Harga Eceran
THE BEST
Rp 2.000 Langganan: Rp 55.000/bulan (Luar Samarinda dan Balikpapan ditambah Ongkos Kirim)
kalimantan regional newspaper 2010-2011
Berlangganan Hub: 0542-7020151, 0541-202416
VERSI IPMA
No.204/Tahun 9
RABU, 30 NOVEMBER 2011
e-mail: redaksi@tribunkaltim.co.id
join us: us: add tribunkaltim.co.id
follow us: @tribunkaltim
32
epaper.tribunkaltim.co.id
Halaman
Rita akan Bangun Monumen ■ Mengenang Korban Runtuhnya Jembatan Kukar ■ Korban Tewas Bertambah jadi 18 Orang ”Namun kita tentu tidak menduga musibah ini bakal terjadi. Tapi, kami bakal meneruskan rencana pembangunan Jembatan Loa Kulu pada 2012” Rita Widyasari Bupati Kukar
TENGGARONG, TRIBUN Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Rita Widyasari berencana membangun monumen atau museum di sekitar lokasi Jembatan Kutai Kartanegara (Tenggarong) yang ambruk. Pembangunan monumen ini untuk mengenang korban meninggal dalam tragedi jembatan runtuh, Sabtu (26/ 11) sore lalu. ● Bersambung Hal 9
Nasihat Syaukani RUNTUHNYA runtuhnya Golden Gate Kaltim sebagai jembatan Kutai Kartanegara takdir yang tak bisa dihindari oleh (Kukar) Ing Martadipura di manusia. “Buatan Tuhan saja Tenggarong mengejutkan bisa hancur apalagi buatan manusia. Kalau banyak orang. DOK/MIN Pasalnya, usia sudah memang Syaukani HR waktunya, tak jembatan masih tergolong ‘muda’, baru 10 mungkin bisa menghindar,” ujar Syaukani seperti dituturkan tahun. Tapi tidak demikian anaknya, Rita Widyasari yang kini juga menjadi Bupati Kukar, dengan Syaukani Hasan Rais. Pemimpin Kukar semasa Selasa(29/11). jembatan itu mulai digunakan pada 2001 menganggap ● Bersambung Hal 9
Akibat Beban Statis BERDASARKAN perkembangan berita di media, saya berasumsi penyebab runtuhnya Jembatan Kutai Kertanegara beberapa hari lalu, karena prosedur pemeliharaan yang mungkin tidak berjalan dengan baik. Pada saat itu di lokasi tersebut sedang dilakukan pemeliharaan, sehingga ● Bersambung Hal 8
KOMENTAR FACEBOOKERS
Perbaiki
Klem tak Berfungsi GURU Besar Rekayasa Struktur ITB Bambang Budiono menyatakan, runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara di Tenggarong, Sabtu (26/11) lalu mengagetkan banyak orang. Jembatan itu baru berusia 10 tahun, sementara usianya diperkirakan bisa mencapai 75 tahun. Diduga kesalahan operasional menyebabkan kejadian tersebut. Salah satu dugaan yang
menguat adalah gagal berfungsinya klem yang mencengkeram kabel vertikal penghubung dek jembatan dengan kabel suspensi. “Sewaktu roboh, kabel vertikal tersebut ternyata utuh, padahal seharusnya putus. Ini berarti ada masalah pada klem kabel,” kata Bambang, Selasa (29/11). Dia pun melanjutkan, ● Bersambung Hal 9
TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN
Petugas evakuasi menghibur Joko yang menangis setelah mengidentifikasi Didik, anaknya yang turut jadi korban runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara, Selasa (29/11).
Dua Sahabat Mati Bersama SEJAUH mana persahabatan antara Awang Muhammad Erry Dolly (34) dan Didik Tranggono (27) tidak perlu diceritakan lagi. Setidaknya begitulah penuturan Deny, seorang
kerabat Awang yang juga teman karibAwang dan Didik. “Kerja satu kantor, jalan sering sama hobi sama olahraga. Tetapi kita tidak menyangka kalau sampai
matipun mereka bersama,” kata Deny ketika menunggui jenazah kedua temannya itu di ruang jenazah RS Parikesit ● Bersambung Hal 8
Ditarik 60 Balon
TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN
Alat berat dikerahkan untuk menarik puing Jembatan Tenggarong, Selasa (29/11).
Seperti Ada yang Hilang... KAWASAN Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar) merupakan lokasi wisata favorit bagi warga yang berkunjung ke Tanggarong. Selain Museum Mulawarman, tidak lengkap rasanya berkunjung ke Kota Raja tanpa menikmati kuliner di bawah jembatan yang diresmikan 2001 ini. Pemkab mendesain Jembatan Kukar sedemikian indahnya. Jembatan yang
disebut-sebut menyerupai Golden Gate di Amerika Serikat ini menjadi salah satu simbol Kukar, sebagai kabupaten terkaya di Indonesia. Saat malam, dari kejauhan pijaran cahaya jembatan yang berwarna keemasan menjadi pemandangan khas di Ibukota Kukar ini. Tak heran, warga betah berlama-lama menghabiskan malamnya di
Ir Sudjatmiko Ketua Persatuan Insinyur Indonesia Balikpapan
news analysis
sepanjang tepian sungai Mahakam, sekadar untuk memandangi jembatan yang dibangun dengan dana ratusan miliar tersebut. Tidak hanya jembatan dengan desain yang indah. Pemkab Kukar juga menata sekitar kawasan jembatan sedemikian rupa, sehingga menjadi arena melepas penat, bercengkrama, bagi warga
MEMASUKI hari keempat pasca ambruknya Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar) di Tenggarong, Tim Badan SAR Nasional terus berupaya mencari korban yang mungkin terberangkap di reruntuhan jembatan. Namun kemarin rencana menarik bagian tengah bangkai jembatan, lokasi terperangkapnya mobil dan kendaraan beserta jasad korban, gagal dilakukan akibat derasnya air bawah sungai dan jarak pandang kabur untuk penyelaman.
“Arus sungainya sangat deras, maka kita menggunakan alternatif balon menarik jembatan. Malam ini kita set up. Sedangkan, tug boat hari ini rencananya untuk menarik jembatan tak bisa mengaitkan tali ke jembatan juga karena arus deras,” kata Kepala Badan SAR Nasional, Marsekal Madya Daryatmo, Selasa (29/11). Daryatmo menjelaskan balon akan digunakan untuk
Lebih Lama Ahmad Bay Menurut saya akan membutuhkan waktu bagi orang-orang yang ingin ke daerah Samarinda, yang tadinya membutuhkan waktu 5-15 menit untuk ke Samarida, kalau lewat Loa Kulu harus menempuh waktu 45 menit sampai 1 jam lamanya. Mendingan jembatan yang lama diperbaiki lagi dan melihat kelemahan jembatan lama supaya kedepan diperbaiki semaksimal mungkin.
Aneh
● Bersambung Hal 9
Dedie Dowie Kalau buat jembatan itu yang kuat apalagi sarana tersebut
Kualitas Darmawan Noor Jembatan baru memang solusi baik, untuk lokasinya menurut saya tetap saja tak masalah. Asalkan memang kualitas nomor satu. Karena bencana ini menjadi cerminan buruk masyarakat terhadap pemerintahan setempat.
Komentar Facebookers lainnya bisa dilihat di halaman 6 Kepada pembaca Tribun Kaltim yang memiliki kenangan dengan Jembatan Mahakam II Kutai Kartanegara, ataupun ingin menyampaikan opini terkait runtuhnya jembatan bisa mengirimkan tulisan , foto ke email tribunners_kaltim@yahoo.co.id untuk dimuat di Rubrik Tribunners. Jangan lupa sertakan data dan foto diri Anda.
Kisah Sejoli Korban Runtuhnya Jembatan
Perjalanan Lamaran Berakhir Duka
DOAN
● Bersambung Hal 9
Irwan Tatapan Penuh Cinta Kalau membuat jembatan yang baru, tentu akan memperbanyak biaya yang akan dikeluarkan. Lebih baik jembatan yang lama diperbaiki agar sedikit mengurangi biaya.
digunakan untuk masyarakat banyak. Saya heran jembatan buatan Belanda pada jamannya dulu kok sampai sekarang masih banyak yang bertahan dan masih dapat digunakan walaupun tidak dirawat secara berkala. Lah ini jembatan kita dibuat juga barusan dan di-maintenance kok ambruk. Aneh..aneh.
Watila Triwarni
DOAN
Murdiono
SUNGGUH tragis kisah cinta dua sejoli Murdiono (24) dan Watila Triwarni(24). Janji resmi sehidup-semati yang seharusnya terucap tidak lama lagi, harus didahului bukti bahwa mereka mati bersama dalam ambruknya Jembatan Kutai Kertanegara, Sabtu (26/11).
KISAH tragis ini bermula ketika Dion dan Tila, nama sapaan akrab mereka, akan berangkat ke rumah Tila di Desa Makarti Km 78/44 jalan poros SamarindaBontang, Kecamatan Marangkayu. Kukar. Maksud keberangkatan kedua insan ini untuk memberitahukan
kepada keluarga Tila bahwa esok hari, Minggu (27/11) pihak keluarga Dion akan datang melamar Tila sekaligus meresmikan pertunangan mereka. “Saya sudah ada firasat, saya sudah bilang ke Dion supaya ● Bersambung Hal 8