HARIAN UNTUK UMUM TERBIT SEJAK 1 MARET 2004 LANGGANAN LOMBOK Rp.85.000 SUMBAWA Rp.90.000 ECERAN Rp 5.000
SUARA NTB
SENIN, 22 OKTOBER 2018
Kerjasama Harian Suara NTB dengan Diskominfotik Kabupaten Sumbawa
Pengemban Pengamal Pancasila
MESKIPUN Kabupaten Sumbawa cukup lambat dari sisi progres penanganan bencana, namun Pemda setempat terus bekerja keras dengan gerak cepat dan membuat terobosan-terobosan penanganan pascabencana. Apalagi, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani mewakili pemerintah pusat akan meninjau langsung kemajuan dalam pencairan dan pembangunan rumah-rumah korban gempa di Sumbawa akhir Oktober ini. Hal tersebut terungkap dalam
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0370) 639543 Facsimile: (0370) 628257
Diskusi Terbatas Suara NTB dengan tema ‘’Strategi Penanganan Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Sumbawa’’ yang digelar Harian Suara NTB bekerjasama dengan Diskominfotik Pemkab Sumbawa, Sabtu (20/10) di Kantor Harian Suara NTB. Diskusi dipandu oleh Penanggung Jawab Harian Suara NTB, H. Agus Talino dihadiri Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M.Sc, Bupati Sumbawa, H. M. Husni Djibril, B. Sc, Anggota DPRD NTB Dapil V Sumbawa Sumbawa Barat, Nurdin Ranggabarani, SH, MH, Ketua DPRD Sumbawa, Lalu Budi Suryata, SP, Pimpinan OPD terkait lingkup Pemprov NTB dan Kabupaten Sumbawa. Mengawali diskusi, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, SE, M. Sc mengatakan, betapa konsennya pemerintah H. Agus Talino
tuan stimulan tersebut. Padahal, kata Dr. Zul menuturkan, kata Presiden, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah berpengalaman dalam menyelesaikan persoalan bencana. ‘’Saya seharian dengan Pak Jokowi. Betapa konsen beliau dalam menyelesaikan persoalan gempa bumi ini, sangat serius,’’ kata Dr. Zul. Jika bantuan dana stimulan langsung dicairkan di rekening pribadi masyarakat, kemungkinan akan dipergunakan untuk keperluan lain. BNPB punya pengalaman dalam menangani pascabencana di Aceh, Sumatera Barat, Yogyakarta dan daerah lainnya. Apabila dana bantuan langsung dicairkan ke rekening masyarakat, uangnya bisa saja habis untuk keperluan lain. Akibatnya, rumah yang akan diperbaiki tak akan jadi. Ketika diminta pertanggungjawaban pengH.Zulkieflimansyah
pusat menangani bencana gempa bumi yang terjadi di Lombok dan Sumbawa. Kamis pekan lalu, Presiden Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) kembali berkunjung ke Lombok dan Sumbawa. Untuk memastikan percepatan pencairan dana bantuan stimulan untuk pembangunan rumah korban gempa. Sebelumnya, gubernur juga telah menghadiri rapat terbatas bersama Presiden dan pimpinan kementerian/lembaga terkait. Dalam rapat terbatas tersebut, Presiden menanyakan kepada gubernur mengenai suasana atau kondisi di masyarakat soal dana bantuan bencana di rekening masyarakat yang susah dicairkan. Setelah dilihat, karena memang prosedurnya sangat rumit, ternyata susah bagi masyarakat untuk mencairkan dana ban-
Masalah Permukiman Jadi Isu Sentral
Zainal Abidin
SAAT ini yang menjadi isu sentral dalam penanganan bencana gempa bumi di Kabupaten Sumbawa yaitu masalah permukiman. Ada beberapa kendala yang dihadapi selama ini. Kepala Bappeda Kabupaten Sumbawa, Ir. H. Iskandar, M.Ec. Dev, mengatakan, sejak awal ada keraguan setelah adanya Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2018, tidak ada nama Sumbawa. ‘’Kami ragu, ragu bersosialiasi kepada masyarakat. Telat start sebenarnya,’’ katanya. Masalah lainnya yang muncul yaitu mengenai pilihan rumah. Awalnya Risha mengemuka, kemudian muncul alternatif Riko. Hal itu mengubah pilihan masyarakat yang kemudian menjadi persoalan. Kemudian muncul juga mengenai penentuan SK dan Kelompok Masyarakat (Pokmas). ‘’Per- tama Pokmas dibuat berdasarkan klasifikasi kerusakan, be-
rat sesama berat. Kemudian berdasarkan pilihan rumah yang akan dibuat. Serta pertimbangan masyarakat sebagai objek sasaran. Ini yang membuat masyarakat ini menimbang-nimbang,’’ katanya. Iskandar mengatakan, saat ini sudah keluar SK yang menurutnya sudah tuntas. Terkait rencana aksi rehabilitasi rekonstruksi pun sudah disusun pihaknya. Ditargetkan penanganan gempa Sumbawa akan selesai paling lambat pada akhir Desember 2019. Pada masa transisi ke pemulihan yang akan berakhir pada Februarai 2019, pihaknya mengupayakan sektor permukiman atau perumahan ditangani lebih awal, selain itu juga sektor pendidikan. Bersambung ke hal 2
Rachman Ansori
A. Rahim
gunaan dana, nantinya bisa menjadi masalah hukum. ‘’Berdasarkan pengalaman yang sudah-sudah, BNPB kemudian membuat aturan supaya jangan sampai cepat di awal tapi menanggung derita di kemudian hari,’’ terangnya. Akhirnya, prosedur yang panjang dipangkas. Dari 17 prosedur, dipangkas hanya menjadi satu prosedur/ lembar saja untuk pencairan dana bantuan bencana tersebut. Seperti diketahui, Bersambung ke hal 2
H.Husni Djibril
Menyiapkan Mental Masyarakat Lalu Budi Suryata
H. Junaidi
H. Baharudin
Tri Karyati
Online :http://www.suarantb.com E-mail: suarantbnews@gmail.com
Memacu Gerak Penanganan Bencana Gempa di Sumbawa
Gempa yang terjadi di NTB , termasuk di Sumbawa, menyisakan persoalan yang harus diurai dan diselesaikan. Di Kabupaten Sumbawa, dampak gempa 7,0 SR tidak saja menelan korban jiwa dan luka-luka. Juga kerugian dan kerusakan pada berbagai sektor lebih dari Rp659,9 miliar. Akibat kerusakan bangunan, masih banyakwarga yang tinggal di tenda-tenda pengungsian.
H. Iskandar
16 HALAMAN NOMOR 187 TAHUN KE 14
Lalu Suharmaji
ANGGOTA DPRD NTB Dapil V Sumbawa dan Sumbawa Barat, Nurdin Ranggabarani, SH, MH menyoroti soal mitigasi bencana. Jika mitigasi bencana disiapkan dengan baik maka dampak bencana dapat dikurangi. Sebagai pimpinan Komisi IV DPRD NTB yang membidangi masalah bencana, Nurdin melihat mitigasi bencana sangat penting. Semangat dan ketahanan masyarakat terhadap bencana cukup bagus. ‘’Tapi kita kadang panik menghadapi situasi yang ada. Karena kita tak punya alur yang jelas apa yang akan kita lakukan ketika terjadi bencana seperti ini. Itu kadang-kadang disepelekan, tidak terlalu menghiraukan itu,’’ katanya. Menurutnya, pascabencana gempa bumi beruntun yang melanda NTB belum lama ini dapat menjadi momentum. Agar anggaran sosialisasi, pendidikan siaga atau tanggap bencana sangat penting. ‘’Kalau ini kita tak miliki maka kerugian-kerugian besar bisa saja terjadi. Bahkan, kalau melihat skala bencana kemain. Kalau lebih besar lagi tak bisa kita bayangkan. Mataram tak punya titik k u m p u l . Kepanikan terjadi di seluruh kota,’’ katanya. Bersambung Nurdin Ranggabarani ke hal 11 (Suara NTB/ars)
Momentum Membenahi Perencanaan KEPALA Pelaksana BPBD NTB, Ir. H.Mohammad Rum, MT., mengapresiasi Kabupaten Sumbawa yang bisa menyelesaikan pembentukan 15 Kelompok Masyarakat (Pokmas). Di Sumbawa memang sudah ada 70 SK Pokmas dan kini dibutuhkan pembentukan 55 Pokmas lagi. R u m mengingat-
Arifuddin
kan agar masyarakat jangan dipersulit dalam pembentukan Pokmas. Ia mencontohkan salah satu yang bisa diterapkan membentuk Pokmas berdasarkan masyarakat yang sudah memiliki rekening. ‘’Jadi yang di lapangan itu dibuat Pokmas, yang tidak ada rekening, didampingi. Dikelompokkan yang punya
rekening. Bentuk dulu Pokmasnya, nanti mereka merembuk metodenya,” katanya. Pengelompokan sesuai kerusakan atau pengelompokan berdasarkan sesama masyarakat yang sudah menerima bantuan. ‘’Pokmas dibentuk dulu, jangan berangkat dari apa keinginan,
H. Ahsanul Khalik
saya yakin Senin selesai untuk Sumbawa (pencairan bantuan). Asalkan bentuk Pokmas segera dengan pengelompokkan tadi,’’ katanya. Selain itu, Rum menyarankan jangan menunggu uang datang dan segeralah membuat rekening atas nama war-
I Gusti Bagus Sugiharta
ga yang sudah terverifikasi. Pihaknya sudah mendapat data warga yang sudah terverifikasi rumahnya sebanyak 7.353 KK, sementara yang sudah menerima sebanyak 1.076 KK. ‘’Oleh karena itu kita paralel, tidak apa-apa warga membuka rekening dulu, karena pencairan lebih cepat ketimbang pembuatan rekening,’’katanya.
Terkait Huntara, Rum mengapresiasi Kabupaten Sumbawa yang membuat alokasi khusus untuk Huntara dengan anggaran Rp8,25 miliar dengan 1.500 Huntara. Angka itu menurutnya sudah cukup, karena data di pihaknya menunjukkan bangunan yang mengalami rusak berat hanya 1.163 unit. Bersambung ke hal 2
H. Supran
H. Ridwan Syah
H.Mohammad Rum