaktur Pelaksana: Nisrina Zakia Khalel, Redaktur Berita: Rezky Amelia Putri dan Rizka Mutiah Nur, Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya: Nurul Safitri, Redaktur Tulisan: Tiara Tri Dewi, Redaktur Artistik dan Layouter: Vedri Rahmadhana, Fotografer: Rino Warisman dan Kurnia Sandi, Redaktur Daring: Rezky Ultabaini, Monalisa Hayati, dan Indah Pareza, Editor dan Vidiografer: Ardi Candra dan Muhammad Taufik, Desainer Grafis: Liza Marlinda, Ilustrator: Fitria Panca Ramadhani, Staf Riset: Tharifa Annisa Onny dan Sisri Hayati, Staf Pustaka dan Kearsipan: Lili Rahmadani, Staf Usaha: Azizah Septianti dan Masriani Oktari, Staf Percetakan dan Sirkulasi: Yuni Komala Dewi, Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat: Gedung Student Center Lt 2 Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode pos 25131. Laman web: http://ganto.co, email: redaksiganto@gmail.com, Percetakan: Unit Percetakan PT. Padang Graindo Mediatama (Isi di luar pertanggungjawaban percetakan), Tarif iklan: Rp4.000.000,00 (halaman penuh berwarna), Rp1.500.000,00 (1/2 halaman hitam-putih), Rp100.000,00
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
3
SURAT PEMBACA
Karcis Portal Parkir Jadi Sampah
Saya bingung dengan kegunaan karcis yang didapatkan ketika melewati portal parkir di gerbang masuk Universitas Negeri Padang (UNP). Saya melihat orang yang tidak memiliki karcis juga bisa keluar tanpa ada konsekuensi apapun. Jadi saya melihat percuma saja portal parkir ini menggunakan karcis karena fungsinya tidak ada. Sebaliknya, saya sering melihat mahasiswa yang membuang karcis parkir tersebut sembarangan karena mereka tahu karcis itu tidak berguna. Akibatnya hal ini berdampak pada kebersihan lingkungan di UNP. Kurnia Sandi Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2018
Wastafel UNP yang Rusak Wastafel yang ada di toilet mahasiswa jumlahnya banyak sekali, akan tetapi banyak yang tidak berfungsi. UNP seharusnya mengambil tindakan untuk memperbaiki wastafel-wastafel tersebut. Adanya wastafel tersebut maka kebersihan dengan mencuci tangan di tengah pandemi Covid-19 bisa diterapkan dengan baik.
Ilustrator: Vedri Rahmadhana
FILOSOFIA
Korupsi: Nalar Moral VS Tindakan Moral
Hersa yuria Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris TM 2019
Puntung Rokok Berserakan Saya sering menemukan puntung rokok di tangga dan di sudut ruangan Fakultas Bahasa dan Seni. Padahal sudah ada tanda larangan merokok. UNP harus menindak tegas hal tersebut, jika tidak pelanggaran jenis ini akan terus berlanjut. Viona Musti Dewinda Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris TM 2019
Keluhkan Jam Karet Dosen
Konsentrasi belajar saat waktu perkuliahan daring dirasa semakin menurun. Dosen seharusnya lebih perhatian atas masalah waktu perkuliahan ini. Banyak terjadi di lapangan ketika jam perkuliahan mesti dimulai, dosen justru masuk setelah tiga puluh menit dari jadwal yang seharusnya. Akibatnya, waktu tersebut terbuang sia-sia saja. Meskipun perkuliahan dilakukan secara daring, sudah sepantasnya dosen tersebut mengajar sesuai waktu yang ada, baik saat di Zoom, membagikan kuis, dan memberikan soal-soal pada jam perkuliahan. Rahmi Azizah Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika TM 2019
Was-was Lift Macet Lift di gedung lama Fakultas Bahasa dan Seni sering terjadi masalah, yaitu tiba-tiba macet, sehingga menyebabkan beberapa orang di dalamnya terjebak dalam waktu yang tidak singkat. Berdasarkan pengalaman, bahkan terdapat mahasiswa yang mengalami sesak nafas dan trauma setelah terjebak di dalam lift. Oleh karena itu, fasilitas tersebut perlu ditinjau kembali secara berkala. Aisyah Rahmi Azzahra Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2019
Oleh Alim Harun Pamungkas Pengajar Filsafat Pendidikan Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Apa yang membedakan antara pelanggaran dan kejahatan? Bahasan ini kiranya menarik perhatian seluruh warga kelas untuk mengajukan pendapatnya. Pelanggaran adalah penentangan terhadap kesepakatan logis. Sementara kejahatan merupakan pengingkaran terhadap nilai-nilai universal. Pada bagian lain terdapat ketidakpuasan warga kelas tentang moral dan kejahatan. Untuk itu, mari perhatikan konsep tentang moral, moralitas, dan norma moral. Moral bersandar pada baik atau buruknya manusia sebagai “manusia”. Kebaikan yang merupakan suatu sikap hati yang tercermin dari perbuatan baik tanpa pamrih disebut moralitas. Masyarakat mengukurnya dengan norma moral. Moral manusia dipelajari melalui cabang kajian filsafat yang disebut etika (filsafat moral). Dalam kajian etika terdapat teori etika. Teori etika digunakan untuk memahami tentang fakta moral (kaidah yang tersirat tentang kehidupan moral dan tindakan moral). Fakta moral terdiri dari, pertama, fakta tentang perilaku dan kehidupan seseorang sebagai pribadi yang bertanggung jawab. Kedua, fakta sebagai maksud, patokan, dan tingkah laku kelompok dan institusi. Moral terdiri dari empat hal yang berkaitan, yaitu sikap dan penalaran moral individu, perilaku dan tindakan
moral individu, nilai moral dan norma sosial, serta pranata moral dan fakta moral sosial. Nuansa moral melingkup pada sikap dan penalaran moral yang tersembunyi, perilaku dan tindakan moral yang dapat diamati, nilai moral dan norma sosial yang sebagai unsur ideologis sistem sosio-budaya, serta adat-istiadat dan perilaku terpola masyarakat yang dapat diamati. Setiap orang adalah pelaku moral. Pelaku moral menjalankan aktivitas filosofis praksis meliputi refleksi dan aksi secara berkesinambungan. Pelaku moral mampu memilih dan bertindak berdasarkan pada nilai kebenaran dan kebaikan hanya apabila pelaku moral telah “melek moral”. Dapat diartikan, seseorang akan memilih untuk melakukan tindakan korupsi atau tidak adalah ditentukan pada sejauh mana ke-“melekan”-nya tentang korupsi. Literasi moral terdiri dari tiga komponen, yaitu pengetahuan yang cukup, kearifan moral, dan keterampilan penalaran. Komponen pengetahuan merupakan komponen dasar pertama yang harus dimiliki oleh seorang pelaku moral untuk pengambilan keputusan moral. Sebagaimana seorang ilmuwan yang berhasil dalam suatu penelitian yang dilakukan karena memiliki pengetahuan tentang fakta yang memadai dan teori yang relevan, maka seseorang pelaku moral pun harus memiliki pengetahuan dan informasi yang cukup tentang korupsi. Oleh karena itu, seorang pelaku moral, perlu dan harus bertanggungjawab untuk memperoleh pengetahuan dan informasi yang cukup tentang korupsi untuk tidak melakukan tindakan korupsi sebagai suatu keputusan moral. Komponen kearifan merupakan komponen dasar kedua yang harus dimiliki oleh seorang pelaku moral untuk tidak melakukan tindakan korupsi. Kejujuran, keadilan, kepeduliaan, ke-
hormatan, dan tanggung jawab merupakan moral universal. Sejauh mana seseorang memahami tentang korupsi adalah terletak pada setia atau tidak setianya seseorang terhadap kearifan tersebut. Komponen keterampilan merupakan komponen dasar ketiga yang harus dimiliki oleh seorang pelaku moral untuk tidak melakukan tindakan korupsi. Penalaran moral menuntut pengenalan nilai dalam situasi moral yang berhubungan dengan tindakan korupsi. Penalaran moral yang dilakukan mensyaratkan seseorang untuk berpikir secara terbuka dan cermat terhadap pandangan orang lain, mempertimbangkan dampak etik dari suatu keputusan moral yang akan dibuatnya, sanggup mempelajari tentang kelebihan dan kekurangan dari pendiriannya dan orang lain, serta bersedia untuk bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukan dan apa yang diyakininya. Namun demikian, pengamatan dan kesimpulan terhadap suatu tindakan seseorang, bukanlah suatu gambaran memadai tentang kematangan moral seseorang. Karena dua orang yang tidak melakukan tindakan korupsi, bukan berarti keduanya memiliki kemelekan moral yang sama tentang korupsi. Kemelekan moral keduanya ditetapkan menurut tingkat penalaran moral mereka sebagai alasan dari tindakan mereka. Seseorang yang memutuskan untuk tidak melakukan tindakan korupsi berarti ia telah melakukan pengambilan keputusan moral sebagai hasil dari penalaran moral yang dilakukannya. Kualitas penalaran moral ini diukur berdasarkan pada logika, bukti pendukung, dan konsistensi. Suatu penalaran moral haruslah dilakukan secara logis dan sesuai dengan kaidah umum penarikan kesimpulan, sehingga dapat menghasilkan suatu keputusan moral yang berdasar pada kecermatan, kesesuaian dan kelengkapan.
4
LAPORAN
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
Gonjang-ganjing Seputar Legislatif Wawancara: Ganto (kanan) saat mewawancarai Ketua Majelis Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (MPM KM) Universitas Negeri Padang (UNP) Dzaki Muhammad Nanda (kiri) di depan Sekretariat MPM KM UNP, Jumat (24/4). f/ Sandi.
Pertentangan sidang suksesi hingga penyegelan sekretariat Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (MPM KM) menjadi catatan peristiwa yang mewarnai tanggapan berbagai kalangan. Beragam pendapat yang mengemuka kemudian kembali diperjalas. Oleh Rahma Livia Kedaulatan negara mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) yang biasa disebut Keluarga Mahasiswa (KM) memiliki lembaga tertinggi yang dipegang oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa. Bentuk negara KM UNP yaitu federal yang dalam pasal 5 Undang-Undang Dasar (UUD) KM UNP Tahun 2019 disebutkan adanya negara bagian (fakultas). Dalam hal ini negara bagian pemerintahannya dijalankan oleh Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM). Masing-masing negara bagian (fakultas) memiliki beberapa otonomi khusus dan pemerintah pusat yang mengatur beberapa keputusan yang bersifat nasional. Pertentangan sidang suksesi Melihat kembali pada sidang suksesi pemilihan ketua MPM dan sekretaris MPM pada 18 Oktober 2020 lalu, menimbulkan sejumlah penolakan dari berbagai BPM. Diantaranya yaitu BPM Fakultas Teknik (FT), BPM Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), BPM Fakultas Ilmu Sosial (FIS), BPM Fakultas Ekonomi (FE), dan BPM Fakultas Pariwisata dan Perhotelan. Alasanya lantaran mereka tidak dilibatkan dalam sidang suksesi. “Ketua BPM FT dan fakultas lainnya tidak dilibatkan,” ujar Anggara Islami Dasya Ketua BPM FT, Jumat (20/11/2020). Menanggapi hal tersebut lebih lanjut, Anggara selaku Ketua BPM FT yang saat itu sulit dihubungi Ganto untuk dimintai wawanacara, akhirnya menjelaskan secara singkat lewat pesan WhatsApp jika terdapatnya koordinasi yang tidak berjalan baik antara BPM FT dengan MPM. Hal ini lantaran kurangnya sosialisasi UUD KM UNP Tahun 2019 oleh MPM. “Kurangnya sosialisasi dari MPM terkait UUD KM UNP yang telah disahkan di tahun 2019,” ungkapnya saat dihubungi Ganto via WhatsApp, Rabu (21/4). Sementara itu, pada sidang
suksesi lalu ia mengungkapkan jika BPM FT tidak dilibatkan yang ketentuannya sudah diatur dalam UUD KM, bahwa ketua BPM adalah anggota MPM secara ex officio. Terkait seperti apa jelasnya hubungan yang tidak berjalan baik seperti diungkapnya, tidak dijelaskan lebih lanjut lantaran Anggara enggan membalas pesan lanjutan. Tak jauh berbeda dengan BPM FT, Sekretaris Umum BPM FBS UNP, Siti Masrika juga mengungkapkan memang terdapat beberapa koordinasi lainnya yang kurang antara BPM FBS dengan MPM, seperti salah satunya adalah kurang berjalannya konsolidasi. “Beberapa ada seperti pemilu, sementara konsol itu kurang jalan. Mungkin MPM disibukkan persoalan internal ataupun universitas,” terangnya, Jumat (7/5). Lebih lanjut Masrika menuturkan jika penerapan UUD KM belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Selain itu kurangnya sosialisasi MPM ke legislatif fakultas juga menjadi hal yang dirasa belum berjalan lancar. Hal tersebut ditanggapi Masrika bahwa perlunya pencerdasan oleh MPM kepada BPM yang dapat mencegah terjadinya multitafsir pasal-pasal. “Bagusnya itu kan satu arahan, satu makna, sampai ke bawah tidak ada misscom. Itu yang kurang, dari MPM kurang sosialisasinya,” sambungnya. Sementara itu, Ketua BPM FIS, Fikri Shobri menuturkan selama pandemi memang koordinasi antara BPM FIS dan MPM sedikit longgar, namun hal tersebut masih berjalan baik. “Berjalan semestinya walaupun situasi pandemi,” ucapnya, Sabtu (24/4). Terkait kejelasan pasal dari UUD KM, Fikri menilai terdapat beberapa pasal yang dipermasalahkan seperti pada Pasal 7 Ayat 1 (b) UUD KM Tahun 2019 mengenai keanggotaan dan keikutsertaan BPM di dalam MPM. Lebih lanjut saat ditanyai Gan-
to, Fikri menjelaskan bahwa ia belum menerima pembaharuan atau pun perbaikan mengenai pasal tersebut. “Harapan kami pasal tersebut diperbaiki karena sangat rancu,” ungkap Fikri. Serupa dengan sebelumnya, Ketua BPM FE Dandy Muhammad Riady menerangkan terdapat hubungan yang berjalan lancar antara BPM FE dengan MPM. “Untuk pengurusan tahun ini saya akan mencoba berkoordinasi lebih baik lagi dari kepengurusan tahun sebelumnya,” terangnya kepada Ganto, Senin (19/4). Sementara itu, Dandy juga menilai terdapat salah satu pasal yang dirasa perlu diperhatikan kembali, yaitu Pasal 2 UUD KM Tahun 2019 mengenai bentuk negara mahasiswa yang federal. “Kita ketahui negara Indonesia adalah negara kesatuan. Nah kenapa pada UU KM membentuk miniatur negara dalam bentuk federal.” Ucapnya. Kurangnya koordinasi juga diutarakan Azhed Zailani, Ketua BPM FIP saat diwawancarai Ganto via WhatsApp. Selain koordinasi saat pemilu, koordinasi lainnya sudah jarang terjadi. Ia menilai hal ini terjadi lantaran pandemi. “Jadi, untuk komunikasi ini sekarang mulai berkurang,” jelasnya, Senin (19/4). Ahzed menambah jika pasal-pasal yang belum jelas dapat diperbaiki agar mengurangi kerancuan. Salah satunya kejelasan status dari ketua BPM di dalam MPM. Ahmad Paisal, Ketua BPM FIK saat diwawancarai Ganto Kamis (29/4), mengamati bahwa sejauh ini UUD KM te-lah dirancang dengan baik dan tidak merugikan. Jika ada yang bermasalah tentunya akan segera direvisi lagi. Menjawab persoalan tersebut, Ganto pun menemui Ketua MPM UNP, Dzaky Muhammad Nanda. Saat berbincang dengannya di teras sekretariat MPM, Dzaky
menjelaskan jika permasalahan yang terjadi saat sidang suksesi merupakan akibat kurangnya komunikasi antara panitia dan BPM. Ia menjelaskan jika ketua BPM diakui sebagai ex officio yang berarti anggota di luar kepengurusan. Dalam sidang, ketua BPM dalam hal ini sebagai peserta peninjau. Peserta peninjau hanya punya hak bicara, boleh menyampaikan pendapat namun tidak berhak untuk menyepakati atau menolak hasil sidang. Lebih lanjut, permasalahan tersebut telah diselesaikan di tingkat rektorat. “Di rektorat diselesaikan, alhamdulilah sekarang sudah selesai,” paparnya, Senin (23/4). Terkait aspirasi, Dzaky menjelaskan tentunya dalam undang-undang terdapat ketidaksempurnaan. Kadang dalam satu tahun ini cocok, tahun berikutnya belum tentu cocok. Tentunya hal tersebut selalu ditinjau, bagaimana penjalanan dari aturan itu, apakah perlu dievaluasi atau diperbaiki. Penyegelan oleh oknum tak dikenal Tak lama ini juga, sekretariat MPM KM UNP terjadi peristiwa penyegelan pada Senin malam (8/2). Sebelumnya, sekretariat yang berada di dekat FE itu pun juga pernah disegel pada Sabtu (23/1). Terdapat meja dan balok kayu yang menghalangi pintu masuk sekretariat. Selain itu, plang MPM yang berada di depan sekretariat juga dicoret-coret oleh oknum tak dikenal. Hal tersebut memunculkan beragam tanggapan, salah satunya Dosen Jurusan Ilmu Sosial Politik Irwan, M.Sc. Ia menyayangkan perilaku oknum yang tidak bertanggung jawab mencoret dan menyegel sekretariat MPM KM UNP. Seharusnya, ungkap Irwan, ketidaksetujuan tersebut alangkah lebih baiknya dapat disampaikan dalam forum dengan cara yang layak, jelasnya saat diwawancarai Ganto lewat
sambungan telepon, Kamis (6/5). Sementara itu, Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia TM 2019, Oscar Randa menilai bahwa hal tersebut bisa saja terjadi akibat terkikisnya kepercayaan mahasiswa terhadap MPM KM UNP yang menimbulkan kekecewaan pihak tertentu. “Menurut saya hal ini terjadi karena hilangnya rasa kepercayaan mahasiswa,” ucapnya, Senin (19/4). Mahasiswa Jurusan Psikologi TM 2017, Dinda Syafvira juga sangat menyayangkan terjadinya peristiwa tersebut. Menurutnya, permasalahan tersebut akan lebih baik jika dapat diselesaikan melalui audiensi yang tepat. “Tentunya saya menentang kejadian tersebut,” ungkapnya, Senin (23/4). Harapannya, hal ini tak terjadi lagi di masa mendatang. Peristiwa penyegelan itu sendiri diungkap Dzaky selaku Ketua MPM KM UNP terjadi karena dua hal, pertama persoalan UKT. Kurangnya komunikasi dengan lembaga lain seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan BPM yang mengakibatkan aspirasi mahasiswa menjadi kurang diperjuangkan. “Kita kurang memperjuangkan aspirasi mahasiswa, makanya ada tuntutan,” terangnya. Kedua, persoalan Pemilihan Umum (Pemilu) BEM. Dzaky menegaskan jika tidak harus setiap tahun terdapat dua pasangan calon. Jika tidak memenuhi syarat maka data tersebut tidak dapat valid. Menurutnya, kisruh pemilu yang terjadi sebenarnya sudah berdasarkan prosedur yang tepat. Berdasarkan pemilu lalu itu, hanya satu yang memenuhi persyaratan, sementara yang lain belum. Atas dasar itulah PPU memutuskan satu pasangan calon. “Maka dari itu ada yang tidak puas padahal sudah berupaya,” ucapnya. Reporter: Nurul, Tharifa, Lidya, Sandi, Rino, Rizka, Azizah, Rahma, dan Habil.
LAPORAN
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
5
Sengkarut Pemilu Ikrar: Pembacaan sumpah oleh Presiden Mahasiswa dan Wakil Presiden Mahasiswa terpilih di Pendopo Mahasiswa Universitas Negeri Padang, Rabu (17/3). f/Rino.
Pertentangan Pemilihan Umum (Pemilu) Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) menjadi polemik di kalangan mahasiswa hingga lembaganya. Protes pun dilayangkan lantaran menolak adanya calon tunggal pada pemilu kali ini. Oleh Rahma Livia Pertentangan pemilu Pemilu Presiden Mahasiswa (Presma) dan Wakil Presiden Mahasiswa (Wapresma) (BEM KM Universitas Negeri Padang (UNP) yang telah berlansung pada Maret lalu menimbulkan sejumlah polemik. Pasalnya kemenangan pasangan calon nomor urut 01 Wahyudi Afrizon dan Muhammad Irfansshadiq yang berhasil memperoleh 7033 suara itu dinilai tidak layak lantaran melawan kotak kosong. Pertentangan pemilu pada periode ini pun datang dari BEM Fakultas Ilmu Sosial (FIS) yang melayangkan pernyataan menolak adanya calon tunggal pada pemilu Presma dan Wapresma periode 2021/2022 yang diunggah melalui laman Instagram-nya, Minggu (28/2). Adapun lima pernyataan sikap yang ditunjukkan BEM FIS. Pertama, menolak adanya calon tunggal pada pemilu Persma dan Wapresma BEM KM UNP karena dinilai cacat hukum. Kedua, menuntut Panitia Pemilihan Umum (PPU) dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) untuk bersikap netral dan profesional yang berlandaskan azas kekeluargaan profesional dalam mengambil keputusan. Ketiga, mempertanyakan pemahaman PPU terhadap Undang-Undang Pemilu yang berlaku (pasal 50). Keempat, menuntut Majelis Permusyawatan Mahasiswa (MPM), PPU, dan Panwaslu untuk melakukan konsolidasi secara terbuka terhadap oganisasi mahasiswa selingkungan UNP. Kelima, tidak akan bekerja sama dengan MPM KM UNP dan BEM KM UNP, baik secara langsung maupun tidak langsung jika tidak mengindahkan hal tersebut. Hal tersebut lebih lanjut diungkapkan Gubernur BEM FIS Aldo Wahyudi saat diwawancarai Ganto via WhatsApp. Ia menuturkan agar pemilu terse-
but dijadwalkan ulang. “Terlihat jelas dari pasalnya (pasal 50), minimal dua paslon sedangkan kenyataannya tidak sesuai,” ungkapnya, Senin (1/3). Tanggapan terkait pemilu itupun juga senada diungkapkan oleh beberapa mahasiswa yang memiliki sikap pertentangan yang sama dengan BEM FIS. Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia TM 2019, Oscar Randa menilai pemilu yang telah berlansung tersebut menjadi hal yang baru baginya. Ia pun juga menyarankan memang selayaknya pemilu tersebut diulang. “Tidak etis saja memilih tapi calonnya tunggal,” terangnya, Senin (19/4). Aktivis dari Organisasi Wadah Pejuang Penegak Solusi Politik, Al Mukhollis Siagian menilai, adanya calon tunggal dalam pemilu BEM KM kali ini menujukkan kegagalan demokrasi yang ada di UNP, ucapnya, Rabu (21/4). Adanya pemilu dengan satu pasang calon tunggal melawan kotak kosong tersebut, diakui Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan TM 2019, Muhammad Rafif, membuatnya enggan melakukan e-voting dan memilih golput. “Tidak (memilih) karena lawannya kotak kosong,” Jumat (23/4). Kehadiran pemilu dengan calon tunggal tersebut menjadi hal yang membingungkan bagi RI (inisial) yang enggan menyebutkan namanya. Ia mengutarakan, bagaimana bisa hal tersebut dapat terjadi. “Apakah syarat yang ada terlalu berat atau ada hal lain yang membuat calon yang mendaftar dianggap tidak memenuhi syarat,” paparnya lewat pesan WhatsApp, Kamis (22/4). Namun lain halnya dengan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah TM 2018, Febby Syafitri yang menilai bahwa sahsah saja pemilu dengan satu pasang calon tunggal. Menurutnya, mahasiswa dapat memilih alternatif yang ada. “Pilih paslon yang
ada, atau mencoblos kotak kosong, atau tidak menggunakan hak suara,” jelasnya, Selasa (20/4). Menjawab pendapat yang mengemuka tersebut, Ketua PPU Afridho Afnanda saat ditemui Ganto secara lansung di sekretariat MPM mengatakan bahwa dalam Undang-Undang Pemilu tidak disebutkan untuk memilih pasangan calon harus dibutuhkan dua pasang calon. “Diksi dalam undang-undang itu memilih salah satu sehingga menimbulkan asumsi publik bahwa harus ada minimal dua paslon,” jelasnya, Kamis (15/4). Tingginya angka mahasiswa memilih golput pada periode ini, yakni sebanyak 78.11 persen dikarenakan situasi pandemi yang mengharuskan sosialisasi daring. Berbeda halnya di tahun sebelumnya, panitia mengadakan pertemuan lansung untuk sosialisasi tersebut, lanjut Ridho. Dilansir dari ganto.co terkait penjelasan calon tunggal pada pemilu kali ini bahwa Serkretris PPU, Nada Salsabila mengungkapkan pada mulanya terdapat tiga bakal pasang calon yang akan mencalonkan diri pada pemilu tahun ini. Namun satu diantaranya memilih mengundurkan diri dan yang lainnya gugur karena tidak memenuhi syarat pada saat verifikasi akhir, Senin (1/3). Dosen Jurusan Ilmu Sosial Politik, Irwan, M.Sc menilai pemilu dengan satu pasang calon tunggal menjadi hal yang menggelitik. Pasalnya ia menilai bahwa dalam pemilu tersebut setidaknya terdapat dua pasang calon, sehingga edukasi politik didapatkan oleh mahasiswa lewat memilih salah satu pasang calon terbaik, pungkasnya lewat sambungan telepon, Kamis (6/5). Dengan tingginya angka golput pada pemilu BEM KM periode ini justru menjadi ironi
saat situasi serba daring mestinya memudahkan mahasiswa untuk ikut serta dalam pemilu kali ini. “Besar sekali angkanya. Harusnya kalau pemilihan secara daring tingkat partisipasinya lebih tinggi,” tutup Irwan. Sementara itu, Dosen Jurusan Ilmu Sosial Politik, Al Rafni mengemukakan bahwa hal tersebut menunjukkan indikator kemelekan politik mahasiswa di UNP yang rendah. Ia berharap kedepannya hal tersebut dapat menjadi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas demokrasi mahasiswa. “Agar menjadi role model bagi temannya,” Selasa (24/4). Senada dengan Rafni, Dosen Jurusan Kimia, Miftahul Khair, S.Si, M.Sc menilai masih rendahnya iklim demokrasi mahasiswa UNP dengan keterlibatan politiknya yang hanya berada di bawah 30 persen. Lagi-lagi peran MPM KM dalam hal ini turut disorot. “Tergantung mekanisme yang berjalan selama ini, baik oleh MPM KM yang mensosialisasikan atau dari tim sukses,” terangnya, rabu (25/4). Prosedur Pemilu Ketua MPM KM, Dzaky Muhammad Nanda yang saat itu berkesempatan diwawancarai oleh Ganto secara lansung di sekretariat MPM menegaskan jika jalannya pemilu lalu sudah melalui prosedur yang benar. Terjadinya pemilu dengan naiknya calon tunggal sudah berdasarkan kualifikasi yang ditetapkan, sehingga yang memenuhi sampai tahap akhir hanya satu pasang calon saja. “Kalau prosedurnya tidak dituruti secara benar, tidak mungkin kita memberikan kelonggaran sementara pihak yang lain kita ketatkan,” pungkasnya, Senin (23/4). Lebih jelasnya lagi, Dzaky mengungkapkan memang terdapat tiga bakal calon pada
pemilu yang berjalan pada Maret itu, namun yang melengkapi persyaratan disebutkan hanya satu. Sementara yang lain memberikan persyaratan yang kurang. Keputusan naiknya satu pasang calon ini dijelaskan Dzaky juga sudah dimusyawarahkan dalam waktu yang lama. Menjawab terkait pemilu yang dinilai tidak sesuai aturan, Dzaky sendiri menegaskan jika hal tersebut sudah sesuai aturan yang ada. “Sesuai dengan aturan, karena tentang dokumen dan berkas yang lain itu sesuai dengan UU pemilu,” ucapnya. Diungkapkan Dzaky, bahwa buntut dari pertentangan pemilu ini salah satunya bermuara pada penyegelan sekretariat MPM oleh oknum yang tak dikenal. Namun ia menerangkan bahwa sebetulnya calon tunggal dalam pemilu bukan berarti tidak dibolehkan. “Sifatnya dalam pemilihan itu masih demokrasi, dalam artian kita masih punya pilihan. Beda kalau kita punya satu calon tunggal tapi tanpa pemilihan sudah ditetapkan saja langsung menjadi presiden. Itu yang sebenarnya melanggar,” tutupnya. Sementara itu, Presma BEM KM UNP Imam Wahyudi Afrizon berpendapat, tingginya angka golput pada pemilu yang memenangkannya pada periode kali ini dinilai menjadi tantangan untuk tahun pemilu berikutnya. Ia mengatakan bahwa pemilu tersebut merupakan tanggung jawab bersama yang diharapkan agar seluruh mahasiswa dapat turut serta mengikuti pemilu lalu. “Jadi tidak bisa dititikberatkan ke MPM dan PPU,” komentarnya saat dihubungi Ganto lewat sambungan telepon, Selasa (27/4).
Reporter: Afdal, Azizah, Fitria, Liza, Mitha, Rezky, Rizka, Siska, dan Taufik.
LAPORAN
6
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
Kehidupan Demokrasi Mahasiswa Demokrasi kehidupan kampus merupakan sebuah sistem keorganisasian mahasiswa yang kekuasaannya juga berada di tangan mahasiswa. Untuk menghimpun kebebasan demokrasi tersebut maka diperlukan sebuah lembaga mahasiswa yang berfungsi sebagai tempat bernaung, merencanakan, mengorganisasikan, penampung aspirasi dan mengimplementasikan suara-suara mahasiswa lainnya. Pada riset edisi kali ini, Ganto melakukan survei kepada mahasiswa terhadap kehidupan demokrasi dan eksistensi lembaga organisasi mahasiswa di tengah naiknya angka golput sebanyak 78,11% pada pemilu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) lalu.
Bagaimana pendapat Anda terhadap meningkatnya mahasiswa golput pada pemilu Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa 2021 ?
Apakah Anda puas dengan kinerja lembaga mahasiswa sebagai perwakilan suara mahasiswa?
Apakah menurut Anda jalannya demokrasi mahasiswa telah diterapkan secara maksimal?
Apakah Anda pernah menyalurkan Bagaimanakah partisipasi Anda dalam hak pilih berdemokrasi aspirasi kepada lembaga di kampus? mahasiswa yang ada?
Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Vedri Rahmadhana
WAWANCARA KHUSUS
Iklim Demokrasi yang Masih Rendah lan tersebut secara khusus di ruangan jurusannya, Selasa (24/4).
Al Rafni M.Si Dosen Jurusan Ilmu Sosial Politik
Sejumlah kejadian beberapa pekan lalu berupa penyegelan Sekretariat Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) dan polemik pemilu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menjadi catatan penting bagi kehidupan demokrasi mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) selama pandemi Covid-19 ini. Berbagai opini berkembang di kalangan mahasiswa dalam menyikapi persoalan tersebut. Ganto pada edisi kali ini mencoba menemui Dosen Jurusan Ilmu Sosial Politik, Al Rafni M.Si untuk menganalisis persoa-
Bagaimana tanggapan anda tentang penurunan partisipasi mahasiswa selama lima tahun terakhir pada pemilu BEM dan 78.11% mahasiswa memilih golput pada pemilu kali ini? Mengambarkan bahwa itu sikap politik, jadi harus dihormati juga. Mungkin mereka merasa kandidatnya agak kurang. Itu sebenarnya adalah hal yang biasa dalam kehidupan demokrasi jika kita bicara tentang demokrasi dan preferensi pilihan politik. Sebenarnya di kampus ini adalah miniatur dalam kehidupan politik. Di kampus kita tidak diperbolehkan berpolitik, namun ini merupakan hal yang baik untuk bisa melihat bahwa preferensi pilihan itu memang murni dari pilihan rasional, bukan karena tekanan atau paksaan dari yang lain. Tapi belajar bagaimana melakukan preferensi pilihan politik yang cerdas. Sebenarnya semua tidak masalah, asal semuanya sesuai dengan koridor hukum. Kita mengajarkan
demokrasi agar semua mengerti bagaimana sebenarnya realitas empiris. Bagaimana tanggapan anda terkait kehidupan demokrasi di UNP? Namanya kita mahasiswa sebagai agen perubahan. Sejak dini harus mengenal pola kegiatan demokrasi di panggung politik agar kedepannya dapat menjadi pemimpin dalam suatu sistem politik yang nyata. Mahasiswa setiap pergantian rezim mempunyai peran penting dalam pergantian sistem politis di Indonesia, dari non-demokratis menjadi demokratis dan terkontrol. Dalam khusus berorganisasi tentu bagaimana menjadi organisator yang baik untuk kedepannya. Tanggapan tentang pemilu dengan calon tunggal? Jika dilihat sebenarnya ini melanda banyak negara, bukan hanya di Indonesia. Ini adalah salah satu indikator menuju ‘kemelekan politikan’ masyarakat. Kemelekan politikan di kampus ini juga ditandai dengan sikap
kritis mahasiswa yang merasa kandidat yang naik itu tidak begitu representatif dari kaca mata mereka. Oleh sebab itu, kini adalah pembelajaran ke depan untuk lebih bisa meningkatkan kualitas hidup berdemokrasi mahasiswa sendiri. Agar menjadi role model bagi temannya. Sehingga ada suatu legitima si kekuatan politik yang eksis. Beberapa waktu lalu terjadi penyegelan sekretariat MPM oleh oknum tak dikenal, bagaimana tanggapan anda? kritik atau masukan dalam kehidupan berdemokrasi itu perlu. Terlebih dalam menciptakan good government student, itu sangat penting. Tetapi kalau sudah di luar etika, kebiasaan dan keberadaban itu sangat disayangkan. Dalam bentuk apapun kritik, tentu dipersilahkan. Karena kita hidup dengan membuka keran demokrasi. Apabila kritik yang dilayangkan bersifat membangun tentu dilayani. Harusnya nilai-nilai pendidikan itu ada, karena rata-rata mahasiswa akan menjadi calon pendidik.
Pada sidang suksesi MPM lalu terjadi pertentangan hasil oleh beberapa BPM, bagaimana pendapat anda? Kalau dalam sistem pemilu kenegaraan atau di kampus terdapat dua hal yang sangat mendasar. Pertama adalah proses elektoralnya. Kedua adalah proses hukumnya. Jika dua syarat itu terpenuhi maka tidak masalah. Kalau seandainya tidak diundang (BPM) ya tidak heran kalau mereka tidak datang. Kalau forum sudah menyepakati pembentukan, maka regulasinya baik. Tapi kalau forumnya tidak pas, tidak ada wakil dari beberapa fakultas tentu cacat hukum jadinya jika tidak sesuai dengan peraturan. Jadi sebenarnya belajar hidup berdemokrasi itu hanya dua yaitu, peraturan ditetapkan dan proses mematuhi aturan. Kalau tidak seperti itu, maka akan kacau. Persetujuan dan pertentangan itu adalah hal yang relatif. Tetapi kita tidak bisa melabelkan kehidupan politik suatu organisasi jika kita tidak tahu indikator apa yang menjadi ukurannya.
LAPORAN
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
7
ARTIKEL LAPORAN
Pasangan Tunggal Melawan Kotak Kosong Pemilihan umum (pemilu) menjadi sangat dekat hubungannya dengan masalah politik dan pergantian pemimpin. Dilansir dari situs resmi Komisi Pemilihan Umum, dalam sebuah negara demokrasi, pemilu merupakan salah satu pilar utama dari proses akumulasi kehendak masyarakat. Pemilu sekaligus merupakan proses demokrasi untuk memilih pemimpin, Pemilu sebagai wujud demokrasi dan salah satu aspek yang penting untuk dilaksanakan secara demokratis. Kekuatan rakyat ternyata memang masih memiliki peran besar dalam pemilu. Hal itu terlihat dari Pemilihan Kepala Daerah yang terjadi di kota Makasar. Partai-partai politik beramai-ramai hanya mengajukan satu calon pasangan, berhadapan dengan lawan berupa kotak kosong. Hal yang tentunya diyakini oleh kalangan elit partai pasti akan menghasilkan kemenangan gemilang tanpa lawan. Tetapi kenyataan berkata lain, ternyata hasilnya malah berbuah sebaliknya. Masyarakat lebih banyak memilih kotak kosong dibandingkan calon tunggal dukungan partai politik, sehingga secara otomatis pemenangnya adalah kotak kosong itu sendiri.
Kenyataan ini seolah membuka lebar-lebar mata seluruh komponen bangsa, bahwa sejatinya pemilihan umum kepala daerah harus dapat benar-benar menampilkan tokoh pilihan rakyat, bukan hanya pilihan partai politik. Bila yang terjadi sebagaimana pilkada kota Makasar, maka para elit partai politik patut berbenah diri dan melakukan evaluasi besar-besar, karena telah melakukan tindakan yang tidak diinginkan rakyat. Karena sejatinya partai politik merupakan kendaraan politik rakyat dalam mengisi kekosongan jabatan. Namun bila tidak terlaksana, maka ada yang salah dari kendaraan itu sendiri. Pemilu mahasiswa biasanya dilakukan dalam rangka memilih presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan juga memilih anggota DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa). Tentu menjadi presiden BEM serta anggota DPM bukanlah perkara mainan atau hanya sekedar adu “tampang” ibaratkan konstes-kontes ke-
cantikan. Pemilu mahasiswa ini adalah ajang penting sekaligus pembelajaran demokrasi serta politik bagi mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa. Maka dari itu dibutuhkan persiapan serta visi-misi yang dirancang dengan sungguh-sungguh dan tanpa main-main. Karena konsekuensinya adalah setelah ter-
Ilustrator: Vedri Rahmadhana
pilih di kemudian hari yang bersangkutan harus dapat merealisasikan janji-janji politiknya kepada masyarakat atau publik. Pemerintahan dalam mahasiswa seringkali diibaratkan juga sebagai miniatur dari sebuah pemerintahan dalam lingkup negara. Yang berbeda adalah yang mengisi dan menjadi aktor dalam pemerintahan mahasiswa tersebut tentu mahasiswa itu sendiri. Sama halnya dengan pemerin-
tahan negara, dalam membentuk pemerintahan mahasiswa, digunakan beberapa cara salah satunya adalah dengan sistem demokrasi yang kemudian dijalankan melalui pemilu.Sebagai salah satu cara untuk melanjutkan estafet pemerintahan serta mencari pemimpin baru tentu pemilu mahasiswa sama pentingnya dengan pemilu negara. Namun pertanyaannya bagaimanakah nuansa demokrasi dan politik pemerintahan ala mahasiswa ini? Menjawab pertanyaan di atas dapat dilihat dari kejadian yang terjadi di Universitas Negeri Padang (UNP) beberapa waktu yang lalu, untuk pertama kalinya dalam sejarah pemilu Presiden dan Wakil Presiden BEM UNP periode 2020/2021 hanya ada satu paslon saja, hal ini tentu menimbulkan berbagai polemik ditambah dengan adanya Pasal 50 Undang-undang Pemilu yang sinya untuk mem-vote salah satu paslon dibutuhkan minimal dua paslon. Partisipasi mahasiswa UNP untuk mengikuti pemilu calon Presiden
Oleh Widia Nurfitri Sekretaris Umum SKK Ganto 2021 dan Wakil Presiden Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) bekerja sama dengan Panitia pemilu, juga semakin merosot dari tahun ke tahun, terutama dalam jangka waktu lima tahun terakhir, pada tahun 2020 terbukti sebanyak 78,11% mahasiswa golput dalam pemilu tersebut. Masalah Paslon melawan kotak kosong ini harus segera diusut tuntas dan juga diselesaikan, karena jika kejadian ini terjadi lagi tidak akan menutup kemungkinan semakin banyaknya mahasiswa yang memilih golput dibandingkan memilih secara terpaksa hanya karena ada satu pasang calon saja, mereka tidak dapat memilih dan menimbang siapa yang akan dipilihnya.
APA KATA MEREKA
Kualitas Demokrasi yang Rendah
Miftahul Khair, S.Si, M.Sc Dosen Jurusan Kimia
Terkait calon tunggal presiden dan wakil presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Negeri Padang (UNP) periode ini, menurut saya kualitas demokrasinya kurang bagus. Hal ini karena tidak memberikan pilihan yang banyak bagi mahasiswa UNP yang berjumlah 30.000 orang. Selain itu, banyak hal yang kemungkinan menyebabkan 78,11% mahasiswa yang golput pada pemilu lalu akibat dari mekanisme yang berjalan selama ini atau efek dari pandemi Covid-19. Namun hal ini tetap menunjukkan hal yang tidak bagus. Ketika seluruh mahasiswa terlibat hingga di atas 30% maka politiknya itu akan kuat, kalau hanya di bawah 30% yang terlibat sekarang maka itu akan membuat kekuatan dari presiden BEM KM pun tidak mapan, sebab mahasiswa banyak yang tidak terlibat memilih. Tapi ini tergantung pula mekanisme yang berjalan selama ini, baik oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (MPM KM) yang mensosialisasikan atau dari tim sukses yang mensosialisasikan. Kita mesti memahami kondisi pandemi sekarang. Saran saya, MPM KM bisa mewakili seluruh mahasiswa UNP, jadi keterlibatan dari seluruh mahasiswa untuk memilih itu memang harus tersosialisasikan dengan baik, agar perwakilan itu bisa diwakili dengan sempurna.
Menjadi Unik Tahun Ini
Meliana Sona Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika BEM FIS
Lima tahun terakhir selalu terjadi penurunan mahasiswa yang melakukan e-voting pemilu presiden dan wakil presiden BEM KM UNP. Menurut saya karena kurangnya penggencaran dan adanya beberapa orang yang berpendapat bahwa menjadi calon hanya berlaku bagi beberapa golongan saja. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan cara BEM KM menyelengarakan program kerja yang dirasa baik bagi kalangan mahasiswa selama pandemi ini. Calon tunggal tentunya cukup menjadi hal yang unik pada pemilu periode ini, karena sebelumnya belum ada calon tunggal. Namun alangkah baiknya pemilu memiliki minimal dua calon, sehingga lebih terasa persaingannya. Mengenai peremajaan ormawa mungkin adalah hal baru namun lebih baiknya tidak ada golongan-golongan tertentu yang menjadi presiden mahasiswa karena tua atau muda asalkan mereka bisa memimpin, maka tidak masalah berapa tingkatan tahun mereka di kampus. Menyoal kejadian yang menimpa penyegelan kesekretariatan MPM KM tersebut tentu sangat disayangkan, karena kita sebagai mahasiswa harus nya lebih cerdas melakukan sesuatu, jika merasa kinerjanya belum memuaskan bisa disampaikan secara baik-baik bukan dengan merusak properti kampus.
Lebih Terbuka Lagi
Findri Wara Putri Mahasiswa Jurusan Statistika TM 2018
Pemilu presiden dan wakil presiden BEM KM UNP dengan calon tunggal yang diadakan beberapa waktu lalu dirasa tidak efektif. Boleh dikata, jika hanya ada calon tunggal, tidak perlu dilakukannya e-voting, cukup dilakukan musyawarah dengan perwakilan dari masing-masing fakultas. Apalagi mahasiswa yang melakukan e-voting semakin menurun tiap tahunnya. Menurut saya, penurunan pemilihan e-voting tahun ini dikarenakan kurangnya kegiatan saat kampanye, jadi mahasiswa yang lainnya pun kurang tahu kapan pemilihan dilakukan, bagaimana karakter calon, serta apa saja visi dan misi mereka. Saya berharap pemerintahan BEM KM UNP ke depannya dapat berjalan lancar dan mampu mencapai visi dan misi. Selain itu pemilihan dengan calon tunggal ini pun sepertinya memberi dampak bagi MPM KM UNP, yaitu berupa penyegelan terhadap sekretariat MPM KM UNP. Kejadian ini sangatlah disayangkan, padahal oknum bisa saja memberikan pendapat di kotak saran atau keluhan secara langsung. Tapi jika seandainya keluhan sudah disampaikan namun tidak ada tanggapan, menurut saya wajar saja hal tersebut terjadi. Saya harap kedepannya MPM KM UNP lebih terbuka lagi dan bisa menampung semua aspirasi mahasiswa.
KONSULTASI
8 KONSULTASI AGAMA
KONSULTASI KESEHATAN
MSG dan Tumor
Dakwah Melalui Karya
Diasuh Oleh dr. Pudia M. Indika, M.Kes.
Diasuh Oleh Dr. H. Ahmad Kosasih, M.A
Pada saat sekarang ini dakwah dilakukan tidak hanya lewat ucapan dan seruan saja, tetapi juga melalui karya. Contohnya lewat lukisan, pakaian, hingga topi bertulisan lafaz Laa Ilaha Illallah. Saya ingin bertanya Pak, bagaimana hukumnya membawa atau memakai pakaian yang bertuliskan lafaz Allah ke dalam kamar mandi? Raudhatul Ushrati Mahasiswa Perpustakaan dan Ilmu Informasi TM 2017 Dakwah itu intinya ialah mengajak atau merangkul orang ke jalan Allah agar terjadi perubahan dalam diri orang yang diajak ke arah yang lebih baik. Berdakwah dapat dilakukan lewat lisan, tulisan, atau ketauladanan tergantung siapa yang menjadi sasaran dakwah itu sendiri. Allah berfirman: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik” (Q.S. An-Nahal/16:125). Sebagian mufasir menafsirkan kata hikmah itu ialah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. Mengajak itu tentu ada seninya. Atas dasar itulah dakwah memerlukan metode dan strategi. Namun, harus dibedakan antara metode, sarana dan tujuan. Metode tetaplah metode, sarana tetaplah sarana, ia tidak akan bisa menggantikan tujuan. Ketika seseorang berdakwah lewat karya seperti lukisan atau goresan kalimah thayyibah semisal lukisan Laa ilaha illallah, tentu sah-sah saja sepanjang itu diletakkan pata tempat yang selayaknya sesuai dengan keagungan kalimat itu. Terkait dengan pertanyaan ananda tentang hukum membawa atau memakai pakaian yang bertuliskan lafaz Allah ke dalam kamar mandi, sepanjang yang penulis ketahui adalah khusus untuk memasuki kamar mandi seperti yang disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Rasulullah melepaskan cincinnya saat akan memasuki kamar mandi karena di cincin bertuliskan lafaz Allah. Hal ini memberi pesan dan kesan kepada kita bahwa lafaz-lafaz yang mulia itu tidak selayaknya dibawa ke kamar mandi atau sejenisnya. Tetapi jika diletakkan di baju harus hati-hati memeliharanya jangan sampai melecehkan simbol suci itu. Hemat penulis, untuk ditulis di pakaian seperti baju apalagi celana jika sekadar dijadikan aksesoris, sebaiknya dihindari karena begitu sulit menjaganya. Hal ini tentu berbeda dengan tulisan ayat-ayat yang terdapat di dinding-dinding masjid yang sudah ditata sedemikian rupa. Bahkan bendera Kerajaan Saudi Arabia juga bertuliskan kalimat Laa Ilaha Illallah karena mereka juga tidak akan menempatkan bendera itu pada tempat yang tidak layak. Hikmahnya antara lain utuk menumbuhkan kesadaran orang kepada Allah. Terkait dengan lukisan memang terdapat perbedaan pandangan ulama. Sebagian ulama ada yang tidak membolehkan melukis makhluk hidup karena dianalogikan dengan patung, sedangkan patung mereka analogikan dengan berhala. Namun sebagian yang lain berpendapat bahwa tidak semua patung menjadi berhala. Sebaliknya, tidak pula setiap berhala terbuat dari patung. Jadi, berhala lebih kepada fungsinya sebagai sembahan, jika patung itu tidak dijadikan sembahan maka itu bukanlah berhala. Itulah agaknya tidak semua ulama memprotes lukisan sepanjang tidak berpotensi membahayakan atau merusak akidah dan moral. Termasuk juga ke dalamnya karya seni, sastra, dan musik sepanjang tidak melanggar norma dan nilai-nilai Islam. Jadi banyak hal yang dapat dijadikan sebagai sarana dan media untuk berdakwah sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syari’ah. Wallahu a’lam bisshawab.
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
Saya pernah didiagnosis penyakit Fibrodenoma Mammae (tumor jinak) sehingga memutuskan untuk dioperasi pada tahun 2017. Namun setelah pengangkatan tumor tersebut, saya dilarang orang tua untuk makan bakso, mie ayam, dan sebagainya karena makanan tersebut menggunakan Monosodium Glutamat (MSG) yang biasa disebut micin. Pertanyaaan saya apakah ada pengaruh micin terhadap perkembangan tumor, Pak?
Yuni Komala Dewi Mahasiwa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2018
Tumor adalah istilah umum untuk setiap benjolan abnormal. Definisi tumor yaitu adanya pertumbuhan yang tidak terkendali pada suatu jaringan di dalam tubuh individu. Secara garis besar, tumor dapat dibagi menjadi dua yaitu tumor ganas dan tumor jinak. Tumor jinak dapat berubah menjadi kanker apabila tidak ditangani secara baik. Beberapa makanan dan minuman dapat menjadi faktor risiko kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah makanan yang diasap dan diasamkan, minuman yang mengandung alkohol, makanan dan
minuman yang mengandung zat pewarna dan bahan tambahan pangan lainnya, makanan dan minuman yang mengandung logam berat seperti merkuri, makanan dan minuman yang mengandung bahan kontaminan seperti aflatoxin, dioksin, melamin, dan lainnya, serta berbagai makanan yang terbuat dari tepung murni dan berasa manis atau dari daging yang diproses secara berlebihan, seperti daging olahan, sosis, kornet, dan daging olahan lain yang berwarna. Makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar manusia, sehingga konsumsi setiap harinya harus beraneka ragam dan mengandung zat gizi seimbang. Terdapat hubungan antara makanan dan minuman tertentu dengan kejadian kanker. Makanan sehat adalah makanan yang membawa semua zat-zat gizi yang diperlukan dalam jumlah yang cukup, membawa berbagai jenis komponen bioaktif secara alamiah sebagaimana terdapat dalam bahan makanan, dan membawa berbagai macam serat dalam jumlah yang cukup. Senyawa yang terkandung dalam makanan juga dapat menjadi promotor untuk menimbulkan tumor atau kanker yang digolongkan sebagai karsinogen. Sebagian besar zat karsinogen adalah senyawa yang menjadi karsinogen setelah mengalami metabolisme dalam tubuh dan disebut prokarsinogen. Baik zat karsinogen dan prokarsinogen bersifat inisiator atau pencetus awal pada pertumbuhan kanker. MSG berasal dari asam amino glutamat atau asam glutamat, yang merupakan asam amino paling melimpah di alam. Asam glutamat adalah asam amino yang tidak esen-
sial, artinya tubuh dapat memproduksinya. Zat ini melayani berbagai fungsi dalam tubuh dan ditemukan hampir di semua makanan. Secara kimia, MSG adalah bubuk kristal putih yang menyerupai garam meja atau gula. Ini menggabungkan natrium dan asam glutamat, yang dikenal dengan garam natrium. Asam glutamat dalam MSG dibuat dengan fermentasi pati, tetapi tidak ada perbedaan kimia antara asam glutamat dalam MSG dan dalam makanan alami. MSG, vetsin, dan penambah rasa berpotensi menimbulkan kanker kolon dan hati, kanker ginjal, kanker otak, apabila digoreng dalam minyak suhu sangat tinggi. MSG atau vetsin pecah menjadi dua zat kimia baru yang bersifat mutagenik (menyebabkan kelainan genetik dan karsinogenik (menyebabkan kanker). Satu sendok teh MSG atau vetsin tidak membuat makanan terasa asin tetapi menjadi gurih dan lebih lezat karena terlalu banyak menambahkan MSG atau vetsin. Vitamin A, C, E dan selenium dikenal sebagai zat antioksidan yang dapat merangsang sistem imun tubuh untuk melawan radikal bebas yang membentuk karsinogen, termasuk menghalangi rusaknya sel normal lainnya. Vitamin A banyak terdapat pada sayuran berwarna kuning, seperti wortel, labu kuning, dan sebagainya. Vitamin C banyak dijumpai pada berbagai macam buah-buahan, terutama jeruk, jambu biji, dan sebagainya. Vitamin E banyak terdapat pada sayuran berdaun hijau, buah-buahan, jagung, minyak nabati, sereal. Sedangkan selenium banyak terdapat pada daging, kerang, sereal, produk ternak, dan produk laut.
KONSULTASI PSIKOLOGI
Takut Kritik
baik. Menurut ahli, kritik merupakan proses analisis dan evaluasi terhadap sesuatu yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan. Apabila dipahami, maka kritik yang diberikan orang lain bertujuan positif untuk kemajuan Diasuh Oleh Indah Sukmawati, S.Pd, M.Pd, Kons. diri. Namun ada kalanya respon pertama ketika mendapatkan kritikan Dosen Bimbingan dan Konseling yaitu tanggapan defensif. Namun, di saat yang sama perasaan tidak aman, Beberapa hari belakangan ini merasa rendah diri, dan sikap tidak saya sering merasa takut akan kriti- menyenangkan juga bisa muncul, sehkan orang lain terhadap saya. Bahkan ingga saat menerima kritik akan memorang-orang di sekitar saya juga per- buat seseorang menjadi mudah terbanah mengatakan jangan takut salah. wa perasaan. Bagaimana caranya supaya saya mengUntuk saudara Monalisa, saya hilangkan rasa takut tersebut. menduga jika saudara sudah mendapatkan berbagai kritikan dari Monalisa Hayati orang lain terhadap apa yang saudaMahasiswa Jurusan Pendidikan ra lakukan, dan itu memunculkan Sejarah perasaan yang tidak nyaman atau meTM 2019 negangkan, sehingga timbul ketakutan ketika mendapat kritikan kembali. Salam kenal Saudara Monalisa Ha- Apabila terus mengalami hal ini, dikhayati. Dalam kehidupan sehari-hari ser- watirkan kehidupan saudara menjadi ing kita menerima berbagai komentar terganggu dan hubungan sosial dengan tentang diri dari orang lain dan mem- orang lain juga menjadi renggang. buat ketidaknyamanan diri, biasanya Saya yakin saudara tidak dapat disebut dengan kritikan. Ada kalanya mengatur pendapat dan penilaian kritikan yang datang dari orang lain orang lain terhadap diri saudara, nameruntuhkan semangat. Diperparah mun saudara dapat mengatur pola apabila kritikan yang datang mempen- pikir dan reaksi saat menghadapi kritigaruhi mental sehingga berujung pada kan. Berikut beberapa tips yang dapat kondisi stres serta menurunnya moti- dikembangkan. Pertama, usahakan vasi dan produktivitas. Padahal, kritik tetap tenang saat mendapatkan kritik yang disampaikan dengan cara yang dari orang lain, mengatur pernatepat dapat memperbaiki diri lebih pasan sambil mendengarkan baik-baik
apa yang disampaikan orang lain agar saudara dapat menimbang benar dan salahnya. Kedua, kembangkan pemikiran yang positif. Boleh jadi pada awalnya saudara tidak menerima kritikan karena berpikiran negatif dan menjadi hambatan untuk mencapai hasil. Untuk itu perlu yakinkan diri jika kritikan tersebut dapat menjadi pembelajaran baru untuk pengembangan diri. Ketiga, mintalah penjelasan yang konkret dari orang yang mengkritik. Apabila ada orang lain yang mengkritik sekaligus menyertakan bukti-bukti yang jelas, saudara dapat menilai secara objektif dan bisa menjadi bahan introspeksi diri. Apabila hal tersebut sudah dapat saudara kembangkan dalam diri, maka perlu ditingkatkan kepercayaan diri untuk bisa melakukan berbagai hal tanpa takut mendapatkan kritikan dari orang lain. Saudara dapat mengupayakan, pertama, kelola emosi apabila menghadapi berbagai kritikan dan usahakan rileks dalam menghadapi kondisi yang tidak sesuai dengan harapan. Kedua, identifikasi berbagai aspek kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Ketiga, usahakan memiliki teman dekat yang selalu mendukung dan memotivasi ke arah kebaikan. Apabila mendapatkan kritikan dari orang lain sebaiknya jangan langsung mengambil kesimpulan yang negatif dan nilailah secara objektif. Perubahan harus dimulai dari kemauan diri, dan itu berarti saudara harus berani mencobanya.
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
9
ENGLISH CORNER
KRITIK ENGLISH CORNER
Government Attention to Mandeh Tourism Area Oleh Muhammad Taufik Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2018
Mandeh Tourism Area is a brand new tourism in West Sumatera Province, especially in South Pesisir Regency. Mandeh tourism area divided into six sub-district, Sungai Pinang, Sungai Nyalo, Mandeh, Setara Nanggalo, Carocok Anau, and Ampang Pulai. In every district has their own tourist location, for example in Sungai Pinang you will find Batu Kucing Beach, in Sungai Nyalo you will find Taluak Marunggai Beach, in Mandeh with Puncak Perahu, etc. Mandeh Tourism Area has known since Mandeh Tourism Road was builded. The road building is start from 2017 and finished at 2019. Because of that, many tourist from any district come to see and increase income for Community of Mandeh. Before Mandeh Tourism Road builded, income of community is from fishing. They go to ocean everyday and some people with highest income going for fishing for a week or two weeks with ship that people calls bagan. Bagan is a big ship with big capacity for keep fishes and it use for a long time period of sailing, usually people sailing until Mentawai Strait for fishing, actually it will need a big cost for one time sailing. According to same people there, the cost can reach twenty million rupiah. Since the road builded, attitude of people to a new comer or stanger
is more friendly than before. It is because the key of a long time for a tourism is a service from services provider. They hope the tourism in Mandeh will be exist ever after so it will be impact to economic of people there and the tourist will coming back to Mandeh again and again. If the services getting more better than before is a good opportunity to upgrade Mandeh Tourism Area. According to Headman of Sungai Pinang, he asking
Ilustrator: Mitha Melanie Putri
to every house in Sungai Pinang to give one empty room in their house so if one day too many tourist come to Sungai Pinang and some homestay or cottage can’t handle it, tourists can live in people’s house. Overall, tourism in Mandeh is good, because there is have some homestay and cottage, some view points that bring us to see a beautiful sea view. Furthermore, in Mandeh Tourism Area have some island with beautiful white sand. If tourist wanna go to there, they can go to some dock in Carocok Anau. You will found it near SMPN
9 Tarusan and near fish market or TPI. Don’t mind of price, because in each dock have a same price for same route. In my opinion, it’s a good way to avoid monopoly between ship’s driver. According to interview with some people in Mandeh, we found some grievance because government lack of attention for some services in Mandeh tourism Area, like bridge in Carocok Anau is damaged and the track still from woods. Other than that, along the road of Mandeh is there is no light when night is come. The road is very dark and it’s not save for riding. In my opinion, Mandeh Tourism Area is a natural wealth that will bring a good income for national economy, but it will give an impact if we keep it and not spoil, if we want to enjoy it for a long time until our grandsons. Don’t littering and keep the environment. Because, tourist wanna back to a tourist sites if the environment is clean and services is good from people or infrastructure. Attention from government is a biggest hope from people’s there. Because there’s still many things that government should do like repair some bridge, give some road light. Moreover, giving some training like branding or how to introduce this tourism more massive so it will reach more traffic or to upgrade people’s knowledge is a good way to bring Mandeh Tourism Area more better.
kan penulis karena data-data yang ditampilkan kurang lengkap. Apakah penulis ingin menyampaikan tentang perhatian pemerintah yang kurang terhadap objek wisata, atau justru mengenai tidak adanya pendapatan, atau keterterbengkalaian. Berapa pemasukan sehari di sana, berapa jumlah pengunjung setiap hari, atau tiap pekan dan bulan, serta sarana apa yang mesti diperbaiki. Selanjutnya, bagaimana penDiasuh Oleh gamanan dan kenyamanan Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd. pengunjung di sana? Hal ini belum terungkap dengan Setelah membaca tulisan jelas. yang dikarang oleh MuhamMenulis sebuah karanmad Taufik dengan judul gan feature membutuhkan “Government Attention to data pendukung yang akurat Mandeh Tourism Area”, ke- serta sumber yang kompesan saya adalah bahwa penu- ten. Selain itu, penulis harus lis memiliki keberanian yang memiliki solusi dan saran besar menulis dalam bahasa yang betul-betul dapat dilakInggris. Sebagai mahasiswa sanakan untuk menunjang Jurusan Geografi, tentu kemajuan objek wisata dipenulis belum memahami maksud. Tulisan feature habetul seluk-beluk menulis rus menggambarkan keadaan dalam bahasa Inggris, baik yang memprihatinkan atau dari segi tata bahasa, kosa yang menggembirakan, serta kata maupun mekanisme prospek yang mungkin diraih menulis yang benar. ke depan. Kesalahan tata bahaMeskipun begitu, bentuk sa saya bubuhi tanda tebal karangan yang telah dilahirmiring dan kesalahan kosa kan oleh Muhammad Taufik, kata saya beri tanda garis jelas penulis telah mampu bawah. Alur berfikir dalam menampilkan sebuah tulisan menulis terlihat dangkal dan yang akan menjadi “starting kurang fokus sehingga pem- point” baginya ke depan unbaca kehilangan arah dalam tuk mencapai tingkat yang menangkap maksud penulis. lebih baik. Teruslah berkarya Kita kurang bisa menang- Muhammad Taufik dan kami kap maksud yang dikemu- tunggu tulisan berikutnya.
SOSOK
Menulis untuk Eksistensi Diri Indra Junaidi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah TM 2017
“Menulis itu keren,” itulah ungkapan Indra Junaidi, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang mengaku sudah berminat menulis sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Saat beranjak ke tingkat Sekolah Menengah Atas, Indra juga mulai menggemari membaca novel. Ia meceritakan sejak lima tahun lalu, puisi-puisi yang ia karang sudah diterbikan di berbagai koran. Bagi Indra, dengan menulis ia bisa melampiaskan apa yang ada dalam perasaan dan pikiran lalu kemudian dituangkan dalam karya sastra. Ia juga termotivasi oleh kutipan Filsuf dan Teolog Muslim Imam Al-Gazali, jika kita bukan anak raja atau anak pemimpin besar maka jadilah penulis. “Artinya, jika kita jadi penulis maka suara kita akan lebih berharga,” jelasnya saat berbincang dengan Ganto via WhatsApp, Selasa (6/4). Pemuda yang lahir di Pariaman pada tanggal 1 Juni 1998 ini mempunyai segudang prestasi di bidang kepenulisan dan sastra.
Ia beberapa kali menjuarai lomba kepenulisan sastra dan ilmiah. Tak hanya itu, tulisannya juga sudah banyak terbit di berbagai media massa, baik itu lokal, nasional, maupun regional. Salah satu karyanya yang berjudul “Peranan Pendidikan Non-formal dalam Literasi Seni dan Budaya” pernah terbit di Koran Utusan Borneo, Malaysia. Pada Desember 2017, karya puisinya juga meraih juara satu dalam lomba cipta puisi yang diadakan di Malang oleh komunitas Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara. Lanjut ke tahun 2018, ia mewakili UNP dalam acara Pekan Seni Mahasiswa Daerah di Tangkai lomba baca puisi tingkat provinsi. Selain itu, ia juga mendapat juara 3 dalam Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syekh Burhanuddin. Di tahun 2019, ia mewakili UNP di acara Fakultas Ilmu Pendidikan JIP cabang Karya Tulis Ilmiah di Universitas
Negeri Malang tingkat nasional dan meraih juara Harapan II. Ia bahkan juga mewakili UNP dalam Lomba Baca Puisi pada Piala Malikussaleh tingkat nasional, di Lhoksunawe, Aceh. Pada acara Pekan Kreativitas Mahasiswa yang diselenggarakan oleh Politeknik Negeri Padang, ia turut mendapatkan juara 1 lomba cipta puisi. Pada tahun 2020, ia kembali mewakili
UNP pada Lomba Cipta Puisi di Pekan Seni Mahasiswa Nasional. Pada tahun yang sama, ia menyabet tiga gelar sekaligus dalam tiga kategori lomba yang berbeda di ajang yang sama, yaitu Juara 1 Lomba Cerpen, Juara 3 Lomba Cipta Puisi, dan Harapan 2 Lomba Essay Tingkat Mahasiswa se-Indonesia yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Sumatera Barat. Tak heran, dengan segudang prestasinya tersebut, penulis buku Arloji Hujan dan Sabda Langkah ini mendapat penghargaan sebagai Student Achievement Award yang diberikan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan UNP pada tahun 2020. Selain berprestasi dalam bidang akademik, Indra juga aktif dalam Unit Kegiatan Kesenian UNP di bidang sastra. Ia menceritakan bagaimana caranya membagi waktu antara kuliah dan menulis. Dalam kesehariannya, ketika menunggu jam
kuliah atau ketika istirahat, digunakan untuk membaca buku sekitar 15-30 Menit. Indra juga mencatat hal-hal menarik yang terjadi di sekitarnya dalam bentuk poinpoin. “Setelah isya atau selesai kegiatan di organisasi, baru menulis puisi dari poin-poin yang terkumpul,” jelasnya. Di sela-sela waktu jeda, tidak Indra gunakan untuk berleha-leha, namun digunakan untuk membaca. Dari bahan-bahan bacaannya itulah ia merangkai karya sastra. Selain itu, ia selalu mengirimkan puisi sekitar 5-10 judul puisi dalam satu file dengan judul yang berbeda-beda dan dikirim secara berkala setiap dua kali dalam satu minggu ke penerbit koran. Ketika ditanyai mengenai tips menulis tembus media, jawaban Indra hanya satu kata, yaitu konsisten. Menurutnya, kita harus konsisten dengan apa yang kita gemari. “Rajin membaca, melihat gejala sosial, dan konsisten menulis. Itulah tips dalam menulis,” tuturnya. Tiara
OPINI
10
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
Meningkatkan Aksesibilitas Persaingan Global Sumber daya manusia dan sumber daya alam merupakan dua komponen penting yang berperan sebagai bentuk tolok ukur bagaimana suatu bangsa mampu menghadapi persaingan ketat ekonomi global. Persaingan aksesibilitas global diartikan sebagai wadah kompetitif yang berarti terhubung secara menyeluruh tanpa batasan. Persaingan aksesibilitas global diklasifikasikan sebagai ruang kompetisi proaktif bagi setiap bangsa di dunia untuk dapat menunjukkan eksistensinya dalam hal kemampuan berkompetisi, baik itu di bidang perdagangan, ekonomi, sosial, maupun budaya pada kancah regional maupun internasional. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia berlimpah harus mampu menunjukkan taringnya sebagai negara perekonomian yang kuat dan berpengaruh. Indonesia sedang giat-giatnya berpacu dalam pembangunan infrastruktur yang akan bermanfaat bagi negara. Di mana infrastruktur adalah salah satu barometer tolok ukur negara maju. Saat ini Indonesia sudah keluar dari zona nyaman atas status quo peningkatan infrastruktur sehingga kita sebagai warga negara dapat mengiringi serta mengawasi pemerintah untuk terus melakukan gebrakan-gebrakan baru. Pasca puncak serangan Covid-19, saat ini sedang gencar-gencarnya perang dagang yang terjadi antara China dan Amerika Serikat. Hal ini akan berpengaruh signifikan terhadap
perdagangan global karena secara struktural perdagangan internasional, baik itu China maupun Amerika bisa dibilang sebagai induk besar yang memainkan peranan perdagangan dunia. Mau tak mau, negara-negara lain akan merasakan dampak dari perang dagang ini. Pengamat Ekonomi-Politik, Alvin Kesa WF, mengingatkan bahwa inilah yang seharusnya mampu untuk dimanfaatkan secara optimal oleh Indonesia agar dapat memasuki celah perang dagang yang terjadi dengan meningkatkan kompetensi agar lebih cekatan dan tentunya kompatibel terhadap faktor-faktor perdagangan global terkini. Pemerintah dituntut untuk tidak menyia-nyiakan peluang yang ada di balik ketidakpastian ekonomi global saat ini. Secara eksplisit ekonomi global akan berdampak pada sosial budaya suatu negara. Hal itu dikarenakan perkembangan pesat globalisasi dan revolusi industri 4.0 akan menuntun perubahan sektor sosial budaya bagi bangsa Indonesia. Perkembangan teknologi informasi memngaruhi kehidupan masyarakat yang menyebabkan munculnya masalah baru. Masalah itu menyinggung nilai-nilai dan norma serta ideologi kebangsaan yang dirasa mulai terancam jika warga negara tidak siap dengan tantangan ini. Sebagai negara yang menganut paham ideologi Pancasila, sudah seharusnya kita menerap-
kan nilai-nilai yang ada di setiap butir-butir Pancasila sebagai alat untuk memfilter masuknya budaya asing. Namun, kita juga diharapkan untuk mampu mengkolaborasikan ideologi kebangsaan dan perkembangan globalisasi dengan tidak mengurangi sedikitpun esensi dari Pancasila. Sebagai bangsa yang kaya akan budaya, sudah sepatutnya kita lebih bisa memperkenalkan kekayaan budaya bangsa di mata dunia. Dengan memegang teguh persatuan Pancasila dalam
Ilustrator: Fitria Panca Ramadhani
kebhinekaan, perbedaan-perbedaan yang ada harusnya menjadikan kita lebih kuat menghadapi tantangan serius yang akan mengancam keutuhan bangsa. Bangsa Indonesia secara tegas harus mampu mengaitkan relevansi yang positif terhadap hubungan ekonomi dan budaya sebagai faktor utama kemajuan negara. Pemerintah harus meningkatkan daya saing atas potensi nasional melalui kekayaan sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang berlimpah. Mengaitkan dua potensi tersebut dengan kemajuan pesat teknologi digital akan memudahkan Indonesia untuk bisa berdiri di garis terdepan kemajuan global yang terjadi. Negara juga harus memainkan peranannya sebagai otoritas hukum agar rencana-rencana tersebut terwujud. Pengamat Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yoga Pratama mengatakan dengan melakukan deregulasi dan debirokrasi agar terciptanya regulasi yang menjunjung tinggi supremasi hukum dengan dasar pengakuan terhadap hak asasi manusia, hak kebebasan berpendapat, dan hakhak masyarakat sipil lainnya. Di samping itu, deregulasi akan menciptakan fleksibilitas aturan yang mempermudah investasi namun tetap memperhatikan hal-hal ihwal yang sifatnya prinsipal. Pemerintah dapat memanfaatkan forum kerja sama internasional untuk menunjukkan bentuk kompetensi dan kualitas perekonomian bangsa serta pengenalan terhadap kekayaan budaya bangsa Indonesia. Dengan begitu, secara langsung maupun tidak langsung akan menguntungkan pemerintah dan warga negara dan juga akan mendorong investasi kerjasama perdagangan ekonomi budaya yang lebih intens dengan tetap bertumpu pada asas-asas ideologi kebangsaan.
Oleh Viggo Pratama Putra Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara TM 2017
Dengan begitu, pemerintah dan warga negara akan saling menguatkan kemudian timbul energi positif yang mendorong kemajuan ekonomi dan budaya bangsa serta akan memperkokoh identitas budaya melalui pelembagaan falsafah pancasila yang menunjukkan diri sebagai bangsa yang kuat dengan kekayaan nilai-nilai dan norma yang terus dipegang teguh oleh setiap warga negara untuk menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Bangsa kita membutuhkan aksesibilitas gerak quantum yang mampu mengakselerasikan seluruh potensi sumber daya yang kita miliki. Sudah saatnya Indonesia menang dalam kontestasi yang sifatnya global. Sudah saatnya macan Asia, Indonesia terbangun dari tidur panjangnya. Melalui tulisan ini, penulis mengajak kita semua untuk saling menguatkan satu sama lain, berbenah dan merefleksikan pengalaman yang telah berlalu untuk menyongsong masa depan Indonesia yang lebih baik di kemudian hari.
Absurditas Pendidikan Tinggi: Kritikan Fundamental dan Gugatan Intelektual terhadap Dosen Pendidikan tinggi merupakan elemen kehidupan dengan kategori penting. Pendidikan tinggi dikonstruksi untuk menjadi tempat menggembleng setiap individu dalam menciptakan sumber daya manusia yang profesional, tempat diproduksinya beraneka-macam ilmu dan pengetahuan, dan tempat dinamika bangsa dipetakan secara matang yang kerap disebut sebagai miniatur negara. Seiring dengan itu, hal yang tak boleh diingkari adalah potret realitas pendidikan tinggi di Indonesia masih cenderung monoton dan membelenggu kalkulasi serta imajinasi mahasiswa. Meskipun para pendahulu kerap mengemukakan bahwa semestinya pendidikan tinggi diadakan untuk menggembleng sumber daya manusia yang berilmu pengetahuan, berkarakter ilmiah dan memiliki kepribadian maju, namun yang terjadi saat ini tetaplah dalam kondisi buruk. Dalam menanggapi kondisi pendidikan tinggi di Indonesia, saya menganalisis dari kondisi dosen sebagai penggembleng pada pendidikan tinggi, dalam hemat saya telah mengalami ke-
gagalan menjalankan perannya secara tegas sehingga berimbas pada absurditas pendidikan tinggi. Dalam sistem pendidikan tinggi, posisi dosen sebagai penggembleng sangatlah penting. Keberhasilan sebuah institusi pendidikan tinggi tergantung pada dosen. Bagaimana luaran mahasiswa dalam memenuhi aspek-aspek tridarma perguruan tinggi secara maksimal dan dapat dipertanggungjawabkan dipengaruhi secara signifikan oleh dosen. Mulai dari mengarahkan, memfasilitasi, dan menciptakan suasana pembelajaran yang menarik bagi mahasiswa agar membentuk jati dirinya sesuai minat dan bakat, namun tetap pada kemandiriannya sebagai mahasiswa. Naasnya, kondisi demikian terasa “utopian” bagi pendidikan tinggi di Indonesia. Dosen telah mencampuradukkan perannya sebagai akademisi, peneliti, birokrasi, dan politisi di hadapan mahasiswa pada situasi yang sama. Akibatnya, mahasiswa mengalami kesemrawutan dalam memaksimalkan potensi dan mengasah kemampuan untuk
memenuhi kebutuhannya pada pendidikan, pengabdian, dan penelitian (tridarma perguruan tinggi). Darma pendidikan, mahasiswa memang dibentuk sebagai sentral dalam pembelajaran untuk memenuhi aspek kognisi, afektif, dan psikomotorik. Bukan berarti peran dosen ditiadakan maupun peran dosen lebih minim ketimbang mahasiswa itu sendiri. Bahkan peran dosen “seharusnya” malah lebih besar. Misalnya diskusi kelas kuliah, apabila mahasiswa membawakan tiga referensi sebagai landasan akademik dalam pembahasan, maka setidaknya dosen menyeimbangkannya dengan 10 referensi agar pemahaman mahasiswa meningkat dan menambah daya tarik. Potret realitas malah berkata sebaliknya, tidak jarang ditemukan dosen hanya membawa absensi kelas dan sebuah android untuk melihat di Google tentang bahan bicara pada perkuliahan. Kerap ditemukan dosen malah menghabiskan waktu perkuliahan dengan pembicaraan-pembicaraan yang tidak substantif. Tidak hanya itu, kekakuan dosen
dalam menata suasana pembelajaran yang menarik bagi mahasiswa sangat minim kreativitas. Suasana pembelajaran seharusnya dilakukan secara variatif, bukan monoton dan kaku. Darma pengabdian adalah darma kedua pendidikan tinggi yang sangat dipengaruhi oleh edukasi mahasiswa selama menjalani darma pertama pendidikan tinggi untuk mendedikasikan diri dengan seluruh pengetahuan dan pengalamannya pada masyarakat. Apabila edukasi yang diperoleh buruk, maka sudah pasti pengabdian yang dilakukan oleh mahasiswa tidak akan bernilai substantif bagi masyarakat. Begitu juga dengan darma penelitian, wajar saja jika hasil da-ripada penelitian mahasiswa selama ini tidak bisa menjadi solusi terhadap permasalahan-permasalahan di Indonesia. Hal itu disebabkan darma pendidikan dan darma pengabdian sebagai prasyarat untuk darma penelitian bernilai buruk tentu tidak akan menghasilkan hasil riset yang berdaya guna bagi masyarakat. Melalui kalkulasi sederhana, pendidikan tinggi Indonesia yang
Oleh Al Mukhollis Siagian Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara TM 2017
memiliki jumlah kurang lebih 4000 kampus dengan catatan setiap tahunnya mewisudakan mahasiswa ratusan ribu hingga jutaan. Di mana setiap mahasiswa melakukan penelitian sebagai syarat untuk wisuda pastinya sudah membahas seluruh permasalahan negeri. Implikasinya, jika hasil penelitian berkualitas, seharusnya permasalahan negeri ini sudah selesai. Kondisi inilah yang kemudian penulis sebut sebagai absurditas pendidikan tinggi, maka dosen sebagai penggembleng kualitas sumber daya manusia yang professional harus dikritik dan digugat.
OPINI
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
11
Redefinisi Politik dalam Perspektif Milenial Politik merupakan ilmu sosial tertua di dunia jika dipahami sebagai suatu bahasan mengenai berbagai aspek dalam kehidupan bernegara. Hal tersebut dikarenakan pemikiran mengenai politik sudah muncul semenjak tahun 450 SM melalui karya-karya Filsuf Yunani Kuno, seperti Plato dan Aristoteles. Namun, Ilmu politik tergolong muda jika dipahami sebagai salah satu cabang ilmu sosial karena baru muncul di akhir abad ke-19. Saat ini banyak kalangan yang keliru dalam memaknai politik, termasuk generasi milenial. Generasi milenial sendiri merupakan bonus demografi, khususnya bagi Indonesia. Kehadiran generasi milenial diharapkan menjadi pelopor kemajuan politik Indonesia. Harapan ini tentunya harus diiringi dengan partisipasi milenial dalam kontestasi politik karena ketika generasi milenial enggan berpolitik, maka harapan tadi akan berbalik menjadi malapetaka bagi dunia perpolitikan Indonesia. Melihat data sensus penduduk Badan Pusat Statistik 2020, generasi milenial mendominasi jumlah penduduk Indonesia yakni 69,90 juta jiwa atau 25,87% dari penduduk Indonesia. Angka ini tentu sangat berpengaruh terhadap keputusan-keputusan politik, dan juga akan menentukan kesuksesan dunia politik jika memang generasi milenial memiliki kesadaran penuh bahwa kehadiran mereka dalam lingkaran politik sangat menentukan nasib bangsa ini. Pada era milenial ini, ruang
partisipasi politik semakin luas dengan hadirnya media sosial. Tentu ini termasuk salah satu ruang baru bagi kaum milenial untuk berpartisipasi dalam dunia politik. Setidaknya melalui media sosial kaum milenial mampu menjadi katalisator dalam penyebaran informasi politik yang mengandung nilai edukasi di dalamnya. Generasi milenial juga diharapkan mampu memfilter informasi-informasi yang ditunggangi kepentingan politik suatu golongan. Realita yang terjadi saat ini adalah generasi milenial bisa dibilang tidak menghargai apa politik itu sendiri. Politik bagi mereka diartikan sebagai pergulatan dalam perebutan sebuah jabatan maupun kekuasaan. Pemahaman semacam ini sudah lazim kita temukan di kalangan milenial Indonesia sehingga tidak sedikit yang membenci dan beranggapan bahwa politik itu sebuah hal yang tabu. Membenci politik dalam ranah ilmu pengetahuan merupakan suatu kekeliruan jika kita berkaca pada pemikiran Prof. Miriam Budiarjo yang mengatakan ilmu politik merupakan suatu usaha memperoleh kehidupan yang baik. Politik yang mestinya dibenci ialah praktik politik itu sendiri. Merujuk pada pemikiran Prof. Miriam Budiarjo, praktek politik juga merupakan suatu siasat menuju kesejahteraan umum. Hari ini banyak penyimpangan dalam praktik politik tersebut, maka yang mesti dibenci bahkan dibasmi adalah penyimpangan-
penyimpangan dalam praktik politik tersebut. Ketika mengikuti kacamata yang lazim saat ini dalam menilai politik maka penulis akan memaknai politik sebagai suatu kegiatan dalam manajemen egoisme atau kepentingan individu maupun kelompok. Apapun kepentingan yang dibawa seluruhnya akan bermuara pada u s aha memperbaiki kehidupan dan usaha mencapai kesejahteraan. Apakah
Ilustrator: Vedri Rahmadhana
kepentingan tersebut bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum atau hanya untuk golongan tertentu. Melalui pemaknaan tersebut maka secara sederhana kita dapatkan makna politik yang se-
sungguhnya, yakni suatu usaha mencapai kesejahteraan umum. Dengan begitu politik merupakan suatu kegiatan yang bernilai positif, tetapi yang menjadikan politik bernilai negatif dalam pandangan milenial adalah manajemen kepentingan yang timpang sehingga kepentingan yang satu akan menggusur kepentingan-kepentingan yang lainnya. Gabriel A Almond berpandangan bahwa konsep political system itu bersifat structural functional. Di mana dalam sistem politik terdapat suatu siklus yang akan terus menerus terulang, siklus tersebut dimulai dari input berupa artikulasi kepentingan yang berbentuk suatu tuntutan maupun dukungan. Input tadi akan dikonversi menjadi suatu kebijakan output yang akan kembali membentuk input baru. Dari konsep sistem politik yang dijabarkan Gabriel A Almond maka posisi ataupun ruang partisipasi dari generasi milenial ialah pada ranah input tadi. Pada posisi tersebut, generasi milenial dituntut melek dengan keadaan masyarakat Indonesia. Dengan begitu, generasi milenial akan turut menyampaikan himpunan kepentingan masyarakat tersebut. Peran generasi milenial dalam dunia politik mesti dibangkitkan. Dalam membangkitkan partisipasi politik milenial harus dilakukan redefinisi terhadap politik atau memaknai ulang politik untuk perspektif kaum milenial itu sendiri. Redefinisi ataupun edukasi perihal politik itu sudah semestinya dilakukan
Oleh M. Hafiz Al Habsy Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara TM 2020
partai-partai politik, para sarjana ilmu politik, dan seluruh individu yang memiliki kesadaran akan perpolitikan. Hal yang mesti diedukasi ialah dikotomi antara hakikat politik dan penyimpangan politik itu sehingga didapatkan arti politik yang pada hakikatnya merupakan usaha mencapai kesejahteraan umum. Definisi politik menjadi dapat dibedakan dengan praktik penyimpangan politik yang mempertontonkan pertentangan kepentingan dan perebutan kekuasaan. Dengan begitu, hakikat politik yang merupakan proses harmonisasi antar kepentingan dapat berjalan semestinya. Hal ini hanya dapat dicapai apabila generasi milenial Indonesia yang merupakan bonus demografi mampu memaknai politik itu secara murni sehingga turut ambil peran dalam dunia politik dengan orientasi kepentingan umum. Jika hal itu dijalankan dengan baik maka akan tercipta suatu tatanan politik yang berkeadilan dan sederajat serta membawa perkembangan masyarakat mendekati kata sejahtera.
KOLOM
Overthinking dan Cara Berpikir Kita
Manusia merupakan makhluk yang diberikan kelengkapan yang unggul jika dibandingkan dengan ciptaan Tuhan yang lain. Begitu juga, manusia dianugerahi akal dan pikiran agar mampu membedakan mana yang baik dan buruk. Dalam melakukan kegiatan, manusia perlu berpikir untuk
Oleh Vedri Rahmadhana Mahasiswa Jurusan Seni Rupa TM 2019 mengambil keputusan. Setiap Bagi sebagian orang, over- tical thinking atau berpikir kritis. merumuskan pertanyaan yang dimanusia sebagai individu memili- thinking mungkin dianggap se- Critical thinking merupakan ber- pandang relatif baru. Tidak hanya belajar menerapki cara berpikir yang berbeda-be- bagai suatu hal yang baik karena pikir dengan pertimbangan yang da, ada yang berpikir cepat dan mereka mengartikan seseorang aktif, persisten, dan cermat atas kan critical thinking, overthinkada yang berpikir dengan penuh tersebut memikirkan segala ke- keyakinan yang dianggap sebagai ing dapat diatasi dengan teknik pertimbangan. mungkinan yang terjadi sebelum dasar mendukung kesimpulan socratic questioning. Teknik ini diterapkan oleh Filsuf Yunani, Manusia dalam berpikir pun mengambil keputusan dan tin- lebih lanjut. Critical thinking dilaku- Socrates. Dalam teknik ini seseoterkadang cenderung ada yang dakan. Namun di sisi lain, overberlebihan. Padahal, sesuatu thinking dapat membuang-buang kan secara sadar. Dengan criti- rang diajak untuk mempertanyayang berlebihan itu tidaklah baik. waktu dan energi hingga akhirnya cal thinking kita bisa menjaring kan pikirannya sendiri supaya Berpikir secara berlebihan biasa hanya akan menimbulkan kece- pikiran yang tidak sepatutnya bisa mengatasi overthinking. Dengan berpikir lewat teknik kita sebut dengan overthinking. masan dalam diri. Otak kita sera- dengan cara membuat interpretaOverthinking ini dapat memberi- sa dihantui oleh perasaan apakah si yang berbeda akan situasi yang tersebut, kita diharuskan memkan dampak negatif jika kita tidak hal yang dilakukan benar atau ada. Seperti kemampuan lain buat pertanyaan untuk pikiran pada umumnya, kemampuan ber- kita sendiri. Pertanyaan yang mampu belajar mengendalikan- salah. nya secara bijak. Overthinking dapat mem- pikir kritis bisa dilatih. Kemam- dibuat harus singkat, padat, dan Overthinking merupakan is- pengaruhi produktivitas, kreati- puan tersebut juga bisa diterap- jelas. Pertanyaan tersebut jawatilah psikologis yang belakangan vitas, serta kesehatan fisik dan kan dalam kehidupan sehari-hari. bannya tidak hanya iya atau tidak ini populer di jagad dunia maya. mental individu. Secara mental Seseorang yang memiliki dan benar atau salah. Namun, Kawula muda tidaklah asing dan emosional, akhirnya ini dapat kemampuan critical thinking pertanyaan yang harus bisa meuntuk berpikir dengan istilah ini dan kemudian menyebabkan terjadinya ganggu- cenderung lebih cepat dalam mancing kita ramai membicarakannya di da- an tidur, perilaku, emosi, pikiran, mengidentifikasi informasi yang lebih jauh. Jawaban dari perlam kicauan, kiriman, dan ungga- dan persepsi. Bahkan tidak hanya relevan dan tidak, serta meman- tanyaan tersebut juga harus nehan konten media sosial mereka. kesehatan mental dan fisik, over- faatkan informasi tersebut untuk tral dari sudut pandang yang berOverthinking bisa didefinisikan thinking dapat menghambat kita mencari solusi. Seseorang dengan beda, serta tidak menimbulkan sebagai sikap berpikir yang terla- untuk maju memperjuangkan ke- critical thinking yang mempuni pemikiran yang negatif. Dengan lu berlebihan karena memikirkan suksesan serta menurunkan ke- memiliki kemungkinan besar un- begitu hidup kita lebih bermakna tuk dapat mempelajari masalah dan mampu mengatasi masalah. sebuah masalah terlalu dalam percayaan diri pada pribadi kita. dan tak berkesudahan. Overthinking lawan dari cri- secara sistematis, terorganisir,
FOTO
12
Surat Kabar Kampus Ganto
Ilmu Amaliah Amal Ibadah
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
KRU SKK G
Siska Novrida Yanti
Siapa sangka mahasiswa tangguh dari Prodi Teknik Informatika TM 2017 ini ternyata adalah pribadi yang sangat peduli juga perhatian. Oleh karenanya Siska layak menduduki posisi Kepala Penelitian dan pengembangan.
Habil Ramanda
Habil merupakan sosok di balik media daring Ganto 2021. Pemimpin Televisi dan Daring ini merupakan Mahsiswa Sejarah TM 2017 yang juga jago menggambar, loh.
Lidya Octaliani Lidya adalah pribadi yang friendly dan suka jajan. Mahasiswa PGSD TM 2018 yang bercita-cita menjadi orang kaya ini merupakan Bendahara Umum Ganto 2021.
Mitha Mela
Mahasiswa Teknik 2017 ini merupakan dan penuh inisiatif. dipercaya mendudu in Umum Ganto 20
Ardi Chandra
Tharifa Annisa Onny
Gadis manis asal Bukittinggi ini merupakan Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia TM 2018. Tahun ini ia diamanahi sebagai Staf Riset Ganto 2021. Thari juga sempat menangi lomba cerpen, loh!
Muhammad Taufik Meskipun terlihat sebagai sosok tempramen, Videografer dan Editor kita ini merupakan pribadi yang santai dan enak diajak ngobrol. Ia merupakan Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2018.
Pria yang akrab disapa Can ini adalah pribadi yang menyenangkan dan ramah. Karena ketertarikannya dalam bidang Vidiografi Mahasiswa prodi Kepelatihan Olahraga TM 2018 ini dipercaya sebagai Videografer dan Editor Ganto 2021.
Ardi Chandra
Ketertarikannya dalam bidang Vidiografi membuat Mahasiswa Prodi Kepelatihan Olahraga TM 2018 ini dipercaya sebagai Videografer dan Editor Ganto 2021.
Sisri Hayati
Fitria Panca Ramadhani
Liza Marlinda
Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika TM 2019 ini merupakan Staf Riset Ganto 2021. Selain jago matematika, Sisri juga pribadi yang menyenangkan dan asik, loh!
Fitria merupakan sosok kreatif di balik illustrasi daring Ganto. Kemampuannya dalam membuat konten dan ilustrasi tidak diragukan sebagai Ilustrator. Ia berasal dari Prodi Statistika TM 2018.
Mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan TM 2018 ini memang memiliki kegemaran dalam bidang desain grafis. Tak heran jika Liza dipercaya sebagai Desainer Grafis Ganto.
Lili Ramadhani
Monalisa Hidayah
Rezky Ultabaini
Lili merupakan Staf Perpustakaan dan Kearsipan Ganto 2021. Mahasiswa Prodi Teknologi Pendidikan TM 2018 ini akan senantiasa mengingatkan Kru Ganto untuk mengulas berita setiap harinya.
Meskipun terlihat pendiam, Mona adalah sosok yang tulus dan baik hati. Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah TM 2019 dipercaya sebagai Redaktur Daring Ganto bersama Indah dan Rezky.
Rezky merupakan Redaktur Daring Ganto 2021. Mahasiswa Prodi PLB TM 2018 imut dan lucu ini siap-siap jika menunjuk mu menjadi reporter kapan pun juga.
Kurni
Sandi yang berasal Bahasa Indonesia T komunikasi Bahasa Sebagai Fotografer tak perlu diragukan
Rino Waris
Sosok misterius yan merupakan Fotogra Mahasiswa Prodi Ilm TM 2018 ini juga pa loh.
Indah
Sebagai Redaktur redaksinya tentu t Mahasiswa Prodi Sa ini, merupakan prib kan dan ramah.
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
Surat Kabar Kampus Ganto
Ilmu Amaliah Amal Ibadah
FOTO
13
Ganto 2021
anie Putri
Pertambangan TM n pribadi yang tegas . Karena itulah ia uki posisi Pemimp021.
ia Sandi
dari Prodi Pendidikan TM 2018 ini selalu bera Indonesia yang baku. r Ganto, skill fotonya lagi.
sman Putra
ng irit bicara ini afer Ganto 2021. mu Keolahragaan andai menulis puisi,
h Pareza
Daring, kemampuan tidak diragukan lagi. astra Inggris TM 2018 badi yang menyenang-
Widia Nurfitri
Mahasiswa Geografi TM 2018 ini diamanahi menjadi Sekretaris Umum Ganto 2021. Jangan coba-coba tidak ada kabar saat rapat, karena gadis lincah ini akan mencecarmu.
Rahma Livia
M. Afdal Afrianto
Mahasiswa Jurusan Psikologi TM 2017 ini tak disangka merupakan sosok yang peka terhadap sekelilingnya. Ia diamanahi sebagai Pemimpin Redaksi Cetak Ganto 2021.
Kemampuan membangun koneksi yang baik merupakan kelebihan Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia TM 2018 ini. Tahun ini ia dipercaya menjadi Pemimpin Usaha Ganto 2021.
Nisrina Zakia Khalel
Rizka Mutiah Nur
Azizah Seprianti
Ina merupakan Redaktur Pelaksana yang berasal dari Jurusan Biologi TM 2018. Suka tertawa dan tersenyum menjadikannya sebagai mood booster untuk Kru Ganto.
Butet adalah nama panggilannya. Mahasiswa Prodi PLS TM 2018 ini memiliki pribadi yang tegas dan berani. Karenanya ia dipercaya sebagai Redaktur Berita Ganto 2021.
Si kecil cabe rawit yang suka makan bakso ini merupakan Staf Usaha di Ganto. Mahasiswa Prodi Teknik Pertambangan TM 2019 ini juga pribadi yang percaya diri dan pantang menyerah.
Nurul Safitri
Masriani Oktari
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2018 merupakan introvert yang dapat menjadi cerewet dan banyak bicara, loh. Tahun ini ia diamanahi menjadi Redaktur Bahasa, Sastra, dan Budaya.
Meski terlihat pendiam, Mahasiswa Jurusan Psikologi TM 2018 ini merupakan sosok yang ramah dan penyayang. Saat ini Asri diamanahi menjadi Staf Usaha Ganto 2021.
Rezky Amelia Putri Gadis yang akrab disapa Mput ini punya prinsip untuk selalu mencintai apapun dalam hidupnya. Mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika TM 2018 ini diamanahi sebagai Redaktur Berita Ganto 2021.
Tiara Tri Dewi Kecintaan terhadap dunia tulis-menulis membuat Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2019 dipercaya sebagai Redaktur Tulisan Ganto 20201.
Vedri Rahmadhana
Jika ada yang bertanya siapa sosok di balik ilustrasi tabloid Ganto, maka Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa TM 2019 inilah orangnya. Tahun ini ia diamanahi sebagai Redaktur Artistik.
Yuni Komala Dewi
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2018 ini merupakan pihak yang bertanggungjawab dalam sirkulasi berita daring dan tabloid Ganto. Ia merupakan Staf Percetakan & Sirkulasi.
FEATURE
14
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
Mengenal Kuburuan Tinggi di Sungai Asam Kuburan tinggi di Sungai Asam Pariaman sempat hangat menjadi perbincangan destinasi wisata masyarakat. Pasalnya, Kuburan tersebut juga ramai dikunjungi wisatawan untuk berziarah. Oleh Ardi Candra Mahasiswa Prodi Kepelatihan TM 2018 Sore itu, Rabu (28/4) saat Ganto memutuskan perjalanan ke suatu tempat, langit terlihat mendung dan tampak segera turun hujan. Kendati demikian, hal tersebut tidak menyurutkan semangat Ganto untuk menjejaki langkah ke Kuburuan Tinggi di Sungai Asam, Kabupaten Padang Pariaman yang saat ini tengah hangat menjadi perbincangan destinasi wisata masyarakat. Sebelum melajukan kendaraan ke lokasi yang dituju, sejumlah peralatan disiapkan untuk dibawa ke lokasi target perjalanan kali ini. Berangkat dengan sepeda motor menuju lokasi, Ganto langsung bertolak dari Kota Padang menuju Kabupaten Padang Pariaman yang membutuhkan waktu kurang dari satu jam perjalanan, yaitu dari pukul 15.00 WIB sampai pukul 15.55 WIB. Perjalanan menuju lokasi mendatangkan sejumlah kendala yang dilalui Ganto. Saat itu, lantaran cuaca yang tidak mendukung, pencarian lokasi terasa sulit. Alat bantu arah menggu-
nakan petunjuk Google Maps untuk mengetahui lokasi yang dituju. Namun hal itu tak luput dari masalah, saat sampai di Lubuk Alung ponsel yang satu-satunya sebagai petunjuk arah tiba-tiba error dikarenakan jaringan yang bermasalah. Setelah itu, Ganto pun memutuskan untuk singgah ke warung yang berada di pinggir jalan dengan maksud mencari petunjuk arah ke lokasi Kuburan Tinggi tersebut. Dengan semangat yang berapi-api Ganto terus mengumpulkan sejumlah informasi hingga beruntungnya lokasi yang dituju dapat disambangi. Sungai Asam, itulah nama daerah yang diingat Ganto saat mendapatkan Informasi terakhir mengenai lokasi Kuburan Tinggi ini. Setelah melewati belasan rumah warga di pinggiran jalan, terlihat keterangan bertuliskan “Kuburan Tinggi” yang kemudian langsung mengarahkan langkah Ganto menuju sana. Karena jalan setapak menuju Kuburan Tinggi digenangi oleh air hujan, sehingga Ganto memutuskan untuk berjalan kaki dan menitipkan
Wawancara: Ganto (kiri) saat mewawancarai seorang warga (kanan) sekitar di Kuburan Tinggi Sungai Asam, Rabu (28/4). f/Rino.
kendaraan di dekat rumah warga sekitar. Sesampai di lokasi, Ganto langsung di cengangkan oleh pemandangan yang tak biasa. Di sana terlihat sebuah kuburan yang sangat menonjol dan berbeda dari kuburan lainnya. Kuburan yang meninggi itu terdiri dari lima kuburan yang berdampingan, tapi hanya dua kuburan yang mengalami pertambahan tinggi yaitu meninggi sekitar 1,5 meter. Diketahui pemakaman itu merupakan sebuah pemakaman Suku Panyalai dan dibatasi langsung oleh pemakaman Suku Jambak. Banyaknya orang yang datang menunjungi Kuburan Tinggi ini dan juga menjaga agar tidak terjadi perusakan oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab, maka di sekeliling kuburan di pasang pagar dan
fondasi. Rencananya dalam waktu dekat akan di bangun sebuah gobah, selain itu gobah juga bisa di gunakan sebagai tempat untuk orang-orang yang ingin berziarah. Nur, seorang pengembala kambing di sekitar kuburan mengatakan, dia tidak merasa aneh dengan kuburan tersebut karena penambahan tinggi kuburan yang terjadi secara perlahan.“Dikarenakan penambahan tinggi kuburan itu bertambah secara perlahan tentu saya tidak merasa ada yang aneh”, ujarnya. Selain itu, Nur juga menambahkan bahwa sudah banyak orang-orang yang mengunjungi kuburan ini. Pengunjung itu tidak hanya berasal dari Sumatera Barat melainkan juga berasal dari luar Sumatera Barat seperti Aceh, Pekanbaru, dan Batam yang sebagian besar datang untuk berziarah.
Hal lain yang membuat kuburan tinggi itu ramai dikunjungi yaitu karena sebuah mimpi yang dialami langsung oleh anak bungsu Syekh Kiambang. Hal ini diungkapkan langsung oleh Minang yang juga salah satu cucu dari Syekh Kiambang. Dari pengakuan Minang, anak bungsu Syekh Kiambang itu mengalami mimpi bertemu dengan ayahnya, dari mimpi itu ia melihat orang tuanya telah kembali ke tanah pusakanya. “Namun mimpi itu hanya dialami oleh anak bungsu Syekh Kiambang saja, belum ada mimpi yang datang dari keluarga lainnya maupun murid dari Syekh Kiambang itu sendiri”, ujar Minang. Hal inilah yang membuat Minang enggan untuk diwawancarai lebih lanjut. Minang mengaku takut salah dalam memberikan informasi karena perkara ini belum memiliki titik terang.
TBM Lentera, Menikmati Senja Sembari Berwisata Literasi Menikmati waktu sore sembari membaca buku di kawasan Kota Tua Padang, menyuguhkan kita pemandangan menarik dengan berlatarkan nuansa tempo dulu. Lokasi tersebut terletak di sebuah Taman Baca Masyarakat yang berada di sepanjang Dermaga Batang Harau. Oleh Siska Novrida Yanti Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika TM 2017 Menyusuri jalanan di Kota Tua sepanjang Dermaga Batang Harau Kota Padang dapat menjadi salah satu alternatif pilihan murah untuk melepas penat seharian. Tak ketinggalan juga tepat di sekitaran dermaga Batang Harau juga akan kita temui salah satu tempat pelepas rasa penat sembari menikmati sore menjelang malam di kawasan itu. Taman Baca Masyarakat (TBM) Lentera, lokasi yang mesti dituju jika hendak bersantai sembari berwisata literasi. Lokasinya tidak jauh dari bawah Jembatan Siti Nurbaya. Singgah di sana pada sore hari menikmati pemandangan matahari tenggelam, sambil membaca buku tentu salah satu pilihan yang sangat menggiurkan. Taman Baca yang sejak awal kehadirannya pada Mei 2020, ramai dikunjungi oleh wisatawan
yang ingin membaca. Namun, karena masa pandemi seperti sekarang ini, taman baca tersebut berangsur sepi dari pengunjung. Terdapat 2500 eksemplar buku yang ada di TBM Lentera ini. Semua buku pun beragam, baik fiksi maupun non-fiksi. Maiyudi Candra, salah satu pengurus TBM Lentera mengatakan, penambahan buku didapat dari donasi bantuan pemerintah dan komunitas. Banyak instansi dan dinas perpustakaan yang mendukung, bahkan memberi sumbangan buku. “Semua jenis buku kami terima asal tidak negatif, maka kami sortir,” ucapnya saat berbincang dengan Ganto sore itu, Sabtu (23/4). Pendirian TBM Lentera ini sendiri bermula dari ide banyak komunitas yang ada. Awalnya ada komunitas pendirian Kota Tua.
Bersantai: Seorang pengunjung sedang duduk di bangku yang berada di Taman Baca Masyarakat Lentera, Kota Tua Padang, Sabtu (23/04). f/Siska.
Lalu muncullah Ecobrick, yaitu pengolahan daur ulang sampah, hal ini lah yang melatarbelakangi gapura TBM Lentera dibuat dari pengolahan sampah hasil dari kreatifitas bersama. Kemudian ada juga Komunitas Peduli Sungai (KPS). Dari banyak komunitas inilah akhirnya muncul sebuah ide agar dapat membuat suatu kegiatan di tepi sungai. Namun, walaupun awal pembentukan memang disepakati oleh banyak komunitas, pembentukan TBM Lentera ini tidak mengatasnamakan komunitas. Sekarang jumlah pengurus taman baca ini ada sekitar 25 hingga 30 orang. Nama Lentera berarti penerang dengan maksud agar TBM
Lentera ini menjadi penerang di Kota Tua dan bagi masyarakat sekitarnya. Taman baca ini juga dibuka untuk umum dan tidak dipungut biaya alias gratis yang membuatnya banyak pengunjung apalagi di sore hari. Sayangnya, semenjak pandemi jumlah pengunjung juga berkurang drastis. Hal ini membuat jam buka TBM menjadi bergeser, yang biasanya buka sejak siang setelah Zuhur, akhirnya buka pada sore hari menjelang Ashar dengan jam tutup yang masih seperti biasanya, yakni malam hari. Tidak hanya membaca saja, pengunjung juga bisa meminjam buku yang disediakan selama tujuh hari tanpa harus menjadi anggota.
Namun, tentu harus memenuhi syarat-syarat peminjaman seperti identitas diri dan foto tanda pengenal. Untuk TBM ini sendiri, mendapatkan dukungan dari pihak pemerintah, baik itu dari dinas pariwisata maupun instansi lainnya seperti dinas perpustakaan dan kearsipan. Berkunjung ke tempat ini pada malam minggu, maka kita akan menjumpai kegiatan lain di sekitar TBM Lentera. Seperti kegiatan melukis dan tari yang di gelar oleh Komunitas Anak-Anak Penari Cilik Kota Tua. Tak ketinggalan, mereka juga memperingati hari-hari besar seperti 17 Agustus dengan mengadakan lomba untuk anak-anak sekitaran Kota Tua.
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
15
TELUSUR
Pesona Asri Destinasi Wisata Alam Jembatan Akar Tak perlu jauh-jauh datang ke India untuk merasakan sensasi layaknya di film Indianajones, berkunjung ke wisata Jembatan Akar akan menjadi pilihan tepat yang berada di Kecamatan Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Oleh Vedri Rahmadhana Mahasiswa Jurusan Seni Rupa TM 2019 Kawasan Wisata Jembatan Akar ini berlokasi di Nagari Puluik-Puluik Kecamatan Bayang Utara, berjarak 25 kilometer dari Pasar Baru Kecamatan Bayang. Untuk sampai ke lokasi tersebut dibutuhkan waktu empat jam jika bertolak dari Kota Padang. Jembatan Akar ini dibangun sejak tahun 1916 yang lalu, terhitung sudah lebih dari 100 tahun. Mulanya, di kampung Puluik-Puluik lahirlah seorang pemuda bernama Sokan yang acap kali dipanggil Pakiah Sokan. Gelar Pakiah ia dapatkan karena dia memiliki kepedulian sosial yang tinggi serta piawai dalam mencari solusi persoalan sosial yang ada di masyarakat. Sebelum adanya jembatan akar ini, Sokan yang tidak tinggal jauh dari lokasi jembatan akar kala itu, merasa miris melihat warga kampung di Lubuak Silau yang selalu menyeberangi sungai. Sebelumnya sudah terdapat jembatan bambu yang
disebut dengan titian, namun titian tersebut selalu dibawa arus saat air sungai meluap. Beranjak dari kondisi demikian, membuat Sokan terpikirkan untuk membuat sebuah jembatan. Sokan melakukan proses penyeleksian terhadap berbagai jenis kayu yang akan digunakan akarnya sebagai jembatan, sehingga pilihan akhirnya jatuh kepada jenis pohon kubang dan beringin. Pohon kubang ditanamnya di Puluik-Puluik, sedangkan Pohon Beringin di Kampung Lubuak Silau. Tak lupa Pakiah Sokan merawat pohon tersebut dengan baik, hingga datang masanya Pakiah Sokan mulai memasangkan bambu atau titian di antara dua pohon yang berseberangan tersebut. Makin hari pohon-pohon tersebut tumbuh besar, hingga saatnya Pakiah Sokan mulai merajut akar-akar pohon tersebut menjadi jembatan. Proses merajut akar ini sendiri membutuhkan waktu lebih kurang 26
Pemandangan: Potret pesona pemandangan Jembatan Akar yang membentang di atas aliran Sungai Batang Bayang, Senin (26/4). f/Vedri.
tahun lamanya. Tanpa mengabaikan tugasnya sebagia ayah dan guru bagi murid-muridnya, saban hari Pakiah Sokan merajut akar demi akar hingga menjadi jembatan yang kokoh hingga bisa dilalui oleh masyarakat. Pekerjaan tanpa pamrih dan pujian dari masyarakat memberikan manfaat yang begitu besar, tidak hanya bagi Pakiah Sokan sendiri, namun juga bagi generasi penerusnya, anak-anak cucunya, hingga masyarakat setempat. Guna menjamin keselamatan dan keamanan pengunjung, jembatan akar tersebut saat ini dipasangkan tali penyangga yang terbuat dari baja, agar beban yang ditimbulkan oleh para pengunjung dapat diantisipasi. Perlin-
tasan penyeberangan tidak hanya fokus pada jembatan akar, pengelola objek wisata juga membuat jembatan gantung yang letaknya tidak jauh dari lokasi Jembatan Akar. Selain Jembatan Akarnya yang eksotik, aliran Sungai Batang Bayang yang berada tepat di bawah Jembatan Akar juga dimanfaatkan oleh wisatawan untuk berolahraga arum jeram yang sangat menantang. Sungai Batang Bayang yang terlihat jernih dan sejuk tersebut juga terdapat cerita-cerita kepercayaan dari masyarakat setempat. Konon katanya, bahwa muda-mudi yang berenang di sungai tersebut akan segera mendapatkan jodoh. Jembatan Akar ramai dikunjungi wisatawan domestik di kala
momen balimau atau menjelang masuk bulan suci Ramadhan, libur hari raya, dan hari besar lainnya. Sedangkan wisatawan mancanegara datang di hari biasa saja. Di sana juga terdapat warung-warung kecil yang menjual aneka ragam makanan sebagia mata pencarian masyarakat setempat. Saat ini, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan tengah memacu peningkatan sarana dan prasarana penunjang kawasan tersebut. Harapannya, objek wisata tersebut makin ramai dikunjungi wisatawan. Hal ini tentunya juga akan memperbaiki perekonomian masyarakat. Makin ramainya jembatan akar dikunjungi, tentunya akan mengangkat perekonomian masyarakat setempat.
RAGAM
Semangat Berproses Selama Pandemi
Meskipun di tengah pandemi Covid-19 tidak menghalangi Yuliani untuk terus produktif dalam mengembangkan diri. Oleh Yuliani Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris TM 2019 Pandemi Covid-19 menurut kacamata masyarakat merupakan suatu keadaan yang sangat merugikan, di mana mengganggu semua aktivitas pada semua sendi kehidupan, baik dari segi ekonomi, pendidikan, maupun politik. Bahkan para pelaku akademik seperti mahasiswa, banyak mengeluhkan kondisi ini. Belajar online, suatu fenomena baru di kalangan pelajar yang merupakan sebuah strategi untuk kelangsungan pendidikan di Indonesia. Polemik mulai dari tidak paham materi yang dipelajari, tugas-tugas yang katanya sangat menyiksa diri, sampai tidak adanya peluang untuk berinteraksi dijadikan alasan untuk bermalas. Namun, pandemi bukanlah hal yang buruk untuk seseorang yang dapat melihat peluang dan bersyukur di setiap kondisi. Saya merupakan seorang mahasiswi semester empat Jurusan Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Padang dengan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. Selama pandemi saya belajar dari rumah, hal ini juga suatu upaya yang saya lakukan untuk mengurangi pengeluaran. Saya bukan mahasiswi mandiri karena sampai saat ini biaya hidup dan pendidikan saya masih ditanggung orang tua sepenuhnya. Hal ini menjadi satu faktor yang selalu menjadi pengingat saat semangat saya mulai melemah. Saat ini memang belum ada prestasi yang dapat saya banggakan, namun saya memiliki mimpi untuk itu. Menjadi seorang introvert memberikan suatu kemudahan bagi saya di masa ini. Seorang yang tidak banyak bicara secara lisan, bukan berarti saya bisu dalam tulisan. Semenjak menjadi seorang mahasiswi bahasa saya mulai terbiasa dalam merangkai kata, saya suka menulis quotes, puisi, dan cerita pendek. Dari hal ini, mulai timbul minat saya di
Membaca: Potret Yuliani, Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris TM 2019 yang tengah membaca buku di depan laptop. Minggu (11/7). f/istimewa.
bidang kepenulisan. Selama pandemi ini, saya bergabung di kelas menulis online, seperti KPO (Kelas Puisi Online) dan KMD (Kelas Menulis Daring). Meskipun tidak begitu aktif, tapi saya berusaha menyerap pelajaran-pelajaran yang disampaikan oleh para instruktur kelas. Melalui kelas-kelas ini timbul keberanian dalam diri saya untuk mempublikasikan tulisan saya. Hasilnya beberapa kali puisi saya masuk dalam antalogi puisi nasional. Belum menjadi pemenang bukan masalah, saya jadikan ini ajang untuk melatih diri. Dewasa ini kita dituntut untuk melek teknologi, hal ini menjadi suatu solusi untuk kita agar tetap berkarya dan menebar kebaikan
meski jarak membatasi. Memanfaatkan secara tak terbatas sumber daya yang ada di sekitar kita. Saya tergabung dalam sebuah organisasi dakwah fakultas, FKPWI (Forum Kajian Pengembangan Wawasan Islam) sebagai anggota humas dan media. Kesempatan ini saya manfaatkan sebagai wadah untuk menyalurkan hobi menulis saya, seperti menjadi bagian dari penanggungjawab pembuatan story dan mengirim puisi untuk event-event tertentu. Baru-baru ini setelah melewati proses yang panjang, saya dilantik menjadi anggota angkatan ke-35 PPIPM (Pusat Pengembangan Ilmiah dan Penelitian Mahasiswa), dari proses pendaftaran sampai pelantikannya saya
ikuti secara online. Harapan saya untuk semua mahasiswa, kita bisa berproses dengan jalan kita masing-masing. Hidup ini bukan hanya tentang perlombaan, tetapi suatu perjalanan panjang yang membuat kita belajar dan berproses tanpa henti. Sekali lagi, ini merupakan sebuah pembuktian bahwa di berbagai kondisi, di berbagai tempat, selagi kita mau berproses, beradaptasi, dan berkeinginan untuk mengukir prestasi, pandemi bukan lagi sebuah jeruji. Kita tidak harus menjadi pemenang untuk dikenang, kehidupan tidak sekerdil itu. Teruslah berjuang, sebarkan kebaikan, meski dalam sebuah tulisan yang kita pikir tak mungkin dibaca.
TEROPONG
16
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
Celah Pencurian di Kawasan Kampus Pada Maret lalu, terjadi kasus pencurian tas seorang mahasiswa yang tengah menunaikan ibadah salat magrib berjamaah di Masjid Al-Azhar Universitas Negeri Padang (UNP), Senin (8/3). Saat itu pencuri berhasil melarikan diri karena tidak ada yang menyadari aksinya. Aksi pencurian di lingkungan kampus kembali terjadi, tepatnya di Masjid Al-Azhar UNP, Senin (8/3). Berdasarkan rekaman CCTV, pengakuan dari mahasiswa UNP selaku Jamaah masjid serta garim Masjid Al-Azhar, si pencuri sudah berulang kali beraksi di kawasan UNP, bahkan sebelum pandemi. Tidak hanya itu, berdasarkan hasil wawancara dengan Satpam UNP, kasus pencurian juga pernah terjadi di depan mesjid AlAzhar saat hari Wisuda periode 122 lalu di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas Ilmu Pendidikan. Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling TM 2019, Rahayu Putri Nabila, merupakan salah satu korbannya. Menurutnya, pencurian yang terjadi di kampus khususnya di Masjid AlAzhar ini sangat meresahkan dan mengganggu kenyamanan orangorang saat beribadah. Ia juga mengatakan bahwa aksi pencurian terjadi akibat ku-
rang ketatnya pengawasan pada saat jam salat. “Memang ada CCTV di luar dan di dalam masjid, tetapi masih ada CCTV yang tidak menyala,” ujarnya saat diwawancarai Ganto, Selasa (13/4). Rahayu berharap, ke depan pihak kampus dapat memperbaiki CCTV yang tidak aktif serta meningkatkan penjagaan yang lebih baik, terutama di bagian tempat salat perempuan. Hal itu terjadi lantaran perempuan se-ring menjadi korban pencurian. Sementara itu, Mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan TM 2020, Nova Yulistina berpandangan bahwa faktor terjadinya pencurian di kampus ada dua, yakni faktor internal dan faktor eksternal. “Faktor internal, yaitu pihak UNP yang lalai akan keamanan dan faktor eksternal, pihak pelaku leluasa atau berkesempatan untuk melakukan hal buruk,” tuturnya, Sabtu (21/4). Dr. Waskito, MT selaku Wakil Dekan I Fakultas Teknik juga turut menanggapi. Ia mengatakan bahwa semasa pandemi kasus
Pos Komando: Terlihat dua orang satpam sedang berjaga saat ditemui Ganto di Pos Komando Satuan Pengamanan UNP, Senin (31/5). f/Rino.
kriminalitas ini berkurang. Namun, di saat sebelum pandemi dulu memang ada, seperti kasus pencurian sepeda motor dan pencurian infokus. “Biasanya yang mengambil ini bukan mahasiswa. Kalau dari pengalaman terdahulu ya, itu yang pernah tertangkap itu mantan security dari sini dan ada masyarakat sekitar sini yang tidak bersekolah dan lainnya,” ungkapnya saat diwawancarai Ganto, Kamis (27/5). Waskito berharap, tidak ada lagi kasus kriminalitas yang terjadi di kawasan UNP, baik pelaku yang dari luar, maupun dari dalam kampus. Untuk keamanan, tentunya perlu ditingkatkan lagi.
Kejelasan Bantuan UKT KIP Kuliah Semester Juli-Desember 2020 Program bantuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah tahun 2020 belum tersingkronisasi dengan baik di portal akademik mahasiswa penerima bantuan. Hal ini menimbulkan sejumlah kesalahpahaman dari kalangan mahasiswa. Pada semester Januari-Juni 2021 Universitas Negeri Padang (UNP) mengeluarkan beasiswa berbentuk bantuan UKT kepada mahasiswa. Bantuan UKT ini diluncurkan dari program KIP Kuliah. Akan tetapi, berbeda dengan program KIP Kuliah penganti Bidikmisi, program ini hanya didapatkan satu kali, yaitu penurunan UKT sebesar Rp2.400.000,00. Dikutip dari http://bak. unp.ac.id tentang penerimaan bantuan UKT melalui program KIP tahun 2020, terdapat penjelasan mengenai pelaksanaan program ini, di antaranya yaitu, bantuan UKT diberikan maksimal sebesar Rp2.400.000,00 dengan aturan bahwa apabila UKT mahasiwa di bawah Rp2.400.000,00, maka bantuan UKT yang diberikan adalah sebanyak UKT mahasiswa tersebut. Begitupun sebaliknya apabila UKT mahasiswa di atas Rp2.400.000,00 maka bantuan UKT yang diberikan tetap sebesar Rp2.400.000,00. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah TM 2018, Adhira Defri Annisa yang merupakan salah seorang peneri-
ma bantuan UKT dari program KIP kuliah ini mengatakan, UKT yang ia miliki sebesar Rp2.500.000,00., karena ia mendapat bantuan UKT dari KIP Kuliah, seharusnya UKT yang mesti dibayarkan ke kampus tersisa Rp100.000,00. Akan tetapi di portal, tagihan yang muncul bukanlah Rp 100.000,00., melainkan Rp1.500.000,00. Karena takut terlambat mengisi KRS, ia langsung membayar semua UKT yang tertera di portalnya. “Pas mau bayar di Bank Nagari tagihannya Rp1.500.000,00.,” ujarnya, Kamis (15/4). Setelah membayar tagihan, ia baru mendapatkan informasi bahwa tagihan yang muncul tidak perlu dibayar. Beda halnya dengan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah TM 2018, Defitria. Pada semester lalu Defitria tidak mendapatkan tagihan UKT sepersen pun, UKT-nya secara otomatis sudah terbayarkan. Akan tetapi, UKT yang ia miliki sebesar Rp2.000.000,00 sedangkan bantuan yang diterima sebesar Rp 2.400.000,00. Artinya masih ada uang bantuan program KIP kuliah yang
tersisa. “Semester kemarin saya tidak membayar UKT sepeserpun karena sudah lulus bantuan KIP kuliah,” ujarnya, Jumat (16/4). Menanggapi hal itu, Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan UNP Drs. Yushamdi menyampaikan, untuk pengembaliannya akan dihitung ulang terlebih dahulu. Semester depan barulah bisa dikembalikan uang mahasiswa yang sudah dibayarkan. Jika nantinya sudah bisa dikembalikan maka akan diinformasikan kepada seluruh mahasiswa. “Dana tersebut dari pemerintah, tidak tau kita kapan pasti dananya keluar,” jelasnya saat ditemui Ganto secara lansung di ruangannya, Selasa (20/4). Untuk data mahasiswa yang mendapatkan bantuan UKT dari program KIP kuliah adalah berdasarkan data yang diberikan mahasiswa bersangkutan. Data tersebut akan dikirim ke kementerian. Kementerianlah yang akan menyeleksi terkait mahasiswa yang mendapat bantuan UKT KIP Kuliah, tutup Yushamdi. Sandi
Menanggapi kasus pencurian tersebut, Komandan Regu Petugas keamanan UNP, Yanuar Usman mengatakan bahwa ia kurang mengetahui kasus pencurian yang terjadi di Masjid-Al Azhar karena tidak mendapat pelaporan dari regunya. “Tidak ada konfirmasi sama saya, saya tidak tau masalah itu,” ujarnya saat ditemui lansung oleh Ganto di markasnya, Jumat (20/4). Tetapi Yanuar mengatakan bahwa untuk kasus pencurian yang terjadi di FMIPA dan acara Wisuda Maret lalu sudah ditindak. Petugas menangkap dan menyerahkannya ke pihak yang berwenang. “Sudah diserahkan ke Polsek Padang Utara. Kami
mencegah tindak-tindak kejahatan yang ada di UNP ini,” tegasnya. Komandan Regu itu juga mengungkapkan, untuk meningkatkan keamanan di lingkungan kampus dan menyikapi pencurian yang terjadi, satpam sudah melakukan penjagaan secara langsung, seperti patroli keliling kampus. Ke depannya, ia berharap agar mahasiswa lebih menaati aturan yang ada dan saling mengerti antara satpam dan mahasiswa. Lalu, untuk pimpinan agar laporan-laporan dari satpam bisa didengarkan dan direalisasikan. “Satpam hanya menjalankan perintah,” pungkasnya. Lidya
Masih Keluhan Layanan Perpustakaan UNP Saat diamati koleksi buku di Perpustakaan Universitasi Negeri Padang (UNP) dari tahun ke tahun tidak signifikan bertambah, bahkan perpustakaan pusat itu hanya dipenuhi dengan buku-buku lawas. Hal ini disampaikan oleh salah seorang Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA). Ia mengeluhkan soal koleksi yang terbatas dan jam kunjungan perpustakaan yang singkat. “Di jadwal seharusnya tutup pukul 16.00 WIB, tetapi pada pukul 15.00 bel sudah berbunyi. Bukanya pun telat,” keluhnya. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Kurnia Safriani juga mengeluhkan hal lainnya. Ia mengalami kesulitan dalam mencari referensi yang sesuai untuk skripsinya lantaran buku-buku yang tersedia kebanyakan berasal dari buku lama, ujarnya, Selasa (13/04). Tak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa untuk kebersihan perpustakaan, masih ada buku-buku yang berdebu. Keluhan tidak saja datang dari mahasiswa, dosen sekaligus Guru Besar Jurusan Administrasi Pendidikan Prof. Dr. Nurhizrah Gistiuati, M.Ed. pun mengatakan hal yang sama. Nurhizrah mengungkapkan jika dibandingkan dengan kampus-kampus ternama UNP masih jauh tertinggal. “Perpustakaan itu tempatnya akademisi, tapi koleksi kita masih sedikit,” ujarnya. Membantah hal tersebut, Sri Yulianti, S.IP. selaku Ketua Layanan Sirkulasi dalam Jaringan (Sidaring), mengatakan bahwa pihak perpustakaan pusat sudah berusaha mem-
berikan layanan yang terbaik kepada pemustaka. “Perpustakaan (pusat) UNP bukan tidak mau maju,” tegasnya, Senin (12/04). Mengenai koleksi untuk karya ilmiah seperti tesis, skripsi, dan karya ilmiah dosen, bisa diakses melalui digitalib.unp.ac.id. Perpustakaan pusat tidak hanya menyediakan buku saja, melainkan juga menyediakan e-book dan e-journal. “Juga langganan jurnal terbitan luar negeri.” Lanjut Sri Selanjutnya, apabila koleksi yang disediakan belum bisa memenuhi semua kebutuhan pemustaka, itu bukan kesalahan dari pihak perpustakaan, semua tergantung dari Universitas. “Untuk pembelian buku, harus sesuai anggaran yang disediakan pihak Universitas,” pungkasnya. Mengenai keluhan waktu operasional perpustakaan yang terbatas, ia mengatakan bahwa selama pandemi jadwal operasional perpustakaan berubah. Untuk jam layanan yang langsung ke perpustakaan semenjak pandemi buka setiap hari Senin-Jumat dari pukul 08.30-15.00 WIB kecuali di hari libur. Saat ini, sambung Sri, pihak perpustakaan pusat sudah menyediakan layanan Sidaring (layanan peminjaman perpanjangan dan pengembalian buku secara online). Layanan Ini sudah dilakukan sejak Oktober 2020 lalu. Sisri
TEROPONG
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
17
Optimalisasi Sistem Portal Parkir Keberadaan portal plang parkir saat memasuki kawasan Universitas Negeri Padang, dinilai keberadaannya tidak optimal. Hal tersebut lantaran menyebabkan kemacetan dan sampah struk parkir. Semenjak resmi diuji cobakan pada 22 Februari, keberadaan portal plang parkir Universitas Negeri Padang (UNP) mendatangkan beragam tanggapan. Seperti yang diungkapkan oleh Dosen Jurusan Kepelatihan Olahraga Naluri Denay, S.pd, M.Pd yang mengatakan bahwa adanya portal plang parkir ini memberikan kenyamanan bagi pengendara untuk memarkirkan kendaraan di lingkungan UNP. “Adanya pemberlakuan sistem ini kita lebih nyaman ketika memarkir kendaraan,” tuturnya, Selasa (3/5). Kendati demikian pemberlakuan portal plang parkir ini tidak sepenuhnya berjalan mulus. Beberapa kendala dirasa masih perlu perbaikan seperti terjadinya kerusakan pada fasitas portal plang parkir itu. Komandan Koordinator Keamanan UNP Abdul Habib Batubara berpendapat bahwa fasilitas itu
tidak efektif karena adanya kerusakan pada saat menghubungkan dengan sistem. Lebih lanjut, kebutuhan akan sumber daya manusia dalam mengkoordinir fasilitas itu juga dirasa membutuhkan tim untuk bertugas di sana. “Perlu adanya satu tim khusus, sebaiknya profesional bukan satpam,” terangnya saat diwawancarai Ganto, Selasa (27/4). Portal plang parkir ini beroperasi lewat sistem buka tutup otomatis dengan menekan tombol hijau di portal. Dengan hal tersebut, pengendara akan mendapatkan struk parkir memasuki kawasan UNP yang nantinya akan dikembalikan jika hendak keluar. Namun hal ini tidak berjalan baik seperti yang terjadi di lapangan. Justru struk parkir yang ada berserakan di sekitaran portal plang parkir, dan kadang kala beberapa orang keluar tanpa mengembalikan struk parkir
Antrean: Sejumlah pengendara mengantre di depan portal plang parkir Universitas Negeri Padang, Senin (31/5). f/Rino
tersebut. “Jika cuma formalitas semata, untuk apa susah-susah pakai struk parkir, menambah sampah saja,” ucap salah seorang Mahasiswa Jurusan Psikologi TM 2017, Dinda Syafvira saat ditemui melewati portal plang parkir tersebut, Rabu (23/6). Sementara itu Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam TM 2018, Fikri Shobri turut
Melirik Prestasi Internasional di Tengah Pandemi Tahun 2016, Universitas Negeri Padang menduduki peringkat ke-88 nasional versi Kementerian Ristek Dikti. Kemudian, mengalami lejitan prestasi hingga menduduki peringkat Ke-25. Terhitung sejak 2018, UNP didorong oleh kementerian untuk menjadi World Class University, satu di antara 50 perguruan tinggi unggul yang terakrediasi A. Prestasi mahasiswa menjadi penyumbang dalam pemeringkatan universitas. Melirik prestasi mahasiswa tingkat internasional di UNP, salah satunya memiliki peran dalam tercapainya tujuan World Class University. Kepala Unit Pelaksana Teknis Layanan Internasional UNP, Rusnardi Rahmad Putra, ST., MP.,Ph.D mengatakan bahwa, UNP telah menjalin kerja sama dengan berbagai negara. Pada tahun ini, ada beberapa program internasional yang direncanakan, seperti mendatangkan dosen asing untuk mengajar di UNP dan student mobility berupa konferensi, pertukaran pelajar, lomba internasional, workshop, dan internship. Namun, Rusnaldi mengatakan karena pandemi, kegiatan internasional tersebut terpaksa diadakan secara daring. Selanjutnya, Rusnaldi juga mengatakan bahwa tahun depan, setiap program studi di UNP akan diberikan satu dosen asing dan persiapan anggaran demi terjalannya program internasional tersebut. “Akan menyiapkan anggaran untuk program internasional yang dialokasikan untuk program yang diikuti mahasiswa,” jelasnya saat di wawancarai Ganto, Kamis (6/4). Selain itu, salah satu program internasional yang sedang
berjalan adalah program mengajar Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) yang dilaksanakan di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). Hal ini dibenarkan oleh Yenni Hayati, selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia saat memberikan materi pada acara Kuliah Umum BIPA Era Revolusi Industri 4.0, Rabu (7/4). Salah satu Mahasiswa Program Studi (Prodi) Sastra Indonesia TM 2018, Alifatul Shadiah yang mengikuti program ini mengatakan bahwa program ini diikuti oleh mahasiswa Prodi Sastra Indonesia dan Pendidikan Bahasa Indonesia. Adapun siswa yang diajarkan adalah siswa setingkat sekolah menengah. “Mahasiswa mengajarkan Bahasa Indonesia kepada siswa setingkat SMA di sana, sedangkan untuk mahasiswa asing itu diajarkan oleh dosen,” jelasnya saat diwawancarai Ganto melalui WhatsApp, Kamis (8/4). Sementara itu, Mahasiswa Prodi Pendidkan Bahasa Indonesia TM 2018, Ganesa Vina Tichi yang turut mengikuti program BIPA mengatakan bahwa program tersebut kurang tepat sasaran. “Program ini sudah berjalan secara virtual. Namun, dalam pelaksanaannya kita cenderung diposisikan sebagai narasumber, bukan guru,” ujarnya, Sabtu (3/4).
Berkaitan dengan prestasi dalam bidang minat dan bakat Wakil Dekan III Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Dr. Indrayuda, S.Pd., M.Pd., Ph.D mengatakan bahwa kegiatan di FBS didominasi oleh kegiatan tingkat nasional. Namun terkait prestasi internasional, ia mengatakan bahwa salah seorang mahasiswa FBS berhasil masuk ke dalam jajaran Pelukis Seni Kaligrafi Kontemporer ASEAN 2021. “Alhamdulillah, Mahasiswa Prodi Seni Rupa, berhasil masuk jajaran Pelukis Seni Kaligrafi Kontemporer ASEAN,” jelasnya saat diwawancarai, Senin (19/4). Di lain sisi, pada bagian akademik Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), kegiatan didominasi dalam bentuk seminar dan konferensi. Kegiatan tersebut digelar secara daring. Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Dekan I FIP Dr. Hadiwiyanto, M.Ed. Ia yang saat itu ditemui di ruangannya mengatakan bahwa ia tidak terlalu mengalami kendala dalam kegiatan yang beralih menjadi daring. “Menjadi lebih ringan dalam hal biaya,” paparnya, Sabtu (17/4). Terkait prestasi mahasiswa yang diperoleh dari perlombaan selama dilanda pandemi, Hadiwiyanto mengatakan bahwa tidak terdapat mahasiswa yang mengikuti perlombaan di tingkat internasional. Nurul
mengeluhkan keberadaan portal plang parkir ini yang dianggap menimbulkan atrean panjang dan kemacetan. “Bayangkan kalau nanti kita kuliah seperti apa kemacetannya,” Selasa (27/4). Keluhanpun juga datang dari warga masyarakat sekitaran UNP yang mengatakan tidak adanya sosialisasi mengenai hal ini seperti yang diungkapkan oleh seorang ojek pangkalan, Robi. “Plang
parkir ini tidak dimusyawarahkan dulu kepada masyarakat sekitar,” terangnya, Selasa (27/4). Sampai saat ini kepastian mengenai pemberlakuan portal plang parkir ini masih dalam uji coba. Hal tersebut disampaikan lansung oleh Kepala Subbagian Rumah Tangga, Endri, S.T. “ Ya kita masih uji coba, belum ada instruksi,” terangnya, Selasa (29/6). Rino
Program Imigrasi Masuk Kampus Layanan Easy passport yang diadakan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Layanan internasional, bekerja sama dengan pihak imigrasi. Program ini belum sepenuhnya diketahui dan digunakan oleh sivitas akademika Universitas Negeri Padang (UNP). Easy passport merupakan layanan pengurusan paspor secara kolektif sebagai bentuk implementasi Memorandum of Understanding UNP dengan pihak Imigrasi kelas I Kota Padang. Kerja sama ini juga bermula dari banyaknya mahasiswa asing di berbagai program yang perlu menyiapkan visa belajarnya. Namun, karena prosedur yang cukup panjang dan sering terjadi keterlambatan, maka dibentuklah layanan urus paspor ini. Akan tetapi cukup disayangkan, program ini kurang didengar oleh sebagian besar sivitas akademika UNP, terutama kalangan mahasiswa. Salah satunya adalah Mahasiswa Jurusan Kimia TM 2017, Yogi Fernanda Saputra yang mengatakan bahwa ia kurang mengetahui bahwa ada layanan pengurusan paspor di kampus. “Kurang tahu betul, karena saya sudah mengurus paspor juga beberapa tahun lalu,” ujarnya, Senin (12/4). Selanjutnya, Dosen Jurusan Geografi, Drs. Khairani. M.Pd mengatakan bahwa ia sudah mengetahui tentang pelayanan easy passport di UNP, namun ia belum pernah menggunakan layanan itu. “Saya tahu ada pelayanan pembuatan paspor di kampus, tapi saya tidak ikut,” tuturnya, Sabtu (22/4). Sedangkan Azhari Syarief, S.Pd, M.Si., yang juga Dosen Jurusan Geografi mengatakan, ia mengetahui adanya layanan terse-
but dan sudah mendapatkan link pendaftarannya, namun ia juga mengatakan belum ada kabar lanjutan. “Sudah terima link pendaftaran, tapi belum ada kabar,” ujarnya, Kamis (27/4). Ketua UPT Layanan Internasional UNP, Rusnaldi Rahmat Putra, ST, MT, P.hD Eng mengatakan bahwa pelayanan easy passport ini merupakan kerja sama baru yang dilakukan UNP dan hanya dibuka untuk sivitas akademika UNP. “Tidak dibuka untuk umum,” ujar Rusnaldi, Minggu (23/4). Rusnaldi juga mengatakan bahwa sudah puluhan mahasiswa yang menggunakan layanan ini. “Ada sekitar 50 orang yang mengurus paspor di kampus, sebagian besar mengurus perpanjangan masa paspor,” terangnya, Senin (24/4) Mengenai biaya penggunaan layanan, Rusnaldi melanjutkan, sama dengan biaya yang dikeluarkan ketika mengurus paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Kota Padang. Selain itu, biayanya juga bisa dilihat di laman website layanan ini. Sementara itu untuk petugasnya sendiri, semua merupakan petugas dari kantor imigrasi yang ditugaskan melayani di UNP. Rusdinal menegaskan bahwa yang mengeluarkan paspor tetap pihak imigrasi, bukan UNP. “Tetap dari pihak imigrasi. Untuk masa berlaku juga sama dengan kantor imigrasi,” pungkasnya. Taufik
INTER
18
Penutupan MTQM UNP 2021 Universitas Negeri Padang (UNP) resmi melaksanakan penutupan Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa (MTQM) 2021 secara luring di Masjid Al-Azhar, dan secara daring melalui platform Zoom Meeting dan siaran langsung di kanal YouTube UNP Video Streaming, Selasa (25/5). Penutupan MTQM dihadiri oleh Dr. Refnaldi, S.Pd, M.Litt selaku Wakil Rektor I UNP. Dalam kata sambutanya, Refnaldi menginginkan kegiatan MTQM kedepannya lebih semarak, baik itu ditingkat universitas dan fakultas. Dalam penutupan MTQM, UNP secara resmi juga mengumumkan pemuncak dari setiap cabang lomba. Pengumuman pemuncak diumumkan oleh AL Ikhlas, Lc., MA. Untuk cabang yang diperlombakan dalam MTQM UNP terdiri dari Tilawah, Hifzil Qur’an, Tartil Qur’an, Khattil Qur’an, Fahmil Qur’an, dan yang terakhir yaitu cabang Syarhil Qur’an. Dari keenam cabang lomba ini, Fakultas Ilmu Pendidikan keluar menjadi juara umum. Hal ini dinilai dari poin yang diperoleh dari setiap cabang lomba. Afdal
Pengurus BEM KM UNP Periode 2021-2022 Resmi Dilantik Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Negeri Padang (UNP) periode 2021-2022 resmi dilantik oleh Presiden Mahasiswa (Presma) UNP terpilih, Imam Wahyudi Afrizon di Gedung Aula Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam dan secara daring melalui platform Zoom Meeting, Senin (26/4). Imam Wahyudi Afrizon selaku Presma terpilih mengatakan pelantikan ini menjadi awal perjuangan BEM KM UNP. Acara pelantikan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III UNP, Drs. Hendra Syarifuddin, M.Si., Ph.D. Dalam sambutannya Ia mengatakan kunci keberhasilan suatu organisasi adalah komunikasi. Selain itu, pengurus BEM dalam menjalankan program-program kerjanya juga harus berkoordinasi dengan Unit Kegiatan Mahasiswa selingkup UNP. Selanjutnya, Hendra menyampaikan program kegiatan yang dijalankan acuannya harus jelas dan berpacu pada Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan penilaian keberhasilan perguruan tinggi. Tiara
Webinar Research Implementation Class PPIPM Pusat Pengembangan Ilmiah dan Penelitian Mahasiswa (PPIPM) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Webinar Research Implementation Class (Web-RIC) dengan tema “Upgrading Motivation and Writing Scientific Paper” via Zoom dan Live Streaming YouTube PPIPM Official, Senin (26/4). Pada acara ini, PPIPM mendatangkan Dr. Rahardian Zainul, S.Pd., M.Si., CSCU., CEH selaku Editor-in-Chief Eksakta sebagai pembicara. Jumlah peserta yang mendaftar pada webinar ini sebanyak 542 orang peserta dan 15 orang panitia. Adi Candra selaku ketua umum PPIPM dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia yang telah bekerja keras untuk kelancaran acara. Pembina PPIPM, Wawan Purwanto, S.Pd., M.T., Ph.D mengatakan bahwa mahasiswa harus mengembangkan potensinya, agar dapat mengukir prestasi yang dapat diberikan sebagai sumbangsih kepada universitas.Indah
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
Aksi Tuntutan THR Pegawai Kebersihan UNP Pegawai harian lepas cleaning service Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan aksi tuntutan untuk mempertanyakan kepastian Tunjangan Hari Raya (THR) di belakang Gedung Rektorat Baru UNP, Senin (3/5). Salah seorang pegawai dari manajemen PT. Pinang Jaya Abadi ini ketika ditanyakan reporter Ganto mengaku bahwa pimpinannya belum memberikan kepastian terkait jumlah THR yang dijanjikan. “Di surat perjanjian kerja dibilang, THR diberikan sebanyak satu bulan gaji penuh,” ujar salah seorang pegawai
Aksi: Sejumlah pegawai kebersihan UNP berkumpul untuk menyampaikan tuntutan mengenai jumlah THR di belakang Gedung Rektorat Baru UNP, Senin (3/5). f/Mitha.
yang tidak ingin disebutkan namanya. Lebih lanjut ia mengatakan, sebelumnya mereka (pegawai cleaning service) dikumpulkan untuk melakukan pertemuan. Namun kabar yang diterima bahwa jumlah THR yang akan diterima akan ada potongannya atau tidak sesuai
jumlah satu bulan gaji. Dari aksi tersebut, salah seorang pegawai dihimbau untuk melakukan mediasi dengan pihak rektorat. Hasil yang didapatkan bahwa pihak rektorat akan membantu menjembatani tuntutan pegawai kepada PT. Pinang Jaya Abadi. Mitha
Mendalami Seni Drama Bersama Teater Landscape
Teater Landscape merupakan komunitas yang didirikan oleh dosen dan mahasiswa jurusan Seni Drama dan Musik (Sendratasik) Universitas Negeri Padang (UNP) pada 30 September 2018. Komunitas yang mulanya bernama Rangkiang ini berfungsi sebagai wadah bagi mahasiswa yang memiliki minat dan keinginan mendalami seni teater. Menurut penuturan ketua komunitas Jhenya Adha Lestari, latar belakang didirikannya komunitas ini karena minimnya mata kuliah yang berfokus terhadap seni drama di jurusan Sendratasik. “Pembelajaran mata kuliah seni drama saat itu hanya berkisar 25 persen dari
mata kuliah yang ada”, jelasnya kepada reporter Ganto, Kamis (8/4). Jhenya atau yang biasa disapa Jeje melanjutkan, ada beberapa jenis-jenis pemeranan yang dipelajari diantara-
nya monolog, dialog, pantomime, penyutradaraan, teatrikal, pemusik, dan musikalisasi puisi. “Komunitas kami mencakup segala bentuk aspek teater berbeda dengan komunitas teater lainnya yang berfokus
pada pertunjukan cerita saja”, lanjutnya. Jeje menjelaskan sebelum turun ke panggung para anggota akan dilatih dasar-dasar ilmu teater. “Anggota akan dilatih cara berteater yang baik seperti trik mengeluarkan suara yang benar pada saat berteater”, jelas Jeje. Selain itu, Jeje juga menyampaikan harapannya supaya teater Landscape bisa memperluas ruang lingkup keanggotaannya tidak hanya dari kalangan mahasiswa Sendratasik saja. Ia melanjutkan, komunitas ini bisa mengubah stigma masyarakat yang menganggap teater itu membosankan. Mitha
Infografis: Memvisualkan Data Agar Lebih Menarik
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto mengadakan Pekan Jurnalistik dalam rangka memperingati ulang tahun SKK Ganto yang ke32 tahun secara blended via Zoom Meeting dan luring di Ruang SPI lantai3 Gedung Rektorat Baru, Minggu (30/5). Pekan Jurnalistik ini terbagi dalam dua sesi, yaitu sesi Webinar dan
Sesi Lomba yang terdiri dari lomba Infografis, Fotografi dan Menulis Opini. Rio Ari Seno selaku Graphic & Illustrator PT. Tempo Inti Media Tbk berkesempatan menjadi pembicara dalam webinar dengan tema “Gairah Jurnalistik yang Artistik”. Ia menyampaikan bahwa infografis adalah suatu bentuk dalam
memvisualisasikan data dalam menyampaikan informasi agar lebih menarik. Dengan adanya infografis, lebih membuat pembaca mampu memahami informasi dengan cepat dan jelas. Lanjutnya, untuk pola dalam membuat infografis itu sederhana seperti membuat karangan namun ada elemen yang lebih kuat, yaitu visual.Lidya
HIMA PGSD Gelar Lomba Kultum Tingkat Nasional Himpunan Mahasiswa (HIMA) UPP III PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) menggelar acara berkah Ramadhan. Acara ini berupa lomba kultum dengan tema “Meningkatkan Iman dan Taqwa Generasi Milenial pada Bulan Ramadan di Era Pandemi” yang berlangsung sejak masa pendaftaran pada 9 Mei 2021 hing-
ga penampilan finalis 29 Mei mendatang. Sindi Tilova, selaku Ketua pelaksana mengatakan acara ini dilaksanakan dengan harapan agar mahasiswa di seluruh Indonesia dapat menjalankan ramadhannya dengan penuh keberkahan. Wahyuli, salah seorang peserta yang mengikuti lomba kultum men-
gatakan antusiasmenya dalam mengikuti lomba tersebut. Menurutnya ada banyak manfaat yang bisa didapatkan jika mengikuti perlombaan ini. “Manfaatnya banyak. Untuk saya sendiri manfaat yang didapatkan yaitu pengalaman, dan pelajaran atau pengetahuan baru baik itu dari juri dan peserta lainnya,” jelasn-
Pernyataan Sikap WP2SOSPOL Atas Upaya Pelemahan KPK Unit Kegiatan (UK) Wadah Pengkajian dan Pengembangan Sosial Politik (WP2SOSPOL) Universitas Negeri Padang (UNP) melalui unggahan di akun instagramnya, @ wp2sospolunp memberikan pernyataan sikap atas upaya pelemahan KPK secara terstruktur, sistematis, dan masif melalui tes wawasan kebangsaan,Selasa (8/6). Dalam unggahannya WP2SOSPOL memberikan tagar (#saveKPK,#ReformasiDikorupsi, #Beranijujurpecat).Selain itu, IG @ wp2sospolunp juga men tag IG Presiden RI @jokowi, @official.kpk, @bkngoidofficial dan belasan UKM yang ada di UNP. Salah satu UKM, yaitu Unit Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (UPKK) bahkan sempat me-repost unggahan tersebut di instastory UPKK @upkk_unp. Namun, tak sampai 24 jam, postingan tersebut kemudian dihapus. Bahkan, UPKK juga melakukan demikian. Mencoba mengkonfirmasi hal tersebut, Ganto menghubungi Ketua Umum WP2SOSPOL, Anthoni Steven. Akan tetapi, sampai berita ini ditulis, Anthoni tidak memberikan jawaban. Rizka
Webinar Keterbukaan Informasi Publik Pengadaan Barang dan Jasa di Perguruan Tinggi Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan webinar dengan mengusung tema “Keterbukaan Informasi Publik Pengadaan Barang dan Jasa di Perguruan Tinggi” dengan menghadirkan pemateri Hendra J. Kede, ST., M.H selaku Wakil Ketua Komisi Pusat RI via Zoom Meeting, Rabu (11/4). Hendra mengatakan bahwa Presiden RI, Joko Widodo menargetkan Indonesia pada tahun 2045 harus menjadi empat atau lima besar kekuatan ekonomi di dunia. Selanjutnya, Hendra menyampaikan bahwa semua dokumen pada badan publik ini memiliki dasar hukum sebagai dokumen terbuka. Informasi yang dikecualikan dalam dokumen dapat dihitamkan. Hendra berharap setelah mengikuti webinar ini, PPID UNP segera menyelenggarakan sosialisasi kepada pimpinan lembaga, pejabat structural dan fungsional, serta staf perencanaan, kuasa pengguna anggaran, pejabat pembuat komitmen, dan panitia lelang tentang keterbukaan informasi PBJP ini. Fitria
Coaching Career UPKK: Mencari Kerja Bukan Setelah Wisuda Unit Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (UPKK) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan coaching career dengan tema “How to Prepare and Develop Career from The Basic for The Best Future” melalui Zoom Meeting, Sabtu (29/5). Ketua pelaksana, Bayu Putra mengatakan pelatihan karir ini merupakan kegiatan tahunan yang rutin diadakan setiap tahunnya. Peserta yang mengikuti coaching career ini berjumlah 140 orang. Wakil ketua umum UPKK, Lathif Mahendra mengatakan kegiatan ini berguna bagi mahasiswa untuk membangun karir yang lebih baik dan dalam sambutannya Ia menyampaikan agar seluruh peserta mengikuti pelatihan ini dengan baik sehingga dapat memahami materi yang di sampaikan. Pembina UPKK, Ananda Putra dalam sambutannya memaparkan, bahwa mahasiswa ketika ingin mencari kerja, seharusnya bukanlah setelah wisuda, akan tetapi setidaknya di semester delapan itu sudah mulai. “Di semester delapan sudah bisa mencari kerja,” ujarnya. Rizka
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
SEPUTAR MAHASISWA
Sikap Menghadapi Vaksinasi Covid-19 Hai Pembaca Setia Ganto! Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 telah dimulai di Indonesia sejak 13 Januari 2021. Dalam pelaksanaannya, Indonesia menggunakan vaksin asal China, yakni CoronaVac atau yang biasa dikenal Vaksin Sinovac yang telah melampaui standar minimal 50%. Vaksin ini juga sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM serta sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia.
Apakah Anda setuju vaksinasi Covid-19 sebagai upaya penyembuhan diri dari virus Covid-19 ?
Menurut Anda, apa yang membuat beberapa golongan masyarakat menentang Vaksinasi Covid-19?
Bersediakah Anda jika menerima Vaksinasi Covid-19?
Kendati demikian, hingga kini masih banyak rumor buruk mengenai vaksin ini yang menyebabkan beberapa golongan masyarakat menolak pemberian vaksin Covid-19.
Apakah Anda percaya dengan keterujian dan keamanan vaksin Covid-19?
Apakah Anda percaya dengan kebijakan vaksinasi Covid-19 dapat mengembalikan keadaan menjadi normal? Untuk itu Ganto edisi kali ini melakukan survei angket terkait terhadap 830 mahasiswa dalam menyikapi Vaksinasi Covid-19. Tharifa Annisa Onny Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Vedri Rahmadhana
19
SASTRA BUDAYA
20
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
Puisi
Lokawigna
Sekujur Badan Angin
Drama baru telah tercipta Membuat anggara tiada pembatas Benawat akan dunia yang tidak kekal Hai para Lokawigna! Sudahkah engkau melihat akara rakyatmu? Mereka telah sumarah pada takdir Tapi engkau, selalu apatis kepada mereka
Sekujur badan angin Tersadar disentuh ingatan malam Yang pernah terlepas dari genggaman kita Pada jejak tapak yang kian pudar Ia mengetuk punggungku Tinggallah gemuruh petir Tanpa kilat yang memperingati Hujan pecah di antara kita Hanya saja, aku diam ditiduri Iya, maut tak bertanya padaku Dimana aku akan berpulang Kepada awan-awan, hujan, cinta yang setia menangis untukku Kembalilah Aku akan pulang Ke keabadian yang pasti
Sore Hari di Bulan Maret
Oleh Arifantri Zozeka Mahasiswa Jurusan PGSD TM 2019
Anak-anak berlarian Berusaha menemukan celah Dari setiap rintik hujan Yang jatuh di sore itu Celah tak berusaha menghindar Ia jatuh dengan ikhlas pada setiap yang mengincar Dan mereka yang berlari itu Ada yang mencari, ada yang tak peduli
Pernahkah engkau membuka mata? Melihat kebawah,betapa tersiksanya mereka Engkau berikan ribuan janji manis Kemudian engkau hempaskan dan andam karam Bersama api yang engkau main-kan Apakah engkau lupa? Singgasana yang telah rakyatmu berikan Tanpa mereka kau buka siapa-siapa dan tiada artinya. Negara ini sungguh jenaka Memang telah merdeka dari kaparat penjajah Tapi,lucunya terjajah kaparat bangsa sendiri Yang telah bongko akan rasa Sehingga dewana akan buana sementara Oleh Ruri Darmayani Putri Siswa SMAIT Imam Syafi’I Pekanbaru
Entah sampai kapan Kita tak pernah tahu Sampai kapan ia tak menghindar Atau malah terus-terusan ikhlas Oleh Muhammad Taufik Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2018
KRITIK PUISI
Menemui dan Menemukan Puisi
Diasuh Oleh Muhammad Adek, M.Hum Menggubah puisi dalam harihari penuh krisis ini dianggap bukan sesuatu yang lazim. Di tengah jelaga marabahaya bernama Corona, mungkin ada ribuan alternatif kerajinan lain yang lebih berfaedah dibanding membirai kata-kata untuk melampiaskan guncangan rasa. Namun, itulah manusia, punya beragam cara dalam memandang dan menyikapi fenomena di dunia mereka. Lihat saja, banyak di antara mereka yang menantang si Corona secara terbuka, dan tak sedikit juga yang jeri setengah mati. Kembali kepada menulis puisi yang semakin hari semakin kehilangan kepentingannya, dapat juga dipahami sebagai upaya untuk keluar atau lari dari prahara Corona. Penyair Gun-
awan Muhammad mengatakan bahwa menulis puisi adalah “respons dari kebutuhan agar setiap wacana mempunyai ruang di mana tersimpan sebuah caveat atau peringatan” bahwa menulis puisi adalah sesuatu yang tidak relevan saat genting ini. Namun, tidak-menulis puisi juga merupakan kemustahilan dalam menanggapi musibah di depan mata kita. Tak menulis puisi juga berarti mendiamkan keadaan dan berpuas dengan apa yang ada. Hal ini tentu mustahil dilakukan oleh manusia yang merupakan makhluk peka terhadap nasib dan lingkungannya. Mungkin perihal itu jugalah yang mendorong penulis sajak dalam tiga puisi terpilih Ganto edisi 218 ini. Puisi pertama berjudul “Sore Hari di Bulan Maret” menceritakan hal yang umum sekaligus spesifik. Hal umumnya adalah bagaimana manusia (yang diwakili tokoh anak-anak) akan berhasil atau gagal mendapatkan apa yang diusahakannya (yang disimbolkan dengan celah dalam hujan). Hal spesifiknya dapat dikaitkan dengan kondisi saat ini yakni situasi pandemi. Orang-orang yang berusaha menghindari diri dari terkena partikel virus SARSCoV-2 (disimbolkan melalui rintik hujan) akan berbeda na-
sib (dianalogikan dengan mereka yang menemukan celah dalam hujan) dengan orang-orang yang tidak berusaha (ia tidak menghindar) dan berpaling dari bala yang sedang dihadapinya. Jika petaka tidak lekas dihindari manusia, maka maut tak segan untuk menghampiri. Kurang lebih begitulah caveat yang ingin dibubuhkan oleh penyair dalam puisi kedua berjudul “Sekujur Badan Angin”. Kedatangan maut dimetaforakan dalam angin yang begitu halus mengetuk punggungku. Kematian tidak pernah mentereng seperti tanpa kilat yang memperingati. Kematian adalah pertanyaan yang tak memerlukan jawaban manusia karena sifatnya adalah retorika, di mana pengertiannya hanyalah si Aku akan berpulang. Pertanyaan ini merupakan jawaban bagi siapa saja yang telah menyadari nasibnya bahwa Aku akan pulang, ke keabadian yang abadi. Menghayati “nasib sebagai kesunyian masing-masing” adalah salah satu pencapaian paling subtil dalam puisi menurut Sapardi Djoko Damono. Namun puisi juga mempunyai tujuan lain, yakni sebagai fenomena (berasal dari bahasa Yunani phainein) yang berarti “meletakkan sesuatu dalam terang”. Ke-
giatan inilah yang dilaksanakan oleh puisi ketiga berjudul “Lokawigna” atau dapat diartikan sebagai “sang pengganggu dunia”. Dalam sajak ini, penulis secara mutlak dan telak menunjuk hidung para penguasa sebagai pihak yang zalim dengan seruan hai para Lokawigna!, pihak yang berpaling dari nasib rakyatnya, dan menjajah bangsanya sendiri. Puisi ini mengeksploitasi potensinya untuk meletakkan kebenaran “seterang-terangnya” yakni penguasa yang abai dan apatis pada rakyatnya. Penulis ingin menemui kebenarannya dengan kebenaran yang sama-sama dirasakan oleh mereka yang senasib. Puisi ini tidak disembunyikan dalam bahasa yang samar-samar dan halus seperti dua puisi sebelumnya. Dari ketiga puisi yang di atas, masing-masing memiliki bentuk, gaya, dan tujuan tersendiri. Ada yang berhasil menyampaikan pesannya secara terbuka, ada yang terbata-bata melafalkannya, bahkan ada yang menyembunyikan pesannya dengan teramat dalam. Itu sah-sah saja karena puisi bermain dalam dunianya sendiri. Begitupun dengan interpretasi-interpretasi atas puisi-puisi tersebut. Bisa jadi tafsiran ini sejalan dengan maksud yang diinginkan penulis (atau
lazim disebut intentio auctoris), atau sejalan dengan makna yang ditentukan teks (intentio operis) atau hanya sebatas pemahaman terbatas dari saya sebagai pembaca (intentio lectoris). Puisi, perenungan, dan filsafat adalah saudara kembar dari orang tua bernama perasaan dan sensitiftas. Semua orang pasti pernah memperdalam apa yang dirasakannya. Namun, beberapa di antaranya sengaja meninggalkannya dalam ruang gelap, dan beberapa lainnya memberikan cahaya penerangan untuk sesama. Begitulah evolusi puisi menjadi sesuatu makhluk yang bernyawa dan bermakna. Sebagaimana hidayah yang mengetuk hati para pendosa, begitulah perasaan-sensitifitas menemui kata-kata dalam melahirkan puisi. Walau rumit dan membosankan, puisi tetaplah kata-kata yang mengalir seperti apa yang disebut Derrida sebagai “papan catur tanpa dasar”. Pemaknaan puisi harus dibebaskan dari beban apapun termasuk harapan pembacanya. Pada akhirnya, tibalah tugas kita menemui dan menemukan arti dari puisi itu. Di mana penyair telah menemuinya melalui jalan yang satu, dan kita sebagai pembaca akan menemukan rupa yang baru dalam jalan yang berlainan.
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
SASTRA BUDAYA
Cerpen
21
Tubo
Oleh Desra Sanivo Mahasiswa Jurusan Seni Rupa TM 2017 Sesekali Gunung Merapi akan meletus ke bawah dan menyebabkan ikan-ikan di Danau Singkarak terapung beramai dan mati. Ombak akan membawa mereka ke tepi danau dan orang kampung akan memilih ikan-ikan itu, sebab mereka tak perlu melempar jala di tengah danau dari sore hingga malam, juga menanggung lelah dalam diam menunggu semalaman kedinginan. Ikanikan itu mati seolah di-tubo atau diracun. Tubo dengan misterius merenggut nyawa targetnya perlahan dan mematikan. Begitulah orang-orang sibuk menikmati panen seharian hingga tepian bersih dari ikan-ikan mati yang sudah dibawa pulang. Salah satunya adalah gadis cilik polos yang tengah menunggu ibunya memilih ikan terakhir ke keranjang. Hanya ia dan ibunya. Dari awal panen pagi hingga sore, tak satu pun orang menyapa dan mendekati mereka. Kamsiah, ia dulu penasaran dan bertanya. Kilah ibu, mereka akan canggung sebab ibunya janda. Ia tak cukup pintar dan mengiyakan. Tetapi, di desa itu bukan ibunya seorang yang tak bersuami. Banyak ibu-ibu di kampungnya itu bekerja di ladang kopi. Mereka bekerja beriringan dengan ibunya. Namun mereka seolah menganggap ibunya tiada. Jika ia ikut, ia tak akan ditegur dan mereka mulai berbisik menjauh dari Kamsiah. Lalu bergunjing beramai-ramai sembari tetap memanen kopi. Dalam banyak kegiatan di desa, ibunya enggan pergi di manapun acara diadakan.
Menjadi janda bukanlah dosa bukan? Sebab wajah hitam ibunya? omong kosong. Bahkan selain Kamsiah, ada anak lainnya di kebun kopi itu yang ibunya juga seorang janda, tapi mereka tetap diajak berbicara. Seorang anak lainnya itu menatap lagi dan memangkas jarak dengan Kamsiah. “Aku Kamidar, Kau Siah kan?” Gadis itu tersenyum tak tahu malu dengan gigi berlubang serta wajah yang tidak lebih cantik. Gadis itu masih tersenyum menunggu balasan, hingga ibunya sadar dan segera menarik tangan Kamidar kasar. Agak mengecewakan, tapi Kamsiah dilarang untuk berbasa-basi pada siapapun di desa itu. Suara dari arah timur kebun terdengar seperti tangis histeris dan teriakan seorang ibu pada tengah hari. Kamsiah dan ibunya menonton. Untuk pertama kalinya ibu Siah mau terlibat dan mencoba membantu orang lain. Ia mencoba menegakkan kepala terkulai gadis yang mencoba mengetahui nama Kamsiah barusan. Ibu Siah mengambil tatakan berisi air lalu meminumkannya pada Kamidar. Ibu Siah membawa kembali kesadarannya. Namun, Ibu Kamidar segera menarik anaknya ke pangkuan, menahan tangan lain-
berkerut, menatap lalu berkedip, itu sudah jelas. “Alasannya?” tanyanya mulai tidak sabar. “Ibumu juga kenapa membentak ibuku? Itu aneh.” tanyanya lagi. Tubo, Siah masih belum tahu tentang itu. “Hari itu Aku memegang barang kalian.” Ucapnya pada Kamidar. Siah semakin tak paham, sebab kata itu asing baginya. Lalu dengan sabarnya Kamidar menjelaskan bahwa ada orang-orang yang secara garis keturunan yang tak akan bisa menolak adanya warisan dari generasi sebelumnya. Begitu satu keluarga wafat, yang lainnya akan menggantikan. Kamidar memberi pilihan kepada Siah untuk mempercayainya ataupun sebaliknya. Puas menemani Kamidar bermain, Siah memutuskan untuk pergi dan meninggalkan sendiri gadis itu. Ia kembali pada ibunya begitu sadar senja telah mendekat. Mereka akan pulang dan memakan rendang daging. Lalu ia akan menanyaIlustrator: kan ibu- nya Vedri Rahmadhana secara langsung setelahmenuju danau lalu bermain nya. Namun sayangnya sesamlempar batu ke arah air danau. painya di kebun, ibunya tidak kedatangannya. Bosan dan lelah Siah mulai menyambut Esok hari yang tak akan perbersuara “Sekarang ayo beritahu Aku.” Kamidar mengangguk, nah Siah lupakan. Ia mencari masih menulis di tanah dengan tahu apa yang terlewatkan, hari ranting. Lama diabaikan Siah setelah Kamidar tak sengaja termulai malas dan beranjak pergi. kena racun. Hari-hari yang ia “Ibumu...” Kamidar mulai bicara jalani sebagai yatim piatu. Orangdan Siah kembali duduk di hada- orang yang tadinya bermuka mapannya. “diasingkan.” Kamidar sam mendadak ramah padanya. mengucapkannya sembari me- Semuanya bermurah hati memnatap Siah intens. Kening Siah beri Kamsiah daging sapi dan nya dari ibu Siah. Ia marah besar. “Sudah ku katakan jangan bekerja, tanganmu itu adalah petaka.” Bentaknya pada ibu Siah. Ia masih memaki-maki pada angin bahkan setelah Siah dan ibunya pergi dari sana. Siah merasa bingung dan penasaran. Siah diam-diam mendekati ketika hari lainnya Kamidar bermain tanpa diawasi ibunya. Ia ketuk bahu anak itu memberi isyarat menjauh dari penglihatan ibu-nya. Mereka sampai di bawah bukit
ikan. Mereka seolah mencoba mengurangi kehilangan Siah. Rumor berkembang bahwa ibunya dilarikan bunian atau mahklus halus bukit tersebar. Lalu gadis itu datang lagi. Siah berpikir bahwa ia harusnya tak bersama Kamidar hari itu, lebih baik tidak mengenalnya. Dia berbeda dari biasanya saat menghantar makanan, pakaian, ataupun mengajak bersama ke kebun untuk bekerja. Ia melambaikan tangannya menyuruh mengikuti ke bagian terdalam kebun kopi di sore tanpa sepatah kata. Remang senja, suasana sepi dan hutan yang hening memenuhi pengamatannya. Ia ditinggal di depan gundukan tanah yang di atasnya tersusun batu-batuan kecil, tanpa nisan. Kuburan asing yang aneh. Kamsiah teringat Mimpi buruknya. Tangan-tangan besar yang menyerang ibunya hingga jatuh tersungkur. Suara yang biasa meninabobokan telah memanggil namanya. Ibunya yang ikut seseorang ke hutan. Semuanya satu, selendang yang biasa dipakai ibunya di kepala untuk membawa keranjang terselip di sela bebatuan. Esoknya Siah datang dengan sambutan hangat penghuni desa dan suka cita pernikahan Kamidar. Ia ikut membantu ibu-ibu ke dapur, lalu dengan tangannya meracik bumbu masakan. Siah dengan suka cita mengulurkan tangannya yang akan membantu seluruh warga desa. Siah melangkah menjauhi senja mendekati gelapnya malam, beriringan dan mungkin berpegangan tangan menemui ibunya yang telah tiada.
KRITIK CERPEN
Warisan Pembawa Petaka
Diasuh Oleh Nesa Riska Pangesti, S.S, M.A
Di Indonesia masih sering dijumpai praktik ilmu hitam seperti perjanjian antara jin dan manusia. Salah satunya tubo, yang bisa dijumpai pada masyarakat Minangkabau seperti yang diangkat oleh cerpen tubo karya Desra Sanivo. Tubo dianggap sebagai salah watu warisan tak benda yang begitu ditakuti oleh masyarakat Minangkabau.
Tubo diwariskan secara turun-temurun berdasarkan garis keturunan. Hal ini juga dialami oleh Ibu Kamsiah, tokoh dalam cerpen, seperti yang dapat dilihat dalam kutian berikut. “Lalu dengan sabarnya Kamidar menjelaskan bahwa ada orang-orang yang secara garis keturunan yang tak akan bisa menolak adanya warisan dari generasi sebelumnya. Begitu satu keluarga wafat, yang lainnya akan menggantikan. Kamidar memberi pilihan kepada Siah untuk mempercayainya ataupun sebaliknya”. Kutipan tersebut menunjukkan kepercayaan orang-orang bahwa keluarga Siah memiliki warisan tubo dari generasi sebelumnya. Hal itulah yang membuat keluarga mereka dikucilkan oleh warga kampung tempat mereka tinggal. Orang-orang takut untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan Kamsiah dan ibunya, bukan lantaran ibu Kamsiah
seorang janda melainkan karena “warisan” yang mereka miliki. Umumnya orang akan senang jika memiliki warisan, namun tidak demikian dengan Tubo. Orang yang memilikinya akan diasingkan dan dikucilkan karena kekhawatiran akan keselamatan nyawa. Tubo merupakan sejenis racun yang biasanya diberikan melalui makanan atau minuman yang disajikan kepada orang yang dituju. Racun ini begitu berbahaya karena meskipun korbannya telah diobati oleh dukun tetap saja orang tersebut tidak dapat sehat seperti semula. Ketika tokoh Kamidar tiba-tiba pingsan di kebun, ibunya percaya bahwa anaknya terkena racun sehingga ia menjadi sangat marah ketika mengetahui ibu Siah mencoba membantunya. “Sudah ku katakan jangan bekerja, tanganmu itu adalah petaka.” Bentaknya pada ibu Siah. Kutipan ini menimbulkan pertanyaan apakah ibu Kamsiah
memiliki tubo yang menjadi warisannya atau ia memiliki kekuatan untuk melawan tubo? Pertanyaan ini muncul karena ibu Siah justru mengembalikan kesadaran Kamidar ketika ia pingsan terkena racun. Hal ini mungkin sengaja ditampilkan oleh Sanivo untuk membuat pembaca bingung tentang siapa sebenarnya yang memiliki warisan itu. Namun, pembaca dibuat yakin bahwa ibu Kamsiah memiliki tubo ketika warga justru merasa bahagia dan berubah perlakuannya kepada Kamsiah ketika ibunya telah menghilang seperti diculik oleh sebangsa lelembut dari tengah hutan lalu ditemukan makam tanpa nisan. Setelah kepergian ibunya inilah Kamsiah diterima dengan baik oleh warga. Warga yang biasanya selalu bermuka masam dan enggan berinteraksi dengannya kini berubah menjadi ramah. Mereka seolah lega karena ibunya telah tiada dan mereka telah terbebas dari ancaman warisan yang
membawa petaka itu seperti tergambar dalam kutipan berikut. “Orang-orang yang tadinya bermuka masam mendadak ramah padanya. Semuanya bermurah hati memberi Kamsiah daging sapi dan ikan. Mereka seolah mencoba mengurangi kehilangan Siah”. Selain membahas persoalan tubo, ada satu hal yang menarik untuk dibicarakan. Di awal cerpen, diceritakan bahwa Kamsiah dan Kamidar adalah anak-anak yang selalu ikut ibu mereka ke kebun. Namun, di akhir cerita menunjukkan Kamidar menikah tidak berapa lama setelah ibu Kamsiah meninggal. Hal ini kemudian yang menimbulkan pertanyaan apakah pernikahan dini di kampung mereka memang dianggap wajar? Jika memang demikian tidak mengherankan jika di kampung tersebut juga terdapat banyak janda. Hal ini mungkin adalah akibat dari pernikahan dini tersebut.
RESENSI
22
Mengkritisi Kaca Buram Kode Etik dalam Bisnis Jurnalisme Judul Penulis Penerbit Tebal Cetakan
Refleksi Nilai Budaya dalam Kehidupan Masyarakat Minangkabau
: Etika dan Bisnis Dalam Jurnalistik : Hamdani M. Syam, Ulfa Yuniati, dan Nora Meil : Syiah Kuala University Press : 340 Halaman : Pertama , 2021
Buku ini berisi tentang kode etik dan bisnis di dunia jurnalistik. Menggunakan bahasa yang luwes dan kaya akan humor, dalam buku ini penulis mengkritisi dan mempertanyakan banyak hal terkait pelangaran kode etik jurnalistik. Masalah etika yang sering terjadi adalah terkait prinsip etis memanfaatkan suatu peristiwa demi meraih keuntungan. Dalam buku inilah kita dapat memahami bahwa bisnis jurnalistik memiliki hubungan yang sangat dekat, hingga bisnis jurnalistik yang tidak dibenarkan menyalahi etika jurnalistik itu sendiri. Penulis memaparkan bahwa saat ini praktik-praktik jurnalistik seringkali berbenturan dengan prinsip etis yang seharusnya dipegang oleh wartawan. Terdapat banyak pelanggaran kode etik jurnalistik di Indonesia mulai dari praktik suap, pencemaran nama baik, konten pornografi, hingga persoalan etika media siber. Permasalahan yang bukan hal baru itu seperti warisan yang diturunkan hingga tetap eksis di era ini. Selain bahasa yang ringan namun tegas, buku ini juga didukung oleh data dan observasi penulis yang menambah daya tarik dari buku ini. Buku ini layak untuk dibaca oleh semua kalangan terutama yang bergelut dalam bidang jurnalistik. Lebih lanjut buku ini juga membahas bagaimana penerapan kode etik di dunia jurnalistik
yang tidak mudah mengigat prinsip kode etik yang bersifat personal dan otonom. Personal merupakan penataan kode etik tergantung sepenuhnya pada hati nurani wartawan. Sementara otonom merupakan perusahaan organisasi yang memiliki wewenang untuk memutuskan dan menetapkan sanksi atas pelanggaran kode etik yang dilakukan wartawannya. Buku ini sangat membantu pembaca yang haus akan informasi seputar jurnalistik. Penulis mengambarkan etika dalam dunia jurnalistik menjadi penting karena memaksa insan pers untuk membuat komitmen dan keputusan yang bijaksana di antara alternatif yang ada. Ketika seorang wartawan memperhatikan etika maka ia akan melakukan sesuatu yang benar atau terbaik. Pada buku ini dijelaskan bahwa ada dua batasan etika, yaitu batasan etika yang berasal dari luar diri wartawan dan batasan dari dalam diri. Selain itu, buku ini sangat pas dibaca saat bersantai dan menarik untuk menambah wawasan mengenai jurnalistik yang memperluas ilmu mengenai jurnalistik. Dari buku ini juga pembaca dapat memahami bahwa bisnis jurnalistik memiliki hubungan yang sangat erat. Hingga bisnis jurnalistik tidak dibenarkan menyalahi kode etik jurnalistik itu sendiri. Resensiator: Monalisa Hidayah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah TM 2019
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
Judul Penulis Penerbit Tebal Cetakan
: Ramuan Penangkal Kiamat : Zelfeni Wimra : Gramedia Pustaka Utama : 153 Halaman : Pertama, Januari 2021
Buku Ramuan Penangkal Kiamat merupakan buku yang ditulis oleh Zelfeni Wimra seorang dosen di Fakultas Syari’ah Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang. Buku ini tersaji dalam bentuk kumpulan cerpen dengan 19 cerita yang membahas tentang berbagai kisah kehidupan di Minangkabau. Cerita pertama dalam buku kumpulan cerpen ini berjudul “Bila Jumin Tersenyum”. Cerita ini membahas tentang pentingnya menuntut ilmu. Di awal cerita disampaikan bahwa Jumin adalah seorang alim ulama yang sangat dihargai dikampungnya. Ia kerap berceramah di surausurau atau masjid di kampung tersebut. Seiring bertambahnya usia, memunculkan beberapa perubahan terhadap diri Jumin, seperti melafalkan Al-qur’an dan membacakan sabda nabi yang sudah tidak benar lagi. Karena hal ini masyarakat kampung sepakat untuk mengumpulkan uang guna membeli gigi palsu untuk Jumin. Saat uang tersebut telah terkumpul dan diserahkan warga kepada Jumin, muncullah kebimbangan dalam hati Jumin sebab saat itu anaknya pun membutuhkan uang untuk biaya pendidikannya. Jumin yang selalu menekankan akan kewajiban menuntut ilmu itu kemudian memutuskan memberikan uang tersebut kepada anaknya Nurni. Jumin menganggap kebutuhan pribadinya tidak lebih penting dari hal menuntut ilmu.
Penempatan 19 cerita dalam buku ini disusun dengan sangat baik, sehingga saat kita membaca cerita pertama maka kita akan merasa penasaran untuk melanjutkan ke cerita berikutnya. Selain penempatan cerita yang diatur dengan baik buku ini juga memiliki judul yang menarik dari masing-masing cerita. Hal ini sangat memungkinkan menarik minat pembaca untuk melanjutkan isi bacaan. Di samping penempatan cerita yang baik dan menggunakan judul cerita yang sangat menarik, buku ini juga tidak lepas dari kekurangan. Pada buku ini terdapat penggunaan banyak kosakata Bahasa Minang, seperti dalam penyebutan nama, gelar, dan istilah, namun minim akan penjelasan terhadap kata-kata tersebut. Hal ini memungkin pembaca yang bukan orang Minang akan kesulitan memahami maksud dari si penulis. Sebahagian besar cerita dalam buku ini banyak menceritakan tentang kisah kehidupan di masa lalu, baik itu kehidupan bermasyarakat dan juga kehidupan berkeluarga. Karena didominasi oleh kisah kehidupan masyarakat Minangkabau, maka kumpulan cerpen ini juga kaya dengan nilai budaya dan adat masyarakat Minangkabau yang dapat menumbuhkan kembali rasa cinta kita terhadap budaya dan adat. Resensiantor: Ardi Candra Mahasiswa Prodi Kepelatihan Olahraga TM 2018
ULASAN FILM
Badai Pasti Berlalu Judul film Genre Rilis Durasi Sutradara Bahasa Pemain
: Yang Tak Tergantikan : Drama Keluarga : 15 Januari 2021 : 104 menit : Herwin Novianto : Indonesia : Lulu Tobing, Dewa Dayana, Yasamin Jasem, dan Maisha Kanna
Yang Tak Tergantikan adalah film drama keluarga garapan Herwin Novianto yang dirilis pada Januari 2021. Film ini menceritakan tentang sebuah keluarga broken home yang menghadapi badai masalah yang menerpa keluarga mereka. Film ini diperankan oleh Aryati (Lulu Tobing) sebagai Ibu sekaligus orang tua tunggal, Bayu (Dewa Dayana) yang berperan sebagai anak pertama laki-laki, Tika (Yasamin Jasem) sebagai anak kedua, dan terakhir Kinanti (Maisha Kanna) yang berperan sebagai si bungsu. Setiap anggota keluarga dalam sebuah rumah kontrakan itu memiliki masalah masing-masing. Aryati yang baru bercerai dengan suaminya harus menghadapi permasalahan ketiga anaknya. Bayu yang baru saja diberhentikan dari pekerjaan menjadikan narkoba sebagai tempat pelariannya. Tika yang sedang di dalam masa pubertas hidup mengikuti arus gaya pertemanannya. Serta si bungsu Kinanti yang butuh perhatian lebih karena prestasi, namun tidak paham dengan situasi yang terjadi. Di awal film, penonton akan dihadapkan pada perceraian Aryati. Selanjutnya penonton dibawa kepada adegan keseharian dari keluarga tersebut. Cuplikan adegan makan bersama di meja makan menjadi rutinitas yang ditampilkan keluarga terse-
but saat menyaksikan film ini. Kebersamaan mereka tampak selalu terlihat setiap kali berkumpul di rumah. Meja makan pun turut menjadi saksi atas segala hal yang terjadi pada keluarga itu. Film ini secara tidak langsung menunjukkan bagaimana perjuangan seorang ibu dalam menghidupi dan menghadapi setiap masalah yang datang silih berganti di keluarganya. Aryati yang bekerja sebagai sopir taksi online harus bekerja ekstra dari pagi hingga malam. Bahkan ia pernah menabrak hydran air karena mengantuk saat berkendara. Tak hanya itu, Aryati juga seringkali ditagih hutang karena belum melunasi uang kontrakan. Hal ini membuat Aryati terbawa emosi saat masalah anak-anaknya datang secara bersamaan, seperti Bayu yang kedapatan mencuri cincin peninggalan eyangnya dan menggunakan narkoba, serta Tika yang melarikan diri dari rumah dan bolos sekolah. Namun tak lama setelah itu, akhirnya Tika pulang dalam keadaan basah kuyup. Aryati meluapkan emosinya kepada anak-anaknya hingga menyebut semua masalah yang ada. Hingga akhirnya, ibu tiga anak ini pergi ke dalam kamar sambil menangis menumpahkan emosi yang masih terpendam. Namun, adegan konflik tersebut tidak berlangsung
lama. Di saat emosi Aryati sudah reda mereka pun saling berpelukkan dengan haru setelah mengucapkan maaf satu sama lain. Sisi lucu dari film ini juga akan turut membuat kita tersenyum, setiap adegan berpelukkan selalu terjadi mati lampu dan mereka akan tertawa bersama karena itu. Di akhir cerita, penonton dihadapkan pada pemecahan masalah atas konflik yang ada. Akhirnya mereka sepakat untuk menjual mobil yang biasa digunakan Aryati bekerja untuk dapat melunasi uang sewa rumah. Mereka berpelukan untuk terakhir kalinya di rumah kontrakan itu lalu kemudian sepakat untuk pindah ke rumah kontrakan baru. Bayu juga mendapat gaji sebelum diberhentikan dari pekerjaanya sehingga bisa mengganti cincin peninggalan eyang yang dicurinya. Sebelum film Yang Tak Tergantikan ini berakhir, penonton akan mendapatkan sebuah pesan moral dari keluarga ini.“Keluarga yang bahagia idealnya ada ayah, ibu dan anak. Tetapi, meskipun tidak ideal pasti tetap bahagia karena kebersamaan,” begitulah pesan akhir dari film tersebut yang dapat dipetik sebagai pelajaran. Resensiator: Lidya Octaliani Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar TM 2018
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
23
CATATAN BUDAYA
Serakah Oleh Tiara Tri Dewi Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2019 Serakah, adalah satu kata yang mungkin terdengar meresahkan bagi sebagian orang, kata sifat yang tak terpuji yang harus dijauhi oleh manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, serakah adalah kata yang memiliki makna selalu hendak memiliki lebih. Tidak bisa dipungkiri, sifat serakah memang selalu menggerogoti hati manusia. Keserakahan akan lenyap dari pikiran manusia ketika ruh sudah terpisah dari jasad. Acap kali kata “sukses” dijadikan kambing hitam bagi pihak-pihak yang ingin meraup keserakahan. Sukses bagi mereka yang serakah diartikan sebagai sebuah kekayaan yang melimpah ruah, duduk di kursi mewah beserta jabatan tinggi, dan kepopuleran yang fana. Padahal, definisi sukses tak sesempit itu. Orang-orang yang sudah sukses justru meyakini definisi sukses adalah tentang kebahagiaan dan bukan tentang kekayaan atau jabatan. Hal ini tersebab banyak orang yang berada pada puncak kesuksesan, tetapi belum menemukan secuil kebahagiaan. Sifat serakah bisa menjelma dalam berbagai bentuk. Perilaku korupsi yang akhir-akhir ini marak terjadi di Indonesia merupakan penjelmaan dari sifat serakah. Seperti teori yang dikemukakan oleh Jack Bologne yang mengatakan bahwa faktor penyebab korupsi adalah keserakahan, kesempatan, kebutuhan, dan pengungkapan. Seorang akademisi Amerika Serikat yang
melalukan penelitian mengenai korupsi dan akuntasi forensik itu juga menyatakan, bahwa keserakahan berpotensi dimiliki setiap orang dan berkaitan dengan individu pelaku korupsi. Tampaknya pemikiran dari Jack Bologne tersebut memang nyata adanya, sesuai keadaan yang terjadi di masyarakat. Pelaku korupsi ini, tak lain dan tak bukan adalah orangorang yang mempunyai kehidupan lebih dan mempunyai jabatan yang tinggi. “Masih kurang apalagi?” Pertanyaan tersebut mungkin sering terlontar dari masyarakat kalangan bawah untuk mencela pelaku korupsi. Ironis sekali, ketika makhluk-makhluk berpendidikan tinggi mempunyai kehidupan yang mewah dan serba ada, tetapi masih saja bertindak mengambil dan menggerogoti hak yang bukan miliknya. Padahal, masih banyak tangan-tangan dan perut-perut kelaparan yang menjerit karena ketidakberpunyaan. Pandemi Covid-19 yang melanda tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat saja, tetapi juga mengakibatkan kelumpuhan ekonomi. Krisis terjadi di mana-mana, banyak pekerja yang harus kehilangan pekerjaannya. Dalam mengatasi hal tersebut pemerintah berupaya memberikan
bantuan kepada masyarakat yang terdampak, seperti bantuan sembako, Bantuan Langsung Tunai (BLT), dana desa, dan berbagai Bantuan Sosial (Bansos) lainnya. Namun mirisnya, bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat y a n g
Ilustrator: Vedri Rahmadhana
membutuhkan itu malah direnggut oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Pelaku menjalankan aksi keserakahan pada kesempatan yang tidak sempit. Pelaku korupsi ini berasal dari berbagai kalangan, dimulai dari penjabat ke-
las teri hingga para menteri. Tidak asing lagi terdengar di telinga kita mengenai korupsi bantuan sosial yang dilakukan oleh Menteri Sosial Indonesia. Sangat bertolak belakang dari tugas dan wewenangnya. Jika ditilik, berdasarkan Peraturan Presiden No.46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial Republik Indonesia, dinyatakan bahwa kementerian sosial mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, dan penanganan fakir miskin untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara, dan inklusivitas. Sangat disayangkan, tugas tersebut tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Para tikus berdasi itu sangat mirip dengan tokoh Ratakus pada film pendek yang berjudul Ratakus si Rakus. Monster besar yang serakah itu tidak mau berbagi kepada monyet yang bernama Molu dan sapi yang bernama Primoo. Semua makanan dan tanaman sekitar di lahapnya tanpa memikirkan teman-teman-
nya yang juga kelaparan. Pada akhirnya, banjir terjadi karena hujan deras turun dan semua tanaman sudah dimakan oleh Ratakus si monster yang rakus itu dan hingga ia tenggelam bersama keserakahannya. Sedangkan Moli dan Primoo selamat. Ya, seperti halnya para tikus berdasi itu yang harus berakhir dengan mendekam di balik jeruji besi. Serakah adalah awal kehancuran. Seharusnya, para pelaku korupsi berkaca pada kalimat tersebut. Tidak hanya pada film Ratakus si Rakus, tapi juga pada kisah nyata manusia-manusia terdahulu. Ingatkah kita dengan penguasa Mesir kuno, Firaun. Ia serakah dalam kekuasaan sehingga menganggap dirinya sebagai tuhan. Pada akhirnya, keserakahan itu menghantarkannya pada gerbang kehancuran sehingga hidupnya berakhir tewas di Laut Merah. Herannya, keserakahan manusia modern sekarang melebihi kesarakahan Raja Mesir, Firaun. Jika kepuasan dijadikan puncak dari keserakahan maka mau dicari hingga ujung dunia pun tidak akan pernah ditemukan karena pada hakikatnya manusia tidak akan pernah merasa puas. Memakai terompah keserekahan sama saja berjalan menuju lubang yang menyesatkan. Keserakahan diibaratkan tali panjang yang mencekik hati dan pikiran manusia. Untuk bisa melepaskan belenggu itu manusia harus pandai-pandai bersyukur.
OGAN
Ilustrator: Vedri Rahmadhana
Maret-Mei 2021 Edisi No.218/Tahun XXXII
Surat Kabar Kampus Ganto
Ilmu Amaliah Amal Ibadah
IKLAN
KELUARGA BESAR SKK GANTO MENGUCAPKAN SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU
Abdul Hamid, S.Pd. & Meri Susanti, S.Pd. Pemimpin Umum 2018/2015 Faeza Rezi S, M.Pd. Pemimpin Umum 2013
Juliana Murti, S.S. Staff Riset 2015
SEMOGA SAKINAH MAWADDAH WARAHMAH
24