Harga Eceran
Rp 2.000 Langganan: Rp 55.000/bulan (Luar Samarinda dan Balikpapan ditambah Ongkos Kirim) Berlangganan Hub: 0542-7020151, 0541-202416
INDEPENDEN & KREDIBEL
No.074/Tahun 9
KAMIS, 21 JULI 2011
e-mail: redaksi@tribunkaltim.co.id
follow us: @tribunkaltim
join us: us: add tribunkaltim.co.id
epaper.tribunkaltim.co.id
32
Halaman
Raksasa vs Liliput LIVE ON TV
KAMIS (21/7) Pukul 08.45 WITA
MENDOZA, TRIBUNGelaran Copa America 2011 penuh dengan kejutan luar biasa. Saat dua kandidat juara Brasil dan Argentina terpuruk, kini kandidat terkuat ada di tangan
Uruguay. Namun jangan lengah dulu. Ranah Argentina memang akrab dengan hasil di luar prediksi khalayak ramai. Fakta tersebut mengarah pada perjalanan luar biasa Venezuela di turnamen edisi ke-43 ini. Di awal turnamen, tak ada yang menyangka perjalanan mereka bak cerita cinderella, yang mengubah semua perkiraan pemerhati sepakbola. Alunan perjalanan penting lain bakal dilakoni tim berjuluk si Liliput tersebut, saat menantang tim yang lebih mapan, Paraguay, pada babak semifinal Copa America 2011, Kamis (21/7) pagi ini, di Estadio Malvinas ● Bersambung Hal 9
Anas: Haram Hukumnya ■ Tangkis Tuduhan Money Politics ■ Anggap Nazaruddin Berhalusinasi ”Haram hukumnya membeli suara untuk jabatan. Yang dikatakan Nazaruddin itu halusinasi, ceritacerita karangan.” Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat (PD)
JAKARTA, TRIBUN Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum menangkis semua tuduhan bekas Bendara Umum PD Muhammad Nazaruddin yang sebelumnya disampaikan dalam wawancara Metro TV. Anas juga menjamin bahwa tidak ada politik uang (money politics) pada kongres Partai Demokrat di
Bandung pada Mei tahun lalu, yang memenangkan dirinya sebagai Ketua Umum PD. “Haram hukumnya membeli suara untuk jabatan, “ tegas Anas Urbaningrum saat ditemui wartawan di kediamannya, di Jalan Teluk Semangka, kavling Angkatan Laut, Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (20/7). Anas mengatakan bahwa tidak ada alasan baginya melakukan politik uang di kongres. Anas mengaku bahwa ia bukanlah orang yang ngotot untuk naik menjadi ketua umum partai. Namun saat itu ia diminta maju oleh golongan yang kerap disebut arus bawah. “Saya diminta untuk ● Bersambung Hal 9
Terdakwa dugaan suap pembangunan Wisma Atlet SEA Games 26 di Palembang yang juga Direktur Marketing PT Anak Negeri, Mindo Rosalina Manullang, menjalani sidang perdana di Pengadilan Tipikor, Jakarta Selatan, Rabu (20/7). Rosalina terancam 5 tahun penjara karena dianggap melakukan penyuapan bersama Mohammad El Idris terhadap Sesmenpora Wafid Muharam terkait pembangunan Wisma Atlet. FOTO-FOTO: PERSDA/HERUDIN
ICW Curigai KPK INDONESIA Corruption Watch (ICW) mendesak dibentuknya Komite Etik KPK untuk memeriksa pimpinan KPK, Chandra M Hamzah dan M Jasin, atas dugaan pelanggaran kode etik. Sedangkan untuk Ade Rahardja, Deputi Penindakan KPK, yang juga disebutkan Nazaruddin,
bisa diperiksa oleh Pengawas Internal KPK. “Untuk pemimpin KPK, dibentuk mekanisme bentuk semacam komite etik. Pengalaman kan sebelumnya ada, di yang pertama itu ada,” kata Wakil Koordinator ICW, ● Bersambung Hal 8
Rosa Menangis... KETUA Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, boleh saja mengelak terkait dengan kasus korupsi yang melilit M Nazaruddin. Namun
Semiloka Indonesian Fire and Rescue Challenge (1)
Ancaman Kebakaran Hutan PT BERAU Coal mendapat mandat sebagai panitia penyelenggara ’14th Fire and Rescue Challenge’. Dalam even nasional kali ini akan dilombakan berbagai keahlian dari masih-masing tim fire and rescue perusahaan tambang se Indonesia. DIANTARANYA, penanganan kecelakaan kendaraan, penyelamatan dari ketinggian, pertolongan dan TRIBUN KALTIM/GEAFRY NECOLSEN
● Bersambung Hal 9
Suasana Semiloka 14th Fire and Rescue Challenge di Samarinda.
terdakwa Mindo Rosalina Manullang (Rosa), anak buah Nazaruddin yang menjabat Direktur Marketing PT Anak Negeri, menyebut ada aliran dana kepada Anas.
“Memang ada, ada,” katanya singkat. Sayang, Rosa tak mengungkap dalam proyek apa Anas turut mendapat aliran uang. Dirinya juga tak
mengungkap besaran uang yang mengalir ke Anas. Rosa mulai disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Rabu (20/ 7). Tak seperti ketika masih
diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dalam persidangan pertama tersebut Rosa ● Bersambung Hal 8
Piutang Pajak Migas Rp 5,2 Triliun ● Uang Negara Rp 80 Triliun Berpotensi Hilang JAKARTA, TRIBUN Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan, selama tahun 2010 dinilai kurang tegas. Akibatnya, negara berpotensi kehilangan pemasukan sebesar Rp 80 triliun. “Pada Ditjen Pajak sebesar Rp 54 triliun, Ditjen Bea Cukai sebesar Rp 16 triliun, dan piutang migas sebesar Rp 4,2 triliun. Ini belum termasuk temuan BPK atas piutang 35 perusahaan migas sebesar Rp 5,2 triliun. Jika ditotal, maka
piutang pajak kepada negara sebesar Rp 80 triliun pada tahun anggaran 2010,” kata Kordinator Advokasi dan Investigasi FITRA, Uchok Sky Khadafi, di Jakarta, Rabu (20/ 7). Uchok mengatakan pada tahun 2010, dalam piutang pajak sebesar Rp 54.008.060.540.425 yang ada pada Ditjen Pajak dan akan ditemukan piutang yang telah kadaluarsa penagihannya sebesar Rp 2.643.980.605.859. Dari piutang pajak yang
telah kadaluwarsa tersebut, telah diusulkan penghapusan sebesar Rp 202.240.100.719 dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan sebesar Rp 45.802.510.018. Kemudian, piutang pajak perusahaan migas kepada negara di 20052009 nilainya mencapai Rp 5,2 triliun. Persoalan piutang pajak perusahaan migas ini sendiri terjadi disebabkan pada tahun 2009, ada 21 perusahaan migas tidak membayar pajak
sebesar 139.456.339 dolar AS kepada negara. Atau anggaran 139 juta dolar AS ini, kalau dikonversikan menjadi Rp1,2 triliun. “Ada selisih pembayaran pajak ini oleh perusahaan migas, disebabkan kelalaian pemerintah sendiri lantaran tidak teliti melakukan rekonsilasi data nilai pajak,” papar Uchok. Sementara itu, DJP akan ikut ambil bagian dalam ● Bersambung Hal 9