Syarifudin, proposal pergerakan dakwah imam rijali

Page 1

Syarifudin; Proposal Penelitian

Proposal Penelitian

PERGERAKAN DAKWAH IMAM RIJALI DI MALUKU (STUDI ETNOGRAFI)

1


Syarifudin; Proposal Penelitian

2

A. Judul Penelitian; PERGERAKAN DAKWAH IMAM RIJALI DI MALUKU (Studi Etnografi) B. Latar Belakang Banyak sentilan miring yang menyangsikan sosok Imam Rijali apakah ia pahlawan, cendikiawan atau ulama. Selain itu apakah ia sekedar tokoh biasa yang tidak memiliki peran apa-apa di Maluku karena beliau tidak termasuk dalam pahlawan nasional. Predikat lain bahwa Imam Rijali kurang memberikan warna dalam sejarah peradaban Islam di Nusantara termasuk di Maluku. Selain itu rekaman jejak intelektual dan perjuangannya sangat minim kecuali tulisannya tentang hikayat tanah Hitu. Determinasi perjuangnnya sebagai ulama dan warisan intelektualnya sangat minim ditemukan dalam sejarah Islam di Nusantara. Penelitian ini penulis akan melakukan pendekatan dakwah dan komunikasi sebagai instrumen untuk menelaah, memahami, dan menjelaskan eksistenasi Imam Rijali di Maluku. Sebagai tokoh Maluku hemat penulis Imam Rijali penting dan patut untuk diteliti pergerakan dakwahnya di Maluku. Kajian akademik ini memiliki signifikansi karena ada permasalahan yang krusial dan pertanyaanya filosofis yang perlu dijawab secara akademik apa saja gagasan pemikiran Imam Rijali yang layak/pantas dijadikan brand mark di IAIN Ambon sebagai warna dan karakter civitas akademika dan output alumni IAIN Ambon yang dijadikan spirit perjuangan dalam membangun Maluku emas bagi masyarakat multikulral di Maluku. Penelitian ini berguna bagi ilmuan dan praktisi dakwah dan komunikasi bagaimana mengetahui idiologi perjuangan dan pergerakan dakwah Imam Rijali dalam kajian ilmu dakwah dan komunikasi kaitannya dalam


Syarifudin; Proposal Penelitian

3

pengembangan akademik di Maluku. Nama Imam Rijali yang telah disepakati dalam simposium nasional ini telah menjadi sebuah nama di lembaga Perguruan Tinggi Islam di Maluku yakni IAIN Imam Rijali, sehingga karakter dan watak perjuangan dakwah dan pemikiran Imam Rijali patut untuk diketahui setiap alumni IAIN Ambon. Penelitian ini akan mengeksplorasi pergerakan dakwah Imam Rijali yang akan menjadi brand mark output alumni sarjana Islam Maluku di Indonesia. Dalam

mengeksplorasi

pergerakan

dakwah

Imam

Rijali

perlu

dideskripsikan histografi dari Imam Rijali berdasarkan karya ilmiah yang penulis dapatkan dalam referensi yang telah ditulis baik dalam bentuk artikel, skripsi, tesis, dan disertasi. Hal ini bertujuan untuk menjelaskan secara ontologis pergerakan dakwah Imam Rijali di Maluku. Penelitian ini menggunakan mengeksplorasi

studi

etnografi

eksistensi

Imam

dan

hermeneutika

Rijali

untuk

Gadamer

memahami

dalam

histografi

pergerakan dakwahnya di Maluku. Histografi pergerakan, pertumbuhan, dan perkembangan dakwah Imam Rijali di Maluku ketika di mulai dari abad ke-14 dan 16 Masehi. Beliau adalah tokoh dan cendikiawan muslim yang paling terkenal dimasanya, ia menulis hikayat tanah hitu sebagai karya monumental, tokoh tersebut bernama Imam Rijali.1 Karena tokoh ini dianggap memiliki peran penting strategis dalam menggerakkan dakwah di Maluku sehingga pilihan beberapa nama ulama Maluku ketika Perguruan Tinggi Islam di Maluku disepakati nama IAIN Iman Rijali sementara nama ulama lain seperti perdana Jamilu, Sitania, dan Pattikawa tidak menjadi pilihan forum saat itu. Penelitian ini tidak bermaksud 1

Marwati Joened Poesponegoro dan Nugrohonotosusanto, Sejarah Nasional Indonesia III: Zaman Pertumbuhan dan Perkembangan Islam di Indonesia (Cet. III; Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h. 75


Syarifudin; Proposal Penelitian

4

untuk menggugat kesepakatan senat IAIN Ambon tetapi penulis akan mengeksplorasi apa ide dan gagasan Imam Rijali di untuk dijadikan spirit perjuangan di Maluku. Pilihan Imam Rilaji sebagai nama sebuah Perguruan Tinggi apalagi perguruan tinggi Islam membutuhkan kajian komprehensip apa dan bagaimana visi dan misi serta metode dakwah Imam Rijali di Maluku sehingga umat Islam tetap eksis dan bertahan di Maluku dan meyakini Islam sebagai agama yang dianggap paling benar. Hal ini menunjukkan bahwa metode dan strategi dakwah memiliki doktrin yang cukup kuat sehingga umat Islam memiliki pemahaman yang sangat kental sampai saat ini. Tokoh ini menurut pemahaman ulama lokal seperti Usman Thalib, Hamadi B Husain dan Nur Tawainellah bahwa ia salah satu turunan dari perdana Jamilu.2 Walaupun tidak dipungkiri ada tokoh lain seperti perdana Pattikawa, Pattituri, dan Nyai Mas adalah anak dari Muhammad Taha Bin Baina Mala, bin Baina Urati Bin Saidina Zainal Abidin Baina Yasirullah Bin Muhammad Anaqib,3 yang nasabnya dari Ali bin Abi Thalib, dan Fatimah binti Rasulullah.4 Kondisi ini dalam realitas sosial tampak komunitas Islam dan Kristen masing-masing menganggap dirinya yang paling benar sehingga dengan mengucapkan dua kalimat syahadat dan tidak makan babi telah cukup menjadi orang Islam. Keadaan ini tampak dalam formasi sosial masyarakat

2

Usman Thalib, Sejarawan Maluku dari Universitas Pattimura Ambon Cerama Simposium di IAIN Ambon, 19 Desember 2013. 3

Manoesama, Trankripsi dari micro film di Bibliotik Universitas Leiden Imam Rijali, diterjemahkan oleh Istiqamah Mahasiswa S3 IAIN Ambon di Leiden dengan Judul; Hikayat Tanah Hitu pada tanggal 17 Januari di Leiden. 4

Imam Ridjali, Historie Van Hitu: Een Ambonse Geschiedenis Uit devenziende Eeuv diterbitkan di Belanda


Syarifudin; Proposal Penelitian

5

Maluku dapat dikenal dengan cepat cukup dengan mengetahui tempat tinggalnya dan famnya saja orang sudah bisa memastikan ia dari mana asalusulnya.

Komunitas masyarakat Maluku ketika dipetakan terdapat tiga

komunitas besar yakni; Komunitas Lease, jazirah Leihitu, Jazirah Salahutu, Lease, Tual, dan Seram. Komunitas yang paling menonjol dalam panggung politik adalah komunitas dari Lease. Misalnya Lestaluhu dipastikan berasal dari Tulehu, Latuconsina, Marasabessy, di pastikan dari Lease (Ori), dan Saparua. Kurangnya referensi metode dakwah di Maluku sehingga membutuhkan kajian akademik terhadap naskah-naskah klasik metode dakwah Imam Rijali yang banyak memengaruhi pemahaman umat Islam di Maluku. Tulisan Iman Rijali yang berjudul Hikayat Tanah Hitu memberikan banyak informasi tentang formasi sosial gerakan dakwahnya. Tetapi sedikit yang menelaah metode dakwah dan idiologi perjuangan Imam Rijali. Ketika saya mewawancari mantan kepala litbang Makassar Abdul Kadir Masoweang mengungkapkan bahwa sangat sedikit sekali kajian di Maluku terkait dengan perkembangan dakwah. Tetapi ketika melakukan simposium nasional yang dilakukan oleh IAIN Ambon dengan mengundang sejarawan Nusantara Azyumardi Azra mengungkapkan banyak naskah klasik yang belum dikemas menjadi kajian akademik tentang ulama lokal perlu diangkat kepermukaan melalui riset yang mendalam. Hal ini sesuai pandangan Usman Thalib (sejarawan lokal Maluku) mengungkapkan bahwa sejarah perkembangan dakwah Imam Rijali juga belum pernah ditelaah secara cermat sehingga kajian tentangnya sangat signifikan sebagai penambahan khazanah intelektual di Maluku.


Syarifudin; Proposal Penelitian

6

Ada hipotesis penulisa mendasari penelitian ini bahwa kenapa Maluku menjadi pusat Islam dan memiliki kekayaan seni budaya tetapi sedikit yang tampak dalam literatur sejarah. Seni qasidah yang perkembangnya cukup signifikan dalam menggerakkan seni budaya di Maluku khususnya lagu Arab, tarian nyiru gila, bambu gila, syawat, rawi, dan hadrat yang sering dipentaskan ketika perayaan maulid Nabi Muhammad saw.5 Dari seni budaya ini melahirkan asumsi bahwa apakah imam Rijali berdakwah seperti yang dilakukan oleh para Walisongo yang ada di Pulau Jawa atau ia memiliki karakteristik seni yang tersendiri dalam berdakwah. Proposal penelitian ini akan memahami, menjelaskan, dan memberikan kode bahasa sehingga mendapatkan satu gran model peran Imam Rijali dalam menggerakkan dakwah di Maluku. Penelitian ini akan menelaah secara sistematis semua tulisan yang berkaitan dengan metode dakwah Imam Rijali sebagai ulama dan intelektual masyarakat Maluku di masa itu. Kerajaan Tanah Hitu adalah sebuah kerajaan Islam yang terletak di Pulau Ambon, Maluku. Kerajaan ini memiliki masa kejayaan antara 1470-1682 dengan raja pertama yang bergelar Upu Latu Sitania (raja tanya) karena Kerajaan ini didirikan oleh Empat Perdana yang ingin mencari tahu faedah baik dan tidak adanya Raja. Kerajaan Tanah Hitu pernah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah dan memainkan peran yang sangat penting di Maluku, di samping melahirkan intelektual dan para pahlawan pada zamannya. Beberapa di antara mereka misalnya adalah Imam Ridjali, Talukabessy, Kakiali dan lainnya yang tidak tertulis di dalam Sejarah Maluku sekarang, yang beribu Kota Negeri Hitu. Kerajaan ini berdiri sebelum 5

R.Z. Leirissa, Nusantara di Abad ke-17 -19 Sejarah Islam Indonesia IV Departemen Kebudayaaan (PN Balai Pusataka Jakarta, 1984), h. 172, 183, 184.


Syarifudin; Proposal Penelitian

7

kedatangan imprialisme barat ke wilayah Nusantara.6 Proposal penelitian ini akan memberikan paradigma baru bagi ilmu dakwah dan komunikasi khususnya dalam proses mencerahkan masyarakat melalui pergerakan dakwah Imam Rijali sebagai intelektual, ulama, dan cendikiawan di kawasan timur Indonesia.

C. Rumusan Masalah 1. Histografi Perjuangan Dakwah Imam Rijali 2. Bagaimana Pergerakan dakwahnya Imam Rijali di maluku 3. Bagaimana Networking Dakwah Imam Rijali di Indonesia Timur dalam Membangun Umat di Maluku

D. Pembatasan Masalah Rumusan Masalah 1. Histografi Perjuangan Imam Rijali 2. Bagaimana Pergerakan dakwahnya Imam Rijali

3. Bagaimana Networking Dakwah Imam Rijali Membangun Umat di Maluku

6

Pembatasannya Sejarah Pertubuhan, Masa Perkembangan dan puncak kejayaan, dan Masa keruntuhannya 1. Cara Memahami Al-Quran dan Sunnah 2. Cara menjelaskan Al-Quran dan Sunnah. 3. Cara Membahasakan dan mengkomunikasinnya di tengah masyarakat. 1. Metode membangun silaturrahmi dan jaringan dengan keluarga. 2. Metode membangun silaturrahmi dan jaringan dengan masyarakat. 3. Metode membangun silaturrahmi dan jaringan pemerintah. 4. Metode membangun silaturrahmi dan jaringan ulama nusantara.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Tanah_Hitu#Sejarah


Syarifudin; Proposal Penelitian

8

E. Signifikansi Penelitian 1. Mengungkap sejarah perjuangan dakwah Imam Rijali di Maluku mulai abad ke 16 khususnya masa pergerakan dakwah Imam Rijali sesuai referensi yang ada dan realitas sosial yang ada di Maluku.

Untuk

mendapatkan episteologi masuknya Islam di maluku yang diajarkan oleh Imam Rijali sebagai ulama Maluku yang menulis hikayat tanah hitu. 2. Untuk mengungkap gerakan dakwah Imam Rijali, yang sangat berpengaruh terhadap konstruksi pemahaman agama pada masyarakat di Maluku. Mendapatkan gambaran metode dakwah Imam Rijali yang sesuai dengan Islam Maluku. 3. Untuk mengungkap fakta pergerakan dakwah Imam Rijali yang masih menyangsikan sosok Imam Rijali apakah ia pahlawan, cendikiawan atau ulama. Selain itu apakah ia sekedar tokoh biasa yang tidak memiliki peran apa-apa di Maluku karena beliau tidak termasuk dalam pahlawan nasional. Predikat lain bahwa Imam Rijali kurang memberikan warna dalam sejarah peradaban Islam di Nusantara termasuk di Maluku. Selain itu rekaman jejak intelektual dan perjuangannya sangat minim kecuali tulisannya tentang hikayat tanah Hitu. 4. Akan mengungkap jaringan ulama Indonesia Timur khususnya yang pernah bersetuhan dengan Imam Rijali. Mendapatkan gambaran tentang jaringan ulama Indonesia Timur dengan bekerjasama dengan teman yang ada di Belanda yang kebetulan studi Islam Nusantara di Universitas Leiden Belanda.


Syarifudin; Proposal Penelitian

9

F. Kajian Riset Sebelumnya Menjelaskan hasil penelitian dan referensi yang pernah mengkaji Imam Rijali sehingga penting mendeskripsikan tulisan, hasil penelitian, dan buku yang pernah mengkaji tentang Imam Rijali kaitannya dengan Tema gerakan dakwah Imam Rijali di Maluku. Berikut ini penelitian yang mengungkit Imam rijali tetapi tidak mengangkat tema gerakan dakwah Imam Rijali. 1. Penelitian tahun 1987 Karya Monumental Hj. Maryam lestauhu yang mengkaji sejarah masuknya Islam di Maluku tulisan ini juga menulis secara umum sehingga kajian tentang Imam Rijali sangat kurang dan bahkan tidak mengkaji gerakan Dakwah Imam Rijali sebagai ualam Indonesia Timur yang kurang diungkap secara ilmiah. 2. Penelitian pada tahun 1997 oleh Drs. Saleh Putuhena mantan Rektor UIN Alauddin makassar dengan judul penelitian Sejarah masuknya Islam di Maluku, masalah yang diteliti mencakup semua informasi tentang sejarah masuknya Islam di maluku, penelitian ini tidak fokus pada pergerakan dakwah Imam Rijali sehingga menurut hemat penulis penelitian tentang gerakan dakwah Imam Rijali di Maluku masih sangat penting untuk diketahui oleh praktisi mubalig dan akademisi sejarah dakwah di Maluku. 3. Hasil penelitian Syarifudin pada tahun 2011 sebagai syarat mencapai gelar Doktor meneliti topik/tema Teknologi Informasi Dakwah Muhammadiyah juga tidak menyinggung gerakan dakwah Imam Rijali tetapi lebih menekankan pada pergerakan dakwah Muhammadiyah di Maluku. 4. Data

di

internet

yang

Alifuruamboness.wordpress.com,

dengan

alamat

Kerajaan

berikut Tanah

ini Hitu�,


Syarifudin; Proposal Penelitian

ttp://alifuruamboness.wordpress.com/

10

2011/10/05/kerajaan-tanah-

hitu/> [diakses 2012], Melayuonline.com, “Kerajaan Hitu”, http:// melayuonline. com/ind/history/dig/372/kerajaan-tanah-hitu> [diakses 2012] Rahman Lauhur. “Kerajaan Ama Hitu”, 26 Juni 2012, <http://rahman-launuru.blogspot.com/2012/06/kerajaan-amahitu.html> [diakses 2012]. Semua tulisan ini tidak menggambarkan dakwah Imam Rijali sehingga tidak mendapatkan gambaran tentang idiologi dan peran dakwah Imam Rijali dalam menggerakkan formasi sosial dakwah di Maluku. 5. Terjemahan Hikayat Tanah hitu yang ada di Wikipedia juga tidak menjelaskan gerekan dakwah Imam rijali, ia sekedar menjelaskan secara umum tentang Imam Rijali.

Dari berbagai referensi dan jorunal yang penulis telah telusuri maka kajian tentangnya dianggap baru dan akan memberikan kontribusi besar terhadap pergerakan dakwah di Maluku sejak abat ke 16 sampai sekarang ini tentang peran Dakwah Imam Rijali menanamkan agama pada masyarakat di Maluku.

G. Kerangka Teori Dalam menjelaskan tema dan topik masalah yang diangkat dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Dakwah dan Komunikasi khususnya yang berkaitan dengan Histograi Perjuangan Imam Rijali, Bagaimana Pergerakan dakwahnya Imam Rijali, Networking Dakwah Imam Rijali dan bagaimana cara membangun Umat di Maluku.


Syarifudin; Proposal Penelitian

11

Menjelaskan suatu masalah dengan menggunakan teori gerakan sosial di luar teori gerakan yang berbasiskan idiologi Marxist terus berkembang sesuai respon sosial yang dihadapi. Walaupun teori lama tersebut sudah jarang digunakan sebagai bahan analisis gerakan sosial, tetapi memiliki sejarah sendiri dalam gerakan menuntut keadilan.7 Beberapa teori dalam gerakan sosial adalah sebagai berikut:

1. Teori Gerakan sosial Klasik/Lama Dalam menjelaskan gerakan dakwah Imam Rijali di Maluku dalam perspektif teori klasik, Gerakan teori sosial klasik ini merupakan cerminan dari perjuangan kelas di sekitar proses produksi, dan oleh karenanya gerakan sosial selalu dipelopori dan berpusat pada kaum buruh. Hal ini berbeda dengan pergerakan teori pergerakan Imam Rijali yang memperjuangkan imprealisme budaya global yang dihapi oleh Portugis dan Belanda.8 Paradigma dalam gerakan ini adalah Marxist Theory, sehingga gerakan ini selalu melibatkan dirinya pada wacana idiologis yang meneriakkan “anti kapitalisme� yang sering melakukan gerakan revolusi. Dan perjuangan kelas. Orientasi teori ini menjelaskan pada penggulingan pemerintahan yang digantikan dengan pemerintahan diktator proletariat. Tetapi dalam konteks saat ini teori gerakan sosial klasik ini sudah jarang di jumpai di lapangan dan bahkan nyaris lenyap dari rohnya gerakan dan telah digantikan oleh teori gerakan sosial baru.

7Hashim

bin Musa, (2007) A Brief Commentary On Pantheistic Schoolof Mysticism As Described Inmemahami Karya-Karya Nuruddin Ar-Raniri. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 35-43. ISSN 0128-6048 8Mu'jizah, (2007) Duka Cita Sultan Kaimuddin, Buton,Kepada Raja Bone. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 89-99. ISSN 0128-6048


Syarifudin; Proposal Penelitian

12

2. Teori Gerakan Sosial Baru Teori gerakan sosial baru adalah gerakan yang lebih berorientasi isu dan tidak tertarik pada gagasan revolusi. Tampilan dari gerakan sosial baru lebih bersifat plural, yaitu mulai dari gerakan anti rasisme, anti nuklir, feminisme, kebebasan sipil dan lain sebagainya. Gerakan sosial tentang korupsi dan prilaku hedonisme masyarakat moderen. Perlawanan timbul dalam struktur masyarakat tidak hanya dari gerakan buruh, melainkan dari mereka yang tidak terlibat secara langsung dalam sistem produksi seperti misalnya, mahasiswa, kaum urban, kaum menengah dan petani cengkeh. Karena sistem kapitalisme telah merugikan masyarakat yang berada di luar sistem produksi.9 Ada beberapa hal yang baru dari gerakan sosial, seperti berubahnya media hubung antara masyarakat sipil dan negara dan berubahnya tatanan dan representasi masyarakat kontemporer itu sendiri. Gerakan sosial baru menaruh konsepsi idiologis mereka pada asumsi bahwa masyarakat sipil tengah meluruh, ruang sosialnya telah mengalami penciutan dan digerogoti oleh kemampuan kontrol negara. Dan secara radikal Gerakan sosial baru mengubah paradigma marxis yang menjelaskan konflik dan kontradiksi dalam istilah kelas dan konflik kelas. Sehingga gerakan sosial baru didefenisikan oleh tampilan gerakan yang non kelas serta pusat perhatian yang non materialistik, dan karena gerakan social baru tidak ditentukan oleh latar belakang kelas, maka mengabaikan organisasi serikat buruh industri dan model politik kepartaian, tetapi lebih melibatkan politik

9

Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra: Dari Wacana Naratif (Cet. X; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 132.

Strukturalisme Perspektif


Syarifudin; Proposal Penelitian

13

akar rumput, aksi-aksi akar rumput.10 Dan berbeda dengan gerakan klasik, struktur gerakan sosial baru didefenisikan oleh pluralitas cita-cita, tujuan , kehendak dan orientasi heterogenitas basis sosial mereka. Gerakan sosial baru pada umumnya merespon isu-isu yang bersumber dari masyarakat sipil, dan membidik domain sosial masyarakat sipil ketimbang

perekonomian

atau

negara,

dan

membangkitkan

isu-isu

sehubungan demoralisasi struktur kehidupan sehari-hari dan memusatkan perhatian pada bentuk komunikasi dan identitas kolektif. Jean Cohen ( 1985:669 ) menyatakan Gerakan Sosial Baru membatasi diri dalam empat pengertian yaitu, (a) aktor-aktor gerakan sosial baru tidak berjuang demi kembalinya komunitas-komunitas utopia tak terjangkau dimasa lalu (b) aktornya berjuang untuk otonomi, pluralitas (c) para aktornya melakukan upaya sadar untuk belajar dari pengalaman masa lalu, untuk merelatifkan nilai-nilai mereka melalui penalaran, (d) para aktornya mempertimbangkan keadaan formal negara dan ekonomi pasar.11 Dengan demikian tujuan dari gerakan sosial baru adalah untuk menata kembali relasi negara, masyarakat dan perekonomian dan untuk menciptakan ruang publik yang di dalamnya terdapat wacana demokratis otonomi dan kebebasan individual.

10

Raymond Boudon and François Bourricaud, British Library Cataloguing in Publication Data Boudon, Raymond, 1934–A critical dictionary of sociology. Sociology Title II. Bourricaud, François III. Hamilton, Peter 301 ISBN 0-203-19956-1 Master e-book ISBN 11

Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra: Dari Wacana Naratif (Cet. X; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 132.

Strukturalisme Perspektif


Syarifudin; Proposal Penelitian

14

3. Teori Mobilisasi Sumber Daya Dalam perspektif ini gerakan sosial mensyaratkan sebentuk komunikasi dan organisasi yang canggih ketimbang terompet teriakan anti kapitalisme. Dan gerakan sosial muncul akibat dari adanya ketersedian sumber pendukung gerakan, tersedianya kelompok koalisi, adanya dukungan dana, adanya tekanan dan upaya pengorganisasian yang efektif, dan juga idiologi. Dan para teoritisi mobilisasi sumber daya mengawali tesis mereka dengan menolak penekanan pada peran perasaan dan penderitaan dan kategori-kategori psikologisasi dalam menjelaskan fenomena gerakan sosial.12 Tetapi teori mobilisasi sumber daya yang berbasiskan rasionalitas, tetaplah sebuah teori yang tidak persis dan tidak mencukupi, dan gagal dalam menjelaskan beberapa ekspresi kuat dari gerakan sosial baru, seperti feminisme, environmentalism, perdamaian, perlucutan senjata dan gerakan otonomi lokal.

4. Teori Orientasi Identitas Teori ini menyuarakan asumsi dasarnya melalui sebuah kritik terhadap teori yang sudah ada. Dan bersifat non materialistik dan materialisme. Ia mengurai pertanyaan seputar integrasi dan solidaritas kelompok yang terlibat aksi kolektif. Teori ini juga menolak upaya yang menekankan model neoutilitarian untuk menjelaskan gerakan sosial dan aksi kolektif. Kendatipun paradigma teori berorientasi identitas beranjak dari pertanyaan tentang solidaritas dan integrasi, ia tidak bertatap muka dengan pokok-pokok yang

12

Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra: Dari Wacana Naratif (Cet. X; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 132.

Strukturalisme Perspektif


Syarifudin; Proposal Penelitian

15

relevan dalam uraian perilaku kolektif.13 Tetapi untuk sementara teori ini kelihatannya menerima beberapa elemen teori marxis seperti pengertian perjuangan, mobilisasi, kesadaran, dan solidaritas, tetapi teori ini tetap menolak reduksionisme dan determininasi tesis materialisme dan konsepsi yang berhubungan dengan formasi social yang materialistik.

H. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif, studi yang akan digunakan menggunakan studi etnografi melalui fenomenologi. Kajian fenomenologi yang dimaksutkan dalam penelitian ini adalah menelaah dan menginvestigasi artevak dan arkeolog yang berkaitan dengan Imam Rijali yang diketahui oleh masyarakat Maluku. Selain itu semua data yang diupload di internet juga dijadikan sebagai kajian fenomenologi.14 Studi etnografi yakni mencatat semua informasi yang berkaitan dengan gerakan dan perjuangan Imam Rijali di Maluku. Lokasi penelitian ini di Pulau di Provinsi Maluku di Mulai pada bulan januari 2014 sampai dengan bulan Desember 2014.

2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga pola antara lain; a). Mengumpulkan naskah kuno, b). Naskah kontemporer, dan c). Wawancara pada masyarakat yang dianggap mengetahui peranan Imam Rijali

13

Jean Peaget, Structuralisme Perspekctive (Cet. II; New York Rotalde: Routledge is an imprint of the Taylor & Francis Group, an informa business), h. 132. 14

Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra: Dari Wacana Naratif (Cet. X; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 132.

Strukturalisme Perspektif


Syarifudin; Proposal Penelitian

16

di Maluku. Mencari data di internet melalui google yang berkaitan dengan pergerakan pemikiran Imam Rijali dalam menggerakkan dakwah di Maluku. a. Teknik mengumpulkan data naskah kuno bekerjasama dengan teman yang studi di Belanda yang bernama Istiqamah yang studi tentang Islam Nusantara. Selain itu berkunjung ke Balai Penelitian Makassar untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan Imam Rijali. b. Khusus untuk naskah kontemporer penulis searching di internet dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang penulis ambill dengan tidak melakukan reduksi data tetapi mengumpulkan data sebanyak-banyaknya sehingga

peneitian

tentang

Imam

Rijali

bersifat

komprehensip

bagaimana pergerakan dakwahnya di tengah Masyarakat. c. Penelitian ini juga menggunakan data wawancara pada tokoh-tokoh agama dan orang yang diangga paling Tahu tentang Imam Rijali. Metode wawancara yang dilakukan menggunakan wawancara teratur, semi teratur dan wawancara tidak teratur sesuai kondisi narasumber yang akan diwawancarai untuk menghindari benturan psikologis yang memungkikan bisa mendapatkan data secara maksimal. 3. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan kamera profesional tipe Canon OES X5 dalam mendokumentasikan semua data yang dianggap ada kaitannya dengan Imam Rijali. Kamera Profesional, IPed Apple, Komputer Acer 2, 0 Ghz, Panduan Wawancara, recorder, dan peta acrh google.


Syarifudin; Proposal Penelitian

17

I. Sumber Bacaan/Referensi Alifuruamboness.wordpress.com, Kerajaan Tanah Hitu”,http://alifuruamboness.wordpress.com /2011/10/05/kerajaantanah-hitu/> [diakses 2012] Melayuonline.com, “Kerajaan Hitu”, http://melayuonline.com/ind/history/dig/372/kerajaan-tanah-hitu> [diakses 2012] Rahman Lauhur. “Kerajaan Ama Hitu”, 26 Juni 2012, <http://rahmanlaunuru.blogspot.com /2012/06/kerajaan-ama-hitu.html> [diakses 2012] Zacharias Jozef Manusama, Hikayat tanah hitu : historie en sociale structuur van de Ambonse eilanden in het algemeen en van Uli Hitu in het bijzonder tot het midden der zeventiende eeuvw, 1977 Josep Manusama and Ch F van Fraassen, Historie en sociale structuur van Hitu tot het midden der zeventiende eeuw Hashim bin Musa, (2007) A Brief Commentary On Pantheistic Schoolof Mysticism As Described Inmemahami Karya-Karya Nuruddin ArRaniri. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 35-43. ISSN 0128-6048 Jelani Harun, (2007) Kajian Naskhah undang-Undang Perhambaan zaman Kesultanan Melayu. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 17-33. ISSN 01286048 Mohd Taufik Arridzo Bin Mohd Balwi, (2007) Kaedah Ruwah: Memperkasa Displin filologi Melayu. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 45-68. ISSN 01286048 Mu'jizah, (2007) Duka Cita Sultan Kaimuddin, Buton,Kepada Raja Bone. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 89-99. ISSN 0128-6048 Zamri Arifinmaheram Ahmad, (2007) Kajian Laras Bahasa Dalam Manuskrip idah Al-Albab Li Murid Al-Nikah Bi Al-Sawab. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 109-120. ISSN 0128-6048 Bradley, Francis R., (2007) Sheikh Daud Bin Abdullah Al-Fatani'swritings Contained In The Nationallibrary Of Malaysia. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 121-141. ISSN 0128-6048


Syarifudin; Proposal Penelitian

18

Salmah Ahmad, and Mohd. Syukri Yeoh Abdullah, (2007) Pengarang Manuskrip Munyat Al-Ptiqaddan Pentahkikan Teksnya. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 70-80. ISSN 0128-6048 Suryadi, (2007) Yang Tersisa Dan Masih Bertahan Daritradisi Pernaskhahan Minangkabau. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 101-107. ISSN 0128-6048 Van Der Putten, Jan, (2007) Hikayat Tanah Hitu: Wasiat Imam Ridjali. Jurnal Filologi Melayu, 15 . pp. 1-16. ISSN 0128-6048

DESAIN KOMPOSISI PEMBAHASAN BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang B. Indetifikasi Masalah C. Rumusan Masalah D. Definsi eperasional E. Kajian Sebelumnya F. Signifikansi Penelitian G. Metode Penelitian H. Tujuan dan Kegunaan BAB II KAJIAN TEORI DAKWAH A. Ma’ani (Metode Analisis Naskah dan Materi Wawancara) B. Bayani (Metode Menjelaskan naksah dan materi wawancara) C. Badi( Metode Decoding Menjelaskan naksah dan materi wawancara) BAB IV PEMBAHASAN A. Sejarah Dakwah Imam Rijali 1. Hubungan dengan Masyarakat 2. Hubungan dengan Kesultanan Indonesia Timur 3. Formasi sosial perjuangan Dakwah


Syarifudin; Proposal Penelitian

B. Perkembangan Dakwah Imam Rijali 1. Masa Pertumbuhan 2. Masa Perkembangan 3. Masa Kejayaan 4. Masa Keruntuhan C. Khazanah Dakwah Imam Rijali Terhadap Empat Perdana Hitu 1. Etimologi 2. Awal mula kedatangan 3. Orang Alifuru 4. Periode kedatangan Empat Perdana Hitu 5. Penggabungan Empat Perdana Hitu D. Peta Dakwah Imam Rijali di Tujuh Negeri 1. Dakwah Interpersonal 2. Dakwah Jama’aj 3. Dakwah Multikultural (Syu’ubiyyah) E. Sastra Dakwah Imam Rijali 1. Naskah Dakwah Imam Rijali 2. Media Dakwah Imam Rijali 3. Efektivitas Dakwah Imam Rijali F. Sistem Pemerintahan Imam Rijali 1. Sistem Musyawarah 2. Uji Komptensi Penghulu Negeri 3. Metode Pencegahan Amar Ma’ruf nahimungkar 4. Cita masayrakat Madani Imam Rijali

19


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.