Etnik - Edisi Hari Pendidikan

Page 1

EDISI HARI PENDIDIKAN

SOLIDftub

DILEMA KREDIT PENDIDIKAN

FAKTA

64%



69/132 PRODI TERDAFTAR TERAKREDITASI A


WARGANET BERTANYA, TEKNIK MENJAWAB

Tuntutan pertama: Menuntut pemberian legitimasi kepada mahasiswa vokasi untuk mengawal dan menyelesaikan permasalahan vokasi. Tanggapan: Untuk tuntutan terkait legitimasi kepada mahasiswa vokasi, BEM Teknik menyepakatinya. Persetujuan tersebut didasari atas beberapa faktor seperti akreditasi yang sudah kadaluarsa, fasilitas yang kurang memadai, dan ekstensi ke fakultas yang belum ada atau belum maksimal.

Tuntutan kedua: Menolak perubahan status kampus menjadi PT N BH dan me nu n tu t p emb eri an transparansi informasi kajian dari TIM khusus PTN BH UB. Tanggapan: Sejauh ini, BEM Teknik belum bersuara terkait hal ini. Hal ini dikarenakan belum adanya transparansi data konkrit yang bisa dijadikan apakah Universitas Brawijaya sudah layak atau belum untuk menjadi PTN-BH.


Tuntutan ketiga: M en u n t ut u nt u k me n i n gk a t k an infrastruktur, pelayanan dan pendidikan yang lebih inklusif. Tanggapan: Perihal tuntutan peningkatan pelayan untuk difabel, B EM Teknik sangat m e n d u k u n g . Wa l a u p u n d i Te k n i k mahasiswa difabel tidak lebih dari 10 orang, namun juga harus tetap diperhatikan. Apalagi ketika menengok di ranah Universitas, tentu lebih banyak lagi mahasiswa difabelnya. Dari pihak Fakultas Teknik sebenarnya sudah pernah ada omongan jika siap membantu dalam grand design. Namun sampai sekarang pihak Fakultas Teknik masih menunggu instruksi daru pihak rektorat itu sendiri. Diluar infrastruktur secara kasat mata, yang menjadi persoalan lainnya adalah pelayanan. Setiap organisasi seharusnya boleh menerima mahasiswa difabel. Namun pada kenyataan hal itu sering dikesampingkan. Sebaiknya juga ada pelatihan masalah bahasa isyarat per organisasi untuk membantu teman-teman difabel, tapi belum terealisasi. Tuntutan keempat: Menuntut transparansi progres perijinan PSDKU (Program Studi Di luar Kampus Utama), pembangunan dan aliran dana UB kampus 3 Kediri.

Tanggapan: Dari pihak BEM Teknik mengikuti respon dari pihak UB 3 Kediri. Bahkan seharusnya poin UB 3 Kediri ini didukung untuk menjadi poin utama bersama Vokasi. Namun dari pihak UB 3 Kediri itu meminta sendiri untuk tidak menjadi poin utama. Dikarenakan mereka bilang, “UB Kediri ini lahir karena politik, jadi biarkan masalah ini juga kelar dengan politik�. Tuntutan kelima: Menuntut peningkatan sistim keamanan dan fasilitas penunjang sarana pendidikan di UB. Tanggapan: BEM Teknik menyebutkan bahwa sistim keamanan dan fasilitas sangat perlu dibenahi. Hal tersebut dikarenakan maraknya kasus motor dan helm yang hilang. Untuk masalah infrastruktur, F a k u l t a s Te k n i k s e d a n g t a h a p pembangunan. Tuntutan keenam: Menolak kredit pendidikan berbunga. Tanggapan: Menurut perspektif BEM teknik, student loan itu membantu. Namun ketika student loan itu menimbulkan kredit berbunga, hal terserbut sudah menyalahi aturan. Tapi menurut informasi yang didapatkan saat ini sistim tersebut telah diterapkan untuk mahasiswa S2 dan S3. (kn/sca/red)

BERITA TEKNIK DALAM JARINGAN


DILEMA KREDIT PENDIDIKAN



SUDAH RAMAH DIFABELKAH UNIVERSITAS BRAWIJAYA? Manusia terlahir dengan fitrahnya masingmasing. Fitrah akal, hati, dan fisik. Ketiganya memiliki peran masing-masing dalam membentuk citra manusia. Faktor fisik bukan kendala mutlak yang bisa dijadikan alasan untuk tidak berusaha. Begitu pula yang diperjuangkan oleh mahasiswa difabel yang menuntut pendidikan di U ni v e rs i t a s B ra wi j a y a. Namun, apakah perjuangan mereka sudah diimbangi dengan fasilitas yang memadai? Menurut penuturan Ir. Heru Sufianto, M.Arch.St, Ph.D, di permukaan terlihat beberap a gedung sudah dilengkapi dengan fasilitas untuk difabel. Fasilitas tersebut diantaranya terbangunnya ramp di kantor utama – rektorat. Selain itu di beberap a gedung sudah terfasilitasi toilet khusus untuk difabel. “Jadi over all sih sudah menyediakan, tapi memang mungkin kontekstual. Artinya fasilitas mana yang dibutuhkan, ya disitu akan dilengkapi. Jadi kan tidak semua jurusan ada

mahasiswa difabelnya,” imbuh dosen Jurusan Arsitektur FT-UB tersebut. Berkaca dari studi kasus mahasiswa S2 jurusan Arsitektur yang difabel, karena gedung belum menyediakan sarana maka pihak jurusan mewadahi dengan menyediakan ruang kuliah di lantai dasar (yang bisa dijangkau pengguna kursi ro da tanpa harus menggunakan lift dan ramp). Dilansir dari laman psld.ub.ac.id, pada tahun 2017 pihak Universitas Brawijaya menerima 34 mahasiswa dan 4 diantaranya merupakan mahasiswa fakultas teknik. Jumlah tersebut merupakan p em e ri m a an t e rb an y a k selama 5 tahun terakhir. U n i v e r s i t a s B r a wi j a y a merupakan salah satu kampus pelopor yang menyediakan layanan untuk difabel. Namun menurut dosen yang juga menamatkan S1nya di Universitas Brawijaya ini, menjelaskan bahwa menyediakan fasilitas untuk difabel di seluruh gedung tidak semudah membalik

[repro internet] telapak tangan. Semua itu balik lagi menyangkut dengan pendanaan. “Jadi ya mungkin yang dibutuhkan dulu, diadakan,” simpulnya. Terlepas d ari kebutuhan lift dan ramp untuk tuna daksa, kebutuhan untuk tuna netra juga perlu diperhatikan. Dalam skala lanscape kampus, penggunaan Tactile paving di trotoar belum menjadi perhatian. Tactile paving merupakan lantai dengan huruf braille, yang berfungsi untuk memudahkan tunanetra untuk menyusuri jalan. Lantai ini memiliki dots dengan karakter khusus sehingga para tunanetra akan dengan mudah mengenali jalan yang dilalui. Sedangkan u ntu k sk ala gedun g, di beb erapa gedung sudah mengantisipasi hal tersebut dengan menggunakan perbedaan material penutup lantai ketika ada ‘turunan’ atau tangga. Sehingga mahasiswa difabel tersebut tetap bisa membaca lingkungannya. Sedangkan dari sudut pandang Dr. Ir. Abdul Wahid Hasyim, MSP selaku dosen


jurusan PWK (Perencanaan Wilayah dan Kota), diluar dari masalah fasilitas secara fisik ada hal lain yang masih harus diperhatikan terkait mahasiswa difabel, yaitu proses belajar mengajar. Misalkan menanggapi mahasiswa yang memiliki buta warna parsial di jurusan PWK yang notabene be r h ub u n gan l an g s u n g d e n ga n pemetaan dan warna-warna. Nah, disini dapat diakali dengan mengganti metode pewarnaan dengan metode block dan arsir. Ir. Heru Sufianto, M.Arch.St, Ph.D di akhir wawancara bersama tim redaksi LPM SOLID berharap secara bertahap fasilitas yang ada di teknik di Fakultas Teknik itu memang harus dimodifikasi dengan mewadah i kebutuhan bagi para difabel. Tentang apa itu modelnya, dosen dengan keahlian Sains Bangunan ini menyebutkan ada macam-macam. Tapi sudah harus mulai step by step, gedung per gedung itu sudah diberi fasilitas yang tidak hanya digunakan untuk penyandang cacat, tapi juga untuk kebutuhan emergency. Seperti ketika adanya kecelakaan di dalam gedung dan mengharuskan brankar ambulan bisa masuk ke dalam gedung juga harus diwadahi. “Lambat laun, sooner or later ya sudah mulai mengadakan perubahan,” tutupnya.

[Ilustrasi: RTP]

Makan Pendidikan Ilmu ibarat makan Kenyang bacaan Sehat pikiran Melahap pendidikan Pun hak insan Yang buta Yang tuli Yang apapun Wajib menelan kurikulum syarat gizi Tapi terkadang tak etik Ranah seolah klenik Lahan bias politik Sampai isu basi Menjadi ladang ekonomi Dan oposisi


Mari Budayakan Membaca Belakangan ini, Indonesia sedang hangat-hangatnya diterpa isu bonus demografi. Menurut Kompas, bonus demografi dinilai akan terjadi pada tahun 2030. Bonus demografi adalah suatu keadaan dimana angka usia produktif lebih besar dari usia non-produktif. Bonus demografi bisa berdampak positif apabila generasi produktif tersebut dapat memaksimalkan potensinya. Salah satu cara yang paling sederhana adalah melalui sistim pendidikan yang tepat sasaran.

Seharusnya, untuk menghasilkan bonus demografi yang berhasil, kualitas pendidikan di Indonesia harus dinaikan. Salah satu caranya melalui minat baca. Menurut data dari UNESCO, persentase minat baca anak Indonesia adalah 0.1% atau hanya sebanyak 10.000 anak Indonesia yang gemar membaca. Hal ini dikuatkan dengan data dari Perpustakaan Nasional tahun 2017, frekuensi membaca orang Indonesia rata-rata hanya tiga sampai empat kali per minggu. Sementara jumlah buku yang dibaca rata-rata hanya lima hingga sembilan buku per tahun. Menurut data The World’s Most Literate Nations (WMLN) tahun 2016 silam, posisi Indonesia berada di posisi 60 dari 61 negara. Indonesia berbeda 7 peringat dengan Malaysia yang berada di posisi 53. Data ini diambil berdasarkan empat faktor, yaitu: computers, education system-input, libraries, newspapers, education-test scores. Hal ini berkaitan erat dengan minat baca di kota Malang. Menurut Bupati Kabupaten Malang, Rendra Kresna, minat baca di Kabupaten Malang masih t erbilang rendah. Namun apabila dibandingkan dengan minat baca keseluruhan daerah di Jawa Timur, Malang berada di peringkat yang cukup tinggi dikarenakan banyak universitas serta pelajar dan mahasiswa sehingga mendongkrak pula minat baca seseorang. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh LPM SOLID FT-UB, minat baca di Fakultas Teknik sendiri, berdasarkan sampel sebanyak 136

mahasiswa di setiap jurusan di Fakultas Teknik terdapat 91 mahasiswa yang gemar membaca. Angka ini terbilang cukup baik karena setidaknya ada lebih dari setengah populasi sampel yang gemar membaca. Sedangkan untuk jenis bacaan yang paling sering dibaca adalah artikel/berita. Artikel/berita dinilai penting untuk dibaca setiap harinya karena merupakan pengetahuan umum dan agar dapat selalu up to date dengan perkembangan masa kini. Untuk media baca sendiri, tentulah media daring atau media online menjadi sarana yang paling sering digunakan. Berdasarkan data di Fakultas Teknik sendiri, sebanyak 78% mahasiswa menggunakan media daring untuk membaca. Salah satu alasan yang mendasari media daring sering digunakan karena dapat diakses dimanapun dan kapanpun. Media d a ri n g m em b e r i k a n k e p ra k t is a n d a ri penggunaannya. Terlebih, jenis media tersebut dapat menyajikan segala informasi dengan cepat. Namun disisi lain, banyak media daring yang hanya menyajikan kulit berita atau artikel tanpa mengupas lebih dalam sajian tersebut. K ar en a d i tu n tu t a k t u al i ta s , p e m b a ca cenderung hanya hanya disajikan data-data terkini mengenai keadaan yang ada tanpa melalui analisa. Sementara itu, media cetak dinilai memiliki kedalaman analisis dalam mengupas. Meskipun hal tersebut berdampak pada lambatnya penerbitan berita.


Terlepas pro dan kontra yang ada, baik melalui media cetak ataupun media daring m em an g terg an t u n g s el e ra da ri p rib ad i pembacanya. Yang lebih penting dari itu adalah bagaimana cara membuat orang menjadi lebih suka membaca. Di zaman yang serba cepat dalam menyajikan informasi, kemampuan seseorang mengetahui fakta-fakta terkini menjadi hal yang

sangat penting. Apabila seseorang tidak memulai untuk gemar membaca, maka ia akan ketinggalan banyak hal. Toh, tidak ada kerugian apabila gemar membaca. Pengetahuan meningkat, kemampuan analisis pun meningkat. Maka dari itu, marilah kita mulai membaca, agar pengetahuan dan kemampuan daya pikir kita menjadi lebih meningkat tajam.


ANGKUTAN UMUM LEWAT Universitas brawijaya

ADL

AL

Terminal Arjosari - Jl. Simpang R. Panji Suroso - Jl. Raden Intan - Jl. Jend. A. Yani - Jl. Letjen S. Parman – Jl. Letjen Sutoyo – Jl. W. R. Supratman – Jl. Panglima Sudirman – Jl. Patimura – Jl. Trunojoyo- Jl. Kertanegara – Jl. Kahuripan – Jl Semeru – Jl. Ijen – Jl. Bandung – Jl. Terusan Bogor – Jl. Mayjen Panjahitan – Jl. Mayjen Haryono – Jl. Tlogomas – Terminal Landung Sari

Terminal Arjosari – Jl. R. Panji Suroso – Jl. Laksda Adi Sucipto – Jl. Tenaga – Jl. Karya Timur – Jl. Mahakam – Jl. W. R. Su pr atm an – Jl. Panglim a Sudirman – Jl. Patimura – Jl. Trunojoyo – Jl. Kertanegara – Jl. Tugu – Jl. Kahu ri pan – Jl. Semeru – Jl. Ijen – Jl. Retawu – Jl. Bondowoso – Jl. Jombang – Jl. Suroboyo – Jl. Jakarta – Jl. B o g o r – J l . V e t e r a n – J l . Sumbersari – Terminal Landung Sari

LDG

GL

Terminal Landung Sari – Jl. Mayjen MT. Haryono – Jl . Mayjen Panjahitan – Jl. Brigjen S. Riyadi – Jl. Jend Basuki Rahmat – Jl. Merdeka Barat – Jl. Kauman – Jl. Syarif al Qodri – Jl. Ade Irma Suryani – Jl. Pasar Besar – Jl. Sersan Harun – Jl. Prof. Moh. Yamin – Jl. Sartono SH – Jl. Kol. Sugiono – Terminal Gadang

Term. Gadang –Jl. S Tubun –Jl. S. Supriadi – Jl. Janti –Sonokeling. –Jl. Niaga –Jl. Susanto – Jl. Halmahera –Jl. Sampo –Jl. Kalimantan –Jl. Sulawesi –Jl. Yulius Usman –Jl. Arief Margono – Jl. KH. Hasyim Asyari –Jl. Kawi –Jl. Ijen –Jl. Retawu –Jl. Gede –Jl. Jakarta –Jl. Garut –Jl. Bandung –Jl. Veteran –Jl. Sumbersari – Jl. Gajayana–Jl. MT, Hary o no – Jl. R aya Tlogomas –Term Landungsari.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.