TRIBUNKALTIM - 02 APRIL 2010

Page 1

Harga Eceran

Rp 2.000 Langganan: Rp 55.000/bulan (Luar Samarinda dan Balikpapan ditambah Ongkos Kirim)

JUMAT 2 APRIL 2010 No.322/Tahun 7

32

INDEPENDEN & KREDIBEL

Halaman

Berlangganan Hub: 0542-7020151, 0541-202416

Kak Seto akan Selamatkan Bocah Perokok Suka Miras dan ● MUI: Salah Orang Dewasa Ngomong Jorok

MALANG, TRIBUN - Kisah tentang bocah perokok dan senang bicara cabul asal Malang yang pernah ditulis Tribun beberapa bulan lalu kini kembali menjadi pembicaraan, terutama setelah video aksi bocah itu dimuat dan dikomentari oleh banyak orang di jejaring sosial Facebook DOK pekan ini. Kak Seto Mulyadi Melihat fenomena yang membuat banyak orangtua prihatin dan mengelus dada, Komnas Perlindungan Anak (PA) akan bertindak menyelamatkan SW, begitu kita sebut bocah berusia 4 tahun

tersebut. Menurut Ketua Komnas PA Seto Mulyadi, pihaknya dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) di Malang terus berkoordinasi. Jika sampai Senin, 5 April 2010, tidak ada perkembangan positif dari bocah ini, Kak Seto akan terjung langsung ke Malang. “Nanti Senin, kalau belum ada perkembangan dan LPA tidak bisa menangani, saya akan meluncur ke sana,” kata Kak Seto, Kamis (1/3). Menurut Kak Seto, SW tumbuh dalam lingkungan yang memberikan pengaruh buruk. “Lingkungan tem-

fenomena

IST

SW sedang asyik menghisap rokok.

MELIHAT bocah berpipi tembem dan berbadan gendut tentu bisa menggemaskan banyak orang. Apabila bocah ini diam dan tertidur, orang yang melihat dapat dipastikan juga akan merasa gemas dengan bocah ini. Apalagi, omongannya begitu tegas dan blak-blakan apa adanya. Namun ada yang tidak biasa dengan bocah 4 tahun ini. ● Bersambung Hal 8

● Bersambung Hal 9

Gayus Gigit Dua Jenderal ■ Satu Penyidik Polri Jadi Tersangka ”Dua jenderal itu sebagai terperiksa kaitannya dengan pertanggungjawaban sebagai direktur yang punya anak buah penyidik. Ketika penyidik tidak benar ini kesalahan siapa?” Brigjen Pol Sulistyo Ishak, Wakil Kepala Divisi Humas Polri

JAKARTA, TRIBUN - ‘Nyanyian’ Gayus Halomoan P Tambunan makin kencang. Setelah seharian penuh menjalani pemeriksaan oleh tim independen, Gayus membeber siapa saja yang kecipratan dana miliaran rupiah dari rekeningnya senilai Rp 28 miliar. Salah satu di antaranya diduga dana itu mengalir ke Brigjen Pol Edmond Ilyas, mantan Direktur II Ekonomi Khusus Bareskrim Polri. Jenderal bin-

tang satu yang kini menjabat sebagai Kapolda Lampung, telah ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan, Brigjen Pol Radja Erizman, mantan Wadir II Ekonomi Khusus Bareskrim masih terus menjalani pemeriksaan oleh tim independen. Namun dari hasil pemeriksaan Divisi Propam, baik Radja maupun Edmond statusnya sebagai terperiksa. Status terperiksa itu menurut mantan Kabareskrim Komjen Pol Susno Duadji sama artinya dengan tersangka. Wakil Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Sulistyo Ishak mengatakan, dua jenderal itu sebagai terperiksa kaitannya dengan pertanggungjawaban sebagai direktur karena anak buahnya sebagai penyidik. “Ketika penyidik tidak benar ini kesalahan siapa?” kata Sulistyo di Mabes Polri, Kamis (1/4). Ditanya apakah Mabes Polri akan menonaktifkan kedua jen● Bersambung Hal 8

IKUTI UPDATING BERITA DI: www.

ribunnews

.com

www.tribunkaltim.co.id

Sejak Kecil Selalu Juara HANYA dalam dua pekan, nama Gayus Tambunan tibatiba mencuat. Gayus yang dulunya tak dikenal publik, kini menjadi penghias utama saluran televisi, koran dan media internet. Apalagi kepulangannya dari Singapura, dijemput oleh dua jenderal Mabes Polri, dua anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum hingga aparat Imigrasi RI. Nama pria berusia 30 tahun ini mencuat lantaran memiliki dana sebesar Rp 28 miliar yang diduga dari hasil korupsi. Dan yang

menghebokan lagi, kasus Gayus kini menyeret jenderal polisi, jaksa hingga hakim. Siapakah Gayus sebenarnya? Ayahanda Gayus Tambunan yakni Amir Syarifuddin Tambunan pada Kamis (1/4) malam mendatangi kantor Persda Network untuk menceriterakan seluruh masa kecil, hingga Gayus dewasa. Semenjak masuk Taman Kanak-Kanak (TK) hingga lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), Gayus hampir selalu ● Bersambung Hal 8

ANTARA/YUDHI MAHATMA

Amir Tambunan (tengah, 64), ayah tersangka Gayus Halomoan Tambunan, mendatangi Mabes Polri untuk menjenguk anaknya, di Jakarta, Kamis (1/4). Amir mengaku bahwa anaknya yang terkait kasus pajak, ternyata memiliki kekayaan yang melimpah, kemudian mengetahuinya hanya dari berita di televisi.

Ayah Gayus Datangi Mabes Polri

Tak Tahu Anaknya Kaya Raya SEORANG pria paro baya memakai kemeja kuning dan celana abu-abu mendatangi Markas Besar Kepolisian RI, Jakarta, Kamis (1/4). Pria tua yang tampak sederhana itu adalah Amir Tambunan (64), ayah pegawai pajak, Gayus Tambunan. “SAYA mau menjenguk anak saya. Saya ingin lihat dulu karena sudah lama tidak melihat Gayus,” kata Amir. Ia mengaku sudah lama tidak melakukan kontak dengan Gayus.

“Terakhir sekitar 2009, selama ini saya cukup mengetahui kabar Gayus sehat, ya sudah tidak tanya-tanya lagi,” kata Amir yang didampingi dua kerabatnya. Amir baru tiba kemarin dari Padang Sidempuan, Sumatera Utara. Amir mengaku tak tahu sepak-terjang Gayus selama ini, selain dari media. Dia bahkan tak tahu anaknya memiliki rumah mewah di Kelapa Gading. “Kalau rumah di Kelapa Gading, tahu

DANA sebesar Rp 28 miliar di rekening Gayus Halomoan P Tambunan, ternyata hanya sebagian kecil dari harta yang dimilikinya. Harta kekayaan pegawai gol IIIA Ditjen Pajak itu diperkirakan mencapai angka ratusan miliar. Mantan Kabareskrim Komnjen Pol Susno Duadji memperkirakan, harta kekayaan Gayus Tambunan setidaknya mencapai Rp 200 miliar. “Jika dia punya tabungan Rp 28 miliar, maka kekayaannya bisa lebih dari Rp 200 miliar,” ungkap Susno Duadji dalam diskusi di Gedung YTKI, Jakarta Selatan, Kamis (1/4). Susno yang mantan wakil ketua Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) menganalisa, tabungan seseorang

● Bersambung Hal 9

● Bersambung Hal 9

Imdaad Hamid Ajukan 10 Bukti Baru ● Kasus Sengketa Lahan Cemara Rindang, Klandasan BALIKPAPAN, TRIBUN Walikota Balikpapan Imdaad Hamid diambil sumpahnya saat memberikan kesaksian terkait pengajuan bukti baru (novum) Peninjauan Kembali (PK) atas kasus sengketa lahan kompleks pertokoan Cemara Rindang, Klandasan Balikpapan. Imdaad yang mengenakan batik baju warna hijau dipadu celana hitam tampak lugas saat diambil sumpahnya oleh Hakim Ketua Muhammad Idroes di ruang sidang

Pengadilan Negeri Balikpapan, Kamis (1/4) pagi. Sebelum disumpah, Imdaad membacakan 10 bukti baru (novum) di antaranya tentang silsilah Sultan Kutai Kartanegara, silsilah keturunan Sultan Sulaiman, nama-nama Raja atau Sultan Kutai Kartanegara, surat pernyataan Haji Adji Mohammad Solehoeddin II Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura XXI tertang● Bersambung Hal 9

Kekayaan Rp 200 M

TRIBU KALTIM/FACHMI RACHMAN

Walikota Imdaad Hamid diambil sumpahnya setelah menyerahkan novum kasus sengketa lahan Cemara Rindang di Pengadilan Negeri Balikpapan, Kamis (1/4) pagi.

selamat pagi Paskah dan Anak Domba SELAMAT hari Jumat. Di hari yang mulia ini marilah kita tingkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Indikator takwa yang berkualitas bisa diukur dari sejauh mana iman kita tidak goyah dalam menghadapi Uki M Kurdi segala permasalahan duniawi Direktur Tribun Kaltim dan kehidupan bermasyarakat. Di kota Tegal, Jawa Tengah, kita bisa menikmati aneka macam kuliner. Pilihannya ● Bersambung Hal 9

O n paper

On paper

Silakan Join: Tribun Kaltim Interaktif di Facebook

Begitu kasus penggelapan pajak oleh Gayus terungkap, banyak bermunculan gerakan boikot pajak. Mereka menyerukan menolak membayar pajak, karena kecewa begitu mengetahui pajak yang dibayarkan tidak dikembalikan untuk pembangunan melainkan dikorupsi. Apa komentar Anda tentang pemboikotan ini, setujukah? Christina Hariyanto negara ini tidak akan pernah bisa maju, kalau koruptornya masih begitu banyak bebas berkeliaran.. lihat saja perkembangan negara tetangga,bikin iri saja,kok kita masih berkutat dg masalah yg itu2 saja.sementara mereka sdh bisa buat MRT (keret api bawah tanah),bandara yg modern,sarana yg modern buat penduduknya..sementara kita ? jalan2 dikota byk yg berlubang,banjir,dll

Kadir Sambolangi Bagi rekan-rekan yang melakukan boikot, itu sama saja dengan meng-generalisasi pegawai pajak semuanya korup. Padahal tidak demikian. Pandangan ini sama saja dengan menyalahkan semua orang Jerman atas perbuatan sadis seorang Hitler. Tidak semua pegawai pajak seperti Gayus, dan ketahuilah bahwa hampir semua lembaga ada Gayusnya, walaupun gayus-gayus kecil. Mari kita hormati proses hukum.

BERSAMBUNG HALAMAN 27


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
TRIBUNKALTIM - 02 APRIL 2010 by tohir tribun - Issuu