Snt19012015

Page 1

HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK SUMBAWA ECERAN Rp 4.500

Rp. 75.000 Rp. 80.000

SUARA NTB Pengemban Pengamal Pancasila

SENIN, 19 JANUARI 2015

20 HALAMAN NOMOR 261 TAHUN KE 10 Online :http://www.suarantb.com E-mail: hariansuarantb@gmail.com

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Proyek Diduga Mubazir di NTB

Terindikasi Mengejar Keuntungan Minus Orientasi Manfaat HAMPIR di seluruh kabupaten dan kota di NTB, ditemukan proyek fisik terindikasi mubazir. Disebut mubazir karena setelah dikerjakan rekanan, kemudian diserahter-

imakan ke pemerintah daerah, justru tak bisa dimanfaatkan. Ini masalah klasik, yang pemicunya orientasi awal turunnya proyek tersebut. Ada tudingan, pihak – pihak terkait itu diduga termoti-

vasi dengan keuntungan dari gelontaran anggaran proyek. Baik proyek yang bersumber dari APBD kabupaten dan kota, APBD provinsi maupun APBN. Bersambung ke hal 19

Korupsi Kebijakan? ga yang terjadi antarinstansi atau antarpemerintah mulai dari pusat hingga daerah, tidak terbangun komunkasi yang intens sebelum proyek digelontorkan. ‘’Ini sudah jadi rahasia umum, antarbirokrasi kadang terjadi

komunikasi tidak seirama. Wajar kalau akhirnya dimanfaatkan pihak swasta untuk mencari keuntungan,’’ kata Ahyar Supriadi. Bersambung ke hal 19

(Suara NTB/cem)

DIREKTUR Solidaritas Masyarakat untuk Transparansi (Somasi) NTB, Ahyar Supriadi, SH menyebut pangkal masalah proyek-proyek terindikasi mubazir ini, adalah di birokrasi yang minim komunikasi. Sehing-

Investor Diduga Beri Hadiah Tanah 3,8 Hektar Melalui Keponakan Bupati

(Suara NTB/ars)

Mataram (Suara NTB) Sofian, adalah salah seorang saksi penting yang diperiksa KPK dalam kasus dugaan pemerasan oleh Bupati Lombok Barat, Dr.H. Zaini Arony. Dia menyebut, dari kompensasi pembelian tanah di Dusun Meang, Desa Buwun Mas, Sekotong itu, investor diduga menghadiahi tanah seluas 3,8 hektar kepada Bupati yang diatasamakan keponakan Bupati Lobar bernama Ahmad Firman. Sofian menjelaskan itu usai diperiksa penyidik KPK, Sabtu (7/1) di Gedung Dit Reskrimsus Polda NTB. Menurutnya, dia menyerahkan tanah itu kepada orang yang disebutnya Pak Mahyun. Selanjutnya Mahyun menyerahkan ke Bupati, lantas Bupati memberikan kepada ke-

Sofian

TO K O H BUPATI Lombok Timur (Lotim) H. Moch Ali Bin Dachlan tidak menampik adanya sejumlah proyek pembangunan di Lotim yang mangkrak. Seperti gedung Pasar Terapung Jenggik yang diketahui sumber dananya dari pemerintah pusat senilai Rp 2,7 miliar. Begitupun pembangunan gedung agro yang dananya dari pemerintah provinsi yang terbangun di Paokmotong. Proyek-proyek tersebut kata Bupati mangkrak karena kurangnya koordinasi dengan daerah. ‘’Membangun itu kan harus dengan sepengetahuan Bupati,’’ ujarnya kepada Suara NTB di Selong. Bersambung ke hal 19 H. Moch Ali Bin Dachlan (Suara NTB/dok)

Kilang Minyak KLU PEMPROV NTB terus mendorong pemerintah pusat segera merealisasikan rencana pembangunan kilang minyak di Kabupaten Lombok Utara (KLU).Dalam pelaksanaan Murenbang Regional Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Desember tahun lalu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Adrinof Chaniago berjanji akan menindaklanjuti programprogram strategis pemerintah daerah dan akan dimasukkan dalam perencanaan pembangunan nasional lima tahun mendatang. ‘’Kalau kita maunya lebih cepat lebih baik. Itu terus kita dorong,’’ kata Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) NTB, Ir. Muhammad Husni, M.Si dikonfirmasi di Mataram, pekan kemarin. Bersambung ke hal 19 Muhammad Husni (Suara NTB/dok)

700 hektar di Meang. Dari 700 hektar itu, 170 hektar diantaranya dibeli dari pemilik tanah bernama Paulus asal Surabaya. Selebihnya statusnya milik masyarakat. ‘’Pak Putu sudah membayar Rp 17 miliar waktu itu, tapi proses izinnya yang belum,’’ kata Sofian. Sampai

Keponakan Bupati dan Kadis Pariwisata Diperiksa KPK

Kurang Koordinasi

KO M E N TTAA R

ponakannya. ‘’Saya lihat sendiri keponakan Bupati itu datang ke Notaris Sri Hartati untuk mengatasnamakan tanah itu,’’ kata Sofian kepada Suara NTB, Sabtu (17/1). Ia menjelaskan posisinya sebagai makelar tanah, memfasilitasi pengusaha hotel Putu Wijaya membeli lahan seluas

akhirnya pembayaran tambahan sebesar Rp 40 miliar diberikan kepada Paulus sebagai pemilik tanah dan pembebasan sebagian lahan milik masyarakat. Disela-sela mengurus izin itu, memang diakuinya ada indikasi permintaan – permintaan dari Bupati Lobar tersebut. Sebagai orang yang dekat dengan Putu Wijaya, ia mengakui ada dugaan pemberian berupa barang, seperti jam tangan Rolex, cincin mata kucing, dua unit mobil Innova. Bersambung ke hal 19

(Suara NTB/ars)

Ispan Junaidi

RANGKAIAN pemeriksaan oleh KPK berlanjut Sabtu (17/1). Sejumlah pejabat dan pihak swasta kembali dipanggil. Dua diantaranya yang diperiksa, keponakan Bupati Lombok Barat, Ahmad Firman dan Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, Ispan Junaidi. Selain dua saksi itu, di-

periksa juga mantan Kabid Perizinan Badan Penanaman Modal, Perizinan dan Pelayanan Terpadu (BPMP2T) Lombok Barat, I Putu Swastika, makelar jual beli tanah Meang Sekotong, Sofian. Dari dua orang itu, hanya Putu yang menjalani pemeriksaan, sementara

Sofian minta penundaan Senin (19/1) hari ini. Panggilan KPK dipenuhi tepat waktu oleh para saksi. pukul 08.30 Wita, mereka sudah standby di ruang tunggu Dit Reskrimsus Polda NTB, yang dijadikan tempat pemeriksaan. Bersambung ke hal 19

(Suara NTB/rai)

Ahmad Firman

Antisipasi Proyek Mubazir

Perencanaan Harus Matang, SKPD Diminta Perkuat Komunikasi dengan Kementerian Mataram (Suara NTB) Dalam Rapat Pimpinan (Rapim) yang digelar pekan kemarin terkait persiapan pelaksanaan APBD 2015, Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi menginstruksikan sejumlah hal. Salah satunya, meminta supaya pelaksanaan proyek-proyek tahun 2015 tak boleh molor, tak tuntas alias mangkrak. Untuk itu, jajaran

SKPD diminta untuk membuat perencanaan yang matang serta memperkuat koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait. ‘’Pelaksanaan proyek di provinsi tak boleh terulang seperti tahun 2014. Perencanaannya harus lengkap. Jadi tak boleh ada program yang tiba-tiba ada. Harus dengan perencanaan yang matang,’’ tegas Gubernur NTB usai rapim pekan kemarin. Bersambung ke hal 19

(Suara NTB/bug/ ula)

TERINDIKASI MUBAZIR - Proyek Pupuk Organik di KSB yang peralatannya nyaris rusak karena tidak digunakan (kanan). Juga bangunan RPH bertaraf internasional di Dompu yang tak bisa difungsikan. Ke dua proyek ini terindikasi mubazir.


SUARA NTB Senin, 19 Januari 2015

SUARA MATARAM

Halaman 2

Tiga Tahun Fatanah Hidup Lumpuh

Tidur di Gudang, Makan Tunggu Bantuan Tetangga Koordinasi dengan BPBD KELURAHAN Bintaro sudah mulai bersiap – siap mengantisipasi datangnya gelombang pasang Bulan Januari hingga Maret mendatang. Pasalnya, tidak menutup kemungkinan gelombang tinggi akan menghantam pemukiman warga khususnya di lingkungan Bintaro Jaya dan lingkungan Bugis. Lurah Bintaro, H. Lalu Mukhsin mengungkapkan, gelombang pasang sudah menjadi ancaman setiap tahun di wilayahnya. Kendati (Suara NTB/dok) demikian, pihaknya terus H. Lalu Mukhsin mengantisipasi baik dengan merelokasi warga ke tempat aman serta membuat tanggul sementara menggunakan karung berisikan pasir. “Ibaratnya ini sudah bencana tahunan,” kata Mukhsin dikonfirmasi Sabtu (17/1). Sudah jauh – jauh hari kata Mukhsin, pihaknya berkoordinasi serta bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram. BPBD terus memantau perkembangan gelombang yang terjadi setiap hari. Paling rentan, gelombang setinggi satu hingga dua meter terjadi pada malam hari, ketika masyarakat sedang tidur. Antisipasi inilah diminta agar masyarakat waspada atau berinisiatif pindah ke tempat yang aman. “Hampir setiap malam saya keliling, lihat – lihat situasi,” akunya. Lingkungan yang dikhawatirkan dihantam gelombang yakni lingkungan Bintaro Jaya dan lingkungan Bugis. Karena, dua lingkungan itu langganan setiap tahunnya, tetapi pihaknya sudah membuat tanggul yang sifatnya sementara. Tujuannya, mengurangi air masuk ke rumah warga. Namun diakui, kondisi karung tersebut sudah tidak layak lagi, karena beberapa bagian sudah rusak dan terhempas gelombang. Terkait komunikasi dengan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Kota Mataram, ia mengaku sudah berkoordinasi lebih awal, paling tidak ada bantuan sembako yang dibutuhkan masyarakat pascatidak melaut atau sebelum adanya bencana. Tetapi Mukhsin tetap berharap, bencana tersebut tidak menimpa masyarakat sehingga tidak membebani pemerintah daerah dan paling penting masyarakat merasa aman. “Ndak ada yang mau ada musibah,” ujarnya. (cem)

Harus Direlokasi KONDISI gawat bencana yang menghantui 30 kepala keluarga di Lingkungan Bintaro Jaya Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan diharapkan segera disikapi Pemkot Mataram. Harapan tersebut disampaikan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Mataram, Fuad Sofian Bamasaq, SH., menjawab Suara NTB, Minggu (18/1). Menurut anggota Dewan dari dapil Ampenan itu, relokasi merupakan solusi terbaik bagi 30 KK yang mendiami daerah pesisir (Suara NTB/fit) pantai. Terkait relokasi, lanFuad Sofian Bamasaq jut Fuad, harus ada komitmen dari masyarakat. Bahwa, setelah direlokasi ke tempat yang aman, masyarakat tidak kembali lagi ke daerah pesisir. Kata Fuad, akan sia-sia upaya yang dilakukan Pemkot Mataram kalau tidak ada komitmen kuat dari masyarakat setempat. Apalagi dari hasil penelusuran pihaknya, ternyata warga yang tinggal di pesisir pantai itu, bukan warga asli Mataram. ‘’Mereka itu pendatang, ada yang dari Lombok Tengah dan Lombok Barat,’’ sebutnya. Anggota Komisi I DPRD Kota Mataram ini tidak menampik dari sejumlah relokasi yang pernah dilakukan Pemkot Mataram terhadap masyarakat pesisir, kerap tidak berjalan sesuai harapan. ‘’Saya lihat, kesadaran masyarakatnya yang kurang,’’ cetusnya. Karenanya dalam hal ini dibutuhkan adanya ketegasan dari aparat Lingkungan, Kelurahan bahkan kecamatan. Bagi warga yang telah direlokasi lalu kembali lagi ke pesisir pantai, sebaiknya diberikan sanksi. Belum lagi, setelah diberikan hibah rumah tinggal, ada saja oknum warga yang memindahtangankan rumah tersebut. Fuad mengaku, relokasi warga pesisir beriku fenomena warga kembali mendiami pesisir pantai, menjadi PR (Pekerjaan Rumah, red) bersama. Terkait beda data warga yang mendiami pesisir pantai, Fuad menyatakan lebih mempercayai data dari Kelurahan ketimbang SKPD. Karena bagaimanapun, lanjutnya, pihak kelurahanlah yang paling mengetahui seperti apa kondisi masyarakat. Perbedaan data ini dikhawatirkan berdampak pada kebijakan penyediaan rumah relokasi oleh pemerintah. ‘’Sebaiknya data kelurahan saja yang dipakai,’’ imbaunya. (fit)

Mutasi akan Sasar Kepsek Tingkat SD hingga SMA Mataram (Suara NTB) Dunia pendidikan baik tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah Menengah Atas tampaknya akan terjadi rotasi atau pergeseran. Pasalnya, Pemkot Mataram melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram telah menjadwalkan rotasi atau mutasi pekan ini. Sumber Suara NTB mengatakan, mutasi kepala sekolah ini akan menyasar beberapa kepala sekolah tingkat SD hingga SMA/SMK. Tetapi secara dominan akan menyasar SMA/ SMK. Lebih jauh, sumber tidak menyebutkan kepala sekolah mana saja yang akan digeser pada mutasi tersebut, terlebih apakah ada Kepala Sekolah yang akan diturunkan menjadi guru biasa atau menjadi pengawas sekolah di Dikpora. “Yang jelas paling lambat minggu ini sudah diganti pergeseran,” kata Sumber dikonfirmasi, Sabut (17/1). Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram, H. Ruslan Effendi mengaku, mutasi kepala sekolah akan dilakukan dalam minggu ini. Sasaran mutasi itu, tidak menutup kemungkinan akan menyasar seluruh kepala sekolah tingkat Sekolah Dasar hingga SMA. “Insya Allah, secepatnya,” jawab Ruslan singkat ketika ditanya kebenaran mutasi tersebut. Terkait draf nama – nama kepala sekolah yang akan digeser, Ruslan enggan berkomentar soal itu. Hanya saja secara normatif dijawab bahwa mutasi atau pergeseran kepsek digelar dalam waktu dekat ini. Kembali ditanya apakah ada kepsek yang diangkat jadi pengawas sekolah di Dikpora atau dijadikan sebagai guru biasa, Ruslan hanya tersenyum dan tidak berkomentar sedikit pun, hanya kembali menegaskan kalau mutasi akan dilakukan secepatnya. “Pokoknya secepatnya,” katanya menegaskan komentar sebelumnya. Perlu diketahui, mutasi kepala sekolah tidak ada tendensi apapun di lingkup dunia pendidikan. Tujuannya mutasi untuk melakukan penyegaran serta memberikan kesempatan kepada kepala sekolah lainnya untuk berinovasi untuk memajukan pendidikan di Kota Mataram. (cem)

Di tengah hiruk pikuk para politisi membicarakan kekuasaan lima tahun kedepan, tak ada yang mengira kegelisahan masyarakat kecil tumbuh seiring rotasi masa kepemimpinan. Pasalnya, di sudut Kota Mataram masih ada masyarakat terpaksa tidur dengan alas seadanya, mengharap sesuap nasi dari sisa makan para tetangga. Membaringkan tubuh yang renta di antara deretan bekas kardus di pelantaran bekas gudang beratap seng penuh lubang. ADALAH Fatanah, warga lingkungan Sayang – Sayang Daye Kelurahan Sayang – Sayang Kecamatan Cakranegara Kota Mataram. Tiga tahun menghabiskan hidupnya di bawah sengatan seng penuh lubang di tiap sisinya. Tak ada dinding penghalang matahari dan hujan. Tak ada pula bantal atau guling yang memanjakan tubuhnya yang renta. Lantaran tiga tahun tak bisa berjalan, sesekali ia berteriak meminta Tuhan mencabut nyawa. Bukan tanpa alasan Fatanah berteriak seperti itu, derita yang dialami tak ada seorang pun yang mengurus atau sekedar menunjukan senyum kepadanya. Penderitaannya pun tak habis, Fatanah yang tidak bisa berjalan mengurus dirinya saja. Untuk buang air kecil dan besar pun terpaksa di sarungnya, itupun kalau dia tidak tahan membawa tubuhnya ke WC yang sengaja dibuatkan di bawah kaki tempatnya tidur. Miris, bila mendengar kisah hidupnya. Fatanah yang belum memiliki istri dan hidup sebatang kara, tiap waktu menawarkan diri agar diasuh oleh siapapun yang mengharapkan tenaganya semasa ia belum sakit seperti sekarang

ini. Kala itu, Fatanah bekerja sebagai seorang buruh tani di salah pengusaha beras di Kota Mataram. Karena bosnya meninggal, tak ada lagi tempatnya mengadu. Terlebih ketika dirinya jatuh sakit. “Dulu dia tinggal di rumah bosnya, tapi karena sudah lama sakit makanya kita bawa pulang,” kata Hasanah yang merupakan adik dari Fatanah. Hasanah menceritakan, saudaranya tersebut terpaksa ditempatkan di luar, karena sempitnya rumah yang ditinggali. Faktor lain, akibat saudaranya sering BAB di sarung. Ia memaklumi kondisi saudaranya tersebut, tapi usianya yang senja tidak kuat lagi mengangkat saudaranya tersebut ke kamar mandi. “Saya sudah tua, ndak mungkin bisa ngurus dia. Mau tidak mau saya buatkan di luar,” ucapnya lirih. Untuk makan saja, selain diberikan oleh Hasanah, kadang pula tetangga yang merasa kasian membawakan makanan atau sekedar kopi hitam yang menjadi kesukaan Fatanah. Hasanah tidak terlalu banyak menjelaskan kondisi saudaranya itu, hanya saja ia meminta pemerintah melihat langsung kondisi Fa-

(Suara NTB/cem)

TERIMA BANTUAN - Fatanah warga lingkungan Sayang – Sayang Daye Kelurahan Sayang – Sayang Kota Mataram saat menerima bantuan dari Disosnakertrans Kota Mataram. tanah yang tinggal di bekas gudang, beratap seng tanpa ada secarik dinding yang menghalangi hujan dan cahaya yang masuk. Plt Karang Taruna Kelurahan Sayang – Sayang, Taufan mengaku prihatin dengan kondisi salah seorang warganya tersebut. Agar Pemkot Mataram memberikan bantuan, terpaksa ia meng – upload kondisi Fatanah di media sosial. “Fotonya saya posting di facebook,” katanya. Dari Karang Taruna bekerjasama dengan BKM Kelurahan, akan memperbaiki tem-

Tersendat, Produksi Mutiara di Mataram Mataram (Suara NTB) Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Mataram, Wartan, SH., mengatakan saat ini usaha produksi perhiasan mutiara di Kota Mataram agak tersendat. Ia mengatakan hal yang dikeluhkan para pengusaha karena di Kota Mataram tidak memiliki sumber penghasil mutiara. Meski demikian, ia mengatakan pengiriman barang seperti perhiasan mutiara ke luar daerah tetap berjalan. “Cuma keluhan mereka karena Mataram tidak punya sumber penghasil mutiara. Saya dengar dari mereka (pengusaha mutiara) produksi mutiara agak tersendat sekarang. Tapi mereka tetap jalan terus dengan kondisi seadanya,” jelasnya. Wartan mengatakan di Kota Mataram tidak ada tempat budidaya mutiara. Budidaya mutiara ini hanya ada di Lombok Barat, Lombok Timur, Dompu, dan beberapa daerah lainnya. Di Kota Mataram dinilai wilayah pesisirnya tidak cocok untuk budidaya mutiara. “Untuk pantai kita karena sifatnya

ombak langsung tidak memiliki potensi untuk pengembangan mutiara,” jelasnya. Terkait persentase penurunan produksi ini, Wartan mengatakan tak mengetahui pasti. Menurutnya penurunan ini juga tak terlalu drastis, karena ia melihat usaha-usaha yang ada tetap berjalan. “Artinya belum di titik ambang batas penurunannya. Buktinya (usaha) mereka jalan semua,” ujarnya. Ia mengatakan selain mutiara, tren usaha baru yang mulai digeluti warga adalah batu mulia. “Kalau saya lihat tren perkembangan, sekarang lagi tren batu mulia, batu akik, itu usaha alternatif lain dari warga selain mutiara,” jelasnya.

Intervensi yang dilakukan pihaknya terhadap pengembangan UMKM di Kota Mataram disampaikan Wartan dilakukan secara berkelanjutan. Pihaknya memfasilitasi para pengusaha ini untuk mengikuti berbagai pameran baik di dalam daerah maupun di luar daerah. Disamping itu pihaknya juga memberikan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas SDM. “Kita berikan pelatihan bagaimana berkreasi dan pelatihnya kita datangkan langsung dari Jakarta. Kita beri pelatihan bagaimana mendesain rangka cincin, bros, dan lainnya. Itu sudah kita latih,” jelasnya. Pelatihan ini juga dilakukan dalam rangka menyambut MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) 2015.(ynt)

Pembangunan Rusunawa Tahap Dua Dimulai Bulan Ini Mataram (Suara NTB) Setelah pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) tahap pertama di Montong Are, Kelurahan Mandalika, Sandubaya rampung dikerjakan, dalam waktu dekat pembangunan rusunawa akan kembali dilaksanakan di lokasi yang tak jauh dengan rusunawa tahap pertama. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram, Ir. H. Mahmuddin Tura mengatakan pembangunan rusunawa tahap dua ini akan mulai dilaksanakan pada bulan Januari ini. Mahmuddin mengatakan belum lama ini pihaknya diundang untuk rapat membahas pembangunan rusunawa tahap dua ini di Jakarta. Berdasarkan hasil rapat tersebut, kontraktor proyek rusunawa tersebut akan mulai melakukan pembangunan di bulan ini.

Pembangunan rusunawa tahap dua ini pada awalnya direncananakan dua blok seperti rusunawa tahap pertama. Namun yang akan dibangun hanya satu blok karena ada pengurangan anggaran dari pemerintah pusat. “Tapi lahan yang kita siapkan untuk dua twin block,” ujarnya, Sabtu (17/1). Anggaran yang disiapkan untuk satu blok ini disebutkan Mahmuddin sebesar Rp 17 miliar. Ia mengatakan semua anggaran pembangunan ini berasal dari Kementerian PU, sementara Pemkot Mataram menganggarkan untuk lahan, pemasangan instalasi listrik, pemasangan instalasi air, dan pemagaran. Lahan seluas 70 are tempat pembangunan rusunawa ini adalah lahan milik Pemkot Mataram sehingga tidak perlu menganggarkan untuk pembebasan lahan. Pemkot Mat-

aram sebutnya hanya menganggarkan pembebasan lahan untuk pembangunan akses jalan masuk ke rusunawa ini. Untuk operasional rusunawa tahap pertama kembali ditunda. Awalnya, operasional rusunawa tersebut direncanakan pada akhir tahun 2014 lalu. Tertundanya operasional tersebut disampaikan Mahmuddin karena kekurangan pembayaran pemasangan daya listrik sebesar Rp 40 juta. Mahmuddin mengatakan anggaran yang disiapkan pihaknya untuk pemasangan daya listrik ini kurang setelah terjadi kenaikan tarif dasar listrik akhir tahun 2014 lalu. “Ada kenaikan pembayaran sehingga kita kekurangan dana Rp 40 juta. Untuk mengatasinya kami anggarkan lagi di bulan Januari ini. Oleh karena itu tertunda terus pelaksanaannya,” jelasnya. (ynt)

Tarif Angkot akan Turun Lagi Mataram (Suara NTB) Belum lagi keluar SK Walikota Mataram terhadap usulan penurunan tarif angkot menyusul turunnya harga premium dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600 per liter, Dinas Perhubungan Kota Mataram, kembali menggagas rapat bersama Organda dan pihak terkait lainnya, menyikapi kembali turunnya harga premium menjadi Rp 6.600 yang mulai berlaku Senin (19/1) hari ini. Kepala Dishubkominfo Kota Mataram, Drs. H. Kha-

lid yang ditemui di Kantor Walikota Mataram, Sabtu (18/1) mengaku tidak ada pilihan lain menyikapi penurunan BBM tahap II kecuali harus melakukan penyesuaian terhadap tarif angkot. ‘’Yang jelas akan kita sesuaikan dengan mengacu kepada harga BBM,’’ tegasnya. Untuk melakukan penurunan tarif angkot, pihaknya tentu harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan organda dan Satlantas. Khalid menolak menjawab kemungkinan

tarif angkot akan kembali pada nominal semua sebelum terjadi kenaikan harga BBM. ‘’Harus kita hitung dulu bersama berapa tarif yang layak dan wajar,’’ ucapnya. Khalid mengatakan, sebetulnya pihaknya telah menjalin komunikasi lisan dengan pihak organda, namun rapat resmi baru akan dilaksanakan kemungkinan Senin hari ini. Ia membantah penilaian lambannya penurunan tarif angkot pascaturunnya harga BBM. (fit)

pat tidur Fatanah yang dilengkapi dengan kamar mandi dan lain sebagainya. Karena ada keinginan pribadi Fatanah ke masjid, pihaknya akan merambat jalan sebagai akses Fatanah ke masjid. “Karena sudah ada kursi, kita rabatkan jalannya,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Kota Mataram, H. Ahsanul Khalik menyebutkan, pihaknya sudah memberikan bantuan berupa pakaian, sarung, peralatan dapur, alat tidur, perlengkapan mandi,

sembako dan lain – lain. Diketahui adanya warga Kota Mataram seperti itu, berawal dari postingan dari Ketua Karang Taruna Kelurahan Sayang – Sayang, sehingga pihaknya langsung menindaklanjut di lapangan. “Langsung saya perintahkan staf untuk berkoordinasi dengan kelurahan dan Karang Taruna,” kata Khalik usai penyerahan bantuan. Seraya menambahkan selain memberikan bantuan, pihaknya akan memperbaiki rumah bersama BKM, Lurah dan Camat serta membuatkan kamar mandi. (cem)

Kebutuhan Lampu Bertambah, Tagihan PJU Rp 1,9 Miliar Mataram (Suara NTB) Bertambahnya titik lampu atau Penerangan Jalan Umum (PJU) di Kota Mataram, menyebabkan Dinas Pertamanan Kota Mataram harus terbebani dengan tagihan listrik ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencapai Rp 1,9 miliar perbulan. Kepala Dinas Pertamanan Kota Mataram, HM. Kemal Islam menjelaskan, di tahun 2013 jumlah konvensional mencapai 7.600 titik rata – rata penggunaan daya tingga yakni kisaran 150 hingga 500 watt. Sementara, untuk menjamin jalan protokol dan jalan lingkungan bisa nyala secara keseluruhan membutuhkan 15.000 titik lampu. “Artinya, kan kita masih kekurangan sekitar 7.400 lampu lagi kalau mau mataram ini terang,” kata Kemal dikonfirmasi Sabtu (17/1). Tetapi hal itu tidak mungkin dilakukan, karena harus mempertimbangkan kemampuan dari PLN menyiapkan daya. Salah satu cara mengurai beban tersebut dengan mengurangi beban PJU menggunakan lampu hemat energi. Tidak hanya menggunakan LED, tetap bisa menggunakan

lampu tornado dengan daya 120 watt. Artinya, sudah ada pengurangan 30 watt untuk lampu konvesional bahkan bisa 60 watt. Dicontohkan, PJU di jalan Langko dan Pejanggik membutuhkan 300 watt, seandainya menggunakan lampu hemat energi bisa mengurangi beban mencapai 150 watt. Kalaupun dikalkulasikan dengan 15.000 titik lampu, maka efisiensinya akan besar. Terkait pembiayaan terhitung sejak dua bulan terhitung bulan Juni berkisar Rp 1,7 miliar. Saat ini terjadi kenaikan tagihan listrik mencapai Rp 1,9 miliar perbulan. Kenaikan pembayaran Rp 200 juta itu, akibat penambahan titik lampu. Namun, pembayaran tersebut bisa tertanggulangi karena pihaknya mendapatkan pembayaran hingga Rp 2,5 miliar. “Alhamdulillah, kita surplus sekitar Rp 600 juta perbulan,” klaimnya. Adanya program eco district katanya bisa menghemat listrik sampai 40 persen itu, bisa menanggulangi beban listrik di Kota Mataram. Sehingga, dalam tiga tahun kedepan Kota Mataram sudah menjangkau semua titik di lingkungan. (cem)

Pertamanan Angkat 12 Satgas

(Suara NTB/fit)

H. Kemal Islam

Mataram (Suara NTB) Menjamin keindahan Kota Mataram, Dinas Pertamanan Kota Mataram melakukan terobosan. Dinas yang dikepalai H. Kemal Islam ini mengangkat 12 Satgas yang diberi tugas cukup padat. Mulai dari mengawasi taman, reklame hingga PJU. ‘’Kita sudah rekrut dan mereka sudah mulai bekerja,’’ aku Kepala Dinas Pertamanan Kota Mataram, H. Kemal Islam di Kantor Walikota Mataram, Sabtu (17/1). Satu kecamatan ditangani oleh dua satgas. Satgas ini diberi tugas terkait taman, reklame dan juga PJU. Misalnya, satgas bisa memberi informasi dimana titik pemasangan reklame sesuai lokasi yang diizinkan. ‘’Mereka ini seperti tenaga harian lepas tapi tiap hari

mereka ikut apel di kantor,’’ sebutnya. Yang membuat Dinas Pertamanan merasa terbantu dengan keberadaan satgas itu adalah jam kerja satgas ini yang tidak terbatas. ‘’Ya bisa dibilang mereka ini jam kerjanya 24 jam karena sewaktu-waktu kalau dibutuhkan harus siap,’’ pungkasnya. Kemal menegaskan satgas tidak bertugas mengurus taman secara teknis. Sebab, petugas taman merupakan tenaga terpisah. Dinas Pertamanan juga telah mengangkat 20 petugas taman. ‘’Mereka ini berasal dari warga setempat, jadi tidak ada orang luar,’’ katanya. Petugas taman diberikan tugas untuk membersihkan taman. Kemal mencontohkan untuk Taman Sangkareang yang fasilitas sempat menjadi sorotan Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana saat melakukan sidak fasilitas toilet taman, kini ditempatkan empat petugas taman di sana. Kendati demikian, Kemal juga berharap adanya partisipasi dari masyarakat untuk ikut membantu pemerintah menjaga kebersihan taman. Terkait wacana taman dikenakan pas masuk seperti dilontarkan salah seorang anggota DPRD Kota Mataram, menurut Kemal belum waktunya. ‘’Dikasi gratis saja masih sulit, apalagi diminta membayar,’’ pungkasnya. (fit)


SUARA NTB Senin, 19 Januari 2015

EKONOMI DAN BISNIS

Halaman 3

Hotel Masih Bergantung Daging Sapi Impor Kakao Indonesia Nomor Satu di Dunia INDUSTRI kakao Indonesia diprediksi bisa menjadi nomor satu pada 2020, demikian disampaikan Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto di Jakarta. “Indonesia merupakan produsen kakao nomor 3 di dunia dengan total produksi pada 2013 mencapai 410 ribu ton atau kurang lebih 10 persen dari produksi kakao dunia, yang sebesar 4,1 juta ton,” kata Panggah Susanto di Jakarta, Jumat. Panggah mengatakan, pada 2020, diprediksi (Ant/Bali Post) produksi kakao Indonesia Panggah Susanto akan mencapai 1,2 juta ton, yang akan membawa Indonesia menjadi industri kakao nomor wahid di dunia. Menurut Panggah, industri kakao Indonesia ke depan memiliki peranan penting, khususnya dalam perolehan devisa negara dan penyerapan tenaga kerja, karena memiliki keterkaitan yang luas baik ke hulu maupun hilir. “Pada 2013, devisa yang disumbangkan dari komoditi kakao mencapai 1,15 miliar dolar AS,” kata Panggah. Ia menambahkan, beberapa kebijakan telah dikeluarkan untuk mendorong kemajuan perkakaoan nasional, baik di sektor on farm maupun off farm. Di antaranya, lanjut Panggah, pembebasan bea masuk atas impor mesin dalam rangka investasi, penerapan bea keluar biji kakao, tax allowance dan penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib kakao bubuk. Menurut data dari Kemenperin, jumlah perusahaan yang bergerak di bidang industri kakao mencapai 19 unit usaha dengan 5.800 jumlah tenaga kerja. Sementara itu, jumlah investasinya hingga kini mencapai Rp4,65 triliun dengan kapasitas terpasang 805 ribu ton, serta kapasitas produksi sebesar 487 ribu ton, dan utilisasi mencapai 59,38 persen. (Ant/Bali Post)

Beredar Surat Penipuan Mengatasnamakan Kementerian Koperasi Mataram (Suara NTB) Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB sedang galau, menyusul beredarnya surat palsu mengatasnamakan Kementerian Koperasi dan UKM RI, khususnya Deputi Bidang Produksi. Dua surat yang dikirim oleh pihak pengirim menggunakan kop surat dan stempel resmi dari Kementerian Koperasi UKM RI. Surat dalam bentuk fatakopian itu, surat pertama bernomor 0290/SE/DEPII/KUMKM/01/2015, yang isinya menindaklanjuti Rakornas untuk penunjukan Koperasi Unit Desa (KUD) yang diusulkan oleh masing-masing daerah, dinas diminta untuk mengirimkan kembali detail lengkap KUDKUD yang telah diusulkan. Permintaannyapun, data masing-masing KUD harus dikirim via email w.dipta_kukm@yahoo.com, atau keterangan lengkap diminta menghubungi Asdep Urusan Pertahanan Pangan dan Hortikultura Deputi Bidang Produksi KUMKM, a/n Ir. Arifin Sigala, dengan nomor kontak 081212293332. ditandatangani dan distempel langsung oleh Deputi Bidang Produksi Kemenkop RI, Ir. Wayan Dipta. Surat yang kedua, dengan nomor 07.Dep.2/1/2015, perihal Penipuan Terhadap Koperasi. Ditujukan kepada kepala dinas yang membidangi koperasi provinsi/kabupeten/kota seluruh Indonesia di Jakarta (bukan ke alamat masingmasing daerah). Isinya agar koperasi tidak mudah tertipu jika ada pihak-pihak yang meminta pungutan terhadap segala bentuk program Kementerian Koperasi dan UKM RI kepada koperasi. Bahkan ditegaskan tidak boleh ada pungutan apapun, atau meminta klarifikasi kepada nomor staf Bidang Produksi Kemenkop RI di 02152902012. distempel dan ditandatangani langsung Deputi Bidang Produksi Kemenkop RI, Ir. Wayan Dipta. Yang mengherankan, menurut Kepala Dinas Kopereasi dan UMKM Provinsi NTB Drs. H. Supran, MM didampingi Kabid Pembinaan Koperasi, Drs. Sudiarsah, MM, satu nama yang mengesahkan (Wayan Dipta), tetapi dengan tanda tangan yang berbeda. Bahkan lebih aneh lagi dalam surat tersebut dilampirkan nomor rekening pengirim, agar KUD yang diajukan sebagai calon distributor dan pengecer pupuk subsidi dapat mengirimkan sejumlah uang untuk proses administrasi. Pesannya, agar KUD-KUD yang diajukan Diskop NTB diloloskan namanya sebagai distributor dan pengecer. “Ini jelas-jelas penipu, jelas-jelas maling, tangkap saja dia. Laporkan kalau koperasi dan dinas dikabupaten/kota yang nerima. Jangan terpancing,” kata Supran. Bahkan dikonfirmasi langsung via telpon, Deputi Bidang Produksi Kemenkop RI, Ir. Wayan Dipta menegaskan tidak pernah sama sekali mengirim surat edaran seperti itu. Surat-surat tersebut juga sampai di Kemenkop. Dan ditegaskan, hanya dikirim ke NTB. Daerah-daerah lainnya di Indonesia, tidak sama sekali menerima surat edaran tersebut. “Kan, apa saya bilang, ini maling, mau nipu koperasi ini. Hati-hati, karena tidak pungutan apapun yang diminta oleh pemerintah kepada koperasi,” imbaunya. Rencananya akan dilaporkan ke Polda NTB untuk diusut. (bul)

Mataram (Suara NTB) Meski dikenal sebagai daerah penghasil sapi, atau Bumi Sejuta Sapi (BSS), tetapi tidak lantas meyakinkan pengelola hotel untuk menggunakan sepenuhnya daging sapi dalam daerah. Daging impor, terutama dari Australia, masih dibutuhkan. “Takut komplin dari tamu kalau daging lokal. Karena keras,” kata Koordinator Hotel Wilayah Kota Mataram, Reza Bovier belum lama ini. Kemungkinan, daging lokal yang dianggap keras itu, akibat penggembalaan yang tidak teratur (liar). Berbeda halnya dengan peternak luar negeri yang menggembala secara profesional, dari penyiapan kandang, pakan, hinggga penggembalaanpun menjadi perhatian besar para peternaknya. “Khusus di Santika Mat-

aram, kita masih butuh daging Austalia, tapi ada kalanya daging lokal juga kita gunakan,” kata GM Hotel Santika Mataram ini. Dilain pihak, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi NTB, I. Gusti Lanang Patra juga tidak memungkiri hal itu. Tetapi dikecualikan bagi hotel-hotel bintang IV dan V. Rata-rata hotel berbintang tentu sangat spesifik menggunakan daging untuk menumenu yang disajikannya.

dan UMKM. Dari hasil pendataan itu, ada koperasi yang didirikan sekian tahun, masih ada izin, namun setelah dicari tidak ditemukan pengurus sesuai alamatnya. Jumlah koperasi ini sekitar 37 unit dan 163 koperasi di antaranya tidak aktif. Namun dari 163 koperasi ini ada yang bisa dibina, akan dipilah mana yang bisa diaktifkan. Jika tidak bisa diaktifkan maka akan ditutup, sama nasibnya dengan koperasi yang tidak ditemukan. Kebijakan ini mengacu kebijakan pusat, bahwa koperasi yang tidak aktif dan tidak ditemuan akan ditutup. Penekanannya bahwa Pemda ingin membuat kop-

pastikannya, hotel-hotel kelas melati itu sepenuhnya menggunakan daging dalam daerah. Ia mengurai, jika dikonversi dari jumlah hewan potong di NTB. Dalam setahun, produksi daging sapi NTB menembus 11.232 ton. Sementara kebutuhan dalam daerah, hanya 60.000 ekor, separuh dari total produksi. Sehingga banyak daging lokal yang justru dikirim kembali keluar daerah.untuk tahun lalu. Daging beku yang dikirim keluar daerah sebanyak 322 ton, lebih banyak ke Jawa Timur dan Jawa Barat. Belum termasuk yang dikirim dalam bentuk sapi hidup. “Untuk kebutuhan dalam daerah, kita masih surplus banyak,” katanya. (bul)

Ribuan UMKM di Lobar Terbelit Rentenir Giri Menang (Suara NTB) – Dari pendataan yang dilakukan Dinas Koperasi dan UMKM baru-baru ini, terdapat sekitar15.424 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang terdata di 10 kecamatan di Lombok Barat (Lobar). Sedangkan UMKM ini diklaim mampu menyerap 27.000 lebih tenaga kerja. Namun dalam pengembangan UMKM tersebut, para pelaku usaha mengalami berbagai kendala. Yang paling krusial, persoalan SDM dan akses permodalan. Akibat sulitnya akses permodalan menyebabkan banyak pengusaha UMKM terpaksa terbelit rentenir. Persoalan ini yang menjadi fokus perhatian Dinas Koperasi dan UMKM Lobar kedepan. “Hampir ribuan UMKM kita terbelit rentenir karena persoalan permodalan,” ujar Kepala dinas Koperasi dan UMKM Lobar, H. Joko Wiratno di kantornya, Jumat lalu. Disebutkan, dari 15. 424 unit UMKM yang ada terbagi menjadi 14.607 kelompok usaha mikro, 701 kelompok usaha kecil dan 116 kelompok usaha menengah. Kelompok UMKM ini, jelas Joko, kompilasi dari semua sektor, sebut saja sektor perdagangan, pertanian, perikanan perkebunan dan sektor lainnya. Dengan banyaknya UMKM yang ada ini, menurut Joko, Lobar memiliki potensi sehingga pemerintah berupaya menyentuhnya. Untuk itu, dinas terkait fokus untuk mem-

bina UMKM, melalui pemberian bantuan peralatan agar produktif. “Kita upayakan agar UMKM kedepan lebih produktif,” tukasnya. Secara umum jelas mantan Kadisperindag ini, kendala yang dialami UMKM berkaitan dengan akses permodalan, kelemahan SDM, jaringan pemasaran dan kendala cukup berat persaingan dengan produk lokal. Menyangkut akses permodalan, pihaknya menemukan banyak UMKM di Narmada bergantung pada modal rentenir dengan bunga tinggi. Karena itu, pihaknya akan mencoba memfasilitasi pertemuan antara Bank NTB dengan para pelaku usaha UMKM untuk membahas persoalan ini. Dalam kegiatan ini nantinya, pihak dinas meminta Bank NTB berbicara terkait persoalan modal. Selain itu, didorong pengembangan kredit sistem tabur puja, di mana UMKM akan diberikan pinjaman minimal Rp 2 juta melalui koperasi. “Ada juga sistem tanggung renteng, jika pelaku usaha telat setor nanti koperasi yang tanggulangi dulu,” bebernya. Munculnya persoalan akses permodalan ini menurutnya bukan semata karena persoalan di perbankan namun juga para pelaku usaha kurang percaya diri mengajukan ke bank karena lagi-lagi karena persoalan SDM sehingga mereka ada keengganan berhubugan dengan pihak perbankan.

(Suara NTB/her)

PENURUNAN – Salah satu UMKM gerabah di Banyumulek yang mengalami penurunan omzet karena sepi pengunjung. Akses modal dari perbankan yang tidak terjangkau membuat mereka dililit rentenir. UMKM di Lobar memiliki SDM yang masih rendah. Karena dengan kemampuan SDM yang ada kalah bersaing dengan luar, misalnya ketika membuat produk bisa memakan waktu tiga hari lebih, sedangkan UMKM dari luar bisa satu hari. Jika memakan waktu lama, maka tentu akan berimbas pada biaya yang dikeluarkan. Menurutnya dinas tengah mencoba mengembangkan produk yang memiliki kekhasan daerah sehingga

tidak ada di daerah lain. Seperti kain songket, dibuat motif yang tidak ada di daerah lain. Terkait persoalan pemasaran, pihaknya mencoba melakukan pendekatan pemasaran dengan membina kegiatan promosi secara intensif baik di luar maupun dalam daerah. Selain sejumlah persoalan itu, UMKM juga mengalami persoalan para pekerja belum mengetahui dan terdaftar sebagai aggota BPJS TK. Pada-

hal, setiap pekerja harus terdaftar menjadi peserta BPJS TK. “Dari tenaga kerja yang bekerja di UMKM ini, sebagian besar belum tahu BPJS TK,” tukasnya. Untuk itu, dalam waktu dekat ini pihaknya akan mengundang pihak BPJS untuk menyampaikan ke para pekerja terkait BPJS TK tersebut. sehingga diharapkan jika sudah disosialisasikan, maka para pekerja mengetahui dan mengurus BPJS TK. (her)

NTB akan Tegur Pengguna Kendaraan Luar Daerah Mataram (Suara NTB)Tahun ini pemprov NTB kembali menaikkan target pendapatan asli daerah (PAD) melalui Dispenda. Dua objek paling diharapkan, yakni dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Untuk itu, Dispenda akan melayangkan surat teguran kepada pengguna kendaraan pelat luar daerah yang yang terindikasi membandel beroperasi lama di NTB. Surat pemberitahuan, kata Plt. Kepala Dispenda Provinsi NTB, Drs. H. Fathurrahman, M. Si akan dikirimkan kepada masing-masing instansi, termasuk instansi vertikal, di antaranya perbankan. Ditegaskan kembali bahwa pemerintah daerah sangat serius, bekerjasama dengan Dirlantas Polda NTB untuk melakukan penertiban kendaraan luar daerah. Selain dengan merazia secara rutin, sedang dicarikan rumusan yang tepat untuk memantau keluar masuknya kendaraan luar daerah melalui pelabuhan penyeberangan.

“Kecuali kendaraan-kendaraan hibah kepada pemerintah daerah dari pusat. Karena surat-surat resminya dipegang oleh pusat, tidak bisa diubah statusnya jadi kendaraan dalam daerah,” demikian H. Fathurrahman di Mataram, Sabtu (17/1). Diterangkan secara umum, untuk PKB, targetnya tahun ini dinaikaan sebesar 7,46 persen dari tahun lalu. Tahun 2014, realisasi sebesar Rp 214 miliar lebih, dan akan ditambah target tahun ini sebesar Rp 16 miliar. Demikian juga untuk BBNKB, targetnya dinaikkan sebesar Rp 12 miliar dari Rp capaian 336, 8 miliar tahun 2014 atau dinaikkan sebesar 3,56 persen di tahun 2015 ini. Ditetapkannya kenaikan target terutamanya pada dua indikator itu, karena melihat pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat tahun ini yang cenderung membaik. Demikian juga dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan baru yang dikeluarkan oleh dealer kepada customer di NTB. Yang tak kalah penting ad-

Puluhan Koperasi di Lobar Terancam Ditutup Giri Menang (Suara NTB) Dinas Koperasi dan UMKM mengancam akan menutup puluhan koperasi yang tidak terdata dan tidak aktif di Lombok Barat (Lobar). Dari data dinas itu, terdapat 37 koperasi yang tidak ditemukan akan ditutup. Disamping itu, ada pula 163 koperasi tidak aktif. Koperasi tidak aktif ini akan dipilah mana saja koperasi yang bisa diaktifkan lagi. Jika tidak bisa diaktifkan maka akan ditutup. Kadis Koperasi dan UMKM Lobar, Joko Wiratno, Sabtu mengemukakan, pihaknya telah melakukan pendataan koperasi

Sebab, rata-rata tamunya adalah premium, yang kemungkinan selera menunya menggunakan daging yang lembut. Tetapi tergantung jenis menu yang akan dibuat oleh masing-masing hotel, untuk kebutuhan steak misalnya, tentu menggunakan daging sapi yang berkualitas. “Selain kualitas, tergantung harga jual dagingnya juga,” katanya dihubungi di Mataram, Sabtu (17/1). Namun dalam acara-acara tertentu misalnya pertemuan

yang digelar oleh instansi yang melibatkan banyak orang lokal, kebutuhannyapun disesuaikan. Dalam hal ini, hotel memprioritaskan daging lokal. Menanggapi ini, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Feteriner (Kesmafet), Disnakeswan Provinsi NTB, Drs. H. Aminurrahman, M. Si menjelaskan, melihat data daging impor yang diterima dari Jakarta. Jumlahnya sebesar 32 ton untuk tahun lalu. Daging-daging luar itu dikirim dalam beku dan olahan. “Kemungkinan itu yang dipakai hotel,” ujar Aminurrahman. Dan kemungkinan, hanya hotel-hotel berbintang IV dan V-lah yang menggunakan daging dari luar negeri. Sementara, jumlah hotel kelas melati di NTB ini cukup banyak. Di-

erasi walaupun sedikit namun berkualitas. Karena itu, mulai tahun 2015 pihaknya mulai memperbaiki data koperasi dan UKM. Menurutnya, kebijakan menutup tidak bisa serta merta dilakukan karena koperasi berbeda dengan usaha lain karena ada kaitan dengan pihak ke tiga, simpanan orang dan pinjaman orang. “Kalau ditutup sementara ada tagihan orang maka kita dicari nanti,’’ tukasnya. Prosedurnya nanti, pihaknya akan mengumumkan dulu di desa sesuai alamat, kalau tidak ada yang merespon maka akan ditutup. Sehingga dari pengumuman itu nanti pihak yang merasa pengurus bisa mencari tahu ke desa dan dinas.

Jumlah koperasi di Lombok Barat yang tercatat sebanyak 480 unit. Dari jumlah itu 130 koperasi kurang aktif alias tidak sehat. Hal ini disebabkan, koperasi ini dibentuk tanpa didukung komitmen dan SDM namun hanya nuntuk mengejar bantuan fasilitas dan dana. Menurutnya, penyebab koperasi enggan berkembang, karena koperasi muncul dari masyarakat dan dikelola oleh masyarakat serta hasilnya untuk masyarakat. Sehingga terkadang pada saat pembentukan tidak didasari kerseriusan, namun hanya untuk mengejar fasiitas dan bantuan anggaran. (her)

alah, pajak kendaraan dari retribusi jasa umum, alat berat yang beroperasi di retribusi pelayanan Newmont, seiring beroperasin- kesehatan, pelayanan ya kembali perusahaan tam- tera ulang, Bagi Habang asal Amerika Serikat itu sil Cukai Tembakau, bagi hasil di Batu Hijau, KSB. “Banyak pertimbangan, dari iuran hak penmakanya upaya-upaya kita gusahaan hutan, harus semakin gencar tahun serta indikator-inini dan kami masih percaya itu dikator lainnya. “Target PAD akan tercapai,” tambahnya. Secara umum, realisasi t a h u n pajak dan retribusi tahun 2014 penerimaan progresnya cukup menggembirakan. Sebab, banyak indikator lainnya yang tercapai rata-rata di atas seratus persen. Diantaranya Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), H. Fathurrahman

2014, sebesar Rp 2,9 triliun lebih, yang tercapai Rp 2,8 triliun lebih, ini cukup menggembirakanlah buat kita,” ujarnya. (bul)

(Suara NTB/bul).

17/01/15


SUARA PULAU LOMBOK

SUARA NTB Senin, 19 Januari 2015

Halaman 4

Pejabat Diduga ’’Back Up’’ Pengusaha Hiburan

Terjunkan Tim Pengawas GUNA menjawab kelangkaan pupuk yang terjadi, Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) bakal menerjukan tim pengawas pupuk. Tim yang terdiri dari sejumlah unsur termasuk dari unsur TNI dan Polri tersebut akan diterjunkan untuk melihat secara langsung kondisi ketersediaan pupuk di tingkat bawah. Hal ini sekaligus meman(Suara NTB/dok) tau aktivitas pengecer puIbrahim puk selaku pengedar di lapangan. Kepala Dispertanak Loteng, Ir. H. Ibrahim, yang dikonfirmasi Sabtu (17/1), mengaku kalau pihaknya mendapat informasi terkait mulai langkahnya pupuk di masyarakat. Terutama pupuk jenis Urea. Namun demikian, kondisi kelangkaan diyakini tidak terlalu parah. Pihaknya menegaskan, jika stok pupuk cukup tersedia. Hanya saja, proses distribusi di tingkat pengecer yang sedikit terlambat, sehingga terkesan langka. “Untuk itu, kita merasa perlu menerjunkan tim pengawas. Guna mencari tahu apa persoalan yang sesungguhnya terjadi,” tegasnya. Ditegaskannya, jika dilihat dari stok pupuk yang ada, tidak ada alasan terjadi kelangkaan, karena stok tersedia dan dalam posisi aman. Dalam hal ini, pihaknya merasa agak heran, mengapa sampai terjadi kelangkaan. Padahal total kebutuhan pupuk pada musim tanam kali ini sudah bisa dipenuhi dari jatah yang ada. Ia mengakui, terjadinya kelangkaan pupuk bisa dikarenakan banyak hal. Bisa saja karena memang stok yang terbatas atau proses distribusi yang terganggu. Namun, untuk stok pupuk Loteng tidak ada persoalan, sehingga arah yang dominan pada persoalan distribusi. Pihaknya tidak menampik, jika kelangkaan pupuk terjadi, karena ada permainan di tingkat pengecer. Di mana pengecer sengaja untuk menahan keluarnya pupuk, supaya dianggap langka, sehingga pengecer bisa memainkan harga jual kepada petani. “Nah kalau persoalan ini yang terjadi maka tim pengawas bisa langsung memberikan teguran. Sekaligus nantinya dijadikan bahan laporan ke pemerintah,” ancam Ibrahim. Jika indikasi tersebut terbukti, ujarnya, maka pengecer pupuk bersangkutan bisa dijatuhi sanksi keras oleh pemerintah. Bisa sampai berupa pengurangan jatah sampai pencabutan izin selaku pengecer. Apalagi, tidak dibenarkan pengecer mempermainkan harga pupuk. “Pupuk itu harus dijual sesuai harga yang telah ditentukan. Kalau tidak, pengecernya bisa kena sanksi,” tegasnya. (kir)

Pemkab Lobar Bentuk Tim Investigasi

Giri Menang (Suara NTB) – Wakil Bupati (Wabup) Lombok Barat (Lobar), H. Fauzan Khalid, SAg, MSi, menegaskan pihaknya segera menindaklanjuti perintah Bupati Lobar, Dr. H. Zaini Arony untuk mengusut tuntas dugaan keterlibatan oknum mantan Asisten Setda Lobar yang mem-back up pengusaha hiburan dan vila. Wabup akan membuat tim investigasi untuk mengusut persoalan keterlibatan oknum tersebut. “Saya akan segera menindaklanjuti perintah Pak Bupati untuk mengusut dugaan oknum pejabat yang diduga memanfaatkan jabatannya untuk menjual izin.

Saya akan membuat tim investigasi untuk memverifikasi dan memeriksa adanya tuduhan terhadap oknum itu,” tegasnya akhir pekan lalu. Tim ini, ujarnya, nantinya

menghimpun laporan dari masyarakat mengenai kebenaran pengakuan dari warga atau pengusaha terhadap dugaan keterlibatan calon pejabat. Menurutnya, jika

laporan masuk banyak dan sumbernya pun banyak biasanya laporan itu benar. Namun untuk lebih meyakinkan, Pemda akan membuat tim investigasi. Ketua Goverment and Parlemen Wacth (GOMPAR), Muhazam mengaku sedang mempersiapkan langkah untuk melaporkan oknum pejabat ini ke aparat berwwajib. “Kami tengah siapkan langkah untuk melaporkan oknum

ini ke aparat berwajib, karena jika benar maka perbuatan oknum ini menyimpang dan memanfaatkan jabatannya,” ancamnya. Pihaknya sedang mengumpulkan barang bukti, seperti pernyataan warga yang diambil uangnya di Bangko-bangko dan Warde. Termasuk pihaknya menyelidiki dan mencari kuitansi sebagai bukti pengiriman uang ke sejumlah oknum pejabat Lobar. (her)

Pasar Labuhan Lombok

Lotim Bayar Ganti Rugi Rp 9 Miliar ke Investor Selong (Suara NTB) Pemkab Lombok Timur (Lotim) sudah komitmen untuk menyelesaikan kasus Pasar Labuhan Lombok. Pasar yang dibangun dengan sistem Bangun Guna Serah (BGS) oleh Investor PT Catur Harapan Utama sudah dipersiapkan ganti ruginya yang akan diberikan secara bertahap. Berdasarkan hasil audit dan hitungan appraisal Rp 7,2 miliar untuk fisik dan Rp 1,8 miliar untuk non fisik. “Totalnya sekitar Rp 9 miliar lebih,” ungkap Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Lotim, Dedy Irawan, belum lama ini. Diakuinya, semua yang dihitung tersebut merupakan ganti rugi yang harus dibayarkan kepada investor tersebut. Hal ini dilakukan karena diakui Pemkab Lotim mengikuti kehendak pada pedagang di wilayah Pasar Labuhan Lombok yang menolak keras sistem BGS, karena dipandang terlalu mahal. Pasar Labuhan Lombok dalam perencanakan awal akan rampung pembangunannya dengan anggaran Rp 16 miliar. Sejauh ini belum rampung dan Pemkab Lotim sudah mempersiapkan dana untuk melanjutkan pembangunan. “Sudah dipersiapkan dananya sekitar Rp 3,350 miliar yang akan dikerjakan oleh Dinas ESDM PP,” ungkapnya. Proses penyelesaian kasus Pasar Labuhan Lombok ini diketahui pernah melibatkan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Berdasarkan surat dari LKPP yang belum lama ini diterima Lotim, dijelaskan jika ada kerugian yang diderita penyedia barang dan jasa dalam hal ini investor, maka menjadi kesalahan dari pengguna barang. Sehingga pengguna barang wajib untuk mengeluarkan ganti rugi. Langkah-langkah yang dilakukan Pemkab Lotim sejauh ini katanya sudah sesuai dengan petunjuk LKPP tersebut. Sangat disyukuri, PT Catur selaku investor sampai saat ini cukup kooperatif. (rus)

Dedy Irawan (Suara NTB/rus)

(Suara NTB/kir)

SERAH TERIMA - Kapolres Loteng AKBP Nurodin memimpin acara serah terima Wakapolres dari Kompol Rino Wahyudi pada Kompol Ferdyan Indra Fahmi di Mapolres Loteng, Sabtu (17/1).

Wakapolres Loteng Diganti Praya (Suara NTB) Komposisi pejabat utama di lingkup Polres Lombok Tengah (Loteng), Sabtu (17/1), kembali berubah. Setelah sebelumnya Kapolres Loteng, kini giliran jabatan Wakapolres Loteng yang diganti. Kompol Rino Wahyudi, SIK, yang sebelumnya menjadi orang nomor dua jajaran Polres Loteng, diganti posisinya Kompol Ferdyan Indra Fahmi, SIK. Rino digeser sebagai PS. Kasubdit Regident Dit Lan-

tas Polda NTB. Sementara Ferdyan sebelumnya menjabat sebagai Wakapolres Sumbawa. Sosok Ferdyan tidak asing bagi Polres Loteng. Pasalnya, alumnus Akpol 1999 ini sebelumnya sendiri sempat bertugas di Polres Loteng sebagai Kasat Reskrim Polres Loteng, sehingga bisa dikatakan, ini untuk kali kedua Ferdyan bertugas di Polres Loteng. Acara serah terima jabatan dipimpin langsung Kapol-

res Loteng, AKBP Nurodin, SIK., bertempat di aula Mapolres Loteng. Kapolres pun menegaskan kalau mutasi pejabat di Polres Loteng merupakan kebutuhan organisasi. Sebagai salah satu upaya dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi, khususnya Polres Loteng. Pihaknya mengharapkan kinerja Polres Loteng, dengan masuknya pejabat baru bisa lebih baik lagi dalam menghadapi tantangan tugas dan

Dana Pengadaan Buku Partai Gerindra Godok Bakal Calon Senilai Rp 1 Miliar Kembali ke Pusat

Praya (Suara NTB) Sejumlah nama kini sedang digodok oleh Partai Gerindra untuk diusung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Lombok Tengah (Loteng) mendatang. Pasalnya, partai pemenang kedua Pemilu legislatif Loteng tersebut, telah memastikan bakal mengusung nama calon bupati sendiri. Guna bersaing memperebutkan kursi Loteng satu. “Memang ada beberapa nama yang tengah kita godok,” aku Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Loteng, Muhalif, saat dikonfirmasi Suara NTB, Sabtu (17/1). Kendati demikian, ia mengaku belum bisa mengungkapkan nama-nama bakal calon bupati yang akan diusung Partai Gerindra, karena saat ini masih dalam proses seleksi. Diakuinya, dalam menentukan figur calon Bupati Lo-

teng akan diusung pihaknya tidak ingin main-main. Partai dalam hal ini ingin mengusul calon kepala daerah yang memang benar-benar layak “jual”. Dalam arti, figur tersebut mendapat dukungan luas dari masyarakat dan berpotensi besar untuk memenangi pilkada. Untuk itu, salah satu tahapan yang dilakukan dalam proses penentuan pigur calon kepala daerah tersebut, Partai Gerindra melakukan survai kepada masyarakat guna mengetahui tingkat elektabilitas masingmasing figur yang akan diusung. “Jadi mana figur yang punya dukungan luas dan berpotensi untuk menang, itulah yang akan kita usung nanti,” ujarnya. Disinggung figur mana yang memiliki elektabilitas tinggi sesuai hasil survai yang dilakukan, Muhalif juga mengaku belum

bisa diungkap, karena tahapan seleksi sendiri masih terus berjalan. Tapi yang jelas pasti ada satu pigur yang akan dipilih dan diusung oleh partai pemilik enam kursi di DPRD Loteng ini. Terkait peluang mengusung calon kepala daerah bersama partai politik yang masuk dalam Koalisi Merah Putih (KMP), ia mengaku peluangnya cukup kecil. Mengingat beberapa partai yang masuk dalam koalisi, tampaknya juga akan mengusung calon sendiri-sendiri. Tapi bukan berarti peluang untuk itu tidak ada. “Peluang untuk tetap gabung dalam KMP untuk pilkada mendatang tetap ada. Tetapi kalau pola pilkada dengan pola langsung, peluangnya kecil. Beda kalau pemilihan secara tidak langsung melalui dewan, besar kemungkinan akan melalui koalisi,” tandasnya. (kir)

KLU Larang Operasional ’’Boat’’ Malam Hari ko,” kata Kepala Dishubparkominfo KLU, Sinar Wugiyarno, SH., Jumat (16/1). Dikatakannya, sebagian besar fasilitas layanan transportasi yang disediakan masyarakat belum menjamin dari sisi keamanan untuk beroperasi pada malam hari. Berbeda dengan kapal besar yang dilengkapi dengan navigasi lengkap dan dinakhodai orang berpengalaman, sedikit menjamin keamanan dan keselamatan angkutannya. “Rata-rata boat masyarakat ini kecil, sehingga kalau ada ombak tinggi, bisa berbahaya. Iya kalau ada yang lihat, kalau tidak, terus tenggelam,

Sumbawa bisa diterakap dan dimaksimal lagi,” harapnya. Tapi tentunya, karena karakteristik dan kondisi Loteng berbeda dengan Kabupaten Sumbawa, sehingga harus tetap ada penyesuian-penyesuaian. Karena bagaimana pun juga, dalam menjalankan tugas sebegai polisi tidak bisa maksimal, jika tidak menyesuikan dengan situasi dan kondisi kesatuan serta karakteristik masyarakat di wilayah hukum Polres Loteng sendiri. (kir)

Pilkada Loteng 2015

Pertimbangkan Keselamatan Penumpang

Tanjung (Suara NTB) Pemda Kabupaten Lombok Utara (KLU) melalui Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika (Dishubparkominfo) tegas memberlakukan larangan bagi boat/speed boat untuk beroperasi pada malam hari. Tidak izinkan operasi malam, lebih pada pertimbangan keamanan dan keselamatan penumpang. “Kita tegas, tetap melarang boat untuk melayani penumpang pada malam hari. Alasannya banyak, seperti lampu suar belum ada, boat juga banyak yang tidak memakai lampu, sehingga ini sangat berisi-

tuntutan masyarakat yang semakin hari semakin kompleks yang merupakan imbas dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi. Khusus bagi Wakapolres Loteng yang baru, Nurodin berharap bisa segera beradaptasi dengan kondisi wilayah, termasuk fungsi dan tugasnya selaku Wakapolres Loteng, walaupun jabatan wakapolres bukanlah jabatan baru. “Pengalaman yang baik sebagai Wakapolres

kan repot,” cetusnya. Sinar percaya, Syahbandar akan ikut membantu memantau pelayaran yang dilakukan kapal kecil meski kapasitasnya di bawah 7 GT. Dinas juga bertanggungjawab penuh untuk melakukan pengawasan, larangan maupun merazia boat-boat 7 GT ke bawah yang beroperasi di KLU. Tidak hanya dinas dan syahbandar, ia pun meminta seluruh pengelola usaha transportasi agar satu sama lain saling berkomunikasi dan melaporkan apabila ada rekannya yang melanggar larangan transportasi pada malam hari. Di KLU, titik pelayanan

transportasi ke 3 Gili dapat dilayani melalui Pelabuhan Teluk Nara, Pelabuhan Bangsal. Tidak hanya pengaturan trip, Pemda juga akan mengatur kembali transportasi ke 3 gili antara penumpang orang dan penumpang barang. Banyak terjadi di lapangan, penupang orang dan barang ditumpuk bersamaan di satu boat, sehingga mengganggu kenyamanan pengunjung. Seperti diketahui, angka kunjungan wisatawan ke KLU meningkat setiap tahunnya. Dibanding 2014, jumlah wisatawan ke KLU tahun ini mencapai lebih dari 500 ribu orang, sedangkan tahun lalu,

angkanya di atas 400 ribu orang. Dari jumlah tersebut, diperkirakan antara 70 sampai 80 persennya menyambangi 3 gili, dan sisanya ke objek wisata lain, seperti Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan objek wisata lain. Terhadap banyaknya angka kunjungan itu, Sinar tidak ingin berspekulasi dan membiarkan pengelola boat melakukan pelayanan di luar kendali Pemerintah. Menurut dia, selain operasional yang dilarang pada malam hari, semua boat juga harus mengurus asuransi transportasinya untuk menjamin keselamatan penumpang. (ari)

Tanjung (Suara NTB) Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Dikbudpora) KLU, tak menyangkal adanya dana pengadaan buku yang harus kembali ke pemerintah pusat. Namun demikian, tudingan Dikbudpora kembali menyumbang silpa akibat penganggaran tersebut disanggah. “Silpa itu bisa silpa negatif karena programnya tidak jalan. Sedangkan silpa yang ada di Dikbudpora bukan silpa negatif akibat perencanaan yang tidak bisa dilaksanakan, melainkan terjadi karena pengadaan buku di pusat yang tidak terealisasi,” kata Kepala Dikbudpora KLU, Drs. H. L. Suhrawardi, M.Pd., akhir pekan lalu. Ia menjelaskan, anggaran pengadaan buku untuk sekolah yang melaksanakan program kurikulum 2014 sebesar Rp 1 miliar. Di KLU pada saat itu, terdapat 7 sekolah yang menjadi pilot project penerapan kurikulum 2013. Namun karena seluruh proses tender dilakukan di LKPP Jakarta, maka Pemda dalam posisi menunggu proses. Sayangnya dalam perjalanannya, seluruh buku yang disyaratkan tidak seluruhnya tersedia, sehingga anggaran buku tersebut tak dapat realisasikan. Suhrawardi menyebut, dana pengadaan buku tersebut dari DAK pemerintah pusat dengan peruntukannya yang memang sudah jelas diatur. Artinya Silpa yang dihasilkan tahun lalu itu timbul bukan karena salah perencanaan di dinas. “Setelah berkembang perencanaan di pusat, pengadaan buku akhirn-

(Suara NTB/dok)

H. L. Suhrawardi

ya tak bisa direalisasikan,” katanya. Lebih lanjut, Suhrawardi menyatakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk buku pelajaran di semua tingkat pendidikan di KLU tidak begitu mengkhawatirkan. Ratarata siswa di tiap level sekolah memiliki buku pegangan yang disyaratkan. “Buku di siswa SD, SMP dan SMA, buku tidak terlalu menjadi faktor penentu karena sifatnya mata pelajaran. Boleh menggunakan buku mana saja asalkan kompetensinya tercapai,” ungkapnya. Sebaliknya pada aspek buku ekstrakurikuler yang bervariatif di tiap sekolah, menurutnya, sangat tergantung dari sekolah masingmasing. Seyogyanya program ekstrakurikuler yang ada di sekolah disediakan lebih dari satu mata pelajaran, bisa dua atau tiga. Ekstrakurikuler yang bersifat wajib hanya Pramuka, namun diharuskan bagi sekolah menyiapkan ekstrakurikuler lain yang mendukung output siswa. (ari)


SUARA PULAU LOMBOK

SUARA NTB Senin, 19 Januari 2015

Halaman 5

NELAYAN - Inilah deretan perahu nelayan di Teluk Awang Pujut Lombok Tengah. Mereka mengharapkan PPN segera beroperasi, tapi rekanan yang mengerjakan proyek itu diputus kontraknya, karena tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya.

Di-’’deadline’’ Februari

Tuntaskan Tunggakan Temuan LHP BPK Giri Menang (Suara NTB) SKPD di Lombok Barat (Lobar) yang menunggak temuan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK diminta segera menuntaskan. SKPD di-deadline menuntaskan temuan pada akhir Januari atau awal bulan Februari mendatang. Jika tidak bisa tuntas akan menjadi ganjalan Lobar memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Asisten III Setda Lobar H. M. Taufiq, mengaku, minggu ini pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap perkembangan sejumlah persoalan yang berkembang di Lobar, termasuk tindak lanjut temuan BPK di beberapa SKPD. Selain temuan piutang Rp 10 miliar, ujarnya, ada tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) senilai Rp 26 miliar dan temuan aset yang belum disetujui pemutihan oleh dewan. Sebelumnya, Wakil Bupati H. Fauzan Khalid mengakui, penyelesaian temuan LHP BPK tahun 2013 dipastikan tidak bisa tuntas 100 persen tahun ini, lantaran beberapa kendala antara lain temuan PBB serta piutang Rp 10 miliar yang belum tuntas. Menyangkut PBB, terkendala administrasi, sementara piutang Rp 10 miliar pada perumahan Pemda belum bisa diputihkan, karena berkaitan dengan pihak lain dan perlu menunggu waktu tiga bulan ke depan. Mantan Ketua KPU NTB ini menjelaskan, dari hasil evaluasi tindaklanjut LHP BPK Perwakilan NTB yang diserahkan kepada provinsi dan semua kabupaten/kota, Lobar berada pada posisi tiga se-NTB untuk penyelesaian temuan dengan progress Lobar 83 persen. Menindaklanjuti hasil evaluasi tindaklanjut LHP BPK tersebut, ia langsung menggelar rapat bersama para asisten dan dinas terkait. Setelah itu ia melaporkan ke bupati terkait progress capaian tersebut. “Pak bupati menegaskan di akhir tahun (tersisa tiga hari kerja), harus dimanfaatkan supaya capaian LHP di atas 90 persen, bahkan ditarget 96 persen,” tandasnya. (her)

Jalan Rusak, Warga Jenggik Utara Tanam Pisang Selong (Suara NTB) – Kondisi jalan di Desa Jenggik Utara Kecamatan Montong Gading Kabupaten Lombok Timur (Lotim) saat ini sudah dikeluhkan warga sekitar. Pasalnya, semenjak hujan mulai mengguyur badan jalan mengalami kerusakan yang sangat parah akibat dari drainase yang ada pinggir jalan tertimbun oleh jalan longsor. Hal ini berdampak pada meluap air ke badan jalan hingga menyebabkan jalan yang merupakan penghubung antara Desa Jenggik Utara dengan Desa Perian dan Desa Kelucing rusak parah. Sebagai bentuk protes masyarakat yang tidak puas atas justru menanam pohon pisang. Paling tidak pemerintah memperhatikan jalan yang rusak, sehingga transportasi masyarakat tidak terganggu. ‘’Penanaman pohon pisang di tengah jalan itu sebagai bentuk protes warga dari tiga desa atas kurang diperhatikannya ruas jalan di sana. Padahal, jalan itu merupakan jalan alternatif yang digunakan oleh masyarakat,” keluh Burhanuddin, seorang warga pada Suara NTB belum lama ini. Diterangkannya, dengan kondisi jalan yang rusak parah seperti itu, masyarakat yang melintas harus serba hati-hati dan antre. Karena, beberapa masyarakat yang melintas sebelumnya sempat terjatuh yang diakibatkan ruas jalan yang licin dan rusak. Selain itu, jenis kendaraan roda empat sama sekali tidak bisa melewati jalan tersebut. Diakuinya, jika kondisi jalan terus dibiarkan seperti itu tanpa adanya tindak lanjut dari pemerintah baik kabupaten, provinsi maupun pusat. Maka, tiga desa itu diakuinya lama kelamaan akan terisolir, mengingat curah hujan tahun ini cukup tinggi. “Kita berharap, pemerintah memperbaiki jalan penghubung tiga desa itu agar air hujan yang turun dan datang dari satu desa ke desa lainnya tidak naik ke atas badan jalan, terutama untuk penalutan terlebih di aspal untuk memudahkan langkah masyarakat dalam beraktivitas mencari rizki,” harapnya. (yon)

Gagal Selesaikan Kontrak

Rekanan Proyek PPN Awang Didenda Rp 350 Juta Praya (Suara NTB) PT. Linggar Jati Surabaya, akhirnya dijatuhi sanksi berupa denda mencapai Rp 350 juta lebih oleh Pemkab Lombok Tengah (Loteng). Setelah perusahaan bersangkutan gagal menyelesaikan pembangunan dermaga utama Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Awang Desa Mertak Pujut, sesuai kontrak. (Suara NTB/dok)

PEMKAB Lombok Timur (Lotim) bertekad memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat Lotim. Saat ini, Pemkab Lotim sedang menyelesaikan tender Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) dan berencana membangun mini mal, bahkan rumah sakit dhuafa. Upaya yang dilakukan ini, menurut Wakil Bupati Lotim H. Haerul Warisin, merupakan tindak lanjut dari pasangan H. Moch. Ali Bin Dachlan dan dirinya dalam memimpin Lotim lebih baik di masa mendatang. Tidak hanya itu, lanjutnya, Pemkab Lotim merencanakan menjadikan pasar Masbagik menjadi pasar bersih dan higienis, termasuk memindahkan sejumlah pedagang agar apa yang sudah dikerjakan tidak sia-sia Berbicara dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Miftahull Jannah Danger Utara Desa Danger Kecamatan Masbagik Kabupaten Lotim, Minggu, (18/1), wakil bupati mengingatkan, jika umat menginginkan kesuksesan, maka ada tiga hal yang harus dilakukan. Yang pertama, ujarnya, jika umat sedang beribadah, maka ibadahnya itu harus yang berkualitas, kedua, saat mau bekerja, maka ia harus mencari pekerjaan dan tidak hanya mengandalkan orang tua. ‘’Ketiga, untuk mengejar kesuksesan itu, setiap umat harus rajin dalam hal-hal yang positif sesuai dengan perjuangan dan misi Rasullullah SAW,’’ ujarnya mengingatkan. Selain itu salah satu cara dalam menjalankan segala misi Nabi Muhammad SAW, ujarnya, setiap umat harus taat pada fatwa para ulama. Karena, dengan taatnya umat kepada fatwa para ulama. Maka itu merupakan ketaatan kita kepada Rasullullah SAW. “Intinya, jangan pernah mencela dan tidak mengikuti fatwa para ulama,” tambahnya. Pada bagian lain, Haerul Warisin, mengingatkan, maulid merupakan salah satu langkah dalam menggambarkan rasa cinta suatu umat islam kepada Nabi Muhammad SAW. Di mana, pada peringatan maulid itu terdapat empat hikmah, yakni mengungkapkan rasa cinta secara langsung kepada Nabi Muhammad SAW, karena memberikan cinta kasih kepada Nabi Muhammada maupun sesama manusia merupakan hal yang wajib dan bernilai ibadah. “Cinta kepada harta, cinta kepada sesama umat, tapi tidak boleh melebihi cinta kepada Rasullullah,” ujarnya. Tidak hanya itu, sebagai umat Islam, wajib hukumnya meneladani perbuatan-perbuatan Rasulullah SAW. Oleh sebab itu, terangnya kepada masyarakat Lotim agar senantiasa menceritakan keteladan Nabi Muhammad SAW kepada cucunya. Dalam hal ini, sejak dini anak harus dibiasakan hidup mandiri sesuai dengan sifat-sifat Rasullullah SAW. “Jangan pernah memanjakan anak terlalu berlebihan, sehingga sekarang ini banyak anak yang hanya mengandalkan orang tuanya dalam mencari pekerjaan,” sindirnya. (yon)

(Suara NTB/bul)

Tindaklanjuti Program

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanlut) Loteng, Maulana Razak, kepada Suara NTB, Sabtu (17/1), menjelaskan, selain sanksi berupa denda, rekanan bersangkutan juga dijatuhi sanksi berupa pemutusan kontrak. “Jadi selain kita jatuhi denda sebesar 5 persen dari nilai kontrak proyek. Kontrak dengan pihak rekanan juga diputus. Karena dinilai tidak mampu menyelesaikan peker-

jaan sesuai kontrak yang ada,” terangnya. Adanya pemutusan kontrak tersebut, maka selanjutnya PT. Linggar Jati tidak diperbolehkan lagi untuk mengikuti proses lelang proyek, baik itu proyek fisik maupun non fisik di daerah ini. Selama dua tahun berturutturut. Apalagi sampai mengerjakan proyek. “Ini konsekuensi dari pemutusan kontrak tersebut. Dan, itu sudah

dijalankan sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya. Nilai proyek pembangunan lanjutan PPN Awang tahun 2014 lalu sebesar Rp 7 miliar lebih dari pagu anggaran yang disiapkan sekitar Rp 9 miliar lebih. Di mana, paket pekerjaan utama berupa pembangunan dermaga tiga yang merupakan dermaga utama. Dermaga tersebut nantinya akan dijadikan tempat sandar kapal dengan daya bobot di

atas 30 gross ton. Sementara dua dermaga lain sudah lebih dulu selesai dikerjakan. Seluruh anggaran pembangunan dermaga tersebut, bersumber dari APBN 2014. Rencananya, pembangunan dermaga utama ditargetkan selesai akhir bulan Desember 2014. Namun, hingga batas akhir tahun anggaran pihak rekanan hanya mampu menyelesaikan kegiatan fisik sekitar 74 persen. Atas kegagalan itulah, pemerintah daerah selaku penanggung jawab kegiatan pembangunan menjatuhi saksi denda dan pemutuskan kontrak. “Adapun sisa pekerjaan yang belum selesai itu nanti-

nya akan dilanjutkan pada tahun ini. Yang anggarannya akan dialokasikan pada APBN tahun 2015 juga,” tambah Maulana. Disinggung hak rekanan berupa pembayaran hasil pekerjaan, Maulana menegaskan sudah diselesaikan seluruhnya sesuai dengan prosentase hasil pekerjaan. Jadi anggaran yang sudah dicairkan kepada pihak rekanan sama sekitar 74 persen. Sedangkan denda sebesar Rp 350 juta tersebut diambil dari jaminan yang sebelum telah diserahkan pihak rekanan. “Dendanya pun sudah disetorkan ke kas negara,” klaimnya. (kir)

Proyek Jalan di Kedaro

Dinas PU Akui Tidak Dilibatkan

(Suara NTB/yon)

TERBAKAR - Bagian dari ruko dan kantor travel yang terbakar di Terara, Sabtu (17/1) dinihari.

Api Hanguskan Dua Unit Ruko di Terara Selong (Suara NTB) – Warga Terara dikejutkan dengan kebakaran yang terjadi, Sabtu (17/1) pukul 01.00 dinihari. Saat kejadian, listrik di Kecamatan Terara sedang padam. Diduga, kebakaran yang menghanguskan dua unit rumah toko (ruko) tersebut akibat lilin yang saat itu dipergunakan penjaga. “Tadi malam kan lagi mati lampu, di dalam ruko ada tiga penjaga ruko yang tidur dan lupa mematikan lilin yang sudah ia nyalakan. Sehingga, dugaan sementara bahwa api itu berasal dari lilin yang ditinggal tidur itu,” tutur Ikhwan Kepala Desa Terara, Sabtu

(17/1) pagi. Sementara itu, warga yang melihat kobaran api yang begitu besar berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya. Namun apa daya, usaha yang dilakukan oleh ratusan masyarakat Terara itu tidak berhasil menjinakkan si jago merah. Api menghanguskan barang yang ada di ruko dan kantor travel tersebut. Api berhasil dipadamkan setelah dua unit mobil kebakaran melakukan upaya pemadaman selama 2 jam. “Sekitar dua jam baru api bisa dipadamkan setelah dua unit mobil kebakaran datang membantu,” ujarnya. (yon)

Giri Menang (Suara NTB) Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Lombok Barat (Lobar), Ir. Sakri mengakui tidak dilibatkan oleh pihak Kecamatan Sekotong dalam proyek pembangunan jalan senilai Rp 600 juta di jalur penghubung Desa Kadro menuju Longlongan Desa Sekotong Tengah. Karena itu, terkait kajian teknis lapangan dan pengawasan proyek ini belum jelas siapa yang melakukan, sebab Dinas PU tidak diminta oleh pihak kecamatan. “PU tidak dilibatkan, proyek itu ditangani di kecamatan,” katanya, belum lama ini. Menurutnya, seharusnya ada koordinasi terkait pengerjaan proyek jalan melalui program apapun. Namun kemungkinan, karena pihak kecamatan dan kontraktor dianggap mampu, maka tidak melibatkan PU. Mengenai kualitas proyek, Sakri mengaku tidak bisa menilai, karena pihaknya tidak tahu proyek itu. Sebelumnya, warga Desa Kedaro mempertanyakan proyek jalan sepanjang 2 kilometer lebih yang menghubungkan desa setempat dengan Desa Sekotong Tengah, pasalnya baru dua hari setelah dikerjakan Desember lalu proyek jalan ini mengalami kerusakan yang parah. Bahkan karena kondisi jalan yang tidak layak tersebut, warga menolak poyek ini. Warga menuntut pihak yang mengerjakan proyek ini membangun lagi jalan itu, jika tidak maka warga bersama Anggota Dewan Dapil Sekotong akan melaporkan ke pihak berwajib. Sebab dari hasil temuan, bahwa proyek ini diduga dikerjakan tak sesuai spek. Jumlah aspal dalam RAB seharusnya 166 drum namun yang dipakai hanya 73 drum. Selain itu, warga yang menerima barang itu menduga aspal yang dipakai palsu, karena bercampur dengan plastik. Wakil Ketua Komisi III DPRD Lobar yang juga Dapil Sekotong, H. Mustafa sebelumnya, mengaku, proyek ini dikerjakan dengan anggaran Rp 600 juta melalui program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Indonesia (P3KI) yang berkantor di PNPM Sekotong. Menurut temuan warga, campuran bahan aspal yang digunakan sedikit sekali tak sesuai RAB. Dalam RAB dicantumkan jumlah aspal 166 drum, namun yang digunakan hanya 73 drum aspal. “warga melapor kalau aspal itu tidak asli,

(Suara NTB/her)

RUSAK - Jalan di Desa Kedaro Sekotong yang baru selesai dikerjakan dua hari, namun sudah rusak. Warga memprotes dan meminta jalur itu segera diperbaiki. tidak sesuai RAB,” katanya. Dari perkiraannya, jika dihitung nilai proyek Rp 600 juta dengan biaya yang dikeluarkan terdapat dugaan kerugian mencapai Rp 175 juta dengan harga aspal Rp 2 juta per drum. Selaku komisi III membidangi pembangunan ia sudah mendatangi kantor P3KI di kantor PNPM Sekotong, namun belum bertemu dengan pihak terkait. “Kalau tidak ada itikad baik maka kami akan coba untuk tempuh jalur hukum,”katanya. Camat Sekotong L. Edi Sadikin menegaskan, bahwa ada sisa dana proyek ini yang dipegang pihak P3KI. Sisa dana ini akan dipergunakan untuk memperbaiki proyek jalan itu. “Ada sisa anggarannya dan akan dipergunakan untuk memperbaiki proyek jalan itu,” katanya belum lama ini. (her)

Perbaiki Jembatan Rusak, Dinas PU Sebut Bukan Kewenangannya Giri Menang (Suara NTB) Dinas Pekerjaan Umum (PU) menyebut kewenangan memperbaiki jembatan yang ambruk di Desa Batu Putih menjadi kewenangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), karena saat ini masih pada darurat bencana. ‘’Kemungkinan PU terlibat nanti pascabencana. Artinya setelah BPBD menangani terlebih dahulu,’’ ungkap Kepala Dinas PU Lobar Ir. Sakri belum lama ini. Pihaknya telah turun ke

lokasi jembatan setelah sehari dilaporkan ambruk. Menurutnya, jembatan itu dibangun sekitar 1997, pada tahun 19992000, ia sempat menjadi pimpro pengerjaan hotmik di jalur itu. Menurutnya, panjang jalan itu hanya 2,2 meter dengan lebar 7 meter. Saat ini, jelasnya, masih kewenangan BPBD untuk melakukan penanganan, karena masih tahap darurat bencana. Sebab jika langsung dikerjakan PU, maka khawatir tidak sesuai prosedur dan ke-

tentuan. Menurutnya, PU bisa masuk pascabencana membangun jembatan itu. Di samping itu, PU sulit mengerjakan perbaikan jembatan sebab perlu penganggaran dulu baru ada dana. Sementara BPBD memiliki dana tanggap darurat yang bisa dieksekusi kapan saja selama kondisi darurat bencana. Ia memperkirakan, dana yang dihabiskan untuk membangun jalan darurat Rp 50 juta sedangkan untuk membangun jembatan menghabis-

kan dana Rp 200 juta lebih. “Itu sudah saya hitung semua,”katanya. Sementara itu, Kepala BPBD melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Akhmad Alwan, SP mengatakan perbaikan jembatan penghubung itu masih dalam proses. Pihaknya akan memanggil, kades, BPD Desa dan kecamatan untuk membahas persoalan ini. untuk perbaikan jalan itu, jelasnya bisa melalui desa dan PU. “Hal ini akan segera dibicarakan,”bebernya.

Kepala Desa Batu Putih, Nurzaeni, mengaku, Pemkab Lobar belum mengkonfimasi kapan kepastian jembatan itu dibangun. “Belum ada kepastian ini,” ujarnya. Jembatan ini, katanya, menjadi akses satu-satunya masyarakat yang ingin ke Batu Putih dan daerah Pelangan menuju Sekotong dan Lembar. ‘’Jika tidak segera diperbaiki maka tentu masyarakat akan terganggu karena arus transportasi tidak lancar,’’ ujarnya. (her)


SUARA NTB Senin, 19 Januari 2015

Kasus Narkoba di Sumbawa Terus Meningkat Sumbawa Besar (Suara NTB) Dari tahun ke tahun kasus narkoba dengan jumlah tersangka terus meningkat. Hingga dibutuhkan dukungan dari semua pihak untuk pemberantasan narkoba. Termasuk dari pemerintah melalui BNNK. Kasat Res Narkoba Polres Sumbawa, AKP Purbo Wahono, kepada Suara NTB, Sabtu (17/1), mencoba memberikan perbandingan kasus dalam dua tahun terakhir. Tahun 2013 terdapat 12 kasus dengan 15 tersangka, naik menjadi 19 kasus dengan 35 tersangka pada 2014. “Untuk kasus 2014, semua barang bukti, 10 poket dan 3 linting ganja ditambah 26 poket sabu sudah kita musnahkan,” terangnya. Pada Senin hari ini, pihaknya bersama BNNK juga akan memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba. Kepada Pemuda pelajar dan SKPD. Namun, Purbo berharap kegiatan BNNK mendapat dukungan dari semua pihak. Termasuk dari pemerintah daerah. Untuk pemberantasan narkoba di daerah i n i . (arn)

SUARA PULAU SUMBAWA

Halaman 6

Pembobolan ATM di Sumbawa Diduga Dilakukan Jaringan Terorganisir Sumbawa Besar (Suara NTB) Polres Sumbawa terus mengembangkan penyidikan kasus pembobolan anjungan tunai mandiri (ATM). Para tersangka pelaku diduga bekerja secara sistematis dan jaringan besar yang terorganisir. Polisi juga tengah mencari penerima transferan terakhir uang hasil kejahatan para pelaku. Kapolres Sumbawa, AKBP Karsiman, Sabtu (17/1) mengatakan, salah satu pelaku diketahui mantan anggota Polri yang sudah dipecat, tugas terakhirnya di Polda Lampung dengan pangkat Bripda. Pelaku lain juga ada oknum wartawan yang mengaku sebagai sopir mobil yang disewa komplotan. Kemudian ada pula oknum anggota salah satu LSM, Denli Agus yang diduga pemain kelas kakap. Aksi pelaku ini lintas provinsi, Jakarta dan Lampung serta daerah lainnya. Bahkan telah menjadi DPO Polda Metro. “Dia (pelaku) kelas kakap. Ke Sum-

bawa karena menggangap daerah ini aman (untuk aksinya pelaku) dan lahan baru yang bisa digarap,” terangnya. Aksi para pelaku sudah lama dilakukan di sejumlah daerah. Kebetulan sialnya dalam dua kali penangkapan tertangkap petugas di depan rumah kediaman Kapolres Jumat lalu. Mereka berbagi peran, masing-masing ada yang memasukkan lidi ke slot mesin ATM, ada pelaku yang bertugas mengamati situasi dan ada pula yang bertugas sebagai eksekutor serta sopir sebagai sebuah tim. “Saat ada calon korban masuk ke ATM, sedikitnya tiga orang yang diduga pelaku bergerak. Ada yang masuk ke ATM dan lainnya mengamati

situasi,” terang Kapolres. Dari pengakuan pelaku, sejauh ini ada sekitar enam TKP di Sumbawa tempat mereka beraksi. Ada pula laporan dari pegawai salah satu Bank, komplotan ini juga telah beraksi di ATM di kecamatan Alas. Beruntung keberadaan mereka cepat dilacak aparat kepolisian sehingga tak membutuhkan waktu lama, ketujuh pelaku langsung diringkus. Berkat kekompkan petugas yang dibantu masyarakat. Meski pelaku sempat melawan tetapi akhirnya dapat diamankan. Pihaknya akan terus mengembangkan kasus ini. Terutama mencari orang yang mendapatkan transferan terakhir dari uang yang dikirimkan pelaku dari ATM para korban yang sudah dikuras. Apakah orang ini hanya dikasih saja atau bagian dari pengumpul hasil kejahatan. “Nanti akan kami lengkapi dulu hasil pemeriksaan, baru nanti kita lapor-

kan ke Polda NTB. Sebab enggak mungkin hanya enam orang. Sebab dia bekerja secara sistematis dengan jaringan yang terorganisir,” sebut Karsiman. Dari hasil pemeriksaan pula, diketahui salah satu pelaku perempuan ternyata positif mengkonsumsi narkoba dari hasil tes urine yang dilakukan petugas. Untuk hal ini belum bisa ditindkalanjuti petugas karena tidak ada barang bukti. “Yang jelas dari hasil tes urine, positif. Kita tidak ada barang bukti, cuma si pelaku kita tes urine karena raut mukanya mencurigakan dan hasilnya positif,” tukasnya. Seperti diberitakan sebelumnya, polisi telah menangkap tujuh pelaku Denli Agus Saputra (30) yang beralamat di Petamburan Jakarta Barat dan M. Syukri (30) warga Nusa Tanjungan Lampung Selatan serta Dedi Muhsini (35) warga Mapin kebak Kecamatan Alas Barat. Dari ketiga orang ini,

(Suara NTB/arn)

Karsiman polisi mengembangkan penyelidikan, sehingga berhasil meringkus empat pelaku lainnya, yakni, Suryadi (30), Herlina (28), Hernawati (28), warga Nusa Tanjungan, Lampung Selatan dan Sabriyanto (34), warga Desa Mapin Kebak. (arn)

Purbo Wahono (Suara NTB/dok)

Peserta dari Luar Sumbawa Ramaikan Lomba Burung Berkicau Sumbawa Besar (Suara NTB) Sedikitnya 500 peserta, termausk dari luar daerah regional NTB dan Bali ikut meramaikan lomba burung berkicau Bupati Sumbawa Cup 1, Minggu (18/1), di RTH Kantor Bupati. Kegiatan itu merupakan salah satu rangkaian peringatan HUT Sumbawa ke-56. Kegiatan kerjasama Golden Voice Bird Club dengan Pemkab Sumbawa dibuka dari pukul 08.00 Wita. Kelas yang dilombakan kelas Bupati , kelas Golden Voice, kelas Dirgahayu Sumbawa, dan kelas Visit Sumbawa, yang di perlombakan untuk 19 jenis burung. Sebagaimana disampaikan Ketua pelaksana dan Golden Voice, Susiadi kepada Suara NTB, event ini merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan pada saat hari jadi Sumbawa. Inisiatif dari Golden Voice Brig Club bekerja sama dengan Pemkab memperebutkan piala Bupati Sumbawa Cup 1. Selain uang pembinaan, tropi, dan sertifikat cap tanda tangan Bupati Sumbawa. Tujuannya, untuk mempersatukan hobi, mempererat silaturrahmi sesama Kicau Mania khususnya Pulau Sumbawa , umumnya NTB. Selain itu, juga didukung juri profesional, dua juri dari Jawa, empat dari NTB yang bersertifikat. ”Ini juga untuk menyalurkan bakat serta hobi sekaligus memperkenalkan wisata Sumbawa. Selain itu bisa menambah PAD dan sebagai andalan spesies asli Sumbawa, burung Anis Kembang dan Kecial Kembo yang harga tertinggi bisa mencapai Rp 9 juta,” urai Susiadi. (arn) Susiadi (Suara NTB/arn)

Operasi Toko Modern di Seteluk Tunggu Putusan Bupati Taliwang (Suara NTB) Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop dan UMKM) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) nampaknya belum berani mengambil sikap tegas terkait rencananya operasional took modern Alfamart di kecamatan Seteluk. Sebab selain berdalih belum menerima langsung permohonan izin pendiriannya, dinas yang bertanggung jawab menjalankan kebijakan pemerintah terkait perekonomian di daerah itu, menyatakan menunggu keputusan bupati atas keberadaan pasar modern yang tidak sesuai wilayah penempatannya tersebut. “Kita tunggu rekomendasi (putusan) bupati dulu,” jelas Ir. Lalu Azhar kepala Disperindagkop dan UMKM KSB saat dihubungi media ini, Minggu (18/1). Ia menjelaskan, pihaknya telah menurunkan tim untuk meninjau langsung keberadaan Alfamart yang masuk dalam zona merah larangan pasar tradisional yang diberlakukan Pemkab KSB. Hasilnya, dinas memerintahkan untuk menghentikan seluruh aktivitas Alfamart Seteluk hingga adanya putusan berupa bupati. “Saya belum lihat langsung permohonannya (izinnya). Tapi yang jelas kita sudah minta pengelola untuk menghentikan kegiatannya sementara sampai ada keputusan dari bupati soal perizinan yang diajukannya tersebut,” cetus Azhar. Ia menyatakan, untuk menetapkan apakah Alfamart di Seteluk itu layak operasi atau tidak, harus mendapatkan rekomendasi bupati selaku kepala daerah. Sebab sebelumnya bupati telah secara tegas hanya merekomendasikan kecamatan Poto Tano dan Maluk saja yang bisa hadir pasar berkonsep waralaba tersebut. ”Jadi kita tunggu saja bupati, seperti apa rekomendasinya. Kalau diizinkan, boleh lanjut. Tapi kalau tidak direkomendasi maka kita akan melakukan pembongkaran,” tegasnya. Sementara itu dari pantauan media ini, pihak pengelola Alfamart di kecamatan Seteluk ini sudah mulai mendatangkan barang-barang yang akan diperdagangkan. Bahkan seluruh etalase display barang pun sudah terisi penuh dengan beragam jenis produk kebutuhan sehari-hari warga. (bug)

(Suara NTB/bug)

TOKO MODERN - Bagian Luar toko modern Alfamart di kecamatan Seteluk. Pengelola tetap mengajukan izin operasi, dan bahkan sudah siap buka toko.

(Suara NTB/ars)

RAMPUNG – Sebuah alat transportasi tradisional, cidomo, melintas di ruas jalan depan gedung tiga lantai RSUD Taliwang, KSB yang pembangunannya kini dinyatakan rampung 100 persen.

Pembangunan RSUD Taliwang Dinyatakan Rampung Taliwang (Suara NTB) Pembangunan gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taliwang dinyatakan rampung 100 persen. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek pembangunan RSUD Taliwang, Karimuddin, ST, Minggu (18/1) menyatakan, rampungnya pembangunan gedung sayap barat rumah sakit itu terhitung per 30 Desember 2014 lalu yang menjadi batas kontrak kerjanya. “Jadi setelah kita lakukan perhitungan ternyata per 30 Desember itu sebenarnya sudah selesai 100 persen sesuai kontrak kerja dengan PT Brantas Abipraya selaku pelaksana,” terangnya. Perhitungan selesai 100 persen tersebut, dikatakan Karimuddin

tak hanya sekadar realisasi pekerjaan di lokasi sesuai kontrak. Progres perhitungan pun disesuaikan kehadiran material di lokasi (on site), terutama material pabrikasi yangkebanyakandidatangkandari luar daerah. “Memang ada yang belum terpasang saat itu. Tapi materialnya saat itu sudah ada on site, sehingga hitungannya tetap dinyatakan 100 persen,” timpalnya. Material pabrikasi yang terlihat belum terpasang sebelumnya, diungkapkan Karimuddin, sebenarnya telah terpasang. Namun akibat hal teknis, material pabrikasi tersebut akhirnya dilepas kembali untuk disesuaikan. Ia pun mencontohkan, kaca tempered sebagai bahan pintu depan

(Hall) rumah sakit. Kaca ini diproduksi langsung dengan menyesuaikan ukuran langsung di lokasi pembuatannya. Sebelumnya material pintu utama rumah sakit itu telah sempat dipasang oleh pekerja namun karena terjadi perbedaan ukuran dengan yang ada di lokasi, maka kaca tersebut dikembalikan untuk dipesan ulang dari pabriknya. Begitu pun dengan daun pintu shap-double triplek 6 mm untuk pintu ruangan. Materialnya dipesan ulang karena terjadi perbedaan ukuran dengan lubang pintu yang akan ditutupinya. “Material ini juga pabrikasi dan saat itu sudah ada di lokasi. Tapi untuk menjaga kualitas, penye-

suaian ukuran dikembalikan ke pabriknya lagi untuk diukur ulang sesuai panjang dan lebar pintu,” sambungnya. Dengan dinyatakannya selesai 100 persen, kegiatan pekerjaan yang ada di RSUD saat ini sudah tidak membutuhkan perpanjangan waktu seperti yang diatur dalam Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 65 tahun 2014. Karimuddin menyebutkan, pekerjaan di lapangan saat ini sifatnya penyempurnaan karenanya memanfaatkan waktu masa pemeliharaan yang dimulai terhitung per 31 Desember hingga 180 hari ke hitungan kalender. “Yang kelihatan pekerjaan sekarang masuk dalam masa pemeliharaan. Jadi bukan

pekerjaan menggunakan tambahan waktu seperti proyek lainnya. Toh sebenarnya kegiatan itu bukan pembangunan lagi, tapi penyempurnaan dan pemeliharaan,” pungkasnya. Sementara itu, Kukuh Abdi, perwakilan PT Brantas Abipraya menyatakan, aktivitas di RSUD saat ini tidak ada lagi kegiatan pembangunan. Yang ada adalah pekerjaan perbaikan dalam rangka pemeliharaan serta pembersihan gedung dari material sisa proses pembangunan. “Hilir mudik pekerja banyak itu bukan untuk membangun tapi membersihkan material sisa bangunan. Dan pekerjaan itu di luar kontrak kerja kami,” tukasnya singkat. (bug)

Meriah, Rangkaian Peringatan HUT Sumbawa

(Suara NTB/arn)

PEMENANG - Bupati Sumbawa saat menyerahkan dooprize kepada salah satu pemenang undian, Minggu (18/1).

Sumbawa Besar (Suara NTB) Penyelenggaraan senam massal, jalan santai, dan fun bike yang dibuka untuk seluruh masyarakat Sumbawa di halaman kantor Bupati, Minggu (18/1), berlangsung meriah. Menyambut HUT ke 56 Kabupaten Sumbawa yang jatuh pada tanggal 22 Januari 2015. Acara dibuka dengan senam bersama pukul 06.15 Wita dan dilanjutkan dengan jalan santai melewati rute kantor Bupati,

jalan Diponegoro, jalan Kamboja, jalan Hasanuddin, jalan Garuda, dan berakhir di kantor Bupati Sumbawa. Sedangkan fun bike melewati rute kantor Bupati Sumbawa, jalan Diponegoro, jalan Yos Sudarso, jalan Setia Budi, jalan Sudirman, Lawang Gali, kerato, Kampung Mande, jalan Garuda, jalan Cendrawasih, dan finish di kantor Bupati Sumbawa. Acara semakin meriah saat panitia membagikan doorprize 40 buah sepeda, berbagai haadiah hibu-

ran, dan 1 unit sepeda motor. Dalam kegiatan tersebut, Bupati Sumbawa Drs. H. Jamaluddin Malik menyampaikan harapannya agar kedepannya Kabupaten Sumbawa jauh lebih baik lagi. Momen ulang tahun ke 56 Kabupaten Sumbawa semoga dapat memotivasi seluruh masyarakat untuk terus kerja keras, kerja cerdas, kerja cermat, kerja ikhlas, dan kerja tuntas untuk membangun Sumbawa yang dicintai. (arn)

LATS Gelar Cerdas Cermat Sejarah dan Bahasa Sumbawa Sumbawa Besar (Suara NTB) Lembaga Adat Tanah Samawa (LATS) menggelar kegiatan lomba membuat male, dan cerdas cermat sejarah dan bahasa Sumbawa, Minggu (18/1), di Istana Dalam Loka, yang diikuti perwakilan LATS Kecamatan dan pelajar perwakilan sekolah menengah. Bentuk partisipasi LATS dalam menyemarakkan HUT Sumbawa Ke 56. Menurut Ketua Panitia, Ir. H. Padusung,lombainimemilikimakna tersendiri. Lomba membuat Male misalnya, sebagai salah satu khasanah budaya Tau Samawa sejak zaman lampau yang berlangsung secara turun temurun adalah perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Yang di dalamnya terdapat male’ sebagai salah satu atribut pelengkap yang “wajib” ada pada setiap perayaan Maulid. KarenanyamembuatmalebagiTau Samawa menjadi salah satu alat mengukur keterampilan seseorang dalam hal seni kelingking. Fenomenayangberkembnagakhir-akhirini, dalam pengamatan LATS, penge-

tahuan dan keterampilan membuatmale,sedikitdemisedikitmengalampergeseran.“Dalamarti,male yang muncul kemudian, kebanyakanbukanmaleyangsesungguhnya seperti lazimnya male-male yang kitakenaldahulu,baikdarisegimotif maupun pola dalam menggunting,”terangnya. Sedangkan lomba Cerdas Cermat sejarah dan Bahasa Sumbawa bagi pelajar. Diakui atau tidak, ada kekhawatiran yang cukup beralasan,anak-anakSumbawa,generasi-generasi muda Sumbawa, sebagai penerus estafet kepemimpinan Tana Samawa, pada suatu masa tidak lagi mengenal sejarah dan bahasanya sama sekali. Gejala tersebut begitu menguat. Para pelajar, dan mahasiswa Sumbawa, nyaristidakmemahamisejarahnya sendiri. “Mereka hanya paham tentang sejarah Majapahit, Sriwijaya, danlainnya.Sementarasejarahtentang Sumbawa mereka kurang sama sekali utuk tidak kita mengatakan bahwa tidak paham sama sekali. Termasuk didalamnya bahasa,” cetus Padusung. Sekretaris Panitia, Syukri Ra-

khmat, S.Ag, menambahkan, Sumbawa yang sejak lama dikenal dengan sebutan Tana Intan Bulaeng, dipahami bukan sekadar bermakna bahwa di dalam perut bumi Sumbawa mengandung biji-biji emas dengan kuantias dan kualitas yang demikian luar biasa. Akan tetapi lebih dari itu, Tana Intan Bulaeng juga bermakna, bahwa pada diri Tau Samawa, para leluhur-leluhur kita zaman lampau, tertancap di dalam kalbunya, ilmu pengetahuan dan keterampilan serta keihklasan yang luar biasa sehingga dengannya beliau-beliau itu mampu mendirikan sebuah negeri dalam bentuk kesultanan Sumbawa. ”Istana ini, Dalam Loka ini, dalah bukti kongkret betapa kehebatan dan kecerdasan dan semangat batin yang ikhlas dan kokoh dari para leluhur kita masa lalu terekspresikan secara nyata dalam bentuk fisik maupun filosofi Dalam Loka ini. Subahnallah, sunguh luar biasa,” ujarnya. Semangat inilah, kata Syukri, yang menjadi spirit menjaga dan

(Suara NTB/arn)

CERDAS CERMAT - Suasana cerdas cermat Sejarah dan Bahasa Sumbawa di Istana Dalam Loka. mengawal perjalanan Sumbawa. Oleh karena itu, lomba membuat male dan cerdas cermat ini menjadi penting untu diselenggarakan guna menumbuhkembangkan semangat kesumbawaan bagi semua kita Tau Samawa, terutama para pelajar dan generasi muda Sumbawa. Untuk diketahui, peserta lomba membuat male ini terdiri atas utusan dari LATS kecamatan sekabu-

patenSumbawa.Sepuluhkaryaterbaikmendapathadiahpenghargaan dan karyanya akan dipajang di Istana ini sehingga setiap tamutamu yang datang bisa melihanya dan bahkan bisa menjadi media pembelajaran.. Sedangkan peserta cerdas cermat, dibatasi pada lima kecamatandiwilayahtengahSumbawa, Kecamatan Sumbawa, Unteriwes,LabuhanBadas,MoyoHilir dan Moyo Utara. (arn)


SUARA PULAU SUMBAWA

SUARA NTB Senin, 19 Januari 2015

Polres Dompu Targetkan Dua Kasus Korupsi

Herman (Suara NTB/ula)

Warga Keluhkan Raskin Berbau Amis Bima (Suara NTB) Niat Bulog Sub Divre Bima untuk berbenah di tahun 2015 sepertinya menemui kendala. Pasalnya saat penyaluran, masih ada beras miskin atau yang kini dikenal dengan Cadangan Beras Pemerintah tak berkualitas yang diterima oleh pihak Desa. Hal ini terjadi di desa Mpili, kecamatan Donggo, Kabupaten Bima. Beras tersebut diterima oleh pihak Desa pada Sabtu (17/1) lalu. Beras yang diterima tidak hanya berkutu, namun juga dalam kondisi hancur dan berbau amis. “Akibatnya, kita banyak menerima pengaduan dari masyarakat,” ujar Kepala Desa Mpili, Tasrif. Dijelaskannya, jumlah beras yang didrop oleh petugas lebih dari dua ton. Masing-masing penerima mendapatkan jatah satu karung dengan isi 15 kilogram. Namun saat itu, akunya, pihaknya belum mengetahui jika ada beras yang dalam kondisi rusak parah. Kebanyakan yang mendapatkan beras rusak tersebut adalah warga yang benar-benar kurang mampu. Sehingga pihaknya harus mengambil langkah alternatif dengan mengurangi jatah RT/RW. Selanjutnya, beras rusak yang tadinya didapat oleh warga miskin kemudian diganti dengan beras yang kondisinya bagus. Padahal sebelumnya saat Pemerintah Daerah (Pemda) melakukan BBGRM, lanjutnya, Bupati Bima, H. Syafrudin H.M. Nur, M.Pd, telah menekan agar Bulog menyediakan beras yang berkualitas bagus. Untuk itu, dia selaku Ketua Panitia tingkat Desa meminta agar Bulog bisa mengecek terlebih dahulu beras yang hendak didistribusikan. Jika hal ini masih terjadi kedepan, dia pun menyebutkan akan melaporkan ke Bupati Bima guna menidaklanjuti kinerja Bulog. Sementara itu, Kepala Bulog Sub Divre Bima, R. Gunadarma N yang dikonfirmasi, Minggu (18/1) menyebutkan mengenai adanya beras ini akan disikapi oleh pihaknya. Sesuai dengan komitmen sebelumnya, jika beras yang tampaknya tidak segar tersebut dikumpulkan dan diganti dengan kualitas bagus. Namun setelah mengetahui jika beras-beras tersebut sudah dibagi habis, Gunadarma sempat kecewa karena jika dibuang tentu sulit untuk mengetahui kebenarannya. “Seharusnya jangan dibagi dulu, nanti ada staf saya yang akan meluncur ke lokasi untuk memastikan kebenarannya,” tutur Gunadarma. Sebelumnya saat dikonfirmasi, di tahun 2015 ini Bulog sudah melakukan perbaikan-perbaikan mengenai kualitas dan kuantitas beras yang diterima oleh RTSPM (Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat, red). Dengan demikian, pihaknya berharap apabila terdapat beras yang tidak sesuai dengan kualitas dan kuantitas hingga ke tingkat Desa, bisa dilaporkan. Bahkan Kades selaku Ketua Tim CBP-OPK di tingkat desa bisa segera mengembalikan ke gudang penyimpanan. Bahkan kedepan, untuk mencapai zero keluhan, pihaknya akan menerapkan pola-pola baru, di mana Kades dipersilakan untuk melihat dan memilih langsung beras untuk desanya. “Itulah bentuk tanggap kami untuk memperbaiki pelayanan,” tutur Gunadarma saat itu. (use)

Akan Disesuaikan Tarif Angkutan di Dompu Dompu (Suara NTB) Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium oleh pemerintah menjadi Rp 6.500 per liter akan diikuti dengan penyesuaian tarif angkutan umum. Angkutan pun diinstruksikan untuk mengikuti dan diancam akan ditindak tegas bagi yang tidak mengikutinya. Kepala Dinas Perhubungan Telekomunikasi dan Informatika Kabupaten Dompu, H. Moh Syaiun HAZ, SH, M.Si kepada Suara NTB, Jumat (16/1) men(Suara NTB/ula) gatakan, kebijakan pemerintah H. Moh. Syaiun HAZ pusat itu akan diikuti dengan penyesuaian tarif baru bagi angkutan umum. “Tentu akan kita sesuaikan tarif angkutannya,” kata Syaiun. Menurut Syaiun, pada penyesuaian pertama harga BBM tidak diikuti dengan penyesuaian tarif angkutan umum di Dompu. Pertimbangannya, penyesuaian tidak terlalu berdampak. “Tapi harga BBM saat ini sudah sesuai harga BBM sebelumnya, maka mau tidak mau harus kita sesuaikan tarif angkutan,” jelasnya. Tarif angkutan kota di Dompu sejak kenaikan harga BBM lalu dari Rp 3.000 per orang, Dewan menjadi Rp 5.000 dan Rp 1.500 untuk pelajar menjadi Rp 3.000. Bisa saja penurunan tarif dikembalikan ke tarif lama, namun masih ditunggu kebijakan dari pusat dan dikoordinasi dengan pihak Organda. (ula)

BANGUN PABRIK - Pelabuhan yang sebelumnya dimanfaatkan oleh PT Mutiara di Doropeti, Dompu, dimanfaatkan PT SMS untuk bongkar muat bahan bangunan pembangunan pabrik gula, salah satu yang terbesar di Indonesia.

(Suara NTB/ula)

Dompu (Suara NTB) Penanganan kasus dugaan korupsi di Polres Dompu tahun dua015 ditargetkan minimal dua kasus. Target ini meningkat dari tahun sebelumnya yang minimal satu kasus. Kasus dugaan korupsi PNPM Mandiri Kecamatan Kempo dan dana sertifikasi guru tahun 2010 – 2011 menjadi target untuk diselesaikan 2015. Kasat Reskrim Polres Dompu, AKP Herman kepada Suara NTB di ruang kerja Kapolres Dompu, Jumat (16/1), mengatakan ada peningkatan target penanganan kasus dugaan korupsi tahun 2015 dari atasan.. “Tahun ini ada peningkatan target penyelesaian kasus korupsi kita dari biasanya hanya satu kasus menjadi dua kasus,” kata Herman. Target ini, lanjut Herman, diyakini bisa diselesaikan. Terdapat dua kasus dugaan korupsi yang sedang dalam tahap penyelidikan, yaitu kasus dugaan korupsi dana simpan pinjam PNPM Mandiri Kecamatan Kempo tahun 2010-2013 dan kasus sertifikasi guru tahun 2010 – 2011. “Dua kasus ini akan kita upayakan untuk diselesaikan tahun ini,” ungkap Herman. Herman mengatakan, kedua kasus ini telah dihitung kerugian negaranya. Berdasarkan hasil audit investigasi BPKP untuk kasus simpan pinjam, kerugan negara sekitar Rp 100 juta lebih. Jumlah serupa juga untuk kasus sertifikasi guru. “Pastinya saya tidka hafal. Tidak sampai Rp 200 juta, tapi sekitar Rp 100 juta lebih,” jelasnya. Untuk kasus simpan pinjam PNPM Mandiri Kempo, dikatakan Herman, modusnya kelompok fiktif dan anggota fiktif. Uang yang dicairkan tidak sampai ke pemilik nama, tapi digunakan oknum pengurus untuk kepentingan pribadi. Kasus ini semula dilaporkan kerugian negara lebih dari Rp 400 juta, tapi hasil audit BPKP hanya Rp 100 juta lebih. (ula)

Halaman 7

Dugaan Malpraktik

Petugas di RSU Dompu akan Dievaluasi Dompu (Suara NTB) Kasus dugaan malpraktik akibat kelalaian petugas laboratorium RSU Dompu yang keliru membaca golongan darah pasien Barayati, bukan kasus pertama terjadi. Diduga kasus serupa sering terjadi, tapi pasiennya enggan melakukan donor karena hasilnya berbeda dari golongan darah sebenarnya. Direktur utama RSU Dompu, dr H. Ahmad Faisal, Sp.A kepada Suara NTB di kantornya, Sabtu (17/1) mengatakan, kasus dugaan malpraktik akibat kekeliruan dalam labeling oleh petugas laboratorium menjadi pembelajaran bagi pihak RSU Dompu. Pihaknya akan melakukan evaluasi untuk meningkatkan kualitas kompetensi petugasnya. “Petugasya perlu peningkatan kualitasnya,” kata dr H. Ahmad Faisal. Dikatakan, pemeriksaan golongan darah tidak memerlukan alat dan tergolong pemeriksaan yang mudah. Untuk mengetahui golongan darah, sampel darah ditetesi antigen A dan antigen B. Saking mudahnya, pemeriksaan golongan darah sering dipraktikkan siswa SMA di laboratoriumnya. “Memeriksa golongan darah dibutuhkan ketelitian petugasnya. Agar lebih meyakinkan, bisa menggunakan kaca pembesar,” ungkap H. Ahmad Faisal. Selain kasus Barayati warga Potu, salah seorang mantan pasien RSU Dompu yang enggan disebutkan namanya mengaku, menderita anemia dan dirawat di RSU Dompu. Oleh pihak RSU disarankan

untuk dilakukan transfusi darah. “Golongan darah saya AB, tapi yang keluar hasil pemeriksaan golongan darah A. Tiga kali dilakukan pemeriksaan, hasilnya sama golongan darah A,” ungkap sumber ini. Perbedaan hasil pengecekan golongan darah, lanjut sumber ini, membuat dirinya enggan melakukan transfusi darah. Karena 2007 lalu, ia sempat mendonor darahnya saat di Surabaya dengan hasil golongan darah AB. “Masa hasilnya bisa berbeda? Makanya saya putuskan tidak melakukan transfusi darah,” jelasnya. Ibunya juga sempat mengecek golongan darah di RSU Dompu dan hasilnya disebut golongan darah O. Padahal ibunya memiliki golongan darah A. “Ketika diperiksa ke Mataram, golongan darah mama A,” ungkapnya menambahkan. Terkait kasus ini, H Ahmad Faisal mengaku, belum mendapatkan laporannya. Namun kesemua itu akan menjadi pelajaran bagi pi-

haknya untuk melakukan evaluasi petugas dan mengingatkannya untuk lebih hati-hati. Sementara untuk alat laboratorium, Faisal mengatakan, untuk kategori RS tipe C, sudah lebih dari cukup. “Standarnya sudah cukup untuk RS tipe C,” kata Faisal. (ula)

Pasien Barayati Difasilitasi Cek Kesehatan di Mataram Dompu (Suara NTB) RSU Dompu memfasilitasi pasiennya, Barayati untuk memeriksakan kondisi kesehatannya di Mataram pascadugaan malpraktik saat transfusi darah. Pihak RSU Dompu tetap yakin, darah yang didonorkan ke Barayati sesuai golongan darah dan hanya terjadi kesalahan labeling di kantong darah. Soal laporan pengaduan atas dugaan malpraktik ke Polisi, manajemen RSU Dompu belum mengetahuinya. Direktur RSU Dompu, dr H. Ahmad Faisal, Sp.A kepada Suara NTB di kantornya, Sabtu (17/1) mengatakan, Barayati (27), pasien persalinan warga Potu telah dibawa keluarganya ke Mataram untuk dilakukan pengecekan kondisinya setelah transfusi darah beberapa waktu lalu. Keberangkatan dan pemeriksaannya pun difasilitasi manajemen RSU Dompu. “Kita yang penting untuk kebaikan pasien,” katanya. H. Ahmad Faisal mengatakan, difasilitasinya pemeriksaan ke Mataram dihajatkan untuk meyakinkan pasien dan keluarga yang meragukan tindakan transfusi darah di RSU Dompu. Sebelum diberangkatkan ke Mataram, kondisi kesehatan Barayati telah membaik. “Biar pasien dan keluarga tidak ragu lagi (dengan pelayanan RSU Dompu),” terang H. Ahmad Faisal. Terkait dilaporkannya ke Polisi atas dugaan malpraktik, H. Ahmad Faisal men-

gaku, tidak mengetahuinya. Pihaknya telah membangun komunikasi yang baik dengan keluarga dan tidak ada masalah. “Kami komunikasi dengan pihak keluarganya dan tidak ada masalah,” jelasnya. Kasat Reskrim Polres Dompu, AKP Herman yang dihubungi terpisah, Sabtu, mengatakan baru menerima laporan pengaduannya. Laporan tersebut akan dipelajari lebih lanjut, sehingga belum disimpulkan untuk langkah lebih lanjut. “Kita baru terima laporan pengaduannya. Kita baca dulu. Kita belum menyimpulkan untuk mengambil tindakan,” katanya. Kasus Barayati terjadi atas dugaan kelalaian petugas laboratorium RSU Dompu yang keliru membaca jenis golongan darah sebelum dioperasi caesar kelahiran anaknya, Jumat (9/1) lalu. Hasil pemeriksaan golongan darah pertama, Barayati disebut bergolongan darah B dan menjelang ditransfusi setelah operasi dilakukan, petugas masih menyebut golongan darahnya B. Sehingga keluarga yang rata-rata golongan darah O diminta mencari pendonor bergolongan darah B. Pasca transfusi darah, Sabtu dini hari, Barayati mengalami pendarahan. Dokter kandungan pun meminta untuk dilakukan pengecekan ulang golongan darah dan diperoleh. Hasilnya bergolongan darah O, sama seperti data golongan darah di KTP dan kedua orang tua serta keluarganya. (ula)

Rapat Paripurna Sungai Oi Seli DPRD Bima Kurang Suguhkan Wisata Alternatif Pemandangan Alam Direspons Eksekutif H. Ahmad Faisal

(Suara NTB/ula)

Kota Bima (Suara NTB) Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima rupanya menyimpan berbagai potensi wisata. Jika yang selama ini dikenal hanya ‘Uma Lengge’ yang kini menjadi salah satu peninggalan cagar budaya dan kolam pemandian ‘pesanggerahan’ yang menjadi tempat persinggahan Belanda pada zaman dahulu rupanya juga menyimpan potensi wisata alam. Objek itu yakni sungai Oi Seli yang terletak di pegunungan Desa Kawae yang masih alami. Selain airnya yang jernih dengan bebatuan gunung yang bersusun, pepohonan tinggi dengan akar menjulang makin menambah kuat karakteristik keasriannya. Meski debit air belum begitu tinggi, namun pemandangan tersebut cukup bisa mengobati penat bagi masyarakat yang ingin menikmati pemandangan sunyi dengan lokasi yang dijamin bersih. Sejumlah awak media pun sempat menelusuri aliran sungai dimaksud, Sabtu (17/ 1). Meski harus menelusuri jalan setapak dan sedikit menguras tenaga, namun rasa lelah hilang begitu saja ketika sampai di aliran sungai yang juga menjadi sumber penghidupan masyarakat setempat tersebut. Sapaan gemericik air dan sunyinya alam pun makin menyejukkan jiwa. Salah seorang pengunjung, Hasyim, mengungkapkan kekagumannya. Menurutnya, aliran sungai di lokasi tersebut lumayan bersih dan alamiah. Lokasi ini cocok menjadi altenatif wisa-

ta meski belum banyak dikenal orang. Sebab, selain sebagai tempat menyegarkan mata, aliran sungai ini juga kemungkinan bisa untuk arung jeram meski tidak terlalu lebar. Tidak hanya aliran sungai, di sekitarnya juga terdapat kebun kopi yang juga bisa dijadikan sebagai tempat wisata. Adanya kebun ini juga bisa menjadi ciri khas potensi dimaksud. “Sambil melihat pohon, proses pemanenan, pengunjung juga bisa langsung meminum kopi di tempat ini. Tinggal bagaimana dikelola tawaran wisata yang akan dijual,” tuturnya. Tentunya, lanjut Hasyim, hal ini harus didukung oleh Pemerintah. Sebab pemandangannya yang asri cukup untuk menjadikan lokasi ini untuk menarik wisatawan lokal maupun daerah lain. Untuk itu, dia pun berharap Pemerintah bisa turun ke lokasi guna melihat langsung lokasi di sepanjang aliran sungai. “Dinas Pariwisata juga harus turun, untuk meng-

gali potensi yang ada,” ujarnya. Sementara itu, warga sekitar, Abdullah yang ditemui di sekitar lokasi menyebutkan jika tidak hanya aliran sungai dan kebun kopi yang ada. Topografi gunung setempat cukup menantang bagi crosser yang hobi menerabas pegunungan. Jalur tersebut bisa dilintasi hingga menuju ke pegunungan Lampe Kecamatan Rasa NaE Timur Kota Bima. “Pernah ada yang pakai motor cross melintas,” terang Abdullah. Disebutkannya, jika di sekitar lokasi menuju aliran sungai sudah dibuka lahan oleh anggota Dewan dapil setempat meski belum diaspal. Rencananya, jalan tersebut akan dibuka sehingga bisa memudahkan menuju lokasi sungai. Perlu diketahui, aliran sungai ini juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air warga setempat dan sekitarnya. Setidaknya kini sudah ada 12 mata air yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan warga. (use)

(Suara NTB/use)

SUNGAI OI SELI – Pengunjung sedang mandi di sungai Oi Seli dengan air yang bening dan alam yang perawan. Perlu sentuhan bagi pengembangan objek wisata ini.

Kota Bima (Suara NTB) Rapat paripurna penyampaian hasil monev (monitoring dan evaluasi) program dan kegiatan eksekutif oleh DPRD Kabupaten Bima tampaknya kurang mendapat respons dari eksekutif. Pasalnya, rapat tersebut harus diskorsing lantaran tidak satu pun SKPD Kabupaten Bima yang hadir. Kondisi ini pun menuai kekecewaan dari seluruh anggota Dewan. Rapat tersebut sedianya dibuka pukul 09.00 Wita di ruang rapat paripurna DPRD Kabupaten Bima. Namun, sejak dibuka oleh Pimpinan DPRD, tak satu pun dari eksekutif yang hadir, kecuali Asisten III yang datang mewakili Bupati Bima. Lantaran tak bisa menunjukkan surat penunjukkan mewakili Bupati, rapat pun tak bisa dilanjutkan dan harus diskorsing selama 20 menit. Namun hingga pukul 10.00 Wita, masingmasing Kepala SKPD belum juga kunjung datang. Satu per satu mereka baru hadir sekitar pukul 10.30 Wita. Rapat dilanjutkan dengan penyampaian hasil monev. Salah seorang anggota DPRD, M. Aminurlah yang ditemui saat rapat diskorsing menyebutkan seharusnya rapat tersebut tidak ditunda-tunda oleh eksekutif. Karena menyangkut dengan evaluasi dari program mau-

pun kegiatan eksekutif. Sebab, salah satu tugas dan fungsi Dewan yakni melakukan pengawasan, sejauh mana penggunaan anggaran APBN, APBD dan sebagainya. Apakah sudah diselesaikan atau belum. “Contohnya anggaran hibah, sejauh mana pemberian bantuan tersebut kepada kelompok-kelompok,” ujar duta Partai Amanat Nasional (PAN) ini. Apalagi yang hadir mewakili Bupati Bima adalah Asisten III yang datang tanpa bisa menunjukkan surat penunjukkan mewakili Bupati. Bupati Bima tidak seharusnya mendelegasikan kehadiran melalui Asisten III. “Tadi kita minta harus ada surat penunjukkan dulu baru rapat bisa dilanjutkan,” tambahnya. Hal senada juga disampaikan anggota Dewan lainnya, Ir Suryadin, wakil Partai Golkar asal Kecamatan Lambu. Menurutnya, eksekutif yang tidak menepati waktu undangan tersebut, dinilai sebagai sikap yang tak menghargai tugas dan fungsi Dewan. Jangankan pada rapat penyampaian tersebut, saat turun monev pun tak ada dari pihak eksekutif yang mendampingi. Padahal, pihaknya sudah melakukan pemanggilan. “Kita sudah berikan jadwal ke eksekutif,” katanya. (use)


SUARA NTB Senin, 19 Januari 2015

POLHUKAM

Halaman 8

Tim Terpadu Diminta Tetap Lakukan Razia

(Suara NTB/ist)

Mataram (Suara NTB) – Penemuan beberapa senjata tajam serta puluhan penghuni kos tidak memiliki identitas kependudukan menjadi perhatian serius Pemkot Mataram. Wakil Walikota Mataram menginstruksikan tim terpadu agar tetap melakukan razia. Pasalnya, kegiatan rutin tersebut akan berdampak positif untuk mencegah potensi kriminalitas di masyarakat. Hal tersebut ditegaskan Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana, Sabtu (17/8). Ia menjelaskan, sudah mendapatkan laporan dari tim terpadu yang melakukan giat 21 Jumat (16/1) malam secara umum tidak ada kendala. Hanya saja, dari beberapa kos diamankan sajam, botol miras, dua pasangan belum nikah serta puluhan penghuni kos tidak memiliki identitas. Tim terpadu harus rutin melaksanakan razia itu, karena akan berdampak positif ke masyarakat dan bisa mencegah potensi yang masalah yang ada di masyarakat. Terkait rencana razia, Mohan belum mengetahui secara pasti skema yang akan dilakukan oleh tim terpadu yang terdiri dari Satpol PP, Bakesbangpol, Dukcapil serta Polres Mataram. Tapi ia tetap meminta razia harus diintensifkan dengan menyasar secara reguler kawasan atau pemukiman padat pondokannya. “Skema mereka saya belum terima, tapi saya ingatkan agar ini terus dilakukan,” pintanya. Seharusnya tambah Mohan, pemilik kos mempunyai kepedulian dan tanggungjawab sosial terhadap usaha mereka dan bukan masalah bisnis semata. Artinya, induk semang harus memiliki kepedulian untuk mengontrol pondokannya, karena pemerintah daerah tidak menginginkan ada persoalan yang sampai melebar lebih jauh. Persoalan dimaksud yakni, jangan sampai ada penghakiman dari masyarakat yang merasa terganggu dengan aktivitas – aktivitas penghuni kos yang tidak – tidak. Selain itu disarankan, penghuni kos kalau memang tujuannya untuk belajar, agar melaksanakan tugasnya sebagai pelajar atau mahasiswa bukan melakukan hal yang sia – sia dan merugikan diri pribadi. Adapun terkait lapak di Eks Pelabuhan Ampenan yang coba – coba menjual minuman keras (miras), Mohan menegaskan sudah ada kesepakatan yang disetujui oleh pedagang. Artinya, kalau sampai keluar dari beberapa aturan, maka lapaknya akan dicabut dan tidak ada tolerasi terhadap hal itu. “Pertama saya akan peringati dulu, kalau mengulangi saya tidak ada toleransi lapaknya akan saya cabut,” tegasnya. (cem)

H. Mohan Roliskana

Eksekusi Mati Berjalan Lancar Jakarta (Suara NTB) – Jaksa Agung HM Prasetyo menyatakan eksekusi enam terpidana mati kasus narkoba pada Minggu (17/1) dini hari berjalan lancar dan aman. “Lima terpidana mati dieksekusi di LP Nusakambangan dan satu di Boyolali,” katanya di Jakarta, Minggu (18/1). Dalam pelaksanaannya ada perubahan, semula akan dilaksanakan pada 00.10 WIB, berubah menjadi 00.30 WIB, sedangkan di Boyolali 00.46 WIB, akibat faktor cuaca. Ia mengaku mendapatkan laporan dari tim di Nusakambangan pukul 00.41 WIB, untuk meyakinkan apakah terpidana sudah meninggal, kemudian dokter memeriksanya pada pukul 00.40 WIB. “Sebenarnya ketika ditembak para terpidana mati langsung meninggal dunia, tapi untuk lebih meyakinkan tim dokter kita menunggu 10 menit untuk memastikan apakah benar-benar sudah meninggal,” ungkapnya. Ia menyebutkan tiga terpidana mati akan dikremasi sesuai permintaan akhirnya, sedangkan tiga lainnya dikuburkan secara biasa. “Untuk permintaan terakhir Ang Kim Soei kebetulan istrinya datang ke tempat eksekusi, nantinya setelah dikremasi akan dibawa abunya pulang ke negaranya (Belanda),” ucapnya. Sementara terpidana mati asal Brasil, Marco Archer atas permintaaannya dikremasi dan nantinya akan diserahkan ke tantenya. Sedangkan satu terpidana lainnya dikremasi di Semarang dan atas permintaanya akan ditempatkan di makam pemuka agamanya yang sempat membaptisnya, ujarnya. “Sedangkan terpidana Rani Andriani saat ini dalam perjalanan ke kampung halamannya di Cianjur,” katanya. Jenazah Daniel Enemuo alias Diarrassouba Mamadou (38), WN Nigeria dibawa ke negaranya. Sedangkan Namaona Denis (48), Warga Negara Malawi, dimakamkan di Nusakambangan. Lima terpidana mati dieksekusi serempak di Nusa Kambangan, Namaona Denis (48), Warga Negara Malawi, Marco Archer Cardoso Moreira (53), WN Brasil, Daniel Enemuo alias Diarrassouba Mamadou (38), WN Nigeria, Ang Kiem Soei alias Kim Ho alias Ance Tahir (62), WN Belanda; Rani Andriani alias Melisa Aprilia, WN Indonesia. Kemudian, seorang lain di Boyolali, Tran Thi Bich Hanh, (37), WN Vietnam. (ant/bali post)

(ant/bali post)

BERI KETERANGAN - Jaksa Agung HM. Prasetyo memberikan keterangan kepada wartawan terkait eksekusi enam terpidana mati di Kantor Kejaksaan Agung, Jakarta, Minggu (18/1). Menurut HM Prasetyo, eksekusi mati enam terpidana kasus kejahatan narkotika tersebut berlangsung dengan aman dan lancar pada Minggu (18/1) dini hari, lima orang dieksekusi di LP Besi Nusa Kambangan dan satu orang lainnya, dieksekusi di Boyolali, Jawa Tengah.

Aktivis NU NTB akan Surati Hakim

Eksekusi Putusan Kasasi Darmawan Dinilai Lamban

(Suara NTB/cem)

OPERASI - Tim sedang memeriksa salah satu kos-kosan di Lingkungan Kekalik Swasembada, saat operasi pondokan, Jumat (16/1) malam.

Razia Kos-kosan

27 Warga Tanpa Identitas Diamankan Petugas

Mataram (Suara NTB) – Sebanyak 27 warga yang tidak mengantongi identitas serta terbukti memiliki senjata tajam diamankan oleh tim terpadu dari Bakesbangpol, Satpol PP, Dukcapil, TNI dan Polres Mataram. Warga tersebut digiring oleh petugas ke kantor Lurah Kekalik untuk diminta keterangan terkait kepemilikan senjata tajam serta tidak adanya identitas. Pantauan Suara NTB, tim terpadu bergerak menyisir pondokan di empat lingkungan dari dua kelurahan masing – masing di Kelurahan Kebon Sari dan Kekalik. Tim yang dibagi empat regu itu mulai bergerak menyisir pondokan pukul 21.30 Wita. Kedatangan tim ke beberapa kos-kosan yang disinyalir sering digunakan sebagai tempat praktik prostitusi serta pesta miras dan narkoba, sontak mengejutkan para penghuni kos. Tak ayal tiga orang pelajar dari salah satu sekolah menengah (SMK) di Kabupaten Lombok Timur, terkejut dengan kedatangan tim dan bersembunyi di sumur. Sementara, beberapa penghuni kos juga ada yang kabur sebelum tim memeriksa kos-kosan mereka. Kepala Bidang (Kabid)

Trantibum Satuan Polisi Pamong Praja (Sat. Pol PP) Kota Mataram, Bayu Pancapati mengatakan, razia kos-kosan tersebut dilakukan sebagai upaya penerapan Perwal nomor 22 tahun 2013 tentang pelimpahan kewenangan pada camat dan lurah. Razia itu melibatkan tim gabungan dari Dukcapil, Bakesbangpol, Polres serta kelurahan. Sesuai Perda nomor 2 tahun 2005 tentang izin penyelenggaraan rumah pondokan dalam pasal 6 dan 8 sudah jelas aturan. Kelurahan Kekalik dan Kebo Sari disinyalir sangat rentan terjadinya hal – hal yang mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat. Hasilnya sebut Bayu, pihaknya menemukan dua pasangan belum nikah sedang berduaan di kamar, dua orang

diketahui memiliki senjata tajam, dua motor bodong serta 27 lainnya tidak mengantongi identitas. “Dua warga yang kedapatan memegang sajam dan dua motor lainnya kita serahkan ke Polres untuk ditindaklanjuti,” kata Bayu. Sementara pondokan yang tidak mentaati aturan, pihaknya akan mengambil tindakan tegas dengan menyegel pondokan tersebut. Namun terlebih dahulu diserahkan ke Lurah untuk mendata dan memperingati pemilik pondokan. Selain menyasar pondokan, tim terpadu juga menyasar Eks Pelabuhan Ampenan. Disana tim menemukan pedagang (PKL) menjual miras. Terkait tindakannya, diserahkan langsung ke Pemkot Mataram untuk menindaklanjuti. (cem)

Jenazah Rani Disambut Tangis Cianjur (Suara NTB) – Isak tangis keluarga menyambut kadatangan jenazah Rani Andriani, terpidana mati yang dieksekusi regu tembak di Nusakambangan. Jenazah Rani tiba di kampung halamannya di Kampung Ciranjang, Desa Ciranjang, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Jabar, Minggu (18/1), sekitar pukul 11.30 WIB. Setelah sampai di kampung halaman, jenazah langsung disholatkan di salah satu mushola milik keluarga yang tidak jauh dari areal pemakaman. Setelah prosesi pemakaman, jenazah Rani diserahkan oleh Kejaksaan Negeri Tanggerang, kepada pihak keluarga untuk selanjutnya dimaka-

mkan. Puluhan aparat dari TNI dan Polri, melakukan pengamanan dengan memagar betis sejumlah lokasi termasuk areal menuju pemakaman keluarga, sebagai upaya mencegar terus membludaknya warga yang ingin menyaksikan pemakaman. Kapolres Cianjur, AKBP Dedy Kusuma Bakti, mengatakan, pengamanan bertujuan untuk membantu kelancaran prosesi pemakaman jenazah Rani. Puluhan petugas keamanan ditempatkan disejumlah titik termasuk dari satuan lalulintas untuk mengatur arus yang melintas di lokasi. “Kita melakukan pengamanan secara proposional, guna

kelancaran jalannya penerima jenazah oleh keluarga hingga dimakamkan,” katanya. Sementara selang beberapa setelah dishiolatkan dan diserahterimakan pada keluarga, jenazah Rani langsung dimakamkan tepat disamping makam ibunya Nani yang meninggal tahun 2006. Areal pemakaman tersebut merupakan milik keluarga. Di areal tersebut sudah terdapat enam makam lainnya yang merupakan keluarga Rani. Hingga jenazah diturunkan ke liang lahat, ribuan warga terus memadati areal pemakaman untuk menyaksikan prosesi pemakaman, meskipun wilayah tersebut sempat diguyur hujan. (ant/balipost)

Pascaeksekusi Mati

Brazil dan Belanda Tarik Dubes dari Indonesia Jakarta (Suara NTB) – Brazil dan Belanda memanggil duta besarnya di Indonesia setelah pemerintah mengeksekusi enam narapidana kasus narkoba, Minggu dinihari. Dalam eksekusi gelombang pertama di pemerintahan Presiden Joko Widodo, ada lima warga negara asing dan satu warga negara Indonesia (WNI) yang dihadapkan ke depan regu tembak. Warga negara asing itu antara lain berasal dari Nigeria, Malawi, Vietnam, Belanda, dan Brazil. Brasil memanggil duta besarnya di Jakarta untuk konsultasi dan sembari mengatakan eksekusi tersebut akan mempengaruhi hubungan bilateral.

“Penggunaan hukuman mati, yang oleh masyarakat dunia kian dikutuk, berpengaruh besar terhadap hubungan negara kami,” demikian pernyataan presidensial yang diterbitkan oleh kantor berita Brazil. Belanda, yang sebelumnya adalah pemerintahan kolonial di Indonesia, juga memanggil duta besarnya dan mengutuk eksekusi atas warga negaranya, Ang Kiem Soei. “Itu adalah hukuman yang kejam dan tak manusiawi dalam ukuran penolakan yang tak dapat diterima atas martabat kemanusiaan dan integritas,” kata Menlu Belanda Bert Koenders. Sebelum eksekusi, pengacara Soei berkicau di Twitter bahwa Soei berterima kasih pada upaya gagal pemerintah

Belanda dan kliennya akan berdiri di hadapan regu tembak tanpa penutup mata. Presiden Indonesia, yang menandatangani eksekusi bulan lalu, telah mengambil sikap keras pada supremasi hukum dan berjanji untuk tidak ada grasi atas pelanggar narkoba . Indonesia melanjutkan eksekusi di tahun 2013 setelah jeda lima tahun. “Ini adalah negara yang beberapa tahun lalu mengambil langkah positif untuk menajuh dari hukuman mati, tapi pemerintah sekarang menyetir negara ke arah yang berlawanan,” kata Rupert Abbott, Direktur Penelitian Asia Tenggara untuk Amnesty International, sebagaimana dikutip Reuters. (ant/bali post)

Giri Menang (Suara NTB) – Lambannya makamah agung (MA) melayangkan surat eksekusi penahanan H. Darmawan ke kejaksaan tinggi (kejati) NTB pascaputusan MA menolak kasasi H.Darmawan tertanggal 12 November 2013 dengan nomor perkara 836K/PID/2013 membuat banyak kalangan mempertanyakan kelanjutan vonis yang sudah inkrah tersebut. Darmawan sebelumnya divonis bersalah oleh hakim pengadilan negeri (PN) Mataram tanggal 25 September 2012 dengan nomor perkara 243/PID.B/2012/PN.MTR. Terdakwa H.Darmawan dianggap melanggar pasal 263 ayat 2 KUHP junto pasal 55 ayat 1 KUHP dan pasal 264 ayat 2 KUHP tentang penggunaan surat palsu secara terus menerus. Tidak puas dengan putusan hakim PN Mataram, H.Darmawan kemudian mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi (PT) Mataram. Di PT Mataram dengan nomor perkara 114/PID/2012/PT. MTR tanggal 3 April 2013 H.Darmawan kembali dikalahkan dari lawan sengketanya atau pelapor yakni Ko-

mpyang Wisastra Pande atas sengketa lahan berupa tanah seluas 31 are di Kekalik Mataram dengan hukuman 2 tahun penjara. “Kok lama sekali salinan putusan perkara dari MA dikirim ke kejati, ada apa ini,?” tandas ketua lembaga pengkajian dan pengembangan sumber daya manusia (Lakpesdam) NU NTB Muhamad Akbar Jadi kepada wartawan Sabtu (17/1). ia mempertanyaka dimana mendeknya salinan putusan tersebut. Ditambahkan sekretaris Lakpesdam NU NTB Irfan Wahid.SH.M.Hum bahwa putusan MA terhadap H.Darmawan sudah inkrah dan sudah tidak ada lagi upaya hukum yang lain yang akan ditempuh. Ditempat terpisah, Darmawan yang juga Ketua DPW Nasdem NTB mengakui belum menerima salinan putusan perkara dari MA. “Saya belum terima salinan putusan dari MA,” aku Darmawan. Dijelaskan, tanah seluas 31 are itu dibelinya resmi dengan bukti berupa surat bukti jual beli. Menurutnya, jika ada putusan MA maka ia siap menjalankan, ia akan menerima apapun putusan MA. (her)

Diskoperindag Kota Mataram Siap Tindaklanjuti Perda Miras Mataram (Suara NTB) Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Mataram siap menindaklanjuti Perda Pengawasan dan Pengendalian Miras (minuman keras) di Kota Mataram pascapengesahan aturan tersebut pekan lalu. Kepala Diskoperindag Kota Mataram, Wartan, SH mengatakan saat ini pihaknya saat ini masih menunggu karena Perda tersebut sedang dalam proses diundangkan. “Setelah diundangkan akan kita tindaklanjuti,” ujarnya tanpa menyebut secara detail apa langkah pihaknya dalam membatasi penjualan miras di Kota Mataram. Wartan mengatakan kebijakan pihaknya terkait pengawasan dan pengendalian miras ini nantinya mengacu pada isi Perda tersebut. Selain itu untuk menindaklanjuti Perda ini, pihaknya akan mengusulkan untuk dibuatkan Peraturan Walikota Mataram (Perwal). Terkait masih adanya miras yang dijual secara terbuka, Wartan mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait. “Nanti itu sifatnya koordinatif dengan semua pihak. Itu (penjualan miras secara terbuka) bisa ditertibkan,” ujarnya. Sebelumnya Wakil Walikota Mataram, H. Mohan Roliskana menyampaikan pengendalian minuman keras (miras) atau minuman beralkohol di Kota Mataram harus diawasi bersama-sama. Pengawasan ini disampaikan Mohan juga dalam rangka implementasi Perda tersebut sehingga bisa aplikatif sampai tingkat bawah. Apalagi saat ini masih ada yang berani menjual miras

Wartan

(Suara NTB/dok)

secara terbuka di beberapa tempat. “Pada akhirnya ini menjadi kewajiban untuk kita memastikan bahwa Perda itu besok bisa aplikatif dan bisa diimplementasikan secara maksimal,” jelasnya. Pengawasan Perda ini juga harus dilakukan bersama-sama, tidak hanya oleh eksekutif tapi juga kalangan legislatif. Mohan mengatakan tujuan ditetapkannya peraturan ini adalah untuk kebaikan dan diharapkan dengan keberadaan Perda ini nantinya bisa menjadi nilai positif bagi semua pihak. “Selain itu juga ada kepastian hukum terhadap langkah-langkah menangani persoalan minuman keras ini,” ujarnya. Dalam Perda tersebut disampaikan Mohan juga sudah jelas tempat-tempat yang diperbolehkan menjual miras. Dengan masih adanya tempattempat yang menjual miras secara terbuka, hal itu nantinya bisa ditertibkan. Tapi pihaknya juga tetap akan membuat Perwal untuk tindak lanjut Perda tersebut. (ynt)

Penunjukkan Plt Kapolri Tidak Efektif Jakarta (Suara NTB) – Keputusan Presiden Joko Widodo untuk menunda pelantikan Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) yang baru dan menunjuk Wakil Kapolri Komisaris Jenderal Polisi Badrodin Haiti sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Kapolri dinilai tidak efektif. Peneliti dari Indonesia Legal Roundtable (ILR), Erwin Natosmal Oemar, di Jakarta, Minggu (18/1), menanggapi penundaan penetapan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri yang juga telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Penunjukan Plt ini tidak akan efektif ke depannya, mengingat tidak tahu sampai kapan KPK menyelesaikan proses hukum, karena dari pengalaman KPK agak lama dalam urusan pemberkasan,” katanya. “Plt ini jelas tidak efektif karena banyak sekali kerja-kerja kepolisian yang harus diselesaikan,” tambahnya. Sementara, lanjut Erwin, seorang Plt jelas memiliki keterbatasan wewenang dalam menjalankan tugas pimpinan. “Plt itu kewenangannya terbatas, hanya administratif saja, sedangkan untuk kewenangan strategis lain seperti promosi, mutasi dan berbagai kebijakan tertentu, termasuk melantik,” kata dia. Padahal setiap bulannya di tubuh kepolisian terus terjadi proses regenerasi termasuk pergantian Kepala Kepolisian

Daerah (Kapolda) dan Kepala Kepolisian Resort (Kapolres). “Sedangkan Plt tidak punya kewenangan untuk melakukan itu, implikasinya apa, bisa saja nanti Kapolres atau Kapolda yang masa jabatannya habis nanti tidak diganti, malah ada penunjukan wakil masing-masing sebagai Plt. Nanti semua kepala diisi Plt,” katanya. Di sisi lain, Erwin juga mengomentari sosok yang ditunjuk untuk menjadi Plt Kapolri, Komjen Pol Badrodin Haiti. Menurut Erwin, dengan penundaan Komjen Pol Budi Gunawan menjadi Kapolri dan sementara diampu oleh Plt Kapolri Komjen Pol Badrodin Haiti, Presiden Joko Widodo tidak beranjak dari lingkaran hitam. “Menunda Budi Gunawan dan menunjuk Badrodin Haiti seperti keluar kandang buaya kemudian masuk kandang macan. “Badrodin Haiti disinyalir punya rekening yang di luar kewajaran atau dalam bahasa awam rekening gendut, jadi sulit berharap pada orangorang semacam ini, meskipun dia dalam waktu dekan akan pensiun juga. “Tetapi saya pikir mengganti Jenderal Sutarman dengan Badrodin Haiti, yang diragukan juga integritasnya, saya pikir Presiden Joko Widodo hanya masuk ke lingkaran hitam saja. Keluar dari satu masalah ke masalah lain,” pungkasnya. (ant/bali post)


Jelajah

SUARA NTB Senin, 19 Januari 2015

Halaman Halaman14 9

Sensasi Diterjang Air Terjun Segenter ADA banyak pilihan jika ingin merasakan sensasi wisata di Lombok. Spot pantai mungkin yang paling menyenangkan. Tapi jangan lupa, air terjun punya tawaran sensasi berbeda. Untuk air terjun yang satu ini, para penjaja wisata Lombok perlu mencobanya. Ya, Air Terjun Segenter di Dusun Kumbi Desa Lembah Sempage, Kecamatan Narmada, Lombok Barat (Lobar). Dengan sensasi aliran air terjun berkecepatan sekitar 60 kilometer per jam, Anda bisa merasakan bagaimana punggung serasa “dipijit”. Alhasil, mandi di sini, tidak hanya soal kesegaran dinginnya air yang bersumber dari pegunungan Hutan Kumbi yang dirasakan. Tapi juga sensasi terjangan air terjun. Air Terjun Segenter karakteristik yang hampir sama dengan puluhan waterfall lainnya di Lombok. Yang agak sedikit berbeda, debit airnya mengalir dari puncak tebing yang terlihat membelah. Air Nampak mengalir dari celah batu yang terkikis puluhan bahkan ratusan tahun aliran. Pada ujung tebing agak melebar, sehingga memungkinkan air jatuh ke dasar tebing berpijar. Karakteristik Air Terjun Segenter ini yang rupanya disukai pengunjung. Karena memberi pilihan saat mandi bisa bertahan agak lama di bawah terjangan air, tanpa harus takut terhempas. Namun di dasar tebing pendaratan air, pijakan bongkahan batu yang tidak beraturan mengharuskan pengunjung hati- hati agar tidak terpeleset. Tapi ini tentu saja bagian dari tantangan melengkapi sensasinya. Dhimas Pratama Sadim, salah seorang pengunjung, bahkan nekat berpijak pada sebuah batu ‘tumbuh’ setinggi 2 meter, kemudian melompat ke kubangan air. “Buehhh… ajiiippp,” pekiknya girang setelah kepalanya timbul di permukaan riak air. Juga yang membuatnya berbeda, Air Terjun Segenter lengkap dengan kolam pemandian yang tentu saja terbentuk secara alami di dasar air terjun. Kolam berbentuk oval dengan diameter sekitar 7 – 10 meter menjadi tempat pemandian yang menyenangkan. Suhu air yang mencapai 10 derajat, sama dinginnya ketika pengunjung mandi di kolam Taman Narmada. Kedalaman kolam terasa ketika semakin mendekati titik terjangan air. Menuju titik air terjun Segenter juga punya tantangan. Setelah masuk ke Desa Pakuan, arahkan kendaran ke Desa Lembah Sempage, terdapat gapura penunjuk arah menuju Dusun Kumbi, sekitar 15 menit melalui jalan pengerasan, tiba di pintu masuk kawasan Tanaman Hutan Rakyat (Tahura) Nuraksa, Desa Lembah Sempage. Dari gapura itu, harus ditempuh dengan waktu sekitar 30 menit. Kiri kanan jalan pepohonan hijau menyegarkan pandangan. Kondisi jalan dengan lebar empat meter berkerikil, sebagian berupa tanah, di beberapa titik terpaksa harus bertemu dengan kubangan lumpur. Kontur

jalan yang memacu adrenalin bagi pengunjung yang menggunakan sepeda motor trail. Penduduk setempat pun menjadikan jalan ini sebagai akses utama keluar masuk kawasan Tahura untuk memetik hasil hutan. Nyaris semua sepeda motor penduduk menyesuaikan dengan kondisi jalan, rodanya menggunakan ban jenis trail. Jali Islamudin, pengunjung lainnya, rupanya sudah mempersiapkan diri. Pemuda asal Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima ini menggunakan sepeda motor Honda WIN 100, yang memang cocok untuk medan menantang. “Jadi ingat jalan di kampung halaman,” ujarnya membandingkan. Sampai di titik terakhir yang agak lapang, pengunjung sudah bisa mendengar sayup sayup deru air terjun, terdengar diantara kicauan satwa hutan. Pengelola air terjun menyiapkan sebuah gardu peristirahatan bagi pengunjung yang lelah. Kendaraan cukup diparkir di bawah pohon mahoni dan dijamin keamanannya. Atmosfer itu mulai terasa ketika melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Pengunjung harus melalui ribuan anak tangga yang menurun dan meliuk, dengan lebar hanya cukup untuk dua orang dewasa berpapasan. Tangga ini memang dibangun menyusuri dinding bukit untuk memudahkan pengunjung menuju lokasi air terjun, karena sebelumnya hanya berupa jalan setapak. Sampai akhirnya di jalan agak mendatar dan pandangan menakjubkan terlihat. Menurut Adi Prodem, salah seorang pengunjung, Segenter menyajikan pemandangan berbeda. Ia melihat gugus hutan hijau dibelah aliran sungai yang terdengar gemercik diantara celah batu. ‘’Paling asyik ketika kabut menyelimuti hutan di atas sungai. Serasa berada di sungai Amazon,’’ tutur alumni Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Muhammadiyah Mataram ini, yang mengaku selalu ingin kembali berkunjung ke sana. Sebelum sampai ke air terjun, pengunjung harus ekstra hati – hati saat melewati sungai yang terdapat banyak bongkahan batu berbagai ukuran. Sebelum tiba ke kolam utama, pengunjung bisa menenangkan hati sejenak setelah melihat kubangan air sebening kaca. Saking jernihnya, ada keinginan untuk meneguk, sekadar menghapus dahaga setelah menuruni anak tangga. Dan sampailah pada spot tujuan, Segenter waterfall. Air terjun berpijar, dilengkapi kolam pemandian yang segar, menjadi garansi bagi Anda yang pernah kesana untuk datang kembali. Barangkali inilah bagian dari kekaguman para personel band punk rock asal Bali, Superman Is Dead (SID), sehingga menciptakan lagu “Jadilah Legenda”. Dalam liriknya, mereka memuji kekayaan dan keindahan alam Indonesia yang tak terkalahkan, tak terbantahkan. Sehingga menjadi alasan setiap mahluk yang hidup di Indonesia untuk bangga berpijak dibumi tropis ini. (ars)

SENSASI - Aksi jumping seorang pengunjung menikmati sensasi Air Terjung Segenter

(Suara NTB/ars)

(Suara NTB/ars)

PETUNJUK JALAN - Simpang menuju kawasan Tahura, Dusun Kumbi Desa Lembah Sempage menjadi petunjuk jalan menuju Air Terjun Segenter.

Air terjun Segenter setinggi 20 meter

(Suara NTB/ars)

(Suara NTB/ars)

Pengunjung menikmati sensasi Air Terjun Segenter sambil mandi.

22 Tahun The Jayakarta Lombok Beach Resort & Spa

”Melayani dengan Senang Hati”

(Suara NTB/met)

(Suara NTB/met)

TIUP LILIN - GM The Jayakarta Lombok Beach Resort & Spa, Cherry Abdul Hakim dan karyawan, meniup lilin pada HUT ke 22 The Jayakarta Lombok Beach Resort & Spa yang dirayakan, Minggu (18/1) kemarin.

SAMBUTAN - GM The Jayakarta Lombok Beach Resort & Spa, Cherry Abdul Hakim memberikan sambutan.

(Suara NTB/met)

(Suara NTB/met)

FOTO BERSAMA - GM The Jayakarta Lombok Beach Resort & Spa, Cherry Abdul Hakim foto bersama dengan para karyawan.

(Suara NTB/met)

KUE ULANG TAHUN - GM The Jayakarta Lombok Beach Resort & Spa, Cherry Abdul Hakim,menyerahkan potongan kue ulang tahun kepada salah seorang karyawan.

SERAHKAN SANTUNAN: GM The Jayakarta Lombok Beach Resort & Spa, Cherry Abdul Hakim, menyerahkan bantuan kepada anak-anak sekolah dari keluarga nelayan yang tinggal di sekitar The Jayakarta Lombok Beach Resort & Spa.

(Suara NTB/met)

BERNYANYI BERSAMA - Para karyawan dan GM The Jayakarta Lombok Beach Resort & Spa, Cherry Abdul Hakim bernyanyi bersama.

PUNCAK perayaan ulang tahun The Jayakarta Lombok Beach Resort & Spa yang ke-22 berlangsung meriah, Minggu (18/ 1) kemarin. Tema yang diangkat dalam perayaan ulang tahun hotel yang berlokasi di kawasan wsiata Senggigi tersebut kali ini adalah “Melayani dengan Senang Hati”. General Manager (GM), The Jayakarta Lombok Beach Resort & Spa, Cherry Abdul Hakim kepada Suara NTB mengatakan bahwa momentum ulang tahun tahun ini merupakan kesempatan untuk membangun konsolidasi dengan seluruh jajaran karyawannya. Saat ulang tahun perusahaannya kali ini ia memberikan semacam apresiasi kepada karyawan terbaik. Beberapa karyawan masuk nominasi sebagai karyawan terbaik . Antara lain, Gusti Ayu Damayanti, Yusmiarti, Budi Bayani, L.Hendrayadi, Bq Tiyafayania, Suparman dan Ngurah Ariana. Dari sekian nominasi, ternyata yang terpilih sebagai karyawan terbaik adalah L. Hendrayadi dari Deputi Accounting. ‘’Momen ini bagi saya dapat menjadi kesempatan untuk berkonsolidasi dengan seluruh jajaran pekerja di sini. Dan yang kami inginkan ke depannya adalah bagaimana caranya untuk tetap melayani tamu dengan senang hati, dan ini harus dilakukan oleh seluruh karyawan di sini,’’ harap Cherry. Ditambahkan, parayaan ulang tahun hotel yang akrab disebut Hotel Jayakarta itu, dirangkai dengan sejumlah kegiatan. Diantaranya, fun bike bersama para partisipan dari kalangan masyarakat sekitar. ‘’Fun bike, telah kita laksanakan pada tanggal 11 Januari lalu, pesertanya mencapai 1.100 orang. Itu cukup memuaskan, rutenya dari sini ke kampung sekitar sini,’’ jelasnya. Adapun dalam perayaan ulang tahun ke-22 ini, manajemen The Jayakarta Lombok Beach Resort & Spa juga mengundang

puluhan anak nelayan di sekitar kawasan hotel untuk diberikan santunan. Anak – anak tersebut diberikan sejumlah perlengkapan sekolah serta beberapa paket bantuan lainnya. Menurut Cherry, mereka layak mendapatkan bantuan atau santunan sehingga beban ekonomi orang tua yang menyekolahkan mereka terbantu. “Ini ada sekitar 20 anak nelayan di sekitar sini yang kita undang untuk ikut bergabung dalam acara puncak. Mereka kita berikan bantuan berupa sejumlah peralatan kebutuhan sekolah, dan harapannya mereka mampu belajar dengan tekun di sekolahnya ,’’ harapnya. Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan Semarak perayaan ulang tahun hotel yang telah berdiri 22 tahun itu tak hanya berwujud secara seremoni semata. Cherry sebagai GM juga ingin ke depan bisa meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Ia tetap optimis dalam menjalankan roda bisnis meski adanya kebijakan pemerintah yang berdampak terhadap pendapatan mereka, menyusul keluarnya edaran Kemenpan-RB yang melarang PNS dan BUMN rapat di hotel. ‘’Ke depan, kita menginginkan bagaimana caranya untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh karyawan yang bekerja disini. Meskipun adanya kebijakan pemerintah yang memang sedikit berdampak terhadap angka pendapatan perusahaan hotel seperti ini. Tetapi kita tidak akan pesimis, justru kita akan selalu optimis dalam menghadapinya ke depan,’’ katanya optimis. Menurutnya, masih banyak titik yang menjadi pangsa pasar bagi The Jayakarta Lombok Beach Resort & Spa yang selama ini belum tergarap secara maksimal. Disebutnya pangsa pasar yang belum tergarap itu misalnya pengelolaan kunjungan wisatawan asing. “Sebetulnya saat ini, masih banyak pangsa pasar lain selain MICE yang masih tersembunyi. Nah kenapa masih tersembunyi, ya tentu karena hal tersebut belum tergarap,’’ katanya. (met/*)


Halaman Halaman 14 10

SUARA NTB Senin, 19 Januari 2015

Tenun Gedogan Pringgasela

Bertahan di Tengah Ketatnya Persaingan Pasar Internasional Tenun gedogan adalah warisan industri tradisional Lombok yang hingga kini masih coba dipertahankan oleh para generasi berikutnya. Seiring perjalanan waktu dan pesatnya perkembangan zaman, tenun gedogan dihadapkan pada ketatnya persaingan internasional. DINAMAKAN tenun gedogan, karena proses pembuatannya yang menggunakan cara-cara, peralatan dan perlengkapan yang masih sangat sederhana dan tradisional. Di antaranya batang (kerangka alat tenun), belide atau pemadat kain tenunan, pengahen, tutuk, jajak, penggun, penengol (semua istilah Sasak), nama-nama alat tersebut dibuat, dibakukan langsung dari nenek moyang atau sang penemunya. Setiap merangkai benang menjadi kain, prosesnya dengan menghentakkan antara alat yang satu dengan lainnya yang terbuat dari kayu. Dari hentakan-hentakan itulah kemudian menimbulkan suara ketukanketukan (gedogan dalam bahasa Sasak). M. Maliki, Ketua Kelompok Perajin Sentosa Sasak Tenun Pringgasela, Lombok Timur kemudian mengulas sejarah turun temurun tentang tenun gedogan. Pringgasela menurutnya menjadi salah satu daerah pencipta pertama tenun gedogan, sekitar 2 abad yang lalu. Memang tidak ada sejarah tertulis tentang keberadaan tenun gedogan, termasuk angka tahun dimulainya proses menenun, karena banyak di antara penenun waktu itu tidak bisa baca tulis. Tetapi, dari salah satu hasil tenunan yang diyakini pertama kali dibuat dan diperkirakan usianya di atas 200 tahun, kini masih disimpan. Hasil tenunan pertama itu diantaranya berupa selendang-selendang dan kain panjang. Disebut usianya di atas 200 tahun, karena sudah disimpan oleh beberapa generasi.

Lantaran usianya yang cukup tua itulah, kain-kain itu dikeluarkan pada waktu-waktu tertentu (upacara adat). Bahkan, oleh keyakinan masyarakat setempat, kain tenun gedogan pertama itu diyakini bisa menjadi syarat untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Tenun gedogan, dalam sejarahnya dibuat karena pada zamannya, masyarakat Pringgasela dulunya menjadi petani penghasil tanaman kapas. Sehingga muncullah ide, bagaimana kapas-kapas yang dihasilkan itu bisa menjadi benang dan dibuat kain. Dalam cerita turuntemurun juga, akhirnya diciptakanlah alat tenun tradisional itu, dan masih dipertahankan hingga kini. Dulunya kain tenun gedogan adalah pekerjaan sampingan masyarakat setempat, karena hasil tenunannya hanya untuk memenuhi kebutuhan pakaian masyarakat di Pringgasela waktu itu. Lama kelamaan, karena keunikannya itu, kain tenun gedogan diminati oleh masyarakat antardesa. Seiring perkembangan zaman, tahun 80-an, kain tenun Pringgasela mulai dikembangkan dan diarahkan untuk dikomersilkan. Di tahun 90-an, nama kain tenun kian memasyarakat. Setelah warisan itu menjadi industri yang dikomersilkan. Tentu menjadi peluang bagi masyarakat, dari sisi ekonomi. Sehingga, banyak masyarakat yang tadinya menjadikan kegiatan menenun sebagai kegiatan sampingan, dan lebih memilih menjadi petani. Kini berbalik arah, membuat kain tenun gedogan kini menjadi mata pecaharian utama.

(Suara NTB/bul)

TUNJUKKAN - Ketua Kelompok Perajin Sentosa Sasak Tenun Pringgasela, Lombok Timur M. Maliki menunjukkan kain tenun gedogan yang berusia di atas 200 tahun. Terlebih pemerintah juga turut peduli mendukung keberadaan industri tradisional ini. Seiring perkembangannya lagi, industri tenun ini juga berkembang di beberapa daerah di NTB, di antaranya di Lombok Tengah, bahkan Sumbawa.

Tidak terkecuali yang ada di Bali dan daerah-daerah lainnya di Indonesia. Dalam perkembangannya, di saat hasil-hasil gedogan telah banyak diproduksi, tantangannya selain harus bersaing dengan tenun gedogan daerah

lain merebut pasar. Kain tenun tradisional juga tengah dihadapkan pada berkembang pesatnya industri tekstil. Di mana, berbagai jenis kain dan motif telah mampu diciptakan perusahaan tekstil dalam dan luar negeri, termasuk

dengan harga yang tentu berbeda jauh. “Tapi masih bisa kita bertahan. Tenun gedogan menjadi ciri khas daerah. Yang terpenting generasinya tetap berupaya mempertahankan kelestarian industri tradisional ini,� demikian Maliki. (bul)

Menjual Keunikan

Inilah alat pemintal sederhana yang sebelumnya dipergunakan para penenun di Pringgasela.

Seorang perajin sedang menggunakan kain tenun yang berusia lebih dari 200 tahun. Kain ini digunakan pada acara-acara tertentu.

Seorang perajin sedang menenun kain khas Pringgasela Lombok Timur beberapa waktu lalu.

Selain kain, para penenun di Pringgasela juga membuat tas yang sesuai dengan tren masa kini.

TIDAK memutus harapan untuk mampu bersaing dengan kain produksi perusahaan-perusahaan tekstil dalam dan luar negeri menjadi semangat para penenun gedogan di Pringgasela Lombok Timur (Lotim) adalah berjuang menjual keunikan. Mencipta kain tenun gedogan telah menjadi peluang bisnis dan terbukti telah mampu menopang perekonomian masyarakat penenun. Modal utama telah didapatkan, yakni nama tenun Lombok, telah banyak dikenal secara nasional, bahkan di Jepang, Malaysia, Australia bahkan negara Timur Tengah telah menjadi negeri mitra pemasaran kain tenun. Selain itu, kain tenun yang telah disulap menjadi bahan utama untuk fashion show oleh para perancang busana berkelas internasional, telah mengantarkan hasil produk dari tangan-tangan sederhana ini mendunia. Telah diikutkan pada fashion show di Paris, termasuk fashion show dalam negeri yang banyak mendatangkan perancang-perancang buasana dari berbagai negara di Eropa belum lama ini. Untuk menyesuaikan diri dengan selera zaman, para penenun di Pringgasela tak putus kreativitas. Beberapa motif kemudian banyak dimunculkan, bahkan hingga puluhan motif. Di antaranya motif rang-rang, sari menanti, reragian sundawa, reragian lambe, pucuk rebong, ragi bayan dan banyak lagi motif-motif lainnya yang nama motifnya tetap khas Sasak. Hal itu dimaksudkan untuk tidak melunturkan nama asal daerah yang memproduksinya. Dengan motif-motif itulah yang kemudian menjadi daya tarik kini bagi kain tenun gedogan, itu juga yang membuat kain-kain tenun gedogan ini digandrungi oleh wisatawan dalam dan luar negeri. Harga penjualannya juga masih dipertahankan, bervariasi dari harga Rp 300-an ribu hingga Rp 1 jutaan bagi kain yang ukurannya lebih panjang, warna dan motifnya lebih istimewa. Selain dijadikan sebagai bahan membuat bajubaju dinas khas daerah, fashion show, kain tenun gedogan juga kini dijadikan bahan baku utama untuk pembuatan kulit tas, kulit dompet, tas laptop, tas HP, bahkan taplak meja. Jika bahan baku lainnya ditambah dengan bahan kulit, harganya kisaran dari Rp 15.000 ukuran yang paling kecil dan mendekati Rp 1 jutaan bagi tas perempuan. Khusus di Pringgasela saja, jumlah penenun gedogan kini mencapai 700-an orang. Dengan produksi sebulan diperkirakan sampai ratusan, jika yang ditenun adalah khusus untuk kain. Sebab perhitungan, dengan satu orang penenun, sebulan jika ditekuni akan mampu menghasilkan 2 lembar kain. Selain menjadi kain, beberapa hasil kerajinan lain yang dibuat, berkait dengan tenun gedogan adalah syal, selendang, selimut dan beberapa di antaranya. Itupun tetap dengan mengedepankan motif-motif Sasak agar tidak menghilangkan ciri khasnya.(bul)


Halaman Halaman 14 11

SUARA NTB Senin, 19 Januari 2015

DIBALIK rutinitas menjadi seorang Polwan, ternyata Ni Made Pujawati, SIK yang juga Wakapolres Mataram mempunyai hobi berolahraga. Jenis olahraga yang digemari adalah bulu tangkis. Olahraga bulu tangkis jugalah yang menghantarkannya menjadi atlet semasa SMA dulu. Meski kini telah menjadi Wakapolres, Puja, demikian sapaan akrabnya tidak lantas melupakan hobinya itu. Mendapat amanat untuk mengemban tugas negara merupakan suatu kehormatan yang tak ternilai. Sekilas, begitulah pandangan Kompol Ni Made Pujawati, SIK. Wanita yang lahir dari latarbelakang keluarga militer ini mengaku bangga ketika dirinya menjalankan tugas negara. Perwira melati ini tergolong sebagai sosok Polisi Wanita (Polwan) yang antusias dalam melaksanakan tugas. Demikian juga, dalam mendalami setiap disiplin ilmu kepolisian. “Mengabdi dengan mengemban tugas negara tentu kita memiliki kebanggan tersendiri. Saya merasa bahwa diri saya memiliki

kepuasan tersendiri ketika mampu memecahkan persoalan di tengah masyarakat,” tuturnya ketika ditemui Suara NTB, Selasa (13/1). Ibu satu putra ini telah menduduki berbagai jabatan strategis dalam struktur Kepolisian. Polwan yang menjadi orang nomor dua di Polres Mataram ini sempat menjabat sebagai Kapolsek Senggigi, kemudian dipindah ke Ditreskrim Polda NTB, Kabag Sumda Polres Mataram, sebelum akhirnya diangkat menjadi Wakapolres. “Kalau diangkat menjadi Wakapolres di sini sejak 16 Desember 2013. Kalau penempatan sebelumnya, menjabat sebagai Kapolsek Senggigi, kemudian menjadi Kabag Sumda, dan juga saya sempat ditempatkan di Direktorat Reskrim Polda,” tuturnya senang. Perjalanan karir perwira wanita ini tergolong bagus. Dimulai dari penempatan perdana sejak dirinya masuk dalam keluarga Bhayangkara itu. Jenjang karirnya terus meningkat tanpa ada hambatan. “Awal masuk Polwan saya ditugaskan selama dua tahun di Polda Bali. Perlahan saya tekun mempelajari ilmu – ilmu kepolisian, hingga akhirnya masuk

sekolah Secapa, semua kita dapatkan melalui proses pembelajaran yang dilakukan dengan serius dan tekun,” jelasnya. Perwira Polwan yang merupakan putri dari I Wayan Berata (Alm) satuan anggota TNI – AD ini patut menjadi teladan. Perempuan yang di masa SMAnya menjadi atlet Bulutangkis berhasil merajut karir yang membanggakan, terutama bagi dirinya sendiri maupun keluarga atau bahkan orang – orang disekelilingnya. Antara Tugas dan Waktu Bersama Keluarga Cuti, ternyata bukan pilihan bagi seorang Ni Made Pujawati untuk meninggalkan tugasnya. Baginya, menjalani tugas Polri selayaknya tidak akan pernah ada kata cuti. Menjamin kenyamanan masyarakat dengan terus menjaga situasi yang kondusif adalah tugas penting yang harus dilaksanakan oleh seorang anggota kepolisian. “Bagi saya, kata cuti itu tidak pernah ada. Kita selalu mengharapkan rasa yang aman dan nyaman di tengah masyarakat, bagaimana caranya, ya tentu

ADAPUN prinsip keilmuan yang dipegang oleh mantan Kapolsek Senggigi Lombok Barat ini adalah terus melakukan aktualisasi diri demi meningkatkan kapasitas. Dirinya sadar bahwa tugas Polri berbanding lurus dengan kebutuhan masyarakat. Hingga akhirnya, lima tahun yang lalu tepatnya pada 2010, Wakapolres ini sempat mempelajari ilmu kepolisian ke Negeri Sakura Jepang. “Tahun 2010, rombongan yang berjumlah 25 orang berangkat ke Jepang untuk mengikuti Studi, saat itu Polwan hanya berjumlah empat orang diantaranya saya sendiri, sisanya Polki semua. Disana kita mempelajari sistem penerapan pendekatan kepolisian kepada masyarakat,” tuturnya. Dilanjutkan, Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki sistem penerapan Polmas terbaik menurut Indonesia. Dengan demikian, sistem Polmas tersebut disadur kemudian diterapkan oleh Indonesia. Sistem Polmas atau Polisi Masyarakat yang memiliki peran dan sentuhan secara langsung itu dimanifestasikan oleh Indonesia dalam bentuk Bhabinkamtibmas. “Sistem Polmas di Jepang itu cukup bagus, dan itu yang ditiru oleh indonesia. Kalau di Indonesia, ya itulah dia yang kita sebut sebagai Bhabinkamtibmas. Pola tersebut sangat efektif untuk menciptakan

Ni Made Pujawati saat menerima sertifikat

Biodata Nama : Ni Made Pujawati Pangkat : Komisaris Polisi (Kompol) Gelar : Sarjana Ilmu Kepolisian (SIK) Jabatan saat ini : Wakil Kepala Kepolisian Resort (Wakapolres) Mataram Jabatan yang pernah diemban: Mantan Kabag Sumda Polres Mataram, Mantan Staf Direktorat Reserse Kriminal (Ditreskrim) Polda NTB, Mantan Kapolsek Senggigi Hobi : Olah raga Bulu tangkis Pengalaman : Tugas Perdana di Wilayah Polda Bali, Pembina dan Gadik Scapa Lemdik Pol

dengan terus berupaya untuk menciptakan situasi yang kondusif ditengahnya,” jelasnya. Dikatakannya, menjadi seorang Polisi, seolah seseorang tengah berada dalam sebuah posisi yang membutuhkan penentuan terhadap dua pilihan. Kedua pilihan tersebut yakni mendedikasikan diri untuk melaksanakan tugas dengan menyediakan keluangan waktu untuk keluarga. “Kita benar – benar dituntut untuk menentukan pilihan, tetapi sebisa mungkin saya menyiasatinya. Pilihan itu adalah soal waktu antara bersama keluarga dengan saat menjalani tugas,” tambahnya. Saat menjalani tugas, dirinya betul – betul mendedikasikan waktunya untuk mengabdi kepada negara. Sementara saat bersama keluarga, dirinya mengaku benar – benar memanfaatkan kesempatan untuk mengurus rumah tangganya. Meski, porsi waktu yang disediakannya untuk keluarga dan tugas negara tidak setara. Porsi waktu bersama keluarga dinyatakannya lebih sedikit dibanding untuk melaksanakan tugasnya sebagai seorang aparat. (met)

kondusivitias di tengah masyarakat,” bebernya. Selain itu, dirinya memang antusias untuk mempelajari setiap disiplin ilmu kepolisian. Melakukan aktualisasi diri adalah semacam kebutuhan pribadinya untuk menjawab seluruh tantangan yang dihadapinya ketika berhadapan dengan persoalan. Menurutnya, persoalan di tengah masyarakat pasti akan selalu muncul, namun setidaknya segala persoalan itu bisa teratasi dengan baik. “Polri berperan membantu dalam pemecahan masalah, umumnya di tengah masyarakat. Maka seorang anggota Polri, idealnya harus selalu meningkatkan kapasitas diri sebab tugasnya berbanding lurus dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri,” tandasnya. Kesadaran semacam itulah yang memacu semangat dalam dirinya untuk terus belajar. Seiring berjalannya waktu dirinya yakni bahwa setiap yang ia lakukan terutama dalam hal pembelajaran bagi dirinya itu tidak akan pernah sia – sia. Manfaat yang diciptakannya tidak hanya dapat dinikmati oleh dirinya secara pribadi, melainkan apa yang dilakukannya itu tidak lain untuk memberikan manfaat bagi kehidupan sosial masyarakat, terutama dalam hal menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat. (met)


Halaman Halaman 14 12

SUARA NTB Senin, 19 Januari 2015

Serunya Kelas Jurnalis Belia di MTsN 1 Rubrik Belia Harian Suara NTB, Sabtu (17/1) menyelenggarakan Kelas Jurnalis Belia di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Mataram. Kelas yang berisi pelatihan singkat tentang jurnalistik ini berlangsung seru. Para pelajar MTsN 1 Mataram yang menjadi pesertanya, mengikuti kelas ini dengan antusias.

(Suara NTB/dys)

POSE BERSAMA – Penanggung Jawab Harian Suara NTB, H. Agus Talino dan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Mataram, H. Muhammad Syukri, S.Pd dan siswa/siswi peserta Kelas Jurnalis Belia Suara NTB, berpose bersama di awal kegiatan.

(Suara NTB/dys)

(Suara NTB/dys)

SIAPKAN ARTIKEL – Salah satu kelompok peserta Kelas Jurnalis Belia Suara NTB, tampak serius menyiapkan materi artikel mereka.

Persiapan MTsN 1 Mataram Menghadapi Ujian Nasional MADRASAH Tsanawiyah Negeri 1 Mataram (MTsN 1 Mataram) telah melakukan persiapan sejak dini agar tidak tergesa-gesa dalam menghadapi Ujian Nasional (UN) dengan mengadakan les tambahan, try out, sosialisasi,dan ajakan bimbel dari pihak luar. Tujuan diadakannya persiapan yaitu untuk menambah kemampuan serta kesiapan diri para siswa dan siswi. Banyak kendala oleh guru atau siswa dalam proses belajar mengajar/les tambahan. Kendalanya yaitu ketika sedang les tambahan banyak pelajar yang main-main, banyak yang tidak ikut dalam kegiatan les tambahan atau malas dalam kegiatan belajar. Target yang dicanangkan untuk hasil UN siswa MTsN 1 Mataram yaitu lulus 100%. Agar tidak menghambat kegiatan belajar serta tidak mengganggu, untuk sementara waktu kegiatan ekstrakurikuler diliburkan untuk kelas IX. Menurut Waka Kurikulum MTsN 1 Mataram, Muhbahir S.Pd, M.Si, acuan yang dipakai untuk proses belajar mengajar saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Jadi, kemungkinan UN akan memakai KTSP 2006. Menurut salah seorang siswa dari

(Suara NTB/dys)

Kelompok 2 (Putra) MTsN 1 Mataram Abdul Muta’alli Anwar, Guruhsetra Tresna R.H, Ziyad Pirjaturrofi, Muh. Thoriq Ridwansyah kelas IX, mereka sangat setuju menggunakan KTSP 2006. Sebab, memang dari dulu mereka tetap memakai KTSP 2006 dan bukan kurikulum 2013. Siswa juga nyaman dan senang menggunakan KTSP 2006. Setiap harinya juga selalu diberikan motivasi kepada siswa agar selalu semangat dalam proses belajar. Persiapan yang lain juga

dilakukan do’a bersama/istigosah untuk kelulusan. Dengan persiapan-persiapan itu, diharapkan seluruh siswa MTsN 1 Mataram yang mengikuti UN, agar tetap bersikap jujur dan juga bersikap sportif, karena kejujuran merupakan salah satu kunci dari sebuah kesuksesan. (*)

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

BERTEMPAT di aula milik sekolah, pelatihan berlangsung lancar dan sukses. Hadir dalam kesempatan itu, penanggungjawab Harian Suara NTB, H. Agus Talino dan MTsN 1 Mataram, H. Muhammad Syukri, S.Pd. Dalam sambutannya, Syukri menyambut baik pelatihan jurnalistik yang digelar Harian Suara NTB terhadap para siswanya. Menurutnya, apa yang diberikan pihak Suara NTB dalam pelatihan ini akan menjadi informasi yang sangat bermanfaat bagi peserta didik, khususnya dalam meningkatkan keterampilan menulis. Selain itu, Syukri mengaku jika potensi menulis sudah dimiliki oleh para siswanya. Hanya saja dibutuhkan pengembangan agar kreatifitas mereka dalam menulis bisa terus terasah, salah satunya melalui pelatihan jurnalistik ini. Syukri menyebutkan, ada tiga potensi yang harus dikembangkan oleh peserta didik. Diantaranya, potensi membaca, menulis dan berhitung. Hanya saja, ketiga potensi itu seringkali tidak seimbang dan mengakibatkan potensi yang dimiliki menjadi tidak maksimal. “Ketiganya tidak berimbang, membaca kita masih kurang, menulis juga. Kalaupun membaca itu hanya sekedar membaca saja. Harusnya, setelah membaca itu kita bisa tulis baik dalam bentuk puisi, cerpen, artikel dan lain sebagainya. Tapi yang paling banyak ditekankan itu berhitung,” ujarnya. Sebagai motivasi, Muhammad Syukri memberikan contoh betapa

DENGARKAN PEMAPARAN – Peserta Kelas Jurnalis Belia Suara NTB, mendengarkan pemaparan tentang langkah-langkah sederhana dalam penulisan artikel.

menulis menjadi salah satu poin penilaian pada saat kenaikan pangkat bagi para guru. “Guru saja harus buat karya tulis dan dipublikasikan untuk kenaikan pangkat mereka. Coba saja dari 815 jumlah siswa MTsN 1 Mataram 200 orang menulis semua,” kata Syukri. Penanggung Jawab Harian Suara NTB H. Agus Talino dalam sambutannya juga memberikan gambaran umum media masa hari ini. Ia menyebut jika keberadaan media saat ini memiliki fungsi kontrol dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam mengawal fungsi itu, tidak sedikit tantangan dan rintangan yang harus dihadapi oleh pelaku media. Salah satunya adalah menyajikan pemberitaan yang berimbang. Menurut Agus, sebagai generasi penerus bangsa, para siswa akunya harus tetap memiliki spirit perjuangan untuk bisa bersaing di masa mendatang. Tidak hanya itu, untuk menjadi orang besar, haruslah diawali dengan perjuangan keras. Untuk itu, menurutnya para siswa harus senantiasa aktif, kreatif dan inovatif. Sementara dalam penyampaian materinya, Pengasuh Rubrik Belia Suara NTB, Mohammad Azhar menyampaikan langkah-langkah sederhana dalam penulisan sebuah berita. Mulai dari mencari dan menentukan isu yang menarik untuk diliput, teknik reportase sederhana, penentuan judul berita sampai pada menulis berita. Setelah memberikan teori selama 30 menit, para siswa yang berasal dari berbagai perwakilan organisasi intra dan ekstra sekolah MTsN 1 Mataram langsung dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok kemudian diberikan waktu selama satu jam untuk praktik menulis artikel, dimulai dari rapat sesama anggota kelompok, menentukan isu liputan dan melaksanakan tahap-tahap lainnya. Kepada Suara NTB, Tama salah satu peserta kelas VIII mengaku sangat senang dengan adanya pelatihan yang digelar Suara NTB. Ia berharap ke depan akan lebih banyak lagi pelatihan serupa agar kemampuan menulis para siswa dapat terasah. (dys)

Pemisahan Siswa dan Siswi di MTsN 1 Mataram

(Suara NTB/dys)

Kelompok 4 Putri Afifah Jilan Mastna H.M., Akhza Fadhila Ishdiqana, Amelia Wahyu Maharani, Ayu Hamida Kamilatunnuha KOTA Mataram memiliki peranan penting dalam membangun pendidikan. Bukan hanya pendidikan secara akademik, tetapi juga secara spiritual. Spritual yang dimaksud adalah pendidikan yang tidak hanya mengandalkan nilai saja, tetapi juga pendidikan yang dapat membangun akhlak yang sesuai dengan

Pancasila. Di Kota Mataram, terdapat sekolah yang bernuansa agama dengan menjunjung tinggi pendidikan akademik maupun akhlak. Salah satunya, MTsN 1 Mataram. MTsN 1 Mataram merupakan salah satu sekolah unggulan yang terdapat di Kota Mataram. Sekolah ini memiliki keistimewaan tersendiri, sesuai

dengan visi sekolah tersebut. Salah satu kebijakan yang diterapkan sekolah untuk menjunjung tinggi akhlak, yaitu pemisahan kelas untuk siswa dan siswi. Pemisahan ini jarang dilakukan oleh sekolah-sekolah umum di Kota Mataram. Tindakan ini memiliki dampak positif yang sesuai dengan penjelasan Wakil Kepala Bagian Sarana dan Prasarana MTsN 1 Mataram. “Pemisahan siswa siswi ini bertujuan untuk menghindari interaksi bebas antara laki – laki dengan perempuan,” ujarnya. Sebaliknya, banyak siswa yang berpendapat bahwa proses pelajaran akan lebih mudah dan menyenangkan jika satu kelas digabung antara laki – laki dan perempuan. Siswa lainnya banyak yang berpendapat sama. Namun, tak sedikit pula pendapat yang sangat mendukung kebijakan pemisahan siswa dan siswi. Salah satunya adalah siswi kelas IX yang memang sudah terbiasa dipisahkan kelasnya sejak kelas VII. Walaupun pemisahan tersebut dianggap tidak wajar di kalangan sekolah lanjutan tingkat pertama, namun itu tidak mengurungkan niat MTsN 1 Mataram untuk melanjutkan kebijakannya tersebut. (*)

Ceroboh “Maaf Kak Tjok terlambat. Yuk berangkat!” tiba-tiba Kak Tjok datang. Akhirnya aku sampai juga di sekolah. Untung saja tidak telat. Aku mulai lega. “Hari ini ada tes matematika. Keluarkan buku latihan matematikanya!” perintah Bu Wahyu saat pelajaran dimulai. Aku tersentak kaget. Aku pasrah saja. “Kring!” bel pulang berdering. Tapi sebelum kami pulang, Bu Wahyu membagikan hasil tes dan ternyata.... “Aku lupa mengisi jawaban nomor 9! Jadi dapat 60 deh,” keluhku ketika menerima hasil tes dari Bu Wahyu. Aku mulai merasa tak beruntung. Pasti karena aku tak teliti dan buru-buru Rubrik belia hadir setiap pekan pada hari Senin. Kirimkan sehingga aku tak konsentracerpen, cerita anak, dongeng atau artikel hasil kreasi kalian si dengan baik sendiri ke email suarantbbelia@gmail.com suarantbbelia@gmail.com. Jangan lupa menjawab soal. dilengkapi dengan identitas diri kalian. Hari ini

“KRING..!!!” Bekerku berbunyi dengan keras. Karena aku masih mengantuk, aku berusaha untuk mematikannya. Dengan malas aku mencoba meraihnya. Tapi, Brukk !! Jam wekerku malah jatuh dan pecah berantakan di lantai. Aku kaget dan langsung bangun. Aku pun merapikan pecahan jam itu. Setelah itu aku segera mandi. Usai mandi aku bersiap untuk sarapan. Seusai sarapan, aku segera memakai sepatu. “Uh, Mana sih Kak Tjok? Sekarang sudah jam berapa lagi!” aku mulai kesal karena orang yang biasa mengantarku ke sekolah belum datang juga.

aku tak langsung pulang. Aku harus ikut les. Sebelum les, aku makan siang dulu di warung dekat tempat les. “Nandi, jangan lupa nanti buat PR bahasa Inggris ya!”beritahu Tjok Nadya sebelum aku pulang usai les. Aku mengangguk. Saat di perjalanan pulang, aku memeriksa uang yang aku bawa tadi. Dan, “Tante! Ayo balik lagi ke tempat les! Uangku ketinggalan di tempat les,” kataku panik ketika sadar bahwa aku telah kehilangan uang sebesar Rp 50.000,00. Tante yang menjemput dari tempat les, hanya menggelengkan kepalanya. Sesampainya di tempat les, untung saja Bu Wahyu belum pulang. Aku segera saja menjelaskan kepada beliau bahwa aku telah meninggalkan uangku di tempat ini. Bu Wahyu paham dengan penjelasanku. Ia lalu segera memberikan uang yang tertinggal itu. “Ihhh! Ini adalah hari yang paling ceroboh.” Aku mengeluh dalam benakku. (*) (SUMBER : Tabloid Lintang)


SUARA NTB Senin, 19 Januari 2015

PENDIDIKAN

Halaman 13

Penggunaan Kurikulum

(Suara NTB/dok)

Selong (Suara NTB) Sampai saat ini pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan lingkup Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Lombok Timur (Lotim) masih terbilang belum seragam. Ada sekolah masih menggunakan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Mengacu pada surat dari Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dikpora sudah melayangkan instrumen ke semua satuan pendidikan untuk memilih kurikulum mana yang akan digunakan.

H. Burhanul Islam

Kumpulkan Kepala Madrasah Negeri

(Suara NTB/ist)

TERKAIT penerapan kurikulum 2013 di madrasah-madrasah negeri, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Mataram mengumpulkan kepala madrasah negeri se-Kota Mataram belum lama ini. Kepala Kantor Kemenag Kota Mataram, H. Burhanul Islam, mengatakan dari hasil pertemuan dengan para kepala madrasah tersebut, madrasah negeri di Kota Mataram telah siap menerapkan Kurikulum 2013 mulai dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), sampai tingkat Madrasah Aliyah (MA). “Untuk mata pelajaran PAI (Pendidikan Agama Islam) dan Bahasa Arab tetap mempergunakan Kurikulum 2013. Sekarang kita diminta juga ada madrasah-madrasah yang sudah siap melaksanakan Kurikulum 2013 akan tetap melaksanakan Kurikulum 2013,” jelasnya ditemui di Kantor Walikota Mataram, Sabtu (17/1). Jumlah madrasah negeri di Mataram sebanyak delapan, tiga MI, tiga MTs, dan dua MA. Burhanul mengatakan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kota Mataram terkait pelaksanaan Kurikulum 2013 untuk guru-guru di sekolah umum untuk pelajaran PAI. “Kami juga sudah koordinasikan dengan Dinas Dikpora, jadi untuk guru PAI yang ada di sekolah juga akan diminta untuk tetap melaksanakan Kurikulum 2013,” jelasnya. Untuk madrasah swasta, Burhanul mengatakan penerapan Kurikulum 2013 belum dilaksanakan, karena persoalan kesiapan. Ia mengatakan pihaknya belum berkoordinasi dengan pengurus madrasah swasta yang ada di Kota Mataram. “Untuk madrasah swasta belum, karena kita lihat dulu kesiapannya,” imbuhnya. Jumlah madrasah swasta di Mataram untuk MI sebanyak 20, MTs sebanyak 21 dan MA sebanyak 15. “Kita belum berkoordinasi dengan madrasah-madrasah swasta. Yang sudah kita koordinasikan dengan Dinas Dikpora kemarin khusus untuk guru-guru PAI yang ada di sekolah, itu tetap diminta oleh Kemenag untuk melaksanakan Kurikulum 2013,” sambungnya. Dinas Dikpora saat ini disampaikan Burhanul masih menunggu kebijakan lebih lanjut terkait hal ini. Karena tidak mungkin di satu sekolah ada dua kurikulum, ada yang menggunakan Kurikulum 2013 dan ada yang menggunakan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Burhanul berharap semua pelajaran PAI di sekolah, baik yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 maupun belum, melaksanakan Kurikulum 2013. Diakuinya, kesulitan dalam penerapan Kurikulum 2013 untuk pelajaran PAI ini berada pada saat melakukan penilaian. Untuk itu Kemenag memberikan kewenangan penilaian ini kepada masing-masing satuan pendidikan apakah menggunakan KTSP atau metode penilaian lainnya. “Disilakan kepada masing-masing satuan pendidikan. Itu aturan dari Kemenag dan ini masih terus kita koordinasikan dengan Dinas Dikpora,” jelasnya. (ynt)

Anies Baswedan

Tak Penuhi Kompetensi Nasional

Siswa Dapat Ulang UN Jakarta (Suara NTB) – Hasil Ujian Nasional (UN) 2015 tidak akan lagi menjadi penentu kelulusan. Namun fungsi UN untuk pemetaan dan syarat melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya tetap berlaku. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, hasil UN dapat digunakan untuk melihat posisi siswa, sekolah atau daerah, secara nasional. “Hasilnya bukan lulus atau tidak lulus, tetapi angka,” ujar Mendikbud sebagaimana dikutip dari laman www.kemdikbud.go.id, Minggu (18/1). Ia mengatakan, hasil UN berupa angka itu dilakukan untuk pemetaan, di mana dapat dilihat posisi siswa secara nasional. Jika hasil UN tersebut menunjukkan siswa tidak memenuhi kompetensi nasional, maka siswa dapat mengulang UN di tahun berikutnya. “Sehingga ketika anak menerima hasil (UN), dia tahu posisinya di mana. Jadi bukan dinyatakan lulus atau tidak lulus,” kata Mendikbud. Pemetaan dari hasil UN tersebut tidak hanya secara umum per mata pelajaran. Melainkan ada komponen-komponen lebih detil. Misalnya di mata pelajaran matematika, siswa memiliki kekuatan dalam trigonometri, namun kelemahan dalam bangun-ruang. Begitu juga dengan mata pelajaran bahasa Indonesia. Siswa bisa saja memiliki kompetensi baik dalam membaca wacana, namun lemah dalam prosa. Dari pemetaan itulah siswa yang belum memenuhi kompetensi nasional bisa mengulang UN di tahun berikutnya, meski ia telah dinyatakan lulus sekolah. “Yang diberikan kesempatan yang nilainya kurang. Opsional. Tidak ada kewajiban mengulang. Tapi jika dirasa ingin mengulang, boleh,” ujarnya. (ham)

Hal ini diungkap Kepala Dinas (Kadis) Dikpora Lotim, Mahsin, SPd. MM. Ditemui di ruang kerjanya, Jumat lalu, Mahsin menyampaikan, sekolah yang sudah merasa siap untuk melaksananakan kurikulum 2013 dipersilakan untuk melanjutkan. Seperti sebagian besar sekolah di tingkat SMA sudah menyatakan untuk melaksanakan Kurikulum 2013. Dijelaskan, instrumen yang

diturunkan Dikpora lanjutnya dimaksudkan untuk melakukan verifikasi. Hasil verifikasi itulah yang nantinya digunakan untuk menetapkan sekolah mana yang menggunakan kurikulum 2013 dan KTSP. Menurutnya, pilihan terhadap kurikulum yang digunakan itu sesuai dengan kondisi riil satuan pendidikan dan bukan keinginan dari pejabat. Melaksanakan kurikulum

2013, lanjutnya, harus berdasarkan pada kesiapan peserta didik sendiri, kesiapan buku panduan dan hal teknis lainnya. Sejauh ini diakui masih lemah pada pelaksanaan kurikulum 2013 ada pada proses evaluasi. Dasar dikeluarkan instrumen, ujarnya, adalah adanya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 tahun 2014. Di mana, sekolah diberikan kesempatan untuk

mengajukan pilihan mengenai kurikulum yang akan digunakan. Setelah itu, peranan Dikpora untuk melakukan pengawalan. “Yang ingin kita munculkan dari satuan pendidikan itu yang nyata dan ril adanya, bukan muncul berdasarkan kepentingan sepihak. Jadi benar-benar yang menjadi kebutuhan ril sekolah,” tegas Mahsin. Tidak diinginkan pula ada pihak-pihak yang mencoba mengambul keuntungan di balik pilihan tersebut. “Kita tidak ingin ada oknum yang selingkuh yang nodai nama lembaga, kita ingin disebut lebih baik,” terangnya. (rus)

Mahsin

Tempatkan Siswa Magang

SMKN 1 Lembar akan Bekerjasama dengan Taiwan

(Suara NTB/dys)

PRAKTIK - Salah satu siswa SMKN 9 Mataram Jurusan Teknik Sepeda Motor sedang melaksanakan praktik di bengkel milik sekolah yang baru saja selesai dibangun.

Giri Menang (Suara NTB) – SMKN 1 Lembar Lombok Barat (Lobar) terus melebarkan sayap kerjasamanya dengan beberapa negara sebagai penerima magang siswa sekolah. Saat ini saja, sudah 100 siswa SMKN 1 Lembar yang khusus di bidang kelautan berhasil diterima magang di negara Jepang. Setelah Jepang, pihak sekolah berencana bekerjasama dengan pihak Taiwan. Kepala SMKN 1 Lembar, Drs. Asmudi, MPd, mengungkapkan, jika semakin banyak alumninya bekerja di luar negeri akan membuatnya bangga. Untuk itu, pihaknya ingin menjalin komunikasi dengan beberapa negara, termasuk Taiwan agar bisa menerima alumni atau siswa SMKN 1 Lembar magang. Diakuinya, pihaknya sudah

lama bekerjasama dengan perusahaan Jepang. Saat ini, tengah ada seleksi magang siswa di Jepang yang diadakan perusahaan perwakilan Jepang di Indonesia. Kebanyakan, kompetensi yang dicari bidang nautika kapal penangkap ikan (NKPI). Menurutnya dengan banyaknya lulusan bekerja di luar negeri, tentu bagus bagi anak ke depan, termasuk sekolah akan bangga. Di SMKN 1 Lembar, ujarnya, terdapat tiga jurusan, yakni Nautika Penangkapan Ikan, Agrobisnis Perikanan dan Otomotif. ‘’Jurusan yang paling rendah peminat adalah otomatif dan perikanan,’’ akunya, seraya menambahkan, hampir 90 persen siswa SMKN 1 Lembar berasal dari luar Kecamatan Lembar. (her)

SMKN 9 Mataram Kekurangan Bengkel Praktikum Siswa Harus Tingkatkan

Mataram (Suara NTB) Guna menampung praktikum siswa, idealnya SMKN 9 Mataram mempunyai empat buah bengkel otomotif sebagai tempat praktikum langsung siswa jurusan teknik sepeda motor dan jurusan teknik kendaraan ringan. Namun hingga kini, sekolah yang berada di kawasan jalan lingkar selatan itu baru memiliki dua buah bengkel praktikum. Ditemui di ruangannya, Kepala SMKN 9 Mataram, Ridwan, SPd, mengaku bersyukur saat ini punya dua buah bengkel praktikum. Adapun dua buah bengkel yang kini dimiliki sekolah baru saja selesai pembangunannya bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK). “Bengkel otomotif sumbernya dari DAK, kami dapat dua paket senilai 452 juta,” ujarnya pada Suara

NTB belum lama ini. Sebelum itu, kata Ridwan, bengkel praktikum yang digunakan oleh para siswanya digunakan seadanya, yakni di bawah terop yang di pasang pihak sekolah di sekitar area sekolah. Adanya dua buah bengkel tersebut, kini praktikum bisa dilakukan di dalam gedung bengkel. Ia pun berharap di masa mendatang bisa kembali membangun dua buah gedung sebagai tempat praktikum yang ideal bagi para siswa. Meski telah memiliki dua buah gedung atau bengkel praktikum, berbagai perlengkapan penunjang praktikum kata Ridwan masih minim. Ia mengakui, idealnya, berbagai peralatan bengkel seperti yang terdapat di dunia usaha dan dunia industri harus juga dimiliki oleh

sekolah. Karena bagaimanapun, para siswa lulusan SMK diharapkan juga memiliki kualitas standar sesuai dengan kebutuhan DU/DI saat ini. “Kalau peralatan masih minimal, idealnya apa yang ada di DU/DI ada di sekolah agar nanti para siswa siap kerja” terangnya. Tidak hanya kekurangan jumlah bengkel praktikum dan peralatan yang masih minim, yang lebih memprihatinkan lagi, kata Ridwan, yakni sekolah masih kekurangan empat unit laboratorium, peralatan komputer dan lima ruang kelas. Kekurangan jumlah kelas itu pula yang membuat pihak sekolah enggan melanjutkan pelaksanaan kurikulum 2013. Padahal, dari aspek sarana dan prasarana sangat penting bagi kesiapan pelaksanaan kurikulum 2013. (dys)

Tuntut Diangkat Jadi PNS

Guru Tuntut Janji Presiden Jokowi Giri Menang (Suara NTB) – Tidak lulusnya ribuan guru honorer dalam seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) dari katagori honorer 2 mendatangi Istana Negara Jakarta, Kamis (15/1) lalu. Menurut salah satu peserta aksi dari Lombok Barat Taufiqurrahman, aksi yang dilakukan menuntut janji Presiden Ir. Joko Widodo (Jokowi) mengangkat mereka sebagai CPNS. Padahal, mereka sudah mengabdi cukup lama. Kepada Suara NTB, Minggu (18/1), Taufiqurrahman mengaku, dari ribuan guru honorer yang tergabung dalam Gerakan Honor Katagori 2 Indonesia Bersatu (GHK2IB) itu, ada 3 perwakilan asal NTB, yakni dirinya, Moh. Arjuna asal Lombok Timur dan Henny Handayati asal Kabupaten Sumbawa Barat. Menurutnya, aksi ini merupakan bentuk kekecewaan atas nasib honor K2 yang tak kunjung jelas. Sebab, tenaga K2 ini bekerja dengan honor per bulan hanya Rp 300 ribu.

(Suara NTB/her)

Taufiqurrahman

Baginya honor ini jauh dari kata cukup sebab kebutuhan saat ini meningkat. Karena itu, salah satu upayanya meminta agar honor diangkat menjadi PNS. Dijelaskan para guru honorer mengaku kecewa, karena pemerintah belum menindaklanjuti peraturan pemerintah yang mengatur pengangkatan honor K2 yang belum lulus tes tahun 2013 lalu.

Beberapa tuntutan tenaga K2, yakni meminta pemerintah untuk meninjau ulang isi dari PP Nomor 48 tahun 2005, jo PP Nomor 43 tahun 2007, jo PP Nomor 56 tahun 2012 tentang perubahan ke dua atas perubahan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 tahun 2005 tentang Pengangkatan Honorer Menjadi Pengawai Negeri Sipil. Para tenaga K2 menolak jika dites lagi, karena tes sudah dilakukan pada tanggal 3 November 2013 lalu dan memohon permasalahan K2 yang belum lulus tes diberikan landasan hukum secara tertulis dan diangkat semua menjadi CPNS secara bertahap. “Tiga perwakilan asal NTB tersebut sangat berharap tuntutannya untuk diangkat menjadi PNS tanpa tes segera dikabulkan pemerintah, PNS harga mati dan kami menolak tes,” tegasnya. Diakuinya, tiga perwakilan asal NTB melakukan komunikasi dengan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di ruang kerjanya. (her)

Rasa Peduli pada Sesama

Mataram (Suara NTB) Ratusan siswa dan guru SMPN 4 Mataram menghadiri perayaan maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar pihak sekolah, Sabtu (17/1). Hadir sebagai penceramah dalam kesempatan itu AKBP H. Zamroni S.Ag dari Polda NTB. Dalam uraiannya, H. Zamroni meminta agar momen perayaan maulid dijadikan para siswa dan guru untuk meningkatkan kepeduliaan antarsesama. Hal itu mengingat kisah-kisah dan teladan Nabi Muhammad SAW penuh dengan kepedulian antarsesama saat itu. Selain itu, Zamroni juga meminta agar para siswa senantiasa meningkatkan amal dan ibadahnya sesuai dengan petunjuk akidah yang benar yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Sementara itu, Kepala SMPN 4 Mataram Muhammad Ali, S.Pd, juga berharap perayaan maulid yang baru

pertama kali digelar sekolah dijadikan sebagai bekal bagi para siswa dalam menatap masa depan yang lebih baik. “Memberikan bekal kepada anak-anak bagaimanapun karakter yang baik sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Menanamkan rasa cinta pada Nabi Muhammad SAW agar ajarannya dilaksanakan sebagai suri teladan,” ujarnya. Hanya dengan mengikuti karakter yang telah diajarkan oleh para nabi terdahulu, siswasiswi dapat lahir menjadi generasi berkualitas yang berguna bagi bangsa dan negara. “Sekarang ini, idola para siswa sudah berubah ke para artis dan pemain-pemain sepak bola. Dari cara berpakaian dan potongan rambutnya mengikuti idola mereka semua, harusnya idola mereka adalah Nabi Saw. Itulah yang harus kita kembalikan baik dari cara berpakaian, bertutur, jalan dan lain sebagainya,” terang pria asal Desa Kawo Loteng ini. (dys)

Psikolog Usulkan UN Dihapus Jakarta (Suara NTB) – Psikolog Poppy Amalya mengatakan sebaiknya Ujian Nasional (UN) dihapus, karena disinyalir kurang membawa manfaat pada anak. “Saya setuju UN dihapus. Kecerdasan anak tidak bisa diukur melalui UN,” ujar Poppy di Jakarta, Minggu. Dia mengatakan kemampuan akademik anak bisa saja turun karena sakit ataupun haid. Poppy juga menambahkan kemampuan anak di daerah tidak bisa disamaratakan dengan anak-anak di ibukota. “Solusinya lakukan observasi di sekolah

dengan adanya konsul sekolahan,” tambah dia. Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menegaskan mulai tahun ajaran 2015, hasil atau kelulusan Ujian Nasional 100 persen ditentukan oleh masing-masing sekolah dan diharapkan sekolah berlaku jujur untuk kepentingan kualitas sumber daya manusia Indonesia. “Pelaksanaannya (UN) tetap. Hasilnya saja yang ditentukan oleh pihak sekolah masing-masing,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud). (ant/bali post)

(Suara NTB/dok)

Dikpora Lotim Berikan Kebebasan pada Sekolah


Halaman 14

SUARA NTB Senin, 19 Januari 2015

Malam Sempurna untuk The Blues London Jose Mourinho memuji Chelsea telah memainkan laga sempurna setelah mengalahkan Swansea 5-0 dalam lanjutan Liga Utama Inggris pekan ke-22 di Stadion Liberty, Sabtu waktu setempat. Oscar dan Diego Costa masing-masing mengemas dua gol di babak pertama kemudian pemain pengganti Andre Schurrle mencetak gol kelima untuk kekalahan 0-5 Swansea yang terburuk dalam 24 tahun terakhir. “Itu adalah laga yang sempurna, semuanya sesuai arahan tim kami,” kata Mourinho dilansir dari ESPN, Minggu. “Mencetak gol di menit pertama membuat perbedaan langsung. Unggul 4-0 di babak pertama bukanlah akhir dari laga ini, apalagi di Liga Premier, namun kami punya situasi yang baik untuk mengontrol di babak kedua,” kata pelatih asal Portugal itu. “Saya berada di sisi lapangan mengatakan kepada mereka bahwa pada prinsipnya itu gol yang sama seperti ketika kami melawan Burnley pada pertandingan pertama musim ini,” ucap mantan pelatih Inter Milan itu. “Tim ini bermain dengan kualitas tinggi dan memiliki identitas yang jelas. Terk-

(Suara NTB/ist)

PENYERANG MUDA - Gol kedua Mancester United dicetak penyerang muda James Wilson di menit ke-90.

Van Gaal Legowo, MU Menang Jakarta (Suara NTB) Manchester United (MU) meraih kemenangan menyusul pergantian formasi yang dilakukan Pelatih Louis van Gaal. Kemenangan diraih anak asuh van Gaal setelah sang pelatih legowo mengganti formasi andalannya. Gelandang Manchester United Marouane Fellaini sukses menyumbangkan satu gol untuk kemenangan timnya 2-0 atas tim papan bawah Queen Park Ranger (QPR) dalam laga pekan ke22 di Stadion Loftus Road, London, Sabtu itu. Pemain berkebangsaan Belgia, Fellaini, mencetak gol di menit ke-58 sementara gol kedua United dicetak James Wilson di menit ke-90. Kedua klub menerapkan tempo permainan lambat pada awal babak pertama karena hingga menit ke-10 tidak ada serangan mematikan dari kedua tim. Peluang bagi United hadir pada menit ke-13 melalui penyerang asal Kolombia Falcao namun berhasil diselamatkan penjaga gawang QPR dan tim nasional Inggris, Robert Green. Pada menit ke-31 sebuah tendangan keras penyerang QPR Charlie Austin dari luar kotak penalti berhasil diselamatkan De Gea. Hingga menit ke-40 babak pertama tidak banyak peluang tercipta dan kedua tim cenderung memainkan umpan lambung diagonal dari sisi sayap yang cenderung tidak membahayakan sehingga skor 0-0 bertahan hingga akhir babak pertama. Formasi 3-5-2 yang selalu diandalkan van Gaal rupanya tidak efektif membongkat pertahanan QPR. Di awal babak kedua, barulah van Gaal melakukan pergantian formasi dengan masuknya Fellaini menggantikan Juan Mata dan James Wilson menggantikan Jonny Evans. Tim Setan Merah pun bermain dengan formasi 4-4-2 berlian. Perubahan ini rupanya efekti sehingga MU sukses membuka keunggulan pada menit ke-58. Umpan lambung Valencia dari sisi kanan berhasil dimanfaatkan Fellaini menjadi gol. Pada menit ke-76 sebuah kesalahan lini bertahan Manchester Merah hampir berbuah gol bagi QPR namun bola berhasil dibuang pemain United. Pada menit ke-90 penyerang QPR Eduardo Vargas nyaris mencetak gol penyama kedudukan namun De Gea menepisnya dengan sigap. Menjelang laga berakhir justru tim Setan Merah yang berhasil menggandakan kedudukan melalui pemain pengganti James Wilson. Skor akhir 2-0 bertahan hingga laga usai. (ant/bali post)

adang ada tim yang bermain baik namun tanpa identitas yang jelas, namun sepanjang musim ini kami memiliki arah dan cara sendiri untuk bermain sepakbola,” katanya. Kemenangan tersebut membawa The Blues unggul lima poin dari Manchester City yang akan menjamu Arsenal di Etihad, Minggu, namun Mourinho merasa kemenangan ini tidak akan membuat Manuel Pellegrini tertekan. “Saya tidak berpikir mereka merasa tertekan,” kata Mourinho. “Mereka paham bahwa mereka harus menang.” “Tidak akan menjadi masalah bagi sebuah tim seperti mereka dengan pengalaman yang mereka miliki,” kata mantan pelatih Real Madrid itu. “Saya selalu mengatakan hal yang sama kepada pemain dan mereka harus mengerti bahwa sejarah tidak akan tercipta tanpa gelar juara. Jadi jika kami bermain baik dan namun tidak punya piala dalam waktu 20 tahun maka

Elia Jaga Kejutan Southampton Jakarta (Suara NTB) Sepasang gol yang dicetak Eljero Elia membuat South-

ampton menang tipis

Roma Ditahan Imbang Palermo setempat. Laga baru berjalan dua menit, penyerang Palermo Paulo Dybala berhasil menggetarkan gawang Roma berkat umpan pendek dari Franco Vazquez. Menit ke-12 bek tengah AS Roma, Mapou Yanga Mbiwa, mendapat kartu kuning setelah melanggar Paulo Dybala. Roma memiliki peluang pada menit ke-29 melalui umpan terobosan yang sangat baik dari Florenzi namun Mattia Destro gagal memaksimalkan bola tersebut menjadi gol. Skor 1-0 keunggulan Palermo bertahan hingga akhir babak pertama. Awal babak kedua Roma langsung menyerang melalui sundulan Mattia Destro dan Sepakan Mapou Yanga Mbiwa. Namun usaha keduanya masih menyamping. Sepakan kaki kanan dari Miralem Pjanic pada menit ke-53 juga masih mampu dihalau penjaga gawang Palermo, Sorrentino. Klub Ibukota Italia tersebut akhirnya memecah kebuntuan pada menit ke-54 melalui gol Mattia Destro memanfaatkan umpan gelandang asal Belanda, Kevin Strootman. Roma yang membutuhkan kemenangan memasukan Francesco Totti menggantikan Adem Ljajic di menit ke-80. Namun hingga laga usai tidak ada lagi gol yang tercipta. Data statistik Livescore mencatat Roma menguasai jalannya laga dengan 59 persen banding 41 persen penguasaan bola namun Roma hanya mampu dua kali melepaskan tembakan ke gawang Palermo. Hasil imbang ini membuat Roma yang mengumpulkan 41 poin gagal menyamai poin Juventus di puncak klasemen Seri A dengan 43 poin. (ant/bali post)

(Suara NTB/ist)

Jakarta (Suara NTB) Klub ibukota Italia AS Roma hanya mampu bermain imbang 1-1 kala menjamu Palermo dalam lanjutan Liga Italia Serie A pekan ke-19 di Stadion Renzo Barbera, Palermo, Sabtu malam waktu

tidak akan ada yang mengingat tim ini,” kata dia. Chelsea menunjukkan keperkasaannya dengan mencetak gol cepat di menit pertama melalui kaki penyerang asal Brasil, Oscar, memanfaatkan umpan Fabregas dari lini tengah. Pada menit ke-20 Diego Costa menambah keunggulan tim London Biru menjadi 2-0. Gol tersebut tercipta berkat umpan matang Oscar memanfaatkan passing dari Fabregas. Sebuah kesalahan yang dilakukan pemain Swansea, Fernandez, berbuah gol ketiga tim asuhan Jose Mourinho yang dilesakkan oleh Diego Costa pada menit ke-35. Satu menit kemudian sebuah umpan Costa berhasil diteruskan oleh Oscar dan membawa Chelsea unggul 4-0 hingga akhir babak pertama. Babak kedua, tempo pertandingan cenderung melambat namun Swansea tetap tidak mampu menembus lini bertahan Chelsea yang kokoh. Menit ke-80 Chelsea kembali mencetak gol melalui pemain pengganti Andre Schuerrle memanfaatkan umpan Iva2-1 atas Newcastle dalam lanjutan Liga Utama Inggris pekan ke-22 di Stadion St. James Park, Sabtu. Pada menit ke-14 gol Eljero Elia tercipta berkat umpan Jamie Ward-Prowse dari lini tengah yang membawa Southampton unggul 10 atas tim tuan rumah. Namun keunggulan tersebut tidak bertahan lama karena pada menit ke-29 gelandang Newcastle Yoan Gouffran menyamakan kedudukan menjadi 11 memanfaatkan lengahnya lini pertahanan Southampton. Skor imbang tersebut tidak berubah hingga laga babak pertama usai. Gol kemenangan tim tamu tercipta pada babak kedua menit ke-62 berkat umpan pendek Shane Long yang sukses dimanfaatkan pemain tim asal Belanda, Eljero Elia menjadi gol. Tertinggal dua gol membuat Newcastle mengubah taktik dengan memasukkan dua penyerang yakni Ameoni menggantikan Gouffran dan Riviere menggantikan Vurnon Anita. Namun hingga laga usah skor kemenangan 2-1 Southampton tetap bertahan.

(Suara NTB/ist)

DUA GOL – Diego Costa dan Oscar mencetak masingmasing dua gol yang membawa Chelsea mempermalukan Swansea di kandang sendiri dengan skor 5-0 dalam lanjutan Liga Inggris, akhir pekan kemarin. novic dari sisi kanan. Hingga pertandingan usai skor 5-0 kemenangan Chelsea tidak berubah. Kemenangan ini membuat The Blues kian kokoh di puncak klasemen Liga Utama Inggris dengan 52 poin dari 22 laga. Selain itu,

Livescore mencatat Chelsea menguasai jalannya laga dengan 54 persen penguasaan bola dan 12 tembakan ke gawang Swansea sementara tim lawan hanya mampu satu kali menembak ke gawang Chelsea. (ant/bali post)

Kemenangan tersebut membawa Southampton menggusur Manchester United di peringkat ketiga klasemen Liga Inggris dengan 42 poin dari 22 laga, sementara Newcastle tertahan di peringkat 11 dengan 27 poin.

ni berhasil menyelesaikan bola lambung dari sisi kanan yang dilepaskan oleh Jordan Henderson. Skor 1-0 keunggulan The Reds bertahan hingga jeda. Pada awal babak kedua, tendangan Fabio Borini kembali membahayakan gawang Aston Villa namun bola tersebut diamankan pemain bertahan Nathan Baker. The Villan melakukan pergantian ganda pada menit ke59, Andreas Weimann menggantikan Tom Cleverley dan Carles Gil menggantikan Ashley Westwood. Penyerang Aston Villa, Benteke, nyaris mencetak gol pada menit ke-60 namun berhasil digagalkan Martin Skrtel. Pada menit ke-70, Fabio Borini digantikan oleh penyerang asal Inggris Rickie Lambert. Lambert kemudian membuktikan ketajamannya dengan mencetak gol kedua Liverpool pada menit ke-79 memanfaatkan umpan pendek Raheem Sterling. Hingga akhir laga skor kemenangan 2-0 The Reds tidak berubah. Kemenangan ini juga menaikkan posisi Liverpool satu tingkat di tabel klasemen Liga Utama Inggris ke peringkat tujuh dengan mengoleksi 35 poin dari 22 laga. Selain itu, Livescore mencatat kedua tim bermain sama kuat dalam penguasaan bola dengan 49 berbanding 51 persen namun Liverpool berhasil melepaskan sembilan tembakan sementara Aston Villa hanya empat tembakan. (ant/bali post)

Liverpool Menang Liverpool sukses mengamankan tiga poin berkat kemenangan 2-0 atas Aston Villa dalam laga pekan ke-22 di Stadion Villa Park, Sabtu. Gol kemenangan Liverpool dicetak oleh Fabio Borini di menit ke-25 babak pertama dan Rickie Lambert di menit ke-79 babak kedua. Liverpool yang membutuhkan kemenangan untuk menaikkan posisinya di klasemen Liga Utama Inggris langsung menyerang sejak awal babak pertama. Sepakan Alberto Moreno nyaris membuka angka untuk Liverpool pada menit ke-1 babak pertama namun bolanya melebar ke sisi kanan gawang Aston Villa yang dijaga Brad Guzan. Pada menit ke-15 sebuah kerja sama satu-dua antara Borini dan Raheem Sterling bisa saja menjadi gol untuk Liverpool andai bola tidak diamankan oleh pemain bertahan Aston Villa, Alan Hutton. Menit ke-17 gelandang Liverpool asal Spanyol Albero Moreno mencetak gol namun dianulir wasit karena terperangkap offside. Gol bagi Liverpool terjadi menit ke-25 ketika Fabio Bori-

SALAMI MANAJER - Eljero Elia menyalami manajernya, Ronald Koeman, setelah ia mencetak dua gol yang membawa Southampton menang tipis 2-1 atas Newcastle dalam lanjutan Liga Utama Inggris pekan ke-22 di Stadion St. James Park, Sabtu.

Danyon 742/SWY Dukung Balap Sepeda BMX Pembinaan Atlet Menembak Siap Buat Kejutan Mataram (Suara NTB) Komandan Batalyon (Danyon) 742/Satria Wira Yuda (SWY), Let. Kol. Darmawan Setiyadi S.IP mengatakan pihaknya akan mendukung pembinaan olahraga menembak di NTB. Sebagai bentuk dukunganya itu pihaknya akan menggelar Kejuaraan Menembak Regional NTB di Lapangan Menembak Batalyon Gebang Mataram, awal Maret 2015. Event tingkat regional NTB

itu akan dijadikan ajang penjaringan bibit atlet muda berbakat yang dipersiapkan Perbakin NTB mewakili NTB di kancah nasional. “Rencananya kita akan menggelar kejuaraan daerah yang akan diikuti semua peserta dari kabupaten/kota di NTB. Soal teknik pelaksanaannya kita akan berkerjasama dengan pengurus cabor menembak karena mereka bisa sekaligus menjaring atlet menembak,” ucap Danyon

742/SWY saat menjalani latihan bersama dengan anggota Perbakin NTB, di lapangan Menembak Batalyon Gebang Mataram, Sabtu (17/1)la lu. Hadir pada sesi latihan itu sesepuh Club Perbakin Rinjani Mataram, Awan Wijaya dn Hendro Sumardi, Kabid Berbur perbakin NTB, Budi Armaya, Sekum Perbakin NTB, I Made Wisuda Sari beserta anggota Perbakin Rinjani Mataram. (fan)

(Suara NTB/fan)

FOTO BERSAMA - Anggota klub dan pengurus Perbakin NTB berpose bersama dengan Danyon 742/SWY, Let.Kol. Darmawan Setiyadi, saat menjalani latihan bersama di Lapangan Menembak Gebang Mataram, Sabtu (17/1).

Mataram (Suara NTB) Kemampuan ketiga atlet cabang olahraga balap sepeda BMX NTB, I Gusti Bagus Saputra, Regina Patricia dan Hadi Gunawan tak dapat dianggap remeh. Salah satu dari ketiga atlet ini diyakini bakal membuat kejutan di PON Jawa Barat (Jabar) 2016. Terutama, atlet putri NTB, Regina Patrisia yang dinilai berpeluang menyumbang medali emas. Hal ini disampaikan Pelatih BMX NTB, Junaidin Edet, saat ditemui Suara NTB di Mataram, Minggu (18/1) kemarin. “Ketiga atlet kami punya peluang untuk meraih medali di PON Jabar 2016. Kami yakin salah satu dari ketiga atlet itu bisa memberikan kejutan di PON Jabar 2016. Pasalnya, mereka berhasil meraih medali emas, perak dan perunggu di kejuaraan nasional tahun 2014,” ucapnya. Edet mengatakan, ketiga atlet balap sepeda BMX NTB yang masuk Pelatda Sentralisasi tahun 2015 kini sangat diperhitungkan di kancah nasional. Pasalnya, ketiga atlet itu sudah beberapa kali mempersembahkan medali di kancah nasional. Regina Patricia berhasil mempersembahkan medali perak di kejurnas balap sepeda BMX tahun 2014. Regina disebut-sebut sebagai atlet yang berpotensi

membuat kejutan di PON Jabar 2016. Ia masih muda dan sangat lincah ketika bertanding di level nasional. Namun, Regina butuh dipoles sedikit lagi untuk bisa menjadi yang terbaik di kancah nasional. Dan Edet mengaku siap meramu atlet tersebut. Tidak hanya Regina, namun dua atlet putra NTB, I Gusti Bagus Saputra dan Hadi Gunawan juga diakui Edet punya potensi untuk menyumbangkan medali pasalnya kedua atlet ini sudah berkali-kali mengukir prestasi di kancah nasional. I Gusti Bagus Saputra berhasil meraih medali perak di Kejurnas Wim Cycle di Jawa Timur (Jatim) Februari 2014. Selain itu I Gusti Bagus Saputra pernah menyumbangkan medali perunggu di PON 2012. Prestasi tertinggi Bagus meraih medali perunggu di SEA Games 2013. Demikian halnya, Hadi Gunawan yang memiliki postur tubuh agak ramping juga punya catatan prestasi di kancah nasional yakni meraih medali perak di Kejurnas di Lumajang tahun 2014 lalu. Prestasi ketiga atlet itu kata Edet terus bergerak naik dari tahun ke tahun. Dengan beberapa pengalaman di kancah nasional Edet yakin atlet balap sepeda BMX bisa menyumbangkan minimal satu medali emas di PON Jabar 2016. (fan)


OPINI

SUARA NTB Senin, 19 Januari 2015

Halaman Halaman 14 15

Dunia Menyapa Tambora Titik Balik Eksistensi Kawasan Program Transmigrasi Bisa Jadi Pilihan SEDIKITNYA 30 rumah di Lingkungan Bintaro Jaya, Kelurahan Bintaro Kecamatan Ampenan dalam kondisi gawat bencana. Pasalnya, posisi rumah warga sudah berada persis di bibir pantai sehingga dikhawatirkan gelombang pasang yang terjadi pada bulanbulan tertentu, bisa menghantam serta menghanyutkan rumah warga. Seperti disampaikan Lurah Bintaro, H. Mukhsin bahwa 30 rumah yang gawat bencana dari sekitar 70 - an yang masuk katagori segera direlokasi. Kondisi tersebut sudah sering dikomunikasikan ke pemerintah daerah untuk diminta direlokasi. Persoalan tingginya harga lahan diakui, sebagai kendala untuk merelokasi sejumlah warga. Prinsipnya, pihaknya memang mengkhawatirkan bilamana terjadi gelombang besar. Dengan kondisi seperti ini, pihaknya tidak bisa berbuat apa - apa. Ia menyarankan, kalaupun masyarakat tidak mau pindah atau Pemkot belum menemukan lahan, paling tidak masyarakat membuat rumah panggung. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Mataram, Ir. H. Mahmuddin Tura mengatakan, masih sekitar lima rumah di kelurahan Bintaro dalam kondisi gawat bencana. Secara keseluruhan sekitar 40 - an rumah yang perlu direlokasi. Tapi, persoalan mahalnya harga lahan sehingga tidak bisa dilakukan relokasi karena anggaran tidak cukup. Mencermati kendala yang dihadapi Pemkot Mataram, terkait relokasi, jika kendalanya pada anggaran tidak cukup, tentu solusi tidak akan bias ditemukan. Sementara jika pilihannya bahwa Pemkot Mataram membiarkan warganya menghadapi bencana, juga sangat tidak bijak. Oleh karena itu, jika pilihannya satu-satunya relokasi, Pemkot Mataram mungkin harus melakukan penyisiran dengan memotong anggaran proyek seperti yang dilakukan Pemprov NTB untuk menyiasati program-program urgennya yang butuh anggaran besar. Kebijakan yang dilakukan Gubernur NTB, Dr.TGH.M.Zainul Majdi yakni memangkas biaya pembangunan proyek renovasi Kantor Gubernur NTB sebesar Rp 2,5 miliar. Anggaran yang disisr dari proyek ini, dipergunakan untuk mendukung kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat khususnya terkait dengan program pengentasan kemiskinan. Langkah bijak ini mungkin bisa ditiru Pemkot Mataram dengan memangkas anggaran proyek yang berpeluang dananya bisa dikurangi. Dengan demikian kekurangan dana untuk mencukupi biaya pembebasan lahan untuk keperluan relokasi, bisa teratasi. Atau jika langkah ini sulit dilakukan, Pemkot Mataram bisa memilih program transmigrasi untuk merelokasi warganya yang berada di wilayah gawat bencana. Melalui program transmigrasi, Pemkot Mataram tidak perlu pusing-pusing mengalokasikan anggaran untuk membeli lahan sebagai tempat relokasi. Tidak saja lahan tempat tinggal yang disediakan pemerintah melalui program transmigrasi. Tetapi juga lahan pertanian dan jatah hidup sebagai warga transmigran akan ditanggung. Karena itu, program transmigrasi tampaknya solusi bijak yang tidak membebani Pemkot Mataram dan juga warga yang harus direlokasi. (*)

ENULIS tergelitik untuk berfikir, serta berupaya melakukan komparasi antara idealita, dengan realita kondisi kekinian pembangunan kawasan kita. Setelah membaca baliho beraroma pariwisata disudut kota wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Serta mencoba menyimak berbagai argumentasi retoris para pihak dalam mengartikulasikan momentum April 2015.Sebagai titik balik ingatan global akan peristiwa alam dua abad silam. Adalah Pulau Sumbawa dengan jajaranbukit gunung mungil, tidak ditemukan gunung tinggi menjulang angkasa sebagai daerah yang layak dijadikan sasaran pendakian. Namun setelah Tambora menunjukkan energi vulkanik dengan mengeluarkan amuk dan amarah, menyalurkan sum-sum saripati bumi Pulau Sumbawa pada minggu pertama April 1815 silam. Menutupi atsmosfir, debu, dan gas, air teroksidasi menyebar menutupi angkasa, dan berjatuhan menutupi separuh permukaan dunia. Akibatnya, tebaran deposit bahan galian tambang menjadi melimpah di perut bumi Pulau Sumbawa. Tambora dalam hal ini telah ambil bagian untuk merubah perwajahan iklim dan tata kosmos beserta isinya, melalui salam vulkanik mematikan pada 10 April 1815 silam. Semustinya peristiwa alam, dua abad lalu,awal mulanya Tambora Menyapa Dunia. Benar,Sapaan Tambora disambut di belahan Bumi. Dalam hemat penulis, Tambora Menyapa Dunia, bukan dekade dua abad setelah peristiwa letusannya. Sekarang ini adalah sebuah epos perjalanan sejarah dan arus balik eksistensi kawasan, sehingga menjadi perhelatan Dunia Menyapa Tambora yang jatuh pada minggu kedua April 2015 mendatang. Tambora Dalam Perkemahan untuk Perdamaian Global Dalam rajutan kata dan kalimat ini, penulis mencoba mengarifi Tambora sebagai situs vulkanik untuk membangkitkan rasa solidaritas lingkungan serta membangun kebersamaan umat manusia. Semenjak Tambora menyapa dunia dengan dampak material vulkaniknya.Bumi serta lapisan halus yang melindunginya dari hantaman benda langit, telah merasakan kekuatan intervensi material gunung yang sangat jarang disebut dan diperbincangkan secara umum pasca letusannya. Mengukur luas kawasan terdampak langsung dan tidak langsung akibat sapaan Tambora melalui

Oleh:

Syamsu Ardiansyah

(Jurnalis dan Peminat Isu Pembangunan Sosial Kebudayaan Kawasan Tertinggal) material yang keluarkan. Secara umum wilayah Indonesia dengan korban jiwa puluhan ribu nyawa. Peradaban kerajaan yang mendiami punggung dan kaki Tambora musnah. Berdasarkan tradisi lisan di Sumbawa bagian Timur mengabadikan peristiwa tersebut,melalui kisah Pertempuran gunung Jaran Pusang (Plampang) dengan Gunung Tambora, sehingga salah satu kerajaan kuno Sumbawa, Kerajaan Ngali yang berpusat di kawasan Bukit Maja Ngali-Lape Sumbawa bubar akibat semburan debu.Mengharuskan penduduk dan rajanya bermigrasi ke wilayah Selatan bagian Timur Sumbawa untuk mengnyelamatkan diri. Dan puing-puing bekas kota kerajaan Ngali Sumbawa, masih dapat di temukan di Bukit Maja Ngali Kecamatan Lape sampai saat ini. (diperlukan penelitian antropologi dan arkeoligi). Dentuman suara gemuruh, hujan debu, tsunami, gempa bumi, wabah kolera, kelaparan, dan dekade tanpa musim panas.Akhirnya menunda rencana Prancis menjadi negara adi kuasa di sabotase oleh Amerika Serikatpada permulaan era Moderen (Taufik Rahzen). Tahun pertama pasca Letusan Tambora sebagai pertanda eksistensi Tambora dan Pulau Sumbawa kepada dunia. Dewasa ini telah banyak pemikir dan peneliti berbagai ephistimologi membahas Tambora, berawal dari catatan harian delegasi beberapa negara pasca letusan tahun 1815 lalu. Tahun 1847,Heinrich Zolilinger, ahli botani asal swiss adalah ilmuan pertama yang merayap diding Tambora setelah letusan (NGI). Sekitar dekade 1980-an sisa batu apung yang menjadi endapan pantai di seluruh perairan Teluk Saleh pulau Sumbawa masih banyak ditemukan. Dekade kekinian,para pihak mulai mencurahkan perhatiannya atas nama Tambora akan kondisi sosiografis kawasan umum Pulau Sumbawa.Layaknya gerakan mengembalikan ingatan yang masa lampau.Dua ratus tahun letusan Gunung Tambora berupaya dijadikan sebagai alat propaganda pembangunan kawasan dengan harapan dihadiri oleh publik global. Dua abad Dunia Menyapa Tambora, dalam presfektif kebersamaan, dapat dilakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah perkemahan lintas peradaban Dunia Menyapa Tambora. Apalagi perayaan dua abadnya dijadikan se-

bagai agenda regional, nasional untuk simpati internasional.Dalam benak penulis, ketika peserta perayaan dua abad Dunia Menyapa Tambora digelar, dengan mengedepankan isu Tambora sebagai simbul solidaritas pembangunan dan perdamaian kawasan untuk dunia. Sangat layak untuk menghadirkan seluruh kepala negara yang terimbas material vulkanik gunung yang memiliki kaldera terluas tersebut. Meskipun presiden Indonesia tidak begitu merespons keberadaan NTB dan Pulau Sumbawa sebagai sub bagian penting dalam pembangunan Indonesia, minimal dengan perayaan Dunia Menyapa Tambora, dengan perhatian pemimpin negara lain, hal itu adalah bukti eksistensi kemandirian NTB secara keseluruhan di mata Indonesia. Apabila hal itu dilakukan, dianjurkan kepada masing masing tamu undangan dari wilayah dan negara terdampak membawa segenggam tanah dan segelas air (mengembalikan tana dan air Tambora) serta mengibarkan Bendera negara dunia di punjak Tambora sebuah gerakan kebaruan dalam perayaan benca alam untuk kemandirian dan perdamaian bangsa-bangsa dunia.Tanah dan air dari serta bendera negara lain itu di tempatkan di salasatu wadah sebagai simbul solidaritas pembangunan dan perdamaian.Dan itu menjadi simbul persahabatan serta kemitraan dunia moderen. Atau dapat menjadi ritus perdmaian dan solidaritas kawasan untuk pembangunan dan kesejahteraan. Perhatian dan Perhatikan Pembangunan Kawasan Tambora Dalam perayaan Dunia Menyapa Tambora adalah pusat perenungan bersama atas peristiwa alam yang membunuh dan memutuskan mata rantai kehidupan satu generasi, sehingga pergelarannya harus melebih peringatan jatuhnnya bom nuklir yang menghancurkan hirosima Jepang, yang dibarengi dengan program percepatan mengejar ketinggalan pembangunan dari kawasan lainnya. Dalam hal ini stakheloders pemerintah Provinsi NTB khsusunya Bappeda NTB, selayaknya melakukan komunikasi intens dengan pemerintah Kabupaten Kota se Pulau Sumbawa, serta melakukan berbagai tahapan evaluasi ketat untuk persiapan infrastruktur pendukung seperti yang digemakan melalui Program pembangunan SAMOTA.

Sehingga SAMOTA tidak dilihat hanya sebagai proyek semata, akan tetapi bagian dari pemerataan dan percepatan pembangunan kawasan NTB didalamnya terdapat Pulau Sumbawa dan Tambora. Belum lagi melihat posisi politik NTB dalam kancah nasional terkesan kurang mendapat perhatian Pusat apalagi untuk diperhatikan, dan begitu juga dalam rana perimbangan perhatian terhadap eksistensi pembangunan kawasan Pulau Sumbawa yang cendrung merayap. Persoalan Tambora dalam pembangunan regional, bukanlah menjadi perhatian kabupaten sepulau Sumbawa belaka, akan tetapi menjadi perhatian serius pemerintah NTB dan Pusat. Dengan mengarus utamakan pendekatan kreatifitas pengelolaan pembangunan dan anggaran.Jika didalam perjalanan pemerintah NTB setengah hati memperhatikan eksistensi pembangunan kawasan Pulau Sumbawa. Tragedi Tambora dua abad silam saatnya untuk dimasukkan kedalam kurikulum pendidikan dasar menengah, bagian dari ilmu pengetahuan sosial, budaya dan alam, sehingga Tambora tetap dikenang dan menjadi identitas Pulau Sumbawa dengan mentalitas dan vucanology caracter masyarakatnya dalam bertindak.

Proyek diduga mubazir di NTB, terindikasi mengejar keuntungan minus orientasi manfaat Seharusnya menjadi bidikan utama penegak hukum

***

Tarif angkot akan turun lagi Masyarakat menuntut harga sembako juga turun

***

STASIUN RADIO

Penanggung Jawab: Agus Talino Redaktur Pelaksana/Wakil Penanggung Jawab : Raka Akriyani Koordinator Liputan : Fitriani Agustina, Marham, Moh. Azhar Redaktur : Fitriani Agustina, Marham, Izzul Khairi, Moh. Azhar Staf Redaksi Mataram : Moh. Azhar, Haris Mahtul, Afandi, M. Nasir, Hari Aryanti, Akhmad Bulkaini, M. Kasim, Darsono Yusin Sali, Sahmad Darmi Lombok Barat: M.Haeruzzubaidi, Lombok Tengah : Munakir. LombokTimur: Rusliadi. KLU : Johari. Sumbawa Barat : Heri Andi. Sumbawa : Arnan Jurami. Dompu : Nasrullah. Bima : M.Yusrin. Tim Grafis : A.Aziz (koordinator), Mandri Wijaya, Didik Maryadi, Jamaluddin, Wahyu W. Kantor Redaksi : Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Tarif Iklan : Iklan Baris : Rp 15.000/baris Min 2 baris max 10 baris (1 baris 30 character). Display B/W (2 kolom/lebih): Rp 20.000/mmk. Display F/C : Rp 25.000/mmk. Iklan Keluarga : Rp 15.000./mmk. Iklan Advertorial : Rp 10.000/mmk. Iklan NTB Emas (1 X 50 mmk): Rp 450.000/bulan (25 X muat). Iklan Peristiwa : Rp 250.000/kavling. Alamat Bagian Langganan/Pengaduan Langganan: Jalan Bangau No. 15 Cakranegara Telp. (0370) 639543, Facsimile: (0370) 628257. Harga Langganan: Rp 75.000 sebulan (Pulau Lombok) Rp 80.000 sebulan (Pulau Sumbawa), Pembayaran di muka. Harga eceran Rp 4.500. Terbit 6 kali se-minggu. Penerbit: PT Bali Post.

SUARA NTB

Wartawan SUARA NTB selalu membawa tanda pengenal, dan tidak diperkenankan menerima/meminta apa pun dari nara sumber.


SUARA NTB

Senin, 19 Januari 2015

RUPA - RUPA

Halaman 16

RUPA - RUPA

SALES

SALES

RUPA - RUPA

KOMPUTER

RUPA - RUPA


SUARA NTB

Senin, 19 Januari 2015

Halaman 17

IKLAN AS-SALAM

Arabian Restoran

Menyediakan: Masakan Khas Timur Tengah: *Nasi Kabuli Kambing/Ayam *Nasi Kasbah/Tomat *Nasi Baryani *Nasi Mandy *Sate Kambing

*Gulai Kambing *Darcah *Malby *Roti Tamis/Darcah

JL. Saleh Sungkar No. 70A Ruko Ampenan (Jalur Senggigi)

Telp.622619, Hp.0818540790

Menyediakan aneka hidangan & melayani pesanan nasi kotak, snack box dan menerima rantangan

TRAVEL

OTOMOTIF

OTOMOTIF LISNA JAYA MOTOR Menerima :

Ganti Oli - Spare Parts Service Mobil & Sepeda Motor

Hubungi : GEDE HP. 087 865 276 400 085 337 568 500

Jl. SULTAN HASANUDDIN 139 BLOK D CAKRA UTARA

RUMAH MAKAN ARFATURINDO

TOUR & TRAVEL

Melayani :

TIKET PESAWAT, RENT CAR/100.000 Antar Jemput Bandara/50.000 Paket Tour

Hub : RAMDANI HP.085878805714 atau 087739518019

BTN GRIYA PERMATA Blok H No.2 Sekarbela Mataram Email : staywithus22@gmail.com

LOWONGAN

RADIO

PENDIDIKAN AGEN

OTOMOTIF


SUARA NTB Senin, 19 Januari 2015

BUDAYA DAN HIBURAN

Halaman 18

Siaran Wayang Kulit Lalu Nasib Terancam Dihentikan

DISKUSIKAN FILM Sejumlah peserta mendiskusikan film Nonggup yang diputar di Mataram.

Mataram (Suara NTB) Wayang kulit Lalu Nasib AR yang disiarkan oleh sebuah TV lokal di NTB terancam dihentikan oleh Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) NTB. Tayangan itu diduga melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran. “Kami saat ini juga sedang mengkaji kemungkinan menjatuhkan sanksi administratif yakni penghentian sementara penayangan wayang kulit Lalu Nasib di salah satu TV lokal di Mataram,” kata Ketua KPID NTB, Sukri Aruman dikonfirmasi terkait akan dicekalnya sejumlah lagu sasak yang dinilai tak etis, Minggu (18/1) kemarin. Sukri mengatakan, dalam waktu dekat akan meminta masukan dari budayawan sasak, tokoh agama dan tokoh masyarakat terkait beberapa episode wayang tersebut yang terindikasi melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran yang ditetapkan KPI. Sementara itu, terkait dengan pencekalan lagu sasak yang dinilai tak etis dan melecehkan kaum perempuan, KPID mengaku telah membuat surat edaran ke lembaga penyiaran di daerah ini untuk tidak menyiarkan atau memutarnya. Diberitakan sebelumnya, dua buah lagu Sasak dilaporkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB ke Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) NTB. Dua lagu Sasak dengan judul “Bembeq” dan “Goyang Ngesul” itu dinilai melecehkan perempuan dan goyangannya erotis. Pengaduan terhadap lagu-lagu Sasak yang dinilai melecehkan perempuan dan tidak pantas dinikmati publik itu bukan saja diterima saat ini. Namun juga sudah ada puluhan lagu Sasak yang terpaksa dicekal oleh KPID NTB. Lagu-lagu Sasak yang dicekal itu misalnya ndeq kembe-kembe, bebalu melet besimbut dan masih banyak lagi yang lainnya. Menyinggung tingkat kesadaran masyarakat untuk melaporkan siaran atau tayangan lembaga penyiaran yang dinilai merendahkan harkat dan martabat perempuan atau keluar dari nilai-nilai budaya dan agama, memang di NTB masih sangat rendah. Sukri menyebutkan, tingkat kesadaran masyarakat untuk mengadu atau melaporkan konten-konten siaran atau tayangan lembaga penyiaran di bawah 10 persen. (nas)

Pembangunan Fasilitas Pariwisata di Senggigi-KLU Ancam Kestabilan Tanah Mataram (Suara NTB) Pembangunan sejumlah fasilitas pariwisata di kawasan perbukitan Senggigi Lombok Barat (Lobar) dan Kabupaten Lombok Utara (KLU) semakin marak. Dalam beberapa tahun mendatang dikhawatirkan hal itu justru akan mengamcam kestabilan lahan (tanah) akibatnya kawasan itu akan rentan terjadi longsor. “Kita sedang bahas di BKPRD terkait dengan pembangunan yang ada di bukit-bukit itu. Kita melihat dari aspek kerentanan dan lain sebagainya memang cukup membahayakan kedepannya,” kata anggota Pokja Pengendalian Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) NTB, Ir. Wedha Magma Ardhi, M.TP ketika dikonfirmasi Suara NTB, Minggu (18/1) kemarin. Ia memberi gambaran di beberapa daerah yang dilakukan pembangunan di perbukitan cukup mengganggu kestabilan tanah. Ketika kestabilan terganggu maka bencana longsor dan lainnya tak dapat terhindarkan. Ditambah lagi resapan pohon sudah banyak yang hilang. “Ada bangunan ditambah aktivitas manusia di atasnya itu akan mempengaruhi kestabilan itu, akan mengancam,” imbuhnya. Terkait pembangunan fasilitas pariwisata yang terindikasi melanggar tata ruang maka diharapkan pemerintah kabupaten/kota bertindak. Termasuk, memperketat dan selektif dalam pemberian izin. Pemerintah kabupaten/kota juga diminta melakukan kajian menyeluruh terkait pengembangan wisata di daerah Senggigi, tiga gili dan sekitarnya. Untuk tingkat provinsi sendiri, lanjutnya, saat ini sedang disusun Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTR) dan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kawasan Strategis Provinsi (KSP). “Kita kembangkan pariwisata dengan mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan dan sumber daya alam. Sudah disusun Perda KSP tiga Gili, Senggigi dan Mataram Metro,” pungkasnya. (nas)

(Suara NTB/ist)

Film

”Nonggup”, Solusi Ekonomi Mandiri dari Papua SEBUAH film yang berkisah tentang praktik cerdas dalam menyikapi persoalan ekonomi masyarakat di Papua perlu disebarluaskan. Film yang berjudul Nonggup tersebut sempat diputar di Bale Ite Mataram, Sabtu pekan kemarin. Hadir dalam acara pemutaran film tersebut antara lain penggagas komunitas – komunitas kreatif yakni penggagas komunitas Segelas Beras Sampah, L. Supratman, Penggagas Pemuda Gaharu, Maharam, Kelompok Arisan Mataram, dan tentunya penggagas film tentang sistem perbaikan ekonomi masyarakat di Papua yakni Yan Karowa

(Kepala Distrik Iniyandit). “Sebelum ada koperasi, sebagian warga pernah merasakan hidup terlilit hutang (tengkulak). Dan yang paling merasakan pahitnya hidup di bawah kuasa tengkulak adalah mereka yang menyadap karep. Warga hanya bisa pasrah dan menyerahkan hasil sadapannya kepada tengkulak, tanpa mereka pernah tahu berapa harga pemasaran yang sebenarnya,” papar Yan Karowa, dalam diskusi usai pemutaran film praktik cerdas itu. Film tersebut bercerita tentang perjalanan pembentukan sebuah koperasi yang kemudian disebut koperasi Nonggup. Kata Nonggup merupakan ko-

Bioskop Bisik untuk Tuna Netra Jakarta (Suara NTB) Ada yang berbeda di Galeri Indonesia Kaya (GIK) Sabtu petang lalu. Saat itu, Think.Web dan Fency menyajikan Bioskop Bisik untuk memanjakan penonton tunanetra dengan menampilkan film “Janji Joni.” Masing-masing penonton yang berjumlah sekitar 40 orang didampingi seorang relawan untuk membisikkan setiap adegan dan alur cerita film besutan Joko Anwar tersebut. Para tunanetra tampak menikmati setiap adegan yang ditampilkan. Sesekali mereka ikut tertawa jika film menampilkan adegan lucu yang telah dideskripsikan relawan. “Ini adalah upaya kemanusiaan yang mendasar bagi penyandang tunanetra, sehingga mereka juga dapat merasakan keindahan dan atmosfer film,” kata Direktur Yayasan Tunanetra Mitra Netra, Bambang, di auditorium GIK, Jakarta.

Ia mengatakan bahwa acara ini dapat menjadi salah satu upaya agar kehadiran para tunanetra diaku dalam masyarakat Indonesia. “Tunanetra mendapatkan hiburan dan dapat berbagi kebahagiaan layaknya masyarakat kebanyakan,” katanya. Apalagi, menurut dia, saat ini ada sekitar 1,5 persen dari populasi indonesia yang merupakan tunanetra. “Jika mereka diberikan akses seperti ini, maka tentu dapat memeriahkan industri film indonesia,” kata Bambang. Sutradara Joko Anwar yang turut hadir dalam pemutaran film yang diproduksi pada 2007 tersebut sangat mengapresiasi penyelenggaraan Bioskop Bisik. “Saya sangat terharu film ini dapat dinikmati teman-teman tunanetra. Semoga kegiatan ini dapat ditiru oleh pelaku perfilman yang lain,” katanya menambahkan. (ant/bali post)

sakata di papua yang mengandung makna kebersamaan. Kemudian pemaknaan tentang koperasi Nonggup di papua itu disampaikan melalui film tersebut. Sistem perekonomian yang cerdas dimulai oleh masyarakat setempat untuk membenahi kehidupan mereka. Koperasi Nonggup merupakan sebuah roda ekonomi yang dijalankan oleh masyarakat dengan penuh kebersamaan. “Masyarakat harus kita dorong agar tergugah dan membuka mata, melihat persoalan, mengambil tindakan dan menolak kalah, menolak kalah maksudnya menolak untuk didekte oleh ketidakber-

dayaan atau kemampuan,” lanjutnya memaparkan tentang rekomendasi hasil diskusi tentang film yang disaksikan sebelumnya. Ketua Lembaga Ideaksi Mataram Muhary Wahyu Nurba yang ikut menyaksikan pemutaran film dan berdiskusi di tempat itu, mengatakan semestinya pemutaran film – film seperti itu perlu diperbanyak. Hal ini bertujuan agar menjadi semacam referensi terhadap pemerintah maupun masyarakat selaku pelaku ekonomi di kawasan tertentu. “Sosialisasi melalui pemutaran – pemutaran film praktik cerdas seperti ini mesti lebih banyak dilakukan. Ini akan

menjadi semacam inspirasi bagi pemerintah atau para penentu – penentu kebijakan untuk memberdayakan masyarakat,” ujarnya singkat. Adapun, pemutaran film tentang kehidupan masyarakat Papua yang dilakukan di Kota Mataram dinyatakan baru kali pertama. Sejumlah peserta berharap agar film – film inspiratif seperti itu dapat terus diproduksi dan disebar secara meluas kepada masyarakat. Film tersebut dinilai mampu membuka perspektif tentang bagaimana menyikapi keadaan dan persoalan ekonomi kemasyarakatan. (met)

”Langit Senja Akustik” Meniti Kejayaan Mataram (Suara NTB) Salah satu grup band di Kota Mataram yakni langit senja akustik sedang melaju dan berjuang menuju kejayaan. Grup band yang didirikan para pengamen di jalanan ini terbentuk sekitar bulan Desember 2014 lalu. Bergerilya memainkan musik dan mendendangkan lagu dari tempat-tempat hiburan adalah rutinitas mereka sehari – hari. “Temen – temen disini punya mimpi untuk melaju menuju kejayaan. Kita berangkat dari kesamaan hobi dan akhirnya membentuk satu grup. Dan grup band ini kami namakan Langit Senja Akustik,” jelas Habibul Muttaqin, salah satu talent dalam grup band tersebut, Jumat (16/1). Kepada Suara NTB, Pemain Kajon asal Perumnas, Kekalik, Mataram ini mengatakan bekerja sesuai keahlian dan kegemaran merupakan impian bagi dirinya dan kawan – kawan dalam grupnya. Mereka betul – betul ingin mengembangkan grup yang telah dirintisnya selama setahun yang lalu itu. “Kita berharap menembus impian yakni ingin betul - betul terjun dalam dunia permusikan. Saat ini kami sedang menggarap beberapa buah lagu yang mudah – mudahan kedepannya nanti bisa menjadi album,” jelas Mahasiswa

(Suara NTB/ist)

TAMPIL - Grup Band Langit Senja Akustik saat tampil di Mataram Mall beberapa waktu lalu. FKIP Unram lulusan SMA Negeri 2 Mataram ini. Saat ini, mereka sedang merangkak untuk mencari nama di hadapan publik. Grup band akustik yang beranggotakan empat orang ini kerap diminta tampil untuk mengisi acara di kafe, kedai kopi, dan sejumlah tempat hiburan lainnya. Meski tak seberapa, insentif yang mereka dapatkan dari hasil bermain musik dirasa sangat memuaskan. “Kalau menilai hasil pendapatan, mungkin tidak seberapa, tetapi kita bener – bener ingin mengembangkan skil yang kami miliki. Ingin menghasilkan karya, dan tentunya ingin menyumbangkan sesuatu yang

bermakna terhadap zaman sehingga dapat menjadi sejarah dalam hidup kami,” tambah mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ini. Musisi yang lebih akrab disapa habib ini ternyata mulai menggemari permainan musik sejak dirinya berusia lima tahun. Sejak masuk dalam dunia pendidikan yakni taman kanak – kanak (TK) dirinya sudah akrab dengan beberapa alat musik. “Sejak kecil orang tua saya sudah mulai mengenalkan alat – alat musik ke saya, dan saya berharap apa yang menjadi mimpi saya saat ini mendapat dukungan dari mereka,” tandasnya. (met)

Jadi Penulis Harus Disiplin (Suara NTB/ist)

Jakarta (Suara NTB) Penulis Andrei Aksana berpendapat menjadi seorang penulis harus disiplin dan berkomitmen. “Menulis itu butuh komitmen waktu, nggak bisa selangseling,” kata Andrei saat ditemui di peluncuran buku “Senyawa” di Jakarta, Minggu. Agar dapat berkomitmen terhadap waktu, menurut Andrei, seorang penulis harus disiplin dalam menulis.

Menulis itu butuh komitmen waktu, nggak bisa selang-seling Disiplin menulis yang diterapkan penulis “Lelaki Terindah” ini adalah dengan selalu menulis sebelum tidur selama 2-3 jam. “Walau cuma sebentar, harus nulis,” katanya. Menulis pun ada baiknya dilakukan secara konsisten setiap hari. Bila terputus, kata Andrei, akan berpengaruh terhadap gaya bahasa dan penokohan. “Karakter menjadi tidak kuat,” pungkasnya.

(Suara NTB/ist)

PELUNCURAN BUKU - Andrei Aksana dan editor Hetih Rusli dalam peluncuran buku “Senyawa”. Selain itu, Andrei menyarankan penulis muda untuk, “Harus banyak mengamati.” Dalam melihat persoalan, penulis hendaknya melihat dengan “mata ketiga”. Sebagai contoh, bila melihat seorang nenek tua naik bus kota seorang diri, seorang penulis bisa menggali apa yang dilihatnya itu. “Misalnya, siapa nenek itu? Kenapa dia naik bus? Kenapa sendiri? Ke mana anak dan cucunya?” kata Andrei. Seorang

penulis juga harus pandai memanfaatkan teknologi untuk melakukan riset. “Teknologi sangat penting bagi penulis, bisa tahu peristiwa dunia lalu menjadi referensi,” kata dia. Ia menyarankan agar penulis bijak dalam menggunakan teknologi karena bagi dirinya, terlalu banyak menggunakan gadget dapat membuat dirinya tidak produktif. “Jangan sampai kita yang dimanfaatkan teknologi,” jelasnya. (ant/bali post)


RAGAM

SUARA NTB Senin, 19 Januari 2015

Investor Diduga Beri Hadiah Tanah 3,8 Hektar Melalui Keponakan Bupati Dari Hal. 1 Ketiga jenis barang berharga itu masing – masing nilainya diduga di atas Rp 100 juta. ‘’Untuk mobil diterima keponakan Bupati,’’ ujarnya. Namun masalah kemudian muncul. Ini menurutnya akibat banyak pihak ‘’bermain’’ sehingga merecoki proses investasi dengan nilai total Rp 700 miliar itu. Bahkan ia menyebut nama oknum pejabat di Lobar banyak berperan. Namun perannya itu akan banyak diungkapkannya saat diperiksa penyidik KPK Senin (19/1) hari ini. ‘’Selengkapnya Senin saya sampaikan, setelah diperiksa KPK,’’ janjinya. Dia juga mengungkap latar belakang pembelian tanah itu. Perjalanan panjang, bahkan cukup melelahkan dalam rangka mengurus izin pembangunan kawasan raksasa olahraga golf, wisata dan kawasan bisnis itu. Sebuah konsultan perancang lapangan golf menyebut ka-

wasan Meang akan menjadi salah satu diantara tujuh lokasi terbaik dunia. Namun miskomunikasi antara Bupati dengan Putu akhirnya membuat masalahnya menjadi begini. Soal miskomunikasi dimaksud akan dibeberkannya Senin hari ini. Mengenai diterimanya hadiah mobil dan tanah tersebut, Ahmad Firman, keponakan Bupati Lombok Barat banyak menjawab tidak tahu. Sementara terkait pemeriksaan Kadis Pariwisata Lobar , Ispan Juaidi sama sekali tidak berkomentar. Dia satu-satunya saksi yang menghindar dari wartawan saat akan diwawancarai usai diperiksa. Kadis Pariwisata Lobar ini tidak mau berkomentar. ‘’Tidak ada komentar..tidak ada komentar,” kata Ispan setengah berlari menuju mobilnya, lantas sopirnya tancap gas meninggalkan wartawan. (ars/rai)

Korupsi Kebijakan? Dari Hal. 1 Hubungan antara komunikasi dengan celah keuntungan swasta itu, terjadi ketika pengadaan barang dan jasa muncul tanpa dasar kajian mendalam dan asas manfaat. Semisal, anggaran dari pemerintah pusat, turun ke daerah, terkadang tidak ada urgensinya bagi masyarakat di daerah itu. ‘’Sehingga yang terjadi, proyek itu mubazir, rekanan diuntungkan,’’ terangnya. Ini belum lagi soal indikasi permainan pada spesifikasi proyek, dalam bentuk pengurangan volume fisik, mark up harga barang. Pada akhirnya kualitas proyek menjadi rapuh. Mencuat ke permukaan, proyek yang baru satu tahun, sudah retak atau tidak dimanfaatkan samasekali. Di beberapa proyek fisik ia melihat kondisi ini. Sehingga ia melihat ada ketidaksiapan birokrasi untuk mengerjakan tanggung jawab membangun fasilitas pelayanan publik yang layak. Sebagaicontoh,beberapaperkaradiPengadilanTipikorpadaPengadilan Negeri Mataram, sebagian besar yang diseret adalah pejabat eselon bawah atau pelaksana teknis kegiatan. Karena melakukan kesalahan dalam teknis pengadaan barang dan jasa. Di luar itu, rekanan juga tidak kalah banyak terseret kubangan kasus korupsi. “Inimenunjukkanmentalbirokrasi belum siap,” tegasnya. Kalau seandainya birokrasi siap, pengawasan dari internalnya siap, Ahyar memastikan bisa

meminimalisir dugaan suap. “Bukan berarti setiap proyek ada gratifikasi, tapi keseiapan mental tidak hanya di teknis kegiatan juga di sistem pengawasan,” sebutnya. Terkait tiga kali perubahan Kepres menjadi Perpres, setahu Ahyar, tidak ditemukan pengetatan yang progres. “Yang ada hanya batas minimunproyekditender. Yangterakhir diatur, tender minimal Rp 200 juta, di bawah itu boleh Penunjukan Langsung,” bebernya. Sehingga dari regulasi Presiden itu tidak ada pola yang progresif bertujuan bagaimana meminimalisir dugaan pelanggaran. Ya, ujung – ujung Aparat PenegakHukum(APH)menjerat birokrasi dengan pasal penyalahgunaan wewenang dalam jabatan. Karena ketika ada kelemahanperencanaan,membuka peluang terjadi penyalahgunaan wewenang. Undang – Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah Undang – Undang20Tahun2001tentang tindak pidana korupsi, memungkinkan birokrat yang lalai dalam tugasnya sebagai kuasa pengguna anggaran atau panitia atau pejabat pembuat komitmen terjerat. Berkaca dari persoalan banyaknya proyek mubazir dan mangkrak, jika diusut Kejaksaan atau Kepolisian, maka terbuka peluang birokrasi terseret karena kelalaiannya lahir dari korupsi kebijakan. (ars)

Perencanaan Harus Matang, SKPD Diminta Perkuat Komunikasi dengan Kementerian Dari Hal. 1 Ia meminta semua tahapan sampai dengan eksekusi program di lapangan harus disiapkan dengan baik. Termasuk juga mengenai pengawasan (monitoring) pelaksanaan proyek di lapangan harus benarbenar dilaksanakan dengan baik. Sehingga pelaksanaan proyek fisik bisa tuntas sesuai dengan batas kontrak. Jajaran SKPD lingkup Pemprov NTB diminta untuk mengintensifkan komunikasi dengan kementerian/lembaga yang ada di tingkat pusat terkait dengan pelaksanaan pembangunan yang anggarannya bersumber dari pemerintah pusat. Pasalnya, kata Zainul Majdi, dalam pemerintahan yang baru di bawah Presiden JokowiJK, bukan hanya Menteri yang baru, tetapi juga kementerian juga banyak yang baru. Bahkan, dalam pemerintahan yang baru, arahnya sudah jelas bahwa para menteri merupakan eksekutor sektoral. ‘’Para menteri itu adalah eksekutor sektoral. Sehingga kita perlu mengetahui arah dari alokasi anggaran dan prioritas ke depan di tingkat pusat. Dan

kita ingin padukan dengan arah kebijakan daerah. Itu sebabnya, teman-teman SKPD ini agar intensif menjalin kementerian atau lembaga di tingkat pusat,’’ pungkasnya. Terpisah, Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB, Drs. L. Gita Ariadi, M.Si mengatakan Gubernur telah menginstruksikan secara tegas jangan sampai ada keterlambatan pelaksanaan program tahun 2015 ini. Seluruh SKPD diminta untuk menyusun perencanaan lebih terintegrasi. ‘’Jangankan program pusat ke daerah, kitapun mendrop ke daerah. Pak Gubernur mengharapkan prosedur terlewati dengan baik. Ditekankan kepada SKPD dalam proses pelaksanaan APBD, di kabupaten/ kota juga melalui proses-proses itu,’’terangnya, pekan kemarin. Gita mengatakan, koordinasi dengan pusat bahkan kabupaten/kota harus intensif dilakukan.’’Agar pelaksanaan kegiatan tidak hanya menghasilkan output suatu kegiatan tetapi outcome-nya bahwa proyek-proyek itu dirasakan manfaatnya lebih jauh oleh masyarakat,’’ tandasnya. (nas)

Kurang Koordinasi Dari Hal. 1 Menurut Bupati, pasar terapung itu sebenarnya kurang tepat disebut pasar terapung. ‘’Itu tidak terapung, cuma pasar saja,’’ terangnya. Untuk proyek-proyek yang sumber dananya dari APBD di era kepemimpinan Bupati Ali BD—sapaan Bupati Lotim ini dipastikannya tidak mungkin

mangkrak. Seperti Dermaga Labuhan Haji misalnya. Menurut Bupati, itu bukan mangkrak karena memang belum jadi pembangunannya. Menurut Bupati, setiap aktivitas pembangunan harus berdasarkan kebutuhan. Pembangunan yang tak berdasar pada kebutuhan itulah yang menjadi penyebab terjadinya proyek mangkrak. (rus)

Halaman 19

Karyawan Alfamart Rutin Sumbangkan Darah Mataram (Suara NTB) Mengawali tahun 2015 ini, Alfamart bekerja sama dengan UDD PMI Lombok Barat menyelenggarakan kegiatan donor darah, Jumat (16/1) di DC Lombok.Branch Manager Alfamart Yudi Sobari mengatakan, pelaksanaan donor darah menjadi agenda rutin perusahaan untuk membantu PMI dalam memenuhi kebutuhan darah bagi masyarakat Lombok. ‘’Menurut pihak PMI, di wilayah ini dalam sebulan membutuhkan cukup banyak kebutuhan kantong darah, dan stok yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan darah ini,” katanya di Mataram. Yudi mengatakan, kegiatan donor darah sudah menjadi agenda rutin Alfamart di Lombok. ‘’Respons karyawan dan masyarakat juga cukup bagus. Karyawan yang sudah terbiasa menjadi pendonor justru menantikan acara donor darah di kantor. Targetnya, minimal hari ini kita dapat puluhan kantong darah,” jelasnya. Menurutnya, untuk berpartisipasi mendonorkan darah karyawan dan masyarakat sekitar dapat langsung datang ke lokasi dan melakukan pemeriksaan/ cek kesehatan. Apabila memenuhi syarat, calon pendonor dapat langsung melakukan rangkaian proses donor.Pihak UDD PMI Lobar mengatakan, kesadaran perusahaan-perusahaan yang ada di Pulau Dewata sudah menunjukan hal yang positif terhadap kebiasaan melakukan donor darah. “Memang sudah ada peningkatan kesadaran yang cukup bagus dari perusahaan-perusahaan dengan rutin menggelar kegiatan donor darah. Semoga hal ini dapat diikuti oleh instansi swasta lainnya,” katanya. (adv)

(Suara NTB/ist)

DONOR DARAH - Suasana donor darah karyawanAlfamartyangbekerjasamadengan UDD PMI Lombok Barat Jumat (16/1).

Kilang Minyak KLU Dari Hal. 1 Husni mengatakan, untuk membangun kilang minyak memang membutuhkan investasi yang besar. Namun, Pemprov NTB berharap pemerintah pust bisa mempercepat pembangunannya.’’ Manfaaatnya bagi daer-

ah, itu daerah akan pusat pertumbuhan baru, banyak multiplier effect-nya,’’ imbuhnya. Dikatakan, untuk wilayah timur Indonesia memang masih belum ada kilang minyak. Kilang minyak saat ini ada di beberapa tempat seperti Jawa, Sumatera dan Kalimantan. Jika kilang min-

yak di NTB dapat direalisasikan maka akan menambahkan jumlah kilang minyak di Indonesia. ‘’Kilang itu sifatnya nasional, untuk memenuhi kebutuhan minyak nasional. Kalaupun lokasinya di NTB namun itu untuk mendrop kebutuhan nasional,’’terangnya. (nas)

Keponakan Bupati dan Kadis Pariwisata Diperiksa KPK Dari Hal. 1 Hanya beberapa saat kemudian satu per satu mereka dipanggil penyidik KPK. Ispan Junaidi, Ahmad Firman dan Putu Swastika diperiksa terpisah di lantai dua gedung tersebut. Beberapa saat kemudian, penyidik KPK lainnya naik ke lantai dua membawa koper dan kardus, bentuknya sama dengan yang dibawa dari Kantor Badan Penanaman Modal, Perizinan dan Pelayanan Terpadu (BPMP2T), Jalan Prasarana nomor 1 Dasan Agung, Mataram. Seperti biasa, pemeriksaan berlangsung berjam-jam. Pukul 11.00 Wita, Putu Swastika turun untuk ke toilet. Saat dikonfirmasi wartawan, Putu

Swastika mengaku tidak tahu soal proses pengajuan izin untuk investor di Meang. ‘’Kebetulan tahun 2011 itu saya sakit, jadi semua prosesnya dikerjakan oleh Juanidillah (Kabid Perizinan sekarang),’’ kata Putu. Sebelumnya Junaidillah adalah Kepala Seksi di Bidang Penetapan di instansi yang sama. Menurut Putu, saat itu Junaidillah dipercaya oleh Kepala BPMP2T, Rusman Hadi menggantikan dirinya. Praktis, ketika ditanya KPK, ia mengaku lebih banyak tidak tahu masuknya investasi untuk golf dan resort tersebut. “O..saya tidak tahu, tidak tahu. Semua yang ngurus Pak Junaidi (Juanidillah, red,” jawab Putu ketika ditanya pertemuannya dengan broker tanah Meang

yang memfasilitasi perizinan. Selama jabatannya mulai Januari 2010 sampai jan 2012, semua urusan Meang di-handle langsung oleh Junaidillah dengan kepala BPMP2T. Sekitar pukul 16.00 Wita, akhirnya pemeriksaan terhadap Ahmad Firman selesai. Ia mengakui sempat ditanyakan hubungan keluarga antara dirinya dengan Bupati Lobar,Dr.H.Zaini Arony. ‘’Saya memang akui itu, ada hubungan keluarga,’’ katanya. Staf di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Lobar ini juga mengakui diperiksa terkait erat dengan penetapan tersangka oleh KPK terhadap Bupati Lobar yang juga pamannya. Ditanya wartawan soal indikasi ia menerima dua mobil

dan tanah 3,8 hektar sebagai kompensasi dari investor Meang, Ahmad Firman lebih banyak menyangkal. ‘’Oo..saya tidak tahu, tidak tahu itu,’’ ujarnya. Diperdalam lagi terkait mobil tersebut diterimanya dari investor atas permintaan Bupati, dia juga menyangkal. ‘’Kalau mau tanya soal mobil, silahkan ke Golkar. Saya tidak mungkin mau pakai mobil Golkar,’’ katanya. Juga soal indikasi kompensasi dari sumber yang sama untuk tanah 3,8 hektar, menurut Ahmad Firman, ia tidak pernah menerima apalagi membuat aktanya di Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Fitri Hartati. Lagi-lagi Ahmad Firman mengarahkan ke instan-

si lain. ‘’Kalau soal tanah silahkan tanya ke BPN, di sana lebih jelas,’’ kelitnya. Penegasan Ahmad Firman, ia hanya menjelaskan apa yang ia ketahui, khususnya soal hubungan keluarganya dengan Bupati Lobar. Selebihnya ia menjawab “tidak tahu” dihadapan dua penyidik KPK. Hanya Ispan Junaidi yang tidak bisa diwawancarai pada kesempatan usai pemeriksaan oleh KPK. Dua kali mantan Kabag Humas Pemkab Lobar ini menghindari konfirmasi wartawan. Di luar itu, pemeriksaan oleh KPK dipastikan berlanjut Senin mendatang, dengan agenda permintaan keterangan makelar tanah, Sofian. (ars)

untuk membangun gedung pabrik yang terdiri dari tiga bagian, diantaranya gedung penempatan mesin pengolah, gedung pengelola dan lantai jemur. Kondisi bangunan sangat memprihatinkan. Sejak selesai dibangun akhir tahun 2013 lalu, hampir tak ada tanda-tanda kapan fasilitas produksi pupuk ramah lingkungan itu akan dioperasikan. Beberapa bagian mesin yang telah ditempatkan oleh Kemenperin sebagai bagian sharing, tak terurus. Hanya dibiarkan tergeletak dan terpasang tanpa sedikit pun mendapatkan perawatan. Akibatnya, bagian-bagian mesin yang tersisa setelah bangunan pabrik roboh akibat puting beliung nampak tak ada harapan bisa digunakan lagi. Pihak Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Perindagkop dan UMKM) selaku instansi kabupaten yang mengetahui proyek tersebut mengakui kondisi fasilitas pabrik tersebut. Menurut mereka, tanggung jawab Pemda KSB pada proyek pabrik pupuk organik tersebut telah tuntas. Sebab dalam kesepakatan kerjasama dengan Kemenperin, KSB hanya bertugas menyediakan lahan dan mengalokasikan anggaran untuk pembangunan gedung pabrik. Dan jatah Kemenperin adalah menyediakan unit mesin pengelola yang hingga kini belum juga ada di lokasi. “Kewajiban kita sudah selesai dengan menyediakan lahan dan bangunannya. Sekarang tinggal tunggu mesinnya saja dari pusat (Kemenperin),” terang kepala Disperindagkop dan UMKM KSB Ir. Lalu Azhar kepada media ini, Minggu (18/1). Sebenarnya, pascapenyelesaian gedung pabrik akibat diterjang angin puting beliung akhir 2013 silam, Kemenperin berjanji akan segera menempatkan kembali unit mesin pengolah. Termasuk mengganti beberapa bagian mesin yang rusak akibat tertimpa material bangunansaatitu.NamunjanjiKemenperin itu tak kunjung terealisasi. Azhar mengungkapkan, batalnya janji Kemenperin tersebut akibat terjadinya pemangkasan program besar-besaran di kementerian bersangkutan sepanjang tahun 2014 lalu. Kondisi itu kemudian diperparah dengan padatnya agenda politik sebagai faktor lain yang kemudian membuat sejumlah program pusat di daerah tidak berjalan maksimal. ‘’Kitaakhirnyahanyabisamenung-

gu. Karena kita dijanjikan tahun 2015 ini mesinnya akan ditempatkan lagi,’’ katanya.

Terindikasi Mengejar Keuntungan Minus Orientasi Manfaat Dari Hal. 1 Perubahan regulasi dari Kepres 80 Tahun 2003, perubahan Perpres 54 Tahun 2010, kemudian terbaru menjadi Perpes 70 Tahun 2012, mestinya memperketat fungsi teknis panitia dan rekanan, tapi justru terindikasi jadi celah baru untuk mengeruk keuntungan. Korbannya secara tidak langsung masyarakat yang seharusnya bisa memanfaatkan fasilitas negara tersebut, hanya bisa geleng kepala melihat bangunan yang mangkrak dan mubazir. Berikut sederet proyek mubazir di kabupaten dan kota di NTB berdasarkan hasil penelusuran Tim Redaksi Suara NTB. Proyek Miliaran Hanya Tinggal Nama Dana Rp 6,9 miliar angka yang cukup fantastis yang digelontorkan Pemerintah Kota Mataram untuk membangun kolam renang dengan skala nasional. Andai saja dana yang bersumber dari APBD Kota Mataram tersebut dialokasikan untuk memperbaiki 1.745 rumah tidak layak huni serta memberikan modal bagi Industri Kecil Menengah (IKM), maka tidak menutup kemungkinan Pemkot Mataram akan terbebas dari pengangguran dan pemandangan rumah kumuh. Mataram Water Park (MWP) berada di komplek Taman Udayana Kelurahan Taman Sari telah dibangun sejak tahun 2009 silam. Hingga kini menjadi proyek itu terkesan mubazir karena belum mendapatkan sentuhan sama sekali. Pantauan Suara NTB, besi – besi kokoh berdiri di sana seolah tidak berdaya melawan terik dan hujan yang mengguyur hampir 6 tahun silam. Terkelupas dan beberapa bagian sudah melepuh. Kaca sudah retak, dinding bangunanpenuhcoretan.Takadadaya tarik bagi masyarakat. Monumen yang terbuat dari batu cadas seolah berdiri tegak di depan, bisa saja menunjukan kejayaan masa itu. Tapi kolam di dalamnya keropos dipenuhi ilalang dan sampah. Terhitung sudah tiga kali investor menawarkan diri untuk mengelola MWP sebagai pusat rekreasi. Atas pertimbangan apa? Investor mengurungkan niat. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Mataram, Lalu Martawang mengatakan, Pemkot

Mataram masih berpikir untuk mengubah ulang desain MWP sebagai pusat rekreasi. Nantinya, MWP tidak hanya sebagai kolam renang, tetapi sebagai wahana hiburan bagi masyarakat. “Sekarang kita mau ubah desainnya,” kata Aweng sapaan akrabnya dikonfirmasi, Jumat (16/1). Sementara itu, Kepala Dinas Pertamanan Kota Mataram, HM.Kemal Islam mengatakan, karena MWP masuk ke kawasan taman Udayana secara otomatis menjadi tanggung jawab pihaknya. Diakui, belum ada rencana apapun untuk pengelolaan proyek yang dibangun tahun 2009 silam. “Belum ada rencana,” katanya. Apakah sudah ada investor yang mengkomunikasikan niatnya untuk mengelola MWP? Sejauh ini katanya, Sekretaris Daerah dan Bappeda sedang mencarikan investor yang pas untuk mengelola. “Pak Sekda sama Bappeda masih nyari,” ujarnya. Dihubungi terpisah, Wakil Ketua DPRD Kota Mataram, Muhtar menegaskan, penjelasan atau wacana yang disampaikan oleh Walikota, H. Ahyar Abduh hanya lagu lama. Pasalnya, tidak pernah ada realisasi meskipun Dewan telah beberapa kali mendesak untuk memanfaatkan proyek tersebut. “Itu sudah lagu lama, sampai sekarang kan gitu – gitu aja,” sindirnya. Dipertanyakan Setelah Habis Rp 3 Miliar Peran Pusat Agro Bisnis yang ada di Gerimax, Kecamatan Narmada dipertanyakan, terlebih proyek senilai Rp 3 miliar lebih itu kini digusur menjadi pusat perbelanjaan dan wahana permainan yang katanya terbesar di NTB. ‘’Boro-boro mau bermanfaat, itu bangunannya dulu Rp 3 miliar lebih,’’ kata Ketua Forum Agro Bisnis Provinsi NTB, H. Mukhtar, Sabtu (13/12). Pusat Agro Bisnis yang letaknya di seberang SPBU Gerimax itu kini tersisa hanya gerbang. Gedung-gedung intinya kini telah rata dengan tanah, dan lokasi bangunannya dulu telah siap kini konon akan disulap menjadi kompleks pembangunan wahana permainan. ‘’Benar-benar tidak ada gunanya gedung pusat agro bisnis yang ada,” kata H. Mukhtar melanjutkan. Tidak saja di Gerimax saja, Pusat Agro Bisnis disebutkan ada di hampir selu-

ruh kabupaten dan kota di NTB. Jika satu gedung pembangunannya Rp 3 miliar, maka ratusan miliar dana dari pusat tidak jelas manfaatnya. Keberadaan pusat agro bisnis secara menyeluruh disebutkan tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sebab untuk masuk dan memperkenalkan produk hasil-hasil pertanian dan agro bisnis ke publik, petani harus kena pajak. Akibatnya, petani tentu enggan menempatkan produknya di pusat agro bisnis. Padahal, pusat agro bisnis dihajatkan untuk menampung seluruh produk-produk hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan hingga kehutanan agar mudah diakses keberadaannya oleh pengusaha. Tetapi dengan aturan kena pajak tersebut, akibatnya pusat agro bisnis tidak banyak dimanfaatkan oleh para pelaku usaha mikro. ‘’Bagaimana produk kita mau dikenal orang luar melalui pusat agro bisnis ini, bagaimana bisa kalau masuk saja harus dipajaki,’’ kata Wakil Ketua Kadin Lombok Barat ini. Alkes Dibeli, Rumah Sakit Belum Jadi Ada sisi yang tidak kalah miris terkait pengadaan barang dan jasa di NTB. Sorotan salah satunya ke Kabupaten Lombok Utara. Disana ada pengadaan alat alat kesehatan (Alkes) senilai Rp 15 miliar. Ironis, Alkes itu dipesan, saat bersamaan bangunan RSUD KLU masih berupa tiang pancang. Tapi Pemda KLU berdalih, Alkes yang dipesan tidak mangkrak. Dinas Kesehatan KLU membantah tudingan bahwa Alkes yang diadakan tahun 2012 lalu mubazir. Sebaliknya Dikes justru mengklaim, terdapat sejumlah Alkes yang tersisa dan notabene dijadikan stok untuk mengganti Alkes yang sewaktu-waktu rusak di delapan Puskesmas yang ada. ‘’Bukan mangkrak, tetapi stokis. Kita kan punya manajemen pengelolaan Alkes. Misalnya Puskesmas mana yang barangnya rusak, ganti dengan stok yang ada,’’ ungkap Kepala Dikes KLU, dr. H. Benny Nugroho S., di ruang kerjanya, Jumat (16/1). Di gudang stokis sendiri, tuturnya, tidak hanya terdapat barang baru melainkan juga barang bekas. Karena masih berstatus sebagai barang inventaris negara, maka Dikes hingga saat ini belum mengambil tindakan untuk menghan-

guskannya. “Kita mau menghanguskan yang rusak, caranya juga tidak ngerti karena itu kan barang negara,” sambungnya. Dijelaskannya, sejak awal pengadaan memang banyak kritik dan sorotan terhadap pengadaan Alkes yang nilainya mencapai Rp 15 miliar tersebut. Mengingat saat diadakan dulu, fasilitas RSUD Tanjung, dan sejumlah Puskesmas belum jadi atau belum selesai direnovasi. Sehingga distribusi ke sarana kesehatan belum dapat dilakukan. Kondisi ini lantas menyebut Alkes mubazir. Seiring beroperasinya RSUD disertai rekrutmen tenaga dokter spesialis, serta peningkatan status lima Puskesmas Perawatan ditambah lima Puskesmas Pendamping berikut rekrutmen tenaga dua dokter di tiap Puskesmas, seluruh Alkes mulai difungsikan. Mengamini alokasi Alkes, Direktur RSUD Tanjung, dr. H. L. Bahrudin, di ruang kerjanya mengatakan, seluruh alat yang didistribusikan ke RSUD dari pengadaan Rp 15 miliar itu kini sudah dapat difungsikan seluruhnya. Awalnya beberapa alat memang tidak bisa digunakan lantaran tidak adanya tenaga, namun kini keberadaan dokter spesialis sangat optimalisasi Alkes. Terpisah, Ketua Komisi I DPRD KLU, Ardianto, SH., kepada koran ini mengakui Alkes menjadi sorotan berbagai pihak saat awal-awal diadakan. Pihaknya bahkan ikut meninjau kondisi Alkes ketika itu untuk memstikan dijaga dengan baik mengingat belum selesai dibangunnya RSUD. ‘’Cuma yang menjadi persoalan, kita di DPRD tidak pernah paham nama-nama alat dan jenis spek yang diadakan. Waktu itu, saya termasuk yang mensupport Pemda untuk menerima tawaran dari Kementerian, karena volumenya banyak untuk mendukung operasional 5 Puskesmas dan Rumah Sakit yang sedang dibangun,’’ papar Ardianto. Agrobisnis Paokmokong Difungsikan 2015? Proyekdananyabersumber dari APBN juga disorot karena diduga mubazir. Tapi buru buru pemerintah membantah, bahkan yakin akan memfungsikan 2015 ini. Sembari menunggu adanya dukungan pendanaan dan proses pembangunan fisiknya rampung, gedung Pusat Informasi Agrobisnis Paokmotong, Lom-

bok Timur akan difungsikan sementara untuk memfasilitasi pertemuan antara petani tembakau dan perusahaan mitra. Sebab selama ini, khususnya untuk membangun kesepakatan harga tembakau Virginia Lombok antara petani dan perusahaan, kecenderungan perusahaan mitra mengundang para petani ke gudang perusahaannya masing-masing. Untuk musim tanam tahun 2015 inilah, Disbun berencana akan memfasilitasi kedua belah pihak untuk memanfaatkan gedung Pusat Agrobisnis di Paokmotong itu untuk kebutuhan pertemuan dalam bentuk apapun antara petani tembakau dengan perusahaan mitra. “Harapan kita, jika gedung itu digunakan, maka ada kesepakatan harga yang tidak merugikan kedua belah pihak, ataupun tidak menguntungkan salah satu pihak,” kata Kepala Disbun Provinsi NTB, Ir. Husnul Fauzi, M. Si dikantornya. Secara detail dijelaskan, pembangunan gedung tersebut terhenti sementara karena dukungan APBD yang masih kurang. Estimasi dana yang masih dibutuhkan mencapai Rp 26 miliar. “Kami sudah ajukan ke Bappeda untuk grand design pembangunannya di 2016, kurang lebih dana yang dibutuhkan antara Rp 26 miliar atau Rp 29 miliar. Untuk gedung yang sudah ada, anggaran yang sudah digunakan Rp 1,3 miliar. Tinggal tunggu tambahan pendanaan saja,” kata Husnul Fauzi. Pabrik Pupuk Organik Bicara proyek atau program diduga mangkrak, di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) tidak sedikit. Tak hanya milik Pemda KSB, milik Pemprov NTB pun diduga ada yang mubazir. Untuk proyek milik pemerintah KSB ada pembangunan pabrik pupuk organik. Dirintis pembangunannya sejak tahun 2012 silam. Hingga kini program sharing Pemkab KSB dengan pemerintah pusat, tepatnya Kementerian Perindustrian (Kemenprin) tersebut tak kunjung bisa dimanfaatkan. Informasi yang dihimpun Suara NTB, untuk membangun pabrik pupuk organik satu-satunya di Pulau Sumbawa itu Pemda KSB telah merogoh kocek sekitar Rp 1,2 miliar. Anggaran tersebut hanya habis terserap

RPH Jadi Rumah Penghuni “Hantu” Rumah Potong Hewan (RPH) bertaraf internasional dibangun Pemprov NTB di Bali Bunga Kelurahan Kandai Dua Dompu kini bisa jadi “sarang hantu”. Dibangun sejak 2013 lalu, tidak ada penerangan, apalagi mau difungsikan. Bangunan yang tampak terbuka ini belum dilengkapi fasilitas pendukung sebagai RPH, dan bahkan akses jalan ke RPH ini belum ada. Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Dompu, Ir H M Rasyidin Suryadi kepada Suara NTB, Sabtu (17/1) mengaku bangunan RPH yang dikerjakan tahun 2013 tersebut hingga saat ini masih status milik Pemprov NTB karena belum diserahterimakan. Fasilitas pendukung pun belum ada dan yang dibangun tahun 2013 hanya bangunan ukuran sekitar 10 x 8 m. ‘’Bangunan itu saja sampai saat ini masih statusnya milik propinsi karena belum diserahterimakan,’’ kata Rasyidin. Di sisi lain, Rasyidin mengaku, pada tahun 2015 ini pihaknya akan melakukan pemagaran keliling dan pembuatan akses jalan dari jalan raya ke lokasi RPH melalui dana alokasi khusus (DAK) Dinas Peternakan Dompu tahun 2015. Apalagi di RPH Simpasai yang dimanfaatkan selama ini kondisinya sudah tidak layak. Karena tidak ada tempat pengolahan dan pembuangan limbah cair serta limbah padat. Di sekitar RPH sudah menjadi perkampungan dan sering dikeluhkan warga. “RPH di sini (Bali Bunga) belum bisa dimanfaatkan karena masih banyak fasilitas pendukung yang belum lengkap,” katanya. Sementara Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Peternakan, Hambali, S.Pt yang dihubungi terpisah mengaku, RPH tersebut telah diserahkan ke kabupaten pasca dikerjakan tahun 2013 lalu. Bangunan RPH dan alat timbang dibangun tahun 2014. Namun fasilitas pendukung lainnya yang semula akan dikerjakan tahun 2014, tidak jadi dikerjakan karena terkena pemotongan anggaran dari pusat. “Hasil rapat dengan pihak Provinsi NTB, kelanjutan pembangunan RPH menggunakan DAK 2015 ini,” katanya. (tim)


Senin, 19 Januari 2015

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257

Kopi Royal Di-’’launching’’

Aslinya Kopi Lombok, Produk Lokal Bercitarasa Tinggi

Izzat Husein

TERHITUNG dua dekade untuk riset, kemudian dimatangkan sehingga total hampir setahun lalu, Kopi Royal akhirnya resmi di-launching ke publik. Produk asli Lombok bercitarasa tinggi ini siap menggebrak pasar, menjawab selera masyarakat. Kopi Royal muncul atas ide besar pengusaha lokal, didukung tenaga-tenaga profesional dalam daerah, diikhtiarkan untuk memberdayakan potensi kekayaan alam yang ada. Setidaknya, NTB sebagai daerah penghasil kopi, bisa mendapatkan nilai tambah yang lebih besar. Direktur Utama PT. Royal Food, Drs. Izzat Husein, MM, Sabtu (17/1) di Taman Sangkareang Mataram akhirnya resmi melepas Kopi Royal yang diproduksi di dalam daerah ini untuk bersaing dengan produk-produk kopi pabrikan dalam maupun luar negeri. Beberapa keunggulan yang diusung Kopi Royal adalah, tanpa zat kimia, tidak menyebabkan asam lambung, segar dan menyehatkan. Menggunakan bahan baku asli kopi robusta dari Lombok Utara dan Lombok Timur, produk ini dikemas menggunakan teknologi modern. Dan diproduksi langsung di Jerneng dan Lingsar Lombok Barat. Untuk pabrik di Jerneng, kapasitas produksinya masih 100.000 sachet/hari. Sementara di Lingsar berproduksi 125.000 sachet/hari. Produksi akan terus digenjot sampai 1 juta sachet/hari. ‘’Semuanya ini idealisme menjawab tantangan, kami ingin memberi nilai tambah yang lebih bagi masyarakat, bagi daerah, dan bagi kekayaan alam kita tentunya. Terima kasih kepada Gubernur NTB, Walikota, Bupati dan semua unsur yang telah mensukseskan hingga lahirlah produk lokal Kopi Royal. Harapan kami ini akan mendatangkan nilai ibadah bagi kita semua,’’ Direktur Utama PT. Lombok Royal Properti ini mengungkapkan terimakasih dan rasa syukurnya. Kopi Royal telah siap dijual ke toko-toko, kios-kios dan outlet-outlet penjualan lainnya. Kopi Royal selain sehat, harga jualnya cukup terjangkau hanya Rp 800/sachet. Pasarnya tidak mengenal segmen, pecandu kopi, penikmat, hingga yang ngopi untuk sekadarnya sekalipun, Kopi Royal tetap bisa menjadi jawabannya.

Meski dengan citarasa tinggi saat ini, ditambah kemasannya yang cantik, Kopi Royal tetap akan berevolusi kedepannya, tetap akan menjawab selera tiap generasi. Untuk sementara ini, Izzat Husen menyebutkan PT. Royal Food masih menghadirkan kopi jenis premium dan telah digagas untuk memproduksi kopi klasik (kopi murni). ‘’Yang jelas, kita akan terus bereksperimen. Kami hanya ingin menghadirkan produk yang bisa diminum kapan saja, saat bangun tidur, diminum saat beraktivitas, selesai makan, siang, sore, bahkan diminum saat akan tidurpun, tidak masalah dan Kopi Royal ini tetap kami anggap menyehatkan,” demikian Izzat Husein. Dua akademisi dari Fakultas Ekonomi Unram, Dr. Agusdin, M.BA dan Dr. Hermanto dari perspektif akademis menyatakan, kehadiran PT. Royal Food dengan produk Kopi Royalnya sesungguhnya diposisikan sebagai investasi besar yang muncul di daerah sendiri. Tak ubahnya seperti kereta api, PT. Royal Food adalah gerbong yang akan menarik gerbong lainnya untuk melaju membawa kemajuan bagi daerah. Tentu, jika daerah ingin melihat gerbong tersebut tetap berjalan dan melaju cepat, masyarakat NTB-lah yang sesungguhnya bisa menjawabnya. Artinya jika berkiblat pada upaya mencintai produk sendiri (produk lokal), terlebih jika figur pemerintah daerah sebagai pemimpin tertinggi bisa menjadi yang terdepan saling mendukung dan menggemakan mencintai dan menggunakan produk-produk lokal. Suatu pertanda bahwa daerah ini akan mampu menghadapi tantangan persaingan dan maraknya serbuan produk-produk luar. Jika PT. Royal Food berkembang, tentu multiflier efek-nya cukup besar, baik kepada SDM-SDM-nya, petani kopi, kepada berbagai sektor yang terkait, dan melalui dana CSR-nya, muaranya adalah keuntungan bagi daerah. Peredaran uang pembelian juga tetap di dalam daerah. Berbeda halnya jika masyarakat NTB lebih mengedepankan produk (kopi) luar, uang transaksi penjualannyapun akan dibawa keluar, yang artinya tidak bisa dinikmati kembali oleh publik di daerah. Dari perspektif pengusaha, L. Anas Amrullah juga menyebut, berkembangnya pengusaha lokal dengan berbagai kreasi produk dalam daerah yang dihasilkan, Kopi Royal produksi PT. Royal Food setidaknya menjadi benteng untuk menghadapi persaingan pasar Asean (MEA) yang dimulai akhir tahun ini. ‘’Pemerintah harus mendukung, produk lokal harus tumbuh dan berkembang, pemerintah daerah harus membela dan memerdekaan produk-produk lokal,’’ pesannya. (bul/*)

Galeri Foto Launching Kopi Royal

Izzat Husein bersama jajaran manajemen PT. Royal Food melepas belasan mobil dan puluhan kendaraan operasional Kopi Royal, berkonvoi keliling mataram untuk memperkenalkan produk Kopi Royal ke publik 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 Tomohon (Suara NTB) 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 Sulawesi Utara meletus pukul 11.38 WITA dengan ketinggian 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 debu vulkanik 4.000 meter dan ditiup angin ke arah barat daya. 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 “Hingga kini tidak ada letusan susulan setelah letusan 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 utama,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 Soputan Asep, di Tomohon, Minggu (18/1). 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 Sebelum terjadi letusan kata Asep terjadi peningkatan 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 aktivitas kegempaan sejak Rabu (14/1) hingga Jumat (16/ 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1) dan puncaknya Sabtu (17/1), kemudian ditandai dengan 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 letusan pada hari ini. 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 “Gempa vulkanik dalam, vulkanik dangkal, gempa 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 guguran bahkan gempa embusan yang terekam, bahkan 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 dalam sehari mencapai puluhan. Suplai energi ini diakhiri 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 dengan letusan,” terangnya. 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 Selain melontarkan debu vulkanik, kata dia, terpantau 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 juga terjadi guguran lava pijar yang meluncur ke arah barat 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 lereng sejauh 500 meter. 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 Pascaletusan menurut dia, masih terekam tremor yang 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 mengindikasikan masih terjadi suplai-suplai energi dari di 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 dasar kawah serta kemungkinan terjadi pembentukan kubah 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 lava di puncak Gunung Soputan. “Status Gunung Soputan masih 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 siaga dengan radius bahaya sejauh 6,5 kilometer,” katanya. 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 Di bulan ini Gunung Soputan meletus sebanyak dua kali 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 pada Selasa (6/1) pukul 02.47 WITA dan 19.47 WITA. Pasca 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 letusan kembali menunjukkan peningkatan aktivitas 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123 kegempaan. (ant/Bali Post) 1234567890123456789012345678901212345678901234567890123456789012123

Gunung Soputan Meletus

Tim SAR Bongkar Makam Tiga Korban AirAsia Kotabaru (Suara NTB) Tim SAR Gabungan dari Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, akhirnya membongkar makam tiga jenazah korban kecelakaan Pesawat Airasia QZ8501, yang sudah dikuburkan oleh masyarakat Maradapan, Kecamatan Pulau Sembilan. “Saat Tim tiba di Pulau Maradapan, tiga jenazah yang ditemukan nelayan setempat sudah dikuburkan, karena warga tak tahan mencium aroma kurang sedap cukup menyengat,” kata Rescuer Pos SAR Kotabaru, Muhammad Imam Nazarudin, di Kotabaru, Sabtu. Pagi harinya, yakni, Jumat (16/1), tim gabungan bersama warga membongkar makam. Tiga jenazah tersebut dievakuasi ke Kotabaru dan diterbangkan ke Surabaya. Dia menjelaskan, tiga jenazah yang terdiri dari dua perempuan, dan satu laki-laki tersebut dikubur dalam satu liang, dengan dibungkus terpal warna biru. “Jenazah tersebut sengaja

dikubur dengan kedalaman satu mater, untuk memudahkan pembongkaran, karena ada rencana di bongkar kembali,” jelasnya. Sebelum Tim SAR gabungan, dari anggota Pos SAR Kotabaru, anggota TNI AD, dan AL, Polres Kotabaru, dan sejumlah lembaga lain kembali ke Kotabaru, tim memberikan sekitar Rp2,5 juta untuk warga. Tim SAR gabungan tersebut menggunakan dua unit kapal, KP Sadewa dengan 48 anggota tim bersama awak kapal, dan Kapal Polisi 2003 dengan 9 tim dan awak kapal. Namun akibat gelombang tinggi, Kapal Polisi 2003 terpaksa bertahan di Pulau Sembilan.

Sedangkan tiga jenazah dan sejumlah barang-barang yang ditemukan, seperti, potongan kursi, busa sandaran kursi, kota begasi, diangkut dengan menggunakan Kapal KP Sadewa ke Kotabaru. Sesampai di Kotabaru tiga jenazah dan barang-barang yang ditemukan diterbangkan ke Juanda, Surabaya, dengan menggunakan Pesawat Casa NC212 Skuadron Udara 600 Wing Udara I Pusat Penerbangan TNI AL, dengan Pilot Letnan Satu Laut (P) Renggo, dan Copilot Kapten Sapari. (ant/Bali Post)

JENAZAH KORBAN AIRASIA DI KOTA BARU - Pilot dan Co Pilot pesawat CASA NC212 Skuadron Udara 600 Wing Udara I Puspenerbal, melakukan penghormatan saat proses dimasukkannya tiga jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, sebelum terbang ke Base Ops Lanudal Juanda Surabaya, di Bandara Gusti Sjamsir Alam, Stagen Kota Baru, Kalsel, Sabtu (17/1). Tiga jenazah tersebut dievakuasi oleh KP Sadewa milik Polisi Perairan (Polair) Polda Kalsel, usai ditemukan nelayan di wilayah Pulau Sembilan.

Lima Korban AirAsia Berhasil Diidentifikasi TIM “Disaster Victim Identification” (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur berhasil mengindentifikasi lima jenazah penumpang pesawat AirAsia QZ8501 yang semuanya warga negara Indonesia dan sudah diserahkan ke keluarganya masing-masing, Sabtu. “Hari ini tim berhasil mengetahui identitas lima jenazah korban AirAsia QZ8501 dan masih mendalami pemeriksaan terhadap korban lainnya,” ujar Kepal Tim DVI Polda Jatim, Kombes Pol Budiyono, kepada wartawan di Posko Crisis Center Mapolda Jatim, Jalan Ahmad Yani Surabaya. Pihaknya mengaku metode pemeriksaan terhadap jenazah dilakukan dengan menggunakan sampel DNA beserta temuan properti yang dipakai korban, seperti tas, sisir, baju dan lainnya. Kelima jenazah yakni, pertama jenazah berlabel B037 bernama Yeni Suwono, perempuan 38 tahun asal Surabaya yang diidentifikasi melalui metode pemeriksaan DNA dengan pembanding ikat rambut korban, beserta metode primer berupa pemeriksaan gigi yang ternyata identik dengan data “post mortem” maupun “Ante mortem”. “Data ini diperkuat dengan jenis kelamin dan usia korban, serta adanya bekas luka operasi sesar korban, ditambah adanya hasil pantauan kamera tersembunyi di bandara,” katanya. Kedua, jenazah berlabel B035 bernama Sesa Adi Krisputra, laki-laki 15 tahun asal Pasuruan, yang diidentifikasi melalui DNA

dengan pembanding kaos korban, kemudian data sekunder temuan jenis kelamin dan usia ternyata identik, serta pantauan kamera tersembunyi di bandara. Ketiga, jenazah berlabel B036, bernama Bob Hartanto Wijaya, laki-laki 25 tahun asal Malang, yang diidentifikasi menggunakan DNA dengan pembanding topi korban, ditambah dengan metode primer berupa pemeriksaan gigi dan tinggi badan serta properti berupa kaos dan celana. Keempat, jenazah berlabel B040 bernama Albertus Eka Surya Yulianto, laki-laki 10 tahun asal Probolingo, yang diketahui adanya kesamaan antara foto dental korban pernah melakukan pemeriksaan gigi sebelumnya dan dinyatakan identik dengan “post mortem” dan “ante mortem”. “Hasil pemeriksaan primer sidik jari juga ditemukan kesesuaian 15 titik kapiler, diperkuat lagi dengan properti kaos yang ternyata dikenali keluarga korban,” kata Budiyono. Jenazah berikutnya berlabel B046 bernama Ko Kusuma Candra, laki-laki 55 tahun, asal Tarakan, yang teridentifikasi menggunakan DNA dengan pembanding anak korban dan pemeriksaan medis usia dan tinggi badan serta properti berupa pakaian. Sementara itu, dengan teridentifikasinya lima jenazah maka hingga hari ke-21 operasi pencarian, sudah 45 korban AirAsia rute Surabaya-Singapura yang hilang kontak pada Minggu, 28 desember 2014, sudah diserahkan keluarganya masing-masing. (ant/Bali Post)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.