Syarifudin, Kearifan Rutu Basudara Sebagai Spirit Membangun Maluku Emas, 2014
1
KEARIFAN RUTU BASUDARA SEBAGAI SPIRIT MEMBANGUN MALUKU EMAS Oleh: Dr. Syarifudin
Abstrak Penelitian ini memotret budaya rutu basudara (berkumpul bersaudara/ sekampung) di Negeri Tulehu saat melakukan pesta dan ritual adat. Kajian ini mendeskripsikan model komunikasi basudara dari aspek pemahaman, aspek keadilan, dan aspek solidaritas keluarga dalam menyelesaikan permasalahan keluarga dengan adat rutu basudara. Rumusan ini diangkat akibat rendahnya tingkat solidaritas, budaya lokal semakin terancam punah, sikap individualisme, dan redahnya rasa kepercayaan semakin terkikis akibat imbas dari imprealisme budaya global. Sebagai contoh ketika terjadi konflik berbagai model manajemen konflik datang dari wilayah Indonesia bahkan datang dari dunia Eropa untuk memberikan kontribusi terhadap eskalasi konflik di Maluku tapi kurang membuahkan hasil yang maksimal. Sampai saat ini belum ada jembatan yang dapat memberikan kontribusi untuk memberikan damai yang sejati terhadap efek dari sebuah konflik. Hilangnya rasa saling percaya antar saudara membutuhkan pendekatakan rutu basudara sebagai model komunikasi yang efektif membangun Maluku emas. Rutu basudara adalah art pace communication sebagai kekuatan orang Maluku dalam penataan sosial untuk membangun Maluku baru dengan formasi sosial multikultural. Rutu basudara adalah kearifan lokal orang Maluku sebagai media untuk mengekplorasi perjumpaan-perjumpaan budaya sebagai bentuk perubahan sosial dalam membangun Maluku Emas dari pengalaman panjang yang sudah dilalui bersama. Key word; Rutu basudara, art pace communication, dan Maluku emas.
A. Pendahuluan Kepulaan Maluku sejak tahun 1512 (Viilers, 19980-1990) merupakan tempat manuver strategis Bangsa Portugis, Belanda, Arab, Cina, dan Inggris
telah
melakukan investasi budaya di negeri-negeri raja-raja di Maluku. Maluku dalam lintasan sejarah memiliki pengalaman melalui perjalan yang cukup panjang bersentuhan dengan berbagai macam budaya. Perjumpaan itu tentu banyak menyimpan kisah sejarah baik teks maupun lisan akibat dinamika perdagangan yang cukup intens sehingga melahirkan kekayaan khazanah budaya yang unik karena kolaborasi budaya dari berbagai benua Eropa dan Benua Asia. Perjumpaan budaya Eropa, Timur Tengah, dan budaya lokal Maluku yang tersusun rapi dengan warna-warni kearifan lokal budaya Maluku tumbuh subur
Syarifudin, Kearifan Rutu Basudara Sebagai Spirit Membangun Maluku Emas, 2014
2
menjadi satu paradigma budaya orang Maluku, yang dibingkai dengan titah orang rutu basudara (Kumpul Basudara). Rutu basudara salah satu budaya yang diproses sangat panjang dalam rahim sejarah Maluku yang menajdi budaya orang Maluku. Budaya inilah yang perlu diterjemahkan untuk mendapatkan model pembangunan Maluku emas. Titah rutu basudara sampai saat ini belum dijadikan sebagai spirit budaya yang dapat memberikan kontribusi pembangunan akibat belum pernah ditafsirkan secara ilmiah untuk kebutuhan pembangan dan alat perekat sosial yang diwariskan secara turun temurun. Kekayaan budaya inilah yang perlu digali apa nilai, budaya, dan kearifan keilmuan budaya Maluku perlu diterjemahkan sebagai modal untuk melakukan rekonstruksi baru dalam menetapkan arah, sasaran, dan tujuan Maluku emas kedepan. Bagiaman rutu basudara dapat dijadikan sebagai salah satu pilar kearfifan lokal budaya Maluku dan dijadikan arah dan garis-garis besar haluan dalam mencapai Maluku emas. Gagasan inilah yang perlu disusun secara filosofis untuk membangun manajemen strategis masa depan Maluku dengan langkah-langkah strategis untuk menata perubahan sosial di era globalisasi. Kerumitan menghadapi berbagai macam gerakan perubahan sosial membutuhkan kecerdasan budaya untuk menjelaskan dan keluar dari problematika sosial. Pengalaman panjang ketika terjadi konflik di Maluku Banyak program pemulihan konflik yang datang dari berbagai di Indonesia bahkan datang dari dunia Eropa untuk memberikan kontribusi terhadap eskalasi konflik di Maluku. berbagai teori, pendekatan dalam berbagai ilmu seperti konflik transformation, konflik resolusion, dan manajemen konflik. Semua ini digunakan dan diterapkan untuk menyelesaikan kerusakan struktur sosial tetapi kurang dapat memberikan hasil yang lebih maksimal.
Saat itu
pendekatan yang didatangkan dari luar itu digunakan sebagai salah satu formula karena tokoh Maluku saat itu belum punya banyak cara untuk mencari model komunikasi efektif yang dapat mengakomodir manajemen lingtas agama berbasis masyarakat. Semua ini tidak bisa maksimal memberikan kontribusi dalam memperbaiki keretakan sosial akibat konflik kemanusiaan. Manajemen dialog secara partisipatori
Syarifudin, Kearifan Rutu Basudara Sebagai Spirit Membangun Maluku Emas, 2014
3
memberikan dampak yang cukup bervariasi. Tidak semua metode pendekatan yang dilakukan oleh budaya luar kerap kali sulit diterjemahkan untuk membedah persoalan konflik di Maluku. Desain dari kearifan lokal sebagai media untuk mengekplorasi dari perjumpaan-perjumpaan itu perlu ditata dengan baik untuk mendapatkan metode model komunikasi yang efektif dan mencerahkan bagi masyarakat yang pernah mengalami konflik. Hilangnya rasa saling percaya membutuhkan pendekatakan komunikasi yang efektif yang telah berjalan sejak masa penjajahan adalah warisan belanda untuk menjaga eksistensi kekuasaanya di Maluku. Warisan segregasi dari penjajah ini cukup berkembang dan perkembangannya cukup bervariasi sesuai perkembangan pemikiran manusia, sampai saat ini tidak ada jembatan yang dapat memberikan kontribusi untuk memberikan damai yang sejati terhadap efek dari sebuah konflik. Ketika kita tidak mendapat suatu model art pace communication ini maka ada kemungkinan besar kita mewariskan dendam pada anak generasi selanjutnya. B. PEMBAHASAN Agar tidak terjadi pemahaman yang keliru terhadap maksud judul makalah ini perlu diberi pengertian agar konsep yang dibangun dapat dipahami dengan baik. Pengertian pertama pengertian dari aspek etimologi (aspek bahasa) Kearifan berasal dari bahasa Arab ‘arafa’ orang yang tinggi akhlaqnya kemudian diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi arif. Arif dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah bijaksana, cerdik pandai, berilmu, dan ia dikenal orang keteladanannya. Sedangkan kata rutu basudara berasal dari bahasa Tulehu negeri yang ada di Maluku Tengah Provinsi Maluku ‘rutu’ artinya kumpul dan basudara artinya saudara satu kandung, satu fam, satu agama, dan satu nusa satu bangsa. Pengertian ‘spirit’ kesadaran membangun dengan usaha tegas yang lahir dalam alam bawa sadar
seseorang untuk selalu bangkit dan memiliki kesehatan prima dalam
kemandirin diri baik dalam berpikir, berkomunikasi, dan berprilaku. Maluku emas adalah adanya kondisi harmoni, dalam keluarga, masyarakat, dan Provinsi Maluku berdasarkan kepercayaan dan keyakinan masing-masing, serta semua masyarakat telah memiliki kesadaran tinggi menjadikan perbedaan sebagai
Syarifudin, Kearifan Rutu Basudara Sebagai Spirit Membangun Maluku Emas, 2014
4
sebuah formasi dan kekuatan sosial meraih masa depan Maluku emas yang harmoni.
1. Kearifan Budaya Spirit Rutu Basudara Tak dapat dipungkiri bahwa semua pemikiran budaya yang dilakoni oleh masyarakat Maluku saat ini adalah cerminan pemikiran nenek moyang orang Maluku di masa yang lalu. Kearifan spirit rutu basudara yang terjadi di Negeri Tulehu memiliki aspek kebersamaan dan rasa persaudaraan yang tinggi dalam menyelesaikan masalah kehidupan yang krusial. Sebagai contoh saat melakukan pernikahan diantara keluarga budaya rutu basudara menajdi keyakinan dan pondasi kearifan kebersamaan yang tumbuh secara natural serta menajdi tradisi yang mampu memberikan sumbangan dialektika menuju kesuksesan bersama dalam mendesain sebuah acara perkawinan. Budaya rutu basudara ini adalah kearifan lokal masyarakat Maluku yang perlu diterjemahkan untuk menyelesaikan persoalan Maluku dewasan ini. Karena Maluku saat ini menjadi bidikan imigran lokal sehingga konsep penataan masyarakat dengan konsep rutu basudara sangat urgent sebagai sumbangsi perekat budaya untuk menuju Maluku emas. Kekayaan budaya ini terjadi disemua komunitas baik basudara Kristen maupun basudara Islam.
Sebagai contoh perkumpulan makan patita yang
merupakan budaya Maluku yang dapat dikelolah menjadi media perjumpaan pemikiran yang berpotensi bersebrangan. Realitas itu tampak dalam masyarakat Maluku. Hal itu dapat diakses di media jejaring sosial sebagai ekspresi budaya rutu basudara yang penulis kutip sebagai berikut; a) Minggu (1/8) pagi, lebih dari 200 meja dengan hamparan daun pisang pada permukaannya telah tersusun di sepanjang Kapitan Ulupaha, Kota Ambon, Provinsi Maluku. Pada pukul 09.00 WIT, kelompok ibu-ibu dengan bungkusan dan panci-panci berisi makanan mulai datang ke tempat itu dan bergegas menata aneka jenis makanan yang mereka bawa di meja. Mereka umumnya mengenakan sarung dengan paduan kebaya Ambon atau baju tradisional serupa tunik dari bahan kain sarung motif kotak-kotak merah dan putih. Di antara mereka ada Mama Ona Sopacua (72) dan kawan-kawannya dari Desa Hunut yang antara lain membawa pisang rebus, kasbi (singkong), sayur daun kasbi, dan sejumlah masakan dari ikan yang disajikan dalam
Syarifudin, Kearifan Rutu Basudara Sebagai Spirit Membangun Maluku Emas, 2014
5
piring-piring berhias. Ada juga nenek Silopis (77) dan kawan-kawannya dari Desa Seilale serta Elizabeth de Fretes (62) dan saudara-saudaranya yang membawa singkong, pisang rebus, sagu, tumis ikan batu-batu, tumis jantung pisang dan daun pepaya serta kohu-kohu (campuran ikan suwir, kacang panjang potong kecil, taoge, kepala parut dan bumbu). b) Sementara mereka sibuk menata makanan, orang-orang yang ingin menikmati aneka jenis makanan yang disajikan dalam acara makan patita atau makan bersama nasional mulai datang, sebagian berkeliling menyaksikan para ibu bekerja, sebagian duduk-duduk saja di emper jalan. Pada siang hari hampir semua makanan sudah tersaji di meja, ada ubi, singkong, ketupat, keladi, sagu, pisang rebus, aneka jenis sayur serta ratusan piring, mangkuk dan wadah berisi macam-macam hidangan berbahan dasar ikan. Menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Maluku Syuryadi Sabirin yang dalam hal ini menjadi ketua panitia penyelenggara, sebanyak 2.010 jenis masakan berbahan dasar ikan dari 53 desa/kelurahan yang ada di Ambon dan Tual disajikan dalam acara makan bersama nasional itu. c) Orang-orang yang berkerumun di sepanjang jalan lokasi makan patita makin padat lepas waktu shalat dzuhur, mereka menunggu acara makan bersama dimulai untuk menikmati aneka makanan yang tersaji sambil duduk, berdiri, atau berjalan-jalan mengelilingi meja. Acara makan itu baru dimulai setelah Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dan Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad membuka acara sekitar pukul 14.30 siang. Kedua menteri mencicipi makanan yang disajikan dalam mejameja panjang tersebut, diikuti ratusan orang yang memadati tempat itu. Dalam waktu kurang dari satu jam seluruh makanan yang tersaji habis, ibuibu pulang ke kampung mereka membawa wadah-wadah makanan yang telah kosong.
2. Art Pace Communication. Rutu basudara juga ditemukan dalam medium perjumpaan budaya komunikasi orang Maluku. Rutu basudara juga ditemukan dalam komunitas musik sebagai media rekonsiliasi ia dapat melahirkan pertemuan secara fisik untuk menyatukan persahabatan secara baik sebagai kekuatan dalam menyelesaikan persoalan pribadi dan persoalan kelompok. Begitupula dalam budata teater di trotoar rutu basudara sebagai media dan medium untuk membangun komunikasi efektif antar agama dan sesama agama di Maluku. Kearifan lokal rutu basudara yang perlu dimaksimalkan sebagai model mencapai Maluku emas. Menjaga budaya rutu basudara adalah tanggung jawa semua pihak untuk mentradisikan dalam komunikasi di berbagai ruang publik,
Syarifudin, Kearifan Rutu Basudara Sebagai Spirit Membangun Maluku Emas, 2014
6
membudayakan rutu basudara adalah tanggung jawab moral semua penduduk di Maluku apaun jenis suku dan etnisnya. Inilah yang disebut Habermas sebagai komunikasi rasionalitas komunikasi yang natural tidak ada motif terselubung tetapi proses komunikasi yang ikhlas saat rutu basudra di Maluku sedang berproses. Berbeda dengan teroi dramaturgi Erving Gobman yang menyimpulkan bahwa pola komunikasi manusia selalu terdiri dari dua panggung depan dan panggung belakang. Musik sebagai media rutu basudara untuk menjembatani keretakan sosial yang biasanya terjadi ketika ada dialektika yang tak tersesesaikan dengan baik sehingga membentuk koreografi secara fisik antar komunitas sehingga terjadi komunikasi fisik yang lebih efektif dan bahkan benturan psikologis dan fisik. Musik seagai mental layyer sebagai media berkumpul (rutu basudara )untuk melarutkan dendam yang masih terpendam dengan bernyanyi bersama dengan slogan katong samua basudara. Slogan basudara ini akibat perjumpaan yang disebut rutu basudara merupakan desain relasi yang disepakati oleh komunitas yang akan melakukan interaksi sosial. Membangun komunikasi persuasif lewat rutu basudara tampak dalam hukum adat, agama, dan bidang Privat, menjadi modal untuk mengerkan tujuan, sasaran Maluku emas melalui manajemen straegis budaya yang sesuai dengan kapasitas budaya orang Maluku. Rutu basudara perlu menjadi pedoman dalam melukis segala macam masa depan Maluku emas. Orang Maluku juga memanfaatkan teknologi informasi dalam dunia fotografi sebagai ruang rutu basudara yang perlu dibentuk untuk mebangun dialog komunikatif dalam mengerjakan masa depan Maluku emas dalam berbagai aspek pertemuan yang disebut dengan rutu basudara yang lebih mendalam pada semua etnis yang selama ini penyebab utama terjadi konflik akibat tidak mampu memnggunakan rutu basudara sebagai perekat sosial yang ampuh. Ada tiga aspek yang dapat diadopsi dari budaya rutu basudara untuk membangun Maluku emas antara lain; a) Aspek pemahaman; menerjemahkan budaya rutu basudara melalui art pace communication adalah bentuk penyamaan presepsi atas simbol-simbol budaya
Syarifudin, Kearifan Rutu Basudara Sebagai Spirit Membangun Maluku Emas, 2014
7
yang dapat dipahami oleh semua pihak yang datang di Maluku. Proses adabtasi budaya melalui art pace communication menajdi modal mencapai masa depan Maluku emas. Karena tak dapat dipungkiri bahwa yang membuat benturan psikologis dan fisik akibat lemahnya rutu basudara dalam merespon setiap perubahan sosial. b) Aspek
keadilan;
Keadilan
menurut
tafsiran
orang
Maluku
adalah
menenpatkan suatu perkara sesuai proporsinya. Pengertian ini tidak jauh beda dengan konsep yang dipahami oleh para ilmuan yang ada selama ini. Keadilan dalam rutu basudara sangat menentukan masa depan Maluku emas. Ketika budaya kedilan ini dibudayakan dalam setiap karakter kita bekerja dan dalam pertemuan untuk menterjemahkan tujuan budaya rutu basudara maka memberikan kontribusi besar menuju Maluku emas. c) Aspek solidaritas keluarga; secara geografi Maluku terkenal dengan tingginya solidaritas yang ditonjolakan dalam rutu basudara setiap ada acara perkawinan, semua saudara undang dan dikumpul untuk melakukan perjamuan antar basudara salam sarani sebagai simbol bahwa budaya rutu basudara sebagai bagian dari ajaran universal yang telah mentradisi dalam alam budaya orang Maluku. Hemat penulis modal ini jika dapat dimanfaatkan sebagai budaya maka percepatan menuju Maluku emas dapat berjalan dengan baik. Ketika ketiga aspek ini telah menjadi budaya dan spirit manajemen stragis orang Maluku maka percepatan pembangunan jiwa raga masyarakat Maluku merah cita-cita besarnya yaitu Maluku Emas.
Syarifudin, Kearifan Rutu Basudara Sebagai Spirit Membangun Maluku Emas, 2014
8
3. Maluku Emas. Kearifan budaya orang Maluku salah satunya adalah spirit Rutu Basudara dan Art Pace Communication yang natural yang sering dipentaskan dirumah-rumah copy melakukan diskusi sambil tertawai melalui budaya kewel adalah realitas yang perlu diterjemahkan menuju Maluku emas. Perlunya Transformasi Budaya Menuju
Maluku Baru yang Demokratis.
Pertanyaannya: transformasi budaya macam apa yang diperlukan membangun maluku baru yang demokratis berwawasan gender ke depan? Pemahaman dan kesadaran gender termasuk di Maluku amat dipengaruhi oleh kesadaran global dan nasional akan penting dan urgensinya penegakan HAM dan Demokrasi dalam segenap bidang kehidupan publik dan privat. Kesadaran seperti ini telah dialami oleh banyak orang Maluku baik di perkotaan maupun lambat laun ke pedesaan melalui banyak media seperti media pendidikan, media massa, pergaulan dan interaksi sosial dengan pihak luar, termasuk mengalami kebaruan di perantauan. Perlu dilakukan kajian-kajian empiris kualitatif dan komparatif untuk menginventarisir dan membuat konvergensi mengenai unsur-unsur budaya Maluku yang sama dan mirip (prinsip similaritas) dan yang relevan yang mendukung pengembangan HAM, demokrasi dan yang berwawasan gender (Ben Mboi, 2000). Perlu dilakukan semacam ‘relativisme budaya’, ‘desakralisasi budaya’ (khususnya segi normatifnya) tertentu dalam pengertian tidak terlalu menganggap nilai budaya sebagai absolut, mutlak dan final, dan given, melainkan hendaknya terus dikaji dan kembangkan dimensi kognitifnya yang lebih kontekstual, relevan dan dinamis sesuai dengan kebutuhan sosial saat ini dan nanti –yang mendukung HAM, dekokrasi dan berwawasan gender (Alam, 2000, Kleden 1987). Kajian proses dan produk budaya yang dinamis tersebut pada saatnya perlu disosialisasikan dan dimanfaatkan melalui praktek pendidikan dan praksis pembangunan umumnya, serta lebih khusus melalui strategi rekayasa kebudayaan lokal ke depan.
Syarifudin, Kearifan Rutu Basudara Sebagai Spirit Membangun Maluku Emas, 2014
9
C. KESIMPULAN Budaya rutu basudara (berkumpul bersaudara/ sekampung) di Negeri Tulehu saat melakukan pesta dan ritual adat. Kajian ini mendeskripsikan model komunikasi basudara dari aspek pemahaman, aspek keadilan, dan aspek solidaritas keluarga dalam menyelesaikan permasalahan keluarga dengan adat rutu basudara. Redahnya rasa kepercayaan semakin terkikis akibat imbas dari imprealisme budaya global. Sebagai contoh ketika terjadi konflik berbagai model manajemen konflik datang dari wilayah Indonesia bahkan datang dari dunia Eropa untuk memberikan kontribusi terhadap eskalasi konflik di Maluku tapi kurang membuahkan hasil yang maksimal. Sampai saat ini belum ada jembatan yang dapat memberikan kontribusi untuk memberikan damai yang sejati terhadap efek dari sebuah konflik. Hilangnya rasa saling percaya antar saudara membutuhkan pendekatakan rutu basudara sebagai model komunikasi yang efektif membangun Maluku emas. Rutu basudara adalah art pace communication sebagai kekuatan orang Maluku dalam penataan sosial untuk membangun Maluku baru dengan formasi sosial multikultural. Rutu basudara adalah kearifan lokal orang Maluku sebagai media untuk mengekplorasi perjumpaan-perjumpaan
budaya
sebagai
bentuk
perubahan
sosial
dalam
membangun Maluku Emas dari pengalaman panjang yang sudah dilalui bersama.
Syarifudin, Kearifan Rutu Basudara Sebagai Spirit Membangun Maluku Emas, 2014
Nama : NIP : Jenis Kelamin : Tempat/Tanggal Lahir : Status Perkawinan : Agama : Tempat Tugas :
10
IDENTITAS DIRI Dr. Syarifudin, S.Sos.I., M.Sos.I 1973061720071010003 Laki-laki Bone, 17 Juni 1973 Kawin Islam IAIN Ambon
Alamat
: Jl.Dr.H.Tarmizi Taher Kebun Cengkeh Batu Merah Atas Ambon 97128 Alamat Rumah : Jl.Dr.H.Tarmizi Kompleks IAIN Ambon Kebun Cengkeh Batu Merah Atas Ambon Hand Phone (HP) : 081343372180 E-mail : syarifiainambon99@gmail.comFb:syarifudinamq73@yahoo.com. RIWAYAT PENDIDIKAN SD s/d SMU Jenjang Ket SD SD 2 Passo Ambon SMP Kairatu Maluku 1990 SMP tengah 1993 SPMA/SPP SPP-PASSO (Kota Ambon) RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI Perguruan Tahun Lulus Jenjang Konsentrasi Tinggi 2002 Strata Satu (S1) STAIN AMBON Komunikasi 2010 Strata Dua (S2) UIN ALAUDDIN Komunikasi MAKASSAR 2012 Strata tiga (S3) UIN ALAUDDIN Komunikasi MAKASSAR Tahun Lulus 1987
Syarifudin, Kearifan Rutu Basudara Sebagai Spirit Membangun Maluku Emas, 2014
11