Buku Laut Biru

Page 1



Dan Allah telah menciptakan lautan supaya manusia dapat memperoleh sumber makanan yang lezat dan bergizi, serta di dalamnya pula terkandung berbagai perhiasan yang dapat digunakan manusia, dan lautan pulalah wahana alam tempat berlayarnya bahtera. Di lautanlah Allah menghendaki manusia mencari karunia-Nya agar dapat mensyukuri nikmat Allah yang berlimpah.



Buku ini didedikasikan bagi : Dr.Anugerah Nontji, dengan buku “Laut Nusantara�-nya yang teramat menggugah rasa cinta bahari kami,

& Ir.Anshori Djausal,MSi yang semangat keingintahuannya menembus sekat kotak disiplin ilmu


• Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan.

• Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. •Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah.

•Yang mengajari manusia dengan perantaraan kalam. •Ia mengajari manusia apa yang belum diketahuinya. •Sesungguhnya manusia itu gemar melampaui batas.

•Karena memandang dirinya tinggi. •Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali.


Samudra memiliki volume 1.400 juta kilometer kubik merupakan suatu ruang hidup yang paling besar di bumi. Di lingkungan samudra variasi cahaya, suhu, tekanan, kadar garam, arus, pasang-surut, dan gerakan gelombang menciptakan daerah-daerah spesifik dengan kekhasan flora dan faunanya. Di pantai yang mengalami pasang-surut tumbuhan serta binatang yang ada sesuai dengan tipologi fisisnya, seperti pantai yang berpasir dan berlumpur banyak memiliki spesies kepiting. Di pantai tropik yang banyak ditumbuhi bakau banyak ditemukan pula ikan glodok, kepiting, dan udang. Sedangkan pantai berkarang merupakan tempat ideal bagi pertumbuhan rumput laut dan berbagai jenis moluska. Pada setiap benua terdapat paparan benua yang menjorok sampai kedalaman 200 meter, karena cahaya matahari dapat menembus daerah ini maka daerah ini dikenal sebagai padang makanan laut (zona fotik) yang kaya akan tumbuhan dan binatang renik. Zona berikutnya adalah zona senja, yaitu zona dengan kedalamana antara 200-1000 meter. Di zona ini hidup ikan-ikan yang penting bagi konsumsi manusia. Zona selanjutnya adalah zona tubir atau zona dibawah 3000 meter, zona ini gelap tanpa cahaya. Spesiesnya disebut spesies pemulung.



Sebagian besar binatang laut menyesuaikan diri untuk hidup pada berbagai kedalaman air. Di lapisan atas perairan bebas yang luas ada 3 kelompok hewan laut yang dikelompokkan menurut cara perpindahannya, yaitu; pengapung, penghanyut, dan perenang. Sedangkan di daerah dasar samudra mulai dari pantai sampai bagian yang terdalam dari suatu palung samudra yang terdalam terdapat penghuni dasar yang varietasnya sangat banyak dan biasa dikenal sebagai kelompok benthos. Pengapung Hewan pengapung memiliki tubuh yang lebih ringan daripada air laut. Hidupnya di permukaan laut dan sebagian dari tubuhnya menyembul di permukaan air. Makhluk tersebut terbawa hembusan angin dan bergerak sesuai arah arus dan gelombang. Contoh yang paling umum kita jumpai adalah ubur-ubur.


Penghanyut Penghanyut biasanya hewan yang memiliki gelembung berisi minyak di tubuhnya yang dapat dipergunakan sebagai pelampung. Hewan penghanyut ini sebenarnya sebagian diantaranya dapat bergerak aktif untuk menyelam. Akan tetapi biasanya hewan ini tidak berdaya melawan arus horizontal. Sebagian dari hewan penghanyut adalah penghanyut sementara, biasanya semasa pertumbuhan seperti kepiting yang masih kecil. Penghanyut sejati adalah plangton yang terdiri dari plangton hewan ataupun plangton tumbuhan.

Perenang Semua hewan perenang kecuali cumi-cumi adalah ikan yang bertulang belakang atau mamalia laut seperti ikan lumba-lumba dan Paus. Gaya renang ikan menyerupai gerakan ular, yaitu mendorong air dengan kepala ke kiri dan kanan sehingga menimbulkan gerakan menggelombang . Untuk itu ikan biasanya dilengkapi dengan kepala yang berbentuk lebih tumpul dari daerah ekor, dengan bagian tubuh yang paling tebal berada sekitar sepertiga panjang tubuh dari arah moncongnya.






{Pola angin yang memiliki peran penting di perairan Indonesia adalah angin Monsoon. Secara teoritis angin akan bertiup dari daerah bertekanan udara tinggi ke daerah bertekanan udara rendah (hukum Buys Ballot). Pada bulan-bulan Desember, Januari, dan Februari terjadi musim dingin di belahan bumi bagian utara sehingga terjadi peningkatan tekanan udara di belahan bumi utara, sedangkan musim panas terjadi di belahan bumi selatan yang mengakibatkan penurunan tekanan udara. Perbedaan tekanan udara tersebut menyebabkan udara mengalir dari arah benua Asia di sisi utara menuju benua Australia di sisi selatan, biasa disebut sebagai angin musim barat. Sebaliknya pada bulan-bulan Juli hingga Agustus terjadi perubahan musim yang meneybabkan terjadinya perubahan tekanan udara, udara akan mengalir dari arah benua Australia menuju benua Asia di belahan utara, biasa disebut sebagai angin musim timur. Pada bulan Oktober dan Nopember terjadi arah angin yang tak menentu karena adanya masa perubahan musim, masa ini disebut masa pancaroba. Angin monsoon berpengaruh pada tingkat curah hujan di Indonesia, angin musim barat misalnya terkait erat dengan tingginya curah hujan di Indonesia. Perubahan musim di antara belahan bumi utara dan selatan terjadi akibat perjalanan revolusi bumi terhadap matahari, dimana pada bulan Oktober sampai februari matahari akan berada pada lintasan bumi bagian selatan, demikian sebaliknya pada bulan-bulan Maret sampai Agustus.


Suhu air adalah faktor yang penting bagi sebaran spesies ikan dan hewan laut lainnya. Hewan laut memiliki karakteristik yang khas berkaitan dengan kemampuan adaptifnya dengan suhu. Hewan yang memiliki ambang toleransi besar tehadap suhu air disebut bersifat euriterm, sedangkan yang bertoleransi rendah disebut bersifat stenoterm. Walaupun sebenarnya setiap kelas ikan merupakan hewan yang bersifat poikiloterm yang dapat menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu tubuh lingkungan. Suhu air di perairan Indonesia berkisar antara 28-310C. Suhu di pantai dan di laguna (perangkap air) biasanya sedikit lebih tinggi dari suhu daerah lepas pantai. Secara alamiah suhu permukaan akan lebih tinggi karena sepanjang hari terpapar sinar matahari. Suhu hangat di permukaan tersebut tercampur merata (homogen) karena adanya aktifitas angin, arus, dan mekanisme pasang surut. Area suhu homogen ini memiliki ketebalan antara 50-70 meter, di bawahnya terhampar lapisan termoklin dimana suhu menurun seiring dengan pertambahan kedalaman. Area termoklin juga memiliki densitas partikel air yang tinggi (lebih padat) dengan salinitas (kadar garam) yang tinggi pula. Lapisan termoklin ini berkisar antara 100-200 meter. Di bawah lapisan termoklin terdapat lapisan air laut yang bersuhu rendah dan sangat gelap.


Air laut identik dengan air asin yang kaya akan kandungan garam. Garam yang terkandung di air laut adalah antara lain ; natrium klorida (NaCl), garam magnesium, garam kalsium, garam kalium, dan berbagai jenis garam dengan gugus meineral lainnya. Jumlah berat total garam yang terlarut dalam 1 liter air (dinyatakan dalam satuan 0/00 permi/gram perliter). Pembagian jenis air berdasarkan salinitas/kadar garamnya didefinisikan oleh Valikangas sebagai berikut : air tawar berkadar garam 0-0,50/00,, air payau berkadar garam 0,5-17 0/ , , dan air laut lebih dari 17 0/ . Sebaran salinitas air laut dipengaruhi oleh 00 00 berbagai faktor seperti sirkulasi air, tingkat penguapan, curah hujan, dan aliran sungai. Perairan di daerah muara sungai (kuala/estuaria) memiliki salinitas yang rendah karena merupakan daerah percampuran antara air laut dan air tawar. Sedangkan di perairan samudra salinitas dapat mencapai 34-350/00.

Ikan Asin “Pihi� (Ikan Sebelah/Pseudorhombus arsius)



Arus adalah suatu gerakan aliran suatu massa air yang diakibatkan oleh faktorfaktor berikut : hembusan angin, perbedaan densitas air laut, dan gerakan gelombang panjang.Gerakan gelombang panjang adalah gerakan gelombang yang ditimbulkan oleh mekanisme pasang surut, dimana pasang-surut sendiri dipengaruhi oleh tingkat gravitasi bulan. Di selat Malaka dan selat Sunda hampir sepanjang tahun arus laut mengalir ke arah samudera Hindia, arus terkuat di selat Malaka terjadi antara bulan Januari hingga April, sedangkan di selat Sunda arus terkuat terjadi pada sekitar bulan Agustus dan pada sekitar bulan Desember hingga Januari. Sementara di perairan sebelah selatan pulau Jawa terdapat arus besar yang dikenal sebagai Arus Khatulistiwa selatan yang sepanjang tahun mengarah ke barat. Akan tetapi pada musim barat (bulan Oktober-Februari) terdapat arus berbalik di sepanjang pantai selatan pulau Jawa mengarah ke timur yang dikenal sebagai arus pantai pulau Jawa.


Air naik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peristiwa perpindahan massa air dari lapisan dalam menuju ke permukaan laut.Fenomena air naik ini disebabkan oleh adanya pergerakan udara (angin) dari arah daratan ke arah laut lepas yang mengakibatkan terjadinya perpindahan air permukaan searah dengan arah angin. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya kekosongan ruang air permukaan yang selanjutnya akan diisi oleh massa air dari lapisan di bawahnya. Air naik dapat pula terjadi di lokasi-lokasi pertemuan arusarus samudera yang kuat sehingga terjadi suatu regurgitasi dan kevakuman tekanan yang akan menciptakan ruang kosong bagi naiknya air di lapisan bawah. Pada daerah percabangan arus lautpun dapat terjadi fenomena air naik karena adanya dorongan pada kolom air di daerah percabangan (bifurcatio). Air naik ini sangat penting bagi populasi ikan dan biota laut lainnya karena merupakan mekanisme penyuplai unsur-unsur hara penting seperti fosfat dan nitrat. Selain itu air naik juga berfungsi sebagai pendistribusi kada garam dan regulator suhu air. Air naik ini dapat terjadi secara terus menerus di suatu area, atau terjadi hanya di musim-musim tertentu seauai dengan pergerakan angin ataupun arah arus samudera. Di Indonesia daerah air naik ini teridentifikasi di daerah sepanjang pantai selatan pulau Jawa, laut Banda dan Arafura, selat Makassar bagian selatan, dan beberapa perairan lain seperti laut Flores, teluk Bone, laut Maluku, serta laut Halmahera.


Sekitar 70% dari permukaan bumi diselimuti oleh perairan laut yang terbagi dalam 5 samudera besar, yaitu : Pasifik, Atlantik, Hindia, Arktik, dan Antartika. Samudera Pasifik adalah samudera yang terbesar , dengan luas wilayah yang meliputi sekitar 33% luas permukaan bumi. Perairan tertutup yang dibatasi oleh keberadaan pulau-pula biasanya disebut laut, contoh perairan ini adlaah laut Jawa atau laut Arafura. Sedangkan perairan laut sempit antar pulau biasa disebut sebagai selat, contoh perairan ini adalah selat Sunda di anatar pula Sumatera dan Jawa, atau selat Karimata di antara pulau Sumater dan Kalimantan. Sedangkan perairan yang menjorok ke dalam suatu daratan serta bergelombang tenag dikenal sebagai perairan teluk, contoh perairan ini adalah teluk Tomini di Sulawesi Utara,Gorontalo, dan Sulawesi tengah, atau teluk Jakarta di DKI Jaya. Berdasarkan kedalaman laut para ahli Oseanologi mengklasifikan laut menjadi zona-zona kehidupan biota laut, zona tersebut adalah : zona epipelagis yang memiliki kedalaman mulai dai 0 sampai 150 meter. Zona ini kaya akan cahaya matahari sehingga merupakan zona tergolong bersifat eufotik, yaitu zona di mana proses fotosintesis masih dapat berlangsung dengan baik. Zona epipelagis ini kaya akan fitoplangton dan alga serta biota laut dari kelas moluska, chepalophoda, dan berbagai jenis ikan pelagis (permukaan). Zona berkutnya adalah zona mesoplelagis dengan kedalam berkisar antara 150-1000 meter atau sudah tergolong pada area disfotik dimana cahaya matahari sudah sangat redup dan suhu sudah sangat dingin. Zona yang lebih dalam lagi adalah zona batipelagis dengan kedalaman berkisar antara 1000 sampai 4000 meter dan


masih tergolong zona disfotik dimana cahaya matahari masih ada hanya sudah sangat kecil intensitasnya. Zona berikutnya adalah zona abisopelagis dengan kedalaman berkisar antara 4000 sampai 6000 meter, zona ini adalah zona afotik yang sudah sangat gelap dan dingin. Zona terakhir yang teramat dalam adalah zona Hadal, yang terdapat hanya di palung-palung laut dengan kedalaman lebih dari 6000 meter. Ikan-ikan yang hidup di zona-zona afotik biasany merupakan ikan pemulung bangkai-bangkai ikan atau hewan lain yang berasal dari perairan di atasnya. Ikan-ikan tersebut biasanya berbentuk aneh dan dilengkapi dengan alat penerangan berujung fosfor yang dapat menyala, seperti pada spesies Melanocetus cirrifer yang ditemukan di laut Banda pada kedalaman 4000 meter, atau ikan Typhlonous tak bermata yang ditemukan di palung Sulawesi pada kedalaman 5090 meter.

Ikan Lynophryne
























Keluarga Kepe-kepe dan Butana





Keluarga ikan karang : Acanthurus (butana),Chaetodon (kepe-kepe), ephinephelus (kerapu), Siganus, dan Ayamayaman











Pohon kelapa adalah pohon dari keluarga angiospemae yang tergolong kelas monokotil, pohon ini tersebar di seluruh pantai nusantara. Pohon kelapa sangat penting bagi manusia karena mulai dari daunnya sampai akarnya berguna. Daun kelapa sering digunakan sebagai pembungkus makanan (ketupat atau buras), sering pula dipakai sebagai hiasan dalam upacara adat (janur), sedangkan buah kelapa dimanfaatkan sebagai makanan dan minuman segar (degan kelapa muda), anti racun dan anti demam (karena sifat cairan kelapa muda yang hipotermik), bahan baku santan, dan bahan baku minyak goreng (kopra), buah kelapa juga merupakan bahan pembuat kue dan makanan ringan (serundeng). Batang pohon kelapa sangat indah dan kokoh bila dijadikan tiang rumah dan mebel seperti di daerah Sulawesi Utara. Jalinan serabut sabut kelapa dan serat batangnya merupakan bahan baku pembuat tali dan krajinan anyam (seperti keset kaki), batok kelapa tua merupakan bahan bakar sejenis arang yang dapat mengeluarkan panas yang tinggi dan mudah terpantik bila dibakar. Selain itu dapat pula dijadikan berbagai hiasan dinding atau kalung. Serat kelapa juga telah diinovasi menjadi bahan baku pembuat lembaran-lembaran sejenis tripleks. Tulang daun kelapa yang dapat diiris tipis menjadi lidi-lidi yang merupakan pembuat sapu lidi. Bagian akar serabut pohon kelapa sangat bermanfaat dalam mengurangi dampak abrasi (penggerusan daerah pantai oleh ombak lautan).





Mengenal Sistem Taksonomi Dipelopori oleh Carolus Linnaeus para ahli biologi merancang suatu sistematika identifikasi makhluk hidup yang dapat memudahkan proses pengklasifikasian dan penggolongan makhluk hidup. Sesuai konsensus maka penggolongan dikategorikan dalam 8 ruang lingkup (strata), yang terbesar adalah kingdom (kerajaan), disusul oleh filum, sub filum, kelas, ordo, famili, genus, dan spesies (bagi hewan), sedangkan bagi tumbuhan sedikit berbeda dimana filum dikenal sebagai divisi. Seluruh makhluk hidup di bumi ini terbagi atas 5 kerajaan, yaitu : Monera yang terdiri dari dua filum yaitu bakteri purba (Archaebacteria) yang terdiri dari sekitar 500 spesies dan bakteri modern (Eubacteria) yang terdiri dari sekitar 5000 jenis spesies. Kerajaan kedua adalah Protista yang terdiri atas 5 filum, yaitu ; Ganggang (Algae) yang terdiri dari sekitar 20000 spesies, kemudian Amuba (Sarcodina) yang terdiri dari sekitar 20000 spesies, lalu Flagelata (Zoomastignina) yang terdiri dari sekitar 15000 spesie, dan Cilliata (Cilliophora) yang terdiri dari sekitar 8000 spesies, serta Sporozoa yang diduga memiliki sekitar 5000 spesies.


Kerajaan ketiga adalah kerajaan Fungi (Jamur), yang terdiri dari 5 filum, yaitu : Zygoycota (jamur kapang) yang terdiri dari sekitar 750 spesies, Ascomycota (jamur kantung) yang terdiri dari sekitar 30000 jenis spesies, kemudian Basidiomycota (jamur berkelompok) yang terdiri dari sekitar 25000 spesies, dan Deuteromycota (jamur tak sempurna) yang terdiri atas 25000 spesies, sedangkan filum terakhr adalah Oomycota yang hanya terdiri dari sekitar 600 spesies. Kerajaan keempat adalah kerajaan Tumbuhan yang terdiri dari 6 divisi, yaitu : Bryophyta (Lumut dan Lumut hati) yang terdiri dari sekitar 15000 spesies, lalu ada divisi Pteridophyta (Paku-pakuan) yang terdiri dari sekitar 12000 spesies, kemudian ada divisi Lycopodophyta (lumut berkelompok) yang terdiri dari sekitar 1000 spesies, dan Sphenophyta (paku ekor kuda) yang terdiri dari hanya sekitar 15 spesies saja, sedangkan Gymnospemophyta terdiri dari sekitar 670 spesies, dan yang terbesar adalah divisi Angiospermophyta (tumbuhan berbunga) dengan jumlah spesies sekitar 250000 jenis. Kerajaan terakhir adalah kerajaan hewan (Animalia) yang terdiri dari sekitar 30 filum, yaitu : Rotifera yang terdiri dari sekitar 2000 spesies, Molusca


Yang terdiri dari sekitar 50000 spesies, Bryozoa (hewan lumut) sekitar 4000 spesies, Onychophora (cacing beludru) terdiri dari sekitar 100 spesies, Porifera (spons) terdiri dari sekitar 9000 spesies, Ctenophora yang terdiri dari 90 spesies, Brachiopoda yang terdiri dari 900 spesies, Plathyhelminthes (Cacing hati,pipih, dan pita) yang terdiri dari sekitar 15000 spesies Cnidaria (Binatang koral, hidra, dan anemon, serta ubur-ubur) yang terdiri dari sekitar 9500 spesies, Acanthochepala terdiri dari sekitar 1150 spesies, Annelida (cacing biasa dan lintah) yang terdiri dari sekitar 18600 spesies, Tardigrada terdiri dari 600 spesies, Nematomorpha (cacing surai kuda) terdiri dari sekitar 350 spesies, Nematoda (cacing gilig) dengan jumlah spesies sekitar 20000, sedangkan Echinodermata dengan jumlah spesies sekitar 6000 spesies, dan Chordata yang memiliki sekitar 14000 spesies, serta Arthrophoda yang terdiri dari sekitar 1.100.000 spesies dengan jumlah spesies terbesar didominasi oleh Insecta (serangga) yang terdiri dari sekitar 1000000 spesies.


Ikan yang tergolong dalam filum chordata adalah makhluk hidup tingkat tinggi yang telah dilengkapi dengan berbagai jaringan, organ tubuh, dan sistem fisiologis. Jaringan adalah kumpulan sel-sel sejenis yang merupakan bagian dari suatu organ dan sistem. Secara fungsional ikan memiliki sistem respirasi( pernafasan), sistem persyarafan, sistem pencernaan, sistem pembuangan (ekskresi) dan sistem endokrinologi-metabolisma, sistem pergerakan (lokomosi). Sistemsistem tersebut ditunjang oleh kelengkapan organ-organ seperti otak, mata, insang, usus, jantung dan lain sebagainya. Materi penyusun dari setiap sel, jaringan, organ, maupun sistem adalah unsur utama rantai karbon yang berbentuk : protein, karbohidrat, lemak, dan mineral.



IKAN Terdapat kurang lebih 20.000 jenis spesies ikan yang hidup baik diperairan air tawar maupun perairan berair asin. Secara klasifikasi biologis(taksonomi) ikan terbagi dalam 3 kelas utama yaitu : kelas Agnatha atau ikan tak berahang dengan ciri memiliki mulut seperti penghisap (terdiri dari sekitar 75 spesies), kelas kedua adalah Chondrichthyes atau ikan bertulang rawan dengan ciri memiliki kerangka tubuh dari tulang rawan (terdapat sekitar 800 spesies), dan kelas yang ketiga adalah Osteichthyes atau ikan bertulang sejati dengan ciri memiliki kerangka tubuh dari tulang sejati (merupakan kelas terbesar dengan spesies mencapai sekitar 22.000)




Ikan dan biota laut lainnya membutuhkan energi fosfat untuk dapat melakukan aktifitas biologisnya. Energi diperlukan dalam kegiatan mencari makan, berketurunan, bertumbuh dan berkembang, serta dalam proses produksi protein yang teramat penting bagi kelangsungan hidup ikan tersebut. Sintesa protein oleh sel-sel ikan diperlukan untuk membuat hormon, neurotransmiter (zat penghubung jaringan syaraf), berbagai jenis enzim (zat katalisator yang membantu berbagai reaksi biokimiawi di dalam tubuh), sitokin dan mediator (zat penghubung antar sel), faktor pertumbuhan, dinding sel (membran sel), berbagai jenis reseptor di permukaan sel, organela-organela (bagian-bagian dari sel yang berada di sitoplasma/cairan sel), dan berbagai cairan pertahanan tubuh seperti interferon, perforin, dan lisosim, serta molekul-molekul imunologi seperti imunoglobulin. Pendek kata protein adalah unsur pembentuk semua bagian dalam sistem tubuh baik ikan maupun manusia. Bagaimana protein diproduksi ? Di dalam sel Ikan terdapat inti sel (nukleus) yang berisi gelendong-gelendong kromosom. Sebenarnya gelendong kromosom ini adalah lilitan untai pita Asam Deoksi Ribonukleat (DNA) yang bergulung pada protein histon (yang berperan sebagai tempat /landasan untuk menggulung benang). Molekul DNA sebenarnya merupakan rantai heliks berganda yang menyerupai tangga dengan barisan anak tangganya, dimana molekul tersebut memiliki 4 jenis unsur utama yang disebut nukleotida, yaitu : Adenin, Guanin, Timin, dan Sitosin yang merupakan golongan basa pirimidin dan purin.



Keempat nukleotida ini dilengkapi dengan gugus gula ribosa dan 1 atom fosfat, serta terhubung satu dengan lainnya melalui ikatan hidrogen dengan gaya Van der Walls. Keempat nukleotida tersebut secara khas akan membentuk ikatan-ikatan berpasangan antara adenin dengan timin dan guanin dengan sitosin. Urutan keempat nukleotida ini dalam barisan bertigaan yang disebut kodon inilah yang merupakan penyandi sifat atau perintah pembentukan asam amino yang merupakan pembangun struktur protein. Pada proses produksi protein rantai DNA akan disalin ke dalam bentuk mRNA atau Asam Ribonukleat Utusan (messenger ribonucleidacid) dengan bantuan enzim RNA polimerase, untuk selanjutnya diproses di ribosom untuk menghasilkan asam-asam amino sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam proses pembuatan protein (seperti menyusun gedung dari blok-blok permainan lego).


Di dalam ribosom mRNA yang membawa salinan beberapa kodon akan digunakan sebagai jiplakan untuk membentuk berbagai asam amino dengan diawali oleh kodon pembuka AUG ,berasal dari nukleotida DNA Timin-Adenin-Sitosin yang disalin ke dalam mRNA sesuai dengan pasangannya sehingga menjadi Adenin-TiminGuanin,tetapi karena di dalam struktur RNA tidak terdapat unsur timin maka timin akan diganti oleh Urasil sehingga bentuk akhir kodon tersebut dalam mRNA adalah AUG, kodon AUG ini adalah penyandi asam amino metionin, dari keempat nukleotida yang terdapat di dalam DNA yang membentuk barisan bertigaan kodon tersebut dapat menghasilkan variasi asam amino sebanyak 20 jenis. Setelah asamasam amino tersebut terkumpul maka proses akhir pembentukan protein akan dilakukan di retikulum endoplasma dan badan golgi untuk menyempurnakan struktur kimia melalui antara lain proses biokimia metilasi dan karboksilasi.

Ikan

DNA Kromosom Ribosom

Asam amino metionin, arginin, histidin, leusin, isoleusin, valin, triptofan


Protein yang terkandung di dalam daging ikan sangat spesifik dan bebrbeda-beda satu sama lain. Tetapi secara umum ikan merupakan sumber protein yang sangat bermanfaat bagi manusia, dimana selain protein ikan juga meimiliki kandungan asam lemak omega-3 dan 6, DHA, atau EPA yang juga tak kalah penting manfaatnya bagi kesehatan manusia. Protein di daging ikan dapat dideteksi dengan menggunakan metoda elektroforesis, dimana molekul-molekul protein daging ikan „dilarikanâ€&#x; melalui suatu larutan dapar bermuatan (di suatu kotak berisi agar atau kertas selulosa) dari kutub negatif menuju kutub positif. Protein-protein daging ikan akan terurai berdasarkan berat molekulnya, molekul teringan akan melaju lebih jauh ketimbang molekul dengan bobot yang lebih berat.

Ikan Lemadang (Coryphaena hippurus) Kelas : Osteichthyes Ordo : Perciformes Famili : Coryphaenidae Genus : Coryphaena Spesies : Coryphaena hippurus


Bagaimanakah ikan menghasilkan energi ? Energi yang dihasilkan ikan untuk bergerak, mencari makan, berketurunan dan tumbuh berkembang didapatkan dari makanannya yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, dan unsur hara penting seperti fosfat. Makanan tersebut akan dimetabolisme dengan mekanisme berikut : Ikan memperoleh asupan energi dari sistem catu daya mitokondrion yang dilengkapi dengan turbin ubiquinon yang dapat melakukan transfer elektron dan bertindak selaku pompa proton dengan bantuan enzim sitokrom. Aktifitas transfer elektron dengan energi Gibbs negatif akan memicu aktifitas membran mitokondria untuk mensintesis ATP sintase. ATP sintase akan mengaktifkan pembentukan molekul ATP energi tinggi yang akan dipergunakan sebagai bahan bakar sel. ATP

e-

ATP eeMitokondria ikan

ATP eATP eATP

ATP

e- ATP


Sumber fosforilasi untuk membentuk ATP berenergi tinggi dapat bersumber dari glukosa yang diubah menjadi piruvat dengan reaksi ďƒ Glukosa + 2 molekul fosfat + 2 ADP + 2 NAD+ ďƒ 2 molekul piruvat +2 ATP + 2 NADH + 2H+ + 2H2O, atau dari asam lemak dan asam amino dari pemecahan protein dengan reaksi sebagai berikut asam lemak ďƒ oksidasi ďƒ Asetil-Ko-A yang akan memasuki siklus asam sitrat /Krebs Cycle dan akan menghasilkan 2 molekul NADH, 1 molekul FADH2, dan 1 molekul GTP. Dari molekul GTP inilah molekul ADP mendapat tambahan 1 atom fosfat sehingga berubah menjadi 1 molekul ATP berenergi tinggi. Sedangkan asam amino hasil pemecahan dari gugus protein berperan penting selaku penyumbang atom karbon dalam penyusunan molekul perantara dalam siklus asam sitrat seperti piruvat, -ketoglutarat, suksinil-Ko-A, fumarat, dan oksaloasetat. Selain itu asam amino juga berperan dalam proses glukoneogenesis (pembuatan kembali glukosa) melalui jalur fosfoenolpiruvat.



Guildfordia triumphans

Thatcheria mirabilis

Caliiostoma monile

Loligo vulgaris Bufonaria nobilis

Conus geographus

Nautilus pompilius Coralliophila neritoidea

Strombus lentiginosus

Anadara granosa

Vexillum vulpecula Miurex tenuispina

Livonia mammilla Turritella gonostoma

Cassis cornuta

Mitra mitra

Conus generalis

Argopecten purpuratus Biplex perca

Acanthopleura spinigera Oliva annulata

Octopus


Biota laut yang akrab dengan kehidupan keseharian kita antara lain adalah :

Dari keluarga Alga kita mengenal marga Gelidium, Gracilaria, dan Hypnea sebagai bahan dasar agar-agar, sedangkan alga coklat Phaeophyceae dapat mengahsilkan Algin yang merupakan bahan baku pembuatan sabun dan salep, sementara alga merah yang lain seperti spesies Eucheuma dapat menghasilkan zat carrageenin yang bermanfaat sebagai bahan campuran pembuatan obat dan kosmetika. Dari keluarga besar Moluska yang terdir dari 5 kelas utama, yaitu : Amphineura, Gastropoda, Pelecypoda, Chepalopoda, dan Scaphopoda, yang paling kita akrabi adalah anggota-anggota kelas Pelecypoda dan Chepalopoda yaitu kerang-kerangan dan cumi-cumi. Kerang yang biasa kita konsumsi dan merupakan makanan yang lezat bergizi adalah kerang darah (Anadara granosa) dan kerang hijau (Mytilus viridis). Sedangkan kerang yang mampu menghasilkan mutiara adalah Pinctada margaretifera dan Pinctada maxima. Anggotai kelas Cephalopoda yang merupakan makanan laut favorit adalah cumi-cumi (Loligo vulgaris) dan sotong (Sephia). Keduanya sangat lezat dan kaya akan zat-zat gizi penting.

Dari keluarga Crustacea Udang dan Kepiting adalah primadonanya, kita mengenal dengan akrab udang windu (Penaeus monodon), udang putih (Penaeus merguiensis), ataupun udang karang Panulirus yang biasa disebut lobster.



Rhineodon typus Sphyrna blochii

Carcharias menissorah

Stegosoma tigrinum

Aetobatis narinari Dicerobatis eregoodoo


Sedangkan keluarga kepiting adalah hewan laut yang sangat digemari di seluruh dunia. Spesies yang menjadi primadona dari keluarga ini adalah kepiting hijau (Scylla serrata) dan Rajungan (Portunus pelagicus). Keluarga kepiting ini terdapat hampir di sepanjang garis pantai terutama di daerah-daerah hutan mangrove.

Dari filum keluarga besar Echinodermata kita mengenal tripang pasir (Holothuria scabra) yang belakangan ini banyak dijadikan camilan ringan berbentuk keripik, dan bintang laut (Protoreaster nodosus dan Linckia laevigata) yang karena bentuknya indah sering dijadikan hiasan dinding. Dari kelas ikan Chondrichthyes (bertulang rawan) kita mengenal hiu dan Pari. Di beberapa daerah seperti di pantai selatan pulau Jawa (Baron di DIY dan Pangandaran di Jawa Barat) Hiu Martil (Sphyrna blochii) merupakan ikan yang cukup digemari karena lemak dan tulang rawannya tersa gurih apabila digoreng. Sedangkan ikan Pari atau lebih dikenal oleh nelayan di pulau Jawa sebagai ikan Pe (Aetobatis narinari) adalah bahan baku utama pembuatan ikan asap yang di Jawa Tengah dikenal sebagai ikan mangut.









Dari kelas ikan Osteichthyes (ikan bertulang sejati) kita telah mengenal ikan Bandeng (Chanos chanos) yang telah dibudidayakan di tambak-tambak berair payau di sepanjang pantai utara Jawa mulai dari daerah Indramayu Jawa Barat sampai daerah Gresik di Jawa Timur. Diduga budidaya Bandeng ini telah dimulai semenjak abad 13-14 masehi sebagaimana yang tercantum di kitab Kutaramenawa peninggalan kerajaan Mataram Hindu. Ikan Bandeng ini juga amat diminati di daerah Sulawesi selatan yang menyebutnya sebagai ikan Bolu. Selain Bandeng kita juga mengenal ikan Lemuru/Sarden (Sardinella longiceps) yang banyak terdapat di selat Bali dan merupakan bahan baku pembuatan makanan dalam kaleng “Sardencis�. Tak kalah pentingnya adalah ikan Teri (Stelophorus) yang biasa hidup bergerombol dalam jumlah ribuan, ikan ini adalah bahan baku ikan asin teri yang sangat populer. Ikan lain yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia adalah keluarga kakap (Lates calcarifer), kakap merah (Lutjanus argentimaculatus), dan kerapu bebek (Cromileptes altivalis), serta Beronang (keluarga Siganus). Kesemua jenis ikan tersebut adalah ikan dasar atau ikan karang yang bercita rasa lezat dan banyak terdapat di sekitar terumbu karang tropis di perairan Indonesia. Ikan karang lainnya yang kita kenal karena keindahannya adalah keluarga ikan kepekepe (Chaetodontidae) dan keluarga ikan Butana (Acanthuridae).


Alectis indica Ikan Kuweh Rambut


Kita juga harus mengenal ikan-ikan pelagis penting yang merupakan sumber gizi dan memiliki nilai ekonomi yang baik. Ikan pelagis adalah ikan yang hidup dan tinggal di daerah permukaan lautan. Ikan pelagis yang penting antara lain adalah : ikan layang (Decapterus) yang mendominasi populasi ikan pelagis di laut Jawa (di Jawa biasa disebut ikan kembung). Ikan pelagis lain yang banyak terdapat diperairan Indonesia adalah ikan Selar (Selaroides) dan ikan Kuwe (Gnathanodon dan Alectis), kedua jenis ikan ini banyak tertangkap nelayan baik di perairan tertutup seperti laut Jawa maupun perairan yang berbatasan dengan samudera. Sedangkan ikan pelagis yang menjadi menu favorit di hampir setiap warung ikan bakar adalah ikan bawal baik yang hitam maupun yang putih (Stromateus niger dan Stromateus cinereus), dimana bawal hitam banyak bergerombol di tengah laut sementara tu bawal putih lebih menyenangi bergerombol di sekitar muara sungai. Diantara sekian banyak jenis ikan Pelagis maka Tuna, Marlin, Layaran, Lemadang, Wahu, dan Tenggiri adalah ikan-ikan yang dapat dijumpai dalam ukuran yang besar. Kerabat tuna yang terdapat di perairan Indonesia anatara lain adalah : Madidihang/Tuna Sirip Kuning ( Thunnus albacares), Albakor (Thunnus alalunga),tuna mata besar (Thunnus obesus), Tatihu (Thunnus maccoyi), Cakalang (Katsuwonus pelamis), dan Tongkol (Euthynnus affinis). Ikan tuna sirip kuning (Madidihang) di Indonesia teramat istimewa karena merupakan gabungan diantara tuna-tuna yang berasal dari Samudera Pasifik dan samudera Hindia, gerombolan tuna ini berbaur di laut Banda dan laut Flores.


Allah mengalirkan dua samudera, dimana keduanya akan bertemu dan menyatu, Diantara kedua samudera tersebut ada batas yang telah ditentukan


Ikan pelagis raksasa seperti Marlin hitam dan biru (Maccaira indica dan Maccaira nigrican), Lemadang (Coryphaena hippurus), ikan Layaran (Istiophorus orientalis), atau Setuhuk loreng (Tetrapturus audax) yang mampu memporak porandakan lunas perahu kayu dengan menggunakan paruhnya, adalah ikan-ikan yang dgemari oleh para pemancing “trolling� (menghanyut).



Kita juga mengenal adanya beberapa spesies ikan yang aneh, unik, dan memiliki racun yang berbahaya. Diantara ikan bertulang sejati yang spesiesnya mencapai sekitar 20000 jenis terdapat beberapa ikan yang tergolong “aneh�, yaitu antara lain : Kuda laut (Hippocampus kuda), spesies ikan berkepala kuda dengan ekornya yang bergelung. Kuda laut biasa terdapat diperairan-perairan dangkal yang kaya akan rumput laut sebagai sumber makanannya dan tempatnya berpegang (agar tidak terseret arus). Kuda laut juga memiliki kemampuan reproduksi yang unik, dimana telur-telurnya setelah dibuahi akan dimasukkan ke dalam suatu kantong yang terdapat di perut bagian depan kuda laut jantan. Di bagian dalam kantong tersebut terdapat suatu kelenjar yang berfungsi sebagai penyuplai zat makanan bagi anak-anak kuda laut yang baru saja menetas. Anak-anak kuda laut akan berada di dalam kantong ayahnya sampai mereka cukup dewasa untuk dapat mencari makanan sendiri.


Ikan unik lainnya adalah ikan Lepu, Ikan dari spesies ini memiliki penyamaran yang hebat dan sangat mirip dengan lingkungan sekitarnya. Disamping itu ikan lepu ini memiliki duri-duri tajam di sekujur tubuhnya yang sangat beracun dan dapat ditegakkan untuk menusuk pengganggunya. Lepu Tembaga (Synanceja verrucosa) merupakan spesies yang paling berbahaya karena memiliki racun yang paling dahsyat, bentuk tubuhnya aneh dan menyeramkan serta berwarna kecoklatan menyerupai lumpur berpasir yang merupakan daerah tempat tinggalnya. Sementara lepu ayam (Pterois volitans) justru memiliki bentuk tubuh yang gemulai indah dengan aneka warna meronai daerah tubuh di sekitar duri-durinya yang bak melambai-lambai. Ikan beracun lainnya yang juga tak kalah unik adalah ikan Buntal (Tetraodontidae). Ikan ini dagingnya mengandung suatu racun yang amat kuat yang dikenal sebagai Tetrodontoksin. Ikan Buntal juga memiliki gigi yang teramat kuat dan mampu menggigit putus jari manusia. Hampir setiap spesies ikan buntal mampu menggelembungkan dirinya dengan cara menelan air ataupun menghirup udara dari permukaan. Ikan buntal yang bila menggelembung tampak menyerupai buah durian disebut orang ikan Buntal Duren (Diodon hystrix), sedangkan ikan buntal yang paling unik adalah ikan buntal bertanduk (Ostracion cornutus) yang selain di kepalanya juga memiliki tanduk di dekat dubur.




Masih terkait kekerabatan yang erat dengan ikan Buntal (marga Tetraodontiformes) ikan Kebeku adalah ikan dengan bentuk tubuh yang sangat unik. Hampir menyerupai setengah lingkaran dengan sirip punggung dan sirip dubur sangat berdekatan dengan ekornya yang sangat pendek dan melebar. Kebeku (Mola mola) tinggal di daerah perairan terbuka (samudera) dengan iklim tropis. Kebeku dapat mencapai ukuran yang sangat besar (sekitar 4 meter dengan berat 1,5 ton). Ikan lain yang memiliki bentuk tak kalah unik adalah ikan sebelah dari marga Heterosomata. Ikan ini berbentuk pipih dengan bagian berwarna gelap berada di sebelah punggungnya sementara sisi bawahnya berwarna pucat. Ikan sebelah ini tergolong ikan dasar yang pandai berkamuflase dengan menyesuaikan warna kulitnya dengan warna lingkungan sekitar. Kebanyakan dari ikan ini tubuhnya tidak simetris dengan mulut mencong dan letak mata yang tidak sejajar. Di Indonesia spesies ikan sebelah yang sering ditemui adalah Langkau (Psettodes erumei) dan ikan Sebelah (Pseudorhombus arsius).


Bila sedari mula kita menilai keunikan berdasar bentuk tubuh, maka kali ini kita akan mengenal ikan unik lainnya berdasar kemampuan-kemampuan biologisnya. Salah satu ikan unik yang memiliki kemampuan luar biasa untuk berjalan-jalan dan bermain di permukaan perairan pantai berlumpur tanpa harus menderita kesulitan bernafas adalah ikan Gelodok (marga Periopthalmus dan Periopthalmodon). Ikan ini bermata belo (melotot) sehingga dinamai periopthalmus, selain matanya yang besar ikan ini juga memiliki otot serat lintang yang kuat di sekitar sirip dadanya sehingga dapat membantunya berjalan di daratan berlumpur bahkan memanjat pohon bakau. Ikan Gelodok mampu bertahan beberapa lama di luar air karena sistem insangnya dilengkapi dengan suatu mekanisme pemerangkapan air. Ikan Gelodok bila akan bertualang ke daratan akan meminum air dalam jumlah besar serta menutup rapatrapat mulutnya dan tutup insangnya, air yang terperangkap di dalam rongga insang tersebut merupakan sumber oksigen yang akan disaring oleh insang. Bila kadar oksiegen dalam gembolan air bekalnya telah menipis maka ikan Gelodok akan kembali ke air dan mengambil persediaan baru.



Ikan lain yang memiliki kemampuan unik adalah ikan Terbang atau Torani. Di perairan Indonesia terdapat sekitar 18 spesies ikan terbang. Dua spoesies yang sering dijumpai adalah Exocoetus volitans dan Cypsilurus poecilopterus. Spesies Exocoetus memiliki sirip dada yang tumbuh memanjang dan berfungsi sebagai sayap (sesuai dengan hukum Bernoulli, dimana lebih panjangnya perjalanan alit udara di permukaan sebelah atas sayap akan mengakibatkan perbedaan tekanan yang akan memunculkan daya angkat). Sedangkan pada spesies Cypsilurus sayap juga terbentuk dengan adanya pemanjangan sirip perut. Sirip perut pada spesies Cypsilurus berfungsi sebagai „elevatorâ€&#x; yang dapat mengatur sudut angkat pada saat awal penerbangan, dan berperan pula sebagai „rudderâ€&#x; yang dipergunakan untuk menentukan arah terbang. Ikan Torani memerlukan jarak sekitar 15 meter untuk melaju sehingga mencapai kecepatan sekitar 36 km/jam untuk selanjutnya merentangkan sayapnya dan melayang terbang. Ikan Torani dapat mencapai jarak terbang sekitar 300 meter secara estafet (terbang-mendarat-dan terbang lagi).


Bila ada ikan-ikan yang unik karena bentuk tubuhnya ataupun karena kemampuankemampuan khasnya maka keluarga Sidat (Anguillidae) dikenal keunikannya karena memiliki pola reproduksi yang khas. Sidat dikenali dari bentuk tubuhnya yang memanjang menyerupai ular atau belut. Sirip punggung sidat bersatu dengan sirip perutnya didaeah ekor yang melancip. Sedangkan sirip dadanya kecil dan terletak sedikit di belakang kepala sehingga sering disangka sebagai telinga. Sidat dewasa panjangnya dapat mencapai sekitar 160 cm dengan diameter tubuh terluas mencapai sekitar 40 cm. Sidat dewasa tinggal di perairan sungai pegunungan yang berarus deras dan berbatu-batu, biasanya sidat bersembunyi di balik bebatuan besar atau lubang-lubang yang banyak terdapat di daerah aliran sungai. Keunikan pola reproduksi sidat adalah kebiasaannya untuk melakukan migrasi (ruaya) ke perairan laut dalam untuk bertelur dan memijah. Sidat bertelur dan memijah hanya di lautan dengan kedalaman lebih dari 200 meter, sehingga sidat tidak dapat ditemui di sungai-sungai yang bermuara ke laut dangkal sperti laut Jawa. Sebaliknya sungai-sungai di pulau Jawa yang bermuara ke samudera Hindia seperti Citanduy dan Serayu banyak didiami oleh populasi sidat. Anak-anak sidat kemudian akan melakukan napak tilas perjalanan ruaya orangtuanya menyusuri kembali sungai-sungai menuju daerah hulu di pegunungan. Perjalanan ruaya sidat ini disebut katadromus.


Di lautan Indonesia selain terdapat ribuan spesies ikan dan berbagai biota laut lainnya, terdapat pula beberapa mamalia (hewan menyusui) laut yang tergolong dalam bangsa Cetacea yang bernafas dengan paru-paru. Mamalia yang paling sering dijumpai di perairan laut Indonesia adalah Lumba-lumba hidung botol (Tursiops aduncus). Perlu diketahui bahwasanya Lumba-lumba adalah bangsa Cetacea yang bergigi (Odontoceti) sementara Paus adalah golongan yang tak bergigi (Mysticeti). Di perairan Lamalera sering dijumpai secara bergerombol (mencapai sekitar 1000 ekor) Lumba-lumba temu kira (Stenella longirostris) dan Seguni (Orcinus orca) yang walaupun disebut Paus pembunuh sebenarnya tergolong dalam keluarga lumbalumba. Laut Sawu di Nusa Tenggara Timur merupakan jalur penting dalam perjalanan ruaya Paus. Berbagai jenis Paus seperti Physeter catodon, Balaenoptera (physalus, acutorostrata, dan musculus), serta Megaptera novaengliae, melewati laut Sawu dalam perjalanannya dari samudera Pasifik ke samudera Hindia.Bahkan Koteklema (Physeter catodon) menjadikan laut Sawu sebagai tempat pemijahan dan pembesaran anak.






Tursiops aduncus (Lumba-lumba Hidung Botol)

Physeter catodon (Paus Lodan)

Dugong dugong (Duyung Laut)

Balaenoptera musculus (Paus Biru)

Orcinus orca (Paus Seguni)

Megaptera novaeangliae


Mamalia lain yang terdapat di perairan Indonesia adalah Duyung (Dugong dugong) yang merupakan marga mamalia dari ordo Sirenia. Duyung laut saat ini hanya terdapat di perairan Indonesia dan merupakan mamalia yang sangat langka. Duyung terdapat di perairan dangkal yang kaya akan rumput laut, tubuhnya gendut dengan panjang sekitar 3 meter dan memiliki rambut-rambut pendek di sekujur tubuhnya, mulutnya lebar dan menghadap ke bawah, makanan kegemarannya adalah rumput laut/lamun seperti Zostera, Poisidonia, dan Halophila. Duyung memakan rumput laut sekitar 40 kg setiap harinya. Untuk berenang duyung dilengkapi sirip dada dan ekor tanpa memiliki sirip punggung dan perut. Di perairan Indonesia Duyung terdapat di selat Karimata (sekitar pulau Bangka dan Belitung), Teluk Cendrawasih, laut sekitar kepulauan Aru, Halmahera, dan pulau Selayar. Indonesia juga memiliki 5 spesies penyu dari 7 spesies yang ada di seluruh dunia. Diantara kelima spesies penyu tersebut yang paling sering dijumpai adalah penyu Hijau (Chelonia mydas), penyu Kembang (Eretmochelys imbricata), dan penyu Belimbing (Dermochelys coriaceae).



Indonesia juga memiliki 5 spesies penyu dari 7 spesies yang ada di seluruh dunia. Diantara kelima spesies penyu tersebut yang paling sering dijumpai adalah penyu Hijau (Chelonia mydas), penyu Kembang (Eretmochelys imbricata), dan penyu Belimbing (Dermochelys coriaceae). Penyu berketurunan dengan cara bertelur di pantai yang berpasir. Telu-telur Penyu akan ditimbun oleh induknya di dalam pasir dan setelah menetas anak-anak Penyu akan langsung berenang menuju laut lepas.




Galeri Film Laut


Galeri Film Laut


Galeri Film Laut


Galeri Film Laut


Galeri Film Laut



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.