1 minute read
FLAWLESS BEAUTIES
Bak pesta setiap hari, MB&F menghadirkan dua rilisan memesona dengan taburan berlian
Joshua Yap
MB&F menyuguhkan dua penawaran nan meriah bertajuk Legacy Machine Flying T ‘Ice’ dan ‘Blizzard’ dalam konstruksi dasar emas putih 18 karat sebagai wujud apresiasi terhadap musim dingin. Sesungguhnya, tiada kolaborator yang lebih sempurna dari Emmanuel Tarpin untuk menerjemahkan visi menakjubkan milik MB&F tersebut. Sang desainer perhiasan mewah asal Prancis ini amat diselebrasi berkat sejumlah kreasi yang didasari oleh kecintaannya pada alam, seni pahat, material inovatif, dan batu permata.
Sedari awal, Legacy Machine Flying T—koleksi jam tangan wanita pertama MB&F—memang diciptakan sebagai penghormatan terhadap feminitas. Menilik dari filosofinya, huruf ‘T’ pada Legacy Machine Flying T sendiri mengacu pada Tiffany, nama istri dari pendiri MB&F Max Büsser, sekaligus flying tourbillon. Tak sekadar nama, komplikasi tersebut pun menjadi bintang utama dari jam ini sekaligus mendobrak batasan pembuatan jam tangan. Bagaimana tidak? Sang flying tourbillon diposisikan sedikit terelevasi di atas dial untuk memastikan tarian anti gravitasinya dapat dinikmati dari berbagai sudut. Sementara, lingkar penanda jam dan menit yang miring 50 derajat diletakkan sedemikian rupa sehingga hanya dapat dilihat dari sudut pandang sang pemakai.
Legacy Machine Flying T begitu sinonim dengan permata berharga. Pada debutnya di tahun 2019, koleksi ini menghadirkan sejumlah varian dengan dial berlatarkan pernis hitam dan taburan berlian mewah. Seiring berjalannya waktu, berbagai iterasi terus dilansir dengan batu lazuardi, malasit, dan mata harimau pada dial, seluruhnya dinaungi dalam case berkonstruksi dasar emas putih atau emas kuning bertahtakan berlian. Tahun 2021 lalu, MB&F berkolaborasi dengan Bulgari
Emmanuel Tarpin, desainer perhiasan mewah asal Prancis dan kolaborator kedua—setelah Bulgari—untuk koleksi Legacy Machine Flying T