Etnik #agustus '12

Lembaga Pers Mahasiswa SOLID Fakultas Teknik Universitas Brawijaya | Agustus 2012

SPP PROGRESIF

BLACK & WHITE

SPP PROGRESIF BLACK & WHITE Sumbangan Pembinaan Pendidikan Progresif (SPP Progresif) merupakan kebijakan dari Universitas Brawijaya untuk mahasiswa yang menempuh perkuliahan lebih dari delapan semester. Kebijakan ini disertai dengan dalih akan mendorong angka kelulusan mahasiswa. Akan tetapi, dari perwakilan Mahasiswa yang telah melakukan beberapa aksi penolakan mengenai SPP progesif ini mendapat respon yang kurang positif dari pihak Rektorat. Sebagai informasi salah satu poin penolakan yang dilakukan oleh perwakilan mahasiswa ialah kurangnya transparansi atas kebijakan tersebut. Sebelum membahas lebih lanjut berkaitan dengan SPP Progresif perlu diketahui sebenarnya apa SPP Progesif ini sehingga bisa memunculkan kontroversi?

Dalam Buletin Teknik kali ini kami akan membahas kebijakan “baru� tersebut.

Berdasarkan Surat Edaran 4417/UN10/AK/2012 yang di tandatangani Pembantu Rektor 1 (Prof. Dr. Ir. Bambang Suharto, MS.) Universitas Brawijaya mulai tahun akademik 2012/2013. Kebijakan tersebut membuat mahasiswa yang tidak mampu menyelesaikan kuliahnya dalam jangka waktu empat tahun maka akan dikenakan sanksi akademik berupa pemberlakuan SPP Progresif. Jumlahnya berjenjang 15% untuk tahun ke5, 30% untuk tahun ke 6 dan, 45% untuk tahun ke tujuh.

Sedangkan menurut Buku Pedoman Universitas Brawijaya 2007-2008 yang kami kutip, yakni sebagai berikut: SPP Progresif akan dikenakan kepada mahasiswa apabila : a. Mahasiswa program diploma yang melampaui masa studi tiga tahun, maka besarnya SPP (100 + 15) % pada tahun keempat dan (100 + 30) % pada tahun kelima

2

b. Mahasiswa program sarjana yang melampaui masa studi empat tahun, maka besarnya SPP (100 + 15) % pada tahun ke-lima, (100 + 30) % pada tahun ke-enam dan (100 + 45) % pada tahun ketujuh. c. Mahasiswa alih program yang melampaui masa studi tiga tahun, maka besarnya SPP (100 + 30) % pada tahun ke-empat.

Dari keterangan tersebut, sedikt banyak memberi kita pengertian mengenai SPP Progesif yang kini gencar di perbincangkan.

Perspektif global mengenai SPP Progresif dari Mahasiswa Beberapa hari lalu, perwakilan Mahasiswa membicarakan Kebijakan SPP Progresif. Hasil dari rapat tersebut adalah sebagai berikut; 1. Alat-alat yang sudah tua, yaitu laboratorium yang pemakainannya bergantian, tidak 24 jam.

etnik | buletin arek teknik | Agustus 2012

2. Sistem kuliah yang sudah sulit, yaitu tidak adanya SP di beberapa jurusan, seperti di arsitek dan PWK karena ada mata kuliah berjenjang.

3. Aspek almamater terkait pemagangan, khususnya di jurusan arsitek, yaitu pemagangan untuk konsultan-konsultan besar mewajibkan masa magang minimal 6 bulan. Apabila ada mahasiswa yang memilih untuk magang maka otomatis dia harus menambah masa studinya selama satu semester dan harus dibebani oleh SPP Progresif pula.

4. Masalah kelembagaan di fakultas teknik yang seluruh anggota BEM nya masih 2008. Jadi sedikit banyak kepedulian teman-teman yang ada di kelembagaan.

Dimaksudkan kita tidak bisa lulus 4 tahun tetapi kita memang sengaja tidak lulus empat tahun.

Empat aspek tersebut hanya sampling dari beberapa teman-teman 2008 tiap jurusan melalui via chatting.

Setelah ditelusuri pihak EM, SPP Progresif turun ke rektorat tetapi rektorat tidak membuka forum kepada mahasiswa untuk sosialisasi. SPP Progresif diangap sebagai sanksi akademis jadi yang bertanggungjawab adalah PR I. Kebijakan ini sebenarnya berasal dari angkatan 2006 dan sudah tercantum di dalam buku pedoman.

Anggota EM mengetahui bahwa ada masa percobaan selama lima tahun, yaitu sanksi akademis lain dan ternyata tidak mempan akhirnya memutuskan untuk dikenakan sanksi finansial. Sanksi finansial yang seharusnya dimulai dari angkatan 2011

3

dipercepat menjadi angkatan 2008.

Kebijakan ini dikeluarkan dua minggu setelah masa kuliah berakhir.

Mahasiswa FK harus kuliah selama lima tahun, di mana pada tahun ke lima menjadi CO-ASS dan mereka dikenai spp progresif. Jika nanti sudah hearing pasti ada beberapa tuntutan yang akan diajukan. Diantaranya spp progresif dibatalkan karena aturan dikti mengenai SPP Progresif di seluruh Indonesia tidak ada, ini hanya merupakan kebijakan di Universitas. Jika tuntutan ini tidak berhasil, mungkin tuntutan diganti dengan tidak dilaksanakannya tahun ini tetapi harus melalui sosialisasi yang lebih baik lagi terhadap mahasiswa.

Hasil dari pertemuan antara seluruh PD II tiap fakultas menetapkan pemberlakuan SPP Progresif mulai tahun ini. Tetapi dari pihak Fakultas Teknik tidak setuju jika SPP Progresif ditetapkan karena tidak adanya sosialisasi maupun rapat koordinasi sebelumnya. PD II Fakultas Teknik, Bapak (Dr Ir Pitojo Trijuono, MT) menyatakan bahwa pemberlakuan SPP Progresif sebaiknya tidak dalam waktu dekat ini karena banyak dari angkatan 2006 sampai 2008 masih ada yang belum lulus. Beliau juga mengatakan harus adanya tenggang waktu minimal enam bulan. Argumen tersebut ditolak dan beliau pun tidak bisa berbuat apaapa. Masalah finansial tidak memberikan dampak besar terhadap rektorat. Dana yang masuk ke rektorat hanya 1,5 milyar yang natinya tiap-tiap fakultas hanya akan mendapatkan 100 jutaan. Beliau juga mempersilahkan mahasiswa untuk aksi.

etnik | buletin arek teknik | Agustus 2012

Kita masih belum memasuki tahapan PT UN, dimana rektor bebas mengeluarkan keputusan tanpa adanya komunikasi dengan pihak DIKTI sehingga kampus akan menjadi komuditas bisnis yang sangat menarik. Meski misi ini muncul dari angkatan 2008, tetapi angkatan 2009 akan merasakan dampak yang tidak langsung.

Mereka lebih menekankan bagi angkatan 2008 untuk tidak membayar SPP terlebih dahulu sebelum adanya kejelasan.

Ada salah satu anggota rapat yang berpendapat bahwa permintaan yang akan diajukan di press release nantinya jangan terlalu muluk, cukup penundaan SPP Progresif selama satu semester atau satu tahun. Jika untuk meminta pembatalan SPP Progresif rasanya tidak mungkin karena di buku Pedoman Universitas sudah dijelaskan tentang SPP Progresif tersebut. “pemberlakuan SPP Progresif sebaiknya tidak dalam waktu dekat ini karena banyak dari angkatan 2006 sampai 2008 masih ada yang belum lulus�

Bapak Dr Ir Pitojo Trijuono, MT (PD II Fakultas Teknik)

1. Tahukah anda mengenai SPP Progresif? tidak (18%)

ya (82%)

2. Pernahkan ada sosialisasi mengenai SPP Progresif? ya (1%)

tidak (99%)

3. Setujukah anda dengan pemberlakuan SPP Progresif?

ya (21%)

Tanggapan Mahasiswa FT mengenai SPP Progresif Beberapa waktu lalu redaksi menyebarkan angket ke beberapa Mahasiswa Fakultas Tenik.

Angket tersebut kami sebarkan ke 95 Mahasiswa.

Berikut hasil yang kami terima: tidak (79%)

4. Setujukah anda bila spp progresif di tetapkan semester ini?

5. Setujukah anda bila SPP Progresif di tiadakan? tidak (19%)

ya (5%)

tidak (95%)

ya (81%)

PERMOHONAN MAAF Kami atas nama 1. Abhimata Pradipta 2. Farizal Aswin Menyatakan Permohonan Maaf Sebesar besarnya atas kesalahan kami terhadap Keluarga Besar Mahasiswa Mesin UB (KBMM-UB). Kami menulis hal-hal yang tidak sewajarnya dilakukan di media jejaring sosial twitter. Semoga pihak yang bersangkutan dapat memaafkan kami dan semoga kejadian ini tidak akan terulang kembali. Terima kasih.

Abhimata Pradipta

Farizal Aswin

etnik | buletin arek teknik | Agustus 2012

5

6

etnik | buletin arek teknik | Agustus 2012

Penerbit LPM SOLID Pelindung Rektor Universitas Brawijaya Penanggung Jawab Dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Penasehat Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Pemimpin Umum Hamdah Safiudin Pemimpin Redaksi Dwi Mashita Ketua Divisi Buletin Yussi Oktarisa Tim Redaksi Ridho, Krisna, Nukha, Rifqi, Akbar, Mufid, Umam, Hamda, Winda, Ummu, Ita, Ines, Nia, Yussi, Nurma, Nova, Ime, Rahmi,Ila Editor Yussi Layout Rifqi Alamat Redaksi Gedung Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Lantai 2, MT. Haryono 167 Malang Telp 0341 585941 Email solid.lpm@gmail.com Website http://www.solid.or.id/