Harga Eceran
Rp 2.000 Langganan: Rp 55.000/bulan (Luar Samarinda dan Balikpapan ditambah Ongkos Kirim
Jumat 28 November 2008 No.196/Tahun 5
INDEPENDEN & KREDIBEL
32 Halaman
Berlangganan Hub: 0542-7020151, 0541-202416
Titik-titikMematikan Serangan didiMumbai Serangan Mumbai 101 Tewas
Rumah Sakit
Stasiun KA Shivaji Hotel
Restoran Hotel
AFP
Kubah Hotel Taj Mahal di Mumbai, India, terbakar setelah digempur teroris, Rabu (26/11).
Serangan Mematikan ● 101 Tewas di Mumbai, India ● Teroris Incar Warga AS dan Inggris MUMBAI, TRIBUN yang menamakan diri DeMumbai, kota bisnis yang Parade Foto ccan Mujahedeen, membabi sibuk berubah menjadi kota Halaman 12 buta menembak dengan senberdarah, Rabu (26/11) jata otomatis AK-47 dan mewaktu setempat. Sekelompok orang lontarkan granat di 7 tempat di kota bis-
nis dan wisata India itu. Jumlah total korban tewas hingga Kamis (27/11) malam mencapai 101 ● Bersambung Hal 13
Berakhirnya Kolonialisme HOTEL Taj Mahal Palace and Tower di Mumbai menjadi lambang kebanggan nasional rakyat India. Bangunan megah ● Bersambung Hal 13
Sasan Serangan
Pantai Bengal
Presiden Obama mengutuk keras serangan teroris di Mumbai
”
”
Brooke Anderson,Juru Bicara Obama
Barack Obama
Besan SBY Masuk Bui ● Bersama Tiga Rekan ● Aulia Pohan Ucapkan Selamat Jalan JAKARTA, TRIBUN - Setelah enam kali menjalani pemeriksaan sejak ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus penyalahgunaan dana Rp 100 miliar milik Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI), Aulia Tantowi Pohan bersama rekanrekannya dimasukan ke bui oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Selamat jalan, selamat jalan. Silakan tanya kepada kuasa
hukum saya ya,” kata besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu kepada puluhan wartawan saat keluar dari ruang pemeriksaan di gedung KPK Jl Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan Rabu (27/11) sekitar pukul 17.15 WIB. Tidak ada komentar lain seputar penahanannya, kecuali lambaian tangan dan ucapan selamat jalan yang keluar dari mulut Aulia.
Bukan Akhir Kasus! EMPAT mantan deputi gubernur Bank Indonesia, Aulia Tantowi Pohan, Maman H Soemantri, Aslim Tadjuddin, Bun Bunan Hutapea telah resmi ditahan. Namun, penahanan keempatnya bukanlah akhir dari kasus penyalahgunaan dana Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI) sebesar Rp100 miliar ini. Hal ini ditegaskan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar. Menurutnya. KPK masih melakuDOK/TRIBUN
Antasari Azhar
● Bersambung Hal 13
Seperti biasanya senyum dan pandangan mata yang kosong selalu dilakukan mantan Deputi Gubernur BI ini setiap menjalani pemeriksaan. Sikap pasrah itu kembali ditunjukkan ayah dari Anisa Pohan -- istri dari Agus Harimurti Yudhoyono -- ini saat memasuki mobil tahanan KPK. Sementara itu tanpa diketahui wartawan yang ● Bersambung Hal 13
KASUS Penyalahgunaan dana Rp 100 miliar milik Yayasan Pengembangan Perbankan Indonesia (YPPI), untuk kepentingan BLBI dan bantuan hukum bagi mantan pejabat BI.
DITAHAN 1. Aulia Tantowi Pohan 2. Maman H Soemantri 3. Aslim Tajudin 4. Bun Bunan Hutapea
PERSDANETWORK/BIAN HARNANSA
Mantan Deputi Bank Indonesia Aulia Tantowi Pohan (tengah) saat akan dimasukan ke dalam mobil tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (27/11).
Disambut Muchdi PR
DIAM seribu bahasa. Itulah ekspresi yang ditunjukkan Aulia Pohan saat dibawa dari kantor KPK menuju ruang tahanan Brimob Kelapa Dua, Depok. Tak ada tangisan maupun keluhan yang ● Bersambung Hal 13
Tarmizi Ajak AFI Bahas Utang PON BPOM Kaltim Razia Kosmetik SAMARINDA, TRIBUN- Penjabat Gubernur Kaltim Tarmizi Abdul Karim akan mengajak Gubernur terpilih Awang Faroek Ishak (AFI) membahas tunggakan atau utang pembangunan venues PON. Pemerintah kabupaten dan kota penyelenggara PON XVII juga akan diundang duduk bersama membicarakan utang PON yang
hingga saat ini belum dibayar kepada kontraktor. Menurut Tarmizi, utang itu sudah menjadi fakta yang harus ditanggung semua pihak, tak terkecuali daerah-daerah penyelenggara PON. Semua pihak harus bertanggung jawab penuh terhadap PON mulai awal pelaksanaan hingga PON selesai. “Sekarang faktanya kita su-
dah terhutang, artinya mari kita bersama-sama mempertanggungjawabkan hal itu. Dalam waktu dekat, Pemprov akan mencoba mengajak kembali daerah-daerah penyelenggara PON mencarikan solusi, khususnya terkait bagaimana membayar utang-utang tersebut,” ● Bersambung Hal 13
SAMARINDA, TRIBUN - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kalimantan Timur menurunkan tim ke wilayah utara Kaltim untuk menindaklanjuti hasil temuan BPOM Pusat terkait 27 kosmetik berbahaya. Tim saat ini sudah berada di Tarakan, Berau dan Bulungan. “Tim kami rutin melakukan pemantauan di lapangan setiap Selasa,” kata Kepala Bidang Sertifikasi dan LIK BPOM Kaltim, Justina R
Benjamin, Kamis (27/11). Justina menjelaskan, setelah melihat daftar kosmetik yang mengandung merkuri, ternyata banyak merek yang kurang begitu dikenal. Kecuali satu merek yakni Doctor Kayama. “Tapi itu sudah diinstruksikan untuk ditarik dan sudah lama,” katanya. Akibat keterbatasan sumber daya ● Bersambung Hal 13
Andi M Aslam Sang Pendamping Penderita HIV/AIDS (1)
Psikologi Mualaf SELAMAT hari Jumat. Mari kita segera bergegas menuju masjid untuk salat Jumat dengan berjamaah. Usahakan kita bisa salat dengan cara menyebar hingga masjid yang terjauh, untuk meramaikan hari takwa sedunia -takwa dengan cara berjamaah—seminggu sekali di setiap Jumat. Itu adalah perintah Allah kepada kita sebagaimana termaktub dalam surah Al Jumuah (62) ayat ke-9. Kenapa harus berjamaah? Karena dengan berjamaah maka ketika kita mendirikan salat Jumat, umat muslim akan saling bertemu di dalam rumah Allah, untuk membina dan menjalin persahabatan. Rasulullah Muhammad SAW mengingatkan bahwa sesama muslim adalah saudara.
Uki M Kurdi Direktur Tribun Kaltim
● Bersambung Hal 13
Tidurnya Berpindah-pindah... 1 DESEMBER mendatang, masyarakat seantero jagad memperingati hari Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) internasional. Di Provinsi Kaltim, Dinas Kesehatan mencatat hingga November 2008, ada 839 warga tertular. Adalah Andi Muhammad Aslam, satu diantara pegiat sosial di Kaltim. Pria kelahiran Pare-pare, Sulawesi Selatan, 31 Agustus 1975, memutuskan hijrah dari kampung halamannya menuju Kaltim. Sembari mempelajari berbagai kasus sosial, Aslam --begitu kalau disapa-- merintis terbentuknya sebuah lembaga yang dinamai Laras (Lembaga Rehabilitasi dan Advokasi
Sosial). Payung Laras yang memuluskan lobi-lobinya ke funding dari beberapa negara untuk mendanai berbagai kebutuhan masyarakat korban masalah sosial. Simak penuturannya. AWALNYA saya ke sini (Kaltim) sekitar tahun 2002. Saya tertarik tinggal di sini, karena saya melihat banyak masalah sosial yang sering terjadi tapi tidak ada orang yang mau melirik. Banyak lembaga ● Bersambung Hal 13