TRIBUNKALTIM - 31 OKTOBER 2010

Page 1

Harga Eceran

Rp 2.000 Langganan: Rp 55.000/bulan (Luar Samarinda dan Balikpapan ditambah Ongkos Kirim)

MINGGU 31 OKTOBER 2010 No.173/Tahun 8

28

INDEPENDEN & KREDIBEL

Halaman

Berlangganan Hub: 0542-7020151, 0541-202416

Hujan Abu Landa Yogya ■ Merapi Kembali Batuk ■ Perut Merapi Masih Simpan 7,5 Juta Kubik lahar ”Ada 7,5 juta kubik lahar di dalam Gunung Merapi, apakah akan keluar semua saya tidak tahu.” Andi Arif Staf Khusus Presiden SBY YOGYAKARTA, TRIBUNGelegar erupsi disertai semburan material vulkanik Gunung Merapi yang terjadi Sabtu (30/10) dini hari pukul 00.16 WIB, mengakibatkan Kota Yogyakarta dan sekitarnya dilanda hujan abu dan pasir. Hujan abu dan pasir terus mengguyur dan menyisakan pemandangan luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Akibatnya, kota Yogyakarta didominasi warna abu-abu, warna khas abu vulkanik. Abu dan pasir menyelimuti atap rumah, mobil, jalanan, dan bangunan gedungAP/TRISNADI

● Bersambung Hal 9

Relawan membagikan masker kepada penduduk yang mengungsi dengan mengendarai motor saat hujan abu melanda wilayah Pakem, Sleman, menyusul meletusnya kembali Gunung Merapi, Sabtu (30/10) dini hari.

Letusan 3 Kali Lebih Dahsyat LETUSAN Gunung Merapi Merapi, Sabtu (30/10) dini hari, berlangsung cukup lama, sekitar 21 menit dan terasa lebih besar dibanding 26 Oktober kemarin. Bahkan letusan kali ini menyemburkan awan panas yang tinggi disertai dentuman keras. Jangkauan hujan abu biasanya hanya mencapai radius 10 kilometer. Kali ini justru lebih jauh lagi. Bahkan hujan abu dan pasir mengguyur kota Yogyakarta berjarak sekitar 40 kilometer.

news analysis

Petugas pemantau, memerintahkan kepada masyarakat agar mengosongkan rumahnya dalam radius 12 kilometer. Agar tak terjadi korban, areal itu

diminta steril dari warga dan pengungsi untuk mengantisipasi hembusan awan panas yang biasa menyusul setelah ● Bersambung Hal 9

Dentumannya Keras NJEBLUKNYA (meletusnya) Merapi Sabtu (30/10) dinihari tidak saja mengejutkan warga, tapi juga petugas pengamat gunung Merapi di berbagai pos yang dibangun. Purwono, petugas pos Jrakah yang malam itu berjaga, mendadak terperangah oleh

dahsyatnya Merapi. “Saya keluar pos, lalu melihat gerakan, dan ada bubungan gumpalan asap hitam terukur sekitar 13.000 meter. Lalu ada semburan api pijar, selang beberapa menit ● Bersambung Hal 9

Dr Surono Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM

● Bersambung Hal 8

AP/TRISNADI

Seorang bocah pengungsi Gunung Merapi terpaksa dipakaikan helm untuk melindungi kepala sang bocah dari hujan abu di Umbulharjo, Sleman, Sabtu (30/10).

Stop Izin Perpanjangan Tambang TENGGARONG, TRIBUNKontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kutai Kartanegara menilai tidak semua tambang batu bara di Kukar menjadi musuh sektor pertanian. “Sebenarnya tambang tidak ada masalah, asalkan tambang yang benar,” ujar Ketua KTNA Kukar Trisno Widodo, Sabtu (30/10). Pertambangan yang benar kata Trisno, memiliki komitmen tidak merusak lingkungan sejak dilakukan penyelidikan umum sampai ke ekspolitasi. Selain itu, tambang yang benar memberikan

Seperti Dikejar Ribuan Truk MUJI (47) terkesiap saat suara bergemuruh menakutkan memecah kegelapan malam. Dia saat itu sedang berada di rumahnya di Gondang, sekitar dua kilometer dari barak pengungsian di Umbulharjo. Barak Umbulharjo terletak sekitar tujuh kilometer dari Dusun Kinahrjo, atau sekitar 12 kilometer dari puncak Merapi di sisi selatan. “Saya sedang nonton acara tinju di TVRI, tiba-tiba dengar suara kemrosak (gemuruh) seperti batu-batu besar yang diturunkan dari dump truck,” cerita Muji kepada Tribun, Sabtu (30/10).

TAK berpikir panjang, Muji bergegas keluar rumah yang saat itu dia jaga sendirian. Anak istrinya berada di barak pengungsian. “Saya langsung keluar, dan suara itu semakin keras, mendekat. Baru pertama kali ini saya mengalami ketakutan seumur hidup,” ucapnya. Ia lalu mencegat siapapun yang menunggang motor dan bergerak turun. Beruntung Muji dapat tumpangan dan kabur ● Bersambung Hal 9

Bandara Ditutup

Mengiris Kubah ERUPSI Merapi kali ini memang berbeda. Terlihat sejak awal dari cepatnya pertumbuhan kubah, intensitas kegempaan yang drastis naik, dan tidak segera munculnya titik api diam yang sebelum-sebelumnya kerap jadi

Detik-detik Saat Merapi Menyembur

manfaat positif bagi perkembangan sektor pertanian dalam arti luas. Ia mencontohkan, areal pasca tambang batu bara yang semestinya diberikan kepada petani untuk dikelola. “Kawasan pasca tambang itu diberikan kepada petani untuk dimanfaatkan, melalui KTNA,” katanya, Trisno sempat mempertanyakan luas lahan pertanian yang dikonversi menjadi tambang, karena tidak semua lahan pertanian yang langsung digunakan sebagai tempat pengerukan batu bara. “Kan tidak dijadikan lahan tambang

semuanya,” ujarnya. Peneliti dari Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Akhmad Zaini mengatakan, berdasarkan risetnya di Kukar selama ini tidak ada tambang batu bara yang berada di sekitar lahan pertanian yang tidak mengancam ketahanan pangan. Selama puluhan tahun mendampingi petani yang menggarap lahan di sekitar kawasan tambang batu bara, produksi hasil pertanian pasti ● Bersambung Hal 9

PENERBANGAN dari dan ke Bandara Adisucipto Yogyakarta yang ditutup beberapa jam sejak Sabtu (30/10) pagi, mengganggu jadwal penerbangan lainnya dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Penerbangan pesawat GA 514 dari Jakarta tujuan Balikpapan dan GA208 dari Jakarta ke Yogyakarta delay. Puluhan penumpang yang menunggu di Terminal 7 Bandara Soekarno-Hatta pun marah-marah.

Pasalnya, pesawat Garuda yang mestinya ke Balikpapan pukul 11.35 dan ke Yogyakarya 11.40 menjadi molor. Hingga pukul 15.45 WIB belum ada tanda-tanda akan diberangkatkan. Menurut petugas, penundaan disebabkan perubahan jadwal terkait ditutupnya penerbangan dari dan ke Bandara Adisucipto Yogyakarta, akibat meletusnya Gunung ● Bersambung Hal 9

AFP/ADEK BERRY

Seorang relawan menggendong seorang nenek pengungsi Gunung Merapi menjauh dari zona berbahaya menyusul meletusnya kembali Gunung Merapi, Sabtu (30/10) dini hari.

Magelang Hujan Kerikil WARGA Magelang yang semula sudah tenang berada di barak pengungsian, mendadak kabur karena terkena hujan kerikil dan abu vulkanik Gunung Merapi. Kejadian itu baru pertama kali terjadi bersamaan dengan letusan gunung Merapi Sabtu (30/10) sekitar pukul 00.16. Ariyanto warga Ketungging, Dukun, Magelang melaporkan, Sabtu dinihari daerahnya diguyur hujan abu lebat. Sedangkan warga di barak pengungsian tepatnya di Srumbung, mendadak berhamburan

turun gunung karena ada hujan kerikil berukuran sebesar biji jagung dan campur abu. “Mereka kabur dari barak pengungsian. Warga kemudian turun ke Ketungging. Warga di sini pun sempat ikut meninggalkan kampungnya karena keadaan panik dan hujan abu sangat lebat,” kata Ari. Barak pengungsian yang berjarak sekitar delapan kilometer dari puncak Merapi terbagi dalam tiga titik yang berisi ribuan ● Bersambung Hal 9

Hidup Mati Persiba ● Persisam Cemaskan Wasit BALIKPAPAN, TRIBUN - Stadion Persiba Balikpapan, Minggu (31/10) sore ini kembali akan menjadi saksi derby Kalimantan Timur di ajang Indonesia Super League (ISL) 2010/2011. Sore ini giliran Persisam Putra Samarinda akan menjadi tamu Persiba. Derby Kaltim jilid 2 ini pantas disebut sebagai pertaruhan “hidup-

mati” tim Beruang Madu. Hasil mengecewakan saat menjamu Bontang FC, Kamis (28/10) lalu pada derby Kaltim jilid 1 membuat posisi pelatih Persiba Junaedi terancam. Grafis menurun yang diraih tim kesayangan masyarakat Balikpapan pada tiga partai terakhirnya membuat Persibamania mendesak ● Bersambung Hal 8


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.