Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
ISSN: 1412-890X
2
Idealnya Sebuah Lembaga Pendidikan Setiap perjalanannya, pendidikan turut andil dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi, dan skill. Pendidikan adalah proses mencetak generasi penerus bangsa. Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan. Pendidikan merupakan sebuah martabat dan harga diri kehidupan. Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia, pengangkatan manusia ke taraf insani. Peran pendidikan dalam menyejahterakan ini tidak terlepas dari kemampuan lembaga pendidikan dalam mendayagunakan sumber-sumber pendidikan untuk diri, bangsa, dan negara secara mutlak. Pemerintah berpikir keras dalam memformulasikan sebuah kebijakan yang diharapkan mampu menyejahterakan keberlangsungan pendidikan Indonesia. Dengan menyoroti problema yang ada dan menawarkan solusi terbaik untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, maka lahirlah sebuah kebijakan baru, salah satunya dengan merancang formula ideal pendidikan profesi pendidik, program Profesi Guru. Yakni sebuah gagasan pemerintah, program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan yang selanjutnya disebut program Pendidikan Profesi Guru (PPG). PPG adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/ DIV nonkependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan, sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sebab guru memang merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan, melakukan interaksi langsung dengan peserta didik dalam pembelajaran. Melalui proses belajar dan mengajar inilah berawal kualitas pendidikan. Oleh sebab itu, Universitas Negeri Padang (UNP), sebagai salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) terbaik di luar Pulau Jawa. Oleh karenanya membangun kualitas pendidikan adalah tanggung jawab seluruh elemen masyarakat, termasuk UNP sendiri. Dampak kegagalan pendidikan adalah kehancuran generasi yang akan kita tanggung sendiri di masa yang akan datang. Oleh karena itu, harapan akan terbentuknya sistem pendidikan yang cakap harus kita perjuangkan dengan rasa optimis dan berbasis pada kesadaran serta rasa kebersamaan. Dengan turut menyukseskan rancangan formula ideal pendidikan profesi pendidik ini, hendaknya tujuan pendidikan dapat terlaksana. Hingga kita dapat membebaskan dan memperbaharui serta melepaskan diri dari belenggu ketidaktahuan dan ketidakbenaran.
+ Antara Kependidikan dan Nonkependidikan - Anak tiri anak kandung. + Ijazah S.Pd. sudah Wakili Akta IV - Sementara....mungkin! + Penurunan Kuota Penerimaan Maba - Naik turun, kapan stabil?
Program Pendidikan Profesi Guru Perkembangan terakhir dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah adanya aturan bahwa guru-guru yang mengajar harus memiliki sertifikat pendidik profesional. Hal ini didasarkan kepada Permendiknas Nomor 8 tahun 2009 tentang program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan dan Permendiknas Nomor 9 tahun 2009 tentang program Pendidikan Profesi Guru dalam Jabatan. Beberapa program untuk memperoleh sertifikat pendidik (guru) profesional tersebut adalah melalui (1) pemeriksaan portofolio, (2) pendidikan dan latihan profesi guru, dan (3) pendidikan profesi guru. Sejak beberapa tahun yang lalu, kegiatan pemeriksaan portofolio serta pendidikan dan latihan profesi guru sudah dilakukan dan sejak tiga tahun terakhir sudah dilaksanakan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk program khusus seperti PPG SM3T, PPGT, dan lainnya. Artinya dalam dunia pendidikan terdapat guruguru yang telah memiliki sertifikat pendidik (guru) profesional dan guru-guru yang belum memiliki sertifikat pendidik (guru) profesional. Untuk masa yang akan datang, guru-guru yang mengajar sudah harus memiliki sertifikat pendidik profesional. Demikian juga tentunya untuk guru (sarjana pendidikan) yang akan mengajar di sekolah diharapkan harus
memiliki sertifikat pendidik profesional. Oleh karena itu, sejak saat ini, para sarjana pendidikan yang akan menjadi pendidik profesional haruslah menyiapkan diri untuk memperoleh sertifikat pendidik profesional. Satu-satunya cara untuk memperoleh sertifikat pendidik profesional bagi para sarjana pendidikan adalah melalui program PPG yang nantinya bisa diikuti oleh lulusan S1 kependidikan dan S1/DIV nonkependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru Berkaitan dengan hal ini, para sarjana pendidikan harus menghayati program pemerintah untuk menghasilkan pendidik profesional tersebut. Para sarjana pendidikan memang telah memiliki hak untuk menjadi pendidik. Namun demikian, para sarjana pendidikan belum memperoleh sertifikat untuk menjadi pendidik profesional. Untuk itu, mulai saat ini para sarjana pendidikan sudah harus berpikir untuk mendapatkan sertifikat pendidik profesional melalui program PPG secara mandiri. Program PPG Mandiri dalam waktu dekat akan dilaksanakan pemerintah pada perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta di Indonesia. Mudahmudahan program pemerintah melalui PPG ini akan menghasilkan pendidik (guru) profesional. (Eto)
Layaknya sebuah peringatan hari jadi, usia 25 tahun dirayakan tidak seperti biasa. Ada sesuatu yang spesial di sana, umumnya disebut dengan usia perak. Untuk memeriahkan peringatan ini, Ganto mengangkat berbagai acara selama Mei. Setiap minggunya ada acara yang diangkatkan, terhitung semenjak tanggal 3-25 Mei 2014. Kesibukan tiap minggu untuk memastikan acara yang telah direncanakan berjalan dengan lancar, sedikit banyaknya membuat jalannya keredaksian terganggu, ditambah dengan Ujian Akhir Semester yang juga mesti dituntaskan di awal Juni. Tuntutan untuk menyampaikan koran Ganto ke tangan pembaca Foto Bersama: Usai melaksanakan rangkaian acara Gebyar SKK Ganto, Pela tiha n Ketera mpilan J ur na list ik Tingka t Da sa r, K ru ber sa ma a nggo ta juga harus dipenuhi, hingga Kru Ganto magang ke-19 foto bersama di Ruang T85 MKU lama, Minggu(3/5). f/Edo pun harus bekerja untuk menyele“Kematangan lebih berkaitan dengan jenis penga- saikannya tepat waktu dan pembaca bisa menikmati laman yang Anda miliki, dan apa yang telah Anda kembali edisi terbaru Ganto. pelajari dari mereka. Tidak terkait dengan berapa Di samping proses keredaksian, Mei lalu, Ganto banyak ulang tahun yang sudah Anda rayakan.� – mengutus anggota untuk mengikuti Pelatihan anonim Keterampilan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional oleh Selamat ulang tahun, Ganto. Terhitung Mei ini, LPM Teknokra dari Universitas Lampung dan LPM sudah 25 tahun Surat Kabar Kampus Ganto berada di Teropong dari Universitas Muhammadiyah Sumatera antara kalangan sivitas akademika Universitas Negeri Utara. Semoga anggota yang diutus membawa ilmu Padang, keberadaan untuk terus menyuarakan berbagai baru yang didapat dari tempat pelatihan. hal yang terjadi di kampus ini. Bukan usia yang muda Kritik dan saran yang membangun dari pembaca lagi bagi kepengurusan yang menjalankan kemudi selalu ditunggu. Dan sehubungan dengan bulan suci Ganto saat ini. Usia yang harusnya sudah mem- Ramadhan, Kru SKK Ganto mohon maaf kepada perlihatkan kematangan dari pelajaran akan pengalaman segenap kalangan sivitas akademika UNP apabila yang telah didapatkan dalam menjalankan rutinitas ada melakukan kesalahan, baik itu yang disengaja keseharian Ganto. Namun, ini semua tidak membuat ataupun tidak. Layaknya seorang manusia, tidak langkah dari seluruh Kru SKK Ganto surut, langkah terlepas dari yang namanya kesalahan. Selamat itu akan tetap terus melangkah hingga jenuh enggan membaca. untuk singgah kembali. Salam Pers Mahasiswa!
Surat Kabar Kampus Universitas Negeri Padang STT No. 519 SKK/DITJEN PPG/STT/1979, International Standard Serial Number (ISSN): 1412-890X, Pelindung: Rektor UNP: Prof. Dr. Phil Yanuar Kiram, Penasehat: Pembantu Rektor III UNP: Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd., Penanggung Jawab: Prof. Dr. Ermanto, M.Hum., Dewan Ahli: Aai Syafitri, Faeza Rezi S, Wezia Prima Zolla, Rahmi Jaerman, Winda Yevita Dewi, Ariyanti Staf Ahli: Konsultasi Psikologi: Niken Hartati, S.Psi., M.A., Konsultasi Agama: Dr. Ahmad Kosasih, M.A., Konsultasi Kesehatan: dr. Pudia M. Indika, Kritik Cerpen: M. Ismail Nasution, S.S., M.A., Kritik Puisi: Zulfadhli, S.S., M.A., Pemimpin Umum: Jefri Rajif, Pemimpin Redaksi: Meri Susanti, Pemimpin Usaha: Novi Yenti, Bendahara Umum: Gumala Resti Halin, Kepala Penelitian dan Pengembangan : Liza Roza Lina, Sekretaris: Juliana Murti, Redaktur Pelaksana: Wahida Nia Elfiza, Redaktur Berita: Media Rahmi, Fitri Aziza, Redaktur Tulisan: Ranti Maretna Huri, Redaktur Bahasa Sastra dan Budaya: Yola Sastra, Redaktur Artistik dan Online: Edo Febrianto, Layouter: Doni Fahrizal, Fotografer: Ratmiati, Reporter: Fidia Oktarisa, Wici Elvinda Rahmaddina, Redda Wanti, Novarina Tamril, Staf Penelitian dan Pengembangan: Sri Gusmurdiah, Sirkulasi dan Percetakan: Sonya Putri, Kesekretariatan dan Perlengkapan: Khadijah Ramadhanti, Iklan: Suci Larassaty Penerbit: SKK Ganto UNP, Alamat: Gedung PKM UNP Ruang G 65 Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar. Kode pos 25131. Laman web : http://ganto.or.id , Post-el : redaksiganto@gmail.com, Percetakan: Unit Percetakan PT. Genta Singgalang Press (Isi di luar pertanggungjawaban percetakan), Tarif iklan: Rp1.500,- (permilimeter kolom-hitam putih), Rp3.000,- (permilimeter kolom full colour), 1/4 halaman belakang Rp1.000.000,- ( full colour), Iklan Baris Rp1.000,- (perbaris). Redaksi menerima tulisan berupa artikel, esei, feature, cerpen, resensi buku, puisi, dan bentuk
tulisan kritis lainnya dari sivitas akademika UNP. Redaksi berhak menyunting tulisan tanpa mengubah esensinya. Tulisan yang masuk menjadi hak redaksi dan yang tidak dimuat akan dikembalikan atau menjadi bahan edisi berikutnya. Setiap tulisan yang dimuat akan diberi imbalan/uang lelah semestinya.
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
3
SKK Ganto menerima surat pembaca baik berupa keluhan, kritikan, saran, dan permasalahan tentang lingkungan sekitar UNP. Surat pembaca dapat dikirimkan melalui email: redaksiganto@gmail.com atau dapat diantar ke redaksi SKK Ganto, Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Ruang G65 UNP dengan dilampirkan kartu identitas: KTP atau KTM.
WC FBS Perlu Ditambah Saya melihat di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) sedikit sekali fasilitas WC-nya, hanya ada di musala, dan gedung bertingkat saja. Ini menyulitkan bagi mahasiswa yang berkuliah tidak di gedung FBS, mereka harus antre di musala, atau harus naik dulu ke lantai tiga atau lantai empat gedung. Itu pun fasilitasnya kurang memadai dan banyak WC yang sudah rusak. Sebaiknya di tiap-tiap gedung perkuliahan falisitas WC-nya memadai. Ayu Oktaviani, Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2012
Musala FIP Sampai sekarang musala Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) belum juga dibangun, ini menyulitkan untuk mahasiswa ketika datang waktu salat. Ke masjid, atau ke musala lain jauh, dan juga harus antre, kadang waktu jeda kuliah juga sedikit. Hal ini banyak membuat mahasiswa terlambat masuk kelas, apalagi kami yang dari kampus cabang. Kadang hal ini juga dijadikan alasan bagi mahasiswa salat, karena malas jalan jauh. Rahma, Mahasiswa PLB TM 2012
Pemanfaatan Material Sisa Praktik Saya mahasiswi Teknik Sipil. Kami sering melakukan praktikum-praktikum dalam perkuliahan. Akan tetapi bahanbahan praktikum seperti kerikil, dan bahan-bahan lainnya dibiarkan begitu saja. Setelah dipakai dibiarkan terletak di jalan menuju FBS. Apakah material-material tersebut bisa disumbangkan? Atau digunakan untuk hal lain seperti menambal jalan berlubang dan lain-lain. Rita Yuliana Sari, Mahasiswa Teknik Sipil 2011
Mengajukan Permohonan Dana Ribet Kenapa mengajukan permohonan dana ribet dan hasil yang diperoleh dari permohonan dana untuk mengikuti suatu kegiatan hanya cukup untuk akomodasi saja. Bagaimana sebenarnya sistem permohonan dana untuk kegiatan ekstrakurikuler seperti mengikuti kegiatan organisasi di luar, contohnya Forum Indonesia Muda, dan kegiatan nonakademik lainnya. Padahal dari kegiatan tersebut UNP juga bisa dikenal lebih luas. Mengapa yang biasanya dibantu itu dari segi akademik saja? Padahal mahasiswa juga membutuhkan skill dan keterampilan untuk berkarya setelah wisuda. Fikri, Mahasiswa FT UNP
Grafis: Edo Febrianto
Sang Mahasiswa Oleh Putri Oviolanda Irianto
dilakukan pada masa orde baru, mahasiswa mampu memelopori perubahan yang kemudian melahirkan zaman reformasi. Demikianlah perjuangan mahasiswa dalam memperjuangkan idealismenya untuk memerangi ketidakadilan. Maka tidak heran jika nama mahasiswa begitu diagungkan karena mampu membawa peru-
mereka kian dibesar-besarkan. Namun, apakah praktik yang diterapkan oleh mahasiswa memang Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2011 demikian. Biarlah fakta nan tampak yang berbicara. Mahasiswa sebagai agen peruBagi sebagian orang, ada kebahan seharusnya berperan sebagai banggaan tersendiri ketika megenerasi penerus bangsa yang senyandang status sebagai mahanantiasa berpikir kritis dan kreatif. siswa. Mengapa tidak. Mahasiswa Terlebih lagi dahulu seorang pemikir kreatif nan independen. aktivis mahasiswa di mata Kaum pendobrak perubahan. Pemasyarakat dipandang begitu nyalur suara rakyat yang tak lagi spesial. Kenyataannya sekarang terdengar oleh para wakil khalamasyarakat memandang mahasisyak. Mahasiswa serupa jembatan Pada masa sejawa yang bergelar aktivis hanya antara rakyat dengan pemerah kelam pra reformasi sebelah mata. Hal ini mungkin rintah. Indonesia, mahasiswa serudiakibatkan adanya aksi Secara harfiah, mahasiswa pa pahlawan yang membela demonstrasi yang sering merupakan orang yang belamerusak fasilitas umum dan jar di perguruan tinggi, baik masyarakat juga membebaskan mengganggu ketertiban. di universitas, institut, atau rakyat dari situasi kekacauan. Pun, dalam diri aktivis akademi. Sejarah menunjukSekarang, mahasiswa dituntut mahasiswa saat ini lebih kan bahwa dinamika bangmemerankan keintelektualannya kental aroma politis daripada sa ini tidak lepas dari peran yang seharusnya, dan kemsifat kritis. mahasiswa. Perjuangan mahabali memaknai Sumpah Tidak tampak apa yang siswa memerangi ketidakadilPemuda seperti sedia diperjuangkan itu adalah untuk an hingga pergerakan mahasiswa kala. kepentingan masyarakat. Padahal yang memunculkan tokoh dan dulu orientasi gerakan mahapemimpin bangsa. siswa yaitu lebih kepada gugatan Jika ditilik ke belakang, banyak cerita tentang kebangkitan bangsa bahan yang berarti. Tetapi terhadap struktur kekuasaan, melawan penjajahan Belanda. Se- pergerakan zaman ternyata namun sekarang orientasinya perti kejadian yang dimotori oleh memberikan efek besar terhadap yaitu pada pembentukan opini para mahasiswa School tot Oplei- kehidupan mahasiswa sekarang. publik. Hendaknya mahasiswa menyading van Indische Artsen (STO- Banyak mahasiswa yang tidak dari arti penting kehadirannya. VIA) yang berpusat di Waltervre- menyadari peran pentingnya. Perubahan pola pikir serta Terkadang, memilih jalan kuliah den, Batavia. STOVIA dikenal sebagai pencetak tokoh pergerakan tingkah laku individu sangat erat menjadi seorang aktivis dengan generasi awal seperti Tjipto Ma- kaitannya dengan kondisi ling- berkecimpung di organisasi dapat ngunkusumo, Wahidin Soediro- kungan di mana ia hidup, sebab menjadi salah satu perantara untuk kondisi lingkungan selalu meng- melakukan perubahan tersebut. husodo, dan Dr. Sutomo. Begitu juga saat pemerintahan ikuti perubahan zaman. Hal ini Selain itu, mahasiswa sepatutnya Bung Karno yang labil karena merupakan hukum alam, meski- juga bisa menyumbangkan idesituasi politik memanas pada ta- pun sebenarnya manusia itu sen- ide kritis dan kreatif terhadap hun 1966. Mahasiswa tampil mem- dirilah yang menciptakan peru- acara yang direncanakan. Setidaknya, berkeinginan menciptakan berikan semangat bagi pelaksa- bahan-perubahan tersebut. Mahasiswa merupakan agent perubahan lewat sumbangan naan Tritura yang akhirnya melahirkan orde baru. Bahkan seiring of change. Slogan teruntuk ma- pemikiran dengan gagasan kreatif banyaknya penyimpangan yang hasiswa yang membuat sebutan serta inovatif.
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
4
Laporan
pelaksanaan dan jumlah peserta PPG Reguler akan ditentukan oleh pemerintah. “Proses seleksi PPG Reguler memang berbeda,” ujar Ngusman, Rabu (4/6). Selain proses seleksi, perihal sumber dana dalam PPG Reguler juga berbeda dengan PPG SM3T. Ngusman mengatakan, pada PPG Reguler, para peserta akan menggunakan biaya pribadi untuk mengikuti program tersebut. Hal ini berbeda dengan PPG SM3T yang dibiayai oleh pemerintah secara langsung. “PPG Reguler tidak dibiayai pemerintah,” ungkapnya. Lebih lanjut, Ngusman mengatakan bahwa seleksi untuk mengikuti PPG Reguler lebih ketat daripada seleksi masuk perguruan tinggi, karena pada program ini jumlah perserta dibatasi sedangkan sarjana yang akan mendaftar banyak. Untuk itu peserta yang berkeinginan untuk mengiPPG PraJabatan: Universitas Negeri Padang (UNP) merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan (LPTK) yang akan melaksanakan program kuti PPG Reguler diharapPendidikan Profesi Guru (PPG) pada tahun 2015 mendatang, Sabtu (12/7). f/Ratmiati kan memiliki kemampuan lebih dan kesiapan yang mantap seperti kemampuan menguasai teori-teori yang berhubungan dengan kurikulum, Rancangan Persiapan Pembelajaran (RPP), bahan ajar/materi pembelajaran, dan lainnya. “Kemampuan ini perlu dimiliki, jika memang ingin menjadi guru yang proPPG Prajabatan tumbuh dan berganti, pergantian yang menyelipkan sebuah harapan, semoga fesional,” ujarnya. Lebih lanjut, Ngusman berharap semoga UNP kata profesional itu dapat tercapai. mampu melaksanakan program ini dengan baik dan lancar seOleh Wahida Nia Elfiza dan Meri Susanti hingga tujuan untuk menghasilkan guru-guru yang profesional bisa ebuah ketetapan dari Peraturan dikan (LPTK) di Indonesia, salah yang berasal dari Teknik Mesin nasional pendidikan sehingga dapat tercapai. Menteri Pendidikan dan satunya adalah Universitas dengan dosen yang ahli dalam memperoleh sertifikat pendidik Menindaklanjuti harapan Kebudayaan Republik Indone- Negeri Padang (UNP). bidang perkapalan .”Salah satunya profesional pada pendidikan anak Ngusman, Ketua Jurusan Fisika, sia (Permendikbud RI) tentang ProUNP merupakan salah satu mendatangkan dosen dari ITB,” usia dini, pendidikan dasar, dan Drs. H. Amali, M.Pd., juga gram Pendidikan Profesi Guru LPTK yang telah menyelengga- ungkapnya. pendidikan menengah. beharap agar dapat menjalankan Prajabatan telah diundangkan di rakan PPG Prajabatan beberapa Selain PPG Kolaboratif di FT, Sebagaimana gelar atau PPG Reguler dengan lancar dan Jakarta, pada tanggal 15 Agustus tahun belakangan ini. Tersebutlah, PPG Prajabatan dengan nama sebutan profesional Gr. yang telah baik di UNP. Namun sebe2013 oleh Menteri Hukum dan Hak bahwa penyelenggaraan PPG Pra- spesifik PPG SM3T diseleng- diberikan kepada lulusan PPG lumnya UNP harus meluruskan/ Asasi Manusia, Amir Syamsudin. jabatan ini melibatkan beberapa garakan oleh LPTK UNP. Sebelum SM3T, PPG Reguler pun juga de- menjelaskan secara signifikan Hal ini dilakukan terhitung 13 hari fakultas yang berada di bawah PPG ini dilakukan, para sarjana mikian. Hal ini tercantum dalam baik prosedur pelaksanaan, setelah penetapan peraturan tersebut nama besar UNP, Fakultas Teknik p e n d id ik an h aru s ik u t Permendikbud RI nomor 87 tahun biaya, proses seleksi, dan hal oleh Menteri Pendidikan dan (FT) contohnya. Di FT, pelaksa- berpartisipasi dalam bentuk peng- 2013 pasal 14 bahwasanya lulusan lainnya yang terkait dengan PPG Kebudayaan RI, Mohammad Nuh. naan PPG Prajabatan dengan nama abdian pendidikan di daerah PPG Reguler nantinya berhak atas ini kepada sivitas akademika Dengan diundangkannya Permen- PPG Kolaboratif telah berlangsung terpencil, terluar, dan terdepan sebuatan profesional Gr. di be- UNP, salah satunya dosen. Hal dikbud RI nomor 87 tahun 2013, selama 2 tahun. Menurut Pemban- (3T) selama satu tahun. Sehingga lakang namanya. ini perlu dilakukan karena masih maka lahirlah salinan yang tu Dekan I FT, Drs. Syahril, S.T., melalui PPG SM3T dapat melaDi balik kesamaaan gelar yang banyak dosen yang mengalami dijamin kesesuaiannya dengan M.Sc.E., Ph.D., PPG Prajabatan ini hirkan pendidik yang professional didapatkan oleh lulusan PPG SM3T keraguan terhadap program ini. peraturan asli oleh Kepala Biro bertujuan untuk memenuhi kebu- terhadap profesi guru. (http:// dengan PPG Reguler, tersirat bebe- Sehingga para dosen masih Hukum dan Organisasi Kemen- tuhan guru Sekolah Menengah www.sm3t-unp.org/) rapa perbedaan yang mendasar bingung dan memiliki persepsi terian Pendidikan dan Kebu- Kejuruan (SMK) dalam berbagai Harapan akan hadirnya guru seperti dari segi proses penyelek- yang berbeda mengenai PPG dayaan, Muslikh, S.H.. Salinan ini program studi, seperti SMK Mesin, profesional terus berlanjut dan siannya. Menurut keterangan dari Reguler ini. “UNP harus segera pun telah beredar secara luas di Sipil, Tata Boga, Tata Busana, dan tidak terhenti pada PPG Kolaboratif Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra menindaklanjuti hal ini,” ungdunia maya, situ s http :// lainnya. maupun PPG SM3T. Hal ini Indonesia, Dr. Ngusman Abdul kapnya, Senin (9/6). hukor.kemdik bud.go.id/. Selain itu, FT juga membuka dibuktikan dengan adanya rencana Manaf, M.Hum. bahwasanya proSenada dengan Amali, Ketua Peraturan yang tertuang program studi yang tidak tersedia pelaksanaan PPG Prajabatan/ ses penyeleksian dalam mengikuti Prodi Pendidikan Ekonomi, Dra. dalam undang-undang tersebut di UNP dalam PPG Kolaboratif Reguler sebagaimana yang telah PPG Reguler memang berbeda Armida S, M.Si., mengatakan secara garis besar mengatur ini, salah satunya SMK Perka- ditetapkan dalam Permendikbud RI dari PPG SM3T. Untuk proses bahwa saat ini, kendala dalam sedemikian rupa mengenai palan. “Kami juga membuka prodi nomor 87 tahun 2013 semenjak seleksi PPG SM3T, para lulusan menuju PPG Reguler belum pelaksanaan PPG Prajabatan atau yang belum tersedia di UNP,” tanggal 2 Agustus 2013 lalu. Sebagai- sudah ditetapkan oleh pemerintah ditemukan, hanya saja persepsi dengan nama lain PPG Reguler. ujarnya, Rabu (11/6). mana yang tertuang pada pasal 1 dan perguruan tinggi pelaksana yang berbeda-beda antara ketua Sebelum munculnya rencana Lebih lanjut, Syahril menjelas- ayat 2 bahwasanya PPG Prajabatan atau masing-masing LPTK tinggal prodi yang satu dengan lainnya pelaksanaan PPG Reguler di kan, bahwasanya bagi program adalah program pendidikan yang menerima para lulusan tersebut. perlu diperhatikan kembali. Untuk tengah-tengah masyarakat, be- studi (prodi) SMK Perkapalan dila- diselenggarakan untuk memperSedangkan untuk PPG Reguler, perbedaan persepsi tersebut perlu berapa bentuk PPG Prajabatan kukan teknik kolaborasi, dengan siapkan lulusan S1 kependidikan dan proses seleksi dilakukan oleh per- disatukan. “Agar program ini dengan nama yang berbeda artian bahwa untuk menghasilkan S1/DIV nonkependidikan yang guruan tinggi/LPTK secara lang- sesuai dengan harapan universinamun dengan tujuan sama, telah tenaga pengajar (guru) bagi prodi memiliki bakat dan minat menjadi sung dengan mekanisme penya- tas,” harapnya, Senin (9/6). dilaksanakan oleh Lembaga SMK Perkapalan dapat dilakukan guru agar menguasai kompetensi guru ringan yang ditentukan oleh LPTK Pendidikan Tenaga Kependi- dengan mengolaborasikan dosen secara utuh sesuai dengan standar itu sendiri, namun untuk waktu Laporan Kru SKK Ganto
PPG Prajabatan Itu Bernama PPG Reguler
S
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
Laporan
5
Selamat Datang PPG Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah saja, persiapan lain pun telah dilakukan di Jurusan Bahasa Inggris. Menurut Ketua Jurusan Bahasa Inggris, Dr. Kurnia Ningsih, M.A., walaupun tidak dibicarakan dalam suatu pertemuan khusus, topik mengenai PPG Prajabatan sudah dilibatkan dalam beberapa pertemuan, salah satunya seperti workshop. Selain itu, pelatihan untuk tenaga dosen juga telah dilakukan, malahan sudah direncanakan semenjak tahun 2010. Hal ini dilakukan menimbang tenaga pengajar atau dosen yang akan terlibat dalam pelaksanaan PPG Prajabatan sangat berpengaruh dalam kelanjutan program ini ke depannya. “Dosen memang harus dipersiapkan untuk program ini,” ujarnya, Selasa (3/6). Lebih lanjut, Kurnia juga menambahkan bahwa dalam PPG PPG: Pembangunan kembali gedung Fakultas Ilmu Sosial tahun ini merupakan salah satu upaya Universitas Negeri Padang untuk memperlancar pelaksanaan program Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang akan dimulai pada tahun Prajabatan ini akan diterapkan 2015 mendatang, Sabtu (12/7). f/Ratmiati kurikulum 2013 dengan tujuan utamanya untuk melahirkan caloncalon pendidik yang profesional. Pergerakan awal telah dimulai. Harapan dan optimisme pun berHal tersebut dapat diwujudkan munculan di sebagian fakultas di UNP. dalam kegiatan praktik. “Karena kegiatan praktik dalam PPG Oleh Wahida Nia Elfiza dan Meri Susanti Prabajabatan akan lebih banyak dilakukan,” ungkapnya lagi. aktu itu, 13 Mei 2014, mi dalam menghadapi PPG Praja- mengenai hal ini,” terangnya Sejalan dengan tujuan kurikulum seluruh Ketua Program batan telah diwujudkan dalam lebih lanjut. 2013 yang diungkapkan Kurnia, Studi (Prodi) yang bentuk pemberian informasi dari Pembicaraan mengenai PPG Dekan Fakultas Teknik (FT) Prof. Dr. berada di selingkungan Univer- mulut ke mulut kepada maha- Prajabatan juga terjadi di Ganefri, M.Pd., Ph.D., mengatakan sitas Negeri Padang (UNP) meng- siswa yang baru saja menamat- lingkup Jurusan Bahasa dan dalam rangka mempersiapkan tenaga gelar pertemuan. Pada pertemuan kan studi Strata 1 (S1). Selain itu Sastra Indonesia dan Daerah. pengajar yang profesional, PPG tersebut, pembahasan ditujukan Prajabatan yang telah ditetapkan pada topik perubahan kurikuoleh Menteri Pendidikan dan lum yang merujuk pada Kebudayaan Republik Indonerencana penerapan program sia tersebut merupakan solusi Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang bagus karena PPG dinilai Prajabatan yang kabarnya akan sangat selektif dalam menjadilaksanakan di UNP pada 2015 dikan seseorang menjadi guru mendatang. Pertemuan yang yang profesional. dilakukan pada Selasa tersebut Selain itu, berdasarkan merupakan pertemuan yang k etetap an yan g te lah kesekian kalinya. Seperti yang dituliskan dalam Peraturan diungkapkan oleh Ketua Prodi Menteri Pendidikan dan Pendidikan Ekonomi, Dra. Kebudayaan Republik InArmida S, M.Si.. Ia mengatakan donesia nomor 87 tahun bahwa pertemuan dengan tema 2013 pada Pasal 7 dan Pasal rencana penerapan PPG 11 mengenai pelaksanaan Prajabatan telah sering dilaP PG Prajab atan yan g kukan. “Karena sudah sering diserahkan kepada Lemdilakukan, saya lupa waktu baga Pendidikan Tenaga pertemuan perdananya,” Kependidikan (LPTK), ungkap Armida, Senin (9/6). Ganefri pun menyamMenurut Armida, dalam paikan harapannya. Ia pertemuan-pertemuan yang mengatakan, melalui pelaktelah dilakukan, secara umum sanaan PPG Prajabatan, pembahasan lebih diarahkan tibalah waktunya bagi pada persiapan prodi dalam LPTK untuk menunjukkan menghadapi PPG Prajabatan, kepada masyarakat luas walaupun surat keputusan bahwasanya UNP sebagai (SK) rektor mengenai hal ini bagian dari LPTK mampu PPG SM-3 T UNP: Penyer aha n sertifika t P PG-S M3T oleh R etor Univer sita s N eger i P adan g k epada m ahas iswa ya ng belum diturunkan, namun menyiapkan dan menghamengikutiki program Pendidikan Profesi Guru yang dilaksanakan untuk mahasiswa yang mengikuti program SM-3T, Senin (10/2). f/doc. Humas UNP Armida secara khusus mengasilkan seorang guru profetakan untuk Prodi Pendidikan sional. Untuk itu PPG Ekonomi telah siap menghaprajabatan ini harus dilakdapi PPG Prajabatan pada tahun juga membincangkan kemung- Pembicaraan tersebut telah p ro fe sio nal. “P ro gram in i sanakan sebaik-baiknya. “Inilah 2015. “Diperkirakan persiapan kinan program ini kepada guru- diwujudkan dalam bentuk memberikan pertimbangan agar kesempatan bagi LPTK untuk Prodi Pendidikan Ekonomi telah guru pamong praktik lapangan, pertemuan yang dilakoni oleh tenaga pengajar masa depan menunjukkan jati dirinya,” mencapai 90%,” ujar Armida. para kepala sekolah mitra, dan seluruh Ketua Prodi dari Jurusan benar-benar profesional dalam tegasnya, Rabu (11/6). Lebih lanjut, Armida mengata- wakil kurikulum sekolah mitra. Bahasa dan Sastra Indonesia dan bidangnya,” ujarnya. kan bahwa salah satu bentuk “Sekitar 10 sekolah mitra di Kota Daerah pada April 2014 lalu. Tidak hanya persiapan dari kesiapan Prodi Pendidikan Ekono- Padang telah disosialisasikan Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Prodi Pendidikan Ekonomi dan Laporan Kru SKK Ganto
W
Indonesia dan Daerah, Dr. Ngusman Abdul Manaf, M.Hum. mengaku sudah dua kali terlibat dalam pertemuan tersebut. Ia mengatakan jurusan yang dipimpinnya masih dalam tahap persiapan menghadapi PPG Prajabatan pada tahun 2015 nanti. Sejauh ini persiapan yang telah dilakukan berupa pemberian pelatihan kepada staf pengajar atau para dosen. Upaya yang telah dilakukan di antaranya adalah dengan cara memberikan buku panduan pelaksanaan, persiapan kurikulum pendukung, penyusunan perangkat pembelajaran serta menjalin silaturrahmi dengan sekolah-sekolah mitra yang berkaitan dengan pelaksanaan PPG Prajabatan nanti. “Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah sudah 2 tahun mempersiapkan program ini,” ungkap Ngusman, Rabu (4/6). Menilik rencana pelaksanaan PPG Prajabatan yang akan datang, Ngusman mengatakan bahwa untuk menjadi seorang guru pada saat sekarang ini memang harus melewati proses yang ketat, salah satunya melalui program PPG Prajabatan. Menurutnya, dengan adanya program ini akan memberikan peluang kepada mahasiswa lulusan S1 kependidikan maupun lulusan S1/DIV nonkependidikan untuk menjadi guru yang
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
Laporan
6
PPG: Antara Kependidikan dan Nonkependidikan Sebelum PPG, Pasal 1 ayat 4 dalam Permendikbud RI nomor 87 tahun 2013 siap menghadang kemulusan jalannya PPG di Universitas Negeri Padang. Oleh Wahida Nia Elfiza dan Meri Susanti
Pe se rt a PP G: Pes ert a pr o gra m Pen didik an P ro f esi G ur u (P P G ) S M -3 T men gha diri a ca r a penyerahan sertifikat peserta. Tahun ini, tidak hanya mahasiswa kependidikan yang bisa mengikuti program PPG, tetapi juga mahasiswa nonkependidikan di UNP, Senin (10/2). f/doc. Humas UNP
D
alam dokumen salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI) nomor 87 tahun 2013 Pasal 1 ayat 2 dinyatakan bahwasanya Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan merupakan program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/DIV nonkependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru, dengan harapan agar tenaga pendidik ini menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan, sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Lahirnya Permendikbud tentang PPG Prajabatan yang melibatkan lulusan S1
kependidikan dan S1/DIV nonkependidikan sebagai calon peserta didik dalam PPG, mengundang kontra dari sebagian mahasiswa UNP. Seperti Mahasiswa Jurusan Administrasi Pendidikan TM 2011 yang bernama Siti Nuraini. Menurut Siti, seharusnya program PPG ini hanya diikuti oleh mahasiswa lulusan kependidikan saja tanpa melibatkan mahasiswa nonkependidikan di dalamnya. Pandangan Siti tersebut dilatarbelakangi dengan masa kuliah yang dilakoni mahasiswa kependidikan di bidang pendidikan selama 4 tahun dan ditambah dengan mengikuti PPG harus disamakan hak menjadi guru profesional dengan mahasiswa nonkependidikan yang cuma ikut 1 tahun dalam PPG nantinya. “Percuma rasanya 4 tahun belajar di bidang kependidikan, toh nanti harus
ikut PPG juga bersamaan dengan mahasiswa nonkependidikan,” ungkap Siti, Jumat (6/6). Selaras dengan apa yang dirasakan Siti, Jaya Nasa Perta mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2012, juga mengutarakan hal senada. Jaya merasa cemburu dengan ketetapan pada Pasal 1 tersebut. Betapa tidak, dalam PPG ini mahasiswa kependidikan yang telah dari awal fokus sebagai calon pendidik harus ikut dan bersaing dengan mahasiswa nonkependidikan yang dari awal tidak difokuskan pada profesi guru. “Rasanya tidak adil dengan keputusan seperti itu,” ungkapnya, Rabu (28/5). Namun di balik kecemburuan Jaya, ia mengaku siap bersaing dengan mahasiswa nonkependidikan lainnya. Menurut Jaya, mahasiswa kependidikan telah banyak dibekali ilmu pendidikan. “Ilmu inilah yang menjadi bekal dalam menghadapi persaingan itu,” ujarnya. Berbanding terbalik dengan Jaya dan Siti, Windi Nurul Alifa, mahasiswa Biologi TM 2013 mengaku senang dengan kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa nonkependidikan, karena melalui PPG Reguler mahasiswa nonkependidikan bisa melakoni pekerjaan di berbagai bidang baik di bidang ilmu pendidikan maupun di bidang ilmu murni. “Kami bisa berfungsi lebih di tengah masyarakat,” ujarnya, Minggu (13/7). Menangapi pandangan-pandangan yang
muncul tersebut, Dekan Fakultas Teknik, Prof. Dr. Ganefri, M.Pd., Ph.D. pun angkat bicara. Ia mengatakan dalam PPG Prajabatan tahap yang dilalui oleh lulusan S1 nonkependidikan berbeda dengan tahap yang dilalui lulusan S1 kependidikan. Lulusan S1 nonkependidikan harus mengikuti Pra PPG selama 6 bulan. Dalam tahap Pra PPG ini, lulusan S1 nonkependidikan akan memperkuat dirinya dengan materi-materi yang berkaitan dengan bidang kependidikan, sedangkan bagi lulusan S1 kependidikan bisa langsung mengikuti PPG. “Jadi jelas beda antara lulusan nonkependidikan dengan kependidikan,” ujarnya, Rabu (11/6). Selain itu, ia juga mengatakan bahwa lulusan S1 nonkependidikan juga harus mengikuti beberapa tes terlebih dahulu dalam mengikuti Pra PPG, seperti tes tertulis, wawancara, dan tes bakat mengajar. Yang mana LPTK berperan dalam menentukan seorang peserta lulus atau tidaknya dalam mengikuti tes tersebut. Ganefri juga menambahkan, bahwasanya lulusan S1 kependidikan dan S1/DIV nonkependidikan yang ingin mengikuti PPG Prajabatan nantinya akan menjalani persaingan yang ketat. Sehingga bagi siapa yang tidak punya kemampuan, maka akan tersisih dengan sendirinya. “Di UNP sendiri persaingan sudah termasuk ketat,” ujarnya lagi. Laporan Kru SKK Ganto
Segera Melaksanakan PPG Prof. Dr. Agus Irianto
T
erkait dengan beredarnya kabar mengenai akan dilaksanakannya pro gram Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan/Reguler di Universitas Negeri Padang (UNP), UNP pun mulai melakukan berbagai persiapan. Seperti apa geliat UNP dalam menyambut PPG? Simak wawancara reporter Ganto, Meri Susanti dan Wahida Nia Elfiza mengenai PPG Prajabatan (Reguler) bersama Pembantu Rektor I, Prof. Dr. Agus Irianto, Jumat (13/6).
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
Seperti apa pelaksanaan PPG Prajabatan di UNP? Untuk melaksanakan PPG Prajabatan harus berdasarkan Surat Keputusan (SK) resmi dari Jakarta, kita sangat berharap akan segera dikeluarkan. Berdasarkan undang-undang bahwa mulai tahun 2016, pengangkatan guru harus lulusan PPG. Jika sampai akhir tahun 2015 nanti belum ada lulusan PPG di luar PPG SM3T atau Reguler, maka tidak akan ada pengangkatan guru. Saat ini, mahasiswa UNP baru mendaftar PPG SM3T sekitar 400 orang, mengalami penurunan dari sebelumnya. Kita berharap untuk segera diizinkan melaksanakan PPG. Meskipun kita telah meminta agar PPG bisa dilaksanakan tahun ini, namun hal tersebut belum keluar, mudah-mudahan tahun depan. Apa yang membedakan antara PPG SM3T dengan PPG Prajabatan (Reguler)? Jika ditilik dari segi materi, PPG SM3T dengan PPG Prajabatan tidak jauh berbeda, hanya saja mahasiswa yang mengikuti PPG SM3T harus mengabdi terlebih dahulu di daerah 3T selama satu tahun. Setelah itu
baru mereka mengikuti PPG yang semuanya dibiayai oleh pemerintah. Namun, kalau PPG Prajabatan atau Reguler dibiayai oleh mahasiswa itu sendiri. Apa saja yang harus dipersiapkan UNP dalam rangka menghadapi PPG Prajabatan? Kita harus melengkapi sarana dan prasarana terlebih dahulu, menurut undangundang mahasiswa yang mengikuti PPG itu harus diasramakan. Untuk mengadakan asrama itu tidak mudah, tidak bisa dalam waktu sekejap dan butuh dana yang besar. Apa yang membedakan antara lulusan kependidikan dengan lulusan nonkependidikan ketika memasuki PPG? S1 nonkependidikan harus masuk matrikulasi terlebih dahulu, karena mereka belum mengambil mata kuliah kependidikan. Jika mereka tidak lulus matrikulasi maka mereka tidak bisa mengikuti PPG. PPG UNP saat ini memakai arah terminal, artinya sebelum mengikuti PPG, mahasiswa tersebut harus mendapatkan gelar pada kuliah S1 terlebih dahulu, setelah
itu baru bisa mengambil PPG. Sebelum memasuki PPG mahasiswa juga dites terlebih dahulu, ada tiga komponen yang dinilai yaitu ujian online, kehidupan berasrama, dan proses pembelajaran Apa harapan Bapak terhadap pelaksanaan PPG Prajabatan? Kalau bisa mendapat izin, kita harus segera melaksanakan PPG dan mahasiswa yang masuk itu harus melalui tes karena mahasiswa yang lulus PPG tersebut harus memenuhi kualifikasi sebagai seorang pendidik. Bagi mahasiswa yang masuk PPG SM3T harus dapat mempertanggung jawabkan hal tersebut karena mereka mendapatkan fasilitas dari negara. Begitu pula dengan mahasiswa yang mengambil PPG Prajabatan atau Reguler dari biaya pribadi, mereka tidak boleh lalai. Tidak sembarang orang yang bisa jadi guru. Seorang sarjana itu harus memiliki Intelligence Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan Spiritual Quotient (SQ). Tunjukkan kalau kita profesional dan berdisiplin tinggi.
Laporan
Normalisasi Profesi Guru
Liza Roza Lina
Kepala Penelitian dan Pengembangan 2014 Kumbung, 2 Februari 1992 Fb: Liza Roza Lina Twitter: @rosyalina Email: lizarosyalina.5@gmail.com
Profesi guru tak lagi dianggap mainmain. Jika dokter profesional menyandang gelar dr., kini guru profesional menyandang gelar yang serupa yaitu Gr.. Hal ini didasari dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 87 Tahun 2013 Pasal 14 yang menyebutkan sebutan profesional lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah guru yang penggunaan dalam bentuk singkatan Gr ditempatkan di belakang nama yang berhak atas sebutan profesional yang bersangkutan. PPG dipandang sebagai solusi terbaik untuk pengendalian pertumbuhan calon guru yang tak terkendali, juga sebagai penyaring calon guru yang selama ini dinilai kurang berkompeten dan kurang berkualitas. Usaha pemerintah memang tak tanggung-tanggung untuk merubah sistem pendidikan Indonesia. Namun, sayangnya terdapat normalisasi profesi
guru dari nonkependidikan bisa menjadi seorang pendidik dengan hanya menempuh PPG. Sesuai dengan Pasal 1 ayat 2, “Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan yang selanjutnya disebut program PPG adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan dan S1/DIV nonkependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh. Sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dapat diartikan bahwa dari jurusan manapun h an ya d e n g an mengikuti PPG b isa me n dapat se rtifikat u ntuk mengajar. Namun, untuk jurusan nonkependidikan wajib mengikuti matrikulasi. Dalam Pasal 9 ayat 1, mahasiswa kependidikan dari LPTK negeri yang sudah menempuh pembelajaran mikro, Program Pengalaman Lapangan (PPL) dan program pengayaan bidang studi dan/atau pedagogia harus mengulangi lagi untuk kedua kalinya. Tidak adil rasanya jurusan kependidikan yang telah empat tahun menempuh studi harus mengikuti PPG dengan muatan isi yang hampir sama. Ilmu murni dan ilmu kependidikan yang ada saat ini menjadi tidak ada bedanya jika ingin menjadi seorang pendidik. Ilmu murni dapat meneruskan pada bidang keahliannya atau menjadi guru dengan mengikuti PPG sedangkan ilmu kependidikan hanya mempunyai satu pilihan yakni harus
mengikuti PPG untuk bisa mengajar. Tidak sedikit para akademisi mengkritik bahwa PPG hanya mengulang mata kuliah yang ada di prodi kependidikan. Kurikulum PPG dianggap sebagai penurunan efisiensi waktu untuk menjadi guru, sehingga terkesan hanya menghamburkan waktu dan dana saja. Tidak sebatas itu saja, para akademisi juga mempertanyakan pentingnya gelar Gr. bagi seorang guru. Terkait masalah gelar tersebut, sebagian akademisi juga menganggap hal tersebut adalah hal penting sebagai tonggak pengukuhan profesi guru. Guru sama mulianya dengan dokter, sehingga gelar Gr adalah simbol Grafis: Edo Febrianto pengakuan pemerintah terhadap profesi guru. Lebih lanjut, seharusnya kesejahteraan guru sama dengan dokter. Sedangkan masalah sarjana kependidikan dan nonkependidikan sebenarnya sudah ada sebelum PPG ditetapkan. Hingga saat ini pengistimewaan sarjana kependidikan masih belum bisa dilaksanakan, sebab perundangan yang berlaku tidak menyatakan perbedaan antara kependidikan dan nonkependidikan. Ataupun dalam peraturan PPG, gelar S.Pd. disetarakan dengan S1+Matrikulasi. Permasalahan nonkependidikan dan kependidikan sudah muncul jauh lebih awal sebelum ada PPG. Kesenjangan antara sarjana kependidikan dan nonkependidikan sudah muncul semenjak ada akta IV yang bisa ditempuh oleh sarjana nonkependidikan dalam waktu satu tahun. Beberapa sumber menyebutkan sebenarnya masalah
7
kependidikan dan nonkependidikan ini sudah diajukan ke lembaga tinggi negara (bukan eksekutif) namun ditolak dengan alasan menghargai persamaan hak, sehingga sarjana nonkependidikan tetap diperbolehkan menjadi guru. Di sisi lain, persoalan program PPG merupakan suatu program yang dilaksanakan guna memberikan lisensi apakah seseorang tersebut layak memiliki profesi sebagai guru dalam bidang tertentu ataukah tidak. Oleh karena itu, untuk melihat kelayakan tersebut harus memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh undang-undang dan aturan lain yang terkait. Dengan demikian pelaksanaan program PPG telah diperhitungkan dengan cermat agar tidak menimbulkan diskriminasi antarlulusan kependidikan dan nonkependidikan. Beberapa perguruan tinggi yang akan menyelenggarakan PPG telah mulai merevisi kurikulum yang harus dilaksanakan dan mulai mengatur mekanisme dan persyaratan pelaksanaan PPG itu sendiri. Masing-masing lulusan (kependidikan dan nonkependidikan) memiliki persyaratan yang berbeda. Persyaratan untuk dapat mengikuti program PPG antara lulusan dari LPTK sudah dapat dipastikan berbeda dengan persyaratan yang diperlukan oleh lulusan non-LPTK (ilmu murni). Adanya perbedaan persyaratan tersebut setelah kedua lulusan (lulusan LPTK dan nonLPTK) mengikuti program PPG akan berada dalam satu kondisi yang sama. Oleh karena itu, setelah dinyatakan layak menjadi guru yang dibuktikan dengan perolehan sertifikat pendidik, maka tidak kenal perbedaan antara lulusan LPTK dan non-LPTK. Karena sebenarnya, persoalan kinerja dan kualitas ditentukan oleh masing-masing pribadi. Setelah mendapatkan sertifikat keduanya samasama memiliki peluang menjadi guru profesional.
Keprofesionalan Calon Guru Saya tidak setuju dengan adanya Pendidikan Profesi Guru (PPG). Sebab program ini menyebabkan tidak ada bedanya antara mahasiswa kependidikan dan nonkependidikan. Selain itu, peluang untuk mengajar bagi sarjana kependidikan nantinya juga akan semakin sulit karena sarjana nonkependidikan juga bisa menjadi guru setelah mengambil PPG. Seharusnya, sebelum adanya peraturan dan kebijaksanaan baru, pihak universitas terlebih dahulu harus menyosialisasikan peraturan tersebut, sehingga tidak ada mahasiswa yang kaget dan merasa dirugikan dengan peraturan ini, serta mereka juga dapat mengetahui sasaran, dan tujuan dari PPG ini. Sebagai mahasiswa kependidikan, saya merasa dirugikan dengan adanya Pendidikan Profesi Guru (PPG) ini. Karena mahasiswa yang berasal dari jurusan nonkependidikan pun juga bisa mengambil PPG dan bisa memiliki sertifikat mengajar serta menjadi guru. Jadi secara tidak langsung, persaingan untuk mengajar bagi kami yang berasal dari lulusan kependidikan nantinya pasti akan bertambah. Selain itu, mahasiswa kependidikan telah mengambil mata kuliah profesi kependidikan seperti Pengantar Pendidikan dan Pengantar Peserta Didik, dan sebagainya. Jadi, kenapa harus ada PPG lagi untuk bisa menjadi guru?
Muthia Azhari Siregar (Mahasiswa Pendidikan Biologi, TM 2012)
Ryan Kurnia Putra (Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa UNP)
Sebenarnya tidak ada perbedaan antara mahasiswa kependidikan dan nonkependidikan. Hal ini tidak berpengaruh, sebab untuk sekarang ini program lintas kerja sudah biasa. Misalnya orang nonkependidikan jadi guru dan sarjana pendidikan jadi pegawai bank. Namun, walaupun begitu, sebenarnya ada yang membedakan antara kependidikan dan nonkependidikan, misalnya dari segi (1) IPK, (2) nonkepedidikan dites; apakah berbakat menjadi guru, (3) adanya matrikulasi, yakni memenuhi mata kuliah yang ditetapkan jurusan yang bersangkutan. Lagi pula pemerintah tidak akan sia-sia dengan keputusan yang dibuatnya, semua telah dipertimbangkan dengan baik dan masak. Karena program ini merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu guru di Indonesia. Baik atau tidaknya mutu pendidikan sangat berpengaruh terhadap kualitas guru. Oleh sebab itu,
Hendra Naldi, S.S, M .Hum (Ketua Jurusan Sejarah)
dalam hal ini sekaligus dalam meningkatkan kualitas penididikan bangsa indonesia. Saya percaya UNP bisa melaksanakan dengan baik, karena kita merupakan LPTK terbaik di luar Pulau Jawa.
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
8
Jika Anda mengalami masalah kesehatan, silakan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik ini ke email Ganto, redaksiganto@gmail.com atau Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.
Diasuh oleh: dr. Pudia M. Indika
Asma dan Olahraga Salam Sehat. Asma adalah penyakit pernapasan kronik yang terjadi karena
bronkhospasme (penyempitan) saluran pernapasan. Asma mempunyai gejala batuk, sesak napas, wheezing (suara ngik– ngik) dan biasanya menyerang pada malam hari. Asma mempunyai beberapa pemicu dan beberapa pencetus di antaranya adalah olahraga yang berlebihan. Pada bronkospasme saluran pernapasan yang dikarenakan olahraga terjadi penyempitan saluran pernapasan yang bersifat sementara. Kegiatan olahraga menimbulkan peningkatan oksigen hingga meningkatnya tingkat pernapasan. Bronkhospasme yang disebabkan oleh kegiatan olahraga disebut Exercise Induce Bronchospasm (EIB). EIB ini adalah gejala umum pada penderita asma. Sebanyak 80-90% penderita asma mengalami hal ini. Pada saat berolahraga berat, umumnya pernapasan melalui mulut, dan pernapasan menjadi lebih cepat sekaligus lebih dalam. EIB terjadi karena pendinginan, pengeringan, dan hilangnya kelembaban dari saluran pernapasan. Sehingga bernapas dalam udara yang hangat dan lembab misalnya berenang dapat mencegah terjadinya EIB. Langkah-langkah pencegahan EIB adalah sebagai berikut. 1. Tidak melakukan olahraga bila mengalami gejala serangan asma. Serangan asma adalah episod peningkatan yang progresif (perburukan) dari gejala batuk, sesak napas, wheezing, rasa dada tertekan atau berbagai kombinasi dari gejala tersebut. Sehingga penderita tidak disarankan untuk melakukan segala kegiatan olahraga. 2. Menggunakan obat–obatan sebelum melakukan olahraga. Jenis obat–obatan yang digunakan bersifat bronkhodilator yaitu golongan â2-agonis kerja pendek atau â2-agonis kerja panjang. Beberapa obat–obatan dilarang digunakan dengan sanksi diskualifikasi seperti jenis epinefrin, pseudoepinefrin, dan obat– obatan yang mengandung kafein yang dapat digunakan sebagai obat asma. 3. Melakukan pemanasan (warming up). Yaitu mempersiapkan sistem kardiorespirasi, otot, sendi, dan ligamen untuk menghadapi beban yang lebih berat, dan akan lebih efisien dalam penggunaan oksigen. Pemanasan berupa kegiatan fisik seperti berjalan kaki, peregangan, kemudian lari cepat di tempat selama 30 detik. Istirahat selama 60 detik, kemudian dilakukan pengulangan 2–3 kali. Periode pemanasan penderita asma harus lebih lama kira–kira 45 menit. 4. Menghindari pemicu asma. Berbagai pemicu dan penyebab terjadinya serangan asma sebaiknya dapat dihindari oleh penderita asma. Bila pemicu dan penyebab asma tidak dapat dihindari, sebelum melakukan olahraga penderita mengonsumsi obat–obatan asma 5. Melakukan cooling down. Untuk menghindari perubahan suhu mendadak pada saluran pernapasan, diperlukan waktu pendinginan sekitar 10 menit atau lebih. 6. Menghindari makanan tertentu. Beberapa jam sebelum melakukan olahraga yang berat hindarkan makanan tertentu seperti udang, seledri, kacang– kacangan, putih telur, dan pisang.
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
Tonggak Pendidikan Indonesia Sejatinya, mahasiswa adalah kaum intelektual yang disegani oleh masyarakat karena turut berandil besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari masa ke masa mahasiswa sangat berpengaruh terhadap pengambilan kebijakan yang dilakukan pemerintah Indonesia. Mahasiswa bertindak sebagai penyambung aspirasi dan pengontrol pelaksanaan pemerintahan. Contohnya, pada masa orde baru silam, tidak mungkin Indonesia reformasi tanpa adanya campur tangan dari mahasiswa. Mahasiswa saat itu berjuang gigih untuk mengubah Indonesia ke keadaan yang lebih baik. Artinya, lebih baik dalam segala bidang terutama bidang pendidikan. Setelah reformasi, kebebasan dalam menyampaikan pendapat semakin terbuka. Mahasiswa mulai menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah tanpa batas. Hal tersebut menyebabkan peran mahasiswa untuk negeri ini sangat berpengaruh. Sebagian mahasiswa turun ke jalan untuk menegakkan keadilan apabila ada kebijakan pemerintah yang dirasa merugikan masyarakat umum. Mereka berperan aktif untuk menyongsong hari esok yang lebih cerah. Namun, masih saja ada kendala yang dihadapi negeri ini hingga membuat bumi pertiwi meneteskan air mata, salah satunya yaitu permasalahan pendidikan yang tidak kunjung terselesaikan. Begitu banyak masalah-masalah yang kerap dijumpai dalam dunia pendidikan di Indonesia, dan acap kali yang menjadi korbannya di sini adalah siswa ataupun mahasiswa. Mereka sering dijadikan tumbal sistem pembelajaran atau kurikulum yang berubah-ubah. Belum lagi kebanyakan sistem pendidikan Indonesia lebih banyak menghasilkan manusia robot. Pendidikan yang diberikan kepada mereka ternyata berat sebelah, dengan kata lain tidak seimbang. Kurang seimbangnya antara belajar yang berpikir (kognitif) dan perilaku belajar yang merasa (afektif). Jadi unsur integrasi cenderung semakin hilang, yang terjadi malah sebaliknya. Padahal belajar tidak hanya berfikir, justru lebih baik jika diimbangi dengan praktik pada apa yang mereka teorikan. Selain itu, kesenjangan multidimensi yang dialami oleh masyarakat memperburuk keadaan. Pergantian “elit” yang terjadi sering menimbulkan dampak negatif terhadap pelaksanaan sistem pemerintahan. Pejabat cenderung mementingkan partai politiknya dan seolah tidak mementingkan aspirasi rakyat. Kekejaman kehidupan yang kadang tak disadari ini membuat masyarakat kecil merana. Bahkan, kesempatan untuk memperoleh pendidikan pun tidak dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Padahal semua warga negara berhak mendapatkan pendidikan sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945. Seperti yang telah disebutkan, tentulah mahasiswa dituntut untuk tanggap terhadap semua pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, karena “julukan” sebagai agent of change yang melekat pada mahasiswa. Mentalitas bangsa berada di tangan mahasiswa sebagai kaum intelektual pendorong terwujudnya peningkatan kualitas bangsa yang lebih baik. Seandainya mahasiswa kurang tanggap terhadap suatu hal, maka mahasiswa akan tergerus oleh zaman dan dibodohi oleh kalangan elit saja. Pemikiranpemikiran individualisme mahasiswa, seharusnya dibuang dan beralih kepada pemikiran sosial yang
mementing kan kepentingan rakyat dalam mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sejahtera. Mahasiswa yang memiliki rasa toleransi tinggi dan berjiwa sosial terhadap lingkungan sekitar dalam era globalisasi seperti saat sekarang saNofrahadi ngat dibutuhkan Mahasiswa Prodi Pendidikan oleh bangsa ini. Bahasa dan Sastra Indonesia. Berbicara tentang peningkatan Wakil ketua umum HMJ BASINDODA ini lahir di Lubuk kualitas bangsa Sikaping, 11 November 1992 yang lebih baik, maka tidak bisa dilepaskan dari kualitas pendidikan di negeri ini. Saat ini dunia pendidikan di Indonesia sedang berkembang. Selayaknya makhluk hidup yang sedang bertumbuh, begitu juga dengan keadaan pendidikan di Indonesia saat ini. Seringnya pergantian kurikulum, sistem pembelajaran, pun dengan tata cara ujian setingkat nasional yang kerap menimbulkan trauma di kalangan peserta didik. Perkembangan dunia pendidikan tersebut tidak bisa dilepask an d ari pe ran Grafis: Edo Febrianto mahasiswa. Apalagi mahasiswa adalah generasi penerus bangsa yang akan mengelola semua aspek kehidupan negeri ini di masa yang akan datang. Mahasiswa seharusnya dapat mencerdasi dan menyikapi setiap kebijakan-kebijakan yang akan dibuat oleh pemimpin ke depannya. Bukan hanya demikian, mahasiswa sewajarnya turut berpartisipasi langsung. Sebab, keintelektualan mahasiswa dapat dihargai eksistensinya dengan menunjukkan keintelektualannya. Kualitas bangsa yang baik akan tercermin dari kualitas pendidikannya. Dengan wacana visi-misi yang disampaikan calon pemimpin yang akan dipilih tersebut telah mencerminkan arah pendidikan bangsa ke depannya. Jika mahasiswa tidak mampu mencerdasi hal tersebut dengan baik dan bijak, maka bagaimana mungkin bangsa ini dapat maju. Maka, jadilah mahasiswa yang peduli terhadap kemajuan bangsa, terutama dalam memperjuangkan kesamaan hak setiap warga negara untuk dapat memperoleh pendidikan setinggi-tingginya. Sehingga, dapat mencapai citacita UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Semuanya dapat diwujudkan jika setiap bagian dari dunia kependidikan di Indonesia dapat bekerja sama dengan baik demi tujuan yang baik pula. Membenahi pendidikan di Indonesia yang kian terpuruk, tak lepas dari tanggung jawab semua orang. Terlebih lagi mereka, pemimpin-pemimpin yang menunggangi dan memegang kendali, ke mana pendidikan negeri ini akan dibawanya. Jangan sampai peserta didik yang merupakan generasi penerus bangsa menjadi korban dari pendidikan. Agar dunia pendidikan di Indonesia bangkit dari keterpurukannya, sehingga menciptakan generasi-generasi penerus yang memiliki sumber daya manusia yang tinggi, berkepribadian pancasila, dan berkarakter.
9
Politik Pendidikan Indonesia (?) “Ir. H. Joko Widodo lahir di Surakarta, 21 Juni 1961, merupakan alumnus UGM. Sejak 15 Oktober, Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Tokoh yang selalu jujur dan bekerja keras ini dikenal dengan gaya blusukannya ke pelosok ibukota. Berbagai penghargaan telah beliau raih, antara lain ia termasuk salah satu tokoh terbaik dalam pengabdiannya kepada rakyat. Sebagai tokoh seni dan budaya, beliau dinilai paling bersih dari korupsi. Namun demikian, usahanya di bidang Upah Minimum Provinsi (UMP) mengalami kendala oleh tindakan buruh yang memanggil kembali perwakilannya saat sidang berlangsung. Buah dari pertemuan tersebut dewan pengupahan menetapkan UMP sebesar Rp2,2 juta.” Keteladanan Jokowi pada kutipan wacana tersebut adalah: A. alumni UGM yang cinta seni dan budaya B. gemar blusukan ke pelosok wilayahnya C. mengadakan pertemuan dengan dewan pengupahan D. menjadi tokoh seniman terkemuka di DKI Jakarta E. menerima berbagai penghargaan dan gelar Kutipan di atas merupakan salah satu soal Ujian Nasional (UN) 2014 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMA. Hal ini tentu saja menimbulkan berbagai pertanyaan, apakah ini disengaja sebagai salah satu taktik politik atau sesuatu yang tidak disengaja. Jika memang taktik politik, tentu saja hal ini dianggap kampanye yang ilegal. Namun Kemendikbud mengakui tidak tahu-menahu mengenai munculnya Jokowi dalam soal UN ini. Karena soal UN ditulis oleh guru, yang normalnya tentu tidak terlibat secara langsung dengan partai politik. Begitu compang-campingnya
pelaksanaan UN di Indonesia sekarang ini. Tak semestinya masalah perpolitikan bercampur baur yang sama sekali tak ada kaitannya dengan perpolitikan. Said Salahudin, seorang pengamat politik Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia berpendapat bahwa masuknya nama Jokowi ke dalam soal UN seumpama pesan-pesan politik. UN sewajarnya diikuti oleh kelas III yang merupakan pemilih pemula. Serupa memperkenalkan sosok Jokowi kepada mereka untuk Pilpres tanggal 9 Juli silam. Kutipan yang berisikan sosok Jokowi tersebut memuat tentang pribadi Jokowi, tanggal kelahirannya, jenjang pendidikan dan penghargaan yang diterimanya. Pada bagian soal ditanyakan mengenai keteladanan Jokowi. Kutipan tersebut benar-benar hanya berisi tentang kebaikan-kebaikannya, Grafis: Edo Febrianto yang tentu saja akan sangat menguntungkan pihak Jokowi selaku calon presiden Indonesia. Ujian yang menjadi ketentuan wajib secara nasional, di mana diikuti oleh seluruh siswa-siswi se-Indonesia ini tentulah mempunyai standarisasi yang sama. Sedangkan Jokowi merupakan Gubernur DKI Jakarta. Bagaimana jika kenyataannya ada siswa di Aceh, Papua, serta di belahan nusantara lain Indonesia yang sama sekali tidak mengenal sosok Jokowi? Bukankah mereka akan kesulitan memahami soal tersebut, lantaran mereka harus mereka-reka tentang figur yang tidak biasa. Atau mungkin
sebaiknya mereka harus lebih memperluas pengetahuannya mengenal tokoh maupun yang bukan tokoh Indonesia, supaya tidak kagok menjawab soal. Sepakatkah jika siswa-siswa tersebut dikategorikan ke dalam “korban” fenomena UN, hanya karena permainan hitamnya politik di negeri ini. Lain lagi yang diutarakan oleh Agus Nuryatno, seorang Dosen Ilmu Pendidikan UIN Sunan Kalijaga Yog yakarta. Menurutnya, Jokowi belumlah layak menjadi tokoh nasional sehingga tidak tepat dirujuk sebagai tokoh panutan para siswa apalagi sampai tertera dalam soal UN. Jabatan dan pengalamannya saja menjadi gubernur sejatinya belum selesai. Jadi belum teruji sebagai tokoh nasional. Tentu hal ini menimbulkan prasangka, bahwasannya sungguh erat kaitannya dengan momentum politik yang sedang berjalan, bukan hanya sebuah unsur tak kesengajaan. Persepsi tak mengenakkan pun turut timbul. Adanya penyusupan kepentingan politik lewat dunia pendidikan, padahal pendidikan haruslah netral dan steril dari hal-hal semacam itu. Ini memperlihatkan sekaligus membuktikan lemahnya pengawasan internal Kemdikbud dalam pelaksanaan UN. Muhammad Nuh mengatakan bahwa timbulnya biografi Jokowi dalam soal UN akan menjadi catatan bagi Mendikbud. Pihak Mendikbud mengatakan bahwa mereka butuh waktu untuk mengecek apa-
Mutia Rosadi Mahasiswa Pendidikan Kimia TM2011 TTL: Pariaman, 21 Oktober 1993 Fb: Mutia Rosadi
kah hal ini adalah unsur kesengajaan atau kekhilafan. Namun sampai sekarang masih belum ada kabar dan klarifikasi dari Mendikbud mengenai hal ini. Apa benar Mendikbud telah menyelesaikan masalah ini, atau itu hanya janji belaka? Marilah meneliti kembali, mengevaluasi setiap langkah yang ditempuh untuk pendidikan Indonesia serta perpolitikan Indonesia. Menjahit kembali betapa compang-campingnya, juga tercorengnya pendidikan Indonesia lantaran betapa bernodanya dunia politik negeri saat ini. Tak hanya Mendikbud saja yang mesti melakukan evaluasi dan juga memastikan bahwa hal seperti ini tak akan terulang kembali, pun semua yang berhubungan dengan kependidikan di Indonesia haruslah ikut berperan. Entah itu pelajar atau mahasiswa, tenaga pengajar dan pendidik, orang tua serta masyarakat juga turut membantu, membenahi diri demi perbaikan dunia pendidikan Indonesia.
Jika Anda mengalami masalah Psikologi, silahkan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik ini ke email Ganto, redaksiganto@gmail.com atau Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas. Diasuh oleh: Niken Hartati, S.Psi., M.A.
Bu, saya sedang bermasalah dengan lingkungan sekitar saya. Tempat di mana saya meyakini akan mendapatkan kenyamanan dan saya diterima di tempat tersebut, malah membuat saya kecewa. Padahal untuk bisa bergabung dengan keadaan lingkungan yang saya dapatkan sekarang (organisasi) ini sangat susah sekali. Mereka seolah tidak peduli dan memiliki ego masing-masing untuk diperunjukkan. Deva Mahasiswa Universitas Negeri Padang
Pada dasarnya setiap individu akan berkembang seiring dengan waktu, dan dalam perkembangan tersebut selalu terjadi perubahan-perubahan. Konsekuensi dari perubahan itu adalah ketidaksesuaian lagi dengan lingkungan yang ada di sekitar. Apalagi jika lingkungan tidak turut berkembang,
Ketika Lingkungan Tak Lagi Menerima
demikian juga sebaliknya. Pada saat tersebut terjadi, individu dapat melakukan dua bentuk adaptasi yaitu auto adaptation dan allo adaptation. Pada adaptasi jenis auto adaptation, individu dapat menyesuaikan sikap dan perilakunya dengan sikap dan perilaku lingkungannya. Pelajari bagaimana kelompok berpikir atau mempersepsi sesuatu, jika berbeda dengan apa yang dipikirkan individu, kompromilah. Maksudnya, Nanda tidak perlu mengubah persepsi pribadi jika merasa tidak nyaman, namun Nanda juga harus mampu menerima bahwa kelompok Nanda memiliki cara berpikir yang berbeda. Pada prinsipnya cara adaptasi ini menuntut kedewasaan untuk menerima dan menghormati perbedaan yang ada antara individu dengan kelompok. Penerimaan itu sendiri harus tulus (no hurt feeling) dan jangan melibatkan emosi apalagi jika
perbedaan tersebut bersifat profesional kelompok saja. Cara kedua dikenal sebagai allo adaptation, memiliki 2 pilihan yang dapat dilakukan. Pertama , mengupayakan lingkungan menerima sikap dan perilaku Nanda, dengan kata lain Nanda tidak boleh menyerah untuk mengupayakan agar lingkungan Nanda bisa menerima pola pikir Nanda. Effort atau usaha untuk cara ini lumayan besar ditunjang dengan keteramp ilan sosial bah kan j iwa kepemimpinan yang cukup. Akan sangat membantu jika posisi Nanda dalam kelompok cukup strategis, misalnya memegang jabatan-jabatan sentral. Cara kedua dari tipe allo adaptation adalah Nanda harus menghitung terlebih dahulu keuntungan dan kerugian Nanda jika tetap bergabung di kelompok yang tidak sesuai dengan perkembangan Nanda. Jika memang Nanda tidak merasakan
manf aat yan g sign if ikan bag i perkembangan Nanda ke depan, Nanda bisa mengubah lingkungan dengan cara meninggalkan lingkungan lama dan mencari lingkungan baru yang lebih sesuai. Tentu saja terasa berat meninggalkan apa yang telah Nanda rintis selama ini, namun jika memang hal itu yang terbaik mengapa tidak dikerjakan. Ingat, bahwa dunia tidak selebar daun kelor, atau justru jangan-jangan kelompok yang Nanda ikuti ini menuntut konformitas tinggi yang membuat wawasan Nanda jadi sempit seolah-olah tidak ada hal lain di dunia ini yang lebih indah dari kegiatan kelompok nanda. Percayalah, dalam kedewasaan kelak Nanda akan menemukan betapa salahnya pikiran tersebut. Selamat mencoba dan semoga berhasil.
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
Feature
10
Pupus Harapan di Pasaran Di pulau ini, harapanharapan yang sempat tercipta lenyap dengan perlahan. Oleh Edo Febrianto
H
embusan air laut dan aroma amis hasil tangkapan nelayan melekat di udara. Daratan, tepian pasir yang tak putih, disertai debur ombak seolah menyapa saat tapak mulai menyusurinya. Adalah Pulau Pasaran, Kota Karang Bandar Lampung yang merupakan lahan industri pengering olahan tangkapan laut. Siang itu, di bawah sengat matahari, pulau yang pada awalnya hanya berkisar 12 hektar ini terlihat beberapa nelayan tengah mengolah hasil tangkapan laut di atas kapal kecilnya. Dayung demi dayung air rebusan ikan teri mereka buang ke laut. Di sisi lain juga tampak beberapa bapak dan ibu-ibu tengah menjemur ikan-ikan kecil berwarna putih terbut. Benar, begitulah aktivitas kehidupan warga penghuni pulau di bagian selatan Teluk Betung Provinsi Bandar Lampung ini dalam memproduksi ikan teri. Hasil tangkapan nelayan-ikan teri langsung direbus di atas kapal kemudian dilakukan pengeringan di pulau, pemandangan biasa di pulau yang dihuni 1.158 jiwa penduduk ini. Tiga puluh persen penduduk pulau ini merupakan pemilik pengolahan ikan, sepuluh persen merupakan pedagang, dan sisanya
merupakan buruh di tempat pengolahan. Ikan laut menjadi sumber pencaharian ekonomi warga sekitar. Namun lingkar kehidupan tak sebatas mengolah ikan, berdagang, dan menjadi buruh semata. Masih ada hembusan impian dari setiap napas kehidupan mereka. Walau rutinitas perkantoran dan lintas pendidikan menjadi pemandangan langka di sini. Hanya ada beberapa saja yang berstatus sebagai pekerja kantoran, Pegawai Negeri Sipil, dan pekerja nonburuh lainnya. Karena seperti inilah pengakuan Sugur, Ketua RT 09 Lingkungan 2 Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung. Bukan karena tidak ada sarana sama sekali. Pembangunan sarana dan prasarana sudah meningkat seperti Puskesmas, Air PDAM, jembatan penghubung kota Mengeringkan Ikan: Dua buruh pengolahan ikan teri di sebelumnya dijemur untuk mengeringkan hasil tangkapan dengan pulau, dan sebagainya. Namun sangat disayangkan, karena keterbatasan lahan yang tersedia menjadikan tua tak mampu mengampu seluruh biaya Sekolah Dasar (SD) sebagai sarana pendidikan untuk akses pendidikannya. “Lebih baik tertinggi di pulau ini. Tidak ada Sekolah bekerja menolong mereka,” tutur perempuan Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, yang sempat bercita-cita menjadi bidan ini. apalagi Sekolah Tinggi. Warni, Ibu Yuni merasa iba melihat Seperti yang diceritakan oleh Firah anaknya yang seharusnya sedang duduk di Wahyuni. Dara 15 tahun yang akrab disapa bangku sekolah malah berkeringat untuk Yuni ini. Ia memilih tidak melanjutkan memperoleh uang. Sudah tiga orang anaknya pendidikan ke jenjang menengah pertama yang putus sekolah. Harapannya pun yang berada di luar pulau. Jarak tempuh tertumpah pada anak keempatnya, Syamsia yang jauh antara rumah dan sekolah yang baru lulus SD. mengurungkan niatnya untuk bersekolah. Tak tinggi harapan, ia pun tak mau Sebab, ia mengaku bahwa finansial orang bermimpi bahwa kelak anaknya akan
Pulau Pasaran sedang mengangkat ikan setelah nelayan, Minggu (25/5 ). f/Edo
mengecap pendidikan hingga bangku perkuliahan. “Dapat lulus dari SMP dan SMA saja sudah cukup,” tutur perempuan paruh baya ini. Banyak dari mereka yang mematikan harapannya di Pulau Pasaran oleh sebab tidak terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana menuju akses pendidikan, dan sekalipun ada, itupun tak terjangkau oleh kemampuan finansial mereka. Harapanharapan yang sempat tercipta lenyap dengan perlahan. Berhembus bersama angin laut, hingga hilang tak berbekas.
Taman Eden 100 ‘Buah’ dari Kepedulian Taman Eden 100 ini berawal dari kegelisahan Marandus Sirait terhadap perusakan hutan yang banyak terjadi di kawasan sekitar Danau Toba pada 1999. Oleh Redda Wanti
H
ij au . I tu lah w arn a yan g diterjemahkan otak saat mata menangkap cahaya yang dipantulkan oleh deretan pepohonan yang tumbuh di Taman Eden 100. Tak kurang dari 100 jenis tanaman buah-buahan dan kayu-kayuan hidup di hutan seluas 40 hektar milik keluarga Sirait itu. Beragam tanaman khas Batak yang mulai langka seperti pohon sampinur bunga, hariara, jabi-jabi, tahul-tahul, dan andaliman pun hidup dengan subur. Pohon ara dari Jerusalem dan butter nut dari Amazon yang tumbuh dengan rimbun semakin menambah kekayaan jenis flora di sana. Tak hanya kaya akan flora, di lokasi Taman Eden 100 yang berada di Desa Lumban Rang Sionggang Utara, Kecamatan Lumbar Julu, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara ini juga terdapat air terjun, bukit manja, gua kelelawar, lokasi hewan buas seperti harimau dan babi serta lintas alam menuju Gunung Pangulubao. Selain
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
Taman Eden 100: Pengunjung tengah menikmati keindahan Taman Eden 100 di Desa Lumban Rang Sionggang Utara, Kecamatan Lumbar Julu, Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara, Sabtu (31/6).f/Redda
itu, juga terdapat area konservasi anggrek toba, satu-satunya taman konservasi anggrek hutan di Sumatera Utara. Taman Eden 100 ini berawal dari kegelisahan Marandus Sirait terhadap perusakan hutan yang banyak terjadi di kawasan sekitar Danau Toba pada 1999. Marandus memahami pesan Tuhan dalam kitab suci agamanya –Kristen- dan kitab suci agama lain yang juga dikajinya bahwa manusia harus menjaga alam.
Oleh karena itu, bermodalkan dana hasil pertunjukan musik yang dilakukan, ia bertekad melakukan pelindungan hutan dan melestarikan alam. Menetap di hutan sedirian selama lima tahun, ia mengolah tanah tandus menjadi tanah yang subur sehingga makhluk hidup dapat hidup dengan damai. “Saya ingin manusia, tanaman, dan binatang dapat hidup rukun di sini,” tuturnya. Walaupun ia harus meninggalkan anak dan istrinya yang menetap di daerah Karo,
Marandus memiliki prinsip tersendiri dengan keberadaannya di Taman Eden 100. “Jika saya menanam buah, tidak hanya manusia saja namun tupai, tikus, dan kelelawar juga bisa menikmatinya,” ungkapnya. Namun untuk merealisasikan keinginannya itu tidaklah mudah. Marandus harus menghadapi cemoohan dari masyarakat dan keluarganya. Tidak hanya itu, pembangunan hutan yang diidamkannya itu harus terhenti beberapa lama akibat sakit tifus yang dideritanya. Berkat kegigihan dan ketekunannya Marandus kembali mengolah hutan yang telah lama ditinggalkan karena sakit. Ia berencana menjadikan hutan tersebut menjadi agro wisata rohani yang mana di dalamnya terdapat wisata alam, museum tanamtanaman, daerah penelitian dan tempat liburan. Untuk mengelola Taman Eden 100, ia dibantu 6 karyawan yang bekerja dengan sukarela. Kerja keras dan dedikasi Marandus akhirnya menuai berbagai penghargaan. Beberapa di antaranya adalah penghargaan Kalpataru bidang Perintis Lingkungan tahun 2005 dan Wahana Lestari Tahun 2010. Semenjak tahun 2013 bantuan dari pemerintah dan swasta mulai mengalir untuk mengembangkan ide yang dicanangkannya. Minat pengunjung pun semakin bertambah, baik untuk wisata alam, maupun sebagai tempat penelitian. “Tiap bulannya pengunjung mencapai 1.000 orang,” tutup Marandus.
11
Rabab Pasisia: Lunturnya Makna di Balik Cerita
Seni akan tetap ada karena dijaga, dan kita menjaga karena ia memang pantas untuk dijaga. Oleh Sri Gusmurdiah
G
etaran dawai saling bergesekan yang merambat melalui dinginnya malam menghasilkan alunan nada-nada indah dan mendayu-dayu. Di sela-sela alunan alat musik itu terdengar suara wanita mendendangkan sebuah cerita yang sarat makna (kaba). Suara rebana yang dipukul pun sesekali mengiringi dan me mp erkuat nu ansa ce rita yang disampaikan. Seluruh pasang mata tertuju pada mereka. Menyaksikan penampilan kesenian tradisional Minangkabau dari Pesisir Selatan oleh tiga laki-laki serta dua wanita yang duduk di atas kasur yang dibentangkan di tengah rumah. Rabab pasisia namanya. Seni suara yang diiringi dengan alat musik seperti biola. Menggelar acara rabab ini merupakan kebiasaan masyarakat Pesisir Selatan di setiap ada pesta. Nasri, seorang pemain rabab pasisia menuturkan bahwa rabab pasisia mulai berkembang sejak tahun 60-an. Dimainkan pertama kali oleh Ayek (kakek) Lidar dan Ayek Bicam. Kebanyakan cerita rabab bertutur tentang perjalanan hidup seseorang, kisah tentang asmara, penderitaan,
kesedihan, dan kisah-kisah dari masa lalu. Selain sebagai sarana hiburan, rabab juga digunakan sebagai sarana dakwah untuk menyampaikan nilai-nilai agama dan adat. Seiring berjalannya waktu dan munculnya berbagai musik modern, rabab pasisia mulai berganti warna. Mulai dari cara bermain, hingga makna yang disampaikan dalam kaba-nya. Dahulunya, rabab pasisia terkenal dengan nilai adatnya yang kental, berganti dengan musik tradisional setengah modern yang dipadukan dengan berbagai alat musik lain, seperti saluang, musik orgen, dan gendang dangdut. Menurut cerita Nasri, semenjak tahun 2000, rabab pasisia tidak hanya dimainkan oleh laki-laki, tapi wanita pun juga mulai ikut andil. Selain itu, tempatnya tidak lagi seperti dulu, yang dimainkan di atas kasur yang dibentang di tengah rumah, melainkan telah ada yang digelar di atas panggung. Nasri menyayangkan kemasan rabab pasisia seperti yang sekarang. Menurutnya, meskipun kemasan ini tidak menghilangkan rabab pasisia secara keseluruhan, tapi telah melunturkan nilai adat yang terkandung di dalamnya. Karena cara main dan kaba yang disajikan melalui rabab pasisia sebenarnya memiliki makna adat tersendiri. Pemain rabab dulunya hanya laki-laki dan duduk di atas kasur di tengah rumah pesta yang disuguhi langguai-semacam carano yang diisi sirih- serta dihormati sebagaimana menghormati mamak di rumah itu. Ini bertujuan agar mamak dan
Rabab Pasisia: Terlihat dua orang orang yang tengah menampilkan rabab pasisia di hadapan warga Pesisir Selatan, Rabu (11/6). f/doc.
sumando bisa menyaksikan pergelaran rabab secara langsung. Selain itu, pesan-pesan kehidupan dan nilai-nilai adat yang disampaikan dalam rabab pasisia masa lampau sangat jarang ditemukan pada rabab pasisia saat sekarang ini. Kaba dan lirik-lirik lagunya hanya sekadar cerita cinta yang dangkal dan cenderung tidak menyampaikan pesan moral.
Seni kebanggaan masyarakat Pesisir Selatan ini memang telah berubah seiring dengan perkembangan zaman. Kesenian yang seharusnya dijaga dan dilestarikan, malah mulai dilunturkan. Sekarang rabab bukan lagi sebagai sarana untuk menyampaikan nilai-nilai yang sarat akan makna. “ Rabab pasisia sekarang lebih sebagai hiburan saja,” tutup Nasri.
Sapi Pemakan Sampah “Sapi-sapi di sini telah terbiasa makan sampah.” Oleh Wahida Nia Elfiza
R
atusan ekor sapi tampak asyik mencari makanan di balik onggokan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Air Dingin Padang, Rabu (11/6). Sapi-sapi itu merobek plastikplastik yang masih membungkus berbagai jenis sampah. Setelah plastik pembungkus itu hancur, keluarlah sampah olahan rumah tangga dan sampah pasar, sampah organik dan anorganik. Sapi-sapi pun mulai menyantap sampahsampah yang ada di sekitarnya. Di antara sapi-sapi yang tengah mencari makan, juga terlihat mesin penggiling sampah berlalu lalang. Bahkan sesekali seperti hendak hampir menggiling mereka. Begitu juga saat truk pembawa sampah datang. Sapisapi tersebut buru-buru menghindar, dan setelah truk menumpahkan sampah, mereka kembali berebutan mendekat. Menurut pengawas umum TPA, Syahrial, sapi-sapi tersebut adalah milik warga sekitar RT 3, RW 9, Air Dingin, Padang. Sapi-sapi itu diantarkan oleh pemiliknya ke TPA sekitar pukul 6 pagi lalu di jemput kembali sekitar pukul 5 sore. Bahkan, ada sebagian sapi yang menghuni lokasi TPA selama 24 jam. “Di tempat inilah sapi-sapi
TPA Sampah: Di antara sapi-sapi yang tengah mencari makan, mesin penggiling sampah berlalu lalang serta juga ada truk yang menumpahkan sampah di TPA sampah Air Dingin Padang, Rabu (11/6). f/Nia
itu mencari makan,” ungkap Syahrial. Pernyataan Syahrial dibenarkan oleh salah seorang warga pemilik sapi di sekitar TPA, Animar (56). Ibu yang memiliki 34 ekor sapi itu mengaku bahwa sapi-sapinya memang dilepaskan di kawasan TPA. Ia membawa sapi-sapi itu ke TPA pada pukul 6 pagi dan menjemputnya kembali pukul 5 sore. Menurutnya, sampah-sampah di TPA banyak mengandung bahan makanan yang bisa dikonsumsi oleh sapi sehingga
berdampak pada kepadatan daging sapi. “Sapi yang makan sampah terlihat lebih gemuk dan dagingnya lebih padat dari pada sapi yang makan rumput,” ujarnya. Metriwati juga memiliki anggapan yang sama dengan Animar. Setiap hari sapisapinya digiring ke lokasi TPA dan dilepaskan di sana selama lebih kurang 10 jam untuk mencari makan. Kata ibu yang berusia 38 tahun ini, sampah di TPA berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan sapi.
Lebih lanjut, Metriwati mengatakan bahwa biasanya makanan sapi yang diperoleh dari lokasi pembongkaran TPA berupa sampah-sampah basah olahan rumah tangga dan sampah-sampah pasar seperti sayursayuran. Namun ia tidak memungkiri bahwa sapi yang ia miliki pernah terkontaminasi sampah berbahan dasar plastik dan logam. Hal tersebut ia ketahui setelah menjual beberapa sapinya ke agen sapi. Agen tersebut menginformasikan bahwa pada saat pemotongan, di dalam perut sapi ditemukan benda-benda seperti plastik, sepatu, anting anak-anak, dan uang logam. Walaupun begitu, Metriwati menanggapi hal tersebut dengan sikap biasa. Namun, sikap biasa yang ditunjukkan oleh pemilik sapi berbanding terbalik dengan hasil penelitian Sudiyono pada Maret 2011 yang berjudul “Upaya Eliminasi Residu Logam Berat pada Sapi Potong yang Berasal dari Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah dengan Pemeliharaan Secara Konvensional”. Dalam jurnalnya dijelaskan bahwa sampah di TPA berkemungkinan mengandung logam berat yang berbahaya apabila terkonsumsi sapi. Logamlogam ini akan terakumulasi dalam tubuh sapi, dan jika sudah melebihi ambang batas dapat membahayakan kosumen dan menjadi racun dalam tubuh. Lalu di sini, di tempat pembuangan ini, sapi-sapi ini tumbuh dan berkembang bertahan di kehidupannya.
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
Fokus
12
“ENERGI 25 TAHUN SKK GANTO”
Diskusi Publik: Anggota Magang dan Kru SKK Ganto beserta Ormawa selingkungan UNP adakan Foto bersama dengan kedua pemateri usai mengikuti aca ra Diskusi Publik di Ruang NA 202 Gedung Mata Kuliah Umum, Jumat (11/5). f/Ratmiati
SALAH satu ciri kedewasaan sebuah nyawa adalah bijaksananya jiwa dalam menyikapi sebuah permasalahan. Manusia dan jiwa yang mendewasa bukanlah ia yang bertambah usia, tapi disebabkan oleh pembelajaran hidup yang direguknya dari pengalaman hidup yang dilaluinya. Begitu pula sebuah organisasi, bertambah usia belum tentu berada dalam kedewasaan, namun terletak pada pengalaman berjalannya organisasi tersebut.
Pemenang Lomba Foto: Pak tua dengan sulingnya berharap ada pengunjung yang memberi dana untuk menafkahi hidup keluarganya di Tanah Lot, Bali, Sabtu (2/12). Ini merupakan foto pemenang lomba foto Gebyar SKK Ganto. f/doc.
BANYAK pengalaman dan kejadian yang telah berlalu di Surat Kabar Kampus (SKK) Ganto hingga memasuki usia 25 tahun. Memasuki usia seperempat abad, fokus edisi 180, Fotografer Ganto mengabadikan serentetan acara-acara yang diselenggarakan oleh SKK Ganto untuk memperingati ulang tahun perak SKK Ganto yang dilaksanakan tanggal 324 Mei 2014.
Pemotongan Tumpeng: Pemimpin Umum SKK Ganto, melakukan pemotongan tumpeng pada acara Malam Puncak Gebyar SKK Ganto di Ruang Sidang PKM Universitas Negeri Padang, Sabtu (24/5). f/Ratmiati
Foto & Teks Foto: Ratmiati Desain & Tata Letak: Edo Febrianto dan Doni Fahrizal
“Titik Awal Jurnalis Menulis Kritis”: Andika Destika Kagen, angggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Sumatera Barat, sedang memberikan materi Teknik Wawancara dan Penulisan Berita kepada Peserta Magang angkatan ke-19 SKK Ganto pada acara Pelatihan Keterampilan Jurnalistik Tingkat Dasar (PKJTD) di Ruang T 85, Minggu (4/5). f/Ratmiati
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
T ur na me n Fu ts al : T im F u ts a l U n it K egia t a n K o mu n ika s i da n Pen y ia r a n K a mpu s (penendang) tengah adu penalti dengan tim futsal Unit Kegiatan Kesenian (kiper) dalam Turnamen Futsal yang diselenggarakan oleh SKK Ganto di Lapangan Futsal KandA, Jumat (15/5). f/Ratmiati
13
Ijazah S.Pd. Sudah Wakili Akta IV
Kilas
Wi suda ke -100 : Un iv ers it a s Neger i Pa dan g m en ggela r u pa ca r a wisu da di Gela n ggan g Olahraga UNP dalam rangka penyerahan ijazah dan pelepasan wisudawan program D3, D4, S1, dan S2, Sabtu (7/6).f/Ratmiati
D
alam rangka penyerahan ijazah dan pelepasan wisudawan pro gram D3, D4, S1, dan S2, Universitas Negeri Padang (UNP) menggelar upacara wisuda di Gelanggang Olahraga UNP, Sabtu (7/6). “Wisuda angka sempurna ini penuh dengan makna. Selain bermakna sejarah dan pencapaian, wisuda ini juga bermakna kontribusi,” kata Rektor UNP Prof. Dr. Phil. Yanuar Kiram dalam pidatonya. Kemudian dengan mengangkat tema “Kampus sebagai Basis Pembinaan Demokrasi”, rektor menjelaskan peran kampus dalam pembinaan demokrasi. Kampus merupakan wadah untuk membentuk masyarakat demokratis. Hal ini merujuk ke teori John Dawey yang menyatakan bahwa demokrasi yang ideal selayaknya dimulai dari proses pendidikan warga negara. Pengembangan demokrasi kebangsaan secara menyeluruh dan subtansial tidak akan dapat dicapai tanpa keberhasilan dalam menciptakan kematangan bangsa melalui pendidikan dan pembinaan moralitas. Selain itu, pada pidato tersebut rektor juga menyampaikan kabar yang mereda-
kan kecemasan para wisudawan bergelar S.Pd.. Pertanyaan para wisudawan dari program studi pendidikan perihal tidak lagi dikeluarkannya Akta IV akhirnya terjawab. Di hadapan 1.131 mahasiswa yang terdiri atas Program D3 99 orang, Program D4 FT 15 orang, Program S1 dan D4 Kependidikan 670 orang, Program S1 dan D4 NonKependidikan 215 orang, Program Profesi Konselor 4 orang, Program Magister 124 orang, dan Program Doktor 4 orang, Yanuar menyatakan bahwa meskipun Akta IV tidak dikeluarkan lagi, namun para wisudawan kependidikan tetap bisa mengajar. Ijazah sudah langsung menggantikan peran Akta IV. “Saudara tidak perlu khawatir, ijazah saudara telah menjelaskan bahwa saudara sudah punya wewenang untuk mengajar,” ujarnya. Hal ini diperjelas lagi oleh Azhari Suwir, S.E., Kepala Biro Administrasi dan Akademik Kemahasiswaan (BAAK) UNP. Ia menjelaskan bahwa pihak universitas memberikan dua surat keterangan mengajar dari rektor kepada para wisudawan. “Yang pertama berlaku untuk Sumatera dan yang kedua untuk Sumatera Barat,” jelas Azhari sebelum acara usai. Sastra
Melanggar: Beberapa pengguna kendaraan sepeda motor tak mematuhi tanda larangan melalui jalan samping Gedung MKU Universitas Negeri Padang. Pada saat pertukaran jam perkuliahan, tak jarang hal tersebut juga menjadi penyebab adanya kemacetan di lokasi ini, Jumat (6/6). f/Ratmiati
Rusak: Ja lan di gerban g ma suk UNP depa n GO R UN P ber luba ng. Tanpa k kerusa kan tersebut hampir mencapai seluruh badan jalan di gerbang tersebut, Jumat (6/6). f/Ratmiati
Iklan
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
14
Jika Anda mengalami masalah keagamaan, silakan manfaatkan rubrik ini. Kirimkan surat tentang masalah Anda kepada pengasuh rubrik ini ke email Ganto, redaksiganto@gmail.com atau Gedung PKM UNP Ruang G 65 UNP. Setiap pertanyaan harap dilengkapi dengan identitas.
Diasuh oleh: Dr. Ahmad Kosasih, M.A.
Perjodohan Setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan. Perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang mempunyai suami/ istri lebih dari satu? Apakah jodoh mereka memang banyak atau bagaimana? Dan jika memang setiap manusia itu diciptakan berpasang-pasangan, bagaimana dengan orang-orang berpoligami, apakah mereka mengambil pasangan orang lain yang bukan jodohnya? Terima kasih. Maisuri Hardani Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia
Suatu hal yang barangkali perlu diluruskan terlebih dahulu adalah pernyataan. “Wanita diciptakan dari tulang rusuk laki-laki”. Ini memang sebuah ungkapan yang berasal dari salah satu hadis Nabi Saw. yang bunyi aslinya: “fa innaha khuliqat min dhila’in” artinya, “sesungguhnya dia (perempuan itu) diciptakan dari tulang rusuk”. Pernyataan ini jangan dibaca secara terpisah, tetapi harus dibaca dalam sebuah hadis yang utuh sehingga kita dapat menangkap maknanya yang lebih tepat. Yaitu “Istaushuu binnisaa`i
oleh banyak ulama berkaitan dengan sifat-sifat perempuan ibarat tulang rusuk yang tidak mudah meluruskannya kecuali harus dengan sangat hati-hati. Ini merupakan peringatan kepada kaum lelaki atau suami-suami. Jadi ungkapan “tulang rusuk” di sini bukan dalam makna hakiki melainkan mengandung makna majazi (metaforik) alias kiasan. Ini diperkuat dengan hadis lain yang juga diriwayatkan oleh Bukhari & Muslim yang artinya:
“Perempuan itu adalah ibarat tulang rusuk jika engkau luruskan dia, engkau akan mematahkannya dan jika engkau bersenang-senang dengan dia maka engkau merasa senang namun dia tetap saja bengkok.” Jadi perlu kehati-hatian dalam menghadapinya. Adapun jodoh itu berarti pasangan hidup yang dalam ketentuan Islam harus diambil melalui jalan pernikahan. Jadi orang yang sudah dinikahi oleh seseorang itulah jodohnya yang sah. Masalah poligami dalam arti poligini (seorang laki-laki beristri lebih dari satu) dalam Islam pada dasarnya dibolehkan (Q.S.AnNisa: 3). “Istri adalah pakaian (pasangan) bagi suaminya dan suami adalah pakaian (pasangan) bagi istrinya” (Q.S. Al-Baqarah: 187). Persoalan laki-laki punya istri lebih dari satu tidaklah membatalkan arti dari pasangan itu. Misalnya pasangan kaki adalah sepatu atau sandal atau sandal sepatu, ketiganya mengakui bahwa dirinya adalah pasangan dari kaki bukan tangan. Ini sesuatu yang tak bisa dibantah lagi. Apabila seseorang memilki ketiganya bukanlah berarti dia bisa mengenakannya dalam waktu yang bersamaan. Namun, baik si sepatu, si sandal, maupun si sandal sepatu, masing-masingnya merasakan bahwa dirinya adalah pasangan dari kaki si pemiliknya. Dan bila ia pandai memakai serta memeliharanya, maka insya allah ketiganya bisa merasa bahagia. Demikian kira-kira perbadingannya.
Wallahu a’lam bishshawab.
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
“Mukmin yang kuat lebih baik dan dicintai oleh Allah Swt. daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan...” (HR. Muslim). Selayaknya, sebagai seorang yang beragama, terkhusus Islam, seseorang haruslah mempunyai iman untuk kesempurnaan agamanya kepada Yang Esa. Karena iman semacam tolak ukur ketakwaan kepada Allah Swt. Di mana, seorang mukmin yang kuat imannya, tentulah mampu melaksanakan kewajiban dan menyempurnakannya pula dengan amalan sunnah. Sebaliknya, seorang mukmin yang lemah imannya kadangkala tidak melaksanakan kewajiban dan enggan meninggalkan yang haram. Serupa iman, begitupun dengan olahraga. Betapa olahraga sangatlah penting dalam kehidupan untuk beraktivitas di bumi Allah, terutama untuk beribadah kepada-Nya. Maka, sudah sepantasnyalah seorang mukmin untuk merawat dan menjaga tubuh yang diamanahkan. Dalam Islam, ada beberapa olahraga yang disunnahkan Rasulullah Saw., teruntuk lakilaki dan perempuan. Adalah memanah salah satunya. Olahraga yang disunnahkan Islam karena dapat memberikan manfaat, seperti melatih konsentrasi, kesabaran, dan ketepatan sehingga memudahkan untuk mengontrol diri. Pada zaman Rasulullah, olahraga ini merupakan suatu keharusan untuk dikuasai oleh setiap orang, khususnya para pemuda. Tujuannya t i d a k lain untuk melatih kesiapan berperang dan latihan serta pengupayaan segala penunjang peperangan dan melatih kesiapan fisik. Rasulullah Saw. bersabda dalam sebuah khotbahnya, pada suatu hari di atas mimbar: “Kalian persiapkanlah segala
kekuatan kalian untuk menghadapi mereka, dan ketahuilah sesungguhnya kekuatan itu adalah kemampuan untuk melontarkan anak panah, ketahuilah kekuatan itu adalah kemampuan untuk melontarkan anak panah, ketahuilah kekuatan itu adalah kemampuan melontarkan anak panah.” (HR Muslim).
Grafis: Edo Febrianto
khairan fa innahaa khuliqat min dhila’in wa inna a’waja maa fidhdhila’i a’laahu fa in dzhabta tuqimhu kasartahu wa in taraktahu lam yazal a’waja...” artinya: Peliharalah perempuan itu sebaik-baiknya, karena sesungguhnya dia dijadikan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya yang paling bengkok dari tulang rusuk itu adalah yang sebelah atasnya. Maka jika engkau coba meluruskannya, niscaya engkau patahkan dia dan jika engkau tinggalkan dia akan tetap bengkok.” (H.R. Bukhari & Muslim). Hadis ini dipahami
Sehat ala Rasulullah
Konsep memanah jika diterapkan dalam kehidupan, juga dapat diartikan bahwa jika ingin mencapai suatu cita-cita atau tujuan. Tentu hal yang harus dilakukan adalah berlatih dengan sungguh-sungguh, optimis, dan fokus kepada tujuan yang akan diraih. Selanjutnya adalah berkuda, merupakan olahraga yang membutuhkan keberanian dan keseimbangan ketika menungganginya. Terlebih lagi karakter dari sifat kuda beragam, ada yang jinak dan tak sedikit yang liar. Manfaatnya yang lain dalam olahraga berkuda adalah agar dapat melatih diri untuk bisa bersahabat dengan makhluk lain, yang berarti memperlakukan mereka dengan tidak menyiksanya. Sama halnya dengan memanah, berkuda juga dianjurkan Rasulullah, seperti dalam sebuah hadis, beliau bersabda: “Tidak ada perlombaan kecuali untuk unta, panah, atau kuda.” (HR. Ahmad dan Tiga Imam). Aplikasinya pada kehidupan, seorang qiyadah (pemimpin) serupa sedang “menunggangi” kuda (organisasi). Tentunya pengurus-pengurus dalam organisasi tersebut memiliki karakter yang berbeda. Jadi, harus berpandai-pandai dalam menyikapi jundi (anggota). Seperti halnya Nabi Muhammad Saw. dengan 4 Sahabat Khulifatul Rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib). Dari keempat sahabat tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda. Ada sosok yang serius, tegas, pemalu, dan humoris. Beliau sangat arif menempatkan diri di hadapan sahabatnya. Hingga
masing-masing sahabatnya beranggapan, bahwa dirinyalah yang paling diperhatikan dan dicintai oleh sosok yang mulia itu, Muhammad Saw. Tak menutup kemungkinan jika hal tersebut dapat terjadi di dalam organisasi yang sedang dijalani. Ardian Perkasa Mawan Dalam hal ini olahraga berkuda Mahasiswa Teknik Elektro Pendidikan TM 2011 ini lahir dapat membangun pada 9 Februari 1993 karakter. Seseorang Fb: Ardian Perkasa Mawan akan dilatih jiwa Ketua UKK UNP 2014 kepemimpinan, kepercayaan diri, jiwa pemberani, ketangkasan, pengendalian diri, dan menyayangi, serta menghilangkan rasa takut. Setelahnya ada berenang. Olahraga yang pada dasarnya adalah menggerakkan tubuh secara terkoordinasi sehingga dapat bergerak dan melayang di air sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan manfaatnya sangat luar biasa, di antaranya dapat memperkuat otot tubuh hingga tak mudah lelah dan dapat melatih sistem pernapasan. Anjuran agar kita bisa berenang juga disebutkan dalam sebuah hadis: Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah Saw. pernah bersabda: “Ajari anak-anak
lelakimu renang dan memanah, dan ajari menggunakan alat pemintal untuk wanita” (HR. Al-Baihaqi). Adapun olahraga terakhir yang disunahkan yaitu bela diri. Olahraga yang satu ini memang seharusnya dikuasai. Bukan untuk berbangga-bangga, apalagi untuk “anggar jago”. Melainkan kita jadikan sebagai bekal dalam kehidupan kita. Dengan maraknya kasus pelecehan seksual di tempat umum, pemerkosaan, dan lainnya yang kian hari makin menjadi-jadi, sudah sepantasnya seorang mukmin khususnya kaum hawa dapat menguasai bela diri. Bahkan, alangkah lebih baik jika bela diri diajarkan sedari dini kepada anak-anak. Sehingga akan lahir generasigenerasi dengan penguasaan energi tubuh yang kuat, menguasai teknologi, dan memiliki pribadi berakhlak dan bertauhid. Namun, ada juga olahraga yang lebih sederhana lagi, yakni jalan kaki. Nabi Muhammad Saw. dikenal memiliki kebiasaan berjalan kaki, sebagaimana ditunjukkan sebuah hadis dari Abu Hurairah RA, dia berkata, “Aku belum pernah melihat orang yang
lebih baik dan lebih tampan dari Rasulullah; roman mukanya secemerlang matahari, juga tidak pernah melihat orang yang secepat beliau. Seolah-olah bumi ini digulung oleh langkah-langkah beliau ketika sedang berjalan. Walaupun kami berusaha untuk mengimbangi jalan beliau. Tapi beliau tampaknya seperti berjalan santai saja.” Olahraga sangat berguna untuk kesehatan. Sama halnya dengan salat, olahraga yang sangat luar biasa manfaatnya. Mulai dari peregangan otot-otot, “sedekah” di waktu dhuha, dan dapat menjadi obat. Seperti terdapat dalam hadis riwayat Ibnu Majah, dimana Abu Hurairah mengatakan, “Rasulullah
melihatku, sedangkan aku tidur melingkar karena sakit perut, lalu beliau berkata, asykam darda? Aku menjawab, betul wahai Rasulullah. Beliau berkata, bangunlah lalu salat karena salat adalah obat.” Berolahragalah sejalan dengan menguatkan iman.
15
Mahasiswa dan Konsolidasi Demokrasi Enam belas tahun sudah Indonesia mengenyam reformasi. Tatanan ketatanegaraan sontak berubah, demikian juga sistem politik, mengingat kondisi bangsa sebelum reformasi begitu memprihatinkan. Krisis finansial dunia yang berimbas pada ekonomi Indonesia, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintah, hingga kerusuhan Mei 1998 tercatat sebagai salah satu sejarah paling mengerikan Indonesia. Hal tersebutlah yang menggulingkan kekuasaan orde baru dan melahirkan reformasi. Capaian utama dari reformasi ialah memperbarui tatanan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 terutama dalam bidang politik, hukum, dan ekonomi. Namun, hingga saat ini masih banyak masalah yang datang silih berganti. Pencapaian agenda reformasi masih jauh dari harapan. Salah satunya supremasi hukum dan Kolusi Korupsi Nepotisme. Kebebasan mengutarakan pendapat secara lisan maupun tulisan, persyaratan utama kehidupan demokrasi sebagian telah terpenuhi. Ada yang beranggapan masa transisi telah lewat dan sekarang mulai memasuki masa konsolidasi demokrasi. Konsolidasi demokrasi merupakan legitimasi demokrasi yang luas dan kuat sebagai sistem yang tepat bagi masyarakat. Konsolidasi ditandai perilaku serta kepercayaan, di mana elit politik percaya pada legitimasi demokrasi dan saling menghargai hak satu sama lain untuk meraih kekuasaan berdasarkan aturan dan konstitusi. Organisasi masyarakat dan partai politik harusnya mendukung atau setidaknya tidak menolak demokrasi, aturan dan lembaga konstitusional negara. Sebagian besar publik percaya bahwa demokrasi merupakan sistem yang paling tepat. Menurut pakar politik dari Amerika Samuel P. Huntington masa transisi demo-
krasi seharusnya akan berakhir pada dua kali pemilu yang demokratis yang mengantarkan pada pemerintahan yang demokratis dan berkerja pada konstitusi yang demokratis pula. Dari sudut pandang itu, Indonesia sudah memenuhi syarat dengan lebih dari dua kali pemilu. Maka tidak berlebihan jika banyak yang beranggapan bahwa Indonesia akan segera memasuki masa konsolidasi demokrasi melalui gerbang Pemilu 2014. Pemilu merupakan sarana untuk melakukan perubahan politik secara periodik, perubahan orang yang memerintah dan perubahan pola serta arah kebijakan publik. Namun san gat disayangkan, diakui atau tidak, sebagian masyarakat Indonesia sudah terjebak dalam permainan politik pragmatis. K e cu rangan politik menjadi hal biasa. Politisi yang terpilih dengan cara seperti ini jelas akan merugikan rakyat, karena saat kampanye saja sudah berlaku curang, apalagi saat menjabat. Sejatinya, pemilu adalah ritual sakral untuk memilih pimpinan negara terbaik tempat menggantungkan nasib bangsa lima tahun ke depan. Solusi konkretnya harus ada sosialisasi lebih lanjut mengenai teknis dan hakikat pemilu. Menyongsong pemilu 2014 ini, Indonesia memang harus benar-benar siap. Sehingga tercipta pemilu yang khidmat, kondusif, dan sportif. Hasilnya, pemimpin yang terpilih
memang sesuai dan mengutamakan kepentingan rakyat. Mahasiswa sebagai individu terpelajar, dengan kadar keilmuan yang dimilikinya, seharusnya mampu memainkan peran dan fungsinya, tidak hanya sebagai insan akademis, namun juga memberikan sumbangsih pemikiran serta tenaganya bagi persoalan di sekitarnya. Mahasiswa dapat dikatakan berperan besar dan berada dalam posisi yang strategis, yakni sebagai jembatan antara pemerintah dengan rakyat. Mahasiswa masih dianggap memiliki posisi yang independen. Dengan proses pembentukan idealisme selama di kampus, mahasiswa juga tak sungkan untuk me n yamp aik an pendapat khalayak luas dengan jaringan dan pengetahuan yang dimilikinya. Mahasiswa sebagai kaum intelektual, harus mamGrafis: Edo Febrianto pu  memberi sumbangsih berharga terhadap pelaksanaan suksesi pemimpin masa depan bangsa. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh mahasiswa dalam mengawal proses pemilu. Pertama, mahasiswa mesti mengajak masyarakat agar berpartisipasi dalam pemilu dan tidak golput. Kedua, mahasiswa harus menjadi contoh dan pionir dalam mencerdaskan pemilih. Mahasiswa harus melakukan pencerdasan kepada masyarakat agar memilih secara objektif, tidak asal pilih apalagi kalau memilih karena sejumlah uang. Para politisi yang tebukti tidak pro rakyat harus diganti dengan orang baru yang memiliki
Galant Victory Mahasiswa Akuntansi TM 2011 Email: galantvictory@gmail.com Fb: Galant Victory Twitter: @galantvictory
semangat menyejahterakan rakyat, dan itu hanya bisa dilakukan melalui proses pemilu yang berkualitas. Terakhir, mahasiswa harus mampu mengawal proses pemilu agar bebas dari kecurangan. Mahasiswa dapat bergabung menjadi tim relawan resmi dari Badan Pengawas Pemilu atau memberikan pencerdasan ke masyarakat agar memberikan sanksi sosial kepada pelaku kecurangan dengan tidak memilih mereka saat pemilu. Mahasiswa juga harus mempersiapkan diri dalam menyongsong konsolidasi demokrasi dengan menciptakan iklim politik kampus yang ideal. Politik kampus harus dijadikan sarana berproses, pembentukan idealisme, bukan sebagai ajang perpecahan antarmahasiswa. Konsolidasi demokrasi harus lebih dahulu diterapkan di kampus sehingga ketika diterjunkan ke masyarakat, mahasiswa siap menjadi generasi pembaharu yang akan memperbaiki perpolitikan bangsa.
MERS nan Mematikan Tak terlihat juga tak teraba, meskipun telah menggunakan mikroskop. Hanya bisa tampak jika menggunakan mikroskop elektron, karena ukurannya yang mikroskopik. Itulah virus; penyebab serta penular penyakit, dengan menginfeksi sel makhluk hidup, sehingga tergolong parasit karena cenderung mengganggu dan berbahaya. Tidak jarang virus bisa menyebabkan kematian seperti virus MERS-Cov. Virus MERS-Cov atau singkatan dari
Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus merupakan virus penyebab penyakit MERS. Meskipun satu keluarga dengan virus SARS-Cov (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus), virus MERS menginfeksi lebih cepat dibanding virus SARS. Seseorang yang telah positif terserang virus MERS, rata-rata kematiannya seminggu lebih awal dibandingkan dengan yang terserang virus SARS. Selain itu, sebanyak 60% orang dengan penyakit kronis yang terinfeksi MERS
meninggal, dibandingkan dengan hanya 1% orang dengan penyakit kronis yang terjangkit SARS. Penyakit MERS pertama kali ditemukan di Arab Saudi tahun 2012. Asal mula penyebaran virus ini belum diketahui dengan jelas. Tetapi beberapa peneliti telah menduga bahwa penyebaran virus berasal dari salah satu jenis kelelawar yang banyak ditemukan di kawasan Timur Tengah. Kesimpulan pun dicapai, setelah para peneliti menemukan adanya kecocokan genetik 100 persen pada virus yang menginfeksi kelelawar jenis tersebut dengan manusia pertama yang terinfeksi. Pemikiran para peneliti lain menyebutkan bahwa selain kelelawar, unta juga diduga kuat berkaitan dengan asal mula dan penyebaran virus ini. Februari lalu, para ilmuwan menerbitkan temuan mereka bahwa hampir tiga perempat dari unta di Arab Saudi dinyatakan positif mengidap virus MERS. Serupa dengan flu biasa, gejala dari virus ini pun mirip, namun penyebarannya
lebih cepat ke paru-paru sehingga menyebabkan infeksi saluran pernapasan bawah atau pneumonia, serta radang paru. Gejalagejala yang terlihat di antaranya demam, sakit dada, napas pendek, lemah, batuk dan bersin, diare (tidak ditemukan pada semua kasus), gagal ginjal, dan pneumonia. Hingga 14 Mei 2014 lalu, virus MERS telah menjangkiti 14 negara yaitu Arab Saudi, Malaysia, Yordania, Qatar, Mesir, Uni Emirat Arab, Tunisia, Kuwait, Oman, Filipina, Indonesia, Inggris, Belanda, dan Amerika Serikat. Sejumlah 500 kasus telah dilaporkan secara global, dan 30 persen di antaranya meninggal dunia. Lain lagi di Indonesia, sebanyak 13 provinsi juga melaporkan suspect virus MERS ini. Sebagian besar suspect tersebut merupakan orang-orang yang telah kembali dari daerah Timur Tengah usai menyelenggarakan ibadah haji atau umrah. Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada vaksin yang spesifik dapat mencegah infeksi MERS-Cov.
Selain itu, belum ditemukan juga metode pengobatan yang secara spesifik dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh virus ini. Perawatan medis hanya bersifat supportive untuk meringankan gejala. Untuk saat ini, yang bisa dilakukan yaitu melakukan pencegahan sejak dini terhadap penularan virus ini. Beberapa pencegahan yang bisa diupayakan agar tidak terserang virus MERS di antaranya dengan menutup hidung dan mulut dengan tisu ketika batuk ataupun bersin dan tidak sedang menderita sakit misalnya penggunaan alat makan atau minum bersama juga harus dihindari. Selain itu, barang-barang yang sering disentuh sebaiknya dibersihkan menggunakan desinfektan. Namun yang paling penting dari semua pencegahan yang ada yakni menigkatkan daya tahan tubuh agar tidak terjangkit virus ini. Media Rahmi (dari berbagai sumber)
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
Teropong
16
Penurunan Kuota Penerimaan Maba
Problema Rasio Dosen dan Mahasiswa
diadakan setiap 5 tahun sek a l i . “Penurunan jumlah kuota penerimaan mahasiswa baru dikare n ak an U N P tengah Antri: Calon mahasiswa baru jalur SNMPTN Undangan tahun memba2014 /2015 m engantr i untuk mengiku ti verifikasi nilai r apor ngun, di Gedung Olahraga UNP, Selasa (17/6). f/Ratmiati sehingga erdasarkan lampiran surat ada beberapa gedung perkuliahan bernomorkan 4203/UN35/AK/ yang akan dirobohkan dan diba2013 Rencana Daya Tampung ngun gedung yang baru,” ujarnya Universitas Negeri Padang (UNP) saat ditemui di ruangannya, Kamis Tahun 2014/2015, UNP menyediakan (22/5). 3.953 kursi untuk mahasiswa baru. Selain itu, kepala BAAK juga Dari jumlah tersebut sudah menjelaskan bahwa penurunan mencakup seluruh jalur masuk kuota penerimaan mahasiswa baru yang disediakan, antara lain Seleksi tahun ini juga dikarenakan ketiNasional Masuk Perguruan Tinggi dakseimbangan rasio antara pengaNegeri (SNMPTN), Seleksi Bersama jar dan jumlah mahasiswa yang Masuk Perguruan Tinggi Negeri ada. Namun, untuk daya tampung (SBMPTN), dan jalur Mandiri. tetap mengikuti peraturan yang Daya tampung yang dise- diatur oleh pemerintah di setiap diakan oleh UNP untuk tiap jalur jalur masuk sebuah lembaga masuk juga tidak mengalami pendidikan. perubahan. Untuk daya tampung Iiswarni, salah seorang mahaSNMPTN disediakan sebanyak siswa Sastra Indonesia UNP tidak 50% dari total keseluruhan, mengetahui penurunan kuota pesementara untuk daya tampung nerimaan mahasiswa baru UNP SBMPTN sebanyak 30% dan jalur tahun ini. Namun, ia mendapat Mandiri hanya 20%. Namun, informasi bahwa jalur Mandiri jumlah kuota pada tahun ini ditiadakan dan status mahasiswa mengalami penurunan dari tahun disamakan karena pembayaran sebelumnya. Uang Kuliah Tunggal. “Saya menSaat ditanya keterkaitan akre- dapat informasi dari dosen yang ditasi dengan penurunan jumlah mengajar di dalam kelas,” terangkuota penerimaan mahasiswa baru nya mahasiswa TM 2012 ini, Jumat tahun ini, Azhari Suwir, selaku (11/7). K e p ala B iro A d min istrasi Ketidaktahuan akan penurunan Akademik dan Kemahasiswaan kuota penerimaan mahasiswa baru (BAAK) UNP mengatakan bahwa ini juga disampaikan oleh Fatma penurunan kuota penerimaan Yarni. Fatma yang lulus melalui mahasiswa baru tahun ini tidak jalur SNMPTN pada Program Studi berkaitan dengan akreditasi. Pendidikan Biologi pada tahun ini Penerimaan mahasiswa maupun berasumsi bahwa penurunan kuota penerimaan pegawai sudah dite- tersebut dikarenakan UNP ingin tapkan pada rencana strategis yang meningkatkan kualitas. Suci
Penerimaan dosen tetap nonPegawai Negeri Sipil (PNS) Universitas Negeri Padang (UNP) telah dilaksanakan Maret lalu. Walaupun demikian, UNP masih kekurangan dosen. Pasalnya, dari 206 orang peserta yang mengikuti seleksi pengangkatan dosen tetap non-PNS, hanya 39 orang yang dinyatakan lulus. Kebijakan pemerintah yang mengurangi jumlah penambahan dosen semakin memperburuk rasio dosen dan mahasiswa di UNP. “Karena kebijakan ini pengajuan penambahan dosen yang ditanggapi pemerintah selalu tidak sesuai dengan permintaan universitas,” terang Azhari Suwir, S.E. selaku Kepala Biro Akademik dan Administrasi Kemahasiswaan UNP, Selasa (20/5). Azhari melanjutkan, terhitung Januari-Juni 2014 ini, dosen UNP berjumlah 968 orang. Sedangkan mahasiswanya berjumlah 32.205
akultas Bahasa dan Seni Univer sitas Negeri Padang (FBS UNP) menambah program Strata 2 (S2) dan Strata 3 (S3) tahun ajaran 2015/ 2016. Penambahan S2 dan S3 ini tidak lagi berada di bawah naungan Pascasarjana UNP, melainkan akan dikelola langsung oleh FBS. Kesinambungan kurikulum mengharuskan penyelenggaraan Prodi Linear Program S1, S2, dan S3 berada pada institut yang sama. Meskipun terdapat jurusan kebahasaan dan kesenian di FBS, untuk tahun ini hanya jurusan kebahasaan yang membuka program S2 dan S3. Lebih detailnya, program S2 yang akan dibuka terdiri atas tiga jurusan, yaitu Pendidikan Bahasa Jepang, Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, dan Pendidikan Bahasa Inggris. Sedangkan untuk Program S3 akan dibuka satu jurusan saja, yaitu Ilmu Keguruan Bahasa. Sementara itu, untuk jurusan kesenian seperti Jurusan Seni Drama Tari dan Musik serta Jurusan Seni Rupa berencana untuk menambah program studi nonkependidikan pada Strata 1. Prof. Dr. M. Zaim, M.Hum., selaku Dekan FBS menjelaskan bahwa ruang belajar untuk program S2 dan S3 ini untuk sementara tetap di ruangan Pascasarjana. Hal ini karena Pascasarjana memiliki ruangan standar, sarana, dan prasarana yang telah ditentukan untuk Program S2 dan S3. “Telah direncanakan pembangunan ruangannya
sendiri untuk Program S2 dan S3 di FBS ini,” ungkapnya, Kamis (12/6). M. Zaim menambahkan bahwa meskipun belajar di Pascasarjana, untuk pengurusan administrasi program ini tetap akan dilaksanakan di FBS. Terkait tenaga pengajar, untuk kedua program ini, nantinya akan diajar oleh staf pengajar dan guru besar di bidangnya masingmasing. Terkhusus untuk program S3, tenaga pengajarnya akan berasal dari Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Jepang. Hal ini dikarenakan jurusan pada program S3 terbuka untuk semua jurusan bahasa. “Semoga pengembangan Program S2 dan S3 dapat segera terealisasikan dengan baik,” tutupnya. Wici
U
ce kan kuriku lum. Se telah menemui kecocokan antara kedua belah pihak, maka kerja sama ini pun ditindaklanjuti pada tahap berikutnya. Tindak lanjut tersebut berupa pengadaan seminar yang berkenaan dengan kesepakatan, dalam hal ini, yakninya seminar olahraga. Seminar ini pun telah terselenggara di Hotel Pangeran dan Hotel Mercure Kota Padang. Dekan FIK, Drs. Arsil, M.Pd. membenarkan apa yang disampaikan oleh PR IV tersebut. Ia menjelaskan bahwa bentuk kerja samanya berupa program dual degree . Bentuk kerja sama te rse b u t se p e rti p e rgin ya
mahasiswa UNP ke Amerika atau dosen dari Amerika yang mendatangi UNP. Kerja sama yang juga terjalin dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) ini juga ada dalam bentuk penelitian dan pengabdian masyarakat. Hal ini disesuaikan dengan Tridharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian pada masyarakat. Pada bidang penelitian, dilakukan kerja sama pemberdayaan kedua universitas dengan program studi terkait. Apabila terdapat kecocokan antara kedua program
studi tersebut, kersama pun bisa dilanjutkan. FIK pun juga menjalin kerja sama dengan USINTEC di bidang penelitian. “MoE resmi baru dibuat 15 hari kemarin,” jelasnya lebih lanjut. Lebih lanjut, PD I FIK mengatakan biasanya kalau ada kerja sama, maka akan dibiayai kementerian melalui pascasarjana. Ia berharap agar kerja sama ini bisa berjalan dengan baik karena kondisi sekarang harus mempersiapkan mahasiswa agar siap bersaing dengan orang luar. “Mempersiapkan mahasiswa di era globalisasi tidak bisa terlepas dari pengaruh IPTEK,” tutupnya. Edo, Meri
B
orang. Hal ini berarti antara dosen dan mahasiswa mencapai rasio 1:33. Perbandingan jumlah antara mahasiswa dan dosen tetap ini masih jauh dari rasio yang telah ditetapkan pemerintah. Karena berdasarkan surat edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) bernomorkan 2920/D/T/2007, menjelaskan bahwa rasio dosen tetap dan mahasiswa adalah 1:25. Namun sejak tahun 2010 peraturan ini diubah. Peraturan yang berlaku saat ini mengatakan bahwa rasio dosen dan mahasiswa untuk kelompok Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah 1:30. Sedangkan rasio dosen dan mahasiswa untuk kelompok Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1:45. Menurut Pembantu Rektor I, Prof. Dr. Agus Irianto, terdapat tujuh program studi di UNP saat ini dengan rasio dosen dan mahasiswa yang jauh berbeda dari
Penambahaan Program S2 dan S3 FBS
F
Kerja Sama UNP dan USINTEC
niversitas Negeri Padang (UNP) kembali memperluas jaringan kerja sama internasional. Untuk kesekian kalinya, UNP kembali menyambung jalinan kerja samanya dengan USIndonesia Teacher Education Consortium (USINTEC). Seperti yang diterangkan oleh Pembantu Rektor IV UNP, Dr. Ardipal, M.Pd., USINTEC sudah sering datang ke UNP untuk membicarakan ataupun untuk menindaklanjuti sebuah kerja sama. “Terakhir, USINTEC mengadakan pertemuan di Hotel Mercure beberapa waktu lalu,” jelasnya lebih lanjut, Kamis (11/6). Pada
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
pertemuan tersebut dibahas kerja sama di bidang olahraga, yakni join terkait penelitian olahraga. Berkenaan dengan kerja sama di bidang olahraga tersebut, PR IV menjelaskan keterangannya lebih lanjut bahwa penandatanganan kerja sama dalam bentuk
Memorandum of Understanding (MoU) telah dilakukan. Kerja sama ini ditindaklanjuti dengan penandatanganan Memorandum of Execution (MoE) antara universitas dengan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) di ruang Dekan FIK UNP pada 28 Mei 2014. Sebelum penandatanganan ini, terlebih dahulu dilakukan penge-
ketentuan yang berlaku. “Hal ini akan berdampak kepada akreditasi UNP,” jelasnya, Jumat (13/6). Lebih lanjut Agus menambahkan bahwa salah satu alternatif yang ditempuh UNP untuk menyeimbangi rasio dosen tetap dan mahasiswa adalah dengan mengurangi kuota penerimaan mahasiswa baru. Namun disayangkan, pengurangan jumlah mahasiswa baru ini akan semakin memperkecil Angka Partisipasi Kasar (APK) di Indonesia yang saat ini masih 30%. Sementara Negara lain telah jauh mendahului, seperti APK Korea yang telah mencapai 90%. “Bagaimanapun juga, UNP tidak berhak mengangkat dosen sendiri melainkan harus melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) dan Menteri Keuangan (Menkeu),” tutupnya. Nova
Teropong
Seminar Proposal Tanpa Konsumsi
P
rogram studi/jurusan di seling kungan Universitas Negeri Padang (UNP) dilarang melakukan pemungutan uang konsumsi dari mahasiswa saat pelaksanaan seminar proposal dan ujian tugas akhir/skripsi/ tesis/disertasi. Hal ini tetuang dalam Surat Edaran Rektor UNP bernomorkan 1434/UN35/PP/2013. Namun, pada kenyataannya, peraturan tersebut tidak sepenuhnya dijalankan oleh masingmasing prodi/jurusan yang ada di UNP. Hanya beberapa jurusan saja yang menjalankannya. Sedangkan di jurusan lain masih ada mahasiswa yang menyediakan konsumsi pada saat seminar ataupun ujian tugas akhir. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi UNP merupakan salah satu jurusan yang sudah menerapkan surat edaran rektor tersebut. Fadhola Ulfa, mahasiswa Jurusan Akuntansi 2011 mengatakan bahwa di jurusannya tidak ada lagi pengadaan konsumsi oleh mahasiswa pada saat seminar dan ujian tugas akhir. Dosen-dosen pun juga tidak mau menerima konsumsi dari mahasiswa. “Tidak ada lagi snack saat seminar proposal,” ujarnya, Rabu (18/6). Berbeda dengan Jurusan Akuntansi, Elgi Janliza Putra, Mahasiswa Pendidikan Teknik Elektronika tahun masuk (TM) 2010 mengatakan bahwa di jurusannya masih ada pengadaan konsumsi oleh mahasiswa pada saat seminar dan ujian tugas akhir. Menurutnya, pengadaan konsumsi
sudah menjadi tradisi. “Itu bukannya wajib, walaupun kadang-kadang ada juga dosen yang request,” ungkapnya, Jumat (13/6). Hal senada juga disampaikan oleh Afrinaldi, teman sejurusan Elgi. “Ini hanya kebiasaan saja,” ujarnya, Jumat (13/6). Menanggapi hal tersebut, Drs. Zulhendra, salah seorang dosen Jurusan Elektonika mengatakan bahwa jurusan tidak pernah mengelola tentang konsumsi seminar ini. Makan siang dosen sudah termasuk ke dalam anggaran pemerintah, tak terkecuali saat seminar. “Itu hanya inisiatif mahasiswa,” katanya, Senin (16/6). Ia juga menambahkan bahwa sebenarnya untuk pengadaan konsumsi seminar dan ujian tugas akhir ini dari dulu memang sudah dilarang. “Aturan ini bukan dari rektor yang sekarang saja,” tuturnya. Pembantu Rektor I UNP, Prof. Dr. Agus Irianto menjelaskan bahwa surat edaran bertujuan untuk meringankan mahasiswa. “Tidak semua mahasiswa yang orang tuanya kaya, kasihan mereka,” jelasnya, Jumat (13/ 6). Ia juga menyayangkan jika ada dosen yang meminta mahasiswa untuk menyediakan konsumsi. Selain itu, Agus menegaskan bahwa dengan adanya surat edaran ini seharusnya mahasiswa lebih disiplin lagi, begitu pula dengan dosen. “Di sini kan kita mencari ilmu, bukan snack,” tutupnya. Ana
Pemindahan Gedung BAAK ke Rektorat Lama gedung tersebut dirobohkan. “Informasi ini secara resmi akan disampaikan melalui web,” jelasnya saat ditemui di ruang kerjanya. Ketika ditanya mengenai kendala yang dihadapi selama beraktivitas di gedung rektorat lama, pria yang akrab disapa Eri ini mengaku sejauh ini tidak ada kendala. Begitu juga halnya saat disinggung mengenai kenyamanan selama bekerja di gedung baru BAAK. “Kenyamanan menurut saya hal yang P em ba ng ua n: U niv ers it as N eger i P a dan g ten gah m ela k uk a n pemba n gu n a n besa r - bes a ra n , ha l in i men j adi pen y eba b relatif karena tergantung kepada dipindahkannya BAAK ke gedung rektorat lama, Kamis (10/7). f/ orang yang menempatinya,” Ratmiati terangnya. edung Biro Administrasi Akademik dan Hal yang menjadi penyebab dipindahkannya Kemahasiswaan Universitas Negeri BAAK ke gedung rektorat lama ini yaitu karena Padang (BAAK UNP) dipindahkan. akan dilaksanakannya pembangunan besarGedung tersebut dipindahkan ke Gedung besaran di UNP. Di mana pihak UNP telah Rektorat lama yang masih dalam tahap melakukan penandatanganan kontrak kerja sama renovasi. Kepala BAAK UNP, Azhari Suwir, dengan Islamic Development Bank (IDB) yang S.E., menegaskan walaupun masih dalam tahap berpusat di Jeddah, Saudi Arabia. Di antara renovasi, hal ini tidak akan mengurangi nilai bangunan-bangunan yang akan dibangun pelayanan yang diberikan oleh pihak BAAK tersebut yaitu gedung University Center, Aukepada seluruh mahasiswa UNP. “Kami ditorium, Integrated Laboratory, Teacher Promengusahakan agar pemindahan ini tidak fessional Training Center, Student Center, menjadi sebuah kendala dalam pelayanan,” Bussiness Center, dan Integrated Classroom. tuturnya, Kamis (22/5). Jaya Nasa Perta, mahasiswa Jurusan Bahasa Pemindahan yang dilakukan sejak awal dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni Mei ini secara resmi belum diinformasikan UNP mengaku mengetahui mengenai kepada mahasiswa dan civitas akademika UNP. pemindahan gedung BAAK ke rektorat lama. Walaupun demikian, pihak BAAK telah “Saya tahu informasi tersebut ketika menemani menginformasikannya melalui pesan yang kakak mengurus sesuatu di BAAK,” tutupnya, ditempelkan di gedung BAAK lama sebelum Senin (14/7). Khadijah
G
Fasilitas Kampus untuk Kenduri
S
ejatinya, setiap fasilitas yang disediakan kampus berguna untuk menunjang kegiatan akademik mahasiswa, baik kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Namun, tak jarang beberapa fasilitas kampus di Universitas Negeri Padang (UNP) digunakan sebagai tempat penyelenggaraan acara yang tidak berbau akademik seperti acara resepsi pernikahan atau kenduri. Acara seperti ini sering terlihat di Ruang Serba Guna Fakultas Teknik (RSG FT) UNP dan terkadang juga di Gelanggang Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan UNP. Hal tersebut menimbulkan pertanyaan bagi mahasiswa. Seperti diungkapkan oleh Ryan, mahasiswa Jurusan Teknik Sipil FT tahun masuk 2011. Ia menanyakan bagaimana penggunaan fasilitas kampus itu sebenarnya. “Apakah memang diperbolehkan untuk perayaan pesta pernikahan?” tanyanya, Kamis (3/7). Menanggapi pertanyaan tersebut, Sezriwirman, S.Sos., Kepala Subbagian Umum Perlengkapan FT UNP menjelaskan bahwa penggunaan fasilitas kampus untuk perayaan pesta pernikahan terkhususnya RSG FT diperbolehkan oleh pihak FT. Izin ini berlaku semenjak beredarnya Surat Keputusan Rektor Nomor: 016/H35/PS/2008
tanggal 1 Maret 2011 yang mana di dalamnya diterangkan bahwa selain kegiatan akademik, kegiatan nonakademik juga diperbolehkan. “Salah satunya adalah kenduri,” ungkapnya, Selasa (20/5). Walaupun penyelenggaraan acara kenduri di RSG FT ini diperbolehkan, tetapi tidak semua orang bisa meminjam untuk tempat penyelenggaraan pesta pernikahan. Pihak FT telah menetapkan persyaratan khusus mengenai hal tersebut. “Yang diperbolehkan hanya keluarga para sivitas akademika UNP,” jelasnya. Selain itu, agar proses perkuliahan tidak terganggu, pihak FT juga telah menetapkan bahwa penggunaan RSG FT untuk pesta pernikahan hanya diperbolehkan pada hari minggu saja. Sedangkan untuk acara yang berkaitan dengan kegiatan akademik seperti kuliah umum dan seminar bisa digunakan mulai hari Senin sampai Sabtu. Tidak hanya itu, pemakaian sound system pun dibatasi dan hanya dianjurkan untuk menggunakan sound system yang normal saja. Oleh karena itu, jika ada perkuliahan di hari minggu yang terganggu, tidak menjadi tanggung jawab pihak kampus. “Perkuliahan kan hanya sampai Jumat,” tutupnya. Redda
17
Menuju Pemilu Presiden UNP
K
epengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Padang (UNP) periode 2013/2014 telah berakhir pada 2 Juli 2014. Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM) 2014/2015 pun mulai mempersiapkan Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden UNP periode 2014/ 2015. Seperti membentuk Panitia Pemilihan Umum (PPU), Panitia Pengawas Pemilu, dan Tim Audit Keuangan yang dilantik pada Senin (19/5) lalu. Selain itu, baliho ajakan menyukseskan pelaksanaan pemilu juga telah di pasang. Pemilu Presiden UNP periode 2014/2015 direncanakan akan dilaksanakan pada 15 September mendatang. Diawali dengan pengambilan berkas formulir pada 28 Mei–9 Juni dan pengembalian berkas pada 9 Juni. Selanjutnya proses verifikasi data oleh PPU pada 10-13 Juni. Sebanyak 20 formulir yang diambil, hanya enam pasang calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) BEM UNP yang mengembalikan berkas formulir dan masuk tahap verifikasi. Berdasarkan surat Panitia Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Eksekutif Mahasiswa Univesitas Negeri Padang bernomor 08/BA/PPU UNP/UN.35.1.1/VI/2014 tentang penetapan capres dan cawapres BEM UNP periode 2014/2015. Yang dinyatakan lulus verifikasi adalah sebagai berikut: M. Fadli (FIP)-Ridwan Lubis (FIP), Afizal (FT)-Benny Aulia Rahman (FIP), Galant Victory (FE)-Rahmad Satriawan (FBS), dan Andra Putra Utama (FIK)-Andri Eka Putra (FE). Ketua MPM, Febrian Toni, menjelaskan
bahwa syarat untuk mencalonkan diri menjadi capres dan cawapres BEM UNP tertuang dalam Surat Ketetapan (TAP) MPM UNP No: 03/TAP/ MPMUNP/UN35/IV/2014 yang dikeluarkan 24 April 2014. Di sana disebutkan bahwa syarat untuk mencalonkan diri di antaranya adalah bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, tidak pernah mencemarkan almamater, bebas narkoba, mahasiswa aktif (minimal semester IV dan maksimal semester VIII), IPK minimal 2,75, dukungan dari 150 mahasiswa (sepertiga dari fakultas asal calon dan sisanya dari fakultas lain), tidak mengikuti praktik lapangan di luar Kota Padang, dan tidak diwisuda selama memangku jabatan. Lebih lanjut, Toni menjelaskan bahwa untuk sistem pemilu akan tetap menggunakan evoting. Keputusan ini ditetapkan berdasarkan angket yang disebarkan MPM, 78% mahasiswa setuju tetap menggunakan e-voting. Karena tahun lalu dengan menggunakan e-voting, jumlah pemilih meningkat mendekati angka sebelas ribu, “1/3 dari total mahasiswa UNP,” ujar Toni, Jumat (13/6). Selain itu, Presiden BEM UNP terpilih 2013/ 2014, Adnan Arafani mengharapkan capres dan cawapres terpilih dapat tetap menjaga nama baik BEM UNP serta hubungan baik yang telah tercipta dengan selingkup organisasi mahasiswa dan unit kegiatan mahasiswa di UNP serta BEM dari kampus lain. “Jaga konsolidasi yang telah dibangun,” pesannya, Kamis (12/6). Jefri
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
Inter
18 FT UNP
HMJ Basindoda
Kontes Robot Indonesia
G
aza Robotic Team
FT UNP mengikuti Kontes Robot Indonesia Regional 1 Sumatera di Politeknik Negeri Padang, Kamis-Minggu (1518/5). Lomba ini diikuti oleh 27 universitas yang ada di Sumatera. Terdapat 5 divisi lomba, yaitu Kontes Robot Abu Indonesia, Kontes Pemadam Api Indonesia, Kontes Robot Bola Sepak Indonesia, dan Kontes Robot Seni Indonesia.
Rifki Fajri, anggota Gaza Robotic Team mengatakan bahwa mereka mengikuti 4 divisi selain Kontes Robot Abu Indonesia. Untuk Kontes Bola Sepak Indonesia, Gaza Robotic Team berhasil meraih Juara 3, dan Kontes Robot Seni Indonesia meraih Harapan 1. Rifki berharap Gaza Robotic Team bisa semakin berkarya. “Kami telah punya rencana, namun masih terkendala dengan dana,” tutupnya, Senin (20/5). Wici
Hima Biologi
H
ima Biologi FMIPA UNP gelar Seminar Nasional dan Biology Exhibition & Olimpiad (Semnas & Bio-exo), KamisMinggu (1-4/5). Rangkaian acara berupa Seminar Nasional (Semnas), Olimpiade Biologi, Pameran Biologi, dan Lomba Media Pembelajaran. Semnas diikuti oleh 157 peserta. Sedangkan olimpiade tingkat SMP diikuti oleh 274 peserta, dan tingkat SMA 422 peserta. Untuk jua-
ra umum tingkat SMP diraih oleh SMPN 5 Batu Sangkar dan tingkat SMA oleh SMA Agam Cendikia. Ridwan, Wakil Ketua 2 mengatakan secara keseluruhan acara berjalan dengan baik dan lancar, meskipun masih terdapat beberapa kendala. Seperti lomba media pembelajaran dan pameran Biologi yang tidak dapat direalisasikan. “Ini karena kurangnya publikasi,” ujarnya, Senin (5/5). Sonya, Wici
Kuliah Umum
F
MIPA UNP mengada kan kuliah umum bersama Prof. Tjeerd Plomp, seorang Professor Emeritus dari University of Twente Belanda, ahli bidang penelitian pengembangan. Acara berlangsung di Ruang Standar Fisika FMIPA UNP, S ab tu (17 / 5 ) . D i ik u ti sebanyak 100 mahasiswa FMIPA UNP. Plomp menjelaskan bahwa dalam penelitian, harus ada masalah yang akan diteliti. Selain itu, dalam
penelitian pengembangan harus diperhatikan sejauh mana keterpakaian perangkat yang dikembangkan terhadap subjek penelitian. Menurut Rahmadhani Fitri, M.Pd., Dosen Biologi FMIPA UNP sekaligus panitia penyelenggara, kuliah umum ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman mahasiswa FMIPA UNP te rh ad ap me to d o lo g i penelitian. “Terutama penelitian pengembangan,” ujarnya. Fitri
MENWA
H
MJ Bahasa dan Sastra Indonesia FBS UNP menggelar Olimpiade Bahasa dan Sastra Indonesia (OBSI) Tingkat SMA/ SMK/MA se-Sumatera Barat. Olimpiade yang diadakan untuk kedua kalinya ini diikuti oleh 173 peserta di Teater Tertutup FBS UNP, Sabtu-Minggu (3-4/5). “Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia,” ujar Deri Rahmad Pratama selaku ketua pelaksana, Minggu (4/5).
Juara pertama diraih oleh Bima Ferdana Sutas dari SMAN 1 Sijunjung, juara kedua oleh Kevin Setiawan dari SMA Don Bosco Padang, juara tiga oleh Chairunnisa Athena P e law i d ari S M AN 1 Pasaman, harapan pertama oleh Yusnitafili Harefa dari SMA Don Bosco Padang, harapan dua oleh Zihaul Abdi dari SMAN 1 Padang, dan harapan tiga oleh Nadilla Basmir dari SMAN 1 Padang. Khadijah
Berkarya dan Berprestasi
Mendekati penghujung kepengurusan pada Juni 2014 ini, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (BEM FIS) ukir prestasi. BEM FIS dinobatkan sebagai BEM Terbaik pada alek gadang UNP Fair, April lalu. Tak hanya itu, anggotanya Chairul Wahyudi juga meraih penghargaan sebagai Aktivis Pendatang Baru pada iven tersebut. Selain Chairul, anggota lain juga turut b e rk o n t r ib u s i mengharumkan BEM FIS . Salah satunya, Khairatul Ukhti, selaku Koordinator Bidang Kerohanian. Ia menjadi perwakilan pada Forum Indonesia Muda 15 di Cibubur. Menurut Ketua BEM FIS Chandra Perwira Negara, prestasi yang diraih BEM FIS merupakan implementasi dari visi dan misinya “Menjadi lembaga eksekutif teladan dan sebagai wadah yang mendukung mahasiswa untuk berpresta-
esimen Mahasiswa (Menwa) Pagaruyung Batalyon 102 UNP mengadakan Kursus Pembinaan Teritorial di Teater Tertutup FBS UNP, SabtuMinggu (31/5-1/6). Dengan tema Siaga Bencana, Sudahkah?, pembinaan ini dihadiri oleh Menwa se-Sumatera Barat dan Unit Kegiatan Mahasiswa selingkungan UNP. Narasumber pembinaan didatangkan dari Komandan Siaga Tsunami (Kogami) Padang, Tomi Susanto. Ia men-
si”. Chandra mengatakan bahwa yang perlu dilakukan adalah selalu berbuat dan bekerja untuk tujuan bersih, Sabtu (7/6). BEM yang memiliki 6 divisi dengan 28 orang anggota ini telah berhasil mengadakan program kerja baik itu skala universitas, nasional, dan internasional. Program kerja tersebut di antaranya Pelatihan Kewirausahaan, Pekan Pelatihan Kemahasiswaan, Seminar Konstitusi Mahasiswa, Tes Toefl, Lomba Cepat Tepat: Olimpiade IPS SMA seSumatera Barat. Program kerja nasionalnya yaitu Lomba Essay Nasional Mahasiswa, sedangkan program kerja skala internasionalnya berupa Seminar Internasional yang menghadirkan seorang Angkatan Udara Amerika Serikat dan penulis buku best seller, Jerry D. Gray. Ranti
PKM-T
Pembinaan Teritorial
R
jelaskan Kogami berkewajiban fokus sebelum terjadinya bencana, menyosialisasikan hal yang sebaiknya dilakukan, edukasi, dan training. “Kita harus turut serta mengedukasikan mengenai bencana,” paparnya. Sehaimi Zarrin selaku Komandan Satuan Tugas, sangat menyayangkan kurangnya partisipasi dari mahasiswa untuk hadir. “Semoga ke depannya mahasiswa lebih berpartisipasi lagi,” harapnya. Wici
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
Dekan Cup VI
OBSI se-Sumbar
BEM FIS
Semnas & Bio-exo
FMIPA UNP
FIK UNP
F
IK UNP gelar Kejuara an Bulutangkis Dekan Cup VI se-Sumatera, Jumat-Sabtu (9-10/5). Kejuaraan diadakan di Hall Badminton Asrama Haji Padang dan diikuti oleh 8 perwakilan perguruan tinggi dari Provinsi Sumatera Barat dan Jambi. Terdiri atas 3 kategori antara lain, tunggal putra (24 peserta), ganda putra (24 tim) , d an g an d a campuran (8 tim). Ofroki, Ketua Pelaksana Kejuaraan mengatakan
UKFF
Launching Film
L
ebih dari 800 mahasis wa UNP memenuhi Ruang Teater Tertutup FBS UNP untuk menyaksikan pemutaran perdana sekaligus launching film Buku Merah Merapi karya UKFF UNP, Senin (28/4). Acara bertepatan dengan peringatan ulang tahun UKFF ke-4. Film menceritakan perjuangan untuk menggapai puncak impian. Irvan Cou Ryandika, Ketua Pelaksana Acara menjelaskan bahwa penggarap-
PPKn
an film ini berlangsung sejak 13 Januari lalu dengan syuting selama 9 hari di Gunung Marapi Sumatera Barat. Digarap oleh 50 kru dan pemain dari UNP. “Saya berharap semoga film ini diminati dan dapat memotivasi,” harap Irvan. Menanggapi hal tersebut, Vivi, salah seorang penonton dari Jurusan Ilmu Sosial Politik TM 2012 berkomentar, “Filmnya bagus dan saya sangat terkesan,” ujarnya. Sri
Mahasiswa Cerdas
P
rogram studi Pendidi kan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) FIS UNP menggelar debat konstitusi di Ruang Auditorium Prof. Kamaluddin Fakultas Ekonomi. Perlombaan yang diikuti oleh beberapa Organisasi Mahasiswa (Ormawa) selingkup UNP ini diadakan selama dua hari (30-31/5) dengan tema
Mahasiswa UNP Cerdasi Konstitusi. Dari 19 tim yang berlaga, Program Studi PPKn ber-
hasil memboyong peringkat ke-1. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bahasa Indonesia menempati peringkat ke-2 dan HMJ Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini di peringkat ke-3. Pembina debat konstitusi Junaidi Indrawadi S.Pd., M.Pd., mengutarakan bahwa tujuan diadakan lomba ini untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa terutama aktivis memandang konstitusi yang ada di Indonesia, Jumat (30/5). Suci
Sendratasik
Home Concert III
Tungku “De’ Toll”
E
bahwa acara ini bertujuan untuk mempraktikkan ilmu yang didapat saat kuliah serta menambah pengalaman mahasiswa dalam mengelola sebuah kejuaraan. Selain itu, Ofroki mengakui bahwa publikasi acara masih kurang, sehingga kategori tunggal putri dan ganda putri terpaksa ditiadakan karena minim peserta. “Semoga kejuaraan selanjutnya lebih baik lagi,” harapnya. Sastra
mpat mahasiswa FT UNP menyerahkan desain tungku alat perebus ikan teri bernama “De’ Toll” kepada kelompok nelayan Karang Labuang, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan, Sabtu (19/4). Merupakan bentuk penerapan Program Kreativitas Mahasiswa Teknologi (PKM-T) yang mereka ikuti. “Semoga masyarakat terbantu dan mahasiswa lain termotivasi untuk membuat PKM,” harap Donny Fernandez, S.Pd., M.Sc. selaku dosen pembimbing.
Ketua Kelompok Agung Nugroho menjelaskan kelebihan alat ini adalah dapat menampung hingga 31 keranjang teri dan mampu bertahan selama satu tahun tergantung pemakaian. Janawir (53 tahun), Ketua Kelompok Nelayan Gosong mengungkapkan bahwa alat tersebut sangat membantu dalam proses pengolahan teri. Dibandingkan alat sebelumnya, alat ini lebih efektif dan hasilnya lebih banyak. “Terima kasih atas bantuannya,” tutupnya. Wici, Khadijah
D
alam rangka memenuhi Ujian Akhir Praktik Instrumen 2, mahasiswa Program Studi Musik Jurusan Seni Drama Tari dan Musik FBS UNP mengadakan Home Concert III, Selasa (20/5). Home Concert III ini bertema
Kekuatan Musikal adalah Wujud Nyata dari Kesadaran Individual atas Pemahaman Rasa, Irama, dan Nada dalam Jalinan Harmonis Bunyi yang Beragam. di Teater Tertutup FBS. Pertunjukkan ini dihadiri
oleh Pembantu Dekan III FBS, Drs. Esy Maestro, M. Sn., dan Pembantu Rektor IV, Dr. Ardipal, M. Pd. Pertunjukan pada malam itu melantunkan instrumen dan musik, di antaranya Concerto Anhang II (A. Vivaldi), Hujan Fantasi (Jubing Kristianto), Salut d’ amoure (Edward Elgard). Drs. Esy Maestro, M.Sn. sekaligus pembina pertunjukan mengatakan bahwa pertunjukan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban terhadap masyarakat. Wici
Seputar Mahasiswa
19
Riasan Kampanye Hitam di Wajah Pilpres Pemilihan presiden dan wakil presiden tinggal hitung hari. Untuk memenangkan pesta demokrasi yang akan berlangsung pada 9 Juli mendatang, berbagai strategi dilakukan oleh masing-masing capres dan cawapres. Hal ini pastinya tidak terlepas dari aksi kampanye yang telah berlangsung sejak beberapa bulan lalu. Pemilu yang damai berawal dari kampanye yang damai pula. Dan kampanye damai itulah yang diharapkan rakyat hingga hari besar itu datang. Namun seiring dikumandangkan kampanye pilpres nan damai, kampanye hitam pun mulai menyesaki ruang publik dan memicu kegaduhan politik. Kampanye hitam ialah kampanye yang tidak berdasarkan pada fakta. Ia mengandung fiksi dan fitnah belaka, serta tujuannya pun hanya untuk mendiskriminasi lawan politik. Bentuk dari kampanye ini pun beragam, mulai dari isu yang beredar dari mulut ke mulut, tulisan yang menggiring opini publik, dan foto-foto kecaman yang terpampang di spanduk dan poster. 1. Apakah Anda pernah menemui kampanye hitam? A. pernah B. tidak pernah 64.76% C. tidak tahu D. ragu-ragu
3. Di manakah Anda biasanya menemui kampanye hitam? A. pada spanduk yang terpampang di jalanan B. pada artikel yang ada di internet C. pada poster dan gambar-gambar D. iklan di media 52.15%
24.51% 12.18%
11.66%
4. Sebagai mahasiswa, apa yang Anda lakukan jika mendapati seseorang yang sedang melakukan kampanye hitam? A. tidak peduli 37.70% B. menegurnya 35.08% C. tidak memilih calon yang dikampanyekan D. melaporkan ke pihak yang berwajib
22.17%
7.07%
17.96%
5.99%
9.54%
2. Seberapa sering Anda menemui kampanye hitam ini? A. sangat sering B. kadang-kadang 40.14% C. jarang D. tidak pernah 26.53% 21.08%
5. Menurut anda apa solusi yang tepat untuk memberantas kampanye hitam? A. pemerintah harus memberikan aturan yang tegas mengenai larangan kampanye hitam 31.67% 31.39% B. adanya sanksi yang tegas terhadap pelanggaran 24.44% C. menjadi pemilih yang cerdas D. perlu sosialisasi kepada masyarakat sebelum pilpres 12.5%
12.24%
M
usim gempita mem bandingkan dua calon presiden beserta wakil tengah bersemi. Hiruk-pikuk pergejolakan persaingan makin meluaskan baranya. Semua ambisi dikerahkan ke ruang publik tanpa sensor. Bak sebuah permainan yang tak memilik aturan, kemenangan mutlak menjadi tujuan. Adalah sebuah ambisi kehidupan dalam sebuah “pesta�. Mereka menyerang tanpa berdosa. Dengan hitam, mereka mencoba merenggut ketulusan, kehibaan, dan perasaan jengkel yang telah menguap di mana-mana. Permainan politik nan memilukan. Sebuah kegelapan dalam lingkaran kekuasaan. Di mana sesuatu yang lebih buruk daripada kampanye negatif tercipta. “Kampanye hitam� namanya. Ia berbeda dengan kampanye negatif. Kampanye ini tak pernah mengusung fakta layaknya kampanye negatif. Ia hanya sekumpulan fitnah, cacian, dan bara hitam lainnya yang tak pernah berlandas pada kebenaran. Inilah sebuah cerita keberlangsungan pesta elit politik di jagat Indonesia. Memang, semenjak resminya penempatan calon kandidiat yang
akan maju melenggang sebagai orang nomor satu di Indonesia, kartu mulai dibagikan dan permainan pun dimulai. Bermain alot dan bahkan tak terbantahkan. Kekejian dihidangkan setiap harinya, tak hanya di ruang publik, tetapi juga telah merambat keruang privasi. Etika berpolitik dilupakan dalam kepentingannya. Semua dipertaruhkan, bahkan terkesan murahan. Kampanye hitam menjelang pemilihan presiden sudah sampai pada tahap yang tidak dapat ditolerir lagi. Hiruk-pikuk penggalangan dukungan suara dari rakyat melalui cara yang tidak pantas ini pun kian terasa. Memilukan, mengkhawatirkan, memalukan serta meresahkan. Dan beberapa pengamat pun mulai menunjukan ketakutannya. Mencoba menelusuri kesalahan berkelas dalam putarannya. Seorang Direktur Eksekutif Politicawave.com Yose Rizal, menyatakan bahwa kampanye hitam terhadap pasangan Jokowi-JK mencapai 94,9 persen, sedangkan pasangan Prabowo-Hatta 13,5 persen. Hitungan hari menjelang pilpres di Indonesia memang membuat suasana kian panas. Para pelaku dan penggiat bergerilya hitam bertebaran di mana-mana.
Penyebaran dusta dan fitnah sebagai upaya untuk meraup suara publik mereka lakukan untuk memenangkan kubu yang mereka bela. Pastinya, para penggiat ini mendapatkan upah dari tindakan yang mereka lakukan. Berbagai strategi perang dan serangmenyerang telah dipraktikkan. Pada dasarnya, kampanye hitam merupakan cara yang dilarang dalam pelaksanaan kampanye. Kampanye hitam ini sama sekali bukan manifestasi kebebasan bersuara, melainkan tindakan kriminal yang mendompleng tindakan politik, untuk itu tindakan tegas harus dilakukan. Berdasarkan Undang-undang Pemilihan Presiden Pasal 214, pelaku kampanye hitam dipidanakan dengan hukuman penjara enam bulan hingga 24 bulan dan denda Rp6 juta sampai Rp24 juta. Ancaman pun bisa dilapis dengan tuduhan penyebaran fitnah dan pencemaran nama baik, yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 310 dan 311. Sehubungan dengan hal tersebut, subdivisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Surat Ka-
bar Kampus Ganto Universitas Negeri Padang (UNP) mengadakan polling untuk mengetahui bagaimana tanggapan dan penilaian mahasiswa UNP terkait kampanye hitam. Polling ini menggunakan metode random sampling dengan menyebarkan angket sebanyak 640 ke pada mahasiswa UNP. Angket terdiri dari 5 pertanyaan dan responden diambil secara accidentil. Menghadapi fenomena maraknya kampanye hitam, 64,76 persen responden menyatakan pernah menemui kampanye hitam, meskipun ada responden yang menyatakan tidak pernah menemui, namun angka tersebut tidak mencukupi 30 persen. Hal ini dapat menggambarkan negatifnya kampanye yang sedang berlangsung di Indonesia. Selain itu, lebih dari 50 persen responden menyatakan bahwa medan perang para kandidat yang melakukan kampanye hitam itu adalah media, khususnya di Internet. Pertarungan dikemas dalam berita atau artikel politik. Selebihnya responden menyatakan menemui kampanye di spandukspanduk, poster, dan gambar serta iklan-iklan di berbagai media. Bak racun politik yang tidak
sehat bagi rakyat, kampanye hitam pun telah berkontribusi terhadap sikap anti-politik dan meningkatnya jumlah golongan putih (golput) di Indonesia. Terbukti sebanyak 35,08 persen responden menyatakan tidak memilih kandidat yang dikampanyekan jika kampanyenya mengandung unsur negatif atau melakukan kampanye hitam. Hal ini tentu memengaruhi kelangsungan demokrasi di Indonesia. Kampanye hitam telah digunakan sebagai wadah untuk menciptakan kekurangan dan kebobrokan para kandidat dan pemimpin politik. Hal yang tak beretika diumbar-umbar dan disebarluaskan seolah menjadi bahan tonton rakyat. Tindakan seperti ini hanya akan membuat bangsa ini terbelah, yang akan menyebarkan permusuhan dan kebencian. Dan untuk mengatasi kondisi yang semakin memburuk ini, sudah seharusnya penegak hukum benar-benar melaksanakan peraturan yang ada. Setelah digulung riuh-rendah kampanye, mungkin kita makin gundah. Pilihan waras bagi jalan harapan tak lekang digerus kebingungan.
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
Resensi
20
Menjemput Kesuksesan Judul Penulis Penerbit Cetakan Tebal
: : : : :
Judul Penulis Penerbit Cetakan Tebal
Bisa Karena Biasa Anna Nurlaila K. dan Annie Sailendra
Second Hope I, Maret 2014 221 halaman
“ Bukankah kebiasaan hari ini menentukan kesuksesan di masa depan?”(Bisa Karena Biasa). Di peradaban saat ini, mungkin saja sukses menjadi tujuan hidup manusia. Kerena dengan sukses, kehidupan akan lebih baik. Sang pemilik kehidupan pun berlomba-lomba untuk mencapainya, termasuk dengan cara bersekolah setinggi mungkin. Namun pada kenyataannya, sekolah bukanlah penentu utama kesuksesan. Bahkan orang tidak sekolah sekali pun bisa sukses. Kenapa bisa demikian? Sejauh ini, banyak yang tidak menyadari peran kebiasaan dalam menjangkau kesuksesan. Seperti halnya kebiasaan buruk, misalnya tidak disiplin, terlalu nyaman di zona aman, cepat menyerah, manajemen waktu yang buruk, dan lainnya. Hal ini memang terlihat sepele namun sulit untuk diubah. Pada nyatanya kebiasaan buruk inilah yang akan menjadi sandungan menuju kesuksesan. Dalam hal ini, sukses adalah milik mereka yang mampu menghindarkan diri dari kebiasaan buruk tersebut. Kebiasaan buruk sulit diubah kerena sudah dijadikaan rutinitas kehidupan, akan mencandu, dan sulit untuk dilepaskan. Sulitnya mengubah kebiasaan juga diperparah dengan pikiran bahwa kebiasaan itu tidak bisa diubah. Padahal pola pikir mempunyai peran yang sangat besar dalam menentukan sikap dan tindakan seseorang dalam mengubah kebiasaan-kebiasaan
Cinta, Harta, dan Keluarga
negatif. Joel Arthur Barker dalam Paradigms menuliskan, “Agar mampu membentuk masa depan, Anda harus siap dan mampu mengubah paradigma Anda.” Jadi, untuk mengubah sebuah kebiasaan, yang pertama kali harus diubah adalah pola pikir. Jika cara berpikir sudah benar maka langkah selanjutnya adalah mengambil tindakan. Johann Wolfgang von Goethe, filsuf Jerman, mengatakan bahwa berpikir itu mudah, bertindak itu sulit, dan mendorong orang untuk bertindak itu hal tersulit di dunia ini. Berpikir tanpa dibarengi tindakan akan percuma karena kebiasaan itu adalah tindakan dan hanya bisa diubah dengan tindakan pula. Tak ada yang tak bisa di muka bumi ini. Termasuk mengubah kebiasaan buruk. Kebiasaan buruk dapat diubah dengan membiasakan diri untuk tidak terbiasa melakukan kebiasaan itu. Bisa itu karena biasa. Begitu juga dengan orang sukses. Seseorang bisa sukses karena biasa bersikap seperti orang sukses. Sekarang tinggal pilih. Memilih untuk menjemput kesuksesan dan menjadi orang yang luar biasa. Atau memilih untuk membiarkan semuanya seperti biasa dan menjadi biasa-biasa saja. Resensiator: Juliana Murti Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2012
: : : : :
The Cuckoo’s Calling (Dekut Burung Kukuk) Robert Galbraith PT Gramedia Pustaka Utama II, Februari 2014 520 halaman
“Kecenderungan untuk menyukai salah satu di antara anak lainnya hanya akan melahirkan kecemburuan. Sedangkan kecemburuan sering kali menyebabkan tindak kekerasan.” Namun bagaimana jika perhatian yang diberikan tidak cukup? Atau perhatian yang didapatkan tidak sama dengan yang didapatkan saudara lainnya? Barangkali akan menyebabkan kecemburuan. Bahkan tidak sedikit kecemburuan itu menimbulkan keserakahan dan berakhir dengan tindakan anarkistis. Demikianlah yang terjadi pada Bristow, tokoh antagonis dalam novel ini. Kecemburuan yang mendalam telah membutakan hatinya. Ia tega menghabisi nyawa saudaranya sendiri hanya karena rasa iri dan haus akan materi. Kisahnya berawal ketika supermodel Inggris, Lula Laundry, ditemukan tewas setelah terjun dari apartemen bertingkat. Berdasarkan penyelidikan polisi, Laundry dinyatakan bunuh diri karena tak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Bristow, saudara angkat Laundry, tidak terima dengan kenyataan ini dan menyewa Cormoran Strike, seorang detektif partikelir, untuk menguak dalang di balik kematian adiknya. Dari sini terlihat bahwa Bristow sangat mencintai adiknya dan tak rela sang pembunuh bebas begitu saja. Tapi siapa sangka, tindakan itu hanyalah usaha untuk menutupi kebusukannya sendiri. Dengan menyewa detektif, Bristow ingin meyakinkan kepada khalayak, bahwa Laundry memang benar-benar bunuh diri, sehingga tidak ada lagi yang mencurigainya. Terlebih lagi, Bristow adalah saudara satu-satunya Laundry yang tentunya akan mendapatkan warisan yang
melimpah dari saudara angkatnya itu. Tapi seperti kebiasaan roman lainnya, kebenaran akan selalu menang. Demikian pula dengan novel ini. Kebusukan Bristow akhirnya terbongkar. Hasil penyelidikan Strike membuktikan bahwa Bristow lah yang membunuh Laundry. Tak hanya itu, fakta mengejutkan lain pun terkuak. Kasus ini bukanlah satusatunya pembunuhan yang dilakukan Bristow. Jauh di masa kanak-kanak, Bristow juga pernah membunuh saudara angkat lainnya karena kecemburuan yang sama. Kisah ini membuka mata kita, bahwa kasih sayang dari orang tua sangat mempengaruhi kondisi psikis anak. Novel ini juga mengingatkan kepada orang tua agar senantiasa cerdas dalam membimbing anak-anaknya. Jangan sampai salah seorang anak merasa terkucilkan dan terbaikan. Maka dari itu berikan perhatian kepada anak secara adil, sesuai dengan tingkat kebutuhannya masing-masing. Jangan sampai memberikan predikat kesayangan kepada salah seorang anak yang malah akan menyebabkan petaka dan permusuhan antar anggota keluarga. Resensiator: Gumala Resti Halin Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris TM 2011
Jurnalistik Berfilsafat Judul Penulis Penerbit Cetakan Tebal
: Jurnalisme Modern : Saidulkarnain Ishak : Elex Media Komputindo : I, April 2014 : 358 halaman
“Jurnalistik tanpa filsafat bisa jadi bagaikan mata air yang tidak mengalir, tenang, dan sedikit yang dapat digunakan untuk dijadikan pengetahuan” — Saidulkarnain Ishak. Serupa tapi tak pernah sama. Konsep mirip, tetapi kepentingan berbeda. Keduanya sama-sama mencari kebenaran dengan cara yang sama. Keduanya memperoleh kebenaran melalui pertanyaanpertanyaan. Itulah jurnalistik dan filsafat. Meski ada kesamaan, namun keduanya bukanlah tentang hal yang sama. Kebenaran dalam jurnalistik adalah tentang berbagai persoalan yang ada di kehidupan manusia. Kebenaran dalam jurnalistik adalah kebenaran tentatif, terus berubah sesuai dengan fakta. Jurnalistik lebih mementingkan unsur kecepatan karena jurnalistik, menghasilkan kebenaran aktual
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
yang harus segera diketahui oleh khalayak umum. B erbe d a d en gan jurnalistik. Kebenaran yang dicari adalah tentang kemanusiaan dan alam semesta. Kebenaran dalam filsafat tidak memerlukan jawaban mendesak. Persoalan krusial yang dipertanyakan harus mencari kebenaran secara mendasar dan logis. Kebenaran dalam filsafat diperoleh dari proses berpikir yang mendalam dan mengesampingkan kepentingan-kepentingan tertentu. Hasilnya kebenaran yang diperoleh memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi.
Akan sangat harmonis bila kedua ilmu ini dipadukan. Akan sangat menguntungkan satu sama lain. Terlebih lagi bagi jurnalistik. Sebab jurnalistik zaman sekarang banyak yang melenceng dari aturan. Tingkat kepercayaannya pun rendah d an k e b an yak an tid ak mencerdaskan pembaca. Beritaberita tak berdasar dan jauh dari fakta pun bebas berlalu lalang di dunia maya. Kenyataan ini membingungkan dan membodohkan khalayak. Penyebabnya tak lain adalah tuntutan aktualitas pada jurnalistik yang sering membuat jurnalis mengabaikan logika—cara berpikir lurus—dan kebenaran dalam pemberitaannya. “Tanpa dilandasi pemikiran logis, agaknya sulit rasanya mewujudkan sesuatu yang memberi manfaat bagi masyarakat, termasuk informasi yang disajikan wartawan di era reformasi dewasa ini.” (JM:17). Lalu bagaimana agar jurnalistik tetap
dapat dipercaya? Salah satu pilihannya adalah mengadapatasikan filsafat ke dalam jurnalistik. Jurnalistik butuh filsafat dan logika. Terlebih dalam menginterpretasi berbagai informasi yang hendak disajikan. Jurnalistik harus dikemas dengan dengan lebih berlogika seperti halnya filsafat, namun tetap tidak mengabaikan aktualitasnya. Jurnalis juga harus bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu yang bisa merugikan khalayak. Informasi yang disampaikan harus bersumber kepada narasumber tepat, sehingga keterpercayaan informasinya lebih terjamin. Dengan demikian jurnalis bisa disebut sebagai filsuf masa kini. Sosok yang senantiasa mencari dan menginformasikan kebenaran kepada khalayak umum, tanpa dipengaruhi pihak manapun. Sungguh mulia seorang jurnalis bila pekerjaan ini dilakukan secara baik dan benar sesuai aturan yang telah disepakati. Resensiator: Sonya Putri Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2012
Cerpen
21
Bom Waktu Oleh Rafdisyam (Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2011)
J
ika bukan karena uang, lalu untuk apa kita sekolah, kuliah, dan bekerja? Sebenarnya uanglah yang mengendalikan dunia ini. Sedangkal itu yang dapat terpikir jika pikiran tidak berkembang. Memikirkan apapun sama dengan memikirkan uang. Mungkin saja ini dapat dihubungkan. Sambil duduk santai dan menyeduh cadburry panas, aku sejenak terlamun. Dalam pikiranku seperti ada yang bertanyatanya. Sebenarnya apa yang aku pikirkan? Aku tidak tahu pasti. Sekarang aku hanya memikirkan kekasihku. Lantas, apa hubungannya dengan uang? Entah! Sebenarnya aku teringat kekasihku, Evan. Akhir-akhir ini aku jadi lebih sering merindukannya. Sejak libur semester lalu, aku tak pernah lagi bertemu dengannya. Kami telah berpacaran selama tiga tahun. Namun belum punya sesuatu yang spesial untuk dikenang. Aku ingin sekali membuat sesuatu yang berkesan bagi kami. Beberapa hari lagi Evan akan berulang tahun. Mungkin hari itu adalah momen yang tepat membuat kenangan yang tak terlupakan. Aku bergegas menuju kamar dan kubuka lemariku lebar-lebar. Terlihatlah barang-barang mewah menghiasi lemari itu. Ada clutch bag, tas Stella Mc Cartney, dress, jam tangan Cartier dan aksesoris mahal lainnya. Jika saja kekasihku perempuan, pasti ia akan berusaha merayuku untuk menghadiahkan barang-barang itu kepadanya. Perempuan mana pun akan silau
melihat barang-barang mewah yang aku koleksi. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara sepatu di depan pintu kos. Aku bergegas menutup kembali lemariku. Beberapa detik berselang Kiki masuk. “Aku lelah. Andaikan hari ini bisa di-skip, aku mau bayar berapa saja.” Keluh Kiki sambil menghambur di springbed-ku. “Enak ya jadi kamu, Ki. Apapun bisa dibeli dengan uang.” “Itu hanya hayalan saja Rah. Lagi pula mana bisa aku membeli hari. Ah, yang benar saja kamu,” jawab Kiki sambil beranjak dari tempat tidurku. Memang enak menjadi seorang Kiki. Apapun bisa dibelinya dengan uang. Mau ini tinggal minta. Mau itu tinggal beli. Tinggal gesek kartu. Sedangkan aku? Aku lahir dari keluarga serba kekurangan. Kepala keluargaku pengangguran. Jangankan untuk meminta ini dan itu, bisa kuliah saja sudah syukur. Tetapi sekarang, perputaran kehidupan begitu kental aku rasakan. Sebab sekarang, aku merasakan kegemerlapan sebuah kehidupan, meski tidak seterang Kiki. “Oiii!” Kiki mengejutkan pikiranku. “Seminggu lagi Evan ulang tahun. Aku bingung harus beri kado apa. Kamu ada ide?” tanyaku mengalihkan situasi. “Sepatu. Kemarin sepatu Evan sudah lusuh. Kemarin aku juga beli sepatu untuk Andre. Murah kok. Cuma empat ratus lima puluh ribu. Ini fotonya.” Kiki memperlihatkan gambar di gadget-nya. Aku melirik. Kemudian berpi-
Oleh: M. Ismail Nasution, S.S., M.A.
Kehidupan sebuah ‘misteri’. Sesuatu yang tidak bisa dipastikan oleh manusia. Barangkali, hal itu salah satunya dapat dimaknai secara tersirat dalam cerpen “Bom Waktu” karya Rafdisyam. Cerpen yang menceritakan dunia remaja yang memasuki kehidupan orang dewasa yang gelap. Remaja yang salah mengambil jalan ketika hendak mencapai tujuannya. Remaja yang terimbas dalam lingkaran kehidupan hedonisme. Dalam cerpen diceritakan bagaimana tokoh Mirah bertahan hidup dengan cara ‘menerabas’. Supaya dekat dengan temannya, Kiki, ia berusaha menyamakan penampilan; memiliki benda-benda merek ternama. Bagi Mirah, kehidupan Kiki menyenangkan. Apa yang dimiliki oleh Kiki
kir panjang. Mana ada aku uang segitu. “Atau kenapa tidak ke Bandung saja. Ke tempat Evan,” saran Kiki lagi. “Sebenarnya aku ingin sekali ke Bandung. Dulu aku pernah janji untuk mengunjunginya. Lagi pula libur semester ini dia tidak pulang. Tetapi aku tak punya uang. Aku sudah berusaha nabung, tapi tetap saja tidak cukup.
Grafis: Edo Febrianto
Kalau aku punya banyak uang, pasti....” Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Kiki memandang aneh. Ia heran mendengarkan keluhanku. “Tidak punya uang? Jangan bercanda, Rah.” Kiki menyenggolku. “Bercanda.” Ujarku mencairkan suasana. Kiki memang tidak tahu dengan keadaanku yang sebenarnya. Di mata Kiki aku adalah gadis kaya dari keluarga terpandang. Sama seperti Kiki. Aku memang sering bercerita begitu pada Kiki agar dia tetap mau menjadi temanku. Hidup Kiki mewah. Setiap hari selalu tampil dengan barang-barang mahal. Aku tergila-gila dengan semua kepunyaan Kiki. Aku ingin tampil seperti dia. Namun suratanku tidak seberuntung itu. Kiki kaya kenyataan. Sedangkan aku hanya terlihat kaya dengan
segelintir barang mewah yang mengkamuflase statusku. *** Tiga hari berlalu setelah percakapan hari itu. Ulang tahun Evan tinggal sebentar lagi. Aku masih belum punya hadiah untuk Evan. Aku benar-benar harus memikirkan sesuatu yang brilian supaya Evan terkesan dengan kejutanku di hari ulang tahunnya. Aku terus browsing di internet, termasuk melakukan pencarian sepatu. Aku mulai berpikir serius. Remang-remang lampu tidur yang tertempel rapi di dinding kamar menemani lamunanku. Sebenarnya aku tidak ingin lagi menghubungi Om Jhoni, tapi terpaksa harus kulakukan juga. Kebutuhanku saat ini sudah mendesak, alir pikiranku hanya tertuju pada satu muara yang di situlah letak solusiku. Tiba-tiba secara kebetulan, Om Jhoni menghubungiku. Aku menyentuh tanda hijau di layar dan menjawab panggilan tersebut. “Halo Mirah, kamu sibuk?” Om Jhoni langsung bertanya padaku. “Nggak kok Om. Ada apa Om ka....” Aku langsung memutus teleponya karena mendadak pintu kamarku dibuka Kiki. “Loh, kok dimatiin? Aku ganggu? Biasanya kamu kalau menelepon Evan nggak gitu-gitu amat,” Kiki menanyaiku dengan penasaran. Lagi-lagi handphone-ku bergetar, Om Jhoni menelepon lagi, sedangkan aku belum sempat menjawab pertanyaan dari Kiki. Tanpa pikir panjang aku langsung menonaktifkannya. “Oh ini, bukan apa-apa kok Ki. Bukan Evan juga kok. Mungkin cuma orang iseng doang,” jawab-
ku sambil meyakinkan Kiki. Walau sudah tiga tahun aku berteman dengan Kiki. Walau kami sangat dekat, tapi kami punya privasi masing-masing. Itu menguntungkanku. Walaupun di depannya aku seperti bercerita terbuka apa adanya, tapi kebanyakan hanyalah bohong belaka. Begitulah caraku medekatkan diri kepada Kiki, agar dia mau menjadi sahabatku. Entahlah dengan Kiki, aku juga tidak tahu bagaimana privasinya. Yang jelas dia sahabatku yang kaya raya. *** Ulang tahun Evan tinggal sehari lagi. Sedangkan aku belum menemukan kado yang pantas untuk Evan. Sebenarnya Kiki mau menemaniku membeli sepatu yang diperlihatkanya waktu itu. Tetapi aku selalu menolak ajakannya. Aku belum punya uang. Aku benar-benar panik. Hingga aku hanya mengurung diri di kamar sambil terus berpikir. Apa aku harus jujur pada Kiki? Pada Evan? Pada semua orang? Aku putus asa. Aku sempat berpikir untuk menghubungi Om Jhoni lagi. Aku melirik handphone-ku. Di layarnya tampak foto mesraku dengan Evan. Aku pun tersentak. Aku harus mengakhiri semuanya. Semua kebohonganku hanya akan menjadi bom waktu. Menunggu detik demi detik ledakannya. Semua akan meledak juga. Untuk apa berlama-lama memelihara sesuatu yang akan menghancurkan semua jalan yang menutup gerbangku di dunia ini atau di dunia setelah ini. Mungkin ini kado yang terakhir, mengesankan, dan menyakitkan untuk Evan. Aku akan mengatakan padanya bahwa Om Jhoni telah membayar tubuh indahku dengan mahal. SELESAI Padang, Mei 2014
Mahasiswa dalam Karya Sastra
juga dimiliki oleh Mirah. Sayangnya, semua kebutuhan dan benda-benda merek ternama ia dapatkan karena menjatuhkan kehormatan dirinya kepada Om Jhoni. Pengarang membiarkan pembaca untuk mengeksplorasi peristiwa-peristiwa yang membangun cerpen. Hal itu pulalah kekhususan kritik sastra. Kritik dalam karya sastra bukan seperti demonstran yang mengkritik pejabat tirani, bukan pula juri dalam perlombaan, atau wasit sepakbola tetapi upaya untuk mengupas makna ‘lebih’ karya sehingga fungsinya sebagai karya seni terungkap. Kritik juga dapat menjembatani karya dengan pembacanya. Penafsiran makna cerpen berhubungan dengan genre prosa yang diembannya. Cerita pendek (short story) hanya memuat sekeping peristiwa dari
perjalanan hidup tokoh. Lain hal dengan genre prosa lain yang menguraikan kehidupan tokohnya dengan kompleks. Peristiwa cerpen memadat, setingkat lebih luas dari puisi liris. Di samping itu, kelogisan kausalitas juga menjadi bagian yang mengikat berbagai unsur struktur karya sastra. Ia ditemukan dalam alur cerita. Ia kemudian yang melahirkan suspense yang membuat pembaca bertahan membaca karya tersebut sampai tuntas karena memancing kuriositas pembaca. Sebut saja istilah suspense sama seperti tekstur kain songket. Bagaimana seorang penenun bisa menghasilkan kain songket yang indah dan menarik salah satunya karena tekstur yang disusun atau dijalin sangat rapi dan konsisten. Di samping itu, suspense merupakan salah satu indikator yang
dapat digunakan untuk menentukan alur sebuah teks naratif sastra. Membaca cerpen ini mengingatkan saya pada novel A.A. Navis yang berjudul Gerhana. Cerita dalam novel itu sangat menarik. Tokoh Utamanya juga masih berstatus mahasiswa yang sama dengan Mirah. Namun, novel tentu berbeda dengan cerpen. Hanya, bukan itu yang dipersoalkan. Situasi Mirah dengan Ana Karina sama, persoalan biaya kuliah membuat mereka memasuki kehidupan suram. Memang, alam semesta terutama kehidupan manusia merupakan sumber penciptaan karya sastra. Dunia menjadi model pertama yang ditiru oleh seniman. Manusia, yang disebut sebagai homo artifex, hanya bisa meniru dan meneladani hasil ciptaan Tuhan.
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
Sastra Budaya
22 Sajak
Perenang Payah Tuanku!
Arah mata tuan tak mampu kubilang Hasrat hati tuan tak bisa ditadah Kadang diri tuan bingung Boleh jadi tuan tak tahu Bisa jadi tuan tak mampu Barang kali tuan tak setuju Dengan nyata di depan pintu rumah tuan Syah Muhammad Igavalevi S Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2011
Danau itu bergambar wajahmu Riaknya adalah panggilanmu untukku dan kau di tengah sana Nanar air itu terlalu dingin katamu Kau bahkan hanya berani mencelupkan lututmu dengan ragu
Mengapa Pagi Senjaku tak mau mengerti Mengapa pagi selalu membohongi Berkata malam tak akan datang Lalu pergi membawa janji Hingga malam kutemui saat ia memberi sepi Tapi bulan tetap bersinar Seperti menuntut janji pada matahari Seperti embun yang menghilang di ujung pagi
Sayangnya aku perenang payah, yang tak mau susah-susah berkecipak ke ujung sana Meski aku yakin akan tiba sebelum merah senja.. Tapi ternyata kau perenang yang paling payah Menundukkan wajahmu ke dalam air saja kau tak mau Kau hanya ingin riak itu tetap ada dan bertalu Jadi kubungkus saja bajuku dengan ikatan sepi yang tak lagi merindu Kubalikkan badan dengan tetap bisu Mataku tak mau lagi menangkap riak panggilanmu Kulitku kelu, beku dengan dingin yang tanpa haru
Mega Silvia Mahasiswa Sastra Indonesia TM 2011
Ah, tapi kemarin angin memberi kabar padaku Kau kembali masuk dalam gua imitasimu! Nila Oktami Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2012
Ini Seperti Ini seperti milyaran langkah sebelum aku mengakhiri waktu, Menghilang dari kehidupan. Aku tak tahu, berapa panjang aku di sini. Hanya saja aku ingin menjadi sebaik-baiknya. Namun, hingga titik perjalanan ini aku masih belum semestinya, Antara pikiran, sikap, dan diri ini. Ini seperti satu langkah yang lebih baik, Keinginan-keinginan kecil di laut impian ini, laksana tapak-tapak penghubung menuju puncak impian-impian yang akan aku jadikan nyata sebelum langkah bersama waktu selesai ini seperti... Yani Syafdiani Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris TM 2011
Arogansi hujan yang membekukan antara rindu yang tak tersampaikan jalanan kaku kedinginan meraung dalam bahasa alarm menunduk dalam durja nelangsa sebuah nista tertindih meradang dan mati!
Oleh Ratmiati (Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2012)
B
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
Lincah tarian yang digambar Gemulai tangan dan langkah tetap kaki Meliuk tubuh indah dalam cumbuan irama Membawa sebuah cerita pada dunia Penuh warna, insan yang kian brutal dengan hentak kaki Berdiri tegap, mata membelalak hendak menantang mati Tiada takut akan sakit Bahu meninggi menurun dengan dada disesakkan nafas Merunduk pun kini mampu menanti mati yang ditantang Dunia, katanya.
Meri Susanti Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2011
Bangunan Tua eberapa tahun silam bangunan itu masih banyak dikunjungi orangorang. Tak hanya untuk beribadah saja, tapi juga dijadikan tempat persinggahan oleh para musyafir . Gedung itu penuh suka cita. Berbagai macam cerita, seolah terekam di dalamnya. Menyimpan perputaran jejak kehidupan di masa jayanya. Tetapi lihatlah kini. Hanya kerapuhan yang menemani kesendiriannya. Sendiri, seolah tak ada yang mau mengiyakan keberadaannya. Sepi, diam, dan hening. Memang benar, hanya kesunyian yang mengelayap. Tak ada lagi suara gaduh dan ricuh yang menemani waktuwaktunya. Ronanya yang perlahan kusam
Tari
dimakan masa, membuat orang-orang tak lagi meliriknya. Satu persatu tiang mulai rapuh, sumurnya pun keruh, sepertinya tak ada lagi butuh. Ditinggalkan oleh kejaran waktu yang tak pernah berbalik. Sama halnya dengan manusia tua—pak tua ataupun buk tua. Puluhan tahun silam mereka adalah sosok yang kuat. Sandaran bagi manusia lainnya. Namun seiring berjalannya waktu, manusia tua terus bertambah tua hingga lanjut usia. Hingga masa jayanya sirna dan tak ada lagi yang menghiraukannya. Kekuatan dan semangatnya yang mulai berkurang, serta tak kuat lagi mengerjakan pekerjaan yang banyaknya segudang, membuatnya tak lagi dilirik orang. Tinggallah manusia tua yang malang.
Seorang pahlawan misalnya. Memperjuangkan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Diagung-agungkan karena dianggap telah berjasa pada negara. Ketika muda ia dihormati. Semua jasa-jasanya diperingati. Namun apa daya, saat dia mulai tua tak ada lagi yang peduli. Semua upayanya untuk meraih kemerdekaan dengan taruhan nyawa perlahan dilupakan. Hanya buku sejarah yang setia menghafal namanya. Tidak hanya pahlawan saja, orang tua lainnya juga bernasib sama. Mereka yang dulunya berjuang untuk menyambung hidup keluarga, dipandang tak berguna. Tak sedikit para manula yang dibiarkan hidup sebatang kara. Ditinggalkan keluarga, sehingga menggelandang di mana-mana. Paling untung hidupnya ditampung di panti-panti manula. Sungguh malang manusia tua. Sebuah pertanyaan pun muncul, “Kenapa hidupnya tak lagi muda?” Memang, kehidupan tua adalah fitrah bagi mereka yang diizinkanNya melihat dunia dalam waktu yang lama. Namun tak semua
Mellisa Riza Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2012
kehidupan tua akan sama dengan kehidupan ketika muda. Memang ada benarnya yang tertulis di dalam Alquran “tak ada yang abadi”. Kekuatan, semangat, kejayaan, kenikmatan, dan kekayaan yang dimiliki seseorang itu tak kekal selamanya. Ada kalanya manusia ini akan lelah dan usianya bertambah, hingga akhirnya ia tak mampu lagi berkiprah layaknya pemuda yang penuh gairah. Gedung tua dan manusia tua adalah dua objek yang sama-sama tua dan bernasib sama. Permasalahan tersebut sepatutnya menjadi renungan bagi kita untuk tetap menghargai orang tua. Tetap merawat dirinya dengan sabar dan penuh keikhlasan. Satu hal yang mestinya kita sadari bahwa gedung tua atau pun orang tua itu pernah memberi manfaat bagi kita semua.
23
Dialog Titian Keberagaman Oleh Hasnan Fiqri Mahasiswa Teknik Pertambangan TM 2011
Senin siang, Bandara Internasional Minangkabau. Deru mesin pesawat mulai terdengar. Perlahan pesawat yang saya tumpangi mulai bergerak lambat dan bersiap untuk take off. Pesawat terbang dan perjalanan pun dimulai. Ini adalah sebuah perjalanan baru, pelengkap cerita kehidupan yang berawal dari sebuah postingan formulir aplikasi pendaftaran camp bertema dialog oleh salah seorang senior di jejaring sosial. Oleh postingan tersebut, saya pun mencoba peruntungan. Dan pada 20 Februari 2014, saya dinyatakan lulus menjadi peserta Indonesian Youth Dialogue (IYD) Camp, pada 911 April 2014 di Bali. IYD merupakan komunitas pemuda Indonesia dengan visi mempromosikan dialog sebagai sarana untuk menciptakan pemahaman dan kerja sama yang baik antarpemuda Indonesia. Salah satu bentuk kegiatan IYD adalah IYD Camp. Bertujuan untuk menanamkan semangat Bhineka Tunggal Ika dalam jiwa pemuda Indonesia. Sesampainya di lokasi camp IYD, Villa Pat Mase Jimbaran, saya berkenalan dengan panitia serta 15 peserta lainnya. Setiap peserta datang dari berbagai daerah, seperti Surabaya, Bali, Sunda, dan Sumatera. Kami menyatu oleh berbagai perbedaan. Berbeda
Foto Bersama: Seluruh peserta Indonesian Youth Dialogue (IYD) Camp foto bersama usai melaksanakan acara penutupan. Jumat (11/4). f/doc.
karakter, latar belakang, agama, dan kebudayaan. Suasana malam waktu itu semakin mengakrabkan, saling bercerita dan berbagi pengalaman. Hangat, larut, dan semakin menyatu oleh sebab keberagaman. Pada hari pertama, diawali dengan game perkenalan. Dilakukan dengan cara melemparkan kertas berbentuk bola kepada peserta. Peserta yang kena lemparan akan menyebutkan tiga nama dari peserta IYD, kemudian melemparkan lagi ke peserta lain, begitu seterusnya. Makna dari permainan ini adalah aplikasi sederhana sebuah dialog. Ketika percakapan terjadi, kita dituntut untuk banyak mendengar agar
Menjadi Bahagia Oleh Meri Susanti (Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TM 2011)
Sebuah konsepsi kehidupan kadang menjadi tujuan utama sang lakon. Prasangka yang seakan semu. Sebuah penghargaan terhadap pencapaian ketentraman. Buah dari perjuangan dan pengaktualisasian potensi. Sebuah harmonisasi dengan alam dengan cara memelihara semesta sebagai rumah kehidupan, selalu terbuka untuk terus belajar dan berkembang. Karena dia sebuah kebebasan. Melihat dunia apa adanya, tanpa penilaian yang menghasilkan harapan berlebihan, atau justru kekecewaan yang mendalam. Kadang diartikan sebagai sebuah kunci untuk menjalani hidup yang bermakna. Karena dalam hidup ini tidak satu pun yang baik selain kesenangan dan tidak ada suatu keburukan kecuali kesakitan dan pederitaan, keutamaan tidak ada nilai bila tidak mengandung kebahagiaan. Bagi Aristoteles, filsafat menjelaskan bahwa hanya orang yang menguasai hawa nafsunya yang bisa bahagia. Kita tidak bisa langsung mengusahakan kebahagiaan, namun suatu tindakan yang kita ketahui akan mengantarkan kita pada kebahagiaan. Sedangkan bagi filsuf sebelum Aristoteles, seperti Phytagoras, Socrates, dan Plato, kebahagiaan hanya bisa dicapai oleh jiwa saja. Oleh karenanya, ketika mengklasifikasikan bahagia, mereka hanya membatasi pada fakultas-fakultas jiwa semata seperti kearifan, keberanian, kesederhanaan, dan
keadilan. Kebahagiaan hanya akan berkurang jika manusia mempunyai pikiran yang lemah. Dengan demikian, kemiskinan, nama baik, wibawa ataupun kekurangan lain di luar badan tidak akan merusak nilai kebahagiaan. Namun, untuk dapat mengamati diri dan mempersepsikan diri dalam sebuah konsep kebahagiaan adalah sulit. Karena harus keluar dari keramaian dunia, dan melakukan pengamatan diri, guna sampai pada kesadaran. Tak banyak yang berani menghindarinya, sehingga mereka tetap hidup dalam pola berayun dengan senang sesaat dan sedih mendalam. Prinsipnya, kebahagiaan tidak berada di luar badan, tapi berada di dalam diri, yaitu dengan mefungsikan potensi yang dimilikinya, melalui sarana-sarana yang menjadi objek pikiran. Artinya, untuk tercapainya bahagia sangat tergantung kepada cara manusia itu menyikapi hidup, bukan bagaimana hidup memberlakukan manusia. Walau sebenarnya bukan nikmat yang harus kita kejar melainkan perbuatan yang bermakna. Karena dengan mengejar perbuatan bermakna, nikmat akan mengikuti dengan sendirinya maka kita pun sungguh menikmati hidup, seperti moralitas. Dan tentang pilihan untuk bahagia atau tidak, adalah bagaimana manusia tersebut memandang kebahagiaan itu tersendiri.
pesan tersampaikan dengan baik. Game berikutnya adalah ship of hope, yaitu menuliskan satu kata yang menggambarkan diri masing-masing pada potongan kertas kecil dan meletakkannya pada sebuah perahu agar tidak berserakan apabila diterjang ombak. Permainan ini mengajarkan kita agar dapat mencari celah untuk memperkuat harapan, yakni dengan saling menghargai dan bekerja sama. Agenda selanjutnya adalah menceritakan diri dan keunikan daerah asal. Melalui dialog pluralism ini, titian di antara kami semakin kuat. Kegiatan camp semakin seru
ketika kami membuat action plan untuk mengampanyekan dialog dalam menjaga keharmonisan pemuda Indonesia. Pada malam harinya, ada sharing session bersama Dr. Alfred Munzer, seorang holocaust survivor. Alfred membagi kisahnya tentang kenangan masa kecilnya yang dirawat oleh seorang pekerja rumah tangga muslim yang berasal dari Indonesia, sementara ia adalah Yahudi. Pagi datang bersama matahari yang bertahta di ufuk timur. Membangunkan kami untuk bersiap mengikuti acara berikutnya, yaitu kuliah bersama Dr. Racelle R. Weimen dari Dialogue Institute. Beliau memberikan materi tentang intention, yaitu keyakinan kuat membangun hubungan baik dengan orang lain. Acara puncak IYD berlangsung pukul 19.00 WITA, mengenakan batik sebagai dresscode. Sekitar 200 peserta talkshow dari Universitas di Bali turut meramaikan closing ceremony. Acara penutupan disuguhkan dengan penyampaian materi tentang pluralism. Kami kembali ke daerah masing-masing. Membawa banyak pelajaran dan pengalaman. Belajar bahwa berbeda itu indah. Perbedaan tidak menghalangi kita untuk berbagi. Berbagi mata untuk melihat dunia. Karena melalui mata seseorang, kita bisa melihat berbagai hal yang tidak dapat dilihat melalui mata kita sendiri.
Menaklukkan Hidup dengan Kegigihan -- Dr. Ardipal, M.Pd. --
“Hidup adalah sebuah tantangan, antara penolakan dan kesejalanan takdir Tuhan. Bila kita berusaha menolak pasrah, maka jalan akan terbuka lebar bagi para pejuangnya.” Adalah Dr. Ardipal, M.Pd., menaklukkan kehidupan dengan kegigihan. Memadukan romansa kehidupan dengan perjuangan dengan semangat pantang menyerah, hingga kepenatan itu mengantarkannya pada sebuah amanah, Pembantu Rektor IV Universitas Negeri Padang. Rekam jejak kehidupannya memang telah melekat erat dengan seni. Bermain musik sejak kecil, ia percaya bahwa seni membuatnya mudah dikenal. Ia menghabiskan masa kecil di daerah Pitalah, Padang Panjang, Sumatera Barat. Mulai dari Sekolah Dasar (SD) dan menempuh Sekolah Pendidikan Guru (SPG) di Padang Panjang. Pada tahun 1988 dia mengambil Diploma 3 (D3) di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP Padang) atau UNP sekarang. S1 dilanjutkan di Yogyakarta hingga tahun 1991 dan langsumg diangkat menjadi dosen. Lalu ia melanjutkan S2 Manajemen pendidikan tahun 1998 di UNP. Pernah ditunjuk menjadi Sekretaris Jurusan Sen-
dratsik, Ketua Jurusan tahun 1999, hingga 2 kali periode menjadi Pembantu Dekan II FBS. Tidak berhenti di situ selama menjabat sebagai PD II ia melanjutkan studi S3 Manajemen Pendidikan. Pencapaian karirnya menjadi PR VI sesuai dengan motto hidup yang dipegangnya, “persahabatan dan kerjasama”. Anak ketujuh dari 11 bersaudara ini lebih mengutamakan hubungan dengan relasinya, dengan menjalin silaturahmi, dan bersahabat. Hidup tidak selalu berjalan mulus, begitupun bagi anak dari pasangan Rosma dan Manti Datuak Mudo ini. Kendala menjadi batu loncatan baginya untuk bisa menjadi lebih baik lagi. Motivasi datang dari diri sendiri. Tetapi waktu membuktikan bahwa ia memilki keterampilan pada bidang yang digelutinya, hingga mendapat pengakuan dari orangtuanya. Ia berkeyakinan bahwa keinginnan dan usaha yang dilakukan semaksimal mungkin akan berbuah makna. “Semua butuh perjuangan dan pengorban,” jelasnya. Ia berpesan bahwa orang yang cerdas mampu menganalisis kemampuannya sendiri. Wici Elvinda Rahmaddina
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
24
Edisi No. 180/Tahun XXV/Mei-Juni 2014
Iklan