Surat Kabar Kampus Ganto
2
Ilmu Amaliah Amal Ibadah
FAJAR
ARTIKEL
Akademik Tersendat Daring Terhitung sejak Maret 2020 lalu hingga sekarang, perkuliahan di Universitas Negeri Padang (UNP) dilakukan secara daring. Hal ini dilakukan sebagai bentuk respon atas pandemi Covid-19 yang terus menunjukan peningkatan kasus infeksi virus corona yang kian mengkhawatirkan. Sebagai tindak lanjutnya, Rektor UNP mengeluarkan surat edaran tentang kegiatan akademik semester Januari-Juni 2020 dilakukan secara daring. Berdasarkan hal tersebut, segala bentuk perkuliahan berupa praktikum di laboratorium, bengkel atau yang sejenisnya pun mesti diganti dengan bentuk penugasan lain. Perubahan bentuk perkuliahan yang biasanya dilakukan secara tatap muka ke bentuk daring ini memunculkan beragam keluhan dari sivitas akademika, khususnya mahasiswa. Perubahan tersebut dirasa membebani dan menyulitkan perkuliahan yang semestinya diharapkan berjalan lancar. Sejumlah mahasiswa pun mengeluhkan beban tugas yang banyak selama perkuliahan daring, sulitnya memahami materi, hingga terkendala sinyal bagi mereka yang berada pada daerah sulit akses jaringan. Pandemi Covid-19 menjadi tantang bagi banyak pihak. UNP sendiri dalam menerapkan fasilitas penunjuang pembelajaran, terus mengembangkan kapasitas E-learning yang luas lewat hadirnya E-learning 2 dan E-learning 3. Sejalan dengan itu, UNP dalam menghadapi revolusi industri 4.0 memang mengupayakan percepatan teknologi dan informasi di segala bidangnya. Dengan penerapan sistem daring ini, menjadi upaya untuk mencapai tujuan tersebut. Terlebih lagi, kebijakan kampus merdeka yang dijalankan oleh UNP dirasa tepat dan mudah dengan mengadalkan sistem ini. Namun, perubahan yang dirasa besar ini menjadi kejutan bagi pihak yang dirasa belum siap. Perkuliahan yang dilakukan penuh secara daring ini, memang menjadi hal yang pertama bagi UNP. Wajar jika sebuah perubahan tersebut membutuhkan adaptasi yang tidak selalu berjalan mulus. Bagaimanapun, pandemi Covid-19 ini mengharuskan dunia pendidikan menghadapi perubahan tersebut dengan mulai menerapkan sistem daring. Dalam implementasinya, trial and error akan menjadi hal yang sering ditemui untuk menyesuaikan dengan keadaan yang tepat. Meskipun begitu, sudah semestinya semua pihak bekerja sama untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada. Solusi dari persoalan ini diharapkan mampu meminimalkan dampak buruk yang timbul lantaran belum matangnya kesiapan semua pihak. Pemimpin Redaksi Cetak Bayangan
GANTOLE + UNP jalankan kuliah daring -Berjalan lancarkah? + Kuliah praktek semester Juli-Desember tertunda - Masih butuh kejelasan + Sulit pahami materi - Kaji lagi!
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
Optimalisasi Aplikasi WhatsApp Sebagai Media Pembelajaran Oleh Imam Basthomi Peserta Lomba Opini SKK Ganto Pandemi Corona Virus disease 2019 (Covid-19) membuat Indonesia memasuki masa kebiasaan baru. Masyarakat terus dihimbau untuk melaksanakan protokol-protokol kesehatan secara ketat. Adanya upaya pencegahan penyebaran Covid-19 memberikan dampak pada berbagai bidang, salah satunya pada bidang pendidikan. Para pelajar di Indonesia dari berbagai jenjang harus diliburkan dan diganti dengan study at home atau belajar daring. Pada umumnya pendidikan di Indonesia masih banyak yang menggunakan budaya pembelajaran klasikal, yakni model pembelajaran yang dilaksanakan dalam sebuah ruangan atau kelas-kelas. Alhasil pada kondisi pandemi ini para guru dan murid dituntut untuk bisa melaksanakan proses pembelajaran secara daring. Pada zaman
modern seperti sekarang ini sebenarnya sudah banyak aplikasi atau platform pembelajaran online yang bisa diakses secara gratis seperti Google Class, Edmodo, Rumah Belajar dan lain sebagainya. Yang menjadi kendala adalah tidak semua guru dan murid terbiasa dengan penggunaan fasilitas daring sebagai media pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi terhambat. Pihak pemerintah harus segera menyelesaikan masalah-masalah yang ada agar proses pembelajaran dapat berjalan semestinya walau di masa pandemi. Pihak guru atau pengajar pun harus terus berupaya dan berinovasi menciptakan model pembelajaran yang mudah, fleksibel, dan ideal di masa pandemi ini. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan opti malisasi aplikasi WhatsApp
sebagai media pembelajaran. Aplikasi WhatsApp menjadi populer di Indonesia karena adanya kepraktisan dan kesedehanaan fitur-fitur yang ditawarkan. Melalui media tersebut para pendidik dan peserta didik dapat bertanya-jawab atau berdiskusi dengan lebih rileks. Pengoptimalan aplikasi WhatsApp ini dapat membantu menyelesaikan kendala-kendala proses pembelajaran di saat pandemi Covid-19. Masih banyak para pendidik dan peserta didik yang belum terbiasa dengan sistem pembelajaran daring. Solusinya adalah dengan melakukan optimalisasi aplikasi WhatsApp sebagai media pembelajaran. Fitur-fitur yang dimiliki WhatsApp dapat digunakan untuk mempermudah pembelajaran, meningkatkan motivasi, meningkatkan keingintahuan dan sebagai sumber belajar mandiri.
POKOK PADANG
Hidup Harus Menikmati Perubahan Salam Persma! Mengutip pernyataan dari Johann Wolfgang von Goethe seorang sastrawan asal Jerman bahwa kehidupan adalah milik mereka yang hidup dan mereka yang hidup harus selalu siap menghadapi perubahan. Begitulah makna kehidupan yang sedang dijalani oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto Universitas Negeri Padang (UNP) dalam menghadapi situaSesuai makna filososi Ganto, yang berarti lonceng bagi UNP, ia akan terus berbunyi selama UNP masih berdiri. Pada pertengahan Maret lalu, ketika kegiatan perkuliahan dirumahkan, Ganto sempat terhenti dalam penggarapan media cetak selama beberapa waktu. Namun hal tersebut tak menyurutkan semangat para kru untuk tetap menyajikan berita dan bacaan kepada pembaca khususnya sivitas akademika UNP melalui media daring. Begitu pun dalam tahap pemagangan anggota yang ma -
Rapat: Kru SKK Ganto bersama dengan kru magang melaksanakan rapat ide laporan di Aliansi Jurnalis Independen, Minggu (1/12). f/Sandi* sih berlanjut hingga tergarapnya tabloid edisi 216 oleh kru bayangan yang merupakan tahap pemagangan terakhir bagi anggota magang SKK Ganto 2020. Dalam edisi kali ini kami mengangkat laporan mengenai problema perkuliahan daring yang dihadapi oleh mahasiswa dan dosen dari segi fasilitas, layanan administrasi dan pelaksanaan untuk mata kuliah praktek. Ganto juga menyuguhkan informasi seputar kampus mulai dari Imbas Covid-19 UNP Ganti
enulisan Skripsi dengan Karya Ilmiah, Layanan Sidaring Perpustakaan, UPBK Daring, dan masih banyak lainnya. Selain itu, dalam mengikuti perkembangan era digital, pada tahap kru bayangan ini Ganto juga tengah berfokus memajukan visualnya di bidang desain grafis dan artistik. Ganto terus berupaya untuk memberikan hasil yang terbaik untuk pembaca. Kritik dan saran selalu kami tunggu untuk kemajuan Ganto ke depan. Selamat membaca. Pemimpin Umum Bayangan
Surat Kabar Kampus Ganto Universitas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, International Standard Serial Number (ISSN): 1412-890X, Pelindung: Rektor UNP: Prof. Ganefri, Ph.D., Penasehat: Wakil Rektor III UNP: Drs. Hendra Syarifuddin, M. Si, Ph. D., Penanggung Jawab: Prof. Dr. Ermanto, M.Hum., dan Dr. Hasrul Piliang, M.Si., Dewan Ahli: Lutfi Darwin, Mega Oktavianda, MHD. Agus Saputra, Ozza Syafrigo Aulia, Imelda Kristinafanny Sirait, Staf Ahli: Konsultasi Psikologi: Indah Sukmawati, S.Pd, M. Pd. Kons., Konsultasi Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, M.Kes., Kritik Puisi: Muhammad Adek, M.Hum., Kritik Cerpen: Refisa Ananda, M.Pd., Kritik English Corner: Dr. Jufri Syahruddin, M.Pd., Artikel Filsafat : Alim Harun Pamungkas, M. Pd., Pemimpin Umum: Irza Ade Suarni, Sekretaris Umum: Hega Dwi Dian Dola, Bendahara Umum: Rhodatul Annisa, Pemimpin Redaksi Cetak: Anisa Erda Walanda, Pemimpin Redaksi Televisi dan Daring: Fuji Jelang Ramdhan, Kepala Penelitian dan Pengembangan: Monalisa, Pemimpin Usaha: Aminah Wulansari Lubis, Redaktur Pelaksana: Riska Meliani, Redaktur Berita: Nisrina Zakia Khalel dan Rahma Livia, Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya: Tharifa Annisa Onny, Redaktur Tulisan: Aisyah Hamid, Redaktur Artistik: Habil Ramanda, Layouter: Ahmad Fadillah B, Fotografer: Yeni Maharani, Redaktur Daring: Rezky Amelia Putri, Editor dan Vidiografer: Lili Rahmadani dan M. Afdal Afrianto, Staf Grafis dan Media Sosial: Mitha Melanie Putri, Staf Riset: Siska Novridayanti, Staf Pustaka dan Kearsipan: Widia Nurfitri, Staf Usaha: Lidya Octaliani. Reporter Junior: Masriani Oktari*, Sisri Hayati*, Azizah Septianti *, Nabila Azzahra*, Putri Wahyuni*, Tiara Tri Dewi*, Kurnia Sandi*, Indah Pareza*, Hari Prayogi*, Yuni Komala Dewi*, Liza Marlinda*, Yosi Amalia Putri*, Fitria Panca Ramadhani*, Ardi Candra*, Meisha Rahmania*, Fini Fajri Mulyani*, Muhammad Taufik*, Rino Warisman Putra*, Rizka Mutiah Nur*, Muhammad Ichlassul Azzanda*, Vedri Rahmadhana*, Rezky Ultabaini*, Nurul Safitri*. Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat:Gedung Student Center Lt 2 Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode pos 25131.Laman web:http://ganto.co, email:redaksiganto@gmail.com, Percetakan: Unit Percetakan PT. Padang Graindo Mediatama (Isi di luar pertanggungjawaban percetakan), Tarif iklan: Rp4.000.000,00 (halaman penuh berwarna), Rp1.500.000,00 (1/2 halaman hitam-putih), Rp100.000,00
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
3
SURAT PEMBACA
Gagal Paham Selama Kuliah Daring Mahasiswa banyak yang mempermasalahkan mengenai tugas yang diberikan tidak didukung dengan materi yang jelas. Hal ini cukup memberatkan dan banyak mahasiswa yang hanya mengerjakan tugas, namun tidak memahami tugas tersebut. Semoga kedepannya lebih banyak lagi diberikan materi pelajaran yang jelas oleh dosen agar mahasiswa menjadi lebih paham tentang materi perkuliahan selama daring ini. Iqbal Jefiza Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2019
Physical Distancing Masih Gagal Diterapkan Meskipun sudah ada imbauan untuk menjaga jarak selama masa pandemi guna mencegah penyebaran virus Covid-19, hal itu masih belum berjalan baik di Universitas Negeri Padang (UNP). Saya perhatikan di Selasar belakang Gedung B Fakultas Ilmu Sosial, masih terdapat banyak mahasiswa yang mengerjakan tugas dengan jarak yang dekat dan tidak menggunakan masker. Semoga kedepannya UNP lebih peka dalam mendisiplinkan protokol kesehatan yang ada. Dinda Syafvira Mahasiswa Psikologi TM 2017
Perbaikan Sistem E-learning E-learning merupakan media pembantu perkuliahan dan pembelajaran di UNP, tapi masih sering terjadi sistem eror pada E-learning saat perkuliahan. Apalagi jika ada ujian, itu sangat mempengaruhi konsentrasi mahasiswa untuk melaksanakan perkuliahan. Saya berharap kedepannya E-learning UNP bisa lebih baik lagi.
Silvy Banetri Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2019
Kurang Lengkapnya Alat Laboratorium Biologi FMIPA Selaku mahasiswa Biologi, saya berharap agar alat-alat pratikum di laboratorium Jurusan Biologi lebih dilengkapi lagi. Tidak semua mahasiswa kebagian untuk menggunakan alat saat praktikum sedang berlangsung, sehingga hal ini menghambat proses kelancaran pratikum.
Getri Yulanda Mahasiswa Pendidikan Biologi TM 2018
SKK Ganto UNP menerima surat pembaca, baik berupa keluhan, kritikan, saran, mapun permasalahan tentang lingkungan sekitar UNP. Surat pembaca dapat dikirim melalui email redaksiganto@gmail.com atau bisa juga diantarkan lansung ke Sekretariat SKK Ganto UNP Gedung Student Center Lantai 2 UNP dengan melampirkan kartu identitas, seperti KTP atau KTM.
CATATAN BUDAYA
Pasrah Oleh Monalisa Hidayah* Kru Bayangan SKK Ganto Kita sering sekali mendengar kata pasrah. Pasrah pada dasarnya merupakan sikap spontan manusia yang telah menyerah pada keadaan. Jika ditelisik lebih dalam, pasrah adalah suatu keadaan di mana kita melakukan sebuah usaha semaksimal mungkin, namun hasilnya diserahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. B e r j a l a n sesuai harapankah atau tidak, semua diserahkan pada kuasa-Nya. Dalam sebuah film yang disutradarai oleh BW Purba Negara berjudul “Ziarah”, tersirat makna dari kata pasrah ini. Film ini menceritakan seorang nenek yang tengah mencari suaminya yang tidak pulang dalam berperang. Selama pada masa pencarian suaminya yang tak dijumpai kabar, ia berujung pada perasaan ikhlas dan pasrah sebagai wujud dari bentuk penerimaan tertinggi dan rasa cintanya. Manusia dalam menjalani roda kehidupan inipun, tidak selalu dihadapkan dengan hal yang mudah, adakalanya kita dihadang oleh kesulitan lantaran hidup memanglah sebuah cobaan. Ketika hal yang kita harapkan tidak kunjung datang, kita cendrung merasa terbebani dan berpikir jika hidup terlalu berat untuk dijalani. Hal tersebut mengakibatkan berkembangnya sebuah persepsi, seperti anggapan jika dunia ini tidaklah adil. Meminjam pemikiran dari William Shakespearw, seorang -
seniman asal Inggris yang pernah berkata “Expection is the root of all heartache”, bermakna bahwa berharap banyak itu tidaklah baik. Namun, jika dibandingkan dengan ekspektasi yang mengakar di masyarakat justru tidaklah selalu sesuai. Masyarakat di sekitar kita cenderung bekerja keras dengan harapan jika ia akan Ilustrator: Vedri Rahmadhana*
mendapatkan sesuatu yang bernilai seimbang dengan usahanya. Namun tidak selalu begitu perolehan yang kita terima dalam mengusahakan sesuatu yang belum pasti. Hal itulah yang sekiranya disebut William Shakespearw dengan heartache atau patah hati ketika sesuatu yang diharapkan tidak sesuai. Dalam keadaan yang tak pasti saat ini, pandemi Covid-19 menggambarkan kepasrahan tersebut dalam dunia pendidikan kita. Bagi sebagian siswa ada yang mengambil sisi positif
dan negatif situasi pandemi saat ini. Bentuk pasrah yang dilakukan oleh siswa pada fenomena ini adalah memutuskan berhenti sekolah dengan alasan tidak kuat belajar online. Pasrah dengan keadaan yang ada bukanlah sebuah akhir dari keputusan yang layak, melainkan suatu tindakan yang sepatutnya perlu kita hindari. Pasrah bukanlah menyerah sebelum mencoba. Melainkan sebuah bentuk akhir dari segala usaha yang dikerahkan agar tidak jatuh pada pengharapan yang patah. Jika setiap orang hanya berpasrah sebelum berupaya dan berusaha, maka hidup tidaklah berjalan sesuai dengan porosnya. Selayaknya pula, bahwa kesuksesan tidak bisa didapat hanya dengan berdiam diri saja, kita perlu menjemputnya meskipun penuh dengan rintangan dan halangan. Seperti pesan yang disampaikan oleh Buya Hamka “Jangan takut gagal karena orang yang tidak pernah gagal hanyalah orang yang tidak pernah melangkah.” Dengan demikian, kita dapat mengetahui bahwa segala hal perlu usaha yang kuat. Tokoh motivator Leadership Nasional, Arvan Pardiansyah mengatakan bahwa apabila sikap pasrah dimaknai dari sisi positif, kita perlu mengetahui apa saja yang bisa diubah dan apa yang tidak bisa diubah. Pribadi yang menghayati sikap berserah diri kepada Tuhan dapat mengambil posisi aktif dan proaktif dalam menyikapi aneka problematika kehidupan yang ada.
LAPORAN
4
Surat Kabar Kampus Ganto
Ilmu Amaliah Amal Ibadah
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
Rapor Semester Kuliah Daring Perkuliahan fully daring yang dilaksanakan sejak Maret 2020 lalu menimbulkan sejumlah keluhan dan kesulitan pada kalangan sivitas akademika. Perubahan kebijakan perkuliahan tatap muka ke daring ini terjadi secara mendadak sejak pandemi Covid-19 melanda. Oleh Nisrina Zakia Khalel dan Rahma Livia
Semenjak pandemi virus Covid-19 menyebar di Indonesia pada bulan Maret 2020 lalu, dampak pada sistem pendidikan kemudian mengalami perubahan. Pembelajaran yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka terpaksa dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh atau daring. Hal ini ditegaskan dalam Surat Edaran Rektor UNP Nomor 3435/UN35/AK/2020 sejak 27 Juli. Ini sejalan dengan Keputusan Bersama Empat Menteri Nomor 01/KB/2020 bahwa pembelajaran di perguruan tinggi pada semua zona dilaksanakan secara daring. Pelaksanaan perkuliahan daring ini sendiri dapat dilakukan dengan dua metode pengajaran, yaitu sinkronous dan asinkronous. Sinkronous berarti perkuliahan kelas langsung atau tatap muka menggunkan media virtual conference seperti Zoom Meeting, Google Meet dan sebagainya. Adapun asinkronous yaitu perkuliahan secara tidak langsung, seperti peng-upload-an materi oleh dosen yang dapat diakses oleh mahasiswa kapan saja menggunakan Learning Management System (e-learning), Google Classroom dan WhatsApp Group. Dosen Jurusan Manajemen, Aimatul Yumna, Ph.D menilai bahwa perkuliahan daring di UNP sudah cukup baik, melihat dari Learning Management System yang dikembangkan UNP, yaitu E-learning 2 dan E-learning 3 dengan perbaikan yang signifikan dibandingakan dengan E-learning 1. Namun ia mengatakan, permasalahan timbul saat banyak yang mengakses E-learning dalam waktu bersamaan, sehingga menyebabkan terjadinya eror dan beralih menggunakan platform lain. Ia mengakui akan ada banyak tantangan dan permasalahan selama perkuliahan daring. “Hal tersebut wajar terjadi karena adanya sudden shock akibat perubahan drastis dari sesuatu yang tidak biasa menjadi harus biasa,” jelasnya saat dihubungi Ganto, Kamis
(26/11). Gangguan Sinyal Hal lainnya yang menjadi persoalan selama menjalani kuliah daring adalah gangguan sinyal. Hal ini dirasakan oleh Husnatul Ulya, salah seorang mahasiswa Biologi TM 2018. Disaat listrik padam dan jaringan internet di rumahnya terganggu, ia harus pergi menuju tempat yang lebih tinggi. Kepada Ganto, Husnatul mengatakan bahwa ia perlu menempuh perjalanan kaki selama lebih kurang lima menit ke Rumpuik Lunak di daerah Buruah Gunuang untuk mencari sinyal internet yang lebih stabil. Biasanya ia berangkat saat hari mulai terang pada pukul 06.45 WIB jika perkuliahan dimulai pukul 07.00 WIB dan akan kembali apabila baterai Handphone atau laptopnya habis. Meskipun begitu, dalam melaksanakan perkuliahan daring ia tidak merasa terbebani. “Sebagai mahasiswa harus siap dengan segala tugas dan kondisi,” ujarnya melalui pesan suara WhatsApp, Rabu (6/01). Kendala sinyal tidak saja dirasakan oleh kalangan mahasiswa semata, namun juga turut dialami oleh kalangan dosen. Salah satunya Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Nesa Riska Pangesti, S.S.,M.A. Nesa menyayangkan persoalan kuliah daring ini, karena menurutnya Indonesia masih belum sepenuhnya siap untuk melakukan pembelajaran secara daring jika dilihat dari ketidakmerataan sinyal internet di berbagai daerah, Selasa (17/11). Meskipun begitu, perkuliahan daring tetap berjalan dalam satu semester belakangan ini. Materi yang Sulit Dipahami Sulitnya memahami materi saat perkuliahan daring juga perlu menjadi perhatian. Hal ini diungkapkan oleh Anggun Susanti, Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan TM 2017 kepada Ganto, Jumat (27/11) bahwa sulitnya memahami materi perkuliahan daring karena komunikasi antara dosen dan mahasiswa tidak sebaik saat perkuliahan tatap muka. Anggun menambahkan bahwa beberapa dosen terkadang hanya memberikan tugas tanpa proses pembelajaran sehingga perkuliahan terkesan membosankan. Hal ini sendiri ditanggapi oleh Dosen Pendidikan Sejarah, Dr. Aisyah S.Pd, M.Pd yang mengatakan bahwa beberapa dosen belum memiliki skill digital yang memadai dalam membuat video pembelajaran, sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam merancang pembelajaran yang variatif, Selasa (15/12). Selain itu, taggapan lain turut diberikan oleh Dosen
Kuliah Daring: Sejumlah mahasiswa sedang mengikuti kuliah daring melalui platform Zoom Meeting di Selasar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang, Selasa (26/01). f/Rino* Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Atri Waldi, M.Pd. “Kendalanya mungkin bukan dari personal dosennya, namun bagaimana dosen dapat melakukan pembelajaran yang bisa dinikmati atau yang bisa mengakomodasi semua mahasiswa, karena tiap mahasiswa memiliki masalah yang berbeda,” terangnya, Kamis (19/11). Sulitnya pembelajaran yang dijalani oleh mahasiswa selama kuliah daring salah satunya diakibatkan oleh kurangnya engagement atau komunikasi dua arah selama perkuliahan daring. Hal ini diungkapkan oleh Dosen Jurusan Psikologi, Rahayu Hardianti, M.Psi., Psikolog bahwa hal tersebut terjadi lantaran terbatasnya interaksi apabila perkuliahan dilakukan melalui E-learning saja, sehingga akibatnya perkuliahan terkesan monoton dan menjadi penyebab menurunannya motivasi belajar pada mahasiwa, Minggu (20/12). Dalam pesan suaranya, Rahayu mengungkapkan kuliah daring akan sangat efektif jika berbagai pihak saling bekerja sama. Pertama, dari universitas mempersiapkan sistem yang mumpuni, terutama dalam kapasitas penyimpanan data yang lebih banyak dan meminimalisir penyebab E-learning yang eror. Kedua, dosen perlu memberikan pembelajaran yang variatif dan memberikan feedback selama pembelajaran, seperti melalui Zoom Meeting, karena dengan ini interaksi atau tanya jawab bisa dilakukan secara langsung. Ketiga, mahasiswa diharapkan berkomiten untuk melakukan perkuliahan dengan optimal, karena sebagai mahasiswa mesti berperan aktif dan mandiri. Hal ini berkaitan dengan self regulated learning, yaitu keinginan yang berasal
dari motivasi dalam diri dan adanya kemampuan memanajemen perkuliahan untuk tujuan yang ingin dicapai agar perkuliahan berjalan baik. Problema Praktikum Problema lain turut muncul pada perkuliahan praktek atau praktikum yang seyogyanya membutuhkan kompetensi keterampilan lansung dalam pencapaiannya, namun hal ini sulit dilakukan mengingat terbatasnya fasilitas penunjang praktek di rumah masing-masing. Mensiasati hal tersebut beberapa dosen menggantikannya dengan penugasan atau pun dalam bentuk lain. Namun hal ini dirasa kurang efektif bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah praktek, salah satunya Zadli Priananda, Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin TM 2019. Ia mengatakan bahwa mata kuliah yang membutuhkan praktek di labor dan workshop memerlukan alat dan mesin akan menjadi sulit dipahami jika digantikan dalam bentuk lain. “Sangat sulit dipahami ketika dosen hanya menjelaskan lewat PDF tanpa melihat dan mencoba langsung kerja benda tersebut,” ugkapnya via pesan WhatsApp, Jumat (13/11). Kesulitan juga datang dari Fakultas Ilmu Keolahragaan. Disampaikan oleh Mahasiswa Jurusan Ilmu Keolahragaan TM 2018, Rizki Pratama Putra bahwa sebagai mahasiswa yang berpraktek di lapangan, jika hanya sebatas perkuliahan teori dan melalui Zoom tidak ada perkembangan keterampilan yang ia dapatkan, Selasa (24/11). Ketua Jurusan Teknik Pertambangan, Dr. Fadhilah, S.Pd, M.Si mengungkapkan hal yang sama. “Di perkuliahan praktek sendiri, setidaknya ada materi praktek, baik itu dalam
bentuk video atau pun lainnya agar mahasiswa paham alat-alat yang digunakan untuk praktek, istilahnya paham teori dari praktek, walaupun belum mempraktekannya,” jelasnya, Senin (14/12). Ia berharap perkuliahan praktek semester depan dapat dilaksanakan dengan optimal melalui tatap muka karena beberapa mata kuliah praktek sulit untuk digantikan dengan bentuk lain. Menanggapi beragam persoalan tersebut, Wakil Rektor I UNP, Dr. Refnaldi, S.Pd., M.Litt mengatakan bahwa sebuah perubahan tidak serta-merta berjalan dengan baik. Menurutnya untuk pelaksanaaan kuliah daring, UNP termasuk universitas yang sudah mampu membuat learning Management System yang terintegrasi dalam lingkup universitas. Lebih lanjut, ia mengatakan perkuliahan tidak mungkin kembali sepenuhnya kepada sistem yang lama. Nantinya, perkuliahan di semester depan akan menerapkan sistem blended learning. Untuk itu diperlukan penyesusain dan adaptasi. “Yang perlu diperbaiki adalah merubah pola pikir bahwa prinsip perkuliahan daring itu bukan memindahkan kelas yang sebelumnya tatap muka ke dalam platform perkuliahan online, namun perkuliahan dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, sehingga untuk mengantisipasi E-learning yang eror, UNP mengembangkan E-learning 2 dan E-learning 3. ”Jelasnya saat ditemui di ruangannya, Jumat (4/12). Reporter: Afdal, Lidya, Nisrina, Rahma, Siska, Widia, Nabila*, Mona*, Rino*, Sisri*, Tiara*
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
Surat Kabar Kampus Ganto
Ilmu Amaliah Amal Ibadah
LAPORAN
5
Kebijakan Mendatang Perkuliahan ganjil semester Juli-Desember 2020 ini akan segera berakhir. Perkuliahan yang dilakukan penuh secara daring ini akan memasuki babak semster baru dengan kebijakan perkuliahan yang juga baru. Oleh Nisrina Zakia Khalel dan Rahma Livia
“Semoga untuk perkuliahan semester depan bisa dilaksanakan secara offline. Atau setidaknya perkuliahan praktikum dilakukan offline.” Begitulah harapan yang disampaikan salah seorang Mahasiswa Jurusan Kimia TM 2018, Firda Febria kepada Ganto, Kamis (12/11). Harapan serupa juga banyak dilontarkan mahasiswa kepada Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP), Ravi Kurnia. Dalam telepon suara tersebut, Ravi berbicara bahwa jika memungkinkan perkuliahan tatap muka, maka perlu persiapan sarana pembantu peningkatan protokol kesehatan dan pentingnnya sosialisasi kepada sivitas akademika mengenai kondisi dan teknis pelaksanaannya. Hal tersebut disampaikan Ravi pada Jumat (20/11), sebelum keluarnya Surat Edaran Rektor tentang Perkuliahan Januari-Juni 2021. Akhirnya, UNP memberi lampu hijau untuk pelaksanaan perkuliahan praktikum atau praktek di kampus. Hal ini berdasarkan Surat Edaran Rektor UNP tentang Kegiatan Kampus Januari-Juni 2021 yang dikeluarkan sejak 28 Desember 2020. Dalam surat edaran tersebut dijelaskan bahwa untuk perkuliahan teori dilaksanakan secara fully daring hingga akhir semester. Adapun perkuliahan praktikum di laboratorium, bengkel atau workshop dan sejenisnya dapat dilaksanakan secara tatap muka di kampus dengan mematuhi protokol kesehatan. Untuk mengetahui lebih lanjut, Ganto menemui Wakil Rektor I UNP, Dr. Refnaldi, S.Pd., M.Litt. Refnaldi membenarkan bahwa untuk perkuliahan teori tetap dilaksanakan secara daring berdasarkan banyak pertimbangan. “Kita tidak bisa memastikan mahasiswa bisa aman di kosnya, atau pun kegiatan lainnya di luar kampus,” ujarnya, Jumat (4/12). Refnaldi menambahakan bahwa pelaksanaan praktikum
secara tatap muka diperbolehkan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Refnaldi berujar bahwa setiap fakultas perlu menyiapkan banyak hal, seperti tempat cuci tangan dan berupaya menghindari kerumunan dengan membuat shift sehingga hanya separuh mahasiswa yang berada di ruangan kelas nantinya. Seperti yang diungkapkan Refnaldi, bahwa diperlukan persiapan protokol kesehatan sebelum melaksankan praktikum atau praktek secara tatap muka di Semester Januari-Juni mendatang. Untuk itu, Ganto melakukan survei kondisi kampus di saat pandemi Covid-19 untuk melihat kesiapan dan fasilitas protokol kesehatan. Ganto menuju Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Senin (16/11). Saat melangkah menuju pendopo suasana terlihat sepi, namun beberapa mahasiswa tampak sedang duduk dengan laptop dihadapannya dan sekelompok Mahasiswa Jurusan Sendratasik yang tengah berlatih tari. Meskipun tidak ramai, tetapi masih ditemui mahasiswa yang mengabaikan protokol kesehatan seperti tidak mengenakan masker dan tidak melakukan physical distancing. Memasuki gedung lama dan gedung baru FBS, kita akan disambut oleh fasilitas cuci tangan di sebelah kiri dan kanan pintu masuk. Di gedung baru, tengah berjalan pembangunan ruangan baru, namun hampir semua pekerja tidak menggunakan masker. Di lantai 3 gedung tersebut digunakan sebagai tempat seminar proposal. Sementara itu di perpustakaan FBS juga sepi. Pengunjung pustaka didominasi oleh mahasiswa tingkat akhir yang mencari referensi untuk tugas akhir. Tidak jauh berbeda dengan FBS, Fakultas Pariwisata dan Perhotelan (FPP) juga tampak sepi di hari Senin (16/11). Pada pintu masuk gedung FPP fasilitas tempat cuci tangan sudah dilengkapi dengan alat pengering. Lantai satu gedung tersebut didominasi oleh dosen, eksekutif, dan petugas administrastif. Selain itu gedung workshop yang berada persis sebelah kanan auditorium pun juga sepi dan tidak ada kegiatan apapun. Sesampainya di gedung Hospitality Center suasana terlihat cukup ramai. Pengunjung yang datang juga diarahkan petugas hotel untuk mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan mencuci tangan sebelum memasuki hotel. Di hari yang sama Ganto melanjutkan perjalanan menuju Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), suasana di sana terbilang ramai. Di lantai 1 dan 2 beberapa mahasiswa terlihat duduk-duduk menunggu dosen
Praktikum: Tiga orang mahasiswa sedang melaksanakan kuliah praktek di ruang Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang, Selasa (26/01). Perkuliahan praktek ini merupakan perkuliahan semester Juli-Desember yang dialihkan pada bulan Januari lantaran pandemi. f/Sandi* untuk bimbingan. Namun penerapan protokol kesehatan belum berjalan dengan baik. Hal ini berdasarkan pengamatan Ganto bahwa masih banyak mahasiswa yang tidak mengenakan masker di keramaian. Untuk tempat mencuci tangan sendiri hanya disediakan di pintu masuk depan dan pintu belakang FIP lantai 1 dan tidak dilengkapi dengan sabun atau hand sanitizer. Namun suasana berbeda dijumpai di Fakultas Ekonomi yang terlihat sepi. Di lantai 1 dan 2 tidak ada aktifitas sama sekali. Tak satupun mahasiswa atau dosen terlihat di sana. Hanya ada satu ruangan yang dipakai, yaitu untuk sidang disertasi tertutup. Untuk kelengkapan fasilitas kesehatan sendiri, sudah tersedia tempat mencuci tangan, yaitu tepat di pintu masuk utama gedung FE. Pada hari berikutnya, Selasa (17/10), Ganto menuju Fakultas Ilmu Sosial (FIS). Sebelum memasuki gedung ini, disediakan fasilitas cuci tangan di sebelah kanan pintu. Namun protokol menjaga jarak tidak diterapkan dengan baik. Beberapa diantara mahasiswa juga terlihat tidak menggunakan masker. Berpindah ke Fakultas Teknik (FT), pada hari Kamis (19/11) tidak begitu banyak aktivitas di kawasan tersebut, namun dalam pantauan Ganto terlihat beberapa aktivitas di laboratorium atau ruang bengkel. Di gedung FT lama, beberapa tempat cuci tangan tidak dapat digunakan dan tidak disediakan sabun. Ada pun di gedung FT baru, fasilitas tempat cuci tangan terlihat cukup diperhatikan. Di lain kesempatan, Kamis (26/11), Ganto mengunjungi
Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) yang pagi itu tampak sepi. Saat menuju ke bagian depan gedung FIK tidak terlihat fasilitas protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan, begitu pun di lantai 2. Menuju Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), terlihat beberapa satpam yang sedang berbincang menggunakan masker di area parkiran. Saat berjalan menelusuri gedung FMIPA pun tampak di setiap depan ruangan memiliki tempat cuci tangan juga beberapa mahasiswa yang mengenakan masker. Ganto berkesempatan menemui Wakil Dekan I FBS, Dr. Havid Ardi, S.Pd., M.Hum untuk menanyai kejelasan pelaksanaan perkuliahan Semester Januari-Juni 2021. Havid mengatakan bahwa FBS merupakan salah satu fakultas yang mengusulkan dilakukanya pembelajaran blended learning. Namun Wakil Dekan Bidang Akademik ini menjelaskan persyaratan lainnya seperti, jumlah mahasiswa yang hadir maksimal setengah dari anggota kelas dan tidak memiliki penyakit bawaan. “Praktek yang dominanan di FBS sendiri Jurusan Seni Rupa dan Sendratasik, untuk persiapanya sekitar 80% karena fasilitas protokol kesehatan disediakan sejak awal, tinggal melakukan pendataan untuk kesiapan kelas, mahasiswa dan mata kuliah yang akan dilakukan di kampus," ujarnya, Jumat (8/1). Mendapati beberapa mahasiswa yang tidak mengindahkan protokol kesehatan di lingkungan kampus, Dekan FIK, Dr. Alnedaral, M.Pd menanggapi bahwa belum ada sanksi yang mengikat. Namun Alnedral mengatakan jika tidak memakai masker, nantinya tidak akan
diizinkan untuk mengikuti perkuliahan sesuai yang tertera dalam surat edaran rektor. Saat ditanyai bagaimana sistem pelaksanaanya, Alnedaralmengatakan akan dilakukan dengan jumlah mahasiswa yang terbatas dan pengaturan jarak. “Pengaturan jaraknya tidak menjadi masalah, lantaran pelaksanaan praktek di GOR dan lapangan olahraga FIK yang cukup luas,” jelasnya tersebut melalui telepon suara, Rabu (6/1). Sementara itu, Dekan FT, Dr. Fahmi Rizal mengatakan bahwa belum bisa dipastikan jurusan yang akan melaksanakan praktek di kampus karena keputusanya tergantung pada urgensi serta kesepakatan antara dosen dan mahasiswa. Fahmi mengatakan pada Rabu 6 Januari lalu, untuk saat itu FT tengah merancang hal tersebut dan mempersiapkan 60 video perkuliahan. Hal serupa juga disampaikan Wakil Dekan I FMIPA, Alizar, S.Pd., M.Sc., Ph.D bahwa belum ada jurusan yang melaporkan akan melaksanakan praktikum secara tatap muka. ”FMIPA lebih mengutamakan praktikum virtual melalui video yang dibuat oleh dosen dan asisten labor, namun jika mengharuskan ke kampus semua protokol kesehatan sejak awal telah disediakan seperti hand sanitizer yang merupakan produk dari jurusan kimia dan biologi sendiri,” ungkap Wakil Dekan Bidang Akademik ini saat ditemui Ganto di ruanganya, Kamis (14/1).
Reporter: Nisrina, Rahma, Thari, Fitria*, Nurul*, Hari*, Indah*, Rizka*, dan Zanda*
LAPORAN
6
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
Surat Kabar Kampus Ganto
Ilmu Amaliah Amal Ibadah
Sudah Efektifkah Perkuliahan Daring?
Semenjak pandemi Covid-19 menyebar di Indonesia bulan Maret lalu, kegiatan sektor pendidikan khususnya di Universitas Negri Padang (UNP) dialihkan secara daring. Hal tersebut tertuang dalam surat edaran rektor UNP Nomor 1593/UN35/AK/2020 tentang kegiatan kampus dalam rangka kewaspadaan pandemi Covid-19. Usai berbulan-bulan melaksanakan pembelajaran daring masih patut dipertanyakan. Bagaimana pendapat sivitas akademika mengenai hal tersebut ?
WAWANCARA KHUSUS Sumber: Litbang SKK Ganto UNP Infografik: Vedri Rahmadhana*
WAWANCARA KHUSUS
Permasalahan E-learning Down Berdasarkan Surat Edaran Rektor Universitas Negeri Padang nomor 3435/UN35/AK/2020 tentang Kegiatan Akademik Semester Juli-Desember 2020 dalam Rangka Kewaspadaan Pandemi Covid-19 bahwa sistem perkuliahan dialihkan menjadi perkuliahan daring menggunakan platform E-learning atau pun platform daring lainnya. Platform E-learning 2 ini merupakan versi 3.0 yang dikembangkan sebelum pandemi oleh Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (UPT PTIK) UNP sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap penyediaan sistem pengelolaan pembelajaran (learning management system) ini. Berbeda dari platform E-learning sebelumnya, platform baru ini memiliki fitur video converence yang memudahkan dosen dan mahasiswa bertatap muka secara daring. Meskipun demikian, sivitas akademika terutama mahasiswa masih mengalami kesulitan. Salah satunya adalah E-learning down. Untuk itu, Selasa
(24/11)Reporter Ganto menemui Drs. Aswardi, M.T selaku Kepala UPT PTIK UNP. 1. Apa kelebihan dan kekurangan platform E-learning 2? Platform E-learning 2 merupakan platform belajar dengan kapasitas penyimpanan data yang besar di Sumatra Barat. Selain itu, juga dilengkapi dengan fitur video converence. Namun, jika metode belajar synchronous ini diterapkan sebagai metode pokok perkuliahan maka permasalahan E-learning down juga akan berlanjut. 2. Bagaimana perbedaan E-learning 2 dan E-learning 3? Sebenarnya sama karena E-learning 3 ini merupakan alternatif dari E-learning 2. Data yang di-input atau di-upload pada E-learning 2 juga akan ter-input pada E-learning 3. 3. Apa penyebab platform E-learning down? Penyebabnya adalah kapasitas memori sistem tidak sebanding
mahasiswa belajar mandiri.
Drs. Aswardi, M.T Kepala UPT PTIK UNP
dengan jumlah server yang mengakses dalam waktu bersamaan. Untuk kapasitas memori E-learning 2 ini sebenarnya cukup besar namun, permasalahannya adalah pemahaman dosen yang salah terhadap makna kuliah daring. Metode kuliah daring terbagi atas synchronous dan asynchronous. Synchronous yaitu dosen dan mahasiswa online pada waktu yang bersamaan, sedangkan asynchronous yaitu mahasiswa dan dosen online pada waktu yang tidak bersamaan dengan materi yang sudah disediakan oleh dosen dan
4. Upaya apa yang dilakukan kampus terhadap permasalahan platform E-learning down? Jika perilaku sivitas akademika dalam kuliah daring masih mengutamakan penerapkan metode synchronous maka jalan keluar yang bisa dilakukan adalah penambahan storage atau penyimpanan data dan kapasitas memori. Rencananya di tahun 2021 nanti akan ada peningkatan atau upgrade sistem E-learning. 5. Apa upaya yang sebaiknya dilakukan mahasiswa ketika E-learning down? Upaya yang dilakukan untuk menghindari hal ini adalah dengan tidak mengakses secara bersamaan. Untuk itu, perlu komunikasi dari mahasiswa dengan dosennya karena dosen memiliki akses untuk mengatur jadwal absensi maupun perpanjangan waktu pengiriman tugas. Selain itu, juga sudah disediakan platform E-learning 3 sebagai alternatif apabila server E-learning 2 mengalami masalah atau down.
4. Apakah ada sosialisasi dan pelatihan staf pengajar terhadap penggunaan platform E-learning 2? Ada. Pada awal perkuliahan daring ini kami mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada staf pengajar terhadap penggunaan platform E-learning 2 di setiap fakultas secara tatap muka namun dengan mematuhi standar protokol kesehatan Covid-19. 5. Penyebab adanya dosen yang kurang memahami penggunaan platform E-learning 2? Karena platform belajar Learning Management Syste ini merupakan platform berbahasa Inggris. Sehingga menuntut dosen tersebut untuk memahami Bahasa Inggris. Selain itu, meskipun sudah diadakan bimbingan teknis bukan berarti dosen atau staf pengajar langsung mahir dalam penggunaan platform E-learning 2 karena Bimtek ini sifatnya adalah pengarahan terkait teknis penggunaan.
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
LAPORAN
Surat Kabar Kampus Ganto
Ilmu Amaliah Amal Ibadah
7
ARTIKEL
Persoalan di Balik Pelaksanaan Kuliah Daring Lebih kurang telah tujuh bulan kuliah daring dilaksanakan di Universitas Negeri Padang (UNP). Hal tersebut sejalan dengan dikeluarkannya Surat Edaran Rektor UNP Nomor 1593/UN35/AK/2020 tentang Kegiatan Kampus dalam Rangka Kewaspadaan Pandemi Covid-19, yang diberlakukan pada tanggal 6 April 2020 lalu. Meskipun telah menerapkan sistem perkuliahan daring semenjak pertengahan semester genap Januari-Juni 2020 dan berlanjut hingga semester ganjil Agustus-Desember 2020, mahasiswa tetap dihadapkan pada beragam persoalan yang muncul selama mengikuti perkuliahan secara daring. Mulai dari persoalan kuota, jaringan internet, stres dan sulitnya memahami materi kuliah, serta penggunaan fasilitas perkuliahan darig yang belum optimal. Salah satu persoalan yang sering dikeluhkan mahasiswa adalah persoalan mahalnya kuota internet. Sebagai solusi untuk persoalan tersebut pihak universitas memberikan bantuan kuota internet gratis kepada mahasiswa sebanyak 8 Giga Byte perbulan. Hingga akhirnya dialihkan lewat bantuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang resmi memberikan bantuan kuota internet pada seluruh jenjang pendidikan pada bulan September 2020 lalu. Bantuan
kuota internet tersebut dimaksudkan untuk membantu terlaksananya kuliah daring dengan baik. Di balik persoalan kuota tersebut, pada kenyataannya tidak semua domisili asal maha-
ing3.unp.ac.id. E-learning yang terkadang eror menghambat jalannya perkuliahan dengan baik. Permasalahan yang sering dirasakan mahasiswa diantaranya saat pengisian absen.
Ilustrator: Fini Fajri Mulyani*
siswa memiliki kualitas sinyal internet yang baik, hal ini menjadi persoalan tersendiri dalam menghadapi perkuliahan daring ini. Sehingga sivitas akademika tentunya diharapkan mampu mensiasati halangan tersebut. Di sisi lain, penggunaan fasilitas kampus untuk menunjang pelaksanaan kuliah daring seperti E-learning juga menimbulkan persoalan. Hingga saat ini, UNP telah memiliki tiga situs E-learning, yaitu elearningunp.ac.id, elearning2.unp.ac.id, dan elearn-
Faktornya beragam, seperti jaringan internet yang lelet, tidak tersedianya tempat submit absensi perkuliahan, juga dari E-learning itu sendiri yang eror pada waktu tertentu. Untuk menjembatani persoalan tersebut, perlunya komunikasi yang baik antara dosen dan mahasiswa agar persoalan seperti ini tidak berdampak pada nilai akhir mahasiswa yang salah satu aspek penilainnya berdasarkan absensi kehadiran. Hadirnya beragam persoalan semasa perkuliahan daring
ini, tentu mahasiswa berharap agar kuliah tatap muka kembali dilaksanakan. Adanya pengumuman tentang diperbolehkannya pelaksanaan perkuliahan tatap muka pada Perguruan Tinggi seolah menjadi angin segar. Hal tersebut disampaikan oleh Mendikbud, Nadiem Makarim yang disiarkan melalui kanal YouTube Kemendikbud RI, bahwa pelaksanaan pendidikan tatap muka dapat dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Meskipun Mendikbud telah memperbolehkan pelaksanaan kuliah tatap muka, berkaca dari kenyataan perkembangan kasus Covid-19 hingga saat sekarang ini, masih belum dapat dipastikan apakah akan dilakukan kembali kuliah tatap muka sepenuhnya pada semester Januari-Juli 2021. Guna meminimalisir persoalan yang mungkin muncul selama perkuliahan daring, upgrade sistem E-learning tentu menjadi pilihan alternatif yang mesti digiatkan oleh pihak universitas untuk menangani permasalahan “sering eror” pada E-learning. Selain itu, langkah lain yang dapat diambil adalah menggunakan E-learning berbasis aplikasi, seperti penggunaan platform Microsoft Teams. Sebagaimana diungkapkan oleh Viola, Sabtu (5/11), seorang Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) TM
Oleh Liza Marlinda* Kru Bayangan 2020 2018, selain menggunakan E-learning berbasis web, ITB juga menggunakan E-learning berupa Microsoft Teams. Menurutnya Microsoft Teams tersebut juga menyediakan berbagai fasilitas seperti E-learning pada umumnya. Bahkan Microsoft Teams ini juga dapat digunakan sebagai fasilitas ujian yang bersifat multiple choises dengan batas waktu yang dapat diatur oleh dosen yang bersangkutan. Adanya fasilitas khusus yang memfasilitasi dosen dalam menghasilkan media pembelajaran juga menjadi hal yang perlu diperhatikan universitas dalam pelaksanaan kuliah daring. Media pembelajaran tentu menjadi hal yang sangat berperan dalam meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang disajikan. Selain itu, Himpunan Mahasiswapun perlu ambil andil dalam hal ini, misalnya dengan mengadakan kegiatan tutor online melalui berbagai platform video conference.
APA KATA MEREKA
Perlu Kerja Sama Semua Pihak Perkuliahan secara daring yang dilakukan pada semester ini memiliki beberapa dampak positif maupun negatif. Dampak positifnya, mahasiswa bisa berlatih belajar mandiri dan membantu orang tua di rumah. Di lain sisi, perkuliahan daring juga membuat kurangnya komunikasi antar mahasiswa, terlebih mahasiswa baru. Meskipun begitu, perkuliahan daring ini terbilang efektif karena pihak dosen maupun kampus sudah berupaya secara maksimal agar proses perkuliahan tetap berjalan lancar. Upaya yang dilakukan salah satunya penggunaan E-learning. Meskipun terkadang masih mengalami eror dan sulit akses akibat sinyal yang buruk, juga diharapkan tentunya ketelitian dosen dan mahasiswa agar proses perkuliahan berjalan baik. Dibalik kendala itu semua, Universitas Negeri Padang terus mengupayakan perbaikan pada kebijakannya dengan penerapan perkuliahan tatap muka di semester depan. Kita sebagai mahasiswa hanya perlu mengikuti secara baik arahan yang diberikan dan tetap menjaga kesehatan masingmasing. Semoga proses perkuliahan kedepan dapat berjalan sesuai harapan.
M. Agung Wahyudi Gubernur BEM FMIPA UNP
Dilema Perkuliahan Daring Perkuliahan daring dilakukan tidak lepas akibat kondisi pandemi yang terjadi. Kita sudah masuk pada zona yang mengharuskan pembelajaran dilakukan secara daring. Namun hal positif yang kita ambil dalam pembelajaran daring ini adalah Universitas Negeri Padang sudah menyediakan platform E-larning yang memadai untuk melakukan pembelajaran daring. Proses pembelajaran daring tentu bukanlah hal yang mudah bagi mahasiswa maupun dosen. Dalam menghadapi hal ini kita diharuskan menggunakan teknologi untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara tatap maya. Tentu perlu perbaikan metode pembelajaran, media dan teknologi yang dapat memudahkan pembelajaran. Ini merupakan hal yang harus diadaptasi oleh dosen dan mahasiswa. Jika berbicara tentang keefektivitasan pembelajaran daring, maka kita mengusahakan pembelajaran itu dilakukan secara optimal dalam kondisi yang terbatas dengan dapat melakukan tatap muka namun menggunakan media seperti Video Call, WhatsApp, dan sejenisnya. Terkadang memang ada kendala berupa jaringan dan ketidaksiapan mahasiswa dalam pembelajaran daring ini, namun untuk mengukur keefektivitasanya kita perlu melakukan penelitian lebih lanjut tentang pem belajaran daring tersebut. Nurlizawati, S. Pd, M. Pd Dosen Jurusan Sosiologi
Kurang Efektifnya Perkuliahan Daring Menurut saya, meski perkuliahan dilaksanakan secara daring, pemerintah dan kampus tetap ikut serta dalam mengoptimalkan perkuliahan. Mulai dari memberikan kuota belajar untuk siswa, mahasiswa serta tenaga pendidik dan juga toleransi yang mestinya diberikan dosen kepada mahasiswa terkait absen akibat masalah sinyal. Menurut saya perkuliahan daring kurang efektif meski memiliki beberapa dampak positif maupun negatif. Dapak positifnya, yaitu bisa lebih dekat dengan keluarga, hemat biaya dan belajar memanfaatkan teknologi secara lebih baik lagi. Sedangkan dampak negatifnya yaitu meteri kuliah yang dirasa cukup sulit untuk dipahami, terkendalanya praktikum langsung, dan menghambat jalannya aktivitas organisasi. Saya berharap jika perkuliahan tetap dilaksanakan secara daring, semoga pemerintah tetap memberikan kuota internet dan dosen nantinya lebih dapat memperhatikan serta mengevaluasi mahasiswa. Meskipun begitu, saya tetap berharap semoga semester depan Universitas Negeri Padang kembali melaksanakan perkuliahan secara offline. Semoga pandemi segera berlalu dan semester depan kita semua dapat kembali ke kampus. Ari Dwi Ananda Mahasiwa Jurusan Teknik Pertambangan TM 2019
KONSULTASI
8 KONSULTASI AGAMA
Surat Kabar Kampus Ganto
Ilmu Amaliah Amal Ibadah
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
KONSULTASI KESEHATAN
Nyeri Kepala
Busana Muslimah
Salam Sehat.
Diasuh Oleh Dr. H. Ahmad Kosasih, M.A
Dilihat dari fenomena berpakaian saat ini, terutama bagi perempuan, trand berpakaian yang ada memiliki berbagai model, mulai dari baju, rok, bahkan hijab. Saat ini terdapat perempuan yang berpakaian dengan celana atau rok yang pas di badan dan sempit. Jadi, apabila merujuk pada aturan Islam, bagaimana seharusnya pakaian yang menutup aurat tersebut bagi perempuan? Terima kasih. Rini Hidayati Mahasiswa Psikologi TM 2017 Saudara Rini Hayati, dalam hal pakaian, Islam tidak mengatur soal model. Islam hanya memberikan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan tujuan dan hikmah dari berpakaian. Prinsip-prinsip tersebut, yaitu dapat melindungi tubuh, dapat mencerminkan identitas, dapat membentuk keperibadian, dan yang tidak kalah pentingnya ialah pakaian juga mengandung nilai etika dan estetika. Selain itu, pakaian juga berfungsi sebagai identitas, yakni melalui pakaian, orang dengan mudah mengenal siapa si pemakainya dan dari kelompok manakah ia. Islam menekankan bahwa pakaian seorang muslimah itu harus yang menutup aurat. Sebagaimana firman Allah: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal. Karena itu mereka tidak diganggu dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (Q.S Al-Ahzab/33: 59). Kemudian perlu diperhatikan syarat yang harus dipenuhi dalam berpakaian terutama bagi wanita muslim ialah bahwa pakaian itu adalah yang menutup bukan membungkus. Ibarat membungkus lemang atau lepat meskipun sudah dibungkus, bentuknya tetap kelihatan. Sedangkan menutup, ibarat menutup kue dengan tisu atau sejenisnya maka gambaran kuenya benar-benar tertutup dan tidak dapat lagi dilihat. Pakaian wanita yang ketat meskipun sudah membungkus seluruh tubuh ia juga berpotensi menimbulkan rangsangan bagi kaum lelaki. Oleh karena itu, rancanglah model pakaian yang dapat menutup aurat tanpa mengenyampingkan unsur-unsur estetika disamping unsur etikannya. Terkait dengan unsur estetika, Allah menegaskan: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan,” (Q.S Al-A`raf/7: 31). Latar belakang ayat berkaitan dengan perilaku orang jahiliah dulu saat bertawaf di Ka’bah tanpa memakai busana. Tapi Ibnu Katsir mengomentari dalam tafsirnya, “Ayat ini dengan didukung dalil-dalil sunnah mengandung makna disunatkan berhias ketika shalat, apalagi shalat Jum’at dan shalat hari raya, seperti memakai wangi-wangian dan membersihkan mulut (siwak)” (Mukhtashar Tafsir Ibnu Katsir Jld. II, hlm. 11). Sementara itu Syekh Musthafa al-Maraghi menjelaskan yang dimaksud perhiasan (zinah) di sini adalah pakaian yang bagus, bahkan menurut pendapat sebagian Ulama, wajib berhias setiap pergi ke masjid dalam rangka beribadah. Dari pandangan para ulama Tafsir tersebut dapat disimpulkan bahwa keindahan dalam berpakaian tidak saja sesuatu yang bertentangan dengan syariat bahkan merupakan hal yang diperintahkan. Islam juga tidak mengatur lebih jauh soal model pakaian karena model pakaian dapat berbeda-beda dengan adanya perbedaan bangsa, etnik, adat serta budaya dari masing-masing bangsa dan suku bangsa, termasuk perbedaan iklim. Oleh karena itu yang disebut sebagai busana muslim itu tidaklah menunjuk kepada suatu daerah tapi sejauh mana sudah terpenuhi prinsip-prinsip sebagai mana dikemukakan di atas. Agar kita tidak terjebak kepada pemahaman yang sempit, kita mestinya lebih mengutamakan prinsip-prinsip dan kriteria yang diberikan Islam ketimbang model dalam hal berpakaian.
Diasuh Oleh Dr.Pudia M. Indika, M.Kes.
Ketika saya selesai belajar di laptop atau di handphone dalam waktu lama, saya sering mengalami sakit kepala, pusing, mual, hingga menggigil. Pernah dua kali saya merasakan sakit kepala hebat, lalu badan saya menggigil. Namun saya selalu berfikir itu akibat kelelahan. Apakah itu berbahaya jika sering mengalami sakit kepala, bahkan berhari-hari? Fadhilatul Husna Mahasiswa Ekonomi TM 2018
Nyeri kepala adalah salah satu gejala yang paling sering dialami dan mencapai 40% keluhan persarafan. Jenis nyeri kepala terbagi menjadi dua jenis yaitu, nyeri kepala primer yang merupakan penyakit utama. Sementara itu, nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala yang merupakan akibat dari penyakit yang mendasarinya. Nyeri kepala primer terdiri dari tension type headache, migren dan nyeri kepala klaster, sedangkan nyeri kepala sekunder terdiri dari infeksi sistemik, luka kepala, perdarahan subarachnoid, kelainan pembuluh darah dan tumor otak. Nyeri kepala tipe tegang atau Tension Headache atau Tension Type Headache (TTH) adalah bentuk sakit kepala yang paling sering dijumpai dan sering dihubungkan dengan jangka waktu dan peningkatan stres.
Sebagian besar tergolong dalam kelompok yang mempunyai perasaan kurang percaya diri, selalu ragu akan kemampuan diri sendiri dan mudah menjadi gentar serta tegang. Pada akhirnya, terjadi peningkatan tekanan jiwa dan penurunan tenaga. Pada saat itulah terjadi gangguan dan ketidakpuasan yang membangkitkan reaksi pada otot-otot kepala, leher, bahu serta aliran darah menuju kepala sehingga timbul nyeri kepala. Pengobatan awal dapat dilakukan dengan mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit. Konsumsi obat-obatan secara terus menerus tanpa pengawasan dokter juga akan berdampak pada kerusakan organ lainnya. Oleh karena itu, sebaiknya pencegahan dapat dilakukan dengan menjalani pola hidup sehat, seperti berolahraga dan menghindari stres lewat relaksasi tubuh.
KONSULTASI PSIKOLOGI
Gagal Fokus
Diasuh Oleh Indah Sukmawati,S.Pd.,M.Pd.,Kons. Dosen Bimbingan dan Konseling
Beberapa tahun terakhir ini saya merasa ada yang aneh dengan diri saya. Saya sering tidak fokus dalam melakukan pekerjaan. Orang-orang di sekitar saya juga mengeluhkan hal yang sama kepada saya. Mereka mengatakan belakangan ini saya sering melamun. Bagaimana caranya supaya saya dapat menghilangkan kebiasaan melamun tersebut? Rizka Mutiah Nur Jurusan Pendidikan Luar Sekolah TM 2018
Salam kenal Saudara Rizka Mutiah Nur, terima kasih atas surat yang dikirimkan ke Ganto. Saya sangat senang Saudara berkenan mengirimkan pertanyaan dan mau untuk membuka diri dengan menanyakan keanehan yang Saudara rasakan. Sebenarnya melamun dapat terjadi pada diri setiap orang. Melamun biasanya diartikan sebagai kondisi terputusnya pikiran seseorang dengan keadaan lingkungan sekitarnya saat kontak orang tersebut digantikan dengan khayalan dalam kondisi terjaga. Apabila kondisi tersebut terus terjadi sehingga mengantikan interaksi dengan individu yang ada disekitarnya, dapat disebut sebagai maladaptive daydreaming.
Maladaptive daydreaming merupakan kondisi di mana seseorang terjebak dalam khayalan selama beberapa waktu sehingga mengabaikan hubungan dan kewajibannya di dunia nyata. Biasanya khayalan yang diciptakan seseorang dalam melamun memiliki ikatan kuat dengan perasaannya. Orang itu bisa merasa sedih, senang, tertawa, bahkan menangis saat berada dalam dunia khayalnya. Permasalahan yang Saudara alami saat ini sering tidak fokus melakukan pekerjaan. Saya rasa perlu digali lebih dalam lagi apa yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir ini. Namun, munculnya kebiasaan melamun pada diri Saudara kemungkinan dikarenakan berbagai faktor yang mempengaruhinya, misalnya saja sebelum ini Saudara mengalami kegagalan dalam melakukan usaha atau kegiatan, sehingga membekas dalam diri sampai saat sekarang. Selain itu, Saudara mungkin saja sulit menerima kenyataan terjadi sehingga ditekan oleh kesadaran ke bawah alam tak sadar dan berdampak pada pemikiran dan perasaan saat ini. Untuk itu perlu diupayakan, Pertama, tingkatkan kesadaran dan mengalihkan pada hal yang positif. Kedua,
memahami apa yang dipikirkan, Saudara mungkin sering berpikir lebih jauh dari masalah yang sedang terjadi, sehingga melamun tanpa tahu apa sebenarnya yang diinginkan. Berpikirlah tentang apa yang terjadi dan berusaha mencari penyebab masalah itu terjadi serta bagaimana penyelesaian permasalahan tersebut. Ketiga, Perlunya memiliki tujuan hidup, dengan membuat tujuan hidup akan lebih fokus untuk mencapai harapan yang diinginkan. Setelah Saudara dapat mencoba beberapa hal tersebut, maka akan lebih fokus dalam bekerja dengan melakukan beberapa hal, Pertama, kelola stress apabila menghadapi berbagai persoalan dan usahakan istirahat yang cukup. Kedua, identifikasi faktor pemicu dengan mencatat apa saja yang memicu Saudara melamun. Ketiga, sadari gejala dimana kegiatan yang dilakukan sudah sering terganggu karena melamun. Jika diperlukan Saudara dapat menemui konselor di Unit Pelayanan Bimbingan Konseling dan melakukan konseling atau terapi, konselor akan membantu mengatasinya dengan menggunakan berbagai Teknik terapi seperti Cognitive Behavior Therapy.
Rubrik Konsultasi diasuh oleh Staf Ahli SKK Ganto UNP dan membahas persoalan seputar kesehatan, psikologi, atau agama. Jika Anda memiliki permasalahan atau pertanyaan yang ingin dikonsultasikan, silahkan kirimkan ke email redaksiganto@gmail.com atau bisa juga diantarkan lansung ke Sekretariat SKK Ganto UNP Gedung Student Center Lantai 2 UNP dengan melampirkan kartu identitas, seperti KTP atau KTM.
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
Surat Kabar Kampus Ganto
9 Ilmu Amaliah Amal Ibadah
ENGLISH CORNER
KRITIK ENGLISH CORNER
Internet Limitations Become a Challenge for Education
Pertama sekali Saya mendoakan semoga kru SKK Ganto sehat walafiat selalu dan terlindung dari wabah Covid 19, aamiin. Tulisan yang dikarang oleh Yuni dari Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dengan judul “Internet Limitations Become a Challenge for Education” agaknya menarik untuk dijadikan bahan diskusi. Hal ini Diasuh Oleh disebabkan topik Jufri Syahruddin, M.Pd. tulisan tersebut berkaitan dengan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran di negeri ini. Dalam karangan ini, ada beberapa hal yang menggelitik hati Saya. Pertama, judul tulisan terasa tidak sinkron dengan isi. Setelah menelisik isi tulisan tersebut, yang kita temukan adalah kendala jaringan internet bagi peserta didik tanpa membahas apa tantangan sebenarnya dari keterbatasan internet tersebut. Akan tetapi, lain soal kalau penulis membahas tentang proses yang menantang dibalik itu. Kedua, tantangan bagi Indonesia merupakan hal lain yang juga sulit untuk dipahami. Sebagai negara besar yang begitu luas tentu Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan negara Singapura atau Malaysia. Rasanya tentu dalam keadaan pandemi seperti ini, negara yang besar ini tidak bakal mampu membangun infrastruktur jaringan internet ke seluruh pelosok tanah air. Maka dari itu, keterbatasan internet tidak lain menjadi kendala yang dihadapi oleh negara dalam pendidikan sekarang ini. Dengan demikian, rasanya karangan ini kurang mencapai sasaran dan boleh dibilang kekurangan referensi. Selanjutnya, dari segi kebahasaan karya ini membuat Saya terkagum-kagum. Sebagai Mahasiswa yang bukan dari Jurusan Bahasa Inggris, Yuni telah mampu menampilkan tulisan dengan bahasa Inggris yang baik sekali. Sepanjang tulisan ini, hampir tidak Saya temukan kesalahan yang berarti. Saya hanya menjumpai sekitar lima kesalahan berupa kesalahan tata bahasa dan penggunaan diksi. Ke depan yang perlu diperhatikan adalah isi tulisan dan pembahasaannya. Perbanyak membaca literatur dan referensi untuk mendukung dan mempertajam pembahasan kita.
Yuni Komala Dewi Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2018 Currently the covid-19 outbreak has not ended. Since the outbreak of the Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pandemic for the first time on March 2, 2020 in Indonesia, it has made all life seem to have changed. Until now, we can see the changes in various fields of life, such as social, cultural, economic, to education. Life today requires everyone to survive even though the pandemic has no end. Currently, the impact is still being felt on Indonesian society. This can be seen from various aspects, one of which is education. The Covid-19 pandemic has enforced a physical distancing policy to minimize the spread of Covid-19. The application of physical distancing has an impact on the educational aspect, the Ministry of Education and Culture (Kemdikbud) issued a policy of home learning, online learning and this is followed by the elimination of the National Examination (UN) for this year. The impact of this pandemic is very much felt by students who require them to study at home by learning online. This cannot be denied even though the online learning policy is a bit burdensome for students, but of course this is to break the chain of Covid-19 in the community. The application of online learning requires readiness for both parties, both from education service providers and
students themselves. Online learning is a learning method that uses an interactive internet-based model and a Learning Management System. Online learning requires students to be more creative in broadening their horizons, but in this case there are many challenges faced by students ranging
Ilustrator: Vedri Rahmadhana*
from constraints on assignment references that are difficult to find, unstable internet coverage to the gap in internet networks between big cities and the internet in developing villages. .. For some students in cities, online learning may be very fun because of the wide reach of the internet, but for students who have limited internet coverage in the regions, of course this is a dilemma and a challenge. The challenges faced by students in areas with difficulty to reach the internet are requiring them to search for internet signals such as in forests, ravines, roadsides and taking kilometers to get an
internet signal. The limitations of the internet that are felt by students in various remote areas are due to uneven internet services, the government only focuses on internet services in big cities. The limited reach of the internet in some areas is proof that Indonesia is not ready for online learning and of course this is a whip for Indonesia, which has weak internet coverage compared to neighboring countries such as Singapore, Malaysia, and other Southeast Asian countries. Based on research released by Hootsuite, in January 2020, Indonesia's internet speed averaged only 20.1 Mbps or far below the world average of 73.6 Mbps. In Hootsuite's research, other countries such as Singapore were recorded to have the highest network speeds reaching 200.1 Mbps. This is because Indonesia only has an average speed of 13.3 Mbps or the second lowest among the 40 countries featured in the research. It can be concluded that not all students find it easy to learn online due to limited internet services. Unequal internet services, of course, must receive attention, especially regarding the distribution of infrastructure in big cities and remote areas in Indonesia, so that people feel prosperity even during the pandemic.
SOSOK
Capai Prestasi Lewat Segudang Pengalaman Abelia Rivanka Andrikos Prodi Pendidikan Bahasa Inggris TM 2018 “Stop asking and compering, just doing.” Begitulah motto hidup yang dipegang oleh Abel, gadis kelahiran 13 Mei 2001. Ia merupakan mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni. Keinginan untuk memanfaatkan waktu yang ada menjadi alasan baginya untuk mengembangkan minat berogranisasi dan peroleh sejumlah
prestasi. Kepada Ganto, Abel bercerita bagaimana ia mampu mengatur waktu. Baginya, merancang jadwal kegiatan yang ada tidak semata-mata demi kepentingan akademik dan organisasi, melainkan juga untuk waktu luang dan rehatnya. “Merencanai kegiatan yang harus dikerjakan setiap hari atau setiap bulannya. Semua rancangan kegiatan itu diurutkan dari yang sangat prioritas sampai yang tidak prioritas sama sekali,” ungkapnya, Selasa (17/11). Mencapai prestasi menjadi sebuah kesenangan bagi Abel. Ia beberapa kali mengikuti ajang Uda Uni. Ia juga pernah menjadi Uni Wakil II pada ajang Uda Uni yang diadakan oleh Kota Sawahlunto pada tahun 2018. Sejak berada di bangku sekolah dasar, Abel sudah tergabung dalam
organisasi Dokter Cilik. Semasa sekolah menengah pun ia turut berkontribusi dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah. Tidak lepas mengejar prestasi di bangku sekolah, pada tahun 2020 pun Abel pernah mengikuti ajang Uda Uni yang diadakan oleh UNP. Ia berhasil menduduki posisi top 32 dari ratusan orang yang mendaftar untuk ajang itu. Sayangnya Ia tidak berhasil menang dan membawa selempang sebagai duta UNP. Ia menyadari pentingnya kehidupan organisasi sebagai wadah mengembangkan diri saat mengikuti ajang Uda Uni Universitas Negeri Padang (UNP) 2020. Dari sana ia mengakui, kemampun public speaking menjadi hal utama yang menunjang kompetensinya. Selain dapat menggali potensi diri, mengikuti organisasi juga dirasa punya banyak
manfaat bagi Abel, seperti belajar untuk mengeluarkan pendapat dan memaparkan ide, mengasah kemampuan problem solving, belajar mengatur waktu, melatih public speaking, menambah relasi, dan tentunya memperluas pengalaman. Menurutnya, dengan mengikuti atau tergabung dalam sebuah organisasi kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik karena dari organisasi kita belajar banyak hal yang barangkali tidak diajarkan di kelas. Selain berkutat di ajang Uda Uni, Abel juga aktif berorganisasi di kampus. Pada semester kedua perkuliahanya, Abel mengikuti Unit Kegiatan Bahasa Asing dan menjabat sebagai Ketua Divisi Story Telling. Selama berorganisasi Abel mengaku agak kesulitan dalam mengatur waktu, karena banyak kegiatan yang berdempet
dengan jadwal kuliah. Namun disinilah Ia banyak belajar manajemen waktu dan menyeimbangkan kehidupan organisasi dan kuliah. Dalam menghalau rasa jenuh yang hadir, Gadis asal Sawahlunto ini mengungkapkan bagimana ia terus membayangkan kesuksesan yang ia impikan agar tetap menjadi penyemangat dalam diri. Ia yakin bahwa tak ada usaha yang mengkhianati hasil. Abel pribadi merasakan adanya manfaat saat mengikuti organisasi, salah satunya dapat menggali potensi diri yang nantinya bisa dikembangkan menjadi prestasi lainnya. Sesuai dengan motto hidupnya. Saat ingin melakukan sesuatu berhentilah membandingkan. “Lakukan apa yang disukai dengan percaya diri.” Tutupnya. Meisha*
OPINI
10
Surat Kabar Kampus Ganto
Ilmu Amaliah Amal Ibadah
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
Stimulus di Tengah Krisis Ekonomi Global sebagai Dampak Pandemi Covid-19 Krisis ekonomi global terjadi akibat adanya wabah virus Corona atau Covid-19. Wabah Covid-19 ini bukan hanya sekadar penyakit yang mempengaruhi kesehatan, namun juga berdampak secara ekonomi. Hal tersebut dikarenakan ketika semakin banyak pekerja yang terinfeksi maka semakin banyak pula biaya untuk perawatan dan juga biaya produksi yang ditanggung oleh negara. Resiko terhadap kesehatan semakin tinggi dan secara ekonomi akan mempengaruhi pada tingkat produktivitas biaya perawatan yang melonjak. Tentunya dibutuhkan penanganan yang serius serta kebijakan yang tegas dan tepat sasaran untuk menyelesaikan krisis ekonomi tersebut. Kegiatan logistik, pariwisata, dan perdagangan merupakan sektor yang memperoleh dampak besar dari wabah Covid-19. Hal ini diakibatkan sejumlah larangan pemerintah untuk melakukan perjalanan ke luar negeri dan penutupan beberapa sektor pariwisata. Selain itu, dampak yang ditimbulkan dari sektor perdagangan adalah kegiatan ekspor dan impor bahan baku serta barang modal berkurang, produksi turun, barang langka dan harga barang terus meningkat sehingga menimbulkan inflasi. Kenaikan harga barang yang disertai penghasilan yang menurun merupakan kondisi fatal daya beli masyarakat. Sebagian bahan baku untuk industri di Indonesia sendiri masih dipasok dari Cina yang
mengalami kendala produksi akibat karantina di sejumlah daerah. Saat ini ekonomi global mengalami krisis akibat wabah Covid-19. Indeks bursa saham rontok dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah. Hal ini diakibatkan banyaknya investor asing meninggalkan pasar keuangan Indonesia dan pasar saham anjlok yang mempengaruhi perekonomian dalam negeri. Penguatan dolar AS ini terjadi karena kepanikan di pasar global akibat Covid-19 serta bergejolaknya pasar minyak. Kemungkinan rupiah akan semakin melemah terhadap nilai tukar dolar AS. Seruan kebijakan social distancing mempunyai dampak yang tidak sekedar menjauhkan hubungan fisik manusia namun juga mengganggu perilaku ekonomi masyarakat. Namun, pilihan untuk social distancing dinilai lebih baik daripada kebijakan lockdown dan herd immunity. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar tetap berjalan di tengah krisis ekonomi saat ini, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan stimulus yang terangkum ke dalam tiga stimulus, yaitu stimulus fiskal, non-fiskal dan sektor ekonomi. Ketiga stimulus tersebut berkaitan dengan kebutuhan masyarakat dalam bidang usaha, bisnis, pajak dan sebagainya. Sementara itu Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani juga telah berkoordinasi bersama sejumlah institusi
seperti Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan serta Komite Stabilitas Sistem Keuangan. Kebijakan stimulus ekonomi dalam fiskal, memberikan insentif pajak untuk sejumlah bisnis diantaranya sektor pariwisata, transportasi, penerbangan, perdagangan, industri pengolahan dan perhotelan.
Ilustrator: Vedri Rahmadhana*
Wabah Covid-19 membuat sektor pariwisata terkena imbas. Hal ini juga mengakibatkan transaksi valuta asing melalui kegiatan usaha penukaran valuta asing bukan bank juga menurun. Pada hari Selasa tanggal 24 Maret 2020, Presiden Jokowi telah memberikan dan mengumumkan relaksasi atau kelonggaran kredit yang diperuntukkan bagi usaha kecil dan pekerja informal yang sedang menjalankan angsuran. Kebijakan itu lebih mudah daripada kebijakan tax amnesty yang pernah pemerintah lakukan dengan terbitnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 11/Pojk.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional
sebagai Kebijakan Countersyclical dampak Coronavirus Disease. PJOK memberikan stimulus kepada perbankan dan non-perbankan untuk melakukan fleksibilitas dalam perhitungan mengatasi kenaikan kredit macet, bukan hanya berlaku di industri perbankan tetapi juga pada perusahaan pembiayaan. Pihak perbankan dalam melakukan stimulus ekonomi diberi kewenangan restrukturisasi untuk seluruh kredit atau pembiayaan tanpa melihat pembatasan plafon kredit atau jenis debitur, terutama debitur pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan pekerja informal. Relaksasi juga diberikan kepada pekerja formal seperti sejumlah pengemudi ojek termasuk ojek online, sopir taksi dan nelayan yang masih memiliki kredit kendaraan atau alat kerja seperti perahu nelayan, akan diberikan penundaan cicilan atau angsuran selama satu tahun dan penurunan suku bunga. Adanya kebijakan stimulus ekonomi dari pemerintah dapat mendorong lembaga keuangan bank dan non-bank agar kompetitif dan efisien melalui peningkatan skala usaha dan transformasi digital. Diharapkan UMKM dapat bangkit dan tetap eksis bertahan di tengah pandemi Covid-19. Dalam kondisi seperti ini, semua negara akan melakukan relaksasi dalam stimulus ekonomi, relokasi anggaran pada sektor kesehatan, pasokan
Mutia Shandy Mahasiswa Jurusan Ilmu Sosial Politik TM 2019
pangan dan daya beli masyarakat. Pembiayaan dialihkan untuk pengadaan perlengkapan dan alat penanggulangan wabah. Relokasi anggaran juga diberlakukan untuk menjaga ketersediaan bahan pokok kebutuhan pangan masyarakat yang mengalami peningkatan akibat panic buying. Relaksasi kredit sebagai stimulus fiskal mendorong pruduksi manufaktur. Ini secara langsung memberikan pendapatan bagi pekerja yang terdampak. Stimulus ekonomi yang perlu dimaksimalkan adalah kebijakan moneter dan makro prudential melalui penurunan tingkat suku bunga dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Pembatasan penyebaran informasi negatif dan hoax menjadi langkah penting yang diambil untuk menjaga kepercayaan publik sehingga menjaga stabilitas harga dan ketersediaan kebutuhan masyarakat.
Undang-Undang Cipta Kerja dan Alasan Penolakannya Pengesahan undang-undang baru selalu menjadi pusat perhatian rakyat. Baru-baru ini publik dikejutkan dengan disahkannya Undang-undang Cipta Kerja yang merupakan bagian dari Omnibus Law oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Rapat Paripurna lalu. Sejak masih dalam bentuk rancangan, Undang-undang Cipta Kerja sudah menuai berbagai respon dari berbagai kalangan, baik mahasiswa, buruh, politikus, dan pengamat politik. Respon yang paling benderang adalah penolakan terhadap Rancangan Undang-undang Cipta Kerja yang dikatakan dapat mendukung Indonesia untuk mendapatkan banyak investor. Berbagai aksi turun ke jalan dilakukan oleh mahasiswa dari Perguruan Tinggi di Indonesia. Aksi besar-besaran digelar secara serentak pada tanggal 20 Oktober oleh seluruh kampus di Indonesia. Penolakan terhadap undang-undang tersebut tidak hanya dilakukan oleh mahasiswa, kalangan buruh pun ikut turun ke jalan untuk menyampaikan aksi
penolakan. Berbagai suara penolakan muncul dari organisasi buruh terhadap Undang-undang Cipta Kerja. Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia, Nining Elitos mewakili suara buruh dengan tegas menolak Undang-undang Cipta Kerja. Kemudian Said Iqbal, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia juga merasa keberatan adanya Upah Minimum Kabupaten atau Kota (UMK) bersyarat, dihilangkannya Upah Minimum Sektoral Kabupaten atau Kota, serta pengurangan pesangon. Alasan penolakan pengesahan undang-undang cipta kerja salah satunya karena undang-undang ini tidak mengedepankan kepentingan rakyat. Hal ini didasarkan atas berbagai poin dalam undang-undang tersebut yang dianggap mengesampingkan kesejahteraan buruh atau pekerja. Dilansir dari kompas.com, Undang-undang Cipta Kerja memberikan kemudahan bagi investor. Namun, melemahkan
hak buruh. Pengesahan Undang-undang Cipta Kerja memberikan beberapa dampak bagi buruh yaitu pertama, kontrak tanpa batas pada pasal 59. Pasal ini dianggap berpotensi memberikan kekuasaan dan keleluasaan bagi pengusaha untuk mempertahankan status pekerja kontrak tanpa batas. Kedua, pemangkasan hari libur pada pasal 79. Ketiga, pengubahan sistem upah, yaitu dihilangkannya upah karena menjalankan waktu istirahat kerja, upah untuk pembayaran pesangon, serta upah untuk perhitungan pajak penghasilan. Keempat, sanksi karena tidak membayar upah dihapus pada pasal 91. Kelima, pada pasal 169 terdapat penghapusan hak buruh untuk mengajukan permohonan pemutusan hubungan kerja jika merasa dirugikan oleh perusahaan. Undang-undang Cipta Kerja juga sangat merugikan lingkungan hidup. Peniadaan Analisis Dampak Lingkungan untuk membuka lahan membuat pengusaha bebas membuka lahan baru tanpa adanya
perizinan. Para pengusaha atau investor tidak perlu lagi memiliki dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup. Hal ini tentu saja akan memicu terjadinya peningkatan pencemaran lingkungan. Contohnya saja kerusakan lingkungan hidup pada PT Freeport Indonesia. Diketahui, limbah tambang alias tailing yang tidak dikelola dengan baik inilah yang menyebabkan lingkungan sekitar rusak. Dilansir dari tirto.id, Sejak tahun 2012-2018 terbukti adanya 11 perusahaan yang melakukan Pembakaran Hutan dan Lahan dan pembalakan liar yang merugikan negara sebesar Rp 18 triliun. Dengan disahkannya Undang-undang Cipta Kerja ini maka akan memperbesar kemungkinan terjadinya kasus-kasus serupa lebih banyak lagi di Indonesia dan dapat merugikan negara lebih besar lagi. Undang-undang Cipta Kerja juga dinilai cacat prosedur. undang-undang yang mengatur banyak permasalahan terkait
Oleh Nurul Safitri Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2018
ketenagakerjaan ini dirumuskan secara tertutup, tidak transparan, dan tidak memberikan ruang bagi partisipasi masyarakat sipil. Undang-undang ini juga tidak disosialisasikan kepada publik secara baik dan konsekuen. Bahkan, berbagai bentuk penolakan rakyat tidak mendapat kesempatan untuk didengar dan ditindaklanjuti sebagai pertimbangan pengesahan. Maka wajar jika undang-undang yang disahkan secara terburu-buru ini diragukan oleh rakyat dan dianggap mengesampingkan kepentingan rakyat.
OPINI
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
11
Mengkokohkan Toleransi di Tengah Pandemi Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan Hari Toleransi Internasional sejak 25 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 16 November sebagai bentuk perwujudan dalam menjadikan negara yang peduli terhadap kehidupan bermasyarakat. Negara-negara yang menjadi bagian dari UNESCO juga turut mengadopsi deklarasi prinsip-prinsip tentang toleransi. Toleransi tidak hanya dalam hal beragama, tetapi juga dalam hal ras, suku dan perbedaan pendapat. Toleransi menciptakan individu untuk menghargai dan menghormati perbedaan orang lain dalam lingkungan masyarakat. Toleransi menghindari perselisihan antar umat yang memiliki keberagaman dan perbedaan, serta memperkuat hubungan antar individu atau kelompok. Upaya pemerintah dalam memperkuat toleransi antar masyarakat diwujudkan dengan dikeluarkannya Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM). Menegakkan tolerasi tidak akan cukup apabila hanya pemerintah saja yang melakukannya, tetapi juga butuh kerjasama dengan masyarakat. Masyakarat dan pemerintah harus ikut andil dalam mengokohkan toleransi ini. Jika pemerintah dan masyarakat tidak bekerja sama maka akan sangat susah untuk menegakkan toleransi. Di masa pandemi saat ini, individu membutuhkan sokongan dari individu lainnya untuk mampu menghadapi virus yang
saat ini telah mengubah tatanan kehidupan manusia. Masyarakat harus saling bahu-membahu untuk menciptakan kehidupan yang kondusif di tengah pandemi. Pada kenyataanya di tengah pandemi saat ini banyak terjadi intoleransi antar umat beragama, seperti yang terjadi pada sekelompok warga Graha Prima Jonggol yang menolak ibadat jemaat Gereja Pantekostan di Bogor dan penggrebekan di rumah warga yang beragama Kristen karena sedang melakukan ibadah di Cikarang Pusat. Menurut Direktur Riset Setara Institute Halili Hasan mengatakan bahwa pelanggaran Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) dan pelanggaran kebebasan berekspresi menunjukkan angka peningkatan. Sebanyak 157 kasus terjadi pelanggaran KBB. Hal ini dibuktikan dengan banyak peristiwa pelanggaran KBB yang terjadi dalam sebulan terakhir. Masyarakat seharusnya saling mendukung satu sama lain di masa pandemi sekarang ini. Hal tersebut dikarenakan individu sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan. Masyarakat diharapkan tidak menjadikan perbedaan sebagai ancaman dan gangguan antar umat dan golongan. Intoleransi yang terjadi di Indonesia disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya yaitu, hukum yang masih menunjukkan intoleransi. Misalnya, dalam Undang-undang PNPS Nomor 1 Tahun 1995 tentang Pencegahan Penyalah-
gunaan/Penodaan Agama dan Wacana Pelarangan Aparatur Sipil Negara Menggunakan Cadar dan Celana Cingkrang di Kementerian Agama. Persoalan intoleransi ini menunjukkan Majority Power masih kental dalam kehidupan masyarakat. Gerekan ekstrim dari kalangan mayoritas bisa
Ilustrator: Yosi Amelia Putri*
mengalahkan hingga menindas kalangan minoritas. Intoleransi seperti ini sering kali rentan terjadi dalam suatu lingkungan masyarakat yang didominasi oleh kelompok tertentu. Hal ini juga disebabkan oleh sikap fanatisme yang ada. fanatisme merupakan kepercayaan yang berlebihan terhadap suatu ajaran baik itu politik, agama dan sebagainya. Fanatisme juga merupakan wujud dari rasa setia seseorang terhadap kepercayaan yang dianutnya. Fanatisme akan menghantarkan seseorang kepada hal negatif seperti anggapan pribadi bahwa apa yang ia anut adalah satu-satunya kebenaran, sementara yang lain sesat.
Sementara itu, pluralisme juga menjadi alasan lain dalam celah sikap intoleran. Perbedaan antar-individu dari segi agama, ras, suku, adat istiadat dan pendapat sangat rentan menimbulkan pertentangan yang mengakibatkan konflik hingga terjadinya tindakan intoleransi. Cedendrung tindakan yang diterima berupa serangan fisik dan non-fisik seperti diskriminasi. Intoleransi yang terjadi diantara masyarakat harus diberantas dengan memperkuat rasa toleransi. Rasa toleransi bisa diperkuat dengan peran pemerintah serta masyarakat. Regulasi dan penegakkan hukum misalnya, pemerintah harus bertanggung jawab dalam menegakkan hukum yang berlandaskan pada HAM. Selain itu, pemeritah harus membenahi terlebih daluhu sistem hukum yang masih dianggap timpang sebelah sehingga dapat mengurangi kasus KBB diantara masyarakat Indonesia. Pendidikan tentang toleransi yang cukup juga bisa memberantas intoleransi. Pendidikan tentang toleransi sebaiknya diajarkan sejak dini atau masa kanak-kanak karena pada masa inilah terjadi tumbuh kembang anak yang sangat signifikan dalam menerima stimulus dari luar. Dengan diajarkan sejak dini, anak-anak memiliki landasan diri yang kokoh dan rasa toleransi akan ternanam sejak kecil. Kesadaran individu sebagai makhluk sosial. Intoleransi tumbuh disebabkan kurangnya kesadaran individu sebagai
Oleh Fini Fajri Mulyani Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah TM 2018 makhluk sosial yang saling membutuhkan. Ketidaksadaran tersebut disebabkan oleh manusia yang tidak menyadari hubungan antar individu dan ketidakpercayaan dalam masyarakat. Kepekaan sosial dalam lingkungan masyarakat. Minimnya kepekaan sosial dalam masyarakat terjadi karena kurangnya kepedulian serta perhatian terhadap lingkungan sekitar sehingga bisa megakibatkan miss communication antar individu. Ketika suatu masalah terjadi, masyarakat harus peka dan menyelesaikan secara kekeluargaan tanpa bantuan aparat penegak hukum untuk mengambil tindakan. Hilangkan Stereotip negatif. Orang yang mempunyai steerotip negatif biasanya memiliki prasangka buruk terhadap individu atau kelompok. Stereotip negatif melabel seseorang dengan yang buruk walaupun tidak dikenal secara keseluruhan. Pelabelan inilah yang merupakan tindakan intoleransi seseorang yang didorong oleh prasangka tersebut.
KOLOM
Kecerdasan Sosial dan Emosional Pelajar di Tengah Pandemi Oleh Indra Junaidi Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah TM 2017 Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pada masa pandemi Covid-19 ini, proses pembelajaran di berbagai instansi pendidikan seluruh dunia terkhusus Indonesia hampir sepanjang tahun 2020 ini dilakukan secara daring. Sama-sama kita ketahui bahwa dunia sedang dilanda wabah virus Covid-19 yang sampai saat ini masih menjadi masalah bagi kita semua. Terjadinya situasi pandemi Covid-19 menimbulkan dampak pada berbagai bidang, khususnya pada bidang pendidikan. Selama pandemi semua pelajar di setiap negara harus melakukan proses pembelajaran secara daring. Hal ini tentunya menimbulkan pengaruh negatif pada perkembangan kecerdasan
sosial dan emosional peserta didik lantaran tidak terjadinya interaksi lansung. Inilah yang menjadi kekhwatiran kita bersama dalam dunia pendidikan. Kecerdasan sosial dan emosional merupakan hal penting yang ada pada diri individu. Kecerdasan sosial membantu individu untuk menghadapi situasi sosial dan masyarakat yang ia temui, sementara kecerdasan emosional membantu individu untuk dapat memahami diri sendiri dan bertindak mengambil keputusan. Setiap proses pembelajaran, baik secara daring atau pun secara langsung menggunakan media untuk menghantarkan informasi pembelajaran. Umumnya, media pembelajaran yang sering digunakan semasa pandemi ini berupa aplikasi WhatsApp, Zoom, Google Meet dan lain sebagainya. Hal ini juga dilansir dari Kompas.com bahwa kehad-
iran aplikasi tersebut memang menjadi solusi dalam melaksanakan proses pembelajaran di masa pandemi. Namun, penerapan proses pembelajaran daring yang hampir satu tahun dilakukan ini menimbulkan permasalahan bagi peserta didik. Hal tersebut jurstru akan melemahkan kecerdasan emosional dan s o s i a l mereka.
Tentu tidak menjadi sebuah cara yang bijak jika kita menyalahkan dampak negatif dari proses pembelajaran daring yang ditimbulkan bagi peserta didik ini. Dikondisi bagaimanapun, tentu proses pendidikan harus tetap berjalan. Hal ini sesuai dengan hakikat pendidikan itu sendiri, bisa dilakukan di mana saja. Pendidikan merupakan proses pencarian ilmu pengetahuan dari ayunan hingga liang lahad, yang artinya pendidikan itu ialah pencarian ilmu pengetahuan sepanjang hayat. Maka solusi yang bisa menjadi penggerak agar kemampuan sosial dan emosional peserta didik bisa berkembang dengan baik adalah dengan peran pendidikan informal. Menurut Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan
informal merupakan kegiatan yang dilakukan secara mandiri oleh keluarga dan lingkungan. Jangan sampai perkembangan teknologi yang pesat ditengah pandemi saat ini membentuk generasi bangsa yang tidak memiliki kecerdasan sosial dan kepekaan terhadap lingkungannya lantaran disebabkan oleh adanya pengaruh media sosial yang mengiringinya. Jadi, agar terbentuknya generasi bangsa yang memiliki kecerdasan sosial dan emosional yang tidak terbatas pada kognitif saja, memerlukan peran pembentukan dari keluarga. Untuk itu diperlukan pengawasan secara fleksibel oleh keluarga agar proses pendidikan ini berjalan sebagaimana mestinya. Dengan bahu-membahu satu sama lain, kita perlu membentuk generasi bangsa lewat perhatian dari pendidikan informal, pendidikan formal dan juga pendidikan non-formal yang ada di masyarakat.
FOTO
12
Surat Kabar Kampus Ganto
Ilmu Amaliah Amal Ibadah
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
Wisata Literasi di Pinggir Kota Padang
Ruang baca: Potret ruang Rumah Baca Tanah Ombak Padang yang tersembunyi di pinggiran permukiman kumuh Kota Padang, Rabu (23/12). f/Rino*
Membaca: Tampak seorang pengunjung sedang membaca buku di Rumah Baca Tanah Ombak. Taman baca ini sendiri terbuka untuk semua kalangan tanpa memungut biaya sepersen pun, Rabu (23/12). f/Rino*
P
ada edisi kali ini, Ganto mengabadikan taman baca tersembunyi di pinggiran Pantai Purus, Kota Padang. Taman baca ini adalah Ruang Baca Tanah Ombak yang sudah berdiri sejak tahun 2014. Keberadaan taman baca ini terletak di kawasan kumuh sekitaran Pantai Purus Padang yang berlokasi di Jalan Purus No.30. Taman baca ini awal mulanya didirikan oleh Yusrizal KW. Namun kemudian, kepengurusan taman baca ini dilanjutkan oleh Syuhendri Siri Majaro bersama sang istri sampai saat sekarang ini. Taman Baca ini tidak hanya menyediakan tempat membaca, namun juga rutin mengadakan pagelaran seni yang dilakukan setiap bulannya. Taman Baca Tanah Ombak memiliki dua lantai, lantai satu khusus bacaan anak dan lantai dua berisi bacaan berupa novel, puisi dan sebagainya.
Bagian dalam taman baca: Potret Taman Baca Rumah Ombak dari lantai dua. Lantai dua sendiri khusus untuk meletakkan perlengkapan-perlengkapan untuk pentas seni anak dan beberapa novel, Rabu (23/12). f/Rino*
KOLOM Temu ramah: Tampak beberapa mahasiswa mengadakan temu ramah bersama pemilik Rumah Baca Tanah Ombak Padang, Rabu (23/12). f/Rino*
Wawancara: Syuhendri Majaro pendiri sekaligus penggerak Rumah Baca Tanah Ombak, mendirikan Ruang Baca Tanah Ombah sejak Oktober 2015 dan telah mendapatkan banyak penghargaan dari berbagai pihak, Rabu (23/12). f/Rino*
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
TEROPONG
13
Kejelasan Pembangunan Kampus UNP di Tarok City Tahun 2018 Universitas Negeri Padang (UNP) berencana melakukan pembangunan kampus di Tarok City, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Sehubungan dengan itu, Rektor UNP beserta Direktur Representatif Asian Development Bank (ADB) Dr. Abdul Malik sempat melakukan kunjungan ke Tarok City untuk meninjau lahan yang akan digunakan untuk pembangunan gedung UNP. Dilansir dari sitinjausumbar.com bahwa pembangunan tersebut didanai oleh ADB sebesar RP 1,6 triliun. Namun setelah ditinjau ke lapangan, sampai saat ini belum ada pembangunan yang dilakukan pihak UNP terkait rencana pembangunan kampus UNP di Tarok City. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga TM 2018, Diyel Almawardana memberi tanggapan mengenai pembangunan kampus UNP yang kabarnya akan di bangun di Tarok City. Diyel menilai pembangunan kampus di Tarok City merupakan tindakan yang sangat baik dan tepat. "Mungkin ini salah satu upaya UNP dalam
menyiapkan tempat pendidikan yang terbaik bagi putra putri bangsa," ujarnya, Kamis (26/11). Diyel juga berharap agar keterlambatan pembangunan Kampus UNP di Tarok City dapat segera diselesaikan. "Semoga dapat dengan cepat menyelesaikan proses pembangunan kampus di Tarok City dan semua proses dapat direalisasikan," tambahnya. Selaras dengan Diyel, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga TM 2018, Bayu Wilantara juga memberikan tanggapan mengenai pembangunan kampus UNP di Tarok City. Ia menilai bahwa pembangunan itu bisa membawa gebrakan yang baik untuk peningkatan mutu pendidikan UNP. “Saya sangat mengapresiasi pembangunan tersebut karena dapat membawa gebrakan mutu yang baik untuk UNP Kedepannya," ujarnya, Jumat (27/11). Menanggapi hal tersebut lebih lanjut, Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Dr. Alnedral, M. Pd mengungkapkan bahwa masalah keterlam -
batan pembangunan kampus UNP yang rencananya akan dibangun di Tarok City tersebut dikarenakan proses izin di kementerian yang belum selesai. "Tanah yang dialokasikan tersebut saat ini sedang diproses oleh kementerian, setelah diproses baru diberikan kepada UNP. Jika pembangunan itu sudah atas nama UNP baru bisa dibangun," jelasnya, Senin (23/11). Alnedral melanjutkan, keterlambatan pembangunan kampus UNP di Tarok City diakibatkan karena belum keluarnya sertifikat tanah dari kementerian kepada pihak UNP. Ia menuturkan, jika proses pembangunan tersebut belum bisa dilaksanakan sebelum mendapatkan sertifikat tanah dari kementerian. Selain itu, menanggapi mengenai dana yang diterima UNP dari ADB, Bank Dunia dan dana pendamping yang diberitakan, ia menyatakan hal tersebut tidaklah benar. Dekan Fakultas Teknik Dr. Fahmi Rizal, M. Pd., MT juga menjelaskan bahwa rencana pembangunan tersebut memang ada, namun dana pembangunan
Berjalan: Terlihat seseorang pejalan sedang melewati Gerbang Proyek Tarok City, Selasa (15/12). f/Sandi* tersebut yang saat ini belum ada. "Untuk melakukan pembangunan itu dibutuhkan dana, jika tidak ada dengan apa kita bangun," ujarnya, Senin (23/11). Selain itu, Fahmi menambahkan bahwa pembangunan itu ditujukan untuk semua jurusan diploma tiga (D3) yang ada di UNP. "Semua jurusan D3 yang ada di UNP akan dibangun seperti D3 Jurusan Pertambangan, Tata Boga, Tata Busana dan lain-lannya," ucapnya. Wakil Rektor II, Ir. Syahril,M.Sc, Ph. D saat ditemui
Ganto diruangannya menjawab bahwa keterlambatan pembangunan kampus UNP di Tarok City mengikuti prosedur yang ada, yaitu terlebih dahulu menunggu adanya kejelasan mengenai tanah tempat pembangunan tersebut. Namun Syahril mengatakan sampai saat ini belum ada kejelasan mengenai sertifikat tanah tersebut. “Belum ada kejelasannya, jika sudah ada maka baru direncanakan pembangunannya.” Ucapnya, Rabu (30/12). Candra*
Penggantian Skripsi Menjadi Artikel Ilmiah Melalui Surat Edaran Kesiapsiagaan Covid-19, No. 3435/UN35/AK/2020 tentang Kegiatan Akademik Semester Juli-Desember dalam Rangka Kewaspadaan Pandemi Covid-19, Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) memberikan kebijakan penggantian skripsi menjadi artikel ilmiah. Namun, dalam pelaksanaannya kebijakan ini belum dilakukan secara menyeluruh di setiap fakultas. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar TM 2016, Tegar Praja Dinata sebagai salah satu mahasiswa yang memilih mengganti skripsi menjadi artikel ilmiah, mengatakan kebijakan ini sangat mem
bantunya sebagai mahasiswa tingkat akhir. “Ini sangat membantu mahasiswa. Hal ini karena data yang digunakan merupakan data hasil analisis dari jurnal-jurnal terakreditasi, sehingga mahasiswa tidak perlu lagi melakukan penelitian ke lapangan,” jelasnya, Selasa (17/11). Di lain sisi, Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika TM 2017, Alfarizi mengatakan dirinya sudah mengetahui adanya penggantian skripsi menjadi artikel ilmiah. “Jurusan Matematika telah mengeluarkan panduan terkait skripsi di masa pandemi. Sudah disusun struktur yang boleh dipilih seperti study literature,
penelitian pengembangan, dan lainnya,” jelasnya, Sabtu (21/11). Sementara itu, Dosen Jurusan Pariwisata, Dr. Retnanigtyas Susanti, S. Ant., M.Sc mengatakan kebijakan mengenai penggantian skripsi menjadi Artikel ilmiah ini masih sebatas wacana dan belum ada pelaksanaannya di Fakultas Pariwisata dan Perhotelan (FPP). “Wacana ini sempat beredar, namun sepengetahuan saya, mahasiswa FPP TM 2016 semuanya menulis skripsi,” ujarnya saat diwawancarai Ganto secara daring, Jumat (13/11). Sama halnya dengan Tyas, Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia , Muhammad
Adek, M.Hum mengatakan bahwa belum ada pembicaraan resmi dari pihak fakultas terkait hal tersebut. Namun, berbeda dengan Tyas, Adek sangat setuju jika aturan ini segera dilaksanakan. Menurutnya aturan tersebut baik jika diberlakukan saat pandemi. “Sebenarnya jika kebijakan tersebut diberlakukan, maka akan lebih baik dalam situasi pandemi,” akunya, Minggu (15/11). Menambahkan hal tersebut, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNP, Afriva Khaidir, SH., M.Hum., MAPA., Ph.D mengatakan aturan tersebut sudah disosialisasikan kepada mahasiswa dan mulai diberlakukan. Namun sayangnya,
berdasarkan data yang diperoleh dari pihak fakultas belum ada mahasiswa yang memanfaatkan kemudahan yang diberikan. “Sejak kebijakan tersebut disampaikan oleh pihak rektorat, kami dari FIS langsung menjalankan aturan tersebut di Fakultas.” tuturnya, Senin (16/11). Wakil Rektor I Bidang Akademik, Dr. Refnaldi, S.Pd., M.Litt mengatakan kebijakan penggantian skripsi menjadi artikel ilmiah bukanlah suatu keharusan, keputusannnya ada di tangan masing-masing jurusan. “Kembali lagi ke jurusan. Kalau menurut jurusan ini dapat diganti ya silahkan,” ujar Refnaldi, Jumat (4/12). Nurul*
KILAS
Atap Bocor: Terlihat atap bocor dengan sejumlah paku yang sudah tanggal di lantai 1 Gor Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang, Kamis (5/11). f/Rino*
Dilarang Parkir: Seorang mahasiswa sedang berjalan melewati kendaraan roda dua yang terparkir di area larangan parkir Gedung Terpadu Universitas Negeri Padang, Kamis (12/11). F/Rino*
FEATURE
14
Surat Kabar Kampus Ganto
Ilmu Amaliah Amal Ibadah
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
Taman Tirtasari, Destinasi Wisata Liburan Akhir Pekan. Taman Tirtasari menyuguhkan pemandangan keindahan bukit, tabek (kolam) besar, dan keasrian alam yang bisa dinikmati oleh pengunjung yang ingin menghabiskan waktu liburan di akhir pekan. Oleh Widia Nurfitri Mahasiswa Pendidikan Geografi TM 2018
Sore itu, Sabtu (14/11) ketika cuaca kurang bersahabat lantaran hujan dan langit yang mendung, Ganto sampai di salah satu tempat wisata bernama Taman Tirtasari. Tempat wisata ini berlokasi di Nagari Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar). Dibutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit dari pusat kota Bukittinggi untuk menuju tempat wisata ini. Biaya transportasi yang dibutuhkan untuk sampai kesana, hanya butuh merogoh kocek RP5.000 saja untuk menaiki angkutan umum tujuan Tilatang Kamang yang bisa kita naiki di Pasar Banto. Taman Tirtasari sudah ada sejak enam tahun lalu. Tempat wisata ini dibangun dan dikelola oleh pemuda setempat dengan dana pribadi mereka sendiri. Saat tiba di lokasi wisata, pengunjung akan disuguhkan dengan sebuah bukit yang ada di dalam taman ini dengan bertuliskan “Sonsang”. Untuk masuk ke lokasi wisata ini, pengunjung tidak perlu membayar. Hanya saja di beberapa titik tempat wisata ini terdapat beberapa kotak sumbangan yang bisa diisi
oleh pengunjung ketika hendak keluar dari Taman Tirtasari. Uang tersebut nantinya akan digunakan untuk pengembangan tempat wisata ini. Di Taman Tirtasari terdapat sebuah tabek (kolam) yang bernama “Tabek Sonsang”. Sonsang bermakna terbalik, tidak sesuai atau tidak semestinya. Sama dengan tabek ini, Tabek Sonsang berasal dari air yang masuk ke bukit yang semestinya adalah air yang keluar dari bukit. Tabek Sonsang berukuran cukup luas jika dibandingkan dengan tabek pada biasanya. Di dalam tabek terdapat beberapa jenis ikan, yaitu Ikan Mas, Nila, Patin, dan juga Lele. Para wisatawan bisa memberi makan ikan-ikan yang ada di tabek dengan membeli makanan ikan seharga RP10.000 yang telah disediakan oleh pedagang yang ada. Untuk menambah daya tarik wisatawan, pemuda setempat juga menyediakan wahana sepeda air yang bisa disewa dengan harga Rp15.000 untuk ukuran sedang dan Rp20.000 untuk ukuran jumbo. Dengan durasi bermain selama dua puluh menit ketika akhir pekan
Tabek Sonsang: Beberapa pengunjung terlihat sedang berjalan santai dan menikmati pemandangan yang disuguhkan di Taman Tirtasari, Sabtu (14/11). f/Widia. dan hari biasa, pengunjung yang Covid-19 mewabah, jumlah Tirtasari bisa kembali seperti menyewa sepeda air bisa pengunjung yang datang ke semula dan pengembangan bermain tanpa ada batas waktu. Taman Tirtasari berkurang. tempat wisata ini lebih banyak Selain itu, di taman ini juga Salah seorang pedagang yang lagi terdapat berbagai spot foto ada di Taman Tirtasari, Nova Tabek Sonsang yang ada di menarik, seperti rumah hobit, mengatakan, selama pandemi Taman Tirtasari ini biasanya ayunan besi, dan juga karangan ini pendapatannya berkurang juga digunakan untuk lomba berbentuk hati. karena pengunjung di tempat memancing ikan yang diadakan Salah seorang pengunjung wisata ini juga berkurang. selama tiga minggu setiap yang datang ke Taman Tirtasari, “Sebelum Covid pendapatan tahunnya. Untuk warga setemElfi mengatakan jika dia sudah baik, sesudah Covid pengunjung pat kegiatan memancing ikan sering datang berkunjung ke sepi.” Nova juga mengungkapini gratis. taman ini karena anak-anaknya kan bahwa Taman Tirtasari Untuk itu, tidak ada salahnya suka memberi makan ikan yang sempat di-lockdown oleh polisi jika ingin menikmati suasana ada di Tabek Sonsang dan juga untuk mengurangi penyebaran akhir pekan di Tirtasari yang karena daya tarik alamnya yang Covid-19. Namun bersyukur, berada di Talatang Kamang ini, menyenangkan. “Anak-anak setelah ada masa new normal, karena selain bisa melihat suka memberi makan ikan, wisatawan sudah mulai ikan-ikan yang ada di dalam alamnya menyenangkan,” ujar berdatangan. Ia berharap agar Tabek Sonsang, kita juga bisa Elfi, Sabtu, (14/11). nantinya pandemi ini cepat menikmati suasana alam yang Akan tetapi setelah pandemi berakhir dan suasana Taman asri.
Pesona Talao Pauh, Wisata Tepi Air Kota Pariaman Pemerintah kota Pariaman sedang berupaya mempromosikan Pariaman sebagai Kota Wisata. Beragam destinasi wisata tepi pantai dikembangkan, salah satunya Talao Pauh Water Front. Oleh Mitha Melani Putri Mahasiswa Teknik Pertambangan TM 2017
Sebagai tempat wisata yang berkonsepkan water front city atau kota tepi air, Talao Pauh yang dibuka pada awal tahun 2020 ini cukup menarik perhatian wisatawan. Ketika Ganto berkunjung ke sana, terlihat beberapa wisatawan wara-wiri menikmati pesona Talao dari pondok-pondok kayu yang berjejer di tepian Talao, Minggu (15/11). Selain itu, posisi destinasi wisata yang dekat dengan pantai, membuat kita dapat melihat jejeran tempat duduk yang dilengkapi dengan payung di sepanjang tepian pantai Talao yang disediakan oleh pedagang makanan dan minuman khas pantai. Untuk sampai ke Talao ini, kita membutuhkan waktu kurang lebih lima menit dari Stasiun Pariaman dengan menggunakan kendaraan roda dua. Jika ingin berjalan kaki, wisatawan bisa melewati jalur tepian pantai sembari menik-
mati pesona Pantai Gandoriah. Selain itu, untuk masuk ke tempat wisata ini, wisatawan tidak perlu mengeluarkan biaya. Wisatawan juga dapat menikmati swafoto di dekat giant letter atau tulisan raksasa Talao Pauh Water Front. Wisatawan juga dapat menikmati pesona Talao lebih dekat dengan menyeberangi jembatan kayu yang dibangun untuk melintasinya. Hal tersebut terlihat dari banyaknya anak muda yang berkunjung dan berfoto di objek wisata ini, terutama di jembatan kayu yang melintasi Talao. Tidak hanya itu, objek wisata yang terletak di Desa Pauh Barat, Kota Pariaman ini juga dikelilingi trek pejalan kaki. Selain itu, kita juga disuguhkan dengan atraksi air mancur pada beberapa titik dari dalam Talao. Wisatawan yang ingin jogging sore atau sekedar berjalan santai dapat menonton atraksi
Giant Letter: Terlihat seorang pengunjung sedang berjalan di depan giant letter Talao Pauh Pariaman, Minggu (15/11). f/Mitha.
air mancur ini. Beragam jajanan khas pantai tersedia sebagai santapan saat bercengkrama bersama teman, saudara, atau sanak keluarga ketika duduk-duduk di pondok kayu yang berjejer di sepanjang tepi Talao. Selain itu, kita juga dapat menjumpai pedagang asongan yang menjual rakik udang, sala lauak, minuman botol, dan telur asin yang menjajakan dagangannya pada para wisatawan.
Ketika Ganto berkunjung kali kedua, Jumat (27/11), wisata tepi air ini tidak seramai kunjungan sebelumnya. Salah seorang pedagang, Dian (35) mengatakan bahwa objek wisata ini ramai pengunjung pada hari libur atau akhir minggu tepatnya pada hari Sabtu dan Minggu. Namun, isu gempa yang terjadi seminggu terakhir cukup berdampak pada jumlah wisatawan yang datang, tuturnya, Jumat (27/11).
Jumlah wisatawan yang berkurang tentunya juga berakibat terhadap pemasukan pedagang. “Pemasukan pun juga berkurang, kadang dalam sehari dapatnya delapan belas ribu,” lanjut Dian. Namun, jika dilihat dari sarana dan prasarana pemerintah, untuk ketersediaan aliran listrik belum memadai. . Meskipun demikian, pemerintah kota Pariaman masih akan memperbarui tempat wisata ini.
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
15
TELUSUR
Masjid Raya Ganting: Masjid Tertua di Kota Padang Menelusuri jalan padat penduduk di Kampung Ganting, Kecamatan Padang Timur, Kota Padang maka kita akan menemukan masjid tua yang masih berdiri kokoh sampai sekarang. Masjid yang berdiri sejak tahun 1805 menjadi cagar budaya dan wisata religi bagi wisatawan yang ingin berkunjung. Oleh Siska Novrida Yanti Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika TM 2017 Masjid yang didirikan oleh Ungku Gapuak, Syeh Kapalo Koto dan Syeh Haji Umar ini berukuran 30x30 meter dan ditambah dengan serambi selebar empat meter ini berdiri di atas tanah wakaf tujuh suku seluas 102x95,6 meter persegi. Ciri khas utama dari masjid ini adalah tiang masjid berjumlah 25 buah dengan masing-masing tiang tertulis nama-nama nabi. Tiang yang diberi warna putih dengan garis coklat muda ini tidak hanya sebagai hiasan saja, tetapi juga sebagai tonggak. Masjid dengan gaya arsitektur akulturasi berbagai etnis ini dikatakan sebagai masjid tertua di Kota Padang, sekaligus sebagai salah satu masjid tertua di Sumatera Barat. Dikatakan sebagai akulturasi dari berbagai etnis karena Padang sendiri sejak awal juga telah dihuni oleh banyak etnis, seperti India dan Tionghoa dan jejaknya masih dapat kita jumpai sampai sekarang di sekitaran masjid.
ebelum menjadi salah satu masjid terbesar di Padang. Mulanya masjid ini adalah sebuah surau yang masuk ke wilayah Seberang Padang. Namun akhirnya dipindahkan ke daerah Ganting. Bangunan awal masjid ini pun berupa dinding kayu dengan atap berbahan rumbia. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, model bangunan tersebut mulai ditinggalkan. Masjid satu lantai ini tidak hanya dijadikan sebagai tempat beribadah saja tapi juga telah menjadi salah satu daya tarik wisata religi di Kota Padang karena juga telah menjadi cagar budaya. Terbukti, pengunjung yang datang ke masjid ini tidak hanya untuk beribadah saja, tetapi juga untuk wisata religi islami. Selain itu, masjid ini juga dijadikan sebagai sarana pendidikan agama dan pesantren kilat bagi pelajar. Persis di sisi utara masjid berdiri perpustakaan dua lantai
Bangunan Masjid: Beberapa pengunjung terlihat berada disekitar masjid Raya Ganting Padang. Pengunjung yang datang tidak hanya untuk beribadah, tetapi juga untuk berwisata religi, Rabu (18/11). f/Siska. yang berdiri kokoh bersamaan dengan masjid. Namun sayang, ketika Ganto berkunjung ke sana, perpustakaan sudah tutup sehingga tidak sempat untuk singgah. Tidak hanya perpustakaan, komplek Masjid Raya Gantiang ini juga didukung dengan tempat wudhu dan halaman yang sangat luas. Halaman ini biasanya digunakan untuk pelaksanaan Shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Halaman ini dipagari dengan besi yang berbatasan langsung dengan jalan raya sebelah timur dan utara masjid. Di bagian belakang masjid juga terdapat beberapa makam, salah satunya adalah makam dari Syekh Haji
Umar, salah satu pendiri Masjid Raya Ganting. Masjid dengan warna dinding dominasi hijau ini telah melewati dua era gempa dan tsunami. Tercatat, bangunan ini adalah salah satu bangunan yang tetap utuh serta selamat dari gempa dan tsunami yang melanda Kota Padang pada tahun 1833 lalu, namun mengalami kerusakan yang sangat besar pada gempa Tahun 2005 dan 2009 silam. Sampai akhirnya tahun 2010 masjid diperbaiki lagi tanpa mengubah bentuk bangunan awalnya. Masjid ini juga banyak dikunjungi tokoh-tokoh terkemuka. Seperti Presiden
Indonesia yang pertama Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Sri Sutan Hamengkubuwono IX, Abdul Nasution, K.H Achmad Syaichu, dan petinggi negara lainnya, baik dari Indonesia maupun dari luar negeri. Ketika pertama kali menginjakkan kaki ke masjid ini, maka akan ada remaja laki-laki tanggung yang menawarkan jasa penitipan sepatu berbayar. Seperti masjid pada umumnya, di Masjid Raya Ganting ini, tempat masuk laki-laki dan perempuan juga dipisah. Jadi tidak perlu khawatir akan bercampur antara laki-laki dan perempuan.
RAGAM
Tetap Berdedikasi di Tengah Pandemi Melakukan pengabdian masyarakat di tengah pandemi, kali ini menjadi hal yang tak biasa dari sebelumnya. Hal ini menjadi pengalaman menarik agar tetap produktif. Oleh Hidayatullah Mahasiswa Jurusan Fisika TM 2018 Pandemi Covid-19 memang membatasi jarak dengan banyak orang, namun bagi saya rintangan tersebut tidaklah menjadi hambatan untuk melakukan kegiatan positif di kala pandemi ini. Saya berpandangan, memang sudah semestinya kita sebagai mahasiswa mampu berpikir kritis dan kreatif untuk mendobrak batasan yang mengekang diri selama hanya berdiam diri di rumah saja. Saya bersama rekan-rekan berkesempatan melaksanakan salah satu tridharma perguruan tinggi, yaitu pengabdian masyarakat bersama Forum Sosial Masyarakat (Forsoma) Universitas Negeri Padang (UNP) yang berada di bawah naungan Kementerian Sosial Masyarakat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNP. Pengabdian ini dilaksanakan
di Kelurahan Baringin, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat yang berfokus pada tiga bidang, yaitu bidang kesehatan, sosial dan lingkungan. Kegiatan ini berlansung dari 31 Oktober hingga 1 November 2020. Bersama dengan Forsoma, kami mengawali kegiatan tersebut dengan meminta izin ke Kesbangpol, kemudian berlanjut ke Kecamatan Lubuk Kilangan dan berakhir ke Kelurahan Baringin untuk meminta izin melaksanakan pengabdian. Setelah selesai melaksanakan pembukaan pada Sabtu (31/10), saya bersama FORSOSMA kemudian berlanjut melakukan kegiatan bersih lingkungan bersama dengan karang taruna dan warga masyarakat setempat. Tidak saja itu, bersama dengan anak-anak sekitar kami
turut mengadakan game terkait edukasi dan pembelajaran. Edukasi ini juga meluas kami bagikan kepada masyarakat setempat dalam bidang kesehatan, yaitu mengenai pembuatan hand sanitizer. Pembuatan hand sanitizer ini sendiri dibantu oleh Kelurahan Beringin dalam menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan, sementara itu materi dan proses pembuatannya dibantu oleh rekan-rekan yang berasal dari jurusan Kimia. Selain melakukan pembagian 100 hand sanitizer, kami juga turut melakukan kegiatan lainnya di bidang kesehatan, yaitu pembagian 100 masker dan face shield. Di hari terakhir kegiatan, pengabdian berlanjut di bidang lingkungan. Bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), kami menjalin kerja sama dalam melaksanakan kegiatan ini. Sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan sekitar, kami melakukan aksi menanam 1000 pohon yang terdiri dari pohon durian dan mahoni. Bibit-bibit
Foto Bersama: Forsoma setelah melaksanakan penutupan acara pengabdian masyarakat di Kelurahan Baringin, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu (1/11). f/doc. inilah yang kemudian ditanam menyebar di Kelurahan Beringin tersebut. Dalam aksi 1000 pohon ini kami mengerahkan warga setempat untuk turut serta dalam kegiatan tersebut. Setelah selesai penanaman pohon, saya bersama rekan lainnya mengajak karang taruna setempat melakukan outbound bersama yang diadakan ditengah sawah, yaitu bermain lempar air. Keseruan ini saya rasakan saat bercengkrama dengan karang taruna Kelurahan Beringin ini. Obrolan yang mengasyikan tersebut menjalin
keakraban diantara kami satu sama lain. Kegiatan outbound ini menjadi kegiatan terakhir yang dilanjutkan dengan penutupan kegiatan pengabdian yang telah dilaksanakan selama dua hari tersebut. Penutupan ini tidak lupa dengan pemberian doorprize kepada anak-anak di lingkungan sekitar. Meskipun pandemi mengalihkan berbagai aktivitas kita, hal tersebut tidaklah mesti menghentikan produktivitas dan kegiatan berguna yang dapat dilaksanakan selama masa pandemi ini.
TEROPONG
16
Surat Kabar Kampus Ganto
Ilmu Amaliah Amal Ibadah
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
Layanan UPBK Hadir Secara Daring Unit Pelaksana Teknis Bimbingan Konseling (UPTBK) saat ini mengalihkan layanan bimbingan dari yang dulunya tatap muka menjadi daring sebagai bentuk tanggapan terhadap situasi pandemi yang terjadi. Meskipun Layanan Unit Pelayanan Bimbingan dan Konseling (UPBK) daring ini sudah ada sejak perkuliahan daring, namun dalam pelaksanaaannya masih banyak yang belum mengetahui keberadaan layanan UPBK daring ini. Ditelusuri lebih jauh, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Daerah TM 2018, Hamidah mengaku bahwa ia tidak mengetahui adanya layanan UPBK yang dilaksanakan secara daring. “Saya tidak tahu, andai dari kemarin tahu, pasti tidak akan melewatkan kesempatan untuk bisa konseling di mana saja kita berada,” ujarnya, Senin (30/11). Mengeluhkan hal yang sama, Mahasiswa Statistika TM 2018, Rifanni Rizki Amelia juga mengungkapkan hal yang sama. Ia mengatakan pihak UPBK seharusnya lebih mensosialisasikan lagi adanya layanan UPBK daring ini kepada mahasiswa. “Menurut saya layanan ini harus lebih disosialisasikan,” ungkapnya, Selasa (1/12). Selanjutnya, Dosen Prodi Statistika, Dr. DonyPermana,
M.Si juga mengatakan kurang mengetahui tentang adanya layanan UPBK daring ini. “Saya kurang tahu tentang itu,” ujarnya, Rabu (2/12). Begitu juga dengan Admi Salma, S.Pd, M. Si, Dosen Proditatistika yang juga mengatakan hal yang sama, tidak mengetahui adanya layanan UPBK daring. “Kurang tau juga mengenai UPBK nya,” jelasnya saat diwawancarai secara daring, Jumat (4/12). Menanggapi hal tersebut, Konselor UPBK, Triave Nuzila Zahri, S.Pd., M.Si., mengatakan bahwa layanan UPBK yang dilaksanakan secara daring ini sudah disosialisasikan ketika Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) pada Juli 2020 lalu. “Di awal proses PKKMB itu pihak UPBK juga ada menjadi narasumber dan memberikan materi juga tentang UPBK dan layanan konseling,” terangnya saat ditemui Ganto secara langsung, Senin (7/12). Selain itu, sosialisasi juga sudah dilakukan oleh konselor-konselor UPBK yang juga merangkap sebagai Dosen Bimbingan Konseling (BK) pada Mata Kuliah Umum (MKU), “Dosen BK kembali memberikan sosialisasi pada mata kuliah MKU BK atau psikologi pendidikan, bahwa yang namanya mahasiswa UNP bisa memanfaatkan layanan BK, boleh kon-
Konseling: Seorang mahasiswa sedang melakukan bimbingan dengan konselor Unit Pelayanan Terpadu Bimbingan Konseling di Gedung Rektorat Lama lantai 3, Senin (14/12). F/Rino* seling gratis ke UPBK,” lanjut Triave. Triave juga mengatakan, meskipun dilaksanakan secara daring, untuk proses konseling klien bisa secara langsung datang ke kantor UPBK di lantai 3. Lebih lanjut, ia mengatakan,
UNP Buka Kampus Pengembangan di Painan Universitas Negeri Padang (UNP) kembali menambah gedung fakultas di luar Kota Padang, setelah sebelumnya terdapat beberapa gedung fakultas di luar daerah. Kini UNP melakukan pengembangan kampus lagi, tepatnya di Sago, Kecamatan IV Jurai, Pesisir Selatan. Pembukaan pengembangan kampus ini telah dilakukan penandatanganan kesepakatan kerjasama antara UNP dengan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan. Pembukaan kampus pengembangan tersebut mendapat berbagai tanggapan dari mahasiswa, salah satunya Mahasiswa Prodi Pendikan Tari TM 2018, Novra Aulia yang bertempat tinggal di Pesisir Selatan. Menurutnya pembukaan kampus pengembangan di Pesisir Selatan akan memberikan dampak positif bagi wilayah Pesisir Selatan sendiri. “Jika ada kampus sepertinya Pesisir Selatan akan jadi maju, bisa belajar lebih dekat,” ujarnya, Kamis (19/11). Selain itu, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi TM 2018, Nurul Fadila memberikan tanggapan positif mengenai
adanya pembangunan kampus UNP di Pesisir Selatan ini. “UNP semakin menunjukan perkembangannya dari tahun ke tahun, hal ini membuktikan kepada kita bahwa UNP layak bersaing di tingkat internasional,” Sabtu, (21/11). Pembukaan kampus pengembangan ini juga disambut baik oleh Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan, Yulianto Santoso. Ia mengapresiasi kepercayaan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan yang telah memilih UNP sebagai mitra untuk berperan dalam pembangunan daerah khususnya di Kabupaten Pesisir Selatan. “Kerja sama ini diharapkan tidak hanya untuk membuka tiga prodi rintisan itu saja, ke depan prodi-prodi relevan juga dapat mengembangkan potensinya,” ujarnya, Sabtu (21/11). Dosen Jurusan Teknik Mesin, Andre Kurniawan juga menyambut baik pembukaan kampus pengembangan UNP di Pesisir Selatan. Menurutnya pembangunan ini akan memberi dampak positif bagi masyarakat Pesisir Selatan, khususnya di bidang perekonomian. “Dimana ada kampus biasanya perekono-
mian daerah sekitarnya juga ikut meningkat,” ujarnya, Minggu (27/11). Wakil Rektor I, Dr. Refnaldi, S.Pd., M.Litt., menjelaskan bahwa kampus pengembangan yang dibuka di Pesisir Selatan ini, sebelumnya telah dilengkapi dengan ketersediaan fasilitas berupa lahan, gedung, dan juga asrama. Fasilitas tersebut dulunya adalah bekas dari akademi komunitas yang dihibahkan kepada UNP untuk dikelola. “Gedung, tanah, bahkan asrama sudah ada, dulunya itu adalah bekas dari akademi komunitas yang tidak lanjut lagi, yang kemudian dihibahkan kepada UNP,” ujar Refnaldi, Jumat (4/12). Lebih lanjut, Refnaldi juga mengatakan mahasiswa yang diterima pada penerimaan mahasiswa pertama ini adalah sebanyak 48 orang dengan tiga program studi, yaitu Informatika (S1), Teknik Mesin (D3), dan Teknik Otomotif (D3). Untuk tenaga pengajar sendiri sudah ada 16 orang dosen dari komunitas akademi dan digabung juga dengan dosen yang dari UNP. Nabila*
layanan bimbingan dan konseling yang diadakan secara daring ini tetap membantu secara maksimal untuk menyelesaikan permasa00lahan klien, termasuk masalah kecemasan terhadap Covid-19. “Jika seandainya masih ada permasalahan yang belum
terselesaikan melalui video tersebut, mahasiswa bisa memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling dari UPBK secara langsung di gedung rektorat lama, lantai 3,” tambah Triave. Fitria*
Terhambatnya Acara Inaugurasi Sejak perkuliahan dilaksanakan secara daring, sejumlah kegiatan mahasiswa Univeritas Negeri Padang (UNP) yang dijadwalkan tatap muka seperti biasanya, pada akhirnya mengalami keterhambatan. Salah satunya adalah kegiatan Inaugurasi Mahasiswa TM 2019 Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP). Salah seorang Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) TM 2019, Kurnia Wahyu Saputri mengatakan, Jurusan PGSD telah melukukan sejumlah latihan untuk persiapan acara, namun karena disebabkan pandemi, acara ini pada akhirnya terhenti dan belum ada kepastian terkait kapan pelaksanaan acara tersebut. “Kami juga sudah membayar uang inaugurasi. Namun belum tahu kelanjutannya,” ungkapnya, Minggu (6/12). Dosen Jursuan Pendidikan Luar Biasa, Johandri Taufan S.Pd M.Pd mengatakan, keterhambatan acara tersebut dapat menjadi pelajaran bagi pengurus acara agar nantinya mampu mensiasati pelaksanaan kegiatan ini dengan alternatif pilihan lain. “Diharapkan mampu menciptakan sebuah kegiatan yang tidak terhalang oleh keterbatasan pandemi,” ucapnya, Rabu (16/12).
Puji Haryoso selaku Ketua Hima PGSD membenarkan keterkendalaan acara inaugurasi tersebut. Ia mengatakan sebagian angkatan mahasiswa 2019 memang sudah membayar iuran kepada Hima dan hingga saat ini masih dipegang oleh pengurus Hima. “Jika sudah ada kabar dari pihak BEM FIP, maka uang iuran akan dikembalikan,” jelasnya, Senin (16/11). Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIP UNP, Miswarman mengatakan persiapan inaugurasi sudah 75% seminggu sebelum acara. Namun, lantaran pandemi, acara tersebut terpaksa tidak dapat dilaksanakan. “Kemungkinan inaugurasi akan dilaksanakan tahun depan,” ungkapnya saat diwawancarai Ganto, Selasa (16/11). Menanggapi hal tersebut, Wakil Dekan III, Dr. Desyandri, S.Pd, M.Pd menjelaskan, inaugurasi tidak memungkinkan jika dilaksanakan secara tatap muka karena menghadirkan banyak mahasiswa dan tidak sesuai dengan protokol kesehatan. “Acara inaugurasi mahasiswa angkatan 2019 tersebut ditunda hingga tahun depan dan dilaksanakan bersamaan dengan mahasiswa angkatan 2020,” Senin (21/12). Tiara*
TEROPONG
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
17
Kehadiran Layanan Sidaring dan JPL Perpustakaan Pusat UNP Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Padang (UNP) meluncurkan dua layanan baru, yaitu Layanan Sirkulasi dalam Jaringan (Sidaring) dan layanan Jasa Penelusuran Literatur (JPL). Layanan Sidaring dan JPL sudah ada sejak Juli lalu, akan tetapi masih sedikit mahasiswa yang menggunakan layanan ini, yaitu sekitar 18%. Layanan Sidaring merupakan layanan peminjaman, perpanjangan, dan pengembalian koleksi atau buku perpustakaan pusat secara online. Sementara itu, layanan JPL adalah layanan peminjaman atau memesan paket literatur yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi, tesis dan disertasi tanpa harus datang ke perpustakaan pusat. Mahasiswa cukup menghubungi petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan UNP dan mengirimkan alamat tujuan pengiriman, selanjutnya petugas akan megirimkan paket literatur tersebut ke alamat peminjam. Ditelusuri lebih jauh, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam 2018, Ayuning Rimadhanty mengaku bahwa dia belum pernah menggunakan layanan Sidaring dan JPL. “Saya belum pernah mencoba,” ujar Ayuning ketika ditanyai, Selasa (17/11). Selain itu, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika TM 2018, Hidayatullah mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui dan juga tidak pernah mendapat informasi tentang layanan Sidaring dan JPL. “Saya tidak tahu soal itu, tidak ada dapat informasi apapun,” ujarnya, Selasa (17/11). Selanjutnya, Dosen Prodi Pendidikan Sejarah, Ridho Bayu
Yefterson, M. Pd mengatakan belum mendapatkan informasi mengenai layanan Sidaring dan JPL, seharusnya dosen juga penting untuk mengetahui hal tersebut. “Kebetulan di jurusan saya tidak ada dapat informasi pasti mengenai itu, entahlah kalau mahasiswa yang diinformasikan. Itu penting juga, karena dosen pun dalam melakukan penelitian bisa menggunakannya. Itu apakah pustaka menginformasikan ke jurusan, mungkin jurusan yang tidak menginformasikan atau memang belum sampai kejurusan,” tutur Bayu saat dihubungi Ganto, Kamis (19/11). Ketua Layanan Sidaring, Sri Yulianti, mengatakan layanan Sidaring dan JPL dibuka untuk memudahkan peminjaman buku di perpustakaan selama pandemi. “Kedua layanan ini dibuka untuk menjawab hambatan dalam menjalankan aktivitas meminjam buku di perpustakaan pada masa pandemi,” ujar Sri saat memberi jawaban lewat telepon, Selasa (18/11). Sri juga menuturkan buku yang dipinjam merupakan buku fisik, bukan buku digital. Ada beberapa cara dalam peminjaman buku melalui layanan ini. Pertama, peminjam menghubungi nomor WhatsApp yang tercantum atau yang tersedia. Peminjam mengirim pesan kepada pihak terkait dengan mencantumkan buku yang akan dipinjam dan membuat alamatnya untuk pengiriman buku. Kedua, pihak perpustakaan akan mencari buku yang diminta sesuai keinginan si peminjam dan akan mengirimkannya kepada alamat pemin-
Administrasi: Situasi perpustakaan Universitas Negeri Padang (UNP) terlihat lengang dan hanya dikunjungi oleh beberapa mahasiswa selama pandemi, Jumat (18/12). f/Sandi* jam melalui jasa pengiriman barang dengan biaya yang ditanggung oleh peminjam atau dengan sistem cash on delivery. Untuk pengembalian buku, peminjam dapat mengirim kembali buku tersebut melalui kantor pos tertentu yang biaya pengirimannya juga ditanggung oleh peminjam sendiri. Selanjutnya, untuk perpanjangan peminjaman buku, cukup dengan mengirim pesan ke nomor pihak perpustakaan yang tersedia. Kepala UPT Perpustakaan UNP, Ardoni mengatakan
bahwa layanan Sidaring dan JPL sudah disosialisasikan sejak Juli lalu melalui website Perpustakaan UNP. Selain itu juga sudah diinformasikan melalui media sosial Instagram dan Facebook. Pihak perpustakaanpun sudah mengirim surat ke seluruh program studi. untuk memberitahu kalau perpustakaan sekarang ada dua layanan baru, yaitu layanan Sidaring dan layanan JPL. “Sudah disosialisasikan melalui website perpustakaan, Instagram, Facebook, dan surat ke seluruh program studi,” jelas
Ardoni, Jumat (26/11). Untuk pendigitalan buku sendiri, saat ini belum bisa dilakukan karena akan memakan biaya yang cukup banyak dan tidak semua buku bisa didigitalkan. Tidak bisa sembarangan untuk menjadikan buku fisik sebagai e-book karena hal tersebut melanggar Undang-Undang (UU) Hak Cipta. “Masih ada masalah, terkendala UU Hak Cipta,” lanjutnya. Fini*
Penolakan Hasil Sidang Suksesi MPM KM UNP Pelaksanaan Sidang Suksesi Majelis Perwakilan Keluarga Mahasiswa (MPM KM) Universitas Negeri Padang (UNP) telah dilaksanakan pada Minggu (18/10) lalu, namun hasil sidang tersebut kemudian menimbulkan penolakan oleh beberapa Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fakultas lantaran tidak dilibatkannya mereka pada sidang suksesi tersebut. Berdasarkan hasil sidang suksesi MPM KM UNP, Dzaki Muhammad Nanda, Mahasiswa Jurusan Akuntansi TM 2017 dan Wido Yudhistira, Mahasiswa Jurusan Fisika TM 2017 terpilih sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Umum MPM KM UNP periode 2020-2021. Namun, hasil sidang tersebut tidak sepenuhnya diterima, khususnya oleh BPM Fakultas yang terdiri dari BPM Fakultas Teknik (FT), BPM Fakultas Ilmu Keolahragaan, BPM Fakultas Ilmu Sosial (FIS), BPM Fakultas Ekonomi, BPM Fakultas
Pariwisata dan Perhotelan. Ketua BPM FT, Anggara Islami Dasya menyatakan bahwa mereka menolak hasil sidang tersebut karena mereka tidak dilibatkan secara penuh dalam sidang suksesi tersebut. “Ketua BPM FT dan Fakultas lainnya tidak dilibatkan, sedangkan menurut UUD MPM KM UNP, BPM adalah anggota MPM,” terangnya, Jummat (20/11). Sejalan dengan Ketua BPM FT, Ketua BPM FIS, Fikri Shobri membenarkan bahwa alasan dari penolakan terhadap hasil sidang tersebut adalah karena mereka tidak dilibatkan dalam sidang suksesi tersebut. “Karena tidak mengikutsertakan pada saat suksesi, ” katanya, Minggu (22/11). Namun, lain halnya dengan Ketua BPM Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Rezky Fakhrir Hilmi. Rezky mengutarakan bahwa ia tidak mengambil sikap atas hasil sidang tersebut. menurutnya hasil sidang terse-
but tidaklah mudah untuk disimpulkan baik dan buruknya. “Karena persoalan tersebut ketua tidak mudah, banyak hal dan pertimbangan atas keputusan tersebut,” jelasnya melalui pesan WhatsApp, Sabtu (21/11). Menanggapi hal ini, Wakil Dekan III FBS, Dr. Indrayuda, S.Pd., M.Pd., Ph.D mengatakan jika perwakilan mahasiswa tidak diikutsertakan dalam sidang tersebut, maka hasil sidang itu akan ada cacat hukumnya. Indra melanjutkan, BPM Fakultas merupakan bagian dari MPM yang mempunyai hak dalam sidang suksesi MPM. “MPM itu adalah perwakilan mahasiswa universitas yang terdiri dari wakil fakuktas bukan? Nah jika kita pakai sistem voting, jelas itu tidak sah atau cacat hukum. Kecuali mereka diundang, tetapi tidak menggunakan haknya, sementara UU mengatakan apabila tidak menggunakan hak, dianggap menyetujui itu baru sah,” paparnya saat diwawancarai
Ganto, Senin (23/11). Selain itu, Dosen Jurusan Fisika, Dra. Yurnetti, M.Pd mengatakan bahwa penetapan Ketua Umum dan Sekretaris Umum MPM KM ini harus melalui urutan yang sistematis. Dimulai dari adanya pemberian surat oleh pembina yang menyatakan sudah berakhirnya masa kepemimpinan, kemudian ketua umum membentuk kepanitiaan dan mempelajari tata cara pemilihan. “Seharusnya ketua umum yang lama mengadakan rapat untuk menyepakati tata cara pemilihan, lalu dilanjutkan dengan pemilihan panitia pemilihan. Pemilihan bisa dilaksanakan jika telah memenuhi kuorum, yaitu dua pertiga tambah satu orang anggota yang hadir,” jelasnya, Sabtu (21/11). Mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi Negara TM 2017, Nia Rahmadhani menyarankan agar hal ini segera dapat diselesaikan dengan baik. “Saya yakin MPM selaku lembaga mahasiswa tertinggi sudah men-
jalankan sesuai prosedur, tapi mengenai bagaimana permasalahan tersebut semoga bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Tidak perlu harus ada mosi tidak percaya, kecaman dan sejenisnya. Ditambah lagi, ini terjadi karena minim pemahaman saja,” ungkapnya, Senin (23/11). Menjawab persoalan tersebut, Ganto kemudian menghubungi ketua MPM KM UNP periode 2019-2020, Tri Yuli Pahtoni. Ia membenarkan kabar terkait tidak diikutsertakannya BPM Fakultas dalam sidang suksesi MPM. “Karena kami mengikuti aturan pelaksanaan sidang pergantian kepengurusan sebelumnya. Dan pada saat itu ketua BPM memang tidak ikut serta, juga pada saat itu tidak ada yang mempermasalahkan perihal ini,” terangnya, Senin (23/11). Meskipun begitu Tri mengapresiasi tindakan BPM Fakultas yang dinilai kritis terhadap aturan yang dijalankan. Indah*
INTER
18
Surat Kabar Kampus Ganto
Ilmu Amaliah Amal Ibadah
Mahasiswa Angkatan SKK Ganto Adakan Mubes Eksternal Surat Kabar Kampus 2020 Terima KIP 2020 (SKK) Ganto Universitas Negeri Padang Kuliah Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Nomor 645/UN35/BP/2020 tentang Penetapan Penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah UNP Tahun Masuk 2020, disampaikan bahwa dana bantuan biaya hidup periode September 2020 sampai Februari 2021 untuk penerima KIP kuliah 2020 telah dicairkan oleh Kemendikbud, Sabtu (19/12). Kegiatan ini berlansung pada tanggal 14-16 Desember 2020. Mahasiswa yang menerima KIP Kuliah pada tanggal 14-15 Desember terdiri dari Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) sebanyak 200 orang, Fakultas Ekonomi 117 orang, Fakultas Ilmu Keolahragaan 139 orang, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) 230 orang, Fakultas Ilmu Sosial (FIS) 200 orang, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) 223 orang, Fakultas Pariwisata dan Perhotelan 84 orang, dan Fakultas Teknik 227 orang. Kemudian pada tanggal 16 Desember, penerima KIP Kuliah sebanyak 69 orang dari FBS, 126 orang dari FIP , 132 orang dari FIS, dan 120 orang dari FMIPA. Monalisa*
UK KOPMA Adakan SHU Unit Kegiatan (UK) Koperasi Mahasiswa (KOPMA) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) kepada UK tingkat Universitas dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) tingkat fakultas di sekretariat UK KOPMA Gedung Student Center UNP, Rabu (30/12). Menurut Sekretaris Umum UK KOPMA Silvy Fadraini, kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang diadakan dari dana SHU selama satu tahun kepengurusan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, SHU merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. Untuk tahun ini, SHU yang dibagikan yaitu kipas angin. "Pembagian kipas angin ini merupakan SHU dari kepengurusan tahun 2019," ujarnya. Lebih lanjut, Silvy menjelaskan bahwa SHU ini diperuntukkan kepada UK Universitas dan BEM fakultas sebagai perwakilan dari mahasiswa UNP. Rezky*
BEM KM UNP Adakan Talk Show Internasional Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan Talk Show Internasional Ragam Budaya dengan tema "Peran Pelajar atau Mahasiswa di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan Pada Masa Pandemi Covid-19" via Zoom Meeting, Selasa (10/11). Kegiatan ini menghadirkan tujuh pembicara dari beberapa kampus yang berasal dari dua negara, yaitu Indonesia dan Malaysia. Empat kampus yang berasal dari Negara Malaysia diantaranya Universitas Teknologi MARA, Universitas Utara Malaysia, Universitas Kebangsaan Malaysia, dan Universitas Pendidikan Sultan Idris. Tiga kampus dari Negara Indonesia, yaitu Universitas Yogyakarta, Universitas Sebelas Maret, dan UNP. Talk show tersebut merupakan kegiatan kedua dan sekaligus acara puncak dari kegiatan Ragam Budaya. Akhir kegiatan talk show ditutup dengan pengumuman juara dari empat cabang lomba tingkat nasional yang telah dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober9 November 2020. Yuni*
(UNP) mengadakan Musyawarah Besar (Mubes) secara daring melalui platform Zoom Meeting dan secara luring di Ruang Sidang SPI Gedung Rektorat Baru lantai 3, Jumat (25/12). Irza Ade Suarni selaku Pemimpin Umum SKK Ganto 2020 mengatakan acara ini merupakan Mubes Eksternal yang diikuti secara luring oleh 22 orang kru 2020 dan 19 anggota magang angkatan 25 yang dinyatakan lulus menjadi kru 2021. Selain itu, Pembina SKK Ganto Prof. Dr.
Kata Sambutan: Prof. Dr. Ermanto, S.Pd., M.Hum saat menyampaikan kata sambutannya secara daring melalui platform Zoom Meeting dalam Musyawarah Besar Surat Kabar Kampus Ganto, Jumat (25/12). f/Mitha Ermanto, S.Pd., M.Hum turut hadir dalam acara ini. Dalam kata sambutannya, Ermanto menyampaikan harapannya agar kru Ganto yang baru nantinya dapat berpartisipasi aktif dalam segala kegiatan yang diadakan.
Selain itu, mengingat situasi pandemi 2020 saat ini, Ermanto berharap agar Ganto kedepannya bisa lebih menggencarkan pemanfaatan teknologi digital sebagai media kampus seperti web dan Ganto TV. Mitha
Wadah Memperluas Prestasi Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Forum Olahraga Mahasiswa (Forgama) adalah sebuah unit organisasi tingkat fakultas yang berada di Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Padang (UNP). UKMF Forgama ini terbentuk pada tahun 2020 yang diawali dengan pelantikan pengurus pertama pada 1 Maret 2020. Ketua Umum UKMF Forgama, Rahmad Aldi menjelaskan, cikal bakal terbentuknya UKMF karena adanya kesadaran dari Kabinet
Abdi Karya Badan Eksekutif Mahasiswa FIS UNP mengenai perlunya meningkatkan prestasi non-akademik.
Selain itu, Rahmad juga mengatakan, perbedaan perkerutan pada mahasiswa tahun pertama yaitu mendaftarkan diri setelah pelaksanaan krida. “Untuk perekrutan itu setelah krida, Gubernur BEM KM FIS mengatakan
yang berminat bergabung, silahkan menghubunginya,” ungkapnya, Jumat (27/11). Terbentuknya UKMF Forgama dihadapkan dengan terjadinya pandemi, sehingga berdampak pada program kerja yang sudah dibentuk. Meskipun begitu Rahmad menjelaskan, anggota UKMF Forgama masih tetap berprestasi dengan memperoleh kejuaraan turnamen tingkat daerah walau di tengah pandemi. Afdal
Wakil Rektor III Pantau Tata Letak Inventaris UKM Wakil Rektor III Drs. Hendra Syarifuddin, M.Si, Ph.D dan Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan (BAK) Drs. Yushamdi melakukan kujungan ke Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM), Kamis (3/12). Kunjungan yang dilakukan Hendra bersama jajaranya untuk melihat keadaan di dalam gedung PKM, serta memonitor tata letak inventaris Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di dalam PKM. "Hari ini kami bersama jajaran melihat keadaan masing-masing
sekre UK untuk memantau tata letak inventaris setiap UKM yang ada di gedung PKM, serta melihat inventaris yang berada di luar seperti CCTV dan lainya," ujar Hendra. Selanjutnya, Ia mengatakan, tata letak inventaris di luar setiap UKM akan dibenahi kedepanya, dan setiap UKM sudah diberi meja dan kursi, maka inventaris meja dan kursi harus digunakan UKM ke depanya. Lebih lanjut, Hendra menambahkan, setiap UKM akan diberi jadwal untuk melakukan gotong royong bersama. Afdal
Jurusan PLS Kembali Raih Akreditasi A Jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP) kembali meraih Akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dalam perpanjangan akreditasi jurusan, Sabtu (5/12). Berdasarkan keputusan BAN-PT No. 6850/SK/BAN-PT/AK-PP/S/XI/2020, menyatakan bahwa Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, pada Program Sarjana Universitas Negeri Padang, Kota Padang memenuhi syarat peringkat Akreditasi A yang berlaku mulai 1
November 2020 sampai 1 November 2025. Ketua Jurusan PLS, Dr. Ismaniar, M.Pd., berharap Jurusan PLS bisa lebih maju lagi. "Ke depan tentunya kita berharap Jurusan PLS lebih maju lagi dan bisa mempersiapkan segala sesuatunya menuju akreditasi internasional" tutur Ismaniar, Sabtu (5/12). Senada dengan itu, Mahasiwa PLS Tahun Masuk (TM) 2018, Diken Reval mengatakan bahwa dengan capaian tersebut semoga prestasi Jurusan PLS lebih baik. Rizka*
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
Forsia FMIPA UNP Adakan Tablig Akbar Saat Pandemi Forum Studi Islam Al-Qalam (Forsia) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan tablig akbar dengan tema "Menjaga Hati Dikala Pandemi". Acara ini dibuka secara langsung oleh Rektor UNP, Prof. Drs. H. Ganefri, M. Pd., Ph. D. melalui platform Zoom Meeting dan Live Streaming YouTube, Senin (23/11). Tablig akbar ini dibuka untuk mahasiswa serta masyarakat umum dengan menghadirkan Abdullah Gymnastiar atau yang lebih dikenal sebutan Aa Gym sebagai penceramah. Ketua pelaksana, Malfiardi mengatakan bahwa tujuan diadakannya tablig akbar ini adalah untuk menjaga ke istikamahan dalam beribadah, meningkatkan kualitas iman dan menjaga ikatan persaudaraan sesama umat muslim. Malfiardi berharap dengan diadakannya tablig akbar ini dapat membuat peserta mampu menyikapi pandemi ini dengan baik. "Pandemi ini berasal dari Allah mungkin sebagai ujian dan akan kembali kepada Allah SWT nantinya." Ucapnya. Rizka*
FKPWI FBS UNP Adakan Webinar Tiktok 2020 Forum Kajian Pengembangan Wawasan Islam (FKPWI) Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan webinar dengan tema "Tingkatkan Ilmu dan Prestasi Kuliahmu Sambil Terus Berorganisasi itu Keren (Tiktok 2020)" melalui Zoom Meeting, Sabtu (21/11). Webinar ini menghadirkan Kabid Kaderisasi FKPWI 2014–2015 David, Duta Anak Sumbar Yunisa Rahmi Putri, dan Ketua Kemuslimahan FKPWI FBS UNP 2019 Dewi Sopia Darlis. Roni Chandra selaku Gubernur BEM KM FBS UNP mengatakan bahwa berorganisasi bisa menjadi ladang ilmu dan pengembangan bagi kita. Dewan Pembina FKPWI FBS UNP Fitrawati selaku pemateri, membeberkan pandangannya tentang berorganisasi. Beliau menjelaskan bahwa soft skill dan hard skill sangat dibutuhkan untuk kesuksesan. "Hard skill bisa didapatkan di dalam mata perkuliahan, tetapi soft skill seperti penyampaian pendapat, pengambilan keputusan, itu hanya kita dapatkan di dalam berorganisasi," tuturnya. Vedri*
FIP UNP Gelar Workshop PKM Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan workshop Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) untuk mahasiswa FIP secara virtual melalui Zoom Meeting, Minggu (1/11). Workshop ini dibuka secara virtual oleh Wakil Rektor III UNP, Drs. Hendra Syarifuddin, M.Si., Ph.D., dan menghadirkan dua pemateri, yaitu Juri Pimnas dan Reviewer Nasional PKM Abdul Mollah Jaya, SP., M.Si., dan Dosen Fakultas Teknik UNP Rifdarmon, S.Pd., M.Pd. T. Dalam pemaparannya, Abdul mengatakan bahwa program kreativitas yang diajukan harus mampu menyelesaikan permasalahan yang ada di lingkungan sosial. Senada dengan itu, Rifdarmon menyampaikan bahwa didalam PKM ini mahasiswa harus mampu berfikir kreatif dan untuk level berfikirnya diharapkan sudah mampu mencapai level 5/ C5 yang sesuai dengan taksonomi bloom. Lili
SEPUTAR MAHASISWA
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
19
Setelah dikeluarkannya surat edaran oleh Kemendikbud tentang pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di perguruan tinggi di Indonesia mulai menindak lanjuti hal tersebut. Salah satunya adalah Universitas Negeri Padang (UNP) yang melaksanakan kebijakan pembelajaran daring.
Untuk mengetahui bagaiaman rutinanitas dan keseharian mahasiswa di masa pandemi, Ganto melakukan survei dengan cara menyebarkan angket kepada 964 mahasiswa dari semua fakultas.
Tidak dapat dipungkiri perubahan dalam sistem pembelajaran turut mempengaruhi rutinitas mahasiswa. Mulai dari cara belajar hingga kehidupan sosialnya.
SASTRA BUDAYA
20
Surat Kabar Kampus Ganto
Ilmu Amaliah Amal Ibadah
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
Puisi
Angan-angan
Abu-abu
Sesekali langkah ku hampa Melangkah tanpa tahu Kapan petang datang Keinginan menggebu Rasa datang Mata bercakap Daku bergetar Teringat angan-angan Menelusuri jejak bayang-bayang Semua menyatu Mengalir dalam darahh Menanti kapan petang datang
Berisik jangan ganggu!
Oleh Yola Lestari Mahasiswa Ilmu Agama Islam TM 2019
Berisik jangan buntu! Selalu begitu kehidupan Kadang tentu kadang tak pasti Ingin lari tapi aku belum apa-apa
Senjaku yang Kelabu
Inginku petik kedamaian yang pasti itu Tapi harus bimbang agar seimbang Semuanya lapuk diterpa angin kehidupan Semuanya masih tanda tanya Dan setiap hari ada saja yang belum Apapun itu aku ingin lupakan Tapi semakin aku begitu semakin aku ragu Bertanya pada diri jadi apakah aku?
Dikala lantunan itu berkumandang Disaat lantunan itu berbisik di naluri Ku basahi untaian kelabu Ku sirami dengan guyuran ayat mu Agar senja ku yang kelabu Tak datang mengisolasi diri ini Agar senja ku yang kelabu Tak dapat ku temui... Agar diri ini hanya tercurahkan pada Mu
Oleh Yohadi Rahma Putra Mahasiswa Ekononomi Pembangunan TM 2017
Oleh Sisri Hayati Mahasiswa Pendidikan Matematika TM 2019
KRITIK PUISI
Antara Modernisasi, Puisi dan Disrupsi
Diasuh oleh Muhammad Adek, M.Hum
Sependek ingatan penulis, leksikon “disrupsi” adalah istilah yang cukup popular setahun yang lalu. Kata ini sering dicatut untuk mengisi judul-judul atau tema-tema konferensi di Indonesia. Mulai dari seminar bidang bisnis, politik, hukum hingga pendidikan. Kemashyuran terma ini mungkin hanya bisa ditandingi oleh frasa “Revolusi Industri 4.0” yang klise itu. Namun, jika ditanya apa arti keduanya, tidak semua orang mau repot-repot menjelaskannya. Sederhananya, disrupsi adalah perubahan yang radikal, yang mengubah tatanan lama status quo tanpa bisa diprediksi bentuk dan waktunya. Perubahan drastis ini akan menjungkalkan apapun atau siapapun yang tak siap. Cendekiawan Rhenald Kasali dalam bukunya Disruption (2017) mengibaratkan disrupsi seperti situasi kodok yang dimasukkan ke
dalam air panas. Jika kodok dicemplungkan ke dalam air yang panas mendidih, kodok tersebut pasti akan melompat-lompat untuk menyelamatkan diri. Namun, disrupsi adalah kodok yang diletakkan ke dalam wadah berisi air biasa, lalu dipanaskan secara perlahan sehingga hewan malang tersebut mati dalam ketidaksadarannya. Kurang lebih begitulah cara disrupsi bekerja. Walau terkesan kejam, disrupsi merupakan semangat zaman yang tak dapat ditolak kehadirannya. Salah satu contoh perwujudan disrupsi pada hari ini adalah pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh bagian dunia. Kurang dari beberapa bulan saja, penyakit tak kasat mata ini berhasil memporak porandakan tatanan ekonomi, politik hingga peradaban manusia. Hingga sudah selang setahun umurnya, virus ini belum ditemukan obat penangkalnya. Tak pelak, dari hari ke hari, masyarakat semakin terombang-ambing dalam menjalani hidup di tengah ketidakpastian dan keraguan-raguan dalam segala hal. Atmosfer keraguan dan kegamangan yang tengah menyelimuti kehidupan manusia saat ini juga muncul dalam tiga sajak pilihan Ganto edisi 216 ini. Pada sajak yang pertama
berjudul “Angan-Angan”, nada keraguan sudah tampak sejak baris pembuka, yaitu Sesekali langkahku hampa, Melangkah tanpa tahu. Dimana, tokoh Aku merasakan kepayahan akibat ketidaktahuan yang terus menghantuinya. Musuh ketidaktahuan yang dibicarakan adalah kapan petang datang. Walaupun begitu, keraguan di awal tersebut tak langsung mematahkan semangat tokoh Aku. Dirinya berhasil bangkit dan berbulat hati dengan keinginan menggebu, rasa datang, mata bercakap, serta pikirannya fokus pada tujuan akan teringat angan-angan, menelusuri jejak bayang-bayang, sehingga membentuk kebulatan dan kekuatan tekad yang semua menyatu, dan mengalir dalam darah untuk menghadapi ketidakpastian tersebut. Manusia modern sangat menyadari bahwa ketidaktahuan adalah hantu-hantu menakutkan. Sebab, ketidaktahuan adalah aib yang harus ditekan dan disembunyikan di zaman serba canggih dan ilmiah saat ini. Fenomena inilah yang diungkapkan tokoh Aku pada puisi kedua berjudul “Senjaku yang Kelabu”. Ketidakberdayaannya menghadapi hantu berkedok senjaku yang kelabu memaksa dirinya untuk mencari perlindungan lain, yaitu tokoh
Mu. Teror senjaku yang kelabu, yang sewaktu-waktu dapat mengisolasi diri ini, harus dimentahkan dengan pengetahuan paling primitif dalam diri manusia, yakni intuisi terhadap kehadiran sang Kuasa (tokoh Mu). Dengan jaminan seperti itu, manusia modern dapat menghindari dirinya atas keadaan terisolasi dan kelabu dari kelamnya ketidaktahuan. Ketakutan manusia pada musuh yang tak terlihat dan tak diketahui wujudnya semakin kentara pada puisi ketiga berjudul “Abu-Abu”. Tokoh Aku sedari awal sudah terganggu dan buntu oleh berisik-nya musuh samar-samar yang kadang tentu kadang tak pasti. Tokoh Aku kemudian mencoba ingin lari untuk memetik kedamaian yang pasti, yakni dunia yang terkontrol dan terukur. Namun, tokoh Aku menyadari bahwa manusia modern sesungguhnya belum apa-apa, karena setiap hari, ada saja yang belum diketahui-nya. Fondasi kepercayaan manusia saat ini semuanya lapuk diterpa angin kehidupan, hingga terkungkung dalam dunia yang semuanya masih tanda tanya. Dengan keadaan dunia seperti itu, tokoh Aku bertanya pada diri, jadi apakah Aku sebenarnya? Peradaban modern yang menjanjikan berkat Revolusi
Industri tersebut ternyata tidak kunjung menyelesaikan problematika kehidupan manusia. Alam dan seisinya masih terlalu perkasa untuk dikontrol sepenuhnya oleh rekayasa dan pengetahuan ilmiah manusia. Sekali lagi, Bumi Manusia menyimpan segudang hantu-hantu disrupsi yang dapat meluluhlantakkan kehidupan manusia tanpa aba-aba. Alhasil, manusia mau tak mau harus kembali merenungi nasibnya. Apakah untuk menata langkah, mencari sandaran atau bahkan menyerah pasrah. Ketiga puisi terpilih di atas mengajak pembacanya untuk menyadari bahwa manusia belum seperkasa apa yang dipikirkannya. Masih ada Alam, Semesta bahkan sang Kuasa yang memperhatikan perangai manusia dari kejauhan sana. Manusia, disarankan agar lebih berhati-hati mempergunakan pengetahuannya untuk meraih kebahagiaan hidup. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memang menawarkan kemajuan peradaban dan kemudahan yang luar biasa. Namun, ingat selalu pesan Paman Ben dalam film Spiderman 1 yang legendaris itu, “Dibalik kekuatan yang besar, tersimpan tanggungjawab yang besar juga.”
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
Cerpen
SASTRA BUDAYA
21
Artis Sembako Oleh Isna Meiriska Pemenang Lomba Webinar Menulis Opini dan Cerpen SKK Ganto
Sudah seminggu ini persediaan kebutuhan hidup Wadi mencukupi ia dan keluarganya melebihi dari yang biasanya. Jika sebelumnya Wadi hanya mampu membeli beras untuk dimakan satu kali dalam sehari, dan itupun harus ditakar bersama tiga anak dan istrinya, sekarang tidak lagi. Mereka sudah bisa makan dengan bebas tanpa perlu terbebani memiliki porsi yang lebih banyak. Wadi tidak naik pangkat dari tukang becak menjadi sopir bus. Istrinya juga tidak mengalami penambahan jumlah dari pekerjaannya sebagai buruh cuci baju. Dia juga tidak memaksa anak-anaknya untuk menambah jam mengamen. Wadi tidak mencuri apalagi korupsi. Wadi hanya diminta untuk berfoto, dan secara ajaib kebutuhan hidupnya terpenuhi. “Sudah berapa foto yang kau ambil hari ini?” tanya Triarno siang itu, pria dengan dua buah plastik besar di masing-masing tangannya, kepada Wadi yang tengah mengelap kursi penumpang becaknya di halaman rumah. Triarno dengan hanya kaus dalam longgar, celana kain, dan sehelai handuk kecil tipis menggantung di lehernya, tersenyum begitu lebar. Giginya yang sudah keropos menjadi saksi kebahagiaannya siang itu. “Belum ada.” Wadi melirik dua kantong besar itu. “Wah, kau sudah dapat dua?” tanya Wadi takjub. “Tiga,” ralat Triarno cepat. “Satu lagi masih di pangkalan, belum kubawa ke rumah, berat.” Wadi terkekeh mendengarnya. “Kau semangat sekali, No.” “Tentu saja,” sahut Triarno
begitu riang. “Kau cuma diminta foto untuk dapat beras dan minyak goreng ini. Seminggu kita narik pun, tidak mampu beli segini banyak.” Wadi memasang kursi penumpang becaknya yang sudah kinclong ke tempatnya kembali. Memasukkan beberapa perkakasnya ke dalam kotak kayu, kemudian menaruhnya di teras rumah. “Aku juga mau kesana, No. Masih ada kan?” Triarno yang sedari tadi heboh bercerita tentang bagaimana ramainya orang-orang yang meminta foto di pangkalan becak selama Wadi merapikan perkakasnya, mengangguk-angguk semangat. “Ya! Harusnya sudah dari tadi, Di. Kau bisa-bisa kehabisan!” Wadi tersenyum kalem. “Rezeki nggak bakal habis, No.” “Ya ya, terserah. Pokoknya cepat kau pergi sebelum teman-teman rakus yang lain kembali untuk yang kedua kalinya.” Triarno menjunjung plastik besarnya tersebut dan menaruhnya di bahu. “Aku sebenarnya mau balik, tapi kurasa tiga plastik sudah cukup. Lagian, mukaku capek kena cahaya kamera terus.” Triarno pamit dan Wadi lantas mengayuh becaknya menuju pangkalan becak yang berdekatan dengan terminal angkot dan bus kota. Biasanya tempat itulah yang menjadi pusat datangnya kelompok-kelompok peminta foto yang dibicarakan Triarno tadi. Memang sudah beberapa minggu terakhir ini mereka rajin melakukan kunjungan. Biasanya mereka mengenakan baju seragam dan membawa
saat ini sedang butuh barang lain seperti telur, sabun mandi, atau mi instan juga tidak apa-apa. “Selamat siang, Pak.” Belum sampai ia di tempat kerumunan tersebut berlangsung, tiba-tiba seseorang menepuk bahunya. Seorang pria dengan masker dan baju kaus seragam bewarna biru. “Iya, selamat siang,” balas Wadi. Pria tersebut lantas mengambil sebuah kantong plastik putih mirip milik Triarno dan Edi dari seseorang di belakangnya kemudian menyodorkannya ke hadapan Wadi. “Ini, ada sedikit bantuan sembako dari kami, PT. Bumi Jaya, untuk bapak dan Ilustrator: Vedri Rahmadhana* teman-teman lainnya.” Wadi menyambut uluran saat kecepatan sepeda sudah mereda. “Kau sudah foto belum plastik tersebut dengan senyum hari ini?” tanya pria bertubuh malu-malu yang ia tutup-tutupi handuk di pendek dan gempal tersebut. menggunakan Keringatnya yang besar dan lehernya. “Terima kasih banyak, bulat sudah menghiasi dahinya. Pak,” ujar Wadi seraya menunNamanya Edi, salah satu rekan duk-nunduk menyalami tangan sesama penarik becak Wadi. Ia pria tersebut. “Sama-sama. Semoga tampak menenteng dua plastik Pria tersebut putih serupa dengan milik bermanfaat.” tersenyum lebar dan mengangTriarno tadi. “Itu ada kelompok baru yang guk-angguk Sangat lama Wadi hingga ia datang,” kata Edi sambil menyalaminya, ingin melepaskan menunjuk sebuah mobil putih tampak dengan logo besar di badannya. tangan Wadi. “Kalau begitu saya “Cepat kau ke sana Wadi, nanti permisi dulu, Pak.” Wadi lantas tiba-tiba bertankehabisan! Aku mau cari yang ya. “Loh, tidak difoto dulu?” lain lagi!” Edi melambai dan berlalu tanyanya. “Biasanya pada minta meninggalkan Wadi yang sudah foto,” lanjutnya malu-malu. Pria tersebut sedikit terperjalan ke arah kerumunan itu. Sambil menyeret becaknya, ia anjat. “Oh, iya betul.” kemudian seadanya. “Kalau berharap semoga para peminta terkekeh foto itu punya apa yang ia mau. begitu ayo kita foto dulu, Pak.” Seseorang kemudian datang Beras, minyak goreng, garam, dan gula sudah banyak sekali. Ia dengan kamera besar di tangan,
kamera-kamera yang tampak canggih. Lusa kemarin seragam mereka bewarna merah, hari ini kira-kira warna apa ya? “Eh, Wadi!” seru seseorang saat Wadi sudah hampir mendekati terminal. Wadi memperlambat kayuhannya pada pedal, lalu perlahan turun
juga beberapa orang lainnya yang memegang ponsel pintar mereka secara horizontal. Layaknya pasukan tukang foto yang siap memotret setiap momen mengharukan, dimana seorang manusia dengan rendah hatinya menolong manusia lain yang kesusahan. “Satu… dua… tiga…!” Satu bunyi cekrek terdengar, disusul beberapa bunyi serupa lainnya. Maka dengan begitu momen Wadi dan pria itu telah terekam secara digital. Seorang pria yang tersenyum penuh wibawa dan bangga, dengan seorang pria lusuh dan ceking yang menenteng plastik lebih putih dari kaus dalamnya. Sekarang, setelah mendapat sumbangan sembako secara gratis dan mudah itu, selanjutnya Wadi dan teman-temannya hanya perlu menunggu salah satu dari wajah mereka tampil di koran atau televisi esoknya. Tidak lupa dengan tulisan “PT. Bumi Jaya Membagikan Sembako Secara Gratis kepada Warga Tidak Mampu” sebagai tajuk berita. “Kita nih, macam artis.” Kalau kata Doni, si supir angkot, ketika gerombolan orang berseragam itu sudah pergi. “Sudah diberi sembako gratis, difoto, eh masuk berita lagi!” Benar, pikir Wadi, mereka seperti artis. Kalau artis difoto karena popularitasnya, maka mereka difoto karena kemiskinannya. “Ah, tapi tidak apa-apa,” mereka menghibur diri, “yang penting masuk berita dan kebutuhan hidup tercukupi.”
KRITIK CERPEN
Perspektif Positif
Diasuh Oleh Refisa Ananda, M.Pd Cerpen Artis Sembako merefleksikan kenyataan sosial mengenai pergerakan beberapa kelompok (dapat dikatakan “partai politik”) untuk memikat hati rakyat dengan berlomba-lomba memberikan bantuan sembako. Ada kalanya kegiatan sosial itu justru mengesampingkan perasaan dan harga diri rakyat yang menerima bantuan. Hal yang terabaikan, asalkan mereka mendapat bingkisan bantuan dari tuan-tuan. Terserah apa yang mereka rasakan, yang penting momen itu harus diabadikan, dibagikan, dan disebarkan.
Tema yang diangkat dalam cerpen ini adalah masalah sosial yang bersumber pada faktor ekonomi, yaitu kemiskinan. Kritik terhadap tema tersebut bertujuan untuk menggugah nurani masyarakat dalam menyikapi ketidakberesan-ketidakberesan yang terjadi dalam masyarakat. Kritik terhadap sesuatu yang dianggap benar dan salah merujuk pada aspek nilai moral dalam masyarakat. Bentuk penyampaian kritik dalam cerpen ini bersifat lugas. Seperti tampak dalam kutipan berikut “Wadi dan teman-temannya hanya perlu menunggu salah satu dari wajah mereka tampil di koran atau televisi esoknya. Tidak lupa dengan tulisan “PT. Bumi Jaya Membagikan Sembako Secara Gratis kepada Warga Tidak Mampu,” Tampak sekali bahwa penulis mengkritik “sistem” pemberian bantuan di Indonesia. Kritik secara sinis juga disampaikan pada kutipan berikut. Layaknya pasukan
tukang foto yang siap memotret setiap momen mengharukan, dimana seorang manusia dengan rendah hatinya menolong manusia lain yang kesusahan. Bahasa yang manis namun ironis. Tidak hanya Isna yang menyajikan kritikannya melalui sebuah cerpen. Kekuatan karya sastra juga mampu menyajikan berbagai kritik terhadap kehidupan dengan suguhan rupawan. Ada beberapa pengarang yang juga mengkritik berbagai hal tentang kehidupan, terutama pemerintahan. W. S. Rendra dalam Mastodon dan Burung Kondor (1972); Seno Gumira Ajidarma dalam Telepon dari Aceh (1999), Saksi Mata (1994), dan Seorang Wanita di Halte Bus (1987); Wiji Thukul dalam Para Jendral Marah-marah (1996), Aku Diburu Pemerintahku Sendiri (1996), dan Buat L.Ch & A.B (1996); dan beberapa pengarang lainnya. Al-Qur’an membolehkan
sedekah dilakukan secara terbuka atau terang-terangan sebagaimana diperbolehkannya sedekah secara rahasia atau tertutup. Hal terpenting adalah perbuatan baik yang dilakukan didorong oleh niat yang ikhlas tanpa mengharapkan pujian, popularitas, atau pun pencitraan. Terkadang, hal yang terlupakan di samping niat baik yang hendak ditunaikan adalah menjaga perasaan dan kemuliaan diri orang yang menerima sedekah. Seperti tampak pada kutipan berikut. Benar, pikir Wadi, mereka seperti artis. Kalau artis difoto karena popularitasnya, maka mereka difoto karena kemiskinannya. “Ah, tapi tidak apa-apa,” mereka menghibur diri, “yang penting masuk berita dan kebutuhan hidup tercukupi.” Ada dua kelas kehidupan yang berbeda disandingkan dengan cukup ironis dalam cerpen ini. Pertama, kelompok-kelompok penerima sum-
bangan yang terdiri atas Wadi, Triarno, Edi, dan Doni. Tokoh-tokoh ini hidup dengan segala keterbatasan. Namun, di masa-masa tertentu mereka merupakan orang yang diuntungkan demi keuntungan pihak-pihak tertentu. Kedua, kelompok-kelompok pemberi sumbangan yang menggunakan identitas atau simbol kelompoknya. Latar tempat cerita ini berkisar di pangkalan becak yang berdekatan dengan terminal angkot dan bus kota. Tempat yang biasanya menjadi tujuan utama bagi dermawan yang hendak membagikan bantuan. Pemilihan nama PT. Bumi Jaya yang digunakan penulis tentunya juga punya arti penting. Indonesia adalah negara yang kaya dengan berbagai hasil buminya. Namun, masih banyak rakyatnya yang menderita, hidup di bawah garis kemiskinan. Bahkan masih kesulitan memenuhi kebutuhan pokok mereka.
RESENSI
22
Ironi di Balik Kerengkeng Stigma Judul Penulis Penerbit Tebal Cetakan Bahasa
Buku ini berisi tentang pemikiran, perenungan, sekaligus curahan hati seorang perempuan yang berupaya memberikan dukungan kepada suara perempuan yang seringkali gagal didengar akibat hukum halal-haram yang selalu dijatuhkan kepada mereka dibandingkan memberikan aspirasi terhadap perempuan. Sesuai dengan judulnya, Kalis sebagai penulis mengangkat isu-isu yang menurutnya mesti menjadi bahan diskusi, yaitu berupa hal-hal yang baginya tidak bisa diterima begitu saja pada perempuan atas dalih kepatuhan terhadap agama. Buku ini berisi kumpulan 26 esai dengan beragam topik yang berfokus pada tubuh, kemanusiaan, religiusitas, dan berbagai pengalaman perempuan lainnya. Dengan bahasa yang luwes dan humoris, Kalis mengkritisi dan mempertanyakan banyak hal yang mungkin selama ini luput dari mata, mulai dari konstruksi sosial tentang bagaimana seharusnya menjadi perempuan (terutama perempuan Muslim) sampai tren masyarakat yang mengedepankan simbol agama dan “kesalehan visual” ketimbang kontekstualisasi atau substansi ajaran agama yang menjunjung nilai-nilai egalitarian dan keadilan. Seperti pada salah satu tulisannya yang berjudul “Kerudung di Negeri Ini dan Tafsir yang Dilekatkan pada Kami”, Kalis mengajak pembaca untuk melihat lagi bagaimana simbol kain yang menut-
up kepala itu identik sebagai kelembutan wanita. Padahal, label tersebut tidak sepenuhnya benar. Kalis merasa ada hal-hal yang mengganjal di dalamnya. Relevansi keseluruhan tulisan dengan isu-isu terkait perempuan dalam buku ini menjadi bahan kuat dalam karya Kalis. Tentunya, buku ini tidak mengajak pembaca untuk menghakimi suatu hal yang dianggap keliru ataupun membenci laki-laki atas isu seputar perempuan, melainkan mengajak pembaca membuka mata lebih jauh mengenai mana yang menjadi urgensi dan mana yang dinilai logis. Buku ini mengkritisi sederet realitas yang tampak baik-baik saja di lingkungan kita, tetapi sesungguhnya menjadi ironi jika dikupas lebih dalam. Buku ini ditulis dengan bahasa ringan namun tegas, serta didukung oleh data dan observasi penulis yang menjadikan buku ini menarik untuk dibaca. Meskipun begitu, dari beberapa esai yang ada dalam buku ini terasa repetitif dalam pembahasannya, dengan memperingkas ketebalan halaman buku mungkin dapat mengurangi kesan repetisi penulisan. Tentu saja, secara keseluruhan buku ini layak untuk dibaca oleh berbagai kalangan, terutama pada kalangan yang tengah memulai proses hijrah untuk mengenal sudut pandang yang lebih fleksibel. Resensiator: Yosi Amelia Putri* Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2018
Ilmu Amaliah Amal Ibadah
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
Perjalanan Menemui Diri Sendiri Judul Penulis Penerbit Tebal Cetakan Bahasa
: Muslimah Yang Diperdebatkan : Kalis Mardiasih : Buku Mojok : xii + 202 halaman : Keempat, 2019 : Indonesia
Surat Kabar Kampus Ganto
: Aku Pulang, Kepelukanmu : Muhamad Al Bazzar : CV. Garuda Mas Sejahtera : 119 : Pertama, 2020 : Indonesia
Buku ini menceritakan tentang seorang laki-laki bernama Ale yang sedang mengalami patah hati yang begitu dalam. Seiring dengan kehilangan orang yang dicintainya Ale juga merasa kehilangan tempat untuk pulang. Dia melakukan perjalanan panjang ditengah libur kuliah untuk mengobati patah hatinya serta menemukan arti pulang yang sesungguhnya. Ale bersama temannya yang bernama Aldi melakukan perjalanan keliling pulau Jawa dan mendaki Gunung Bromo. Dari perjalanan itulah Ale menemukan banyak pengalaman dan jawaban dari berbagai tempat yang ia kunjungi, bahwa tempat pulang yang sesungguhnya begitu dekat dengan dirinya. Bagi yang sedang terjebak dengan masa lalu, yang tengah menghadapi patah hati, dan kehilangan yang menyakitkan, lewat novel ini tokoh Ale akan membantu menunjukkan bahwa jalan hidup masih panjang dan setiap kita bisa kembali menemukan arti hidup serta tempat pulang yang sesungguhnya. Sosok Ale pada novel ini terbingkai lewat cerita bahwatempat pulang pada setiap orang dapat berbeda, namun pelajaran dari proses mencari tersebut dapat menjadi refleksi bagi siapapun. Dari kisah Ale ini, tersirat berbagai pesan dan pelajaran bahwa diri yang diterima tanpa takut dan penolakan, menjadi tempat pulang yang sebenarnya, yaitu berasal dari diri sendiri. Buku ini sangat menarik sebab membuat kita turut merasakan petual-
angan Ale, menenggambarkan betapa asiknya melakukan sebuah petualangan dalam perjalanan. Buku Aku Pulang, Kepelukanmu ini sangat cocok untuk orang yang ingin melakukan perjalanan dan memotivasi orang yang telah melakukan perjalanan untuk menjadikannya sebuah karya. Selain itu, buku ini turut menggambarkan keberagaman sifat dan karakter manusia serta bagaimana kita mesti menyesuaikan diri ditempat yang didatangi. Karena buku ini merupakah kisah perjalanan, sehingga tidak diwarnai konflik yang begitu berarti di dalamnya. Hal itu memberikan kesan monoton pada saat membaca buku ini. Selain itu, Novel ini hanya memiliki fokus cerita pada perjalanan Ale semata, sehingga kita tidak akan menemukan tokoh-tokoh lain dengan karakter yang kuat selain dari Ale dan Aldi sebagai teman seperjalanannya. Terlepas dari hal-hal tersebut, buku ini sangat pas dibaca pada saat bersantai dan juga menarik untuk menambah wawasan mengenai dunia luar yang dapat memperluas sudut pandang kita. Buku ini menyuguhkan cerita bahwa setiap tempat yang didatangi akan memberikan kesan dan pengalaman yang berbeda, begitu pula dengan berbagai manusia yang ditemui lewat karakter yang unik. Resensiator: Putri Wahyuni* Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia TM 2019
ULASAN FILM
Nilai Tinggi Sebuah Kejujuran Judul film Genre Tanggal rilis Durasi Sutradara Bahasa Pemain
: : : : : : :
Knives Out Kriminal, Drama 27 November 2019 130 Menit. Rian Johnson Inggris (Sub Indonesia) Daniel Craig, Chris Evans, Ana De Armas, Chistoper Plummer, Don Johnson, Toni Collette, Michael Shannon.
Film besutan Rian Johnson ini berhasil memboyong sejumlah pengakuan dari berbagai ajang festival dan penghargaan internasional. Sebut saja nominasi BAFTA Awards, AACTA Awards, Art Directors Guil Awards, hingga Academy Awards atau Oscar. Pasalnya film ini berhasil digarap dengan begitu epik hingga mampu memainkan emosi penonton. Film dengan durasi kurang lebih 130 menit ini bercerita tentang penulis novel kaya raya, Harlan Thrombey (Chistoper Plummer) yang tewas usai perayaan ulang tahunnya yang ke-85. Awalnya kasus kematian Harlan diduga sebagai kasus bunuh diri. Namun setelah penyelidikan yang dilakukan oleh detektif terkenal Benoit Blanc (Daniel Craig), kasus tersebut berubah menjadi kasus pembunuhan dengan seluruh anggota keluarga Thrombey, dalam hal ini anak, menantu dan cucu Harlen adalah tersangkanya. Selain itu, Harlen memiliki perawat, seorang gadis pekerja keras serta memiliki sifat yang baik bernama Marta (Ana de Armas).
Marta memiliki kelainan yang unik, dimana ia akan muntah apabila melakukan kebohongan. Hal ini dimanfaatkan Blanc untuk mencari titik terang dari kasus tersebut. Dari hasil interogasi singkatnya terhadap Marta, Blanc menemukan hampir semua jawaban yang dikemukakan oleh keluarga Thrombey yang telah ia interogasi adalah kebohongan. Alasan menjadikan semua anggota keluarga Thrombey sebagai tersangka menjadi semakin kuat lewat pengakuan Marta jika Harlen mengetahui Ricard (Don Johnson), menantunya tegah berselingkuh dan hendak memberitahukan hal tersebut kepada putrinya. Harlan juga mengetahui menantunya yang janda, Joni (Toni Collette), diam-diam mengambil uang dua kali lipat dari jatah yang seharusnya, sehingga Harlen berniat menghentikan biaya bulanan untuknya. Jalan cerita yang penuh kejutan, berhasil membuat penonton terheran-heran. Hal ini terjadi ketika Blanc mencoba melakukan interogasi lanjutan terhadap Marta.
Bagaimana tidak, pada menit ke 36-43, penonton seolah diajak menyimpulkan melalui tayangan kilas balik dari tokoh Marta, bahwa inilah jawaban di balik cerita tewasnya Harlan. Dimana ia mencoba menyelamatkan perawatnya, Marta dari tuduhan kasus pembunuhan karena salah memberikan dosis obat lewat cara membunuh dirinya sendiri. Suasana menegangkan muncul ketika pengacara mengatakan bahwa Harlan telah mengubah surat wasiatnya seminggu sebelum ia dinyatakan meninggal. Di sana tertulis jika Harlen mewariskan seluruh kekayaan serta asset miliknya kepada perawatnya, Marta. Cerita menjadi semakin seru katika Marta memutuskan mengakui kesalahannya di depan keluarga Thrombey yang menyebabkan Harlan tewas serta berniat menolak warisan yang diberikan kepadanya tersebut. Namun hal tak terduga justru terjadi ketika detektif Blanc mencoba menghalangi Marta dari pengakuannya dan memutuskan kasus tersebut adalah kasus bunuh diri. Terlepas dari itu semua, film ini mengajarkan kita beberapa hal penting, yaitu kesadaran untuk tidak mengambil hal-hal yang bukan milik kita serta tidak memaksakan kehendak terhadap orang lain. Akhir kisah, film ini tentunya mengajarkan kita untuk senantiasa terus berusaha, tidak bergantung kepada orang lain, tidak egois serta tidak menghalalkan segala cara untuk mendapatkan yang kita mau. Resensiator: Lili Rahmadani Mahasiswa Teknologi Pendidikan TM 2018
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
23
FILOSOFIA
Membaca Ulang Fanatisme Kita
Oleh Alim Harun Pamungkas Pengajar Filsafat Pendidikan
Beberapa tahun yang lalu, saya adalah warga dari sebuah kota di Indonesia yang dikenal memiliki antusias tinggi terhadap sepak bola. Pada saat momen-momen tertentu, seluruh penjuru kota dipenuhi oleh pendukung tim sepak bola tersebut. Tak jarang kerumunan dengan jumlah besar tersebut menganggu kenyamanan pengguna jalan, bahkan hingga memberikan efek traumatik. Kejadian penyerangan kepada pengendara kendaraan bermotor dengan plat nomor dari kota lain yang menjadi lawan tanding dari klub sepak bola tempat kota kami berasal seringkali tidak dapat dihindari. Dari contoh kejadian tersebut, apakah hal itu merupakan bentuk dari fanatisme? Fanatisme merupakan sikap
OGAN
seseorang dalam memeluk suatu pandangan. Fanatisme ini selanjutnya menjadikan seseorang memiliki kerelaan untuk berani kehilangan nyawanya dan bahkan tega untuk menghilangkan nyawa orang lain. Secara sosiologis, fanatisme merupakan suatu pilihan yang menarik. Fenomena fanatisme adalah sesuatu yang paradoks sebab di dunia yang penuh keterbukaan dan keterhubungan, terdapat mereka yang justru memilih untuk takut “terbuka”. Tentu persoalannya adalah pandangan bahwa keberagaman dianggap sebagai ancaman pada identitas lokal yang dipegang erat selama ini. Secara epistemologis, seseorang yang fanatik tidaklah dapat melihat sesuatu secara rasional. Sehingga berpotensi untuk memandang orang lain tidak selayak dirinya. Pandangan ini dibentuk oleh prasangka atas pengalaman pribadi atau kelompok yang dendam sebelumnya. Dendam bisa disebabkan karena adanya kesenjangan sosial seperti ekonomi dan politik. Sebagai contoh, masih tersimpan dalam ingatan jamak orang Indonesia tentang penindasan politik atau ekonomi pada masa kolonialisme Belanda. Sidik jari ketertindasan itu menempel pada banyak aspek kehidupan orang Indonesia. Politik, ekonomi, hingga cara pandang kolektif kita. Kesenjangan dan
ketidakadilan sosial tersebut merupakan benih dendam dan trauma yang diproduksi secara masal bagi orang-orang Indonesia sehingga memunculkan perlawanan. Sedangkan secara psikologis, fanatisme dapat dipahami sebagai metode bertahan dari perasaan termarginalisasi. Sehingga dalam hal ini, seseorang rela untuk mengikatkan dirinya secara penuh pada suatu pandangan atau kelompok yang diharapkan dapat memberinya ketenangan jiwa. Naluri inilah yang membawanya untuk menggunakan pola ini dan menganggap bahwa bersikap fanatik adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk mempertahankan diri. Seseorang yang tidak terbuka terhadap pandangan yang berbeda akan berubah menjadi fanatik. Efeknya adalah orang tersebut akan menjaga secara ekstrim pandangan dan identitasnya. Hal ini yang menyebabkan hubungan dengan orang-orang yang berbeda identitas dengan kelompoknya akan menjadi sesuatu yang mustahil. Ekstrim tidaknya seseorang dilihat dari tolok ukur kuantitatif, yaitu proporsinya. Sehingga label ekstrim, tidaklah selalu berafiliasi negatif. Lihat saja pada label ekstrim kanan (agama) dan ekstrim kiri (liberal) pada dunia politik. Keduanya tidak dapat disebut sebagai
kelompok fanatik (intoleran), karena baik keduanya merupakan pejuang kebebasan berpendapat. Dengan demikian, tidak mudah untuk memberikan stempel fanatik kepada seseorang, sebab seorang pejuang ekstrimis bagi pemerintah kolonial, juga merupakan pejuang kemerdekaan bagi rakyatnya. Pada kasus lain, baik fanatik dan ekstrimis dapat disandingkan dengan istilah fans (penggemar). Seorang fans dapat bersikap setia terhadap idolanya, walau tidak fanatik. Seperti fans musik rock yang “keras”, namun kesehariannya ia lembut dalam tutur dan tindakan. Terdapat penganut agama yang fanatik terhadap agama yang diyakininya, namun juga terdapat penganut agama yang bertindak ekstrim melalui aksi persekusi atau perundungan kepada pemeluk agama lain. Penjelasan tersebut membawa kita pada pemahaman bahwa fanatisme merupakan fenomena universal, karena fanatisme berhubungan dengan sifat seseorang yang manusiawi. Fanatisme tidak selalu negatif, karena seorang pejuang kemerdekaan rela mati dan berkorban nyawa demi terciptanya kehidupan yang anti penindasan. Banyak mereka yang loyal pada suatu ajaran, ideologi, dan agama tertentu tanpa menjadi seorang yang fanatik.
Fanatik pantas disematkan bagi mereka yang memahami kebenaran dogmatis. Kebenaran yang mutlak bagi diri dan kelompoknya sendiri. Seseorang yang fanatik akan menghindari cara berpikir kritis dan pemikiran yang berbeda dengannya. Hal ini dapat terbentuk karena cara berpikir yang dikonstruksi dalam rentang waktu yang panjang melalui pola belajar yang dogmatik. Praktik monopoli kebenaran ini, tidak saja dilanggengkan secara umum melalui mimbar-mimbar kelas, namun juga media masa dan bahkan oleh para tokoh berpengaruh. Memerangi fanatisme adalah sama dengan memerangi ketertutupan cara berpikir. Maka fanatisme tidak dapat dilawan selain dengan pendidikan. Popor senapan tidak akan dapat mengubah seseorang yang fanatik, yaitu mengubah cara berpikir yang tertutup (closing minded) menjadi cara berpikir yang terbuka (open minded). Sudah saatnya pendidikan pada semua level dan dan jalur membangun suasana belajar yang mendorong lahirnya pemikiran kritis. Membangun basis keyakinan adalah penting, namun membangun cara berpikir yang logis juga tidak kalah penting. Belajar tentang logika merupakan cara untuk berpikir sistematis dan rasional.
November - Desember 2020 Edisi No 216/ Tahun XXX
IKLAN
24