ILMU NUTRISI TERNAK UNGGAS
LEMAK
AYU KARTIKA SARI AFIFFAH ZAHARA HENDRO MEGAWATI HARTAS TOMMY PRAKASA UTAMA
1110612199 1110611041 1110612147 1110612083 1110611066
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS PETERNAKAN
2014 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, sehingga penulis bisa sehat walafiat dan dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat diberikan, harapan agar Allah SWT menyampaikan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, dengan hantaran kata Allahuma Saliala Muhammad wa’ala aliy Muhammad.
Nutrition of Poultry, 2014, CE Team, faterna, Andalas University
Makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah ilmu nutrisi ternak unggas pada semester keenam di Fakultas Peternakan Universitas Andalas. Makalah ini menyajikan materi tentang pencernaan, penyerapan, metabolisme, serta fungsi dari lemak sebagai salah satu sumber energi bagi unggas. Harapan penulis agar makalah ini dapat menambah wawasan, menambah pemahaman dan juga memperluas pengetahuan bagi pembaca, terutama bagi penulis sendiri dalam mengenal lemak sebagai sumber energi bagi unggas. Besar harapan penulis agar pihak-pihak yang sempat membaca, agar mengoreksi demi kemajuan bersama. Terima kasih.
Padang, Februari 2014
Penulis
DAFTAR ISI ii KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
I.
1
PENDAHULUAN 1
Nutrition of Poultry, 2014, CE Team, faterna, Andalas University
Latar Belakang Masalah
1
Pembatasan Masalah
1
II. ISI
2
II.1
Penge
rtian Lemak (Megawati Hartas)
2
II.2
Pencer
naan Lemak (Hendro)
2
II.3
Penye
rapan Lemak (Tommy Prakasa Utama) II.4
3 Metab
olisme Lemak (Ayu Kartika Sari)
4
II.5
Fungsi
Lemak (Afiffah Zahara)
6
III. PENUTUP
8
III.1
Simpu
lan
8
III.2
Saran 8
DAFTAR KEPUSTAKAAN
9
1
Nutrition of Poultry, 2014, CE Team, faterna, Andalas University
BAB I PENDAHULUAN
iii
1.1 Latar Belakang Masalah Dalam melakukan fungsinya, tubuh ternak memerlukan sumber energi yang didapatkan dari bahan pakan. Pakan sumber lemak bagi ternak dapat bersumber dari berbagai macam, diantaranya bahan pakan nabati contohnya kelapa, kelapa sawit, jagung, kedelai, dan biji bunga matahari. Sedangkan dari hewani yaitu lemak babi, sapi, dan ikan. Lemak atau minyak pada bahan-bahan tersebut biasanya ditambahkan ke dalam ransum ternak sebagai sumber energi bagi ternak. Salah satu sumber energi bagi ternak adalah lemak. Lemak merupakan kelompok heterogen yang masih berkaitan, baik secara actual maupun potensial dengan asam lemak. Lipid mempunyai sifat umum yang relative tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut non polar seperti eter, kloroform, dan benzene. Dalam tubuh ternak, lemak berfungsi sebagai sumber energi yang efisien secara langsung dan secara potensial bila disimpan dalam jaringan adiposa. Maka dari itu lemak cukup penting bagi tubuh ternak. 1.2 Pembatasan Masalah Dengan melihat bahwa untuk dapat dimanfaatkan oleh ternak lemak tersebut, maka tim penulis membatasi pembahasan lemak bagi ternak ini mengenai: a. Pengertian lemak b. Pencernaan lemak c. Penyerapan lemak d. Metabolisme lemak e. Fungsi lemak
1
Nutrition of Poultry, 2014, CE Team, faterna, Andalas University
BAB II ISI 2.1
Pengertian Lemak Lemak merupakan kelompok heterogen yang masih berkaitan, baik secara actual
maupun potensial dengan asam lemak. Lipid mempunyai sifat umum yang relative tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut non polar seperti eter, kloroform, dan benzene. Dalam tubuh ternak, lemak berfungsi sebagai sumber energi yang efisien secara langsung dan secara potensial bila disimpan dalam jaringan adiposa. Lemak berfungsi sebagai penyekat panas dalam jaringan subkutan dan sekeliling organ-organ tertentu, dan lipid non polar bekerja sebagai penyekat listrik yang memungkinkan perambatan cepat gelombang depolarisasi sepanjang syaraf bermielin. Klasifikasi/jenis lemak terdiri atas lemak sederhana, lemak campuran, dan lemak turunan (derived lipid). Lemak sederhana adalah ester asam lemak dengan berbagai alkohol. Lemak sederhana terdiri atas lemak dan lilin. Lemak merupakan ester asam lemak dengan gliserol. Lemak dalam tingkat cairan dikenal sebagai minyak. Lilin (waxes) adalah ester asam lemak dengan alkohol monohidrat yang mempunyai berat molekul lebih besar. Lipid campuran adalah ester asam lemak yang mengandung gugus tambahan selain alkohol dan asam lemak. Lipid campuran terdiri atas fosfolipid, glikolipid dan lipid campuran lain. Fosfolipid merupakan lipid yang mengandung residu asam fosfat sebagai tambahan asam lemak dan alkohol. Fosfolipid juga memiliki basa yang mengandung nitrogen dan pengganti (substituen) lain. Pada banyak fosfolipid, misalnya gliserofosfolipid, alkoholnya adalah gliserol, tetapi pada yang lain, misalnya sfingofosfolipid, alkoholnya adalah sfingosin. Glikolipid adalah campuran asam lemak dengan karbohidrat yang mengandung nitrogen tetapi tidak mengandung asam fosfat. Lipid campuran lain adalah sulfolipid dan aminolipid. Lipoprotein juga dapat ditempatkan dalam kategori ini. Lemak turunan adalah zat yang diturunkan dari golongan-golongan di atas dengan hidrolisis. Ini termasuk asam lemak (jenuh dan tidak jenuh), gliserol, steroid, alkohol disamping gliserol dan terol, aldehida lemak, dan benda keton.gliserida (asil-gliserol), kolesterol dan ester kolesterol dinamakan lipid netral karena tidak bermuatan. 2.1.2
Pengertian Asam Lemak Asam lemak adalah asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis ester terutama
gliserol dan kolesterol. Asam lemak yang terdapat di alam biasanya mengandung atom karbon
1
Nutrition of Poultry, 2014, CE Team, faterna, Andalas University
genap (karena disintesis dari dua unit karbon) dan merupakan derivat berantai lurus. Rantai dapat jenuh (tidak mengandung ikatan rangkap) dan tidak jenuh (mengandung satu atau lebih ikatan rangkap). Cara pemberian nama asam lemak berdasarkan ketidakjenuhannya: Anoat
= tidak ada ikatan rangkap (jenuh)
Enoat
= satu ikatan rangkap
Dienoat
= dua ikatan rangkap
Trienoat
= tiga ikatan rangkap
Tetraenoat = empat ikatan rangkap Pentaenoat = lima ikatan rangkap Hexaenoat = enam ikatan rangkap Asam-asam lemak tidak jenuh mengandung jumlah atom hidrogen kurang dari dua kali atom karbon, serta satu atau lebih pasangan atom-atom karbon yang berdekatan dihubungkan oleh ikatan rangkap. Asam lemak tidak jenuh dapat dibagi menurut derajad ketidakjenuhannya, yaitu asam lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated, monoetenoid, monoenoat), asam lemak tak jenuh banyak (polyunsaturated, polietenoid, polienoat) yang terjadi apabila beberapa pasang dari atom karbon yang berdekatan mengandung ikatan rangkap dan eikosanoat. Eikosanoat adalah senyawa yang berasal dari asam lemak eikosapolienoat, yang mencakup prostanoat dan leukotrien (LT). Prostanoat termasuk prostaglandin (PG), prostasiklin (PGI) dan tromboksan (TX). Istilah prostaglandin sering digunakan dengan longgar termasuk semua prostanoat. Contoh asal lemak tidak jenuh pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Asam-asam lemak tidak jenuh Asam-asam lemak Palmitoleat (heksadesenoat) Oleat (oktadesenoat) Linoleat (oktadekatrienoat) Linolenat (oktadekatrienoat) Arakidonat (eikosatetrienoat) Klupanodonat (dokosapentaenoat)
Formula C16H30O2 C18H34O2 C18H32O2 C18H30O2 C20H32O2 C22H34O2
Titik Cair (ÂşC) Cair Cair Cair Cair Cair Cair
Asam lemak jenuh mempunyai atom hidrogen dua kali jumlah atom karbonnya, dan tiap molekulnya mengandung dua atom oksigen. Asam lemak jenuh mengandung semua atom hydrogen yang mungkin, dan atom karbon yang berdekatan dihubungkan oleh ikatan valensi tunggal. Asam lemak jenuh dapat dipandang berdasarkan asam asetat sebagai anggota pertama dari rangkaiannya. Anggota-anggota lebih tinggi lainnya dari rangkaian ini terdapat khususnya dalam lilin. Beberapa asam lemak berantai cabang juga telah diisolasi dari sumber tumbuhtumbuhan dan binatang. Asam-asam lemak jenuh memiliki titik cair yang lebih tinggi
1
Nutrition of Poultry, 2014, CE Team, faterna, Andalas University
dibandingkan dengan asam yang tidak jenuh, untuk atom C yang sama banyaknya. Rantai asam lemak jenuh yang lebih panjang, titik cairnya lebih tinggi dibandingkan dengan yang rantainya lebih pendek. Contoh asam-asam lemak jenuh dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Asam-asam lemak jenuh Asam-asam lemak Butirat (butanoat) Kaproat (hexanoat) Kaprilat (oktanoat) Kaprat (dekanoat) Laurat (dodekanoat) Miristat (tatradekanoat) Palmitat (heksadekanoat) Stearat (oktadekanoat) Arakidat (eikosanoat) Lignoserat (tatrakosanoat)
Formula C4H8O2 C6H12O2 C8H16O2 C10H20O2 C12H24O2 C14H28O2 C16H32O2 C18H36O2 C20H40O2 C24H48O2
Titik Cair (ÂşC) Cair Cair 16 31 44 54 63 70 76 86
Sumber : Widodo (2000)
2.1.3
Bahan makanan sumber lemak Pada dasarnya unggas dapat mensintesis lemak dalam tubuhnya.lemak ini dapat
disintesis dari 3 maca zat makanan yaitu: 1) dari asam lemak bebas dan gliserol 2) dari karbohidrat (glukosa) 3) dari protein (asam-asam amino) Tetapi lemak dapat juga ditambahkan pada ransum ternak unggas sebagai sumber energi. Bahan makanan sumber lemak ada berbagai macam bahan makanan, baik dari tumbuh-tumbuhan maupun dari hewan. Jenis tanaman yang banyak mengandung lemak dan sering diambil lemak atau minyaknya antara lain: kelapa, kelapa sawit, jagung, kedelai, biji bungan matahari. Sedangkan dari hewani yaitu lemak babi, sapi, dan ikan. Untuk penggemukan pada ternak unggas yang diberikan bukanlah lemak dalam jumlah besar, melainkan karbohidrat (pati). Alasannya yaitu pati mudah dicerna, diserap dan diubah menjadi lemak dalam tubuh unggas. 2.2
Pencernaan (Digest) Lemak Lemak disusun oleh tiga unsur, yaitu C, H, O akan tetapi perbandingannya berbeda
dengan karbohidrat (KH), dimana unsur oksigennya sedikit, sedangkan unsur karbon dan hidrogen lebih banyak. Pada lemak C:O = 8,5:1 dan H:O = 16,3:1, sedangkan pada KH C:O = 1:1 dan H:O = 2:1. Dengan banyaknya unsur C dan H ini menyebabkan energi yang dikandung lemak lebih tinggi dari pada KH pada umumnya lemak dan minyak yang terdapat dalam bahan makanan dan dalam cadangan lemak hewan berbentuk gliserida. 1
Nutrition of Poultry, 2014, CE Team, faterna, Andalas University
Lemak dicerna di usus halus, lebih tepatya di bagian duodenum. Enzim yang mencerna yaitu lipase yang berasal dari prolipase yang tidak aktif, dan diaktifkan oleh enzim colipase. Enzim lipase dihasilkan oleh pancreas. Lipase pada anak ayam belum begitu aktif. Aktivitas lipase ini mulai meningkat pada umur 4 hari dan peningkatannya sangat cepat, mencapai 100 kali pada umur 21 hari. Pencernaan lemak dibantu oleh garam-garam empedu dan cairan pankreas yang kerjanya
mengemulsifikasi
lemak
sebelum
dicerna.
Garam-garam
empedu
hati
mengemulskan lemak dalam lekukan duodenal. Lemak berbentuk emulsi tersebut kemudian dipecah kedalam asam lemak dan gliserololeh enzim lipase, suatu hasil getah pancreas. Zatzat tersebut merupakan hasil akhir pencernaan lemak. Hasil pencernaan lemak: a) tiga asam lemak bebas + gliserol, atau b) dua asam lemak bebas + monogliserida, atau c) satu asam lemak bebas + digliserida. Lipase pankreas biasanya mencerna lemak dimulai pada asam lemak pada atom C nomor 3 dari gliserol, menghasilkan 1,2-digliserida, lalu asam lemak pada atom C nomor 1, menghasilkan 2-monogliserida. Bentuk 2-monogliserida ini tidak bisa langsung dipecah oleh lipase menjadi asam lemak bebas dan gliserol, tetapi mengalami isomerisasi terlebih dahulu menjadi 1-monogliserida. Selain dari lipase, pankreas juga menghasilkan enzim kholesterol esterase yang menghidrolisis kholesterol asam lemak ester menjadi kholesterol dan asam lemak bebas. 2.3
Penyerapan (Absorp) Lemak Asam-asam lemak rantai pendek dan gliserol langsung diserap pada sel mukosa
usus halus. Asam lemak rantai panjang, monogliserida, digliserida dan kholesterol diemulsifikasi terlebih dahulu oleh garam-garam empedu membentuk micelle (misel) sebelum diserap. Garam-garam empedu berupa glikokholat dan taurokholat yang terbuat dari kholesterol ditambah glisin atau taurin, yang dibuat di hati dan dialirkan ke duodenum usus halus melalui saluran dari kantung empedu ke duodenum. Ada dua teori tentang penyerapan ini: a. Misel langsung diserap oleh usus halus. b. Misel tidak langsung diserap oleh usus halus, tetapi dipecah dulu pada permukaan mukosa usus halus. Kedua teori ini benar karena pada duodenum garam-garam empedu tidak bisa diserap, sehingga misel perlu dipecah terlebih dahulu menjadi asam lemak, garam empedu dan monogliserida, asam lemak dan monogliserida diserap, sedangkan pada
bagian
jejunum garam-garam empedu bisa diserap, sehingga misel tidak perlu dipecah dan 1
Nutrition of Poultry, 2014, CE Team, faterna, Andalas University
langsung diserap. Berdasarkan hasil pengamatan menggunakan radio isotop ditemukan pula bahwa 2-monogliserida bisa langsung diserap, dan sekitar 50-78% dari trigliserida dihidrolisis menjadi 2-monogliserida ini dan langsung diserap oleh usus halus. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencernaan dan Penyerapan Asam Lemak: a. Panjang rantai atom C, makin panjang rantai atom C, makin sulit dicerna dan diserap. b. Tingkat kejenuhan, makin jenuh asam lemak, makin sulit dicerna dan diserap. c. Ada tidaknya ikatan ester, asam lemak bebas atau yang tidak berikatan dengan ester gliserol sulit diserap. d. Posisi asam lemak pada trigliserida, asam lemak pada posisi atom C nomor 2 pada trigliserida lebih mudah diserap karena mudah membentuk misel. e. Umur ayam, ayam yang lebih muda lebih sulit mencerna lemak dan menyerap asam lemak, terutama untuk asam lemak jenuh. f. Pembentukan sabun dari asam lemak dengan mineral seperti Ca dan Mg menghalangi pencernaan dan penyerapan g. Ketidakmurnian lemak atau lemak yang tercemar dengan senyawa lain seperti ‘erusic acid’ dan ‘cyclopropenoid’ dapat menurunkan kecernaan. h. pH dalam lumen usus halus yang rendah atau terlalu asam menurunkan kecernaan lemak. i. Infeksi pada usus halus seperti coccidiosis menurunkan kecernaan lemak. j. Populasi mikroba tertentu dapat menurunkan kecernaan lemak. k. Kandungan serat kasar yang tinggi dalam makanan menurunkan kecernaan lemak. Tabel 1. Kecernaan dan penyerapan dari bermacam-macam asam lemak, monogliserida, trigliserida, dan trigliserida yang dihidrolisis dari bahan pakan ayam. Kecernaan dan Penyerapan (%) Anak Ayam Umur Ayam Umur >8 minggu 3-4 minggu Asam-asam Lemak: Laurat Miristat Palmitat Stearat Oleat Linoleat Monogliserida: Monokaprilat Monokaprin
12:0 14:0 16:0 18:0 18:1
65 25 2 0 80 91
29 12 4 94 95
8:0 10:0
100 93
1
Nutrition of Poultry, 2014, CE Team, faterna, Andalas University
Monolaurin 12:0 Monomiristin 14:0 Monopalmitin 16:0 Monogliserida: Monostearin 18:0 Monoelaidin 18:1 (trans) Monoolein 18:1 (cis) Monolinolein 18:2 Trigliserida: Minyak Kedelai Minyak Jagung Lemak Babi Lemak Sapi Lemak Ikan Lemak Restaurant Trigliserida Terhidrolisis: Asam Lemak Kedelai Asam Lemak Jagung
Asam Lemak Babi Asam Lemak Sapi
89 67 55 41 93 98 96 96 84 92 70 88 87
96 95 93 76 97 96
88 90 82 82
93 92 83 83
Sumber: Leeson and Summers (2001)
2.3.1 Pengangkutan Lemak dalam Tubuh Ayam Sistem pengakutan lemak dalam tubuh berbeda antara ayam dan hewan mamalia, khususnya pengangkutan asam lemak rantai panjang. Asam lemak yang telah diserap oleh usus halus pada sel mukosa usus halus diesterifikasi terebih dahulu membentuk trigliserida, kemudian “chylomicron“ (trigliserida + fosfolipid + kholesterol + protein) ditransport ke hati melalui sistem limfe. Pada ayam terbentuk ‘portomicron’ yang ditransport ke hati melalui pembuluh darah. Untuk asam lemak rantai pendek (<12 atom C), pengangkutannya melalui pembuluh darah. 2.4
Metabolisme Lemak
2.4.1
Penggunaan Lemak tubuh Lemak dalam sel tubuh mengalami hidrolisis oleh enzim lipase menjadi gliserol dan
asam-asam lemak bebas. Gliserol akan dipakai dalam pembentukan glukosa melalui proses glukoneogenesis sebagai berikut: Gliserol + ATP ------ Gliserol 3-P ------- DHAP + Gliseraldehid 3-P --------- Fruktosa 1,6 difosfat ------ Fruktosa 6-P -------- Glukosa 6-P ----- Glukosa Gliserol juga bisa dipakai sebagai sumber energi karena dari DHAP bisa terus menjadi piruvat sebagai berikut: DHAP ------- Gliseraldehid 3-P ----------- 3-fosfogliseroilfosfat ----------- 3fosfogliserat ------- 2-fosfogliserat ---- Fosfoenolpiruvat -------- Piruvat ------ AsetilCo-A ------- masuk ke siklus krebs.
1
Nutrition of Poultry, 2014, CE Team, faterna, Andalas University
Asam lemak akan dipakai sebagai sumber energi melalui proses pemecahan yang disebut dengan beta-oksidasi yang terjadi dalam mitochondria dengan hasil ahirnya asetil Co-A yang juga memasuki siklus Krebs (Gambar 1) Asam lemak akan dipakai sebagai sumber energi melalui proses pemecahan yang disebut dengan β-oksidasi yang terjadi dalam mitochondria dengan hasil akhirnya adalah asetil Co-A yang juga memasuki siklus Krebs asam lemak sebelum memasuki mitochondria diaktifkan terlebih dahulu dengan ATP dan Co-enzim A mambentuk asil-CoA. Asil-CoA ini memasuki mitochondria dengan protein pembawa yang disebut carnitin. Gambar 1. β-Oksidasi dari Asam Lemak Asam Lemak (Fatty Acid) Asam Lemak Aktif (Acyl CoA) MEMBRAN MITOCONDRIA BAGIAN DALAM Asam Lemak Aktif
FAD
` Enoil CoA
H2O
3-hidroksiasil CoA
NAD NADH + H
3-ketoasil CoA
+
3-P H2O
CoA-SH
Asam Lemak Aktif + Asetil CoA
2.5
2-P H2O
FADH2
Siklus Kreb
Fungsi Lemak Fungsi Lemak Dalam Tubuh Ayam : a. Sebagai sumber dan cadangan energi (sama dengan KH). b. Penahan terhadap temperatur lingkungan yang tinggi. c. Kandungan dari membran sel. d. Pelindung organ-organ dalam tubuh terhadap benturan dari luar. e. Membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K yang larut dalam lemak.
Lemak Dapat Larut Dalam Pelarut 3 Organik Seperti : • Ether • Chloroform • Hexana • Benzena Penambahan Lemak dalam Ransum Ayam : Fungsinya: 1. Sebagai sumber energi bagi ayam. 2. Untuk menghindari berdebunya ransum. 3. Untuk membantu dalam penyebaran zat-zat makanan yang halus dan larut lemak dalam ransum. 1
Nutrition of Poultry, 2014, CE Team, faterna, Andalas University
4. Untuk meningkatkan palabilitas ransum. 5. Untuk lubrikasi dalam pembuatan ransum Penambahan lemak dalam ransum dapat meningkatkan jumlah energi yang diperoleh oleh ayam, terutama ayam dewasa. Hal ini diistilahkan dengan extra metabolic effect dan extra caloric effect.
BAB III PENUTUP 3.1
Simpulan Pakan unggas yang terdapat dialam ini sangat banyak dan beragam. Masing-masing
juga mempunyai kandungan nutrisi yang berbeda-beda pula. Salah satunya adalah lemak yang merupakan sumber energi. Lemak akan dimetabolisme menghasilkan gliserol dan asam lemak. Melewati mulut Iparuh), esophagus, tembolok (crop), lambung kelenjar (proventrikulus), lambung keras (ventrikulus/gizard), usus halus, sekum, usus besar (colon), kloaca, dan anus. 3.2
Saran Pemerhatian terhadap pakan unggas sangat berdampak pada perkembangan tubuh
unggas. Dengan member pakan yang baik dan dapat cepat dicerna oleh unggas, maka pertumbuhan unggas akan optimal.
1
Nutrition of Poultry, 2014, CE Team, faterna, Andalas University
DAFTAR KEPUSTAKAAN Rizal, Y. 2006. Ilmu Nutrisis Unggas. Padang: Andalas University Press. Widodo, W. 2000. Nutisi dan Pakan Unggas Kontekstual. Tidak Dipublikasikan.
1