Otak dan Bandung

Page 1

1


YOUR BRAIN:

Tauhid Nur Azhar, pengajar neurosains,

biopsikologi, psikologi faal, dan kompleksitas psikososial. Mengajar dan membimbing penelitian di Unisba, UK Maranatha, KK Biomedik ITB, Pusat Kajian Perilaku Universitas Kebangsaan, dan Telkom Corporate University. Bisa disapa lewat akun @tauhidnurazhar dan tauhid.nurazhar@gmail.com

2 2


PROLOG Penulisan buku ini diawali saat seorang teman lama dari Humas Unisba menelepon saya, “Pak apakah bisa syuting untuk salah satu stasiun televisi nasional?” Demikian pintanya. “Prog­ ram­­nya apa Kang?” tanya saya. “ S o a l kreativitas Urang Bandung Pak.” Singkat cerita sayapun menyetujui permintaan itu dan tak berapa lama kemudian saya dibriefing oleh produser dari program tersebut. Nama programnya adalah “Rahazia Zaman”, yang mengupas hal-hal unik dari berbagai penjuru Nusantara dan disajikan dalam bentuk reportase investigatif hingga kajiannya cukup mendalam. Ternyata pada episode kali ini yang akan dibahas adalah fenomena kreativitas Urang Bandung. Produser sekaligus “host” dari program tersebut penasaran dengan berbagai produk kreatif di Indonesia yang selalu diinisiasi atau diawali dari kota Bandung. “Ada apa dengan otak orang Bandung?” Demikian beliau bertanya pada saya. Jadilah dalam sekitar 15 menit durasi tayangan program tersebut saya berkicau soal otak, Bandung, dan “what happen to Urang Bandung Brains when they living in Bandung.” Karena Akang produser yang lulusan Kimia UGM itu cerdas, maka pertanyaan-pertanyaan 33


yang beliau lontarkan itu amat menggelitik sehingga saya kegelian kalau tidak menjawab. Mengalirlah kisah-kisah tentang Bandung, mulai dari geoposisi sampai dengan perkembangan terkini. Ternyata kami berkesimpulan sama, bahwa Bandung adalah “racun� bagi otak yang bisa membuat otak tidak bisa berhenti berkarya. Bahwa Bandung adalah “cerebrovit� dosis tinggi yang bahkan mampu mengalahkan pil ekstasi dalam menstimulasi proses berpikir kreatif manusiamanusianya. Bukan hanya soal suhu yang adem, juga bukan soal 4


kuliner semata, ataupun banyaknya bangunan “heritage�peninggalan era kolonial hingga Bandung dikenal sebagai “Paris van Java�, bukan. Melampaui semua itu Bandung adalah sebuah kuali perasaan yang sarat dengan bahan baku kreativitas dengan taburan bumbu cinta di mana-mana. Begitulah awalnya mengapa buku ini berkisah tentang Bandung dan Otak dan kemudian juga merambah ke mana-mana sampai ke tepian alam semesta. Otak sendiri adalah organ paling keren dalam tubuh manusia. Meski secara ukuran dan berat masih kalah oleh organ lainnya, tapi otaklah yang mengkonduktori orkestra simfoni faali tubuh manusia. Sebagai dirigen otaklah yang mengatur tempo, mengarahkan para organ untuk memainkan peran sesuai dengan partitur yang telah ditentukan hingga terciptalah keselarasan dan keindahan yang berkesinambungan. Maka amat menarik jika kita membahas tentang sebuah kota dan orang-orang yang hidup di dalamnya dengan 5


menggunakan perspektif dari apa yang terjadi di otak mereka, di otak kita. Akan ada banyak istilah dan terminologi “asing” dalam buku ini. Karena meski berkesan santai dan “nyeleneh”, saya sebagai penulis tidak ingin “membodohi” pembaca dengan mengabaikan fakta-fakta ilmiah yang kini sudah menjadi keniscayaan bahkan kewajiban untuk ditampilkan. Jika ada beberapa bagian dalam buku ini yang memerlukan penjelasan lebih lanjut silahkan mention saya di @tauhidnurazhar. Inilah ranah baru perkembangan ilmu, kekuatan sosial media yang bahkan mampu menjadikan seorang Kang Emil menjadi Walikota. Inspirasi terbesar yang saya dapatkan dalam proses penulisan buku ini adalah saat-saat saya mengayuh pedal sepeda biru hasil”ngerental” di pojok pertemuan Dipati Ukur-Dago. Banyak sisi-sisi unik Bandung dapat kita “potret” jika kita bersepeda. Dunia seolah melambat dan kita sempat melihat hal-hal yang sehari-hari biasa terlewat. Apa yang ada di taman-taman, apa yang ada di balik gedung megah seperti museum geologi, dan mungkin apa yang ada di pikiran seorang tukang batagor di tepi jalan. Dari sanalah keeping-keping puzzle tentang Bandung dan apa yang terjadi pada otak penduduknya mulai saya rangkai. Tentu karena saya juga sudah kena”racun Bandung” maka buku ini saya tulis dengan cara yang berbeda, nakal, dan seenaknya. Pokona mah Bandung pisan euy!!!

6


Selamat Pagi Bandung Pagi masih membuta, kabut turun di sela-sela dedaunan mahoni di seputaran Ganesha. Kugenjot sepeda biru hasil menyewa, sekuat tenaga. Nafaspun memburu, asap putih berdesis keluar dari celah bibir yang sibuk cungar cungir membalas sapa mahasiswa yang entah senyum atau nyengir melihat dosennya tergesa-gesa. Yah hari ini saya harus memberi materi di aula barat ITB yang legendaris. Tentang perkembangan ilmu Biomedika, teknologi untuk mengoptimalkan kualitas hidup manusia. Hmmm...manusia ya? Manusia Bandung itu sering menyebut dirinya “urang Bandung�. Suatu spesies langka kata mereka, juga kata saya. Kan saya urang Bandung juga :) Orangnya someah, amanah, loba kanyaah, kasep, geulis, bageur, kreatif, resep

7


lalajo nu maeng bal, bobotoh Persib, anti jomblo, fanatik baso, batagor, cireng, jeung cilok...kabeh dilebok...Ciwalk oge dilebok...Fashionable, modis, wangi, pencipta trend nasional bahkan regional. Saat ini setiap harinya ratusan warga negara Malaysia dan Singapura membanjiri Bandung. Mereka ingin mencicipi atmosfer “mistis” Bandung yang memabukkan dan membuat kecanduan. Sekali mampir Bandung pasti nagih deh. Kata Kang Emil, walikota pang kasepna se-dunia, apalagi kalo cuman ditandingin ama Michael Bloomberg walikota New York mah pasti menang kece Kang Emil, abis Michael Bloomberg mah aki-aki Gan, uda tuwir :), Bandung adalah sebuah “Perasaan”. Maka tidak heran juga ribuan warga Jakarta, termasuk yang ngaku “the Jak” saban minggu pasti melakukan ritual ziarah wajib mengunjungi Bandung. Mereka memenuhi kuil-kuil kuliner seperti batagor Riri, Kartika Sari, Primarasa, sampe primadona berkulit sawo matang agak gosong tapi maniiiiis banget cuy...Amanda, si brownies paling happening se-Indonesia. Kalo orang Jakarta, gerombolan the Jak berplat B itu membanjiri Bandung tiap minggu, udah ga beda kan ama cowokcowok yang wajib tiap minggu jumatan? Bedanya cuman cowokcowok Bandung nu sararoleh ka masjid sarungan, cowok-cowok the Jak biasanya mah sorangan :) Why? Karena mereka rata-rata punya misi buat hunting cewek-cewek Bandung yang emang aduhai binti semlohay. Hadooooh kok jadi ngelantur sih? Fokus dong Kang...Engggg... tadi sepedaan mau ngapain ya? Oya mau isi seminar di aula barat ITB. Kampus paling keren se-Indonesia yang saban tahun masang spanduk gede yang ngamumule para mahasiswa barunya dengn ungkapan kebanggaan: “Selamat Datang Putra-Putri Terbaik Bangsa di Kampus Terbaik Indonesia”...hmmm kalo kampus Kang Tauhid?.Kayaknya yang terbaik di dunia-akhirat deh :):). ITB ini didirikan pada tahun 1920 oleh sekelompok akademisi berkebangsaan Belanda, antara lain Prof Schoemaker, beliau ini gurunya Bung Karno. Bung Karno, atau lengkapnya Ir. Soekarno adalah angkatan pertama ITB dari jurusan Teknik Sipil yang lulus pada tanggal 25 Mei 1926. ITB sendiri berdiri sejak tanggal 3 Juli 1920 dengan nama Technische Hoogeschool atau Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, alias STTB...eh kok kayak akronim dari surat tanda tamat belajar ya? Padahal kalo ngeliat dari kecanggihan ilmu yang dipelajari di sana sih harusnya namanya STTS...Sekolah Tinggi Tinggiiiii Sekaleee..he3x. BTW ITB yang uda 8 8


berdiri sejak 1920 kok lambangnya Ganesha ya? Itu tuh Gajah gendut bertangan 4 yang duduk melulu. Jadi ITB udah berdiri sejak 1920 tapi lambangnya duduk terus :). Tapi jangan main-main dengan ITB loh, alumninya telah mewarnai bangsa ini dengan banyak mahakarya yang melegenda. Negeri ini sendiri diproklamirkan oleh Soekarno, seorang insinyur lulusan ITB, jembatan paling monumental yang membelah ibukota negara, Jakarta, jembatan Semanggi adalah karya Ir. Sutami, juga lulusan ITB. Bahkan presiden ke-3 kita yang juga dikenal sebagai pakar penerbangan dunia, Prof Habibie sempat 1 tahun mengenyam pendidikan di ITB pada tahun 1954 sebelum hijrah ke Aachen Jerman. Tak terasa sepeda biru telah tiba di muka aula. Atmosfer akademis yang kental tampaknya terekam dan teresonansi dengan kuat di dinding batu hitam aula ini. Entah sudah berapa ribu paparan ilmiah yang menggema di seantero ruangan ini. Hmmm...berbicara soal kenangan dari masa silam saya kok jadi teringat kuliah anatomi fisiologi yang diberikan di kelompok konsentrasi Biomedik di STEI ITB ya? Saya malah masih menyimpan slide presentasi power point dari Dr.dr. Yoke Saadiah, MT yang menjadi pengampu mata kuliahnya. Kok bisa keingatan sama kuliah anatomi faal sih? Abis kalo bicara memori dan perasaan pasti kita ngomongin soal otak kan? Otak? Yang pake kuah gule dengan irisan daun mangkokan? Husshh‌.itu gule otak RM Sederhana.Otak manusia ini cuy... Kata bu dr.Yoke, otak manusia itu terdiri dari milyaran sel-sel yang bernama sel neuron dan sel glia. Sel neuron sendiri bentuknya unik, terdiri dari badan sel yang disebut soma, tonjolan-tonjolan mungil yang dinamakan dendrit, dan ekor panjang yang dikenal sebagai akson. Soma sendiri berasal dari kata somatik, inget bukan Somay atau Somat tukang jualannya ya! Soma adalah badan sel yang seperti juga sel-sel eukariotik lainnya dilengkapi dengan organela, alias kelengkapan fisiologis seluler. Organela yang terdapat di dalam sel ini antara lain terdiri dari; nukleus atau inti sel yang di dalemnya ada DNA, terus ada ribosom untuk sintesa protein, retikulum endoplasma, badan golgi, mitokondria, lisosom, dan juga ada cairan yang bernama sitoplasma,serta “dipagariâ€? oleh membran sel yang bersifat semi permiabel dan terdiri dari bagian hidrofilik dan hidrofobik. Bagian membran sel ini dibangun oleh dwi lapis lemak dengan berbagai jalur transportasi di sela-selanya. Nah uniknya sel neuron, di somanya ada tonjolan-tonjolan yang bernama dendrit. Agak menjorok keluar karena 99


fungsinya adalah untuk berkomunikasi dengan juluran akson dari sel neuron lainnya. Sementara di bagian ekor soma terdapat bentukan yang dinamakan akson atau neurit. Kalo dilihat dengan bantuan mikroskop akan tampak bentukan unik yang menyerupai selubung berwarna keputihan, namanya selubung mielin. Sifatnya isolator dan tugasnya adalah menjaga agar aliran impuls listrik di dalam syaraf tidak menyebar keluar dan terkonsentrasi di jalur yang benar.

10 10


*catatan kaki: Ganesha, patung gajah bertangan empat yang menjadi simbol atau lambang ITB adalah salah satu dewa Hindu yang paling populer. Dikenal juga dengan nama lain Ganapati,Vinayaka,atau dalam bahasa Tamil dikenal sebagai Pillai. Membawa 3 senjata yang menjadi perlambang Budhi, Riddi, dan Sidi, yang artinya kebijaksanaan, kesejahteraan,dan pencapaian/ attainment. Dari arti namanya sendiri Gana atau Ga adalah kelompok/ komunitas, sedangkan isha adalah pemimpin atau penguasa. Jadi Ganesha dapat diartikan sebagai leader, founder,ataupun pionir yang dalam bahasa kekinian dapat dikategorikan sebagai inovator.Demikian juga pengertian dari

11 11


Ganapati dan Vinayaka,pemimpin kelompok khusus,mungkin cendekiawan yang bersifat inovatif. Yang menarik justru arti dalam bahasa Tamil, Pillai. Pillai adalah anak atau anak kecil. Jadi dewa Ganesha ini sifatnya innocent atau polos seperti anak kecil, dalam konteks kekinian mungkin dapat diasosiasikan dengan nilai-nilai kejujuran akademis yang harus polos apa adanya dan terbebas dari distorsi kepentingan yang cenderung manipulatif. Sifat Budhi alias wisdom atau kebijaksanaan haruslah bersandar pada kewaskitaan dan kesadaran yang baru dapat dicapai melalui kejembaran wawasan (akademikilmiah) dan kepedulian terhadap sesama yang antara lain ditandai dengan kemampuan untuk memuliakan kemanusiaan. Sedangkan sifat Riddhi atau prosperity adalah penjabaran konotatif dari rahmatan lil alamin yang dapat diartikan bahwa ilmu dan institusi pengetahuan haruslah menghasilkan keselamatan dan kesejahteraan bagi ummat manusia, bahkan alam semesta. Lalu sifat Sidi mencerminkan ketangguhan dan semangat tinggi dalam mencapai tujuan. Apa yang sesungguhnya menjadi tujuan dalam perjalanan hidup ini? Tentulah untuk mencapainya, diperlukan pengetahuan dan penyarian pengalaman serta terbangunnya kesadaran hingga terpetakanlah tujuan yang didambakan. Selubung mielin sendiri tidak sepenuhnya terus menyambung, karena di bagian-bagian tertentu selubung ini seolah “terputus” akibat adanya “lembah” terbuka yang dinamakan nodus ranvier. Mengapa harus ada lembah? Karena untuk menjaga potensial aksi yang menjalankan impuls syaraf berupa arus biolistrik, diperlukan asupan ion natrium dari lingkungan sekitar. Lompatan potensial aksi yang terjadi akibat adanya curahan ion natrium dari nodus ranvier dinamakan lompatan saltatorik. By the way bagaimana sih kok rangsang atau stimulus itu bisa berjalan di jaringan syaraf? Kalo orang dicubit kok kerasa sakit? Sakitnya dimana ya? Jangan jawab “sakitnya tuh di sini...” ya, saya jitak loh! Orang yang dicubit itu merasakan sakit karena adanya reseptor perasa di daerah kulit yang dicubit. Reseptor perasa atau sensoris itu namanya macem-macem, ada rufini, pacini, meisner dan lain-lain. Penamaan itu berdasar nama penemunya dan juga fungsinya. Ada reseptor yang spesifik untuk perubahan suhu, tekan, sentuh, atau nyeri. Nah orang yang dicubit akan teraktifkan reseptor sensoris di kulitnya, lalu tercipta potensial aksi dimana semula sel-sel syaraf yang dalam keadaan beristirahat memiliki aksi potensial negatif (sekitar -70mV). Setelah adanya rangsang maka akan terjadi proses depolarisasi yang ditandai dengan masuknya ion natrium dari cairan ekstraseluler ke dalam sel menggantikan ion Kalium yang bergerak keluar. Terjadi peningkatan potensial aksi menjadi 40mV. 12


Catatan Kaki Neurotransmiter adalah substansi kimia yang bertugas memfasilitasi terjadinya hubungan antar sel-sel neuron (membantu proses komunikasi antar sel neuron) yang berlangsung di daerah sinaps. Secara biokimiawi neurotransmiter ini terbagi atas beberapa jenis berdasar bahan baku uatamanya. Jenis-jenis neurotransmiter itu antara lain; asetilkolin, keluarga monoamin atau katekolamin yang terdiri dari dopamin, norepinefrin, dan epinefrin. Masih dari golongan monoamin juga, ada serotonin atau 5-hidroksitriptamin/5-HT dan histamin. Sedangkan dari keluarga neurotransmiter yang mengandung basis asam amino terdapat golongan glutamat, aspartat, glisin, taurin, dan asam gama aminobutirik atau GABA. Sedangkan dari jenis neuropeptida terdapat enkefalin, endorfin, dan substansi P. Fungsi neurotransmiter dapat bersifat eksitatori atau memperkuat terjadinya rangsangan, dan dapat pula bersifat inhibitori atau menghambat transmisi rangsangan. Neurotransmiter yang bersifat eksitatori antara lain adalah asetilkolin, katekolamin, serotonin, histamin, aspartat, glutamat, dan substansi P. Sedangkan neurotransmiter yang bersifat inhibitori ataupun menghambat rangsangan antara lain adalah GABA, glisin, dan taurin. Mekanisme kerja neurotransmiter yang bersifat eksitatori adalah dengan cara meningkatkan permiabilitas terhadap ion natrium (Na+) yang menyebabkan terjadinya proses depolarisasi membran. Sedangkan mekanisme kerja neurotransmiter yang bersifat inhibitori adalah dengan meningkatkan permiabilitas membran terhadap ion klorida (Cl-) ataupun Kalium (K+) yang dapat meningkatkan proses hiperpolarisasi membran. Adapun fungsi eksitatori dan inhibitori dari neurotransmiter dimaksudkan untuk menyeleksi dan menguatkan beberapa sinyal persyarafan sesuai dengan kebutuhan jaringan syaraf. Misal enkefalin dapat berfungsi untuk mereduksi sinyal nyeri, sehingga bersifat “pain killer�. Bisa dibayangkan jika fungsi neurotransmiter inhibitori tidak berjalan maka seorang manusia akan mengalami kesulitan dalam mengelola dan mengendalikan rasa sakitnya. Disarikan dari materi mini lecture Dr.dr.Saadiah Ahmad Departemen Biokimia FK Unpad

Neurotransmiter adalah substansi kimia yang bertugas memfasilitasi terjadinya hubungan antar sel-sel neuron (membantu proses komunikasi antar sel neuron) yang berlangsung di daerah sinaps.

13


Mengalirlah impuls dari reseptor ke dendrit,soma, lalu ke akson. Nah persoalan berikut muncul,sel syaraf sensoris untuk mencapai otak sebagai pusat dari seluruh sistem syaraf memerlukan perjalanan panjang dan konektivitas dengan sesama sel neuron untuk menyampaikan pesan “cubitan� tadi secara berantai. Masalahnya selsel syaraf itu tidak tersambung dan ada jeda atau jurang yang terbuka di antara ujung akson dengan akson lainnya atau dendrit. How come ? What impuls supposed to do to jump and keep running to the brain? Nah 14


ternyata di ujung akson itu terdapat gelembung-gelembung yang disebut vesikel dan berisi cairan kimia konektor atau penghubung yang disebut sebagai neurotransmiter. Neurotransmiter inilah yang akan melompati jurang antar sel neuron yang dinamai sinaps. Sifat dari neurotransmiter ini dua, eksitatorik dan inhibitorik. Ada yang mendorong agar impuls diperkuatdan dipercepat melompatnya, dan ada juga yang justru menghambat dan mengurangi aktivitas lompatan dari impuls. Aktivitas pre dan post sinaptik inilah yang menentukan 15


apakah suatu impuls akan diperkuat atau justru dihambat untuk sampai otak? Loh logikanya kan semua impuls harus diperkuat agar semakin cepat sampai ke otak kan? Iya...itu kan kalo impuls itu bersumber dari rangsang yang baik atau menyenangkan,bagaimana jika rangsangnya justru rasa sakit dan nyeri? Wah kalau semua langsung diteruskan dan bahkan diperkuat sampai ke otaknya, bisa-bisa manusia akan syok karena tidak tahan terhadap rasa sakit. Kondisi ini disebut sebagai syok neurogenik.Inilah peran penting neurotransmiter dalam meregulasi impuls yang berjalan dari dan menuju otak. Neurotransmiter sendiri mampu berfungsi berkali-kali karena ada mekanisme yang disebut “reuptake� atau bisa diambil kembali. Pelepasan neurotansmiter dari vesikel antara lain diperantarai oleh ion yang bernama kalsium. Makanya keberadaan kalsium itu penting dalam fisiologi sistem syaraf, mengingat perannya dalam melepaskan neurotransmiter untuk membantu proses perjalanan impuls. Bila perjalanan impuls hasil stimulus atau rangsang “cubit� ini mulus, maka ia akan sampai di kornu posterior dari medula spinalis yang terdapat di tulang belakang atau disebut juga vertebra. Lalu akan naik melalui jaras ascenden melalui daerah medula oblongata dan melalui berkas retikuler akan diteruskan ke thalamus di daerah otak tengah (diensefalonmesensefalon) untuk selanjutnya diproyeksikan ke kulit (cortex) otak yang merupakan pusat sensoris. Pusat ini terletak di lobus parietalis serta berbatasan dengan pusat motorik di lobus frontalis yang dibatasi oleh kanalis sentralis. Jadi kalo ditanya pas dicubit, jatuh, atau kesiram air panas meski bisa saja lokasinya di tangan,kaki,atau punggung...jawab aja sambil nunjuk kepala... sakitnya tuh di sini !!

Soal otak ini memang keren pisan euy... seluruh sensasi rasa hanya bisa terjadi di sini, seluruh sensasi emosi juga hanya bisa terjadi di sini,dan seluruh kemampuan cerdas manusia seperti bisa belajar,berbahasa,mengenang (punya memori),dan merancang serta memiliki kreatifitas 16


yang mengagumkan,semuanya hanya bisa dilakukan otak. Otak manusia meski lembek kayak jelly atau agar-agar,karena kandungan airnya lebih dari 70% dan beratnya hanya berkisar sekitar 1,3-1,5 Kg saja,serta memiliki modal awal sekitar 70-100 miliar sel neuron, mampu mengubah wajah dunia dan membangun peradaban. Wow!!! Lahirnya ilmu pengetahuan, lahirnya metoda berkomunikasi, lahirnya teknologi, lahirnya kebudayaan, dan lahirnya peradaban tak lain dan tak bukan adalah peran si agar-agar di dalam tempurung kranium yang disebut batok kepala. Bahkan perkembangan ilmu masa depan yang dipicu si otak ini nyaris menembus batas antara fantasi dan kenyataan. Coba simak narasi berikut: Pendekatan quantum mekanik dan quantum entanglement membuka jembatan antara sistem kesemestaan yang mekanistik deterministik dengan konsep penciptaan dan teori kemungkinan. Sifat dualisme partikel dan gelombang hadirkan “keanehan� saat melintasi celah. Dari perspektif partikel tunggal

17


semestinya sasaran akhir dari perjalanan partikel ada di satu titik pasti (deterministik). Tetapi fakta menunjukkan bahwa terjadi sebaran target dan akumulasi partikel dalam prosentase tertentu yang membentuk spektrum. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai sebuah gelombang, partikel dapat saling berinterferensi dan menjalar hingga bisa mengisi ruang dengan arah ke mana saja dan dalam kecepatan yang sama. Hal ini bisa menjadi dasar teori dimensi dan hubungan korelasional antara partikel di alam semesta. Hipotesa terakhir diperkuat dengan teori entanglement yang diusung oleh Niels Bohr dan Albert Einstein. Ada keterkaitan dan kesamaan karakter di antara 2 partikel kembar dengan refleksi yang berlawanan dalam konteks spin atau arah “thawaf�--> clockwise dan anti clockwise. Ini dasar dari quantum teleportation, dimana partikel kembar untuk menjalankan kesamaan karakternya tidak dipengaruhi ruang/jarak dan waktu. Hingga jika ada 2 partikel foton dipisahkan jarak ribuan kilometer dan pada foton I dipajani stimulus yang lahirkan foton III, maka foton III yang sama (anti clockwise) akan lahir di tempat foton II. Quantum mekanik yang secara faktual dapat menempatkan partikel dimana saja dengan probabilitynya sendiri akan menjadi dasar quantum computing, dimana akan terjadi multiple operation secara real time. Multi variat data analysis akan menjadi hal yang sangat mudah. Dalam kajian neurosains si jelly berwarna krem keabuan di dalam batok kepala kita itu dibagi berdasar lokasi dan fungsi. Ada pembagian yang mengacu kepada perkembangan embriologi, maka kita mengenal bagian-bagian otak yang dikategorikan sebagai mesensefalon, diensefalon, telensefalon, mielensefalon dan lain lain. Ada pula yang berdasar organisasi fungsional seperti batang otak (rhombensefalon), otak tengah (sistem limbik), dan neocortex. Batang otak terdiri dari medula oblongata, pons, dan reticuler activating system yang bertanggungjawab dalam melaksanakan dan menjaga berjalannya fungsi-fungsi vital biologis yang menjadi daya hidup manusia seperti berdetaknya jantung, bernafas, dan bekerjanya saluran cerna. Tanpa kendali fungsi vital ini maka kita mati, maka WHO menetapkan bahwa brainstem dead is dead. Bagian kedua yang tak kalah pentingnya adalah sistem limbik. Bagian ini bertanggung jawab sebagai pusat penerima impuls sensoris dari seluruh bagian tubuh kecuali hidung, membentuk memori (mengawali proses belajar), dan membangun emosi. Di sistem limbik ini ada thalamus yang berperan menerima, mengolah, dan mengirimkan 18


impuls hasil rangsang dari berbagai organ sensoris dan viscera ke bagian-bagian lain otak agar diolah untuk menghasilkan respon. Di bawah thalamus terdapat kelenjar hormon yang disebut sebagai hipothalamus atau kelenjar di bawah thalamus. Kok deketan? Karena fungsi dari kelenjar hipothalamus ini adalah menjabarkan respon yang diterima dari otak c.q thalamus untuk disebarkan ke seluruh tubuh, khususnya organ efektor melalui sistem komunikasi yang berupa cairan hormon. Selain thalamus yang berperan seperti BTS di jaringan telpon seluler itu, di sistem limbik terdapat juga hipokampus dan amigdala. Hipokampus terkait erat dengan pembentukan memori dan respon terhadap sensasi kebahagiaan, sedangkan amigdala terkait erat dengan fungsi memori yang bersifat buruk serta traumatik sebagai bagian dari respon defensif. Amigdala juga memainkan peran penting dalam membentuk perilaku seksual manusia. Sebenarnya amigdala tidak senegatif yang kita duga. Tuhan menciptakannya agar kita memiliki motivasi untuk selalu memperbaiki diri karena “ingat” dengan kekurangan. Agar kita tak mengulang kesalahan yang sama dan terhindar dari marabahaya. Hanya saja jika kita berlebih dalam memaknai cara kerja amigdala, yang ada kita akan terjebak dalam upaya pemenuhan nafsu dan kebutuhan secara berlebihan, bahkan terkadang menuhankannya. Misal kita tahu bahwa uang adalah alat tukar yang dapat menghadirkan kenikmatan, maka uang kemudian ketika dimaknai amigdala secara berlebihan akan menjadi faktor yang “membajak” seluruh kebahagiaan dan “reward system” kita. Seolah tanpa uang kita akan sensara dan kehilangan kemampuan untuk mensyukuri begitu berlimpahnya nikmat lain dalam kehidupan. Saya mendapat cerita dari seorang sahabat yang bernama Yudhistira, tentang materi yang disampaikan oleh dosen di mata kuliah tasawuf yang diambilnya. Dosen itu bertanya pada mahasiswanya,”Seberapa penting nilai uang dalam hidup anda?”. Berbagai jawabanpun terlontar. Dosen itu lalu berkata,”Jika kita menempatkan uang sebagai segala-galanya, maka saat ia tak ada maka kitapun tak mampu lagi berbuat apa-apa. Bagi sebagian yang lainnya hal ini bahkan diartikan sebagai berakhirnya kehidupan. Tanpa uang maka kita tak bisa apa-apa. Tapi jika kita meletakkan uang dalam posisi yang proporsional; penting tapi bukan segalanya, maka tanpa uang masih banyak hal yang bisa kita kerjakan dan kita bahagia. Inilah konsep dasar dari proyeksi esoteris. Kita menggantungkan hidup 19


kita pada siapa? Pada benda dan alat tukar yang sewaktu-waktu bisa tidak ada, atau pada Zat yang meski tak terlihat tapi akan selalu ada bagi mereka yang percaya (ihsan). Dulu petani tidak punya keinginan untuk punya TV, maka hasil panen itu selalu cukup untuk makan dan nyekolahkan anak. Tapi waktu petani sudah punya keinginan untuk nonton TV dan naik motor, barulah mereka merasa miskin sekali. Jadi kemiskinan itu perasaan subjektif Bro. Merasa...sekali lagi merasaaaa meranaaaa melarat dunia akhirat... Ini diperberat dengan tata nilai yang sarat dengan pesan-pesan subliminal tentang gaya hidup dan standar hidup yang layak. Orang jadi butuh mobil dan motor serta lupa bersyukur kalau punya kaki. Ga boleh ya naik mobil? Ya boleh aja, tapi sama dengan uang, tempatkanlah di posisi yang proporsional. Penting, tapi kan bukan segalanya. Maka ga punya mobil ga masalah kan? Ga usah korupsi buat punya mobil kan? Tapi yang paling miskin itu orang yang sudah punya segalanya tapi masih menginginkan milik orang lain. Tamsil ini digambarkan secara indah di era Nabi Daud. Kemiskinan struktural itu tercipta karena ada standar kesejahteraan yang ditetapkan. Misal biaya hidup minimal di sebuah kota besar sekian, tanpa itu wassalam. Maka ini menjadi teror bagi mereka yang mendekati borderline, seolah jika mereka sedikit terhempas saja maka berakhirlah segalanya. Maka pemerintah punya tugas berat, amanah dahsyat. Bisa tidak membangun sistem dimana ummatnya tidak terobsesi pada hal-hal sekunder dan derivatifnya dengan menyediakan infrastruktur yang handal, terjangkau, dan aman. Menjamin permutasi, aksesibilitas, dan mampu mengakomodir banyak kepentingan. Jangan sampai kita tersandera dalam situasi bahwa barang dengan fungsi tertier menjadi kebutuhan primer karena tidak ada alternatif. Di Jepang misalnya, ga ada yang mau beli mobil. Repot, ribet, dan jadi cost center. Tapi kalo di JKT ga punya mobil gimana kerjanya? Nah peran sentral pemerintah dalam hal ini eksekutif dan perwakilan rakyat yang melegislasi aspirasi dan kebutuhan konstituennyalah yang harus dengan bijak membangun sistem yang mampu memuliakan nilai-nilai kemanusiaan. Tapi dari kebutuhan yang dikondisikan ini kemudian lahir sistem yang berkesinambungan. Awalnya karena manusia adalah makhluk prokreasi yang dibedakan dengan makhluk lainnya termasuk primata karena kemampuan aqliyah untuk menganalisa dan merumuskannya sebagai bagian dari decission making, maka kita bisa melahirkan produk 20


inovatif, kreatif, dan mampu merekayasa apa saja untuk kenyamanan dan kemudahan hidup kita. Sebagai bayi yang baru terlahir ke dunia pun kita sudah tahu dengan cetha wala wala bahwa tangis itu alat tukar. Jika digunakan secara tepat akan menghasilkan profit yang amat besar, kehangatan, ASI, dan perlindungan. Jadi bagi manusia tidak ada laut yang tidak bisa direkayasa, tidak ada gunung yang tidak bisa direkadaya, tidak ada mineral yang tidak bisa dilebur dan direkacipta. Kita adalah manipulator sejati, insinyur atau engineer sejak lahir. Dalam salah satu kultwit saya dibahas tentang ledakan populasi seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Yang kita kenal dan bahkan sudah menjadi bagian dari pelajaran di sekolahan antara lain adalah penemuan dan perancangan teknologi melalui serangkaian proses kolaborasi. Seorang Richard Trevithic bertemu dengan James Watt jadilah kereta api. Edison, Faraday, dan John Logibaird bertemu dalam tabung transistor besar yang melahirkan televisi. Tentu ada peran Lumierre di sana, sang penangkap dan pelukis cahaya lewat lensa. Selat Channel yang membentang dari Dover sampai pesisir barat Perancis, dulu dilayari. Kini dibuatkan multi purpose tunnel yang bisa dilewati kereta api dari King Cross sampai ke Gare du Lyon. Jepang negara kepulauan, laut menjadi kendala, maka dibuatlah jembatan membentang di atasnya. Honshu dan pulau lainnya kini dalam genggaman. Rawa, gambut yang ada di Kapuas sana, mangrove dengan methane flux dan batubaranya berjajar di sepanjang pesisir tropika,semua akan disentuh dan mendapat nilai tambah dari ulah kita yang mengidentifikasi diri sebagai Cogito Ergo Sum. Aku berpikir maka aku ada. Yang ga mikir berarti ga pernah hadir. Lalu algoritma tiap kita saling berkonjungsi bagai matahari dan bulan yang tak pernah bertemu tapi dapat hasilkan gerhana. Eclipse. Lalu mengapa Schrodinger berkata bahwa kucingnya mungkin mati mungkin hidup. Lalu mengapa orang terperangah saat neutrino dari Gran Sasso ditengarai melebihi kecepatan cahaya? So what? Lalu ada keteraturan, lalu ada fraktal di tiap fenomena. Ada Mandelbrot yang tertawa tawa karena percaya bahwa tidak ada ketidak teraturan dan nirhubungan di semesta ini. Connected. Per Bak dan Lorentz bertemu dalam wacana paling gila tentang sebuah organisasi maya yang menggerakkan semesta. Sama dengan Abdussalam dengan 4 gaya dasar yang mengunifikasi alias mempersatukan tiap keping di alam semesta. Nuklir kuat-lemah, elektromagnetik, dan gravitasi diyakininya membuat tiap kita ada. Lalu muncul orang-orang macam John 21


Locke,Voltaire dengan Trias Politicanya,Niccolo Machiaveli dengan hegemoni otoritatifnya,atau bahkan Nietzche dengan Zarathrusta nya. Lalu mengapa Khan dari Karakorum berpikir untuk menggapai bahagia dengan cara menaklukkan dunia. Mengapa Atahualpa di bantai demi el dorado yang diimpikan Cortez dan majikannya? Kenapa emas? Kenapa Aurum menjadi mulia? Mengapa Alkemi terobsesi untuk ubah air seni menjadi emas murni? Ini bukti nyata “ulah”otak manusia. Organ berbentuk jelly yang membuat rumput dari spesies Oryza Sativa berubah menjadi sebakul nasi mengepul di meja makan kita, lengkap dengan jambal roti dan sambal terasi. Apakah semua sajian itu menggunakan ilmu dan teknologi? So pasti! Bagaimana garam bisa dikristalisasi dari air laut? Ada proses evaporasi, ada pengetahuan bahwa air laut mengandung Kristal natrium klorida yang harus dipisahkan dari pelarutnya. Kalo sambel teknologinya apa? Lah cabai merah yang kaya capsaicin itu harus berlayar setengah dunia untuk kemudian ditanam di Indonesia. Bukankah berlayar dengan memanfaatkan ilmu tentang angin, gelombang, dan pemetaan (kartografi) adalah sekumpulan ilmu yang berkolaborasi untuk menghasilkan 1 fungsi, dalam hal ini transportasi. Kemampuan manusia dalam mengenali dan mengelaborasi pengetahuan terhadap ruang sudah diinstall Allah dalam sistem limbik yang ada di otak. John O’Keeefe di College University pada tahun 1971 menemukan bahwa sel-sel di sirkuit hippokampal itu terkait dengan pengenalan ruang dan navigasi. Risetnya pada tikus rattus norvegicus. Tahun 2002 muridnya; May Britt dan suaminya, Mozer, mengembangkan riset itu sampai tingkatan sel-sel Grid di daerah Enthorinal Cortex yang makin membuka pengetahuan bahwa daerah hipokampus terkait dengan memori tentang ruang, spatial, mengenali arah dan membangun kompleksitas 3 dimensi. Area ini juga menjadi pusat memori semiotik semantik memori yang mampu meretrieve data berdasarkan pengenalan ikonik. Maka penelitian O’Keefee dan suami-istri Mozer ini punya peran sangat penting dalam perkembangan neurosains ke depan. Di mana peran hipokampus dan sirkuit yang terbentuk serta berawal dan melaluinya akan menjadi pola/pattern bagaimana manusia menyikapi hidup dan ruang di mana ia tinggal di dalamnya. Back to invention and our brain… penemuan-penemuan mendasar manusia tentang tempat tinggal yang aman dengan dukungan pasokan pangan yang terjaga, telah melahirkan konsep pertanian dan 22


peternakan. Spesies-spesies yang dianggap dapat menjadi penunjang kehidupan didomestikasi alias dibudidayakan. Tidak hanya padi, gandum, dan jagung, tapi juga sapi, ayam, domba, dan berbagai jenis ikan. Untuk itu manusia mulai memerlukan lahan, terjadilah program ekstensifikasi lahan dengan cara mengekplorasi kawasan yang semula adalah habitat bagi berbagai jenis spesies lainnya. Lahirlah ketidakseimbangan ekosistem karena “ulah� kreatif manusia. Tapi saking kreatifnya manusia, maka kita bisa menemukan cara dan teknologi serta alatnya sekalian untuk mengatasi masalah yang terjadi. Meski harus diakui bahwa kerap manusia itumenyelesaikan masalah dengan masalah. Solusi yang ditawarkan sering menjadi masalah di kemudian hari. Contohnya ya itu tadi, saat berhasil mendapatkan solusi untuk mencukupi kebutuhan pangan, yang terjadi adalah masalah kekurangan lahan. Akibatnya banyak lahan yang tak sesuai dengan peruntukan dan terjadilah gangguan keseimbangan. Belum lagi ekses perebutan sumber daya karena adanya keterbatasan di dunia. Lahirlah politik imperialisme dan kolonialisme. Bumi dikapling-kapling oleh negara yang beranggapan dirinya adikuasa. Pertanian dan peternakan menjamur dimana-mana, mengapa ? Karena banyak orang perlu makan. Akhirnya lahan yang tersedia tak dapat bertambah lagi karena manusia mulai sadar bahwa pembukaan lahan baru akan memberikan berbagai konsekuensi yang tidak diharapkan. Yah buktinya kan bisa dilihat sekarang, global warming. Munculnya efek rumah kaca dan kerusakan ozon yang tidak hanya disebabkan oleh sektor industri manufaktur seperti otomotif, tapi juga oleh peternakan dan pertanian. Hilangnya hutan dan “kentut�sapi membuat bumi makin panas, makin banyak karbon melayang di udara. Tapi masalahmasalah seperti inilah yang selalu melahirkan berbagai inovasi sebagai solusi. Ketika lahan tidak dapat bertambah, maka lahan yang ada harus mampu menghasilkan panen yang lebih banyak lagi. Untuk itu manusia mulai mengenal proses pemupukan. Orang Romawi dan Cina kuno dikenal sebagai petani yang sudah sangat pandai memanfaatkan pupuk organik. Bahkan orang Romawi mengenal pupuk yang baik adalah kotoran burung merpati (Columba domestica). Belakangan pada abad ke 19, kotoran burung yang kaya fosfat, 1 dari 3 unsur hara yang diperlukan tanaman (Nitrogen, Fosfat, dan Kalium), menjadi komoditas yang diperebutkan banyak negara. Bahkan ada satu pulau yang terletak sekitar 9 Km di lepas pantai Peru, pulau Chinca, menjadi sumber penggalian guano atau kotoran burung. Guano dari pulau 23


Chinca ini dikirim ke berbagai lahan pertanian di Amerika utara dan Eropa. Perupun menjadi kaya raya berkat kotoran burung. Tak lama kemudian cadangan guanopun habis, persis seperti banyak sumber daya alam tak terbaharukan lainnya. Untuk itu orangpun berpaling pada sumber unsur hara lainnya, nitrat. Pada prinsipnya kandungan nitrogen terfiksasi dan bersenyawa dengan unsur lain seperti nitrat dan amonia adalah pupuk yang diperlukan tanaman. Sejarah nitrat ini cukup unik, diawali di Cina dimana semula garam ajaib ini dijadikan bahan uji coba dengan belerang dan madu untuk membuat obat keabadian. Orang kemudian menyadari bahwa kalium nitrat atau garam Cina alias huo yao yang kemudian juga dikenal sebagai saltpeter dapat berfungsi sebagai bahan peledak. Maka peradaban manusia yang diwarnai dengan sifat tamak dan serakah seolah mendapat modal baru, mesiu. Lihatlah perang Verdun yang sangat berdarah-darah di perang dunia I, itu semua terjadi karena adanya peran bahan peledak yang mampu menjadi senjata pemusnah massal. Tetapi di sisi lain 24

24


penemuan saltpeter atau kalium nitrat inipun membuka lembar baru dalam intensifikasi pertanian. Penggunaan nitrat sebagai pupuk perlahan-lahan dapat menggantikan fosfat dari guano yang semakin menipis persediaannya. Tetapi selama bersumber dari alam dan hanya bisa didapatkan di wilayah geografis tertentu, maka nitrat akan menjadi sumber pemicu konflik. Untuk itu para ilmuwan kimia terkemuka sepertiWilliam Ostwald dan Fritz Haber berupaya mencari solusi pupuk yang terbuat dari bahan baku yang tak terbatas. Lahirlah gagasan besar untuk memanen nitrogen dari udara. Konsep ini dikenal sebagai gagasan “air to breadâ€?. Hanya saja kesulitannya adalah: nitrogen yang komposisinya mencapai 78% di atmosfer, berada dalam bentuk ikatan yang sangat kuatďƒ N2. Dari kesulitan dan dorongan kebutuhan inilah lahir inovasi dari cerdas yang bersifat prokreasi; manusia. Haber dan Karl Bosch yang dibantu Le Rossignol dan Mittasch berhasil menemukan cara memisahkan nitrogen di udara untuk menjadi nitrogen terfiksasi dalam bentuk senyawa amonia. Penggunaan suhu, tekanan, dan katalisator yang tepat menjadi kunci keberhasilan mereka. Katalisator yang semula berbahan osmium, dansemoat juga menggunakan uranium akhirnya diganti dengan senyawa besi-alumunium dan kalsium yang jauh lebih murah. Inilah keajaiban ilmu kimia dan fisika, ketika manusia mampu melihat dan mengerti karakter dari atom, molekul, ataupun senyawa maka kita pun mampu mengimajinasikan gagasan yang kemudian akan diwujudkan dalam bentuk penemuan. Lahirlah amonia, setelah sebelumnya ada trinitro toluen alias TNT karya Alfred Nobel. Lalu kemudian dari Project Manhattannya Enrico Fermi dkk lahirlah bom atom pertama. Hmmmmm‌bukankah itu semacam mendayung di antara kecemasan dan kebahagiaan ya ? Antara pulau amigdala dan pulau hipokampus, dimana arus data di otak yang masuk bagaikan arus Humboldt di samudera Pasifik, ke manakah ia mengalir? Amat bergantung pada peran pre frontal cortex (PFC), akan kita bahas dalam bab lainnya ya. 25

25


26


27


Setelah kita bahas amigdala dan hipokampus maka selanjutnya kita harus melanjutkan ke kulit otak atau cortex otak. Nah di daerah cortex ini terdapat banyak sekali fungsi penting yang terkait dengan peran luhur manusia. Ada area asosiasi,ada area pengenalan dan pembentukan bahasa, ada pusat sensoris,ada pusat motoris,dan ada pula pusat kebijaksanaan dalam proses pengambilan keputusan. Secara struktural cortex otak dibagi menjadi lobus frontalis,parietalis, temporalis,dan oksipitalis. Pusat motorik ada di lobus frontalis,pusat sensorik ada di lobus parietalis,pusat bahasa dan area wicara ada di lobus temporalis,dan pusat penglihatan ada di lobus oksipitalis.Saat ini peran dari korteks prefrontalis dan orbitofrontal menjadi perhatian khusus dari para ahli neurosains karena dianggap merupakan area yang bertanggung jawab dalam proses pengambilan keputusan dan pembentukan perilaku. Fokus penelitian pada lobus frontalis dan temporalis menjadikan area Broadmann dan area Broca semakin teridentifikasi perannya. Area Broadmann 6 misalnya, sebagai pusat perencanaan motorik kini diketahui memiliki hubungan spesial dengan berbagai pusat asosiasi di otak. Demikian juga area Broca yang bertanggung jawab dalam soal wicara ternyata berkoordinasi dengan berbagai area fungsional otak hingga mampu menghasilkan suatu produk luhur kemanusiaan, bahasa. Hadooooh....cape euy. Kuliah otak kok malah bikin otak puyeng ya? Jadi kasihan sama pramusaji di rumah makan Padang..hampir tiap hari ditanya (apa dihina ya?) sama pelanggannya...� Uda punya OTAK?� Xi, xi, xi...Tapi believe me deh..secara saya kuliah di FK dan pas kuliah Faal Otak ga luluslulus...otak itu organ tubuh yang paling penuh dengan keajaiban. A bowl of a miraculous jelly...Kalo dari pemahaman saya terhadap kuliah yang ngulang sampe 3 semester itu, otak sangat well organized. Sangat tertata cara kerjanya. Maka dalam kuliah yang disampaikan secara bergantian oleh Bu Yoke dan putrinya Dik Alia (sekarang ngajar bisnis di Melbourne loh!!), disebutkan otak itu terbagi atas 2 sistem yang saling terintegrasi dan berbagi fungsi. Sistem yang pertama disebut sistem syaraf pusat, terdiri dari serebrum atau otak besar dan medula spinalis...itu tuh yang kayak ekor kuda menjulur di sepanjang kolom tulang belakang atau vertebra. Sedangkan sistem kedua adalah sistem syaraf tepi yang terdiri dari serabut syaraf yang keluar dan masuk ke medula spinalis. Jaringan syaraf yang terdapat di sekujur tubuh manusia dan membentuk dermatoma atau daerah persyarafan di permukaan kulit serta syaraf-syaraf motorik yangg menjadi bagian 28


dari respon atau mekanisme reaksi berupa gerakan atau ucapan adalah bagian dari syaraf tepi. Eiittttsssss....tidak semuanya loh...ada kecualinya. Ada syarafsyaraf khusus yang keluar dan masuk langsung ke otak. Namanya kelompok syaraf kranialis karena bersumber dari kranium alias keluar langsung dari tengkorak. Syaraf-syaraf inilah yang mengenervasi atau mempersyarafi indera penciuman, namanya nervus olfaktorius. Indera penglihatan dengan retinanya, yang diperlengkapi dengan nervus optikus. Demikian pula gerakan bola mata ke berbagai arah, diatur oleh nervus-nervus seperti troklearis, okulomotorius, dan juga abdusens. Sebagian daerah kepala dan wajah dipersyarafi oleh nervus trigeminus. Ada juga nervus fasialis yang mengatur ekspresi wajah dan alat kecap di lidah bersama nervus hipoglosus. Ada syaraf kedelapan, oktopus-auditorius yang mengatur proses pendengaran. Ada syaraf ke-10 yang berperan penting dalam mengatur kinerja organ vital seperti jantung dan lambung. Sampe nelen aja ada syaraf khususnya loh...biar ga keselek dan kelolotan. Hmmm...bahasa apa itu ya? Kalo dalam basa Sunda mah ada istilah jengjeuriheun, rorombeheun, singsireuman, dan lain lain, ah udah ah jadi ngelantur kemana-mana‌.. nama syaraf yang ngaturnya glosofaringeus. Selain keunikan dari sistem syaraf kranialis, keistimewaan pada manusia masih dilengkapi oleh sistem syaraf otonom. Widiiih...otonom itu otomatis Om? Ya kira-kira begitu...ada fungsi vital tubuh yang harus dijalankan di luar kesadaran kita. Maksudnya harus ada yang terus mengontrol meski kita tidak menyadari. Misal kita sedang tidur ataupun sedang sibuk sekali bekerja, kita tidak lupa nafas kan?

Ya kira-kira begitu...ada fungsi vital tubuh yang harus dijalankan di luar kesadaran kita. Maksudnya harus ada yang terus mengontrol meski kita tidak menyadari. Misal kita sedang tidur ataupun sedang sibuk sekali bekerja, kita tidak lupa nafas kan?

29


ME and PERSIB AING Peluh mengalir deras dari dahi, nafas terus memburu dan si kulit bundar kugocek meliuk-liuk melewati hadangan Danni Alves dan dengan satu lompatan burung elang menyambar anak ayam kuhindari sliding tackle dari Gerard Pique. Tak menunggu lama segera ku lepaskan umpan lambung dari sudut sempit di tiang jauh sisi kiri gawang yang dikawal oleh Victor Valdez. Kulihat dengan sudut mataku Ferdinan Sinaga berlari kencang dari luar kotak penalti, sementara nyaris sejajar dengannya dari sisi kanan Firman Utina menusuk secara diagonal. Ferdinan Sinaga gagal menyambut bola umpanku, meski ia telah melompat dan menyambar bak burung Garuda. Bola liar menciptakan scrimmage di kotak penalti, dan dengan tenang Firman Utina mencungkilnya melewati kepala Valdez...GOOOL... GOOOL...GOOOL. Di tepi lapang kulihat Kang Janur megap-megap dan memegangi dada kirinya...apa beliau kena serangan jantung? 30

30


Di tribun timur asap biru membumbung dan bendera raksasa bergambar kepala maung bergerak seperti gelombang lautan... rubuan jerit histeris simamaung, viking, dan ribuan bobotoh lainnya membuat gendang telingaku mendenging dan lidahku mendadak kelu. Tepat di atas kepalaku lampu-lampu halogen menyorot bak matahari di siang bolong...mendadak kepalaku pening,tak kudengar lagi teriakan Firman dan Ferdinan yang berlari memburu untuk lakukan selebrasi khas kami. Di barisan bangku cadangan kulihat sesosok pria gundul berkacamata sibuk menandak-nandak dan bersorak..itu kok sering lihat di twitter ya? Pikirku ragu..oh ya itu Kang Emil, Kang Emil, walikota terkece yang sukses jadi pejabat ga pake katebelece dan duit babe. Tiba-tiba stadiun Nou Camp atau mungkin Gelora Bandung Lautan Api ya? Lieur euy...berguncang dengan hebat, bukan, bukan karena ulah supporter yang melompatlompat, bukan...ini sepertinya...sepertinya...hadoooh ini gempa euy, lini...lindu..bumi gonjang ganjing dan pepohonan pun ajojing.Aku terguncang-guncang dengan hebat..apakah ini rasanya kena sapuan tsunami? Kupaksa membuka mata dan melihat kenyataan yang ada. Uuuupsss...saat kubuka mata kulihat wajah istriku tepat sejengkal dihadapanku. Kedua tangannya masih saja mengguncang-guncang bahuku. “Banguuuuun....banguuuun...!!” jeritnyanya yang entah berapa desibel. Yang jelas rumah siput di telinga bagian dalamku rasanya mau meledak, cairan kokleanya menggelegak, skala vestibulernya goncang...inilah kekuatan jurus auman singa seperti yang bisa disaksikan di film Stephen Chow yang berjudul Shaolin Soccer. “Banguuuun...sare teh gogorowokan, ngacay, nyepaknyepak..maneh ngalindur?” Bentak istriku sambil mengatur nafas dan tenaga dalamnya yang terkuras saat mengeluarkan jurus auman maung. Eleh geningan pengalamanku jadi mid fielder dan play maker berjersey pangeran biru teh mimpi? Mimpi indah setelah menonton siaran langsung dari stadion Jaka Baring saat Persib mengalahkan Persipura di partai final ISL.Wuihhh...padahal belum sempat kukeluarkan jurus tendangan pisang mautku yang hampir sekelas David Beckham punya. Istriku pernah bertanya apakah David Beckham yang jadi iklan kolor itu masih saudaranya David Bekam anu pinter ngaruqyah sareng icalan madu tea? Beda atuh Neng...Beckham mah istrinya Victoria Posh Spice...kalo David Bekam kan istrinya Piktoria Pos Ronda. Ya sudahlah...segelas es goyobod segar membilas kerongkonganku yang terasa kering karena gogorowokan saat 31

31


nongton Persib di tipi. Jadi ngebayangin euy...saat menghadapi bola mati sekitar 1 meter saja di luar kotak penalti, hadiah wasit karena bek lawan hengbal (hands ball). Kupicingkan mataku, dan selarik cahaya menembus kornea difokuskan pada celah yang dikelilingi iris untuk selanjutnya masuk ke lorong pupil. Lensa vitrulina akan menjatuhkan bayangan pada daerah yang disebut retina. Di bagian belakang mata terdapat daerah seperti fovea dengan akuitas (kemampuan melihat detail tinggi), macula lutea, bintik buta, dan retina. Pada prinsipnya otak manusia dan warna itu “mendefinisikan” warna dan bentuk obyek yang diproyeksikannya. Padahal cahaya itu sendiri tidak berwarna dan tidak berbentuk. Mata dengan sekumpulan sel fotoreseptor, sel bipolar, sel amakrin, dan sel ganglion retinalah yang akan menginterpretasikan energi yang diterima dari gelombang cahaya ke dalam bentuk”persepsi”tentang warna di korteks visual. Cahaya “tampak” atau yang disebut “visible spectrum” terbentang antara 380-760 nanometer, dimana panjang gelombangnya akan menentukan persepsi warna, sedangkan intensitasnya akan menentukan tingkat kontras. 32

32


Sel-sel fotoreseptor yang teraktivasi potensial aksinya adalah sel kerucut atau konus dan sel batang atau basilus. Konus banyak terdapat di fovea, jumlah total dimata sekitar 7 juta reseptor, sedangkan basilus terdapat sekitar 12 juta sel. Konsep ini melahirkan banyak teori penglihatan, dimana antara lain ada penglihatan fotopik dengan peran aktif dari sel-sel konus dan penglihatan skotopik yang dimediasi oleh selsel basilus. Konsep penglihatan dan pengenalan warna itu pada gilirannya melahirkan beberapa teori tentang bagaimana warna terbentuk. Ada teori oponen dari Hering yang menggambarkan bahwa pada sel-sel konus terjadi koordinasi dari2 sel konus dan1sel basilus melalui mekanisme faal hiperpolarisasi dan hipopolarisasi dimana akan didapatkan warna sesuai dengan panjang gelombang dan intensitas yang mengacu kepada warna yang kelak kita kenal. Lalu ada teori komponen dari ThomasYoung yang disempurnakan oleh Hemholtz, dimana ada konsep akumulasi panjang gelombang dan tingkat energinya yang menjadi stimulus pada sel konus peka warna merah,hijau,dan biru. Rasio aktivitas seluler yang bervariasi dari ketiga sel konus inilah yang akan melahirkan “warna�. Cahaya yang melalui sel amakrin, pigmen, dan sel konus, serta basilus kemudian akan memasuki jalur retina genikulatum striatum menuju korteks visual primer di lobus oksipitalis melalui nukleus genikulatum lateralis di thalamus. Potensial aksi terjadi melalui serangkaian reaksi biokimia, perubahan molekul cis dan trans, opsin dan rhodopsin yang berasaldari derivate viutamin A (retinol dan karoten). Tercetuslah biolistrik yang dengan segera menjalari syaraf kranialis kedua yang bernama nervus optikus...bukan oh tikus ya. Nah setelah melalui nervus genikulatum lateralis dan sebelumnya persilangan yang bernama kiasma optika inilah maka impuls cahaya akan diterima oleh thalamus dan diteruskan ke pusat asosiasi visual primer di lobus oksipitalis. Terciptalah citra 3 dimensi yang hasilkan persepsi dan asosiasi. Eiiitsss nanti dulu, tidak sesederhana itu loh prosesnya. Korteks visual diotakitu tidak Cuma satu, melainkan ada tiga. Ada korteks visual primer yang terletak di lobus oksipital dan menerima input dari thalamus. Ada pula korteks 33

33


visual sekunder yang menerima input dari korteks visual primer dan terletak di korteks pre-striatum yang mengelilingi korteks visual primer, dan di daerah korteks lobus temporalis inferior. Dari korteks visual sekunderdata diteruskan ke korteks asosiasi yang terdapat di korteks lobus parietalis posterior. Untuk itu di daerah korteks visual manusia terdapat daerah-daerah fungsional seperti V1 dikorteks striatum yang menganalisis gerakan dan mengenali warna. Dalam menjalankan fungsinya daerah ini dibantu area V2. Sedangkan untuk persepsi warna V1 akan bekerjasama dengan area V8. Sedangkan proses pengenalan obyek dilakukan oleh area LO yang berada di sisi lateral lobus oksipitalis. Sementara untuk mengenali wajah orang terdapat area khusus yang dinamakan FFA, fusiform face area. Sementara korteks enthorinal di hipokampus dan area PPA, parahippocampal places area akan menghasilkan “kesadaran� ruang. Kalau konteksnya lagimain bola nih, bagian penting yang terlibat antara lain adalah area V5 yang terdapat di daerah mediotemporal dan bertugas membangun persepsi gerak yang bersama dengan area MIP, medial intra parietal mengontrol pandangan untuk menggapai atau menyentuh sebuah benda. Dalam hal pepersiban mah berarti mengejar, mengontrol, dan menendang bola!!! Apa yang kulihat? Posisi kiper Victor Valdez, tiang gawang, ruang spatial antara bola dan gawang, serta barisan pagar pemain yang dikomandoi Xavi Hernandez. Lalu otakku bekerja secara otomatis. Girus angularis yang mengurus soal analisa matematika sontak bekerja. Konsep trigonometri dengan sinus cosinus tangen dicampur aduk dengan gerak parabola yang memorinya disedot dari hipokampus dan lobus temporalis-parietalis. Sejenak bimbang dan ragu menyergap...apakah Kang Janur akan merestui tindakanku? Karena sejujurnya aku belum pernah mengeksekusi bola-bola mati. Apalagi di pertandingan sepenting ini. Amigdalaku bekerja keras, rasa takut, cemas, dan kekhawatiran akan mengecewakan berkecamuk di dalam pikiran. Korteks orbitofrontalis ikut menyumbang kesuraman pikiran, berbagai skenario dan resiko terburuk berkelebatan.Tanpa kusadari talamus meneruskan pesan-pesan itu ke hipotalamus yang langsung mengaktifkan poros HPA alias hipotalamus pituitari adrenal. Hormon stressku bagai terpompa keluar, seiring dengan peluh yang bak air bah membanjir...Mulutku terasa kering, jantung berdetak kencang seperti genderang yang mau perang. Perut kembung, dan otot-otot di kaki 34

34


dan tanganku menegang...ada bagian lain yang ikut tegang ga ya? Ini pasti ulah adrenalin dari kelenjar di medula adrenal yang merangsang sistem syaraf otonomku. Ini pasti reaksi simpatik, bukan simpanse pake batik ya...itu mah aku ngajar pas hari Jumat. Respon simpatik itu ibarat gas dan remnya adalah parasimpatik. Syaraf otonom diciptakan agar kita, manusia, punya kemampuan untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan, khususnya kondisi yang dapat menjadi ancaman. Jika otak menerima sinyal atau gejala-gejala yang membahayakan atau menegangkan maka tubuh kita akan segera bersiaga. Perut terasa kembung karena gerakan usus yang disebut peristaltik akan berkurang aktivitasnya. Why? Logikanya sederhana aja, jika kita dalam keadaan bahaya emangnya sempet mikirin makanan? Sempet laper gitu ? Sempet terbersit keinginan pengen sesuatu gitu? Yang ada mah pengen segera ngibrit atau menyelesaikan masalah. Pengen fight atau flight, mesi bisa juga sih freeze alias membeku dan terdiam seribu bahasa tanpa mampu berbuat apa-apa. Analogi sederhananya mah kira-kira gini, kita lagi berjalan kaki di pinggir leuweng dan hari hampir gelap. Tiba-tiba dari dalam hutan terdengar suara gemeretak dahan kering yang terinjak, lalu tak lama berselang terdengar pula geraman dan auman hewan yang diduga sebagai maung. Otomatis tubuh kita menegang, kadar hormon stress seperti kortisol akan ngalunjak, diikuti oleh hormon simpati adrenalin yang memompa jantung kita lebih kencang agar aliran darah bisa segera membawa nutrisi dan oksigen ke otot agar kita “siap� bereaksi melindungi diri. Maka inilah sesungguhnya rahasia di balik “the fower of kefefet�...indera kita makin jeli, mata makin peka, telinga makin sensi, insulin diproduksi agar gula bisa segera didistribusi dan dikonversi jadi energi. Mitokondria di otot bekerja sekuat tenaga picu siklis asam sitrat untuk jalankan respirasi metabolik yang akan hasilkan molekul fosfat energi tinggi dari oksidasi karbohidrat tereduksi...rame euy. Maka saat sang Maung beneran datang menyerang, maka kita bisa ngajleng dan melompati parit dan berlari ngibrit kayak dikejar jin iprit dengan kecepatan yang bisa memecahkan rekor sprint si Usain Bolt atau si Mang Ujang tukang peuyeum saat nyari WC gara-gara kacipirit. Nah ketegangan semacam diintai maung itulah yang kini kurasakan di saat harus mengeksekusi si kulit bundar di depan gawang Valdez. Apalagi kini Messi dan Iniesta ikut-ikutan turun ke kotak penalti. Perlahan kuukur kembali jarak yang tercipta antara bola kulit dan bolanya si Valdez...keringat mengucur deras tapi kurasakan ada sensasi semacam gairah yang meletup-letup di dalam diriku. Itulah 35

35


efek adrenalin. Area Broadman 4 dan 6 di lobus temporal yang berperan sebagai perencana gerakan motorik atau kerap pula disebut sebagai area premotorik sibuk bekerja. Dikirimlah bayangan gerak yang diproyeksikan oleh area prefrontal ke pusat motorik di korteks frontalis yang selanjutnya akan diforward melalui basal ganglia dan talamus ke serebelum (otak kecil) dan traktus kortikospinalis yang dulu disebut traktus piramidalis. Sebelum sampai ke serabut syaraf eferen maka rencana dan respon disinkronisasikan terlebih dahulu dengan mengoordinasikan masukan dari mata, telinga, dan respon proprioseptif dari sistem lokomotorius atau alat gerak. Dan kakikupun melayang, menyepak tanpa kehilangan keseimbangan, thank’s to cerebellum dan vestibular system. Bersamaan dengan itu impuls

36


motorik melaju dan keluar dari kornu anterior medula spinalis menuju syaraf efektor. Asetilkolin membanjir, aktin dan miosin memendek dan memanjang dalam bentuk kontraksi yang seolah tampak menggelinjang. Bola yang kutendang dengan kaki kiri bagian sebelah dalam, terpeluntir sesaat di udara dan mengalami friksi, gaya yang diberikan tetap/konstan tapi kecepatan dan sudut yang menentukan arah jelas telah berubah. Valdez melompat ke arah yang salah, dan bola membentuk lintasan parabolik rebah,masuk menusuk sudut kanan gawang tanpa bisa dicegah apalagi dipeluk oleh sang penjaga gawang Barca yang hanya bisa pasrah. GOOOL...GOOOL...GOOOL...dan lagilagi sebelum sempat berselebrasi aku sudah dibangunkan oleh istriku dengan jurus auman singanya.

37


Catatan Kaki Keseimbangan pada seorang manusia yang melibatkan proses berdiri, kendali postur, dan gerakan diatur oleh sekelompok sistem yang tergabung dalam organ proprioseptif di sekitar sendi dan aparatus vestibuler. Reseptor yang terlibat dalam keseimbangan dinamis dan statis itu adalah sel-sel rambut (hair cells) yang terdapat di duktus semisirkuler, utrikula, dan sakula. Keseimbangan dinamis diatur dan dikendalikan oleh duktur semisirkularis terutama daerah dasar saluran yang disebut ampula. Sel-sel rambut melekat pada cairan yang disebut kupula. Gerakan melingkar akan mengakibatkan cairan mengalir melalui kupula dan menggerakkan sel-sel rambut yang selanjutnya akan mentransmisikan rangsang ke jaringan syaraf. Sedangkan pada keseimbangan statis, misal ketika seseroang harus berdiri dalam sikap sempurna dalam sebuah upacara bendera, maka bagian dari aparatus vestibuler yang bekerja adalah vestibulum yang di dalamnya terdapat sakula dan utrikula. Dilengkapi dengan membran gelatin dan otolit (batu kapur/ CaCO3). Setiap perubahan posisi tubuh akan mengaktifkan gesekan di membran gelatin dan selanjutnya otolit akan merangsang sel-sel rambut. Data dari pergerakan otolit inilah yang dipergunakan untuk mempertahankan posisi kesetimbangan. Jalur persyarafan vestibuler ini berhubungan dengan batang otak (di sisi samping atas medula oblongata), serebelum, medula spinalis, dan korteks otak. Setiap berkas syaraf vestibuler memiliki sekitar 19.000 berkas sel neuron. Disarikan dari materi mini lecture Harry ES, dr, AIF, Departemen Fisiologi FK Unpad Keseimbangan juga selalu bekerjasama dengan koordinator gerakan motorik yang antara lain diperankan oleh area yang bernama ganglia basalis. Ganglia basalis ini terdiri dari nukleus lentiformis (putamen dan globus palidus), nukleus kaudatus, substansia nigra dan nukleus ruber.

38


OTAK, MITOS, dan LEGENDA, serta NENEK MOYANG URANG BANDUNG Pagi ini kupandangi gunung Tangkuban Parahu di kejauhan. Sepeda biru pinjaman kusandarkan ke pagar BRC taman di seputaran monumen perjuangan rakyat Jawa Barat di depan Unpad. Hmmmm...gunung itulah tonggak pengingat jati diri kita, Ki Sunda, urang Sunda, urang Bandung. Gunung yang menyimpan sejuta kisah misteri dan tragedy, bahkan sampai hari ini. Jika orang Batak punya daerah Sianjur Mula Mula dengan Pusuk Buhitnya sebagai tempat terlahirnya orang Batak pertama, maka urang Bandung punya gunung Tangkuban Parahu. Alkisah putri Dayang Sumbi yang cantik jelita; hirung mancung, pipi koneng, soca bening dihamili oleh seekor anjing yang ditengarai perwujud dari manusia sakti setengah dewa. Si Tumang namanya. Singkat kata lahirlah seorang anak lelaki yang tampan rupawan. Diberi nama Raden Sangkuriang, maklumlah ia cucu dari raja yang berkuasa di tatar sunda. Sangkuriang tumbuh menjadi remaja yang tangguh, gemar berburu, dan santun pula perilakunya. Sampai pada suatu hari Bunda Dayang Sumbi yang bak Yuni Shara, makin tua makin cantik aja, atau mungkin seperti Oma Titik Puspa ya, makin tua makin tampak muda. Atau malah mirip Ceu Popong ya, itu tuh tokoh politik nasional, istri dari walikota Bandung Otje Djundjunan, yang makin tua makin eksotis aja. Sampe-sampe palunya dipinjem Thor segala...Nah kembali ke Dayang Sumbi, suatu hari ia ingin sekali makan hati binatang buruan.. pengennya teh kalo jadi lagu judulna mah “I want it so BAD !!” let’s make out and forget, let’s make out out of the bed...let’s make out sambil joget joget.... Sangkuriang sebagai anak yang sangat berbakti pada orangtua taat menuruti titah untuk mencari apa yang dikehendaki sang Ibu. Bagi Sangkuriang sagala kahayang Kanjeng Mamih mah wajib hukumnya untuk dipenuhi. Tapi entah apa yang terjadi hari itu tak satupun hewan buruan menunjukkan batang hidungnya. Setengah frustasi Sangkuriang terus berlari sambil bernyanyi...ku berlari kau terdiam, ku menangis kau tersenyum, ku berduka kau bahagia, ku pergi kau kembali, ku coba meraih mimpi kau coba tuk hentikan mimpi, memang kita takkan menyatu...ini versi remix dari lagunya Cakra Khan yang dibawakan oleh Cekaka Khan. 39


Tiba-tiba di tepian hutan mata Sangkuriang menangkap gerakan-gerakan aneh dari segerumbul perdu murbai. Weittts...weit..weit...what is that? Seekor hewan hitam sedang pipis...mengeluarkan air seninya. Soal air dan kehidupan ini urang Sunda juaranya. Saking hormat dan menjunjung tinggi budaya yang “berhutang” pada air, maka banyak daerah dinamakan sesuai dengan kondisi airnya. Misal. Cibodas,Cipedes, Cibogo, Ciumbeuleuit, Cisokan, Cidaun,Cianjur,Cirebon,Cisalak,Cibadak...yang di Bandung ada juga daerah Ranca Badak atau rawa tempat bermukimnya Badak. Tapi kok ga ada yang namanya Cikiih ya? Padahal itu air yang paling nyeni loh... karena dikenal juga sebagai air seni. Cikiih, Cipanon, Ciduh dan juga Cileuh mungkin lebih sakral karena diproduksi langsung oleh manusia ya? Back to the story, walhasil daripada pulang tak membawa hasil, Sangkuriang memanah hewan hitam itu yang ternyata seekor Anjing. Malang masih deket Surabaya, tak dinyana, Sangkuriang membunuh ayah kandungnya sendiri. Ya, saudara-saudara, anjing hitam itu tak lain dan tak bukan adalah si Tumang kakek moyang kita, urang Sunda-urang Bandung. What? Kakek moyang kita seekor anjing? Iya, tapi kan anjing sakti mandraguna jelmaan manusia sakti setengah dewa. Emang ada bukti empiriknya? Ada dong, dari studi linguistik. Sampai sekarang urang Bandung kalau menyebut dirinya: Aing, aing, aing....anjing!! Maka bahasa Indonesia dalam kamus besar bahasa Indonesia yang disusun oleh Poerwadarminta mengadopsinya sebagai istilah untuk suara anjing yang ketakutan--> teraing-aing..eh maap terkaing-kaing. Sigap Sangkuriang membawa hati anjing hitam itu untuk dipersembahkan pada Kanjeng Mamih Dayang Sumbi, sang Bunda. Lahaplah ibu tercinta menyantapnya. Tapi di tengah proses makan ada selintas firasat terbersit di pikiran Dayang Sumbi. “Ini hati apa Kur Kur (panggilan sayang Sangkuriang)?”..Sangkuriang tak kuasa berdusta, ia pun mengaku apa adanya,maklumlah ia mahfum benar bahwa ibunya itu jika menginterogasi jauh lebih ganas dari penyidik KPK. “Haaaah...anjing hitam???” Sontak Dayang Sumbi terlonjak kaget, sambil berdebar ia terus bertanya,” anjingnya kasep? Tinggi, cute, pake kacamata? Seneng make batik?” Masya Allah itu mah gue banget atuh (penulis). “Seneng make batik mah ga tau Mam,tapi katanya lebih seneng make love dia mah !!” eleuh kunaon ngararaco kieu...back to the story...”Iya Bunda...”jawab Sangkuriang gugup dan cemas. Dayang Sumbi mendadak lemas, seluruh sendi tubuhnya seolah tak berdaya lagi menyangga. Tak lama air mata menggenang dan bersiap untuk membanjir. Terbata-bata ia berteriak mengusir Sangkuriang..”kaluar maneh, minggat...budak dorhaka..!” begitu usirnya sambil melemparkan piring makan yang membuat luka di 40


kepala anaknya. Sangkuriang bingung, sedih, dan kecewa...ia tak hendak lagi bertanya dan hengkang secepatnya. Tak tahu pula apa salahnya, bak sudah jatuh masih tertimpa tetangga. Lumayan kalau randa muda. Apes kalo ternyata Gusti Randa...đ&#x;˜‚. Teu pararuguh euy...Sangkuriang yang sedih dan gundah gulana melangkah pergi diiringi sepenggal lirik lagu Geisha... hapuskanlah ingatanku, lupakan tentang dia....oh to twiit... Tak terasa selang belasan tahunpun berlalu dan Sangkuriang sang remaja telah bermetamorfosa menjadi seorang lelaki dewasa, jejaka yang teramat tampan wajahnya. Ajaibnya Puteri Dayang Sumbi masih saja awet muda dan cantik jelita. Rupanya perawatan klinik kecantikan ERA dengan tagline Nu Teu Kadieu NGERA-NGERAKEUN amat mujarab bin berhasil. Suntik kolagen, vitamin C dosis tinggi, botox yang pakai parutan kelapa pete cina dan teri (eta mah botok ti jawa atuh), anti oksidan super glutation peroksidase yang rutin disuntikkan mampu membuat Dayang Sumbi tetap semlohay binti aduhaiiii... Tak dinyana-nyana mereka bersua dalam suasana full romantika. Di bawah guyuran gerimis yang mengundang, ditingkah senandung lembut Neng Raisa...â€?Telah lama aku bertahan, demi cinta wujudkan sebuah harapan. Namun ku rasa cukup ku menunggu, semua rasa tlah hilang.. Sekarang aku tersadar, cinta yang kutunggu tak kunjung datang. Apalah arti aku menunggu bila kamu tak cinta lagi....â€? mereka menolak untuk percaya pada Neng Raissa yang yakin bahwa cinta tak ada lagi, mereka malah memutuskan untuk jatuh cinta, love @the first sight...Lagi dan lagi, lagi,dan lagiiiii....panjaaaaaaang dan besaaaaar....seperti itulah harapan mereka yang bersemi bersama bunga cinta yang merekah di naungan langit yang memerah. Tetapi oh tetapi...saat mereka gogoleran ketika bobogohan Dayang Sumbi melihat segores bekas luka di kepala kekasihnya. “Oh My Got eh...my GOD...you..you...you are my son !!â€? Apa? What the hell is going on... verdommen...dengkulmu mlorot.. walhasil Dayang Sumbi gundah gulana, tak mungkin ia lanjutkan cinta. Kisah kasihnya dengan Sangkuriang bisa jadi skandal incest. Oh dewata cobaan apalagi ini? Bersuamikan anjing dan jatuh cinta pada anak sendiri...hmmm beraaaat. Duh gusti nu agung... pangeran...nyuhun dihampura.

41


Dayang Sumbi menerawang ke depan tentang nasib urang Bandung turunannya kelak. Maka dengan berat hati Dayang Sumbipun memutuskan untuk menggagalkan niat putranya lewat berbagai cara. Kisah percintaan Dayang Sumbi dan Sangkuriang ini mirip loh dengan kisah Bandung Bondowoso dan Loro Jonggrang, sama-sama diakhiri dengan sebuah persyaratan.Dayang Sumbi meminta Sangkuriang untuk membuat sebuah kapal atau perahu besar. Legenda semacam ini kadang terkait dengan kondisi riil yang ada di komunitas tempat lahirnya legenda tersebut. Permintaan untuk membuat perahu seolah menggambarkan bahwa pada masa lalu kondisi geografis tempat tinggal Dayang Sumbi terletak di daerah dengan perairan yang membutuhkan sarana transportasi seperti kapal ataupun perahu. Kondisi ini ditunjang oleh data geologis bahwa pada masa lalu dikawasan lembah Bandung terdapat sebuah danau besar yang dikenal sebagai danau Bandung purba. Singkat cerita Sangkuriang gagal memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh Dayang Sumbi. Saat perahu besar yang dibuat oleh kaum lelembut alias makhluk halus sudah mendekati penyelesaian, Dayang Sumbi memerintahkan para dayang untuk menumbuk alu hingga para ayam jago tertipu. Merasa sudah pagi berkokoklah para jago. Para lelembut pun tersentak, mereka hanya memiliki izin operasi di malam hari sampai menjelang pagi. Sontak mereka berhenti bekerja dan tunggang langgang berlari pulang. Tinggallah Sangkuriang yang kecewa dan bermuram durja, saat ia menyadari bahwa ia “tertipu” murkalah yang bersisa. Dengan segenap kekuatan dan kesaktiannya, ditendanglah perahu setengah jadi itu….dahsyat, perahu itu melayang ke arah utara dan jatuh dalam posisi “nangkub” alias tertelungkup. Ribuan tahun berlalu dan perahu besar itu telah ditumbuhi beraneka tanaman, pohon, dan terciptalah rimbunya hutan. Orang kelak mengenal perahu besar yang nangkub itu sebagai gunung Tangkuban Parahu.

42

42


Hanya Bandung Yang Punya Taman Jomblo

S

ore ini akyuuu janjian ama Cak Danu untuk ketemuan di bawah jembatan layang Pasupati. Itu tuh di sebuah taman fenomenal yang dinamai Taman Jomblo. Bukan..bukan‌stop pikiran usil yang menuduh kami jomblo ya! Kami ingin bertemu dan bertukar pikiran soal cinta. Mengingat belum lama ini sobat baik kami mengalami sindroma Fractura Hepatica, alias “patah hatiâ€? akibat gagal menikah dengan pujaan hatinya‌hmmmm. Cinta itu memang lucu ya..ada orang bijak yang pernah berkata bahwa saat kita mencintai manusia maka bersiaplah untuk merasa kecewa. Karena kita tidak akan dapat sepenuhnya memahami dan juga dimengerti. Karena kita itu sangat sulit memaafkan diri sendiri dan kerap terbenam dalam mimpi utopia bahwa kita bisa memperoleh apapun mau kita. Kita kerap terjebak dalam lamunan fantasmargoria yang membuat kita seolah makhluk suci tak berdosa yang berhak untuk dicinta dan dipuja.

43

43


Maka menjadi jomblo itu kan bukan sebuah dosa? Apalagi kutukan...hmmm...seperti kutukan Ibunda Malin Kundang yang kemudian menjadi batu? Ah eta mah kutukan kuno, old spelling...ga keren kayak magical wand nya Dumbleedore. Kutukan para ibu modern adalah:...� Ku kutuk kau menjadi orang pintar, jadi Doktor, jadi orang yang bermanfaat dunia-akhirat..� keren kan ? Tapi soal jodoh dan rejeki memang akan selalu jadi ujian bagi manusia yang selalu punya keinginan. Ceuk urang Sunda mah sindroma loba kahayang... Wanting...atau pengen emang hakikatnya otak yang uda pernah terpajan nikmat. Reward system di otak kita yang terdiri dari jalur dopamin dan serotonin membangun jalur adiksi alias ketagihan. Menurut dr. Eka Ginanjar dari FKUI ada area di prefrontal cortex yang terlibat dalam menentukan apa yang kita lakukan, keputusan apa yang akan kita ambil, dan hal-hal apa yang akan timbulkan rasa enggan. Jalurjalur di otak ini disebut sirkuit otak, dan sirkuit ini terbentuk karena dilatih, dipelajari, serta dibiasakan. Konsep epigenetik yang menekankan pada pola pengekspresian DNA berdasar pada fungsi kontrol di tingkat molekuler yang antara lain melibatkan proses metilasi di histon sebagai saklar on-off nya gen. Penelitian di Karolinska Institute yang kini juga mendirikan institusi pendidikan tinggi bidang hayati di Indonesia (I3L), menunjukkan bahwa aktivitas fisik, kebiasaan makan/pola makan, dan gaya hidup ternyata mempengaruhi ekspresi gen tertentu dan pengaruh itu ternyata juga diwariskan pada keturunan. Nah loh!! Kita yang ga doyan olahraga, minimal jalan, ga doyan sayur, ga doyan buah, yang dapet warisan beresiko tinggi kena penyakit metabolik anak cucu. Waduh Aki-Nini, Yang Kung-Uti...haturnuhun pisan atas warisan gen-gen baiknya ya. Secara nenek moyang kita tuh 44


hidup sehat banget kale. Banyak jalan, minumnya air putih, makannya banyak sayur. Why? Ya iyalah..dulu kan belum ada angkot,ojeg, taksi, busway, MRT, dll. Dulu kan belum ada softdrink, minuman berenergi, atau smothieeesss...adanya cai herang alias banyu putih alias toya pethak alias moya barid. By The Way kenapa Danu belum dateng-dateng juga yah? Anak Madura satu ini biasanya paling on time kalo bikin janji. Tapi gapapalah...malah asyik bisa nemenin para jomblo yang makin sore kok makin rame ya ? Apa bener uda terjadi krisis cowo ganteng di BDG? Atau kriteria cowo idaman para mojang BDG uda meningkat pesat seiring maraknya budaya K-Pop menerjang masuk pasar domestik. Apakah selera cakep sekarang tuh harus kayak SuJu atau Lee Min Ho ? Loh bukannya artis yang terakhir itu kabarnya masih turunan Sunda, dan bahkan adiknya juga jadi artis lokal di BDG? Lanceuk na nundi Bandung mah ngarana Min Le Ho. Brrrr....angin dingin mulai berhembus dari arah Punclut Ciumbeuluit. Kalo uda gini para jones tampak makin ngenes. Duduk di atas kotak-kota biru sambil menghitung angkot yang berlalu..bari berharap ada teteh-teteh mahasiswi cantik Unpad dan Unisba yang mau bersikap simpatik, tersenyum meski saeutik. Tapi dalam hidup manusia yang dibingkai ruang waktu bernama kronologi, peristiwa atau momen luar biasa yang disebut juga Kairos adalah barang langka. Harapan biasanya berlanjut menjadi impian yang akan buyar oleh kokok Canghegar. Mimpi-mimpi itu sebagian “basah�, terutama jika kost di rumah sangat sederhana, di mana atapnya berlubang di mana-mana dan musim hujan tengah melanda. Sambil terus berinteraksi dengan sekeliling saya terus bertanya-tanya kenapa ya Kang Emil membuatkan bangkubangku kotak yang bikin para jomblo jadi makin gemes. Gemes dengan 45


nasibnya, dan gemes pengen “berciuman� dengan angkot ijo yang kekebutan di jalanan. Hadoooh, eta mah bisa masuk tipi atuh, telah terjadi “takbiran� atawa tabrakan bibir ancur-ancuran antara seorang pemuda sengsara melawan angkot Kebon Kalapa... Kang happiness index itu akan tercapai jika warga kota, termasuk para jones, mendapatkan a shoulder to cry on...sebuah bahu yang kokoh tempat bersandar. Really??? Apakah bener para pemuda jomblo itu merindukan sebuah bahu yang kokoh untuk bersandar, sebuah dada yang bidang untuk menyungsruk, dan sebuah rengkuhan berotot yang menariknya dalam pelukan agar merasa terlindung? Apakah para pemuda jones itu akan terhibur dengan kata-kata menenangkan dalam nada bariton yang keluar dari mulut secara jantan ??? Kabuuuur..... Coba dibikinin aja tiang-tiang gitu Kang, agar saat kesepian datang melanda dan sakitnya tuh uda mulai kerasa banget di sini (sambil nunjuk dada kiri)..para jomblo bisa melukin tiang sambil mensugesti diri..Aku Rapopo, rapopo,..oh Raisa...aku raiso opo-opo... Sudahlah...jomblo itu barang langka yang dilindungi undangundang. Kembali saya merenung...dan tersenyum sendiri saat teringat percakapan di masjid tadi pagi. Urang Sunda itu punya idiom glocal, 46 46


selera global muatan lokal. Misal saat bilang anyang2an, diabetes insipidus,atau sering pipis mirip banget ama bahasa Korea, Hangul--> JEUNG JEU RI HEUN. Bilang kepeleset aja aja kayak orang Spanyol--> ti Soledat. Kalo kaki kapalan: Rorombeheun, ini kayaknya mirip bahasa Swahili, secara saya juga belum pernah denger sih đ&#x;˜ . Terus istilah untuk kesemutan adalah Singsireumeun. Psikologi linguistik memang kajian yang amat menarik, demikian juga antropologi, apalagi kalo digoreng ama epigenetik terus dipasihan uyah saeutik. Bahasa yang diatur oleh pusat asosiasi dengar, area Broadmann, dan Broca, serta pusat motorik di lobus frontalis, memang ajaib. Nabi Adam aja dites kompetensinya lewat kemampuan asosiasi dan pembentukan persepsi. Melihat, mendengar, meraba, menghidu, dan merasa lalu belajar, mengingat, dan menghubungkan secara sebab akibat...voila...eureka...jadilah kata yang bermakna, terangkai dalam kalimat yang berima, dan akhirnya terciptalah bahasa. Lalu mulailah manusia mengarang cerita, mitos, dan legenda. Di Pontianak Kalimantan Barat dan negara-negara rumpun melayu misalnya, ada legenda tentang hantu wanita yang mencari anaknya... dinamakan Ponti, dan karena menjerit-jerit mencari anaknya yang hilang dikenal sebagai Pontianak atau di daerah lain Kuntilanak. Kata Mama mertua saya anu geulis keneh mah si Ponti teh takutnya cuman sama Bidan. Jadi kalo si Ponti uda mulai ngamuk datanglah Bu Bidan. Inilah dialognya: Bidan (B): Ponti, kamu kenapa lagi?â€?. Ponti (P): hiiiiiiiii....hiiiiiii.....hiiiii...jeng Bidan gimana sih, secara kita kan sesama waria..eh wanita...ya nyari anakku lah.... B: Stop ulahmu Ponti...ingat! Kamu itu pasien KB ku, uda pake spiral, ga mungkin punya anak!! P: maap Bu Bidan, cuman ngarep...sapa tahu kalo punya anak bakal dikawin ama dokter ganteng.... Kalo yang lagi jd trending topic beberapa waktu yang lalu, khususnya di kalangan anak muda, adalah Pocong. Malah pocong modern mah bisa ngetwitt dan twit nya dibukukan. Nah secara psikologi faal, respon stress akut itu dua, fight or flight. Ngelawan atau Ngabur. Sebenernya kalo menurut saya mah masih ada cara yang ketiga: ngelawan, ngabur,atau ngelawak...sapa tahu pocongnya suka, terus dia kebanyakan ketawa ampe ngompol di celana (emang masih pake celana ya?)..eh pas ditanya ama kita,â€?apaan tuh yang kuning-kuning ngalir?â€? dia ngejawab:â€?Extra Joss tumpah !!â€? Seriously, menurut Dr. James Hosterey sobat saya dari University of Wisconsin 47 47


48


49


Amerika, respon stress ketiga adalah freeze, alias “membeku�..pingsan dan terbujur kaku. Tapi ada mahasiswa saya yang jenius punya kiat khusus menghadapi pocong dan sebangsanya. Tipsnya sederhana, bila kita tak yakin akan mampu melafalkan doa, maka makanlah jengkol dan peuteuy di malam hari saat harus beraktivitas di daerah angker. Karena secara universal ga ada makhluk bakalan tahan dengan baunya!! Btw ternyata beuleum peuteuy itu kalo dari hasil penelitian di FK Unpad mah bisa bikin otak awet muda dan tidak mudah lupa. Jadi penggemar pete tidak mudah pikun dan juga tidak mudah untuk dilupakan orang, karena baunya kemana-mana...Berbicara soal daya ingat, saya kok jadi teringat Kang Wendar, lengkapnya mah Suwendar Ronny calon Doktor farmasi dari UGM. Beliau ini mitra sekaligus guru terbaik saya dalam hal ilmu faal dan biopsikologi. Bahkan semacam partner in crime lah...kita tuh sehati pisan. Ngajar faal berdua beliau tuh rasanya gimana gitu. Nah penelitian S2 beliau itu tentang daya ingat. Daya ingat tikus yang diberi ginko biloba, vitamin, dan mineral. Ternyata hasilnya “ruaaaar biasa�...tikus-tikus itu menjadi lebih cerdas dan tegas dalam mengambil keputusan di kotak Skinner. Apakah tikustikus itu bisa masuk program pascasarjana juga? Tentu saja, asalkan mereka bisa dapat TOEFL 550...*ngaco deui yeuh. Menurut Kang Wendar daya ingat itu merupakan salah satu fungsi integratif sistem syaraf pusat dengan mekanisme yang sangat kompleks. Pembentukan ingatan sangat dipengaruhi oleh cairan kimia penghubung sinaps yang dinamakan neurotransmiter. Neurotransmiter ini antara lain adalah noradrenalin, serotonin, dan dopamin. Kadar neurotransmiter otak tersebut dapat digunakan untuk mengukur kinerja otak dalam mekanisme mengingat. Pemberian amfetamin, ini nih yang turunan dan kembangannya sering disalahgunakan; dikenal sebagai ecstasy, inex, dolphin, pinky dll, dalam waktu singkat dapat meningkatkan daya ingat karena senyawa derivat amfetamin ini dapat menstimulus pelepasan adrenalin, serotonin, dan dopamin di ujung sinaps. Tetapi jika keterusan dan produksi neurotransmiter terkait tidak berjalan dengan baik ya jadinya kayak orang disuruh ngantri di SPBU tapi bensin dan solarnya ga tersedia. Tapi kayaknya saya harus menjelaskan lebih mendetail soal neurotransmiter dan perannya di sinaps atau celah antar sel neuron. Celah sinaptik alias synaptic cleft ini jaraknya sekitar 200 Angstrom atau 1/10000 mm, kecil banget ya? Jenisnya juga macam-macam loh, ada aksodendritik, dendritic spines, aksosomatik,

50


dendrodendritik, dan aksoaksonik. Secara fungsional sinaps juga memiliki 2 mekanisme yang berbeda, ada yang bersifat direct dan ada yang non directed. Dari namanya mah pasti ketebak deh, satu punya hubungan langsung dan yang lainnya tidak langsung. Pada model sinaps yang langsung neurotransmiter dilepaskan dari vesikel atau kantung dalam bungkus sisterna ke reseptor di ujung terdekat. Sedangkan pada model sinaps tidak langsung, neurotransmiter yang dihasilkan di badan sel syaraf akan dilepaskan oleh tonjolan bernama varikositi yang terdapat di sepanjang akson. Proses pengiriman neurotransmiter dari badan sel ke akson melalui saluran mikrotubul itu disebut transport aksoplasmik. Ternyata jenis neurotransmiter dalam proses komunikasi di sinaps juga berbeda-beda loh. Ada yang neurotransmiter bermolekul kecil, ini yang biasa terlibat dalam model sinaps langsung, dan ada juga neurotransmiter bermolekul besar yang terlibat dalam model sinaps tidak langsung. Nah pada model sinaps langsung ini, pelepasan neurotransmiter dari kantungnya amat bergantung pada keberadaan ion kalsium (Ca2+). Makanya asupan kalsium itu penting, tidak hanya untuk kesehatan tulang saja, tapi juga mempengaruhi komunikasi syaraf. Makanya banyak-banyak ikan Teri ya. Bagus tuh, kan tulang teri yang kaya kalsium bisa ikutan dimakan. Neurotransmiter bermolekul kecil sendiri terdiri dari neurotransmiter asam amino yang antara lain adalah glutamat, aspartat, glisin, dan gamma amino butirik asid atau GABA. Glutamat adalah neurotransmiter yang bersifat eksitatorik (merangsang) paling kuat, sedangkan GABA adalah inhibitor (penghambat) kuat. Jenis neurotransmiter bermolekul kecil lain adalah neurotransmiter monoamin atau neurotransmiter yang dihasilkan dari 1 asam amino. Yang termasuk kelompok ini adalah dopamin, epinefrin, norepinefrin, dan serotonin. Sebenarnya sih dalam kelompok ini masih terbagi 2 sub kelompok lagi, yaitu katekolamin dan indolamin. Sub kelompok kateko­ lamin terdiri dari rombongan dopamin, norepinefrin, dan 51


epinefrin yang berasal dari asam amino tirosin. Sedangkan sub kelompok indolamin anggotanya hanya satu, serotonin atau 5-hidroksi triptamin, yang berasal dari sintesa asam amino triptofan. Selain kelompok neurotransmiter asam amino dan monoamin, masih ada lagi Asetilkolin. Neurotransmiter yang satu ini adalah hasil dari berikatannya gugus asetil ke molekul kolin. Bekerja di daerah neuromuscular junction, asetilkolin jika telah selesai beroperasi akan diuraikan oleh asetilkolinesterase. Dan terakhir dari keluarga neurotransmiter molekul kecil adalah neurotransmiter tak konvensional, alias neurotransmiter unik yang terdiri dari gas-gas yang mudah larut dalamcairan tubuh. Gas-gas itu antara lain adalah karbon monoksida (CO) dan Nitrik Oksida (NO). Sifat gas menjadikan kedua neurotransmiter ini dapat masuk menembus membran sel yang terdiri dari dwi lapis lemak dan menstimulus second messenger untuk melakukan aksi selanjutnya. NO dapat menstimulus sel-sel endotel di dinding pembuluh darah agar mendilatasi lumen pembuluh darah. Neurotransmiter unik lainnya adalah Endokannabinoids yang struktur kimianya menyerupai zat aktif dari ganja. Sifatnya inhibitorik di neuron presinaptik. Hmmmm‌. ganja ya? Jadi sebenarnya di dalam tubuh kita, tepatnya di dwi lapis lemak membran sel sudah terdapat prekursor (bahan baku)nya loh‌ jadi perlu “nyimengâ€?ga ya? Nah tibalah saatnya kita mengupas tentang neurotransmiter bermolekul besar yang bekerja secara tidak langsung di jaringan syaraf. Sebagian besar neurotransmiter ini berjenis neuropeptide yang jumlahnyalebih dari 100. Neuropeptida dapat dihasilkan oleh sel-sel kelenjar hormon ataupun oleh sel-sel neuron di otak. Ada 5 kelompok neuropeptida, yaitu: peptida pituitari seperti kortikotropin-oksitosinprolaktin-vasopresin-hormon pertumbuhan-lipotropin, peptida otak di usus seperti kolesistokinin-gastrin-motilin-polipeptida sekretinsubstansi P-polipeptida vasoaktifintestinal, peptida hipotalamikus seperti Luitenizing Hormone Releasing Factor-Somatostatin-Thyrotropin Releasing Factor, peptida opioid seperti dinorfin-beta dinorfin-metenkefalin-leu-enkefalin, dan peptida lain seperti angiotensin-bombesinbradikinin-karnosin-glukagon-insulin-neuropeptida Y-neurotensinproktolin. Kembali ke soal perjombloan dan kestressan...partner saya dalam berbagi materi mengajar, Profesor Elaine Hull dari UK kerap menggunakan kasus penerjun payung yang baru pertama kali akan 52


terjun sebagai contoh stress fisiologis. Beberapa hari sebelum terjun kadar kortisol (hormon stress) akan meningkat tajam, demikian pula adrenalin. Bahkan keduanya akan semakin tinggi pada hari H. Sementara testosteron turun pada hari H-3 dan melonjak sesaat setelah terjun yang pertama. Dimana kortisol kadarnya langsung nyungsep dan adrenalin tetap tinggi. Jadi setelah apa yang ditakuti dan menjadi sumber kecemasan dilalui, maka kegembiraan, bahkan euforia dan dorongan seksual akan menjadi-jadi. Tak heran ya kalo olahraga ekstrem makin banyak digemari. Nah pada penerjunan-penerjunan selanjutnya fenomena hormonalnya berbeda, kortisol sudah tidak melonjak terlalu tinggi. Kenapa? Otak penerjun kini sudah dipenuhi optimisme bahwa terjun itu aman dan tidak berbahaya, terbukti kemarin sudah selamet kan? Tapi itu tidak berlangsung seterusnya, pada penerjunan yang kesekian kali penerjun akan mengembangkan pikiran prediktif antisipatif. Saya sudah selamat berkali-kali apakah kini giliran saya bernasib nahas? Mulai cemas dan takut lagi. Semakin banyak seseorang mengakuisisi data sensoris dari lingkungan eksternal dan internal, maka akan semakin kompleks proses analisis yang terjadi di otaknya, makin berkembang pula berbagai skenario yang menimbulkan kecemasan. Maka seseorang yang akan melompat dari menara untuk berbungy jumping biasanya dinasehati untuk tidak terlalu banyak melihat ke bawah dan mendengar seruan-seruan penonton yang biasanya akan menciutkan nyali. Tutup mata tutup telinga lalu lompat saja, demikian petunjuk instrukturnya. Bisa jadi jika seseorang terlalu panik dan terlalu patuh pada instruksi, ia akan cepat-cepat memanjat menara dan tanpa buang waktu setibanya di puncak akan langsung melompat. Hadoooh.... bahkan tali pengamannya belum dipasang!!! Nah itu contoh bagaimana stress dan pengaruhnya pada otak dapat membentuk perilaku dan respon kita. Konsep risk taker yang dorong sekresi adrenalin memang membuat kita menjadi bersemangat setengah nekat, tapi tanpa kehatihatian atau prudensialitas yang dibangun sirkuit hipokampal korteks prefrontal, yang terjadi adalah drama slapstick konyol yang hampir dapat dipastikan berakhir tragis. Tak terasa Cak Danu Wirawardoyo van Madura belum datang juga. Gelombang otak yang semula beta kini mulai berubah menjadi alfa, seiring dengan gerimis dan kabut yang mulai datang dari selasela pepohonan kebun binatang. Pikiran kian melayang...angan 53


menerawang di awang-awang...gelombang theta datang menjelang. Hening...di tengah deru bising pasupati. Saya ketiduran.....dan mimpi dikejar-kejar bencong jalan Sumatera. Sayup setengah sadar saya mendengar suara tak merdu berusaha tuk merayu...�dari sebuah desa berbekal gitar tua, datang ke ibukota tuk menjadi biduan...kau biduan pujaan, pujaan tua muda, kau ditaburi cahya dan riuhnya tepukan dan riuuuuuhnya tepukan. Meskipun kau tersenyum namun orangpun tahu, apa isi hatimu... apa isi hatimu...apa yang kau lakukan apa yang kau impikan...kau biduan pujaan pujaan tua muda, kau ditaburi cahya dan riuhnya tepukan dan riuhnya tepukaaaaaan..... Tapi eike sedih Kang, eike ini kan lekong bukan cewe bantat..Masya Allah...ternyata bobo siang aku dikelonin bencong beneraaaan. Kang Emiiiiiil...tulungan kuring euy...kirim satpol PP... Danuuuuuuu gara-gara maneh yeh..Hadoooh tes HIV di Borromeus bisa teu???

Urang Bandung mah sararehat jeung pararinter.

54

54


U

KISAH CILOK sanes CINLOK

rang Bandung mah sararehat jeung pararinter. Tanya kenapa? Karena makanannya cilok dan kalo masuk angin obatnya kerok. Hasilnya jadi borokokok? Ya enggak dong. Cilok alias aci dicolok adalah makanan kebangsaan urang BDG yang murah meriah tapi tersedia dalam segala rasa. Tapi emang bikin pinter? Yang bikin pinter sih bukan acinya, meski jika diberi ikan yang kaya omega-3 dan dibanjur ku bumbu kacang yang kaya asam amino triptofan akan hasilkan ketenangan jaringan syaraf karena tingginya serotonin dan spingomielin untuk regenerasi sel-sel otak.

55

55


Tapi apapun itu, meski murah meriah, bagi urang Bandung cilok tetap makanan terngeunah! Titik. Kok bisa ngeunah gan? Karena murah? Ai maneh, ulah kitu atuh‌urang Bandung the sederhana-bersahaja, gemah ripah repeh rapih‌tapi tidak murahan Bro! Murah belum tentu tidak berkualitas cuy. Terbukti selera kuliner urang Bandung telah mewarnai jagat persilatan makanan nusantara. Siapa yang tidak kenal dengan batagor, brownies, molen, pepes, sambel, awug, oncom, leunca dan seabreg daharan ngeunah Bandung yang kini mendunia. Serius Kang? Serius, terbukti ketika Akang diundang gala dinner di JW Marriot Times Square New York oleh Microsoft, hidangan pertama yang disajikan adalah lalapan sunda, ngan sambelna beda saeutik, nu di New York mah sambelna bodhas jeung teu lada. Tapi ngarana dahsyat euy..Saos Sarebu Pulau, Thousands Island. Hmmmm‌bagaimana sebuah rasa bisa tercipta di otak manusia ya? Awalnya ada reseptor rasa yang bernama sistem gustatoria yang dapat membedakan rasa manis, asam, asin, pahit, dan kelezatan multi selera-> Umami. Molekul-molekul rasa yang terdiri dari berbagai senyawa akan merangsang reseptor rasa sesuai dengan intensitas dan karakter energi yang dibawanya.Capsaicin misalnya, akan hadirkan rasa pedas dan panas. Nah stimulus ini dikonversi menjadi potensial aksi yang akan menimbulkan aksi berantai di syaraf kranial ke-7 atau nervus fasialis jika reseptor rasa terletak di lidah bagian depan. Sedangkan jika reseptor rasa yang “terguncangâ€?oleh molekul rasa terletak di bagian tengah-belakang maka nervus glossofaringeus lah yang akan beraksi. Dan jika rangsang molekul makanan mengenai reseptor di bagian terbelakang rongga mulut, maka nervus Vagus lah yang akan tergelitik. Pernah makan kelewat pedes terus cegukan ga? Nah vagusnya kena tuh! Serabut-serabut syaraf pembawa rasa ini akan berkumpul di nukleus solitarius dan melalui persinapan akan tiba di nukleus posterioventral thalamikus. Selanjutnya rangsang rasa akan dikirim ke korteks gustatoria primer dan sekunder yang terletak di area somatosensori lobus parietal, tepatnya di fisura lateral. Maka seperti soal sensori pada umumnya, rasa juga amat bergantung kepada intensitas dan karakter molekul pencetusnya. Lagi-lagi baliknya ke kimia-fisika ya? Balik ke soal cilok, yang bikin pinter teh rasanya? Bukan keleus, tapi yang bikin pinter tuh kinyol-kinyolnya itu loh...kayak permen karet, makin dikunyah makin area otak yang ngatur kecerdasan 56


kesenggol. Semua otot wajah saja berpatisipasi, padahal mereka adalah bagian dari wilayah kerja (area enervasi) nervus kranialis. Ada troklearis, abdusens dan okulomotor karena sambil nginyol cimol mata bolotot muter-muter, ada nervus trigeminus, fasialis, glosofaringeus, hipoglosus, dan nervus vagus yang membuat kita terus mengendusendus dan mendengus-dengus. Makin afdhol kalo sambel kacangnya pake cengek dan cabe yang bersifat masif dan terstruktur. Kandungan kapsaisin serta vitamin C cabe akan mendilatasi alias melebarkan pembuluh darah ke otak dan jantung. Vitamin C nya akan bekerja sebagai reduktor kuat dan mengurangi keberadaan radikal bebas, bantu pembentukan jaringan baru, serta bersama-sama keluarga vitamin B optimalkan metabolisma. Eta persoalan cerdas by cilok, mun sehat kumaha? Urang sunda mah boga “antibiotik� nu sanggup ngalawan virus, bakteri, jamur, plu, batuk, asup angin jeung sagala rupa panyakit. Antibiotik sunda teh nyaeta Kerokan...wah ini terapi tradisional tapi keren pisan loh. Berkat kerokan inilah bangsa Indonesia (tidak hanya urang sunda) harum namanya di dunia. Bangsa mana coba di dunia yang bisa mengidentifikasi warna angin? Ga ada kan? Cuman orang Indonesia yang dengan pedenya ngejawab MERAH. How come? Ya iyalah, kan orang yang masuk angin kalo dikerok dan anginnya keluar kan badannya jadi merah-merah toh? Nah kajian seriusnya gimana nih Om? Wow kajian soal kerok mengerok ini levelnya kelas berat loh... bahkan salah satu rujukan ilmiah yang kredibel didapatkan dari hasil penelitian di Harvard Medical School yang disitasi oleh Arya Nielsen, PhD dari New York Mount Sinai Medical Center. By the way medical center yang satu ini pernah saya datengin loh, pas saya di NY. Letaknya tepat di seberang Central Park dan Guggenheim Museum of Modern Art (MOMA). Kalo ga salah jalan gedenya mah yang ngarah ke Bronx dan kalo ga salah juga deket ama lokasi Konjen RI dan rumahnya Angelina Jollie dan Brad Pitt. Dalam artikel Pak Arya Nielsen dijelaskan bahwa kerokan atau yang aselinya juga berasal dari Cina daratan dan telah tercatat dalam kitab kedokteran Tiongkok kuno, Shang Han Lun bertarikh 220 tahun sebelum masehi,sebagai terapi Gua Sha, memiliki efek imunomodulasi. Sejarah mencatat bahwa Gua Sha sebagaimana Teh yang ditemukan secara tak sengaja oleh Kaisar Tshen Nung, kemudian mendunia. Negara pertama yang tercatat menjadi pengguna Gua Sha adalah Vietnam. 57


Di sana dinamakan Cao Gio atau dalam bahasa Perancisnya, negara yang kelak menjajah Vietnam ratusan tahun, dikenal sebagai effleurage. Apapun namanya, Gua Sha, Cao Gio, kerokan, bekam, atau scratching therapy intinya adalah menggores dan sedikit “melukaiâ€? kulit dan jaringan sub kutisnya. Merah-merahnya itu dalam terminologi medis dinamakan transitory therapeutic petechiae yang diakibatkan terjadinya ekstra vasasi di daerah sub kutis. Penelitian yang dilakukan pada 11 58

58


orang sehat menunjukkan bahwa kerokan dapat meningkatkan mikroperfusi di pembuluh darah sub kutis sebesar 400% dalam waktu 7,5 menit. Riset yang dilakukan di Harvard dengan menggunakan teknik pencitraan bioluminensi memperlihatkan terjadinya peningkatan ekspresi gen penyandi enzim Heme Oxygenase-1 (HO-1) yang berfungsi sebagai anti oksidan dan sitoprotektor (pelindung sel). Lewat mekanisme dan aktivitas HO-1 juga kerokan terbukti dapat mengendalikan dan mengurangi reaksi dan efek dari alergi melalui hambatan pada kemokin spesifik sel Th2. HO-1 dan katalisatnya seperti biliverdin, bilirubin,dan karbon monoksida (CO) memiliki efek anti radang dengan memodulasi sitokin pro inflamasi. Pada kasus hepatitis kronik yang disebabkan virus hepatitis B, diketahui bahwa kerokan dapat menurunkan kadar enzim ALT dan AST serta memodulasi switching Th1/Th2 yang dapat mengurangi resiko terjadinya fibrogenesis yang dapat menyebabkan sirosis hepatis. Kerokan keren kan Bro? 59

59


GEDUNG JAMBU

S

epedah biru kukayuh kencang, mumpung jalan Diponegoro lagi lengang. Kantor DPRD kulewati, dan di sebelah kanan tiba-tiba menyembul tusuk sate di udara. Ya itu ciri yang sangat khas dari Gedung Sate. Gedung legendaris yang tidak saja menjadi ikon BDG, tapi Jawa Barat pada umumnya. 70 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 3 Desember 1945 terjadi peristiwa heroik di sini. Sejumlah pemuda dari Jawatan Pekerjaan Umum Republik Indonesia menolak untuk menyerahkan Gedung Sate yang menjadi simbol perlawanan terhadap pendudukan dan penjajahan. Tentu saja karena persenjataan yang tak sepadan banyak dari pemuda PU tersebut gugur sebagai pahlawan bangsa. Sampai hari ini tanggal 3 Desember masih diperingati sebagai hari ulang tahun Kementerian Pekerjaan Umum. Sebenarnya tidak hanya PU yang berkantor di Gedung Sate, jawatan Pos dan Telepon-Telegraph atau PTT juga berkedudukan di sana. Orang-orang yang pertama kali menyiarulangkan teks Proklamasi yang dibacakan Bung Karno pada tgl 17 Agustus 1945 juga adalah orang-orang PTT yang bertugas di stasiun Radio Dayeuhkolot. Kini menjadi.bagian dari asset PT.Telkom Indonesia, Tbk yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Telkom. Soal radio dan arsitektur bangunan Bandung memang juara. Masih ingat Radio Malabar? Stasiun radio ini terletak di punggung gunung Malabar yang dikelilingi perkebunan 60

60


Teh Malabar-Pangalengan yang dikembangkan Jung Hun. Inilah radio pertama yang dapat menghubungkan East India atau Hindia Belanda dengan Eropa, khususnya Belanda. Untuk kegemilangan arsitektural silahkan lihat gedung Isola UPI, gedung sate, gedung de drikeuler yang kini digubakan bank BTPN, atau juga rumah-rumah di sepanjang Jl. Cipaganti. Bahkan salah satu aliran arsitektural dunia, art deco, dianggap lahir di Bandung. Sayangnya.perkembangan kota di masa pasca kemerdekaan justru membuat wajah kota awut-awutan, fasadfasad bangunan aneh dengan berbagai gaya menjadi semacam jerawat yang mengganggu kecantikan Paris van Java. Kalau kita berjalan-jalan di daerah Rembrands Plein dekat Dam Rak Amsterdam rasanya mirip banget loh dengan jalan-jalan di Braga. Hanya bedanya mungkin udara lebih dingin dan ada tram yang lalu lalang. Tapi di depan Gedung Sate sedang ada demo nih kayaknya. Banyak bus-bus parkir dan...loh kok yang turun ibu-ibu pake celemek begitu? Wah demo apaan sih? Peserta lain sibuk ngangkatin keranjang belanjaan, kompor gas portable, meja lipat, wajan teflon, pisau besar, dan kok pake bawa-bawa jerigen minyak segala sih? Wah anarkis ini...mau bakar-bakaran rupanya..gawat!! Tapi satpol PP dan polisi anti huru hara malah nyantai dan senyum-senyum aja. Aware dikit napa?? Ini situasi krisis yang bisa mengancam kedaulatan negara. Kok diem aja sih? Bertindak dong...bertindak!! Ini mah No Action Talking Only euy..alias NATO. Saya jadi inget soal kekecewaan warga yang memuncak saat anggota dewan mempertontonkan kelakuan kekanakkanakan dalam proses perebutan jabatan. Di BBM ramai beredar kisah tentang seorang bapak-bapak yang mendatangi mobil-mobil yang berhenti karena macet di sekitaran Semanggi-Gatot Subroto. “Gawat, gawat...” katanya pada setiap pengendara yang bertanya. “Pengunjuk rasa akan membakar gedung dewan. Para pengunjuk rasa itu bahkan sudah masuk ke dalam gedung dewan dan menyandera sebagian besar anggota dewan. Mereka mengancam jika tuntutan mereka untuk dapat bagian THR dari anggota dewan yang berjumlah 10 milyar tidak diberikan mereka akan mengguyur gedung dewan dengan bensin dan membakarnya!!” cerocos bapak-bapak itu ketika ditanya para pengemudi. “Lah terus Bapak keliling bawa-bawa ember ke mobil-mobil yang lagi macet mau ngapain Pak?” Tanya seorang pengemudi. “Yah mau minta sumbangan..” jawab Bapak itu.”Oh supaya penyanderaan oleh pengunjuk rasa itu bisa beres ya Pak?” sambar pengemudi lain. 61

61


“Yah begitulah, kasihan kan kalau berlarut-larut..â€? jawab Bapak itu lagi. “Mmmmm...memangnya mobil-mobil lain pada nyumbang berapaan Pak?â€? tanya pengemudi pertama. “Ya bervariasi lah Dik...ada yang 1 liter, ada juga yang sampe 5 liter!â€? jawab Bapak itu kalem sambil nyodorin ember yang sudah separo keiisi bensin...hadoooh đ&#x;˜„đ&#x;˜‚đ&#x;˜‚

62 62


Kembali ke Gasibu dan Gedung Sate...refleks saya menuntun untuk menjauhi potensi kerusuhan. Ibu-ibu dari belasan bus itu kok malah disambut oleh para pegawai pemda dan satpam Gedung Sate ya? Saya makin bingung, dan eng ing eng...secara tidak sengaja pandangan saya bersirobok dengan sebuah banner yang terpampang di badan salah satu bus mereka: Rombongan Demo Masak Ibu Siska Suwitomo: Goes to Bandung. Hadoooh... demo masak toh rupanya?? Pantes berlangsung dengan penuh

63 63


senyum dan kental dengan aroma kelezatan makanan ya? Tapi tak apalah...sambil duduk di anak tangga pinggiran lintas lari lapang Gasibu, sambil memunggungi gedung Telkom Japati, saya menatap cantiknya Gedung Sate. Sebuah gedung yang dibangun dengan meracik keadiluhungan budaya renaissance Eropa dengan eksotika Asia, khususnya budaya tatar Sunda. Batu pertamanya diletakkan oleh 2 wanita cantik yang bernama Johanna Catherina Coops anak Walikota Bandung, dan Petronella Roelofsen perwakilan Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang berkedudukan di Batavia. Tentu saja karena yang meletakkan batu pertamanya pada tanggal 20 Juli 1920 adalah wanita-wanita Holland yang cantik, maka gedung yang direncanakan akan dipergunakan sebagai gedung Gouvernements Bedrijven (GB) alias gedung pusat pemerintahan ini tentu saja juga harus super cantik. Oleh karena itu diundanglah arsitek muda berbakat lulusan TH Delft, Ir. J. Gerber dengan dibantu oleh Ir. Eh De Roo dan Ir. G. Hendriks untuk mendesain dan merancang tampilan gedung GB ini. Secara konseptual gedung GB ini mengadopsi gagasan besar Dr. Hendrik Petrus untuk mensintesiskan dua budaya lintas benua, Sunda-Eropa. Dikerahkanlah 2000 pekerja yang baru saja usai mengerjakan pembangunan Gedong Sirap dan Gedong Papak, kampus ITB dan Pendopo Bandung. Dan istimewanya, ada 150 pekerja asal Kong Hu, daratan Cina, khusus didatangkan untuk mengukir berbagai ornamen di gedung ini. Ajaibnya mereka sebenarnya bukan pengukir ornamen rumah, melainkan pengukir bong kubur!! Hasil dari kerja keras para arsitek dan 2000 pekerja itu sampai hari ini masih dapat kita nikmati; kokoh, indah, dan monumental. Tapi yang menjadi pertanyaan dalam benak saya adalah bagaimana sih ide keren bikin bangunan pake sate di atapnya ini bisa muncul di otak Om Gerber ya? Atau barangkali pertanyaan yang sama akan menghantui pikiran saya soal bagaimana sih ide keren bikin masjid Ka’bah di Kota Baru Parahyangan atau alun-alun Bandung yang keren itu bisa muncul di otak Kang Emil sih? By the way ide itu apaan sih? Bagian otak mana yang bisa bikin ide? Ide atau bahasa Yunaninya Eidos, lahir dan menghantui pemikiran Homerus sampai ke Plato, id quo per se primo intelligitur. Lalu Aristoteles 64


mengaitkan ide ini dengan logika, cara berpikir. Maka lahir aksioma kategoria. Dalam ranah logika Aristoteles kita akan mengenal konsep peri hermeneias, analytica protera, analytica hystera, topica, dan peri sophistikoon elegchoon. Ini adalah dasar-dasar metodologi ilmiah yang melahirkan ilmu dan disiplin ilmu. Inilah kelebihan dan keutamaan manusia, punya indera untuk menerima data, otak untuk menganalisa, dan efektor untuk berbuat. Ide dapat termanifestasi di ranah implementasi jika terkristalisasi menjadi konsep atau proses yang bertransformasi mekanisme concipere-> menyerap, menyedot, dan mengandung berbagai masukan, menjadi conceptus-> hasil tangkapan yang sudah maujud dalam bentuk yang jelas dan punya sistematika yang dapat direplikasi dan merupakan pengetahuan. Nah dalam ranah pengetahuan ini akan lahir ilmu yang bersifat nomotetis, harus terukur, bisa ditelusuri, diulangi, dan obyeltif. Inilah ilmu sains eksakta seperti matematika, fisika, biologi, dan kimia. Sedangkan

65


alur yang kedua adalah ideografis, dimana acuan utama dalam proses pengamatannya bergantung pada tempat, waktu, kronologis, etnis, atau budaya. Pendekatan ideografis dapat dilihat pada ilmu-ilmu sosial seperti sejarah dan ilmu komunikasi. Manusia dengan otak dan logikanya tumbuh dari pergulatan pemahaman yang terbangun dari kesadaran intelektualitas. Dari Zaman tokoh Stoa, Zeno dari Citium, sampai era Hawking dari Oxford, manusia selalu mencari jawaban terhadap misteri semesta yang abadi. Korteks otak, nukleus akumbens, girus singulata, hipokampus, girus dentata, nukleus raphe, dan basal ganglia terus menerus bekerja dan menghadirkan motivasi untuk mencari. Ditemukanlah mekanisme fusi, fisi, termonuklir, elektromagnetik. Lahirlah bom atom dan juga kereta magnetic levitation. Rembrandt Straat lengang...bergegas langkah Insinyur Menalda van Schouwenburg meninggalkan rapat di gedung Gouvernement Bedrijven. Ia diminta merancang sebuah bangunan megah di seberang gedung GB sebagai kantor dari Dienst van het Mijnwezen atau dinas geologi sumber daya mineral. Saat itu gaya art deco tengah menjadi mode dunia. Paris, New York, dan juga tak ketinggalan Bandung seolah berlomba mempercantik kotanya dengan bangunan bergaya art deco itu. Belakangan pada tanggal 16 Mei 1929, bertepatan dengan diselenggarakannya Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke IV, kantor dinas geologi ini berubah menjadi museum Geologi. Museum ini bersama Observatorium Bosscha adalah “jendela� Bandung untuk mengintip dunia. Museum Geologi menyimpan bukti geologis berupa batuan, mineral, dan fosil sebagai pusat data sejarah kebumian, sementara Boscha diperlengkapi berbagai teropong beresolusi tinggi untuk menjejaki tapak awal semesta ini. Pertanyaan mendasar yang tersembunyi di sudut terdalam benak manusia adalah “darimana kita berasal dan kemanakah kita akan berakhir?� Pertanyaan itu berkelindan dengan semesta, karena semestalah ruang hidup kita, media yang hadirkan denyut kehidupan di dalamnya. Pengukuran rasio antara isotop karbon dan sulfur pada mineral dan sedimen laut menunjukkan bahwa ada tanda kehidupan di bumi sejak 2,4 milyar tahun lalu. Wooow....dari mana? Teori Harold-Urey berasumsi bahwa sekumpulan materi organik akan membentuk asam amino dan kemudian diorganisir oleh asam nukleat hingga terbentuk struktur dan konstruksi protein. Untuk mencapai tingkat kompleksitas 66


makhluk hidup yang lebih tinggi dikenal hipotesis iron-sulfur world theory metabolism without genetic atau teori ikatan belerang dengan besi tanpa panduan genetika yang hasilkan reaksi metabolisme. Teori atau hipotesa lain adalah RNA world hypothesis-RNA life forms, di mana ada bentukan struktur asam ribo nukleat utas tunggal/RNA yang menjadi dasar pengembangan makhluk hidup. Misteri kehidupan dalam berbagai tingkatan dan struktur lambat laun mulai terkuak saat Robert Hooke dan Anthony van Leuwenhoek seorang pedagang Belanda, melihat gambaran mikroba. Berangkat dari fakta itu orang mulai mengenal pengorganisasian biologis dengan unit terkecilnya yang bernama sel. Sementara teori awal kehidupan lain diusung oleh Alexander Oparin dan JBS Haldane yang memperkenalkan konsep Sup Primordial. Di mana keadaan bumi tanpa oksigen dan suhu lautan yang panas ternyata menjadi panci raksasa untuk mengaduk unsurunsur anorganik menjadi komponen-komponen organik pertama (primordial). Lalu laut panas yang menjadi sup kental Oparin-Haldane ini datangnya darimana dan sejak kapan? Menurut Morse dan Mackenzie sih laut pertama terbentuk di bumi itu di masa Hadean atau sekitar 200 juta tahun pasca terbentuknya bumi. Airnya darimana? Kok bisa jadi laut? Nah airnya ini berasal dari atom hidrogen dan oksigen yang terlepas dari materi pekat penyusun awal bumi yang panas. Lalu ketika membumbung gas-gas itu terkondensasi dan menjadi hujan yang pertama. Gas dan hujan dari materi awal bumi itu baru menyumbang separuh dari seluruh aur yang ada di muka bumi. Separuhnya lagi datang dari komet dan asteroid mengandung air (hydrous asteroids) yang rerata berasal dari Kuyper Belt di tepian Neptunus dan awan Oort di tepian tata surya. Baru-baru ini wahana angkasa luar Phillae berhasil mengambil cuplikan sampel asteroid yang ternyata mengandung unsur organik. Ternyata es di komet-komet itu juga mengikat gas-gas mulia dan zat kimia seperti silikat, karbon, dan material debu galaktika, serta asam amino. Apakah kehidupan di bumi berasal dari luar angkasa? Bisa jadi. Secara hipotetikal, menimbang teori self organizing critically yang diperkenalkan Per Bak, bahwa setiap partikel di alam semesta itu memiliki kecerdasan dan kemampuan beradaptasi dengan keadaan, maka mungkin saja atmosfer bumi beserta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya dapat menyusun sendiri hingga terlahirlah komposisi-komposisi kimiawi utama seperti metana(CH4), amonium (NH3), air (H2O), Hidrogen Sulfida (H2S), Karbondioksida (CO2), Karbon monoksida (CO), dan fosfat (PO4). 67


Lautan yang menjadi panci raksasa untuk memasak Sup Primordial, diketahui dari hasil penelitian Wilde di Gunung Narryer di Australia Barat, bersuhu sekitar 100°C dan tingkat keasamannya/pH 5,8. Kondisi awal serupa inilah yang diduga melahirkan unsur organik kompleks yang menjadi cikal bakal kehidupan di muka bumi. Teori lain yang kerap dijadikan rujukan dalam proses mempelajari awal kehidupan di bumi adalah teori Hidrotermal. Dengan adanya rekahan pada lapisan kerak bumi di dalam lautan maka keluarlah zat-zat seperti hidrogen sulfida, dan gas-gas metana, serta gas yang mengamdung atom oksigen. Air sebagai pereaksi sekaligus dapar atau buffer mendorong terjadinya pembentukan molekul organik melalui proses kemosintesis. Berbeda dengan proses fotosintesis yang memerlukan cahaya matahari, maka kemosintesis berlangsung sepenuhnya dengan daya dukung perut bumi. Mana yang benar? Tapi yang jelas semua teori di atas mendukung konsep Biopoiesis atau proses terciptanya makhluk hidup dari pemecahan molekul-molekul benda mati. Persoalannya adalah, apakah molekul-molekul monomer seperti asam amino dan unsur lemak bersama fosfor/fosfolipid yang dapat menjadi sel dan membran sel begitu saja? Siapa yang mendesain prosesnya? Siapa yang merencanakan sistemnya? Siapa yang mengevaluasi dan mengendalikan penerapannya? Siapakah sesungguhnya yang ada di balik semua ini??? Dari buku panduan Museum Geologi saya mendapatkan datadata penting tentang masa Geologi. Ternyata rentang waktu jutaan tahun itu mencatat tiap perubahan yang terjadi di alam semesta ya? Termasuk apa yang terjadi di Lembah Bandung dan sekitarnya. Tidak hanya itu saja, dengan data geologi yang tersaji lengkap itu kita bisa mengerti dan memahami berbagai fenomena alam yang terjadi di berbagai belahan dunia. Misal bagaimana di Papua ada kawasan Karst Lengguru yang semula diduga adalah dasar lautan. Dataran itu pada periode Miosen (24-25 juta tahun silam) naik karena terdorong peristiwa subduksi (tunjaman) dari lempeng tektonik Australia ke bawah lempeng Pasifik. Naiknya dataran karst Lengguru ini mengakibatkan adanya spesies-spesies lautan beradaptasi dan berubah menjadi spesies air tawar. Contohnya adalah ikan Pelangi. Semula ikan ini hidup di laut, sebagaimana saudara sejenisnya yang masih dapat dijumpai di lautan.***

68

68


Dari buku panduan Museum Geologi saya mendapatkan data-data penting tentang masa Geologi. Ternyata rentang waktu jutaan tahun itu mencatat tiap perubahan yang terjadi di alam semesta ya? Termasuk apa yang terjadi di Lembah Bandung dan sekitarnya.

69

69


Pengamatan di teropong bintang Bosscha dan juga observasi pada penanda geologi dan arkeologi di museum Geologi menghantarkan kita tidak hanya sekedar melihat arterfak dan kagum pada kemegahan alam semesta. Langit,bumi,laut, dan seisinya. Tapi juga menghantarkan kita merenung tentang hakikat keberadaan makhluk, sejarah peradaban,dan jejak-jejak langkah kita di masa lalu dan jalan yang membentang di masa yang akan dating. Kita ini manusia, baik itu urang Bandung, Ki Sunda, ataupun orang Nusantara adalah serpihan kecil berakal yang dipasrahi misteri di dalam benak ini. Kecil, lemah, dan tak berdaya saja sudah jadi masalah, eh ini ditambah berakal, bisa mikir, bisa stress, bisa sedih, dan bisa marah‌parah. Tapi diganjar dengan tawa yang berderai, kebahagiaan yang membadai, dan cinta serta keinginan untuk dibelai. PAda mulanya bagaimana ya ? Apa yang sudah terjadi sebelum kita “singgahâ€? di sini ? Bukan semata soal Sanghyang Tikoro yang bocor dan air dari Danau Bandung Purba bocor. Bukan.Jelas bukan, karena manusia hadir jauh sebelum itu dan alam semesta yang menjadi tempat kita tinggal juga hadir jauh,jauh, jauh sekali sebelum itu. Mau lihat linimasanya yang ada di Museum Geologi ?

70

70


PRAKAMBRIUM PRAKAMBRIUM (ARKEOZOIKUM DAN PROTEROZOIKUM) ARKEOZOIKUM (4.600.000.000 – 2.500.000.000 TAHUN LALU) Ini masa-masa prasyarat dimana semua yang terjadi di era ini akan amat menentukan apa yang akan terjadi di masa depan. Termasuk rencana akan diciptakannya manusia,mamalia, serangga, bivalvia, kopepoda,dan juga Echinodermata. Masa ini dapat dibedakan menjadi dua tahap yaitu : Masa Priscon atau Hadean (4,6 – 4 milyar tahun lalu), merupakan masa persiapan bumi untuk dihunni oleh kehidupan dengan pembentukan lapisan lithosfer, hidrosfer dan atmosfer. Masa Arkezoikum atau Arkean (4 – 2,5 milyar tahun lalu), merupakan masa pemunculan kehidupan paling primitive (purba) yang bermula di dalam samudera berupa mikro-organisme dari jenis bakteri dan ganggang. Fosil tertua yang ditemukan adalah Stromatolites dan Cyanobacteria. Nun di pedalaman Skotlandia atau bahkan mungkin dilapis-lapis purba Tangkuban Parahu atau Karst di Maros tersembunyi tidak hanya fosil moluska yang 71

71


relative muda,tetapi “pesan” dalam “botol waktu” yang bernama organisma. Kehidupan apapun bentuknya adalah keniscayaan akan adanya proses penciptaan. Diawali dari perencanaan hingga tibalah masanya dihadirkan tidak hanya sebagai purwarupa tetapi sebagai makhluk yang sempurna.

PROTEROZOIKUM (2.500.000.000 – 540.000.000 TAHUN LALU)

Alkisah dua milyar tahun yang lalu, saat Sup Kehidupan mulai mendingin dan tidak lagi ngagolak, air mulai hadir dan oksigen beserta nitrogen berkumpul membentuk atmosfer. Di masa ini konsep dan reaksi kimia seperti persenyawaan dan pembentukan molekul mendapatkan waktu untuk berpentas. Gugus amin dan amino hadir duluan jauh sebelum hadirnya Aminuddin. Konsekuensinya adalah makin komoleksnya organisme yang berkembang,berenang,mengambang, dan lama-lama ngalayang (kelak jadi burung seperti Pterosaurus). Masa Proterozoikum atau disebut juga Masa Algonkian adalah masa perkembangan kehidupan dari organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (Eukaryotes dan Prokaryotes), siring dengan perkembangan hidrosfer dan atmosfer. Menjelang akhir masa ini, orgasme yang lebih komplek sejenis invertebrate bertubuh lnak seperti ubur-ubur, cacing dan koras mulai muncul di laut-laut dangkal dan bukti-butinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama. Fosil-fosil yang terkenal adalah stromatolit alga Jacutophyton, cacing beruas Springgina, cacing beludru Hallucigenia, cacing giling Dickinsonia dan ubur-ubur Mawsonites. Pada akhir Masa 72

72


Prakambrium, benua-benua yang semula berpencar mulai menyatu menjadi satu daratan yang dinamakan Rodinia dengan samudranya “Panthalassa�. PALEOZOIKUM (MASA KEHIDUPAN TUA) 540.000.000 – 245.000.000 TAHUN LALU Bangganya kita saat menyebut diri makhluk bertulang belakang alias vertebrata. Tapi jangan lupa bahwa semualmakhlukmakhluk pertama adalah mereka-mereka yang tak bertulang,apalagi bertulang belakang. Jangan juga lupa, bahwa makhluk tua yang mampu bertahan hampir di setiap masa dan tumbuh menjadimakhluk raksasa terbesar di dunia adalah keluarga fungi atau jamur yang bernama Armilaria. Jadi jaman dahulu para jamur,bakteri, dan makhlukn tak bertulang belakang mengarungi Bandung saat masih digenangi oleh air setinggi gunung. Mari berimajinasi bahwa dulu di atas atap rumah tempat tinggal kita hari ini berenang-renanglah dengan riang keluarga kopepoda, cumi-cumi raksasa, makhluk bertinta dengan lengan-lengan tentakel yang luar biasa mencari biota pangan di sela-sela karang tua kalsium karbonat di Tagog Apu sana. Lautan Paleozoikum di atas Bandung. Masa ini merupakan masa perkembangan hewan invertebrate (tidak bertulang belakang) dan vertebrata, khususnya ikan dan amfibi serta sebagian reptilian, dan juga sebagai masa perkembangan ganggang laut serta tumbuhan berspora. ZAMAN KAMBRIUM : 540.000.000 – 510.000.000 tahun lalu Pernah dengar atau bahkan melihat horse shoe crab atau yang bahasa Jawanya disebut Mimi lan Mintuno ? bukan Mimi dan Pipi, Anang dan Krisdayanti yang kini telah berumahtangga sendiri-sendiri ya. Mimi lan Mintunoitu bukti cinta sejati loh.. cinta sehidup semati. Nelayan pesisir utara Jawa meyakini bahwa hewan yang satu ini memiliki racun sejenis neurotoksin seperti ikan buntal (fugu) yang hanya dapat dinetralisir oleh pasangannya. Maka jika ingin memasak Mimi, kita juga harus memakan Mintuno nya, bukan Mien Uno ya, itu mah Mamahnya Om Sandiaga Uno anu kasep tea. Tapi Mimi dan Mintuno tidak hanya berperan sebagai pewarta cinta belaka,mereka adalah caraka semesta yang membawa pesan tentang alam yang menua da nasal-usul kita,manusia dan makhluk Tuhan lainnya. Mereka adalah utusan sebuah zaman yang dinamakan zaman Kambrium. Pada zaman mulai banyak kelompok hewan invertebrata yang mempunyai kerangka luar dan bercangka sebagai pelindung, sehingga kehadirannya sebagai fosil diakui sejak lama sebagai bukti adanya kehidupan yang nyata. Fosil yang umum

73

73


dijumpai dengan penyebaran yang luas adalah Alga, Cacing, Sepon, Koral, Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda. Fosl penunjuk untuk zaman ini adalah Trilobita (kelompok Artropoda yang kini telah punah). ZAMAN ORDOVISIUM : 510.000.000 – 439.000.000 tahun lalu Di kegelapan palung Manado yang mengerikan bersembunyilah ikan Coelacanth yang menyeramkan. Wajah purba yang kita asosiasikan dengan kekelaman terasa amat mengejutkan saat di jaman kiwari masih kita temukan. Ikan ini memang tua,tapi tidak setua ikan-ikan zaman ordivisium yang bahkan tak dilengkapi rahang sesuai dengan keadaaan. Zaman ini merupakan zaman perkembangan hewan invertebrata dan pemunculan invertebrate lain seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Lilia laut) dan Bryozoa. Koral dan Alga yang berkembang membentuk karang laut, Graptolit dan Trilobita melimpah sedangkan Ekinodermata dan Brakiopoda mulai menyebar. Pada zaman ini mulai muncul vertebrata dari jenis ikan tanpa rahang. ZAMAN SILUR : 439.000.000 – 408.000.000 tahun lalu Den Jaka bukanlah nama seorang pemuda ganteng keturunan raja, ia adalah akronim dari Detasemen Jala Mangkara,kesatuan elit Angkatan Laut Republik Indonesia. Bersama Komando Pasukan Katak, Den Jaka adalah contoh sempurna manusia yang kembalike dalam air, sebuah perjalanan vis a versa seiring zaman. Dahulu kala mikroba, tumbuhan, dan hewanlah yang mencari daratan, belajar berjalan dan meninggalkan air untuk mengokupasi daratan. Lalu dibentangkanlah permukaan dengan gunung-gunung sebagai pasak bagi lempeng-lempeng bumi yang terus saja berjalan. Kisah manusia tanpa insang yang kini memanggul tabung-tabung Nitrox untuk kembali ke air ini berawal dari sebuah zaman yang dinamai zaman Silur. Pada zaman ini mulai terjadi peralihan kehidupan dari air ke darat. Tumbuhan darat mulai muncul untuk pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku), sedangkan di dalam laut hidup kalajengking raksasa(Eurypterid) dan ikan berahang, serta ikan yang berperisai tulang sebagai pelindung. ZAMAN DEVON : 408.000.000 – 362.000.000 tahun lalu Devonshire di UK adalah tonggak penanda transmigrasi biota air ke daratan. Beraneka spesies purba tumbuh dan berkembang, bernafas dengan atmosfer dan hidup dengan air serta nitrogen terfiksasi yang melapisi permukaan bumi. Zaman Devon merupakan zaman perkembangan secara besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan 74

74


darat. Ikan berahang dan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di laut. Migrasi ke daratan terus berlanjut, hewan amfibi mulai berkembang dan beranjak ke daratan. Tumbuhan darat semakin umum dan mulai muncul serangga untuk pertama kalinya. ZAMAN KARBON : 362.000.000 - 290.000.000 tahun lalu Era Kodok dan Kadal, era Papatong (serangga resah karena terus saja mencari Mamatong nya,Mama pake Tong‌hmmm sexy juga ya ?). Jangan salah papatong allias Capung alias Kinjheng (Jawa) atau Dragon Fly ini dulunya memang bener-bener segede dragon loh ! Tigaratus juta tahun lalulah pohon-pohon raksasa mulai tumbuh menjulang puluhan meter dan rubuh ke dalam frawarawa. Hari ini kita mengenalnya sebagai harta karun Benua Pangea yang tersimpan di bawah sana. Batubara, emas hitam, coal dan apapun namanya. Inilah yang menghasilkan daya bagi manusia hingga mampu menggerakkan kereta dan menghadirkan cahaya. Ini juga yang membuat sebagian dari kita penuh pundi-pundinya. Mengingat bahwa zaman ini juga zaman dimulainya proses awal pembentukan minyak bumi yang merupakan struktur hidrokarbon,maka tak salah jika zaman ini disebut zaman Karbon. Zaman ini merupakan zaman perkembangan amfibi dan tumbuhan hutan. Reptilia dan serangga raksasa muncul pertama kali. Pohon pertama yang muncul dalah jamur klab, tumbuhan fern dan paku ekor kuda yang tumbuh di rawarawa. Saat itu benua-benua mulai menyatu membentu suatu masa daratan yang sangat luas disebut Pangea. Bumi mulai mengalami perubahan lingkungan serta berbagai bentuk kehidupannya. Iklim tropis menghasilkan secara besar-besaran rawa-rawa yang berisi pepohonan dan sekarang tersimpan sebagai batu bara. ZAMAN PERM : 290.000.000 Pada akhirnya Mamaliapun hadir bersamaan dengan booming lumut dan rumput. Sekarang di sekolah-sekolah di Bandung pun banyak Mamalia menunggui anaknya bersama-sama MamaBudi,MamaWati,dan juga Mama Iwan. Mereka sebenarnya punya nama sendiri yang cukup macho: Mahmud Abas, Mamah Muda Anak Baru Satu. Atau Mahmud Sembokat ya ? Mamah Muda Semlohay Bohay Memikat‌ wkwkwkwk. Zaman sekitar 200 jutaan tahun lalu ini dinamakan zaman Perm. Pada zaman ini perkembangan reptilian yang mirip mamalia mulai meningkat dan munculnya serangga modern, begitu juga tumbuhan Konifer dan Ginkgo primitif. Zaman ini diakhiri dengan kepunahan massal dalam skala besar, dimana trilobita, koral dan ikan menjadi punah.

75

75


MESOZOIKUM TENGAH)

(MASA

KEHIDUPAN

245.000.000 – 65.000.000 TAHUN LALU Kalau pas jalan-jalan ke Yogya atau ga usah jauh-jauh deh, ke Mall Festival Citilink Bandung, kita bisa nginep di Hotel Harris. Loh kok ? Iya, itu hotel purba banget loh‌ di lobbynya pastiada dinosaurus. Padahal dinosaurus itu hadir di bumi sekitar 100 juta tahun lalu, atau tepatnya di zaman Mezozoikum, jadi hotel itu mungin sudah berdiri sejak zaman itu ya ? Masa Mesozoikum adalah masa berkembangnya hewan reptilian, khususnya dinosaurus, serta berkembangnya amonit dan tumbuhan berbiji purba. Masa ini dibagi menjadi tiga zaman : Trias, Jura dan Kapur. ZAMAN TRIAS : 245.000.000 208.000.000 tahun lalu

–

Saya punya dinosaurus favorit, meski herbivora badannya guedheee amir..lehernya panjang bin jenjang, beratnya mungkin bisa 5 ton-an.Tapi hatinya baik dan lembut,matanya sendu dan kadang sayu. Makannya lumut dan rerumputan, tidak mengganggu makhluk lain dan tidak suka menyiksa hewan yang lebih kecil dari dirinya. Tapi tentu dunia ga bakalan rame kalo keluarga dinosaurus modelnya kayak Kang Bronto semua. Ada tokoh protagonist, da nada pula yang berperan antagonis. Meski jujur, sebenarnya antagonis-protagonis itukan semata hanya consensus dan pelabelan oleh kita. T-Rex juga hamnya menjalankan fitrahnya untukbersikapgagah dan gareang sebagai spesies predator penyeimbang. Di zaman ini, Dinosaurus dan reptilian laut berukuran besar mulai muncul pertama kali. Amonit semakin umum, sedangkan gastropoda dan bivalvia semakin meningkat. Cynodont, sejenis reptilian mirip mamalia pemakan daging mulai berkembang. Mamalia pertama mulai muncul dan reptilian air semakin banyak seperti penyu 76

76


dan kura-kura. Jenis tumbuhan cycad (mirip palem) dan konifer mulai menyebar. Pada zaman ini benua Pangea bergerak ke utara dan membentuk gurun. Lapisan es di bagian selatan mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea. ZAMAN JURA : 208.000.000 – 145.000.000 tahun lalu Tibalah kita di era makhluk-makhluk besar nan eksotik menguasai berbagai penjuru dunia. Tak tanggung-tanggung, mulai darisamudera sampai dengan angkasa kelluarga besar dinosaurus ada dan berkeluarga. Si kecil mirip bebek tapi karnivora, Procompsognathus atau Compy tersebar dari pesisir sampai pegunungan tinggi, btw emang bebek bukan karnivora ya? Bukan atuh, bebek mah Karni Ilyas (maap,maap Om). Sementara di udara Pterosaurus menyambar-nyambar mangsa bak pesawat pengebom Stuka di era perang dunia. Sungguh zaman ini zaman seperti yang tergambar dalam buku novel laris Dr. Michael Chrichton yang berjudul Jurassic Park. Itu si Michael Crichton sebenernya adalah dokter patologi loh, saelmu-saguru jeung sayah, kunaon bisa laris kitu nya pelemna? Zaman Jura adalah zaman kejayaan Dinosaurus yang menguasai daratan, sedangkan lautan dikuasai reptilian laut seperti Ichthyosaurus dan Plesiosaurus, sedangkan di angkasa dikuasai reptilian terbang seperti Pterosaurus serta Pterodactyl. Burung sejati pertama (Archaeopteryx) mulai muncul. Berbgai jenis buaya mulai berkembang, sedangkan Amonit dan Belemnit menjadi sangat umum. Tumbuhan Ginkgo, Benetit dan Sequoia melimpah dan Konifer menjadi umum. Pada zaman ini Benua Pangea terpecah, dimana Amerika Utara dari Afrika, sementara Amerika Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia. Di Indonesia pernah ditemukan fosil gigi Ichthyosaurus di Pulau Seram (yang dahulunya masih merupakan lautan), yaitu sejenis reptile laut yang hidup sezaman dengan Dinosaurus. ZAMAN KAPUR : 145.000.000 – 65.000.000 Di Asia Tenggara ada dinosaurus gak? Kelihatannya mah ada, di Bandung juga ada. Tepatnya di salah satu kedai kopi. Bukan kedai kopi cap putri duyung loh ya. Tersedia setiap saat dalam daftar menu: Milo Dinosaurus‌ Seriously, di Tegal sih sudah ditemukan fosil yang lebih muda seperti stegodon atau gigantephitecus, tapi tidak menutup kemungkinan adanya fosil dinosaurus yang lebih tua seperti yang ditemukan 77

77


di semenanjung Malaysia. Zaman ini merupakan puncak kejayaan Dinosaurus raksasa dan reptilia terbang. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai berkembang baik ragam jenis maupun bentuknya. Mamalia berari-ari mulai muncul pertama kali. Saat itu iklim mulai muncul. Pada zaman ini India terlepas jauh dari Afrika dan bergerak menuju Asia

KEPUNAHAN MASSAL PADA AKHIR ZAMAN KAPUR Berbagai teori berkembang mengenai zaman ini. Kehancuran katastropik yang terjadi amatlah dahsyat. Tetapi banyak teori mengerucut pada peristiwa tumbukan meteor. Bukti-bukti yang mendukung dapat dilihat pada bentang alam semenanjung Yucatan di Mexico. Tumbukan besar benda langit memang dapat menimbulkan perubahan drastis pada struktur permukaan bumi. Bahkan pada masamasa awal pembentukan bumi sendiri yang merupakan “pecahan� dariinti tata surya, bintang merah yang bernama matahari, terjadi berbagai tumbukan yang menjadi awal proses konformasi. Bahkan bulan yang setiap purnama kita lihat seolah bulat sempurna itupun tadinya adalah bagian dari sabukasteroid yang mengorbiti bumi. Lambat laun seiring waktu, sabuk asteroid itu membentuk dua gugus besar yang dikenal sebagai bulan awal. Nah padagilirannya kedua bulan awal itupun bertumbukan dan menyatu. Terciptalah bulan yang hari ini kita kenal. Tumbukan meteor besar di semenanjung Yucatan lahyang rupanya diduga sebagai pemicu dan penyebab kepunahan besar. Adanya impact yang berintensitas besar selain timbulkan perubahan morfologi lokal, juga dapat hasilkan perubahan berantai yang hasilkan instabilitas atmosfera dan ekosistem yang bernaung di bawahnya. Perubahan ekosistem ekstrem ini juga dapat dilihat pada saat gunung Toba Purba meletus sekitar 76 ribu tahun lalu. Hamburan debu vulkanik yang bahkan bisa ditemukan sampai di Antartika-Kutub Utara membuat cahaya matahari terhalang dan dunia gelap selama beberapa waktu. Akibatnya fotosintesa terhenti dan siklus Oksigen-Karbondioksisa shut down. Banyak makhluk biologis yang bergantung pada daur cahaya perlaya dan binasa. Peristiwa kepunahan besar-besaran yang terjadi pada akhir Zaman Kapur (65 juta tahun lalu) merupakan tanda berakhirnya masa Mesozoikum sekaligus awal mulai Masa Kenozoikum. Jenisjenis kehidupan yang punah meliputi : Dinosaurus, Pterosaurus, Ichthyosaurus, Plesiosaurus, dan kelompok binatang moluska (Amonit dan Belemnit), serta sebagian besar Brakiopoda. Banyak teori yang menerangkan penyebab tentang Kepunahan Massal, diantaranya adalah teori tentang jatuhnya meteorit raksasa yang membentur bumi dengan benturan sangat dasyat. Benturan meteorit tersebut 78

78


mengakibatkan panas dan kebakaran sehingga terjadi penguapan besar-besaran yang menghasilkan asp dan awan tebal. Awan tebal ini menghalangi sinar matahari sehingga terjadi pendinginan global dan penipisan oksigen yang mengakibatkan sebagian tumbuhan, hewan pemakan tumbuhan dan hewan pemakan daging juga mati. Dinosaurus yang merupakan hewan berdarah panas tidak mampu bertahan hidup pada iklim seperti itu, sehingga akhirnya punah.

KENOZOIKUM (MASA KEHIDUPAN BARU) : TERSIER DAN KUARTER 65.000.000 – SEKARANG Pernah melihat pohon pinus? Kalau belum silahkan singgah di rumah saya yang terletak di lereng gunung Tangkuban Parahu Bandung. Pinus yang tumbuh menjulang dan banyak dijumpai di perbatasan iklim tundra adalah contoh tumbuhan conifera, berbiji jarum yang bertahan semenjak zaman purba. Awal muasal dari tumbuhan yang getahnya merupakan bahan baku terpentin ini adalah Masa Kenozoikum. Masa Kenozoikum merupakan masa perkembangan mamalia dan tumbuhan berbiji modern. Masa ini dibagi menjadi dua, yaitu Tersier dan Kuarter. Pada Zaman TersierKuarter, pemunculan dan kepunahan hewan serta tumbuhan saling berganti seiring dengan perubahan iklim global. ZAMAN TERSIER : 65.000.000 – 1.700.000 tahun lalu Mamalia atau hewan menyusui merupakan keluarga hewan penting selain unggas dan ikan,bagi peradaban manusia. Kita mengenal daging has dalam, susu, atau juga keju karena hadirnya spesies ini. Sejarah paleologi mencatat bahwa mamalia diduga muncul di zaman tersier. Zaman ini merupakan zaman perkembangan mamalia di belahan dunia yang lain, akan tetapi tidak demikian halnya dengan Indonesia karena pada zaman ini sebagian besar Kepulauan Indonesia baru terbentuk. Oleh karena itu fosil-fosil yang dijumpai di Indonesia sebagian besar merupakan fosil hewan laut terutama moluska dan foraminifera.

KALA PALEOSEN : 65.000.000 – 56.500.000 tahun lalu Melihat kuda-kuda bercelana yang berkeliaran di seputaran Taman Ganesha mengingatkan saya akan sejarah munculnya mamalia pemakan rumput. Nenek moyang kuda ini hadir hamper bersamaan dengan bangsa primata alias keluarga kera. Lengkapnya kala ini 79

79


merupakan awal kemunculan hewan mamalia pemakan rumput, primata, burung dan Discoaster. Kala ini ditandai oleh kegiatan magma yang sangat sensitif, susut laut yang besar dan hujan meteorit. KALA EOSEN : 56.500.000 – 35.500.000 tahun lalu Pada Kala Eosen ini mamalia mulai berkembang dengan baik, seperti kuda, binatang pengerat (Rodent) dan nenek moyang hewan modern seperti unta, badak, dan lainnya, termasuk hiu raksasa (Basilosaurus) dan Burung raksasa (Diantryma). Pecahnya benua Pangea ditandai oleh pergerakan lempeng, yaitu Benua Afrika menabrak Benua Eropa membentuk Alpen, India menabrak Asia membentuk Himalaya. Data dan fakta ini meninggalkan berjuta tanya di benak saya, apakah Yeti dan keluarganya yang digolongkan dalam spesies Gigantephitecus mulai muncul di kala ini dan bertahan sampai hari ini ? KALA OLIGOSEN : 35.500.000 – 23.500.000 tahun lalu Nenek moyang kucing saya, si Neo Neo yang menurut urang Sunda termasuk jenis Chndra Mawat karena betina tiga warna, muncul di kalaoligosen. Pada kala ini mamalia semakin bertambah besar ukurannya. Mamalia modern termasuk gajah pertama kali muncul. Nenek moyang kucing, anjing dan beruang mulai berkembang. Kehidupan laut ditandai dengan munculnya hewan jenis baru seperti : kepiting, kerang dan siput. Iklim mendingin, hutan berkurang namun padang rumput meluas disertai dengan pesatnya perkembangan hewan pemakan rumput. KALA MIOSEN : 23.500.000 – 5.200.000 tahun lalu Nah kalau pada kala yang satu ini asal muasal anak saya, Saffanah, atau Savanah, agtau Sabana bermula. Bukan…bukan berarti anak saya itu tergolong manusia purba,kebayang kan kalo anak saya itu manusia purba, Bapaknya kan purba banget berarti ya? Tetapi arti namanya yang terasosiasi dengan padang rumput yang luas. Meski nama anak saya sendiri dalam bahasa Arab berarti Mutiara. Kala ini dicirikan oleh padang rumput makin meluas, oleh karena itu mamalia pemakan rumput berkembang semakin pesat. Kala inni dicirikan oleh munculnya Homonoid (Proconsul), lembu, domba, dan monyet. KALA PLIOSEN : 5.200.000 – 1.700.000 tahun lalu Pernah dengar museum sejarah alam Sangiran? Atau barangkalaipernah dengar nama-nama berikut: phitecantropus 80

80


erectus, homo wajakensis, atau manusiaNeanderthal? Ini namanama atau istilah taksonomi yang digunakan untuk mengidentifikasi hominid, atau spesies yang menyerupai manusia. Pliosen tercatat dalam sejarah paleologi karena pada kala ini muncul hominid yang pertama. Fosil-fosil penciri Kala Pliosen yang ditemukan di Indonesia secara melimpah adalah dari kelompok moluska dan foraminifera. ZAMAN KUARTER : 1.700.000 tahun lalu – sekarang Indonesia termasuk bagian dari benua muda Asia yang terbentuk dari tumbukan lempeng benua karena sangat besarnya energi dari inti bumi. Bahkan sampai hari ini pergerakan lempeng bumi yang menimbulkan tumbukan dan terciptanya zona subduksi masih terus berlangsung. Hingga perkembangan mamalia di benua baru juga masih relatif baru. Pada Zaman Kuarter di belahan dunia dikenal sebagai zaman perkembangan manusia, sedangkan di Indonesia disamping berkembangnya manusia berkembang juga mamalia. KALA PLISTOSEN : 1.700.000 – 10.000 tahun lalu Mamalia yang berkembang pada kala ini mempunai ragam bentuk yang spektakuler, seperti Mammoth, Mastodon, Smilodon (harimau bergigi pedang), Megatherium (kukang tanah raksasa), Beruang gua, dan lain sebagainya. Kalau ada yang pernah menonton Ice Age, sebuah film animasi 3D yang dengan sangat cantiknya menggambarkan era akhir zaman es, pasti tahu mammoth dan smilodon, Manny dan Diego. KALA HOLOSEN :10.000 tahun lalu – sekarang Kurun waktu selama 12 ribu tahun terakhir dikenal sebagai kala Holosen. Pada masa inilah jenis kehidupan berkembang pesat dan manusia modern mulai muncul. Catatan sejarah perkembangan peradaban manusia menunjukkan bahwa homo sapiens dengan kecerdasan yang dimiliki mulai mengembangkan pola-pola berpikir sistematis, membangun sistem, mendomestikasi hewan, membudidaya tumbuhan sumber pangan, dan mulai berfilsafat. Diera inilah lahir logika, dialektika, budaya literal,dan sendi-sendi hokum kemasyarakatan serta politik. Jika berkesempatan jalanjalan ke Tahura, taman hutan raya Djuanda di Dago Pakar, kita bisa berimajinasi tentang komunitas-komunitas pra sejarah yang dulu mendiami tepian danau Bandung Purba. Atau mungkin bisa mampirdi gua Pawon dimana masih dapat ditemukan artefak-artefak dari masa awal Holosen. Kawasan perbukitan kapur Padalarang sendiri diduga adalah bekas kawasan terumbu karang yang penuh dengan karang, koralia, dan berbagai jenis moluska. Hal ini ditandai dengan banyaknya kandungan kalsium karbonat di kawasan itu. 81

81


KISAH CEPOT, WONG CILIK from BDG

B

erjalan di sepanjang trotoar Braga Weg...rasanya seperti kembali ke Bandung 75 tahun silam. Semilir angin malam dan desau cello dari salah satu cafe societeit seolah melontarkanku menembus ruang waktu. Di teras Braga Permai sekumpulan lelaki bule tua tertawa bahagia dengan 1 pitcher bir setengah kosong ada di mejanya. Harum lidah yang dibakar untuk hidangan utama sungguh menusuk hidung. Terbayang olehku tekstur lidah sapi atau ox tongue yang lembut itu berpadu dengan rasa gosong yang samar ditingkahi oleh saus jamur yang tebal. Tidak hanya jamur kurasa, tapi demiglas dan brown sauce dari rebusan tulang sapi dan rerempahan peterselilah yang menjalin orkestra rasa ini. Seolah terngiang di gendang telingaku lagu-lagu yang biasa dinyanyikan Wieteke seperti gef mij maar nasi 82


goreng..dan anggunnya para nyonya perkebunan yang turun dari Bukit Tunggul, Malabar, dan Rancabali. Ballroom di Savoy Homann akan dipenuhi alunan irama Waltz yang anggun, tango yang rancak, dan pasangan-pasangan ganteng dan cantik berkulit putih bermata biru dengan hidung bangir akan terus melantai sampai malam berakhir. Sementara jongos-jongos inlander berpeci hitam, pantalon, dan serbet siap menanti titah majikan mereka. Dari lembah Cikapundung rumah-rumah gubug bambu berpelita minyak sayup terdengar anak-anak kampung mengaji sorogan. Kampung Sekeloa, Coblong, Ranca Badak adalah wilayah pribumi saling berbagi nasib saling berbagi derita. Tapi meski sebagian di antara mereka hidup sangat bersahaja, jaman kolonial dianggap jaman normal. Dalam artian hukum ditegakkan, aturan dilaksanakan, dan jaminan sosial dijalankan. Meski Amsterdam, Den Haag, Maastricht, dan juga Roterdam,Leiden,serta hampir semua kota di Holland dibangun dari sumber daya yang disedot dari Indonesia, masyarakat saat itu banyak yang merasa bahagia. Bahkan peradilan tokoh oposisi sekaliber Soekarno saja terbuka dan dapat dihadiri oleh masyarakat dan pendukungnya. Tata kota yang sistemik dan futuristik masih dapat kita rasakan sampai hari ini. Infrastruktur seperti jalan, kereta api, sekolah, dan rumah sakit bahkan jauh lebih banyak dan baik dari yang tersedia saat ini. Tapi memang pada hakikatnya kemerdekaan adalah hak dasar manusia yang seolah telah menjadi bagian dari

83


naluri. Meski untuk merdeka sepenuhnya tampaknya kita masih harus terus berjuang. Berperang melawan kebodohan, kemiskinan, kesakitan, dan juga keterpurukan dalam hal ilmu pengetahuan. Di perempatan Naripan ada seorang tukang wayang. Ia menggelar dagangannya di emperan jalan. Ada Semar, Udel, Dawala, dan Cepot. Ada juga Buta dan Ksatria. Yang paling menarik tentu saja keluarga Lurah Semar van Karang Tumaritis itu. Lurah Semar yang sesungguhnya adalah Dewa bernama Ismaya dikaruniai tubuh tambun dan pantat yang semlohai, bahkan dalam legenda Jawa senjata utama Semar adalah kentutnya. Anaknya tidak kalah unik dan eksentrik, Udel berhidung bulat, cerdas, sinis, dan kocak. Dawala bertubuh tinggi kurus, berhidung panjang, dan tak kalah usilnya dengan Udel. Sementara si Cepot bermuka merah, perlambang pemarah, giginya nongol 1 dan kostum andalannya adalah baju dan celana pangsi hitam dengan blangkon sunda. Si muka merah tak ramah ini sebenarnya ironi. Karena Cepot cerdas dan amat kritis menilai situasi. Saya jadi terkenang akan almarhum Ki Dalang kondang, Asep Sunandar Sunarya yang amat piawai memainkan peran Cepot untuk mengusung kritik sosial. Sebenernya sih di lubuk hati yang terdalam saya tuh bercita-cita jadi masinis, pilot, dokter, dan dalang. Sempet kebayang juga sih jadi penyanyi dan pemain pelem India...Nah kalo saya jadi dalang, saya akan buat tokoh Cepot ini menjadi tokoh imajinasi global yang ga kalah dengan para pahlawan Marvel. Super Cepot yang sangat diidamkan oleh Dr. Xavier untuk perkuat squad X-Men. Cepot yang tidak sekedar sakti tapi full of inovasi. Senjata utama Cepot adalah gelombang otak yang mampu menginterferensi setiap gelombang elektromagnetik di muka bumi. Cepot bisa menyerap dengan sempurna kekuatan sabuk Van Allen dan menyinergikan polarisasi dua kutub bumi. Lelananging jagat pokona mah.. Pada saat dunia sudah dalam cengkeraman teknologi informasi dengan sederet sensor,mikro kontrol ,dan sistem cerdas artifisial telah mengganti panca indera dan fungsi biologi sehari-hari, maka Cepot dengan kekuatannya berpotensi menguasai dunia. Berbekal mantra gual geyol guthak githek nya...Cepot mampu melumpuhkan sistem cerdas yang menjadi nafas sebuah kota.

84

84


Tahukah anda bahwa tak lama lagi konsep Smart City tak lagi sekedar berfungsi memberi peringatan ataupun informasi? Tak lama lagi Smart System akan menjadi sendi utama kehidupan. Manusia tak akan bepergian lagi ke sana kemari untuk mencari rezeki dan sesuap nasi atau sepotong roti. Bahkan mungkin semua itu tidak diperlukan lagi. Kaki tangan akan terudimentasi, mengecil karena jarang dipergunakan lagi.

85

85


Loh kok bisa begitu? Dengan sensor otak yang semakin sensitif dan komprehensif serta sistem transmisi yang dilengkapi kemampuan untuk mengamplifikasi gelombang, maka semua perintah dan fungsi kognisi dapat langsung dikirim dari otak. Saat ini berbagai device yang menggunakan sandapan biologis sudah marak digunakan. Dari Neurosky sampai LG Wrist Band yang mengakuisisi data hayati untuk diterjemahkan sebagai early warning system dan evaluasi kondisi fisiologi. Sensor PPG yang bisa mendeteksi perubahan regurgitasi darah dan kandungan gula dalam plasma menjadi teknologi non invasif yang seolah dapat membaca tubuh manusia tanpa melukai. Ke depan saya malah membayangkan bahwa virtual thalamus yang disisipkan intra cutaneus di daerah cranium akan menjadi pusat pemancar data dan perintah pada supporting system yang dibangun untuk mempermudah aktivitas dalam kehidupan. Pola-pola bisnis dan aktivitas manajerial seperti pemerintahan akan berubah drastis. Saat ini saja sudah marak perdagangan online lewat lapak virtual dan mekanisme pembayaran melalui aplikasi perbankan mobile. Tak lama lagi akan lahir aplikasi menyerupai Second Life, dimana kita melalui avatar virtual dapat melakukan semua aktivitas di dunia nyata. Bersekolah, berjualan, memesan makanan, meet up with peoples, sharing data, lihat-lihat etalase, lihat product list,transaksi, delivery dan banyak hal lagi. Misal saya akan mengajar, maka saya akan buka ruang kelas maya sebagai representasi ruang kelas di dunia nyata, atau jika saya mau berjualan di dua dunia maka saya bisa membuka toko virtual based on data koordinat tepat dari letak toko aseli saya. Jadi kalau ada pembeli yang menghendaki proses pembelian off air sebagai proses awal untuk membangun trust maka aplikasi dapat langsung menuntun ke lokasi. Coba kita bayangkan, saya akan mengajar dan saya membuka kelas virtual saya. Ini akan jadi MIT Open Courseware yang lebih dahsyat. Mengapa begitu? Karena MIT-OCW baru sampai pada tahap share video kuliah, tidak ada interaksi, tidak ada ada sharing materi kuliah, tidak ada pemberian link-link referensi secara langsung. Kelas virtual saya dapat dihadiri mahasiswa dari berbagai penjuru bumi, yang tentu harus dibatasi agar tercapai efektifitas komunikasi. Saya dapat share layar dengan presentasi, virtual chalk board, chat untuk Q&A, dan mengajak mahasiswa masuk ke laboratorium virtual (please visit labster.com ). Maka saya dan mahasiswa tidak perlu lagi naik 86

86


kendaraan ke kampus. Kami menghemat bahan bakar fosil dan energi, mengurangi tapak karbon, mengurangi subsidi, polusi, dan kerusakan lingkungan. Seusai kuliah virtual maka para sarjana dan master virtual ini akan bekerja di bisnis atau kantor virtual, dapat gaji virtual yang akan dibelanjakan juga di dunia virtual. Lalu kita ini nyata atau virtual ya??? Tapi soal pangan kan ga bisa virtual Om? Tanya ponakan saya yang usil bin jahil. Om kan kalo lemes ga dicharge atau dicolokin ke power bank kan? Awas lo..gw colok juga entar...pikir saya kesal. Tapi pertanyaan usil itu banyak benarnya loh. Bagaimana pangan kita di masa depan? Ga usah jauh-jauh ke masa depan lah, la wong makanan astronot aja uda simple dan tepat guna kok. Cuma berwujud kayak tablet-tablet berenergi dan berprotein tinggi gitu. Terdispersi dan terdistribusi. sempurna dalam darah dan terabsorbsi secara maksimal di saluran cerna. Dalam ranah gastrognomi, khususnya di tanah kelahiran seni kuliner, Perancis, kini trend yang berkembang adalah molekuler gastrognomi. Bahkan dalam novel a Hundred Foot Journey yang mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang master chef masakan Perancis kelahiran India, Hassan Haji, dibahas juga soal molekular gastrognomi ini. Dalam cerita itu dikisahkan Chef Lefitte memperkenalkan ranah baru kuliner dengan mengekstrak rasa dan kandungan nutrisi dari berbagai bahan makanan dan menyajikannya dalam komposisi yang sama sekali baru. Dalam dunia nyata konsep ini ditunjang oleh terobosan dalam bidang teknologi.material yang telah merambah sampai ke tingkatan nano. Berkembang pula teknik mikrokapsulisasi dalam dunia.farmasi dan pangan. Tak dapat dipungkiri pula metoda ekstraksi untuk mendapatkan unsur-unsur mikro dari bahan makanan juga makin berkembang. Bahkan di UK sudah berjalan industri kimia yang mengkhususkan diri pada pembuatan “rasa�. Karena rasa adalah sensasi selera dan aroma yang tentu saja berupa senyawa kimia. Sudah mulai terbayang belum? Ada saripati nutrisi dalam ukuran nano dimikrokapsulasi dengan alginat dari rumput laut yang sehat, dan di dalamnya dibubuhkan beraneka molekul rasa sesuai selera. Diukur dengan cermat kandungan kalori, protein, asam amino, vitamin, mineral, serat, dan unsur mikronutrien lainnya. Tidak ada limbah yang tersisa, semua terserap secara sempurna, lezat dan sesuai dengan kebutuhan untuk sehat. Bayangkan sebuah dunia dimana kita cukup hadir dengan berpikir. Bahkan kelak untuk bercinta dengan pasangan 87

87


pun cukup lewat pikiran dan penyesuaian gelombang untuk saling memberi stimulus yang diartikan sebagai kasih sayang. Gelombang dengan frekuensi dan panjang gelombang serta intensitas dan waktu (t) yang dibutuhkan untuk mendorong sekresi oksitosin, dopamin, dan serotonin. Lalu siapakah yang akan menjadi lawan sepadan bagi Pendekar Cepot, lelaki sakti mandraguna pahlawan rakyat jelata yang terlahir sebagai bentuk perlawan dari mereka yang kerap dipandang tak berdaya? Tentu kekuatan super power yang berambisi untuk menguasai dunia, menghegemoni dan meluluhlantakkan setiap sendi keadilan serta menyatukannya dalam daulah monogamous keyakinan dan kuasa tunggal. Untuk membasmi para Cepot yang doyan ngepot mereka akan gunakan kekuatan Super Dawala!! Dawala tak lain dan tak bukan juga putera dari Eyang Ismaya alias Badranaya, alias Ki Lurah Semar alias saudara kandung Cepot! Intrik, konflik, dan perang saudara adalah warni-warna dunia, masalah keluarga memang klasik, hampir sama di setiap penjuru dunia. Sirik, iri, dengki, sindroma anak kedua memang kerap menjadi keluhan para orang tua, tak luput juga Lurah Badranaya. Dawala yang cerdas, bahkan genius adalah “musuh� abadi dari Kang Cepot sang anak tertua. Mereka bersaing dan saling berebut pengaruh orangtua.Masing-masing ingin membuat orangtua bangga, terkadang dengan cara yang kurang bijaksana. Walhasil dan alkisah, Dawala menjadi ahli warfare tanpa senjata pemusnah massal yang perlu menumpahkan darah. Ia tandingi Kang Cepot dengan senjata “pengubah� manusia.

88

88


Senjata Pengubah Manusia Kang Dawala Dalam konteks perang modern, atau bahkan masa depan, senjata apa yang paling efektif? Jika saya yang diminta menjadi desainer sistem warfarenya maka saya akan mengreasikan sistem persenjataan yang sudah semenjak awal diluncurkan dapat mendatangkan keuntungan. Produksi saja game berbasis komputer, game on-line, ataupun yang dimainkan melalui gadget seperti Wii atau PS. Dominasi game tersebut dengan warna merah! Mengapa dominasi warna tertentu menjadi penting? Warna adalah bagian dari spektrum elektromagnetik yang memantulkan dan memiliki panjang gelombang khusus. Warna adalah bagian dari cahaya tampak antara ultra violet (ungu) sampai infra merah (merah).

Vuontela dkk mebuktikan bahwa memori tentang warna akan lebih melekat di otak ketimbang memori verbal. Morton Walker dan Robert Gerard, PhD dari UCLA menyimpulkan bahwa warna merah apabila dilihat dalam keadaan marah atau trtekan akan merangsang aktivitas kelenjar hipofise dan anak ginjal untuk memproduksi adrenalin. Akibat yang dapat terukur adalah kenaikan tekanan darah dan laju pernafasan. Mata manusia yang menerima sekitar 36.000 stimulus visual perjam akan menjadi penghantar warna yang menyertai ikon dan gambar-gambar menjadi 90% asupan informasi bagi otak. Sementara Dr. Wayne London dan Dee Coulter memformulasikan bahwa cahaya berpendar dari lampu dan layar televisi ataupun komputer (menurut hasil penelitian anak masa kini menghabiskan waktu sekitar 5 jam di depan display elektronik) akan

89

89


memicu produksi kortisol, sebagai respon stress. Maka jika dominasi game dengan latar belakang warna merah dikorelasikan dan diasosiasikan dengan storyboard atau rangkaian cerita/permainan yang penuh dengan kekerasan dan ditujukan pada sekelompok remaja yang tertekan secara psikososial diharapkan akan muncul agresifitas dan eksploitasi respon defensif yang tak terkendali.

Warna latar dominan merah dengan ikon yang terasosiasi dengan �pemberontakan� dan anti kemapanan, revolusi, akan sangat berkesan dan berpengaruh pada kelompok-kelompok pemuda yang tertekan secara sosial.

Lalu tidak berhenti hanya sampai di situ, saya juga akan mendorong proses produksi makanan cemilan seperti keripiki kentang atau keripik berbahan baku terigu yang sangat tinggi karbohidrat dan miskin protein serta mineral. Mengapa ? Karena kadar karbohidrat yang kelewat tinggi meningkatkan kadar hormon Grelin secara berkesinambungan. Tingginya kadar hormon Grelin secara terus menerus akan membuat seseorang memiliki nafsu makan yang tak terkendali. Jangan tanggung-tanggung, sekalian kita siapkan juga jenis cemilan yang rada berat seperti ayam goreng fast food. Wah hebat ! Ayam yang dipakai adalah ayam domestikasi, sengaja digemukkan secara cepat untuk emnjadi ayam pedaging. Komposisi lemak di tubuhnya sudah pasti di atas rata-rata. Kombinasi karbohidrat dan lemak tinggi akan memicu hormon Grelin gila-gilaan! Ayam ala Harland David Sanders atau Pak Kolonel Sanders yang berasal dari North Corbin negara bagian Kentucky ini, juga kaya akan ion natrium, alias asin. Kadar natrium yang berlebih akan menggangu keseimbangan elektrolit dan metabolit di dalam tubuh, termasuk proses transmisi syaraf. Hampir lengkap sudah. Jika kekenyangan dengan cemilan maka asupan makanan berprotein tinggi tentu berkurang. Padahal menurut Judith Wurtman,PhD seorang peneliti MIT, asam amino sangat penting dalam proses pembentukan kecerdasan. Dua jenis asam amino yang sangat penting dalam mempengaruhi kinerja otak adalah

90


tirosin dan triptofan. Tirosin adalah bahan baku protein neurotransmiter dopamin dan norepinefrin. Kedua neurotransmiter ini merupakan pemicu proses berpikir cepat, atensi, menimbulkan kesadaran, kepekaan pikiran, dan gairah yang energetik. Sedangkan Triptofan adalah bahan baku utama serotonin, neurotransmiter yang menghasilkan ketenangan. Kehilangan atau kekurangan asupan kedua asam amino yang dalam seharinya diperlukan sekitar 15-30 gram, akan berkaibat pada hilangnya semangat belajar dan munculnya kegelisahan. Apalagi jika minumannya ikut kita manipulasi. Berikan saja generasi muda ini berjenis-jenis softdrink atau minuman lain seperti teh yang bersifat diuretik, maka mereka akan terkencing-kencing dan tanpa disadari mengalami dehidrasi ringan. Padahal menurut iklan salah satu produk minuman berion di Indonesia, kekurangan cairan 0,1% saja sudah mengganggu kemampuan konsentrasi. Lucu juga ya, banyak minum tapi justru dehidrasi. Tetapi secara meta-analisis, jika makan junk-food yang asinasin dan minumnya softdrink diuretik maka akan tercipta keseimbangan baru. Yang satu menahan air dan yang lain berusaha mengeluarkan. Maka kalau makan fried chicken minumnya coca cola ya! Allah memang sangat adil. Mari kita simpulkan dulu hasil yang didapatkan dari kondisi di atas: otak akan terhambat kerjanya karena terprovokasi untuk menjadi agresif. Diikuti oleh kekurangan asam amino penting dalam proses belajar, dan mengalami dehidrasi. Jika 80% bagian otak adalah air yang peka terhadap perubahan pH dan polaritas lingkungan sekitarnya, maka otak akan selalu berada dalam keadaan �alert� dan terkonsentrasi pada mekanisme respon defensif. Maka secara sederhana budaya gaming dapat berdampak pada penurunan kemampuan intelektualitas dan memicu perilaku agresif ! Diikuti oleh obesitas dan resiko terjadinya stroke atau serangan jantung akibat tingginya kadar kortisol. Apakah hanya itu dampak senjata �ajaib� ini ? Tidak! Game komputer, PS, Wii, Xbox dengan Kinectnya,You Tube, Social Media, dan program TV yang memikat membuat orang tidak bergerak dari tempatnya. Perilaku terdiam dan hanya mengulang aktivitas motorik tertentu akan mengakibatkan pembentukan pola-pola kecerdasan motorik yang monoton. Basal ganglia adalah komponen otak yang paling terpengaruh, terdiri atas dua regio fungsional yaitu nukleus kaudatus yang menerima data dari area asosiasi kulit otak ( korteks serebri) , dan putamen yang

91


menerima data dari girus somatosensori dan somatomotor. Kedua jalur basal ganglia ini dikenal sebagai striatum. Pada gamer dan penonton setia televisi ( termasuk ibuibu), maka pola kecerdasan motorik yang seharusnya menjadi bagian dari sistem pembelajaran menyeluruh jadi macet. Carla Hannaford, seorang neurofisiolog, melaporkan bahwa gerakan-gerakan lintas lateral ( misal tangan kanan memegang bahu kiri), akan merangsang otak untuk membangun sirkuit-sirkuit pembelajaran yang lebih kompleks. Sementara Max Vercruyssen, PhD menyimpulkan bahwa gerakan yang dinamis, termasuk berdiri dari posisi duduk, akan meningkatkan kemampuan otak mengalirkan laju informasi serta meningkatkan atensi sampai 20%. Proses berdiri dari duduk yang diikuti oleh meningkatnya detak jantung berkontribusi pada peningkatan aliran darah kaya oksigen ke otak sampai 15% (Eric Jensen, 2007). Hubungan gerakan dengan pembentukan kecerdasan juga dibahas secara mendalam oleh Henrietta Leiner,PhD dan Alan Leiner,PhD, dimana serebelum ( otak kecil) ternyata memegang peran kunci dalam pengintegrasian antara kemampuan motorik dan kognitif. Selama ini serebelum diduga hanya mengoordinasi gerakan atau respon motorik saja, ternyata terdapat hubungan timbal balik yang rumit antara serebelum dengan kulit otak yang bertanggungjawab dalam hal kognisi. Area di serebelum yang meregulasi transmisi data dan diduga kuat berpengaruh terhadap kecerdasan adalah nukelus neodentata. Bersama-sama sistem keseimbangan seperti kanalis semisirkularis dan nukleus vestibuler di telinga bagian dalam, serebelum mengatur kecerdasan motorik, dan ternyata pengaturan ini mempengaruhi kecerdasan secara umum melalui jalur-jalur yang didefinisikan oleh Peter Strick, PhD dari Veteran Affair Medical Center, memiliki kemampuan merangsang pusat-pusat pembentukan memori, atensi, dan persepsi spasial. Tidak heran jika dalam ibadah sholat yang merupakan tiang agama, dintegrasikan kecerdasan kognitif berupa pemahaman terhadap bacaan, kecerdasan emosional yang tercermin dari pengakumulasian konsentrasi dan rasa cinta (maujud dalam niat), serta kecerdasan motorik yang termanifestasi dalam aplikasi gerakan (berdiriruku-sujud, duduk di antara 2 sujud-berdiri lagi-dan diakhiri dengan attahiyat beserta salam). Berarti di dalam proses sholat jika dilaksanakan dengan benar dan dilandasi ilmu, mkaa kita akan mengaktifkan kulit otak, sistem limbik, serebelum, dan juga basal ganglia, disertai peningkatan suplai oksigen dan optimasi

92


metabolisme di jaringan otak! Bahkan James Asher seorang pendidik dan pembelajar revolusioner, secara tidak sengaja membuktikan kedahsyatan sholat melalui metoda belajar yang diperkenalkannya: Total Physical Response (TPR). Dalam konsep TPR, Asher memiliki hipotesa unik: ”ajarilah tubuh dan tubuh akan belajar sama baiknya dengan pikiran.” Maka Asherpun mengajarkan bahasa dengan peragaan gerakan, kata ”lutut” dipadankan dengan gerakan memegang lutut, demikian seterusnya. Bukankah ketika kita sholatpun kita telah mengintegrasikan proses-proses belajar serupa? Bahkan lebih dahsyat lagi, karena yang kita lafalkan secara mental adalah nilai-nilai kehidupan yang bersifat adiluhung. Berita yang lebih tidak enak didengar lagi oleh para gamer dan penonton setia televisi serta para pekerja yang berkutat secara terus menerus di depan layar komputer, adalah kurang bervariasinya lingkungan yang dihadapi akan membuat otak ”beku”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tikus yang diberi lingkungan menantang dan penuh dengan kesulitan yang harus diselesaikan ( problem based) akan mengalami peningkatan volume otak, jaringan dendritik bertambah, hubungan sinapsis makin baik, produksi enzim dan neurotransmiter yang meningkat, serta terjadi pembelahan sel-sel neuron syaraf sensoris dan sel glia (neurogenesis). Dengan kata lain, tikus yang mendapat banyak tantangan mental akan menjadi cerdas, meningkat intelijensianya (Greenough& Anderson, 1991). Sementara penelitian Robert Jacobs, PhD dari UCLA menunjukkan fenomena serupa juga terjadi pada manusia. Riset yang dilakukan oleh tim UCLA berhasil mengidentifikasi adanya perbedaan jumlah koneksi neural sekitar 40% antara kelompok siswa yang terus sekolah dengan kelompok siswa putus sekolah. Koneksi neural ini maujud dalam bentuk peningkatan hubungan dendritik yang pertambahannya bersifat menyamping secara proksimal (mencari tujuan terdekat), alias mencari ”kawan baru”. Proses penambahan dan peningkatan kualitas hubungan dendritik dan sinaptik melalui tantangan dan olah gerak, didukung sepenuhnya oleh peran Brain Derive Neurotropic Factor ( BDNF) dan Neuron Growth Factor (NGF) (Irvine& Dienstbier). Kedua sitokin itu diketahui mampu meningkatkan proses Long Term Potentiation ( LTP) atau pembentukan hubungan sinaptik cepat dan berpola yang merupakan dasar pembentukan memori (Susumu Tonegawa,PhD ,MIT). Gengen pengatur memori (LTP) menghasilkan molekul-molekul seperti c-AMP Response Element Binding Protein (CREBP)

93


yang bertugas menswitch data mana yang harus disimpan oleh sel-sel otak (programmable logic control). Jadi kalau mau ngegame atau nonton televisi, carilah program yang menantang, rumit, dan membutuhkan kecerdasan berpikir. Jangan hanya yang menampilkan kekerasan, gosip, dan kriminalitas. Jika itu yang dikonsumsi otak, maka yang terjadi adalah pengaktifan jalur amigdala yang bersifat memediasi peristiwa emosional yang kuat dan memblok kemampuan hipokampus untuk memediasi memori episodik dan semantik yang berkonotasi kebahagiaan. Pengaktifan amigdala yang berlebihan karena adanya stress yang berkepanjangan ( kronis) atau trauma dapat menghalangi fungsi hipokampus sekaligus menyebabkan kematian sel-sel neuron di dalamnya. Last but not least, game, TV, komputer, dan handphone dari hasil penelusuran meta-analisis diduga kuat memberikan radiasi elektromagnetik yang cukup signifikan pada otak manusia. Secara sederhana dapat dibayangkan, otak manusia adalah sebuah prosesor yang bekerja dengan menggunakan aktivitas biolistrik sebagai prinsip dasar operasional. Maka kita mengenal beberapa pola gelombang otak seperti delta (0-4Hz), theta (4-8Hz), alfa(812Hz), beta (12-16Hz), high beta (16-30Hz), K complex (30-35Hz), dan super beta (35-150Hz). Adanya interferensi oleh radiasi elektromagnetik yang datang dari peralatan elektronik, apalagi kalau itu bersifat pulsatif dan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang, tentulah akan menimbulkan pengaruh-pengaruh tertentu. Sebagai contoh, pada saat kita tidur otak sesungguhnya bekerja dan mengolah data yang kita terima seharian serta mengorganisasikannya sebagai memori. Jika terlalu banyak distorsi akibat adanya interferensi dari berbagai sumber radiasi elektromagnetik, dikhawatirkan fungsi-fungsi luhur semacam ini akan berkurang kualitasnya, dan tentu saja kita akan menjadi semakin bodoh.

Bom ”Nikmat” dan Torpedo ”Korupsi” Dalam ilmu otak dikenal 2 mekanisme neuronal yang mampu menghasilkan kesenangan dan kenikmatan mental. Yang pertama dikenal sebagai sistem ”reward” atau imbalan. Sistem ini melibatkan korteks prefrontal, bagian dari lobus frontalis ( bagian depan otak) yang berfungsi sebagai distributor ”kesenangan” (kegembiraan, kecintaan,

94


Gelombang otak di awal tidur, antara 4-12Hz

Gelombang otak khas: K-complex dan sleep spindle. Terjadi karena �kaget� ada rangsang suara dari luar (K-complex), sedangkan sleep spindle dapat diartikan sebagai diaktifkannya saklar pemutus terhadap rangsang sensoris yang datang dari luar

95


Rapid Eye Movement dengan gelombang theta-beta, dimana terjadi proses pengorganisasian memori dan pertumbuhan selsel otak (Aqsa Syuhada, kuliah Psikologi Faal II, Fakultas Psikologi Universitas Surabaya)

ataupun kenikmatan). Di dalam korteks prefrontal terdapat serangkaian reseptor molekul-molekul pemicu kesenangan yang peka terhadap dopamin dan endorfin. Sesungguhnya sistem ini dirancang sebagai bagian dari proses pembentukan motivasi. Misal jika seseorang rajin membaca dan meng-up date (memutakhirkan) pengetahuan, maka ia akan berwawasan luas. Dengan wawasannya tersebut kerap ia akan menjadi ”keynote speaker” dalam sebuah dialog, baik formal maupun nonformal.Dalam istilah sederhana, orang semacam ini adalah ”perpustakaan berjalan”. Identitas dan julukan itu menjadi kebanggaan dan ”hadiah” bagi yang bersangkutan, apalagi jika kita kaitkan dengan teori eksistensi dan aktualisasi diri. Kesenangan dan kegembiraan ini menjadi nikmat yang tiada tara bagi yang bersangkutan, sekaligus menjadi motivasi terkuatnya untuk terus belajar dan menambah ilmu. Siapa yang tidak mau dipuji sebagai ”orang pintar”? Dalam Science Daily 4 Maret 1999 dilaporkan Mark Whightman dkk dari North Carolina University telah melakukan

96


serangkaian penelitian di otak tikus yang dipasangi probe elektronik untuk mengukur aktivitas dopamin. Hasil yang didapatkannya memperjelas fungsi dopamin yang lebih cenderung bersifat sebagai molekul pencetus kenikmatan dalam proses belajar atau mengantisipasi imbalan/ hadiah. Sebaliknya penelitian itu juga menunjukkan bahwa dopamin tidak terlibat dalam proses kenikmatan yang bersifat simultan atau berkelanjutan. Dengan kata lain, dopamin adalah molekul ”surprise” atau akan terpicu oleh hadiah, yang meski direncanakan tetapi tidak terduga datangnya. Kenikmatan atau kegembiraan yang dipicu oleh dopamin membutuhkan stimulus-stimulus baru, bergantung kepada seberapa besar intensitas emosi yang dirasakan dan diproses oleh amigdala. Karena amigdala adalah pusat emosi, dimana tersimpan dan terproses data-data yang memiliki intensitas tinggi seperti trauma, fobia, ataupun kesedihan, kekecewaan, dan pengalaman buruk. Dalam kasus ”bom nikmat”, orang yang intensitas emosinya diwarnai ”ketakutan” non verbal ( kecemasan yang tidak dapat diutarakan dalam bentuk bahasa, karena amigdala tidak terkoneksi secara langsung dengan pusat bahasa) cenderung memiliki ketergantungan terhadap stimulus dopamin yang tinggi. Contohnya begini; seseorang yang tidak berbahagia dalam konteks keluarga ( tidak harmonis, kerap bertengkar dengan pasangan), kehilangan kemampuan untuk mengembangkan rasa senang yang sehat. Korteks prefrontalnya membutuhkan dopamin, tapi dopamin tak kunjung datang. Maka dicarilah dopamin itu dengan berbagai cara, misal dengan menyenangkan diri lewat berbelanja, mengikuti trend fashion, ataupun ke salon berkali-kali. Dalam genre sastra, inilah mungkin yang mendasari pertanyaan: ”apa yang kau cari Palupi?... yang dijawab Ebith G Ade: Tanyakan pada rumput yang bergoyang..” Inilah mungkin dasar ilmiah para korban mode yang terus menerus membelanjakan uangnya secara tidak rasional, sekedar untuk mendapatkan kebahagiaan sementara. Dalam beberapa hari kesenangannya terhadap pakaian baru sudah basi, maka merekapun ”mencari” lagi kebahagiaan semu itu lewat berbelanja baju. Demikian pula teman-teman kita yang menggunakan narkoba, makin hari harus semakin bertambah pula dosis yang dikonsumsinya. Jangan-jangan wisata kulinerpun demikian, mencari makanan enak untuk melipur hati yang sesungguhnya gundah gulana. Gagalnya amigdala memberikan umpan balik positif pada korteks prefrontal akan mendorong seseorang untuk menjadi

97


pribadi kufur nikmat, alias tidak pernah terpuaskan hawa nafsunya. Sesungguhnya mereka itu hanyalah ”seorang anak kecil” yang ketakutan. Dan untuk mengaburkan persepsi takut itulah mereka menipu diri dengan kesenangan. Inilah inti dari konsep ”bom nikmat”, setelah dibom kok malah minta lagi, lagi, dan lagi..kalau perlu malah minta dibom nuklir sekalian! Inilah juga penjelasan ilmiah tentang perilaku dan budaya korupsi yang kini kian menggejala. Seorang koruptor yang ”takut” miskin, dan bahkan merasa diri masih ”miskin”, sehingga merasa berhak untuk ”disedekahi” oleh orang banyak (bukankah uang rakyat adalah uang milik orang banyak?), semula dimotivasi oleh rasa takut hidup tidak nyaman. Lalu ketakutan itu berakumulasi dan bersinergi dengan rasa takut ketahuan. Sungguh suatu kolaborasi maut ! Dahsyat man! Bukannya jera dan berhenti, tapi berdasar ilmu otak hampir dapat dipastikan si pelaku justru akan terus korupsi, bahkan dengan intensitas yang terus meninggi! Hebat kan? Mengapa demikian? Dopamin yang dihasilkan tidak lagi dapat merangsang reseptor di korteks prefrontalis, ia kalah oleh intensitas takut yang diproduksi oleh amigdala. Untuk mengalahkan itu dan merasakan kembali kebahagiaan dengan intensitas semula, diperlukan ”hadiah” yang lebih besar lagi. Mula-mula hanya 500 rupiah, sampai 500 milyar juga tidak akan pernah puas! Ini dosa kutukan koruptor! Melupakan dosa kecil dengan melakukan dosa yang lebih besar, persis seperti ketika orang makan pete tapi tidak mau mulutnya berbau pete, ia makan jengkol! Inilah konsep ”torpedo korupsi”, sekali ia diluncurkan, maka ia tak akan bisa kembali, kecuali kalau mau meledak sendiri ! Karena tidak mau ”meledak” itulah banyak koruptor yang lebih rela beresiko untuk masuk bui daripada berhenti! Seharusnya bagaimana dong? Untuk menghindari iklim emosional yang mengancam itu sesungguhnya Tuhan telah mengaruniakan kepada kita sistem kendali nikmat yang komprehensif (mekanisme nikmat sehat, mekanisme kedua). Sistem ini terdiri dari gabungan peran antara talamus, hipokampus, dan korteks orbitofrontal. Talamus adalah pusat pengendali data sensoris sekaligus filter pertama emosi. Di talamuslah terjadi proses pemrioritasan atensi manusia, dan di talamus pulalah terjadi proses regulasi produksi neurotransmiter, termasuk dopamin. Sedangkan hipokampus telah kita ketahui bersama adalah pusat belajar, pusat pembentukan memori episodik dan semantik, serta pusat penginderaan kebahagiaan. Dan

98


korteks orbitofrontalis adalah area yang terletak persis di belakang rongga mata di lobus frontalis bagian bawah, serta berfungsi untuk menimbang nilai-nilai luhur, mengelola emosi, dan menerjemahkannya ke dalam pikiran. Dengan kata lain korteks orbitofrontalis ini adalah tempat dimana pikiran dan emosi diintegrasikan dengan sensasi (Eric Jensen, 2007). Jika talamus tidak mengirimkan sinyal agar serotonin (hormon relaks atau tenang) diproduksi, dan amigdala justru mengirim pesan cemas untuk mengaktifkan produksi norepinefrin (adrenalin), maka aktivitas korteks orbitofrontal menjadi tidak memadai. Gagalnya optimasi korteks orbitofrontal akan berakibat pada munculnya rasa ”sengsara” di korteks prefrontal, fenomena inilah yang kemudian mendorong terjadinya perubahan perilaku seseorang. Contoh sederhana, seorang remaja yang ”merasa” tidak dicintai oleh keluarga, teman, dan lingkungannya akan terjebak dalam ketakutan dan kecemasan. Serotonin turun, endorfin naik-turun, adrenalin dan kortisol sebagai hormon stress naik tinggi, hidup menjadi sepi dan ”kering” sekali. Maka ia akan mencari substitusi hormon cinta yang bisa membuatnya bahagia. Berkenalanlah ia dengan narkoba untuk memenuhi kebutuhan korteks prefrontalnya akan kehangatan dopamin. Ia tertipu. Kehangatan dopamin hanyalah sementara, jika diibaratkan api unggun, dopamin hanyalah bertindak sebagai korek apinya. Serotonin, oksitosin, prolaktin, vasopresin, dan feniletilamin, serta endorfinlah kayu bakar yang sesungguhnya. 4 hormon yang disebut setelah serotonin adalah anggota kelompok hormon ”cinta”. Maka agar korteks prefrontal dapat merasakan kenikmatan yang sehat dan berkesinambungan (continous pleasure), dopamin haruslah “dikelilingi” oleh para “bidadari cinta”. Slank aja ketika sakaw minta diselamatkan oleh ”bidadari biru” ! he 3x. Tenangkanlah otak, damaikanlah pikiran, selaraskanlah perasaan. Otak yang tenang akan menstimulasi sistem pertahanan tubuh, lalu restriksi atau pembatasan kalorinya akan mengaktifkan gen sirtuin di mitokondria. 2 gen sirtuin yang teraktivasi adalah sirt3 dan sirt5. Terbukti sirt3 dan sirt5 dapat mengefektifkan enzim metabolisme di mitokondria dan menghasilkan molekul NADPH yang berperan dalam proses perbaikan sel (Dr. Clemen Steegborn, Journal of Molecular Biology, 2008).

99


Nuklir Anti Cinta, Senjata Pamungkas Kang Dawala Perang berikutnya yang tidak kalah ganas daya rusaknya adalah perang cinta. Maksudnya ? Sifat tamak dan eksploitatif manusia karena jiwanya terkapitalisasi, mendorong terjadinya kerusakan lingkungan. Pencemaran merajalela, hutan digunduli. Padahal dari 1 hektar hutan berpohon besar dihasilkan 600 Kg oksigen yang dapat dikonsumsi oleh 1500 orang perhari. 1 hektar hutan juga mampu menyimpan 900m3 air tanah pertahun, dan mengalirkan 4000 L air perhari. Kemampuan lainnya adalah mengubah debu menjadi humus, menurunkan suhu sampai 80C,mengolah karbondioksida jadi gula dan oksigen, serta memperbaiki kualitas udara yang tercemar (termasuk logam berat dari emisi gas buang kendaraan bermotor). Masih buruknya kualitas bahan bakar minyak di beberapa negara berkembang juga menjadi penyebab menurunnya kualitas udara perkotaan. Sebagai contoh, hasil penelitian di beberapa SD di kota Bandung oleh tim riset gabungan UI, ITB, dan Unpad, menunjukkan bahwa kadar Pb atau timbal di darah para siswa, 66,6%nya diatas ambang batas yang diperkenankan oleh WHO (10 mgr/ dL). Penelitian laboratoris eksperimental di Inggris menunjukkan bahwa tingginya kadar Pb di dalam darah akan mendorong terjadinya penurunan kemampuan intelijensia (IQ), terpicunya sifat agresif, dan perilaku impulsif. Tak heran apabila generasi muda kita saat ini acapkali terlibat perkelahian yang tidak sportif, dan cenderung menyelesaikan masalah dengan kekerasan serta memilih jalan pintas. Tekanan ekonomi yang terstruktur dan sistematis juga membuat pasangan di kota besar harus bekerja keras agar mendapatkan penghasilan yang wajar. Tanpa penghasilan yang memadai kehidupan akan menjadi kesengsaraan yang berkepanjangan. Stress! Menonton TV, baca koran dan majalah, browsing di internet, ataupun sekedar berjalan-jalan di mal, semuanya tanpa kita sadari membuat diri kita stress. Maka tak heran apabila banyak suami-istri gagal mengembangkan hubungan keluarga yang sehat. Termasuk di dalamnya adalah rendahnya kualitas hubungan biologis pada pasangan-pasangan yang sibuk dan tertekan. Lifestyle telah mendorong terjadinya perubahan perilaku manusia, sifat konsumtif menjadi ciri yang menonjol. Proses pemenuhan kebutuhan maujud dalam konsep �menginginkan apa yang tidak dibutuhkan� dan menggeser prinsip kebutuhan menjadi �membutuhkan apa yang diinginkan�. Padahal butuh adalah variabel

100


rasional, sedangkan ingin adalah variabel emosional. Budaya konsumtif, keinginan yang kuat terhadap standar gaya hidup tertentu, penciptaan demand teknologi, dan derasnya arus informasi membuat pasangan atau keluarga semakin kehilangan waktu bersama yang berkualitas. Hubungan suami-istri terganggu dan akibatnya kadar oksitosin ideal tidak tercapai. Mengapa oksitosin menjadi begitu penting? Oksitosin adalah sebuah hormon yang terlibat dan dihasilkan oleh serangkaian proses fisiologis seperti kehamilan trimester pertama, melahirkan, menyusui, orgasme pada wanita, perasaan hangat pada konteks hubungan sosial, pembentukan memori sosial (menyantuni dhuafa, menyayangi anak yatim, membantu orang yang dilanda kesulitan). Menurut Ruth Feldman, seorang psikolog dari Universitas Bar-Ilan, menyatakan bahwa wanita dengan kadar oksitosin lebih tinggi di saat awal kehamilan akan memiliki ikatan emosional yang lebih kuat dengan bayinya. Sementara Su Carter dari Universitas Illinois di Chicago dan Tom Insel dari National Institute of Mental Health, mengatakan bahwa tingginya kadar oksitosin terkait dengan kesetiaan pada pasangan, rasa cinta yang tulus, dan hangatnya hubungan kekeluargaan. Reseptor hormon oksitosin di otak manusia tersebar di sirkuit ”reward” dan pusat kenikmatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reseptor oksitosin terdapat secara bersamaan dengan reseptor dopamin di daerah ”pleasure center” yang bernama nukleus akumbens. Nukleus akumbens ini bersama dengan korteks prefrontalis mengatur respon manusia dalam menerima stimulus dari lingkungan. Dopamin berperan dalam mencetuskan kebahagiaan, sementara oksitosin akan mengarahkannya untuk menjadi energi cinta bagi sesama. Paul Zak dari Claremont Graduate University California menyatakan bahwa melonjaknya kadar oksitosin akan mendorong munculnya sifat ”pemurah” (ahli shodaqoh) dan kemauan serta kemampuan untuk bekerjasama (ahli ibadah muammalah). Jadi marilah kita bayangkan, rudal perang peradaban yang satu ini gawat betul dampak destruksinya. Jika seorang wanita telah berhasil ”dijebak” dalam gaya hidup konsumtif, tekanan pemenuhan tuntutan keinginan (bukan kebutuhan) yang diikuti dengan intensitas pekerjaan yang tinggi (termasuk tingkat stressnya), dan tidak adanya lagi waktu serta motivasi untuk merawat anak, menyusui, melahirkan dengan cara normal, serta miskinnya motif untuk mengasihi sesama, membelai kepala

101


anak yatim, menggendong bayi tak beribu, ataupun mengulurkan tangan bagi sesama, maka segera saja akan terjadi kelangkaan oksitosin. Kelangkaan oksitosin akan memicu timbulnya perselingkuhan, ketidakharmonisan, dan perilaku kufur nikmat (kerap berkeluh kesah serta tidak dapat mensyukuri nikmat yang ada pada diri). Jika keluarga sebagai unit terkecil dalam hirarki ummat sudah tidak tertata, maka janganlah berharap sebuah bangsa dapat bermartabat. Kemarahan, agresi, dan kekecewaan di rumah akan menjadi motif dalam berpikir, bersikap, serta bertindak di tempat bertugas. Kebiasaan curang dan sekedar mencari kenikmatan akan mewarnai aktivitas profesional, semua diawali dari kurangnya ilmu dalam membangun sebuah model relasional yang proporsional.

Weeeew....dahsyat amir senjata pengubah manusia Kang Dawala. Apakah memang beliau setega itu dan berniat mengubah manusia beserta peradabannya? Tampaknya tak mungkin, mengingat walau bagaimanapun juga Dawala adalah putera terbaik Karang Tumaritis, kawula setengah dewa. Lalu ada apa dengan Dawala? Tampaknya ada prion atau bahkan partikel berukuran pico yang menyusup ke dalam otaknya. Partikel itu dikenal sebagai partikel Denawa, raksasa tamak yang mampu meliarkan nafsu manusia agar rakus dan tak berbelas kasih pada sesama... Denawa oh Denawa, tak kusangka jika engkau bisa maujud dalam tubuh rupawan dan keelokan lisan!

102


BINTANG-BINTANG di BANDUNG

P

ernahkah anda membayangkan berdiri diam dalam hembusan kencang angin malam gurun yang membawa serta milyaran bulir pasir bersamanya? 103


Lalu suhu anjlok ke bawah titik nol, duniapun membeku, kering, dan sekujur tubuh terasa kelu. Ya itulah Atacama, gurun ganas di Chile sana. Mengapa orang tengah malam mau berdiri mematung di sana? Bintang. Jawabannya adalah bintang. Alfa atau Proxima Centaury, bintang merah, andromeda, nebula dan rasi-rasi nun jauh seolah sebuah bahtera yang tengah melempar sauh. Dan kita berlomba mengejarnya sebelum mereka menjauh. Beruntunglah Indonesia, observatorium satu-satunya yang ada terdapat di daerah pegunungan nan cantik bernama Lembang. Terletak tak begitu jauh dari Kota Bandung, pusat pengamatan bintang dan antariksa ini dinamakan Bosscha, sesuai dengan nama orang yang mendanai proses pembangunannya. Observatorium ini adalah salah satu dampak positif dari maju dan berkembangnya perkebunan Teh di Jawa Barat. Penyandang dana Bosscha adalah pemilik perkebunan Teh Malabar yang amat peduli dengan perkembangan ilmu pengetahuan alam. Nama lengkap beliau adalah Karel Albert Rudolf Bosscha. Keinginan mulia beliau untuk memajukan ilmu pengetahuan alam akhirnya bersinergi dengan kebutuhan dari Nederlandsch Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV). Bosscha berjanji akan membangun observatorium lengkap teropong-teropongnya, termasuk teropong berlensa Carl Zeiss yang sangat terkenal itu. Proses pembangunan observatorium Bosscha dimulai pada tahun 1923 dan selesai pada tahun 1928. Bosscha Sterren Wacht mulai beroperasi dan menghasilkan laporan-laporan ilmiah resmi pada tahun 1933. Sejak itulah Indonesia telah dikenal dunia sebagai salah satu negara yang mampu berkontribusi pada ranah ilmu astronomi. Pasca kemerdekaan RI, Bosscha diserahkan pengelolaannya kepada pemerintah Republik Indonesia, dan pada tahun 1959 setelah ITB berdiri, Bosscha pun diserahkan pengelolaannga kepada ITB sebagai labiratorium,pusat pembelajaran dan penelitian perbintangan dan keantariksaan. Malam ini langit cerah bertabur bintang. Dan sayah bersama teman-teman tersayang pengen pisan ka Lembang. Cari ketan bakar? Sanes, kita mah masyarakat ilmiah, jadi kalau cuaca cerah pingin pisan melihat bintang, nebula, dan juga kalau bisa seisi jagat raya. Apalagi ada Bosscha, itu observatorium satu-satunya di Indonesia yang sejarahnya udah dibahas di atas. Kami bukan ahli astrofisika, tapi sedikit banyak tahu juga tentang teori relativitas umum dan khusus dari Einstein. Tentang gravitasi yang membuat ruang waktu melengkung. Tentang lubang hitamnya Stephen Hawking, yang ini orang UK ya bukan Stephen Chow yang orang HK loh, yang saking kuatnya gaya tariknya maka semua materi yang berada si dekatnya 104


akan terhisap. Termasuk cahaya. Andai saja ada wahana angkasa yang lebih canggih dari Apollo, Endouver, stasiun Angkasa Mir, atau Virgin Galactica yang masih virgin terus karena ga pernah bisa bisa nembus garis Karman orbiter bumi, maka saya ingin nongkrong di pinggiran lubang hitam. Why? Karena dengan gravitasinya yang dahsyat waktu di sanapun akan melambat. Jadi pas pulang ke bumi kita masih kece dan awet muda. Sementara temen seangkatan uda peyot semua. Butuh botox dan suntik kolagen. Dan kita? Ya Allah masih kayak boyband. Emang pas berangkat kayak boyband? Ya iyalah, masak ya iya dong... duren juga dibelah-masak dibedong. By the way yang dibedong mah nanti hasil akhirnya..xi,xi,xi...Seriously Einstein-Bose, Haley, even Galileo Galilei sampai Prof Bambang Hidayat melayari samudera angkasa tentu dengan alasan yang istimewa bukan? Mengapa? Karena dari bintang, nebula, galaksi, dan tepian jagat rayalah kita belajar mengenal asal usul semesta, termasuk tentang darimana dan siapa kita. Kita terhenyak kagum saat menyadari arti penting teori big bang. Tentang pembentukan partikel pertama, tentang kabut dan sup alam semesta, tentang ekspansi dan suhu nan tinggi. Tentang unsur kimiawi yang hadir satu persatu lalu bersenyawa dan kemudian bahkan sebagian di antaranya bernyawa. Bintang banyak bercerita tentang reaksi thermonuklir yang mengubah hidrogen menjadi helium dan mengeksitasikan elektron dalam bentuk foton. Lalu foton itu tiba di muka bumi dan dikenal sebagai cahaya. Dan cahaya itupun terlibat dalam kisah cinta yang berjudul fotosintesa. Saat dedaunan hijau nan cantik membuka mulut atau stomatanya menghirup karbondioksida limbah manusia, hewan, dan tanaman, mereaksikan dengan air yang disedot akar dari tanah dan rantai elektron dari fotonpun memutar sebuah reaksi siklikal yang hasilkan gula dan oksigen di udara. Serius nih, jika kita sudah di Bosscha dan melihat hamparan bintang dan nebula yang begitu mempesona, tidakkah ada sebersit tanya? Darimana semua ini berawal? Banyak teori dan juga asumsi yang berkembang, tetapi semuanya hamper bersepakat bahwa yang menjadi awal absolut adalah keterpaduan. Satu yang padu. Berawal dari satu keterpaduan yang sempurna, alam semesta kemudian tercipta dan mengembang secara dinamis. Materi terbentuk dan saling berinteraksi. Elektron dan positron yang bersifat elementer tak terbagi lagi, bersama dengan netron dan proton membangun atom pertama. Lalu reaksi fusi dan juga fisi atau penyatuan dan pemisahan menghasilkan energi dari proses eksitasi. Daya tercipta dari sifat yang terintegrasi dalam sebuah materi. Lalu materi sederhana yang semula hanya dikenal sebagai atom tunggal hidrogen mampu memancarkan 105


berkas cahaya berupa paket kuanta. Cahaya berperan sebagai gelombang juga sebagai materi, di satu sisi ia merambat dan di pihak lain ia melompat. Di satu sisi ia bergerak linier, dan di sisi sebaliknya ia berinterferensi. Cahaya tampak adalah suatu contoh radiasi yang disebut radiasi elektromagnetik. Contoh yang lain adalah sinar-X, sinar ultraviolet, sinar infra merah, gelombang radar, dan gelombang radio. Jenis-jenis radiasi ini terdri dari medan listrik dan medan magnet yang berosilasi saling tegak lurus dan kedua-duanya tegak lurus terhadap arah propagasi atau arah penerusan dari radiasi. Jenis-jenis radiasi tersebut memiliki perbedaan pada macam frekuensinya. Osilasi yang berhubungan dengan radiasi elektromagnetik berupa gelombang sinus dengan propagasi gelombang v, panjang gelombang l, dan frekuensi n. n= v/l. Teori cahaya sebagai gerak gelombang, dikemukakan oleh Huygens yang menerangkan bahwa apabila cahaya yang berupa gelombang bertemu dengan suatu penghalang (celah), titik-titik pada celah dapat berfungsi sebagai gelombang baru yang akan meneruskan gelombang-gelombang baru tersebut ke segala arah. Gelombanggelombang tersebut akan membentuk garis-garis lengkung (difraksi). Bila pada celah datang 2 gelombang atau lebih maka akan tampak pola perpaduan antara 2 gelombang. Perpaduan 2 gelombang dengan frekuensi dan fasa yang sama tetapi dengan amplitudo yang berbeda akan saling memperkuat (interferensi) secara konstruktif. Superposisi 2 gelombang dengan frekuensi sama tetapi dengan fasa berlawanan akan menghasilkan interferensi destruktif. Tapi mekanisme sederhana ini tidak berhenti di sini, dampak dari adanyanya emisi radiasi berupa paket kuanta cahaya di kemudian hari diolah menjadi sumber energi hayati. Kelak kita mengenalnya sebagai proses fotosintesa. Tetapi sebelum sampai ke sana, materi yang tersusun dan terdiferensiasi dalam waktu super singkat di titik super kritis la kok ya bisa kemudian mengorganisasi diri menjadi beraneka rupa atom yang beragam pula sifat kimianya. Mendeleyev berhasil memprediksi dalam sebuah tabel periodik beragam jenis atom berdasarkan sifatsifat utamanya, beratnya dan nomornya. Bila Mendeleyev dapat memprediksikan beberapa kotak kosong dalam tabelnya jauh sebelum unsur yang bersangkutan ditemukan, maka patutlah kita renungkan sejenak kemungkinan adanya suatu keteraturan universal yang mendasari segalanya. Perjalanan alam semesta yang sudah menuai jangka 15 milyar tahun ini kemudian diwarnai dengan pengalokasian potensi dan terbangunnya mekanisme interaksi. Gumpalan-gumpalan materi yang terlontar dalam suhu tinggi, perlahan mendingin dan bersepakat untuk saling membentuk jalur mengitari materi terkuat. Keteraturan dan perencanaan itu kemudian berkembang menjadi sebuah sistem 106


terbuka sekaligus tertutup yang sangat kompleks, sekaligus sangat sederhana. Setiap partikel, materi, ataupun setiap elemen yang terlibat dalam proses baryogenesis kemudian akan membangun hukum sekaligus menjadi obyek hukum universal tersebut. Dalam orbital atom kita mengenal konsep Larangan Pauli, dimana dalam satu orbit hanya diperkenankan adanya 1 elektron yang berotasi. Dari hukum ini lahirlah konsep bilangan Grassman, dimana bila dua elektron berada di orbit yang sama nilainya menjadi nihil (nol). Lalu kita mengenal 4 gaya dasar di alam semesta, yaitu: (1) gaya elektromagnetik yang mengendalikan perilaku cahaya, (2) gaya nuklir lemah yang mengendalikan peluruhan radioaktif, (3) gaya nuklir kuat yang mengikat proton dan netron, (4) gaya gravitasi yang bekerja antar massa dari suatu jarak. Keempat gaya dasar inilah yang menentukan berbagai fenomena alam yang berlangsung secara malar (continuos), pada tataran aplikatif terjadi interaksi dan integrasi diantara gayagaya tersebut seperti yang dirumuskan oleh Abdus Salam dalam teori electroweak, selanjutnya berkembang pula Grand Unified Theory, yaitu penyatuan antara gaya elektro lemah Abdus Salam dengan gaya nuklir kuat. Penyatuan gaya dasar lainnya adalah teori Super String yang teramat sangat mendukung adanya proses penciptaan, diawali dari suatu dimensi yang mampat, sangat berat dan kecil. Dengan teori ini yang biasa disebut juga Theory of Everything (TOE), 10 dimensi prasyarat (secara kuantum dan gravitasi) dikerutkan hanya menjadi 4 dimensi ruang waktu yang realistis. Apa yang didapat dari pemahaman rasionalitas alam semesta tersebut? Pemahaman dengan dasar teori-teori tersebut akan melahirkan suatu peluang hipotetikal untuk merekonstruksi sejarah penciptaan. Dari rumusan tersebut dapat dihipotesiskan bahwa tahapan-tahapan dalam proses penciptaan alam semesta mulai dari bergabungnya proton dan netron untuk membentuk inti sampai dengan terinflasinya larutan quark panas semenjak 1010 dengan dorongan energi yang tiinggi sekali sehingga mampu meniadakan kesetangkupan (simetri). Ketidaksimetrian memisahkan gaya nuklir kuat terpisah dari ketiga gaya lainnya. Darimanakah itu diawali? Secara matematis keadaan inisial dikodifikasi dengan t, t=0. t=0 adalah titik krusial penciptaan, dari tiada menjadi ada, singularitas tak berdimensi, Kun Faya Kun. Akhiirnya rasionalitas membuktikan dirinya dapat berperan pula sebagai salah satu variabel hidayah. Stephen Hawking berkata: “ Dunia dan alam semesta memang di desain sebagai wahan kehidupan, karena kemelesetan/ ketidakpresisian sebesar 10-17 detik saja pada saat penciptaan akan mengakibatkan runtuhnya alam semesta sebelum kehidupan dapat terbentuk.�(1) Dalam klasifikasi 107


berdasarkan partikel atau materi kita mengenal dikotomi fermion dan bosson. Fermion jelas partikelnya, bosson jelas aksinya. Misal benda jatuh dari atas ke bawah, jelas aksinya, tapi siapa sesungguhnya yang “menarik�nya jatuh? Lalu berkembang pula teori ketidakpastian Heisenberg, dualitas cahaya de Brogglie, konstanta Planck, relativitas umum dan khusus dari Einstein, persamaan Einstein-Bose, teori Maxwell, sampai misteri kucing Schrodinger. Sebuah satire fisika yang amat manusiawi. Schrodinger berteori bila seekor kucing dikurung di dalam sebuah kotak pejal yang tertutup rapat dan dihubungkan dengan sebuah semprotan sianida yang akan teraktifkan bila sebuah Geiger counter mencatat adanya aktivitas radio aktif dari sebongkah atom uranium 235, hanya akan mati bila kita membuka kotaknya! Mengapa demikian? Sebelum bukti empirik atau fakta kita saksikan sendiri, semuanya adalah asumsi. Maka meski secara teori radiasi uranium pasti akan mengaktifkan Geiger counter, dan pada gilirannya akan membuat semprotan sianida menyemburkan racun yang mematikan itu, sebelum kotak dibuka peluang si kucing untuk hidup atau mati tetap 50:50. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa alam semesta dan seisinya ini tidak dibangun berdasarkan asumsi. Semua proses yang terjadi di dalamnya adalah mekanisme dan langkah-langkah cerdas yang telah dipetakan detailnya. Hal ini menunjukkan kepada kita tentang begitu besarnya unifikasi semua hukum dan gaya yang berlaku di alam semesta. Mekanika kuantum telah memampatkan dimensi ruang dan waktu, teori super string telah menunjukkan adanya lipatan-lipatan dimensi, dan teori ekspresi DNA telah menunjukkan bahwa setiap variabel pengaruh memiliki probabilitas untuk turut menentukan profil makhluk hidup pada generasi selanjutnya. Kita sama-sama telah mengetahui bahwa DNA kita di setiap sel adalah sama. Sehingga bila mau dan ada faktor pengaruh yang tepat setiap sel memiliki potensi untuk menjadi apa saja. Tetapi kenyataan atau fakta lain menunjukkan bahwa ternyata sebaran hasil ekspresi gen di tiaptiap sel berbeda-beda, sesuai dengan tugas utama dan alas an mengapa ia diciptakan. Konsepsi DNA sebagai regulator utama dalam penentuan tampilan makhluk hidup/fenotip, perlu dipertimbangkan kembali, dengan mengedepankan suatu grand design yang lebih bersifat teleologis. Harold Saxton Burr dari Yale mengadakan suatu penelitian tentang adanya intervensi dari medan-medan elektrodinamis yang mempengaruhi pengkodean struktur-struktur entitas kehidupan (medan ini disebut juga medan L).karakter dari sel tersebut. Sebagai contoh gen est2 (eritroblastosis fetalis) terdapat di semua sel, tetapi 108


jumlah atau kuantitas terbanyak didapatkan di sel-sel muda yang sedang aktif membelah, seperti di sel kelenjar susu atau sistem reproduksi. Siapa atau apa yang mengunci dan membuka sistem ekspresi suatu gen? Jika kita mencermati dengan seksama prosesproses yang terjadi di alam semesta, dan meyakini dengan logika bahwa segala sesuatu yang kini ada dan tercipta semula adalah suatu kesatuan yang padu, tentu sebersit pertanyaan akan muncul, apakah seluruh elemen di alam semesta saling terhubung dan membangun suatu jejeraing interaksi? Jika benar bagaimana sains menjelaskannya? Ada sebuah teori fisika partikel yang sangat menarik, teori itu berkisah tentang proses teleportasi kuantum. Pada prinsipnya proses ini dapat berlangsung karena adanya karakter quantum entanglement yang dikenal juga sebagai korelasi Einstein Podolsky Rossen atau EPR. Bila merujuk pada konsep foton atau berkas cahaya yang merambat atau berosilasi dan terpolarisasi sesuai dengan karakter medan magnet dan medan listriknya, maka kesamaan sifat fotonik akan dapat saling bersengkelit dan berkelindan sehingga 2 foton yang terpisah dan benar-benar terisolasi akan memunculkan kesamaan sifat yang presisi. Kesamaan ini dihasilkan melalui suatu proses interrelasi yang dapat terdefinisi dengan tepat (Agus Purwanto, 2008). Charles H Bennet dan kawankawan (1993) serta Anton Zeilinger dari Universitas Insbruck (1997) telah berhasil membuktikan bahwa konsep teleportasi kuantum mampu meminimalisasi efek propagasi perpindahan partikel yang dihambat oleh ruang dan pada gilirannya waktu. Syaratnya sangat sederhana, yaitu kondisi kuantum atom atau partikel yang terlibat di dua belahan tempat yang berbeda saling berkelindan dan memiliki karakter yang sama (simetri). Untuk menyamakan karakter diperlukan proses koding, dimana partikel elementer disandikan menjadi bahasa biner, 0 dan 1. Kondisi ini persis sama dengan konsep ekspresi DNA, dimana proses translasi di ribosom sel akan menghasilkan jenis asam amino yang sama dimanapun di seluruh penjuru dunia asalkan gen di untaian DNAnya memiliki urutan nukleotida yang sama. Suatu stimulasi faktor transkripsi akan menghasilkan inisiasi proses pembuatan protein yang sama diras manusia apapun, bahkan di plasmid bakteri yang menjadi vektor ekspresi. Kondisi yang sama di dalam skala makropun terjadi, resep Rawon dengan takaran dan jenis bumbu yang sesuai akan menghasilkan cita rasa yang sama persis meski satu dibuat di Malang dan satu lagi dibuat di New York City. Pengecatan telor cacing di tinja manusia dengan menggunakan metoda dan cat Eosin, akan menghasilkan citra telor cacing askaris 109


yang sama dan terstandarisasi, sehingga orang dapat membuat atlasnya sebagai panduan parasitologi. Dalam bahasan fisika teori lainnya, partikel neutrino yang bermassa sangat kecil serta nyaris tidak bermuatan (sehingga tidak terpolarisasi oleh medan elektromagnetik) dapat menembus bumi dengan mudahnya. Sehingga neutrino hanya dapat dideteksi dengan “menangkapnya” via proses tumbukan dengan elektron dan proton yang akan menghasilkan elektron atau positron yang berkecepatan sangat tinggi. Partikel super ngebut itulah yang kemudian akan menghasilkan radiasi Cherenkov. Hamburan neutrino ini tampaknya “unggul” bila dibandingkan dengan foton. Sebab foton masih terkena kewajiban sebagai materi, yang merambat dan melompat-lompat, meski juga menyebar mengisi ruang seperti gelombang. Apakah neutrino dapat menembus barrier propagasi waktu dan menjadi “jembatan cahaya”? Mari kita simak di sisi yang sedikit berbeda. Implikasi dari teori relatifitas umum yang menyatakan bahwa gravitasi antar materi dapat terjadi karena adanya ruang-waktu yang melengkung, membuat pengamat seolah melihat bintang dengan sudut pandang penglihatan berderajat tertentu, padahal letak bintang sesungguhnya berada dalam garis horizontal. Secara hipotetikal hal ini menunjukkan adanya kemungkinan sebuah dimensi ruang yang berhimpitan. Dimensi dimana 4 gaya dasar (nuklir kuat, nuklir lemah, elektromagnetik, dan gravitasi) berpadu dan membuka gerbang nirmateri. I really need ketan bakar dan segelas susu sapi Lembang euy…geuningan ngabahas bintang teh rieut pisan nya?? Pokona mah urang teh aya asal usulna, aya anu ngaciptakeun, teras kumaha anjeun, saena mah kedah percanten. Eta teh namina Iman Jang!! “Iman anu icalan ketan?” Salah seorang teman saya bertanya, pasti dia Urang Bandung!!

Catatan kaki: Hipotesis Everett-Wheeler-Bryce De Witt: Alam secara konstan membelah menjadi cabang-cabang yang tak terhingga jumlahnya, semua berasal dari pengukuran seperti interaksi antara beribu-ribu komponennya. Lebih dari itu setiap transisi kuantum yang terjadi di setiap bintang, di setiap galaksi, di setiap sudut alam semesta yang jauh sedang membelah dunia lokal kita di bumi ini menjadi beribu-ribu salinannya sendiri. Fungsi gelombang Schrodinger menyebabkan alam semesta memiliki kemungkinan untuk bercabang secara paralel dalam jumlah yang infinitum (tak berhingga), setiap kucing Schrodinger yang bertahan hidup di alam nyata sesungguhnya ia mati di alam paralelnya.

110

110


DI BANDUNG, BAMBU pun MERDU BUNYINYA Saung Angklung Ujo...wah

siapa yang tidak kenal dengan tempat keren yang satu itu ya? Keindahan musik bambu yang mengalun di keteduhan pepohonan dan rumpun bambu kerap menjadi pengalaman indah yang sulit untuk dilupakan. Ajaibnya siapa saja ternyata dengan mudah bisa memainkan Angklung dengan mengikuti petunjuk instruktur dan lembar-lembar notasi sederhana yang bisa dibaca siapa saja. Tapi jangan salah loh... filosofi main angklung itu dalem. Tidak sekedar mengolah data gelombang suara yang masuk di area asosiasi auditorik di lobus temporal dan kolikulus inferior serta thalamus saja. Rangkaian gelombang bunyi yang disertai interaksi dengan memainkan angklung berdasar nada yang telah ditetapkan bukan persoalan mudah.

A

da kalibrasi, ada pesan visual yang harus segera diproses menjadi reaksi (ini libatkan area Broadmann 4&6), ada sinergi antara jalur sensoris dengan motoris selaku efektor, dan ada “guncangan� pada hipokampus dan sirkuit reward serta pleasure center saat kita terbuai mendengar orkestrasi nan harmoni...amboiiii. Secara neurosains perjalanan gelombang yang digetarkan (vibrasi) oleh pemain pada tabung-tabung bambu berbentuk angklung itu akan menggetarkan membran timpani, tulang-tulang pendengaran, jendela oval, organ korti dengan selaput basiler dan membran tektorialnya di dalam kokhlea (rumah siput), yang pada gilirannya cairan di dalamnya dengan bantuan jendela bunda akan tersebar dalam bentuk riak-riak gelombang yang akan mengoyangkan sel-sel rambut untuk selanjutnya memicu potensial aksi diujung syaraf kedelapan, auditori vestibuler. Akson-akson dari syaraf auditorius selanjutnya akan bersinapsis 111

111


Angklung ...

112

112


di nucleus kokhlearis dan terproyeksi ke nukleus olivaria superior di kedua sisi batang otak dan melalui lemniskus lateralis dikirim kolikulus inferior serta nukleus genikulatum medialis di thalamus untuk diproyeksikan ke korteks auditorius primer di lobus temporalis. Eh ngemeng-ngemeng soal akson dan neuron, uda pada tahu soal jenis-jenis neuron belum sih? Berdasar banyaknya atau jumlah cabang yang keluar dari selnya, neuron dikategorikan sebagai berikut; ada neuron multipolar yaitu yang memiliki satu akson dan banyak dendrit, ada juga neuron unipolar yaitu neuron yang hanya memiliki satu akson saja (biasanya terdapat pada sistem somatosensori), lalu ada neuron bipolar yaitu neuron dengan dua cabang yang keluar dari soma (terdapat di sistem penglihatan dan pendengaran),selanjutnya ada interneuron yaitu neuron berakson pendek atau tanpa akson yang tugasnya mengoordinasi atau mengintegrasi sirkuit-sirkuit fungsional yang ada di dalam otak. By the way angklung itu sendiri sebenarnya adalah alat musik yang sakral, yang dibuat dari tanaman yang juga sakral. Angklung dan bambu adalah cerminan dari kearifan budaya lokal yang sadar terhadap potensi dan peran sebagai sesama makhluk Tuhan. Mengapa Bambu dianggap sebagai tanaman sakral? Banyak keistimewaan bambu yang membuatnya selalu menjadi bagian penting dari perkembangan berbagai peradaban di dunia. Bambu tumbuh hampir di 3/4 muka bumi. Dari daerah tropis sampai subtropis. Dari ketinggian 0 meter sampai 1500 meter di atas permukaan laut. Bambu sebenarnya secara taksonomi termasuk ke dalam keluarga rerumputan. Divisinya Spermatophyta, sub divisi Angiospermae, kelas monocotyledone, ordo Graminales, famili Graminidae, dan sub famili Bamusoideae. Nah kedekatan keluarga dengan rumput ini membuat karakteristik hayati bambu pun mirip dengan rumput yang tumbuhnya cepat dan mampu beradaptasi di berbagai tempat. Dalam kondisi lingkungan yang mendukung, ada spesies bambu yang mampu tumbuh 100 Cm per 24 jam. Normalnya sih sekitar 3-10 Cm per 24 jam. Keistimewaan faali bambu yang membuatnya mampu mengatasi persoalan dunia saat ini, global warming, adalah laju fotosintesisnya yang sangat tinggi. Bisa lebih cepat sampai 35% dari tumbuhan lainnya. Kondisi ini memiliki dampak positif berupa serapan terhadap karbon monoksida (CO) dan karbondioksida (CO2) nya juga jauh lebih tinggi dari tumbuhan lain. Padahal CO dan CO2 merupakan bagian dari gas-gas rumah 113

113


kaca (CH4, SO2, NO, dan CFC). Daya serap karbon pohon bambu adalah 12 ton perhektar pertahun. Keren kan? Selain itu bambupun yang merupakan tumbuhan kelas monokotil memiliki akar serabut yang khas hingga dapat menyerap air dan menahan laju erosi lahan di tebing-tebing dengan kemiringan yang cukup ekstrim. Batangnya sendiri dapat menjadi bahan bangunan yang murah, ringan, tapi kuat. Dapat menjadi rakit, jembatan, dan juga dianyam menjadi gedeg. Bahkan Dr. Ing. Suparno Satira, DEA dari Fisika ITB pernah menjadikan serat bambu sebagai bahan pengganti serat dalam materi fiberglass untuk perahu nelayan. Bambu yang berongga pun kemudian dikembangkan menjadi alat musik. Di tatar Sunda alat musik inilah yang kemudian dikenal sebagai angklung. Pada mulanya angklung dengan tangga nada tritonik, tetratonik, dan pentatonik digunakan sebagai bagian dari ritual pemujaan terhadap Dewi Sri, dewi padi, dewi kesuburan, pelindung petani. Maka tak heran apabila Angklung Buhun (heritage) digunakan dalam prosesi ngaseuk pare, nginebkeun pare, ngampihkeun pare, seren taun, nadran, atau helaran. Padi dan bambu sebagai bagian dari tradisi agraris di sebagian besar tatar Parahyangan adalah jalan hidup yang mendekatkan diri petani dengan Sang Maha Pencipta. Padi dan bambu adalah karunia, adalah alat untuk bertahan dan mensyukuri nikmat hidup. Lahirlah mantra berima yang didendangkan menjadi pupujian. Lahirlah angklung Buncis yang dikreasikan oleh Pak Bonce dari kampung Cipurut Baros Argasari Bandung pada sekitar tahun 1795. Masa-masa awal Bandung di mana pusat keramaian masih berfokus di Dayeuh Kolot yang berada di daerah aliran sungai Citarum yang tentu saja banyak ditumbuhi rumpun bambu. Di Baduy pun bambu dijadikan angklung, demikian pula di pusat agraris daerah aliran sungai Cimanuk, perbatasan Inderamayu-Cirebon. Angklung di daerah ini bahkan diduga merupakan angklung tertua di tanah jawa, mulai dikenal sejak sekitar 600 tahun yang lalu. Namanya Angklung Bungko. Lalu seiring waktu angklungpun berevolusi dan bermetamorfosa menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan trend musik dunia. Seorang guru musik dari Kuningan, Pak Daeng, memperkenalkan angklung diatonis yang kini mendunia. Bahkan salah satu even yang menjadi legend adalah pertunjukan dan permainan massal angklung diatonis di Washington DC USA. Go Angklung, Go Bandung, Go Indonesia !!

ia !!

es on d In o G g, n u d an B o G g, n lu Go Angk 114


MENGAJAR NEUROSAINS OH ASYIKnya‌ Bunga Rampai Materi tentang OTAK dan Info Kekiniannya

Hari-hari mengajar adalah hari-hari yang paling membahagiakan. Bertemu dengan murid-murid tercinta, berdiskusi soal perkembangan ilmu terkini, jajan di kaki lima, dan melihat banyak hal saat berjalan kaki menuju kampus di tengah kota. Apalagi hari ini, topik yang akan kami bahas di kelas Biopsikologi adalah sistem otak yang bernama limbik. Wooow...sistem inilah yang menghadirkan cinta, marah, kuciwa, gelisah, galau, gundah gulana, juga tawa, canda, suka, dan rasa gembira. How come? Ya karena di sini ada thalamus yang menerima semua data sensoris dari dalam dan luar tubuh, kecuali penghiduan alias mencium bebauan. Karena aroma atau bau memiliki jalur khusus langsung ke kulit otak. Tepatnya sih molekul bau yang menohok rongga hidung kita itu akan “tertangkap� oleh silia, nyambung ya tulisannya bukan si Lia atau si Tuti dkk, yaitu bulu halus di ujung syaraf penghiduan (olfaktorius) yang

115


116


Hari-hari mengajar adalah hari-hari yg paling membahagiakan. Bertemu dengan murid-murid tercinta, berdiskusi soal perkembangan ilmu terkini, jajan di kaki lima, dan melihat banyak hal saat berjalan kaki menuju kampus di tengah kota. Apalagi hari ini, topik yg akan kami bahas di kelas Biopsikologi adalah sistem otak yg bernama limbik. Wooow...sistem inilah yang menghadirkan cinta, marah, kuciwa, gelisah, galau, gundah gulana, juga tawa, canda, suka, dan rasa gembira. How come? Ya karena di sini ada thalamus yg menerima semua data sensoris dari dalam dan luar tubuh, kecuali penghiduan alias mencium bebauan. Karena aroma atau bau memiliki jalur khusus langsung ke kulit otak.

117


118


selanjutnya akan membawa pesan berupa aroma itu ke otak. Ada dua jalur aroma menuju otak, yang pertama lewat korteks piriformis dekat amigdala lalu menyebar ke seluruh sistem limbik, termasuk ke hipokampus.Nah jalur inilah yang menjadikan aroma itu begitu istimewa, hingga bangkitan memori yang dipicu oleh aroma itu akan cepat sekali melontarkan kita pada kenangan lama. Misal saat di mall kita tiba-tiba mencium bau parfum yang biasa digunakan mantan...tak ayal kita akan kembali kasuat-suat binti teringat dan tak terasa ketek basah berkeringat đ&#x;˜‚ CLBK...CLBK...Cinta Lama Bersemi Kembali. Atau kondisi nyaris serupa,malem-malem lewat jalan sepi dan persis deket kuburan tercium bau menyan...sontak bulu kuduk berdiri tegak, dan di benak melintas berbagai “kenangan terindahâ€? tentang pocong dan www.gombel.com serta sinetron Bajaj Ba-JURIG. Bau itu bahkan kerap menjadi cemoohan yang menyakitkan dan subjek bulliying yang menyedihkan. Di Jakarta atau Bekasi misalnya, orang yang males gosok gigi suka dibilang: “eh mulut lo bau Bantargebang tuh!!â€? bagi yang belum tahu, Bantargebang itu tempat pembuangan akhir sampah seJabodetabek. Agar pembaca pinter, saya sertakan data sampah, khususnya limbah plastik yang berbahaya bagi lingkungan dan kelestarian alam dalam infografik terlampir. Jalur kedua tak kalah penting, yaitu dari korteks piriformis dekat amigdala ke nukleus dorsalis medial thalamus lalu diproyeksikan ke korteks orbitofrontalis yang terletak di sisi inferior lobus frontalis tepat di sisi cavum orbita atau tempat bola mata. Fungsi jalur kedua ini juga penting loh, untuk mengenali dan membangun persepsi bau. Misal di Simpang Dago tercium bau daging terbakar yang terbayang gurihnya, maka kita dapat mengasosiasikannya dengan keberadaan warung Sate Banyumas dekat setopan. FYI otak manusia dibekali kemampuan untuk mengenali sekitar sepuluh ribu bau loh, termasuk yang paling spektakuler: bau jempol kaki!!! Nah meski bau dan nervus olfaktoriusnya memiliki jalur khusus, tetap saja efeknya akan mengguncang amigdala di sistem limbik, atau juga hipokampus. Terlanjur cerita soal thalamus, amigdala, dan hipokampus, baiknya kita lanjut dikit soal thalamus ya. Organ otak yang satu ini punya fungsi keren pisan. Tadi sudah disebutkan kalau dia menerima data dari sensor di sekujur tubuh. Selain itu thalamus juga punya jaringan “fiber opticâ€? khusus (broadband) ke daerah kulit otak yang dinamakan sirkuit thalamocorticalis. Artinya thalamus ini adalah feeder utama atau bahkan

119


koridor “busway”nya otak untuk mengolah data dan mengambil keputusan yang akan berbuah respon. Tentu jika diibaratkan sebagai busway,data yang dibawa thalamus ini juga akan mampir di beberapa halte. Dalam hal ini ada halte amigdala dan halte hipokampus. Data yang masuk dan sebagian mampir di amigdala akan disikapi sesuai dengan fungsi amigdala yang mengatur respon defensif, menghimpun memori dengan kesan negatif yang dapat menimbulkan efek neurotik dan kecemasan (lihat gambar capture dari Buku Saku Dokter ya), bisa jadi stimulus trauma dan fobia. Amigdala juga mengatur respon seksual dan agresifitas, tentu saja fungsi-fungsi ini dilakukan dalam koridor koordinasi dengan thalamus, hipokampus, sistem reward, dan korteks otak (pre frontal korteks dan orbitofrontal korteks). Sirkuit neuronal atau jalur-jalur syaraf otak ini memang mirip jalur busway atau MRT di luar negeri, ada halte/stasiun dan ada interchange untuk berpindah jalur dan bertukar penumpang, dalam hal ini data. Jalur utama atau koridor syaraf pusat yang “ramai” adalah thalamocorticalis dan corticospinalis yang berlanjut pada traktus piramidalis untuk kemudian menuju motor neuron di medula spinalis dan akan berakhir di motor end plate (otot2 skeletal/rangka). Nah ternyata thalamus tidak hanya sekedar “menghantar” dan menswitching data saja,”bukan BTS biasa”, tapi ia akan 120


melakukan fungsi “play maker� seperti dalam kesebelasan sepak bola. Umpan-umpan terukur yang dilepaskan bisa saja akan dikembalikan lagi ke thalamus yang overlapping,untuk dieksekusi (semacam second striker gitu). Untuk itu thalamus dilengkapi hubungan/jaras dengan kelenjar induk hormon yang bernama hipothalamus yang dinamakan seperti itu karena terletak tepat di bawah struktur thalamus. Di kelenjar hipothalamus terdapat nukleus paraventrikuler yang berperan dalam proses sekresi hormone-hormon stress seperti CRF, ACTH, dan akhirnya Kortisol. Jadi hubungan otak dan stress itu rupanya diperankan oleh limbik, hipothalamus, dan korteks otak. Lalu bagaimana dengan hipokampus? Nah struktur yang satu ini terkait erat dengan pembentukan memori jangka panjang, proses belajar, serta menjadi pusat ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan. Mindfulness itu kayaknya bersarang di hipokampus deh. Keberadaan hipokampus dan hubungannya lewat perantaraan senyawa turunan amin seperti dopamin dengan pusat reward, menjadikan hipokampus berperan sentral dalam hal pengaturan emosi konstruktif. Kita mampu mengembangkan sikap empati, termotivasi untuk berbagi, untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, untuk mencintai dan menyayangi serta mensyukuri tak pelak diperankan oleh struktur yang satu ini. Maka pada penderita depresi tingkat lanjut, kerap ditemui penyusutan volume dan pengurangan jumlah sel neuron di hipokampus secara signifikan. Lalu bagaimana hubungan antara hipokampus dan amigdala? Unik. Mereka berkompetisi sekaligus berinteraksi untuk saling bersinergi. Loh kok bisa? Dalam hal memberi masukan bagi pusat pengambilan keputusan di kulit otak mereka kadang bersaing, saling berebut kanal, saling mendahului dalam menggunakan kapasitas broadband terpasang. Tetapi ajaibnya siapapun yang menang, siapapun yang dominan pada gilirannya mereka akan selalu bekerjasama, saling bahu membahu untuk hasilkan sikap kita, manusia. Apakah kita akan larut dan hanyut dalam silang sengketa masalah yang carut marut? Atau kita akan mampu berpikir jernih dan meluruskan urusan yang saling silang sengkarut?

121


122

122


Pada akhirnya selalu akan ada syukur di balik setiap sesal, selalu akan ada “insightâ€? di balik gaduhnya setiap “fightâ€?,pertempuran kita menghadapi “duniaâ€?. Hipokampus dan amigdala akan selalu saling mengingatkan dan pada gilirannya akan menghadirkan kebahagiaan bagi kita. Bukankah secara relatif senang, nikmat, dan lezat itu hadir karena sedih, sengsara,dan pahit itu ada ? Maka kuliah yang diguyur rinai hujan itu bertambah romantis, saat sore menjelang dan jadwal akan segera berakhir seorang mahasiswi bertanya,â€?Pak mengapa Cinta pertama itu sulit terlupa?â€? First Love never dies... Saya menjawab sambil tersenyum dan lirih mendendangkan sebuah lagu Slank..terlalu manis untuk dilupakan...kenangan yang indah bersamamu..kita berdua...â?¤â?¤ Sesungguhnya anak-anakku kita sebagai manusia tak akan pernah bisa melupakan semua hal yang telah terjadi dalam hidup kita. Kita hanya butuh waktu untuk menemukan di mana memori itu tersimpan, kecuali beberapa kenangan yang memang sengaja kita letakkan di lemari kaca pajangan, Cinta Pertama ada di sana, demikian pula hangatnya peluk cium Ayah Bunda. Sebagian mahasiswi gaul di kelasku menghembuskan nafas tertahan, sambil berseru lirih..ohhh to twiiit... alay banget ya ? So sweet jadi totwiiit...miss U so much jadi misyu tomat (sekalian aja pake bawang,cabe, dan terasi supaya bisa jadi sambel dan enak dimakan đ&#x;˜‚). Tapi saya jadi mikir, kalo mereka nge-date ama pacarnya di cafe,terus nggak sengaja nyenggol cangkir dan numpahin cappucino....bilang “Sorry nggak sengajaâ€? nya gimana ya ? Secara anak alay juga sok celat2 cadel gitu...berlagak ga bisa ngomong R..biar imut kayak anak TK yang manis dan tak berdosa đ&#x;˜‚đ&#x;˜‚ Tapi believe me deh, soal cinta ini complicated banget loh. Mengguncangkan limbik, mengaduk-aduk memori, dan membingungkan area Broadmann serta Broca. Semua nukleus genikulatum terlibat, demikian juga kolikulus, bahkan jaras somatosensoris semua riweuh paciweuh. Coba simak cerita berikut, cediiih deh‌.

123

123


SURAT dari BANDUNG Cahaya jingga menyapu sebagian permukaan batu quadrikel di sepanjang La Ramblas,angin dingin yang membekukan berkesiur di sela-sela bangunan gothic tua yang dibangun di era kejayaan el dorado. Ketika qonquerista Espana menampuki hampir separuh dunia. Sejak kapal Pinta dan kawan-kawannya menghantar Christoper Columbus tiba di pesisir “Hindia� menurut versinya. Angin itu kadang terdengar bersuit spt itang menjerit. Suhu 5 derajat celsius,gedung teater berbatu bata seolah kaku dan membeku. Antrian ramai mengerubungi kedai kecil dengan asap masif yang mengepul,menghantarkan aroma lezat campuran saos tiram dan lada hitam. Tenda merah Wok 2 Go begitu mencolok di sela-sela pepohonan tak berdaun yang berpuisi dalam sunyi musim ini. Aku terus berjalan menembus ramai canda dan gelak tawa orang-orang dari berbagai bangsa yang disedot oleh magnet Barcelona. Di sudut warung kopi di belakang kedai tulip Turki sepasang kekasih memadu asmara...aaah dunia tampaknya hanya milik mereka berdua. Aku terus berjalan,bahkan setengah berlari. Aku khawatir air mata di sudut kelopak ini akan membeku. Aku ingin menjauh dan tak ingin berpaling. Aku rindu ingin pulang sekaligus benci untuk kembali. Di kejauhan sebuah tugu tinggi menjulang ke angkasa. Sosok Columbus berdiri gagah sambil menunjuk ke satu arah di tengah samudera...ke sana aku datang!! Mungkin begitu dulu saat ia memekik lantang. Apa yang kau cari Columbus? Tanyaku dalam hati. Ganasnya gelombang kau hadapi, ketidak pastianpun tak pernah kau takuti. Apa yang kau cari? Kejayaan? Kemuliaan? Kesetiaan dan cinta pada Ratu Isabela? Atau kau justru lari dari kekosongan hati? Aku tersenyum miris...itu aku! Tak lama kulihat sosok gagah gedung Douane yang seolah bercerita tentang serakahnya bangsa ini menjarah negeri malang tanah jajahan. Entah berapa ratus ton emas Inca diboyong dari lereng Andes sana,dan entah berapa ribu nyawa anak dewa Teotihuaclan dan rakyat Raja Atahualpa mati siasia tanpa sebuah jawaban tentang nafsu manusia yang melampaui kebinatangan. Aku berbelok dan menyeberang di zebra cross di bawah tugu Columbus, kumantapkan langkah menyusuri piazza, halaman depan gedung tua bertuliskan Port of Barcelona. Pelabuhan tempat banyak hati melabuhkan harapan dan impian, atau justru 124


melego jangkar untuk pergi dan melupakan? Kududuk di tepian sebuah dermaga tua. Tak lama camar-camar nakal datang menyapa, sembari melirik adakah aku membawa bekal? Mental pengemis sudah menulari hewan rupanya. Tapi aku diam saja. Menatap jauh ke lautan Mediterania,sambil bertanya dimanakah kiranya letak tiang Heracles berada? Mengapa tiang Heracles? Karena tiang itu dianggap sebagai batas dunia, dimana laut dihadapanku akan berakhir dan melebur ke dalam samudera yang dipenuhi rahasia dan ketidakpastian. Kau telah melangkah melewati gerbang Heracles hatiku...Kau telah membuka lembar teka teki abadi yang kini harus kuisi. Pertanyaan pertama no 1 mendatar: apa arti hadirnya dirimu dalam hidupku? Aku masih terngiang sapa manjamu lewat telepon saat aku berdiri di tubir tertinggi air terjun di istana Montjuic depan plaza Espana...”Hai Sayang...kangen aku nggak?” tanyamu seperti biasa, meski kau tahu itu pastilah retorika. Pertanyaan tak perlu, karena jawabku pastilah kau tahu. Tapi ada yang tak biasa, kau mendesakku untuk menjawab pertanyaanmu. Ada apa Kinara? Apakah kau kira tanah Catalan ini akan mampu menggoyahkan cintaku? “Mas...mulai detik ini ga usah kangen sama aku lagi ya..” meski langit saat itu cerah,tapi ada sebuah lidah petir dahsyat menyambar otakku. Sisi logika dari otakku yang tersambar petir berusaha mencerna...ini pasti satu lagi caramu bercanda. “Nggak lucu tau!!” Sentakku spontan, tak tertahan. “Aku

125


serius Mas!!� ujarmu penuh dengan kepastian. “Kinar...apa maksud semua ini?� tanyaku sambil terus berdoa bahwa ini hanyalah ulah manjamu saja. Kinara oh Kinara, belahan jiwaku. Mercusuar hidupku yang menjadi pemandu untuk kembali ke pelabuhan asalku. Dengan berbekal rindu padamu dan harapan pasti untuk bertemu, aku kuat menjalani hidup di negeri orang ini. Musim demi musimpun berlalu, dari dingin yang membeku sampai panas terik yang berdebu kulalui dengan mimpi untuk bertemu. Tapi mengapa sekarang Kinar? Di saat chandra hanya tinggal berbilang tiga kau campakkan aku dalam sesaknya ruang tanpa jendela. Kau jebak aku dalam sebuah negeri tanpa matahari. Aku butuh cahaya, aku butuh cinta, dan yang kutahu hanyalah kau yang punya. Tapi tanpa sebab kau buat matahariku

126


sirna. Lalu aku harus bagaimana Kinar? Yang kuingin hanyalah menjemput senja bersamu. Biarkan matahari kita terbenam dalam peraduan semesta yang tinggalkan gelap pekat agar hati kita mendekat dan dua jiwa dapat saling merapat. Baiklah. Jika itu maumu, meski kutahu jelas itu bukan mauku. Tidak ada lagi kita, yang ada hanyalah kau dan aku. Entah aku siapa, karena tanpamu kusungguh tak mampu memaknai diriku. Mungkin hanya mati dan waktu sajalah yang dapat mengobati diriku. Pernahkah kau bayangkan Kinar betapa rindu adalah virus yang jauh lebih menyakitkan dari hepatitis? Hepatitis akan membuat hatimu membatu, tapi rindu...rasa sakitnya bagai teriris-iris, dan tak berkurang meski telah dibasuh tangis.

127


Sewindupun berlalu. Rembrandt plein waktu maghrib. Sosok di depan Albert Heijn itu rasanya sangat familier bagiku. Oh ya Agung. Neurosurgeon dari Bandung yang kukenal semenjak ia.masih mahasiswa FK. “Mas...” teriaknya memanggilku duluan. Kubawa ia ke Waroeng Kopi Soerabaja yang dilewati tram no 4 dari Amsterdam Central. “Wah kayak toko Oen Malang Mas!” kata Agung girang..Cafe ini memang bagian dari nostalgia saudara-saudara kita orang Belanda tentang negeri cantik mereka yang bernama Hindia. Setelah dentang lonceng tram berlalu..dan kepul Douwe Egbert mulai meluruh, Agung bercerita. Ia memang datang untuk riset kolaboratif di UVA, University van Amsterdam,tapi bukan hanya itu saja. Ia memang punya misi mencariku, si anak hilang. Meluncurlah cerita tentang Kinara, tentang Astrocytomanya, tentang buku hariannya, dan tentang sebuah foto lusuh yang menemaninya sampai ke Sirnaraga. Entah apa maksud Kinara..ia ingin aku luka,ia ingin aku lupa,ia ingin aku melanjuntukan hidup tanpanya. Bisakah? Egois kau Kinara!! Sewindu terentang, bertahun-tahun hidupku kau siksa dengan rindu dan tanya yang entah sudah tak berbilang.. Setidaknya meski memang kau kan pergi...izinkan aku tuk menjadi hembus nafasmu yang terakhir kali. [https://soundcloud. com/tauhid-nurazhar/menjadihembusnafasmu].

Sepedah biru kuboseh dengan kaki yang mulai keram, nafas

ngos-ngosan, dan keseimbangan mulai goyah. Oh koordinasi antara pusat motorik di lobus frontalis, basal ganglia, serebelum, thalamus, dan otot gastrocnemius yang terus menerus menguras cadangan adenosine tri phosphate ku rupanya. Kini sisa metabolisma berupa asam laktat bersimaharajalela. Hmmm…apa istirahat dulu aja ya? Kumenerawang jauh ke belakang…ihiiiksss bahasanya novel banget  dimana perjalanan siang ini bermula…yah di jalan Gelap Nyawang, dan kini ku menepi di bawah bayang-bayang pokok Mahoni kokoh dekat gerbang Kebun Binatang!! Busyeeet…sekilo aja belum itu mah..atulah atulah…ya beginilah kalau sepedahan cuman sebulan sekali. Beda sama yang dijadiin riset di Karolisnka Institute ya? Di sana mah diteliti orang yang rutin bersepeda atau berjalan kaki maka ekspresi reseptor insulinnya

128

128


akan lebih optimal. Dampaknya? Ya tentu saja kinerja insulin akan semakin baik dan gula darah akan lebih terjaga kadarnya. Ternyata hasil riset yang masuk dalam ranah epigenetika itu juga menghasilkan fakta bahwa habits atau kebiasaan kita, orangtua kita, kakek nenek kita, juga buyut-buyut kita akan diwariskan berupa pola aktivasi gen yang lebih peka. Seolah apa yang kita lakukan saat ini adalah investasi bagi anak cucu kita kelak. Nah lo!! Gimana yang kena sindrom Mager tuh? Mager teh naon? Males gerak!! Sebenarnya selain keram kaki, hati juga lagi keuheul. Tadi sempat bertemu sahabat dari kampus Isola, teman seperguruan yang kerap menemani berdiskusi persoalan kehidupan. Enry Johan namanya, bersama Sutrena Galih dan Ki Uge Ngalagena kamipun kerap berkesenian bersama. Punya hobby sama pula, tidur siang gratis di taman depan gedung art deco vila Isola..xi,xi,xi… Nah Johan ini karena terlalu jenius kadang pikasebeuleun pisan. Suka tiba-tiba datang dan menjebak orang dengan berbagai pertanyaan tatarucingan yang menurutnya adalah hasil maha karya logikanya!! Tapi seriously memang sebagian besar tatarucingan itu hasil karyanya loh. Dan semakin saya amati gaya pertanyaan yang dilontarkan selalu menguji perspektif dan sistematika berpikir kita. Dalam ranah neurosains, pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkannya itu bersifat menguji kemampuan collateral thinking. Kemampuan otak untuk mampu melihat variabel-variabel yang seolah “tersembunyi” karena kebiasaan kita untuk berpikir linier. Atau kalau menurut Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Pak Tatang Kurniadi, “jumping to the conclusion.” Saat beliau ditanya soal kemungkinan penyebab jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 sesaat setelah Flight Data Recorder/ FDRnya ditemukan. Kemampuan mengembangkan pola berpikir kolateral ini melibatkan jalur limbik-prefrontal cortex. Tapi sebelum kita semakin bingung dan larut dalam diskusi lebih lanjut, ada baiknya jika kita simak pertanyaan-pertanyaan Johan ya: Kalau kita punya uang 1500 rupiah dan hendak membeli sepotong pisang goreng seharga 800 rupiah, berapakah uang kembalian yang akan kita terima? Saya tidak akan menjawab tatarucingan itu, tetapi hanya akan menyampaikan fakta bahwa hampir 100% orang yang ditanya akan menjawab 700 rupiah, dan itu salah!! 129


Nah pertanyaan Johan itu kebangetan dan bikin keuheul pisan karena menyadarkan kita bahwa kita teh o’on euy. Wajar kan kalau kita menyanggah dan mencaricari teori serta hipotesa yang bisa menyelamatkan muka.

130


Saya misalnya,langsung bertanya balik.Tauhid strike back; Kalau Johan punya uang 1500 dan mau beli pisang goreng seharga 800 rupiah, kembaliannya berapa? Yang udah pinter ngejawab 200 perak, tapi eiiitsss salah!! Kali ini yang bener adalah nggak ada!!

131


Bagi yang gagal paham nasehat saya adalah kembali cermati fakta dan jangan terbenam dalam asumsi,mending mention ke sini ďƒ @tauhidnurazhar. Sudahlah tak usah banyak berteori apalagi membangun hipotesa berbasis asumsi. Jika nasi sudah menjadi bubur janganlah terus dianalisis lalu disesali. Analisislah untuk hasilkan inovasi yang akan berbuah solusi Man! Loh kok ga boleh berhipotesa based on asumsi? Lah kan asumsi teh pendapat pribadi yang subyektif dan belum terverifikasi. Tentu validasinya tidak ada pembanding dan prosedur baku bukan? Bukaaaaan‌.Padahal di salah satu tayangan Mind Games di National Geography dijelaskan bahwa otak manusia itu ceuk basa sunda na mah ME, jiga ME Voices. Naon nu disingkat ME teh? eMbung Eleh!! Ari ML naon Kang?? eMbung Lalajo mun eta mah..kunaon eMbung Lalajo? Teuing simkuring mah..tibatan lalajo dihabeuk weh Kang. Kembali ke nasi, kalau sudah jadi bubur mah tinggal diberi cakue, kuah semur, ati ampela, dan selederi serta bawang gorengnya, nikmat!! Kok bubur sih? Ini teh soal maha penting di ranah ilmiah dan metodologi berpikirnya..logika..logika ieu teh Jang! Asumsi yang terlalu besar porsinya dalam menegakkan sebuah hipotesa akan melahirkan banyak pertanyaan yang mewajibkan dilakukannya pengujian. Sementara semakin sedikit asumsi yang digunakan untuk menegakkan hipotesa berarti kita lebih banyak menggunakan fakta atau teori yang telah terverifikasi. Ini namanya prinsip Occam Razor atau Lex Parsimoniae. Nah mau tahu bahaya dari asumsi yang biasanya akan “terbekukanâ€? atau terkristalisasi menjadi mitos yang diyakini? Mumpung ternyata ini berhentinya di depan gerbang kebun binatang Bandung di Taman sari, ya udah sekalian kita bahas soal permonyetan yuk..eh salah, soal asumsi,mitos, dan keyakinan. Alkisah ada seorang peneliti yang ingin menggambarkan bahwa keyakinan dan mitos itu sering dipercayai begitu saja tanpa pernah diklarifikasi kebenarannya. Malah keyakinan atau kepercayaan itu langsung diwariskan sebagai bagian dari hukum kepatutan yang tak wajar jika dipertanyakan. Kalo pengen selamet percaya aja Mas!! Demikian idiom yang kerap terucap jika ada yang usil mengkritisi sebuah tradisi. 132


Walhasil peneliti itu mengumpulkan 5 ekor kera di sebuah kandang di kebun binatang.Tepat di tengah-tengah kandang itu diletakkan sebuah replika pohon yang disetting sebagai sebuah jebakan. Adapun jebakan atau perangkap itu berupa sensor yang akan mengaktifkan pompa air untuk menyemprotkan air ke seantero kandang jika ada yang mencoba memanjat pohon palsu tersebut. Atas nama insting primata yang menjadikan pohon sebagai lahan hidup yang wajib dicintai serta juga dikunjungi, maka satu persatu dari ke-5 ekor kera tersebut mencoba memanjat pohon itu. Dan tiap kali ada seekor kera mencoba memanjat, terjadilah kemalangan berupa tersemprotnya seluruh kera hingga basah kuyup. Demikianlah peristiwa tersemprot hingga basah kuyup ini berulang-ulang terjadi, sampai primata cerdas ini mulai menyadari bahwa kejadian itu rupanya terkait atau punya korelasi dengan percobaan-percobaan memanjat pohon. Setelah serangkaian proses observasi maka yakinlah mereka bahwa pohon itu memang berbahaya.Dan semenjak didapatnya kesimpulan sebabakibat itu, mereka senantiasa selalu saling mengingatkan jika ada seekor diantara mereka “lupa� dan hendak kembali mencoba memanjat pohon berbahaya.Si penelitipun meningkatkan tahapan risetnya, satu persatu kera percobaan mulai diregenerasi, alias diganti dengan kera baru. Setiap kali kera baru akan mencoba memanjat pohon, sontak ke-4 kera senior akan menghalanginya. Mereka tentu tak ingin ulah si newby membuat mereka sengsara dan menderita, maklum yang namanya primata dan mungkin juga bagi sebagian dari kita, mandi dan tersiram air adalah suatu bentuk penyiksaan.Kera baru yang sebenarnya tak mengerti apa-apa, bahkan tak terlibat dalam peristiwa sejarah di masa lalu kelompok kera itu lama-lama percaya dan tak lagi mencoba-coba mendekati pohon berbahaya. Demikian seterusnya, peneliti mengganti kera-kera tadi satu persatu.Sampai akhirnya tak ada satu ekor kerapun dari generai pertama yang tersisa. Bahkan setelah diganti sampai 4 generasi taka da seekor kerapun yang berani mendekati pohon legenda. Ironisnya, sensor, pompa, dan selang penyemprot yang melekat di pohon itu semenjak kera pertama digantipun telah dilucuti dan tak berfungsi lagi. TAPI APA YANG TERJADI? Bahkan kera-kera yang tak mengalami dan tak tahu pasti duduk permasalahan serta latar belakang lahirnya sebuah mitos atau kepercayaan begitu saja meyakini dengan mudahnya tanpa mau bertanya, apalagi repot-repot beresiko untuk mencoba. Rupa-rupanya hal serupapun terjadi pada

133


manusia, begitu banyak mitos dan legenda dipercaya secara turun temurun, bahkan dianggap sebagai suatu tradisi yang sakral tanpa pernah diselidiki kebenaran yang terdapat di dalamnya. Jangan-jangan kitapun banyak mempercayai hal seperti itu? Kayaknya sih sering dan kerap terjadi di banyak hal. Di teori komunikasi dikenal konsep Johary Windows atau jendelanya Cep Juhari. Ada posisi dalam matriks dimana kita tahu dan tidak tahu tentang diri kita sendiri, serta orang lain bisa juga tahu dan tidak tahu tentang kita. Maka simpulan yang diambil dari data asimetrik yang ditransmisikan dalam paket info yang distortif akan diterima dan dieksekusi oleh komunikan sesuai dengan pemahamannya. Kacau kan? Maka dalam konsep manajemen modern, fungsi komunikasi bisnis dan trend yang dipetakan dari sosial media memerlukan kebijakan “prefrontal cortex� (PFC). Fungsi utama PFC antara lain adalah planning, organizing, dan problem solving, serta high function cognitive.

134


Kebun Binatang Bandung memang really inspiring..kerindangan pohon mahoni yang menaunginya menghasilkan gelombang oksigen yang seolah membanjir. Berapa banyak hayo jumlah oksigern yang dapat dihasilkan oleh sehelai daun? Lihat infografik ya. Saya tertegun cukup lama di sektor primata. Segerombolan rhesus makaka alias kera ekor panjang asyik berebut kacang garing yang dilemparkan pengunjung. Satu dua ekor induk kera tampak menggendong bayinya yang menggelayut pasrah. Menumpang hidup dan sepenuhnya bergantung kepada kasih sayang dan perlindungan induknya. Demikianlah saudara-saudara, betapa peran ibu di setiap spesies sedemikian berharganya.Bahkan dalam agama yang saya yakini seorang Ibu disebut juga madrasatul ula, alias sekolah pertama kehidupan.Wooow‌ tapi kaum bapak ga usah cemburu gitu deh. Banyak kok peran bapak dalam kehidupan anak; pelindung, pengayom, pendidik, figur yang diteladani, imam dalam iman dan banyak peran penting lainnya. Bahkan para bapak kuda laut dan buaya amat sangat patut dicontoh dan dijadikan teladan. Merekalah Bapak yang punya peran luar biasa bagi anak-anaknya.Telur kuda laut atau hipokampus sejak menetas dibesarkan di dalam kantung depan perut bapaknya. Jadi bapak kuda laut ini ngerasain hamil dan terus menerus menjaga anaknya.Demikian juga bapak buaya, beliau mengerami telur-telurnya sampai menetas‌oh so sweet. Buaya, bapak dan suami idaman para betina. Tapi sorry ya, ini bukan masalah pembagian peran bapak dan ibu, juga bukan masalah emansipasi bapak. Ini masalah pola pengasuhan, belaian kasih sayang, kehangatan dan perlindungan yang berpengaruh pada gen dan DNA.What?? DNA? Gen? How come? Beneran gituh? Apakah bisa sentuhan kasih sayang mempengaruhi gen, DNA, neurotransmiter dan reseptornya? Simak kisah anak monyet yang malang berikut ini; Penelitian pada monyet (spesies Rhesus Makakus) menunjukkan bahwa anak-anak monyet yang dipisahkan dari induknya atau ditinggal mati induknya pada usia dini menunjukkan perubahan perilaku sosial dan meningkatkan mekanisme menyamankan diri sendiri (self comforting) seperti menghisap ibu jari (regresi). Hal ini terjadi pada bayi monyet yang dipisahkan dari induknya pada usia 1 minggu. Kelompok lain yang dipisahkan dari induknya ketika berusia 1 bulan, menunjukkan bahwa mereka kelak ketika dewasa senantiasa mencari kenyamanan sosial (social comfort). 135


Secara biologi molekuler kemudian dilakukan pengujian terhadap ekspresi protein, dalam hal ini kadar mRNA, di daerah lobus temporo medial kanan korpus amigdala dengan menggunakan metoda mikroarray DNA (Affymetrix U133A 2.0 array). Sebuah gen yang diduga bertanggung jawab terhadap pembentukan perilaku kenyamanan sosial dipetakan ekspresinya secara hibridisasi in-situ (Insitu hybridization). Gen itu adalah gen Guanilat Siklase 1 Alfa 3 (GUSI 1A3). Gen ini secara statistik memiliki korelasi yang kuat dengan proses pembentukan perilaku kenyamanan sosial akut dan jangka panjang. Pada monyet yang dibesarkan dalam lingkungan sosial normal gen ini ditemukan terekspresikan dengan baik. Ekspresi gen yang ditandai dengan terdeteksinya kadar mRNA GUSI 1A3 lebih dominan di daerah amigdala dibandingkan di area otak lain yang juga diuji. Kuat dugaan bahwa gen GUSI 1A3 ini merupakan salah satu gen yang berperan dalam mekanisme pembentukan perilaku sosial.

Sabatini MJ, et al. Amyangdala Gene Expression Correlates of Social Behavior in Monkeys Experiencing Maternal Separation. The Journal of Neuroscience. March 21, 2007

136

136


Mengenal Beberapa Gen terkait Perilaku Gen 5-HTT Gen 5-HTT adalah gen yang mengekspresikan protein pemgangkut (transporter) serotonin. Keberadaan serotonin yang diproduksi di nukleus raphe dan protein 5-HTT mempengaruhi pembentukan dan pengendalian mood, emosi, sifat agresi, mekanisme tidurbangun, dan kecemasan.Tugas dari protein 5-HTT adalah me�re-uptake�serotonin yang telah dirilis ke daerah presinaptik. Kekurangan protein ini akan berakibat pada berkurangnya fungsi-fungsi yang dijalankan oleh sel-sel syaraf yang bersifat serotoninergik. Salah satu penyebab menurunnya kadar protein transporter serotonin 5-HTT adalah adanya polimofisme yang terjadi di regio regulator gen 5-HTT. Mutasi pada daerah regulator justru lebih berdampak negatif jika dibandingkan dengan mutasi yang terjadi di daerah gen koding ( Di Bella et. al, 1996). Pada kasus mutasi di regio regulator (VNTR) terjadi delesi (terhapusnya) 44 pasang basa yang berakibat pada menurunnya kadar protein serotonin transporter di membran sel syaraf, yang akan mengganggu proses pengambilan kembali (re-uptake) serotonin. Kurangnya akdar serotonin akan diikuti dengan terjadinya depresi. Tentu saja pembentukan mood ataupun depresi tidak hanya bergantung kepada peran gen 5-HTT saja, melainkan juga melibatkan sekumpulan gen lainnya yang memiliki kontribusi pada mekanisme pembentukan perilaku. Gen lain yang berkontribusi pada munculnya kondisi depresi dan gangguan mood antara lain adalah gen Monoamin oksidase A (MAOA) dan juga pengaruh dari beberapa neuropeptida, hormon otak, dan faktor-faktor transduksi. 137


Gen yang Terkait dengan Adiksi dan Penyimpangan Perilaku Gen penyandi Dopamin D2 Reseptor, sebagai salah satu penyandi reseptor dopamin juga telah diteliti hubungannya dengan kebiasaan merokok dan adiksi (kecanduan) nikotin (School of Medicine University of Pennsylvania). Gen lain yang juga mempengaruhi kecanduan merokok adalah gen Gamma Amino Butiric Acid-B Reseptor subunit 2 (GABAB2) di kromosom 9 dan GABA-A-Reseptor Associated Protein (GABARAP) di kromosom 17. (Ming Li, PhD, Virginia University). Sementara variansi (polimorfisme) gen DRD4 yang diteliti di 148 mahasiswa dan mahasiswi Universitas Hebrew dan Universitas Ben Gurion di Nejev Israel menunjukkan bahwa 30% penyimpangan gen DRD4 berkorelasi dengan tingginya dorongan seksual, dan variansi lainnya terkait dengan penurunan gairah seksual. Penelitian lain menunjukkan bahwa gen DRD4 juga berhubungan dengan kebisaan berjudi.(Dr.Richard Ebstein). Penyimpangan seksual juga dapat terjadi akibat adanya perubahan atau variansi pada kromosom X lengan p lokus 22.3. Kelainan yang sudah diteliti cukup mendalam adalah sindroma Kallman yang terjadi karena adanya mutasi pada gen yang seharusnya memproduksi protein permukaan membran sel yang berperan sebagai pemandu proses migrasi sel-sel Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) dari area otak dekat bulbus olfaktorius (pusat penghiduan) ke kelenjar hipofise. Akibatnya fungsi hipofise yang seharusnya menstimulasi pembentukan hormon testosteron di kelenjar testis terganggu (Donald W Pfaff, Hormone Genes, and Behavior). Gen MAOA Penelitian aktivitas enzim MAOA pada 500 probandus pria di tahun 2002 menunjukkan rendahnya kadar enzim MAOA akan memicu seseorang menjadi pribadi anti sosial (anti social disorder), apabila orang tersebut mengalami perlakuan yang buruk di masa kecil. Sebaliknya pada orang-orang dengan kadar MAOA yang tinggi (atau gennya berpotensi mengekspresikan enzim MAOA) diketahui meski mendapat perawatan dan perlakuan buruk (maltreated) tidak menjadikannya pribadi anti sosial. Sedangkan pada kelompok yang memiliki potensi berkadar enzim rendah tetapi tidak mendapatkan perlakuan buruk di masa kecil, ternyata tidak pula menjadi pribadi anti sosial. 138


Mengenal Dopamin dan Gennya Aktifitas transporter dopamin di otak orang normal, pecandu obat yang sudah berhenti 1 bulan, dan yang sudah berhenti 14 bulan Dopamin adalah hadiah alami (natural reward) yang akan muncul pada saat seseorang melakukan atau akan melakukan aktivitas mental yang menyenangkan. Dalam konsep adiksi, stimulasi peningkatan dopamin dihasilkan dari manipulasi obat. Apabila sirkuit untuk mempertahankan sensasi aktivitas yang menyenangkan ini terus diulang, maka dopamin akan mengalami desensitisasi atau ambang batas stimulansnya terus meningkat. Hal inilah yang antara lain kemudian mendorong terjadinya fenomena peningkatan dosis pada penggunaan obat terlarang. Peningkatan kadar dopamin semu ini diinternalisasi dan menjadi pola baku produksi dan disribusi (transportasi dopamin). Dengan demikian terjadi perubahan profil gen (terutama dalam hal ekspresinya) seiring dengan kebiasaan yang dilakukan seorang manusia. Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa transportasi dopamin akan kembali pulih setelah jangka waktu tertentu. Dengan demikian gen meskipun rumus nukleotidanya tetap sama, tetapi dapat diekspresikan dengan kadar dan kualitas yang berbeda-beda. “law of effect”nya Thorndike, dimana sebuah pengalaman yang mendatangkan kesenangan akan meningkatkan dan menjadi motivasi yang luar biasa kuatnya untuk mengulangi lagi perbuatan tersebut. Gen dopamin, gen reseptor dopamin, dan gen protein transporter dopamin akan teregulasi dan terekspresikan lagi dengan baik dengan umpan atau hadiah alamiah yang positif, misal dengan mekanisme ibadah, olahraga, kegiatan sosial, dan juga proses berkomunikasi di dalam keluarga. Bila kita perhatikan fakta di atas, dopamin dapat juga digolongkan sebagai protein ”achievement”. Capaian prestastif tentu merupakan ”reward” yang sangat relevan dengan ekspresi keluarga dopamin.

Alkisah dalam sebuah penelitian terkait neuroekonomi atau ilmu otak yang melandasi munculnya motif-motif ekonomi seseorang atau sebuah komunitas, dilakukan sebuah percobaan yang sangat unik. Peneliti menawarkan sejumlah uang pada orang percobaan, misal satu juta rupiah, dengan syarat dan ketentuan berlaku. Syarat

139


dan ketentuan ini bersifat mengikat dan harus terpenuhi jika orang percobaan ingin memiliki uang yang ditawarkan peneliti. Syaratnya adalah orang percobaan yang dipilih secara acak itu haruslah mencari seorang lainnya juga secara acak, untuk ditawari sejumlah uang dari uang satu juta rupiah itu. Jika orang kedua menerima penawaran yang diajukan, mereka berdua akan mendapatkan uang yang ditawarkan. Tetapi jika orang kedua menolak besaran penawaran dari orang pertama maka mereka berdua tidak akan mendapatkan apa-apa, alias mereka akan gigit jari saja! Sedangkan ketentuan yang berlaku adalah orang pertama wajib memberitahukan pada orang kedua syarat yang berlaku, yaitu mereka baru bisa menerima uang yang dijanjikan apabila terjadi “dealâ€? atau kesepakatan soal prosentase pembagian. Di sinilah terlihat kerakusan dan keserakahan manusia, meski mereka yang berkesempatan menjadi orang pertama sebenarnya mendapat rezeki nomplok tanpa banyak usaha dan sekedar diminta berbagi kebahagiaan saja, rerata mereka menawarkan pada orang kedua prosentasi bagi rezeki hanya sekitar 20% saja. Penawaran yang diajukan berkisar sekitar dua ratus ribu rupiah. Meski secara logika, rasional, dan akal sehat mereka menyadari sepenuhnya bahwa besaran penawaran mereka sesungguhnya beresiko tinggi. Terlebih dengan keterbukaan informasi yang memungkinkan orang kedua untuk mengetahui posisi tawarnya dalam proses bargaining ini. Dan sebagaimana bisa kita duga, rerata orang kedua yang mendapatkan penawaran 20% dari rezeki nomplok itu MENOLAK!!! Bayangkan betapa tololnya manusia‌. rezeki gratis saja ditolak karena terkalahkan oleh rasa iri dan merasa tidak adil, rasa ketidakadilan yang bersumber dari sesuatu yang sebetulnya maya dan sebelumnya bahkan sama sekali bukan milik kita!!! Orang pertama sulit sekali berbagi pada saat ia merasa sebagai sumber rezeki bagi orang kedua. Sedangkan orang kedua sulit sekali berempati di saat ia memegang posisi kunci yang amat menentukan takdir rezeki. Kalau melihat fenomena seperti ini memang benar idiom kuno yang menyebutkan bahwa power tends to corrupt. Adanya kekuasaan dan otoritas seseorang terhadap nasib orang lain akan membuatnya sewenang-wenang memanfaatkan kekuasaannya itu untuk memenuhi kebutuhan ataupun kepentingannya sendiri. Saya jadi teringat pesan rekan senior saya di Ikatan Orangtua Mahasiswa ITB, Ustadz Mutaqin, beliau bilang di sebuah komunitas sosial beliau belajar tentang bagaimana berterimakasih pada orang-orang dhuafa 140


atau mereka-mereka yang termarjinalkan karena mereka bersedia untuk dibantu dan menerima bantuan. Jika mereka tidak mau dan menolak rezeki yang ditawarkan, bagaimana kita bisa beramal dan mendapat pahala? Dalem ini pernyataannya‌ Fenomena dimana orang senang melihat orang lain susah dan sebaliknya susah melihat orang lain senang kini mulai terkuak misterinya. Rupanya ada unsur pengasuhan dan kondisi lingkungan juga yang terlibat di sana. Penelitian neuromolekuler menunjukkan bahwa anak kera yang ditinggal mati induknya serta tidak pernah mendapatkan belaian kasih sayang akan tumbuh menjadi pribadi destruktif (masih inget soal monyet di bab sebelumnya kan?). Dimana konsep destruktif ini satu level lebih tinggi dibanding agresif. Jika agresivitas memiliki motif karena adanya unsur pemenuhan kebutuhan, misal lapar, ingin makan, dan tindakannya merebut makanan. Sedangkan dikatakan destruktif jika sudah kenyang tapi masih merebut makanan milik kera lain dan bukannya dimakan melainkan dibuang! Senang melihat yang lain susah! Rupanya curahan kasih sayang dan kondisi lingkungan turut menentukan diekspresikannya gen-gen yang terkait dengan pembentukan reseptor hormon dopamin yang menentukan mood serta perilaku primata. Maka tak heran jika hal serupa bisa saja

141

141


terjadi pada komunitas manusia, bukankah belakangan ini makin banyak tindakan kekerasan diperagakan meski tanpa alasan? Tawuran dimana-mana, korupsi merajalela‌loh emang ada hubungannya? Kok bisa korupsi dan tawuran jadi satu kategori penjelasan ? Yah bisa ajalah‌la wong orang korupsi kan mendestruksi banyak kepentingan orang lain, menciderai hajat hidup orang banyak dan dilakukan dengan sepenuh kesadaran â˜ş piye jal? Apakah para koruptor itu dulunya ga disusui Emaknya? Apa jablai‌jarang dibelai istri? Sampe jadi raja tega kayak gitu!!! Menyusu pada Emak itu selain upaya mendapat gizi yang memadai, juga bagian dari proses komunikasi yang menyampaikan pesan kasih sayang yang menyuburkan kelembutan jiwa serta ketulusan hati. Tentu melalui serangkaian proses kimiawi dan mekanisme neurobiologi. Sentuhan kasih sayang dan kecupan mesra istri tersayang akan bangkitkan kadar oksitosin yang kerapdisebut sebagai zat kimia attachment, alias kalo kadarnya tinggi, kita bawaannya pengen yayangyayangan terus. Kangen dan merasa aman, damai, tenang serta tidak merasa terbuang, terkucil, dan sendirian di dunia ini. Rangsang dari kulit baik itu berupa rabaan maupun sentuhan serta mekanisme proprioseptif akan diterima oleh reseptor untuk selanjutnya masuk melalui neuron sensoris medula spinalis di radiks atau akar dorsalis. Di dalam kolom dorsalis medula syaraf sensoris akan bersinaps dengan syaraf lainnya dan berjalan naik di sisi ipsi lateral. Syaraf yang naik ini akan bersilang secara kontra lateral ke sisi yang berseberangan, menuju ke nukleus thalamicus posterioventralis melalui lemnikus medialis. Di mana di nukleus ini juga bermuara 3 cabang nervus trigeminus dari kontra lateral wajah. Selanjutnya melalui jaras thalamokortikalis, stimulus sensoris itu akan dikirim ke korteks somatosensori primer, sekunder, dan parietalis posterior. Syaraf sensoris yang berasal dari kaki dan masuk akar dorsalis medula spinalis adalah syaraf yang terpanjang di tubuh manusia. Sedangkan rasa sakit dan rangsang suhu akan berjalan mirip dengan rangsang rabaan, tetapi tidak semua bersilangan di medula spinalis. Lalu selain terproyeksi ke nukleus thalamicus posterioventralis juga diproyeksikan ke formasio retikularis melalui traktus spinoretikuleris dan ke kolikulus di tektum melalui traktus spinotektalis.

142

142


*catatan kaki Limbik itu artinya cincin. Merupakan bagian dari telensefalon dan berfungsi sebagai pusat motivasi hidup. Motivasi dari limbik ini akan mempengaruhi perilaku kita, khususnya dalam hal 3 F 1 S, fleeing, feeding, fighting, dan sexual behavior. Struktur anatomik utama adalah hipokampus, amigdala, forniks, kortekssingulata, septum, dan badan mamilari. Amigdala terletak di sisi sebelah dalam lobus temporomedial. Korteks singulata terletak di sisi dalam limbik berbentuk singular dan berada di permukaan dalam hemisfer otak di atas korpus kalosum dan melingkari thalamus dorsal. Forniks adalah traktus utama sistem limbik yang terletak di sebelah dorsal dari hipokampus dan berjalan memanjang di atas ventrikel ketiga. Bagian selanjutnya adalah septum yang terletakdiujung anterior dari kortekssingulata serta terhubung oleh bebrapa traktus ke hipokampus dan amigdala. Bagian terakhir dari sistem limbik adalah badan mamilari. Thalamus, adalah sepasang lobus yang merupakan puncak dari batang otak. Antara kedualobus dihubungkan oleh massa intermedia. Letakthalamus tepatnya ada di sisi ventrikel ketiga dan dipermukaannya memiliki lapisan yang disebut lamina, berwarna keputihan yang tersusun dari akson dengan selubung mielinnya. Hampir semua data sensoris yang masuk menjadi input otak akan melalui thalamus. Untuk itu thalamus diperlengkapi dengan struktus anatomis sebagai berikut: Nukleus Genikulatum Lateralis sebagai stasiun pemancar data sensoris penglihatan. Lalu ada Nukleus Genikulatum Medialis sebagai stasiun pemancar data sensoris pendengaran. Dan ada juga Nukleus Ventralis Posterior yang berperan selaku stasiun pemancar data somatosensoris.

143

143


NEUROPLASTISITAS, OTAK YANG TERUS BERKEMBANG SEPANJANG HAYAT Ilmu kedokteran dan psikologi selama ini telanjur meyakini sentral dogma bahwa sel-sel neuron adalah sel tubuh yang sulit dan bahkan hampir tidak mungkin untuk beregenerasi. Bahkan di dalam salah satu soal pilihan ganda ujian akhir semester ilmu psikologi faal di fakultas psikologi Universitas Islam Bandung dan Universitas Kristen Maranatha terdapat pernyataan bahwa sel neuron di usia dewasa tidak lagi dapat membelah diri karena sudah tidak memiliki badan mitotik. Tidak adanya badan mitotik menjadi alasan yang diyakini bahwa sel neuron tidak mungkin menggandakan nukleusnya (inti sel), yang akan berakibat tidak akan terjadi pewarisan materi genetika DNA serta derivatifnya (RNA). Konsep kekakuan sel neuron serta sudah terspesifikasinya sekumpulan sel-sel neuron itu dalam lokus-lokus fungsional itu melahirkan mahzab “lokalisasi� dalam ilmu neurosains. Mahzab ini digagas oleh Dr. Wilder Penfield dari Montreal Neurological Institute di era 1930an. Hipotesa Penfield ini di dasari pengalaman profesionalnya sebagai seorang dokter ahli bedah syaraf yang melihat berbagai fenomena hubungan antara area di otak dengan fungsi khusus yang diembannya. Karena otak tidak memiliki reseptor nyeri, maka bedah otak dalam keadaan sadar dimungkinkan, dan dari konsep itu Penfield mengembangkan pengamatan denganh melakukan beberapa stimulasi terhadap area-area tertentu otak. Salah satu simpulan berharga yang didapatkannya adalah ia berhasil memetakan pusat motorik di otak terletak di daerah lobus frontalis. Penemuan Penfield ini kemudian mengawali sebuah revolusi eksplorasi fungsi otak berdasar lokus anatomis. Mahzab ini kemudian berkembang dan nyaris tak terbantahkan kesahihannya. Tetapi ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan senantiasa berkembang seiring dengan melaju pesatnya temuan-temuan teknologi 144


pencitraan dan teknik laboratorium. Jika pada periode awal pengamatan terhadap sel dan jaringan syaraf hanya bertumpu pada pemeriksaan histopatologi dengan pengecatan khusus Ramon Cajal, maka kini seorag neurosaintis dapat menggunakan teknik pencitraan canggih semacam functional magnetic ressonance imaging (fMRI) dimana tidak hanya struktur mikroanatomi sel neuron yang bisa teramati melainkan juga aktivitas seluler dan molekulernya dapat didokumentasikan. Perkembangan teknik pencitraan dan pengukuran fungsi otak ini pada gilirannya memberikan horizon baru dalam pemahaman tentang kinerja otak dan pikiran. Para ahli neurosains kini mengembangkan sebuah pemahaman fungsional tentang adanya pembentukan sirkuit neuronal dan peran dari neurotransmiter dalam proses pembentukan fungsi otak dalam ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Koneksi antar sel neuron dan keberadaan zat-zat kimia tertentu yang bekerja sebagai penginhibisi atau pengeksitatori di sinaps (pertemuan antara 2 sel syaraf) dapat dilacak dan ditelusuri dengan metoda pencitraan yang canggih dan dapat memberikan “peta-peta� fungsional baru serta potensi gangguan yang secara faktual lebih mudah untuk terdeteksi. Perkembangan neurosains lanjutan yang kini marak menjadi pembicaraan di kalangan akademisi otak adalah kemampuan otak untuk bersifat plastis dan adaptif terhadap perubahan yang terjadi. Klasifikasi perubahan yang dapat mempengaruhi kinerja otak antara lain yang bersifat struktural (kerusakan jaringan) ataupun yang bersifat fungsional (adanya defisiensi unsur tertentu yang dibutuhkan otak). Salah satu contoh yang merupakan kasus nyata adalah kasus neuroplastisitas yang terjadi pada Cheryl Schiltz. Kasus ini bermula dari terjadinya infeksi pasca operasi setelah Cheryl menjalani pembedahan histerektomi (pengangkatan rahim). Untuk mengatasi infeksi yang terjadi, dokter yang merawatnya memberikan terapi antibiotika Gentamisin. Tak dinyana efek samping dari pemberian antibiotika Gentamisin tersebut adalah hilangnya kemampuan fungsional dari apparatus vestibuler yang semestinya bertugas menjaga keseimbangan. Fungsi fisiologis utama dari sistem vestibuler terdiri dari 3 bagian, yaitu: menjaga keseimbangan horizontal, vertikal, dan gerakan majumundur. Sistem ini terdiri dari dari 3 kanalis semisirkularis yang terdapat di telinga bagian dalam dan dilengkapi dengan silia atau bulu getar serta cairan yang apabila ada perubahan posisi secara tiga dimensi akan berpindah serta menggetarkan silia yang selanjutnya akan 145 145


meneruskan sinyal perubahan posisi ini ke bagian lain di otak. Cheryl yang kehilangan kemampuan vestibularis ini setiap saat kehilangan keseimbangan dan selalu terjatuh. Tidak ada aktivitas apapun yang dapat dilakukannya, sungguh suatu penderitaan yang amat berkepanjangan. Sampai suatu hari Cheryl menyetujui untuk menjadi probandus atau orang percobaan untuk menguji sebuah alat yang disebut akselerometer. Alat ini dikembangkan oleh seorang peneliti neurosains yang bernama Paul Bach-Y-Rita. Prinsip dasarnya adalah menggantikan fungsi reseptor vestibuler dengan menggunakan lidah sebagai alat penginput. Untuk itu lidah Cheryl dipasangi elektroda mikro (sejumlah 144 elektroda) yang akan menstimulasi daerah-daerah di korteks otak yang bertugas menerima sensor sentuhan dan pada akhirnya akan mengatur keseimbangan. Ketika alat itu dipasangkan Cheryl mampu berdiri tegak dan merasa seimbang. Tetapi fakta berikutnya lebih mengejutkan, ketika alat itu dilepas (setelah dipasang selama 2 menit) Cheryl masih merasa seimbang selama kurang lebih 40 detik. Pada percobaan berikutnya alat diapsang selama 20 menit dan setelah alat ditangalkan Cheryl tetap dapat merasa seimbang selama kurang lebih 7 menit. Selanjutnya pada percobaan ketiga ketika alat dipasangkan selama 1 jam maka setelah alat dilepas Cheryl dapat merasa seimbang selama 1 jam pula ! Apa yang terjadi ? Bach-Y-Rita berhipotesa bahwa kembalinya kemampuan vestibularis Cheryl dapat terjadi karena sekurangnya ada beberapa kemungkinan berikut: stimulasi melalui jalur lidah yang terbuka dan tidak dilapisi oleh lapisan kulit mati serta zat tanduk akan mendorong serta memabantu jaringan syaraf �menembus� blokade karena adanya jaringan yang rusak akibat pemberian Gentamisin. Adanya jaringanyang rusak disertai proses penyampaian sinyal yang tidak lagi adekuat dapat diperbaiki dengan hadirnya stimulus dari akselerometer. Hipotesa lainnya adalah terbentuknya jalur baru (new pathway) yang dibangun oleh jaringan syaraf yang sehat. Konsep kedua adalah dasar dari teori reorganisasi jaringan otak. Teori ini mendapat penguatan dan pengesahan dari pengalaman empirik yang dialami langsung oleh Bach-y-Rita. Ayah Bach-y-Rita, seorang seniman sekaligus akademisi dari Spanyol, terserang stroke berat dan mengalami kerusakan jaringan otak permanen. Akibatnya beliau mengalami kondisi paralisis (hemiplegi) atau menderita kelumpuhan separuh. Berbagai upaya rehabilitasi medis dilakukan, tetapi sebagaimana penderita 146


stroke lainnya hasilnyapun kurang menggembirakan. Bach-Y-Rita dan saudaranya, George, kemudian merancang sebuah program pelatihan mandiri yang intinya menirukan gerakan merangkak seorang bayi yang sedang belajar berdiri dan berjalan. Dalam kurun waktu yang cukup panjang, sekitar satu tahun, Ayah Bach-y-Rita sudah dapat beraktivitas seperti semula. Kondisinya pulih sebagaimana sediakala, tidak terdapat defisit neurologis, penurunan kognitif, ataupun hambatan psikomotorik. Bahkan Ayah Bach-Y-Rita dapat bertahan selama 7 tahun setelah serangan strokenya, dan meninggal dalam usia 75 tahun karena serangan jantung saat mendaki gunung di Bogota Kolombia. Hasil otopsi yang dilakukan di San Fransisco memperlihatkan hasil yang sangat mengejutkan: jaringan syaraf yang rusak dan mati akibat serangan stroke 7 tahun yang lalu meninggalkan lesi di hemisferium otak Ayah Bach-Y-Rita dalam ukuran yang cukup besar. Lalu darimana munculnya kepulihan fungsional yang dialami oleh Ayah Bach-y-Rita ? Hipotesa terkuat adalah telah terjadi reorganisasi jaringan otak yang meliputi antara lain proses pensubstitusian fungsi bagian yang terjejas cedera oleh bagian-bagian lain yang sehat dan selama ini menjalankan fungsi otak yang berbeda. Konsep reorganisasi dan plastisitas otak ini adalah fakta serta data yang amat berharga dalam proses perencanaan model-model terapi bagi penderita kelainan struktural dan fungsi otak. Sebagai contoh, dengan memanfaatkan lidah sebagai daerah persyarafan terbuka dapat didesain rangkaian mikro elektroda bercangkang plastik untuk memberikan stimulus dengan intensitas yang tepat untuk merangsang bagian-bagian fungsional otak yang etrganggu pada penderita stroke. Tentu saja model terapi ini harus bersinergi secara komplementatif dengan rancangan program rehabilitasi medik yang lebih berorientasi pada pelatihan dan stimulus fisik. Yang diperlukan dalam proses ini adalah adanya basis data pemetaan daerah fungsional otak dan jalurjalur sensoris yang tepat dalam proses pemberian stimulus.

Bahan bacaan lanjutan : 1. Norman Doidge. The Brain that Changes it Self. Penguin Books. London, 2007

147


148


Ingatan oh Ingatan ...... Memori atau ingatan yang secara struktur terbagi atas 2 kategori; disadari (conscious) atau memori eksplisit dan tak disadari (unconscious) atau memori implisit selama ini diduga diperankan oleh dua bagian atau sistem otak yang berbeda. Hipotesa ini didasari oleh fakta bahwa penderita amnesia yang disebabkan oleh rusaknya hipokampus akan kehilangan memori eksplisit tetapi masih memiliki memori implisit. Tetapi penelitian yang dilakukan oleh tim dari Yale University (Profesor Chun dkk) justru menunjukkan hasil yang berbeda. Subyek penelitian di minta untuk mengingat 120 foto dengan atribut berupa informasi bahwa foto tersebut diambil di dalam atau di luar ruangan. Ketika 15 menit kemudian subyek kembali diperlihatkan foto-foto tersebut dan ditambah lagi dengan 60 foto baru yang belum pernah mereka lihat sebelumnya, terdapat hasil sebagai berikut : saat foto-foto yang sudah pernah mereka lihat mereka ingat maka akan terjadi peningkatan aktivitas (berdasar pemeriksaan functional magnetic ressonance imaging) pada regio otak temporomedial. Ketika sekali lagi mereka diperlihatkan pada foto yang sama aktivitas di bagian yang sama berkurang intensitasnya. Efek ini oleh Profesor Chun diduga sebagai akibat dari adanya mekanisme yang dinamakan atenuasi repetitif atau pengulangan yang memperkuat memori implisit (bawah sadar). Sehingga tanpa perlu data detail, pada kejadian berulang seseorang dengan mudah dapat mengingat kembali obyek yang dimaksud. Kasus ini dalam kehidupan nyata dapat diamati misal ketika seseorang mengenang kembali cinta pertamanya. Karena hampir setiap sat kenangan indah cinta pertama itu diingat-ingat dan menimbulkan sensasi yang menyenangkan, maka tanpa kita sadari kondisi itu menjadi repetitif atenuasi yang akan sangat menguatkan memori yang kita miliki. Sehingga apabila sekilas saja kita melihat sosok yang mirip dengan sang pujaan hati dimana cinta pertama kita tertambat, maka segera mengalir deraslah berbagai kenangan cinta pertama itu. 149


Pada pengembangan proses penelitian yang menyertakan atribut informasi seperti dimana lokasi foto itu diambil (di dalam atau di luar ruangan), maka daerah otak yang akan mengalami aktivasi kuat adalah korteks parahipokampus. Ingatan dengan detail informasi berupa kata-kata maupun grafis/visual rupanya memiliki regio pengolahan yang berbeda dengan ingatan bawah sadar yang diolah di daerah temporomedial. Aktivitas parahipokampus ini diasosiasikan oleh Profesor Chun dengan memori yang bersifat eksplisit. Perbedaan aktivitas dari kedua regio memori ini adalah; jika temporomedial akan berkurang aktivtasnya di saat mengenali obyek yang telah dikenal, maka korteks parahipokampus justru akan semakin menguat aktivitasnya ketika mengenali obyek yang sudah pernah dilihatnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sesungguhnya didalam mengelola memori ternyata otak melakukan proses manajemen data yang melibatkan lebih dari satu area yang kemudian akan menjalin kerjasama (neural network). Hal ini menguatkan hasil penelitian terdahulu yang berhasil memetakan perbedaan area memori yang bertanggung jawab untuk mengolah informasi berdasarkan perbedaan karakter, misal ada lokasi khusus untuk mengingat wajah, mengingat perkataan, dan mengingat bentuk atau tampilan dari benda, dan mengingat situasi. Sungguh otak manusia ternyata sebuah piranti canggih yang mampu mengorkestarsi fungsi-fungsinya dengan teramat sempurna ! Disarikan dari Jurnal Neuron 49: 917-27 edisi Maret 2006 dan dirilis di Science Daily.com Association for Psyvchologycal Science (2008, December 10). John W Payne et al dari Duke University melakukan sebuah penelitian eksperimental yang membuktikan bahwa pola berpikir “Blink !� (yang diusung Malcolm Gladwell dan diperkuat oleh artikel Dijksterhuis di jurnal ilmiah Science 2006) alias berpikir secara intuitif dan mengabaikan proses pertimbangan yang rumit ternyata justru memberikan hasil yang kurang menguntungkan. Mengapa? Karena dengan “ngeblink� itu kita tidak sempat mengorganisasi memori dan langkah-langkah yang termaktub dalam memori procedural hasil belajar.

150


OTAK DAN POTENSINYA : BELAJAR DAN OPTIMALKAN PENGGUNAANNYA ! Pada pencitraan otak di atas yang menggambarkan proporsi antara sifat yang diturunkan (herediter) dan sifat yang didapatkan (pengaruh faktor lingkungan dan pendidikan), terlihat bahwa senantiasa terdapat posisi tawar yang memungkinkan setiap manusia mengembangkan potensi mental dan kecerdasannya. Satu-satunya bagian otak yang secara genetik bersifat menetap adalah korpus kalosum atau bagian yang menghubungkan belahan otak kanan dan kiri. Fakta korpus kalosum ini sesungguhnya adalah fakta tentang karunia Allah SWT yang menjadikan seorang manusia untuk “berkecenderungan� seimbang. Sehingga agak tidak rasional apabila kini berkembang konsepkonsep pendidikan yang seoalh meyakini adanya lateralisasi fungsi dan lebih dominannya satu sisi otak dibanding sisi lainnya. Sementara proporsi antara ketetapan genetis dengan pola dapatan lingkugan atau hasil belajar terlihat beragam. Pada daerah lobus temporal yang diasosiasikan sebagai pusat belajar dan pengelolaan memori serta pusat pendengaran, determinasi faktor genetika hanya mencapai 45%, artinya 55% kemampuan fungsional di daerah tersebut justru harus didapatkan dari proses belajar dan mengakomodasi aspek pengalaman. Pengalaman hidup dan proses belajar juga memiliki peran cukup besar (sekitar 35%) dalam menentukan kemampuan seseorang dalam melakukan proses perencanaan, pengendalian diri, dan membangun sifat-sifat mulia yang tercermin dala fungsi lobus frontalis. Sedangkan dalam hal analisa pencitraan yang dilakukan di lobus oksipitalis, potensi plastisitas atau kemungkinan untuk berubah dan mengembangkan pola mental

151


152


baru berbasis pola belajar mendapat porsi 24%. Fakta ini berimplikasi bahwa secara faali seorang manusia sudah memiliki kecenderungan untuk memperhatikan dan mencermati data-data visual tertentu. Seperti juga kemampuan matematis yang secara genetik memiliki 85 potensi warisan di lobus parietalis. Semua fakta hasil pemindaian neurosains ini mendorong kita untuk membangun pemahaman baru bahwa sesungguhnya proses belajar yang baik adalah sebuah proses yang mampu mengakomodir pengembangan potensi alamiah (warisan genetis) dan juga mengoptimalkan potensi yang sudah dimiliki. Konsep belajar berbasis fitrah manusia juga semestinya memperhatikan fakta di atas agar tidak keliru dalam memaknai kecenderungan dan dapat secara tepat memilih insentif yang efektif. Pola belajar visual misalnya akan menjadi jauh lebih efektif jika distimulus secara bersamaan dengan pola-pola belajar yang mengedepankan pola auditorik karena besarnya potensi pengembangan di daerah lobus temporalis. Upaya-upaya sistematik untuk lebih mendorong fungsi korpus kalosum sebaiknya dilakukan secara paralel agar kemampuan 100%nya senantiasa terjaga dan mampu menghadirkan keseimbangan intelektual. Model-model sekolah dan pembelajaran berbasis fitrah, terutama fitrah otak sudah semestinya menjadi acuan kurikulum institusional dan instruksional. Mengingat saat ini kebijakan otoritas pendidikan telah sedemikian lugasnya menyediakan situasi pemebelajaran yang kondusif dengan berbasis kepada kompetensi, maka para pendidik, peneliti pendidikan, dan juga aktivis pemberdayaan pendidikan dapat mengembangkan pola-pola kurikulum yang lebih inovatif. Inovasi pada proses pembelajaran amat penting untuk dilakukan karena adanya ancaman kemunduran kognisi secara sistemik pada sistem pembelajaran yang kurang tepat. Sebagai ilustrasi dapat disimak fakta berikut: manusia terlahir dengan bekal kurang lebih 100 milyar sel neuron yang mampu menjalin koneksi atau hubungan fungsional dengan sekurangnya 15.000 mitra sesama sel neuron dan pada gilirannya akan menjadi sirkuit-sirkuit otak sesuai dengan pola pelatihan yang diinstallkan. Kegagalan mengoptimasi proses pembentukan sirkuit dapat maujud dalam terbentuknya pola-pola hubungan neuronal yang bersifat linier atau searah dan kurang bervariasi. Proses pembiasaan (habituasi) yang berlangsung secara sistematik dan kronis akan mendorong munculnya hubungan sinaptik dengan pola sederhana dan 153


bersifat “following orderâ€? atau sekedar menjalankan dan mematuhi perintah belaka. Fenomena ini dapat terlihat dari hasil pengujian pada anakanak usia sekolah dasar, menengah, sampai mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia yang sulit sekali menyelesaikan sebuah soal apabila belum pernah mendapat contoh penyelesaiannya. Maka soal-soal essay yang menuntut diper­ guna­­kannya logika, pola berpikir yang kreatif sekaligus runtut, dan penyelesaian permasalahan yang membutuhkan perspektif melampaui teori yang sudah pernah diberikan akan menimbulkan kesulitan yang luar biasa bagi peserta didik. Dilihat dari proses pencitraan otak, pembentukan sirkuit otak atau kayanya hubungan antar sel neuron dapat terjadi pada usia-usia tertentu dengan masa keemasan pada usia 0-6 tahun, untuk selanjutnya yang terjadi adalah proses persistensi dan pemeliharaan pola. Pembentukan logika neuronal yang salah kaprah akan mematenkan jalur yang salah pula dalam perjalanan ke depannya. Maka potensi fitriyah yang sudah sedemikian sempurna akan berkurang pula kedayagunaannya. Obyek pembelajaran kaya rupa-kaya warna-kaya aroma-dan kaya raba akan membantu otak untuk mengoptimalkan fungsinya 154 154


secara kaffah dan sesuai dengan fitrah. Self hypnosis yang merupakan bagian dari budaya juga akan berpengaruh kepada pola pembentukan sirkuit neuronal manusia. Teori belajar berbasis kinerja sel neuron sebenarnya telah mu.lai dicermati semenjak tahun 1949 antara lain oleh Donald Hebb yang mengajukan hipotesa berdasarkan aktivitas neuron presinaptik dan pasca sinaptik. Adanya stimulus yang mendorong terjadinya pengolahan impuls melalui dua jalur neuron presinaptik akan menjadikan aktivitas pasca sinaptik meningkat. Sedangkan penelitian dengan menggunakan spesies Aplysia pada tahun 1963 menunjukkan bahwa peran neuron presinaptik yang saling bersinergi dan terkoneksi sebelum sinaps akan memperkuat sinyal yang diterima di pra sinaptik tanpa kontribusi dari sel pra neuron. Pada perangsangan melalui proses belajar yang bersifat tak terkondisikan (unconditioned stimulus) neuron modulator akan menghasilkan serotonin, yang pada giliranya akan mengaktiviasi adenilat siklase di sel neuron pasca sinaptik atau sel neuron sensoris. Peningkatan kadar adenilat siklase akan mendorong terjadinya peningkatan arus masuk ion kalsium. Selanjutnya ion kalsium akan berikatan dengan molekul kalmodulin dan berikatan 155 155


kembali dengan adenilat siklase. Gabungan kalsum, kalmodulin, dan adenilat siklase akan mengaktifkan protein kinase C bersama-sama dengan diasi gliserol yang teraktifkan oleh fosfolipase A2, fosfolipase A2 juga teraktivasi oleh serotonin. Perbedaan mendasar pada konsep pengondisian klasik,terkondisikan dan tidak terkondisikan, adalah pada peran neuron modulataor. Penelitian pada spesise Aplysia menunjukkan bahwa stimulus terkondisikan akan langsung diterima oleh neuron motorik sebagai efektor respon. Sedangkan stimulus tidak terkondisikan membutukan faktor perantara berupa neuron modulator. Kondisi ini menjadikan stimulus tak terkondisikan membutuhkan waktu berproses lebih lama dan energi atau potensiasi yang lebih besar. Pada proses potensiasi jangka panjang atau proses belajar yang berkelanjutan, memori terbentuk melalui proses depolarisasi yang distimulasi melalui reseptor NMDA yang akan melepaskan blokade ion magnesium di reseptor non NMDA yang pada gilirannya akan terbukanya saluran ion kalsium. Meningkatkan konsentrasi ion kalsium di sel neuron pasca sinaptik akan mengaktifkan enzim kinase terkait kalsium (kalsium-kalmodulin kinase), protein kinase C, dan tirosin kinase yang akan mengkatalisa aktivitas enzim nitric oxide synthase (NOS). Aktivitas katalisis NOS akan menghasilkan nitrik oksida yang akan berperan sebagai “messenger� untuk neuron presinaptik. “Umpan balik� ini akan mengaktifkan enzim guanilil siklase dan ADP ribosil transferase di sel neuron presinaptik. Kedua enzim tersebut akan membantu proses produksi glutamat. Selanjutnya glutamat akan disekresikan dan menstimulasi di reseptor NMDA di sel pasca sinaptik. Jadi dapat disimpulkan seccara sederhana; terjadi penguatan yang berlangsung bolak-balik di antara sel syaraf selama proses belajar dan pembentukan memori berlangsung. Fungsi belajar dan pengolahan memori yang diperankan oleh hipokampus adalah menerima dan menyimpan data yang berasal dari organ sensori (misal dari mata), dipilah, ditampung, dan akhirnya dikirim ke kulit otak (cortex cerebri). Di dalam hipokampus terdapat jalur-jalur persyarafan yang membantu proses pembentukan memori jangka panjang. Dimulai dari syaraf presinaptik Ca3 ke output pasca sinaptik Ca1. Secara struktural arus data di hipokampus melalui jalur serat perforan di regio dentata, jalur serat mossy, dan keluar di jalur kolateral Schaffer. Pemilahan di jalur hipokampus ini juga sekaligus 156


memerankan fungsi pemulihan (restoring) dan penjaluran (routing). Dengan demikian hipokampus berperan pentitng dalam membangun persepsi, emosi, dan tentu saja proses belajar.

Fenomena Neurosains dalam Proses Belajar dan Observasi Otak secara alamiah akan melakukan polarisasi (Teori Millon) dan juga pemilahan data berdasarkan prioritas. Dalam konteks waktu, manusia cenderung akan berkonsentarsi dan berfokus pada masalah saat ini atau sedikit saja melongok ke masa yang akan datang. Maka tak heran apabila kita berbicara tentang keuntungan ekonomi jangka pendek acapkali kita mengabaikan dampak jangka panjang yang ditimbulkannya. Kerusakan lingkungan misalnya, selalu dipertimbangkan setelah menimbulkan dampak yang merugikan dan mengakibatkan terganggunya kepentingan ekonomi. Kondisi ini dipengaruhi oleh kinerja sistem limbik dan prefrontal kortex (Colin Camerer,2004). Rasa khawatir, cemas, dan hal-hal yang terasosiasi dengan ketidaknyamanan dan kesakitan dirasakan oleh otak melalui anterior insula . Memori, hasil belajar, dan pengalaman yang diolah di sistem limbik akan menghasilkan pola-pola kecenderungan cara berpikir irasionalistik yang disebut affect heuristic atau heuristik emosi dan availibility heuristic atau heuristik ketersediaan. Kedua pola ini acapkali menempatkan kita mengabaikan obyektifitas dan terjebak ke dalam perangkap kemudahan permodelan mental, analogi, ataupun fenomena asosiatif. Dalam ranah kesehatan misalnya, masyarakat lebih cemas dan khawatir terhadap terjadinya wabah tifus dibandingkan infeksi Salmonella (meski sesungguhnya sama). Kita juga lebih waswas mendengar adanya wabah flu Babi dibanding dengan wabah H1N1 yang sebenarnya virus flu babi, atau saat ini kasus Ebola dan Mers-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus). Ketersediaan contoh juga terkadang menjadi pemicu kecenderungan perhatian; bencana alam atau pesawat jatuh (Hercules TNI AU di Madiun, Air France AF 447 di samudera Atlantik, atau yang paling terkini adalah jatuhnya pesawat Airbus A-320 milik Air Asia dengan nomor penerbangan QZ8501 di Selat Karimata) misalnya akan mengguncangkan perasaan dan perhatian kita dibanding pemberitaan tentang TBC yang sesungguhnya telah menelan korban jiwa puluhan ribu orang. Bayangkan jika konsep availibility heuristic ini bisa 157


diterapkan sebagai konsep dasar penyampaian materi pembelajaran, maka meski pelajaran itu semula dianggap peserta didik kurang menarik tetapi akan dimultiplikasi magnitudonya oleh otak sehingga menyita perhatian dan sumber daya kognitif. Aspek kecenderungan kognitif lain yang dapat dimanipulasi secara positif adalah pemanfaatan azas bias keadilan (fairness bias) (Trivers,2004). Penelitian pada kera kapucin menunjukkan bahwa mereka lebih rela “rugi” daripada diperlakukan tidak adil. Jelasnya demikian: peneliti memberikan alat tukar berupa koin mainan yang dapat ditukar oleh kera dengan ketimun. Kegiatan ini berjalan lancar dan para kera cepat beradaptasi dengan pola stimulus semacam ini. Tetapi ketika ada sekelompok kera kapucin koinnya ditukar dengan buah yang manis (misal jeruk), maka kera yang mendapat jatah tukar ketimun marah besar dan mogok barter koin. Jadi primata kecil saja lebih “rela” tidak dapat timun dibanding harus melihat temannya “lebih beruntung”. Boleh dikata sirik, iri, dan cemburu adalah sifat dasar makhluk cerdas. Maka ketika di dalam sebuah kelas dikembangkan mekanisme kompetisi yang keliru, presentil 50 siswa yang bernilai rendah akan “berhenti” berusaha. Sebaliknya jika nilai bisa dirumuskan secara moderat dan perbedaan antara kelompok berprestasi dan kelompok yang mengalami kesulitan belajar tidak terlalu mencolok, kelompok “bawah” tetap akan terjaga moodnya. Metoda evaluasi semacam ini sudah pernah penulis terapkan di mata kuliah Psikologi Faal Universitas Kristen Maranatha yang memberikan hasil sangat memuaskan. Keminatan meningkat, semangat berprestasi tak kunjung kendur, dan nilai positif yang sangat diharapkan adalah tingkat aksespsi terhadap materi menjadi sangat meningkat di saat mereka dapat bekerjasama secara setara dan sejajar dengan kelompok “atas”. Jika bias keadilan dapat dimanfaatkan sebagai prinsip dasar proses evaluasi, maka hindsight bias atau bias yang bersifat retrospektif alias “terjebak masa lalu” dapat dioptimalkan sebagai upaya untuk menelusuri dan “memperbaiki” pola pikir seorang siswa. Andai dia berkata: “Ah saya sudah menduga dari awal bahwa orbit planet Mars itu dipengaruhi gravitasi bumi sebagai planet terdekat (keterangan ini diberikan guru), padahal dia mungkin tidak mengetahui kebenaran sebelum dijelaskan, maka manfaatkanlah momentum itu sebagai pintu pembuka untuk membimbingnya seolah-olah menelusuri “kebenaran” yang ia rsa telah diketahuinya. Cara ini akan menjadi bagian dari 158


metoda pembelajaran retrospektif yang berjalan “mundur” dari kasus yang dihadapi ke belakang secara berururtan dan sistematis. Konsep ini sebenarnya sudah menjadi dasar dari metoda pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Bias yang selama ini acapkali dikonotasikan negatif adalah confirmation bias, dimana seseorang akan sulit menerima masukan yang berseberangan atau tidak sesuai dengan pendapatnya. Tetapi dalam konteks pendidikan ini adalah potensi belajar yang dahsyat. Siswa yang tidak percaya atau berseberangan paham dengan materi yang diberikan akan berusaha “sekuat tenaga” untuk “mematahkan” argumentasi pihak “lawan”, dengan demikian ia akan “terjebak” dalam sebuah proses mempelajari hal-hal yang hen dak dibantahnya. Secara sederhana dapat dibayangkan bahwa seorang guru memberi tugas siswa untuk sedikit membaca dan mereview sebuah data pelajaran dan berikan keterangan yang sedikit dipelesetkan serta ajak siswa tersebut berargumentasi. Ia akan berjuang dan tertantang untuk mempertahankan apa yang diyakininya, sehingga bias konfirmasi justru akan menjadi “motivasi” belajar yang kuat. Inilah salah satu fitrah manusia yang menyukai kompetisi dan ingin unggul dari sesamanya. Secara neuroendokrin sifat ini terasosiasi dengan peran hormon testosteron, sehingga akan lebih dominan didapati pada pria. Konsep ini menghantarkan kita secara tidak langsung untuk memahami bahwa gender juga memiliki karakteristik khusus yang apabila dikelola dengan benar dapat mengahsilkan hasil optimal. Fakta neurosains yang tak kalah petingnya untuk disimak dan dipelajari dengan seksama adalah pengaruh tekanan terhadap proses belajar dan pembentukan memori. Ada fakta menarik yang tampaknya asyik untuk dicermati: pemaaf yang tulus (Witvliet,Ludwig,Vaner Laan, 2001) akan terbebas dari serangan jantung karena pada kondisi sakit hati, tidak memaafkan, dan dendam jantung berdetak lebih kencang dan sulit kembali normal dalam jangka pendek. Dan tahukah anda bahwa penggemar kekerasan akan rentan jantungan ! (William, Barefoot, dan Shekelle 1985 dalam Carol Wade,2006). Fakta ini terungkap dari penelitian garis waktu (timeline) yang melibatkan subyek pengamatan mahasiswa kedokteran, bagi pelaku kekerasan (hostility) semasa kuliah 25 tahun kemudian rerata bermasalah dengan jantung. Sebaliknya meski “ketegangan” berefek buruk, tetapi sedikit adrenalin justru akan membantu proses belajar menjadi lebih 159


bersemangat. Ternyata sedikit ketakutan, kecemasan, dan “teror” dalam kelas bisa merangsang siswa berpikir lebih cepat dan lebih baik ! Kok bisa ? Karena adrenalin atau epinefrin akan menimbulkan lonjakan sinyal listrik di daerah-daerah korteks otak dan akan mengaktivasi sirkuit-sirkuit pembelajaran bekerja lebih baik. Intensitas impuls akan meningkat dan sensitifitas sinaps akan bertambah, sehingga adanya sedikit “tekanan” mental dalam ruang kelas atau dlam kegiatan belajar mengajar dapat memberikan kondisi terpacu bagi siswa. Sebagai contoh adalah ritual ibadah yang kita jalani selalu memiliki aspek hukuman (punishment) sebagai bagian dari pembentukan perilaku (behaviour). Waktu yang telah ditentukan, kewajiban yang melekat (berpakaian rapi,bersih, berjama’ah, membaca bacaan doa yang baku), dan ancaman hukuman yang menyertai sesungguhnya adalah bentukbentuk terapi dan program mind reshaping yang sangat terstuktur serta terorganisasi dengan sempurna. Maka pola pengelolaan dan pemanfaatan efek “stress” di dalam kelas dan proses pembelajaran adalah upaya yang sistematis untuk mengubah fokus coping siswa atau peserta didik dari yang semula berorientasi pada pelampiasan secara emosional menjadi suatu kemampuan mengelola dan mencari solusi bagi “problem” yang dihadapi. Energi “perlawanan” terhadap tekanan dapat diarahkan menjadi energi pengubah masalah menjadi sesuatu yang indah (benefit). Konsep ini oleh Lazarus (2000) disebut sebagai problem focused coping. Peserta didik yang mampu mengelola tekanan dan kesulitan belajar menjadi benefit atau keuntungan jangka panjang sesungguhnya tanpa disadari telah mengembangkan sirkuit yang menunjang pola pikir berorientasi penyelesaian masalah, inilah softskill yang sebenarnya. Fakta neurosains lain yang tak kalah pentingnya untuk kita jadikan acuan dalam perencanaan pola pembelajaran adalah kenyataan bahwa manipulasi yang dilakukan secara psikologis (mental) ternyata memiliki dampak struktural menyerupai perlakuan yang menggunakan obat-obatan dan zat kimia yang bersifat fisikal. Sebagai contoh, pemindaian dengan menggunakan PET scan atau positron emission tomography memperlihatkan bahwa program CBT (cognitive behaviour therapy) secara signifikan mampumengubah pola konsumsi gula di sel otak yang menunjukkan bahwa terjadi pergeseran aktivitas area otak yang aktif bekerja. Sementara pemberian obat anti depresi bergenre Specific Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) juga memberikan dampak 160


serupa dengan pola perubahan aktivitas area otak yang berbeda tetapi menimbulkan perubahan perilaku psikologis yang serupa. Simpulan sederhana yang dapat kita petik dari ilustrasi di atas adalah: rancangan, permodelan, pegondisian, dan lingkungan belajar yang dirasakan oleh peserta didik akan mengubah baik secara fungsional maupun struktural area-area kognitif, afekstif, dan psikomotorik yang ada di otak. Maka dengan demikian pengelolaan proses belajar yang tidak optimal ataupun tidak adekuat akan memunculkan pola-pola sirkuit otak semi permanen yang akan turut menentukan kualitas peserta didik dalam mengembangkan kemampuan intelektualnya.

Psikoneurofisiologi, Ilmu Masa Depan Untuk apa kita setengah mati berlelah-lelah menghafalkan berbagai serabut syaraf yang simpang siur seolah tak teratur di sekujur tubuh dengan arah melintang dan membujur ? Bagian demi bagiannya yang kecil, rumit, dan terkadang tidak memiliki gambaran visual yang mudah diingat menjadikan proses mempelajari otak dan jaringan syaraf sebagai momok yang ditakuti. Padahal manusia itu menjadi ada dan “menyadari” keberadaannya semata karena Allah SWT telah menganugerahkan faktor pembeda yang bernama otak dan pikiran. Maka tak heran apabila ayat yang pertama diturunkan secara Asbabun nuzul adalah “IQRA”, alias “let’s build our consciousness by thinking!” Menjadi “ada” dan memberi manfaat bagi sesama adalah misi seorang manusia sebagai makhluk cerdas” yang didaulat untuk menjadi khalifah pengemban amanah Allah untuk menghadirkan segenap rahmah. Maka mempelajari otak dan pikiran serta produk mental yang masuk ke dalam ranah psikologi adalah wajib hukumnya! Asyik dan sangat menarik ! Dalam edisi perdana suplemen ilmiah ini akan dibahas hal-hal unik terkait dengan keistimewaan otak dan pola pikir manusia yang diharapkan akan menjadi insight bagi para penggelut psikologi. Hal unik itu antara lain bagaimana otak membangun kecerdasan, memilih barang ketika berbelanja, dan berusaha untuk “tidak belajar” ketimbang harus menghafal trauma, serta yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana otak “mengijabah” doa manusia yang ingin hidup bahagia atau malah meminta sengsara !

161


OTAK TEBAL: Pintar, Cerdas, dan berIQ Tinggi Anggapan umum selama ini otak cerdas adalah otak yang berukuran besar. Pendapat tersebut sah-sah saja, tetapi fakta membuktikan bahwa yang penting bukan hanya sekedar besar melainkan “tebal� ! Wah, kok tebal sih ? Ternyata tingkat kecerdsan seseorang yang terkait dengan fungsi luhur, ketrampilan berorganisasi dan berkomunikasi, intelijensia (IQ), perencanaan, kemahiran berbahasa, dan koordinasi motorik banyak ditentukan oleh kompleksitas koneksi di kulit otaknya. Daerah korteks yang kaya akan akson dan tingginya sinaps antar akson ternyata merupakan faktor paling berpengaruh pada kemampuan kognitif manusia. Penelitian yang dilakukan oleh Sherif Karama et al dari Montreal Neurological Institute Mc Gill University (2009) menunjukkan bahwa 500 probandus usia emas dari baru lahir (newborn) sampai 18 tahun menggambarkan korelasi yang kuat antara ketebalan lapisan korteks otak dengan kemampuan kognitif dan berbagai fungsi penting otak lainnya. Pertanyaan susulan yang diprakirakan akan muncul adalah, bagaimana cara mempertebal korteks otak?� Sekurangnya ada 5 faktor yang mempengaruhi ketebalan korteks otak (cortical thickness), yaitu: pertama, genetika yang meliputi pengekspresian gen penyandi faktor pertumbuhan sel neuron (neuron growth factor), insulin like growth factor-2 (IGF-2), protein pelekat (attachment), pemacu sel glial, faktor transkripsi dan transduksi yang terlibat dalam proses replikasi sel neuron. Kedua, faktor transkripsi protein yang melibatkan enzim polimerase dan molekul RNA caraka (messenger RNA), serta aktivitas ribosomal. Ketiga, ketersediaan dan asupan asam amino baik esensial maupun non esensial. Mengapa? Karena asam amino adalah blok pembangun protein yang dibutuhkan untuk menghasilkan sel-sel neuron baru beserta piranti yang dipergunakan dalam membangun koneksi antar sel syaraf. Tidak hanya asam amino sebenarnya, asam lemak baik tidak jenuh maupun jenuh diperlukan untuk membangun membran sel. Keempat, ketersediaan oksigen yang mencukupi sehingga metabolisme di tingkat sel neuron dapat berjalan dengan sempurna. Kelima, stimulasi dan pelatihan yang tepat di area kortikal yang terkait dengan fungsi khusus. Stimulasi melalui serangkaian gerak motorik yang dikoordinir oleh serebelum misalnya, dapat merangsang girus 162


163

Pengukuran ketebalan kortikal dilakukan dengan bantuan piranti fMRI

Kurva yang menggambarkan hubungan antara ketebalan lapisan korteks otak dengan tingkat kecerdasan dan usia.


singulata yang akan meneruskannya ke area kognitif di kulit otak. Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa praktek gerakan-gerakan tertentu seperti misalnya gerakan sholat diduga kuat dapat menjadi metoda untuk meningkatkan ketebalan korteks otak.

Ketika Otak ( atau juga Cinta) Harus Memilih Hmmmm…lag-lagi soal cinta… kata Kang Emil sih: no pain no gain, no money no dong, no sleting no ngol..but no love? No rak ah..hari gini masih jomblo? Ada yang salah kayaknya ama otak lo! What ?? Because the most precious, imperative, and lucrative thing in our life is LOVE. Nah barangkali yang tidak bisa merasakan dan mendapatkan cinta adalah mereka-mereka yang tidak mampu dan tidak mengenali potensi dirinya. Dalam ilmu marketing, kita ini adalah sebuah brand. Meski menurut Kang Harry Rusli almarhum, doktor musik yang teramat ciamik tea, kita ini adalah sekuntum kembang yang ditaruh dalam jambangan. Maksudnya saat muda dan cantik kita dipetik untuk dijadikan pajangan. Setelah tua dan layu pastilah akan dibuang. Peribahasa melayunya kita ini adalah bubble gum person, habis manis sepah dibuang. Dalam konteks marketing ada konsep 4P, alias product, price, place, and promotion. Sebagai sebuah produk kita ini harga (nilai), produk premium atau diproduksi massal? Lalu eksistensi kita itu bergantung kepada media di mana kita berada. Nah tahap selanjutnya adalah bagaimana kita mampu mengeksplorasi potensi diri serta mengeksploitasinya secara konstruktif lalu “mewartakannya” kepada dunia (promosi). Jadi kalau kita “menjomblo”dan akibatnya kita terkena sindroma rendah diri yang termanifestasi dalam aktivitas “menjonru” orang yang kita rasa lebih baik dari kita, maka lengkaplah 4 jahat 5 bencana kita. 4 jahat itu: minder, keder, kuper, caper dan 5 bencana itu: iri, dengki, anarki, frustasi, depresi. Sempurna, Syuuuuuper sekali… kata Om Mario pada Luigi. Untuk itu jadilah insan cendekia praja muda karana yang berjiwa pohon kelapa. Dari akar sampai daunnya bermanfaat bagi sesama. Bahkan sekedar dipandang dari kejauhan saat tertiup angin hingga batangnya melambai saja sudah indah dipandang. Menenangkan hati yang gundah gulana diselimuti rindu dendam. Bagaimana caranya? Pelajari ilmu psikologi dong. Kan psikologi itu adalah ilmu yang dilahirkan untuk memandu kita memahami perasaan dan jiwa. 164


Jadi jika kita tidak ingin terjebak dalam tempurung seperti katak, pelajari dan pakailah otak meski kenyataannya jarang ada katak yang terkurung dalam tempurung dan otak manusia tak urung justru selalu terkurung di dalam tempurung. Cabang dan pengembangan ilmu psikologi itu banyak dan cakupannya luas. Kalau kita ingin “memarketingkan� diri kita sesuai dengan ajarannya Mbah Kottler maka bisa dibaca-baca deh berbagai kajian tentang psikologi terapan. Karena salah satu pengembangan ilmu psikologi terapan yang masih sangat jarang dieksplorasi di Indonesia adalah psikologi bisnis atau psikologi marketing. Saat ini disiplin ilmu yang banyak menggunakan pendekatan psikologi dalam konteks bisnis adalah ilmu manajemen dan ilmu komunikasi. Padahal sesungguhnya ini adalah peluang yang terbuka lebar bagi alumnus fakultas psikologi yang memiliki keunggulan dalam hal dasar teori neurosains maupun beragam ilmu yang terkait dengan proses penilaian psikografi manusia. Pengetahuan tentang dinamika kepribadian, psikologi sosial, behaviourisme, humanisme, psikoanalisis, dan tentu juga psikologi faal, akan sangat membantu seorang sarjana psikologi untuk memetakan dan menganalisa berbagai fenomena yang kerap dijumpai di dunia bisnis. Salah satu hasil penelitian neurosains yang sangat menarik adalah tentang bagaimana respon otak ketika harus membuat sebuah pilihan.

Spot hijau adalah nukleus kaudatus yang teraktivasi saat seseorang mengantisipasi hal yang menyenangkan (anticipating reward) 165


Dimensi pilihan ini memang terentang sangat luas, mulai dari memilih pelabuhan atau sandaran cinta, sampai dengan memilih film mana yang akan ditonton. Mungkin anda dan juga saya pernah mengalami kondisi serupa dengan sketsa berikut; kita akan menonton film di sebuah cineplex, cinema dengan beberapa studio sekaligus. Ajaibnya pada hari dimana kita akan menonton, ternyata kedelapan studio di cineplex itu menyajikan film-film yang nyaris setara kualitasnya. Semua studio memutar film yang relatif masih sangat baru serta dimainkan oleh aktor-aktor berkaliber Oscar. Sampai akhirnya di muka loket pilihan itu mengerucut tinggal menjadi 2 judul saja. Filmfilm yang lain tereliminir karena waktu tayangnya tidak sesuai dengan alokasi waktu yang kita miliki. Di antara dua judul film yang tersisa, pastilah salah satunya menarik perhatian kita. Maka pada saat itu terjadilah peningkatan aktivitas dari nukleus kaudatus yang memiliki hubungan spesial dengan daerah pengambilan keputusan. Aktivitas nukleus kaudatus ini teramati dalam penelitian yang dilakukan oleh Tali Sharot,PhD et al dari University College of London (2009). Nukleus kaudatus sendiri secara mikro anatomis merupakan bagian dari striatum, yang bersama-sama basal ganglia terlibat dalam proses perencanaan dan pengendalian gerakan (motorik).

Spot biru adalah citra lengkung nukleus kaudatus yang tersambung dengan hipokampus (spot merah muda) Secara psikofisiologis, nukleus kaudatus dikenal sebagai area “anticipating reward� yang bekerja pada saat aspek kognitif manusia “menduga� pilihannya akan mendatangkan kenyamanan. Fenomena unik lainnya yang menyertai proses pemilihan ini adalah apabila seseorang telah menjatuhkan pilihannya, maka nukleus kaudatus

166


akan mendorong kita untuk cenderung melihat berbagai “kebaikan” atau “kelebihan” dari apa yang telah kita pilih. Sedangkan obyek yang tidak kita pilih akan terlihat sarat dengan kekurangan dan kejelekan. Fenomena inilah mungkin yang menjadi dasar neurofisiologi dari salah satu variabel dalam psikologi persuatif yang dikembangkan oleh Roberto Cialdini, comparison. Kecenderungan manusia untuk saling membandingkan diri dan menilai kekurangan orang lain sebenarnya adalah upaya nukleus kaudatus untuk meyakinkan dan menenangkan diri bahwa pilihan yang telah diputuskan adalah pilihan yang terbaik ! Tapi penelitian lain yang dilakukan oleh Akshay Rao dari University of Minnesotta Carlson School of Management dan William Hedgcock dari University of Iowa (2009), menunjukkan fakta lain yang tak kalah unik. Ketika seseorang menghadapi dua pilihan yang setara, misal ketika seseorang hendak berbelanja baju di factory outlet dan dihadapkan pada kondisi harus memilih sebuah kaos, sementara kaos dengan model dan merek yang “ditaksir” terdiri dari dua warna yang berbeda, dijamin si calon pembeli ini akan bingung dan bimbang. Hasil penelitian Rao dan Hedgcock menunjukkan bahwa mayoritas subyek penelitian akan memutuskan untuk tidak membeli keduanya (fatalistik). Sementara jika diberikan alternatif pilihan ketiga yang kualitas serta kondisi variabel dan atributnya tidak setara dengan dua pilihan yang pertama, mayoritas subyek penelitian justru akan menjadi lebih mudah mengambil keputusan untuk memilih salah satu dari dua pilihan pertamanya. Kaos ketiga ini disebut sebagai “psychological decoy”. Pada situasi yang pertama otak akan bekerja secara heuristic karena adanya aktivasi sistem amigdala yang memproduksi emosi negatif.

Respon amigdala pada beberapa kondisi psikologis 167


Dalam istilah Rao dan Hedgcock kondisi ini disebut brain irritability, atau otak yang “sensi”, peka dan bereaksi secara impulsif. Sementara pada kondisi kedua, dengan hadirnya pilihan alternatif pola heuristik akan digantikan oleh pola pemikiran kompleks yang mellibatkan aktivitas belajar dari hipokampus dan pengambilan keputusan rasional yang dilakukan oleh kortex pre-orbital. Pilihan ketiga yang merupakan umpan memang tidk akan terpilih sebagai obyek yang akan dibelui, tetapi kehadirannya akan membuat proses penilaian secara obyektif dan rasional terhadap dua pilihan pertama akan berjalan. Misal ketika hipokampus terlibat, subyek penelitian akan meretrieve memori serta hasil belajar yang relevan dengan keputusan yang akan diambil. Jika terkait dengan baju, maka ia akan mengingat koleksi baju yang telah dimilikinya berdasar model dan warna, lalu padanan celana yang tersedia, serta mungkin sepatu. Terpikir juga pada even apa busana itu kelak akan dipakainya. Dan berbagai proses pertimbangan itu pada akhirnya akan bermuara pada sebuah pilihan yang tepat. Penulis pernah mengamati proses mental sejenis yang dialami oleh seorang gadis dalam memilih jodohnya. Gadis cantik ini amat bingung ketika harus memilih 1 diantara 2 pria yang telah menawan hatinya. Pria pertama adalah pacar lamanya yang telah dekat semenjak masa-masa SMA, sementara pria kedua adalah kakak kelasnya yang menjadi akrab semenjak masa-masa orientasi di kampusnya. Pacarnya bersekolah jauh di luar negeri, sementara kakak kelasnya sebentar lagi akan lulus menjadi sarjana. Kebimbangan itu membuatnya mendekat kepada seorang pria lain yang dengan sabar mendengar berbagai keluhan dan “curhat”nya. Sayangnya memang “kualitas” pria ini di bawah kedua kandidat yang pertama, jadilah ia “psychological decoy” bagi otak si gadis cantik. Setelah curhat dan “runtang-runtung” ke sana kemari yang meng-“GR”-kan si pria malang ini, sang gadis mengambil keputusan untuk menikah dengan kakak kelasnya ! Apa yang terjadi ? Selama gadis tersebut “dekat” dengan si pria ketiga ia dapat membuat berbagai proses perbandingan dengan “jernih” dan obyektif, hipokampus dan sebagian area lobus frontalis, parietalis, dan temporalisnya dapat bekerja maksimal, sehingga wajar saja jika ia kemudian dapat memilih pasangannya dengan tepat. Dan seperti cerita Cinderella dalam dongeng klasik dari eropa sana, mereka hidup berbahagia selamanya !

168


Jika kasus dan fakta di atas terungkap berkat kemajuan teknologi pencitraan yang bernama fMRI (functional Magnetic Resonance Imaging), maka penelitian lain yang lebih menekankan pada aspek psikologis dilakukan oleh Aimee Cholet, Mary Frances, dan Itaman Simonson (Journal of Consumer Research, 2009). Dalam penelitian yang dilakukan Aimee dkk didapati suatu fakta yang menunjukkan adanya distorsi kognisi saat seseorang diminta untuk memilih barang yang dibutuhkannya akan membuat pilihannya tidak sistematis (tidak sesuai dengan prioritas kebutuhan. Aimee et al meminta subyek penelitiannya untuk memilih barang yang dibutuhkannya. Proses ini menjadi tidak sederhana karena tim peneliti menyediakan beragam barang sebagai pilihan. Ternyata apabila subyek penelitian dalam kondisi “need for cognition” yang melibatkan hipokampus dan fungsi luhur dari sistem korteks maka pilihannya akan terfokus pada apa yang dibutuhkan saja (obyektif). Sedangkan bila subyek yang sama diminta memilih sambil diberi tugas mental seperti menghafalkan 20 kata-kata tertentu ( cognition load) sebagai target yang sekaligus berperan sebagai “tekanan”, maka pilihan probandus akan menjadi “kacau” dan tidak sistematis. Menurut Elizabeth Kensinger dan Suzanne Corkin dari MIT Department of Brain and Cognitive Science (2004) hipokampus berperan dalam mengingat semua memori dan amigdala mengingat memori yang menggangu (negatif). Maka ketika subyek penelitian diberi “tugas” yang “mengancam” amigdala yang bersangkutan akan teraktivasi dan proses pengambilan keputusan menjadi tidak rasional dan cenderung mengabaikan data dan fakta obyektif. Maka jangan belanja dan mengambil keputusan dengan “kendali” amigdala ya !

169


POHO eta Teh ANUGERAH ti GUSTI Otak manusia itu tidak akan pernah bisa melupakan, hanya tak semua hal dipertimbangkan untuk diingat Kalau soal tidak ingat mah saya ngaku sering… terutama sehabis makan gorengan, berapa gehu, ganasturi, nanas, pisang, ataupun bala-bala yang telah bersemayam dilambung. Maka sayapun bersimpati pada teman-teman yang kerap dijuluki “Darmaji” alias dahar lima ngakuna hiji, itu jauh lebih baik dari “Darmawan Teman” alias dahar lima plus mawa di calana teu mayar pisan…nah hasil dari perbuatan kang Darmaji dan Mang Darmawan itulah yang tampak di moral teka-teki dari teman saya Wirawan. Dalam sebuah kesempatan beliau berteka-teki demikian; ada 5 orang di dalam sebuah rumah, si A sedang tidur, si B sedang masak, si C main pingpong, dan si D nonton TV. Lalu apa yang sedang dikerjakan si E ? Ayo diingat-ingat…dipikir-pikir. Ya anda benar, si E main pingpong dengan si C, karena pingpong tidak mungkin dilakukan sendirian bukan? Mengapa teka-teki ini menjadi pewarta nilai moral dari kisah Mang Darmawan? Kadang kita berpikir dan mengingat secara linier, sekuensial, dan “lupa”mengingat fakta yang sebenarnya sudah “terpotret”oleh otak. Karena berfokus pada gorengan, maka tambahan segelas kopi tidak dilaporkan. Gak sengaja itu mah..kalo tidak bayar 3 gelas baru namanya niat! Atau kita berfokus pada pisang goreng dan ganasturi yang memang kita konsumsi dalam jumlah banyak, misal 4 dan 5, maka sepotong gehu yang “ketelen” bisa jadi tidak “direken.” Ada sebuah penelitian unik dimana dalam sebuah foto terdapat sosok seorang gadis seksi dengan baju berbelahan dada rendah, dan di foto yang sama di salah satu sudutnya ada seekor gorila nongol. Hampir semua responden pria tidak menyadari kehadiran gorila itu. Maap ya Bray Gorila, dicuekin nih cuy… Tapi dalam kondisi yang berbeda, sebuah kenangan yang didapatkan dari peristiwa yang amat menakutkan,mengerikan, dan menyakitkan, atau menyedihkan akan terkonstruksi menjadi memori yang hampir selalu terlintas kembali.

170


Siapa yang pernah menduga jika subuh disuatu pagi yang semula tenang akan menjadi sebuah momen menghibakan dan mencekam. Ratusan manusia meregang nyawa ketika tanggul dam Situ Gintung jebol. Masih tak lekang pula dari benak kita musibah tsunami yang menewaskan lebih dari 200 ribu saudara kita di Nangroe Aceh sana. Demikian pula ketika musibah gempa melanda Yogyakarta, tak ada satupun dari kita yang mampu menduga sebelumnya. Atau pernahkah kita membayangkan bagaimana perasaan para sanak saudara penumpang pesawat Air Asia QZ 8501 yang mengantarkan mereka dengan penuh gurau dan canda tawa karena akan melepas kepergian ke Singapura untuk merayakan tahun baru yang penuh dengan keceriaan dan kegembiraan? Dalam hitungan jam senyum dan tawa itu terhapus dengan cepatnya dan berganti dengan aliran air mata yang membanjiri wajah-wajah yang berduka. Kini duka yang tertinggal, tersisa sebagai gurat parut luka jiwa. Banyak dari saudara-saudara kita ingin melupakannya dan beranjak lepas dari ketakutan dan trauma. Tapi tentulah tak semudah itu, post trauma stress disorder atau PTSD terkait erat dengan memori dan emosi seorang manusia. Peneliti neurosains di beberapa pusat penelitian dunia terus berupaya mengembangkan metoda terapi yang diharapkan dapat efektif meredam dampak stress yang merusak. Salah satu penelitian terbaru yang hasilnya baru saja dirilis di jurnal ilmiah (Journal Neuroscience 2009) adalah penelitian yang dilakukan oleh Jian Xu dan Heinemann. Kedua peneliti tersebut mengeksplorasi peran gen dan protein reseptor mGluR5 atau metabotropic glutamate receptor 5. Reseptor glutamat ini berperan penting dalam proses pembentukan memori dan berperan dalam membantu proses transportasi asam amino glutamat ke dalam sel neuron. Pada tikus yang direkayasa secara genetika, dihilangkan/dihapus gen penyandi mGluR5-nya, didapati berkurangnya kemampuan mengolah memori dan membangun kecerdasan spasial. Tikus menjadi lupa pada “pengalaman� yang dikondisikan dan mengalami kesulitan ketika “jalur� untuk memperoleh makanannya diubah-ubah. Hasil penelitian ini memberikan harapan baru dalam proses pengembangan obatobat psikofarmaka yang ditujukan untuk mengurangi dampak PTSD. Rancangan obat itu kira-kira akan berupa antisense terhadap mRNA mGluR5 ataupun pemanfaatan zat yang bersifat kompetitif dalam hal berikatan dengan reseptor glutamat.

171


Aktivitas persinyalan molekuler (transduksi) yang dipicu oleh glutamat melalui reseptor glutamat di membran sel neuron Hal ini ternyata sejalan dengan hasil penelitian yang dikerjakan oleh Kristen Mackiewicks et al di University of West Madison (2009). Orang-orang dengan ekspektasi buruk terhadap sebuah peristiwa buruk yang belum terjadi, akan menyimpan memori buruk (traumatik) sangat kuat apabila peristiwa tersebut benar-benar terjadi. Maka pada orang-orang yang lebih mengetahui kondisi yang akan dihadapinya, selain mengembangkan sifat antisipatif juga sebenarnya telah memupuk kecemasan secara lebih intensif. Seorang penumpang pesawat terbang yang mengenal dengan baik seluk beluk teknologi aviasi, aerodinamika, dan klimatologi akan lebih rentan terhadap serangan cemas dan panik di saat ada stimulus tertentu ( misal terjadinya turbulensi akibat awan kumulonimbus). Anehnya serangan panik itu justru terjadi pada penerbangan berikutnya (terkait dengan pembentukan memori). Maka dalam kondisi-kondisi seperti ini kemampuan untuk mereorganisir memori alias “melupakan� sesuatu adalah sebuah anugerah yang akan membantu seorang manusia untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi buruk yang dihadapinya. 172


Ini sekedar intermezzo, jika reseptor glutamat memiliki peran penting dalam pembentukan memori, sebenarnya makan penyedap rasa (mono sodium glutamat) atau kaldu kombu kaya glutamat di Jepang, tampaknya bisa jadi tren baru untuk meningkatkan kecerdasan tuh ! He3x‌.. Masa Depan Dibangun dari Masa Lalu Dalam terminologi sejarah atau historiografi acap kita mendengar idiom “belajarlah dari masa lalu !â€? Ternyata secara neurofisiologis demikian pulalah yang terjadi di otak kita. Daerah atau area yang aktif di saat seorang manusia memikirkan masa lalu dan merencanakan masa depannya ternyata sama ! Lobus parietal, temporal, dan frontal di korteks otak serta sebagian besar sistem limbik terlibat di dalamnya. Secara sederhana dapat diasumsikan bahwa apapun yang pernah kita alami dan “membangkitkanâ€? aktivitas area-area otak tersebut pasti akan membekas dan menjadi acuan ketika otak akan merencanakan masa depan. Tugas terbesar kita sebagai manusia adalah mendirijeni energi masa lalu itu agar mengalir di jalur yang benar dan mendorong terciptanya proses perbaikan dalam perencanaan untuk masa depan.

Hubungan antara rostral anterior girus singulata dengan amigdala ketika berpikir secara postif dan negatif tentang masa lalu dan masa depan (aktivitas diukur berdasar intensitas sinyal yang tercitrakan oleh fMRI) 173


Hasil penelitian neurosains menunjukkan bahwa ketika seseorang memikirkan masa depan secara negatif (pesimistik) maka daerah rostral anterior dari girus singulata akan teraktivasi bersamaan dengan daerah amigdala (hasil pencitraan dengan menggunakan fMRI). Tetapi aktivitas ini terasosiasi dengan konsep malfungsi sebagaimana saat terjadi depresi. Dengan kata lain berpikir pesimistik akan mengakibatkan otak terprogram untuk “membangun� suasana tertekan dan mengamplifikasi stressor sehingga melampaui ambang batas toleransi. Sebaliknya jika rostral anterior girus singulata distimulasi dengan adekuat dan dalam arah yang benar (optimistik), maka akan terjadi sinergisasi antara program pengaturan dan pengendalian emosi dengan informasi (memori) autobiografik untuk menghasilkan pandangan masa depan yang positif. Stimulus optimal bagi sistem pembangkit optimisme inilah kata kunci dari proses berpikir positif (positive thinking). Optimasi stimulus pada daerah rostral anterior girus singulata bisa didapatkan dengan memodifikasi rumus atau hukum Weber yang biasa dipergunakan untuk menentukan treshold atau ambang batas. Jika hukum Weber klasik dipergunakan untuk mengalkulasi ambang batas dalam proses sensasi yang pada gilirannya akan membangun konsep atensi dan persepsi yang proporsional, maka dalam konteks rostral hukum tersebut dapat dimodifikasi menjadi k=∆I/ I(KR), dimana KR adalah koefisien restriksi yang memberikan panduan penentuan atas atas dan bawah intensitas stimulus (Tauhid,2009).

Area dan sirkuit yang terlibat dalam mengatur dan mengendalikan emosi serta perilaku manusia 174


Sex does Matter ! Seksologi adalah cabang ilmu yang berakar dari pokok psikologi dan kedokteran reproduksi. Banyak sudah penelitian di kedua disiplin induk itu yang mengupas tentang hubungan antara aktivitas seksual manusia dengan berbagai aspek fisiologisnya. Salah satu yang sangat menarik adalah korelasi antara kualitas hubungan seksual yang baik pada seorang wanita (kemampuan untuk mencapai orgasme) ternyata berimplikasi pada peningkatan kualitas cinta. Riset menunjukkan bahwa pada subyek wanita yang diamati dalam serangkaian penelitian (Tom Insel, Sue Carter, dan Ruth Feldman), kadar hormon oksitosin amat berperan dalam proses pembentukan memori sosial. Termasuk di dalamnya hubungan cinta yang hangat serta melekat dengan suami dan anak. Ruth Feldman dari Bar-Ilan University menemukan fakta bahwa seorang ibu yang memiliki kadar oksitosin tinggi selama masa trimester pertama kehamilan akan memiliki rasa ikatan yang jauh lebih kuat terhadap anaknya dibanding dengan para ibu berkadar oksitosin rendah. Peningkatan kadar oksitosin, hormon yang satu ini juga berperan penting dalam menstimulasi kontraksi rahim pada saat melahirkan, antara lain terjadi pada saat seorang wanita mengalami orgasme. Seorang wanita yang memiliki frekuensi orgasme teratur akan mengalami peningkatan ekspresi reseptor oksitosin dan dopamin di nukleus akumbens (salah satu pleasure site di otak) yang saling overlapping.

Peta nukelus akumbens yang memiliki reseptor oksitosin serta dopamin dan bertanggung jawab membangun memori sosial (cinta dan kehangatan hubungan) 175


Tumpang tindihnya reseptor oksitosin dan dopamin ini akan menghasilkan sensasi “sangat mencintai” dan “semangat” untuk mempertahankan hubungan emosional, alias saling menjaga dan menyayangi, berjanji untuk selalu setia ! So sweet…..

Referensi: Science Daily edisi Maret 2009, The Brain edisi winter 2009, Journal Neuroscience edisi awal 2009, Nature edisi awal 2009, Kuliah Psikologi Faal.

Jatuh Cinta Berjuta Rasanya, Patah Hati Sakit Sekali Rasanya! …too much love will kil you…(Queen), cinta ini membunuhku.(d’Masiv)

Tahukah anda bahwa para ilmuwan neurosains baru saja mendefinisikan sebuah fenomena fisiologis yang unik di saat seseorang mengalami tekanan bathin yang berat. Tekanan tersebut dapat doitimbukkan oleh masalah-masalah yang terkait dengan proses interaksi dan komunikasi sosial, termasuk persoalan hubungan cinta antara dua orang yang tengah dimabuk asmara. Hasil pengamatan di beberapa negara ditemui sindrom “putus cinta” ini seringkali menimbulkan gangguan yang menyerupai gejala serangan jantung, infark miokardium akut. Timbul seragan rasa nyeri di daerah dada yang menjalar ke punggung, lambung, dan daerah lengan sebelah kiri. Dapat pula diikuti dengan kesulitan bernafas (sesak), keluarnya keringat dingin, dan tubuh terasa lemas. Sindroma ini dikenal sebagai sindroma Takotsubo atau miokardiopati Takotsubo. Dr. Ilan Wittstein,MD kardiolog dari The John Hopkins University Medical School dan kawan176


kawan, menemukan kasus takotsubo terjadi akibat adanya akumulasi neuropeptida otak yang merupakanketurunan katekolamin. Turunan katekolamin yang kerap dijumpai serta memiliki efek simpatik secara sistemik antara lain adalah epinefrin dan norepinefrin. Tetapi di dalam kasus Takotsubo ternyata tidak hanya epinefrin dan norepinefrin saja yang kadarnya melonjak drastis, melainkan juga molekul-molekul peptida kecil dan neurotransmiter seperti metaneprin, normetaneprin, neuropeptida Y, dan peptida natriuretik turut melonjak secara drastis. Akumulasi produksi faktor kimiawi yang terjadi di saat amigdala menerima data yang “,menyakitkan” serta “gagal” meregulasi emosi negatif, akan menyebabkan efek kardiak berupa fibrilasi sesaat yang diikuti dengan “pingsan”nya sejumlah sel-sel otot jantung. Jadi putus cinta, ditolak, ataupun patah hati memang bisa membuat jantung “kelenger” atau “semaput” !

Gambaran aktivitas biolistrik jantung dalam keadaan normal. Pada sindroma Takotsubo terjadi fibrilasi atau jantung bergetar tidak beraturan sehingga gelombang listrik tidak dapat mengendalikan proses pemompaan jantung

177


Apakah sindroma ini berbahaya ? Tergantung kepada seberapa luasnya daerah otot jantung yang “semaput”. Jika daerah yang mengalami kardiomiopati sesaat itu cukup luas, maka bisa saja akibatnya fatal. Mengingat fungsi utama jantung adalah mensuplai kebutuhan oksigen untuk seluruh sistem tubuh, termasuk otak, maka keadaan jantung “mogok” bekerja ini dapat menimbulkan hipoksia (kekurangan oksigen) di jaringan. Jika kekurangan oksigen ini berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama maka jaringan yang amat bergantung pada asupan oksigen akan tertganggu bahkan rusak permanen. Tetapi catatan klinis Dr.Ilan Wittstein dan kawan-kawan yang telah dipublikasikan di jurnal New England Journal of Medicine (2009), menunjukkan bahawa kasus-kasus kardiomiopati akibat kejutan psikologis ini biasanya bersifat reversible, alias dapat pulih kembali. Kondisi jantungpun pada umumnya baik dan tidak disertai dengan kerusakan yang bersifat kronis. Cara membedakan dengan serangan jantung pada umumnyapun relatif mudah. Pada sindroma kardiomiopati Takotsubo tidak ditemukan adanya peningkatan kadarr enzim-enzim penanda kerusajan jaringan otot jantung seperti CK dan CK-MB. Siapa saja yang mungkin mengalami sindroma Takotsubo ? Orangorang yang memiliki tingkat stress harian sudah sangat tinggi, orangorang yang kinerja otaknya lebih didominasi oleh sirkuit amigdala, dan orang yang memiliki tipologi kepribadian rentan terhadap stress. Maka syukurilah peristiwa “patah hati”, cari hikmahnya dan jangan terlalu disesali. Sebab “patah hati” pasti adalah karunia Allah yang belum kita sadari maknanya. Jika disesali maka QS Ibrahim ayat 7 akan berlaku, dimana nikmat jika disesali akan berubah menjadi azab. Nah salah satu manifestasi azab itu mungkin sindroma jantung “klenger” yang dinamai Takotsubo !

PEMUTAKHIRAN INFORMASI TENTANG AUTISME Di awal tahun 2014 saya mendapat tawaran untuk menjadi juri di tingkat semi final nasional kompetisi ICT bergengsi yang berjudul Microsoft Imagine Cup. Jika bersedia saya akan dijadikan salah satu juri di kategori World Citizenship. Tentu saja saya bersedia…I do…I do…I do…demikian ucapsaya berulang dalam hati, persis seperti seorang gadis yang dilamar oleh pangeran pujaannya.Hmmmm… 178


sepertinya sisi feminin dalam diri saya rada ngarep dilamar kayak gitu kali ya? Seriously, kayaknya dulu saya deh yang dipropose ama istri saya. Nah singkat kata tawaran itu langsung saya terima, secara saya adalah mentor bangkotan untuk kompetisi ini. Dari tahun 2010 sekurangnya saya sudah mementori 4 tim yang berasal dari Universitas Telkom dan ITB. Saat menjadi juri itulah saya menemukan inovasiyang menarik dari salah satu tim peserta yang menamakan dirinya Tim Cakra dari ITS Surabaya. Mereka menggunakan Kinect sebagai tools atau alat bantu dalam proses terapi autism dan spektrumnya. Autisme sendiri kerap didefinisikan sebagai sebuah kompleks kelainan jaringan syaraf yang bermula semenjak proses diferensiasi di dalam rahim. Beberapa hasil penelitian lain seperti yang dilakukan oleh tim dari Texas University Medical School menunjukkan bahwa fenomena “brain overgrowth� akibat pemberian susu formula dengan komposisi dan dosis yang berlebih juga dapat mendorong terjadinya autisme di usia tumbuh kembang anak (golden age). Kompleksitas patologi jaringan syaraf pada penderita autisme antara lain ditunjukkan dengan adanya hubungan korelasional antara gejala dengan faktor asupan nutrisi. Kondisi ini menjadi bukti bahwa defek genetika yang terjadi bersifat multi lokus, alias sekaligus menimpa beberapa sel di beberapa organ sekaligus. Hipotesa terakhir diperkuat oleh hasil penelitian biologi molekuler yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan di Amerika Serikat ( Daniel Campbell dari Vanderbilt School of Medicine, 2009) yang menunjukkan adanya polimorfisme gen MET pada penderita autisme. Perubahan atau perbedaan (polimorfisme) yang terjadi tampaknya melalui sebuah proses mutasi yang dikenal sebagai mutasi titik (point of mutation). Mutasi titik terjadi pada 1 nukleotida G (guanin), yang berubah menjadi C (sitosin). Lokasi terjadinya mutasi diduga berada di daerah pengendali ekspresi gen MET (control panel). Pada anak dengan mutasi pada kedua alel (C-C) akan terjadi gangguan fungsi persyarafan yang disertai gangguan pada sistem pencernaan (gastrointestinal). Hal ini disebabkan karena ekspresi dari gen MET ini tersebar di berbagai jaringan tubuh, dengan ekspresi dominan ditemukan di jaringan syaraf dan saluran cerna. Bila mutasi diikuti oleh mikrodelesi pada gen MAPT di alel 17q21.3 akan terjadi ketidakmampuan belajar dan hambatan pertumbuhan. Sementara itu hasil penelitian Nathalia Kleinhans dan kawan-kawan dari University of Washington dan tim 179


dari National Institute of Child Health and Human Development serta tim dari National Institute of Mental Health, menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara perilaku anti sosial ataupun defisit pada pengembangan kemampuan sosial dengan malfungsi amigdala. Malfungsi ini maujud dalam terjadinya peningkatan aktivitas amigdala secara berlebih. Padahal secara teoritis amigdala berfungsi dalam proses yang terkait dengan pengelolaan “arousal” dan pemicu terjadinya respon ”fight” atau “flight”. Hal ini sejalan dengan hasil penetilan yang dilakukan oleh Mark Mehler et al dari Institute for Brain Disorder and Neuronal Regeneration di Albert Einstein College of Medicine Yeshiva University, yang berhasil memetakan peran lokus seruleus (coeruleus locus) dan norepinefrin sebagai poros utama faktor penyebab autisme secara neurofisiologis. Kesimpulan ini didapatkan setelah melalui serangkaian pengamatan kepada penderita autisme yang mengalami serangan demam. Pada saat terjadi demam (karena infeksi) penderita autisme justru memnunjukkan perubahan perilaku (behavior) yang berkonotasi positif (Brain Research Reviews, 2009). Hal ini diduga akibat terpakainya reseptor norepinefrin di saat demam oleh faktor-faktor penyebab demam seperti turunan katekolamin (Jurnal Pediatrics, 2009). Berangkat dari fakta tersebut terbuka kemungkina terapi autisme yang bersifat modulasi biologis. Tentu bukan membuat anak terus menerus demam, melainkan dengan cara memanipulasi secara epigenetik reseptor norepinefrin. Fakta fisiologis yang memperkuat teori ini adalah peran dari lokus seruleus yang merupakan bagian dari batang otak yang berhubungan langsung dengan hampir seluruh bagian otak tengah dan korteks otak serta berfungsi untuk mentransmisikan data sensoris dari seluruh tubuh. Gangguan transmisi sensoris inilah yang membuat penderita autisme memiliki tingkat iritabilitas tinggi serta gagal membangun kemampuan interaksi sosial. Malfungsi poros Lokus seruleus-norepinefrin (LCNA) ini juga akan berdampak pada malfungsi amigdala. Kondisi amigdala yang tidak optimal akan memicu jalur hipotalamus-adrenal untuk memproduksi kortisol. Tingginya kadar kortisol di dalam darah terbukti berkorelasi dengan Penelitian Mark Brosnan et al dari Department Psychology University of Bath menunjukkan bahwa pada penderita varian autisme yang disebut Asperger (penderita hanya tertarik/terfokus pada satu hal dan menolak atau enggan untuk menerima perubahan) terjadi kejanggalan proses produksi hormon

180


kortisol. Hormon anak ginjal ini antara lain berfungsi sebagai sebuah sistem peringatan dan mendorong seorang manusia untuk mewaspadai atau mengantisipasi berbagai peristiwa yang akan dihadapi atau yang akan terjadi. Maka pada kondisi normal, kortisol akan meningkat menjelang pagi hari (1/3 malam yang penghujung). Naik turunnya kortisol ini merupakan bagian dari siklus sirkadian hormon manusia. Kondisi kortisol yang tinggi di pagi hari disebut sebagai cortisol awakening response (CAR). Pada penderita autisme dengan sindroma Asperger, ditemui bahwa kadar kortisolnya relatif tinggi secara terus menerus (persisten). Hal ini mengakibatkan munculnya kegagalan untuk merespon perubahan yang harus distimulasi secara pulsatif (ada lonjakan kortisol yang terjaga). Maka Mark Brosnan dan kawankawan merekomendasikan bahwa autisme, khususnya sindroma Asperger, sebaiknya dikategorikan sebagai respon stress (kronik) dan bukan sebagai perubahan perilaku. Sementara itu dapat disimpulkan pula bahwa kadar kortisol yang terjaga dan terkendali akan berkorelasi dengan ketenangan dan kemampuan mengendalikan emosi negatif seseorang. Untuk mengelola dan memperbaiki malfungsi sirkuit neuroendokrinologis tersebut Guy Mc Cormack et al dari University of Missouri mencoba sebuah metoda yang disebut sebagai Neurofeedback Training atau Pelatihan Umpan Balik Neurologis. Dalam penelitian itu tim Guy menggunakan aplikasi game berbasis brain interface atau sistem antar muka otak. Perlakuan ini diharapkan dapat menjadi stimulus neurobiologis yang mampu mengembangkan kemampuan anak autis dalam membangun atensi, interaksi sosial, pola tidur, dan pola makan. Dasar teori dari penelitian ini adalah fakta tentang plastisitas jaringan syaraf (otak) terkait dengan potensinya untuk membangun sirkuit neuronal baru sesuai dengan jenis stimulus yang diberikan. Adapun stimulus itu diberikan dalam bentuk sebuah permainan komputer yang memerlukan konsentrasi, perhatian, dan kewaspadaan. Piranti keras komputer dihubungkan ke otak anak dengan menggunakan probe yang ditempelkan di kulit kepala daerah frontalis. Jika anak berkonsentrasi penuh dan memfokuskan pikirannya untuk memberi perintah terencana secara mental agar obyek dalam game bergerak (dalam hal ini roket), maka roket akan terbang. Semakin kuat perintah mental, maka akan semakin kuat pula event response potential yang diterima oleh komputer, dan semakin cepat pula roket 181


terbang. Sebaliknya, jika anak tidak fokus dan gagal berkonsentrasi, maka roket akan melambat dan suara (ilustrasi musik) akan melemah. Keberhasilan roket untuk terbang dan main kencangnya ilustrasi musik adalah “reward� bagi anak yang bermain, maka apabila hal ini berlangsung terus menerus dan anak yang bermain termotivasi untuk berprestasi, akan terbentuklah sirkuit neuronal baru yang terkait dengan kemampuan berkonsentrasi, membangun atensi, dan berinteraksi secara sosial (Journal of Psychoneuroendocrinology, 2009). Berangkat dari mengkaji teori dan hasil riset mutakhir di atas, termasuk dalam hal penggunaan game dan piranti komputer sebagai alat bantu terapi, maka saya tak ragu untuk memberikan nilai tertinggi bagi tim Cakra dari ITS Surabaya. Selain inovasi mereka jauh lebih keren dari game nya Mc Cormack, presenter merekapun maniiiiiis sekali !!

Ayo Jangan Meleng..............!! Apakah kita selalu dapat melihat setiap obyek visual yang ada di hadapan kita? Belum tentu! Faktanya banyak sekali kecelakaan transportasi terjadi karena faktor fisiologis yang satu ini. Mata kita melek, melotot malah, tapi seolah kita tak menyadari ada obyek visual di depan sana. Ada kejadian masinis yang merasa tidak melihat sinyal menyala merah, sehingga terus menjalankan kereta apinya memasuki stasiun dan berakibat pada terjadinya tabrakan yang fatal. Ada seorang pilot yang tidak menyadari bahwa instrumen penunjuk posisi horizontal di hadapannya memperlihatkan posisi miring (membentuk sudut terhadap sumbu horizontal), dan hal ini mengakibatkan pesawatnya menghunjam ke laut di tengah malam yang gulita. Dan ada juga seorang pengemudi sepeda motor yang ketika menikung merasa tidak melihat adanya mobil dari arah yang berlawanan, sehingga dengan kencangnya mobil itu ia hantam! Dari semua kejadian itu tak satupun 182


yang menyadari bahwa mereka sebenarnya kehilangan kemampuan melihat obyek dalam konteks fisiologi wajar terjadi. Seseorang bisa melihat dan mengidentifikasikan obyek di hadapan matanya jika syarat-syarat untuk melihat telah terpenuhi. Syarat itu tidak hanya kebutuhan akan cahaya atau kenormalan alat refraksi (kornea, iris, pupil, lensa, cairan vitreus, dan retina) pada mata saja, melainkan juga melibatkan aktivitas otak. Salah satu prasyarat terpenting yang membuat kita dapat mencermati obyek visual di hadapan kita adalah kondisi “state of readinessâ€?. Kondisi dimana otak siaga penuh dan mampu menjalankan sistem operasi visual. Pengamatan neurofisologis pada daerah lobus oksipital, terutama pada korteks visual primer (KVP) menunjukkan bahwa pada seseorang yang fokus dan mampu melihat obyek visual ditemui aktivitas otak yang minimal harus mampu menghasilkan gelombang otak dengan frekuensi alfa (Îą). Untuk menghasilkan gelombang alfa diperlukan pengaktivasian area visual primer dengan stimulus yang berasal dari sistem limbik. Pada kondisi dimana terdapat gangguan atau distorsi kionsentrasi akibat sistem limbik lebih memprioritaskan perhatian pada hal lain, maka sistem visual akan berkurang kinerjanya. Gelombang alfapun terkait dengan pusat kesadaran biologi dan mekanisme tidur-bangun yang diperankan oleh batang otak. Dalam hal ini medula oblongata, pons, dan formatio retikularis memegang peran vital. Maka apabila secara biologis seseorang menngalami kelelahan fisik (fatique syndrome) dan mengalami tekanan atau paparan mental yang membutuhkan kerja limbik, maka sistem visual akan terganggu. Hasil penelitian Profesor Tony Ro, ahli psikologi kognitif dari the City College of New York menunjukkan bahwa ketika seseorang diminta untuk melihat sebuah obyek yang tersamar (dimasking), terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi konsentrasi sepenuhnya dan kondisi ketika konsentrasi sengaja dipecah. Tetapi pada pengujian dengan menggunakan metoda reaction time didapati sebuah fenomena yang menarik, yaitu ketika diberikan gangguan berupa obyek (cahaya) yang bergerak pada sebagian obyek percobaan tidak merasa terganggu dan tidak pula mengurangi kecepatan bereaksinya. Apakah ini hal yang positif? Belum tentu! Mengapa? Karena kemampuan untuk menelusuri dan mengikuti obyek yang bergerak memiliki pusat pegendalian berbeda dengan 183


Beberapa daerah pusat penglihatan dengan fungsi yang berbeda: melihat obyek statis, dinamis, dan imajinatif

obyek yang diam. Sekurangnya di daerah lobus oksipitalis yang secara konvensional sudah ditetapkan sebagai pusat penglihatan terdapat 3 daerah berbeda yang masing-masingnya memiliki fungsi visual tersendiri. Ada pusat visual untuk obyek yang diimajinasikan (citra hanya ada secara mental di otak kita), ada pusat penglihatan untuk obyek statis, dan ada pula pusat penglihatan untuk obyek yang bergerak. Maka bila seseorang terpengaruh oleh gangguan obyek yang bergerak, sebenarnya yang bersangkutan memiliki kemampuan untuk mengamati obyek dinamis. Beberapa profesi seperti pilot pesawat tempur dan pengemudi bus antar kota dapat diseleksi berdasarkan kemampuan visual yang satu ini.

184


Ayo Ngajar Pake Multimedia ! Masih terkait dengan artikel di atas, David Mc Cabe dari Department of Psychology of Colorado State University, mendapatkan fakta bahwa korteks visual primer para mahasiswa akan jauh lebih aktif pada perkuliahan yang menggunakan piranti lunak multimedia yang kaya bentuk dan warna serta gerak, dibandingkan dengan penyajian data dalam bentuk grafik hitam putih. Gelombang alfa akan muncul dan bertahan seiring dengan tingkat atensi yang diberikan. Lanjutan dari tingginya atensi ini adalah ketertarikan (interest) yang diwarnai dengan meningkatnya dopamin, POMC (pre-opioid melanocortin), dan serotonin. Rasa suka (liking) akan terbentuk dan menjadi dorongan untuk mempertahankan konsentrasi.

Respon dopamin sebagai bagian dari antusiasme pada saat diberi tugas tertentu Apabila kondisi ini terus dipertahankan dalam kurun waktu tertentu, maka akan terstimulasi pula oksitosin dan reseptor oksitosin di otak yang berperan dalam proses menumbuhkan rasa saling memiliki (attachment). Maka pelajaran atau mata kuliah yang disampaikan dengan warna, bentuk, gerak, dan suara yang “bersahabat� dengan otak selain akan semakin mudah dimengerti, juga menjanjikan suatu harapan untuk dapat diingat dalam jangka waktu yang panjang. 185


Wanita juga Suka Citra Erotis loh ! Masih berhubungan dengan artikel multimedia di atas, penelitian lain yang dilakukan oleh Anokhin AP et al dari Washington University School of Medicine St Louis, menunjukkan bahwa dari 264 wanita yang menjadi obyek penelitian, dengan diminta melihat sekitar 55 jenis gambar, didapati bahwa ganbar-gambar yang bersifat erotis ternyata adalah yang paling cepat mendapatkan respon dari otak ! Penelitian dilakukan dengan pengukuran Event Response Potential (ERP). Secara normal ERP akan dapat merekam aktivitas otak ketika melihat gambar, bahkan sebelum piiran kita menyadari bahwa sesuatu yang kita lihat itu berkonotasi menyenangkan, tidak menyenangkan, ataupun netral. Otak telah bereaksi terlebih dahulu baru kemudian melakukan sebuah proses asosiasi. Tetapi hal yang cukup mengejutkan terjadi. Hasil penelitian Anokhin et al menunjukkan bahwa obyek penelitian menimbulkan reaksi ERP dengan kecepatan sekitar 160 mili detik pada saat ditunjukkan gambar-gambar erotik. Kecepatan proses pengolahan citra pada gambar erotik ini lebih cepat 20% dibandingkan dengan pada saat obyek penelitian diperlihatkan gambar-gambar bertema lainnya. Karena obyek penelitian pada riset ini adalah wanita, maka data tersebut melengkapi data hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa pria memiliki kecepatan respon visual yang tinggi ketika melihat citra berkonotasi erotis. Jadi secara sederhana dapat disimpulkan bahwa baik pria maupun wanita akan lebih mudah terstmulasi secara visual apabila citra yang ditampilkan berkonotasi erotik. Jika mengacu kepada hasil penelitian lain yang diajukan David Hilton Jr dari Medical School of Texas University, feeding materimateri yang bermuatan pornografi akan mengakibatkan disfungsi serta terdenerasinya ventral tegmental area (VTA) yang merupakan salah satu pleasure site di otak kita. Seperti juga daerah parrahippokampal kita yang menyusut jumlah selnya di saat kita mengalami depresi yang berkepanjangan, maka paparan materi pornografi yang berkelanjutan 186 186


akan menjadikan daerah VTA mengisut serta kemampuannya untuk menerima sinyal dopamin akan berkurang (reseptor tidak terekspresikan dan terjadi pengurangan jumlah seiring dengan semakin berkurangnya sel neuron di daerah tersebut). Kondisi ini juga akan menjadi umpan balik dalam proses sintesa hormon dopamin. Dengan kata lain dopamin hanya akan diproduksi apabila stimulus yang diterima mengandung materi yang bersifat pornografi.

Sirkuit gamma amino butyric acid (GABA) dan juga dopamin (katekolamin) di pusat-pusat kenyamanan otak (pleasure site) yang terdiri nukleus akumbens(NAc), ventral tegmental area (VTA), Prefrontal cortex (PFC), hippocampus (HC), dan juga amigdala (AMY)

187 187


Updating Status:

Brain in Business Mau pasang iklan tapi gratisan ? Atau mau tahu kenapa kita terkadang suka mengingatingat hal-hal yang tidak penting ? Hasil penelitian Bahador Bahrami dari Institute of Cognitive Neuroscience University College of London menunjukkan bahwa pencitraan dengan fMRI (functional Magnetic Resonance Imaging) pada obyek penelitian yang dimanipulasi mekanisme visualnya memberikan hasil bahwa citra yang “seoalh� tidak disadari ternyata mampu mengaktifkan korteks visual primer di lobus oksipitalis. Citra atau gambar-gambar visual yang bukan merupakan obyek uatam amatan mata kita ini disebut citra subliminal. Metoda percobaan yang dilakukan oleh Bahador adalah dengan mengenakan kaca mata berfilter merah dan biru (agar warna dan obyek menjadi parsial) pada 1 mata obyek penelitian (OP) dan diperlihatkan di lapang pandangnya beberapa obyek sehari-hari seperti alatalat rumah tangga. Pada satu mata lainnya (tidak berfilter) dipapari beberapa jenis citra dengan karakter obyek kuat (warna, bentuk, dan ukuran berintensitas kuat) secara berkesinambungan (continuos flash suppression/CFS). Apa yang terjadi? Ternyata kortex visual primer masih dapat teraktivasi dan otak mampu mengenali benda-benda yang diperlihatkan pada mata berfilter (dinilai dari kemampuan obyek penelitian untuk mengingat apa 188


yang telah dilihat). Ketika OP diberi tugas ringan berupa proses mengidentifikasi citra CFS berupa huruf-huruf, obyek masih dapat mengingat benda-benda yang dilihat pada mata berfilter. Tetapi ketika tugas dipersulit dengan OP harus memilih di antara citra CFS beberapa huruf berdasarkan warna, maka OP mulai mengalami kesulitan untuk mengingat citra benda yang dilihat melalui mata berfilter. Hal ini menggambarkan bahwa otak kita ternyata masih mampu mengolah data meski seolah kita tidak menyadarinya. Kemampuan “menyadari” citra subliminal ini baru terganggu pada saat kita harus berkonsentarsi pada sebuah tugas yang cukup berat. Maka di saatsaat kita tengah melamun atau tidak sedang mengerjakan tugas mental berintensitas tinggi, kita seringkali tanpa sadar menghafalkan kalimat-kalimat tidak penting yang “terbaca” secara tidak sengaja di dalam angkot, stasiun, ruang tunggu dokter dan lokasi-lokasi tempat kita menunggu atau akan menjalani sebuah aktivitas penting. Aktivitasnya penting tetapi proses menunggunya acapkali tidak penting, nah pada momentum tidak penting itulah “iklan” bawah sadar akan terinstallkan ke otak kita ! Maka pasanglah tulisan-tulisan atau gambar-gambar iklan anda di tempat-tempat dimana orang dapat mengalami kondisi kehilangan konsentrasi sesaat! Teori baru ini sekaligus mematahkan teori indera terdahulu yang dilansir oleh William James (1842-1910): We are conscious of what we attend to, and not conscious of what we do not attend to.”

189


RABA-RABA, CULAKCOLEK BERBAHAYA!! Panduan Belanja di FO dan Pasar Baru BDG

190

190


A

capkali ketika kita sedang berjalan-jalan di pusat perbelanjaan seperti pasar, mall, ataupun pusat grosir. Dari semula hanya melihat-lihat dan tidak berniat membeli, setelah lirik sana lirik sini lalu raba-raba, eh keterusan, akhirnya uang di dompet terkuras semua ! Begitu juga ketika sepasang kekasih asyik masyuk berpacaran, dari yang semula hanya saling bertukar cerita, bertukar pandang, bergandeng tangan, saling meraba dan menyentuh…..eh akhirnya belanja juga ! Hasil penelitian Joan Peck dan Suzanne Tzhu dari University of Wisconsin at Madison dan University of California Los Angeles yang diumuat dalam Journal of Consumer Research awal 2009 menunjukkan bahawa menyentuh benda-benda atau obyek yang tengah kita amati akan mendorong kita untuk mengembangkan sikap ingin mengeksploitasi dan memiliki lebih jauh lagi. Dalam salah satu sesi kuliah psikofisiologi di fakultas psikologi Universitas Kristen Maranatha, salah satu kelompok mahasiswa yang maju presentasi menampilkan sebuah gambar “homunculus”, yaitu sebuah peta virtual yang menggambarkan lokasi dan proporsi sensorik dan motorik di otak dari daerah-daerah (organ) yang dipersyarafi. Tangan misalnya memiliki peta fungsional luas di area motorik, sebuah area di sebelah depan dari girus presentralis. Untuk sensoris, bibir dan lidah memiliki cakupan area sensoris yang juga luas di area sensoris yang terletak di daerah post sentralis. Maka ketika kita menyentuh sesuatu yang sudah kita lihat plus kita juga sudah dengar “kecap” promosi dari penjualnya, “gelombang tsunami” ingin memiliki tak tertahankan lagi. Dalam konteks aktivasi sirkuit neuronal, menyentuh barang yang akan dibeli adalah stimulus yang merupakan “penguat” dari serangkaian stimulus yang masuk melalui jaringan sensoris. Sebagai contoh, ketika kita berada di dalam sebuah toko kain, maka pandangan kita tertumbuk pada sehelai kain yang warna dan tekturnya cocok dengan selera dan kebutuhan kita. Proses visualisasi akan mendominasi jalur talamikus, sehingga meski si penjual berusaha membujuk dengan kata-kata manis untuk memilih kain lain yang berharga lebih mahal kita akan terus terfokus pada “cinta pertama” kita. Lengkung atau loop weber yang merupakan lokasi terjadinya konjungsi dan interseksi atau “saling menimpa” antara syaraf pendengaran dan penglihatan, menjadikan apa yang dilihat akan berpengaruh pada otak lebih kuat. Tetapi ketika tangan (kulit) kita menyentuh dan meraba kain tersebut, 191

191


maka lengkaplah “berkas-berkas� sensor yang terkumpul di talamus untuk selanjutnya dikirim ke korteks otak. Gerakan dan sensasi ketika menyentuh direncanakan dan melibatkan beberapa bagian otak sekaligus, mulai dari serebelum, girus singulata (bagian dari striatum) sampai daerah kenyamanan (korteks preorbital dan kawankawan). Akumulasi sensasi inilah yang membuat otak tak kuasa untuk menahan gejolak. Amigdala akan bekerja dan mulai mengembangkan emosi negatif berupa ketakutan akan hilangnya kenyamanan jika kita tidak bergegas untuk membeli. Maka pada saat itu seorang shopaholic akan kehilangan akal sehatnya, dan pada saat diraba-raba pula seorang yang semula berperilaku alim dapat kehilangan kemampuan mengendalikan dirinya !

Kecepatan Bereaksi ! Dalam banyak hal kecepatan bereaksi acapkali menjadi penyelamat dan juga menjadi tolok ukur dari kehandalan mental seseorang. Seorang pilot misalnya, dituntut untuk mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan cuaca yang terkadang sulit untuk diprediksi. Sebagai contoh, dalam penerbangan Jakarta-Banjarmasin seorang pilot dari Lion Air yang menggunakan pesawat canggih Boeing 737900ER dengan dukungan radar cuaca Honeywell RDR4000 yang sangat peka terhadap perubahan cuaca sekalipun dapat terkejut-kejut dengan perubahan iklim mikro justru ketika tengah dalam persiapan pendaratan. Cuaca mikro amat bergantung kepada adanya dipole lokal (osilasi Madden Jullien) dan dapat menimbulkan angin buritan atau angin kencang dari arah samping (bisa mencapai 20 knot atau sekitar 37Km/jam) sebagaimana yang mungkin dialami oleh Fokker 27 Troopship milik TNI-AU yang jatuh di bandara Husein Sastranegara dan menewaskan seluruh penumpang dan awaknya. Kecepatan bereaksi dan mengubah set kognisi untuk menghadapi persoalan yang tidak direncanakan kerapkali menjadi alat penyelamat yang dapat menghindarkan terjadinya musibah besar. Dalam fakta persidangan pilot Garuda Indonesia, Captain Marwoto Komar, yang didakwa melakukan kelalaian hingga menewaskan sebagian penumpangnya,

192

192


terungkap bahwa pada ketinggian sekitar 1000 kaki dan pesawat dalam proses approaching terjadi kegagalan sistem hidraulik yang membuat elevator tidak berfungsi. Keputusan yang berjangka waktu kurang dari 2 menit harus diambil agar kondisi terburuk dapat dihindari, dan kapten Marwoto gagal ! Demikian pula yang terjadi pada penerbangan JT 902 dari Bandung menuju Denpasar. Approach yang dilakukan dariarah Kuta Point berakhir tepat sebelum pesawat menyentuh ujung landasan. Beruntung pesawat B 737-800 NG yang masih gres kinyiskinyis itu “nyemplung” di laut dekat runway end safety area hingga taka da korban jiwa. Banyak hipotesa terkait peristiwa under shoot itu, kemungkinan adanya microburst dari awan cumulonimbus rendah yang hasilkan efek downdraft menjadi salah satu teori yang banyak diyakini oleh para pengamat penerbangan. Tetapi dari final report yang dibuat oleh KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) salah satu penyebab utama yang didapatkan dari hasil analisa flight data recorder dan cockpit voice recorder serta bukti-bukti pendukung lainnya, faktor kegagalan pilot in command dalammengambilkeputusan go around di saat-saat kritislah yang diduga kuat menjadi biang keladi terjadinya kecelakaan itu. Sebaliknya kisah sukses diraih oleh Captain Abdul Rojak, sama-sama penerbang Garuda dan sama-sama menggunakan Boeing 737 seri 300. Abdul Rojak berhasil melakukan ditching atau pendaratan darurat di permukaan air. Dalam penerbangan dari Ampenan ke Yogyakarta mesin pesawat mati total, dengan tenang Abdul Rojak mengevaluasi situasi dan mampu melihat alternatif penyelamatan berupa pilihan untuk mendaratkan pesawatnya di badan sungai Bengawan Solo yang beraliran lurus. Kisah tidak sukes dalam mengubah set kognitif juga terjadi pada pilot Boeing 737 seri 800 Turkish Air, hempasan angin mikro sesaat sebelum mendarat di bandara Schippol Amsterdam membuat pesawat “terbanting” tanpa sempat melakukan manuver apapun. Kasus sejenis juga menimpa awak MD-11 milik Fedex yang terjungkir di bandara Narita Jepang. Cepatnya perubahan situasi memang terkadang menyudutkan otak sehingga tidak dapat bereaksi secara wajar dan seolah “terbekukan” justru di saat-saat harus mengambil keputusan mental dan tindakan motorik cerdas. Kemampuan bereaksi cepat ini ternyata terkait dengan fungsi dari daerah korteks parietal sisi posterior (posterior parietal cortex/PPC) dan aktivitas sel-sel neuron yang menyusunnya. Penelitian Dr.Tsukasa 193

193


Kamigaki dari University of Tokyo School of Medicine menunjukkan bahwa pada pencitraan magnetik (fMRI) otak kera-kera percobaan, daerah PPC menunjukkan beragam aktivitas yang berhubungan dengan perubahan set kognisi. Set kognisi yang dicobakan pada kera tentulah sangat sederhana, terdiri dari perubahan dimensi, warna, dan bentuk. Ada obyek-obyek 2 dimensi dengan bentuk dan warna tertentu yang lalu ditukar dengan obyek 3 dimensi dengan warna dan bentuk yang berbeda pula. Pada kera yang cepat beradaptasi dan segera intens dengan set kognisi barunya, terlihat daerah PPC dan sel-selnya mengalami lonjakan aktivitas sesaat. Ajaibnya ketika set tersebut ditukar kembali dengan set awal, lonjakan tidak terjadi tetapi kecepatan reaksi sama tingginya. Jika dapat disimpulkan secara sederhana, fakta ini menunjukkan bahwa berbagai kondisi yang telah dipelajari dan dialami (learning and experiencing) akan membuat otak lebih efektif dalam bereaksi. Secara hipotetikal, kemampuan otak semacam ini mungkin sekali diefektori oleh potensi plastisitas dan kemampuan membangun sirkuit neuronal secara terprogram. Wajar saja reaksinya cepat, kan jalan tolnya sudah tersedia ! Implikasi praktisnya: para pelaku aktivitas yang membutuhkan kecepatan dalam bereaksi sebaiknya dilatih secara simultan dan berkesinambungan (dengan simulasi) dalam menghadapi dan mengelola perubahan kondisi sehingga mampu mengadaptasikan seting kognisinya dalam tempo singkat.

Sakit karena Stress atau Stress karena Sakit ? “Sakitnya tuh disini‌.â€? Kata Cita Citata sambil menunjuk dadanya. Tapi kalo Cita Citato, versi bencongnya yang tatoan, nunjukknya bukan ke dada tapi ke arah lambung. Nah‌ini jangan-jangan sakitnya terkategori psikosomatis nih. Adanya stress kronik pada Cita Citato yang haus akan belaian kasih sayang dan perhatian dapat mengakibatkan munculnya salah satu kondisi paling trendi dalam ranah psikologi kesehatan, yaitu psikosomatis. Alias gangguan 194

194


fungsional dari sejumlah organ atau sistem tubuh tertentu yang diakibatkan oleh adanya tekanan mental. Banyak sudah artikel ilmiah yang mengupas tuntas hubungan antara mind-body-and soul. Dalam perspektif ilmu faal, hubungan spesial ini tergambar dari hubungan persyarafan, khususnya syaraf ke X (nervus vagus), dengan sejumlah organ otonom di dalam tubuh (soma). Seseorang yang mengalami tekanan psikologis akan memproduksi sejumlah besar asam lambung (HCl), sebagai konsekuensi aktifnya pompa proton (H+). Mengapa pada saat seseorang cemas atau mengalami tekanan asam lambung diproduksi ? Sebenarnya mekanisme ini adalah bagian dari respon defensif. Seseorang yang mengalami “ancaman” akan mempertahankan dirinya dengan memperkuat upaya penyelamatan diri (fight or flight). Respon itu memerlukan banyak energi, maka disekresikanlah adrenalin dan kortisol. Kedua hormon adrenal itu akan mengaktifkan jalur otonom, tepatnya divisi simpatis yang bertugas menstimulasi agar jantung, paru, dan otot-otot rangka “bersiap” untuk melakukan aktivitas bernergi tinggi. Untuk itu persyarafan simpatis juga merangsang proses sekresi hormon insulin dari sel-sel beta langerhans di pankreas. Jantung berdetak lebih kencang, paru bernafas lebih cepat, gula dimetabolisme lebih intens, dan seluruh tubuh “alert” alias bersiaga ! Konsekuensinya ada beberapa aktivitas fisiologis yang harus direduksi agar energi dapat terfokus pada program penyelamatan diri. Contoh kongkret: misal kita dikejar oleh seekor anjing pitbull yang ganas dan rabies, apakah kita sempat merasa lapar, perut keroncongan, atau meneteskan air liur karena tergugah selera mencium ikan asin jambal yang digoreng tetangga ? Hampir dapat dipastikan pada manusia normal semua kondisi di atas tidak akan terjadi. Mengapa ? Karena pada saat itu aktivitas peristaltik saluran cerna kita diturunkan intensitasnya dan energi kalori disalurkan untuk sel-sel otot rangka. Tetapi Subhanallah, Allah Maha Mengetahui dan Maha Adil ! Agar makanan yang terendapkan di lambung tidak menimbulkan masalah ketika di pasasi ke usus dua belas jari dan usus halus, maka meski tidak dicerna secara mekanis prosesnya disubstitusi secara kimiawi, yaitu dengan meningkatkan produksi asam lambung. Peningkatan kadar asam lambung ini bermakna ganda, yang pertama turut membantu pemecahan blok-blok molekul kompleks seperti protein dan zat pati agar lebih mudah diproses serta diabsorbsi di usus halus (untuk kepentingan bahan baku pembuat energi), juga sekaligus

195

195


mengeliminir mikroba patogen yang mungkin dapat berkembang biak dengan lebih cepat karena adanya retensi atau terhentinya makanan dalam jumlah besar di sebuah tempat. Tentu terdepositnya makanan yang menyediakan nutrisi bagi mikroba patogen dapat diibaratkan seperti disediakannya sebuah media pertumbuhan yang nyaman bagi koloni mikroba yang datang dari dunia luar. Tetapi apabila kondisi kecemasan, rasa tertekan dan ketidaknyamanan psikologis ini berlangsung secara kronik, maka akan terjadi akumulasi dari hormon kortisol yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Mengapa ? Karena akumulasi kortisol akan mendorong terjadinya supresi atau penekanan pada proses pembelahan, diferensiasi, dan pematangan (maturasi) dari sel-sel sistem imun (imunitas seluler). Hubungan antara stress psikologi dan reaksi hormonal manusia ini sudah diamati secara cermat oleh Hans Seyle dan juga Robert Adler. Konsep hubungan ini kemudian lebih dikenal sebagai sebuah melting point beberapa disiplin ilmu, yaitu psikologi, imunologi, dan endokrinologi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika terjadi stress psikologis kronik, maka orang tersebut akan menjadi rentan terhadap penyakit karena sistem imunitasnya juga akan turut terganggu. Lalu bagaimana dengan kondisi sebaliknya ? Orang menderita penyakit kronik dan menjadi depresi ? Apakah secara teoritis memungkinkan? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita simak hasil penelitian yang dilakukan oleh Keith Kelley dan Robert Dantzer dari University of Illinois at Urbana Campaign (2008). Penelitian dengan menggunakan tikus yang mendapat perlakuan suntikan Bacillus Calmette Guerin (BCG) untuk menginduksi terjadinya reaksi radang kronis, menunjukkan bahwa meningkatnya faktor-faktor radang secara terus menerus akan menimbulkan gejala-gejala depresif. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Pada saat seseorang mengalami proses radang, maka akan diproduksi beberapa jenis sitokin (zat kimia komunikator antar sel) yang menstimulasi diproduksinya beberapa jenis faktor radang (misal turunan asam arakidonat dan turunan amin). Tetapi tidak hanya faktor radang saja yang akan teraktivasi, melainkan juga molekul indoleamine 2,3 dioxygenase (IDO). Molekul IDO ini diketahui memiliki titik tangkap dan cara kerja yang dapat mempengaruhi perilaku manusia.

196

196


Mekanisme kerja molekul IDO dalam menimbulkan gejala depresif antara lain dengan mendegradasikan asam amino triptofan menjadi sekumpulan metabolit yang mempengaruhi neurotransmiter. Selain mendorong munculnya metabolit pengganggu, pemecahan molekul asam amino triptofan yang merupakan prekursor (bahan baku) pembentuk serotonin juga akan menyebabkan berkurangnya kadar serotonin. Padahal serotonin adalah neuropeptida yang berfungsi untuk menghadirkan sensasi ketenangan, rileks, dan rasa nyaman. Jika kadar serotonin berkurang, maka dengan sendirinya orang yang bersangkutan akan sulit untuk mengelola tekanan yang dihadapi. Dari hasil penelitian Kelley dan Dantzer diketahui bahwa sitokin utama yang mendorong diproduksinya IDO adalah tumor necrosis factor alfa (TNF-Îą) dan Interferon gamma (IFN-Îł). Kedua jenis sitokin ini kerap dijumpai dengan kadar tinggi pada penderita penyakit jantung kronis dan juga penderita rematoid artritis (RA). Selain kedua jenis penyakit tersebut, kondisi serupa juga dapat dialami oleh penderita hepatitis B dan C serta penderita kanker kulit (melanoma malignan) yang mendapat terapi interferon alfa (IFN-Îą). Maka jelaslah sudah, mengalami tekanan psikis kronik akan mengganggu kesehatan, dan sebaliknya beberapa penyakit kronis juga akan mengakibatkan gangguan psikis. Referensi: J.Psychoneuroendocrinology, Consumer Behaviour, Research Review,Science Daily, Science News, Nature. 2009.

Brain

*Catatan Kaki Soal Stress Untuk pesawat yang tiba-tiba menghilang dari radar ATC ada istilah incerFA dan kalau sudah yakin benar-benar hilang dan dikhawatirkan mengalami kecelakaan atau jatuh dirilislah DistressFA.Nah kalo kabogoh hilang dari peredaran dan dikhawatirkan sudah jatuh ke hati idaman lain namanya Stress. Stress itu serangkaian reaksi otak yang berbuah pada dirilisnya sejumlah hormon yang pada gilirannya akan mengakibatkan turbulensi fisiologi. Hormon-hormon itu diinisiasi oleh kelenjar hipotalamus dan hipofise. Proses stress yang diterimadan diolah otakakan diteruskan ke bagian nukleus paraventrikuler dari hipotalamus untuk merangsang sekresi Corticotropin Releasing Hormone (CRH) yang akan menstimulasi sekresi dari Adenocorticotropin hormone (ACTH). Lalu ACTHakan melakukan

197

197


perjalanan ziarah kekelenjar anak ginjal ataukelenjar adrenal, dimana pada tahap selanjutnya akan melepaskan hormon Kortisol. Kortisol ini disekresi dari daerah zona fasciculata. Nah sodara-sodara kortisol inilah yang membuat kita “panas-dingin�dan merasakan sensasi stress fisiologis.

Dari Ulukutek Leunca sampai Gen Tet 1, Faktor Penentu Kreatifitas Urang Bandung

B

anyak orang bertanya mengapa urang Bandung itu kreatif pisan sih? Bahkan salah satu episode program Rahasia Zaman di Trans7 sampai mengangkat pertanyaan itu dalam salah satu liputan khususnya. Banyak pakar mengaitkan dengan kondisi geografis yang dilingkung gunung alias dikelilingi jajaran pegunungan nan sejuk dan indah. Ada pula yang menggunakan pendekatan antropologis, dimana Bandung adalah “melting pot� atau tempat berkumpulnya aneka potensi dari berbagai daerah di Indonesia. Yah semacam panci soto yang di dalamnya bertemu daging, bawang, kunyit, kaldu dan banyak bahan lainnya untuk hasilkan orkestrasi cita rasa. Bandung dan urang Bandung adalah cita rasa. Ahli lain punya pendapat bahwa Bandung menjadi kreatif karena sejak awal disetting menjadi kota pendidikan. Banyak perguruan tinggi terkemuka Indonesia berada di kota ini. Maka wajar jika ilmu, pengetahuan, dan budaya berseliweran sejalan dengan ramainya diskusi cendekia yang terjadi di dalamnya. Tapi jarang atau sedikit yang mengaitkan kreatifitas dan kehebatan kinerja otak urang Bandung dengan perut dan usus. Padahal berbagai riset menunjukkan bahwa hubungan perut dan otak itu tidak hanya terjadi di soto Betawi saja, saat otak,lidah, dan usus bertemu dalam 1 mangkok berkuah santan. Tapi sesungguhnyalah hubungan otak dan perut itu sakral dan turut menentukan apakah seseorang itu mampu mengelola stress dan berbagai tekanan psikis yang berasal dari lingkungan internal serta psikososial. Kalau stress terus-terusan bisa-bisa kita rentan depresi, kapan kreatif dan inovatifnya kan? Sementara itu jika kita mencermati berbagai jenis santapan kegemaran urang Bandung...hmmm sangat 198

198


mendukung lahirnya kreatifitas dan ketenangan hati. Banyak asupan yang bersifat prebiotik seperti lalapan berserat tinggi, sumber protein dan asam amino seperti triptofan pada ikan, oncom, tahu (Tauhid), bakakak hayam, pais jamur, serta jangan lupa banyak zat aktif bersifat anti oksidan di ulukutek leunca dan tingginya capsaicin di sambel dadak yang selalu menjadi primadona makanan sunda. Perut dan jalinan usus di dalamnya adalah gerbang masuk berbagai sumber nutrisi yang kelak akan dikonversi menjadi energi. Usus dan tentu juga mulut, serta kerongkongan adalah “port de entre”, atau pelabuhan utama tempat dunia “luar” berhubungan dengan dunia “dalam”. Daerah transisi, daerah abu-abu, atau mungkin lebih tepat disebut sebagai daerah lintas dimensi. Apakah tepat juga bila disebut sebagai daerah tak bertuan? Wah keliru. Usus meski berperan sebagai garda depan tubuh manusia sebagaimana juga kulit atau sistem integumentum lainnya, memiliki keteraturan sistematik dan terstruktur dengan baik. Mulai dari struktur anatominya yang unik, sistem katalitik enzimatiknya yang canggih, dan juga sistem imunitasnya yang khas. Berbagai enzim dan asam bahu membahu dengan garam empedu serta gerakan menggiling peristaltik, membongkar bahan makanan agar layak dan dapat diserap. Di bagian bawah usus besar siap menyedot kembali air dari makanan untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh agar tidak dehidrasi. Di sepanjang mukosa usus halus terdapat tonjolan bernama vili dan sebaran “markas” pasukan imunitas yang antara lain bernama plaques peyeri. Nah di dalam ekosistem usus itulah bermukim koloni-koloni bakteri yang menjalankan berbagai fungsi fisiologi. Bakteri-bakteri baik ini dikenal sebagai flora normal ataupun bakteri komensal. Jenisnya antara lain laktobasilus dan bifidobakter. Fungsinya? Jangan ditanya, banyak! Mulai dari membantu proses metabolisma melaui produk metabolitnya, mensintesa vitamin K, sampai membantu proses penguatan sistem pertahanan tubuh atau imunitas. Tapi nanti dulu, ternyata tidak cuma itu. Seiring dengan semakin terkuaknya hubungan yang amat “mesra” antara saluran cerna dengan otak, peran bakteri baik pun makin asyik bin ciamik untuk ditelisik. Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Gail and Gerald Oppenheimer Family Center for Neurobiology of Stress UCLA menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara keberadaan bakteri baik atau probiotik dengan tingkat stress dan pengendalian emosi. Wah soal probiotik ini jadi makin menggelitik ya? Dengan dipimpin oleh duo maut Dr. Kirsten Tillisch dan Dr. Emeran Mayer dari David Geffen School of Medicine UCLA, telah

199

199


dilakukan penelitian pada 36 wanita dengan rentang usia antara 18 sampai dengan 55 tahun yang dibagi menjadi 3 kelompok penelitian. Kelompok pertama diminta untuk mengonsumsi probiotik selama 4 minggu berturut-turut. Kelompok kedua tidak mengonsumsi probiotik, dan kelompok ketiga mengonsumsi produk susu yang bersifat prebiotik tanpa kandungan probiotik. Lalu apa yang diperiksa dan diukur? Baik sebelum dan sesudah serta baik dengan diberikan tekanan atau tidak, subyek penelitian dipindai otaknya dengan menggunakan piranti fMRI (functional magnetic resonance imaging). Tekanan psikis dilakukan oleh peneliti dengan memperlihatkan stimulus visual berupa wajah-wajah orang marah dan menakutkan. Hasilnya bagaimana? Pada kelompok pengonsumsi probiotik didapatkan hasil berupa penurunan aktivitas sirkuit yang menghubungkan area asosiasi visual dengan pusat afeksi dan kognisi, khususnya di daerah insula yang berfungsi sebagai pengintegrasi sensasi dari daerah internal tubuh dengan korteks somatosensori. Reaksi lanjutan yang terjadi adalah penurunan aktivitas area pengendali emosi, kognisi, dan sensoris terkait. Dengan kata lain, mereka-mereka yang memiliki kandungan probiotik tinggi di dalam saluran cernanya lebih mampu meredam dan mengendalikan gejolak emosi di otaknya. Mengapa bisa demikian? Hal ini sesungguhnya wajar, mengingat usus atau saluran cerna memiliki hubungan “khusus� dengan otak, terutama melalui aktivitas neuropeptida. Peptida otak yang bersumber dari usus itu tergolong dalam kategori neurotransmiter bermolekul besar. Neuropeptida yang bersumber dari saluran cerna itu antara lain adalah: kolesistokinin, gastrin, motilin, polipeptida pankreatin, sekretin, substansi P, dan polipeptida intestinal yang bersifat vasoaktif. Keberadaan dan fungsi peptida saluran cerna ini sangat penting dalam proses pengolahan data di otak dan juga terlibat dalam fungsi fisiologi lain seperti pelebaran pembuluh darah. Aliran darah yang baik ke otak dan jaringan tubuh lainnya dapat menghindari terjadinya proses penyumbatan pembuluh darah dan tingginya tekanan darah. Secara spesifik keberadaan neuropeptida saluran cerna ini amat bergantung pada kehadiran probiotik dan prebiotiknya. Hasil lain dari penelitian Tillisch et al antara lain adalah terpetakannya aktivitas sirkuit neuronal yang tinggi antara Periaquaduktal Grey dengan area asosiasi dan kognisi di daerah prefrontal korteks (PFC) pada kelompok pengonsumsi probiotik. Sedangkan kelompok yang tidak mengonsumsi justru memiliki aktivitas neuronal yang kuat di sirkuit penghubung antara periaquaduktal Grey 200

200


dengan pusat emosi dan sensasi. Hingga dapat disimpulkan bahwa para pengonsumsi probiotik akan cenderung bersikap tenang dan bijak saat menghadapi persolan, sedangkan yang tidak mengonsumsi cenderung akan bersifat sensitif, emosional, dan temperamental. Sedangkan yang mengonsumsi prebiotik saja dari produk susu tanpa probiotik punya kecenderungan mendekati karakteristik sebagaimana para pengonsumsi probiotik. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa apa yang kita makan jelas dapat mempengaruhi sifat dan perilaku kita sebagai manusia. Kurangnya asupan makanan berserat tinggi dan prebiotik seperti inulin akan mendorong terjadinya penurunan populasi probiotik yang pada gilirannya akan mengganggu kesetimbangan neuropetida saluran cerna yang tentu saja akan berdampak pada pengendalian emosi dalam ranah afeksi dan kognisi. Jangan-jangan di negeri kita ini marak korupsi dan orang yang bersifat iri dengki disebabkan oleh salah konsumsi dan kurangnya probiotik yang bisa menenangkan hati ya? Apakah sifat dan perilaku buruk itu semata hanya karena salah makan saja? Tidak juga sih, salah asuhan juga bisa. Nah salah asuhan dan perawatan sejak dini misalnya terjadi karena proses menyusui tidak dilakukan sepenuh hati. Banyak ibu dengan berbagai alasan enggan menyusui bayinya. Padahal ini berpotensi menimbulkan masalah perilaku dan gangguan imunobiologi di saat anak tumbuh dan berkembang. Kemajuan riset di bidang biomedika kini menunjukkan bahwa di dalam air susu ibu terdapat vesikel atau kantung berukuran mikro yang bernama eksosom. Di mana di dalam eksosom ini terdapat jalinan RNA mikro yang dapat memfasilitasi diekspresikannya berbagai gen untuk menghasilkan protein di tubuh anak (bayi). Hingga dapat dikatakan eksosom dengan RNA mikro adalah bagian dari proses komunikasi genetika antara ibu dan anak. Komunikasi dalam hal ini juga mencakup sistem pewarisan sifat, termasuk pengaturan sistem imunitas. Maka anak yang mendapatkan ASI secara adekuat atau berkesinambungan akan memiliki kapasitas fisiologi yang komplet dan lebih siap dalam beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang akan dihadapi. Tapi kalau berhadapan dengan masa lalu yang menyakitkan bagaimana? Kalau melihat mantan yang kini bergandengan dengan orang yang jauh lebih tampan bagaimana? Padahal di bab sebelumnya dikatakan bahwa kenangan takkan bisa dilupakan. Bagaimana bisa 201

201


move on jika tak bisa melupakan? Come on.. Tuhan itu Maha Adil, masa lalu diciptakan agar kita bisa membangun masa depan. Meski kita tidak bisa melupakan tapi kita bisa berdamai dengan kenangan dan tidak terjebak dalam penyesalan. Sekelompok peneliti dari Picower Institute of Learning and Memory di MIT yang dipimpin oleh Li Huei Tsai melakukan penelitian terhadap keluarga gen tet (1,2,3) yang bertanggung jawab pada proses metilasi pada serangkaian gen pengatur memori di hipokampus (nukleus dentata) dan korteks serebri. Secara lebih terperinci gen tet 1 akan mengekspresikan protein berupa enzim methylcytosine dioxygenases yang mengkatalisis proses oksidasi 5-methylcytosine (5mC) menjadi 5-hydroxymethylcytosine (5hmC) yang akan mendorong terjadinya proses demetilasi DNA. metilasi gen yang termasuk dalam mekanisme epigenetika diketahui berperan penting dalam plastisitas sinaptik, proses belajar, dan pembentukan memori. Metilasi DNA sel neuron yang diatur oleh gen DNMT1 dan 3 (Miller et al dan Feng et al, 2010) diketahui mengaktivasi dan mendeaktivasi ekspresi gen-gen yang terkait dengan pembentukan memori dalam proses longterm potentiation dan depression di hipokampus. Penelitian yang dilakukan Rudenko et al itu meng”KO”kan gen tet 1 di tikus. Ternyata tikus tanpa gen tet 1 memperlihatkan perubahan derajat metilasi pada gen Npas4, Arc, dan c-fos (Webrich et al). Terjadi peningkatan metilasi pada gen Npas4 sebesar 60% yang berarti ada peningkatan ekspresi pada gen tersebut. Derajat metilasi normal pada gen Npas4 adalah 8%. Dengan diekspresikannya gen tersebut, secara berlebih maka “ingatan” yang bersifat traumatik dan menakutkan seperti pengalaman dianiaya atau dilecehkan akan muncul dan “menghantui” serta mampu mengesampingkan konstruksi berpikir prospektif (menatap ke depan). Hal ini membuktikan bahwa keberadaan gen tet 1 yang aktif dapat menekan dan seolah memusnahkan (extinction) memori buruk meski tidak dilupakan. Kondisi tak terlupakan diperlukan sewaktu-waktu sebagai bagian dari proses pembelajaran untuk menghadapi keadaan serupa yang dapat membahayakan di masa depan. Belajar dari pengalaman, tidak terjebak masa lalu, menata dan merencanakan masa depan. Begitu kira-kira inti dari kehadiran gen tet 1 ini. Jadi agar kinerja otak optimal, pikiran harus tenang dan tidak mudah depresi, waktu kecil mimik ASI, dan optimalkan semangat move on untuk terus maju menyongsong masa depan.

202

202


Kultwit Cicit Cuwit @bayukr @neverknownfacts @JamilAzzaini dalam kajian neurosains marah, kecewa, dan kesedihan yang berlanjut akan ganggu fungsi hipokampus-degenerasi Did you know that our brain has a pleasure center ? The main component of the brain reward system is a neural pathway called mesolimbic path This consist of neurons in the midbrain that produce the neurotransmitter dopamine and connected to the ventral tegmental area Neurons in the ventral tegmental area projected to nucleus accumbens in limbic system and stimulating dopamine released lead to pleasure Axons that emanating from nucleus accumbens projected to orbitofrontal cortex that assign value to different types of reward & anticipate fx Our brain contains about 500k dopamine producing neurons located in nucleus arcuatus near ventral tegmental area and substansia nigra Dopamine neurons form 2 neural pathway -> subst nigra-ventral tegmentum-prefrontal cortex (reward pathway), 2nd path: nigrostriatal-striatum Second pathway of dopamine involved in movement generating and controlling Neuroplasticity, long term potentiation & long term depression refer to the enhancement & diminishment of synaptic transmission. Exposure to stress causes the hypothalamus to release corticotropin releasing hormone & vassopresin then ACTH 2 trigger glucocorticoid release Bruce Mc Ewan et al report that glucocorticoid kill neurons in the rat hippocampus #Costandi M Seth Pollack et al linked low socioeconomic status in early childhood with hippocampal volume reduced and Martin Teicher et al research showed that severe child abuse is associated with reduced hippocampal volume Maka simpulannya stress itu harus dikelola dengan baik agar dapat dialih fungsi menjadi motivasi untuk belajar dan melindungi diri Did you know that our brain have several

203

203


different types of memory? Each dependent on a distinct set of brain structure for storage & retrieval Related to our memory, there’s a syndrome called Hyperthymestic. A superior autobiographical memory, a condition in which people can’t forget... ..anything that happened to them. They spent a huge amount of time to thinking their past perfectly. First described in 2006 by McGaugh Our hippocampus and frontal lobe are most important brain structure for memory development. Several types of memory: Declarative memory =is the name for memory of facts & knowledge. Enable us to remember that Bandung is the capital of WJ (West Java) Episodic memory: is our memory for live events, it allow us to recall early childhood experience, our first love moment etc Procedural memory relates to our memory of how to do certain things such as driving a car, appendectomy procedure for a general surgeon etc If episodic memory involves the hippocampus and frontal cortex, procedural memory is dependent upon the cerebellum and nigrostriatum area Semantic memory is our memory of meanings and concept, critical for processes such as reading Quran & Tafsir, try to find the meaning of life Spatial memory is the type of memory that records information about our environment & the relationship of object & landmarks , favorite warteg etc Image apa yang paling brain catching? Jawabannya wajah. Bahkan otak punya daerah khusus pengenalan wajah, yaitu FFA atau face fusiform area. FFA terletak di permukaan lobus temporalis sisi inferior. Kerusakan pada area ini mengakibatkan kelainan yang dinamakan prosopagnosia Selain itu diduga di otak manusia juga terdapat mirror neuron yang terletak di daerah premotor cortex arau Broadmann 4 yang merencanakan gerakan Sementara gerakan sadar dikoordinasi juga oleh basal ganglia yang merupakan struktur subkortikal di bawah lobus frontalis lalu jadi corpus striatum Tidak hanya itu saja, posisi & gerak anggota tubuh dikendalikan oleh sistem proprioseptif yang antara lain gunakan reseptor di spindle otot Jadi untuk mengenali wajah, bereaksi sesuai rencana & respon yg tepat, termasuk belajar dan menirukan diperlukan serangkaian kerja cerdas dari otak

204

204


EPILOG Kang Emil,

Walikota Bandung berfatwa, Bandung bukan hanya sebuah kota, Bandung adalah sebuah “rasa”. Maka saya bersyukur dapat menjadi urang Bandung, karena saya tersintesa oleh sebuah kota yang berdegup dalam jantung saya. Mengalirkan rasa dan cinta jauh sampai ke pelosok sel-sel kelabu di otak saya. Ini yang diperlukan oleh seorang manusia, ruang untuk berkarya, menumbuh suburkan potensi yang dimilikinya. Banyak orang begitu mencintai Paris, London, Amsterdam, ataupun New York, dengan berbagai alasannya. Ada yang karena keindahannya, keriuhannya, atau karena kerennya sarana dan prasarana yang ada. Tapi Urang Bandung dengan segala hal yang ada di kotanya justru tidak tahu kenapa ia betah, kerasan, cinta, dan ogah meninggalkan Bandung lama-lama. Uniknya malah banyak warga kota, bahkan negara lainlah yang ingin “hijrah” menjadi Urang Bandung. Banyak bapak-bapak dan ibu-ibu bercita-cita menyekolahkan anaknya di Bandung, kalau bisa sih di ITB tapi kalaupun tidak ya sekolah di mana saja yang penting di Bandung. Ini mungkin yang membuat sekolah dan perguruan tinggi tumbuh subur di kota yang satu ini. Selain menyekolahkan anak, alasan lain pindah ke Bandung adalah pension. Terutama ya para alumnus perguruan tinggi van Bandung tadi, yang sudah pernah merasakan “nikmat”nya tinggal di Bandung. Bahkan urang Jakarta yang dalam buku ini disebut sebagai gerombolan “the Jak”, jika tidak Bandung satu minggu saja kayaknya pada “meriang”.Tak heran mereka tak pernah bosan untuk datang dan datang lag, memindahkan kemacetan kotanya ke Bandung. Tapi tidak apa, itu bagian dari dinamika sebuah kota yang selalu berdegup dan berdenyut untuk mengalirkan “darah” kreativitas ke otak. Entah “darah” 205

205


206

206


207

207


itu komponennya berisi apa saja. Bisa cireng, batagor, Mak Icih dan para Emak yang lain, atau oksigen konsentrasi tinggi dari pepohonan mahoni di sepanjang Dago dan Cipaganti, atau bahkan molekul “tai pedut” yang terhirup di sepanjang jalan Ganesha dan Gelap Nyawang. Apapun itu “darah” urang Bandung adalah sumber energi yang tak berhingga bagi lahirnya kreativitas di otak. Organ unik yang berkembang secara “nature”dan juga “nurture”, di Bandung mah ada satu variabel lagi “nutur”, alias “nuturkeun” atau mengikuti. Ya, otak memang dipengaruhi genetika, ditempa pula oleh lingkungannya, serta pasti “nuturkeun batur”. Wong Jowo mengenal konsep 3N dalam berinovasi Niteni, Nirokke, Nambahi. Mencermati, menirukan, dan menambahkan atau mengembangkan. Lingkungan yang nyaman dan penuh dengan ikatan persaudaraan yang tercermin dalam keramahan dan kesantunan akan menjadi medium ideal bagi lahirnya kreativitas yang kental dengan nilai-nilai kemanusiaan. Tak heran banyak buku, lagu, dan film bagus lahir dari para penggiat seni Bandung. Banyak inovasi teknologi dan”breakthrough” dalam dunia sains embrionya dibesarkan di Rahim kota Bandung. Pernah dengar nama Dr. Khoirul Anwar yang saat ini menjadi guru besar madya disalah satu perguruan tinggi di Jepang? Jika belum, beliau adalah salah satu alumni ITB yang hasil risetnya menjadi dasar dari teknologi 4G LTE yang saat ini menjadi platform teknologi seluler sedunia, from Bandung to the World. Tentu tidak hanya Mas Khairul, banyak maestro tumbuh dan besar di Bandung. Istimewanya sebagai sebuah “melting pot”, tempat berpadunya berbagai budaya nusantara, Bandung mampu menjadi “enzim” yang mengkatalisa reaksi yang hasilkan entalpi. Ada energi yang lahir dari setiap interaksi dan kolaborasi multi potensi. Kerap di sore hari saat jajan kuliner di daerah Simpang Dago telinga tergelitik dengan ocehan beraneka dialek yang mencerminkan keberagaman suku yang saat itu berkumpul di situ. Hal seperti ini hanya bisa terjadi di Bandung. Tetapi mengapa dalam buku ini saya justru lebih banyak membahas persoalan otaknya? Karena semua yang dipaparkan di atas tidak mungkin terjadi jika otak tidak “bekerja” untuk menghasilkannya. Semua yang terjadi di Bandung adalah produk otak Urang Bandung. Jadi jika ditanya, “Apa yang unik dengan Bandung?” Jawabannya sangat mudah, “Ya Otaknya!!!”***

208

208


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.