Meniti Rancangan Besar

Page 1

ISSN: 1412-890X

Edisi No.217/Tahun XXXI/Januari-Februari 2021

Teropong

Hambatan dan Tantangan Ormawa

Selama pandemi Covid-19 Organisasi Mahasiswa menghadapi sejumlah tantangan berupa.... hal 13

Feature

Panorama Puncak Paralayang, Bukit Gado-Gado

Menikmati pemandangan di Puncak Paralayang menjadi pilihan wisata yang pas untuk dikunjungi di waktu.... hal 14

Telusur

Kota Tua Padang: Saksi Bisu Kemajuan Kota Padang Tempo Dulu

Kota Tua Padang di kawasan Sungai Batang Arau menyuguhkan nuansa.... hal 15

www.ganto.co

SKK Ganto

SKK Ganto UNP

skkgantounp

redaksiganto@gmail.com

@gantonews


Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

2 FAJAR

Langkah Emas 2021

Upaya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan perguruan tinggi merupakan pekerjaan serius yang tidak saja dilakukan oleh perguruan tinggi melainkan juga pemerintah saat ini. Universitas Negeri Padang (UNP) dari waktu ke waktu berupaya mengukuhkan diri untuk perbaikan yang tak pernah ada habisnya. Sejak berhasil memperoleh akreditasi A pada tahun 2016 lalu, UNP kemudian memiliki visi untuk menjadi universitas unggul di kawasan Asia Tenggara di tahun 2020. Pemerintah lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pun mendukung penuh perguruan tinggi dalam percepatan kualitas lewat sejumlah kebijakan, salah satunya adalah diterbitkannya Indikator Kinerja Utama (IKU). UNP di tahun 2021 memiliki tekad untuk memenuhi delapan indikator IKU yang telah dicanangkan Kemendikbud. Kebijakan tersebut mendorong perguruan tinggi berakselerasi mencetak sumber daya manusia yang siap guna lewat basis pemutakhiran teknologi. Sejumlah tugas dalam pencapaian indikator IKU ini pun menanti untuk diselesaikan. Adanya kebijakan IKU yang hendak dicapai oleh UNP pada dasarnya mendukung segala target-target UNP yang sudah ada. Cita-cita menjadi universitas unggul di kawasan Asia Tenggara pun dapat dipercepat dengan keseriusan UNP untuk menuntaskan indikator yang ada di IKU tersebut. Kendati demikian, untuk dapat menunaikan harapan tersebut agaknya menjadi jalan yang berliku bagi UNP sendiri. Pekerjaan rumah terberat saat ini bagi UNP barangkali menciptakan lulusan siap kerja dengan pekerjaan layak, yang merupakan salah satu indikator IKU. Untuk hal ini, target tersebut belum tercapai sepenuhnya bagi UNP. Perbaikan sarana dan prasarana pun tak terlupakan bagi UNP untuk terus diupayakan. Menghadirkan fasilitas layak dan nyaman menjadi salah satu dasar membangun cita-cita UNP layak unggul di kawasan Asia Tenggara. Sejumlah pembangunan saat ini dapat kita temui bertahap terus direncakan oleh UNP. Harapannya, pembangunan yang terus digencarkan tidak meniadakan esensi ramah lingkungan yang mestinya tidak dilupakan oleh UNP. Harapan demi harapan akan terus bergulir, satu per satu akan dapat dituntaskan asal semua aspek dapat terbenahi dengan layak. Hadirnya pandemi Covid-19 saat inipun juga menjadi tantangan tersendiri bagi UNP. Tentu, dalam situasi serba daring ini masih dibutuhkan adaptasi oleh sivitas akademika untuk menghidupi lingkungan akademik . Oleh karena itu, harapan mencapai target indikator IKU di tahun 2021 ini semoga mampu dicapai oleh UNP. Akhir kata, semoga segala tantangan dan tugas yang belum tertuntaskan dapat dilakukan secara bahu-membahu untuk UNP yang lebih jaya. Pemimpin Redaksi Cetak

GANTOLE

+ UNP realisasikan IKU tahun ini? - Yakin tercapai? + Interaksi Ormawa rendah - Ya karena daring +Fasilitas protokol kesehatan belum lengkap? - Perlu evaluasi!

SARIPATI

IKU: Senarai Tantangan Menuju UNP yang Menjulang

Drs. Andria Catri Tamsin, M. Pd. Pembina SKK Ganto UNP

Ganto edisi 217 kali ini mengulas mengenai Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditargetkan oleh Universitas Negeri Padang (UNP) pada 2021. IKU yang diregulasikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di tahun 2021 merupakan ukuran kinerja yang bertujuan untuk mengukur keberhasilan perguruan tinggi. Ukuran tersebut nantinya akan dijadikan sebagai patokan untuk menyusun manajemen kerja yang baik. Sejalan dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang disampaikan Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph. D 31 Desember 2020 bahwa UNP bertekad untuk memenuhi pencapaian delapan indikator IKU. Dibutuhkan orangorang yang siap bekerja dan fokus dalam menjalankan kewajibannya. Kejujuran setiap pegawai yang

mengemban jabatan tertentu menjadi sebuah keberhasilan kebijakan ini. Sebenarnya delapan poin IKU tersebut telah terealisasikan, tetapi dalam pengukurannya masih sangat perlu dilakukan evaluasi. Jika dikaji lebih dalam, misalnya pada poin pertama IKU, yaitu lulusan mendapat pekerjaan yang layak, upah di atas Upah Minimum Regional, menjadi wirausaha, atau melanjutkan studi. Dalam perjalanannya, kita masih dapat menemukan lulusan UNP yang belum memiliki pekerjaan tetap dan peluang untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki. Artinya, ada tekad yang belum berhasil diraih. Dengan temuan-temuan ini, tentu saja sangat diharapkan kita dapat menemukan solusi yang memberdayakan peluang para lulusan UNP. Pengukuran IKU ini sendiri memiliki sembilan belas perhitungan. Beberapa diantaranya, yaitu pertama, jumlah mahasiswa yang berwirausaha dengan cara mengukur jumlah mahasiswa program sarjana yang berwirausaha. Kedua,

menghitung persentase lulusan bersertifikat kompetensi dan profesi. Ketiga, persentase program studi terakreditasi A. Keempat, jumlah mahasiswa berprestasi. Kelima, persentase lulusan perguruan tinggi yang langsung bekerja. Keenam, peringkat perguruan tinggi di tingkat nasional. Ketujuh, akreditasi institusi. Kedelapan, jumlah pusat ukuran ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kriteria, yaitu kemampuan lembaga untuk menyerap teknologi dari luar, kemampuan mengembangkan kegiatan riset, dan kemampuan mendiseminasikan hasil-hasil riset. Kesembilan, Persentase dosen tetap yang memiliki kualifikasi doktor. Kesepuluh, persentase dosen tetap yang memiliki jabatan akademik lektor kepala pada akhir tahun berjalan. Sepuluh ukuran yang diuraikan dari sembilan belas ukuran keberhasilan IKU, dapat kita lihat masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua. Demi ketercapaian sebuah tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, Well began is a half done!

POKOK PADANG

Tunas Baru Organisasi

Salam Pers Mahasiswa! Menjadi tunas baru dalam organisasi tentunya menjadi tugas besar bagi pendahulu untuk membimbing dan membersamai proses tumbuh dan berkembangnya. Terlebih kondisi lingkungan yang menjadi faktor terbesar dalam mempengaruhi proses tersebut. Kehidupan normal baru yang dijalani Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto menuntut para pengurus baru untuk tetap aktif menjaga eksistensi dan kredibilitas dalam berorganisasi. Semua itu tak terlepas dari proses yang telah dilalui sebelum memasuki tahun 2021. Kru Ganto dipacu untuk dapat mencari solusi dari permasalahan yang menghambat proses tersebut dan memperhitungkan permasalahan yang akan terjadi di masa mendatang. Tak jarang rasa waswas dalam mengambil keputusan menjadi tantangan tersendiri dalam menjalankan roda organisasi di tengah pandemi ini. Karena perkuliahan daring, sebagian kru Ganto berhalangan hadir secara kansung di Padang dalam menggarap edisisi 217 ini. Beberapa alasan mengharuskan

Rapat: Kru SKK Ganto saat melaksanakan rapat ide laporan edisi 217 di Pendop PKM, Sabtu (23/1). f/Rino.

sebagian bekerja daring. Hal ini memunculkan permasalahan seperti sulitnya komunikasi antar kru sehingga menimbulkan kecurigaan satu sama lain. Solidaritas dan rasa tanggung jawab juga diuji. Meski demikian, edisi 217 ini dapat kami suguhkan kepada pembaca. Mengangkat ide Laporan mengenai Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditargetkan Universitas Negeri Padang (UNP) pada tahun ini, Ganto menelusuri persiapan tersebut pada masing-masing fakultas. Sejauh apa pencapaian yang telah diraih pada masing-masing fakultas serta program yang akan ditargetkan kedepannya.

Selain itu, Ganto juga menyuguhkan berita mengenai kejelasan Kuliah Kerja Nyata bagi mahasiswa yang mengikuti Program Kampus Merdeka Mengajar Perintis, kejelasan mengenai sistem Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ) Universitas Indonesia, pembangunan labor Fakultas Pariwisata dan Perhotelan, dan beberapa isu seputaran kampus UNP lainnya. Tentunya masukan dan saran dari pembaca setia Ganto senantiasa kami nantikan untuk kemajuan yang lebih baik. Akhir kata kami segenap kru 2021 mengucapkan terima kasih dan selamat membaca. Pemimpin Umum

Surat Kabar Kampus Ganto Universitas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, International Standard Serial Number (ISSN): 1412-890X, Pelindung: Rektor UNP: Prof. Ganefri, Ph.D., Penasehat: Wakil Rektor III UNP: Drs. Hendra Syarifuddin, M. Si, Ph. D., Penanggung Jawab: Titi Sri Wahyuni, S.Pd., M. Eng., Romi Mardela, S.Pd., M.Pd., dan Drs. Andria Catri Tamsin, M.Pd., Dewan Ahli: Lutfi Darwin, Mega Oktavianda, Irza Ade Suarni, Ozza Syafrigo Aulia, Rhodatul Annisa, Anisa Erda Walanda, Fuji Jelang Ramdhan, Aminah Wulansari Lubis, Riska Meliani, Aisyah Hamid, Ahmad Fadillah B, Yeni Maharani, Imelda Kristinafanny Sirait, Staf Ahli: Konsultasi Psikologi: Indah Sukmawati, S.Pd, M. Pd. Kons., Konsultasi Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, M.Kes., Kritik Puisi: Muhammad Adek, M.Hum., Kritik Cerpen: Nesa Riska Pangesti, S.S., M.A., Kritik English Corner: Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd., Artikel Filsafat: Alim Harun Pamungkas, M. Pd., Pemimpin Umum: Mitha Melanie Putri, Sekretaris Umum: Widia Nurfitri, Bendahara Umum: Lidya Octaliani, Pemimpin Redaksi Cetak: Rahma Livia, Pemimpin Redaksi Televisi dan Daring: Habil Ramanda, Kepala Penelitian dan Pengembangan: Siska Novrida Yanti, Pemimpin Usaha: M. Afdal Afrianto, Redaktur Pelaksana: Nisrina Zakia Khalel, Redaktur Berita: Rezky Amelia Putri dan Rizka Mutiah Nur, Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya: Nurul Safitri, Redaktur Tulisan: Tiara Tri Dewi, Redaktur Artistik: Vedri Rahmadhana, Fotografer: Rino Warisman Putra dan Kurnia Sandi, Redaktur Daring: Rezky Ultabaini, Monalisa Hidayah, dan Indah Pareza, Editor dan Vidiografer: Ardi Candra dan Muhammad Taufik, Desainer Grafis: Liza Marlinda, Ilustrator: Fitria Panca Ramadhani, Staf Riset: Tharifa Annisa Onny dan Sisri Hayati, Staf Pustaka dan Kearsipan: Lili Rahmadani, Staf Usaha: Azizah Seprianty dan Masriani Oktari, Staf Percetakan dan Sirkulasi: Yuni Komala Dewi, Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat: Gedung Student Center Lt 2 Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode pos 25131. Laman web: http://ganto.co, email: redaksiganto@gmail.com, Percetakan: Unit Percetakan PT. Padang Graindo Mediatama (Isi di luar pertanggungjawaban percetakan), Tarif iklan: Rp4.000.000,00 (halaman penuh berwarna), Rp1.500.000,00 (1/2 halaman hitam-putih), Rp100.000,00


Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

3

SURAT PEMBACA

Blended Learning Belum Sepenuhnya Diterapkan Saat ini Universitas Negeri Padang (UNP) menerapkan sistem blended learning, yaitu mengutamakan mata kuliah praktek untuk tatap muka dan mata kuliah teori secara daring. Namun, beberapa jurusan tidak mau melaksanakan kuliah tatap muka padahal ada mata kuliah praktek, seperti microteaching. Mengapa demikian ? Lidya Octaliani Mahasiswa Jurusan PGSD TM 2018

Masih Dipersulit Sejak Pandemi aktivitas Organisasi Mahasiswa (Ormawa) menjadi terhambat. Sudah hampir setahun berselang, Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) tidak dapat digunakan untuk berkegiatan secara lancar. Sementara itu, jika dibandingkan dengan akses masuk ke gedung lainnya, mahasiswa Ormawa paling disulitkan untuk akses ke Gedung PKM . Rahma Livia Mahasiswa Jurusan Psikologi TM 2017

FILOSOFIA

Akreditasi Unggul, Pencetak Manusia Unggul?

Lagi-lagi UKT Sejak kuliah dialihkan ke sistem daring, jumlah Uang Kuliah Tunggal (UKT) terasa begitu berat untuk dipenuhi lantaran tak ada penurunan. Meskipun telah diluncurkan Website Rumah Gadang yang ingin mengurus penurunan UKT, namun tidak semua mahasiswa yang mendapatkannya. Saya berharap kepada pihak kampus agar bisa meringankan kewajiban mahasiswa dalam pembayaran UKT. Arifantri Zozeka Mahasiswa Jurusan PGSD TM 2019

Pengendara Nakal di Gedung A dan B FIS Semenjak adanya tanggul di jalan depan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan Fakultas Ekonomi (FE), banyak kendaraan memutar arah untuk tidak melewati tanggul tersebut. Akibatnya kendaraan tersebut justru melewati jalan di FIS dan FE yang mengganggu pejalan kaki di sana, sehingga pejalan kaki harus lebih hati-hati dengan kendaraan yang sering melaju cepat. Nico Nugroho Mahasiswa Prodi Pendidikan Sendratasik TM 2019

Tempat Cuci Tangan Kering Air Di beberapa titik di UNP sudah di sediakan tempat cuci tangan sebagai bentuk pencegahan penularan virus Covid-19. Namun sangat disayangkan bahwa di beberapa titik, tempat cuci tangan tersebut tidak ada air bahkan tidak berfungsi. Mahasiswa UNP

Oleh Alim Harun Pamungkas Pengajar Filsafat Pendidikan Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Berubahnya status akreditasi sebuah perguruan tinggi menjadi unggulan perlu untuk dikaji-renungkan. Banyaknya ucapan selamat akan sebanding dengan tanggapan lainnya. Akreditasi unggul perguruan tinggi berarti meningkatnya kualitas lulusan, pun berarti kemampuan perguruan tinggi mengubah masukan (input) “tak unggul” menjadi “unggul.” Atau justru mengubah standarisasi masukan menjadi “hanya yang unggul.” Berkaca pada sejarah bangsa, Soekarno dan Hatta, atau bahkan Soeharto mampu mengubah nasib bangsa dan jutaan manusia di negara ini. Pertanyaannya, mereka dari lembaga pendidikan berakreditasi unggul atau tidak? Atau apakah benar betapa mudahnya jadi manusia “tak unggul” di negara ini, karena sudah disiapkan sejumlah manusia “unggul” sebagai penyelamat nasibnya? Pemikiran Darwin tak bisa dipungkiri berpengaruh terhadap kebijakan sosial dan praksis ekonomi kita. Perspektif teoretik evolusioner dalam kebijakan sosial mewarnai berbagai program perbaikan sifat dasar manusia (eugenika). Tujuannya menciptakan masyarakat sempurna, seperti gagasan Plato. Francis Galton bahkan menyarankan adanya artificial selection (pembiakan selektif). Ia percaya, kualitas mental juga merupakan sifat wari-

san, selain struktur fisik. Imajinasinya adalah masyarakat dengan kualitas otak dan tubuh pilihan dari hasil perkawinan dengan biaya negara demi terciptanya manusia jenius. Imajinasi ini menginspirasi program pemurnian ras ala Hitler, wujudnya adalah genosida kaum Yahudi yang dituduh sebagai pencemar keturunan darah unggul ras bangsa aria. Ada juga Bank sperma pada dua dekade lampau, untuk memperoleh donasi sperma dari manusia-manusia unggul, bahkan para wanita yang bersedia dapat memintanya untuk inseminasi buatan. Saat ini, kala pengetahuan tumbuh makin perkasa. Perspektif keunggulan telah menjadi faktor pengubah karakter manusia. Ia tak hanya terdapat pada praktik pengaturan sosial dan lingkungan fisik, namun juga pada praksis pendidikan. Ideologi ekonomi laissez-faire telah menyatukan era pasar bebas dengan perspektif keunggulan. Masyarakat era ini bisa jadi tak lagi peduli tentang sebab perilaku ekonomi. Apakah bergerak karena kaidah survival of the fittest in the struggle for existence dalam ideologi laissez-faire atau karena self fulfilling prophecy. Pastinya, pasar bebas telah menjadi keniscayaan ekonomi dunia saat ini, termasuk di negara kita. Keruntuhan benteng swasembada telah memperkokoh jati diri politik ekonomi dan kebijakan pembangunan sosial kita. Walhasil, konsep seleksi keunggulan berbasis pendidikan mengemuka bersama retorika tantangan pasar bebas. Hasrat untuk berkelompok, keragaman biologis, spesialisasi fungsional, serta altruisme adalah ragam dasar sosialitas mahluk hidup. Namun, sosialitas manusia sangat berbeda jauh dengan makhluk lain. Perbedaan ini adalah dasar berbagai masalah sosial. Contoh, sekumpulan kambing yang

terbentuk karena hasrat berkelompok. Namun, itu tak membantu untuk mencapai tujuan bersama, tak dapat meningkatkan pasokan makanan, atau melindungi kumpulan mereka dari predator. Artinya, kumpulan binatang tak memberi nilai tambah bagi mereka, kecuali sebagai pemenuhan hasrat berdekatan fisik dengan sesama kambing lainnya. Berbeda dengan kelompok manusia yang memiliki kaidah bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Pengelompokan manusia justru memberi nilai tambah. Melalui itu, manusia dapat meningkatkan produksi pangan, hingga mempertahankan diri dan kelompoknya dari musuh. Namun, manusia pun memiliki kecenderungan diskriminatif. Mereka menyukai berkelompok dengan yang sepadan dan membuat jarak dengan yang berbeda. Hal inilah yang menyebabkan beberapa kelompok kecil manusia, dianggap lebih penting daripada yang lain. Kecenderungan diskriminatif selanjutnya menjadi sumber pertentangan dan permusuhan manusia. Utamanya terjadi jika rasa cinta kelompok yang berlebihan menjadi kerangka sikap dan pikir manusia. Permasalahan tak berada pada hasrat dan cara manusia berkelompok. Namun, terletak pada sifat diskriminatif dan dampak psikososial yang ditimbulkannya. Dalam wacana ini, akreditasi unggul perlu dicurigai membawa serta perspektif keunggulan. Keunggulan secara institusional akan seturut dengan pengelompokan manusia di dalamnya, mungkin diskriminatif. Cara pikir dan sikap ini dapat berakibat fatal, bahkan disfungsional bagi peri kehidupan manusia. Walaupun tak mustahil bagi manusia unggul, lulusan perguruan tinggi berakreditasi unggulan untuk menjadi juru selamat bagi jutaan manusia. Tapi apa guna kecakapan tanpa dorongan altruistik.


LAPORAN

4

Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

Transformasi Kualitas Unggulan Wawancara: Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Dr. Desyandri, M.Pd (kanan) saat diwawavarai reporter Ganto (kiri) terkait Indikator Kinerja Utama di Gedung Dekanat FIP lantai. 2, Selasa (6/3). f/Widia.

Pelantikan dekan fakultas di lingkungan Universitas Negeri Padang (UNP) periode 2019-2024 telah dilakukan pada 30 Juli 2019. Berjalan dua tahun semenjak pelantikan dekan, sejumlah harapan kembali diwujudkan dengan tekad UNP untuk memenuhi delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di tahun 2021. Oleh Nisrina Zakia Khalel dan Rahma Livia

Pelantikan dekan fakultas di lingkungan Universitas Negeri Padang (UNP) periode 2019-2024 telah dilakukan pada 30 Juli 2019. Pelantikan tersebut dilakukan langsung oleh Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D di Gedung Audiorium. Berjalan dua tahun semenjak pelantikan dekan, sejumlah harapan kembali dipertanyakan. Seperti yang disampaikan Ganefri pada 31 Desember 2020 dalam pengantar diskusinya bahwa UNP bertekad untuk memenuhi delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) seperti yang diregulasikan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan di tahun 2021 ini. Hal tersebut diregulasikan dari tingkat universitas hingga fakultas dan program studi (prodi). Berdasarkan hal tersebut, terdapat delapan landasan transformasi pendidikan tinggi dalam IKU. Pertama, lulusan mendapat pekerjaan yang layak, yaitu upah di atas Upah Minimum Regional, menjadi wirausaha, atau melanjutkan studi. Kedua, Mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, seperti magang, proyek desa, mengajar, riset, berwirausaha, dan pertukaran pelajar. Ketiga, dosen melakukan kegiatan di luar kampus berupa mencari pengalaman industri atau berkegiatan di kampus lain. Keempat, adanya praktisi mengajar di dalam kampus. Kelima, hasil kerja dosen digunakan oleh masyarakat atau mendapat rekognisi Internasional. Keenam, prodi bekerja sama dengan mitra kelas dunia. Ketujuh, membangun kelas yang kolaboratif dan partisipatif. Kedelapan, terdapat prodi yang memperoleh akreditasi tingkat internasional. Ravi Kurnia selaku Presiden Mahasiswa UNP periode 2020, menanggapi hal tersebut. Ravi menyampaikan bahwa UNP harus mempersiapkan kurikulum yang berbasis pendidikan dan implementasi teori yang dipelajari sebelum menerjunkan mahasiswa ke dunia industri. Ravi menambahkan, UNP juga harus memberikan perhatian lebih kepada

riset-riset yang dilakukan oleh mahasiswa. Menurutnya program tridarma perguruan tinggi bagi mahasiswa menjadi fokus utama saat ini. “Jangan sampai menjadi program formalitas saja,” ungkapnya, Kamis (4/3). Menanggapi terkait lulusan UNP, Ravi mengutarakan sebagian besar telah berada pada jalurnya masing-masing. Namun, untuk sebagian lulusan lainnya juga perlu diberikan perhatian dalam kelanjutan di dunia kerja. Selain itu, peran ikatan alumni juga harus mempunyai target kepada lulusan baru sehingga mereka bisa mendapatkan kerja sesuai dengan porsinya. Dalam mencapai salah satu target IKU, yaitu menciptakan lulusan yang mendapatkan pekerjaan layak, Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D mengatakan, setiap fakultas direncanakan akan melakukan uji kompetensi untuk meningkatkan kualitas lulusan. Peningkatan tersebut saat ini baru dilakukan di Fakultas Pariwisata dan perhotelan serta Fakultas Teknik. “Ditargetkan 80% lulusan UNP mendapatkan pekerjaan yang layak, berwirausaha atau pun melanjutkan studi,” papar Ganefri kepada Ganto saat diwawancarai melalui panggilan suara, Sabtu (20/3). Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan Dr. Desyandri, M.Pd menyebutkan, data yang ada menunjukkan persentase lulusan yang langsung bekerja itu masih rendah. Sementara itu, persantase lulusan yang berwirausaha di FIP sebanyak sepuluh persen. “Terutama yang didanai PMW (Program Mahasiswa Wirausaha), setelah tamat mereka kembangkan,” paparnya, Selasa (6/4). Sejalan dengan upaya peningkatan kualitas lulusan, indikator IKU juga menekankan perekrutan dosen praktisi. Ganefri mengatakan bahwa setiap prodi Strata 1 (S-1) dan Diploma Tiga (D-3) setidaknya memiliki dua orang dosen praktisi dengan pengalaman industri untuk mengajar di dalam kampus.

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Dr. Alnedral, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), bahwa salah satu upaya yang dilakukan kampus untuk meningkatan kualitas lulusan adalah mendatangkan dosen praktisi. Adanya dosen praktisi yang berpengalaman di dunia industri diharapkan mampu meningkatkan sumber daya manusia. “Dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan kepada mahasiswa,” jelasnya, Senin (15/3). Sementara itu, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Dr. Yulkifli, M.Si menyampaikan, FMIPA sendiri sudah memiliki dosen praktisi dari Badan Pusat Statistik, Dosen Praktisi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. “Juga sudah ada tiga orang doktor yang baru tamat kita rekrut dari Prancis dan Jerman,” tambahnya, Senin (1/3). Hal yang sama juga dilakukan oleh Fakultas Ekonomi (FE). Dekan FE Dr. Idris, M.Si menyebutkan bahwa perekrutan dosen praktisi disesuaikan dengan kebutuhan. Seperti Prodi D3 Manajemen Pajak, Idris mengatakan bahwa setiap tahunnya terdapat dosen dari perpajakan. Selain itu, Ia menambahkan di Jurusan Ekonomi Pembangunan juga memiliki dosen praktisi dari Bank Indonesia, jelasnya, Rabu (10/3). Di lain sisi, FT sendiri saat ini tengah melaksanakan tahap seleksi untuk dosen praktisi. “Sudah ada yang bersedia sekitar 30 hingga 40 orang calon dosen,” ungkap Dekan FT, Dr. Fahmi Rizal, M.Pd saat ditemui Ganto di ruang kerjanya, Senin (8/2). Indikator selanjutnya dalam IKU yaitu, mahasiswa dan dosen mendapatkan pengalaman di luar kampus. Untuk ini sendiri, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Prof, Dr Ermanto S. Pd, M. Hum mengatakan bahwa FBS saat ini banyak melakukan pengabdian yang insidental dan diikuti hampir oleh setiap dosen, baik sebagai penguji luar, dewan

juri, atau narasumber dan pemateri. “Saya pikir terlaksana 100 sampai 150 kali dalam setahun. Mahasiswa juga cukup banyak yang magang atau kuliah di luar kampus,” paparnya, Senin (15/2). Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Dr. Siti Fatimah, M.Pd., M.Hum saat ditemui Ganto di ruangannya mengatakan, di FIS sendiri sudah terdapat progam pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan, yaitu nagari binaan di Sijunjung, Pesisir Selatan, dan 50 Kota, ungkapnya, Rabu (10/3). Pengabdian masyarakat di FMIPA diungkapkan Dekan FMIPA Dr. Yulkifli,S.Pd, M.Si., juga sudah terjalankan seperti Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus. Lebih lanjutnya, FMIPA juga terdapat pengabdian yang dilakukan secara mandiri (tidak terprogram), misalnya dosen-dosen yang mengabdi kepada guru-guru untuk meningkatkan kompetensinya, atau pun membantu siswa untuk mengikuti olimpiade. Pada tahun 2020 ini ada sekitar 70 pengabdian masyarakat dan 300 mahasiswa yang mengikuti Program Kampus Merdeka Belajar. “FMIPA terbanyak sekitar 300 mahasiswa (program merdeka belajar),” tambahnya, Senin (1/3). Di FPP, pengabdian tersebar di sembilan belas kabupaten dan kota. Hal ini disampaikan oleh Dekan FPP Dra. Ernawati, M.Pd, Ph.D bahwa FPP bersama menteri pariwisata dan kepala desa melakukan kerja sama untuk meningkatkan perekonomian masyarakat melalui destinasi wisata. Pada tahun 2020 UNP melalui FPP menjadi perguruan tinggi terbaik dalam perdampingan desa wisata, terangnya, Rabu (10/2). Lain halnya dengan FT, bentuk-bentuk pengabdian masyarakat yang ada di FT berupa Teknologi Tepat Guna. Dijelaskan oleh Dekan FT sendiri, Dr. Fahmi Rizal, M.Pd, Mt., bahwa dosen dan mahasiswa turun ke daerah-daerah dan membuat

inovasi alat yang dibutuhkan masyarakat di tempat tersebut misalnya pada Jurusan Teknik Mesin membuat mesin pengupas kopi. Selain itu Fahmi menambahkan, juga ada kerja sama dengan pemerintah daerah, contohnya berupa teknologi edukasi yaitu Technopark di Pariaman. “Persentase mahasiswa yang terlibat dalam program pengabdian masyarakat bisa dikatakan berada di angka 100-an,” ungkapnya di ruangannya, Senin (8/2). Lebih lanjut, Fahmi menyebutkan pada tahun 2020 terdapat dua mahasiswa yang melaksanakan pertukaran pelajar ke Filipina dan dosen ke Thailand. Sementara tahun ini, pertukaran pelajar sedang direncanakan agar UNP bisa menjadi universitas unggul di Asia Tenggara. Untuk pertukaran pelajar dalam negeri saat ini tergabung dalam program merdeka belajar yang bekerjasama dengan beberapa universitas di Indonesia. Aspek indikator IKU lainnya yaitu, kelas kolaboratif dan partisipatif disebutkan Rizki Firdaus, Mahasiswa Jurusan Kepelatihan Olahraga TM 2017 bahwa belum terlaksana secara optimal. “Proyek kelompok ada dengan mengandalkan aplikasi seperti Zoom, namun tingkat keaktifan mahasiswa masih rendah,” terangnya, Selasa (16/2). Menanggapi mengenai aspek kelas kolaboratif dan partisipatif pada indikator IKU tersebut, Dosen Jurusan Kesehatan dan Rekreasi, dr. Pudia M. Andika mengutarakan perlunya pengkajian lebih jauh mengenai kesiapannya. Seperti memang adanya berberapa mata kuliah yang bersifat partisipatif, Kamis (4/2). “Ketersediaan literasi-literasi digital harus diperbanyak kembali, kemudian input-input dari mahasiswa juga harus dibenahi,” harapnya Reporter: Afdal, Candra, Mput, Nisrina, Nurul, Rahma, Rino, Sandi, Tharifa, Tiara dan Widia.


LAPORAN

Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

5

Menanti Wajah Baru Fakultas Registrasi: Seorang mahasiswa sedang melakukan registrasi pada meja pelayanan di Gedung Kelas Terpadu Lantai 1 FMIPA UNP, Senin (29/03). f/Sandi.

Peningkatan mutu pendidikan tidak terlepas dari meningkatnya mutu pelayananan akademik dan fasilitas penunjang berupa sarana dan prasarana. Salah satunya, Universitas Negeri Padang (UNP) saat ini megencarkan pembaharuan pembangunan pada setiap fakultasnya secara bertahap. Oleh Nisrina Zakia Khalel dan Rahma Livia Universitas Negeri Padang (UNP) terus berupaya meningkatkan kualitas mulai dari pelayanan hingga sarana dan prasarana. Keinginan UNP untuk meningkatkan mutu pelayanan terlihat dari upaya yang dilakukan UNP menuju zona integritas dengan mengimplementasikan Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Reformasi birokrasi ini, dimulai dari Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) sebagai pilot project (proyek percontohan) yang ditetapkan UNP sejak akhir semester Juli-Desember 2020 lalu dan akan diikuti oleh seluruh fakultas se-lingkungan UNP. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Wakil Dekan I FMIPA, Alizar, M.Sc., Ph.D saat ditemui Ganto di ruangannya, Kamis (14/1). Mengetahui hal tersebut, Ganto melakukan wawancara dengan sejumlah mahasiswa di berbagai fakultas terkait kualitas pelayanan. Di Fakultas Teknik (FT), salah seorang Mahasiswa Jurusan Teknik Otomotif, Andri Noperdi mengatakan lewat pesan suara, Sabtu (6/2), bahwa pelayanan yang diterimanya sudah sangat baik. Andri menilai pelayanan baik tersebut Ia rasakan karena sistem kerja yang teratur, mulai dari pukul 08.00-15.00 WIB. Pelayanan administrasi yang baik juga dirasakan oleh Mahasiswa Jurusan Fisika TM 2018, Mifta Damayani. Ia mengutarakan kecepatan administrasi yang Ia terima dari prodinya. Hal tersebut mendatangkan respon positif bagi pelayanan administrasi yang diperolehnya sebagai mahasiswa. “Mereka merespon keluhan mahasiswa dan berkontribusi besar dalam pelayanan seperti KRS (Kartu Rencana Studi),” ungkapnnya, Senin (1/3). Ravi Kurnia selaku Presiden Mahasiswa (Presma) UNP periode 2020 saat dihubungi via WhatsApp, juga menyampaikan

bahwa kualitas layanan di UNP semakin hari semakin membaik, walaupun masih ada beberapa bagian di pelayanan yang masih kurang dipahami mahasiswa seutuhnya. Tentunya ini diperlukan reformasi birokrasi di dalamnya, ungkap Ravi. Kemudian menciptakan susasana yang ramah dalam pelayanan urusan birokrasi. Kedepannya, Ia berharap semua pelayanan bisa dilaksanakan secara online. “Sehingga pelayanan bisa terpadu dan satu pintu,” tuturnya, Kamis (4/3). Baiknya pelayanan di tiap fakultas diakui dan dirasakan oleh mahasiswa. Namun, masih terdapat beberapa catatan untuk sarana dan prasarana. Seperti yang diungkapkan oleh dosen Jurusan Administrasi Pendidikan Prof. Dr. Nurhizrah Gistituati, M.Ed bahwa sarana dan prasarana masih perlu diperbaiki. Nurhizrah menyoalkan ruang dosen yang hanya ada satu di setiap jurusan dan sikap mental dalam penggunaan sarana prasarana yang masih belum tertib. Menurut Nurhizrah, ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) sudah bagus. Namun untuk menjadi kampus unggul berkelas internasional di Asia Tenggara, UNP dinilai masih tertingal. “Dibandingkan dengan kampus luar negeri kita masih tertinggal,” ucapnya saat ditemui Ganto di ruangannya, Rabu (17/03). Sementara itu, Wakil Dekan III FIP Dr. Desyandri, M.Pd menjawab jika memang Badan Akreditasi Nasional sendiri meminta adanya satu ruangan untuk masing-masing dosen. Hanya saja hal tersebut tidak memungkinkan di kampus pusat lantaran kondisi bangunan dan ruangan di kampus pusat sudah penuh. “Jadi diberikan alternatif seperti satu ruangan berdua atau bertiga dosen,” jelasnya, Rabu (7/4). Meskipun begitu, Desyandri menjelaskan bahwa di FIP

sendiri perbaikan dan pembaruan pembangunan terus dilakukan. Perbaikan prasarana berupa laboratorium di kampus cabang dan kampus pusat juga tengah diupayakan. Sementara itu, Gedung Dekanat yang berdiri lima lantai di FIP juga merupakan salah satu pembangunan baru yang telah rampung. Keluhan terkait sarana dan prasarana juga datang dari Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Monica Prima Sari, M.Pd yang merupakan dosen Jurusan Pendidikan IPA mengatakan bahwa sarana dan prasarana yang ada di tingkat fakultas sudah cukup bagus. Meskipun begitu, di jurusannya yang terbilang baru tersebut, belum ada ruang micro teaching dan perpustakaan yang memadai. Laboratorium Jurusan IPA hanya terdapat satu, sehingga mengaharuskan meminjam laboratorium jurusan lainnya. “Terkadang kami harus meminjam laboratorium dari Kimia, Biologi atau pun Fisika,” jelasnya, Senin (8/2). Dekan FMIPA, Dr. Yulkifli,S.Pd, M.Si menjawab bahwa untuk pembangunan ruang micro teaching dilarang oleh pihak kampus karena adanya Gedung Pendidikan Profesi Guru dan perkuliahan difokuskan di sana. Yulkifli menyebutkan untuk laboratorium Jurusan IPA itu sudah disiapkan dan pembangunan Gedung Dekanat FMIPA pun tengah direncanakan tahun ini. “Gedung Dekanat FMIPA perencanaan pembangunannya tahun 2022,” ucapnya saat diwawancarai Ganto secara lansung di ruang kerja, Senin (1/3). Menyoal rencana pembangunan, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) juga tengah mempersiapkan hal tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Dekan FBS Prof, Dr Ermanto S. Pd, M. Hum bahwa akan ada gedung baru, yaitu Gedung Jurusan Seni Rupa dan Gedung Jurusan Desain Komu-

nikasi Visual empat lantai. Ermanto menambahkan, untuk perencanaan gedung tersebut akan dilakukan tahun ini dan proyek pembangunannya dilaksanakan pada tahun 2022. “Persiapannya akan diruntuhkan gedung lama itu secepatnya karena sudah tidak layak,” jelasnya Senin, (15/2). Selain di FBS dan FMIPA, Dekan Fakultas Pariwisata dan Perhotelan (FPP) Dra. Ernawati, M.Pd, Ph.D dengan optimis juga mengatakan akan dibangun beberapa bangunan baru. Ernawati menyampaikan bahwa FPP akan mendirikan hotel, tepatnya di Jalan Arif Rahman Hakim, Kecamatan Padang Selatan, yang merupakan bekas Gedung Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia. Selain itu, Ernawati menambahkan di FPP juga akan ada renovasi ruangan jurusan. Sementara itu, untuk di luar Kota Padang, FPP juga merencanakan pembangunan. Tepatnya di Payakumbuh, yang nantinya akan mendirikan Kampus Kuliner Minang empat lantai, dengan besar lahan 7.000 meter. “FPP sangat siap, karena pembangunan ini sudah direncakan sebelumnya,” ungkapnya, Rabu (10/2). Beralih ke FT, Dr. Fahmi Rizal, M.Pd, Mt selaku Dekan FT menyebutkan, untuk sarana dan prasarana di FT belum begitu baik. Fahmi menyampaikan bahwa laboratorium dan ruangan kuliah lengkap, hanya saja untuk gedung-gedung lainya di FT sudah sangat tua. Gedung yang ada itu berusia lebih dari tiga puluh tahun, sedangkan normalnya maksimal hanya berusia tiga puluh tahun saja. Oleh karena itulah diungkap Fahmi, perlunya pembaharuan. Di tahun ini, fokus pembangunan hanya pada satu gedung saja, yaitu Gedung Kantor Dekan yang saat ini dalam proses pemerataan tanah. “Rencananya diselesaikan dalam waktu satu tahun,” papar Fahmi, Senin, (8/2).

Sementara itu, di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), diungkap oleh Dekan FIK Dr. Alnedral, M.Pd., bahwa akan dilakukan rehabilitasi di gedung dekanat, pembangunan laboratorium baru di belakang kolam renang, pembangunan sport center (di lubuk buaya) dan fasilitas lainnya seperti musala, lapangan parkir dan kantin. Untuk pembangunan sport center sendiri sudah selesai, sementara itu gedung dekanat masih menunggu bidding tender (mencari si pemborong pembangunan yang paling murah dengan hasil yang bagus). “Pembangunan itu berdasarkan pihak UNP,” pungkasnya, Senin (15/3). Untuk Fakultas Ilmu Sosial, Dekan FIS sendiri, Dr. Siti Fatimah, M.Pd., M.Hum mengatakan, rencana pembangunan fasilitas yang dilakukan pertama sekali yaitu fasilitas prasarana. Seperti perbaikan saluran air yang kini sudah lancar dan selesainya pembangunan musala. Hal tersebut disampaikan Siti saat bertemu dengan Ganto di ruangannya, Rabu (10/3). Berbeda dari fakultas lain, di Fakultas Ekonomi (FE), rencana pembangunan kampus program pascasarjana ditahun 2020 ini tidak terealisasi akibat pandemi. Hal tersebut disampaikan oleh Dekan FE, Dr. Idris, M.Si, Rabu (10/3). Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D menanggapi untuk pembangunan memang dilakukan secara bertahap. Dalam menyikapi perbahuran ini, Ganefri berharap setiap dekan di fakultas dapat bekerja keras dalam membangun rancangan-rancangan tersebut. “Dekan punya prinsip kerja dengan rektor dan harus bekerja keras,” pesan Ganefri melalui sambungan telepon, Sabtu (20/3). Reporter: Afdal, Candra, Mput, Nisrina, Nurul, Rahma, Rino, Sandi, Tharifa, Tiara dan Widia.


LAPORAN

6

Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

Jumlah Akreditasi A Terus Meningkat Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Ganefri, Ph.D melantik delapan dekan fakultas di lingkungan UNP pada 30 Juli 2019. Delapan dekan tersebut diantaranya, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Prof. Rusdinal, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dr. Siti Fatimah, Dekan Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Dr. Yulkifli, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Prof. Dr. Ermanto, Dekan Fakultas Teknik Dr. Fahmi Rizal, Dekan Fakultas Ekonomi Dr. Idris, Dekan Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Dr. Ernawati, dan Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Dr. Alnedral. Setelah menjabat selama hampir dua tahun, sejumlah peningkatan berupa prestasi, dalam hal ini yaitu akreditasi, perlu diulik kembali. Berikut hasil riset yang telah dilakukan reporter Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto dan data dari website Pejabat Pengelola Informasi Dokumentasi UNP.

Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Vedri Rahmadhana

WAWANCARA KHUSUS

Upaya Meningkatkan Kualitas Mahasiswa dan Dosen Jamna, M.M saat diwawancarai reporter Ganto, Selasa (16/2).

Prof. Dr. Jamaris Jamna, M.M Ketua LP3M UNP

Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Prof. Ganefri, Ph.D melantik delapan dekan fakultas di lingkungan UNP pada 30 Juli 2019. Dalam pelantikan tersebut Ganefri berharap, delapan dekan tersebut memprioritaskan beberapa persoalan mendasar masing-masing fakultas di lingkungan UNP, yaitu pengembangan ilmu pengetahuan dalam upaya peningakatan sumber daya manusia, pelaksanaan penelitian dan pengabdian masyarakat yang harus kian ditingkatkan untuk memberikan manfaat hasil bagi masyarakat luas. Untuk mengetahui hal itu, berikut jawaban Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) UNP, Prof. Dr. Jamaris

Bagaimana upaya yang dilakukan UNP meningkatkan kualitas lulusan? UNP itu punya kebijakan, pelaksananya dilakukan di unitunit, yaitu ada fakultas, program studi (prodi), lembaga, dan jurusan. Masing-masing unit memiliki fungsi masing-masing, LP3M adalah salah satu unit pelaksana kegiatan-kegiatan dalam rangka mewujudkan Indikaror Kinerja Utama (IKU). Di LP3M ada beberapa pusat. Masing-masing pusat memiliki program dan kegiatan, contoh ada Pusat Program Pengalaman Lapangan (PPL), kita mengirimkan mahasiswa ke sekolah-sekolah, kemudian kegiatan atau program itu nanti hasilnya adalah untuk mencapai IKU tadi. Bagaimana upaya yang dilakukan UNP untuk meningkatkan kualitas dosen? Dosen difasilitasi untuk mengikuti pengabdian dan pela-

tihan-pelatihan. Misalnya ada mahasiswa perguruan tinggi luar yang ikut belajar di UNP pada mata kuliah tertentu dan dosennya adalah dosen UNP. Itu merupakan pengembangan kompetensi dari pengetahuan dan peluasan mahasiswa. Kompetensi itu tergantung dosen sendiri. Kalau dia ingin mengembangkan boleh, ingin memperdalam boleh. Apa upaya UNP agar mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus? Mahasiswa UNP bisa belajar mata kuliah pada prodi yang sama di luar UNP, ada keleluasaan bagi mahasiswa untuk mengikuti mata kuliah yang terkait dengan prodinya dalam rangka melaksanakan Merdeka Belajar. “Berarti itu mata kuliah yang sama ya pak?” Iya hampir sama dan diharapkan sebenarnya ada juga mata kuliah pendukung dari prodinya, sehingga mahasiswa itu tidak hanya memiliki kompetensi yang ada di prodinya. Misalnya Prodi Pendidikan Luar Sekolah (PLS), PLS biasanya membuat program atau

merancang program, meracang programnya itu masih manual, tapi kalau mau dimasukkan ke Information Technology, mahasiswa prodi PLS bisa mengambil mata kuliah pada Prodi IT. Apa upaya UNP agar dosen berkegiatan di luar kampus? Ada namanya visiting professor, dosen UNP mengajar mahasiswa di luar UNP. Visiting professor berkembang sejak adanya Program Merdeka Belajar, sebelumnya juga sudah ada, tapi tidak begitu berkembang karena membutuhkan biaya. Kalau sekarang kan tinggal buka Zoom atau segala macamnya sudah bisa. Bagaimana implementasi prodi bekerja sama dengan mitra kelas dunia: kurikulum, magang, dan penyerapan lulusan? UNP bekerja sama dengan universitas luar negeri, seperti Program Dual Degree Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi yang bekerja sama dengan Uni-

versiti Utara Malaysia. Tahun ini ada dua belas prodi yang akan diakreditasi internasional Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik (ASIIN), dan lebih dominan dari Fakultas Teknik dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam . Tanggapan LP3M tentang implementasi kelas yang kolaboratif dan partisipatif: Evaluasi berbasis proyek kelompok atau studi kasus di setiap fakultas? Maunya mahasiswa itu tidak hanya menguasai akademik, tapi juga menguasai keterampilan tertentu, sehingga mereka selesai dari kampus biasa bekerja. “Berarti sedang gencar-gencarnya membuat projek?” Ya, ada proyek atau kerjaan tertentu. Inovasi-inovasi baru diupayakan, tergantung dari kreatifitas dosen. LP3M memfasilitasi, sedang menyusun pedoman untuk ke arah itu, agar dosen itu tergiring ke sana.


LAPORAN

Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

7

ARTIKEL LAPORAN

Supportive Leadership dalam Kepemimpinan Dalam bahasa latin, decanus yang berarti dekan memiliki makna, pemimpin untuk yang sepuluh. Idealnya, Ia adalah pimpinan tertinggi dalam keadministrasian sekaligus keakademikan di tingkat fakultas. Pemilihan dari dekan sendiri biasanya dilakukan dalam rapat senat fakultas, namun itu dikembalikan pada perguruan tinggi masing-masing. Dari segi sistem manajemen, sifat pemimpin perguruan tinggi perlu mengacu pada supportive leadership. Pendekatan supportive leadership mulai dikenal pada tahun 1970-an yang banyak diterapkan pada gaya manajemen dunia bisnis. Semakin berkembangnya persaingan di dunia globalisasi, pendekatan jenis ini menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Bahkan bukan hanya bagi dunia bisnis saja. Hal ini merambah pada aspek kepemimpinan kelembagaan ataupun organisasi. Kenapa hal ini diperlukan? Tentu jawabannya karena pendekatan supportive leadership sangat menekankan pada pemberian dukungan (sebagai pimpinan) agar meningkatkan efisiensi dan efektifitas sistem manajemen perguruan tinggi. Mengulang tentang supportive leadership, sebenarnya tipe kepemimpinan ini bisa dikatakan

sangat jarang ditemukan. Menga- tu kedua sistem tersebut sangat pa demikian? Karena tipe kepemi- berbeda. Secara garis besar, yang mpinan ini bisa dikatakan bukan membedakan kedua hal tersebut menganggap jabatan di bawahn- terletak pada tolok ukur dalam ya sebagai suruhan. Namun pemilihan. Jika eleksi lebih direkan kerja yang butuh doron- dasarkan pada popularitas calon gan emosional, yang bersikap yang akan naik. Seleksi lebih meramah dan menunjukkan per- nekankan pada pemilihan berhatian kepada bawahannya. dasarkan kompetensi dan integDewasa ini, pemilihan dekan ritas sebagai calon dekan. Tolok di Indonesia, khususnya, lebukur yang didapat ih mempertimbangkan juga bukan hal politis dan popsekeularitas. Di bed a r berapa perguruan penilaian tinggi bahkan semata. menggunakan Tetapi telsistem “one ah melalui man or wompeneluan one vote” pada suran pemilihan dekanny a n g Ilustrator: ya. Tak ayal, hal ini p a n tentu menimbulkan poli- Vedri Rahmadhana jang. Sehtisasi di lingkungan kampus. ingga akan di dapat sebuah riAmbil saja Universitas Indo- wayat hidup yang kompleks nesia (UI) sebagai contoh nyata. dari yang bersangkutan. Dalam pemilihan dekan, mereka Di Universitas Negeri Padang mengeluarkan surat keputusan (UNP) sendiri, seperti yang telah tersendiri mengenai tata cara tertuang pada pasal 9 peraturseleksi calon dekan dan kemudian an Rektor UNP Nomor 4 Tahun dituangkan dalam aturan tertulis 2019 Tentang Persyaratan, Tata dan disahkan secara langsung Cara Pemilihan, Pengangkatan, oleh Rektor UI. Mereka, meng- serta Pemberhentian Dekan dan gunakan istilah seleksi. Dibeber- Wakil Dekan. Tak disebutkan apa Perguruan tinggi, banyak secara jelas, apakah memakai menggunakan sistem eleksi. Ten- sistem eleksi atau seleksi. Sep-

erti yang disampaikan sebelumnya, kedua sistem ini berupa pemilihan. Namun aspek atau tolok ukur assessment kedua sistem jelas sekali berbeda. Jika yang dinilai dari segi popularitas, tentu penilaian semacam integritas si calon akan dinomor duakan. Namun tak menutup kemungkinan juga jika si calon yang diangkatkan punya integritas dan berdedikasi tinggi. Mengingatkan pencalonan ini di mulai dari tingkat jurusan, bisa dipastikan calon yang diangkatkan dinilai layak untuk menjabat sebagai dekan. Kepemimpinan dekan, dirasa bukan hanya persoalan memimpin para staf dibawahnya. Namun semua tentang tanggung jawab menjadikan fakultasnya tak tertinggal dengan fakultas lain. Semua tentang pencapaian-pencapaian yang sudah diraih, yang belum dan akan di capai, pencapaian yang harus dipertahankan, dan tentu saja tentang target-target yang harus direncanakan untuk kedepannya. Mengingat Rektor UNP Prof. Ganefri, Ph.D pernah mengatakan dalam pelantikan dekan pada 2019 lalu, bahwa UNP menargetkan untuk tahun 2020 semua akreditas progran studi (prodi) harus memperoleh akreditasi A.

Oleh Siska Novrida Yanti Kepala Penelitian dan Pengembangan 2021

Tentu itu menjadi tuntutan sekaligus tantangan besar yang harus dihadapi dan dipenuhi oleh masing-masing pimpinan fakultas. Mengingat sampai saat sekarang ini, belum ada satu fakultas pun yang menyapu bersih akreditas A pada masing-masing jurusannya. Masalah akreditasi ini tentu bukan hal mudah yang dapat diubah dalam hitungan bulan. Persiapan dari masing-masing prodi menuju akreditasi A tentu juga hal yang sangat sibuk sekali. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Sarana dan prasarana, standar kurikulum pembelajaran, mahasiswa dan lulusannya, serta lain sebagainya. Hal ini tentu tidak selesai hanya dengan menjentikkan jari saja. Maka dari itu, dibutuhkan sosok pemimpin yang dapat mengatur semuanya.

APA KATA MEREKA

Belajar Tidak Berhenti pada Satu Titik

Dessi Susanti, S. Pd., M. Pd. Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi

Terkait kegiatan di luar kampus guna menunjang sertifikasi, Program Studi Pendidikan Ekonomi selalu mensosialisasikan kepada para dosen terkait hal tersebut. Tidak hanya itu, bahkan dari Jurusan Ekonomi sendiri juga memang memberi peluang dan kesempatan yang besar kepada seluruh dosen untuk berkiprah di luar kampus. Menurut saya, kegiatan di luar kampus yang difokuskan kepada dosen ini memiliki manfaat yang besar, karena dengan berkegiatan di luar kampus, dosen bisa menambah pengalaman, pun para dosen dapat belajar mengenai situasi dan kondisi di luar kampus. Jadi jangan pernah berpikir bahwa belajar itu akan berhenti pada satu titik tertentu, karena bagaimanapun sebaik-baik manusia adalah yang mampu menjadikan siapapun di luar dirinya sebagai guru. Lebih lanjut, untuk teknis pelaksanaan dosen yang berkegiatan di luar kampus, tentu pelaksanaan dan persiapannya tak akan gampang. Teknis di lapangan pun memang benar-benar memerlukan kerja keras semua pihak. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan utama Saya berharap akan ada koordinasi yang baik agar seluruh tujuan dari program ini dapat tersalurkan dengan lancar.

Kontribusi dan Kolaborasi untuk Akreditasi

Rijal Perdana Ketua Umum UKKPK TM 2018

Dilihat dari visinya, Universitas Negeri Padang (UNP) memiliki tujuan menjadi universitas unggul di Asia Tenggara. Kebijakan Rektor UNP yang menargetkan akreditasi A untuk seluruh program studi (prodi) di UNP pada tahun 2021 adalah bentuk kontribusinya sebagai pemimpin. Agar terwujudnya hal tersebut tentu ada banyak hal yang perlu dibenahi. Beberapa diantaranya terkait dengan pengadaaan tenaga pendidik yang kompeten dan profesional, perbaikan insfrstruktur, peningkatan kegiatan organisasi mahasiswa, serta meningkatkan citra UNP secara komprenshif agar dikenal sebagai kampus yang siap bersaing di kawasan Asia. Selain itu wujud kerja sama dengan pihak luar juga perlu diperkuat lagi. Pembenaahan ini tentu tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja. Perlu adanya kolaborasi oleh seluruh sivitas akademika UNP. Sebagai seorang mahasiswa apalagi aktivis kita perlu mendukung kebijakan yang telah dibuat oleh kampus, jurusan, maupun di lingkup prodi. Mahasiswa harus pandai mencari peluang untuk bisa berprestasi baik di dalam maupun di luar kampus. Hal ini juga merupakan bentuk kontribusi mahasiswa dalam membantu proses percepatan akreditasi.

Perlu Adanya Ruang Diskusi

Elsy Ramatika Ayu Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah TM 2019

Jurusan Pendidikan Sejarah memberikan informasi mengenai pertukaran mahasiswa, kegiatan magang, dan juga kegiatan berwirausaha. Menurut saya, kegiatan pertukaran mahasiswa bagus, tetapi dalam sistem penyeleksiannya belum berjalan efektif dikarenakan banyaknya minat mahasiswa yang ingin mengikuti kegiatan tersebut namun terhalang oleh jumlah kuota yang terbatas. Dari jurusan juga mengarahkan dan membimbing mahasiswa untuk mengikuti kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa. Manfaat yang Saya rasakan dari Jurusan Pendidikan Sejarah yang sudah terverifikasi internasional adalah dalam sistem pembelajaran kelas internasional diterapkan full english. Namun, di masa pandemi ini kelas internasional sudah tidak menggunakan bahasa Inggris dan seolah-olah sudah tidak ada lagi karena dipaketkan. Partisipasi belajar mahasiswa juga menurun di masa pandemi ini. Dosen perlu memberikan lebih banyak ruang diskusi pada mahasiswa agar mampu meningkatkan partisipasi belajar mereka karena Jurusan Pendidikan Sejarah dalam pelaksanaan pembelajaranya membutuhkan banyak diskusi.


KONSULTASI

8 KONSULTASI AGAMA

Hukum Mengidolai K-Pop

KONSULTASI KESEHATAN

Upaya Menjaga Sistem Imun Tubuh

Diasuh Oleh dr. Pudia M. Indika, M.Kes.

Diasuh Oleh Dr. H. Ahmad Kosasih, M.A

Saya mengidolakan Korean Pop (K-Pop) lantaran Saya mengagumi perjuangan, kerja keras, dan semangat mereka. Namun berdasarkan pendapat sebagian orang yang mengaku hijrah bahwa mengidolakan K-Pop itu haram. Padahal, Saya hanya mengambil sisi positif dari idola K-pop. Bagaimana penjelasannya Pak? Fitria Ramadani Mahasiswa Jurusan Statistika TM 2018 Musik K-Pop yang muncul sebagai salah satu komoditas budaya populer Korea kini telah menyebar ke seluruh penjuru dunia melalui gelombang Hallyu atau Korean Wave. Dimulai dari fenomena Korean Wave, K-pop menjelma menjadi produk budaya populer Korea Selatan yang mampu memberikan pengaruh besar terhadap peningkatan perekonomian negara. Hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Korea Universitas Gadjah Mada menyebutkan bahwa popularitas K-Pop telah merambah pada semua hal, mulai dari gaya busana, film, musik, sampai makanan. Masa remaja adalah masa peralihan atau transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, psikis, dan psikososial yang menurut para ahli psikologi dimulai pada sekitar usia 10 hingga 16 tahun. Dalam proses mencari jati diri, seringkali rasa ingin tahu dan mencoba segala sesuatu muncul. Terkait dengan budaya K-Pop kenapa begitu marak menjadi idola para remaja, juga tidak terlepas dari dua faktor yang saling mendukung yakni, faktor penarik dan pendorong. Faktor penarik yaitu berupa kelebihan yang terdapat pada K-Pop itu sendiri. Sedangkan faktor pendorong adalah kondisi yang terdapat pada diri si remaja, yakni emosi yang masih labil. Diakui mungkin ada nilainilai positifnya, yakni semangat perjuangan mereka demi meraih cita-cita. Sementara itu kita tentu harus pula jeli melihat sisi negatifnya, misalnya dari segi penampilan dan gaya busana yang tidak sesuai dengan norma agama. Terkait dengan nilai positif seperti semangat juang, kerja keras, dan sebagainya, jika Anda menggali sejarah hidup para Nabi dan Rasul serta para sahabat Rasulullah, Anda akan menemukan nilai positif yang jauh lebih tinggi dari budaya K-Pop itu. Terkait persoalan hukum halal dan haram dari perspektif agama tentu harus dikaji dulu manfaat dan mudaratnya. Pada dasarnya segala sesuatu itu dibolehkan selama tidak ditemukan dalil yang tegas (sharih) melarangnya. Kalau ada pihak-pihak yang mengatakan haram mengidolai K-Pop, hal itu Saya pikir lebih kepada kehati-hatian, bukan keharaman yang bersifat zatiyah seperti keharaman babi. Hukum haram itu bisa juga muncul karena akibat buruk atau mudarat yang ditimbulkannya. Termasuk mengidolai hal-hal yang jelas tercela dalam agama seperti penampilan yang memamerkan aurat. Islam mengingatkan kita menjauhi hal-hal yang samar. Disamping itu Rasulullah mengingatkan dalam hadisnya: “Kamu (umat Islam) nanti akan mengikuti mereka sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sehingga jika mereka masuk ke dalam lobang biawak, maka kamu juga akan memasukinya. Seorang sahabat bertanya, “apakah (maksudmu) Yahudi dan Nasrani ya Rasulullah? Beliau menjawab, “siapa lagi kalau bukan mereka”. Wallahu a’lam !

Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

Agar terhindar dari Covid-19, bagaimana cara kita agar mampu menangkal virus tersebut dengan memperkuat sistem imun tubuh Pak? Dinda Syafvira Mahasiswa Jurusan Psikologi TM 2017

Sistem imun atau daya tahan tubuh memiliki peranan penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Sistem imunitas merupakan sistem kekebalan tubuh yang berperan menghancurkan benda-benda asing yang merugikan tubuh. Sistem ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu sistem imunitas non-spesifik yang berfungsi sebagai lapisan pertama dari pertahanan tubuh. Kemudian sistem imunitas spesifik yang terdiri dari sel limfosit B, limfosit T, makrofag dan juga antibodi. Dikatakan spesifik karena masing-masing sel memiliki lawan patogen yang sesuai. Vaksinasi yang dilakukan saat ini juga merupakan suatu upaya meningkatkan sistem imunitas spesifik salah satunya vaksinasi Covid - 19. Dalam upaya menjaga imuni-

tas tubuh dapat dilakukan dengan tujuh hal berikut. Pertama, tidur yang cukup. Tidur merupakan salah satu yang hal penting dalam regulasi sistem imun. Kekurangan tidur dapat menyebabkan berkurangnya fungsi sistem imun. Terdapat beberapa studi yang menjelaskan mengenai meningkatnya kerentanan terhadap infeksi pada individu yang kurang tidur, seperti berkurangnya proliferasi limfosit. Kedua, diet untuk memberikan nutrisi yang baik. Sudah banyak penelitian yang menjelaskan bahwa individu yang kekurangan gizi lebih rentan mengalami infeksi dibandingkan individu dengan gizi yang baik. Defisiensi zink, selenium, tembaga, asam folat, serta vitamin A, B, C, D dan E diketahui dapat mengurangi fungsi sistem imun. Asupan makanan sehat seimbang yang mengandung banyak buah-buahan dan sayuran penting untuk sehari-hari. Ketiga, kurangi stres psikologis. Stres psikologis jangka panjang dapat menyebabkan menurunnya sistem imun. Stres psikologis kronis mempengaruhi aktivasi beberapa sistem, termasuk aksis hipotalamus-pituitari-adrenal dan sistem saraf simpatetik. Aktivasi kedua jalur ini mempengaruhi peningkatan hormon kortisol dan katekolamin. Hormon ini berhubungan dengan fungsi imun. Peningkatan kortisol dan epinefrin dapat mengurangi jumlah sel darah putih pada sirkulasi darah manusia.

Keempat, hindari merokok. Merokok berhubungan dengan timbulnya berbagai macam penyakit seperti penyakit paru obstruktif kronis, kanker paru dan penyakit jantung koroner. Merokok dapat menurunkan fungsi sistem imun baik non-spesifik maupun spesifik. Sel imun spesifik yang dipengaruhi merokok antara lain sel T-helper, sel CD4+, CD8+, sel limfosit B dan sel limfosit T memori. Sel imun non-spesifik yang dipengaruhi termasuk sel dendritik, makrofag, dan sel natural killer. Merokok juga merusak fungsi sistem imun di dalam rongga pernapasan seseorang, sehingga menyebabkan rentan mengalami infeksi saluran napas. Kelima, latihan fisik. Sama seperti diet, latihan fisik juga berperan menjaga sistem imun dan kesehatan. Latihan fisik yang dilakukan juga harus sesuai dengan kemampuan masing-masing individu. Latihan yang terlalu berat justru dapat menurunkan fungsi sistem imun. Keenam, hindari minum alkohol. Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menurunkan fungsi sistem imun dengan mengurangi fungsi dan pembentukan makrofag, neutrofil dan limfosit. Ketujuh, mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin dan mandi dengan frekuensi dua kali sehari untuk menjaga kebersihan tubuh dari mikroorganisme. Selain itu, jika mengkonsumsi makanan seperti daging, maka masak dengan kematangan yang baik.

KONSULTASI PSIKOLOGI

Takut dan Jijik pada Puntung Rokok

Diasuh Oleh Indah Sukmawati, S.Pd, M.Pd, Kons. Dosen Bimbingan dan Konseling

Saya tidak tahu awal mulanya mengapa tiba-tiba Saya merasa takut dan jijik melihat puntung rokok. Saya hanya menyadari hal ini semenjak berada di bangku sekolah dasar. Bagaimana cara mengatasi rasa takut tersebut tanpa saya tahu sebabnya apa? Huriati Khaira Mahasiswa Jurusan Statistika TM 2018

Sebelum menjawab, Saya perlu membahas terlebih dahulu beberapa hal. Kondisi yang Anda alami sebenarnya bukan merupakan satu hal yang bermasalah, karena rokok atau puntung rokok juga bukan merupakan benda yang berkaitan dengan kesehatan dan tetap perlu Anda hindari meskipun Anda tidak takut terhadapnya. Namun bila Anda merasa terganggu dan berdampak pada tidak efektifnya kehidupan sehari-hari, maka ini perlu diperhatikan lebih lanjut. Ketakutan yang dialami oleh seseorang adalah respons normal

terhadap sesuatu yang berpotensi menimbulkan bahaya. Namun, memiliki rasa takut berlebihan terhadap sesuatu yang tidak masuk akal dapat dikatakan memiliki fobia. Fobia melibatkan pengalaman ketakutan yang terus-menerus serta berlebihan dan tidak dapat diterima akal. Kunci untuk membedakan rasa takut dan fobia yaitu, munculnya reaksi secara fisik maupun psikologis. Reaksi fisik yang dapat muncul pada diri seorang fobia sewaktu melihat objek yang ditakuti yaitu, keringat dingin, gemetar, mual, pusing bahkan sesak nafas dan pingsan. Rekasi fisik juga diiringi reaksi psikologis seperti perasaan jijik atau benci. Apabila Hal ini terus terjadi tentu menganggu aktiftas individu dalam kehidupan sehari-hari. Untuk kondisi Huriati, munculnya rasa jijik dan ketakutan sekaligus terhadap puntung rokok sehingga aktifitas hidup menjadi terganggu, dapat dikatakan Anda mengalami fobia. Pada umumnya fobia disebabkan oleh pengalaman masa lalu yang buruk sewaktu kecil, terekam di memori otak sehingga rasa takut yang muncul sulit hilang, diperparah lagi dengan munculnya rasa jijik yang semakin membuat Anda menjadi takut untuk melihat puntung rokok. Saya berasumsi kejadian masa lalu itulah yang berpengaruh bagi Anda sehingga menyebabkan

Anda memiliki ketakutan tersebut. Apakah ketakutan yang Anda alami bisa dikurangi bahkan dihilangkan? Jawabannya tentu saja bisa. Saya menyarankan untuk bertemu langsung atau melakukan komunikasi daring dengan Konselor di Unit Pelayanan Bimbingan dan Konseling (UPBK) Universitas Negeri Padang. Selanjutnya beberapa hal yang dapat Anda lakukan adalah, pertama Anda harus mencoba untuk menghilangkan rasa takut dan jijik dengan mencoba berpikir rasional bahwa itu hanya puntung rokok, itu bukanlah benda yang membahayakan. Pada intervensi psikologis yang akan diberikan konselor adalah pengubahan persepsi yang tidak rasional menjadi pemikiran yang rasional berkenaan dengan rasa takut yang ada. Kedua, coba untuk mendeteksi kesensitifan ketakutan Anda sendiri dengan pendekatkan secara bertahap dan mengklasifikan ketakutan yang paling ringan dengan menggunakan gambar secara virtual yang memungkin Anda dapat melihat, menyentuh gambar puntung rokok dan meyakinkan pada diri, ini hanya gambar puntung rokok. Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Jika ada hal yang kurang memuaskan, konselor di UPBK dengan senang hati melayani permasalahan Anda dengan lebih baik.


Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

9

ENGLISH CORNER

KRITIK ENGLISH CORNER

Indonesian, the language of Unity Oleh Mitha Melanie Putri Jurusan Teknik Pertambangan TM 2017

Indonesia is a country rich in language diversity. This has proved by the Basic Data on Language and Literature, the Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia in 2020, which recorded as many as 718 regional languages ​​from 34 provinces in Indonesia. From the number of regional languages ​​that exist, according to data from the Central Statistics Agency in 2015, Javanese has the highest predicate as the mother tongue which has the highest number of speakers in Indonesia. If you look at the time before independence, the figures who played a role in proclaiming Indonesian independence mostly came from the Java region. Apart from that, Indonesia’s first president Soekarno was also a Javanese. However, why is our unified language Indonesian? The birth of Indonesian as the official language began with the second youth congress which took place on October 28, 1928, long before independence. This congress gave birth to a pledge known as the Youth Pledge. The contents of this youth oath are to shed one blood, the land of Indonesia. One nation, the Indonesian nation. Upholding the language of unity, Indonesian. This language of unity originates from the Malay language. Malay has been the lingua franca in Southeast Asia, especially in

the archipelago for thousands of has become the binding of trade years. Lingua franca or language ties between various ethnic groups of association is the language used throughout the archipelago. by speakers of different native lanAnother reason is that the Jaguages. In short, a liaison be- vanese language has levels based tween countries or regions on politeness or caste. For examthat have different languages. ple, Ngaka is used for everyday The background for the use of language, Madya is used by the the Malay language as the lingua aristocracy, and Ningrat is used by franca dates back to the royal or sultanate people. This level Syailendra Dynasty. At of language will certainly make that time, Old Malay it difficult for other people of began to shift to Sandifferent ethnicities and culskrit. This language tures. Besides, the value of also has an imequality also needs to be priorportant role in itized. Following our counthe world of comtry’s motto, Bhineka Tungmerce as a liaison gal Ika is different but still language for almost one. For this reason, Indonesian all corners of the was chosen to be the language archipelago for thouof unity which is the language of Ilustrator: sands of years. During Vedri Rahmadhana modern Malay. these thousands of Indonesian as the language of years, the Malay language has unity, was inaugurated on August experienced language devel- 18, 1945. Exactly the day after the opment starting from Old Malay, proclamation of Indonesia’s indeClassical Malay, to Modern Malay. pendence. This is stated in the 1945 Although Javanese is the lan- Constitution (UUD) article 36, that guage of the majority because it “the State Language is Indonesian”. has the largest population, it does The Indonesian language connot mean that this language can tinues to develop quite rapidly. be immediately used as the unified Not only as of the lingua franca in language of Indonesia. Because Indonesia, but Indonesian has also Indonesia is a country rich in lin- been formalized as the language guistic diversity, it is important to used in the speeches of the presichoose a unified language that is dent, vice president, and state offieasier to master and is widespread. cials both at home and abroad. This A language is known and used by is explained in Presidential Regulapeople from the west to the east of tion Number 63 of 2019 concerning the archipelago. The language that the Use of Indonesian Language.

Diasuh Oleh Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd.

Terima kasih Saya sampaikan kepada ananda Mitha Melanie Putri, Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan yang telah memberanikan diri menyumbangkan tulisannya di tabloid Ganto. Hal ini tentu sebuah kemajuan yang patut diacungkan jempol karena selama ini yang berani mengirimkan tulisan kebanyakan baru dari Jurusan Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Padang. Setelah membaca tulisan yang berjudul “Indonesian, the Language of Unity” Saya berpendapat bahwa tulisan ini sangat baik jika ditinjau dari segi kebahasaan. Sebagai mahasiswa yang bukan dari Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Mitha telah mampu mengetengahkan karangan berbahasa Inggris yang cukup baik walaupun masih ditemukan beberapa kesalahan dari

segi tata bahasa berupa tenses dan bentuk pasif. Kemudian dari segi isi, karangan ini mesti perlu diperhatikan dan diperbincangkan. Pertama, pembahasan tentang Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan di dalam karangan ini belum terasa fokusnya. Artinya, di dalam suatu karangan eksposisi, seharusnya sebuah tulisan harus mengandung pernyataan tesis yang tegas. Dalam penilaian Saya, tulisan Mitha ini belum memiliki kalimat tesis yang kuat sehingg pengembangannya tidak padu dan padat. Kedua, peristiwa yang mendukung ditampilkannya tulisan ini juga kurang tepat. Sebaiknya, tulisan ini dipublikasikan pada saat peringatan Hari Sumpah Pemuda. Jika tidak, sebuah tulisan akan kehilangan relevansinya. Seterusnya, penulis kelihatannya kurang dapat merumuskan permasalahan utama yang hendak dikemukakan. Kita tidak melihat apakah tujuan penulis ingin memberikan kritik atas pemakaian bahasa Indonesia atau cara memasyarakatkan bahasa itu sendiri. Terlepas dari kekurangan itu, Saya bangga terhadap Saudari Mitha atas sumbanganya ini. Semangat menulis kini menunjukkan pertumbuhan dari berbagai jurusan. Teruslah berkarya dan senantiasa perbaiki diri.

SOSOK

Menghidupi Kesenian Tradisional M. Djamil Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika dan Komputer TM 2017

Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat saat ini. Hal ini menyebabkan sejumlah kegiatan menjadi terbatas geraknya. Bagi mahasiswa, perkuliahan pun kini beralih menjadi daring dan tidak dapat tatap muka seperti sebelumnya. Namun hal tersebut tidak menjadi penghambat bagi M. Djamil untuk tetap produktif meski di tengah pandemi. Mahasiswa yang berasal dari Program Studi Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik ini kian aktif menggeluti dunia kesenian dan berkecimpung di dalamnya. Saat dihubungi via WhatsApp, Sabtu (20/2), M. Djamil atau yang kerap di sapa Jamil ini, berbagi cerita kepada Ganto mengenai sanggar seni yang ia dirikan di kampung halmannya, Kinali, Pasaman Barat. Sanggar seni yang diberi nama “Sanggar Pusako Mandeh” ini didirikan oleh Jamil sejak 28 Desember lalu. Meskipun tidak memiliki latar belakang jurusan Seni, Jamil sangat

menggemari hal-hal yang berbau kesenian tradisional. Ia menyukai keseniam sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saat itu Ia mulai mengikuti kegiatan seperti silat, bermain alat musik tradisional, tari adat, dan kesenian lainnya. Seiring berjalannya waktu, Jamil membuka pikirannya untuk mengembangkan kesenian tradisional bagi masyarakat di kampungnya, karena saat ini keberadaan kesenian tradisional masih kalah jauh dengan keberadaan musik modern yang kian berkembang pesat. Karena itulah, Jamil mulai mengepakkan sayapnya di dunia kesenian tradisional. Walaupun di tengah hambatan pandemi, hal tersebut tidak menyurutkan semangat Jamil dalam bekarya dan bekerja. Dari mengisi berbagai acara sebagai pembawa acara di pernikahan, juga aktif membangun sanggar yang telah Ia dirikan untuk bisa mengisi waktu luang selama pandemi di kampungnya.

Selain itu, latar belakang Jamil mendirikan sanggar tersebut juga karena keprihatinan yang Ia rasakan terhadap budaya Minangkabau yang menurutnya perlahan mulai memudar. Dengan banyaknya budaya asing yang masuk, terlebih budaya Korean Pop, membuat budaya Minangkabau mulai terlupakan oleh

generasinya. Hal tersebutlah yang membuat dirinya termotivasi untuk mengajak anak-anak muda agar ikut melestarikan budaya Minangkabau. Adapun kegiatan yang dilakukan di Sanggar ini yaitu tari tradisional seperti tari persembahan, tari piring, kemudian musik tradisional, vokal, pencak silat, dan pembahasan seputar adat. Setelah dua bulan berdiri, sanggar ini sudah banyak diundang di berbagai acara pernikahan, baralek, dan sebagainya di wilayah Pasaman Barat seperti daerah Kinali, Mandiangin, dan beberapa daerah sekitarnya. Saat ini anggota Sanggar Pusako Mandeh berjumlah 54 orang yang terdiri atas siswa Sekolah Dasar, SMP, dan Sekolah Menengah Atas. Adapun cara Jamil dalam mempromosikan sanggarnya tersebut yaitu dengan cara mulut ke mulut dan juga menyebarkan brosur secara online melalui sosial media seperti Instagram, WhatsApp, dan Facebook. Meskipun begitu, masih ter-

dapat beberapa hal yang menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan sanggar seperti transportasi, alat musik, perlengkapan sanggar, dan dana. Hal ini mengingat masih banyak yang belum tercukupi dari sanggar yang didirikannya tersebut. Namun tentunya, itu tidaklah menjadi penghalang bagi Jamil hingga saat ini. Ia pun mulai menggencarkan pengajuan proposal ke beberapa instansi di Pasaman Barat dengan harapan kesejahteraan sanggar yang didirikannya terus berlanjut. Bagi Jamil, Ia sangat ingin hal yang dilakukannya bermanfaat bagi dirinya, orang lain, dan nagarinya. Menurutnya, semua yang Ia lakukan diiringi dengan doa dan berusaha membuang rasa malas. Berbagi ilmu dengan banyak orang merupakan kekayaan baginya. “Kaya bukan berarti memiliki uang melaikan dia yang memiliki sedikit ilmu, tapi dibagikan kebanyak orang.” Ungkap Jamil saat mengakhiri wawancaranya, Sabtu (20/2). Yuni Komala Dewi


OPINI

10

Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

Wabah Apatisme Menyerang Mahasiswa Mahasiswa adalah agen perubahan yang dituntut untuk selalu aktif dan bersuara. Namun, pada kenyataanya banyak yang hanya menjadi mahasiswa kupu-kupu. Istilah “kupu-kupu” diberikan kepada mahasiswa yang hanya kuliah lalu pulang, tidak mengikuti organisasi yang ada di kampus, dan kegiatan sosial lainya. Hal tersebut dapat menimbulkan gejala apatis pada mahasiswa. Dilansir dari saintif.com apatis berasal dari bahasa Yunani, yaitu apathes yang secara harfiah berarti tanpa perasaan. Apatis juga diartikan sebagai sikap tidak peduli. Orang yang apatis adalah orang tidak peduli dengan urusan orang lain, lingkungan, dan apa yang terjadi di sekitarnya. Sikap apatis adalah bagian yang wajar dari diri kita sebagai manusia, tetapi apabila terus menerus dipelihara merupakan kesalahan yang besar. Wabah apatis mulai menyerang mahasiswa zaman sekarang, apalagi proses perkuliahan yang dilakukan secara daring karena adanya pandemi Covid-19. Pada perkuliahan daring mahasiswa melakukan perkuliahan di rumah masing-masing, tetapi tetap membayar UKT. Namun, mahasiswa tidak bisa menikmati fasilitas kampus, seperti wifi, listrik, dan lainya. Bagi mahasiswa yang kritis itu adalah permasalahan, tetapi bagi mahasiswa yang apatis itu tidak masalah sama sekali. Ada beberapa hal yang membuat mahasiswa menjadi apatis. Pertama, pengaruh gaya hidup hedonisme di kalangan mahasiswa. Hedonisme telah mengu-

bah banyak aktivitas mahasiswa sebagai kaum intelektual. Mahasiswa yang dahulu sibuk belajar, mengkritik para penguasa, dan memperjuangkan hak rakyat namun kini kegiatan mereka justru condong ke arah yang berbau kesenangan. Pergeseran perilaku ini tak bisa dilepaskan dari pengaruh arus globalisasi sehingga cenderung sangat sulit untuk dibendung. Menurut survei yang dilakukan oleh Jawa Pos pada tahun 2003 menemukan bahwa 20,9% dari 1.047 responden dengan status pelajar yang berdomisili di Jakarta dan Surabaya mengaku pernah menggunakan uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan y a n g diberikan

hat rekannya yang berorganisasi mengalami penurunan dalam prestasi akademik sehingga muncul anggapan bahwa organisasi menghambat mahasiswa dalam menyelesaikan studinya. Padahal, jika dikaji lebih dalam sejumlah organisasi kemahasiswaan telah menetapkan indeks prestasi akademik tertentu atau jumlah Satuan Kredit Semester yang harus diluluskan sebagai prasyarat menjadi pengurus. Ketiga, kekecewaan terhadap kinerja para pemimpin dan penguasa. Rendahnya partisipasi politik di kalangan mahasiswa dilatar belakangi oleh rasa kecewa terhadap pemimpin. Figur-figur yang diharapkan m a m p u mensejahterakan

Ilustrator: Vedri Rahmadhana

oleh orang tua untuk membeli barang incarannya atau hanya untuk bersenang-senang. Hal tersebut termasuk contoh dari gaya hidup hedonisme di kalangan pelajar termasuk mahasiswa. Kedua, munculnya tanggapan bahwa organisasi menghambat prestasi akademik di kalangan mahasiswa. Banyak yang enggan berorganisasi lantaran meli-

nyatanya hanya mengumbar janji palsu saja. Hal tersebut yang membuat mahasiswa menjadi apatis. Keempat, adanya persepsi publik yang menganggap bahwa mahasiswa yang mengikuti organisasi hanya untuk mencari ketenaran. Mahasiswa apatis menganggap mahasiswa aktivis sebagai orang-orang yang tidak

ada kerjaan, ikut campur urusan orang lain, keras kepala, cari ketenaran, dan mengidap penyakit sok pahlawan. Begitu pun sebaliknya, mahasiswa aktivis menganggap mahasiswa apatis sebagai mahasiswa yang tidak peka, pragmatis, dan belum menyadari hakikatnya sebagai mahasiswa. Berdasarkan hal diatas, secara sadar atau tidak kita telah menjadi bagian dari mahasiswa apatis. Mahasiswa harus sering berintropeksi diri dan menyadari perannya sebagai agen perubahan sekaligus penyambung lidah rakyat. Selain itu, mahasiswa adalah calon pemegang estafet kepemimpinan bangsa dan jangan sampai wabah apatis menggerogoti jiwa serta pikiran calon pemimpin bangsa. Mahasiswa harus menghindari sikap apatis, yaitu dengan cara mengasah ketajaman berpikir, kritis, dan lebih peduli dengan lingkungan. Hal tersebut nantinya dapat menciptakan iklim demokrasi yang kondusif di kalangan mahasiswa. Peran organisasi seharusnya mampu memberikan dampak positif kepada mahasiswa agar tidak terjebak pada apatisme. Kegiatan-kegiatan sosial atau kegiatan yang kompetitif dalam organisasi, seperti bakti sosial, lomba menulis, dan kegiatan positif lainya diharapkan mampu untuk membangunkan kembali jiwa dan pikiran mahasiswa yang telah lama tertidur dalam zona nyaman. Hal tersebut membuat mereka mampu untuk berpikir kreatif, inovatif, dan kritis terhadap keberadaan lingkungan sosialnya. Ingatkah kita pada tahun-ta-

Oleh Rahmat Hakiki Mahasiswa Prodi Pendidikan OLahraga TM 2018

hun yang telah lalu banyak terjadi kejanggalan kasus Hak Asasi Manusia. Contohnya pada tahun 1993 kasus Marsinah yang terbunuh karena memperjuangkan hak buruh terhadap penguasa dan pada tahun 1998 terdapat kasus hilangnya Wiji Thukul. Selain itu, pada tahun 2004 terdapat kasus Munir yang terbunuh dalam pesawat ketika sedang melakukan perjalanan ke Amsterdam. Hal tersebut membuat sekelompok organisasi ingin mengungkapkan kasus tersebut, salah satunya adalah dengan diadakannya Aksi Kamisan. Aksi Kamisan adalah aksi yang dilakukan setiap Kamis sore, menggunakan pakaian hitam dan payung putih untuk menyuarakan siapa dalang pembunuhan. Aksi tersebut termasuk bentuk kepedulian terhadap sesama. Sebagai mahasiswa kita harus belajar dari sejarah yang telah ditorehkan bangsa, serupa kasus Kamisan tersebut contohnya. Hendaknya hal ini berguna menghindarkan diri dari sifat apatisme.

TikTok Ancam Generasi Muda TikTok adalah aplikasi sosial media yang berbagi video pendek sehingga memungkinkan pengguna dapat membuat video menyanyi dan juga menari. Rintisan aplikasi ini diluncurkan di Cina dan Amerika pada tahun 2014 yang dinamakan Musical.ly. Aplikasi ini dengan cepat menjadi sangat populer di kalangan remaja di Cina dan Amerika. Selain dari negara-negara seperti Cina dan Amerika, aplikasi Musical.ly menyebar ke seluruh dunia. Pada Mei 2016, lebih dari 70 juta orang mengunduh Musical.ly dan lebih dari 10 juta video diunggah setiap hari di aplikasi ini. Semuanya berjalan dengan baik, kemudian ada aplikasi lain yang bernama Douyin. Kedua aplikasi tersebut kemudian menggabungkan diri dan membentuk platform baru yang bernama TikTok. Setelah 2 Agustus 2018, TikTok popularitasnya meningkat seperti Facebook dan YouTube. Saat ini, TikTok telah digunakan 154 negara di seluruh dunia dengan 800 juta pengguna aktif setiap harinya. Di India, ada lebih

dari 119 juta pengguna aktif dengan catatan pengunduhan sebanyak 277,6 juta kali. Sementera di Cina, pengguna yang menggunakan aplikasi ini secara rutin tercatat sebanyak 400 juta orang. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Business Insider, TikTok telah diunduh kurang lebih sampai 4.8 juta kali. Sementara itu, WhatsApp sudah diunduh kurang lebih 33.8 juta. Aplikasi TikTok bukan hanya viral luar negeri di Indonesia aplikasi ini juga sangat digemari di berbagai kalangan. Mulai dari anak kecil, remaja hingga orang dewasa. Tiktok sangat populer di Indonesia karena digunakan sebagai sarana untuk berekspresi, tetapi banyak orang yang salah menggunakan aplikasi Tiktok di Indonesia. Meskipun aplikasi ini sempat viral, ternyata ada saja orang yang malah memanfaatkannya untuk hal-hal yang tidak pantas. Penggunaan aplikasi TikTok yang negatif dan tidak bijak tentu berdampak bagi psikologis anak. Karakteristik anak dan remaja pengguna TikTok perlu dikaji

sebelum menilai dampak TikTok terhadap psikologis mereka. Misalnya, apakah mereka menggunakan TikTok karena senang mendapatkan perhatian atau sekedar sarana berekspresi. Terdapat dampak negatif dari penggunaan Tiktok ini. Pertama, secara tidak langsung, TikTok menjadi penyebab generasi remaja untuk suka bergoyang ria. Bahkan tidak hanya remaja saja, tetapi orang tua juga melibatkan anak kecil dalam pembuatan video TikTok demi mendapatkan respon netizen. Hal tersebut menyebabkan banyak anak kecil berani bernyanyi dan berakting seperti orang dewasa. Ada juga beberapa remaja dan anak-anak bergoyang senonoh melampaui batas wajar. Kedua, terdapat banyak video yang tidak pantas menjadi contoh yang tidak baik bagi perilaku anak dan remaja zaman sekarang. Kita juga sudah sama-sama tahu banyak video dengan aksi-aksi yang tidak pantas dilakukan penggunanya yang melenceng kepada penistaan agama, seperti membuat video berjoget bersama saat

melaksanakan sholat. Ironisnya banyak akun yang mengunggah video sejenis tanpa menyadari bahwa video yang mereka tiru itu bukanlah hal yang pantas untuk ditiru. Dalam hal ini, diperlukan peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya dengan memberikan pengarahan dan pengawasan pada anak. Ketiga, seseorang menjadi terlalu melenceng berperilaku demi video yang lucu dan menarik sehingga tidak mampu menilai mana yang pantas dan tidak. Banyak remaja yang mencoba kreatif dalam membuat video agar bisa mendapat banyak respon dari orang lain, tetapi tak sedikit yang berpikir terlebih dahulu sebelum merekam apa yang mereka lakukan. Mereka hanya berpikir bagaimana cara membuat video yang bagus, menarik, dan banyak respon dari penonton tanpa peduli dengan apa yang mereka tampilkan itu baik atau buruk. Kita sebagai generasi muda sebaiknya lebih bijak dalam menggunakan teknologi dan media sosial karena kita adalah hara-

Oleh Sisri Hayati Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika TM 2019 pan bangsa. Moral dan adab dari generasi muda perlu didik sejak dini. Tidak hanya pengetahuan saja, tetapi moral dan adab mereka dalam bertindak dan berperilaku harus dijaga. Moral dan adab yang minim dapat menjerumuskan generasi ini. Pemerintah, masyarakat, dan orang tua harus turut andil dalam menjaga generasi muda bangsa. Kita sebagai generasi bangsai harus lebih selektif lagi dalam penggunaan media sosial dan dapat dengan bijak dalam memilah-milah penggunaan media sosial dan informasi pada zaman sekarang.


OPINI

Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

11

Mempercantik Diri di Tengah Pandemi Pepatah mengatakan “Don’t judge a book by it’s cover” yang artinya jangan menilai sebuah buku dari sampulnya. Ungkapan tersebut sudah lumrah terdengar di telinga orang banyak. Makna dari ungkapan tersebut adalah jangan menilai sesuatu hal di muka bumi dari tampilan yang tampak di depan, tapi nilailah dari segi isinya. Namun pada kenyataannya, kita hidup di antara orang-orang yang lebih mengedepankan tampilan atau kesan awal daripada taring yang sebenarnya, yaitu kualitas diri. Seseorang tidak bisa dinilai dari tampilan yang nampak di panggung karena yang terpenting adalah kualitas ketajaman pikiran dan aksi nyata terhadap pembangunan dan perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di lingkungan sekitarnya. Di setiap benak para mahasiswa telah ditanamkan tridarma perguruan tinggi, yaitu, pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta Pengabdian kepada masyarakat. Pada poin ketiga tentang pengabadian kepada masyarakat, yaitu pendidikan yang kita dapatkan di suatu kampus, termasuk di Universitas Negeri Padang (UNP) muaranya tentu kepada masyarakat banyak dan kemajuan bangsa. Dalam mendapatkan pendidikan yang layak, tentu diperlukan fasilitas penunjang dari segi sarana dan prasarana yang memadai. Oleh sebab itu, fasilitas tersebut menjadi hal yang penting. Seperti halnya UNP yang sibuk dalam mempercan-

tik diri selama pandemi. Namun, rasanya tidak pas karena sedang terjadi krisis ekonomi di Indonesia, termasuk di Sumatera Barat (Sumbar). Dunia pendidikan pun berfokus pada kesehatan orang banyak sehingga pembelajaran dilakukan di rumah. Sepanjang pandemi yang telah dilewati, UNP seolah melupakan hal penting dari perasaan itu sendiri. Memahami masalah berupa keluhan dari beberapa mahasiswa. Contohnya orang tua mahasiswa yang bukan dari golongan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tidak mendapat gaji dari pemerintah. Justru ada dari mereka yang mendapat penghasilan dari kegiatan berdagang dan lain-lain merupakan satu dari pekerjaan yang berdampak kurang baik di masa pandemi ini. Menurut Tan Malaka, salah satu putra kebanggaan yang berasal dari Ranah Minangkabau menjabarkan tiga pokok pendidikan. Ia mengatakan tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, serta memperhalus perasaan. Dari pernyataan tersebut timbul beberapa pertanyaan, apakah tindakan UNP dalam menggelontorkan uang untuk pembangunan infrastruktur merupakan langkah yang sudah tepat? Apakah pembangunan tersebut termasuk dalam urgensi untuk memperkukuh pendidikan itu sendiri? Lalu apa pertimbangan UNP dalam hal

tersebut? Pertanyaan-pertanyaan itu barangkali selalu mengendap diam-diam di dalam pikiran setiap mahasiswa. Dilansir dari Instagram infounp terlihat UNP sedang gencar-gencarnya menambah gedung dan mempercantik tampilan gedung lama di beberapa fakultas. Seperti unggahan tanggal 1 Desember, terlihat ada yang bertambah dari Gedung Fakultas Pariwisata dan Perhotelan. Ada juga penambahan gedung baru untuk Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), yaitu Labor Olahraga yang berdiri di

Ilustrator: Vedri Rahmadhana

samping Sport Center UNP. Tak hanya itu, Fakultas Ilmu Sosial (FIS) juga ikut mendapat polesan. Kini FIS tampil dengan warna gedung yang baru. Selanjutnya adalah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Selain FIS yang mendapat polesan cat gedung baru, FIP juga mendapatkan hal yang sama, akan tetapi dari pengamatan terakhir yang dilakukan, baru setengah dari gedung FIP yang sudah dipoles dengan cat baru. Dari pengamatan di lapangan, UNP juga menambah fasil-

itas baru, yaitu Pendopo PKM yang didirikan tepat di belakang Gedung Student Center UNP. Selain itu, di samping pendopo baru tersebut juga sedang dilakukan pembangunan sebuah gedung yang saat ini belum diketahui nama dan fungsinya. Ada hal lain yang menarik perhatian, yaitu menghancurkan gedung Fakultas Teknik (FT) lalu membangunnya kembali dengan gedung baru yang lebih baik dari gedung sebelumnya. Sangat terlihat di masa pandemi saat ini, banyak krisis yang kita alami di berbagai bidang, salah satunya di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan instansi perguruan tinggi juga harus menjadi fokus kita bersama. Hal tersebut dikarenakan instansi perguruan tinggi juga pasti akan mengalami dampak dari pandemi. Mengingat dan menimbang dari permasalahan tersebut harusnya perguruan tinggi di mana pun berada harus berpikir dua kali untuk melakukan kegiatan yang menggelontorkan biaya kepada sesuatu yang belum penting. Kedewasaan seseorang tentu diukur dari bagaimana memanajemeni dan membelanjakan uang dengan tepat terhadap suatu kebutuhan, bukan membelanjakan uang demi sebuah gengsi semata. Maka, begitu juga dengan pembangunan infrastruktur, apakah pembangunan infrastruktur itu dirasa perlu atau tidak sama sekali, apalagi ketika masa pandemi.

Oleh Indra Junaidi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah 2017

Sebagai orang terdidik secara akademik, tentu harus lebih mengutamakan sesuatu yang teramat penting. Terlalu keliru jika menggelontorkan uang terhadap sesuatu yang dirasa belum begitu penting di masa krisis. Hal yang tidak terlalu penting salah satunya pembangunan pendopo di belakang gedung PKM. Apakah dirasa tepat membangun infrastruktur tersebut ketika semua orang sedang berjuang menghadapi pandemi, kegiatan mahasiswa pun dilaksanakan secara daring. Sementara UNP berjuang untuk memperbaiki gengsi dengan pembangunan gedung-gedung megah dan mewah lewat sumber dana yang barangkali salah satunya dari dana UKT. Hal ini mestinya harus kita cermati lagi. Orang bijak adalah orang yang merawat harta bendanya, bukan malah sengaja menghilangkan atau menghancurkan, lalu membeli yang baru. Orang yang bijak tentu membelanjakan uang terhadap sesuatu yang mendesak, bukan membelanjakan uang kepada sesuatu yang dirasa belum mendesak.

KOLOM

Etika Bersosial Media Oleh Teddy Aljufri Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan TM 2019

Pada era modern ini manusia dan media sosial tidak dapat dipisahkan. Media sosial menjadi ranah aktivitas manusia terutama pada masa pandemi ini. Media sosial juga digunakan untuk memviralkan berita yang sedang hangat dibicarakan dengan tujuan mencari perhatian publik. Platform digital yang biasa diakses publik, seperti

Twitter, WhatsApp, dan Instagram sering mendapat perhatian lebih oleh masyarakat. Sering timbul pertanyaan mengapa media sosial menjadi tempat yang mengundang beragam tanggapan atau pendapat dan apa pengaruh media sosial dalam kehidupan kita. Sebelum menjawab pertanyaan tersebut kita harus mengetahui manusia dan hakikatnya. Menurut paham individualisme, manusia adalah makhluk individual. Ia terlahir sebagai individu yang hidup serta bertanggung jawab atas kehidupannya. Manusia hidup dan berkembang dalam suatu lingkungan sosial dan memperoleh sifat sosial. Dalam menjalani kehidupannya, manusia memiliki hubungan erat dengan lingkungannya, terutama lingkungan sosial. Kebutuhan sosial manusia pun berbeda-beda. Salah satu cara manusia memenuhi kebutuhan sosialnya dewasa ini adalah dengan menggunakan media sosial, seperti

Twitter, Instagram, Facebook, Whatsapp, dan masih banyak yang lainya. Dalam media sosial Twitter dikenal dengan tagar yang menjadi trending topic pembahasan para penggunanya. Tagar dapat ditanggapi dan dibagikan oleh pengguna Twitter kepada pengguna yang lain. Dalam menanggapi tagar, pengguna menggunakan akal dan rasa masing-masing terhadap topik yang sedang trending. Tanggapan-tanggapan pengguna Twitter cenderung berbau hujatan dan ancaman terhadap topik yang sedang hangat. Hujatan dan ancaman keluar karena tagar yang trending memiliki unsur suku, agama, ras, dan antargolongan seperti memuat sisi negatif dari suatu organisasi masyarakat dan merugikan pihak minoritas. Tindakan menghujat dan mengancam ini tidak tepat dilakukan tanpa adanya kejelasan perkara. Dalam memberikan tangga-

pan kita sebagai pengguna harus menyoroti tagar terlebih dahulu. Timbul pertanyaan apakah tagar dibuat untuk memancing emosi massa demi keuntungan, atau apakah tagar yang dibuat menyoroti agama dan orientasi tertentu yang bertujuan memancing amarah kaum mayoritas. Hal-hal seperti pertanyaan tersebut merupakan perbuatan makar. Berdasarkan Pasal 167 RUU KHUP, makar adalah niat untuk melakukan suatu perbuatan yang telah diwujudkan dengan adanya permulaan pelaksanaan perbuatan tersebut. Pengertian makar menurut Mahkamah Konstitusi adalah niat dengan perbuatan permulaan pelaksanaan, dengan demikian ada dua unsur, yaitu niat dan perbuatan permulaan pelaksanaan. Perbuatan memecah dengan menyoroti peristiwa sosial di mana individu atau korban disoroti agama maupun orientasinya telah lumrah di media so-

sial. Tetapi anehnya pengguna media sosial malah fokus kepada sorotan yang diberikan, bukan melihat dari segi pandang secara norma sosial atau pun norma adat atas peristiwa yang terjadi. Padahal, norma sosial yang ada di masyarakat ada sebagai hukum yang mengikat, sedangkan norma adat mengikat individu dengan masyarakat dalam adab, cara bicara, dan bahasa sebagai pengenal identitas. Dalam menyingkapi suatu peristiwa hendaknya meninjau dari sudut pandang manusia yang beradab karena manusia mempunyai akal dan akhlak. Akal digunakan untuk memandangi suatu peristiwa sosial dan menalar masalah beserta solusi untuk permasalahan, sedangkan akhlak digunakan untuk meninjau tingkah laku dalam bermasyarakat. Semestinya, dalam memberikan tanggapan pada suatu topik dalam media sosial hendaklah dilakukan dengan cara yang bijak.


FOTO

12

Surat Kabar Kampus Ganto

Ilmu Amaliah Amal Ibadah

Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

Menikmati Pemandangan Pantai dari Atas Jembatan Lolong Pada edisi 217 kali ini, Ganto mengabadikan daya tarik jembatan penghubung di Pantai Lolong, Padang, Sumatera Barat. Jembatan ini merupakan jembatan yang baru dibangun oleh pemerintah Kota Padang dan menghubungkan Pantai Lolong dengan Pantai Ulak Karang Padang. Pembangunan jembatan provinsi wilayah I itu dilakukan dalam rangka mempercepat pembangunan akses bebas hambatan dari Pelabuhan Teluk Bayur hingga ke Bandara Internasional Minangkabau. Saat ini, pembangunan jembatan tersebut hampir rampung. Meskipun begitu, sejumlah pedagang yang merupakan warga setempat, menjadikan tempat ini sebagai lahan perekonomian mereka. Pemandangan yang menarik dengan bentangan laut yang luas menjadi daya tarik tersendiri untuk menghabiskan waktu di tempat ini. Cukup banyak pengunjung yang menikmati waktu sorenya di Jembatan Lolong tersebut, mulai dari bersepeda, joging, berfoto, dan sebagai tempat tongkrongan kaum muda-mudi untuk menikmati senja. Santapan kuliner khas tepi laut juga banyak dijajakan oleh pedagang setempat dengan harga yang sangat terjangkau.

Menyantap: Dua orang pengunjung sedang duduk dan menyantap jajanan sembari menikmati pemandangan pantai di waktu sore, Selasa (30/3). f/Sandi.

Jalan Santai: Dua orang pemuda tengah berjalan santai di tepi trotoar Jembatan Lolong, Selasa (30/03). f/Sandi.

Bersepeda: Terlihat seorang pria tengah bersepeda melewati Jembatan Lolong di sore hari, Selasa (30/3). f/Sandi.

Istirahat: Empat orang pemuda sedang beristirahat di trotoar Jembatan Lolong selepas joging, Selasa (30/3). f/Sandi.

Menjajakan: Seorang pedagang kacang tengah menja- Menangis: Seorang anak pedagang setempat tenjakan dagangannya kepada pembeli di Jembatan Lolong, gah duduk dan menangis di trotoar jembatan, Selasa Selasa (30/3). f/Sandi. (30/3). f/Sandi.


Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

Surat Kabar Kampus Ganto

Ilmu Amaliah Amal Ibadah

TEROPONG

13

Hambatan dan Tantangan Ormawa

Sejumlah Organisasi Mahasiswa (Ormawa) mengeluhkan efektifitas kegiatan daring yang mesti dilakukan di masa pandemi Covid-19. Kendala dan tantangan yang mesti dilakukan secara daring menyebabkan penurunan jumlah calon anggota dan interaksi antar sesama anggota berkurang. Sejak pandemi Covid-19, kegiatan pendidikan dan kemahasiswa di Universitas Negeri Padang (UNP) mengalami adaptasi dari yang biasanya tatap muka menjadi daring. Berdasarkan hal ini, ormawa selingkup UNP dalam penerimaan bakal calon anggota baru mengalami sejumlah perubahan, yaitu rekrutmen yang biasanya dapat dilaksanakan secara tatap muka, pada akhirnya terpaksa dilaksanakan secara daring. Ketua Unit Kegiatan (UK) Pramuka UNP, Alex mengatakan bahwa Pramuka mengalami kendala setelah melakukan rekrutmen, yaitu konsep diklat untuk anggota baru yang seharusnya digelar di lapangan mesti dialihkan secara daring. “Sebelumnya kita menerapkan konsep di lapangan diganti dengan online, jadi tingkat keefektifannya 35%,” ung-

kapnya saat dihubungi Ganto via WhatsApp, Jumat (12/2). Lebih lanjut, Alex menjelaskan bahwa efek dari rekrutmen secara daring ini berdampak pada kurangnya interaksi antar sesama anggota sehingga anggota banyak yang tidak saling mengenal. Senada dengan itu, Khairil Ravid, Anggota Unit Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (UPKK) UNP menuturkan bahwa sistem promosi rekrutmen merupakan salah satu kendala yang dihadapi oleh UPKK dalam menyebarluaskan pamflet pembukaan pendaftaran. Lanjutnya, mahasiswa angkatan 2019-2020 beranggapan bahwa masuk organisasi di masa pandemi kurang mendapat sensasi. “Kendalanya untuk promosi (rekrutmen) dilakukan hanya melalui media sosial, efeknya lama untuk ditahui bahwasannya

Berkumpul: Tampak sejumlah mahasiswa dari berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Negeri Padang sedang melaksanakan kegiatan pertemuan dengan sesama anggota di Pendopo PKM, Senin (22/3). f/Rino.

sudah buka open recruitment,” jelas Khairil, Minggu (28/2). Kahiril berharap agar pandemi cepat usai dan keadaan kembali normal seperti biasa. Sementara itu, Randy Putra selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Fisika (Himafi) UNP menyampaikan, perekrutan pengurus Himafi dilakukan secara daring. “Sistem perekrutannya dilakukan secara online dengan mengumpulkan beberapa berkas persyaratan dan melakukan wawancara,” paparnya, Kamis (4/3). Sama halnya dengan UK lain,

kendala jaringan atau sinyal menjadi faktor penghambat dalam perekrutan anggota baru ini. Randy mengatakan kendala sinyal menjadi masalah utama yang dihadapi saat melakukan wawancara dengan calon anggota baru.“Kendalanya jaringan atau sinyal saja saat proses wawancara,” ungkapnya. Randy berharap pengurus Himafi dapat melaksanakan amanahnya dengan baik, begitu pun dengan ormawa lainnya. “HMJ mampu melaksanakan amanah dengan baik, bertang-

gung jawab, disiplin, jujur dan komunikasi dengan baik untuk,” tuturnya. Menanggapi hal tersebut, Rektor UNP Prof. Ganefri, Ph.D mengungkapkan jika selama pandemi kegiatan ormawa memang mesti dilakukan secara daring. Hal ini dilakukan karena masih belum dibolehkannya izin kegiatan tatap muka akibat pandemi Covid-19 yang belum mereda. “Sekarang kan dianjurkan daring, kita menghindari kerumunan.” Jelasnya lewat panggilan suara WhatsApp, Sabtu (20/3). Habil

Kesimpangsiuran Program Kampus Mengajar Perintis Kampus Mengajar Perintis (KMP) merupakan sebuah program yang dilaksanakan oleh Universitas Negeri Padang (UNP) yang berada di bawah naungan Kementerian Pedidikan dan Kebudayaan. UNP mulai melaksanakan program KMP sejak 12 Oktober hingga 18 Desember 2020 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 105 orang. Sehubungan dengan telah jalannya program ini, ada beberapa mahasiswa yang mempertanyakan terkait nilai yang akan didapat. Hal tersebut membingungkan mahasiswa karena adanya kabar bahwa nilai KMP dapat dikonversikan ke nilai Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang berjumlah 2 Satuan Kredit Semester (SKS). Sementara itu KMP memi-

liki 4 SKS, lalu nilai yang 2 SKS lagi masih menjadi pertanyaan bagi sejumlah mahasiswa. “Untuk berjaga-jaga, kami masih mengikuti KKN periode Januari-Februaru 2021 ini,” ungkap Shofiyah Azizah, salah satu peserta KMP. Salah seorang Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika UNP TM 2018, Hidayatullah mengatakan bahwa SKS dari program KMP yang dijalankan oleh mahasiswa itu bisa dikonversikan ke nilai KKN sebanyak 2 SKS. Hal ini berdasarkan informasi yang diperoleh dari panitia KMP UNP dan Wakil Rektor I Dr. Refnaldi, S.Pd., M.Litt kepada mahasiswa. Untuk alur dan teknis konversi nilai KMP ke KKN, pihak Bagian Akademik Kemahasiswaan nantinya akan berkoordinasi dengan Lembaga Penelitian dan Pengab-

dian Masyarakat kepada mahasiswa yang mengabil mata kuliah KKN tersebut. “Berdasarkan informasi oleh panitia KMP dan WR I, nilai KMP bisa dikonversi ke mata kuliah KKN, alurnya pihak BAK dan LP2M yang berkoordinasi dengan mahasiswa yang mengambil mata kuliah KKN,” ujarnya, Selasa (4/2). Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah TM 2018, Tharifa Annisa mengatakan bahwa kejelasan yang Ia ketahui dari sistem KMP terhadap KKN bagi mahasiswa adalah, SKS dari KMP ini tidak dihitung dalam SKS perguruan tinggi. Namun hal tersebut dikatakan Tharifa kembali pada kebijakan masing-masing Perguruan Tinggi. “Namun, ada kebijakan yang dikeluarkan

oleh masing-masing perguruan tinggi. Misalnya, mahasiswa yang ikut KMP akan diberikan sertifikat dan bantuan dana UKT,” jelasnya, Rabu (3/2). Menanggapi kesimpangsiuran tersebut, Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, M. Ismail Nst., S.S., M.A mengatakan, KMP sudah terindikasi melaksanakan tridarma perguruan tinggi, hanya saja terkendala dengan programnya yang terbatas. Namun Ismail mengungkapkan kegiatan KMP yang dijalani oleh mahasiswa di lapangan bisa saja berupa kegiatan kemasyarakatan seperti gotong royong, administrasi di kantor, perbaikan teknologi sederhana, yang menurutnya bisa dianggap sudah melaksanakan KKN. “Namun, boleh jadi di lapa-

ngan para mahasiswa yang ikut KMP diajak masyarakat untuk mengikuti kegiatan yang tidak berkaitan dengan proses pembelajaran. Jadi, menurut saya tak apa jika mahasiswa yang ikut KMP dianggap sudah melaksanakan KKN,” papar Ismail, Jumat (5/2). Refnaldi selaku Wakil Rektor I mengungkapkan, jika tidak ada permasalahan dari konversi nilai KMP ini. Ia menjelaskan, KMP ini dapat saja dikonversi ke nilai KKN, namun 2 SKS yang berlebih dan dikhawatirkan oleh mahasiswa, bisa saja nantinya akan dijadikan transkrip nilai di Kartu Rencana Studi (KRS) mahasiswa yang telah mengikuti KMP. “Bisa saja nanti ditranskrip ke nilai KRS mahasiswa.” Ucapnya, Senin (29/3). Mona

KILAS

Tumpukan Sampah: Pasca diterpa hujan deras dan angin kecang Senin malam (1/3), terlihat luapan sampah dari selokan mengambang di Lapangan SMA Pembangunan Universitas Negeri Padang, Selasa (2/3). f/Rino.

Perbaikan: Seorang pekerja sedang memperbaiki atap rusak di Gedung Auditorium Universitas Negeri Padang akibat hujan lebat dan angin kencang, Rabu (3/3). f/Rino.


FEATURE

14

Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

Wisata Janjang Sajuta Pakan Sinayan, Kabupaten Agam Janjang Sajuta yang terdapat di Pakan Sinayan, Banuhampu, Kabupaten Agam merupakan salah satu objek wisata berupa jenjang yang menjadi penghubung lokasi pelataran pohon pinus di Puncak Singgalang. Oleh Tharifa Annisa Onny Mahasiswa Prodi Sastra Indonesia TM 2018 Siang itu, Sabtu (14/2), Ganto menyisiri hamparan pepohonan hijau yang memanjang sepanjang perjalanan menuju ke salah satu destinasi wisata yang terletak di Kabupaten Agam, yakni Janjang Sajuta. Jalanan yang berkelok serta dijejeri pepohonan yang hijau akan menemani perjalan pengunjung untuk sampai ke objek wisata ini. Ketika mengunjungi Objek Wisata Janjang Sajuta, hendaknya pengunjung menyiapkan tenaga untuk sampai ke tempat tujuan. Sebab dalam perjalanan sebelum memasuki objek wisata tersebut, jalanan yang mendaki serta terjal cukup menguras tenaga. Bagi pengunjung yang hendak mengunjungi objek wisata yang menjadi jalan penghubung menuju lokasi pelataran pohon pinus di Puncak Singgalang ini tidak akan dipungut biaya apapun, kecuali biaya parkir dan ongkos ojek. Biaya yang dikeluarkan

untuk masing-masing parkir dan ongkos ojek ke atas bukit tersebut sebanyak Rp5.000,00. Saat memasuki kawasan wisata tersebut, pertama-tama pengunjung akan menjumpai sebuah papan yang bertuliskan Lereng Singgalang. Dari tempat ini, pengunjung sudah dapat menikmati pemandangan alam, angin sejuk, dan kacang khas pegunungan. Tidak cukup sampai di sana, masih ada tempat menarik lainnya yang memungkinkan kita menikmati pemandangan yang lebih indah, yaitu puncak Bukit Janjang Sajuta Pakan Sinayan. Untuk mencapai spot tersebut, pengunjung dapat melanjutkan perjalanan hingga menemui tempat pemberhentian yang disediakan oleh warga setempat. Untuk sampai ke puncak tersebut, pengunjung tidak diperbolehkan melanjutkan perjalanan menggunakan kendaraan. Sebagai gantinya pengunjung diminta untuk memarkirkan kenda-

Alam: Tampak beberapa orang pengunjung sedang menikmati kebersahajaan Bukit Janjang Sajuta Pakan Sinayan, Kabupaten Agam, Sabtu (14/2). f/Tharifa.

raannya pada tempat pemberhentian yang ada. Di tempat itu juga terdapat beberapa kedai yang bisa dijadikan sebagai tempat istirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke objek wisata Janjang Sajuta. Bagi pengunjung yang tidak sanggup menaiki jenjang atau ingin segera sampai ke atas puncak, di tempat pemberhentian tersebut juga disediakan ojek yang dapat membantu menghantarkan pengunjung kira-kira hampir setengah perjalanan panjangnya. Setelah itu, barulah pengunjung mesti melanjutkan menaiki tangga sampai ke puncak bukit tersebut. Setelah menaiki jenjang yang memiliki banyak anak tangga dengan panjang sekitar 3.7 kilometer ini, awan putih perlahan-lahan mulai tampak ketika pengunjung telah berada di atas puncak. Atap rumah dan pepohonan yang kita

temui di bawah gunung pun, tidak lagi tampak oleh kepulan awan di atasnya. Jejeran pohon pinus yang rapi, menyuguhkan pemandangan nan elok di mata pengunjung ketika berada di puncak. Seketika rasa penat terbayarkan dengan pemandangan yang memukau mata pengunjung. Tak usah khawatir ketika merasa lelah karena di beberapa titik jenjang, pengunjung akan menemui kedai yang menjual minuman dan makanan. Beragam pengunjung hadir bersama rombongan keluarga, teman, dan pasangan. Menikmati akhir pekan bersama akan menjadi tujuan yang tepat ketika mendaratkan pilihan wisata ke Janjang Sajuta Pakan Sinayan ini. Saat Ganto beplesir ke tempat wisata tersebut sepasang kekasih juga tampak menjadikan tempat ini sebagai pemotretan pre-wed-

ding pernikahannya. Pemandangan di atas sana memanglah sangat indah ketika diabadikan dengan kamera. Zaki, salah seorang pengunjung menuturkan bahwa Ia benar-benar merasa puas ketika telah sampai di atas. Meski penat, Ia merasa lega karena telah sampai di puncak dan menyaksikan pemandangan yang terhampar. “Puas setelah melihat pemandangan di puncak,” ujarnya, Sabtu (14/2). Meskipun jumlah kunjungan wisata dapat mencapai 400 orang lebih di hari libur, tempat ini masih terjaga kebersihannya. Hal tersebut ditunjang dengan ketersedian fasilitas berupa kamar mandi dan musala. Kehadiran penjual makanan dan minuman juga turut menemani kita untuk menikmati keindahan alam dengan seksama.

Panorama Puncak Paralayang, Bukit Gado-Gado Menikmati pemandangan matahari terbenam di Puncak Paralayang yang berada di Bukit Gado-Gado akan menjadi pilihan wisata yang sangat pas untuk dikunjungi di akhir waktu. Oleh Muhammad Taufik Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2018 Langit Kota Padang begitu cerah sore itu, Minggu (13/2). Berniat untuk melepas penat dan berlibur, Ganto mengunjungi Puncak Paralayang, Bukit Gado-Gado yang terletak di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Untuk sampai ke lokasi, dapat melewati dua rute. Rute pertama melalui Bukit Padang dengan menyeberangi Jembatan Siti Nurbaya dan rute kedua melalui jalan utama menuju Pantai Air Manis yang berada di Mata Air. Bertolak dari Ulak Karang dengan menggunakan sepeda motor, Ganto memutuskan untuk mengambil rute pertama. Jalan yang ditempuh cukup menantang karena di sepanjang jalan terdapat banyak tanjakan dan turunan akibat jalan yang bergelombang. Sekitar pukul 17.00 WIB Ganto tiba di lokasi yang dituju. Di Puncak Paralayang, Bukit Gado-Gado terdapat dua area

parkir, yaitu sisi kiri dan kanan jalan bukit. Untuk parkir, pengunjung akan dikenakan biaya Rp3.000,00 per kendaraan, dibayarkan ketika akan meninggalkan area Puncak Paralayang, Bukit Gado-Gado. Untuk menuju puncak, akses jalan yang ditempuh masih berupa jalan tanah yang akan sangat licin untuk dilewati ketika hujan. Beberapa orang pun tampak sedang mengambil ancang-ancang untuk melayang menggunakan paralayang yang disediakan di sana. Melihat pemandangan yang tak biasa, membuat mata tak henti mengikuti pergerakan mereka di udara. Dari puncak bukit tampak lokasi pendaratan paralayang yang berada tepat di tepian Pantai Air Manis. Bicara soal paralayang, kegiatan paralayang di Bukit Gado-Gado dikelola oleh Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) di bawah naungan Tentara Nasional Indo-

Paralayang: Terlihat seorang pemain paralayang hendak melakukan pendaratan di tepian Pantai Air Manis, Sabtu (13/2). f/Taufik.

nesia-Angkatan Udara (TNI-AU). Untuk penggunaan paralayang, bagi pemula harus dipandu oleh profesional. Bagi pengunjung yang ingin menggunakan paralayang dikenakan tarif sebesar Rp400.000,00 per 15 menit dan sudah termasuk dengan pemandunya. Di sana, tampak para pengunjung memenuhi area landasan paralayang. Mereka berkumpul bersama teman, kerabat, maupun pasangan sambil bercengkrama dan menunggu matahari terbenam. Sebelum memasuki area landasan paralayang, terdapat sebuah spanduk yang bertuliskan “Dilarang Merokok, Bagi yang Kedapatan Akan Dikenakan Denda Lima Puluh Ribu atau Mem-

bersihkan Landasan Paralayang.” Saat itu juga Ganto melihat seorang petugas pengelola berkeliling di antara kerumunan pengunjung, menegur pengunjung yang sedang merokok dan memintanya untuk merokok di luar area landasan Waktu menunjukkan pukul 18.00 WIB, matahari hampir sampai di ufuk cakrawala senja. Lantaran langit yang mulai ditutupi awan, sinar matahari di ujung senja tampak samar-samar. Perlahan, sembari terus menikmati keindahan pemandangan di puncak paralayang, akhirnya keindahan pemandangan yang dinantikan pengunjug di waktu senja pun dapat disaksikan. Matahari mulai tampak, dan awan beransur menepi. Pemandangan

sore itu membuat pengunjung dapat menyaksikan matahari terbenam di Puncak Paralayang. Hanya berselang lima menit, langit pun sudah gelap dengan matahari yang telah terbenam secara penuh. Azan magrib pun seketika berkumandang. Kawasan Bukit Gado-Gado bisa dibilang cukup terawat. Tak banyak sampah di sekitar area puncak bukit dan para pengunjung pun ikut menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya. Bagi pengunjung yang senang berburu waktu senja, menikmati pemandangan matahari terbenam di Puncak Paralayang, Bukit Gado-Gado akan menjadi pilihan wisata yang sangat pas untuk dikunjungi.


Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

15

TELUSUR

Kota Tua Padang: Saksi Bisu Kemajuan Kota Padang Tempo Dulu

Kota Padang memiliki sejumlah destinasi wisata yang menarik. Salah satunya adalah Kota Tua Padang di kawasan Sungai Batang Arau yang menyuguhkan nuansa kontemporer Kota Padang di masa lalu. Oleh Rizka Mutiah Nur Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah TM 2018 Kota Tua Padang merupakan salah satu Cagar Budaya Provinsi Sumatera Barat yang berlokasi di kawasan Sungai Batang Arau, Kota Padang. Pada masa kejayaannya, Kota Tua Padang pernah menjadi pusat perdagangan dan perekonomian internasional di Sumatera yang perkembangannya dimulai pada pertengahan abad ke-14. Meskipun begitu, Kota Padang pada masa lalu sempat mengalami kemunduruan pada abad ke-15 hingga abad 16 yang saat itu berada dibawah kekuasaan Kerajaan Aceh. Kedatangan kolonial Belanda, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada tahun 1663, perlahan mampu menyingkirkan dominasi Kerajaan Aceh di Kota Padang. Pada tahun 1666, VOC menjadikan Kota Padang sebagai markas besarnya. Kemudian, untuk mempermudah akses masuk jalur perairan, VOC mendirikan pelabuhan di muara Sungai Batang Arau, yang kini

dikenal dengan nama Pelabuhan Muaro Padang. Pelabuhan Muaro Padang yang merupakan pusat peradaban pertama di Kota Padang, berandil besar dalam lahirnya Kota Padang. Kejayaan Kota Tua Padang pada masa lalu dapat dilihat dari bekas bangunan beberapa perusahaan besar nasional yang dulu pernah beroperasi di sana. Di antaranya yaitu gedung Perseroan Terbatas (PT) Dharma Niaga, PT. Cipta Niaga, PT. Busana Andalas, PT. Hiswana Pertamina, PT. Kurnia Jagad Abadi dan PT. Cipta Niaga Persero. Selain perusahaan nasional, juga terdapat bekas bangunan perusahaan dari negara lain, seperti Societa Commissionaria Di Esportazone E Di Importazione (Incorporated In Switzerland) dan Geo Wehry & co yang merupakan perusahaan milik Belanda. Tak hanya bangunan bekas perusahaan, di kawasan ini juga terdapat De Javache Bank 1864

Memandang: Seorang pengunjung tengah berdiri santai menikmati pemandangan di pinggiran Sungai Batang Arau, Kota Padang, Kamis (4/3). f/Rizka.

(dulu Bank Indonesia) yang merupakan kantor perbankan tertua di Minangkabau, sekaligus menjadi gedung cabang ketiga di Hindia Belanda kala itu. Tak jauh dari gedung Geo Wehry & co, terdapat gedung Padangsche Spaarbank yang dulu sempat dialihfungsikan menjadi Bank Tabungan Sumatera Barat. Ketika menginjakkan kaki di kawasan ini, mata pengunjung akan disuguhkan pemandangan dengan nuansa Eropa bergaya klasik, neo klasik, art deco geometric, modern, hingga art deco streamline. Meskipun sudah tak secantik dulu, bangunan-bangunan tersebut kini masih ada yang dikelola baik dengan dijadikan museum, kafe, bank, dan sisanya masih kurang terawat. Menurut penuturan seorang

warga yang berjualan di sana, Buk Nof, mengatakan meskipun beberapa bangunan itu sudah tidak terawat, sebelum pandemi wisatawan yang berdatangan masih banyak. Namun berbeda di kala pandemi, jumlah wisatawan yang hadir mengalami penurunan drastis, jelasnya, Kamis (4/3). Melirik di Pelabuhan Muaro Kota Padang, maka kita akan menyaksikan sejumlah kapalkapal pesiar yang menepi di tepiannya. Kapal tersebut merupakan kapal pesiar milik negara asing yang berlabuh di sana. Buk Nof yang saat itu melayani Ganto di warungnya, bercerita bahwa kapal-kapal tersebut sudah berada lama di sana sejak berbulan-bulan lalu. Hal itu disebabkan oleh pandemi yang menyulitkan

kapal-kapal tersebut berlayar ke negara asalnya Jika di sore hari, tempat ini akan banyak dikunjungi oleh orang-orang yang ingin menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga. Sejumlah pedagang pun membuka lapak dagangan mereka di tepi-tepi jalan. Menjelang malam kawasan ini akan ramai diisi oleh muda-mudi yang berkumpul di kafe-kafe sepanjang jalan kawasan kota tua tersebut. Pesona Kota Tua Padang kini memang telah banyak diisi dengan kafe-kafe yang biasa dikunjungi oleh muda-mudi dari sore hingga malam. Agaknya, menepikan pilihan di tempat ini akan menjadi tujuan yang tepat untuk memberikan kita nuansa kontemporer dari Kota padang di masa lampau.

RAGAM

Jelajahi Ajang, Capai Prestasi

“Berangkat dari kegemaran dan rasa cinta terhadap dunia kepenulisan mengarahkan Saya mengikuti kegiatan pemilihan Brand Ambassador Inspira Pustaka 2020.” Oleh Genta Hidayat Tullah Mahasiswa Prodi Perpustakaan dan Ilmu Informasi TM 2019 Antusiasme terhadap dunia kepenulisan membuat Saya terus mencari informasi mengenai penerbitan yang ada di Indonesia. Hingga pada akhirya Saya mendapati informasi mengenai kegiatan pemilihan Brand Ambassador Inspira Pustaka 2020 yang diselenggarakan pada bulan Juli 2020. Berbekal keberanian dan tekad, Saya pun mencoba mendaftar untuk mengambil kesempatan yang cukup didambakan banyak orang itu. Di hari terakhir, ada 300 peserta yang berasal dari perguruan tinggi dan sekolah se-Indonesia yang mendaftar. Di antaranya berasal dari perguruan tinggi yang bergengsi di Indonesia bahkan Asia, sebut saja Universitas Gajah Mada, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, dan perguruan tinggi lainnya. Untuk Universitas

Negeri Padang saat itu ada sekitar tiga peserta. Ada empat rangkaian kegiatan dalam seleksi tahap awal pemilihan Brand Ambassador Inspira Pustaka 2020 ini, yang pertama peserta ditugaskan untuk membuat postingan di Instagram mengenai potensi budaya yang ada di daerah asal peserta. Saat itu saya membahas tentang potensi budaya di Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi. Mulai dari kekayaan bahasa, tarian tradisional, sistem aksara, adat istiadat, dan lain-lain. Pada tahapan kedua, peserta diminta untuk menulis sebuah esai mengenai rendahnya minat baca di Indonesia. Pada tahapan ketiga, peserta diminta untuk menulis sebuah puisi. Lalu pada tahap akhir, peserta diminta menulis kerangka naskah untuk persiapan masterpiece bagi peserta terpilih nantin-

Pose: Potret Genta Hidayat Tullah, Mahasiswa Program Studi Perpustakaan dan Ilmu Informasi yang mengikuti kegiatan Brand Ambassador Inspira Pustaka 2020, Rabu (6/1). f/Istimewa.

ya. Selang satu minggu sejak pengiriman kerangka naskah pada tahap keempat, Saya mendapat kabar mengenai kelulusan melalui surel, bahwa untuk menjadi calon Brand Ambassador Inspira Pustaka tahun 2020 Saya diminta mengikuti seleksi tahap akhir. Dari yang mulanya 300 lebih peserta, kemudian berkurang menjadi 200-an. Harusnya peserta yang lolos tahap akhir akan mengikuti kegiatan bootcamp di Bogor, tetapi mengingat pandemi Covid-19 semua peserta terpaksa mengikuti kegiatan bootcamp ini secara daring di grup WhatsApp. Saat itu Saya sempat ingin menyerah dan mengundurkan diri dari kegiatan bootcamp terse-

but lantaran tekanan kuliah daring. Membagi tugas perkuliahan dan tugas kegiatan di bootcamp cukup menjadi beban tersendiri. Namun, Saya kembali lagi pada tujuan awal, menanyakan alasan mengapa Saya sampai di tempat ini. Apakah dengan begitu Saya akan menyerah? Akhirnya Saya mengurungkan niat untuk mengundurkan diri, mencoba menjalani kegeiatan itu sampai tuntas. Pada saat yang tak diduga, Saya menjadi salah satu peserta dengan total poin terendah dan terancam untuk tereliminasi. Saya dan beberapa peserta dengan nilai terendah lainnya harus keluar grup untuk sementara waktu agar teman-teman yang lain bisa berdiskusi tentang siapa

yang harus dieliminasi. Beberapa jam menunggu, semua peserta yang dikeluarkan sementara dari grup, kemudian dimasukkan kembali untuk menerima keputusan. Hasilnya Saya beruntung berada pada posisi yang aman. Pada Oktober 2020 lalu, surat keputusan mengenai hasil pemilihan Brand Ambassador Inspira Pustaka tahun 2020 pun keluar. Hasilnya menyatakan bahwa saya terpilih menjadi Brand Ambassador Inspira Pustaka Periode 2020-2021. Banyak pelajaran yang Saya petik mulai kehilangan teman seperjuangan yang terleminasi, merasakan bagaimana berada pada posisi terendah ke tertinggi, dan belajar menghargai segala perbedaan yang ditemui.


TEROPONG

16

Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

UNP Laksanakan Vaksinasi Vaksinasi yang menjadi kebijakan pemerintah kini telah dilaksanakan Universitas Negeri Padang (UNP) bagi seluruh dosen dan tenaga pendidik (tendik) pada 24-25 Maret 2021. Usai memimpin Rapat Senat Purnabakti Guru Besar pada 29 Desember 2020 lalu, Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D menyampaikan akan dilakukannya tes swab kepada semua dosen dan tendik UNP. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan virus Covid-19 terhadap dosen dan tendik yang berumur lanjut usia. Saat dikonfirmasi mengenai tindak lanjut rencana tersebut, Ganefri mengatakan bahwa upaya pencegahan virus Covid-19 dilaksanakan dengan kebijakan vaksinasi. “Tidak (tes swab), semua mau divaksin,” ungkapnya, Sabtu (20/3). Vaksinasi ini merupakan kebijakan pemerintah yang dijalankan untuk menanggulangi pandemi Covid-19. Berdasarkan hal tersebut, UNP pun telah melaksanakan vaksinasi bagi seluruh dosen dan tendik yang ada di lingkungan

UNP. Vaksinasi ini dilaksanakan pada 24-25 Maret 2021 di Gedung Auditorium UNP. Selepas menerima vaksinasi, Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi (FE), Perengki Susanto, Ph.D menanggapi pelaksanaan vaksinasi itu. Ia mengatakan bahwa sebelum menerima vaksinasi, terlebih dahulu Ia menelusuri literatur tentang vaksin tersebut. menurut Perengki, pelaksanaan vaksinasi di Indonesia sudah sesuai dengan peraturan presiden dan peraturan menteri kesehatan. Begitu juga dengan vaksinasi yang diadakan di UNP. Bagi perengki sendiri, Ia mempercayai keamanan vaksin dan menyetujui pemberian vaksinasi tersebut. “Vaksin ini merupakan suatu hasil riset,” ucapnya, Rabu (24/3). Sehubungan dengan pelaksanaan vaksinasi untuk persiapan

Vaksinasi: Pelaksanaan vaksinasi dosis pertama yang dilakukan di Gedung Auditorium Universitas Negeri Padang, Kamis (25/3). f/Rahma.

kuliah tatap muka nanti, Perengki mengatakan untuk kebijakannya mengikuti aturan dari pusat. Oleh karena itu, jika sudah adanya izin dari pihak pusat maka tentunya perkuliahan tatap muka dapat dilakukan. Bagi jurusan, hal tersebut nantinya juga menggunggu surat edaran rektor terkait bentuk perkuliahan yang akan diterapkan. Dosen Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

Ketidakjelasan Sistem PJJ UI Sistem Perkuliahan Jarak Jauh (PJJ) Universitas Indonesia (UI) yang tidak jelas dan tidak terintegrasi membuat mahasiswa Jurusan Geografi, Universitas Negeri Padang (UNP) keteteran. Pada semester Juli-Desember 2020 lalu, Jurusan Geografi, UNP mengikuti PJJ Universitas Indonesia melalui platform UI. Namun mahasiswa yang mengambil PJJ UI ini merasa kebingungan karena harus mengambil mata kuliah yang sama di dua kampus yang berbeda dengan waktu perkuliahan yang hampir bersamaan. Tidak ada kejelasan dari jurusan mengenai sistem dari PJJ UI ini, apakah tetap mengikuti mata kuliah yang sama di UNP atau cukup fokus di UI saja. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Tahun Masuk (TM) 2018, Nurul Fadila mengatakan bahwa tidak ada solusi yang diberikan pihak kampus terkait pengambilan mata kuliah yang sama di dua kampus yang berbeda. Ia menjelaskan jika pihak kampus memang meminta fokus mengikuti kelas yang ada di UI, namun ketika dikonfirmasi kepada pihak kampus justru mahasiswa tetap diminta mengikuti kelas di UNP. “Diminta ikut kelas di UNP juga sehingga memang kami keteteran,” ujarnya, Jumat (5/2). Sama halnya dengan Nurul, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi TM 2018, Shofiyah Azizah juga mengatakan bahwa tidak ada solusi yang diberikan pihak UNP terhadap permasalahan tersebut. Ia tetap diminta mengikuti dua perkuliahan itu, mulai dari proses belajar hing-

ga ujian. “Mulai dari belajarnya, maupun ujian-ujiannya kami diminta pihak kampus untuk mengikutinya, karena katanya untuk jaga-jaga dalam persoalan nilai nantinya,” ujarnya Rabu (3/2). Menanggapi hal tersebut, Dosen Jurusan Geografi Dr. Yudi Antomi, M.Si mengatakan, tidak ada masalah terkait PJJ UI ini. Mahasiswa hanya mengikuti perkuliahan di UI dan tidak perlu masuk di kelas UNP. “Judul mata kuliah di UNP Kajian Ekonomi, yang di UI Kajian Ekonomi Perspektif. Anak yang mengambil mata kuliah Ekonomi dengan Saya, dia ikut perkuliahan Kajian Ekonomi Perspektif di UI, sedangkan kelas di UNP tidak masuk,” ujarnya, Selasa (9/2). Selain itu, Yudi menjelaskan bahwa mahasiswa memang mengambil mata kuliah di UNP, tetapi mereka tidak masuk di kelas UNP dan hanya sekedar mengisi absen. Hal tersebut lantaran yang memberi nilai itu dari UI. Hal ini dilakukan untuk kebutuhan administrasi. Lebih lanjut, Yudi juga mengatakan bahwa otoritas yang memberi nilai itu dari pihak UNP. “Mahasiswa itu ikut perkuliahan saja di UI. Nanti pihak UI mengirim nilai ke kita, dan nilai itu otoritasnya semua dosen UNP bisa diperbaiki,” tuturnya. Memperjelas jawaban tersebut, Ketua Jurusan Geografi Dr. Arie Yulfa, ST, M.Sc mengatakan

bahwa nilai yang dimasukan ke Portal UNP adalah nilai yang berasal dari pihak UI dan yang memasukkan nilainya adalah Dosen UNP terkait. Lebih lanjut, Arie menjelaskan bahwa mahasiswa memang mengikuti kedua perkuliahan tersebut, yaitu perkuliahan di UNP dan PJJ UI. Namun nilai terbaiklah yang nantinya akan diambil. “Kalau dia (mahasiswa) kuliah dua-duanya, tentu kita pilih nilai yang terbaik,” ujarnya, Jumat (5/2). Selanjutnya Arie mengatakan, dalam pelaksanaannya PJJ UI ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan tersebut memungkinkan mahasiswa memperoleh pengalaman belajar di UI sehingga dapat membandingkan pengalaman belajar yang ada di UNP. Sementara itu, Arie menyebutkan kekurangan dari PJJ UI ini masih belum adanya sistem yang terintegrasi. Untuk keberlangsungan program PJJ UI di semester depan, Arie menyebutkan, program ini belum berlangsung di semester Januari-Juni 2021. Hal itu disebabkan perlunya evaluasi terlebih dahulu mengenai mata kuliah yang keluar, apakah sama atau tidak dengan mata kuliah di UNP. “Perlu evaluasi, apakah mata kuliah yang keluar Januari-Juni ada yang sama, sehingga harus dipastikan silabusnya juga sama,” paparnya. Rezky

Susi Fitria Dewi, S.Sos., M. Si., Ph. D mengatakan bahwa vaksinasi bagi seluruh dosen dan tendik merupakan suatu langkah yang tepat. Menurutnya, vaksinasi ini merupakan upaya pemerintah dan lembaga kesehatan dalam menangkal virus Covid-19. “Membentuk antibodi yang berguna melawan virus,” tuturnya, Kamis (1/4). Terkait pro dan kontra vaksinasi yang ada di tengah mas-

yarakat saat ini, Susi mempercayai keterujian dan kehalalan vaksin yang digunakan. Menurutnya, vaksin yang digunakan dengan jenis Sinovac ini sudah melalui serangkaian prosedur yang aman. Untuk selanjutnya, Susi memberitahukan, vaksinasi ini juga akan disalurkan kepada mahasiswa. “Untuk teknisnya berkemungkinan sama dengan vaksinasi yang dilakukan kepada dosen.” Tutupnya. Mput

Problema Honor Pamong PLK

Praktik Lapangan Pendidikan (PLK) Semester Juli-Desember 2020 telah dimulai sejak 10 Agustus hingga 2 November 2020 lalu. Berdasarkan Surat Edaran Rektor Nomor 3 Tahun 2020, kegiatan PLK di tengah situasi pandemi disesuaikan dengan wilayah dan daerah tempat tinggal masing-masing mahasiswa. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa dibimbing oleh dosen pembimbing dan guru pamong yang berasal dari sekolah tempat kegiatan PLK berlansung. Sebagaimana mestinya, Universitas Negeri Padang (UNP) memberikan honor kepada pimpinan sekolah dan guru pamong. Namun, permasalahan yang muncul adalah sejumlah mahasiswa protes lantaran belum cairnya honor pamong tempat mereka PLK. Hal ini diungkapkan oleh Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sosiologi TM 2017, Mutiara Karlina. Ia menuturkan seharusnya honor guru pamong tersebut sudah cair pada bulan Desember 2020 lalu. Namun hingga saat ini, honor yang ditunggu-tunggu belum juga cair. “Kata pamongnya belum masuk,” ujar Mutiara, Rabu (17/02). Mutiara dan teman-temannya yang bernasib sama juga menanyakan hal ini ke pihak kampus lewat pesan di grup Telegram PLK UNP. Pihak kampus mengatakan, rekening pamong yang berasal dari Bank Nagari sebagian besar sudah masuk. Sementara itu, untuk nomor rekening yang lain masih dalam proses. Namun pihak kampus dirasa lambat memberikan respon atas keluhan tersebut. Sementara itu, Mahasiswa Ju-

rusan Pendidikan Guru Anak Usia Dini TM 2017, Latiefa Nisa Marsal juga mengungkapkan bahwa honor guru pamong tempat Ia PLK masih belum cair. Tidak adanya kepastian pencairan honor pamong ini membuatnya cukup kecewa. “Agak mengecewakan karena tidak ada kabar honor guru pamong sampai sekarang,” ungkapnya, Kamis (18/02). Kepala Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu UNP, Prof. Dr. Jamaris, M.Pd menjelaskan, honor pamong yang belum cair tersebut bukan berarti tidak dibayarkan, namun secara teknis ditemui kesalahan berupa data yang tidak lengkap, hingga adanya nomor rekening yang salah. Terkait permasalahan tersebut, hingga saat ini sedang dilakukan pendataan ulang. “Kita sedang mendata rekening yang benar,” ungkapnya, Jumat (19/02). Menjawab kapan pastinya honor pamong yang tertunda tersebut segera dicairkan, Jamaris belum bisa memastikan. Laporan terkait permasalahan ini disebutkan Jamaris belum selesai. Mendukung penjelasan Jamaris, Kepala Pusat Program Pengalaman Lapangan Dr. Sukardi, M.T juga mengungkapkan, tertundanya pencairan honor pamong ini terjadi lantaran permasalah teknis. Sukardi pun mengatakan jika honor pamong tersebut akan tetap diberikan oleh UNP berapapun jumlahnya. “Berapapun jumlahnya kita tetap berikan, walaupun ada yang tertunda.” Tegasnya saat diwawancarai di ruangannya, Kamis (25/02). Rahma


Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

TEROPONG

17

Sengketa Lahan Selesai, UNP Bangun Laboratorium FPP Selesaikan sengketa lahan, Universitas Negeri Padang (UNP) dirikan Gedung Laboratorium Fakultas Pariwisata dan Perhotelan (FPP) di atas lahan yang sebelumnya ditempati oleh Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Masyarakat Lahan UNP yang ditempati oleh Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia (YPKMI) merupakan lahan verfonding yang pengelolaannya diserahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia serta Direktorat Jenderal Kekayaan Negara kepada UNP. Pada hari Sabtu tanggal 23 Januari lalu, UNP berhasil mengosongkan gedung YPKMI dengan dikawal dan disaksikan oleh pihak aparat kepolisian Sumatera Barat. Sebelumnya, lahan UNP yang terletak di Jalan Arief Rahman Hakim ini selalu terkendala dalam sektor pengosongan gedung. Terjadi permasalahan antara UNP dengan YPKMI lantaran YPKMI enggan mengosongkan gedung tersebut. Bahkan pada tahun 2019 lalu, dilansir dari posmetropadang.co.id, Ketua Yayasan YPKMI sempat melaporkan Rektor UNP, Prof Ganefri Ph.D ke Polresta Padang. Ganefri dikatakan telah menyerobot tanah Kampus STIH dan STISIP Padang dengan memasang plang UNP di sana. Ganefri menegaskan, gedung yang ditempati oleh YPKMI dulunya adalah bekas kampus Sekolah Tinggi Olahraga (STO) yang bera-

Lahan Pembangunan: Seorang pria berjalan diatas sisa puing bangunan Gedung Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia, Kamis (11/3). f/Rino. Lahan ini direncanakan akan dibangun Gedung Laboratorium Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang.

da di bawah naungan UNP. Ganefri juga menuturkan bahwa dari segi fisik, tidak ada perubahan gedung dari STO sampai menjadi YPKMI selain pada perubahan warna gedung. Setelah pengosongan gedung tersebut, UNP akan segera meratakan Gedung YPKMI. Hal ini bertujuan untuk pendirian Gedung Laboratorium FPP. Pendirian laboratorium FPP ini juga bertujuan untuk persiapan UNP menuju Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum. Menanggapi tentang pembangunan gedung tersebut, Dra. Ernawati, M.Pd, Ph.D selaku Dekan FPP saat diwawancara Ganto di ruang kerjanya menu-

turkan bahwa pembangunan gedung labor FPP di bekas YPKMI sudah dimulai sejak pengosongan gedung tersebut. Selain itu Erna menyebutkan permasalahan UNP dengan YPKMI sudah tidak ada lagi. “Kita sudah boleh membangun dan sudah dilelang. Selain itu, tender ini sudah ada pemenangnya, saya sendiri selaku dekan juga sudah menandatangani mengenai pembangunan tersebut,” ujarnya, Rabu (10/2). Erna juga menyebutkan bahwa gedung tersebut nantinya akan diperuntukan bagi semua jurusan yang ada di FPP. Kurnia Illahi Manvi, SST. Par, M.Par selaku Kepala La-

bor FPP juga menyebut gedung laboratorium ini nantinya akan dilengkapi dengan alat-alat kebutuhan pratek setiap jurusan yang berada di FPP. Selain itu, Ia juga menyebutkan gedung laboratorium ini nantinya akan dibangun beberapa lantai. “Saya lupa persis dengan jumlah lantai gedung laboratorium yang akan dibangun ini, saya rasa antara tujuh atau delapan lantai,” ujarnya saat diwawancara Ganto di ruang kerjanya, Senin (15/2). Mengenai pembangunan Gedung Laboratorium FPP, Mahasiswa Jurusan Tata Rias TM 2017, Anisa Putri Utama menyebutkan bahwa, pembangunan gedung

laboratorium ini sudah Ia dengar sejak awal masuk kuliah. Ia berharap semoga apa yang dijanjikan kepada FPP untuk memiliki labor sendiri itu benar-benar ditunaikan. “Semoga apa yang sudah dijanjikan di awal, benar-benar terlaksana dengan baik, dan kami mahasiswa FPP juga benar-benar bisa menikmati fasilitas tersebut,” ujarnya, Senin (22/2). Sejalan dengan Anisa, Aldi Krismon mahasiswa FPP TM 2018 juga berharap, dari pembangunan laboratorium ini nantinya mahasiswa mendapat fasilitas yang memadai dalam pratek kuliah, tuturnya saat di wawancara Ganto, Senin (22/2). Afdal

Fasilitas Penunjang Protokol Kesehatan Perlu Evaluasi Aktivitas dan kegiatan di tengah pandemi Covid-19 saat ini mesti memperhatikan protokol kesehatan. Ketersediaan fasilitas protokol kesehatan pun kini turut menjadi sarana penunjang bagi Universitas Negeri Padang (UNP) menghadapi Pandemi Covid-19. UNP terus berupaya mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 di lingkungan kampus. Salah satunya adalah dengan menyediakan fasilitas pendukung protokol kesehatan berupa tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan hand sanitizer. Namun, akhir-akhir ini tampak beberapa fasilitas tersebut tidak berfungsi. Selain karena sudah rusak, beberapa tempat pencucian tangan tersebut tidak dilengkapi dengan sabun dan hand sanitizer. Menanggapi hal ini, Mahasiswa Jurusan Geografi TM 2018, Miftahul Nur Amalia mengatakan, untuk fasilitas protokol kesehatan di UNP sendiri sudah

lengkap. Meski begitu, menurutnya pihak kampus pun mesti rutin memeriksa kondisi alat fasilitas protokol kesehatan yang disediakan. “Mengecek seperti kran air yang rusak atau sabun cuci tangan yang habis,” ucapnya, Jumat (26/3). Sementara itu, beberapa fasilitas protokol kesehatan yang rusak dan tidak berfungsi ditemukan di Gedung Terpadu A, Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa, Fakultas Teknik, dan Masjid Al-Azhar. Menurut Mifta ini akan menyulitkan penerapan protokol kesehatan jika ketersediaan alat justru tidak berfungsi. Satuan pengamanan (satpam)

UNP, Zamrizal WK saat diwawancarai menjelaskan, pengecekan suhu tubuh juga menjadi upaya yang dilakukan oleh UNP. Pengecekan suhu tubuh diminta oleh masing-masing fakultas dengan bantuan satpam. Namun hal tersebut diungkap Zamrisal tidaklah permanen lantaran sumber daya manusia yang kurang. “Kadang pengecekan suhu tubuh tidak berjalan karena urusan keamanan lainnya yang mendesak,” terangnya, Kamis (8/4). Dosen Jurusan Seni Rupa, Drs. Syafei, M.Ag mengatakan bahwa secara umum di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) ketersediaan alat protokol kesehatan

sudah memadai. Namun ketersediaan isi dari alat tersebut (sabun, air, dan hand sanitizer) merupakan barang cepat habis. Selain itu, keberadaan protokol kesehatan di FBS kurang sempurna karena pemasangannya secara massal dan tidak sempat dicek dengan baik. “Pengontrolan dari UNP belum terlaksana, dilaporkan mungkin sudah, namun belum sempat diperbaiki,” ungkapnya, Kamis (8/4). Senada dengan Syafei, Dosen Jurusan Pendidikan Guru Paud, Prof. Dr. Rakimahwati, M.Pd mengatakan bahwa untuk alat sudah memadai, namun ada beberapa unit alat yang tidak dieval-

uasi. “Terkadang tidak ada sabun, tidak ada air, dan juga tidak ada tisu,” terangnya, Kamis (8/4). Rakhimah mengungkapkan, perlu adanya evaluasi mengenai keberfungsian alat protokol kesehatan, terutama yang berdada di setiap fakultas. Menurutnya, halhal kecil seperti itu perlu diperhatikan lagi. Rakimah berharap agar fasilitas pendukung protokol kesehatan segera disempurnakan dan semua sivitas akademika dapat menaati protokol kesehatan yang ada. “Fasilitas yang telah disediakan tolong dimaksimalkan kebermanfaatannya,” pintanya. Widia


INTER

18

UNP Adakan Sosialisasi Masuk PTN Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan sosialisasi masuk perguruan tinggi negeri tahun 2021 untuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri, dan Mandiri UNP melalui platform Zoom Meeting, Kamis (18/2). Acara ini diadakan menjadi delapan sesi Zoom untuk delapan kota di daerah Sumatera Barat dan diikuti oleh peserta dari seluruh Indonesia. Kegiatan sosialisasi sesi pertama dilaksanakan untuk Kota Padang pada pukul 09.00 WIB dan dimoderatori langsung oleh Wakil Rektor I UNP Dr. Refnaldi, S.Pd., M.Lit. Acara sosialisasi ini dihadiri oleh kepala sekolah dan guru SMA, SMK, MA se-Indonesia, perwakilan Dinas Pendidikan Sumatera Barat, serta para siswa yang akan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi tahun 2021. Lebih lanjut, Refnaldi mengungkapkan, 20% calon mahasiswa baru SNMPTN gagal lantaran tidak lulus verifikasi nilai rapor. Untuk itu, proses pengentrian nilai penting diperhatikan. Nurul

SKK Ganto UNP Adakan Pelatihan Dasar Organisasi Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto Universitas Negeri Padang melaksanakan acara Pelatihan Dasar Organisasi (PDO) dengan mengusung tema “Tantangan dan Profesionalisme Pers Era Digital” melalui platform Zoom Meeting, Sabtu (20/2). Nisrina Zakia Khalel selaku Ketua Pelaksana menyampaikan, tujuan PDO ini adalah agar SKK Ganto bisa berpegang teguh dengan profesionalisme sebagai pers, sehingga Ganto ke depannya bisa terus eksis sesuai perkembangan zaman. Pemimpin Umum SKK Ganto, Mitha Melanie Putri mengatakan bahwa acara ini merupakan acara pertama SKK Ganto untuk kepengurusan 2021. “Selain itu, Ganto sekarang juga sedang mengadakan Open Recruitment, pembukaan pendaftaran anggota baru yang dimulai dari awal Februari sampai pertengahan Maret nanti,” tambahnya. Pembina SKK Ganto Romi Mandela, S.Pd., M.Pd., berharap dengan adanya pelatihan ini, bisa meningkatkan mutu dan keterampilan bagi anggota baru dan anggota lama SKK Ganto. Tiara

UNP Lepas 947 Mahasiswa PPL ke 247 Sekolah Mitra Universitas Negeri Padang (UNP) menggelar pembukaan kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPL) sekaligus melepas mahasiswa UNP ke Sekolah Mitra pada periode Januari-Juni 2021. Kegiatan ini diselenggarakan secara virtual melalui platform Zoom Meeting dan live streaming YouTube, Senin (15/1). Kepala Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu UNP, Prof. Jamaris, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan, mahasiswa yang akan mengikuti PPL tersebar dalam sembilan Provinsi yaitu, Bengkulu, DKI Jakarta, Jambi, Jawa Barat, Kepulauaan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Sementara itu, Jumlah mahasiswa yang terdaftar dalam PPL sebanyak 947 mahasiswa dengan 36 prodi yang ada di UNP. Lalu, jumlah sekolah yang dilibatkan sebanyak 247 sekolah mitra dengan 170 dosen pembimbing dan 359 guru pamong. Wakil Rektor I UNP, Dr. Refnaldi, S.Pd, M.Litt dalam sambutannya menghimbau mahasiswa untuk membawa pembaharuan yang berbasis Informasi dan Teknologi. Habil

Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

Pengukuhan Irwan Prayitno Sebagai Dosen Luar Biasa UNP Dalam rangka pengukuhan Prof. Dr. Irwan Prayitno, M.Sc menjadi Dosen Luar Biasa Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Rapat Senat Terbuka secara daring melalui Zoom Meeting dan secara luring di Auditorium UNP, Senin (15/2). Dalam sambutannya, Ketua Senat UNP, Prof. Dr. Sufyarma Marsidin, M.Pd mengatakan, pengukuhan gelar tersebut dilakukan setelah sebelumnya disetujui dalam Rapat Senat UNP tanggal 25 Januari lalu. Mulai dari tanggal 1

Penyerahan: Prof.Ganefri (kanan) memberikan piagam pengukuhan Dosen Luar Biasa Psikologi FIP UNP kepada Irwan Prayitno (kiri) di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP), Senin (15/2). f/doc.

Februari 2021, Prof. Dr. Irwan Prayitno Resmi menjadi Dosen Luar Biasa FIP UNP. Selanjutnya, Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D juga menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang tinggi atas

kesediaan Irwan Prayitno menjadi Dosen Luar Biasa Jurusan Psikologi FIP UNP. Lebih lanjut, Ganefri juga menyatakan bahwa nantinya Irwan Prayitno juga akan mengajar di Jurusan Psikologi UNP. Rizka

Wadah Literasi Komunitas Malaka Buku yang berdiri sejak 3 November 2019 ini merupakan sebuah komunitas yang terdapat di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang. Afdal Putra, Gubernur FBS yang merupakan anggota dari komunitas ini mengungkapkan bahwa Komunitas Malaka Buku ini bukan merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa karena tidak mempunyai Anggaran Dasar atau Angaran Rumah Tangga. Komunitas yang bertempat di Pendopo FBS ini terbentuk dengan latar belakang mahasiswa FBS yang gemar membaca. “Namun wadah tempat membaca

yang minim, sehingga kami membuat komunitas tersebut,” ujarnya, Minggu (7/2). Berdasarkan hal itu, lapak baca pun dibuka

dan buku-buku yang ada berasal dari sumbangan dosen FBS dan mahasiswa yang ikut komunitas ini. Untuk bergabung ke komunitas ini calon pendaftar mesti menyumbangkan lima buku untuk Komunitas

Malaka Buku. Saat ini terdapat sebanyak dua puluh lima orang dari aggota Komunitas Malaka buku. Kegiatan dari Komunitas ini selain membaca buku, mereka juga melakukan diskusi untuk bedah buku yang sudah dibaca. Bedah buku ini dilakukan dua kali dalam satu minggu yaitu setiap hari Rabu dan Kamis. Selain itu, juga ada penampilan-penampilan yang berkaitan dengan sastra, seperti puisi. Komunitas Malaka Buku ini diketuai oleh Rizkia Ayu Andhini. “Komunitas ini tidak mempunyai wakil ketua, komunitas ini lebih kepada kekeluargaan.” Ungkap Afdal. Sisri

Gerakan Peduli Bencana: BEM FBS Galang Dana Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan penggalangan dana dalam gerakan peduli bencana alam Mamuju dan Kalimantan Selatan (Kalsel) di beberapa titik, yaitu lampu merah Masjid Raya, Taplau, Pasar Raya, GOR Haji Agus Salim, Pasar Siteba, dan

lampu merah Simpang DPR, kegiatan ini mulai pukul 16.00 sampai 18.00 WIB, Jumat (19/2). Wakil Gubernur BEM KM FBS UNP, Muhammad Reno Rizal mengatakan bahwa ini adalah penggalangan dana yang dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Dana yang digalang ini akan disalurkan kepada pihak Aksi Cepat Tanggap.

Lebih lanjut, Muhammad Reno menjelaskan bahwa penggalangan dana ini merupakan salah satu program BEM KM FBS UNP dengan melibatkan semua Himpunan Mahasiswa Jurusan selingkup FBS UNP mulai dari angkatan 2018-2020. Kegiatan yang dilakukan ini merupakan aksi penggalangan dana yang kedua kalinya. Sandi

Sertijab Kepengurusan HMJ PLS FIP UNP Periode 2020-2021 Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Serah Terima Jabatan (Sertijab) Pelantikan Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PLS FIP UNP Periode 20202021 yang dilaksanakan secara vitrual melalui platform Zoom Meeting

serta dihadiri oleh Wakil Dekan III FIP Dr. Desyandri, M.Pd., pejabat Jurusan PLS, dosen, dan mahasiswa Jurusan PLS, Minggu (21/2). Dalam sambutannya, Desyandri selaku Wakil Dekan III menyampaikan bahwa momen pelantikan ini dapat dijadikan sebagai sarana belajar mahasiswa pengurus HMJ dalam meny-

iapkan diri untuk menerima tanggung jawab yang lebih besar. Lebih lanjut, Desyandri menyampaikan, pihak fakultas berharap akan ada kegiatan yang tidak hanya bersifat nasional, tapi juga berskala internasional. “Fakultas tentu memberikan dukungan pelaksanaan kegiatan.” ucapnya. Minggu (21/2). Rizka

Dosen Berprestasi Soshum UNP 2021 Abror, SE, ME, Ph.D., Dosen Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Negeri Padang (UNP) berhasil mendapat gelar Dosen Berprestasi Tahun 2021 yang diumumkan secara online, Senin (8/2). Kegiatan ini merupakan program tahunan UNP. Dalam pemilihan dosen berprestasi tahun ini, ada enam finalis dari bidang Sosial Humaniora (Soshum) dan enam finalis dari bidang Sains dan Teknologi (Saintek). Dosen Jurusan Manajemen ini banyak mengukir prestasi, salah satunya mendapatkan beasiswa magister dari ASEA-UNINET AUSTRIA di Universitas Indonesia pada 2001 lalu dan mendapatkan beasiswa doktoral dari DIKTI di University of Hull, United Kingdom (UK) pada tahun 2012. Selain prestasi tersebut, Ia juga mendapatkan kesempatan untuk mempublikasikan karyanya di Jurnal Q1 dan menjadi invited speaker di seminar internasional. “Alhamdulillah saya juga bisa publikasi di Jurnal Q1 dan jadi invited speaker di seminar internasional,” ungkapnya, Senin (8/2). Sisri

FIP UNP Bentuk UK Baru Tingkat Fakultas Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP) membentuk Unit Kegiatan (UK) baru tingkat Fakultas yang diberi nama Komunikasi dan Debat Mahasiswa (KDM). Miswarman selaku pendiri UK-KDM FIP UNP mengatakan bahwa latar belakang berdirinya UK ini yaitu, karena banyak di antara mahasiswa FIP yang memiliki kemampuan di bidang komunikasi dan debat, namun belum adanya tempat yang dapat menampung kemampuan tersebut. “Berdasarkan analisis yang dilakukan beberapa tahun belakangan ini, banyak di antara Mahasiswa FIP ini memiliki kemampuan bidang komunikasi dan debat namun wadahnya belum ada,” tulisnya melalui pesan WhatsApp, Sabtu (20/2). Miswarman menyampaikan bahwa minggu depan UK ini akan disosialisasikan dan sudah bisa diresmikan. “Hari Selasa akan ada pertemuan seluruh bidang kemahasiswaan beserta pembimbing Ormawa FIP. UK ini akan disosialisasikan dalam forum tersebut,” tulisnya lagi. Mona

Subuh Mubaraqah FBS: Enam Tipologi Orang Beribadah Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Subuh Mubaraqah secara virtual melalui platform Zoom Meeting, Jumat (12/2). Acara ini dihadiri sekitar 500 peserta, yang terdiri dari Rektor UNP, Prof. Ganefri, Ph.D beserta jajarannya, dekan, dosen, dan mahasiswa. Penceramah Ali Masykur Musa, M.Si, M.Hum menjelaskan, cara membedakan perbuatan yang baik dan yang buruk adalah dengan mengerti tentang Al-Quranul Karim dan hadis beserta sunah Nabi Muhammad SAW. Ali juga menyampaikan, enam tipologi orang yang beramal atau beribadah. Pertama, demi mengharapkan pahala. Kedua, apabila seseorang berbuat baik karena takut siksaan Allah. Ketiga, seseorang beramal soleh karena merasa malu terhadap apapun yang diperintah Allah. Keempat, orang beribadah karena cinta kepada Allah. Kelima, seseorang menjalankan amal baik karena memuliakan dan menganggungkan Allah. Keenam, seseorang melakukan sesuatu karena alasan nomor satu sampai lima. Tiara


SEPUTAR MAHASISWA

Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

Kepatuhan Mahasiswa Terhadap Protokol Kesehatan Hai Pembaca Setia Ganto! Di masa pandemi ini kita perlu terhindar dari virus Covid-19 dengan setia menjaga kesehatan diri yang memiliki dampak pada lingkungan sekitar. Untuk mengetahui seberapa patuhnya sivitas akademika Universitas Negeri Padang (UNP) menegakkan protokol kesehatan, Ganto melakukan riset terkait kepatuhan mahasiswa terhadap protokol kesehatan.

Hal itu diterapkan dengan menjaga protokol kesehatan berupa 3 M, yakini Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan.

Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Vedri Rahmadhana

19


SASTRA BUDAYA

20

Puisi

Peduli Diri

Salah Tempat Menunggu Waktu

Tak ada yang benar-benar sendiri Tak ada yang benar-benar peduli Dalam-dalam diintipnya dari lubang pintu hati Bagaimana gelak tawa ia paksakan bersuara Namun tak pernah sejalan dengan apa yang ia rasa Bagaimana Ia memaknai bermacam ragam rupa Agar paham cara menyirapkan suka atau Luka Demikian Ia menguping rintihan demi rintihan yang padahal suara luka yang telah Ia bungkam dalam-dalam Namun mata tetap mampu membaca dan memahami aksara Hati ? Tak ada satupun mengerti Sekali lagi, tak ada yang benar peduli Muhammad Aditiya Asyifa Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2018

Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

Terima Kenyataan Tak seperti Biasa Hampa menyelimuti jiwa Tak lagi sama, seperti dulu kala Senandung tak seirama Putaran waktu pun berlanjut Seakan ingin berlari, di tempat tak berujung Terima kenyataan, yang tak kunjung reda Satu kata yang terucap Lelah pun menjawab Kelam semakin menjadi, rahasia berbalik arah Mengapa ini terjadi, bersama dengan resah

Perjuanganku belum dipanen Lelahku belum teristirahatkan Harapanku bak matahari membara Semangatku hampir ditelan rumput Bahagiaku bak angin yang menyentuh Dukaku tertutupi oleh daun-daun Kuatnya aku ibarat batang-batang penopang Harga diri ku jangan diinjak seperti tanah Akan ku serap segala manfaat seperti akar menyerap segalanya Dukungan itu pupukku Musuhku mampir bak burung-burung Kebencian ku digilir ulat Aku dan tujuan akan gembira tersiram hujan Jiwaku meronta menyusup takdirnya Biar waktu yang menghitung Salahku dalam bertempat Tak ada hutang waktu Hanyalah ruang saksi bisu Nur Anggun Cahyani Siswa SMA Negeri 1 Ranah Pesisir

Rivaldi Siswa SMK Negeri 1 Sintoga

KRITIK PUISI

Ketika Kenyataan Dibungkam, Maka dalam Puisi Kita Bicara

Diasuh Oleh Muhammad Adek, M.Hum

Tema mengenai Pencarian Jati Diri adalah tema favorit dalam puisi-puisi yang ditulis oleh pelajar (mahasiswa dan siswa). Pembicaraan ini selalu muncul, baik samar-samar maupun terang benderang. Tak heran, sebab masa remaja merupakan masa transisi, dari polos-lugunya kehidupan kanak-kanak ke kelam-buramnya dunia para dewasa. Dalam periode peralihan ini, remaja seringkali sukar menerima keadaan baru. Contohnya pada puisi berjudul “Peduli Diri”, tokoh Ia mengeluhkan ketidakpedulian yang mungkin asing dialaminya saat itu Tak ada yang benar-benar sendiri, Tak ada yang benar-benar peduli. Tokoh Ia juga tidak biasa menipu diri sendiri untuk menut-

upi kegelisahannya Bagaimana gelak tawa ia paksakan bersuara, Namun tak pernah sejalan dengan apa yang ia rasa. Walakin, tokoh Ia berusaha mencoba untuk belajar Agar paham cara menyirapkan suka atau luka. Menyembunyikan kebenaran dan menutupinya dengan kefanaan merupakan kepandaian yang tak sembarang orang bisa menguasainya. Begitupun tokoh Ia yang tidak kunjung berhasil mempraktikkannya padahal suara luka yang telah ia bungkam dalam-dalam. Namun, jauh dalam lubuk hatinya, tak ada satupun mengerti. Tokoh Ia semakin yakin bahwa Sekali lagi, tak ada yang benar peduli. Ketidakpedulian dan keberpuraan adalah hal yang lazim dalam dunia dewasa namun sangat janggal bagi kanak-kanak dan remaja. Dapat dipahami sumber keresahan tokoh Ia yang baru menyadari bahwa dunia yang menyambutnya begitu berbeda dengan lingkungan yang membesarkannya. Hal tersebut diperparah dengan keharusan menerima dan menghidupi dunia tersebut lazimnya orang dewasa. Perbedaan pandangan dunia dewasa dengan non-dewasa semakin kentara pada puisi kedua berjudul “Salah Tempat Menung-

gu Waktu.” Tokoh Aku menjabarkan secara detail usaha sebagai pembuktian dirinya kepada orang lain. Dapat ditangkap pengertian Ia masih dalam ikhtiarnya, yaitu Perjuanganku belum dipanen, Lelahku belum teristirahatkan, Harapanku bak matahari membara, Kuatnya aku ibarat batang-batang penopang. Dalam perjuangan tersebut, tokoh Aku berupaya menutupi segala keluh-kesahnya Semangatku hampir ditelan rumput, Dukaku tertutupi oleh daun-daun, Musuhku mampir bak burung-burung, Kebencianku digilir ulat. Dirinya bertekad untuk berhasil dalam pertarungan tersebut dan Biar waktu yang menghitung. Namun, pada dua baris terakhir ditemukan ironi sekaligus tragedi. Tiba-tiba segala jerih-payah tokoh Aku seakan tak bernilai. Ia merasakan ketidakpedulian (yang sama dengan puisi sebelumnya) dan tak mendapatkan apresiasi yang diharapkannya walau berhasil menuntaskan perjuangan panjangnya. Hingga Ia menyadari bahwa Salah[ku] dalam bertempat. Dunia sudah begitu berbeda. Waktu-waktu berharganya tidak berarti apa-apa selain kehampaan Tak ada hutang waktu, hanyalah ruang saksi bisu. Pengalaman Aku sering

ditemukan ketika seorang remaja merindukan diapresiasi atas perjuangannya, apakah itu berhasil mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif bagus ataupun menyelesaikan sidang skripsi. Masih segar dalam ingatan mereka ketika kecil mereka dibesarkan dengan suka cita dan penghargaan. Namun, ketika dewasa, semua sirna tak bersisa. Periode transisi ini merupakan fase terberat dalam pencarian jati diri seorang remaja. Jika dua puisi sebelumnya adalah prolog dari ulasan puisi ini, maka puisi ketiga berjudul “Terima Kenyataan” akan bertindak sebagai epilog. Sajak ini merangkum setiap jengkal keadaan, sudut pandang dan tawaran solusi yang dihadapi oleh remaja dalam pencarian jati diri. Mereka dihadapi pada keresahan demi keresahan akan selalu melingkupi penerimaan mereka pada kenyataan. Puisi ini tidak memunculkan pelaku karena tidak lagi menemukan signifikansi atas dirinya. Sebab dunianya sudah tidak relevan lagi Tak seperti biasa, Hampa menyelimuti jiwa. Bagi narator, semuanya kacau-balau karena Senandung tak seirama, Seakan ingin berlari, di tempat tak berujung ini. Si narator sudah mencoba untuk Terima kenyataan namun Kelam semakin menjadi. Dirinya

semakin tak mengerti Mengapa ini terjadi dan hari-harinya berlalu bersama dengan resah. Pengalaman dan sensasi dari ulasan ketiga puisi di atas dapat diwakili dengan terminologi “Kafkasque”. Istilah yang berasal dari nama novelis Ceko, Franz Kafka ini sungguh mewakili kegelisahan yang diungkapkan dalam puisi di atas. Kebanyakan manusia, tidak hanya remaja, bingung dan resah karena terjebak dalam dunia yang absurd, dan tidak ada seorangpun yang memahaminya. Umat manusia, secara tiba-tiba berada dalam kesukaran di luar kemampuannya dan tak dimengertinya. Hal ini semakin menyedihkan ketika dunia dan seisinya tak dapat dikontrol dan terus menghisap manusia ke dalam kehampaan yang berlapis-lapis. Walaupun begitu, ambillah secercah titik terang dari pembacaan kali ini bahwa dunia memang begitu adanya, sehingga kita tidak perlu repot memikirkanya berlarut-larut. Cukup jalani apa yang kita senangi dan isi waktu dengan hal-hal berharga. Untuk menutup, izinkan saya mengutip nasehat dari bung Pram, bahwa “Hidup ini sungguh sangat sederhana, yang hebat-hebat hanya tafsirannya.”


Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

Cerpen

SASTRA BUDAYA

21

Rumah Tiga Lantai dan Sekantong Beras dari Ibu Oleh Tharifa Annisa Onny Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia TM 2018

Entah setan apa yang mendatangi pria malang tersebut, dengan kemeja hitamnya, Ia memasuki rumah yang telah lama tak Ia kunjungi itu. “Ibu dan Bapaknya mati di rumah itu, dengan tali yang menempel di leher keduanya.” Begitu ujar warga ketika mengetahui anak beserta cucu dari dua orang yang mengakhiri hidupnya di rumah tiga lantai itu memasuki halaman rumahnya. Tak ada keluarga yang menyadari kematian Ibu dan Bapak yang telah berusia senja itu, hingga bau busuk menyeruak ke jalanan, dan membuat masyarakat bertanya-tanya, dari mana bau itu berasal. “Benar-benar tiada malu si Rajab. Setelah membiarkan Ibu dan Bapaknya mati di rumah itu, Ia kembali dengan wajah tak bersalahnya.” Ujar seorang Ibu berdaster yang sedang menggenggam kantong belanjaannya. “Bahkan Ia tak datang ke pemakaman orang tuanya. Entah apa yang ada di benaknya saat ini,” lanjut seseorang di samping Ibu berdaster tadi. Usianya terpaut empat tahun lebih tua dibanding Ibu berdaster, namun penampilannya tidak benar-benar menunjukkan usianya. Semua mata menuju pada keluarga yang sedang memasuki rumah tiga lantai tersebut. Lebih besar dan mewah dibanding rumah-rumah di sekitarnya, membuat rumah dengan halaman besar itu lebih menonjol dibanding rumah lain di sekitarnya. Halaman yang ditanami beragam tumbuhan membuat rumah itu terlihat asri dan penuh warna.

Serta meski mengalami berkali-kali renovasi akibat usia rumah yang semakin tua, tak ayal membuat rumah ini tertinggal mode. Keberlimpahan harta yang dimiliki oleh keluarga tersebut membuat tidak sekalipun anggota keluarganya merasa kekurangan. Setiap minggu tidak pernah absen dilakukan pembagian sembako di depan rumah megah itu. Meski disertai dengan kamera yang turut menyoroti aktivitas itu, tidak menyurutkan semangat masyarakat sekitar untuk turut serta dalam pembagian sembako tersebut. “Ini rezeki, dan bukannya tak elok untuk menolak rezeki?” Ujar salah satu masyarakat sekitar yang selalu mendatangi rumah itu saat pembagian sembako. Bahkan tak jarang satu orang berkali-kali datang ke rumah itu untuk mengambil sembako dengan pakaian yang berbeda-beda. Namun di balik murah hatinya pemilik rumah tersebut, tak pernah dijumpai anak-anaknya bermain atau keluar dari pagar rumah tersebut. Mereka selalu berada di dalam rumah, dan sesekali keluar hanya untuk menaiki mobilnya lalu pergi. Bahkan untuk sekolah pun, mereka melakukan sekolah mandiri. Setiap harinya tak pernah henti orang berpakaian layaknya guru atau pelatih senam berlalu lalang memasuki rumah tersebut. Hingga membuat masyarakat sekitar kian bertanya, mengapa tak satu pun dari tiga orang anak yang menghuni rumah tersebut pergi keluar rumah, bahkan untuk

sekedar mengambil bola yang menggelinding keluar pagar. Meski begitu, entah asumsi atau pun hanya sebatas persepsi masyarakat sekitar, ketika salah seorang anaknya keluar dari rumah tersebut tanpa sopir, tidak pernah lagi setelahnya ditemui a n a k tersebut. Salah satunya, Rajab lelaki y a n g per-

Ilustrator: Vedri Rahmadhana

tama kali meninggalkan rumah besar itu saat berusia 20 tahun. “Jaga dirimu, Nak.” Begitu ujar Ibu sembari memeluk erat Rajab. Sedang Rajab hanya tersenyum sambil terus memandangi aspal. Air matanya tak dapat terurai meski matanya telah benar-benar dipenuhi air mata. “Jaga diri Ibu, Bu.” Ujarnya sambil tersenyum lirih. Entah apa yang terjadi di rumah itu, kejadian serupa terus terjadi hingga pada anak terakhir. Wahid juga ikut meninggalkan rumah besar itu dengan sekantong plastik hitam berisikan beras. Namun Wahid tampak

menampilkan ekspresi berbeda. Ia tersenyum lebar sembari mengangkat satu kantong plastik hitam yang berisikan kira-kira satu kilo beras. Hanya Wahid yang keluar dari rumah dengan sekantong plastik beras. Sedangkan saudaranya yang lain keluar dengan koper berisikan banyak barang yang pastinya mampu menghasilkan banyak harta jika diuangkan. “Apa Kau yakin hanya ingin membawa itu, Nak?’ Teriak Ibu ketika Wahid mulai berlari meninggalkan rumah tersebut sambil menari-nari girang. Agaknya keluar dari rumah tersebut bersama satu kantong beras membuatnya begitu bahagia, hingga tak mengacuhkan teriakan Ibunya. Wahid terus berlari dan mengangkat kantong plastiknya, seakan membanggakan diri bahwa Ia memiliki sekantong plastik beras. Satu per satu akhirnya ketiga anak itu melangkahkan kakinya keluar dari pagar rumah nan megah itu, dan tidak ada yang pernah kembali setelahnya. Pasangan pemilik rumah tersebut juga semakin jarang membagikan sembako setelah kepergian ketiga anaknya. Seakan cahaya yang semula selalu terpancar di rumah itu kian memudar, hingga akhirnya tak pernah sekali pun dijumpai mereka membagikan sembako lagi. Banyak masyarakat yang bertanya-tanya apa sebenarnya yang terjadi di rumah tersebut. Hingga terdengar kabar menge-

nai kematian dua orang penghuni rumah itu. Hanya Wahid yang langsung mendatangi rumah itu setelah kabar tersebut tersebar. Sedang Rahman, anak kedua dari penghuni rumah tersebut mulai dicari polisi atas dugaan pembunuhan yang melibatkan kedua orang tuanya sendiri. “Sungguh tega kau Rahman. Bapak telah memberikanmu beberapa balok emas dan lihat apa yang Kau lakukan padanya.” Ujar Wahid saat mengetahui kasus pembunuhan ini melibatkan Rahman, kakaknya. “Berhenti menasihatiku, Wahid. Apa yang Ia berikan padaku tempo hari tak akan pernah bisa menggantikan masa kecilku yang telah Ia curi.” Bantah Rahman. Begitu pula dengan Rajab yang menghilang tanpa jejak setelah pertama kali meninggalkan rumah dengan ransel serta koper berisikan barang berharga miliknya. Ia tak pernah lagi menampakkan batang hidungnya bahkan setelah kabar meninggalnya kedua orang tuanya tersebar. Kasus itu pastinya telah sampai ditelinganya, namun entah apa yang ada di pikirannya saat itu, Ia tak menghadiri pemakaman orang tuanya. Ia baru mendatangi rumah yang telah bertahun-tahun Ia tinggali itu setelah beberapa bulan kasus kematian kedua orang tuanya selesai. Dengan pakaian hitamnya, Rajab kemudian menempelkan spanduk bertuliskan “Rumah ini dijual” di depan pagar rumah besar itu, lalu pergi meninggalkan rumah tersebut tanpa sekali pun Ia mendatangi makam tempat orang tuanya dikuburkan.

KRITIK CERPEN

Penilaian Tak Selalu Benar

Diasuh Oleh Nesa Riska Pangesti, S.S, M.A Don’t judge the book from it’s cover. Istilah ini tampaknya bukan lagi istilah yang asing bagi kebanyakan orang. Hal inilah yang sepertinya ingin ditunjukkan oleh Tharifa melalui cerpen yang ditulisnya. Kita sebagai bagian dari masyarakat kerap menilai sesuatu hanya dari kulit luarnya saja. Bahkan, terkadang menghakimi sesuatu yang tidak diketahui ke-

benarannya. Cerita ini dimulai dengan prasangka warga sekitar tentang tokoh bernama Rajab. Rajab dianggap sebagai anak yang jahat karena membiarkan orang tuanya mati dengan tali menempel di leher mereka. Seperti pada kutipan berikut: “Benar-benar tiada malu si Rajab. Setelah membiarkan Ibu dan Bapaknya mati di rumah itu, ia kembali dengan wajah tak bersalahnya.” Ucapan dari tetangganya itu menggiring opini pembaca untuk menilai Rajab sebagai tokoh yang benar-benar jahat terhadap kedua orang tuanya. Terlebih, kedua orang tua yang tinggal di rumah megah tiga lantai tersebut terkenal sebagai orang yang dermawan dan memiliki kebiasaan membagi-bagikan sembako, sehingga membuat para tetangga atau bahkan pembaca berasumsi bahwa seluruh anggota keluarga pastilah orang yang tidak pernah berkekuran-

gan. Ditambah lagi fasilitas mobil dan sopir yang selalu melayani seluruh anggota rumah itu, lalu para guru privat yang senantiasa datang setiap harinya, sedangkan anak lain seusia mereka mungkin harus bersusah payah pergi ke sekolah setiap hari. Betu-betul fasilitas yang hanya bisa diberikan oleh orang tua yang memiliki banyak harta. Oleh karena itu, tak ayal orang akan menilai seluruh anggota keluarga itu selalu hidup dalam kebahagiaan. Ya, karena sebagian orang lainnya harus hidup penuh perjuangan untuk sekedar mengisi perut mereka hari itu. Jika dibaca lebih jauh, kita akan terkecoh dengan segala kemegahan rumah tiga lantai tersebut. Pada akhirnya, ketiga anak penghuni rumah tersebut satu per satu meninggalkan rumah mewah itu. Anak pertama dan kedua pergi meninggalkan rumah itu dengan sekoper barang berharga, sedang-

kan si bungsu hanya membawa sekantong beras. Namun, pembaca akan dibuat bingung mengapa si bungsu begitu bahagia meninggalkan rumah itu dengan hanya membawa sekantong beras? Pada akhirnya semua misteri di balik megahnya rumah itu terkuak. Hal ini terlihat dari kutipan berikut. “Sungguh tega kau Rahman. Bapak telah memberikanmu beberapa balok emas dan lihat apa yang lakukan padanya.” Ujar wahid saat mengetahui kasus pembunuhan ini melibatkan Rahman, kakaknya. “Berhenti menasihatiku Wahid. Apa yang Ia berikan padaku tempo hari tak akan pernah bisa menggantikan masa kecilku yang telah ia curi.” Bantah Rahman. Dari sini pembaca dapat menyimpulkan bahwa di balik kemegahan dan dan fasilitas mewah rumah tiga lantai itu, ada tiga orang yang masa kecilnya telah dirampas. Hal yang tampak

bahagia di luar nyatanya merupakan siksaan bagi ketiga anak kecil tersebut. Fasilitas mewah dan guru privat tidak membuat anak kecil dari rumah tiga lantai tersebut bahagia. Karena sejatinya anak-anak selalu menginginkan kebebasan dalam bermain. Lalu, bagaimana dengan kisah kematian kedua orang tua penghuni rumah tersebut? Tokoh Rajab yang awalnya dipandang sebagai tokoh jahat oleh para tetangga karena tidak peduli dengan kematian orang tuanya nyatanya tidak ada kaitannya dengan kematian orang tuanya. Justru tokoh Rahman lah yang berhubungan dengan kematian orang tua tersebut. melalui kisah ini, Tharifa sungguh memberi pelajaran kepada pembaca bahwa kita tidak bisa benar-benar menilai sesutau hanya dari luarnya saja. Seperti istilah yang ada di awal, Don’t judge the book from it’s cover.


RESENSI

22

Keris: Saksi Bisu Pejalanan Bangsa Indonesia Judul Penulis Penerbit Tebal Cetakan

Merawat Pikiran dan Hati

: Sang Keris : Panji Sukma : Gramedia Pustaka Utama : 110 Halaman : Pertama, Februari 2020

Sebuah karya yang memenangkan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta tahun 2019 lalu ini merupakan salah satu buku yang wajib dibaca pada tahun ini. Buku ini memaparkan tentang perjalanan sebuah keris dari masa ke masa, dari tangan ke tangan hingga keris tersebut sampai di sebuah tempat yaitu museum. Dari cover buku ini juga dapat ditelaah tentang tiga orang dalam lintas waktu berbeda yang mempunyai ciri khasnya sendiri. Buku ini kaya akan peristiwa sejarah Indonesia, mulai dari awal lahirnya keris dalam cerita mistik Jawa, masa kerajaaan Jawa Kuno Hindu-Budha, zaman kerajaan Majapahit, berkembangnya Islam di tanah Jawa, dan masa-masa kemerdekaan hingga zaman modern. Dapat dilihat bahwa perjalanan sebilah keris mengiringi banyak peristiwa dalam rekam jejak perjalanan sejarah bangsa ini. Dalam penulisannya, Panji Sukma menggunakan alur dan latar cerita yang acak, hal ini membuat pembaca seakan memutar otak untuk mengerti pesan yang hendak disampaikan dalam buku Sang Keris ini. Namun hal itu lah yang membuat buku ini sangat unik, pembaca seakan dibawa ke masa saat keris menjadi simbol kejayaan yang menjadi perebutan oleh tokoh yang berkuasa. Selain itu, Panji memposisikan sebilah keris tersebut

Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

Judul Penulis Penerbit Tebal Cetakan

dalam sudut pandang orang kedua, meski terdapat juga penggunaan sudut pandang orang ketiga dalam alur ceritanya. Hal ini menjadikan keris tersebut seakan hidup saat membacanya. Sayangnya tidak semua orang dapat memahami buku ini dengan mudah, karena butuh pengetahuan sejarah yang mempuni untuk mengetahui makna tersirat yang tersimpan dalam buku ini. Penggunaan istilah Jawa juga akan sedikit kesulitan dalam memahami isi novel ini namun arti dari istilah tersebut dapat dilihat pada catatan kaki. Buku ini mengajarkan kita cara menggunakan sesuatu dengan bijak. Layaknya sebuah keris yang bisa saja dimanfaatkan dengan baik atau pun tidak baik oleh penggunanya. Jika kita menggunakan secara positif maka keris dapat melindungi kita, sebaliknya jika kita tidak menggunakannya dengan bijak, maka bisa saja benda mati tersebut mencelakai kita. Tidak hanya itu, keris mengajarkan kita untuk menjadi tangguh dan tidak mudah menyerah, seperti yang di sampaikan dalam buku ini “Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga.” Resensiator: Habil Ramanda Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah TM 2017

: Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan : Tsuneko Nakamura & Hiromi Okuda : Gramedia : 154 halaman : Pertama, 2021

Berangkat dari pengalaman dokter Tsuneko Nakamura sebagai psikiater hampir 70 tahun lamanya, buku ini hadir memberikan khasanah baru bagi pembaca untuk memperluas sudut pandang. Lewat buku ini kita dikenalkan cara pandang yang menarik dalam melihat masalah hidup dan kesusahan hati. Buku yang ditulis oleh Hiromi Okuda yang juga merupakan seorang psikiater ini, mengangkat cerita dan pengalaman dokter Tsuneko yang dirasa layak untuk dituliskan dan dibagi kepada pembaca lantaran sosoknya yang inspiratif. Di usia yang tak lagi muda, yaitu 89 tahun, Tsuneko digambarkan sebagai sosok yang tidak neko-neko dan produktif sebagai seorang psikiater, pekerjaan yang mengharuskan Ia bertemu dan menghadapi berbagai permasalahan psikologis pasiennya. Lewat buku inilah cerita Tsuneko yang berkarir sebagai psikiater dituangkan secara gamblang dan ringkas. Daya tarik dari isi buku tersebut juga membuat buku yang mulanya berbahasa Jepang ini diterjemahkan kembali di banyak negara, termasuk di Indonesia pada Februari 2021. Hidup Damai Tanpa Berpikir Berlebihan, merupakan buku dengan genre self improvement yang cocok dibaca di waktu luang. Bacaan ringan serta luwes ini, memberikan kita sudut pandang yang menarik untuk mulai melihat ulang cara kita berpikir

dan menghadapi masalah. Berbeda dengan kebanyakan buku bergenre serupa, namun motivasional dan terbilang bombastis, buku ini justru unik dalam penyajian sudut pandangnya yang jauh lebih realistis dan mengigit kesadaran. Kita disuguhkan pandangan bahwa tuntutan dan kekhawatiran yang melanda manusia modern sekarang, disebabkan oleh ketidakmampuan berpikir dalam memaknai waktu di masa kini. Kita dihadapkan pada dugaan dan pikiran akan masa depan yang menyebabkan ketakutan. Lewat buku ini juga Tsuneko melugaskan bagaimana kesulitan kita dalam berkopmromi dengan keadaan dan diri sendiri. Buku ini tentu memberi banyak manfaat bagi aspek psikis dan fisik kita sebagai pembaca. Kendati demikan, buku yang berisi sudut pandang dari Psikiater Tsuneko Nakamura ini bisa jadi akan membosankan pembaca yang tidak tertarik dengan pengalaman subjektif dan opini yang tidak dikuatkan dengan riset dan data lainnya. Akan tetapi buku ini sangat cocok untuk memberi angin segar bagi pemikiran dan sudut pandang kita dalam memahami pengalaman dan perspektif pandangan Dokter Tsuneko yang berbeda dan menarik. Resensiator: Rahma Livia Mahasiswa Jurusan Psikologi TM 2017

ULASAN FILM

Para Pengembara dan Emosi Tersembunyi Judul film Genre Rilis Durasi Sutradara Bahasa Pemain

: Nomadland : Drama : 11 September 2020 : 108 menit : Chloe Zhao : Inggris (Sub Indonesia) : Frances McDormand, David Strathrairn, Lin- da May, Charlene Swankie dan Bob Wells

Nomadland adalah sebuah film drama Amerika yang diadaptasi dari buku non-fiksi berjudul Nomadland: Survivig America in the Twenty First Century oleh Jessica Bruder. Dari asal katanya, Nomadland berarti tanah pengembara. Film ini bercerita tentang kehidupan para pengembara yang hidup secara nomaden, yakni berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Dalam film ini mereka tinggal dan berpergian menggunakan mobil van yang dilengkapi keperluan harian layaknya sebuah rumah. Meskipun hidup sebagai pengembara terdengar asing di era modern saat ini, namun Chloe Zhao, sutradara sekaligus produsen film ini berhasil memberikan sudut pandang baru akan beragam emosi yang tersembunyi dari para pengembara. Pemeran utama bernama Fern yang dibintangi oleh Frances Mc Dormand, merupakan perempuan usia lanjut yang memutuskan hidup mengembara sejak Bo, suaminya meninggal dunia. Bersamaan dengan itu, Fern juga kehilangan pekerjaanya di sebuah pabrik Gypsum Amerika Serikat, Empire Nevada pada 31 Januari 2011. Tidak hanya itu, bulan Juli di tahun yang sama kode pos Empire tempatnya dan suaminya menetap ditiadakan. Saat itulah

perjalanan Fern sebagai Nomad bermula ketika Fern mengemasi beberapa barang keperluanya untuk tinggal di dalam mobil van. Fern membiayai hidupnya dengan bekerja di gudang pemenuhan Amazon. Hingga temannya, Linda May yang juga seorang pemngembara mengajak Fern untuk datang ke sebuah komunitas pengembara yang menyediakan sistem dukungan di Gurun Arizona. Bertemu dengan para pengembara lainnya, mengajarkan Fern berbagai keterampilan hidup untuk bertahan sebagai pengembara di jalanan. Menariknya, dalam film ini tokoh-tokoh yang dimunculkan adalah orang-orang yang membawa berbagai bentuk kesedihan dan bagaimana mereka berdamai dengan hal itu seiring perjalanan. Salah seorang diantara mereka mengidap gangguan Post-Traumatic Stress Disorder, yaitu stres yang terjadi pasca pengalaman traumatik yang menyebabkan Ia tidak tahan bila mendengar suara bising, keramaian, dan kembang api. Suatu kali, ban mobil Fern bocor sehingga Ia harus menumpang dengan salah seorang pengembara bernama Swankie. Swankie juga mengajari Fern keterampilan untuk hidup sebagai pengembara

di jalanan. Namun pertemanan mereka berjalan singkat, Swankie meninggal dunia karena kanker paru-paru yang dideritanya. Sebelum itu, Swankie bercerita pada Fern bahwa Ia memutuskan untuk melakukan perjalanan karena tak ingin menghabiskan hidupnya di kamar rumah sakit. Ia merasa cukup dengan hidupnya setelah menyaksikan pemandangan menakjubkan ketika ratusan burung layang-layang terbang dan tercermin di atas Danau Colorado (sebuah negara bagian di Amerika Serikat). Penyajian potongan-potongan kisah hidup tokoh dalam film inilah yang mampu membuat penonton terdiam, hanyut dalam imajinasi yang diciptakan. Seolah mengajak kita, menelisik pesan tersirat dari beragam bentuk kesedihan. Tidak dengan melampiaskannya, namun merawatnya dalam perasaan yang lebih damai. Kira-kira seperti itulah nilai yang disampaikan Nomadland, sebuah film yang didedikasikan untuk orang-orang yang harus beranjak pergi. “Sampai jumpa di ujung jalan!” kata Bob Wells, pendiri komunitas pengembara, pada menit terakhir. Resensiator: Nisrina Zakia Khalel Mahasiswa Pendidikan Biologi TM 2018


Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

23

CATATAN BUDAYA

Bambu

Oleh Fitria Panca Ramadhani Ilustrator SKK Ganto Bambu adalah tanaman yang tergolong dalam jenis rerumputan. Tumbuhan berumpun yang memiliki akar serabut ini, memiliki batang bulat berongga, keras, tinggi, dan beruas yang biasanya digunakan sebagai bahan bangunan dan beberapa perabotan rumah tangga seperti kursi, mebel, dan sebagainya. Tanaman ini diklasifikasikan lebih dari sepuluh genus, salah satu yang banyak ditemui adalah dari genus bambusa. Pertumbuhan bambu sangatlah cepat, namun pada lima tahun pertama bambu tidak menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Ia hanya tumbuh beberapa puluh sentimeter saja. Hal ini dikarenakan selama lima tahun pertama pohon bambu mengalami pertumbuhan yang pesat pada bagian akar. Pohon bambu sedang mempersiapkan pondasi yang kuat agar bisa menopang ketinggian batangnya yang akan tumbuh berpuluh-puluh meter kelak di kemudian hari. Pun sama halnya seperti akar bambu, kadang kala saat melihat orang lain yang lebih dulu tumbuh tinggi dari kita, di saat kita hanya berada di ketinggian yang sama berulang kali. Kata menyerah tak ayal muncul saat kita tidak bisa mencapai hasil yang kita impikan. Segala sesuatu yang diperjuangkan terasa siasia tanpa arti apapun. Perasaan tertekan dan merasa kalah semakin nyata menggerogoti jiwa. Belajar dari bambu, kita sebagai manusia apabila memiliki

suatu hambatan dan kegagalan, bukan berarti kita tidak mengalami perkembangan, melainkan kita tengah mengalami pertumbuhan yang luar biasa di dalam diri kita. Bagian terberat dari sebuah kesuksesan adalah kala seseorang memulai usaha dari sebuah perjuangan karena segala sesuatu terasa begitu berat dan penuh tekanan. Namun, bila kita dapat melewati batas tertentu, sesungguhnya seseorang dapat merasakan segala kemudahan dan kebebasan dari tekanan dan beban. Perlu disadari oleh banyak orang, bahwa proses yang panjang disertai kegagalan yang kita alami, tidak menjadikan kita tertinggal dari yang lain. Kegagalan tidak menyebabkan waktu yang kita habiskan terbuang siasia. Justru dari pengalaman yang dilalui membantu pribadi kita untuk membentuk pondasi yang lebih kuat dari dalam diri sendiri. Membentuk kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana daripada sebelumnya. Pondasi ini membuat kita menjadi lebih siap dalam menghadapi rintangan selanjutnya. Pelajaran lainnya dari bambu adalah tentang karakter dan cara hidupnya. Bambu adalah satu-satunya tanaman di Asia Pasifik yang fungsinya sangat banyak. Ia pun bisa hidup di alam dengan beragam cuaca, dari tropis ke subtropis. Dari klasifikasinya, bambu tergolong dalam tanaman rumput.

Tapi, bambu adalah jenis rumput spektakuler. Tingginya terentang dari 30 sentimeter sampai 30 meter. Benar adanya,

Ilustrator: Fitria Panca Ramadhani

bambu adalah tanaman rumput yang unik. Meskipun berlatar ta-

naman rumput, bambu mampu menjadi berbeda lantaran karakternya. Kegunaan dan caranya dalam mengekspresikan diri menjadikan bambu sebagai rumput yang berbeda. Pun sama halnya dengan kehidupan, latar belakang kita bukanlah penentu. Tetapi bagaimana kita berupaya mengekspresikan dan mengembangkan diri, tidak peduli latar belakang yang ada. Pengembangan diri ini bisa kita lakukan dengan terus mendalami bakat dan minat dalam diri kita. Bambu juga mengajarkan kita tentang fleksibelitas dan keteguhannya untuk terus berdiri kokoh. Jarang sekali kita menyaksikan bambu roboh. Di tengah tumbangnya pohon-pohon lain akibat serangan badai dan puting beliung, bambu tetap kokoh tak bergeming. Selain karena akarnya yang kuat, juga batangnya yang bergoyang bersama angin. Beruntungnya, saat cuaca dan angin kencang, pohon bambu bergoyang dan mengeluarkan desis suara, mengikuti irama angin, tapi tidak pernah tumbang. Sementara itu, pohon-pohon lain dengan batang lebih besar, justru tidak kuat menghadapi serangan angin. Dalam kehidupan, kita sering kali menghadapi rintangan. Kebanyakan orang terkadang menghindari masalah yang ada atau bahkan melarikan diri. Tak sedikit pula memilih melakukan hal-hal terlarang sehingga merugikan diri sendiri. Banyak yang

OGAN Hey, di Audit ada penyuntikan vaksin !!

Ahh, bohong lu ya...

Haaahhh!!!

Mana buktinya coba !!!

Yang benar gan !!

Heeyyy... Mau kemana...?

Makasih gan

pada akhirnya tumbang, menyerah pada masalah yang ada. Maka dari itu belajarlah dari bambu. Ia bersuara dan ikut menari dengan badai yang menerjang. Dalam menghadapi masalah, suarakanlah perasaan hati yang gundah. Jika tak mampu menahan rintangan dan tekanan yang datang, maka menangislah dan mengadulah pada yang maha kuasa. Jangan bersikap seolah-olah dunia akan runtuh. Bersuaralah bersama badai. ‘Bergoyanglah’ bak bambu, bergeraklah untuk menghadapi masalah yang ada. Carilah solusi. Masalah tak akan selesai jika kita hanya berdiam diri. Terlepas dari keteguhan dan kekuatan sebatang bambu, bambu juga memiliki keindahan dalam dirinya. Bambu bisa dimanfaatkan sebagai hiasan untuk mempercantik bagian depan rumah. Tak hanya itu, batang bambu yang kuat juga bisa dimanfaatkan untuk perabotan rumah tangga. Tunas bambu yang masih muda atau rebung, bisa diolah menjadi bahan makanan sebagai lauk dan dimakan dengan nasi. Begitu hebatnya pelajaran yang dapat kita amati dari sebatang bambu. Tidak hanya kekuatan dan keteguhannya dalam mempertahankan diri sendiri, namun juga bermanfaat bagi yang lain. Setiap manusia pasti memiliki tantangan dan masalah yang datang. Jangan terlalu terpaku pada kesuksesan orang lain, bentuklah dan kembangkanlah potensi diri dari pengalaman yang ada. Jadilah kuat, jadilah istimewa.


Januari-Februari 2021 Edisi No.217/Tahun XXXI

Surat Kabar Kampus Ganto

Ilmu Amaliah Amal Ibadah

IKLAN

24

Hari Prayogi Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi dan Visual Tahun Masuk 2018

Muhammad Ichlassul Azzanda Mahasiswa Program Studi Desain Komunikasi dan Visual Tahun Masuk 2018

Telah dicabut status keanggotaannya sejak 12 Februari 2021

Telah dicabut status keanggotaannya sejak 4 April 2021

Maka segala hal yang dilakukannya tidak lagi menjadi tanggung jawab Surat Kabar Kampus Ganto Universitas Negeri Padang

Maka segala hal yang dilakukannya tidak lagi menjadi tanggung jawab Surat Kabar Kampus Ganto Universitas Negeri Padang


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.