Harga Eceran
Rp 2.000 Langganan: Rp 55.000/bulan (Luar Samarinda dan Balikpapan ditambah Ongkos Kirim) Berlangganan Hub: 0542-7020151, 0541-202416
INDEPENDEN & KREDIBEL
No.066/Tahun 9
RABU, 13 JULI 2011
join us: us: add tribunkaltim.co.id
follow us: @tribunkaltim
e-mail: redaksi@tribunkaltim.co.id
epaper.tribunkaltim.co.id
32
Halaman
Menag: Buka Akses... # Polisi tak Bisa Masuk Ponpes # Bom Meledak Ustadz Tewas “Jangan halangi pihak polisi untuk memeriksa lokasi kejadian.” Suryadharma Ali Menteri Agama
KOMPAS/FERGANAA INDRA RIATMOKO
Aksi Sejuta Ketapel yang tergabung dalam Sekretariat Bersama Gabungan Masyarakat Pendukung Keistimewaan DI Yogyakarta mengikuti Aksi Sejuta Ketapel di Gapura Pangurakan, Jalan Trikora, Yogyakarta, Selasa (12/7). Aksi tersebut menjadi simbol penolakan warga terhadap kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama 3 hari di Yogyakarta.
SBY ’Diketapel’ dan ’Dipanah’ SEKITAR seratus orang dari Sekretariat Bersama Gerakan Keistimewaan DIY, Selasa (12/7/2011) sore, melakukan aksi unjuk rasa menolak kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Yogyakarta dengan aksi teatrikal plintheng atau aksi membidik dengan ketapel ke udara. Bukan hanya
ketapel, mereka juga menyiapkan panah. “Dalam aksi ketapel ini, seolah-olah warga Yogyakarta, yang menuntut keistimewaan, membidik pesawat yang membawa SBY ke Yogyakarta dengan ketapel,” ungkap Widihasto, Ketua Sekretariat Bersama Gerakan Keistimewaan DIY, di
sela-sela aksi. Aksi unjuk rasa warga Yogyakarta yang menuntut keistimewaan DIY dengan penetapan ini sempat ricuh. Hal itu terjadi ketika massa Sekretariat Bersama Gerakan Keistimewaan DIY ingin mendekat ke Istana Negara Gedung DI Yogyakarta tempat Presiden bermalam. Mereka dihadang
aparat polisi. Sempat terjadi aksi saling dorong. Beruntung, kericuhan hanya berlangsung sebentar karena semua pihak, baik aparat kepolisian maupun massa pengunjuk rasa dapat menahan diri. Aksi unjuk rasa kemudian dilanjutkan kembali dengan sejumlah
Anas Siapkan Pemecatan ! Kader Demokrat Bermasalah akan Diberi Sanksi JAKARTA, TRIBUN Program bersih-bersih di tubuh Partai Demokrat segera dimulai. Anggota Dewan Pertimbangan Partai Demokrat Syarief Hasan menegaskan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum sedang memilah-milah kader mana saja yang melanggar etika partai untuk selanjutnya dipecat. Penegasan itu dikemukakan Syarief ketika
2010-2011. ditanya wartawan “Kita lihat nanti. apakah Mantan Lagi diolah Pak Bendahara Umum Ketua Umum Demokrat M Demokrat,” kata Nazaruddin, dan Syarief Hasan, yang Ketua DPD Demokini menjabat krat Bengkulu Menteri Komperasi, Murman Effendi ANTARA Usaha Kecil dan termasuk yang akan Anas Urbaningrum Menengah di Istora dipecat. Murman Senayan Jakarta, Selasa (12/7). ditetapkan sebagai tersangka Ditanya lebih jauh siapa oleh KPK dalam kasus dugaan suap Perda infrastruktur Kabupaten Seluma tahun ! Bersambung Hal 8
LOCAL CONTENT
Polres Sita 1.230 Liter Solar Ilegal TENGGARONG,TRIBUN - Sekitar 1.230 liter bahan bakar minyak (BBM) ilegal jenis solar milik Lf (32) warga Desa Loa Duri Ulu, Kecamatan Loa Janan diamankan jajaran kepolisian Polres Kutai Kartanegara. Demikian diungkapkan Kapolres Kukar AKBP Fadjar Abdillah melalui Kasat Reskrim AKP Safi’i Nafsikin, Selasa (12/7). Menurut Safi‘i solar ilegal tersebut ditimbun di rumah pelaku dengan ditimbun di tandon dan tangki. Sedangkan solar tersebut berasal dari sisa truk tangki dan dump truk (DT) ! Bersambung Hal 9
! Bersambung Hal 9
JAKARTA, TRIBUN MENTERI Agama (Menag) Suryadharma Ali menginstruksikan pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Umar bin Khatab Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) membuka akses bagi pihak berwajib untuk mendatangi Tempat Kejadi Perkara (TKP). “Jangan halangi pihak polisi untuk memeriksa lokasi kejadian,” imbau Suryadharma Ali seusai melantik pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian Agama di Jakarta, Selasa (12/7). Menag dengan nada terkejut mengatakan, di negara ini tak satu pun yang dapat menghalangi tugas kepolisian untuk mengusut suatu perkara. Terlebih di lingkungan ponpes. Karena itu ia minta peristiwa ledakan bom di ponpes tersebut segera diusut. “Pengusutan harus dilakukan,” imbaunya. Terkait dengan itu ia minta ! Bersambung Hal 8
POLDA Nusa Tenggara Barat menduga ledakan bom rakitan di Pondok Pesantren Khilafiah Umar bin Khatab di Kabupaten Bima, ada kaitannya dengan kasus tewasnya anggota Polsek Bolo Brigader Rochmad Syaifuddin awal Juli. “Ada kaitan seperti itu. Pondok pesantren (ponpes)
alias Firdaus, 31 tahun. Ledakan yang terjadi Senin (11/7-2011) sore pukul 15.30 terdengar di sekitar Ponpes UBK hingga sejauh tiga kilometer. Firdaus yang kelahiran Desa O’o, Kecamatan Dompu Kabupaten Dompu ini diketahui tewas, setelah 11 orang santri berbekal senjata tajam dan panah dicegah oleh ! Bersambung Hal 8
tetap dijaga oleh santri,” kata Kepala Bidang Humas Polda NTB Ajun Komisaris Besar Sukarman Husein, Selasa (12/7). Namun, ujarnya, belum bisa dipastikan sejauh mana keterkaitan antara kedua peristiwa, karena hingga Selasa polisi belum bisa melakukan olah tempat kejadian perkara
(TKP) untuk penyelidikan. Pihak Ponpes Khilafiah Umar bin Khatab di Desa Senalo, Kecamatan Bolo, belum memberikan izin kepada polisi. Bahkan, penghuni menjaga ponpes dilengkapi dengan senjata tajam. ! Bersambung Hal 8
Dinkes Turunkan Tim KLB ! Penderita Diare Meningkat Tajam di Kaltim SAMARINDA, TRIBUN Jumlah penderita diare dan muntaber meningkat tajam di sejumlah daerah di Kaltim. Di Kutai Barat, seorang bayi berumur 6 bulan di Kampung Resak Kecamatan Bongan bahkan sampai meninggal dunia akibat terlambat diberikan pertolongan. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim Syafak Hanung membenarkan,
adanya peningkatan kasus muntaber dan diare dalam beberapa hari terakhir ini. Hal itu disebabkan karena faktor yang tak menentu di Kaltim saat ini. Karena itu, dia sudah memerintahkan tim Kejadian Luar Biasa (KLB) Dinkes Kaltim untuk turun ke lapangan. “Tadi saya langsung telepon Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan,
Balikpapan Baru Punya 5 Skenario
NANANG S Djamil: Wah ternyata semakin hangat diskuisi ini. Kita mungkin
SEBELAS orang santri Pondok Pesantren Umar bin Khatab (Ponpes UBK) di Desa Sanolo Kecamatan Bolo Kabupaten Bima menjalani pemeriksaan Kepolisian Resort Bima. Pemeriksaan tersebut dilakukan menyusul terjadinya ledakan yang diduga bom rakitan yang ternyata menewaskan salah seorang pengajar dan bendahara ponpes Suryanto Abdullah
Terkait Polisi yang Dibunuh
Diskusi Fire and Rescue PT Berau Coal-Tribun Kaltim (2) IDEALNYA, seorang Walikota menjadi emergency respond commander ketika terjadi bencana atau kebakaran. Idealnya pula sebuah kota punya seribu skenario untuk menghadapi kebakaran dan bencana yang bisa disimulasikan dan ready. Sejauh ini Badan Penanggulangan Bencana dan Kebakaran (BPBK) Kota Balikpapan tahun 2010 lalu, baru punya lima skenario menghadapi bencana dan kebakaran. Data ini muncul saat diskusi Fire and Rescue di Tribun Kaltim
Dievakuasi dengan Angkot
TRIBUN KALTIM/PRIYO S
30 relawan Fire and Rescue saat berdiskusi di Tribun Kaltim.
Tetapi itu tidak sama-sama mungkin bisa ada memiliki skenario kalau tidak dimulai (dalam menangani sekarang. Cukup kebakaran dan satu skenario saja bencana). Kalau dulu. Lalu yang satu kita punya seribu TRIBUN KALTIM/PRIYO S ini ini kapan kita skenario Safaruddin punya? penanganan Saya pernah presentasi bencana di Balikpapan di Pemkot. Misalnya sudah cukup luar biasa.
Pertamina terbakar! Berapa meter api ke kanan, ke kiri, ke atas dan berapa suhu panas serta jangkauan api. Kalau ada orang lewat bisa menyebabkan kematian tidak. Maka skenario ini kita harus banyak belajar ke Jepang, Jepang itu membuat resiko itu sampai simulasi di komputer. Tanah longsor lebih mudah diskenario, banjir juga lebih mudah diskenario. Soal kebakaran, saya yakin Total (Total E&P Indonesie) dan perusahaan-perusahaan migas sudah punya ! Bersambung Hal 9
memang ada kasusnya banyak di salah satu RS di Balikpapan. Karena penyakit muntaber dan diare ini tak bisa dianggap enteng, maka tadi saya juga langsung koordinasikan dengan tim KLB untuk turun ke lapangan,” kata Syafak, Selasa (12/7) yang mengaku sedang berada di Manado Sulawesi Utara (Sulut).
Dia mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit berbahaya itu dengan cara terus menjaga kebersihan baik diri maupun lingkungan sekitar. Sebab penyebaran cepat penyakit itu dari diri dan lingkungan yang kotor. “Apalagi seperti di Samarinda yang dalam dua ! Bersambung Hal 9