2 minute read

KOLEKSI LIKE A QUEEN MENJADI INTERPRETASI KONTEMPORER DARI KARYA PERHIASAN IKONIS BUCHERON YANG TELAH MEMIKAT SELERA PARA BANGSAWAN

Next Article
MAJESTIC ORNAMENTS

MAJESTIC ORNAMENTS

MODERN-DAY MONARCH

Koleksi Like A Queen diperkenalkan dalam perhelatan Paris Couture pada bulan Januari 2023. Presentasi dibuka dengan Claire dan diikuti oleh model-model yang berlalu-lalang mengenakan pakaian bertemakan ‘60-an karya brand asal Prancis, Courrèges. Koleksi ini mengambil tema multiwarna sebagai anggukan pada tampilan monokrom warna-warni ala sang Ratu. Konsep ini ditafsirkan lewat delapan palet distingtif, masingmasing merepresentasikan batu berharga paling dominan yang digunakan. Terdapat delapan set perhiasan yang dapat ditransformasi menjadi 18 potongan berbeda, mulai dari gelang, cincin, anting, kalung, dan tentunya, bros.

Seri pertama dan paling prominen adalah Hypnotic Blue yang menaungi perhiasan di dalamnya. Pertama adalah gelang yang diciptakan menyerupai bros Art Deco versi orisinal, lengkap dengan konstruksi dasar emas putih, taburan berlian berpotongan baguette dan cabochon, serta akuamarin, hanya saja dengan ukuran yang lebih besar, tambahan safir Ceylon dan pernis biru di bagian tepi. Berikutnya adalah cincin berkonstruksi dasar emas putih berhiaskan berlian dengan sematan safir Ceylon 6 karat berpotongan cushion.

Berikutnya—dan paling mengesankan—adalah kalung empat untai berhiaskan lebih dari

1.000 berlian dalam palet Frosty White. Kalung berkonstruksi dasar emas putih ini menawarkan enam konfigurasi berbeda untuk dilepas pasang. Termasuk di antaranya: anting berhiaskan berlian dan batu kristal; cincin dengan berlian 3,08 karat berpotongan zamrud dan sertifikat DFL II A; cincin berlian berpotongan soliter; liontin yang dapat dilepaskan menjadi bros; dan klip yang digunakan sebagai pengait jaket. Masih bernuansa senada adalah seri Moon White dengan kalung tiga untai berhiaskan 175 mutiara Akoya dan pengait berlian. Sang kalung dapat dilepas pasang menjadi jepit rambut, bros kembar, serta anting berkonstruksi dasar emas putih dengan dua mutiara Akoya 11,65 karat dan berhiaskan berlian.

Anda juga dapat menemukan inspirasi Art Deco pada seri Green Garden dengan zamrud dari Zambia sebagai objek utama. Seri ini terdiri dari cincin berkonstruksi dasar platinum berhiaskan berlian dengan batu zamrud 6,25 karat berpotongan cushion dan lapisan pernis hijau. Selanjutnya adalah liontin bermaterialkan platinum dengan dua zamrud berlapiskan pernis hijau sebesar 8,03 karat.

Seri lain yang tak kalah mengundang decak kagum terdiri dari: kalung Rolling Red berkonstruksi dasar emas putih berhiaskan berlian dengan siluet bak ular yang didominasi oleh 17 batu rubi bundar dari Mozambik seberat 18,82 karat, serta dapat dilepas pasang menjadi liontin dan anting; seri Lemon Slice yang terbilang sederhana dengan liontin berlian bersiluet Art Deco, serta berkontras apik terhadap temali kulit dalam opsi warna kuning, merah, hijau, biru, dan hitam; seri Mega Pink yang menempatkan batu turmalin berpotongan baguette dan cabochon dan pernis merah muda sebagai daya pikat utama pada sebuah bros; dan tiga anting mungil bermaterialkan emas putih dengan taburan berlian dan safir biru, kuning, dan pink untuk seri Color Block.

Bersama dengan CEO Boucheron, Hélène PoulitDuquesne, Claire berhasil mengukuhkan unsur kontemporer—sesuai lanskap sosial kini—yang ingin diraih sang brand. Khususnya dengan konfigurasi lepas pasang dan konsep gender netral yang diusung agar dapat dikenakan oleh pria maupun wanita.

This article is from: