Harga Eceran
Rp 2.000 Langganan: Rp 55.000/bulan (Luar Samarinda dan Balikpapan ditambah Ongkos Kirim)
RABU 22 SEPTEMBER 2010 No.134/Tahun 8
32
INDEPENDEN & KREDIBEL
Halaman
Berlangganan Hub: 0542-7020151, 0541-202416
Dada Tiga Teroris Jebol # Hasil Visum RS Bhayangkara # Majelis Mujahidin Protes “Semuanya menderita tembakan di bagian dada” Prof Amar Singh Ahli Forensik RS Bhayangkara Medan
MEDAN, TRIBUN Sebanyak tiga terduga teroris dan pelaku perampokan Bank CIMB Niaga yang tewas ditembak mati Densus 88 di dua lokasi berbeda, ratarata mendapat dua tembakan. Prof Amar Singh, ahli forensik dari Bhayangkara yang mengotopsi seluruh jenazah korban, mengungkapkan hal
tersebut di Medan, Selasa (21/9). Dari hasil autopsi diketahui ketiga jenazah -Dani, Deni, dan Irwan -tewas setelah mendapat ratarata dua tembakan di tubuhnya. Ada satu jenazah yang mendapat empat luka tembusan peluru di tubuhnya. “Ada dua mayat yang mendapat dua tembakan dan ada yang empat tembakan,” kata Singh. Singh mengatakan, ketiga tersangka juga menderita luka tembakan di bagian dada dan punggung
Mana Abang Saya...?
! Bersambung Hal 9
KELUARGA terduga teroris di Sumatera Utara menuding Densus 88 Antiteror dan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri telah melakukan penculikan, asal tangkap dan menetapkan orang sebagai teroris.
Dua Lagi Ditangkap JUMLAH terduga teroris yang diringkus Densus 88 Antiteror dari sejumlah daerah di Sumatera Utara bertambah dua. Ini menambah daftar jumlah tersangka yang telah diamankan menjadi 20 orang. Namun belum ada keterangan resmi mengenai tertangkapnya kedua tersangka baru itu. Informasi yang dihimpun
Tribun di RS Bhayangkara, kedua tersangka dibawa Densus ke RS Bhayangkara, Selasa (21/9) pagi. “Tadi pagi ada dua teroris lagi yang dibawa Densus kemari,” kata Petugas Medis RS Bhayangkara, Samsiah Nasution. Menurutnya, kedua tersangka pria tersebut menderita luka tembak di ! Bersambung Hal 9
Hanya Tersenyum JAMAAH Ansharu Tauhid atau JAT membantah keterlibatan anggotanya dalam perampokan Bank CIMB Niaga Agustus lalu. Hal ini disampaikan pemimpin JAT, Abu Ba’asyir Bakar Ba’asyir, melalui kuasa hukumnya, Ahmad Midan, saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta Selatan Selasa (21/9). Menurut Ahmad, Abu
KAPOLRI bersikeras penggerebekan anak buahnya, Minggu dan Senin di sejumlah daerah di Sumut sesuai prosedur. “Abang kami telah diambil dari rumahnya secara tiba-tiba dan statusnya tak jelas. Kini kami tak tahu Abang kami di mana. Kami
Bakar Baasyir menanggapi dingin tuduhan ini. “Ustaz Abu menyatakan bahwa ini fitnah. Belia hanya senyumsenyum saja menanggapi hal ini,” ungkapnya. AFP Ahmad Midan menyatakan bahwa Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri terlalu dini untuk menyebut JAT terlibat ! Bersambung Hal 9
fenomena Asuransi Alien
mengutuk pernyataan Kapolri yang menyebut rumah Abang kami sarang teroris internasional,” ungkap Dr Adil Akhyar SH LLM, kakak kandung Ghozali, di Pesantren Darul Shifaa Jl Sei Mencirim, Sunggal, Selasa (21/9). Dia mengatakan, Ghozali dibawa Densus 88 dari kediamannya di Jl Pesat Tanjung Balai, Asahan, Minggu, setelah menembak mati dua orang tamu Ghozali yakni Dani dan Deni. ! Bersambung Hal 9
ANTARA/YUDHI MAHATMA
Terdakwa kasus terorisme, Baharudin Latif alias Baridin berada dalam ruang tahanan saat menunggu sidang pembacaan tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (21/9).
Mertua Noordin Dituntut 6 Tahun
Mungkin Ini Sudah Takdir BAHRUDIN latif alias Baridin yang didudukkan sebagai terdakwa terorisme, tidak bereaksi ketika jaksa penuntut umum menuntutnya enam tahun penjara. Mertua gembong teroris Noordin M Top, itu menilai wajar tuntutan jaksa
terhadapnya. “Tidak masalah. Mungkin ini sudah takdir,” ujar Baridin tersenyum usai persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (21/9). Dia bahkan menilai tuntutan jaksa itu masih terlalu ringan dan ikhlas
menerima tuntutan tersebut. Pria asal Cilacap, Jateng, itu mengaku tidak menyiapkan pledoi (pembelaan) atas tuntutan jaksa. “Saya terima tuntutan itu. Soal pledoi saya serahkan
TRIBUN MEDAN/DEDY SINUHAJI
! Bersambung Hal 9
Sejumlah anak warga setempat bermain di areal rumah tersangka teroris di Hamparan Perak,Deliserdang,Sumut,Selasa (21/9).
MA Tolak Kasasi Antasari ! Tetap Dipenjara 18 tahun
ILUSTRASI:ERVAN
MEMBELI asuransi rumah untuk mengantisipasi kalau-kalau suatu hari kebakaran, itu wajar. Membeli asuransi ! Bersambung Hal 8
JAKARTA- Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan kasasi yang diajukan terdakwa Antasari Azhar dan jaksa penuntut umum. Mahkamah menilai mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi itu terbukti turut serta melakukan pembunuhan berencana terhadap bos PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnain. “Menolak permohonan yang diajukan terdakwa dan jaksa penuntut umum. Kualifikasinya,
MA menilai terdakwa turut serta lakukan pembunuhan seperti putusan di pengadilan negeri, bukan menganjurkan pembunuhan seperti putusan di pengadilan tinggi,” kata Ketua Majelis Kasasi, Artidjo Alkotsar yang membacakan putusan bersama anggota majelis lainnya, Moegiharjo, dan Suryadjaya, Selasa (21/9). . “MA menilai hukuman yang tepat adalah sesuai dengan putusan pengadilan negeri yakni
18 tahun penjara,” jelas Artidjo. Sebagaimana diketahui, Antasari divonis 18 tahun penjara majelis hakim PN Jakarta Selatan. Antasari kemudian mengajukan banding. Namun, Banding itu ditolak oleh Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Antasari tetap dihukum 18 tahun penjara. Justru, posisi Antasari semakin bertambah sulit, karena PT DKI menyatakan Antasari DOK
! Bersambung Hal 9
2 Kapal Malaysia Ditangkap di Kaltim
Edmon Diminta Buka Rekening Gayus JAKARTA, TRIBUN - Mantan Direktur II Ekonomi Khusus, Brigadir Jenderal Edmon Ilyas kembali bersaksi dalam sidang kasus dugaan mafia hukum Gayus Tambunan. Kemarin siang, Edmon bersaksi untuk terdakwa Sjahril Djohan, mantan staf khusus Kejaksaan Agung. Di persidangan, Edmon
mengaku pernah melihat Sjahril Djohan di ruangan mantan atasannya, Komisaris Jenderal Susno Duadji yang saat itu menjabat Kabareskrim. “Pada saat saya masuk ke ruang Pak Susno, saya melihat Pak Sjahril berada di ruang Pak Susno sedang ngobrol,” kata Edmon, dalam kesaksiannya, di Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan, Selasa (21/9). Edmon sendiri mengaku sebelumnya mengenal Sjahril, ketika dirinya masih bertugas di Polda Metro Jaya. Namun Edmon tidak menjelaskan secara rinci perkenalan selanjutnya dengan Sjahril. PERSDA NETWORK/BIAN HARNANSA
! Bersambung Hal 9
Antasari Azhar dan dua putrinya Andita Dianoctora dan Ajeng Oktarifka.
Edmon sedang bersaksi di PN Jaksel, Selasa (21/9)
JAKARTA, TRIBUN - TNI Angkatan Laut (AL) menangkap dua kapal ikan berbendera Malaysia di Karang Unarang, Kalimantan Timur. Dua kapal ini sedang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di wilayah ZEEI (Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia).
“Penangkapan tersebut dilakukan belum lama ini oleh KRI Hasanuddin-366 di bawah jajaran Gugus Tempur Laut Armada RI Kawasan Timur. Dua kapal tersebut terpergok radar KRI Hasanuddin yang ! Bersambung Hal 9